skripsi hubungan lingkar lengan atas dan …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS DAN PENEMBAHAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL DENGAN BERAT BADAN
BAYI LAHIR DI KLINIK BERSALIN NURHALMA DAN KLINIK PRATAMA JANNAH TAHUN 2018
OLEH :
NATASYA KRISTANTY SARAGIH P07524414033
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2018
SKRIPSI
HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS DAN PENEMBAHAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL DENGAN BERAT BADAN
BAYI LAHIR DI KLINIK BERSALIN NURHALMA DAN KLINIK PRATAMA JANNAH TAHUN 2018
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma IV
OLEH :
NATASYA KRISTANTY SARAGIH P07524414033
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN KEBIDANAN,PRODI D-IV KEBIDANAN MEDAN SKRIPSI, 16 JULI 2018
NATASYA KRISTANTY SARAGIH (P07524414033)
Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Penambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan Dengan Berat Badan Bayi Lahir Di Klinik Bersalin Nurhalma Dan Klinik Pratama Jannah Medan 2018
x + 67 Halaman + 17 tabel + 2gambar + 9 lampiran
ABSTRAK
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, yaitu 25,5 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut melampaui target MDG’s sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyumbang terbesar AKB adalah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Prevelanci BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia. Salah satu fator penyebab BBLR adalah status gizi ibu hamil. Status gizi ibu hamil dapat dinilai dari penambahan berat badan ibu selama kehamilan dan lingkar lengan atas ibu hamil (LILA). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan LILA dan penambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi lahir.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analytic dengan pendekatan cross sectional . Penelitian ini dilakukan pada 45 orang ibu yang bersalindengan teknik sampling Accidental. Data dalam penelitian ini menggunakan uji Fishe’s Exact Test dan uji Korelasi Pearson.
Hasil dari penelitian ini diperoleh nilai p 0,00 (p< 0,05) dan r 0,767 untuk hubungan LILA dengan berat bayi lahir dengan nilai PR 6,475. Hubungan penambahan berat badan selama kehamilan dengan berat bayi lahir memperoleh hasil nilai p 0,00 (p<0,05) dan r 0,842 dengan nilai PR sebesar 3,1.
LILA dan penambahan bera badan ibu selama hamil memiliki nilai yang signifikat dengan berat badan bayi lahir.Bidan diharapkan untuk melakukan pengukuran LILA dan penambahan berat badan ibu selama hamil secara rutin untuk mencegah ibu mengalami gizi buruk.
Kata kunci : LILA, berat badan ibu, berat badan bayi lahir Pustaka : 28 (2006 s/d 2017)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“Hubungan Lingkar Lengan Atas dan Penambahan Berat Badan Selama
Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir di Klinik Nurhalma dan Klinik
Pratama Jannah Tahun 2018”. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Medan Poltekkes
Kemenkes RI Medan.
Dalam laporan penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun bahasanya, namun
demikian peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di
masa yang akan dating. Kiranya tulisan ini dapat menambah pembendaharaan
kepustakaan dan menjadi bahan bagi kita semua.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI
Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun Skripsi.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan untuk
menyusun Skripsi.
3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes sebagai Plt. Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Medan.
4. Melva Simatupang, SST, M.Kes selaku pembimbing Utama saya yang
telah memberikan kesempatan dan membantu saya dalam menyusun
Skripsi.
5. Evi Desfauza, SST, M.Kes selaku dosen pembimbing II dan Dosen
Penguji I yang mendukung dalam proses menyelesaikan Skripsi.
6. Eva Mahayani, SST, M.Kes selaku Ketua Penguji yang telah menguji dan
memberikan masukan dan kritik untuk perbaikandalam penyusunan
Skripsi.
7. Teristimewa kepada orang tua tercinta penulis, Bapak (Ir. Bastian
Saragih) dan Ibu (Astuti Situmorang), Abang (Agustantio Saragih) dan
adek ( Andre June Agri Saragih dan Anggita Saragih), yang telah
memberikan doa dan dukungan kepada penulis penyusunan Skripsi.
8. Terimakasih untuk ibu Hj. Nurhalma selaku Ibu Klinik di Klinik Nurhalma
dan ibu Satiani selaku ibu klinik di Klinik Pratama Jannah Medan
Tembung yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian di klinik ibu
tersebut.
9. Terimakasih untuk sahabat penulis Winda Hulu, Sri Melati Manullang,
Arni Anjuita Sinaga, Mishika Khairani dan Rika Angrenisa yang telah
mendukung dan memberi saya semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
dan seluruh teman-teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI
Medan, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita
sama-sama tuntas dalam penyelesaian Skripsi.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkat dan
kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peningkatan dan pengembangan praktik kebidanan.
Medan, 17 Juli 2018
Penulis
Natasya Kristanty Saragih
P07524414033
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ i ABSTRAK ..................................................................................................... ii ABSTRACT .................................................................................................. iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
C1. Tujuan Umum .............................................................................. 4 C2. Tujuan Khusus ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4 D1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 4 D2. Manfaat Praktik ........................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................................ 5 BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7
A. Berat badan bayi lahir ....................................................................... 7 A1. Pengertian .................................................................................. 7 A.2 Faktor yang mempengaruhi berat lahir bayi ............................... 7
B. Kehamilan......................................................................................... 13 B.1 Pengertian .................................................................................. 13 B.2 Gizi Ibu Hamil ............................................................................. 14 B.3 Masalah Gizi Ibu Hamil dan Dampaknya .................................... 18 B.4 Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil ................................................... 19 B.5 Penambahan Berat Badan Ibu Hamil .......................................... 21 B.6 Hubungan LILA dan Penambahan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir ........................................ 23
C. Kerangka Teori .................................................................................. 24 D. Kerangka Konsep .............................................................................. 25 E. Defenisi Operasional ......................................................................... 26 F. Hipotesis ........................................................................................... 28
BAB III Metode Penelitian ............................................................................. 29
A. Jenis dan Metode Penelitian ............................................................. 29 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 29 C. Polulasi dan Sampel.......................................................................... 30 D. Jenis dan Cara pengumpulan data .................................................... 30 E. Alat/Instrumen dan bahan penelitian ................................................. 31 F. Uji validitas dan reliabilitas ................................................................ 31 G. Prosedur Penelitian ........................................................................... 31 H. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 32 I. Etika Penelitian ................................................................................. 33
BAB IV Hasil Dan Pembahasan .................................................................... 34
A. Hasil .................................................................................................. 34 A.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................... 34 A.2 Karakteristik Responden ................................................................... 34 A.3 Analisis Univariat .............................................................................. 36
A.3.1 Lingkar Lengan Atas Ibu (LILA)................................................... 36 A.3.2 Peningkatan Berat Badan Ibu Selama Hamil .............................. 37 A.3.3 Berat Badan Bayi Lahir ............................................................... 38
A.4 Analisis Bivariat ................................................................................ 38 A.4.1 Hubungan LILA Dengan Berat Badan Bayi Lahir ........................ 38 A.4.2 Hubungan Peningkatan Berat Badan Ibu Dengan Berat Badan
Bayi Lahir ................................................................................... 41 B. Pembahasan ..................................................................................... 44 B.1 Hubungan LILA Dengan Berat Badan Bayi Lahir .............................. 44 B.2 Hubungan Peningkatan Berat Badan Ibu Dengan Berat Badan
Bayi Lahir......................................................................................... 47 C. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 51
BAB V Kesimpulan dan Saran ...................................................................... 52
A. Kesimpulan ....................................................................................... 52 B. Saran ................................................................................................ 53
Daftar Pustaka .............................................................................................. 57 Lampiran
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil ................................................. 15 Tabel 2.2 Angka Gizi Makro-Mikro Ibu Hamil ............................................... 18 Tabel 2.3 Penilaian Body Mass Indexs ........................................................ 21
Tabel 2.4 Perubahan Berat Badan Yang Direkomendasikan ...................... 22 Tabel 2.5 Pembagian Kenaikan Berat Badan Selama Hamil........................ 22 Tabel 2.6 Definisi Operasional ..................................................................... 26 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden ............................................... 36 Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata LILA, Penambahan BB Ibu Dan BB Bayi ............. 37 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi LILA di Klinik Bersalin Bidan Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah ................................................................ 38 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penambahan Berat Badan Ibudi Klinik Bersalin Bidan Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah .................. 38 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayidi Klinik Bersalin Bidan
Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah.......................................... 39 Tabel 4.6 Hubungan LILA Dengan Berat Badan Bayi Lahir ......................... 40 Tabel 4.7 Hasil Tes Moralitas Data Dengan Metode Shapiro All .................. 40
Tabel 4.8 Uji Korelasi Pearson LILA Dengan Berat Badan Bayi Lahir .......... 41 Tabel 4.9 Hubungan Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Dengan
Berat Badan Bayi Lahir ................................................................. 41 Tabel 4.10 Hasil Tes Moralitas Data Dengan Metode Shapiro All ................. 42
Tabel 4.11 Uji Korelasi Pearson Peningkatan Berat Badan Ibu Selama Hamil
Dengan Berat Badan Bayi Lahir .................................................... 43
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Kerangka teori.......................................................................24
2. Bagan kerangka Konsep...................................................................25
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran. 1 Jadwal penelitian Lampiran. 2 Surat Survey Lampiran. 3 Surat Balasan Penelitian Lampiran. 4 SOP pengukuran LILA Lampiran. 5 Lembar SOP Pengukuran Berat Badan Ibu Hamil Lampiran. 6 SOP Menimbang Bayi Lampiran. 7 Lembar Persetujuan menjadi responden Lampiran. 8 Ethical Clearance
Lampiran. 9 Output
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, dilihat dari
trend kematian bayi dari tahun 1991-2015 dimana ditahun 1991 angka
kematian bayi sebesar 68 per 1000 kelahiran hidup, tahun 1995 sebesar 57
per 1000 kelahiran hidup, tahun 1999 sebesar 46 per 1000 kelahiran hidup,
tahun 2003 sebesar 35 per kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 34 per 1000
kelahiran hidup, tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup, dan tahun
2015 naik menjadi 22,35 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
Indonesia, 2016). AKB untuk tahun 2016 adalah 25,5 per 1000 kelahiran
hidup (BPS, 2016), angka tersebut sudah melampaui target MDG’s sebesar
23 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu penyumbang tersebar AKB adalah
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan afiksia ( Kemenkes RI, 2016).
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram (Arief, 2009 dalam Pantiawati I, 2010).
Prevelanci bayi berat badan rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% - 38% dan lebih sering terjadi di
negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik
menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan dinegara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat
badan normal. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antar satu
daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7
daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1% - 17,2 %.
Secara Nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar 7,5%.
Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran
program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7% (
Pantiawati I, 2010).
Riskesdas 2007 mendata berat badan bayi lahir dalam 12 bulan
terakhir tidak semua bayi diketahui berat badan dengan penimbangan
sewaktu lahir, terdapat 11,5 % bayi lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram atau BBLR (Riskesdas 2007 dalam Siagian L, 2010). Di
Sumatera Utara angka kejadian BBLR pada tahun 2007 mencapai 0,73 %
(Dinkes Sumut 2007 dalam Siagian L, 2010).Persentase BBLR tahun 2013
sebesar 10,2% lebih rendah dari tahun 2010 sebesar 11,1%. Untuk
Persentase BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah (16,9%) dan
terendah di Sumatera Utara (7,2%) (Riskesdas, 2013). Untuk wilayah kota
Medan pada tahun 2014, jumlah bayi yang mengalami BBLR adalah 0,40%
(Profil Sumut, 2014).
BBLR dapat disebabkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah
faktor dari status gizi ibu hamil. Status gizi ibu hamil dapat dinilai dari
penambahan berat badan ibu selama kehamilan dan lingkar lengan atas ibu
hamil (LLA) (Patimmah S, 2017). Penambahan berat badan ibu yang normal
selama kehamilan untuk ibu dengan indeks masa tubuh yang normal adalah
11,5-16,0 kg (Patimmah S, 2017). Status gizi ibu hamil bisa diketahui dengan
mengukur ukuran lingkar lengan atas, bila kurang dari 23,5 cm maka ibu
hamil tersebut termasuk Kurang Energi Kronis (KEK), ini berarti ibu sudah
mengalami keadaan kurang gizi dalam jangka waktu yang telah lama, bila ini
terjadi maka kebutuhan nutrisi untuk proses tumbuh kembang janin menjadi
terhambat, akibatnya melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
(Depkes RI, 2008 dalam Siagian L, 2010).
Pada masa kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin dapat
di bagi menjadi beberapa priode yang meliputi priode embrionik, priode janin
dini, priode janin akhir, priode parturien dan priode neonatal (Hassan dkk,
2005 dalam Hayati N A, 2010), dimana semua priode pertumbuhan dan
perkembangan ini dipengaruhi oleh kesehatan ibu saat hamil, sehingga
pertambahan berat badan ibu yang kurang pada saat hamil akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam kandungan
(Hayati N A, 2010).
Menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensi risiko KEK wanita hamil
umur 15–49 tahun, secara nasional sebanyak 24,2 persen. Prevalensi risiko
KEK terendah berada di provinsi Bali (10,1%) dan tertinggi di provinsi Nusa
Tenggara Timur (45,5%). Dari 34 provinsi di Indonesia, terdapat 13 provinsi
dengan prevalensi risiko KEK diatas nasional, yaitu Maluku Utara, Papua
Barat, Kepulauan Riau, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku,
Papua dan Nusa Tenggara Timur. Prevalensi wanita usia subur dengan risiko
kurang energi kronis (KEK) menurut umur tahun 2007 dan 2013, pada wanita
hamil kelompok umur 15-49 tahun naik 15,1 persen(Riskesdas, 2013).
