shalat berjamah eha - sisvo94.files.wordpress.com daud dengan isnad hasan dari abu darda' ra)....

33

Upload: vothu

Post on 18-Mar-2018

242 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq
Page 2: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Shalat berjama'ah

Shalat Berjama'ah merujuk pada aktivitas shalat yang dilakukan secara bersama-sama. Shalat

ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang

lainnya menjadi makmum.

Landasan Hukum

Berikut adalah landasan hukum yang terdapat dalam Al Qur'an maupun Hadits mengenai

shalat berjama'ah:

• Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman: "Dan apabila kamu berada bersama mereka lalu

kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari

mereka berdiri (shalat) bersamamu dan menyandang senjata,..." (QS. 4:102).

• Rasulullah SAW bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku

bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian

menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi

imam bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut

berjama'ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu

Hurairah RA).

• Dari Ibnu Abbas RA berkata: "Saya menginap di rumah bibiku Maimunah (isteri

Rasulullah SAW). Nabi SAW bangun untuk shalat malam maka aku bangun untuk shalat

bersama beliau. Aku berdiri di sisi kirinya dan dipeganglah kepalaku dan digeser posisiku

ke sebelah kanan beliau." (HR. Jama'ah, hadits shahih).

Keutamaan Shalat Berjama’ah

Adapun keutamaan shalat berjama'ah dapat diuraikan sebagai berikut:

• Berjama'ah lebih utama dari pada shalat sendirian. Rasulullah SAW bersabda: "Shalat

berjama'ah itu lebih utama dari pada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh

derajat." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)

• Dari setiap langkahnya diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan baginya satu

dosa serta senantiasa dido'akan oleh para malaikat. Rasulullah SAW bersabda: "Shalat

seseorang dengan berjama'ah itu melebihi shalatnya di rumah atau di pasar sebanyak

dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila seseorang berwudhu' dan

menyempurnakan wudhu'nya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan semata-mata untuk

shalat, maka setiap kali ia melangkahkan kaki diangkatlah kedudukannya satu derajat

dan dihapuslah satu dosa. Dan apabila dia mengerjakan shalat, maka para Malaikat selalu

memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada ditempat shalat selagi belum

berhadats, mereka memohon: "Ya Allah limpahkanlah keselamatan atasnya, ya Allah

limpahkanlah rahmat untuknya.' Dan dia telah dianggap sedang mengerjakan shalat

Page 3: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

semenjak menantikan tiba waktu shalat." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Huraira RA,

dari terjemahan lafadz Bukhari).

• Terbebas dari pengaruh/penguasaan setan. Rasulullah SAW bersabda: "Tiada tiga

orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana shalat

berjama'ah, melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh setan. Karena itu

hendaklah kamu sekalian membiasakan shalat berjama'ah sebab serigala itu hanya

menerkam kambing yang terpencil dari kawanannya." (HR. Abu Daud dengan isnad hasan

dari Abu Darda' RA).

• Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:

"Berikanlah khabar gembira orang-orang yang rajin berjalan ke masjid dengan cahaya

yang sempurna di hari kiamat." (HR. Abu Daud, Turmudzi dan Hakim).

• Mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang

shalat Isya dengan berjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan shalat setengah

malam, dan barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh berjama'ah maka seolah-olah

ia mengerjakan shalat semalam penuh. (HR. Muslim dan Turmudzi dari Utsman RA).

• Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain.

Rasulullah SAW terbiasa menghadap ke ma'mum begitu selesai shalat dan menanyakan

mereka-mereka yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah, para sahabat juga terbiasa

untuk sekedar berbicara setelah selesai shalat sebelum pulang kerumah. Dari Jabir bin

Sumrah RA berkata: "Rasulullah SAW baru berdiri meninggalkan tempat shalatnya

diwaktu shubuh ketika matahari telah terbit. Apabila matahari sudah terbit, barulah

beliau berdiri untuk pulang. Sementara itu di dalam masjid orang-orang membincangkan

peristiwa-peristiwa yang mereka kerjakan di masa jahiliyah. Kadang-kadang mereka

tertawa bersama dan Nabi SAW pun ikut tersenyum." (HR. Muslim).

• Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pembiasaan ini dilatih dengan

mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan ma'mum, misalnya tidak boleh

menyamai apalagi mendahului gerakan imam menjaga kesempurnaan shaf-shaf shalat.

Rasulullah SAW bersabda: "Imam itu diadakan agar diikuti, maka jangan sekali-kali

kamu menyalahinya! Jika ia takbir maka takbirlah kalian, jika ia ruku' maka ruku'lah

kalian, jika ia mengucapkan 'sami'alLaahu liman hamidah' katakanlah 'Allahumma

rabbana lakal Hamdu', Jika ia sujud maka sujud pulalah kalian. Bahkan apabila ia shalat

sambil duduk, shalatlah kalian sambil duduk pula!" (HR. Bukhori dan Muslim, shahih).

Dari Barra' bin Azib berkata: "Kami shalat bersama Nabi SAW. Maka diwaktu beliau

membaca 'sami'alLaahu liman hamidah' tidak seorang pun dari kami yang berani

membungkukkan punggungnya sebelum Nabi SAW meletakkan dahinya ke lantai.

(Jama'ah)

• Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan. Allah SWT berfiman: "Hanyalah yang

memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan

hari akhir, serta tetap mendirikan shalat." (QS. 9:18).

Page 4: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Kriteria Imam

Kriteria pemilihan Imam shalat tergambar dalam hadits Nabi Muhammad SAW. yang

diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al-Badri:

"Yang boleh mengimami kaum itu adalah orang yang paling pandai di antara mereka dalam

memahami kitab Allah (Al Qur'an) dan yang paling banyak bacaannya di antara mereka.

Jika pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara

mereka hijrahnya ( yang paling dahulu taatnya kepada agama). Jika hijrah (ketaatan)

mereka sama, maka yang paling tua umurnya di antara mereka".

Kehadiran Jama'ah Wanita di dalam Masjid

Wanita diperbolehkan hadir berjama'ah di masjid dengan syarat harus menjauhi segala

sesuatu yang menyebabkan timbulnya syahwat ataupun fitnah. Baik karena perhiasan atau

harum-haruman yang dipakainya.

• Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kamu larang wanita-wanita itu pergi ke masjid-

masjid Allah, tetapi hendaklah mereka itu keluar tanpa memakai harum-haruman." (HR.

Ahmad dan Abu Daud dari Abu Huraira RA).

• "Siapa-siapa diantara wanita yang memakai harum-haruman, janganlah ia turut shalat

Isya bersama kami." (HR. Muslim, Abu Daud dan Nasa'i dari Abu Huraira RA, isnad

hasan).

• Bagi kaum wanita yang lebih utama adalah shalat di rumah, berdasarkan hadits dari

Ummu Humaid As-Saayidiyyah RA bahwa Ia datang kepada Rasulullah SAW dan

mengatakan: "Ya Rasulullah, saya senang sekali shalat dibelakang anda." Beliaupun

menanggapi: "Saya tahu akan hal itu, tetapi shalatmu di rumahmu adalah lebih baik dari

shalatmu di masjid kaummu, dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik dari shalatmu di

masjid Umum." (HR. Ahmad dan Thabrani).

• Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian melarang para wanita untuk pergi ke

masjid, tetapi (shalat) di rumah adalah lebih baik untuk mereka." (HR. Ahmad dan Abu

Daud dari Ibnu Umar RA).

SHOLAT BERJAMAAH

a. Hukum Shalat Berjama'ah

Shalat berjama'ah itu adalah wajib bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak ada keringanan untuk

meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan

dalam agama). Hadits-hadits yang merupakan dalil tentang hukum ini sangat banyak, di

antaranya:

Page 5: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, Telah datang kepada Nabi shallallaahu alaihi

wasallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, 'Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang

yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam

agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.' Maka Rasulullah shallallaahu alaihi

wasallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau

memanggilnya, seraya berkata, 'Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?', ia

menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Maka hendaklah kau penuhi (panggilah

itu)'. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu ia berkata: 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam

bersabda, Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya' dan shalat Subuh.

Seandainya mereka itu mengetahui pahala kedua shalat tersebut, pasti mereka akan

mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Aku pernah berniat memerintahkan shalat agar

didirikan kemudian akan kuperintahkan salah seorang untuk mengimami shalat, lalu aku

bersama beberapa orang sambil membawa beberapa ikat kayu bakar mendatangi orang-orang

yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah,

dan aku akan bakar rumah-rumah mereka itu'. (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Darda' radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah shallallaahu alaihi

wasallam bersabda, 'Tidaklah berkumpul tiga orang, baik di

suatu desa maupun di dusun, kemudian di sana tidak dilaksanakan shalat berjama'ah, terkecuali

syaitan telah menguasai mereka. Maka hendaklah kamu senan-tiasa bersama jama'ah (golongan

yang banyak), karena sesungguhnya serigala hanya akan memangsa domba yang jauh terpisah

(dari rombongannya)'. (HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dan lainnya, haditshasan )

Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa

mendengar panggilan adzan namun tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, ter-

kecuali karena udzur (yang dibenarkan dalam agama)'.

(HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya, hadits shahih)

Dari Ibnu Mas'ud radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi

wasallam mengajari kami sunnah-sunnah (jalan-jalan petunjuk dan

kebenaran) dan di antara sunnah-sunnah tersebut adalah shalat di masjid yang dikuman-

dangkan adzan di dalamnya. (HR. Muslim)

b. Keutamaan Shalat Berjama'ah

Shalat berjama'ah mempunyai keutamaan dan pahala yang sangat besar, banyak sekali hadits-

hadits yang menerangkan hal tersebut di antaranya adalah:

Dari Ibnu Umar radhiallaahu anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam

bersabda, Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama

Page 6: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

daripada shalat sendirian. (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi

wasallam, Shalat seseorang dengan berjama'ah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27

derajat daripada shalat di rumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). Hal itu

dikarenakan apabila salah seorang di antara kamu telah berwudhu dengan baik kemudian pergi

ke masjid, tidak ada yang menggerakkan untuk itu kecuali karena dia ingin shalat, maka tidak

satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali dengannya dinaikkan satu derajat baginya dan

dihapuskan satu kesalahan darinya sampai dia memasuki masjid. Dan apabila dia masuk masjid,

maka ia terhitung shalat selama shalat menjadi penyebab baginya untuk tetap berada di dalam

masjid itu, dan malaikat pun mengu-capkan shalawat kepada salah seorang dari kamu

selama dia duduk di tempat shalatnya. Para malaikat berkata, 'Ya Allah, berilah rahmat

kepadanya, ampunilah dia dan terimalah taubatnya.' Selama ia tidak berbuat hal yang

mengganggu dan tetap berada dalam keadaan suci'. (Muttafaq 'alaih)

Berjama'ah dapat dilaksanakan sekalipun dengan seorang makmum dan seorang imam Shalat

berjama'ah bias dilaksanakan dengan seorang makmum dan seorang imam, sekalipun salah

seorang di antaranya adalah anak kecil atau perempuan. Dan semakin banyak jumlah jama'ah

dalam shalat semakin disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dari Ibnu Abbas radhiallaahu anhuma, ia berkata, 'Aku pernah bermalam di rumah bibiku,

Maimunah (salah satu istri Nabi shallallaahu alaihi wasallam), kemudian

Nabi shallallaahu alaihi wasallam bangun untuk shalat malam, maka aku pun ikut bangun untuk

shalat bersamanya, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu

beliau menarik kepalaku dan menempatkanku di samping kanannya'. (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiallaahu anhuma, keduanya berkata,

'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa ba-ngun di

waktu malam hari kemudian dia membangunkan isterinya, kemudian mereka berdua shalat

berjama'ah, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu

berdzikir kepada Allah'. (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiallaahu anhu, 'Bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid

sedangkan Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam sudah shalat

bersama para sahabatnya, maka beliau pun bersabda, 'Siapa yang mau bersedekah untuk orang

ini, dan menemaninya shalat.' Lalu berdirilah salah seorang dari mereka kemudian dia shalat

bersamanya'. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, hadits shahih)

Dari Ubay bin Ka'ab radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam

bersabda, Shalat seseorang bersama orang lain (berdua) lebih besar pahalanya dan lebih

mensucikan daripada shalat sendirian, dan shalat seseorang ditemani oleh dua orang lain

(bertiga) lebih besar pahalanya dan lebih menyucikan daripada shalat dengan ditemani satu

Page 7: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

orang (berdua), dan semakin banyak (jumlah jama'ah) semakin disukai oleh Allah Ta'ala'. (HR.

Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai, hadits hasan)

d. Hadirnya Wanita Di Masjid dan Keutamaan Shalat Wanita Di Rumahnya

Para wanita boleh pergi ke masjid dan ikut melaksanakan shalat berjama'ah dengan syarat

menghindarkan diri dari hal-hal yang membangkitkan syahwat dan menim-bulkan fitnah,

seperti mengenakan perhiasan, bersolek dan menggunakan wangi-wangian. Rasulullah

shallallaahu alaihi wasallam bersabda:

Janganlah kalian melarang para wanita (pergi) ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan

tidak me-makai wangi-wangian. (HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih)

Dan beliau juga bersabda:

Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, maka janganlah dia ikut shalat Isya'

berjama'ah bersama kami. (HR. Muslim)

Pada kesempatan lain, beliau juga bersabda:

Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, kemudian dia pergi ke masjid, maka

shalatnya tidak diterima sehingga dia mandi. (HR. Ibnu Majah, hadits shahih)

Jika salah seorang dari kalian (wanita) menghadiri mesjid maka janganlah menyentuh wangi-

wangian. (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

Jangan kamu melarang istri-istrimu (shalat) di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih

baik untuk mereka. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Dalam sabdanya yang lain:

Shalat seorang wanita di salah satu ruangan rumahnya lebih utama daripada di bagian tengah

rumahnya dan shalatnya di kamar (pribadi)-nya lebih utama daripada (ruangan lain) di

rumahnya. (HR. Abu Daud dan Al-Hakim)

Definisi/Pengertian Shalat Berjamaah Dan Hukum Sholat Berjama'ah - Ilmu Agama Islam

A. Arti Definisi / Pengertian Shalat Jamaah

Shalat berjamaah adalah salat yang dikerjakan oleh dua atau lebih orang secara bersama-sama

dengan satu orang di depan sebagai imam dan yang lainnya di belakang sebagai makmum.

Page 8: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Shalat berjamaah minimal atau paling sedikit dilakukan oleh dua orang, namun semakin banyak

orang yang ikut solat berjama'ah tersebut jadi jauh lebih baik. Shalat berjama'ah memiliki

nilai 27 derajat lebih baik daripada sholat sendiri. Oleh sebab itu kita diharapkan lebih

mengutamakan shalat berjamaah daripada solat sendirian saja.

B. Hukum Salat Berjamaah

Shalat berjama'ah hukumnya adalah sunat muakkad, yakni sunah yang sangat penting untuk

dikerjakan karena memiliki nilai yang jauh lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan solat

munfarid / seorang diri.

Sebelum memulai shalat bersama-sama hendaknya / sebaiknya dilakukan azan / adzan sebagai

pemberitahuan yang mengajak orang-orang di sekitarnya untuk ikut sholat berjamaah bersama.

Jika telah berkumpul di dalam masjid, mushalla, langgar, surau, ruangan, kamar, dan lain

sebagainya maka salah satu hendaknya melakukan qamat / qomat sebagai ajakan untuk

melakukan / memulai shalat.

Berikut ini adalah halangan dalam melakukan sholat berjamaah :

1. Terjadi badai atau cuaca lain yang tidak memungkinkan.

2.Terjadi hujan sehingga sulit untuk ke masjid.

3. Ketika sakit

4. Merasa ingin buang air kecil atau air besar.

5. Ketika bahaya mengancam.

6. Datang bulan / haid dan nifas pada perempuan.

7. Ketika lapar dan ada hidangan telah siap tersedia, dan lain sebagainya.

WAJIBNYA SHALAT BERJAMA’AH

Shalat berjama’ah adalah termasuk dari sunnah Rasulullah dan para shahabatnya. Rasulullah

dan para shahabatnya selalu melaksanakannya, tidak pernah meninggalkannya kecuali jika ada

‘udzur yang syar’i. Bahkan ketika Rasulullah sakit pun beliau tetap melaksanakan shalat

berjama’ah di masjid dan ketika sakitnya semakin parah beliau memerintahkan Abu Bakr untuk

mengimami para shahabatnya. Para shahabat pun bahkan ada yang dipapah oleh dua orang

(karena sakit) untuk melaksanakan shalat berjama’ah di masjid.

Kalau kita membaca dan memperhatikan dengan sebaik-baiknya Al-Qur`an, As-Sunnah serta

pendapat dan amalan salafush shalih maka kita akan mendapati bahwa dalil-dalil tersebut

menjelaskan kepada kita akan wajibnya shalat berjama’ah di masjid. Di antara dalil-dalil

tersebut adalah:

Page 9: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

1. Perintah Allah Ta’ala untuk Ruku’ bersama Orang-orang yang Ruku’

Dari dalil yang menunjukkan wajibnya shalat berjama’ah adalah firman Allah Ta’ala (yang

artinya): "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat serta ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’." (Al-Baqarah:43).

Berkata Al-Imam Abu Bakr Al-Kasaniy Al-Hanafiy ketika menjelaskan wajibnya melaksanakan

shalat berjama’ah: "Adapun (dalil) dari Al-Kitab adalah firman-Nya (yanga artinya): "Dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’." (Al-Baqarah:43), Allah Ta’ala memerintahkan ruku’ bersama-sama orang-orang yang ruku’, yang demikian itu dengan bergabung dalam ruku’ maka

ini merupakan perintah menegakkan shalat berjama’ah. Muthlaqnya perintah menunjukkan

wajibnya mengamalkannya." (Bada`i’ush-shana`i’ fi Tartibisy-Syara`i’ 1/155 dan Kitabush-

Shalah hal.66).

2. Perintah Melaksanakan Shalat Berjama’ah dalam Keadaan Takut

Tidaklah perintah melaksanakan shalat berjama’ah dalam keadaan biasa saja, bahkan Allah

telah memerintahkannya hingga dalam keadaan takut. Allah berfirman (yang artinya): "Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (shahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata". (An-Nisa`:102).

Maka apabila Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk melaksanakan shalat berjama’ah dalam

keadaan takut maka dalam keadaan aman adalah lebih ditekankan lagi (kewajibannya). Dalam

masalah ini berkata Al-Imam Ibnul Mundzir: "Ketika Allah memerintahkan shalat berjama’ah

dalam keadaan takut menunjukkan dalam keadaan aman lebih wajib lagi." (Al-Ausath fis Sunan

Wal Ijma’ Wal Ikhtilaf 4/135; Ma’alimus Sunan karya Al-Khithabiy 1/160 dan Al-Mughniy

3/5).

3. Perintah Nabi untuk Melaksanakan Shalat Berjama’ah

Al-Imam Al-Bukhariy telah meriwayatkan dari Malik bin Al-Huwairits: Saya mendatangi Nabi

dalam suatu rombongan dari kaumku, maka kami tinggal bersamanya selama 20 hari, dan Nabi

adalah seorang yang penyayang dan lemah lembut terhadap shahabatnya, maka ketika beliau

melihat kerinduan kami kepada keluarga kami, beliau bersabda (yanga artinya): "Kembalilah kalian dan jadilah bersama mereka serta ajarilah mereka dan shalatlah kalian, apabila telah datang waktu shalat hendaklah salah seorang di antara kalian adzan dan hendaklah orang yang paling tua (berilmu tentang Al-Kitab & As-Sunnah dan paling banyak hafalan Al-Qur`annya) di antara kalian mengimami kalian." (Hadits Riwayat Al-Bukhari no. 628, 2/110 dan Muslim semakna dengannya no. 674, 1/465-466).

