atlas benih jilid 1

Upload: cahyanimaniezt

Post on 11-Oct-2015

172 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid 1

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    1/92

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    2/92

    ATLAS BENIH

    TANAMANHUTAN INDONESIA

    Oleh :

    Nurhasybi

    Hero Dien Pancang Kartiko

    M. Zanzibar

    Dede Jajat Sudrajat

    Agus Astho PramonoBuharman

    Sudrajat

    Suhariyanto

    Publikasi khusus diterbitkan oleh

    JI. Pakuan Ciheuleut PO BOX 105 Bogor 16001

    Telp./Fax : (0251) 8327768

    E-mail : [email protected]

    Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor

    Cetakan pertama : Vol. 2 No. 3 September 2000

    Cetakan kedua : Vol. 3 No. 8 Desember 2003

    Cetakan ketiga : Vol. 4 No. 3 Desember 2010

    ISBN : 979-96134-1-8

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    3/92

    BADAN PENELITIAN DAN

    PENGEMBANGAN KEHUTANAN

    BOGOR- INDONESIA

    BALAI PENELITIAN

    TEKNOLOGI PERBENIHAN

    BOGOR

    PUBLIKASI KHUSUSVol. 4 No. 3 Desember 2010 (cetakan ketiga)

    ATLAS BENIH

    TANAMAN HUTAN

    INDONESIA

    NURHASYBI

    HERO DIEN P.K.

    M. ZANZIBAR

    DEDE J. SUDRAJAT

    AGUS A. PRAMONO

    BUHARMANSUDRAJAT

    SUHARIYANTO

    Jilid I

    PENYUNTING :

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    4/92

    KATA PENGANTAR CETAKAN PERTAMA

    Informasi teknologi perbenihan tanaman hutan dalam bentuk praktis, cukuplengkap dan bersifat informatif untuk mudah diaplikasikan di lapangan sangatdiperlukan untuk meningkatkan keberhasilan program pembangunan hutantanaman di Indonesia. Sangat disadari bahwa sampai saat ini informasi yangbersifat aplikatif tentang perbenihan tanaman hutan masih sangat terbatas,walaupun jumlah informasi hasil penelitian dan pengembangan cukup banyakdan bervariasi serta tersebar dalam berbagai bentukpublikasi.

    Dalam rangka sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan yang lebihefisien, praktis dan efektif, maka Balai Penelitian dan Pengembangan TeknologiPerbenihan Bogor telah berhasil menyusun Buku Atlas Benih Tanaman HutanIndonesia Jilid I ini. Atlas ini direncanakan terdiri dari beberapa jilid dengan isiyang cukup luas dalam bentuk risalah dan teknologi perbenihan dan diharapkandapat bermanfaat, baik bagi pemerintah, ilmuwan/pemerhati maupun swasta/stakeholder. Untuk memperjelasuraian disertakan juga gambar berwarna.

    Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid I ini, memuat informasitentang 23 jenis benih tanaman hutan yang terdiri dari jenis-jenis tanaman cepattumbuh yang sedang populer dalam pengembangan hutan tanaman dan jenis-

    jenis relatif lambat tumbuh, tetapi memiliki potensi kegunaan kayu yang besardan menjanjikan bagi kesejahteraan masyarakat. Adapun jenis-jenis tanamantersebut adalah Ampupu, Benuang Bini, Bitti, Damar, Gmelina, Jabon, Jelutung,Leda Mahoni, Mangium, Meranti tembaga, Merbau, Mimba, Mindi, Pulai, Ramin,Rasamala, Sengon Buto, Sonobritz,Tusam dan Ulin.

    Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berperandalam penyusunan Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid I ini. Secara khususucapan terima kasih disampaikan kepada para Peneliti Balai Penelitian danPengembangan Teknologi Perbenihan Bogor dan Tim Penyunting. Berkatkontribusi Saudara, maka Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid I ini

    dapat disusun.SemogaAllah SWTmemberkati kita semua.

    Bogor, September 2000

    KEPALA BALAI,

    IR. H. BUHARMAN

    NIP. 080028086

    iii

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    5/92

    KATA PENGANTAR CETAKAN KEDUA

    Buku Atlas Benih Tanaman Hutan merupakan publikasi khusus yang

    diterbitkan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan, berisi

    informasi teknologi perbenihan tanaman hutan dalam bentuk yang praktis tetapi

    cukup lengkap dan mudah untuk diaplikasikan di lapangan.

    Buku ini sampai dengan tahun 2003 telah terbit dalam empat jilid dan

    cukup memperoleh respon positif dari para pengguna benih. Hal ini terbukti dengan

    banyaknya permintaan buku tersebut baik dari instansi pemerintah, swasta maupun

    masyarakat.

    Oleh karena keterbatasan jumlah cetakan setiap jilid dan untuk dapat

    memenuhi kebutuhan para pengguna benih tanaman hutan, maka secara bertahap

    Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan melakukan pencetakan

    ulang Buku Atlas Benih Tanaman Hutan. Dimulai pada tahun 2003, yaitu dengan

    mencetak ulang Buku Atlas Benih TanamanHutan Jilid I.

    Di dalam cetakan kedua ini telah dimasukkan beberapa penyempurnaan,

    antara lain adanya restrukturisasi Departemen Kehutanan dan Perkebunan

    menjadi Departemen Kehutanan, perbaikan redaksional sebagaimana tercantum

    pada Ralat cetakan pertama serta lainnya.

    Semoga buku ini bermanfaat.

    Bogor, Desember 2003

    KEPALA BALAI,

    IR. DARMAWAN BUDIANTHO, MP.

    NIP. 080052517

    v

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    6/92

    KATA PENGANTAR CETAKAN KETIGA

    Dalam rangka diseminasi hasil penelitian yang lebih efisien, praktis dan

    efektif, maka Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor menerbitkan Publikasi

    Khusus yaitu Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid .

    BukuAtlas ini berisi informasi tentang 23 jenis benih tanaman hutan yang

    terdiri dari jenis-jenis tanaman cepat tumbuh yang sedang populer dalam

    pengembangan hutan tanaman dan jenis-jenis relatif lambat tumbuh tetapi

    memiliki potensi kegunaan kayu yang besar dan menjanjikan bagi kesejahteraan

    mayarakat.

    Karena itu buku ini memperoleh respon positif dari para pengguna benih,

    terbukti dari banyaknya permintaan buku dari instansi pemerintah, swasta

    maupun masyarakat umum, maka Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor

    secara bertahap melakukan Pencetakan ulang Buku Atlas Benih Tanaman Hutan

    Jilid .

    Di dalam cetakan ketiga, Buku Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid ini

    telah disertai beberapa penyempurnaan, antara lain adanya restrukturisasi

    Departemen Kehutanan menjadi Kementerian Kehutanan, perbaikan redaksional

    sebagaimana tercantum pada ralat cetakan sebelumnya serta penyempurnaan

    lainnya.

    I

    I

    I

    Semoga buku ini bermanfaat.

    Bogor, Desember 2010

    KEPALA BALAI,

    IR. TRIWILAIDA, M.Sc.

    NIP. 19580419 198603 2 001

    vii

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    7/92

    SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANGKEHUTANAN

    Benih adalah sumber kehidupan karena benih merupakan cikal bakal proseskehidupan selanjutnya dari setiap mahluk di alam fana ini. Benih yang baik akanmenghasilkan keturunan yang baik pula, walau kadang-kadang tidak seluruh sifat-sifat induk/asalnya dimiliki namun dari aspek genotipe, benih tersebut dapatdipertanggungjawabkan secara benar dan pasti.

    Penyediaan benih tanaman hutan yang bermutu tinggi,tersedia dalam jumlahyang cukup dan berkesinambungan merupakan salah satu faktor utama dalammemunjang keberhasilanpembangunan hutan tanaman di Indonesia.

    Pembangunan hutan yang beragam fungsi memerlukan benih yang komersialataupun non komersial sesuai dengan fungsi hutan yang dibangun. Oleh sebab itudiperlukan persepsi yang sama dari yang bergerak dibidang perbenihantanaman hutan, baik pemerintah maupun swasta/stakeholder. Penciptaan persepsitersebut memerlukan pembinaan komunikasi intensif diantara semua pihak yangterkait sehingga setiap informasi yang ada dapat diketahui.

    Penyusunan Buku Atlas Benih Tanaman Hutan jilid I oleh Balai Penelitiandan Pengembangan Teknologi Perbenihan Bogor kami nilai sangat berguna bagisemua pihak yang bergerak dibidang perbenihan tanaman hutan, baik bagipemerintah, ilmuwan, pemerhati, maupun swasta/stakeholder, terutaman bagi parapelaksana pembangunan hutan tanaman di lapangan.Apabila dicermati informasiyang disajikan dalam buku Atlas Benih Tanaman Hutan jilid I ini cukup luas, mulaidari nama (perdagangan, botanis, famili) sampai kepada teknologi perbenihanyang meliputi berbagai aspek.

    Sehubungan dengan penerbitan Atlas Benih Tanaman Hutan jilid I oleh BalaiPenelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Bogor ini kami sambutdengan gembira dan penghargaan serta ucapan terima kasih atas segalaupayanya semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda atassegalaupayanya.

    Harapan kami, semoga buku ini bermanfaat untuk kemajuan pembangunanhutan tanamarn di Indonesia.

    Bogor, September 2000

    Kepala Badan,

    Dr. Ir. Untung Iskandar

    NIP. 130.371.336

    ix

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    8/92

    DAFTAR ISI

    I. PENDAHULUAN 1

    II. PENJELASAN ISI RISALAH

    TEKNOLOGI PERBENIHAN JENIS TANAMAN HUTAN

    KATA PENGANTAR iiiKATA SAMBUTAN KA. BADAN LITBANG KEHUTANAN ixDAFTAR ISI xi

    1

    III. GLOSARI 81

    1. Ampupu ST Blake) 5

    2. Benuang Bini 9

    3. cofassus Reinw.) 12

    4. Damar Salisb) 14

    5. Gmelina arborea) 176. Jabon cadamba (Roxb) Miq.) 21

    7. Jati Linn.f.) 24

    8. Jelutung 27

    9. Mahoni King.) 32

    10. Leda 35

    11. Mangium Willd.) 39

    12. Meranti Tembaga MIQ) 42

    13. Merbau spp 45

    14. Mimba Juss) 48

    15. Mindi Linn.) 51

    16. Pulai scholaris (L) R Br.) 5417. Ramin (Miq.) Kurz) 58

    18. Rasamala 62

    19. Sengon Nielsen) 64

    20. Sengon Buto Griseb) 66

    21. Sonobritz Kurtz) 70

    22. Tusam Jungh. et de Vriese) 74

    23. Ulin T. et B.) 77

    (Eucalyptus urophylla

    (Octomeles sumatrana)

    Bitti (Vitex

    (Agathis loranthifolia

    (Gmelina(Anthocephalus

    (Tectona grandis

    (Dyera spp.)

    (Swietenia macrophylla

    (Eucalyptus deglupta Blume)

    (Acacia mangium

    (Shorea leprosula

    (Intsia )

    (Azadirachta indica A.

    (Melia azedarach

    (Alstonia(Gonystylus bancanus

    (Altingia excelsa)

    (Paraserianthes falcataria (L.)

