sintesis monomer uretan dari minyak jarak pagar …lib.unnes.ac.id/26943/1/4311412054.pdf ·...

47
i SINTESIS MONOMER URETAN DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI BAHAN BAKU POLIURETAN NON-ISOSIANAT Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia oleh Samsul Bhakri 4311412054 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: voque

Post on 18-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

SINTESIS MONOMER URETAN

DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

SEBAGAI BAHAN BAKU

POLIURETAN NON-ISOSIANAT

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

oleh

Samsul Bhakri

4311412054

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas dari plagiat dan apabila di

kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Semarang, 16 Desember 2016

Samsul Bhakri

4311412054

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Sintesis Monomer Uretan Dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Sebagai Bahan Baku Poliuretan Non-Isosianat

disusun oleh

Samsul Bhakri

4311412054

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada

tanggal 16 Desember 2016.

Panitia:

Ketua Sekretaris Penguji

Prof. Dr. Zaenuri, S.E, M.Si, Akt. Dr. Nanik Wijayati, M.Si

NIP. 196412231988031001 NIP. 196910231996032002

Ketua Penguji

Dr. Nanik Wijayati, M.Si

NIP. 196910231996032002

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si Harjono, S.Pd, M.Si

NIP. 196412051990021001 NIP.197711162005011001

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat untuk manusia lainnya.

2. Jangan takut jika tidak bisa bekerja, takutlah jika hanya bisa bekerja.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu

mendoakan, memberikan semangat, bimbingan,

dan kasih sayangnya.

2. Keluarga besar Kimia Unnes

3. Keluarga besar Kimia Polimer LIPI

4. Teman-teman Kimia 2012

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan

rahmat-Nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Sintesis Monomer Uretan dari Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Sebagai Bahan Baku Poliuretan Non-Isosianat”. Skripsi ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sains program studi Kimia.

Penulis telah banyak mengalami rintangan dari awal hingga akhir dalam

menyusun skripsi ini. Skripsi ini tentunya dapat tersusun dengan baik karena

mendapat banyak masukan, dukungan, dan do’a dari semua pihak. Untuk itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Semarang.

3. Ketua Jurusan Kimia dan Ketua Program Studi Kimia, Universitas Negeri

Semarang.

4. Bapak Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si, Bapak M. Ghozali, M.T., dan Bapak

Harjono, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan do’a,

ilmu, bimbingan, arahan, dukungan dan semangat dengan penuh tabah

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Dr. Nanik wijayati, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

ilmu, masukan, dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

vi

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama menempuh

studi.

7. Kepala Laboratorium, teknisi, laboran Laboratorium Kimia Polimer LIPI, Ibu

Meli, Ibu Evi, Ibu Yeni, Kak Ika, Kak Herlan, dan keluraga besar Kimia LIPI.

8. Sahabat-sahabat penulis Firman, Ridha, Luthfi, Izhar, Emil, Bambang,

Balinda, Rini, Maya, Ledy, Natalia, Dewangga, Tibi, Carolina, Ria, Ikshan F,

Fajar, Deden, dan Hana yang selalu setia memberi semangat, motivasi, dan

membantu penulis.

9. Teman-teman mahasiswa Kimia angkatan 2012 yang selalu membantu penulis,

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

kemajuan ilmu kimia di Indonesia.

Semarang, 16 Desember 2016

Penulis

vii

ABSTRAK

Bhakri, Samsul. 2016. Sintesis Monomer Uretan dari Minyak Jarak Pagar

(Jatropha curcas L.) Sebagai Bahan Baku Poliuretan Non-Isosianat. Skripsi,

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing Prof. Dr. Edy Cahyono, M.Si dan Pembimbing

Pendamping Harjono, S.Pd, M.Si.

Kata kunci: minyak jarak pagar, non-isosianat, monomer uretan, bilangan hidroksil

Studi sintesis monomer uretan dari minyak jarak pagar (Jatropha curcas L.)

sebagai bahan baku poliuretan non-isosianat telah dilakukan dengan memvariasi

beberapa parameter diantaranya perbandingan rasio mol reaktan, waktu reaksi, dan

katalis. Minyak jarak pagar dengan bilangan iod 84,46 g I2/100 g ini teridentifikasi

sangat berpotensi sebagai bahan baku sintesis poliuretan non-isosianat. Terdapat

tiga tahap untuk mendapatkan produk monomer uretan yaitu epoksidasi, siklisasi,

dan aminolisis. Proses epoksidasi dilakukan secara in-situ dengan mereaksikan JCO

dengan asam peroksiasetat. Proses siklisasi dilakukan dengan mereaksikan EJCO

dengan CO2 dalam 6% TBAB selama 48 jam. Proses aminolisis dilakukan dengan

mereaksikan CJCO dengan APTES dalam 6,6% LiCl. Hasil penelitian

menunjukkan, kondisi optimum dalam sintesis EJCO ialah direaksikan selama 5

jam, 0% katalis H2SO4, dan rasio mol asam asetat : JCO adalah 4 : 1. Sintesis CJCO

optimum dengan penambahan 6% TBAB selama 48 jam. Sintesis UJCO optimum

dilakukan selama 3 jam dengan nilai bilangan hidroksil sebesar 234,06 mg /g

sampel.

viii

ABSTRACT

Bhakri, Samsul. 2016. Synthesis of Urethane from Jatropha Oil as a Raw Material

of Polyurethane Non-Isocyanate. Mini thesis, Chemistry Department Faculty of

Mathematics and Natural Sciences Semarang State University. Supervisor Prof.

Dr. Edy Cahyono, M.Si. Secondary Supervisor Harjono, S.Pd, M.Si.

Keywords: jatropha oil, non-isocyanate, urethane monomer, hydroxyl value

Study on the synthesis of urethane from jatropha oil as a raw material

of polyurethane non-isocyanate has been carried out by varying several parameters,

which were mole ratio of reactant, stirring time, and catalyst. The jatropha oil with

iodine value 84.46 g I2/100 g was identified as a potential raw material for

polyurethane based non-isocyanate reactions. Three steps to obtain a urethane

monomer are epoxidation, cyclization, and aminolysis. Epoxidation in-situ JCO

with peroxyacetic acid. Cyclization is reacting EJCO with CO2 in 6% of TBAB for

48 hours. Aminolysis involves reacting CJCO with APTES in 6.6% LiCl. The

results showed, EJCO optimum conditions are reacted for 5 hours, 0% H2SO4

catalyst, and the mole ratio of acetic acid: JCO is 4: 1. CJCO optimum synthesis by

adding 6% TBAB for 48 hours. UJCO optimum synthesis performed for 3 hours

with a hydroxyl value of 234.06 mg /g sample.

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ ii

PENGESAHAN ................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) ............................................... 5

2.2 Epoksidasi ............................................................................................... 9

2.3 Siklik Karbonat .................................................................................... 12

2.4 Poliuretan ............................................................................................. 16

2.5 Karakterisasi Monomer Uretan ............................................................ 23

2.6 Penelitian Terkait ................................................................................. 24

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian ................................................................................... 26

3.2 Variabel Penelitian ................................................................................ 26

3.3 Alat dan Bahan ...................................................................................... 27

3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................... 28

x

3.5 Rancangan Penelitian ............................................................................ 29

3.6 Analisis Data dan Karakterisasi ............................................................ 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sintesis Epoksi Jatropha curcas L. (EJCO) ......................................... 32

4.1.1 Pengaruh Variasi Jumlah Katalis ............................................ 34

4.1.2 Pengaruh Variasi Rasio Mol Asam Asetat .............................. 36

4.1.3 Pengaruh Variasi Waktu Reaksi .............................................. 37

4.2 Sintesis Siklik Karbonat Jatropha curcas L. (CJCO) .......................... 39

4.2.1 Pengaruh Variasi Jumlah Katalis ............................................ 41

4.2.2 Pengaruh Variasi Waktu Reaksi .............................................. 43

4.3 Sintesis Monomer Uretan Jatropha curcas L. (UJCO) ....................... 45

4.3.1 Pengaruh Variasi Waktu Reaksi .............................................. 47

4.4 Karakterisasi dengan FTIR ................................................................... 49

BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 52

5.1 Simpulan ............................................................................................... 52

5.2 Saran .................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ...... .................................................................................. 54

