sejarah j. henry dunant sebuah kenang-kenangan di …

86
SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI SOLFERINO HALM PUSTMtA

Upload: others

Post on 22-Dec-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

SEJARAH

J. HENRY DUNANT

SEBUAHKENANG-KENANGANDI SOLFERINO

HALM PUSTMtA

Page 2: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

CONTOH BUKU \

SEBUAHKENANG-KENANGAN

Dl SOLFERINO

Page 3: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

SEBUAHKENANG-KENANGAN

Dl SOLFERINO

olehJ. Henry Dunant

BALAI PUSTAKA Jakarta 1993

Page 4: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

945.Duns

Perum Penerbitan dan Percetakan: BALAI PUSTAKA

BP No. 1827

Hak pengarang dilindungi undang-undang

Cetakan pertama -1950 Cetakan kedua -1993

08Dunant, J.Henry

Sebuah kenang-kenangan di Solferino/J. Henry Dunant. - cet 2. - Jakarta : Balai Pustaka, 1993.

86 him. : ilus. ; 21 cm.( Seri BP no 1827 ).

1. Sejarah - Itali. I. Judul II. Seri.

ISBN 979-407-518-3

Perancang Kulit: Adjie Soesanto

Page 5: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

KATA PENGANTAR

Dengan berkembangnya perhatian terhadap usaha kepalang- merahan di negeri kita ini, Pengurus Besar Palang Merah Indo­nesia mengganggap perlu mempersembahkan terjemahan buku yang ditulis oleh Henry Dunant, ialah Bapa pergerakan Palang Merah.

Jiwa pergerakan ini timbul di dalam medan peperangan, di dalam lumuran darah, tangis dan jeritan, yang disebabkan oleh penderitaan yang tak terhingga.

Henry Dunant, seorang warga kota Geneve, mengalami di tahun 1859 akibat pertempuran di medan perang dekat kota Solferino di Italia. Oleh karena jumlahnya dokter-dokter dan juru rawat sama sekali tak mencukupi, maka penderitaan perjurit- perjurit yang luka, tak dapat dilukiskan; mereka bergelimpangan di segala sudut medan-perang, tinggal sendiri dengan rasa sakitnya, dengan rasa lapar dan haus, menunggu ajalnya, yang dengan sangat perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, mendekatinya!

Keluhan, rintihan, jeritan dan teriakan yang mengharukan, mengisi udara siang dan malam. Kesan yang tercantum di dalam sanubari Henry Dunant itu tentang apa yang dilihat dan di- dengarnya di medan peperangan itu, dilukiskannya dengan kata- kata, yang bagaikan ditulis dengan darah-hatinya sendiri, di dalam sebuah buku yang bernama "Un Souvenir de Solferino" atau Kenang-Kenangan di Solferino. Isinya buku ini menggoncangkan perasaan seluruh bagian dunia yang beradab dan memberi dorongan akan mencari usaha untuk memperbaiki nasib orang- orang yang luka di dalam peperangan.

Pengurus Besar Palang Merah Indonesia mengharapkan, supaya terjemahan ini mendapat perhatian sepenuhnya dari seluruh rakyat kita, untuk memperdalam pengertian terhadap usaha perikemanusiaan.

Balai Pustaka

SEBUAH KENANG-KENANGAN - 2 5

Page 6: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

S A M B U T A NPengalaman seorang muda yang berlatar belakang kehidupan

sebagai pengusaha ternyata sedemikian luas dan abadi pengaruh kemanusiaannya. Jean Henry Dunant yang tersentuh perasaannya ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri korban pe- perangan yang beribu-ribu di Solferino.

Sebenarnya ia sedang mengadakan perjalanan bisnis yaitu dalam rangka mencari izin perluasan usaha penggergajian kayu di Algier, tetapi sejarah menentukan bahwa ia kebetulan harus menyaksikan penderitaan dari para korban peperangan.

Pengalaman pahit dipandang dari sudut kemanusiaan itu ia tulis . ke dalam sebuah buku yang diberi nama "SEBUAH KENANG-KENANGAN DI SOLFERINO" sedemikian rupa pengaruhnya sehingga mampu mengundang orang-orang lain untuk merenung dan memikirkan upaya kemanusiaan yang lebih konsepsional dan berwawasan luas serta jauh ke depan.

Buku tersebut yang menjadi salah satu dasar yang paling utama dari pembentukan Organisasi Kemanusiaan yang disebut gerakan "PALANG MERAH"

Buku "SEBUAH KENANG-KENANGAN DI SOLFERINO"sangat baik dijadikan bacaan oleh anggota PMI, anggota KSR-PMI maupun para remaja yang tergabung dalam PMR. Juga akan sangat menarik sekali bagi mereka yang mengabdi di bidang kemanusiaan pada umumnya.

Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA

Sekretaris Jenderal,

Soetikno Loekitodisastro Bc.HK

6

Page 7: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Sebuah karangan J. Henry Dunant yang tidak pernah diumumkan

SOLFERINO

Saya tidak pernah mengatakan bahwa saya telah melihat peperangan San Martino dan Solferino. Ini suatu hal yang tak dapat dibanggakan oleh seorang pun, karena pertempuran semacam itu tak pernah dapat dilihat, melainkan hanya dapat didengar gemuruhnya saja, Yang saya lihat ialah kekejaman Solferino. di kota kecil Castiglione della Pieve, dekat tempat peperangan besar yang dimulai tanggal 24 Juni (1859). Di situlah asal mulanya timbul dalam hati saya belas kasihan, perasaan ngeri dan iba hati yahg menjadikan saya seorang "Samaritan Solferino". nama yang diberikan orang kepada saya, karena saya telah berusaha menjadi orang yang berguna, seperti yang saya ceritakan dalam buku saya.

Buku yang saya tulis itu adalah suatu lukisan yang sebenarnya dari akibat kekejaman-kekejaman yang telah saya lihat, tetapi maksudnya perlulah rasanya dijelaskan. Bukanlah niat saya untuk membuat laporan tentang peperangan besar itu; apa yang saya ceritakan tentang hal itu hanya dapat dianggap sebagai kata pendahuluan yang perlu pada waktu buku saya diterbitkan.

Saya harap hal itu jelas hendaknya. Buku itu hendak saya namakan: "Sebuah Kenang-Kenangan di Solferino" (A Memory of Solferino), dan bukan "Beberapa Kenang-Kenangan di Solferino" (Memories of Solferino), karena yang menggerakkan hati saya ialah kenang-kenangan akan keadaan beribu-ribu serdadu luka yang mengerikan hati, yang saya lihat dibawa ke Castiglione dari pelbagai medan peperangan pada tanggal 24 Juni. Tidak pernah saya mengatakan, bahwa saya adalah se.orang penulis sejarah, karena saya memang bukan seorang penulis sejarah. Yang saya ceritakan sebagai kata pengantar, hanya hal-hal yang telah diketahui oleh setiap orang tentang hari yang terkenal itu. Ini adalah kata pendahuluan yang perlu untuk karangan saya. Saya tidak bermaksud untuk mepulis sebuah kisah perjalanan, pun tidak

7

Page 8: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

ingin menarik perhatian masyarakat terhadap diri saya. Sedapat mungkin saya mencoba berbuat biasa saja dan hal ini diketahui dan diakui oleh Jenderal Trochu dalam sebuah pertemuan panitia yang dipimpinnya di rumah Hertog de Fesensac. Jenderal yang mulia itu berkata ketika saya ada di situ, "Yang telah diceritakan oleh Tuan Dunant itu hanyalah sebagian saja dari yang terjadi sebenarnya."

Ini dikatakannya kepada saya di Rue d'Astorg, yaitu di tempat Tuan Francois Bartholomy, Presiden Orleans Railroad, telah meminjamkan ruangan persidangan dewan perusahaan kereta api, beberapa minggu sebelum dilangsungkan pertemuan umumpertama antara anggota-anggota yang mendirikan panitia di Rue de Londres. Graaf Emmanuel le Camus, Sekretaris Jenderal Charity Organization Society, adalah satu-satunya orang yang masih hidup dari masa permulaan itu.

Di Cavriana saya telah diterima dengan manis oleh Tuan Charles Robert, seorang pembesar Dewan Negara yang telah dibawa oleh Kaisar ke medan perang, sebagai salah seorang sekretarisnya, dan ia sangat menyatakan simpatinya ketika saya ceritakan kepadanya bagaimana ngerinya keadaan serdadu-serdadu luka, yang telah saya lihat di Castiglione.

[Karangan ini diberikan kepadaPalang-Merah Amerika oleh M.Maurice Dunant dari Geneva]

8

Page 9: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

SEBUAH KENANG-KENANGAN Dl SOLFERINO

Setelah berhasil dapat direbut kemenangan di Magenta, pintu gerbang kota Milan terbukalah bagi tentara Perancis. Bangsa Italia karena itu bukan kepalang gembiranya dan kegirangannya sampai k$ puncaknya. Penduduk Pavia, Lodi dan Cremona telah melihat tentara yang membebaskan mereka dan dengan sukacita diucap- kannya selamat datang. Angkatan Perang Austria yang telah mengundurkan diri dari tempat-tempat kedudukannya di Adda, Oglio dan Chiese, telah membentuk kembali tentara yang kuat di tepi Sungai Mincio untuk melakukan serangan pembalasan atas kekalahannya, di bawah pimpinan Kaisar Austria sendiri yang muda dan gagah berani.

Padatanggal 17 Juni tibalah Raja Victor-Emmanuel di Brescia, disambut dengan gembira oleh rakyat yang telah tertindas sepuluh tahun lamanya dan yang mengharap akan kedatangan putra Charles Albert sebagai pembela dan pahlawan mereka. Keesokan harinya Napoleon III masuk ke kota itu secara besar-besaran, disambut oleh rakyat dengan penuh semangat. Seluruh rakyat bersuka hati mendapat kesempatan untuk menunjukkan terima kasihnya kepada pemerintah yang datang menolong mereka mengembalikan kebebasan dan kemerdekaan.

Pada tanggal 22 didudukilah kota Lonato, Castenedolo dan Montechiaro, dan pada tanggal 23 malam Kaisar selaku panglima tertinggi memberikan perintah yang jelas kepada balatentara Raja Victor Emmanuel, yang sedang berkemah di Desenzano sebagai sayap kiri Tentara Sekutu, untuk menyerang Pozzolengo pada pagi hari tanggal 24. Dalam pada itu Marsekal Baraguey d'Hilliers harus pergi ke Solferino, Marsekal Hertog Magenta ke Cavriana; Jenderal Niel harus menuju’ ke Guidizzolo dan Marsekal Canrobert ke Medola, sedangkan Tentara pengawal Kaisar diperintahkan ke Castiglione Tentara gabungan itu berjumlah 150 ribu orang dan mempunyai 400 pucuk meriam.

9

Page 10: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Kaisar Austria di Lombardia dapat menggunakan sembilan korps tentara, terdiri dari kira-kira 250 ribu orang, sedang tentara itu akan ditambah dengan garnisun di Verona dan Mantua. Sesudah tentara Kaisar itu meninggalkan Milan dan Brescia, maka atas nasihat Marsekal besar Baron Hess, tentara itu mundur dengan teratur dengan maksud untuk memusatkan segenap tentara Austria yang ada di Italia waktu itu, antara Sungai Adige dan Sungai Mincio. Tetapi jumlah tentara yang dapat digunakan untuk bertempur hanya terdiri dari tujuh korps yang berjumlah 170 ribu orang, bersenjatakan kira-kira 500 pucuk meriam.

Markas besar Kaisar dipindahkan dari Verona ke Vila Franca, sesudah itu ke Valeggio, dan perintah telah diberikan untuk menyeberangi Sungai Mincio di Peschierra, Salionze, Valeggio, Perri, Goito dan Mantua. Bahagian yang terbesar dari tentara itu mengambil kedudukan antara Pozzolengo dan Guidizzolo, dengan maksud untuk menyerang tentara Franco-Sardinia antara Sungai Mincio dan Sungai Chiese menurut anjuran beberapa Marsekal- besar yang berpengalaman.

Tentara Austria di bawali pimpinan Kaisar merupakan dua pasukan; yang pertama dipimpin oleh Marsekal besar Graat Wimpffen dan masuk dalamnya pasukan-pasukan yang dipimpin oleh Prins Edmond von Schwarzenberg, Graat Schaffgotsche dan Baron von Veigl, demikian juga pasukan berkuda Graat Zedtwitz. Tentara itu merupakan sayap kiri dari angkatan perang dan menempati kedudukan di dekat Volta, Guidizzolo, Medola dan Castel Goffredo. Angkatan perang kedua dipimpin oleh Jenderal Graat Schlick: di dalamnya termasuk pasukan-pasukan yang dipimpin oleh Marsekal-marsekal besar Graat Clams Gallas, Graat Stadion, Baron von Zobel dan Ritter von Benedek dan juga divisi berkuda Graat Mensdorff. Ini adalah sayap kanan yang mem- pertahankan Cavriana, Solterino, Pozzolengo dan San Martino.

Jadi pada pagi hari tanggal 24 Juni tentara Austria menduduki tiap-tiap tempat penting antara Pozzolengo, Solterino, Cavriana, dan Guidizzolo. Mereka menempatkan sejumlah meriam besar- besar di sepanjang barisan bukit-bukit untuk melakukan penyerbu- an secara besar-besaran, dan memberi kesempatan kepada sayap kanan dan- sayap kiri untuk mundur jika perlu, dengan dilin.dungi oleh bukit-bukit yang diperkuat dengan meriam-meriam itu, se- hingga dianggap tidak akan dapat direbut oleh musuh.

10

Page 11: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Walaupun kedua pihak maju menghadapi masing-masing, ke- dua angkatan perang itu tidak mengira akan dapat bertempur begitu lekas. Tentara'Austria mengharap, bahwa hanya sebahagi- an dari angkatan perang Sekutu menyeberangi Sungai Chiese; mereka tidak dapat mengetahui siasat Kaisar Napoleon dan keterangan yang mereka dapat pun tidak teliti.

Tentara Sekutu pun tidak menduga akan tiba-tiba berhadapan dengan tentara Kerajaan Austria. Penyelidik-penyelidik, pengamat- pengamat dan pembawa kabar mereka serta balon-balon yang dinaikkan pada tanggal 23 tidak memberikan tanda-tanda bahwa akan dilakukan penyerangan pembalasan ataupun penyerbuan. -

Jadi walaupun kedua belah pihak siap dan menunggu pe- perangan besar yang tidak lama akan berkobar-kobar, pertemuan antara pasukan Austria dan pasukan Franco-Sardinia pada hari Jumat tanggal 24 Juni adalah peristiwa yang sebenarnya tidak disangka-sangka, karena kedua belah pihak salah dalam mem- perhatikan gerak-gerik lawannya.

Setiap orang telah mendengar atau membaca beberapa kisah peperangan Solferino. Peperangan itu demikian jelasnya tinggal dalam ingatan. sehingga tiap-tiap orang tidak akan melupakannya, lebih-lebih karena akibat-akibat pertempuran peperangan pada hbri itu masih terus dirasakan di beberapa negara di Eropa.

Saya hanya seorang turis saja dan sekali-kali tidak bersangkut paut dalam perselisihan yang besar itu; tetapi saya telah mendapat kesempatan yang luar biasa, karena kebetulan menyaksikan sendiri kejadian-kejadian yang mengharukan itu. Dalam halaman ini saya hanya menuliskan kesan-kesan saya sendiri. sebab itu hal-hal yang mengenai urusan kecil-kecil tidak ada dalamnya, demikian pula keterangan-keterangan tentang pertahanan; tentang hal itu dapat dibaca dalam karangan-karangan lain.

Pada tanggal 24 Juni yang tidak dapat dilupakan itu lebih dari 300 ribu serdadu berdiri berhadap-hadapan; garis peperangan 24 km panjangnya dan perkelahian berlangsung lebih dari 15 jam.

Angkatan Perang Austria pada tanggal 23 satu malam terus- menerus berjalan dan menderita payah dan sukar. sebelum mereka menangkis serangan yang sengit dari tentara Sekutu pada tanggal 24 pagi hari. Sesudah itu mereka ditimpa hawa yang amat panas pula, menderita lapar dan haus; boleh dikatakan. pada hari Jumat itu mereka. sehari-harian tidak diberi ransum, kecuali minuman keras. yang didapat mereka lebih dari biasa. Tentang

11

Page 12: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

tentara Perancis, mereka sudah berjalan sebelum dinihari dan belum mendapat apa-apa, selain secangkir kopi. Sebab itu setelah pertempuran yang dahsyat itu berakhir, tentara yang berperang itu, iebih-lebih mereka yang mendapat luka, payah sekali keadaannya.

Kira-kira pukul 3 malam, pasukan pertama dan kedua yang dipimpin oleh Marsekal Baraquey d'Hilliers dan Mac Mahon maju untuk menyerbu ke Solferino dan Cavriana, tetapi baru saja ibu pasukan mereka meliwati Castiglione, mereka sudah bertemu dengan tentara Austria yang berjaga-jaga di sebelah muka dan telah siap sedia untuk menahan gerakan mereka.

Kedua belah pihak membunyikan tanda bersiap; di semua penjuru terompet dan genderang berbunyi menyatakan pertempur­an sudah dimulai. Kaisar Napoleon yang bermalam di Montechiaro terus menuju ke Castiglione. -

Pukul enam pagi penembakan sengit dimulai. Tentara Austria maju dengan membawa bendera-bendera perang berwarna kuning dan hitam memakai Garuda Kerajaan Jerman, berkibar-kibar di atas pasukan-pasukan mereka yang berpakaian putih.

Di antara pasukan-pasukan yang turut dalam peperangan ini tentara pengawal Perancis kelihatan sesungguhnya gagah sekali. Cuaca amat terang dan pakaian mereka kilau-kilauan kena sinar matahari. Ketika gerakan baru dimulai, Kaisar Frans Joseph telah meninggalkan markas besarnya dan pindah ke Volta dengan stafnya. la ditemani oleh Aartshertog turunan Lorraine, di antara- nya Groothertog Tuscanie dan Hertog Modena.

Pertempuran pertama terjadi di suatu tempat yang sulit dan asing sama sekali bagi tentara Sekutu. Angkatan Perang Perancis dalam hal itu terpaksa membuat jalan antara pohon-pohon kertau yang diseling dengan tanaman buah anggur yang mengalangi perjalanan mereka.

Di beberapa tempat terdapat selokan-selokan kering dan barisan pohon-pohonan yang kira-kira tiga sampai lima kaki tinggi- nya. lebar pada pokoknya dan runcing ujungnya. Kuda mereka harus melompati pohon-pohonan dan selokarvselokan itu. Tentara Austria, dari kedudukan mereka di pegunungan yang sangat menguntungkan mereka, menembaki tentara Perancis dengan meriam dan menghujani mereka dengan granat dan kartets. Tanah dan debu beterbangan menjadi awan tebal meliputi bumi, ber- campur dengan asap bedil dan meriam. Dalam hujan peluru yang dahsyat dan membawa maut itu, tentara Perancis maju terus12

Page 13: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

laksana angin taufan untuk merebut kedudukan yang hendak ditujunya

Makin tinggi hari, makiri bertambah panas, perkelahian di ber- bagai medan perang kian bertambah hebat pula. Kedua tentara itu bertempur bagaikan dua gelombang besar yang bertumbuk dalam maju ke muka; resimen Perancis menyerbu dalam gerombolan- gerombolan kecil ke tengah-tengah pasukan Austria, tetapi tentara Austria tetap diperkuat dan dapat menahan tiap-tiap serangan dengan kekuatan seperti tembok baja.

Beberapa divisi melemparkan ranselnya masing-masing, supa- ya lebih leluasa dapat bergerak menyerang musuhnya dengan bayonet. Jika satu batalion kalah, maka yang lain lekas datang menggantikannya. Tiap-tiap tanah yang ketinggian, tiap-tiap bukit dan tiap-tiap jurang menjadi tempat perkelahian dahsyat; mayat bertumpuk-tumpuk di lembah dan bukit.

Di sini terjadilah pertempuran seorang lawan seorang dengan segala kebuasannya dan kengeriannya; tentara Austria dan tentara Sekutu masing-masing menginjak lawannya, bunuh-membunuh, memukul musuhnya dengan pangkal senapannya, saling meretas perut lawannya dengan pedang dan bayonet terhunus. Mereka saling tak mau memberikan ampun, sehingga medan perang itu merupakan suatu tempat penyembelihan besar-besaran, suatu perkelahian antara binatang-binatang buas. yang telah menjadi gila karena melihat darah. Bahkan yang luka sekalipun berkelahi sampai napas penghabisan Jika mereka tak bersenjata lagi, maka musuhnya dicekiknya dengan tangannya. digigitnya kerongkong- annya.

Tidak jauh dari situ terjadi lagi pembunuhan yang lebih kejam, yakni ketika pasukan berkuda mulai menyerbu dan kuda-kuda itu menginjak-injak badan serdadu-serdadu yang luka dan mati. Seorang serdadu luka terpijak sehingga bercerai tulang rahangnya; seorang lagi hancur kepalanya; yang lain pula, yang kebetulan dapat tertolong. runtuh dadanya. Kutuk dan teriak karena marah dan jerit karena putus asa bercampur menjadi satu dengan ringkik kuda.

Kemudian datanglah pasukan meriam yang maju dengan cepat di belakang pasukan berkuda itu dan serdadu yang telah mati atau luka-luka jadi terinjak-injak. Kepala manusia banyak yang hancur digiling roda, kaki dan tangan patah, badan manusia hancur tidak berbentuk lagi: tanah sunggtih-sungguh basah dengan darahSEBUAH KENANG-KENANGAN - 3 13

Page 14: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

dan medan perang penuh dengan bagian-bagian badan manusia.Pasukan-pasukan Perancis mendaki bukit dengan kegiatan

dan keberanian yang luar biasa sedang tentara Austria menghujani mereka dengan peluru. Beberapa detasemen tentara pilihan yang sudah lelah karena pertempuran dan mandi keringat dan baru saja sampai di puncak sebuah bukit, terus saja menyerbu ke tengah- tengah tentara Austria dan berusaha mengusir mereka dari jurusan lain dan menceraiberaikan dan mendorong mereka ke dalam jurang dan selokan. Kedudukan tentara Austria adalah sarigat baik karena mereka dapat bersembunyi di dalam gedung-gedung dan gereja-gereja di Medola, Solferino dan Cavriana. Tetapi hal itu tidaklah menahan serangan itu, atau menguranginya. Dalam per­tempuran itu terjadi pembunuhan besar-besaran dan pe- nyembelihan yang dilakukan seorang lawan seorang; setiap jengkal tanah direbut dengan ujung bayonet, setiap kedudukan dipertahankan mati-matian. Dusun-dusun direbut serumah demi serumah dan selapangan demi selapangan, dan pada setiap pintu, jendela dan pekarangan terjadi penyembelihan.

Dalam tentara Austria terjadi kekalutan karena kartets tentara Perancis, yang berhasil mengenai sasarannya. Tembakan itu menyebabkan banyak serdadu gugur di gunung-gunung malahan menimbulkan juga kerugian pada tentara cadangan Jerman yang jauh dari situ. Tetapi jika tentara Austria terpaksa mundur, mereka hanya mundur sedikit saja dan kemudian maju lagi: mereka selalu berkumpul lagi dan diceraiberaikan lagi oleh musuh. Di medan perang debu dari jalan raya ditiup angin ke udara, awan menjadi gelap sehingga pasukan-pasukan yang berkelahi tak dapat lagi melihat.

Sekali-sekali pasukan-pasukan yang berkelahi itu berhenti sebentar, akan tetapi hanya untuk mulai lagi dengan lebih hebat. Lobang-lobang dalam garis pertahanan Austria yang diserbu dengan sengit oleh tentara Perancis, terus diisi dengan pasukan- pasukan baru. Genderang dan terompet pada kedua pihak berganti-ganti dibunyikan untuk menyerbu.

Pasukan Pengawal yang gagah berani tandingnya hanya pasukan berjalan kaki dan pasukan yang ada di garis pertahanan. Pasukan Zouave maju ke muka dengan bayonet terhunus, menerkam sebagai binatang buas sambil berteriak-teriak. Pasukan berkuda Perancis menyerang pasukan berkuda Austria; mereka tusuk-menusuk, tetak-menetak. bahkan kuda mereka pun turut

14

Page 15: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

pula bertempur, menyerang dan menggigit kuda lawannya, sedang tuannya saling memukul dan menikam.

Peperangan itu sampai sedemikian hebatnya, sehingga apa- bila peluru habis dan bedil mereka patah, serdadu-serdadu itu ber- kelahi dengan batu atau mempergunakan tinjunya. Bangsa Kroatia, kalau dapat menguasai musuhnya, terus saja membinasakannya; mereka membunuh serdadu-serdadu sekutu yang mendapat luka dengan gagang bedilnya. Sebaliknya serdadu-serdadu Algeria be- gitu pula, dan meskipun pemimpin-pemimpin mereka berusaha mengekang kebuasan mereka itu, mereka tak memberi ampun kepada serdadu-serdadu dan opsir-opsir Austria yang mendapat luka. Barisan musuh diserangnya sambil mengaum-ngaum sebagai binatang buas dan sambil berteriak-teriak mengerikan.

Kedudukan yang kuat berganti-ganti direbut dan diserahkan, kemudian direbut kembali hanya untuk dilepaskan dan direbut pula. Di segala medan peperangan serdadu yang gugur banyak- nya ribuan bilangan dengan luka-luka hebat di badannya, kena peluru dan granat dari segala macam.

Peninjau yang ada di atas bukit sekeliling Castiglione walau- pun tak dapat melihat dengan jelas bagaimana jalan peperangan, akhirnya akan dapat memastikan bahwa tentara Austria sedang mencoba menembus pusat pertahanan tentara Sekutu dengan maksud untuk melambatkan dan menghalangi penyerangan ter- hadap Solferino. Karena Solferino itu mempunyai kedudukan yang baik sekali, dengan sendirinya kota itu menjadi pusat pertempuran. Dalam pada itu dapat diterka, bahwa Kaisar Perancis mencoba mengadakan hubungan antara pelbagai korps tentaranya, supaya mereka dapat saling memberi bantuan.

Kaisar Napoleon, setelah melihat keadaan peperangan deng­an teliti mengertilah, bahwa tentara Austria pimpinannya dan pu- satnya kurang kuat. Berhubung dengan itu maka diperintahkan- nya pasukan-pasukan Baraquey d’Hilliers dan Mac Mahon, kemu­dian pasukan pengawalnya sendiri di bawah pimpinan Marsekal Regnaud de Saint-Jean d'Angely yang gagah-perwira, supaya serentak menyerang pertahanan di Solferino dan San Cassiano. Maksudnya ialah untuk menembus pusat garis pertahanan, yang dibentuk oleh pasukan-pasukan'Stadion, Clam-Gallas dan Zobel, yang datang berturut-turut untuk mempertahankan kedudukan yang penting itu.

15

Page 16: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Marsekal Benedek, seorang panglima yang gagah-berani dan pantang mundur, sudah sehari-harian terns menghadapi tentara Sardinia di San Martino hanya dengan sebagian dari tentara Austria kedua. Karena rajanya hadir, Marsekal itu seolah-olah mendapat tenaga baru dan berperang dengan gagah-perwira di bawah pimpinannya.