    (Enterolobium cyclocarpum

    (Dalbergia latifolia

    (Pinus merkusii

    (Eusideroxylon zwageri

    xi

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    9/92

    I. PENDAHULUAN

    II. PENJELASAN ISI RISALAH

    Pembangunan Kehutanan yang diwujudkan secara nyata di lapangan

    dalam bentuk pembangunan hutan tanaman telah memasuki millenium baru.Berbagai faktor yang sangat menentukan keberhasilan tugas mulia ini telahdiantisipasi sejak awal dengan didukung oleh kegiatan penelitian danpengembangan ketika kendala-kendala yang berbeda muncul di lapangan.Departemen Kehutanan dan Perkebunan sebagai pemegang kebijaksanaandan manajemen skala Nasional telah bekerjasama dengan para pelaksanalapangan seperti BUMN dan BUMS, yang didukung oleh institusi penyeleng-gara negara yang bergerak dibidang penelitian dan pengembangan, per-guruan tinggi, dan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasakonsultasi.

    Permasalahan yang senantiasa mengedepan dalam pembangunanhutan tanaman adalah mencoba mencari format peran penelitian danpengembangan, yang dipercaya sebagai motor penggerak, baik di dalam

    perencanaan awal, ketika kegiatan pembangunan hutan tanaman sedangberlangsung, dan hasil akhir yang akan dicapai. Berbagai pertanyaan selalumengarah pada bagaimana kita dapat memberdayakan peran litbangtersebut. Dalam pengertian yang lebih sederhana, bagaimana kita dapatmemberdayakan informasi hasil litbang tersebut yang dapat dengan mudahdicerna, dimengerti dan diterima sebagai sesuatu yang penting dan benaroleh masyarakat pengguna, yang terutama diwakili oleh para pembangunhutan tanaman.

    Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor (BPTP Bogor) sebagai salahsatu Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badang Litbang Kehutanan danPerkebunan mencoba terus mencari format yang sederhana dalam membuatpaket informasi hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan teknologipenanganan benih tanaman hutan. Salah satu bentuk dari paket tersebut adalah

    Atlas Benih Tanaman Hutan, yang didasarkan pada referensi dari BPTP Bogordan dari hasil penelitian institusi lainnya. Paket informasi seperti ini diharapkanmampu menjalin komunikasi yang efisien dan efektif dengan para pengguna,sehingga diper oleh umpan balik unt uk sar an per baikan dan kri tikmembangun, secara terusmenerus.

    Nama perdagangan merupakan nama kayu yang sudah lazim dikenaldalam perdagangan. Penggunaan nama perdagangan seringkali merupakannama sekelompok jenis tanaman yang memiliki ciri sifat dan kegunaan kayu

    yang hampir sama. Sebagai contoh "meranti merah" merupakan namaperdagangan dari genus dan "keruing" untuk kelompok jenis dalamgenus

    Nama Perdagangan

    ShoreaDipterocarpus.

    1

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    10/92

    Nama ilmiah/Botanis

    Sebaran tumbuh

    Musim buah

    Pengumpulan benih

    Ekstraksi benih

    Nama ilmiah/botanis terdiri dari satu jenis botanis yang dituliskan nama

    botanisnya dan authornya. Nama sinonim yang merupakan nama lain dari suatujenis tanaman jika ditemukan akan dicantumkan dalam isi risalah ini.

    Sebaran tumbuh meliputi sebaran tumbuh alaminya dan daerah dimana

    terdapat sumber benihnya. Penulisan sebaran tumbuh dilakukan dalam satuan

    propinsi, kecuali jika diketahui secara pasti lokasi keberadaannya.

    Jenis pohon hutan umumnya musim buahnya bervariasi. Terdapat dua

    kelompok besar, yaitu yang berbuah pada musim kemarau (Juni-Agustus) sepertiSengon ( Acacia sp, Mahoni dan jenis yang berbuah

    pada musim hujan (November-Februari) seperti jenis-jenis

    sp. Diantara kedua kelompok ini terdapat kelompok

    kecil dengan musim buah terjadipada musim kemarau dan musim hujan.

    Pengumpulan benih mencantumkan bagaimana cara pemanenan buah

    dilakukan dan kemasakan buah yang dicirikan oleh warna kulit buah. Sebagai

    keterangan tambahan dicantumkan bentuk dan ukuran buah, serta jumlah benih

    rata-rata dalam setiapbuah.

    Ekstraksi benih didefinisikan sebagai kegiatan mengeluarkan dan

    membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan

    daging buah. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu ekstraksi kering yang

    dilakukan terhadap buah berbentuk polong ( spp.,

    dan jenis-jenis yang memiliki daging buah yang kering

    sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang

    memiliki daging buah yang basah seperti

    dan Pada jenis-jenis dan jenis lain yang

    memilikibuah bersayap, ekstraksi dilakukan hanya dengan cara membuang sebagian

    besar dari sayapnya.

    P. falcataria). (S. macrophylla)

    Dipterocarpaceae,

    Azadirachta indica, Agathis

    Acacia Paraserianthes

    falcataria) (Swietenia

    macrophylla),

    Gmelina arborea, Melia azedarach

    Azadirachta indica. Dipterocarpaceae

    2

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    11/92

    3

    Penyimpanan benih

    Perkecambahan benih

    Pencegahan hama dan penyakit

    Parsemaian

    Kemampuan benih untuk disimpan bervariasi. Ada 2 golongan besar sifat

    benih dalam penyimpanan : (1). Benih ortodok, yang dapat disimpan lama padakadar air rendah (4 - 8 %) dalam kondisi temperatur rendah (4 -18 C dan RH 40 -

    50 %), dan (2). Benih rekalsitran yang tidak dapat disimpan lama (1- 4 minggu)

    pada kadar air tinggi (20 - 50%) dan kondisi temperatur dan kelembaban yang

    sedang (18-20C, RH 50-60%).

    Uji perkecambahan benih dapat dilakukan di laboratorium dengan

    menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan

    metoda uji = UDK (Uji Di atas Kertas), UAK (Uji Antar Kertas) dan UKDdp (Uji

    Kertas digulung didirikan dalam plastik). Uji perkecambahan benih di rumah kaca

    umumnya menggunakan media tanah halus, pasir halus, serbuk gergaji dan medialainnya, dapat berupa campuran atau tidak dicampur. Media uji sebelum diproses

    akan mengalami perlakuan sterilisasi, seperti pemanasan dalam oven temperatur

    103 2 C untuk media kertas, atau dilakukan penggorengan untuk media pasir,

    tanah, serbuk gergaji an media lainnya.

    Perlakuan pencegahan terhadap hama penyakit benih dapat dilakukan

    sebelum benih disimpan, selama penyimpanan, uji perkecambahan dan persemaian.

    Pencegahan hama dan penyakit dimaksudkan agar kecambah yang tumbuh serta

    bibitnya di persemaian dapat berkembang sempurna, sehingga penanaman dapat

    berjalan dengan baik.

    Kondisi kecambah ketika siap untuk dibesarkan dalam persemaian

    merupakan awal dari kegiatan persemaian. Persiapan bibit sebelum ditanam

    meliputi kondisi persemaian seperti naungan, media bibit, pemupukan dan

    pemeliharaan lainnya. Pemupukan bibit di persemaian yang intensif dan baik, akan

    berpengaruhterhadap kesiapan dalam penanaman di lapangan.

    O

    O

    d

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    12/92

    4

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    13/92

    1. AMPUPU S.T. Blake)(Eucalyptus urophylla

    Oleh :Yulianti B. dan Kurniawati P.P.

    Nama p erdagangan : Ampupu

    Nama botanis : Blake

    Sinonim : BI.

    Famili : Myrtaceae

    Sebarantumbuh : Tumbuh alami di bagian timur Indonesia yaitu diNusa Tenggara Timur, tepatnya di Gunung Mutis

    Soe. Selain itu dapat ditemui pula di Pulau TimorTimur 1). Jenis ini tumbuh tersebar pada ketinggian200 - 1500 m dpl dengan curah hujan 1300 2400mm/tahun. Tumbuh baik pada tanah berdrainasebaik dan bersifat toleran terhadap tanah padat danasam. Jenis ini tahan terhadap api 5).

    Musimbuah : Proses pembuahan dicirikan dengan mulai keluarnyabunga yang berbentuk karangan bunga (inflorence),berwarna putih. Musim bunga berlangsung antaraBulan Januari hingga Maret, sedangkan buah masakdan siap dipanen pada bulan Juni hingga Septem-

    ber. Pembuahan terjadisetiaptahun secaraperiodik .

    Pengumpulanbenih : Buah berbentuk kapsul, jika sudah masak kapsulakan merekah. Benih dikatakan telah masakfisiologis jika buah sudah mulai mengeras, berwarna

    Eucalyptus urophylla S.T.

    Eucalyptus decaisneana

    1)

    5

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    14/92

    coklat tua dan tutup buah mulai terbuka sebagian,

    tetapi benih belum keluar dari buah. Hal ini sangat

    penting untuk diperhatikan karena sifat benihnya yang

    halus. Pengumpulan benih harus diunduh dengan

    cara memanjat pohon induknya, benih yang sudah

    masak fisiologis dipetik dan dikumpulkan dalam suatu

    kantong, kemudian diberi label yang bertuliskan lokasi

    dan tanggal pengunduhan. Rata-rata produksi buah

    setiap pohon adalah 7,92 - 11,2 kg, jika sudah dalam

    bentuk benih 214,7 - 358,2 gram setiap pohon. Jumlah

    benih per kilogram berkisar antara 285.000 - 458.000 .

    Ekstraksi b enih : Untuk mengeluarkan benih dari buahnya, perlu

    dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari

    selama 4 hari, rata-rata 7 jam setiap hari. Buah yang

    akan diekstraksi ditempatkan dalam kotak-kotakpenjemuran, bagian dasar dari kotak ini terbuat dari

    kawat kasa dan di bawah kotak ditempatkan

    selembar kain atau plastik untuk menampung benih.

    Untuk memisahkan benih dari kotoran dan memilah

    benih yang baik perlu dilakukan pengayakan dengan

    menggunakan ayakan yang berukuran 710 mm dan

    terjaring ayakan 600 mm. Karena campuran antara

    benih dan kotorannya cukup berimbang maka

    kemurnian benih rata-rata 50 % .

    Penyimpanan benih : Tipe benih adalah ortodoks, sehingga mampu

    disimpan hingga 3,5 tahun dengan kadar air awal

    10%, dalam ruang AC (suhu 18 - 20 C, kelembaban

    50-60 %) disimpan dalam wadah kedap udara (pastik

    atau kaleng tertutup rapat), daya kecambah setelah

    penyimpanan90%

    Perkecambahan benih : Benih disemaikan pada bak kecambah, media

    semainya adalah campuran tanah top soil dan pasir

    dengan perbandingan 1 : 1. Campuran media ini

    disaring dahulu kemudian disterilkan. Benih ditabur

    di atas media semai, kemudian ditutup plastik

    selama 7 hari namun tetap dilakukan penyiraman

    setiap pagi dan sore. Penyiraman dilakukan dengan

    menggunakan semprotan yang halus. Perkecam-bahan berlangsung antara hari ke 10 hingga 14.

    Kecambah normal adalah setelah keluar 2 daun

    1)

    7)

    O

    2).

