troubleshooting pemeriksaan lab...
TRANSCRIPT
TROUBLESHOOTING PEMERIKSAAN LAB PCR
Prof. Dr. Aryati, dr., MS, SpPK(K) Ketua Umum Pengurus Pusat
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik (PDS PatKLIn) Minggu, 10 Mei 2020
STRUKTUR CORONAVIRUS
4
1Kannan et al, 2020. COVID-19 (Novel Coronavirus 2019) – recent trends. European Review for Medical and Pharmacological Sciences. 2020; 24: 2006-2011 2Guan et al. doi: 10.1056/NEJMoa2002032
Ordo : Nidovirales
Family : Coronaviridae
Genus : Beta coronavirus
Subgenus: Sarbecovirus
Coronavirus yang menginfeksi
manusia:
HKU1 (Beta Coronavirus)
OC43 (Beta Coronavirus)
229E (Alpha Coronavirus)
NL63 (Alpha Coronavirus)
SARS-CoV
MERS-CoV
SARS-CoV-2
TARGET GEN RT-PCR SARS-COV-2
5
VIRUS SARS-CoV-2:
• Single-stranded positive sense RNA
• Genome length ∼30,000
nucleotides
• Genom mengkode 27 protein
termasuk RNA-dependent RNA
polymerase (RdRP) dan 4 protein
struktural.
Similaritas dengan:
SARS-CoV : ~80%
MERS-CoV : ~50%
Bat Coronavirus RaTG13 : ~90%
Udugama et al, 2020. doi: 10.1021/acsnano.0c02624
Nama Alat Target Gene
CDC 2019-Novel Coronavirus (2019-nCoV)
Real-Time RT-PCR Diagnostic Panel 1 N1, N2
Xpert® Xpress SARS-CoV-22 E dan N2
Abbott RealTime SARS-CoV-23 RdRP dan N
STANDARD M nCoV Real-Time Detection kit4 Orf1ab (RdRp) dan E
QIAstat-Dx® Respiratory SARS-CoV25 Orf1b poly gen (RdRp) dan E
Cobas SARS-CoV-26 Orf1a/b dan E
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PCR COVID-19
1. Waktu pengambilan sampel
2. Jenis spesimen (nasofaring /orofaring swab, sputum, BAL) tingkat positivitas berbeda
3. Persyaratan laboratorium yang dapat mengerjakan PCR (sesuai SE HK.02.01/MENKES/234/2020)
4. Ketersediaan APD, Swab & VTM, Reagen Ekstraksi dan PCR
5. Kompetensi SDM dalam (1). Pengambilan sampel; (2) Ekstraksi; (3) PCR
6. Perbedaan proses ekstraksi: manual/otomatis
7. Perbedaan alat PCR: open/closed system
8. Perbedaan target gen Interpretasi dan keseragaman pelaporan hasil
10
LANGKAH PENGERJAAN
1. Persyaratan Sarana Prasana
• BSL-2
2. APD
• APD Level 3
3. Pre Analitik
• Pengisian formulir
• Pemilihan spesimen
• Swab/VTM
• Penyimpanan spesimen
• Pengepakan & transportasi spesimen
11
4. Analitik
• Open / closed system
5. Pasca Analitik
• Pelaporan hasil
• Interpretasi hasil
BIOSAFETY LEVEL 2 UNTUK PCR OPEN SYSTEM
12
WHO 2004. Laboratory Biosafety Manual 3rd Edition SE No. HK.02.01/MENKES/234/2020
BIOLOGICAL SAFETY CABINET II UNTUK PCR CLOSED SYSTEM
13
Minimal untuk PCR
closed system
BSC IIA
WHO 2004. Laboratory Biosafety Manual 3rd Edition
APD LEVEL 3 LANGKAH PEMASANGAN APD:
1. Mengganti baju dengan baju kerja
2. Menggunakan pelindung sepatu (shoe cover)
3. Memakai sarung tangan dalam
4. Mengenakan jubah (gown) lengan panjang dan sekali pakai yang terbuat dari kain yang telah teruji ketahanannya.
5. Memakai respirator partikulat seperti N95 sertifikasi NIOSH, EU FFP2 atau setara. Ketika mengenakan respirator partikulat disposable, periksa selalu kerapatannya (fit test)
6. Memakai pelindung mata (yaitu kacamata google)
7. Menggunakan headcap (pelindung kepala), bila diperlukan menggunakan face shield
8. Memakai sarung tangan luar, diusahakan menutupi lengan gaun
14 Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Standar
APD untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia
PDS PatKLIn. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan TCM dan
PCR SARS-CoV-2.
