out line penelitian

Upload: riskyalam

Post on 20-Jul-2015

144 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

OUT LINE PENELITIAN A. Judul Penelitian Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Taman kanak kanak Barunawati Pontianak B. Masalah Penelitian Yang menjadi masalah umum dalam penelitian ini adalah : Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan Kecerdasan Bahasa melalui metode Sosiodrama pada anak Taman Kanak kanak Barunawati Pontianak C. Sub Masalah 1. Bagaimanakah pelaksanaan metode Sosiodrama di Taman kanak kanak Barunawati Pontianak 2. Bagaimanakah Kecerdasan Bahasa anak di Taman kanak kanak Barunawati Pontianak 3. Apakah ada upaya guru dalam meningkatkan Kecerdasan Bahasa melalui metode Sosiodrama pada anak Taman kanak kanak barunawati Pontianak D. Tujuan penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan umum yaitu memperoleh gambaran mengenai upaya guru dalam meningkatkan kecerdasan Bahasa melalui metode Sosiodrama pada anak Taman kanak Kanak Barunawati Pontianak Tujuan penelitian ini secara khusus adalah ingin mendapatkan informasi : 1. tentang pelaksanaan metode Sosiodrama oleh guru kepada anak Taman kanak kanak Barunawati Pontianak 2. Tentang kecerdasan Bahasa anak Taman Kanak Kanak Barunawati Pontianak 3. Tentang Upaya guru dalam meningkatkan Kecerdasan Bahasa melalui metode Sosiodrama pada anak Taman kanak kanak Barunawati Pontianak

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara 1. Teoritis Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan pada guru dalam meningkatkan Kecerdasan Bahasa anak melalui metode Sosiodrama. Manfaat lainnya dapat menambah refrensi bacaan bagi rekan rekan mahasiswa program studi PAUD guna penelitian sejenis maupun lanjutan 2. Praktis a. Bagi pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dapat dijadikan pertimbangan dalam penerapan metode Sosiodrama di Taman kanak Kanak b. Bagi murid dapat dijadikan sebagai stimulus agar memiliki Kecerdasan Bahasa yang baik c. Bagi guru dapat melaksanakan metode Sosiodrama di Taman Kanak Kanak agar terciptanya Kecerdasan Bahasa yang optimal Bagi sekolah dapat memperoleh gambaran tentang upaya yang dapat di lakukan guna untuk meningkatkan Kecerdasan Bahasa anak Taman kanak Kanak F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel penelitian Dalam peneltian ini terdapat dua variable yaitu variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Sosiodrama Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kecerdasan Bahasa anak taman Kanak Kanak Barunawatu Pontianak 2. Definisi Operasional

a. Metode Sosiodrama adalah suatu cara memerankan beberapa peran dalam suatu cerita tertentu yang menuntut integrasi di antara para perannya b. Kecerdasan Bahasa adalah kemampuan menggunakan system Bahasa manusia untuk berkomunikasi G. Prosedur penelitian 1. Metode dalam ppenelitian ini menggunakan survey 2. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif 3. Populasi seluruh Anak Taman kanak Kanak Barunawati Pontianak Sampel kelas B1 Taman Kanak Kanak Barunawati Pontianak 4. Teknik dan alat pengumpul data dengan menggunakan angket H. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah dan sub masalah. Penelitian yang harus dibebuktikan kebenarannya melalui penelitian dilapangan. Dalam penelitian ini hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Terdapat peningkattan Kecerdasan Bahasa melalui metode Sosiodrama artinya semakin baik pelaksanaan metode Sosiodrama di Taman Kanak Kanak Barunawati Pontianak semakin baik Kecerdasan Bahasa anak 2. Tidak terdapat peningkatan Kecerdasan Bahasa anak melalui metode Sosiodrama

I. Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah persentase. Adapun rumus yang dipergunakan adalah :

Ket : X% = Persentasi di cari n N = Banyaknya responden menjawab tiap alternative = Jumlah responden yang mengisi angket

