tinjauan hukum islam tentang sistem jatahan dalam …
TRANSCRIPT
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM JATAHAN DALAM
JUAL BELI IKAN DI PEMANCINGAN
(Studi Kasus Jl. Nes Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro
Jambi)
SKRIPSI
SEPNI KHOIRIAH
NIM : SHE 151830
PEMBIMBING:
Dr. Maryani, S. Ag. HMI
Dra. Masnidar, M.EI
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
MOTTO
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (An- Nisa [4] : 29)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Rabbil Alamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayahnya sehingga
penulis diberikan kemudahan, kelancaran, dan kesehatan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Sholawat dan salam kepada Nabi junjungan kita Muhammad SAW suri tauladan
bagi semua ummat.
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
Ayahanda Ali Napiah dan ibunda Kasma Wati yang senantiasa selalu mendoakan,
mendidik, mendukung dan selalu memberikan semangat serta nasehat,
menyayangi dan mengasihi dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Dengan rasa cinta dan sayangnya kedua orang tua ananda tak lupa penulis selalu
doakan mudah-mudahan diampuni segala dosa-dosanya, selalu dalam lindungan
Allah SWT, bahagi dunia dan akhirat, serta dimasukkan dalm surga Firdaus tanpa
hisab, Aamiin Ya Allah.
Beserta keluarga besar ananda yang ananda cintai kakak dan adik-adik ananda,
Kakak ananda: Irma Wati, Al-Qudri, Dodi Yarman, Faharuddin.
Adik ananda: Khairuddin, Arjun Hamdani, Dina Lorenza, Dan Wita Ardila.
terimakasi ananda ucapkan atas segala cinta dan kasih sayangnya saudara
saudariku.
Dan tak lupa ananda kepada guru-guru ku, Bapak/Ibuk dosen terima kasih atas
Ilmu yang kau berikan sungguh jasa-jasamu takkan pernah kulupa.
Teman-teman yang ku sayangi: Ismail Mefinovra, Wiwit Amelia, Sundari
Oktavia, Anesia Julita, Desi Permata Sari, Sestri Rahayu, Sisri Afni Dan Rafikah.
Terimakasih atas segala doa dan dukungan kalian
I love you all, you are the best
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan
Dalam Jual Beli Ikan Di Pemancingan (Studi Kasus Jl. Nes Jambi Muaro
Bulian, Simpang Sungai Duren).” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Proses Jual Beli Ikan dengan Sistem Jatahan Dipemancingan di Nes
Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi, Dan Untuk
Mengetahui Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Ikan Dengan Cara Sistem
Jatahan Dipemancingan Di Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren
Muaro Jambi Tahun 2018 – 2019. Jenis penelitian yang penulis gunakan ini
termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam
pengambilan datanya yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui observasi dan wawancara (tokoh
agama. Pemancing, dan masyarakat) diperoleh hasil dan kesimpulan : proses jual
beli ikan dengan sistem jatahan ialah penyiraman ikan yang dilakukan oleh
pemilik kolam dengan menjatahkan 1kg siraman ikan untuk 1 orang pemancing,
dengan arti kata pemancing mengatur takaran penyiraman ikan untuk kolam
ikannya, bukan berarti sipemancing terbatas memancing tapi bebas untuk
memperoleh ikan sebanyak – banyaknya sampai waktu yang telah ditentukan
08:00 -18:00. Sedangkan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli
Ikan Dipemancingan adalah sah, karena tidak adanya unsur tipuan maupun riba
didalamnya dikarenakan jatahan ikan dan karcis yang sesuai dengan harga yang
sewajarnya.
Kata Kunci: Jual Beli, Sistem Jatahan, Tinjauan Hukum Islam
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayat dan karunia
pertolongan-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) Hukum Ekonomi Syariah.
Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW beliau adalah sosok teladan
Umat dalam segala perilaku keseharian yang berorientasi kemuliaan hidup di
dunia dan akhirat.
Penulisan skripsi ini didasarkan pada hasil penelitian yang langsug turun
kelapangan ke-tempat penelitian sebagai kajian yang berjudul “TINJAUAN
HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM JATAHAN DALAM JUAL BELI
IKAN DI PEMANCINGAN (Studi Kasus Jl. Nes Jambi Muaro Bulian,
Simpang Sungai Duren Muaro Jambi)”. Skripsi ini disusun guna memperoleh
gelar sarjana strata satu (S.1) di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Pada
Fakultas Syariah Hukum Ekonomi Syariah.
Dalam penulisan skripsi ini, tentu masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangannya, hal ini dikarenakan terbatasnya ilmu dan kemampuan sang
penulis. Oleh karena itu dalam penyelesain skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu penulis, terutama sekali
Kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M. Hi., Ph. D, selaku WD I bidang akademik,
Ibu Dr. Rahmi Hidayanti, M.HI selaku WD II bidang akademik dan Ibu Dr.
Yuliatin, S. Ag., M.HI, selaku WD III bidang akademik Fakultas Syariah UIN
STS Jambi
4. Ibu Dr. Maryani, M.HI dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH.,M.Sy Selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Ibu Dr. Maryani, M.HI selaku pembimbing I dan Ibuk Dra. Masnidar selaku
pembimbing II Skripsi Penulis
6. Bapak dan Ibuk Dosen, dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Syariah
UIN STS Jambi
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata kesempurnaan, Oleh karena itu diharapkan kepada pihak yang
bersangkutan agar dapat mengarahkan ke yang lebih baik. kepada Allah SWT kita
memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon
kemanfaatannya.Semoga semua amal kebaikan kita diterima oleh Allah SWT.
Jambi, 15 Juli 2019
Peneliti
SEPNI KHOIRIAH
NIM. SHE 151830
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................I
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... ...................II
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ....................I
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. .................IV
MOTTO...... ....................................................................................... ...................V
PERSEMBAHAN............................................................................................VI
ABSTRAK .................................................................................................... ….VII
KATA PENGANTAR .................................................................................. …VIII
DAFTAR ISI ................................................................................................. . ….IX
DAFTAR TABEL ........................................................................................ .. ….X
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... …….1
B. Rumusan Masalah7
C. Batasan Masalah ..................................................................... 7
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
E. Kerangka Teori ....................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka .................................................................... 20
BAB II METODE PENILITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 24
B. Sifat Penelitian........................................................................ 25
C. Jenis Dan Sumber Data .......................................................... 25
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 26
E. Analisis Data .......................................................................... 29
F. Sistematika Penulisan...........................................................30
G. Jadwal Penelitian ................................................................... 30
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENILITIAN
A. Sejarah Kolam Pemancingan .................................................. 32
B. Letak Kolam Pemancingan ..................................................... 32
C. Luas Dan Kedalaman Kolam Pemancingan ........................... 39
D. Daya Tarik Kolam Pemancingan............................................ 39
E. Kondisi Kolam Pemancingan ................................................. 40
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan dipemancingan Nes Jln. Jambi
Muaro Bulian Simpang Sungai Duren Muaro Jambi ............. 41
1. Sistem Kolam Pemancingan ................................................... 41
2. Akad Jual Beli Dalam Pemancingan ...................................... 42
3. Keuntungan Jual Beli Ikan Dipemancingan ........................... 43
4. Kerugian Jual Beli Ikan Dipemancingan ................................ 43
5. Minat Konsumen Dipemancingan .......................................... 44
B. Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli
Ikan Dipemancingan Nes Jln. Jambi Muaro Bulian Simpang Sungai
Duren Muaro Jambi ................................................................ 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpunlan ........................................................................... 57
B. Saran ....................................................................................... 59
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia di ciptakan oleh Allah SWT dengan pola pemikiran yang
beraneka ragam. Agar terciptanya kerukunan bermasyarakat maka dibuatlah
seperangkat hukum yang mengaturnya, salah satunya adalah hukum Islam,
masalah jual beli dalam Islam banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam bermasyarakat. Oleh karena itu perlunya kita sebagai umat
beragama Islam patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku supaya tidak
menimbulkan penyimpangan dan pelanggaran yang dapat merusak kehidupan
ekonomi serta kehidupan sesama manusia. Pedagang yang jujur sangat disukai
oleh Allah SWT, tapi zaman sekarang ini ada juga pedagang-pedagang yang tidak
jujur oleh karena itu kita sebagai umat Islam wajiblah bagi kita untuk menjadi
hamba Allah SWT yang jujur misalnya dalam perdagangan karena Allah sangat
mencintai hambanya yang senantiasa besikap jujur.1
Jujur mengandung arti yang sangat luas, karena kejujuran itu sumbernya
dari hati. Jujur merupakan kesesuaian antara hati, perkataan, dan perilaku yang
kita tampilkan. Jika diantara ketiganya ada yang tidak sesuai, maka itu merupakan
sifat yang sebaliknya yaitu bohong atau dusta. Sifat dan perilaku semacam ini
yang seharusnya kita tiru (jujur). Diantara ayat Al-Quran yang menjelaskan
tentang kejujuran sebagai berikut:
1. M. Ali Hasan, Masa>il al-Fsiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000), hlm. 121.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar2
Dalam jual beli terdapat ketetapan akad, hukum atau ketetapan akad yang
dimaksud dalam pembahasan ini adalah menetapkan barang sebagai hak milik
pembeli menetapkan harga atau uang sebagai milik sang penjual.
Adapun firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 275
. . .
Artinya: Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”3
Dari ayat tersebut menerangkan bahwasanya Allah telah menghalalkan
jual beli karena dalam jual beli ada pertukaran dan pergantian ada barang yang
mungkin bertambah harganya pada masa mendatang. Akan tetapi tambahan harga
itu adalah imbalan jasa dari pemanfaatan yang diperoleh dari harga barang
tersebut. Allah telah mengharamkan riba, karena didalam riba tidak ada
pertukaran dan tambahan pembayaran. Dalam jual beli ada hal-hal yang
menghendaki kehalalannya, sedangkan dalam riba terdapat mafsadah (kerusakan)
yang menghendaki keharamannya.4
Penghalalan Allah SWT Terhadap transaksi jual beli itu mengandung dua
2. At-Taubah (9): 119
3. Al- baqarah (2): 275
4.Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quran An Majid An-Nur
(Semarang: Pustaka Rizky Putra, 2001), Hlm 489-490.
makna, yang pertama adalah bahwa Allah SWT menghalalkan setiap jual beli
yang dilakukan oleh dua orang pada barang yang diperoleh untuk diperjualbelikan
atas dasar suka sama suka. Inilah yang lebih nyata maknanya. Makna yang kedua
adalah bahwa Allah SWT menghalalkan praktek jual beli apabila barang tersebut
tidak dilarang oleh Allah SWT, sebagai individu yang memiliki otoritas untuk
menjelaskan apa-apa yang datang dari Allah SWT akan arti yang dikehendakinya.
Jual beli pada asalnya adalah boleh, kecuali ada dalil yang
mengharamkannnya. Allah SWT telah berfirman :
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.5
Dalam kehidupan bermuamalah, agama Islam telah memberikan garis
kebijakan yang sangat jelas agar transaksi dalam berbisnis dapat diperhatikan dan
dilakukan dengan sebaik mungkin. Dengan demikian proses transaksi dalam jual
beli tersebut dapat bermanfaat bagi yang bersangkutan.6 Didalam jual beli terdapat
empat macam syarat akad yaitu:
1. Syarat terjadinya akad
5. An-Nisaa (6) : 29
6. M. Ali Hasan, Masail Al-Fiqiyah. . . , .hlm 121
2. Syarat sahnya akad
3. Syarat terlaksananya akad (nafasd)
4. dan syarat luzum.
Secara umum tujuan adanya semua syarat tersebut untuk menghindari
pertentangan diantara manusia, menjaga kemaslahatan orang yang berakad,
perdamaian, menghindari jual beli gharar (terdapat unsur penipuan), dan lain-
lain.7
Jual beli merupakan kegiatan mencari nafkah, akan tetapi jual beli terdapat
beberapa kreteria, krieteria tersebut mencakup dalam sistem ekonomi Islam.
Menurut Al-Quran dan sunnah semua cara mencari nafkah dibolehkan asal
dengan cara adil, jujur, dan bermoral serta tidak melakukan apa yang dilarang
oleh Allah SWT. Sedangkan perdagangan yang dilarang oleh Allah SWT adalah
judi dan segala bentuk pertaruhan, spekulasi, pasar gelap, pengambilan untung
yang berlebihan (profiteering), monopoli, pemalsuan, timbangan dan takaran,
pengoplosan barang, sumpah palsu, menyembunyikan barang dagangan yang
cacat, penipuan, kecurangan, dan sebagainya, semua itu dilarang oleh Allah SWT.