Sayap kanan tentara Sekutu, terdiri dari pasukan-pasukan di bawah pimpinan Jenderal Niel dan Marsekal Canrobert, mati-mati- an mempertahankan diri terhadap Pasukan Jerman ke-1 yang di- pimpin oleh Hertog Wimpffen. Pasukan-pasukan Schwarzenberg, Schaffgotsche dan Veigl tak berhasil untuk bertindak bersama- sama.

Marsekal Canrobert waktu pagi tidak memerintahkan pasukan- pasukannya untuk bertempur, akan tetapi dicadangkannya dahulu. Hal ini ada sebabnya dan lagi sesuai benar dengan perintah Napoleon. Akan tetapi walaupun begitu, sebagian besar dari tentaranya, yakni divisi Renault dan Trochu dan pasukan berkuda Jenderal Partouneaux, akhirnya turut berperang juga. Pada mulanya Marsekal Canrobert mundur karena ia menyangka bahwa pasukan Prins Edward von Liechtenstein akan menyerangnya (pasukan ini, yang tidak masuk salah satu dari kedua tentara Austria, berangkat dari Mantua pada pagi hari itu dan ditakuti oleh Kaisar Napoleon) akan tetapi pasukan ini telah lumpuh karena ketakutan, ketika salah satu pasukan Prins Napoleon datang, yakni divisi Autemarre yang datang dari Piacenza.

Jenderal Forey dan Jenderal de Ladmirault dengan tentaranya yang gagah berani berperang di garis depan pada hari yang terkenai itu. Setelah berperang mati-matian, mereka berhasil merebut bukit-bukit dan tanah-tanah tinggi yang menuju ke Gunung Cypres yang indah-permai, yaitu yang kekal dalam sejarah, karena kejamnya pembunuhan di situ, seperti juga benteng dan kuburan Solferino. Akhirnya dapatlah Gunung Cypres itu direbut dari tangan musuh, dan di puncak gunung itu Kolonel d'Auvergne memasang sebuah saputangan di ujung pedangnya sebagai tanda kemenangan.

Akan tetapi kemenangan itu telah meminta kurban yang besar sekali dari tentara Sekutu. Jenderal Ladmirault patah pundaknya kena tembakan; akan tetapi sungguh pun demikian ia hampir- hampir tidak mau membuang waktu untuk dibalut dalam gereja di sebuah dusun kecil. Walaupun lukanya berat, ia kembali lagi16

Page 17: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

dengan berjalan kaki ke medan pertempuran dan sedang meng- gembirakan hati anak buahnya, kakinya sebelah kiri kena lagi oleh peluru.

Jenderal Forey yang tinggal tenang dan sama sekali tidak gugup menghadapi segala kesulitan, luka di pahanya. Lain dari- pada itu mantel yang putih ditembus peluru sedang disisinya ajudan-ajudannya kena tembak. Salah seorang daripadanya yakni Kapten Kervenoel yang baru berusia 25 tahun hancur kepalanya kena granat.

Di kaki Gunung Cypres, Jenderal Dieu jatuh dari kudanya dan luka parah ketika ia sedang mengayunkan tangannya menyuruh maju tentaranya. Jenderal Douay juga mendapat luka dan tak jauh dari situ saudaranya, Kolonel Douay, tewas. Brigadir Jenderal Au­ger kena peluru lengan kirinya hingga hancur; ia mendapat pang- kat Kepala Divisi dalam pertempuran, tetapi jiwanya melayang.

Opsir-opsir Perancis yang memimpin pasukan dengan pedang terhunus dan membangkitkan semangat dan keberanian serdadu- serdadunya dengan memberi contoh, satu persatu tewas di muka tentaranya, karena bintang-bintang dan tanda-tanda militer lainnya yang dipakai mereka, menjadi sasaran bagi pasukan Infanteri Tyrol.

Pertempuran itu sesungguhnya menyedihkan dan mengerikan. Dalam Resimen Infanteri Afrika yang pertama, Letnan Kolonel Laurans des Ondes sekonyong-konyong jatuh karena luka se- hingga tewas; di samping itu Letnan ke-2 de Salignac Fenelon yang baru saja berumur 22 tahun, berhasil menceraikan suatu tentara Austria, akan tetapi ia harus membayar perbuatannya yang gilang-gemilang itu dengan jiwanya. Kolonel de Maleville diserang di Casa Nova dengan tentara yang lebih banyak, sedang peluru serdadu-serdadunya telah habis. Seraya memegang bendera resimen, ia maju ke muka dalam hujan peluru musuh dan berteriak, "Setiap orang yang mencintai benderanya, ikutilah saya!'1" Ser­dadu-serdadunya yang telah lemah karena lelah dan lapar, maju mengikuti pemimpinnya dengan bayonet terhunus. Kaki de Male­ville patah kena peluru, akan tetapi walaupun penderitaannya amat hebat, ia disuruh pegangnya oleh orang lain supaya jangan jatuh dari kudanya dan terus memimpin pasukannya. Tak jauh dari situ, Hebert yang sedang memimpin batalyonnya gugur ketika membela benderanya. Sebelum ia meninggal, sedang ia terhantar dan per­tempuran dilakukan sehebat-hebatnya, masih ia berseru kepada

17

Page 18: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

serdadu-serdadunya, "Maju terus!"Di atas bukit yang dijadikan benteng dekat Solferino, Letnan

Moneglia dari pasukan Infanteri dari tentara pengawal, dengan tiada bantuan telah merebut enam buah meriam, empat di antaranya dengan memakai kuda-kudanya. Kolonel Austria yang mengepalai pasukan-pasukan meriam itu menyerahkan pedang kepadanya. Letnan de Guiseul yang mernegang bendera resimen, dengan batalyonnya dikurung oleh tentara musuh yang 10 kali lebih besar. la kena tembak dan ketika ia jatuh ke tanah dipegangnya bendera yang dicintarnya itu kuat-kuat. Seorang sersan yang mengambil bendera itu untuk menjaga jangan sampai direbut oleh musuh, hancur kepalanya kena peluru meriam; seorang kapten lainnya yang kemudian menjaga bendera pasukan itu kena tembak pula sehingga bendera itu berlumuran darah. Setiap orang, baik opsir maupun serdadu biasa, yang mernegang bendera itu berturut-turut kena tembak, akan tetapi sampai saat yang terakhir, bendera yang mereka junjung tinggi itu terpelihara juga dan ketika perang berhenti bendera itu tetap ada di tangan seorang sersan-mayor dari resimen Kolonel Abatucci.

Mayor de la Rochefoucault Liancourt, seorang opsir pasukan berkuda Afrika yang gagah-berani, menyerbu ke dalam barisan Hongaria, akan tetapi kudanya tembus kena peluru sedang ia sendiri jatuh karena mendapat luka dan ditawan oleh tentara Hongaria yang sudah dapat membentuk barisannya kembali.

Prins Karloon Windisch-Graetz, seorang kolonel Austria yany perwira, dengan tentaranya tak berhasil merebut kembali ke- dudukannya di Casa Nova dekat Guidizzolo. Prins yang malang itu, sebagai seorang pahlawan yang utama, pantang mundur, bahkan ketika ia telah luka parah, masih terus juga memberikan perintah. Serdadu-serdadunya memangkunya dengan tangannya, berdiri menahannya dalam hujan peluru. Mereka tahu bahwa akan mati, akan tetapi mereka tidak mau meninggalkan kolonelnya yang dicintai dan dihormatinya itu, sampai ia rnenghembuskan napas yang penghabisan.

Marsekal-besar Hertog Crenneville dan Marsekal-besar Hertog Palffy juga luka parah ketika berperang dengan gagah-berani, begitu juga halnya dengan Marsekal-besar Blomberg dan Jenderal- Mayor Baltin dari pasukan Baron von Veigl. Baron Sturmfeder, Baron Pidoll dan Kolonel Mumb gugur di medan pertempuran. Letnan von Steiger dan von Fischer tewas sebagai pahlawan, tidak18

Page 19: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

jauh dari Prins Isenburg yang hampir tak bernyawa lagi, tetapi untung dapat ditolong dan diangkut dari medan perang.

Marsekal-besar Baraguey d'Hilliers yang diikuti oleh Jenderal- Jenderal Leboeuf, Bazaine, de Negrier, Donay, d’Altou dan Forgeot dan Kolonel-Kolonel Cambriels dan Micheler menuju ke dusun Solferino. Dusun itu dipertahankan oleh Hertog Stadion dan Marsekal-Marspkal-besar Palffy dan Sternberg; di bawah pimpinan mereka Brigade-Brigade Bils, Puncher Caal, Koller dan Festetics berhasil menangkis serangan-serangan yang hebat sekali untuk beberapa lama. Dalam penyerbuan itu patut dipuji tindakan Jenderal Camou dengan barisan infanteri ringan dan juru-juru tembaknya, begitu juga Kolonel Brincourt dan de Taxis yang mendapat luka dan Letnan Kolonel Hemard yang dua kali kena tembak di dadanya.

Jenderal Desvaux yang gagah-berani dan tabah hati yang memimpin pasukan berkuda, bertemu dengan pasukan infanteri Hongaria yang menyerangnya dengan kejam. la selalu ada di muka tentaranya dan menyerang barisan-barisan de Veigl, Schwarzenberg dan Schaffgotsche untuk membantu penyerangan Jenderal Trochu di Guidizzolo dan di Rebecco. Dalam sektor itu juga Jenderal Morris dan Jenderal Partouneaux berjasa dalam pertempuran melawan pasukan berkuda Mensdorff.

Marsekal de Mac Mahon dengan Jenderal de la Motterouge dan Jenderal Decaen. serta juga Pasukan berkuda Pengawal berhasil sampai di bukit-bukit San Cassiano dan Cavriana, karena Jenderal Niel bersama-sama dengan Jenderal-Jenderal de Failly, Vinoy dan de Luzy dengan gagah berani menahan serangan divisi-divisi Hertog Wimpffen yang kuat sekali di medan perang Medola. Mac Mahon mengambil jalan mengelilingi bukit-bukit itu yang merupakan kedudukan penting sekali dan berhasil me- nempati garis yang sejajar dengan bukit itu dan kemudian mengambil kedudukan yang berhadap-hadapan dengan tempat pasukan-pasukan Marsekal-besar Clam-Gallas dan Marsekal- besar Zobel. Akan tetapi Prins Hesse, seorang pahlawan tentara Austria, yang merupakan seorang musuh yang setanding dengan Mac Mahon, setelah berperang mati-matian di San Cassiano. dapat mempertahankan tiga kedudukan penting di Gunung Fontana terhadap serangan. Dalam perkelahian itu Jenderal Sevelinges memerintahkan serdadu-serdadu pengawal mendorong meriam-meriamnya naik ke atas bukit, ketika kuda-kuda penarik

19

Page 20: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

tidak dapat lagi menariknya karena lereng gunung itu terlalu curam; sementara itu tentara Austria terus menghujani mereka dengan peluru. Serdadu-serdadu pengawal itu dengan tenang berenteng- renteng mengangkut amunisi ke atas bukit itu untuk menjaga supaya meriam-meriam yang telah ditarik mereka ke atasnya cukup mendapat peluru untuk menembaki musuh dari kedudukan mereka yang agak ganjil itu. Akhirnya Jenderal de la Motterouge berhasil juga merebut Cavriana, walaupun tempat itu dipertahan- kan mati-matian oleh opsir-opsir muda Jerman, yang berulang- ulang melakukan serangan yang sengit. Pasukan infanteri ringan Jenderal Maneque mengisi bedilnya dengan peluru-peluru pasukan Pengawal itu tadi, akan tetapi akhirnya amunisi itu habis pula dan kemudian mereka menyerbu dengan sangkur terhunus ke atas bukit antara Solferino dan Cavriana. Dengan bantuan Jenderal Mellinet mereka berhasil merebut kedudukan yang penting itu setelah menghadapi perlawanan yang hebat sekali. Sesudah beberapa kali bertukar tangan, akhirnya Rebecco direbut kembali dan diduduki Jenderal Renault.

Serdadu-serdadu penembak-tepat Algeria banyak yang mati dan luka ketika mereka menyerang Gunung Fontana. Kolonel Laure dan Kolonel Herment yang memimpin pasukan itu gugur dan banyak opsirnya yang mati, akan tetapi kehilangan itu tidak me- lemahkan semangat mereka, bahkan sebaliknya. Karena mereka telah berjanji akan membalas kematian pemimpin-pemimpinnya, musuh diserangnya dengan amarah yang hanya ada paoa serdadu-serdadu Afrika dan dengan semangat orang-orang Islam. Mereka membunuh musuhnya seperti orang gila dan tak mengenal ampun, bagaikan harimau yang telah mencium darah. Di pihak tentara Austria, pasukan Kroatia berkelahi dengan berbaring di tanah atau bersembunyi dalam selokan-selokan menantikan sampai lawannya dekat benar; sekonyong-konyong mereka me- lompat dan menembak dari dekat.

Di medan perang San Martino, Kapten Pallavicini dari pasukan Bersaglieri' mendapat luka; serdadu-serdadu mengangkutnya- ke dalam sebuah gereja dan memberinya pertolongan pertama. Akan tetapi tentara Austria yang telah dipukul mundur, mulai menyerang lagi dan mempergunakan kekerasan untuk masuk gereja itu. Pasu­kan Bersaglieri itu tidak cukup kuat untuk menahan serangan la­wannya, sehingga mereka terpaksa meninggalkan komandannya; kemudian tentara Kroatia mengambil batu besar-besar yang ada20

Page 21: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

dekat pintu dan melempari kapten yang malang itu sehingga ia mati.

Sumpah dan kutuk orang-orang dari pelbagai bangsa ter- dengar dalam gemuruh perkelahian hebat itu, di antaranya banyak orang muda yang telah dipaksa menjadi pembunuh pada umur 20 tahun.

Pendeta tentara Kaisar Napoleon, Abbe Laine, ketika pe- perangan berlangsung dengan hebatnya, pergi dari ambulans yang satu ke ambulans yang lain untuk memberi hiburan dan me- nyatakan kesedihannya kepada serdadu-serdadu yang luka berat dan akan mati. Bumi karena hujan peluru yang hebat itu jadi bergoncang dan kurban makin lama makin banyak. Seorang letnan muda di garis depan kena tembak lengan kirinya, sehingga patah dan darah menyembur dari lukanya. Seorang opsir Hongaria, melihat salah seorang serdadunya membidik letnan yang luka itu menahan serdadu itu, lalu pergi mendekati letnan itu dan menjabat tangannya dengan belas kasihan serta memerintahkan supaya ia diangkut ke tempat yang lebih aman.

Wanita-wanita kantin yang membantu mengurus makan dan minum serdadu-serdadu, bergerak ke medan perang dalam hujan peluru musuh sebagai serdadu-serdadu biasa. Kerap kali mereka sendiri mendapat luka, ketika mereka menolong serdadu-serdadu yang luka, mengangkat kepala mereka dan memberinya minum apabila mereka berteriak-teriak memintanya.1̂ Seorang opsir pasukan berkuda yang sudah lemah badannya karena banyak mengeluarkan darah, mencoba melepaskan dirinya dari bawah kudanya yang jatuh menghimpitnya karena kena pecahan granat. Seekor kuda lain dari melalui tempat itu menyeret penunggangnya yang berlumuran darah. Kuda-kuda itu lebih banyak mempunyai belas kasihan daripada penunggang-penunggangnya dan mencari

1) Itu mungkin perempuan-perempuan yang dibakar hidup-hidup oleh orang- orang Mexico pada tanggal 9 Juni 1862. Mereka diikat dengan rantai pada gero- bak-gerobak mesiu bersama-sama dengan sepuluh orang serdadu, yang terke- pung oleh segerombolan gerilya dua setengah mil dari Tejeria, tatkala mereka se- dang mengangkut persediaan makanan dan mesiu dari Vera Cruz ke kamp Perancis '

SEBUAH KENANG-KENANGAN - 4 21

Page 22: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

jalannya supaya tidak menginjak korban-korban pertempuran yang kejam dan buas itu.

Seorang opsir dari Tentara Asing mati kena tembak ketika anjingnya yang sangat suka kepadanya ada di sampingnya. Anjing itu dibawanya dari Algeria dan menjadi kesayangan seluruh resimen. Tak berapa jauh dari situ anjing itu pun kena tembak, akan tetapi ia masih dapat menyeret badannya mendekati tuannya dan mati di sampingnya. Pada satu resimen lain ada seekor domba, yang dipungut oleh seorang juru-tembak dan menjadi kesayangan serdadu-serdadu, turut maju dengan berani dalam penyerangan Solferino, menentang peluru dan granat bersama- sama pasukan.

Banyak serdadu, yang walaupun telah luka, berperang terus sampai mereka jatuh karena tertembak lagi. Di sektor lain beberapa batalyon, sementara menunggu perintah untuk maju, terpaksa menunggu di bawah hujan peluru. Mereka harus berdiri dan tak boleh bergerak, sedang mereka sudah tak sabar lagi melihat teman-temannya satu per satu mati ditembak musuh.

Tentara Sardinia mula-mula mempertahankan dirinya, kemudi- an menyerang bukit-bukit San Martino, Roccolo dan Madonna della Scoperta sehari-harian terus-menerus. Kedudukan-kedudukan itu telah direbut dari musuh, tetapi kemudian direbut kembali oleh musuh, bergiliran hingga lima atau enam kali; akhirnya tentara Sardinia menguasai Pozzolengo, walaupun tentara itu kelihatannya tak begitu teratur dan berperang sebagai divisi-divisi yang berdiri sendiri. Jenderal-jenderalnya, Mollard, de la Marmora, Della Rocca, Durando, Fanti, Cialdini, Cucchiari, de Sonnaz dengan para opsirnya dari segala pasukan dan berbagai pangkat turut bertempur di situ bersama-sama dengan rajanya; di antara opsir- opsir itu, yaitu di hadapan rajanya, tiga jenderal telah mendapat luka yakni Perrier, Cerate dan Arnoldi.

Dalam tentara Perancis, di samping jasa-jasa para marsekal dan jenderal, tak boleh dilupakan keberanian yang gilang-gemilang dari para brigadir yang gagah berani, para kolonel, mayor dan kapten yang gagah perwira, yang telah membawa kemenangan

22

Page 23: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

pada hari yang tak dapat dilupakan itu. Memang bukanlah suatu kehormatan yang kecil untuk dapat memerangi dan mengalahkan pahlawan-pahlawan perang sebagai Prins Alexander von Hess, Stadion, Benedek atau Karl von Windisch-Graetz. 1)

"Kelihatannya seolah-olah kami ditiup angin untuk maju." se- orang serdadu berkata, untuk melukiskan kegiatan dan semangat teman-temannya yang turut berperang bersama-sarna dengan dia. "Bau mesiu bedil, gemuruh tembakan, bunyi genderang dan terompet memberi semangat kepada kami dan menambah ke- beranian." Dalam peperangan itu setiap serdadu bertempur mati- matian, seolah-olah mereka memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri, seakan-akan peperangan itu mengenai kehormatannya, dan karena itu harus dicapai kemenangan.

Pada opsir-opsir rendahan Perancis terdapat semangat dan keberanian yang luar biasa. Tak ada sesuatu yang dapat meng- halangi mereka. Mereka memimpin serdadu-serdadunya ke tempat-tempat yang sangat berbahaya sekali, ternpat yang dihujani oleh musuh dengan peluru dengan gembira sebagai seorang yang pergi ke ternpat perayaan. Ini adalah salah satu hal yang menyebabkan kelebihan tentara Perancis dari tentara-tentara lain di dunia.

Angkatan perang Kaisar Frans Joseph menjadi mundur; pasukan Hertog Wimpffenlah yang pertama-tama mendapat perintah untuk mengundurkan diri, malahan sebelum Marsekal Canrobert menggerakkan seluruh tentaranya untuk maju. Pasukan Hertog Schlick menjadi lemah karena Marsekal-besar Clam-Gallas dan Zobel membantunya dengan agak ragu-ragu, walaupun

1) Mengenai Jenderal Forey, baiklah kita pinjam kepada kata tentang dia dari bukunya Kolonel Edmond Favre, yang bagus, bernama: "L’Armee prussienne et les manouvres de Cologne en 1861". Pada hari itulah Baginda mengundang kita makan di Istana Benrath (Benrath Castle) dekat Dusseldorf. Sebelum duduk, Baginda memegang tangan Jenderal Forey dan Jenderal Paumgarten. Karena Tuan-tuan sekarang sudah bersahabat", katanya eraya tertawa, "duduklah di sana berdampingan dan bercakap-cakaplah".

Adapun Forey adalah yang merebut Montebello, dan Paumgarten panglima lawannya; tetapi sekarang mereka dapat saling bertanyakan tentang soal-soal kecilnya pertempuran. Melihat sekali saja senyum simpul Jenderal Austria yang setia itu, cukuplah terang, bahwa semua kepedihan hati'sudahlah hilang. Mengenai Jenderal Perancis, kita semua tahu, bahwa ia tidak mempunyai alasan untuk merasa apa pun juga. Itulah perang; itulah penghidupan seorang prajurit. Kedua jenderal itu, yang sedemikian ramah tamahnya pada musim gugur itu barangkali tahun depan akan saling menggempur lagi, dan kemudian akan bersama- sarna lagi di salah satu ternpat di tahun kemudiannya."

23

Page 24: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Hertog Stadion memberi perlawanan yang sengit. Pasukan Austria itu terpaksa meninggalkan semua kedudukan yang telah diper- kuatnya menjadi suatu rangkaian benteng-benteng.

Dalam pada itu langit menjadi gelap karena ditutup oleh mega tebal. Angin bertiup dengan kencang, dan ranting-ranting kayu patah dan beterbangan sampai jauh. Hujan turun dan membasahi serdadu-serdadu yang telah menjadi lemah karena lapar dan lelah, sedang debu naik ke udara sehingga orang tidak dapat lagi me- lihat. Semua ini tentu menambah berat pertempuran. Akan tetapi walaupun terpaksa membungkuk-bungkuk dalam angin topan itu, pasukan Austria selalu menurut perintah opsir-opsirnya; kira-kira pukul 5 barulah penyembelihan itu berangsur-angsur berhenti karena turun hujan yang bagaikan dicurahkan dari langit disertai guruh dan kilat dan karena seluruh medan perang menjadi gelap.

Dalam peperangan itu Kaisar Frans Joseph kelihatan tenang dan tenteram sekali. Ketika Cavriana direbut, ia berdiri bersama- sama dengan Hertog Schlick dan pembantunya, yakni Prins Nassau di suatu bukit yang disebut "Madonna della Pieve", dekat sebuah gereja yang dilingkungi pohon-pohon cemara. Setelah sebagian terbesar dari Angkatan Perang Austria mundur dan pasukan sayap kiri tidak mempunyai harapan lagi untuk merebut kedudukan pasukan-pasukan Sekutu, maka diputuskan bahwa seluruh Angkatan Perang Austria akan mengundurkan diri. Pada saat yang penting itu Kaisar memutuskan untuk menuju ke Volta dengan sebagian anggota-anggota stafnya, sedang para Aart- shertog dan Hertog Tuscanie mundur ke Valeggio. Di beberapa tempat pasukan Jerman menjadi kalang kabut, lari tunggang- langgang dalam keadaan kacau balau. Opsir-opsirnya yang telah bertempur seperti singa, tidak dapat menahan mereka itu lari. Kata-kata untuk menimbulkan keberanian, hinaan, pukulan dengan pedang tidak berhasil. Serdadu-serdadu itu yang mulanya ber- perang dengan perwira, telah menjadi ketakutan dan melarikan diri, menerima hinaan dan pukulan itu.

Kaisar Austria menjadi putus asa: ia telah bertindak sebagai seorang pahlawan dan telah mengalami hujan peluru dan granat sehari-harian; akan tetapi sekarang ia tidak dapat lagi menahan air matanya ketika melihat malapetaka yang besar itu. Dengan hati sedih ia melompat ke hadapan serdadu-serdadu yang lari itu sambil berseru menamakannya pengecut. Ketika hatinya telah ♦enang kembali, ia merenung ke tempat sunyi itu dengan diam dan24

Page 25: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

air matanya meleleh di mukanya; akhirnya karena desakan pem- bantu-pembantunya disetujuinya untuk meninggalkan Volta dan menuju ke Valeggio.

Dalam kekacauan itu opsir-opsir Austria menyerbu menentang maut karena marah dan putus asa. Beberapa orang di antaranya membunuh diri fcarena sedih dan tidak tahan menderita kekalahan celaka itu. Tetapi kebanyakan datang kembali ke pasukannya berlumur darah mereka sendiri atau darah musuh. Keberanian mereka itu patut kita hargai dengan selayaknya.

Kaisar Napoleon sehari-harian kelihatan di tempat-tempat di mana ia perlu. Dengan dia serta juga Marsekal Vaillant, Jenderal Mayor angkatan perang; Jenderal Martiprey, Jenderal Mayor muda Hertog Roguet, Hertog de Montebello, Jenderal Fleury, Prins de la Moskowa, Kolonel Reille dan Kolonel Robert, staf Kaisar dan pasukan "Seratus tentara Pengawal". Di mana saja mereka menghadapi rintangan yang besar sekali. Kaisar sendiri memimpin pertempuran dengan tidak menghiraukan bahaya yang selalu mengancamnya. Kuda yang dikendarai tabibnya, Baron Larrey, tertembak di Gunung Fenile dan beberapa orang dari pasukan “Seratus tentara Pengawal" itu mendapat luka. Di Cavriana ia menginap di suatu gedung yang pagi itu masih diduduki Kaisar Austria dan dari situ dikirimnya kabar kepada permaisuri me- ngatakan kemenangannya.

Angkatan Perang Perancis berkemah di atas tanah-tanah tinggi yang direbutnya dalam pertempuran: Pasukan Pengawal berkemah antara Solferino dan Cavriana; dua korps yang pertama tinggal di atas bukit-bukit sekeliling Solferino, korps ketiga di Rebecco dan yang keempat di Volta.

Sampai pukul 10 malam Guidizzolo tetap ada di tangan tentara Austria. Ketika mereka mundur sayap kirinya dilindungi oleh Marsekal-besar von Veigl dan sayap kanannya oleh Marsekal- besar Benedek yang mempertahankan Pozzolengo sampai jauh malam. Dengan demikian Hertog Stadion dan Hertog Clam-Gallas dengan Brigade-brigade Koller dan Gaal dan resimen Reischach dapat mundur dengan teratur. Brigade Brandenstein dan Brigade Wussin di bawah pimpinan Prins Hess menuju ke Volta untuk membantu menyeberangkan meriam-meriam melewati Sungai Mincio di Berghetto dan Vallegio.

Serdadu-serdadu Austria yang masih ketinggalan dikumpul- kanlah dan dibawa ke Valleggio. Jalan-jalan penuh dengan barang-

25

Page 26: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

barang kepunyaan pelbagai pasukan dengan kereta-kereta ponton serta meriam-meriam dan semua itu dibawa lari secepat-cepatnya menuju ke Valeggio. Jembatan-jembatan ponton dipasang dengan cepat dan berhasil menyelamatkan tentara yang mundur itu. Gerombolan pertama, terjadi dari serdadu-serdadu yang luka-luka ringan pada ketika itu telah mulai sampai ke Villafranca. Di belakang mereka menyusul serdadu-serdadu yang luka berat yang pada malam itu mencoba menempuh jalan itu dalam gerombolan. Dokter-dokter militer membalut luka mereka, memberinya sedikit makan dan minum dan menyuruh mengangkut mereka dengan kereta ke Verona. Tetapi walaupun serdadu-serdadu itu ketika mengundurkan diri membawa teman-temannya yang luka dan dapat diangkut dengan gerobak-gerobak militer dan kereta-kereta yang sengaja dipakai untuk keperluan itu, masih banyak lagi prajurit-prajurit luka yang ketinggalan, rebah di tanah berlumuran darah.

