syarah spiritual durrotun nasihin -sholat berjamaah-

16
Tulisan singkat ini merupakan pentadabburan dari mutiara – mutiara sabda nabi s.a.w yang tertuang di dalam kitab klasik Durrotun Nasihin karya Syaikh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawi rohimahullohu ‘anhu. Yang disusun pada abad ke-13H. Syarah ini disusun oleh salah satu pejalan spiritual Dzikir Nafas Sadar Alloh pada tahun 2016. Salik Gemblung Donie Al-Murtadho pengembang Suluk Gemblung. Semoga tulisan ulasan dari karya besar Syaikh Ustman di bawah ini bermanfaat. -amin- Kurang lebihnya penulis mohon maaf dan siap menerima kritik maupun saran yang membangun. SYARAH DURROTUN NASIHIN KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMAAH -

Upload: donie-al-murtadho

Post on 10-Jan-2017

158 views

Category:

Spiritual


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tulisan singkat ini merupakan pentadabburan dari mutiara – mutiara sabda nabi s.a.w yang tertuang di dalam kitab klasik Durrotun Nasihin karya Syaikh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawi rohimahullohu ‘anhu. Yang disusun pada abad ke-13H. Syarah ini disusun oleh salah satu pejalan spiritual Dzikir Nafas Sadar Alloh pada tahun 2016. Salik Gemblung Donie Al-Murtadho pengembang Suluk Gemblung. Semoga tulisan ulasan dari karya besar Syaikh Ustman di bawah ini bermanfaat. -amin-

Kurang lebihnya penulis mohon maaf dan siap menerima kritik maupun saran yang membangun.

SYARAH DURROTUN NASIHIN KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMAAH -

Page 2: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

1

SYARAH DURROTUN

NASIHIN

- KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMAAH -

Mutiara Nasihat Nabi 1 -tentang Sholawat-

وصل عىل محمد كام ,صل عليهياللهم صل عىل محمد بعدد من صل عليه, و صل عىل محمد بعدد من مل

حتب ان يصىل عليه, وصل عىل محمد كام امرتنا ابلصالة عليه, وصل عىل محمد كام ينبغى الصالة عليه

Artinya: “Yaa alloh, limpahkanlah sholawat atas Muhammad sebanyak jumlah orang yang membaca sholawat untuknya. Limpahkan sholawat atas Muhammad sebanyak bilangan orang yang tidak membaca sholawat kepadanya. Limpahkanlah sholawat atas Muhammad sebagaimana Engkau suka dibacakan sholawat atasnya. Limpahkan Sholawat atas Muhammad sebagaimana yang telah Engkau perintahkan agar kami banyak bersholawat kepadanya. Limpahkanlah sholawat sebagaimana sholawat yang pantas untuknya.”

-----------------------------------------------------------------

Sebagaimana keumuman makna sholawat. Para ulama telah sepakat

bahwa yang dimaksud sholawat atas nabi adalah bentuk limpahan

rahmatNya. Riwayat di atas juga seirama dengan adanya sabda nabi

s.a.w yang lain yang menegaskan bahwa manusia yang paling utama

kelak di hari akhir, atau manusia yang dekat tempat duduknya di sisi

baginda nabi kelak adalah mereka yang paling banyak bersholawat

kepada beliau s.a.w.

Dalam ranah tekstualitas riwayat, hal ini mengacu pada banyaknya

bacaan sholawat kita kepada baginda nabi s.a.w. namun ada sisi lain dari

mutiara nasihat nabi yang pertama ini. Yakni nilai sholawat itu sendiri.

Nilai sholawat adalah Rahmat Alloh yang menebar luas di bumi tanpa

terkecuali. Terbentang luas di seluruh penjuru ufuk alam semesta dan

seisinya. Pemuda tersebu (dalam riwayat) adalah pemuda yang

“Sesungguhnya

orang-orang yang

beriman, mengerjakan

amal saleh,

mendirikan

sembahyang dan

menunaikan zakat,

mereka mendapat

pahala di sisi

Tuhannya. Tidak ada

kekhawatiran

terhadap mereka dan

tidak (pula) mereka

bersedih hati”

[Al-Baqoroh – 277]

Page 3: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

2

menyimpan kecintaan luar biasa kepada nabi s.a.w sehingga ia sampai memiliki ide memohonkan

limpahan rahmat yang sedemikian kepada baginda nabi s.a.w.

Nilai sholawat yang paling mendasar adalah sebuah hubungan, yang mana dengan adanya hubungan itu

maka selanjutnya akan menumbuhkan cinta. Dan tentunya hubungan itu terjalin seirama dengan

berseminya ma’rifat (pengetahuan). Kita memintakan sesuatu kepada seseorang atas orang lain, tentunya

kita musti tahu kepada siapa kita meminta dan siapa yang kita mintakan itu. Sedikit mustahil jika kita

memintakan seorang lain tanpa ada kesadaran pengetahuan tentang orang tersebut. Dan mustahil pula kita

minta sesuatu kepada seseorang tanpa kita tahu kepada siapa kita minta.

Sedemikian itu pula sholawat yang kita panjatkan. Sholawat adalah merupakan jalinan hubungan antara

kita, Alloh dan Rosululloh. Ketika mengucapkan sholawat, tentunya kita musti tahu kepada siapa kita

meminta. Dan ketika kita memintakan sholawat, atas siapa yang kita mintakan itu juga harus jelas.

Setidaknya kita tahu siapa itu yang kita mintakan. Dengan kata lain. Secara sederhananya. Ma’rifatulloh

wa Ma’rifaturrosul adalah kunci utama dalam hal sholawat. Meski dalam kadar paling minim sekalipun

ma’rifat kita atas Alloh dan Rosululloh, itu musti ada. Karena jika tanpa kadar itu. Sangat mungkin apa

yang kita panjatkan adalah omong kosong. Tanpa ada muatan mahabbah sedikitpun. Sedangkan do’a yang

paling mudah untuk terijabah adalah doa yang disertai ma’rifat / ilmu / kesadaran dan mahabbah atas apa –

apa yang kita doakan.

Mutiara Nasihat Nabi 2 -tentang Sholat berjamaah-

--------------------------------------------

Tentang harfiah riwayat, saya kira sudah sangat jelas maksudnya. Yakni anjuran agar kita senantiasa

mengerjakan sholat fardhu lima waktu secara berjamaah. Sebagaimana yang pernah beliau sampaikan juga

dalam riwayat yang lain, beliau mengisyaratkan dengan adanya sisi dhohir dan bathin dalam al-qur’an.

Demikian juga jika pahami secara mendalam, bahwa seluruh lapisan sendi di alam semesta ini semua

adalah memiliki lipatan dhohir dan bathin. Di mana sisi dhohir adalah sisi yang nampak kasat indrawi.

