-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
1/157
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
2/157
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
3/157
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
4/157
Tira Tangka Balang iii
DEWAN EDITORProf. dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH guru besar pada
Universitas Diponegoro Semarang, sekaligus Profesor Riset
dari Badan Penelian dan Pengembangan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Dr. Trihono, M.Sc Ketua Komite Pendayagunaan Konsultan
Kesehatan (KPKK), yang juga Ketua Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia (MTKI), sekaligus konsultan Health Policy UnitKementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dr. Semiarto Aji Purwantoantropolog, Ketua Dewan Redaksi
Jurnal Antropologi Universitas Indonesia, sekaligus pengajar
pada Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Polik Universitas Indonesia di Jakarta.
Atmarita, MPH., Dr.PH doktor yang expertdi bidang gizi.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
5/157
Tira Tangka Balangiv
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Internaonal
Development Research Centre, Oawa, Canada, atas dukungan
nansial yang diberikan untuk kegiatan pengembangan Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2013 dan studi kasus
kualitaf gambaran peningkatan dan penurunan IPKM di Sembilan
Kabupaten/Kota di Indonesia.
This work was carried out with the aid of a grant from the
Internaonal Development Research Centre, Oawa, Canada.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
6/157
Tira Tangka Balang v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami panjatkan, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya buku ini telah dapat diselesaikan
dengan baik. Buku ini merupakan bagian dari sembilan buku seri
hasil studi kualitaf di sembilan Kabupaten/Kota (Nagan Raya,
Padang Sidempuan, Tojo Una-Una, Gunungkidul, Wakatobi,
Murung Raya, Seram Bagian Barat, Lombok Barat, dan Tolikara)
di Indonesia, sebagai ndak lanjut dari hasil Indeks Pembagunan
Kesehatan Masyarakat.
Hasil Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)
menunjukkan hasil yang bervariasi di antara 497 Kabupaten/Kota
di Indonesia. Beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan
ataupun penuruna nilai IPKM pada tahun 2013 ini dibandingkandengan IPKM 2007. Sembilan buku seri ini akan menggambarkan
secara lebih mendalam faktor-faktor yang berkaitan dengan
penurunan ataupun peningkatan nilai IPKM yang berkaitan
dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya, maupun geogras
wilayah Kabupaten/Kota. Buku ini diharapkan dapat memberikan
semangat ataupun pemikiran yang inovaf bagi Kabupaten/Kota
lokasi studi kualitaf dilakukan, dalam membangun kesehatan
secara lebih terarah dan terpadu. Disamping itu, buku ini dapat
memberikan suatu pembelajaran bagi Kabupaten/Kota lainnya
dalam meningkatkan status kesehatan masyarakatnya.
Penghargaan yang nggi serta terima kasih yang tulus kami
sampaikan atas semua dukungan dan keterlibatan yang opmal
kepada m penulis buku, Internaonal Development Research
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
7/157
Tira Tangka Balangvi
Center (IDRC) Oawa, Canada, peneli Badan Litbangkes,
para pakar di bidang kesehatan, serta semua pihak yang telah
berparsipasi dalam studi kualitaf dan penulisan buku ini. Kami
sampaikan juga penghargaan yang nggi kepada semua pihak di
daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan ngkat Desa
baik di sektor kesehatan maupun non-kesehatan serta anggota
masyarakat, yang telah berparsipasi akf dalam studi kualitaf
di sembilan Kabupaten/Kota.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
dari penyusunan buku ini, untuk itu akan menerima secara terbuka
masukan dan saran yang dapat menjadikan buku ini lebih baik.
Kami berharap buku ini selanjutnya dapat bermanfaat bagi upaya
peningkatan pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Billahiauqwalhidayah, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, Juli 2015
Kepala Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI.
Prof. dr. Tjandra Yoga AditamaSpP (K)., MARS., DTM&H., DTCE.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
8/157
Tira Tangka Balang vii
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................ xii
DAFTAR GRAFIK ............................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................ 1
1.2. Juskasi Pemilihan Wilayah dan
Indikator Kesehatan ........................................ 4
1.3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data ........ 7
BAB 2 GAMBARAN KABUPATEN MURUNG RAYA............... 9
2.1 Letak dan Fungsi Geogras............................. 9
2.2 Kependudukan, Suku, dan Sumber Daya Alam 14
2.3 Sarana dan Prasarana ..................................... 19
2.4 Situasi Masalah Kesehatan ............................. 22
2.5 Gambaran Perekonomian Murung Raya......... 36
BAB III GAMBARAN SUMBER DAYA DAN
MANAJEMEN KESEHATAN....................................... 43
3.1 Kebijakan dan Manajemen Kesehatan ............ 43
3.2. Mekanisme Penentuan Masalah Kesehatan ... 49
3.3. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan....... 50
3.4. Biaya Kesehatan.............................................. 53
3.5 Logisk/Obat/Sarana Prasarana..................... 54
3.6. Pemberdayaan Masyarakat............................. 56
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
9/157
Tira Tangka Balangviii
BAB 4 KESEHATAN IBU DAN ANAK..................................... 59
4.1. Tradisi yang Berkaitan dengan Kehamilan...... 59
4.1.1 Pantangan-pantangan yang Berlaku di
Masyarakat pada Masa Kehamilan...... 61
4.1.2 Pantangan Makanan dan Pola Makan
pada Masa Kehamilan ......................... 62
4.1.3 Pantangan Perilaku pada
Masa Kehamilan .................................. 65
4.1.4 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil.......... 66
4.1.5 Perilaku Menyusui............................... 67
4.1.6 Makanan Tambahan Bayi Selain ASI.... 69
4.1.7 Imunisasi Balita ................................... 69
4.1.8 Poyandu Balita..................................... 73
4.1.9. Pemberian Makan Ibu Bersalin dan
Asupan pada Bayi................................ 77
4.2. Bidan Kampung sebagai Tenaga
Penolong Persalinan ....................................... 79
4.3. Pilihan antara Bidan Kampung dan
Tenaga Kesehatan .......................................... 85
4.4 Kerja sama Bidan dan Dukun Kampung .......... 87
BAB 5 SANITASI LINGKUNGAN........................................... 93
5.1 Kebijakan dan Manajemen ............................. 93
5.2 Sumber Daya Manusia.................................... 96
5.3 Biaya ............................................................ 96
5.4 Logisk/Obat/Sarana prasarana..................... 97
5.5 Pemberdayaan Masyarakat............................. 97
5.6 Sungai sebagai Bagian dari
Kehidupan Masyarakat................................... 101
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
10/157
Tira Tangka Balang ix
BAB 6 FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG
PENINGKATAN IPKM DI KABUPATEN MURUNG RAYA 109
6.1. Sumber Daya Kesehatan ................................ 110
6.2. Kepemimpinan dan Pemberdayaan
Masyarakat..................................................... 117
6.3. Peran Lintas sektor.......................................... 121
BAB 7 TANTANGAN SAAT INI DAN ARAH KE DEPAN .......... 129
Penutup ............................................................ 133
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 135
INDEKS ............................................................ 139
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
11/157
Tira Tangka Balangx
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per
Kecamatan di Wilayah Kabupaten Murung Raya
Tahun 2013 ........................................................ 11
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah Dirinci Menurut
Jenis Kelamin per Kecamatan di Kabupaten
Murung Raya Tahun 2011-2013......................... 15Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Geogras
per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2011 2013 ............................................ 16
Tabel 2.4. Nilai Indeks Kelompok Indikator Kesehatan ...... 25
Tabel 2.5. Prevalensi Beberapa Indikator Kesehatan di
Kabupaten Murun Raya (RISKESDAS)................. 26
Tabel 2.6. Cakupan Beberapa Indikator Kesehatan
di Kabupaten Murung Raya (RISKESDAS)........... 27
Tabel 2.7. Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis di 10
Kecamatan di Kabupaten Murung Raya 2013.... 34
Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan
Kecamatan di Murung Raya 2013...................... 35
Tabel 2.9. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Murung Raya
2013 ................................................................... 36
Tabel 2.10. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB
Murung Raya atas Dasar Harga Berlaku,
2009-2013 (Persen) ........................................... 38
Tabel 2.11. Luas Areal (Ha) dan Produksi Tanaman
Perkebunan (ton) Menurut Kecamatan
di Kabupaten Murung Raya Tahun 2013............ 41
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
12/157
Tira Tangka Balang xi
Tabel 4.1 Tabel Cakupan Kunjungan K1 & FE1 Tahun 2014 67
Tabel 4.2 Tabel Cakupan ASI Eksklusif Puskesmas Saripoi. 68
Tabel 4.3 Tabel Imunisasi Bayi Puskesmas Saripoi
Tahun 2014 ........................................................ 72
Tabel 5.1. Jumlah Rumah Sehat di Puruk Cahu Seberang
Tahun 2014 ........................................................ 100
Tabel 5.2. Cakupan Akses Air Bersih Puskesmas
Puruk Cahu Seberang Tahun 2014 ..................... 100
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
13/157
Tira Tangka Balangxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Murung Raya....................................... 9
Gambar 2.2 Dermaga di Pinggir Sungai. ......................... 12
Gambar 2.3. Aktas sebagian masyarakat di
Murung Raya............................................... 17
Gambar 2.4 Sarana dan prasarana transportasi sungai
dan darat di Kabupaten Murung Raya......... 28Gambar 3.1. Lokmin sekaligus mensosialisasikan
permasalahan kemasyarakat, February 2015 43