Untuk mengetahui kualitas hasil perhitungan persentase, maka hasil perhitugan dibandingkan dengan tolak ukur yaitu : a. 00,01 % - 33,33 % = kurang b. 33,34 % - 66,66 % = cukup baik c. 66,67 % - 100 % = Sangat baik

A. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN MELALUI PERMAINAN OUTDOOR DI KELOMPOK BERMAIN MUJAHIDIN PONTIANAK

B. Latar Belakang

Dunia anak anak adalah dunia yang sangat menyenangkan, dimana anak anak ibarat kertas putih yang siap di gambar apa saja seperti yang terdapat dalam salah satu ayat Al-quran. Pada masa ini anak sangat sensitif menerima segala pengaruh yang diberikan oleh lingkungannya . Anak pada usia ini dapat dianalogikandengan sepotong karet busa yang menyerap air dengan sepenuhnya dengan tidak memperdulikan apakah air tersebut kotor apa bersih. Oleh karena itu masa kanak kanak adalah masa yang sangat berpengaruh baagi perkembangan anak dimasa depan.

Masa kanak kanak haruslah merupakan masa yang bahagia bagi seorang anak. Masa kanak kanak yang bahagia memang tidak 100% menjamin keberhasilan dimasa dewasa, tetapi dapat menjadi peletak dasar bagi keberhasilan, sedangkan ketidak

bahagiaan pada masa kanak kanak dapat menjadi peletak dasar bagi ketidak berhasilannya dimasa datang. Anak yang bahagia tampak pada penampilan fisik yang sehat, gerak - gerik yang enerjik, motivasi yang kuat dan selalu melakukan kegiatan yang bertujuan.

Setiap anak pada dasarnya dilahirkan dengan membawa sejumlah potensi yang diwarisi dari kedua orang tua biologisnya. Potensi bawaan adalah berbagai kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak yang terbentuk sejak dari dalam kandungan dan siap untuk ditumbuh kembangkan setelah dilahirkan melalui pemberian stimulasi.

Semenjak lahir anak perlu mendapatkan stimulasi pendidikan. Orang tua dan tempat penitiapan anak bertanggung jawab untuk member stimulasi pendidikan tersebut. Oleh karena itu para ibu dan pengelola TPA perlu belajar PAUD

Sebagaimana tujuan kemerdekaan kita yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945, alenia 4 mencerdaskan anak bangsa dan dipasal 28 B, ayat 1 dikatakan bahwa Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup. Tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi maka selayaknya anak anak Indonesia mendapatkan haknya untuk mengenyam fasilitas pendidikan sejak usia dini.

Dengan disyahkannya UU No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasionalpasal 1 ayat 14 yang menyatakan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsanganpendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar dapat memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Hakikat pendidikan Anak Usia Dini ialah : 1. Pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. 2. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelengaraan pendidikan yang menitik beratkaan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar) kecerdasan, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan jamak dan kecerdasan spiritual. 3. Sesuai dengan keunikkan dan pertumbuhan anak usia dini maka penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini disesuaikan dengan tahap tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Selain itu masa kanak kanak sering kali dianggap sebagai usia bermain yang sesungguhnya. Bagi para pendidik, masa kanak

kanak awal diidentikkan sebagai usia pra sekolah karena pada masa ini sebagian besar anak anak sudah mulai mebngikuti pendidikan formal seperti di Kelompok Bermain, Taman kanak Kanak ataupun sanggar sanggar kreativitas yang disediakan untuk anak anak, Pada masa ini anak dianggap sudah cukup mampu untuk mengerjakan tugas tugas yang diberikan baik fisik maupun mental.