Sedangkan sisi bathinnya adalah sisi nilai yang tak tertangkap secara kasat indrawi. Hal ini termasuk juga

sabda baginda nabi s.a.w yang mana beliau adalah satu – satunya manusia yang dibukakan segala rahasia

kehidupan oleh Alloh s.w.t. Sehingga beliau mengemban tugas Rahmatan Lil ‘Alamin.

Ada beberapa sisi nilai yang dapat kita petik dari riwayat di atas. Yakni efek sholat secara berjamaah.

Sebelum menginjak ke sana ada baiknya kita memahami dahulu makna sholat. Dalam bab ini, setelah

menuliskan firman Alloh dari surah al-baqoroh : 277, beliau menyertakan terlebih dahulu riwayat dari nabi

s.a.w tentang sholawat. Tentu hal ini juga menyimpan nilai bathiniah tersendiri. Dimana sadar ataupun

tidak, beliau r.a telah digerakkan oleh Alloh untuk menuliskan poin sholawat terlebih dahulu. Dan tentunya

apa – apa yang ada campur tangan dari Alloh adalah pasti menyimpan makna yang cukup dalam.

Sekarang mari kita pelajari hubungan antara sholat dan sholawat itu sendiri. Sesungguhnya, dua hal ini

memiliki satu kesamaan kandungan inti. Yakni , maksudnya adalah menjalin hubungan.

Sholat adalah menjalin hubungan dengan Alloh. Sedangkan sholawat adalah menjalin hubungan dengan

Rosululloh s.a.w. Tentang makna yang pertama, yakni menjalin hubungan dengan Alloh, tentu kita tidak

heran, karena Alloh adalah maha dekat, dan Dia selalu ada. Dari dulu hingga kini dan yang akan datang.

Page 4: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

3

Sedangkan rosululloh Muhammad s.a.w,? beliau sudah wafat sejak beratus – ratus tahun yang lalu. Dan ini

pula yang sering menjadi pertanyaan di antara kita. Jika beliau sudah wafat, bagaimana cara kita menjalin

hubungan dengan beliau?

Ya... tentu hal ini cukup mengusik benak kita, dan ini musti kita tuntaskan. Rosululloh s.a.w yang

diwafatkan oleh Alloh s.w.t itu adalah raga beliau, sedangkan ruhnya tidak pernah mati. Karena hakikat

daripada ruh adalah abadi. Hal ini termaktub dalam sabda beliau s.a.w yang lain yang menegaskan bahwa

sholawat kepada beliau pastilah akan beliau jawab meskipun beliau telah meninggal dunia. Maka tatkala

kita bersholawat, sebaiknya kita memahami tentang Rosululloh dan Alloh (ma’rifaturrosul wa

ma’rifatulloh) secara haqq. Sebagaimana yang kami sampaikan di atas.

Sholat yang dikerjakan secara berjamaah secara benar, dipastikan ia akan memperoleh kelima bonus

(fadhilah) sebagaimana tertuang dalam sabda nabi di atas. Bagaimanakah hakikatnya sholat berjamaah itu?

Maka ketahuilah bahwa sholat berjamaah secara hakikat adalah berturutnya gerak jasad sesuai dengan

gerak jiwa. Dan gerak jiwa sesuai dengan gerak ruh. Sedangkan gerak ruh adalah gerak dari Alloh s.w.t

Sholat yang lima waktu itu adalah media penyampaian dari Alloh untuk menyadarkan kita atas tiga

eksistensi pokok tersebut (jasad-jiwa-ruh). Dan sholat yang lima waktu tersebut adalah media aktifasi

penyelarasan gerak jasad dan gerak jiwa atas gerak ruh. Yang menjadi letak turunnya kehendak Alloh

s.w.t. Sholat yang benar yang dapat mencegah dari perbuatan dari perbuatan keji dan mungkar adalah

imbas dari sholat yang berjamaah ini. Ketika ketiga unsur pokok diri ini telah benar – benar selaras. Maka

yang terjadi atas diri seorang hamba adalah murni kehendak Alloh. Dan kehendak Alloh adalah pasti benar

dan baik. Tiada perbuatan keji dan mungkar jika diri manusia sudah benar – benar selaras dengan kehendak

Alloh.

Nah dari amaliah sholat berjamaah secara hakikat inilah kemudian dan pasti ia (pelakunya) akan dilimpahi

lima keutamaan sebagaimana yang disabdakan oleh nabi di atas. Berikut penjelasannya:

1. Tidak akan ditimpa kemiskinan di dunia

Kemiskinan tidak akan pernah dapat menyentuh orang – orang yang berproses sesuai kehendak

Alloh. Kemiskinan yang sejati adalah tiadanya rasa syukur dan kosong dari memandang kehendak

dan kuasa Alloh. Orang yang telah ridho dengan setiap ketentuan dan pemberian Alloh mustahil ia

merasakan kemiskinan selama di dunia. Alloh yang menjamin setiap rizki dan yang mencukupi

hamba – hambanya yang berserah dari sisi yang tak pernah diduga – duga oleh hamba itu sendiri.

Sehingga apapun yang dibutuhkan oleh si hamba akan senantiasa tercukupi / dicukupi oleh Alloh.

2. Alloh ta’ala menghapuskan siksa kubur darinya

Orang yang sudah terbiasa bermi’roj, bermakmum dengan kehendak Alloh yang tertuang melalui

ar-ruh dalam diri kita. Kesadarannya adalah pasti berpindah meninggalkan kesadaran jasad menuju

kesadaran jiwa. Sehingga apapun yang terjadi terhadap jasadnya, ia tentu tidak merasakan

kesakitan barang sedikit pun. Demikian pula yang terjadi tatkala sampai di liang lahat. Ketika

batang tubuh jasadnya hancur lebur oleh proses pembusukan tanah, ia sama sekali tidak

terpengaruh olehnya. Jiwanya sudah damai di alam yang tak terbendung luasnya. Berada di dalam

kuasa dan rahmat Alloh. Berada dalam apa yang disebut sebagai nikmat kubur. Jiwanya telah

benar – benar ridho dan kembali kepada Alloh.

Siksa kubur itu terjadi tatkala kesadaran seseorang terjebak dalam kesadaran jasad. Sehingga si

mayit tatkala jasadnya terlebur oleh proses pembusukan, ia masih merasakan rasa sakitnya. Ia

masih merasakan rasa sakitnya terjepit dan tertindih tanah dan lain sebagainya.

Sedangkan efek siksa kubur yang diperoleh akibat amal buruk selama hidup adalah karena selama

hidup ia tidak benar – benar patuh terhadap kehendak Alloh atas dirinya. Ia tidak ridho dengan

setiap ketetapan yang Alloh berikan. Siksa yang semacam ini benar – benar akan membekas sejak

hidup di dunia hingga liang lahat. Sesal yang lebih dahsyat dari yang terasa selama di dunia.

