tinjauan hukum islam tentang sistem jatahan dalam …

85
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM JATAHAN DALAM JUAL BELI IKAN DI PEMANCINGAN (Studi Kasus Jl. Nes Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi) SKRIPSI SEPNI KHOIRIAH NIM : SHE 151830 PEMBIMBING: Dr. Maryani, S. Ag. HMI Dra. Masnidar, M.EI PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM JATAHAN DALAM

JUAL BELI IKAN DI PEMANCINGAN

(Studi Kasus Jl. Nes Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro

Jambi)

SKRIPSI

SEPNI KHOIRIAH

NIM : SHE 151830

PEMBIMBING:

Dr. Maryani, S. Ag. HMI

Dra. Masnidar, M.EI

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

MOTTO

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah

kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu”. (An- Nisa [4] : 29)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbil Alamin

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayahnya sehingga

penulis diberikan kemudahan, kelancaran, dan kesehatan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Sholawat dan salam kepada Nabi junjungan kita Muhammad SAW suri tauladan

bagi semua ummat.

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

Ayahanda Ali Napiah dan ibunda Kasma Wati yang senantiasa selalu mendoakan,

mendidik, mendukung dan selalu memberikan semangat serta nasehat,

menyayangi dan mengasihi dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.

Dengan rasa cinta dan sayangnya kedua orang tua ananda tak lupa penulis selalu

doakan mudah-mudahan diampuni segala dosa-dosanya, selalu dalam lindungan

Allah SWT, bahagi dunia dan akhirat, serta dimasukkan dalm surga Firdaus tanpa

hisab, Aamiin Ya Allah.

Beserta keluarga besar ananda yang ananda cintai kakak dan adik-adik ananda,

Kakak ananda: Irma Wati, Al-Qudri, Dodi Yarman, Faharuddin.

Adik ananda: Khairuddin, Arjun Hamdani, Dina Lorenza, Dan Wita Ardila.

terimakasi ananda ucapkan atas segala cinta dan kasih sayangnya saudara

saudariku.

Dan tak lupa ananda kepada guru-guru ku, Bapak/Ibuk dosen terima kasih atas

Ilmu yang kau berikan sungguh jasa-jasamu takkan pernah kulupa.

Teman-teman yang ku sayangi: Ismail Mefinovra, Wiwit Amelia, Sundari

Oktavia, Anesia Julita, Desi Permata Sari, Sestri Rahayu, Sisri Afni Dan Rafikah.

Terimakasih atas segala doa dan dukungan kalian

I love you all, you are the best

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan

Dalam Jual Beli Ikan Di Pemancingan (Studi Kasus Jl. Nes Jambi Muaro

Bulian, Simpang Sungai Duren).” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui Proses Jual Beli Ikan dengan Sistem Jatahan Dipemancingan di Nes

Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi, Dan Untuk

Mengetahui Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Ikan Dengan Cara Sistem

Jatahan Dipemancingan Di Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren

Muaro Jambi Tahun 2018 – 2019. Jenis penelitian yang penulis gunakan ini

termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam

pengambilan datanya yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui observasi dan wawancara (tokoh

agama. Pemancing, dan masyarakat) diperoleh hasil dan kesimpulan : proses jual

beli ikan dengan sistem jatahan ialah penyiraman ikan yang dilakukan oleh

pemilik kolam dengan menjatahkan 1kg siraman ikan untuk 1 orang pemancing,

dengan arti kata pemancing mengatur takaran penyiraman ikan untuk kolam

ikannya, bukan berarti sipemancing terbatas memancing tapi bebas untuk

memperoleh ikan sebanyak – banyaknya sampai waktu yang telah ditentukan

08:00 -18:00. Sedangkan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli

Ikan Dipemancingan adalah sah, karena tidak adanya unsur tipuan maupun riba

didalamnya dikarenakan jatahan ikan dan karcis yang sesuai dengan harga yang

sewajarnya.

Kata Kunci: Jual Beli, Sistem Jatahan, Tinjauan Hukum Islam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayat dan karunia

pertolongan-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) Hukum Ekonomi Syariah.

Shalawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW beliau adalah sosok teladan

Umat dalam segala perilaku keseharian yang berorientasi kemuliaan hidup di

dunia dan akhirat.

Penulisan skripsi ini didasarkan pada hasil penelitian yang langsug turun

kelapangan ke-tempat penelitian sebagai kajian yang berjudul “TINJAUAN

HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM JATAHAN DALAM JUAL BELI

IKAN DI PEMANCINGAN (Studi Kasus Jl. Nes Jambi Muaro Bulian,

Simpang Sungai Duren Muaro Jambi)”. Skripsi ini disusun guna memperoleh

gelar sarjana strata satu (S.1) di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Pada

Fakultas Syariah Hukum Ekonomi Syariah.

Dalam penulisan skripsi ini, tentu masih banyak terdapat kesalahan dan

kekurangannya, hal ini dikarenakan terbatasnya ilmu dan kemampuan sang

penulis. Oleh karena itu dalam penyelesain skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu penulis, terutama sekali

Kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M. Hi., Ph. D, selaku WD I bidang akademik,

Ibu Dr. Rahmi Hidayanti, M.HI selaku WD II bidang akademik dan Ibu Dr.

Yuliatin, S. Ag., M.HI, selaku WD III bidang akademik Fakultas Syariah UIN

STS Jambi

4. Ibu Dr. Maryani, M.HI dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH.,M.Sy Selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

5. Ibu Dr. Maryani, M.HI selaku pembimbing I dan Ibuk Dra. Masnidar selaku

pembimbing II Skripsi Penulis

6. Bapak dan Ibuk Dosen, dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Syariah

UIN STS Jambi

Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

jauh dari kata kesempurnaan, Oleh karena itu diharapkan kepada pihak yang

bersangkutan agar dapat mengarahkan ke yang lebih baik. kepada Allah SWT kita

memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon

kemanfaatannya.Semoga semua amal kebaikan kita diterima oleh Allah SWT.

Jambi, 15 Juli 2019

Peneliti

SEPNI KHOIRIAH

NIM. SHE 151830

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................I

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... ...................II

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ....................I

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. .................IV

MOTTO...... ....................................................................................... ...................V

PERSEMBAHAN............................................................................................VI

ABSTRAK .................................................................................................... ….VII

KATA PENGANTAR .................................................................................. …VIII

DAFTAR ISI ................................................................................................. . ….IX

DAFTAR TABEL ........................................................................................ .. ….X

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... …….1

B. Rumusan Masalah7

C. Batasan Masalah ..................................................................... 7

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................. 7

E. Kerangka Teori ....................................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka .................................................................... 20

BAB II METODE PENILITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 24

B. Sifat Penelitian........................................................................ 25

C. Jenis Dan Sumber Data .......................................................... 25

D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 26

E. Analisis Data .......................................................................... 29

F. Sistematika Penulisan...........................................................30

G. Jadwal Penelitian ................................................................... 30

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENILITIAN

A. Sejarah Kolam Pemancingan .................................................. 32

B. Letak Kolam Pemancingan ..................................................... 32

C. Luas Dan Kedalaman Kolam Pemancingan ........................... 39

D. Daya Tarik Kolam Pemancingan............................................ 39

E. Kondisi Kolam Pemancingan ................................................. 40

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan dipemancingan Nes Jln. Jambi

Muaro Bulian Simpang Sungai Duren Muaro Jambi ............. 41

1. Sistem Kolam Pemancingan ................................................... 41

2. Akad Jual Beli Dalam Pemancingan ...................................... 42

3. Keuntungan Jual Beli Ikan Dipemancingan ........................... 43

4. Kerugian Jual Beli Ikan Dipemancingan ................................ 43

5. Minat Konsumen Dipemancingan .......................................... 44

B. Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli

Ikan Dipemancingan Nes Jln. Jambi Muaro Bulian Simpang Sungai

Duren Muaro Jambi ................................................................ 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpunlan ........................................................................... 57

B. Saran ....................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia di ciptakan oleh Allah SWT dengan pola pemikiran yang

beraneka ragam. Agar terciptanya kerukunan bermasyarakat maka dibuatlah

seperangkat hukum yang mengaturnya, salah satunya adalah hukum Islam,

masalah jual beli dalam Islam banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari

khususnya dalam bermasyarakat. Oleh karena itu perlunya kita sebagai umat

beragama Islam patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku supaya tidak

menimbulkan penyimpangan dan pelanggaran yang dapat merusak kehidupan

ekonomi serta kehidupan sesama manusia. Pedagang yang jujur sangat disukai

oleh Allah SWT, tapi zaman sekarang ini ada juga pedagang-pedagang yang tidak

jujur oleh karena itu kita sebagai umat Islam wajiblah bagi kita untuk menjadi

hamba Allah SWT yang jujur misalnya dalam perdagangan karena Allah sangat

mencintai hambanya yang senantiasa besikap jujur.1

Jujur mengandung arti yang sangat luas, karena kejujuran itu sumbernya

dari hati. Jujur merupakan kesesuaian antara hati, perkataan, dan perilaku yang

kita tampilkan. Jika diantara ketiganya ada yang tidak sesuai, maka itu merupakan

sifat yang sebaliknya yaitu bohong atau dusta. Sifat dan perilaku semacam ini

yang seharusnya kita tiru (jujur). Diantara ayat Al-Quran yang menjelaskan

tentang kejujuran sebagai berikut:

1. M. Ali Hasan, Masa>il al-Fsiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000), hlm. 121.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah

kamu bersama orang-orang yang benar2

Dalam jual beli terdapat ketetapan akad, hukum atau ketetapan akad yang

dimaksud dalam pembahasan ini adalah menetapkan barang sebagai hak milik

pembeli menetapkan harga atau uang sebagai milik sang penjual.

Adapun firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 275

. . .

Artinya: Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”3

Dari ayat tersebut menerangkan bahwasanya Allah telah menghalalkan

jual beli karena dalam jual beli ada pertukaran dan pergantian ada barang yang

mungkin bertambah harganya pada masa mendatang. Akan tetapi tambahan harga

itu adalah imbalan jasa dari pemanfaatan yang diperoleh dari harga barang

tersebut. Allah telah mengharamkan riba, karena didalam riba tidak ada

pertukaran dan tambahan pembayaran. Dalam jual beli ada hal-hal yang

menghendaki kehalalannya, sedangkan dalam riba terdapat mafsadah (kerusakan)

yang menghendaki keharamannya.4

Penghalalan Allah SWT Terhadap transaksi jual beli itu mengandung dua

2. At-Taubah (9): 119

3. Al- baqarah (2): 275

4.Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Quran An Majid An-Nur

(Semarang: Pustaka Rizky Putra, 2001), Hlm 489-490.

makna, yang pertama adalah bahwa Allah SWT menghalalkan setiap jual beli

yang dilakukan oleh dua orang pada barang yang diperoleh untuk diperjualbelikan

atas dasar suka sama suka. Inilah yang lebih nyata maknanya. Makna yang kedua

adalah bahwa Allah SWT menghalalkan praktek jual beli apabila barang tersebut

tidak dilarang oleh Allah SWT, sebagai individu yang memiliki otoritas untuk

menjelaskan apa-apa yang datang dari Allah SWT akan arti yang dikehendakinya.

Jual beli pada asalnya adalah boleh, kecuali ada dalil yang

mengharamkannnya. Allah SWT telah berfirman :

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah

kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.5

Dalam kehidupan bermuamalah, agama Islam telah memberikan garis

kebijakan yang sangat jelas agar transaksi dalam berbisnis dapat diperhatikan dan

dilakukan dengan sebaik mungkin. Dengan demikian proses transaksi dalam jual

beli tersebut dapat bermanfaat bagi yang bersangkutan.6 Didalam jual beli terdapat

empat macam syarat akad yaitu:

1. Syarat terjadinya akad

5. An-Nisaa (6) : 29

6. M. Ali Hasan, Masail Al-Fiqiyah. . . , .hlm 121

2. Syarat sahnya akad

3. Syarat terlaksananya akad (nafasd)

4. dan syarat luzum.

Secara umum tujuan adanya semua syarat tersebut untuk menghindari

pertentangan diantara manusia, menjaga kemaslahatan orang yang berakad,

perdamaian, menghindari jual beli gharar (terdapat unsur penipuan), dan lain-

lain.7

Jual beli merupakan kegiatan mencari nafkah, akan tetapi jual beli terdapat

beberapa kreteria, krieteria tersebut mencakup dalam sistem ekonomi Islam.