Dalam akad jual beli masing-masing pihak tidak dapat membatalkan perjanjian
jual beli tanpa persetujuan pihak lain. Jual beli dimaknai dengan akad mengikad
(al-‘aqd al-lazim).8
Salah satu dari kegiatan jual beli dimasyrakat yaitu Jual Beli Ikan di
pemancingan dengan Sistem Jatahan di Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang
Sungai Duren Muaro Jambi. Dalam praktek jual beli ini objeknya adalah ikan
7. Rachmad Syafe‟i, Fiqih Muamalah (Bandung : Pustaka Setia, 2001), Hlm. 76
8. Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, Studi Tentang Teori Akad Dalam Fiqih
Muamalat (Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 2007), Hlm.80.
mas dan ikan patin, yang mana ikan tersebut dibeli oleh pembeli (pemancing)
dengan cara memancing yang mana harus membayar uang karcis terlebih dahulu
dengan harga yang telah ditetapkan oleh sipenjual (pemilik usaha kolam
pemancingan) yaitu Rp. 40.000
Sistem jatahan dalam jual beli ikan mengandung arti khusus yaitu
“Suplain”. Penamaan istilah “jatahan” berasal dari ungkapan atau kesepakatan
dari pemilik kolam pemancingan dengan pembeli yang memancing. Sedangkan
yang dimaksud dengan sistem jatahan ini adalah pemilik kolam pemancingan
menjatahkan untuk penyiraman ikan 1kg/ orang, penjatahan ini hanya berfungsi
untuk mengontrol pemasukan ikan didalam kolam pemancingan, akan tetapai
pemancing boleh mendapatkan ikan lebih dari 1kg/orang (sepuasnya) sampai
dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu dari pukul 08:00 – 18:00.
Jatahan atau penyuplai ikan dilakukan sebelum melakukan pemancingan
apabila pemancing berjumlah 10 orang maka pemilik akan melakukan siraman
ikan sebanyak 10kg begitu juga dengan selanjutnya semakin banyak pemancing
maka semakin banyak siraman ikan yang dilakukan oleh pemilik pemancingan
yang takarannya 1kg/orang dan takaran ikan yang dimasukkan kedalam kolam
pemancingan baik ikan mas maupun patin yaitu seberat 8 0ns.
Penjelasan dari sistem jatahan dalam jual beli ikan ini berbeda dengan
membeli langsung ikan dikolam dengan cara mengambil, karena penjual hanya
mengambil langsung sesuai dengan harga yang dikehendaki pembeli. Dan ikan
tersebut tidak perlu dipancing karena ikan sudah disediakan oleh sipenjual.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian yang
difokuskan pada masalah Sistem Jatahan dalam Jual Beli Ikan dan Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Sistem Jatahan dalam Jual Beli Ikan dipemancingan di
Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi, dalam sebuah
karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam
Tentang Sitem Jatahan dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan” (Studi Kasus Di
Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka pokok
permasalahan penilitian ini adalah:
1. Bagaimana sistem jatahan dalam jual beli ikan di pemancingan di Nes Jln.
Jambi Muara Bulian, simpang Sungai Duren Muara Jambi tahun 2018 - 2019?
2. Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap sistem jatahan dalam jual beli ikan
di pemancingan Jl. Nes Jambi Muaro Bulian, simpang Sungai Duren Muaro
Jambi tahun 2018 - 2019?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penilitian ini sangat diperlukan agar pembahasan
dan tujuan yang dihadapi dapat dipecahkan dan tujuan terarah, maka dalam
penilitian ini penulis hanya membahas tentang sistem jatahan di pemancingan di
Jl. Nes Jambi Muaro Bulian, simpang Sungai Duren Muaro Jambi tahun 2018 –
2019.
D. Tujuan Dan Manfaat Penilitian
1. Tujuan yang dapat diperoleh dalam penilitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui proses jual beli ikan dengan sistem jatahan di pemancingan
di Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, simpang Sungai Duren Muaro Jambi
b. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap jual beli ikan dengan cara
sistem jatahan di pemancingan di Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai
Duren Muaro Jambi.
2. Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:
a. Kegunaan Teori
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan terhadap
Ilmu Hukum Ekonomi Syariah khususnya pada kajian hukum muamalah yang
berhubungan dengan masalah yang ada pada dalam proses jual beli. Serta sangat
diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan, Ilmu yang berguna dalam referensi dan
ilmu pengetahuan terhadap mahasiswa untuk penelitian-penelitian berikutnya.
b. Kegunaan Secara Praktis
Diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat dan akademisi
mengenai proses jual beli yang sesuai dengan ketentuan hukum ekonomi syariah,
Terutama jual beli ini berkaitan dengan keadaan yang terjadi di masyarakat
mengenai jual beli ikan dengan sistem jatahan di pemancingan di Nes Jl. Jambi
Muaro Bulian, simpang Sungai Duren Muaro Jambi .
D. Kerangka Teori
Berdasarkan permasalahan yang di teliti penulis mengenai tinjauan hukum
islam tentang sistem jatahan dalam jual beli ikan dipemancingan di nes jln, muaro
bulian simpang sungai duren muaro jambi kelurahan pijoan Rt. 18 maka dapat
diketahui bahwa: “Menurut Bapak Bakri (tokoh agama) bahwa jual beli ikan
dipemancingan dengan sistem jatahan hukumnya sah, karena tidak ada unsur
penipuan dan tidak ada pihak yang dirugikan”.
1. Pengertian Jual Beli dan Dasar Hukumnya
a. Pengertian Jual Beli
Jual beli adalah proses pemindahan hak milik barang atau harta kepada
pihak lain dengan menggunakan uang sebagai alat tukarnya atas dasar sukarela,
dengan satu akad, tanpa ada unsur paksaan antara kedua belah pihak. Dalil yang
mendasari kehalalan jual beli diantaranya firman Allah dalam Qs. Al- baqarah
:275
... ...
Artinya:. . . padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. . 9
Menurut etimologi jual beli adalah pertukaran sesuatu dengan sesuatu
yang lain, kata lain dari jual beli adalah al-ba’i,asy-syira’,almubadah, dan
attijarah sedangkan menurut terminologi para ulama berbeda pendapat dalam
mendefenisikannnya, diantaranya adalah:
1) Menurut ulama hanafiyah jual beli adalah saling tukar menukar dengan harta
lainnya pada jalan yang telah ditentukan.
2) Menurut ulama malikiyah akad saling tukar menukar bukan manfaat, bukan
termasuk senang- senang, adanya saling tawar- menawar, slah satu yang
dipertukarkan itu bukan termasuk emas dan perak, benda tertentu dan bukan
dalam bentuk zat dan benda.
9. Al- Baqarah (2): 275
3) Menurut ulama syafi‟iyah akad saling tukar menukar yang bertujuan
memindahkan kepemilikan barang atau manfaatnya yang bersifat pribadi.
4) Menurut ulama Hanafiyah saling tukar menukar harta walaupun dalam
tanggungan atau manfaat yang diperbolehkan syara‟yang bersifat abadi bukan
termasuk riba dan pinjaman.10
Dalam fiqih sunnah, jual beli sendiri adalah tukar menukar harta apapun
bentuknya yang dilakukan suka sama suka atau proses pengalihan hak milik harta
orang lain dengan kompensasi atau imbalan tertentu, ini boleh dilakukan asalkan
dalam koridor syariat. Seperti harta dan barang yang dijual belikan adalah halal,
bukan benda haram, atau asalnya dari jalan yang haram.
b. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli sebagai sarana tolong-menolong antara sesama manusia yang
mana mempunyai landasan yang sangat kuat dalam Islam.
1.) Al-Quran
Dalam Al-Quran Allah berfirman:
Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebagian yang lain
diantara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa
urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian dari pada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat
10
. Enang Hidatyat, Fiqih Jual Beli, (Jakarta: Pt. Remaja Rosdakarya), hlm. 11
dosa, padahal kamu mengetahuinya.11
1.) As- Sunnah
Artinya: Rifa‟ah Bin Rafi‟ menceritakan bahwa Nabi SAW pernah ditanya orang
“apakah usaha yang paling baik?” jawab beliau “usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan sikap jual beli yang halal”.12
2.) Ijma’
Kaum muslimin telah sepakat dari dahulu sampai sekrang tentang
kebolehan hukum jual beli oleh karena itu, hal ini merupakan sebuah bentuk
ijma‟ umat karena tidak ada seorangpun yang menentangnya.
3.) Akal
sesungguhnya kebutuhan manusia yang berhubungan dengan apa yang
ada ditangan sesamanya tidak ada jalan untuk saling timbal balik kecuali dengan
melakukan akad jual beli. Maka jual beli ini menjadi perantara kebutuhan manusia
terpenuhi.13
Dari kandungan ayat Al-Quran dan hadist nabi saw diatas dikemukakan
sebagai dasar jual beli, para ulam fiqih mengambil suatu kesimpilan, bahwa
hukum jual beli itu mubah (boleh). Namun menurut Imam Asy-Syatibi hukumnya
bisa berubah menjadi wajib dalam situasi tertentu. Sebagai contoh
dikemukakannya, bila suatu waktu terjadi praktek ikhtiar yaitu penimbunan
barang, sehingga persediaan stok hilang dari pasar dan harga melonjak naik.
Apabila terjadi praktek semacam itu maka pemerintah boleh memaksa para
pedagang menjual barang-barang sesuai dengan harga pasar sebelum terjadi
11
. Al- Baqarah (12): 188 12
. Kahar Masyhur, Bulughul Maram, (PT. Rineka Cipta, Jakarta) hlm. 407 13
. Enang Hidatyat, Fiqih Jual Beli, hlm. 15
pelonjakan harga barang-barang itu. Para pedagang wajib memenuhi ketentuan
pemerintah di dalam menentukan harga pasaran.14
2. Rukun Dan Syarat Jual Beli
a. Rukun Jual Beli
Para ulama berbeda pendapat tentang rukun jual beli ini. Menurut
Hanafiyah, rukun jual beli adalah ijab ungkapan membeli dan pembeli dan qabul
ungkapan menjual dari penjual atau sesuatu yang menunjukkan kepada ijab dan
qabul. Menurut mereka yang menjadi rukun dalam jual beli hanyalah kerelaan itu
dari kedua belah pihak untuk melakukan transaksi jual beli. Sementara menurut
Malikiyah, rukun jual beli ada tiga, yaitu: Aqidain (dua orang yang berakad) yaitu
penjual dan pembeli, Ma’qud alaih (barang yang diperjualbelikan dan nilai tukar
pengganti barang, Shighat ijab dan qabul. Ulama syafii juga berpendapat sama
dengan ulama maliki, sementara ulama hanabilah berpendapat sama dengan ulama
hanafiyah.
