sejarah suku mongondow

63
Suku Mongondow Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Suku Mongondow Jumlah populasi 900.000 (1989) [1] Kawasan dengan konsentrasi signifikan Sulawesi Utara, Gorontalo Bahasa Mongondow, Melayu Manado, Kaidipang,Lolak, Ponosakan, Bolango, Bintauna Agama Islam 95% ; Kristen 3% ; Katolik 2% ; Hindu [2] Suku Mongondow adalah sebuah etnis di Indonesia. Dahulu suku ini memiliki kerajaan yang bernama Bolaang Mongondow, yang kemudian pada tahun 1958 secara resmi bergabung ke dalam Indonesia serta menjadi Kabupaten Bolaang Mongondow. Suku ini mayoritas bermukim diSulawesi Utara dan Gorontalo. Daftar isi 1 Etimologi 2 Sejarah o 2.1 Awal hingga Abad 8-9 o 2.2 Perkembangan o 2.3 Masa kerajaan o 2.4 Masuknya Agama dan Pendidikan 3 Sub Suku 4 Bahasa 5 Pemekaran Daerah 6 Referensi Etimologi Nama Bolaang berasal dari kata "Bolango" atau "Balangon" yang berarti Laut. "Bolaang" atau "Golaang" dapat pula berarti menjadi Terang atau Terbuka dan Tidak gelap, namun secara istilah kata bolaang

Upload: semy-simbala

Post on 25-Sep-2015

131 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Sejarah Bolmong

TRANSCRIPT

Suku MongondowDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaSuku Mongondow

Jumlahpopulasi

900.000 (1989)[1]

Kawasan dengan konsentrasi signifikan

Sulawesi Utara,Gorontalo

Bahasa

Mongondow,Melayu Manado,Kaidipang,Lolak,Ponosakan,Bolango,Bintauna

Agama

Islam95%;Kristen3%;Katolik2%;Hindu[2]

Suku Mongondowadalah sebuahetnisdiIndonesia. Dahulu suku ini memiliki kerajaan yang bernamaBolaang Mongondow, yang kemudian pada tahun 1958 secara resmi bergabung ke dalam Indonesia serta menjadiKabupaten Bolaang Mongondow. Suku ini mayoritas bermukim diSulawesi UtaradanGorontalo.Daftar isi 1Etimologi 2Sejarah 2.1Awal hingga Abad 8-9 2.2Perkembangan 2.3Masa kerajaan 2.4Masuknya Agama dan Pendidikan 3Sub Suku 4Bahasa 5Pemekaran Daerah 6ReferensiEtimologi NamaBolaangberasal dari kata "Bolango" atau "Balangon" yang berartiLaut. "Bolaang" atau "Golaang" dapat pula berarti menjadiTerangatauTerbukadanTidak gelap, namun secara istilah kata bolaang atau bolang adalah berarti perkampungan yang ada di laut sedangkanMongondowadalah perkampungan yang ada di hutan atau gunung.[3]

SejarahAwal hingga Abad 8-9Orang-orang Suku Mongondow mempercayai bahwa nenek moyang mereka berasal dari pasangan Gumalangit dan Tendeduata serta pasangan Tumotoiboko dan Tumotoibokat, yang tinggal diGunung Komasan, yang sekarang masuk ke dalamBintauna. Masing-masing dari pasangan ini menurunkan keturunan yang kemudian menjadi suku Mongondow. Jumlah masyarakat Suku Mongondow yang semakin lama semakin bertambah banyak membuat penyebaran populasi mereka kian meluas, hingga ke daerah-daerah bukan tempat asal mereka, yaitu: Tudu in Lombagin, Buntalo, Pondoli, Ginolantungan, Tudu in Passi, Tudu in Lolayan, Tudu in Sia, Tudu in Bumbungon, Mahag, Siniow, dan lain sebagainya. Mata pencaharian suku Mongondow pada masa itu adalah berburu hewan, menangkap ikan, mengolah sagu dan mencari umbi di hutan. Pada umumnya mereka belum mengenal cara bercocok tanam.[4]PerkembanganPada abad 13 para Bogani (pemimpin kelompok masyarakat Mongondow yang menduduki wilayah tertentu) bersatu membentuk satu pemerintahan kerajaan bagi suku mongondow yang bernama Bolaang. Bolaang sendiri bermakna lautan (balangon) yang menandakan Kerajaan ini sebagai kerajaan maritim. hasil musyawarah (bakid) dari para Bogani di sepakati mengangkat Mokodoludut sebagai raja (Punu')Pertama kerajaan Bolaang. di zaman Raja Salmon Manoppo (1735-1764) terjadi pertentangan yang sengit dengan pihak belanda dan berakhir raja salmon di tawan dan di buang ke Tanjung harapan (afrika selatan). kejadian ini memicu protes dan huru hara besar yang di lakukan oleh suku mongondow yang adalah empunya kerajaan Bolaang. akhirya belanda pun mengembalikan Raja Bolaang ini. dan sejak itulah nama Kerajaan Bolaang di tambahkan dengan nama suku empunya kerajaan Bolaang ini hingga menjadi Bolaang Mongondow sampai sekarang. Kerajaan Bolaang Mongondow resmi berakhir pada tanggal 1 juli 1950 saat Paduka Raja Tuang Henny Yusuf Cornelius Manoppo mengundurkan diri dan menyatakan bergabung dengan Negara Kesatuan Repoblik Indonesia. sekarang ini mongondow di maknai sebagai daerah pegunungan dan Bolaang sebagai daerah Pesisir. Saat O.N Mokoagow menjadi bupati Bolaang Mongondow (thn 1970-an)di buat Desa baru dengan nama Mongondow di Kotamobagu hasil pemekaran dari Desa MotoboiMasa kerajaanPada abad ke 13 para bogani (pemimpin kelompok masyarakat Mongondow yang menduduki wilayah tertentu) bersatu dan mengangkat Mokodoludut seorang Bogani Molantud sebagai Raja yang pada waktu itu raja dalam bahasa lokal adalah PUNU'.Pada abad 16 setelah kepergian Raja Mokodompit ke Siau dalam beberapa tahun Kerajaan Bolaang Mongondow Kosong Kekuasaan apalagi pangeran Dodi Mokoagow kandidat terkuat untuk calon Raja pengganti Mokodompit tewas terbunuh dalam suatu insiden dengan suku alifuru di daerah pedalaman manado. Dimasa ini Pemerintahan di ambil alih oleh seorang Bogani Mulantud yang bernama Dou', setelah Putra raja Mokodompit yang tinggal di Siau telah dewasa, Dia dilantik sebagai raja ke 7 Kerajaan Bolaang Mongondow, Abo'(pangeran)ini bernama Tadohe /sadohe, ibunya adalah Putri dari kerajaan Siau. di Zamannya lah sistem Pemerintahan Kerajaan Bolaang Mongondow di tata Kembali. Pada tahun1901, secara administrasi daerah ini termasuk OnderafdelingBolaang Mongondowyang didalamnya termasuk landschapBintauna,Bolaang Uki,Kaidipang BesardariAfdeling Manado.Masuknya Agama dan PendidikanWanita mongondow pada tahun 1930-anRaja Jakobus Manoppo ialahrajaBolaang Mongondowyang pertama mendapatkan pendidikan di Hoofden SchoolTernate, karena ia telah dibawa oleh pedagang V.O.C. sesudah melalui persetujuan ayahnya raja Loloda Mokoagow (datu Binagkang). Jakobus Manoppo adalah raja ke-10 yang memerintah pada tahun 1691-1720, yang diangkat oleh V.O.C., walaupun pengangkatannya sebagai raja tidak direstui oleh ayahnya. Jakobus Manoppo pada saat dilantik menjadi raja beragama RomaKatolik.Pada zaman pemerintahan raja Cornelius Manoppo, raja ke-16 (1832), agamaIslammasuk daerahBolaang MongondowmelaluiGorontaloyang dibawa oleh Syarif Aloewi, yang kawin dengan putri raja itu tahun1866. Karena keluarga kerajaan sebelum raja Cornelius Manoppo memeluk agamaIslam, maka agama itu dianggap sebagaiagamaraja, sehingga sebagian besar pendudukBolaang Mongondowmemeluk agamaIslamjuga telah turut memengaruhi perkembangan kebudayaan dalam beberapa segi kehidupan masyarakat. Over de Vorsten vanBolaang Mongondow1949 Een Mongondowsh verhaaal met vertaling en aanteekeningen 1911 De voornaamwoorden in het Bolaang Mongondows Verhaal van een mensch en een slang 1919 Spraakkunst van het Bolaang Mongondow 1930 Verloven en trouwen in Bolaang Mongondow 1931 De plechtigheid "waterscheppen" in Bolaang mongondow 1938 Bolaang Mongondowsch Woordenboek 1951;dsb.Pada tahun1906melalui kerja sama dan kesepakatan dengan rajaBolaang Mongondow, W.Dunnebier telah mengusahakan pembukaan beberapa sekolah rakyat yang dikelola oleh zending di beberapa desa diBolaang Mongondowdengan tiga kelas. Guru-gurunya didatangkan dari Minahasa, antara lain: Di Nanasi, guru jeseya rondonuwu dan S. Sondakh Di Nonapan, guru H. Werung dan A. Rembet Di mariri lama, guru P.Assa dan Mandagi Di Kotobangon, guru J.Pandegirot dan tumbelaka Di Moyag, guru F.Tampemawa dan K. Palapa Di pontodon, guru J.Ngongoloi, M.Tombokan dan W.Tandayu Di pasi, guru Th.Kawuwung dan W. Wuisan Di Popo Mongondow, guru S. Saroinsong dan J. Mandagi Di Otam, guru J. Kodong dan S. supit Di Motoboi Besar, guru S. Mamesah, A. Kuhu dan K. Angkow Di Kopandakan, guru H. Lumanaw dan P. Kamasi Di Poyowa Kecil, guru D. Matindas dan Gumogar Di Pobundayan, guru Th. Masinambouw dan A. Supit.Jumlah murid yang tertampug di sekolah-sekolah tersebut adalah 1605 orang (Sejarah Pendidikan daerah Sulawesi Utara oleh Drs.L.Th. Manus dkk).Pada tahun 1912 di Dumoga juga dibuka sekolah zending dengan guru Jesaya Tumurang. Pada tahun 1926 sekolah-sekolah seperti itu juga dibuka di Tabang, Tungoi, Poigar, Matali dan Lolak. Pada Tahun 1911 didirikan sebuah sekolah berbahasa Belanda di Kotamobagu, Yaitu Holland Inlandshe School (H.I.S) dengan Kepala sekolah Adrian van der Endt.Disamping sekolah-sekolah yang dikelola oleh Zending, maka pada sekitar tahun 1926 diusahakan pembukaan sekolah-sekolah rakyat yang dikelola oleh Balai Pendidikan dan Pengajaran Islam (BPPI) yang berpusat di desa Moliow. Guru-gurunya didatangkan dari Yogyakarta seperti antara lain: Mohammad Safii Wirakusumah, Sarwoko, R. Ahmad Hardjodiwirdjo, Sukirman, Sumarjo, Surjopranoto, Muhammad Djazuli Kartawinata dan alin-lain. Juga ditambah dengan Ali Bakhmid dari Manado Usman Hadju dari Gorontalo dan Mohammad Tahir dari Sangir Talaud (Sejarah Pendidikan Daerah Sulawesi Utara oleh Drs.L.Th.Manus dkk. 1980).Perkembangan pendidikan yang dikelola oleh BPPI demikian pesatnya sehingga pada tahun 1931 dibuka sebuah H.I.S berbahasa Belanda di Molinow. Untuk medidik guru-guru yang akan mengajar di sekolah-sekolah yang dikelola oleh BPPI, maka pada tahun 1937 dibuka lagi sebuah sekolah guru, yaitu Kweekschool di Molinow.Disamping sekolah-sekolah yang dikelola oleh zending dan BPPI, maka usaha pihak swasta untuk membuka sekolah terlihat antara lain: Particuliere Schakel School yang dibuka oleh A.C. Manoppo. Kemudian sekolah seperti itu dibuka oleh A.E. Lewu, yaitu Neutrale Particuliere School yang berlangsung sampai tahun 1941 sebelum bahas Jepang masuk Indonesia karena perang dunia ke-2. Sebuah sekolah swasta seperti itu juga pernah dibuka oleh Sumual pada tahun 1925, namun tidak berlanjut. Pada tahun 1937 dibuka di Kotamobagu sebuah sekolah Gubernemen, yaitu Vervolg School (sekolah sambungan) kelas 4 dan 5 yang menampung lepasan sekolah rakyat 3 tahun, dengan kepala sekolahnya N. Ares.Kotamobagu sebagai ibukota kabupaten Bolaang Mongondow, sebelumnya terletak disalah satu tempat di kaki gunung Sia dekat Popo Mongondow dengan nama Kotabaru. Karena tempat itu dianggap kurang strategis sebagai tempat kedudukan controleur, maka diusahakan pemindahan ibukota ke tempat yang sekarang ini, yaitu Kotamobagu, yang peresmiannya diadakan pada bulan April 1911 oleh Controleur F. Junius yang bertugas di Bolaang Mongondow tahun 1910-1915.Kedudukan istana raja di desa Kotobangon, yang sebelumnya pada masa pemerintahan raja Riedel Manoppo berkedudukan di desa Bolaang. Karena raja Riedel Manuel Manoppo tidak mau menerima campur tangan pemerintah oleh Belanda, maka Belanda melantik Datu Cornelis Manoppo menjadi raja, lalu bersama-sama denga Controleur Anthon Cornelis Veenhuizen dikawal oleh sepasukan prajurit melalui Minahasa selatan masuk Bolaang Mongondow dan mendirikan komalig (isatana raja) di Kotobangon pada tahun 1901.Pada tahun 1911 didirikan seuah rumah sakit di ibukota yang baru Kotamobagu. Rakyat mulai mengenal pengobatan modern, namun ada juga yang masih mempertahankan dan melestarikan pengobatan tradisional melalui tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat.Dengan masuknya agama dan pendidikan, maka sistem kehidupan sosial budaya masyarakat turut mengalami perubahan, antara lain: tentang cara pengelolaan tanah pertanian (mulai mengenal penanaman padi di sawah), adat kebiasaan, pernikahan, kematian, pembangunan rumah, pengaturan saran perhubungan, media komunikasi dan lain-lain sebgainya.Sebagai informasi perlu disampaikan bahwa: rumah adat Bolaang Mongondow yang diwujudkan dalam bentuk pavilyun Bolaang Mongondow di Taman Mini Indonesia Indah jakarta (samping bangunan rumah adat Sulawesi Utara), yang miniaturnya diminta oleh almarhum Alex Wetik dan dibawa ke Manado tahun 1972 dan kemudian menjadi contoh pembangunan rumah adat Bolaang Mongondow di TMII Jakarta.Umumnya rumah tempat tinggal di Bolaang Mongondow berbentuk rumah panggung dengan sebuah tangga di depan dan sebuah di belakang. Dengan adanya pengaruh luar, maka bentuk rumahpun sudah berubah. Kehidupan sosial budaya masyarakat yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan pembangunan sekarang ini, banyak yang telah berubah. Namun budaya daerah yang masih mengandung nilai-nilai luhur yang dapat menunjang pembangunan fisik material dan mental spiritual, masih tetap dipelihara dan dilestarikan.Pada saat masyarakat mulai mengenal mengenal mata uang seperti real dan doit sebagai alat penukar bahan keperluan hidup, maka penduduk mulai menjual hasil pertanian tersebut seperti: sayur, buah-buahan dan lain-lain. Hasil pertanian tersebut diletakkan di depan rumah dekat jalan raya dan diatur setumpuk-setumpuk dengan harga satu doit per-tumpuk. Pemilik tidak perlu menjaga bahan dagangannya. Sore hari, pemilik akan mengambil uang harga jualannya. Bila habis terjual, maka di tempat penjualan itu terletak uang harag bahan yang dijual dalam keadaan utuh, tidak berkurang. Contoh seperti ini menunjukkan keluhuran budi pekerti setiap anggota masyarakat yang masih jujur, serta menyadari bahwa setiap perbuatan jahat itu tidak dikehendaki oleh Ompu Duata (Yang Maha Kuasa). Pada saat itu mereka belum mengenal dusta, tipu muslihat dan lain-lain sifat jahat yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat. Kerukunan hidup antar keluarga dan antar tetangga dimasa itu belum tercemar oleh pengaruh luar.Sub SukuSuku Mongondow terdiri dari beberapa anak suku yang berdiam di wilayahSulawesi UtaradanGorontalo, yaituBolaang Mongondow,Bolaang Uki,Kaidipang Besar, danBintauna.