Menurut Al-Quran dan sunnah semua cara mencari nafkah dibolehkan asal

dengan cara adil, jujur, dan bermoral serta tidak melakukan apa yang dilarang

oleh Allah SWT. Sedangkan perdagangan yang dilarang oleh Allah SWT adalah

judi dan segala bentuk pertaruhan, spekulasi, pasar gelap, pengambilan untung

yang berlebihan (profiteering), monopoli, pemalsuan, timbangan dan takaran,

pengoplosan barang, sumpah palsu, menyembunyikan barang dagangan yang

cacat, penipuan, kecurangan, dan sebagainya, semua itu dilarang oleh Allah SWT.

Dalam akad jual beli masing-masing pihak tidak dapat membatalkan perjanjian

jual beli tanpa persetujuan pihak lain. Jual beli dimaknai dengan akad mengikad

(al-‘aqd al-lazim).8

Salah satu dari kegiatan jual beli dimasyrakat yaitu Jual Beli Ikan di

pemancingan dengan Sistem Jatahan di Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang

Sungai Duren Muaro Jambi. Dalam praktek jual beli ini objeknya adalah ikan

7. Rachmad Syafe‟i, Fiqih Muamalah (Bandung : Pustaka Setia, 2001), Hlm. 76

8. Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, Studi Tentang Teori Akad Dalam Fiqih

Muamalat (Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 2007), Hlm.80.

mas dan ikan patin, yang mana ikan tersebut dibeli oleh pembeli (pemancing)

dengan cara memancing yang mana harus membayar uang karcis terlebih dahulu

dengan harga yang telah ditetapkan oleh sipenjual (pemilik usaha kolam

pemancingan) yaitu Rp. 40.000

Sistem jatahan dalam jual beli ikan mengandung arti khusus yaitu

“Suplain”. Penamaan istilah “jatahan” berasal dari ungkapan atau kesepakatan

dari pemilik kolam pemancingan dengan pembeli yang memancing. Sedangkan

yang dimaksud dengan sistem jatahan ini adalah pemilik kolam pemancingan

menjatahkan untuk penyiraman ikan 1kg/ orang, penjatahan ini hanya berfungsi

untuk mengontrol pemasukan ikan didalam kolam pemancingan, akan tetapai

pemancing boleh mendapatkan ikan lebih dari 1kg/orang (sepuasnya) sampai

dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu dari pukul 08:00 – 18:00.

Jatahan atau penyuplai ikan dilakukan sebelum melakukan pemancingan

apabila pemancing berjumlah 10 orang maka pemilik akan melakukan siraman

ikan sebanyak 10kg begitu juga dengan selanjutnya semakin banyak pemancing

maka semakin banyak siraman ikan yang dilakukan oleh pemilik pemancingan

yang takarannya 1kg/orang dan takaran ikan yang dimasukkan kedalam kolam

pemancingan baik ikan mas maupun patin yaitu seberat 8 0ns.

Penjelasan dari sistem jatahan dalam jual beli ikan ini berbeda dengan

membeli langsung ikan dikolam dengan cara mengambil, karena penjual hanya

mengambil langsung sesuai dengan harga yang dikehendaki pembeli. Dan ikan

tersebut tidak perlu dipancing karena ikan sudah disediakan oleh sipenjual.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian yang

difokuskan pada masalah Sistem Jatahan dalam Jual Beli Ikan dan Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Sistem Jatahan dalam Jual Beli Ikan dipemancingan di

Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi, dalam sebuah

karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam

Tentang Sitem Jatahan dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan” (Studi Kasus Di

Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka pokok

permasalahan penilitian ini adalah:

1. Bagaimana sistem jatahan dalam jual beli ikan di pemancingan di Nes Jln.

Jambi Muara Bulian, simpang Sungai Duren Muara Jambi tahun 2018 - 2019?

2. Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap sistem jatahan dalam jual beli ikan

di pemancingan Jl. Nes Jambi Muaro Bulian, simpang Sungai Duren Muaro

Jambi tahun 2018 - 2019?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penilitian ini sangat diperlukan agar pembahasan

dan tujuan yang dihadapi dapat dipecahkan dan tujuan terarah, maka dalam

penilitian ini penulis hanya membahas tentang sistem jatahan di pemancingan di

Jl. Nes Jambi Muaro Bulian, simpang Sungai Duren Muaro Jambi tahun 2018 –

2019.

D. Tujuan Dan Manfaat Penilitian

1. Tujuan yang dapat diperoleh dalam penilitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui proses jual beli ikan dengan sistem jatahan di pemancingan

di Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, simpang Sungai Duren Muaro Jambi

b. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap jual beli ikan dengan cara

sistem jatahan di pemancingan di Nes Jl. Jambi Muaro Bulian, Simpang Sungai

Duren Muaro Jambi.

2. Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:

a. Kegunaan Teori

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan bantuan terhadap

Ilmu Hukum Ekonomi Syariah khususnya pada kajian hukum muamalah yang

berhubungan dengan masalah yang ada pada dalam proses jual beli. Serta sangat

diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan, Ilmu yang berguna dalam referensi dan

ilmu pengetahuan terhadap mahasiswa untuk penelitian-penelitian berikutnya.

b. Kegunaan Secara Praktis

Diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat dan akademisi

mengenai proses jual beli yang sesuai dengan ketentuan hukum ekonomi syariah,

Terutama jual beli ini berkaitan dengan keadaan yang terjadi di masyarakat

mengenai jual beli ikan dengan sistem jatahan di pemancingan di Nes Jl. Jambi

Muaro Bulian, simpang Sungai Duren Muaro Jambi .

D. Kerangka Teori

Berdasarkan permasalahan yang di teliti penulis mengenai tinjauan hukum

islam tentang sistem jatahan dalam jual beli ikan dipemancingan di nes jln, muaro

bulian simpang sungai duren muaro jambi kelurahan pijoan Rt. 18 maka dapat

diketahui bahwa: “Menurut Bapak Bakri (tokoh agama) bahwa jual beli ikan

dipemancingan dengan sistem jatahan hukumnya sah, karena tidak ada unsur

penipuan dan tidak ada pihak yang dirugikan”.

1. Pengertian Jual Beli dan Dasar Hukumnya

a. Pengertian Jual Beli

Jual beli adalah proses pemindahan hak milik barang atau harta kepada

pihak lain dengan menggunakan uang sebagai alat tukarnya atas dasar sukarela,

dengan satu akad, tanpa ada unsur paksaan antara kedua belah pihak. Dalil yang

mendasari kehalalan jual beli diantaranya firman Allah dalam Qs. Al- baqarah

:275

... ...

Artinya:. . . padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. . 9

Menurut etimologi jual beli adalah pertukaran sesuatu dengan sesuatu

yang lain, kata lain dari jual beli adalah al-ba’i,asy-syira’,almubadah, dan

attijarah sedangkan menurut terminologi para ulama berbeda pendapat dalam

mendefenisikannnya, diantaranya adalah:

1) Menurut ulama hanafiyah jual beli adalah saling tukar menukar dengan harta

lainnya pada jalan yang telah ditentukan.

2) Menurut ulama malikiyah akad saling tukar menukar bukan manfaat, bukan

termasuk senang- senang, adanya saling tawar- menawar, slah satu yang

dipertukarkan itu bukan termasuk emas dan perak, benda tertentu dan bukan

dalam bentuk zat dan benda.

9. Al- Baqarah (2): 275

3) Menurut ulama syafi‟iyah akad saling tukar menukar yang bertujuan

memindahkan kepemilikan barang atau manfaatnya yang bersifat pribadi.

4) Menurut ulama Hanafiyah saling tukar menukar harta walaupun dalam

tanggungan atau manfaat yang diperbolehkan syara‟yang bersifat abadi bukan

termasuk riba dan pinjaman.10

Dalam fiqih sunnah, jual beli sendiri adalah tukar menukar harta apapun

bentuknya yang dilakukan suka sama suka atau proses pengalihan hak milik harta

orang lain dengan kompensasi atau imbalan tertentu, ini boleh dilakukan asalkan

dalam koridor syariat. Seperti harta dan barang yang dijual belikan adalah halal,

bukan benda haram, atau asalnya dari jalan yang haram.

b. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli sebagai sarana tolong-menolong antara sesama manusia yang

mana mempunyai landasan yang sangat kuat dalam Islam.

1.) Al-Quran

Dalam Al-Quran Allah berfirman:

Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebagian yang lain

diantara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa

urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan

sebahagian dari pada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat

10

. Enang Hidatyat, Fiqih Jual Beli, (Jakarta: Pt. Remaja Rosdakarya), hlm. 11

dosa, padahal kamu mengetahuinya.11

1.) As- Sunnah

Artinya: Rifa‟ah Bin Rafi‟ menceritakan bahwa Nabi SAW pernah ditanya orang

“apakah usaha yang paling baik?” jawab beliau “usaha seseorang dengan

tangannya sendiri dan sikap jual beli yang halal”.12

2.) Ijma’

Kaum muslimin telah sepakat dari dahulu sampai sekrang tentang

kebolehan hukum jual beli oleh karena itu, hal ini merupakan sebuah bentuk

ijma‟ umat karena tidak ada seorangpun yang menentangnya.

3.) Akal

sesungguhnya kebutuhan manusia yang berhubungan dengan apa yang

ada ditangan sesamanya tidak ada jalan untuk saling timbal balik kecuali dengan

melakukan akad jual beli. Maka jual beli ini menjadi perantara kebutuhan manusia

terpenuhi.13

Dari kandungan ayat Al-Quran dan hadist nabi saw diatas dikemukakan

sebagai dasar jual beli, para ulam fiqih mengambil suatu kesimpilan, bahwa

hukum jual beli itu mubah (boleh). Namun menurut Imam Asy-Syatibi hukumnya

bisa berubah menjadi wajib dalam situasi tertentu. Sebagai contoh

dikemukakannya, bila suatu waktu terjadi praktek ikhtiar yaitu penimbunan

barang, sehingga persediaan stok hilang dari pasar dan harga melonjak naik.

Apabila terjadi praktek semacam itu maka pemerintah boleh memaksa para

pedagang menjual barang-barang sesuai dengan harga pasar sebelum terjadi

11

. Al- Baqarah (12): 188 12

. Kahar Masyhur, Bulughul Maram, (PT. Rineka Cipta, Jakarta) hlm. 407 13

. Enang Hidatyat, Fiqih Jual Beli, hlm. 15

pelonjakan harga barang-barang itu. Para pedagang wajib memenuhi ketentuan

pemerintah di dalam menentukan harga pasaran.14

2. Rukun Dan Syarat Jual Beli

a. Rukun Jual Beli

Para ulama berbeda pendapat tentang rukun jual beli ini. Menurut

Hanafiyah, rukun jual beli adalah ijab ungkapan membeli dan pembeli dan qabul

ungkapan menjual dari penjual atau sesuatu yang menunjukkan kepada ijab dan

qabul. Menurut mereka yang menjadi rukun dalam jual beli hanyalah kerelaan itu

dari kedua belah pihak untuk melakukan transaksi jual beli. Sementara menurut

Malikiyah, rukun jual beli ada tiga, yaitu: Aqidain (dua orang yang berakad) yaitu

penjual dan pembeli, Ma’qud alaih (barang yang diperjualbelikan dan nilai tukar

pengganti barang, Shighat ijab dan qabul. Ulama syafii juga berpendapat sama

dengan ulama maliki, sementara ulama hanabilah berpendapat sama dengan ulama

hanafiyah.

