santapan harian kristen

Upload: jaqualine2592

Post on 05-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Renungan Rohani Kristen

TRANSCRIPT

  • 1

    SSaannttaappaann HHaarriiaann

    Bentuk penerbitan Santapan Harian ini diusahakan oleh Pieter Kuiper (the Netherlands) [email protected]

    Copyright transkrip ada di pihak Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab www.imansejati.net

    I b r 4:12 S e b a b f i r m a n A l l a h h i d u p d a n k u a t d a n l e b i h t a j a m d a r i p a d a p e d a n g b e r m a t a d u a m a n a p u n ; i a m e n u s u k a m a t d a l a m s a m p a i m e m i s a h k a n j i w a d a n r o h ,

    s e n d i s e n d i d a n s u m s u m ; i a s a n g g u p m e m b e d a k a n p e r t i m b a n g a n

    Santapan Harian adalah penerbitan dari Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)

    Dikutip dari Santapan Harian dengan ijin. Hak cipta dipegang oleh penerbitnya yaitu Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab. Isi Santapan Harian lainnya seperti pengantar kitab, artikel ringkas, sisipan, dlsb. dapat Anda peroleh dengan membeli buku Santapan Harian dari Yayasan PPA: Jl. Pintu Air Raya No 7 Blok C4, Jakarta 10710, ph: 3442461-2; 3519742-3; Fax: 344972; email: [email protected]. Informasi lengkap tentang PPA di: http://www.ppa.or.id.

    Minggu Senen Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

    1 2 3

    4 5 6 7 8 9 10

    11 12 13 14 15 16 17

    18 19 20 21 22 23 24

    25 26 27 28 29 30 31

    Oktober

    2015

    10

    44

    40

    41

    42

    43

    Bacalah di Facebook: Renungan ringkas bagian Alkitab

    setiap hari klik atau sentuh banner ini

    Imansejati Daily Bible Reading

    Klik pada tanggal

  • 2

    SSaaaatt tteedduuhh ddeennggaann MMeettooddee BBaaccaa--GGaallii AAllkkiittaabb

    Sebelum bersaat teduh, siapkan diri Anda. Fokuskan diri Anda, sediakan waktu cukup, dan cari tempat

    khusus untuk bersekutu akrab dengan Allah. Ikutilah langkah-langkah berikut:

    Berdoalah. Gapailah Roh dengan segenap hati Anda dalam doa. Mohon pencerahan-Nya (Mzm. 119:18).

    Bacalah. Allah ingin Anda menapak maju dengan panduan Alkitab. Bacalah nas hari ini berulang kali sampai

    meresap (Mat. 5:6).

    Renungkanlah. Renungkanlah nas ini dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan berikut (Mzm. 1:2):

    1. Apa saja yang kubaca: peristiwa apa? Hal apa? Siapa? Adakah kaitan dengan nas-nas sebelumnya?

    2. Apa pesan yang Allah sampaikan kepadaku melalui nas ini: Janji? Peringatan? Teladan? dan

    seterusnya?

    3. Apa responsku? Adakah hal-hal spesifik dalam hidupku kini yang disoroti oleh pesan firman

    tersebut? Apa responsku terhadap pesan firman itu agar menjadi bagian dalam hidupku?

    Bandingkanlah. Bandingkanlah hasil renungan Anda dengan SANTAPAN HARIAN. Ini bisa membuat

    kehidupan rohani Anda diperkaya, kepekaan Anda terhadap pesan firman dipertajam, atau dapat berdialog

    lebih lanjut dengan nas maupun dengan orang lain (Kis. 17:11).

    Berdoalah agar Allah memberdayakan Anda melakukan dan membagikan pesan firman tersebut (Mat. 7:24).

    Maz. 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang jalanku

    Baca Artikel lengkap double click

  • SSaaaatt tteedduuhh ddeennggaann MMeettooddee BBaaccaa--GGaallii AAllkkiittaabb

    Pendahuluan:

    Hakikat kehidupan Kristen kita bukan ritualisme, moralisme, atau dogmatisme. Sifat hakiki kehidupan

    Kristen adalah kepengikutan kita akan Kristus, pemuridan, pertumbuhan, dalam relasi kita dengan

    Allah melalui hidup dan karya Yesus Kristus.