LAMPIRAN ...... ................................................................................................. 60

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komposisi asam lemak dari minyak jarak pagar ........................................... 7

2.2. Sifat fisik-kimia dari minyak jarak pagar ...................................................... 8

3.1. Rancangan penelitian sintesis EJCO ........................................................... 29

3.2. Rancangan penelitian sintesis CJCO ........................................................... 30

3.3. Rancangan penelitian sintesis UJCO .......................................................... 30

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Skema ilustrasi sintesis poliuretan non-isosianat .......................................... 2

2.1. Buah jarak pagar yang berisi biji dengan kandungan minyak ...................... 5

2.2. Struktur molekul trigliserida minyak jarak pagar .......................................... 8

2.3. Mekanisme reaksi epoksidasi dengan asam perkarboksilat .......................... 9

2.4. Sintesis siklik karbonat melalui fosfogenasi ............................................... 13

2.5. Sintesis siklik karbonat melalui substitusi CO2 .......................................... 14

2.6. Sintesis siklik karbonat melalui halohidrin ................................................. 14

2.7. Sintesis siklik karbonat melalui halogenasi karbonat ................................. 14

2.8. Sintesis siklik karbonat melalui substitusi alkohol propargil ...................... 15

2.9. Reaksi sintesis siklik karbonat dengan substitusi CO2 ................................ 15

2.10. Dekomposisi TBAB pada temperatur 150-190oC ..................................... 16

2.11. Reaksi sintesis poliuretan dengan isosianat .............................................. 17

2.12. Reaksi sintesis poliuretan dengan teknik One shot process ...................... 18

2.13. Reaksi sintesis poliuretan dengan teknik Prepolymer process ................. 18

2.14. Reaksi siklik karbonat dan amina ............................................................. 19

2.15. Mekanisme reaksi siklik karbonat dan amina ........................................... 19

2.16. Mekanisme reaksi sintesis monomer uretan ............................................. 21

2.17. Skema spectrometer IR yang sederhana ................................................... 23

4.1. Reaksi sintesis EJCO ................................................................................... 33

4.2. Pengaruh jumlah katalis terhadap bilangan iod dan oksiran EJCO ............ 34

4.3. Reaksi hidrolisis (atas) dan asilasi (bawah) ................................................ 35

4.4. Pengaruh rasio mol asam asetat terhadap bilangan iod dan oksiran EJCO.. 36

4.5. Pengaruh waktu reaksi terhadap bilangan iod dalam sintesis EJCO............ 38

4.6. Pengaruh waktu reaksi terhadap bilangan oksiran dalam sintesis EJCO .... 39

4.7. Reaksi pembentukan asam peroksiasetat ................................................... 39

4.8. Reaksi sintesis CJCO .................................................................................. 40

4.9. Pengaruh jumlah katalis terhadap bilangan oksiran dalam CJCO ............... 41

4.10. Mekanisme reaksi sintesis siklik karbonat dengan substitusi CO2 ........... 42

4.11. Pengaruh jumlah katalis terhadap bilangan hidroksil dalam CJCO ........... 43

4.12. Pengaruh waktu reaksi terhadap bilangan oksiran dan hidroksil CJCO .... 44

xiii

4.13. Struktur molekul 3-Aminopropyltriethoxysilane........................................ 45

4.14. Reaksi sintesis UJCO ................................................................................. 46

4.15. Pengaruh waktu reaksi terhadap bilangan hidroksil dalam UJCO ............. 47

4.16. Mekanisme reaksi sintesis monomer uretan .............................................. 48

4.17. Perbandingan spektrum IR (a) JCO; (b) EJCO; (c) CJCO; (d) UJCO ....... 50

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skema kerja penelitian ................................................................................... 60

2. Dokumentasi penelitian ................................................................................... 63

3. Perhitungan hasil analisis bilangan iod .......................................................... 65

4. Perhitungan hasil analisis bilangan oksiran ................................................... 69

5. Perhitungan hasil analisis bilangan hidroksil ................................................. 73

6. Hasil karakterisasi FTIR ................................................................................ 76

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring meningkatnya kebutuhan dalam penggunaan poliuretan di dunia,

termasuk Indonesia, produksi poliuretan ini tiada hentinya. Pemakaian poliuretan

di Indonesia sebagai bahan pendukung industri masih sangat bergantung pada

impor, walaupun beberapa industri sudah mulai mencoba memproduksi poliuretan

di dalam negeri (Gultom, 2015). Hal ini dilatarbelakangi karena banyaknya

kegunaan dari poliuretan seperti sebagai bahan pembuatan elastomer, perekat, busa,

cat, dan sebagainya. Dalam industri cat, poliuretan merupakan salah satu jenis cat

yang memiliki banyak kelebihan dibanding jenis cat lainnya. Cat berbahan

poliuretan ini memiliki daya tahan terhadap cuaca, daya kilap yang tinggi, tingkat

kekerasan yang cukup baik, dan daya rekat yang baik pada berbagai jenis bahan

(Suhendra et al., 2013).

Poliuretan merupakan bahan polimer yang mengandung gugus fungsi

uretan (-NHCOO-) dalam rantai utamanya (Rohaeti et al., 2003). Gugus fungsi

uretan dihasilkan dari reaksi antara senyawa yang mengandung gugus hidroksil

(-OH) dengan senyawa yang mengandung gugus isosianat (-NCO-)

(Rohaeti & Senam, 2010). Disisi lain, penggunaan isosianat yang merupakan

senyawa kimia beracun dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu,

paparan isosianat berdampak negatif pada kesehatan seperti iritasi kulit dan asma

dalam jangka panjang (Lee & Deng, 2015).

2

Lee & Deng (2015) telah berhasil mensintesis poliuretan non-isosianat

melewati proses reaksi antara minyak kedelai berkarbonasi dengan coupling agent,

3-Aminopropyltriethoxysilane, untuk membentuk monomer uretan, dan lignin

untuk menghasilkan poliuretan berkelanjutan (Gambar 1.1). Keberhasilannya dapat

berkontribusi sebagai pengganti sintesis poliuretan konvensional sehingga dapat

menghindari penggunaan senyawa beracun. Berdasarkan sifat-sifat yang diperoleh

dalam penelitiannya, poliuretan dari lignin dan minyak kedelai yang disintesis

melalui reaksi non-isosianat dapat diaplikasikan sebagai pelapis, perekat, lukisan,

elastomer, dan sebagainya.

Selama ini, penelitian mengenai biji jarak pagar yang banyak dilakukan

adalah kegunaannya sebagai bahan baku dalam sintesis biodiesel dan pelumas

Epoksida minyak

kedelai Monomer uretan

Poliuretan

Gambar 1.1. Skema ilustrasi sintesis poliuretan non-isosianat

(Lee & Deng, 2015)

Siklik karbonat minyak

kedelai

APTES

3

(Sudradjat et al., 2010). Sintesis poliuretan menggunakan minyak jarak pagar pun

sudah dilakukan oleh Harjono et al. (2012) dan Saalah et al. (2015), akan tetapi

masih disintesis dengan mereaksikan poliol dengan isosianat. Peluang pemanfaatan

minyak jarak pagar sebagai bahan sintesis poliuretan cukup besar sebab minyak

jarak pagar bukan untuk konsumsi pangan. Minyak jarak pagar dapat memberikan

efek keracunan jika dikonsumsi karena adanya senyawa phorbol esters dan curcin

yang relatif tahan terhadap pengaruh pemanasan (Harimurti & Sumangat, 2011),

sehingga pemanfaatannya sebagai prekursor polimer tidak akan mengganggu

penyediaan kebutuhan pangan nasional (Ahkamulloh et al., 2013).

Minyak dari biji jarak pagar merupakan sumber minyak terbarukan

(Miskah et al., 2009). Minyak jarak pagar memiliki kandungan asam lemak yang

mirip dengan minyak kedelai (Sudradjat et al., 2010). Asam lemak yang dominan

pada minyak jarak pagar adalah asam oleat (C18H34O2) dan linoleat (C18H32O2)

yang merupakan asam lemak tidak jenuh (Soerawidjaja, 2005 dalam Yanto &

Septiana, 2012).