Dari penjelasan diatas nampak jelas para ulama sepakat bahwa shighat dan

qabul termasuk kedalam rukun jual beli. Adanya perbedan pendapat ulama

tersebut terletak pada aqidain (penjual dan pembeli) dan ma‟qud alaih barang

yang dibeli dan nilai tukar pengganti barang. Tetapi perbedaan tersebut hanya

hanya bersifat lafzhi. Ulama yang tidak menjadikan aqadain sebagai rukun, maka

menjadikannya sebagai syarat jual beli sebagaimana yang dikemukakan ulama

Hanafiyah dan Hanabilah. Begitu juga sebaliknya ulama yang menjadikan

aqadain sebagai rukun, maka tidak disebutkannya sebagai syarat jual beli

14

. M ali hasan, fiqih muamalah, bebagai macam transaksi dalam jual beli islam, (Jakarta

pt. Raja grafindo, 2004) hlm. 117

sebagaimana yang dikemukakan ulama Malikiyah dan Syafiiyah.15

b. Syarat Jual Beli

Ulama fiqih mengatakan, bahwa suatu jual beli baru dianggap sah apabila

terpenuhi dua hal:

1.) Jual beli itu terhindar dari cacat seperti barang yang diperjual belikan tidak

jelas, baik jenis, kualitas maupun kuantitasnya

2.) Apabila barang yang diperjual belikan itu benda bergerak, maka barang itu

langsung dikuasai pembeli dan harga dikuasai penjual. Sedangkan barang yang

tidak bergerak dapat dikuasai pembeli setelah surat menyurat diselesaikan

sesuai dengan kebiasaan setempat

3.) dalam Islam yang pertama adalah ada penjual dan pembeli. Antara penjual dan

pembeli tersebut ada syarat-syarat tertentu. Syarat dari penjual dan pembeli itu

menurut Islam adalah:

a.) Berakal, yang dimaksud dengan berakal keduanya dapat membedakan mana

yang terbaik untuk dirinya. Apabila salah satu pihak tidak berakal maka jual

beli tidak sah

b.) Transaksi terjadi atas kemauan sendiri tanpa ada paksaan

c.) Keduanya tidak mubadzir

d.) Baliqh

Syarat jual beli yang ketiga setelah adanya penjual dan juga pembeli

adalah adanya barang dagangan yang diperjual belikan. Adapun syarat barang

dagangan yang diperjual belikan adalah sebagai berikut:

15

. Enang Hidatyat, Fiqih Jual Beli,... hlm. 17

a) Barangnya bersih ataupun suci. Adapun yang dimaksud bersih barangya yaitu

barang yang diperjual belikan bukan barang haram.

b) Milik penuh sipenjual atau dikuasakan kepadanya. Maksudnya disini adalah

orang yang melakukan pilik perjanjian jual beli adalah pemilik barang tersebut

atau orang yang telah mendapatkan izin dari pemilik sah barang yang dijual

tersebut.

c) Mengetahui barang dan harganya dengan jelas. Apabila dalam suatu jual beli

keadaan barang dan jumlah hargnya tidak diketahui, maka perjanjian jual beli

itu tidak sah. Sebab bisa jadi perjanjian tersebut mengadung unsur penipuan.

d) Barang yang diakadkan ditangan (secara langsung)

Di dalam Islam kita diatur diberbagai urusan agar yang kita lakukan membawa

kebaikan bagi semua orang. Islam juga telah mengatur kita dan menentukan batas-

batas dan tata cara dalam jual beli. Dan berikut ini adalah syarat sah jual beli jika

dikaji menurut barangnya.

1) Barang yang diperjual belikan adalah barang halal, barang yang diperjual

belikan harus barang yang dihalalkan Islam. Jika barang tersebut diharamkan

maka jual beli tersebut tidak diperbolehkan.

2) Dilarang menjual barang yang tidak sesuai dengan yang dipromosikan, artinya

barang tersebut harus sama dengan yang asli

3) Objek atau barang yang diperjual belikan harus benar-benar ada, hal ini jelas

menjadi sebuah syarat jual beli. Artinya barang tersebut memang benar-benar

ada jika tidak ini merupakan unsur penipuan.

4) Pengiriman barang harus jelas waktu dan tempatnya. Ketepatan waktu dan

5) tempat juga menentukan sah tidaknya suatu jual beli.

Empat hal yang telah disebutkan diatas adalah berdasarkan barang yang

diperjual belikan kemudian bagaimana dengan syarat sah berdasarkan pelaku jual

beli. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Pelaku jual beli harus sama-sama rela dalam melakukan jual beli didalam

aktivitas jual beli. Pembeli rela membeli barang sipenjual. Sedangkan penjual

rela barangnya dijual dan juga tidak ada unsur paksaan diantara keduanya.

2) Pelaku jual beli memiliki kompetensi dalam jual beli orang gila, anak kecil,

atau siapapun yang tidak bisa mengetahui baik buruknya jual beli bagi dirinya

tidak sah dalam transaksi jual belinya, Artinya hanya orang-orang yang

mengerti dan memiliki kompetensi di dalam jual beli yang bisa melakukan jual

beli

c. Syarat Sah Jual Beli

a. Ketidakjelasan (Al- Jahalah)

Yang dimaksud disini adalah ketidakjelasan yang serius yang

mendatangkan perselisihan yang sulit untuk diselesaikan.ketidakjelasan ini ada

empat macam, yaitu

1) Ketidakjelasan dalam barang yang dijual, baik jenisnya, macamnya, kadarnya

menurut pandangan pembeli

2) Ketidakjelasan harga

3) Ketidakjelasan masa (tempo), seperti dalam harga yang diangsur, atau dalam

khiyar syarat. Dalam hal ini harus jelas, apabila tidak jelas maka akad menjadi

batal

4) Ketidakjelasan dalam langkah- langkah penjaminan. Misalnya penjual

mensyaratkan diajukan seorang kafil (penjamin). Dalam hal ini penjamin

tersebut harus jelas. Apabila tidak jelas maka akad jual beli menjadi batal

b. Pemaksaan (Al- Ikrah)

Pengertian pemaksaan adalah mendorong orang lain (yang dipaksa) untuk

melakukan suatu perbuatan yang tidak disukainya. Paksaan ini ada dua macam:

1) Paksaan absolut, yaitu paksaan dengan ancaman yang sangat berat, seperti akan

dibunuh, atau dipotong anggota badannya

2) Paksaan relatif, yaitu paksaan dengan ancaman yang lebih ringan, seperti

dipukul

Kedua ancaman tersebut mempunyai pengruh terhadap jual beli, yakni

menjadikannya jual beli yang fasid menurut jumhur Hanafiah dan mauquf menutu

zufar.

c. Pembatasan waktu (At- Tauqit)

At- tauqit adalah jual beli dengan dibatasi waktunya, seperti: “saya jual

baju ini kepadamu untuk selama satu bulan atau satu tahun”. Jual beli semacam

ini hukumnya fasid, karena kepemilikan atas suatu barang, tidak bisa dibatasi

waktunya.

d. Penipuan ( Al- Gharar)

Al- gharar adalah penipuan dalam sifat barang, seperti seseorang menjual

sapi dengan pernyataan bahwa sapi itu air susunya sehari sepuluh liter, padahal

kenyataannya paling banyak dua liter. Akan tetapi apabila ia menjualnya dengan

pernyataan bahwa air susunya lumayan banyak tanpa menyebutkan kadarnya

maka termasuk syatat yang shahih. Akan tetapi apabila gharar pada wujud

(adanya) barang maka ini membatalkan jual beli.

e. Kemudaratan (Adh- Dharar)

Kemudaratan ini terjadi apabila penyerahan barang yang dijual tidak

mungkin dilakukan kecuali dengan memasukkan kemudaratan kepada penjual,

dalam barang selain objek akad. seperti seseorang menjual baju (kain) satu meter,

yang tidak bisa dibagi dua. Dalam pelaksanaannya terpaksa baju tersebut

dipotong, walaupun hal ini meruikan penjual. Dikarenakan kerusakan ini untuk

menjaga hak perorangan bukan hak syara‟ maka para fuqaha menetapkan apabila

penjual melaksanakan kemudaratan atas dirinya dengan cara memotong baju dan

menyerahkannya kepada pembeli maka akad berubah menjadi shahih.

f. Syarat – Syarat Yang Merusak

Setiap syarat yang ada manfaatnya bagi salah satu pihak yang bertransaksi,

tetapi syarat tersebut tidak ada dalam syara‟ dan adat kebiasaan atau tidak

dikehendaki oleh akad, atau tidak selaras dengan tujuan akad seperti seseorang

menjual mobil dengan syarat ia (penjual) akan menggunakannya selama satu

bulan setelah terjadinya akad jual beli.16

d. Sistem Jatahan

Sistem jatahan adalah peraturan yang dibuat oleh pemilik pemancingan

dalam jual beli ikan dipemancingan. Yang dimaksud dengan jatahan disini adalah

pemilik menjatahkan masing-masing orang 1kg dalam siraman ikan, jatahan

penyiraman ini bertujun untuk memudahkan pemilik dalam mengontrol

16

. Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 190

pemasukan ikan kedalam kolam, semakin banyak orang yang memancing maka

semakin banyak pula siraman ikan yang dimasukkan pemilik kedalam kolam

pemancingan, dengan demikian maka pemilik pemancingan akan lebih mudah

menakar ikan yang telah masuk dalam kolam pemancingan. Dengan jatahan 1kg

tersebut bukan berarti pemancing hanya boleh memancing 1kg, pemancing bebas

memancing ikan sebanyak yang dia dapati atau sepuasnya sampai waktu yang

telah ditetapkan. kesepakatan antara sipenjual dan pembeli yang berada di kolam

pemancingan ikan yang mana pembeli membanyar uang masuk atau karcis

seharga Rp.40.000 dan pemancingan boleh dilakukan setelah jam buka dan harus

berhenti memancing sampai waktu yang telah ditetapkan yaitu buka jam 08.00

pagi dan tutup jam 18.00 sore dan peraturan tersebut wajib ditaati oleh

sipemancing.

Jadi jatahan yang dimaksud disini adalah “pemilik pemancingan

menjatahkan siraman 1kg/orang dan bukan berarti pula bahwa pemancing hanya

boleh memancing ikan 1kg saja. Pemancing bebas memancing ikan berapapun

yang dia dapat sampai waktu yang telah ditetapkan”.17

Memancing juga suatu

kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar

ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah laut, danau, sungai dan

perairan lainnya dengan target seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan

menangkap ikan atau hewan air yang mengunakan sebuah alat oleh seorang atau

beberapa pemancing. Namun dalam praktek dan dari hasil buruannya, tidak semua

kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan

17

. Wawancra Dengan Bapak Kosasi pemilik pemancingan, 07 Juli 2019

dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga terkadang

malah dapat yang lainnya seperti, kodok, udang, cumi-cumi, dll.

Memancing ikan juga dapat dibedakan berdasarkan alam buruannya, yaitu:

a. Memancing ikan air laut

b. Memancing ikan air tawar

Pada dasarnya memancing hanyalah salah satu cara untuk menangkap

ikan. Oleh karena itu masih banyak cara atau teknik yang lain yang dapat kita

gunakan untuk mendapatkan ikan tersebut.18

F. Tinjauan Pustaka

Untuk membantu memecahkan masalah yang sesuai dengan penjelasan

tentang jual beli ikan sistem jatahan diatas, maka penulis ingin mencari dan

menelaah referensi literatur atau penelitian terlebih dahulu mengenai jual beli

yang terdapat unsur spekulasi, gharar atau penyimpang dari tujuan dan prinsip

jual beli menurut kajian muamalah hukum ekonomi syariah. Serta

membandingkan dengan yang lain, beberapa referensi tersebut anatara lain:

Skripsi muhammad pungkas yang berjudul “Jual Beli Ikan Dengan Sistem

Harian Berhadiah Tinjauan Sosiologi Islam (Studi Dipemancingan Moro Seneng

Pugeran Maguwoharjo Sleman)” Jurusan Muamalat Fakultas Syariah Dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012. Skripsi ini membahas

tentang jual beli ikan denga sistem harian berhadiah, sistem harian pada

pemancingan menggunakan akad sewa-menyewa yang berakhir akan memiliki

ikan dengan hasil tangkapanya.19

18

. https://id.wikipedia.org/wiki/Memancing

Skripsi Eini Setiasih yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadapa

Akad- Akad Pada Bisnis Pemancingan Dipemancingan Pak Bg Ngawen Sidokarto

Godean Sleman Yogyakarta” Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015, skripsi ini membahas tentang akad

pemnancingan yang menggunakan sistem harian, dimana pemancing membayar

uang sesuai dengan perjanjian dan memancing dengan waktu yang telah

disepakati dengan hasil seberapapun.20

Skripsi Arief Akbar Qurrota Ayun yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam

Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan (Studi Kasus Di

Desa Silado, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas)”. Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah Jurusan Muamalah Fakultas Syariah Institud Agama

Islam Negeri (IAIN) Purwokerto2016. Skripsi ini juga membahas dengan objek

pemancingan, akan tetapi bukan dengan sistem halu melainkan kiloan, kiloan

dalm skripsi ini tidak seperti biasa tetapi dengan sistem jatahan dimana setiap

pemancing membeli ikan terlebih dahulu kemudian ikan yang dibeli akan

dimasukkan kedalam kolam pancing dan pembeli akan memancing sendiri ikan

yang telah dibelinya. Selain itu dalam sistem ini dibatasi minimal 1/2kg dan tidak

ada pembatasan maksimal.21

Sedangkan dalam skripsi saya akan memaparkan mengenai “Jual Beli Ikan

Dengan Sistem Jatahan Di Pemancingan” milik salah satu dari warga Nes Dijambi

19

. Muhammad Pungkas Abdila, Jual Beli Ikan Dengan Sistem Harian Berhadiah

Tinjauan Sosiologi Hukum Islam (Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga, 2012) 20

. Eini Setiasih, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad-Akad Pada Bisnis Pemancingan

dipemancinga Pak Bg Ngawen Sidokarto Godean (Yogyakarta: Uin Sunan Kali Jaga, 2015) 21

. Arief Akbar Qurrota Ayun Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam

Jual Beli Ikan Dipemancingan (Purwokerto: Iain Purwokerto 2016)

Jl. Muaro Bulian simpang sungai duren muaro jambi. Sistem jatahan yang

dimaksud disini menjatahkan 1kg siraman utunk satu orang begitu juga dengan

selanjutnya semakin banyak pemancing maka semakin banyak pula siraman yang

dilakukan oleh pemilik pemancingan. Pemancingan bapak kosasi ini juga

mempunyai daya tarik yaitu karcis gratis untuk 10 kali pemancingan di tempat

pemancingan juga tersedia kopi dan mie instan dengan harga kopi 1gelas

Rp.5.000 dan Rp.10.000 untuk mie instan dan pemancingan dibuka dari jam 08

pagi sampai jam 18 sore

Skripsi Atik Elmiyatin “Praktek Sistem Penyewaan Kolam Pancing Harian

Dan Kiloan Di Pemancinagan Lestari Desa Cerme Lor Kecamatan Cere

Kabupaten Gresik” Institud Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah

Jurusan Muamalah Surabaya 2009. Skripsi ini membahas pemancingan dengan

sistem harian dan kiloan, sestem harian dipembahasan ini pemancing membayar

dengan memancing sepuasnya. Sedangkan kiloan pemancing akan membayar

setelah mendapat ikan dari kolam.22

Jadi simpulan dari penelitian yang terdahulu

dengan penulis terletak pada sistem, takaran, dan waktunya (waktu yang telah

disepakati). Maka untuk mempermudah memahami penilitian yang terdahulu

dengan penulis lebih cendrung terhadap perbedaannya (sistemnya).