Dari penjelasan diatas nampak jelas para ulama sepakat bahwa shighat dan
qabul termasuk kedalam rukun jual beli. Adanya perbedan pendapat ulama
tersebut terletak pada aqidain (penjual dan pembeli) dan ma‟qud alaih barang
yang dibeli dan nilai tukar pengganti barang. Tetapi perbedaan tersebut hanya
hanya bersifat lafzhi. Ulama yang tidak menjadikan aqadain sebagai rukun, maka
menjadikannya sebagai syarat jual beli sebagaimana yang dikemukakan ulama
Hanafiyah dan Hanabilah. Begitu juga sebaliknya ulama yang menjadikan
aqadain sebagai rukun, maka tidak disebutkannya sebagai syarat jual beli
14
. M ali hasan, fiqih muamalah, bebagai macam transaksi dalam jual beli islam, (Jakarta
pt. Raja grafindo, 2004) hlm. 117
sebagaimana yang dikemukakan ulama Malikiyah dan Syafiiyah.15
b. Syarat Jual Beli
Ulama fiqih mengatakan, bahwa suatu jual beli baru dianggap sah apabila
terpenuhi dua hal:
1.) Jual beli itu terhindar dari cacat seperti barang yang diperjual belikan tidak
jelas, baik jenis, kualitas maupun kuantitasnya
2.) Apabila barang yang diperjual belikan itu benda bergerak, maka barang itu
langsung dikuasai pembeli dan harga dikuasai penjual. Sedangkan barang yang
tidak bergerak dapat dikuasai pembeli setelah surat menyurat diselesaikan
sesuai dengan kebiasaan setempat
3.) dalam Islam yang pertama adalah ada penjual dan pembeli. Antara penjual dan
pembeli tersebut ada syarat-syarat tertentu. Syarat dari penjual dan pembeli itu
menurut Islam adalah:
a.) Berakal, yang dimaksud dengan berakal keduanya dapat membedakan mana
yang terbaik untuk dirinya. Apabila salah satu pihak tidak berakal maka jual
beli tidak sah
b.) Transaksi terjadi atas kemauan sendiri tanpa ada paksaan
c.) Keduanya tidak mubadzir
d.) Baliqh
Syarat jual beli yang ketiga setelah adanya penjual dan juga pembeli
adalah adanya barang dagangan yang diperjual belikan. Adapun syarat barang
dagangan yang diperjual belikan adalah sebagai berikut:
15
. Enang Hidatyat, Fiqih Jual Beli,... hlm. 17
a) Barangnya bersih ataupun suci. Adapun yang dimaksud bersih barangya yaitu
barang yang diperjual belikan bukan barang haram.
b) Milik penuh sipenjual atau dikuasakan kepadanya. Maksudnya disini adalah
orang yang melakukan pilik perjanjian jual beli adalah pemilik barang tersebut
atau orang yang telah mendapatkan izin dari pemilik sah barang yang dijual
tersebut.
c) Mengetahui barang dan harganya dengan jelas. Apabila dalam suatu jual beli
keadaan barang dan jumlah hargnya tidak diketahui, maka perjanjian jual beli
itu tidak sah. Sebab bisa jadi perjanjian tersebut mengadung unsur penipuan.
d) Barang yang diakadkan ditangan (secara langsung)
Di dalam Islam kita diatur diberbagai urusan agar yang kita lakukan membawa
kebaikan bagi semua orang. Islam juga telah mengatur kita dan menentukan batas-
batas dan tata cara dalam jual beli. Dan berikut ini adalah syarat sah jual beli jika
dikaji menurut barangnya.
1) Barang yang diperjual belikan adalah barang halal, barang yang diperjual
belikan harus barang yang dihalalkan Islam. Jika barang tersebut diharamkan
maka jual beli tersebut tidak diperbolehkan.
2) Dilarang menjual barang yang tidak sesuai dengan yang dipromosikan, artinya
barang tersebut harus sama dengan yang asli
3) Objek atau barang yang diperjual belikan harus benar-benar ada, hal ini jelas
menjadi sebuah syarat jual beli. Artinya barang tersebut memang benar-benar
ada jika tidak ini merupakan unsur penipuan.
4) Pengiriman barang harus jelas waktu dan tempatnya. Ketepatan waktu dan
5) tempat juga menentukan sah tidaknya suatu jual beli.
Empat hal yang telah disebutkan diatas adalah berdasarkan barang yang
diperjual belikan kemudian bagaimana dengan syarat sah berdasarkan pelaku jual
beli. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Pelaku jual beli harus sama-sama rela dalam melakukan jual beli didalam
aktivitas jual beli. Pembeli rela membeli barang sipenjual. Sedangkan penjual
rela barangnya dijual dan juga tidak ada unsur paksaan diantara keduanya.
2) Pelaku jual beli memiliki kompetensi dalam jual beli orang gila, anak kecil,
atau siapapun yang tidak bisa mengetahui baik buruknya jual beli bagi dirinya
tidak sah dalam transaksi jual belinya, Artinya hanya orang-orang yang
mengerti dan memiliki kompetensi di dalam jual beli yang bisa melakukan jual
beli
c. Syarat Sah Jual Beli
a. Ketidakjelasan (Al- Jahalah)
Yang dimaksud disini adalah ketidakjelasan yang serius yang
mendatangkan perselisihan yang sulit untuk diselesaikan.ketidakjelasan ini ada
empat macam, yaitu
1) Ketidakjelasan dalam barang yang dijual, baik jenisnya, macamnya, kadarnya
menurut pandangan pembeli
2) Ketidakjelasan harga
3) Ketidakjelasan masa (tempo), seperti dalam harga yang diangsur, atau dalam
khiyar syarat. Dalam hal ini harus jelas, apabila tidak jelas maka akad menjadi
batal
4) Ketidakjelasan dalam langkah- langkah penjaminan. Misalnya penjual
mensyaratkan diajukan seorang kafil (penjamin). Dalam hal ini penjamin
tersebut harus jelas. Apabila tidak jelas maka akad jual beli menjadi batal
b. Pemaksaan (Al- Ikrah)
Pengertian pemaksaan adalah mendorong orang lain (yang dipaksa) untuk
melakukan suatu perbuatan yang tidak disukainya. Paksaan ini ada dua macam:
1) Paksaan absolut, yaitu paksaan dengan ancaman yang sangat berat, seperti akan
dibunuh, atau dipotong anggota badannya
2) Paksaan relatif, yaitu paksaan dengan ancaman yang lebih ringan, seperti
dipukul
Kedua ancaman tersebut mempunyai pengruh terhadap jual beli, yakni
menjadikannya jual beli yang fasid menurut jumhur Hanafiah dan mauquf menutu
zufar.
c. Pembatasan waktu (At- Tauqit)
At- tauqit adalah jual beli dengan dibatasi waktunya, seperti: “saya jual
baju ini kepadamu untuk selama satu bulan atau satu tahun”. Jual beli semacam
ini hukumnya fasid, karena kepemilikan atas suatu barang, tidak bisa dibatasi
waktunya.
d. Penipuan ( Al- Gharar)
Al- gharar adalah penipuan dalam sifat barang, seperti seseorang menjual
sapi dengan pernyataan bahwa sapi itu air susunya sehari sepuluh liter, padahal
kenyataannya paling banyak dua liter. Akan tetapi apabila ia menjualnya dengan
pernyataan bahwa air susunya lumayan banyak tanpa menyebutkan kadarnya
maka termasuk syatat yang shahih. Akan tetapi apabila gharar pada wujud
(adanya) barang maka ini membatalkan jual beli.
e. Kemudaratan (Adh- Dharar)
Kemudaratan ini terjadi apabila penyerahan barang yang dijual tidak
mungkin dilakukan kecuali dengan memasukkan kemudaratan kepada penjual,
dalam barang selain objek akad. seperti seseorang menjual baju (kain) satu meter,
yang tidak bisa dibagi dua. Dalam pelaksanaannya terpaksa baju tersebut
dipotong, walaupun hal ini meruikan penjual. Dikarenakan kerusakan ini untuk
menjaga hak perorangan bukan hak syara‟ maka para fuqaha menetapkan apabila
penjual melaksanakan kemudaratan atas dirinya dengan cara memotong baju dan
menyerahkannya kepada pembeli maka akad berubah menjadi shahih.
f. Syarat – Syarat Yang Merusak
Setiap syarat yang ada manfaatnya bagi salah satu pihak yang bertransaksi,
tetapi syarat tersebut tidak ada dalam syara‟ dan adat kebiasaan atau tidak
dikehendaki oleh akad, atau tidak selaras dengan tujuan akad seperti seseorang
menjual mobil dengan syarat ia (penjual) akan menggunakannya selama satu
bulan setelah terjadinya akad jual beli.16
d. Sistem Jatahan
Sistem jatahan adalah peraturan yang dibuat oleh pemilik pemancingan
dalam jual beli ikan dipemancingan. Yang dimaksud dengan jatahan disini adalah
pemilik menjatahkan masing-masing orang 1kg dalam siraman ikan, jatahan
penyiraman ini bertujun untuk memudahkan pemilik dalam mengontrol
16
. Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 190
pemasukan ikan kedalam kolam, semakin banyak orang yang memancing maka
semakin banyak pula siraman ikan yang dimasukkan pemilik kedalam kolam
pemancingan, dengan demikian maka pemilik pemancingan akan lebih mudah
menakar ikan yang telah masuk dalam kolam pemancingan. Dengan jatahan 1kg
tersebut bukan berarti pemancing hanya boleh memancing 1kg, pemancing bebas
memancing ikan sebanyak yang dia dapati atau sepuasnya sampai waktu yang
telah ditetapkan. kesepakatan antara sipenjual dan pembeli yang berada di kolam
pemancingan ikan yang mana pembeli membanyar uang masuk atau karcis
seharga Rp.40.000 dan pemancingan boleh dilakukan setelah jam buka dan harus
berhenti memancing sampai waktu yang telah ditetapkan yaitu buka jam 08.00
pagi dan tutup jam 18.00 sore dan peraturan tersebut wajib ditaati oleh
sipemancing.
Jadi jatahan yang dimaksud disini adalah “pemilik pemancingan
menjatahkan siraman 1kg/orang dan bukan berarti pula bahwa pemancing hanya
boleh memancing ikan 1kg saja. Pemancing bebas memancing ikan berapapun
yang dia dapat sampai waktu yang telah ditetapkan”.17
Memancing juga suatu
kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar
ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah laut, danau, sungai dan
perairan lainnya dengan target seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan
menangkap ikan atau hewan air yang mengunakan sebuah alat oleh seorang atau
beberapa pemancing. Namun dalam praktek dan dari hasil buruannya, tidak semua
kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan
17
. Wawancra Dengan Bapak Kosasi pemilik pemancingan, 07 Juli 2019
dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga terkadang
malah dapat yang lainnya seperti, kodok, udang, cumi-cumi, dll.
Memancing ikan juga dapat dibedakan berdasarkan alam buruannya, yaitu:
a. Memancing ikan air laut
b. Memancing ikan air tawar
Pada dasarnya memancing hanyalah salah satu cara untuk menangkap
ikan. Oleh karena itu masih banyak cara atau teknik yang lain yang dapat kita
gunakan untuk mendapatkan ikan tersebut.18
F. Tinjauan Pustaka
Untuk membantu memecahkan masalah yang sesuai dengan penjelasan
tentang jual beli ikan sistem jatahan diatas, maka penulis ingin mencari dan
menelaah referensi literatur atau penelitian terlebih dahulu mengenai jual beli
yang terdapat unsur spekulasi, gharar atau penyimpang dari tujuan dan prinsip
jual beli menurut kajian muamalah hukum ekonomi syariah. Serta
membandingkan dengan yang lain, beberapa referensi tersebut anatara lain:
Skripsi muhammad pungkas yang berjudul “Jual Beli Ikan Dengan Sistem
Harian Berhadiah Tinjauan Sosiologi Islam (Studi Dipemancingan Moro Seneng
Pugeran Maguwoharjo Sleman)” Jurusan Muamalat Fakultas Syariah Dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012. Skripsi ini membahas
tentang jual beli ikan denga sistem harian berhadiah, sistem harian pada
pemancingan menggunakan akad sewa-menyewa yang berakhir akan memiliki
ikan dengan hasil tangkapanya.19
18
. https://id.wikipedia.org/wiki/Memancing
Skripsi Eini Setiasih yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadapa
Akad- Akad Pada Bisnis Pemancingan Dipemancingan Pak Bg Ngawen Sidokarto
Godean Sleman Yogyakarta” Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015, skripsi ini membahas tentang akad
pemnancingan yang menggunakan sistem harian, dimana pemancing membayar
uang sesuai dengan perjanjian dan memancing dengan waktu yang telah
disepakati dengan hasil seberapapun.20
Skripsi Arief Akbar Qurrota Ayun yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam
Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan (Studi Kasus Di
Desa Silado, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas)”. Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah Jurusan Muamalah Fakultas Syariah Institud Agama
Islam Negeri (IAIN) Purwokerto2016. Skripsi ini juga membahas dengan objek
pemancingan, akan tetapi bukan dengan sistem halu melainkan kiloan, kiloan
dalm skripsi ini tidak seperti biasa tetapi dengan sistem jatahan dimana setiap
pemancing membeli ikan terlebih dahulu kemudian ikan yang dibeli akan
dimasukkan kedalam kolam pancing dan pembeli akan memancing sendiri ikan
yang telah dibelinya. Selain itu dalam sistem ini dibatasi minimal 1/2kg dan tidak
ada pembatasan maksimal.21
Sedangkan dalam skripsi saya akan memaparkan mengenai “Jual Beli Ikan
Dengan Sistem Jatahan Di Pemancingan” milik salah satu dari warga Nes Dijambi
19
. Muhammad Pungkas Abdila, Jual Beli Ikan Dengan Sistem Harian Berhadiah
Tinjauan Sosiologi Hukum Islam (Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga, 2012) 20
. Eini Setiasih, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad-Akad Pada Bisnis Pemancingan
dipemancinga Pak Bg Ngawen Sidokarto Godean (Yogyakarta: Uin Sunan Kali Jaga, 2015) 21
. Arief Akbar Qurrota Ayun Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam
Jual Beli Ikan Dipemancingan (Purwokerto: Iain Purwokerto 2016)
Jl. Muaro Bulian simpang sungai duren muaro jambi. Sistem jatahan yang
dimaksud disini menjatahkan 1kg siraman utunk satu orang begitu juga dengan
selanjutnya semakin banyak pemancing maka semakin banyak pula siraman yang
dilakukan oleh pemilik pemancingan. Pemancingan bapak kosasi ini juga
mempunyai daya tarik yaitu karcis gratis untuk 10 kali pemancingan di tempat
pemancingan juga tersedia kopi dan mie instan dengan harga kopi 1gelas
Rp.5.000 dan Rp.10.000 untuk mie instan dan pemancingan dibuka dari jam 08
pagi sampai jam 18 sore
Skripsi Atik Elmiyatin “Praktek Sistem Penyewaan Kolam Pancing Harian
Dan Kiloan Di Pemancinagan Lestari Desa Cerme Lor Kecamatan Cere
Kabupaten Gresik” Institud Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah
Jurusan Muamalah Surabaya 2009. Skripsi ini membahas pemancingan dengan
sistem harian dan kiloan, sestem harian dipembahasan ini pemancing membayar
dengan memancing sepuasnya. Sedangkan kiloan pemancing akan membayar
setelah mendapat ikan dari kolam.22
Jadi simpulan dari penelitian yang terdahulu
dengan penulis terletak pada sistem, takaran, dan waktunya (waktu yang telah
disepakati). Maka untuk mempermudah memahami penilitian yang terdahulu
dengan penulis lebih cendrung terhadap perbedaannya (sistemnya).
