tinjauan hukum islam tentang insentif...
TRANSCRIPT
TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG INSENTIF PASSIVE
INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH
DI PT. K-LINK INTERNATIONAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S-1)
Dalam Ilmu Syariah
Oleh:
AMI SHOLIHATI
NIM: 082311001
JURUSAN HUKUM EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
MOTTO
ا���ا����ا�� ��� ان ��� ����
“Berikanlah upah pekerjan sebelum keringatnya kering”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil'aalamiin. Tiada sesuatupun yang dapat memberikan
rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti,
cinta dan kasih sayang dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan
skripsi ini untuk
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mendidik dan membesarkanku
serta mencurahkan kasih sayangnya serta selalu mengalirkan do'a-doa dan
semangat kepada penulis
Kakakku Khairul Anam yang telah menyemangatiku dan membantuku
berupa doa, moral serta materiil. Terima kasih kakakku tersayang
Adikku Mohammad Alfian Afif yang telah memberi semangat, motivasi
dalam belajar, dan canda tawanya.
Kandaku terkasih Imam Ali Muntaha, kepadamu aku berkeluh kesah atas
saran, nasihat dan motivasimulah aku mampu merampungkan skripsiku.
Sahabat-sahabat MUA 08 khususnya Azizah, Mb Dewi serta MUB 08
senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan
skripsi ini dan terima kasih canda tawanya.
Tim KKN Ds.Sedadi Kec. Penawangan Kab. Grobogan Posko 11 yang telah
senantiasa memberikan semangatnya padaku khususnya Pipit, Syahna, Ulfah, Mb
May, Mb Army, Mb Ririn, Za Cute terima kasih banyak atas segala motivasi dan
doanya serta Pak Kordes Anwar M Cahyo yang selalu memberikan kesempatan
pulang sampai merampungkan skripsi ini, saya ucapkan banyak terima kasih juga
(Friendship is Never Die).
Kakak kost sari (mb Indry, mb Ely, mb Putri, mb Itus, mb Umy, mb Farida)
dan kawan-kawan angkatan kost sari Arifa Imut, Khaura Ulfa, Anifa Hana serta
adik-adikku kost sari khusunya de okcy dan de ana yang telah memberi motivasi
cepat lulus. Terima Kasih yang terdalam untuk semuanya.
Tak ada yang mampu ku persembahkan selain kata terima kasih yang
sebesar-besarnya dan skripsi ini sebagai wujud dari terima kasihku untuk
semuanya.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisikan materi yang
telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam
referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 25 Mei 2012
Deklarator
Ami Sholihati
ABSTRAK
MLM (Multi Level Marketing) merupakan salah satu cabang dari direct
selling adalah salah satu sistem bisnis yang pemasaran produknya menggunakan
member sebagai pembeli, konsumen, pemasar, promoter dan sebagai distributor.
MLM (Multi Level Marketing) memberikan peluang bagi siapa saja yang
bergabung untuk memperoleh "Passive Income". Passive incame artinya
memperoleh pendapatan atau penghasilan walaupun sudah tidak bekerja lagi. Di
PT. K-Link ada 11 insentif istimewa yang bisa diperoleh para member. Penelitian
ini menjelaskan masalah insentif passive income yang ada di PT. K-Link dan
menjelaskan analisa hukum islam tentang passive income di PT. K-Link
International.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insentif passive income di PT.
K-Link dan untuk mengetahui hukum islam tentang passive income pada Multi
Level Marketing Syariah di PT. K-Link International. penelitian ini, diharapkan
memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah menjadikan bahan
pertiimbangan dalam rangka penetapan insentif kepada para member, terutama
perusahaan dalam menetapkan insentif passive income untuk member yang aktif
dalam menjalankan pembinaan ataupun melakukan penjualan.
Jenis penelitian ini adalah Clinical Legal Research (penelitian hukum) dan
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu data-datanya
berupa data yang diperoleh dari buku kerja ataupun starterkit dan hasil wawancara
di PT. K-Link International. adapun untuk menganalisis data penulis
menggunakan metode Diskriptif Analisis, yakni sebuah metode analisis
mendiskripkan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat factual secara
sistematis dan akurat melalui tahap-tahap mencari fakta-fakta yang ada
relevansinya dengan insentif passive income dan mencari gagasan hukum islam
tentang insentif passive income.
Adapun hasil dalam penelitian ini adalah insentif passive income diperoleh
member yang berperingkat Royal Crown Ambassador, Crown Ambassador,
Emerald Manager, Sapphire Manager, Diamond manager, dan Senior Crown
Ambassador. Peringkat-peringkat tersebut yang sudah mahir menjalankan
SEGITIGA-S (Sikap, Service, Sponsoring) dan MLM PT. K-Link belum
memenuhi ketentuan hukum Fatwa tentang PLBS (Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah) No: 75/DSN MUI/VII/2009. insentif yang diperoleh member
yang berperingkat atas adalah passive income karena member yang berperingkat
atas tersebut mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari downlinenya dan dari
hsil jerih payah para downline.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Menguasai, yang telah
menciptakan alam dengan segala isinya, atas taufiq dan hidayah-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya yang selalu menunggu syafaatnya. Berkenaan dengan
selesainya skripsi ini, yang berjudul: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG
PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT.
K-LINK INTERNATIONAL, yang disusun untuk melengkapi sebagian
persyaratan untuk mencapai gelar sarjana dalam ilmu Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih:
1. Bapak Dr. Imam Yahya M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Bapak Drs. Ghufron Ajib, M.Ag selaku pembimbing I serta Bapak H.Suwanto
S.Ag.,MM selaku pembimbing II, yang telah membimbing proses penulisan
skripsi ini terimakasih atas bimbingan dan motivasinya serta saransarannya
sehingga skripsi ini selesai.
3. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang beserta
karyawan-karyawan atas bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan kuliah sekaligus penulisan skripsi ini.
4. Kedua orang tua yang tercinta, yang telah memberikan dukungan serta
do’anya dan semuanya yang tak ternilai, adik, dan sahabat-sahabat yang selalu
mendukung dan mendoakan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan dalam penyusunan dan penulisan, sehingga saran dan
kritik yang konstruktif saya harapkan, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 29 Mei 2012
Penulis
Ami Sholihati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
HALAMAN DEKLARASI ........................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... vii
HALAMAN PENGANTAR ......................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ x
BAB I ....... PENDAHULUAN
A. . Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. .. Rumusan Masalah .................................................................. 9
C. .. Tujuan dan Manfaat ................................................................ 9
D. . Tinjauan Pustaka ..................................................................... 10
E. .. Metode Penelitian .................................................................. 12
F. .. Sitematika Penelitian ............................................................. 15
BAB II PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG INCOME
A. Konsep Income ......................................................................... 17
1. .. Pengertian Income (pendapatan) ........................................ 17
2. . Jenis-jenis Income (pendapatan) ........................................ 22
a. . Active Income ............................................................... 22
b. Passive Income ............................................................. 22
B. . Hukum Islam Tentang Income (Pendapatan) ........................... 27
C. . Konsep Dasar Multi Level Marketing ...................................... 35
D. Multi Level Marketing Syariah................................................. 36
BAB III PRAKTEK SISTEM MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI
PT. K-LINK INTERNATIONAL
A. Gambaran Umum PT. K-Link International
1. Sejarah Berdirinya PT. K-Link International ...................... 40
2. Prinsip dan Falsafah PT. K-Link International .................. 41
3. Rancangan Pemasaran PT. K-Link International ................ 43
B. ......................................................................................... Prakt
ek Pelaksanaan Sistem Multi Level Marketing Syariah di PT. K-
Link International
1. Data Perolehan Pendapatan Member Berdasarkan Peringkat 45
2. Pembagian Bonus ............................................................... 46
BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE
INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT.
K-LINK INTERNATIONAL
A. Analisis Tentang Passive Income di PT. K-Link International 68
B. Analisis Hukum Islam Tentang Passive Income di PT. K-Link
International .............................................................................. 75
BAB V PENUTUP
A. . Kesimpulan ............................................................................. 81
B. . Saran ........................................................................................ 82
C. . Penutup ..................................................................................... 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah
bisnis dengan sistem MLM (Multi Level Marketing) yang merupakan salah
satu cabang dari direct selling1 adalah salah satu sistem bisnis yang
pemasaran produknya menggunakan member sebagai pembeli, konsumen,
pemasar, promoter dan sebagai distributor . Multi level marketing adalah
pemasaran yang berjenjang banyak.2 Disebut multi level karena merupakan
suatu organisasi distributor yang melaksanakan penjualan yang berjenjang
banyak atau bertingkat-tingkat. MLM ini disebut juga sebagai networking
marketing. Disebut demikian karena anggota kelompok tersebut semakin
banyak, sehingga membentuk sebuah jaringan kerja (network) yang
merupakan suatu sistem pemasaran dengan menggunakan jaringan kerja
berupa sekumpulan banyak orang yang kerjanya melakukan pemasaran.
Dan kian hari kian berkembang, bahkan muncul MLM yang berbasis
Syariah. Perusahaan berbasis syariah diwajibkan memenuhi janji atau
komitmennya. Ini sesuai dengan ajaran Islam, secara realitas, kini perusahaan
1 Direct Selling (penjualan langsung) adalah metode penjualan barang dan atau jasa
tertentu kepada konsumen, dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh
jaringanpemasar yang dikembangkan oleh mitra usaha. Bekerja berdasarkan komisis penjualan,
bonus penjualan, dan iuran keanggotaan yang wajar. Yang termasuk direct selling adalah Single
Level Marketing dan Multi Level Marketing.Kuswara, Mengenal MLM Syari’ah dari Halal
Haram, Kiat Berwirausaha, Sampai Dengan Pengelolaannya, Depok: QultumMedia, Cet-Ke 1,
2005, h.16. 2 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Indonesia, Jakarta : Kencana, Cet Ke-2, 2005,
h. 187.
2
MLM sudah banyak tumbuh di dalam dan diluar negeri. Bahkan di Indonesia
sudah ada yang secara terang-terangan menyatakan bahwa MLM tersebut
menyatakan bahwa MLM tersebut sesuai syariat,seperti Ahad Net,MQ
Net,dan PT. K-LINK yang menjalankan Prinsip Syariah dan memperoleh
Sertifikat halal dari DSN – MUI.3 Ketentuan yang harus dipenuhi oleh
pemohon Penjualan Langsung Berjenjang Syariah yaitu :
1. Adanya obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau
produk jasa,
2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang
diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram,
3. Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gharar,
maysir, riba, dharar, dzulm, maksiat,
4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up),
sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan
kualitas/manfaat yang diperoleh,
5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran
maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang
terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau
produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam
PLBS,
3Ibid, h. 188.
3
6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus
jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target
penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan,
7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara
reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau
jasa,
8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra
usaha) tidak menimbulkan ighra,
9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara
anggota pertama dengan anggota berikutnya,
10. Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial
yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan
aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lain-
lain,
11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban
melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya
tersebut,
12. Tidak melakukan kegiatan money game.4
Dalam prakteknya bisnis MLM dapat berpotensi merugikan
masyarakat dan mengandung hal-hal yang diharamkan.5
Apabila dalam
sistemnya mengandung unsur gharar atau ketidakjelasan dalam transaksi
penjualan barang dan jasa yang menuntut membernya untuk melakukan
4 Fatwa DSN-MUI No. 75 Th. 2009, h. 5. 5 Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009. h. 1.
4
pembayaran tanpa disertai adanya produk yang jelas sama halnya dengan
money game (melipat gandakan uang) dan dalam marketing plan-nya
mengandung skema piramida maka hukumnya haram.6 dalam marketing plan
di PT. K-Link mempunyai beberapa standar yang bisa didapatkan. standar
tersebut adalah PBV (Poin Business Value) dan PGBV(Poin Group Busines
Value). Jika semua dalam jaringan aktif memenuhi dua standar tersebut maka
akan memiliki bisnis yang besar. standar PBV(Poin Business Value) ada tiga
tingkatan yaitu 100 BV(Busines Value), 200 BV(Busines Value) dan 400
BV(Busines Value). Ketiga standar tersebut tergantung dari besar kecilnya
keinginan terhadap penghasilan yang akan di raih dalam menjalankan usaha
bersama K-Link. Semakin besar standar yang dipenuhi maka semakin besar
penghasilan yang bisa diraih dan jika memenuhi standar maksimal dan
menduplikasikan kepada seluruh jaringan yang aktif maka mendapatkan
penghasilan maksimal dari setiap posisi pada jenjang karier. 7
PT. K-Link juga memiliki K-System yang merupakan sebuah sistem
pendukung yang dikelola antara para leader K-LINK dan perusahaan K-Link.
K-System berfungsi untuk membangun jaringan yang besar dan solid,
kuncinya memiliki sistem yang sederhana namun powerful dan tujuan dari
adanya K-System adalah untuk menduplikasikan pengetahuan sistem yang
benar secara teori melalui Pertemuan, Kaset dan Buku.8 Jika usaha bersama
K-Link ingin berubah menjadi bisnis yang menghasilkan passive income,
6 Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual Jawaban Tentang Masalah Kontenporer, Jakarta :
Gema Insani Press, 2003, h. 104. 7 Opcit, Djoko Komara, h. 51.
8 Djoko Komara, Foundation Pack ( Paket Membangun Pondasi Jaringan Usaha Yang
Kokoh), Jakarta ; PT. K-System Indonesia, Cet. Ke-5, 2010, h. 91.
5
fokus kerja 1-3 tahun menduplikasikan K-System 3 sampai 5 lapis kedalam
tiga kaki utama. itulah sebabnya jika mahir dan fasih dalam menjalankan
SEGITIGA-S( Sikap, Servis, Sponsoring) maka tidak menjalankan langkah
membimbing, maka tidak terbebani banyak pekerjaan lagi dan memiliki
tenaga dan waktu yang sangat terbatas. 9
Dalam passive income yang dimaksud adalah mendapat bonus secara
pasif tanpa melakukan pembinaan, perekrutan, dan penjualan barang atau jasa
dan penghasilan yang didapatkan tanpa harus bekerja lagi. setiap distributor
memiliki impian masing-masing dan mereka bisa bekerja secara mandiri.
