tugas ilmu tanah

57
MAKALAH DASAR ILMU TANAH MENGETAHUI TEKSTUR,STRUKTUR,WARNA, DAN KONSISTENSI TANAH SERTA PENANGANAN TERHADAP TANAH D I S U S U N OLEH : FURQON RINO SETIO 12110034

Upload: frsetio

Post on 18-Jan-2016

290 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: tugas ilmu tanah

MAKALAH DASAR ILMU TANAHMENGETAHUI

TEKSTUR,STRUKTUR,WARNA, DAN KONSISTENSI TANAHSERTA PENANGANAN TERHADAP TANAH

DISUSUN

OLEH :FURQON RINO SETIO

12110034

SEKOLAH TINGGI PERTANIAN (STIPER)DHARMA WACANA METRO

Page 2: tugas ilmu tanah

KATA PENGANTAR

Page 3: tugas ilmu tanah

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair dan gas. Fase padat hampir menempati 50 % volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya adalah bahan organik. Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan fase gas yang perbandingannya dapat bervariasi menurut musim dan pengelolaan tanah.Tanah mendukung berbagai bentuk kehidupan, khususnya pertumbuhan tanaman sebagai contoh utama. Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman yang menangkap sinar matahari. Dengan fungsi tersebut, tanah berperan dalam siklus global karbon. Di samping itu, kebanyakan unsur-unsur dalam usaha memelihara kehidupan berada pada siklus yang lebih berat ke tanah. Dalam hubungan ini tanah menyediakan lingkungan yang cocok untuk terlaksananya pelapukan bahan-bahan mati dengan cukup cepat melalui aktivitas mikroorganisme terhadap senyawa-senyawa dasar untuk dapat segera menyusul memasuki kembali siklus, terutama melalui vegetasi. Tanah merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pertanian. Sebagai salah satu media tumbuhnya tanaman, tanah memerlukan perlakuan-perlakuan khusus sehingga kesuburan tanah bisa dijaga dengan baik.Degradasi lahan yang terjadi selama ini secara umum dikarenakan oleh erosi pada luasan tanah tertentu. Sehingga hilangnya tanah pada karakter tertentu menggambarkan suatu hubungan tanah yang tererosi oleh air. Faktor yang membuat tanah menjadi tipis oleh pengikisan yang disebabkan karena pengolahan tanah secara berlebihan. Sehingga tanah yang akan diolah harus diperhatikan secara intensif dengan prediksi dengan menegement yang terorganisir.Dari beberapa uraian di atas, maka perlu diadakannya suatu percobaan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah, jenis tanah, dan yang paling penting adalah bagaimana cara penanganannya, sehingga ke depan kita dapat menjaga dan memanfaatkan tanah dengan baik. Karena masih banyak di antara kita yang sudah sering melihat serta memanfaatkan tanah dalam kehidupan sehari-hari namun belum mengetahui apa itu tanah dan bagaimana bisa terbentuknya tanah. Oleh karena itu, di sini kami akan mencoba untuk memaparkan proses pembentukan tanah.

1.2 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui tekstur, struktur, warna, dan konsistensi tanah. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana cara penanganan dari jenis tanah yang telah diamati.

Page 4: tugas ilmu tanah

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanah

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai “pedogenesis”. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau yang disebut sebagai horizon tanah. setiap horizon mendeskripsikan tentang asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut, terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

2.2 Karakteristik Tanah

2.2.1 Tubuh Tanah

Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang), sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).

2.2.2 Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam.

Page 5: tugas ilmu tanah

Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular.Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor).

Pembentukan AgregatMenurut Gedroits (1055) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:

1) Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) ke dalam agregat tanah mikro.2) Sementasi (pengikat) agregat mikro ke dalam agregat makro.

Teori pembentukan tanah berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah yang berada dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan oleh air hujan atau pada tanah sawah. Menurut Utomo dan Dexter (1982) menyatakan bahwa retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan sebagai akibat dari pembasahan dan pengeringan yang berperan penting dalam pembentukan agregat.Dapat diambil kesimpulan bahwa agregat tanah terbentuk sebagai akibat adanya interaksi dari butiran tunggal, liat, oksioda besi/ almunium dan bahan organik. Agregat yang baik terbentuk karena flokuasi maupun oleh terjadinya retakan tanah yang kemudian dimantapkan oleh pengikat (sementasi) yang terjadi secara kimia atau adanya aktifitas biologi.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat:1) Bahan induk

Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.

2) Bahan organik tanahBahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.

3) TanamanTanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Di samping itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserap oleh tanaman tesebut.

4) Organisme tanahOrganisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman. Secara tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.

Page 6: tugas ilmu tanah

5) WaktuWaktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.

6) IklimIklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah.

Macam-macam Struktur Tanah1) Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya

tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.

2) Kubus (bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.

3) Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).

4) Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.

Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular.

2.2.3 Tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir dalam satu masa tanah. Partikel tanah itu mempunyai ukuran serta bentuk yang berbeda-beda yang dapat digolongkan ke dalam tiga fraksi seperti yang disebutkan di atas. Ada yang berdiameter besar sehingga mudah untuk dilihat dengan mata telanjang tetapi ada pula yang sedemikian halusnya seperti koloidal sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan tanah liat (lempung). Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi.Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan tanah. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara Pasir (sand) berukuran 2 mm – 50 mikron, debu (silt) berukuran 50-2 mikron dan liat (clay) berukuran < 2 mikron. Klasifikasi tekstur ini berdasarkan jumlah partikel yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm dengan jumlah yang nyata, maka

Page 7: tugas ilmu tanah

penambahan/penyisipan kata-kata berkerikil atau berbatu ditambahkan pada nama kelas tekstur tadi. Sebagai contoh lempung berbatu.Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur halus (dominant liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur-unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak mengandung unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah-tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.

No. Kelas Tekstur Rasa dan Sifat Tanah1. Pasir (s) Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan

serta tidak melekat.

2. Pasir berlumpur (ls) Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta sedikit sekali melekat.

3. Lempung berpasir (ls) Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.

4. Lempung berdebu (si.l) Rasa licin, membentuk bola teguh, membentuk pita, lekat.

5. Lempung (l) Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta melekat.

6. Debu (si) Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung, dengan permukaan mengkilat serta agak melekat.

7. Lempung berliat (ci.l) Rasa agak kasar, membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan jika dipijat, gulungan mudah hancur serta melekatnya sedang.

8. Lempung liat berpasir (s.cl.l)

Rasa kasar agak jelas, membentuk bola teguh (kering), membentuk jika dipijat, gulungan mudah hancur serta melekat.

9. Lempung liat berdebu (si.cl.l)

Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat serta melekat.

10. Liat berpasir (si.cl) Rasa licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijat, mudah digulung serta melekat sekali.

11. Liat berdebu (si.cl) Rasa agak licin, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijat, mudah digulung serta melekat.

12. Liat (cl) Rasa berat membentuk bola baik serta melekat sekali.13. Liat berat (K) Sama seperti rasa dan sifat tanah liat, tetapi rasa berat

sekali.

2.2.4 Warna Tanah

Page 8: tugas ilmu tanah

Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih.Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah. Warna humus, besi oksida dan besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi tereduksi berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna putih, kelabu, dan ada yang berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat berwarna kelabu, putih, bahkan merah, ini tergantung proporsi tipe mantel besinya.Selain warna tanah juga ditemukan adanya warna karatan (mottling) dalam bentuk spot-spot. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan beberapa komponen tanah, terutama besi dan mangan, yang terjadi selama musim hujan, yang kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya: (a) reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan, dan (b) oksidasi yang menyebabkan terjadinya presipitasi. Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi dan mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbentuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami presipitasi. Karatan-karatan yang terbentuk ini tidak segera berubah meskipun telah dilakukan perbaikan drainase.Warna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah tersebut dengan warna standar pada buku “Munsell Soil Color Chart”. Diagram warna baku ini disusun tiga variabel, yaitu: (1) hue, (2) value, dan (3) chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna lainnya (19).

