sistem kendali 04. perancangan pengendali menggunakan diagram bode - nadya amalia 2011

Upload: nadya-amalia

Post on 07-Aug-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    1/16

    LAPORAN PRAKTIKUM

    SISTEM KENDALI

    PERCOBAAN IV

    PERANCANGAN PENGENDALI MENGGUNAKAN DIAGRAM BODE

    NAMA : NADYA AMALIA

    NIM : J1D108034

    ASISTEN : NURILDA HAYANI

    PROGRAM STUDI S-1 FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    BANJARBARU

    2011

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    2/16

    Lembar Pengesahan

    Laporan Praktikum Sistem Kendali

     Nama : Nadya Amalia

     NIM : J1D108034

    Judul Percobaan : Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode

    Tanggal Percobaan : 1 Desember 2011

    Fakultas : MIPA

    Program Studi : Fisika

     Nilai Banjarbaru, 2011

    ( Nurilda Hayani )

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    3/16

    PERCOBAAN IV

    PERANCANGAN PENGENDALI MENGGUNAKAN DIAGRAM BODE

    I.  TUJUAN

    1.  Memahami konsep diagram Bode dari suatu sistem.

    2.  Memahami dan menentukan kestabilan sistem dengan menggunakan

    diagram Bode.

    3.  Memahami konsep analisis tanggapan frekuensi dengan diagram Bode

    II.  DASAR TEORI

    Sistem loop tertutup yang akan dikaji seperti ditunjukkan dalam gambar 1.

    Persamaan karakteristik sistem diberikan oleh persamaan

    (2.1)

    Persamaan ini menetukan stabilitas sistem, dan jika sistem dalam keadaan stabil,

    maka karakteristik tanggapan transien sangat bermanfaat. Diagram Bode fungsi

    alih loop terbuka dapat diplot menggunakan fungsi alih G(jω )H(jω ). Dalam hal ini

     penentuan stabilitas sistem loop tertutup akan diselidiki dari diagram Bode fungsi

    lup terbuka G(jω )H(jω ). Metode yang digunakan berdasarkan kriteria Nyquist.

    Gambar 1. Sistem loop tertutup

    Untuk memperkenalkan kriteria Nyquist, kita perlu mempelajari pemetaan

    (fungsi) dari bidang kompleks s ke bidang  F(s). Sebagai contoh perhatikan kasus

    fungsi (pemetaan) F(s) diberikan oleh

     F(s) = s –  s0  (2.2)

    Dengan s0

    adalah nilai tertentu yang dimungkinkan berupa nilai kompleks.

    Andaikan kita menginginkan memetakan lingkaran berpusat di s0

    dalam bidang s

    ke dalam bidang F(s), seperti ditunjukkan dalam gambar 2.

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    4/16

     

    Gambar 2. Pemetaan ke bidang kompleks

    Kurva C dalam bidang s dalam gambar 2a dipetakan ke kurva Γ dalam bidang

     F(s) dengan menguji F(s) untuk titik-titik pada kurva C dan melukiskannya nilai-

    nilai kompleks dalam bidang  F(s). Untuk fungsi yang sederhana seperti

     persamaan (1),  F(s) merupakan vektor sebagaimana ditunjukkan dalam gambar

    2(a), dan kurva hasil dalam F(s) terlihat menjadi lingkaran dengan jejari yang

    sama dengan C tetapi berpusat di titik (0,0).

    (2.3)

    yang merupakan fungsi terbalik dari persamaan (2.3). Jika kurva C dalam gambar

    2(a) dipetakan ke bidang F(s) melewati persamaan (2.3), vektor s-s0

    tetap seperti

    gambar 2(a). Maka F(s) merupakan kebalikan vektor ini. Magnituda F(s)

    merupakan kebalikan dari yang ditunjukkan dalam gambar 2(b), dan sudut berupa

    negatif, Jadi dalam kasus ini, kurva Γ dalam bidang F(s) juga lingkaran, seperti

    ditunjukkan dalam gambar 2(c), kecuali arah perjalanan sekerang berlawanan

    dengan jarum jam.Untuk fungsi ini, pelingkupan searah jarum jam suatu pole

    dalam bidang s mengantarkan pelingkupan berawanan dengan jarum jam suatu

    titik (0,0) dalam bidang F(s).