Mereka sudah memiliki kesadaran bahwa ini adalah bisnis mereka sendiri
maka meskipun tidak lagi membantu bisnis mereka akan tetap berkembang.
Kemudian seiring dengan membesarkan bisnis mereka, maka akan selalu
mendapatkan Royalti selama bisnis mereka berjalan. Tentunya besar royalti
tergantung jenis marketing plan perusahaan itu sendiri. Jika membangun
cukup banyak pemimpin dalam grup, maka dengan sendirinya akan
mendapatkan passive income yang banyak tanpa harus mengeluarkan
modal.10
Seorang Distributor K-Link dimungkinkan untuk mendapatkan
penghasilan sekaligus dalam satu bulan.
Rancangan Pemasaran K-Link Nusantara bercirikan 2 Rancangan (2
Plan).
9 Ibid. h. 92. 10 Pindi Kisata,Why Not MLM-Sisi Lain MLM,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Cet.
Ke- 2,2005,h. 14-15.
6
Rancangan Pemasaran A (Plan A) 74%
Pada rancangan ini Distributor/Usahawan berkesempatan
mendapatkan 11 insentif istimewa, yaitu :
1. Keuntungan Langsung (lebih kurang) 20% ,
2. Bonus Perkembangan 28% ,
3. Bonus Kepemimpinan 30% ,
4. Dana S.E.R.D (Sapphire Manager, Ruby Manager, Emerald Manager,
Diamond Manager) 3% ,
5. Dana Crown 1%,
6. Dana Crown Ambassador 2% ,
7. Dana Senior Crown Ambassador 1% ,
8. Dana Royal Crown Ambassador 1% ,
9. Dana Mobil/Rumah 3% ,
10. Bonus Akhir Tahun 3% ,
11. Insentif ke Luar Negeri 2% .
Rancangan Pemasaran B (Plan B) 72%
Distributor/Usahawan juga akan mendapatkan 4 insentif istimewa,
yaitu :
1. Dana Dinamis 9% ,
2. Bonus Infiniti 20% ,
3. Uni Level Bonus 28% ,
4. Global Sharing Bonus 15%.
7
Distributor mencapai 399 BV (Busines value) setiap bulan hanya Plan
A Distributor mencapai 400 BV (Busines value) setiap bulan, Plan A dan B
akan didapat passive income secara otomatis. Pencapaian penghasilan (Plan A
dan B) yang sangat mudah dan diluar dari Keuntungan Langsung.11
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas
lebih dalam tentang insentif passive income di PT.K-link dan sehubungan
dengan fenomena yang bertentangan antara buku kerja PT.K-Link dengan
ketentuan- ketentuan DSN-MUI tentang ketentuan hukum Penjualan
Langsung Berjenjang Syariah, maka penulis juga tertarik membahasnya
mengenai kajian hukum islam berkenaan dengan insentif passive income di
PT. K-Link. Untuk membahas permasalahan tersebut penulis mengambil
sebuah judul “ TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PASSIVE
INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-
LINK NUSANTARA”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis
merumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan menjadi pembahasan
dalam skripsi ini. Adapun pokok permasalahan tersebut adalah :
1. Apa yang termasuk Insentif Passive Income di PT. K-Link International?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang Insentif Passive Income pada
Multi Level Marketing Syariah di PT. K-Link International?
11 Starter Kit “Marketing Plan” PT. K-Link Nusantara.
8
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Insentif Passive income pada Multi Level Marketing
Syariah di PT. K-LINK Nusantara.
2. Untuk mengetahui tinjauan hukum islam tentang insentif passive income
pada Multi Level Marketing Syariah di PT. K-Link Nusantara.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan K-Link dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka penetapan pembagian insentif kepada para member.
2. Bagi Penulis dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penulis dalam
mempraktekkan ilmu-ilmu pengetahuan (teori) yang telah penulis
dapatkan selama di institusi tempat penulis belajar.
3. Bagi Pembaca dapat digunakan sebagai referensi serta informasi mengenai
MLM yang bersistem syariah.
D. Telaah Pustaka
Pembahasan mengenai Multi Level Marketing dari tinjauan hukum
Islam sangatlah beraneka ragam, bahkan penulis tidak memungkirinya,
permasalahan Multi Level Marketing bukanlah hal yang baru untuk diangkat
dalam sebuah penulisan skripsi maupun literatur lainnya. Sebelumnya telah
ada karya ilmiah yang lainnya yang membahas tentang Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah, yaitu :
Skripsi karya Helin Rizka Amanati, yang membahas tentang
“ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DSN-MUI TENTANG SISTEM
9
PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH DI AHAD NET
INTERNASIONAL SEMARANG”. Dalam karya skripsi ini penulis
menjelaskan titik permasalahan mengenai bagaimana pemenuhan syarat dan
rukun jual beli pada sistem Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Di Ahad
Net Internasional Semarang dan bagaimana penerapan kriteria fatwa DSN
MUI pada sistem penjualan langsung berjenjang syariah di Ahad Net
Internasional Semarang, dalam karya ilmiah tersebut dijelaskan bahwa praktek
jual beli di MLM pada Ahad Net dalam pemenuhan rukun dan syarat jual beli
tidak melanggar syariat islam. Adanya pihak penjual, pembeli, dan obyeknya
telah memenuhi persyaratan berdasarkan hukum islam dan sistem yang
dijalankan oleh Ahad Net Internasional Semarang tidak bertentangan dengan
kriteria yang telah ditentukan dalam fatwa MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009.12
Sunarno yang membahas tentang “TINJAUAN HUKUM ISLAM
TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA MLM SYARIAH DI
PT AHAD NET INTERNASIONAL”. Dari judul skripsi tersebut penulis
menjelaskan pandangan hukum Islam tentang sistem penetapan harga pada
MLM Syari'ah PT. AHAD-Net Internasional. Secara umum, harga produk
yang diberlakukan oleh PT. AHAD-Net Internasional sesuai dengan keinginan
mitra niaga dan tidak mahal, dengan kata lain harga tersebut adalah adil
dengan tidak memberatkan konsumen dan pengambilan keuntungan yang
wajar. Namun jenis produk diterjen dinilai tidak adil karena harga produk
tersebut dinilai mahal menurut mitra niaga. Secara keseluruhan, sistem
12Helin Rizka Amanati, Analisis Pelaksanaan Fatwa Dsn-Mui Tentang Sistem Penjualan
Langsung Berjenjang Syariah Di Ahad Net Internasional Semarang,Semarang :IAIN
WALISONGO,2006
10
penetapan harga pada PT. AHAD-Net Internasional sudah tidak ditemukan
kebijakan yeng bertentangan dengan hukum islam.13
Puspita Rachmawati yang membahas tentang “MULTI LEVEL
MARKETING PADA PERUSAHAAN TIANSHI SOLO DITINJAU DARI
HUKUM ISLAM”. Karena disinyalir dalam praktek bisnis ini nampak
menyalahi ketentuan dalam hukum Islam. Seperti halnya dalam hal pembagian
point keuntungan yang terkesan eksploitasi, melalui pemanfaatan posisi yang
dilakukan oleh upline terhadap downline. Dan kebanyakan masyarakat yang
langsung terjun menekuni bisnis MLM ini belum memahami karakteristik
bisnis MLM secara utuh, bahkan pelaku dan pengelola bisnis MLM ini pun
tidak mengetahui perbedaan tersebut. Mereka menganggap bisnis MLM dapat
menjangkau kendala-kendala seperti fleksibilitas dalam waktu, biaya, tenaga
kerja, dan lain-lain, meskipun tetap mempunyai kesulitan dalam mencari
downline dan memasarkan barang yang diperdagangkan.14
Ada perbedaan yang mendasar dari karya-karya skripsi tersebut
dengan skripsi ini, baik dari segi aspek tema maupun obyek penelitian. Karya-
karya skripsi diatas tema yang diangkat bersifat umum dengan membahas
tentang pemenuhan syarat dan rukun jual beli, sistem penetapan harga dan
pembagian point keuntungan pada perusahaan MLM. Sedangkan dalam
penelitian ini penulis akan menitik beratkan pada Insentif Passive Income di
PT. K-Link International
13Sunarno, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada Multi Level
Marketing Syariah PT Ahad Net Internasional, Surakarta, UMS, 2010. 14Puspita Rachmawati, Multi Level Marketing Pada Perusahaan Tianshi Solo Ditinjau
Dari Hukum Islam,Surakarta : UMS, 2008.
11
E. METODE PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum Doctrinal, suatu
penelitian hukum yang dikerjakan dengan tujuan menemukan asas atau
doktrin hukum positif yang berlaku.15
Dalam penelitian ini peneliti bekerja
secara analitis induktif. Prosesnya bertolak dari premise berupa norma
hukum positif yang diketahui dan berakhir (sementara) pada penemuan
asas-asas hukum atau doktrin.16
Sebagai usaha untuk menemukan hukum
in concreto. Norma-norma hukum in abstracto diperlukan mutlak sebagai
premise mayor, sedangkan fakta-fakta yang relevan dalam perkara (legal
facts) dipakai sebagai premise minor. Melalui proses silogisme akan
diperoleh sebuah konklusi, yaitu hukum in concreto.17
Proses search and research dalam penemuan hukum in concreto
melalui tahapan:
1. Proses yang dikenal sebagai searching for the relevant facts, yang
terkandung di dalam perkara hukum yang tengah dihadapi (sebagai
bahan premise minor); dalam hal ini permasalahan yang penulis
angkat adalah sistem passive income di PT. K-Link International, yang
mana dalam pemberian insentif di PT. K-Link diberikan kepada
peringkat atas dengan jerih payah downlinenya,
15
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum: Suatu Pengantar, Ed. 1, Cet. 6,
Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 86 16 Ibid. 17Ibid, hal. 91-92
12
2. Proses searching for the relevant abstract legal prescriptions, yang
terdapat dan terkandung dalam gugus hukum positif yang berlaku
(sebagai bahan premise mayor). Dalam hal ini penulis mengkaji
menggunakan hukum islam yang berkaitan dengan insentif passive
income di PT. K-Link International.
Dalam kerangka penelitian ini, seluruh teknik yang berkaitan
dengan permasalahan yaitu: bagaimana cara menemukan fakta-fakta yang
relevan serta bagaimana cara menemukan hukum in concreto yang tepat.18
Adapun yang menjadi subyek penelitian di sini adalah Sistem
Passive Income di PT. K-Link International.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
dari mana data dapat diperoleh.19
Secara umum dalam sebuah penelitian
biasanya sumber data dibedakan antara data primer dan data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data langsung pada subyek sebagai sumber informasi.
yang dicari.20
Data ini diperoleh dari melalui buku kerja PT. K-Link
International dan wawancara dengan member berperingkat atas seperti
18 Ibid. 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: PT
Rineka Cipta, Cet. Ke-8, 1989, hal. 102 20 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hal. 91
13
Royal Crown Ambassador terkait dengan permasalahan yang penulis
angkat.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.21
Data
sekunder itu merupakan sumber yang mampu memberikan informasi
tambahan yang dapat memperkuat data pokok.22
Sumber sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber yang menjelaskan
tentang insentif passive income, baik berupa buku, majalah, koran,
website dan lainnya yang berhubungan dengan insentif passive income.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menjawab masalah penelitian, diperlukan data yang akurat di
lapangan. Metode yang digunakan harus sesuai dengan obyek yang akan
diteliti. Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa
metode:.
a. Wawancara
Yaitu cara yang digunakan oleh seseorang untuk tujuan tertentu,
mencoba untuk mendapatkan keterangan/pendapat secara lisan dengan
seorang responden dengan bercakap-cakap langsung dengan seorang
itu.23
Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara dengan para
member yang berperingkat atas seperti Royal Crown Ambassador
21 Ibid. 22 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hal.
8 23 Suharsimi Arikunto, op.cit., hal. 132-133
14
terkait dengan permasalahan yang penulis angkat yaitu Insentif PT. K-
Link International.
b. Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya.24
Dalam hal ini buku-buku yang penulis telusuri yaitu buku yang relevan
seperti starterkit PT. K-Link International dengan permasalahan
terhadap insentif passive income di PT. K-Link International serta
Fatwa DSN-MUI tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah..
4. Analisis Data
Secara garis besar, analisis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode Diskriptif Analisis, yakni sebuah metode analisis
mendiskripkan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat factual
secara sistematis dan akurat.25
Sebagian besar hasil analisis penelitian
kualitatif berupa buku-buku, kertas kerja atau makalah, bahan presentasi
atau rencana bertindak.26
Pada tahapan awal peneliti mencari fakta-fakta yang ada
relevansinya dengan insentif passive income yang diperoleh member
berperingkat atas melalui wawancara dan dokumentasi. Kemudian
berlanjut pada tahapan berikutnya dimana peneliti mencari gagasan hukum
yang sesuai ada kaitannya terhadap insentif passive income. Setelah data
terkumpul maka penulis akan melakukan analisis data dari hasil penelitian
24 Ibid. hal. 206 25 Sudarwan Danim, op. cit, hal. 41 26 Ibid. Hal. 210
15
dan akan diketahui bagaimana kedudukan hukum tentang insentif passive
income dalam khasanah Fiqh Muamalah.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian akan disusun
dalam beberapa bab, Pembahasan dari bab satu sampai bab lima tersebut
dirangkum dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:
Dalam bab satu akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penelitian.
Dalam bab dua penulis akan menjelaskan mengenai pandangan
hukum islam tentang pendapatan yang berkaitan dengan konsep pendapatan
landasan hukum pendapatan, jenis-jenis pendapatan, hukum islam tentang
pendapatan, pengertian passive income, serta pandangan hukum islam tentang
passive income, konsep dasar Multi Level Marketing dan Multi Level
Marketing Syariah.
Dalam bab tiga penulis akan menguraikan tentang gambaran umum
PT. K-Link International yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi,
Pinsip dan Falsafah serta Rencana Pemasaran. Praktek sistem MLM (Multi
Level Marketing) Syari'ah di PT. K-Link International, Yang akan diuraikan
tentang data perolehan pendapatan member berdasarkan peringkat dan
pembagian bonus.
