seri studi kualitatif ipkm; tira tangka balang, pengalaman kabupaten murung raya mengejar...

Upload: agung-dwi-laksono

Post on 22-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    1/157

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    2/157

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    3/157

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    4/157

    Tira Tangka Balang iii

    DEWAN EDITORProf. dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH guru besar pada

    Universitas Diponegoro Semarang, sekaligus Profesor Riset

    dari Badan Penelian dan Pengembangan Kementrian

    Kesehatan Republik Indonesia.

    Dr. Trihono, M.Sc Ketua Komite Pendayagunaan Konsultan

    Kesehatan (KPKK), yang juga Ketua Majelis Tenaga Kesehatan

    Indonesia (MTKI), sekaligus konsultan Health Policy UnitKementerian Kesehatan Republik Indonesia.

    Dr. Semiarto Aji Purwantoantropolog, Ketua Dewan Redaksi

    Jurnal Antropologi Universitas Indonesia, sekaligus pengajar

    pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Polik Universitas Indonesia di Jakarta.

    Atmarita, MPH., Dr.PH doktor yang expertdi bidang gizi.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    5/157

    Tira Tangka Balangiv

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Internaonal

    Development Research Centre, Oawa, Canada, atas dukungan

    nansial yang diberikan untuk kegiatan pengembangan Indeks

    Pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2013 dan studi kasus

    kualitaf gambaran peningkatan dan penurunan IPKM di Sembilan

    Kabupaten/Kota di Indonesia.

    This work was carried out with the aid of a grant from the

    Internaonal Development Research Centre, Oawa, Canada.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    6/157

    Tira Tangka Balang v

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan, karena

    dengan rahmat dan karunia-Nya buku ini telah dapat diselesaikan

    dengan baik. Buku ini merupakan bagian dari sembilan buku seri

    hasil studi kualitaf di sembilan Kabupaten/Kota (Nagan Raya,

    Padang Sidempuan, Tojo Una-Una, Gunungkidul, Wakatobi,

    Murung Raya, Seram Bagian Barat, Lombok Barat, dan Tolikara)

    di Indonesia, sebagai ndak lanjut dari hasil Indeks Pembagunan

    Kesehatan Masyarakat.

    Hasil Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)

    menunjukkan hasil yang bervariasi di antara 497 Kabupaten/Kota

    di Indonesia. Beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan

    ataupun penuruna nilai IPKM pada tahun 2013 ini dibandingkandengan IPKM 2007. Sembilan buku seri ini akan menggambarkan

    secara lebih mendalam faktor-faktor yang berkaitan dengan

    penurunan ataupun peningkatan nilai IPKM yang berkaitan

    dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun geogras

    wilayah Kabupaten/Kota. Buku ini diharapkan dapat memberikan

    semangat ataupun pemikiran yang inovaf bagi Kabupaten/Kota

    lokasi studi kualitaf dilakukan, dalam membangun kesehatan

    secara lebih terarah dan terpadu. Disamping itu, buku ini dapat

    memberikan suatu pembelajaran bagi Kabupaten/Kota lainnya

    dalam meningkatkan status kesehatan masyarakatnya.

    Penghargaan yang nggi serta terima kasih yang tulus kami

    sampaikan atas semua dukungan dan keterlibatan yang opmal

    kepada m penulis buku, Internaonal Development Research

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    7/157

    Tira Tangka Balangvi

    Center (IDRC) Oawa, Canada, peneli Badan Litbangkes,

    para pakar di bidang kesehatan, serta semua pihak yang telah

    berparsipasi dalam studi kualitaf dan penulisan buku ini. Kami

    sampaikan juga penghargaan yang nggi kepada semua pihak di

    daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan ngkat Desa

    baik di sektor kesehatan maupun non-kesehatan serta anggota

    masyarakat, yang telah berparsipasi akf dalam studi kualitaf

    di sembilan Kabupaten/Kota.

    Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan

    dari penyusunan buku ini, untuk itu akan menerima secara terbuka

    masukan dan saran yang dapat menjadikan buku ini lebih baik.

    Kami berharap buku ini selanjutnya dapat bermanfaat bagi upaya

    peningkatan pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.

    Billahiauqwalhidayah, Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Jakarta, Juli 2015

    Kepala Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan

    Kementrian Kesehatan RI.

    Prof. dr. Tjandra Yoga AditamaSpP (K)., MARS., DTM&H., DTCE.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    8/157

    Tira Tangka Balang vii

    DAFTAR ISI

    UCAPAN TERIMA KASIH........................................................ iv

    KATA PENGANTAR ............................................................ v

    DAFTAR ISI ............................................................ vii

    DAFTAR TABEL ............................................................ x

    DAFTAR GAMBAR ............................................................ xii

    DAFTAR GRAFIK ............................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1

    1.1 Latar Belakang................................................ 1

    1.2. Juskasi Pemilihan Wilayah dan

    Indikator Kesehatan ........................................ 4

    1.3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data ........ 7

    BAB 2 GAMBARAN KABUPATEN MURUNG RAYA............... 9

    2.1 Letak dan Fungsi Geogras............................. 9

    2.2 Kependudukan, Suku, dan Sumber Daya Alam 14

    2.3 Sarana dan Prasarana ..................................... 19

    2.4 Situasi Masalah Kesehatan ............................. 22

    2.5 Gambaran Perekonomian Murung Raya......... 36

    BAB III GAMBARAN SUMBER DAYA DAN

    MANAJEMEN KESEHATAN....................................... 43

    3.1 Kebijakan dan Manajemen Kesehatan ............ 43

    3.2. Mekanisme Penentuan Masalah Kesehatan ... 49

    3.3. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan....... 50

    3.4. Biaya Kesehatan.............................................. 53

    3.5 Logisk/Obat/Sarana Prasarana..................... 54

    3.6. Pemberdayaan Masyarakat............................. 56

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    9/157

    Tira Tangka Balangviii

    BAB 4 KESEHATAN IBU DAN ANAK..................................... 59

    4.1. Tradisi yang Berkaitan dengan Kehamilan...... 59

    4.1.1 Pantangan-pantangan yang Berlaku di

    Masyarakat pada Masa Kehamilan...... 61

    4.1.2 Pantangan Makanan dan Pola Makan

    pada Masa Kehamilan ......................... 62

    4.1.3 Pantangan Perilaku pada

    Masa Kehamilan .................................. 65

    4.1.4 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil.......... 66

    4.1.5 Perilaku Menyusui............................... 67

    4.1.6 Makanan Tambahan Bayi Selain ASI.... 69

    4.1.7 Imunisasi Balita ................................... 69

    4.1.8 Poyandu Balita..................................... 73

    4.1.9. Pemberian Makan Ibu Bersalin dan

    Asupan pada Bayi................................ 77

    4.2. Bidan Kampung sebagai Tenaga

    Penolong Persalinan ....................................... 79

    4.3. Pilihan antara Bidan Kampung dan

    Tenaga Kesehatan .......................................... 85

    4.4 Kerja sama Bidan dan Dukun Kampung .......... 87

    BAB 5 SANITASI LINGKUNGAN........................................... 93

    5.1 Kebijakan dan Manajemen ............................. 93

    5.2 Sumber Daya Manusia.................................... 96

    5.3 Biaya ............................................................ 96

    5.4 Logisk/Obat/Sarana prasarana..................... 97

    5.5 Pemberdayaan Masyarakat............................. 97

    5.6 Sungai sebagai Bagian dari

    Kehidupan Masyarakat................................... 101

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    10/157

    Tira Tangka Balang ix

    BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG

    PENINGKATAN IPKM DI KABUPATEN MURUNG RAYA 109

    6.1. Sumber Daya Kesehatan ................................ 110

    6.2. Kepemimpinan dan Pemberdayaan

    Masyarakat..................................................... 117

    6.3. Peran Lintas sektor.......................................... 121

    BAB 7 TANTANGAN SAAT INI DAN ARAH KE DEPAN .......... 129

    Penutup ............................................................ 133

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 135

    INDEKS ............................................................ 139

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    11/157

    Tira Tangka Balangx

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per

    Kecamatan di Wilayah Kabupaten Murung Raya

    Tahun 2013 ........................................................ 11

    Tabel 2.2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah Dirinci Menurut

    Jenis Kelamin per Kecamatan di Kabupaten

    Murung Raya Tahun 2011-2013......................... 15Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Geogras

    per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya

    Tahun 2011 2013 ............................................ 16

    Tabel 2.4. Nilai Indeks Kelompok Indikator Kesehatan ...... 25

    Tabel 2.5. Prevalensi Beberapa Indikator Kesehatan di

    Kabupaten Murun Raya (RISKESDAS)................. 26

    Tabel 2.6. Cakupan Beberapa Indikator Kesehatan

    di Kabupaten Murung Raya (RISKESDAS)........... 27

    Tabel 2.7. Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis di 10

    Kecamatan di Kabupaten Murung Raya 2013.... 34

    Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan

    Kecamatan di Murung Raya 2013...................... 35

    Tabel 2.9. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Murung Raya

    2013 ................................................................... 36

    Tabel 2.10. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB

    Murung Raya atas Dasar Harga Berlaku,

    2009-2013 (Persen) ........................................... 38

    Tabel 2.11. Luas Areal (Ha) dan Produksi Tanaman

    Perkebunan (ton) Menurut Kecamatan

    di Kabupaten Murung Raya Tahun 2013............ 41

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    12/157

    Tira Tangka Balang xi

    Tabel 4.1 Tabel Cakupan Kunjungan K1 & FE1 Tahun 2014 67

    Tabel 4.2 Tabel Cakupan ASI Eksklusif Puskesmas Saripoi. 68

    Tabel 4.3 Tabel Imunisasi Bayi Puskesmas Saripoi

    Tahun 2014 ........................................................ 72

    Tabel 5.1. Jumlah Rumah Sehat di Puruk Cahu Seberang

    Tahun 2014 ........................................................ 100

    Tabel 5.2. Cakupan Akses Air Bersih Puskesmas

    Puruk Cahu Seberang Tahun 2014 ..................... 100

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    13/157

    Tira Tangka Balangxii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Peta Murung Raya....................................... 9