22
. Atik Elmiyatin Praktek Sistem Penyewaan Kolam Pancing Harian Dan Kiloan Di
Pemancingan Lestari Desa Cerme Lor Kec. Cere Kab.Gresik (Surabaya: Iain Sunan Ampel, 2009)
21
BAB II
METODE PENELITIAN
Agar dapat terarah dan mencapai hasil yang optimal, maka metode
penulisan dalam penuyusunan skripsi ini menggunakan ketentuan penelitian
sebagai berikut:
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang
penelitianya dilakukan pada kondisi yang sebenarnya. Alasan penelitian ini
membahas kegiatan muamalah supanya dapat menyelesaikan permasalahan
tentang adanya Jual Beli Ikan Dengan Sistem Jatahan Dipemancingan yang
Berada di Nes Jl. Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi. Penelitian
ini termasuk penilian lapangan yaitu penelitian yang langsung meneliti
kelapangan. Dalam hal ini secara otomatis sang peneliti langsung mengamati
kejadian jual beli ikan denga sistem jatahan.
Metode kualitatif adalah penelitian tentang riset yeng bersifat deskkriftif
dan cendrung menggunakan analisis. Proses dan makna lebil ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif dan landasan teori lebih dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian supaya sesuai dengan apa yang diteliti. Selain itu landasan teori
ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian
dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
B. Pendekatan Penelitian
Menurut penulis, penelitian ini bersifat Kualitatif deskripsi, yang bertujuan
untuk mendesskripsikan apa-apa yang berlaku pada saat ini. Yang mana
didalamnya terdapat upanya-upanya untuk mencatat, analisis, dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi saat ini. Selanjutnya pendekatan
penelitian yuridis empiris menganalisis penelitian tersebut dengan menggunakan
ketentuan hukum Islam yang berfokus pada sistem Jual Beli Ikan di pemancingan
dengan Sistem Jatahan.
C. Jenis Dan Sumber Data
Fokusnya penelitian ini kepada persoalan penentuan hukum dari adanya
jual beli ikan dengan sistem jatahan dipemancingan. Oleh karena itu jenis data
yang digunakan oleh penelitian ini adalah sebgai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang yang bersangkutan
yang memerlukannya. Data primer disebut juga dengan data asli atau data baru.
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber – sumber yang telah ada. Data ini
biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan – laporan penelitian yang
terdahulu.23
Adapun sumber data adalah :
23
. Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Pt. Bumi
Aksara, 2013), hlm. 21
1. Pengelola Pemancingan
2. Orang-Orang Yang Memancing
3. Tokoh Masayarakat (Dilingkungan Pemancingan)
4. Tokoh Agama
5. Buku Atau Pedoman
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif penelitian
adalah instrumen penelitian. Keberhasilan dalam pengumpulan data banayak
ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang yang
dijadikan fokus penelitian. Ia dapat melakukan wawancara dengan subjek yang
diteliti, ia harus mampu mengamati situasi sosial yang terjadi dalam konteks yang
sesunggguhnya, ia dapat memfoto fenomena, dan simbol tanda yang terjadi,
peneliti tidak akan mengakhiri fase pengumpulan data sebelum ia yakin bahwa
data yang terkumpul dari berbagai sumber yang berbeda dan terfokus pada situasi
sosial yang diteliti dan telah mampu menjawab tujuan penelitian sehingga
ketetapan dan kredibilitas tidak diragukan lagi oleh siapa pun.24
Beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang
objeknya adalah usaha Kolam Pancing Ikan Bapak Kosasi ialah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan mencatat terhadap fenomena yang ada pada objek penelitian.
Metode ini dilakukan untuk melihat apakah jual beli ikan dengan sistem jatahan
24
. A. Musri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penalitian Gabungan
(Pt. Fajar Interpratama Mandiri, 2014),hlm .372
tersebut termasuk dalam kategori penipuan atau perdagangan yang merugikan.
Apabila kita mengacu pada fungsi pengamatan dalam penelitian maka obsevasi
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:
a. Participan observer, yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat secara
teratur berpartisifasi dan terlibat dalam kegiatan yang diamati.
b. Non - Participan observer, yaitu suatu bentuk observasi di mana pengamat
tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang ditelitinya.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
wawancara adalah suatu kejadian atau proses interaksi antara pewawancara
dengan orang yang diwawancara melalui komunikasi langsung. Dapat pula
dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka antara
pewawancara dengan sumber informasi, di mana pewawancara bertanya lansung
tentang suatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya. 25
a. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Wawancara
1) Pewawancara
2) Sumber Informasi
3) Materi Pertanyaan Dan
4) Situasi Wawancara
b. Jenis Wawancara
1) Wawancara Terencana - Terstruktur
25
. A. Musri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penalitian Gabungan
(Pt. Fajar Interpratama Mandiri, 2014),hlm .373
2) Wawancara Terencana - Tidak Terstruktur
3) Wawancara Bebas
c. Aturan Umum Wawancara
1) Penampilan dan sikap
2) Pewawancara terbiasa dengan model pertanyaan yang disampaikan
3) Mengikuti kata – kata pertanyaan yang tepat
4) Catat jawaban pertatanyaan
5) Menggunakn teknik penyesuain untuk mendapatkan informasi
d. Penyusunan Pedoman Wawancara
e. Prosedur Wawancara
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu
yang sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa,
atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dengan yang terkait dan fokus
dengan penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian
kualitatif. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis, gambar, maupun foto.
Dokumen tertulis dapat pula berupa sejarah kehidupan, biografi, karya tulis dan
cerita. Disamping itu ada pula material budaya, atau hasil karya seni yang
merupakan sumber informasi dalam penelitian kualitatif.26
E. Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah. Pengoahan data biasanya
dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
26
. A. Musri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penalitian Gabungan
, (Pt. Fajar Interpratama Mandiri, 2014),hlm .391
1. Pemeriksaan Data
2. Sistematisasi Data
3. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu tinjauan
hukum Islam tentang jual beli ikan dengan sistem jatahan dipemancingan yang
akan dikaji dengan mengggunakan metode kualitatif. Maksudnya adalah bahwa
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada unsur untung-untungan.
Tujuannya dapat dilihat dari hukum Islam dan hukum positif, Supanya
dapat memberikan kontribusi keilmuan serta memberikan pemahaman mengenai
jual beli ikan di pemancingan dengan sistem jatahan. Metode fikir ilmiah dalam
penulisan ini adalah metode berfikir induktif. Metode induktif adalah proses
berfikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dengan berbagai
kasus yang bersifat khusus. Menurut Seiddel dalam Burhan Bungin mengatakan
bahwa analisis data adalah proses mencatat yang menghasilkan catatan lapangan,
dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap ditelusuri.27
F. Sistematika Penulisan
Penulisan sripsi ini terdiri atas lima bab, masing– masing bab membahas
permasalahan yang diuraikan menjadi beberapa sub sab. Untuk mendapat
gambaran yang jelas serta mempermudah dalam pembahasan, secara global
sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pada Bab I ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan
27
. http:// dapurilmiah.blogspot.com/2014/06/analisis-data-kualitatif.htm?m=1
Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Karangka Teori, dan Tinjaun Pustaka.
BAB II : Metode Penelitian
Pada Bab II ini terdiri dari beberapa metode yaitu Jenis Penelitian,
Sumber Data, Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Sistematika
Penulisan, dan Jadwal Penelitian.
BAB III : Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada Bab III ini membahas tentang Gambaran Umum Pada Lokasi
Penelitian Yaitu Sejarah Pada Kolam Pemancingan, Letak Kolam
Pemancingan, Luas dan Kedalaman Kolam Pemancingan, Daya
Tarik Kolam Pemancingan, dan Kondisi Kolam Pemancingan.
BAB IV : Pembahasan dan Hasil Penelitian
Pada bab IV ini membahas tentang Hasil Penelitian yaitu: Sistem
Jatahan Dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan ialah peraturan yang
dibuat oleh pemilik pemancingan dalam jual beli ikan
dipemancingan. Yang dimaksud dengan jatahan disini adalah
pemilik menjatahkan masing-masing orang 1kg dalam siraman ikan,
jatahan penyiraman ini bertujun untuk memudahkan pemilik dalam
mengontrol pemasukan ikan kedalam kolam, semakin banyak orang
yang memancing maka semakin banyak pula siraman ikan yang
dimasukkan pemilik kedalam kolam pemancingan, dengan demikian
maka pemilik pemancingan akan lebih mudah menakar ikan yang
telah masuk dalam kolam pemancingan. Dengan jatahan 1kg
tersebut bukan berarti pemancing hanya boleh memancing 1kg,
pemancing bebas memancing ikan sebanyak yang dia dapati atau
sepuasnya sampai waktu yang telah ditetapkan. kesepakatan antara
sipenjual dan pembeli yang berada di kolam pemancingan ikan yang
mana pembeli membanyar uang masuk atau karcis seharga
Rp.40.000 dan pemancingan boleh dilakukan setelah jam buka dan
harus berhenti memancing sampai waktu yang telah ditetapkan yaitu
buka jam 08.00 pagi dan tutup jam 18.00 sore dan peraturan tersebut
wajib ditaati oleh sipemancing. Sedangkan Tinjauan Hukum Islam
Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan dipemancingan
dikelurahan pijoan Rt. 18 maka dapat diketahui bahwa: “Menurut
Bapak Bakri (tokoh agama) bahwa jual beli ikan dipemancingan
dengan sistem jatahan hukumnya sah, karena tidak ada unsur
penipuan dan tidak ada pihak yang dirugikan”.
BAB V : Penutup Kesimpulan dan Saran
Pada bab V ini merupakan bagian akhir dari pembahasan skripsi
yaitu kesimpulan dan saran-saran yang merupakan rekomendasi
penulis dalam penelitian ini.
G. Jadwal Konsultasi Penelitian
Jadwal konsultasi Penelitian dilaksanakan dari judul, proposal, sampai
dengan acc untuk dimunaqasahkan. Adapun jadwal konsultasi penelitian yang di
bimbing oleh Pembimbing I: Dr. Maryani.S.Ag.,M.HI dan Pembimbing II: Dra.