22

. Atik Elmiyatin Praktek Sistem Penyewaan Kolam Pancing Harian Dan Kiloan Di

Pemancingan Lestari Desa Cerme Lor Kec. Cere Kab.Gresik (Surabaya: Iain Sunan Ampel, 2009)

21

BAB II

METODE PENELITIAN

Agar dapat terarah dan mencapai hasil yang optimal, maka metode

penulisan dalam penuyusunan skripsi ini menggunakan ketentuan penelitian

sebagai berikut:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang

penelitianya dilakukan pada kondisi yang sebenarnya. Alasan penelitian ini

membahas kegiatan muamalah supanya dapat menyelesaikan permasalahan

tentang adanya Jual Beli Ikan Dengan Sistem Jatahan Dipemancingan yang

Berada di Nes Jl. Muaro Bulian, Simpang Sungai Duren Muaro Jambi. Penelitian

ini termasuk penilian lapangan yaitu penelitian yang langsung meneliti

kelapangan. Dalam hal ini secara otomatis sang peneliti langsung mengamati

kejadian jual beli ikan denga sistem jatahan.

Metode kualitatif adalah penelitian tentang riset yeng bersifat deskkriftif

dan cendrung menggunakan analisis. Proses dan makna lebil ditonjolkan dalam

penelitian kualitatif dan landasan teori lebih dimanfaatkan sebagai pemandu agar

fokus penelitian supaya sesuai dengan apa yang diteliti. Selain itu landasan teori

ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian

dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

B. Pendekatan Penelitian

Menurut penulis, penelitian ini bersifat Kualitatif deskripsi, yang bertujuan

untuk mendesskripsikan apa-apa yang berlaku pada saat ini. Yang mana

didalamnya terdapat upanya-upanya untuk mencatat, analisis, dan

menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi saat ini. Selanjutnya pendekatan

penelitian yuridis empiris menganalisis penelitian tersebut dengan menggunakan

ketentuan hukum Islam yang berfokus pada sistem Jual Beli Ikan di pemancingan

dengan Sistem Jatahan.

C. Jenis Dan Sumber Data

Fokusnya penelitian ini kepada persoalan penentuan hukum dari adanya

jual beli ikan dengan sistem jatahan dipemancingan. Oleh karena itu jenis data

yang digunakan oleh penelitian ini adalah sebgai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di

lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang yang bersangkutan

yang memerlukannya. Data primer disebut juga dengan data asli atau data baru.

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari sumber – sumber yang telah ada. Data ini

biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan – laporan penelitian yang

terdahulu.23

Adapun sumber data adalah :

23

. Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Pt. Bumi

Aksara, 2013), hlm. 21

1. Pengelola Pemancingan

2. Orang-Orang Yang Memancing

3. Tokoh Masayarakat (Dilingkungan Pemancingan)

4. Tokoh Agama

5. Buku Atau Pedoman

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif penelitian

adalah instrumen penelitian. Keberhasilan dalam pengumpulan data banayak

ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang yang

dijadikan fokus penelitian. Ia dapat melakukan wawancara dengan subjek yang

diteliti, ia harus mampu mengamati situasi sosial yang terjadi dalam konteks yang

sesunggguhnya, ia dapat memfoto fenomena, dan simbol tanda yang terjadi,

peneliti tidak akan mengakhiri fase pengumpulan data sebelum ia yakin bahwa

data yang terkumpul dari berbagai sumber yang berbeda dan terfokus pada situasi

sosial yang diteliti dan telah mampu menjawab tujuan penelitian sehingga

ketetapan dan kredibilitas tidak diragukan lagi oleh siapa pun.24

Beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang

objeknya adalah usaha Kolam Pancing Ikan Bapak Kosasi ialah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan mencatat terhadap fenomena yang ada pada objek penelitian.

Metode ini dilakukan untuk melihat apakah jual beli ikan dengan sistem jatahan

24

. A. Musri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penalitian Gabungan

(Pt. Fajar Interpratama Mandiri, 2014),hlm .372

tersebut termasuk dalam kategori penipuan atau perdagangan yang merugikan.

Apabila kita mengacu pada fungsi pengamatan dalam penelitian maka obsevasi

dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:

a. Participan observer, yaitu suatu bentuk observasi dimana pengamat secara

teratur berpartisifasi dan terlibat dalam kegiatan yang diamati.

b. Non - Participan observer, yaitu suatu bentuk observasi di mana pengamat

tidak terlibat langsung dalam kegiatan yang ditelitinya.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

wawancara adalah suatu kejadian atau proses interaksi antara pewawancara

dengan orang yang diwawancara melalui komunikasi langsung. Dapat pula

dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka antara

pewawancara dengan sumber informasi, di mana pewawancara bertanya lansung

tentang suatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya. 25

a. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Wawancara

1) Pewawancara

2) Sumber Informasi

3) Materi Pertanyaan Dan

4) Situasi Wawancara

b. Jenis Wawancara

1) Wawancara Terencana - Terstruktur

25

. A. Musri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penalitian Gabungan

(Pt. Fajar Interpratama Mandiri, 2014),hlm .373

2) Wawancara Terencana - Tidak Terstruktur

3) Wawancara Bebas

c. Aturan Umum Wawancara

1) Penampilan dan sikap

2) Pewawancara terbiasa dengan model pertanyaan yang disampaikan

3) Mengikuti kata – kata pertanyaan yang tepat

4) Catat jawaban pertatanyaan

5) Menggunakn teknik penyesuain untuk mendapatkan informasi

d. Penyusunan Pedoman Wawancara

e. Prosedur Wawancara

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu

yang sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa,

atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dengan yang terkait dan fokus

dengan penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian

kualitatif. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis, gambar, maupun foto.

Dokumen tertulis dapat pula berupa sejarah kehidupan, biografi, karya tulis dan

cerita. Disamping itu ada pula material budaya, atau hasil karya seni yang

merupakan sumber informasi dalam penelitian kualitatif.26

E. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul kemudian diolah. Pengoahan data biasanya

dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

26

. A. Musri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penalitian Gabungan

, (Pt. Fajar Interpratama Mandiri, 2014),hlm .391

1. Pemeriksaan Data

2. Sistematisasi Data

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu tinjauan

hukum Islam tentang jual beli ikan dengan sistem jatahan dipemancingan yang

akan dikaji dengan mengggunakan metode kualitatif. Maksudnya adalah bahwa

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada unsur untung-untungan.

Tujuannya dapat dilihat dari hukum Islam dan hukum positif, Supanya

dapat memberikan kontribusi keilmuan serta memberikan pemahaman mengenai

jual beli ikan di pemancingan dengan sistem jatahan. Metode fikir ilmiah dalam

penulisan ini adalah metode berfikir induktif. Metode induktif adalah proses

berfikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dengan berbagai

kasus yang bersifat khusus. Menurut Seiddel dalam Burhan Bungin mengatakan

bahwa analisis data adalah proses mencatat yang menghasilkan catatan lapangan,

dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap ditelusuri.27

F. Sistematika Penulisan

Penulisan sripsi ini terdiri atas lima bab, masing– masing bab membahas

permasalahan yang diuraikan menjadi beberapa sub sab. Untuk mendapat

gambaran yang jelas serta mempermudah dalam pembahasan, secara global

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada Bab I ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan

27

. http:// dapurilmiah.blogspot.com/2014/06/analisis-data-kualitatif.htm?m=1

Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Karangka Teori, dan Tinjaun Pustaka.

BAB II : Metode Penelitian

Pada Bab II ini terdiri dari beberapa metode yaitu Jenis Penelitian,

Sumber Data, Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Sistematika

Penulisan, dan Jadwal Penelitian.

BAB III : Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada Bab III ini membahas tentang Gambaran Umum Pada Lokasi

Penelitian Yaitu Sejarah Pada Kolam Pemancingan, Letak Kolam

Pemancingan, Luas dan Kedalaman Kolam Pemancingan, Daya

Tarik Kolam Pemancingan, dan Kondisi Kolam Pemancingan.

BAB IV : Pembahasan dan Hasil Penelitian

Pada bab IV ini membahas tentang Hasil Penelitian yaitu: Sistem

Jatahan Dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan ialah peraturan yang

dibuat oleh pemilik pemancingan dalam jual beli ikan

dipemancingan. Yang dimaksud dengan jatahan disini adalah

pemilik menjatahkan masing-masing orang 1kg dalam siraman ikan,

jatahan penyiraman ini bertujun untuk memudahkan pemilik dalam

mengontrol pemasukan ikan kedalam kolam, semakin banyak orang

yang memancing maka semakin banyak pula siraman ikan yang

dimasukkan pemilik kedalam kolam pemancingan, dengan demikian

maka pemilik pemancingan akan lebih mudah menakar ikan yang

telah masuk dalam kolam pemancingan. Dengan jatahan 1kg

tersebut bukan berarti pemancing hanya boleh memancing 1kg,

pemancing bebas memancing ikan sebanyak yang dia dapati atau

sepuasnya sampai waktu yang telah ditetapkan. kesepakatan antara

sipenjual dan pembeli yang berada di kolam pemancingan ikan yang

mana pembeli membanyar uang masuk atau karcis seharga

Rp.40.000 dan pemancingan boleh dilakukan setelah jam buka dan

harus berhenti memancing sampai waktu yang telah ditetapkan yaitu

buka jam 08.00 pagi dan tutup jam 18.00 sore dan peraturan tersebut

wajib ditaati oleh sipemancing. Sedangkan Tinjauan Hukum Islam

Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan dipemancingan

dikelurahan pijoan Rt. 18 maka dapat diketahui bahwa: “Menurut

Bapak Bakri (tokoh agama) bahwa jual beli ikan dipemancingan

dengan sistem jatahan hukumnya sah, karena tidak ada unsur

penipuan dan tidak ada pihak yang dirugikan”.

BAB V : Penutup Kesimpulan dan Saran

Pada bab V ini merupakan bagian akhir dari pembahasan skripsi

yaitu kesimpulan dan saran-saran yang merupakan rekomendasi

penulis dalam penelitian ini.

G. Jadwal Konsultasi Penelitian

Jadwal konsultasi Penelitian dilaksanakan dari judul, proposal, sampai

dengan acc untuk dimunaqasahkan. Adapun jadwal konsultasi penelitian yang di

bimbing oleh Pembimbing I: Dr. Maryani.S.Ag.,M.HI dan Pembimbing II: Dra.