    Gambar 2.2 Dermaga di Pinggir Sungai. ......................... 12

    Gambar 2.3. Aktas sebagian masyarakat di

    Murung Raya............................................... 17

    Gambar 2.4 Sarana dan prasarana transportasi sungai

    dan darat di Kabupaten Murung Raya......... 28Gambar 3.1. Lokmin sekaligus mensosialisasikan

    permasalahan kemasyarakat, February 2015 43

    Gambar 3.2. Papan Nama Salah sStu Puskesmas

    Pembantu di Murung Raya.......................... 55

    Gambar 3.3. Beberapa Sarana dan Prasarana Puskesmas

    dan Puskesmas Pembantu Beserta

    Kondisinya di KabupatenMurung Raya,

    Februari 2015.............................................. 55

    Gambar 3.4 Salah Satu Kondisi Pustu di Murung Raya

    yang Terkena Banjir, Februari 2015.............. 56

    Gambar4.1 Ibu Menyusui dengan ASI dan dengan

    Susu Formula............................................... 69

    Gambar 4.2. Bubur Nasi dengan Penyedap Penggan ASI 70Gambar 4.3 Gambar Bayi yang Sedang Diimunisasi

    di Puskesmas Pembantu Desa Bahitom ....... 71

    Gambar 4.4 Kegiatan Posyandu di Salah Satu

    Puskesmas Pembantu di Murung Raya....... 75

    Gambar 5.1. Sarana Pengolahan Air yang Terbengkelai... 94

    Gambar 5.2 Pemanfaatan Air Sungai Barito untuk Mandi. 102

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    14/157

    Tira Tangka Balang xiii

    Gambar 5.3 Pemanfaatan Air Sungai Barito untuk

    Mencuci dan untuk Pemenuhan Air Bersih. 103

    Gambar 5.4. Lanngatau Rumah Apung di Pinggir

    Sungai Barito. ............................................... 103

    Gambar 5.5 Kandang Ternak yang Terletak di Belakang

    Lanng. Terlihat juga Sampah di Belakang

    Lanngtersebut. ......................................... 104

    Gambar 5.6 Gambar Puskesmas Pembantu Puruk

    Cahu Seberang setelah Direnovasi.............. 105

    Gambar 5.7 Kondisi Puskesmas Pembantu Puruk

    Cahu Seberang keka Sedang Banjir............ 105

    Gambar 5.8 Kondisi Desa Puruk Cahu Seberang yang

    Sedang Banjir. Terlihat Anak-anak Sudah

    Terbiasa dengan Kondisi Banjir Tersebut ..... 106

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    15/157

    Tira Tangka Balangxiv

    DAFTAR GRAFIK

    Grak 2.1 Perubahan panjang jalan (Km) di Kabupaten

    Murung Raya pada tahun 2007 dan 2013....... 20

    Grak 2.2 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia

    (IPM) Kabupaten Murung Raya 2006 2013... 22

    Grak 2.3. Umur Harapan Hidup di Provinsi Kalteng........ 23

    Grak 2.4. Angka Kemaan Bayi 2009 2013 .................. 28Grak 2.5. Jumlah Kemaan Bayi 2009 2012 di Provinsi

    Kalteng ............................................................. 28

    Grak 2.6. Jumlah Kasus Pnemonia 2009 2013

    di Kabupaten Murung Raya............................. 29

    Grak 2.7. Jumlah Kasus Diare di Fasilitas Pelayanan

    Kesehatan di Kabupaten Murung Raya............ 30

    Grak 2.8. Persentase Status Gizi Balita Tahun

    2009 2013 di Kabupaten Murung Raya........ 31

    Grak 2.9. Persentase Pertolongan Persalinan oleh

    Tenaga Kesehatan Tahun 2009 2013

    di Kabupaten Murung Raya............................. 32

    Grak 2.10. Persentase Capaian Imunisasi Dasar Lengkap

    (UCI) Tahun 2013 di Kabupaten Murung Raya. 33Grak 4.1 Grak Cakupan Persalinan Dukun................... 82

    Grak 4.2 Grak Cakupan Persalinan Nakes.................... 82

    Grak 5.1 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan

    Sarana Sanitasi Dasar di Kabupaten

    Murung Raya Kalteng Tahun 2013................... 95

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    16/157

    xv

    Grak 5.2. Persentase Rumah Sehat per Wilayah

    Puskesmas di Kabupaten Murung Raya

    Tahun 2013 ...................................................... 99

    Grak 6.1. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat

    Kabupaten Murung Raya Tahun 2007 dan 2013 109

    Grak 6.2. Perubahan Jumlah Tenaga Kesehatan dan

    Faslitas Pelayanan Kesehatan pada

    Tahun 2008 dan 2013 di Kabupaten

    Murung Raya................................................... 110

    Grak 6.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Murung Raya

    tahun 2007 s/d 2013 ....................................... 111

    Grak 6.4. Persentase APBD Kesehatan Kabupaten

    Murung Raya terhadap APBD Total

    (2008 s/d 2013). ............................................. 115

    Grak 6.5. Jumlah Alokasi Dana (Rupiah) untuk

    Kesehatan di Kabupaten Murung Raya

    Tahun 2008 s/d 2013. ..................................... 116

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    17/157

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    18/157

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pembangunan manusia digambarkan dalam ga komponen

    utama, yaitu umur harapan hidup, pendidikan, dan ekonomi. Tigakomponen tersebut merupakan indikator penng yang dapat

    menggambarkan kemajuan suatu bangsa melalui indeks pem-

    bangunan manusia. Pada tahun 2013, nilai indeks pembangunan

    manusia Indonesia (IPM) sebesar 0.684 dan berada di urutan ke

    108 dari total 187 negara, dengan nilai indeks ternggi sebesar

    0.944 dicapai oleh Norwegia (UNDP, 2014). Hal ini menunjukkan

    bahwa Indonesia masih sangat jauh dalam mengejar atau mencapai

    nilai indeks yang mendeka nilai satu seper yang dimiliki oleh

    Norwegia, meskipun sudah terjadi sedikit kenaikan dibandingkan

    tahun sebelumnya (0,681). Apabila ingin meningkatkan nilai IPM

    Indonesia, maka diperlukan perbaikan dalam mencapai umur

    harapan hidup yang lebih nggi, rata-rata lama sekolah yang lebih

    nggi, serta rata-rata GNP per kapita yang lebih nggi.Khusus di bidang kesehatan, kontribusi utamanya adalah

    untuk perbaikan umur harapan hidup, yang merupakan indikator

    yang berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Meskipun

    pada dasarnya perbaikan kesehatan masyarakat di pengaruhi

    juga oleh pendidikan dan ekonomi yang saling terkait satu sama

    lainnya. Sebagai upaya untuk mendukung IPM, maka bidang

    kesehatan telah mengembangkan indeks pembangunan kesehatan

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    19/157

    Tira Tangka Balang2

    masayarakat (IPKM) yang secara lebih spesik mencakup indikator-

    indikator kesehatan yang sensif, yang dapat mempengaruhi

    umur harapan hidup masyarakat Indonesia. Di samping itu,

    melalui IPKM dapat dilihat fokus pembangunan kesehatan yang

    perlu diperkuat untuk perbaikan kesehatan serta untuk melihat

    seberapa besar kesenjangan antara daerah dalam bidang kese-

    hatan. Indikator yang masuk dalam IPKM adalah kesehatan balita,

    kesehatan reproduksi, penyakit menular, penyakit dak menular,

    pelayanan kesehatan, perilaku berisiko kesehatan, dan kesehatan

    lingkungan.

    Indonesia sudah mempunyai dua periode IPKM, yaitu IPKM

    tahun 2007 dan IPKM tahun 2013. Secara nasional nilai IPKM 2013

    adalah sebesar 0.5404, dengan nilai terendah sebesar 0.2169

    di Kabupaten Tolikara (Provinsi Papua) dan ternggi sebesar

    0.7352 di Kabupaten Gianjar (Provinsi Bali). Sementara IPKM

    2007, menunjukkan nilai nasional sebesar 0.5086, dengan nilai

    indeks ternggi sebesar 0.7090 di Kota Magelang (Jawa Tengah)

    dan terendah sebesar 0.2471 di Kabupaten Pegunungan Bintang

    (Papua). Perubahan nilai IPKM 2007 dan 2013 dapat diarkan

    juga telah terjadi perubahan dalam status kesehatan masyarakat

    dan juga perubahan intervensi kesehatan. Perubahan yang terjadi

    di seluruh kabupaten/kota bervariasi dan perubahannya dapat

    mengarah pada perbaikan maupun penurunan. Di antara 440kabupaten/kota di Indonesia, Kabupaten Murung Raya termasuk

    salah satu kabupaten yang mengalami perbaikan atau peningkatan

    IPKM.

    Peningkatan atau perbaikan nilai IPKM menunjukkan bahwa

    telah terjadi perbaikan prevalensi dan cakupan dari beberapa

    indikator kesehatan yang digunakan dalam menetapkan IPKM.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    20/157

    Tira Tangka Balang 3

    Faktor-faktor yang berhubungan dengan perbaikan indikator kese-

    hatan dapat bervariasi di masing-masing kabupaten/kota.

    Secara umum, kondisi kesehatan individu dipengaruhi oleh

    berbagai faktor baik yang secara langsung seper pengetahuan,

    sikap dan perilaku kesehatan, maupun faktor yang dak secara

    langsung seper aspek sosial, ekonomi, pendidikan, lingkungan,

    dan budaya (WHO, 2008). Di samping itu, pemberi pelayanan

    kesehatan juga berperan penng dalam peningkatan kesehatan

    masyarakat. Kapasitas pelayanan dan akses terhadap pelayanan

    kesehatan yang memadai dapat mendukung peningkatan status

    kesehatan masyarakatnya (WHO, 2008).

    Demikian pula halnya yang terjadi dengan Kabupaten

    Murung Raya, yang mengalami peningkatan IPKM dari 0.3527

    pada tahun 2007 menjadi 0.4921 pada tahun 2013, meskipun ada

    perbedaan jumlah indikator kesehatan yang digunakan, yaitu 24

    indikator (2007) dan 30 indikator (2013). Di samping itu, secara

    ekonomi Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten dengan

    kategori dak miskin, karena mempunyai proporsi penduduk

    miskin yang kurang dari 14.53% berdasarkan hasil Pendataan

    Sosial Ekonomi (PSE) tahun 2011. Berdasarkan hal tersebut, maka

    perlu dipelajari dan digali lebih lanjut secara lebih spesik faktor-

    faktor apa yang berperan penng dalam peningkatan nilai IPKM

    di Kabupaten Murung Raya dengan kondisi ekonomi yang bukantermasuk kabupaten miskin.

    Studi kualitaf ini bertujuan untuk manggali lebih dalam

    aspek-aspek kebijakan, implementasi program kesehatan, peran

    serta masyarakat dan pengaruh lingkungan sosial-budaya-ekonomi

    yang terkait dengan peningkatan angka IPKM Kabupaten Murung

    Raya. Aspek-aspek tersebut diharapkan dapat menjelaskan ter-

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    21/157

    Tira Tangka Balang4

    jadinya kenaikan IPKM 2013 dibandingkan dengan IPKM 2007 di

    Kabupaten Murung Raya. Di samping itu, studi ini juga menggali

    kesehatan ibu dan balita serta kesehatan lingkungan untuk

    mendapatkan gambaran program kesehatan yang sudah berjalan,

    serta bagaimana gambaran permasalahan terkait budaya dan nilai

    di masyarakat yang terkait dengan kesehatan.

    Penggalian dan analisis secara kualitaf diperlukan untuk

    memberikan penjelasan yang lebih terperinci dalam aspek-aspek

    yang beperan dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten

    Murung Raya sebagai pembelajaran bagi kabupaten lain yang

    mempunyai karakterisk administrasi, sumber daya, dan geogras

    wilayah serupa. Juskasi pemilihan wilayah Kabupaten Murung

    Raya secara lebih rinci akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.