Pada penelitian ini, dikembangkan sintesis monomer uretan dari

minyak jarak pagar (JCO) yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan

poliuretan non-isosianat. JCO diepoksidasi in-situ dengan asam peroksiasetat

menjadi epoksi minyak jarak pagar (EJCO). EJCO yang dikonversi menjadi siklik

karbonat minyak jarak pagar (CJCO) direaksikan dengan amina primer yaitu

3-Aminopropyltriethoxysilane (APTES) untuk membentuk monomer uretan

minyak jarak pagar (UJCO).

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Berapa penambahan % katalis H2SO4, rasio mol asam asetat, dan waktu optimum

dalam sintesis EJCO dari JCO?

2. Berapa penambahan % katalis TBAB (b/b) dan waktu optimum dalam sintesis

CJCO dari EJCO?

3. Berapa waktu optimum dalam sintesis UJCO dari CJCO?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui penambahan % katalis H2SO4, rasio mol asam asetat, dan waktu

optimum dalam sintesis EJCO dari JCO.

2. Mengetahui penambahan % katalis TBAB (b/b) dan waktu optimum dalam sintesis

CJCO dari EJCO.

3. Mengetahui waktu optimum dalam sintesis UJCO dari CJCO.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi mengenai penambahan % katalis H2SO4, rasio mol asam

asetat, dan waktu optimum dalam sintesis EJCO dari JCO.

2. Memberikan informasi mengenai penambahan % katalis TBAB (b/b) dan waktu

optimum dalam sintesis CJCO dari EJCO.

3. Memberikan informasi mengenai waktu optimum dalam sintesis UJCO dari CJCO.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jarak Pagar

Tanaman jarak pagar sudah dikenal di tingkat masyarakat luas. Beberapa

nama lokal diberikan untuk tanaman ini, seperti jarak Cina (Jawa), nawaih (NAD),

jarak kosta (Sunda), paku kare (Timor), peleng kaliki (Bugis), kalelkie paghar

(Madura), jarak pager (Bali), jarak pagar (Nusa Tenggara), kumannema (Alor),

kadoto (Maluku), dan sebagainya (Hasnam, 2006). Menurut Syakir (2010),

klasifikasi tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Jatropha

Spesies : Jatropha curcas L.

Gambar 2.1. Buah jarak pagar yang berisi biji dengan kandungan minyak

(Santoso & Nurrachman, 2010)

6

Genus Jatropha terdiri atas 175 spesis dan yang ada di Indonesia ada lima

spesis, yaitu J. curcas, J. gossypiifolia, J. integerrima, J. multifidi, dan

J. Podagrica. Spesies jarak pagar terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok diploid

dan tetraploid. Di Indonesia, umumnya jarak pagar termasuk kelompok diploid

(Syakir, 2010).

Jarak pagar memiliki daun tunggal, berwarna hijau muda sampai hijau tua,

permukaan bawah lebih pucat daripada bagian atasnya. Bentuk daun agak menjari

dengan jumlah lekukan berkisar 5-7 dengan panjang 6-15 cm yang tersusun secara

berselang-seling. Daunnya dilengkapi tangkai daun dengan panjang antara 4-15 cm

(Henning, 2000). Batang mempunyai struktur kayu bentuk silindris dengan

percabangan tidak teratur (Dawary & Pramanick, 2006). Sistem perakaran jarak

pagar sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan. Pada lahan yang ideal sistem

perakaran jarak pagar yang berasal dari hasil stek tidak berbeda dengan dari biji.

Bunganya tersusun atas rangkaian sekitar 100 bunga atau lebih dengan bunga betina

5-10%. Bunga terdiri atas 5 sepala dan 5 petala berwarna hijau kekuningan atau

coklat kekuningan. Bunga jantan mempunyai 10 tangkai sari dengan kepala sari

melintang. Bunga betina lebih besar dari bunga jantan (Syakir, 2010).

Menurut Hartati (2007) bunga jarak pagar bermacam-macam bergantung

genotype dan lingkungan diantaranya bunga protandri, protogini, dan hermaprodit.

Biji jarak pagar termasuk biji ortodoks sehingga harus disimpan pada kadar air

5-7%. Kadar minyak yang tinggi, menyebabkan biji jarak tidak dapat disimpan

dalam waktu yang lama. Biji jarak akan berkecambah jika kelembapan cukup dalam

tempo 7-10 hari.

7

Kulit biji akan pecah, kemudian bakal akar tunggang terbentuk bersama

empat akar samping. Sesudah itu, daun pertama terbentuk dengan pola membentuk

cabang dan selanjutnya terbentuk bibit tanaman jarak pagar (Perkebunan, 2007).

2.1.2 Komposisi Kimia Minyak Jarak Pagar

Minyak jarak pagar dihasilkan dengan mengekstrak biji keringnya secara

mekanis atau kimiawi. Ekstraksi mekanis dengan pengempaan (pressing) baik

secara batch atau kontinu yang biasanya lebih mudah dan murah karena tidak

membutuhkan teknologi proses yang rumit dan mahal. Kandungan minyak jarak

pagar dalam bijinya 30-40% (basis kering) dan daging bijinya (kernel) 40-50%

(basis kering) (Harimurti & Sumangat, 2011). Menurut Akbar et al. (2009),

komponen terbesar minyak jarak pagar adalah trigliserida dengan kandungan asam

lemak tidak jenuh sebesar 77,5% yang didominasi oleh asam lemak oleat (44,7%)

dan linoleat (32,8%) seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Komposisi asam lemak dari minyak jarak pagar

Asam Lemak Komposisi (% Berat)

Asam Palmitat (C16:0) 14,2

Asam Stearat (C18:0) 7,0

Asam Oleat (C18:1) 44,7

Asam Linoleat (C18:2) 32,8

Asam Palmitoleat (C16:1) 0,7

Asam Arakhidat (C20:0) 0,2

Asam Linolenat (C18:3) 0,2

(Akbar et al., 2009)

Asam palmitoleat, oleat, linoleat, dan linolenat termasuk asam lemak tidak

jenuh, yaitu rantai hidrokarbonnya tidak dijenuhi oleh hidrogen dan mempunyai

satu ikatan rangkap atau lebih. Asam lemak ini berasal dari lemak nabati dan lemak

hewani (Suhardjo & Clara, 2007).

8

2.1.3 Sifat Fisik dan Kimia Minyak Jarak Pagar

Minyak jarak pagar merupakan cairan kuning bening, berbau khas, tidak

berasa, dan tidak menjadi keruh meskipun disimpan dalam jangka waktu yang

lama. Asam-asam penyusun minyak terdiri atas 22,7% asam lemak jenuh dan

77,3% asam lemak tak jenuh. Adapun sifat fisik-kimia dari minyak jarak pagar

ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Sifat fisik-kimia dari minyak jarak pagar

Sifat Nilai

Densitas 15°C 0,918

Viskositas pada 40°C (cSt) 35,4

Viskositas pada 100°C (cSt) 7,9

Index viskositas 205

Titik Nyala (°C) 186

Bilangan iod (mg I2/g) 92

Bilangan oksiran (%) 0

(Sammaiah et al., 2014)

2.1.4 Potensi Tanaman dan Minyak Jarak Pagar

Rijssenbeek (2006) menyatakan dalam Fact Foundation, beberapa potensi

dari tanaman dan minyak jarak pagar sebagai berikut:

1. Pengendali erosi, daerah tropis sangat memanfaatkan tanaman

Jatropha curcas L. yang dapat memberikan perlindungan dari erosi air, selain

itu tanaman ini sangat mudah dalam pemeliharaanya dan mudah diperbanyak

dengan sistem stek.

Gambar 2.2. Struktur molekul trigliserida minyak jarak pagar

9

2. Produksi sabun dan bahan bakar alternatif yang didapatkan dari minyak biji

jarak pagar.

3. Pengobatan yang didapat dari daun dan buah tanaman jarak pagar yang

berguna sebagai zat anti inflamasi (Jongschaap et al., 2007).

4. Pupuk organik yang didapat dari buah dan biji tanaman jarak pagar.

5. Insektisida yang didapat dari ekstrak biji tanaman jarak pagar

(Jongschaap et al., 2007).

