trapmed pungsi vena dan iv line blok 6

19
KETERAMPILAN MEDIK PUNGSI VENA DAN PEMASANGAN KANULASI INTRAVENA Standar kompetensi pada pelatihan keterampilan medik ini adalah mahasiswa mampu melakukan pungsi vena dan pemasangan kanulasi intravena dengan benar. Adapun kompetensi dasarnya adalah mahasiswa mampu : A. Melakukan pungsi vena dengan benar : 1. Mampu memposisikan lengan penderita 2. Mampu memasang tourniquet 3. Mampu meraba dan mencari vena 4. Mampu memperkirakan ukuran vena 5. Mampu menentukan ukuran jarum sesuai vena penderita 6. Mampu melakukan desinfeksi kulit 7. Mampu menusuk vena dengan semprit 8. Mampu mengambil darah 9. Mampu melepas torniquet & semprit 10. Mampu menutup luka tusuk 11. Memahami dan menghindari kesalahan phlebotomi yang mempengaruhi hasil laboratorium 12. Mampu melakukan penanganan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium B. Melakukan pemasangan kanulasi intravena dengan benar : 1. Mampu menyebutkan lokasi pemasangan infus 2. Mampu mempersiapkan cairan infus 3. Mampu memasang infus set 4. Mampu memilih jarum/ kanula yang sesuai 5. Mampu memasang tourniquet 6. Mampu meraba dan memilih vena 7. Mampu melakukan desinfeksi 8. Mampu memasukkan jarum & kanula ke kulit dan vena 9. Mampu memasang cairan infus 10. Mampu memfiksasi jarum/ kanula/ infus set 11. Mampu mengatur kecepatan tetes I. PUNGSI VENA (PHLEBOTOMI) Melakukan pencoblosan vena dengan jarum dan semprit dengan tujuan untuk mengambil darah vena, memasukkan obat atau cairan infus intra vena. Darah vena ini dapat dipergunakan untuk tes laboratorium, penentuan golongan darah atau untuk keperluan donor dan transfusi darah.

Upload: dessy-farwas

Post on 27-Sep-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Trapmed

TRANSCRIPT

  • KETERAMPILAN MEDIK

    PUNGSI VENA DAN PEMASANGAN KANULASI INTRAVENA

    Standar kompetensi pada pelatihan keterampilan medik ini adalah mahasiswa mampu melakukan

    pungsi vena dan pemasangan kanulasi intravena dengan benar. Adapun kompetensi dasarnya adalah

    mahasiswa mampu :

    A. Melakukan pungsi vena dengan benar :

    1. Mampu memposisikan lengan penderita

    2. Mampu memasang tourniquet

    3. Mampu meraba dan mencari vena

    4. Mampu memperkirakan ukuran vena

    5. Mampu menentukan ukuran jarum sesuai vena penderita

    6. Mampu melakukan desinfeksi kulit

    7. Mampu menusuk vena dengan semprit

    8. Mampu mengambil darah

    9. Mampu melepas torniquet & semprit

    10. Mampu menutup luka tusuk

    11. Memahami dan menghindari kesalahan phlebotomi yang mempengaruhi hasil

    laboratorium

    12. Mampu melakukan penanganan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium

    B. Melakukan pemasangan kanulasi intravena dengan benar :

    1. Mampu menyebutkan lokasi pemasangan infus

    2. Mampu mempersiapkan cairan infus

    3. Mampu memasang infus set

    4. Mampu memilih jarum/ kanula yang sesuai

    5. Mampu memasang tourniquet

    6. Mampu meraba dan memilih vena

    7. Mampu melakukan desinfeksi

    8. Mampu memasukkan jarum & kanula ke kulit dan vena

    9. Mampu memasang cairan infus

    10. Mampu memfiksasi jarum/ kanula/ infus set

    11. Mampu mengatur kecepatan tetes

    I. PUNGSI VENA (PHLEBOTOMI)

    Melakukan pencoblosan vena dengan jarum dan semprit dengan tujuan untuk mengambil

    darah vena, memasukkan obat atau cairan infus intra vena. Darah vena ini dapat

    dipergunakan untuk tes laboratorium, penentuan golongan darah atau untuk keperluan

    donor dan transfusi darah.