Gambar 3.2. Papan Nama Salah sStu Puskesmas
Pembantu di Murung Raya.......................... 55
Gambar 3.3. Beberapa Sarana dan Prasarana Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu Beserta
Kondisinya di KabupatenMurung Raya,
Februari 2015.............................................. 55
Gambar 3.4 Salah Satu Kondisi Pustu di Murung Raya
yang Terkena Banjir, Februari 2015.............. 56
Gambar4.1 Ibu Menyusui dengan ASI dan dengan
Susu Formula............................................... 69
Gambar 4.2. Bubur Nasi dengan Penyedap Penggan ASI 70Gambar 4.3 Gambar Bayi yang Sedang Diimunisasi
di Puskesmas Pembantu Desa Bahitom ....... 71
Gambar 4.4 Kegiatan Posyandu di Salah Satu
Puskesmas Pembantu di Murung Raya....... 75
Gambar 5.1. Sarana Pengolahan Air yang Terbengkelai... 94
Gambar 5.2 Pemanfaatan Air Sungai Barito untuk Mandi. 102
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
14/157
Tira Tangka Balang xiii
Gambar 5.3 Pemanfaatan Air Sungai Barito untuk
Mencuci dan untuk Pemenuhan Air Bersih. 103
Gambar 5.4. Lanngatau Rumah Apung di Pinggir
Sungai Barito. ............................................... 103
Gambar 5.5 Kandang Ternak yang Terletak di Belakang
Lanng. Terlihat juga Sampah di Belakang
Lanngtersebut. ......................................... 104
Gambar 5.6 Gambar Puskesmas Pembantu Puruk
Cahu Seberang setelah Direnovasi.............. 105
Gambar 5.7 Kondisi Puskesmas Pembantu Puruk
Cahu Seberang keka Sedang Banjir............ 105
Gambar 5.8 Kondisi Desa Puruk Cahu Seberang yang
Sedang Banjir. Terlihat Anak-anak Sudah
Terbiasa dengan Kondisi Banjir Tersebut ..... 106
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
15/157
Tira Tangka Balangxiv
DAFTAR GRAFIK
Grak 2.1 Perubahan panjang jalan (Km) di Kabupaten
Murung Raya pada tahun 2007 dan 2013....... 20
Grak 2.2 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kabupaten Murung Raya 2006 2013... 22
Grak 2.3. Umur Harapan Hidup di Provinsi Kalteng........ 23
Grak 2.4. Angka Kemaan Bayi 2009 2013 .................. 28Grak 2.5. Jumlah Kemaan Bayi 2009 2012 di Provinsi
Kalteng ............................................................. 28
Grak 2.6. Jumlah Kasus Pnemonia 2009 2013
di Kabupaten Murung Raya............................. 29
Grak 2.7. Jumlah Kasus Diare di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di Kabupaten Murung Raya............ 30
Grak 2.8. Persentase Status Gizi Balita Tahun
2009 2013 di Kabupaten Murung Raya........ 31
Grak 2.9. Persentase Pertolongan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan Tahun 2009 2013
di Kabupaten Murung Raya............................. 32
Grak 2.10. Persentase Capaian Imunisasi Dasar Lengkap
(UCI) Tahun 2013 di Kabupaten Murung Raya. 33Grak 4.1 Grak Cakupan Persalinan Dukun................... 82
Grak 4.2 Grak Cakupan Persalinan Nakes.................... 82
Grak 5.1 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan
Sarana Sanitasi Dasar di Kabupaten
Murung Raya Kalteng Tahun 2013................... 95
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
16/157
xv
Grak 5.2. Persentase Rumah Sehat per Wilayah
Puskesmas di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2013 ...................................................... 99
Grak 6.1. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Murung Raya Tahun 2007 dan 2013 109
Grak 6.2. Perubahan Jumlah Tenaga Kesehatan dan
Faslitas Pelayanan Kesehatan pada
Tahun 2008 dan 2013 di Kabupaten
Murung Raya................................................... 110
Grak 6.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Murung Raya
tahun 2007 s/d 2013 ....................................... 111
Grak 6.4. Persentase APBD Kesehatan Kabupaten
Murung Raya terhadap APBD Total
(2008 s/d 2013). ............................................. 115
Grak 6.5. Jumlah Alokasi Dana (Rupiah) untuk
Kesehatan di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2008 s/d 2013. ..................................... 116
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
17/157
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
18/157
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan manusia digambarkan dalam ga komponen
utama, yaitu umur harapan hidup, pendidikan, dan ekonomi. Tigakomponen tersebut merupakan indikator penng yang dapat
menggambarkan kemajuan suatu bangsa melalui indeks pem-
bangunan manusia. Pada tahun 2013, nilai indeks pembangunan
manusia Indonesia (IPM) sebesar 0.684 dan berada di urutan ke
108 dari total 187 negara, dengan nilai indeks ternggi sebesar
0.944 dicapai oleh Norwegia (UNDP, 2014). Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia masih sangat jauh dalam mengejar atau mencapai
nilai indeks yang mendeka nilai satu seper yang dimiliki oleh
Norwegia, meskipun sudah terjadi sedikit kenaikan dibandingkan
tahun sebelumnya (0,681). Apabila ingin meningkatkan nilai IPM
Indonesia, maka diperlukan perbaikan dalam mencapai umur
harapan hidup yang lebih nggi, rata-rata lama sekolah yang lebih
nggi, serta rata-rata GNP per kapita yang lebih nggi.Khusus di bidang kesehatan, kontribusi utamanya adalah
untuk perbaikan umur harapan hidup, yang merupakan indikator
yang berkaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Meskipun
pada dasarnya perbaikan kesehatan masyarakat di pengaruhi
juga oleh pendidikan dan ekonomi yang saling terkait satu sama
lainnya. Sebagai upaya untuk mendukung IPM, maka bidang
kesehatan telah mengembangkan indeks pembangunan kesehatan
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
19/157
Tira Tangka Balang2
masayarakat (IPKM) yang secara lebih spesik mencakup indikator-
indikator kesehatan yang sensif, yang dapat mempengaruhi
umur harapan hidup masyarakat Indonesia. Di samping itu,
melalui IPKM dapat dilihat fokus pembangunan kesehatan yang
perlu diperkuat untuk perbaikan kesehatan serta untuk melihat
seberapa besar kesenjangan antara daerah dalam bidang kese-
hatan. Indikator yang masuk dalam IPKM adalah kesehatan balita,
kesehatan reproduksi, penyakit menular, penyakit dak menular,
pelayanan kesehatan, perilaku berisiko kesehatan, dan kesehatan
lingkungan.
Indonesia sudah mempunyai dua periode IPKM, yaitu IPKM
tahun 2007 dan IPKM tahun 2013. Secara nasional nilai IPKM 2013
adalah sebesar 0.5404, dengan nilai terendah sebesar 0.2169
di Kabupaten Tolikara (Provinsi Papua) dan ternggi sebesar
0.7352 di Kabupaten Gianjar (Provinsi Bali). Sementara IPKM
2007, menunjukkan nilai nasional sebesar 0.5086, dengan nilai
indeks ternggi sebesar 0.7090 di Kota Magelang (Jawa Tengah)
dan terendah sebesar 0.2471 di Kabupaten Pegunungan Bintang
(Papua). Perubahan nilai IPKM 2007 dan 2013 dapat diarkan
juga telah terjadi perubahan dalam status kesehatan masyarakat
dan juga perubahan intervensi kesehatan. Perubahan yang terjadi
di seluruh kabupaten/kota bervariasi dan perubahannya dapat
mengarah pada perbaikan maupun penurunan. Di antara 440kabupaten/kota di Indonesia, Kabupaten Murung Raya termasuk
salah satu kabupaten yang mengalami perbaikan atau peningkatan
IPKM.
Peningkatan atau perbaikan nilai IPKM menunjukkan bahwa
telah terjadi perbaikan prevalensi dan cakupan dari beberapa
indikator kesehatan yang digunakan dalam menetapkan IPKM.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
20/157
Tira Tangka Balang 3
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perbaikan indikator kese-
hatan dapat bervariasi di masing-masing kabupaten/kota.
Secara umum, kondisi kesehatan individu dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik yang secara langsung seper pengetahuan,
sikap dan perilaku kesehatan, maupun faktor yang dak secara
langsung seper aspek sosial, ekonomi, pendidikan, lingkungan,
dan budaya (WHO, 2008). Di samping itu, pemberi pelayanan
kesehatan juga berperan penng dalam peningkatan kesehatan
masyarakat. Kapasitas pelayanan dan akses terhadap pelayanan
kesehatan yang memadai dapat mendukung peningkatan status
kesehatan masyarakatnya (WHO, 2008).
Demikian pula halnya yang terjadi dengan Kabupaten
Murung Raya, yang mengalami peningkatan IPKM dari 0.3527
pada tahun 2007 menjadi 0.4921 pada tahun 2013, meskipun ada
perbedaan jumlah indikator kesehatan yang digunakan, yaitu 24
indikator (2007) dan 30 indikator (2013). Di samping itu, secara
ekonomi Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten dengan
kategori dak miskin, karena mempunyai proporsi penduduk
miskin yang kurang dari 14.53% berdasarkan hasil Pendataan
Sosial Ekonomi (PSE) tahun 2011. Berdasarkan hal tersebut, maka
perlu dipelajari dan digali lebih lanjut secara lebih spesik faktor-
faktor apa yang berperan penng dalam peningkatan nilai IPKM
di Kabupaten Murung Raya dengan kondisi ekonomi yang bukantermasuk kabupaten miskin.
Studi kualitaf ini bertujuan untuk manggali lebih dalam
aspek-aspek kebijakan, implementasi program kesehatan, peran
serta masyarakat dan pengaruh lingkungan sosial-budaya-ekonomi
yang terkait dengan peningkatan angka IPKM Kabupaten Murung
Raya. Aspek-aspek tersebut diharapkan dapat menjelaskan ter-
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
21/157
Tira Tangka Balang4
jadinya kenaikan IPKM 2013 dibandingkan dengan IPKM 2007 di
Kabupaten Murung Raya. Di samping itu, studi ini juga menggali
kesehatan ibu dan balita serta kesehatan lingkungan untuk
mendapatkan gambaran program kesehatan yang sudah berjalan,
serta bagaimana gambaran permasalahan terkait budaya dan nilai
di masyarakat yang terkait dengan kesehatan.
Penggalian dan analisis secara kualitaf diperlukan untuk
memberikan penjelasan yang lebih terperinci dalam aspek-aspek
yang beperan dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten
Murung Raya sebagai pembelajaran bagi kabupaten lain yang
mempunyai karakterisk administrasi, sumber daya, dan geogras
wilayah serupa. Juskasi pemilihan wilayah Kabupaten Murung
Raya secara lebih rinci akan dijelaskan pada bagian selanjutnya.
1.2. Juskasi Pemilihan Wilayah dan Indikator
Kesehatan
Pemilihan Kabupaten Murung Raya ditetapkan berdasarkan
dua criteria, yaitu berdasarkan proporsi penduduk miskin dan
nilai IPKM. Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten yang
termasuk dak miskin (proporsi penduduk miskin kurang dari
14,53%), dan mempunyai perubahan nilai IPKM yang posif, atau
mempunyai nilai IPKM yang lebih baik pada tahun 2013 diban-
dingkan pada tahun 2007.
