teknik menulis artikel ilmiah dari laporan penelitian, skripsi, tesis dan disertasi

Upload: zainul

Post on 22-Feb-2018

261 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    1/19

    Tarkus Suganda 1

    PRINSIP DAN TEKNIK MENULIS ARTIKEL ILMIAH

    DARI LAPORAN PENELITIAN, SKRIPSI, TESIS, DAN

    DISERTASI1

    Tarkus Suganda

    Lab. Fitopatologi Dept. Hama dan Penyakit Tumbuhan

    Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

    Daftar Isi

    Pendahuluan

    Persiapan Sebelum Menulis Artikel Ilmiah

    Pelaksanaan Penulisan Artikel Ilmiah (Komponen Artikel Ilmiah)

    Penutup

    I. PENDAHULUAN

    Dalam dunia akademik, artikel ilmiah memiliki peran yang sangat penting,baik bagi pengembangkan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun bagi pengembangan

    karir peneliti dan akademisi. Bagi sivitas akademika (dosen peneliti dan mahasiswa),tentunya diwajibkan melakukan penelitian. Setelah penelitian selesai, maka akan

    diakhiri dengan membuat laporan penelitian yang bentuknya dapat bermacam-macam.

    Untuk penelitian dosen biasanya berbentuk laporan penelitian, sedangkan laporan

    penelitian sebagai suatu produk akhir dari suatu jenjang pendidikan, dapat berupaskripsi, tesis, atau disertasi.

    Walaupun memiliki kadar ilmiah, pada dasarnya, skripsi, tesis, dan disertasi

    (LPSTD) belum dapat dikategorikan sebagai karya publikasi ilmiah, karena pada

    dasarnya LPSTD adalah karya ilmiah yang tidak dipublikasikan. Oleh karena adaslogan di dunia akademik bahwa suatu penelitian belumlah dianggap selesai kecuali

    jika hasilnya telah dipublikasikan secara luas.Cara mempublikasikan karya ilmiah banyak ragamnya, dapat berupa makalah

    yang diseminarkan lalu dijadikan prosiding, atau diunggah ke internet sebagai tulisan

    dari para penelitinya. Namun demikian, nilai kredit tertinggi dari suatu publikasi

    ilmiah adalah jika hasil penelitian dipublikasikan sebagai artikel ilmiah dalam jurnal

    ilmiah yang direview oleh pakar sebidang ilmu (peer-reviewed articles). Dalam

    tulisan ini yang dimaksud dengan artikel ilmiah adalah artikel primer (lihat sub-judul

    di bawah), sehingga bahasan akan lebih difokuskan kepada artikel ilmiah primer

    untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

    Berbagai Jenis Artikel Ilmiah Diterbitkan Dalam Jurnal Ilmiah

    Sebenarnya, ada beberapa jenis artikel ilmiah yang dapat dimuat dalam suatu

    jurnal ilmiah, yaitu artikel ilmiah primer (melaporkan hasil penelitian si penulis

    artikelnya sendiri), artikel ilmiah review atau kupasan (si penulisnya mengupas

    berbagai artikel yang sejenis dan meramunya menjadi artikel baru secara

    1Makalah Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah, Kampus ITB Jatinangor, 10 Mei 2014

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    2/19

    Tarkus Suganda 2

    komprehensif), book review, surat kepada Editor jurnal (letter to editor), komunikasisingkat (short report), laporan perdana (first report), dan lain-lain.

    Artikel ilmiah primer, pada dasarnya adalah versi ringkas dari suatu laporan

    hasil penelitian (laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi - LPSTD). Dengan

    demikian, bagi seorang dosen termasuk juga bagi mahasiswa, seharusnya menulis

    artikel ilmiah jauh lebih mudah karena pada dasarnya hanya menyingkat laporanilmiah versi LPSTD saja.

    II. PERSIAPAN SEBELUM MENULIS ARTIKEL ILMIAH

    Sebelum memulai menulis artikel ilmiah, diperlukan adanya persiapan yangmatang. Persiapan tersebut termasuk persiapan mental, keterampilan dan teknis, serta

    sarana-prasarana. Persiapan mental meliputi a.l. motivasi dan daya tahan, Motivasi

    terbaik untuk menulis artikel ilmiah harus datang dari diri sendiri, walaupun dorongan

    dari lingkungan sekitar juga cukup berperan penting. Persiapan keterampilan dan

    teknis mencakup pengetahuan tentang tata-tulis dan bahasa, baik bahasa asing

    maupun bahasa Indonesia (terutama EYD) dan teknik parafrasing untuk menghindariplagiarisme. Selain itu, diperlukan juga keterampilan menggunakan komputer, baik

    untuk menganalisis data, membuat ilustrasi dan menulisnya (word processing) itusendiri, maupun untuk mengakses internet-mencari kepustakaan pendukung terkini

    (googling atau mengakses database kepustakaan seperti Ebsco, Proquest, ScienceDirect, dsb.).

    Dalam makalah ini, pembahasan akan difokuskan ke persiapan teknis menulis

    artikel dengan asumsi bahwa persiapan mental dan persiapan sarana-prasarana sudah

    tidak ada masalah.

    a. Mengikuti pelatihan penulisan artikel (atau berdiskusi dengan pakar

    penulisan artikel).

    Penulis artikel ilmiah tidak sama dengan novelis yang bebas berkreasi.Penulis artikel ilmiah dipagari oleh berbagai ketentuan yang harus ditaati tanpa

    syarat, baik dari segi bahasa, peristilahan, tata tulis, maupun formatnya. Jurnalyang artikel ilmiahnya ditulis dengan ragam dan format yang berbeda-beda, tidak

    akan pernah diakreditasi.

    Penulis artikel ilmiah dapat diibaratkan sebagai altlet, untuk menjadi juara

    diperlukan latihan yang keras. Mengikuti pelatihan penulisan dan atau

    melakukan diskusi aktif dengan sesama penulis artikel, terutama yang sudah

    berpengalaman, merupakan suatu keharusan (kecuali bagi penulis yang benar-

    benar berbakat/gifted).

    b. Membaca artikel ilmiah yang baik di bidang ilmu kita.

    Artikel ilmiah, walaupun memiliki dasar-dasar yang sama, namun harusdisadari bahwa setiap bidang ilmu, bahkan setiap jurnal, memiliki gaya

    selingkung (in-house style) sendiri-sendiri. Oleh karena itu, membaca (dan

    mengamati) dengan seksama artikel-artikel ilmiah dalam bidang ilmu kita,

    merupakan hal yang sangat penting.

    c. Menetapkan jurnal ilmiah yang kita ingin kirimi artikel ilmiah.

    Sebagaimana telah disampaikan di atas, karena setiap jurnal memiliki

    kekhasan masing-masing, maka sebelum kita memulai proses penulisan artikel

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    3/19

    Tarkus Suganda 3

    kita, tetapkanlah terlebih dahulu jurnal ilmiah mana yang kita ingin artikel ilmiahkita dimuat.

    Sebenarnya ada tambahan lain dalam kriteria pemilihan jurnal ilmiah yang

    kita akan kirimi naskah. Contohnya adalah reputasi jurnal ilmiah tersebut,

    apakah terakreditasi atau tidak? Apakah tersebar luas atau tidak (memiliki situs

    di internet atau tidak, memiliki penyunting pakar tidak, dlsb. Faktor biayapenerbitan juga layak dipertimbangkan, karena sering jurnal ilmiah meminta

    bayaran yang tidak dapat dipenuhi oleh calon penulis yang dananya terbatas.

    Memilih jurnal ilmiah adalah proses yang memerlukan pemikiran yangmatang dari berbagai sudut pertimbangan, dan umumnya keputusannya adalah

    sebuah kompromi dari berbagai pertimbangan tersebut.

    d. Mendapatkan petunjuk penulisan artikel jurnal tersebut dan salah satu

    contoh artikelnya.