    1.2. Juskasi Pemilihan Wilayah dan Indikator

    Kesehatan

    Pemilihan Kabupaten Murung Raya ditetapkan berdasarkan

    dua criteria, yaitu berdasarkan proporsi penduduk miskin dan

    nilai IPKM. Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten yang

    termasuk dak miskin (proporsi penduduk miskin kurang dari

    14,53%), dan mempunyai perubahan nilai IPKM yang posif, atau

    mempunyai nilai IPKM yang lebih baik pada tahun 2013 diban-

    dingkan pada tahun 2007.

    Seper telah disampaikan di bagian sebelumnya, Indonesia

    sudah mempunyai dua periode IPKM, yang sebagian besar

    menggunakan data dari hasi Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

    tahun 2007 dan 2013. Berdasarkan hasil IPKM 2007 dan 2013,

    Kabupaten Murung Raya termasuk ke dalam kabupaten yang

    tergolong mengalami peningkatan nilai IPKM yaitu 0,3861 di tahun

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    22/157

    Tira Tangka Balang 5

    2007 dan 0,4921 pada tahun 20131. Walaupun demikian, baik

    kenaikan dalam rangking maupun dalam angka IPKM kabupaten

    ini masih lebih rendah dari angka IPKM Provinsi Kalimantan

    Tengah (0.5053) dan IPKM Nasional (0.5404). Kenaikan IPKM

    Kabupaten Murung Raya khususnya terlihat pada unsur-unsur

    kesehatan balita, kesehatan lingkungan, dan perilaku kesehatan

    masyarakat .

    Indikator kesehatan balita terutama dapat dilihat dari

    menurunnya gizi buruk balita. Pada Riskesdas 2007, ditemukan

    gizi buruk balita di Kabupaten Murung Raya sebanyak 27,2

    persen. Sedangkan pada Riskesdas 2013, didapa gizi buruk bali-

    ta sebanyak 22,10 persen. Penurunan angka ini menunjukkan

    bahwa dalam rentang waktu lima tahun Kabupaten Murung Raya

    sudah berhasil menurunkan angka penderita gizi buruk sebesar

    5.1 persen. Peningkatan status gizi balita juga bisa dilihat dari

    cakupan indikator penimbangan balita yang pada tahun 2007

    berada di kisaran angka 21,45 persen berubah menjadi 53,19

    persen. Peningkatan cakupan penimbangan balita menunjukan

    kesungguhan pemerintah Kabupaten Murung Raya, khususnya

    Dinas Kesehatan Kabupaten Murung Raya, dalam menjalankan

    program-progamnya di bidang gizi, terutama kegiatan penim-

    bangan balita.

    Demikian juga dengan indikator cakupan imunisasi,Riskesdas 2007 menunjukkan cakupan imunisasi di Kabupaten

    Murung Raya sebesar 16,37 persen. Sedangkan pada Riskesdas

    2013, angka cakupan imunisasi ditemukan pada kisaran 50.38

    persen. Kenaikan angka ini menunjukkan bahwa pemerintah

    1 IPKM.Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2014

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    23/157

    Tira Tangka Balang6

    Kabupaten Murung Raya juga telah berhasil meningkatkan angka

    cakupan imunisasi sebesar 34,01 poin.

    Indikator lain adalah adanya peningkatan proporsi perilaku

    cuci tangan dengan benar di kabupaten ini. Jika di data dasar hasil

    Riskesdas 2007 angka proporsi tersebut menunjukkan kisaran 8,12

    persen, hasil Riskesdas 2013 menunjukkan peningkatan menjadi

    61,25 persen. Kenaikan angka proporsi sebesar 53,08 poin ini me-

    nandakan telah terjadi peningkatan kesadaran masyarakat dalam

    melakukan kebiasaan mencuci tangan dengan benar.

    Selanjutnya, indikator perilaku sehat dan bersih lainnya

    pada IPKM 2007 dan 2013, seper cakupan sanitasi di Kabupaten

    Murung Raya juga mengalami kenaikan sebesar 21,96 poin dari

    16,89 persen menjadi 38.85 persen.

    Berdasarkan hal tersebut di atas, maka buku ini bertujuan

    untuk memberikan gambaran terkait faktor-faktor yang menjadi

    pendukung (enabler) dan pembelajaran dalam kenaikan nilai IPKM

    di Kabupaten Murung Raya, khususnya difokuskan pada bidang

    kesehatan balita dan kesehatan lingkungan. Dalam buku ini akan

    dibahas lebih lanjut mengenai prol Kabupaten Murung Raya

    secara umum, gambaran sumber daya yang ada, kesehatan ibu

    dan balita, kesehatan lingkungan, faktor-faktor yang mendukung,

    serta tantangan ke depan untuk perbaikan kesehatan masyarakat

    Kabupaten Murung Raya.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    24/157

    Tira Tangka Balang 7

    1.3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

    Penggalian informasi dalam penelian ini dilakukan melalui

    dua pendekatan, yaitu secara kualitaf dan desk review (dataterer dan dokumen). Secara kualitaf data dikumpulkan melalui

    wawancara medalam, diskusi, dan pengamatan. Informasi yang

    digali mencakup beberapa aspek berikut:

    Bagaimana budaya dan perilaku masyarakat terkait kesehatan

    balita dan kesehatan lingkungan.

    Bagaimana peran penyelenggara kesehatan terkait kesehatan

    balita dan kesehatan lingkungan.

    Bagaimana peran lintas sektor terkait kesehatan balita dan

    kesehatan lingkungan.

    Apa saja faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan

    IPKM.

    Apa saja kendala dan tantangan dalam pembangunan kese-

    hatan.Informan yang telibat dalam studi ini adalah tokoh masya-

    rakat, ibu hamil, ibu yang mempunyai balita, dukun kampung,

    bidan desa, tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan kabu paten dan

    provinsi, tenaga kesehatan di Puskesmas, serta beberapa lintas

    sektor di ngkat kabupaten (Dinas Pekerjaan Umum, Perusahaan

    Daerah Air Minum, Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah,

    Bappeda) dan di ngkat provinsi (Bappeda, Badan Pemberdayaan

    Masyarakat Daerah).

    Data dianalisis secara deskripf untuk memberikan gam-

    baran permasalahan terkait kesehatan ibu dan balita serta sani-

    tasi lingkungan, termasuk juga faktor yang berperan dalam

    peningkatan IPKM Kabupaten Murung Raya.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    25/157

    Tira Tangka Balang8

    Pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai gambaran

    umum Kabupaten Murung Raya, Manajemen dan Kebijakan

    Kesehatan, kesehatan ibu dan balita, sanitasi lingkungan, pem-

    belajaran dalam kenaikan IPKM, serta tantangn dan arah ke depan

    bagi peningkatan pembangunan kesehatan masyarakat Murung

    Raya.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    26/157

    9

    BAB 2

    GAMBARAN KABUPATEN MURUNG RAYA

    2.1 Letak dan Fungsi Geogras

    Kabupaten Murung Raya adalah salah satu kabupaten

    pemekaran di Provinsi Kalimantan Tengah yang berada di peda-laman Pulau Kalimantan, tepatnya di bagian Timur Laut wilayah

    Provinsi Kalimantan Tengah, yang melipu seluruh bagian DAS

    (Daerah Aliran Sungai) Barito. Sejak pemekaran dari Kabupaten

    Barito Utara pada tahun 2002, Kabupaten Murung Raya

    berkembang dengan pesat. Dengan mengusung slogan merdeka

    dari kebodohan, keternggalan, dan keterisolasian, pemerintah

    Gambar 2.1 Peta Murung Raya

    Sumber: Prol Kesehatan Murung Raya 2014

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    27/157

    Tira Tangka Balang10

    Kabupaten Murung Raya secara konnu meningkatkan sarana

    dan prasarana infrastruktur yang menunjang taraf kehidupan

    perekonomian masyarakat.

    Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten terluas

    di provinsi Kalimantan Tengah yang mempunyai wilayah seluas

    lebih kurang 2.370.000 Ha. Secara geogras Kabupaten Murung

    Raya terletak yaitu pada posisi 004725,24 Lintang Utara

    (Latude North), 005151,87 Lintang Selatan (Latude South),

    1131240,98 Bujur Timur (Longitude East), dan 115086,52

    Bujur Timur (Longitude East). Di Utara Kabupaten Murung Raya

    berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan

    Barat dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara,

    Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Gunung Mas. Sebelah Timur

    berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan

    Timur. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas

    dan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat (Dinas

    Kesehatan Murung Raya, 2013).

    Wilayah administrasi Kabupaten Murung Raya terdiri 10

    kecamatan, terbagi lagi dalam 115 desa dan 9 kelurahan. Yang

    termasuk dalam kategori kelurahan adalah Tumbang Lahung dan

    Muara Bakanon di Kecamatan Permata Intan, Kelurahan Beriwit

    dan Puruk Cahu di Kecamatan Murung, Kelurahan Muara LaungI, Batu Bua I dan Muara Tuhup di Kecamatan Laung Tuhup,

    Kelurahan Tumbang Kunyi di Kecamatan Sumber Barito, dan

    Kelurahan Saripoi di Kecamatan Tanah Siang (Dinas Kesehatan

    Murung Raya, 2013).

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    28/157

    Tira Tangka Balang 11

    Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per Kecamatan

    di Wilayah Kabupaten Murung Raya Tahun 2013

    Kecamatan Ibukota Kel Desa

    Luas

    Wilayah

    (km)

    (1) (2) (3) (4) (5)

    Permata Intan Tumbang Lahung 2 10 804

    Sungai Babuat Tumbang Banan 0 6 423

    Murung Puruk Cahu 2 13 730

    Laung Tuhup Muara Laung 3 23 1.611

    Barito Tuhup Raya Makunjung 0 11 1.500Tanah Siang Saripoi 1 26 1.239

    Tanah Siang Selatan Dirung Lingkin 0 6 310

    Sumber Barito Tumbang Kunyi 1 8 2.797

    Seribu Riam Muara Joloi 0 7 7.023

    Uut Murung Tumbang Olong 0 5 7.263

    Jumlah/Total xxx 9 115 23.700

    Sumber: Badan Pusat Stask Kabupaten Murung Raya, 2013

    Kabupaten Murung Raya terletak pada daerah di sekitar

    khatuliswa beriklim tropis dan bercurah hujan nggi, sehingga

    panas matahari terasa menyengat dan udara terasa amat lembab.

    Curah hujan meningkat pada daerah pedalaman, karena udara yang

    lebih lembab yang disebabkan oleh kepadatan dan kerimbunan

    tumbuh-tumbuhan. Menurut BMKG (Stasiun Meteorologi, Klima-tologi dan Geosika) Beringin, Muara Teweh, Barito Utara, tahun

    2012, suhu di Kabupaten Murung Raya berkisar 21,4 C 35,3 C

    (Bapeda Kabupaten Murung Raya, 2013).