2.2 Epoksidasi

Epoksidasi merupakan reaksi antara asam peroksi organik dan senyawa

yang berikatan rangkap (termasuk asam lemak tidak jenuh dalam minyak nabati)

untuk membentuk senyawa oksiran (epoksida) (Kinasih, 2013). Minyak nabati

biasanya digunakan sebagai material sintesis epoksi karena kandungan senyawa tak

jenuhnya seperti asam oleat, linoleat, dan linolenat (Goud et al., 2006). Epoksidasi

biasanya dilakukan dengan asam peroksi organik karena daya larut hidrogen

peroksida di dalam minyak sangat terbatas (Goud et al., 2010). Mekanisme reaksi

epoksidasi ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Mekanisme reaksi epoksidasi dengan asam perkarboksilat

(Nasution, 2009)

Senyawa tidak

jenuh Asam perkarboksilat Produk intermediet

epoksi Asam karboksilat

10

2.2.1 Metode Epoksidasi

Menurut Goud et al., (2006), beberapa metode yang dapat dilakukan untuk

menghasilkan senyawa epoksida pada dasarnya terdapat 4 metode yaitu:

1. Epoksidasi dengan asam perkarboksilat

Proses epoksidasi ini banyak digunakan di laboratorium dan industri yang

diproses dengan katalis bersifat asam seperti H3SO4, H2SO4, dan enzim. Akan

tetapi katalis yang sering digunakan adalah resin penukar ion

(Mungroo et al., 2008).

2. Epoksidasi dengan peroksida organik dan anorganik

Epoksidasi ini menggunakan transisi katalis logam. Katalis yang sering

digunakan adalah nitril hidrogen peroksida yang termasuk sebagai katalis

anorganik.

3. Epoksidasi dengan halohidrin

Epoksidasi ini menggunakan hypohalous acid (HOX) dan garam sebagai

reagen pada epoksidasi olefin dengan eloktron rangkap dua.

4. Epoksidasi dengan molekul oksigen

Epoksidasi ini menggunakan perak sebagai katalis untuk epoksidasi

heterogen. Akan tetapi, kekurangan dari metode ini adalah prosesnya sangat

lambat pada konversi ikatan ganda dan jika digunakan pada epoksidasi minyak

nabati tidak efektif sebab akan lebih mengarah pada degradasi minyak untuk

senyawa volatil seperti keton dan aldehid yang mempunyai rantai pendek

dicarboxylic acid.

11

2.2.2 Faktor Yang Memengaruhi

Epoksidasi dapat bereaksi secara optimal dalam kondisi tertentu. Menurut

Wibowo et al., (2013), proses epoksidasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Katalis

Semakin besar konsentrasi katalis maka semakin banyak ikatan ganda yang

akan diubah menjadi epoksi. Namun, keberadaan katalis organik dapat pula

mendekomposisi gugus epoksi sehingga perlu adanya netralisasi atau pertukaran

ion dari katalis seperti dengan sulfonasi styrene dengan kopolimer divinilbenzene

(Milchert dan Smagowicz, 2008).

2. Temperatur

Pengaruh temperatur ini sangat penting dalam proses epoksidasi yang

berdampak pada besar tidaknya jumlah oksiran. Jika temperatur semakin tinggi

maka kecepatan reaksi konversi oksiran akan meningkat (Goud et al, 2006).

3. Kecepatan pengadukan

Pengaruh pada persentase bilangan oksiran. Semakin cepat proses

pengadukan maka semakin besar pula persentase bilangan oksirannya.

4. Konsentrasi reaktan.

Semakin besar konsentrasinya maka semakin besar pula bilangan oksiran

yang dihasilkan. Besarnya konsentrasi juga dapat membantu mempercepat

terjadinya tumbukan antar molekul-molekul.

Reaksi epoksidasi dapat berlangsung dengan baik melalui penggunaan

hidrogen peroksida (H2O2) yang berlebih. Pada mulanya, reaksi epoksidasi

berlangsung dengan pembentukan asam peroksiasetat atau asam peroksiformat

melalui reaksi antara hidrogen peroksida dan asam asetat atau asam format.

12

Asam peroksiasetat atau asam peroksiformat selanjutnya berfungsi sebagai donor

atom oksigen pada ikatan rangkap dalam minyak atau metil ester untuk membentuk

cincin oksiran. Selama berlangsungnya reaksi epoksidasi akan terbentuk beberapa

produk samping berupa air, asam format atau asam asetat yang berlebih, hidrogen

peroksida yang berlebih, dan minyak nabati yang tidak bereaksi. Reaksi samping

yang dihasilkan dari reaksi epoksidasi dapat menyebabkan pembukaan cincin

oksiran. Penyebab terbukanya cincin oksiran tersebut bersifat asam sehingga harus

dihilangkan dari reaksi (Kinasih, 2013). Netralisasi dapat dilakukan dengan

pencucian bertahap menggunakan larutan jenuh sodium karbonat (50oC), air hangat

(50oC), dan magnesium sulfat anhidrat (Perez et al., 2009).

2.3 Siklik Karbonat

Karbonat asam lemak sering kali dimanfaatkan sebagai bahan dari produksi

perindustrian seperti insektisida, herbisida, fungisida, pelumas, plasticizer, dan

obat-obatan. Lazimnya digunakan untuk produksi polimer termoset dan poliuretan

non-isosianat (Mazo & Rios, 2013). Sintesis siklik karbonat dapat dibantu dengan

penambahan katalis logam kompleks yaitu Titanium(IV) alkoxide, Schiff base

iron(III), dan imidazole-Schiff base iron(III) serta organo-katalis yaitu

N-heterocyclic carbenes (NHCs), organic salts, molten salts, and ionic liquids

(ILs), dan (poly)phenolic and polyalcohol. Katalis Titanium(IV) alkoxide seperti

tetra-n-butylammonium bromida (TBAB) adalah yang paling efisien dalam

sikloadisi CO2 pada berbagai senyawa epoksi (Al-Qaisi, 2016).

13

Sintesis siklik karbonat berbahan minyak nabati dapat dilakukan dengan

beberapa kondisi reaksi (Miloslavskiy et al., 2014), yaitu:

1. Proses direaksikan dengan gas karbon dioksida pada tekanan atmosfer.

Rendahnya volatilitas dari minyak nabati dan turunannya memungkinkan

dilakukannya sintesis siklik karbonat pada proses ini dengan temperatur

±200 oC. Namun, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai nilai

konversi tinggi.

2. Proses direaksikan dengan gas karbon dioksida pada tekanan tinggi

(autoclave). Pada proses ini, waktu yang dibutuhkan untuk sintesis cukup

efektif dibanding metode pertama dan mendapat nilai viskositas yang lebih

rendah.

3. Proses direaksikan dengan supercritical gas karbon dioksida.

2.3.1 Metode Sintesis Siklik Karbonat

Menurut Guan et al., (2011), beberapa metode yang dapat dilakukan untuk

menghasilkan senyawa siklik karbonat pada dasarnya terdapat 4 metode yaitu:

1. Fosfogenasi

Metode dilakukan dengan melarutkan pada larutan inert, pelarut anhidrat

(seperti toluena), alifatik hidroksil dan senyawa aromatik dapat difosfogenasi

dengan piridin lebih untuk mendapat siklik karbonat.

Gambar 2.4. Sintesis siklik karbonat melalui fosfogenasi

14

2. Substitusi CO2

Sejumlah gas CO2 dialirkan pada senyawa epoksi melalui katalis seperti asam

Lewis transisi-logam komplek, organometal, dan metal halida.

3. Halohidrin

Metode dilakukan dengan mereaksikan halohidrin dan tetrametilammonium

hidrogen karbonat dalam asetonitril pada kondisi ringan.

4. Halogenasi karbonat

Metode dilakukan dengan mengkonversi mono- atau alkil dihalogenasi

karbonat menjadi siklik karbonat hingga 82-90% pada 180-200 oC dengan atau

tanpa katalis.

Gambar 2.5. Sintesis siklik karbonat melalui substitusi CO2

Gambar 2.6. Sintesis siklik karbonat melalui halohidrin

Gambar 2.7. Sintesis siklik karbonat melalui halogenasi karbonat

15

5. Substitusi alkohol propargil

Metode dilakukan dengan bantuan aliran CO2 dalam katalis fosfin yang

dapat menghasilkan 98% α-metil siklo karbonat.