Hasil PSG 2016, persentase ibu hamil menurut konsumsi energi
terhadap standar kecukupan gizi sebesar 73,6%, artinya rata-rata tingkat
konsumsi energi pada ibu hamil per hari di Indonesia sebesar 73,6% Angka
Kecukupan Energi (AKE). Persentase ibu hamil menurut konsumsi protein
terhadap standar kecukupan gizi sebesar 86,4%, karbohidrat 76,8% dan
lemak 70,0%.Berdasarkan kecukupan energi, 53,9% ibu hamil mengalami
defisit energi (<70% AKE) dan 13,1% mengalami defisit ringan (70-90%
AKE). Untuk kecukupan protein, 51,9% ibu hamil mengalami defisit protein
(<80%AKP) dan 18,8% mengalami defisit ringan (80-99% AKP). Hasil PSG
2016 didapatkan 79,3% ibu hamil risiko KEK, angka tersebut lebih besar dari
target nasional tahun 2016 sebesar 50%. Untuk Sumatera Utara sendiri pada
tahun 2016, ibu hamil yang mengalami defisit energi(<70% AKE) sebesar
48,3 dan 14,9% ibu hamil di Sumatera Utara yang mengalami defisit ringan (
70-90% AKE) (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Berdasarkan penelitian Silitonga H N, 2011 menunjukkan bahwa hasil
uji chi-square diperoleh nilai = 115,2 . sedangkan nilai dengan df=1 adalah
3,481. Karena hitung > tabel maka dapat 0,000 disimpulkan bahwa memang
terdapat hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi
lahir. Pengambilan keputusan ini dapat juga didasarkan pada nilai p-value
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α=5 persen (Silitonga H N, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Hayati N A, 2010 mengatakan
Berdasarkan uji chi quare dan convidence interval 95% (derajat kemaknaan
0,05) yang telah dilakukan, diperoleh hasil analisis hubungan variabel
pertambahan berat badan ibu saat hamil dengan berat bayi lahir diperoleh
nilai p value (nilai signifikansi) 0,002 < p = 0,005, derajat kebebasan (df) = 1.
Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang
bermakna secara statistik antara kedua variabel tersebut.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di klinik Pratama Jannah
didapatkan bahwa masih banyak bayi yang lahir dengan berat badan < 2500
gram. Dari 17 yang bersalin di Klinik Pratama Jannah terdapat 6 bayi yang
lahir dibawah 2500 gram, 2 bayi lahir dengan berat badan diatas 4000 gram,
dan 9 bayi lahir dengan berat badan diatas 2500 gram dan dibawah 4000
gram. Di Klinik Nurhalma dari 6 orang yang melahirkan terdapat 2 bayi
dengan berat badan dibawah 2500 gram. Untuk lingkar lengan atas di Klinik
Pratama Jannah dari 15 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di klinik
jannah, ada 8 orang yang memiliki LILA dibawah 23,5. Dan untuk Klinik
Nurhalma dari 17 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ada 10 orang
ibu hamil yang memiliki LILA dibawah 23,5 cm.
Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan LLA dan penambahan berat badan selama hamil terhadap
berat badan bayi lahir .
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hubungan LLA ibu
hamil dan penambahan berat badan ibu selama hamil terhadap berat badan
bayi lahir .
C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan LLA ibu hamil dan penambahan berat badan
ibu selama hamil terhadap berat badan bayi lahir.
C.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui LLA ibu hamil di klinik Nurhalma dan Klinik
Pratama Jannah .
2. Untuk mengetahui penambahan berat badan ibu selama kehamilan di
klinik yang beradadi klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah .
3. Untuk mengetahui berat badan bayi lahir di klinik yang beradadi klinik
Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah ..
4. Untuk mengetahui hubungan LLA ibu hamil dengan berat badan bayi
lahirdi klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah .
5. Untuk mengetahui hubungan penambahan berat badan ibu selama
hamil dengan berat badan bayi lahirdi klinik Nurhalma dan Klinik
Pratama Jannah .
D. MANFAAT PENELITIAN
D.1 Manfaat Bagi Instansi Pendidikan
Dapat menjadi sumber informasi dan wacana kepustakaan terkait dengan
upaya peningkatan gizi pada ibu hamil untukmenghindari terjadinya
Kekurangan energi kronik (KEK) dan peninjauan penambahan berat badan
ibu selama hamil untuk mengurangi resiko BBLR.
D.2 Manfaat Bagi Praktik Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan terhadap program-program yang ada di pelayanan kebidanan
khususnya pada pelayanan ibu hamil dan pelayanan neonatus.
D.3 Manfaat Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta merupakan bentuk
pengaplikasian ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan mengenai
cara menilai status gizi pada ibu hamil melalui LLA dan penambahan berat
badan ibu selama kehamilan dan BBLR pada neonatus.
D.4 Manfaat Bagi Ibu Hamil
Dapat menambah pengetahuan tentang pemenuhan gizi selama kehamilan
bagi ibu hamil atau ibu yang sedang mempersiapkan kehamilannya, dengan
tujuan untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya sebelum dan selama masa
kehamilannya sehingga bayi yang akan dilahirkan memiliki perkembangan
yang baik didalam rahim
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian dengan judul Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Dan Kejadian
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang dilakukan oleh Adhi Y B pada
tahun 2010 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan metode cross sectional
memberikan hasilhubungan antara lingkar lengan atas dengan berat badan
lahir dengan menggunakan OR dan X2. Ibu dengan lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm memiliki resiko 10 kali lebi besar untuk melahirkan bayi
dengan berat badan rendah dari pada ibu dengan lingkar lengan atas diatas
23,5 cm .
2. Penelitian dengan judul Hubungan Hemoglobin, Lingkar Lengan Atas, Umur
Dan Paritas Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir yang dilakukan oleh
Marmi, et al., 2013 di Puskesmas Kasihan 1 Bantul dengan metode cross
Sectional memberikan hasil terdapat hubungan yang positif antara LILA ibu
hamil dengan berat badan bayi lahir (p : 0,000 dan R : 0,000). Berdasarkan
berbagai faktor yang berhubungan dengan berat badan bayi lahir yang diteliti
pada penelitian ini hanya LILA ibu hamil yang menunjukkan hubungan yang
positif dengan berat badan bayi lahir (p : 0,000, R : 0,000), sedangkan secara
bersama-sama berbagai faktor risiko (Umur, Paritas, LILA dan HB ibu hamil)
tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap berat badan bayi lahir (p :
0,003).
3. Penelitian dengan judul Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama
Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir 2010-2011 yang dilakukan
oleh Mardiah tahun 2011 di klinik Nurhasanah dengan metode deskriptif
korelasi memberikan hasil uji statistik pada 100 responden diperoleh nilai P =
0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara
kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi. Nilai r =
0,506 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang cukup kuat, dengan arah
positif, yang berarti jika salah satu variabel naik, maka variabel yang lain
akan turun.
4. Penelitian yang saya lakukan dengan judul Hubungan Lingkar Lengan Atas
Ibu Hamil dan penambahan berat badan ibu selama hamil dengan Berat
Badan Bayi Lahir yang dilakukan di klinik yang berada di klinik Nurhalma dan
Klinik Pratama Jannah .dengan metode Cross sectional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berat Badan Bayi Lahir
A.1 Pengertian
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang berat lahir, prevelensi bayi
berat lahir rendah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi berat lahir menjadi
pembahasan berikut. Di negara maju maupun negara berkembang. Berat
lahir merupakan determinan yang paling penting untuk kelangsungan hidup
bayi baru lahir (Mc Cormick, 1985; WHO, 1992 dalam Melva, dkk, 2014).
Semakin rendah berat lahir semakin tinggi resiko kematian dan kesakitan,
dibanding bayi lahir normal. Resiko kematian neonatal bayi dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram adalah 40 kali lebih tinggi dan bayi dengan berat
badan lahir kurang dari 1500 gram adalah 200 kali lebih tinggi (Kiely et all,
2000 dalam Melva, dkk, 2014).
Berat badan adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-
rata berat bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat
badan ini tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang
tua, dan paritas ibu . Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi
lahir berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami masalah (Sylviati, 2008
dalam Silitonga H N, 2011).
Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir
karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi.
Konsep berat bayi lahir rendah tidak sama dengan prematuritas karena tidak
semua berat bayi lahir rendah lahir dengan kurang bulan (Sylviati, 2008
dalam Silitonga H N, 2011).
Hubungan antara umur kehamilan dengan berat bayi lahir
mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterine. Penentuan hubungan
ini akan memperbudah morbiditas dan mortalitas bayi. Menurut hubungan
berat lahir/umur kehamilan maka berat bayi lahir dikelompokkan menjadi
Sesuai Masa Kehamilan (SMK), Kecil Masa Kehamilan (KMK) dan Besar
Masa Kehamilan (BMK). Klasifikasi bayi menurut masa gestasi dan umur
kehamilan adalah bayi kurang bulan, bayi cukup bulan dan bayi lebih bulan.
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam
pertama setelah lahir. Klasifikasi menurut berat lahir adalah Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) yaitu berat lahir < 2500 gram, bayi berat lahir normal dengan
berat lahir 2500-4000 gram dan bayi berat lahir lebih dengan berat badan >
4000 gram (Sylviati, 2008 dalam Silitonga H N, 2011).
A.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor
melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Lingkungan Internal yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran,
paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan,
dan penyakit pada saat kehamilan.
2. Faktor Lingkungan Eksternal yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan
zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil.
3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) (Silitonga H N, 2011)
Kardjati (1985) dalam Melva, dkk (2014) membuat konsep hubungan
berbagai faktor dengan berat lahir, secara gari besar faktor yang
mempengaruhi berat waktu lahir meliputi :
1. Faktor Intrinsic (bayi) yang terdiri dari : Jenis kelamin, genetic, ras dan
keadaan plasenta.
2. Faktor ibu yang terdiri dari : faktor biologi, yang meliputi umur ibu,
paritas, tinggi badan, berat badan sebelum kehamilan, pertambahan
berat badan selama kehamilan, para meter antopometrik lainnya dan
faktor lingkungan ibu yang terdiri atas status social ekonomi, gizi, jarak
kelahiran, adanay penyakit atau infeksi, aktivitas fisik, pemanfaatan
layanan kesehatan, ketinggian tempat tinggal, kebiasaan merokok,
kebiasaan minum alkohol atau obat-obat terlarang. Menurut Kardjati
(1985) dalam Melva, dkk (2014) status gizi ibu hamil selama kehamilan
langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan jainin, sementara umur,
pariatas, jarak kelahiran dan yang lainnya berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin melalui ibu (Melva, dkk, 2014).
Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi
lahir antara lain sebagai berikut :
1. Usia Ibu hamil
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah
umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi
di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada
umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan
fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum
cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat
menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi
komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi
bahaya bayi lahir kurang bulan, perdarahan dan bayi lahir ringan (Poedji
Rochjati, 2003). Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi
kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan karena sangat
berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti
hipertensi, tumor jinak peranakan, organ kandungan sudah menua dan
jalan lahir telah kaku. Kesulitan dan bahaya yang akan terjadi pada
kehamilan diatas usia 35 tahun ini adalah preeklamsia, ketuban pecah
dini, perdarahan, persalinan tidak lancar dan berat bayi lahir rendah
(Poedji Rochjati, 2003 dalam Silitonga H N, 2011)
2. Jarak Kehamilan/Kelahiran
Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga
berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih,
kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu
belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan
sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan
kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Risiko proses reproduksi dapat
ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun (Poedji Rochjati,
2003 dalam Silitonga H N, 2011).
3. Paritas
Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan,
prematur/jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam
arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas
dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau
lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi
kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering
mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir
dan letak bayi sungsang ataupun melintang.
4. Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi
yang dilahirkan. Menurut Sarwono (2007), seorang ibu hamil dikatakan
menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 12 gr/dl. Data
Depkes RI (2008) diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita anemia.
Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat
lahir rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat
persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika
ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI, 2008). Hal ini
disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada
plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin
(Silitonga H N, 2011).
5. Status Gizi Ibu Hamil
Menurut Sunita Almatsier (2004), status gizi dapat diartikan sebagai
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi. Berdasarkan pengertian diatas status gizi ibu hamil berarti
keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
sewaktu hamil. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Solihin
Pudjiadi, 2003 dalam Silitonga H N, 2011).
Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka
pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran
antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu
hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan
adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas
(LLA) selama kehamilan (Riskesdas, 2007 dalam Silitonga H N, 2011).
Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil
bisa di lihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan selama
kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun
sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi
dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat
badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil
(Depkes RI, 2008 dalam Silitonga H N, 2011).
Sedang Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah antropometri yang dapat
menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui
resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu yang
memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) di bawah 23,5 cm berisiko
melahirkan bayi BBLR (Depkes RI, 2008). Pengukuran LLA lebih praktis
untuk mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana
dan mudah dibawa kemana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan
kenaikan berat badan yang ekstrim (Silitonga H N, 2011).
6. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan
mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga
kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu
dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui
apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang
dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes
RI, 2008 dalam Silitonga H N, 2011).
Menurut Sarwono (2007) pemeriksaan kehamilan dilakukan setelah
terlambat haid sekurang-kurangnya 1 bulan, dan setelah kehamilan harus
dilakukan pemeriksaan secara berkala, yaitu :
a. Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu
b. Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu
c. Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu
sampai masa melahirkan. Selain dari waktu yang telah ditentukan di
atas ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang
merupakan kelainan yang ditemukan (Silitonga H N, 2011).
7. Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi
lahir diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit
infeksi TORCH(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes).
Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak sanggup
menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah
pankreas tidak cukup memproduksi insulin/tidak dapat menggunakan
insulin yang ada. Bahaya yang timbul akibat DM diantaranya adalah bagi
ibu hamil bisa mengalami keguguran, persalinan prematur, bayi lahir mati,
bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan
terlalu besar lebih dari 4000 gram dan kelainan bawaan pada bayi (Poedji
Rochjati, 2003 dalam Silitonga H N, 2011).
Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi
yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis
penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat menganggu janin
yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan terkena
katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh
seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat
bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak,
radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Sarwono, 2007
dalam Silitonga H N, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak
langsung/eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan
lingkungan serta ketinggian tempat tinggal.
2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu hamil (Silitonga H N, 2011)
.
B. Kehamilan
B.1 Pengertian
Kehamilan adalah serangkaian proses berawal dari konsepsi, kemudian
fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal berlangsung selama 38-40 minggu atau
sekitar 280 hari. Sedangkan menurut kalender kira-kira 9 bulan 7 hari
dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Adapun rentang waktu
kehamilan dibagi menjadi tiga, trimester pertama (1-3 bualn), trimester kedua
(4-6 bulan), dan trimester ketiga (7-9 bulan) (Mardalena I, 2017).