Masnidar, M.E.I adalah sebagai berikut:

Pembimbing I : Dr. Maryani.S.Ag.,M.HI

No Tanggal Materi Konsultasi

Tanda Tangan

Dosen

1 4- 04- 2018 Pengajuan judul skripsi

2 4- 12- 2018 Penunjukan dosen pembimbing

3 5- 12- 2018 Konsultasi masalah proposal

4 6- 12- 2018 Acc seminar proposal

5 17- 1- 2019 Ujian seminar proposal

6 3- 05- 2019 Acc proposal untuk riset

7 16- 7- 2019 Bimbingan skripsi bab I

8 2- 09- 2019 Bimbingan skripsi bab I dan V

9

10

Pembimbing II : Dra. Masnidar, M.E.I

No Tanggal Materi Konsultasi

Tanda Tangan

Dosen

1 5- 12- 2018 Konsultasi masalah proposal

2 6- 12- 2018 Acc seminar proposal

3 17- 1- 2019 Ujian seminar proposal

4 3- 05- 2019 Acc proposal untuk riset

5 16- 7- 2019 Bimbingan skripsi I- V

6 23- 7-2019 Perbaikan foot note isi skripsi I- V

7 10- 9- 2019 Perbaikan isi skripsi I- V

8 23- 9- 2019 Perbaikan penegasan dari kesimpulan

skripsi

9

10

31

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kolam Pemancingan

Sejarah kolam pemancingan berawal dari kolam ikan yang biasa yang

mana bapak kosasi memiliki kolam ikan yang berguna untuk kebutuhan bapak

kosasi beserta keluarga, baik utuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk

penyimpanan atau ternakan ikan, kemudian kolam ikan tersebut dijadikan kolam

pemancingan oleh bapak kosasi akan tetapi bentuk kolam bapak kosasi sama

sekali tiak ada yang dirubah, hanya saja kolam dirawat dengan baik supaya ikan

yang didalam kolam juga terawat kolam pemancingan dibuka dari tahun 2016

sampai sekarang.

Terkadang kolam pemancingan pernah juga tidak beroperasi dikarenakan

pencemaran air sehingga ikan menjadi teracuni, dan juga adanya pekerjaan diluar

wilayah sehingga kolam pemancingan tutup untuk sementara waktu saja, dan

buka kembali setelah bapak kosasi berada di jambi atau ditempat usahanya.

Kolam pemancingan dibuka dari jam 08.00-18.00 wib, dan bertarif Rp. 40.000

untuk 1 hari pemancingan, pemancingan dibuka setiap hari kecuali untuk hari

jumat, dan juga pemancing mendapatkan karcis gratis bagi 10 kali pemancingan.28

B. Letak Kolam Pemancingan

Kecamatan jambi luar kota dengan ibu kota pijoan merupakan salah satu

kecamatan yang terluas, dimana desanya murupakan pusat administrasi

28

. Wawancara Bersama Pemilik Pemancingan Bapak Kosasi, 12 Juli 2019

pemerintahan pembantu batang hari wilayah timur yang pada akhirnya menjadi

wilayah kabupaten muaro jambi berdasarkan undang-undang nomor 54 tahun

1999. Secara geografis wilayah ini berbatasan lansung dengan kota jambi yang

merupakan center point jalan lintas timur dan barat sehingga secara ekonomis

menjadi salah satu pusat pertumbuhan yang ekonomis dan berdasarkan badan

Pusat Statistik Provinsi jambi, secara geografis, letak kolam pemancingan bapak

kosasi berada di Nes Jl. Muaro Bulian Jambi, Simpang Sungai Duren Muaro

Jambi lebih tepatnya di Nes di Kelurahan Pijoan Rt. 18 kabupaten Muaro Jambi.

Yang mana usaha kolam pemancingan Bapak Kosasi berbatasan dengan :

C. Laporan Penilaian Kelurahan Pijoan Tahun 2016

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1989Tanggal 28

September 1989

1. Data Monografi Kelurahan Pijoan

a. Desa / Kelurahan : Pijoan

b. Nomor Kode :

c. Keca : Jambi Luar Kota

d. Kabupaten : Muaro Jambi

e. Propins : J A M B I

f. Keadaan Bulan :

Tabel 1. Luas Dan Batas Wilayah

No Batas Wilayah Nama Wilayah Luas Wilayah

1 Utara Desa Muaro Pijoan 9,114 . Ha

2 Timur Desa Muhajirin

3 Selatan Desa Selat

4 Barat Desa Simp. Sei. Duren

Tabel 1 diatas Adalah Batas – Batas Wilayah, Nama Wilayah Dan Luas

Wilayah Yang Mana Sebelah Utara Berbatasan Dendan Desa Muarao Pijoan,

Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Muhajirin, Sebelah Selatan Berbatasan

Dengan Desa Selat, Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Simp. Sei. Duren,

Dan Luasnya Wilayah Adalah 9,114. Ha29

1. Kondisi Giografi

a. Ketinggian Tanah dari permukiman laut : 10 M

b. Banyaknya Curah Hujan : 900 - 300 M3/ THN

c. Tfografi (dataran rendah tinggi pantai : Dataran Rendah

d. Suhun Udara rata – rata : 20 - 30

3. Orbitasi ( Jarak Dari Pusat Pemerintahan Kelurahan )

a. Jarak dari PusatPemerintah Kecamatan : 0 Km

b. Jarak dari pusat Pemerintahan Kotif : -

c. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : 35 Km

d. Jarak dari Ibu Kota Propinsi : 22 Km

e Jarak dari Ibu Kota Negara : - Km

29. Kantor kelurahan pijoan, pengambilan data 19 agustus 2019 bersama Susilawati, S.

Kom ibuk kelurahan dan wakil kelurahan Ibuk Deli

2. Peruntukan

a. Jalan : Km

b. Sawah dan ladang : Ha

c. Bangunan Umum : 250 Ha

d. Empang : Ha

e. Pemungkinan /Perumahan : Ha

f Jalur Hujan : Ha

g Perkeburan : 4 Ha

h. Lain – lain : Ha

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin / Kk Jumlah

1 Laki – Laki 2242

2 Perempuan 2296

3 Kepala keluarga 1142

Tabel 2 diatas menunjukkan jumlah penduduk di kelurahan pijoan yang

datanya di rangkup berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2016, yang mana Laki

– laki berjumlah 2242 orang, Perempuan berjumlah 2296 orang, dan kepala

keluarga berjumlah 1142.30

Tabel 3. Kewarga Negara

30. Kantor kelurahan pijoan, pengambilan data 19 agustus 2019 bersama Susilawati, S.

Kom ibuk kelurahan dan wakil kelurahan Ibuk Deli

No Wni Jumlah Wna Jumlah

1 Laki – Laki 5538 Laki – Laki -

2 Perempuan 2242 Perempuan -

Tabel 3. diatas menunjukkan jumlah penduduk kewarga negaraan di

kelurahan pijoan yang datanya di rangkup berdasarkan kewarga negaraan pada

tahun 2016, yang mana warga wni yang laki - laki berjumlah 5538 orang,

Perempuan berjumlah 2242 orang, dan warga negara wna laki – laki dan

perempuannya tidak ada terangkup atau bisa dikatakan wna tidak ada dikelurahan

pijoan.31

3. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Penghayatan terhadap Tuhan YME :

a. Islam : 5232 Orang

b. Kristen : 6 Orang

c. Katholik : Orang

d. Hindu : Orang

e. Budha : Orang

f. Penganut/ Penghayatan terhadap

Tuhan YME : Orang

3. Jumlah Penduduk menurut Usia : Orang

a. Kelompok Pendidikan : Orang

31

. Kantor Kelurahan Pijoan, Pengambilan Data 19 Agustus 2019

b. 1). 00 - 03 Tahun : 190 Orang

2). 04 - 06 Tahun : 252 Orang

3). 07 - 12 Tahun : 407 Orang

4). 13 - 15 Tahun : 382 Orang

5). 16 - 18 Tahun : 400 Orang

6). 19 - keatas : 2.878 Orang

c. Kelompok Tenaga Kerja : - Orang

1. 10 - 14 Tahun : - Orang

2. 15 - 19 Tahun : 35 Orang

3. 20 - 26 Tahun : 250 Orang

4. 27 - 40 Tahun : 450 Orang

5. 41 - 56 Tahun : 215 Orang

6. 57 - keatas : 60 Orang

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Lulus Pendidikan umum dan khusus Jumlah

1 Taman Kanak – kanak 22 orang

2 Sekolah Dasar 175 orang

3 SMP / SLTP 320 orang

4 SMA / SLTA 250 orang

5 Pondok Pesantren 7 0rang

6 Madrasah 20 orang

7 Pendidikan Keagamaan 5 orang

8 Sekolah Luar Biasa -

9 Kursus / Keterampilan 21 orang

10 Akademi/ D.1, D.3 20 orang

11 Sarjana ( S.1, S.2, S.3 ) 38 0rang

Tabel 4 diatas adalah Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

yang mana Taman Kanak – kanak berjumlah 22 orang, Sekolah Dasar berjumlah

175 orang, SMP / SLTP berjumlah 320 orang, SMA / SLTA berjumlah 250 orang,

Pondok Pesantren berjumlah 7 orang, Madrasah berjumlah 20 orang, Pendidikan

Keagamaan berjumlah 5 orang, Sekolah Luar Biasa, Kursus / Keterampilan

berjumlah 21 orang, Akademi/ D.1, D.3 berjumlah 20 orang, dan Sarjana ( S.1,

S.2, S.3 ) berjumlah 38 orang.32

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah

1 Pegawai Negeri 125 Orang

2 A B R I 4 Orang

3 Swasta 105 Orang

32

. Kantor Kelurahan Pijoan, Pengambilan Data 19 Agustus 2019

4 Wiraswasta/ Pedagang 25 Orang

5 Tani 335 Orang

6 Pertukangan Orang

7 Pensiunan 14 Orang

8 Nelayan -

9 Pemulung -

10 Jasa 18 orang

Tabel 5 di atas adalah jumlah penduduk menurut mata pencaharian yang

mana Pegawai Negeri berjumlah 125 Orang, ABRI berjumlah 4 Orang, Swasta

berjumlah 105 Orang, Wiraswasta / Pedagang berjumlah 25 Orang, Tani

berjumlah 335 Orang, Pertukangan berjumlah 46 Orang, Pensiunan berjumlah 14

Orang, Nelayan, Pemulung, Dan Jasa berjumlah 18 Orang. 33

Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Mibilitas / Mutasi Penduduk

No Lahir Mati Datang Pindah

1 Laki – laki 12

orang

Laki – laki 12

orang

Laki – laki 18

orang

Laki – laki 4

orang

2 Perempuan 16

orang

Perempuan 8

orang

Perempuan 20

orang

Perempuan 6

orang

33

. Kantor Kelurahan Pijoan, Pengambilan Data 19 Agustus 2019

Tabel 6 diatas adalah jumlah penduduk menurut mibilitas / mutasi

penduduk yang mana laki – laki yang lahir berjumlah 12 orang, perempuan yang

lahir berjumlah 16 orang, laki – laki yang meninggal berjumlah 12 orang,

perempuan yang meninggal berjumlah 8 orang, laki – laki yang datang berjumlah

18 orang, perempuan yang datang berjumlah 20 orang, laki – laki yang pindah

berjumlah 4 orang, perempuan yang pindah berjumlah 6 orang 34

4. Jumlah Perangkat Desa

a. Kepala Urusan : 3 Orang

b. Kepala Dusun / Lingkungan : 2 Orang

c. S t a f : 2 Orang

5. Pembinaan Rt / Rw

1. Jumlah RT : 21 Orang

2. Jumlah RW : 07 Orang

3. Jumlah Pengurus RT dan RW tertatar : 25 Orang

6. Jumlah Pelayanan Masyarakat

1. Pelayanan Umum : 1 Orang

2. Pelayanan Kependudukan : 1 Orang

3. Pelayanan Regalisasi : 1 Orang

7. Pajak / Retribusi :

1. Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) : - Orang

2. Jumlah Wajib Pajak WP : 852 Orang

3. Jumlah SPPT : 852 Orang

34

. Kantor Kelurahan Pijoan, Pengambilan Data 19 Agustus 2019

4. Jumlah Ketetapan : 11.817.099 Orang

5. Jumlah Realisasi : - Orang

9. Lembaga Pemberdayan Masyarakat ( LPM )

1. Jumlah Anggota ( LPM ) : 32 Orang

2. Tanggal, Bulan, Tahun pembentukan : 03-04-203

10. Keputusan Kelurahan

1. Jumlah Keputusan yang ditetapkan : 2 buah

2. Jumlah Keputusan yang disyahkan : - buah

11. Keputusan Kepala Kelurahan

1. Jumlah Keputusan sebagai tindak lanjut

a. dari Keputusan Kelurahan :

2. Jumlah Keputusan yang merupakan

a. Kebijaksanaan Kepala Kelurahan :

3. Jumlah Keputusan Kepala Kelurahan

a. yang bersitifikat :

4. Jumlah Keputusan Kepala Kelurahan

a. yang bersitifikat tidak mengatur : 2 buah

12. Keuangan Dan Sumber-Sumber Pendapatan Desa Tahun

1. Keuangan

a. Sisa Anggaran Tahun lalu : Rp.

b. Penerimaan Anggaran Rutin : Rp.

c. Pengeluaran Anggaran Rutin : Rp.

d. Penerimaan Anggaran Pembangunan : Rp.

e. Pengeluaran Anggaran Pembangunan : Rp.