Page 10: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Maka Nabi yang mulia memerintahkan adzan dan mengimami shalat ketika masuknya waktu

shalat yakni beliau memerintahkan pelaksanakannya secara berjama’ah dan perintahnya

terhadap sesuatu menunjukkan atas kewajibannya.

4. Larangan Keluar dari Masjid setelah Dikumandangkan Adzan

Sesungguhnya Rasulullah melarang keluar setelah dikumandangkannya adzan dari masjid

sebelum melaksanakan shalat berjama’ah. Al-Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Abu

Hurairah ia berkata: "Rasulullah memerintahkan kami, apabila kalian di masjid lalu diseru shalat (dikumandangkan adzan-pent) maka janganlah keluar salah seorang di antara kalian sampai dia shalat (di masjid secara berjama’ah-pent) (Al-Fathur-Rabbani Li Tartib Musnad Al-Imam Ahmad no. 297, 3/43).

5. Tidak Ada Keringanan dari Nabi bagi Orang yang Meninggalkan Shalat Berjama’ah

Sesungguhnya Nabi yang mulia tidak memberikan keringanan kepada ‘Abdullah Ibnu Ummi

Maktum untuk meninggalkan shalat berjama’ah dan melaksanakannya di rumah, padahal Ibnu

Ummi Maktum mempunyai beberapa ‘udzur sebagai berikut:

a. keadaannya yang buta,

b. tidak adanya penuntun yang mengantarkannya ke masjid,

c. jauhnya rumahnya dari masjid,

d. adanya pohon kurma dan pohon-pohon lainnya yang menghalanginya antara rumahnya dan

masjid,

e. adanya binatang buas yang banyak di Madinah dan

f. umurnya yang sudah tua serta tulang-tulangnya sudah rapuh.

Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Seorang laki-laki buta mendatangi Nabi lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya tidak mempunyai seorang penuntun yang mengantarkanku ke masjid". Lalu ia meminta Rasulullah untuk memberi keringanan baginya untuk shalat di rumahnya maka Rasulullah memberikannya keringanan. Ketika Ibnu Ummi Maktum hendak kembali, Rasulullah memanggilnya lalu berkata: "Apakah Engkau mendengar panggilan (adzan) untuk shalat?" ia menjawab "benar", maka Rasulullah bersabda: "Penuhilah panggilan tersebut."

Dan juga banyak dalil-dalil lainnya yang menunjukkan akan wajibnya shalat berjama’ah di masjid

bagi setiap muslim yang baligh, berakal dan tidak ada ‘udzur syar’i baginya.

Kaum Muslimah Lebih Utama Shalat di Rumahnya

Adapun bagi kaum muslimah maka yang lebih utama baginya adalah shalat di rumahnya daripada

di masjid, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur`an: "Wa buyuutuhunna khairullahunna" (dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka) dan juga hadits-hadits yang sangat banyak

Page 11: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

yang menjelaskan keutamaan shalat di rumah bagi kaum muslimah. Tapi apabila kaum muslimah

meminta idzin untuk shalat di masjid maka tidak boleh dilarang bahkan harus diidzinkan.

Tetapi ketika dia keluar ke masjid harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu menutupi aurotnya

secara sempurna, tidak memakai wangi-wangian, tidak ditakutkan menimbulkan fitnah dan yang

lainnya yang telah dijelaskan para ‘ulama.

Syaikhul Islam menjelaskan bahwa dalam keadaan tertentu shalatnya muslimah di masjid lebih

utama dari pada di rumah ketika di masjid terdapat pelajaran (ta’lim) yang disampaikan oleh

ahlus sunnah, tetapi jika di masjid tidak ada kajian ‘ilmu maka shalat di rumah lebih baik

daripada di masjid.

Mengambil Ilmu Agama Harus dari Orang yang Benar Manhajnya

Dan perlu di ketahui bahwa kita tidak boleh mengambil ‘ilmu dari sembarang orang, tapi harus

dari orang yang sudah jelas manhajnya dan terbukti berpegang teguh dengan Al-Qur`an dan

As-Sunnah dengan pemahaman para shahabat. Kalau ia belum jelas manhajnya dan bahkan dia

menyelisihi sunnah (seperti merokok, memotong jenggot, menurunkan kain di bawah mata kaki,

bercampur baur dengan orang yang bukan mahramnya dan lainnya dari perkara-perkara yang

menyelisihi Sunnah Rasulullah) maka tidak sepantasnya kita mengambil ‘ilmu darinya. Hal ini

telah dijelaskan oleh Al-Imam Ibnu Sirin, di mana dia berkata: "Sesungghunya ilmu ini adalah

agama maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dari mana ia mengambil agamanya.",

dalam lafazh yang lain ia berkata: "Mereka (salafush-shalih) tidak menanyakan tentang isnad

(suatu hadits) tetapi ketika terjadinya fitnah (setelah terbunuhnya ‘Utsman bin ‘Affan-pent)

maka mereka mengatakan: "sebutkan sanad kalian!" Maka ketika itu dilihat, apabila ‘ilmu

(hadits) itu datang dari Ahlus Sunnah maka diambil haditsnya tetapi apabila datang dari Ahlul

Bid’ah maka ditolak haditsnya." (Lihat Muqaddimah Shahih Muslim).

AKIBAT YANG JELEK BAGI ORANG YANG TIDAK MEMENUHI PANGGILAN UNTUK

SUJUD

Dari dalil-dalil yang menunjukkan atas wajibnya shalat berjama’ah adalah apa yang telah

dijelaskan oleh Allah Ta’ala dari jeleknya akibat orang yang tidak memenuhi/menjawab

panggilan untuk sujud. Allah berfirman (yanga artinya): "Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud maka mereka tidak mampu (untuk sujud). (Dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud dan mereka dalam keadaan sejahtera." (Al-Qalam:42-43).

Yang dimaksud dengan "seruan untuk sujud" adalah seruan untuk melaksanakan shalat

berjama’ah. Berkata Turjumanul Qur`an ‘Abdullah bin ‘Abbas dalam menafsirkan ayat ini:

"Mereka mendengar adzan dan panggilan untuk shalat tetapi mereka tidak menjawabnya"

(Ruhul Ma’ani 29/36).

Page 12: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Dan sungguh tidak hanya seorang dari salafnya ummat ini yang menguatkan tafsiran ini, atas

dasar inilah berkata Ka’ab Al-Ahbar: "Demi Allah tidaklah ayat ini diturunkan kecuali terhadap

orang-orang yang menyelisihi dari (shalat) berjama’ah." (Tafsir Al-Baghawiy 4/283, Zadul

Masir 8/342 dan Tafsir Al-Qurthubiy 18/251).

Telah Berkata Sa’id bin Jubair: "Mereka mendengar (panggilan) ‘Hayya ‘alal falaah’ tetapi tidak

memenuhi panggilan tersebut." (Tafsir Al-Qurthubiy 18/151 dan Ruhul Ma’ani 29/36).

Berkata Ibrahim An-Nakha’iy: "Yaitu mereka diseru dengan adzan dan iqamah tetapi mereka

enggan (memenuhi seruan tersebut)." (Ibid).

Berkata Ibrahim At-Taimiy: "Yakni (mereka diseru) kepada shalat yang wajib dengan adzan

dan iqamah." (Tafsir Al-Baghawiy 4/283).

Dan sejumlah ahli tafsir telah menjelaskan juga bahwasanya dalam ayat ini terdapat ancaman

bagi orang yang meninggalkan shalat berjama’ah. Atas dasar/jalan ini berkata Al-Hafizh Ibnul

Jauziy: "Dan dalam ayat ini terdapat ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat

berjama’ah." (Zadul Masir 8/342).

Berkata Al-Imam Fakhrurraziy (tentang ayat): "Dan sungguh mereka pada waktu di dunia telah

diseru untuk sujud sedang mereka dalam keadaan sejahtera." (Al-Qalam:43), yakni ketika

mereka diseru kepada shalat-shalat (yang wajib) dengan adzan dan iqamah sedang mereka

dalam keadaan sejahtera, mampu untuk melaksanakan shalat. Dalam ayat ini terdapat ancaman

terhadap orang yang duduk (tidak menghadiri) dari shalat berjama’ah dan tidak memenuhi

panggilan mu`adzdzin sampai ditegakkannya iqamah shalat berjama’ah." (At-Tafsirul-Kabir

30/96).

Dan berkata Al-Imam Ibnul Qayyim: "Dan telah berkata lebih dari satu dari salafush shalih

tentang firman Allah Ta’ala: "Dan sungguh mereka pada waktu di dunia telah diseru untuk

sujud sedang mereka dalam keadaan sejahtera." (Al-Qalam:43), yaitu ucapan mu`adzdzin:

"hayya ‘alash-shalaah hayya ‘alal-falaah".

Dan ini merupakan dalil yang dibangun di atas dua perkara:

Yang pertama: bahwasanya memenuhi panggilan itu adalah wajib

Yang kedua: tidak bisa memenuhi panggilan tersebut kecuali dengan hadir dalam shalat

berjama’ah.

Hal tersebut di atas (kewajiban shalat berjama’ah di masjid-pent) adalah yang telah difahami

oleh golongan yang paling ‘alim dari ummat ini dan yang paling fahamnya yaitu dari kalangan

para shahabat radhiyallahu ‘anhum. (Ibnul Qayyim, Kitabush shalah hal. 65).