    Kabupaten Murung Raya dialiri oleh sungai besar yang juga

    digunakan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan air bagi

    masyarakat dan sarana transportasi air yaitu Sungai Barito dan

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    29/157

    Tira Tangka Balang12

    beberapa sungai kecil lainnya yang bermuara di Sungai Barito.

    Aliran sungai ini sampai sekarang masih digunakan untuk lalu

    lintas pengangkut kayu / barang / hasil pertanian. Pengangkutan

    penumpang melalui sungai di Kabupaten Murung Raya terutama

    ke daerah pedalaman yang belum dilalui oleh jalan darat. Hidrologi

    wilayah Kabupaten Murung Raya yang dilintasi oleh Sungai Barito

    dan beberapa cabang anak sungainya mempunyai panjang dan

    kedalaman dasar sungai yang sangat bervariasi, yaitu sekitar

    1 - 11 meter dan kedalaman tersebut dapat bertambah seiring

    dengan banyak sedikitnya debit air di sungai Barito. Sungai-sungai

    tersebut berfungsi sebagai urat nadi transportasi untuk angkutan

    barang dan penumpang. Beberapa cabang atau anak sungai yang

    dapat dilayari yaitu: sungai Laung sepanjang 35,75 km, sungai

    Gambar 2.2 Dermaga di Pinggir Sungai.

    Sumber: Dokumentasi Peneli

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    30/157

    Tira Tangka Balang 13

    Babuat sepanjang 29,25 km, Sungai Joloi sepanjang 40,75 km,

    dan sungai Busang sepanjang 75,25 km. Kedalaman dasar sungai

    berkisar antara 3 - 8 m dan lebar badan sungai lebih dari 25 m

    (Bapeda Kabupaten Murung Raya, 2013).

    Dermaga sungai dan dermaga penyeberangan yang ada di

    Kabupaten Murung Raya umumnya berada dalam kondisi baik

    dengan konstruksi terbuat dari kayu ulin dan besi. Dermaga

    sungai yang terluas adalah dermaga Puruk Cahu (+100 m ). Kebe-

    radaan dermaga-dermaga sungai lebih bertujuan untuk mem-

    perlancar lalu lintas aliran penumpang, bukan aliran barang.

    Dengan demikian, untuk pengangkutan barang akan masih tetap

    mengandalkan pada angkutan sungai (Bapeda Kabupaten Murung

    Raya, 2013).

    Walaupun berguna untuk transportasi penduduk ke pe-

    dalaman, transportasi sungai ini mempunyai kelemahan, baik

    pada musim kemarau maupun musim hujan. Pada saat musim

    kemarau, biasanya terjadi surutnya air sungai dan rendahnya

    debit air. Dengan demikian terjadi turunnya permukaan air sungai,

    dan menyebabkan munculnya batu-batu di dasar sungai ataupun

    kayu-kayu yang tadinya tenggelam di dasar sungai, sehingga

    mempernggi risiko perjalanan kapal. Hal ini menghambat kapal-

    kapal besar masuk ke daerah pedalaman. Sebaliknya pada musim

    hujan, permasalahannya adalah bertambah banyaknya volumeair dan derasnya arus sungai akan menghambat laju kapal yang

    menuju hulu sungai. Selain itu karena umumnya desa-desa di

    pedalaman berkembang di pinggir sungai, masih ada desa-desa

    yang mengalami banjir.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    31/157

    Tira Tangka Balang14

    2.2 Kependudukan, Suku, dan Sumber Daya Alam

    Penyebaran penduduk di Kabupaten Murung Raya masih

    dak merata. Data tahun 2013 menunjukkan jumlah pendudukterendah sebanyak 2360 (total laki-laki dan perempuan) di

    Kecamatan Sungai Babuat dan ternggi di Kecamatan Murung

    sebanyak 33,716 (total laki-laki dan perempuan). Hal ini

    kemungkinan dikarenakan kondisi sarana jalan darat yang meng-

    hubungkan antarkecamatan atau desa kadang-kadang dak me-

    mungkinkan untuk dilalui kendaraan roda empat, sementara

    sarana transportasi air masih terbatas, sehingga jumlah penduduk

    terlokalisir pada daerah yang mudah askes transportasinya.

    Sementara itu, jumlah desa yang terdapat di pinggiran sungai

    cukup banyak. Seper di Kecamatan Murung, Kecamatan Permata

    Intan, Kecamatan Sumber Barito, bahkan sampai ke Kecamatan

    Seribu Riam, dan Kecamatan Uut Murung yang medannya dikenal

    sangat sulit, terlebih bila musin penghujan ba. Di KabupatenMurung Raya juga ada wilayah yang belum bisa terjangkau oleh

    akses jalan, bahkan oleh akses jalan perusahaan sekalipun,

    sehingga masih ada penduduk di wilayah Kabupaten Murung

    Raya yang terisolir.

    Kepadatan penduduk amat kecil bila dibandingkan dengan

    luasnya wilayah di Kabupaten Murung Raya, Tabel 2.2. di bawah

    ini menggambarkan keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin

    dan luasnya wilayah di Kabupaten Murung Raya tahun 2001, 2012,

    dan 2013.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    32/157

    Tira Tangka Balang 15

    Kepadatan penduduk dapat dinyatakan dalam 2 (dua) ben-

    tuk kepadatan yaitu kepadatan secara geogras dan kepadatan

    secara agraris2. Kepadatan geogras membandingkan jumlah

    penduduk terhadap luas wilayah keseluruhan, sedangkan kepa-

    datan agraris merupakan perbandingan antara jumlah pen-

    duduk dengan luas tanah atau lahan yang diusahakan baik olehpemerintah, swasta/perusahaan dan masyarakat sendiri termasuk

    pemukiman penduduk. Lahan yang diusahakan bisa berupa

    perkampungan, sawah, ladang/tegal, perkebunan, rawa/tambak,

    serta semak belukar.

    2 Data Pokok Pembangunan Kabupaten Murung Raya, Bapeda dan BPSKabupaten Murung Raya, 2013

    Tabel 2.2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah Dirinci Menurut Jenis

    Kelamin per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya

    Tahun 2011-2013

    Sumber: Badan Pusat Stask Kabupaten Murung Raya, thn 2014

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    33/157

    Tira Tangka Balang16

    Kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya semenjak

    mengalami pemekaran kabupaten sampai dengan tahun 2013

    belum mengalami perubahan, yaitu 4 orang per 1 (satu) Km2.

    Wilayah Kabupaten Murung Raya merupakan yang paling sedikit

    penduduknya di antara semua kabupaten di Provinsi Kalimantan

    Tengah. Penduduk yang masih jarang ini masuk ke dalam salah

    satu program usaha peningkatan dan pengembangan daerah

    Kabupaten Murung Raya misalnya program transmigrasi.

    Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Geogras per

    Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2011

    2013

    Rasio ketergantungan atau dependency rao mengalami

    sedikit penurunan. Dependency rasio merupakan rasio antara

    banyaknya penduduk usia 0 - 14 tahun dan penduduk usia 65

    tahun ke atas (yang merupakan penduduk yang ditanggung)

    dibandingkan dengan penduduk usia produkf (usia 15 - 64

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    34/157

    Tira Tangka Balang 17

    tahun, yang dikenal sebagai penanggung). Dalam keterangan yang

    diperoleh dari Badan Pusat Stask Kabupaten Murung Raya,

    memperlihatkan bahwa di Kabupaten Murung Raya pada tahun

    2011 sampai dengan tahun 2013, rasio ketergantungannya secara

    berturut-turut adalah sebesar 62, 61, dan 61. Ini berar dalam

    tahun 2013 yang lalu, dari seap 100 penduduk usia 15 - 64 tahun,

    menanggung 61 orang penduduk usia 0 - 14 dan usia 65 tahun ke

    atas. Ini berar ada sedikit kenaikan dan peningkatan produktas

    karena adanya penurunan relaf jumlah yang ditanggung oleh

    kalangan usia produkf sejak tahun 2011. Semakin rendah nilai

    rasio ketergantungan, maka akan semakin produkf masyarakat

    di wilayah tersebut. Sebaliknya jika semakin nggi nilai rasio

    ketergantungannya, maka akan semakin banyak tantangan secara

    ekonomi di wilayah tersebut.

    Dari aspek karakterisk sosial, masyarakat Murung Raya

    didominasi oleh suku Dayak. Lokasi geogras Kabupaten Murung

    Raya yang terletak hampir di tengah-tengah pulau Kalimantan,

    dapat dikatakan sebagai pusat berkumpulnya suku-suku Dayak di

    Gambar 2.3. Aktas sebagian masyarakat di Murung Raya

    Sumber: Dokumentasi Peneli IPKM Kualitaf

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    35/157

    Tira Tangka Balang18

    Kalimantan. Penduduk asli Kabupaten Murung Raya terdiri dari 3

    suku besar, yaitu: Suku Dayak Bakumpai (yang bermukim di wilayah

    sekitar Sungai Barito), Suku Dayak Uut Danum (yang bermukim di

    wilayah sekitar Barito Hulu), dan Suku Dayak Siang (yang banyak

    bermukim di sekitar wilayah Kecamatan Tanah Siang). Sementara

    penduduk lain umumnya berasal dari suku Dayak Kangan, Dayak

    Kahayan, dan Dayak Kapuas.

    Kabupaten Murung Raya merupakan salah satu pilihan

    desnasi bagi masyarakat Dayak yang ada di Kalimantan. Pilihan

    ini daklah berlebihan karena Kabupaten Murung Raya adalah

    wilayah yang mempunyai kekayaan alam yang cukup banyak

    seper batubara, emas, bentonit, dan kapur, serta kaya akan

    potensi unggulan di bidang budaya dan pariwisata. Potensi wisata

    tersebut antara lain adalah Riam Hatas, Panorama Pegunungan

    Batu Ayu, Keminng, Tugu Katuliswa, Air Terjun Sungai Bumban

    di Desa Laas, Kecamatan Uut Murung, dan Cagar Alam Nasional

    Pegunungan Muller yang telah ditetapkan oleh badan dunia

    sebagai salah satu paru-paru dunia yang masih ada sampai

    sekarang ini. Sedangkan tarian yang paling tersohor dari kabupaten

    ini adalah tarian, Tira Tangka Balang, yang berar Maju Terus

    Pantang Mundur di mana kemudian moo Tira Tangka Balang

    ini menjadi moo kabupaten pemekaran ini.

    Gambaran karakterisik penduduk dan sumber daya alamini secara dak langsung mempengaruhi perekonomian daerah

    serta status kesehatan masyarakatnya. Kondisi Kabupaten

    Murung Raya dengan jumlah penduduk yang penyebarannya

    dak merata di samping juga kepadatan penduduk yang bervariasi

    dapat menjadi salah satu kendala dalam penempatan tenaga

    kesehatan. Sementara dengan mayoritas penduduk adalah suku

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    36/157

    Tira Tangka Balang 19

    dayak, maka perlu mempelajari lebih lanjut budaya suku Dayak

    sebagai salah satu aspek yang terkait dengan perilaku kesehatan

    di masyarakat.