BahasaSuku Mongondow dalam kehidupan keseharian menggunakanbahasa Mongondow, bahasa Bolango dan bahasa Bintauna. Secara linguistik, bahasa-bahasa ini masuk kedalamRumpun bahasa Filipina, bersama denganBahasa Gorontalo,Bahasa MinahasadanBahasa Sangir. Suku Mongondow juga menggunakanBahasa Melayu Manadodalam komunikasi mereka dengan masyarakat Sulawesi Utara lainnya.Pemekaran DaerahKarena wilayahBolaang Mongondowmemiliki luas 50,3% dari luas wilayahSulawesi Utarasehingga PemerintahKabupaten Bolaang Mongondowbersama tokoh masyarakat, tokoh adat dan agama sepakat melakukan pemekaran wilayah dengan Dukungan Penuh Bupati Bolaang Mongondow saat itu Ny. HJ Marlina Moha Siahaan,Dengan dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat serta PemkabBolaang Mongondowpanitia pemekaran berhasil meyakinkan pemerintah pusat dan DPR RI sehingga wilayahBolaang Mongondowsecara resmi mekar menjadi 5 dearah tingkat II yaitu: Kabupaten Bolaang Mongondow Kota Kotamobagu Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Mongondow

SEJARAH BOGANI DI BOLAANG MONGONDOW

A. ASAL-USUL ORANG BOLAANG MONGONDOW

Pada abad XII ketika dinasti KUBILAI KHAN runtuh di negeri Cin, suku Mongolia yang mendiami Yunan atau Hindia Belakang, berhijrah ke Asia Selatan dan Timur.Yang bermigrasi ke Sulawesi Utara adalah bagian dari rombongan gelombang kedua (Deutro Melayu), ada yangke Formosa atau Taiwan, Philipina Selatan dan ada pula yang ke Kalimantan, Maluku, Ternate dan pulau pulau lainnya.Dipandang dari postur tubuh, warna kulit dan kesamaan beberapa kata dalam bahasa, maka ditemukan di pantai utara Bolaang Mongondow (Bintauna, Sangkub, Babo) adalah bagian dari mereka yang mendarat di Philipina Selatan (Mindanau). Kesamaan beberapa kata dalam bahasa suku antara lain adalah : Tondok (pagar), tubig (air), tagin (pisang), payoi (padi), manuk (ayam), moinit (panas), bogat (beras), bango (kelapa) dan sebagainya.Diantara orang-orang Mongolia yang mendarat dipantai utara yang kemudian dikukuhkan sebagai nenek moyang atau leluhur orang Bolaang Mongondow adalah :1.GUMALANGIT atau BUDULANGIT (turun dari langit):Laki laki.2.TENDEDUATA (cantik seperti dewi):Wanita.3.TUMOTOI BOKOL (berjalan diatas ombak):Laki laki.4.TUMOTOI BOKAT (berjalan dipecahkan ombak):Wanita.Perkembangan selanjutnya adalah sebagai berikut :1.GUMALANGIT BUDULANGIT atau TENDEDUATA (SANGO SANGONDO) menikah, kemudian memperoleh anak lain DUMONDOM atau DININDONG dan SAMALATITI, keduanya wanita.2.TUMOTOI BOKOL dan TUMOTOI BOKAT menikah dan memperoleh anak laki laki yang diberi nama SUGEHA.3.Setelah dewasa DUMONDOM dan SUGEHA dikawinkan (belum ditemukan keterangan tentang keturunan anak anak mereka).Ketiga rumah tangga tersebut di atas, terus berkembang biak dan kemudian dikukuhkan sebagai leluhur atau nenek moyang orang Bolaang Mongondow. Pada mulanya keluarga besar ini bertempat tinggal di hulu sungai Sangkub tidak jauh dari Bintauna dan Babo. Lambat laun populasinya semakin besar dan sebagian dari mereka mulai mencari tempat pemukiman baru.Penyebaran mereka ke berbagai tempat dibagi dalam :1.Kelompok dari keturunan TUMOTOI BOKOL dan TUMOTOI BOKAT yang dipimpin oleh Boganinya, menuju ke Babo, Pondoli (Pindol) dan sekitarnya.2.Kelompok dari keturunan GUMALANGIT dan TENDUTUATA ke Huntuk Baludaa (Tempat tumbuhnya pohon keramat yang dinamakan Komasaan atau Inomasa ) dan sebagian lagi menuju ke pedalaman Bolaang Mongondow yang dikenal dengan nama Lopa in Mogutalong (banyak ditumbuhi damar). Ketika mereka tiba dipedalaman, mereka selalu memilih tempat yang lebih tinggi dan berbukit.

B. PENAMAAN BOLAANG MONGONDOW.

Dahulu ketika dataran passi lolayan dan Dumoga adalah sebuah danau. Kerena proses alamiah, maka pada satu ketika gunung Pinoba Dumpea, Inontang dan Ilansikan putus. Air mengalir ke tempat yang lebih rendah (ompuan) dan danau menjadi kering. Bekas danau tadi adalah dataran yang sangat luas dan banyak ditumbuhi kayu damar atau talong dan karena itu dataran ini dinamakan lopa in mogutalong dengan sungainya yang disebut tubig mogutalong atau sungai mogutalong. Sementara itu Dumoga disebut dataran Dumoga dan sungai Dumoga-nya.Lopa in Mogutalong dan Lopa in Dumoga inilah yang kemudian dinamakan pedalaman Bolaang Mongondow, sebagai tujuan perpindahan keturunan GUMALANGIT dan TUMOTOI BOKOL dari tempat asalnya Sangkub, Babo, Bintauna dan sekitarnya. Kelompok kelompok yang hijrah ke pedalaman Bolaang Mongondow selalu mencari tempat yang lebih tinggi (beebukit) agar terhindar dari bahaya banjir dan sebagai antisipasi serangan baik hewan buas maupun manusia lainnya. Selain itu mereka juga selalu mencari lokasi yang terangterbuka, sehingga sinar matahari tembus sampai ketanah dan tanaman tanaman mereka dapat subur dan memberikan hasil/buah yang banyak.Lokasi yang terbuka terang, ditembusi sinar matahari sampai ketanah inilah yang dinamakan GOLAANG sebagai asal kata dari BOLAANG atau GOLAANG = BOLAANG.Selanjutnya, kelompok kelompok penduduk yang dipimpin oleh seorang BOGANI, tidak tinggal bersama disatu tempat saja melainkan terpisah pisah satu dengan lainnya. Untuk mempermudah hubungan atau komunikasi antara mereka, maka dipergunakan bahasa isyarat yaitu SUARA atau TERIAkAN KERAS yang dalam bahasa Mongondow dinamakan MOMONDOW. Dari kata inilah diciptakan kata MONGONDOW sebagai padanan kata BOLAANG dan jadilah nama wilayah atau daerah BOLAANG MONGONDOW.Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah sebagai berikut :1.GOLAANG melahirkan kata BOLAANG, yang artinya :a.Tembus pandang (Transparan)b.Pendangan tidak terhalang (horizon)c.Tembus sinar mataharid.Tembus cahaya terangMakna falsafahnya adalah :Melakukan atau mengerjakan sesuatu untuk kepentingan orang banyak (rakyat), harus berterus terang, jelas dan terbuka (Transparan).2.MOMONDOW melahirkan MONGONDOW, yang artinya :a.Bersuara keras atau berteriak dengan alasan atau sebab dan tujuan tertentu.b.Cara berkumunikasi melalui suara keras atau berteriak.Makna falsafahnya adalah :untuk dapat berkomunikasi, orang harus berbicara atau mengeluarkan pendapat secara jelas, dapat dimengerti, dipahami dan diterima orang lain (Orang banyak).

C. SEBUTAN TOTABUAN

Setiap kelompok penduduk yang hijrah ke pedalaman Bolaang Mongondow selalu mencari lokasi/tempat yang golaang, terang tembus sinar matahari. Pada mulanya makanan mereka sehari hari adalah bekal dari tempat asal ditambah dengan makanan lainnya yang diperoleh di perjalanan. Ditempat yang baru mereka membuka kebun, kemudian bercocok tanam (ladang) dan berburu hewan hutan seperti anoa (banteng), babi rusa, kijang dan sebagainya.Untuk mengawetkan hasil buruan, mereka membuat tempat pengasapan dan pengeringan dengan menggunakan panas api yang dinamakan totaboyan. Ketika mereka atau sebagian dari mereka berpindah tempat, totaboyan inilah, sebutan TOTABUAN diangkat dan dikukuhkan, yang artinya TEMPAT PEMUKIMAN BARUAdapun contoh contoh Totabuan, antara lain:1.Ketika Penduduk Masih Jarang.

No.Nama TotabuanDipimpin Oleh (Bogani)

1.2.

3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Tudu In TangatTudu In Punsion MolotongTudu In PassiTudu In BakidTudu In BilalangTudu In PolianTudu In BaboTudu In BumbungonDumoga MolobenTudu In BunongLopa In LambungKatabunanLINGKIT dan BUDIA (Suami-isteri)SIMBONAN

DAMALUWO dan PONGAYOWBINONGKUYUDONDODAMOSISING, BOLOKOSI, MOGIDAG, RONDONGBEKIKI, BINGKILOI, dan BULUMONDOWDAMONEGANGMANNGOPA KILAT dan SALAMATITI (suami-isteri)KUENOKUENO dan OBAYOW (suami-isteri)DUGIANINDE DOU ; dengan nama asli : LINDAYAG atau RATU YOYOTAN

2.Ketika Penduduk Semakin Bertambah

Penduduk yang berdiam di pedalaman semakin bertambah dan karena itu banyak diantara mereka pergi ke tempat lain yang dapat menjanjikan kehidupan yang lebih baik. Ada yang ketepi panta untuk modapung (memasak garam dari air laut), memoba (membuat kapur sirih dari kulit lokan), menangkap ikan, kemudian diawetkan dan dibawa kepedalaman. Membuka pemukiman baru dan sebagainya.

Dikenal beberapa Totabuan penduduk pedalaman, antara lain :

No.Nama TotabuanBerasal Dari Desa

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.NUANGANMOLOBOGMOTONGKADBUYATTOMBOLIKATTOLOG dan KOTABUNANNONAPANPOIGARMOTANDOIMATABULU dan ALETTOBAYAGANPINOLOSIANAYONG BABOTAPAAOGPoyowa Besar dan Kobo KecilKobo BesarMoyagKopandakanBigaMolinowOtamPassiPobundayanMotoboi BesarTabangPoyowa KecilMongondowPoyowa Besar

D.JABATAN BOGANISetiap kelompok penduduk yang mendiami tempat tertentu (totabuan), memilih dan mensepekati seorang diantara mereka yang menjadi kepala atau pemimpinnya, dengan syarat syarat :1.Memiliki fisik dan bentuk tubuh yang kuat, sehat dan tangguh.2.Berjiwa dan bersemangat patriot, pendekar yang gagah berani.3.Cerdas dan terampil serta bertanggung jawab.4.Jujur dan berakhlak terpuji.5.Arif dan bijaksana.6.Rela berkorban untuk kepentingan kelompoknya atau orang lain.7.Peteladan yang baik.8.Mencintai anggota dan wilayah kekuasaan kelompoknya.Dengan demikian tidak semua orang dapat dipilih menjadi seorang Bogani, kecuali mereka yang memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan diatas. Beberapa orang leluhur yang pernah menjabat sebagai Bogani di Bolaang Mongondow antara lain :a.PASSI dan SEKITARNYAa.LINGKIT dan BUDIA (suami isteri)b.SIMBONANc.DAMALUWOd.PONGAYOWe.DONDOf.BINONGKUYUb.LOLAYAN (POLIAN)a.MOGIDAGb.KOROMPOYANc.DAMOSISINGd.BOLOKOSIe.RONDOGBEKIKIf.BINGKILOg.BULUMONDOW

c.DUMOGA BUMBUNGONa.MANGGOPA KILAT dan SALAMATITI (suami isteri)b.KUENO dan OBAYOW (AMALI dan INALI) sebagai suami isterid.BABO SANGKUB dan SEKITARNYAa.DAMONEGANG di Sinumolataanb.GUMAUNG di Ginolantungane.MOOAT KOTABUNANa.DUGIAN di Mooat dan Bunong (Togid)b.INDE DUO (wanita) di Kotabunan Lopa In Lambung