    6

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    15/92

    pertama serta terlihat sehat dan kokoh. Dari 1 gram

    benih yang disemaikan akan dihasilkan 750 1000.

    kecambah. Kecambah dibiarkan tumbuh dalam bak

    kecambah selama 1 bulan hingga siap disapih

    pada kantong plastik .

    Pencegahanhama : Untuk menghindari turunnya mutu benih akibat

    serangan hama dan penyakit, sebaiknya benih

    sebelum disemai atau disimpan dicampur terlebih

    dahulu dengan tetracyclin 5 % atau benomil 5 %.

    Umumnya cendawan yang menyerang benih adalah

    sp., sp. dan

    Persemaian : Setelah semai berumur I bulan disapih ke dalam

    kantong plastik hitam ukuran 10 x 15 cm, yang telah

    dilubangi dasarnya, kemudian diisi dengan mediacampuran tanah top soil dan pupuk kandang

    (perbandingan 1: 1) yang telah dicampur dengan

    furadan. Sapihan diletakkan di bedeng persemaian

    ukuran 1 x 5 m, yang dinaungi shading net dengan

    pencahayaan 50 %. Bibit disiram setiap hari pagi dan

    sore hari terutama jika tidak turun hujan. Bersihkan

    dari gulma pengganggu, jika terlihat serangan hama

    (ulat atau insek lainnya) dapat disemprot dengan

    fungisida. Bibit siap tanam di lapangan setelah

    berumur 3 bulan di persemaian atau tinggi bibit telah

    mencapai 20 - 30 cm.

    7)

    6)Fusarium Aspergulus Gliocladium .

    dan penyakit

    7

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    16/92

    DAFTAR PUSTAKA

    1) Boland, D.J. ; M.I.H. Brooker and J.W.T. Turnbull. 1980. Seed.

    Division of ForestResearch CSIRO, Canbera.

    2) Danu, 1 998. P enyimpanan B enih Ampupu Blake) s elama 3 ,5

    tahun. Buletin Teknologi Perbenihan Vol 5. No.1. 1998. BTPBogor.

    3) Kusmintardjo. 1987. Pengaruh Saat Perekahan Buah Dalam Proses Ekstraksi

    Dengan Pengeringan Sinar Matahari Terhadap Produksi Dan Mutu Benih

    Blake Laporan Uji Coba No.21.BTP Bogor.

    4) Sagala. 1988. Penentuan Ukuran Ayakan Untuk Pembersihan Benih

    S.T. Blake. LUCNo. 30. BTPBogor.

    5) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture

    Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.

    6) Yulianti, 1996. Identifikasi Penyakit Benih Ampupu Blake)dan Cara Penanggulangannya. LUC No. 179. BTP. Bogor.

    7) ; Naning Y; Dida Sy. 1998. Standarisasi Pengujian dan Mutu Benih

    Blake.LUC No. 262 BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.

    Eucalyptus

    (E. urophylla S.T.

    E. urophylla S.T.

    E.urophylla

    (E. urophylla S.T.

    E. urophylla S.T.

    8

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    17/92

    2. BENUANG BINI ( MIQ)Octomeles sumatrana

    Oleh :

    Agus Astho Pramono

    Nama Perdagangan : Benuang bini

    Nama botanis :

    Famili : Datiscaceae

    Sebaran tumbuh : Sebaran tumbuh di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,

    Maluku dan Irian. Tegakan alam dapat diijumpai

    antar lain di tepian Sungai Rokan (Riau), Berau(Kalimantan Timur), Pulau Halmahera, dan Pulau

    Seram 1);4); 5).

    Musim b uah : Desember-Januari, M ei - Juni 2 ).

    Pengumpulanbenih : Buah siap dipanen setelah masak fisiologis yang

    ditandai dengan warna buah hijau tua sampai

    kehitam-hitaman. Buah akan didapatkan dalam

    jumlah yang banyak dan berkualitas baik jika dipetik

    ketika masih diatas pohon. Secara alami buah yang

    telah masak terbuka ketika masih di atas pohon dan

    benih yang berukuran kecil akan jatuh berter-

    bangan. Benih juga dapat diambil dari buah utuh

    yang jatuh di lantai hutan. Buah berupa untaian.Buah berukuran kecil yaitu 6 - 9 mm x 11 - 14 mm.

    Octomeles sumatrana

    9

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    18/92

    Dari satu untai buah benuang ( 100 butir buah) akan

    menghasilkan benih sebanyak 1,4 gr. Setiap

    gramnyaberisi benih sekitar 970.000 - 110.000 butir.

    Ekstraksi Benih : Buah dijemur selama 3 hari. Setelah dijemur kulit

    benih bagian luar akan menggulung dan kulit bagian

    dalam pecah sehingga benihnya akan keluar dengan

    sendirinya. Untuk memisahkan benih dengan

    serasah dilakukan penyaringan dengan ayakan

    tepung. Kemudian untuk seleksi dan sortasi, benih

    ini disaring lagi dengan ayakan yang berukuran 210

    mikron (0,0210 mm atau 6,5mesh) .

    Penyimpanan Benih : Benih benuang termasuk semi rekalsitran, benih

    dapat disimpan dengan menggunakan wadah plastik

    pada ruang dingin (DCS atau ruang AC). Dalam waktu

    1 6 mi ng g u v ia b il ita s b e ni h ny a ma si h d a pa tdipertahankan lebih dari 80 % . Seteteh 1 tahun

    viabilitasnya sekitar :15%.

    Perkecambahan : Media yang dapat digunakan adalah campuran pasir

    tanah (1 : 1). Penaburan yang menghasilkan

    perkecambahan baik dapat menggunakan media

    serbuk sabut kelapa, namun pada umur 3 minggu

    harus dipindahkan ke media yang mengandung cukup

    unsur hara. Benih yang telah dicampur dengan pasir

    halus ditaburkan di atas media perkecambahan.

    Kemudian bak perkecambahan ini ditutup dengan

    plastik transparan yang dilapisi shading net, benih

    yang masih bagus akan berkecambah setelah 1

    minggu sejak penaburan. Setelah kecambah

    berumur 1 mingguplastik penutupdibuka.

    Vegetatif : Benuang bini dapat dibiakkan secara vegetatif dengan

    stek pucuk. Untuk media pengakarannya dapat

    digunakan pasir atau campuran pasir dan serbuk sabut

    kelapa. Stek akan berakar dalam jangka waktu

    1 bulan.

    Pencegahan hama : P ad a wa kt u pe ny im pa na n un tu k me nc eg ah

    perkembangan jamur, sebelum benih disimpan atau

    dikecambahkan benih dicampur dengan fungisida

    dalambentuk tepung.

    5)

    3)

    dan penyakit

    10

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    19/92

    Persemaian : Kecambah setelah berumur 3 minggu di bak tabur

    sebaiknya segera dipindahkan ke bedeng semai atau

    media lain yang kaya unsur hara. Pemindahan ini

    berguna untuk mempercepat pertumbuhan semai,

    menjarangi dan menyeleksi semai. Bibit siap disapih

    ke polibag atau potrays setelah berukuran 5-10 cm.

    Media semai menggunakan campuran

    d

    diberi pupuk TSP 1 sendok makan. Pada awal

    penyapihan bibit perlu diberi naungan selama 1

    minggu, selanjutnya bibit memerlukan cahaya penuh.

    Penyemaian benuang bini dapat ditambah dengan

    endomikoriza (misalnya biofer 2000 N) .

    1) Anwar, A. 1997. Percobaan Teknik Perbenihan dan Penyemaian Jenis Benuang

    Bini Majalah Kehutanan Indonesia. Edisi

    No.5 Th. 1996/1997. P. 6-11.

    2) Martawijaya, A. Kartasujana, Kadir K. dan Prawira S. A. 1981. Atlas, kayu

    Indonesia jilid II. Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan Bogor.

    3) Pramono, A. A. 1997. Penanganan Benih Jenis

    (Benuang taki) Laporan Uji Coba. Departemen Kehutanan. Badan Litbang

    Kehutanan. BalaiTeknologi Perbenihan.

    4) Pramono, A. A; Djam'an, F.D. Kartiana, E.R. 1989. Pengkajian Teknologi

    Peningkatan Mutu Benih Benuang Laporan Uji

    Coba. Departemen Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Balai Teknologi

    Perbenihan.

    Rentan, Bagaimana Menanganinya ?. Tekno Benih. Vol (II No. 1. BTP

    Bogor.

    tanah+pasir+kompos (7 : 2 : 1) an setiap m media

    5) Pramono, A.A. 1998. Benih Benuang Yang Kecil dan

    3

    1)

    DAFTAR PUSTAKA

    (Octomeles sumatrana).

    Octomeles sumatrana

    (Octomeles sumatrana).

    (Octomeles sumatrana)

    11

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    20/92

    3. Bitti ( Reinw)Vitex cofassus

    Oleh :Rina Kurniaty

    NamaPerdagangan : Bitti

    Nama botanis : Reinw.

    Famili : Verbenaceae

    Sebarantumbuh : Jenis ini banyak tumbuh di Sulawesi dan pulau-

    pulau bagian selatan sampai ke timur Kepulauan

    Maluku. Di Sulawesi Selatan tersebar di Kabu-

    paten Enrekan, Luwu, Jeneponto, Bantaeng, Mamuju,

    Sidrap, Bone, Bulukumbadan Selayar 3);4).

    Musim buah : Oktober - Nopember 4).

    Pengumpulan benih : Buah masak dicirikan dengan kulitnya berwarna

    hitam. Buah dapat dipungut di lantai hutan atau

    dipanjat. Untuk buah yang dipungut di lantai hutan

    harus diteliti kesegarannya sehingga buah ter-

    sebut memiliki biji yang masih baik. Jumlah benih

    per kg 10.500 butir 1); 2).

    Ekstraksi benih : Buah diperam selama satu malam kemudian di-

    gosok dengan tangan sampai daging buah lepas.

    Benih yang telah dilepas dari daging buah dicucisampai bersihkemudian diangin-anginkan 1).

    Vitex cofassus

    12

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    21/92

    Penyimpanan benih : Benih yang disimpan di ruang terbuka dan

    ditempatkan di ruang kamar (t = 37C) masihdapat

    berkecambah setelah disimpan 3 minggu .

    Perkecambahan : Media campuran tanah + pasir (1 : 2) yang telah

    disterilkan (digoreng atau dioven 90 C selama 24 jam).

    Persen kecambah awal antara 0- 20% tetapi dengan

    perlakuan pendahuluan berupa perendaman dalam

    air panas (70 C), persen kecambah meningkat

    menjadi 70 %. Benih mulai berkecambah antara 10 -

    40hari .

    Vegetatif : Bahan vegetatif berupa pangkal batang dari

    tanaman berumur satu tahun dengan menggunakan

    Rootone F (150 mg/liter air) .

    Persemaian : Media semai menggunakan tanah + pupuk NPK (15:15 : 15) dengan dosis 0,5 gram/kantong. Ukuran

    polybag 12 x16 cm. Bibit siap ditanam setelah umur

    4 bulan .

    1) Kurniaty, R. 2000. Penyimpanan Benih Bitti Reinw). Laporan

    Proyek Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Ujung Pandang.

    2) Lemmens, RHMJ, 1. Soerianegara and Wong. 1995. Plant Resources of

    South East Asia 5 (2)Timber Trees Minor Commercial Timber.