Dalam bab empat merupakan analisis yang mana penulis akan
menjelaskan analisis insentif passive income di PT. K-Link International dan
16
untuk menguraikan analisis hukum islam tentang insentif passive income di
PT. K-Link International.
Dalam bab lima merupakan bagian penutup memuat kesimpulan,
saran-saran dan penutup.
16
16
BAB II
PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG INCOME (PENDAPATAN )
A. Konsep Income (Pendapatan)
Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang
kontan maupun natura. Pendapatan disebut juga incame dari seorang warga
masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang
dimilikinya pada sektor produksi.1 Dan sektor produksi ini membeli faktor-
faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi
dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi
dipasar faktor produksi ( seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar
barang ) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan.
Secara singkat incame seorang warga masyarakat ditentukan oleh :
1. Hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu
2. Warisan atau pemberian
3. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan dipasar faktor
produksi.
Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik
sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan tenaga
kerja tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi (seperti halnya
dengan permintaan akan barang-barang modal. Disamping itu permintaan
1Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, Jakarta : Rajawali Pers, 2010, h. 255.
17
akan tenaga kerja dipengaruhi pula oleh kemajuan teknologi ini.Permintaan
akan tenaga kerja tidak tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau
pertumbuhan penduduk) maka ada kecenderungan bagi upah (harga faktor
produksi tenaga kerja) semakin menurun.2
Pendapatan menurut islam dapat dikatakan sebagai Ijarah. Ijarah
secara bahasa berarti upah, sewa, jasa atau imbalan. Ijarah merupakan
transaksi yang memperjual belikan manfaat harta suatu benda. Transaksi
Ijarah merupakan salah satu kegiatan muamalah yang banyak dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup.3
Menurut UU Ketenagakerjaan No.13 Th. 2003 Upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau
peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.4
Menurut Afzalur Rahman upah yaitu sejumlah uang yang dibayar oleh
orang yang memberi pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasanya sesuai
perjanjian.5
2Ibid, h. 257
3 Ghufron A Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, Cet. Ke-1, 2002, h. 181. 4Undang-undang Ketenagakerjaan no. 13 Th. 2003, Pasal 1 ayat 30.
5 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995,
h. 361.
18
Menurut Sayyid Sabiq, Ijarah adalah suatu jenis akad yang mengambil
manfaat dengan jalan penggantian.6 Dalam Hukum Islam ada dua jenis Ijarah,
yaitu :7
1. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa
seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa. Pihak yang
mempekerjakan disebut mustajir, pihak pekerja disebut ajir dan upah yang
dibayarkan disebut ujrah.
2. Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu
memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti tertentu kepada
orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk Ijarah ini mirip dengan
leasing (sewa) pada bisnis konvensional. Pihak yang menyewa (lessee)
disebut mustajir, pihak yang menyewakan (lessor) disebut mu’jir atau
muajir dan biaya sewa disebut ujrah.
Syarat-syarat Upah
1. Hendaknya upah berupa harta yang berguna atau berharga dan diketahui.
Dalil bahwa upah harus diketahui dan upah tidak mungkin diketahui
kecuali kalau ditentukan.
2. Janganlah upah itu berupa manfaat yang merupakan jenis dari yang
ditransaksikan. Seperti contoh yaitu menyewa tempat tinggal dengan
tempat tinggal dan pekerjaan dengan pekerjaan, mengendarai dengan
mengendarai, menanam dengan menanam. Dan menurut hanafiah, syarat
6Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah Jilid 3, Dar al-Kitab al-Araby, Beirut, 1983, hal. 177. 7Ascarya, Akad dan Produk Syari’ah, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2007, h. 99.
19
ini sebagaian cabang dari riba, karena mereka menganggap bahwa kalau
jenisnya sama, itu tidak boleh ditransaksikan.
3. Persyaratan mempercepat dan menangguhkan upah. Upah tidak menjadi
dengan hanya sekedar akad, menurut mazhab Hanafi. Mensyaratkan
mempercepat upah dan menangguhkannya sah, seperti juga halnya
mempercepat yang sebagian dan menangguhkan yang sebagian lagi, sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak. Jika dalam akad tidak terdapat
kesepakatan mempercepat atau menangguhkan, sekiranya upah itu
dikaitkan dengan waktu tertentu, maka wajib dipenuhi sesudah
berakhirnya masa tersebut. Misalnya orang yang menyewa suatu rumah
selama satu bulan, kemudian masa satu bulan telah berlalu, maka ia wajib
membayar sewaan. Jika akad Ijarah untuk suatu pekerjaan, maka
kewajiban pembayaran upahnya pada waktu berakhirnya pekerjaan.8
Adapun definisi Ijarah yang disampaikan oleh kalangan fuqaha yaitu
menurut fuqaha Hanafiyah, Ijarah adalah akad atau transaksi terhadap
manfaat dengan imbalan. Menurut fuqaha Syafi’iyah, Ijarah adalah transaksi
terhadap manfaat yang dikehendaki secara jelas harta yang bersifat mubah dan
dapat dipertukarkan dengan imbalan tertentu. Menurut fuqaha Malikiyah dan
Hanabilah, Ijarah adalah pemilikan manfaat suatu harta benda yang bersifat
mubah selama periode waktu tertentu dengan suatu imbalan.
Adapun Ijarah yang mentransaksikan suatu pekerjaan atas seorang
pekerja atau buruh yaitu perbuatan tersebut harus jelas batas waktu
8 Opcit, h.179.
20
pekerja,Tidak dibenarkan mengupah seseorang dalam periode waktu dengan
ketidakjelasan pekerjaan. Sebab ini cenderung menimbulkan
ketidaksewenang- wenangan yang memberatkan pihak pekerja dan upah harus
berupa mal mutaqawwim dan upah tersebut harus dinyatakan secara jelas.
Ijarah seperti iini menurut jumhur fuqoha, selain Malikiyah tidak sah. Fuqaha
Malikiyah menetapkan keabsahan Ijarah tersebut sepanjang ukuran upah yang
dimaksudkan dapat diketahui berdasarkan adat kebiasaan.9
B. Jenis-Jenis Pendapatan
Pindi Kisata membagi jenis pendapatan menjadi dua yaitu aktive
incame dan passive incame :10
1. Aktive incame yaitu suatu pendapatan yang hanya akan diterima jika aktif
melakukan usaha, seperti bekerja atau berinvestasi diantaranya : karyawan
(pegawai), buruh perusahaan, manager, executive.
2. Passive incame yaitu suatu pendapatan yang diperoleh seseorang
walaupun orang tersebut tidak aktif lagi bekerja, seperti bisnis dengan
sistem konglomerasi, waralaba, network marketing, investasi pada saham,
obligasi, tanah, perhiasan, property dan deposito.
Bisnis dengan sistem konglomerasi yaitu usaha yang bermacam-
macam dan dijalankan dengan sistem bisnis yang telah baku seperti BCA
Group,11
9Opcit, h. 181
10 Pindi Kisata, Why Not MLM- Sisi Lain MLM, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,
Cet. Ke-2, 2005, h. 14. 11 Slamet Wiyono, Managemen Potensi Diri, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005, h. 92-95.
21
Waralaba yaitu perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual dan
penemuan atau cirri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka
penyediaan atau penjualan barang atau jasa seperti Mac Donalds, Kentucky
Fried Chicken, M7diamonds dan sebagainya,12
Network Marketing yaitu suatu sistem pemasaran dengan
menggunakan jaringan kerja berupa sekumpulan banyak orang yang kerjanya
melakukan pemasaran seperti MLM (Multi Level Marketing)13
investasi pada
saham, obligasi yaitu surat pinjaman dari pemerintah dengan bnga tertentu
yang dapat diperjual belikan, Tanah, Perhiasan, Properti, Deposito.
Dalam MLM passive incame yaitu mendapat bonus secara pasif tanpa
melakukan pembinaan, perekrutan, dan penjualan barang atau jasa karena hal
itu sama dengan money game dan penghasilan yang didapatkan tanpa harus
bekerja lagi.14
MLM adalah salah satu bisnis yang yang menghasilkan bonus
passive income sangat besar. Dalam MLM, setiap distributor memiliki impian
masing-masing dan mereka bisa bekerja secara mandiri. Mereka sudah
memiliki kesadaran bahwa ini adalah bisnis mereka sendiri maka meskipun
tidak lagi membantu bisnis mereka akan tetap berkembang. Kemudian seiring
dengan membesarkan bisnis mereka, maka akan selalu mendapatkan Royalti
12Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika Utama, 2000, h.
172 13Andreas Harefa, Multi Level Marketing, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999,
h. 4 14 Pindi Kisata,Why Not MLM-Sisi Lain MLM, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Cet.
Ke- 2, 2005,h. 14-15.
22
selama bisnis mereka berjalan. Tentunya besar royalty tergantung jenis
marketing plan perusahaan itu sendiri. Jika membangun cukup banyak
pemimpin dalam grup, maka dengan sendirinya akan mendapatkan passive
incame yang banyak tanpa harus mengeluarkan modal.
Menurut Robert T. Kiyosaki, passive income adalah penghasilan yang
diperoleh seorang walaupun orang tersebut tidak aktif lagi bekerja. Profesi
yang dapat memberikan passive incame ialah income yang diperoleh
walaupun kita tidak bekerja lagi sehingga yang bekerja adalah aset kita.15
Ada
profesi bisnis dengan sistem dan investor. Pada bisnis dengan sistem, yang
akan memberikan penghasilan pasif bagi kita adalah asset yang dijalankan
oleh sistem. Dengan sistem, aset kita dapat memberikan penghasilan pasif.
Contoh bisnis dengan sistem adalah konglomerasi yaitu usaha yang
bermacam-macam dan dijalankan dengan sistem bisnis yang telah baku seperti
(BCA Group), kemudian waralaba, seperti McDonalds, Kentucky Fried
Chicken, Pemasaran Jaringan seperti : Tianshi, M7diamonds, Ahad Net, MQ
Net, CNI dan Amway. Dalam profesi pemasaran jaringan, disana terdapat
sistem passive incame, yaitu pada suatu titik tertentu apabila jaringan telah
besar maka sistem bisnisnya akan memberikan penghasilan pasif. Semakin
besar jaringannya maka akan semakin besar passive income yang akan
diterima. Penghasilan yang semacam inilah yang dapat memberikan jaminan
masa depan keuangan yang lebih baik. Selain konglomerasi, profesi yang
dapat menjadikan passive income adalah investor, untuk menjadi investor,
15 Slamet Wiyono, Managemen Potensi Diri(Rev), Jakarta: Grasindo, 2005, h. 92-95.
23
maka dibutuhkan asset yang cukup besar untuk mendapatkan penghasilan
pasif yang besar. Untuk bisa mendapatkan passive income terutama dalam
investasi, kita dituntut lebih dahulu memiliki “massive income” yaitu
penghasilan atau dana yang besar.
Dalam Fatwa DSN MUI, setidaknya terdapat 12 ketentuan hukum
yang wajib dipenuhi dalam menjalankan praktik PLBS (Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah) yaitu:
1. Adanya obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau
produk jasa,
2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang
diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram,
3. Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gharar,
maysir, riba, dharar, dzulm, maksiat,
4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up),
sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan
kualitas/manfaat yang diperoleh,
5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran
maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang
terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau
produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam
PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah),
24
6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus
jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target
penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan,
7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara
reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau
jasa,
8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra
usaha) tidak menimbulkan ighra,
9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara
anggota pertama dengan anggota berikutnya,
10. Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial
yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan
aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lain-
lain,
11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban
melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya
tersebut,
12. Tidak melakukan kegiatan money game.
Menurut Gunawan anggota DSN MUI komisi yang diberikan oleh
perusahaan kepada konsumen dihitung berdasarkan prestasi kerja nyata. Ini
sesuai dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa baik
25
pribadi atau jaringan (bukan hanya passive incame dan bukan hanya member
get member ).16
Dalam passive incame yang dimaksud adalah mendapat bonus secara
pasif tanpa melakukan pembinaan, perekrutan, dan penjualan barang atau jasa
karena hal itu sama dengan money game.
C. Hukum Islam tentang Pendapatan
Menurut struktur atas legislasi islam, kompensasi yang berhak diterima
kerja dapat ditentukan melalui dua metode.17
Metode pertama adalah ujrah
(kompensasi, imbal jasa, upah), sedangkan yang kedua adalah bagi hasil.
Seorang pekerja berhak meminta sejumlah uang sebagai bentuk kompensasi
atas kerja yang dilakukan. Demikian pula berhak meminta bagian profit atau
hasil dengan rasio bagi hasil tertentu sebagai bentuk kompensasi atas kerja.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
QS. Al-Kahfi: 77
$s) n=sÜΡ$$sù #Lym !# sŒ Î) !$u‹s?r& Ÿ≅ ÷δr& >π tƒ ö�s% !$yϑyèôÜ tGó™ $# $yγ n=÷δr& (#öθt/ r'sù βr& $yϑèδθà� Íh‹ ŸÒム# y‰y uθsù
$pκ� Ïù # Y‘#y‰É` ߉ƒ Ì�ムβr& �Ùs)Ζtƒ … çµ tΒ$s%r'sù ( tΑ$s% öθs9 |M ø⁄ Ï© |Nõ‹y‚−G s9 ϵ ø‹n=tã # \�ô_r& ∩∠∠∪
Artinya : ”Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada
penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu,
tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian
keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir
roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: Jikalau
kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.” 18
16 www.k-link.co.id, diakses pada hari senin tanggal 20 april 2012 17 Muhammad Baqir Ash Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam, Jakarta : Zahra, Cet. Ke-1,
2008 h. 357 - 358. 18 Opcit, h. 234
26
Sabda Rasulullah SAW. Hadis riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa
Nabi Muhammadsaw. Bersabda
��� ��� � �� �� �� ��:� ���� ���� . ������� ��� � ��� �
�� � )�� � �� �! �( Artinya :”Diriwayatkan dari Umar ra, bahwasanya Nabi Muhammad SAW.