Page 13: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Dan yang menguatkan akan wajibnya shalat berjama’ah juga adalah apa yang telah disebutkan

oleh ‘Abdullah bin ‘Abbas dari jeleknya akibat orang yang meninggalkannya. Sungguh Al-Imam

Ibnu Abi Syaibah telah meriwayatkan dari Mujahid dari Ibnu ‘Abbas ia berkata: Telah

berselisih atasnya seorang laki-laki yang berpuasa sepanjang siang dan shalat sepanjang malam

tapi tidak menghadiri shalat jum’at dan tidak pula shalat berjama’ah, maka ia berkata: "Dia di

neraka." (Al-Mushannaf 1/346 dan Jami’ut-Tirmidzi 1/188 dicetak dengan Tuhfatul Ahwadzi).

Sebagai penutup kami bawakan ucapannya Ibrahim bin Yazid At-Taimiy, ia berkata: "Apabila

Engkau melihat/mendapatkan orang yang mengenteng-entengkan (bermudah-mudahan) dalam

masalah takbiratul ihram, maka bersihkanlah badanmu darinya." (Siyar A’lamin Nubala` 5/62,

lihat Dharuratul Ihtimam hal. 83).

Dari ucapan beliau ini, terdapat isyarat agar kita berusaha semaksimal mungkin untuk

mendapatkan takbiratul ihram dalam shalat berjama’ah. Maka seyogyanya bagi kita untuk

memperhatikan aktivitasnya masing-masing. Hendaklah ketika keluar atau bepergian melihat

waktu shalat. Ketika waktu adzan dikumandangkan sebentar lagi sekitar 5 atau 10 menit maka

kita selayaknya memperhatikannya, apakah keluarnya kita bisa mengejar untuk mendapatkan

takbiratul ihram atau tidak? Jika tidak, lebih baik kita menunggu sampai kita selesai

melaksanakan shalat. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mencintai

Sunnah Rasulullah, mengamalkannya, menjaganya dengan sebaik-baiknya dan membelanya dari

para penentangnya, Amin. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Definisi/Pengertian Shalat Berjamaah Dan Hukum Sholat Berjama'ah - Ilmu Agama Islam

A. Arti Definisi / Pengertian Shalat Jamaah

Shalat berjamaah adalah salat yang dikerjakan oleh dua atau lebih orang secara bersama-sama

dengan satu orang di depan sebagai imam dan yang lainnya di belakang sebagai makmum.

Shalat berjamaah minimal atau paling sedikit dilakukan oleh dua orang, namun semakin banyak

orang yang ikut solat berjama'ah tersebut jadi jauh lebih baik. Shalat berjama'ah memiliki

nilai 27 derajat lebih baik daripada sholat sendiri. Oleh sebab itu kita diharapkan lebih

mengutamakan shalat berjamaah daripada solat sendirian saja.

B. Hukum Salat Berjamaah

Shalat berjama'ah hukumnya adalah sunat muakkad, yakni sunah yang sangat penting untuk

dikerjakan karena memiliki nilai yang jauh lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan solat

munfarid / seorang diri.

Page 14: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Sebelum memulai shalat bersama-sama hendaknya / sebaiknya dilakukan azan / adzan sebagai

pemberitahuan yang mengajak orang-orang di sekitarnya untuk ikut sholat berjamaah bersama.

Jika telah berkumpul di dalam masjid, mushalla, langgar, surau, ruangan, kamar, dan lain

sebagainya maka salah satu hendaknya melakukan qamat / qomat sebagai ajakan untuk

melakukan / memulai shalat.

Berikut ini adalah halangan dalam melakukan sholat berjamaah :

1. Terjadi badai atau cuaca lain yang tidak memungkinkan.

2. Terjadi hujan sehingga sulit untuk ke masjid.

3. Ketika sakit

4. Merasa ingin buang air kecil atau air besar.

5. Ketika bahaya mengancam.

6. Datang bulan / haid dan nifas pada perempuan.

6. Ketika lapar dan ada hidangan telah siap tersedia, dan lain sebagainya.

Kedahsyatan Sholat Berjamaah

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku (QS. Al-

Baqarah: 43).

Hampir selama hidupnya, Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah. Bahkan

dalam keadaan perang sekalipun, beliau bersama sahabatnya melaksanakan sholat dengan

berjamaah. Padahal mereka sedang sibuk-sibuknya dengan tugas suci.

Kalau dibanding dengan kita memang sangat jauh, padahal kita tidak segenting keadaan perang.

Kita bahkan sedang istirhat kerja siang, atau sedang asik menyantap makanan, atau sedang

bercumbu dengan keluarga. Namun saat sedang terdengar adzan, kita masih santai saja. Tidak

segera berangkat ke masjid atau musholla untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Suatu hari datang seorang laki-laki buta kepada Rasulullah saw bermaksud ingin meminta

keringanan dalam sholat berjamaah karena kondisinya yang buta. Orang buta itu berkata,

"Wahai Rasulullah, saya tidak ada seorang penuntun yang menuntunku ke Masjid, bolehkah aku

tidak sholat dengan berjamaah dan cukup sholat di rumah?" Lalu Nabi saw memberi keringanan

tentang hal itu, namun tatkala orang itu mau beranjak, Rasulullah saw memanggilnya dan

bertanya, "Apakah kamu mendengar adzan panggilan sholat?" Orang buta itu menjawab, "Ya".

Rasulullah bersabda, "Kalau begitu, sambutlah (berangkatlah sholat berjamaah)" (HR: Muslim).

Subhanallah..., sebegitu pentingnyanya sholat berjamaah hingga kepada orang buta yang tidak

ada seorang yang menuntunnya saja Rasulullah masih memerintahkan untuk sholat berjamaah,

apalagi dengan kita yang masih sehat bugar?

Bahkan Rasulullah saw hampir-hampir akan membakar rumah orang muslim yang tidak

berangkat sholat berjamaah. Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Demi

Page 15: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Allah yang jiwaku dalam genggamanNya, sungguh aku pernah akan menyuruh mengumpulkan

kayu bakar, kemudian aku perintahkan untuk shalat, lalu adzan pun dikumandangkan. setelah

itu, aku menyuruh orang untuk menjadi imam shalat berjamaah. Lalu aku pergi ke rumah orang-

orang yang tidak memenuhi panggilan shalat, dan aku bakar rumah mereka saat mereka berada

di dalamnya. " (HR: Bukhori Muslim).

Mengapa sholat berjamaah begitu penting? Mengapa Rasulullah sangat menekankan sholat

berjamaah? Rahasia apa yang ada dibalik sholat berjamaah?

Beberapa keutamaan dan rahasia di balik shalat berjamaah antara lain:

1. Orang yang sholat berjamaah akan mendapat pahala 27 derajat dibanding sholat sendirian.

Rasulullah saw bersabda, "Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, dengan dua

puluh tujuh derajat" (HR: Bukhori Muslim). Jadi, dengan sholat berjmaaah kualitas sholat kita

27 kali lipat dibanding sholat sendirian. Kalau dianalogikan dengan emas, sholat berjamaah itu

24 karat atau emas murni.

2. Setiap langkah kaki dalam perjalanan kita ke Masjid diangkatnya derajat kita dan

dihapuskannya dosa kita. Rasulullah saw bersabda, "Apabila dia wudhu sempurna, kemudian

keluar menuju ke masjid dengan niat hanya untuk shalat, maka setiap kali ia melangkah,

derajatnya dinaikkan dan kesalahan dosanya dihapuskan" (HR: Bukhori Muslim).

3. Orang yang sholat berjamaah senantiasa didoakan oleh para malaikat. Rasulullah saw

bersabda, "Malaikat akan senantiasa memohonkan ampun dan rahmat untuknya, selama ia masih

tetap berada di tempat shalatnya dan tidak berhadast. Malaikat berkata,"Ya Allah, ampunilah

dia, Ya Allah rahmatilah dia" (HR: Bukhori Muslim).

4. Orang yang rajin shalat berjamaah maka akan terhindar dari penguasaan syetan, seperti

kesurupan atau kerasukan. Rasuluillah saw bersabda, "Tidaklah tiga orang berada di suatu desa

atau kampung lalu mereka tidak melakukan shalat berjamaah, kecuali mereka telah dikuasai

oleh syetan" (HR: Abu Daud).

5. Suatu penduduk apabila rajin melaksanakan sholat berjamaah, maka akan diberikan

ketentraman, persatuan, persaudaraan dan tidak mudah diprofokasi. Rasulullah saw bersabda,

"Karena itu shalatlah dengan berjamaah, karena srigala itu hanya menerkam kambing yang jauh

terpencil dari kawan-kawannya (jamaahnya)" (HR: Abu Daud).

RAHASIA SHALAT BERJAMA’AH

Satu pemandangan yang kini tengah menjadi sebuah ironi di dalam perjalanan Islam adalah

semakin banyak dan bertaburannya masjid dan musholla di mana-mana, sedangkan penghuninya

hilang entah kemana. Satu ironi yang tampaknya sangat tidak masuk akal. Betapa tidak, masjid

Page 16: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

dan musholla selalu sepi di lima waktu sholat fardhu, padahal tempat ibadah tersebut berdiri

di tengah-tengah padatnya rumah penduduk yang mengaku beragama Islam.

Kekuatan jamaah sudah tidak dapat dilihat lagi dihampir seluruh masjid dan musholla. Dunia

telah banyak melenakan umat Islam dari sholat berjamaah. Padahal, sosok mulia Rasulullah

Muhammad saw yang merupakan satu-satunya uswah sentral kaum muslimin saja hampir tidak pernah melewatkansholat fardhu berjamaah di masjid sepanjang hidupnya. Bahkan, ketika

beliau dan para sahabat serta para pengikutnya tengah berada dalam peperangan, beliau masih

istiqomah untuk menjalankan sholat berjamaah bersama dengan para sahabat beliau.

Kebanyakan umat muslim pada saat ini seperti telah kehilangan pedoman dan panutan. Seakan,

mereka telah memiliki panutan lain selain Rasulullah saw.

Rasulullah saw tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah meskipun dalam keadaan genting

seklipun. Seberapapun hebatnya perang yang tengah dihadapi oleh Rasulullah saw dan para

sahabat, namun sholat berjamaah tetap beliau tegakkan bersama dengan para sahabat.