Namun tidak semua anak dapat menikmati masa masa menyenangkan dengan bergerak bebas sekehendak hatinya untuk bermain karna ada sebagian anak yang memiliki kemampuan motorik kasar yang kurang baik sebagaimana anak anak seusianya, Sehingga mereka mengalami kesulitan untuk bermain bersama teman- temannya yang lebih aktif dan lincah dan dipastikan hal tersebut dapat menghambat aktifitas mereka.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternative dalam upaya meningkatkan kemampuaan motorik kasar

anak adalah permainan out door yang menarik dan menantang yang akan menarik minat anak. Untuk permainan motorik kasar anak usia 3-4 tahun harus memperhatikan karakteristik perkembangannya.

Karakteristik kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun:

1. Berdiri diatas satu kaki selama beberapa saat. 2. Lompat ditempat dengan kedua kaki bersama sama 3. Berjalan dimuka, mundur, berjalan dengan berjinjit dan berjalan diatas tumit. 4. Naik turun 4-6 anak tangga tanpa bantuan dan biasanya tidak jauh. 5. Menaiki dan mendorong benda keras seperti meja, kursi dan lainlain. 6. Bermain dengan bola (melempar, menangkap, dan menggulirkan ) 7. Berjingkat jingkat mengambil objek dari lantai tanpa 8. Mulai dapat berlari tetapi belum mampu berhenti dengan cepat atau untuk membalikan badan.

9. Melemparkan bola dengan tangan diatas kepala

Anak prasekolah tidak lagi direpotkan dengan kegiatan jasmani yang bersifat dasar, seperti bagaimana agar dapat berdiri atau berjalan dengan baik. Pada masa ini tugas perkembangan jasmani anak ditekankan pada koordinasi gerakkan tubuh, seperti berlari, melompat, bergantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan, Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakkan motorik kasar.

Pada usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi atau bergelantung dengan kepala bergelantung kebawah.

Karakter karakter tersebut di atas akan mampu dilakukan oleh anak usia 3-4 tahun sementara yang terjadi di Kelompok Bermain

Mujahidin Pontianak di dalam satu kelas masih ada anak anak yang tidak mampu untuk mengikuti perkembangan motorik kasarnya dengan baik, dengan berbagai macam alasan dan latar belakang yang membuat mereka memiliki kemampuan motorik kasar tidak sebaik teman teman seusianya. Sebagian anak usia 3-4 tahun di kelompok Aghuwanun Kelompok Bermain Mujahidin pontianak memiliki kemampuan motorik kasarnya seperti:

1. Tidak seimbang berdiri diatas satu kaki untuk beberapa menit 2. Naik turun tangga masih sangat perlu dibantu, bahkan untuk satu buah tangga 3. Tidak terlalu suka mengikuti permainan yang mengasah kemampuan motorik kasar seperti, berlari, bermain bola, melompat dan lain sebagainya. 4. Belum berani untuk berjalan mundur, berjalan dengan berjinjit dan berjalan diatas tumit. 5. Lebih senang memilih permainan yang dilakukan sambil duduk seperti bongkar pasang, tokol tokolan dan puzzle.

6. Dan terkadang kalau berjalan masih dipegangi oleh guru.

Dari serangkaian fakta diatas penulis berminat untuk menggunakan permainan out door sebagai metode pembelajaran pada anak usia 3-4 tahun Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak.

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah melalui permainan outdoor ini dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun (Aqhuwanun) Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak ?

Sedangkan sub masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana cara guru dalam meningkatkan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak ?

2. Langkah lagkah apa saja yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak ? 3. Alat Peraga / media apa saja yang digunakan dalam permainan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak ? 4. Apa saja faktor penghambat guru dalam upaya menigkatkan kemapuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak ? 5. Upaya apa saja yang yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak ?

D. Tujuan Penelitian

Tajuan penelitian ini untuk mengetahui secara jelas tentang:

1. Cara guru meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak. 2. Langkah langkah yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak. 3. Alat peraga / media apa saja yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak. 4. Faktor penghambat guru dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak 5. Upaya guru dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak.

