syawal - lampiran statis

Upload: muhammad-fauzan

Post on 05-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

;;

TRANSCRIPT

LAMPIRAN

Lampiran A.1 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 20 mm dan overlap 30 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.2 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 20 mm dan overlap 40 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.3 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 20 mm dan overlap 50 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.4 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 20 mm dan overlap 60 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.5 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 30 mm dan overlap 30 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.6 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 30 mm dan overlap 40 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 4 5

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 13 5

Lampiran A.7 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 30 mm dan overlap 50 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.8 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 30 mm dan overlap 60 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.9 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 40 mm dan overlap 30 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.10 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 40 mm dan overlap 40 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.11 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 40 mm dan overlap 50 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Lampiran A.12 Kontur tekanan pada rotor dengan celah 40 mm dan overlap 60 mm

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 0

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 45

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 90

Gambar Hasil pola tekanan pada sudut 135

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 0

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 45

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 90

Gambar Hasil pola vektor aliran pada sudut 135

Tabel Data hasil perhitungan torsiNoVariasi Rotor TurbinTorsi Maksimum (Nm)Torsi Minimum (Nm)TorsiRata-rata (Nm)

Jarak Antar Sudu (mm)Jarak Overlap (mm)

120300,22490192-0,0240075850,077207349

220400,22433743-0,0253923670,076893145

320500,22490978-0,0294632070,075621326

420600,22622396-0,0320551120,075047884

530300,21795102-0,0053978080,080288915

630400,21949169-0,0102006090,080071907

730500,2203317-0,0151305930,078626478

830600,21885896-0,0180215380,076717024

940300,208624050,0015958020,081865267

1040400,212595150,0005131070,081243627

1140500,21496772-0,0058076260,081054947

1240600,21737418-0,0147055510,079746531

Dari Tabel 4.1 dapat kita ketahui bahwa nilai dari torsi terbesar dimiliki oleh rotor turbin dengan variasi jarak antar sudu 40 dan jarak overlap 30 dengan peningkatan 9,08% dari torsi rata-rata terendah.

Tabel Data hasil perhitungan koefisien torsi (Ct)NoVariasi Rotor TurbinKoefisien Torsi Maksimum (Nm)Koefisien Torsi Minimum (Nm)Koefisien Torsi Rata-rata (Nm)

Jarak Antar Sudu (mm)Jarak Overlap (mm)

120300,367187-0,03920,12605281

220400,366265-0,041460,12554556

320500,3672-0,04810,12346339

420600,369345-0,052330,124120387

530300,355838-0,008810,13108394

630400,358354-0,016650,130729644

730500,359725-0,02470,128369761

830600,357321-0,029420,125252288

940300,3406110,0026050,133499992

1040400,3470940,0008380,132642657

1140500,3509680,0025250,137137186

1240600,354897-0,024010,130198428

Dari Tabel 2 dapat kita ketahui bahwa nilai dari koefisien torsi terbesar dimiliki oleh rotor dengan variasi jarak antar sudu 40 mm dan jarak overlap 50 mm dengan peningkatan 11,07% dari koefisien torsi rata-rata terendah.