Masnidar, M.E.I adalah sebagai berikut:
Pembimbing I : Dr. Maryani.S.Ag.,M.HI
No Tanggal Materi Konsultasi
Tanda Tangan
Dosen
1 4- 04- 2018 Pengajuan judul skripsi
2 4- 12- 2018 Penunjukan dosen pembimbing
3 5- 12- 2018 Konsultasi masalah proposal
4 6- 12- 2018 Acc seminar proposal
5 17- 1- 2019 Ujian seminar proposal
6 3- 05- 2019 Acc proposal untuk riset
7 16- 7- 2019 Bimbingan skripsi bab I
8 2- 09- 2019 Bimbingan skripsi bab I dan V
9
10
Pembimbing II : Dra. Masnidar, M.E.I
No Tanggal Materi Konsultasi
Tanda Tangan
Dosen
1 5- 12- 2018 Konsultasi masalah proposal
2 6- 12- 2018 Acc seminar proposal
3 17- 1- 2019 Ujian seminar proposal
4 3- 05- 2019 Acc proposal untuk riset
5 16- 7- 2019 Bimbingan skripsi I- V
6 23- 7-2019 Perbaikan foot note isi skripsi I- V
7 10- 9- 2019 Perbaikan isi skripsi I- V
8 23- 9- 2019 Perbaikan penegasan dari kesimpulan
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Kolam Pemancingan
Sejarah kolam pemancingan berawal dari kolam ikan yang biasa yang
mana bapak kosasi memiliki kolam ikan yang berguna untuk kebutuhan bapak
kosasi beserta keluarga, baik utuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk
penyimpanan atau ternakan ikan, kemudian kolam ikan tersebut dijadikan kolam
pemancingan oleh bapak kosasi akan tetapi bentuk kolam bapak kosasi sama
sekali tiak ada yang dirubah, hanya saja kolam dirawat dengan baik supaya ikan
yang didalam kolam juga terawat kolam pemancingan dibuka dari tahun 2016
sampai sekarang.
Terkadang kolam pemancingan pernah juga tidak beroperasi dikarenakan
pencemaran air sehingga ikan menjadi teracuni, dan juga adanya pekerjaan diluar
wilayah sehingga kolam pemancingan tutup untuk sementara waktu saja, dan
buka kembali setelah bapak kosasi berada di jambi atau ditempat usahanya.
Kolam pemancingan dibuka dari jam 08.00-18.00 wib, dan bertarif Rp. 40.000
untuk 1 hari pemancingan, pemancingan dibuka setiap hari kecuali untuk hari
jumat, dan juga pemancing mendapatkan karcis gratis bagi 10 kali pemancingan.28
B. Letak Kolam Pemancingan
Kecamatan jambi luar kota dengan ibu kota pijoan merupakan salah satu
kecamatan yang terluas, dimana desanya murupakan pusat administrasi
28
. Wawancara Bersama Pemilik Pemancingan Bapak Kosasi, 12 Juli 2019
pemerintahan pembantu batang hari wilayah timur yang pada akhirnya menjadi
wilayah kabupaten muaro jambi berdasarkan undang-undang nomor 54 tahun
1999. Secara geografis wilayah ini berbatasan lansung dengan kota jambi yang
merupakan center point jalan lintas timur dan barat sehingga secara ekonomis
menjadi salah satu pusat pertumbuhan yang ekonomis dan berdasarkan badan
Pusat Statistik Provinsi jambi, secara geografis, letak kolam pemancingan bapak
kosasi berada di Nes Jl. Muaro Bulian Jambi, Simpang Sungai Duren Muaro
Jambi lebih tepatnya di Nes di Kelurahan Pijoan Rt. 18 kabupaten Muaro Jambi.
Yang mana usaha kolam pemancingan Bapak Kosasi berbatasan dengan :
C. Laporan Penilaian Kelurahan Pijoan Tahun 2016
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1989Tanggal 28
September 1989
1. Data Monografi Kelurahan Pijoan
a. Desa / Kelurahan : Pijoan
b. Nomor Kode :
c. Keca : Jambi Luar Kota
d. Kabupaten : Muaro Jambi
e. Propins : J A M B I
f. Keadaan Bulan :
Tabel 1. Luas Dan Batas Wilayah
No Batas Wilayah Nama Wilayah Luas Wilayah
1 Utara Desa Muaro Pijoan 9,114 . Ha
2 Timur Desa Muhajirin
3 Selatan Desa Selat
4 Barat Desa Simp. Sei. Duren
Tabel 1 diatas Adalah Batas – Batas Wilayah, Nama Wilayah Dan Luas
Wilayah Yang Mana Sebelah Utara Berbatasan Dendan Desa Muarao Pijoan,
Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Muhajirin, Sebelah Selatan Berbatasan
Dengan Desa Selat, Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Simp. Sei. Duren,
Dan Luasnya Wilayah Adalah 9,114. Ha29
1. Kondisi Giografi
a. Ketinggian Tanah dari permukiman laut : 10 M
b. Banyaknya Curah Hujan : 900 - 300 M3/ THN
c. Tfografi (dataran rendah tinggi pantai : Dataran Rendah
d. Suhun Udara rata – rata : 20 - 30
3. Orbitasi ( Jarak Dari Pusat Pemerintahan Kelurahan )
a. Jarak dari PusatPemerintah Kecamatan : 0 Km
b. Jarak dari pusat Pemerintahan Kotif : -
c. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : 35 Km
d. Jarak dari Ibu Kota Propinsi : 22 Km
e Jarak dari Ibu Kota Negara : - Km
29. Kantor kelurahan pijoan, pengambilan data 19 agustus 2019 bersama Susilawati, S.
Kom ibuk kelurahan dan wakil kelurahan Ibuk Deli
2. Peruntukan
a. Jalan : Km
b. Sawah dan ladang : Ha
c. Bangunan Umum : 250 Ha
d. Empang : Ha
e. Pemungkinan /Perumahan : Ha
f Jalur Hujan : Ha
g Perkeburan : 4 Ha
h. Lain – lain : Ha
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin / Kk Jumlah
1 Laki – Laki 2242
2 Perempuan 2296
3 Kepala keluarga 1142
Tabel 2 diatas menunjukkan jumlah penduduk di kelurahan pijoan yang
datanya di rangkup berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2016, yang mana Laki
– laki berjumlah 2242 orang, Perempuan berjumlah 2296 orang, dan kepala
keluarga berjumlah 1142.30
Tabel 3. Kewarga Negara
30. Kantor kelurahan pijoan, pengambilan data 19 agustus 2019 bersama Susilawati, S.
Kom ibuk kelurahan dan wakil kelurahan Ibuk Deli
No Wni Jumlah Wna Jumlah
1 Laki – Laki 5538 Laki – Laki -
2 Perempuan 2242 Perempuan -
Tabel 3. diatas menunjukkan jumlah penduduk kewarga negaraan di
kelurahan pijoan yang datanya di rangkup berdasarkan kewarga negaraan pada
tahun 2016, yang mana warga wni yang laki - laki berjumlah 5538 orang,
Perempuan berjumlah 2242 orang, dan warga negara wna laki – laki dan
perempuannya tidak ada terangkup atau bisa dikatakan wna tidak ada dikelurahan
pijoan.31
3. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Penghayatan terhadap Tuhan YME :
a. Islam : 5232 Orang
b. Kristen : 6 Orang
c. Katholik : Orang
d. Hindu : Orang
e. Budha : Orang
f. Penganut/ Penghayatan terhadap
Tuhan YME : Orang
3. Jumlah Penduduk menurut Usia : Orang
a. Kelompok Pendidikan : Orang
31
. Kantor Kelurahan Pijoan, Pengambilan Data 19 Agustus 2019
b. 1). 00 - 03 Tahun : 190 Orang
2). 04 - 06 Tahun : 252 Orang
3). 07 - 12 Tahun : 407 Orang
4). 13 - 15 Tahun : 382 Orang
5). 16 - 18 Tahun : 400 Orang
6). 19 - keatas : 2.878 Orang
c. Kelompok Tenaga Kerja : - Orang
1. 10 - 14 Tahun : - Orang
2. 15 - 19 Tahun : 35 Orang
3. 20 - 26 Tahun : 250 Orang
4. 27 - 40 Tahun : 450 Orang
5. 41 - 56 Tahun : 215 Orang
6. 57 - keatas : 60 Orang
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Lulus Pendidikan umum dan khusus Jumlah
1 Taman Kanak – kanak 22 orang
2 Sekolah Dasar 175 orang
3 SMP / SLTP 320 orang
4 SMA / SLTA 250 orang
5 Pondok Pesantren 7 0rang
6 Madrasah 20 orang
7 Pendidikan Keagamaan 5 orang
8 Sekolah Luar Biasa -
9 Kursus / Keterampilan 21 orang
10 Akademi/ D.1, D.3 20 orang
11 Sarjana ( S.1, S.2, S.3 ) 38 0rang
Tabel 4 diatas adalah Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
yang mana Taman Kanak – kanak berjumlah 22 orang, Sekolah Dasar berjumlah
175 orang, SMP / SLTP berjumlah 320 orang, SMA / SLTA berjumlah 250 orang,
Pondok Pesantren berjumlah 7 orang, Madrasah berjumlah 20 orang, Pendidikan
Keagamaan berjumlah 5 orang, Sekolah Luar Biasa, Kursus / Keterampilan
berjumlah 21 orang, Akademi/ D.1, D.3 berjumlah 20 orang, dan Sarjana ( S.1,
S.2, S.3 ) berjumlah 38 orang.32
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Pekerjaan Jumlah
1 Pegawai Negeri 125 Orang
2 A B R I 4 Orang
3 Swasta 105 Orang
32
. Kantor Kelurahan Pijoan, Pengambilan Data 19 Agustus 2019
4 Wiraswasta/ Pedagang 25 Orang
5 Tani 335 Orang
6 Pertukangan Orang
7 Pensiunan 14 Orang
8 Nelayan -
9 Pemulung -
10 Jasa 18 orang
Tabel 5 di atas adalah jumlah penduduk menurut mata pencaharian yang
mana Pegawai Negeri berjumlah 125 Orang, ABRI berjumlah 4 Orang, Swasta
berjumlah 105 Orang, Wiraswasta / Pedagang berjumlah 25 Orang, Tani
berjumlah 335 Orang, Pertukangan berjumlah 46 Orang, Pensiunan berjumlah 14
Orang, Nelayan, Pemulung, Dan Jasa berjumlah 18 Orang. 33
Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Mibilitas / Mutasi Penduduk
No Lahir Mati Datang Pindah
1 Laki – laki 12
orang
Laki – laki 12
orang
Laki – laki 18
orang
Laki – laki 4
orang
2 Perempuan 16
orang
Perempuan 8
orang
Perempuan 20
orang
Perempuan 6
orang
33
. Kantor Kelurahan Pijoan, Pengambilan Data 19 Agustus 2019
Tabel 6 diatas adalah jumlah penduduk menurut mibilitas / mutasi
penduduk yang mana laki – laki yang lahir berjumlah 12 orang, perempuan yang
lahir berjumlah 16 orang, laki – laki yang meninggal berjumlah 12 orang,
perempuan yang meninggal berjumlah 8 orang, laki – laki yang datang berjumlah
18 orang, perempuan yang datang berjumlah 20 orang, laki – laki yang pindah
berjumlah 4 orang, perempuan yang pindah berjumlah 6 orang 34
4. Jumlah Perangkat Desa
a. Kepala Urusan : 3 Orang
b. Kepala Dusun / Lingkungan : 2 Orang
c. S t a f : 2 Orang
5. Pembinaan Rt / Rw
1. Jumlah RT : 21 Orang
2. Jumlah RW : 07 Orang
3. Jumlah Pengurus RT dan RW tertatar : 25 Orang
6. Jumlah Pelayanan Masyarakat
1. Pelayanan Umum : 1 Orang
2. Pelayanan Kependudukan : 1 Orang
3. Pelayanan Regalisasi : 1 Orang
7. Pajak / Retribusi :
1. Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) : - Orang
2. Jumlah Wajib Pajak WP : 852 Orang
3. Jumlah SPPT : 852 Orang
34
. Kantor Kelurahan Pijoan, Pengambilan Data 19 Agustus 2019
4. Jumlah Ketetapan : 11.817.099 Orang
5. Jumlah Realisasi : - Orang
9. Lembaga Pemberdayan Masyarakat ( LPM )
1. Jumlah Anggota ( LPM ) : 32 Orang
2. Tanggal, Bulan, Tahun pembentukan : 03-04-203
10. Keputusan Kelurahan
1. Jumlah Keputusan yang ditetapkan : 2 buah
2. Jumlah Keputusan yang disyahkan : - buah
11. Keputusan Kepala Kelurahan
1. Jumlah Keputusan sebagai tindak lanjut
a. dari Keputusan Kelurahan :
2. Jumlah Keputusan yang merupakan
a. Kebijaksanaan Kepala Kelurahan :
3. Jumlah Keputusan Kepala Kelurahan
a. yang bersitifikat :
4. Jumlah Keputusan Kepala Kelurahan
a. yang bersitifikat tidak mengatur : 2 buah
12. Keuangan Dan Sumber-Sumber Pendapatan Desa Tahun
1. Keuangan
a. Sisa Anggaran Tahun lalu : Rp.
b. Penerimaan Anggaran Rutin : Rp.
c. Pengeluaran Anggaran Rutin : Rp.
d. Penerimaan Anggaran Pembangunan : Rp.
e. Pengeluaran Anggaran Pembangunan : Rp.