Bersabda, “ Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering”.19
Islam menawarkan suatu penyelesaian yang saat baik atas masalah
upah dan menyelamatkan kepentingan kedua belah pihak, kelas pekerja dan
para tanpa melanggar hak – hak yang sah dari majikan. Dalam perjanjian
(tentang upah) kedua belah pihak diperingatkan untuk bersikap jujur dan adil
dalam semua urusan mereka, sehingga tidak terjadi tindakan aniaya terhadap
orang lain juga tidak merugikan kepentingannya sendiri. Penganiayaaan
terhadap para pekerja berarti bahwa mereka tidak dibayar secara adil dan
bagian yang sah dari hasil kerja sama sebagai jatah dari hasil kerja mereka
tidak mereka peroleh, sedangkan yang dimaksud dengan penganiayaan
terhadap majikan yaitu mereka dipaksa oleh kekuatan industri untuk
membayar upah para pekerja melebihi dari kemampuan mereka. Oleh karena
itu Al-Qur’an memerintahkan kepada majikan untuk membayar para pekerja
dengan bagian yang seharusnya mereka terima sesuai kerja mereka, dan pada
saat yang sama dia telah menyelamatkan kepentingannya sendiri. Dan jika dia
tidak mau mengikuti ajaran Al-Qur’an ini maka dia akan sebagai penindas
atau pelaku penganiayaan dan akan dihukum di dunia ini oleh negara islam
19 Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab Al Ijarah, Bab Isti’jar al-
Musyrikin ‘inda adh-Dharuroh au Idza Lam Yujad Ahlul-Islam wa Amal an-Nabiy Yahuda
Khaibar(Fathul Bari, jilid IV, h. 442). Bukhari juga meriwayatkannya dalam Kitab Munaqabil-
Anshar, Bab Hijaratin-Nabiy wa Ashhabihi ila al-Madiah.
27
dan di hari kemudian oleh Allah. Demikian pula para pekerja akan dianggap
penindas jika dengan memaksa majikan untuk membayar melebihi
kemampuannya.20
Prinsip keadilan yang sama tercantum dalam surat al
Jaatsiyah ayat 22.
t,n=yz uρ ª!$# ÏN≡ uθ≈ yϑ¡¡9 $# uÚ ö‘ F{ $# uρ Èd,pt ø:$$Î/ 3“t“ ôfçGÏ9 uρ ‘≅ ä. ¤§ø� tΡ $yϑÎ/ ôM t6 |¡Ÿ2 öΝ èδuρ
Ÿω tβθßϑ n=ôà ム∩⊄⊄∪
Artinya :”Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan
agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka
tidak akan dirugikan”.21
Prinsip dasar ini mengatur kegiatan manusia karena mereka akan diberi
balasan di dunia dan di akhirat. Setiap manusia akan mendapat imbalan dari
apa yang telah dikerjakannya dan masing – masing tidak dirugikan. Jadi ayat
ini menjamin tentang upah yang layak kepada setiap pekerja sesuai dengan
apa yang telah disumbangkan dalam proses produksi, jika ada pengurangan
dalam upah mereka tanpa diikuti oleh berkurangnya sumbangsih mereka, hal
itu dianggap ketidakadilan dan penganiayaan. Ayat ini memperjelas bahwa
upah setiap orang itu harus ditentukan berdasarkan kerjanya dan
sumbangsihnya dalam kerja sama produksi dan untuk itu harus dibayar tidak
kurang, juga tidak lebih dari apa yang telah dikerjakannya.
Tentang prinsip ini disebut lagi dalam surat Al Ahqaf : 19
9e≅ à6 Ï9 uρ ×M≈ y_u‘ yŠ $−ΙÊeΕ (#θè=ÏΗxå ( öΝ åκ u� Ïjùuθã‹ Ï9 uρ öΝ ßγ n=≈ uΗùår& öΝ èδuρ Ÿω tβθçΗ s>ôà ム∩⊇∪
20
Opcit, Doktrin Ekonomi Islam,. 362 – 365. 21 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV Toha Putra,
1989, h. 399.
28
Artinya : “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka
kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-
pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.22
Dan dalam surat Ali Imran : 161
$tΒuρ tβ% x. @cÉ< oΨ Ï9 βr& ¨≅ äótƒ 4 tΒuρ ö≅ è=øótƒ ÏNù'tƒ $yϑÎ/ ¨≅ xî tΠ öθtƒ Ïπ yϑ≈ uŠ É) ø9 $# 4 §Ν èO 4’ ¯ûuθè? ‘≅ à2
<§ø� tΡ $Β ôM t6 |¡x. öΝ èδuρ Ÿω tβθßϑn=ôà ム∩⊇∉⊇∪
Artinya :“ Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan
perang. barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu,
Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang
dikhianatkannya itu, Kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan
tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang
mereka tidak dianiaya”.23
Meskipun dalam ayat ini terdapat keterangan tentang balasan tehadap
manusia di akhirat kelak terhadap manusia di akhirat kelak terhadap pekerjaan
mereka di dunia, akan tetapi prinsip keadilan yang disebutkan di sini dapat
pula diterapkan kepada manusia dalam memperoleh imbalannya di dunia ini.
Oleh karena itu, setiap orang harus di beri imbalan penuh sesuai hasil kerjanya
dan tidak seorangpun yang harus diperlakukan secara tidak adil. Pekerja harus
memperoleh upahnya sesuai sumbangsihnya terhadap produksi. Dengan
demikian setiap orang memperoleh bagiannya dari deviden Negara dan tidak
seorangpun yang dirugikan.
Sisi doktrinal (normative) dari teori islam yang mengikat dan
menjelaskan jenis-jenis perolehan pendapatan yang muncul dari kepemilikan
sarana-sarana produksi, juga untuk menjustifikasi izin serta larangan bagi
kedua metode penetapannya. Norma menyatakan seluruh aturan hukum pada
22 Ibid, h. 402 23 Ibid, h. 56
29
saat penemuannya atau saat berlakunya adalah perolehan pendapatan (al kasb)
didasarkan pada kerja yang dicurahkan dalam aktivitas produksi. Kerja yang
tercurah merupakan satu satunya justifikasi dasar bagi pemberian kompensasi
kepada si pekerja dari orang yang memintanya melakukan pekerjaan itu.
Orang yang tidak mencurahkan kerja tidak beroleh justifikasi untuk menerima
pendapatan. Norma ini memiliki pengertian positif dan negatifnya. 24
Pada sisi positif, norma ini menggariskan bahwa perolehan pendapatan
atas dasar kerja adalah sah. Sementara pada sisi negatif, norma ini
menegaskan ketidakabsahan pendapatan yang diperoleh tidak atas dasar kerja.
Sisi positif norma ini tercermin dalam aturan aturan tentang
pengupahan atau sewa. Aturan-aturan tersebut mengizinkan pekerja yang jasa
kerjanya tercurah pada aktivitas produksi tertentu untuk menerima upah
sebagai kompensasi atas kerja yang dicurahkan dalam aktivitas produksi itu.
Dari sini dapat dipahami bahwa kerja yang dipandang oleh teori islam sebagai
satu – satunya dasar bagi perolehan pendapatan, bukan hanya kerja langsung
(direct labour), namun juga kerja yang tersimpan (stored labour). Jadi, selama
terjadi depresiasi kerja, si pemilik kerja berhak menerima kompensasi, baik
kerjanya itu terdepresiasi secara langsung maupun tidak langsung.
Sisi negatif norma ini menafikan setiap pendapatan yang tidak
didasarkan pada kerja yang tercurah dalam aktivitas produksi. Teks yang
termaktub dalam kitab An Nihayah menyatakan bahwa jika melakukan kerja,
maka berhak memperoleh surplus. Surplus yang diterima itu adalah
24 Opcit h. 362.
30
kompensasi atas kerja. Atas dasar keterkaitan perolehan pendapatan dengan
kerja. Teks tersebut menetapkan pengertian negatif pengertian ini. Dengan
kerja berarti boleh menerima surplus itu. Sementara bila tanpa bekerja, hal itu
terlarang. Jadi menurut teks ini, perolehan pendapatan tidak sah tanpa adanya
keterlibatan kerja, baik kerja langsung maupun kerja yang tersimpan ( dalam
kasus alat – alat produksi, atau properti tak bergerak dan sebagainya).25
Dalam MLM memberikan peluang bagi siapa saja yang bergabung
untuk memperoleh "Passive Income". Passive incame artinya memperoleh
pendapatan atau penghasilan walaupun sudah tidak bekerja lagi. Hal ini pasti
disukai oleh siapapun padahal ini terjadi karena usaha sebelumnya dengan
gigih dia lakukan sehingga dari kerja keras orang lain berimbas pada income
yang kita dapatkan.
Perusahaan MLM biasa memberi reward atau insentif pada mereka
yang berprestasi. Islam membenarkan seseorang mendapatkan insentif lebih
besar dari yang lainnya disebabkan keberhasilannya dalam memenuhi target
penjualan tertentu, dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas
jaringan dan levelnya secara produktif.
Penghargaan kepada Upline yang mengembangkan jaringan (level) di
bawahnya (Downline) dengan cara bersungguh-sungguh, memberikan
pembinaan (tarbiyah, pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah) memang
patut di lakukan. Dan atas jerih payahnya itu ia berhak mendapat bonus dari
perusahaan.
25 Opcit. h. 365.
31
Insentif diberikan dengan merujuk skim Ijarah. Insentif ditentukan
oleh dua kriteria, yaitu dari segi prestasi penjualan produk dan dari sisi berapa
berapa banyak downline yang dibina sehingga ikut menyukseskan kinerja.
Dalam hal menetapkan nilai insentif ini, ada tiga syarat syari’ah yang
harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan berorientasi falah (keuntungan dunia
dan akhirat). Insentif (bonus) seseorang (Upline) tidak boleh mengurangi hak
orang lain di bawahnya (downline), sehingga tidak ada yang dizalimi. Sistem
insentif juga harus transparan diinformasikan kepada seluruh anggota, bahkan
dalam menentukan sistemnya dan pembagian insentif (bonus), para anggota
perlu diikutsertakan. Dalam hal ini tetap dilakukan musyawarah, sehingga
penetapan sistem bonus tidak sepihak. Selanjutnya, keuntungan dalam bisnis
MLM, berorientasi pada keuntungan duniawi dan ukhrawi. Imam Al-Ghazali
dalam Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa keuntungan dalam Islam adalah
keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan akhirat maksudnya, bahwa dengan
menjalankan bisnis itu, seseorang telah dianggap menjalankan ibadah,
(asalkan bisnisnya sesuai dengan syari’ah). Dengan bisnis, seseorang juga
telah membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. pemberian
penghargaan dan cara menyampaikannya hendaknya tetap dalam koridor
tasyakur, untuk menghindarkan penerimanya dari takabur (bangga/sombong)
dan kufur nikmat, apalagi melupakan Tuhan. MLM yang Islami senantiasa
berpedoman pada akhlak Islam.
Sebagaimana disebut di atas bahwa penghargaan yang diberikan
kepada anggota yang sukses mengembangkan jaringan, dan secara sungguh-
32
sungguh memberikan pembinaan (tarbiyah), pengawasan serta keteladanan
prestasi (uswah), harus selaras dengan ajaran agama Islam. Karena itu,
applause ataupun gathering party yang diberikan atas prestasi seseorang,
haruslah sesuai dengan nilai-nilai aqidah dan akhlak. Ekspresi penghargaan
atas kesuksesan anggota MLM, tidak boleh melampaui batas (bertentangan
dengan ajaran Islam). Applause yang diberikan juga tidak boleh mengesankan
kultus individu, mendewakan seseorang. Karena hal itu dapat menimbulkan
penerimanya menjadi takabbur dan ujub. Perayaan kesuksesan seharusnya
dilakukan dalam bingkai tasyakkur.26
D. Konsep Dasar Multi Level Marketing (MLM)
MLM adalah menjual atau memasarkan langsung suatu produk, baik
berupa barang atau jasa konsumen, sehingga biaya distribusi dari barang yang
dijual atau dipasarkan tersebut sangat minim atau bahkan sampai ke titik nol
yang artinya bahwa dalam bisnis MLM ini tidak diperlukan biaya produksi.27
MLM juga menghilangkan biaya promosi dari barang yang hendak dijual,
karena distribusi dan promosi ditangani langsung oleh distributor yang bebas
mengajak orang lain lagi sampai level yang tanpa batas. Inilah salah satu
perbedaan MLM dengan pendistribusian secara konvensional yang bersifat
single level.28
pada pendistribusian konvensional, seorang agen mengajak
beberapa orang bergabung ke dalam kelompoknya menjadi penjual atau sales
26 Muhammad Hidayat, Analisis Teoritis Normatif MLM dalam Perspektif Muamalah,
Jakarta :Gramedia Pustaka, 2002, h. 56. 27Andreas Harefa, 10 Kiat Sukses Distributor MLM, Belajar dari Amway, CNI, dan
Herbalife, Jakarta: PT Gramedia Utama, 1999, h. 12. 28 Ibid, h. 6.
33
atau disebut juga dengan wiraniaga. Pada sistem single level, para wiraniaga
tersebut meskipun mengajak temannya, hanya sekedar pemberi referensi yang
secara organisasi tidak di bawah koordinasinya melainkan terlepas. Mereka
berada sejajar sama-sama sebagai distributor.
Dalam MLM terdapat unsur jasa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
seorang distributor yang menjualkan barang yang bukan miliknya dan ia
mendapatkan upah dari presentase harga barang. Selain itu jika ia dapat
menjual barang tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka ia
mendapatkan bonus yang ditetapkan perusahaan.
E. Multi Level Marketing Syariah
Secara realitas, kini perusahaan MLM sudah banyak tumbuh di dalam
dan di luar negeri. Bahkan, di Indonesia sudah ada yang secara terang-
terangan menyatakan bahwa MLM tersebut sesuai syariat, seperti Ahad Net,
MQ Net, PT. K-Link, dan lain-lain. Produk dan usaha MLM yang
menjalankan prinsip syariah, memperoleh sertifikat halal dari Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Untuk MLM yang
berdasarkan Prinsip Syariah ini, hingga sejauh ini memang diperlukan
akuntabilitas dari MUI.