E. Manfaat Penelitian

Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi murid, bagi guru dalam hal ini peneliti maupun bagi sekolah. Adapun manfaat tersebut antara lain sebagai berikut: a. Manfaat baagi murid: 1. Membantu anak dalam meningkatkan kemampuan motorik kasarnya 2. Melatih anak dalam mengembangkan motorik kasarnya secara optimal. 3. Anak mendapatkan hal hal yang menarik dan menantang sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi anak, yang nantinya akan berpengaruh tidak hanya pada psikomotoriknya tapi juga pada afektif dan kognitifnya.

b. Manfaat bagi guru: 1. Dapat meningkatkan kinerja dan profesionalismenya sebagai guru.

2. Dapat mengembangkan permaianan out door menjadi lebih variatif. 3. Menemukan kelemahan kelemahan permainan permainan out door yang lalu sehingga dapat memperbaikinya atau melengkapi kelemahan kelemahan yang sebelumnya.

F. Prosedur Penelitian

a. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif b. Bentuk penelitian yang diguanakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakkan Kelas (Classroom Action Reaseach) c. Penelitian ini dilakukan pada anak usia 3-4 tahun ( kelompok Aqhuwanun)Kelompok Bermain Mujahidin Pontianak. d. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui empat tahap yaitu: perencanaan, tindakkan, pengamatan dan refleksi.

e. Perencaan tindakkan dalam penelitian ini adalah melalui sejumlah siklus sampai mencapai tujuan yang diharapkan. f. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung dan catatan langsung / dokumentasi.

G. Definisi Oprasional

Motorik kasar adalah gerakkan gerakkan tubuh yang lebih aktif dan licah dalam melakukan aktifitas

Out door adalah permainan-permainan yang dilakukan diluar ruangan biasanya di alam bebas atau lapangan luas yang menggunakan alat peraga/media yang menarik minat anak untuk mengikuti permainannya.

BAB II KAJIAN TEORITIS

1. Kerangka teori

Motorik kasar adalah aktifitas gerak tubuh yang melibatkan otot otot besar seperti merayap, berguling, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, lari, lompat, dan berbagai aktivitas menendang serta aktivitas melempar dan menangkap.

Kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas sensori motor yang meliputi penggunaan otot otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan perceptual motorik (Catron dan Allen, 1999:287-304)

Amstrong (2002:3) berpendapat bahwa kecerdasan kinestetik atau kecerdasan fisik adalah suatu kecerdasan dimana saat

menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya untuk melakukan gerakkan seperti berlari, menari, membangun sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya.

Pengembangan fisik motorik perlu dilakukan sejak dini karna masa 3-4 tahun merupakan masa yang paling ideal untuk mempelajari keterampilan motorik. Hurlock (1996) mengungkapkan 5 alasan , yaitu:

1. Tubuh anak lebih lentur dibandingkan tubuh remaja atau orang dewasa sehingga anak lebih muda untuk menerima semua pelajaran. 2. Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya sehingga anak mempelajarinya dengan mudah. 3. Secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil dari pada waktu mereka setelah dewasa. Oleh karena itu mereka lebih

berani mencoba sesuatu yang baru. Hal ini sangat mendukung mereka untuk lebih banyak belajar. 4. Apabila remaja dan orang dewasa bosan dengan pengulangan anak anak justru bersukap ssebaliknya. Mereka menyenangi sesuatu yang dilakukan secara berulang ulang. Oleh sebab itu, mereka mengulangi suatu tindakan hingga pola otot terlatih untuk melakukannya secara efektif. 5. Pada masa ini anak memiliki tanggung jawab lebih yang kecil dibandingkan mereka bertambah besar. Oleh karnanya mereka lebih kepat menguasai suatu keterampilan karena mereka melakukannya dengan sedikit beban tanggung jawab. Sujiono dan Sujiono (2004:290-292) menguraikan cara menstimulasi kecerdasan fisik pada anak, antara lain sebagai berikut:

1. Menari, anak anak pada dasarnya menyukai musik tari. Untuk mengasah kecerdasan fisik ini dengan mengajak anak untuk menari

bersama karena menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan, dan kelenturan otot. 2. Latihan keterampilan fisik, berbagai latihan fisik dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik anak, tentunya latihan tersebut disesuaikan dengan usia anak.Misalnya, aktivitas berjalan di atas papan titian. Aktivitas ini dapat dilakukan saat anak berusia 3-4 tahun. Selain melatih kekuatan otot, aktivitas ini juga melatih keseimbangan. 3. Olahraga, berbagai kegiatan olah raga dapat meningkatkan kesehatan dan juga pertumbuhan. Olahraga harus dilakukan dengan perkembangan motorik kasar, seperti berenang, sepak bola mini, main tenis, bulu tangkis ataupun senam. Seluruh cabang olahraga pada dasarnya merangsang kecerdasan gerak tubuh, menggingat hamper semuanya menggunakan anggota tubuh.

Anak prasekolah tidak perlu lagi melakukan suatu upaya untuk sekedar berdiri tegak dan bergerak sekitar. Ketika anak anak mengerakkan kaki kaki mereka dengan lebih percaya diri

dan membawa mereka ketujuan yang lebih khusus, proses bergerak kesekitar di dalam lingkungannya menjadi lebih otomatis (Poest & Others,1990)

Dewey dalam Ag Soejono (1978) mengatakan bahwa pendidik harus memberikan kesempatan pada setia anak untuk dapat melakukan sesuatu, baik secara individual maupun kelompok sehingga anak akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan, sekolah harus dijadikan laboratorium bekerja bagi anak anak.

Plato, Aritoteles dan Frobel mereka menganggap bermain sebagai kegiatan yang memepunyai nilai praktis, artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak.

Disisi lain terdapat pendekatan perkembangan yang berpandangan bahwa perkembanganlah yang memberikan

kerangka untuk memahami dan menghargai pertumbuhan alami anak usia dini. Wolfgang danWolfgang (1992) menyatakan bahwa terdapat beberapa anggapan dari pendekatan ini, yaitu:

(1)

Anak usia dini adalah peserta didik aktif yang secara terus

menerus mendapat informasi mengenai dunia lewat permainan, (2) setiap anak mengalami kemajuan melalui tahapan tahapan perkembangan yang dapat diperkirakan, (3) anak bergantung pada orang lain dalam hal pertumbuhanemosi dan kognitif melalui interaksi social, serta (4) anak adalah individu yang unuk yang tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda.

Winn dan Porcher (1992:13) karakter anak usia 3-4 tahun berdasarkan dimensi perkembangan fisik. Karakter anak usia 3 tahun adalah: 1. sudah mampu berjalan sendiri tanpa dibantu

2. larinya lebih cepat 3. lompatannya lebih lebar 4. sudah dapat memanjat tangga selangkah demi selangkah

Karakter anak usia 4 tahun cara berjalan dan berlari lebih sigap dan semakin terampil dari pada anak usia 3 tahun

Bermaian adalah kegiatan yang anak anak lakukan sepanjang hari, karna bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah bermain (Meyesty, 1990:196-197). Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar dan bekerja. Anak anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan. Piaget dalam Mayesty (1990:42) mengatakan bahwa bermaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang ulang dan menimbulkan kesenangan atau kepuasan bagi diri seseorang.

Tujuan bermain pada anak usia dini yakni memelihara perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melaluipendekatan bermain yang kreatif, interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak. Penekanan dari bermain adalah perkembangan dari kreatifitas dari anak anak. Semua anak usia dini memilikipotensi kreatif tetapi perkembangan kreativitas sangat individual dan bervariasi antara anak yang satu dengan anak yang lainnya (Catron dan Allen, 1999:163).