    3) Sallata, M.K. 1990. Beberapa Jenis Pohon Potensial di Sulawesi yang Belum

    Dibudidayakan. Rimba Sulawesi. Balai Penelitiaan Kehutanan Ujung

    Pandang.

    4) Saran, D., Mody Lempang. Misto dan Suhartati. 1997. Pedoman Teknis

    Budidaya Gofasa Reinw). Informasi Teknis No. 5. Balai

    Penelitian Kehutanan UjungPandang.

    1)

    2)

    4)

    )

    4

    DAFTAR PUSTAKA

    (Vitex cofassus

    (Vitex cofassus

    13

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    22/92

    4. DAMAR ( Salisb)Agathis loranthifolia

    Oleh :

    Nurhasybi

    Nama Perdagangan : Damar

    Nama botanis : Salisb.

    Sinonim : L. C. Richard

    Famili : Araucariaceae

    SebaranTumbuh : Sebaran alami di Indonesia berada di Sulawesi,Irian Jaya dan Kalimantan 2). Sumber benih di

    Sukabumi (Jawa Barat), Baturaden (Jawa Tengah),

    Banyuwangi Barat dan Probolinggo (Jawa Timur).

    Jenis ini tumbuh pada ketinggian 100 1600 m dpl

    dengan curah hujan 2400 4800 mm/tahun.

    Tumbuh pada tanah berdrainase baik dan toleran

    terhadap tanah padat dan asam 5).

    Musim buah : Berbuah sepanjang tahun, terutama pada bulan

    Agustus dan Oktober.

    PengumpulanBenih : Masak fisiologis benih dicirikan dengan warna kulit

    kerucut hijau tua dan/atau pada bagian ujung

    kerucut berwarna kecoklatan, dengan sisik ber-

    warna coklat. Bentuk buah hampir bulat dengan

    Agathis loranthifolia

    Agathis dammara

    14

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    23/92

    diameter 20 - 26 cm. Dalam satu cone/buah berisi

    9 - 96 benih. Jumlah benih per kg kurang lebih

    4.950 butir .

    Ekstraksi benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan cara memasuk-

    kan kerucut masak dalam karung plastik. Dibiarkan

    dalam jangka waktu 1 - 2 hari hingga semua

    kerucut pecah. Untuk memisahkan benih dengan

    bagian lain, dilakukan pemisahan dengan cara

    ditampi, atau dengan tumbler yang memiliki ukuran

    saringan yang sesuai untuk ukuran benih

    Penyimpanan benih : Benih disimpan pada kadar air 30 % (kadar air

    setelah benih segar dikeringkan dengan cara

    diangin-anginkan pada suhu kamar selama 24 jam)

    dicampur dengan fungisida berupa mancozeb +

    karbendazirn (Delsene MX-200) dengan dosis 4,01 -

    4,05 g/kg benih, dalam wadah simpan kantong

    plastik. Dengan cara ini benih mampu disimpan

    selama 9 bulan dengan daya berkecambah di atas

    70 % di ruang kamar (temp. 28-33 C, RH 60-70 %)

    atauAC (temp. 18- 20 C,RH 50 -60%) .

    Perkecambahan : Media tanah, ditanam dengan posisi benih berdiri,

    2/3 bagian benih masuk ke dalam media

    Pencegahanhama : Waktu disimpan utuk mencegah serangan jamur,

    sebelumnya benih dicampur dengan fungisida

    dalam bentuk tepung. Misal : mancozeb + karben-

    dazirn (Delsene MX-200) dengan dosis 4,01- 4,05 g/

    kgbenih .

    Persemaian : Media semai menggunakan campuran tanah + pasir

    + kompos (7 : 2 : 1) dan setiap 1 m median diberi

    pupuk TSP 1 sendok makan. Ukuran polybag 10,2 x

    15,2 cm. Dalam penyemaian diperlukan naungan

    90% cahaya. Bibit siap tanam setelah berumur 1

    tahun.

    3)

    O

    1)

    1)

    Agathis

    loranthifolia.

    O

    4).

    dan penyakit

    15

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    24/92

    DAFTAR PUSTAKA

    1) Kumia, W. 1995. Pengaruh Periode Konservasi, Suhu dan Fungisidi

    terhadap Viabilitas Benih Damar Salisb) Skripsi

    Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Bogor (tidak

    diterbitkan).

    2) Martawijaya, A. Kartasujana, Kadir K. dan Prawira S. A. 1981. Atlas Kayu

    Indonesia jilid II. Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan Bogor.

    3) Nurhasybi dan Komar, T.E. 1996. Pengamatan Biologi reproduksi Damar

    Salisb). Laporan Uji Coba No. 184. Balai Teknologi

    Perbenihan. Bogor.

    4) Nurhasybi. 1997. Pengamatan Biologi reproduksi Damar

    Salisb). Laporan Uji Coba No. 184. Balai Teknologi

    Perbenihan. Bogor.5) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America Agriculture

    Handbook 710. USDA Forest Service. RioPiedras.

    (Agathis loranthifolia

    (Agathis loranthifolia

    (Agathis

    loranthifolia

    16

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    25/92

    5. GMELINA ( Linn.)Gmelina arborea

    Oleh :Danu

    NamaPerdagangan : Gmelina

    Nama botanis :

    Famili : Verbenaceae

    Sebaran Tumbuh : Merupakan tanaman eksotik, sebaran alaminya di

    Burma, India 12); 13). Hutan tanaman di Indonesia

    antara lain terdapat di Jawa, Kalimantan dan Nusa

    Tenggara. Sumber benih terdapat di Jawa Tengah,

    Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Tumbuh

    secara alami pada ketinggian 0 800 m dpl dengan

    curah hujan 1200 3000 mm/tahun. Jenis ini

    tumbuh pada tanah berlapisan dalam, subur dan

    berdrainase baik. Toleran terhadap tanah ber-

    lapisan dangkal, berpasir, tanah padat, tanah asam

    asalkan tidak pada tanah berdrainase jelek 15).

    Musim buah : Musim buah April - Juli.

    Pengumpulan Benih : Ciri buah masak yaitu kulit buahnya berwarna hijaukekuningan. Ukuran buah 2 - 3 cm. Benih merupa-

    Gmelina arborea

    17

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    26/92

    kan buah batu yang memiliki 2 - 3 butir biji.

    Jumlah benih per 1 kg adalah 1000 - 1200 butir

    buah batu atau 2000 - 3600 butir biji/kg .

    Cara pengumpulan buah terbaik dengan cara memungut

    dari lantai hutan, diusahakan jangan memungut buah

    yang telah membusuk (buah berwarna coklat).

    Ekstraksi benih : Ekstraksi dengan cara manual, yaitu dengan diinjak-

    injak atau dengan seperti cara

    mengupas kopi .

    Penyimpanan benih : Disimpan pada kadar air rendah (5 - 8 %). Pengeringan

    dengan cara dijemur selama 2 hari. Dikemasdalam wadah

    kedap (plastik). Ruang simpan yang digunakan adalah

    ruang ber AC (suhu :18 - 20 C). Dengan cara ini viabilitas

    dapat dipertahankan selama 12 bulan dengan daya

    berkecambah 60-70% .

    Perkecambahan : Media berupa campuran pasir tanah (1 : 1). Penaburan

    dilakukan dengan cara menanam benih ke media sedalam

    2/3 panjang benih, bagian benih yang berlobang diletakan

    pada bagian atas. Uji viabilitas benih secara cepat dapat

    digunakan TZ (Konsentrasi tetrazolium klorida 0,5 %,

    perendaman 31jam). Ciri benih viabel yaitu semua bagian

    benih berwarna merah/merah muda atau maksimal 10 %

    d a ri c o ty l ed o n b e rw a ma p u ti h . X - ra d io g ra p hy

    (tegangan listrik (KVp) : 20 kilovolt, kuat arus (mA) : 13

    Amper, 33 detik, FFD

    langsung di atas film, bahan pengontrasBaCl2 10% lama perendaman 30 menit. Ciri benih

    viabel adalah: menempati seluruh lokus

    hingga sekurang-kurangnya 90% berkembang sempurna,

    tidak mengalami kerusakan fisik atau tidak ditemukan

    tanda-tanda adanya mikroorganisma lain sekitar

    embrio, embrio tidak terimpregnasi bahan; pengontras

    minimal 75 %dari .

    Vegetatif : Bahan stek berupa batang atau pucuk yang ber-

    umur 4 bulan. Hormon tumbuh yang digunakan

    IBA 1 00 p pm ( po wd er ). Med ia b er up a tan ah +

    1 arang sekam padi (1 : 1). Ditumbuhkan pada

    ruangan bersuhu 27 C, Rh 90 % .

    (drupe)

    food processor (blender)

    eT(ekposure time) : (focus film

    distance):

    endosperm

    endosperm

    8 ); 1 0) ; 11 ); 1 6)

    8)

    O

    4);14)

    1 )

    17)

    O 2);5);6)

    18

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    27/92

    19

    PencegahanHama : Untuk mencegah perkembangan jamur, waktu dan

    p e ny a ki t d i si m pa n b e ni h d i ca m pu r d e ng a n

    fungisida dalam bentuk tepung, misai:2,5% benomil.

    Persemaian : Media semai menggunakan campuran tanah +

    pasir + kompos (7 : 2 : 1) dan setiap 1 m media

    diberi pupuk TSP 1 sendok makan. Ukuran polybag

    10,2 x 15,2 cm. Dalam penyemaian diperlukan

    naungan 50% cahaya. Bibit siap tanam setelah

    berumur 3 bulan .

    1) Danu. 1993. Uji Cepat Viabilitas Benih Gmelina Linn.) dengan

    Tetrazolium. Laporan Uji Coba Balai Teknologi Perbenihan No.140/34.1/

    03/93. Bogor.

    2) Danu dan J. Tampubolon. 1993. Pengaruh Jumlah Mata Stek dan

    Konsentrasi IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Batang

    Linn. Laporan Uji Coba Balai Teknologi Perbenihan No.- 142/34.1/03/

    93. Bogor.

    3) Danu. 1996. Sekilas Informasi Budidaya Tanaman Gmelina

    BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.

    4) Erizal. 1990. Penentuan Kondisi Ruang Simpan Benin Linn.

    Laporan Uji Coba BalaiTeknologi Perbenihan No.96/43.1/03/90. Bogor.

    5) Iriantono, D. 1991. Pemilihan Tempat Tumbuh, Zat Pengatur Tumbuh dan

    Sumber Bahan Stek Gmelina Linn). Laporan Uji CobaBalaiTeknologi Perbenihan No. 120/34.1/05/91. Bogor.

    6) Iriantono, D. dan W indayani. 1993. Pembiakan Vegetatif

    Linn dengan Menggunakan Rootone-F. Laporan Uji Coba Balai Teknologi

    Perbenihan No. 146/34.1/03/93. Bogor.

    7) Iriantono, D.; Yulianti, B. dan Nurhasybi. 1997. Berat 100 Butir, kadar Air, dan

    Kriteria Kecambah Normal benih mahoni King.)

    dan Tusam Jungh. et de Vriese). Standar Pengujian

    Mutu Benin. Laporan Uji Coba BalaiTeknologi No: 248/DR/09/97.Bogor.

    8) Komar.T.E. 1990. Penentuan Kriteria Masak Fisiologis Benin Gmelina

    Linn.). Laporan UjiCoba No. 85. BTP, Bogor.