    Oleh karena itu, sarana-sarana untuk membangun relasi dengan Allah dalam Kristus sangat vital bagi

    pertumbuhan kehidupan Kristen. Salah satu antaranya adalah disiplin bersaat teduh. Dalam

    kesempatan ini kita akan mendalami beberapa pertanyaan berikut. Apa sebenarnya tujuan kita bersaat

    teduh? Apakah ada alasan teologis-Alkitabiah yang kuat untuk disiplin bersaat teduh? Apakah ada cara

    bersaat teduh yang salah dan berbahaya? Bagaimanakah saat teduh yang baik dan sehat? Metode saat

    teduh manakah yang dapat dipertanggungjawabkan secara Alkitabiah-teologis yang memenuhi prinsip-

    prinsip penafsiran yang baik?

    Apa Saat Teduh? Saat Teduh adalah disiplin ibadah pribadi secara teratur, melalui mana seorang Kristen memelihara

    hubungan rohani dalam anugerah penyelamatan Yesus Kristus, melalui Alkitab dan doa, untuk makin

    mengenal Allah, bertumbuh dalam segala kebenaran dan kehendak Allah untuknya.

    Dalam definisi di atas kita temui beberapa unsur penting yang nanti akan diuraikan lebih rinci lagi

    dalam bagian berikut. Untuk awalnya kini mari kita lihat unsur penting apa saja harus ada dalam saat

    teduh.

    1. Ibadah pribadi. Saat teduh menekankan sisi ibadah secara pribadi, bukan kelompok. Ibadah

    pribadi adalah hak dan kewajiban yang Tuhan Allah mungkinkan bagi orang Kristen sebagai akibat dari

    ia menerima semua akibat anugerah penyelamatan Kristus dalam bentuk dibenarkan, diampuni,

    diperdamaikan, diangkat jadi anak dari Allah, dst. Jadi saat teduh adalah ungkapan dari penghayatan

    iman hubungan anak-Bapa dengan Allah.

  • 2. Secara teratur. Seperti halnya setiap hubungan selalu memerlukan sarana komunikasi yang

    teratur, saat teduh pun harus merupakan suatu disiplin yang kita pupuk secara teratur. 3. Hubungan rohani. Saat teduh jangan dilakukan menjadi sesuatu yang mekanistis, ritualistis dan

    legalistis. Saat teduh adalah hubungan rohani. Bahwa kita membiasakan diri menjadikannya suatu

    disiplin teratur dengan pola tertentu, harus dilihat sebagai sarana bukan hakikat. Hakikat saat teduh

    adalah hubungan rohani. Maka semangat orang bersaat teduh adalah menyadari anugerah Allah,

    mensyukuri itu dan menghasrati perjumpaan dengan Allah, bukan dengan paksa. 4. Anugerah penyelamatan Yesus Kristus. Seperti halnya kita tidak dapat selamat tanpa anugerah

    Kristus, kita pun tidak dapat bertumbuh dalam hubungan rohani lepas dari anugerah-Nya. Kesadaran

    menggantungkan diri pada anugerah Allah dalam bentuk mengimani pertolongan Roh Kudus ini,

    meluputkan kita dari menjalani saat teduh dengan tujuan dan cara yang salah.

    5. Alkitab dan doa. Allah berbicara dan bertindak keduanya dicatat dalam Alkitab. Alkitab

    adalah media melalui mana Allah berbicara kepada kita mengungkapkan kehendak, rencana, isi hati-

    Nya. Karena itu dengan membaca Alkitab sebenarnya kita bukan sekadar bertindak menganalisis,

    menggali, merenungkan, tetapi seiring dengan itu kita perlu peka bahwa Allah membaca, bicara,

    bertanya, mengarahkan kita melalui Alkitab. Doa adalah ungkapan komunikasi ke pihak Allah.

    Komunikasi yang benar adalah yang terus menerus timbal balik. Kita tidak boleh membuat doa menjadi

    komunikasi sepihak dari kita mencurahkan segala pergumulan hidup kita tanpa peka dan

    menyesuaikannya dengan suara Allah yang kita dengar melalui perenungan Alkitab. 6. Mengenal Allah, bertumbuh dalam segala kebenaran dan kehendak Allah untuk kita. Inilah

    tujuan saat teduh yang baik dan benar. Di dalamnya terkandung dua kepentingan yang harus serasi.

    Pertama, mengenal Allah dan kebenaran-Nya. Tujuan ini adalah menjadikan Allah dan Alkitab menjadi

    pusat perhatian kita dalam bersaat teduh. Kita harus siap memahami dan menjalani seluruh kebenaran

    Allah, jadi saat teduh kita perlu memiliki pola yang memungkinkan kita maju menelusuri kebenaran

    Allah di dalamnya secara bertahap. Kedua, kita yang bersaat teduh menerima dampak dari saat teduh

    yaitu mengenal Allah dan bertumbuh.

