teknik pengujian benih terhadap kekeringan&salinitas

Upload: tulus

Post on 05-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    1/10

    UJI KEKUATAN VIGOR DAN VIABILITAS BENIH

    UJI KEKUATAN TUMBUH BENIH TERHADAP

    KEKERINGAN/SALINITAS

    Kamis, 29 Maret 2012

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Laporan Dasar Teknologi Benih

    Oleh :

    Tulus Yudi Widodo Wibowo

    A4111962

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI JEMBER

    2012

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    2/10

    I. Pendahuluan

    1.1. Tujuan

    Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan melakukan pengujian kekuatan benih

    dan daya kecambah benih terhadap kekeringan/salinitas.

    II. Teori

    Kemampuan tumbuh secara normal yaitu ketika benih tersebut menunjukkan

    kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi bibit tanaman dan tanaman yang

    baik dan normal, pada lingkungan yang telah disediakan yang sesuai bagi kepentingan

    pertumbuhan dan perkembangannya.

    Kekuatan tumbuh benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah normal dalam

    kondisi lingkungan yang kurang menguntungan sehingga diharapkan dapat tumbuh

    secara normal meskipun lingkungan pada kondisi sub optimum.

    Pada tanah yang mengandung kadar garam tinggi terutama NaCl dapat menyebabkan

    terhambatnya perkecambahan hal ini dipengaruhi oleh tekanan osmose. Metode tekanan

    osmose tinggi dapat digunakan untuk menduga ketahanan benih terhadap kekeringan dan

    ketahanan terhadap salinitas. Benih yang kuat dapat tumbuh dengan baik dan merata

    dalam kondisi kekuranagn air dan yang kurang kuat tidak tumbuh.

    Penilaian kekuatan tumbuh benih digolongkan atas kecambah kuat, kurang kuatr,

    abnormal dam mati. Untuk memudahkan penilaian kelompok kecambah yang dinilai

    terlebih dahulu digolongkan atas kecambah normal selanjutnya dibagi untuk kecambah

    kuat dan kurang kuat. Kecambah yang abnormal digolongkan sebagai kecambah mati.

    Penilaian kuat dan kurang kuat dilakukan dengan membandingkan kecambah satu

    dengan lainnya dalam substrat.

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    3/10

    III. METODOLOGI

    3.1 Waktu dan Tempat Praktek

    Waktu pelaksanaan praktikum Pengujian Daya Kecepatan Kecambah Benih

    dilaksanakan di Lab. TPB tanggal 15 Maret 2012, jam 13.00-15.00.

    3.2 Alat Dan Bahan

    Alat : Bak perkecambahan, Timbangan, Kantong Plastik, Bak plastik, Kertas label,

    Kertas Merang, Kaca pembesar, pinset, garam dapur.

    Bahan : Benih jagung, benih padi, benih kedelai, benih cabe, benih timun.

    3.3 Prosedur Pelaksanaan

    1. Benih dikecambahkan dengan metode UKDp sebanyak 25 benih dengan 4 kaliulangan kelompok.

    2. Basahi substrat kertas merang terlebih dahulu didalam larutan garam NaCl 0,2 m(11,7 gram NaCl per liter) yang setara dengan 7,6 atmosfir tekanan osmose.

    3. Sebagai kontrol tanaman benih dengan substrat kertas merang yang direndam dalamair biasa.

    4. Amati selama setiap hari dengan penilaian yaitu kecambah kuat, kurang kuat, danmati.

    IV. Hasil dan Pembahasan

    4.1 HasilHasil praktikum terlampir.

    4.2 Pembahasan

    Vigor Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada

    lingkungan yang kurang memadai (suboptimum), dan mampu disimpan pada kondisi simpan

    yang sub optimum (Sadjad, 1972; 1993; 1994) Isely (1957) mengemukakan bahwa vigor

    benih adalah jumlah total sifatsifat benih yang menciptakan tegakan yang memuaskan pada

    kondisi lapangan yang tidak menguntungkan. Delouche dan Caldwell (1960) memperbaiki

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    4/10

    definisi yang dikemukanan olehIselytersebut, bahwa vigor benih adalah semua sifat benih

    yang menciptakan pertanaman tumbuh cepat dan seragam di lapangan.