    9) Lauridsen, E.B. 1986. Seed Leaflet No. 6. Danida Forest Seed

    Centre, Humlebaek-Denmark.

    1)

    DAFTAR PUSTAKA

    (Gmelina arborea

    Gmelina arborea

    (Gmelina arborea)

    Gmelina arborea

    (Gmelina arborea

    Stek Gmelina arborea

    (Swietenia macrophylla

    (Pinus merkusii

    (Gmelina

    arborea

    Gmelina arborea,

    dan Penyakit

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    28/92

    10) Mindawati, N dan N.Rohayat 1994. Pengaruh Warna Buah

    terhadap Perkecambahm dan Pertumbuhan Bibitnya. Pusat Penelitian

    dan PengembanganHutan dan KonservasiAlam. Bogor.

    11) Pukittayacamee, P. S. Saelim, J. Bhodthipuks. 1994. Seed Weight of Forest

    Tree Species in Thailand. ASEAN Forest Tree Seed Centre Project.

    Saraburi. Thailand.

    12) Sprinz, P.T. 1977. Report arborea (tm) Growth Plots at Kenangan,

    Yield Forescasting Plantation Growth and Yield Report, Departement of

    ForestRegeneration and Research PT. ITCI, Jakarta.

    13) Suhendi, H. dan A. Djapi lus. 1979. Hasil Pendahuluan Mengenai

    Perkecambahan dan Pertumbuhan Danish F 407 di

    Persemaian. Lembaga Penelitian Hutan.Departemen Kehutanan. Bogor.

    14) Suyanto, H. dan Darman E. Purba. 1991. Penentuan Kadar Air Awal, Kondisi

    Ruang Simpan dan Periode Simpan Benih arborea Linn. Laporan

    Uji Coba BalaiTeknologi Perbenihan,No. 108/34.1/03/91. Bogor.

    15) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture

    Handbook 710. USDAForestService. RioPiedras.

    16) Wasumanich, P. 1984. Collection and Handling of arborea Linn.

    Stone in Thailand, Embryo Vol. 1, No. 1 1984, Asean - Canada Forest

    Tree Seed Centre.

    17) Zanzibar, M. dan Ira Rina W. Putri. 1999. Uji Cepat Viabilitas Benih

    Linn. Berdasarkan Kontras Radiografi. Buletin Teknologi

    Perbenihan (6): 10. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.

    Gmelina arborea

    Gmelina

    Gmelina arborea L.

    Gmelina

    Gmelina

    Gmelina

    arborea

    20

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    29/92

    6. JABON ( Miq.)Anthocephalus cadamba

    Oleh :

    Nurhasybi dan Adang Muharam

    Nama perdagangan : Jabon, Hanja, Kelampayan

    Nama botanis : (Roxb) Miq.

    Sinonim : (Lamk) Rich.

    Famili : Rubiaceae

    Umumnya musim buah masak terjadi pada bulan

    Maret April.

    Anthocephalus cadamba

    Anthocephalus chinensis

    Sebaran tumbuh : Sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Timur,

    seluruh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,

    Nusa Tenggara Barat dan Irian Jaya 2). Tumbuhpada ketinggian 0 1000 m dpl dengan curah

    hujan kurang dari 1920 mm/tahun. Tumbuh pada

    tanah ringan, berdrainase baik. Toleran terhadap

    tanah asam dan berdrainase jelek tetapi bukan

    pada tanah tererosi 4).

    Musim buah :

    Pengumpulan buah : Buah dikumpulkan dengan cara memanjat dan

    memetiknya dari pohon. Buah masak dicirikan

    oleh warnanya yang berubah dari hijau menjadi

    21

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    30/92

    coklat muda dan daging buahnya telah lunak.

    Pohon mulai berbuah pada umur 5 tahun dan

    perkiraan produksi buah rata-rata per pohon berjumlah

    45 buah.

    Ekstraksi benih : Ektraksi benih dilakukan dengan metoda basah. Buah

    yang sudah masak dimasukkan kedalam karung dan

    diperam selama 1 minggu. Pemberian air terhadap

    benih yang diperam dilakukan setiap hari sehingga

    terjadi fermentasi/pembusukan. Setelah diperam,

    buah diremas-remas/dicabik hingga menjadi lapis-

    lapis kecil lalu dimasukkan kedalam bak berisi air.

    Benih yang masih bercampur lendir yang terdapat di

    dalam bak disaring sebanyak 3 kali lalu diremas-

    remas. Air yang terdapat dalam gumpalan benih

    bercampur lendir selama 2 jam, kemudian dimasukkanke dalam kain blacu dan diperas. Sebelum disaring,

    dilakukan penjemuran disertai dengan terus menggaru

    untuk melepaskan lendirnya. Apabila sudah kering

    lendir akan menjadi debu. Benih dan kotorannya

    kemudian disaring dengan cara lolos saringan 420

    mikron (35 mesh) tertahan pada ukuran saringan

    250 mikron (60 mesh) untuk mendapatkan benih yang

    memiliki sifat fisik danfisiologik yang baik .

    Penyimpanan benih : Benih Jabon masih memil iki jumlah kecambah

    sebesar 314 per 0,1 gram, setelah disimpan selama

    18 bulan dalam wadah kantong plastik direfrigerator .Perkecambahan : Media perkecambahan adalah campuran pasir dan

    tanah halus (1 : 1), disterilisasi dengan cara digoreng

    selama 2 jam. Sebelum benih ditabur, media disiram

    sampai jenuh. Bak tabur ditutup dengan plastik

    transparan. Setelah penyiraman pertama, penyiraman

    selanjutnya dilakukan pada hari ke-7 minggu ke-

    10. Setelah periode tersebut, plastik dibuka dan

    dilanjutkan dengan penyiraman setiap hari sekali

    dengan sprayer yang halus selama kurang lebih 1

    bulan.

    Pencegahan Hama : Pencegahan terhadap benih apabi la terserangPenyakit ( jamur) adalah dengan memberikan

    fungisidaseperti Dithane M-45 (2 gram/liter air).

    1)

    3)

    dan Penyakit

    22

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    31/92

    23

    Persemaian : Media semai yang dipergunakan : Ukuran polybag

    10 x 15 cm. Media bibit adalah campuran pasir +

    tanah + kompos daun (7:2:1). Pemupukan dilakukan

    setelah bibit berumur 2-minggu dengan pupuk NPK

    cair (5 gram/I liter air). Pemupukan dilakukan setiap

    2 minggu sekali sampai bibit siap tanam pada umur

    2 bulan. Dalam persemaian diperlukan shaddingnet

    dengan naungan 40 %.

    1) Ismed. 2000. Pengaruh Jenis Wadah Simpan dan Ruang Simpan terhadap

    Viabilitas Benih Jabon (Roxb) Miq.) dalam

    Penyimpanan. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Nasional. Jakarta,(tidak diterbitkan).

    2) Martawijaya, A. Kartasujana, I, Mandang, Y.I., Prawira S.A., dan Kadir, K.1989.

    Atlas Kayu Indonesia (Jilid II). Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kehutanan. Bogor.

    3) Nurhasybi. 1997. Teknik Penyimpanan Benih Jabon

    LUC No. 227. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.

    4) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture

    Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.

    DAFTAR PUSTAKA

    (Anthocephalus cadamba

    (Anthocephalus cadamba).

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    32/92

    24

    7. JATI ( Linn.f.)Tectona grandis

    Oleh :

    Nurhasybi

    Nama perdagangan : Jati

    Namabotanis : TectonagrandisLinn.f.

    Famili : Verbenaceae

    Sebarantumbuh : Sebaran alami di India, Myanmar dan Thailand.

    Penyebaran tanaman di Indonesia ditemukan diseluruh Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Teng-

    gara, Sumbawa, Maluku dan Lampung 2).

    Tumbuh pada ketinggian 0 900 m dpl dengan

    curah hujan 1500 3000 m dpl. Tumbuh pada

    tanah berlapisan dalam, subur, berdrainase baik,

    netral. Toleran terhadap tanah padat. Jenis ini

    tahan terhadap api (moderat)dan angin 5).

    Musim buah : Umumnya musim buah masak terjadi pada

    bulan Juli Agutus 4).

    Pengumpulanbuah : Buah dikumpulkan di bawah tegakan. Benih yang

    masak dicirikan oleh kulitnya yang berwarna

    coklat. Kadar air benih Jati berkisar antara 10

    13%, dengan berat per satuan benih 0,55 0,92

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    33/92

    gram, dan diameter benih 1,38 -1,56 cm 4). Penanaman

    di Jawa oleh Perum Perhutani pada umumnya

    menggunakan "benih" berukuran diameter 14 mm. Benih

    yang dipergunakan yang dipergunakan sebagai bahan

    penanaman sebenarnya adalah pengertian buah untuk

    jenis Jati. Pohon Jati diperkirakan mulai berbuah pada

    umur 7 tahun. Potensi produksi buah per pohon di Jawa

    bervariasi antara 0,5 -3 kilogram. Jumlah benih per kg

    1500butir .

    Ekstraksi benih : Buah dijemur kurang lebih 2 hari (kadar air 10-12 %)

    sampai sungkup buah terlihat kering. Buah yang telah

    kering dimasukkan kedalam karung kemudian

    karungnya diinjak-injak sampai sungkup buah terlepas.

    Pemisahan kotoran dengan benih dilakukan dengan

    menampi atau denganblower (alat pembersih benih) .

    Penyimpanan : Benih Jati disimpan pada ruang simpan pada temperatur

    dibawah 20C dan kelembaban relatif di bawah 60 %.

    Perkecambahan : Perkecambahan benih Jati umumnya menghasilkan

    daya berkecambah yang bervariasi dan cukup rendah

    (30-70%) . Perlakuan pendahuluan sebelum benih

    ditabur adalah dengan cara merendam benih dalam

    air yang selalu diganti selama 3 hari. Media

    perkecambahan yang dipergunakan adalah pasir yang

    telah diayak dan dijemur/dipanaskan. Penaburan

    dilakukan dengan bekas tangkai menghadap kebawah

    sedalam kurang lebih 2 cm. Penyiraman dilakukanhanya apabila kondisi media kekurangan air (2-3 hari

    sekali) . Cara mengecambahkan Jati di rumah kaca

    dilakukan dengan menabur benihnya pada bak

    kecambah dengan media campuran pasir dan tanah (1

    : 1), dan ditutup dengan plastik transparan serta

    disiram 9 hari sekali .

    Pencegahan hama : Pencegahan terhadap benih apabi la terserang

    Penyakit ( jamur) adalah dengan memberikan

    fungisidaseperti Dithane M-45(2 gram/liter air).

    Persemaian : Media semai yang dipergunakan adalah campur-

    a n p as ir + t an ah + k om po s d au n ( 7: 2: 1) .

    U ku ra n p ol yb ag 1 0 x 1 5 c m. P em up uk an

    4)

    1)

    1);3)

    1)

    3)

    dan penyakit

    25

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    34/92

    dilakukan setelah bibit berumur 2 minggu dengan

    pupuk NPK cair (5 gram/I liter air). Pemupukan

    dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai bibit siap

    tanam pada umur 3 bulan. Dalam persemaian

    diperlukan shadding net dengan naungan 40 %.