    2.3 Sarana dan Prasarana

    Kelancaran transportasi suatu wilayah sangat dipengaruhi

    oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Demikian

    juga dirasakan oleh masyarakat dan pemerintah daerah Kabu-

    paten Murung Raya. Sebagai daerah yang banyak terdapat sungai,

    Kabupaten Murung Raya dak hanya mengandalkan transportasi

    darat, transportasi sungai juga merupakan transportasi yang vital.

    Hal ini dikarenakan masih terdapatnya kecamatan yang belum

    terjangkau oleh prasarana jalan atau melalui daratan.

    Gambar 2.4 Sarana dan prasarana transportasi sungai dan darat

    Sumber: Dokumentasi Peneli IPKM Kualita

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    37/157

    Tira Tangka Balang20

    Kondisi infrastruktur saat ini, terutama jalan darat masih

    perlu mendapat perhaan, karena jalan darat pada saat ini meru-

    pakan sarana penunjang utama dalam kegiatan ekonomi daerah

    serta mendukung kegiatan pembangunan terutama akvitas

    ekonomi masyarakat. Meskipun demikian, transportasi sungai

    masih cukup dominan dalam penggunaannya, terutama untuk

    menjangkau daerah-daerah yang dak bisa dilalui jalan darat dan

    daerah-daerah di tepian sungai. Kondisi perbaikan infrastruktur

    sangat diharapkan untuk meningkatkan pelayanan jasa angkutan

    yang ada di Kabupaten Murung Raya.

    Berkaitan dengan infrastruktur jalan yang ada, di Kabu-

    paten Murung Raya terdapat jalan negara, jalan propinsi, dan

    jalan kabupaten. Selebihnya merupakan jalan desa, jalan ke

    perkebunan, jalan perusahaan batu bara, dan jalan HPH (Hak

    Pengusahaan Hutan). Untuk kondisi jalan ini sangat tergantung

    Grak 2.1 Perubahan panjang jalan (Km) di Kabupaten Murung Raya

    pada tahun 2007 dan 2013.

    Sumber: Pemerintah Kabupaten Murung Raya, 2007; 2013

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    38/157

    Tira Tangka Balang 21

    dari musim, karena apabila musim hujan ada ruas-ruas jalan yang

    mengalami banjir atau licin, sehingga dak bisa atau sulit dilalui.

    Perbaikan infrastruktur jalan terus dilakukan sebagai salah

    satu upaya untuk peningkatan akses masyarakat terhadap fasilitas

    kesehatan, sumber perekonomian, serta fasilitas umum lainnya

    untuk perbaikan pembangunan daerah. Infrastruktur jalan meng-

    alami sedikit peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan tahun

    2007, terutama untuk jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan

    desa.

    Selain transportasi darat dan air, Kabupaten Murung Raya

    juga memiliki transportasi udara. Terdapat satu bandar udara

    (bandara) yang telah beroperasi secara run untuk melayani

    penerbangan Palangka Raya - Puruk Cahu. Bandara ini merupakan

    bandara peninggalan dari salah satu perusahaan pertambangan

    yang dulu sempat beroperasi di wilayah Murung Raya. Bandara

    ini letaknya di kecamatan Dirung Lingkin sekitar 15 km dari kota

    Puruk Cahu, dengan kondisi akses jalan yang rusak, berlubang

    sehingga perjalanan ditempuh dengan waktu sekitar satu jam.

    Saat ini hanya ada satu perusahaan penerbangan nasio-

    nal yang beroperasi, dengan frekuensi dua kali seminggu pener-

    bangan dari Palangkaraya. Dengan adanya bandara ini, diharap-

    kan arus mobilitas masyarakat dari dan keluar Kabupaten Murung

    Raya dapat meningkat, dan pada akhirnya mendorong pening-katan perekonomian baik dengan meningkatan pen dapatan

    daerah maupun peningkatan urbanisasi.

    Sarana dan prasarana infrastruktur daerah berkaitan erat

    dengan akses terhadap pelayanan kesehatan yang opmal. Dari

    periode 2007 s/d 2013, meskipun dak terlalu besar, telah terjadi

    peningkatan infrastruktur. Hal ini dapat merupakan salah satu

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    39/157

    Tira Tangka Balang22

    faktor yang turut mendukung peningkatan akses masyarakat

    terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik.

    2.4 Situasi Masalah Kesehatan

    Pada negara berkembang seper Indonesia, proses pem-

    bangunan pada hakikatnya termasuk juga pembangunan terhadap

    manusianya, di mana kualitas kehidupan masyarakat menjadi tu-

    juan utama dari semua jenis pembangunan yang dilaksanakan.

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development

    Index (HDI) bisa digunakan sebagai salah satu indikator untuk

    mengukur ngkat kualitas kehidupan yang ada di masyarakat.

    IPM ini dapat dipakai dalam mengukur ngkat keberhasilan pem-

    bangunan di suatu wilayah. Salah satu yang tercantum dalam

    Human Development Indexadalah adalah indikator sektor kese-

    hatan, yang diukur dengan Umur Harapan Hidup (UHH).

    Grak 2.2 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    Kabupaten Murung Raya 2006 2013

    Sumber: Prol Kabupaten Murung Raya, 2013

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    40/157

    Tira Tangka Balang 23

    Grak 2.3. Umur Harapan Hidup di Provinsi Kalteng

    Sumber: Prol Kesehatan Provinsi Kalteng 2013

    Angka IPM dapat menggambarkan bagaimana pembangun-

    an manusia dak hanya dilihat dari aspek ekonomi saja, tetapi juga

    bagaimana manusia mempunyai lama hidup yang opmal danmempunyai pengetahuan atau pendidikan yang memadai. Dari

    periode tahun 2006 sampai dengan 2013, telah terjadi pening-

    katan IPM di Kabupaten Murung Raya, dari 71.6 pada tahun 2006

    menjadi 73.98 di tahun 2013 (Pemerintah Daerah Murung Raya,

    2013). Meskipun demikian, angka IPM ini belum menggambarkan

    indikator pembangunan kesehatan manusia secara spesik.

    Dengan demikian, dibutuhkan indeks khusus di bidang kesehatan

    yang kemudian dikenal sebagai Indeks Pembangunan Kesehatan

    Masyarakat (IPKM) untuk dapat melihat sejauh mana kemajuan

    pembangunan kesehatan manusia di suatu wilayah secara

    spesik.

    IPKM dihitung berdasarkan beberapa indikator kesehatan

    yang mencakup 1) kesehatan balita, 2) kesehatan reproduksi, 3)

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    41/157

    Tira Tangka Balang24

    pelayanan kesehatan, 4) perilaku berisiko, 5) penyakit menular, 6)

    penyakit dak menular, dan 7) kesehatan lingkungan. Sumber data

    yang digunakan dalam menghitung IPKM adalah dari RISKESDAS

    dan survey Potensi Desa.

    Meskipun terdapat kenaikan dibandingkan dengan IPKM

    2007, hasil perhitungan IPKM 2013 Kabupaten Murung Raya

    menunjukkan angka IPKM lebih rendah di bandingkan angka

    provinsi maupun angka nasional. Apabila melihat rincian angka

    IPKM 2013 untuk Kabupaten Murung Raya, maka dapat dilihat

    bahwa angka ternggi adalah indikator penyakit dak menular

    (PTM), penyakit menular (PM), dan kesehatan balita, sementara

    nilai terendah adalah untuk indikator pelayanan kesehatan. Data

    indikator kesehatan yang digunakan dalam perhitungan IPKM

    2013 adalah dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 dan

    survey Potensi Desa (PODES) 2011.

    Secara lebih rinci data RISKESDAS menggambarkan bebe rapa

    prevalensi status kesehatan yang menunjukkan hasil yang lebih

    baik pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2007 yang mencakup

    prevalensi gizi buruk, cakupan penimbangan balita, cakupan

    imunisasi lengkap, perilaku cuci tangan dengan benar, hipertensi,

    kesehatan jiwa, penyakit gigi mulut, dan cakupan sanitasi. Per-

    baikan angka prevalensi dan cakupan tersebut menyebabkan

    semakin baiknya nilai IPKM di Kabupaten Murung Raya.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    42/157

    Tira Tangka Balang 25

    Tabel 2.4. Nilai Indeks Kelompok Indikator Kesehatan

    Indikator Kesehata

    Indeks Kab

    Murung

    Raya

    Indeks Provinsi

    Kalimantan

    Tengah

    Indeks

    Nasional

    Kesehatan Balita 0.5975 0.5861 0.6114

    Kesehatan Reproduksi 0.3678 0.2411 0.4756

    Pelayanan Kesehatan 0.1598 0.1665 0.3808

    Perilaku kesehatan 0.3771 0.2317 0.3652

    PTM 0.7181 0.4242 0.6267

    PM 0.7767 0.4743 0.7507

    Kesehatan Lingkungan 0.4477 0.3261 0.5430Indeks Pembangunan

    Kesehatan Manusia

    0.4921 0.5053 0.5404

    Sumber: Indeks Pembangunan Kesehatan, Badan Litbangkes 2015

    Pada tabel 2.4 dapat dilihat bahwa nilai IPKM untuk beberap

    indikator kesehatan di Kabupaten Murung Raya tampak lebih baik

    dibandingkan dengan nilai IPKM di ngkat Provinsi Kalimantan

    Tengah maupun Nasional untuk indikator penyakit menular,

    penyakit dak menular. Nilai indeks yang lebih baik dari nilai

    provinsi, dapat berkaitan dengan variasi dan kesenjangan nilai

    indeks kabupaten dalam Provinsi Kalimantan Tengah cukup nggi.

    Demikian juga dengan nilai nasional yang variasinya cukup nggi

    diantara 497 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    43/157

    Tira Tangka Balang26

    Tabel 2.5. Prevalensi Beberapa Indikator Kesehatan di Kabupaten

    Murun Raya (RISKESDAS)

    Indikator 2007 2013

    Gizi burkur 27.02 22.10

    Gizi pendek 38.53 41.02

    Balita Gemuk 9.57 16.18

    Gangguan kesehatan jiwa 8.00 1.10

    Penyakit gigi dan mulut 26.34 19.53

    Pnemonia 1.03 1.83

    Hipertensi 28.06 21.02

    Cedera 4.29 13.56

    Sumber: Indeks Pembangunan Kesehatan, Badan Litbangkes 2015

    Pada tabel 2.5 dapat dilihat prevalensi gizi pendek,

    pneumonia, dan cedera mengalami peningkatan pada tahun 2013

    dibandingkan tahun 2007. Di sisi lain, telah terjadi penurunan

    prevalensi atau perbaikan kondisi di masyarakat untuk gizi buruk

    dan kurang, kesehatan jiwa, penyakit gigi dan mulut, serta hiper-

    tensi. Pada tabel 2.6 tampak bahwa terjadi perbaikan angka

    cakupan atau persentase masyarakat yang berparsipasi dalam

    program kesehatan dan berperilaku sehat seper penimbangan

    balita, imunisasi lengkap pada balita, mempunyai jamban sehat,

    serta cuci tangan dengan benar. Angka cakupan yang membaik ini

    berkontribusi terhadap kenaikan nilai IPKM Kabupaten MurungRaya di tahun 2013. Meskipun telah terjadi perbaikan beberapa

    indikator kesehatan, kondisi ini masih relaf rendah dibandingkan

    dengan kondisi kabupaten lainnya dan gambaran secara nasional.