    Sebagai akibat dari adanya gaya selingkung, oleh karena itu, sangat penting

    bagi seorang calon penulis artikel ilmiah untuk mendapatkan petunjuk penulisan

    artikel dari jurnal yang dipilihnya. Selain petunjuk penulisannya, sangatdianjurkan juga untuk mendapatkan salah satu artikel yang sudah diterbitkan

    dalam jurnal tersebut. Hal ini untuk berjaga-jaga jika pemahaman kita tentangpetunjukan penulisan artikel tidak terlalu benar.

    Sebagai penulis artikel, si penulis HARUS bersedia mematuhi seluruhketentuan yang ada di dalam petunjuk penulisan artikel jurnal tersebut, sampai ke

    hal-hal yang detil, misalnya tentang cara penulisan satuan, cara penyingkatan

    nama jurnal, dlsb. Jangan pernah seorang penulis artikel mencoba

    mempengaruhi redaksi jurnal tersebut dengan alasan bahwa cara yang digunakan

    si penulis merupakan hal yang baku di bidangnya. Jika tidak suka dengan gaya

    selingkung jurnal tersebut, maka tidak ada paksaan bagi si penulis untuk

    mengirimkan naskah ke jurnal tersebut.

    e. Mengecek ulang data penelitian kita (analisis, metodenya, penyajiannya,

    dlsb.).

    Sebelum menulis artikel, si penulis harus sudah yakin bahwa penelitian yang

    datanya akan dilaporkan, sudah memenuhi kaidah akademik (misalnya adanya

    perlakuan pembanding atau kontrol, adanya pengulangan dan randomisasi, sudah

    memenuhi ketentuan statistik, sudah menggunakan metode penelitian yang tepat

    untuk tujuan penelitian tersebut, dlsb.).

    Selain itu, data juga sudah harus diuji statistik (kalau datanya memang

    mengharuskan diuji statistik), sudah dibuat tabulasi atau disajikan sebagaigambar secara benar dan memenuhi kaidah keilmuan, dlsb.

    f. Menjamin tidak akan ada masalah kepemilikan hak atas artikel ilmiah yang

    akan diterbitkan.

    Persiapan terakhir sebelum menulis adalah mengklirkan hak kepemilikan atas

    artikel yang akan ditulis, terutama untuk artikel tentang penelitian kelompok atau

    yang melibatkan mitra. Bagi mahasiswa, jika artikelnya berasal dari skripsi,

    tesis, atau disertasi (STD), harus jelas terlebih dahulu, siapa yang lebih berhak

    atas penelitian tersebut. Keteledoran tentang hak kepemilikan ini sering menjadi

    masalah di kemudian hari. Redaksi jurnal biasanya tidak mau tahu tentang hal

    ini, karena sudah menjadi kewajiban para penulis artikel untuk mengklirkan halini sebelum artikel ditulis. Hal ini penting misalnya jika STD berupa penelitian

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    4/19

    Tarkus Suganda 4

    proyek dosen dari dana hibah, yang salah satu ketentuannya adalah harus adaartikel ilmiah atas nama si ketua peneliti.

    Pada prinsipnya, hak atas artikel ilmiah dari suatu penelitian kelompok,

    seyogyanya harus ditetapkan dan disepakati oleh setiap anggota kelompok, jauh

    sebelum penelitiannya sendiri dilakukan.

    Salah satu tujuan penulisan artikel ilmiah selain untuk penyebarluasaninformasi ilmiah adalah untuk mendapatkan kredit point (cum). Di Indonesia

    berlaku ketentuan bahwa penulis utama (penulis nomor 1 atau autor senior)

    mendapatkan 60% dari total kredit point artikel tersebut. Sebanyak 40% sisanyadibagi rata oleh autor-autor berikutnya. Kalau autornya hanya seorang, tentunya

    100% dari kredit point adalah miliknya sendiri.Pada masa lalu, setiap artikel ilmiah harus menyertakan nama kepala lab.,

    tidak peduli apakah ia terlibat atau tidak di dalam percobaan/penelitian yang

    dilaporkan. Penempatannya biasanya sebagai autor terakhir. Hal ini

    menyebabkan kemudian orang berebutan untuk menjadi autor terakhir untuk

    prestise. Timbul kesulitan yaitu bagaimana jika ada artikel yang penelitiannya

    dilaksanakan di lebih dari satu lab?Untuk mencegahnya, di Inggris, beberapa jurnal mengurut autor secara

    alfabetis. Nampaknya memang adil, tetapi sebenarnya tidak, karena autor yangmemiliki konstribusi tinggi terhadap penelitian memiliki kredit point yang sama

    atau bahkan lebih rendah dengan autor yang tidak/kurang memberikankonstribusinya.

    Oleh karena itu, menurut cara modern, pengurutan autor didasarkan atas

    besar-kecilnya peranan autor dalam penelitian (dan dalam menulis artikel).

    Disepakati bahwa penulis pertama adalah autor senior yang paling bertanggung

    jawab dalam pelaksanaan penelitian yang dilaporkan. Komunikasi tentang artikel

    tersebut dapat saja diwakilkan kepada autor lain, tidak selalu harus ke autor

    senior. Yang dimaksud dengan senior bukan didasarkan atas umur, kepangkatan,

    atau jabatan, namun didasarkan pada urutan peranan pentingnya autor tersebutterhadap percobaan/penelitian yang dilakukan

    Etikanya, kolega atau penyelia (supervisor) tidak selayaknya memintanamanya dimasukkan menjadi autor jika ia tidak terlibat sama sekali dalam

    penelitian/percobaan. Bahkan jika nama kita yang tidak terlibat dalam proses

    pelaksanaan penelitian namun dicantumkan sebagai salah satu autor oleh si

    peneliti utama, selayaknya kita menolak dengan sopan.

    Sebelum meminta atau menerima nama kita dicantumkan sebagai salah satu

    autor suatu artikel ilmiah, sebaiknya ingatlah bahwa seorang autor sebuah artikel

    adalah seseorang yang bertanggung jawab secara intelektual terhadap hasilriset yang dilaporkan. Setiap autor yang dicantumkan namanya harus memilikiperan yang penting dalam riset yang dilaporkan. Sebaiknya urutan autornya

    harus ditentukan sebelum percobaan dilakukan. Urutan ini bisa saja berubah jikadalam pelaksanaannya terjadi berubahan. Secara singkat, pencantuman autor

    dalam artikel ilmiah seharusnya hanya berisi nama-nama autor yang memiliki

    konstribusi yang mendasar terhadap pekerjaan yang dilaporkan.

    Contoh kasus (Diambil dari Day, 1988) :

    Ilmuwan A merencanakan serangkaian percobaan. A menugaskan teknisi B

    untuk melaksanakan percobaan dan menjelaskan bagaimana melaksanakanpercobaan. Jika percobaan berhasil dan hasilnya kemudian dipublikasikan, maka

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    5/19

    Tarkus Suganda 5

    A akan merupakan satu-satunya autor, sekalipun teknisi B melakukan semuapekerjaan (Teknisi B dihargai dalam pernyataan tertulis di bagian Ucapan

    Terima Kasih).

    Andaikan percobaan tersebut kurang sukses, dan si Teknisi B kemudian

    menyarankan kepada Ilmuwan A perbaikan pelaksanaan (misalnya mengganti

    temperatur inkubasi dari 15 ke 270

    C), dan kemudian percobaan menjadi berhasil,maka nama Teknisi B masuk menjadi autor kedua.

    Andaikan, jika kemudian diketahui bahwa dengan merubah temperatur

    inkubasi tersebut organisme yang diteliti menjadi patogenik, sementara menurutliteratur organisme tersebut sebenarnya non patogenik. Ilmuwan A kemudian

    meminta bantuan Ilmuwan C untuk melaksanakan test singkat patogenisitas.Peranan C dihargai dalam Ucapan Terima Kasih.