Seper telah disampaikan di bagian sebelumnya, Indonesia
sudah mempunyai dua periode IPKM, yang sebagian besar
menggunakan data dari hasi Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
tahun 2007 dan 2013. Berdasarkan hasil IPKM 2007 dan 2013,
Kabupaten Murung Raya termasuk ke dalam kabupaten yang
tergolong mengalami peningkatan nilai IPKM yaitu 0,3861 di tahun
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
22/157
Tira Tangka Balang 5
2007 dan 0,4921 pada tahun 20131. Walaupun demikian, baik
kenaikan dalam rangking maupun dalam angka IPKM kabupaten
ini masih lebih rendah dari angka IPKM Provinsi Kalimantan
Tengah (0.5053) dan IPKM Nasional (0.5404). Kenaikan IPKM
Kabupaten Murung Raya khususnya terlihat pada unsur-unsur
kesehatan balita, kesehatan lingkungan, dan perilaku kesehatan
masyarakat .
Indikator kesehatan balita terutama dapat dilihat dari
menurunnya gizi buruk balita. Pada Riskesdas 2007, ditemukan
gizi buruk balita di Kabupaten Murung Raya sebanyak 27,2
persen. Sedangkan pada Riskesdas 2013, didapa gizi buruk bali-
ta sebanyak 22,10 persen. Penurunan angka ini menunjukkan
bahwa dalam rentang waktu lima tahun Kabupaten Murung Raya
sudah berhasil menurunkan angka penderita gizi buruk sebesar
5.1 persen. Peningkatan status gizi balita juga bisa dilihat dari
cakupan indikator penimbangan balita yang pada tahun 2007
berada di kisaran angka 21,45 persen berubah menjadi 53,19
persen. Peningkatan cakupan penimbangan balita menunjukan
kesungguhan pemerintah Kabupaten Murung Raya, khususnya
Dinas Kesehatan Kabupaten Murung Raya, dalam menjalankan
program-progamnya di bidang gizi, terutama kegiatan penim-
bangan balita.
Demikian juga dengan indikator cakupan imunisasi,Riskesdas 2007 menunjukkan cakupan imunisasi di Kabupaten
Murung Raya sebesar 16,37 persen. Sedangkan pada Riskesdas
2013, angka cakupan imunisasi ditemukan pada kisaran 50.38
persen. Kenaikan angka ini menunjukkan bahwa pemerintah
1 IPKM.Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2014
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
23/157
Tira Tangka Balang6
Kabupaten Murung Raya juga telah berhasil meningkatkan angka
cakupan imunisasi sebesar 34,01 poin.
Indikator lain adalah adanya peningkatan proporsi perilaku
cuci tangan dengan benar di kabupaten ini. Jika di data dasar hasil
Riskesdas 2007 angka proporsi tersebut menunjukkan kisaran 8,12
persen, hasil Riskesdas 2013 menunjukkan peningkatan menjadi
61,25 persen. Kenaikan angka proporsi sebesar 53,08 poin ini me-
nandakan telah terjadi peningkatan kesadaran masyarakat dalam
melakukan kebiasaan mencuci tangan dengan benar.
Selanjutnya, indikator perilaku sehat dan bersih lainnya
pada IPKM 2007 dan 2013, seper cakupan sanitasi di Kabupaten
Murung Raya juga mengalami kenaikan sebesar 21,96 poin dari
16,89 persen menjadi 38.85 persen.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka buku ini bertujuan
untuk memberikan gambaran terkait faktor-faktor yang menjadi
pendukung (enabler) dan pembelajaran dalam kenaikan nilai IPKM
di Kabupaten Murung Raya, khususnya difokuskan pada bidang
kesehatan balita dan kesehatan lingkungan. Dalam buku ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai prol Kabupaten Murung Raya
secara umum, gambaran sumber daya yang ada, kesehatan ibu
dan balita, kesehatan lingkungan, faktor-faktor yang mendukung,
serta tantangan ke depan untuk perbaikan kesehatan masyarakat
Kabupaten Murung Raya.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
24/157
Tira Tangka Balang 7
1.3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Penggalian informasi dalam penelian ini dilakukan melalui
dua pendekatan, yaitu secara kualitaf dan desk review (dataterer dan dokumen). Secara kualitaf data dikumpulkan melalui
wawancara medalam, diskusi, dan pengamatan. Informasi yang
digali mencakup beberapa aspek berikut:
Bagaimana budaya dan perilaku masyarakat terkait kesehatan
balita dan kesehatan lingkungan.
Bagaimana peran penyelenggara kesehatan terkait kesehatan
balita dan kesehatan lingkungan.
Bagaimana peran lintas sektor terkait kesehatan balita dan
kesehatan lingkungan.
Apa saja faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan
IPKM.
Apa saja kendala dan tantangan dalam pembangunan kese-
hatan.Informan yang telibat dalam studi ini adalah tokoh masya-
rakat, ibu hamil, ibu yang mempunyai balita, dukun kampung,
bidan desa, tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan kabu paten dan
provinsi, tenaga kesehatan di Puskesmas, serta beberapa lintas
sektor di ngkat kabupaten (Dinas Pekerjaan Umum, Perusahaan
Daerah Air Minum, Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah,
Bappeda) dan di ngkat provinsi (Bappeda, Badan Pemberdayaan
Masyarakat Daerah).
Data dianalisis secara deskripf untuk memberikan gam-
baran permasalahan terkait kesehatan ibu dan balita serta sani-
tasi lingkungan, termasuk juga faktor yang berperan dalam
peningkatan IPKM Kabupaten Murung Raya.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
25/157
Tira Tangka Balang8
Pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai gambaran
umum Kabupaten Murung Raya, Manajemen dan Kebijakan
Kesehatan, kesehatan ibu dan balita, sanitasi lingkungan, pem-
belajaran dalam kenaikan IPKM, serta tantangn dan arah ke depan
bagi peningkatan pembangunan kesehatan masyarakat Murung
Raya.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
26/157
9
BAB 2
GAMBARAN KABUPATEN MURUNG RAYA
2.1 Letak dan Fungsi Geogras
Kabupaten Murung Raya adalah salah satu kabupaten
pemekaran di Provinsi Kalimantan Tengah yang berada di peda-laman Pulau Kalimantan, tepatnya di bagian Timur Laut wilayah
Provinsi Kalimantan Tengah, yang melipu seluruh bagian DAS
(Daerah Aliran Sungai) Barito. Sejak pemekaran dari Kabupaten
Barito Utara pada tahun 2002, Kabupaten Murung Raya
berkembang dengan pesat. Dengan mengusung slogan merdeka
dari kebodohan, keternggalan, dan keterisolasian, pemerintah
Gambar 2.1 Peta Murung Raya
Sumber: Prol Kesehatan Murung Raya 2014
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
27/157
Tira Tangka Balang10
Kabupaten Murung Raya secara konnu meningkatkan sarana
dan prasarana infrastruktur yang menunjang taraf kehidupan
perekonomian masyarakat.
Kabupaten Murung Raya merupakan kabupaten terluas
di provinsi Kalimantan Tengah yang mempunyai wilayah seluas
lebih kurang 2.370.000 Ha. Secara geogras Kabupaten Murung
Raya terletak yaitu pada posisi 004725,24 Lintang Utara
(Latude North), 005151,87 Lintang Selatan (Latude South),
1131240,98 Bujur Timur (Longitude East), dan 115086,52
Bujur Timur (Longitude East). Di Utara Kabupaten Murung Raya
berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Barat dan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito Utara,
Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Gunung Mas. Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan
Timur. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
dan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat (Dinas
Kesehatan Murung Raya, 2013).
Wilayah administrasi Kabupaten Murung Raya terdiri 10
kecamatan, terbagi lagi dalam 115 desa dan 9 kelurahan. Yang
termasuk dalam kategori kelurahan adalah Tumbang Lahung dan
Muara Bakanon di Kecamatan Permata Intan, Kelurahan Beriwit
dan Puruk Cahu di Kecamatan Murung, Kelurahan Muara LaungI, Batu Bua I dan Muara Tuhup di Kecamatan Laung Tuhup,
Kelurahan Tumbang Kunyi di Kecamatan Sumber Barito, dan
Kelurahan Saripoi di Kecamatan Tanah Siang (Dinas Kesehatan
Murung Raya, 2013).
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
28/157
Tira Tangka Balang 11
Tabel 2.1. Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan per Kecamatan
di Wilayah Kabupaten Murung Raya Tahun 2013
Kecamatan Ibukota Kel Desa
Luas
Wilayah
(km)
(1) (2) (3) (4) (5)
Permata Intan Tumbang Lahung 2 10 804
Sungai Babuat Tumbang Banan 0 6 423
Murung Puruk Cahu 2 13 730
Laung Tuhup Muara Laung 3 23 1.611
Barito Tuhup Raya Makunjung 0 11 1.500Tanah Siang Saripoi 1 26 1.239
Tanah Siang Selatan Dirung Lingkin 0 6 310
Sumber Barito Tumbang Kunyi 1 8 2.797
Seribu Riam Muara Joloi 0 7 7.023
Uut Murung Tumbang Olong 0 5 7.263
Jumlah/Total xxx 9 115 23.700
Sumber: Badan Pusat Stask Kabupaten Murung Raya, 2013
Kabupaten Murung Raya terletak pada daerah di sekitar
khatuliswa beriklim tropis dan bercurah hujan nggi, sehingga
panas matahari terasa menyengat dan udara terasa amat lembab.
Curah hujan meningkat pada daerah pedalaman, karena udara yang
lebih lembab yang disebabkan oleh kepadatan dan kerimbunan
tumbuh-tumbuhan. Menurut BMKG (Stasiun Meteorologi, Klima-tologi dan Geosika) Beringin, Muara Teweh, Barito Utara, tahun
2012, suhu di Kabupaten Murung Raya berkisar 21,4 C 35,3 C
(Bapeda Kabupaten Murung Raya, 2013).
Kabupaten Murung Raya dialiri oleh sungai besar yang juga
digunakan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan akan air bagi
masyarakat dan sarana transportasi air yaitu Sungai Barito dan
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
29/157
Tira Tangka Balang12
beberapa sungai kecil lainnya yang bermuara di Sungai Barito.
