tinjauan pustaka blok 6

20
Tinjauan Pustaka Gangguan Penglihatan Pada Usia Lanjut Ricky Johnatan (102010174 / D2) Pendahuluan Dewasa ini kita tidak bisa melepaskan kegiatan dengan menggunakan penglihatan. Kita menonton setiap hari, membaca buku atau koran, dan melihat segalanya dengan mata kita. Mata merupakan indera penglihatan pada manusia. Awal mulanya, mata terbentuk dari 3 lapisan embrional, ektoderm permukaan, ektoderm neural dan mesoderm. Hal tersebut yang menjadikan mata sangat penting fungsinya bagi kehidupan kita. Selain itu, pembentukan akhir mata menjadi sangat kompleks dengan struktur makroskopis dan mikroskopisnya. Pembentukan mata pada setiap orang berbeda. Kelainan mata sendiri sangat berpengaruh dalam kesehatan dan kerja dari indera penglihatan. Selainan kelainan pada mata, otak juga mempengaruhi kerja mata. Semua akifitas dari mata kita dikendalikan oleh otak. Struktur Makro Mata Secara Makro mata kita terbagi atas bagian eksterna(struktur tambahan mata) dan interna(bola mata sampai jaras-jaras visual). Bola mata sendiri terletak di rongga orbita yang secara skematis digambarkan sebagai piramida dengan empat dinding yang mengerucut ke posterior. Volume orbita dewasa 1

Upload: carlos-johnson

Post on 19-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 6

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka Blok 6

Tinjauan Pustaka

Gangguan Penglihatan Pada Usia Lanjut

Ricky Johnatan (102010174 / D2)

Pendahuluan

Dewasa ini kita tidak bisa melepaskan kegiatan dengan menggunakan penglihatan. Kita

menonton setiap hari, membaca buku atau koran, dan melihat segalanya dengan mata kita.

Mata merupakan indera penglihatan pada manusia. Awal mulanya, mata terbentuk dari 3

lapisan embrional, ektoderm permukaan, ektoderm neural dan mesoderm. Hal tersebut yang

menjadikan mata sangat penting fungsinya bagi kehidupan kita. Selain itu, pembentukan akhir

mata menjadi sangat kompleks dengan struktur makroskopis dan mikroskopisnya.

Pembentukan mata pada setiap orang berbeda. Kelainan mata sendiri sangat berpengaruh

dalam kesehatan dan kerja dari indera penglihatan. Selainan kelainan pada mata, otak juga

mempengaruhi kerja mata. Semua akifitas dari mata kita dikendalikan oleh otak.

Struktur Makro Mata

Secara Makro mata kita terbagi atas bagian eksterna(struktur tambahan mata) dan interna(bola

mata sampai jaras-jaras visual). Bola mata sendiri terletak di rongga orbita yang secara

skematis digambarkan sebagai piramida dengan empat dinding yang mengerucut ke posterior.

Volume orbita dewasa kira-kira 30ml dan bola mata hanya menempati seperlima bagian

rongga. Lemak dan otot menempati bagian terbesarnya.1 Struktur tambahan dari mata adalah

kelopak mata, sistem lakrimal dan konjungtiva. Kelopak mata atau palpebra mempunyai

fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film

air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat menutup amat yang berguna untuk

melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata.2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat, 11510

[email protected]

1

Page 2: Tinjauan Pustaka Blok 6

Palpebra dipisahkan oleh fisura palpebra dan bertemu pada angulus/canthus lateralis dan

medialis. Pada canthus medialis terdapat penonjolan merah yang disebut caruncula lacrimalis.

Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan dan di bagian belakang oleh

selaput lendir yang disebut konjungtiva tarsal. Selain itu, di dalam palpebra juga terdapat

jaringan ikat yang disebut planum tarsalis. Pada palpebra juga terdapat glandula tarsalis yang

merupakan modifikasi kelenjar sebasea. Kelenjar-kelenjar yang terdapat pada palpebra adalah

kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar zeis pada pangkal rambut, dan

kelenjar meibom pada tarsus. Otot yang terdapat pada palpebra yaitu orbicularis oculi dan

Musculus levator palpebra. Pembuluh darah yang memperdarahi palpebra adalah arteri

Palpebra.2,3 Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang

membungkus permukaan posterior kelopak mata(konjungtiva palpebralis/tarsal), permukaan

anterior sklera (konjungtiva bulbaris/ocular). Selain konjungtiva palpebra dan bulbaris juga

terdappat konjungtiva sacci/forniks.2 Konjungtiva forniks merupakan tempat peralihan

konjungtiva palpebralis dan konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris dan sacci

berhubungan sangat longgar dengan jaringan dibawahnya sehingga bola mata mudah

bergerak. Pada sistem lakrimalis terdiri atas 2 bagian yaitu sistem produksi attau glandula

lakrimalis dan sistem ekskresi(pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, dan

duktus nasolakrimal).1,2,3 Glandula lakrimalis terletak di temporo antero superior rongga

orbita. Sedangkan sakus lakrimalis terletak di bagian depan rongga orbita. Sakus lakrimalis

mengalirkan cairan lakrimal ke cavum nasi. Lakrimal dari duktus lakrimalis akan mengalir ke

dalam rongga hidung di dalam meatus inferior. Pada bola mata terdapat enam otot yang

berfungsi mengontrol gerakan bola mata. Bola mata orang dewasa normal hampir bulat,

dengan diameter sekitar 24,2 mm.1,3 Bola mata dibungkus oleh tiga lapis jaringan, yaitu:

1. Tunica Fibrosa

Tunica fibrosa merupakan bagian bola mata yang paling superficial. Tunica fibrosa

terdiri dari 2 bagian jaringan ikat, yaitu Sklera dan kornea. Sklera menempati 5/6

bagian posterior tunica fibrosa. Jaringan ini padat dan berwarna putih serta

berbatasan langsung dengan kornea di sebelah anterior dan duramater nervus opticus

di posterior. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis

jaringan elastik halus yang disebut episklera. Episklera mengandung banyak

pembuluh darag yang mendarahi sklera.2,3 Sklera memberikan bentuk bola mata dan

merupakan tempat insersio otot-otot bola mata. Kornea menempati 1/6 bagian

anterior tunica fibrosa.2 Kornea merupakan jaringan transparan yang ukuran dan

2

Page 3: Tinjauan Pustaka Blok 6

strukturnya sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea disisipkan ke

dalam sklera pada limbus. Lekukan melingkar pada sambungan ini disebut sulcus

scleralis. Kornea dewasa rata-rata memiliki tebal 500 µm di pusatnya(terdapat

variasi menurut ras), diameter horizontal sekitar 11,75 mm dan vertikal 10,6 mm.

Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai 5 lapisan yang berbeda yaitu lapisan

epitel, lapisan bowman, stroma, membran descemet, dan lapisan endotel. Di dalam

lapisan tunica fibrosa terdapat sinus venous sclerosis yang memungkinkan humor

aquos dialirkan ke luar.2,3

2. Tunica Vasculosa

Tunica vaskulosa merupakan lapisan tengah bola mata dan dilindungi oleh kornea

dan sklera. Tunica vaskulosa terdiri dari tunica choroidea, corpus ciliaris, dan iris.

Iris merupakan perpanjangan corpus ciliaris ke anterior dan tampak berwarna.

Permukaannya pipih dengan apertura bulat yang terletak ditengah pupil. Iris terletak

bersambungan dengan permukaan anterior lens, memisahkan bilik mata depan dari

bilik mata belakang, yang masing-masing berisi aqueous humor. Di dalam stroma

iris terdapat musculus sphincter pupilae dan musculus dilatator pupilae yang

berfungsi untuk mengubah ukuran pupil. Corpus ciliaris secara kasar berbentuk

segitiga pada potongan melintang, membentang ke depan dari ujung anterior

choroidea ke pangkal iris(sekitar 6mm). Corpus ciliaris terdiri atas zona anterior

yang berombak-ombak, pars plivata(2mm), dan zona posterior yang datar, pars

plana(4mm).1 Pada corpus ciliaris terdapat musculus ciliaris, yaitu processus ciliaris

dan zonula ciliaris. Processus ciliaris terletak pada permukaan posterior corpus

ciliaris. Processus ciliaris berasal dari pars plicata dan terbentuk dari kapiler dan