Cobalah sejenak kita renungkan kisah yang terdapat di dalam hadits riwayat Imam Muslim

berikut:

“Suatu ketika datanglah seorang laki-laki buta kepada Rasulullah saw dengan tujuan untuk

meminta keringanan dalam sholat berjamaah karena kebutaan yang ada pada dirinya. Lelaki

yang buta tersebut berkata kepada Rasulullah saw, "Wahai Rasulullah, aku adalah seorang yang buta, tidak ada seorang penuntun yang dapat menuntunku ke Masjid, maka bolehkah aku tidak sholat dengan berjamaah dan cukup bagiku sholat di rumah saja?" Seketika Rasulullah saw memberi keringanan kepada lelaki tersebut sebagaimana yang ia pinta, namun ketika lelaki itu

hendak beranjak, Rasulullah saw memanggilnya kembali dan bertanya kepadanya, "Apakah kamu mendengar adzan panggilan sholat?" Orang buta itu menjawab, "Ya". Maka Rasulullah saw pun bersabda, "Kalau begitu, sambutlah (berangkatlah sholat berjamaah)"". (HR. Muslim).

Dari hadits di atas dapat kita lihat betapa Rasulullah saw sangat menekankan umatnya untuk

senantiasa mengistiqomahkan sholat fardhu berjamaah di dalam masjid (musholla). Bahkan

tidak ada keringanan bagi seorang buta yang tidak ada penuntunnya sekalipun untuk

meninggalkan sholat fardhu berjamaah, selama ia masih dapat mendengar suara adzan dan

masih mampu untuk bergerak ke tempat dimana adzan tersebut berkumandang. Namun, betapa

ironisnya keadaan sebagian umat muslim saat ini. Mereka tidak buta dan mereka dapat

mendengarkan adzan dengan baik, bahkan masjid itu bersebelahan dengan dinding rumahnya,

tapi mereka masih lebih memilih menonton tayangan televise daripada memenuhi panggilan

untuk sholat berjamaah. Mereka tidak dalam keadaan perang sebagaimana telah dialami

Rasulullah saw dan para sahabat terdahulu, namun mereka membiarkan masjid dan musholla

sepi, seperti sepinya kuburan. Sebagian besar umat muslim saat ini bersikap seolah-olah

mereka adalah umat yang keadaannya lebih buruk dan lebih menderita dari seorang buta yang

tidak memiliki seorang penuntunpun.

Page 17: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Tekanan Rasulullah saw terhadap umat Islam berkenaan dengan sholat berjamaah ini juga

terdapat di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim sebagai

berikut:

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Demi Allah yang jiwaku dalam genggamanNya, sungguh aku pernah akan menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan untuk shalat, lalu adzan pun dikumandangkan. setelah itu, aku menyuruh orang untuk menjadi imam shalat berjamaah. Lalu aku pergi ke rumah orang-orang yang tidak memenuhi panggilan shalat, dan aku bakar rumah mereka saat mereka berada di dalamnya. " (HR: Bukhori Muslim).

Lihatlah, betapa Rasulullah saw sangat geram dan tegas dalam menyikapi orang-orang muslim

yang enggan meninggalkan rumahnya untuk menuju masjid (musholla) guna melaksanakan sholat

fardhu berjamaah. Hal ini karena tentunya beliau mengerti betapa hebatnya keutamaan yang

terdapat di dalam sholat berjamaah tersebut. Allah swt telah berfirman di dalam Al Quran,

yang artinya:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku” (QS. Al-Baqarah: 43).

“…rukulah bersama orang-orang yang ruku”, kalimat ini jelas merupakan satu perintah untuk mendirikan sholat secara berjamaah.

Wahai saudaraku di dalam Islam, tidaklah Allah swt dan Rasulullah saw menetapkan satu

aturan (perintah atau larangan), melainkan di dalamnya tersimpan keutamaan yang sangat

besar bagi umat manusia, khususnya umat Islam itu sendiri. Maka, ketika Allah swt dan

Rasulullah saw telah memerintahkan kita untuk senantiasa mendirikan sholat berjamaah,

yakinlah bahwa perintah tersebut tidak akan merugikan kita. Justru perintah itulah yang akan

memberikan keuntungan yang tidak terhitung jumlahnya dan tidak terukur besarnya bagi kita.

Sholat berjamaah merupakan salah satu bentuk ibadah yang tentunya memiliki begitu besar

dan banyak keutamaan bagi umat muslim. Rasulullah saw, melalui beberapa sabdanya telah

memberikan rahasia seputar keutamaan yang terdapat di dalam sholat berjamaah kepada

umatnya, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pahala berlipat ganda

Mungkin, kita tidak mengerti dengan pasti mengenai apa dan bagaimanakah yang dimaksud

dengan pahala itu. Namun, tentunya tidak akan ada yang menolak jika ditawarkan pahala oleh

Allah swt dengan mudah, bahkan setiap manusia normal pasti menginginkan pahala yang

berlipat-lipat. Inilah salah satu keutamaan yang terdapat di dalam sholat berjamaah, yaitu

mendapatkan pahal yang berlipat-lipat.

Page 18: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Orang yang sholat berjamaah akan mendapat pahala 27 derajat dibanding sholat sendirian.

Rasulullah saw bersabda, "Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, dengan dua puluh tujuh derajat" (HR: Bukhori Muslim).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa dengan sholat berjamaah akan meningkatkan kualitas

sholat kita menjadi 27 kali lipat dibandingkan dengan sholat sendirian (munfarid).

2. Menghapus dosa dan Mengangkat derajat

Subhanallah! Betapa dahsyat keutamaan yang terdapat di dalam sholat berjamaah, sehingga

dapat menghapuskan dosa dan mengangkat derajat orang-orang yang mengistiqomahkannya.

Rasulullah saw bersabda, "Apabila dia wudhu sempurna, kemudian keluar menuju ke masjid dengan niat hanya untuk shalat, maka setiap kali ia melangkah, derajatnya dinaikkan dan kesalahan dosanya dihapuskan" (HR: Bukhori Muslim).

3. Didoakan malaikat

Keutamaan sholat berjamaah yang selanjutnya adalah mendapatkan doa dari para malaikat.

Betapa tidak meragukannya jika para malaikat yang merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang

selalu taat kepada-Nya, memohonkan ampun bagi kita. Secara logika, bagaimana mungkin Allah

swt akan menolak doa hamba-Nya yang selalu taat kepada-Nya dan tidak pernah

menyekutukan-Nya walau sedikitpun.

Rasulullah saw bersabda, "Malaikat akan senantiasa memohonkan ampun dan rahmat untuknya,

selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya dan tidak berhadast. Malaikat berkata,"Ya Allah, ampunilah dia, Ya Allah rahmatilah dia"" (HR: Bukhori Muslim).

4. Terhindar dari penguasaan syaithon

Sholat berjamaah akan menghindarkan seseorang bahkan sekelompok orang dari pengaruh-

pengaruh jahat syaithon yang terkutuk. Syaithon tidak akan pernah mampu mengalahkan dan

mempengaruhi orang-orang yang senantiasa mengistiqomahkan sholat berjamaah. Rasulullah

saw bersabda, "Tidaklah tiga orang berada di suatu desa atau kampung lalu mereka tidak melakukan shalat berjamaah, kecuali mereka telah dikuasai oleh syetan" (HR: Abu Daud).

5. Ketentraman dan persatuan

Tidak ada seorang pun yang tidak menginginkan kehidupan yang penuh dengan

kedamaian,ketentraman, dan penuh dengan ukhuwah. Ketenangan dalam hidup yang heterogen

Page 19: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

terkadang satu hal yang sulit untuk didapatkan. Ketentraman dalam kehidupan yang penuh

dengan keragaman merupakan satu harapan yang selalu ada, namun terkadang berat untuk

mewujudkannya. Di sinilah Rasulullah saw kembali menyampaikan salah satu rahasia keutamaan

dari sholat berjamaah.

Jika satu penduduk atau kelompok dapat mengistiqomahkan sholat berjamaah, maka Allah swt

akan memberikan ketentraman dalam kehidupan mereka. Persatuan dan ikatan persaudaraan

akan terus menguat dan tidak akan mudah terpecah belah. Rasulullah saw bersabda, "Karena itu shalatlah dengan berjamaah, karena srigala itu hanya menerkam kambing yang jauh terpencil dari kawan-kawannya (jamaahnya)" (HR: Abu Daud).

Subhanallah! Indah nian rahasia yang tersimpan dibalik perintah sholat berjamaah. Luar biasa

Allah swt dalam memberikan balasan bagi setiap manusia yang senantiasa mengikuti segala

ketetapan-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa mengistiqomahkan sholat

berjamaah dan taat atas segala ketetapannya. Amin.

Larangan Mengimami Kaum yang tidak Suka Diimami

Olehnya

Diriwayatkan dari Abu Umamah r.a, ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Tiga orang yang shalat mereka tidak melewati telinga-telinga mereka (yakni tidak diterima); hamba yang melarikan diri hingga ia kembali, wanita yang bermalam sementara suaminya marah kepadanya, seseorang yang mengimami suatu kaum yang mereka benci kepadanya’," (Hasan, HR Tirmidzi [360]).

Diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah r.a, bahwasanya ia mengimami shalat di satu tempat.

Selesai shalat ia berkata, "Aku lupa bertanya kepada kalian sebelum maju menjadi imam,

apakah kalian ridha aku menjadi imam?" Mereka menjawab, "Kami ridha, siapakah yang tidak

ridha wahai hawari Rasulullah saw?" Thalhah kemudian berkata, "Sesungguhnya aku mendengar

Rasulullah saw. bersabda, 'Barangsiapa mengimami suatu kaum sementara mereka membencinya, maka shalatnya tidak akan melewati kedua telinganya (tidak diterima)’," (Shahih, Disebutkan dalam kitab Shabiihut Targhiib wat Tarbiib [480]).