    Sebagai contoh pemetaan ketiga, andaikan bahwa pemetaan F(s) diberikan

    oleh

    (2.4)

    dan andaikan bahwa kurva C dalam bidang s melingkupi kedua zero s0

    dan s1,

    seperti dalam gambar 3. Dalam kasus ini kurva C bukanlah sebuah lingkaran. Dua

    vektor yang yang dimiliki oleh F(s) diperlihatkan dalam gambar 3(a). Ketika titik

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    5/16

    s mengelilingi kurva C, maka sudut vektor (s  –   s0) berubah sebesar  – 360

    0

    , juga

    demikian bagi vektor (s  –   s1). Oleh karena itu sudut fungsi F(s) berubah  – 720

    0

    .

    Pada saat bersaman magnituda dari dua vektor terbatas dna bukan nol. Sehingga

    kurva Γ haruslah melingkupi titik (0,0) dua kali, seperti diperlihatkan dalam

    gambar 3(b). Perhatikan bahwa kuva C dalam melingkupi dua zero F(s) searah

     jarum jam. Dalam bidang F(s), kurva Γ melingkupi titik pusat dua kali. 

    Gambar 3 Jalan pelingkupan dua pole

    Jika pemetaan F(s) merupakan bentuk terbalik dari persamaan (2.4), yaitu jika

    (2.5)

    maka vektor untuk kurva C masih seperti diperlihatkan gambar 3. Karena sudut

     perkalian dua vektornya berputar - 7200

    , maka sudut F(s) berputar mengelilingi

    7200

    . Oleh karena itu pemetaan ke kurva Γ akan menghasilkan pelingkupan dua

    kali berlawanan dengan jarum jam.

    Kriteria Nyquist dapat dinyatakan dengan rujukan pemetaan seperti

    diperlihatkan dalam gambar 4.

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    6/16

    Gambar 4 Diagram Nyquist

    Jalan Nyquist ditunjukkan dalam gambar 4(a). jalan ini dipetakan melalui fungsi

    lup terbuka G(s)H(s) ke diagram Nyquist, seperti diilustrasikan dalam gambar

    4(b). Maka

     Z = N + P (2.6)

    Dengan Z adalah jumlah akar persamaan karakteristik sistem yang berada separoh

    kanan bidang kompleks, N adalah jumlah pelingkupan searah jarum jam titik  – 1,

    dan P adalah jumlah pole fungsi lup terbuka G(s)H(s) yang berada di separoh

    kanan bidang kompleks.

    III. 

    PERANGKAT YANG DIPERLUKAN

    1. 

    Pentium-based PC

    2. 

    Software Matlab 6.5 atau 7 dan Simulink

    3.  Program penunjang praktikum

    IV.  LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

    1.  Mengetikkan program berikut untuk fungsi transfer () = ++ syms

    n=[0 20 200];

    dn=[1 100 0];

    g=tf(n,dn)

    bode(g);

    grid on

    2.  Mengetikkan program berikut, () =   + numTF=[0 20000];

    denomTF=[1 20000];

    w=0:10:10e4;

    %function 'freqs' gives the frequency response in s-domain

    Y=freqs(numTF,denomTF,w);

    y1=abs(Y);

    y2=angle(Y);

    subplot(211)

    semilogx(w,20*log10(y1))

    grid on

    ylabel('Magnitude (dB)')

    title('Bode Diagram')

    subplot(212)

    semilogx(w,y2*(180/pi))

    grid on

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    7/16

    ylabel('Phase (degree)')

    xlabel('Frequency (Rad/s)')

    3.  Membuat program untuk masing-masing fungsi alih system H(s) berikut dan

    memberikan analisis dari sistemnya:

    a.  () = ,+,+  

     b.  () =   ++ 

    c.  () =   ++ 

    d.  () =   (+) 

    e.  () = 100   +(+)(+) 