    Mengapa bersaat teduh? 1. Alasan dari pihak Allah. Allah adalah Bapa yang mengasihi, setia, menginginkan kita akrab

    dengan-Nya. Allah telah berbicara sepanjang sejarah umat-Nya seperti yang dicatat dalam Alkitab.

    Sebagai penyataan dan inspirasi berotoritas, Alkitab menjadi media Allah berbicara menyatakan kasih-

    setia dan kehendak-Nya, dan menumbuhkan kita ke arah Kristus. 2. Alasan dari pihak kita. Kehidupan Kristen adalah perjalanan iman. Iman Kristen ditumpukan

    kepada Allah dan firman-Nya bukan pada teladan orang, teori filsafat atau pengalaman rohani siapa

    pun. Kita perlu kebenaran Allah agar kita boleh bertumbuh benar ke arah Dia. Itu sebabnya kita perlu

    Alkitab dan doa dalam saat teduh yang teratur. 3. Alasan Ke-Tuhanan dan Teladan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Putra Allah yang menjadi

  • manusia sejati. Kehidupan-Nya bukan saja harus menjadi tumpuan iman kita, tetapi harus pula menjadi

    teladan bagi kita. Ada dua hal menonjol dalam sepanjang karir pelayanan Yesus. Pertama, Ia

    memberitakan dan menggenapi firman Allah. Dari isi ajaran-Nya kita dapat menyimpulkan bahwa Orang

    ini bergaul akrab dengan firman Allah. Kedua, Ia menumbuhkan kehidupan doa sepanjang pelayanan-

    Nya. Ia bahkan secara sengaja menyisihkan waktu dan menyingkirkan diri dari kesibukan pelayanan

    demi untuk berdoa. Jika dua hal itu menjadi ciri kehidupan Tuhan kita, mutlak perlu kita pun bergaul

    akrab dengan Allah melalui Alkitab dan doa!

    Tujuan bersaat Teduh 1. Tujuan jangka panjang. Pengenalan dan pertumbuhan adalah proyek jangka panjang. Tidak ada

    orang dapat tumbuh dewasa iman dalam sekejap. Tidak ada orang dapat menyelami kebenaran dalam

    tempo singkat. Kita perlu menyadari ini secara serius sebab kita kini hidup dalam zaman orang gemar

    dengan segala yang cepat, gampang, enak. Budaya dan mentalitas instant telah menyebabkan banyak

    kerugian dan kerusakan untuk hal-hal yang bersifat penting. Kedewasaan, kebijaksanaan, pengabdian,

    sebagai contoh, tidak dapat dibangun sekilas. Apalagi pengenalan akan Allah, pertumbuhan ke arah

    Kristus, pemahaman kebenaran ilahi! 2. Efek samping jangka pendek. Tidak perlu disangkal bahwa bersaat teduh bisa membawa berkat

    indah seperti penyegaran rohani, mengalami kedekatan Allah, beroleh petunjuk langsung tentang

    masalah yang sedang memberatkan hidup, dlsb. Tetapi ketika berkat-berkat spontan tersebut tidak

    kita alami, apakah kita akan berhenti bersaat teduh? Ketika kita berjumpa bagian-bagian firman yang

    terkesan kering, apakah kita merasa Tuhan tidak menyapa kita dalam firman-Nya? Ada atau tidak ada

    efek samping langsung itu tidak boleh mempengaruhi kesungguhan kita bersaat teduh. Jangan juga kita

    lupa bahwa kebanyakan efek langsung akan kita tuai sebagai hasil dari menuai kebiasaan jangka

    panjang yang pada saat melakukannya justru kita mengalami kesan yang seolah bertolak belakang. Ada

    saat kita harus terus membaca Alkitab meski terkesan kering, berdoa meski seolah Allah tak peduli,

    sebab saat itu kita sedang menyusun batu-batu bangunan kehidupan rohani kita.

    Dasar Alkitabiah-Teologis Alkitabiahkah bersaat teduh? Teologiskah saat teduh?

    Tidak Alkitabiah jika kita ingin temukan dasarnya dalam adanya ayat yang menggunakan istilah itu atau

    memberi anjuran melakukan itu dalam Alkitab. Juga tidak kita temukan adanya praktek umat

    Perjanjian Lama dan Baru bersaat teduh pribadi. Alasannya sederhana. Waktu itu belum dimungkinkan

    orang memiliki Alkitab untuk kepentingan individual sebab Alkitab belum diproduksi secara masal. Oleh

    karena itu baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, perjumpaan umat dengan firman Allah

    lebih banyak dilaksanakan dalam konteks kebersamaan. Contoh untuk itu dapat kita temukan misalnya

    di Nehemia 8 atau Kisah para rasul 2:42. Praktik ibadah bersama ini harus dilihat sebagai kebenaran

    yang akan mengalami progres lebih jauh dan kemudian terjabarkan meliputi juga ibadah pribadi.