Diriwayatkan dari 'Atha' bin Dinar al-Hudzali, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tiga macam orang yang shalat mereka tidak akan diterima dan tidak akan terangkat ke langit serta tidak akan melewati kepala mereka; seseorang yang mengimami suatu kaum sementara mereka benci kepadanya, seseorang maju mengimami shalat jenazah sementara tidak ada yang menyuruhnya, seorang isteri yang diajak berhubungan intim oleh suaminya pada malam hari namun ia menolaknya," (Shahih, HR Ibnu Khuzaimah [1518]).

Page 20: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Diriwayatkan dari 'Amr bin al-Harits bin al-Mushthaliq, ia berkata, "Dahulu pernah dikatakan,

‘Ada dua macam orang yang paling keras siksanya pada hari Kiamat; isteri yang durhaka kepada

suaminya, imam suatu kaum sementara mereka benci terhadapnya’," (HR Tirmidzi [359]).

Hadits yang sama diriwayatkan juga dari 'Abdullah bin 'Amrbin al-'Ash, 'Abdullah bin ‘Abbas,

Abu Sa'id al-Khudri dan Salman al-Farisi namun sanad-sanadnya tidak lepas dari komentar.

Kandungan Bab:

1. Imam at-Tirmidzi berkata dalam Sunannya (1/192), "Sejumlah ahli ilmu menganggap

makruh seseorang yang mengimami suatu kaum sementara mereka membencinya.

Meskipun ia bukanlah seorang yang zhalim, hanya saja dosa dijatuhkan atas orang yang

membencinya.”

Berkaitan dengan masalah ini, Imam Ahmad dan Ishaq berkata, "Jika yang membencinya

hanya satu, dua atau tiga orang saja tidaklah mengapa mengimami mereka shalat, lain

halnya jika yang membencinya adalah mayoritas mereka?”

Saya katakan, "Namun harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

a. Makruh yang dimaksud di sini adalah haram (makruh tahrim), dalil-nya adalah

tidak diterimanya shalat bahkan tidak melewati telinga-nya dan tidak naik ke

langit, dan hal itu menyebabkan ia berhak mendapat siksa pada hari kiamat.

b. Banyak sedikitnya yang membenci tergantung jumlah makmum. Jika jumlah

makmum hanya dua atau tiga orang, maka kebencian mereka dipandang sah."

2. Kebencian yang dimaksud di sini adalah kebencian dalam hal agama karena sebab-sebab

syar'i, bukan kebencian karena kepentingan atau karena urusan dunia seperti keadaan

kebanyakan orang sekarang ini, semoga Allah menyelamatkan kita dari bala yang

menimpa mereka. Kebencian bukan atas dasar agama seperti ini tidak dipandang sah.

Page 21: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

3. Orang-orang yang kebenciannya menjadi tolok ukur dalam masalah ini adalah Ahlus

Sunnah wal Jama'ah, bukan ahli bid'ah dan pengikut hawa nafsu. Karena mereka jelas

membenci Ahlus Sunnah. Oleh sebab itu asy-Syaukani berkata dalam kitab Nailul

Authaar (111/218), "Kebencian yang menjadi tolok ukur dalam masalah ini adalah

kebencian orang-orang yang benar agamanya, bukan selain mereka. Sampai-sampai al-

Ghazali berkata dalam kitab al-Ihyaa', 'Sekiranya segelintir dari orang-orang yang lurus

agamanya membencinya, maka kebencian mereka itu harus diperhitungkan’."

4. Sejumlah ahli ilmu membedakan antara kepemimpinan seorang wali (amir) dengan selainnya. Mereka membawakan hadits-hadits di atas kepada kepemimpinan selain wali

(amir). Sebab orang-orang biasanya membenci waliyyulamri (amir)

Namun pendapat ini perlu ditinjau kembali, karena hadits tidak membedakan antara wali

dan selainnya. Sekiranya perkataan di atas di balik tentu lebih dekat kepada kebenaran.

Karena para imam di kurun yang pertama adalah para waliyyul amri. Jadi, pendapat yang

benar adalah tidak adanya perbedaan antara wali dan selainnya dalam ancaman ini, wall

Page 22: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

SEJARAH SHALAT BERJAMA’AH

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih

tinggi nilainya dua puluh tujuh kali lipat daripada shalatnya sendirian.” (HR. Muslim)

Sejarah

Mengerjakan shalat lima waktu berjama’ah mulai disyari’atkan di kota Mekkah setelah

turunnya perintah mengerjakannya. Pada mulanya, shalat berjama’ah bukanlah perkara yang

sangat ditekankan, hanya sebatas disyari’atkan, dan belum diwajibkan. Setelah Allah Ta’ala

mewajibkan shalat lima waktu sehari semalam, Allah mengutus malaikat Jibril pada hari itu

juga untuk mengajari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam waktu-waktu shalat dan tata cara

pelaksanaannya. Malaikat Jibril langsung mengimami Rasulullah di Baitul Al-Haram sebanyak

dua kali.

Abdurrazaq meriwayatkan dalam Mushannaf-nya, dari Ibnu Jureij bahwa ia berkata, “Nafi’ bin

Jubair dan yang lainnya berkata, ‘Pada pagi hari sepulang dari Isra’ Mi’raj, Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam dikejutkan dengan kedatangan malaikat Jibril ketika matahari mulai

tergelincir. Oleh sebab itu, disebut sebagai shalat al-uulaa. Jibril memerintahkan agar shalat

ditegakkan dan dikumandangkan pada manusia “Ash-Shalaatu Jaami’atan”. Para sahabat pun

berkumpul. Malaikat Jibril mengimami Rasulullah, sementara Rasulullah mengimami para

sahabat dengan memanjangkan dua rakaat pertama dan memendekkan dua rakaat terakhir.

Kemudian Jibril mengucapkan salam sebagai pertanda shalat selesai diikuti oleh Rasulullah

yang juga mengucapkan salam pertanda shalat selesai. Begitu pulalah ketika mengerjakan

shalat ashar, mereka melakukannya seperti yang dilakukan pada saat mengerjakan shalat

dzuhur. Kemudian malaikat Jibril turun di awal malam, dan memerintahkan agar menyerukan

“Ash-Shalatu Jaami’atan”. Malaikat Jibril mengimami Rasulullah shalat. Jibril membaca surat

yang panjang dan memanjangkan dua rakaat pertama serta mengeraskan bacaan dan

memendekkan dua rakaat terakhir. Kemudian Jibril mengucapkan salam pertanda shalat selesai

Page 23: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

diikuti oleh Rasulullah yang juga mengucapkan salam pertanda shalat selesai.’”

As-Suheili berkata dalam kitab Ar-Raudhul Anif, “Para penulis kitab Shahih sepakat bahwa

kisah ini, yakni kisah Jibril mengimami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terjadi pada pagi

hari sepulang beliau dari Isra’ Mi’raj, yaitu lima tahun setelah diangkat menjadi nabi.”

Rasulullah mengerjakan shalat bersama sejumlah sahabat dalam beberapa kesempatan namun

balun lakukan setiap waktu. Beliau pernah mengerjakan bersama Ali bin Abi Thalib di rumah

Al-Arqaam, shalat bersama Ummul Mukminin Khadijah, yakni setelah malaikat Jibril

mengimami beliau shalat.

Akan tetapi, kala itu shalat jama’ah belumlah ditekankan. Shalat jama’ah baru disyari’atkan di

Madinah setelah hijrah. Kemudian, shalat jama’ah menjadi syi’ar agama Islam. Imam Al-

Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa ia berkata, ”Ketika kaum muslimin tiba di

Madinah, mereka berkumpul untuk menunggu waktu shalat tanpa ada seruan ataupun panggilan.

Pada suatu hari mereka berbincang-bincang tentang masalah tersebut. Sebagian mereka

mengusulkan agar membuat lonceng seperti lonceng yang digunakan kaum Nasrani. Sebagian

lagi mengusulkan agar membuat terompet sebagaimana yang digunakan kaum Yahudi. Umar

radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Mengapa kalian tidak memerintahkan saja seseorang untuk

menyerukan shalat.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Wahai Bilal, bangkit

dan kumandangkan azan shalat.’”

Abu Daud meriwayatkan dalam Sunan-nya dari jalur Abu Umeir bin Anas dari salah seorang

bibinya dari kalangan Anshar bahwa ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang

memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan manusia untuk mengerjakan shalat. Ada yang

mengusulkan kepada beliau, ‘Tancapkan saja bendera setiap waktu tiba shalat. Apabila manusia

melihatnya, mereka saling memberitahu satu sama lainnya.’ Namun Rasulullah tidak tertarik

dengan usul tersebut. Lalu ada yang menyebut-nyebut al-quna’ atau syabbuur, yakni terompet

yang biasa digunakan oleh orang Yahudi. Ziyad berkata, ‘Yakni syabburu Yahudi.’ Namun beliau

Page 24: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

tidak tertarik dengan gagasan tersebut. Beliau mengatakan bahwa itu adalah ciri khas orang

Yahudi. Lalu ada yang mengusulkan (dengan) membunyikan lonceng. Beliau berkata, ‘Itu

merupakan ciri khas kaum Nasrani.’”

Melihat tidak satu pun usul diterima oleh Rasulullah, maka kembalilah Abdullah bin Zaid sambil

memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh Rasulullah. Ia pun bercerita, “Wahai Rasulullah,

saat itu aku antara sadar dan tidak, tiba-tiba datanglah seseorang menemuiku dan

memperlihatkan kepadaku seruan azan.”

Dua puluh hari sebelumnya, Umar bin Khattab juga telah melihat mimpi yang sama, namun

beliau tidak menceritakannya. Lalu ia menceritakan kepada Rasulullah mimpinya itu. Rasulullah

berkata kepadanya, “Apa yang menghalangimu untuk menceritakannya kepadaku?” Umar

menjawab, “Abdullah bin Zaid telah mendahuluiku, aku pun malu menceritakannya.” Maka

Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, bangkitlah dan ikutilah apa yang didektekan

Abdullah bin Zaid, lalu kumandangkanlah.”