  • Indikasi melakukan Phlebotomi :

    1. Pemeriksaan profil zat, contoh : elektrolit, urea, tes fungsi hepar

    2. Pemeriksaan spesifik penyakit tertentu, contoh : hormon kortisol pada Cushing

    syndrome

    3. Monitoring hormon, obat-obatan terapeutik dan penanda tumor

    4. Toksikologi, contoh : kadar parasetamol

    5. Manajemen terapeutik polisitemia rubra vera

    6. Protokol pengambilan sampling untuk penelitian

    Kontraindikasi Phlebotomi :

    1. Infeksi pada tempat akses, contoh : selulitis

    2. Pengambilan pada daerah ada cicatrix

    3. Kecenderungan perdarahan, contoh : pada penggunaan warfarin (kontrain dikasi

    relatif)

    4. Thromboflebitis

    5. Pengambilan sampel pada lengan yang terpasang infus (stop infus dan tunggu

    minimal 2 menit sebelum pengambilan sampel). Hanya pada keadaan tertentu jika

    tidak memungkinkan lagi mengambil di tempat lain, karena darah yang

    terkontaminasi cairan infus dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

    Tempat pengambilan sampel :

    1. Fossa Antecubiti (merupakan tempat yang paling sering digunakan, mengandung vena

    basilica, vena cephalica dan vena mediana cubiti)

    2. Lengan bawah, tangan dan vena digitalis (sering digunakan dengan menggunakan

    butterfly needle)

    3. Vena femoralis

    Gambar 1. Alat-alat yang digunakan pada Phlebotomi

  • TABEL 1. Jenis-jenis Container yang Digunakan

    Warna Tutup Botol Isi Tube Pemeriksaan

    Ungu EDTA (Etilen Diamin Tetraacetic

    Acid)

    Darah lengkap, Malaria,

    Cyclosporin, HbA1c, analisis PCR,

    cross match

    Kuning Clotting accelerator and

    separation gel

    Pemeriksaan biokimia, tumor

    marker dan pemeriksaan endokrin

    Biru muda Trisodium sitrat Tes koagulasi

    Merah Clotting accelerator Serologi, Vancomisin, imunologi,

    insulin, vitamin B12, asam folat,

    kimia darah (albumin, ureum

    kreatinin, kolesterol, dll)

    Abu-abu Sodium fluoride/ Potassium

    oksalat

    Glukosa

    Hijau Lithium heparin Amonia, analisa gas darah

    Biru tua Sodium heparin Trace elements

  • Gambar 2. Vacutainer System

    Gambar 3. Butterfly Needle

    Langkah-langkah melakukan Phlebotomi :

    1. Memasang sarung tangan dan apron.

    2. Menentukan lengan mana yang dominan untuk melakukan aktivitas. Pungsi vena

    dilakukan pada lengan yang tidak dominan.

    3. Memasang torniquet pada bagian proksimal tempat pungsi (biasanya bagian

    proksimal fossa cubiti).

    4. Biarkan selama 20 detik agar vena mengisi, hal ini membantu ketika pasien

    mengulangi untuk mengepal/ menggenggam.

    5. Lihat dan rasakan tempat yang akan dipungsi. Biasanya vena yang dapat dipalpasi

    lebih mudah untuk dilakukan pungsi. Apabila mengalami kesulitan, maka dicari vena

    yang letaknya lebih distal. Apabila masih sulit maka dicari pada lengan yang lain.

    6. Apabila telah ditentukan tempat melakukan pungsi, dilakukan desinfeksi

    menggunakan 2% Chlorheksidin dalam 70% Alkohol (dilakukan dengan gerakan

    sirkular searah jarum jam dari dalam keluar).

    7. Dengan jarum yang dipasang pada vacutainer system, dilakukan pungsi vena dengan

    mengarahkan jarum membentuk sudut menembus kulit dan vena.

    8. Masukkan botol/ tube ke dalam vacutainer system agar darah dapat dikumpulkan.

    9. Apabila darah telah terkumpul, lepaskan torniquet.

    10. Setelah selesai, lepaskan jarum, tekan bekas luka dengan kapas dan tutup dengan

    plester.

    11. Buang jarum dan alat-alat yang telah digunakan ke dalam disposable box. Jangan

    tinggalkan jarum dalam keadaan terbuka.

  • 12. Apabila darah dikumpulkan di syring, maka waktunya untuk memindahkan ke botol/

    tube.

    13. Memberi label berupa identitas pasien pada botol.

    Gambar 4. Memasang torniquet pada bagian proksimal Fossa Antecubiti

    Gambar 5. Melakukan pungsi vena

    II. KANULASI INTRAVENA

    Indikasi pemasangan kanulasi intravena :

    1. Pemberian cairan

    2. Pemberian obat, secara kontinyu atau intermiten

    3. Pemberian darah atau produk darah

    4. Pemberian kontras radioopak atau sedasi

    5. Tindakan profilaksis untuk pasien yang tidak stabil atau pada prosedur tertentu

  • Kontraindikasi pemasangan kanulasi intravena :

    Absolut :

    1. Inflamasi atau infeksi pada kulit yang akan menjadi tempat pemasangan kanula

    2. Fistula arteriovenosa pada tempat pemasangan kanula

    3. Tindakan mastektomi sebelumnya dengan pembedahan nodus axillaris atau

    limfoedema pada tempat yang akan dipasang kanula.