Ada dua aspek untuk menilai apakah bisnis MLM itu sesuai dengan
syariah atau tidak, yaitu:29
29 Dewan Syariah dalam MLM,< http://www.e-syariah.com >, diakses tanggal 11 April
2004.
34
1. Aspek produk atau jasa yang dijual, dalam hal ini objek dari MLM harus
merupakan produk-produk yang halal dan jelas. Bukan produk-produk
yang dilarang oleh agama. Syarat-syarat objek
2. Sistem dari MLM itu sendiri, syarat-syarat objek pada prinsipnya selain
objeknya harus barang halal, produk itu juga harus bermanfaat, dapat
diserahterimakan, dan mempunyai harga yang jelas. Oleh karena itu,
meskipun MLM tersebut dikelola atau memiiki jaringan distrtibusi yang
dijalankan oleh muslim, namun apabila obyeknya tidak jelas bentuk, harga
atau manfaatnya, maka tidaklah sah.
Dari sudut sistem MLM itu sendiri, pada dasarnya MLM Syariah
adalah bentuk usaha atau jasa yang dijalankan berdasarkan syariat slam.
Sebagai contoh dalm menjalankan usahanya, MLM Syariah harus memnuhi
hal-hal sebagai berikut:30
1. Sistem distribusi pendapatan haruslah dilakukan secara professional dan
seimbang. Dengan kata lain tidak terjadi eksploitasi antarsesama,
2. Apresiasi distributor haruslah apresiasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip
islam, misalnya tidak melakukan pemaksaan, tidak berdusta, jujur, dan
tidak merugikan pihak lain, serta berakhlak mulia ( akhlakul karimah),
3. Penetapan harga, kalaupun keuntungan (komisi dan bonus) yang akan
diberikan kepada para anggota berasal dari keuntungan penjualan barang,
bukan berarti harga barang yang dipasarkan harus tinggi. Hendaknya
semakin besar jumlah anggota dan distributor, maka tingkat harga makin
30Suhrawardi K. Lublis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, h. 174.
35
menurun, yang pada akhirnya kaum muslimin dapat merasakan system
pemasaran tersebut.
4. Jenis produk yang ditawarkan haruslah produk yang benar-benar terjamin
kehalalan dan kesuciannya, sehingga kaum muslimin merasa aman untuk
menggunakan/mengkonsumsi produk yang dipasarkan.
Selain itu, MLM Syariah juga memiliki sifat inovatif, sebagai ilustrasi
MLM Syariah yang dilaksanakan oleh PT. K-Link International menawarkan
jenis produk supplement food dan healthy care yang beraneka ragam, selain
itu juga menawarkan bagi setiap mitra niaganya 11 insentif istimewa
diantaranya:31
1. Keuntungan lansung 20%
2. Bonus Perkembangan 28%
3. Bonus Kepemimpinan 30%
4. Dana S.R.E.D 3%
5. Dana Crown 1%
6. Dana Crown Ambassador 2%
7. Dana Senior Crown Ambassador1%
8. Dana Royal Crown Ambassador 1%
9. Dana mobil/Rumah 3%
10. Bonus Akhir Tahun 3%
11. Insentif ke Luar Negeri 2%
31 Starter Kit PT. K-Link International, h. 6.
36
BAB III
PRAKTIK SISTEM MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH
DI PT. K-LINK NUSANTARA
A. Gambaran Umum PT. K-Link Internasional
1. Sejarah Berdirinya PT. K-Link
K-Link didirikan di saat-saat bersejarah pada transisi antara era
lama ke era baru. Dengan membawa misi pengetahuan, kasih sayang dan
berperikemanusiaan dari abad yang lalu. K-Link bertujuan memimpin para
usahawan untuk menerobos serta mengembangkan pengetahuan ekonomi
dari gabungan kedua abad sebelumnya serta melahirkan pemimpin yang
sukses dalam bisnis dan juga mebimbing usahawan lainnya menjadi usaha
MLM yang ber-etika dan memiliki kehidupan yang gemilang.1
Melalui produk yang berkualitas dan inovatif, skema pemasaran
yang dinamis serta program latihan yang diterapkan melalui satu system,
K-System membawa setiap usahawan K-Link menelusuri jalur pendidikan
yang professional yang menjanjikan karier yang cerah untuk mengangkat
martabat bangsa Indonesia di mata dunia Multi Level Marketing. Ini semua
akan terealisasi melalui 1 Visi, 1 Misi dan 1 Sistem. Satu visi untuk
menjadi yang terbaik di pentas dunia, satu misi yaitu melahirkan usahawan
MLM yang berdisiplin, berilmu, berdedikasi serta peduli kepada yang lain
dan satu support sistem yang teratur, mudah diduplikasi serta menyatukan
setiap usahawan K-Link walau di negara manapun mereka berada. K-Link
International akan menjadi sebuah institusi yang akan melahirkan lebih
1 Starter Kit K-Link International, h. 1.
37
banyak orang yang berhasil dengan kehidupan yang lebih sehat dan
bahagia.
2. Prinsip dan Falsafah K-Link International
Prinsip dan Falsafah K-Link International adalah mewariskan rasa
kasih sayang dan kemanusiaan dari abad yang telah lalu. Kemanusiaaan
dan teknologi maju dari dua abad tersebut akan bersatu dan menghasilkan
manfaat-manfaat yang luar biasa, dimana K-Link memimpin para
usahawan agar dapat membangun perekonomian pada abad ke-21 ini. Ini
akan membantu membangun usaha antara bangsa yang kokoh serta
membangun perniagaan di seluruh dunia.
Pertimbangan K-Link dalam membina bisnis global adalah jelas
yaitu member arahan dan dukungan penuh kepada para usahawan untuk
mengembangkan K-Link International ke pasar International. Selain
memberikan kesadaran tentang arti kesehatan dan kecantikan , K-Link
juga berharap dapat memainkan peranan penting dalam bisnis penjualan
langsung secara global untuk memenuhi wawasan menjadi perusahaan
penjual langsung yang bertaraf international. Maka perlu menanamkan
semangat bermurah hati, keberanian, ketekunan dan perencanaan yang
baik.
Sebagai perusahaan penjual langsung yang bersemangat kuat,
unggul dan berstrategi, K-Link International juga dilengkapi dengan
wawasan yang luas dan manajemen yang berkonsepkan profesionalisme.
Manajemen dan para usahawan bergandeng tangan dalam mencapai
38
budaya 3 yaitu Inisiatif, Informatif, dan Inovatif. Bersama itu, K-Link juga
memenuhi 5 prinsip yaitu, misi, wawasan, penghargaan, pengakuan dan
keanggotaan untuk membina keluarga dari seluruh pelosok dunia.2
Salah satu sumber utama wawasan menjadi kenyataan ialah
rangkaian produk-produk yang unggul, harga produk yang terjangkau dan
produk-produk kesehatan dan kecantikan ke seluruh dunia. K-Link
berharap lebih banyak orang bergabung bersama K-Link International
untuk saling membantu dalam mengekalkan gaya hidup yang sehat.
Falsafah K-Link International akan diselaraskan berdasarkan
budaya, bangsa, adat, agama, usia, dan latar belakang pendidikan. K-Link
membangun budaya saling mengasihi diantara para usahawan dan pihak
managemen dengan menanamkan sifat keikhlasan, keyakinan, dan
kemauan. K-Link International memberikan kaedah “Win-Win” yang akan
menjadikan para usahawan menjadi pemimpin yang terpandang di pentas
International. K-Link International telah membuktikan bahwa K-Link
International telah banyak meningkatkan taraf hidup banyak orang.
3. Rancangan Pemasaran K-Link International
Rancangan pemasaran K-Link memberikan bonus dua kali lipat
yang istimewa terutama kepada mereka yang kreatif dan bekerja secara
berkelompok. Untuk menikmati rancangan ini, maka harus mengisi
formulir permohonan sebagai usahawan (distributor application form) dan
membayar sejumlah yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan akan
2 Ibid, h. 3
39
mendapat starter kit. Starter Kit yaitu butir-butir dan informasi yang
penting menegenai K-Link International rangkaian bisnis pemasarannya.
Setelah menjadi usahawan, sponsor atau upline, maka akan
mendapat pengalaman untuk memulai dan membangun rangkaian bisnis
yang baik dengan upline karena akan membimbing dan membantu dalam
usaha untuk memulai dan membangun jaringan. Cara ini sangat penting
untuk peringkat permulaan. Pada masa ini, perlu mendengar nasihat upline
dan memulai bisnis dengan baik untuk meraih keberhasilan. 11 insentif
yang menguntungkan dibawah ini adalah yang disediakan oleh K-Link
International. Agar layak menikmati insentif tersebut, maka perlu
mempunyai penjualan bulanan minimum sebanyak 100 BV bagi peringkat
manager dan ke bawah, penjualan bulanan minimum sebanyak 200 BV
bagi peringkat Sapphire Manager dan ke atas.3
a. Keuntungan langsung 20%
b. Bonus perkembangan 28%
c. Bonus kepempinan 30%
d. Dana S.R.E.D 3%
e. Dana Crown 1%
f. Dana Crown Ambassador 2%
g. Dana S.C.A 1%
h. Dana R.C.A 1%
i. Dana Mobil/Rumah 3%
3 Ibid, Rancangan Pemasaran K-Link International, h.6
40
j. Bonus Akhir tahun 3%
k. Insentif Ke Luar Negeri 2%
74%
Selain dari 11 insentif yang menguntungkan Rancangan Pemasaran
K-Link International juga memberikan faedah-faedah berikut kepada para
usahawannya yaitu:
a. Pembayaran sebanyak 74% dari nilai Bonus (BV),
b. Kenaikan peringkat yang mudah,
c. Kuota yang rendah (pengukuran kuota berdasarkan peringkat),
d. Bonus kepemimpinan dinikmati sehingga 27 generasi (mengikut
system perpaduan),
e. Sistem akumulatif (tanpa batas waktu),
f. Tidak ada penurunan peringkat,
g. Pembagian keuntungan untuk semua generasi (tiada perselisihan
dikalangan usahawan),
h. Tanpa ada tekanan,
i. Sistem pembagian keuntungan global,
j. Bisnis yang bias diwariskan.
41
B. Praktek Pelaksanaan Sistem MLM (Multi Level Marketing) Syari’ah di
PT. K-Link Internasional
1. Data Perolehan Pendapatan Anggota Berdasarkan Peringkat
NO PERINGKAT PERSONAL
BV
GROUP
BV PENDAPATAN (RP)
1 Manager 400 8.000 3000.000 – 5.000.000
2 Sapphire Manager 400 11.000 5.000.000 – 8.000.000
3 Ruby Manager 400 16.000 8.000.000 – 15.000.000
4 Emerald Manger 400 18.000 10.000.000 – 20.000.000
5 Diamond
Manager
400 33.000 20.000.000 – 30.000.000
6 Crown Manager 400 46.000 30.000.000 – 70.000.000
7 Crown
Ambassador
400 96.000 70.000.000 – 150.000.000
8 Senior Crown
Ambassador
400 137.300 100.000.000 – 180.000.000
9 Royal Crown
Ambassador
400 206.000 150.000.000 -1.000.000.000
2. Pembagian Bonus
Setiap member berhak mendapatkan bonus sesuai dengan
kententuan yang telah ditentukan dari perusahaan. Bonus yang didapatkan
antara lain:
a. Pemasaran Plan A K-Link International 74%
1) Keuntungan Langsung : Lebih Kurang 20%
Usahawan membeli produk K-Link International dengan
Harga Distributor (Distributor’s Price) dan menjualnya dengan
42
harga konsumen ( Customer Price). Ini menunjukkan perbedaan
sebanyak 20% atau lebih diantara CP dan DP yang mewakili
keuntungan kepada usahawan.4
Contoh Keuntungan Langsung 20%
Produk Harga Pengguna
( CP)
Harga Pengedar (
DP)
Keuntungan
Runcit
Persentase
K-Liquid
Chlorophyl
RM 59.00 RM 49.00 RM 10.00 20.40 %
2) Bonus Perkembangan : 28 %
K-Link Internional akan memberikan sebanyak 28 %
daripada keseluruhan Busines Value ( BV) sebagai Bonus
Perkembangan untuk dibagikan kepada para usahawan yang layak
dari berbagai peringkat. Untuk layak mendapat pembagian bonus
perkembangan, seorang usahawan harus melakukan pembelian atau
penjualan bulanan sebagai berikut :
a) Member hingga manager ( 3% - 15% ) – perlu melakukan
pembelian atau penjualan bulanan secara minimum sebanyak
100 BV (nilai produk-produk).
b) Sapphire Manager hingga Crown Manager perlu memerlukan
pembelian atau penjualan bulanan bernilai sebanyak 200 BV.
4 Opcit, Starter Kit K-Link International, h. 10.
43
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 P
erin
gk
at
Keu
ntu
ng
an l
angsu
ng
20
%
Bo
nu
s p
erk
emb
ang
an 3
-28
%
Bonus Kepemimpinan 30%
Dan
a S
.RE
.D.
3%
Dan
a C
row
n 1
%
Dan
a C
row
n A
m.
2%
Dan
a S
enio
r C
row
n A
m.
1%
Dan
a R
oy
al C
row
n A
m.
1%
Dan
a M
ob
il /
Ru
mah
3%
Bo
nu
s A
kh
ir T
ahun
3%
Inse
nti
ferl
anco
ng
an2
%
M √ 3% Meneger yang layak
Sm √ 6%
Pen
jual
an g
rup
pri
bad
i
1 2 3 4 5 6 7 8 9
S √ 9%
am √ 12%
M √ 15%
SM √ 17% 5% 5% 4% 3% √ √
RM √ 19% 5% 5% 4% 4% 3% √ √
EM √ 21% 5% 5% 4% 4% 4% 3% √ √ √
DM √ 23% 5% 5% 5% 5% 4% 3% 2% 1% √ √ √
CM √ 25% 5% 5% 5% 5% 4% 3% 2% 1% 1% √ √ √ √
CA √ 28% 5% 5% 5% 5% 4% 3% 2% 2% 1% 1% √ √ √ √
SCA √ 28% 5% 5% 5% 5% 4% 3% 2% 2% 1% 1% √ √ √ √ √
RCA √ 28% 5% 5% 5% 5% 4% 3% 2% 2% 1% 1% √ √ √ √ √ √
3) Bonus Kepemimpinan
K-Link International memberikan sebesar 30% Bonus
Kepemimpinan dengan siste pembagian secara adil. Keseluruhan
jumlah akan dibagikan kepada Sapphire Manager dan ke atas.