    V.  DATA HASIL PERCOBAAN

    5.1 Hasil

    Tabel 1. Data hasil pengamatan

    Fungsi alih G(s)H(s) Orde TipeGM

    (dB)

    GM(Rad/s)

    PM

    (deg)

    PM(Rad/s)

    20 200  100   2 Stabil 260 2e-013 100 2,04

    20000 20000  1 Stabil 0 4e-005 -180 0

    0,001  0,02 11  

    0 Stabil 508 1,58e+014-180

    -53,1

    0

    40

    100  2 100  2 Stabil 14 9,9

    -180

    16,3

    0

    14

    100  6 100  2 Stabil 4,85 9,06

    -180

    50,2

    0

    12,8

    1( 1)  2 Stabil 274 2e-014 51,8 0,786

    Grafik terlampir

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    8/16

    5.2 Perhitungan

    a.  () = ++ 

    ( ) =   20()200( )  100() 

    Untuk menghindari kesalahan, fungsi alih di atas diubah dahulu satu persatu

    menjadi fungsi alih orde satu. Sehingga, persamaanya menjadi:

    ( ) =  200( 10  1)

    100( )( 100 1) 

    ( ) =  2( 

    10  1)

    ( )( 100 1) 

    Dengan demikian, factor-faktor penyusunnya adalah: ( )−, 1  , dan

    (1  )− 

     b. 

    () =   + 

    ( ) =   20000

    ( 20000) 

    ( ) =   1(   20000  1)

     

    Dengan demikian, factor penyusunnya adalah: (1   )− 

    c.  () = ,+,+  

    () = 0,001()  0,2() 1

    1  Dengan demikian, factor-faktor penyusunnya adalah: 0,001() 0,2()1 

    d.  () =   ++ 

    ( ) =   100

    100[ 100

     501] 

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    9/16

    ( ) =   1

     100

     50 1 

    Dengan demikian, factor penyusunnya adalah: [

    1]− e.  () =   ++ 

    ( ) =   100( )  6( ) 100 

    ( ) =   100

    100[ 100

     350 ( ) 1] 

    ( ) =  1

     100  350 ( ) 1

     

    Dengan demikian, factor penyusunnya adalah: [   ( ) 1]

    − 

    f.  () =   + 

    ( ) =   1( )  ( ) 

    ( ) =

      1

    ( )( 1) 

    Dengan demikian, factor-faktor penyusunnya adalah: ( )−  dan (1  )− 

    g.  () =   +++ 

    () =   100( 1)( 10)( 100) 

    ( ) =   100( 1)

    (  10)( 100) 

    ( ) =   ( 1)(  10)( 100) 

    Dengan demikian, factor-faktor penyusunnya adalah: 1, (10 )−,dan (100 )− 

    VI.  PEMBAHASAN

    Analisa sistem orde tinggi, sukar dilakukan dengan metode klasik ( time

    response). Maka respon frekuensi dapat digunakan sebagai alat penting untuk

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    10/16

    analisa sistem. Respon frekuensi merupakan respon terhadap input sinusoida

    tunggal pada daerah frekuensi sangat luas (sehingga didekati dengan nilai f atau ω

    = 0 s/d ~ ). Sedangkan, respon sistem dapat dicari dari respon elemen-elemen

     penyusunnya.

    Berdasarkan grafik data hasil percobaan, dapat dilihat bahwa diagram Bode

    terdiri dari kurva magnitude fungsi alih sinus 20 log |G(jω)| terhadap frekuensi

    dengan skala logaritmis dan kurva sudut fasa fungsi alih sinus ∠G(jω)  terhadapfrekuensi dengan skala logaritmis. Dengan gain margin dan phase margin

    merupakan dua parameter penting untuk menyatakan performansi sistem dari

    respon frekuensi. Gain margin berupa faktor yang menyatakan seberapa besar

    gain suatu kontroller dapat dinaikkan sebelum mencapai kondisi tak stabil,

    kebalikan dari |G(jω)| pada suatu fekuensi dimana sudut asanya : -180o.