E. KEORGANISASI PENDUDUK

Kehidupan penduduk Bolaang Mongondow pada masa dahulu, terogansir dalam kelompok kelompok yang dipimpin oleh seorang BOGANI. Antara kelompok hidup terpisah, menyebar dimana mana, ada yang diperbukitan dan didataran rendah serta banyak juga ditepi pantai utara dan selatan Bolaang Mongondow. Perasaan ikatan kekeluargaan melekat erat pada setiap orang karena mereka berasal dari keluarga- keluarga yang sebelumnya tinggal dan hidup bersama di satu tempat. Karena itu saling berkomunikasi antara sesama kelompok.Bahkan tidak jarang mereka melaksanakan kenduri besar secara bersama sama dengan maksud untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan kerjasama antara sesama Bogani bersama anggota kelompoknya. Biasanya dalam kenduri besar seperti ini dilakukan musyawarah untuk membahas keinginan dan kepentingan bersama. Pada kondisi seperti ini dapatlah dikatakan bahwa sistem demokrasi sudah ada pada komunitas suku Bolaang Mongondow yang bersendikan adat dan budaya yang dihormati dan diyakini oleh penduduk secara keseluruhan baik pemimpin maupun anggota kelompoknya diwilayah Bolaang Mongondow.Interaksi antara kelompok ini dari masa ke masa terus berubah seirama dengan kemajuan dan perkembangan kehidupan yang dimotori oleh peran dan fungsi organisasi serta kelompok penduduk melalui tahapan atau tingkatan tingkatan :1.TINGKAT KESATUa.Adalah tingkat kepemimpinan dan kekuasaan boganib.Penduduk teroganisir dalam kelompok kelompok yang berbeda totabuannya.c.Tiap kelompok dikepalai oleh seorang BOGANId.Sistem interaksi sosialnya diatur dalam norma norma kehidupan bersama yang tertata baik berupa adat dan budaya yang harus dipatuhi, ditaati dan dilaksanakan2.TINGKAT KEDUAa.Adalah tingkat kekusaaan dan kepimpinan atau Punu.b.Para Bogani atas nama kelompoknya berhimpun dan membentuk satu komunitas besar, yang kelak disebut kerajaan, yang dipimpin oleh seorang PUNU MOLANTUD atau PIMPINAN TERTINGGI, komunitas besar inilah yang kelak menjadi Kerajaan Bolaang Mongondow. Gelar PUNU MOLANTUD yang mulai dipakai ketika MOKODOLUDUT disepakati dan memangku jabatan tersebut pada tahun 1400 1460, sampai Punu ketujuh gelar ini kemudian berkembang menjadi MODATU atau MODODATU (yang berhak menjadi raja).3.TINGKAT KETIGAPada tingkat ketiga ini, pemimpin tertinggi di kerajaan Bolaang Mongondow dinobatkan dengan gelar Raja atau Datu yang dimulai ketika TADOHE atau ABO SADOHE sebagai Punu ketujuh mengadakan musyawarah dengan seluruh Bogani bertempat di Tudu In Bakid. Salah satu butir kesepakatan dalam musyawarah tersebut adalah rakyat yang diwakili PALOKO berjanji setia kepada pemimpinnya (Raja) dan sebaliknya pemerintah (Raja) yang diwakili oleh KINALANG atau DAMOPOLII berjanji untuk memperhatikan dan mengurus kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya.Isi perjanjian PALOKO KINALANG disahkan melalui sumpah dan ikrar bersama para pemimpin, Bogani dan rakyat dengan sanksi : BARANG SIAPA YANG TIDAK MEMATUHI PERJANJIAN RAKYAT DAN PEMERINTAH, maka :a.BUTUNGON (Kena Kutuk)b.MORONDI NA BUING (Hitam Seperi Arang)c.DUMARAG NA KOLAWAG (Kuning Seperti Kunyit)d.MOYUYOU NA SIMUTON (Mencair Seperti Garam)e.TUMONOP NA LANAG (Diserap Tanah Seperti Air Hujan)f.KIMBUTON IN TOLOG (Ditelan Oleh Arus Air)g.DOROTON IN MOTOYANOI (Ditindas Oleh Roh Dewata)Demikian itulah perkembangan organisasi penduduk Bolaang Mongondow melalui tingkatan tingkatan yang kemudian menjadi kerajaan dengan LOLODA MOKOAGOW atau DATU BINANGKANG yang dinobatkan menjadi pemimpin tertinggi , menggantikan ayahnya PUNU TADOHE.F. MOKODOLUDUT, BAUNIA DAN KETURUNAN MEREKAKelahiran MokodulutSampai sekarang, baik cerita lisan maupun tulisan dalam sejarah Bolaang Mongondow diketahui riwayat bahwa MOKODOLUDUT terlahir dari Sebutir telur yang dierami oleh seekor burung duduk. Dua orang tokoh utama dalam riwayat ini adalah Bogani suami isteri yakni KUENO dan OBAYOW. Keduanya memiliki seorang anak yang diberi nama DAMOLI. Dan karena itu bapaknya KUENO disapa dengan AMALI (Ama I Li) dan ibunya OBAYOW disapa dengan INALI (Ina I Li). Pada suatu waktu, KUENO dan isterinya OBAYOW bersama sama dengan beberapa orang anggota kelompoknya pergi mencari ikan disungai Tumpah (Tumpa) dan Tabagomamang anak sungai (Ongkag) Dumoga, dengan menggunakan bobolit yaitu alat penangkap ikan yang dibuat dari anyaman bambu dan dibentangkan ditengah sungai. Sesudah dipasang mereka berjalan ke hulu, kemudian kembali menyusur sungai menuju ke muara. Sesampainya di tempat pemasangan boblit mereka melihat tumpukkan ranting dan daun daun kayu di atas bobolit. Ketika didekati mereka terkejut melihat seekor burung duduk terbang dari bobolit dan saat yang bersamaan mereka melihat sebutir telur yang agak besar ditengah tengah tumpukkan ranting dan daun daun kayu tadi.Telur tadi di ambil dan dibawa KUENO dan OBAYOW. Kemudian diletakkan di dalam kompe (bakul) yang ada dipendaringan dapur mereka. Mereka bermaksud telur itu akan dimasak sebagai lauk. Namun dari hari ke hari selalu saja lupa. Pada hari ke tujuh sejak di temukan , telur itu pun pecah mengeluarkan bunyi keras hingga terdengar dimana mana. Bunyi keras itu diikuti dengan hujan keras, angin dan petir yang dahsyat. Mendengar bunyi tersebut penduduk berlarian ke rumah KUENO dan OBAYOW sebagai sumber dari bunyi yang mereka dengar. Mereka ingin mengetahui apa sebenarnya yang telah tejadi. Ternyata ditengah tengah pecahan telur tersebut ditemukan seorang bayi laki laki, KUENO dan OBAYOW merasa senang sekali. Menanggapi peristiwa itu, para Bogani sepakat bahwa kelahiran seperti itu tidak dapat diterima dengan akal sehat melainkan suatu keajaiban. Sebenarnya bayi yang baru dilahirkan, ditemukan KUENO dan OBAYOW masih terbungkus dengan selaput bayi (ari-ari) yang oleh ibunya dihanyutkan kemudian para Bogani dan penduduk yang hadir ditempat kejadian sepakat memberi nama kepada bayi tersebut dengan MOKODOLUDUT.Bayi MOkODOLUDUT diambil, dirawat serta dipelihara oleh KUENO dan OBAYOW. Kemudian untuk menyusuinya, ditunjuk tiga (3) orang ibu yakni : DODINA, SIPONGGA dan NOPA.Adapun perkembangan bayi MOKODOLUDUT dari hari ke hari adalah sebagai berikut:1.MINGGU PERTAMA.a.Hari Pertama:Keluar dari pecahan telurb.Hari Kedua:Membuat gerakan kecil- kecilc.Hari Ketiga:Sudah dapat dudukd.Hari Keempat:sudah dapat berdirie.Hari Kelima:sudah dapat melangkahf.Hari Keenam:sudah dapat berjalang.Hari Ketujuh:sudah mulai sakit

2.MINGGU KEDUAMemasuki hari ketiga belas (13) sejak telur bayi ditemukan MOKODOLUDUT mulai sakit, sehingga kedua orang tua pengasuhnya cemas dan gelisah, karena tidak mngetahui jenis penyakit yang diderita oleh anak asuhnya. Jalan yang ditempuh adalah mencari orang yang mempu mendeteksi jenis penyakit yang dalam bahasa Mongondow disebut MODODEANGOW. Hasil deteksi adalah bayi MOKODOLUDUT mongula, yang artinya meminta dilakukan sesuatu diluar dari biasanya. Maksudnya adalah pengobatan penyakit harus dilakukan dengan cara tertentu berdasarkan petunjuk dari MODODEANGOW.Secara garis besar cara pengobatan adalah sebagai berikut :a.Dimandikan dengan cara tertentub.Air diambil disungai dengan cara tertentuc.Diberikan makanan tertentu yang dimasak dengan cara tertentu pulad.Dilakukan upacara MONAYUK DAN MOGAIMBU dengan menyanyikan lagu lagu tertentu selama tujuh hari (7) hari/malamSetelah kegiatan pengobatan selesai, maka bayi MOKODOLUDUT sembuh kemudian tumbuh dengan sehat sampai dewasa.

3.PROSES PENGOBATAN BAYI MOKODOLUDUT

a.Memasuki hari ketujuh (7), sejak pecahnya kulit atau selaput bayi, MOKODOLUDUT jatuh sakit dengan penyakit yang tidak di ketahui jenisnya.b.Pada suatu hari, ketika bayi MOKODOLUDUT berada dibuaian ibunya merasa ngantuk dan tertidur. Tiba tiba ibu angkatnya kaget dan terbangun melihat seekor BURUNG DUDUK sedang berada dibuaian mengerami bayi asuhnya.c.Ketika melihat itu ibu asuh MOKODOLUDUT terbangun, maka burung duduk tersebut terbang dan singgah hinggap secara berturut turut secara berturut turut pada :1.Pohon NUNUK2.Pohon DUMOLAT atau DUMALAT3.Pohon ATUL4.Pohon MOYONGGOSIAN5.Pohon LOMBOIT6.Pohon KOLINTAMAd.Kedatangan burung duduk, kemudian hinggap mengerami bayi terjadiberulang kali, dan selama itu bayi menjadi sehate.Tetapi ketika burung duduk tidak langsung kebuaianm hanya hinggap di tujuh pohon pada butir c. secara berurutan kemudian bertengger di bunbungan rumah, maka kesehatan bayi pun memburuk lagi. AMALI dan INALI memberitahukan keadaan bayi itu pada para Bogani. Para Bogani berusaha untuk mencari pengobatan setelah terlebih dahulu meminta pertolongan dari para ahli TENING atau MODODEANGOW.f.MODODEANGOW memberikan petunjuk pengobatan sebagai berikut :1.Pengobatan dilakukan melalui berurutan dari beberapa kegiatan dengan perlengkapan, tempat, cara dan waktu melakukan serta tata cara melakukan serta tata cara lainnya.2.Kemudian, kalau burung duduk datang lagi, maka perhatikan kala hinggap pada tujuh pohon (7) pohon biasa, maka tiap pohon ambil satu (1) cabang disimpan dirumah.3.Pada hari berikutnya AMALI dan INALI secara bersama mimpi mengenai ihwal yang sama pula, yakni :KAMU BERDUA HARUS ADAKAN PENGOBATAN ANAK INI DIIKUTI DENGAN PETUNJUK TENTANG BAHAN OBAT DAN CARA PENGOBATAN.g.Bahan ObatBahan bahan obat sesuai petunjuk dalam mimpi AMALI dan INALI adalah sebagai berikut :1.Tebang tujuh (7) pohon sagu dan ambil sarinya (koito)2.Potong tujuh bambu hijau (patung) masing- masing satu ruas.3.Satu ruas bambu diisi dengan sari sagu (koito). Yang diambil dari tiap tiap pohon (satu ruas dari satu pohon sagu)4.Ambil tujuh (7) potong bambu kuning (patung bulawan). Bersama sama dengan daunnya, kemudian ditempatkan ditengah tengah rumah.5.Tujuh (7) cabang kayu cabang kayu yang sudah ada dirumah dibelah menjadi beberapa bagian (belah) sebagai persiapan memasak sagu (kayu bakar) yang akan dimakan oleh anak atau bayi MOKODOLUDUT.6.Ambil bambu hijau dan bambu kuning (aog) masing masing tujuh (7) potong dengan panjang satu ruas (tongolondu)7.Ketujuh bambu tersebut pada butir enam (6), diikatkan dengan bambu kuning berdaun yang telah ditempatkan terlebih dahulu dirumah.8.Buat tujuh (7) alat timba dari daun woka (tubu) untuk dipakai mengambil/menimba air.9.Sebelum mengambil air, bakul kecil tempat meletakkan telur diangkat kemudian diisi dengan buah kapas dan diletakkan bersama sama dengan timba air (dari woka) didekat himpunan bambu yang telah ada ditengah rumah.h.Cara Mengambil Obat1.Waktu memotong ketujuh cabang kayu, sagu, bambu hijau dan kuning serta woka dilakukan dengan cara :a.Melakukan tujuh kali gerakan seolah olah akan melakukan pemotonganb.Pada gerakan kedelapan baru dilakukan pemotongan langsung atau yang sebenarnya.2.Demikian juga membelah tujuh cabang kayu menjadi beberapa belah (bagian) dilakukan seperti pada butir (1), yaitu ketujuh gerakan, kemudian menjadi satu gerakan (langsung).i.Mengambil Air1.Air diambil dari sungai UMPOPO dikaki bukit Bumbungon Dumoga2.Pengambil air terdiri dari delapan (8) orang, tujuh orang pembawa woka dan satu (1) orang pembawa bambu3.Untuk mengambil air diperlukan tujuh (7) timba dari woka dan tujuh (7) potong bambu hijau.4.Bambu kuning yang sudah disediakan diisi air.5.Setiap kali mengambil air tujuh (7) bambu dipertukarkan maksudnya bambu yang sudah berisi ditinggalkan dan bambu yang masih kosong dibawah.6.Kedelapan orang pengambil air berjalan beriringan, tidak boleh berjajar dengan ketentuan pembawa bambu air selalu didepan.7.Sebelum berangkat mengambil air, kedelapan orang tersebut berkeliling tujuh (7) kali disekitar bakul tadi smbil bernyanyi (Aimbu)8.Pengambilan air dilakukan pada pagi hari satu kali dan sore hari satu kali.9.Bambu bambu yang sudah berisi air harus diletakkan semuanya ditempat semula.Catatan: air tersebut dipersiapkan untuk pengobatan bayi MOKODOLUDUT.j.k.Cara Pengobatan1.Anak bayi dimandikan dengan air dari sungai UMPOPO2.Sesudah dimandikan diberi makan dengan sagu yang telah dimasak dengan menggunakan tujuh (7) jenis kayu (perhatikan butir g.(5)).3.Air minumnya diambil dari bambu kuning yang sudah disediakan.4.Setiap malam, selama tujuh malam selalu dinyanyikan lagu AIMBU (Mogaimbu)5.Sesudah pengobatan berjalan tujuh (7) hari/malam, maka dilakukan acara khusus sebagai tanda bahwa pengobatan telah selesai.6.Acara khusus tersebut adalah tari tarian yang terdiri daria.TAYOK atau MONAYOKAdalah tarian gerakan gerakan yang memperagakan cara cara mempersiapkan peralatan dan cara pengambilan air.b.RIMANG dan KOLONGAdalah tarian yang memperagakan cara pengaturan air yang meliputi pengambilan, penyimpanan dan penggunanya.l.Tujuan PengobatanBerpedoman pada adat dan budaya Bolaang Mongondow (dahulu), tujuan pengobatan seperti dituturkan diatas adalah untuk :1.Mengusir dan menekan kekuatan gaib yang dapat merugikan2.Sesudah itu diarahkan pada keselamatan dan kesejahteraan rakyatDemikian prosesi pengobatan kepada si anak bayi MOKODOLUDUT berdasarkan petunjuk yang diperoleh melalui mimpi kedua Bogani (suami isteri), AMALi dan INALI, yang hasilnya membawa kesembuhan bagi MOKODOLUDUT sendirihingga bertumbuh sehat sampai dewasa.Kelahiran BauniaSebagaimana kelahiran MOKODOLUDUT penuh mitos, maka kelahiran BAUNIA demikian juga yang pada gilirannya terlahir dari bambu kuning dengan kronologis riwayat sebagai berikut :1.Salah satu peralatan yang dipakai dalam pengobatan bayi MOKODOLUDUT adalah tujuh (7) ruas bambu kuning yang diambil dengan daunnya2.Bambu bambu kuning tersebut diletakkkan ditengah tengah tujuh bambu biasa pengambil air yang ditempatkan dirumah KUENO dan OBAYOW3.Satu bambu kuning yang dengan daunnya dari hari ke hari semakin membengkak, yang membuat KUENO sekeluarga dan para tetangga serta orang- orang yang datang melihatnya menjadi heran.4.Pada hari ke empat belas (14) atau tujuh (7) hari bayi MOKODOLUDUT jatuh sakit, bambu kuning telah membongkak itu pecah.5.Pada pecahan bambu ditemukan seorang bayi perempuan yang sangat cantik.6.Bayi perempuan tersebut dirawat oleh KUENO dan OBAYOW7.Atas kesepakatan bersama, bayi perempuan tersebut diberi nama BAUNIA, yang artinya BAMBU KUNING.8.Dalam perawartan bayi tersebut pun sakit seperti sakitnya MOKODOLUDUT9.Bayi BAUNIA diobati seperti pengobatan pada MOKODOLUDUT10.Setelah diobati, BAUNIA menjadi sembuh dan tumbuh sehat