Penghitungan bonus berdasarkan sistem poin agar pembayaran
penuh bias dilakukan kepada para Manager yang layak.
Oleh karena jumlah BV K-Link International dan angka
bagi Jumlah Poin yang layak tidak bias ada persamaan dan BV
Bonus Kepemimpinan juga tidak bisa ada persamaan.
44
Contoh penghitungan Bonus Kepemimpinan
Jumlah BV K � Link x 30%�Bonus Kepemimpinan Tetap�
Jumlah Poin Pemimpin Yang Layak! Nilai Poin Bonus Kepemimpinan
Jumlah Nilai Bisnis Perusahaan : 5.000.000 BV
Jumlah Keseluruhan Pemimpin Yang Layak : 2.500.000
Nilai Poin Pemimpin = #.%%%.%%% & '%%
(.#%%.%% ˜ 0,60
� +, 0,60�
45
Generasi EMERALD MANAGER
1. 500 BV Grup Pribadi
1.200 x 5% = 60
10x 5% = 500
2.
3. 16.000 x 4% = 640
4. 18.000 x 4% = 720
5. 28.000 x 4% = 1.120
6. 38.0000 x 3% = 1.140
Jumlah Poin 4.180
Bonus Kepemimpinan Anda: 4.180pt x RM 2.508,0
46
Sapphire
Manager
PBV 200
Manager
10.000
BV
PGBV
5.000 BV
Ruby Manager
PBV
200&PGBV
1.600
Manager
10.000
BV
PGBV
10.000
BV
Emerald
Manager
PBV
200&PGBV
1,200 Manager
10.000
BV
Manager
10.000
BV
Emerald
Manager
PBV
200&PGBV
1,200 Manager
10.000
BV
Manager
10.000
BV
Manager
10.000
BV
4) Dana S. R. E. D
Sapphire Manager ke Diamond Manager
K-Link International memberikan sebesar 3% dari jumlah
BV untuk Dana S.R.E.D. Dana ini diberikan kepada peringkat
Sapphire Manager ke atas karena mereka telah menunjukkan usaha
dan kerja yang keras dan untuk mendorong mereka untuk berusaha
lebih keras lagi membangun jaringan mereka.
Penghitungan Dana ini adalah berdasarkan atas Sistem Poin
Kepemimpinan.
47
Emerald
Manager
PBV
200&PGBV
1,200 Manager
5.000 BV
Manager
5.000 BV
Manager
10.000
BV
Diamond
Manager
PBV
200&PGBV
600 Manager
10.000
BV
Manager
5.000 BV
Manager
10.000
BV
Diamond
Manager
PBV 200
Manager
10.000
BV
Manager
5.000 BV
Manager
10.000
BV
Diamond
Manager
PBV
200&PGBV
600 Manager
10.000
BV
Manager
10.000
BV
Pembagian 2/3 dari Dana S.R.E.D
5) Dana Crown Manager 1%
K-Link International membagikan sebanyak 1% dari
jumlah BV untuk Dana tersebut untuk usahawan diantara Crown
Manager. Dana Ini menunjukkan penghargaan perusahaan untuk
Emerald
Manager
PBV 200
Manager
5.000 BV
PGBV
5000 BV
Manager
10.000
BV
48
Crown
Manager
PBV
200&PGBV
400 Manager
10.000
BV
Manager
5.000 BV
Manager
10.000
BV CrownManag
er PBV
200&PGBV
400
Manager
10.000
BV
Manager
10.000
BV
pencapaian tinggi Crown Manager. Dana ini juga berdasarkan atas
sistem Poin Pemimpin.
Dibawah ini adalah pembagian kelayakan dari Dana Crown.
Pembagian 2/3 Dana Crown
6) Dana Crown Ambassador 20%
K-Link International membagikan sebanyak 2% dari
jumlah BV untuk dana ini. Dana ini dibagikan berdasarkan atas
sistem Poin Pemimpin. Diberikan kepada para Crown Ambassador,
Senior Crown Ambassador dan Royal Crown Ambassador sebagai
penghargaan untuk pencapaian yang luar biasa ini.
Pembagian kelayakan bagi Dana Crown Ambassador
adalah sebagai berikut :
49
Crown
Ambassador
PBV&PGBV
200
Manager
10.000
BV
Manager
5.000 BV
Manager
10.000
BV
Crown
Ambassador
PBV&PGBV
200
Manager
10.000
BV
Manager
10.000
BV
Jika hanya memiliki 2 cabang Manager yang mempunyai
10.000 BV masing-masing hanya mendapat 50% dari Dana Crown
dengan syarat memiliki PGBV 400.
7) Dana Senior Crown Ambassador 1%
K-Link International memberikan sebanyak 1% dari jumlah
BV untuk Dana ini. Penghitungan Dana ini adalah berdasarkan ke
atas Sistem Poin Pemimpin ( Leadership Poin System). Dana ini
dibagikan diantara Senior Crown Ambassador dan Royal Crown
Ambassador sebagai penghargaan atas pencapaian luar biasa
mereka.
Kelayakan pembagian Dana Senior Crown Ambassador
adalah sebagai berikut :
50
Selain menikmati sebanyak 28% Bonus Perkembangan,
30% Bonus Kepemimpinan, 3% Dana Mobil/Rumah, 2% Insentif
ke Luar Negeri, 2% Dana CA, S.C.A yang layak juga menikmati
sebanyak 1% Tabung S.C.A.
8) Dana Royal Crown Ambassador 1%
K-Link International memberikan sebanyak 1% dari jumlah
BV untuk Dana ini. Pembagian Dana ini berdasarkan atas Sistem
Poin Pemimpin. Dibagikan di antara para Royal Crown
Ambassador sebagai penghargaan atas pencapaian luar biasa
mereka.
Kelayakan pembagian Dana Royal Crown Ambassador
adalah sebagai berikut :
Senior
Crown
Ambassador
PBV 200
4 EM
manager
10.000
4 EM
manager
10.000
4 EM
manager
10.000
١ EM
manager
10.000
١ EM
manager
10.000
Senior
Crown
Ambassador
PBV 200
٣ EM
manager
10.000
٣ EM
manager
10.000
٣ EM
manager
10.000
٣ EM
manager
10.000
٢ EM
manager
10.000
51
Selain menikmati sebanyak 28% Bonus Perkembangan,
30% Bonus Kepemimpinan, 3% Dana Mobil/Rumah, 2% Insentif
ke Luar Negeri, 2% Dana CA, 1% Dana S.C.A, seorang R.C.A
yang layak juga menikmati sebanyak 1% dari Dana R.C.A.
9) Dana Mobil / Rumah 3%
Diamond Manager hingga Royal Crown Ambassador
K-Link International memberikan sebanyak 3% dari jumlah
BV bulanan untuk Dana Mobil/Rumah. Dana ini akan dibagikan
secara adil diantara peringkat kelayakan DM hingga RCA dengan
mengambil dan menggunakan sistem Poin Pemimpin.
a) Busines Value Pribadi sebanyak 200 BV,
b) Jumlah Penjualan Grup Pribadi seperti dinyatakan dalam
Rancangan Pemasaran, K-Link International yaitu Diamond
Royal Crown
Ambassador
PBV 200
4EM
Manager
10.000 4EM
Manager
10.000
١EM
Manager
10.000
١EM
Manager
10.000
١EM
Manager
٥.000BV
١EM
Manager
10000BV
١EM
Manager
10000BV
4EM
Manager
10.000
Royal Crown
Ambassador
PBV 200
3EM
Manager
10.000 2EM
Manager
10.000
2EM
Manager
10.000
2EM
Manager
10.000
2EM
Manager
٥.000BV
2EM
Manager
10000BV
2EM
Manager
10000BV
2EM
Manager
10.000
52
Manager 600 PGBV; Crown Manager 400 PGBV dan Crown
Ambassador 200 PBV, Senior Crown Ambassador 200 PBV
dan Royal Crown Ambassador 200 PBV.
c) Tiga dari downline Manager dengan pencapaian bulanan
sebanyak 10,000 BV, 10,000 BV dan 5,000 BV,
d) Berdasarkan “Sistem Poin Pemimpin” seorang pemimpin yang
layak untuk mendapatkan dana bisa mendapatkan pendapatan
maksimum hingga RM 9.000 sebulan. Kelebihan dari jumlah
tersebut di atas akan dibagikan secara merata kepada pemimpin
yang belum mencapai kuota tertinggi.
10) Bonus Akhir Tahun 3%
Emerald Manager ke Crown Ambassador
K-Link International memberikan sebanyak 3% dari jumlah
bulanan BV untuk “Bonus Akhir Tahun”. Ini merupakan bonus
istimew khusus untuk Emerald Manager ke atas. Pembayaran
bonus berdasarkan kepada system Poin Pemimpin. Penghitungan
bonus adalah berdasarka setiap bulan, berawal dari bulan Januari
sampai Desember dalam tahun yang sama. Pembayaran kepada
para usahawan yang layak akan dibayar pada bulan Februari pada
tahun berikutnya bersamaan dengan pembayaran bonus bulanan.
Dengan kata lain, pengedar yang layak akan menerima bonus akhir
tahun pada bulan Maret.
53
Syarat – syarat kelayakan bagi Bonus Akhir Tahun
a) Business Value Pribadi sebanyak 200 BV,
b) Berdasarkan atas jumlah Penjualan Grup Pribadi sebagaimana
yang dinyatakan dalam Rancangan Pemasaran, terutama
Emerld Manager 1.200 PGBV, Diamond Manager 600 PGBV;
Crown Manager 400 PGBV dan Crown Ambassador 200 PBV,
Senior Crown Ambassador 200 PBV dan Royal Cown
Ambassador 200 PBV.
c) 3 cabang langsung Manager, dengan pencapaian sebanyak
10.000 BV, 10.000 BV dan 5.000 BV.
d) Di bawah sistem Poin Pemimpin, pembagian bonus maksimum
kepada pemimpin-pemimpin yang layak yaitu RM 108.000
pertahun. Kelebihan dari jumlah tersebut diatas akan dibagikan
secara merata kepada pemimpin yang belum mencapai kuota
tertinggi.
11) Insentif Ke Luar Negeri 2%
Sapphire Manager hingga Royal Crown Ambassador
K-Link International memberikan sebanyak 2% dari
jumlah Busines Value untuk dana ini. Dana tersebut diberikan
kepada peringkat kelayakan Sapphire Manager hingga Royal
Crown Ambassador untuk menikmati perjalanan ke luar negeri
yang dibayarkan oleh perusahaan pada tahun pencapaian. Insentif
diberikan berdasarkan kepada syarat-syarat berikut :
54
a) Perjalanan tersebut hanya berlaku untuk satu orang saja,
b) Insentif ini tidak dapat dipindah tangankan kecuali kepada
suami/istri usahawan yang bersangkutan,
c) Pengumpulan poin untuk Insentif ke Luar Negeri dimulai dari
tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember pada
setiap tahun kalender.
d) Pengumpulan poin untuk usahawan yang tidak mencapai kuota
yang dibutuhkan, mereka bisa menambah sebanyak maksimum
500 poin atau RM 500 atau bedasarkan harga yang ditetapkan
oleh K-Link International tergantung pada nilai tukar mata
uang negara masing-masing, ntuk menetapkan margin supaya
layak menikmati perjalanan ke luar negeri ini.
e) Usahawan yang layak yang dalam insentif ini tidak berhak
untuk menukarkannya ke dalam bentuk uang atau cara lain
sebagai penggantian.
f) Usahawan yang pengumpulan poinnya dimulai dari bulan
Agustus pada tahun mereka memulai, poinnya akan
dipindahkan pada tahun berikutnya.
g) Tempat keberangkatan perjalanan tersebut ialah di Bandara
Internasional Kuala Lumpur ( KLIA ) atau bandara negara
masing-masing yang ditetapkan oleh K-Link International.
Biaya transport atau biaya lain yang timbul pada saat dari
/menuju bandara ditanggung oleh masing-masing usahawan.
55
h) Pengurusan surat-surat perizinan dan semua yang timbul atas
pengurusan tersebut ditanggung oleh masing-masing usahawan.
Perusahaan tidak bertanggung jawab atas masalah yang timbul
atas pelanggaran atau sejenisnya dalam perjalanan.
i) Selama perjalanan usahawan berhak atas tiket pulang-pergi (
Negara tujuan yang telah ditentukan ), kamar hotel (twin-
sharing) serta makanan dan transport dalam masa perjalanan di
negara tujuan.
j) Perusahaan berhak merubah peraturan atau rencana perjalanan
tanpa pemberitahuan sebelumnya.
k) Perusahaan berhak untuk memilih negara atau tempat-tempat
tujuan perjalanan dan diumumkan pada bulan Januari setiap
tahun.
b. Pemasaran Plan B K-Link International
Rancangan Pemasaran B merupakan lanjutan dan mempunyai
banyak persamaan dengan Rancangan Pemasaran A. Diformulasikan
oleh K-Link International untuk keuntungan para usahawan yang telah
berusaha keras dan mencapai tahap yang ditentukan.
Rancangan Pemasaran B hanya untuk mereka yang layak
dalam kategori Rancangan Pemasaran A, tambahan pula mereka harus
mencapai kuota tertentu untuk Business Value Pribadi. Kelayakan
usahawan dalam Rancangan Pemasaran B, bergantung kepada
prestasinya dalam Rancangan Pemasaran A.