2.2.5 Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah menyatakan daya bahan tanah melawan gaya tusuk, deformasi atau gaya pematahan. Konsistensi merupakan ungkapan mekanik daya ikat antar partikel yang berkaitan dengan tingkat dan macam kohesi dan adhesi. Ini berarti konsistensi oleh kadar air tanah. Faktor-faktor lain yang berpengaruh adalah bahan-bahan penyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi. Konsistensi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur tanah, seperti tekstur, macam liat, dan kadar bahan organik. Tanah bertekstur sama dapat berbeda konsistensinya karena berbeda macam litanya. Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang dengan mudah dapat dilihat dan dapat menunjukkan terutama sifat fisiknya. Warna tanah merupakan campuran dari komponen-komponen warna lain yang terjadi oleh pengaruh berbagai faktor atau senyawa tunggal atau bersama yang memberikan jenis warna tertentu.Tanah yang mengandung lempung tinggi, kandungan bahan organik tinggi dan mengandung lempung silikat akan bersiat plastis. Sedangkan tanah yang memiliki struktur

Page 9: tugas ilmu tanah

pasiran-sequioksida lebih lemah sifat plastisnya. Kohesi diwujudkan oleh tarikan molekuler yang terdapat pada tanah yang berpermukaan jenis besar, partikel-partikel tanah terletak dengan permukaan terluasnya saling berhadapan dan partikel-partikel berada dekat satu dengan yang lain. Kohesi paling besar terdapat dalam tanah kering dan menurun tajam dengan masuknya air di sela-sela partikel tanah.

2.3 Jenis-jenis dan Proses Pembentukan Tanah

2.3.1 Jenis-jenis Tanah

Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam/jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1) Tanah HumusTanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

2) Tanah Pasir/Tanah LitosolTanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Tanah ini bersifat kurang baik bagi pertanian karena terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna . Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.

3) Tanah Alluvial/Tanah EndapanTanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar sepanjang aliran sungai.

4) Tanah PodzolikTanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah, dan kering.

5) Tanah Vulkanik / Tanah RegosolTanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

6) Tanah LateritTanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.

7) Tanah Mediteran / Tanah KapurTanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

8) Tanah Gambut / Tanah Organosol

Page 10: tugas ilmu tanah

Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan  agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.

2.3.2 Proses Pembentukan TanahProses pembentukan tanah dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:

1) Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.

2) Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.

3) Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.

4) Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.

Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah.Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim.  Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.Faktor pembentuk tanah maliputi:

1) Iklim SuhuJika suhu semakin tinggi, maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung. Curah hujanMakin tinggi curah hujan, makin tinggi pula tingkat keasaman tanah.

2) Bahan indukYang dimaksud bahan induk adalah bahan penyusun tanah itu sendiri yang berupa batuan.

3) OrganikBahan organik berpengaruh dalam pembentukan warna dan zat hara dalam tanah.

4) Makhluk hidupSemua makhluk hidup berpengaruh, baik itu jasad renik, tumbuhan, hewan, maupun manusia.

5) Topografi

Page 11: tugas ilmu tanah

Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Misalnya, pada topografi miring membuat kecepatan air tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya erosi.

6) WaktuLamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah memberikan peran penting dalam menentukan jenis tanah yang terbentuk.

2.3.3 Proses Pelapukan Batuan (Mineral)Proses pelapukan batuan (mineral) meliputi:

1) Pelapukan secara fisikAkibat nauk turunnya suhu dan perbedaan kemampuan memuai dan mengerut dari masing-masing mineral.

2) Pelapukan secara biologik-mekanikAkibatnya masuknya akar ke dalam batuan melalui retakan-retakan batuan hingga menghancurkan batuan tersebut.

3) Pelapukan secara kimiaa) Hidrasi, yaitu reaksi kimia di mana molekul air terikat oleh senyawa-senyawa tertentu

(CaSO4 + 2H2O à CaSO4 2H2O)b) Dehidrasi, yaitu hilangnya molekul air dari senyawa-senyawa tersebut (CaSO4 + 2H2O

à CaSO4 2H2O)c) Oksidasi, yaitu proses di mana electron-electron atau muatan listrik negative menjadi

berkurang (Fe+++ à Fe+++ + e-)d) Hidrolisis, terjadi karena adanya pergantian kation-kation dalam struktur kristal oleh

hydrogen sehingga struktur kristal rusak dan hancur,merupakan unsur pelapukan kimia yang terpentig (K Al Si3 O8 H+ à H Al Si3 O8 + K+)

e) Pelarutan (solution), terjadi pada garam-garam sederhana seperti karbon, klorida, dll. (CaCO3 = 2H+ à H2CO3 + Ca++)

Karena proses pembentuk tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi: tanah muda (immature atau young soil), tanah dewasa  (mature soil) dan tanah tua (old soil).Tanah muda: pada tingkat ini proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencampuran bahan organik dan bahan mineral di permukaan tanah dan pembentuk struktur tanah karena pengaruh bahan organik tersebut. Hasilnya adalah pembentukan horison A dan horison C. Sifat tanah masih didominasi oleh sifat-sifat bahan induknya. Termaksuk tanah muda adalah jenis tanah Entisol (Aluvial, Regosol).Tanah dewasa: dengan proses yang lebih lanjut maka tanah-tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa yaitu dengan proses pembentukan horison B. Horison B yang terbentuk adalah horison B yang masih muda (bw) sebagai hasil dari proses alterasi bahan induk (terbentuk struktur tanah, warna lebih merah dari bahan induk) atau ada penambahan bahan-bahan tertentu (liat dan lain-lain) dalam jumlah sedikit dari lapisan atas. Pada tingkat ini tanah mempunyai kemampuan berproduksi tertinggi, karena unsur-unsur hara di dalam tanah cukup tersedia, akibat pelapukan mineral dan pencucian unsur hara belum lanjut. Jenis tanah yang termaksuk dalam tingkat ini antara lain Inceptisol (Latosol Coklat, dan lain-lain), Andesol, Vertisol, Mollisol dan sebagainya.Tanah tua: dengan meningkatnya umur maka proses pembentuk tanah berjalan lebih lanjut, sehingga terjadi perubahan-perubahan yang lebih nyata pada horison A, E, EB, BE, Bt, (Bs), (Bo), BC dan lain-lain. Di samping itu pelapukan mineral dan pencucian basa-basa makin meningkat sehingga tinggal mineral-mineral yang sukar lapuk di dalam tanah dan tanah

Page 12: tugas ilmu tanah

menjadi kurus dan masam. Jenis-jenis tanah tua tersebut antara lain adalah tanah Ultisol (Podsohik Merah Kuning) dan Oxisol (laterit).

2.4 Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separate) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm) debu (berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 µm), dan liat (< 2µm). Partikel di atas 2mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak tergolong sebagai fraksi tanah, tetapi menurut Lal (1979) harus diperhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah. Klasifikasi ukuran, jumlah, dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut sistem USDA (United State Departement of Agriculture) dan Sistem Internasional tertera pada Tabel 1 berikut: Klasifikasi ukuran, jumlah, dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut Sistem

Diagram Segitiga Tektur Tanah USDA (cit. Kohnke, 1980)

USDA dan Sistem Internasional (dimodifikasi dari Foth, 1984)

Separat TanahDiameter (mm)

Jumlah Partikel per grLuas Permukaan cm2/gr

USDA Interna-sional

Pasir sangat kasarPasir kasarPasir sedangPasirPasir halusPasir sangat halusDebuLiat

2,00-1,001,00-0,500,50-0,25

-0,25-0,100,10-0,050,05-0,002

< 0,002

---

2,00-0,20--

0,02-0,002< 0,002

90720

5.7004.08846.000722.000

5.776.00090.250.853.000

1123452991227454

8.000.000

Tabel 1 ini memperlihatkan bahwa makin kecil ukuran separat tanah berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukannya per satuan bobot tanah, yang menunjukkan makin

Page 13: tugas ilmu tanah

padatnya partikel-partikel per satuan volume tanah. Hal ini berarti makin banyak ukuran pori mikro yang terbentuk, dan sebaliknya jika ukuran separat makin besar. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) atau lebih poreus, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) atau agak poreus, sedangkan yang didominasi liat akan banyak pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain,sehingga makin dominan fraksi pasir makin kecil daya menahan tanah terhadap ketiga material ini, dan sebaliknya jika liat yang dominan. Sebagai hasilnya, maka:a. Makin poreus tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi serta makin mudah air

dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi baik; air dan udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari tanah, dan sebaliknya.

b. Makin tidak poreus tanah akan makin sulit akar untuk berpenetrasi, serta makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk; air dan udara sedikit tersedia bagi tanaman), tetapi air yang tersedia tidak mudah hilang dari tanah.

c. Oleh karena itu, maka tanah yang baik dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik dibanding tanah bertekstur debu.

Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa (SiO2) yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir.Uraian ini menunjukkan bahwa fraksi pasir dan debu lebih berperan secara fisik, sedangkan fraksi liat yang berukuran < 1µm merupakan koloid atau partikel bermuatan listrik yang aktif sebagai situs pertukaran anion atau kation, maka fraksi liat lebih berperan secara kimiawi ketimbang secara fisik.Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas seperti tertera pada Tabel 2 dan pada Diagram Segitiga Tektur Tanah USDA (cit. Kohnke, 1980) pada Gambar 1.

Tabel 2. Proporsi fraksi menurut kelas tekstur tanah

No Kelas Tekstur TanahProporsi (%) Fraksi Tanah

Pasir Debu Liat1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Pasir (Sandy)Pasir berlempung (Loam sandy)Lempung berpasir (Sandy loam)Lempung (Loam)Lempung liat berpasir (Sandy clay loam)Lempung liat berdebu (Sandy silt loam)Lempung berliat (Clay loam)Lempung berdebu (Silty loam)Debu (Silt)Liat berpasir (Sandy clay)Liar berdebu (Silty clay)Liat (Clay)

> 8570-90

40-87,522,5-52,5

45-80< 20

20-45< 47,5< 20

45-62,5< 20< 45

< 15< 30< 50

30-50< 30

40-7015-52,550-87,5

> 80< 20

40-60< 40

< 10< 15< 20

10-3020-37,527,5-4027,5-40< 27,5< 12,5

37,5-57,540-60> 40

Page 14: tugas ilmu tanah

Tabel di atas menunjukkan bahwa suatu tanah disebut bertekstur pasir apabila mengandung minimal 85% pasir, bertekstur debu apabila mengandung minimal 80% debu, dan bertekstur liat apabila berkadar minimal 40%. Tanah yang berkomposisi ideal yaitu 22,5-52,5% pasir, 30-50% debu, dan 10-30% liat disebut tanah bertekstur lempung.

Berdasarkan kelas teksturnya, maka tanah digolongkan menjadi:1. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir, minimal 70% pasir (3 macam).2. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat, minimal 37,5% liat (3 macam).3. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari:4. Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar, meliputi tanah bertekstur lempung berpasir

(Sandy loam) atau lempung berpasir halus.5. Tanah bertekstur sedang, meliputi lempung berpasir sangat halus, lempung (Loam),

lempung berdebu (Silty loam)atau debu (Silt).6. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus, mencakup lempung liat (Clay loam), lempung

liat berpasir (Sandy-clay loam) atau lempung liat berdebu (Sandy-silt loam)

Tabel 3 : Menentukan Kelas Tekstur

Melalui perbandingan ketiganya (pasir, debu, liat), maka secara kasar tekstur tanah dapat diperkirakan, misalnya dengan indra kulit merasakan partikel-partikel:

Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket, serta tidak bisa membentuk gulungan atau lempengan kontinyu maka berarti tanah bertekstur pasir.

Partikel tanah terasa halus, lengket dan dapat dibuat gulungan, maka tanah bertekstur liat.

Tanah yang bertekstur debu mempunyai partikel yang terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, gulungan yang terbentuk mudah hancur atau rapuh.

Tanah bertekstur lempung memiliki partikel yang kegita rasanya proporsional, apabila yang terasa lebih dominan adala sifat pasir maka tanah tersebut bertekstur lempung berpasir, begitu seterusnya.

Page 15: tugas ilmu tanah

2.5 Struktur Tanah

Struktur merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu, dan liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel primer yang disebut ped atau gumpalan) yang membentuk agregat (bongkahan).

Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karena susunan antarped atau agregat tanah akan menghasilkan ruang yang lebih besar. Oleh karena itu, tanah yang berstruktur baik akan mempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan mengabsorpsi (menyerap) hara dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik. Penanaman melindungi agregat tanah dari hantaman air hujan, sehingga makin rapat tajuk tanaman akan makin baik pengaruhnya terhadap agregat tanah. Lal (1979) mengemukakan bahwa struktur tanah mempunyai peran sebagai regulator yang:1. Menyinambungkan arah pipa yang terbentuk dari berbagai ukuran pori-pori yang

berinterkoneksi, stabilitas dan durabilitasnya.2. Mengatur retensi dan pergerakan air tanah.3. Difusi gas dari dan ke atmosfer.4. Mengontrol proliferasi (pertumbuhan) akar dan perkembangannya.

Struktur yang berasal dari butir-butir tunggal, maka perkembangannya dimulai dari pengikatan partikel-partikel tanah membetuk cluster (gerombol) yang kemudian menjadi ped. Mekanisme pembentukan struktur ini meliputi: Aktivitas penetrasi akar pada saat berkembang. Pergerakan air yang mengikuti arah perkembangan akar menyebabkan terjadinya

pengikisan dan pemecahan tanah yang memicu pembentukan ped. Aktivitas keluar-masuknya fauna tanah.

Pembasahan dan pengeringan yang merenggangciutkan partikel tanah. Pencairan dan pembekuan yang juga merenggangciutkan partikel tanah.

Stabilitas ped yang terbentuk juga tergantung pada kondisi: Keutuhan tanah permukaan ped pada saat rehidrasi Kekuatan antar koloid partikel di dalam ped pada saat basah.

Tabel Deskripsi tipe-tipe struktur tanah

Tipe struktur Deskripsi pedLokasi

Horizon

1. GranulerRelative tidak poreus, kecil dan agak bulat; tidak terikat membentuk ped.

A

2. Remah = 1, tetapi relatif poreus; antar ped tidak terikat. A

3. LempengSeperti tumpukan susunan piringan yang berikatan lemah; disebut plat jika tebal dan laminar jika tipis.

E tanah hutan/ Bt tanah liat

4. Balok bersudut Seperti balok-balok yang terbentuk dari ikatan ped-ped yang sisi-sisinya bersudut tajam. Ikatan antar ped ini sering putus membentuk balok-balok kecil.

Bt

5. Balok persegi = 4, tetapi ped-ped penyusun bersisi-sisi bulat agak persegi.

Bt

6. Prisma Seperti pilar-pilar berpermukaan rata yang terikat oleh ped prisma lainnya sebagai penyela. Ped prisma ini ada yang

Bt

Page 16: tugas ilmu tanah

pecah membentuk ped balok kecil.7. Kolumnar = 6, tetapi berpermukaan bulat melingkar yang diikat

secara latelar oleh ped pilar lainnya sebagai penyela.Bt

Secara umum, terdapat 3 kelompok bahan koloidal (partikel berdiameter < 1µm) yang bertindak sebagai agen perekat partikel dalam proses pembentukan agregat tanah, yaitu:

1. Mineral-mineral liat koloidal2. Oksida-oksida besi dan mangan koloidal3. Bahan organik koloidal, termasuk hasil aktivitas dan perombakan sel-sel mikrobia

Karena koloid-koloid ini bermuatan negatif, maka molekul-molekul air yang bertindak secara dipolar (bermuatan – dan +) terjerap (adsorpsi) ke permukaan koloid liat tersebut. Pada saat air menguap, maka lempeng-lempeng liat akan berdekatan dan dibantu oleh agen perekat sehingga terjadilah agregasi.Pentingnya peran lendir (gum) mikrobial sebagai agen pengikat adalah menjamin kelangsungan aktivitas mikrobia dalam proses pembentukan ped dan agregasi tersebut. Miselia jamur dan aktinomesetes juga efektif sebagai agen pengikat. Pada tanah Latosol di daerah tropis, agen pengikat yang terpenting adalah Fe-oksida, karena tinggi kadar Fe-oksida pada tanah ini.