    1) Laboratorium Teknologi Benih, Pusat Pengembangan Sumberdaya Hutan, Cepu.

    1999. Manajemen Benih Jati. Duta Rimba No. 228/XXIV-Juni 1999. Perum

    Perhutani. Jakarta.

    2) Martawijaya, A. Kartasujana, I, Mandang, Y .I., Prawira S.A., dan Kadir, K.

    1 98 9. A tl as K ay u Ind on es ia ( Ji li d 1 ). B ad an P en el it ia n d an

    PengembanganKehutanan. Bogor.

    3) Nurhasybi. 1996. Media, Penaburan dan Penyiraman dalam Perkecambahan

    Benih Jati Buletin Teknologi Perbenihan, Vol. 3

    No. 3. BalaiTeknologi Perbenihan. Bogor.

    4) Nurhasybi, Pramono, A.A,. Mulyadi, Y., Mulyanto, Y., dan A. Muharam.1999.

    Peta Pewilayahan Sumber Benih Jati Linn.F.). Laporan

    Uji Coba No. 278. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.

    5) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture

    Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.

    DAFTAR PUSTAKA

    ( L.F.).

    (

    Tectona grandis

    Tectona grandis

    26

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    35/92

    8. JELUTUNG(Dyera spp.)

    Oleh :Hero Dien Pancang Kartiko dan Danu

    Namaperdagangan : Jelutung

    Nama botanis :

    Famili : Apocynaceae

    Sebarantumbuh : Jenis tanaman ini pada awalnya banyak terdapat

    di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kaliman-

    tan Timur, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,

    Bengkulu, Jambi dan Aceh, tetapi pada saat ini

    keadaan populasinya semakin menurun sebagai

    akibat dari tingginya tingkat penebangan dan

    penyadapan getah, serta rendahnya kegiatan

    penanaman . Jelutung ( nama daerah di

    Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan

    Kalimantan Timur) dikenal pula sebagai pantung

    di K alimant an Tengah), dan labuw ai atau

    e la bu ai ( di S um at er a) . Tu mb uh b ai k d i

    dataran rendah 0-100 m dpl .

    Dyera spp.

    10);13)

    4)

    10)

    Musim buah : Maret - April, Agustus

    27

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    36/92

    Pengumpulanbenih : Untuk memperoleh tanaman yang baik, bij i

    sebaiknya dikumpulkan dari tanaman induk yang

    berpenampilan baik pula, misalnya ditinjau dari

    segi p ertumbuhan d an b entuk b atang .

    Biji jelutung tersimpan dalam polong berukuran panjang

    3 0 - 4 0 c m, d ia me te r s ek it ar 1 ,8 c m.

    Dalam setiap polong terdapat 12 - 24 biji. Biji rata-rata

    memiliki panjang 5,1 cm, lebar 1,2 cm, dan tebal

    0,14 mm. Setiap 1 kg terdapat sekitar 20 000 butir

    biji .

    Pengumpulan biji dilakukan dengan pemanjatan

    yang dibantu dengan pasak-pasak yang ditancap-

    kan secara kuat pada batang pohon induk. Pen-

    ting dicatat bahwa bila polong dibiarkan di pohon

    induk sampai lewat masak, polong akan pecah

    dan bijinya beterbangan (karena biji bersayap).

    Dengan demikian pengumpulan biji tanpa pe-

    manjatan, yaitu hanya dengan mengumpulkan

    biji di lantai hutan sangat sulit dilaksanakan .

    Polong-polong yang telah masak ditandai oleh

    biji dan sayap yang terdapat pada polong telah

    berwarna coklat .

    Ekstraksi benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan metoda basah.

    Buah yang telah diunduh, kemudian dijemur

    selama sepekan. Setelah kering, polong pecah dan

    mengeluarkan biji yang berada di dalamnya.

    Biji kemudian dibersihkan sayapnya .

    Penyimpanan benih : Benih jelutung disimpan dalam wadah kedap

    udara, seperti kantong plastik dalam ruang

    bersuhu 18 - 20C dan kelembaban 60 - 70 %

    (ruang ber-AC). Dengan cara penyimpanan

    seperti ini, daya berkecambah benih diharapkan

    dapat dipertahankan pada nilai 60 % selama 3

    bulan .

    Perkecambahan benih : Media kecambah yang digunakan dapat disesuai-

    kan dengan bahan yang mudah tersedia dilapangan. Pada daerah rawa gambut, untuk

    media tabur dapat digunakan campuran gambut

    dan pasir (1 : 1), sedangkan pada tanah darat

    5);6);12)

    9)

    2)

    2)

    2)

    2)

    28

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    37/92

    dapat digunakan campuran tanah dan pasir (1 : 1). Media

    tabur ditempatkan di bawah naungan. Untuk keperluan

    penaburan, biji direndam dalam air selama 24 jam

    kemudian ditiriskan. Biji selanjutnya ditempatkan

    secara merata di atas media tabur, kemudian ditutup

    dengan lapisan tipis campuran gambut tanah danpasir.

    Setelah 7 - 10 hari, biji mulai berkecambah, dan

    penyapihan dilakukan setelah kecambah memiliki

    sepasangdaun .

    Pencegahan hama : Tindakan penting yangperludilakukan padabulan-bulan

    pertama setelah penanaman adalah pengendalian

    gulma. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan

    pembersihan sepanjang jalurtanaman(setiap tiga bulan)

    dandi sekeliling tanaman (setiap bulan) .

    Gangguan penting yang mungkin terjadi setelah

    penanaman adalah terjadinya serangan bercak daun

    yang dapat mengganggu pertumbuhan. Penyemprotan

    dengan pestisida kimia disarankan untuk tidak

    dilakukan terutama di lahan rawa gambut, karena

    larutan pestisida yang larut di rawa dapat mengalir ke

    sungai-sungai, sehingga dapat membahayakan

    manusia, ikan, dan kehidupan lain. Pengendalian gulma

    yang intensif diharapkan dapat membantu pencegahan

    terhadap gejala bercak daun di atas, sehingga tanaman

    dapat tumbuh sehat .

    Persemaian : Pada daerah rawa, mediasapih yang disarankan adalahcampuran gambut dan serbuk arang (10: 1 berdasarkan

    berat). Media sapih initerbukti lebih sesuaidibandingkan

    dengan lima macam media lain, yaitu gambut, gambut

    + kapur, gambut + arang + kapur, gambut + arang +

    kapur + NPK-organik, dan gambut + arang + kapur +

    urea + KCI . Lamanya masa pembesaran bibit di

    persemaian disesuaikan dengan ukuran tanaman yang

    dibutuhkan pada lokasi penanaman. Pada tanah darat,

    masa pembesaran bibit 6 - 8 bulan, sedangkan

    pada tanah rawa berkisar 8-18 bulan tergantung

    kedalaman air rawa. Semakin dalam rawa di lokasi

    penanaman semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk

    pembesaran bibit.

    2);3)

    7)

    7)

    8)

    dan penyakit

    29

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    38/92

    Pembiakan Vegetatif : Penting dicatat bahwa bila pengumpulan biji sukar

    dilakukan, misalnya karena tidak adanya tenaga

    pemanjat yang terampil, bibit dapat diperoleh dengan

    cara mengumpulkan cabutan anakan alam yang

    tersebar di sekitar pohon induk. Cabutan anakan alam

    yang telah terkumpul ditempatkan pada media sapih

    seperti tersebut di atas. Untuk menambah pilihan

    dalam penyediaan bahan tanaman, bibit dapat diperoleh

    melalui pembuatan stek batang (diameter 0,5 - 1,5 cm;

    panjang 30 - 40 cm) dari terubusan alam. Stek dengan

    perlakuan Rootone F ditanam pada campuran gambut

    dan tanah lapisan atas (1 : 1), diberi sungkup plastik,

    dan ditempatkan di bawah tegakan. Dengan cara ini

    dapat diperoleh stek berakar sebesar 29 % setelah tiga

    bulan .

    1) Aminudin, I. 1995. Studi pembiakan vegetatif stek batang jelutung

    Hook. F) dengan penambahan zat pengatur tumbuh rooton-F

    pada media kombinasi gambut dan top soil di HTI-Trans PT Rimba Rokan

    Hulu Riau.Skripsi S1, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

    2) Danu dan Nurhasybi. 1998. Dari benih ke penanaman jelutung untuk hutan

    tanaman rawa gambut. (1):15-19.

    3) Danu. 1998. Penanganan benih jelutung MIQ).(2):81-86.

    4) Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Jilid III. Koperasi Karyawan

    Departemen Kehutanan, Jakarta.

    5) Iriantono, D. 1995. Genetic variance of height growth and cone production in

    progeny of black spruce (Mill) BSP) in Maine. MS Thesis.

    Universityof Maine, Orono,The U.S.A.

    6) Kapisa, N. dan Pasaribu, R.A. 1998. Teknik budidaya jelutung spp).

    (Balai Penelitian Kehutanan Pematang Siantar) 1:1-28.

    7) Kartiko, H.D.P. 1999. Laporan perjalanan dinas monitoring dan evaluasi penelitian

    dan pengembangan jenis ramin dan jelutung. Balai Teknologi Perbenihan,Bogor.

    1)

    DAFTAR PUSTAKA

    (Dyera

    costulata

    Konifera

    Tekno Benih III

    BulletinTeknologi Perbenihan

    (Dyera

    (Picea mariana

    (Dyera

    polyphylla5

    30

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    39/92

    8) . 1999. Menyediakan benih untuk memperbaiki mutu hutan

    tanaman. 11:32.

    9) . 1999. Media tumbuh pembibitan jelutung ( sp)(Balai Teknologi Reboisasi, Banjarbaru;

    dalamproses penerbitan).

    10) Prosea. 1994. Pepohonan Sumber Penghasil Kayu Ekonomi Utama. Ed.

    Sutarno, H., Rifai, M., Nasution, R.E. Sen Pengembangan Prosea 5 (1)1.

    ProseaIndonesia-Yayasan Prosea.

    11) PTXyIo Indah Pratama. 1992. Pengalaman pembangunan hutan tanaman industri

    jenis jelutung ( ) di Jambi. Prosiding Seminar dan Temu

    Lapang Pembangunan HTI wilayah Sumatera, Balai Teknologi Reboisasi,

    Palembang 29 -31 Oktober 1992.

    12) Roulund, H. dan Olesen, K. 1992. Mass propagation of improved material.

    Lecture Note D-7. DanidaForestSeed Centre, Humlebaek, Denmark.

    13) Whitmore,T.C. 1972. Tree flora of Malaya. Volume Two.Longman, London.

    Surili

    et al. DyeraBulletin Teknologi Reboisasi

    Dyera costulata

    .

    31

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    40/92

    9. MAHONI King.)(Swietenia macrophylla

    Oleh :

    Nurhasybi

    Nama Perdagangan : MahoniNama botanis : King.Famili : Meliaceae

    Sebaran Tumbuh : D ae ra h s eb ar an ny a d i s elu ru h P ula u J awa .

    Sumber benih di KPH Kebonharjo (Jawa Tengah),KPH Jember dan KPH Kediri (Jawa Timur), KPH

    Banten, Cianjur, Sumedang, Ciamis dan Tasik-

    malaya (Jawa Barat) 5). Pada ketinggian 50-1400

    m dpl dengan curah hujan 1920-4800 mm/tahun.