vena yang bermuara ke vena-vena vorticosa. Tunica choroidea adalah segmen

posterior tunica vasculosa. Choroidea tersusun atas tiga lapis pembuluh ddarah

koroid dan membrana berwarna gelap. Ttunica choroidea berhunbungan dengan

piamater dan arachnoidmater.2

3. Tunica Nervosa(Retina)

Retina merupakan lembaran jaringan saraf yang tipis dan semitransparan yang

melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke

anterior hampir sejauh corpus siliaris dan berakhir pada ora serrata dengan tepi yang

tak rata. Retina terdiri dari dua lapis, yaitu lapis terpigmentasi dan lapis neural.2

Retina mempunyai tebal 0,1mm pada ora serrata dan 0,56 mm pada kutub

3

Page 4: Tinjauan Pustaka Blok 6

posterior.2,3 Di tengah-tengah retina posterior terdapat makua yang berdiameter 5,5-6

mm. Retina menerima darah dari 2 sumber, yaitu 1/3 bagian luar oleh kapiler tunica

choroidea dan 2/3 bagian dalam oleh arteri vena centralis retinae.2

Gambar 1. Anatomi mata

Sumber : http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2008/11/lasik-berbahayakah-untuk-mata

Jaras Visual

Sebagian besar informasi visual menuju ke cortex cerebri, dan jaras lainnya menuju ke nuclei

di batang otak atau diencephalon. Jaras visual ke cortex cerebri dimulai pada retina lalu ke

nervus opticus. Setelah ke nervus opticus informasi berpindah ke fossa interpeduncularis lalu

ke chiasma opticus sampai ke geniculatum lateral. Jaras lain mengirimkan axon dari tractus

opticus ke batang otak, coliculus superior, nuclei pretectalis, dan nucleus suprachiasmatic.

Gambar 2. Jaras nervus opticus

Sumber : http://belibis-a17.com/category/referat/mata-referat/page/6/

4

Page 5: Tinjauan Pustaka Blok 6

Struktur Mikro Mata

Sama seperti struktur makro, struktur mikro mata dibagi atas bola mata/bulbus okuli dan alat

adneksa. Bola mata terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika fibrosa, vaskulosa dan nervosa.

Tunica Fibrosa

Tunica terdiri atas kornea, limbus kornea, dan sklera. Kornea sendiri dibagi atas 5 lapis, yaitu

epitel kornea, membrana bowman, stroma, membrana descemet, dan endotel kornea. Epitel

kornea merupakan epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Membrana bowman

merupakan membrana basalis yang menebal dan terdiri dari fibril kolagen yang halus. Stroma

adalah lapisan yang paling tebal, tidak ada pembuluh darah dan terdiri dari serat kolagen yang

tersusun rapi beserta sel-sel fibroblas.4 Membrana descemet terdiri dari serat kolagen yang

tersusun rapi seperti jala. Sedangkan endotel kornea terdiri dari sel epitel selapis gepeng.

Kornea sendiri memiliki sifat avaskular, saraf sensoris banyak dan tamppak jernih. Limbus

kornea tersusun atas epitel konjungtiva bulbi, jaringan ikat konjungtiva bulbi, stroma limbus,

saluran schlemm, dan jaringan trabekular.5 Epitel konjungtiva bulbi tersusun atas epitel

berlapis gepeng dan dapat berubah menjadi epitel berlapis kubis/silindris. Jaringan ikat

konjungtiva bulbi merupakan campuran dari serat kolagen dan serat elastin. Stroma limbus

merupakan jaringan ikat dan saluran schlemm merupakan lubang yang menampung humor

akues serta jaringan trabekular terdapat diantara celah fontana. Sklera terdiri dari jaringan ikat

padat kolagen, serta seratnya berjalan ke segala arah, substansia dasar cukup banyak, sedikit

fibroblas dan serat elastin. Sebagian besar dari sklera non vaskular. Antara sklera dan koroid

terdapat suatu lapisan tipis yang disebut area kibosa. Area kibosa merupakan bagian posterior

dari sklera yang berlubang ditembus oleh nervus optikus.4

Tunica Vaskulosa

Tunica vaskulosa tersusun atas iris, korpus siliaris, dan choroidea. Iris terdiri dari 5 lapisan,