VIRUS TRANSPOR MEDIA (VTM) ATAU UNIVERSAL TRANSPOR MEDIA (UTM)
18
1. Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS; antifungal dan antibiotik dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam 1 wadah steril
2. Simpan dalam suhu -20o C. Dalam kondisi beku, VTM berwarna kuning
3. Jika akan digunakan, dicairkan terlebih dahulu
4. Hindari beku cair berulang (freeze-thaw), yang menyebabkan VTM rusak
Catatan:
Perhatikan suhu penyimpanan VTM yang benar (sesuai jenis VTM yang digunakan)
Beberapa VTM harus disimpan pada suhu 2 - 30ºC, jg ada yg pada suhu kamar. Baca insert kit. Swab yang digunakan:
Dakron atau flocked swab, viscous, rayon
TIDAK BOLEH:
Calcium alginat, swab kapas dengan tangkai kayu PDS PatKLIn. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan TCM dan PCR SARS-CoV-2.
TATA CARA PENGAMBILAN SPESIMEN
20
1. Pastikan tidak ada obstruksi (hambatan
pada lubang hidung).
2. Masukkan secara perlahan swab ke dalam
hidung, pastikan posisi swab pada septum
bawah hidung, secara perlahan-lahan ke
bagian nasofaring.
3. Swab kemudian dilakukan gerak memutar
secara perlahan. Dengan swab yg sama,
lakukan tindakan yang sama pada lubang
hidung yang lain, sehingga diperoleh
spesimen swab nasopharyng dari ke dua
lubang hidung
Lakukan swab pada
lokasi yang diduga
terdapat koplik
spot/bercak koplik
(biasanya belakang
faring) dan hindarkan
menyentuh bagian
lidah
PDS PatKLIn. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan TCM dan PCR SARS-CoV-2.
a) Pasien berkumur terlebih dahulu
dengan air, kemudian pasien
diminta mengeluarkan dahaknya
dengan cara batuk yang dalam.
b) Sputum ditampung pada wadah
steril yang anti bocor.
Catatan: Tidak disarankan
pengambilan sampel sputum dengan
cara induksi karena dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan
bagi petugas kesehatan
Swab Orofaring Sputum Swab Nasofaring
TATA CARA PENGAMBILAN SPESIMEN
21
1. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke
dalam cryotube yang berisi VTM
2. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut
cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat.
1. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan
kode yang ada di formulir/Kuesioner.
2. Cryotube kemudian dililit parafilm dan
masukkan ke dalam Plastik Klip. Jika ada lebih
dari 1 pasien, maka Plastik Klip
dibedakan/terpisah. Untuk menghindari
kontaminasi silang.
PDS PatKLIn. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan TCM dan PCR SARS-CoV-2.
PENYIMPANAN SPESIMEN
1. Untuk pemeriksaan metode TCM:
Disimpan pada suhu ruang (15-30⁰C) spesimen stabil hingga 8 jam
Disimpan pada lemari es (2-8⁰C) spesimen stabil hingga 7 hari
2. Untuk pemeriksaan metode PCR:
Disimpan dalam suhu 2-8oC dan segera dikirimkan ke laboratorium rujukan (dengan menggunakan ice pack).
Disimpan pada freezer ≤ -70⁰C, maka spesimen harus dikirimkan menggunakan dry ice.
22 PDS PatKLIn. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan TCM dan PCR SARS-CoV-2.
PENGEPAKAN SPESIMEN
23
a) Dilakukan tatalaksana sebagai UN3373,
"Substansi Biologis, Kategori B", ketika akan
diangkut/ditransportasikan dengan tujuan
diagnostik atau investigasi.
b) Semua spesimen harus dikemas untuk mencegah
kerusakan dan tumpahan, dengan menggunakan
tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai dengan
pedoman dari WHO dan International Air
Transport Association (IATA).
CARA PENGEPAKAN SPESIMEN:
a) Masukkan cryotube berisi
spesimen ke dalam plastik klip
per spesimen. Jika menggunakan
pot maka setiap pot dapat diisi
beberapa cryotube
b) Demikian juga untuk swab, harus
dikirim dalam plastik klip secara
terpisah (per pasien/spesimen)
PDS PatKLIn. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan TCM dan PCR SARS-CoV-2.
