struktur klorofil
DESCRIPTION
klorofil,cincin, porfirin, struktur, chlorophlasTRANSCRIPT
STRUKTUR KLOROFIL
Klorofil merupakan pigmen utama yang berperan dalam reaksi fotokimia pada pusat
reaksi fotosintesis. Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan,
menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan
tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang
diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis. Fungsi utama
klorofil di dalam perangkat fotosintesis diantaranya sebagai penyerap cahaya, pentransfer energi
eksitasi ke pusat reaksi dan pemisah muatan pada membran fotosintetik (Schaber dkk., 1984;
Limantara dkk., 1998; Scheer, 2006). Keberadaan molekul klorofil di dalam perangkat
fotosintesis ternyata mampu memproduksi energi secara efisien dengan meminimalisasi energy
yang hilang. Penyerapan energi yang tinggi selama proses fotosintesis disebabkan oleh adanya
tahapan eksitasi klorofil yang relatif lama (≤ 10-8 detik).
Semakin lama tahapan eksitasi singlet klorofil, semakin besar konversi energi elektronik
dari tingkatan dasar ke tingkatan tereksitasi triplet dapat terjadi. Kelebihan energi pada tingkatan
tereksitasi triplet member peluang klorofil untuk mentransfer energinya ke molekul oksigen di
sekitarnya. Reaksi ini memproduksi singlet oksigen reaktif (reactive oxygen spesies/ROS) yang
bersifat merusak (Fiedor dkk., 2002; Agostiano dkk., 2003; Limantara dkk., 2006).
Gambar 1. Struktur klorofil. Substitusi inti logam dan R2 pada tabel menunjukkan turunan dari
klorofil a.
Pada organisme fotosintetik, ROS yang ditimbulkan selama reaksi fotokimia dapat
diredam dengan kehadiran karotenoid (Chen dan Huang, 1998; Frank dkk., 1999). Proses ini
sangat berbahaya apabila terjadi pada organisme nonfotosintetik karena dapat merusak sel. Sifat
fototoksisitas klorofil yang timbul ketika berinteraksi dengan cahaya tersebut, kemudian
dikembangkan untuk aplikasi perusakan/penghancuran sel kanker yang dikenal sebagai terapi
fotodinamika tumor dan kanker (Agostinis dkk., 2004; Riberio dkk., 2004; Limantara dkk.,
2006).
Dalam beberapa dekade terakhir, klorofil dan turunannya dikembangkan sebagai
fotosensitiser generasi ketiga. Klorofil a merupakan substansi yang baik dalam menstimulasi
terbentuknya singlet oksigen serta merupakan prekursor potensial untuk sintesis sensitiser baru
(Brandis dkk., 2006). Selain itu, klorofil memiliki sifat fotofisika yang menyerupai porfirin.
Karena klorofil mempunyai wilayah serapan serta intensitas yang lebih besar dari porfirin, maka
klorofil lebih banyak dikembangkan untuk aplikasi terapi fotodinamika tumor dan kanker
daripada porfirin (Bonnett dan Martinez, 2001; Derosa dan Crutchley, 2002). Kelebihan lain dari
sensitiser golongan ini adalah mudah terakumulasi pada jaringan kanker (Maestrin dkk., 2004).
Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof.
Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Klorofil C terdapat
pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta. Klorofil D terdapat pada
ganggang merah Rhadophyta.
Akibat adanya klorofil, tumbuhan
dapat menyusun makanannya
sendiri dengan bantuan cahaya
matahari.
DAFTAR PUSTAKA
Struktur klorofil AStruktur klorofil B
Struktur klorofil C1
Struktur klorofil C2 Struktur klorofil D
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/06/07/1249/3/Manfaat-
Klorofil-bagi-Kesehatan