56
K-Link International juga memberikan sebanyak 72% daripada
jumlah BV bulanan untuk Rancangan Pemasaran B. jumlah tersebut
akan dibagikan secara adil dan semestinya di antara para usahawan.
Untuk menikmati Rancangan Pemasaran B usahawan perlu
melakukan penjualan pribadi sebanyak 400 BV(Busines Value) atau
lebih saat berada dalam Rancangan Pemasaran A. dari jumlah
BV(Busines Value) sebanyak 200 BV Busines Value) akan
dipindahkan secara otomatis ke dalam Rancangan Pemasaran B
Pembagian Bonus dibagi ke dalam 4 kategori seperti berikut :5
1) Sembilan persen (9%) Dana Dinamis
Kelayakan dan penghitungan poin untuk mendapatkan dana
ini adalah sebagai berikut :
a) Harus mempunyai tiga cabang secara langsung atau tidak
langsung dengan Penjualan Bulanan Pribadi sebanyak 200 BV
tiap-tiap orangnya, yang dianggap sebagai satu poin kelayakan.
b) Harus mempunyai sedikitnya lima cabang secara langsung atau
tidak langsung dengan Penjualan Bulanan Pribadi sebanyak
200 BV tiap-tiap orangnya, yang dianggap sebagai dua poin
kelayakan.
5 Opcit, h. 22.
57
Gambaran dibawah ini menujukkan kelayakan bagi dana Dinamis :
2
POIN
1 POIN
Hanya untuk peringkat Manager dan bawah.
2) Dua puluh persen (20%) Bonus Infiniti
a) Penjualan dari 200 BV oleh downline langsung yang pertama
dalam Rancangan Pemasaran B digunakan sebagai kelayakan
secara otomatis untuk upline. Hal ini ditunjukkan dalam huruf
L di dalam gambaran di bawah. ( jumlah downline tidak
terbatas ),
b) anda akan berbagi sebanyak 20% dari 200 BV penjualan
downline anda yang kedua hingga kelima atau lebih. Cara ini
akan mendorong upline untuk menolong downline mereka
melakukan sponsoring.
c) Oleh karena ada pemindahan bonus bagi setiap usahawan, anda
bisa berbagi bonus ini tanpa batas. Cara ini akan menunjukkan
ANDA
PBV 200
BV
1
200BV
2
200BV
3
200BV
ANDA
PBV 200
BV
1
200BV
3
200BV
4
200BV
2
200BV
5
200BV
58
pendapatan yang lebih, dalam masa yang sama penjualan juga
meningkat untuk para usahawan.
Gambaran di bawah ini menunjukkan secara singkat butir-butir bonus.
1) 28% Uni Lev
ANDA
20% 20% 20% 20% L
20% 20% 20% 20% L
20% 20% 20% 20% L
20% 20% 20% 20% L
PBV = 200 BV
Infiniti
Peringkat 1
Peringkat 2
Peringkat 3
Peringkat 4
59
3) Uni Level 28 %
Jaringan
Pendapatan
RM
40
200
1000
5000
25.000
65.000
312.000
1.562.500
7.812.500
8
7
6
5
4
3
1
2
Penjualan
Pribadi
200 BV
5 x 200
25 x 200
125 x 200
625 x 200
3.125
x 200
15.625
x 200
78.125
x 200
390.625
x 200
1.953.125
x 200
4 %
4 %
4 %
4 %
2 %
2 %
2 %
2 %
2 %
Jumlah Pendapatan : RM 9.781.240
(Rp. 22.496.852.000,-)
Level
9
Jaringan Pendapatan Berlipat Ganda
ANDA
60
Syarat-syarat untuk mendapatkan pendapatan jaringan
berlipat ganda:
a) Harus mencapai penjualan pribadi sebanyak 400 BV atau lebih
dalam Rancangan.
b) Harus memiliki sebanyak 5 downline atau lebih di cabang yang
berlainan secara langsung dengan setiap orangnya memiliki
400 BV atau lebih setiap bulan. Pencapaian ini membawa
usahawan yang bersangkutan dapat menikmati 9 level bonus
dari Business Value.
c) 200 BV dari 400 BV dalam Rancangan Pemasaran A, secara
otomatis akan dipindahkan kepada Rancangan Pemasaran B.
d) Kelayakan : harus memiliki Business Value bulanan seperti
yang ditunjukkan di dalam Rancangan Pemasaran.
4) Pembagian Bonus Global
K-Link International memberikan sebanyak 15% dari
jumlah BV dari penjualan pada Rancangan Pemasaran B sebagai
Pembagian Bonus Global. Bonus ini dibagi kepada tiga kategori.
Usahawan yang layak dapat menikmati salah satu kategori tersebut.
Bonus tersebut berdasarkan atas Penjualan usahawan seperti
tersebut di bawah ini :
a) Lima persen (5%) dari jumlah penjualan dari Rancangan B
Kelayakan pembagian Bonus Global :
61
(1) Harus memiliki tiga cabang dengan jumlah penjualan
Bulanan pada Rancangan A serta Rancangan B tidak
kurang dari 3.000 BV setiap grupnya.
(2) Jumlah penjualan Bulanan Grup dari Rancangan Pemasaran
A serta Rancangan B kurang dari 100.000 BV.
Gambaran di bawah ini menunjukkan ilustrasi singkat
untuk kategori kelayakan tersebut.
Jumlah Penjualan Group ≤ 100.000 BV
b) Lima persen (5%) dari jumlah penjualan dari Rancangan B
Kelayakan untuk pembagian Bonus Global
(1) Harus memiliki tiga cabang yang berlainan dengan jumlah
Penjualan Bulanan dari Rancangan A serta Rancangan B
tidak kurang dari 10.000 BV, 10.000 BV dan 5.000 BV.
(2) Jumlah penjualan Bulanan Grup dari Rancangan A serta
Rancangan B harus sebanyak 100.000 BV dan ke atas tetapi
kurang dari 400.000 BV.
ANDA
PBV 200
BV
3.000
BV
3.000
BV
3.000
BV
62
Gambaran dibawah ini menunjukkan ilustrasi singkat
untuk kategori kelayakan tersebut.
Jumlah Penjualan Group ≥ 100.000 BV hingga ≤
400.00 BV
≥
c) Lima persen (5%) dari jumlah penjualan dari Rancangan B
Kelayakan untuk Pembagian Bonus Global :
(1) Harus memiliki tiga cabang yang berlainan secara langsung
atau tidak langsung jumlah Penjualan Bulanan dari
Rancangan A sertaRancangan B tidak kurang dari 10.000
BV, 10.000 BV dan 5.000 BV,
(2) Jumlah penjualan Bulanan Grup dari Rancangan A serta
Rancangan B harus sebanyak 400.000 BV dan ke atas.
Gambaran di bawah menunjukkan ilustrasi singkat
untuk kategori kelayakan tersebut.
ANDA
PBV 200
BV
10.000
BV
10.000
BV
5.000
BV
63
Jumlah Penjualan Group ≥ 400.000 BV
Insentif passive income didapatkan oleh member K-Link
yang berperingkat atas seperti Royal Crown Ambassador, Crown
Ambassador, Emerald Manager, Sapphire Manager, Diamond
Manager, dan Senior Crown Ambassador. Peringkat-peringkat
tersebut yang sudah mahir menduplikasikan K-System 3 samapai 5
lapis ke dalam tiga kaki utama dan fokus kerja selama 1-3 tahun.
Mereka mahir dan fasih dalam menjalankan SEGITA-S (Sikap,
Service, Sponsoring). Langkah inilah yang yang bermanfaat sampai
dengan 80% dalam menduplikasikan K-System dengan benar dan
dalam menjalankan usaha jaringan selalu berperan sebagai
pemimpin yang member suri tauladan kepada downline-
downlinenya.6
6Djoko Komara, Buku Kerja Foundation Pack K-Link, Jakarta:PT. K-System Indonesia,
Cet. Ke-5, h. 92.
ANDA
PBV 200
BV
10.000
BV
10.000
BV
5.000
BV
64
64
BAB IV
ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME
PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH
DI PT. K-LINK INTERNATIONAL
A. Insentif Passive Income di PT. K-Link International
Dalam pembagian bonus di PT. K-LINK International dilakukan
secara adil dan tidak ada eksploitasi secara sepihak. Bonus yang didapatkan
oleh member sesuai dengan hasil penjualan produk. Ketika member tersebut
dapat menjual produk sesuai dengan target perusahaan, sehingga member
tersebut berhasil tutup poin, maka member tersebut akan mendapatkan bonus
yang tinggi. Bonus yang didapat tidak berasal dari hasil penjualan jaringan
bawahnya; dengan kata lain, member tersebut. mendapatkan bonus tanpa
melakukan penjualan, perekrutan anggota serta memberi training terhadap
jaringan bawahnya. Di PT. K-Link International dalam pembagian bonus ada
keuntungan langsung (20%) yaitu pada Plan A dan pada Plan B yang
memberikan kemudahaan dan keuntungan untuk member baru ataupun
member yang sudah lama bergabung, artinya mendapatkan bonus walaupun
baru bergabung di PT. K-Link. Ini terlihat ketika seorang konsumen member
membeli Produk K-Cholorophyll kepada member dengan harga Rp.117.0000,-
. Jika yang membeli adalah konsumen non member harganya Rp. 140.000,-.
65
Jadi, dari hasil penjualan tersebut, keuntungan langsung 20% yang dapat
diperoleh adalah Rp. 23000,-..1
Bonus yang diberikan kepada member PT. K-Link International ini
diberikan ketika dilakukan transaksi (akad) penjualan sesuai dengan target
produk atau jasa yang dilakukan. Ini terlihat ketika seorang member hanya
mendapatkan bonus Rp.1.100,-, maka akan diberikan Rp.1.100, - juga. Tanpa
ada tambahan yang tidak jelas. Kemudian dalam setiap pembagian bonus tidak
ada eksploitasi antara anggota yang lama dengan anggota yang baru masuk.
Jadi, pemberian bonus yang diberikan bukan karena lamanya masuk sebagai
member, tetapi dari hasil penjualan produk dalam jumlah yang besar serta
perekrutan dan pembinaan jaringan yang dilakukan.
Di K-Link berkesempatan mendapatkan peringkat atau jenjang karir,
Peringkat di K-link juga menentukan tinggi rendahnya penghasilan yang di
capai. Cara cepat untuk kenaikan peringkat miliki 3 Frontline (3 Kaki), dan
pada ke 3 Frontline / kaki juga dianjurkan untuk melakukan hal yang sama,
Lakukan pembinaan ke tiga frontline, ajarkan kepada mereka masing-masing
untuk memiliki 3 Frontline (3 Kaki) juga. Lakukan penduplikasian
secepatnya.
Sistem kenaikan peringkat dalam K-Link memiliki keunggulan antara
lain :
1. Tidak ada batas waktu
2. Satu naik peringkat semua naik peringkat
1 Wawancara dengan Ibu Ivan (Royal Crown Ambassador) pada tanggal 21 Maret 2012.
66
3. Tidak akan pernah turun peringkat
4. Keuntungan dibagi secara proporsional
5. Kenaikan peringkat berdasarkan akumulasi penjualan.
Peringkat Jenjang karir, Syarat- syaratnya:
3% Member Akumulasi Belanja Pribadi dan Grup 100 BV
6% Senior Member, Akumulasi belanja Pribadi dan Group 400 BV
9% Supervisor, Akumulasi Belanja Pribadi dan Grup 2000 BV
12% Assisten manager, Akumulasi Belanja Pribadi dan Grup 8000 BV
15% Manager, Akumulasi Belanja Pribadi dan Grup 15000 BV
17% Sapphire Manager, Memiliki 1 Manager di salah satu frontlinenya
19% Ruby Manager, Memiliki 2 Manager di 2 kaki frontlinenya yang
berbeda
21% Emerald Manager, Memiliki 3 Manager di 3 kaki frontlinenya
yang berbeda
23% Diamond Manager, Memiliki 4 Emerald Manager di frontlinenya
yang berbeda
25% Crown Manager, Memiliki 8 Emerald Manager di frontlinenya
yang berbeda
28% Crown Ambassador, Memiliki 12 Emerald Manager di
frontlinenya yang berbeda
28% Senior C. Ambassador, Memiliki 14 Emerald Manager di
frontlinenya yang berbeda
67
28% Royal C. Ambassador, Memiliki 17 Emerald Manager di
frontlinenya yang berbeda.2
Setiap member yang akan memperluas jaringannya harus
melakukan perekrutan anggota baru. Perekrutan anggota baru di PT. K-
Link International dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung.
Perekrutan anggota baru awalnya dimulai dari pihak keluarga, saudara,
tetangga, teman dan masyarakat umum.
Mitra niaga yang telah merekrut anggota baru, maka berkewajiban
memberikan training terhadap anggota baru yang direkrutnya. Di PT. K-
Link International pemberian training terhadap anggota baru disebut
dengan upline. Pemberian training ini dilakukan setiap satu minggu sekali
yang bertempat di rumah member yang berhasil merekrut anggota baru.
Dalam upline ini, para anggota baru diberi penjelasan mengenai sistem
penjualan produk, perekrutan anggota baru, serta pembagian bonus yang
didapatkan. Tujuannya agar dalam menjalankan bisnis MLM syari’ah di
PT. K-Link International tidak bertentangan dengan kaidah hukum Islam.
Selain itu, upline juga di lakukan setiap satu bulan sekali, dengan jumlah
anggotanya lebih banyak, dilakukan di gedung pertemuan atau hotel dan
mendatangkan leader yang telah berhasil ditingkat level atas. Tujuannya
untuk memberikan motivasi terhadap seluruh member dalam
mengembangkan usahanya serta memberi penjelasan mengenai bagaimana
cara meningkatkan produksi penjualan, cara merekrut anggota, dan cara
2http.www.k-link International. co.id, diakses pada tanggal 5 Mei 2012.
68
meningkatkan poin sehingga akan mendapatkan bonus yang tinggi.