2. Sumber Pendapatan Asli Kelurahan :

a. Tanah Kas Desa : Rp.

b. Pasar Desa : Rp.

c. Pungutan Desa : Rp.

d. Swadaya Masyarakat : Rp. 35.000.000,-

e. Hasil Gotong Royong : Rp.

f. Lain – lain : Rp. 500.000.-

g. Jumlah : Rp.

13. Keamanan Desa / Kelurahan

1. Pembinaan Hansip.

a. Jumlah Anggota :

a) Laki-laki : 32 Orang

b) Perempuan : - Orang

b. Alat Pemadam Kebakaran : - buah

c. Jumlah Hansip terlatih : 2 Orang

2. Ketentraman dan Ketertiban.

a. Jumlah Kejadian Kriminal : - Kali

b. Jumlah Bencana Alam : - Kali

c. Jumlah Operasi Penertiban :

Jumlah Penyuluhan : 2 Kali

d. Jumlah Pos Kamling : 22 Buah

e. Jumlah BALAKAR : - Buah

f. Jumlah Kenakalan Remaja : - Kali

g. Jumlah Peronda Kampung : 22 Kelompok

h. Jumlah Posko Bencana Alam : - Buah

i. Jumlah Satpam : - Orang

j. Jumlah Posko Hutan Lindung : - Buah

a. IDEOLOGI DAN POLITIK :

Pemasyarakatan P.4

1. Jumlah Warga tertatar : 140 Orang

2. Jumlah Pelaksanaan Penataran P.4 : 2 Kali

3. Jumlah Kelompok Simulasi : 4 Kelompok

4. Jumlah Fasilitator P.4 : 4 Orang

b. ORGANISASI SOSIAL KEMASYARAKATAN

1. Jumlah Organisasi Sosial ( Yayasan

dan sebagainya ) : Organisasi

2. Jumlah Organisasi Kemasyarakatan : 2 Organisasi

3. Jumlah Tokoh Masyarakat dan

Politik : Organisasi

4. Jumlah Organisasi Profesi : Organisasi

c. Pemilihan Umum Tahun :

1. Jumlah Pemilih : 3.278 Orang

2. Jumlah TPS : 11 Buah

3. . Hasil Pemilihan Umum

4. Partai Politik : %

d. Pembinaan dan Pengawasan bekas

NAPI dan Tapol G.30 S / PKI :

1. Jumlah Bekas Napi : Orang

2. Jumlah Bekas Tapol G.30 S / PKI : Orang

3. Mutasi : Orang

Tabel 7: Gambaran Umum Letak Geografis Kolam Pemancingan Pandu

Batas Wilayah Kabupaten/Kecamatan

Sebelah Utara Kota Jambi

Sebelah Selatan Kab. Batang Hari

Sebelah Barat Kec. Sekernan

Sebelah Timur Kec.Sei.Gelam

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2018

Gambaran umum letak geografis yang datanya bersumber dari Badan

Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2018 pada tabel diatas menunjukkan

bahwasanya kolam pemancingan pandu memiliki batasan- batasan wilayah,

kabupaten maupun kecamatan yaitu: sebelah utara berbatasan dengan Kota

Jambi, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari, sebelah barat

berbatasan dengan Kecamatan Sekernan, dan sebelah timur berbatasan dengan

Kecamatan Sei Gelam. Jadi itulah nama- nama kabupaten atau kecamatan di

batasan- batasan wilayah Nes Kelurahan Pijoan.35

Tabel 8: Batas Wilayah Desa Atau Kelurahan

Batas Wilayah Desa Atau Kelurahan

Sebelah Utara Muaro Pijoan

Sebelah Selatan Danau Sarang Elang

Sebelah Timur Muaro Pijoan / Simpang Sungai

Duren

Sebelah Barat Desa Selat Kab. Batanghari

Sumber: Kantor Kelurahan Pijoan, 20 Februari 2019

Berdasarkan data dari kantor kelurahan pijoan 20 februari 2019 maka

batasan wilayah desa atau kelurahan pada tabel di atas menunjukkan bahwa:

Sebelah Utara Berbatasan dengan Muaro Pijoan, Sebelah Selatan Berbatasan

dengan Danau Sarang Elang, Sebelah Timur Berbatasan dengan Muaro Pijoan

Atau Simpang Sungai Duren dan Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Selat

Kab. Batanghari. Jadi itulah nama- nama desa atau kelurahan di batasan- batasan

Wilayah Kelurahan Pijoan.36

Secara administrasi terdiri dari:

1. Simpang Sungai Duren

2. Mendalo Darat

3. Sungai Duren

4. Muaro Pijoan

35

. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2018 36

. Kantor Kelurahan Pijoan , Batasan- Batasan Wilayah di Kelurahan Pijoan, 20 Februari

2019

5. Pematang Jering

6. Mendalo Laut

7. Sarang Burung

8. Semubuk

9. Senaung

10. Penyengat Olak

11. Kedemangan

12. Rengas Bandung

13. Muhajirin

14. Maro Sebo

15. Sungai Bertam Dan

16. Danau Sarang Elang

Tabel 9 : Daftar Nama- nama Desa Muaro Jambi

No Nama Desa

1. Bahas Selatan

2. Jambi Luar Kota

3. Kumpeh

4. Kumpeh Hulu

5. Muaro Sebo

6. Mestong

7. Sekernan

8. Sungai Bahar

9. Sungai Gelam

Tabel 4 diatas adalah Daftar Nama- nama Desa di Muaro Jambi. Desa di

muaro jambi ada 9 desa yaitu yang pertama Bahar Selatan, Jambi Luar Kota,

Kumpeh, Kumpeh Hulu, Muaro Sebo, Mestong, Sekernan, Sungai Bahar, dan

yang terakhir Sungai Gelam.

D. Luas dan Kedalaman Kolam Pemancingan

Berdasarkan hasil penelitian penulis setelah mewawancarai pemilik kolam

pemancingan yaitu Bapak Kosasi pada tanggal 14 juli 2019 maka penulis

mendapatkan informasi bahwasanya luas kolam pemancingan yang digunakan

oleh bapak kosasi yaitu: 1.225 meter dengan panjang 25 meter, dan lebarnya 49

meter dengan kedalaman 5 meter.

E. Daya Tarik Kolam Pemancingan

Setelah penulis melakukan penelitian yang dapat terlihat dari daya tarik

dari kolam pemancingan milik bapak kosasi adalah dari jenis ikan itu sendiri yaitu

ikan mas dan ikan patin yang berukuran besar, juga keindahan alam yang alami,

ketersediaanya minuman dan makanan, karcis gratis bagi pemancing yang sudah

melakukan 1o kali pemancingan, suasana yang damai yang jauh dari kebisingan

(jalan raya), dan juga harga karcis yang terjangkau yaitu Rp.40.000 untuk 1hari

dari jam 08.00-18.00 wib.37

E. Kondisi Kolam Pemancingan

37

. Wawancara Dengan Bapak Kosasi Pemilik kolam Pemancingan, 12 Juli 2019

Setelah penulis melakukan penelitian baik secara wawancara maupun

observasi, dapat penulis lihat bahwasanya kondisi kolam pemancingan milik

Bapak Kosasi sangat baik, karena didukung dengan kindahan alam yang hijau,

kolam yang cukup luas,suasana yang yaman, ramah lingkungan, air yang bersih,

tersedianya tempat istirahat untuk makan makanan, dan lahan yang luas sehingga

tidak ada kesulitan untuk tempat kendraan. Kemudian dari berbagai pengunjung

penulis juga melakukan wawancara dengan melontarkan beberapa pertanyaan

yang mana hasilnya bahwa kolam pemancingan milik Bapak Kosasi sangat

strategis, nyaman dan tidak ada populasi udara kotor yang dapat menggangu

kanyamanan pemancing dikarenakan tempat pemancingan milik bapak kosasi

jauh dari jalan raya, dan didukung dengan pepohonan hijau disekelilingnya

49

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Sistem Jatahan dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan Nes Jln. Muaro

Bulian Simpang Sungai Duren Muaro Jambi

1. Peraturan dalam Pemancingan

Adapun aturan yang diterapkan dalam kolam pemancingan adalah

a. Membayar karcis masuk, atau uang masuk untuk dapat memancing dengan

harga karcis Rp.40.000

b. Pemancing dapat memulai memancing ikan dari jam buka pemancingan

sampai tutup yaitu 08.00-18.00 sore

c. Pemancing memancing ikan dengan kail pancing

d. Tidak boleh menggunakan alat selain kail pancing

e. Pemancingan libur atau tutup setiap hari jumat

f. Gratis satu karcis utuk 10 kali pemancingan38

2. Sistem Kolam Pemancingan

Adapun sistem yang digunakan dalam kolam pemancingan adalah dengan

sistem jatahan. Sistem jatahan adalah peraturan yang dibuat oleh pemilik

pemancingan dalam jual beli ikan dipemancingan. Yang dimaksud dengan jatahan

disini adalah pemilik menjatahkan masing-masing orang 1kg dalam siraman ikan,

semakin banyak orang yang memancing maka semakin banyak pula siraman ikan

yang dimasukkan pemilik kedalam kolam pemancingan, dengan demikian maka

38

. Wawancara Dengan Bapak Kosasi Milik Usaha Kolam Pemancingan

pemilik pemancingan akan lebih mudah menakar ikan yang telah masuk dalam

kolam pemancingan. Dengan jatahan 1kg/orang, 1kg/orang tersebut bukan berarti

pemancing hanya boleh memancing hanya 1kg pemancing bebas memancing ikan

sebanyak yang dia dapati atau sepuasnya sampai waktu yang telah ditetapkan.

kesepakatan antara sipenjual dan pembeli yang berada di kolam

pemancingan ikan yang mana membeli bembanyar uang masuk atau karcis

seharga Rp.40.000 dan pemancingan boleh dilakukan pemancingan setelah jam

buka dan harus berhenti memancing sampai waktu yang telah ditetapkan yaitu

buka jam 08 pagi dan tutup jam 18 sore dan peraturan tersebut wajib ditaati oleh

sipemancing.

Jadi jatahan yang dimaksud disini adalah pemilik pemancingan

menjatahkan siraman 1kg/orang dan bukan berarti pula bahwa pemancing hanya

boleh memancing ikan 1kg saja. Pemancing bebas memancing ikan berapapun

yang dia dapat sampai waktu yang telah ditetapkan.

3. Akad Jual Beli Dalam Pemancingan

Akad dalam jualbeli ikan dipemancingan yaitu antara pemancing dengan

pemilik usaha kolam pemancingan dengan cara membayar karcis masuk kepada

pemilik usaha kolam pancingan dengan demikian maka sudah terjadilah akad

antara pemancing dengan pemilik usaha kolam pancing baik dengan cara lisan

maupun tindakan yang disertai dengan pembayaran karcis masuk pemancingan.39

Firman Allah SWT dalam surah Al- Maidah 5:1

39

. Wawancara dengan Bapak Kosasi Pemilik Pemancingan, 12 Juli 2019

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang

demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang

mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum

menurut yang dikehendaki-Nya (QS. Al- Maidah 5:1).40

Dari ayat Al- Quran diatas dapat kita ambil pelajarannya bahwa sebelum

melakukuan jualbeli sebaiknya kita melakukan akad terlebih dahulu guna untuk

kenyaman bersama baik itu pagi pemilik maupun pengunjung atau pemancing

4. Keuntungan Jual Beli Ikan Dipemancingan

a. Bagi pemilik

Adapun keuntungan yang dapat diperoleh oleh pemilik usaha kolam

pemancingan yaitu bapak kosasi ajisman selaku pemilik usaha keuntungannya

jika sang peminat atau pembeli ikan yang banyak memancing ikan, semakin

banyak pemancing maka semakin banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh

bapak kosasi ajisman karena dengan banyak nya pembeli karcis maka pak kosasi

tentunya mendapatkan uang masuk tersebut dengan harga karcis Rp.40.000/orang

b. Bagi pemancing

Keuntungan yang dapat diperoleh pemancing di kolam pemancingan

Bapak Kosasi ialah peluang untuk mendapatkan ikan banyak karena waktunya

40

. Al- Maidah 5: 1

yang panjang yaitu dari jam buka 08.00 sampai jam tutup 18.00. dengan demikian

pemancing ikan akan beruntung jika dari segi waktu yang panjang dan juga ikan

yang maksimal untuk diperoleh di kolam pemancingan Bapak Kosasi.41

c. Bagi Masyarakat

Keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat sekitar ialah penghematan

waktu, biaya, menuju kolam pemancingan milik Bapak Kosasi karena lokasi

berada di sekitar masyarakat, lebih memahami kondisi kolam pemancingan,

kondisi ikan yang ada dalam kolam dibandingkan dengan pemancing yang jauh

atau yang tidak berasal dari masyarakat sekitar, dan juga komunikasi atau

transaksi antara pemancing yang berasal dari masyarakat sekitar dengan pemilik

usaha kolam pemancingan akan lebih akrab, mudah, dan yambung karena saling

mengenal ketimbang dari pemancing yang berasal dari luar masyarakat.