    Sementara, phase margin berupa factor sudut seberapa besar sudut phasa dapat

    membesar sebelum mencapai kondisi tidak stabil, pada gain frekuensi ‘Crossover ’

    agar sistem tetap stabil. Gain margin dan phase margin yang sangat besar

    menunjukkan sistem kontrol loop tertutup adalah sangat stabil (umumnya kondisi

    sistem kontrol yang juga tidak baik). Gain margin yang sedikit lebih besar dari

    satu, dan phase margin yang positif dan kecil menunjukkan bahwa sistem sangat

    dekat dengan kondisi tidak stabil. Dan gain margin disekitar angka 3, dan phase

    margin diantara 30o  –  35o umumnya akan menghasilkan sistem yang cukup baik.

    Dengan memperhatikan data-data yang didapatkan dari hasil percobaan

     bahwa semua system dengan masing-masing fungsi alih tersebut adalah stabil.

    Kestabilan tersebut dapat diamati secara langsung dari grafik-grafik pada

    lampiran, yang menunjukkan masing-masing nilai dari gain margin dan phase

    marginnya.

    VII.  KESIMPULAN

    1.   Batas fasa adalah besarnya sudut terkecil yang mana diagram Bode harus

     berputar agar memotong titik – 1 supaya sistem lup tertutup menjadi stabil.

    2.  Magnitude diagram Bode G(jω)  berharga satu pada frekuensi terjadinya

     batas fasa.

    3. 

    Semua system dengan fungsi alihnya masing-masing pada percobaan ini

    adalah stabil menurut analisis diagram Bode.

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    11/16

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2011.  Diktat Kuliah Sistem Linier: Sistem Linier Tak Ubah Waktu.

    Jurusan Teknik elektro ISTA: Yogyakarta.

    Diakses pada tanggal 11 November 2011.

    Anonim. 2011.  Modul Praktikum Dasar Sistem Kendali Ekstensi. Departemen

    Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia: Depok.

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    12/16

    LAMPIRAN

    DATA HASIL PERCOBAAN

    PRAKTIKUM IV SISTEM KENDALI

    BODE

    1.  () = ++ 

    syms

    n=[0 20 200];

    dn=[1 100 0];

    g=tf(n,dn)

    bode(g);

    grid on

    2.  () =   + 

    numTF=[0 20000];

    denomTF=[1 20000];

    w=0:10:10e4;

    %function 'freqs' gives the frequency response in s-domain

    Y=freqs(numTF,denomTF,w);

    y1=abs(Y);

    y2=angle(Y);

    subplot(211)

    semilogx(w,20*log10(y1))

    grid on

    ylabel('Magnitude (dB)')

    title('Bode Diagram')

    subplot(212)

    semilogx(w,y2*(180/pi))

    grid on

    ylabel('Phase (degree)')

    xlabel('Frequency (Rad/s)')

    Bode Diagram

    Frequency (rad/sec)

    10-1

    100

    101

    102

    103

    104

    -90

    -60

    -30

    Ph

    ase(deg) System: g

    Phase Margin (deg): 100

    Delay Margin (sec): 0.858

    At frequency (rad/sec): 2.04

    Closed Loop Stable? Yes

    -60

    -40

    -20

    0

    20

    40

    60

    Magnitude(dB)

    System: gPeak gain (dB): 260

    At frequency (rad/sec): 2e-013

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    13/16

     

    3. 

    () =   + 

    syms

    n=[0 20000];

    dn=[1 20000];

    g=tf(n,dn)

    bode(g);

    grid on

    4.  () = ,+,+  

    syms

    n=[0.001 0.02 1];

    101

    102

    103

    104

    105

    -15

    -10

    -5

    0

    Magnitude(dB)

    Bode Diagram

    101 102 103 104 105-80

    -60

    -40

    -20

    0

    Phase(degree)

    Frequency (Rad/s)

    Bode Diagram

    Frequency (rad/sec)

    103

    104

    105

    106

    -90

    -45

    0

    System: g

    Phase Margin (deg): -180

    Delay Margin (sec): InfAt frequency (rad/sec): 0

    Closed Loop Stable? Yes

    Phase(deg)

    -40

    -30

    -20

    -10

    0

    System: g

    Peak gain (dB): 0

    At frequency (rad/sec): 4e-005

    Magnitude(dB)

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    14/16

    dn=[0 0 1];

    g=tf(n,dn)

    bode(g);

    grid on

    5. 