Perkawinan dan Keturunan

1.MOKODOLUDUT dan BAUNIA dirawat dan diasuh oleh KUENO dan OBAYOUW secara bersama sama dirumah mereka2.Setelah keduanya menginjak dewasa, timbul keinginan orang tua asuh mereka untuk menikahkanya3.Untuk mencapai keinginan tersebut, KUENO dan OBAYOW memusyawarahkannya dengan para BOGANI4.Musyawarah menghasilkan persetujuan dan kesepakatan untuk menikahkan keduanya5.Dari perkawinan tersebut, MOKODOLUDUT dan BAUNIA dikaruniai lima (5) orang anak yakni :a.GOLONGGOM: Laki lakib.GINUPIT: Laki lakic.PENDADAT: Laki lakid.GINSA PONDO: Wanita (hijrah ke Minahasa)e.YAYUBANGKAI: Laki laki

Mokodoludut Sebagai Punu Pertama1.Demokrasi sudah diterapkan dalam sistem organisasi dan kepemimpinan dalam kelompok oleh para Bogani, yang difungsikan melalui wadah musyawarah untuk mendapatkan kesepakatan bersama, terutama dalam hal hal :a.Pemilihan kepala kelompok (Bogani)b.Memecahkan dan menyelesaikan masalah kelompokc.Membuat rencana kegiatan untuk kepentingan kelompokd.Membuat peraturan (hukum) adat2.Ketika MOKODOLUDUT dilahirkan pada abad XIV, sistem demokrasi sudah berlaku dalam kehidupan penduduk dibarengi dengan masuknya pengaruh adat budaya Spanyol, Portugis, Hindia (Hindu), Tiongkok dan dibawa oleh para pedagang atau saudagar saudagar dari Timur Tengah3.Semakin dewasanya MOKODOLUDUT mengundang perhatian dan keinginan para Bogani untuk untuk mengangkatnya menjadi PUNU MOLANTUD atau pemimpin teringgi yang dapat disamakan dengan raja (Datu)4.Para Bogani diseluruh pelosok wilayah Bolaang Mongondow berkumpul dan bermusyawarah yang menghasilkan kesepakatan bersama sebagai berikut :a.Menyetujui pengangkatan MOKODOLUDUT sebagai PUNU MOLANTUDb.Menyetujui BAUNIA sebagai permaisuri PUNU MOLANTUD5.Upacara penobatan dilakukan dalam satu kenduri besar yang meriah bertempat di Bulud In Mokontangan yang diisi dengan berbagai acara kesenian. Bulud In Mokontangan artinya bunyi kesenian dapat terdengar di gunung itu.6.Setelah MOKODOLUDUT dinobatkan sebagai PUNU MOLANTUD Bolaan Mongondow, maka para Bogani yang didukung oleh rakyat sepakat untuk membangun istana kerajaan bertempat didekat sungai Tumpah (Tumpa), tepatnya dilokasi batu besar sebagai tempat ditemukannya telur burung duduk (legenda) atau bayi manusia yang terbungkus ari ari, oleh KUENO dan OBAYOW bersama anggota kelompoknya7.MOKODOLUDUT memegang jabatan PUNU MOLANTUD selama enam puluh (60) tahun atau 1400 1460.

Kelahiran Adat Dan BudayaSetelah kelahiran MOKODOLUDUT, para Bogani membuat kesepakatan kesepakatan, yang kelak di kukuhkan sebagai adat dan budaya di Bolaang Mongondow sebagai berikut :1.Bayi atau anak yang baru lahir diberi nama MOKODOLUDUT2.Mengakui anak tersebut sebagai PUNU atau TUANG di wilayah Bolaang Mongondow3.Keturunan MOKODOLUDUT dari generasi ke generasi selanjutnya diberi hak MENJADI RAJA4.Anak laki laki dari Raja diberi gelar ABO5.Anak perempuan dari Raja diberi gelar BUA6.Keturunan yan tidak menjadi raja termasuk dalam golongan KOHONGIAN7.Anak laki laki dari golongan KOHONGIAN juga diberi gelar ABO dan perempuan diberi gelar BAI atau KAKIA8.Para Bogani menyepakati dan menetapkan TATANAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DAN BERPEMERINTAHAN, dalam bentuk peraturan peraturan sebagai berikut :a.Semua keturunan dari generasi ke generasi harus patuh pada keturunanya dan menghormati serta mengikuti perintahnyab.Barang siapa yang melanggar peraturan tersebut, maka dia akan menerima sanksi berupa :1.BUTUNGON (Kena Kutuk)2.MORONDI NA BUING (Hitam Seperi Arang)3.DUMARAG NA KOLAWAG (Kuning Seperti Kunyit)4.MOYUYOU NA SIMUTON (Mencair Seperti Garam)5.TUMONOP NA LANAG (Diserap Tanah Seperti Air Hujan)6.KIMBUTON IN TOLOG (Ditelan Oleh Arus Air)7.DOROTN IN MOTOYANOI (Ditindas Oleh Roh Dewata)c.Peraturan tersebut ditetapkan dan disahkan melalui :IKRAR BERSAMA ATAU SUMPAH para Bogani.9.Kemudian pada masa TADOHE sebagai PUNU MOLANTUD, peraturan peraturan yang telah ada pada masa PUNU MOKODOLUDUT ditambah lagi dengan :a.Orang orang Bolaang Mongondow dikelompokkan dalam enam (6) golongan atau tingkat yakni :1.Tingkat Pertama:Mododatu atau Raja Raja2.Tingat Kedua:Kohongian3.Tingkat Ketiga:Simpal4.Tingkat Keempat: Nonow5.Tingkat Kelima: Tahig6.Tingkat Keenam: Yobuatb.Pengangkatan raja dipilih oleh rakyat, laki laki dan berasal dari keturunan raja.c.Jika raja mengadakan perjalanan, harus dipikul diatas tandud.Apabila ada orang yang berhasil menangkap ikan atau berburu hewan maka ikan atau hewan yang terbesar dan terbaik diperuntukkan untuk raja.e.Dan peraturan lainnya, seperti :1.Hasil kebun dan buah buahan2.Pengawalan bila raja berpergian3.Penjemputan bila raja kembali dari perjalanan oleh barisan kehormatan menggunakan TOMBAK TUNGKUDON.4.Tentang perkawinan5.Tentang orang meninggal6.Hukuman kepada orang yan berbuat tidak senonoh7.Dan peraturan lainnya.G. PERKEMBANGAN ANAK DAN KETURUNAN MOKODOLUDUTa. Yayubangkai1.PerkawinanBeliau menikah dengan puteri Buntalo, pantai utara Bolaang Mongondow yang bernama BUA SILAGONDO. Puteri ini sangat pandai dan terampil menenun.2.Keturunan (Anak)Dari perkawinan tersebut, dikaruniai tiga (3) orang anak :a.KINALANG atau DAMOPOLII (laki laki)b.MOKOAPA (laki laki)c.PINOMUKU (Wanita)3.Tempat TinggalKetika menjadi PUNU MOLANTUD kedua menggantikan ayahnya mereka pindah dari Bumbungon ke gunung Babo di Buntalo karena isterinya berasal dari sana.4.Kisah Gunung Gogabolaa.Gunung Gogabola adalah tempat BUA SILAGONDO menenunb.Pada suatu ketika, secara tidak sengaja anak perempuannya PINOMUKU menyentuh tenunan yang sedang ditekununiyac.Ibunya, BUA SILAGONDO marah lalu memukul kepala anaknya dengan kayu, hingga lukad.Puteri PINOMUKU melarikan diri ke hutan bergabung dengan penduduk lainnya dan tidak pernah kembali kerumahnya.e.Ketika pergi berburu MOKOAPA bertemu dengan gadis yang cantik yakni PINOMUKU. Merekasudah tidak saling mengenal karena sudah lama berpisahf.Kuduanya saling jatuh cinta, lalu menikah karena sudah memenuhi persyaratan terutama laki laki.g.Sesudah beberapa tahun berumah tangga, keduanya bersepakat untuk berkunjung kerumah orang tua, YAYUNGKUBI dan SILAGONDO, sementara itu kedua orang tua sudah tidak mengenal lagi PINOMUKU (yang sebenarnya anak mereka)h.Ketika sedang mencari kutu dirambut menantunya, BUA SILAGONDO kaget meilhat bekas luka di kepala PINOMUKU.i.PINOMUKU menceritakan hal-ihwal luka itu, lalu BUA SILAGONDO teringat dan mengetahui dengan pasti bahwa menantunya PINOMUKU adalah anak kandungnya sendirij.Perkawinan antara MOKOAPA dengan PINOMUKU (kakak beradik) satu ayah dan ibu menjadi masalah yang dapat menimbulkan musibah dengan konsekwensi konsekwensi berat.k.Terjadilah peristiwa berupa bencana yang sangat dahsyat, alam menjadi gelap diikuti angin keras, hujan yang deras dengan petir sambung menyambung selama empat puluh hari/malam.l.Gunung Gogabola tempat BUA SILAGONDO menenun dihantam ombak dan pecah menjadi dua, sebagian masih nampak bila dlihat dari desa Maelang.m.Musibah bencana alam yang sangat dahsyat terjadi sebagai akibat dari pelanggaran adat istiadatn.Sebagai hukuman MOKOAPA dan PINOMUKU dibuang kelaut.b. Kinalang atau Damopolii1.Perkawinan PertamaMenikah dengan puteri gunung Sinumolantaan dekat Buntalo, yang bernama TENDEDUAYO dan memperoleh dua orang anak :a.BUSISI atau BUTITI (laki laki)b.PONAMON (laki laki)2.Perkawinan KeduaMenikah dengan gadis dari desa Tonsea di Minahasa Utara yang benama TETEON; tidak diperoleh keterangan mengenai perolehan anak atau keturunan.3.Perkawinan KetigaMenikah dengan gadis cantik Ranoyapo Amurang yang bernama WULAN UWE RANDEN, ada keterangan lain yang menyebut nama gadis ini dengan RINTEK WAANG. Tidak diperoleh keterangan mengenai perolehan anak.4.Kisah Petualangan di Minahasaa.Sebagai Panglima Perang bagi suku suku yang berdiam di dataran tinggi pedalaman Bolaang Mongondow, beliau gemar ke Minahasa. Keberanian dan keperkasaanya membawa beliau cukup dikenal dengan nama RAMOPOLII, seorang tokoh pembauran antara suku Minahasa dan Bolaang Mongondow.b.Ketertarikannya kemudian menikahi puteri Ranoyapo Amurang Minahasa Selatan yang bernama WULAN UWE RANDEN, telah menimbulkan konsekwensi tentang perbatasan wilayah Bolaang Mongondow dengan Minahasa sebagai berikut :1.Tanah atau wilayah antara sungai Poigar dan Ranoyapo dijadikan mas kawin, atau dalam bahasa Mongondow pinonali oleh KINALANG atau DAMOPOLII kepada WULAN UWE RANDEN. Menurut catatan sejarah perbatasan ini dikukuhkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1907.2.Sebelum pristiwa tersebut batas wilayah Bolaang Mongondow dengan Minahasa mulai dari Ranoyapo Kapitu lurus nenuju Motoling, Pontak,, Tompaso Baru. Mokobang Modoinding terus ke Buyat yang perbatasan dengan Ratatotok.3.Sebagai bukti di Minahasa selatan banyak tempat yang diberi nama dengan bahasa Bolaang Mongondow seperti : danau Iloloi, danau Mokobang, sungai Moyondog, sungai Molinow, desa Toraot, gunung Tagoi, pantai Moinit, dan sebagainya.