    Vigor benih adalah kesehatan dan kekuatan alamiah benih yang pada

    pertanaman akan membuat perkecambahan cepat pada kondisi lapangan yang

    beragam luas (Woodstock, 1969).

    Vigor benih adalah potensi benih untuk berkecambah dengan cepat dan laju

    pertumbuhan kecambah yang tinggi pada kondisi lapangan pada umumnya (Ching, 1973)

    Ciriciri benih bervigor adalah:

    a. tahan bila disimpan,

    b. dapat berkecambah dengan cepat dan seragam,

    c. bebas dari penyakit benih,

    d. tahan terhadap gangguan mikroorganisme,

    e. bibit tumbuh kuat baik pada tanah basah maupun kering,

    f. bibit mampu memanfaatkan bahan makanan yang ada di dalam benih dengan maksimal,

    sehingga tumbbuh jaringan baru,

    g. laju pertumbuhan bibit tinggi, dan

    h. mampu berproduksi tinggi dalam waktu tertentu (Heydecker (1972)

    Vigor benih dapat dipilahkan menjadi vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik

    adalah vigor benih akibat factor genetik atau factor innate (sifat bawaan dari tetuanya dan

    akan menurun ke generasi berikutnya) sedangkan vigor fisiologi adalah vigor benih akibat

    faktor selain genetik, yaitu faktor lingkungan yang dapat dibedakan dalam galur genetik yang

    sama. Faktor indus (induced factor); yaitu lingkungan di sekitar benih yang sedang

    berkembang dan pohon induknya, (mencakup, air, suhu udara dan tanah, nutrisi, cahaya,

    (factor lingkungan biotik). Faktor enfos (enforced factor); yaitu lingkungan di sekitar benih

    setelah benih lepas dari pohon induknya, (mencakup suhu, kelembaban udara, cahaya, dan

    faktor lingkungan biotic lainnya)

    Pengujian Vigor benih dapat dilakukan dengan beberapa cara :

    Uji Penuaan Dipercepat

    Uji Kecepatan berkecambah

    Uji kerikil bata

    Uji salinitas

    Uji tanam dalam

    Tanaman dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari performansi

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    5/10

    fenotipis kecambah atau bibitnya, yang selanjutnya mungkin dapat berfungsi sebagai

    landasan pokok untuk ketahananya terhadap berbagai unsur musibah yang menimpa. Vigor

    benih untuk kekuatan tumbuh dalam suasana kering dapat merupakan landasan bagi

    kemampuannya tanaman tersebut untuk tumbuh bersaing dengan tumbuhan pengganggu

    ataupun tanaman lainnya dalam pola tanam multipa.

    Vigor benih untuk tumbuh secara spontan merupakan landasan bagi kemampuan

    tanaman mengabsorpsi sarana produksi secara maksimal sebelum panen. Juga dalam

    memanfaatkan unsur sinar matahari khususnya selama periode pengisian dan pemasakan biji.

    (Sajad, 1993).

    Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan

    kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan

    biofisik lapangan yang serba optimum.

    Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan

    penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati secara langsung. Atau secara tidak

    langsung dengan hanya melihat gejala metabolism benih yang berkaitan dengan kehidupan

    benih. Persentase perkecambahan adalah persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan

    oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah

    ditetapkan.

    Metoda perkecambahan dengan pengujian di laboratorium hanya menentukan

    persentase perkecambahan total. Dan dibatasi pada pemunculan dan perkembangan struktur-

    struktur penting dari embrio, yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal

    pada kondisi lapangan yang optimum. Sedangkan kecambah yang tidak menunjukkan

    kemampuan tersebut dinilai sebagai kecambah yang abnormal. Benih yang tidak dorman

    tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu dinilai sebagai mati.

    Agar hasil persentase perkecambahan yang didapat dengan metoda uji daya kecambah

    di laboratorium mempunyai korelasi positif dengan kenyataan nantinya di lapangan maka

    perlu diperhatikan factor-faktor berikut ini:

    1. Kondisi lingkungan di laboratorium harus menguntungkan bagi perkecambahan benihdan terstandardisasi.

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    6/10

    2. Pengamatan dan penilaian baru dilakukan pada saat kecambah mencapai suatu faseperkembangan, di mana dapat dibedakan antara kecambah normal dan kecambah

    abnormal.