Aliran sungai ini sampai sekarang masih digunakan untuk lalu
lintas pengangkut kayu / barang / hasil pertanian. Pengangkutan
penumpang melalui sungai di Kabupaten Murung Raya terutama
ke daerah pedalaman yang belum dilalui oleh jalan darat. Hidrologi
wilayah Kabupaten Murung Raya yang dilintasi oleh Sungai Barito
dan beberapa cabang anak sungainya mempunyai panjang dan
kedalaman dasar sungai yang sangat bervariasi, yaitu sekitar
1 - 11 meter dan kedalaman tersebut dapat bertambah seiring
dengan banyak sedikitnya debit air di sungai Barito. Sungai-sungai
tersebut berfungsi sebagai urat nadi transportasi untuk angkutan
barang dan penumpang. Beberapa cabang atau anak sungai yang
dapat dilayari yaitu: sungai Laung sepanjang 35,75 km, sungai
Gambar 2.2 Dermaga di Pinggir Sungai.
Sumber: Dokumentasi Peneli
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
30/157
Tira Tangka Balang 13
Babuat sepanjang 29,25 km, Sungai Joloi sepanjang 40,75 km,
dan sungai Busang sepanjang 75,25 km. Kedalaman dasar sungai
berkisar antara 3 - 8 m dan lebar badan sungai lebih dari 25 m
(Bapeda Kabupaten Murung Raya, 2013).
Dermaga sungai dan dermaga penyeberangan yang ada di
Kabupaten Murung Raya umumnya berada dalam kondisi baik
dengan konstruksi terbuat dari kayu ulin dan besi. Dermaga
sungai yang terluas adalah dermaga Puruk Cahu (+100 m ). Kebe-
radaan dermaga-dermaga sungai lebih bertujuan untuk mem-
perlancar lalu lintas aliran penumpang, bukan aliran barang.
Dengan demikian, untuk pengangkutan barang akan masih tetap
mengandalkan pada angkutan sungai (Bapeda Kabupaten Murung
Raya, 2013).
Walaupun berguna untuk transportasi penduduk ke pe-
dalaman, transportasi sungai ini mempunyai kelemahan, baik
pada musim kemarau maupun musim hujan. Pada saat musim
kemarau, biasanya terjadi surutnya air sungai dan rendahnya
debit air. Dengan demikian terjadi turunnya permukaan air sungai,
dan menyebabkan munculnya batu-batu di dasar sungai ataupun
kayu-kayu yang tadinya tenggelam di dasar sungai, sehingga
mempernggi risiko perjalanan kapal. Hal ini menghambat kapal-
kapal besar masuk ke daerah pedalaman. Sebaliknya pada musim
hujan, permasalahannya adalah bertambah banyaknya volumeair dan derasnya arus sungai akan menghambat laju kapal yang
menuju hulu sungai. Selain itu karena umumnya desa-desa di
pedalaman berkembang di pinggir sungai, masih ada desa-desa
yang mengalami banjir.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
31/157
Tira Tangka Balang14
2.2 Kependudukan, Suku, dan Sumber Daya Alam
Penyebaran penduduk di Kabupaten Murung Raya masih
dak merata. Data tahun 2013 menunjukkan jumlah pendudukterendah sebanyak 2360 (total laki-laki dan perempuan) di
Kecamatan Sungai Babuat dan ternggi di Kecamatan Murung
sebanyak 33,716 (total laki-laki dan perempuan). Hal ini
kemungkinan dikarenakan kondisi sarana jalan darat yang meng-
hubungkan antarkecamatan atau desa kadang-kadang dak me-
mungkinkan untuk dilalui kendaraan roda empat, sementara
sarana transportasi air masih terbatas, sehingga jumlah penduduk
terlokalisir pada daerah yang mudah askes transportasinya.
Sementara itu, jumlah desa yang terdapat di pinggiran sungai
cukup banyak. Seper di Kecamatan Murung, Kecamatan Permata
Intan, Kecamatan Sumber Barito, bahkan sampai ke Kecamatan
Seribu Riam, dan Kecamatan Uut Murung yang medannya dikenal
sangat sulit, terlebih bila musin penghujan ba. Di KabupatenMurung Raya juga ada wilayah yang belum bisa terjangkau oleh
akses jalan, bahkan oleh akses jalan perusahaan sekalipun,
sehingga masih ada penduduk di wilayah Kabupaten Murung
Raya yang terisolir.
Kepadatan penduduk amat kecil bila dibandingkan dengan
luasnya wilayah di Kabupaten Murung Raya, Tabel 2.2. di bawah
ini menggambarkan keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin
dan luasnya wilayah di Kabupaten Murung Raya tahun 2001, 2012,
dan 2013.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
32/157
Tira Tangka Balang 15
Kepadatan penduduk dapat dinyatakan dalam 2 (dua) ben-
tuk kepadatan yaitu kepadatan secara geogras dan kepadatan
secara agraris2. Kepadatan geogras membandingkan jumlah
penduduk terhadap luas wilayah keseluruhan, sedangkan kepa-
datan agraris merupakan perbandingan antara jumlah pen-
duduk dengan luas tanah atau lahan yang diusahakan baik olehpemerintah, swasta/perusahaan dan masyarakat sendiri termasuk
pemukiman penduduk. Lahan yang diusahakan bisa berupa
perkampungan, sawah, ladang/tegal, perkebunan, rawa/tambak,
serta semak belukar.
2 Data Pokok Pembangunan Kabupaten Murung Raya, Bapeda dan BPSKabupaten Murung Raya, 2013
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah Dirinci Menurut Jenis
Kelamin per Kecamatan di Kabupaten Murung Raya
Tahun 2011-2013
Sumber: Badan Pusat Stask Kabupaten Murung Raya, thn 2014
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
33/157
Tira Tangka Balang16
Kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya semenjak
mengalami pemekaran kabupaten sampai dengan tahun 2013
belum mengalami perubahan, yaitu 4 orang per 1 (satu) Km2.
Wilayah Kabupaten Murung Raya merupakan yang paling sedikit
penduduknya di antara semua kabupaten di Provinsi Kalimantan
Tengah. Penduduk yang masih jarang ini masuk ke dalam salah
satu program usaha peningkatan dan pengembangan daerah
Kabupaten Murung Raya misalnya program transmigrasi.
Tabel 2.3. Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Geogras per
Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2011
2013
Rasio ketergantungan atau dependency rao mengalami
sedikit penurunan. Dependency rasio merupakan rasio antara
banyaknya penduduk usia 0 - 14 tahun dan penduduk usia 65
tahun ke atas (yang merupakan penduduk yang ditanggung)
dibandingkan dengan penduduk usia produkf (usia 15 - 64
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
34/157
Tira Tangka Balang 17
tahun, yang dikenal sebagai penanggung). Dalam keterangan yang
diperoleh dari Badan Pusat Stask Kabupaten Murung Raya,
memperlihatkan bahwa di Kabupaten Murung Raya pada tahun
2011 sampai dengan tahun 2013, rasio ketergantungannya secara
berturut-turut adalah sebesar 62, 61, dan 61. Ini berar dalam
tahun 2013 yang lalu, dari seap 100 penduduk usia 15 - 64 tahun,
menanggung 61 orang penduduk usia 0 - 14 dan usia 65 tahun ke
atas. Ini berar ada sedikit kenaikan dan peningkatan produktas
karena adanya penurunan relaf jumlah yang ditanggung oleh
kalangan usia produkf sejak tahun 2011. Semakin rendah nilai
rasio ketergantungan, maka akan semakin produkf masyarakat
di wilayah tersebut. Sebaliknya jika semakin nggi nilai rasio
ketergantungannya, maka akan semakin banyak tantangan secara
ekonomi di wilayah tersebut.
Dari aspek karakterisk sosial, masyarakat Murung Raya
didominasi oleh suku Dayak. Lokasi geogras Kabupaten Murung
Raya yang terletak hampir di tengah-tengah pulau Kalimantan,
dapat dikatakan sebagai pusat berkumpulnya suku-suku Dayak di
Gambar 2.3. Aktas sebagian masyarakat di Murung Raya
Sumber: Dokumentasi Peneli IPKM Kualitaf
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
35/157
Tira Tangka Balang18
Kalimantan. Penduduk asli Kabupaten Murung Raya terdiri dari 3
suku besar, yaitu: Suku Dayak Bakumpai (yang bermukim di wilayah
sekitar Sungai Barito), Suku Dayak Uut Danum (yang bermukim di
wilayah sekitar Barito Hulu), dan Suku Dayak Siang (yang banyak
bermukim di sekitar wilayah Kecamatan Tanah Siang). Sementara
penduduk lain umumnya berasal dari suku Dayak Kangan, Dayak
Kahayan, dan Dayak Kapuas.
Kabupaten Murung Raya merupakan salah satu pilihan
desnasi bagi masyarakat Dayak yang ada di Kalimantan. Pilihan
ini daklah berlebihan karena Kabupaten Murung Raya adalah
wilayah yang mempunyai kekayaan alam yang cukup banyak
seper batubara, emas, bentonit, dan kapur, serta kaya akan
potensi unggulan di bidang budaya dan pariwisata. Potensi wisata
tersebut antara lain adalah Riam Hatas, Panorama Pegunungan
Batu Ayu, Keminng, Tugu Katuliswa, Air Terjun Sungai Bumban
di Desa Laas, Kecamatan Uut Murung, dan Cagar Alam Nasional
Pegunungan Muller yang telah ditetapkan oleh badan dunia
sebagai salah satu paru-paru dunia yang masih ada sampai
sekarang ini. Sedangkan tarian yang paling tersohor dari kabupaten
ini adalah tarian, Tira Tangka Balang, yang berar Maju Terus
Pantang Mundur di mana kemudian moo Tira Tangka Balang
ini menjadi moo kabupaten pemekaran ini.
Gambaran karakterisik penduduk dan sumber daya alamini secara dak langsung mempengaruhi perekonomian daerah
serta status kesehatan masyarakatnya. Kondisi Kabupaten
Murung Raya dengan jumlah penduduk yang penyebarannya
dak merata di samping juga kepadatan penduduk yang bervariasi
dapat menjadi salah satu kendala dalam penempatan tenaga
kesehatan. Sementara dengan mayoritas penduduk adalah suku
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
36/157
Tira Tangka Balang 19
dayak, maka perlu mempelajari lebih lanjut budaya suku Dayak
sebagai salah satu aspek yang terkait dengan perilaku kesehatan
di masyarakat.
2.3 Sarana dan Prasarana
Kelancaran transportasi suatu wilayah sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Demikian
juga dirasakan oleh masyarakat dan pemerintah daerah Kabu-
paten Murung Raya. Sebagai daerah yang banyak terdapat sungai,
Kabupaten Murung Raya dak hanya mengandalkan transportasi
darat, transportasi sungai juga merupakan transportasi yang vital.