2.3.2 Sintesis Siklik Karbonat dengan Substitusi CO2

Suatu senyawa epoksida dalam sintesis poliuretan non-isosianat, dapat

dimanfaatkan sebagai starting material yang dikonversi menjadi senyawa siklik

karbonat. Lazimnya, senyawa epoksida dapat diaktifkan oleh interaksi antara atom

oksigen dengan asam lewis seperti katalis (TBAB) yang diikuti pembukaan cincin

epoksida karena adanya serangan nukleofilik. Keberadaan karbon dioksida pada

reaksi ini sebagai serangan elektrofilik pada atom oksigen sehingga cincin tertutup

kembali yang membentuk suatu senyawa siklik karbonat (Lee, 2014), reaksi

ditunjukkan pada Gambar 2.9.

Doll & Erhan (2005), TBAB merupakan katalis yang sering kali digunakan

dalam reaksi ini, namun dalam temperatur yang lebih tinggi (150-190 oC) maka

TBAB akan terdekomposisi menjadi beberapa produk seperti hidrogen bromida.

Reaksi ditunjukkan pada Gambar 2.10.

Gambar 2.8. Sintesis siklik karbonat melalui substitusi alkohol propargil

Gambar 2.9. Reaksi sintesis siklik karbonat dengan substitusi CO2

(Calo et al., 2002)

siklik karbonat

16

2.4 Poliuretan

Poliuretan adalah bahan polimer yang terdiri atas gabungan gugus uretan.

Poliuretan juga sering disebut poliisosianat, dimana gugus isosianat (-NCO)

bersifat sangat reaktif dan membentuk uretan dengan alkohol. Poliuretan dapat

mengalami ikatan hidrogen. Poliuretan memliki titik leleh yang rendah dan pada

awalnya jarang diperdagangkan (Lase, 2009).

Berdasarkan jenisnya, poliuretan dapat berupa termoplastik atau termoset

yang merupakan produk reaksi isosianat polifungsi dan alkohol polihidroksi atau

poliester tertentu (Hartomo, 1992 dalam Hasibuan, 2014). Bervariasinya densitas

dan kekakuan poliuretan, menyebabkan poliuretan dapat dimanfaatkan dalam

berbagai bidang kehidupan. Pada bidang kedokteran, poliuretan digunakan sebagai

bahan pelindung muka, kantung darah, dan bahan tabung. Di bidang otomotif,

poliuretan dapat dijumpai sebagai komponen kendaraan yang meliputi bagian

eksterior dan interior misalnya bumper, panel-panel body, dan tempat duduk. Selain

itu, poliuretan telah digunakan pula untuk furnitur, bangunan dan kontruksi,

insulasi tank dan pipa, pabrik pelapis, alat-alat olahraga, serta berbagai bahan

pembungkus (Rohaeti, 2005).

Gambar 2.10. Dekomposisi TBAB pada temperatur 150-190 oC

(Doll & Erhan, 2005)

17

2.4.1 Sintesis Poliuretan dengan Isosianat

Poliuretan dapat disintesis dari berbagai bahan baku yang mengandung

gugus hidroksil (-OH) baik mono maupun poli. Beberapa mono atau poli hidroksi

tersebut adalah polietilen glikol (PEG), asam laktat, sejumlah asam nukleat, fenol,

karbonimida, dan residu gula. Bahan dasar tersebut direaksikan dengan berbagai

jenis isosianat, antara lain tolulen diisosianat (TDI), metilendifenil diisosianat

(MDI), dan polimer isosianat (PMDI) (Marlina, 2009). Reaksi sintesis poliuretan

ditunjukkan pada Gambar 2.11.

Selama produksi poliuretan berlangsung, terdapat dua metode kontrol reaksi

yang dapat dilakukan yaitu komponen-komponen bereaksi secara bersamaan

(one shot process) atau berturut-turut dalam dua tahap (prepolymer process). Pada

metode one shot process (Gambar 2.12), beberapa faktor seperti perbedaan

reaktivitas dari isosianat dan gugus hidroksil dari poliol dan chain extender dapat

memengaruhi distribusi kekerasan pada rantai molekul atau bahkan menghasilkan

campuran dari chain extender diisosianat dan homopolimer diisosianat makrodiol.

ikatan uretan

diol diisosianat

Gambar 2.11. Reaksi sintesis poliuretan dengan isosianat

(Bouchemal et al., 2004)

18

Sebaliknya, pada metode prepolymer process (Gambar 2.13). Langkah

pertama pada metode ini dihasilkan melalui reaksi antara segmen oligomer yang

lunak dan diisosianat ekses yang diikuti perluasan rantai pendek diol (uretan atau

ester) atau diamine (urea, uretan urea, amida, dan ester-amida) untuk membentuk

segmen oligomer keras dan juga meningkatkan berat molekul dari seluruh polimer.

Metode ini lebih terkontrol sehingga menghasilkan rantai poliuretan linear, reaksi

samping lebih sedikit (Prisacariu et al., 2011).

Diol

Gambar 2.12. Reaksi sintesis poliuretan dengan teknik One shot process

(Hepburn, 1992 dalam Panwiriyarat, 2012)

Poliuretan

Diisosianat

Diol Diisosianat

Poliuretan

Gambar 2.13. Reaksi sintesis poliuretan dengan teknik Prepolymer process

(Hepburn, 1992 dalam Panwiriyarat, 2012)

19

2.4.2 Sintesis Poliuretan non-Isosianat

Sintesis poliuretan non-isosianat ini lebih ramah terhadap lingkungan.

Sudah ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk sintesis poliuretan non-

isosianat, diantaranya reaksi antara bis (kloroformat) dengan amina, adiponitril

karbonat dengan diol atau poliol, uretan difenol dengan fosgen, karbonat siklik

dengan amina, dan sebagainya. Lazimnya reaksi antara karbonat siklik dan amina

adalah yang sering digunakan untuk menghasilkan hidroksipoliuretan (Lee, 2014).

Reaksi antara siklik karbonat dan amina ditunjukkan pada Gambar 2.14.

Garipov et al. (2003) menjelaskan bahwa terdapat tiga tahapan dalam

mekanisme kinetika interaksi antara karbonat siklik dengan amina yang

ditunjukkan pada Gambar 2.15.

Siklik karbonat

Poliuretan

Amina

Gambar 2.14. Reaksi siklik karbonat dan amina (Rokicki & Piotrowska, 2002)

Gambar 2.15. Mekanisme reaksi siklik karbonat dan amina (Garipov et al., 2003)

20

Tahap pertama, adanya serangan nukleofilik dari amina pada karbonat

siklik. Amina menyerang gugus karbonil pada karbonat siklik yang mengakibatkan

terbentuknya tetrahedral intermediet (tengah). Tahap kedua, deprotonasi tetrahedral

intermediet yang ditandai adanya serangan dari amina lain sehingga ion hidrogen

hilang. Tahap ketiga, pembentukan produk akhir, ikatan karbon-oksigen rusak

akibat tarikan elektron yang kuat dari atom nitrogen. Ion alkil-oksigen yang baru,

bergabung dengan ion hidrogen menghasilkan pembentukan produk yang cepat

(Garipov et al., 2003).

Reaktivitas amina terhadap karbonat siklik dapat ditingkatkan dengan

penambahan pelarut protogenik. Saat pelarut tersebut direaksikan, tahap pertama

terjadi relatif lebih cepat karena adanya peningkatan positif. Selain kehadiran

substituen penarik elektron pada karbonat alkilen yang meningkatkan elektrofil dari

karbon karbonil, juga bisa meningkatkan reaktivitas reaksi. Reaksi juga dapat

terjadi secara efektif dengan penggunaan katalis trietilamina, piperazine,

tetrabutilamonium bromida, asam asetat glasial, dan asam metanasulfonat

(Diakoumakos & Kotzev, 2004).

2.4.2.1 Monomer Uretan

Monomer uretan merupakan gugus penyusun poliuretan. Dalam sintesis

poliuretan non-isosianat, biasanya monomer uretan diproduksi dari persenyawaan

siklik karbonat dan amina seperti 1,2-etilendimania, 1,4-butilendiamina, dan

1,6-heksametilendiamina dengan atau tanpa katalis. Mekanisme reaksinya

ditunjukkan pada Gambar 2.16.