3. Dia akan diberi kitab catatan amal dari sisi kanan

Page 5: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

4

Dari sisi kanan adalah sebuah symbol pemuliaan, dengan kata lain si hamba akan dimuliyakan oleh

Alloh jika selama hidup di dunia si hamba benar – benar bermakmum dengan ar-ruh al-quds dari

Alloh. Bahkan hal ini sangat bisa terjadi tidak hanya kelak pasca kematian, namun juga saat ini,

saat si hamba masih hidup di dunia. Sekalipun secara fisik tampak hampir sangat biasa dan

sederhana, namun di sisi lain Alloh benar – benar memuliakan mereka entah bagaimana bentuk

kemuliyaan itu sendiri.

4. Dia akan melintasi titian shirat laksana kilat yang menyaambar

Percepatan dan keselamatan akan didapat bagi mereka yang benar – benar sholat secara berjamaah.

Shirot yang terbentang di atas neraka adalah semacam ujian. Yang mana jika si hamba terpeleset

darinya, pasti ia akan mendapat bencana siksa dan adzab yang pedih. Namun bagi mereka yang

sholat berjamaah, yang menghadap kehadirat Alloh dengan bermakmum denganNya sendiri, ia

akan diselamatkan langsung oleh Alloh, tanpa harus si hamba merasakan kecemasan dan ketakutan

sebagaimana yang dirasakan oleh orang – orang yang masih ada secuil ego dalam dirinya.

5. Alloh memasukkannya ke dalam surga tanpa hisab

Tak perlu hisab, karena yang dilaksanakan oleh si hamba yang berjamaah dan bermakmum pada

imam yang paling sejati adalah kehendak Alloh sendiri dan disaksikan olehNya secara langsung.

Sedangkan hisab adalah diperuntukkan bagi mereka yang menggunakan ego barang sesedikit

apapun dalam bertindak sekalipun dalam peribadatan. Ego / nafsu inilah yang diminta pertanggung

jawaban (hisab) oleh Alloh. Sedangkan bagi nafsu yang muthmainnah, yang sudah ridho sejak

berada di dunia, tidak ada hisab bagi mereka. Dikarenakan selama bermuamalah yang berlaku pada

diri hambaNya terebut adalah sebagaimana ungkapan dalam hadist qudsy, “apabila hambaKu

menjalankan sunnahKU, maka ia Aku akan menjadi pendengaran yang dengannya ia mendengar.

Menjadi penglihatan yang dengannya ia melihat, ia berjalan dengan kehendakKU, dan ia memukul

dengan tanganKU.”

Mutiara Nasihat Nabi 3 -antara sholat berjamaah dan sendiri (munfarid)-

--------------------------------------------

Secara harfiah jasadiah sudah sangat jelas bahwa sholat yang paling utama dalam wujud syar’i adalah sholat

yang dilakukan berjamaan dalam masjid. Dan hal ini sebenarnya juga berlaku bagi orang – orang yang telah

menemukan sholatud-daim. Sholat secara hakikat sehingga dalam setiap perilakunya sehari – hari dapat

disebut sebagai sholat (berhubungan dengan Al-Haqq Alloh).

Terhadap orang orang yang sudah demikian, yakni beliau – beliau yang sudah memahami jalan kembali

kehadirat Alloh. Beliau beliau atau mungkin anda (pembaca ini) yang sudah diperkenankan Alloh berjamaah

secara haqq, bermakmum kepada ar-ruh yang telah Alloh tiupkan ke dalam diri kita. Adalah tetap berlaku

untuk mengarahkan perjalanan jiwa saudara kita yang lain yang sedang melaksanakan jamaah di masjid –

masjid terdekat. Tugas kita yang telah mengetahui jalan kembali adalah mengajak atau mengarahkan jamaah

islam lainnya untuk beranjak kehadirat Alloh dalam sholat berjamaah.

Hal ini lebih utama daripada kita sholat sendirian di dalam rumah kita masing – masing. Meskipun kita sudah

tahu makna dan hakikat jamaah itu sendiri. Tugas kita semua di bumi adalah sebagai khalifah. Bagi kita yang

dipahamkan oleh Alloh mengenai hal ini (hakiki sholat berjamaah), yang kita khalifahi selanjutnya muslimin

yang belum tahu mengenai hal ini namun mereka tetap istiqomah berjamaah secara fisik.

Mutiara Nasihat Nabi 4 -amanah untuk paara salik, mengambil wudhu lebih awal-

Page 6: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

5

--------------------------------------------

Setidaknya dapat kita kenali adanya tiga jenis manusia yang kelak akan dibangkitkan dan memiliki rona wajah

yang laksana bintang, bulan dan matahari. Adapun mereka yang memiliki rona wajah laksana gemerlapnya

bintang – bintang adalah mereka yang menyegerakan wudhu tatkala adzan sudah dikumandangkan, mereka

menghadiri masjid masjid ketika adzan sudah selesai. Adapun mereka yang memiliki rona wajah laksana

cahaya bulan yang teduh dan menerangi malam hari adalah mereka yang mengambil air wudhu sesaat

sebelum adzan dikumandangkan. Bisa jadi mereka mendengarkan kumandang adzan di tempat wudhu.

Sedangkan golongan yang terakhir, yakni yang memiliki rona wajah laksana cahaya matahari, bersinar sangat

terang adalah mereka yang senantiasa menunggu kumandang adzan di dalam masjid.

Bagi para salik (pejalan spiritual), tentunya yang sudah memahami ketiga ulasan sebelum – sebelumnya.

Mereka adalah laksana cahaya – cahaya yang menyalurkan cahaya Alloh atas sebagian umatNya yang lain

yang belum memahami hakikat tersebut. Salik yang datangnya ke dalam barisan shof jamaah sholat fardhu

adalah belakangan, yakni setelah adzan berkumandang. Mereka adalah laksana bintang – bintang yang

menghantarkan para jamaah lain menuju cahaya Robb semesta alam. Dikatakan seperti bintang yang

cahayanya tak secerah bulan namun bisa menjadi petunjuk arah dalam kegelapan, adalah karena amaliah

jamaah lainnya yang semestinya ia pandu secara bathin tidak menyeluruh. Yaitu pada bagian wudhu dan

adzannya para jamaah lainnya tidak ia arahkan secara bathin. Ia hanya mengarahkan / memvibrasi / menebar

cahaya ilahiah hanya ketika salat saja.