Hal ini dikarenakan masih terdapatnya kecamatan yang belum
terjangkau oleh prasarana jalan atau melalui daratan.
Gambar 2.4 Sarana dan prasarana transportasi sungai dan darat
Sumber: Dokumentasi Peneli IPKM Kualita
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
37/157
Tira Tangka Balang20
Kondisi infrastruktur saat ini, terutama jalan darat masih
perlu mendapat perhaan, karena jalan darat pada saat ini meru-
pakan sarana penunjang utama dalam kegiatan ekonomi daerah
serta mendukung kegiatan pembangunan terutama akvitas
ekonomi masyarakat. Meskipun demikian, transportasi sungai
masih cukup dominan dalam penggunaannya, terutama untuk
menjangkau daerah-daerah yang dak bisa dilalui jalan darat dan
daerah-daerah di tepian sungai. Kondisi perbaikan infrastruktur
sangat diharapkan untuk meningkatkan pelayanan jasa angkutan
yang ada di Kabupaten Murung Raya.
Berkaitan dengan infrastruktur jalan yang ada, di Kabu-
paten Murung Raya terdapat jalan negara, jalan propinsi, dan
jalan kabupaten. Selebihnya merupakan jalan desa, jalan ke
perkebunan, jalan perusahaan batu bara, dan jalan HPH (Hak
Pengusahaan Hutan). Untuk kondisi jalan ini sangat tergantung
Grak 2.1 Perubahan panjang jalan (Km) di Kabupaten Murung Raya
pada tahun 2007 dan 2013.
Sumber: Pemerintah Kabupaten Murung Raya, 2007; 2013
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
38/157
Tira Tangka Balang 21
dari musim, karena apabila musim hujan ada ruas-ruas jalan yang
mengalami banjir atau licin, sehingga dak bisa atau sulit dilalui.
Perbaikan infrastruktur jalan terus dilakukan sebagai salah
satu upaya untuk peningkatan akses masyarakat terhadap fasilitas
kesehatan, sumber perekonomian, serta fasilitas umum lainnya
untuk perbaikan pembangunan daerah. Infrastruktur jalan meng-
alami sedikit peningkatan pada tahun 2013 dibandingkan tahun
2007, terutama untuk jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan
desa.
Selain transportasi darat dan air, Kabupaten Murung Raya
juga memiliki transportasi udara. Terdapat satu bandar udara
(bandara) yang telah beroperasi secara run untuk melayani
penerbangan Palangka Raya - Puruk Cahu. Bandara ini merupakan
bandara peninggalan dari salah satu perusahaan pertambangan
yang dulu sempat beroperasi di wilayah Murung Raya. Bandara
ini letaknya di kecamatan Dirung Lingkin sekitar 15 km dari kota
Puruk Cahu, dengan kondisi akses jalan yang rusak, berlubang
sehingga perjalanan ditempuh dengan waktu sekitar satu jam.
Saat ini hanya ada satu perusahaan penerbangan nasio-
nal yang beroperasi, dengan frekuensi dua kali seminggu pener-
bangan dari Palangkaraya. Dengan adanya bandara ini, diharap-
kan arus mobilitas masyarakat dari dan keluar Kabupaten Murung
Raya dapat meningkat, dan pada akhirnya mendorong pening-katan perekonomian baik dengan meningkatan pen dapatan
daerah maupun peningkatan urbanisasi.
Sarana dan prasarana infrastruktur daerah berkaitan erat
dengan akses terhadap pelayanan kesehatan yang opmal. Dari
periode 2007 s/d 2013, meskipun dak terlalu besar, telah terjadi
peningkatan infrastruktur. Hal ini dapat merupakan salah satu
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
39/157
Tira Tangka Balang22
faktor yang turut mendukung peningkatan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik.
2.4 Situasi Masalah Kesehatan
Pada negara berkembang seper Indonesia, proses pem-
bangunan pada hakikatnya termasuk juga pembangunan terhadap
manusianya, di mana kualitas kehidupan masyarakat menjadi tu-
juan utama dari semua jenis pembangunan yang dilaksanakan.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development
Index (HDI) bisa digunakan sebagai salah satu indikator untuk
mengukur ngkat kualitas kehidupan yang ada di masyarakat.
IPM ini dapat dipakai dalam mengukur ngkat keberhasilan pem-
bangunan di suatu wilayah. Salah satu yang tercantum dalam
Human Development Indexadalah adalah indikator sektor kese-
hatan, yang diukur dengan Umur Harapan Hidup (UHH).
Grak 2.2 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Murung Raya 2006 2013
Sumber: Prol Kabupaten Murung Raya, 2013
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
40/157
Tira Tangka Balang 23
Grak 2.3. Umur Harapan Hidup di Provinsi Kalteng
Sumber: Prol Kesehatan Provinsi Kalteng 2013
Angka IPM dapat menggambarkan bagaimana pembangun-
an manusia dak hanya dilihat dari aspek ekonomi saja, tetapi juga
bagaimana manusia mempunyai lama hidup yang opmal danmempunyai pengetahuan atau pendidikan yang memadai. Dari
periode tahun 2006 sampai dengan 2013, telah terjadi pening-
katan IPM di Kabupaten Murung Raya, dari 71.6 pada tahun 2006
menjadi 73.98 di tahun 2013 (Pemerintah Daerah Murung Raya,
2013). Meskipun demikian, angka IPM ini belum menggambarkan
indikator pembangunan kesehatan manusia secara spesik.
Dengan demikian, dibutuhkan indeks khusus di bidang kesehatan
yang kemudian dikenal sebagai Indeks Pembangunan Kesehatan
Masyarakat (IPKM) untuk dapat melihat sejauh mana kemajuan
pembangunan kesehatan manusia di suatu wilayah secara
spesik.
IPKM dihitung berdasarkan beberapa indikator kesehatan
yang mencakup 1) kesehatan balita, 2) kesehatan reproduksi, 3)
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
41/157
Tira Tangka Balang24
pelayanan kesehatan, 4) perilaku berisiko, 5) penyakit menular, 6)
penyakit dak menular, dan 7) kesehatan lingkungan. Sumber data
yang digunakan dalam menghitung IPKM adalah dari RISKESDAS
dan survey Potensi Desa.
Meskipun terdapat kenaikan dibandingkan dengan IPKM
2007, hasil perhitungan IPKM 2013 Kabupaten Murung Raya
menunjukkan angka IPKM lebih rendah di bandingkan angka
provinsi maupun angka nasional. Apabila melihat rincian angka
IPKM 2013 untuk Kabupaten Murung Raya, maka dapat dilihat
bahwa angka ternggi adalah indikator penyakit dak menular
(PTM), penyakit menular (PM), dan kesehatan balita, sementara
nilai terendah adalah untuk indikator pelayanan kesehatan. Data
indikator kesehatan yang digunakan dalam perhitungan IPKM
2013 adalah dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 dan
survey Potensi Desa (PODES) 2011.
Secara lebih rinci data RISKESDAS menggambarkan bebe rapa
prevalensi status kesehatan yang menunjukkan hasil yang lebih
baik pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2007 yang mencakup
prevalensi gizi buruk, cakupan penimbangan balita, cakupan
imunisasi lengkap, perilaku cuci tangan dengan benar, hipertensi,
kesehatan jiwa, penyakit gigi mulut, dan cakupan sanitasi. Per-
baikan angka prevalensi dan cakupan tersebut menyebabkan
semakin baiknya nilai IPKM di Kabupaten Murung Raya.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
42/157
Tira Tangka Balang 25
Tabel 2.4. Nilai Indeks Kelompok Indikator Kesehatan
Indikator Kesehata
Indeks Kab
Murung
Raya
Indeks Provinsi
Kalimantan
Tengah
Indeks
Nasional
Kesehatan Balita 0.5975 0.5861 0.6114
Kesehatan Reproduksi 0.3678 0.2411 0.4756
Pelayanan Kesehatan 0.1598 0.1665 0.3808
Perilaku kesehatan 0.3771 0.2317 0.3652
PTM 0.7181 0.4242 0.6267
PM 0.7767 0.4743 0.7507
Kesehatan Lingkungan 0.4477 0.3261 0.5430Indeks Pembangunan
Kesehatan Manusia
0.4921 0.5053 0.5404
Sumber: Indeks Pembangunan Kesehatan, Badan Litbangkes 2015
Pada tabel 2.4 dapat dilihat bahwa nilai IPKM untuk beberap
indikator kesehatan di Kabupaten Murung Raya tampak lebih baik
dibandingkan dengan nilai IPKM di ngkat Provinsi Kalimantan
Tengah maupun Nasional untuk indikator penyakit menular,
penyakit dak menular. Nilai indeks yang lebih baik dari nilai
provinsi, dapat berkaitan dengan variasi dan kesenjangan nilai
indeks kabupaten dalam Provinsi Kalimantan Tengah cukup nggi.
Demikian juga dengan nilai nasional yang variasinya cukup nggi
diantara 497 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
43/157
Tira Tangka Balang26
Tabel 2.5. Prevalensi Beberapa Indikator Kesehatan di Kabupaten
Murun Raya (RISKESDAS)
Indikator 2007 2013
Gizi burkur 27.02 22.10
Gizi pendek 38.53 41.02
Balita Gemuk 9.57 16.18
Gangguan kesehatan jiwa 8.00 1.10
Penyakit gigi dan mulut 26.34 19.53
Pnemonia 1.03 1.83
Hipertensi 28.06 21.02
Cedera 4.29 13.56
Sumber: Indeks Pembangunan Kesehatan, Badan Litbangkes 2015
Pada tabel 2.5 dapat dilihat prevalensi gizi pendek,
pneumonia, dan cedera mengalami peningkatan pada tahun 2013
dibandingkan tahun 2007. Di sisi lain, telah terjadi penurunan
prevalensi atau perbaikan kondisi di masyarakat untuk gizi buruk
dan kurang, kesehatan jiwa, penyakit gigi dan mulut, serta hiper-
tensi. Pada tabel 2.6 tampak bahwa terjadi perbaikan angka
cakupan atau persentase masyarakat yang berparsipasi dalam
program kesehatan dan berperilaku sehat seper penimbangan
balita, imunisasi lengkap pada balita, mempunyai jamban sehat,
serta cuci tangan dengan benar. Angka cakupan yang membaik ini
berkontribusi terhadap kenaikan nilai IPKM Kabupaten MurungRaya di tahun 2013. Meskipun telah terjadi perbaikan beberapa
indikator kesehatan, kondisi ini masih relaf rendah dibandingkan
dengan kondisi kabupaten lainnya dan gambaran secara nasional.