21

Termasuk faktor yang dapat mempercepat reaksi antara siklik karbonat dan

amina adalah mengaktifkan salah satu monomernya dengan menambahkan asam

Lewis lemah yang dapat meningkatkan elektrofilik atau nukleofilik dari amina

seperti litium klorida (LiCl) yang mengaktifkan siklik karbonat tanpa mendeaktifasi

amina sehingga pada penambahan asam Lewis lemah yang tepat didapati produk

poliuretan yang tinggi (Lee, 2014).

2.4.2.2 Klasifikasi Poliuretan non-Isosianat

Menurut Guan et al. (2011), berdasarkan senyawa penyusun dan bahan

bakunya, Nonisocyanate Polyurethane (NIPU), terklasifikasi menjadi 4 bagian,

yaitu:

1. Linear NIPU

Jenis polihidroksiuretan ini memang tidak didapati dari poliadisi senyawa

diisosianat dan diol melainkan dengan mereaksikan bis-siklik karbonat dan

diamina seperti reiaksi antara eritritol dikarbonat dengan alifatik primer diamina

anhidrat dalam dimetilformamida pada temperatur kamar.

Monomer uretan

Gambar 2.16. Mekanisme reaksi sintesis monomer uretan

(Diakoumakos & Koizev, 2004)

22

2. Hybrid Nonisocyanate Polyurethane (HNIPU) Networks

Keberadaan HNIPU ini dapat menutupi kekurangan sifat mekanik atau

kimia dari linear NIPU. Berbeda dengan linear NIPU, HNIPU ini berbasis

oligomer epoxy siklo karbonat yang direaksikan dengan amina. Beberapa langkah

dalam sintesis HNIPU adalah (1) sintesis oligomer dari epoksi dan siklo karbonat;

(2) mereaksikan antara oligomer epoxy dengan diamina aromatik; (3) mereaksikan

antara amina primer dengan oligomer siklo karbonat; (4) terjadi reaksi antara resin

epoksi dengan amina.

3. Renewable Resources Based NIPU

Dengan meningkatkan keramah lingkungan, pemanfaatan sumber daya

terbarukan sangat diperlukan pada sintesis polimer seperti memanfaatkan epoksi

minyak kedelai yang dikonversi menjadi siklo karbonat minyak kedelai

dan direaksikan dengan 1,2-etilendiamina, 1,4-butilendiamina, serta

1,6-hexametildiamina.

4. Chemical Modified and Nanostructured NIPU

Reaksi antara uretan mengandung diol dan metakrilat anhidrat dapat

menghasilkan oligomer uretan akrilat yang disintesis dari etilen karbonat dengan

1,6-heksadiamina, 3-amino-1-propanol, atau 2,2-dimetil-1,3-propanadiamina.

Untuk menghasilkan material dengan performa yang lebih unggul, dapat melalui

nanopartikel SiO2 dengan siklo karbonat. Hasil yang berukuran nano ini mungkin

dapat dijadikan material komposit yang digunakan sebagai coating, adhesives, dan

sebagainya.

23

2.5 Karakterisasi Monomer Uretan

2.5.1 Identifikasi dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR)

Infra red spektroskopi, salah satu metode untuk mengidentifikasi ikatan-

ikatan kimia dan gugus-gugus fungsi lainnya dengan mengukur eksitasi vibrasi dari

atom-atom di sekeliling ikatan yang menghubungkan atom-atom tersebut. Posisi

dari garis-garis absorbsi infra red bergantung pada tipe gugus fungsi yang

diperiksa, dan spektra infra red secara keseluruhan merupakan sidik jari yang unik

dari suatu molekul tertentu (Hutapea, 2008). Spektroskopi ini dapat diilustrasikan

secara sederhana yang ditunjukkan pada Gambar 2.17.

Setiap ikatan dari suatu molekul memperlihatkan hanya satu peak absorbs

Infra Red, padahal dalam kenyataannya sebuah interprestasi dari keseluruhan

spektrum infra red adalah lebih kompleks, karena molekul-molekul yang menyerap

Infra Red tidak hanya mengalami stretching, tetapi juga berbagai gerakan bending,

atau pun kombinasi keduanya. Intensitas absorsi Vibrasi Bending adalah yang

paling lemah, dan peaknya bertimpa dengan absorbsi lainnya (Vollhardt et al.,

1999).

Gambar 2.17. Skema Spektrometer Infra Red yang sederhana

(Vollhardt et al., 1999)

24

2.6 Penelitian Terkait

Javni et al. (2008) telah berhasil mensintesis poliuretan non-isosianat dari

epoxy minyak kedelai yang dikonversi menjadi siklo karbonat minyak kedelai

(CSBO). CSBO direaksikan dengan 1,2-etilendiamina, 1,6-heksametilendiamina,

dan 1,4-butilendiamina dalam pada 70oC selama 10 jam dan 100oC selama 3 jam.

Berdasarkan hasil dari analisis sifat mekaniknya, didapatkan nilai tensile strength

terbaik sebesar 6 MPa pada rasio mol CSBO : 1,2-etilendiamina adalah 1 : 1.

Penelitian sintesis poliuretan berbasis asam lemak pun telah dilakukan

oleh Boyer et al. (2010). Ia telah mereaksikan dengan beberapa langkah yaitu

(1) transesterifikasi asam oleat metil ester; (2) epoksidasi ikatan rangkapnya;

(3) karbonasi hasil dari proses epoksidasi; (4) mereaksikan siklik karbonat dengan

ethane-1,2-diamine (EDA) dan isophorone diamine (IPDA) pada 70oC dan

110oC. Hasil konversi poliuretan terbaik dari hasil reaksi Terminal Carbonat Fatty

Acid Diester (TCFAD) dengan IPDA pada 110oC selama 9 jam yang menghasilkan

nilai temperatur glass transition -13oC.

Harjono et al. (2012) telah melakukan sintesis poliuretan pula dengan

mereaksikan poliol minyak jarak pagar (JPO) dengan isosianat. JPO didapat dengan

epoksidasi jarak pagar terlebih dahulu yang kemudian dikonversi menjadi JPO

melalui reaksi pembukaan cincin dengan asam akrilat dalam persen katalis

trietilamina. Berdasarkan hasil dari analisis sifat reologinya, visual film poliuretan

dengan poliol L.OHV, H.OHV, dan komersial menunjukkan ketiganya memiliki

kualitas yang sama baiknya.

Lee & Deng (2015) telah melakukan sintesis poliuretan non-isosianat

berbahan epoxy minyak kedelai yang dikonversi menjadi minyak kedelai

25

berkarbonasi dan direaksikan dengan 3-Aminopropyltriethoxysilane, untuk

membentuk monomer uretan pada 70oC. Berdasarkan hasil analisis FTIR, monomer

uretan telah terbentuk sempurna pada 70oC selama 3 jam dengan persen katalis

LiCl.

52

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Menjawab permasalahan hasil penelitian sintesis monomer uretan dari

minyak jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang digunakan sebagai bahan baku

poliuretan non-isosianat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi optimum untuk sintesis EJCO dari JCO adalah dengan penambahan

0% katalis H2SO4, rasio mol asam asetat dan JCO adalah 4 : 1, dan waktu reaksi

selama 5 jam.

2. Kondisi optimum untuk sintesis CJCO dari EJCO adalah dengan penambahan

6% TBAB dan waktu reaksi selama 48 jam.

3. Kondisi optimum untuk sintesis UJCO dari CJCO dilakukan dalam waktu

reaksi selama 3 jam.

4. EJCO memiliki bilangan oksiran 1,46% dan bilangan iod 59,02 g I2/100 g.

CJCO memiliki bilangan oksiran 0% dan bilangan hidroksil 179,9 mg/g

sampel. UJCO memiliki bilangan hidroksil 234,06 mg/g sampel.

5. Monomer uretan non-isosianat dapat disintesis dari bahan baku minyak jarak

pagar. Hal ini dibuktikan dengan munculnya serapan pada 1732, 1562, dan

3348 cm-1 yang berturut-turut menunjukkan gugus fungsi C=O (karbonil

uretan), –NH, dan –OH pada hasil spektrum inframerah.