2.6 Kemantapan Agregat

Agregat tanah merupakan karakteristik tanah yang sensitif terhadap perubahan akibat pengolahan tanah. Kualitas dan kuantitas agregat tanah sangat dipengaruhi oleh pemberian bahan organik, dan bagaimana tanah tesebut diolah. Retakan tanah yang tejadi dan dimantapkan oleh pengikat (sementasi), baik yang terjadi secara kimia, maupun bioloigis akan membentuk agregat yang baik.  Agregat tanah terbentuk akibat adanya interaksi dari butiran tunggal liat atau lempeng oksidasi besi atau alumunium, dan bahan organik. Ikatan dari agregat tanah yang terbentuk dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut Ped. Sedangkan ikatan agregat tanah yang merupakan gumpalan tanah dan terbentuk akibat pengolahan tanah disebut Clod. Kemantapan agregat sangat penting bagi tanah pertanian dan perkebunan. Agregat yang stabil akan menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Pada tanah yang agregatnya kurang stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur. Butir-butir halus hasil hancuran akan menghambat pori-pori tanah sehingga bobot isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat. Kemantapan agregat juga sangat menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Kemampuan agregat untuk bertahan dari gaya perusak dari luar (stabilitas) dapat ditentukan secara kuantitatif melalui Aggregate Stability Index (ASI). Indeks ini merupakan penilaian secara kuantitatif terhadap kemantapan agregat.Faktor-faktor yang mempengaruhi kemantapan agregat antara lain pengolahan tanah, aktivitas mikroorganisme tanah, dan penutupan tajuk tanaman pada permukaan tanah yang dapat menghindari splash erotion akibat curah hujan tinggi. Agregat tanah terbentuk karena proses flokulasi dan fragmentasi. Flokulasi terjadi jika partikel tanah yang pada awalnya dalam keadaan terdispersi, kemudian bergabung membentuk agregat. Sedangkan fragmentasi terjadi jika tanah dalam keadaan masif, kemudian terpecah-pecah membentuk agregat yang lebih kecil. Kemper & Rosenau mengatakan bahwa makin stabil suatu agregat tanah, makin rendah kepekaannya terhadap erosi (erodibilitas tanah).

Page 17: tugas ilmu tanah

2.7 pH Tanah

pH tanah merupakan ukuran keasaman atau kebasaan dalam tanah. pH didefinisikan sebagai logaritma negatif dari aktivitas ion hidrogen (H+) dalam larutan. Hal ini berkisar dari 0 sampai dengan 14 dengan 7 menjadi netral. Sebuah pH di bawah 7 bersifat asam dan 7 di atas adalah basa. pH tanah dianggap sebagai variabel master dalam tanah karena mengendalikan banyak proses kimia yang terjadi. Secara khusus mempengaruhi ketersediaan nutrisi tanaman dengan mengendalikan bentuk kimia dari zat gizi tersebut. Rentang pH optimum untuk kebanyakan tanaman adalah antara 6 dan 7,5, namun banyak tanaman telah beradaptasi untuk berkembang pada pH di luar kisaran ini.Ada 2 pengertian pH tanah yaitu pH aktual dan pH potensial. pH aktual adalah pH yang menunjukkan konsentrasi ion H+ baik yang berada di dalam larutan tanah maupun yang berada di dalam larutan serapan. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh pH tanah baik langsung maupun tidak langsung.Penentuan pH secara aktual ditentukan dengan senyawa H2O dan kemasaman atau pH yang terukur merupakan nilai konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah. Ion H+ yang berasal dari larutan N2O tidak mampu mendesak ion H+ yang ada didalam kisi-kisi tanah. Untuk pH dengan senyawa KCL akan akibat terdesaknya ion H+ yang berada didalam kompleks serapan tanah oleh ion H+ . Oleh karena itu, ion H+ yang ada terdesak keluar sehingga konsentrasi H+

pada larutan tanah bertambah mengakibatkan nilai pH turun dengan demikian mengakibatkan pH potensial lebih kecil  dari pada pH aktual. pH= -Log (H+) (H+) = Konsentrasi ion hydrogen Dalam tanah mempunyai muatan negatif (-) yang menyebabkan kation terikat. Kation adalah unsur yang bermuatan posif (+), yang terdiri atas : H+, Ca2+, Mg2+, K+, Na+,

Al2+

Kation yang menyebabkan kemasaman tanah : H+ dan Al3+

Kation yang menyababkan menjadi tanah bereaksi basa  Ca2+, Mg2+, K+,  Na+

Atom adalah unsur yang tidak bermuatan Apabila konsentrasi ion H+ adalah 10-5 maka pH = -Log 10-5 = -(-5)= 5 Apabila konsentrasi ion H+ adalah 10-3 maka pH=3pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6.  Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman.Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,  mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah , selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam.Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga terdapat hubungan antara pH dengan proses

Page 18: tugas ilmu tanah

pembentukan tanah. Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika H+ di dalam tanah, ion H+ yang terdapat dalam suspensi tanah berada keseimbangan antara ion H+ yang terjerap. Akibat dari proses itu, maka dikenal dua jenis kemasaman, yaitu :

a. Kemasaman aktifkemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H+ yang ada pada koloid tanah.

b. Kemasaman pasif kemasaman yang disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang ada pada kompleks jerapan tanah.

Pengukuran pH tanah dapat diukur berdasarkan pada: Metode kolorimetri, yang lazim dilakukan di lapangan dan mampu memberi gambaran

akurat pH tanah lapangan secara cepat. Metode kolorimetri berdasarkan pada reaksi contoh tanah dengan suatu larutan indikator, lalu membandingkan warna suspensi. Metode ini mampu mensidik nilai pH tanah pelikan dari 3,8 sampai 9,6. indikator pH yang dikenal saat ini adalah bromkisol hijau, kresol merah, dan lain-lain.

Metode elektrometrikal, yang lazim dilakukan di laboratorium. Metode elektrometris berlandaskan pada perhitungan daya hantar listrik sistem tanah yang diuji dan nilai itu langsung dikalinrasi dengan kepekatan ion H+. ketelitian metode ini mencapai 0,1 satuan pH.

Page 19: tugas ilmu tanah

BAB IIIBAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat PercobaanWaktu : Sabtu, 24 Maret 2012Tempat : Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro

Jl. Budi Utomo, Rejomulyo - Metro Selatan

3.2. Penetapan Warna Tanah Alat yang digunakan :

Alat untuk mengambil sample tanah Buku Munsell Soil Color Chat Alat-alat tulis Botol semprot

Bahan : Air Sample Tanah

Cara Kerja :1. Ambil segumpal tanah asli, ambil agregat tanah yang mewakili yang akan ditetapkan

warnanya, patahkan sebesar 2-3 cm.2. Kemudian warna tanah tersebut dibandingkan dengan warna-warna yang terdapat

dalam lembaran buku Munsell Soil Color Chart3. Setelah diperoleh hue yang tepat, cocokan warna tanah tersebut dengan lembaran

warna menurut laju croma dan value. Geserkan kekanan atau kekiri sampai diperoleh vroma dan value yang paling cocok

4. Catat satuan/kode yang terdapat dalam lembaran kerja ini yaitu kilapan (hue) contoh 5 YR, nilai (volue) contoh 5 dan kroma (chrome) contoh 6.

5. Sebagai contoh kode warna yang lengkap pada no. 3 adalah 5/6 YR yang berarti yellowish red (merah kekuning-kuningan)

6. Biasanya warna ini dicatat pada dua keadaan yitu pada keadaan lembab (wet) dan kering (dry),oleh sebab itu yang kering, agar ditentukan juga warna lembabnya dengan cara membahasi contoh tanah sedikit

7. Lakukan pengamatan warna pada tiap lapisan horizon tanah dan tuliskan hasil pengamatan anda pada daftar isian penampang

3.3. Penetapan Konsistensi dan Tekstur Tanah Metode :

Penetapan Konsistensi dan Tekstur Tanah ditentukan secara kualitatif. Prinsip :

a. Penetapan Konsistensi TanahMenentukan ketahanan massa tanah terhadap remasan tekanan atau pijitan tangan.

b. Penetapan Tekstur TanahMenentukan tekstur tanah berdasarkan ada tidaknya rasa licin, kasar, lekat tidaknya dan mudah patah atau tidak.

Alat dan Bahana. Contoh tanah agregat utuh dan contoh tanah biasab. Lempeng kacac. Botol penyemprot

Page 20: tugas ilmu tanah

Cara KerjaA. Penetapan Konsisensi Tanah (ditetapkan dalam keadaan basah, lembab dan kering)

1. Dalam keadaan basah konsistensi tanah dibagi 2 :a. Kelekatan (stickness) yang menunjukkan derajat adhesi tanah yang ditentukan

dengan memijit tanah antara ibu jari dengan telunjuk. Melihat daya lekatnya,dibagi menjadi :

- Tidak melekat, apabila tidak ada tanah yang tertinggal pada ibu jari dantelunjuk.

- Agak melekat, apabila kedua jari dilepaskan, sebagian tanah tertinggal padasalah 1 jari.

- Lekat, apabila kedua jari direnggangkan, tanah tertinggal pada kedua jari.- Sangat lekat, bila kedua jari direnggangkan, tanah melekat sekali sehingga

sukar untuk dilepaskan.b. Plastisitas (Plasticity) : menunjukkan derajat kohesi tanah, berubah bentuk tanpa retak bila dispirit antara ibu jari dan telunjuk. Ditentukan dengan memirit, menggelintir atau menekan massa tanah untuk merubah bentuknya; melihat dapat tidaknya dibuat gelintiran, dan mudah tidaknya berubah bentuk. Dibagi menjadi :

1) Tidak plastis, tak dapat berbentuk gelintiran tanah. Massa tanah mudahberubah bentuk.