Hal ini tampak dari posisi nilai IPKM 2013 Kabupaten Murung
Raya yang masih dalam rangking 354 dibandingkan dengan total
497 kabupaten/kota di Indonesia. Arnya Kabupaten Murung
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
44/157
Tira Tangka Balang 27
Raya harus tetap segera mengejar keternggalan dengan ber-
bagai keterbatasannya.
Tabel 2.6. Cakupan Beberapa Indikator Kesehatan di KabupatenMurung Raya (RISKESDAS)
Indikator 2007 2013
Cakupan Penimbangan Balita 21.45 53.19
Cakupan Imunisasi Lengkap 16.37 50.38
cakupan sanitasi 16.89 38.85
Perilaku cuci tangan dengan benar 8.12 61.25
Sumber: Indeks Pembangunan Kesehatan, Badan Litbangkes 2015
Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan di fasilitas pela-
yanan kesehatan, situasi kesehatan yang dituangkan dalam Prol
Kesehatan Provinsi tahun 2013 dan Prol Kesehatan Kabupaten
tahun 2013, menunjukkan beberapa peningkatan atau perbaikan
sebagian besar indikator kesehatan pada tahun 2013 dibandingkan
tahun 2007, seper diantaranya angka kemaan bayi. Pada grak
2.4 tampak terjadi penurunan Angka Kemaan Bayi pada tahun
2013, di mana terdapat 11 kemaan bayi dari 2.030 kelahiran
yang hidup (5,4 per 1000 kelahiran hidup). Sementara apabila
dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan
Tengah berada di urutan kega terendah dari total 14 kabupaten/
kota pada tahun 2013 (Grak 2.5).
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
45/157
Tira Tangka Balang28
Grak 2.4. Angka Kemaan Bayi 2009 2013
di Kabupaten Murung Raya
Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013.
Grak 2.5. Jumlah Kemaan Bayi 2009 2012 di Provinsi Kalteng
Sumber: Prol Kesehatan Provinsi Kalteng 2013
Keterangan nama kabupaten dari kiri ke kanan:
Kotawaringin Barat, Lamandau, Sukamara, Kotawaringing Timur, Seruyan, Kangan,
Kapuas, Pulau Pisang, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Murung
Raya, Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah
5.6
17.516.8
10.0
5.4
0
5
10
15
20
2009 2010 2011 2012 2013
AKB
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
46/157
Tira Tangka Balang 29
Jumlah kasus pneumonia di Kabupaten Murung Raya juga
menurun pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2009 (Grak
2.6). Hal ini berbeda dengan hasil survey di masyarakat melalui
RISKESDAS yang menunjukkan sedikit kenaikan dari 1.03 di tahun
2007 menjadi 1.83 di tahun 2013. Untuk kasus diare, data dari
fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan jumlah kasus diare
tahun 2013 sebesar 2885 orang (Grak 2.7), yang menunjukkan
penurunan jumlah kasus dibandingkan tahun 2010 (3.570 orang).
Grak 2.6. Jumlah Kasus Pnemonia 2009 2013 di Kabupaten
Murung Raya
Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013.
451
7448
110
33
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2009 2010 2011 2012 2013
Pneumonia
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
47/157
Tira Tangka Balang30
Grak 2.7. Jumlah Kasus Diare di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
Kabupaten Murung Raya
Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013.
Gambaran permasalahan status gizi (gizi buruk dan kurang)
yang dilaporkan dari fasilitas pelayanan kesehatan menunjukkan
adanya peningkatan persentase pada tahun 2013 dibandingkan
tahun 2009 (Grak 2.8). Pada tahun 2009 terdapat 3 balita
dengan gizi buruk (0,08 %), tahun 2010 ditemukan 1 balita
dengan gizi buruk (0,01 %), pada tahun 2012 ditemukan 1 kasus
balita dengan gizi buruk (0,02 %) dan semua sudah tertangani
dan di tahun 2013 ada 2 balita (0,11%). Perhitungan persentase
status gizi adalah berdasarkan penemuan kasus di masyarakat
melalui kegiatan Posyandu dan menggunakan data jumlah balita
di wilayah setempat sebagai populasi balita. Jumlah populasi
balita dihitung berdasarkan pendataan langsung di wilayah kerja
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
48/157
Tira Tangka Balang 31
Puskesmas, dak menggunakan data sensus penduduk Badan
Pusat Stasik.
Grak 2.8. Persentase Status Gizi Balita Tahun 2009 2013 di
Kabupaten Murung Raya
Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013.
Dari laporan fasilitas pelayanan kesehatan, terlihat pening-
katan persentase persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Nakes)
dari 62.9% pada tahun 2009 menjadi 81.9% pada tahun 2013
(Grak 2.9), meskipun persentase 2013 cenderung menurun
dibandingkan tahun 2011 (88.1%) dan 2012 (91.4%). Beberapa
faktor yang berkaitan dengan persalinan oleh nakes adalah
akses desa yang terbatas, ketersediaan sumber daya (fasilitas,
sarana, tenaga bidan desa ataupun perawat) di desa, serta
kepercayaan masyarakat terhadap dukun. Sementara data dari
survey di masyarakat (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan
persentase persalinan nakes sebesar 39.6% (Badan Litbangkes,
2013). Berkaitan dengan tempat persalinan, hasil RISKESDAS
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
49/157
Tira Tangka Balang32
menunjukkan angka persalinan di rumah/selain fasilitas pelayanan
kesehatan di Kabupaten Murung Raya cukup nggi (87.3%), yang
menunjukkan angka ternggi nomor ga di Provinsi Kalimantan
Tengah, setelah Barito Utara (89.7%) dan Barito Selatan (94.1%)
(Badan Litbangkes, 2013).
Grak 2.9. Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan Tahun 2009 2013 di Kabupaten Murung Raya
Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013
Cakupan imunisasi lengkap yang dilaporkan dari fasilitas
pelayanan kesehatan menunjukkan kecendurungan belum men-
capai target Universal Child Imunizaon (UCI) di hampir semua
kecamatan di Kabupaten Murung Raya. UCI merupakan para-
meter yang digunakan untuk menilai tercapainya imunisasi dasar
secara lengkap pada bayi (0 - 11 bulan), Ibu Hamil, WUS, dan
anak sekolah ngkat dasar. Desa dan kelurahan dikatakan UCI
apabila 80% jumlah bayi yang berada di wilayah desa/kelurahan
tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu
62.9
80.3
88.791.4
81.9
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
2009 2010 2011 2012 2013
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
50/157
Tira Tangka Balang 33
tahun. Dari Grak 2.10 tampak bahwa hanya satu kecamatan,
yaitu Muara Laung yang telah mencapai angka imunisasi dasar
lebih dari 80% (81.8%). Kecamatan lainnya masih sangat rendah,
bahkan ada dua kecamatan yang 0%, yaitu Tumbang Olong dan
Muara Tuhup. Sementara hasil RISKESDAS 2013 menunjukkan
persentase imunisasi dasar lengkap untuk anak usia 12 - 59 bulan
di Kabupaten Murung Raya adalah sebesar 34.6%.
Grak 2.10. Persentase Capaian Imunisasi Dasar Lengkap (UCI)
Tahun 2013 di Kabupaten Murung Raya
Sumber: Prol Kesehatan Kabupaten Murung Raya 2013
Sementara itu, data terkait fasilitas kesehatan dari penca-
tatan di Dinas Kesehatan pada tahun 2013, menunjukkan masih
ada satu Kecamatan (Tanah Siang Selatan) yang belum mem-
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
51/157
Tira Tangka Balang34
punyai Puskesmas (Tabel 2.7). Ketersediaan tenaga kesehatan
juga masih belum memadai untuk beberapa Puskesmas. Pada
tabel 2.8 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 masih ada empat
Puskesmas yang dak mempunyai tenaga dokter dan farmasi,
yaitu Kecamatan Sungai Babuat, Kecamatan Tanah Siang Selatan,
Kecamatan Seribu Riam, dan Uut Murung yang dak mempunyai
tenaga dokter.
Tabel 2.7. Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis di 10 Kecamatan di
Kabupaten Murung Raya 2013
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
52/157
Tira Tangka Balang 35
Tabel 2.8. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan Kecamatan
di Murung Raya 2013
Selain dari sektor kesehatan, IPM juga sangat ditentukan olehngkat dan kualitas pendidikan penduduk. Kualitas pendidikan
yang baik diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan
lapangan kerja yang semakin kompef. Fasilitas pendidikan
ngkat dasar dan menengah, yakni sekolah dasar (SD) dan
sekolah menengah pertama (SMP) sampai dengan sekolah me-
nengah atas (SMA) merupakan kebutuhan dasar masyarakat
yang perlu untuk dipenuhi. Tabel 2.9 menyajikan ketersediaan
fasilitas pendidikan di Kabupaten Murung Raya tahun 2013.
Rata-rata lama sekolah masih rendah, meskipun terjadi sedikit
peningkatan rata-rata lama sekolah dari 7.1 tahun pada tahun
2007 menjadi 7.5 tahun pada tahun 2013. (hp://murakab.bps.
go.id/linkTabelStas/view/id/2 3).
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
53/157
Tira Tangka Balang36
Tabel 2.9. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Murung Raya 2013
Kondisi pendidikan di Kabupaten Murung Raya yang masih
rendah, dengan rata-rata adalah lulus sekolah dasar, merupakan
salah satu tantangan ke depan dalam membangun manusia
yang berkualitas, termasuk dalam pembangunan kesehatan. Di
samping ngkat pendidikan dan kesehatan, pembangunan eko-
nomi juga sangat berperan dalam membentuk manusia yangberkualitas.
2.5 Gambaran Perekonomian Murung Raya
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat
pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya
yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk men-
ciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkem-
bangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut. Seap upaya pembangunan ekonomi daerah
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan
jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai
tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
54/157
Tira Tangka Balang 37
bersama-sama mengambil inisiaf pembangunan daerah. Oleh
karena itu, pemerintah daerah beserta parsipasi masyarakatnya
dan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus mem-
perkirakan potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang
dan membangun perekonomian daerah. (Lincolin Arsyad, 1999).