yaitu endotel, lapisan jaringan ikat fibroblas dan pigmen, lapisan jaringan ikat jarang dan

pembuluh darah, muskulus sphingter pupil dan dilatator pupil dan pars iridika retina. Pars

iridika retina tersusun atas dua lapisan sel kubis berpigmen. Endotel tersusun atas epitel

selapis gepeng. Korpus siliaris tersusun atas Muskulus siliaris, jaringan ikat vaskular, pasr

siliaris retina, dan epitel siliar. Muskulus siliaris merupakan otot polos, diantara serat-serat oto

polos terdapat jala-jala serat elastin dan melanosit.4 Muskulus siliaris terbagi atas pars

meridionalis, pars radiata, dan pars sirkularis. Pars siliaris retian terdiri atas dua lapisan sel

5

Page 6: Tinjauan Pustaka Blok 6

kubus, lapisan luar berpigmen sedangkan dalam tak berpigmen. Epitel siliaris membentuk

blood aquous barrier. Choroidea dibedakan atas empat lapisan, yaitu lapisan

suprakoroidea/fuska sklera, lapisan vaskulosa, lapisan koriokkapilaris, dan lapisan elastika

bruch. Lapisan suprakoroid terdiri dari serat kolagen dan elastin. Lapisan vaskulosa terdiri

dari pembuluh darah yang menuju korpus siliaris. Lapisan koriokapilaris merupakan tempat

berakhirnya cabang arteri koroidea. Diantara kapilar-kapilar ada jala-jala serat kolagen dan

serat elastin yang halus, sedikit fibroblas dan melanosit.4,5

Tunica Nervosa/ Retina

Retina terbagi atas pars iridika retina, pars siliaris retina dan pars optika retina. Pars optika

retina tersusun atas 10 lapisan, yaitu Membran limitans dalam, lapisan serat saraf nervus

optikus, lapisan sel-sel ganglioner, lapisan plexiform dalam, lapisan granular/inti dalam,

lapisan plexiform luar, lapisan granular/inti luar, lapisan limitans luar, lapisan batang kerucut,

dan lapisan epitel pigmen. Lapisan limitans dalam, lapisan serat saraf, dan lapisan ganglion

merupakan neuron tersier.5 Lapisan plexiiform dalam, lapisan granular dalam, dan lapisan

plexiform luar merupakan neuron sekunder. Sedangkan, 4 lapisan lainnya merupakan neuron

primer. Membran limitans dalam tersusun atas membran basal dan sel muller. Lapisan serat

saraf mengandung akson-akson dari sel-sel ganglion. Lapisan ganglioner mengandung sel

ganglion, neuron ketiga dan neuroglia. Lapisan plexiform dalam merupakan tempat hubungan

neuron kedua dan ketiga serta sinaps antara sel bipolar, sel amakrin dan sel ganglion. Lapisan

granular/inti dalam merupakan inti dan badan sel dari sel bipolar, sel horizontal dan sel

amakrin.4,5

Gambar 3. Lapisan pada retina

Sumber : http://www.catalase.com/retina.htm

6

Page 7: Tinjauan Pustaka Blok 6

Lapisan plexiform luar terdiri atas akson sel batang dan kerucut bersama dendrit, sel bipolar

dan sel horizontal. Lapisan ini menghubungkan neuron pertama dan kedua. Lapisan granular/

inti luar tersusun atas sel battang san kerucut bersama badan selnya. Lapisan epitel berpigmen

tersusun atas sell-sel berpigmen. Lapisan ini melekat pada koroid dan menyerap cahaya untuk

mencegah pemantulan.4,5

Alat tambahan/ Adneksa

Adneksa mata terbagi atas konjungtiva, Palpebra, dan kelenjar lakrimal. Pada konjungtiva

terdapat epitel selapis silindris dengan banyak sel goblet dan lamina propia yang terdiri atas

jaringan ikat longgar. Bagian palpebra/kelopak mata tersusun atas Kulit pallpebra, Tela

subkutanea(jaringan ikat), Musculus orbicularis okuli, kelenjar moll(kelenjar apokrin),