  • Kebiasaan bersaat teduh boleh disimpulkan sebagai akibat logis dari prinsip gerakan Reformasi.

    Penekanan teologis penting gerakan Reformasi adalah Sola Scriptura dan Keimamatan setiap orang

    beriman. Gerakan Reformasi sebenarnya bisa berhasil akibat penyebarluasan Alkitab dibarengi dengan

    pengajaran konsisten Alkitabiah melalui khotbah-khotbah ekspositori yang dilakukan oleh para

    reformator. Orang Kristen tidak tergantung pada pelayanan para rahib waktu itu sebab Kristus adalah

    Imam Besar yang memungkinkan tiap orang beriman beroleh akses langsung kepada Allah dan karena

    itu menikmati hak dan tanggungjawab keimamatan. Jadi, saat teduh pribadi adalah konsekuensi logis dari ajaran dan teladan implisit dalam Alkitab serta

    bersumber pada kebenaran-kebenaran teologis yang ditemukan oleh para reformator. Saat teduh

    pribadi harus berjalan seiring dan serasi dengan ibadah umat bersama dalam konteks gerejawi.

    Saat Teduh yang Buruk dan akibatnya 1. Saat Teduh tidak teratur Jika saat teduh Anda tidak teratur, itu bisa menjadi petunjuk bahwa ada sesuatu yang belum beres

    dalam hubungan Anda dengan Tuhan. Entah Anda belum sungguh mengalami anugerah pembaruan-Nya

    (1 Petr. 1:2-3 sebab tanda orang sudah mengecap anugerah Allah adalah adanya dahaga akan firman-Nya), atau

    Anda sedang dalam kondisi jauh atau tawar hubungan dengan Tuhan. Minta Roh Allah menyelidiki

    keadaan rohani Anda, menyadarkan tentang apa yang Anda perlukan, dan datanglah kepada-Nya untuk

    beroleh hubungan yang riil dan akrab dengan-Nya. 2. Hanya membaca renungan tidak merenungkan Alkitab Ada dua macam renungan dalam buku-buku panduan saat teduh. Pertama, menekankan kesaksian dan

    relevansi. Kedua, menekankan penggalian teks Alkitab. Kebanyakan buku panduan saat teduh yang

    beredar dan diminati masuk golongan pertama. Membaca buku demikian terasa asyik, tetapi Anda

    sebenarnya tidak sedang merenungkan arti firman Allah melainkan disuapi oleh perspektif pengalaman

    penulis tentang teks tersebut. Akibatnya jelas, kebiasaan ini tidak membuat Anda masuk ke dalam

    firman Allah.

    3. Hanya membaca ayat-ayat tertentu Kebanyakan buku panduan saat teduh juga mengunakan pendekatan topikal bukan tekstual. Rencana

    bacaan disusun menuruti topik-topik tertentu. Untuk menunjang bahasan topik tersebut, dipilih ayat

    penunjang atau ayat yang berbicara tentang topik tersebut. Ada dua bahaya terkandung dalam

    pendekatan ini. Pertama, kutipan ayat bisa terlepas dari konteks. Akibatnya ayat itu sebenarnya bisa

    disalahartikan. Kedua, Allah telah berbicara membukakan isi hati-Nya melalui seluruh isi Alkitab. Jika

    kita terus menerus membaca dengan pendekatan ayat-ayat kutipan tidak berurut, sampai kapan kita

    bisa memiliki gambaran lengkap-utuh isi hati Allah untuk orang Kristen, Gereja, dunia?

    4. Hanya merenungkan Perjanjian Baru Banyak bagian Perjanjian Baru yang hanya dapat kita pahami dengan tepat jika kita memiliki

    pengertian tentang latarbelakangnya dalam Perjanjian Lama. Bila Anda hanya mementingkan

    Perjanjian Baru, Anda seolah menganggap Perjanjian Lama tidak lagi perlu. Berarti selain pemahaman

  • Anda bisa tidak lengkap, Andapun sedang menyingkirkan sebagian firman Allah seolah tidak penting

    atau bukan firman Allah. 5. Merenungkan tidak berurut Kebiasaan merenungkan ayat-ayat tertentu sesuai kebutuhan atau topik saja, paling banyak dilakukan

    oleh orang Kristen. Kebiasaan ini berbahaya sebab kebanyakan ayat-ayat Alkitab tersusun dalam

    rangkaian yang sinambung utuh. Misalnya, rangkaian kisah, rangkaian pemikiran, rangkaian hubungan

    sebab-akibat, rangkaian syarat-janji, rangkaian hubungan karya Allah dan tanggungjawab manusia.