Abu Bysr berkata, “Abu Umeir menceritakan kepadaku bahwa kaum Anshar yang menceritakan

kepadaku bahwa kaum Anshar menduga bahwa sekiranya saat itu Abdullah bin Zaid tidak

sedang sakit, niscaya Rasulullah mengangkatnya sebagai mua’adzin.”

Demikianlah azan disyari’atkan untuk pelaksanaan shalat lima waktu berjama’ah. Sudah

selayaknya kapan saja seorang muslim jika mendengar azan supaya segera mendatanginya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah berkata, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

bersabda, ‘Sekiranya orang-orang tahu keutamaan menyambut seruan azan dan berada di shaf

pertama, kemudian hal tersebut hanya dapat diraih (dengan) mengundi, niscaya mereka akan

mengundi demi mendapatkannya.’” (HR. Bukhari).

Hikmah Disyari’atkannya Shalat Jama’ah

Kedudukan shalat dalam Islam merupakan wasilah yang paling ampuh dalam menghapus

Page 25: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

perbedaan status sosial antara kaum muslimin, menghilangkan sikap fanatik terhadap warna

kulit, suku bangsa, dan nasab. Shalat berjama’ah mendorong seseorang untuk meninggalkan

kebiasaannya yang suka menyendiri sehingga kaum muslimin dapat saling bergaul dan mengenal

di antara mereka. Dengan demikian, akan tercipta rasa saling menyayangi dan persaudaraan

yang mengakar kuat. Selain itu, shalat berjama’ah juga akan membimbing seseorang untuk

hidup teratur dan disiplin.

Hukum Shalat Fardhu Berjama’ah dan Ancaman Meninggalkan Shalat Berjama’ah Tanpa

Udzur

Shalat fardhu berjama’ah hukumnya fardhu ‘ain (bagi laki-laki). Ini merupakan pendapat dari

Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa Al-Asy’ari, Atha bin Abi Rabbah, Ibnu Khuzaimah, Al-Auza’I,

dan merupakan pendapat mayoritas ulama Hanafiyah dan Hambaliyah.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda,

“Barangsiapa mendengarkan seruan azan, sedang tidak ada udzur yang menghalanginya (untuk)

mengikuti shalat berjama’ah, maka tidak sah shalat yang dilakukannya sendirian.” Mereka

berkata, “Apa itu udzur?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Rasa takut (tidak

aman) atau sakit.” (HR. Abu Daud)

Diriwayatkan dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam bersabda, “Bilamana tiga orang yang tinggal di satu kota atau desa tidak

menegakkan shalat berjama’ah, maka setan akan mempecundangi mereka. Hendaklah kalian

selalu menegakkan shalat berjama’ah.” ( HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya shalat yang

paling berat atas kaum munafiqin adalah shalat isya’ dan fajar. Sekiranya mereka mengetahui

keutamaannya, niscaya mereka akan menghadirinya meskipun dengan merangkak. Sungguh

betapa ingin rasanya aku memerintahkan orang-orang untuk shalat kemudian aku

memerintahkan seseorang untuk mengimami mereka. Lalu aku pergi bersama beberapa orang

Page 26: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

laki-laki dengan membawa kayu bakar menjumpai orang-orang yang tidak menghadiri shalat

berjama’ah, lalu aku bakar rumah-rumah mereka dengan api.” (HR. Muslim)

ADA 40 MANFAAT SHALAT BERJAMA’AH

1. Mematuhi perintah Allah

2. Sebagai saksi keimanan

3. Mendapat tajkiah (Pernyataan Kesucian) dan Anugerah Besar dari Allah 4. Mengagungkan dan menekankan apa yang diagungkan dan ditekankan oleh

Rasul SAW

5. Mematuhi perintah Rasul SAW

6. Selamat karena mengikuti Rasul

7. Sholat berjamaah termasuk sasaran Islam yang Agung

8. Mengagungkan dan menampakkan syi'ar Allah

9. Termasuk sunnah2 petunjuk

10. Lebih utama dari shalat sendirian

11. Lebih suci di sisi Allah SWT daripada shalat sendiri2

12. Menjaga diri dari setan

13. Jauh dari menyerupai orang2 munafik

14. Diantara sebab

15. Ta'ajub Allah

16. Berpahala besar karena berjalan untuk menunaikannya

17. Berkumpulnya para Malaikat pada waktu shalat shubuh dan ashar serta permohonan ampun

mereka bagi yang hadir

18. Menyamai shalat separuh malam atau sepanjang malam

19. Berada dalam jaminan Allah

20. Berada dalam naungan Allah pada Hari kiamat

21. Bebas dari Neraka dan bebas dari sifat nifak

22. Mendapatkan shalawat dari Allah dan para Malaikat

23. Mendapatkan Rumah di Surga

24. Mendapatkan pahala berjamaah meskipun telah selesai dikerjakan

25. Sempurnanya shalat

26. Amal paling utama

27. Selamat dari neraka Wail 28. Selamat dari kelalaian

29. Doanya tidak ditolak

30. Persaudaraan, kasih sayang dan persamaan

31. Menjaga shalat2 sunnah Rawatib dan Dzikir

32. Memahami hukum2 shalat

33. Membiasakan disiplin dan menguasai diri

34. Menampakkan kekuatan umat Islam dan membuat kesal orang2 kafir dan munafik

Page 27: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

35. Memperbaiki penampilan dan jati diri

36. Saling mengenal dan memperkenalkan diri

37. Berlomba-lomba dalam ketaatan kepada Allah SWT

38. Terjaganya kepribadian yang baik

39. Adanya perasaan berdiri dalam suatu barisan Jihad

40. Menghadirkan perasaan apa yang terjadi pada Zaman Nabi Muhammad SAW dan para

Sahabatnya

MELURUSKAN DAN MERAPATKAN SHAF DALAM SHOLAT BERJAMAAH

MELURUSKAN DAN MERAPATKAN SHAF DALAM SHOLAT BERJAMAAH

Di antara syari'at yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya adalah

meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah. Barangsiapa yang melaksanakan

syari'at, petunjuk dan ajaran-ajarannya dalam meluruskan dan merapatkan shaf, sungguh dia

telah menunjukkan ittiba' nya [mengikuti] dan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam.

Adapun hadits-hadits yang memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf diantaranya

sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Artinya: "Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb

mereka ?" Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah , bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb

mereka ?" Beliau menjawab : "Mereka menyempurnakan barisan-barisan [shaf-shaf], yang

pertama kemudian [shaf] yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan"

[HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah].

Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An Nu'man bin Basyir, Beliau

shallallahu 'alaihi wasallam berkata:

Artinya: Dahulu Rasullullah meluruskan shaf kami sampai seperti meluruskan anak panah hingga

beliau memandang kami telah paham apa yang beliau perintahkan kepada kami (sampai shof

kami telah rapi-pent), kemudian suatu hari beliau keluar (untuk shalat) kemudian beliau

berdiri, hingga ketika beliau akan bertakbir, beliau melihat seseorang yang membusungkan

dadanya, maka beliau bersabda: "Wahai para hamba Allah, sungguh kalian benar-benar

meluruskan shaf atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian".

[HR. Muslim]

Sedangkan hadits yang diriwayatkan dari Anas ra., Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Artinya: "Tegakkan [luruskan dan rapatkan, pent-] shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku

melihat kalian dari balik punggungku"

[HR. Al Bukhari dan Muslim],

Page 28: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

dan pada riwayat Al Bukhari, Anas r.a. berkata:

"Dan salah satu dari kami menempelkan bahunya pada bahu temannya dan kakinya pada kaki

temannya"

sedangkan pada riwayat Abu Ya'la, berkata Anas:

"Dan jika engkau melakukan yang demikian itu pada hari ini, sungguh engkau akan melihat salah

satu dari mereka seolah-olah seperti keledai liar yaitu dia akan lari darimu."

Dari hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf

pada waktu shalat berjamaah karena hal tersebut termasuk kesempurnaan shalat sebagaimana

sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

"Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat".

Bahkan sampai ada sebagian ulama yang mewajibkan hal itu, sebagaimana perkataan Syeikh Al-

Albani rahimahullah dalam mengomentari sabda nabi shallallahu 'alaihi wasallam : '... atau Allah

akan memperselisihkan wajah-wajah kalian': "Sesungguhnya ancaman semacam ini tidak

dikatakan didalam perkara yang tidak diwajibkan, sebagaimana tidak samar lagi [pengertian

seperti itu dikalangan ahli ilmu, pent-]". Akan tetapi sungguh amat sangat disayangkan, sunnah

meluruskan dan merapatkan shaf ini telah diremehkan bahkan dilupakan kecuali oleh segelintir

kaum muslimin.

Berkata Syeikh Masyhur Hasan Salman: "Apabila jamaah shalat tidak melaksanakan

sebagaimana yang dilakukan oleh Anas dan An Nu'man maka akan selalu ada celah dan

ketidaksempurnaan dalam shaf. Dan pada kenyataannya -kebanyakan- para jamaah shalat

apabila mereka merapatkan shaf maka akan luaslah shaf [menampung banyak jamaah, pent-]

khususnya shaf pertama kemudian yang kedua dan yang ketiga. Apabila mereka tidak

melakukannya, maka: Pertama: Mereka

terjerumus dalam larangan syar'i, yaitu tidak meluruskan dan merapatkan shaf.

Kedua: Mereka meninggalkan celah untuk syaithan dan Allah akan memutuskan mereka,

sebagaimana hadits dari Umar bin Al Khaththab bahwasanya Nabi bersabda:

"Tegakkan shaf-shaf kalian dan rapatkan bahu-bahu kalian dan tutuplah celah-celah dan jangan

kalian tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung shaf niscaya Allah akan

menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya Allah akan memutuskannya".

[HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim ]

Ketiga: Terjadi perselisihan dalam hati-hati mereka dan timbul banyak pertentangan di antara

mereka, sebagaimana dalam hadits An Nu'man terdapat faedah yang menjadi terkenal dalam

ilmu jiwa, yaitu: sesungguhnya rusaknya dhahir mempengaruhi rusaknya batin dan kebalikannya.

Page 29: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Disamping itu bahwa sunnah meluruskan dan merapatkan shaf menunjukkan rasa persaudaraan

dan saling tolong-menolong, sehingga bahu si miskin menempel dengan bahu si kaya dan kaki

orang lemah merapat dengan kaki orang kuat, semuanya dalam satu barisan seperti bangunan

yang kuat, saling menopang satu sama lainnya.

Keempat: Mereka kehilangan pahala yang besar yang dikhabarkan dalam hadits-hadits yang

shahih, di antaranya sabda Nabi: Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para

malaikatnya bershalawat kepada orang yang menyambung shaf".[HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu

Hiban & Ibnu Khuzaimah].

Dan sabda Nabi yang shahih:

"Barangsiapa menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya".

[HR.Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah]

Dan sabda Nabi yang lain:Artinya:

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut bahunya (mau untuk ditempeli bahu saudaranya -

pent) ketika shalat, dan tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang

dilakukan seseorang menuju celah pada shaf dan menutupinya".

[HR. Ath Thabrani, Al Bazzar dan Ibnu Hiban].

Keutamaan shaf pertama bagi laki-laki.

Diantara haditsnya adalah :

Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan, dan sejelek-jelek shaf laki-laki adalah

yang laing belakang, sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang, dan sejelek-jelek

shaf perempuan adlaah yang paling depan.

(H.R. Muslim).

Kalaulah manusia mengetahui apa yang terdapat di azan dan shaf pertama (dari besarnya

pahala-pent) kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali dengan diundi, maka pastilah mereka

telah mengadakan undian, dan kalaulah mereka mengetahui apa yang terdapat di sikap selalu

didepan, pastilah mereka telah mendahuluinya, dan kalaulah mereka mereka mengetahui apa

yang terdapat di shalat isya dan shalat subuh (dari keuntungan) maka pastilah mereka

mendatangi keduanya walaupun dengan merayab.

(Bukhari dan Muslim.)

Keutamaan mendapat takbiratul ihram bersama imam

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

Page 30: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

Barangsiapa talah melakukan shalat karena Allah selama 40 hari berjama’ah, ia mendapatkan

takbir pertama (takbiratul ihram dengan imam –pent), maka dicatatlah baginya dua kebebasan

; kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari kemunafikan. (H.R. Tirmidzi dari Anas,

dihasankan oleh Syeikh Al Albani di kitab shahih Al Jami’ II/1089).

Cara/Syarat Menjadi Imam & Makmum Sholat Berjamaah, Posisi & Ketentuan Shalat

Jamaah

A. Syarat Sah Manjadi Imam Dalam Shalat Berjama'ah

Sebelum memulai shalat dengan makmumnya, seorang imam setelah muazin selesai

mengumandangkan azan dan komat, maka imam berdiri paling depan dan menghadap makmum

untuk mengatur barisan terlebih dahulu. Jika sudah lurus, rapat dan rapi imam menghadap

kiblat untuk mulai ibadah sholat berjamaah dengan khusyuk.

Syarat Untuk Menjadi Imam Sholat Berjama'ah :

1. Lebih banyak mengerti dan paham masalah ibadah solat.

2. Lebih banyak hapal surat-surat Alquran.

3. Lebih fasih dan baik dalam membaca bacaan-baca'an salat.

4. Lebih senior / tua daripada jama'ah lainnya.

5. Tidak mengikuti gerakan shalat orang lain.

6. Laki-laki. Tetapi jika semua makmum adalah wanita, maka imam boleh perempuan.

Bacaan dua rokaat awal untuk sholat zuhur dan ashar pada surat Al-fatihah dan bacaan surat

pengiringnya dibaca secara sirran atau lirih yang hanya bisa didengar sendiri, orang lain tidak

jelas mendengarnya. Sedangkan pada solat maghrib, isya dan subuh dibaca secara jahran atau

nyaring yang dapat didengar makmum. Untuk shalat sunah jumat, idul fitri, idul adha, gerhana,

istiqo, tarawih dan witir dibaca nyaring, sedangkan untuk sholat malam dibaca sedang, tidak

nyaring dan tidak lirih.

B. Syarat Sah Manjadi Ma'mum Dalam Shalat Berjama'ah

Syarat Untuk Menjadi Makmum Sholat Berjama'ah :

1. Niat untuk mengikuti imam dan mengikuti gerakan imam.

2. Berada satu tempat dengan imam.

3. Laki-laki dewasa tidak syah jika menjadi makmum imam perempuan.

4. Jika imam batal, maka seorang makmum maju ke depan menggantikan imam.

5. Jika imam lupa jumlah roka'at atau salah gerakan sholat, makmum mengingatkan dengan

membaca Subhanallah dengan suara yang dapat didengar imam. Untuk ma'mum perempuan

dengan cara bertepuk tangan.

6. Makmum dapat melihat atau mendengar imam.

Page 31: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

7. Makmum berada di belakang imam.

8. Mengerjakan ibadah sholat yang sama dengan imam.

9. Jika datang terlambat, maka makmum akan menjadi masbuk yang boleh mengikuti imam sama

sepertimakmum lainnya, namun setelah imam salam masbuk menambah jumlah rakaat yang

tertinggal. Jika berhasil mulai dengan mendapatkan ruku' bersama imam walaupun sebentar

maka masbuk mendapatkan satu raka'at. Jika masbuk adalah makmum pertama, maka masbuk

menepuk pundak imam untuk mengajak sholat berjama'ah.

C. Posisi Imam Dan Makmum Sholat Jama'ah / Besama-Sama

1. Jika terdiri dari dua pria atau dua wanita saja, maka yang satu menjadi imam dan yang satu

menjadi makmum berada di sebelah kanan imam agak ke belakang sedikit.

2. Jika makmum terdiri dari dua orang atau lebih maka posisi makmum adalah membuat barisan

sendiri di belakang imam. Jika makmum yang kedua adalah masbuk, maka masbuh menepuk

pundak mamum pertama untuk melangkah mundur membuat barisan tanpa membatalkan sholat.

3. Jika terdiri dari makmum pria dan makmum wanita, maka makmum laki-laki berada

dibelakang imam, dan wanita dibalakang makmum lakilaki.

4. Jika ada anak-anak maka anak lelaki berada di belakang makmum laki-laki dewasa dan disusul

dengan makmum anak-anak perempuan dan kemudian yang terakhir adalah makmum perempuan

dewasa.

5. Makmum bencong atau transeksual tetap tidak diakui dan kalau ingin sholat berjama'ah

mengikuti jenis kelamin awal beserta perangkat sholat yang dikenakan

POSISI IMAM & MAKMUN DALAM SHALAT BERJAMA’AH 1. Dua Orang Laki-laki

Hadits Ibnu Abbas: Aku shalat bersama Nabi SAW di suatu malam, aku berdiri di samping kirinya, lalu Nabi memegang bagian belakang kepalaku dan menempatkan aku di sebelah kanannya (HR Bukhari )

2. Dua Orang Laki-laki atau Lebih

Hadits Jabir: Nabi SAW berdiri shalat maghrib, lalu aku datang dan berdiri di samping kirinya. Maka beliau SAW menarik diriku dan dijadikan di samping kanannya. Tiba-tiba sahabatku datang (untuk shalat), lalu kami berbaris di belakang beliau dan shalat bersama Rasulullah SAW. (HR Ahmad)

Page 32: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

3. Satu Laki-laki dan Satu Wanita

Hadits Anas: Bahwa beliau shalat di belakang Rasulullah SAW bersama seorang yatim sedangkan Ummu Sulaim berada di belakang mereka (HR Bukhari dan Muslim) 4. Dua Orang Laki-laki dan Satu Wanita atau lebih

Perpaduan antara hadits Ibnu Abbas: “.. dan menempatkan aku di sebelah kanannya”dan hadits Anas bin Malik: “Sedangkan Ummu Sulaim berada di belakang mereka” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Dua Orang Wanita

Keumuman Hadits Ibnu Abbas: “.. dan menempatkan aku di sebelah kanannya” (HR Bukhari)

6. Tiga Orang Wanita atau Lebih

Hadits Aisya RA: Bahwa Aisyah shalat menjadi imam bagi kaum wanita dan beliau berdiri di tengah shaf (HR Bukhari, Hakim, Daruquthni dan Ibnu abi Syaibah)

7. Beberapa Laki-laki dan Wanita

Hadits Abu Hurairah: Sebaik-baiknya shaf laki-laki adalah yang paling pertama, dan seburuk-buruknya adalah yang terakhir. Dan sebaik-baiknya shaf wanita adalah yang paling terakhir, dan seburuk-buruknya adalah yang paling pertama. (HR Muslim)

Page 33: Shalat berjamah Eha - sisvo94.files.wordpress.com Daud dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA). ... Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama . daripada shalat sendirian. (Muttafaq

8. Bila ada Anak-anak

Hadits Abu Malik Al-Asy’ari: Bahwa Nabi SAW menjadikan (shaf) laki-laki di depan anak-anak, anak-anak di belakang mereka sedangkan kaum wanita di belakang anak-anak (HR Ahmad)

Merapatkan Barisan

Hadits Nu’man bin Basyir: Dan aku melihat semua laki-laki yang shalat saling mendekatkan antara pundak dengan pundak lainnya dan mata kaki dengan mata kaki lainnya (HR Bukhari )

Legend:

Imam Laki-laki (Ikhwan)

Makmum Laki-laki (Ikhwan)

Imam Wanita (akhwat)

Makmum Wanita (akhwat)

Anak-anak