Semestinya dan baiknya bagi para salik / siapapun yang memahami pancaran cahaya ilahiah yang terlimpah

melalui dirinya. Karena ia sudah menyadari ke-ada-anNya, adalah menghadiri majlis jamaah salat fardhu

sejak awal. Dengan menebarkan cahaya ilahiah / memandu para jamaah lainnya tatkala mereka

mengumandangkan adzan dan berwudhu. Menjadi rahmad bagi sekalian alam adalah tujuan diturunkannya ke

alam dunia. Sebagai penyambung cahaya Alloh terhadap alam semesta atau yang dalam bahasa qur’an adalah

sebagai khalifah / wakil Alloh di muka bumi. Hal yang semacam ini yang dicontohkan oleh baginda nabi yang

mulia muhammad s.a.w.

Tatkala mengambil wudhu, bawalah spirit / bathin / jiwa saudara – saudara muslim kita untuk turut bersuci

juga. Yakni menghadap dan bersuci dengan cahayaNya. Caranya mohonkan kepada Alloh agar Alloh ridho

dan membasuhkan jiwa dan kesadaran siapapun yang mengambil air wudhu untuk mengikuti jamaah shalat

kala itu. Tatkala adzan berkumandang, vibrasikan / gemakan panggilan adzan itu seluas – luasnya hingga

mencakup sekalian alam. Caranya adalah masuklah dalam wilayah ke-Maha Luas-an Alloh, lalu berserulah

sesuai dengan seruan adzan. Ketika sampai pada lafadz Hayya ‘Ala ash-sholah dan Hayya ‘Ala al-falah,

mohonlah kepada Alloh agar Alloh mensholatkan seluruh apa – apa yang ada di dalam kuasaNya yang Maha

Luas dan membukakan apapun yang menghalangi tiap – tiap hambaNya untuk menyadari ke-Esa-anNya dan

ke-Maha Luhur-anNya. Demikian itu semestinya peran salik ketika memasuki waktu sholat fardhu. Tugasnya

menjadi khalifah tidak ia tinggalkan. Dan benar – benar diembannya dalam hubungan horizontal / kepada

sesama manusia. Mengarahkan bathin masing – masing jamaah untuk kemudian mereka berjalan sendiri –

Page 7: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

6

sendiri kehadirat Alloh s.w.t. sehingga nilai amaliah saudara – saudara kita yang lainnya benar – benar

memiliki bobot dan tidak hambar / kosong.

Mutiara Nasihat Nabi 5 -bersuci dalam sholat-

--------------------------------------------

Hal ini akan tampak kontras jika kita hadapkan pada Q.S Al-Maun : 4-6, yang artinya “Celakalah bagi orang

– orang yang sholat, yaitu orang – orang yang lalai dari sholatnya dan berbuat riya’ “. Jadi tidak seluruhnya

mengalami sebagaimana yang tersurat dalam hadist di atas. Pada kenyataannya, terkadang kita sholat namun

sama sekali tidak merasakan kelapangan dan kesegaran jiwa pasca melaksanakan sholat. Padahal salah satu

indikasi dicabutnya dosa – dosa dari kita oleh Alloh adalah adanya perasaan lapang dan kesegaran jiwa yang

luar biasa. Hal ini tertuang dalam hadist nabi s.a.w yang lainnya yang menyatakan bahwa dalam menjalankan

sholat adalah seumpama mandi di sungai yang mengalir dan jernih airnya. Sehingga selain badan kita bersih,

kita juga dapat merasakan kesegarannya.

Jadi mengenai hal ini ada hal – hal yang menyebabkan tidak dicabutnya dosa dari diri kita sebagaimana hadist

di atas. Perkara tersebut adalah keadaan lalai dari sholat. Dikatakan sholat namun lalai, yakni ketika

mengucapkan takbir, ia lalai menghadapkan wajahnya kehadirat Alloh. Ketika ia mengucapkan takbir, ia tidak

benar – benar memasuki wilayah ke-Maha Besar-anNya Alloh. Semestinya ketika lisan mengucapkan Allohu

Akbar, kesadaran jiwa kita adalah masuk dan melebur dalam kuasa Alloh yang Maha Besar lagi Maha Luas.

Benar melebur dan berserah sehingga sholat kita adalah merupakan limpahan gerak dari Alloh, bukan gerak

nafsu / ego. Kondisi yang demikian melebur dalam ke-Maha Akbar-an Alloh inilah yang menjadikan Alloh

berkehendak ridho Mengangkat seluruh dosa – dosa hambaNya. Maka bagi siapapun yang mengetahui hal ini,

baiknya tatkala sholat adalah ia benar – benar memasuki wilayah Alloh yang tanpa batas. Menghadap secara

haqq. Siapapun kita sangat bisa menggapai perkara ini, karena ini hanya membutuhkan kontak kesadaran jiwa

kita saja.

Mutiara Nasihat Nabi 6 -keselamatan bagi pemelihara sholat berjamaah-

--------------------------------------------

Page 8: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

7

Dalam hadist tersebut masjid digambarkan menjelma menjadi sesosok unta yang bukan unta biasa. Tidak

seperti unta – unta pada umumnya. Wallohu’alam mengenai realisasi pematerialannya kelak. Namun kondisi

sebagaimana yang dituangkan dalam hadist di atas adalah tetap dapat kita rasakan di sini dan saat ini.

Kiamat adalah kondisi hancur leburnya kekerasan ego / hawa nafsu. Dimana pasca hancur leburnya kekerasan

ego / hawa nafsu tersebut, selanjutkan Alloh menunjukkan bahwa ada percepatan – percepatan yang musti kita

ikuti untuk wushul ilalloh (sampai kepada Alloh). Yakni dengan menunggangi masjid yang telah menjelma

menjadi unta tersebut. Yang mana muadzin menuntunnya dan imam menggiringnya. Tidak disebutkan

makmumnya karena makmumnya adalah diri wadag kita ini sebagaimana telah kita ulas pada pembahasan di

awal. Masjid adalah Qolbu mukmin, Muadzinnya adalah jiwa kita yang tadi (dalam penjelasan hadist

sebelumnya) berdoa dan melebur dalam kuasa dan keluasan Alloh. Sang imam adalah sebagaimana pula yang

sudah kita bahas sebelumnya. Ia adalah ruh al-amin yang ditiupkan oleh Alloh ke dalam tiap – tiap hambaNya

untuk menjadi pembimbing hambaNya dalam mengemban tugas sebagai khalifatulloh fil-ardhi.

Singkatnya, untuk dapat wushul ilalloh, adalah wajid memasuki masjid yang paling sejati yang merupakan

Batitulloh (rumah Alloh) yakni Qolbi Salim. Qolbunya orang – orang yang berserah diri. Bukan qolbu yang

berupa daging itu, tapi dimensi yang ada di dalamnya, yang menjadi letak turunnya cahaya Alloh. Yang

menjadi ruang khusus yang bertautan dengan esensi alam semesta. Dimensi suci yang tak tersentuh oleh

apapun. Di sanalah kita akan menemukan yang mana itu imam (ar-ruh) dan mana itu muadzinnya (jiwa).