c. Busisi Atau Butiti1.Perkawinan2.BUSISI ATAU BUTITI anak pertama dari KINALANG atau DAMOPOLII dan TENDEDUAYO, menikah dengan LIMBATONDO seorang puteri dari Ginolangtungan dekat Buntalo.3.Keturunan (Anak)Dari perkawinan tersebut diperoleh empat (4) orang anak :a.BUNUb.SAKADUMAKULc.MAKALUNGSENGEd.MAKALALOd. Makalalo1.PerkawinanMAKALALO, putera keempat dari BUSISI atau BUTITI dan LIMBATONDO, menikah dengan seorang puteri dari Mandolang, dekat Minahasa yang bernama GANTANG GANTING, dan ada pula yang menamakannya GANTI GANTIA.2.Keturunan (Anak)Didapat data atau keterangan bahwa dari perkawinan tersebut diperoleh anak yang bernama MOKODOMPIT; sementara itu kehidupannya tidak banyak diketahui.e. Mokodompit1.Perkawinan PertamaMOKODOMPIT menikah dengan MONGGEJADI atau MONGIJADI puteri dari pulau Lembeh dekat pelabuhan Bitung dan dari perkawinan ini diperoleh anak yang bernama MOKOAGOW.2.Perkawinan KeduaMOKODOMPIT jatuh cinta dan menikah lagi dengan seorang gadis kebanyakan yang bernama GOGUNE. Perkawinan tersebut sering disindir sindir oleh para Bogani dan karena itu beliau membawa GOGUNE ke Sangir Siau. Disini diperoleh anak laki laki yang diberi nama TADO yang kelak disapa TADOHE atau ABO SADOHE. Ketika berumur 20 tahun TADOHE dengan beberapa orang temannya kembali melalui pantai selatan Bolaang Mongondow dengan menumpang perahu Kabolit dan mendarat di pantai Togid dekat Kotabunan.f. Mokoagow1.PerkawinanMOKOAGOW putera MOKODOMPIT dengan MENGGEJADI atau MONGIJADI, menikah dengan puteri bangsawan yang bernama BUA DONGANKILAT (S).2.Keturunan (anak).Tidak ada data atau keterangan tentang keturunan anak beliau3.Jabatan Dalam KerajaanKarena kegemaran dan kepetualangannya, maka beliau selama hidupnya tidak pernah menjabat sebagai PUNU MOLANTUD Bolaang Mongondow.4.Kisah Kehidupana.Sejak kecil MOKOAGOW dikenal sebagai seorang pemberanib.Kegemarannya adalah menyabung ayamc.Karena keberanian dan kegemaran tersebut MOKOAGOW sering bertualang ke Minahasa dengan tujuan menyabung ayam.d.Ketika berada di Mandolang (Minahasa), beliau mendengar bahwa di Maadon ada pertandingan sabung ayam. Beliau dan para pengawalnya berangkat ke Maadon dan disana beliau melihat wanita cantik yang bernama PINGKAN isterinya MATINDASe.MOKOAGOW senang dan tertarik kepada PINGKAN, isteri MATINDAS. Menyadari hal ini PINGKAN berusaha menghindar dari bahkan menghilang dari Maadon.f.Selesai pertandingan sabung ayam di Maadon, MOKOAGOW dan para pengawalnya berangkat ke Kema.g.Beberapa orang pengawal MOKOAGOW berusaha mencari informasi tentang tempat sabung ayam baru. Ketika mereka berangkat MOKOAGOW berpesan, bila melihat PINGKAN segera memberitahukan kepadanya.h.Dalam perjalanan pencarian informasi tersebut, para pengawal dapat mengetahui bahwa PINGKAN sudah kembali ke Maadon. Mereka pun kembali ke Kema untuk memberitahukan kepada MOKOAGOWi.Berdasarkan pemberitahuan para pengawal, MOKOAGOW langsung berangkat ke Maadon bersama para pengawalnya, dengan maksud akan menemui PINGKAN.j.Ketika PINGKANmelihat MOKOAGOW, diapun berkata kepada suaminya agar menyelamatkan diri dan tidak perlu kuatir sebab dia (PINGKAN) akan dapat menjaga diri.k.MATINDAS suaminya PINGKAN menyelamatkan diri melalui pintu belakang, sementara itu PINGKAN bersama anak buah suaminya mengatur strategi pelayanan kepada MOKOAGOW.l.PINGKAN turun dari rumahnya dan menemui MOKOAGOW.m.PINGKAN menerima dengan baik kedatangan MOKOAGOW dan berpura pura menyetujui permintaan dan keinginan MOKOAGOW kepadanya.n.Untuk penerimaan tersebut, lalu diadakan pesta minum minuman keras (arak)o.Ketika MOKOAGOW sedang mabuk berat, pengawal atau anak buah MATINDAS membunuhnya.p.Terbunuhnya MOKOAGOW ini sangat memalukan para pengawalnya dengan kejadian itu tamatlah riwayat MOKOAGOW putera MOKODOMPIT.q.Tidak ditemukan data atau keterangan mengenai makamnya MOKOAGOW, kecuali sebuah kemungkinan bahwa marga MOKOAGOW atau AGOW di minahasa diangkat dari nama MOKOAGOW.h. Tadohe1.Perkawinan2.TADOHE putera MOKODOMPIT dan GOGUNE menikah dengan KEABA atau KIJABA dari desa Genggulang.3.Dari perkawinan tersebut diperoleh anak laki laki yang diberi nama LOLODA MOKOAGOW.g. Loloda Mokoagow1.Perkawinana.Perkawinan PertamaLOLODA MOKOAGOW, putera TADOHE dan KEABE atau KIJABA ini menikah dengan keturunan bangsawan dari Bolaang, yang bernama BUA LANGAAN. Dari perkawinan ini diperoleh anak laki laki yang bernama MAKALUNSENGE.b.Perkawinan KeduaMenikah dengan wanita biasa di Amurang Minahasa Selatan yang bernama MALO. Dari perkawinan ini diperoleh anak laki laki bernama MANOPPO.2.Perkembangan Keturunan LOLODA MOKOAGOW.a.Dari perkawinan pertama, dengan anak laki laki MAKALUNSENGE belum ditemukan data atau keterangan.b.Dari perkawinan kedua dengan anak laki laki MANOPPO perkembangbikannya masih berjalan terus menerus sampai sekarang, karena keturunan dari raja ke raja sudah membaur dengan masyarakat biasa (bukan bangsawan).

BAB IIPEMERINTAHAN PUNU DI BOLAANG MONGONDOWManusia penghuni dataran tinggi dan rendah, yang kelak disebut wilayah Bolaang Mongondow pada mulanya mirip kehidupan komunitas hewan yakni terbagi dalam kelompok kelompok. Kelompok kelompok tersebut mendiami pemukiman (totabuan) tertentu dan tiap kelompok dikepalai oleh seorang Bogani atau kepala kelompok. Organisasi perhimpunan manusia yang boleh dikatakan sebagai Kerukunan Keluarga (seperti bentuk Rukun Tetangga sekarang) berlaku sampai dengan abad XIIISetelah kelahiran MOKODOLUDUT dan BAUNIA, sekaligus telah dapat menghadirkan tatanan kehidupan berpemerintahan dan bermasyarakat yang dikemasdalam kodipikasi adat dan Budaya, maka didapatlah perkembangan organisasi penduduk dan kepemimpinannya sebagai berikut :1.Sistem kelompok dengan kepemimpinan Bogani tetap dipertahankan.2.Setingkat diatas kepemimpinan Bogani ada kepemimpinan tertinggi yang disebut PUNU MOLANTUD, PUNU BULAWAN dan dapat juga disebut PUNU MODEONG atau TULE MOLANTUD.3.Demokrasi berdasarkan azas kekeluargaan dan gotong royong menjadi motor jalannya organisasi dan kepemimpinan dalam hal ini :a.Pemilihan Pemimpin (PUNU atau BOGANI)b.Pemecahan dan penyelesain masalah yang menyangkut kepentingan umum masyarakat.c.Pembahasan dan penetapan rencana kegiatan organisasi dan kepemimpinan untuk memenuhi aspirasi dan atau merealisir kebutuhan menuju kesejahteraan rakyat.d.Pembuatan pertaturan untuk kepentingan bersama.Sistem organisasi dan kepemimpinan PUNU di wlayah Bolaang Mongondow dimulaisetelah MOKODOLUDUT dipersiapkan kemudian dinobatkan pada tahun 1400 dengan terlebih dahulu para Bogani memusyawarahkan kemudian mensahkan peraturan adat dan budaya yang berlaku diseluruh wilayah Bolaang Mongondow.Adapun tugas dan kewajiban seorang PUNU adalah mengatur perikehidupan seluruh penduduk di wilayah Bolaang Mongondow secara jujur, arif dan bijaksana serta bertanggung jawab.Sistem organisasi dan pemerintahan kepunuan di Bolaang Mongondow berakhir pada masa TADOHE sebagai PUNU pada tahun 1620 1653 atau berlaku selama kurang lebih 253 tahun (1400 1653). Sesudah itu sistem organisasi pemerintahan dan kepemimpinan di Bolaang Mongondow berubah menjadi sistem pemerintahan dan kepemimpinan di Bolaang Mongondow berubah menjadi sistem pemerintahan kerajaan dengan raja atau datu sebagai pemimpin tertingginya.A.Pejabat Pejabat Punu Di Bolaang Mongondow

NOMORNAMA PUNUPEJABAT KEMASA JABATANLAMANYA

1234567MOKODOLUDUTYAYUBANGKAIDAMOPOLIIBUSISIMAKALALOMOKODOMPITTADOHEIIIIIIIVVVIVII1400 14601460 14801480 15101510 15401540 15601560 16001600 165360 Tahun20 Tahun30 Tahun30 Tahun20 Tahun40 Tahun53 Tahun

Catatan Penting1.Seharusnya yang menjadi PUNU ke VII adalah MOKOAGOW, putera MOKODOMPIT pada perkawinan pertama, namun ini tidak bisa terlaksana karena belia lebih banyak berkelana ke Minahasa menuruti kegemarannya.2.TADOHE yang dikenal dengan sapaan ABO SADOHE, putera MOKODOMPIT akhirnya dinobatkan menjadi PUNU VII sebagai pemimpin tertinggi dengan jabatan/gelar PUNU atau TULE MOLANTUD.3.Berakhirnya jabatan/gelar PUNU MOLANTUD pada masa TADOHE berarti wilayah Bolaang Mongondow tengah dipersiapkan menjadi satu kerajaan. Hal ini terbukti bahwa TADOHE sudah diangkat sebagai PEJABAT RAJA BOLAANG MONGONDOW dalam satu kenduri besar dirumah INDE DOU yang berlokasi di Tudu In Dayou (keterangan ini dapat ditemukan dalam buku Mengenai Raja Raja Bolaang Mongondow, Halaman 20)4.Untuk merealisir rencana perubahan menjadi kerajaan dengan Datu atau Raja sebagai kepala atau pemimpinnya, maka PUNU TADOHE atau ABO SADOHE dirumah kediamannya di Tudu In Bakid mengadakan kenduri besar atau pertemuan yang dihadiri oleh para Bogani dan rakyat. Dalam pertemuan atau musyawarah tersebut peraturan adat dan budaya Bolaang Mongondow yang sudah ada sejak Punu MOKODOLUDUT dilengkapi dan dijadikan pedoman pelaksanaan pemerintahan dan hubungan interaksi kemasyarakatan. Peraturan peraturan tersebut dikodipikasikan dalam apa yang dinamakan PERJANJIAN PALOKO DAN KINALANG yang disahkan melalui sumpah dan ikrar bersama.5.Ketika tiba waktunya, Punu TADOHE atau ABO SADOHE digantikan oleh puteranya LOLODA MOKOAGOW. Yang dipilih dan dinobatkan berdasarkan peraturan adat budaya yang telah ditetapkan dalam perjanjian Paloko dan Kinalang dengan jabatan atau gelar DATU BINANGKANG, yang maknanya adalah :a.DATU artinya RAJAb.BINANGKANG = Binangkong artinya dinobatkan berdasarkan peraturan adat.c.BINANGKANG : Kinobangkal = Bangkal artinya yang disegani.6.Dengan demikian maka pemerintahan LOLODA MOKOAGOW sebagai DATU atau RAJA Bolaang Mongondow adalah masa transisi dari sistem kepunuan ke sistem kerajaan.B. Pejanjian Paloko Kinalang

NAMA PALOKO DAN KINALANG

1.PALOKOPaloko adalah tokoh masyarakat Bolaang Mongondow yang cukup dikenal sejak abad XV :a.PALOKO berasal dari rakyat biasa (orang kebanyakan) yang ditemukan oleh TADOHE dalam perjalanan pulang ke Togid dari Bonunggalan (Otam dan Wangga) sekarang.b.TADOHE bertemu denganya ketika PALOKO sedang mencari ikan (monikip) disungai Kinotobangan (Kotobangon sekarang)c.PALOKO adalah orang pertama yang menyapa atau memanggil TADOHE dengan ABO SADOHE.d.Setelah melalui proses panjang dalam upaya PALOKO untuk berkenalan dengan TADOHE dengan berbagai pengorbanan termasuk menarikan Tari Bondit dihadapan TADOHE dan berbagai siasat lainnya, akhirnya PALOKO dapat membujuk TADOHE dan keduanyapun bersahabat.e.Sambil berjalan keduanya melakukan pembicaraan pembicaraan yang serius antara lain : TADOHE boleh mengawini cucunya PALOKO tanpa mas kawin atau monali dan apabila akan menceraikannya tidak apa apa serta tidak mengeluarkan biaya (momogoi).f.Karena sudah lelah, keduanya beristirahat di Bambean (tidak jauh dari danau mooat), mereka berdua membuat kesepakatan kesepakatang.Selanjutnya mereka berdua bersama sama menuju Togid untuk menemui INDE DOU sebagai ibu angkatnya TADOHE.h.Pada kenduri besar yang diselanggarakan oleh INDE DOU ditempat tinggalnya di Tudu In Dayou, terjadilah suatu peristwa penting yakni diangkatnya TADOHE atau ABO SADOHE sebagai PEJABAT RAJA BOLAANG MONGONDOW.i.Selanjutnya dalam konteks PERJANJIAN PALOKO DAN KINALANG, PALOKO dikukuhkan sebagai wakil rakyat dalam musyawarah di Tudu In Bakid tersebut.