Masalah pokok dalam pembangunan daerah berada
pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan
yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
(endogenous development) dengan menggunakan potensi sum-
berdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya sik secara
lokal (daerah). Sehingga perlu melakukan inisiaf-inisiaf yang
berasal dari daerah tersebut untuk merangsang kegiatan dan
pertumbuhan ekonomi. Hal inilah yang berpengaruh terhadap
indek pembangunan manusia di suatu daerah yang berpengaruh
pula pada ngkat kesehatan penduduk di daerah tersebut.
Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Murung
Raya juga melakukan inisiaf-inisia tersendiri untuk mening-
katkan pertumbuhan perekonomiannya. Salah satu inisiaf yang
dilakukan oleh Kabupaten Murung Raya itu adalah menjadikan
sektor pertanian menjadi motor utama sampai sekitar tahun
2007. Tercatat 33,34 persen kontribusinya terhadap PDRB (Produk
Domesk Regional Bruto) tahun 2007 dan merupakan kontribusi
terbesar jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Akan tetapimulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 kontribusi sektor
pertanian terus menurun dan perekonomian utama kini dimotori
oleh sektor pertambangan dan penggalian sebagai leading sector.
(BPS Kab. Murung Raya, 2013).
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
55/157
Tira Tangka Balang38
Tabel 2.10. Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Murung Raya atas
Dasar Harga Berlaku, 2009-2013 (Persen)
SEKTOR 2009 2010 2011 2012*) 2013**)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian 28.88 27.32 25.72 24.49 23.75
2. Pertambangan
dan Penggalian33.99 34.97 37.14 36.84 36.26
3. Industri Pengolahan 3.11 3.13 2.97 3.00 3.05
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.44 0.44 0.43 0.45 0.52
5. Bangunan/Konstruksi 4.88 5.35 5.57 6.06 6.42
6. Perdag, Hotel & Restoran 9.52 9.89 9.86 10.42 10.93
7. Pengangkutan dan Kom. 6.36 5.89 5.49 5.42 5.18
8. Keuangan, Persewaan &
J.Persh 2.40 2.33 2.28 2.41 2.54
9. Jasa-jasa 10.41 10.68 10.54 10.92 11.36
TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Sumber: Analisis Pertumbuhan Ekonomi Murung Raya 2013. Badan Pusat Stask dan
Bappeda Kabupaten Murung Raya
Perekonomian Murung Raya sampai dengan saat ini masih
sangat tergantung pada sektor primer, yaitu sektor pertanian dan
sektor pertambangan serta penggalian sumber daya alam. Sektor
perkebunan, yang masih merupakan mata pencaharian utama
sebagian besar penduduk Kabupaten Murung Raya, adalah per-
kebunan karet. Sebagai bagian dari Indonesia yang merupakan
salah satu produsen karet terbesar di dunia di samping Malaysia
dan Thailand, pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten
Murung Raya perlu memikirkan strategi khusus untuk melindungi
petani karet agar dak terlalu merasakan dampak dari harga karet
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
56/157
Tira Tangka Balang 39
dunia yang beruktuasi sesuai mekanisme pasar global. (BPS Kab.
Murung Raya, 2013).
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian pada
tahun 2013 mencapai 36,26 persen, sedangkan kontribusi sektor
pertanian sebesar 23,75 persen. Sektor jasa di mana termasuk
jasa pemerintah selaku pemegang kendali memiliki peran sebesar
11,36 persen terhadap perekonomian Murung Raya (BPS Kab.
Murung Raya, 2013)
Kegiatan pertanian masih didominasi oleh sektor tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan.
Potensi pengembangan tanaman pangan di Kabupaten Murung
Raya sangat sedikit dibandingkan dengan luas wilayahnya. Lahan
yang sesuai untuk tanaman pangan terletak di sebagian kecil
Kecamatan Permata Intan, Kecamatan Murung, dan Kecamatan
Laung Tuhup. Komodi potensial di Laung Tuhup antara lain padi
ladang, kacang tanah, tanaman kopi, lada, dan kelapa. Sedang di
Kecamatan Murung memiliki komodi potensial antara lain padi
ladang, jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, tanaman
karet, tanaman kopi, dan jambu mete (BPS Kab. Murung Raya,
2013). Bappeda Kabupaten Murung Raya menyampaikan bahwa
ke depannya pengembangan perkebunan diarahkan untuk
perkebunan karet dan gaharu, yang berpotensi besar untuk
kemajuan ekonomi daerah, karena harga yang cukup nggi, seba-gai contoh satu kilogram gaharu bisa terjual seharga 400 juta
rupiah.
Kegiatan pertanian dan perkebunan sampai saat ini masih
memberikan peran terhadap perekonomian Kabupaten Murung
Raya. Sebagian penduduk di Kabupaten Murung Raya hidup dari
hasil perkebunan. Komodi perkebunan seper kopi, lada, dan
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
57/157
Tira Tangka Balang40
sawit relaf masih dalam skala kecil diusahakan oleh masyarakat.
Komodi ini terbatas pada lahan sekitar pemukiman atau lahan
pekarangan dan lahan usaha untuk daerah transmigrasi (Murung
Raya dalam Angka, BPS Kab.Murung Raya, 2013)
Peran sektor pertanian terhadap perekonomian Murung
Raya sampai dengan tahun 2013 terus mengalami penurunan.
Penurunan tersebut diduga disebabkan karena adanya pelarangan
pembakaran lahan yang kerap melanda Kalteng hampir seap
tahun. Menurut masyarakat setempat, mereka biasa membakar
hutan atapun lahan lain apabila akan memulai proses tanam
karena lahan yang baru dibakar dianggap lebih subur. Selain itu
juga karena turunnya harga rata-rata komoditas karet di tahun
2013. Rendahnya harga karet membuat para petani karet kurang
bergairah meningkatkan produksi mereka (BPS Kab. Murung Raya,
2013).
Sektor lain yang menjadi kontributor dalam peningkatan
perekonomian Murung Raya adalah sektor pertambangan dan
penggalian. Di tahun 2012 sektor ini menyumbang 36,84 persen
terhadap total perekonomian Murung Raya, dan pada tahun 2013
turun menjadi 35,67 persen disumbang oleh sektor pertambangan
non migas seper emas, perak, dan batu bara. Dari beberapa
potensi yang terdapat di Kabupaten Murung Raya yang sudah
dimanfaatkan adalah batubara, emas, dan intan. Berdasarkansumber daya alam yang dimilikinya, Kabupaten Murung Raya
merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah
yang memiliki potensi bahan galian strategis (golongan A) seper
emas dan intan di Kecamatan Sumber Barito, Permata Intan,
Murung, dan Tanah Siang. Sedang bahan Galian golongan B,
seper batu bara, terdapat di kecamatan Permata Intan, Laung
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
58/157
Tira Tangka Balang 41
Tuhup, Sumber Barito, dan Tanah Siang (Mura Membangun,
BPS,2013).
Tabel 2.11. Luas Areal (Ha) dan Produksi Tanaman Perkebunan (ton)Menurut Kecamatan di Kabupaten Murung Raya Tahun
2013
Sektor yang dak kalah penng dalam menunjang per-
ekonomian Murung Raya adalah sektor pengangkutan dan
komunikasi. Sektor pengangkutan mempunyai peran yang sangat
penng dalam menunjang sektor perdagangan di masyarakat.
Pada tahun 2013, sektor pengangkutan dan komunikasi mem-
berikan kontribusi 5,18 persen bagi perekonomian Murung Raya.
Semakin mudahnya akses transportasi dari dan menuju Murung
Raya diduga sebagai salah satu faktor naiknya perekonomian di
Murung Raya. Jembatan Merdeka Murung Raya yang diresmikan
pertengahan tahun 2008 mampu sedikit mendongkrak kontribusi
angkutan jalan raya, namun sepernya masyarakat masih enggan
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
59/157
Tira Tangka Balang42
meninggalkan angkutan sungai yang selama ini biasa mereka
gunakan. Dengan semakin baiknya infrastruktur jalan raya yang
menghubungakan Murung Raya dan Barito Utara, mobilisasi
penduduk berkendaraan motor roda dua pun semakin meningkat
(Bappeda Kab Murung Raya, 2013).
Secara garis besar dalam kurun waktu 2008 sampai dengan
2013 telah terjadi kemajuan di bidang ekonomi dan pembangunan
infrastruktur di Kabupaten Murung Raya yang berkontribusi juga
pada perbaikan pembangunan kesehatan pada bidang tertentu.
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
60/157
43
BAB IIIGAMBARAN SUMBER DAYA DAN
MANAJEMEN KESEHATAN
3.1 Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Kebijakan dan manajemen program kesehatan di Kabu-paten Murung Raya, khususnya di Dinas Kesehatan dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, mengiku kebijakan dan program di ngkat
nasional dan provinsi. Kesehatan diutamakan untuk mengatasi
permasalahan kesehatan di masyarakat, terutama untuk kelompok
rentan (ibu dan balita) serta untuk pencegahan penyakit menular,
penyakit dak menular, status gizi, serta penyakit yang bisa
ditangani dengan imunisasi.
Gambar 3.1. Lokmin sekaligus mensosialisasikan permasalahan
kemasyarakat, February 2015
Sumber: Dokumentasi Peneli IPKM
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
61/157
Tira Tangka Balang44
Penentuan prioritas masalah kesehatan dilakukan secara
boom up melalui kegiatan Musyawarah Rencana Pengem-
bangan (Musrembang) di ngkat desa, kecamatan, kabupaten,
dan sampai di ngkat Provinsi. Di ngkat provinsi semua
permasalahan yang akan dijadikan prioritas akan disosialisasikan
dan disampaikan dalam Musrenbang Provinsi, di mana pada
pertemuan tersebut akan disusun rencana strategis Provinsi
Kalteng. Musrembang merupakan forum yang melibatkan semua
SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) di mana masing-masing
sektor menyampaikan prioritas pembangunan di bidangnya.
Musrenbang dilakukan seap satu tahun sekali dan dalam forum
tersebut melibatkan juga tokoh masyarakat serta kelompok atau
organisasi masyarakat.
Keterlibatan semua sektor dak hanya dilakukan di
ngkat kabupaten/kota, melainkan juga di ngkat provinsi. Hal
ini digambarkan dengan dilaksanakannya program Binwildu
(Pembinaan Wilayah Terpadu), yaitu pembinaan yang dilakukan
secara berjenjang dari ngkat provinsi, kabupaten/kota, keca-
matan, dan terakhir turun ke desa.