Kemudian, pemberian training akan dilakukan dalam waktu satu tahun
disebut dengan leader training. Leader training ini merupakan pemberian
training terhadap seluruh member PT. K-Link International yang ada di
Indonesia yang dilakukan di kantor pusat PT. K-Link International. Hal ini
bertujuan, agar seluruh member dapat melakukan silaturahmi serta berbagi
ilmu mengenai usaha MLM syari’ah pada PT. K-Link International
berkaitan dengan seluruh aspek yang menyangkut seluruh sistemnya.
Sistem Insentif passive income didapatkan oleh member K-Link
yang berperingkat atas seperti Royal Crown Ambassador, Crown
Ambassador, Emerald Manager, Sapphire Manager, Diamond Manager,
dan Senior Crown Ambassador. Peringkat-peringkat tersebut yang sudah
mahir menduplikasikan K-System 3 sampai 5 lapis ke dalam tiga kaki
utama dan fokus kerja selama 1-3 tahun. Mereka mahir dan fasih dalam
menjalankan SEGITIGA-S (Sikap, Service, Sponsoring). Langkah inilah
yang yang bermanfaat sampai dengan 80% dalam menduplikasikan K-
System dengan benar dan dalam menjalankan usaha jaringan selalu
berperan sebagai pemimpin yang memberi suri tauladan kepada downline-
downlinenya dan pastinya tentunya kerjanya lebih berat, kerja yang
dijalankan peringkat-peringkat tersebut menggunakan akal pikiran,
sedangkan kalau melakukan penjualan itu tentunya menggunakan tenaga.
Pelaksanaan sistem pembagian bonus di PT. K-Link dibagikan secara adil
dan terbuka, bagi member yang bekerja keras dalam melakukan penjualan
69
dan melakukan pembinaan maka akan memperoleh poin atau income serta
pendapatan yang diperoleh.
B. Tinjauan Hukum Islam tentang Passive Income di PT. K-Link
International
Bisnis MLM dalam kajian fiqih kontemporer dapat ditinjau dari dua
aspek yaitu produk barang atau jasa yang dijual dan cara ataupun system
penjualan (selling/marketing). Mengenai produk barang yang dijual, apakah
atau haram bergantung kandungannya, apakah terdapat sesuatu yang
diharamkan Allah menurut kesepakatan (ijma’) ulama atau tidak, begitu pula
jasa yang dijual. Unsur babi, khamar, bangkai, darah,perzinaan, kemaksiatan,
perjudian, dijual. Lebih mudahnya sebagian produk barang dapat dirujuk pada
sertifikasi halal dari LP-POM MUI, meskipun produk yang belum disertifikasi
halal juga belum tentu haram bergantung pada kandungannya.3
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No : 75/DSN MUI/VII/2009
tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah.
Penjualan langsung berjenjang adalah cara penjualan barang atau jasa
melalui jaringan pemasaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha
kepada sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut.
Hukumnya dapat dikategorikan sebagai penjualan langsung berjenjang
syariah bila memenuhi 12 ketentuan berikut:
1. Ada objek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau jasa.
3 Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual, Jakarta: Gema Insani Pers, Cet. Ke-1, 2003, h. 101.
70
PT. K-Link memiliki berbagai macam produk supplement food dan
healthy care yang diperjualbelikan oleh member-membernya maupun non
member.
2. Barang/jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan atau
yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram
Produk PT. K-Link murni dibuat dari tumbuh-tumbuhan dan
madu. Sudah mendapat sertifikasi LP-POM MUI juga.
3. Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gharar
(penipuan), maysir (judi), riba (bunga), dharar (bahaya), dzulm (aniaya /
merugikan salah satu pihak), dan maksiat.
Baik dalam penjualan produk maupun perekrutan member
(konsultan), PT. K-Link selalu menjunjung profesionalitas. Member
(konsultan) diwajibkan menjual produk sesuai harga catalog. Saat
mengajak prospek ke seminar, konsultan harus menyatakan dengan jelas
bahwa ini seminar PT. K-Link, jadi tidak ada penipuan, Tidak mengurangi
hak orang lain di bawahnya (downline),jadi tidak dzalim, produk yang
dijual dengan harga yang sesuai di catalog,dan produk-produknya yang
dikonsumsi halal tidak mengandung babi,khamr dan lain-lain, selain itu
berkhasiat untuk kesehatan. Jadi tidak ada riba dan dharar.
4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark up)
sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan
kualitas/manfaat yang diperoleh.
71
Untuk sebuah produk impor yang merek dan kualitasnya sudah
dikenal luas, harga produk PT. K-Link termasuk mahal dan harga tiap
tahun berubah.
5. Komisi yang diberikan perusahaan kepada anggota harus berdasarkan pada
prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil
penjualan barang atau jasa dan harus menjadi pendapatan utama mitra
usaha dalam PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah).
Ada banyak bonus, keuntungan, dan reward yang ditawarkan PT.
K-Link profit berhubungan langsung dengan volume penjualan member.
Sementara Performance Discount berhubungan dengan jumlah poin yang
dikumpulkan member dan downline-downlinenya serta level yang dicapai
member tersebut.
6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus
jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target
penjualan barang dan atau jasa yang ditetapkan perusahaan
PT. K-Link telah menetapkan ketentuan yang jelas dan lengkap
mengenai level, bonus, dan poin yang bisa didapatkan oleh member PT.
K-Link. Sudah ada training mengenai hal tersebut.
7. Tidak boleh ada komisi/bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler
tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan/jasa.
Jika member PT. K-Link melakukan penjualan produk setiap
bulannya sampe bulan kelima, maka secara otomatis memperoleh insentif
72
passive income, misalnya 300 BV maka ia tidak akan bisa mencairkan
komisi/bonusnya.
8. Pemberian komisi/bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha)
tidak menimbulkan ighra’ (daya tarik luar biasa yang menyebabkan orang
lalai terhadap kewajibannya demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam
rangka memperoleh bonus/komisi yang dijanjikan).
PT. K-Link menawarkan penghasilan, bonus, dan fasilitas mewah
bagi membernya, tetapi bisa menyebabkan orang lalai karena bonus yang
ditawarkan begitu menggiurkan.
9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara
anggota pertama dengan anggota berikutnya
Dalam pembagian bonus di PT. K-Link International upline selalu
memperoleh penghasilan yang lebih besar daripada downlinenya.
10. Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial
yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan
akidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat, dan lain-
lain.
Acara seremonial PT. K-Link International setiap minggu sekali
dihadiri oleh Dewan Pengawas Syariah dan diberi mauindhoh hasanah.
11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban
melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya.
Peran upline di PT. K-Link International adalah membina,
mengawasi, membimbing dan membantu dowlinenya.
73
12. Tidak melakukan kegiatan money game.
PT. K-Link menerapkan sistem penjualan langsung dan berjejaring
dengan penjualan ada barang atau jasa yang diperjual belikan akan tetapi
sistem insentif passive income di PT K-Link International menggunakan
sistem piramida seperti yang banyak dipakai dalam money game.
Berdasarkan analisis di atas, MLM PT. K-Link belum memenuhi
ketentuan hukum Fatwa tentang PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang
Syariah) No: 75/DSN MUI/VII/2009. insentif yang diperoleh member yang
berperingkat atas adalah passive income karena member yang berperingkat
atas tersebut mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari downlinenya
dan dari hsil jerih payah para downline atau ada eksploitasi secara sepihak
atau ada unsur dzalim, akan tetapi para downline telah rela menerima
pendapatan yang lebih kecil dari upline, Mereka saling rela dan tidak ada
keterpaksaan. Maka insentif passive income yang diperoleh member yang
berperingkat atas dibolehkan dalam hukum islam.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Insentif passive income didapatkan oleh member K-Link yang
berperingkat atas seperti Royal Crown Ambassador, Crown Ambassador,
Emerald Manager, Sapphire Manager, Diamond Manager, dan Senior
Crown Ambassador. Peringkat-peringkat tersebut yang sudah mahir
menduplikasikan K-System 3 samapai 5 lapis ke dalam tiga kaki utama
dan fokus kerja selama 1-3 tahun. Mereka mahir dan fasih dalam
menjalankan SEGITIGA-S (Sikap, Service, Sponsoring). Langkah inilah
yang bermanfaat sampai dengan 80% dalam menduplikasikan K-System
dengan benar dan menjalankan pembinaan kepada downline-downlinenya.
2. Insentif yang diperoleh member yang berperingkat atas adalah passive
income karena member yang berperingkat atas tersebut mendapatkan
penghasilan yang lebih besar dari downlinenya dan dari hsil jerih payah
para downline atau ada eksploitasi secara sepihak atau ada unsure dzalim,
akan tetapi para downline telah rela menerima pendapatan yang lebih kecil
dari upline, Mereka saling rela dan tidak ada keterpaksaan. Maka insentif
passive income yang diperoleh member yang berperingkat atas dibolehkan
dalam hukum islam.
77
B. Saran-saran
Berdasarkan hal-hal yang telah penulis uraikan, penulis menemukan
hal-hal penting yang sebaiknya menjadi perhatian kita bersama. Dalam hal ini
penulis menyarankan beberapa hal:
1. Masyarakat di himbau untuk lebih selektif dalam memilih bisnis MLM,
sehingga tidak terjebak dalam bisnis yang berkedok MLM yang ternyata
dalam bisnis tersebut mengandung perjudian, money game, arisan berantai,
dan sistemnya menggunakan skema piramida.
2. Dengan adanya fatwa MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 ini diharapkan
perusahaan MLM, baik yang mendapatkan sertifikat halal atau tidak dapat
menjalankan bisnis tersebut sesuai dengan ketentuan nilai-nilai syari’ah.
3. Bagi para pelaku bisnis MLM diharapkan mampu menjalankan bisnis
MLM ini sesuai dengan prinsip syari’ah, sehingga dapat menjauhkan dari
hal-hal yang dapat merugikan pihak lain yang terlibat.
C. Penutup
Seiring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT. Serta segala puji
bagi-Nya. Dzat yang selalu memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga
dapat tercipta karya ilmiah yang berbentuk skripsi ini, tiada lain berkat
pertolongan dari Allah SWT.
Namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan kemampuan berfikir dan ketidakmampuan
penulis, maka besar harapan penulis kepada berbagai pihak untuk dapat
berbagi saran dan kritik demi lebih sempurnanya skripsi ini. Akhir kata
78
penulis ucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu
sehingga selesainya skripsi ini, terutama kepada dosen Pembimbing semoga
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Selanjutnya penulis berharap semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Amanati Rizka Helin, Analisis Pelaksanaan Fatwa Dsn-Mui Tentang Sistem
Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Di Ahad Net Internasional
Semarang, Semarang : IAIN WALISONGO,2006.
An Nabhani, Taqyudin, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam,
Surabaya : Risalah Gusti, Cet. Ke-7, 2002.
Ascarya, Akad dan Produk Syari’ah, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2007.
Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV. Toha Putra,
1989.
Dewan Syariah dalam MLM,< http://www.e-syariah.com >, diakses tanggal 11
April 2004.
Dewi, Gemala, Hukum Perikatan Islam Indonesia, Jakarta : Kencana, Cet Ke-2,
2005.
Djazuli, A. Kaidah-Kaidah Fiqh Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam
Menyelesaikan Masalah-Masalah Praktis, Jakarta: Kencana, Cet.ke-2,
2007.
Djoko, Komara, Buku Kerja Foundation Pack K-Link, Jakarta:PT. K-System
Indonesia, Cet. Ke-5.
Djoko, Komara, Foundation Pack ( Paket Membangun Pondasi Jaringan Usaha
Yang Kokoh), Jakarta ; PT. K-System Indonesia, Cet. Ke-5, 2010.
Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009
Hasan, M. Iqbal Pokok-pokok materi Metodologi Penelitian dan Apliksinya,
Jakarta: Ghia Indonesia, 2002.
http.www.k-link International. co.id, diakses pada tanggal 5 Mei 2012.
http://222.124.207:202/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read&Id=jiptain-gdl-
umimaghfur-4633
Karim, A Adiwarman, Ekonomi Makro Islami, Jakarta : Rajawali Pers, 2010.
Kisata, Pindi, Why Not MLM-Sisi Lain MLM, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama Cet. Ke-2, 2005.
Kuswara, Mengenal MLM Syari’ah dari Halal Haram, Kiat Berwirausaha,
Sampai Dengan Pengelolaannya, Depok: QultumMedia, Cet-Ke 1, 2005.
Lubis, K Surawardi , Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika, Cet. Ke-3,
2004.
Mas’adi, A Ghufron, Fiqih Muamalah Kontekstual, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, Cet. Ke-1, 2002.
Moleong, J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2001.
Muhammad, Baqir Ash Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam, Jakarta : Zahra, Cet.
Ke-1, 2008.
Muhammad, Hidayat, Analisis Teoritis Normatif MLM dalam Perspektif
Muamalah, Jakarta :Gramedia Pustaka, 2002.
Rachmawati, Puspita, Multi Level Marketing Pada Perusahaan Tianshi Solo
Ditinjau Dari Hukum Islam,Surakarta : UMS, 2008.
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf,
1995.
Rancangan Pemasaran K-Link International,
Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah Jilid 3, Dar al-Kitab al-Araby, Beirut, 1983.
Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual, Jakarta: Gema Insani Pers, Cet. Ke-1, 2003.
Starter Kit “Marketing Plan” PT. K-Link Nusantara.
Starter Kit PT. K-Link International
Suhrawardi, K. Lublis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000.
Sunarno, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada Multi
Level Marketing Syariah PT Ahad Net Internasional, Surakarta, UMS,
2010.
Undang-undang Ketenagakerjaan no. 13 Th. 2003, Pasal 1 ayat 30.
Utomo, Budi, Setiawan, Fiqh Aktual Jawaban Tentang Masalah Kontenporer,
Jakarta : Gema Insani Press, 2003.
Wiyono, Slamet. Managemen Potensi Diri(Rev), Jakarta: Grasindo, 2005.
Wiyono, Slamet Managemen Potensi Diri, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2005.
www.k-link.co.id, diakses pada hari senin tanggal 20 april 2012
www.k-linkinternational.co.id
Yustanto, Ismail Muhammad dan Widjayakusuma Karebet, Muhammad,
Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema Insani Press, Cet. Ke-1, 2002.