2.KINALANG

a.KINALANG atau DAMOPOLII adalah cucu pertama dari PUNU MOLANTUD kesatu yakni MOKODOLUDUT.b.KINALANG atau anak pertama dari PUNU MOLANTUD kedua yakni YAYUBANGKAI.c.Jadi KINALANG adalah anak laki laki keturunan bangsawan dengan hak menjadi PUNU MOLANTUD sesuai peraturan adat.d.KINALANG dinobatkan sebagai PUNU MOLANTUD ketiga yang dalam catatan sejarah pemerintah tahun 1480 1510.e.KINALANG dalam konteks PERJANJIAN PALOKO DAN KINALANG dikukuhkan sebagai wakil pemerintah.

PERJANJIAN

Perjanjian PALOKO dan KINALANG adalah Pernyataan yang diucapkan dengan sumpah (ikrar bersama), dalam wadah permusyawaratan perwakilan yang berisi pengakuan dan pengesahan peraturan peraturan (hukum) adat istiadat dan budaya hidup bermasyarakat dan berpemerintahan di wilayah pemerintahan Bolaang Mongondow pada masa sebelum Republik Indonesia merdeka. Musyawarah tersebut melahirkan perjanjian dilaksanakan di tempat tinggal PUNU TADOHE yakniTudu In Bakid, utara desa pontodon. Musyawarah di Tudu In Bakid dihadiri oleh para Bogani bersama rakyat benyak adalah ujung dari semua upaya melengkapi dan menyempurnakan peraturan peraturan (hukum) adat budaya yang telah dibuat dan disahkan dimasa awal pemerintahan PUNU MOKODOLUDUT (1400 1460).Sebagai langkah persiapan menuju kepada Bolaang Mongondow sebagai Kerajaan yang dipimpin oleh seorang Raja, maka dalam satu kenduri besar di tempat tinggal INDE DOU di Tudu IN Dayou, para Bogani dan rakyat sepakat penunjukkan TADOHE atau ABO SADOHE sebagai PEJABAT RAJA. Sesudah itu jabatan atau gelar sebagai pemimpin tertinggi di kerajaan Bolaang Mongondow adalah DATU atau RAJA.PENDIDIKAN DEMOKRASI POLITIK1.Melalui musyawarah, rakyat memilih Bogani yang akan memimpin kelompoknya, kemudian para Bogani memilih pemimpin tertingginya melalui wadah musyawarah (demokrasi).2.Dalam musyawarah setiap orang baik rakyat maupun para Bogani dapat dengan bebas menyalurkan aspirasinya.3.Pemilihan dan pengangkatan pemimpin, pembuatan peraturan peraturan, pemecahan dan penyelesaian masalah, cara menghadapi tantangan/kendala, penentuan kegiatan untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama ditetapkan dan disahkan melalui musyawarah.

C. Perjanjian Paloko Kinalang : Konstitusi Kerajaan Bolaang Mongondow

1.Aspek Kewajiban dan Sanksi.a.Seluruh rakyat berjanji untuk setia dan patuh (loyal) serta selalu siap mendukung dan membantu pemerintah.b.Pemerintah berjanji untuk memperdulikan, memperhatikan dan mengurus kepentingan serta kesejahteraan rakyat.c.Barang siapa melanggar baik rakyat maupun pemerintah dikenakan sanksi :1.Sanksi sesuai peraturan adat (hukum).2.Kena kutukan (Butungon)2.Aspek Konstusia.Rakyat diwakili oleh para Bogani (demokrasi perwakilan) dengan PALOKO sebagai tokoh utama atau ketua Golongan Rakyat sekaligus Juru Bicara dalam sidang permusyawaratan.b.Golongan Pemerintah yang berkuasa diwakili oleh tokoh bangsawan, yang pernah menjabat dalam kepunuanc.Agenda atau pokok pokok masalah yang akan dibicarakan dalam sidang musyawarah telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pemerintahan yang sedang berkuasa.d.Hasil hasil musyawarah disepakati, ditetapkan dan disahkan melalui sumpah atau ikrar bersama (itum itum), kemudian berlaku sebagai Undang undang dalam menjalankan roda pemerintahan.3.Realisasi Dalam Pemerintahan.Ketika LOLODA MOKOAGOW dengan gelar DATU BINANGKANG memegang tampuk pemerintahan kerajaan Bolaang Mongondow beliau menjalankan peraturan dalam Undang undang tersebut dengan konsekwen dan penuh tanggung jawab.BAB IIILOLODA MOKOAGOWKeterangan mengenai Loloda Mokoagow sangat beragam, namun demikian, setidaknya ada beberapa informasi sejarah yang dapat di jelaskan sebagai berikut :MOKODOMPIT,putera MAKALOLO yang menjabat Punu ke-enam, dua kali kawin :1.Perkawinan kesatu dengan putri pulau Lembeh dekat pelabuhan Bitung yang bernama MONGGEJADI atau MONGIJADI, memperoleh anak laki-laki bernama MOKOAGOW, yang kawin dengan keturunan bangsa DONGANKILAT (S).2.Pada perkawinan kedua dengan GOGUNE, hijrah ke Sangir memperoleh anak laki-laki bernama TADO, kelak dipanggil sebagai TADOHE atau ABO SADOHE.TADOHE,putera MOKODOMPIT, yang menjadi Punu ke Tujuh, menikah dengan puteri Genggulang yang bernama KEABA atau KIJABA. Dari perkawinan ini dipeoleh anak laki-laki yang bernama LOLODA MOKOAGOW.Dari keterangan diatas, jelas bahwa :1.MOKOAGOW itu sendiri adalah saudara tiri ayahnya LOLODA MOKOAGOW, datu ayah lain Ibu.2.LOLODA MOKOAGOW adalah putera TADOHE dan KEABA (KIJABA)LOLODA MOKOAGOWdipersiapkan oleh ayah dan keluarga kerajaan untuk menggantikannya dengan berpedoman pada peraturan-peraturan hukum adat, yang telah ditetapkan dalam perjanjian PALOKO-KINALANG. Salah satu ketentuan penting adalah pimpinan kerajaan (Punu), diganti dengan Raja atau Datu.Loloda Mokoagow menjabat DATU BOLAANG MONGONDOW dengan gelar DATU BINANGKANG tahun 1653-1693 (40 tahun). Ada buku yang menulisnya 1650-1690.Datu artinya Raja, sedangkan BINANGKANG artinya yang disegani (Binangkal) dan raja yang dinobatkan berdasarkan peraturan (hukum) adat atau Binangkong. Datu Binangkang memiliki tipe kepemimpinan yang berani, cerdas, terampil, tegas lagi perkasa, arif dan bijaksana serta mencintai rakyat dan wilayah kekuasaan dan pemerintahannya. Ketika menjadi Raja Bolaang Mongondow, maka beliau memiliki wilayah kekuasaan sampai Ratahan, Kema, Likupang bahkan Manado dan sekitarnya; dan karena itu oleh orang Eropa terutama Belanda menjulukinya RAJA MANADO. Dalam perkawinan kesatu dengan BUA LANGAAN dari Bolaang DATU BINANGKANG memperoleh anak laki-laki yang diberi nama/dinamakan MAKALUNGSENGE. Anak ini tidak bersekolah karena sangat disayangi oleh kedua orang tuanya.Sementara itu dalam perkawinan kedua dengan puteri Minahasa asal Amurang, DATU BINANGKANG juga memperoleh anak laki-laki yang diberi nama MANOPPO. Anak ini Diambil dan disekolahkan oleh Belanda diHOUFDEN SCHOOL,kemudian di baptis masuk agama Katolik dengan nama YACOBUS MANOPPO. Dari sinilah permulaan banyak orang Mongondow yang menganut agama Katolik pada waktu itu. Yacobus Manoppo,memang dipersiapkan oleh penjajah Belanda untuk menggantikan kedudukan ayahnya. Rencana ini terlaksana pada tanggal 03 Oktober 1694, kekuasaan DATU BINANGKANG sebagai Raja Bolaang Mongondow diambil alih secara paksa oleh anaknya YACOBUS MANOPPO yang didukung oleh tujuh (7) orang pembesar dari Manado dan dikawal oleh 24 (dua puluh empat) orang serdadu kompeni Belanda. Datu Binangkangyang sangat kecewa atas kejadian ini, karena beliau menginginkan agar anaknya MAKALUNGSENGE yang kelak dapat menggantikannya sebagai raja.Ketika beliau pergi meninggalkan istana kerajaan Bolaang menuju MOTINGKE di BOLAANG ITANG, kemudian ke Tambalata. Ketika masih hidup beliau berpesan :APABILA TELAH MATI, AGAR DIBAWAH DAN DIMAKAMKAN DI RIGI.Lokasi ini dikenal oleh orang Poyowa Besar juga bernama Tontoluong yang terletak diperkebunan antara kelurahan Poyowa Besar dan Matali. Dan memang benar bahwa makam DATU BINANGKANG ada ditempat tersebut.Lokasi makam dimaksud sekarang ini diberi pagar keliling, dirawat, dipelihara dan dibawah tanggung jawab keluarga besar penyusun di kelurahan Poyowa Besar I dan II, Kecamatan Kotamobagu Selatan Kotamobagu Bolaang Mongondow.A. KEHADIRAN LOLODA MOKOAGOWDibawah ini disajikan asal usul LOLODA MOKOAGOW dalam bentuk silsilah singkat sebagai berikut :1.Salah seorang anak MOKODOLUDUT dan BAUNIA (mereka lima orang) adalah : YAYUBANGKAI yang menikah dengan puteri Bantalo-Labuan Uki yang bernama SILAGONDO.2.Salah seorang anak dari YAYUBANGKAI dan SILAGONDO adalah KINALANG atau DAMOPOLII yang menikah dengan TENDEDUAYO yang berasal dari Sinumolantaan dekat Buntalo.3.Salah seorang anak dari KINALANG atau DAMOPOLII dengan TENDEDUAYO adalah BUSISI atau BUTITI yang menikah dengan puteri dari Gonolantungan dekat Buntalo yang bernama LIMBATONDO.4.Salah seorang anak dari BUSISI atau BUTITI dengan LIMBATONDO adalah MAKALOLO yang menikah dengan GANTING-GANTING puteri dari Mandolang dekat Tateli Minahasa.5.Salah seorang dari anak MAKALALO dan GANTING-GANTING adalah MOKODOMPIT, menikah dua kali yakni :a.Dengan MONGENJADI atau MONGIJADI seorang puteri dari pulau Lembeh dekat Bitung dan memperoleh anak yang diberi nama MOKOA, kelak dipanggil KOKOAGOW.b.Kawin dengan GOGUNE, hijrah ke Sangir-Siaw, dan memperoleh anak laki-laki yang diberi nama TADO, kelak dipanggil TADOHE.6.TADOHE menikah dengan KEABA atau KIJABA dari Genggulang dan memperoleh anak laki-laki yang diberi nama LOLODA ditambah MOKOAGOW atau lengkapnyaLOLODA MOKOAGOW.Pemberian Nama (Penamaan)Pada saat dilahirkan, armada TADOHE dapat mengalahkan pasukan dari desa LOLODA di Ternate, diperairan laut pantai selatan Bolaang Mongondow. Pasukan TDOHE berhasil merampas semua harta benda yang ada dalam kapal atau perahu-perahu orang Loloda.Kejadian ini dihubungkan dengan kelahiran anak laki-laki Raja TADOHE dan karena itu diberi nama LOLODA MOKOAGOW, LOLODA artinya nama desa diternate (tempat asal pasukan yang dikalahkan), dan MOKOAGOW artinya dapat marampas (harta benda milik pasukan Ternate dari desa Loloda).Karakter atau KepribadianLOLODA MOKOAGOW sangat disegani baik lawan maupun kawan, karena karakter atau kepribadiannya yang terjelma dalam kata-kata dan perbuatan dengan ciri-ciri sebagai berikut :1.Berotak tajam, cerdas dan terampil.2.Taat dan patuh pada peraturan (hukum) adat yang telah ditetapkan oleh pendahulunya.3.Teguh pada pendirian dan tidak mudah menyerah.4.Berani dan tidak takut menghadapi resiko apapun.5.Jujur, rajin dan loyal serta bertanggung jawab.6.Mamiliki rasa cinta dan tanggung jawab yang besar terhadap rakyat dan kekuasaannya.7.Ahli strategi dan taktik dalam bidang perdagangan, politik, dan peperangan demi kesejahteraan dan harga diri rakyat serta wilayah kekuasaannya.B. PERKAWINAN DAN KETURUNANRupanya perkawinan anak-anak Punu dan atau Raja dimasa kerajaan Bolaang Mongondow selalu diilhami oleh peraturan (hukum) adat dengan maksud demi kelanjutan kepemimpinan dalam kerajaan (raja) salah satu ketentuan dalam peraturan (hukum) adat tersebut adalah yang dapat atau berhak diangkat menjadi raja adalah anak laki-laki dari raja atau lengkapnya harus keturunan bangsawan. Kalau tidak dipatuhi, maka kelak dikemudian hari akan terjadi masalah.Perkawinan KesatuKawin dengan seorang wanita keturunan bangsawan atau raja yang bernama BUALANGAAN, bertempat tinggal di Bolaang. Dari perkawinan ini diperoleh anak laki-laki yang oleh keluarga kerajaan diberi nama MAKALUNGSENGE. Anak ini sangat disayangi oleh kedua orang tua dan keluarga, sehingga tetap tinggal di rumah dan karena itu tidak bersekolah. Dalam perkembangan selanjutnya dan sesuai peraturan (hukum) adat anak inilah yang berhak naik tahta menggantikan ayahnya sebagai raja kerajaan Bolaang Mongondow.