    Andaikan lagi, Ilmuwan C tertarik dengan organisme tersebut dan melakukan

    serangkaian percobaan terencana dan menemukan bahwa organisme tersebut

    bukan hanya patogenik terhadap binatang / tanaman percobaan tetapi juga

    terhadap manusia. Akhirnya sebuah tabel baru ditambahkan kedalam naskah,

    dan bagian hasil dan pembahasan kemudian direvisi, maka A, B, dan C kemudianmenjadi autor.

    III. PELAKSANAAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH (KOMPONEN

    ARTIKEL ILMIAH)

    A. Perbedaan Format Dasar LPSTD Dengan Artikel Ilmiah

    Sebagaimana telah disampaikan di atas, artikel ilmiah memiliki format dasar

    atau komponen yang berbeda dengan LPSTD. Artikel ilmiah adalah bentuk ringkas

    dari LPSTD. Format baku bagian inti dari suatu artikel ilmiah, terkenal dalam

    sebutan berbahasa Inggris sebagai IMRaD, yang merupakan singkatan dariIntroduction (Pendahuluan), Materials and Method (Bahan dan Metode), Results

    (Hasil), and Discussion (Diskusi atau Pembahasan). Pada sebagian jurnal, bagianHasil digabungkan dengan Pembahasan, sebagai Hasil dan Pembahasan.

    Berikut adalah contoh dari format atau komponen bagian inti dari LPSTD.

    Bab I. Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    1.2 Rumusan (Identifikasi) Masalah

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.4 Kegunaan (Manfaat) Penelitian

    Bab II. Kajian (Tinjauan) Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

    2.1 Kajian (Tinjauan) Pustaka

    2.2 Kerangka Pemikiran

    2.3 Hipotesis

    Bab III. Metodologi atau (Bahan dan Metode)

    3.1 Bahan

    3.2 Metode

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan (ada yang memisahkan ada juga yang tidak)

    Bab V. Simpulan dan Saran

    5.1 Simpulan

    5.2 Saran

    Daftar Pustaka

    Gambar 1. Format Penulisan LPSTD berbasis metode kuantitatif

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    6/19

    Tarkus Suganda 6

    Untuk LPSTD kuantitatif, mengubahnya menjadi artikel ilmiah adalah dengan

    cara menggabungkan kemudian meringkas Bab I dan Bab II menjadi bagian

    Pendahuluan, sementara untuk bagian lainnya tetap namun hanya diringkas saja.

    Bab I. Pendahuluan1.1 Latar Belakang Penelitian

    1.2 Kajian Literatur

    1.3 Fokus Penelitian atau Pernyataan Masalah

    1.4 Metodologi

    Bab II. Hasil dan Pembahasan (ada yang memisahkan ada juga yang tidak)

    Bab III. Simpulan dan Saran

    5.1 Simpulan

    5.2 Saran

    Daftar Pustaka

    Gambar 2. Format Penulisan LPSTD berbasis metode kualitatif

    Sementara itu, untuk format baku bagian inti LPSTD kualitatif tidak banyakyang diubah, melainkan hanya menyingkatnya saja.

    B. Pemahaman Fungsi dan Tata Cara Penulisan Setiap Komponen Artikel

    Ilmiah

    B.1. Judul

    Judul adalah bagian pertama dari artikel ilmiah yang akan dibaca orang. Oleh

    karena itu, penulisan judul harus dibuat sedemikian rupa agar pembaca artikel tertarik.

    Judul yang baik adalah judul yang terdiri atas sesedikit mungkin kata-kata namundapat dengan tepat menggambarkan isi tulisan.

    Kriteria judul yang baik adalah :1.

    Dapat dengan ringkas mengidentifikasikan masalah yang dilaporkan oleh tulisan.

    2. Dapat mengidentifikasi tujuan dari penelitian yang dilaporkan dalam artikel.

    3. Menarik, dalam arti dapat mempengaruhi pembaca untuk membaca seluruh

    artikel.

    4. Judul artikel dibatas jumlah katanya, biasanya maksimum hanya 15 buah kata.

    Jika untuk memenuhi kaidah judul yang baik di atas diperlukan lebih dari 15

    buah kata, maka itu artinya menandakan bahwa mungkin penulis sebaiknya memecah

    artikel tersebut menjadi lebih dari satu artikel ilmiah. Tidak perlu memaksakan agarsemua informasi dipadatkan ke dalam sebuah artikel, sehingga untuk judulnya saja

    diperlukan jumlah kata yang banyak.Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa satu penelitian (LPSTD) dapat

    ditulis menjadi beberapa artikel ilmiah. Dengan demikian, tidak selalu judul artikel

    ilmiah harus sama persis dengan judul LPSTD.Dari definisi tentang judul yang baik di atas, seseorang mungkin akan

    menafsirkan bahwa semakin sedikit jumlah kata suatu judul tulisan, semakin baik

    judul tersebut. Hal ini tidaklah selalu benar, karena judul yang pendek namun tidak

    cukup deskriptif juga berarti tidak baik.

    Sebagai contoh : Biologi Ulat Sutera. Judul ini cukup pendek, namun

    sama sekali tidak deskriptif. Biologi itu sangat luas. Apakah yang dimaksud dengan

    biologi adalah tentang : reproduksi, sistematik, atau lainnya. Kemudian, apakah

    yang dimaksud dengan ulatsutera, apakahBombyx moriatau spesies lainnya?

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    7/19

    Tarkus Suganda 7

    Selain itu, pada judul di atas (Biologi Ulat Sutra), tidak baik untuk sebuahjudul artikel ilmiah, namun lebih tepat merupakan judul payung penelitian, atau judul

    sebuah tulisan bahan pengajaran (buku pelajaran) yang akan mengupas berbagai hal

    yang berkaitan dengan biologi ulat sutera.

    Contoh lain : Penghambatan antibiotik terhadap bakteri. Judul ini juga

    kurang baik, karena tidak jelas apakah penghambatan yang dimaksud adalahpenghambatan terhadap semua jenis antibiotik atau hanya pada antibiotik tertentu

    saja? Semua jenis bakteri-kah atau hanya jenis bakteri tertentu? Mungkin akan lebih

    baik jika judul tersebut diubah menjadi (misalnya) :

    Penghambatan pertumbuhan bakteri Pseudomonas solanacearum oleh

    streptomycin secara in vitro.

    Namun, perlu juga disadari bahwa panjangnya suatu judul bukan disebabkan

    oleh banyaknya materi yang ingin disajikan, namun lebih disebabkan oleh kelemahan

    si penulis artikel dalam memilih kata yang tepat. Si penulis mungkin terlalu royal

    dengan informasi yang tidak penting, yang tidak seharusnya dicantumkan di dalamjudul. Sebagai contoh :

    Pengaruh usahatani terapan dalam meningkatkan pendapatan petani

    dalam rangka swasembada pangan secara tumpang sari di Desa Kauman,

    Kecamatan Banyuasih, Kabupaten DT Singapura, Provinsi DT I Jawa Utara

    : Suatu studi kasus.

    Pengaruh aplikasi pupuk hayati (inokulasi Azotobacter sp. dan mikoriza)

    dan pupuk nitrogen terhadap serapan N,P dan dinamika populasi mikroba

    tanah (Azotobacter sp.), derajat infeksi akar serta hasil tanaman tomat

    (Lycopersicon esculentum) pada lahan marginal cultisols.

    Jika ada artikel berjudul demikian, saya yakin calon pembaca sudah akan

    membatalkan niatnya untuk membaca artikel tersebut, sebagus apapun isi dari artikel

    tersebut. Untuk kedua judul artikel di atas, dapatkah Anda membuatnya lebih singkat

    tanpa harus kehilangan makna dan informasinya?