    3. Pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus sedemikian sehingga dapat dinilaimempunyai kemampuan tumbuh menjadi tanaman normal dan kuat pada keadaan

    yang menguntungkan di lapangan.

    4. Lama pengujian harus dalam jangka waktu yang telah ditentukan.Umumnya pelaksanaan uji perkecambahan berlangsung selama beberapa hari atau

    minggu sehingga kesimpulan dari suatu uji perkecambahan secara langsung tidak dapat

    segera diketahui.

    Uji salinitas merupakan suatu cara pengujian daya kecambah benih di lingkungan

    yang tertekan atau merugikan bagi benih. Salah satunya dengan menggunakan larutan garam

    yang disemprotkan pada substrat tempat tumbuh benih sehingga lingkungan tempat tumbuh

    menjadi tidak menguntungkan bagi benih. Biasanya benih juga direndam dahulu ke dalam

    larutan garam. Dari pengujian ini kita dapat mengetahui persentase vigor benih, deterioasi

    benih, dan kualitas benih. Pengamatan terhadap benih dilakukan pada FDC sesuai dengan

    masing-masing jenis benih, misalnya untuk kedelai dari hari ke-4 hingga hari ke-8. Larutan

    garam yang digunakan tergantung pada penguji, misalnya dibandingkan antara benih yang

    dibasahi substrat media tumbuh atau direndam larutan garam 0,5% dengan 1%. Pengujian

    dapat dilakukan dengan metode UKDp. Prosedur pengujiannya sama, kecuali kertas merang

    dibasahi dengan larutan garam saja.

    Untuk mengevaluasi kecambah digunakan kriteria sebagai berikut:

    a.Kecambah normal

    1. Kecambah yang memiliki perkembangan system perakaran yang baik terutama akarprimer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminal maka akar

    ini tidak boleh kurang dari dua.

    2. Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan-jaringannya.

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    7/10

    3. Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, di dalamata muncul dari koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna dengan kuncp

    yang normal.

    4. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.Kekurangan lain yang masih dapat diterima untuk dinyatakan sebagai kecambah normal

    adalah:

    - Untuk kecambah dari benih-benih Pisum, Vicia faba, Phaseolus, Lupinus, Vigna,

    Glycine, Arachis, Gossypium, Zea, dan Cucurbitaceae, tanpa akar primer atau dengan

    akar primer yang pendek ditambah dua akar seminal yang kuat.

    -Hipokotil boleh memperlihatkan sedikit kerusakan atau kebusukan yang terbatas asalkan

    jaringan-jaringan penting tidak terganggu fungsinya.

    -Untuk dikotil yang kehilangan satu kotiledonnya.

    - Untuk benih pohon-pohonan dengan tipe perkecambahan epigeal dikatakan normal

    apabila panjang akar 4 x panjang benih dan mempunyai perkembangan struktur yang

    normal.

    -Kecambah yang busuk karena infeksi oleh kecambah lain masih dianggap normal, kalau

    jelas bahwa sebelumnya bagian-bagian penting dari kecambah itu semua ada.

    b.Kecambah abnormal

    1. Kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio yang pecah dan akar primer yangpendek.

    2. Kecambah yang bentuknya cacat, perkembangannya lemah atau kurang seimbangdari bagian-bagian yang penting. Plumula yang teputar, hipokotil, epikotil, kotiledon

    yang membengkok, akar yang pendek. Koleoptil yang pecah atau tidak mempunyai

    daun; kecambah yang kerdil.

    3. Kecambah yang tidak membentuk klorofil.4. Kecambah yang lunak.5. Untuk benih pepohonan bila dari mikrofil keluar daun dan bukannya akr.

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    8/10

    c.Mati

    Kriteria ini ditujukan untuk benih-benih yang busuk sebelum berkecambah atau tidak

    tumbuh setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan, tetapi bukan dalam keadaan

    dorman.

    d.Benih keras

    Benih kacang-kacangan, kapas, Hibiscus spp yang pada akhir uji daya kecambah

    masih keras karena tidak menyerap air disebabkan kulit yang impermeable, dianggap

    sebagai benih yang berkulit keras. Persentase benih yang berkulit keras harus disebutkan

    tersendiri dalam analisa.

    e.Benih yang belum busuk tetapi tidak berkecambah

    BenihLeguminosae, Gossypium sp dan Hibiscus sp yang telah membengkak karena

    menyerap air tetapi belum berkecambah pada akhir pengujian harus dikategorikan

    tersendiri.