    Hanya dengan membaca berurut dalam unit yang utuh kita baru bisa beroleh gambaran yang tepat dan

    benar tentang arti suatu ayat. 6. Janji tanpa pemahaman tentang syaratnya Bayangkan bahayanya orang yang berpegang pada janji tentang kasih Allah yang mengampuni, tanpa

    mau beriman dan bertobat sungguh. Ada banyak lagi janji firman Tuhan lainnya yang bersyarat.

    Memegang janji tanpa mempedulikan syarat akan membuat orang berharap tanpa dasar.

    7. Kisah/Tokoh Alkitab sebagai pelajaran moral Bahaya moralisme terjadi bila ketika kita membaca kisah-kisah Alkitab, tindakan dan karakter orang-

    orang di dalamnya, langsung kita artikan pelajaran moralnya. Padahal, di balik kisah-kisah para tokoh

    Alkitab itu ada prinsip tentang sifat Allah, kebenaran-Nya, bagaimana Ia beranugerah dan berkuasa

    meujudkan rencana dan Kerajaan-Nya di dalam kisah-kisah kehidupan tesebut. Menomorsatukan

    pelajaran moral membuat kita kehilangan prinsip bahwa inisiatif dan anugerah Allah selalu yang utama

    dalam perjalanan hidup orang atau umat.

    8. Kata lepas dari rangkaian kalimat Studi arti kata sangat digemari orang, juga dalam saat teduh. Pendekatan ini tidak sepenuhnya tepat,

    sebab tak mungkin kata dapat kita pahami secara benar lepas dari kalimat-kalimat sebelum dan

    sesudahnya. Arti kata selalu ada dalam konteks teks dan sejarah.

    Saat Teduh yang Tepat 1. Pertolongan Roh Kudus Pengenalan akan Allah, memahami Alkitab, dapat berdoa dengan benar, sigap menjalani firman Allah,

    hanya dapat kita alami apabila Roh Allah memberikan pertolongan-Nya. Karena itu, semua saat teduh

    yang baik perlu diberdayakan oleh Roh Kudus sendiri. Mohonlah agar Anda diberikan kerinduan

    bersekutu dengan Allah, ketekunan dalam membaca Alkitab dan berdoa, kerendahan hati untuk

    memberlakukan firman-Nya. 2. Keterbukaan untuk diurus oleh firman Ada persamaan namun ada juga perbedaan hakiki antara membaca Alkitab dan membaca buku-buku

    lain. Buku-buku lain boleh dibaca hanya untuk pengetahuan, boleh dibaca tanpa keterlibatan hidup,

    boleh juga dibaca hanya untuk iseng-iseng. Membaca Alkitab tidak boleh demikian. Orang Kristen

    membaca Alkitab dalam komitmen iman kepada Allah yang telah berfirman, dalam sikap belajar

  • kepada Roh Kudus, dan dalam hasrat ingin menaati setiap kebenaran Alkitab karena dorongan kasih dan

    keinginan untuk bertumbuh serupa dengan Yesus Kristus. 3. Menelusuri Alkitab sesuai keberadaan Alkitab sendiri Ada dua hal yang menjadi ciri Alkitab. Pertama, menyangkut urut-urutan isi Alkitab.

    Kedua, menyangkut jenis-jenis sastra dalam Alkitab. Jika kita ingin bersaat teduh dengan tepat, kita

    harus menerapkan prinsip seperti yang dianjurkan oleh para tokoh reformasi: Scripture by Scripture.

    Artinya, kita memahami isi Alkitab dengan memperhatikan dua ciri Alkitab itu. Maka saat teduh yang

    baik seyogianya memanfaatkan daftar bacaan dan metode penggalian yang menolong kita menelusuri

    Alkitab secara berkesinambungan dan sambil memperhatikan juenis-jenis sastra yang dipakai dalam

    Alkitab.

    4. Faktor kemanusiaan kita Kita bukan malaikat, belum memiliki kepekaan dan pemahaman rohani seperti yang nanti akan kita

    miliki dalam kemuliaan. Tuhan telah menciptakan kita dalam kapasitas-kapasitas badani-rohani.