    Selain jumlah kata, dalam membuat judul yang baik, seorang penulis artikel

    harus pula dapat memilih kata dan menentukan urutan kata dengan tepat. Urutan kata

    yang salah akan dapat mengacaukan maksud yang ingin dicapai. Sebagai contoh :

    Pengaruh penggantian campuran dedak dan bungkil kacang kedele oleh

    bungkil biji kapok terhadap prestasi ayam broiler umur 4-8 minggu

    Pada judul di atas, kata olehsebaiknya diganti dengan kata dengan, karena

    kata oleh lebih menunjukkan pelaku (manusia) yang menggantikan dedak danbungkil kacang kedele dengan biji kapok. Selain itu, sudah tepatkah pemilihan kata

    prestasibagi ayam broiler? Jadi pada judul di atas, pilihan katakurang tepat.Contoh lain :

    Pengaruh seleksi umur dalam terhadap periode pengisian biji dan hasil

    pada kedelai

    Dapatkah Anda mencari apa yang salah dari judul di atas dan mengoreksinya?

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    8/19

    Tarkus Suganda 8

    Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam membuat judul artikel ilmiahadalah :

    1. Jangan terlalu spesifik, sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang akan

    mengerti judul tersebut. Di luar negeri, artikel yang judulnya terlalu spesifik akan

    langsung ditolak oleh Redaksi Jurnal. Ingat bahwa alasan penulisan artikel adalah

    penyebarluasan informasi seluas-luasnya.2.

    Hindari penggunaan singkatan, terutama yang belum umum, karena singkatan

    dapat memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang, sekalipun konteksnya

    mungkin sejalan dengan isi jurnal. Sebagai contoh : Pengaruh kegiatan KKN

    terhadap penghasilan petani Desa Cimarga. Istilah KKN dalam judul tersebut

    apakah berarti kolusi, korupsi, dan nepotisme atau ketahanan dan

    keamanan negara,atau kuliah kerja nyata?

    3. Hindari formula kimia, istilah kuno atau kata yang tidak umum.

    Judul artikel ilmiah (terutama bidang eksakta) dapat ditulis sebagai bungkus

    yang lebih menjelaskan tema penelitiannya tanpa menjelaskan hasil akhirnya,

    contohnya :

    Pengaruh penggunaan pupuk kandang terhadap hasil jagung di lahankering.

    atau dapat pula ditulis dalam redaksional lain, dengan menginformasikan hasil

    penelitiannya, contohnya :

    Pupuk kandang meningkatkan produksi jagung pada budidaya lahan

    kering,

    atau

    Pupuk kandang tidak mempengaruhi tingkat produksi jagung pada

    budiaya lahan kering

    Beberapa jurnal ilmiah mengharuskan adanya judul pelari (running title) yang

    umumnya terdiri dari tiga s.d. lima kata.

    B.2. Penulisan Nama Autor (Penulis) dan Alamat

    Bagian kedua dari sebuah artikel ilmiah adalah Nama Diri penulis artikel dan

    alamat tempat penulis berafiliasi saat penelitian dilaksanakan. Beberapa hal berikut

    perlu dipahami oleh penulis artikel ilmiah :

    1.

    Tetaplah konsisten dalam menuliskan nama diri dari satu artikel ke artikel lainnya.

    Penulisan nama yang konsisten memiliki dua sisi penting, yaitu (1) tidakmembingungkan orang ketika akan menyitir artikel Anda sebagai pustaka; dan(2) sebagai bukti bahwa anda adalah satu orang yang sama. Di Indonesia, orang

    sering tidak konsisten dalam menuliskan nama diri dalam tulisan ilmiah. Sebagaicontoh, seseorang yang bernama Deliana Rima Susanti, dapat saja menuliskan

    namanya sebagai Deliana R.S.; D.R. Susanti; D. Rima Susanti, atau kombinasi

    lainnya. Jika orang tersebut secara konsisten meneliti hal yang sama namun

    mempublikasikan artikel ilmiah dengan nama yang berlainan, maka orang akan

    bingung, apakah penulis artikel tersebut orang yang sama atau berlainan.

    2.

    Jurnal ilmiah harus memenuhi kaidah internasional, termasuk penulisan nama.

    Artinya, suka atau tidak suka, nama belakang, baik berupa marga ataupun

    tidak sebaiknya jangan disingkat. Untuk contoh di atas, sebaiknya jangan pernahmenggunakan nama Deliana R.S., karena nama akan membingungkan ketika

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    9/19

    Tarkus Suganda 9

    harus ditulis dalam daftar pustaka. Nama belakang berupa singkatan (padacontoh kasus di atas sebagai R.S.) tidak dikenal dalam sistem penulisan nama.

    3. Jika autor artikel lebih dari seorang, maka cantumkanlah siapa yang bertanggung

    jawab untuk komunikasi surat jika ada yang berminat menghubungi untuk

    mendapatkan informasi lebih lanjut tentang artikel tersebut.

    4.

    Alamat yang dicantumkan menyertai nama autor adalah alamat tempatpelaksanaan penelitian yang artikelnya dilaporkan dan bukan tempat

    institusi bekerja para autornya. Jadi, jika artikel melaporkan hasil riset

    pascasarjana di Unpad, maka alamatnya harus alamat Unpad sekalipun penulisutamanya merupakan pegawai di tempat lain. Jika autornya sekarang sudah tidak

    lagi berada di tempat tersebut, maka hal itu biasanya diberitahukan sebagaicatatan kecil di bagian lain dari artikel tersebut.

    5. Tuliskanlah alamat sejelas-jelasnya, termasuk alamat surel, sehingga akan

    mempermudah orang lain yang ingin melakukan korespondensi. Salah satu tujuan

    mencantumkan alamat penulis adalah selain sebagai identitas diri (contohnya

    adalah membedakan "Robert" yang bekerja di instansi A dengan 'Robert' yang

    bekerja di instansi B), adalah untuk keperluan komunikasi bagi yang berminatmendapatkan informasi tambahan tentang artikel tersebut.

    B.3. Abstract, Abstrak, dan Kata Kunci

    Setelah bagian Judul dan Nama Autor, maka bagian berikutnya yang akan

    dibaca orang dari suatu artikel ilmiah adalah Abstrak. Baik-buruknya sebuah Abstrak

    akan menentukan apakah pembaca akan membaca atau tidak bagian-bagian lain dari

    artikel tersebut. Abstrak (atau Abstract dalam Bhs. Inggris) adalah versi singkat

    sebuah artikel. Abstrak merupakan ringkasan dari setiap bagian inti sebuah artikel

    (IMRaD). Oleh karena itu, sebuah Abstrak yang baik harus mengandung bagian yang

    berperan sebagai Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil dan Pembahasan, sertaSimpulan, yang tentu saja harus ditulis secara ringkas.

    Karena Abstrak dianggap merupakan ringkasan dari sebuah artikel ilmiah,maka sistem kompilasi dan penyimpanan artikel secara eletronik (contohnya

    Agricola, CAB Abstract, Websco, dll.) hanya memuat bagian Abstrak dari suatu

    artikel. Perusahaan penerbit kumpulan abstrak tersebut mengasumsikan bahwa

    abstrak telah ditulis dengan baik dan merepresentasikan keseluruhan isi artikel.

    Dalam kata lain, Abstrak merupakan suatu petunjuk bagi calon pembaca suatu

    artikel ilmiah, apakah perlu meneruskan membaca seluruh artikel atau cukup berhenti

    sampai bagian Abstraknya saja. Oleh karena itu, Abstrak harus ditulis dengan benardan penuh ketelitian. Abstrak sebaiknya ditulis ketika seluruh naskah artikel

    selesai dibuat (dan dibaca berulang-ulang). Jadi, jangan karena urutan letaknya

    berada setelah Judul dan Nama Autor, maka Abstrak ditulis lebih dahulu daripadabagian lainnya.