2) Agak plastis, terbentuk gelintiran tanah. Massa tanah mudah berubah bentuk.3) Sangat plastis : dapat terbentuk gelintiran tanah. Massa tanah tahan terhadap

tekanan.2. Dalam keadaan lembab (KA tanah berada diantara keadaan kering {titik layu} dan

kapasitas lapang), penetapan konsistensi tanah dilakukan dengan meremas massa tanah pada telapak tangan. Dengan mengetahui ketahanan massa tanah terhadap remasan, dibagi menjadi :

a. Lepas : butir-butir tanah terlepas satu dengan lainnya. Tidak terikat dan melekat bila ditekan.

b. Sangat gembur : dengan sedikit tekanan, mudah bercerai, digenggam mudah menggumpal, melekat bila ditekan.

c. Gembur : bila diremas dapat bercerai, bila digenggam massa tanahmenggumpal, melekat bila ditekan.

d. Teguh : massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan tekananbesar.

e. Sangat teguh : massa tanah tahan terhadap remasan, tidak mudah berubah bentuk.

3. Dalam keadaan kering (KA kurang dari titik layu permanen). Konsistensi tanah ditentukan dengan cara meremas/menekan massa tanah pada telapak tangan. Dengan melihat daya tahan terhadap remasan dan tekanan telapak tangan konsistensi tanah dibagi menjadi :a. Lepas : butir-butir tanah terlepas satu dengan lainnya. Tidak terikat.b. Lunak : dengan sedikit tekanan antara jari tangan, tanah mudah

bercerai menjadi butir kecil.c. Agak keras : agak tahan terhadap tekanan, massa tanah rapuhd. Keras : tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan (tidak

dengan jari)e. Sangat keras : tahan terhadap tekanan, massa sukar dipatahkan

dengan tangan

Page 21: tugas ilmu tanah

f. Sangat keras sekali : sangat tahan terhadap tekanan. Massa tanah tidak dapat dipecahkan dengan tanah.

B. Penetapan Tekstur Tanah

1. Siapkan contoh tanah dalam keadaan kering udara yang sudah dihaluskan lebih kurang 100 g dan air dalam botol penyemprot (dpat menggunakan contoh tanah untuk konsistensi basah).2. Ambil contoh tanah kira-kira satu sendok makan, letakkan di telapak tanah.3. Teteskan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dan digosok dengan telunjuk dengan telunjuk tangan yang lain.

RASAKAN : APAKAH licin, halus atau ada rasa kasar ? Rasa licin dan halus adalah partikel liat dan debu Rasa kasar adalah partikel pasir

4. Taksirlah berapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat kekasarannya.5. Tambahkan air lagi tetapi jangan sampai terlalu basah, kemudian pijit-pijitlah

sedikit tanah diantara ibu jari dan telunjuk.RASAKAN : APAKAH ibu jari dan telunjuk lekat atau mudah lepas ?

Rasa lekat menunjukkan adanya partikel liat :Semakin lekat berarti semakin banyak partikel liatnya.

6. Tambahkan air sedikitlagi sampai tanah itu bisa digulung, buatlah gulungan dengan diameter sekitar 1/2 cm dan panjangnya sekitar 5 cm.

PERHATIKAN :APAKAH tanah ini bisa digulung atau tidak dan bila dibengkokkan : patah atau tidakTanah yang tidak bisa digulung manandakan jumlah pasir yang banyak.Tanah yang bisa digulung menunjukkan jumlah partikel liat yang banyak.Yang mudah patah menandakan pengaruh sifat pasir masihcukup besar.yang tidak mudah patah menunjukkan bahwa sifat liat mendominasi tanah ini dan sifat pasir sangat kecil.

3.4. Penetapan Bentuk Struktur Tanah dan Kemantapan AgregatA. Penetapan Struktur Tanah Metode :

Kualitatif Prinsip :

Menentukan struktur tanah berdasarkan bidang / belahan alami yang terbentuk akibat tekanan tangan / jari.

Alat dan Bahan(1) Gumpalan Tanah Alami(2) Penggaris(3) Kaca pembesar

Cara Kerja1. Ambil gumpalan tanah (sedapat mungkin dalam keadaan lembab) dengan diameter ± 10 cm2. Pecahkan gumpalan tanah tersebut dengan cara menekan dengan jari, pecahan dari gumpalan tersebut merupakan agregat.

Bentuk-bentuk struktur tanah yang ditentukan oleh bentuk agregat, dibagi menjadi 7 yaitu :a. Remah (crumb)

Page 22: tugas ilmu tanah

b. Granularc. Lempeng (Platy), jika sumbu X > Yd. Prisma (prismatik), jika sumbu Y > X, tapi ujungnya membulat.e. Gumpal bersudut (angular blocky), jika sumbu X = Y = Z dan ujungnya membulat.f. Lepas / butir tunggal (loose)g. Massif / pejal

B. Kemantapan Agregat Metode :

Vilensky Prinsip :

Contoh tanah diberi air dengan energi kinetik tertentu untuk mengetahui berapa kekuatan air yang diperlukan untuk menghancurkan agregat tanah.

Alat dan Bahan :a. Buretb. Aquadesc. Kertas saringd. Contoh tanah kering utuh

Cara Kerja :1. Buret diisi dengan aquades sampai angka nol.2. Bukalah buret perlahan-lahan sampai air menetes. Jangan terlalu cepat, usahakan agar interval waktu antar tetesan sekitar 2-3 detik. Hitunglah jumlah tetesan dan perhatikan penurunan volume air.

Agar lebih mudah hitunglah tetesan sebanyak 10-20 kali, kemudian amati volume air yang sudah keluar. Lakukan sampai 5-10 kali pengamatan dan catat hasilnya. Hitung ukuran rata-rata tiap tetesan air yang keluar dari ujung buret.

3. Letakkan sebuah agregat yang berdiameter 2-3 mm diatas kertas merang dan ditetesi dengan air dari buret berjarak 20 cm.4. Bukalah buret dan biarkan air menetes dengan kecepatan yang sama dan uji coba terdahulu. Usahakan agar setiap tetesan samapi agregat hancur (B), ulang 10 kali dengan menggunakan kertas merang yang baru dan agregat yang baru juga.5. Hitung rata-ratanya dari hasil yang diperoleh, diihitung pula standar deviasi (SD), sehingga diketahui nilai rata-rata kemampuan tanah terhadap energi tetesan.

Ek = mghEk ± SD

3.5. Penetapan pH Tanah

MetodePenetapan pH dengan H2O dan KCl

Prinsipa. Aktivitas ion hidrogen diukur secara potensiometrik pada suspensi air tanah

dengan nisbah 1 : 2 (g cm3).b. Aktivitas ion Hidrogen dalam tanah dalam suspensi 1 N KCl dengan nisbah 1 : 2

(g cm3) ditentukan secara potensiometrik. Dengan larutan KCl, kation yang

Page 23: tugas ilmu tanah

diserap termasuk H dan Al akan ditukar oleh K, dan mengakibatkan penurunan pH, sedang anion yang ditukarkan oleh ion Cl akan mengakibatkan kenaikan pH.

Alat dan Bahana. Air bebas ion atau air suling (H2O), larutan KCl 1 N.b. Kertas Lakmus, timbangan analitis, botol pengocok plastik, gelas ukur 20 ml dan

pengocok bolak balik. Cara Kerja

1. Timbang tanah dua kali masing-masing 0,5 g tanah. Masukkan 0,5 g tanah pertama ke dalam botol A dan 0,5 tanah kedua ke dalam botol B.

c. Tambahkan 10 ml larutan air bebas ion pada botol A dan 10 ml KCl ke dalam botol B.

d. Kocok dengan ayunan tangan penuh ke atas dan kebawah sebanyak 20 kali.e. Biarkan hingga tanah mengendap dan cairan di atasnya bening.f. Celup ujung lakmus ke dalam cairan bening tadi dan usahakan kertas lakmus tidak

terbenam di dalam endapan tanah.g. Bandingkan warna kertas pH dengan deretan pada kotak pembungkus yang telah

mempunyai deretan standar. Pilih yang sama atau yang mendekati warna yang ada. Baca berapa pH larutan tersebut.