2. Sumber Pendapatan Asli Kelurahan :
a. Tanah Kas Desa : Rp.
b. Pasar Desa : Rp.
c. Pungutan Desa : Rp.
d. Swadaya Masyarakat : Rp. 35.000.000,-
e. Hasil Gotong Royong : Rp.
f. Lain – lain : Rp. 500.000.-
g. Jumlah : Rp.
13. Keamanan Desa / Kelurahan
1. Pembinaan Hansip.
a. Jumlah Anggota :
a) Laki-laki : 32 Orang
b) Perempuan : - Orang
b. Alat Pemadam Kebakaran : - buah
c. Jumlah Hansip terlatih : 2 Orang
2. Ketentraman dan Ketertiban.
a. Jumlah Kejadian Kriminal : - Kali
b. Jumlah Bencana Alam : - Kali
c. Jumlah Operasi Penertiban :
Jumlah Penyuluhan : 2 Kali
d. Jumlah Pos Kamling : 22 Buah
e. Jumlah BALAKAR : - Buah
f. Jumlah Kenakalan Remaja : - Kali
g. Jumlah Peronda Kampung : 22 Kelompok
h. Jumlah Posko Bencana Alam : - Buah
i. Jumlah Satpam : - Orang
j. Jumlah Posko Hutan Lindung : - Buah
a. IDEOLOGI DAN POLITIK :
Pemasyarakatan P.4
1. Jumlah Warga tertatar : 140 Orang
2. Jumlah Pelaksanaan Penataran P.4 : 2 Kali
3. Jumlah Kelompok Simulasi : 4 Kelompok
4. Jumlah Fasilitator P.4 : 4 Orang
b. ORGANISASI SOSIAL KEMASYARAKATAN
1. Jumlah Organisasi Sosial ( Yayasan
dan sebagainya ) : Organisasi
2. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan : 2 Organisasi
3. Jumlah Tokoh Masyarakat dan
Politik : Organisasi
4. Jumlah Organisasi Profesi : Organisasi
c. Pemilihan Umum Tahun :
1. Jumlah Pemilih : 3.278 Orang
2. Jumlah TPS : 11 Buah
3. . Hasil Pemilihan Umum
4. Partai Politik : %
d. Pembinaan dan Pengawasan bekas
NAPI dan Tapol G.30 S / PKI :
1. Jumlah Bekas Napi : Orang
2. Jumlah Bekas Tapol G.30 S / PKI : Orang
3. Mutasi : Orang
Tabel 7: Gambaran Umum Letak Geografis Kolam Pemancingan Pandu
Batas Wilayah Kabupaten/Kecamatan
Sebelah Utara Kota Jambi
Sebelah Selatan Kab. Batang Hari
Sebelah Barat Kec. Sekernan
Sebelah Timur Kec.Sei.Gelam
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2018
Gambaran umum letak geografis yang datanya bersumber dari Badan
Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2018 pada tabel diatas menunjukkan
bahwasanya kolam pemancingan pandu memiliki batasan- batasan wilayah,
kabupaten maupun kecamatan yaitu: sebelah utara berbatasan dengan Kota
Jambi, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari, sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Sekernan, dan sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Sei Gelam. Jadi itulah nama- nama kabupaten atau kecamatan di
batasan- batasan wilayah Nes Kelurahan Pijoan.35
Tabel 8: Batas Wilayah Desa Atau Kelurahan
Batas Wilayah Desa Atau Kelurahan
Sebelah Utara Muaro Pijoan
Sebelah Selatan Danau Sarang Elang
Sebelah Timur Muaro Pijoan / Simpang Sungai
Duren
Sebelah Barat Desa Selat Kab. Batanghari
Sumber: Kantor Kelurahan Pijoan, 20 Februari 2019
Berdasarkan data dari kantor kelurahan pijoan 20 februari 2019 maka
batasan wilayah desa atau kelurahan pada tabel di atas menunjukkan bahwa:
Sebelah Utara Berbatasan dengan Muaro Pijoan, Sebelah Selatan Berbatasan
dengan Danau Sarang Elang, Sebelah Timur Berbatasan dengan Muaro Pijoan
Atau Simpang Sungai Duren dan Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Selat
Kab. Batanghari. Jadi itulah nama- nama desa atau kelurahan di batasan- batasan
Wilayah Kelurahan Pijoan.36
Secara administrasi terdiri dari:
1. Simpang Sungai Duren
2. Mendalo Darat
3. Sungai Duren
4. Muaro Pijoan
35
. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2018 36
. Kantor Kelurahan Pijoan , Batasan- Batasan Wilayah di Kelurahan Pijoan, 20 Februari
2019
5. Pematang Jering
6. Mendalo Laut
7. Sarang Burung
8. Semubuk
9. Senaung
10. Penyengat Olak
11. Kedemangan
12. Rengas Bandung
13. Muhajirin
14. Maro Sebo
15. Sungai Bertam Dan
16. Danau Sarang Elang
Tabel 9 : Daftar Nama- nama Desa Muaro Jambi
No Nama Desa
1. Bahas Selatan
2. Jambi Luar Kota
3. Kumpeh
4. Kumpeh Hulu
5. Muaro Sebo
6. Mestong
7. Sekernan
8. Sungai Bahar
9. Sungai Gelam
Tabel 4 diatas adalah Daftar Nama- nama Desa di Muaro Jambi. Desa di
muaro jambi ada 9 desa yaitu yang pertama Bahar Selatan, Jambi Luar Kota,
Kumpeh, Kumpeh Hulu, Muaro Sebo, Mestong, Sekernan, Sungai Bahar, dan
yang terakhir Sungai Gelam.
D. Luas dan Kedalaman Kolam Pemancingan
Berdasarkan hasil penelitian penulis setelah mewawancarai pemilik kolam
pemancingan yaitu Bapak Kosasi pada tanggal 14 juli 2019 maka penulis
mendapatkan informasi bahwasanya luas kolam pemancingan yang digunakan
oleh bapak kosasi yaitu: 1.225 meter dengan panjang 25 meter, dan lebarnya 49
meter dengan kedalaman 5 meter.
E. Daya Tarik Kolam Pemancingan
Setelah penulis melakukan penelitian yang dapat terlihat dari daya tarik
dari kolam pemancingan milik bapak kosasi adalah dari jenis ikan itu sendiri yaitu
ikan mas dan ikan patin yang berukuran besar, juga keindahan alam yang alami,
ketersediaanya minuman dan makanan, karcis gratis bagi pemancing yang sudah
melakukan 1o kali pemancingan, suasana yang damai yang jauh dari kebisingan
(jalan raya), dan juga harga karcis yang terjangkau yaitu Rp.40.000 untuk 1hari
dari jam 08.00-18.00 wib.37
E. Kondisi Kolam Pemancingan
37
. Wawancara Dengan Bapak Kosasi Pemilik kolam Pemancingan, 12 Juli 2019
Setelah penulis melakukan penelitian baik secara wawancara maupun
observasi, dapat penulis lihat bahwasanya kondisi kolam pemancingan milik
Bapak Kosasi sangat baik, karena didukung dengan kindahan alam yang hijau,
kolam yang cukup luas,suasana yang yaman, ramah lingkungan, air yang bersih,
tersedianya tempat istirahat untuk makan makanan, dan lahan yang luas sehingga
tidak ada kesulitan untuk tempat kendraan. Kemudian dari berbagai pengunjung
penulis juga melakukan wawancara dengan melontarkan beberapa pertanyaan
yang mana hasilnya bahwa kolam pemancingan milik Bapak Kosasi sangat
strategis, nyaman dan tidak ada populasi udara kotor yang dapat menggangu
kanyamanan pemancing dikarenakan tempat pemancingan milik bapak kosasi
jauh dari jalan raya, dan didukung dengan pepohonan hijau disekelilingnya
49
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Sistem Jatahan dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan Nes Jln. Muaro
Bulian Simpang Sungai Duren Muaro Jambi
1. Peraturan dalam Pemancingan
Adapun aturan yang diterapkan dalam kolam pemancingan adalah
a. Membayar karcis masuk, atau uang masuk untuk dapat memancing dengan
harga karcis Rp.40.000
b. Pemancing dapat memulai memancing ikan dari jam buka pemancingan
sampai tutup yaitu 08.00-18.00 sore
c. Pemancing memancing ikan dengan kail pancing
d. Tidak boleh menggunakan alat selain kail pancing
e. Pemancingan libur atau tutup setiap hari jumat
f. Gratis satu karcis utuk 10 kali pemancingan38
2. Sistem Kolam Pemancingan
Adapun sistem yang digunakan dalam kolam pemancingan adalah dengan
sistem jatahan. Sistem jatahan adalah peraturan yang dibuat oleh pemilik
pemancingan dalam jual beli ikan dipemancingan. Yang dimaksud dengan jatahan
disini adalah pemilik menjatahkan masing-masing orang 1kg dalam siraman ikan,
semakin banyak orang yang memancing maka semakin banyak pula siraman ikan
yang dimasukkan pemilik kedalam kolam pemancingan, dengan demikian maka
38
. Wawancara Dengan Bapak Kosasi Milik Usaha Kolam Pemancingan
pemilik pemancingan akan lebih mudah menakar ikan yang telah masuk dalam
kolam pemancingan. Dengan jatahan 1kg/orang, 1kg/orang tersebut bukan berarti
pemancing hanya boleh memancing hanya 1kg pemancing bebas memancing ikan
sebanyak yang dia dapati atau sepuasnya sampai waktu yang telah ditetapkan.
kesepakatan antara sipenjual dan pembeli yang berada di kolam
pemancingan ikan yang mana membeli bembanyar uang masuk atau karcis
seharga Rp.40.000 dan pemancingan boleh dilakukan pemancingan setelah jam
buka dan harus berhenti memancing sampai waktu yang telah ditetapkan yaitu
buka jam 08 pagi dan tutup jam 18 sore dan peraturan tersebut wajib ditaati oleh
sipemancing.
Jadi jatahan yang dimaksud disini adalah pemilik pemancingan
menjatahkan siraman 1kg/orang dan bukan berarti pula bahwa pemancing hanya
boleh memancing ikan 1kg saja. Pemancing bebas memancing ikan berapapun
yang dia dapat sampai waktu yang telah ditetapkan.
3. Akad Jual Beli Dalam Pemancingan
Akad dalam jualbeli ikan dipemancingan yaitu antara pemancing dengan
pemilik usaha kolam pemancingan dengan cara membayar karcis masuk kepada
pemilik usaha kolam pancingan dengan demikian maka sudah terjadilah akad
antara pemancing dengan pemilik usaha kolam pancing baik dengan cara lisan
maupun tindakan yang disertai dengan pembayaran karcis masuk pemancingan.39
Firman Allah SWT dalam surah Al- Maidah 5:1
39
. Wawancara dengan Bapak Kosasi Pemilik Pemancingan, 12 Juli 2019
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang
demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki-Nya (QS. Al- Maidah 5:1).40
Dari ayat Al- Quran diatas dapat kita ambil pelajarannya bahwa sebelum
melakukuan jualbeli sebaiknya kita melakukan akad terlebih dahulu guna untuk
kenyaman bersama baik itu pagi pemilik maupun pengunjung atau pemancing
4. Keuntungan Jual Beli Ikan Dipemancingan
a. Bagi pemilik
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemilik usaha kolam
pemancingan yaitu bapak kosasi ajisman selaku pemilik usaha keuntungannya
jika sang peminat atau pembeli ikan yang banyak memancing ikan, semakin
banyak pemancing maka semakin banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh
bapak kosasi ajisman karena dengan banyak nya pembeli karcis maka pak kosasi
tentunya mendapatkan uang masuk tersebut dengan harga karcis Rp.40.000/orang
b. Bagi pemancing
Keuntungan yang dapat diperoleh pemancing di kolam pemancingan
Bapak Kosasi ialah peluang untuk mendapatkan ikan banyak karena waktunya
40
. Al- Maidah 5: 1
yang panjang yaitu dari jam buka 08.00 sampai jam tutup 18.00. dengan demikian
pemancing ikan akan beruntung jika dari segi waktu yang panjang dan juga ikan
yang maksimal untuk diperoleh di kolam pemancingan Bapak Kosasi.41
c. Bagi Masyarakat
Keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat sekitar ialah penghematan
waktu, biaya, menuju kolam pemancingan milik Bapak Kosasi karena lokasi
berada di sekitar masyarakat, lebih memahami kondisi kolam pemancingan,
kondisi ikan yang ada dalam kolam dibandingkan dengan pemancing yang jauh
atau yang tidak berasal dari masyarakat sekitar, dan juga komunikasi atau
transaksi antara pemancing yang berasal dari masyarakat sekitar dengan pemilik
usaha kolam pemancingan akan lebih akrab, mudah, dan yambung karena saling
mengenal ketimbang dari pemancing yang berasal dari luar masyarakat.