53

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan perolehan penelitian ini

adalah:

1. Perlu dikaji kembali pada variasi katalis guna mendapat hasil yang lebih

optimum pada proses epoksidasi yang merupakan starting material dari

sintesis uretan non-isosianat.

2. Analisis ninhidrin pada UJCO yang digunakan untuk mengetahui keberadaan

amina pada UJCO yang didapat.

3. Karakterisasi GC-MS pada minyak jarak pagar guna mengetahui komponen

penyusun trigliseridanya.

54

DAFTAR PUSTAKA

Ahkamulloh, A., Murniati, E. & Surahman, M., 2013. Keragaman Pertumbuhan

dan Produksi Beberapa Aksesi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) di Daerah

Pesisir Pantai. Bul. Agrohorti 1, 1. 34-44.

Aigbodion, A. I., Bakare, I. O., & Okieimen, F. E. 2001. Investigation of oxirane

ring opening reaction in epoxidized rubber seed oil. Journal-Oil

Technologists Association of India, 33(1), 16-19.

Akbar, E., Yaakob, Z., Kamarudin, S. K., Ismail, M., & Salimon, J. 2009.

Characteristic and composition of Jatropha curcas oil seed from Malaysia

and its potential as biodiesel feedstock feedstock. European journal of

scientific research, 29(3), 396-403.

Al-Qaisi, F. 2016. Cyclic Carbonates Synthesis via Catalytic Cycloaddition of

Carbon Dioxide and Epoxides using Sustainable Metal-based Catalysts

and Organocatalytic Systems. Disertasi.

Bouchemal, K. S. E. H. I. N., Briançon, S., Perrier, E., Fessi, H., Bonnet, I., &

Zydowicz, N. 2004. Synthesis and characterization of polyurethane and

poly (ether urethane) nanocapsules using a new technique of interfacial

polycondensation combined to spontaneous emulsification. International

Journal of Pharmaceutics, 269(1), 89-100.

Boyer, A., Cloutet, E., Tassaing, T., Gadenne, B., Alfos, C., & Cramail, H. 2010.

Solubility in CO2 and carbonation studies of epoxidized fatty acid

diesters: towards novel precursors for polyurethane synthesis.

Chemistry, 12(12), 2205-2213.

Calo, V., Nacci, A., Monopoli, A., & Fanizzi, A. 2002. Cyclic carbonate formation

from carbon dioxide and oxiranes in tetrabutylammonium halides as

solvents and catalysts. Organic Letters, 4(15), 2561-2563.

Dawary, A., & Pramanick, M. 2006. Jatropha a Biodiesel for The Future.

Everymen’s Science, 430-432.

Derawi, D., & Salimon, J. 2010. Optimization on epoxidation of palm olein by

using performic acid. Journal of Chemistry, 7(4), 1440-1448.

Diakoumakos, C. D., & Kotzev, D. L. 2004. Non‐Isocyanate‐Based Polyurethanes

Derived upon the Reaction of Amines with Cyclocarbonate Resins. In

Macromolecular Symposia (Vol. 216, No. 1, pp. 37-46). WILEY‐VCH

Verlag.

55

Dinda, S., Patwardhan, A. V., Goud, V. V., & Pradhan, N. C. 2008. Epoxidation of

cottonseed oil by aqueous hydrogen peroxide catalysed by liquid

inorganic acids. Bioresource Technology, 99(9), 3737-3744.

Doll, K. M., & Erhan, S. Z. 2005. The improved synthesis of carbonated soybean

oil using supercritical carbon dioxide at a reduced reaction time. Green

chemistry, 7(12), 849-854.

Elda, M., Selviany, N., & Fajrin, D. 2016. Pengaruh Temperatur Dan Waktu Pada

Pembuatan Plastisizer Dengan Reaksi Epoksidasi Minyak Limbah Ikan

Patin. Jurnal Teknik Kimia, 21(2).

Gan, L. H., Goh, S. H., & Ooi, K. S. 1992. Kinetic studies of epoxidation and

oxirane cleavage of palm olein methyl esters. Journal of the American

Oil Chemists' Society, 69(4), 347-351.

Garipov, R. M., Sysoev, V. A., Mikheev, V. V., Zagidullin, A. I., Deberdeev, R.

Y., Irzhak, V. I., & Berlin, A. A. 2003. Reactivity of cyclocarbonate

groups in modified epoxy–amine compositions. In Doklady Physical

Chemistry (Vol. 393, No. 1, pp. 289-292). MAIK Nauka/Interperiodica.

Goud, V. V., Dinda, S., Patwardhan, A. V., & Pradhan, N. C. 2010. Epoxidation of

Jatropha (Jatropha curcas) oil by peroxyacids. Asia‐Pacific Journal of

Chemical Engineering, 5(2), 346-354.

Goud, V. V., Patwardhan, A. V., & Pradhan, N. C. 2006. Studies on the epoxidation

of mahua oil (Madhumica indica) by hydrogen peroxide. Bioresource

technology, 97(12), 1365-1371.

Guan, J., Song, Y., Lin, Y., Yin, X., Zuo, M., Zhao, Y., & Zheng, Q. 2011. Progress

in study of non-isocyanate polyurethane. Industrial & Engineering

Chemistry Research, 50(11), 6517-6527.

Gultom, F. 2015. Preparasi dan Karakterisasi Foam Poliuretan Berbasis Poliol

Lateks Karet Alam. Agrium, 19(2).

Harimurti, N., & Sumangat, D. 2011. Pengolahan Biji Jarak Pagar (Jatropha

curcas L.) Menjadi Sumber Bahan Bakar Nabati dan Pemanfaatan

Produk Samping. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, 7, 48-55.

Harjono, Sugita, P, & Mas’ud, Z. A. 2012. Synthesis and Application of Jatropha

Oil based Polyurethane as Paint Coating Material. Makara J Sci, 16, 134-

140.

Hartati, R. S., & Sudarmo, H. 2007. Jarak pagar, menyerbuk silang atau menyerbuk

sendiri. Infotek Jarak Pagar, 2(10), 37.

56

Hasibuan, N. E. 2014. Pemanfaatan Lignin Kayu Kelapa Sawit Untuk Pembuatan

Poliuretan Termoplastik Alam.

Hasnam. 2006. Variasi Jatropha. Info Teknologi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Puslitbangbun.

Henning, R. 2000. A Guide to The Jatropha System and Its Dissemination in

Zambia, produced for GTZ-Support-Project Southern Province, Zambia.

The Jatropha Booklet

Hutapea, J.P., 2008. Degradasi Termal Polietilen dengan Variasi Konfigurasi

Rantai, Lama Waktu Degradasi, dan Input Gas Nitrogen.

Javni, I., Hong, D. P., & Petrović, Z. S. 2008. Soy‐based polyurethanes by

nonisocyanate route. Journal of Applied Polymer Science, 108(6),

3867-3875.

Jongschaap, R. E. E., Corré, W. J., Bindraban, P. S., & Brandenburg, W. A. 2007.

Claims and Facts on Jatropha curcas L. Plants Research International

B. V.

Kinasih, N. A. 2013. Perkembangan Riset Dan Penggunaan Minyak Nabati

Terepoksidasi Sebagai Bahan Pemlastis Karet Dan Plastik. Warta

Perkaretan, 32(1), 46-54.

Lase, E. 2009. Sintesis Poliuretan Melalui Polimerisas 4, 4-Difenilmetana

Diisosianat Dengan Senyawa Poliol Yang Diturunkan Dari Minyak

Jarak Pagar (Jatropa Curcas Linn).

Lee, A. 2014. Synthesis of polyurethane from one hundred percent sustainable

natural materials through non-isocyanate reactions. Thesis.

Lee, A., & Deng, Y. 2015. Green polyurethane from lignin and soybean oil through

non-isocyanate reactions. European Polymer Journal, 63, 67-73.

Maisonneuve, L., Lamarzelle, O., Rix, E., Grau, E., & Cramail, H. 2015.

Isocyanate-free routes to polyurethanes and poly (hydroxy urethane) s.

Chemical reviews, 115(22), 12407-12439.