Setelah matahari mulai silam dan bayangan malam mulai me- nutupi medan pertempuran yang luas itu, banyak opsir dan serdadu Perancis pergi mancari teman-temannya, sahabatnya atau orang yang senegeri dengan mereka. Apabila mereka menemui seseorang yang dikenalnya diusahakannyalah menolongnya, di- jabat tangannya, ditasaknya lukanya agar tidak keluar lagi darah- nya atau dibalutnya lengan atau kakinya yang patah dengan sapu- tangan. Akan tetapi air untuk mereka tidak ada. Alangkah banyak- nya air mata yang dicucurkan pada malam hari yang malang itu, ketika orang menyampaikan rasa malu yang tidak pada tempatnya.

Ketika pertempuran dimulai, rumah-rumah sakit sementara didirikan orang di petanian-petanian, di rumah-rumah dan gereja- gereja, bahkan juga di bawah-bawah pohon. Opsir-opsir yang pagi itu mendapat luka diberi pertolongan di situ, demikian juga opsir- opsir rendahan dan serdadu-serdadu. Opsir-opsir kesehatan tenta­ra Perancis sibuk benar bekerja melakukan kewajiban dengan tidak mengenal payah; banyak di antaranya yang bekerja terus sampai 24 jam dengan tidak beristirahat sedikit pun. Dua orang opsir kesehatan yang bekerja di bawah pimpinan Dokter Mery, opsir-tinggi kesehatan pasukan Pengawal, jatuh pingsan kar.ena terlampau banyak harus memotong dan membalut luka-luka. Di ambulans lain seorang teman sejawat mereka sedemikian lelah- nya, sehingga dua orang serdadu harus menolong memegang lengannya waktu ia melakukan pekerjaannya.26

Page 27: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Selama pertempuran berlangsung, orang mengibarkan bende- ra hitam di tempat tinggi sebagai tanda bahwa di situlah tempat orang-orang luka mendapat pertolongan pertama atau rumah- rumah sakit sementara, dan dengan diam-diam kedua belah pihak menyetujui bahwa mereka tidak akan menembak kejurusan itu. Akan tetapi walaupun begitu kadang-kadang peluru sampai ke tempat itu, sehingga opsir administrasi serta anggota-anggota pasukan kesehatan dan gerobak-gerobak berisi roti, anggur dan daging untuk orang-orang yang mendapat luka juga tidak terhindar dari bahaya peluru. Serdadu-serdadu yang luka, yang masih dapat berjalan, pergi sendiri ke ambulans itu, akan tetapi sering-sering mereka itu telah begitu lemah karena kehilangan darah, sehingga harus diangkut dengan tandu.

Di daerah yang membujur 12,5 mil panjangnya di tempat pertempuran berlangsung dengan hebatnya, bagi serdadu, opsir dan jenderal tak terang benar bagaimana hasil pertempuran- pertempuran yang telah mereka lakukan itu. Bahkan sedang mereka berperang hampir-hampir tidak dapat dikatakannya apa yang terjadi di samping mereka itu sendiri. Dalam Angkatan Perang Austria kelalaian ini disebabkan karena tidak ada perintah umum yang tepat dan jelas.

Semua bukit-bukit di antara Castiglione dan Volta terang disinari cahaya api yang dihidupkan dengan sisa-sisa kereta munisi dan dahan-dahan yang patah dari pohon oleh granat dan angin topan. Di muka api itu serdadu-serdadu mengeringkan pakaiannya yang basah, sementara mereka tidur di atas batu atau di atas tanah di dekatnya. Tapi mereka belum dapat beristirahat karena harus lagi mencari air untuk memasak sup dan kopi setelah sehari- harian tidak makan dan berperang. Alangkah kejamnya peng- alaman dan kecewanya hati mereka.

Beberapa batalyon tidak mempunyai makanan; kompi-kompi yang diperintahkan untuk menanggalkan ranselnya, masing- masing tidak mempunyai suatu apa pun. Dalam beberapa markas tidak ada air setetes juga dan rasa haus terasa begitu sangat sehingga opsir-opsir dan serdadu biasa minum air kotor yang ber- campur darah beku dari lanyah-lanyah air.

Segerombolan serdadu Husar yang baru mencari kayu dan air dengan susah payah untuk memasak kopi, dalam perjalanan mereka pulang ke markasnya jam 10 dan jam 12 malam, tidak sedikit bertemu dengan orang yang hampir mati merintih minta air.

27

Page 28: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Air itu diberikannya sehingga hampir semua botol airnya dikosong- kannya untuk memenuhi kebutuhan mereka itu. Dengan air yang tinggal dapat juga mereka memasak kopi, tetapi ketika hendak diminumnya, terdengarlah tembakan dari jauh dan perintah siap dibunyikan. Pasukan Husar itu dengan cepat menaiki kudanya dan berlari ke arah bunyi tembakan itu dengan tidak minum lebih dulu, sedang dalam terburu-buru itu kopinya tertumpah. Sangka mereka musuh kembali menyerang, tetapi tak berapa lama antaranya tahulah mereka, bahwa sangka itu tak benar dan tembakan itu hanya tembakan dari pos luar Perancis yang menembak teman- nya, yang sedang mencari air dan kayu yang disangka serdadu Austria. Kemudian kembalilah pasukan Husar yang sudah sangat payah itu dan membaringkan dirinya cji atas tanah dan tidur semalam-malaman itu dengan tidak makan atau minum. Waktu pulang sekali lagi mereka melalui orang-orang luka yang berteriak- teriak minta air. Seorang bangsa Tirol yang terhantar dekat perkemahan mereka berteriak-teriak minta air kepada mereka dengan tidak berhenti-hentinya. Keesokan harinya ia telah mati, mulutnya penuh dengan tanah dan bibirnya berbusa; mukanya gembung dan berwarna hijau kehitam-hitaman dan badannya ber- keluk menderita kesakitan yang sangat; tangannya mengepal, terputar ke belakang.

Dalam kesunyian malam itu terdengarlah rintih dan keluhan karena takut dan sakit. Suara-suara yang mengiris hati tidak berhenti-hentinya minta pertolongan. Siapakah dapat melukiskan penderitaan dan kesakitan yang diderita pada malam itu.

Matahari yang terbit pada tanggal 25, memperlihatkan pe- mandangan-pemandangan yang sengeri-ngerinya yang dapat di- bayangkan orang. Mayat manusia dan bangkai kuda ber- gelimpangan menutupi medan peperangan dan terserak-serak di jalan, jurang-jurang, selokan-selokan, semak-semak, dan ladang; daerah sekitar Solferino sesungguhnya penuh dengan mayat orang dan kuda. Ladang-ladang rusak, tanaman gandum terpijak- pijak, pagar-pagar rubuh. kebun-kebun buah-buahan rusak dan di sana-sini terdapat bercak darah. Dusun-dusun kosong dan rusak oleh peluru, bom, granat dan sebagainya. Dinding-dinding tembok hancur dan berlubang-lubang besar kena tembakan merlam; demikian pula keadaan rumah-rumah. Penduduknya yang telah menyembunyikan dirinya selama hampir 20 jam dengan tidak makan minum, mulai merangkak keluar dan tampak setengah28

Page 29: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

pingsan karena ketakutan yang telah dideritanya. Bedil, ransel, topi baja, ikat pinggang, sobekan pakaian yang berdarah dan macam-macam perlengkapan serdadu bertebaran di mana-mana terutama di tempat-tempat kuburan.

Orang-orang luka yang diangkut sehari-harian itu kelihatannya pucat lesu dan payah sekali. Beberapa orang di antaranya yang luka berat tampaknya termangu-mangu seakan-akan tidak sadar akan perkataan yang diucapkan kepadanya. Mereka menentang kita dengan mata terbeliak, terhantar di tanah dengan sakit yang tidak hilang-hilangnya. Yang lain ketakutan dan berontak-berontak dan ada juga yang gemetar. Beberapa orang yang mempunyai luka-luka besar yang sudah mulai kena infeksi hampir-hampir gila menanggung kesakitan, badannya berkeluk dan mukanya berkerut-kerut dalam perjuangan maut. Lain daripada itu ada pula orang yang tidak hanya kena peluru atau pecahan granat saja, tetapi tangan dan kakinya pun tergiling roda pula. Peluru yang berbentuk silinder, bila mengena, maka tulang pecah menjadi beribu-ribu pecahan dan luka-luka semacam ini berbahaya sekali. Pecahan granat juga berbahaya dan menyebabkan luka pada bagian dalam. Seringkali pecahan-pecahan itu, tulang-tulang kecil, sobekan-sobekan pakaian, kotoran atau baja kecil-kecil menambah besar luka dan kesakitan yang diderita.

Barang siapa yang melalui tempat pertempuran yang luas ini dapat melihat pada setiap larigkah, kesusahan dan putus asa di tengah-tengah kekacauan. Isi ransel beberapa resimen yang di- tinggalkan, dicuri oleh petani-petani bangsa Lombardia dan oleh penembak-penembak tepat bangsa Algeria yang merampas segala yang dijumpainya. Demikianlah yang terjadi pada pasukan Pe- ngawal yang meninggalkan ranselnya dekat Castiglione untuk meringankan perjalanan mereka ketika hendak menolong divisi Forey menyerang Solferino; mereka berjuang sehari-harian dengan tidak berhenti, maju terus dan akhirnya bermalam dekat Cavriana.

Keesokan harinya waktu matahari terbit mereka pulang kembali untuk mengambil ranselnya tetapi didapatinya sudah kosong; semua isinya telah dicuri -pada malam hari. Kehilangan ini terasa sangat oleh serdadu-serdadu yang malang itu. Pakaian mereka sudah kotor, berlumpur dan kotak-kotak dan sekarang semua pakaiannya telah hilang, barangkali dengan barang-barang simpanan yang berharga bagi mereka, tanda-tanda kenangan yang diberi ibunya, kakak atau tunangannya.SEBUAH KENANG-KENANGAN - 5 29

Page 30: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Bahkan mayat pun ada yang dirampok dan perampok itu tidak peduli apakah korban-korban mereka itu masih hidup. Rupanya petani bangsa Lombardia terutama suka akan sepatu, yaitu yang ditariknya dengan nekad dari kaki orang yang sudah mati.

Di samping peristiwa-peristiwa yang ngeri itu ada pula kejadian-kejadian yang memilukan hati yang menimbulkan sedih. Jenderal Le Breton, orangnya sudah tua, berjalan kian kemari mencari menantunya yang luka, Jenderal Douay. Nyonya Douay, anak jenderal tua itu, ditinggalkannya dalam kekhawatiran yang amat sangat di tengah-tengah kekalutan itu tidak jauh dari situ. Di situ terbaring Letnan Kolonel de Neucheze, mati kena peluru ketika ia melompat untuk mengambil pimpinan, setelah melihat pe- mimpinnya Kolonel Vaubert de Genlis jatuh dengan luka berat dari kudanya. Kolonel Genlis sedang menderita sakit panas dan baru dapat ditolong; dan di sampingnya terbaring Letnan dua de Selve de Sarran dari pasukan meriam berkuda yang baru saja satu bulan keluar dari sekolah militer Saint-Cyr; ia kehilangan lengan kanannya. Ada lagi seorang sersan mayor dari pasukan infanteri Vincennes yang kena peluru kedua kakinya. Saya melihatnya lagi di rumah sakit Brescia dan sekali lagi di kereta api dari Milan ke Turin, la mati karena luka ketika menyeberangi Gunung Cenis. Letnan de Guiseul yang dikira telah mati, kedapatan di tempat ia jatuh, dalam keadaan pingsan dan masih tetap memegang benderanya. Di dekatnya, di antara tumpukan mayat-mayat serdadu bangsa Austria, Turko dan Zouave tertelentang badan seorang opsit bangsa Muslim, Larbi ben Lagdar, berpakaian bagus secara Timur. Mukanya hitam dimakan hari dan ia tersandar di atas dada seorang kapten bangsa Illyrian. Tumpukan mayat-mayat ini berbau darah. •

Kolonel de Maleville yang telah berkelahi dengan gagah berani di Casa Nova sedang menghembuskan napas penghabisan; Mayor Pongibaud meninggal waktu malam hari dan telah dikubur- kan. Hertog de Saint Paer, orangnya masih muda, yang baru saja memegang pimpinan atas batalyonnya diketemukan telah mati. Letnan-dua Fournier, dari Pasukan infanteri Pengawal kemarin luka payah dan sekarang jabatannya sebagai perjurit berakhir. la baru berumur 20 tahun; pada 10 tahun ia masuk tentara dengan sukarela, waktu berumur 11 tahun ia menjadi kopral, ketika berumur 16 tahun menjadi Letnan dua. la telah ikut dalam dua peperangan di Afrika dan dalam peperangan di Krim, luka di

30

Page 31: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Sevastopol.1' Keturunan yang terakhir dari salah satu keluarga yang terluhur dari zaman Napoleon I meninggal di Solferino, yaitu Letnan Kolonel Junot, Hertog Abrantes, kepala staf roman dan Istambul Jenderal de Faily.

Kekurangan air semakin terasa; selokan-selokan sudah men- jadi kering dan serdadu-serdadu hanya mendapat air yang kotor untuk melepaskan hausnya. Jika ada mata air yang diketemukan maka mata air itu lantas disuruh jaga oleh serdadu-serdadu ber- senjata untuk orang-orang sakit. Dekat Cavriana ada sebuah rawa, tetapi airnya menjadi kotor karena dua hari lamanya dipakai untuk memberi minum dua puluh ribu kuda. Dalam hal itu ada beberapa ekor kuda yang luka dan tidak dikendarai, sesudah berkeliaran semalam-malaman, menyeret dirinya ke arah pasukan kuda se- akan-akan minta pertolongan kepada teman-temannya; kudanya. Seekor kuda yang bagus dan berpakaian indah sesat ke tengah- tengah sebuah detasemen Perancis; kantong pelananya masih terikat kepada pelananya dan berisi surat-surat yang menunjukkan bahwa ia kepunyaan Prins Isenburg yang gagah berani. Maka tuannya itu dicarilah dan Prins Austria itu diketemukan, luka dan pingsan karena kehilangan darah di antara mayat-mayat. Dengan segera ia dirawat oleh dokter Perancis sampai akhirnya ia dapat pulang ke rumah.keluarganya yang mengira, bahwa ia telah mati dan telah berkabung beberapa minggu.

Di antara serdadu yang mati itu ada yang tenang mukanya; mereka itu ialah yang meninggal dunia seketika itu juga. Tetapi di antaranya banyak yang berubah romannya karena kesakitan dalam sakratul’ maut, kaku anggotanya, sedang badannya ber- lumur darah dari luka-luka yang mengerikan. Lain daripada itu ada pula yang mencengkeramkan tangannya ke dalam tanah, sedang matanya membelalak, mulutnya menyeringai memperlihatkan gigi yang terkunci.

1) Letnan-muda Jean Francois Fournier, lahir di Metz tanggal 6 Pebruari 1839. Tercatat sebagai seorang sukarela dalam Legiun Asing tanggal 4 Juni 1849, kemudian pergi ke Algeria Diangkat menjadi kopral tanggal 6 April 1850. Menjadi sersan tanggal 1 April 1651, menjadi kopral-kwartiermeester tanggal 11 Juli 1852 dan men|adi sersan-kwartiermeester dalam tahun 1854.

Dia mengikuti Perang Krim sebagai sersan-mayor dari 1855-1856 dan diangkat menjadi letnan-muda dalam R,esimen ke-42 di garis pertempuran pada tanggal 20 Nopember 1855. la dipindahkan ke Resimen Kedua dari Garde Infanteri Ringan pada tanggal 13 Oktober 1856 dengan pangkat yang sama. la mendapat luka-luka yang membahayakan jiwanya pada tanggal 24 Juni 1859 dan meninggal dunia pada tanggal 25 Juni

31

Page 32: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Untuk menauburkan mayat-mayat yang terhantar di medan peperangan itu,^ waktu diperlukan 3 hari dan 3 malam, itu pun masih banyak mayat-mayat yang tersembunyi di selokan-selokan dan jurang-jurang atau tertutup oleh semak-semak dan tanah, yang baru diketemukan kemudian: mayat-mayat serdadu itu dan bangkai-bangkai kuda sudah busuk sekali baunya.

Dalam Angkatan Perang Perancis ada sejumlah serdadu dari masing-masing kompi yang diberi kewajiban untuk mengenali dan menguburkan orang yang mati. Biasanya mereka mencari teman- teman sepasukannya. Dari serdadu yang mati itu diambilnya- nomor resimennya dari pakaiannya dan dengan bantuan petani- petani bangsa Lombardia yang dibayar untuk melakukan pekerjaan itu dikuburkanlah mereka itu dalam kuburan bersama dengan pakaian-pakaiannya. Sayang sekali, karena mereka sangat ter- gesa-gesa mengerjakan pekerjaan itu dan sebab beberapa orang petani itu tidak hati-hati dan lalai, maka mungkinlah banyak orang yang masih hidup dikuburkan bersama-sama dengan yang mati. Tanda-tanda jasa, uang, arloji, surat-surat dan kertas-kertas lain- nya yang kedapatan pada badan opsir-opsir dikirimkan kemudian kepada keluarganya, tetapi hal ini seringkali sukar dijalankan ber- hubung dengan banyaknya mayat-mayat yang harus dikuburkan.

Anak yang dipuja-puja oleh orang tuanya, yang dibesarkan dengan kasih sayang oleh ibunya yang sudah cemas jika anak itu sakit sedikit ' saja; opsir yang gagah berani yang dicintai keluarganya, yang mempunyai anak dan istri; serdadu muda yang meninggalkan kekasih, ibu, kakak atau ayahnya untuk pergi perang; mereka semua terhantar dalam lumpur dan debu, mandi dalam darahnya sendiri. Muka yang tampan tidak dapat dikenal lagi, rusak oleh pedang dan peluru. Yang luka menderita sakit bukan kepalang, mati, badannya menjadi hitam, gembung dan mengerikan dan dilemparkan begitu saja ke dalam lubang kubur 1

1) Selama tiga minggu sesudah 24 Juni 1859, serdadu-serdadu yang tewas dari kedua tentara diangkat dari medan pertempuran. Ada yang menyangka, keliru sekali. bahwa satu hari saja, itulah 25 Juni, sudah cukup untuk menemukan dan mengangkat sSkalian orang-orang Perancis dan Austria, yang luka-luka. Itu sama- sekali tidak benar.

32

Page 33: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

yang dangkal, hanya ditimbun dengan beberapa sekop tanah dan batu kapur. Dan dari burung-burung buas tak dapat diharapkan belas kasihan bila tangan dan kaki mereka itu muncul, jika tanah basah yang menutupnya sudah menjadi kering. Barangkali kelak ada orang yang kembali, menimbunnya dengan tanah lebihbanyak, menegakkan palang kayu di atas kuburnya....cuma itulahyang dilakukan bagi mereka.

Mayat-mayat serdadu Austria beribu-ribu bergelimpangan di atas bukit-bukit dan hutan-hutan atau di ladang-ladang dan lapangan-lapangan Medola. Di atas mayat-mayat lalat beter- bangan segerombolan-segerombolan besar mengelilingi pakaian mereka yang koyak-koyak berwarna kelabu atau putih yang sudah berwarna merah karena darah, sedang burung-burung buas ber- putar-putar di atasnya mengharapkan suatu pesta. Mayat-mayat itu ditumpuk-tumpuk beratus-ratus dalam lobang kuburan besar.

Tidak sedikit serdadu bangsa Hongaria, Bohemia atau Rumania yang baru masuk tentara hanya beberapa minggu yang lalu, waktu mereka terlepas dari bahaya peluru jatuh terbaring karena sangat payah dan lapar, dan tidak bangun kembali! Di antaranya ada yang luka sedikit saja, tetapi begitu letihnya karena kehilangan darah sehingga mereka mati kepayahan dan kelaparan.

Di antara orang tawanan bangsa Austria ada yang ketakutan sebab mereka mendengar bahwa bangsa Perancis, terutama pasukan Zouave sangat kejam dan tak mengenal kasihan. Beberapa orang dari mereka ketika sampai ke Brescia dan melihat pohon-pohon di kiri kanan jalan, bertanya dengan sungguh- sungguh apakah mereka akan digantung pada pohon-pohon itu. Ada juga yang membalas kebaikan serdadu-serdadu Perancis dengan cara yang aneh. Pada hari Sabtu, seorang serdadu bangsa Perancis melihat seorang Austria terhantar di atas tanah dalam keadaan yang menyedihkan; ia mendekatinya dengan sebotol air, untuk diberi minum. Orang Austria itu tidak percaya bahwa serdadu itu bermaksud baik dan dengan bedil yang terletak di sampingnya dipukulnya serdadu itu dengan segala kekuatannya sehingga kaki dan tumitnya luka. Ada pula seorang grenadier dari pasukan Pengawal yang mendekati serdadu Austria yang luka

33

Page 34: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

berat. Serdadu itu mengambil pistol yang berisi di sampingnya dan menembak penolongnya.1*

"Jangan heran akan kekasaran dari beberapa pasukan kami," kata seorang opsir Austria kepada saya. "Kami mempunyai orang- orang liar dari pelosok-pelosok seluruh kerajaan; dalam angkatan perang kami sesungguhnya ada orang yang buas."

Beberapa serdadu Perancis berniat hendak membalas den- dam kepada beberapa orang tawanan yang dikiranya bangsa Croatia karena menurut mereka, "orang-orang bercelana sempit" itu, demikian mereka dinamakannya, selalu membunuh orang- orang yang luka. Sebenarnya orang tawanan itu bangsa Hongaria yang sama pakaiannya dengan bangsa Croatia tetapi tidak begitu kejam. Saya berhasil menerangkan perbedaan ini kepada serdadu- serdadu Perancis dan mencegah niatnya.

Tetapi bagaimanapun juga pada umumnya serdadu-serdadu Perancis berniat baik terhadap orang tawanan mereka; beberapa opsir Austria diizinkan terus memegang pedangnya. Mereka diberi makan yang sama dengan opsir-opsir Perancis dan mereka yang luka dirawat oleh dokter-dokter yang sama pula. Bahkan salah seorang dari mereka diperbolehkan untuk mengambil barang- barang kepunyaannya. Banyak serdadu Perancis memberi ransumnya kepada orang tawanan yang hampir mati kelaparan, secara persaudaraan; yang lain lagi mendukung orang-orang luka dari tentara musuhnya di atas punggungnya ke rumah-rumah sakit dan dirawatnya dengan cara yang menunjukkan simpati dan ke- ikhlasan. Opsir-opsir Perancis sendiri ada yang merawat ser­dadu-serdadu Austria; salah seorang dari mereka membalut kepala seorang bangsa Tirol dengan saputangannya karena orang itu hanya mempunyai secarik kain yang sudah koyak-koyak untuk menutupi badannya.

1) Di Marignan, seorang penjaga bangsa Sardinia. Yang ditempatkan di p'os luar tiba-tiba dengan tidak disangka-sangka diserang suatu detasemen serdadu- serdadu Austria, dan mereka mencungkil matanya untuk memberi pelajaran padanya, demikian katanya, supaya lain kali lebih berhati-hati Seorang anggota pasukan BSrsagleri, yang tertinggal oleh kaw&n-kawannya juga jatuh ke -tangan segerombolan orang-orang Austria, yang memotong jari-jari tangannya, sambil berkata padanya dalam bahasa Italia, "Pergi dan ambillah pensiun sendiri!" Semoga saja kedua perkosaan itu yang benar-benar terjadi cuma saja yang dilakukan orang selama kampanye Italia itu,,

34

Page 35: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Saya dapat menyebut banyak perbuatan dan kejadian lagi yang menunjukkan sifat yang luhur dari Angkatan Perang Perancis dan tentang opsir-opsirnya, tetapi perikemanusiaan serdadu biasa harus disebut pula.1) Kebaikan hati dan simpatinya terhadap musuh yang kalah atau yang ditawan sama besarnya dengan ke- beranian dan keteguhan hatinya.

Sesungguhnya serdadu-serdadu yang betul-betul kelas satu adalah sangat sopan dan halus, tak bedanya dengan tiap-tiap orang yang mulia budinya; opsir-opsir Perancis biasanya tidak hanya ramah tamah tetapi juga berwatak kesatria dan baik hati.

Mereka sungguh patut dipuji oleh Jenderal von Salm yang ditawan oleh Perancis dalam peperangan Nerwinde dan diper- lakukan dengan segala hormat oleh Marsekal de Luxembourg, la berkata kepada Chevalierdu Ronel: "Kagum saya akan bangsa Tuan! Tuan berjuang seperti singa, dan jika musuh telah Tuan taklukkan, Tuan memperlakukannya seakan-akan mereka itu teman karib Tuan!"

1)Serdadu-serdadu Perancis menunjukkan hormat yang sebesar-besarnya terhadap sekalian harta benda kepunyaan penduduk negeri. Kesadarannya akan disiplin, hormatnya, kesederhanaannya dan tingkah lakunya yang baik selama peperangan di Italia patut mendapat pujian yang tinggi.

Pengumuman-pengumuman seperti dari Marsekal Regnaud de Saint-Jen d' Angely atau dari Jenderal Trochu patut disebut dalam berbagai hubungan Ini, pengumuman-pengumuman itulah memuliakan mereka yang mengucapkannya di hadapan serdadu-serdadu.

"Dalam kampanye yang dimulai sekarang ini", kata Jenderal Trochu dalam pengumumannya tanggal 4 Mei 1859, yang ditanggali dari Alessandria (Ital. Ut.) dan dibacakan pada pawai di hadapan segenap kompi dari divisinya, "kita akan menghadapi dengan bersemangat cobaan-cobaan yang seberat-beratnya, yang akan kita jumpai dan yang sudah mulai. Kita akan berdisiplin, dan akan tunduk kepada peraturan-peraturan, yang akan saya pertahankan dengan sekeras-keras- nya. Pada hari pertempuran kita tidak akan mengizinkan yang berani lebih berani daripada kita. Kita tidak akan melupakan, bahwa penduduk negeri ini adalah sekutu kita; kita akan menghormati adat-istiadatnya kekayaannya dan orang-orangnya. Kita akan berperang dengan cara yang berperikemanusiaan dan beradab. Jika kita berbuat demikian usaha-usaha kita akan terhormat. Tuhan akan memberkatinya, dan saya yang memimpin kamu akan memandang gelaran saya sebagai Panglima Divisi Kedua sebagai gelaran yang termulia dari riwayat hidup saya".

Pada 18 Mei 1859 di Marengo, Marsekal Regnaud de Saint-Jean d’Angely mengucapkan kata-kata demikian kepada Garde Kerajaan: "Serdadu-serdaduGarde....kamu hendaknya memberikan kepada tentara teladan tidak gentar dalammara-bahaya, tertib dan berdisiplin dalam gerakan maju, terhormat dan dapat mengekang hawa nafsu di negeri, di mana kamu sedang melakukan tugasmu. Kenanganmu akan keluargamu sendiri haruslah mendorong kamu mengindahkan penduduk negeri dan tetap menjunjung tinggi kebajikan, dan kamu hendaknya yakin, bahwa kemenangan menantikan kamu...."

