teknik pembakaran dasar-03

Upload: alfian-prayoga

Post on 04-Jun-2018

244 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    1/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Universitas IndonesiaFakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    2/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Reaksi Dasar Proses PembakaranReaksi Pembakaran komponen sebelum reaksi: reaktan (bahan bakar +

    oksidator)

    komponen setelah reaksi: produk

    Bahan bakar + oksidator Produk

    karbon (C)

    hidrogen (H)

    sulfur (S)

    Reaksi Dasar2 2

    C O CO (1.1)

    2 2 2

    1H O H O

    2 (1.2)

    2 2S O SO (1.3)

    Komponen UtamaBahan Bakar Fosil

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    3/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Reaksi Dasar Proses PembakaranKoefisien di depan masing-masing suku persamaan reaksidisebut koefisien stoikiometri (stoich iometr ic coeff ic ients)

    2 2 2

    1H O H O

    2

    Reaksi Dasar

    koefisien stoikiometri

    Pembakaran Karbon Tidak Sempurna2

    1C O CO

    2 (1.4)

    Karbonmonoksida dalam produk pembakaran

    pemakaian energi yang tidak efisien

    merupakan polutan di udara.

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    4/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Reaksi Dasar Proses PembakaranContoh 1.1:Tentukan reaksi stoikiometri pembakaran metana (CH4) danheptana (C7H16)

    Penyelesaian:Pembakaran metana (CH4):

    Pembakaran heptana (C7H16):

    Dari kesetimbangan oksigen2x= 14 + 8 = 22 x= 11

    Maka :

    4 2 2 2CH 2O CO 2H O

    7 16 2 2 2C H + xO 7CO + 8H O

    7 16 2 2 2C H + 11O 7CO + 8H O

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    5/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Udara Teoritis Udara yang dipergunakan dalam kebanyakan proses

    pembakaran berasal dari udara bebas.

    Dalam kebanyakan analisis teoritis/praktis, udara dianggap

    dalam kondisi kering (dry air) yang tersusun dari komponen:

    oksigen (O2

    )

    nitrogen (N2)

    argon (Ar)

    karbondioksida (CO2)

    helium (He)

    neon (Ne), dsb. Untuk perhitungan pembakaran, satu satuan volume (mol)

    udara kering dapat diasumsikan terdiri dari:

    21% oksigen

    79 % nitrogen

    Komposisi Udara Kering

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    6/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Udara TeoritisPemenuhan Kebutuhan Oksigen Dari UdaraKebutuhan oksigen pada pembakaran, dapat dipenuhi olehoksigen dari udara sbb:

    1 mol O2dipenuhi oleh

    1 mol O2+ 3,76 mol N2= 4,76 mol udara 1 kg O2 dipenuhi oleh

    1 kg O2 + 3,30 kg N2= 4,30 kg udara

    Hubungan di atas menunjukkan jumlah kebutuhan udara

    kering minimum yang akan memberikan oksigen untuk

    pembakaran yang sempurna.

    Jumlah udara ini disebut sebagai udara teori t isatau udara

    stoik iometr i

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    7/23Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Udara TeoritisContoh 1.2:Tentukan reaksi stoikiometri pembakaran metana (CH4)dengan menggunakan udara sebagai oksidatornya

    Penyelesaian:Pembakaran methana CH4dengan udara kering:

    Reaksi stoikiometri diatas menunjukkani diperlukan

    2(1+3,76) = 9,52 mol udara untuk membakar 1 mol metanadengan sempurna.

    4 2 2 2 2 2CH + 2 O + 3,76N CO + 2H O + (2)(3,76)N

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    8/23Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Persamaan Umum Stoikiometri PembakaranFormula Fiktif Bahan Bakar Bahan bakar secara umum mengandung unsur-unsur karbon

    (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan belerang (S)

    Jika prosentase berat (fraksi massa) masing-masing unsur

    yang terkandung dalam suatu bahan bakar fosil adalah:

    Karbon (C) = %

    Hidrogen (H) = % Oksigen (O) = % Sulfur (S) = % Nitrogen (N) = %

    Maka formula fiktif bahan bakar dapat dinyatakan sebagai

    CxHyOzSpNq dimana:

    12x

    1y

    16z

    32p

    14q

    (1.5a-e)

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    9/23Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Persamaan Umum Stoikiometri PembakaranKebutuhan Udara Masing-masing Unsur Bahan BakarKarbonDari reaksi:

    2 2C + O CO

    Maka:

    Untuk xmol C, kebutuhan udara adalah : x(1(O2) + 3,76 (N2)) = 4,76xmol

    HidrogenKebutuhan udara dihitung berdasarkan asumsi oksigen yang

    terkandung dalam bahan bakar yang sudah atau akan bereaksidengan

    hidrogen membentuk air (H2O). Dengan demikian hidrogen yang masih

    memerlukan udara dapat dievaluasi dengan langkah berikut:

    Reaksi hidrogen dengan oksigen yang terdapat dalam bahan bakar:

    2 2 2

    1H + O H O

    2

    Untuk sejumlah zmol oksigen bereaksi dengan 2zmol hidrogen

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    10/23Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Persamaan Umum Stoikiometri PembakaranKebutuhan Udara Masing-masing Unsur Bahan Bakar Jadi hidrogen yang masih memerlukan udara adalah sebesar (y-2z)

    mol

    Dari reaksi:2 2 2

    1H + O H O

    2

    Hidrogen (lanjutan)

    Untuk (y-2z) mol H (ekivalen dengan (y-2z)/2 mol H2), kebutuhan mol

    udara adalah:

    2 2

    2 21(O ) 3,76(N ) (4,76)

    4 4

    y z y z

    Sulfur

    Dari reaksi:2 2

    S + O SOMaka:

    Untuk pmol S, kebutuhan udara adalah : p(1(O2) + 3,76 (N2)) = 4,76pmol

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    11/23Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Persamaan Umum Stoikiometri PembakaranKebutuhan Udara Bahan Bakar Fiktif CxHyOzSpNqMaka untuk satu mol bahan bakar dengan formula fiktifC

    x H

    y O

    z S

    p N

    q akan diperoleh kebutuhan mol udara

    stoikiometris sebesar :

    2 22 2

    1(O )+ 3,76(N ) (4,76)4 4

    y z y z

    x p x p

    (1.6)

    Persamaan Umum Stoikiometris 2 2

    2 2 2 2

    2C H O S N O + 3,76N4

    2 CO H O SO 3,76 N

    2 2 4

    x y z p q y zx p

    y q y zx p x p

    (1.7)

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    12/23Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Udara Lebih Sulit mendapatkan pencampuran yang memuaskan antara

    bahan bakar dengan udara pada proses pembakaran aktual

    Udara perlu diberikan dalam jumlah berlebih untuk

    memastikan terjadinya pembakaran secara sempurna

    seluruh bahan bakar yang ada

    Latar Belakang dan Tujuan Udara Lebih

    Definisi Udara LebihUdara yang diberikan untuk pembakaran dalam jumlah yang

    lebih besar dari jumlah teoritis yang dibutuhkan bahan bakar

    % udara teoritis = 100 100

    % udara lebih = % udara teoritis 100

    ua ua

    us us

    m N

    m N

    (1.8a-b)

    m dan N menunjukkan massa dan mol, sedangkan indeks ua dan us

    menunjukkan udara aktual dan udara stoikiometris

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    13/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Udara LebihContoh 1.3:Tentukan reaksi pembakaran metana (CH4) denganmenggunakan 10 % udara berlebihPenyelesaian:Metana (CH4) dibakar dengan 10 % udara berlebih

    Persamaan pembakaran:

    4 2 2 2 2 2 2CH (1,1) 2 O + 3,76N CO 2H O 0,2O (1,1) (2)(3,76)N

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    14/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Udara LebihUdara lebih dapat dideduksi dengan pengukuran komposisi produkpembakaran dalam keadaan kering (dry basis). Jika produk

    merupakan hasil pembakaran sempurna, maka persentase udara lebih

    dapat dinyatakan sebagai:

    Penentuan Udara Lebih dari Komposisi Produk

    2

    2 2

    O

    N O

    % udara lebih = 100/3,76

    prod

    prod prod

    NN N

    (1.9)

    2

    2 2

    O

    N O

    % udara lebih = 100/3,76

    prod

    prod prod

    (1.10)

    pengukuran gas biasanya dinyatakan dalam fraksi mol (), makapersamaan (1.10) lebih sering digunakan

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    15/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Udara LebihContoh 1.4:Pengukuran produk kering pembakaran dari sebuah alat pembakar(burner) yang menggunakan gas alam dan udara menunjukkan

    kandungan volumetric 5 % oksigen dan 9 % karbon dioksida.

    Tentukan udara lebih pada proses pembakaran tersebut

    Penyelesaian:Dari pengukuran diketahui:

    2 2 2O CO N0,05 ; 0,09 ; dan 0,86 (dari perbedaan)

    Dengan menggunakan rumus (1.10), maka

    0,05% udara lebih = 100 28

    0,86/ 3,76 0,05

    Jadi udara lebih dalam proses pembakaran tersebut adalah 28%

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    16/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Rasio Udara-Bahan BakarRasio Udara-Bahan BakarRasio udara-bahan bakar merupakan nilai yang menunjukkanperbandingan antara jumlah udara yang disuplai dengan jumlah

    bahan bakar yang dipergunakan (dibakar) yang dapat dinyatakan

    dalam basis massa/berat (by w eight) maupun basis volume/mol

    u u u

    bb bb bb

    m M NAFm M N

    (1.11)

    dimana Mmenunjukkan massa molekuler, sedangkan indeks udan

    bbmenunjukkan udara dan bahan bakar.

