tetap istiqamah
TRANSCRIPT
Tetap Istiqamah
• Kata istiqamah merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata istaqama, yastaqimu, yang artinya lurus, teguh, dan konsisten.
Makna IstiqamahSecara bahasa:
Secara istilah:
• Sikap konsisten terhadap pengakuan iman dan Islam, serta dengan tulus mengabdikan diri kepada Allah SWT untuk mengharapkan ridha-Nya di dunia dan akhirat.
Sufyan bin Abdullah Ats Tsaqafy ra pernah meminta nasihat kepada Rasulullah saw untuk memandu jalan hidupnya. Ia mengatakan: “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu kalimat yang menyimpulkan pengertian Islam, sehingga saya tidak perlu bertanya kepada yang lain”. Nabi Muhammad saw menjawab:
)ِق&ْم$ َت اْس$ -ْم, ُث &اللِه& ِب $ُت- آَم)ْن ُق-ْل$“Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian tetaplah lurus (tetap konsekuen) dengan pengakuan itu” .
(HR Muslim)
Imam Nawawi (kitab Riyadlus Shalihin) : Perbaharuilah imanmu dengan penuh kesadaran, dengan bentuk ucapan yang disertai pengertian dan tanggung jawab atas pengakuan ucapan tersebut.
Sikap istiqamah itu itu merupakan perintah Allah kepada Rasul-Nya. Dia SWT berfirman:
)ْع$َم)ل-وَن) &َم)ا َت ,ِه- ِب &َّن )ْط$َغ)و$ا ِإ )اَب) َم)ْع)َك) َو)اَل) َت َت) َو)َم)ْن$ َت -َم&ْر$ )َم)ا ُأ )ِق&ْم$ َك َت َف)اْس$)ِص&يْر ٌِب
“Maka tetaplah kamu (Muhammad) (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS Huud [11]: 112)
Tafsir Ayat:
Imam Al-Qurthubi: Istiqamah adalah terus-menerus di suatu arah tanpa menoleh ke kanan
dan ke kiri; maka tetap istiqamahlah dalam menaati perintah Allah.
Imam Ibnu Katsir: Allah SWT memerintahkan para hamba-Nya yang mukmin agar menetapi
dan mendawamkan sikap istiqamah. Sikap istiqamah itulah yang sangat membantu kaum
muslim mendapatkan pertolongan dan kemenangan atas musuh-musuhnya.
Bentuk-Bentuk Istiqamah:
Istiqamah memegang Islam tentu pada seluruh persoalan kehidupan. Hal ini karena Islam
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Aqidah dan ibadah: Islam mewajibkan seorang muslim memegang keimanannya kepada Islam
sampai akhir hayatnya dan mengharamkan murtad. Islam juga mewajibkan agar seorang muslim hanya
beribadah kepada Allah semata. Allah SWT berfirman:
)اَد)ِة& &ْع&َب ْر&ْك$ ِب -ْش$ &ًحbا َو)اَل) ُي )ْع$َم)ْل$ َع)َم)اًلb َص)ال $ي gِه& َف)ل ِب &ِق)اَء) َر) ُج-وا ل )ْر$ )اَن) ُي َف)َم)ْن$ َك)َح)د gِه& ُأ ِب bاَر)
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya".
(QS Al-Kahfi [18]: 110)
Dalam masalah hubungan manusia dengan dirinya sendiri (Akhlaq, makanan, & pakaian): Seorang
Muslim dituntut konsisten dengan aturan-aturan itu sehingga ia tetap lurus di jalan taqwa. Sekalipun
untuk itu mungkin ia mengalami kerugian materi.
Dalam masalah muamalah: Seorang Muslim akan tetap memegang aturan Islam dalam masalah
muamalah. Ia akan berjual beli menurut hukum syariat Islam. Ia akan meninggalkan riba, sekalipun
dalam riba itu ada keuntungan materi.
Dalam Dakwah: Misalnya, di antaranya yang dilakukan terhadap Yasir dan keluarganya. Melihat kondisi yang menyedihkan itu, beliau menguatkan iman mereka dengan menyuruh bersabar. Beliau
saw bersabda:
,َة) ْن $َج) -ْم- ال &َن, َم)و$َع&د)َك $ْرt َف)ِإ ي )اْس& &ْر$ آَل) ُي &َص$َب ا“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya
janji Allah untuk kalian adalah sorga”. Sumayyah dengan tegar menghadapi kematian
dengan menjawab ucapan Rasulullah saw itu: “Kami telah melihatnya dengan jelas wahai Rasulullah”.
Keberkahan dari Sikap Istiqamah
Orang yang tetap istiqamah akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dengan diberi rezeki
oleh-Nya. Dia SWT berfirman :
)اُه-ْم$ َم)اَءb غدُقآ $ْن ِق)ي )ْس$ )ِق)اَم-وا َع)ل)ى الْط,ْر&ُيِق)َة& َأَل) َت )و& اْس$ َن$ ل( َو)ُأ
“Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), niscaya Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki
yang banyak)”.(QS Al-Jinn [72]: 16)
Allah memastikan bahwa orang yang istiqamah tidak akan dirundung rasa takut dan sedih. Dia
SWT berfirman:
$ِه&ْم$ َو)اَل) )ي )ِق)اَم-وا َف)اًل) َخ)و$ٌٌف َع)ل َت -ْم, اْس$ ,ِه- ُث )ا الل �ْن ِب -وا َر) ,ِذ&ُيْن) ُق)ال &َن, ال ِإ-وَن) َّن )ًح$َز) ُه-ْم$ ُي
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran pada mereka dan mereka tiada (pula) bersedih
hati”. (QS Al-Ahqaf [46]: 13)
Sikap istiqamah itu pulalah yang menyebabkan para mantan tukang sihir Fir’aun bersikap tegar dan tenang menghadapi ancaman hukuman dari
Fir’aun lantaran keimanan mereka.
“Mereka (penyihir) berkata: ‘Kami tidak akan memilih (tunduk) kepadamu daripada bukti-bukti yang nyata (mu`jizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)’. (QS Thaha [20]: 72-73)
Khatimah
Itulah teladan orang-orang mukmin di masa lalu yang tetap istiqamah sekalipun menghadapi resiko dibunuh. Maka
bagaimana pula kita bisa tidak istiqamah dalam mengemban Islam dan mundur dari perjuangan menegakkan syariat Allah ini kalau hanya menghadapi resiko-resiko duniawi, seperti susah mendapatkan
pekerjaan, jabatan, harta dan lain-lain yang masih di bawah resiko kematian?