35

Page 36: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Orang-orang luka, baik telah dibalut lukanya maupun yang belum, terns dikumpulkan dan diangkut oleh bahagian tata-usaha dengan usungan atau kursi yang diikatkan di atas pelana keledai ke rumah sakit lapangan. Dari sana mereka dikirim ke kota atau ke pusat yang terdekat dari tempat mereka mendapat luka. Tiap-tiap gereja, biara, lapangan umu, jalan besar atau jalan kecil di kampung- kampung semuanya dijadikan rumah sakit sementara.

Orang-orang yang luka itu banyak dibawa ke Carpenedolo, ke Castel Goffredo, Medola, Guidizzolo, Volta dan tempat-tempat sekelilingnya, tetapi yang terbanyak dibawa ke Castiglione, sedang yang luka ringan ke situ pula menyeret dirinya dengan sindirinya dengan susah payah. Kereta-kereta dorong yang membawa mereka itu panjang berderet-deret, dan isinya ialah serdadu- serdadu, opsir-opsir rendahan, bahkan juga opsir-opsir, semua pangkat bercampur aduk: di antaranya ada serdadu pasukan berkuda, serdadu berjalan kaki, serdadu meriam dan mereka semua berdarah, payah, berpakaian koyak-koyak dan tertutup debu Di belakang kereta-kereta itu berjalan rombongan keledai yang berlari-lari kecil, sehingga orang-orang luka yang diangkutnya berteriak-teriak kesakitan. Seorang yang patah kainya dan telah hampir terlepas rupanya dari tumbuhnya bukan buatan menderita sakit pada tiap-tiap goncangan kereta itu. Seorang lain lengannya patah; lengan itu ditahannya dan dijaganya dengan lengannya yang sehat. Seorang kopral yang tembus lengannya kena tangkai rocket, ia sendiri yang mencabut tangkai itu dan dipakainya untuk jadi tongkat dalam perjalanannya ke Castiglione. Beberapa orang yang mati dalam perjalanan aitinggalkan saja di tepi jalan untuk dikuburkan kelak.

Dari Castiglione orang-orang yang luka itu sebetulnya akan dibawa ke rumah sakit di Brescia, Cremona, Bergamo dan Milan supaya dapat dirawat dengan baik dan dioperasi jika perlu. Tetapi orang Austria telah mengangkut semua kendaraan di daerah itu dan karena alat-alat pengangkut Angkatan Perang Perancis sama sekali tidak cukup untuk jumlah orang yang besar itu, mereka harus menunggu di ambulans-ambulans lapangan selama dua atau tiga hari sebelum dapat diangkut ke Castiglione.

36

Page 37: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

*

J. HENRY DUNANTDi masa mudanya, kira-kira pada waktu ia menulis bukunya: "Sebuah

Kenagan-kenarigan di Solferino".

SEBUAH KENANG-KENANGAN - 6 37

Page 38: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Kesibukan di Castiglione ,J tak dapat dilukiskan. Kota itu seluruhnya telah menjadi rumah sakit yang sangat besar untuk serdadu Perancis dan Austria. Pada hari Jumat di situ didirikan markas-markas besar rumah sakit dan kereta-kereta penuh dengan kain pembalut, obat-obatan dan alat Iain-lain telah di- bongkar. Penduduk kota menyumbangkan semua selimut kain linnen dan kasur-kasur yang dapat diberikannya. Rumah sakit Castiglione, gereja, biara San Luigi dan tempat-tempat barak, gereja Capuchin, tangsi-tangsi polisi, gereja-gereja San Maggiore, San Guiseppe dan Santa Rosalia, semua penuh dengan orang- orang yang luka bertumpuk-tumpuk berbaring hanya di atas rumput kering. Di jalan-jalan, pekarangan dan lapangan-lapangan umum rumput kering ditaburkan juga di sana-sini didirikan pondok kayu atau tenda kain supaya orang-orang luka yang datang dari segala jurusan ada sedikit mendapat perlindungan dari cahaya panas. Rumah-rumah penduduk segera dipakai; penduduk yang agak berada menerima opsir-opsir dan serdadu di rumahnya dan mereka sibuk berusaha meringankan penderitaan mereka sekadar yang dapat dilakukannya.

Dalam keadaan itu kadang-kaaang ada orang berlari-lari ter- gopoh-gopoh di jalan-jalan mencari dokter untuk tamunya. Ada pula yang bingung berlari kian kemari, meminta supaya orang- orang yang mati di rumahnya dikeluarkan, sebab mereka tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dengan mayat-mayat itu. Dokter Bertherand yang sibuk membedah dan memotong di Castiglione sejak hari Jumat pagi telah banyak mengobati opsir-opsir tinggi yang dibawa ke sana, di antaranya Jenderal de Ladmirault, Jenderal Dieu, Jenderal Anger, Kolonel Broutta dan Kolonel Brincourt. Dua dokter lainnya, Dokter Leuret dan Dokter Haspel, dua orang dokter bangsa Italia dan pembantu-pembantu dokter, Riolacci dan Lobstein asyik membuat bidai dan pembalut-pembalut dua hari lamanya. Mereka tidak beristirahat dari pekerjaannya yang 1

1) Castiglione della Stiviere, letaknya enam mil sebelah tenggara Brescia, berpenduduk kira-kira 5.300 orang. di muka Castiglione ialah pada tanggal 5 Agustus 1796 Jenderal Bonaparte dengan tentara Italia memperoleh kemenangan penting atas Panglima Besar Austria, Wurmer. Itulah dua hari sesudah kota itu direbut oleh Jenderal d.Augereau. Dekat Castiglione, di tepi Sungai Chiese, Hertog Vendome mengalahkan Marsekal von Reventlow, yang memimpin Pasukan- pasukan Kerajaan di pertempuran dekat Calcinato pada 19 April 1976, tatkala Pangeran Eugene tak ada.

33

Page 39: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

melelahkan itu, bahkan pada malam hari pun tidak. Jenderal Anger dari pasukan meriam mula-mula dibawa ke Casa Montro di tempat markas-markas besar rumah sakit untuk Corps Marsekal Mac Mahon, tetapi kemudian ia dibawa ke Castiglione. Opsir tinggi ini bahu kirinya telah patah kena peluru yang tersekat pada otot-otot daging ketiaknya dan tinggal di sana 24 jam. la meninggal pada tanggal 29 akibat operasi memotong lengan yang kena itu supaya peluru dapat dikeluarkan.

Pada hari Sabtu rombongan-rombongan yang luka bertambah banyak, sehingga pemerintah kota, penduduk kota dan tentara yang tinggal di Castiglione sama sekali tak sanggup lagi merawat semua yang luka. Peristiwa-peristiwa yang menyedihkan seperti yang terjadi pada hari kemarinnya, meskipun agak lain coraknya, terjadi lagi. Meskipun ada air dan makanan, masih banyak orang mati kelaparan dan kehausan. Kain pembalut banyak, tetapi tidak cukup untuk membalut luka-luka. Kebanyakan dari dokter-dokter angkatan perang harus pergi ke Cavriana, pembantu-pembantu dokter kurang sekali dan pada saat genting ini pertolongan tidak ada Dalam hal itu badan suka-rela harus dibentuk, tetapi hal ini sukar sekali dilakukan di dalam kekacauan semacam itu, dan yang lebih jelek lagi, penduduk Castiglione gempar pula, sehingga ke- kalutan bertambah hebat dan penderitaan yang luka jadi me- ningkat, karena mereka jadi goncang.

Kegemparan itu terjadi oleh peristiwa yang sungguh kecil sekali. Karena tiap-tiap pasukan dari Angkatan Perang Perancis telah disusun dan diatur kembali pada hari sesudah pertempuran, orang tawanan diatur dalam rombongan-rombongan dan disuruh berbaris ke Brescia melalui Castiglione dan Montechieso. Salah satu rombongan orang tawanan ini, dijaga oleh segerombolan Husar, berjalan dari Cavriana ke Castiglione pada sore hari. Pen­duduk kota melihat mereka dari jauh, menyangka bahwa mereka tentara Austria yang kembali menyerang. Kabar ini disebarkan oleh petani-petani, oleh pengendara-pengendara kereta barang tentara, oleh saudagar kelontong yang biasanya mengikuti tentara dalam pertempuran, dan meskipun kabar semacam itu sangat mustahil, penduduk kota mempercayainya ketika melihat orang-orang itu datang, lantar menjadi terkejut dan ketakutan. Dengan segera rumah-rumah ditutup. penduduk menyembunyikan dirinya dalam gudang atau di loteng dan bendera-bendera tiga warna yang menghiasi jendela-jendelanya dibakarnya. Beberapa orang lari ke

39

Page 40: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

lapangan dengan istri dan anaknya, membawa barang-barang kepunyaannya. Yang tidak begitu bingung tinggal dalam rumahnya, tetapi dengan segera membawa masuk serdadu-serdadu Austria yang luka yang dijumpainya di jalan ke dalam rumahnya dan dengan tiba-tiba merawatnya dengan baik. Di jalan-jalan yang penuh dengan ambulans-ambulans untuk Brescia dan makan- makanan yang didatangkan untuk tentara, kereta-kereta berisi barang-barang terbalik, dan muatan-muatan biskwit terhambur ke dalam selokan-selokan di samping jalan raya.

Akhirnya kusir-kusir kereta, karena ketakutan, melepaskan kudanya dari kereta-kereta dan memacunya dengan cepat ke Montechiero dan Brescia. Hal itu menimbulkan kegemparan di mana-mana, menyebabkan kebingungan dan keributan yang tak terkira, tubrukan kereta-kereta yang bermuatan makanan dan roti yang biasanya dikirim dengan tetap ke markas Tentara Sekutu oleh pemerintah sipil Brescia, sedang selain dari itu mereka juga menyeret segala yang dijumpainya dan memijak-mijak yang luka yang memekik-mekik kepada mereka minta dibawa. Banyak orang- orang luka yang tidak mau mendengarkan segala nasihat, menyobek balutannya dan terhuyung-huyung keluar dari gereja pergi ke jalan dengan tidak tahu hendak pergi ke mana.

Sesungguhnya tak terlukiskan penderitaan dan kekacauan pada hari-hari tanggal 25, 26 dan 27 Juni itu! Luka-luka, kotor kena debu, menjadi bertambah besar karena kekurangan air dan ke- kurangan rawatan dan semakin sakit. Bau mengotorkan hawa udara, walaupun yang berwajib berusaha dengan sungguh- sungguh untuk menjaga kebersihan dalam rumah-rumah sakit. Iring-iringan setiap seperempat jam datang mengangkut sejumlah orang-orang' luka ke Castiglione dan kekurangan pembantu-pem- bantu, perawat-perawat dan penolong-penolong jadi memuncak. Kegiatan seorang dokter tentara dengan dua atau tiga orang pembantunya dalam menyelenggarakan pengangkutan ke Brescia, dan pertolongan sukarela dari mereka yang mempunyai kendaraan-kendaraan di Brescia yang datang dengan kendaraan- nya, menjemput opsir-opsir yang luka, tidak cukup jika dibanding- kan dengan jumlah orang luka yang datang sehingga keadaan semakin jelek.

Di lantai gereja-gereja Castiglione itu berbaring orang dari ber- bagai-bagai bangsa berdamping-dampingan: bangsa Perancis dan Arab, bangsa Jerman dan Slave. Mereka tidak ada kekuatannya

40

Page 41: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

untuk bergerak dan kalau seandainya ada, maka tempat tak ada untuk bergerak. Kutuk, sumpah, dan pekik yang tak dapat dilukis- kan terdengar bergema di antara dinding-dinding gedung suci itu. "Aduh Tuan, bukan main sakitnya!" berkata beberapa orang yang malang itu kepada saya. “Mereka pergi, kami ditinggalkannya mati sengsara, meskipun kami telah berkelahi mati-matian!" Serdadu- serdadu itu tidak dapat beristirahat walaupun mereka payah sekali dan telah beberapa malam tidak tidur. ,

Dalam penderitaannya itu mereka berteriak-teriak memanggil dokter dan berputar-putar sampai akhirnya mati tegang. Di antara serdadu-serdadu itu ada yang berpendapat, bahwa jika air dingin disiramkan pada luka-luka yang sudah bernanah nanti ada belatungnya dan karena itu mereka tidak mau luka-lukanya dibasahi. Yang lain yang beruntung lukanya dibalut dengan segera di rumah sakit lapangan, tidak mendapat kain pembalut baru di Castiglione selama mereka terpaksa tinggal di sana. Perban mereka itu dikencangkan saja supaya dapat lebih tahan akan goncang di jalan, tidak diganti atau dilonggarkan; kesakitan yang diderita orang-orang itu sangat sekali.

Serdadu-serdadu luka itu dengan muka yang hitam dikerumuni lalat, ada yang membelalak ke kanan dan ke kiri dengan bingung dan tidak berdaya. Ada pula yang hanya berupa sekelompok daging berdarah saja pakai celana dan kemeja dan dikerumuni belatung-belatung. Banyak di antaranya yang gemetar, menyangka bahwa badan mereka akan ditelan oleh belatung itu yang katanya dapat dilihat keluar dari badannya, (pada hal sebetulnya datang dari lalat-lalat yang berkerumun di sekitarnya). Ada seorang yang patah dagunya sehingga lidahnya tergantung keluar dari mulutnya. la membolak-balikkan dirinya dan mencoba bangun. Saya mem- basahi bibir dan lidahnya yang kering itu, mengambil seikat kain pembalut yang saya basahi dengan air dan memeraskannya ke dalam mulutnya.

Seorang lain, sebagian dari mukanya, hidung, bibir dan dagu­nya telah bercerai kena pedang. la tak dapat berkata lagi dan berbaring setengah buta dengan membuat isyarat-isyarat dengan tangannya dan mengeluarkan suara-suara tenggorokan untuk me- narik perhatian. la saya beri minum dan saya siram mukanya yang berdarah itu dengan air sejuk sedikit. Ada lagi yang berlobang besar kepalanya, sehingga otaknya tepercik keluar. Teman-teman- nya yang luka juga menyepaknya ke samping sebab dia menutup

41

Page 42: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

jalan. Saya berhasil melindunginya pada saat-saat penghabisan hidupnya dan saya tutup mukanya dengan saputangan.

Meskipun tiap-tiap rumah telah diubah menjadi rumah sakit dan masing-masing rumah tangga sibuk merawat opsir-opsir yang luka dalam rumahnya, pada hari Minggu saya berhasil mengumpul- kan sejumlah wanita untuk menolong orang luka-luka itu sedapat- dapatnya. Mereka itu bukanlah untuk membedah atau memotong atau melakukan pekerjaan lain semacam itu; tetapi makanan dan teristimewa minuman harus diedarkan di antara orang-orang yang hampir mati kelaparan dan kehausan itu, baru kemudian luka- lukanya dapat dibalut dan badannya yang berlumur darah dicuci. Ini semua dilakukan dalam suasana yang kotor dan panas, di tengah-tengah bau busuk dengan teriakan dan keluhan di mana- mana. Dalam waktu yang pendek terbentuklah segerombolan pembantu-pembantu sukarela. Tetapi yang didekati dahulu oleh wanita bangsa Lombardia itu ialah mereka yang berteriak-teriak paling keras yang bukan selamanya mereka yang terjelek keadaannya. Dengan sekuat tenaga, saya usahakanlah meringan- kan penderitaan dan memberi pertoiongan di tempat-tempat yang sungguh-sungguh membutuhkannya dan untuk itu saya pilihlah salah satu dari gereja-gereja Castiglione yang berdiri di atas bukit sebelah kiri jalan dari Brescia yang bernama Chiesa Maggiore. -

Hampir sejumlah 500 serdadu ada di sana, bertumpuk-tumpuk dalam gereja; 100 orang lagi berbaring di atas rumput kering di muka gereja dilindungi dengan kain layar supaya jangan kena panas. Wanita-wanita itu pergi dari seorang ke seorang dengan kendi dan botol berisi air bersih untuk menghilangkan haus dan membasahi luka mereka. Beberapa dari perawat-perawat sukarela ini sungguh cantik dan manis. Mereka itu semua baik hati, lemah lembut dan mempunyai pandang yang penuh belas kasihan, baik pemeliharaannya, sehingga oleh karena itu hidup kembali sedikit keberanian orang yang luka dan sakit itu. Dalam pada itu pemuda daerah itu berlari-lari dari gereja-gereja dan pompa-pompa air membawa botol, kendi dan cerek berisi air. Sesudah diberi air, maka mereka itu diberi sup dan bulyon pula yang banyak sekali dibuat oleh pegawai-pegawai tata-usaha.

Kain kapas berblok-blok ditempatkan di mana-mana dan dapat dipakai oleh siapa pun juga tetapi kain pembalut, pakaian dalam dan kemeja tidak ada. Alat-alat sangat kurang di dalam kota kecil itu yang sudah dilalui oleh tentara Austria, sehingga barang- 42

Page 43: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

barang keperluan sehari-hari pun tidak terdapat.Meskipun demikian saya berhasil membeli beberapa kemeja

baru dengan pertolongan wanita-wanita yang baik hati itu yang telah menyerahkan semua kain linnennya kepada saya dan pada hari Minggu pagi saya menyuruh kusir saya pergi ke Brescia untuk membeli alat-alat dan makanan. Beberapa jam kemudian ia kem- bali, keretanya penuh buah-buahan, air limun, gula, kemeja, alat penggosok, kain pembalut, rokok, dan tembakau. Dan barulah serdadu-serdadu itu dapat minum air limun yang sejuk yang sangat diingininya, dicuci lukanya dengan kompres-kompres hangat, dan diganti kain pembalutnya.

Sementara itu kami mendapat pembantu-pembantu baru, mula-mula seorang bekas opsir laut, kemudian serombongan pelancong bangsa Inggris yang datang ke gereja karena ingin hendak melihat, tetapi yang kami tahan. Selanjutnya ada dua orang Inggris lain yang sangat ingin menolong dan membagi- bagikan rokok di antara orang-orang Austria. Juga kami mendapat bantuan pula dari seorang pendeta bangsa Italia, dari dua atau tiga orang yang kebetulan datang ke sana, seorang wartawan dari Paris yang kemudian membantu di gereja lain yang tak jauh dari situ dan beberapa opsir yang dengan detasemennya bertugas untuk membantu di Castiglione.

Tetapi sesudah beberapa waktu salah seorang dari opsir-opsir ini mengatakan bahwa ia tak tahan melihat keadaan itu, demikian juga pembantu-pembantu sukarela lainnya, dan seorang demi seorang mereka pergi. Pendeta itu pergi pula terapi ia kembali dan teringat akan keadaan kami, dibawanya semacam rumput-rumput- an yang harum dan botol-botol garam untuk dipasang di bawah hidung kami.

Seorang turis Perancis, terharu melihat orang-orang yang malang itu. tiba-tiba menangis tersedu-sedu. Seorang pedagang dari Neuchatel menyediakan diri selama dua hari untuk membalut luka-luka dan menulis surat-surat perpisahan kepada keluarga- keluarga dari mereka yang hampir mati. Akhirnya untuk menjaga dirinya harus kami tahan-tahan kerajinannya dan kami juga harus menyabarkan seorang bangsa Belgia yang begitu besar ke- inginannya untuk rr\enolong sehingga kami takut ia akan sakit demam seperti yang telah terjadi atas seorang letnan muda yang telah membawa kami, waktu ia dalam perjalanannya dari Milan ke resimennya.

43

Page 44: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Beberapa orang serdadu yang tinggal untuk menduduki kota itu mencoba menolong kawannya, tetapi juga mereka tidak tahan melihat pemandangan yang demikian ngerinya. Seorang kopral bagian genie yang mendapat luka di Magenta dan telah dapat dikatakan sembuh (ia akan kembali ke batalyonnya dan mem- punyai libur beberapa hari) ikut serta dengan kami dan membantu dengan giat, meskipun ia jatuh pingsan dua kali. Kepala adminis- trasi Perancis yang baru saja datang di Castiglione, akhirnya menyuruh orang-orang tawanan yang tidak luka untuk menolong dalam rumah sakit; lain dari pada itu ada datang tiga orang dokter bangsa Austria untuk membantu seorang dokter militer bangsa Corsica. Seorang dokter bangsa Jerman yang dengan sengaja tinggal di medan pertempuran untuk membalut luka bangsa Jerman, telah merawat juga tentara Sekutu dengan giat. Untuk menghargai jasa itu bahagian administrasi memulangkan di ke tentara Austria di Mantua.

"Jangan saya dibiarkan mati," teriak beberapa orang yang malang itu kadang-kadang, lalu sambil memegang tangan saya tiba-tiba dengan kuat, menghembuskan napas yang penghabisan.

Di antara yang luka itu ada seorang kopral muda bernama Claudius Mazuet berumur kira-kira 20 tahun, halus dan tampan mukanya, kena tembak bagian dadanya sebelah kiri. Pelurunya masih ada dalam tubuhnya. Harapannya untuk hidup tak ada lagi dan ia tabu akan hal itu. Ketika saya menolongnya memberi minum ia mengucapkan terima kasih dan dengan air mata berlinang-linang berkatalah ia kepada saya. "Tuan, tolonglah kirim surat kepada ayah saya untuk menghibur ibu saya"! Saya mencatat alamat orang tuanya dan sebentar kemudian ia berpulang. 1 11

Seorang sersan tua dengan beberapa tanda jasa di lengan bajunya tiba-tiba berkata kepada saya dengan keyakinan dan dengan pahit; "Jika saya dirawat dahulu-dahulu, saya mungkin akan hidup, tetapi sekarang sore ini saya akan mati". Dan pada sore hari ia meninggal.

"Saya tak mau mati, saya tak mau mati", teriak seorang grenadier dari pasukan Pengawal yang tiga hari yang lalu masih

1 ) Orang tuanya bertempat tinggal di Rue d’Alger 3, di Lyon, dan anak muda itu, yang masuk tentara sebagai seorang sukarela adalah putra tunggal. Satu- satunya berita yang mereka terima dari dia ialah yang saya sampaikan kepadanya.Seperti banyak lain-lainnya, namanya nampak di antara yang hilang.

Page 45: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

tampak sehat dan kuat dan sekarang diancam bahaya maut karena lukanya. la insyaf bahwa ajalnya akan sampai dan karena itu ia berontak, memerangi keinsyafan itu. Saya melawannya ber- cakap-cakap dan kata saya didengarnya. la perlu dihibur serta dipersenang hatinya dan akhirnya ia meninggal dunia dengan kepercayaan yang ikhlas seperti seorang kanak-kanak.

Di ujung ruangan gereja di dekat altar, seorang serdadu dari pasukan infanteri Afrika terbaring di atas rumput kering, tidak mengeluh dan tidak bergerak lagi. la kena peluru pada tiga tempat, satu di bagian kanan badannya, satu di bahunya sebelah kiri dan yang ketiga di kakinya sebelah kanan; peluru yang mengenai kakinya itu, masih tinggal dalam dagingnya. la belum makan sejak Jumat pagi. Rupanya menakutkan hati, tertutup oleh lumpur kering dan darah beku, dan pakaiannya koyak-koyak.

Kami mencuci lukanya dan memberinya air sup sedikit dan saya tutup ia dengan selimut. Maka ia pun mencium tangan saya dengan pandang yang penuh terima kasih. Di tempat masuk gereja ada seorang Hongaria yang tidak berhentinya memanggil-manggil dokter dalam bahasa Itaiia. Pecahan granat telah melobangi punggungnya seperti dipacul dan mengoyak kulit dagingnya se- hingga tampak daging merahnya bergerak-gerak. Badannya gem- bung berwarna hitam kehijau-hijauan dan ia tidak dapat berbaring atau duduk dengan enak. Saya membasahi segumpal kain kapas dengan air dan mencoba meletakkan di bawahnya tetapi tak lama kemudian ia mati. Didekatnya ada seorang tentara Zouave yang terus saja menangis dan harus dihibur seperti anak kecil. Kepayah- an yang dirasainya sesudah peperangan, kekurangan makanan, ditambah lagi dengan kebingungan yang sangat dan ketakutan akan mati dengan tidak ditolong menyebabkan, bahwa serdadu- serdadu itu tidak dapat menahan hatinya dan menangis tersedu- sedu, pada hal sebelumnya mereka itu tidak mengenai takut.

Pikiran yang amat mengganggu mereka bila sakitnya tidak begitu hebat, ialah ingatan akan ibunya dan kesusahan ibunya itu jika diketahuinya bagaimana nasib mereka. Pada badan seorang muda, tergantung di lehernya, ada gambar seorang wanita tua yang tentu adalah ibunya. Tangan kirinya tetap menekan gambar itu ke dadanya.

Di dekat dinding terbaring 100 serdadu,Perancis dan opsir- opsir rendahan, terbungkus dalam selimut, dalam 2 baris berdekat- dekatan, sehingga jarak di antara mereka hanya cukup untuk me-

45

Page 46: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

langkah. Semua orang itu telah dibalut. Sup telah diberikan. Mereka tenang dan sabar tampaknya, tetapi semua matanya me- ngikuti saya, melihat ke kanan jika saya ke kanan, melihat ke kiri jika saya pergi ke kiri. "Ah", kata beberapa orang di antaranya, "tampak bahwa ia datang dari Paris."1*

"Tidak" kata yang lain, “menurut saya ia rupanya berasal dari sebelah Selatan". "Tuan berasal dari Bordaeux bukan?" Tanya yang ketiga. Setiap orang menginginkan saya berasal dari daerah- nya atau dari kotanya. Sikap serdadu-serdadu sederhana ini pada umumnya sikap sabar dan menerima dan ini patut disebut dan dikemukakan. Jika ditimbang menurut seorang-seorang, apakah arti mereka dalam pergolakan besar ini? Sedikit sekali; mereka menderita dengan tidak mengeluh, mereka mati dengan diam dan sederhana.

Orang tawanan bangsa Austria jarang sekali menentang mereka yang telah menawannya. Tetapi beberapa orang tidak mau menerima pertolongan, karena mereka menaruh curiga dan menyobek kain pembalutnya sehingga lukanya berdarah lagi. Seorang bangsa Croatia merebut peluru yang baru dikeluarkan dari lukanya dan melemparkannya ke muka dokternya.

Yang Iain-lain muram saja mukanya, diam dan tawar saja hatinya. Pada umumnya mereka tidak mempunyai hati yang ter- buka, kemauan yang gembira, keriangan yang ramah, seperti bangsa Latin; meskipun demikian kebanyakan dari mereka bukan tidak tahu berterima kasih atas kebaikan-kebaikan yang dilimpah- kan kepadanya dan perasaan itu tampak tergambar pada muka­nya. Seorang anak muda berumur 19 tahun yang berbaring dengan 40 orang lain di sudut yang paling jauh di gereja tidak mendapat makan selama tiga hari. la telah kehilangan sebuah mata, menggigil karena demam, tidak pandai berbicara lagi dan hampir-hampir tidak kuat minum air sup biarpun sedikit. Tetapi perawatan kami menghidupkan dia kembali dan 24 jam kemudian, ketika ia dapat dikirimkan ke Brescia, hatinya bukan buatan susahnya, hancur luluh meninggalkan kami. Dalam matanya yang

1) Di Tahun yang berikutnya saya merasa puas dapat bertemu di Paris, terutama di Rue de Rivoli dengan serdadu-serdadu cacat di antaranya yang di- potong kaki atau lengannya yang mengenal dan menghentikan sa|a untuk meng- ucapkan terima kasihnya atas perawatan saya di Castiglione

"Kami menamakan Tuan "Tuan Putih", kata salah seorang dari mereka, karena Tuan berpakaian serba putih dan sesungguhnya hangat benar!"