    () =   ++ 

    syms

    n=[0 0 100];dn=[1 2 100];

    g=tf(n,dn)

    bode(g);

    grid on

    Bode Diagram

    Frequency (rad/sec)

    -20

    0

    20

    40

    60

    Magnitude(dB)

    System: g

    Peak gain (dB): 508

    At frequency (rad/sec): 1.58e+014

    100

    101

    102

    103

    0

    45

    90

    135

    180

    System: g

    Phase Margin (deg): -180

    Delay Margin (sec): Inf

    At frequency (rad/sec): 0

    Closed Loop Stable? Yes

    System: g

    Phase Margin (deg): -53.1

    Delay Margin (sec): 0.134

    At frequency (rad/sec): 40

    Closed Loop Stable? Yes

    Phase(deg)

    Bode Diagram

    Frequency (rad/sec)

    -40

    -30

    -20

    -10

    0

    10

    20

    System: g

    Peak gain (dB): 14

    At frequency (rad/sec): 9.9

    Mag

    nitude(dB)

    100

    101

    102

    -180

    -135

    -90

    -45

    0

    System: g

    Phase Margin (deg): -180

    Delay Margin (sec): Inf

    At frequency (rad/sec): 0

    Closed Loop Stable? Yes

    Phase(deg)

    System: g

    Phase Margin (deg) : 16.3

    Delay Margin (sec): 0.0203

    At frequency (rad/sec): 14

    Closed Loop Stable? Yes

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    15/16

     

    6. 

    () =   ++ 

    syms

    n=[0 0 100];

    dn=[1 6 100];

    g=tf(n,dn)

    bode(g);

    grid on

    7.  () =   + 

    syms

    n=[0 0 1];

    dn=[1 1 0];

    g=tf(n,dn)

    bode(g);

    grid on

    Bode Diagram

    Frequency (rad/sec)

    -80

    -60

    -40

    -20

    0

    20

    Magn

    itude(dB)

    System: g

    Peak gain (dB): 4.85

    At frequency (rad/sec): 9.06

    10-1

    100

    101

    102

    103

    -180

    -135

    -90

    -45

    0

    System: g

    Phase Margin (deg): -180

    Delay Margin (sec): Inf

    At f requency (rad/sec): 0

    Closed Loop Stable? Yes

    Phase(deg)

    System: g

    Phase Margin (deg): 50.2

    Delay Margin (sec): 0.0684

    At frequency (rad/sec): 12.8

    Closed Loop Stable? Yes

  • 8/20/2019 Sistem Kendali 04. Perancangan Pengendali Menggunakan Diagram Bode - Nadya Amalia 2011

    16/16

     

    8.  () =   +++ 

    syms

    n=[0 100 100];

    dn=[100 11000 100000];

    g=tf(n,dn)

    bode(g);

    grid on

    Bode Diagram

    Frequency (rad/sec)

    -100

    -50

    0

    50

    100

    Magnitude(dB)

    System: g

    Peak gain (dB): 274

    At f requency ( rad/sec): 2e-014

    10-2

    10-1

    100

    101

    102

    -180

    -135

    -90

    Phase(deg)

    System: g

    Phase Margin (deg): 51.8

    Delay Margin (sec): 1.15

    At f requency (r ad/sec): 0.786

    Closed Loop Stable? Yes

    10-2

    10-1

    100

    101

    102

    103

    104

    -90

    -45

    0

    45

    90

    Phase(deg)

    Bode Diagram

    Frequency (rad/sec)

    -80

    -70

    -60

    -50

    -40

    System: g

    Peak gain (dB): -40.9

    At f requency (r ad/sec): 27.5

    Magnitude(dB)