Ba’da itu, silahkan diikuti percepatan – percepatan yang Alloh berikan untuk sampai kehadiratNya.

Mutiara Nasihat Nabi 7 -esensi berwudhu dan wilayah maghfiroh Alloh-

--------------------------------------------

Hadist ini bertautan dengan sabda nabi yang ke-4 dan ke-5. Tentang sholat berjamaah dibelakang imam,

kiranya penjelasan – penjelasan sebelumnya sudah cukup. Selanjutnya adalah tentang air yang mengalir dan

imam yang bacaannya mahir. Pertama yakni air yang mengalir, ia adalah cahaya maghfirohnya Alloh. Daya

ilahiah yang senantiasa mengalir di setiap sendi kehidupan dan mengiringi seluruh gerak kita. Secara syar’i

kita sah – sah saja berwudhu menggunakan air yang menggenang asal memenuhi syara’. Ya ... hal itu ada

dalam ranah amaliah badaniah. Sedangkan hadist ini sesungguhnya adalah lebih condong ke dalam ranah

amaliah bathin. Dimana ketika badaniah kita bersuci / wudhu secara syar’i, bathin kita pun semestinya juga

turut bersuci dengan daya ilahiah yang mewujud dalam cahaya maghfirotulloh.

Caranya adalah kita masuk dalam wilayah ampunan Alloh, -ingat, harus masuk dalam wilayah ampunanNya-

bukan sekedar mengucapkan mohon ampun. Tapi benar – benar masuk dalam ranah maghfirohNya. Hal ini

dapat kita pelajari saat kita sering memasuki area – area sadar Alloh. Menyadari segala sesuatu tentangNya.

Tatkala kita sadar akan af’al dan sifat – sifatNya, kita akan tertarik masuk ke dalam wilayah – wilayahNya

yang sedang kita sadari. Nah dari situlah silahkan berwudhu secara bathin. Bersihkan setiap sendi – sendi

yang ada di seluruh bagian tubuh dan bathin kita. Tatkala mengusap sebagian kepala misalnya, basuhlah

pikiran, prasangka dan akal kita dengan cahaya maghfirohNya. Begitu juga pada bagian – bagian lainnya.

Tetap jaga keadaan sambung dengan Alloh agar mendapat bimbingan darinya yang berupa kefahaman –

kefahaman tentang apa – apa yang musti dilakukan bathin kita masing – masing.

tentang imam yang bacaannya mahir tidak lain ya itu tadi, tiupan dari Alloh. Dialah lisanulloh. Siapapun yang

bermakmum kepadanya, niscanya dia akan berada dalam wilayah rahmatulloh. Dan apabila seseorang yang

memahami dan sudah terbiasa masuk dalam wilayah – wilayah spiritual ilahiah semacam ini, lalu ia menjadi

imam dalam sebuah jamaah lahiriah, maka sebaiknya kita bermakmum pada beliau rohimahullohu ‘anhu.

Page 9: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

8

Mutiara Nasihat Nabi 8 -Ganjaran Sholat Atas Perintah Alloh-

--------------------------------------------

Cakupan nilai dari dalam hadist di atas adalah bermuara pada bobot sholat seorang hamba yang dilakukan

karena kehendak Alloh.

Kalau kita pahami, kita amati secara seksama dalam diri kita sendiri saja. Sesungguhnya kan kita memang

tidak memiliki kuasa gerak sama sekali. Bahakn dalam hal bernafas pun sejatinya kita tidak memiliki

kehendak untuk menggerakkan nafas tersebut. Sekali kita coba untuk memanipulasinya dengan cara mengatur

nafas, tentu hal ini tidak akan berlangsung lama dan justru menyakitkan dan menyiksa diri kita sendiri.

Sesungguhnya demikian pun dalam gerak – gerak yang lainnya. Dalam beraktifitas berjalan misalnya, jika

kita manipulasi model jalan kita. Tentu itu akan menjadikan sesuatu hal yang tidak baik diri kita sendiri

utamanya. Termasuk juga hal ini berlaku dalam hal peribadatan. Jibril a.s yang mengerjakan sholat

Page 10: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

9

sedemikian sangarnya. Tetap dinyatakan tak sebanding dengan manusia yang islam, yang bersyahadat yang

mengerjakan sholat berdasarkan kehendk Alloh.

Jadi sebaiknya ketika kita mengerjakan sholat. Sholat apapun terlebih sholat fardhu, sebaiknya kita murnikan

diri kita. Kita bersihkan diri kita dari segala bentuk ego dan prasangka. Termasuk di dalamnya adalah ego

untuk bergerak dalam sholat. Wudhu yang dilakukan untuk berbersih jiwa dan bathin adalah untuk hal ini.

Sehingga gerak sholat kita pada nantinya benar – benar murni karena kehendak Alloh. Peran kita dalam sholat

sebenarnya hanyalah pada niat. Selebihnya biarkan Alloh yang mensholatkan kita. Kita niat dengan sungguh –

sungguh, lalu rasakan dorongan dari Alloh sebagaimana dorongan ketika bernafas. Dorongan tersebut pasti

akan menggerakkan kita untuk bertakbir, dan menjalankan seluruh rukun – rukun sholat hingga selesai.

Orang – orang yang mengetahui dan mengamalkan hal inilah yang dinyatakan dalam sebuah hadist nabi s.a.w

yang lain, “Dua rokaat sholatnya orang yang berilmu itu lebih baik daripada seribu rokaat sholatnya orang

yang bodoh”. Maksudnya orang yang bodoh adalah mereka yang tidak memahami hal ini dan sholatnya meski

seribu rokaat, sama sekali tak ada kehendak Alloh di sana. Dengan kata lain. Sholatnya adalah berdasarkan

egonya sendiri. Sebagaimana yang diperankan oleh jibriil a.s di dalam hadist ke-8 tersebut di atas.

Maka sudah selayaknya bagi para salik untuk benar – benar sholat dalam gerak Ilahiah bukan gerak nafsu.

Tentang keluasan – keluasan yang Alloh gambarkan dalam tekstual hadist, ia adalah menggambarkan tentang

keluasan – keluasan yang tak terbayangkan yang diberikan oleh Alloh kepada Hamba – hambaNya yang

melakukan sholat dalam gerak perintahNya. Keluasaan ini tak terbatas pada satu hal saja. Karena cakupan

surga itu luasnya seluas langit dan bumi dan sebagaimana yang tergambar di atas. Saat di dunia ini pun

keluasan surga itu dapat kita masuki. Salah satu contoh keluasan surga adalah ridhonya diri kita dalam

menerima segala hal yang Alloh berikan kepada kita. Ketika secara kasat mata kita menghadapi kesempitan –

kesempitan, akan tetapi hati kita, diri kita sama sekali tidak tersentuh kesempitan – kesempitan tersebut.