    Pembaruan yang kita terima dari Kristus pun tidak menyangkali keberadaan kapasitas badani-rohani

    tesebut. Faktor rohani kita sudah kita bicarakan di butir 2 di atas. Faktor badani kita harus pula

    mendapatkan perhatian selayaknya. Saat teduh akan menjadi lebih baik apabila kita melakukannya

    secara teratur, menyediakan waktu yang di dalamnya kita bisa merasakan suasana nikmat bersama

    dengan Tuhan, menyiapkan tubuh agar dalam kondisi yang menunjang kesegaran mental, mencari

    tempat yang menunjang suasana ibadah.

    Metode Baca Gali Alkitab

    Daftar Bacaan Alkitab dari PPA

    Daftar Bacaan Alkitab yang diterbitkan PPA mengikuti beberapa prinsip teologis tertentu. Pertama, daftar itu memperhatikan unsur kesinambungan dan keutuhan unit-unit teks Alkitab, entah

    kisah, ajaran, puisi, hikmat, nubuat, dlsb. Daftar itu akan memandu orang Kristen untuk akrab dengan

    seluruh isi Alkitab sebanyak dua kali dalam kurun waktu 8 tahun. Kedua, daftar itu disusun dengan mempertimbangkan unsur variasi. Membaca berurutan dari Kejadian

    sampai Wahyu tidak terlalu bijaksana, sebab urutan kitab-kitab dalam Alkitab tidak mengikuti pola

    sejarah atau pola jenis sastra tetapi lebih dengan memperhatikan prinsip pola sejarah keselamatan.

    Juga membaca dari Kejadian sampai Wahyu besar kemungkinan akan tidak selesai sebab orang akan

    segera menjadi bosan. Maka daftar yang PPA susun mengkombinasikan: 1) selang-seling PL dan PB,

    2) selang-seling berbagai jenis sastra Alkitab,

    3) mengikuti sebisa mungkin alur historis sejarah keselamatan,

    4) meletakkannya dalam kalender Gerejawi. Kalender Gerejawi pada intinya adalah pemetaan

  • perjalanan umat dulu-kini ke kelak menurut pola trinitarian: Allah menyatakan diri-Nya (Epifania)

    Kristus menggenapi penyataan Allah berintikan rencana keselamatan (minggu-minggu sekitar sengsara,

    Paskah, Kebangkitan, Kenaikan Yesus) Roh Kudus menuntaskan rencana Allah untuk Gereja-Nya sampai

    Kristus datang kembali kelak (Pentakosta, Adven). Jadi, daftar bacaan Alkitab itu sendiri sebenarnya

    adalah prinsip menafsir Alkitab yang benar yaitu Scripture by Scripture.

    Metode Baca-Gali Alkitab

    Semua butir-butir metode BGA adalah penjabaran dari prinsip membaca-merenungkan Alkitab secara

    tepat atau prinsip menafsir Alkitab secara baik seperti yang telah diuraikan tadi. Langkah-langkah

    metode BGA adalah sbb.:

    Unsur persiapan kita sebagai manusia: Sebelum bersaat teduh, siapkan diri Anda. Fokuskan diri Anda,

    sediakan waktu cukup, dan cari tempat khusus untuk bersekutu akrab dengan Allah. Ikutilah langkah-

    langkah berikut: 1. Berdoalah. Gapailah Roh dengan segenap hati Anda dalam doa. Mohon pencerahan-Nya (Mzm.

    119:18). Kata gapailah bukan semata menekankan aktifitas kita tetapi respons kita kepada inisiatif

    dan sentralitas karya Roh Allah dalam membimbing, mencerahkan, memberdayakan kita. Dalam doa

    kita menyadari bahwa Allah riil adanya dan mendengar doa, bisa menolong kita dalam saat teduh. 2. Bacalah. Allah ingin Anda menapak maju dengan panduan Alkitab. Bacalah nas hati ini berulang

    kali sampai meresap (Mat. 5:6). Langkah ini menentukan apakah Anda akan sungguh masuk ke dalam

    kebenaran Allah dalam teks Alkitab itu atau tidak. Membaca berulangkali sebagai pendahuluan sebelum

    merenung secara mendalam merupakan prasyarat. Tujuan langkah ini adalah agar teks Alkitab itu Anda

    telusuri seluas secermat mungkin sampai Anda mulai merasakan irama, menangkap alur, melihat garis-

    garis terang di dalam teks tersebut. 3. Renungkanlah. Renungkanlah nas tadi dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan berikut (Mzm.

    1:2). Sesudah Anda masuk ke dalam teks Alkitab itu, tibalah saatnya Anda merenungkan secara rinci

    dan dalam. Tanyakan beberapa hal berikut: 1. Apa saja yang kubaca. Peristiwa apa? Hal apa? Siapa? Adakah kaitan dengan nas-nas sebelumnya?