Wolfgang dan Wolfgang (1999:32-37)berpendapat bahwa terdapat sejumlah nilai nilai dalam permaianan (the value of play), yaitu bermain dapat mengembangkan keterampilansosial, emosional, kognitif.

Fungsi bermain antara lain:1. Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya gerak, melatih motorik halus, motorik kasar dan keseimbangan, karena ketika bermain fisik anak juga belajar bagaimana kerja tubuhnya. 2. Dapat mengembangkan kemampuan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain, kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif, karna saat bermain anak sering bermain pura pura menjadi orang lain, binatang, atau karakter orang lain. Anak juga belajar melihat dari sisi orang lain (empati).

3. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, karna melalui kegiatan bermain anak sering kali melakukan eksplorasi terhadap sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya sebagai wujud dari rasa keingin tahuanya. 4. Dapat mengembangkan kemandiriannya,dan menjadi diri sendiri, karena melalui bermain anak selalubertanya, meneliti lingkungannya, belajar mengambil keputusan, berlatih peran social sehingga anak menyadari kemampuan dan kelebihannya. (http//www.indomedia.com/bpost/012006/24/opini/opini1.htm)

Out door adalah halaman diluar ruangan, lingkungan terbaik untuk mendukung perkembangan fisik motorik adalah permainan out door, akan tetapi hal ini perlu dirancang dan disupervisi secara terus menerus.

Program pendidikan kelompok bermain adalah seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh anak didik selama berada di

kelompok bermain dalam rangka mencapai tumbuh kembang yang optimal. Sedangkaan kegiatannya adalah suatu perencanaan kegiatan permainan yang sekaligus membinatingkat kecerdasan, keterampilan dan sikap positif anak.

Pada Taman Kanak Kanak di Indonesia pelajaran membaca dan menulis secara bersamaan belum boleh diajarkan, yang diizinkan adalah mengenal huruf. Apalagi pada Kelompok Bermain pengenalannya masih sangat sederhana. Seperti diketahui Kelompok Bermaian adalah wadahpembinaan usaha kesejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain dan menyelenggarakan kegiatan prasekolah bagi anak yang berusia sekurang kurangnya 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Menurut Osborn, White dan Bloom masa emas perkembangan anak hanya dating sekali terutama pada usia 4 tahun ke bawah karna itu tidk boleh disia siakan.

Daftar pustaka:

Yuliana Nuraini sujiono dan Bambang Sujiono, 2005, Menu Pembelajaran anak Usia Dini, Jakarta, Yayasan Citra Pendidikan Indonesia

DR. Martini Jamaris, M.SC.ED, 2004, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak Kanak, Jakarta, Program Studi Pendidikan Usia Dini PPS Universitas Negeri Jakarta

Yuliani Nuraini Sujiono dan Bambang Sujiono, 2010, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, Jakarta, PT Indeks

Dr.Yuliani Nuraini Sujiono, M.Pd, 2009, Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini,Jakarta, PT Indeks

Winda Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis, 2008, Metode Pengembangan Prilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, Jakarta, Universitas Terbuka

John W. Santrock, 2002, Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup, Jakarta, Erlangga

Drs.Slamet Suyanto. M.Ed, 2005, dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta, Hikayat Publishing.

Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan & Universitas negri Jakarta, 2004Seminar dan Lokalisasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Prof.Dr. Soegeng Santoso,M.Pd, 2004, Pendidikan Anak Usia dini Jakarta, CPI

Program Pendidikan anak usia dini Universitas Negri Jakarta, 2003, Jurnal Pendidikan Anak Usia dini, Jakarta, Universitas Negri Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan TK dan SD, 2004, Kurikulum Hasil Belajar Pendidikan anak dusia Dini, Jakarta, Grafika Mas.

UPAYA GURU MENINGKATKAN KECERDASAN BAHASA MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA TAMAN KANAK KANAK BARUNAWATI PONTIANAK

OUT LINE PENELITIANOLEH

NANA RIYANTI NIM: F. 54108007

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

TAHUN 2010