    Abstrak yang baik memiliki beberapa ciri, antara lain :

    1. Konsisten dengan isi artikel. Jangan sampai terjadi ada data atau pernyataan di

    dalam Abstrak berbeda dengan apa yang ditulis di dalam naskahnya.

    2. Bersifatself explanatory(cukup jelas dengan sendirinya), tanpa harus merujuk ke

    dalam naskahnya apalagi ke daftar pustaka. Sebagai contoh, kata-kata demikian

    tidak baik dimunculkan di dalam abstrak :

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    10/19

    Tarkus Suganda 10

    ........faktor-faktor dominan yang menentukannya, akan dibahas lebih jauh

    dalam artikel lengkapnya

    ..... Hasil menunjukkan bahwa ditemukan faktor X yang tepat untuk

    peningkatan hasil

    3.

    Karena merupakan versi ringkas dari artikel, maka Abstrak harus mengandung :

    (a) alasan mengapa eksperimen dilakukan (rasionalisasi dan justifikasi); (b) tujuan

    eksperimen; (c). metode eksperimen; (d) hasil; dan (e) kesimpulan.4. Tidak berisi grafik, tabel, atau pengacuan pustaka.

    5. Jumlah kata umumnya tidak melebihi 150 kata (bahasa Indonesia) dan 100 s.d.150 kata (bahasa Inggris) , dan sebaiknya merupakan 1 paragraf.

    6. Tidak merujuk atau berisi tabel, gambar, dan daftar pustaka. Persamaan, formula,

    dan singkatan juga kurang baik ditampilkan di dalam Abstrak.

    7. Sampai batas tertentu, abstrak sering mengulang kata-kata yang terdapat di dalam

    artikel.

    Mengenai dibatasinya jumlah kata, banyak dikeluhkan oleh para ilmuwan

    bidang ilmu sosial. Demi mencapai kejelasan, maka jumlah kata terpaksabertambah. Hal ini nampaknya lebih merupakan suatu ketidaksiapan dalam memilih

    kata, karena rata-rata artikel berbahasa Inggris dalam bidang ilmu sosial (lihatAmerican Journal of Agricultural Economics dan Journal of Agribussiness) ternyata

    dapat menyajikan Abstract yang ringkas dan padat.

    Berikut adalah anatomi dari salah satu contoh abstrak yang baik :

    Responses of barley cultivars and lines to isolates of Pyrenophora teres

    A Douiyssi, DC Rasmusson, and AP Roelfs (Plant Disease, 1998)

    (Penerjemahan dan pemaragrafan dimaksudkan untuk memperjelas bagian-bagian

    abstrak)

    Rasionalisasi Net blotch, yang disebabkan oleh Pyrenophora teres,

    merupakan salah satu penyakit daun yang sangat merugikan

    pada tanaman barley di seluruh dunia.

    Tujuan Informasi mengenai reaksi varietas lokal, galur harapan unggul,

    dan variabilitas patogen mutlak diperlukan dalam

    mengembangkan suatu program pemuliaan untuk mendapatkanvaritas resisten.Metode Reaksi dari 38 galur barley terhadap 15 isolat P. teres telah

    dilakukan pada stadia bibit di rumah kaca dan hasilnyakemudian diuji di tiga lokasi di Maroko.

    Hasil Tidak ditemukan adanya galur yang resisten terhadap semua

    isolat patogen. Variabilitas patogen sangat tinggi karena tidak

    ada satu isolat pun yang identik. Untuk setiap isolat yang diuji,

    suatu aras resisten yang tinggi ditemukan pada satu atau

    beberapa galur. General adult resistance dijumpai sebagai

    respon terhadap isolat I-1, sementara general seedling

    resistance ditemukan terhadap isolat I-14. Resistensi dewasatidak dijumpai pada stadia bibit pada 9 galur terhadap isolat I-

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    11/19

    Tarkus Suganda 11

    1. Hasil pengujian stadia bibit tidak konsisten dengan hasilpengujian stadia dewasa, sehingga mengurangi manfaat uji

    stadia bibit. Resistensi lapang varitas resisten dan medium

    resisten (Heartland, Minn7, CI 2333, dan CI 2549) konsisten

    pada seluruh lokasi eksperimen.

    Kesimpulan Adanya variabilitas padaP. teresdan tidak adanya galur yangresisten terhadap semua isolat mengindikasikan bahwa strategi

    pemuliaan tanaman harus menekankan terhadap piramidisasi

    gen-gen resistensi.

    Dalam menulis abstrak/abstract, walaupun jurnal yang kita tuju tidak memintadibuat dalam format seperti contoh diatas (sebagian besar jurnal internasional justru

    sekarang memintanya), penulis anjurkan agar tetap menggunakan pola seperti di atas.

    Hal ini dimaksudkan agar abstraknya ditulis dengan benar. Jika kemudian naskah

    selesai dibuat, maka kita hanya tinggal menghapus bagian-bagian tersebut sehingga

    abstraknya menjadi sesuai dengan petunjuk penulisan artikelnya.

    Abstract

    Abtsract merupakan bagian yang paling kurang mendapat perhatian serius dari

    penulis artikel di Indonesia., bahkan tesis dan disertasi pun,Abstract-nya banyakyangtidak benar. Banyak yang masih menterjemahkan kata demi kata ke dalam Bhs.

    Inggris. Kita memang bukan penulis / calon penulis artikel yang beribu-bahasa bhs.

    Inggris. Hanya sebagian dari kita yang mampu menguasai penulisan bahasa Inggris

    secara baik dan benar. Namun tetap saja kita dituntut untuk dapat menulis abstract

    yang baik. Beberapa petunjuk yang dapat diikuti dalam membuatAbstract adalah :

    1. Pada prinsipnya aturan menulis abstrak (dalam bhs. Indonesia) sama dengan

    penulisan Abstract

    2. Untuk bagian rasionalisasi, gunakan present tenses. Untuk bagian-bagianlainnya, gunakan past tenses.

    3. Jangan lupa atau malu untuk berkonsultasi dengan rekan sejawat yang memilikikemampuan berbahasa Inggris lebih baik.

    Kata Kunci /Key words

    Abstrak biasanya dilengkapi dengan kata kunci atau key words, yaitu

    sekumpulan kata-kata yang merupakan penciri atau kata penting yang dapat

    mengenali artikel yang dimaksud. Jika redaksi jurnal meminta, seorang penulis wajib

    memilih beberapa buah kata kunci yang akan digunakan biasanya dalam penyortiransecara cepat (dengan komputer) tentang topik penelitian atau pembahasan dari artikeltersebut.

    Pemilihan kata kunci mutlak menjadi tanggung jawab autor, karena hanyaautorlah yang tahu kata-kata apa saja yang dianggap penting untuk mencirikan suatu

    artikel. Jadi jangan coba-coba menyerahkan pemilihan kata kunci kepada Redaksi

    karena kalau memang diwajibkan untuk menyertakan kata kunci dan Anda tidak

    memenuhinya akan menyebabkan naskah Anda ditolak mentah-mentah.

    B.4. Pendahuluan

    Suatu artikel ilmiah harus dimulai dengan mengemukakan suatu permasalahansecara jelas. Dalam bagian Pendahuluan, autor harus menjelaskan konsep atau hasil

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    12/19

    Tarkus Suganda 12

    riset sebelumnya yang mendasari dilakukannya eksperimen yang akan dilaporkannya,antara lain dengan merujuk kepada pustaka atau teori yang telah terbit sebelumnya.

    Namun hal ini bukan berarti bahwa bagian pendahuluan harus merupakan suatu

    review (telaahan) yang ekstensif tentang permasalahan tersebut.. Pengacuan pustaka

    harus hanya yang benar-benar penting dan relevan dengan permasalahan artikel yang

    ditulis. Tidak perlu menyediakan acuan yang berlebihan dan terlalu panjang untukmeyakinkan pembaca tentang pentingnya permasalahan tersebut..