Page 24: tugas ilmu tanah

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Percobaan

penetapan konsistensi tanahKonsistensi tanah merupakan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhafap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai tekanan yang mempengaruhi bentuk tanah . setiap materi tanah mempunyai konsistensi yaitu baik bila masssa tanah itu besar atau kecil, dalam keadaan alamiah maupun sangat terganggu,berbentuk agregat atau tanpa struktur maupun dalam keadaan lembah atau kering .

No ContohTanah

Konsistensi tanahKering Lembab Basah

Kelekatan Plastisitas1 Sampel 1 Kering Sangat teguh Sangat lekat Sangat plastis2 Sampel 2 Kering Sangat teguh Sangat lekat sekali Sangat plastis3 Sampel 3 Kering Teguh Agak melekat Tidak plastis4 Sampel 4 Agak keras Teguh Lekat Tidak plastis

Table 4.1 konsistensi tanah

4.1.1 Tugas pendalamana Mengapa tanah dengan kandungan air yang berbeda memiliki konsistensi tanah yang

berbeda?b Bagaimana hubungan antara konsistensi tanah dengan kadar air dan pengolahan

tanah?4.1.2 penetapan tekstur tanah

Tekstur tanah merupakan setiap bagian tanah menurut ukuran partikel tanah . dengn kata lain tekstur merupakan perbandingan antara banyaknya liat,lempung,dan pasir yang terkandung dalam tanah tersebut.tanah bertekstur ringan yaitu terstur yang kandungan pasirnya tinggi sehingga mudah diolah dan mudah merembas air , sedangkan tanah bertekstur berat kandungan liatnya tinggi sehingga sukar diolah dan dirembas air

No TanahUkuran Kelas Tekstur tanah ket

<2,5 2,5-5 >5lempung Lempug

berliatliat kasar Sama Halus

1 Sampel 1 * * *

Liat berdebu

2 Sampel 2 * * *

Lempung liat

berdebu3 Sampel

3 * * *Lempung berliat

4 Sampel 4 * * *

Lempung

berpasir Tabel 4.2 tabel praktikum tekstur tanah

Page 25: tugas ilmu tanah

4.1.2.2 tugas pendalaman

A. apakah ada hubungan antara tekstur tanah dengan konsistensi tanah?

B. semakin berat testur tanah bagaimana dengan konsistensinya

4.1.3 penetapan bentuk sruktur tanahStruktur merupakan penyusun dari partikel partikel tanah seperti pasir,debu dan liat membentuk agregat satu dengan lainnya dibatasi oleh bidang bekah alami yang lemah. Struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembapan , porositas , tersediannya unsur hara kegiataan jasad hidupndan pertumbuhan akar. Struktur juga dibagi 4 tipe utama yakni berbentuk lempeng , prisma ,gumopal dan periodal.

4.1.3.1 tabel hasil praktikum

No Contoh tanah Bentuk struktur tanah1 Sampel 1 Lempeng 2 Sampel 2 Prisma 3 Sampel 3 Prisma 4 Sampel 4 Granular

Tabel 4.3 hasil praktikum struktur tanah

4.1.3.2 tugas pendalaman

a. Apakah ada hubungan struktur tanah dengan sifat-sifat tanah yang lain seperti kadar air dan permeabilitas tanah?

b. Bagaimana dengan pengolahan tanah? Adakah hubungannya?

4.1.4 kemantapan aggregat tanah

Kemantapan agregat tanah merupakan ketahanan rata-rata agregat tanah melawan pendispensi oleh benturan tetesan air hujan atau penggenangan air. Faktor yang mempengaruhi dalam kemantapan agregat antara lainya bahan penyemen agregat tanah , bentuk dan ukuran agregat serta tingkat agresi stabilitas agregat terbentuk.

Mengukur Kemantapan Agregat Tanaha. Mencari Diameter Tetesan

Ulangan ke- Jumlah tetesan Volume air Volume per tetes

Jari-jari tetesan

1 5 1 cc 33,5 mm3 2 mm

2 10 1 cc 113,1 mm3 3 mm

3 15 1 cc 113,1 mm3 3 mm

4 20 1 cc 33,5 mm3 2 mm

Rata-rata 12,5 1 cc 73,3 mm3 2,5 mm

Page 26: tugas ilmu tanah

Tabel 4.4 diameter tetesanVolume tetesan air = 4/3 x л x R3

b. mencari jumlah tetesan air untuk menghancurkan tanahUlangan

ke-Jumlah tetesan saat

aggregate mulai pecahJumlah tetesan saat aggregate hancur

1 7 102 12 203 6 154 4 10

Rata-rata (Xi) 8,7 13,75Xi2 76,56 189,1

(Xi2) 245 825SD 19,14 47,3

Tabel 4.5 mencari jumlah tetesan air untuk menghancurkan tanah

4.1.4.2 Tugas pendalaman

Apa arti dan peran ukuran tetesan dan jarak ujung buret ke aggregate? Apa yang mempengaruhi ketahanan tanah terhadap hancuran? Apa akibatnya bila ukuran tetesan air diperbesar? Apakah yang terjadi dengan jumlah

tetesan yang diperrlukan untuk memecahkan dan menghancurkan sebuah aggregate?

4.1.5 Penetapan pH tanah

pH merupakan suatu derajat yang digunakan untuk menentukan tingkat kemasaman atau kebasaan terhadap tanah. pH tanah dibagi menjadi 2 yaitu pH actual dan pH potensial. pH actual yaitu pH yang menunjukan konsentrasi ion H+ baik yang berada dilarutan tanah maupun yang berada dilarutan serapan. pH actual ditentukan denngan senyawa H2O dan kemasan pH yang tetrukur merupakan nilai konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah. Ion H+

yang berasaldari N2O tidak mampu mendesak H+ yang berada dalam kisi-kisi tanah. Sedangkan untuk pH potensial dengan senyawa KCl akan mengakibatkan terdesaknya ion H+

yang berada dalam kompleks jerapan. Oleh karena itu ion H+ yang terdepak keluar sehingga konsentrasi H+ pada larutan tanah bertambah mengakibatkan nilai pH potensial akan lebih kecil daripada nilai pH actual. Didalam tanah mempunyai muatan negative yang menyebabkan kation terikat. Kation yang berada didalam tanah yaitu: H+, Ca2

+, Mg2+, K+,

Na+, Al3+.

Rentang pH optimum untuk kebanyakan tanaman adalah antara 6 dan 7,5 namun banyak tanaman telah beradaptasi untuk berkembang pada pH diluar kisaran ini

No Contoh tanah Nilai pHpH H2O pH KCL

1 Sampel 1 4,2 3,82 Sampel 2 4,7 4,13 Sampel 3 5,1 4,74 Sampel 4 4,9 4,3Tabel 4.6 hasil pengukuran pH tanah

Page 27: tugas ilmu tanah

4.1.5.2 Tugas pendalaman

Apa pengaruhh masing-masing larutan terhadap nilai pH? Mengapa pengukuran suspense pH harus dilakukan segera setelah pengocokan?

4.2 Pembahasan

Dilihat dari hasil percobaan di atas, dapat diketahui bahwa tanah dengan tekstur liat berpasir memiliki rasa licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijat, mudah digulung serta melekat sekali. Struktur tanah berbutir (granular) bercirikan agregat yang membulat atau banyak isi, masing-masing butir ped tidak porous, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm, terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman. Warna tanah merupakan salah satu hal penting dalam mempelajari tanah. Melalui warna tanah kita dapat mengetahui kandungan bahan-bahan organic. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku “Musel Soil Chart”. Warna baku ini adalah warna di susunan oleh tiga variabel yaitu: Hue, Value dan Chrona. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombang. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan jumlah sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian dan kekuatan dari warna spektrum.Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2

+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe2

+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat di mana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi di tempat tersebut. Keberadaan jenis mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.Konsistensi merupakan mekanik daya ikat antar partikel yang berkaitan dengan tingkat dan macam kohesi dan adhesi. Ini berarti konsistensi oleh kadar air tanah. Faktor-faktor lain yang berpengaruh adalah bahan-bahan penyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi. Konsistensi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur tanah, seperti tekstur, macam liat, dan kadar bahan organik. Tanah bertekstur sama dapat berbeda konsistensinya karena berbeda macam litanya. Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang dengan mudah dapat dilihat dan dapat menunjukkan terutama sifat fisiknya. Warna tanah merupakan campuran dari komponen-komponen warna lain yang terjadi oleh pengaruh berbagai faktor atau senyawa tunggal atau bersama yang memberikan jenis warna tertentu. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu basah,