5. Kerugian Jual Beli Ikan Dipemancingan

a. Bagi pemilik

Setelah penulis melakukan penelitian baik dengan wawancara maupun

observasi maka penulis mendapatkan informasi bahwa kerugian yang pernah

dialami Bapak Kosasi dalam usaha kolam pemancinganya diantaranya sebagai

berikut:

1. Kerugian biasanya terjadi pada kolam pemancingan bapak kosasi apabila

terjadinya hujan lebat yang panjang, dengan datangnya hujan atau air besar

maka ikan akan lebih mudah mati karena paniknya ikan karena air yang begitu

deras

41

. Wawancara dengan Bapak Arif salah satu pemancing ikan dikolam pemancingan

pandu milik Bapak Kosasi, 02 Agustus 2019

2. Pencemaran air bisa terjadi apabila di lingkungan kolam pemancingan air nya

tercemar atau beracun, ikan yang keracunan biasanya disebabkan oleh perairan

yang mengalir pada kolam pemancingan yang disebabkan oleh penggalian

kayu-kayu atau pepohona dengan menggunakan alat berat (spator), air tercemar

karena banyaknya genagan air yang kotor akibat gegetahan pada pohon-pohon

yang di tebang

3. Matinya ikan dalam perjalan, kerugian juga dapat di alami oleh pak kosasi

apabila kondisi ikan yang dipesan atau dibeli yang kurang baik dalam

perkemasan dapat menyebabkan ikan mati.42

b. Bagi pemancing

Kerugian yang dialami oleh pemancing ialah dengan tidak diperolehnya

ikan dikolam pemancingan atau tidak menghasilkan tangkapan ikan yang sesuai

dengan yang dikehendakinya, yang biasanya dilandasi dengan umpan yang tidak

sesuai untuk ikan pancing, terlalu banyak saingan kail pancing yang bagus,

kurang mahir dalam memancing dan juga faktor kondisi cuaca yang tidak

mendukung (gerimis). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kerugian

yang dialami oleh pemancing bisa disebabkan oleh beberapa faktor, agar tidak

mengalaminya maka usahakan semaksimal mungkin untuk menghindari faktor-

faktor tersebut agar kerugian tidak dialami sama sekali.

c. Bagi masyarakat

Kerugian bagi masyarakat kurang mendapatkan informasi dari luar daerah

mengenai jual beli ikan dipasaran karena tidak lagi keluar untuk memperoleh ikan

42

. Wawancara Bersama Pemilik Kolam Pemancingan Bapak Kosasi, 14 Juli 2019

karena adanya kolam pemancingan ikan milik bapak kosasi tersebut.

6. Minat Konsumen Dipemancingan

Setelah penulis melakukan penelitian, mewawancarai pemilik usaha kolam

pemancingan yaitu Bapak Kosasi pada tanggal 14 juli 2019, maka penulis

mendapatkan informasi yang mana minat dari masyarakat atau pemancing dalam

kolam pemancingan Bapak Kosasi berjumlah paling sedikit atau minimal 7

orang/harinya, dan paling banyak atau maksimalnya sekitar 24 orang/hari.

7. Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan

Dipemancingan

Landasan :

Tokoh agama Menurut bapak Bakri selaku tokoh agama sekaligus ketua Rt.18

di Nes kelurahan pijoan bahwasanya Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem

Jatahan Dalam Jual Beli Ikan Dipemancingan bapak kosasi boleh atau sah- sah

saja dilakukan dengan Sistem Jatahan, karena dilandasi dengan harga ikan

yang sesuai dengan harga tarif karcis, peluang ikan yang maksimal, hobi yang

terpancarkan, dan juga tidak ada pihak yang dirugikan baik itu pemilik maupun

pemancing, karena pemancing tidak selalu mengharapkan ikan semata

melainkan karna hobi.43

Tokoh masyarakat Menurut bapak Solihin selaku warga di masyarakat Nes

Rt.18 kelurahan berpendapat sama dengan bapak Bakri selaku tokoh agama

mengenai Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual Beli Ikan

Dipemancingan Bapak Kosasi boleh atau sah- sah saja dilakukan dengan

Sistem Jatahan, karena dilandasi dengan harga ikan yang sesuai dengan harga

tarif karcis, peluang ikan yang maksimal, hobi yang terpancarkan, dan juga

tidak ada pihak yang dirugikan baik itu pemilik maupun pemancing, karena

pemancing tidak selalu mengharapkan ikan semata melainkan karna hobi

Berdasarkan dari hasil penelitian yang penulis lakukan baik itu observasi,

wawancara, dan dokumenntasi maka penulis berpendapat sama dengan tokoh

agama dan tokoh masyarakat bahwa pemancingan dengan sistem jatahan boleh

43

. Wawancara dengan Bapak bakri selaku tokoh agama di nes Rt. 18 kelurahan pijoan,

01 Agustus 2019

dilakukan atau sah. karena tidak ada pihak yang dirugikan, harga karcis yang

setara dengan harga ikan, dan faktor lingkungan yang mendukung, serta menjadi

kemudahan bagi masyarakat maupun pemancing untuk memperoleh ikan dengan

mudah tanpa harus kepasar. Jadi tinjauan hukum islam tentang sistem jatahan

dalam jual beli ikan dipemancingan boleh dilakukan.

a. Konsep Muamala dalam Jual Beli

1. Mubah

Konsep dasar dari muamalah yang pertama adalah “mubah” yaitu

diperbolehkan sampai ada dalil yang mengharamkannya. Prinsip inilah yang

memberikan kebebasan pada manusia untuk mengembangkan model transaksi

dalam bermuamalah, tetapi dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh

syara.

Konsep yang terdapat dalam kolam pemancingan pak kosasi dengan

menggunakan konsep jatahan (melakukan siraman sebelum pemancingan dengan

takaran 1kg/orang) dan konsumen melakukan transaksi jual beli dengan

pemiliknya dengan cara membeli karcis terlebih dahulu kemudian konsumen atau

pembeli memperoleh ikan dengan cara memancing ikan di kolam pemancingan

dengan batasan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu dari jam 08.00-

18.00 wib.44

1. Halal

44

. Wawancara Bersama Bapak Kosasi 15 Juli 2019

Dilihat dari barang yang telah diperjual belikan didalam kolam

pemancingan maka penjualan masuk dalam kategori halal, karena ikan termasuk

dalam kategori hewan yang halal untuk dikonsumsi dan diperjual belikan.

Dalam lafazh musnad Imam Ahmad disebutkan,

ء ، شل م أكل ذإ حر عز وجل إ ن إلل

م ثمنه وإ حر

“Sesungguhnya jika Allah „azza wa jalla mengharamkan memakan sesuatu, maka

Dia pun melarang harga (hasil penjualannya).”[2]

Dari lafazh diatas insyaallah kita sebagai umat yang beriman dapat

mengartikan makna dari makanan dan penjualan yang boleh kita lakukan halal

lagi baik, dan semoga kita terhindar dari apa yang telah Allah SWT haramkan

pula.

2. Larangan Berbuat Zalim

Zalim adalah segala sesuatu tindakan atau perbuatan yang melampui batas,

yang tidak lagi sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh Allah SWT.

Baik dengan cara menambah ataupun hal-hal yang berkaitan dengan waktu tempat

atau letak maupun sifat dari perbuatan-perbuatan yang melampui batas tersebut.Di

kolam pemancingan pak kosasi hubungan konsumen dengan pemilik usaha

pemancingan sangatlah baik, ikan yang ada dalam kolam pemancinganpun sesuai

dengan ukuran layaknya untuk ikan pemancingan yang beratnya lebih kurang

8ons maka dari itu konsumen bisa lebih puas dengan ikan yang diperolehnya

sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Dengan demikian insyaallah usaha bapak kosasi berkah karena tidak ada

hal yag menyimpang atau yang dilarang dalam syariat Islam.

Artinya: Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam

Keadaan beriman, Maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak

adil terhadapnya dan tidak pula akan pengurangan haknya.45

3. Larangan Berbuat Gharar

Gharar adalah semua jual beli yang mengandung ketidak jelasan,

pertaruhan atau perjudian. Adapun hukum gharar tersebut dalam muamalah atau

dalam syariat islam adalah “terlarang” tidak boleh dilakukan apalagi dalam

muamalah. Para ulam sepakat mengenai gharar Didasari dengan sabda Rasulullah

SAW dalam hadist Hurairah yang berbunyi:

Artinya: Rasulullah Shallallahu Alaihi WaSallam melarang jual beli gharar dan

jual beli kerikil (HR, Muslim No. 2783), (Abu Daud No. 2932), Tirmidzi

No. 1151), (Nasai 4442), Dan (Ibnu Majah No.2185).” 46

Menurut Imam Nawawi, gharar merupakan unsur akad yang dilarang

dalam syariat Islam.

Defenisi Gharar menurut ulama Fiqih adalah:

45

. Thaha (20):112 46

. Enang Hidayat, Fiqih Jual Beli, hlm. 104

Imam Al-Qarafi mengemukakan gharar adalah suatu akad yang tidak

diketahui dengan tegas, apakah efek akad terlaksana atau tidak, seperti melakukan

jual beli ikan di air tambak. Pendapat Al-Qarafi ini sejalan dengan pendapat Imam

As- Sarakhsi dan Ibnu Taimiyah yang mengandung gharar dari ketidakpastian

akibat yang timbul dari suatu akad.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan, bahwa gharar adalah suatu objek

akad yang tidak mampu diserahkan baik objek ini ada maupu tidak, seperti

menjual sapi yang sudah lepas.47

Didalam kolam pemancingan pak kosasi semulanya bisa dikatakan ada

unsur gharar karena barang yang diperjual belikan yaitu ikan tidak dapat terlihat

secara jelas karena ikan tersebut berada dalam kolam pemancingan, yang mana

kolam pemancingan tersebut airnya tidak jernih maka otomatis sang pemancing

tentunya tidak dapat melihat ikan dengan jelas. Akan tetapi dengan adanya

kepercayaan antara pemilik dengan konsumen maka insyaallah usaha pak kosasi

tidak mengandung unsur gharar atau adanya pihak konsumen yang dirugikan.

Kepercayaan yang di dapat oleh pemilik dari konsumen itu berasal dari

pelanggan atau konsumen yang pernah melakukan transaksi jual beli dengan

pemilik kolam pemancingan sehingga orang yang pertama kali memancing pun

juga merasakan hal yang sama, karena ikan tidak pernah dimasukkan pemilik ke

kolam pemancingan dengan ukuran ikan dibawah kategori ikan pancing. Dari

kejadian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya transaksi yang

47

. M. Ali Hasan, Fiqih Muamalah, hlm. 14

dilakukan tidak mengandung unsur gharar, karena tidak ada pihak yang

dirugikan.