Seorang wanita baru dapat dipastikan hamil jika terbukti dari adanya
tanda pasti hamil. Tanda pasti hamil tersebut yaitu gerakan janin dalam rahim
dan denyut jantung. Gerakan janin bisa dideteksi melalui rabaan, dimana
nantinya akan terlihat/ teraba gerakan janin ataupun teraba bagian-bagian
dari janin. Edangkan detak jantung dapat didengar menggunakan stetoskop
Laenec, alat Kardiotografi, Doppler, dan dengan menggunakan ultrasonografi
(USG) (Mardalena I, 2017).
Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir pada saat permulaan persalinan (Sarwono, 2007
dalam Siagian L, 2010). Menurut Sylviati (2008) dalam Siagian L (2010)
lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah 259-293 hari
dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Bayi kurang bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (<
259 hari).
b. Bayi cukup bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi 37- 42 minggu.
c. Bayi lebih bulan jika bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (>
294 hari) (Siagian L, 2010).
Menurut Sarwono (2007) dalam Siagian L (2010) ditinjau dari tuanya
kehamilan. kehamilan terbagi atas 3 trimester yaitu :
a. Kehamilan trimester I antara 0-12 minggu.
b. Kehamilan trimester II antara 12-28 minggu.
c. Kehamilan trimester III antara 28-40 minggu (Siagian L, 2010).
B.2 Gizi ibu hamil
Berdasarkan Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahn
2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terbilang tinggi, yakni 359 dari
100.000 kelahiran hidup. Angka ini sebenarnya menunjukkan penurunan jika
dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, sbesar 390 per 100.000 kelahiran
hidup. Namun apabila menilik tahun 2007 di mana AKI sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup, artinya hasil survei tahun 2012 menunjukkan
adanya kenaikan yang memprihatinkan (Mardalena I, 2017).
Adapun faktor merahnya rapor Angka kematian Ibu di Indonesia, salah
satunya adalah akibat kasus aborsi. Ditaksir ada 2,3 juta abortus tidak aman
terjadi setiap tahun di Indonesia. Efeknya, tak hanya mematikan janin, tapi
juga berisiko tinggi mengancam jiwa pelakunya (Mardalena I, 2017).
Selain kasus aborsi, penyebab paling umum terjadinya kematian pada
ibu yaitu pendarahan, eklampsia, dan adanya penyakit infeksi. Ketiga kondisi
ini, baik langsung ataupun tidak, berhubungan erat dengan status gizi ibu
(Mardalena I, 2017).
Pada Masa usia kehamilan muda, tambahan gizi dalam bentuk vitamin,
dan mineral sangat diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori dan protein
sangan diperlukanpada minggu kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam
masa kehamilan yang memerlukan tambahan gizi yang sangat banyak, ibu
juga memerlukan tambahan gizi yang lebih besar lagi menjelang kelahiran
dan menyusui. Seorang ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi, maka
bayi yang dilahirkan akan memiliki berat badan yang rendah, mudah sakit-
sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya (Proverawati A, dan Asfuah S,
2009).
Perhitungan kebutuhan gizi pada ibu hamil, yaitu dengan penambahan
nilai kebutuhan dari ibu yang tidak hamil yang akan meng-cover pemenuhan
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, serta perubahan dalam
metabolisme ibu (ladipo, 2000 dalam Patmah S, 2017). Tambahan jumlah
kebutuhan berbagai zat gizi ibu hamil selama hamil berdasarkan angka
kecukupan gizi tahun 2013 yang diproduksi oleh Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia melalui Permenkes No.75 Tahun 2013 dapat diihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel. 2.1 Angka Kecukupan Gizi Pada Ibu Hamil
Jenis Zat Gizi Kebutuhan sebelum hamil
Tambahan kebutuhan selama hamil
Satuan
19-29 th
30-49 th
Tr I Tr II Tr III
Energi 2250 2150 180 300 300 kkal
Protein 56 57 20 20 20 Gr
Vitamin A 500 500 300 300 350 Re
Vitamin D 15 15 0 0 0 µg
Vitamin E 15 15 0 0 0 mg
Vitamin K 55 55 0 0 0 µg
Thiamin 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3 mg
Riboflavin 1,4 1,3 0,3 0,3 0,3 mg
Niacin 12 12 4 4 4 mg
Asam folat 400 400 200 200 200 µg
Piridoksin 1,3 1,3 0,4 0,4 0,4 mg
Vitamin B 12 2,4 2,4 0,2 0,2 0,2 µg
Vitamin C 75 75 10 10 10 mg
Kalsium 1100 100 200 200 200 mg
Fosfor 700 700 0 0 0 mg
Magnesium 310 320 0 0 0 mg
Besi 26 26 0 0 0 mg
Iodium 150 150 70 70 70 mg
Seng 10 10 2 4 10 mg
Selenium 30 30 5 5 5 µg
Mangan 1,8 1,8 0,2 0,2 0,2 mg
Flour 2,5 2,7 0 0 0 mg
Kalium 4700 4700 0 0 0 Mg
Tembaga 900 900 100 100 100 µg
Natrium 1500 1500 0 0 0 Mg Sumber : Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Nuha
Medika.Yogyakarta.
Kebutuhan energi pada trimester I sedikit sekali mengalami peningkatan.
Asupan energi pada trimester pertama diperlukan untuk perkembangan dan
pertumbuhan plasentan dan pembentukan organ (organogenesis) janin, serta
pertumbuhan kepala dan badan. Energi tambahan selama trimester II
diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus dan payudara, penumpukan lemak, pertumbuhan
kepala, bdan dan tulang janin. Pada trimester III, energi diperlukan untuk
pertumbuhan janin, cairan amnion, dan plasenta (Arisman, 2008 dan
Sulistyoningsih, 2011 dalam Patimah S, 2017).
Terkait dengan protein, hampir 70% digunakan untuk pertumbuhan janin,
juga untuk pembentukan plasenta dan cairan amnion, tumbuh kembang sel-
sel otak dan mielin (Sulistyoningsih, 2011 dalam Patimah S, 2017). Asam
lemak esensial juga diperlukan untuk pertumbuhan jaringan, khususnya
perkembangan membran sel syaraf dan jaringan otak, dan perkembangan
fungsi organ, untuk mencapai perkembangan janin yang optimal (Schlenker
dan Long, 2007 dalam Patimah S, 2017).
Energi yang terkandung dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan
lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan
energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang
terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan
demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah
74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran
energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250
(perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300
Kkal (Budianto, 2009 dalam Silitonga H N, 2011)
Kebutuhan energi pada trimester I menjadi 2140 kalori, pada trimester II
meningkat menjadi 2200 dan pada trimester III mengalami penurunan yaitu
2020 kalori. Begitu juga dengan protein yaitu trimester I adalah 75 gram,
trimester II adalah 75 gram dan trimester III adalah 70 gram. Zat besi dan
mineral lainnya juga mengalami penurunan jumlah asupan setelah trimester
III (Budianto, 2009 dalam Silitonga H N, 2011)).
Wanita hamil harus sering makan agar memenuhi kebutuhan gizi yang
meningkat. Makanan ini harus terdiri dari empat kelompok makanan utama.
Kalori harus cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan anabolok ibu dan
janin, dengan 1,3 gram protein per kilogram berat badan, 35 sampai 40
persen dari keseluruhan kalori sebagai lemak, dan sisanya sebagai
karbohidrat. Kebutuhan vitamin dapat dipenuhi dengan memilih makanan
secara bijaksana (Budianto, 2009 dalam Silitonga H N, 2011).
Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-
100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari
(gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (di
bawah 15 tahun). Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya
(2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak,
ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan
(nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian (Budianto, 2009 dalam Silitonga H
N, 2017).
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan
kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg
dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu
hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan
janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Makanan rata-rata hanya
memberikan sekitar sekitar 200-300 mg dari total 1000 mg yang diperlukan.
Jadi wanita hamil memerlukan tambahan besi dalam jumlah 30-60 mg sehari
(Budianto, 2009 dalam Silitonga H N, 2017).
Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2002) ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain
memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar
Lengan Atas (LLA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan
selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan
kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.
Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau
pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui
apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan
pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita
anemia gizi (Silitonga H N, 2011).
B.3 Masalah Gizi Ibu Hamil dan Dampaknya terhadap kehamilannya.
Masalah gizi ibu hamil yang sering dijumpai di masyarakat adalah
kurangnya asupan gizi makro dan mikro. Kekurangan gizi makro yang sering
dijumpai adalah kekurangan energi kronik (KEK) yang ditandai dengan
ukuran lingkar lengan atas (LLA) < 23,5cm. KEK pada ibu hamil dapat
menurunkan kekuatan otot pada proses persalinan sehingga terjadi partus
lama/ macet dan pendarahan pasca melahirkan, sedangkan efek pada janin
dapat berupa gagal tumbuh dalam kandungan dan bayi lahir dengan berat
badan lahir rendah (< 2500 gram), yang nanti kalau dapat bertahan hidup
sampai usia dewasa berisiko mengalami penyakit tidak menular berupa
gangguan pembuluh darah (hipertensi, stroke), penyakit jantung koroner, dan
diabetes militus (Patimah S, 2017)
Mahajan, S., et al ( 2008) dalam Patimah S, 2017 mengutip pernyataan
dari sejumlah ahli, bahwa kekurangan zat gizi pada ibu hamil akan
mengurangi ketersediaan zat gizi pada janin, menghasilkan penurunan
hormon anabolik {insulin, IGF-1, thyroxine (T4)}, dan meningkatkan hormon
katabolik (kortisol, katakolamine, dan growth hormon) (Patimah S, 2017).
Tabel 2.2 Asupan Gizi Makro dan Mikro ibu hamil.
Jenis Zat Gizi Mean ± SD AKG* % AKG
Energi (kkal) 1301,63 ± 474,85 2200 59,16
Protein (g) 48,42 ± 17,81 67 72,26
Vitamin A (RE) 604, 65 ± 483,58 800 75,58
Vitamin D (µg) 13,73 ± 7,81 10 137,3
Vitamin E (mg) 4,89 ± 2,39 30 16,3
Vitamin C (mg) 31,78 ± 32,86 85 37,69
Thiamin (mg)s 0,52 ± 0,18 1,3 40
Riboflavin (mg) 0,53 ± 0,29 1,4 37,86
Niasin (mg) 7,18 ± 2,98 18 42,23
Vitamin B6 (mg) 0,81 ± 0,39 1,7 47,64
As. Folat (µg) 1170,35 ± 613,00 600 195,06
Vit. B12 (µg) 3,69 ± 2,093 2,6 142,13
Kalsium (mg) 208,19 ± 183,48 950 21,91
Posfor (mg) 739,54 ± 256,28 600 123,26
Magnesium (mg) 167,95 ± 63,08 240 69,98
Besi (mg) 6,12 ± 10,58 35 17,49
Zink (mg) 5,92 ± 10,18 13,5 43,86
Fiber (gr) 7,08 ± 4,15 30 23,61
Phitat (gr) 0,74 ± 0,29 30 2,46
Sumber :Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Nuha
Medika.Yogyakarta. .
B.4 Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil
Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu
LLA (Lingkar Lengan Atas). Pengukuran LLA adalah salah satu cara untuk
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur
(WUS). Tujuan pengukuran LLA mencakup masalah WUS baik ibu hamil
maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral
(Depkes RI, 2008 dalam Siagian L, 2010).
Menurut Depkes RI 1994 dalam Nyoman I D (2012) pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LLA) pada wanita usia subur adalah salah satu cara deteksi
dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk
mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK). Wanita usia
subur adalah wanita usia 15-45 tahun. Uraian dibawah ini akan dibahas
pengertian tujuan, ambang batas, pelaksanaan serta tindak lanjut
pengukuran LLA. Sumber rujukan yang digunakan adalah Pedoman
Penggunaan Alat Ukur Linggar Lengan Atas (LLA) pada wanita subur yang
dikeluarkan oleh Depkes 1994 ( Nyoman I D, 2012).
Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan Protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak
dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka
pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat mudah
dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Beberapa tujuan pengukuran LLA
adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu,
masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut
adalah :
a. Mengetahui resiko KEK wanita usia subur, baik ibu hamil maupun calon
ibu, untuk menapis wanita yang mepunyai risiko melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi
WUS yang menderita KEK.
e. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK (Nyoman I D, 2012).
Ambang batas LLA wanita usia subur dengan resiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm atau dibagian merah
pita LLA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan
akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR), BBLR mempunyai risiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan
anak (Nyoman I D, 2012).
Pengukuran LLA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan.
Ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu :
1) Tetapkan posisi bahu dan siku.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan.
4) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu ketat.
6) Pita jangan terlalu longgar.
7) Cara pembacaan skala benar (Nyoman I D, 2012).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran dilakukan di bagian
tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur
dilengan kanan). Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot
lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukuran dalam
keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya sudah tidak rata (Nyoman I D, 2012).
Hasil pengukuran LLA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm
dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm
berarti berisiko KEK dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko KEK (Nyoman I D,
2012).
B.5 Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi
untuk setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama
kehamilan , ibu perlu pertambahan berat badannya karena membawa si
calon bayi yang tumbuh dan berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk
persiapan proses menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu kwatir bila badannya
menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan apa
yang terbaik dan sehat bagi kehamilan (suririnah, 2008: 51 dalam Mardiah,
2011).
Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari
tinggi badan dan berat badanya sebelum kehamilan, ukuran bayi dan
plasenta, dan kualitas diet makan sebelum dan selama kehamilan.
Berdasarkan dari perhitungan BMI (body mass index), peningkatan berat
badan selama kehamilan tergantung dari berat badan sebelum hamil.
Perhitungan BMI menggunakan ukuran berat badan dan tinggi badan untuk
memperkirakan jumlah total lemak dalam tubuh.Dengan BMI juga dapat
dipakai untuk menilai adanya risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit
lainya secara umum (Mardiah, 2011).
Misalnya, berat badan sebelum hamil 50 kg, tinggi badan 1,6 m.
Maka, BMI adalah : 50
1,6 𝑥 1,6 = 19,53.