    Hal ini tampak dari posisi nilai IPKM 2013 Kabupaten Murung

    Raya yang masih dalam rangking 354 dibandingkan dengan total

    497 kabupaten/kota di Indonesia. Arnya Kabupaten Murung

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    44/157

    Tira Tangka Balang 27

    Raya harus tetap segera mengejar keternggalan dengan ber-

    bagai keterbatasannya.

    Tabel 2.6. Cakupan Beberapa Indikator Kesehatan di KabupatenMurung Raya (RISKESDAS)

    Indikator 2007 2013

    Cakupan Penimbangan Balita 21.45 53.19

    Cakupan Imunisasi Lengkap 16.37 50.38

    cakupan sanitasi 16.89 38.85

    Perilaku cuci tangan dengan benar 8.12 61.25

    Sumber: Indeks Pembangunan Kesehatan, Badan Litbangkes 2015

    Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan di fasilitas pela-

    yanan kesehatan, situasi kesehatan yang dituangkan dalam Prol

    Kesehatan Provinsi tahun 2013 dan Prol Kesehatan Kabupaten

    tahun 2013, menunjukkan beberapa peningkatan atau perbaikan

    sebagian besar indikator kesehatan pada tahun 2013 dibandingkan

    tahun 2007, seper diantaranya angka kemaan bayi. Pada grak

    2.4 tampak terjadi penurunan Angka Kemaan Bayi pada tahun

    2013, di mana terdapat 11 kemaan bayi dari 2.030 kelahiran

    yang hidup (5,4 per 1000 kelahiran hidup). Sementara apabila

    dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan

    Tengah berada di urutan kega terendah dari total 14 kabupaten/

    kota pada tahun 2013 (Grak 2.5).

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    45/157

    Tira Tangka Balang28

    Grak 2.4. Angka Kemaan Bayi 2009 2013

    di Kabupaten Murung Raya

    Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013.

    Grak 2.5. Jumlah Kemaan Bayi 2009 2012 di Provinsi Kalteng

    Sumber: Prol Kesehatan Provinsi Kalteng 2013

    Keterangan nama kabupaten dari kiri ke kanan:

    Kotawaringin Barat, Lamandau, Sukamara, Kotawaringing Timur, Seruyan, Kangan,

    Kapuas, Pulau Pisang, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Murung

    Raya, Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah

    5.6

    17.516.8

    10.0

    5.4

    0

    5

    10

    15

    20

    2009 2010 2011 2012 2013

    AKB

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    46/157

    Tira Tangka Balang 29

    Jumlah kasus pneumonia di Kabupaten Murung Raya juga

    menurun pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2009 (Grak

    2.6). Hal ini berbeda dengan hasil survey di masyarakat melalui

    RISKESDAS yang menunjukkan sedikit kenaikan dari 1.03 di tahun

    2007 menjadi 1.83 di tahun 2013. Untuk kasus diare, data dari

    fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan jumlah kasus diare

    tahun 2013 sebesar 2885 orang (Grak 2.7), yang menunjukkan

    penurunan jumlah kasus dibandingkan tahun 2010 (3.570 orang).

    Grak 2.6. Jumlah Kasus Pnemonia 2009 2013 di Kabupaten

    Murung Raya

    Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013.

    451

    7448

    110

    33

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    500

    2009 2010 2011 2012 2013

    Pneumonia

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    47/157

    Tira Tangka Balang30

    Grak 2.7. Jumlah Kasus Diare di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di

    Kabupaten Murung Raya

    Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013.

    Gambaran permasalahan status gizi (gizi buruk dan kurang)

    yang dilaporkan dari fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan

    adanya peningkatan persentase pada tahun 2013 dibandingkan

    tahun 2009 (Grak 2.8). Pada tahun 2009 terdapat 3 balita

    dengan gizi buruk (0,08 %), tahun 2010 ditemukan 1 balita

    dengan gizi buruk (0,01 %), pada tahun 2012 ditemukan 1 kasus

    balita dengan gizi buruk (0,02 %) dan semua sudah tertangani

    dan di tahun 2013 ada 2 balita (0,11%). Perhitungan persentase

    status gizi adalah berdasarkan penemuan kasus di masyarakat

    melalui kegiatan Posyandu dan menggunakan data jumlah balita

    di wilayah setempat sebagai populasi balita. Jumlah populasi

    balita dihitung berdasarkan pendataan langsung di wilayah kerja

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    48/157

    Tira Tangka Balang 31

    Puskesmas, dak menggunakan data sensus penduduk Badan

    Pusat Stasik.

    Grak 2.8. Persentase Status Gizi Balita Tahun 2009 2013 di

    Kabupaten Murung Raya

    Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013.

    Dari laporan fasilitas pelayanan kesehatan, terlihat pening-

    katan persentase persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Nakes)

    dari 62.9% pada tahun 2009 menjadi 81.9% pada tahun 2013

    (Grak 2.9), meskipun persentase 2013 cenderung menurun

    dibandingkan tahun 2011 (88.1%) dan 2012 (91.4%). Beberapa

    faktor yang berkaitan dengan persalinan oleh nakes adalah

    akses desa yang terbatas, ketersediaan sumber daya (fasilitas,

    sarana, tenaga bidan desa ataupun perawat) di desa, serta

    kepercayaan masyarakat terhadap dukun. Sementara data dari

    survey di masyarakat (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan

    persentase persalinan nakes sebesar 39.6% (Badan Litbangkes,

    2013). Berkaitan dengan tempat persalinan, hasil RISKESDAS

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    49/157

    Tira Tangka Balang32

    menunjukkan angka persalinan di rumah/selain fasilitas pelayanan

    kesehatan di Kabupaten Murung Raya cukup nggi (87.3%), yang

    menunjukkan angka ternggi nomor ga di Provinsi Kalimantan

    Tengah, setelah Barito Utara (89.7%) dan Barito Selatan (94.1%)

    (Badan Litbangkes, 2013).

    Grak 2.9. Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga

    Kesehatan Tahun 2009 2013 di Kabupaten Murung Raya

    Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013

    Cakupan imunisasi lengkap yang dilaporkan dari fasilitas

    pelayanan kesehatan menunjukkan kecendurungan belum men-

    capai target Universal Child Imunizaon (UCI) di hampir semua

    kecamatan di Kabupaten Murung Raya. UCI merupakan para-

    meter yang digunakan untuk menilai tercapainya imunisasi dasar

    secara lengkap pada bayi (0 - 11 bulan), Ibu Hamil, WUS, dan

    anak sekolah ngkat dasar. Desa dan kelurahan dikatakan UCI

    apabila 80% jumlah bayi yang berada di wilayah desa/kelurahan

    tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu

    62.9

    80.3

    88.791.4

    81.9

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    60.0

    70.0

    80.0

    90.0

    100.0

    2009 2010 2011 2012 2013

    Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    50/157

    Tira Tangka Balang 33

    tahun. Dari Grak 2.10 tampak bahwa hanya satu kecamatan,

    yaitu Muara Laung yang telah mencapai angka imunisasi dasar

    lebih dari 80% (81.8%). Kecamatan lainnya masih sangat rendah,

    bahkan ada dua kecamatan yang 0%, yaitu Tumbang Olong dan

    Muara Tuhup. Sementara hasil RISKESDAS 2013 menunjukkan

    persentase imunisasi dasar lengkap untuk anak usia 12 - 59 bulan

    di Kabupaten Murung Raya adalah sebesar 34.6%.

    Grak 2.10. Persentase Capaian Imunisasi Dasar Lengkap (UCI)

    Tahun 2013 di Kabupaten Murung Raya

    Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013

    Sementara itu, data terkait fasilitas kesehatan dari penca-

    tatan di Dinas Kesehatan pada tahun 2013, menunjukkan masih

    ada satu Kecamatan (Tanah Siang Selatan) yang belum mem-

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    51/157

    Tira Tangka Balang34

    punyai Puskesmas (Tabel 2.7). Ketersediaan tenaga kesehatan

    juga masih belum memadai untuk beberapa Puskesmas. Pada

    tabel 2.8 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 masih ada empat

    Puskesmas yang dak mempunyai tenaga dokter dan farmasi,

    yaitu Kecamatan Sungai Babuat, Kecamatan Tanah Siang Selatan,

    Kecamatan Seribu Riam, dan Uut Murung yang dak mempunyai

    tenaga dokter.

    Tabel 2.7. Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis di 10 Kecamatan di

    Kabupaten Murung Raya 2013

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    52/157

    Tira Tangka Balang 35

    Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan Kecamatan

    di Murung Raya 2013

    Selain dari sektor kesehatan, IPM juga sangat ditentukan olehngkat dan kualitas pendidikan penduduk. Kualitas pendidikan

    yang baik diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia

    yang berkualitas dan pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan

    lapangan kerja yang semakin kompef. Fasilitas pendidikan

    ngkat dasar dan menengah, yakni sekolah dasar (SD) dan

    sekolah menengah pertama (SMP) sampai dengan sekolah me-

    nengah atas (SMA) merupakan kebutuhan dasar masyarakat

    yang perlu untuk dipenuhi. Tabel 2.9 menyajikan ketersediaan

    fasilitas pendidikan di Kabupaten Murung Raya tahun 2013.

    Rata-rata lama sekolah masih rendah, meskipun terjadi sedikit

    peningkatan rata-rata lama sekolah dari 7.1 tahun pada tahun

    2007 menjadi 7.5 tahun pada tahun 2013. (hp://murakab.bps.

    go.id/linkTabelStas/view/id/2 3).

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    53/157

    Tira Tangka Balang36

    Tabel 2.9. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Murung Raya 2013

    Kondisi pendidikan di Kabupaten Murung Raya yang masih

    rendah, dengan rata-rata adalah lulus sekolah dasar, merupakan

    salah satu tantangan ke depan dalam membangun manusia

    yang berkualitas, termasuk dalam pembangunan kesehatan. Di

    samping ngkat pendidikan dan kesehatan, pembangunan eko-

    nomi juga sangat berperan dalam membentuk manusia yangberkualitas.