    Tumbuh pada tanah berdrainase baik. Toleran

    terhadap tanah liat danbasa 6).

    Musim buah : Musim buah umumya pada bulan Juni - Juli

    walaupun ada tegakan yang masih berbuah pada

    bulanAgustus.

    Pengumpulan B enih : B en ih d i un du h p ad a s aa t b ua h b en ar -b en ar

    masak, yang dicirikan dengan warna buah coklattua keabu-abuan disertai dengan adanya bintik-

    bintik putih pada hampir separuh bagian kulit

    Swietenia macrophylla

    32

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    41/92

    buah dan buahnya mudah dipecah, benih yang

    terdapat didalamnya sudah berwama coklat tua.

    Ukuran buah 9,5 cm-15,5 cm, jumlah benih perbuah

    berkisar 29 hingga 58. Dalam satu kg berisi 2.300 -

    2.400 benih kering tanpa sayap, sedangkan yang

    bersayap dalam 1 kg berisi2000 butir .

    Ekstraksi benih : Ekstraksi benih dilakukan dengan memecah buah

    kemudian benih dikeluarkan. Benih dibersihkan

    dengan memotong sayap benih pada bagian atas

    (diusahakan tidak sampai merusak struktur bagian

    dalambenih).

    Penyimpanan benih : Benih mahoni termasuk jenis semi ortodok, tahan

    terhadap kadar air rendah. Sebelum penyimpanan

    kadar air benih diturunkan sampai 3 - 5 % dengan

    cara benih dijemur selama 1 - 2 hari. Kemudian

    diangin-anginkan selama 1 hari. Tidak disarankan

    pengeringan dengan menggunakan oven. Dikemas

    dengan cara: benih dimasukkan ke dalam wadah

    kantong plastik tebal 0,4 milimeter, dipadatkan dan

    diikat, kemudian dimasukkan ke dalam wadah

    kaleng. Benih dapat disimpan dalam ruang ber AC,

    , dan Dengan cara ini

    benih dapat dipertahankan daya berkecambahnya

    (sekitar 80%) sampai1 tahun .

    Perkecambahan : Benih dit abur ka n d enga n c ara be rb arin g r at a

    d en ga n med ia a ta u d itan am b er di ri 1 -2 c md al am me di a. Med ia y an g d ap a t d ig u na ka n

    adalah pasir, tanah atau campurannya (1 : 1, 1: 2).

    Kelompok benih yang baik mutunya dapat mencapai

    daya berkecambah 90 - 100%. Uji viabilitas benih

    secara cepat dapat menggunakan sinar-x dan

    Tetrazolium (TZ). Benih viabel menurut kriteria uji

    sinar-x, dicirikan dengan endosperm menempati

    seluruh rongga benih, maksimal 25 % dari endosperm

    teresapi oleh (BaCI) sedangkan embrio

    tidak teresapi . Dengan uji TZ (0,5 % selama 2 jam),

    benih viabel dicirikan apabila titik tumbuh berwarna

    merah atau merah muda, kotiledon minimum 30 %

    merah dan 70 % merah muda .

    7)

    1)

    3)

    2)

    cold dry cold storage

    contrast agent

    storage .

    33

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    42/92

    34

    Pencegahanhama : Cendawan yang berasosiasi dengan benih penyakit

    Mahoni adalah sp, sp,

    sp dan sp. Pengendalian penyakit

    dilakukan dengan cara pemberian benomil 50 %,

    25gramdan berat totalbenih .

    Persemaian : Karena kadar air benih yang sesuai untuk

    penyimpanan sangat rendah (3 - 5 %), agar benih

    cepat berkecambah, maka setelah disimpan benih

    diusahakan disemaikan di bawah naungan berat.

    Media semai menggunakan campuran tanah+ pasir+

    kompos (7: 2: 1) dan setiap 1 m media diberi pupuk

    TSP 1 sendok makan. Ukuran polybag 10 x 15 cm.

    Bibit siap tanam setelah berumur 3 bulan.

    1) Erizal. 1990. Penentuan Kadar Air Awal dan Kondisi Ruang Simpan Benih

    i King). LUC No.82. Balai Teknologi

    Perbenihan.Bogor. (tidak diterbitkan).

    2) . 1991. Uji Cepat Viabil itas Benih dengan Tetrazolium untuk Jenis

    Mahoni King). LUC No. 93. Balai Teknologi

    Perbenihan.Bogor. (tidak diterbitkan).

    3) Kusuma, I.D. dan Iriantono, D. 1991. Uji Cepat Viabilitas Mahoni

    King) dengan Kontras Radiografi. LUC No. 83. Balai Teknologi

    Perbenihan.Bogor. (tidak diterbitkan).4) Mulyanto, H. 1988. Pengaruh Kondisi dan Lama Penyimpanan Benih Mahoni

    King) terhadap Daya Berkecambah dan

    Perkembangan Cendawan Terbawa Benih. Skripsi Sarjana Fakultas

    Kehutanan IPB. Bogor.

    5) Nurhasybi dan Pramono, A.A. 1998. Peta Pewilayahan Sumber Benih Mahoni

    King) dan Sengon

    Fosberg) di Jawa. Prosiding Ekspose Hasil Penelitian dan Pengembangan

    Teknologi Perbenihan Kehutanan. Buletin Teknologi Perbenihan Vo. 5

    No.2 Hal. 25 - 41. Balai Teknologi Perbenihan. Bogor.

    6) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture

    Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.7) Zanzibar, M dan Triswanto, A. 1988. Potensi Produksi dan Mutu Benih Mahoni

    King). LUC No. 38. Balai Teknologi Perbenihan.

    Bogor. (tidak diterbitkan).

    Aspergillus

    Curvularia

    (Swietenia macrophylfa

    (Swietenia macrophylia

    (Swietenia

    macrophylia

    (Swietenia macrophylia

    (Swietenia macrophylia (Paraserianthes falcataria

    (Swietenia macrophylla

    Botryodiplodia

    Fusarin

    4)

    DAFTAR PUSTAKA

    Mahon

    dan penyakit

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    43/92

    10. LEDA (Eucalyptus deglupta Blume)

    Oleh :

    Dede J. Sudrajat dan M. Zanzibar

    Nama p erdagangan : Leda .

    Nama botanis : Blume

    Sinonim : F. Muell.

    Famili : Myrtaceae

    Sebaran Gambut : merupakan tanaman asli Indonesia

    yang secara alami tersebar di Sulawesi, Maluku

    dan Irian Jaya. Tumbuh pada ketinggian 0-1800

    m d pl d en ga n c ur ah h uj an 2 40 0- 60 00 m m/

    tahun. Tumbuh pada tanah berlapisan dalam,

    drainase baik. Toleran terhadap tanah asam dan

    drainase buruk 5).

    Musim buah : Mu s i m b u a h b e r va r ia n s i w a k t un y a . P a d a

    u mumny a k er u cu t s ia p d iu nd uh p ad a b ul an

    Juni - Juli, namun di beberapa daerah, musim

    b ua h j at uh p ad a b ul an J an ua ri d an M ei

    ( Ke na ng an , K al ti m) d an A pr il ( Ko ma ra d an

    Borisallo, Sulsel) 9).

    Eucalyptus deglupta

    Eucalyptus naudiniana

    E. deglupta

    35

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    44/92

    36

    Pengumpulan buah : Pengunduhan dilakukan terhadap kerucut yang

    berwarna hijau kecoklatan . Pengunduhan harus

    dilakukan tepat waktu, karena apabila kerucut telah

    berwarna coklat tua, selain telah melampaui waktu

    masak fisiologis, kondisi kerucut sudah merekah dan

    tidak berisibenih lagi.

    Ekstraksi benih : E ks tr ak si d il ak uk an d en ga n m et od a b as ah .

    Ekstraksi dengan cara penjemuran (sinar matahari)

    sampai kerucut merekah ( 3 hari) atau dapat

    dilakukan dengan = 400 selama 24

    jam). Pada saat kerucut merekah benih akan keluar

    dengan sendirinya. Benih berukuran sangat kecil

    berbentuk serbuk dan pembersihannya dapat

    dilakukan dengan cara penyaringan. Benih dianggap

    bersih bila lolos dari ayakan 600 mikrometer dantertahan ayakan berukuran 300 mikrometer .

    Kemurnian benih juga dipengaruhi oleh kadar air,

    makin rendah kadar air benih makin tinggi tingkat

    kemurnian benih . Rata-rata jumlah benih setiap 0,1

    gram pada kadar air 8% adalah 1.257 butir .

    Perkecambahan : Media yang dapat digunakan untuk perkecambahan

    adalah campuran tanah dan pasir (1:1).

    Benih dapat langsung ditaburkan tanpa melalui

    perlakuan pendahuluan. Proses perkecambahannya

    membutuhkan kelembaban dan suhu yang cukup

    tinggi ( 350 C). Untuk mempertahankan suhu

    p er ke ca mb ah an a ga r tetap t in gg i mak a b akkecambah ditutup dengan plastik transparan. Metode

    dan media uji yang tepat bagi perkecambahan benih

    di laboratorium adalah metode Uji Antar

    6)

    7)

    4)

    3)

    O

    fruit drier (t

    E. deglupta

    E. deglupta

    O

    O

    2)

    C

    Penyimpanan b enih : B enih termasuk jenis benih semi ortodoks

    yang akan tahan disimpan pada kadar air dan suhu

    rendah. Benih yang akan disimpan diturunkan dulu

    kadar airnya (pengeringan dengan seed drier pada

    suhu 40C selama 4 jam). Benih dapat

    disimpan pada kadar air 6-10%. Pada ruang dingin(suhu 50 C) viabilitas benih dapat dipertahankan

    sampai 18 bulan, sedangkan pada deep freezer (suhu

    - 150 C) viabilitas benih dapat dipertahankan sampai

    85 bulan .

    E. deglupta

    E. deglupta

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    45/92

    Kertas (UAK) dengan media kertas merang atau

    kertas tower 8). Contoh benih untuk pengujian di

    Laboratorium adalah 0,1 gram dengan kriteria

    kecambah normal apabila kotiledon telah terbuka

    sempurna selama2 minggu .

    sampai merata .

    setelah berumur 3 bulan .

    Pembiakan vegetatif dapat dilakukandengan cara stek dengan menggunakan media pasir

    atau serabut kelapa. Pemberian IBA 200 - 400 ppm

    dapat mempercepat pembentukan akar. Stek pucuk

    memberikan hasil yang terbaik dibandingkan stek

    dari bagiantanaman lainnya .

    3)

    10)

    10)

    1)

    Pecegahanhama : Cendawan yang dapat menginfeksi benih

    d i a n ta r an y a a d a l a h

    dan

    dan merupakan cendawan

    yang berpotensi sebagai cendawan penyimpanan.

    Serangan cendawan secara efektif dapat ditekan

    dengan menggunakan perlakuan pembekuan (t =

    -150 C)+ Benomil 5% + Streptomycin 5%. Cara

    penambahan bahan kimia tersebut dilakukan dengan

    menghamparkan benih di atas kantong plastik, lalubahan kimia ditambahkan secara bertahap hingga

    mencapai takaran yang telah ditentukan dan diaduk

    Persemaiandan : Penyapihan dilakukan setelah semai berumur 3 - 4

    minggu. Media yang digunakan untuk semai .

    adalah campuran tanah + pasir + kompos

    (7: 2: 1). Polybag yang digunakan berukuran 10,2 x

    15,2 cm. Bibit memerlukan naungan dengan

    intensitas cahaya 50 % dan siap ditanam di lapangan

    E.deglupta

    P e n i c il l i u m, P e s ta l ot i a ,

    Asp erg ill us, Cla dos por ium Bat riyad ipl odia.