Tabel 2.3 Penilaian Body Mass Index (BMI)
Nilai BMI Penilaian Berat Badan Peningkatan Berat badan Yang diharapkan selama
kehamilan
> 30 Obesitas – kegemukan 6-9 kg
25-29,9 Berat badan berlebihan 6-11 kg
18,5-24,9 Berat Badan Ideal 11-15 kg
< 18,5 Berat Badan Kurang 12-18
Sumber : Mardiah. 2011.Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir Diklinik Nurhasanah Tahun 2010-2011.
Salah satu parameter untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah
pertambahan berat badan selama kehamilan. Selama trimester I, kisaran
pertambahan berat badan ibu 1-2 kg (350-400 gr/ minggu), trimester II dan III
sekitar 0,34-0,50 kg tiap minggu. Sekalipun laju pertumbuhan berat badan ibu
di trimester II dan III sama, tetapi penimbunan porsi ibu dan pertambahan
jaringan janin tidak terjadi serentak. Pertambahan komponen tubuh ibu terjadi
sepanjang trimester III, sedangkan pertumbuhan janin dan plasenta, dan
penambahan jumlah cairan amnion berlangsung cepat di trimester III.
Pertambahan berat badan kumulatif didasarkan pada berat dan tinggi badan
sebelum hamil, dan dinilai berdasarkan IMT atau indeks masa tubuh
(BB/TB2). Apabila IMT < 19,8, diharapkan pertambahan berat badan sebesar
12,7-21,8 kg, IMT 19,8-26,0 (Normal) dianjurkan bertambah sekitar 11,5-
BMI = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 (𝑘𝑔)
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚 )𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)
16,0kg, bagi yang obese (IMT 26,1-29,0), direkomendasikan bertambah
sebanyak 7-11,5 kg (Arisman, 2008 dalam Pattimah S, 2017)
Penambahan berat badan yang direkomendasikan selama hamil
sepeerti dibawah ini.
Tabel 2.4 Penambahan Berat Badan Yang Direkomendasikan Selama Hamil
BMI Pra Hamil Total Tambahan BB (kg)
Tambahan BB Trimester I (kg)
Tambahan BB per minggu Trimester II dan III
<18,5 12,5-18 2,3 0,5
18,5-23 11,5-16 1,6 0,4
23-27 7,0-11,5 0,9 0,3
>27 6,0
Sumber : Mardalena, I. 2017. Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan.
Cetakan pertama. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Pembagian kenaikan berat badan berdasarkan nilai rata-rata seprti
dibawah ini.
Tabel 2.5 Pembagian kenaikan berat badan
Pembagian Kenaikan berat badan (Semua berdasarkan nilai rata-rata)
Bayi 3,75 kg
Placenta 0,75 kg
Cairan ketuban 1 kg
Pembesaran rahim 1 kg
Jaringan payudara ibu 1 kg
Volume darah ibu 2 kg
Cairan dalam jarinagn ibu 2 kg
Cadangan Lemak ibu 3,5 kg
Rata-rata jumlah 15 kg pertambahan berat badan keseluruhan
Sumber :Mardiah. 2011.Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir Diklinik Nurhasanah Tahun 2010-2011
B.6 Hubungan Lingkar Lengan Atas Dan Penambahan Berat Badan
Ibu Selama Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir.
Masalah gizi ibu hamil yang sering dijumpai di Masyarakat adalah
kurangnya asupan gizi makro dan mikro. Kekurangan gizi makro yang sering
dijumpai adalah kekurangan energi kronik (KEK) yang ditandai dengan
ukuran lingkar lengan atas (LLA) <23,5. KEK pada ibu hamil dapat
menurunkan kekuatan otot pada proses persalinan sehingga terjadi partus
lama/ macet dan pendarahan pasca melahirkan, sedangkan efek pada janin
dapat berupa gagal tumbuh dalam kandungan dan bayi lahir dengan berat
badan lahir rendah (< 2500kg) (Pattimah S, 2017)
Perbandingan tinggi badan dan berat badan berkaitan erat dengan
tingginya angka kematian perinatal, bayi dengan berat lahir rendah dan
kelahiran dini (prematur). Dalam mempengaruhi berat lahir bayi berat badan
ibu lebih besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi daripada tinggi badan
Ibu (Setianingrum, 2005: 129 dalam Mardiah 2011)
Bayi dengan berat badan dibawah 2500 gram (BBLR) dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, yaitu gangguan pertumbuhan sejak berada dalam intra
uterin, infeksi yang terjadi pada ibu, asupan gizi yang kurang, kehilangan zat
gizi yang tinggi, dan atau peningkatan kebutuhan gizi selama hamil (Pattimah
S, 2017).
Penyebab BBLR sangat kompleks dan saling independen, tetapi ukuran
antopomrtei ibu dan asupan zat gizi merupakan perhatian yang sangat
penting. Berat badan sebelum hamil, indeks massa tubuh, pertambahan
berat badan selam hamil memiliki efek yang kuat dan positif terhadap
pertumbuhan bayi. Peningkatan berat badan ibu sebelum konsepsi dan
pertambahan berat badan selama hamil merupakan strategi yang potensial
terhadap berat badan lahir bayi (Pattimah S, 2017).
C. Kerangka Teori
Faktor Bayi Faktor Ibu
umur ibu paritas pertambahan berat badan
selama kehamilan para meter antopometrik
(LLA)
Jenis kelamin
Genetic
Ras
keadaan plasenta.
Berat Badan Bayi Lahir
Keterangan :
= yang tidak diteliti.
= yang diteliti
D. Kerangka Konsep
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Lingkar lengan atas ibu
hamil dan penambahan berat badan selama kehamilan. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah berat badan bayi lahir.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah : Pengukuran Lingkar
lengan atas yang dilakukan pada ibu hamil yang bersalin ditempat penelitian
dan pengukuran berat badan selama kehamilan yang dilakukan pada ibu
hamil yang bersalin ditempat penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengukuran berat badan
bayi baru lahir yang ada ditempat penelitian.
Variabel Independen Variabel dependen
Lingkar Lengan Atas
Berat Badan Bayi Lahir
Penambahan berat badan selama hamil
E. Defenisi Operasional
No Variabel Definisi operasional
Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
1 Independ
en:
Lingkar
Lengan
Atas
Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah ukuran lengan atas kiri ibu hamil dimana diukur pada lengan yang jarang digunakan sehingga bila ibu hamil tersebut kidal maka yang diukur adalah lengan kanan ibu. Pengukuran pada pertengahan antara tulang acromion dan olecranon, tidak boleh terlalu kebawah atau keatas dalam sentimeter dengan ketelitian 1 desimal.
Pita LILA Megukur
LILA
berdasark
an SOP
LILA <23,5 = 1 LILA >23,5 = 2 Cm
Nominal
Rasio
Pertamba
han berat
Badan
Selama
kehamilan
Peningkatan berat badan ibu yang terjadi selama kehamilan sampai persalinan.
Timbangan
berat badan
dewasa
SOP
penimban
gan BB
ibu hamil
< 20% BB sebelum
hamil =1
> 20% BB sebelum
hamil = 2
Kg
Nominal
Rasio
2 Variabel
dependen
:
Bayi yang lahir di Klinik Nurhalma dan Klinik Jannah dengan kehamilan aterm.
Timbangan
berat badan
bayi
SOP
penimban
gan BB
< 2500 dan >4000
gram = 1
2500-4000 gram = 2
Berat
badan
bayi lahir.
bayi Gram Rasio
F. Hipotesis
1. Ada Hubungan Antara LILA Ibu Hamil Dengan Berat Badan Lahir
Bayi.
2. Ada Hubungan Antara Penambahan Berat Badan Ibu Selama
Hamil Dengan Berat Badan Lahir Bayi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik. Survei
analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika
korelasi antara fenomena atau antara faktor resiko dan faktor
efek(Notoadmodjo S,2010). Desain penelitian pada penelitian ini adalah
cross sectional dimana peneliti akan melakukan pengukuran terhadap LILA,
penambahan berat badan ibu hamil dan berat badan bayi yang dilahirkan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
B.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukandi klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah ,
karena sampel yang saya butuhkan banyak terdapat di daerah tersebut dan
kriteria warga yang tinggal di daerah tersebut memiliki kesamaan dengan
kriteria sampel yang saya butuhkan.
B.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018 hingga Juni 2018.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelusuran kepustakaan,
penyusunan proposal (Desember-Januari), seminar proposal (Februari),
perbaikan proposal (Februari-Maret), Administrasi izin penelitian sampai
penelitian (April-Juni), analisis data dan menyusun hasil penelitian (Mei-Juli),
seminar hasil dan perbaikan (Juli-Agustus), dan penyusunan laporan akhir
(Agustus).
C. Populasi dan Sampel
C.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di klinik
Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah mulai dari 1 Mei 2018 – 25 Juni 2018
sebanyak 45 sampel.
C.2 Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling Accidental.
Accidental Sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan
berdasarkan kebetulan. Siapa saja yang ditemui, asalkan sesuai dengan
persyaratan data yang diinginkan (Machofoedz I, 2010). Dimana sampel yang
saya ambil adalah ibu bersalin di klinik yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Tembung mulai bulan 1 Mei 2018 sampai dengan 25 juni 2018
dengan jumlah 45 sampel.
C.3 Kriteria Inklusi
1. Ibu yang melahirkan di klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah .
2. Ibu yang melahirkan pada usia kandungan aterm.
3. Ibu yang melahirkan janin tunggal.
C.4 KriteriaEkslusi
1. Ibu yang bersalin dengan riwayat penyakit Diabetes Melitus.
2. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
D.1 Jenis data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) jenis,
yaitu : data primer dan data sekunder.
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan rekam medic
atau dokumendi klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah .
2. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung
dari hasil pengukuran LILA dan penambahan berat badan ibu hamil
dan pengukuran berat badan bayi lahir.
D.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat izin
pelaksanaan penelitian dari jurusan kebidanan Politeknik Kemenkes RI
Medan. Kemudian Peneliti akan menjelaskan maksud dan tujuan dari
penelitian kepada responden. Setelah ibu setuju, maka ibu akan diberikan
lembar informed consent sebagai bukti bahwa ibu bersedia menjadi
responden. Setelah itu, peneliti menanyakan data subjektif berupa nama,
umur, paritas, dan berat badan sebelum hamil kepada responden setelah itu
peneliti akan mulai mengukur LILA ibu hamil yang menjadi responden dan
mengukur berat badan ibu, kemudian akan mengukur berat badan bayi yang
ibu lahirkan nantinya.
E. Alat ukur/ instrumen penelitian
1. Pita Lila
Pita LILA digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas ibu, dimana pita
lila ini memiliki ketelitian 0,1cm dan sudah sesuai standar Depkes.
2. Timbangan Bayi
Timbangan bayi digunakan untuk mengukur berat badan bayi baru lahir
dengan kapasitas 20kg dan ketelitian 0,1 cm.
3. Timbangan berat badan
Timbangan berat badan digunakan untuk melihan kenaikan berat badan ibu hamil.
F. Uji validitas
Uji Validitas dan releabilitas dalam penelitian ini tidak dilakukan karena alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan fungsinya
G. Prosedur penelitian
Dalam penelitian ini pertama-tama peneliti meminta surat izin dari program
studi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan tentang rekomendasi data
penelitian dan mengajukan izin ke Kaprodi D-IV kebidanan untuk meminta
data awal (survey awal) di klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah .
Setelah peneliti meperoleh data dalam survey awal untuk penelitian dan
sampel yang dibutuhkan terpenuhi di lokasi survey awal maka peneliti
meminta surat izin dari program studi D-IV kebidanan Poltekkes Medan untuk
melakukan penelitian di klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah .
Kemudian peneliti membawa surat izin penelitian kepada ibu klinik untuk
meminta izin melakukan penelitian di klinik tersebut. Setelah mendapat
persetujuan dari ibu klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah. Peneliti
melakukan penelitian terhadap responden dengan terlebih dahulu
memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian. Setelah itu
peneliti memberikan lembar persetujuan untuk menjadi subjek bersedia
menjadi responden, kemudian subjek diminta untuk mendatangani
persetujuan untuk menjadi responden. Setelah responden setuju dan
menandatangani lembar persetujuan maka peneliti akan melakukan
pengukuran terhadap lingkar lengan atas ibu hamil dengan mengunakan pita
lila, mengukur penambahan berat badan selama kehamilan dan mengukur
berat badan bayi lahir nantinya.
H. Pengolahan dan analisis data
H.1 Pengolahan Data
Pengelolahan data dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak. Data
yang diperoleh diolah, dinalisis kembali dengan tahap (Notoadmojo, 2010) :
Data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap pengolahan data seperti
pengeditan, pengkodean, pengelompokan, memasukkan data, dan
pemberian skor. Pada tahap pengeditan data yang diperoleh akan di lakukan
pengecekan dan penormalan data. Kemudian pada tahap pengkodean data
yang diperoleh seperti :
1) Umur ( 1. <20 tahun dan >35 tahun ; 2. 20-35 tahun)
2) Paritas (1. Primigravida ; 2. Multigravida ; 3. Grandemultipara)
3) Pendidikan (1. Dasar, SD dan SMP ; 2. Menengah SMA ; 3. Tinggi
D3, D4, S1, S2)
4) Pekerjaan (1. IRT ; 2. Wiraswata ; 3. PNS)
Data yang diperoleh setelah dilakukan pengkodean akan melalui tahan
pengelompokkan, dimana data yang diperoleh akan dimasukkan kedalam
tabel. Kemudian setelah dimasukkan kedalam tabel makan data akan
dimasukkan kedalam perangkat lunak komputer untuk dilakukan analisis.
Setelah data dianalisis dengan perangkat lunak maka pada tahap akhir akan
diberi skor seperti LILA <23,5 diberi skor 1 dan LILA > 23,5 diberik skor 2.
Peningkatan berat badan <20 % berat badan sebelum hamil diberi skor 1 dan
peningkatan berat badan > 20 % berat badan sebelum hamil diberi skor 2.
H.2 Analisa Data
1. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui tingkat lingkar lengan atas
(LLA) ibu hamil, penambahan berat badan ibu selama hamil dan berat
bayi lahir di Klinik Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah..
2. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara lingkar
lengan atas (LLA) dan penambahan berat badan ibu hamil dengan berat
bayi lahir. Pada analisi bivariat digunakan 2 uji yaitu untuk mengetahui
hubungan dan besar resiko variabel independen dilakukan uji Chi-Square
dan untuk menguji hubungan antara variabel berdata rasio atau pun data
kuantitatif yaitu data yang berisi angka yang uji Korelasi Pearson. Untuk
mengetahui terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan
dan seberapa besar hubungannya dapat dilihat dengan nilai r.Jika Sig >
0,05 maka Ho diterima. Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak (Sujarweni V W,
2014)
I. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini segi etik yang diperlukan oleh penelitian antara lain:
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lembar ini merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed Consent tersebut diberikan sebelum dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
2. Lembar Izin Penelitian (Ethical Clearance)
Lembar ini merupakan lembar izin peneliti yang akan melakukan
penelitian yang dikeluarkan oleh Politeknik Kesehatan Kemenkes Ri
Medan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan
penelitian. Selanjutnya hasil penelitian ini akan dianalisa sesuai dengan
variabel yang akan di teliti dan akan di bahas untuk menjawab penelitian.
Penelitian ini telah di lakukan pada bulan Mei sampai Juni 2018 di Klinik
Bersalin Pratama Jannah dan Klinik Bersalin Nurhalma Tembung.Penyajian
data dibagi menjadi 2 yaitu, data umum (Univariat) dan data khusus
(Bivariat). Data umum meliputi usia, paritas, tingkat pendidikan, pekerjaan.
Sedangkan data khususnya meliputi LILA ibu, penambahan berat badan ibu
selama hamil, dan berat badan bayi lahir. Jumlah responden pada penelitian
ini sebanyak 45 orang dengan hasil sebagai berikut :
A.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Klinik bersalin Bidan Nurhalma, Hsb yang
beralamat di Jl. Batang Kuis no 34, 20371, Jl. Raya Medan, Bangun Mulia,
Medan Amplas, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utaradan Klinik Pratama
Jannah yang beralamat di Jl. Makmur pasar 9, tembung. Klinik Bersalin
Bidan Nurhalma, Hsb dan Klinik Pratama Jannah ini termasuk praktek bidan
yang paling sering dikunjungi oleh ibu-ibu hamil yang berada di kecamatan
tersebut ataupun dari kecamatan lainnya. Klinik Bersalin Bidan Nurhalma,
Hsb dan Klinik Pratama Jannah sering dipakai sebagai tempat penelitian
karena sering dikunjungi banyak pasien sehingga sampel yang dibutuhkan
dalam peneitian ini terpenuhi dan sesuai dengan kriteria yang sudah
ditentukan oleh peneliti.
A.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat dari usia, paritas,
pendidikan, dan pekerjaan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di
Klinik Bersalin Bidan Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah, diperoleh
distribusi karakteristik responden sebagai berikut :
Tabel 4.1 Ditribusi Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi Persentase Umur < 20 tahun dan > 35 tahun 20 – 35 tahun
14 31
31,1 68,9
Paritas Primigravida Multigravida Grande
9 31 5
20 68,89 11,11
Pendidikan Dasar (SD dan SMP) Menengah (SMA) Tinggi (D3, D4, S1, dan S2)
10 31 4
22,2 68,9 8,89
Pekerjaan IRT Wiraswasta PNS
34 9 2
75,6 20,0 4,4
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diperoleh kesimpulan bahwa usia rata-
rata ibu yang menjadi responden masih dalam usia reproduksi sehat. Hal
tersebut terbukti dari mayoritas responden yang bersalin di Klinik Bersalin
Bidan Nurhalma Hsb dan Klinik Pratama Jannah berada dalam usia yang
tidak beresiko (20-35 tahun) sebanyak 31 orang (68,9%) dan minoritas
berada dalam status usia beresiko sebesar 14 orang (31,1%).
Distribusi karakteristik berdasarkan Gravida diperoleh hasil bahwa
kesimpulan rata-rata atau mayoritas ibu yang bersalin di Klinik Bersalin
Bidan Nurhalma Hsb dan Klinik Pratama Jannah berstatus Multigravida
sebanyak 31 orang (68,89%), dan minoritas berstatus Grande Multipara
sebanyak 5 orang (11,11%).
Distribusi karakteristik berdasarkan pendidikan diperoleh hasil bahwa
kesimpulan rata-rata atau responden dalam penelitian ini memiliki jenjang
pendidikan menengah. Hal tersebut dapat dilihat dari mayoritas responden
dalam penelitian ini memiliki pendidikan akhir SMA yaitu 31 orang (68,9%)
dan minoritas memiliki tingkat pendidikan tinggi (D3, D4, S1, dst) yaitu 4
orang (8,89%).
Distribusi karakteristik berdasarkan pekerjaan diperoleh kesimpulan
rata-rata atau mayoritas ibu yang bersalin di Klinik Bersalin Bidan Nurhalma
dan Klinik Pratama Jannah memiliki pekerjaan IRT yaitu 34 orang (75,56%)
dan minoritas memiliki pekerjaan PNS yaitu 2 orang (4,44%
A.3 Analisis Univariat
Penelitian ini dilakukan pada ibu yang melahirkan di Klinik Bersalin
Bidan Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah dari tanggal 1 Mei – 24 Juni
2018 sejumlah 45 sampel . Karakteristik sampel yang diamati yaitu, , LILA
ibu, pertambahan berat badan ibu hamil dan berat bayi lahir.
Tabel 4.2
Nilai Rata-rata (Mean) LILA, Penambahan Berat Badan Ibu, dan Berat Badan Bayi Lahir.
Variabel N Min Max Mean SD
LILA 45 22,60 32,8 27,07 2,53 Penambahan Berat Badan Ibu 45 6 15 11,3 1,96 Berat badan Bayi lahir 45 2200 4200 3.242,22 537,87
Dari tabel 4.2 diatas diperoleh hasil, nilai min dan max LILA adalah
22,60cm dan 27,07cm. Nilai mean dan SD untuk lila adalah 27,07cm dan
2,53. Nilai min dan max penambahan berat badan ibu adalah 6kg dan 15kg,
serta nilai mean dan SD untuk penambahan berat badan ibu hamil adalah
11,3kg dan 1,96. Nilai min dan max untuk berat badan bayi adalah 2200gr
dan 4200gr, serta nilai mean dan SD untuk berat badan bayi adalah 3.242gr
dan 537,87.
A.3.1 Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu
Dalam penelitian ini LILA dibagi dalam 2 kelompok yaitu, ibu dengan
Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (KEK) dan ibu dengan Lingkar
Lengan Atas > 23,5 cm . Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Klinik
Bersalin Bidan Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah, ibu yang bersalin
memiliki status LILA sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi LILA Di Klinik Bersalin Bidan Nurhalma Dan Klinik
Pratama Jannah
LILA Frekuensi (orang) %
Tidak Normal 8 17,8
Normal 37 82,2
Total 45 100
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata responden
dalam penelitian memiliki LILA > 23,5, cm yaitu 37 orang (82,2 %) dan
minoritas memiliki LILA < 23,5 cm yaitu 8 orang (17,8%). Dari data di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata responden pada penelitian ini tidak
mengalami KEK (kekurangan energi kronik)
A.3.2 Penambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan.
Ibu hamil selama masa kehamilannya harus memperoleh kenaikan berat
badan berkisar 11-12,5 kg atau 20 % berat badan ibu sebelum hamil
(Depkes RI, 2008 dalam Silitonga H N, 2011). Pada penelitian ini
penambahan berat badan ibu selama kehamilan akan dibagi atas 2
kelompok yaitu tidak normal (< 20% berat badan sebelum hamil) dan normal
(>20% berat badan sebelum hamil).Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan di Klinik Bersalin Bidan Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah, ibu
yang bersalin memiliki status penambahan berat badan sebagai berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Penambahan Berat Badan Ibu Di Klinik Bersalin Bidan Nurhalma Dan Klinik Pratama Jannah
Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan
Frekuensi (orang)
%
Tidak normal 14 31,1
Normal 31 68,9
Total 45 100
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa kesimpulan rata-rata atau
mayoritas ibu yang bersalin di Klinik Bersalin Bidan Nurhalma Hsb dan Klinik
Pratama Jannah memiliki peningkatan berat badan yang normal selama
kehamilan yaitu 31 orang (68,9%) dan minoritas responden memiliki
peningkatan berat badan yang normal selama kehamilan yaitu 14 orang
(31,1%)
A.3.3 Berat Badan Bayi
Dalam Penelitian ini berat badan bayi akan dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu berat badan bayi lahir normal (2500 - 4000 gram), bayi makro ( > 4000
gram) dan berat badan bayi lahir rendah (< 2500 gram). Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di Klinik Bersalin Bidan Nurhalma dan Klinik
Pratama Jannah, bayi yang lahir memiliki status berat badan berikut :
Tabel 4.5 Distribusi FrekuensiBerat Badan Bayi Lahir Di Klinik Bersalin Bidan
Nurhalma Dan Klinik Pratama Jannah
Berat Badan Bayi Lahir Frekuensi (orang) %
BB Bayi Normal 33 73,33
BB Bayi tidak normal 12 26,67
Total 45 100
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa kesimpulan rata-rata atau
mayoritas bayi yang lahir di Klinik Bersalin Bidan Nurhalma Hsb dan Klinik
Pratama Jannah memiliki berat badan bayi lahir normal (>2500-4000 gram)
yaitu 33 orang (73,33%) dan minoritas lahir dengan berat badan bayi lahir
tidak normal ( <2500 dan >4000 gram) yaitu 12 orang (22,67%).
A.4 Analisis Bivariat
A.4.1 Hubungan LILA dengan Berat Badan Bayi Lahir
Pada penelitian ini yang menjadi fokus utama adalah melihat adanya
hubungan antara Lingkar Lengan Atas ibu hamil dengan berat bayi lahir,
untuk mendapatkan hasil tersebut maka data dari 45 sampel yang telah
terkumpul diolah dengan menggunakan uji Fishersehingga didapat hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hubungan LILA Dengan Berat Badan Bayi Lahir dengan uji Fisher.
LILA Ibu Berat Bayi Lahir Total % p PR
BBLTN % BBLN %
Tidak Normal 7 87,5 1 12,5 8 100 0,0 6,47
Normal 5 13,5 32 86,5 37 100
Total 38 84,44 7 15,56 45 100
Hubungan antara LILA ibu hamil dengan Berat Badan Bayi lahir pada
tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa dari 8 ibu yang memiliki LILA dibawah
23,5 , 7 orang ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, 1 orang
ibu melahirkan bayi dengan berat badan normal dan ibu yang memiliki LILA
diatas 23,5 seluruhnya melahirkan bayi dengan berat badan normal.
Dari analisis bivariat diperolehlah nilai sig Fisher's Exact Testyaitu 0,000
dimana sig < 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara LILA dan berat badan bayi lahir, dan diperoleh nilai
PR yaitu 6,475. Hal tersebut dapat diartikan bahwa ibu dengan lingkar
lengan dibawah 23,5 memiliki resiko 6,4 kali lebih besar untuk melahirkan
bayi dengan berat badan tidak normal.
Tabel 4.7 Hasil tes normalitas data LILA dan Berat Badan Bayi Lahir dengan
metode Shapiro Wilk
Variabel Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig
LILA 0,966 45 0,214
Berat Bayi Lahir 0,952 45 0,060
Untuk melihat korelasi (hubungan) antara LILA dengan Berat Badan
Bayi Lahir maka digunakan Uji Korelasi Pearson menggunakan perangkat
lunak. Data yang dikumpulkan telah dilakukan uji normalitas data
menggunakan metode Shapiro wilk. Dimana hasil uji normalitas LILA
memiliki nilai signifikan 0,214 dan nilai signifikan Berat Badan Bayi Lahir
0,060. Karena nilai sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.
Setelah data berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian korelasi
pearson untuk melihat hubungan antara LILA dengan Berat Badan Bayi
Lahir. Dimana probabilitas (p < 0,05) artinya adanya hubungan yang
signifikan dan koefisien korelasi ( r ) digunakan untuk menunjukkan kekuatan
hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien korelasi ( r )
berkisar 0 – 1 makin mendekati angka 1 maka makin dekat derajat
hubungan. Korelasi dapat menghasilkan angka positif dan negatif. Jika
angka positif maka hubungan kedua variabel bersifat searah dan begitu juga
sebaliknya. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka
variabel tergantungan juga besar.
Tabel 4.8 Hubungan LILA dengan Berat Badan Bayi Lahir di Klinik Bidan
Nurhalma dan Klinik Pratama Jannah tahun 2018
Lila Bb Bayi
Lila R p < 0,05
N
1
45
0,767 0,000
45
Berat Badan Bayi
R p < 0,05
N
0,767 0,000
45
1
45
Dari tabel diatas diperoleh bahwa nilai probabilitas untuk hubungan LILA
dengan Berat Badan Bayi lahir sebesar 0,000 dimana p< 0,05 yang berarti
terdapat korelasi (hubungan) yang signifikan diantara kedua variabel. Untuk
melihat kekuatan dari korelasi tersebut dilihat dari nilai Pearson Correlation
antara LILA dengan Berat Badan Bayi Lahir yaitu sebesar 0,767(r = 0,767).
Nilai korelasi pearson 0,767 berada diantara >0,75-1 yang berarti nilai
korelasi tersebut masuk kedalam kategori korelasi sangat kuat dan berpola
positif yang artinya makin tinggi tinggi nilai LILA semakin tinggi pula Berat
Badan Bayi lahir atau sebaliknya. (Rivanto A, 2010).
A.4.2 Hubungan Penambahan Berat Badan Ibu Selama Hamil dengan
Berat Badan Bayi Lahir
Pada penelitian ini yang menjadi fokus utama adalah melihat adanya
hubungan antara Penambahan Berat Badan Ibu Selama Hamil dengan
berat bayi lahir, untuk mendapatkan hasil tersebut maka data dari 45 sampel
yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan uji Fisher sehingga
didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hubungan Penambahan Berat Badan Ibu Selama Hamil dengan Berat
Badan Bayi Lahir dengan uji Fisher Exact Test Penambahan Berat Badan
Ibu
Berat Bayi Lahir Total % P Value
PR
BBLTN % BBLN %
Tidak normal 7 50 7 50 14 100 0,029 3,1
Normal 5 16,12 26 83,87 31 100
Total 12 26,67 33 73,3 45 100
Hubungan Penambahan Berat Badan Ibu selama hamil dengan Berat
Badan Bayi lahir pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa dari mayoritas
responden memiliki peningkatan berat badan yang normal. Dari 31
responden yang memiliki peningkatan berat badan yang normal, 5
responden melahirkan bayi dengan berat badan tidak normal, dan 26 orang
responden melahirkan bayi dengan berat badan normal. Dari 14 responden
yang memiliki penambahan berat badan yang tidak normal, 7 orang ibu
melahirkan bayi dengan berat badan normal dan 7 orang ibu melahirkan bayi
dengan berat badan lahir tidak normal.