PENGEPAKAN SPESIMEN
24
c) Seluruh spesimen dimasukkan ke dalam cool box
berisi ice pack yang terlebih dahulu dibekukan.
Suhu pengiriman dijaga 2-8° C
d) Ice packs sebaiknya ditempatkan pada sisi kiri
kanan (ditambahkan juga bagian atas bawah jika
memungkinkan).
e) Harus dapat dipastikan bahwa spesimen terjaga
kondisi suhunya tetap dingin saat diterima di
laboratorium pemeriksa
f) Jangan lupa masukkan juga formulir kuisioner yang
telah diisi dan diberi label kedalam cool box
dengan terlebih dahulu dimasukkan dalam wadah
plastik
g) Ke dalam cool box juga bisa dimasukkan kertas
pengganjal (bisa berupa kertas koran yang
diremas remas), kemudian ditutup
h) Tutup cool box dengan selotip dan beri label pada
sisi kanan dan atau kiri cool box, yang ditujukan ke
laboratorium pemeriksa PDS PatKLIn. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan TCM dan PCR SARS-CoV-2.
WAKTU PENGAMBILAN SPESIMEN
25
Kasus Waktu pengambilan Laboratorium pemeriksa
PDP Hari ke-1 dan hari ke-2 serta bila
ada perburukan Sesuai Lampiran 19
Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19)
Kemenkes revisi 04
ODP Hari ke-1 dan hari ke-2 serta bila
ada perburukan
OTG Hari ke-1 dan hari ke-14 serta bila
ada perburukan
PDS PatKLIn. Panduan Tatalaksana Pemeriksaan TCM dan PCR SARS-CoV-2.
GENERAL MOLECULAR BIOLOGY ADVICE 1. Use powder-free gloves to avoid assay inhibition
2. Correct pipetting technique is paramount to reducing contamination. Incorrect pipetting can result in splashing when dispensing liquids and the creation of aerosols.
3. Centrifuge tubes before opening, and open them carefully to avoid splashing.
4. Close tubes immediately after use to avoid the introduction of contaminants.
5. When performing multiple reactions, prepare one mastermix containing common reagents (e.g. water, dNTPs, buffer, primers and enzyme) to minimize the number of reagent transfers and reduce the threat of contamination
6. Use of a Hot Start enzyme may help to reduce the production of non-specific products
7. Protect reagents containing fluorescent probes from light in order to avoid degradation
27
https://www.who.int/malaria/areas/diagnosis/molecular-testing-dos-
donts/en/#General%20molecular%20biology%20advice
FAKTOR PENTING KEBERHASILAN PURIFIKASI ASAM NUKLEAT
1. Pengrusakan sel atau jaringan yang efektif
2. Denaturasi kompleks nucleoprotein
3. Inaktivasi nuklease (RNase atau DNase)
4. Bebas dari kontaminasi (target asam nukleat harus bebas dari kontaminasi protein, karbohidrat, lipid atau asam nukleat lain)
CATATAN:
• RNA merupakan molekul yang tidak stabil
dengan waktu paruh sangat pendek ketika
sudah diekstraksi
• Ketidakstabilan RNA disebabkan oleh RNase
yang banyak terdapat di darah, jaringan,
bakteri, fungi, maupun lingkungan
• Ekstraksi RNA memerlukan teknik
laboratorium yang baik dan bebas RNase
(RNase tahan terhadap panas)
Tan & Yiap, 2009. doi:10.1155/2009/574398
OPEN SYSTEM CLOSED SYSTEM
Ekstraksi manual hati-hati
aerosol perlu BSL-2
Pengerjaan menggunakan BSC 2A
dalam ruangan bertekanan negatif
/ Biological Safety Level 2
Pemilihan alat PCR harus
menyesuaikan reagen yang
digunakan
Ekstraksi otomatis atau ekstraksi di
dalam cartridge (contoh: TCM
GeneXpert) tetap memerlukan
BSC2A dalam menuangkan sampel
Sesuaikan dengan jumlah
pemeriksaan, misal: Abbot M2000
kemampuan efektif sekali running:
22; 46; 72; 94
29
OPEN SYSTEM 1. Ekstraksi manual butuh waktu dan ketrampilan analis/ teknisi
laboratorium/ dokter laboratorium
2. Harus “matching” antara reagen PCR dengan alat PCR
3. Perhatikan target gen → pewarna DNA → panjang gelombang → Optimasi butuh waktu harian -2 minggu