5. Kerugian Jual Beli Ikan Dipemancingan
a. Bagi pemilik
Setelah penulis melakukan penelitian baik dengan wawancara maupun
observasi maka penulis mendapatkan informasi bahwa kerugian yang pernah
dialami Bapak Kosasi dalam usaha kolam pemancinganya diantaranya sebagai
berikut:
1. Kerugian biasanya terjadi pada kolam pemancingan bapak kosasi apabila
terjadinya hujan lebat yang panjang, dengan datangnya hujan atau air besar
maka ikan akan lebih mudah mati karena paniknya ikan karena air yang begitu
deras
41
. Wawancara dengan Bapak Arif salah satu pemancing ikan dikolam pemancingan
pandu milik Bapak Kosasi, 02 Agustus 2019
2. Pencemaran air bisa terjadi apabila di lingkungan kolam pemancingan air nya
tercemar atau beracun, ikan yang keracunan biasanya disebabkan oleh perairan
yang mengalir pada kolam pemancingan yang disebabkan oleh penggalian
kayu-kayu atau pepohona dengan menggunakan alat berat (spator), air tercemar
karena banyaknya genagan air yang kotor akibat gegetahan pada pohon-pohon
yang di tebang
3. Matinya ikan dalam perjalan, kerugian juga dapat di alami oleh pak kosasi
apabila kondisi ikan yang dipesan atau dibeli yang kurang baik dalam
perkemasan dapat menyebabkan ikan mati.42
b. Bagi pemancing
Kerugian yang dialami oleh pemancing ialah dengan tidak diperolehnya
ikan dikolam pemancingan atau tidak menghasilkan tangkapan ikan yang sesuai
dengan yang dikehendakinya, yang biasanya dilandasi dengan umpan yang tidak
sesuai untuk ikan pancing, terlalu banyak saingan kail pancing yang bagus,
kurang mahir dalam memancing dan juga faktor kondisi cuaca yang tidak
mendukung (gerimis). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kerugian
yang dialami oleh pemancing bisa disebabkan oleh beberapa faktor, agar tidak
mengalaminya maka usahakan semaksimal mungkin untuk menghindari faktor-
faktor tersebut agar kerugian tidak dialami sama sekali.
c. Bagi masyarakat
Kerugian bagi masyarakat kurang mendapatkan informasi dari luar daerah
mengenai jual beli ikan dipasaran karena tidak lagi keluar untuk memperoleh ikan
42
. Wawancara Bersama Pemilik Kolam Pemancingan Bapak Kosasi, 14 Juli 2019
karena adanya kolam pemancingan ikan milik bapak kosasi tersebut.
6. Minat Konsumen Dipemancingan
Setelah penulis melakukan penelitian, mewawancarai pemilik usaha kolam
pemancingan yaitu Bapak Kosasi pada tanggal 14 juli 2019, maka penulis
mendapatkan informasi yang mana minat dari masyarakat atau pemancing dalam
kolam pemancingan Bapak Kosasi berjumlah paling sedikit atau minimal 7
orang/harinya, dan paling banyak atau maksimalnya sekitar 24 orang/hari.
7. Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan
Dipemancingan
Landasan :
Tokoh agama Menurut bapak Bakri selaku tokoh agama sekaligus ketua Rt.18
di Nes kelurahan pijoan bahwasanya Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem
Jatahan Dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan bapak kosasi boleh atau sah- sah
saja dilakukan dengan Sistem Jatahan, karena dilandasi dengan harga ikan
yang sesuai dengan harga tarif karcis, peluang ikan yang maksimal, hobi yang
terpancarkan, dan juga tidak ada pihak yang dirugikan baik itu pemilik maupun
pemancing, karena pemancing tidak selalu mengharapkan ikan semata
melainkan karna hobi.43
Tokoh masyarakat Menurut bapak Solihin selaku warga di masyarakat Nes
Rt.18 kelurahan berpendapat sama dengan bapak Bakri selaku tokoh agama
mengenai Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan
Dipemancingan Bapak Kosasi boleh atau sah- sah saja dilakukan dengan
Sistem Jatahan, karena dilandasi dengan harga ikan yang sesuai dengan harga
tarif karcis, peluang ikan yang maksimal, hobi yang terpancarkan, dan juga
tidak ada pihak yang dirugikan baik itu pemilik maupun pemancing, karena
pemancing tidak selalu mengharapkan ikan semata melainkan karna hobi
Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan baik itu observasi,
wawancara, dan dokumenntasi maka penulis berpendapat sama dengan tokoh
agama dan tokoh masyarakat bahwa pemancingan dengan sistem jatahan boleh
43
. Wawancara dengan Bapak bakri selaku tokoh agama di nes Rt. 18 kelurahan pijoan,
01 Agustus 2019
dilakukan atau sah. karena tidak ada pihak yang dirugikan, harga karcis yang
setara dengan harga ikan, dan faktor lingkungan yang mendukung, serta menjadi
kemudahan bagi masyarakat maupun pemancing untuk memperoleh ikan dengan
mudah tanpa harus kepasar. Jadi tinjauan hukum islam tentang sistem jatahan
dalam jual beli ikan dipemancingan boleh dilakukan.
a. Konsep Muamala dalam Jual Beli
1. Mubah
Konsep dasar dari muamalah yang pertama adalah “mubah” yaitu
diperbolehkan sampai ada dalil yang mengharamkannya. Prinsip inilah yang
memberikan kebebasan pada manusia untuk mengembangkan model transaksi
dalam bermuamalah, tetapi dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh
syara.
Konsep yang terdapat dalam kolam pemancingan pak kosasi dengan
menggunakan konsep jatahan (melakukan siraman sebelum pemancingan dengan
takaran 1kg/orang) dan konsumen melakukan transaksi jual beli dengan
pemiliknya dengan cara membeli karcis terlebih dahulu kemudian konsumen atau
pembeli memperoleh ikan dengan cara memancing ikan di kolam pemancingan
dengan batasan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu dari jam 08.00-
18.00 wib.44
1. Halal
44
. Wawancara Bersama Bapak Kosasi 15 Juli 2019
Dilihat dari barang yang telah diperjual belikan didalam kolam
pemancingan maka penjualan masuk dalam kategori halal, karena ikan termasuk
dalam kategori hewan yang halal untuk dikonsumsi dan diperjual belikan.
Dalam lafazh musnad Imam Ahmad disebutkan,
ء ، شل م أكل ذإ حر عز وجل إ ن إلل
م ثمنه وإ حر
“Sesungguhnya jika Allah „azza wa jalla mengharamkan memakan sesuatu, maka
Dia pun melarang harga (hasil penjualannya).”[2]
Dari lafazh diatas insyaallah kita sebagai umat yang beriman dapat
mengartikan makna dari makanan dan penjualan yang boleh kita lakukan halal
lagi baik, dan semoga kita terhindar dari apa yang telah Allah SWT haramkan
pula.
2. Larangan Berbuat Zalim
Zalim adalah segala sesuatu tindakan atau perbuatan yang melampui batas,
yang tidak lagi sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh Allah SWT.
Baik dengan cara menambah ataupun hal-hal yang berkaitan dengan waktu tempat
atau letak maupun sifat dari perbuatan-perbuatan yang melampui batas tersebut.Di
kolam pemancingan pak kosasi hubungan konsumen dengan pemilik usaha
pemancingan sangatlah baik, ikan yang ada dalam kolam pemancinganpun sesuai
dengan ukuran layaknya untuk ikan pemancingan yang beratnya lebih kurang
8ons maka dari itu konsumen bisa lebih puas dengan ikan yang diperolehnya
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
Dengan demikian insyaallah usaha bapak kosasi berkah karena tidak ada
hal yag menyimpang atau yang dilarang dalam syariat Islam.
Artinya: Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam
Keadaan beriman, Maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak
adil terhadapnya dan tidak pula akan pengurangan haknya.45
3. Larangan Berbuat Gharar
Gharar adalah semua jual beli yang mengandung ketidak jelasan,
pertaruhan atau perjudian. Adapun hukum gharar tersebut dalam muamalah atau
dalam syariat islam adalah “terlarang” tidak boleh dilakukan apalagi dalam
muamalah. Para ulam sepakat mengenai gharar Didasari dengan sabda Rasulullah
SAW dalam hadist Hurairah yang berbunyi:
Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi WaSallam melarang jual beli gharar dan
jual beli kerikil (HR, Muslim No. 2783), (Abu Daud No. 2932), Tirmidzi
No. 1151), (Nasai 4442), Dan (Ibnu Majah No.2185).” 46
Menurut Imam Nawawi, gharar merupakan unsur akad yang dilarang
dalam syariat Islam.
Defenisi Gharar menurut ulama Fiqih adalah:
45
. Thaha (20):112 46
. Enang Hidayat, Fiqih Jual Beli, hlm. 104
Imam Al-Qarafi mengemukakan gharar adalah suatu akad yang tidak
diketahui dengan tegas, apakah efek akad terlaksana atau tidak, seperti melakukan
jual beli ikan di air tambak. Pendapat Al-Qarafi ini sejalan dengan pendapat Imam
As- Sarakhsi dan Ibnu Taimiyah yang mengandung gharar dari ketidakpastian
akibat yang timbul dari suatu akad.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan, bahwa gharar adalah suatu objek
akad yang tidak mampu diserahkan baik objek ini ada maupu tidak, seperti
menjual sapi yang sudah lepas.47
Didalam kolam pemancingan pak kosasi semulanya bisa dikatakan ada
unsur gharar karena barang yang diperjual belikan yaitu ikan tidak dapat terlihat
secara jelas karena ikan tersebut berada dalam kolam pemancingan, yang mana
kolam pemancingan tersebut airnya tidak jernih maka otomatis sang pemancing
tentunya tidak dapat melihat ikan dengan jelas. Akan tetapi dengan adanya
kepercayaan antara pemilik dengan konsumen maka insyaallah usaha pak kosasi
tidak mengandung unsur gharar atau adanya pihak konsumen yang dirugikan.
Kepercayaan yang di dapat oleh pemilik dari konsumen itu berasal dari
pelanggan atau konsumen yang pernah melakukan transaksi jual beli dengan
pemilik kolam pemancingan sehingga orang yang pertama kali memancing pun
juga merasakan hal yang sama, karena ikan tidak pernah dimasukkan pemilik ke
kolam pemancingan dengan ukuran ikan dibawah kategori ikan pancing. Dari
kejadian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya transaksi yang
47
. M. Ali Hasan, Fiqih Muamalah, hlm. 14
dilakukan tidak mengandung unsur gharar, karena tidak ada pihak yang
dirugikan.