Hati kita tetap lapang, diri kita tetap adem ayem, jangkauan pandangannya tetap luas. Tetap dapat memandang

wajah Alloh Yang Maha luas. Ini adalah sebagian dari surga yang dapat kita nikmati di sini saat ini.

Mutiara Nasihat Nabi 9 -esensi Sholawat-

--------------------------------------------

Hadist ini menjelaskan tentang makna dan keutamaan sholawat itu sendiri. Sebagaimana yang telah kita ulas

sebelumnya bahwa makna sholawat adalah masih satu rangkaian dengan makna daripada sholat. Yakni

ketersambungan diri kita dengan Alloh dan Rosululloh. Sholawat yang demikian dan dilakukan oleh seorang

hamba karena kesadarannya yang paling dalam atas keagungan Alloh s.w.t dan nabiNya yang mulia s.a.w,

secara otomatis pengagungan (ke-ta’dzim-an) itu pasti bercokol di dalam dirinya. Kesadaran yang demikian

tentunya dikarenakan penyaksiannya yang haqq atas Alloh dan Rosulloh s.a.w.

Orang – orang yang demikian digambarkan oleh Alloh dengan diciptakannya malaikat yang menghubungkan

dirinya (صل عىل عبدى) , semesta dan ArsyNya. Sehingga tidak mengherankan jika rahmatan lil ‘alamin itu

tetap berlangsung hingga hari ini meskipun yang di utus sebagai rahmatan lil alamin, jasad beliau telah

Page 11: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

10

dimakamkan. Hal ini karena umat Muhammad s.a.w masih senantiasa menghubungkan dirinya dengan

rosululloh dan Alloh yang secara otomatis ia mengimbaskan rahmat bagi alam semesta. Mulai dari tingkat

terbawah bumi hingga Arsy. Dan rahmat yang sedimikian adalah berlangsung secara spiritual dan jika hal ini

(sholawat) dilakukan oleh orang – orang yang benar – benar bersaksi atas keagungan Alloh lantas juga

ta’dzim atas rosululloh, minimal lingkungan tempat yang ditinggalinya akan senantiasa dilimpahi rahmat oleh

Alloh s.w.t.

Mutiara Nasihat Nabi 10 -menyianyiakan Sholat-

Penyusun kitab Durrotun Nashihin ini menjelaskan: adapun yang dikehendaki dengan sholat dalam hadist di

atas adalah mendirikannya tepat pada waktu-waktunya. Dengan menyempurnakan yang fardhu – fardhu dan

sunnah – sunnahnya. Sehingga jika seseorang melakukan sholat tidak tepat pada waktunya, maka dia dianggap

telah menyia – nyiakannya. Berdasarkan salah satu riwayat khabar, bahwa nabi s.a.w telah bersabda, “Pada

malam ketika aku di-isro’-kan ke langit, aku melihat banyak orang laki – laki dan perempuan memukuli kepala

mereka sendiri, lalu mengalir otak mereka laksana sungai besar. Mereka berkata, “Oohhh celaka, Oohhh Nista!!!”

maka aku bertanya kepada jibril a.s, “wahai jibril, siapakah orang orang ini?” Jibril menjawab, “mereka adalah orang

– orang yang melaksanakan sholat tidak pada waktunya”

Dalil yang menunjang bunyi hadist di atas adalah firman Alloh s.w.t yang berbunyi

ت هو عوا ٱلش

ب ٱت لوة و أضاعوا ٱلص

فده خل

ع ب فخلف من

Maka Datanglah sesudah mereka pengganti – pengganti yang menyia – nyiakan sholat dan mengikuti hawa nafsunya.

Begitu juga dianggap sebagai telah menyia- nyiakan sholat, orang yang melakukannya tidak secara berjamaah.

Sesuai dengan apa yang diriwayatkan dalam salah satu hadist. -yang artinya-, “seorang laki – laki datang

menemui Nabi s.a.w lalu berkata, “saya bermimpi seolah – olah pada salah satu tangan saya ada uang 20 dinar.

Sedangkan pada tangan saya yang lainnya ada 4 dinar. Uang yang 20 dinar itu terjatuh dari tangan saya, sedangkan yang

4 dinar itu menjadi merah”. Maka nabi s.a.w bertanya, “apakah engkau melakukan sholat isya’ berjamaah?” orang itu

menjawab, “tidak”. Kemudian nabi s.a.w menjelaskan, “yang jatuh dari tangan itu adalah keutamaan sholat

berjamaah yang telah engkau lewatkan. Sedangkan yang empat itu adalah sholat yang telah engkau kerjakan di rumah

yang tidak diterima”.

--------------------------------------------

Perkara Sholat sudah kita bahas di penjelasan – penjelasan sebelumnya, untuk keterangan selanjutnya dari

hadist di atas adalah tentang adanya perkara Puasa dan Mandi Junub. Sedikit mengusik kita mungkin,

bagaimana puasa dan mandi junub bisa sedemikian spesial sehingga bagi orang – orang yang

mengamalkannya maka ia akan diangkat oleh Alloh menjadi WaliNya.

Puasa

Ketahuilah bahwa puasa itu adalah area riyadhoh / latihan untuk diri kita mengendalikan hawa nafsu

kita. Hampir selaras dengan bentuk sholat berjamaah. Dimana nafsu / efek piranti jasad musti tunduk

dan patuh dengan gerak ilahi yang ditangkap oleh jiwa melalui Ar-Ruh. Puasa adalah bagian dari olah

jamaah di dalam diri kita sendiri – sendiri. Maka tidak heran jika Alloh menuntun penyusun kitab

durrotun-nashihin untuk mengelompokkan hadist ini di dalam bab jeutamaan jamaah.

Page 12: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

11

Di dalam puasa kita berlatih untuk mengenal siapa diri sejati kita. Kita belajar untuk menundukkan

bagian jasad kita dengan tidak memuaskan kehendaknya. Tatkala jasad ingin makan, maka kita

diamkan. Tatkala jasad ingin berhubungan badan dengan pasangan, juga kita diamkan. Dengan

pendiaman – pendiaman semacam ini yang disertai kerelaan fikiran untuk tidak mengikuti hawa

nafsu, maka secara sadar ataupun tidak hal ini akan membangkitkan jiwa untuk lebih berperan atas

diri kita. Terkadang kita tanpa makan seharian bahkan hingga malam, kita bisa kenyang dengan

sendirinya. Ini salah satu indikasi bahwa jiwa itu telah aktif.