    Tujuan dari Pendahuluan adalah menyediakan informasi latar belakang yang

    cukup sehingga dapat membuat pembaca mengerti tentang mengapa permasalahantersebut dianggap penting untuk dipilih sebagai topik eksperimen/penelitian artikel

    tersebut. Dalam kata lain, Pendahuluan sekalipun jangan terlalu panjang namunharuslah meliputi :

    1. Pernyataan singkat mengenai masalah yang diteliti untuk menjustifikasi

    dilakukannya riset/eksperimen, atau hipotesis yang mendasarinya. Jelaskan

    mengapa subyek tersebut dipilih dan mengapa subyek tersebut dianggap penting.

    2. Penjelasan tentang temuan orang lain yang ingin dibuktikan atau dimodifikasi.

    3.

    Penjelasan tentang tujuan umum dari dilakukannya eksperimen.4. Bagian akhir dari Pendahuluan haruslah menyatakan apa yang menjadi tujuan

    dari artikel atau eksperimen yang dilaporkan.

    B.5. Bahan dan Metode

    Artikel ilmiah sebenarnya adalah sebuah tulisan yang melaporkan tentang

    telah ditemukannya suatu pengetahuan baru sebagai hasil dari penelitian atau

    eksperimen yang dilakukan oleh autor. Temuan baru ini harus telah teruji

    kebenarannya. Suatu artifact atau hasil temuan yang diperoleh secara kebetulan,

    tidak selayaknya dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena tidak /belum

    tentu memenuhi kriteria sebagai suatu hasil yang reproduceable. Oleh karena itu,

    jurnal ilmiah luar negeri biasanya mensyaratkan bahwa data yang ditampilkan dalamartikel harus merupakan hasil dari eksperimen yang telah diulang (bukan hanya

    perlakuannya yang diulang), misalnya data yang ditampilkan merupakan data daripaling tidak dua kali eksperimen, atau satu eksperimen namun memiliki ulangan atau

    sampel yang representatif (sering jauh lebih banyak daripada batas minimum yang

    ditentukan).

    Layak tidaknya data yang ditampilkan umumnya merupakan tugas utama

    seorang editor atau Dewan Redaksi Pakar, dan bukan tanggung jawab Redaksi

    Pelaksana.

    Kejelasan (clarity) merupakan syarat utama dari suatu artikel ilmiah yangbaik. Oleh karena itu, bagian Bahan dan Metode yang digunakan di dalammelaksanakan suatu eksperimen, haruslah ditulis dengan sejelas mungkin, sehingga

    jika orang lain yang berkompeten mengulang riset yang sama akan diperoleh hasilyang relatif sama pula (penelitian haruslah repeatable dan data hasil penelitian

    haruslah reproduceable). Orang yang berkompeten adalah orang yang memiliki latar

    belakang kemampuan atau bidang ilmu yang relatif sama.

    Beberapa kiat untuk menguji apakah bagian Bahan dan Metode dari naskah

    artikel kita sudah jelas atau belum :

    1.

    Cobalah rekan se-laboratorium untuk membaca bagian tersebut, dapatkah rekan

    tersebut mengikuti alur pelaksanaan penelitian kita?

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    13/19

    Tarkus Suganda 13

    2. Dalam menjelaskan secara detil, cobalah jawab pertanyaan berikut : (a) Apakahpembaca umumnya sudah mengenal metode yang saya lakukan? (b) Apakah detil

    dari metode yang dilakukan berperan penting dalam eksperimen saya?

    3. Jika bahan yang digunakan cukup banyak, maka tampilkan bahan-bahan tersebut

    dalam tabel khusus atau kalau perlu, jelaskan dengan gambar/diagram. Bahan

    yang dimaksud misalnya adalah nama-nama isolat mikrob, judul buku-buku yangdikaji, nama varietas yang diuji, dan sebagainya.

    4. Jangan menyebut satu per satu bahan eksperimen (sebagaimana mahasiswa

    melakukannya dalam menulis skripsi), tetapi rangkaikanlah urutan pekerjaanmenjadi suatu kalimat/paragraf yang menceritakan bagaimana bahan-bahan

    tersebut digunakan di dalam eksperimen/riset.5.

    Jika Metode yang digunakan meniru dari apa yang sudah dilakukan orang, maka

    pencantuman referensi merupakan hal yang mutlak dilakukan. Jika suatu teknik

    yang digunakan sudah sangat dikenal, dapat saja kita hanya dengan menyebutkan

    nama teknik tersebut. Sedangkan jika metode yang digunakan adalah metode

    ciptaan sendiri (sesuatu yang jarang sekali terjadi dalam riset ilmiah zaman

    modern ini), maka rincian secara detil merupakan suatu hal yang mutlak harusdijelaskan dalam artikel.

    6. Dalam menyebutkan bahan percobaan, spefisikasi teknis, kuantitas, sumberperolehan, dan metode penyiapan bahan-bahan yang digunakan dalam

    eksperimen, harus dijelaskan secara detil. Jika suatu produk komersil digunakan,berikan nama dan alamat perusahaan produsennya di dalam kurung setelah

    produk tersebut ditulis.

    Dalam beberapa artikel ilmiah sering dijumpai penulis yang hanya

    mengatakan bahwa (contohnya) : metode penelitian dilakukan menurutMetode Dixon (1985) Cara ini dianggap kurang jelas. Setelah kalimat di atas,

    seharusnya diikuti dengan penjelasan bagaimana metode Dixon tersebut dilakukan.

    Hal ini penting karena belum tentu semua pembaca mampu mendapatkan kepustakaan

    yang menjelaskan secara detil bagaimana melakukan metode Dixon tersebut. Denganmenjelaskannya, maka kita menjadi sumber kepustakaan tentang metode Dixon

    tersebut, jika seandainya pustaka aslinya sulit diperoleh.Mulailah proses penulisan bagian Bahan dan Metode pada saat penelitian

    masih berlangsung, karena pada saat itu, biasanya ingatan kita masih segar tentang

    bagaimana riset tersebut kita laksanakan. Hal ini penting dilakukan karena sering,

    naskah artikel ilmiah ditulis berselang 1-2 tahun setelah selesainya pelaksanaan

    penelitian sehingga catatan tentang bahan dan metodenya sering sudah tidak lagi

    tersedia.

    B.6. Hasil

    Tergantung daristylesuatu jurnal ilmiah, bagian Hasil ada yang dipisahkandari, dan ada pula yang disatukan dengan bagian Pembahasan. Bagian Hasil

    merupakan bagian artikel yang bertujuan untuk menyampaikan informasi baru hasil

    temuan dari eksperimen / riset yang telah kita lakukan.

    Terdapat kesalahan umum yang sering dilakukan oleh penulis artikel ilmiah

    dalam membuat bagian Hasil ini, yaitu banyak penulis yang mengulang-ulang

    pernyataan dari apa yang sudah jelas tertuang dalam gambar dan grafik. Jika tabel

    dan gambar telah dipersiapkan dengan benar dan baik, maka hasil dan desain

    eksperimen juga pasti sudah nampak jelas. Oleh karenanya, tabel, grafik, dan ilustrasilainnya dalam bagian Hasil ini haruslah dengan jelas menggambarkan data

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    14/19

    Tarkus Suganda 14

    eksperimen. Data yang sudah ada dalam tabel, gambar, grafik dan ilustrasi lainnyajangan diulas panjang lebar di dalam teks. Hanya temuan yang bermakna

    (significant) dan yang berkorelasi dengan tujuan eksperimen saja yang ditonjolkan.

    Tidak perlu semua data ditampilkan. Ingatlah pepatah (J.W. Powell, 1888) yang

    menyatakan bahwa orang bodoh bekerja mengumpulkan data, hanya yang

    bijaksana yang dapat memilih-milihnya (dan membuatnya menjadi bermakna,Tarkus Suganda).