kelenjar zeiss(kelenjar sebasea dan holokrin), kelenjar meibom(kelenjar sebasea dan

meibom), musculus siliaris riolani, tarsus(jaringan ikat padat), musculus tarsalis(otot polos),

musculus palpebra, dan kelenjar krause(kelenjar campur).4,5 Kulit palpebra tersusun atas silia,

folikel rambut serta memiliki sifat longgar dan elastis. Musculus siliaris riolani merupakan

otot bercorak melingkar dan bergerak berkelompok. Kelenjar lakrimal tersusun atas kelenjar

exokrin, kompleks, tubulo alveolar, dan serosa.5

Fungsi Refraksi

Refraksi adalah defleksi atau pembelokan berkas sinar saat melewati salah satu medium

menuju medium lain yang memiliki densitas optik berbeda. Kornea bertanggung jawab untuk

sekitar 70% daya refraktif dan merupakan alat penyesuuaian kasar pada mata. Lensa mata

berperan dalam sebagian besar aktivitas refraksi dan merupakan alat penyesuaian halus pada

mata. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih tinggi,

cahaya tersebut melambat(begitu juga sebaliknya).7,8 Berkas cahaya mengubah arah

perjalanannya jika mengenai permukaan medium baru pada setiap sudut selain tegak lurus.

Ada dua faktor yang berperan dalam derajat refraksi, yaitu komparatif antara dua

media(semakin besar perbedaan densitas, semakin besar derajat pembelokan) dan sudut

jatuhnya berkas cahaya di medium kedua(semakin besar sudut, semakin besar pembiasan).

Arah lensa bergantung pada sudut kelengkungan. Suatu lensa dengan permukaan konveks

menyebabkan konvergensi, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus.

Dengan demikian, permukaan refraktif mata bersifat konveks. Lensa dengan permukaan

konkaf menyebabkan divergensi berkas-berkas cahaya. Suatu lensa konkaf berguna untuk

7

Page 8: Tinjauan Pustaka Blok 6

memperbaiki kesalahan refraktif mata tertentu, misalnya berpenglihhatan dekat.6 Permukaan

kornea merupakan struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu masuk mata, yang

melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total mata karena perbedaan

densitas pertemuan udara/kornea jauh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa

dan cairan yang mengelilinginya. Struktur-struktur refraksi pada mata harus membawa

bayangan cahaya terfokus di retina agar penglihatan jelas. Apabila suatu bayangan sudah

terfokus sebelum mencapai retina atau belum terfokus sewaktu mencapai retina, maka

bayangan tersebut tampak kabur. Berkas dari sumber cahaya yang terletak lebih dari 6

meter(20 kaki) dianggap sejajar saat mencapai mata.6,7,8 Untuk kekuatan refraktif mata

tertentu, sumber cahaya dekat memerlukan jarak yang lebih besar di belakang lensa agar

dapat memfokuskan daripada sumber cahaya jauh, karena berkas dari sumber cahaya dekat

masih berdivergensi sewaktu mencapai mata.

D(Dioptri) = 1/f

Ukuran daya bias lensa dinyatakan dalam meter. Daya bias lensa sferis(+) sebesar +1 dioptri

terjadi bila lensa tersebut mampu memfokuskan/mengkonvergensikan sinar datang yang

sejajar pada titik fokus 1 meter di belakang lensa tersebut. Sedangkan, +2 Ddipotri terjadi bila

fokus setengah meter di belakang lensa.

Gambar 4. Mata normal saat istirahat Gambar 5. Mata normal saat akomodasi

Sumber: Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: EGC, 2002: 112.

Akomodasi

Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot

siliar. Akibat akomodasi, daya pembiasan lensa bertambah kuat. Kekuatan akomodasi akan

meningkat sesuai dengan kebutuhan, semakin dekat benda semakin kuat mata harus

berakomodasi. Kekuatan akomodasi sendiri di atur oleh refleks akomodasi. Ketika otot siliaris

melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa, sehingga lensa berbentuk 8

Page 9: Tinjauan Pustaka Blok 6

gepeng dengan kekuatan refraksi minimal.6,8,9 Ketika berkontraksi, garis tengah otot ini

berkurang dan tegangan di ligamentum supensorium mengendur. Sewaktu lensa kurang

mendapat tarikan dari ligamentum supensorium, lensa mengambil bentuk yang lebih

sferis(bulat) karena elastisitas inherennya. Ada dua teori akomodasi, yaitu:1

1. Teori akomodasi Hemholtz

Dimana Zonula Zinn kendor akibat kontraksi otot siliar sirkuler, mengakibatkan

lensa yang elastis menjadi cembung dan diameter menjadi kecil.