    2.5 Gambaran Perekonomian Murung Raya

    Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat

    pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya

    yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan

    antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk men-

    ciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkem-

    bangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam

    wilayah tersebut. Seap upaya pembangunan ekonomi daerah

    mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan

    jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai

    tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    54/157

    Tira Tangka Balang 37

    bersama-sama mengambil inisiaf pembangunan daerah. Oleh

    karena itu, pemerintah daerah beserta parsipasi masyarakatnya

    dan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus mem-

    perkirakan potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang

    dan membangun perekonomian daerah. (Lincolin Arsyad, 1999).

    Masalah pokok dalam pembangunan daerah berada

    pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan

    yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan

    (endogenous development) dengan menggunakan potensi sum-

    berdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya sik secara

    lokal (daerah). Sehingga perlu melakukan inisiaf-inisiaf yang

    berasal dari daerah tersebut untuk merangsang kegiatan dan

    pertumbuhan ekonomi. Hal inilah yang berpengaruh terhadap

    indek pembangunan manusia di suatu daerah yang berpengaruh

    pula pada ngkat kesehatan penduduk di daerah tersebut.

    Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Murung

    Raya juga melakukan inisiaf-inisia tersendiri untuk mening-

    katkan pertumbuhan perekonomiannya. Salah satu inisiaf yang

    dilakukan oleh Kabupaten Murung Raya itu adalah menjadikan

    sektor pertanian menjadi motor utama sampai sekitar tahun

    2007. Tercatat 33,34 persen kontribusinya terhadap PDRB (Produk

    Domesk Regional Bruto) tahun 2007 dan merupakan kontribusi

    terbesar jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Akan tetapimulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 kontribusi sektor

    pertanian terus menurun dan perekonomian utama kini dimotori

    oleh sektor pertambangan dan penggalian sebagai leading sector.

    (BPS Kab. Murung Raya, 2013).

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    55/157

    Tira Tangka Balang38

    Tabel 2.10. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Murung Raya atas

    Dasar Harga Berlaku, 2009-2013 (Persen)

    SEKTOR 2009 2010 2011 2012*) 2013**)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1. Pertanian 28.88 27.32 25.72 24.49 23.75

    2. Pertambangan

    dan Penggalian33.99 34.97 37.14 36.84 36.26

    3. Industri Pengolahan 3.11 3.13 2.97 3.00 3.05

    4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.44 0.44 0.43 0.45 0.52

    5. Bangunan/Konstruksi 4.88 5.35 5.57 6.06 6.42

    6. Perdag, Hotel & Restoran 9.52 9.89 9.86 10.42 10.93

    7. Pengangkutan dan Kom. 6.36 5.89 5.49 5.42 5.18

    8. Keuangan, Persewaan &

    J.Persh 2.40 2.33 2.28 2.41 2.54

    9. Jasa-jasa 10.41 10.68 10.54 10.92 11.36

    TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

    Sumber: Analisis Pertumbuhan Ekonomi Murung Raya 2013. Badan Pusat Stask dan

    Bappeda Kabupaten Murung Raya

    Perekonomian Murung Raya sampai dengan saat ini masih

    sangat tergantung pada sektor primer, yaitu sektor pertanian dan

    sektor pertambangan serta penggalian sumber daya alam. Sektor

    perkebunan, yang masih merupakan mata pencaharian utama

    sebagian besar penduduk Kabupaten Murung Raya, adalah per-

    kebunan karet. Sebagai bagian dari Indonesia yang merupakan

    salah satu produsen karet terbesar di dunia di samping Malaysia

    dan Thailand, pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten

    Murung Raya perlu memikirkan strategi khusus untuk melindungi

    petani karet agar dak terlalu merasakan dampak dari harga karet

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    56/157

    Tira Tangka Balang 39

    dunia yang beruktuasi sesuai mekanisme pasar global. (BPS Kab.

    Murung Raya, 2013).

    Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada

    tahun 2013 mencapai 36,26 persen, sedangkan kontribusi sektor

    pertanian sebesar 23,75 persen. Sektor jasa di mana termasuk

    jasa pemerintah selaku pemegang kendali memiliki peran sebesar

    11,36 persen terhadap perekonomian Murung Raya (BPS Kab.

    Murung Raya, 2013)

    Kegiatan pertanian masih didominasi oleh sektor tanaman

    pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan.

    Potensi pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Murung

    Raya sangat sedikit dibandingkan dengan luas wilayahnya. Lahan

    yang sesuai untuk tanaman pangan terletak di sebagian kecil

    Kecamatan Permata Intan, Kecamatan Murung, dan Kecamatan

    Laung Tuhup. Komodi potensial di Laung Tuhup antara lain padi

    ladang, kacang tanah, tanaman kopi, lada, dan kelapa. Sedang di

    Kecamatan Murung memiliki komodi potensial antara lain padi

    ladang, jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, tanaman

    karet, tanaman kopi, dan jambu mete (BPS Kab. Murung Raya,

    2013). Bappeda Kabupaten Murung Raya menyampaikan bahwa

    ke depannya pengembangan perkebunan diarahkan untuk

    perkebunan karet dan gaharu, yang berpotensi besar untuk

    kemajuan ekonomi daerah, karena harga yang cukup nggi, seba-gai contoh satu kilogram gaharu bisa terjual seharga 400 juta

    rupiah.

    Kegiatan pertanian dan perkebunan sampai saat ini masih

    memberikan peran terhadap perekonomian Kabupaten Murung

    Raya. Sebagian penduduk di Kabupaten Murung Raya hidup dari

    hasil perkebunan. Komodi perkebunan seper kopi, lada, dan

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    57/157

    Tira Tangka Balang40

    sawit relaf masih dalam skala kecil diusahakan oleh masyarakat.

    Komodi ini terbatas pada lahan sekitar pemukiman atau lahan

    pekarangan dan lahan usaha untuk daerah transmigrasi (Murung

    Raya dalam Angka, BPS Kab.Murung Raya, 2013)

    Peran sektor pertanian terhadap perekonomian Murung

    Raya sampai dengan tahun 2013 terus mengalami penurunan.

    Penurunan tersebut diduga disebabkan karena adanya pelarangan

    pembakaran lahan yang kerap melanda Kalteng hampir seap

    tahun. Menurut masyarakat setempat, mereka biasa membakar

    hutan atapun lahan lain apabila akan memulai proses tanam

    karena lahan yang baru dibakar dianggap lebih subur. Selain itu

    juga karena turunnya harga rata-rata komoditas karet di tahun

    2013. Rendahnya harga karet membuat para petani karet kurang

    bergairah meningkatkan produksi mereka (BPS Kab. Murung Raya,

    2013).

    Sektor lain yang menjadi kontributor dalam peningkatan

    perekonomian Murung Raya adalah sektor pertambangan dan

    penggalian. Di tahun 2012 sektor ini menyumbang 36,84 persen

    terhadap total perekonomian Murung Raya, dan pada tahun 2013

    turun menjadi 35,67 persen disumbang oleh sektor pertambangan

    non migas seper emas, perak, dan batu bara. Dari beberapa

    potensi yang terdapat di Kabupaten Murung Raya yang sudah

    dimanfaatkan adalah batubara, emas, dan intan. Berdasarkansumber daya alam yang dimilikinya, Kabupaten Murung Raya

    merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah

    yang memiliki potensi bahan galian strategis (golongan A) seper

    emas dan intan di Kecamatan Sumber Barito, Permata Intan,

    Murung, dan Tanah Siang. Sedang bahan Galian golongan B,

    seper batu bara, terdapat di kecamatan Permata Intan, Laung

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    58/157

    Tira Tangka Balang 41

    Tuhup, Sumber Barito, dan Tanah Siang (Mura Membangun,

    BPS,2013).

    Tabel 2.11. Luas Areal (Ha) dan Produksi Tanaman Perkebunan (ton)Menurut Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun

    2013

    Sektor yang dak kalah penng dalam menunjang per-

    ekonomian Murung Raya adalah sektor pengangkutan dan

    komunikasi. Sektor pengangkutan mempunyai peran yang sangat

    penng dalam menunjang sektor perdagangan di masyarakat.

    Pada tahun 2013, sektor pengangkutan dan komunikasi mem-

    berikan kontribusi 5,18 persen bagi perekonomian Murung Raya.

    Semakin mudahnya akses transportasi dari dan menuju Murung

    Raya diduga sebagai salah satu faktor naiknya perekonomian di

    Murung Raya. Jembatan Merdeka Murung Raya yang diresmikan

    pertengahan tahun 2008 mampu sedikit mendongkrak kontribusi

    angkutan jalan raya, namun sepernya masyarakat masih enggan

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    59/157

    Tira Tangka Balang42

    meninggalkan angkutan sungai yang selama ini biasa mereka

    gunakan. Dengan semakin baiknya infrastruktur jalan raya yang

    menghubungakan Murung Raya dan Barito Utara, mobilisasi

    penduduk berkendaraan motor roda dua pun semakin meningkat

    (Bappeda Kab Murung Raya, 2013).

    Secara garis besar dalam kurun waktu 2008 sampai dengan

    2013 telah terjadi kemajuan di bidang ekonomi dan pembangunan

    infrastruktur di Kabupaten Murung Raya yang berkontribusi juga

    pada perbaikan pembangunan kesehatan pada bidang tertentu.

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    60/157

    43

    BAB IIIGAMBARAN SUMBER DAYA DAN

    MANAJEMEN KESEHATAN

    3.1 Kebijakan dan Manajemen Kesehatan

    Kebijakan dan manajemen program kesehatan di Kabu-paten Murung Raya, khususnya di Dinas Kesehatan dan Fasilitas

    Pelayanan Kesehatan, mengiku kebijakan dan program di ngkat

    nasional dan provinsi. Kesehatan diutamakan untuk mengatasi

    permasalahan kesehatan di masyarakat, terutama untuk kelompok

    rentan (ibu dan balita) serta untuk pencegahan penyakit menular,

    penyakit dak menular, status gizi, serta penyakit yang bisa

    ditangani dengan imunisasi.

    Gambar 3.1. Lokmin sekaligus mensosialisasikan permasalahan

    kemasyarakat, February 2015

    Sumber: Dokumentasi Peneli IPKM

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    61/157

    Tira Tangka Balang44

    Penentuan prioritas masalah kesehatan dilakukan secara

    boom up melalui kegiatan Musyawarah Rencana Pengem-

    bangan (Musrembang) di ngkat desa, kecamatan, kabupaten,

    dan sampai di ngkat Provinsi. Di ngkat provinsi semua

    permasalahan yang akan dijadikan prioritas akan disosialisasikan

    dan disampaikan dalam Musrenbang Provinsi, di mana pada

    pertemuan tersebut akan disusun rencana strategis Provinsi

    Kalteng. Musrembang merupakan forum yang melibatkan semua

    SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) di mana masing-masing

    sektor menyampaikan prioritas pembangunan di bidangnya.

    Musrenbang dilakukan seap satu tahun sekali dan dalam forum

    tersebut melibatkan juga tokoh masyarakat serta kelompok atau

    organisasi masyarakat.