    Maksud pertanyaan ini adalah Anda perlu memperlakukan teks Alkitab secara riil dan mencari ciri,

    hal, unsur, semua hal yang ada di sekitar (konteks), di dalam, dan yang membentuk teks tersebut.

    2. Apa pesan yang Allah sampaikan kepadaku melalui nas tadi: janji, peringatan, teladan, dst?

    apabila Anda cermat di langkah sebelum ini dan terus menerus bertanya-tanya kepada Roh Kudus,

    maka Ia akan memperlihatkan arti teks tersebut dan membantu Anda melihat kaitan arti itu dengan

    Anda kini. Mengkategorikan pesan tersebut ke: janji, pelajaran, perintah, peringatan, teladan, bisa

    membantu Anda menemukan pesan Allah dalam teks Alkitab.

    3. Apa responsku? Adakah hal-hal spesifik dalam hidupku kini yang disoroti oleh pesan firman

    tersebut? Apa responsku terhadap firman itu agar menjadi bagian dari hidupku? Ini adalah puncak

    dari tujuan kita bersaat teduh. Kita tidak ingin berhenti hanya pada mengetahui tetapi rindu maju

    lebih jauh lagi sampai ke mengalami pembaharuan hidup yang berkelanjutan akibat firman kita

    pahami, terima, simpan, dan lakukan.

  • 4. Bandingkanlah. Bandingkanlah hasil renungan Anda dengan Santapan Harian. Ini bisa membuat

    Anda diperkaya, dipertajam, atau berdialog lebih lanjut dengan nas maupun dengan orang lain (Kis.

    17:11). Santapan Harian adalah alat bantu atau teman saat teduh Anda. Inti saat teduh adalah

    merenungkan teks Alkitab, bukan penjelasannya. Tetapi itu tidak berarti kita harus mengabaikan

    bahwa Roh Allah berbicara juga kepada para hamba-Nya termasuk para penulis Santapan Harian yang

    telah menggumuli teks itu secara serius. Maka jadikanlah Santapan Harian sahabat saat teduh Anda. 5. Berdoalah agar Allah memberdayakan Anda melakukan dan membagikan pesan firman tersebut

    (Mat. 7:24).

    Tutup ALT - F4

    Pieter KuiperSaat teduh dengan metode baca-gali alkitab

  • 3

    D a f t a r I s i - Santapan harian 2015

    1

    Bertumbuh dan Berbuah 1 Tesalonika 1 1 -10

    2 Hati Seorang Hamba 1 Tesalonika 2 1 -12

    3 Tetap Kuat di Tengah Tantangan 1 Tesalonika 2 13 -20

    4 Tuhan, Sang Penyelamat Mazmur 38

    5 Hati Seorang Gembala 1 Tesalonika 3 1 -13

    6 Hidup Berkenan kepada Allah 1 Tesalonika 4 1 -12

    7 Pengharpaan Dibalik Kematian 1 Tesalonika 4 13 -18

    8 Sikap Menyambut Kedatangan Kristus 1 Tesalonika 5 1 -11

    9 Sikap Hidup Orang Percaya 1 Tesalonika 5 12 -28

    10 Bukti Keadilan Allah 2 Tesalonika 1 1 -12

    11 Ketika Hidup Terasa Melelahkan Mazmur 39

    12 Jangan Membiarkan Diri Disesatkan! 2 Tesalonika 2 1 -12

    13 Memperoleh Kemuliaan Kristus 2 Tesalonika 2 13 -17

    14 Ikuti Teladan Kami ! 2 Tesalonika 3 1 -18

    15 Penderitaan Identik Karma? Ayub 15

    16 Bawalah Perkaramu kepada Allah Ayub

    16/17 1 -16

    17 Konsep Sebab-Akibat yang Absurd Ayub 18

    18 Menanggapi Pertolongan Tuhan Mazmur 40

    19 Beriman di tengah Penderitaan Ayub 19

    20 Hati-Hati dengan "Playing God" Ayub 20

    21 Penghibur Bukan Perongrong Ayub 21

    22 Ajaran yang Membawa "Maut" Ayub 22

    23 Bukan "Allah" yang Kukenal Ayub

    23/24 1 -25

    24 Konsep Tuhan Tak Tergugat Ayub 25

    25 Selama Tuhan Masih Beserta Mazmur 41

    26 Pergumulan Mendatangkan Kedewasaan Ayub

    26/27 1 -23

    27 Takut akan Tuhan dan Jauhi Kejahatan Ayub

    28/29 1 -25

    28 Hidup Murni di hadapan Tuhan Ayub

    30/31 1 -40

    29 Tiga Berkat Kehidupan Amsal 10 1 -16

    30 Menuju Jalan Kehidupan Amsal 10 17 -32

    31 Bahasa Kasih Tuhan Amsal 11 1 -15

    Hari J u d u l Kitab Pasal Ayat

    BBuullaann -- OOkkttoobbeerr

  • 4

    Kamis, 1 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    1 Tesalonika 1: 1 10

    1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orangorang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa

    dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

    2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa

    kami.