    Relatif :

    1. Kecenderungan perdarahan

    2. Vena dari lengan bawah pada pasien gagal ginjal yang mungkin memerlukan

    pembentukan fistula arteriovenosa pada masa depan.

    Hal-hal yang Harus Diperhatikan :

    a. Sterilitas

    Tindakan diatas merupakan tindakan invasif yang dapat mengundang kuman untuk masuk ke

    aliran darah, karena itu harus dilakukan secara aseptis agar kuman tidak masuk tubuh. Kulit

    disterilkan, alat-alat yang digunakan steril, petugas steril, dan tindakan yang dilakukan secara

    aseptis. Sebaiknya cuci tangan dengan sabun sebelumnya. Sterilisasi kulit dapat dilakukan dengan

    salah satu desinfektan :

    1. Povidon-iodine

    Dioleskan dua kali

    Tunggu 30 detik

    Tak perlu dibilas dengan alkohol

    2. Etil Alkohol

    Konsentrasi 70%

    Tunggu 60 detik

    Biarkan yang kering

    Pungsi dilakukan setelah desinfektan kering agar tidak perih

    b. Fiksasi

    Kanula yang sudah terpasang harus dilakukan fiksasi dengan baik agar tidak bergerak-gerak dan

    tercabut, kanula yang bergerak akan :

    1. Menembus dinding vena

    2. Melukai dinding dalam vena

    3. Mengundang infeksi

    Fiksasi dilakukan dengan plester hypafix dan plester coklat sehingga kanula tidak bergerak dan

    infus set tidak mudah tercabut.

    c. Menghitung Tetesan

    Jumlah tetesan disesuaikan dengan :

    1. Volume cairan infus yang akan diberikan

    2. Waktu pemberian (24 jam, 12 jam, 6 jam, dll)

  • 3. Macam penetes (dripper) dari infus set :

    untuk dewasa 1 ml = 20 tetes / 15 tetes

    untuk anak 1 ml = 60 tetes

    4. Jumlah tetesan per menit:

    Dewasa

    jumlah cairan infus (ml) x 20 = jumlah cairan infus (ml)

    lamanya infus (jam) x 60 lamanya infus (jam) x 3

    Anak

    jumlah cairan infus (ml) x 60 = jumlah cairan infus (ml)

    lamanya infus (jam) x 60 lamanya infus (jam)

    d. Monitoring dan Perawatan

    Tiap pemasangan infus harus diamati hal-hal berikut :

    1. Kelancaran tetesan yang semula lancar menjadi tidak lancar, mungkin ada sumbatan, kanula

    tertekuk, atau ekstravasasi (keluar dari pembuluh darah).

    2. Keluhan nyeri

    Bila ada nyeri mungkin akibat iritasi oleh cairan yang hipertonis, ada infeksi atau ekstravasasi.

    3. Infeksi

    Biasanya disertai nyeri, panas dan kemerahan disekitar kanula merupakan hal yang

    berbahaya karena dapat menyebar ke sistemik. Kanula harus segera dicabut dan dipindah.

    4. Pembengkakan

    Mungkin ekstravasasi cairan atau hematoma. Segera dicabut dan dipindah.

    5. Perawatan secara aseptik

    Dilakukan tiap hari, dijaga sebagai suatu system tertutup (sambungan ujung infus dan kanula

    tak boleh dilepas).

    6. Darah pada ujung slang

    Harus dibersihkan karena dapat menyumbat dan merupakan media yang baik untuk

    pertumbuhan kuman.

    Kanulasi intravena harus diganti/ dilepas bila :

    1. Ekstravasasi

    2. Phlebitis

    3. Setelah 3 hari

    4. Tidak diperlukan lagi

    Pemilihan Vena

    Kanulasi intravena dianjurkan pada vena lengan. Mulai dari yang paling distal dan bila gagal,

    lakukan sebelah proksimalnya. Pilih vena yang besar, lurus, tidak berkelok-kelok atau bercabang-cabang.

    Vena yang dianjurkan adalah vena dorsum manus, vena lengan bawah (sefalika, antekubital, basilika),

    dan vena pada lengan bayi.