    Penicill ium Aspergil lus

    E

    deglupta

    E. deglupta

    dan penyakit

    Pembiakan Vegetatif

    37

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    46/92

    DAFTAR PUSTAKA

    1) Danu. 1994. Pemilihan Media dan Ruang Tumbuh untuk Pertumbuhan StekBlume. LUC No. 159. Balai Teknologi Perbenihan.

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

    2) Doran, J. C., J. W. Turnbull and E. M. Kariuki. 1987. Effects of Storage

    Conditiones on Germination of Five Tropical Tree Species. Proceeding

    of The International Symposium on Forest Seed Problem in Africa. Harare.

    Zimbabwe.

    3) Iri an to no . D . 1 99 7. S ta nd ar is as i P en gu ji an d an Mutu B en ih L ed a

    LUC No. 270. Balai Teknologi Perbenihan. Badan

    Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

    4) Komar, E. T., 1994. Penentuan Kadar Air Benih Leda

    Blume). LUC No. 153. Balai Teknologi Perbenihan. Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kehutanan. Bogor. 5) Wadsworth, F.H. 1997. Forest

    Production for Tropical America. Agriculture Handbook 710. USDA

    ForestService. RioPiedras.

    6) Yafid, B. 1993. Karakteristik Masak Fisiologis Buah Leda

    Blume). LUC No. 137. Balai Teknologi Perbenihan. Badan Penelitian

    dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

    7) Zanzibar, M. 1990. Penentuan Ukuran Ayakan untuk Pembersihan Benih

    Leda Blume). LUC No. 78. Balai Teknologi

    Perbenihan. Badan Penelitian dan PengembanganKehutanan. Bogor.

    8) . 1992. Pemilihan Metode dan Media Uji Perkecambahan BenihLeda Blume). Buletin Perbenihan Kehutanan. Vol.

    1 N o. 1 . B al ai Te kn ol og i P er be ni ha n. B ad an P en el it ia n d an

    PengembanganKehutanan. Bogor.

    9) . 1994. Identifikasi Sumber Benih Jenis Leda

    Blume) di Sulawesi Selatan. LUC No. 150. Balai Teknologi Perbenihan.

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor

    10) dan Hessy Hindarsih. 1996. Identifikasi dan Metode Pengendalian

    Penyakit pada Benih Blume. Buletin Teknologi

    Perbenihan. Vol. 3 No. 2. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.

    Eucalyptus deglupta

    (Eucalyptus deglupta).

    (Eucalyptus deglupta

    (Eucalyptus deglupta

    (Eucalyptus deglupta

    (Eucalyptus deglupta

    (Eucalyptus deglupta

    Eucalyptus deglupta

    38

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    47/92

    11. MANGIUM Willd.)(Acacia mangium

    Oleh :

    Nurhasybi

    Nama Perdagangan : MangiumNama botanis : Willd.Famili : Leguminosae

    Sebaran Tumbuh : Seb ara n a la minya di I rian J aya dan Kepu la uanMaluku 1). Sumber benih terdapat di Subanjeriji

    (Sumatera Selatan), Bogor, Banten dan Purwakarta

    (Jawa Barat). Tumbuh pada ketinggian 500 1200 m

    dpl dengan curah hujan di atas 1920 mm/tahun.

    Tumbuh pada tanah subur berpasir. Toleran ter-

    hadap tanah asam, miskinhara dan drainase jelek 4).

    Musimb uah : Musimb uah u mumnya p ada b ulan J uli - Agustus.

    Pengumpulan Benih : Buah (polong) yang masak berwarna coklat. Jumlah

    benih per 1 kgadalah 98.000 butir 3).

    Ekstraksi Benih : Ekstraksi dengan cara polong dijemur selama 1 hari,

    kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dipukul-

    pukul dengan memakai kayu hingga polongnya

    hancur. Benih dipisahkan dari kotorannya dengan

    Acacia mangium

    39

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    48/92

    ditampi. Funikelnya dihi langkan dengan cara

    menjemur benih selama 1- 2 hari, kemudian funikelnya

    dihilangkan secara manual. Seleksi/sortasi benih

    dapat dilakukan dengan menggunakan

    Penyimpananbenih : Disimpanpadakadar air rendah(5 - 8 %). Pengeringan

    benih dengan cara dijemur selama 2 hari. Dikemas

    dalam wadah kedap (plastik dimasukkan dalam

    kaleng). Ruang simpan yang digunakan adalah ruang

    kamar, ber AC atau DCS. Dengan cara ini viabilitas

    benih dapat dipertahankan selama kurang lebih 3

    tahun.

    Perkecambahan : Media berupa campuran pasir tanah (1 : 1). Perlakuan

    pendahuluan dengan cara direndam dengan air

    mendidih kemudian dibiarkan dingin selama 24 jam.

    Pencangkokan cabang primer dapat dipergunakan

    untuk membangun kebun benih klonal, tetapi tidak

    sebagai teknik perbanyakan tanaman secara

    vegetatif. Cabang primer yang dipilih berukuran

    diameter 2 - 3 cm dan terletak kira-kira 1/3 kanopi

    (tajuk). Pencangkokan dilakukan pada cabang yang

    terletak 20 -30 cm dari pangkal cabang dan dikupas

    sepanjang 10 cm. Bagian cabang yang dikupas

    ditutup dengan sabut kelapa steril yang sudah diberi

    air hingga lembab, setelah itu dibungkus plastik

    bening dan kedua bagian ujung plastik diikat dengan

    tali rafia .

    Pencegahan h ama : U ntuk men ce ga h pe rk emba ng an j amur, w ak tu

    disimpan benih dicampur dengan fungisida dalam

    bentuk tepung. Misal: benomil.

    Persemaian : Media semai menggunakan campuran tanah + pasir +

    kompos (7 : 2 : 1) dan setiap 1 m media diberi

    pupuk TSP 1 sendok makan. Ukuran polybag 10,2 x

    15,2 cm. Dalam penyemaian diperlukan naungan 50%

    cahaya. Bibit siap tanam setelah berumur 3 bulan.

    seed

    table.

    gravity

    1)

    dan penyakit

    40

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    49/92

    41

    DAFTAR PUSTAKA

    1) Bramasto, Y. 1998. Pembuatan Cangkok dalam Rangka Penyiapan KebunBenih Klon Willd. Buletin Teknologi Perbenihan Vol. 5

    No. 2. BalaiTeknologi Perbenihan.Bogor.

    2) Martawijaya, A. Kartasujana, I, Mandang, Y.I., Prawira S.A., dan Kadir, K.

    1 98 9. A tl as K ay u Ind on es ia ( Ji li d 1 ). B ad an P en el it ia n d an

    Pengembangan Kehutanan. Bogor.

    3) Pukittayacamee, P., Saelim, S. dan J. Bhodthipuks. 1994. Seed Weight of

    Forest Tree Species in Thailand. ASEAN Forest Tree Seed Project.

    Muaklek, Saraburi, Thailand.

    4) Wadsworth, F.H. 1997. Forest Production for Tropical America. Agriculture

    Handbook 710. USDAForest Service. RioPiedras.

    Acacia mangium

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    50/92

    12. MERANTI TEMBAGA MIQ)(Shorea leprosula

    Oleh :

    Dida Syamsuwida

    Namaperdagangan : Meranti merah

    Nama ilmiah : MIQ.

    Famili : Dipterocarpaceae 3).

    Pembungaan terjadi pada bulan Juli - September,

    buah masak pada bulan Desember - Maret. Jumlah

    bunga per pohon 63.000 4.000.000 bunga. Jumlah

    buah per pohon antara 30.000 249.000 buah, yang

    berhasil masak antara 5.000 11.400 buah 2).

    Pengumpulan benih : Buah masak ditandai dengan warna sayap dan

    kecoklatan, biasanya 3 - 4 minggu sebelum buah

    jatuh. Buah diunduh dengan cara dipanjat kemudian

    dahan digoyang sehingga buah jatuh dengan

    sendirinya dan di bawah pohon diberi hamparan

    plastik untuk menampung buah/benih. Jumlahbenih

    Shorea leprosula

    Sebaran tumbuh : Daerah penyebaran di Sumatera dan Kalimantan,

    tumbuh dalam hutan primer dengan ketinggian

    antara 5 800 m dpl. Sumber benih di Jawa ter-dapat di Kebun Percobaan Haurbentes dan Carita,

    Jawa Barat.

    Musim buah :

    calyx

    42

  • 5/21/2018 Atlas Benih Jilid 1

    51/92

    berkisar antara 1900-2268 benih per kg .

    Ekstraksi b enih : Ter masu k e kst raksi bas ah d iman a b uah has il

    pengumpulan langsung diekstraksi dengan caramemotong sayap tanpa dilakukan pengeringan.

    Ekstraksi dilaksanakan di tempat teduh. Seleksi benih

    dilakukan dengan cara memilih langsung benih yang

    kelihatan sehat, tidak ada tanda serangan ulat seta

    berukuran relatif sama.

    Penyimpanan b enih : Benih S. termasuk kelompok rekalsitran,

    dimana kadar air benih segar > 40 % mempunyai daya

    kecambah 100 %. Benih yang akan disimpan

    dimasukkan ke dalam wadah simpan berupa kantong

    blacu tertutup yang diberi media sebuk arang sedikit

    lembab dan diletakan pada ruangan ber-AC dengan suhu

    18-21 C. Kondisi ini dapat mempertahankan viabilitasbenih hingga 4 minggu dengan daya berkecambah rata-

    rata45% dan kadar air 29-35 .

    Perkecambahan : Media tabur berupa campuran pasir dan tanah (1 : 1)

    dimasukkan ke dalam bak kecambah ukuran 40 x 30

    cm yang dapat menampung 100 benih. Benih

    dibenamkan dalam media sedalam 3/4 bagian tubuh

    benih dengan posisi bagian bekas tangkai buah

    menghadap ke atas. Bak kecambah sebaiknya

    diletakkan di bawah naungan. Kecambah siap sapih

    setelah berumur 28 - 30hari.

    Pembibitan : Bibit hasil sapihan dan benih dapat dipindahkan ke

    lapangan setelah mencapai tinggi 20 - 25 cm yang

    memerlukan waktu 3- 4 bulan. Pengadaan bibit dapat

    mempergunakan anakan daripermudaan alam dengan

    cara putaran atau cabutan. Waktu yang diperlukan

    untuk sistem cabutan sampai bibit siap tanam 4 - 5

    minggu setelah pencabutan. Ukuran tinggi anakan

    dibawah 20 cm atau berdaun 2 - 5 helai. Penyapihan

    dilakukan di persemaian minimal 30 hari di bawah

    naungan plastik. Persentase hidup tanaman di

    pesemaian dapat mencapai 98% . Pembiakan dengan

    carastek pucuk dapat dilakukan dengan menggunakan

    media campuran perlite: gambut:vermiculite (1:1:1) di

    bawah kondisi kelembaban > 95 % dan temperatur