2. Teori akomodasi Thesmig

Dasarnya adalah bahwa nukleus lensa tidak dapat berubah sedang yang dapat

berubah bentuk adalah bagian lensa superfisial atau korteks lensa. Pada waktu

akomodasi terjadi tegangan pada zonula zinn sehingga nukleus lensa terjepit dan

bagian lensa superfisial di depan nukleus akan mencembung.

Mekanisme Kerja Mata

Fungsi utama mata adalah untuk memfokuskan berkas cahaya dari lingkungan ke sel-sel

batang dan kerucut, sel fotoreseptor retina. Cahaya melewati beberapa lapisan retina sebelum

mencapai fotoreseptor. Fotoresptor kemudian mengubah ennergi cahaya menjadi sinyal

listtrik untuk disalurkkan ke sistem saraf pusat. Lapisan paling luar retina mengandung sel

batang dan kerucut yang ujung-ujung peka cahayanya berhadapan dengan koroid. Cahaya

harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua daeraj

retina kecuali foveola. Di foveola, lapisan bipolar dan ganglion tertarik ke samping sehingga

cahaya secara langsung mengenai fotoreseptor.6-9 Sifat ini ditambah dengan kenyataan bahwa

hanya sel kerucut yang dijumpai di tempat ini, sehingga fovea menjadi titik untuk penglihatan

tajam. Makula lutea jugga memiliki konsentrasi sel keruucut yang tinggi dan memiliki

ketajaman yang cukup besar. Fotoreseptor terdiri dari tiga bagian, yaitu segmen luar, segmen

dalam dan sebuah terminal sinaps. Segmen luar terletak paling dekat dengan eksterior mata,

menghadap ke koroid dan medekteksi rangsangan cahaya. Segmen dalam terletak di

pertengahan panjang fotoreseptor dan menggandung perangkat mettabolik sel. Terminal

sinaps terletak paling dekat dengan interior mata, menghadap ke neuron bipolar dan

menyalurkan sinyal yang dihasilkan di fotoresepptor setelah mendapat rangsangan cahaya ke

sel-sel berikutnya pada jalur penglihatan. Segmen luar terdiri dari tumpukan lempeng-

lempeng membranosa pipih yang bbanyak mengandunng molekul-molekul fotopigmen.

Fotopigmen mengalami perubahan kimia apabila diaktifkan oleh cahaya. Suatu fotopigmen

9

Page 10: Tinjauan Pustaka Blok 6

terdiri dari protein enzimatik yang disebut opsin yang berikatan dengan retinen, suatu turunan

vitamin A. Terdapat empat jenis fotopigmen, satu di sel batang dan ketiga jenis lainnya di sel

kerucut.6,8,9 Yang terdapat di sel batang adalah rodopsin yang berfungsi menyerap semua

panjang gelombang cahaya tampak. Pada sel kerucut, terdapat sel kerucut merah, hijau, dan

biru yang berespon secara selektif terhadap berbagai panjang gelombang, sehingga

penglihatan warna dapat terjadi. Fototransduksi merupakan mekanisme eksitasi yang pada

dasarnya sama untuk semua fotoreseptor. Ketika menyerap cahaya, molekul fotopigmen

berdisosiasi menjadi komponen retinen dan opsin, dan bagian retinennya mengalami

perubahan bentuk yang mencetuskan aktivitas enzimatik opsin. Melalui serangkaian reaksi,

perubahan biokimia yang diinduksi oleh cahaya di fotopigmen menyebabkan penutupan

saluran-saluran Na+ gerbang zat perantara kimiawi di segmen luar membran. Salurann-saluran

ini berespon terhadap perantara kedua internal, yakni GMP siklik yang menghubungkan

penyerapan cahaya fotopigmen dengan penutupan saluran Na+. GMP siklik di intera sel yang