46

Page 47: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

tinggal sebuah itu terlukis terima kasihnyayang tidak terhingga dan ia mencium tangan wanita-wanita Castiglione yang baik budi itu.

Seorang tawanan lain yang sedang demam keras menarik per- hatian segala orang. la belum berumur 20 tahun tetapi rambutnya sudah putih semua. Menurut dia dan teman-temannya, rambutnya berobah menjadi putih dalam pertempuran!1'

Berapa banyaknya anak-anak muda berumur kira-kira 18 tahun atau 20 tahun datang ke sini dengan enggan dari sudut-sudut negeri Jerman atau dari daerah-daerah sebelah timur dari Kerajaan Austria yang luas itu -- mungkin pula beberapa orang dari antaranya dengan paksa -- yang tidak saja menderita kesakitan badan tetapi juga penderitaan sebagai tawanan!

Dan bukan itu saja. Sekarang mereka harus pula lagi merasai sakit hati penduduk kota Milan yang benci sangat kepada bangsa- nya, pemimpinnya dan kaisarnya. Mereka itu tidak dapat meng- harapkan kemurahan hati dari penduduk, sebelum mereka sampai ke negeri Perancis. Kasihan akan ibu anak-anak itu di Jerman, Austria, Hongaria dan Bohemia, langkah hancur hatinya, jika didengarnya bahwa anaknya luka dan ditawan di negeri musuh!

Tetapi wanita-wanita Castiglione, melihat bahwa saya tidak membeda-bedakan bangsa, menurut contoh saya dan menunjuk- kan budi yang sama kepada sekalian mereka itu pada hal mereka asing baginya dan berlain-lain pula asalnya. "Tutti fratelli" (semua saudara), kata mereka berkali-kali. Segala pujian kepada wanita- wanita dan gadis-gadis Castiglione yang pengasih dan penyayang itu! Dalam penderitaan yang amat sangat itu, mereka tetap tinggal tenang, tidak ingat lelah atau jemu, tetap mengorbankan kebaktian dengan diam-diam untuk memberi pertolongan.

Perasaan bahwa tenaga kami kurang cukup dalam keadaan yang luar biasa itu tak dapat kami katakan. Sesungguhnya hati kami bukan main sedihnya merasa bahwa kami tidak dapat berbuat lebih daripada menolong mereka yang ada di hadapan kami saja, bahwa kami terpaksa membiarkan orang menunggu, pada hal mereka berteriak-teriak memanggil kami. Jika kami hendak pergi kepada seseorang, maka kami baru sesudah bebe­rapa jam dapat sampai kepadanya, sebab pada setiap langkah ada orang yang minta pertolongan, ada orang menahan kami atau me-

1) Saya sebutkan kenyataan ini pada suatu pertemuan dari “ Perhimpunan Etnografi Paris" dan itu disebut pula dalam "Reveu orientale et americaine" (Januari 1860) oleh M. R. Cortambert dalam karangannya yang menarik bernama: The Hair of Different Peoples". (Rambut berbagai-bagai oangsa).

47

Page 48: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

ngerumuni kami, sehingga kami tak dapat maju. Lalu timbullah pertanyaan dalam hati kami: "Buat apa pergi ke sebelah kanan pada hal semua orang di sebelah kiri akan mati dengan tidak ada orang untuk melipur hatinya, malahan dengan tidak memberi segelas air pun untuk menghilangkan hausnya yang sangat itu?"

Keinsyafan daiam batin bahwa kehidupan manusia penting; keinginan sebagai manusia untuk meringankan sedikit penderitaan orang-orang yang malang itu atau memberi harapan kepada *mereka yang sudah putus asa; orang yang berbakti mencurahkan tenaganya dan bekerja dengan tidak berhenti-henti, semua ini me- nimbulkan semangat dan mendatangkan hasrat untuk menolong *sedapat mungkin. Maka karena itu hilanglah perasaan kesedihan melihat sekalian kecelakaan yang ngeri itu. Kami tidak peduli lagi, bila liwat melalui orang-orang luka itu, walaupun bagaimana juga berat lukanya atau hancur badannya. Sekalian keinginan itu lebih hebat lagi daripada yang dapat dilukiskan di sini dengan pena, tetapi perasaan kami dingin saja menghadapinya, seakan-akan kami tidak mempan.1* Akan tetapi kemudian, bila terjadi suatu peristiwa kecil atau hal yang tidak berarti yang lebih meresap ke dalam dada, maka sekonyong-konyong hati kami menjadi hancur, sedih dan pilu tidak tertahan, yang mengacau seluruh nyawa dan jantung kami.

Jika seorang serdadu telah mulai lagi melakukan pekerjaannya sehari-hari dalam urusan ketentaraan, ses'udah mengalami jerih payah dan kejadian-kejadian ngeri pada hari pertempuran di Solferino, maka ingatannya akan rumah dan keluarganya menjadi

1) Karena lebih dari tiga tahun sebelum saya mengambil keputusan untuk mengumpulkan kenang-kenangan yang pedih ini, yang tak pernah saya maksudkan untuk dicetak, dapatlah dimengerti, bahwa dalam pada itu ia telah menjadi agak kabur dan seterusnya hendaklah disingkatkan, yaitu yang ber- hubungan dengan tempat-tempat terjadinya kepedihan dan kehancuran, yang saya saksikan. Tetapi jika halaman-halaman ini dapat mengemukakan masalah (atau _dapat menjadikan ia berkembang dan disadari kepentingannya yang mendesak) dari pertolongan yang harus diberikan kepada serdadu-serdadu yang luka di medan perang, atau dari pertolongan pertama yang harus diberikan padanya sesudah bertempur - jika ia dapat menarik perhatian dari mereka yang mberperasaan perikemanusiaan dan mengasihi sesama manusia -- pendeknya, jika pertimbangan dan penyelidikan dari soal yang sangat luar biasa pentingnya ini, dengan mendapat kemajuan yang tidak seberapa saja, dapat menimbulkan per- baikan dalam keadaan perkara-perkara, yang kemajuan dan perbaikannya tak boleh dipandang terlalu besar, bahkan dalam tentara-tentara yang terbaik organi- sasinya pun, maka saya telah dapat mencapai tujuan saya sepenuh-penuhnya.

48

Page 49: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

lebih kuat. Hal ini ternyata sekali dari surat yang di bawah ini yang dikirimkan oleh seorang opsir Perancis dari Volta kepada sau- daranya di Perancis:

"Engkau tidak dapat mengirakan betapa gembiranya serdadu- serdadu jika mereka melihat kopral Pos datang membagi-bagi surat. Tak heran, sebab yang dibawanya itu ialah kabar dari Perancis, dari rumah, dari keluarga dan sahabat. Kami semua penuh perhatian waktu mereka mengulurkan tangannya dengan bernafsu. Barang siapa yang untung mendapat surat, mem- bukanya dengan tergesa-gesa sekali dan menelan isinya. Mereka yang kecewa, berlalu dari situ dengan berat hati, mengingat mereka yang telah ditinggalkannya.

Kadang-kadang tidak ada suarayang menjawab, bila dipanggil suatu nama. Kami lalu lihat-melihat, tanya - bertanya dan me- nunggu. Maka kemudian terdengaranlah seorang berkata dengan lunak:" "Meninggal", dan kopral Pos lantas menyampingkan surat itu untuk dikirimkan kembali kepada si pengirim dengan tidak di buka. Waktu mengirimnya surat itu si pengirim itu senang sekali dan yakin bahwa yang menerimanya akan girang, tapi bila surat kembali kepadanya, maka hatinyatentu rasa diiris.“

Jalan-jalan Castglione menjadi lebih sunyi. Tempat yang ter- luang mulai ada, sebab banyak orang yang sudah berangkat dan meninggal. Dan meskipun rombongan luka-luka tetap datang, lambat laun semua sudah diatur dan jawatan-jawatan mulailah menjalankan kewajibannya dengan lancar. Alangan yang me- nahan-nahan pekerjaan tidak disebabkan karena orgamsasi jelek atau karena jawatan tata usaha kurang cakap, tetapi dari sebab jumlah orang-orang yang luka tak terkira-kira banyaknya serta tidak terduga dan jumlah dokter, perawat-perawat dan pembantu- pembantu sedikit sekali dibandingkan dengan mereka.

Iring-iringan dan Castiglione ke Brescia sekarang berjalan '» dengan lebih lancar. Sayang iring-iringan itu terdiri dari kereta-

kereta ambulans dan pedati-pedati berat ditarik sapi yang sangat lambat jalannya di bawah matahari yang panas terik, di tengah-

4 tengah debu yang sangat tebal, sampai menutup pergelangan kakiorang-orang yang berjalan. Meskipun kendaraan-kendaraan ini di- tutupi dengan dahan-dahan, panas udara masih sangat terasa, sedang orang-orang luka di dalamnya bertumpuk-tumpuk. Dapat dibayangkan dengan mudah penderitaan mereka dalam perjalan- an yang lama itu. Dari karena itu bila ada orang liwat mengangguk

49

Page 50: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

kepadanya dengan muka manis, maka mereka berasaterhibur dan dengan segera membalasnya dengan pandang terima kasih.

Di dusun-dusun sepanjang jalan ke Brescia tampak orang- orang perempuan duduk di muka pintu rumahnya membuat kain pembalut. Jika iring-iringan datang, mereka melompat ke atas kereta-kereta, mengganti kompres-kompres orang-orang yang luka, mencuci luka-lukanya, menaruh kain kapas baru yang di- basahi dengan air dan menuangkan air sup, minuman anggur atau air limun ke dalam mulut mereka yang tidak mempunyai kekuatan lagi untuk mengangkat kepala atau tangannya. Kereta-kereta pengangkutan yang membawa makanan, amunisi dan macam- macam barang lain keperkemahan tentara Perancis atau Pied­mont, jika kembali kosong, bermuatan serdadu-serdadu yang luka yang dibawa ke Brescia. Pada tiap-tiap dusun yang dilalui iring- iringan itu orang sudah menyediakan minuman dan makanan. Di Montechiaro tiga rumah sakit kecil yang dipimpin oleh perempuan- perempuan tani yang cakap, merawat orang-orang luka dengan baik. Du Guidizzolo kira-kira seribu orang-orang luka dirawat dengan memuaskan di sebuah istana yang besar sekali meskipun untuk sementara; sebuah biara di Volta yang diubah menjadi barak-barak memberi perlindungan kepada beratus-ratus serdadu Austria; di kota Cavriana sejumlah serdadu Austria yang lumpuh mendapat perlindungan di gereja yang terbesar. Di rumah sakit lapangan Markas besar, operasi-operasi dilakukan dengan me- makai choloroform, yaitu yang segera memingsankan orang-orang Austria, sedang orang-orang Perancis karenanya terganggu urat syarafnya dan berteriak-teriak. .

Penduduk Cavriana hampir tidak ada lagi mempunyai makan­an dan serdadu pasukan Pengawal memberi makanan kepada mereka dan membagi-bagi ransumnya pula. Kota itu seluruhnya telah rusak dan hampir segala barang yang dapat dimakan telah dijual atau ditagih oleh bangsa Austria. Tentara Perancis banyak mempunyai makanan ransum, berkat jauhnya pemandangan tata- usaha, tetapi mentega, gemuk dan sayuran yang biasanya di- tambahkan pada makanan serdadu sukar sekali didapat. Orang- orang Austria telah mengambil hampir semua ternak di daerah itu dan yang mudah diperoleh di tempat perkemahan tentara Sekutu hanyalah tepung jagung saja. Tetapi apa yang masih dapat dijual oleh petam-petani bangsa Lombardia untuk menambah makanan tentara dibeli daripadanya dengan harga tinggi supaya senang

Page 51: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

hatinya, begitu juga kentang dan bahan-bahan lain untuk kebutuh- an tentara Perancis, sehingga petani-petani yang sudah menderita kerugian karena kerusakan perang itu, beroleh ganti yang cukup.

Orang-orang luka dari tentara Sardinia yang dibawa ke Desenzano, Rivoltella, Lonato dan Pozzolengo tidak begitu jelek keadaannya, seperti di Castiglione. Baik kota Desenzano maupun kota Rivoltella tidak diduduki oleh kedua tentara itu sehingga di situ lebih banyak makanan; keadaan rumah-rumah sakit-lapangan sangat baik dan penduduknya, karena tidak begitu diganggu dan tidak amat ketakutan, membantu dengan giat merawat penderita- penderita. Mereka yang dikirim ke Brescia diangkut dalam kereta- kereta yang agak baik dan dibaringkan di atas lapisan rumput kering. Mereka dilindungi dari sinar matahari dengan jalinan dahan- dahan yang berdaun yang terikat kuat pada kereta-kereta dan ditutupi lagi dengan kain layar.

Karena payah sekali dan tidak dapat tidur sekejap mata pun, pada sore hari tanggal 27 saya panggil kereta saya dan kira-kira pukul 6 saya berangkat untuk menghirup hawa udara yang sejuk dan beristirahat sebentar, untuk menghindarkan pemandangan- pemandangan yang menyedihkan yang tampak di mana-mana di Castiglione. Untunglah saya pergi pada hari itu, sebab (seperti kemudian saya dengar) sebelum hari Senin belum ada perintah- perintah untuk pemindahan tentara. Maka oleh karena itu medan pertempuran sangat sunyi sepi dan sedih kelihatannya. Semangat dan nafsu yang bergelora beberapa hari yang lalu di tempat itu sedikit pun tidak ada tandanya lagi. Tetapi di sana-sini masih ada lenyah-lenyah darah kering memerah, dan tanah-tanah baru digali tertutup oleh kapur putih, tempat penguburan kurban-kurban pada tanggal 24. Di Solferino di dekat sebuah menara yang sudah ber- abad-abad lamanya berdiri dengan megahnya, yaitu di tempat untuk ketiga kalinya dilakukan peperangan oleh dua kekuasaan modern, orang sedang sibuk mengangkat sisa-sisa manusia yang bertebaran di mana-mana, bahkan juga di salib-salib dan di batu- batu kuburan.

Saya sampai di Cavriana kira-kira pukul 9. Perlengkapan senjata di sekeliling Pusat Markas-besar Kaisar Perancis indahnya bukan buatan. Saya ingin bertemu dengan Hertog Magenta yang sudah saya kenal. Karena tidak tahu betul di mana tempat kemah tentaranya saya berhenti di jalan kecil di muka rumah yang didiami oleh Kaisar Napoleon sejak malam Sabtu. Sebab itu dengan tidak

51

Page 52: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

diduga saya berhadapan dengan beberapa jenderal yang sedang duduk merokok di atas kursi sederhana di muka rumah kaisarnya. Sementara saya minta keterangan di mana perkemahan Mac Mahon itu, jenderal-jenderal ini bertanya-tanya tentang saya ke- pada kopral yang datang bersarna dengan saya yang disangkanya opas saya sebab dia duduk di samping kusir Mereka ingin tahu siapa dan apa masud saya, dan disangkanya saya adalah seorang utusan, sebab seorang turis biasa tidak akan berani datang di tengah-tengah perkemahan tentara dan berniat berjalan terus, pada hal hari sudah malam.

Kopral itu juga tidak banyak mengetahui tentang saya dan dengan sendirinya tidak dapat menjawab segala pertanyaan itu, tetapi ia tetap hormat. Maka karena itu keinginan jenderal-jenderal itu bertambah-tambah ketika mereka melihat bahwa saya berang- kat lagi ke Borghetto untuk menemui Hertog Magenta.

Adapun Hertog Magenta adalah pemimpin Corps kedua. Corps itu diperintahkan berangkat ke Castellaro dari Cavriana, lima kilometer lebih jauh dari pasukan-pasukannya berkemah di se- belah kanan dan kiri jalan dari Castellaro ke Monzambano. Marsekal itu sendiri dengan stafnya berada di Borghetto. Tetapi hari sudah larut malam dan kami tidak begitu jelas menaapat keterangan-keterangan, sehingga sesudah berjalan satu jam kami tersesat dan mengambil jalan yang pergi ke Volta. Hasilnya ialah kami bertemu dengan tentara Marsekal Niel yang berkemah sekitar kota Volta. Di situ tenanglah sedikit pikiran dan lelah saya menjadi kurang. Mendengar bunyi redam di bawah langit bagus bertaburan bintang, melihat unggun-unggun api perkemahan, kemah-kemah opsir yang terang. Suara sayup-sayup antara mengantuk dengan tidur, sekalian mengobati hati saya dan menyegarkan badan. Keributan dan kekacauan hati pada siang hari sekarang berganti dengan bayangan dan kesunyian malam dan saya merasa girang 1

1) Kopral ini luka di Magenta. Dalam perjalanan pulang ke Batalyonnya sesudah sembuh. la sangat giat menolong perawat-perawat di Catiglione. Saya dimintanya untuk mengantarkan ke tengah-tengah tentara untuk melakukan kunjungan, dan permintaannya itu saya terima. Pangkatnya sebagai opsir rendah tidak dapat tidak tentu menolong saya untuk melalui pos-pos militer dengan tidak banyak rintangan. Pada hari itu juga Tanggal 27, dua orang Inggris yang memberanikan diri memasuki pertahanan Perancis disangka mata-mata musuh Jerman dan diperlakukan dengan kasar, tetapi untunglah kepala korps tentara itu segera mencampuri perkara itu dan kedua orang Inggris itu dibebaskan.

52

Page 53: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

menghirup hawa malam yang bersih.Tetapi dalam kegelapan itu, kusir saya, orang Italia, menjadi

sangat ketakutan mengingat bahwa musuh tidak jauh dari situ sehingga saya berkali-kali harus memegang kendali sendiri atau memberikannya kepada kopral itu. Kusir itu telah lari dari Mantua sepuluh hari yang telah lalu dan supaya tidak diharuskan masuk tentara Austria ia pergi ke Brescia sebagai pengungsi. Di situ dicarinya pekerjaan pada seorang pedagang kereta yang me- nerimanya sebagai kusir. Ketakutannya itu bertambah-tambah ketika mendengar bunyi bedil dari jauh yang ditembakkan oleh seorang Austria ketika mendengar kami datang dan yang kemudian menghilang ke dalam hutan semak. Ketika tentara Austria mundur, beberapa orang serdadu menyembunylkan dirinya di gudang-gudang rumah-rumah yang telah ditinggalkan oleh penduduknya. Serdadu-serdadu itu, terpencil dan ketakutan, mula- mula dapat memperoleh makanan dan minuman di tempat-tempat persembunyian mereka, tetapi kemudian mereka harus mencari di lapangan, dan berkeliaran dengan tak bertujuan pada malam hari,

Kusir Italia itu karena bingungnya tidak sanggup menjalankan kereta; ia menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat ke arah semak- semak di kanan kiri jalan dengan mata membelalak ketakutan dan pada setiap saat dikiranya ada beberapa orang Austria akan menembaknya. la mengawasi tiap-tiap pagar dan gubuk dan pada tiap-tiap tikungan jalan ketakutannya bertambah-tambah. Tatkala terdengar lagi tembakan lain di malam yang sunyi itu dari seorang penjaga yang tak kami lihat dalam gelap itu, maka cemasnya tidak terkira-kira dan ia hampir-hampir pingsan waktu melihat sebuah payung yang terbuka dan berlobang-lobang kena peluru, terletak disudut sebuah lapangan dekat Volta. Saya kira payung itu kepunyaan perempuan kantin tentara Perancis yang ditinggalkannya dalam keributan tanggal 24.

Kami kembali mencari jalan yang baik ke Borghetto. Waktu itu hari sudah pukul 11 dan kuda kami pacu secepat-cepatnya. Tiba-tiba selagi kereta kami menerbangkan kami dengan tidak berbunyi di Strada Cavallara kami terkejut mendengar teriak: "Siapa itu? Jawab, kalau tidak saya tembak!" -- Seorang penjaga berkuda siap akan menembak kami dari dekat. "Perancis", teriak kopral itu dengan segera dan kemudian disebutnya pangkatnya:"Kopral dari pasukan genie nomor tujuh kompi.... " "Boleh jalan"jawab penjaga itu.

53

Page 54: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Akhirnya pukul 12 kurang seperempat kami sampai dengan selamat di Borghetto.1* Kota itu seluruhnya diselubungi oleh ke- sunyian dan kegelapan, kecuali cahaya lampu di jalan besar yang datang dari sebuah kamar di tingkat pertama, tempat opsir-opsir tata usaha sedang bekerja. Opsir-opsir itu meskipun terganggu dalam pekerjaannya dan sangat heran akan kedatangan saya yang tiba-tiba pada waktu itu, menyambut saya dengan segala hormat. Salah seorang dari mereka itu, Mr. A. Outrey manis sekali menerima saya sampai tidak ditunggunya saya memperlihatkan surat-surat keterangan saya dari beberapa jenderal. Saya di- berinya sup yang amat enak, malahan yang sedap rasanya, sebab saya hampir tak makan apa-apa dalam hari-hari yang lalu. Kemudian datang pula opasnya membawa kasur untuk saya berbaring melepaskan lelah beberapa jam. Maka tidurlah saya dengan nyenyaknya dengan tidak diganggu bau busuk atau lalat yang mengusik mereka yang hidup seperti di Castiglione, sesudah puas menghinggapi mayat-mayat.

Pada tanggal 28, pukul 6 pagi saya diterima dengan baik dan ramah oleh Marsekal Mac Mahon yang gagah berani dan sangat dipuja-puja anak buahnya.1 2* Pukul 10 saya berada di rumah yang

1) Borghetto adalah suatu kota kecil. Yang berpenduduk kira-kira 2000 orang, di tepi kanan Sungai Mincio, berhadap-hadapan dengan Valeggio. Dalam tahun 1848, pasukan-pasukan Sardinia di bawah pimpinan Raja Karel-albert me- nyeberangi Sungai Mincio di sana, meskipun menghadapi perlawanan hebat dari orang-orang Austria dan komandannya, Panglima Besar Radetzky.

2) Hertog Magenta sangat populer di kalangan tentara Perancis. Serdadu- serdadunya bukan saja mencintai, namun juga menghormatinya. Misalnya di tahun 1856 di Algeria, di jalan ke Constantine, di dalam kereta (diligence) saya berada dua orang bekas Zouave. Mereka sedang pergi menuju Bathna sebagai pekerja-pekerja untuk menebang pohon-pohon hutan. Mereka sedang mem- percakapkan perang di Timur Dekat, dan Marsekal Mac Mahon secara menarik sekali, dan beberapa pernyataannya sampai di telinga saya: "Jenderal itu", kata salah seorang di antara mereka, "adakah kiranya orang lain yang menyamainya?la adalah seorang yang tahu bagaimana harusnya memimpin. Kami serdadu- Vserdadu tua, yang suka menggerutu, yang belum pernah merasa takut, tetapi kamipernah menitikkan air mata jua. Kau ingat, tatkala ia berkata-kata dengan kita ditanah lapang, waktu kita dilepas karena habis dinas kita? Kau ingat bagaimana iamengatakan kata-kata perpisahannya kepada kita: "Kamu telah menjalankan *tugasmu secara berani di bawah naungan bendera kita. kamu sekarang kembalilagi menjadi orang pereman. Janganlah sekali-kali melakukan sesuatu perbuatan,yang dapat memalukan; ingatlah, kamu mempunyai seorang bapak, yaitu aku. Kauingat dia melemparkan dompetnya, yang penuh dengan mas seraya berkata:"Bagikanlah, tetapi apa saja yang kamu perbuat, janganlah bertengkar". Dan kita semua menangis sebagai anak-anak perempuan.

54

Page 55: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

telah dialami oleh dua orang kaisar yang bermusuh-musuhan pada tanggal 24 Juni di Cavriana, yaitu yang sejak itu menjadi rumah yang bersejarah. Sore harinya pukul 3 saya kembali pulang ke Castiglione dan mereka yang luka tampak sangat girang melihat saya lagi. Pada tanggal 30 Juni saya ada di Brescia.

Berbeda dengan kota Castiglione, yaitu yang telah dijadikan ambulans-lapangan yang besar maka kota Brescia yang sangat indah itu telah diubah menjadi kota rumah sakit yang luas. Dua kathedral, gereja-gereja, istana-istana, biara-biara, sekolah-seko- lah, dan barak-barak, semua gedung-gedung di kota itu penuh dengan orang-orang luka dari Solferino. Lima belas ribu tempat tidur telah dibuat, entah dengan cara bagaimana. Bantuan penduduk kota yang pengasih itu sesungguhnya lebih besar dari di mana-mana dalam hal sedemikian. Di pusat kota, gedung Basilica tua, terkenal sebagai "il Duomo vecchio" atau "Rotondo"dengan2 gerejanya, berisi 1000 orang luka. Banyak orang datang me- ngunjungi mereka dan wanita-wanita dari segala lapisan membawa buah-buahan, biskuit, gula-guia dan Iain-lain makanan yang enak- enak. Janda yang paling sederhana, perempuan tua yang paling miskin merasa sebagai kewajibannya untuk pergi sendiri me- ngunjungi mereka dengan membawa suatu tanda perasaan hati- nya biarpun tanda itu sederhana sekali. Dalam kathedral baru, sebuah gereja putih yang bagus, keadaannya begitu juga. Di situ dirawat beratus-ratus orang luka, demikian pula di dalam 40 gedung lainnya, gereja-gereja atau rumah-rumah sakit yang ketika itu memuat 20.000 orang luka dan sakit.

Dewan kota Brescia dengan segera bertindak dengan penuh tanggung jawab menghadapi keadaan itu. Dewan itu tetap bersidang dan mendapat bantuan dan nasehat dari penduduk yang tertinggi dalam kota. Atas nasehat Dr. Bartolomeo Gualla, dewan kota membentuk suatu panitia pusat untuk mengatur pekerjaan di rumah sakit. Kepala panitia itu, Dr. Bartolomeo Gualla sendiri dan anggota-anggotanya dokter-dokter Gorbonani, Arefici, Ballini, Bonicelle, Cassa, C, Maggi dan Abeni bekerja siang malam dengan kegiatan yang patut dipuji. Panitia itu menunjuk seorang administratur untuk tiap-tiap rumah sakit dan seorang kepala dokter yang dibantu oleh beberapa dokter dan perawat-perawat. Jika biara-biara, gedung-gedung sekolah atau gereja-gereja diper- olehnya untuk dijadikan rumah sakit, maka panitia itu mengubah- nya menjadi rumah sakit yang lengkap dengan beratus-ratus

55

Page 56: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

tempat tidur, ruangan dapur yang luas, alat-alat pencuci, kain-kain linnen dan segala yang perlu; semua itu dilakukan dalam beberapa jam saja seolah-olah dengan kekuatan sihir. Usaha-usaha itu dijalankan dengan lancar sekali sehingga hanya dalam beberapa hari saja rumah-rumah sakit sementara itu berjalan dengan baik dan teratur. Saya merasa kagum akan hasil usaha mereka itu, apalagi jika diketahui bahwa kota Brescia yang hanya mempunyai 40.000 penduduk itu dibanjiri oleh 30.000 orang-orang yang luka dan sakit11 Di sini harus saya terangkan, bahwa dokter itu, -- 140 orang banyaknya kegiatannya dan semangatnya sangat baik dalam waktu menjalankan kewajibannya yang sulit dan me- mayahkan itu dan suasana pekerjaan mereka tidak terganggu oleh busuk hati atau cemburu. Mereka dibantu oleh mahasiswa-maha- siswa kedokteran dan beberapa orang-orang suka rela. Panitia- panitia pembantu juga dibentuk dan selain daripada itu didirikan pula panitia istimewa untuk menerima bermacam-macam sum- bangan, (kain linen, perlengkapan, tempat tidur d.I.I.). Sebuah panitia lain bertanggung jawab atas gudang barang.1 2̂

Di rumah-rumah sakit yang besar-besar, opsir-opsir biasanya dipisahkan dari serdadu biasa dan orang-orang Austria tidak bercampur dengan tentara Sekutu. Bentuk tempat tidur rupanya sama semua, tetapi dari pakaian dan pici yang terletak pada sebuah papan di atas masing-masing tempat tidur itu, tampak masuk pasukan mana mereka itu. Tindakan-tindakan harus diambil untuk menjaga supaya tamu jangan masuk banyak-banyak sebab mereka mengganggu dan menghalangi perkerjaan.