    Hal ini tidak berarti bahwa kita harus menutup-nutupi jika terdapat kelemahan

    di dalam eksperimen kita. Hal-hal negatif yang mungkin timbul dari eksperimen yangkita lakukan juga harus mendapat tempat untuk dibahas dalam bagian Hasil.

    Jika artikel melaporkan lebih dari satu eksperimen, maka tujuan setiapeksperimen harus dinyatakan secara tegas di dalam teks. Hasil-hasilnya harus

    dikaitkan satu sama lain, oleh karenanya, banyak jurnal yang menggabungkan bagian

    Hasil dengan Diskusi/Pembahasan.

    B.6.1. Membuat Ilustrasi Yang Efektif

    Ilustrasi dalam manuskrip/naskah artikel ilmiah dapat berupa foto, gambar,

    grafik, atau tabel. Foto, kecuali kalau sangat penting, biasanya tidak dianjurkankarena harus memenuhi persyaratan yang ketat, antara lain harus dicetak pada kertas

    glossy, sebaiknya hitam putih, dibuat dalam halaman terpisah, dan sebagainya. Selainitu, perlu diingat pula bahwa biaya pencetakan foto sangat mahal.

    Dalam membuat ilustrasi, janganlah mengada-ada. Jika hasil yang ingin

    disampaikan dapat dikemukakan dalam kalimat sederhana, jangan gunakan tabel atau

    grafik. Contoh, perhatikan gambar di bawah ini.

    Data diatas sebenarnya dapat dinyatakan sebagai kalimat sederhana dan

    ringkas : ..... kecepatan reaksi larutan yang diteliti mencapai maksimal pada pH 8.

    Selain tidak efisien, contoh gambar di atas merupakan contoh yang buruk

    tentang ilustrasi, karena :

    1.

    Gambar grafiknya bersifat terbuka

    2. Tidak mencantumkan satuan dari aksis dan ordinat

    3. Belum ada judulnya

    B.6.2. Kapan Memilih Grafik, Kapan Memilih Tabel?

    Jika yang ingin ditampilkan adalah trend atau kecenderungan perkembangan daridata, maka pilihlah grafik;

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    15/19

    Tarkus Suganda 15

    Jika data berupa angka mati, tampilkan dalam tabel;

    Tabel lebih murah dan mudah dibandingkan dengan grafik;

    Pada grafik, jika nilai tertinggi pada absis adalah 78, maka angka tertinggi gunakan

    80. Jika menggunakan 100 (terutama jika dalam persen), maka grafik akan jadi

    kecil dan banyak ruang kosong;

    Pada grafik, tidak perlu semua titik pada absis ditandai karena akanmenyebabkan grafik menjadi sangat penuh.

    Gunakan huruf keterangan absis dan ordinat minimum berukuran 14

    Gunakan simbol yang umum dipakai

    Hindari grafik yang menggunakan warna-warna. Karena jurnal tidak dicetakberwarna-warni, maka grafik sebaiknya dapat dikenali perbedaannya berdasarkan

    tanda-tanda bukan dengan warna.

    Judul Ilustrasi

    Ilustrasi (tabel, grafik, dll) harus dapat menjelaskan dengan sendirinya (self

    explanatory). Jangan sampai untuk memahami ilustrasi pembaca harus merujukpada teks

    Di dalam membuat judul ilustrasi, janganlah menyebut kata grafik untuk ilustrasi

    berupa grafik, atau kata tabel untuk ilustrasi berupa tabel. Pembaca jurnal bukan

    orang bodoh yang tidak tahu membedakan grafik dari tabel. Semua orang tahu

    mana yang namanya grafik, tabel, atau kurva.

    Tekankan pada peristiwa atau proses yang ingin ditonjolkan denganmenampilkan ilustrasi tersebut.

    Kalau tanpa ilustrasi artikel sudah cukup jelas, maka jangan memaksakan

    menampilkan ilustrasi, karena biaya ilustrasi cukup mahal. Sebaliknya, jika tulisan

    kita sulit dimengerti dan ternyata ilustrasi jauh lebih dapat menjelaskan

    maksudnya, maka ilustrasi adalah suatu keharusan.

    B.7. Pembahasan atau Diskusi

    Di dalam bagian Diskusi autor berkersempatan untuk membandingkan hasil

    dari eksperimen yang dilakukan dengan ilmu yang sudah ada. (Suatu temuan hanya

    dapat dikatakan sebagai suatu ilmu pengetahuan jika temuan tersebut telah

    dipublikasikan ke khalayak secara ilmiah). Hal-hal penting dari temuan eksperimen

    yang dilakukan kemudian akan dikelompokan ke dalam Kesimpulan. Oleh karena

    itu, dalam banyak jurnal Diskusi disebut sebagai Pembahasan. Bagian Diskusimenafsirkan data yang ditampilkan dalam bagian Hasil, yang dikaitkan dengan

    masalah, pertanyaan, atau hipotesis yang ditampilkan di dalam bagian Pendahuluan.

    Suatu diskusi yang baik akan terdiri dari :

    1. Prinsip-prinsip, hubungan, dan generalisasi yang didukung oleh data hasil

    eksperimen

    2. Kekecualian, ketiadaan korelasi, dan definisi dari hal-hal yang belum baku,

    kesenjangan pengetahuan, dan hal-hal yang memerlukan suatu penyelidikan

    lanjutan

    3. Penekanan pada hasil dan kesimpulan yang baik setuju maupun tidak setuju

    dengan hasil-hasil pengamatan lain4.

    Implikasi praktis maupun teoritis

    5.

    Kesimpulan, dengan ringkasan bukti-buktinya

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    16/19

    Tarkus Suganda 16

    Bagian Diskusi, jika tidak digabungkan dengan bagian Hasil, janganmerekapitulasi hasil, tetapi harus mendiskusikan arti dari hasil yang diperoleh.

    Pembaca harus diberi penjelasan bagaimana hasil eksperimen memberikan suatu

    jawaban terhadap permasalahan yang dinyatakan dalam bagian Pendahuluan atau

    yang dinyatakan dalam tujuan eksperimen. Pekerjaan kita harus dikaitkan dengan

    pekerjaan yang dilaporkan sebelumnya, dan jelaskan mengapa hasilnya sama atauberbeda.

    Spekulasi tentang fenomena yang muncul dalam riset yang dilaporkan

    dianjurkan untuk dilakukan namun tetap harus beralasan, dan harus dapat dibuktikan.Harus pula dapat diidentifikasi terpisah dari bagian Diskusi dan Kesimpulan. Jika

    hasil eksperimen berbeda dengan hasil sebelumnya karena sesuatu sebab yang tidakdiketahui, penjelasan yang beralasan harus diberikan. Hasil yang kontroversi harus

    didiskusikan secara jelas dan jujur.

    Kesalahan umum lainnya dari penulis artikel yang belum terlatih adalah

    menyajikan data tanpa menjelaskan apa manfaat dari data yang ditampilkan tersebut.

    Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai menampilkan what, tanpa menyebutkan why,

    how, atauso what-nya.

    B.8. Ucapan Terima Kasih / Sanwacana (Acknowledgment)

    Bagian ini adalah bagian untuk mengungkapkan rasa terima kasih terhadapperorangan atau kelompok lainnya atas bantuan, saran, biaya yang telah diterima

    selama pelaksanaan eksperimen maupun selama penulisan artikel. Bagian ini

    biasanya ditempatkan setelah Diskusi sebelum Daftar Pustaka.