dalam keadaan gelap konsentrasinya tinggi, menjaga saluran-saluran Na+ di segmen luar

membran plasma terbuka. Saluran Na+ di fotoreseptor terbuka appabila tidak ada

rangsangan(dalam keadaan gelap). Kebocoran Na+ memasuki selyang berlangsung pasif

menyebabkan depolarisasi fotoreseptor dan menahan saluran-saluran Ca++ di terminal sinaps

tetap terbuka, sehingga zat perantara dapat dikeluarkan sewaktu keadaan gelap. Setelah

terpajan cahaya, konsentrasi GMP siklik menurun melalui serangkaian reaksibiokimia yang

dicetuskan oleh disosiasi retinen-opsin. Peristiwa ini menyebabkan penutupan saluran Na+

yang menghhentikan kebocoran Na+ akibat depolarisasi dan menimbulkan hiperpolarisasi

membran. Setelah itu, fotoreseptor mengalami potensial reseptor, sehingga fotoreseptor

mengalami inhibisi oleh rangsangan adekuatnyadan eksitasi apablia tidak mendapat

rangsangan. Potensial hiperpolarisasi dan penurunan pengeluaran zat perantara selanjutnya

berjenjang sesuai dengan intensitas cahaya. Fotoreseptor bersinap dengan sel bipolar. Sel-sel

ini kemudian berhubungan denggan sel ganglion yang aksonnya membentuk saraf optikus

untuk menyalurkan sinyal ke otak. Sel bipolar memperlihatkan potensial berjenjang serupa

dengan fotoreseptor.6,8,9 Potensial aksi belum muncul sampai di sel ganglion, neuron pertama

pada rantai penglihatan yang harus menyalurkan pean penglihatan melalui jarak yang jauh ke

otak. Fotopigmen yang telah mengalami perubahan dipulihkan ke konformasi semula dalam

keadaan gelapoleh mekanisme enzimatik. Informasi penglihatan dipisahkan dan dimodifikasi

di dalam jalur penglihatan sebelum diintegrasikan menjadi bayangan presepsi lapangan

pandang oleh korteks. Lapangan penglihatan yang dapat terlihat tanpa menggerakan kepala

10

Page 11: Tinjauan Pustaka Blok 6

dikenal sebagai lapangan pandang. Informasi yang mencapai korteks penglihatan di lobus

oksipitalis bukan replika dari lapangan pandang. Setelah itu, thalamus dan korteks penglihatan

menguraikan informasi penglihatan. Perhentian pertama di otak untuk informasi dalam jalur

penglihatan adalah nukleus genikulatus lateralis di talamus. Nukleus ini memisahkan

informasi yang diterima dari mata dan memancarkannya melalui berkas serat yang dikenal

sebagai radiasi optikus ke bagian-bagian korteks yang berlainan, yang masing-masing

mengolah aspek rangsangan penglihatan yang berbeda-beda. Nukleus genikulatus lateralis

dan tiap-tiap zona korteks yang mengolah informasi penglihatan memiliki peta topografiyang

mencerminkan retina titik-demi-titik. Peta saraf retina mengalami distorsi. Fovea daerah

retina yang memiliki ketajaman tertinggi memiliki representasi yang jauh lebih luas di peta

saraf daripada daerah-daerah perifer retina. Walaupun tiap-tiap belahan korteks penglihatan

menerima informasi secara stimulan dari bagian lapangan pandang yang sama seperti yang

diterima kedua mata tetapi tidak identik. Daerah tumpang tindih yang dilihat oleh kedua mata

pada saat yang sama dikenal sebagai lapangan pandang binokuler, yang penting untuk

presepsi kedalaman. Korteks penglihatan primer tersusun menjadi kolom-kolom fungsional

yang masing-masing mengolah informasi dari sebagian kecil daerah retina. Kolom

independen yang berselang-seling menerima informasi mengenai titik yang sama dalam

lapangan pandang dari mata kanan dan kiri. Otak memanfaatkan sedikit perbedaan dalam

informasi yang diterima dari kedua mata untuk memperkirakan jarak yang diterima dari kedua