    Bila pada vena-vena di atas gagal, baru dilakukan pada vena dorsum pedis, vena safena magna/

    brevis pada tungkai bawah. Pada keadaan darurat dapat digunakan vena jugularis eksterna. Vena pada

  • tungkai bawah ada klep yang menghambat aliran darah dan memudahkan terjadinya trombus. Jangan

    dilakukan pungsi dan kanulasi pada vena yang meradang, tersumbat, ada kerusakan jaringan atau

    selulitis disekitar vena.

    Pemilihan vena untuk kanulasi intravena juga berdasarkan tujuan pemberian cairan, apakah

    untuk resusitasi atau maintenance. Pada resusitasi diutamakan vena perifer yang besar, contoh : vena

    cephalica. Sedangkan untuk tujuan maintenance, bisa digunakan vena perifer di bagian distal, contoh :

    vena dorsalis manus.

    Mencari Vena

    Bendung dengan torniquet di bagian proximal vena yang akan dicari. Torniquet diatur

    sedemikian rupa sehingga masih teraba nadi di arteri distal. Bila menjerat terlalu kuat sehingga arteri

    ikut terjerat maka vena malah tidak terisi. Atau membendung dengan tensimeter yang dipasang antara

    systole dan diastole. Untuk membuat vena dilatasi dapat dilakukan dengan cara, meletakkan posisi vena

    lebih rendah dari jantung, ditepuk pelan-pelan, digosok-gosok, dihangatkan, menggengam dengan ibu

    jari di dalam dan membuka telapak tangan agar darah yang diotot masuk ke vena.

    Jarum yang Digunakan

    a. Jarum logam biasa

    b. Jarum bersayap (wing needle/ butterfly needle)

    c. Jarum dengan kanula/ kateter :

    - Kanula dengan wing, contoh : venflon

    - Kateter tanpa wing, contoh : abbocath

    Kateter vena yang digunakan mempunyai ukuran bermacam-macam. Pemilihan kateter

    vena didasarkan tujuan dari pemberian cairan. Bila untuk tujuan resusitasi atau pasien dalam

    kondisi tidak stabil, dipilih kateter vena dengan ukuran terbesar, contoh : 18 G. Untuk tujuan

    maintenance dapat digunakan kateter vena dengan ukuran 20 G dan 22 G. Sedangkan untuk anak -

    anak dapat digunakan kateter vena ukuran 24 G.

  • TABEL 2. Jenis Kateter Vena dan Penggunaannya

    Warna Ukuran Flow Rate Penggunaan

    Biru 22 G 36 mL/menit atau

    2,2 L/ jam

    Pediatrik atau

    pasien manula

    dengan vena yang

    kecil dan rapuh

    Merah muda 20 G 61 mL/menit atau

    3,7 L/ jam

    Maintenance cairan,

    obat

    Hijau 18 G 90 mL/menit atau

    5,4 L/ jam

    Resusitasi dan

    produk darah

    Putih 17 G 140 mL/menit atau

    6,2 L/ jam

    Pemberian cairan

    cepat, obat dan

    produk darah

    Abu-abu 16 G 200 mL/menit atau

    12 L/ jam

    Pemberian cairan

    cepat, obat dan

    produk darah

    Catatan: Label warna dan ukuran jenis kateter di atas mungkin berbeda antar produsen

    berbeda, perhatikan keterangan pada tiap produk.

    Alat dan cairan yang digunakan dalam pemasangan infus :

    1. Cairan infus yang sesuai

    2. Standar infus

    3. Blood set, infus set makro/ mikro

    4. IV catheter yang sesuai kebutuhan

    5. Tourniquet

    6. Desinfektan

    7. Sarung tangan

    8. Plester coklat, hypafix dan gunting

    9. Spidol

  • Gambar 6. Alat dan bahan pemasangan infus

    Teknik Pemasangan Infus :