4. Larangan Berbuat Riba

Riba adalah suatu kelebihan yang terjadi dalam tukar- menukar barang

yang sejenis atau jual beli barter tanpa disertai dengan imbalan, dan kelebihan

tersebut disyaratkan dalam perjanjian. Dengan demikian apabila kelebihan

tersebut tidak disyaratkan dalam perjanjian maka tidak termasuk riba. Misalnya,

seseorang mempunyai utang sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) ketika

utang tersebut dibayar, sebagai tanda terimakasih ia memberikan tambahan

sebanyak 100.000,00 (seratus ribu rupiah) sehingga jumlah pengembaliaanya

1.100.000,00 (satu juta seratus ribu rupiah) kama kelebihan uang tersebut tidak

termasuk riba.48

Sedangkan menurut Al-Mali istilah Riba ialah: “akad yang terjadi atas

penukaran barang tertentu yang tidak diketahui perimbangannya menurut ukuran

syara ketika berakad atau dengan mengakhirkan tukaran kedua belah pihak atau

salah satu keduanya”.49

Dalam Al-Quran juga sudah dijelaskan bahwasanya:

Artinya: Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekahdan Allah tidak

48

. Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, hlm. 259 49

. Dr. H. Hendi Suhendi, M.Si., Fiqih Muamalah, membahas ekonomi Islam, (Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada, 2005), hlm. 58.

menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat

dosa.50

Adapun hikmah dari larangan riba ialah dikarenakan riba menimbulkan

kemudaratan yang besar bagi uma manusia. Kemudaratan tersebut antara lain:

a. Riba menyebabkan permusuhan antara individu yang satu dengan individu

yang lain, dan menghilangkan jiwa tolong- menolong diantara mereka. Padahal

semua agama terutama Islam sangat mendorong sikap tolong- menolong

(ta’awun) dan mementingkan orang lain serta melawan sifat ego dan

mengeksploitasi orang lain

b. Riba mendorong terbentuknya kelas elite, yang tanpa kerja keras mereka

mendapat harta seperti benalu yang setiap saat mengisap orang lain.

c. Riba merupakan wasilah atau perantara terjadinya penjajahan dibidang

ekonomi, di mana orang- orang kaya mengisap dan menindas orang- orang

miskin

d. Dalam hal ini Islam mendorong umatnya agar mau memberikan pinjaman

kepada orang lain yang membutuhkan dengan model “qardhul hasan” atau

pinjaman tanpa bunga

Menurut Jumhur Ulama Riba menjadi kepada dua bagian :

a. Riba Fadhal

b. Riba Nasi’ah

Akan tetapi syafi‟iyah membagi riba kepada tiga bagian:

50

. Al- Baqarah (2): 276

a. Riba Fadhal

b. Riba Al-Yad

c. Riba Nasi‟ah51

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan arti Riba yang sebenarnya,

baik dari Al-quran maupun para ahli, berhubungan dengan kata “Riba” dilkolam

pemancingan pak kosasi menjual ikan dengan cara dipancing yang berada dalam

kolam beliau menjual ikan sesuai dengan ikan pancing biasanya itu dari segi

ukuran, kemudian dari segi waktunya pak kosasi membebaskan memancing

sepanjang hari hingga petang yaitu dari jam 08.00 pagi sampai dengan 18.00 sore

jika sang konsumen belum memperoleh hasil pancingnya, dan juga jikalua

konsumen merasa kecewa dengan hasil pancingnya maka pak kosasi memberikan

karcis gratis untuk 10 kali pemancingan, dan ada juga pemancing yang tidak

memperoleh hasil merasa biasa saja karena dia hanya mengeluarkan ambisinya

atau cuman hobi dan itu sudah biasa terjadi.

Jadi dapat dimpulkan bahwa sistem kolam pemancingan pak kosasi tidak

mengandung unsur riba karena tidak adanya hak konsumen yang di zalimi oleh

pemilik dan juga tidak terdapatnya keuntungan yang berlebihan.

5. Larangan Berbuat Maisir (Tindakan Gambling)

Maisir artinya bertaruh, baik dengan uang maupun dengan benda. Dapat

juga disebut sebagai suatu perbuatan mencari laba dengan jalan untung-untungan

yaitu dengan cara menerka dan mensyaratkan pembayaran lebih dahulu. Perkataan

51

. Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Amzah Jl. Sawo Raya No. 18), hlm. 263

maisir bermaksud memperoleh sesuatu dengan mudah atau memperoleh

keuntungan tanpa usaha. Sedangkan Islam melarang semua bentuk keuntungan

kewangan diperoleh hanya berdasarkan nasib atau spekulasi dan bukannya dengan

usaha gigih untuk mendapatkannya. Kata Maisir dalam bahasa arab artinya

memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras atau mendapatkan

keuntungan tanpa bekerja yang bisa juga disebut dengan berjudi. Istilah lain yang

digunakan dalam A- Quran adalah kata azlam yang berarti perjudian.52

Larangan Allah SWT tentang perjudian QS. Al Maa-idah 5: 90

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah

adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan

itu agar kamu mendapat keberuntungan.53

6. Jujur dan Dapat Dipercaya

Pak kosasi tahu betul bahwasanya kepuasan pelanggan adalah hal yang

selalu pak kosasi harapkan karena dengan puasnya pelanggan maka otomatis

sudah menjaga kepercayaan dari para pelanggan kolam pemancingan miliknya.

Meskipun ikan yang didalam kolam itu tidak terlihat tetapi pemilik selalu mengisi

kolamnya dengan ikan yang sesuai dengan ikan pemancingan dengan selayak

52

. https:// www.kompasiana.com/nawiyas01/59c7d5bb7bd579806b2710b02/maisir-

perjudian 53

. Al Maa-Idah (5): 90

Nya ikan pancing.54

Jika sang pemilik kolam pemancingan sudah berlaku jujur maka

pelangganpun tidak merasa tertipu atau dirugikan. Disamping sikap jujur tersebut

maka kita yang sesama insan ini tentunya merasa nyaman dalam transaksi jual

beli, dan tentunya Allah SWT juga sangat menyukai hambanya yang senantiasa

bersikap jujur dalam dagangannya.Yang menakjubkan lagi, perdagangan juga

merupakan salah satu pintu untuk memperoleh kekayaan di akhirat dan

kedudukan mulia di sisi Allah. sebagaimana Rasulullah Saw telah bersabda :

, ,

Artinya: Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan bersama- sama para Nabi,

Shiddiqim dan Syuhada ( HR. At- Tarmidzi)55

54

. Observasi Di Tempat Usaha Kolam Pemancingan Bapak Kosasi, 14 Juli 2019

55

. Sunan At- Tarmidzi

BAB V

PENUTUP

A. kesimpulan

Setelah mengadakan analisa terhadap penelitian, maka pemahaman yang dapat

penulis simpulkan dari perumusan masalah serta keseluruhan pembahasan pada bab

pertama hingga bab terakhir, setidaknya dapat dikemukakan beberapa pokok pemikiran

atau kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Jatahan yang terjadi dalam kolam pemancingan Bapak kosasi yang penulis

teliti yaitu menggunakan sistem jatahan yang mana bapak kosasai akan menjatahkan

masing-masing perorang dengan 1kg ikan dengan maksud setiap ada pemancing

datang maka bapak kosasi akan melakukan siraman ikan kedalam kolam

pemancingan sebanyak orang yang yang akan memancing yaitu 1kg siraman untuk 1

orang pemancing begitu juga dengan selanjutnya, semakin banyak pemancing maka

semakin banyak pula siraman ikan yg dilakukan oleh Bapak Kosasi selaku pemilik

usaha kolam pancing ikan

2. Tinjauan hukum Islam dalam jual beli ikan dipemancingan dengan sistem jatahan ini

dapat penulis simpulkan boleh dilakukan yang didasari dengan pendapat Bapak

Bakri selaku tokoh agama, Bapak Solihin salah satu pelanggan Pemancing ikan, dan

juga Bapak Arif selaku tokoh masyarakat di Nes Rt.18 dikelurahan pijoan muaro

jambi berpendapat sama bahwa “boleh atau sah- sah saja dilakukan dengan Sistem

Jatahan, karena dilandasi dengan harga ikan yang sesuai dengan harga tarif karcis,

peluang ikan yang maksimal, hobi yang terpancarkan, dan juga tidak ada pihak yang

dirugikan baik itu pemilik maupun pemancing, karena pemancing tidak selalu

mengharapkan ikan semata melainkan karna hobi”.

B. Saran

Mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang paling membutuhkan

bantuan antara yang satu dengan yang lainnya terutama untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari, maka dari kesimpulan diatas penulis dapat memberikan saran pada

masyarakat, Adapun saran saya dari penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemilik usaha pemancingan ikan harus transparan dengan konsumen, agar tidak

terjadinya suatu perselisihan yang tidak diinginkan dan mengandung unsur penipuan

2. Bagi pemilik kolam pemancingan sebaiknya mempromosikan kolam

pemancingannya semenarik mungkin di sosial media agar kolam pemancingan dapat

diketahui secara luas atau dikenal oleh banyak orang

3. Bagi pemilik usaha lebih giat lagi untuk mengembangkan usahanya agar dapat

berkembang dengan baik

4. Bagi pemilik pemancingan diharapkan dapat mengantisifasi agar kerugian yang

dialami seperti pencemaran air,matinya ikan dalam perjalan, dan hujan lebat dapat

teratasi dengan baik agar tidak mengalami kerugian

5. Kepada pemancing (pembeli), sebelum melakukan pemancingan sebaiknya

melakukan akad terlebih dahulu supaya tidak menimbulkan kerisihan atau

ketidakyamanan antara pemancing dan pemilik kolam pemancingan

6. Komunikasi antara pemilik dengan konsumen harus sopan dan saling menghargai

sehingga terciptanya kenyamana antar sesama

7. Pemancing harus lebih teliti memilih area kolam yang disukai oleh ikan, sehingga

berkemungkinan pemancing mendapatkan ikan sesuai yang diharapkan

8. Bagi pemancing harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemilik kolam

pemancingan supaya terciptanya keamanan dan kenyamanan antar sesama

9. Bagi pemancing jikalau hasil pancingannya tidak sesuai dengan yang diharapkan

sangat diharapkan tidak melakukan keributan karena hal itu wajar terjadi, karena

disini memancing ikan didaam kolam berbeda dengan membeli langsung ikan yang

sudah tersedia, seperti dipasar.

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur/ Buku

Anonim, Shohib Muhammad, Al-Quran dan Terjemahannnya bogor,departemen agama,

2007.

Anwar Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah, Studi Tentang Teori Akad Dalah Fikih

Muamalat, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2007

Ash-Shiddieqy Teungku Muhammad Hasbi, Tafsir Al-Quran An- Majid An-Nur,

Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001

Hasan Iqbal Dan Misbahuddin, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta, Pt.

Bumi Aksara, 2013

Hasan M. Ali Masail Al- Fiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi Dan Lembaga Keuangan,

Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2000

Hidayat Enang, Fiqih Jual Beli, Pt. Remaja Rosdakarya Offset Bandung, 2015

Muslich Wardi Ahmad, Fiqih Muamalat, ( Amzah Jl. Sawo Raya No. 18), September

2013

Suhendi Hendi, Fiqih Muamalat, Membahas Ekonomi Islam, Jakarta: Pt. Rajagrafindo

Persada, 2005

Syafe‟i Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung, Pustaka Setia, 200

Yusuf Musri A, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabugan, Pt.

Fajar Interpratama Mandiri, 2014

Abdila Muhammad Pungkas, Jual Beli Ikan Dengan Sistem Harian Berhadiah

Tinjauan, Yogyakarta Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2012

Ayun Arief Akbar Qurrota, Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Jatahan Dalam Jual

Beli Ikan Dipemancingan, Purwokerto, Iain Purwokerto, 2016

Elmiyatin Atik, Praktek Sistem Penyewaan Kolam Pancing Harian Dan Kiloan Di

Pemancingan Lestari Desa Cerme Lor Kec. Cere Kab.Gresik, Surabaya, Iain

Sunan Ampel, 2009

Setiasih Eini, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad-Akad Pada Bisnis Pemancingan

Dipemancinga Pak Bg Ngawen Sidokarto Godean, yogyakarta, Uin Sunan Kali

Jaga, 2015

B. Website

https://id.wikipedia.org/wiki/Memancing

https:// www.kompasiana. com/nawiyas01/59c7d5bb7bd579806b2710b02/maisir-

perjudian

http:// dapurilmiah.blogspot.com/2014/06/analisis-data-kualitatif.htm?m=1

DOKUMENTASI

Dokumentasi Dengan Pemilik Usaha Kolam Pemancingan

Gambar 1. Dokumentasi bersama Bapak Kosasi selaku pemilik usaha kolam

pemancingan (wawancara)

Gambar 2. Foto bersama Bapak Kosasi di area kolam pemancingan

Gambar 3. Dokumentasi beberapa catatan pemancing di usaha milik Bapak Kosasi

Gambar 4. Dokumentasi untuk karcis kolam pemancingan Pandu milik Bapak

Kosasi

Gambar 5. Dokumentasi foto kolam pemancingan milik Bapak Kosasi

Gambar 6. Dokumentasi foto kolam pemancingan milik Bapak Kosasi

DAFTAR RIWAYAT

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Sepni Khoiriah

Tempat/Tgl Lahir : Padang, 23 Maret 1995

No. Kontak/Hp : 0815-4085-7035

Alamat : Jl. Medan Padang Jorong Iv Sorik Kecamatan Rao, Kabupaten

Pasaman Provinsi Sumatera Barat

Pendidikan Formal:

1. SD : SDN 45 Tarung-Tarung Utara Lulus Tahun 2007

2. MTSN : MTSN Langsat Kadap Tarung-Tarung Utara Lulus

Tahun 2010

3. SMK : SMKN 1 Rao Selatan Lulus Tahun 2013

4. UNIVERSITAS : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Masuk Universitas

Tahun 2015 Lulus Tahun 2019

Motto Hidup: Ingin menjadi orang yang sukses serta mendapat Rahmat dan Hidayah

dari Allah SWT bersama orang-orang yang dicintai

Jambi, 15 juli 2019

Sepni Khoiriah

SHE.151830