mata untuk memperkirakan jarak, yang memungkinkan kita memprespsikan benda tiga

dimensi dalam kedalaman ruang. Di dalam korteks, informasi penglihatan mula-mula diolah

di korteks penglihatan primer, kemudian diproyeksikan ke daerah-daerah penglihatan yang

lebih kompleks dan abstraksi.6,8,9 Terdapat tiga jenis neuron korteks penglihatan, yaitu sel

sederhana, kompleks dan hiperkompleks. Sel sederhana dan kompleks saling bertumpuk satu

sama lain di dalam kolom-kolom korteks di korteks penglihatan primer. Sel hiperkompleks

ditemukan di daerah-daerah pengolahan visual yang lain. Sel korteks hanya mengeluarkan

potensial aksi apabila menerima pola iluminasi tertentu yang telah diprogramkan kepadanya.

Pola-pola ini disusun oleh hubungan-hubungan konvergen yang berasal dari fotoreseptor yang

terletak berdekatan di retina. Sel hiperkompleks menambah dimensi baru untuk pengolahan

visual dengan hanya berespon terhadap batas, sudut, dan kelengkungan tertentu. Dengan cara

ini, pola mirip-titik fotoreseptor di retina yang dirangsang oleh berbagai intensitas cahaya di

korteks ditransformasikan menjadi informasi mengenai kedalaman, posisi, orientasi,

11

Page 12: Tinjauan Pustaka Blok 6

pergerakan, kontur dan panjang. Sebagian masukan penglihatan diproyeksikan ke daerah-

daerah otak lain untuk tujuan-tujuan selain presepsi penglihatan langsung.6,8,9

Pemeriksaan Kelainan Penglihatan

Pemeriksaan pada mata bertujuan untuk membuat diagnosa penyakit pada mata. Ada berbagai

macam alat untuk menilai keadaan mata kita, yaitu Tonometer, loupe dengan sentolop,

oftalmoskop, kampimeter, fluoresein, anel, eksoftalmometer hertel, isihara atau buta warna,

kisi-kisi amsler, papan placido, gonioskopi, ultrasonografi, elektroretinografi, dan visual

evoked response.1 Selain alat-alat tersebut, juga terdapat snellen card yang berfungsi untuk

pemeriksaan tajam penglihatan. Setiap mata diperiksa terpisah dan biasakan memeriksa tajam

penglihatan kanan terlebih dahulu. Pemeriksaan tajam penglihatan ini sebaiknya dilakukan

pada jarak 5 atau 6 meter, karen apada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan

beristirahata atau tanpa akomodasi.1

V = d/D

Keterangan : V = acies visus(ketajaman penglihatan)

D = Jarak dimana mata E masih dapat mengenal jelas huruf yang terkecil

d = Jarak antara mata pasien dan optotipi snellen

Kesimpulan

Mata merupakan organ terpenting dalam tubuh kita. Proses masuknya informasi pada mata

sangat rumit, yaitu melalui adneksa sampai masuk ke retina dan jaras visual. Refraksi,

struktur makroskopis dan mikroskopis, dan mekanisme kerja mata sangat mempengaruhi

untuk terjadinya penglihatan yyang normal(emetropia). Jika terjadi kesalahan pada salah satu

fungsi, maka akan terjadi kelainan pada mata. Cara untuk mengetahui kelainan tersebut

adalah dengan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan pada mata bagian luar maupun dalam

sampai ke otak.

Daftar Pustaka

1. Sidarta HI. Ilmu penyakit mata. Ed 3. Jakarta. Balai Penerbit FKUI, 2005.

2. Riordan EP, Whitcher JP. Vaughan & asbury oftamology umum. Ed 17. Jakarta. EGC,

2007.

3. James B, Chew C, Bron A. Oftamologi. Ed 9. Jakarta. Erlangga, 2006.12

Page 13: Tinjauan Pustaka Blok 6

4. Chapman, Hall JE. Buku ajar Histologi. Ed 12. Jakarta. EGC, 2002.

5. Arifin FG, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik histologi.

Jakarta. Penerbit universitas Trisakti, 2009.

6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta. EGC, 2004.

7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta. EGC, 2001.

8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta. EGC, 2008.

9. Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. Ed12. Asia. John

wiley and sons, 2009.

13