4. Larangan Berbuat Riba
Riba adalah suatu kelebihan yang terjadi dalam tukar- menukar barang
yang sejenis atau jual beli barter tanpa disertai dengan imbalan, dan kelebihan
tersebut disyaratkan dalam perjanjian. Dengan demikian apabila kelebihan
tersebut tidak disyaratkan dalam perjanjian maka tidak termasuk riba. Misalnya,
seseorang mempunyai utang sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ketika
utang tersebut dibayar, sebagai tanda terimakasih ia memberikan tambahan
sebanyak 100.000,00 (seratus ribu rupiah) sehingga jumlah pengembaliaanya
1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) kama kelebihan uang tersebut tidak
termasuk riba.48
Sedangkan menurut Al-Mali istilah Riba ialah: “akad yang terjadi atas
penukaran barang tertentu yang tidak diketahui perimbangannya menurut ukuran
syara ketika berakad atau dengan mengakhirkan tukaran kedua belah pihak atau
salah satu keduanya”.49
Dalam Al-Quran juga sudah dijelaskan bahwasanya:
Artinya: Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekahdan Allah tidak
48
. Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, hlm. 259 49
. Dr. H. Hendi Suhendi, M.Si., Fiqih Muamalah, membahas ekonomi Islam, (Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada, 2005), hlm. 58.
menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa.50
Adapun hikmah dari larangan riba ialah dikarenakan riba menimbulkan
kemudaratan yang besar bagi uma manusia. Kemudaratan tersebut antara lain:
a. Riba menyebabkan permusuhan antara individu yang satu dengan individu
yang lain, dan menghilangkan jiwa tolong- menolong diantara mereka. Padahal
semua agama terutama Islam sangat mendorong sikap tolong- menolong
(ta’awun) dan mementingkan orang lain serta melawan sifat ego dan
mengeksploitasi orang lain
b. Riba mendorong terbentuknya kelas elite, yang tanpa kerja keras mereka
mendapat harta seperti benalu yang setiap saat mengisap orang lain.
c. Riba merupakan wasilah atau perantara terjadinya penjajahan dibidang
ekonomi, di mana orang- orang kaya mengisap dan menindas orang- orang
miskin
d. Dalam hal ini Islam mendorong umatnya agar mau memberikan pinjaman
kepada orang lain yang membutuhkan dengan model “qardhul hasan” atau
pinjaman tanpa bunga
Menurut Jumhur Ulama Riba menjadi kepada dua bagian :
a. Riba Fadhal
b. Riba Nasi’ah
Akan tetapi syafi‟iyah membagi riba kepada tiga bagian:
50
. Al- Baqarah (2): 276
a. Riba Fadhal
b. Riba Al-Yad
c. Riba Nasi‟ah51
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan arti Riba yang sebenarnya,
baik dari Al-quran maupun para ahli, berhubungan dengan kata “Riba” dilkolam
pemancingan pak kosasi menjual ikan dengan cara dipancing yang berada dalam
kolam beliau menjual ikan sesuai dengan ikan pancing biasanya itu dari segi
ukuran, kemudian dari segi waktunya pak kosasi membebaskan memancing
sepanjang hari hingga petang yaitu dari jam 08.00 pagi sampai dengan 18.00 sore
jika sang konsumen belum memperoleh hasil pancingnya, dan juga jikalua
konsumen merasa kecewa dengan hasil pancingnya maka pak kosasi memberikan
karcis gratis untuk 10 kali pemancingan, dan ada juga pemancing yang tidak
memperoleh hasil merasa biasa saja karena dia hanya mengeluarkan ambisinya
atau cuman hobi dan itu sudah biasa terjadi.
Jadi dapat dimpulkan bahwa sistem kolam pemancingan pak kosasi tidak
mengandung unsur riba karena tidak adanya hak konsumen yang di zalimi oleh
pemilik dan juga tidak terdapatnya keuntungan yang berlebihan.
5. Larangan Berbuat Maisir (Tindakan Gambling)
Maisir artinya bertaruh, baik dengan uang maupun dengan benda. Dapat
juga disebut sebagai suatu perbuatan mencari laba dengan jalan untung-untungan
yaitu dengan cara menerka dan mensyaratkan pembayaran lebih dahulu. Perkataan
51
. Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Amzah Jl. Sawo Raya No. 18), hlm. 263
maisir bermaksud memperoleh sesuatu dengan mudah atau memperoleh
keuntungan tanpa usaha. Sedangkan Islam melarang semua bentuk keuntungan
kewangan diperoleh hanya berdasarkan nasib atau spekulasi dan bukannya dengan
usaha gigih untuk mendapatkannya. Kata Maisir dalam bahasa arab artinya
memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras atau mendapatkan
keuntungan tanpa bekerja yang bisa juga disebut dengan berjudi. Istilah lain yang
digunakan dalam A- Quran adalah kata azlam yang berarti perjudian.52
Larangan Allah SWT tentang perjudian QS. Al Maa-idah 5: 90
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah
adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.53
6. Jujur dan Dapat Dipercaya
Pak kosasi tahu betul bahwasanya kepuasan pelanggan adalah hal yang
selalu pak kosasi harapkan karena dengan puasnya pelanggan maka otomatis
sudah menjaga kepercayaan dari para pelanggan kolam pemancingan miliknya.
Meskipun ikan yang didalam kolam itu tidak terlihat tetapi pemilik selalu mengisi
kolamnya dengan ikan yang sesuai dengan ikan pemancingan dengan selayak
52
. https:// www.kompasiana.com/nawiyas01/59c7d5bb7bd579806b2710b02/maisir-
perjudian 53
. Al Maa-Idah (5): 90
Nya ikan pancing.54
Jika sang pemilik kolam pemancingan sudah berlaku jujur maka
pelangganpun tidak merasa tertipu atau dirugikan. Disamping sikap jujur tersebut
maka kita yang sesama insan ini tentunya merasa nyaman dalam transaksi jual
beli, dan tentunya Allah SWT juga sangat menyukai hambanya yang senantiasa
bersikap jujur dalam dagangannya.Yang menakjubkan lagi, perdagangan juga
merupakan salah satu pintu untuk memperoleh kekayaan di akhirat dan
kedudukan mulia di sisi Allah. sebagaimana Rasulullah Saw telah bersabda :
, ,
Artinya: Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan bersama- sama para Nabi,
Shiddiqim dan Syuhada ( HR. At- Tarmidzi)55
54
. Observasi Di Tempat Usaha Kolam Pemancingan Bapak Kosasi, 14 Juli 2019
55
. Sunan At- Tarmidzi
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
Setelah mengadakan analisa terhadap penelitian, maka pemahaman yang dapat
penulis simpulkan dari perumusan masalah serta keseluruhan pembahasan pada bab
pertama hingga bab terakhir, setidaknya dapat dikemukakan beberapa pokok pemikiran
atau kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Jatahan yang terjadi dalam kolam pemancingan Bapak kosasi yang penulis
teliti yaitu menggunakan sistem jatahan yang mana bapak kosasai akan menjatahkan
masing-masing perorang dengan 1kg ikan dengan maksud setiap ada pemancing
datang maka bapak kosasi akan melakukan siraman ikan kedalam kolam
pemancingan sebanyak orang yang yang akan memancing yaitu 1kg siraman untuk 1
orang pemancing begitu juga dengan selanjutnya, semakin banyak pemancing maka
semakin banyak pula siraman ikan yg dilakukan oleh Bapak Kosasi selaku pemilik
usaha kolam pancing ikan
2. Tinjauan hukum Islam dalam jual beli ikan dipemancingan dengan sistem jatahan ini
dapat penulis simpulkan boleh dilakukan yang didasari dengan pendapat Bapak
Bakri selaku tokoh agama, Bapak Solihin salah satu pelanggan Pemancing ikan, dan
juga Bapak Arif selaku tokoh masyarakat di Nes Rt.18 dikelurahan pijoan muaro
jambi berpendapat sama bahwa “boleh atau sah- sah saja dilakukan dengan Sistem
Jatahan, karena dilandasi dengan harga ikan yang sesuai dengan harga tarif karcis,
peluang ikan yang maksimal, hobi yang terpancarkan, dan juga tidak ada pihak yang
dirugikan baik itu pemilik maupun pemancing, karena pemancing tidak selalu
mengharapkan ikan semata melainkan karna hobi”.
B. Saran
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang paling membutuhkan
bantuan antara yang satu dengan yang lainnya terutama untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, maka dari kesimpulan diatas penulis dapat memberikan saran pada
masyarakat, Adapun saran saya dari penilitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemilik usaha pemancingan ikan harus transparan dengan konsumen, agar tidak
terjadinya suatu perselisihan yang tidak diinginkan dan mengandung unsur penipuan
2. Bagi pemilik kolam pemancingan sebaiknya mempromosikan kolam
pemancingannya semenarik mungkin di sosial media agar kolam pemancingan dapat
diketahui secara luas atau dikenal oleh banyak orang
3. Bagi pemilik usaha lebih giat lagi untuk mengembangkan usahanya agar dapat
berkembang dengan baik
4. Bagi pemilik pemancingan diharapkan dapat mengantisifasi agar kerugian yang
dialami seperti pencemaran air,matinya ikan dalam perjalan, dan hujan lebat dapat
teratasi dengan baik agar tidak mengalami kerugian
5. Kepada pemancing (pembeli), sebelum melakukan pemancingan sebaiknya
melakukan akad terlebih dahulu supaya tidak menimbulkan kerisihan atau
ketidakyamanan antara pemancing dan pemilik kolam pemancingan
6. Komunikasi antara pemilik dengan konsumen harus sopan dan saling menghargai
sehingga terciptanya kenyamana antar sesama
7. Pemancing harus lebih teliti memilih area kolam yang disukai oleh ikan, sehingga
berkemungkinan pemancing mendapatkan ikan sesuai yang diharapkan
8. Bagi pemancing harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kolam
pemancingan supaya terciptanya keamanan dan kenyamanan antar sesama
9. Bagi pemancing jikalau hasil pancingannya tidak sesuai dengan yang diharapkan
sangat diharapkan tidak melakukan keributan karena hal itu wajar terjadi, karena
disini memancing ikan didaam kolam berbeda dengan membeli langsung ikan yang
sudah tersedia, seperti dipasar.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur/ Buku
Anonim, Shohib Muhammad, Al-Quran dan Terjemahannnya bogor,departemen agama,
2007.
Anwar Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah, Studi Tentang Teori Akad Dalah Fikih
Muamalat, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2007
Ash-Shiddieqy Teungku Muhammad Hasbi, Tafsir Al-Quran An- Majid An-Nur,
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001
Hasan Iqbal Dan Misbahuddin, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta, Pt.
Bumi Aksara, 2013
Hasan M. Ali Masail Al- Fiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi Dan Lembaga Keuangan,
Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2000
Hidayat Enang, Fiqih Jual Beli, Pt. Remaja Rosdakarya Offset Bandung, 2015
Muslich Wardi Ahmad, Fiqih Muamalat, ( Amzah Jl. Sawo Raya No. 18), September
2013
Suhendi Hendi, Fiqih Muamalat, Membahas Ekonomi Islam, Jakarta: Pt. Rajagrafindo
Persada, 2005
Syafe‟i Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung, Pustaka Setia, 200
Yusuf Musri A, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabugan, Pt.
Fajar Interpratama Mandiri, 2014
Abdila Muhammad Pungkas, Jual Beli Ikan Dengan Sistem Harian Berhadiah
Tinjauan, Yogyakarta Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012
Ayun Arief Akbar Qurrota, Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual
Beli Ikan Dipemancingan, Purwokerto, Iain Purwokerto, 2016
Elmiyatin Atik, Praktek Sistem Penyewaan Kolam Pancing Harian Dan Kiloan Di
Pemancingan Lestari Desa Cerme Lor Kec. Cere Kab.Gresik, Surabaya, Iain
Sunan Ampel, 2009
Setiasih Eini, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad-Akad Pada Bisnis Pemancingan
Dipemancinga Pak Bg Ngawen Sidokarto Godean, yogyakarta, Uin Sunan Kali
Jaga, 2015
B. Website
https://id.wikipedia.org/wiki/Memancing
https:// www.kompasiana. com/nawiyas01/59c7d5bb7bd579806b2710b02/maisir-
perjudian
http:// dapurilmiah.blogspot.com/2014/06/analisis-data-kualitatif.htm?m=1
DOKUMENTASI
Dokumentasi Dengan Pemilik Usaha Kolam Pemancingan
Gambar 1. Dokumentasi bersama Bapak Kosasi selaku pemilik usaha kolam
pemancingan (wawancara)
Gambar 2. Foto bersama Bapak Kosasi di area kolam pemancingan
Gambar 3. Dokumentasi beberapa catatan pemancing di usaha milik Bapak Kosasi
Gambar 4. Dokumentasi untuk karcis kolam pemancingan Pandu milik Bapak
Kosasi
Gambar 5. Dokumentasi foto kolam pemancingan milik Bapak Kosasi
Gambar 6. Dokumentasi foto kolam pemancingan milik Bapak Kosasi
DAFTAR RIWAYAT
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Sepni Khoiriah
Tempat/Tgl Lahir : Padang, 23 Maret 1995
No. Kontak/Hp : 0815-4085-7035
Alamat : Jl. Medan Padang Jorong Iv Sorik Kecamatan Rao, Kabupaten
Pasaman Provinsi Sumatera Barat
Pendidikan Formal:
1. SD : SDN 45 Tarung-Tarung Utara Lulus Tahun 2007
2. MTSN : MTSN Langsat Kadap Tarung-Tarung Utara Lulus
Tahun 2010
3. SMK : SMKN 1 Rao Selatan Lulus Tahun 2013
4. UNIVERSITAS : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Masuk Universitas
Tahun 2015 Lulus Tahun 2019
Motto Hidup: Ingin menjadi orang yang sukses serta mendapat Rahmat dan Hidayah
dari Allah SWT bersama orang-orang yang dicintai
Jambi, 15 juli 2019
Sepni Khoiriah
SHE.151830