Page 28: tugas ilmu tanah

lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan. Tingkat plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat palstis, agak plastis, dan tidak plastis (kaku). Tingkatan kelekatan dari tidak lekat, lekat, dan sangat lekat. Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari; lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul. Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras. Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering ditentukan dengan meremas-remas segumpal tanah. Apabila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dinyatakan berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Apabila gumpalan tanah sukar hancur dengan cara remasan tersebut, maka tanah dinyatakan berkonsistensi teguh untuk kondisi lembab atau keras untuk kondisi kering. Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari, yaitu kategori melekat atau tidak melekat. Selain itu, dapat pula berdasarkan mudah tidaknya membentuk bulatan, yaitu mudah membentuk bulatan atau sukar membentuk bulatan, dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis). Adapun pengaruh konsistensi dalam lahan usaha pertanian yaitu pada tanah sawah kondisi plastis atau bahkan berlumpur karena berada di atas Batas Cair (BC), tidak menjadi masalah dalam pengolahan karena kondisi spesifik yang harus dipenuhi dalam penyiapan tanah sawah adalah pelukpuran lapisan olah.Pembangunan pertanian yang lebih berorientasi pada efisiensi pemanfaatan sumber daya alam dan aman lingkungan mendorong penyempurnaan konsep pengelolaan lahan sebagai sarana produksi pertanian. Keselarasan antara pendekatan pengelolaan lahan dengan dinamika ekosistem lahan menjadi faktor penting, begitu pula konsistensi. Secara ekologis tanah tersusun oleh tiga kelompok material, yaitu material hidup (faktor biotik) berupa biota (jasad-jasad hayati); faktor abiotik berupa bahan organik; faktor abiotik berupa pasir (sand), debu, (silt), dan liat (clay). Umumnya sekitar 5% penyusun tanah berupa biomass (bioti dan abioti), berperan sangat penting karena mempengaruhi sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Ekologi tanah mempelajari hubungan antara biota tanah dan lingkungan, serta hubungan antara lingkungan serta biota tanah. Secara berkesinambungan hubungan ini dapat saling menguntungkan satu sama lain, dan dapat pula merugikan satu sama lain.

Adapun pengolahan lahan pertanian yang dapat memperkaya organisme tanah antara lain:- Menyediakan makanan

Petani dapat menyediakan bahan makanan untuk organisme tanah dengan cara memelihara tanaman penutup tanah dan menambah bahan organik seperti mulsa, kompos, merang, pupuk hijau, dan pupuk kandang ke dalam tanah yang mereka kelola.

- Menyediakan cukup oksigen (aerasi tanah yang baik)Seperti mahluk hidup yang lain, organisme tanah membutuhkan cukup oksigen untuk hidup. Petani dapat menjamin ketersediaan oksigen yang cukup untuk organisme tanah dengan cara mencegah pemadatan tanah. Pemadatan tanah dapat mengurangi pori-pori tanah sehingga ketersedian udara menjadi lebih sedikit. Pemadatan tanah dapat terjadi

Page 29: tugas ilmu tanah

apabila tanah diinjak-injak oleh hewan dan manusia atau dilalui mesin-mesin berat secara berlebihan (trampling), terutama pada saat tanah sedang basah.

- Menyediakan airOrganisme tanah juga membutuhkan air dalam jumlah tertentu. Tetapi kalau terlalu banyak air (dalam tanah yang jenuh), mereka bisa mati karena kekurangan oksigen. Petani dapat mengatur ketersediaan air di dalam tanah dengan cara memperbaiki struktur tanah. Agregat tanah yang lebih besar dapat menyimpan air di dalam pori-pori halus, dan dapat mengeluarkan kelebihan air melalui pori-pori besar. Drainase yang cukup di lahan yang banjir juga dapat memperbaiki kondisi tanah untuk habitat organisme tanah.

- Melindungi habitat biotaPetani dapat mendukung kehidupan organisme tanah dengan cara melindungi habitat mereka. Pemeliharaan tanaman penutup tanah adalah cara yang terbaik untuk melindungi habitat organisme tanah dari bahaya kekeringan. Penggunaan mulsa juga dapat melindungi habitat mereka. Penggunaan mulsa organik dapat juga berfungsi sebagai sumber makanan bagi organisme tanah. Mulsa plastik dapat mengurangi resiko penyakit dan hama tertentu karena mulsa tersebut cenderung meningkatkan suhu permukaan tanah dan dapat menghambat pergerakan hama dari tanah ke tanaman. Tetapi mulsa plastik tidak dapat meningkatkan bahan organik tanah sehingga pendauran ulang unsur hara tidak terjadi. Cara yang lain adalah dengan pengolahan tanah yang tepat guna. Pengolahan tanah yang berlebihan dapat merusak pori-pori tanah dimana organisme tanah hidup.

Selain cara-cara tersebut di atas, menurut desain Keyline ada beberapa cara yang paling mutakhir dalam menentukan kontur dalam bercocok tanam:1) Pengaturan kadar garam

Ion-ion yang bertanggung jawab dalam proses salinasi tanah yaitu Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dan Cl-. Kadar garam diperkirakan telah mempengaruhi sebanyak sepertiga lahan subur. Kadar garam dalam tanah secara signifikan dapat mempengaruhi metabolisme sebagian besar tanaman pertanian. Kadar garam yang tinggi terdapat pada daerah kering akibat irigasi yang berlebihan atau di area di mana permukaan air tanah asin cukup dangkal. Dalam kasus irigasi berlebihan, garam menumpuk di permukaan tanah sebagai produk sampingan dari infiltrasi tanah. Penggunaan humus dapat mencegah salinisasi tanah lebih jauh lagi. Mekanismenya melibatkan pertukaran anion dan kation hingga pH menjadi stabil dan mengeliminasi kelebihannya dari zona perakaran tanaman.

2) Persentase hydrogen tanah (keasaman, pH)Tingkat pH tanah yang merugikan pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara alami di beberapa wilayah, dan secara non alami terjadi dengan adanya hujan asam dan kontaminasi tanah. Peran pH tanah adalah untuk mengendalikan ketersedian nutrisi bagi vegetasi yang tumbuh di atasnya. Makronutrien (kalsium, fosfor, nitrogen, kalium, magnesium, sulfur) tersedia cukup bagi tanaman jika berada pada tanah dengan pH netral atau sedikit beralkalin. Kalsium, magnesium, dan kalium biasanya tersedia bagi tanaman dengan cara pertukaran kation dengan material organik tanah dan partikel tanah liat. Ketika keasaman tanah meningkat, ketersediaan kation untuk material organik tanah dan partikel tanah liat segera tercukupi sehingga tidak ada pertukaran kation dan nutrisi bagi tanaman berkurang. Namun semua itu tidak dapat disimplifikasi karena banyak faktor yang mempengaruhi hubungan pH dengan ketersediaan nutrisi, diantaranya tipe tanah (tanah asam sulfat, tanah basa, dsb), kelembaban tanah, dan faktor meteorologika.

3) Organisme tanahRotasi tanaman, tanaman penutup lahan, dan tanaman penahan angin dikatakan sebagai cara yang paling baik dalam mencegah erosi permukaan tanah. Rotasi tanaman adalah

Page 30: tugas ilmu tanah

proses pergantian tanaman yang konvensional dan mudah dilakukan, untuk mencegah pengambilan nutrisi tanah yang berlebihan oleh satu jenis tanaman saja. Tanaman penutup berfungsi sebagai pencegah tanah dari erosi, pertumbuhan gulma, dan evapotranspirasi berlebihan, namun tanaman penutup juga memiliki fungsi penting dalam menjaga kualitas kimia tanah; misalnya tanaman Leguminoceae untuk kelestarian kandungan nitrogen dalam tanah dan tanaman Mucuna pruriens untuk fosfor. Tanaman penahan angin ditanam dengan alur yang cukup padat atau barisan pepohonan yang ditanam dengan alur yang paralel terhadap arah angin.Cacing tanah, salah satu jenis organisme tanah yang menguntungkan. Melestarikan keberadaan organisme tanah yang menguntungkan adalah salah satu unsur konservasi tanah. Organisme tanah yang menguntungkan dapat berupa spesies makroskopik seperti cacing tanah, dan juga mikroorganisme. Keuntungan yang diberikan oleh cacing tanah terhadap tanah diantaranya memberikan aerasi tanah dan menyediakan nutrisi makro bagi tanah. Ketika cacing tanah mengekskresikan feses dalam bentuk padatan, mineral dan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman telah diseleksi oleh cacing tersebut untuk diabsorpsi oleh akar tanaman. Feses cacing tanah mengandung nitrogen lima kali lebih banyak dari tanah biasa, fosfat tujuh kali lebih banyak, dan kalium sebelas kali lebih banyak. Seekor cacing dapat memproduksi lebih dari 4,5 kg feses dalam setahun. Kegiatan cacing yang terus menggali ke dalam tanah memberikan porositas bagi tanah dan aerasi yang cukup serta meningkatkan kemampuan drainase tanah.