4. Membutuhkan ketrampilan tangan analis/petugas dengan CV yang teliti karena banyak melakukan pengerjaan mikropipeting (1-10µL)
5. Membutuhkan ketelitian, kehati-hatian dan ketrampilan baik
30
PENTING: BACA KIT INSERT DENGAN SEKSAMA
CONTOH FLUORESCENCE CHANNEL SETIAP TARGET GEN
FLUORESCENCE CHANNEL TARGET GEN
FAM ORF1ab
HEX/VIC/JOE Gen N
Cal Red 610 / ROX / TEXAS RED Gen E
Cy5 IC
31 Liferiver Novel Coronavirus (2019-nCoV) Real Time Multiplex RT-PCR Kit
KEMUNGKINAN PENYEBAB FALSE RESULT FALSE POSITIVE FALSE NEGATIVE INCONCLUSIVE /
PRESUMPTIVE
INVALID
1. Kontaminasi oleh
positive control saat
pembuatan master
mix
2. Cross-contamination
/carry over
3. Kontaminasi dari
lingkungan
(peralatan,
permukaan,
aeorosol)
1. Teknik pengambilan
sampel swab
2. Degradasi RNA virus
selama
penyimpanan/
transportasi
3. Ektraksi RNA yang
tidak sempurna
4. Kadar RNA di
bawah deteksi alat
(LoD)
5. Mutasi pada target
gen
1. Terinfeksi human
coronavirus lain (?)
2. Mutasi pada salah
satu target gen
1. Adanya inhibitor
PCR
32
KONTAMINASI
Merupakan penyebab false-positive PCR
Dapat berasal dari1:
Penanganan spesimen yang kurang tepat, bahan kontrol, amplikon
Aerosol (aerosol dari pipet dapat menghasil 106 produk amplifikasi; sebagai perbandingan, reaksi PCR secara umum dapat menghasilkan 109 target sequence2)
Berbagai permukaan di laboratorium, saluran, dan peralatan
Suplai dan reagen
Petugas laboratorium
Kecelakaan laboratorium
33
1Principles of Good Molecular Biology Testing Practice aphl.org 2Rachel Lee, 2015. Molecular Laboratory Design
Setting laboratorium molekular yang benar dapat meminimalkan risiko kontaminasi:
34 Rachel Lee, 2015. Molecular Laboratory Design
Alternatif menggunakan 2 area:
1. Area preparasi reagen, spesimen dan target loading – menggunakan laminar-flow hoods
2. Area amplifikasi dan deteksi produk
TINDAKAN PENCEGAHAN KONTAMINASI LINGKUNGAN 1. Penggunaan dan pelepasan APD yang tepat
2. Gunakan sarung tangan disposabel, harus sering diganti
3. Ganti gaun/jas lab setiap berpindah area kerja (set APD lengkap harus didedikasikan untuk setiap area kerja dan tidak boleh dipindah-pindah)
4. Gunakan positive displacement pipette dan aeorosol barrier tips disposable
5. Dekontaminasi area kerja setiap mulai dan selesai kerja, atau setiap sebelum pengerjaan baru menggunakan sodium hypochlorite 10% diikuti dengan alkohol 70%. Dekontaminasi BSC dapat ditambah dengan sinar UV ketika sedang tidak digunakan. Inaktivasi enzimatik (mis. Uracil-N-glycosylase dapat digunakan untuk mendegradasi amplikon yang tidak diinginkan)
6. Dekontaminasi pipet, peralatan, gagang pintu setiap selesai digunakan
7. Lakukan swab tes permukaan laboratorium rutin setiap bulan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sumber kontaminasi
35 Principles of Good Molecular Biology Testing Practice aphl.org
TINDAKAN PENCEGAHAN KONTAMINASI ANALITIK
1. Gunakan nuclease-free atau autoclaved water
2. Pengerjaan dilakukan di BSL2 (minimal)
3. Simpan semua reagen dalam aliquot untuk meminimalisir resiko terpapar kontaminasi
4. Gunakan pre-packaged master-mix
5. Tempatkan negative control (water) di setiap 5-8 sampel untuk mendeteksi carryover/ cross contamination apabila positif menandakan adanya carryover, kemungkinan karena masalah pemipetan
6. Tempatkan no template control (NTC) yang tidak mengandung target asam nukleat apabil POSITIF menandakan adanya kontaminasi pada area preparasi reagen
36 Principles of Good Molecular Biology Testing Practice aphl.org
APA SAJA PENYEBAB HASIL POSITIF NTC?