Selebihnya orang – orang yang terbiasa menjaga puasa, dia akan terproteksi dari gerak – gerak yang

mencelakakan. Hal ini karena pada dasarnya gerak jiwanya sudah mengambil alih posisi, dan gerak

jiwa itu akan selalu mengarah pada hal – hal yang menyelamatkan. Selalu mengarah kepada kebajikan

– kebajikan. Karena jiwa yang terbiasa untuk tidak memperturutkan keinginan jasadiah itu akan

senantiasa condong untuk tunduk kepada perintah Ar-ruh.

Mandi Junub

Sebagaimana telah kita pahami bersama bahwa ini adalah bentuk mandi dari hadast – hadast besar.

Secara fiqhiyyah, mandi junub ini dilakukan untuk membasuk bagian – bagian badan kita. Namun

secara haqiqi, ada sentuhan energi murni dari air yang kita gunakan mandi / membasuh badan

terhadap jiwa. Membasuh dari apa? dari dosa – dosa yang disebabkan oleh ego / hawa nafsu akibat

tidak patuh terhadap perintah ilahiah yang disampaikan oleh Ar-Ruh kepada jiwa. Meskipun jiwa tahu

adanya perintah ilahiah, namun karena ia lebih memperturutkan hawa nafsu maka ia jadi berdosa.

Efek dari dosa bagi jiwa adalah semacam rupa borok, semacam kerak di panci, ia musti dicuci agar

kembali bersih dan bersinar.

Mandi junub yang semacam ini jika senantiasa dijaga, ia akan senantiasa pula membersihkan jiwa dari

berbagai macam kerak. Efek akhirnya ia (jiwa) akan senantiasa condong juga untuk berbuat patuh

terhadap perintah ilahiah. Sebagaimana efek sholat dan puasa.

Mutiara Nasihat Nabi 11 -Sholat sebagai cahaya dan penyelamat-

--------------------------------------------

Sebagaimana hadist masyhur bahwa sholat itu ibarat aliran sungai jernih yang mengalir di depan rumah, jika

kita mandi di sana sebanyak lima kali sehari, tentulah kita akn bersih dari kotoran – kotoran. Demikian juga

pada sholat, yang mana sholat itu adalah pembersih bagi jiwa.

Yang menjadi tanda kutip dan perlu kita perhatikan dari hadist di atas adalah tentang memelihara sholat yang

lima waktu. Artinya, di dalam sholat yang lima waktu itu pula kita musti menjaga benar posisi kita, menjaga /

merapatkan barisan / shof dalam diri kita, sehingga tidak celah bagi energi negatif (syaitan) untuk mencuri

kesadaran kita tatkala kita sedang melakukan sembahyang. Jika kita tidak memelihara yang demikian, sangat

mungkin sholat yang lima itu tidak akan mewujud cahaya.

Pencerahan – pencerahan spiritual itu mustinya dapat kita nikmati dari efek sholat kita. Namun jika kita sholat

namun tak ada satupun kcerahan pencerahan spiritual. Hati kita tidak menjadi lapang, namun justru semakin

sempit, maka tentu ada yang salah dalam sholat kita. Tentu ketika kita sholat, kita tidak benar – benar

memeliharanya.

Page 13: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

12

Mutiara Nasihat Nabi 12 -Sholat yang Tertolak-

--------------------------------------------

Pada poin 1, jelas ini adalah menyimpan nilai bahwa ketika sholat, si pelakunya tidak berkomunikasi dengan

tuhannya. Padahala inti dari sholat adalah menjalin komunikasi dengan robb semesta Alam, Alloh azza wa

jalla. Jika kita sholat namun kita sama sekali tidak menjalin komunikasi dengan Alloh, maka sudah tentu dan

barang pasti saat itu kita sedang mabuk. Entah mabuk duniawi, atau mabuk angan – angan. Sebaiknya sholat

itu kita tidak sedang dalam keadaan mabuk dalam hal apapun. Sehingga kita benar – benar menghadap dan

berkomunikasi dengan Alloh dikala sholat.

Poin 2, apa hubunganna sholat dengan zakat? Zakat adalah bisa menjadi indikasi kadar keegoan manusia.

Saya katakan demikian karena ego manusia yang masih tinggi kadarnya, tentu ia akan enggan mengeluarkan

hartanya di jalan Alloh. Sedangkan efek lain dari sholat adalah terbentuknya pribadi tanpa ego / keakuan.

Pertanda manusia yang tidak pelit / bakhil. Kalau sholat kok masih aga ego yang tebal, sudah pasti ada yang

salah dalam sholatnya. Tidak kepasrahan diri dalam sholat, tidak ada komunikasi dengan Alloh tatkala sholat,

tidak ada keadaan Mi’roj tatkala sholat, juga sedang mabuk.

Poin 3, sudah kita bahas tentang keadaan imam dan makmum yang sejati di dalam sholat. Sekarang tahukah

anda, kenapa imam dibenci makmumnya meski dalam keadaan jamaah yang haqiqi? Itu karena yang berperan

sebagai imamnya jasad, yakni jiwa menggerakkan jasad untuk mengarah bukan pada Alloh. Lho bagaimana

mungkin bisa demikian? Ini karena si jiwa belum mandi junub sebagaimana yang kita bahas pada hadist

sebelumnya.

Poin 4, secara spirit adalah keadaan jasad yang berontak untuk diajak ke Alloh. Keadaan pikir yang terus

menerus menolak untukkembali ke Alloh, sehingga saat sholat pun tak ada sedikitpun kekhusyu’an di

dalamnya.

Poin 5, kondisi mabuk, sudah kita ulas insyaAlloh tentang hal demikian. Posisi di mana sebaiknya kita tidak

terlalu mabuk dalam hal apapun. Karena itu akan mempengaruhi kesadaran jiwa kita. Sehingga tatkala sholat

kita pun tidak menggapai keadaan menhadap kepada Robb semesta alam.

Poin 6, wanita secara haqiqi adalah jasad, dan laki – laki secara maknawiah adalah jiwa. Ini juga masih

seirama secara maknawiyah bahwa jasad yang tidak patuh terhadap ajakan jiwa untuk kembali / menghadap

kepada Alloh, sholatnya tertolak. Dengan kata lain, sholat yang semacam ini dapat dikatakan juga sholatnya

orang mabuk. Jasadnya jungkar jungkir tapi sama sekali dirinya tidak menghadap kepada Robbnya

Page 14: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

13

Poin 7, tutup kepala wanita / penutupnya kepala jasad berarti pula diamnya pikiran. Maka sebaiknya ketika

sholat, pikiran ini benar – benar dalam keadaan diam. Tertutup, sehingga jiwanya benar – benar menghadap

kepada Robb semesta alam dan sholatnya diterima oleh Alloh azza wa jalla

Poin 8, pemimpin , bukan lagi menggunakan kata imam, karena ini mulai diturunkan ke dimensi / wilayah

jasad. Alias pemimpin ini adalah sebagaimana yang dikatakan kepala wanita di poin 7, yakni pikiran. Setiap

pikiran yang tidak pernah diajak untuk diam tatkala sholat, tentu ia akan menjadi dholim dan sombong,

merasa sudah berbuat amal kebajikan. Mengira setiap lintasan pikirnya adalah petunjuk dan lain sebagainya.