4) MineralisasiAgar tanaman mendapatkan nutrisi yang diperlukan bagi perkembangannya, mineralisasi aktif seringkali dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan remahan batu yang mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman atau dapat menggunakan suplemen kimia tanah. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah hilangnya mineral makro maupun mikro dari dalam tanah. Terdapat jenis mikroorganisme tanah yang sangat bermanfaat untuk mineralisasi tanah, yakni mikoriza (vesikular arbuskular mikoriza).

Mikrobia tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Mereka memperbanyak diri dan aktif membantu penyediaan unsur hara bagi tanaman melalui proses simbiosis dengan jalan melepaskan unsur hara yang terikat menjadi bentuk yang tersedia bagi akar tanaman. Mikroba tanah ini juga mempunyai peran aktif melindungi tanaman melawan penyakit “soil-borne diseases”. Kegunaan organisme tanah ini antara lain:

a) Organisme tanah dapat membantu mengendalikan gangguan hama dan penyakit.b) Organisme tanah yang memakan organisme lain yang lebih kecil dapat menekan

serangan hama penyakit dengan cara mengontrol jenis dan jumlah organisme di dalam tanah.

c) Organisme tanah membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman.  Ketika organisme tanah memakan bahan organik atau makanan yang lain, sebagian hara yang tersedia disimpan di dalam tubuh mereka dan hara yang tidak diperlukan, dikeluarkan di dalam kotoran mereka (sebagai contoh phosphor dan nitrogen). Hara di dalam kotoran orgnisme tanah ini dapat diserap oleh akar tanaman.  Sebagian organisme tanah membina hubungan simbiosis dengan akar tanaman dan dapat membantu akar tanaman menyerap lebih banyak unsur hara dibandingkan kalau tidak ada kerjasama dengan organisme tanah. Sebagai contoh adalah mikoriza, yang membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak posfor, sedangkan rhizobia membantu tanaman untuk menyerap lebih banyak nitrogen.

d) Organisme tanah memperbaiki struktur tanah. Bahan sekresi dari organisme tanah dapat mengikat partikel-partikel tanah menjadi agregate yang lebih besar. Contohnya, bakteri mengeluarkan kotoran yang berbentuk dan bersifat seperti perekat (organik

Page 31: tugas ilmu tanah

gum). Jamur-jamuran memproduksi bahan berupa benang-benang halus yang disebut hifa. Zat perekat dari bakteri dan hifa jamur dapat mengikat partikel-partikel tanah secara kuat sehingga agregate tanah yang besar pun tidak mudah pecah walaupun basah. Agregate tanah yang besar tersebut dapat menyimpan air tanah dalam pori-pori halus di antara partikel-partikel tanah untuk digunakan oleh tanaman. Dalam keadaan air berlebihan, air dapat dengan mudah mengalir keluar melalui pori-pori besar diantara agregat-agregat tanah yang besar.

e) Organisme tanah yang lebih besar dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara membuat saluran-saluran (lubang-lubang) di dalam tanah (contohnya lubang cacing), dan membantu mengaduk-aduk dan mencampur-baurkan partikel-partikel tanah, sehingga aerasi (aliran udara) tanah menjadi lebih baik. Pembuatan saluran-saluran dan lubang-lubang ini memperbaiki infiltrasi dan pergerakan air didalam tanah, serta drainase.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :- Kualitas tanah dipengaruhi oleh batuan induk yang menjadi penyusun tanah tersebut.

Tanah terbentuk melalui proses yang panjang hingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya untuk pertanian. Jenis tanaman yang tumbuh pada satu tempat

Page 32: tugas ilmu tanah

berbeda dengan tanaman yang tumbuh pada tempat lain karena bergantung pada struktur tanahnya dan asal bahan pembentuk tanah tersebut.

- Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe2

+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat.

- Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman.

- Mikrobia tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, perlu pengolahan lahan pertanian agar dapat memperkaya organisme tanah, yaitu dengan cara: menyediakan makanan, cukup oksigen, dan air serta melindungi habita biota.

5.2 Saran- Pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi dalam hal pemahaman akan pentingnya

kesehatan dan kesejahteraan. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.

- Pencemaran dapat terjadi karena penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara sembarangan (illegal dumping). Maka dari itu diharapkan dengan pemahaman tentang pencemaran dan dampak yang ditimbulkannya, kita semua dapat mencegahnya.

- Elemen masyarakat dan juga pemerintahan dapat mengerti kondisi alam saat ini dan juga agar dapat mencintai alam, namun tidak sedikit pula orang yang tega merusak alam tanpa memikirkan dampak apa yang akan ditimbulkan di masa depan kelak, diperlukan pemikiran serta tindakan yang matang agar alam kita ini tidak semakin rusak di masa anak cucu kita dan juga agar alam kita ini semakin lestari

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/sifat-fisika-tanah-bagian-5-konsistensi.html. 16 Maret 2013.

Anonymous. 2010. ilmutanahuns.files.wordpress.com/…/konsistensi-tanah.pdf. 16 Maret 2013.

Page 33: tugas ilmu tanah

Anonymous. 2010. ariyanto.staff.uns.ac.id/files/2010/04/kesuburan-05.pdf. 16 maret 2013.

Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.

Hardjowigeno, Sarwono. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pendogenesis. Jakarta: Akademika

Pressindo.

Soerjani, M dkk. 1987. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam

Pembangunan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Soil Survey Staff. 1999. Kunci Taksonomi Tanah. Bogor:

Kartasapoetra, Ance Gunarsih, Ir. 1993. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan

Tanaman. Jakarta : Bumi Aksara.

http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/03/proses-pembentukan-faktor-dan-jenis.html / di

akses 7 Maret 2013

http://www.anneahira.com/klasifikasi-tanah.htm / di akses 7 Maret 2013

http://bwn123.wordpress.com/2008/09/06/struktur-tanah/ di akses 7 Maret 2013

http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/sifat-fisika-tanah-bagian-4-warna-tanah.html/

di akses 7 Maret 2013

http://mastegar.blogspot.com/2009/09/konsistensi-tanah.html/di akses 7 Maret 2013

LAMPIRAN

TIDAK

DAPAT

TIDAK

Tanah diremas-remasDengan dibasahiSedikit demi sedikit

Tanah dibentuk bola dengan dikepal-kepal

Pasir (sand)sas

Pasir berlempung

(Loamy Sand)

Tanah dibentuk pita, ditekan-tekan antara ibu jari dan telunjuk

Page 34: tugas ilmu tanah

DAPAT

Lalu patah

Sepanjang

YA

YA

YA

a. Methode Grid b.Methode diagonal

c.Methode acak d.Methode zig- zag

Tanah dibuat digosok dengan jari pada telapak

tangan

< 2,5 cm < 2,5 – 5 cm

>5 cm

KELAS LEMPUNG

KELAS LEMPUNG BERLIAT

KELAS LIAT

Lempung Berpasir

(Sandy Loam)

Lempung Liat Berpasir (Sandy Clay

Loam)

Liat Berpasir (Sandy Clay)

KASAR

Lempung Berdebu (Silty

Loam)

Liat Berdebu (Silty Clay)

Lempung Liat Berdebu (Silty Clay

Loam)

HALUS LICIN

Debu (Silt)

SAMA RASA

Liat (Clay)Lempung Berliat (Clay Loam)

LEMPUNG (LOAM)

Page 35: tugas ilmu tanah

e.Methode terpilih.

Page 36: tugas ilmu tanah
Page 37: tugas ilmu tanah

Gambar : Alat pengambilan Sampel

Gambar : pH Meter

Page 38: tugas ilmu tanah

Tanaman budidaya Gulma jenis Kacangan

(Singkong)

Kentangan Putri malu

Gbr. Contoh Tanah 1 Gbr. Contoh Tanah 2

Page 39: tugas ilmu tanah

Gbr. Contoh Tanah 3 Gbr. Contoh Tanah 4

Gbr. Suasana Praktikum DDIT di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Jl. Budi Utomo, Rejomulyo, Metro Selatan