1. Kontaminasi pipet atau reagen saat preparasi atau assay set-up
2. Carry over / cross contamination dari tabung lain
3. Kontaminasi permukaan laboratorium oleh template atau amplikon
4. Produksi aerosol ketika pemipetan, tabung pecah atau bocor
5. Prosedur pembersihan yang tidak adekuat
6. Ketidakpatuhan petugas terhadap uni-directional workflow
7. Perpindahan reagen, jas lab, pulpen, kertas, dll dari area kotor ke area bersih
37 Principles of Good Molecular Biology Testing Practice aphl.org
INTERPRETASI DAN PELAPORAN
41
N2 E SPC Interpretasi hasil
Pelaporan Tindak lanjut
+ + ± SARS-CoV-2
terdeteksi
SARS-CoV-2
positif Pelaporan sesuai alur Balitbangkes
+ - ± SARS-CoV-2
terdeteksi
SARS-CoV-2
positif Pelaporan sesuai alur Balitbangkes
- + ± Presumptive positive
SARS-CoV-2
Hasil belum dapat
disimpulkan
Spesimen perlu diperiksa ulang di
Laboratorium pemeriksa COVID-19 yang
telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan RI dengan menggunakan metode
RTPCR dengan target gen spesifik (N1, N2,
ORF 1 ab, RdRp)
- - + SARS-CoV-2 tidak
terdeteksi
SARS-CoV-2
negatif Bukan SARS-CoV-2
- - - Hasil invalid Invalid Diulang menggunakan spesimen baru
Interpretasi dan pelaporan TCM
2019
nCoV-
N1
2019
nCoV-N2 RnP Interpretasi hasil Pelaporan Tindak lanjut
+ + ± SARS-CoV-2
terdeteksi
SARS-CoV-2
positif Pelaporan sesuai alur Balitbangkes
Hanya 1 yang
positif ±
Hasil belum dapat
disimpulkan
Hasil belum
dapat
disimpulkan
Spesimen perlu diperiksa ulang di
Laboratorium pemeriksa COVID-19 yang
telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan RI dengan menggunakan
metode RTPCR dengan target gen
spesifik (N1, N2, ORF 1 ab, RdRp)
- - + SARS-CoV-2
tidak terdeteksi
SARS-CoV-2
negatif Bukan SARS-CoV-2
- - - Hasil invalid Invalid
Ulangi ekstraksi RNA dan RTPCR, bila
hasil masih invalid, disarankan untuk
meminta spesimen yang baru dari pasien
42
Interpretasi dan pelaporan PCR 1
43
Interpretasi dan pelaporan PCR 2
RdRp ORF 1
a/b/ab E Interpretasi hasil Pelaporan Tindak lanjut
+ + + SARS-CoV-2
terdeteksi SARS-CoV-2 positif Pelaporan sesuai alur Balitbangkes
+ + SARS-CoV-2
terdeteksi SARS-CoV-2 positif Pelaporan sesuai alur Balitbangkes
+ + SARS-CoV-2
terdeteksi SARS-CoV-2 positif Pelaporan sesuai alur Balitbangkes
- + Presumptive
(inconclusive)
Hasil belum dapat
disimpulkan
Spesimen perlu diperiksa ulang di
Laboratorium pemeriksa COVID-19 yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI
dengan menggunakan metode RTPCR dengan
target gen spesifik (N1, N2, ORF 1 ab, RdRp)
- + Presumptive
(inconclusive)
Hasil belum dapat
disimpulkan
Spesimen perlu diperiksa ulang di
Laboratorium pemeriksa COVID-19 yang telah
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI
dengan menggunakan metode RTPCR dengan
target gen spesifik (N1, N2, ORF 1 ab, RdRp)
- - - SARS-CoV-2 tidak
terdeteksi
SARS-CoV-2
negatif Bukan SARS-CoV-2
CONTOH PELAPORAN PCR COVID-19
Nama pasien : Umur :
Alamat pasien : Telepon :
Dokter pengirim : No. registrasi :
Instansi pengirim : Waktu registrasi:
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
PCR SARS-CoV-2 Negatif
*CN (Cycle Number) atau CT (Cycle Threshold) value dapat digunakan untuk pemantauan
penderita di ruangan yang dilakukan PCR serial
44
BEBERAPA PUBLIKASI TENTANG SENSITIVITAS TARGET GEN SARS-CoV-2
45
Lim et al, 2020:
Titer virus yang rendah tidak dapat terdeteksi oleh gen confirmatory RdRP