Dari hasil analisis bivariat diperoleh nilai sig Fisher's Exact Test
sebesar0,029, dimana sig < 0,05 yang memiliki arti ada hubungan yang
signifikant antara peningkatan berat badan ibu hamil dengan berat badan
bayi lahir dan diperoleh nilai PR sebesar 3,1 yang memiliki makna bahwa ibu
dengan peningkatan berat badan yang tidak normal memiliki resiko 3,1 kali
lebih besar untuk melahirkan berat badan bayi tidak normal (< 2500 gram
dan > 4000 gram)
Untuk melihat korelasi (hubungan) antara Penambahan Berat Badan
Selama Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir maka digunakan Uji Korelasi
Pearson. Data yang dikumpulkan telah dilakukan uji normalitas data
menggunakan metode Shapiro wilk. Dimana hasil uji normalitas
Penambahan Berat Badan ibu selama hamil memiliki nilai signifikan
0,081dan nilai signifikan Berat Badan Bayi Lahir 0,060. Karena nilai sig >
0,05 maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.10 Hasil tes normalitas data Penambahan Berat Badan Ibu dan Berat
Badan Bayi Lahir dengan metode shapiro All .
Variabel Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig
Penambahan berat badan ibu 0,954 45 0,081
Berat Bayi Lahir 0,952 45 0,060
Setelah data berdistribusi normal, maka dilakukan pengolahan data
dengan Uji korelasi Pearson yang menggunakan untuk melihat hubungan
antara Penambahan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Bayi
Lahir. Dimana probabilitas (p < 0,05) artinya adanya hubungan yang
signifikan dan koefisien korelasi ( r ) digunakan untuk menunjukkan kekuatan
hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien korelasi ( r )
berkisar 0 – 1 makin mendekati angka 1 maka makin dekat derajat
hubungan. Korelasi dapat menghasilkan angka positif dan negatif. Jika
angka positif maka hubungan kedua variabel bersifat searah dan begitu juga
sebaliknya. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka
variabel tergantungan juga besar. Dari hasil pengujian korelasi diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11 HubunganPenambahan Berat Badan Ibu Selama Hamil Dengan Berat
Badan Bayi Lahir
Penambahan Berat Badan Ibu
BB BAYI
Penambahan Berat Badan Ibu
R P < 0,05
N
1
45
0,842 0,000
45
Berat Badan Bayi
R P < 0,05
N
0,842 0,000
45
1
45
Dari tabel diatas diperoleh bahwa nilai probabilitas (p) untuk hubungan
Penambahan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Bayi lahir
sebesar 0,000 dimana p< 0,05 yang berarti terdapat korelasi (hubungan)
yang signifikan diantara kedua variabel. Untuk melihat kekuatan dari korelasi
tersebut dilihat dari nilai Pearson Correlation antara Penambahan Berat
Badan Selama Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir yaitu sebesar 0,842 (r
= 0,842). Nilai korelasi pearson 0,842 berada dalam kategori korelasisangat
kuatdan berpola positif yang artinya makin tinggi tinggi nilai Penambahan
berat badan ibu semakin tinggi pula Berat Badan Bayi lahir atau sebaliknya
(Rivanto A, 2010).
B. Pembahasan
B.1 Hubungan LILA dengan Berat Badan Bayi Lahir
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata (mean) LILA ibu
yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 27.07 cm, hal tersebut
dapat diartikan bahwa rata-rata responden dalam penelitian ini masih
termasuk dalam status gizi yang baik dan tidak mengalami Kekurangan
Energi Kronik (KEK). Berat badan bayi memiliki nilai rata-rata (mean)
sebesar 3.242 gr, hal tersebut dapat diartikan bahwa rata-rata bayi yang
dilahirkan responden dalam penelitian ini memiliki berat badan yang normal
(2500 gram – 4000 gram).
Untuk melihat kenaikan berat badan bayi per 1 cm lila ibu dapat
diperoleh dengan membandingkan mean dari berat badan bayi dengan
mean lila ibu, dimana 3.242 gr / 27,07cm = 119,7 gram/cm. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 cm lila diharapkan dapat
menaikkan berat badan janin sebesar 119,7 gr.
Analisis bivariat antara LILA dan berat badan bayi lahir menghasilkan
nilai sig Fisher's Exact Test sebesar 0,000 dimana sig < 0,05 yang memiliki
arti terdapat hubungan yang signifikant antara LILA dengan Berat Badan
Bayi lahir dan nilai PR sebesar 6,475. Dimana nilai PR >1 ini menunjukkan
bahwa LILA ibu hamil merupakan faktor risiko terjadinya BBLR. Dari hasil PR
sebesar 6,475 dapat ditarik kesimpulan bahwa ibu yang memiliki LILA < 23,5
cm beresiko 6,475 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat
badan tidak normal.
Setelah dilakukan uji korelasi Pearson antara LILA dan Berat Badan
Bayi Lahir terdapat p value sebesar 0,000 , dimana jika p < 0,05 maka
hubungan LILA dan Berat Bayi Lahir memiliki nilai yang significan dengan
besar kekuatan korelasi pearson sebesar 0,767 yang termasuk dalam
kategori korelasi sangat kuat. Hasil uji korelasi ini bersifat positif yang
memiliki arti bahwa jika LILA ibu semakin besar maka berat badan bayi yang
akan dilahirkan juga akan semakin besar.
Besar sumbangan atau pengaruh LILA terhadap berat badan bayi lahir
dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi dengan rumus KD= r2 x
100%, dimana r dalam penelitian ini adalah 0,767 sehingga diperoleh hasil
KD= 0,7672 x 100 % = 58,82 %. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor LILA menyumbang pengaruh sebesar 58,82 % terhadap berat
badan bayi lahir dan sisanya 41,8 % dipengaruh oleh faktor lainnya,
(Sarwono J, 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang significan
antara LILA dengan Berat Badan Bayi lahir. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yulinar pada tahun 2010, dimana
penelitian tersebut menyatakan Ibu dengan lingkar lengan <23.5 cm memiliki
risiko 10 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah
daripada ibu dengan lingkar lengan >23.5 cm ( Adhi, Y B, 2010).
Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Rs. S. Paulo,
Brazil. Dimana dalam penelitian tersebut menggunakan respoden ibu hamil
sebanyak 92 orang dengan hasil lingkar lengan pertengahan ibu (MUAC)
dan berat kehamilan sebelumnya ditemukan berkorelasi positif dengan berat
lahir (r = 0,399; r = 0,378, masing-masing). Data pada MUAC maternal
menunjukkan bahwa indikator ini merupakan prediktor berat lahir yang
signifikan. Kenaikan 45 g dalam berat lahir bayi dapat diharapkan untuk
setiap cm tambahan dalam pengukuran lingkar lengan atas .Regresi linear
multivariat menunjukkan bahwa usia kehamilan, lingkar lengan ibu dan berat
badan sebelum kehamilan terus menjadi prediktor berat lahir yang signifikan.
Dalam penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Lingkar lengan
bagian tengah ibu adalah indikator potensial status gizi ibu. Ini bisa
digunakan dalam kaitannya dengan pengukuran antropometri lainnya,
daripada berat badan pra-kehamilan, sebagai indikator alternatif untuk
menilai perempuan yang berisiko mengalami kehamilan yang buruk (Ricalde,
A E, dkk, 1998).
Penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan di empat unit praktik bidan di daerah Metro West, Cape
Town, Afrika Selatan. Dimana hasil dalam penelitian ini adalah MUAC
(Lingkar Lengan Atas) berkorelasi kuat dengan BMI pada kehamilan hingga
kehamilan tiga puluh minggu pada wanita di layanan bersalin Metro Barat. Di
tempat rendah pengaturan sumber daya, pengukuran MUAC yang lebih
sederhana untuk menilai status gizi dan menyaring wanita yang berisiko
mengalami potensi hasil kehamilan yang merugikan. Saat ini MUAC
digunakan dalam catatan kasus antenatal sebagai nilai normal untuk MUAC
adalah 23-33cm. Jika MUAC di atas 33cm, itu akan menjamin rujukan ke ahli
gizi untuk saran diet. Tinjauan sistematis dilakukan oleh Thangaratinam
menunjukkan bahwa intervensi diet adalah yang paling berhasil untuk
mengurangi berat badan ibu dan hasil kehamilan, terutama pengurangan
risiko preeklampsia. Hal Ini juga akan disarankan untuk menyaring
kehamilan diabetes dengan melakukan tes toleransi glukosa (GTT) pada
enam belas minggu, dan jika normal akan diulang pada 28 minggu (Farkier,
A, 2015).
Hasil penelitian Lethig et al (1979) di Negara berkembang melaporkan
bahwa perubahan LILA setiap bulannya selama kehamilan ialah kurang lebih
0,05 cm. Di Indonesia, Hull (1983) menemukan bahwa ukuran LILA wanita
selama kehamilan pada usia kehamilan 1-3 bulan hingga 7-9 bulan, berubah
sebanyak 0,4 cm. Perubahan LILA selama kehamilan ini tidak terlalu besar
sehingga pengukuran LILA pada masa kehamilan masih dapat dilakukan
untuk melihat status gizi ibu hamil (krasovec, 1991). Pengukuran ini berguna
karena kebanyakan wanita dinegara berkembang jarang datang ke pusat
kesehatan untuk pemeriksaan ANC. Kebanyakan mereka datang setelah 14
sampai 20 minggu kehamilan, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan
berat badan prahamil untuk mengetahui status gizi prahamil ibu (Krasover,
1991 dalam Aryani , D E, 2012).
Kekurangan energi kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran lingkar
lengan atas (LLA) < 23,5cm dapat menurunkan kekuatan otot pada proses
persalinan sehingga terjadi partus lama/ macet dan pendarahan pasca
melahirkan, sedangkan efek pada janin dapat berupa gagal tumbuh dalam
kandungan dan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (< 2500 gram),
yang nanti kalau dapat bertahan hidup sampai usia dewasa berisiko
mengalami penyakit tidak menular berupa gangguan pembuluh darah
(hipertensi, stroke), penyakit jantung koroner, dan diabetes militus (Patimah
S, 2017).
Dari uraian diatas, peneliti dapat menarik asumsi bahwa LILA ibu pada
saat hamil memiliki hubungan yang kuat terhadap berat badan bayi yang
akan dilahirkan ibu. LILA berhubungan dengan status gizi ibu, akan tetapi
banyak faktor yang bisa mempengaruhi ukuran LILA salah satunya
pekerjaan dan aktivitas ibu. Pola hidup di wilayah tersebut berpengaruh
karena terkait dengan aktivitas fisik.Semakin modern kehidupan di suatu
wilayah, semakin berkurang aktivitas fisik penduduk di wilayah tersebut. Hal
tersebut disebabkan oleh modernisasi yang cenderung memberikan
kemudahan pada setiap orang sehingga aktivitas menjadi berkurang dan
menyebabkan massa lemak bertambah karena energi dari makanan
disimpan sebagai lemak cadangan. Pembentukan lemak tersebut
berkontribusi pada peningkatan ukuran LILA. Dalam penelitian ini mayoritas
responden memilik pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dimana kegiatan
rumah tangga hampir seluruhnya mengandalkan kekuatan otot
tangan(lengan) yang juga dapat mempengaruhi massa otot lengan yang juga
dapat berkontribusi dalam peningkatan ukuran LILA Selain itu, kemajuan
perekonomian di suatu wilayah juga berpengaruh terhadap perbedaan status
gizi atau ambang batas optimal LILA di wilayah tersebut.
B.2 Hubungan Penambahan Berat Badan Selama Hamil dengan Berat
Badan Bayi lahir.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata (mean)
penambahan berat badan ibu yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah 11,30 kg, hal tersebut dapat diartikan bahwa rata-rata responden
dalam penelitian ini masih termasuk dalam status gizi yang baik dan memiliki
kenaikan berat badan yang normal selama kehamilan. Berat badan bayi
memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 3.242 gr. hal tersebut dapat diartikan
bahwa rata-rata bayi yang dilahirkan responden dalam penelitian ini memiliki
berat badan yang normal (2500 gram – 4000 gram).
Untuk melihat kenaikan berat badan bayi per 1 kg berat badan ibu dapat
diperoleh dengan membandingkan mean dari berat badan bayi dengan
mean kenaikan berat badan ibu, dimana 3.242gr / 11,30kg = 286,9 gram/kg.
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 kg berat badan ibu
diharapkan dapat menaikkan berat badan janin sebesar 286,9 gr.
Analisis bivariat antara peningkatan berat badan ibu selama
kehamilandan berat badan bayi lahir menghasilkan nilai sig Fisher's Exact
Test sebesar 0,29 dimana nilai sig < 0,05 yang memiliki arti adanya
hubungan yang signifikant antara penambahan berat badan selama
kehamilan dengan berat badan bayi lahir dan diperoleh nilaiRR sebesar 3,1.
Dimana nilai PR >1 ini menunjukkan bahwa berat badan ibu hamil
merupakan faktor risiko terjadinya BBLR, sehingga dapat diartikan bahwa
ibu yang memiliki penigkatan berat badan yang tidak normal beresiko 3,1kali
lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan tidak normal.
Setelah dilakukan uji korelasi Pearson antara Penambahan Berat Badan
Selama Hamil dan Berat Badan Bayi Lahir terdapat sig sebesar 0,000 yang
berarti, jika p value < 0,05 maka memiliki nilai yang significan dengan besar
kekuatan korelasi pearson sebesar 0,842 yang termasuk dalam kategori
korelasisangatkuat. Hasil uji korelasi ini bersifat positif yang memiliki arti
bahwa jika peningkatan berat badan ibu selama kehamilan semakin besar
maka berat badan bayi yang akan dilahirkan juga akan semakin besar.