Marlina, M. 2009. Pemanfaatan Asam Lemak Bebas Teroksidasi dari Minyak Jarak

untuk Sintesis Membran Poliuretan. Jurnal Rekayasa Kimia &

Lingkungan, 6(2), pp-67.

Mazo, P., & Rios, L. 2013. Carbonation of Epoxidized Soybean Oil Improved by

the Addition of Water. Journal of the American Oil Chemists' Society,

90(5), 725-730.

57

Milchert, E., & Smagowicz, A. 2008. Epoxidation of the rapeseed oil with peracetic

and performic acid. Czasopismo Techniczne. Chemia, 105(2-Ch), 283-

291.

Milchert, E., & Smagowicz, A. 2009. The influence of reaction parameters on the

epoxidation of rapeseed oil with peracetic acid. Journal of the American

Oil Chemists' Society, 86(12), 1227-1233.

Miloslavskiy, D., Gotlib, E., Figovsky, O., & Pashin, D. 2014. Cyclic carbonates

based on vegetable oils. International Letters of Chemistry, Physics and

Astronomy, 8, 20.

Miskah, S., Wulandari, E.P. & Adam, I., 2009. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan

Biji Jarak Pagar terhadap Persen Yield dan Mutu Minyak. Jurnal

Teknik Kimia, 16.

Mungroo, R., Pradhan, N. C., Goud, V. V., & Dalai, A. K. 2008. Epoxidation of

canola oil with hydrogen peroxide catalyzed by acidic ion exchange

resin. Journal of the American Oil Chemists' Society, 85(9), 887-896.

Nasution, S. 2009. Pembuatan Senyawa Epoksi Dari Metil Ester Asam Lemak

Sawit Destilat Menggunakan Katalis Amberlite. Tesis.

Ochiai, B., Inoue, S., & Endo, T. 2005. One‐pot non‐isocyanate synthesis of

polyurethanes from bisepoxide, carbon dioxide, and diamine. Journal

of Polymer Science Part A: Polymer Chemistry, 43(24), 6613-6618.

Ochiai, B., Inoue, S., & Endo, T. 2005. Salt effect on polyaddition of bifunctional

cyclic carbonate and diamine. Journal of Polymer Science Part A:

Polymer Chemistry, 43(24), 6282-6286.

Okieimen, F. E., Bakare, O. I., & Okieimen, C. O. 2002. Studies on the epoxidation

of rubber seed oil. Industrial Crops and Products, 15(2), 139-144.

Pajogo, U. H., Djulin, A., Zakaria, A. K., Darwis, V., & Situmorang, J. 2006.

Prospek Pengembangan Sumber Energi Alternatif (Biofuel) Fokus pada

Jarak Pagar. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Badan Litbang Pertanian. Deptan, 27.

Panwiriyarat, W. 2012. Preparation and properties of bio-based polyurethane made

from natural rubber and poly (ε-caprolactone). Doctoral dissertation,

Le Mans.

Pérez, J. E., Haagenson, D. M., Pryor, S. W., Ulven, C. A., & Wiesenborn, D. P.

2009. Production and characterization of epoxidized canola oil.

Transactions of the ASABE, 52(4), 1289-1297.

Perkebunan, P. 2007. Teknik Budidaya Jarak Pagar (Jatropha curcas L).

58

Prisacariu, C., Scortanu, E., & Agapie, B. 2011. New insights into polyurethane

elastomers obtained by changing the polyaddition procedures. In

Proceedings of the World Congress on Engineering (Vol. 3, pp. 2178-

2183).

Rijssenbeek, W. 2006. Jatropha planting manual. Jatropha Handbook. First Draft.

FACT Foundation, 14.

Rios, L. A. 2003. Heterogeneously catalyzed reactions with vegetable oils:

epoxidation and nucleophilic epoxide ring-opening with alcohols.

Doctoral dissertation, Bibliothek der RWTH Aachen.

Rohaeti, E. 2005. Kajian tentang sintesis poliuretan dan karakterisasinya. In

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan

MIPA.

Rohaeti, E. & Senam. 2010. Biodegradasi Poliuretan Hasil Sintesis dari Minyak

Kedelai, Polieksietilen Glikol, dan Metilen-4,4'-Difenisdiisosianat.

Jurnal Penelitian Saintek, 15(2).

Rohaeti, E., Surdia, N..M., Radiman, C.L. & Ratnaningsih, E., 2003. Pengaruh

Jenis Poliol terhadap Pembentukan Poliuretan dari Monomer PEG400

dan MDI. PROC. ITB Sains & Tek, 35 A(2). 97-109.

Rohmawati, Dini. 2013. Epoksidasi dan Peroksida. Prosiding Seminar Nasional

Kimia FMIPA UNY

Rokicki, G., & Parzuchowski, P. G. 2012. ROP of Cyclic Carbonates and ROP of

Macrocycles. Polymer Science: A Comprehensive Reference, 4, 247-

308.

Rokicki, G., & Piotrowska, A. 2002. A new route to polyurethanes from ethylene

carbonate, diamines and diols. Polymer, 43(10), 2927-2935.

Saalah, S. et al., 2015. Waterborne Polyurethane Dispersions Synthesized from

Jatropha Oil. Industrial Crops and Products, 194-200.

Sammaiah, A., Padmaja, K. V., & Narayna Prasad, R. B. 2014. Synthesis of epoxy

jatropha oil and its evaluation for lubricant properties. Journal of oleo

science, 63(6), 637-643.

Santoso, B. B., & Nurrachman. 2010. Potensi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

Sebagai Komponen Agroforestry dalam Upaya Mitigasi Perubahan

Iklim. Prosiding Seminar Nasional Agroforestri II, (pp. 234-245).

Mataram.

59

Sardon, H., Irusta, L., Fernández-Berridi, M. J., Lansalot, M., & Bourgeat-Lami, E.

2010. Synthesis of room temperature self-curable waterborne hybrid

polyurethanes functionalized with (3-aminopropyl) triethoxysilane

(APTES). Polymer, 51(22), 5051-5057.

Sinaga, M. S. 2010. Pengaruh Katalis H2SO4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester

PFAD (Palm Fatty Acid Distillate). Jurnal Teknologi Proses 6(1): 70-

74.

Sudradjat, R., I, Y.R. & Setiawan, D. 2010. Pembuatan Poliol dari Minyak Jarak

Pagar Sebagai Bahan Baku Poliuretan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan,

28(3). 231-40.

Suhardjo, & Clara, M. K. 2007. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Bogor: Lembaga

Sumberdaya Informasi-IPB.

Suhendra, D., Solehah, A., Asnawati, D. & Gunawan, E.R. 2013. Sintesis

Poliuretan dari Asam Lemak Teroksidasi Minyak Inti Buah Nyamplung

Melalui Proses Polimerisasi Menggunakan Toluen Diisosianat. Chem

Prog, 6.

Suryadarma, P., Jamaran, I., & Ghazali, M. G. 2004. Kinetika Dehidrasi Minyak

Jarak Dengan Katalis Campuran Natrium Bisulfat Dan Atapulgit.

Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 14(2).

Syakir, M. 2015. Prospek dan Kendala Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas

L.) Sebagai Bahan Bakar Nabati di Indonesia. Perspektif, 9(2).

Tamami, B., Sohn, S., & Wilkes, G. L. 2004. Incorporation of carbon dioxide into

soybean oil and subsequent preparation and studies of nonisocyanate

polyurethane networks. Journal of Applied Polymer Science, 92(2),

883-891.

Vollhardt, K. P. C., Vollhardt, N. E. K. P. C., & Schore, N. E. 1999. Organic

chemistry: structure and function.

Wibowo, T. Y., Purnama, H., Puspita, K. D., & Widiana, N. 2013. Pengaruh Rasio

Mol Peroksida dan Persentase Katalis pada Epoksidasi Metil Oleat

dengan Katalis Padat. Simposium Nasional RAPI XII.

Yanto, Tri, & Septiana, T. 2012. Pemanfaatan Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas

L.) Sebagai Bahan Dasar Pelumas Grease. Jurnal Teknologi Pertanian

(13), 34-42.

Zhang, L., Luo, Y., Hou, Z., He, Z., & Eli, W. 2014. Synthesis of carbonated cotton

seed oil and its application as lubricating base oil. Journal of the

American Oil Chemists' Society, 91(1), 143-150.