Gen N 7 – 43 kali lipat lebih sensitif dibandingkan RdRP (berdasarkan CT Value)
CT value N gene lebih rendah dibandingkan RdRP dan lebih reprodusibel
Chu et al: Gen N 10X lipat lebih sensitif dibandingkan gen RdRP
Chu et al, 2020. https://doi.org/10.1093/clinchem/hvaa029
Lim et al, 2020. https://doi.org/10.20944/preprints202002.0424.v1
REKOMENDASI FDA UNTUK UJI VALIDASI PEMERIKSAAN MOLEKULAR
1. Limit of Detection
• FDA defines LoD as the lowest concentration at which 19/20 replicates are positive
• FDA recommends that developers test a dilution series of three replicates per concentration with inactivated virus on actual patient specimen, and then confirm the final concentration with 20 replicates
2.Clinical Evaluation
• FDA recommends that developers use positive clinical samples for clinical validation
• And confirm performance of their assay by testing a minimum of 30 positive specimens and 30 negative
3. Inclusivity
• Developers should document the results of an in silico analysis indicating the percent identity matches against publicly available SARS-CoV-2 sequences
4. Cross Reactivity
• FDA recommends cross-reactivity wet testing on common respiratory flora and other viral pathogens at concentrations of 106 CFU/ml or higher for bacteria and 105 pfu/ml or higher for viruses
• FDA defines in silico cross-reactivity as greater than 80% homology between one of the primers/probes and any sequence present in the targeted microorganism
46 FDA, 4 Mei 2020.Policy for Coronavirus Disease-2019 Tests During the Public Health Emergency (Revised)
47
Estimated Variation Over Time in Diagnostic Tests for Detection of
SARS-CoV-2 Infection Relative to Symptom Onset
aDetection only occurs if patients are
followed up proactively from the time of
exposure
bMore likely to register a negative than a
positive result by PCR of a nasopharyngeal
swab
Sethuraman et al, 2020. doi:10.1001/jama.2020.8259
TAKE HOME MESSAGE
1. Perlu mencermati dan hati-hati dalam semua proses pre-analitik
2. Dalam proses analitik (terutama open system), perhatikan ekstraksi, optimasi (matching) reagen PCR dan perhatikan target gen
3. Interpretasi tergantung target gen dan internal control
4. Waspada kontaminasi
5. Baca kit insert dengan teliti dan seksama
48
TANGGAL PANDUAN
7 Maret 2020 Manajemen Spesimen Dan Diagnosis Laboratorium Kasus
Suspek 2019-nCoV
7 Maret 2020 Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Pada Suspek Infeksi
2019-nCoV
19 Maret 2020 Press Release Kewaspadaan Tes Cepat (Rapid Test)
COVID-19 Igm/Igg Berbasis Serologi
21 Maret 2020 Alur Pemeriksaan Rapid Test Sars-Cov-2 (COVID-19)
Usulan PDS Patklin
25 Maret 2020 Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Rapid Test Antibody
Sars-cov-2 Metode Imunokromatografi
20 April 2020 Daftar Rapid Test Serologi COVID-19 Yang Sudah
Terdaftar di FDA Negara
21 April 2020 Revisi Panduan Pemeriksaan Rapid Test Antibodi Metode
Imunokromatografi
22 April 2020 Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler
(TCM) dan Polymerase Chain Reaction (PCR) SARS-CoV-2 49
Berbagai Panduan COVID-19 oleh PDS PatKLIn
50
1. Email : [email protected]
2. Facebook : [email protected]
3. Website : www.pdspatklin.or.id
4. Youtube : PDS PatKLIn Dokter Patologi Klinik
5. Instagram : DOKTER PATOLOGI KLINIK
6. Twitter : www.twitter.com/patologi_klinik