Besar sumbangan atau pengaruh peningkatan berat badan ibu selama
kehamilan terhadap berat badan bayi lahir dapat dihitung dengan rumus
koefisien determinasi dengan rumus KD= r2 x 100%, dimana r dalam
penelitian ini adalah 0,842 sehingga diperoleh hasil KD= 0,8422 x 100 % =
70,89%. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor
peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menyumbang pengaruh
sebesar 70,89% terhadap berat badan bayi lahir dan sisanya 29,1%
dipengaruh oleh faktor lainnya,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat
kuat antara Penambahan Berat Badan Selama Hamil dan Berat Badan Bayi
Lahir. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lailatuh
Maghfiroh, 2015 mengatakan bahwa ibu hamil yang memiliki pertambahan
berat badan yang kurang selama masa kehamilan berisiko lebih tinggi yaitu
4,07 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang memiliki
pertambahan berat badan normal selama kehamilan (Maghfiroh, L, 2015).
Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Astrid Purna Dewi (2009)
menyatakan bahwa peluang terjadinya BBLR untuk ibu hamil yang tidak
mengalami kenaikan adalah 5,5 kali dibanding dengan ibu hamil yang
mengalami kenaikan berat badan (Purn A D, 2009).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di daerah
Selatan Bangladesh dengan menggunakan sampel sebanyak 343 ibu dan
343 bayi untuk menentukan efek BMI dan MUAC terhadap berat bayi lahir,
dan Penelitian cross sectional ini mengungkapkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara faktor antropometri ibu tertentu dan berat lahir bayi
baru lahir. Indeks Massa Tubuh (BMI) dihitung dan hubungannya
diidentifikasi dengan berat lahir bayi baru lahir (Tabel-1 & 2). BMI
menunjukkan hubungan positif dengan berat lahir. Berat lahir rata-rata
terendah (2693.44g) dan tertinggi insidens BBLR (35,2%) ditemukan dengan
BMI <20 sebelum persalinan dan berat lahir rata-rata tertinggi (3100.00 g)
dan insiden terendah BBLR (0%) dengan BMI> 30 sebelum persalinan.
Ketinggian antropometri ibu, berat badan, BMI, berat badan dan MUAC
memiliki hubungan positif yang kuat dengan berat lahir bayi yang baru lahir.
Parameter antropometrik ini mencerminkan status gizi ibu. Penggunaan
metode antropometri untuk menilai malnutrisi materno-fetal sebagian besar
dapat dimanfaatkan secara praktis di klinik bersalin. Namun, sekali lagi di
sini dapat dikutip bahwa efek kronis perampasan sosial dapat membatasi
berat badan ibu, tinggi badan dan BMI dan dengan demikian mempengaruhi
berat badan lahir. Jadi untuk solusi jangka panjang permanen dari masalah
pembangunan sosial-ekonomi harus menjadi strategi utama (Islam, M, dkk,
2014).
Pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di lihat dari kenaikan
berat badannya. Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan
berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling
tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus
mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat
badan sebelum hamil (Depkes RI, 2008 dalam Silitonga H N, 2011).
Menurut penelitian yang dialkukan oleh Maria (2010), faktor yang
memiliki hubungan bermakna dengan resiko KEK ialah berat badan pra
hamil (p=0,001), ibu dengan berat badan prahamil < 42 kg mempunyai
peluang resiko KEK sebesar 4,148 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan
ibu yang memiliki berat badan pra hamil > 42 kg ( Aryani, D E, 2012).
Hasil meta analisis WHOColaboration Study menyimpulkan bahwa berat
badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil, indeks massa tubuh, dan lingkar
lengan atas merupakan faktor yang memperngaruhi bayi BBLR. Wanita
hamil yang mengalami KEK sejak muda akan beresiko 4,8 kali lebih besar
dari pada ibu yang tidak mengalami KEK (Syofianti, 2011 dalam Aryani, D E,
2012).
Klasifikasi IMT sangat mendukung untuk digunakan analisis data
kekurangan gizi dewasa (WHO, 1995). Sesuai dengan cut-off point
Internasional, IMT < 18,5 menunjukkan KEK lebih tinggi dibandingkan
dengan IMT > 18,5 ( WHO, 2004 ). Wanita dengan KEK memiliki resiko
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dengan demikian
pengukuran IMT pada wanita juga dapat dilakukan untuk mengetahui resiko
BBLR. Berdasarkan penelitian, wanita dengan IMT < 19 memiliki hubungan
yang bermakna dengan kelahiran bayi BBLR. Pada penelitian Abenhaim H
A, Kinch RA, Morin L, Benjamin A, dan Usher R (2007) tentang Effect Of
Pregnancy Body Mass Index Categories On Obstretical And Neonatal
Outcomes yang dikutip dalam Professinal Medical Journal oleh Usma Urooj
et al (2011), diketahui bahwa wanita hamil dengan IMT prahamil yang
rendah mengurangi berat lahir bayi sebanyak 9,5%(Aryani, D E, 2012).
Salah satu parameter untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah
pertambahan berat badan selama kehamilan. Selama trimester I, kisaran
pertambahan berat badan ibu 1-2 kg (350-400 gr/ minggu), trimester II dan III
sekitar 0,34-0,50 kg tiap minggu. Sekalipun laju pertumbuhan berat badan
ibu di trimester II dan III sama, tetapi penimbunan porsi ibu dan pertambahan
jaringan janin tidak terjadi serentak. Pertambahan komponen tubuh ibu
terjadi sepanjang trimester III, sedangkan pertumbuhan janin dan plasenta,
dan penambahan jumlah cairan amnion berlangsung cepat di trimester III.
Pertambahan berat badan kumulatif didasarkan pada berat dan tinggi badan
sebelum hamil, dan dinilai berdasarkan IMT atau indeks masa tubuh
(BB/TB2). Apabila IMT < 19,8, diharapkan pertambahan berat badan sebesar
12,7-21,8 kg, IMT 19,8-26,0 (Normal) dianjurkan bertambah sekitar 11,5-
16,0kg, bagi yang obese (IMT 26,1-29,0), direkomendasikan bertambah
sebanyak 7-11,5 kg (Arisman, 2008 dalam Pattimah S, 2017).
Dari uraian diatas, peneliti dapat menarik asumsi bahwa peningkatan
berat badan ibu pada saat hamil memiliki hubungan yang kuat terhadap
berat badan bayi yang akan dilahirkan ibu. Peningkatan berat badan ibu
selama hamil berhubungan dengan status gizi ibu. Penambahan berat badan
iu selama kehamilan dipengaruhi olrh pola konsumsi dan istirahat ibu.
Semakin baik pola konsumsi ibu dengan mengkonsumsi makanan yang
bergizi tinggi dan pola istirahat yang baik maka status gizi ibu juga akan
semakun baik, jika status gizi ibu baik dan meningkat pada saat hamil maka
akan memperkecil resiko ibu melahirkan bayi dengan BBLR
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti sudah berupaya semaksimal mungkin untuk
memperoleh data dan mengontrol keadaan serta kondisi yang berhubungan
dengan proses dan hasil penelitian secara optimal. Dalam penelitian ini tetap
ditemukan beberapa kendala yang muncul sehingga berberapa kelemahan
dan keterbatasan pada saat penelitian ini, antara lain:
a. Keterbatasan waktu
Karena ada keterbatasan waktu maka jumlah sampel yang diambil
adalah 45 responden. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai
dari 1 Mei 2018 – 24 Juni 2018. Variabel yang diteliti hanya 2 yaitu
LILA dan penambahan berat badan ibu selama hamil.
b. Penelitian Cross Sectional ini memilik kelemahan karna responden
hanya diobservasi satu kali saja, yang dapat menimbulkan faktor risiko
serta dampak diukur menurut keadaan pada saat penelitian.
c. Sampel yang sedikit sehingga penelitian ini hanya dapat mewakili
masyarakat yang berada di sekitaran Medan Tembung.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini memiliki lila > 23,5 yaitu sebesar 82,22 % dan mean (rata-
rata) LILA ibu yang bersalin di Klinik Bidan Nurhalma Hsb dan Klinik
Pratama Jannah adalah sebesar 27,07 cm.
2. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini memiliki penambahan berat badan yang normal yaitu 68,9
% dan mean (rata-rata) penambahan berat badan ibu yang bersalin di
Klinik Bidan Nurhalma Hsb dan Klinik Pratama Jannah adalah sebesar
11,30 kg.
3. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini melahirkan bayi dengan berat badan normal (2500-4000
gram) yaitu 73,33 % dengan mean (rata-rata) berat badan bayi yang
lahir di Klinik Bidan Nurhalma Hsb dan Klinik Pratama Jannah adalah
sebesar 3,2 kg (3.240 gram).
4. Ada hubungan yang signifikan antara LILA (Lingkar Lengan Atas ) ibu
hamil dengan berat bayi lahir dimana terdapat sig sebesar 0,000 (p
value < 0,005) yang berarti memiliki nilai yang significan dengan besar
kekuatan korelasi pearson sebesar 0,767 yang termasuk dalam kategori
korelasi kuat. Dalam penelitian ini LILA menyumbang pengaruh sebesar
58,82% terhadap berat badan bayi lahir dan sisanya 41,18% sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain. Kenaikan 1 cm lila diharapkan dapat
menaikkan berat badan janin sebesar 119,7 gr.
5. Ada hubungan yang signifikan antara pertambahan berat badan ibu
saat hamil dengan berat bayi lahir dimana terdapat sig sebesar 0,000 (p
value < 0,005) yang berarti memiliki nilai yang significan dengan besar
kekuatan korelasi pearson sebesar 0,842 yang termasuk dalam kategori
korelasi kuat. Dalam penelitian ini penambahan berat badan ibu hamil
menyumbang pengaruh sebesar 70,89% terhadap berat badan bayi
lahir dan sisanya 29,11% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.Kenaikan
1 kg berat badan ibu diharapkan dapat menaikkan berat badan janin
sebesar 286,9 gr.
B. Saran
1. Bagi Instansi Pendidikan
Dengan penelitian ini diharapkan kepada Instansi pendidikan
untuk meningkatkan dan memperluas sumber informasi dan wacana
kepustakaan terkait dengan upaya peningkatan gizi pada ibu hamil
untukmenghindari terjadinya Kekurangan energi kronik (KEK) dan
peninjauan penambahan berat badan ibu selama hamil untuk
mengurangi resiko BBLR
2. Bagi Praktik Klinik Kebidanan
Dengan penelitian ini dharapkan kepada Praktik Klinik Kebidanan
untuk tetap melaksanakan pengecekan status gizi ibu sebelum dan
selama hamil dengan pengecekan LILA dan penambahan berat badan
selama kehamilan untuk mencegah resiko melahirkan bayi dengan
BBLR.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan penelitian ini diharapkan adanya penelitian serupa dengan
mengikuti perkembangan BMI dan LILA pada ibu hamil disetiap
kunjungan ke tenaga kesehatan dan perlunya penelitian lebih lanjut
terkait dampak dari ibu hamil dengan LILA <23,5 cm terhadap berat
badan lahir bayi dan penambahan berat badan yang tidak normal
selama kehamilan dengan berat badan bayi lahir. Serta diharapkan juga
untuk peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian ini dengan
menggunakan sampel yang lebih besar, agar penelitian ini memberikan
informasi yang lebih luas.
4. Bagi Ibu hamil
Dengan penelitian ini diharapkan bagi ibu–ibu hamil ataupun yang
sedang mempersiapkan kehamilannya, agar mencukupi kebutuhan
nutrisinya sebelum dan selama masa kehamilannya sehingga bayi yang
akan dilahirkan memiliki perkembangan yang baik didalam rahim dan
diharapkan juga untuk rutin melakukan pengukuran LILA dan berat
badan selama hamil untuk pemantauan status gizi ibu hamil guna
menghindari resiko melahirkan bayi BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, YB. 2010. Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Dan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Skripsi.Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Surakarta Aryani, DE. 2010. Validitas Ukuran Lingkar Lengan Atas Terhadapa Indeks
Massa Tubuh Mendeteksi Resiko Kekurangan Energi Kronik Pada Wanita (Usia 20-45 Tahun) Di Indonesia. Skripsi. Fakultas kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
2013.RISET KESEHATAN DASAR 2013.
Badan Pusat Statistika. 2016.Meski Menurun, Angka Kematian Bayi di
IndonesiaMasihTinggi.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/25/meski-menurun-angka-kematian-bayi-di-indonesia-masih-tinggi. 14 Februari 2018 (15.40)
Dinas Ksehatan Sumatera Utara. 2014. Profil Kesehatan Sumatera Utara.
Sumatera Utara: Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Fakier, A. 2015. Mid-Upper Arm Circumference: A Surrogate For Body Mass
Index In Pregnant Women. (https://open.uct.ac.za/bitstream/handle/11427/16554/thesis_hsf_2015_faki
er_ahminah.pdf?sequence=1.3 Juli 2018. Pukul 20.25) Hayati, N A. 2010. Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Saat Hamil Dengan
Berat Bayi Lahir Di Praktik Bidan Sumiariani, Amkeb Kecamatam Medan Johor. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.
Islam, M, et al,. 2015. Association Of Maternal Body Mass Index (Bmi) And Mid
Upper Arm Circumference (Muac) And Birth Weight Of Newborn In The Southwest Region Of Bangladesh.
(https://www.ijfans.com/volume%203%20issue1/1.pdf. 3 Juli 2018. Pukul 20.45)
Kementrian Kesehatan Indonesia. 2016. Undang-Undang Lindungi Hak Anak
Untuk Dapatkan Pelayanan Kesehatan.
http://www.depkes.go.id/article/print/16051800001/undang-undang-lindungi-hak-anak-untuk-dapatkan-pelayanan-kesehatan.html. 14 Februari 2018 (14.55).
_______________, Sekretariat Jenderal. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. 2017. Machfoedz, I. 2010. Metodologi Penelitian (Kualitatif & Kuantitatif). Cetakan
Pertama. Fitramaya. Yogyakarta.