    Untuk keperluan perhitungan praktis massa molekuler udara adalah

    28,9 kg/kmol

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    17/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Rasio Udara-Bahan BakarRasio Bahan Bakar-UdaraKebalikan dari AFsering juga digunakan dalam analisis stoikiometripembakaran dan disebut sebagai rasio bahan bakar-udara (fuel air

    ratio) yang dirumuskan sebagai berikut:

    (1.12)

    Rasio bahan bakar udara, FA sering juga disimbulkan dengan f.

    bb bb bb

    u u u

    m M NFAm M N

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    18/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Rasio Udara-Bahan BakarContoh 1.5:Tentukan perbandingan udara bahan bakar pada pembakaransempurna dari metana dengan udara teoritis.

    Penyelesaian:Reaksi pembakaran:

    4 2 2 2 2 2CH + 2 O + 3,76N CO + 2H O + (2)(3,76)N

    4 4 4CH CH CH

    4

    28,9 / 2(1 3,76)

    16 / 1

    17,2 kg udara/kg CH

    u u ukg kmol kmol m M N

    AF m M N kg kmol kmol

    Maka Rasio Udara-Bahan Bakar:

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    19/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Rasio EkivalenPerbandingan antara rasio udara- bahan bakar stoikiometrikdengan rasio udara-bahan bakar aktual atau perbandingan

    antara rasio bahan bakar-udara aktual dengan rasio bahan

    bakar-udara stoikiometrik

    Rasio Ekivalen Equivalence Ratio)

    s a

    a s

    AF FA

    AF FA (1.13)

    > 1 terdapat kelebihan bahan bakar dan campuran disebutcampuran kaya bahan bakar (fuel-r ichmixture).

    < 1 campurannya disebut campuran miskin bahan bakar (fuel-lean m ixture)

    = 1 merupakan campuran stoikiometrik

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    20/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Rasio EkivalenDengan menggunakan rasio ekivalen, persen udara teoritis ataupersen udara lebih dapat ditentukan sebagai berikut:

    Hubungan Rasio Ekivalen dengan Udara Lebih

    (1.14a-b)

    100% udara teoritis =

    100 1-% udara lebih =

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    21/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Rasio EkivalenContoh 1.6:Sebuah alat pembakar (burner) turbin gas beroperasi pada bebanpenuh dengan laju aliran massa udara 15,9 kg/s. Bahan bakarnya

    adalah gas alam dengan komposisi ekivalen C1,16H4,32. Tentukan rasio

    udara-bahan bakar dan laju aliran massa bahan bakar jika proses

    pembakaran hendak dijaga pada kondisi campuran miskin bahan

    bakar (fuel-lean m ixture) dengan rasio ekivalen 0,286

    Penyelesaian:Diketahui:

    pembakaran C1,16H4,32

    rasio ekivalen, = 0,286

    laju aliran udara aktual,Ditanya:

    rasio udara-bahan bakar stoikiometris

    AFdan laju aliran bahan-bakar,

    15,9 kg/suam

    bbam

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    22/23

    Lab. Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr.I r. Harinaldi, M .Eng

    Rasio EkivalenPenyelesaian lanjutan):Dari persamaan umum reaksi pembakaran (1.7), maka reaksi

    pembakaran proses di atas adalah:

    1,16 4,32 2 2 2 2 2

    1,16 4,32 2 2 2 2 2

    4,32 4,32 4,32C H 1,16 O +3,76N 1,16 H O 3,76 1,16 N

    4 2 4

    C H 2,24 O +3,76N 1,16 2,16H O 8,42N

    CO

    CO

    Menggunakan persamaan (1.11), rasio udara-bahan bakar stoikiometrik

    dapat ditentukan sebagai berikut:

    Massa molekuler udara, Mu= 28,9 kg/kmol

    Massa molekuler bahan bakar, Mbb

    = (1,16)(12) + (4,32)(1) = 18,24 kg/kmol

    Maka rasio udara-bahan bakar stoikiometris:

    (28,9 kg/kmol)(2,24(1+3,76) kmol)16,89

    (18,24 kg/kmol)(1 kmol)

    u u u

    s

    bb bb bbs s

    m M NAF

    m M N

  • 8/13/2019 Teknik Pembakaran Dasar-03

    23/23

    Lab Mekanika F lui da Teknik Mesin-F TUI Dr I r Harinaldi M Eng

    Rasio EkivalenPenyelesaian lanjutan):Rasio udara-bahan bakar aktual dengan rasio ekivalen, = 0,286

    dapat ditentukan dengan persamaan (1.13):

    Karena rasio udara-bahan bakar juga menyatakan rasio laju aliranmassa udara-bahan bakar, maka dengan menggunakan persamaan

    (1.11) dengan penyesuaian simbol maka laju aliran bahan bakar dapat

    ditentukan:

    16,8959,06

    0,286

    s

    a

    AFAF

    15,9 kg/s 0,269 kg/s59,06

    ua uaa bba

    bba a

    m mAF m

    m AF