Perkawinan KeduaDalam perjalanan atau kunjungannya kedaerah atau wilayah kekuasaanya di Minahasa seperti Belang, Ratahan, Likupang, Kema, Manado dan sekitarnya, maka beliau memperistrikan lagi seorang wanita di Amurang yang bernama MALO. Dari perkawinan ini diperoleh anak laki-laki yang diberi/ dengan nama MANOPPO, kelak dikenal dengan YACOBUS MANOPPO karena dibaptis masuk agama katolik. Dengan anak inilah akhirnya menimbulkan dan membawa masalah besar yang menyebabkan LOLODA MOKOAGOW atau DATU BINANGKANG menjadi marah, kecewa kemudian pergi meninggalkan istana kerajaan di Bolaang.C.JABATAN DALAM KERAJAANSebelum beliau naik tahta sebagai raja atau DATU, maka kerajaan Bolaang Mongondow dipimpin oleh ayahnya TADOHE dengan jabatan PUNU belum RAJA atau DATU. Menurut riwayat TADOHE dinobatkan menjadi PUNU pada suatu kenduri besar di kediaman INDE DOU Tudu in Dayou.Selama pemerintahan PUNU TADOHE, tahun 1620-1653, belum ada campur tangn pihak luar terhadap pemerintahan kerajaan atau pemerintahan otonom yang diatur oleh raja dan rakyatnya sendiri.Peristiwa penting yang terjadi dimasa kerajaan pemerintahan TADOHE adalah lahirnya PERJANJIAN PALOKO-KINALANG melalui musyawarah seluruh Bogani dan rakyat bertempat di Tudu in bakid (sebelah utara Pontodon). Salah satu kesepakatan penting dalam musyawarah tersebut adalah penyempurnaan dan pengesahan peraturan-peraturan (hukum) adat serta lembaga-lembaga dalam masyarakat. Pengesahan dilakukan melalui ikrar dan sumpah yang mengikat semua pihak. Siapa yang melanggarnya terkena kutukan atau BUTUNGON.Kesepakatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah :RAJA HARUS LAKI-LAKI DAN BERASAL DARI KETURUNAN BANGSAWAN KERAJAAN.Peraturan ini diterapkan sepenuhnya ketika LOLODA MOKOAGOW dinobatkan menjadi DATU atau RAJA menggantikan ayahnya.D. LOLODA MOKOAGOW SEBAGAI DATU BINANGKANGBeliau dipilih dan dinobatkan menjadi RAJA berdasarkan peraturan (hukum) adat yang telah ditetapkan dalam perjanjian PALOKO-KINALANG. Beliau adalah raja pertama dengan nama DATU BINANGKANG yang artinya raja yang diangkat berdasarkan peraturan (hukum) adat dan disegani oleh siapa saja.Beliau memangku jabatan DATU sejak tahun 1653-1693 dan memiliki kekuasaan atas penduduk sampai di Minahasa seperti di Ratahan, Belang, Likupang, Kema, manado dan sekitarnya.Hal penting yang perlu diingat adalah bahwa beliau DATU kerajaan Bolaang Mongondow dengan hak otonom penuh, belum dipengaruhi oleh pemerintah kolonial Belanda. Sesudah beliau, maka raja-raja Bolaang Mongondow harus menandatangani kontrak dengan pemerintah Hindia Belanda, walaupun raja itu sendiri tidak menyukai adanya kekuasaan asing (Belanda) di Bolaang Mongondow.E. DATU BINANGKANG SEBAGAI RAJA MANADOOrang-orang Eropa, terutama pemerintah Hindia Belanda, menyebut DATU BINANGKANG sebagai Raja Manado, berdasarkan prestasi dan reputasinya sebagai raja yang disegani :1.Dua orang Belanda yang bernama WILKEN dan SCHWARZ, mengatakan bahwa beliau dipilih menjadi raja oleh penduduk Bolaang Mongondow dan Minahasa.2.Pernah menguasai wilayah Bonton di Gorontalo.3.Persahabatan dengan Sultan Ternate, didasarkan pada hubungan kekeluargaan, karena sama-sama meyakini bahwa orang Ternate dan Bolaang Mongondow berasal dari satu keturunan. Persahabatan ini menjadi akrab lagi ketika perang tanding antara pendukung DATU BINANGKANG dan SULTAN TERNATE yang dimenangkan oleh pengikut/pendukung DATU BINANGKANG.4.Gubernur Belanda, ROBERTUS PADTBRUGGE berkata orang Bantik di pantai Manado dan sekitarnya, Panosakan,Tonsawang, dan ratahan berhubungan langsung dan bertakluk kepada Raja Bulan (Bolaang), maksudnya DATU BINANGKANG.5.Pada tahun 1660 beliau membuka hubungan dagang dengan Spanyol dan hasilnya masuklah barang-barang seperti piring, kain turia yang berbunga halus, pakaian dari kapas, peralatan dari besi untuk barisan pengawal kehormatan kerajaan, topi beserta perisai dari tembaga dan sebagainya.6.Pada tahun 1664 bekerja sama dengan Raja Makassar, Sultan Ternate (KEITJIL SIBORI), dalam bingkai SEGI TIGA, untuk melawan kekuasaan Komponi Belanda, namun gagal karena pada tahun 1667 Makassar dikalahkan oleh Komponi yang ditutup dengan KONTRAK JONGAYA.7.Tahun 1665, ANTONY VAN VOORST, sebagai petugas tinggi komponi Belanda di ternate, datang berkunjung ke Manado dan memerintahkan kepada DATU BINANGKANG untuk :a.Menanam padi dengan baik.b.Mengganti benteng di Manado dari bahan kayu dengan beton.Beliau tidak melaksanakannya, dan justru bersekutu dengan kerajaan Makassar yang menjadi seteru Komponi Belanda pada waktu itu.8.Tahun 1668 Presiden de JONGH dari Ternate datang ke Manado dengan tujuan memberantas kerusuhan. Waktu itu DATU BINANGKANG berada di Amurang. Sultan Ternate MANDARSAHA yang tiba di manado tanggal 28 Agustus 1668 meminta kepada DATU BINANGKANG untuk datang. Beliau tidak ke Manado, melainkan langsung menunggunya di pulau Bangka (sebelah utara Minahasa). Dalam pertemuan di pulau bangka, DATU BINANGKANG diminta datang ke Ternate untuk menandatangani Perjanjian perdamaian. Beliau tidak mau hadir memenuhi permintaan tersebut, apalagi untuk membuat dan menandatangani perjanjian perdamaian dengan musuh atau seterunya Komponi Belanda. Dengan demikian beliau semakin tidak disenamgi olek Komponi Belanda dan karena itu selalu dicari jalan untuk menjatuhkannya.9.Tanggal 1 januari 1679, Gubernur ROBERTS PADTBRUGGE membuat perjanjian dengan kepala-kepala desa di wilayah Manadi dan sekitarnya yang berisi kekuasaan Raja Manado DATU BINANGKANG dihapus secara sepihak10.Tahun 1680 Sultan Ternate KEITJIL SIBORI berontak.11.Tahun 1681 DATU BINANGKANG menyerang Manado-Minahasa. Atas penyerangan tersebut Komponi Belanda marah lalu gubernur ROBERTS PADTBRUGGE mengirim oranh-orangnya ke Bolaang Mongondow dengan menumpang kapal MIDLLEBURG. Solimandungan dibumihanguskan (dibakar) oleh pasukan Komponi Belanda.12.Tanggal 31 Agustus 1682, gubernur ROBERTS PADTBRUGGE, berkata bahwa LOLODA MOKOAGOW atau DATU BINANGKANG :a.Ia adalah HANTUyang banyak membawa gangguan pada Komponi Belanda, kotor, dekil, keras kepala dan tidak dapat dipercaya.b.Dua orang Belanda yang ikut bersamanya dari Bolaang Mongondow, oleh raja dan pengawalnya ditelantarkan secara pengecut di tengah jalan.13.Tanggal 11 Februari 6183, gubernur ROBERTS PADTBRUGGE, dalam satu rapat besar menegur kepala kepala desa yang dengan diam-diam mengantarkan upeti kepada Raja DATU BINANGKANG.14.Tahun 6189, strategi pengmbilalihan kekuasaan DATU BINANGKANG sebagai Raja Kerajaan Bolaang Mongondow dimulai atas prakarsa dan disponsori oleh pemerintah Hindia Belanda.15.Prestasi penting yang perlu diperhatikan ketika DATU BINANGKANG berkuasa Raja BOLAANG MONGONDOW, adalah pembagian tugas dalam pemerintahan kerajaan sebagai berikut :a.DATUartinta Raja (pemimpin tertinggi).b.JOGUGUadalah Pembantu Raja (Sekretaris atau Perdana Menteri).c.MARSAOLEadalah Pembantu Raja (sama dengan JOGUGU).d.PENGHULU(Kepala Kecamatan=Camat).e.KAPITA RAJAadalah Pembantu Raja ditinggkat Onder Distrik.f.MAYOR KADATOadalah Kepala Onder Distrik.g.KAPITA LAUTsama dengan Laksamana.h.SANGADIadalah Kepala DesaPENGAMBILALIHAN KEKUASAAN RAJAOrang dan pemerintah Hindia Belanda sangat membenci bhkan memusuhi DATU BINANGKANG, dan karena itu mereka terus berusaha menjatuhkannya dengan betbagai cara. Salah satu cara yang ditempuh oleh Belanda adalah menciptakan pertentangn dari dalam kerajaan. MANOPPO, putera dari perkawinannya dengan MALO di Amurang diambil dan disekolahkan di Houfden School Bantik Malalayang. MANOPPO dibaptis masuk agama Katolik dan namanyapu ditambah didepan (nama kecil) manjadi YACOBUS MANOPPO.Proses penagmbilalihan kekuasaan oleh YACOBUS MANOPPO dari tangan ayahnya DATU BINANGKANG adalah sebagai berikut :1.MANOPPO disekolahkan, dibina (dipersiapkan) oleh belanda untuk menggantikan ayahnya, dibaptis ke agama Katolik dan diberi nama YACOBUS MANOPPO.2.Pada tahun 1689 pemerintah Belanda dari Manado mengutus tujuh orang pembesar menemui DATU BINANGKANG, untuk menyampaikan dua hal :a.Nasihat.Karena sudah lanjut usia sebaiknya mengundurkan diri dari pemerintahan.b.Pertanyaan.Siapa diantara anak-anaknya yang lebih disukai sebagai penggantiDua hal tersebut dujawab singkat oleh DATU BINANGKANG sebagai berikut :SESUDAH TUJUH (7) HARI BARU ADA JAWABANNYA, KARENA PERLU DIADAKAN PEREMBUKAN DENGAN KEPALA-KEPALA BAWAHNNYA DARI MONGONDOW DAN MINAHASA.3.Masa menunggu jawaban selama tujuh (7) hari dipergunakan sebaik-baiknya oleh pembesar-pembesar di Manado dan YACOBUS MANOPPO yang didukung oleh pemerintah Hindia Belanda untuk :a.Mematangkan rencana pengambil alihan kekuasaan raja.b.YACOBUS MANOPPO sendiri mempersiapkan diri dengan pakaian kebesaran kerajaan dan tanda-tanda kepangkatan.4.Sementara itu kapal milik BelandaMidlleburgtetap dilabuhkan di Bolaang untuk suatu tujuan.5.Pada malam ke-enam (6), sehari sebelum masa waktu pemberian jawaban oleh DATU BINANGKANG, YACOBUS MANOPPO bersama keluarga dan pengikut-pengikutnya :a.Naik ke kapalMidlleburgdengan membawa Surat Pernyataan, bahwa ia telah dipilih sebagai raja.b.tujuh (7) orang pembesar-pembesar sebagai utusan pemerintah Hindia Belanda yang dikawal oleh 24 (dua pulu empat) orang serdadu Komponi mengikuti YACOBUS MANOPPO naik ke kapalMidlleburg.c.YACOBUS MANOPPO barsama rombongannya turun dari kapal dan kembali ke darat. Tidak ada keterangan mengenai apa yang dilakukan diatas kapal.d.Seasmpainya didarat pelantikan atau penobatan sebagai Raja Kerajaan BOLAANG MONGONDOW dilaksanakan.6.Penobatan menjadi raja, dilakukan pada tanggal 03 Oktober 1694, 12 (dua belas) hari sesudah penanda tanganan perjanjian perbatasan wilayah Bolaang Mongondow dengan Minahasa yangdilakukan YACOBUS MANOPPO dan kepala-kepala di Manado pada tanggal 31 september 1694.7.Ahirnya pada tanggal 20 Mei 1695 YACOBUS MANOPPO menandatangani kontrak pemerintahan dengan Komponi Belanda dan berahir pada tanggal 31 Desember 1731.8.Untuk dicatat bahwa YACOBUS MANOPPO adalah Raja Kerajaan Bolaang Mongondow yang pertama kali menandatangani kontrak pemerintahan dengan penjajah Belanda, kemidian diikuti oleh raja-raja pengganti turun-temurun, sampai Indonesia merdeka.9.Pengambil alihan kekuasaan raja melalui tipu muslihat dan pemaksaan sangat melukai hati DATU BINANGKANG. Beliau marah, lagi kecewa kemudian pergi meninggalkan istana kerajaan di Bolaang, dengan kata-kata kutuka atau odi-odi ynag akan dipaparkan pada bab berikutnya.