Serdadu-serdadu itu kelihatannya ada yang gagah dan tawakkal, tetapi di sampingnya ada pula yang mengomel dan berkeluh-kesah. Dalam hari-hari pertama itu tiap-tiap luka sangat berat tampaknya. Pada serdadu Perancis ternyata sifat bangsa Gallia, yaitu suka gembira. Mereka itu tidak peragu, pandai menyesuaikan diri, baik hati, pasti dan giat, tetapi tidak sabar dan lekas marah. Mereka adalah pasien-pasien yang lebih baik waktu

1) Dari 15 Juli sampai 31 Agustus jumlah orang yang diterima di rumah-rumah sakit Brescia ada 19.655; di antaranya lebih dari 19.000 orang adalah tentara Franco Sardinin. Pihak Austria mempunyai sekurang-kurangnya 20.000 orang- orang sakit di rumah sakitnya di Venetia.

2) yang pertama dari komisi-komisi itu terdiri dari Tuan-tuan Pallavicini, Glisenti, Averoldi Sienna, Zuccoli dan Conter serta Canon Rossa; yang kedua terdiri dari Tuan-tuan Basiletti, Caprioli, Rovettadan Da Ponte.

56

Page 57: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

J. HENRY DUNANTDipolrcl di hari tuanya diHeiden, kira-kira pada waktu ia memperoleh Hadiah

Nobel yang pertama.

57

Page 58: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

diioperasi, karena mereka tidak pencemas dan pandai menahan perasaannya. Mereka bukan seperti serdadu-serdadu Austria, tidak periang, sangat ketakutan jika dioperasi dan menggerutu dalam kesunyian. Dokter-dokter bangsa Italia, berpakaian panjang ber- warna hitam, merawat orang-orang Perancis dengan sebaik- baiknya, tetapi cara-cara yang dilakukan oleh beberapa orang di antaranya menyusahkan pasien-pasien, yaitu jika mereka disuruh- nya makan berpantang, atau dalam hal memindahkan darah.

Di kamar-kamar sakit banyak saya jumpai orang-orang luka dari Castiglione yang mengenal saya. Mereka sekarang dirawat dengan lebih baik, tetapi penderitaannya belum berakhir. Di antara mereka ada seorang dari pasukan Pengawal yang gagah berani yang tefah saya rawat untuk pertama kali di Castiglione. Kakinya luka kena peluru dan ia berbaring di atas tempat tidurnya, sedang air mukanya menunjukkan bahwa ia menderita sakit yang amat hebat; matanya cekung dan warna mukanya kekuning-kuningan, menandakan bahwa ia sedang diserang oleh demam keras. Bibirnya kering, suaranya bergetar dan semangat pahlawannya hilang berganti dengan perasaan takut. Kakinya itu telah gembung dan bernanah dan ia tidak mau seorang pun mendekatinya. Waktu itu lewat seorang dokter-potong bangsa Perancis di tempat tidurnya. Melihat dokter itu, maka pasien itu memegang tangannya di antara kedua tangannya yang panas seperti api, serta serunya: "Jangan saya disiksa. Sampai ke tulang rasanya sakit saya."

Tetapi operasi harus dilakukan dan dengan segera, sebab masih ada sejumlah orang luka yang harus dioperasi pada hari itu juga dan 150 orang lain yang harus dibalut kakinya. Jadi waktu tidak ada untuk berhenti sebentar karena belas kasihan atau untuk menunggu sampai ia membulatkan pikirannya. Dokter itu, seorang baik tetapi berhati keras, hanya menjawab, "Percayalah pada kami". Dan dengan cepat ia mengangkat kain selimutnya. Kaki yang luka itu sudah menggembung sampai menjadi dua kali lebih besar dan nanah yang berbau busuk mengalir dengan leluasa di tiga tempat; tanda merah-merah menunjukkan bahwa sebuah urat nadinya putus, sehingga anggota itu tidak mendapatkan darah sebagaimana mestinya. Dengan demikian tidak ada lagi jalan lain daripada memotong kaki itu sampai ke pahanya. Amputasi! Kata itu dahsyat sekali dan anak muda itu cuma dapat memilih mati atau lumpuh selama hidupnya. la tidak sempat membulatkan hatinya untuk menghadapi hal itu. "Ya Tuhan, ya Tuhan, apa yang Tuan58

Page 59: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

lakukan?" tanyanya dengan gemetar seluruh badannya.Dokter itu tidak menjawab. “Angkut dia, perawat." katanya.

"Cepat!" Ketika itu terdengarlah bunyi pekik yang menyayat hati sebab perawat yang bodoh itu memegang kaki itu di tempat yang terlalu dekat pada lukanya. Tulang-tulang yang patah menusuk daging serdadu itu dan menambah penderitaannya. Kakinya itu kelihatan melengkung, luar biasa bentuknya dan dalam keadaan demikianlah ia digendong ke kamar operasi. Ngeri saya melihat. Seakan-akan menggiring seekor sapi ke tempat penyembelihan!"

Pasien itu akhirnya dibaringkan di atas sebuah meja yang dialas dengan kasur tipis. Di atas meja di sebelahnya terletak alat-alat pemotong ditutup dengan kain. Dokter itu sudah me- musatkan pikirannya kepada pekerjaan yang akan dilakukannya dan tidak lagi memperhatikan hal Iain-lain. Pembantunya, seorang dokter muda, memegang lengan si luka itu. Perawatnya me­megang kaki serdadu itu sebelah yang sehat dan berusaha sekuat-kuatriya mengangkat pasien itu ke tepi meja. Serdadu yang malang itu berteriak ketakutan, "Jangan saya dijatuhkan!" dan memeluk dokter muda itu kuat-kuat dengan kedua belah lengan- nya. Dokter muda itu sudah siap untuk menolongnya, tetapi mukanya sendiri pucat dan ia pun bingung seperti orang luka itu pula. Dalam pada itu dokter-potong itu telah menanggalkan mantelnya, menggulung lengan bajunya sampai ke bahu, dan mengenakan pakaian putih yang menutup badannya sampai lehernya. Sambil bertekan dengan sebuah lututnya di atas tanah dan berpisau tajam di tangannya, dipegangnya paha pasien itu lantas dengan satu gerakan dipotongnya kulit sekeliling kaki serdadu itu. Pekik yang ngeri menjerit di rumah sakit itu. Dokter muda itu melihat muka serdadu itu dan segala kesakitan yang dideritanya nyata padanya. "Tetapkan hatimu," katanya, ketika terasa olehnya tangan serdadu itu mendekap di punggungnya. "Dua menit lagi dan engkau akan baik." Dokter-potong itu bangun dari jongkoknya dan mulai membuangkan kulit pasien itu dari otot- otot yang ad a di bawahnya.

Setelah itu dengan kuat dipotongnya otot-ototnya itu sampai ke tulang. Dengan menyembur darah keluar dari urat nadi, membasahi dokter itu dan mengalir ke lantai. Dokter yang cakap itu tetap tenang saja dan tidak berkata sepatah pun sampai tiba-tiba keluar katanya dengan gusar kepada perawat yang kurang cakap itu: "Tak pandaikah engkau mengompres urat nadi!" Perawat itu

59

Page 60: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

belum banyak pengalamannya, dan iatidak tahu bagaimana meng- hentikan darah keluar dengan melekatkan ibu jarinya pada saluran- saluran darah itu. Dalam kesakitan yang amat sangat, berkatalah serdadu itu dengan suara lemah, "Aduh, cukuplah ini, biarkanlah saya mati!", dan peluh dinginnya mengalir pada mukanya.

Tetapi pekerjaan itu belum selesai, serdadu itu masih harus menderita sebentar lagi, yang rasa seabad lamanya. Dokter pembantu yang baik hati itu menghitung detik-detiknya dan sambil memandang muka dokter dan pasien itu berganti-ganti dicobanya menimbulkan keberanian serdadu itu. Tatkala dilihatnya pasien itu menggigil ketakutan, berkatalah ia, "Masih sekejap lagi".

Sesungguhnyalah sekarang datanglah waktunya untuk meng- gergaji dan kemudian kedengaranlah bunyi baja berderak-derak memakan tulang yang masih hidup, memisahkan anggota badan yang setengah busuk dari badan serdadu itu.

Tetapi kesakitan yang ditimbulkannya itu tidak tertanggung lagi oleh tubuh yang sudah lemah dan payah itu. la tidak mengeluh lagi kesakitan sebab telah pingsan. Sekarang dokter itu menjadi cemas, kalau-kalau pasien itu sudah meninggal karena ia tidak lagi menjerit atau memekik, kalau-kalau diamnya itu menunjukkan bahwa ajalnya sudah sampai. Maka karena itu berusahalah ia menghidupkannya. Obat-obat yang sudah disediakan untuk keperluan itu berhasil menimbulkan suatu tanda bahwa ia masih bernyawa, yang tampak terbayang dalam matanya yang sudah suram dan setengah tertutup. Rupanya serdadu yang sudah hampir mati itu akan dapat hidup terus. la payah, seakan-akan sudah remuk, tetapi bahayayang terbesar sudah hilang.

Di rumah sakit lain kadang-kadang dipergunakan choloroform. Akibatnya terutama pada orang Perancis adalah dua macam, yaitu mula-mula berteriak-teriak, seringkali memuncak menjadi mengi- gau dan kemudian berubah menjadi lesu dan diam. Tetapi beberapa serdadu yang sudah biasa akan minuman keras susah sekali dipingsankan dan obat bius yang keras itu lama baru memberi hasil. Kecelakaan, bahkan mati karena choloroform tidak jarang terjadi dan kadang-kadang usaha dokter itu tidak berhasil untuk menghidupkan kembali orang yang beberapa menit se- belumnya masih berkata-kata.

Bayangkanlah sekarang betapa rasa hati orang Austria yang tidak mengerti bahasa Italia ataupun bahasa Perancis, bila ia mesti dioperasi seperti demikian; tidak dapat bercakap-cakap sepatah60

Page 61: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

pun dengan penyiksa-penyiksa mereka.yang baik itu, sedang mereka seakan-akan dibawa ke tempat penyembelihan. Kepada orang Perancis, semua orang berlaku manis; mereka digembira- kan, dihibur dan ditabahkan hatinya dan jika mereka diajak bercakap-cakap tentang pertempuran di Solferino, meskipun di situ mereka mendapat luka-luka yang berat itu, mereka menjadi gembira dan dengan segera mulai berbantah-bantahan. Kenang- kenangan yang jaya menimbulkan riangnya dan rupanya me- ringankan penderitaannya. Tetapi orang Austria nasibnya tidak begitu baik. Di rumah-rumah sakit yang merawat orang-orang Austria, saya selalu berikhtiar hendak menjumpai mereka dan kadang-kadang mempergunakan kekerasan untuk masuk ke tempat mereka. Dan alangkah besar terima kasihnya jika saya memberi sedikit tembakau kepada mereka atau bercakap-cakap dengan ramah. Pada raut mukanya yang tawakal, tenang dan manis itu terbayanglah perasaan-perasaan yang tak dapat diucap- kan dengan kata-kata. Pandangan mereka melebihi ucapan- ucapan terima kasii'i. Opsir-opsir mereka berterima kasih sekali atas perhatian yang diberikan kepadanya. Opsir-opsir dan serdadu diperlakukan dengan peri kemanusiaan oleh penduduk Brescia, tetapi tidak dengan ramah tamah. Prins Isenburg dan seorang prins Jerman lain mempunyai sebuah kamar yang kecil tetapi I u may an.

Pekerjaan saya membagi-bagi tembakau, pipa dan rokok di gereja-gereja dan rumah-rumah sakit itu lamanya beberapa hari. Orang yang merokok banyaknya beratus-ratus. Asapnya me- ngebul-ngebul, tetapi baik sekali untuk menghilangkan bau busuk yang ditimbulkan oleh orang-orang luka yang begitu banyak berjejal-jejal di gedung-gedung yang sempit dan panas itu. Di Brescia persediaan tembakau dengan segera habis dan tambah- nya harus didatangkan lagi dari Milan. Hanya tembakaulah yang dapat mengufangi ketakutan orang yang akan dipotong. Serdadu-serdau itu banyak yang menghisap pipa waktu dioperasi dan banyak pula d: antaranya yang mati sambil merokok.

Dalam mengunjungi rumah-rumah sakit itu, saya diantarkan oleh seorang penduduk kota Brescia yang terkemuka, Mr. Carlo Borghetti, dengan keretanya dan ia juga membantu saya membagi- bagi tembakau. Tembakau itu digulung oleh pedagang-pedagang dalam kertas kecil-kecil dan diangkut oleh serdadu dengan suka- rela dalam keranjang-keranjang besar. Ke mana saja saya pergi,

61

Page 62: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

saya disambut dengan gembira. Hanya seorang dokter bangsa Lombardia, Hertog Calini tidak mau mengizinkan pembagian serutu di rumah sakit yang dikepalainya, yaitu rumah sakit militer San Luca.

Larangan ini sangat berat bagi serdadu-serdadu yang malang itu yang sudah melihat keranjang-keranjang tembakau itu di depan pintu dengan inginnya. Di tempat-tempat lain terbukti bahwa dokter-dokternya sama-sama berterima kasih dengan pasien- pasien atas pemberian tembakau itu. Tetapi saya tidak putus asa karena rintangan ini dan harus saya katakan bahwa hal ini adalah rintangan pertama yang saya jumpai dalam pekerjaan saya. Sampai pada saat itu tak pernah saya kesal seperti demikian dan yang lebih mengherankan saya lagi, ialah satu kali pun saya tidak diharuskan memperlihatkan surat jalan atau surat-surat pujian dari jenderal-jenderal, yang penuh kedapatan dalam kantong saya.1* Maka karena itu saya tidak mau kalah oleh Dr. Calini dan pada sore hari itu juga sesudah saya coba sekali lagi di San Luca, berhasillah saya membagi-bagi serutu antara orang-orang yang itu yang sudah sangat sedih karena peristiwa pagi tersebut. Ketika mereka melihat saya kembali mereka berteriak-teriak kegirangan dan menunjukkan rasa puas dan senangnya.

Dalam perjalanan-perjalanan saya, saya kunjungi juga sebuah biara yang luas sekali. Yang dijadikan rumah sakit. Di tingkat pertama dan kedua kamar-kamarnya penuh dengan pasien- pasien. Dalam salah satu kamar ini kedapatan 4 atau 5 orang masih demam keras, di kamar lain 10 atau 15 dan dalam kamar ketiga 20 atau 30 orang. Masing-masing berbaring di atas sebuah tempat tidur, tetapi mereka berkeluh kesah bahwa sudah beberapa jam mereka tak melihat seorang perawat dan tak ada seorang pun yang menolongnya. Dengan sangat dimintanya kepada saya, supaya mereka diberi sup sedikit; minuman yang didapatnya ialah

1) Terutama dari Jenderal Markis de Beaufort d'Hauptpol, yang terkenal bukan saja berwatak manis, namun juga mempunyai kecakapan-kecakapan ke- militeran yang gemilang. la adalah kepala staf korps tentara, yang telah menduduki Toskania. dan sejak itulah ia menjadi panglima besar ekspedisi Syiria. Jenderal de Beaufort ialah kemanakan almarhum Graaf de Bude, anggota Dewan Umum Ain, yang belum lama berselang meninggal dunia di Geneva dalam bulan Juli 1862, dikabungi oleh sekalian yang kenal padanya; hatinya yang ramah dan sifat-sifatnya yang mulia dan manis menyebabkan la disayangi benar oleh sahabat-sahabatnya yang banyak.

62

Page 63: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

air saja sedingin es.Dalam sebuah kamar di ujung sebuah gang yang amat

panjang berbaring seorang serdadu yang hampir mati karena sakit tetanus.

la berbaring dengan tidak bergerak dan meskipun rupanya masih hidup dan matanya terbuka lebar, ia tak dapat mendengar dan tak sadar akan keadaan di sekelilingnya, jadi lebih baik ia dibiarkan mati saja.

Banyak serdadu Perancis meminta kepada saya supaya saya berkirim surs* kepada orang tuanya atau kadang-kadang kepada kaptennya sebagai pengganti keluarganya yang sudah tidak ada.

Di rumah sakit St. Clement serdadu-serdadu yang dipotong anggota badannya dirawat oleh seorang wanita bangsawan Brescia yang berhati mulia, Hertogin Bronna, dengan seluruh hatinya dan dengan tidak memikirkan dirinya sendiri. Serdadu- serdadu Perancis senang sekali akan dia. Hertogin itu sekali-kali tidak pernah bimbang menghadapi luka-luka yang menjijikkan. "Sono madre", katanya kepada saya dengan kesederhanaan yang suci, “Saya seorang ibu", Perkataan-perkataan ini menyatakan kemuliaan dan kesucian pengorbariannya. Sungguh-sungguh se­orang ibu!

Lima kali berturut-turut saya ditahan di jalan oleh penduduk Brescia yang minta kepada saya untuk datang ke rumahnya sebagai juru bicara opsir-opsir Perancis -- mayor-mayor, kapten- kapten atau letnan-letnan -- yang dimintanya supaya dirawat di rumahnya dan yang dipeliharanya dengan sungguh-sungguh dan dengan kasih. Tetapi seringkali sepatah kata pun mereka tidak mengerti apa yang dikatakan oleh opsir-opsir itu, karena tamu- tamunya itu tidak tahu bahasa Italia. Opsir-opsir yang luka itu- sebaliknya menjadi bingung, menjadi takut dan marah sebab tiada seorang pun yang mengerti akan maksudnya, sehingga sekeluarga itu menjadi susah, melihat bahwa segala kebaikannya dibalas dengan kegusaran dan kemarahan. Ada pula seorang dokter bangsa Italia yang hendak mengambil darah seorang opsir, tetapi opsir itu mengira bahwa anggota badannya hendak dipotong. Maka ia melawan dengan segala kekuatannya sehingga menambah kesakitannya saja. Hanya dengan jalan memberi keterangan dalam bahasanya sendiri korban-korban pertempuran Solferino ini dapat disabarkan jika timbul salah pengertian. Alangkah baiknya budi penduduk Brescia ini, alangkah sabarnya mereka mengurbankan

63

Page 64: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

dirinya untuk mereka yang telah mempertaruhkan jiwa raganya demi pembebasan mereka dari penjajahan bangsa asing. Jika seorang pasien mati, mereka sungguh-sungguh merasa sedih. Peristiwa dalam suatu keluarga yang penuh dengan hati suci mengikuti usungan mayat seorang opsir Perancis yang telah dirawat di rumah mereka sungguh sangat mengharukan. Opsir itu hanya beberapa hari saja menjadi tamu mereka. Tetapi meskipun demikian mereka menangis seolah-olah kehilangan sahabat karib, orangtua atau anak, padahal namanya pun tak diketahuinya.

Serdadu-serdadu yang mati di rumah sakit dikuburkan pada malam hari. Sekurang-kurangnya adalah diikhtiarkan untuk men- catat nama atau nomornya, tidak seperti di Castiglione, karena di situ tidak mungkin hal tersebut dapat dilakukan.

Semua kota-kota di Lombardia ingin merawat orang-orang luka dan memandangnya sebagai suatu kehormatan. Di Bergamo dan Cremona badan-badan perawatan teratur baik. Badan-badan pe- rawatan ini ditolong oleh komite-komite pembantu terdiri atas wanita-wanita yang berusaha dengan sebaik-baiknya merawat pasien-pasien yang diserahkan kepada mereka.

Seorang dokter bangsa Italia di salah satu rumah sakit Cremona berkata, "Untuk sahabat kami, tentara Sekutu, kami sediakan segala sesuatu yang baik dan musuh kami beri yang perlu-perlu saja. Jika mereka mati, ya, apa boleh buat!" tetapi untuk menutupi kekejaman yang terbayang dalam ucapannya itu diceritakannya apa yang didengarnya dari beberapa serdadu Italia yang kembali dari Verona dan Mantura. Bahwa orang-orang Austria tidak memperhatikan nasib serdadu Sekutu yang luka dan membiarkan mereka mati sengsara. Seorang wanita bangsawan Cremona, Hertogin...yang mendengar perkataan dokter itu dengan segera membantahnya. la sendiri bekerja giat sekali menolong di rumah-rumah sakit dan ia tak pernah membeda-bedakan serdadu Austria dan tentara Sekutu. Baik musuh maupun teman sama- sama dipeliharanya dengan baik. Sebab katanya, "Nabi Isa, Nabi kita tidak membeda-bedakan orang dalam membuat kebajikan". Meskipun mungkin juga bahwa serdadu-serdadu tentara Sekutu yang ditawan oleh tentara Austria, mula-mula diperlakukan dengan kasar, keterangan-keterangan tentang itu pasti tidak tepat dan dilebih-lebihkan dan sama sekali tidak sesuai dengan ucapan- ucapan dokter itu.

Qokter-dokter Perancis mencurahkan segala yang dapat di­64

Page 65: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

lakukannya dengan tidak membedakan bangsa atau golongan. Mereka malahan ingin bekerja lebih dari yang dapat diperbuatnya, tetapi kesanggupannya terbatas dan karena itu mereka ber- sungut-sungut dan mengeluh. Saya harus mencatat perkataan- perkataan Dr. Sonrier mengenai hal ini, "Saya selalu merasa sedih sekali jika ingat akan sebuah kamar sakit kecil di Cremona yang memuat 25 tempat tidur berisi orang-orang Austria yang luka berat. Mereka itu masih terbayang-bayang di mata saya, bermuka pucat dan layu, tidak berwarna lagi karena kepayahan dan keracunan nanah; mereka itu meminta dengan sangat kepada kami dengan isyarat dan jeritan-jeritan yang menyayat hati sebagai pertolongan penghabisan, supaya salah satu anggota badannya dipotong, yaitu yang sudah kamu coba menyembuhkannya, dengan akibat bahwa mereka mati sengsara sedang kami tidak dapat menolongnya dan hanya melihatnya saja dengan tidak berdaya".

Kepala komisariat di Brescia dan Dr. Gualla, Direktur-Jenderal dari rumah sakit Brescia dengan Dr. Commisseti, Kepala dokter tentara Sardinia dan Dr. Carlo Cotta, Inspektur kedokteran Lombardia, semua mencurahkan tenaganya dan nama-nama mereka patut diperingati dengan hormat, pun nama baron Larry. Kepala dokter dan inspektur tentara Perancis, Dr. Isnard, Kepala dokter tentara, yang menunjukkan keahlian yang luar biasa dalam lapangan jabatannya dan tata-usaha; demikian juga nama Mr. Thierry de Maugras yang telah menjalankan usaha-usaha yang baik sekali di Brescia bersama-sama dengan serombongan besar dokter Perancis yang tabah hati dan tak kenal payah, ingin saya hendak menyebutkannya satu persatu. Sesungguhnya, jika mereka yang melakukan pembunuhan mendapat kehormatan, mereka yang menyembuhkan orang sakit dan luka -- seringkali juga dengan mempertaruhkan jiwanya -- patut pula mendapat pujian dan kehormatan.

Seorang dokter bangsa Anglo-Amerika, Dr. Norman Bettun, mahaguru anatomi di Toronto di Kanada Utara, atas kemauannya sendiri datang dari Strassburg untuk membantu, disusul oleh mahasiswa-mahasiswa kedokteran dari Bologna, Pisa dan dari kota-kota Italia lain. Di samping penduduk Brescia, beberapa turis Perancis, Swiss dan Belgia, dengan seizin tata-usaha, juga mem- beri bantuan atas kemauannya sendiri dan pergi ke rumah-rumah sakit menolong pasien-pasien, memberikan buah-buahan, kopi, air limun dan tembakau. Seorang dari antara turis-turis itu ada yang

65

Page 66: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

menukar uang kertas Jerman dari seorang Croatia dengan sebuah florin, uang Italia, karena orang Croatia itu sudah satu bulan lamanya berusaha untuk menukarkan uangnya itu kepada siapa saja yang dilihatnya, yaitu supaya kekayaannya itu dapat dibelanjakannya.

Di rumah sakit San Gaetano, seorang pendeta Franciscan giat menolong orang sakit; dan seorang serdadu muda dari Piedmont yang telah sembuh, berasal dari Nice dan pandai berbicara bahasa Perancis dan Italia, menerjemahkan keluh kesah atau permintaan- permintaan yang ditujukan kepada dokter-dokter bangsa Lombardia. Di Piacenza ketiga rumah sakitnya dipimpin oleh laki- laki dan wanita dari lapisan tinggi yang bekerja sebagai perawat- perawat.

Seorang dari wanita itu keluarganya tidak suka, bahwa ia ikut membantu dan karena itu didesaknya supaya wanita itu meng- hentikan pekerjaan di rumah-rumah sakit, agar iajangan dihinggapi demam-demam yang menular dan berbahaya. Tetapi wanita itu tetap melakukan pekerjaannya dengan keramahan dan semangat yang demikian besarnya, sehingga serdadu-serdadu sangat sayang kepadanya. "la membawa kegirangan dalam rumah sakit," demikian katanya.

Alangkah baiknya jika kota-kota di Lombardia itu mempunyai 100 perawat-perawat laki-laki dan wanita yang berpengalaman dan sudah ahli. Rombongan itu akan dapat membentuk sebuah pusat dan mengumpulkan serta mengarahkan bantuan-bantuan dan pertolongan-pertolongan yang tak teratur, sehingga pertolongan- pertolongan itu dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Seperti sekarang ini, mereka yang memang ahli tidak mempunyai waktu untuk memberi nasehat dan pimpinan yang dibutuhkan, sedang kebanyakan di antara mereka yang membantu dengan suka rela, pengetahuan dan pengalamannya kurang, sehingga usaha- usahanya seringkali kurang baik. Dalam kesukaran besar yang dialami sekarang ini, apakah yang dapat dilakukan oleh segerombolan kecil orang-orang yang ingin membantu, tetapi tak mempunyai perhubungan dan terpencar-pencar pula tempatnya? Sesudah kira-kira sepuluh hari, kegiatan penduduk Brescia itu mulai berkurang. Kecuali beberapa orang yang patut dihormati, mereka menjadi jemu dan lesu. Tambahan lagi, penduduk Brescia yang tidak berpengalaman atau kurang pengetahuan membawa makanan ke dalam gereja-gereja dan rumah-rumah sakit, yang66

Page 67: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

seringkali kurang baik bagi orang-orang luka sehingga karena itu terpaksa mereka dilarang masuk. Akibatnya ialah bahwa banyak orang yang mau memberikan waktunya satu atau dua jam untuk menghibur orang-orang yang sakit itu mengundurkan diri, jika diharuskan meminta izin dulu kepada yang berkuasa. Orang-orang asing yang sebetulnya bersedia juga untuk menolong, harus melalui bermacam-macam rintangan yang tidak disangka-sangka sehingga mereka menjadi putus asa. Tetapi orang-orang yang terpilih dan cakap yang dikirim oleh perkumpulan-perkumpulan yang sah dan yang diizinkan oleh yang berkuasa, akan dapat mengatasi segala kesukaran-kesukaran itu dan banyak sekali faedahnya.