    Faktor-faktor yang menyebabkan deteriorasi benih adalah:

    1.Faktor Dalam Benih

    -Genetis

    -Kadar air benih

    -Kandungan nutrisi benih

    -Tingkat kematangan

    -Kerusakan mekanis

    2.Faktor Luar Benih

    -Kondisi lingkungan pra panen

    -Kondisi lingkungan saat panen

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    9/10

    -Kondisi lingkungan pasca panen

    -Pengolahan benih

    -Suhu dan RH ruang simpan

    -Material wadah/ kemasan

    -Hama gudang

    Gejala deteriorasi benih adalah sebagai berikut:

    a. Perubahan fisik Benih keriput. Ada bekas gigitan hama atau berlubang. Perubahan warna kulit benih (menjadi coklat). Menghasilkan bau apek akibat terbentuknya senyawa asam lemak bebas. Tingkat kebocoran membran meningkat yang dapat diditeksi dengan uji daya

    hantar listrik.

    a. Perubahan fisiologis Aktivitas enzim menurun bahkan tidak ada. Laju respirasi menurun akibat cadangan yang terus berkurang. Potensi daya berkecambah menurun dan banyak menghasilkan kecambah

    abnormal.

    Salah satu gejala terdapat pada benih uji, yaitu Potensi daya berkecambah menurun

    dan banyak menghasilkan kecambah abnormal karena dari hasil pengamatan, persentase

    untuk kecambah abnormal lebih mendominasi. Kadar air benih juga mempengaruhi laju

    deteriorasi pada benih kedelai.

    Selain itu, dari benih yang mati, sebagian besar berjamur, hal ini disebabkan oleh

    benih yang pada awalnya telah terinfeksi oleh pathogen jamur, ataupun kondisi lingkungan

    tumbuh untuk benih tersebut terlalu lembab sehingga menyebabkan kondisi yang optimum

    untuk pertumbuhan pathogen jamur, atau benih disimpan dalam keadaan terbuka sehingga

    menyebabkan adanya inokulum pathogen yang masuk ke dalam wadah penyimpanan benih.

  • 7/31/2019 Teknik Pengujian Benih Terhadap Kekeringan&Salinitas

    10/10

    V. KESIMPULAN

    Uji salinitas merupakan suatu cara pengujian daya kecambah benih di lingkungan yang

    tertekan atau merugikan bagi benih. Dari pengujian ini kita dapat mengetahui persentase

    vigor benih, deterioasi benih, dan kualitas benih.

    Faktor-faktor yang menyebabkan deteriorasi benih adalah: faktor dalam benih (genetis, kadar

    air benih, kandungan nutrisi benih, tingkat kematangan, dan kerusakan mekanis) dan faktor

    luar benih (kondisi lingkungan pra panen, kondisi lingkungan saat panen, kondisi lingkungan

    pasca panen, pengolahan benih, suhu dan RH ruang simpan, material wadah/ kemasan, dan

    hama gudang).

    Sampel benih yang digunakan pada uji salinitas di atas tergolong benih yang berkualitas

    rendah, bervigor rendah, dan tingkat deteriorasi cukup tinggi karena persentase tingkat

    kecambah abnormal lebih mendominasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Politeknik Negeri Jember. 2012. BKPM Dasar-dasar Teknologi Benih. Polije. Jember

    http://rindangcodot.blogspot.com/2011/11/daya-kecambah-dan-indeks-vigor.html

    http://www.tiomerauke.co.cc/2011/05/pengujian-daya-kecambah-benih.html

    Sutopo, Lita. 1999. Teknologi Benih. Rajawali pers: Jakarta.

    http://rindangcodot.blogspot.com/2011/11/daya-kecambah-dan-indeks-vigor.htmlhttp://rindangcodot.blogspot.com/2011/11/daya-kecambah-dan-indeks-vigor.htmlhttp://www.tiomerauke.co.cc/2011/05/pengujian-daya-kecambah-benih.htmlhttp://www.tiomerauke.co.cc/2011/05/pengujian-daya-kecambah-benih.htmlhttp://www.tiomerauke.co.cc/2011/05/pengujian-daya-kecambah-benih.htmlhttp://rindangcodot.blogspot.com/2011/11/daya-kecambah-dan-indeks-vigor.html