Magfiroh, L. 2015. Pertambahan Berat Badan Ibu hamil dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tanggerang Selatan Tahun 2013-2015. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayahtullah. Mardalena, I. 2017. Dasar-dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Cetakan
pertama. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Mardiah. 2011.Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap
Berat Badan Bayi Baru Lahir Diklinik Nurhasanah Tahun 2010-2011.Skripsi. Program D-Iv Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Medan. Marmi, et al., 2013. Hubungan Hemoglobin, Lingkar Lengan Atas, Umur Dan
Paritas Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir.
http://jurnal.akbiduk.ac.id/assets/doc/170223082338-2.pdf.6 Februari 2018 (14.45).
Maryunani, Anik dan Eka Puspita. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal &
Neonatal. Cetakan pertama. TIM. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Nuha
Medika.Yogyakarta. Patimah, S. 2017.Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kelahiran. Cetakan
pertama. PT Refika Aditama. Bandung. Proverawati, Asfuah S., 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Nuha
Medika.Yogyakarta. Purna, AD. 2009. Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Ricalde, AE, et al,. 1998. Mid-upper arm circumference in pregnant women and
its relation to birth weight. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9713114?report=abstract&format=text.3 Juli 2018 pukul 20.15)
Rivanto, A. 2010. Pengolahan dan analisis kesehatan. Cetakan ketiga.Mulia
Medika. Yogyakarta. Sarwono, J. 2006. Analisis Data penelitian menggunakan SPSS. Cetakan 1. Cv.
Andi OFFSET. Yogyakarta. Siagian, L. 2010. Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Dengan Berat Bayi
Lahir Di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir. Medan.
Silitonga, H N. 2011. Hubungan Antara Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir Di Medan. Skripsi. Departemen Obstetri
Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Rsup H Adam Malik – Rs Dr Pirngadi. Medan.
Sujarweni V W. 2014.Panduan penelitian Kebidanan dengan SPSS. Cetakan
pertama. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Supriasa., et al. 2012. Penilaian Status Gizi. Cetakan 2012. EGC. Jakarta
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Perbaikan Proposal
5 Administrasi Izin
Penelitian
6 Melaksanakan
Penelitian
7 Mengelolah Hasil
Penelitian
8 Menyusun Hasil
Penelitian
9 Seminar Hasil
Penelitian
10 Perbaikan Hasil
Penelitian
11 Menyusun Naskah
Publikasi
12 Mempublikasi Hasil
Penelitian
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
SOP PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL
A. Persiapan
No Kegiatan
1 Menyiapkan alat :
Pita ukur khisis untuk lengan atas
Status ibu
Alat tulis
Tempat duduk
Meja tempat alat-alat pemeriksaan
2 Menyiapkan lingkungan :
Ruangan yang kondusif
Menyiapkan meja peralatan pada tempat yang mudah diangkau
B. Pelaksanaan
No Kegiatan
Sikap Perilaku
1 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
2 Komuikasi dengan ibu/pasien selama melakukan tindakan
3 Mencuci tangan sesudah dan sebelum tindakan dengan teknik yang benar
Konten/ Isi
1 Membuka lengan baju ibu pada lengan yang akan diukur
2 Menetapkan posisi bahu pada lengan yang tidak aktif digunakan sehari-hari
3 Memposiskan lengan atas lurus kebawah (dari bahu ke siku)
4 Mengukue panjang lengan atas dengan meteran khusus, kemudian tentukan titik tengah dari lengan atas
5 Melingkarkan meteran pada titik lengan ats sesuai ukuran lengan
6 Membaca hasil pengukuran dengan tepat
7 Mencatat hasil pengukuran pada status ibu
8 Menganalisis hasil pengukuran
Sumber :Siregar Yusniar, dkk, 2016. Buku panduan praktikum mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, dan bayi baru lahir, nifas dan menyusui mahasiswa prodi D-IV kebidanan kelas ahli jenjang. Poltekkes Kemenkes RI Medan.
Lampiran 5
SOP PENGUKURAN BERAT BADAN IBU HAMIL
A. Persiapan
No Kegiatan
1 Timbangan diangka nol
2 Buku KIA, kartu ibu atau status ibu hamil
3 Ruang yang nyaman dan tertutup
B. Pelaksanaan
NO Kegiatan
Sikap Dan Perilaku
1 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
2 Komunikasi dengan ibu/ pasien selama melakuakan tindakan
3 Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan
teknik yang benar
Konten / Isi
1 Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
2 Menyiapkan alat (timbangan diletakkan ditempat yang datar dan terang)
3 Mengatur dan mengecek timbangan dengan posisi seimbang atau
diangka nol
4 Mempersiapkan ibu meletakkan barang yang bisa menyebabkan bias
hasil pengukuran (spt: alas kaki, jaket, barang bawaan, dll)
5 Mempersilahkan ibu naik keatas timbangan dengan badan
mengahadap skala timbangan
6 Membaca skala timbangan secara tepat
7 Mempersilahkan ibu turun dari timbangan
8 Memberitahu kepada pasien hasil pengukuran
9 Melakukan dokumentasi hasil tindakan
10 Membereskan alat
Sumber :Siregar Yusniar, dkk, 2016. Buku panduan praktikum mata
kuliah asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, dan bayi baru lahir, nifas
dan menyusui mahasiswa prodi D-IV kebidanan kelas ahli jenjang.
Poltekkes Kemenkes RI Meda
Lampiran 6
SOP PENGUKURAN BERAT BADAN BAYI
SOP MENIMBANG BAYI
Pengertian : mengukur berat badan bayi dengan menggunakan alat timbangan
bayi
Tujuan : untuk mendapatkan data objektif mengenai berat badan bayi
Persiapan alat :
1. Timbangan bayi
2. Buku Catatan
3. Kain Pengalas
Tahap pra interaksi :
1. Melakukan verivikasi data
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasiendengan benar.
Tahan Orientasi :
1. Memberi salam pada pasien dan sapa nama pasen
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien dan persetujuan keluarga
(bayi)
Tahap Kerja :
1. Mencuci Tangan
2. Timbangan diberi kain pengalas
3. Timbangan bayi disetel dengan petunjuk angka pada angka
nol
4. Buka pakaian dan selimut bayi
5. Baringkan bayi di atas timbangan
6. Dokumentasikan hasil penimbangan berat badan bayi yang
didapat
7. Bayi diangkat kembali ke tempat tidurnya
8. Bereskan peralatan
Lampiran 7
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
“Hubungan Lingkar Lengan Atas dan Penambahan Berat Badan Selama
Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir di klinik Nurhalma dan Klinik Pratama
Jannah Tahun 2018”
Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya
bersedia menjadi responden tanpa unsur paksaan, sebagai bukti saya akan
menanda tangani surat persetujuan penelitian.
Medan,……………………………..2018
Hormat saya sebagai responden
(_________________________)
Lampiran 8
Lampiran 9
Output
DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL
Frequency Table
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid beresiko <25tahun dan >35
tahun 14 31.1 31.1 31.1
tidak beresiko 25-35 tahun 31 68.9 68.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
paritas
Statistics
usia paritas lila
penambahan bb
ibu bb bayi lahir
N Valid 45 45 45 45 45
Missing 0 0 0 0 0
Mean 29.49 2.76 27.0778 11.3000 3242.22
Median 28.00 2.00 27.2000 11.5000 3300.00
Std. Deviation 6.535 1.554 2.53806 1.96966 537.878
Range 24 8 10.20 9.00 2200
Minimum 18 1 22.60 6.00 2000
Maximum 42 9 32.80 15.00 4200
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid primigravida 9 20.0 20.0 20.0
multigravida 31 68.9 68.9 88.9
grande multipara 5 11.1 11.1 100.0
Total 45 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Dasar (SD dan SMP) 10 22.2 22.2 22.2
Menengah (SMA) 31 68.9 68.9 91.1
Tinggi (D3, D4, S1, S2) 4 8.9 8.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IRT 34 75.6 75.6 75.6
Wiraswasta 9 20.0 20.0 95.6
PNS 2 4.4 4.4 100.0
Total 45 100.0 100.0
LILA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak normal < 23,5 8 17.8 17.8 17.8
normal > 23,5 37 82.2 82.2 100.0
Total 45 100.0 100.0
Penambahan BB ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak normal < 20% bb
sebelum hamil 14 31.1 31.1 31.1
normal > 20% bb sebelum
hamil 31 68.9 68.9 100.0
Total 45 100.0 100.0
Berat Badan Bayi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak normal (<2500 gr dan >
4000 gr) 12 26.7 26.7 26.7
normal (2500gr - 4000gr) 33 73.3 73.3 100.0
Total 45 100.0 100.0
UJI NORMALITAS DATA LILA DAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lila 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
bb bayi lahir 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Lila Mean 27.0778 .37835
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 26.3153
Upper Bound 27.8403
5% Trimmed Mean 27.0457
Median 27.2000
Variance 6.442
Std. Deviation 2.53806
Minimum 22.60
Maximum 32.80
Range 10.20
Interquartile Range 3.20
Skewness -.080 .354
Kurtosis -.429 .695
bb bayi lahir Mean 3.2422 .08018
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.0806
Upper Bound 3.4038
5% Trimmed Mean 3.2481
Median 3.3000
Variance .289
Std. Deviation .53788
Minimum 2.00
Maximum 4.20
Range 2.20
Interquartile Range .60
Skewness -.281 .354
Kurtosis -.157 .695
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Lila .109 45 .200* .966 45 .214
bb bayi lahir .126 45 .070 .952 45 .060
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
CROSSTAB LILA DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LILA * Berat Badan Bayi 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
LILA * Berat Badan Bayi Crosstabulation
Berat Badan Bayi
Total
tidak normal
(<2500 gr dan >
4000 gr)
normal (2500gr -
4000gr)
LILA tidak normal < 23,5 Count 7 1 8
Expected Count 2.1 5.9 8.0
% within LILA 87.5% 12.5% 100.0%
normal > 23,5 Count 5 32 37
Expected Count 9.9 27.1 37.0
% within LILA 13.5% 86.5% 100.0%
Total Count 12 33 45
Expected Count 12.0 33.0 45.0
% within LILA 26.7% 73.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 18.413a 1 .000
Continuity Correctionb 14.823 1 .000
Likelihood Ratio 16.858 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 18.003 1 .000
N of Valid Casesb 45
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.13.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .539 .000
N of Valid Cases 45
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for LILA (tidak
normal < 23,5 / normal > 23,5) 44.800 4.503 445.734
For cohort Berat Badan Bayi =
tidak normal (<2500 gr dan >
4000 gr)
6.475 2.750 15.243
For cohort Berat Badan Bayi =
normal (2500gr - 4000gr) .145 .023 .908
N of Valid Cases 45
UJI KORELASI PEARSON LILA DENGAN BERAT BADAN BAYI
LAHIR
Correlations
lila bb bayi lahir
Lila Pearson Correlation 1 .767**
Sig. (2-tailed) .000
N 45 45
bb bayi lahir Pearson Correlation .767** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
CROSSTAB PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN
BERAT BADAN BAYI LAHIR
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Penambahan BB ibu * Berat
Badan Bayi 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Penambahan BB ibu * Berat Badan Bayi Crosstabulation
Berat Badan Bayi
Total
tidak normal
(<2500 gr
dan > 4000
gr)
normal
(2500gr -
4000gr)
Penambahan
BB ibu
tidak normal < 20%
bb sebelum hamil
Count 7 7 14
Expected Count 3.7 10.3 14.0
% within
Penambahan BB
ibu
50.0% 50.0% 100.0%
normal > 20% bb
sebelum hamil
Count 5 26 31
Expected Count 8.3 22.7 31.0
% within
Penambahan BB
ibu
16.1% 83.9% 100.0%
Total Count 12 33 45
Expected Count 12.0 33.0 45.0
% within
Penambahan BB
ibu
26.7% 73.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.658a 1 .017
Continuity Correctionb 4.059 1 .044
Likelihood Ratio 5.392 1 .020
Fisher's Exact Test .029 .024
Linear-by-Linear
Association 5.532 1 .019
N of Valid Casesb 45
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.73.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .334 .017
N of Valid Cases 45
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Penambahan BB
ibu (tidak normal < 20% bb
sebelum hamil / normal > 20%
bb sebelum hamil)
5.200 1.258 21.492
For cohort Berat Badan Bayi =
tidak normal (<2500 gr dan >
4000 gr)
3.100 1.189 8.084
For cohort Berat Badan Bayi =
normal (2500gr - 4000gr) .596 .345 1.029
N of Valid Cases 45
UJI NORMALITAS PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA
KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
penambahan bb ibu 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
bb bayi lahir 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
penambahan bb ibu Mean 11.3000 .29362
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 10.7082
Upper Bound 11.8918
5% Trimmed Mean 11.3827
Median 11.5000
Variance 3.880
Std. Deviation 1.96966
Minimum 6.00
Maximum 15.00
Range 9.00
Interquartile Range 2.50
Skewness -.637 .354
Kurtosis .293 .695
bb bayi lahir Mean 3.2422 .08018
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.0806
Upper Bound 3.4038
5% Trimmed Mean 3.2481
Median 3.3000
Variance .289
Std. Deviation .53788
Minimum 2.00
Maximum 4.20
Range 2.20
Interquartile Range .60
Skewness -.281 .354
Kurtosis -.157 .695
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
penambahan bb ibu .173 45 .002 .955 45 .081
bb bayi lahir .126 45 .070 .952 45 .060
a. Lilliefors Significance Correction
UJI KORELASI PEARSON PENAMBAHAN BERAT BADAN SELAMA
KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
Correlations
penambahan bb
ibu bb bayi lahir
penambahan bb ibu Pearson Correlation 1 .842**
Sig. (2-tailed) .000
N 45 45
bb bayi lahir Pearson Correlation .842** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Data Pribadi
Nama : Natasya Kristanty Saragih
Tempat Lahir : Medan
Tanggal Lahir : 22 November 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Anak Ke : 2 dari 4 bersaudara
E-mail : [email protected]
Alamat : Jalan Bukit Barisan II No 102, Kec. Medan Timur , Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Data Orang Tua
Nama Ayah : Ir. Bastian Saragih
Nama Ibu : Dra. Astuti Situmorang
Riwayat Pendidikan
Tahun Riwayat
2002-2008 SD RK SETIA BUDI
2008-2011 SMP BUDI MURNI 1 MEDAN
2011-2014 SMA BUDI MURNI 1
MEDAN
2014-2018 D- D-IV KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES RI MEDAN