Dalam minggu pertama sesudah pertempuran itu orang-orang luka yang sudah dianggap tidak dapat ditolong lagi, hampir-hampir tidak diperhatikan dan dibiarkan mati saja. Dan ini sesungguhnya tidak dapat dielakkan, sebab perawat jumlahnya sedikit sekali dan orang yang luka tidak terkira banyaknya yang mesti dirawat. Ini sesungguhnya dapat dimaklumi dan terpaksa mesti dilakukan, walaupun hal itu kejam dan menyedihkan, karena tenaga perawat- perawat dikerahkan untuk mereka yang mungkin masih dapat ditolong. Mereka yang sudah direlakan untuk mati itu banyak jumlahnya dan mereka yang malang itu tidak tuli. Mereka segera insaf bahwa harapannya tak ada lagi dan mereka menghembuskan nafas penghabisan dengan hati yang sedih dan remuk redam karena tiada seorang pun yang mempedulikannya. Dalam pada itu beberapa orang di antaranya ada yang mati dengan lebih kejam dan lebih pahit karena digoda dan diganggu terus-menerus oleh beberapa orang tentara Zouave yang masih muda dan hanya luka ringan yang berdekatan tempat tidurnya dengan mereka. Kadang- kadang ada pula orang yang hampir mati berbaring di samping temannya yang baru saja meninggal. Orang itu mau tak mau harus melihat bagaimana kasarnya mayat temannya itu diperlakukan sehingga ia dapat membayangkan hal yang nanti akan terjadi atas dirinya sendiri. Orang itu masih untung jika ia tidak melihat orang-orang lain yang mengerti bahwa temannya itu hampir akan berpulang, menggunakan kesempatan ini untuk merampas barang- barang kepunyaannya yang disukai.

Serdadu-serdadu lain yang dibiarkan dengan luka-lukanya begitu saja ada yang mendapat surat-surat dari keluarganya. Surat-surat itu akan dapat memberi hiburan yang penghabisan

67

Page 68: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

kepadanya jika ada orang yang mengambilkannya dari kantor pos. Tetapi tidak, surat-surat itu seminggu lamanya dibiarkan tinggal di situ. Berkali-kali orang itu meminta kepada perawat-perawat supaya mengambilkan surat-surat itu, sehingga dapat ia membaca- nya sebelum ia meninggal; tetapi perawat itu tidak mau diganggu dan menjawab dengan kasar bahwa mereka mempunyai pekerjaan lain dan tidak mempunyai waktu untuk dia. Alangkah buruknya nasibmu wahai penderita yang malang. Barangkali bagimu jauh lebih baik, jika kamu mati dengan segera kena peluru di medan persembelihan di tengah-tengah kekejaman yang dimuliakan orang! Sekurang-kurangnya akan harum namamu jika kamu gugur di samping pemimpinmu, berjuang untuk mempertahankan benderamu! Nasibmu bahkan akan lebih baik, jika kamu dikubur hidup-hidup oleh petani-petani, ketika kamu terhampar pingsan di atas bukit atau di lapangan Medola. Jika kamu meninggal waktu itu, maka penderitaanmu tidak akan lama. Sekarang kamu harus menderita sakit hebat tak berkeputusan dan yang menantimu bukan pula kehormatan, melainkan kematian yang sengsara dan yang pedih dengan segala kekejamannya. Dan akhirnya namamu hanya akan termasuk dalam daftar golongan "yang hilang".

Manakah sekarang semangat yang barkobar-kobar itu yang menggerakkan seluruh jiwa perasaan perajurit-perajurit perwira, semangat yang demikian kuatnya dan ajaibnya pada permulaan peperangan dan waktu pertempuran di Solferino, ketika mereka mempertaruhkan jiwa raganya dan, terdorong oleh keberanian yang bergelora maju terus membunuh dan membinasakan, hanya dikuasai oleh nafsu menumpahkan darah musuh?

Manakah sekarang cinta akan kemenangan, semangat ke- perajuritan yang seribu kali dilipatgandakan oleh musik tentara dan bunyi-bunyi terompet yang gembira, dan oleh desingan peluru, dentuman meriam dan bunyi granat dan roket yang gemuruh meledak yang berkobar pada saat kegembiraan menentang bahaya pada saat nekat yang menyampingkan semua pikiran akan bahaya maut?

Di rumah-rumah sakit Lombardia itu dapatlah dilihat dan diinsyafi sekarang betapa mahal a<= i tingginya harga "kemenang­an" yang dibangga-banggakan 't'_. Pertempuran Solferino ialah satu-satunya pertempuran dalar.i abadd 19 yang dapat dibanding- kan dengan pertempuran-pertempuran di Borodino, Leipzig dan Waterloo, berhubung dengan kurban-kurban yang diakibatkannya.68

Page 69: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Pada pertempuran tanggal 24 Juli 1859, jumlah marsekal-marsekal Austria dan Franco-Sardinia yang mati atau luka adalah 3, jenderal 9, opsir-opsir dari segala tingkatan 1.566 (630 opsir Austria dan 936 opsir tentara Sekutu) dan kira-kira 40.000 opsir-opsir rendahan dan serdadu.1) Dua bulan sesudah itu angka-angka ini (untuk ketiga tentara itu) harus ditambah dengan 40.000 yang mati di rumah sakit, baik karena sakit atau demam, maupun sebagai akibat dari kepayahan pada tanggal 24 Juni dan hari-hari sebelum dan sesudahnya. ataupun berhubung dengan iklim musim panas dan hawa yang panas terik di tanah datar Lombardia atau, dalam beberapa hal, karena kecelakaan-kecelakaan akibat kelalaian serdadu-serdadu sendiri. Dilihat dari sudut netral dan tidak berat sebelah, dengan menyampingkan segala perkara mengenai siasat dan kemenangan, maka pertempuran Solferino ini sungguh suatu malapetaka besar bagi Eropa. 2)

1) Ada anggapan dalam surat-surat kabar Perancis dan penerbitan-pe- nerbitan lainnya, bahwa pada penandatangan perjanjian perdamaian di Villafranca, Panglima Besar Hess telah mengakui, bahwa orang-orang Austria di pertempuran Solferino kehilangan 50.000 orang, sambil menambahkan, bahwa "meriam-meriam artileri Perancis telah menghancurkari pasukan-pasukan cadangan kita". Tetapi kebenaran kata-kata ini, yang dikutip oleh beberapa surat kabar, mesti disangsikan.

2) Saya hendak mengutip di sini Paul de Molenes, yang mengikuti per­tempuran Solferino selaku opsir tentara Perancis dan terdorong oleh hatinya yang baik ia menulis kata-kata berikut, yang selaras benar dengan tujuan kami:

"Sesudah pertempuran di Marengo (1800), tetapi yang tidak menimbulkan bencana sehebat pertempuran di Solferino, Napoleon I terdesak oleh perasaan-perasaan yang tiba-tiba timbul, yang sama sekali, tak ada sangkut- pautnya dengan peraturan-peraturan politik dan yang barangkali lebih tinggi nilainya daripada ilham-ilham seorang genie, yaitu salah suatu dari perasaan- perasaan rahasia jiwa herois, yang melihat cahaya di bawa Mata Tuhan, di dalam suasana kalbu, yang paling luhur dan rahasia. "Di medan pertempuranlah", demikian suratnya kepada Kaisar Austria, "di tengah-tengah penderitaan orang- orang luka yang bukan main banyaknya, di kelilingi oleh 15.000 tubuh yang tak bernyawa lagi, patik mohon dengan sangat kepada Baginda untuk mendengarkan tangisan perikemanusiaan. "Surat ini, yang telah diberikan seluruhnya kepada kita oleh seorang ahli sejarah yang kenamaan di zaman kita, sangat mengharukan saya. Si penulisnya sendiri merasa terharu dan takjub karenanya. Tetapi ketakjubannya tidaklah mengandung tuduhan secara rahasia, yang dirasakan secara sedar (sebagaimana mereka katakan) oleh mereka, yang merasa salah sendiri, yang karena kehilangan akalnya telah membiarkan perasaan-perasaan kebaikan hatinya itu berbuat sewenang-wenang. Napoleon I telah mendapat cita-cita, yang ia fahamkan dan hormati sumbernya {ji dalam bentuk yang tak disangka-sangkanya, di kala datang kepadanya. "Pertempuran Solferino". kata Paul de Molenes seterusnya, "sekali lagi mengalirkan sumber cita-cita, yang mewarisi jeritan kesedihan dan sesal yang ganjil dari pemenang Marengo."

69

Page 70: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Pemindahan orang-orang luka dari Brescia ke Milan yang dilakukan pada malam hari, untuk menghindarkan panas siang hari, adalah suatu pemandangan yang sedih dan pilu: kereta- kereta api penuh membawa serdadu-serdadu luka sedang di- desak, hening dan berhati sedih dalam bayangan sinar suluh yang lemah; mereka itu terharu oleh perasaan hebat dan menahan napasnya supayadapatmendengaraduhdankeluh kesakitan dari dalam kereta-kereta waktu lalu.

Dalam bulan juni, waktu orang Austria mundur ke Danau Garda, mereka merusakkan jalan kereta api antara Milan dan Venezia pada beberapa tempat. Tetapi kerusakan-kerusakan itu diperbaiki dengan segera dan kereta api dapat berjalan lagi1) untuk mengangkut barang-barang, amunisi, perlengkapan-perlengkapan untuk tentara Sekutu dan juga untuk memindahkan orang-orang luka ke rumah-rumah sakit Brescia.

Untuk menerima orang-orang luka, maka pada tiap-tiap tempat kereta api berhenti, didirikan gubuk-gubuk. Di situ serdadu-serdadu itu dibaringkan di atas tempat tidur atau kasur tipis berderet-deret. Dalam gubuk-gubuk itu sudah tersedia meja penuh dengan roti, sup, minuman anggur dan air serta kapas dan kain pembalut yang selalu diperlukan. Lagi pula di mana-mana kereta api berhenti, anak-anak muda di tempat itu banyak memegang suluh untuk menerangi pekerjaan dan penduduk kota-kota daerah Lombardia yang bertindak sebagai perawat-perawat segera membantu dan menunjukkan terima kasihnya kepada pemenang-pemenang Solferino itu. Dengan tenang dan diam mereka membalut luka- luka, mengangkut serdadu-serdadu dari dalam kereta api dengan hati kasih dan membaringkannya dengan hati-hati di atas kasur yang sudah disediakan. Wanita-wanita memberi minuman yang segar dan bermacam-macam makanan kepada mereka, dan juga membagi-baginya di atas kereta api antara mereka yang agak sehat dan akan berjalan terus ke Milan.

1) Ini terutama sekali disebabkan oleh kegiatan dan enersinya Charles Brot. bankir di Milan, anggota satu-satunya dari Dewan Pengurus Kereta Api Lombardia dan Venezia yang tetap tinggal di Milan.

70

Page 71: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Di Milan beberapa malam lamanya, orang luka-luka itu datang kira-kira seribu tiap-tiap Malam2̂ . Pahlawan-pahlawan Solferino itu di situ juga diterima dengan gembira dan dengan kasih seperti juga di Magenta dan di Marignano.

Wanita-wanita bangsawan dan cantik molek, lebih cantik lagi oleh kemuliaan budi dan pengorbanannya yang murni, tidak lagi menyebarkan bunga-bunga dari balkon rumah atau istana atas bahu berpasmen yang cemerlang, atau atas sutera dan selempang, tanda-tanda silang emas dan email; tetapi sekarang air matanya terbit berlinang-linang, timbul karena perasaan iba dan sedih melihat segala penderitaan itu. Maka hatinya segeralah berubah menjadi ikhlas untuk menolong dengan sungguh-sungguh dengan kesabaran serta pengorbanan diri.

Tiap-tiap keluarga yang mempunyai kereta datang menjemput ke stasiun. Jumlah kendaraan yang dikirim oleh penduduk Milan dengan suka rela jumlahnya lebih dari 500. Kereta-kereta yang bagus dan yang paling sederhana dikirim tiap sore ke Porta Tosa, tempat kereta api datang dari Venezia. Pasien-pasien yang di- serahkan kepada wanita-wanita bangsawan Italia itu, mereka sendiri yang menempatkannya ke dalam kereta dan mereka merasa mendapat kehormatan melakukan pekerjaan itu. Yang mengangkut serdadu-serdadu dari kereta api ke dalam kereta yang indah-indah ialah bangsawan-bangsawan Lombardia dan bujang- bujangnya tidak mau kalah majikan-majikannya dalam kegiatan menolong orang-orang luka itu. Jika kereta yang membawa serdadu-serdadu itu lewat, orang banyak bersorak-sorak dan mengangkat topinya menghormatinya. Dan sambil membawa suluh kereta-kereta itu lantas diikutinya sampai ke pintu istana atau rumah-rumah yang menerima penderita-penderita itu untuk di- pelihara dengan sungguh-sungguh.

2) Kira-kira pada pertengahan bulan Juni 1859 (yaitu sebelum Solferino), rumah-rumah sakit di Milan sudah penuh sudah berisi hampir 9000 pasien, yang mendapat luka-luka di pelbagai pertempuran. Rumah sakit Maggiore saja, rumah sakit sipil yang besar di Milan (didirikan dalam abad kelima belas oleh Blanche Visconti istri Hertog Sforza) berisi hampir 3000 dan jumlah pasien-pasien tadi.

71

Page 72: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Tiap-tiap keluarga di Milan meminta supaya mereka boleh merawat beberapa orang Perancis di rumahnya sendiri dan berusaha dengan sungguh-sungguh menghibur mereka, supaya janganlah mereka merasa dirinya jauh dari negerinya, keluarga atau sahabatnya. Dokter-dokter yang pandai menyediakan tenaga- nya untuk mengobati mereka, baik di rumah partikulir maupun di rumah sakit.1* Wanita-wanita Milan dari kalangan tinggi mencurah- kan kebaikan hatinya dengan tak kunjung padam kepada mereka yang luka dan baik serdadu biasa, maupun opsir-opsir dijaganya dengan tidak putus-putusnya.

Nyonya Uboldi de Capei, Nyonya Bosseli, Nyonya Sala, kelahiran Hertogin Taverna, dan banyak lagi wanita bangsawan lupa akan kehidupan kesenangannya dan berbulan-bulan merawat mereka menjadi malaikat pelindung bagi yang sakit. Segala kebaikan ini dilakukan dengan tidak memperagakan diri. Perawatan, hiburan dan perhatian tak putus-putusnya dilimpahkan wanita-wanita bangsawan itu d'an hal itu menimbulkan terima kasih keluarga mereka yang luka menyebabkan tiap-tiap orang menghormati dan memujinya. Beberapa orang dari antara mereka ada yang mempunyai anak yang baru meninggal, yaitu yang tampak pada pakaian hitam yang dipakainya.

1) Dalam kebanyakan hal, penduduk Milan, sesudah beberapa hari saja mesti mengirimkan ke rumah-rumah sakit serdadu-serdadu pasien yang telah mereka bawa ke rumah-rumahnya, yaitu karena orang mau mencegah terpecah-pecahnya batuan karena harus meladeni kunjungan-kunjungan perseorangan yang sekian banyaknya.

Pengawasan umum rumah-rumah sakit di Milan itu dipercayakan kepada Dr, Cuvelier, yang dapat melaksanakan dengan baik tugas berat yang dibebankan kepadanya oleh Dokter Kepala Tentara Italia. Yang disebut terakhir sejak ber- akhirnya pertempuran Solferino mendapat bantuan berharga dari Tuan M. Feraldo, komisaris-Jenderal Propinsi Brescia; pekerjaannya yang sangat baik dalam keadaan darurat segenting itu, begitu pun wataknya yang bagus, patut diberi pujian yang setinggi-tingginya.

Tentara Perancis, tatkala meninggalkan Milan kira-kira pada pertengahan bulan Juni, menuju Brescia, meninggalkan tempat untuk lebih dari 8000 orang.

Haruslah disebut di sim organisasi Tentara Perancis yang amat baik, ditinjau dari segi perikemanusiaan, yaitu terutama sekali pekerjaannya. v. J. M. M. Marsekal Randon, Menteri Peperangan, Marsekal Vaillant, jenderal mayor Tentara Italia dan Jenderal Martimpreu, ajudan-jenderal.

72

Page 73: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Salah seorang dari ibu itu mengucapkan perkataan-perkataan ini kepada Dr. Bertherand, yaitu yang patut dituliskan: "Anak saya yang tertua", demikianlah kata wanita bangsawan itu, "telah meninggal dalam tentara Perancis, delapan bulan yang lalu karena luka kena peluru dalam pertempuran di Sebastopol. Ketika saya dengar bahwa orang-orang luka bangsa Perancis akan dibawa ke Milan, dan saya dapat membantu merawatnya, maka saya me- ngatakan bahwa inilah hiburan yang sebaik-baiknya yang di- limpahkan Tuhan kepada saya".

Pekerjaan mengawasi dan mengatur perlengkapan-per- lengkapan kain linen dan kapas dilakukan oleh Hertogin Verri- Borromeo, Presiden komite pertolongan Pusat 1) dan walaupun usianya sudah lanjut, tiap-tiap hari rela juga ia menabung waktunya beberapa jam untuk membacakan buku bagi orang-orang luka-luka. Semua istana-istana di Milan penuh berisi pasien-pasien. Istana Borromeo memuat 300 orang. Sebuah rumah sakit besar yang dikepalai oleh Marina Videmari, kepala pendeta wanita biara Ursuline boleh dijadikan contoh tentang rapinya dan bersihnya dan perawat-perawatnya semua suster- suster dari biaranya.

1) Gravin Giustine Verri, kelahiran Borromeo, meninggal dunia di Milan tahun 1860, sangat dikabungi oleh sekalian orang, yang beruntung mengenal dia. Persediaan pluksel dan pembalut, yang sangat besarnya di Contrada San Paolo, yang ia urus sedemikian baiknya dibagi-bagikan, berkat pengiriman dalam jumlah-jumlah yang besar dari berbagai kota dan distrik, dan terutama sekali dari Turin, di mana Marchesa Pallivicino-Trivulzio bekerja sama sifatnya seperti Gravin Verri di Milan.

Geneva dan kota-kota Swiss lainnya, dan beberapa kota di Savoia juga mengirim banyak sekali linen dan pluksel ke Turin dengan perantaraan Dr. Appia, yang mengambil inisiatip pekerjaan yang sangat baik itu di Geneva. Jumlah-jumlah uang yang amat besar diperuntukkan guna memberikan semua macam keperluan kepada orang-orang luka, dengan tidak membeda-bedakan kebangsaan.

Gravin de.G mengusulkan dibentuknya suatu komite guna keperluan itu, dan sarannya, yang diterima baik di Paris, diikuti orang di kota Geneva. Dari negeri netral ini, di mana banyak sekali didapat simpati untuk kedua fihak yang berperang, pertolongan diberikan kepada panitia-panitia pertolongan resmi di Turin dan Milan untuk dibagi-bagikan dengan secara adil kepada orang-orang Perancis, Jerman dan Italia yang luka-luka.

Di Turin, Marchesa Pallavicino-Trivulzio, dengan keramahtamahannya, ke- baikan hatinya dan cinta kasihnya yang luar biasa besarnya itu, bekerja selaku ketua dari panitia pusat dan menunjukkan kegiatan yang besar dalam memikul pertanggunganjawabnya yang besar. Komite-komite lainnya dibentuk pula di Turin, di mana penduduk kota melakukan pekerjaan, yang sangat baik untuk para penderita peperangan.

73

Page 74: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Lambat laun maka di jalan-jalan kelihatanlah serdadu-serdadu Perancis yang sudah mulai sembuh berjalan-jalan dengan gerombolan kecil-kecil, mukanya hitam oleh cahaya matahari. Be- berapa orang di antaranya lengannya masih dibalut, ada pula yang berjalan dengan tongkat ketiak, semua mempunyai bekas luka besar. Pakaian uniform mereka koyak-koyak dan sudah lapuk; tetapi pakaian dalamnya terbuat dari linen halus pemberian orang-orang Italia yang kaya-raya, yaitu pengganti pakaiannya yang berlumur darah. "Darah tuan", katanya, "telah Tuan tumpah- kan untuk kemerdekaan negara kami. Sebagai kenang-kenangan akan jasa Tuan itu kami hendak menyimpan kemeja Tuan". Mereka itu baru. beberapa minggu sebelum itu masih sehat kuat, tetapi sekarang di antaranya ada yang tidak berlengan, ada yang tidak berkaki dan ada pula yang berjalan dengan balutan yang berdarah di keliling kepalanya. Semua penderitaannya diterima dengan tawakal, tetapi mereka tak akan dapat lagi menjadi perajurit atau menolong keluarganya. Sekarang dengan hati pahit dan sedih sudah dapat dibayangkannya bahwa mereka kelak akan menjadi beban bagi orang-orang lain dan juga bagi dirinya sendiri.

Di sini harus saya sebutkan pertemuan saya dengan Markies Ch. de Bryas, seorang bangsawan mulia yang sudah tua, dahulu wali kota Bordeaux.

Markies itu kaya raya dan datangnya ke Italia ialah atas kemauannya sendiri semata-mata dengan maksud hendak me­nolong serdadu-serdadu yang luka. Saya beruntung dapat me- nolongnya sedikit, waktu ia berangkat ke Brescia. Dalam minggu pertama bulan Juli, stasiun Porta ramainya bukan kepalang. Untuk mencapai ke kereta api saja sukar sekali. Markies itu sampai tidak mendapat tempat meskipun ia sudah tua dan berpangkat tinggi. Peristiwa kecil ini dapat memberi gambaran sedikit bagaimana penuhnya orang di stasiun dan sekitarnya.

Banyak lagi hal Iain-lain yang patut diceritakan tetapi yang tidak akan diketahui orang selama-lamanya. Seorang Perancis yang tuli datang dari tempat yang 300 mil jauhnya untuk merawat bangsanya. Tetapi waktu sampai di Milan yang ditolongnya ter- utama jadinya orang Austria yang luka, karena mereka itu dilihatnya dibiarkan begitu saja. Dengan segala ikhtiarnya dicoba- nya meringankan penderitaan mereka dan dengan demikian dibalasnya tuba dengan susu. Dalam tahun. 1814 ketika Perancis diserang oleh tentara Sekutu Suci (Heilige Alliantie), seorang opsir74

Page 75: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Austria menumpang di rumah orang tua orang Perancis itu. Waktu itu ia masih anak-anak dan sedang menderita penyakit yang sangat tak disukai oleh opsir Austria itu. Melihat penyakit itu maka sebelum ia dapat dicegah, dilemparkannya anak yang malang itu dari dalam rumah, sehingga karena itu ia menjadi tuli seumur hidupnya.

Di salah satu rumah sakit Milan ada seorang Sersan Zouave pasukan Pengawal yang gagah dan besar. Sebuah kakinya telah dipotong. Waktu kakinya itu dikerat, sedikit pun ia tidak menjerit, tetapi sesudah beberapa lama ia menjadi sedih dan tetap berhati pilu meskipun keadaannya bertambah baik dan kesehatannya bertambah maju. Kesusahannya itu sangat membingungkan orang. Pada suatu hari ia didapati oleh seorang suster sedang menangis. Matanya berlinang-linang, mata yang barangkali belum pernah meneteskan air mata. Suster itu mendesak kepadanya apa yang menyusahkannya dan akhirnya dibukanyalah perasaan hatinya kepada suster yang baik budi itu. Bahwa ia masih mempunyai ibu yang sudah tua dan bahwa hanya dialah yang menjadi tiang hidupnya.

Waktu ia masih baik, ibunya itu selalu dikiriminya uang lima franc sebulan dari gajinya. Sekarang tak dapat ia membantunya lagi dan ibunya sudah tentu akan menjadi sulit hidupnya. Mendengar perkataan itu, suster itu merasa terharu, lantas diberinya sersan itu uang 5 franc yang segera dikirimkannya kePerancis. Tetapi ketika seorang wanita bangsawan, Hertogin T ....mendengar apa yang mengusutkan pikiran perwira itu dan memberinya sejumlah uang untuk ibunya dan untuk dia sendiri, maka pemberian itu ditolaknya. la mengucapkan terima kasih kepada Hertogin itu dan berkata, "Berikanlah uang itu untuk orang lain yang lebih membutuhkannya daripada saya. Tentang ibu saya, saya harap, saya akan dapat mengirimkan uang seperti biasa kepadanya dalam bulan yang akan datang. Sebab saya kira tidak lama lagi saya akan sanggup bekerja".

Seorang wanita bangsawan di Milan yang mempunyai nama yang terkenal dalam sejarah, menyediakan salah satu dari istananya untuk rumah sakit serdadu-serdadu luka, yaitu yang berisi 150 tempat tidur. Di antara serdadu-serdadu yang dirawat di istana yang indah itu ada seorang grenadier dari pasukan Tujuh Belas yang kehilangan sebuah kakinya dan dalam bahaya maut. Wanita bangsawan itu dalam usaha menghibur hatinya . ber-

75

Page 76: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

cakap-cakap tentang keluarganya. Serdadu luka itu lalu men- ceritakan, bahwa ia adalah anak tunggal seorang tani di daerah Gers dan kesusahannya ialah, bahwa orang tuanya ditinggal- kannya dalam kesukaran yang amat sangat sebab hanya dialah yang mencari nafkah bagi mereka. Dikatakannya pula bahwa ia sangat ingin mencium ibunya sekali lagi sebelum ia mati. Wanita bangsawan itu tidak berkata apa-apa, tetapi dengan tiba-tiba diputuskannya untuk pergi dari Milan. Dengan kereta api ia berangkat ke Gers mengunjungi keluarga serdadu itu yang telah diketahui alamatnya. Di situ ayah serdadu tersebut diberinya 2.000 franc dan ibunya yang sudah tua dibawanya ke Milan. Enam hari sesudah percakapan wanita dengan grenadier itu, ibu dan anak telah berpeluk-pelukan menangis kegirangan, sambil memberkati wanita yang baik budi itu.

Tetapi mengapakah saya ceritakan semua peristiwa-peristiwa yang sedih dan ngeri ini yang barangkali menimbulkan perasaan yang sedih pula pada pembaca? Buat apakah saya paparkan gambaran-gambaran yang seram ini, melukiskan hal-hal yang sekecil-kecilnya dengan sangat teliti seakan-akan girang saya melakukannya?