    1. Penderita diberi penjelasan

    2. Pilih vena perifer yang ideal

    3. Desinfektan

    4. Tunggu desinfektan kering

    5. Pungsi vena dengan IV catheter

    6. Jika tampak darah pada main drain - dorong kateter

    7. Fiksasi dengan hypafix

    8. Sambungkan dengan infus set

    9. Guyur beberapa menit

    10. Fiksasi tambahan

    11. Beri label tanggal & jam pemasangan

    12. Atur kecepatan infus yang dinginkan

  • Gambar 7. Pemilihan vena perifer

    Gambar 8. Pemasangan torniquet

  • Gambar 9. Memasang torniquet di bagian proksimal vena yang akan dipasang

    Gambar 10. Melakukan desinfeksi

  • Gambar 11. Memfiksasi vena yang akan dituju

    Gambar 12. Meregangkan dan menusuk kulit dengan jarak 0,5 cm

    dari vena yang dituju dengan sudut 30

  • Gambar 13. Memastikan bahwa ujung jarum sudah masuk ke dalam vena

    Gambar 14. Mendorong masuk kanula

  • Gambar 15. Melakukan fiksasi kanula dengan hypafix

    Gambar 16. Membendung ujung kanula dan melepas jarum

  • Gambar 17. Menyambung dengan infus set

    Gambar 18. Melakukan fiksasi chevron dengan plester coklat

  • Gambar 19. Melakukan fiksasi terakhir dengan hypafix

    Gambar 20. Mencatat tanggal, jam dan identitas pemasang

    Daftar Pustaka

    Boros, M., 2006. Surgical Techniques, Textbook for Medical Students. Szeged : Medicina.

    Nurbearn, T., Daniels, R., 2010. ABC of Practical Procedures. UK : Willey-Blackwell

    Rhoads, J., Meeker, B., J., 2008. Daviss Guide to Clinical Nursing Skills. Philadelphia : F.A. Davis

    Company.

    Satria. 2011. Pembekalan Pra Coass dalam Power Point Presentation. Samarinda : Bagian Anestesi RS

    AW. Syahrani

  • PENILAIAN KETERAMPILAN PUNGSI VENA (PHLEBOTOMI)

    No. Kriteria Skor

    0 1 2

    1. Melakukan informed consent kepada pasien

    2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan (torniquet,

    handschoen, vacutainer system, jarum, kapas alkohol, botol/

    tube, plaster, label, spidol)

    3. Memakai handschoen

    4. Menentukan lokasi vena yang akan dilakukan pungsi

    5. Memasang torniquet pada bagian proksimal vena yang akan

    dilakukan pungsi

    6. Menentukan lokasi vena yang akan dilakukan pungsi

    7. Meraba vena yang akan dilakukan pungsi

    8. Menyambung jarum pada vacutainer system

    9. Melakukan desinfeksi dan menunggu hingga kering

    10. Meregangkan dan menusuk kulit dengan jarum sampai

    menembus vena dengan sudut 30

    11. Menyambungkan botol/ tube pada vacutainer system

    12. Melepas torniquet

    13. Menarik jarum, tekan bekas luka dengan kapas dan

    menutup dengan plester

    14. Buang jarum dan alat-alat yang digunakan ke dalam

    disposable box

    15. Memberi label identitas pasien pada botol/ tube

    16. Menjaga prinsip sterilitas

    Total

    Keterangan :

    0 : tidak dilakukan

    1 : dilakukan tetapi tidak sempurna

    2 : dilakukan dengan sempurna

  • PENILAIAN KETERAMPILAN PEMASANGAN IV LINE

    No. Kriteria Skor

    0 1 2

    1. Melakukan informed consent kepada pasien

    2. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan (infus set,

    cairan infus, kateter vena, plaster, kapas alkohol, kassa steril,

    gunting, torniquet, standar infus, handschoen)

    3. Memasang infus set pada cairan infus dan meletakkan pada

    standar infus

    4. Mengalirkan cairan ke dalam infus dan memastikan tidak

    ada udara dalam selang infus

    5. Memakai handscoen

    6. Menentukan lokasi vena yang akan dipasang infus

    7. Memasang torniquet pada bagian proksimal vena yang akan

    dipasang

    8. Meraba vena yang akan dipasang

    9. Memilih ukuran kanula yang sesuai

    10. Melakukan desinfeksi dan menunggu hingga kering

    11. Meregangkan dan menusuk kulit dengan jarak 0,5 cm

    dari vena yang dituju dengan sudut 30

    12. Memastikan bahwa ujung jarum sudah masuk ke dalam

    vena dan mendorong masuk kanula

    13. Melakukan fiksasi kanula dengan hypafix

    14. Melepas torniquet

    15. Membendung ujung kanula, melepas jarum dan

    menyambung dengan infus set

    16. Mengalirkan cairan infus dan mengevaluasi hasil

    pemasangan

    17. Melakukan fiksasi chevron/ U-turn dan fiksasi terakhir

    18. Mengatur kecepatan tetesan

    19. Mencatat tanggal, jam dan identitas pemasang

    20. Menjaga prinsip sterilitas

    Total

    Keterangan :

    0 : tidak dilakukan

    1 : dilakukan tetapi tidak sempurna

    2 : dilakukan dengan sempurna