F. KEHIDUPAN DIMASA TUADATU BINANGKANG adalah seorang pribadi yang sangat patuh, taat dan menghormati peraturan-peraturan yang telah disepakati dan ditetapkan dalam hukun adat. Sejak masa MOKODOLUDUT dan disempurnakan lagi dalam perjanjian PALOKO-KINALANG , bahwa yang berhak menjadi raja di kerajaan Bolaang Mongondow adalahANAK LAKI-LAKI KETURUNAN RAJA ATAU BANGSAWAN.Berdasarkan kepatuhan, ketaatan pada peraturan dalam hukum adat kerajaan Bolaang Mongondow tersebut maka DATU BINANGKANG telah mempersiapkan anaknya MAKALUNGSENGE dari isterinya BUA LANGAAN dengan alasan :a.DATU BINANGKANG sendiri, adalah raja Bolaang Mongondow yang digantikannya.b.Ibunya MAKALUNGSENGE , BUA LANGAAN adalah keturunan bangsawan di Bolaang.Rencana untuk menggantikan MAKALUNGSENGE untuk menggantikannya sebagai raja gagal karena digagalkan oleh anaknya di Amurang (Minahasa) YACOBUS MANOPPO yang dipersiapkan, didukung dan dibantu sepenuhnya oleh pemerintah penjajah Belanda. Penggantiannya sebagai raja oleh anaknya sendiri, dilakukan secara paksa melalui tipu muslihat yang direncanakan oleh Belanda, sesungguhnya telah merampas hak dan martabat pemerintah dan rakyat kerajaan Bolaang Mongondow. Atas peristiwa ini beliau marah besar dan kecewa(simontol).KISAH KUTUKAN ATAU ODI-ODIKarena kecewa, beliau meninggalkan istana dan pergi membenamkan diri disungai Lombagin (Inobonto sekarang). Tidak ada siapapun mengetahui hal ini dan sesudah 3 hari/malam ada yang menulis 9 hari/malam beliau ditemukan orang.Konon (riwayatnya), ketika ditemukan, setengah dari badannya (kaki sampai ke pinggang) sudah bersisik seperti kulit Buaya. Beliau dibawah dan diobati oleh BOLIAN (ahli pengobatan), dan sembuh kembali seperti semula.Setelah sembuh beliau dibujuk oleh pengikut-pengikutnya supaya kembali ke istana. Dengan ucapan bagaimanapun juga YACOBUS MANOPPO adalah anaknya sendiri, makanya Bogani-bogani yang dipimpin oleh TUMOMPA, dapat membujuknya dan beliau kembali ke istana.Setelah berada di istana, beliau menghadapi kenyataan bahwa anaknya YACOBUS MANOPPO, benar-benar sudah menjadi raja. Beliau sangat tidak senang, dan atas ketidaksenangan ini ditengah-tengah orang banyak yang sedang berkumpul di istana, beliau mengucapkan kata sumpah atau odi-odi).Adapun kata-kata sumpah atau odi-odi yangdiucapkan oleh DATU BINANGKANG adalah sebagai berikut :KARENA MAKALUNGSENGE PUTERANYA DARI BUA (BANGSAWAN) TIDAK MENGGANTIKANNYA SEBAGAI RAJA, MAKA DI BOLAANG MONGONDOW DALAM WILAYAH MANOPPO, AKAN SELALU DILANDA PERPECAHAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA.

MENINGGALKAN ISTANA KERAJAANSesudah mengucapkan sumpah-kutukan (odi-odi), beliau meninggalkan istana, pergi mengasingkan diri atas kemauan sendiri (bukan diasingkan oleh pemerintah penjajah Belanda). Keterangan yang dapat diperoleh adalah beliau ke pantai utara Bolaang Mongondow yakni :a.Ke Motingke Bolang Itang.b.Kemidian pindah ke Tambalata.Belum ditemukan keterangan mengenai aktipitas beliau selama ditempat pengasingan diri. Pesan atau amanat beliau ketika masih hidup adalahAPABILA SUDAH MENINGGAL DUNIA SUPAYA DIBAWAH DAN DIMAKAMKAN DI RIGI. RIGI adalah satu tempat ditengah-tengah perkebunan kelapa diantara kelirahan Matali dan Poyowa Besar.DUA PESAN PENTING1.Siapapun kelak yang menjadi pemimpin di wilayah Bolaang Mongondow, harus memiliki kecerdasan, keberanian, kependirian teguh, jujur dan tetap menjaga harga diri sebagai manusia,demi kesejahteraan rakyat dan wilayah Bolaang Mongondow.2.Wahai cucu dan keturunanku, apapbila kamu telah mampu, maka bangunlah sebuah gedung 17(tujuh belas) tingkat ditengah-tengah kota (Kotamobagu), yang aku beri nama GEDUNG DOA.AGAMA DAN KEPERCAYAANOrang Eropa (Spanyol, Portugis Dan Belanda) dating ke Indonesia, disamping berdagang dan menjajah juga sebagai misi penyebar agama Kristen yang mereka anut. Ketika LOLODA MOKOAGOW atau DATU BINANGKANG memerintah orang Spanyol dan Portugis menghadiahkan bibit padi, kelapa dan jagung, sejalan dengan usahanya membeli hasil bumi dan menjual barang-barang jadi dari negerinya seperti kain, peralatan dapur/rumah tangga dan sebagainya. Dalam situasi dan kondisi seperti ini Raja LOLODA MOKOAGOW ikut agama Kristen Katolik, tetapi rakyat kebanyakan tidak mengikutinya.Walaupun sudah menganut agama Kristen Katolik, namun beliau tidak menjalankan agama tersebut dalam kehidupannya sehari-hari, karena raja dan rakyat pada waktu itu masih meletakkan kepercayaan mereka pada makhluk dan alam (animism dan dinamisme). Ketika beliau bersahabat dengan raja Makassar dan Sultan Ternate (KEITJIL SIBOR dan MANDARSAHA), untuk melewan penjajah Belanda, beliau tertarik dengan ajaran agama Islam dan menyatakan untuk menganutnya atau memeluknya. Walaupun demikian beliau belum mengembangkan ajaran Islam kepada keluarganya dan pembantu-pembantunya diistana kerajaan, karena beliau sendiri baru menyatakan masuk Islam, tetapi belum menjalankan syariat-syariatnya dengan sebenarnya. Jadi ketika pemerintahanya belum ada orang Bolaang Mongondow yang masuk memeluk agama Islam.Ajaran agama Islammulai berkembang di Bolaang Mongondow pada masa pemerintaha raja JACOBUS MANUEL MANOPPO, (1833) ketika beliau sendiri masuk Isl;am setelah menikahi putri seorang imam Islam dari Mazhab SafiI yang bernama TUEKO dan puterinya bernama KILINGO. Sejak itulah rakyat ikut masuk agama Islam yang berpusat di Lipung Simboy Tagadan (kelurahan Motoboy Kecil sekarang). Yang perlu dicatat dan diingat adalah : LOLODA MOKOAGOW atau DATU BINANGKANG sudah berniat dan menyatakan masuk Islam sebelu wafat, walaupun belum menjalankan syariatnya.LOKASI MAKAMKetika DATU BINANGKANG masih hidup dipengasingan diri, beliau berpesan : apabila sudah meninggal agar dibawah dan dimakamkan di RIGI, dengan penjelasan sebagai berikut :1.Berdasarkan bukti materil yang ada (artifact), memang benar bahwa di RIGI terdapat tiga (3) makam yakni : DATU BINANGKANG atau LOLODA MOKOAGOW, MOGEDAG (MOGIDAG) dan BUA SILAGONDO (istri YAYUBANGKAI).2.RIGI terletak ditengah-tengah perkebunan kelapa milik Bapak G.MAKALALAG (LAKI ARI) penduduk Matali. Kebuntersebut berada diantara kelurahan Matali dan Poyowa Besar.3.Lokasi tersebut oleh orang-orang Poyowa Besar dikenal juga dengan nama TONTOLUONG.4.Tepatnya lokasi makam terletak ditepi sungai kecil yang bernama kali Poyowa, yang membatasi kelurahan Kobo Kecil, Motoboy Besar dan Poyowa Besar.5.Kelurahan Poyowa Besar dan Matali termasuk dalam wilayah Kotamobagu ibu kota kabupaten Bolaang Mongondow propinsi Sulawesi Utara.IDENTITAS MAKAMPendetaW. DUNNEBIERdalam bukunya,Mengenal Raja-Raja Bolaang Mongondow,halaman 38 terdapat keterangan sebagai berikut :bahwa oleh orang Minahasa atas perintah Raja YACOBUA MANOPPO, telah mengumpulkan kapur dan batu untuk pembuatan raja LOLODA MOKOAGOW yang di metsel oleh mereka. Kesaksian, CHAEROEL MAKALALAG, ketika mengikuti upacara MONOI MAMA KO I KOYOG oleh orang-orang tua Poyowa Besar tahun 1952 dan tahun-tahun berikutnya, memang makam tersebut di metsel (dibeton). Ketika makam tersebut dahulu (masih asli), berukuran standar, hanya lebih panjang dan lebar dari ukuran makam-makam sekarang.Dengan menghadap ke utara, ketiga makam tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :a.Makam pertama.Pada pinggir pagar / pojok Utara, agak ke barat dengan ukuran sekitar 3,00x1,5 meter, adalah makam Raja LOLODA MOKOAGOW atau DATU BINANGKANG.b.Makam keduaDisebelah timur makam pertama, agak ke tengah, dengan ukuran sekitar 2,00 x 1,25 meter adalah makam seorang bogani terkenal yakni MOGEDAG atau MOGIDAG.c.Makam ketigaDisebelah selatan makam kedua, yang terdapat sebatang pohon langsat tua, dengan ukuran sekitar 2,00x1,25 meter adalah makam BUA SILAGONDO, istrinya YAYUBANGKAI, anaknya MOKODOLUDUT yang menjabat PUNU kedua, menggantikan ayahnya.Sekarang ini, kondisi makam tidak lagi seperti dahulu, sudah rusak / batu-batu berantakan, karena pada tahun 1980 telah digali / dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan mencari barang-barang antik, peninggalan zaman dahulu yang cukup mahal harganya.Dikandung maksud kelak bila sudah ada kesempatan, makam tersebut akan dikembalikan seperti bentuk semula.PEMILIKAN TANAH (LOKASI) MAKAM.Pada tanggal 31 maret, atas inisiatifBapak CH.MAKALALAG dan mendapat dukungan penuh dari bapak I. D. DAUMPUNG (Laki Liana), R. P. PAPUTUNGAN (Laki Diksi), L. D. DAUMPUNG (Laki Nana), Alm. A. MOKODOMPIT (Laki Gunawan), H. ANDU (Papa Epi), dan M. BANGOL (Laki Cheni) serta H. T. M. MAKALALAG (Laki Diah), telah disepakati untuk memebebaskan tanah sesuai keperluan.Pada tanggal 05 april 2003 (05.04.2003), telah diperoleh kesepakatan dengan pemilik tanah, Bapak G. MAKALALAG (Laki Ari) kelurahan Matali, sebagai berikut :a.Pemilik menyerahkan tanah dengan HIBAHBERSEDEKAH.b.Ukuran tanah yang dihibahkan adalah 16x9 meter atau 144 m.; ketiga makam berada di tengah-tengah.c.Pemilik tanah menerima uang sedekah, sebesar Rp. 700.000.,- (tujuh ratus ribu rupiah), tidak termasuk pohon kelapa di dalam tanah (lokasi).d.Dua batang pohon kelapa ditengah lokasi Makam disedekahi Rp. 100.000., (seratus ribu rupiah), kepada pemiliknya, SAIM kelurahan Matali.e.SURAT HIBAH ditandatangani oleh pemberi Hibah yakni Bapak G. MAKALALAG dan Istrinya Ibu DJANIMA MADUNDO, sementara itu penerima hibah oleh bapak CH. MAKALALAG, dengan tiga orang saksi yakni H. T. M. MAKALALAG, R. P. PAPUTUNGAN, dan LD. DAUMPUNG.Dengan demikian sejak tanggal penghibahan, yakni 05 april 2003 kepemilikan tanah lokasi makam, sudah berada di tangan Bapak CHAEROEL MAKALALAG, Poyowa Besar Dua, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Bolaang Mongondow. Dikandung maksud untuk mendirikan satu Yayasan yang kelak dapat menerima hibah dari Bapak CHAEROEL MAKALALAG untuk selanjutnya mengurus dan memelihara makam yang bernilai sejarah tersebut.

BAB IIIBEBERAPA KUTIPAN PERATURAN (HUKUM) ADAT DI BOLMONGPADA ZAMAN PUNU DAN RAJA-RAJA

Setiap kelompok atau organisasi mempunyai peraturan yang mengatur tata tertib dan hubungan baik sesame anggota maupun anggota dengan pimpinannya. Peraturan tersebut ada yang tertulis dalam bentuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Dalam kehidupan yang modern ini dapat disamakan dengan Undang-Undang dan peraturan pelaksanaan. Kemudian yang tidak tertulis dinamakan peraturan adat-istiadat. Dapat juga disebut konvensi atau etika. Walaupun tidak tertulis namun tetap dihormati, dipatuhi, dilaksanakan dan berlaku mengikat antara sesamaanggota dan pimpinannya.Pada masa prasejarah, masyarakat Bolaang Mongondow yang hidup berkelompok-kelompok dan tersebar diberbagai tempat, juga telah memiliki peraturan adat-istiadat yang dibuat, disepakati dan disahkan melalui ikrar dan sumpah bersama. Peraturan tersebut tidak dibuat tertulis karena pada waktu itu belum ada penduduk yang dapat membaca dan menulis.Kedatangan orang-orang seperti Portugis, Spanyol, Belanda, India, Tiongkok dan saudagar Gujarat dari Timur Tengah telah dapat mempengaruhi masyarakat kearah dapat membaca dan menilis. Tidak itu saja, tetapi adat-istiadatpun tidak terlepas dari pengaruh budaya dan agama yang dibawah serta oleh opera pendatang tersebut diatas.Kehadiran orang-orang yang dapat membaca dan menulis, telah dapat menjadikan peraturan-peratura (hokum) adat yang serba tidak tertulis dibuat menjadi tertulis. Sebagai pendahulu adalah tul8isan orang-orang belanda yang tinggal lama di Indonesia hususnya di Bolaang Mongondow seperti W. DUNNEBIER dan suku-suku lain yang sudah terlebih dahulu dapat menilis dan membaca.Berdasarkan perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat yang selalu berubah, maka penulis membagi kutipan-kutipan peraturan (hokum) adat atau adat istiadat suku bangsa Bolaang Mongondow dalam tiga (3) masa yakni :

A.MASA KEPUNUAN MOKODOLODUTMasa ini adalah peletakan dasar-dasar atau pondasi tempat bertumbuhnya peraturan-peraturan (hokum) adat yang lahir kemudian. Semua penduduk dan pimpinannya sudah memiliki peraturan yang berlaku bagi mereka.B.MASA PEMERINTAHAN TADOHE atau ABO SADOHEMasa ini adalah persiapan dari pemerintahan kepunuan ke pemerintahan kerajaan dengan Datu atau Raja sebagai kepala pemerintahannya.Atas prakarsa TADOHE yang dibantu oleh para Bogani dengan tokoh-tokoh masyarakat disusunlah kodipikasi peraturan (hukum) adat di Bolaang Mongondow dalam satu paket yang bersejarah yakni PERJANJIAN PALOKO DAN KINALANG.C.MASA PEMERINTAHAN DATU CORNELIS MANOPPOMASA PEMERINTAHAN DATU CORNELIS MANOPPO adalah Raja Kerajaan Bolaang Mongondow yang ke XVI. Selama pemerintahan raja-raja sebelunya sudah tentu tidak sedikit perubahan-perubahan berupa