Pertanyaan itu masuk akal jua. Barangkali saya dapat menjawabnya dengan pertanyaan lain. Tidak mungkinkah, untuk merawat orang-orang luka dalam peperangan, pada masa damai dan tenteram disusun panitia-panitia yang terdiri dari orang-orang suka rela yang giat, yang bekerja dengan sepenuh hatinya dan yang sungguh-sungguh ahli?

Dari sebab harapan-harapan dan cita-cita Badan Perdamaian tidak berhasil, demikian juga cita-cita pendeta de St. Pierre dan usaha-usaha yang mulia dari orang-orang seperti Hertog de Sellon;

Oleh sebab itu dapat kita ulangi ucapan seorang filsafat besar yang berkata, "Manusia telah sanggup membunuh sesama manusia dengan tidak menaruh benci, dan kejayaan yang setinggi- tingginya, kesenian yang terhalus, ialah musna-memusnakan";

Dari sebab Graaf Joseph de Maistre sesungguhnya me- nerangkan bahwa "Perang adalah suatu hal yang suci";

Dari sebab setiap hari diciptakan cara-cara dan alat-alat baru

76

Page 77: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

untuk membinasakan manusia dengan usaha-usaha yang lebih layak dikerahkan untuk pekerjaan yang lebih baik, dan dari sebab pencipta-penciptanya dipuji-puji dan dibantu hampir pada semua negara-negara Eropa yang sedang terlibat dalam perlombaan senjata.

Dan akhirnya dari sebab jalan pikiran di Eropa, ditambah lagi dengan bermacam-macam tanda lain menunjukkan bahwa perang akan meletus yaitu yang besok lusa mungkin tidak dapat lagi dielakkan;

Dalam menghadapi semua ini, apakah tidak dapat diperguna- kan waktu masih damai dan tenteram ini untuk menyelidiki dan mencoba meriyelesaikan soal yang demikian pentingnya, baik dipandang dari sudut peri kemanusiaan maupun dari sudut agama?

Saya yakin bahwa bila nanti orang akan mulai memikirkan soal yang rfiengenai kepentingan seluruh umat manusia ini, mereka yang lebih eakap dari saya, pastilah akan mencurahkan peras&annya dan buah penanya tentang urusan ini. Tetapi sementara itu bukankah sudah terang, bahwa untuk mencapai tujuan yang mulia itu, tertebih dahulu pikiran itu harus dihadapkan kepada anggota-anggota Benua Eropa supaya dapat ditarik hati dan simpati dari orang yang mempunyai jiwa yang mulia dan yang menaruh belas kasihan akan penderitaan sesama manusia?

Perhimpunan demikian, jfaa sekali sudah terbentuk dan dapat dihidupkan terus tidak akan ada pekerjaannya pada waktu damai. Tetapi sungguhpun demikian ia perlu harus selalu ada dan siap untuk mdnghadapi kemungkinan-kemungkinan perang. Per­himpunan itu tidak saja harus mendapat manfaat dari pembesar- pembesar negerinya, tetapi juga, dalam waktu perang, harus pula meminta kekuasaan-kekuasaan dan bantuan-bantuan dari negara- negara yang bermusuhan untuk menyanggupkan mereka men- jalankan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya.

Maka dari itu perhimpunan tersebut dinegaranya masing- masing harus meliputi, sebagai anggota panitia pengurus, orang- orang yang ulaia budinya dan berkesusilaan tinggi. Panitia itu hendaklah meminta bantuan siapa pun juga yang bersedia men- jalankan pekerjaan yang baik ini karena digerakkan oleh sebab- sebab peri kemanusiaan. Pekerjaannya ialah memberi pertolongan dan mengurang penderitaan ( dengan bekerja bersama-sama

77

Page 78: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

dengan kekuasaan militer, misalnya jika perlu dengan bantuannya atau di bawah perintahnya), di medan perang waktu ada pertempuran dan selanjutnya merawat orang-orang luka di rumah sakit sampai mereka sehat kembali.

Orang yang mau bekerja dengan sepenuh hatinya atas kemauannya sendiri lebih mudah didapat daripada sangka kita. Dengan anjuran dan bantuan pembesar-pembesar pemerintah, pastilah banyak orang yang bersedia untuk pergi, malahan juga dengan ongkosnya sendiri dan menjalankan tugas yang sangat mulia ini untuk sementara waktu, jika mereka yakin, bahwa mereka jadi orang berguna dan insyaf bahwa mereka dapat membuat kebajikan. Zaman ini kerapkali dinamakan zaman mementingkan diri sendiri atau zaman bengis dan karena itu alangkah girangnya mereka yang berhati mulia dan berhati kasihan serta mempunyai jiwa kesatria dapat menghadapi bahaya yang sama seperti perajurit, dengan kemauannya sendiri, terdorong oleh semangat damai, untuk meringankan penderitaan, berdasarkan keinginan mengurbankan diri!

Sejarah mempunyai cukup contoh-contoh untuk membuktikan, bahwa mengharapkan pengorbanan seperti demikian bukanlah hal yang khayal. Umpamanya, bukankah Saint Charles Borromeo, Aartsbisschop Milan datang dari jauh ke kota Milan semasa penyakit pes merajalela tahun 1576, menghadapi bahaya itu untuk meringankan penderitaan penduduk kota itu dan menabahkan hatinya? Dan bukankah Frederico Borromeo berbuat seperti itu pula pada tahun 1627? Lain daripada .itu ada lagi Bisschop Belzunce de Castel-Moron, yang juga berbuat baik dengan sepenuh hatinya waktu penyakit pes berjangkit di Marseille pada tahun 1720 dan 1721. John Howard patut pula disebut. Karena ia mempunyai hati kemanusiaan maka di seluruh Eropa dikunjungi- nya, rumah sakit dan biara-biara lepra dan berhasil mengadakan perubahan dalam keadaan kesehatan di gedung-gedung itu. Howard meninggal pada tahun 1790 karena demam, ketularan penyakit seorang petani ketika ia menolong penderita-penderita penyakit pes di daerah Krim.

Selanjutnya juga Suster Marthe dari Besancon banyak kebajikannya. Suster itu termasyhur karena pekerjaan-pekerjaan- nya antara tahun 1813 dan tahun 1815 untuk serdadu-serdadu yang luka dengan tidak membeda-bedakan tentara Koalisi dan tentara Perancis. Sebelum dia ada suster lain, Barbe Schyner yang78

Page 79: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

harum pula namanya di Freiburg tahun 1790 karena giat menolong serdadu-serdadu. Tidak saja serdadu negerinya sendiri, tetapi juga serdadu musuh yang menyerang negerinya.

Tetapi tentang hal ini terutama hendak saya kemukakan dua buah pekerjaan mulia yang dilakukan pada peperangan di Timur Dekat dan yang lebih rapat hubungannva dengan pokok pem- bicaraan kita. Di daerah Krim, sedang serdadu-serdadu Perancis yang sakit dan luka dirawat oleh suster-suster yang baik budi, tentara Rusia dan Inggris menyambut kedatangan dua rombongan suster-suster di bawah pimpinan dua orang wanita bangsawan. Yang satu datang dari sebelah utara dan yang lain dari sebelah timur. Segera setelah perang berkobar Groothertogin Helena Paulowna, kelahiran Prinses Charlotte Wurtemberg, janda Groothertog Michael, meninggalkan St. Petersburg dengan kira- kira tiga ratus wanita untuk menjadi perawat-perawat di rumah- rumah sakit Krim. Di situ mereka itu diberkati oleh beribu-ribu serdadu Rusia yang luka1̂ . .

Di pihak Inggris, Miss Florence Nightingale diminta dengan sangat oleh Sidney Herbert, Menteri Peperangan Inggris supaya suka pergi ke Timur Dekat untuk memelihara serdadu-serdadu Inggris. Miss Nightngale sudah lama bekerja di rumah-rumah sakit di negeri Inggris dan ada pula hubungannya dengan per- kumpulan-perkumpulan amal yang terbesar di Eropa. Kebajikannya banyak dan namanya sangat populer. Dengan tidak ragu-ragu diterimanyalah pekerjaan yang mulia itu yang disetujui pula oleh rajanya dan dibuangnyalah kesenangan hidupnya. la pergi ke Constantinopel dan Scutari dalam bulan Nopember 1854 bersama-sama dengan tiga puluh tujuh wanita lain. Segera setelah tiba di situ lantas bekerja merawat orang-orang luka yang banyak jumlahnya, korban pertempuran di Inkermann. Pada tahun 1855 Miss Stanley dengan lima puluh wanita lain datang rhembantunya dan bantuan ini menyanggupkan Miss Nightingale untuk pergi ke Balaclava buat memeriksa rumah-rumah sakit di sana. Segala pengorbanan yang dilakukannya pada masa itu, segala kemulian budinya serta pekerjaan-pekerjaan untuk meringankan kesakitan

1) Waktu perang di Timur Dekat, pula musim dingin tahun 1854-1855 kaisar Rusia, Alexander II mengunjungi rumah-rumah sakit di daerah Krim. Kaisar besar itu terkenal karena baik hat: dan mulia jiwanya, terharu melihat kengerian yang terbentang di hadapan matanya, sehingga dengan segera diputuskannya untuk mengadakan perundingan perdamain, karena ia tak tahan melihat penderitaan- penderitaan yang ditanggung oleh rakyat dari akibat peperangan itu.

79

Page 80: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

sesama manusiaya'.j menderita, telah umum diketahui orang2)Tidak sedikit pengorbanan semacam itu yang telah dilupakan

atau tidak diindahkan. Dan banyak pula dari pengorbanan- pengorbanan itu yang tidak berhasil sebab usaha-usaha itu ter- pecah-pecah, kurang mendapat bantuan dari badan-badan yang tersusun.

Seandainya ada panitia penolong internasional pada waktu Solferino dan andaikata ada pembantu-pembantu sukarela di Castiglione pada tanggal 24, 25 dan 26 Juni atau di Brescia maupun di Mantua atau Verona, tidak sedikit badan-badan itu dapat berbuat kebajikan.

Gerombolan pembantu-pembantu yang aktip, giat dan mau bekerja dengan bersungguh hati tak dapat tidak akan merupakan bantuan yang besar di medan pertempuran pada malam Sabtu yang ngeri itu, ketika di mana-mana terdengar serangan kesakitan dan doa-doa yang menyayat hati dari beribu-ribu orang luka yang sedang mende ita dan disiksa pula oleh haus yang sangat!

.Seandainya Prins Isemburg dan beribu-ribu prajurit lainnya dapat diangkut lebih cepat dari tanah basah yang berlumur darah itu, tidaklah Prins itu akan menderita sampai sekarang karena luka-lukanya itu. Sebab memang lukanya itu bertambah sakit dan berbahaya waktu ia pingsan di atas tanah berjam-jam lamanya. Jlka bukan karena kudanya yang me’narik perhatian orang sehingga ia kebetulan dapat dicari, maka sudah tentu ia akan meninggal, sebab tidak ditolong seperti nasib buruk yang menimpa serdadu-serdadu luka lain yang demikian banyaknya. Mereka pun makhluk Tuhan, keluarga mereka pun akan bersedih hati ditinggalkan mereka.

Jangan disangka bahwa gadis-gadis cantik dan wanita yang baik hati di Castiglione dapat menolong mereka yang luka dan yang remuk dari bahaya maut, meskipun mereka bersedia menolong dengan sungguh-sungguh hati.

Yang hanya dapat dilakukan mereka ialah mengurangi sedikit penderitaan yang ditanggung oleh sebahagian kecil dari serdadu-

2) Gambaran Miss Florence Nightingale yang berkeliling tengah malam dengan sebuah lentera kecil melalui ruang-ruang rumah sakit militer yang besar itu untuk memeriksa keadaan tiap-tiap pasien, memberi obat-obatan dan segala apa yang diperlukannya, akan tetap tercantum untuk selama-lamanya dalam hati orang yang dirawatnya dan mereka yang melihatnya. Cerita-cerita tentang pengorbanan- nya yang suci dan perwira itu akan tinggal tercatat untuk selama-lamanya dalam buku-buku sejarah.

80

Page 81: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

serdadu itu. Wanita yang lemali dan tidak berpengalaman itu bukan tidak dibutuhkan pada waktu itu, tetapi di samping dan bersama mereka perlu pula orang-orang yang berpengalaman, baik hati, cakap, tabah yang sudah tersusun dan cukup jumlahnya untuk segera bekerja dengan cara yang teratur. Kalau orang-orang seperti itu dapat dipekerjakan, maka penyakit dan demam yang datang menambah bahaya luka yang asalnya kecil, dapat dicegah, sehingga tidak membinasakan nyawa manusia.

Andaikata ada cukup tenaga untuk mengumpulkan orang- orang luka di lapangan-lapangan Medola dan mengangkutnya dari jurang-jurang San Martino, dari lereng Gunung Fontana atau dari bukit-bukit Solferino, keadaan sekarang akan berlainan halnya. Kalau waktu itu cukup ada tenaga, maka serdadu-serdadu Ber- saglieri, Uhlan, Zouave tidak usah menunggu berjam-jam lamanya pada tanggal 24 Juni, waktu mereka, sedang menanggung sakit dan tidak berdaya, berusaha dengan segala tenaganya untuk bangun dan memberi isyarat dengan sia-sia supaya mereka diangkut dengan tandu; dan sekali-kali tidaklah akan terjadi hal yang kejam itu keesokan harinya - orang dikubur hidup-hidup ber­sama mayat!

Jika ada alat pengangkutan yang lebih baik dari waktu itu untuk mengangkut orang luka,1* maka seorang serdadu pasukan Pengawal tidak perlu menderita sakit karena dipotong kakinya di Brescia. Operasi itu perlu sebab lukanya itu diabaikan waktu diangkut dari ambulans sementara ke Castiglione. Kalau orang tidak mati karena amputasi itu, sedang serdadu lain banyak yang sampai ajalnya menderita, maka hal itu disebabkan karena badannya sehat dan kuat.

1) Alat-alat pengangkutan yang diperbaiki, yang akan mencegah timbulnya kecelakaan-kecelakaan yang acapkali terjadi di antara medan pertempuran dan rumah-rumah sakit di medan perang, akan berarti berkurangnya jumlah amputasi- amputasi, yang pada hakekatnya merupakan salah satu segi dari azas-azas peri- kemanusiaan. Selanjutnya dengan mengurangi jumlahnya orang-orang yang pin- cang berarti akan menimbulkan penghematan atas biaya-biaya pemerintah, yang harus memberikan pensiun kepada serdadu-serdadu yang menjadi cacat.

Beberapa orang dokter belum lama berselang telah mengadakan penyeli- dikan-penyelidikan tentang masalah pengangkutan orang-orang yang luka, Dr. Appia misalnya, telah membuat sebuah alat pengangkutan sederhana, ringan dan elastis, tak dapat berbanting lagi dan sangat berfaedah untuk mengangkut orang- orang. Yang mendapat kecelakaan fraktur. Kebetulan saja Dr. Martres pun me- naruh perhatian juga kepada soal ini, yang semestinya harus diselidiki sebaik- baiknya oleh perhimpunan-perhimpunan, yang saya harapkan didirikan.

81

Page 82: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Jika dilihat orang-orang muda yang kehilangan kaki atau lengan pulang kembali ke rumahnya masing-masing dengan sedih, tidakkah hal itu menimbulkan umpat dan sesal, bahwa kami tidak berusaha secukupnya mencegah celaka itu, yang disebabkan oleh luka-luka yang kurang diperhatikan yang sebetulnya dapat di- sembuhkan jika ada bantuan yang tepat dan datang pada waktunya? Ingatlah akan orang-orang luka yang dibiarkan saja di rumah-rumah sakit-lapangan di Castiglione atau di rumah-rumah sakit Brescia, karena orang tidak mengerti akan bahasanya. Mereka hanya mengenal bahasa daerahnya sendiri! Apakah orang-orang itu akan menyumpah-nyumpah dan mengutuk-ngutuk waktu sampai ajalnya, jika ada orang yang mengerti akan bahasa mereka dan menghiburnya?2*

Janganlah disangka bahwa karena kegiatan dan bantuan penduduk Brescia dan kota-kota Lombardia lainnya, pekerjaan tinggal sedikit! Memang tidak ada perang dalam abad mana pun juga yang mendapat bantuan pertolongan demikian banyak dari penduduk. Tetapi pengorbanan-pengorbanan yang sudah itu, meskipun sangat mulia dan luar biasa, tidak cukup sama sekali dan tidak memenuhi semua kebutuhan. Tambahan lagi semua yang telah dikerjakan, dilakukan untuk serdadu-serdadu yang luka dari tentara sekutu dan tidak untuk serdadu-serdadu Austria yang malang itu.

Kebajikan-kebajikan itu adalah pernyataan terima kasih suatu bangsa yang dibebaskan dari penindasan, dan itulah sebabnya maka kegiatan mereka jadi berkobar-kobar dan dicurahkannya kebaikan hatinya dengan tak terhingga. Di Italia sesungguhnya banyak wanita-wanita yang berani dan sabar yang mempunyai semangat yang tak kunjung padam, tetapi hanya sedikit yang tinggal pada akhirnya. Lama-lama banyak orang yang menjadi jemu; demam-demam yang berbahaya menakutkan mereka yang mula-mula rela membantu dan pembantu-pembantu serta perawat-perawat yang cape atau putus asa tidak akan lama dapat diharap tenaganya.

Buat pekerjaan semacam ini, tenaga yang dibayar tidak pada tempatnya. Seringkali perawat-perawat rumah sakit yang bekerja dengan gaji menjadi kasar atau meninggalkan pekerjaannya ka-

2) Waktu peperangan di Italia ada beberapa serdadu yang sangat rindu akan rumah dan keluarganya sampai mereka mati karenanya, meskipun mereka tidak sakit atau luka.

82

Page 83: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

rena menjadi jijik atau jemu dan malas. Selanjutnya dalam pekerjaan ini amat perlu tindakan yang cepat, karena pertolongan yang dapat menolong orang yang luka hari ini, tidak akan dapat menolongnya pada keesokan hari. Jika waktu terbuang-buang, pasien itu akan ditimpa sakit demam yang akan menyeretnya ke liang kubur.

Oleh karena itu yang dibutuhkan ialah perawat-perawat yang suka dan rela, baik laki-laki maupun perempuan, yang ber- semangat, terlatih dan berpengalaman dan diakui kedudukannya oleh pemimpin-pemimpin tentara. yang membantu dan memudah- kan pekerjaannya. Pegawai-pegawai rumah sakit lapangan selalu tidak akan cukup, meskipun jumlahnya ditambah menjadi dua atau tiga kali lipat. Untuk mengatasi kesukaran ini hanya ada satu jalan, yaitu meminta pertolongan umum. Hal ini tidak dapat dielakkan, baik sekarang maupun nanti, sebab hanya dengan bantuan umumlah dapat diharap, bahwatujuan itu akan tercapai. Maka oleh karena itu harus diminta bantuan setiap orang pada tiap-tiap negeri

' dengan tidak memandang tingkat atau golongan, bantuan mereka yang berkuasa dan pekerja-pekerja yang termiskin, untuk me- nyokong pekerjaan yang baik ini. Sebab semua dapat membantu, masing-masing menurut caranya masing-masing dalam lingkung- annya sendiri dan menurut kekuatannya. Permintaan ini dimajukan kepada wanita-wanita maupun kepada laki-laki, kepada putri yang bersemayam di atas singgasananya-kepada bujang perempuan yang miskin - kepada janda yang sebatang kara hidup di dunia dan ingin menyumbangkan kekuatannya yang terakhir untuk keselamatan tetangganya. Permintaan itu juga ditujukan kepada jenderal maupun kopral, kepada orang yang berhati kasihan kepada manusia dan juga kepada penulis yang mempergunakan penanya dalam kesunyian kamarnya untuk menulis karangan- 1

1) Pada permulaan kampanye Italia, sebelum terjadi sesuatu pertempuran. Nyonya N -- telah mengusulkan di salah satu ruangan resepsi di Geneva untuk mendirikan suatu komite guna mengirimkan bantuan kepada orang-orang yang luka. Banyak dari mereka yang hadir menganggap, bahwa usul itu terburu-buru (prematuur), dan saya sendiri pun tidak tertahan berkata demikian, "Bagaimanakah orang dapat memikirkan membikin pluksel sebelum ada seorang pun yang mendapat luka-luka?" Tetapi, segera sesudah pertempuran-pertempuran pertama terjadi, alangkah berharganya pluksel itu bagi rumah-rumah sakit di Lombardia dan Venetia! Barulah sesudah saya melihat sendiri hal-hal yang saya ceritakan, saya terpaksa mengubah pandangan dan mengemukakan pertimbangan-pertimbangan tentang soal itu. Saya bermohon kepada Tuhan, semoga mereka lebih baik menyambut usul-usul Nyonya N itu daripada saya di tahun 1859.

83

Page 84: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

karangan tentang soal yang mengenai seluruh umat ini dan mengenai tiap-tiap bangsa, tiap-tiap daerah dan tiap-tiap keluarga pada khususnya, karena tidak seorang pun dapat memastikan bahwa ia akan terhindar dari bahaya perang. Jika jenderal Austria dan jenderal Perancis dapat duduk bersama-sama waktu diundang oleh raja Prussia dan bercakap-cakap sebagai sahabat karib, apakah tidak dapat pula mereka menyelidiki dan membicarakan soal ini bersama-sama, yaitu yang patut mendapat perhatian mereka?

Pada peristiwa-peristiwa yang luar biasa, sebagai misalnya ketika pembesar-pembesar militer dari bermacam-macam negara berjumpa di Kuelen atau di Chalons, apakah tidak sebaiknya mereka mempergunakan kesempatan kongres semacam ini untuk menyusun suatu peraturan Internasional, dikuatkan oleh suatu persetujuan yang tak boleh dilanggar dan yang merupakan suatu dasar bagi panitia-panitia untuk memperingan penderitaan orang luka di pelbagai negara-negara Eropa? Persetujuan itu penting sekali supaya dicapai lebih dahulu dan dibuat peraturan- peraturannya sebelum perang meletus, sebab jika permusuhan sudah mulai, negara-negara yang bermusuh-musuhan itu pe- rasaannya sudah bertentangan dan oleh karena itu memandang segala soal dari sudut rakyatnya sendiri. 1 11

Peri kemanusiaan dan peradaban membutuhkan organisasi seperti ini. Soal ini adalah merupakan suatu kewajiban dan dalam pelaksanaannya sudah tentu dapat diharapkan bantuan dari orang- orang yang berpengaruh dan doa selamat dari sekurang- kurangnya tiap-tiap orang yang beradab. Apakah ada seorang bangsawan atau raja di dunia ini yang akan menolak untuk membantu penita-panitia seperti yang diusulkan itu? Yang tidak girang untuk dapat memastikan kepada serdadu-serdadunya bahwa mereka akan segera dirawat dengan baik, jika mereka mendapat luka-luka? Apakah ada suatu pemerintah yang akan ragu-ragu memberi perlindungannya kepada orang-orang yang berusaha dengan cara demikian itu untuk melindungi kehidupan manusia yang berguna, menolong serdadu yang kena peluru

1) Konperensi-konperensi kecil diadakan dengan maksud khusus untukmemperbincangkan masalah-masalah, yang terang kurang penting, dan ada pula perhimpunan-perhimpunan internasional, yang mengurus kepentingan-kepenting- an perindustrian, filantropi, umum, dan konperensi-konperensi dari ahli-ahli ilmu nengetahuan, yuris-yuris dan ahli-ahli statistik, ahli-ahli ekonomi dan sebagainya.

84

Page 85: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

dalam mempertahankan tanah airnya yang patut mendapat segala perhatian negara? Mengingat bahwa serdadu-serdadu dianggap sebagai anak oleh opsir-ospirnya atau jenderalnya, apakah ada seorang di antara mereka yang tidak ingin membantu pekerjaan juru-juru rawat demikian? Apakah ada seorang pembesar tentara atau dokter tentara yang tidak berterima kasih atas bantuan orang-orang yang cakap, pandai dan bekerja dengan teratur?1* Akhirnya biasa dikatakan orang, bahwa kita hidup dalam abad yang beradab penuh kemajuan dan bahwa kita mempunyai perasaan peri kemanusiaan; apakah kita tidak perlu sekali men- desak untuk mencegah atau sekurang-kurangnya mengurangi ke- kejaman-kekejaman pertempuran, sebab kita, celaka sungguh, tidak selamanya dapat menghindarkan peperangan?

Untuk melaksanakan usul ini secara besar-besaran tentu saja banyak dibutuhkan uang, tetapi untuk itu uang tidak akan sukar didapat. Dalam masa perang semua orang akan terburu-buru memberi sumbangan atau bantuan, biar sedikit sekalipun, atas permintaan panitia. Penduduk tidak akan bersikap dingin atau tidak acuh jika putra-putra negara sedang berjuang. Bagaimanapun juga darah yang ditumpahkan di medan peperangan sama pula dengan darah yang mengalir di tubuh seluruh bangsa. Dari sebab itu tidak usah dikuatirkan bahwa pekerjaan itu akan terhalang oleh karena uang. Tidak di situ terletakriya kesukaran. Soalnya terletak dalam melakukan persiapan yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan pekerjaan semacam ini dan dalam membentuk panitia-panitia yang diusulkan1 2*

1) Dengan membentuk panitia semacam itu kamu juga bermaksud bahan- bahan dan obat-obatan jangan dibagi dengan sia-sia. Dalam perang Krim misalnya, banyak kain kapas yang disediakan oleh wanita-wanita Rusia telah dikirim ke Krim dari St. Petersburg, tetapi kain itu sampai ke tangan pengusaha-pengusaha pabrik kertas yang menggunakan untuk kepentingannyasendiri.

2) ", .. Orang-orang itu haruslah disuruh melihat", Paduka Tuan Jenderal Dufour yang telah baik hati untuk mengirim sepucuk surat kepada saya pada tanggal 19 Oktober 1862, "bahwa kemenangan di medan pertempuran itu harus di- bayar dengan siksaan-siksaan dan air mata. Mereka harus diberi contoh-contoh yang hidup sebagaimana Tuan kemukakan Terlalu mudah untuk hanya melihat segi peperangan yang menyilaukan mata saja dan untuk menutup mata bagi akibat-akibat yang menyedihkan .. Adalah sangat baiknya", demikian selanjutnya panglima besar Angkatan Perang Konfederasi Swiss yang mulia itu, "untuk menarik perhatian orang kepada masalah perikemanusiaan ini, dan surat Tuan nampaknya bagi saya diperhitungkan benar-benar untuk mencapai maksud ini. Pertimbangan yang hati-hati dan masak-masak dapat memberikan penyelesaian yaitu dengan jalan kerjasama dari orang-orang yang mencintai sesama manusia di semua negeri . .."

85

Page 86: SEJARAH J. HENRY DUNANT SEBUAH KENANG-KENANGAN DI …

Jika senjata-senjata modern sekarang dapat mempersingkat lamanya peperangan yang akan datang, karena senjata itu lebih dahsyat maka sebaliknya mungkin pula, bahwa pertempuran- pertempuran yang akan datang lebih kejam dan lebih ngeri. Tambahan lagi tidaklah mungkin bahwa bahwa perang akan pecah dengan sekonyong-konyong dan menjalar dari daerah ke daerah, karena masa sekarang suka sekali orang menyerang dengan tiba-tiba? Bukankah pertimbangan-pertimbangan ini saja lebih dari cukup menjadi alasan untuk berjaga-jaga menghadapi ke- mungkinan-kemungkinan yang tak disangka lebih dulu?

86