    Sebagai manusia, peneliti tidak mungkin lepas dari bantuan orang lain, apalagi

    dalam melaksanakan penelitian dan menulis artikel ilmiah. Maka, sudah sewajarnya,

    penulis artikel mengucapkan terima kasih kepada fihak-fihak yang telah

    membantunya, sekalipun bagian Ucapan Terima Kasih ini boleh ada boleh juga

    tidak ada dalam suatu artikel ilmiah.Dalam bagian ini, autor berkesempatan mengucapkan terima kasih kepada

    Pelaksana Penelitian yang biasanya diekspresikan sebagai ...... atas bantuan

    teknisnya, dan kepada Mereka yang membantu menerangkan mengapa dan

    bagaimana tentang data kita yang biasanya diekspresikan sebagai ......atasdiskusinya.

    Penelitian umumnya didanai oleh fihak penyandang dana, dan jarang sekali

    yang didanai oleh uang si peneliti sendiri. Bagian sanwacana ini disediakan untuk

    mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada mereka yang membantu mulai

    dari konsep penelitian sampai proses penulisan artikel.

    B.9. Menuliskan Referensi di Dalam Naskah

    Mencantumkan referensi di dalam naskah jurnal ilmiah merupakan suatu

    keharusan. Tanpa mencantumkan kepustakaan, maka Anda dapat dikategorikan

    sebagai plagiat, yang merupakan status terhina bagi seorang ilmuwan.

    Terdapat berbagai cara menuliskan referensi di dalam naskah. Setiap jurnal

    memiliki gaya (style) masing-masing. Menurut OConnor (1978) dari 52 jurnal

    ilmiah internasional, ternyata terdapat 33 style yang berbeda, atau hampir berarti

    bahwa tidak ada dua jurnal yang memiliki gaya penulisan referensi yang sama. Oleh

    karena itu, tidak ada cara lain selain harus mempelajari dengan seksama bagaimanagaya dari jurnal yang akan dikirimi naskah.

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    17/19

    Tarkus Suganda 17

    Secara garis besar, perhatikan hal-hal berikut :

    Cantumkan hanya referensi yang benar-benar ada kaitannya dengan isi

    eksperimen.

    Cantumkan hanya referensi yang sudah dipublikasi.

    Sekalipun diperbolehkan, minimalkan pencantuman referensi yang berupa :

    o

    skripsi, tesis, disertasi;o abstrak;

    o data yang belum dipublikasikan;

    o in press;

    o komunikasi pribadi.

    Jika referensi yang belum dipublikasi tersebut sangat penting, sebaiknyacantumkan dalam teks.

    Cek cara penulisan, apakahstyle-nya sudah sesuai dengan jurnal sasaran?

    Jika referensinya bahasa asing, contoh Johanssen and Martin (1996), jangan

    merubahnya menjadi Johanssen dan Martin (1996).

    Sekarang, banyak jurnal mengganti kata dan atau and dengan simbol & yangbersifat universal.

    Secara singkat, perihal penulisan referensi ini sekali lagi, ikuti secara ketat

    Petunjuk Penulisan Artikel dari jurnal yang kita tuju.

    B.10. Menyingkat Nama Jurnal

    Menyingkat nama jurnal tidak dapat dilakukan sembarangan. Jurnal yang baik

    biasanya mencantumkan bagaimana nama jurnal mereka disingkat. Terdapat suatu

    konsensus internasional dalam menyingkat nama jurnal, dan biasanya mengikuti suatudaftar khusus penyingkatan nama jurnal (Official list of journal titles abbreviation).

    Secara umum, jika nama jurnal terdiri dari satu suku kata, maka umumnya

    tidak pernah disingkat. Contohnya :Phytopathology; Phytophilactica, dll. Jika nama

    jurnal lebih dari satu kata, contohnya Plant Disease, maka umumnya disingkat

    menjadi Plant Dis.,Journal of Tropical Agriculture biasanya disingkat menjadi J.Trop. Agric., dan lain-lain.

    B.11. Mempersiapkan Daftar Pustaka

    Daftar Pustaka adalah daftar yang lengkap memuat semua referensi tercetakyang dijadikan acuan dalam artikel yang ditulis.

    Gaya penulisannya juga bervariasi dari jurnal ke jurnal.

    komunikasi pribadi dan data belum dipublikasikan hanya boleh ditulis di

    dalam teks dan tidak ada di Daftar Pustaka. Biasanya ditulis di dalam tandakurung.

    Jika ada referensi yang disebut dalam naskah tapi tidak ada dalam Daftar Pustaka,

    maka editor jurnal dapat menolak naskah.

    Hati-hati dengan salah ketik, baik nama maupun judul referensi. Kesalahan

    pengetikan akan diartikan kita dianggap tidak memiliki atau tidak membaca

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    18/19

    Tarkus Suganda 18

    referensi aslinya. Editor tidak akan dapat membantu merevisi kesalahan ketikdalam Daftar Pustaka.

    Kiat agar penulisan Daftar Pustaka lengkap :

    Buat daftar sebagai tahaf penulisan naskah paling akhir.

    Baca naskah dari awal sampai akhir, lalu tulis semua referensi yang ditemui

    dalam naskah dalam suatu daftar. Gunakan daftar tersebut untuk menyusun Daftar Pustaka.

    Sebenarnya, sekarang sudah tersedia berbagai perangkat lunak manajemenpangkalan data kepustakaan, misalnya Endnote dan Mendeley, yang secara

    otomatis menyusun Daftar Pustaka sesaat kita memasukkan sebuah

    kepustakaan ke dalam naskah.

    IV. PENUTUP

    Teori, sebagus apapun tidaklah akan ada manfaatnya kecuali jika disertai

    dengan praktik. Menulis artikel ilmiah, setelah mengetahui teorinya, membutuhkan

    ketekunan, kesabaran, dan latihan yang terus-menerus. Kalau Anda sudah terlatih

    sabar, tekun dalam melaksanakan riset, maka Anda dapat menerapkan hal yang sama

    dalam menulis artikel ilmiah.

    Selain berlatih, rajin membaca dan menyimak artikel-artikel ilmiah, terutama

    dari jurnal-jurnal yang berbobot akan meningkatkan kepekaan kita tentang bagaimanasuatu artikel ilmiah seharusnya ditulis. Sebagaimana dalam melaksanakan penelitian,

    pepatah bahwa untuk mendapatkan anak ayam, kita tidak dapat memperolehnyadengan memecahkan telur, tetapi harus melalui proses pengeraman yang

    membutuhkan waktu dan kesabaran, demikian pula dalam berlatih menjadi penulis

    artikel ilmiah yang baik.

    Jika Anda selesai menulis suatu draft artikel ilmiah, maka berhentilahmemikirkannya selama 2-3 hari. Kemudian bacalah kembali ketika Anda sudah

    memiliki waktu senggang, maka Anda akan menemukan betapa masih banyaknya

    kekurangan draft tersebut. Perbaikilah kembali, dan lakukan lagi hal yang sama

    sampai kemudian Anda merasa puas. Kemudian cobalah rekan sejawat untukmembaca naskah Anda, dapatkah ia memahaminya?

    BUKU ACUAN

    American Society of Agronomy. 1988. Publications Handbook and Style Manual.ASA-CSSA-SSSA, Madison, WI. 92 pp.

    American Society of Agronomy. 1998. Publications Handbook and Style Manual.ASA-CSSA-SSSA, Madison, WI. 154 pp.

    Committee on Graduate Training in Scientific Writing, 1989. Scientific Writing for

    Graduate Students. 5th

    ed. Council of Biology Editors, Inc. 187 p.

    Day, P.R. 1988. How to Write and Publish a Scientific Paper. 3rded. Oryx Press.

    Phoenix, AZ. 211 p.

    Lester, J.D. 1987. Writing Research Papers, a Complete Guide. 5th ed. Scott,

    Foresman and Co. Glenview, IL. 281 p.

  • 7/24/2019 Teknik Menulis Artikel Ilmiah Dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis Dan Disertasi

    19/19

    Tarkus Suganda 19

    Rifai, M.A. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan KaryaIlmiah Indonesia. Gadjah mada Univ. Press. Yogyakarta.

    -tsg-