Di sektor kesehatan, sosialisasi permasalahan yang ada
disampaikan juga ke masyarakat dengan maksud agar masyarakat
lebih sadar terhadap permasalahan kesehatan mereka. Berdasar-
kan pengamatan, tampak bahwa selama ini Dinas KesehatanProvinsi Kalimantan Tengah melihat permasalahan kesehatan
dari hulu nya saja. Pemilihan daerah bermasalah hanya dilihat
dari Angka Kemaan Ibu (AKI) /Angka Kemaan Bayi (AKB), yang
sejauh ini dihitung atau ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Tengah
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
62/157
Tira Tangka Balang 45
Berkaitan dengan masalah dana, sektor kesehatan mem-
berlakukan kebijakan bahwa penerapan dana BOK digunakan
untuk kegiatan yang sifatnya prevenf, promof. Untuk itulah
pihak Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng melakukan monitoring
dana BOK yang penerapannya langsung ke masyarakat. Di samping
itu, Dinas Kesehatan juga mempunyai program-program prioritas
yang didukung oleh dana Pemerintah Daerah setempat.
Berkaitan dengan data kesehatan, selama ini puskesmas di
Kabupaten Murung Raya sudah cukup memahami tentang data,
meskipun masih terdapat berbagai keterbatasan. Dalam lokakarya
mini di ngkat Pusksemas, sudah tampak adanya pemanfaatan
data yang ada dari pencatatan dan pelaporan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Beberapa keterbatasan dalam pemanfaatan data run
di fasilitas pelayanan kesehatan diantaranya adalah perubahan
pegawai penanggung jawab data, belum adanya system pencatatan
data secara online, keterbatasan jumlah dan kemampuan tenaga
penanggung jawab data di ngkat Puskesmas, serta keterbatasan
sarana penyimpanan data di ngkat Puskesmas. Berikut yang
dikatakan oleh beberapa informan:
Masih ada yang di atas meja dak kita tutupi kadang-
kadang data dak sinkron jumlah penduduk jumlah S di
SKDN lebih nggi dari jumlah penduduknya kaget semua dan
memang kesalahan fatal (NM, Puskesmas)
Data imunisasi baru kita sinkronkan. Data berbeda dengan
bidang lain, dari bidan koordinator dan dari Bidang P2. Bulan
Maret akan mendapat data. kami menggunakan data riil
dari puskesmas mereka gak tahu(NM, Puskesmas).
Data BPS setelah kita pakai kurang tepat karena kenyataan
di lapangan berbeda sehingga bisa ada 400% capaian. Ini
permasalahan sudah kita sampaikan ke provinsi, data BPS
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
63/157
Tira Tangka Balang46
misalnya 2400 data riill mencapai 3200. Penetapan target
terlalu kecil.(S, Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Mura)
Sebenarnya kita ada baku dari BPS, tapi data BPS setelah kita
pakai ini yang seram bisa 400 - 500% pencapaian nilai kita
dengan data riil di lapangan memang lebih banyak sasaran dari
pada target jadi kami akhir memakai data riil.. (S, Kabid Yankes
Dinkes Kabupaten Mura)
Data riil langsung dikumpulkan dari Kepala Desa dan dila-
kukan dari kunjungan rumah ke rumah oleh petugas Pustu. Para
petugas kesehatan tersebut melakukan seper sensus, tapi hanya
jumlah balita saja, dak sampai jenis kelamin atau umur. Untuk itu
tahun 2014 sudah dilakukan perbaikan data, sehingga sudah dak
ada pencapaian lebih dari 100%. Kesulitan yang terjadi adalah para
petugas kesehatan dak dapat mengontrol para pekerja tambang
yang sifatnya musiman. Hal ini seper yang dikatakan oleh salah
seorang informan:
Untuk pekerja tambang kita sulit kontrolnya. Angka kelahiranmeningkat karena ada pendatang musiman, dan kalau tambang
tutup sudah pindah. Pustu dan puskesmas diminta untuk
memberikan catatan.(S, Kabid Yankes Dinkes Kabupaten Mura)
Target tetap penng tetapi riil bekerja penng(S, Kabid
Yankes Dinkes Kabupaten Mura)
Selama ini, sumber data diperoleh dari bidang-bidang
yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas-puskesmas yang ada. Bila data dak sama, maka akan konrmasi
ke pemegang program yang ada.
Pada kenyaatannya, sumber data kabupaten sering sulit
didapatkan. Data-data kependudukan sering dak sama, demikian
juga dengan data jumlah desa. Kedaksanaan ini terlihat terutama
jika dibandingkan dengan data dari lintas sektor, seper dengan
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
64/157
Tira Tangka Balang 47
data di Biro Pusat Stask (BPS), data di Kecamatan, dan data di
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) setempat.
Untuk kepenngan program, selama ini lebih berpatokan pada
data dari masing-masing sektor dalam penggunaan data. Dinas
Kesehatan juga melakukan pendataan sendiri secara langsung
ke masyarakat (door to door) untuk data jumlah balita terkait
perhitungan pencapaian cakupan imunisasi.
Pihak Dinas Kesehatan menyatakan bahwa ketersediaan
dan pengelolaan data belum opmal. Informasi yang masih
menjadi kendala adalah mencakup data terkait Angka Kemaan
Ibu (AKI), Angka Kemaan Bayi (AKB), Status Gizi Buruk dan
Cakupan Imunisasi. Dari hasil wawancara dan pengamatan, hal
ini terkait dengan keterbatasan kepasitas daerah dalam prosedur
perhitungan dan keterbatasan ketersediaan data dasar terkait
jumlah penduduk, jumlah kelahiran, jumlah kemaan, serta
keterbatasan teknis dalam mengakses atau menjaring kasus gizi
buruk untuk wilayah dengan geogras yang sulit dan mobilitas
penduduk yang nggi. Data AKI dan AKB di ngkat Provinsi yang
selama ini digunakan oleh daerah adalah mengacu pada Survei
Demogra Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan seap ga
tahun sekali dan hanya menggambarkan angka nasional. Dinas
Kesehatan Kabupaten Murung Raya telah berupaya menghitung
sendiri AKI dan AKB berdasarkan data yang terkumpul dari fasilitaspelayanan kesehatan seap tahun. Sementara terkait status gizi
buruk, masih ada perbedaan informasi antara laporan yang ada
di Dinas Kesehatan dan Puskesmas, meskipun pada akhirnya
dilakukan sinkronisasi dan konrmasi kembali untuk informasi
yang benar. Untuk data cakupan imunisasi, kendala sering
muncul untuk menghitung jumlah balita yang terkini di tahun
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
65/157
Tira Tangka Balang48
yang sama pada saat perhitungan cakupan dilakukan. Sejauh
ini Dinas Kesehatan lebih memilih untuk menggunakan data
yang dikumpulkan langsung oleh m Dinas Kesehatan (bidang
pelayanan kesehatan) dibandingkan dengan menggunakan data
BPS yang mengacu pada sensus penduduk. Hal ini karena data
jumlah balita dari BPS sering kali berbeda jauh dari kondisi terkini
dan menyebabkan hasil perhitungan cakupan imunisasi yang
kurang tepat (angka cakupan bisa lebih dari 100%).
Terkait mekanisme pelaporan, dilakukan secara berjenjang
dari fasilitas pelayanan kesehatan ngkat dasar (Puskesmas)
dan Rumah Sakit sampai ke ngkat Dinas Kesehatan Provinsi.
Dari Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan bahwa laporan
dari ngkat kabupaten pada dasarnya telah berjalan lancar,
meskipun ada beberapa kabupaten yang masih sering terlambat
melaporkan, diantaranya adalah dari Kabupaten Lamando,
Gunung Mas, Barito Timur, Sukamara. Beberapa hal yang ber-
kaitan dengan keterlambatan pelaporan diantaranya adalah keter-
batasan kapasitas tenaga di ngkat Puskesmas maupun di ngkat
kabupaten.
Banyaknya data yang sering bermasalah ini disebabkan
salah satunya karena selama ini di provinsi Kalimantan Tengah
belum punya road map data di pusatkan dan dikoordinir oleh
Provinsi Kalimantan Tengah. Kantor Bappeda merupakan instansipemerintah yang dapat mengkoordinir data seap sektor.
Informasi dari Dinas Kesehatan Kabupate, menggambarkan bahwa
permasalahan data tersebut diperparah jika terjadi mutasi pegawai
di daerah kabupaten yang bersangkutan, dak terlepas juga yang
terjadi di kabupaten Murung Raya. Jika pegawai yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab tersebut dipindah/dimutasi ke tempat
-
7/24/2019 Seri Studi Kualitatif IPKM; Tira Tangka Balang, Pengalaman Kabupaten Murung Raya Mengejar Ketertinggalan dala
66/157
Tira Tangka Balang 49
lain, maka data-data di bagian di mana pegawai itu ditempatkan
sebelumnya dan menjadi tanggung jawab pegawai tersebut juga
akan dibawa pindah sehingga mengakibatkan data dak tersedia.
3.2. Mekanisme Penentuan Masalah Kesehatan
Mekanisme penentuan masalah kesehatan yang selama
ini dilakukan melalui mekanisme lokmin (lokakarya mini) di
ngkat desa yang secara run dilakukan seap tahun. Lokmin
tersebut selain dihadiri oleh para petugas Puskesmas berikut
tenaga medisnya, juga dihadiri oleh para wakil masyarakat dan
lintas sektor yang ada di desa, seper halnya Kepala Desa, tokoh
masyarakat, kader, dll. Permasalahan yang sudah ditentukan
tersebut dibawa ke ngkat dinas kesehatan di kabupaten dan
selanjutnya dibawa ke ngkat yang lebih nggi lagi, yaitu ngkat
provinsi yang akan diajukan dalam Rapat Koordinasi Daerah
(Rakorda), yang dilakukan 3 bulan sekali.Pada kegiatan lokmin dilakukan penentuan prioritas
masalah dan perencanaan program kesehatan untuk kecamatan
yang bersangkutan.Puskesmas menampilkan data-data termasuk
program kegiatan Puskesmas, keadaan keuangan, sarana dan
prasarana Puskesmas yang ada dan yang akan dimintakan peng-
adaannya. Juga usulan-usulan baik dari Puskesmas maupun dari
pihak lain yang sekiranya bisa membantu peningkatan kinerja
dan fungsi dari pelayan