    Keterlibatan semua sektor dak hanya dilakukan di

    ngkat kabupaten/kota, melainkan juga di ngkat provinsi. Hal

    ini digambarkan dengan dilaksanakannya program Binwildu

    (Pembinaan Wilayah Terpadu), yaitu pembinaan yang dilakukan

    secara berjenjang dari ngkat provinsi, kabupaten/kota, keca-

    matan, dan terakhir turun ke desa.

    Di sektor kesehatan, sosialisasi permasalahan yang ada

    disampaikan juga ke masyarakat dengan maksud agar masyarakat

    lebih sadar terhadap permasalahan kesehatan mereka. Berdasar-

    kan pengamatan, tampak bahwa selama ini Dinas KesehatanProvinsi Kalimantan Tengah melihat permasalahan kesehatan

    dari hulu nya saja. Pemilihan daerah bermasalah hanya dilihat

    dari Angka Kemaan Ibu (AKI) /Angka Kemaan Bayi (AKB), yang

    sejauh ini dihitung atau ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

    Kalimantan Tengah

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    62/157

    Tira Tangka Balang 45

    Berkaitan dengan masalah dana, sektor kesehatan mem-

    berlakukan kebijakan bahwa penerapan dana BOK digunakan

    untuk kegiatan yang sifatnya prevenf, promof. Untuk itulah

    pihak Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng melakukan monitoring

    dana BOK yang penerapannya langsung ke masyarakat. Di samping

    itu, Dinas Kesehatan juga mempunyai program-program prioritas

    yang didukung oleh dana Pemerintah Daerah setempat.

    Berkaitan dengan data kesehatan, selama ini puskesmas di

    Kabupaten Murung Raya sudah cukup memahami tentang data,

    meskipun masih terdapat berbagai keterbatasan. Dalam lokakarya

    mini di ngkat Pusksemas, sudah tampak adanya pemanfaatan

    data yang ada dari pencatatan dan pelaporan di fasilitas pelayanan

    kesehatan. Beberapa keterbatasan dalam pemanfaatan data run

    di fasilitas pelayanan kesehatan diantaranya adalah perubahan

    pegawai penanggung jawab data, belum adanya system pencatatan

    data secara online, keterbatasan jumlah dan kemampuan tenaga

    penanggung jawab data di ngkat Puskesmas, serta keterbatasan

    sarana penyimpanan data di ngkat Puskesmas. Berikut yang

    dikatakan oleh beberapa informan:

    Masih ada yang di atas meja dak kita tutupi kadang-

    kadang data dak sinkron jumlah penduduk jumlah S di

    SKDN lebih nggi dari jumlah penduduknya kaget semua dan

    memang kesalahan fatal (NM, Puskesmas)

    Data imunisasi baru kita sinkronkan. Data berbeda dengan

    bidang lain, dari bidan koordinator dan dari Bidang P2. Bulan

    Maret akan mendapat data. kami menggunakan data riil

    dari puskesmas mereka gak tahu(NM, Puskesmas).

    Data BPS setelah kita pakai kurang tepat karena kenyataan

    di lapangan berbeda sehingga bisa ada 400% capaian. Ini

    permasalahan sudah kita sampaikan ke provinsi, data BPS

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    63/157

    Tira Tangka Balang46

    misalnya 2400 data riill mencapai 3200. Penetapan target

    terlalu kecil.(S, Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Mura)

    Sebenarnya kita ada baku dari BPS, tapi data BPS setelah kita

    pakai ini yang seram bisa 400 - 500% pencapaian nilai kita

    dengan data riil di lapangan memang lebih banyak sasaran dari

    pada target jadi kami akhir memakai data riil.. (S, Kabid Yankes

    Dinkes Kabupaten Mura)

    Data riil langsung dikumpulkan dari Kepala Desa dan dila-

    kukan dari kunjungan rumah ke rumah oleh petugas Pustu. Para

    petugas kesehatan tersebut melakukan seper sensus, tapi hanya

    jumlah balita saja, dak sampai jenis kelamin atau umur. Untuk itu

    tahun 2014 sudah dilakukan perbaikan data, sehingga sudah dak

    ada pencapaian lebih dari 100%. Kesulitan yang terjadi adalah para

    petugas kesehatan dak dapat mengontrol para pekerja tambang

    yang sifatnya musiman. Hal ini seper yang dikatakan oleh salah

    seorang informan:

    Untuk pekerja tambang kita sulit kontrolnya. Angka kelahiranmeningkat karena ada pendatang musiman, dan kalau tambang

    tutup sudah pindah. Pustu dan puskesmas diminta untuk

    memberikan catatan.(S, Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Mura)

    Target tetap penng tetapi riil bekerja penng(S, Kabid

    Yankes Dinkes Kabupaten Mura)

    Selama ini, sumber data diperoleh dari bidang-bidang

    yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas-puskesmas yang ada. Bila data dak sama, maka akan konrmasi

    ke pemegang program yang ada.

    Pada kenyaatannya, sumber data kabupaten sering sulit

    didapatkan. Data-data kependudukan sering dak sama, demikian

    juga dengan data jumlah desa. Kedaksanaan ini terlihat terutama

    jika dibandingkan dengan data dari lintas sektor, seper dengan

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    64/157

    Tira Tangka Balang 47

    data di Biro Pusat Stask (BPS), data di Kecamatan, dan data di

    Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setempat.

    Untuk kepenngan program, selama ini lebih berpatokan pada

    data dari masing-masing sektor dalam penggunaan data. Dinas

    Kesehatan juga melakukan pendataan sendiri secara langsung

    ke masyarakat (door to door) untuk data jumlah balita terkait

    perhitungan pencapaian cakupan imunisasi.

    Pihak Dinas Kesehatan menyatakan bahwa ketersediaan

    dan pengelolaan data belum opmal. Informasi yang masih

    menjadi kendala adalah mencakup data terkait Angka Kemaan

    Ibu (AKI), Angka Kemaan Bayi (AKB), Status Gizi Buruk dan

    Cakupan Imunisasi. Dari hasil wawancara dan pengamatan, hal

    ini terkait dengan keterbatasan kepasitas daerah dalam prosedur

    perhitungan dan keterbatasan ketersediaan data dasar terkait

    jumlah penduduk, jumlah kelahiran, jumlah kemaan, serta

    keterbatasan teknis dalam mengakses atau menjaring kasus gizi

    buruk untuk wilayah dengan geogras yang sulit dan mobilitas

    penduduk yang nggi. Data AKI dan AKB di ngkat Provinsi yang

    selama ini digunakan oleh daerah adalah mengacu pada Survei

    Demogra Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan seap ga

    tahun sekali dan hanya menggambarkan angka nasional. Dinas

    Kesehatan Kabupaten Murung Raya telah berupaya menghitung

    sendiri AKI dan AKB berdasarkan data yang terkumpul dari fasilitaspelayanan kesehatan seap tahun. Sementara terkait status gizi

    buruk, masih ada perbedaan informasi antara laporan yang ada

    di Dinas Kesehatan dan Puskesmas, meskipun pada akhirnya

    dilakukan sinkronisasi dan konrmasi kembali untuk informasi

    yang benar. Untuk data cakupan imunisasi, kendala sering

    muncul untuk menghitung jumlah balita yang terkini di tahun

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    65/157

    Tira Tangka Balang48

    yang sama pada saat perhitungan cakupan dilakukan. Sejauh

    ini Dinas Kesehatan lebih memilih untuk menggunakan data

    yang dikumpulkan langsung oleh m Dinas Kesehatan (bidang

    pelayanan kesehatan) dibandingkan dengan menggunakan data

    BPS yang mengacu pada sensus penduduk. Hal ini karena data

    jumlah balita dari BPS sering kali berbeda jauh dari kondisi terkini

    dan menyebabkan hasil perhitungan cakupan imunisasi yang

    kurang tepat (angka cakupan bisa lebih dari 100%).

    Terkait mekanisme pelaporan, dilakukan secara berjenjang

    dari fasilitas pelayanan kesehatan ngkat dasar (Puskesmas)

    dan Rumah Sakit sampai ke ngkat Dinas Kesehatan Provinsi.

    Dari Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan bahwa laporan

    dari ngkat kabupaten pada dasarnya telah berjalan lancar,

    meskipun ada beberapa kabupaten yang masih sering terlambat

    melaporkan, diantaranya adalah dari Kabupaten Lamando,

    Gunung Mas, Barito Timur, Sukamara. Beberapa hal yang ber-

    kaitan dengan keterlambatan pelaporan diantaranya adalah keter-

    batasan kapasitas tenaga di ngkat Puskesmas maupun di ngkat

    kabupaten.

    Banyaknya data yang sering bermasalah ini disebabkan

    salah satunya karena selama ini di provinsi Kalimantan Tengah

    belum punya road map data di pusatkan dan dikoordinir oleh

    Provinsi Kalimantan Tengah. Kantor Bappeda merupakan instansipemerintah yang dapat mengkoordinir data seap sektor.

    Informasi dari Dinas Kesehatan Kabupate, menggambarkan bahwa

    permasalahan data tersebut diperparah jika terjadi mutasi pegawai

    di daerah kabupaten yang bersangkutan, dak terlepas juga yang

    terjadi di kabupaten Murung Raya. Jika pegawai yang mempunyai

    tugas dan tanggung jawab tersebut dipindah/dimutasi ke tempat

  • 7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala

    66/157

    Tira Tangka Balang 49

    lain, maka data-data di bagian di mana pegawai itu ditempatkan

    sebelumnya dan menjadi tanggung jawab pegawai tersebut juga

    akan dibawa pindah sehingga mengakibatkan data dak tersedia.

    3.2. Mekanisme Penentuan Masalah Kesehatan

    Mekanisme penentuan masalah kesehatan yang selama

    ini dilakukan melalui mekanisme lokmin (lokakarya mini) di

    ngkat desa yang secara run dilakukan seap tahun. Lokmin

    tersebut selain dihadiri oleh para petugas Puskesmas berikut

    tenaga medisnya, juga dihadiri oleh para wakil masyarakat dan

    lintas sektor yang ada di desa, seper halnya Kepala Desa, tokoh

    masyarakat, kader, dll. Permasalahan yang sudah ditentukan

    tersebut dibawa ke ngkat dinas kesehatan di kabupaten dan

    selanjutnya dibawa ke ngkat yang lebih nggi lagi, yaitu ngkat

    provinsi yang akan diajukan dalam Rapat Koordinasi Daerah

    (Rakorda), yang dilakukan 3 bulan sekali.Pada kegiatan lokmin dilakukan penentuan prioritas

    masalah dan perencanaan program kesehatan untuk kecamatan

    yang bersangkutan.Puskesmas menampilkan data-data termasuk

    program kegiatan Puskesmas, keadaan keuangan, sarana dan

    prasarana Puskesmas yang ada dan yang akan dimintakan peng-

    adaannya. Juga usulan-usulan baik dari Puskesmas maupun dari

    pihak lain yang sekiranya bisa membantu peningkatan kinerja

    dan fungsi dari pelayan