Ini adalah kedholiman yang nyata. Hal yang seperti sudah barang tentu sholatnya tertolah. Karena

kesombongan dan kedzoliman adalah efek dari tidak terjalin komunikasi dengan Alloh. Sehingga ia selalu

merasa lebih baik, lebih utama, tidak ada rasa tawadhu’ dlsb karena ia sama sekali tidak memandang

keagungan robbnya.

Poin 9, riba???? Tahukah apa itu riba secara maknawiyah? Ia adalah pengurangan – pengurangan /

pendangkalana – pendangkalan / pemangkasan – pemangkasan terhadap pemahaman – pemahaman agama

yang dibesar besarkan dan dibenar – benarkan. Atau ditampakkan seolah itu yang paling benar. Hal demikian

akan menumbuhkan ego dan keakuan sehingga tatkala sholat ia tertipu. Mengira menghadap padahal dirinya

sedang berandai andai dan berkhayal

Poin 10, ini adalah tanda – tanda / indikasi bahwa sholatnya tidak diterima oleh Alloh, takni tetap berbuat

menuruti nafsu dan egonya. Uraian – uraian dari poin pertama hingga ke-9 keluarannya adalah pada poin ke-

10 ini. Wallohu’alam

Mutiara Nasihat Nabi 13 -Indikasi hubungan dengan Alloh-

Al-Hasan berkata, “apabila sholat anda tidak dapat mencegah (menghalangi) anda dari melakukan perbuatan

keji, maka sebenarnya anda tidak Sholat. Dan sholat anda itu akan dilemparkan ke wajah anda pada hari

kiamat kelak bagaikan kain kasar yang kotor.”

--------------------------------------------

Alloh menyatakan demikian (murka kepada orang yang sholat namun tidak terjaga dari perbuatan keji dan

mungkar) karena orang semacam ini bermain – main dalam sholatnya. Menghadap, namun sejatinya tidak.

Berikrar melalui ucapan – ucapannya di dalam sholat, namun sama sekali tidak ia lakukan. Ini adalah salah

satu indikasi munafik. Dan Alloh tidak menyukai kemunafikan. Kemunafikan adalah bagian dari syirik khofi

(samar).

Mutiara Nasihat Nabi 14 -Kisah Sejarah Sholat-

Page 15: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

14

--------------------------------------------

Layaknya memang demikian sholat yang sebenarnya itu. setiap geraknya mengandung sifat sifat malaikat.

Ketujuh petala langit itupun juga tertuang ada di dalam wilayah spiritual masing – masing kita.

Ketika kita berada dalam batas langit pertama, yakni cakrawala pandang (kesadaran) lapis pertama; kesadaran

jasad. Sebaiknya kita sering memanggil – manggil nama Alloh. Hal ini tergambar pada ucapan – ucapan / lafal

dari setiap gerak sholat. Pada lapis pertama ini, kadar panggilan kepada Alloh melalui asmaNya yang agung

secara sadar akan membawa kesadaran atau perilaku rukuk. Tentunya ini rukuk secara maknawiyah, bukan

lagi sekedar ritual sebagaimana gerakan sholat. Sikap yang rukuk adalah sikap yang tunduk patuh terhadap

segala bentuk perintah dari Alloh s.w.t.

Kalau sudah istiqomah berada pada keadaan rukuk, selanjutnya kondisi ini akan membawa kita pada kondisi

sujud. Yakni benar – benar berserah diri kepada Alloh. Menyerahkan seluruh keadaan dirinya kepada Alloh.

Terus berlaku demikian. Hingga berurutan sampai pada kondisi salam. Yakni menebar kesejahteraan dan

keselamatan bagi lingkungannya.

Sholat daim (berkepanjangan) adalah kondisi yang berlapis lapis seperti ini. Kalau tiba – tiba kita dapati diri

kita tidak tunduk / rukuk kehadirat Alloh, maka perlu kita ulangi dari awal sholat (daim) kita kita. Yakni

mulai memanggil Alloh melalui asmaNya yang agung Jalla Jalalah. Hal seperti ini wajar, karena sudah

merupakan bagian kecil dari sifat manusia untuk berbuat lalai. Namun Alloh Yang Maha Pengampun selalu

memberi ruang untuk memperbaiki diri. Maka seperti itulah jika sholat daim kita batal. Segera mandi junub

lantas mulai lagi dari awal.

Mutiara Nasihat Nabi 15 -Peran Sholat-

--------------------------------------------

Hadist ini sangat gamblang menjelaskan buah – buah dari lelaku sholat yang dilakukan secara benar dan

ikhlas. Sebagaimana telah kita uraikan sejak mulai dari awal halaman artikel ini.

Mutiara Nasihat Nabi 16 -Muunculnya makhluq dari neraka-

Page 16: Syarah spiritual durrotun nasihin  -sholat berjamaah-

Tadabbur Spiritual Mutiara Sabda Nabi s.a.w

15

Oleh karena itu, Alloh ta’ala berfirman,

ا د أح ٱلل

ععوا م

فل تد جد لل

سم ٱل أن

و

“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di

dalamnya di samping (menyembah) Allah”

--------------------------------------------

Sebenarnya cakupan dari kelima jenis golongan manusia yang dikatakan di dalam hadist di atas adalah

golongan yang lebih menuruti ego / hawa nafsu / kehendak dirinya. Tidak atuh dengan kehendak ilahiah yang

sudah diterima oleh jiwa. Disampaikan oleh ar-Ruh.

Sedikit mengenai masjid, ia adalah wilayah bersujud, isyaAlloh sudah kita bahas di awal – awal tulisan ini.

Yakni dimensi hati kita sendiri. Sebaiknya memang di wilayah untuk bersujud / berserah diri kehadiratulloh

itu tidak ada urusan duniawi sama sekali yang kita bawa. Tidak ada kepentingan materi sama sekali untuk kita

luapkan di sana. Karena secara otomatis ketika kesadaran membawa hal – hal materiil di wilayah itu. tentu ia

akan terjatuh kembali ke ranah jasad. Wallohu’alam bish-showab

Jombang, 24 Desember 2016M

24 Maulud 1438H

Ditulis oleh : Donie Al-Murtadho

Sulukgemblung.blogspot.co.id