    3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu

    kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.

    4 Dan kami tahu, hai saudarasaudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.

    5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan katakata saja, tetapi juga

    dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu,

    bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.

    6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah

    menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

    7 sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan

    Akhaya.

    8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi

    di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah

    mengatakan apaapa tentang hal itu.

    9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu

    berbalik dari berhalaberhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

    10 dan untuk menantikan kedatangan AnakNya dari sorga, yang telah dibangkitkanNya dari antara

    orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

    Judul: Bertumbuh dan Berbuah Setiap orang yang menanam pohon pasti mengharapkan pohon itu bertumbuh dengan sehat, yang pada akhirnya berbuah sehingga bisa menikmatinya. Inilah yang rasul

    Paulus dengar dan saksikan dari jemaat di Tesalonika, yang bukan hanya berakar tetapi juga bertumbuh

    dan berbuah.

    Ia bersyukur kepada Allah dan ia selalu menyebut mereka dalam doanya. Mengapa Paulus berbuat

    demikian? Sebab jemaat di Tesalonika telah menjadi jemaat yang sehat dan bertumbuh. Iman mereka terus

    menghasilkan perbuatan baik, kasih mereka terwujud secara nyata dan mereka terus bertekun dalam

    pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua kali. Hal menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh

    umat pilihan Tuhan dan Tuhan mengasihi mereka (4). Mereka menjadi umat pilihan-Nya karena menerima Injil yang disampaikan Paulus. Bukan dengan kata-kata hikmat, kefasihan lidah, kecakapan, kemampuan,

    dan kharisma seseorang, tetapi dengan kuasa Roh Kudus yang turut bekerja di dalam hati para pendengar.

    Respons jemaat di Tesalonika luar biasa, yaitu mereka menerima Injil dengan sukacita, meskipun dalam

    penindasan yang berat (lih. Kis. 17:1-9). Injil bukan hanya mengubah hidup mereka dari penyembah berhala menjadi pelayan Allah yang hidup dan benar, melainkan membuat mereka menjadi jemaat yang taat (6), bertumbuh dan berbuah (8-9), penuh kasih (9) dan pengharapan akan kedatangan Kristus kembali (10). Hal-hal ini telah menjadi teladan dan kesaksian bagi jemaat-jemaat lain di sekitar mereka (7-9), sehingga di

  • 5

    mana-mana orang-orang membicarakan tentang iman dan perbuatan mereka dalam menyambut Tuhan

    Yesus.

    Bagaimana dengan kita? Apakah iman kita bertumbuh, kasih kita nyata dengan melayani sesama,

    pengharapan kita teguh dan hidup kita menghasilkan buah yang menjadi berkat bagi sesama? Marilah kita

    menjadi umat pilihan yang demikian, agar melalui kehadiran kita orang lain senantiasa bersyukur kepada

    Allah dan mendapatkan berkat.

  • 6

    Jumat, 2 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    1 Tesalonika 2: 1 12

    1 Kamu sendiripun memang tahu, saudarasaudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia

    sia.

    2 Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun

    dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada

    kamu dalam perjuangan yang berat.

    3 Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak

    disertai tipu daya.

    4 Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami,

    karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan

    Allah yang menguji hati kita.

    5 Karena kami tidak pernah bermulut manishal itu kamu ketahuidan tidak pernah mempunyai

    maksud loba yang tersembunyiAllah adalah saksi

    6 juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orangorang lain,

    sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasulrasul Kristus.

    7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati

    anaknya.

    8 Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah

    dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.

    9 Sebab kamu masih ingat, saudarasaudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja

    siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan

    Injil Allah kepada kamu.

    10 Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di

    antara kamu, yang percaya.

    11 Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anakanaknya, telah menasihati kamu dan

    menguatkan hatimu seorang demi seorang,

    12 dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil

    kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaanNya.

    Judul: Hati Seorang Hamba Dalam memberitakan Injil, rasul Paulus sudah sering mengalami penganiayaan. Hal yang sama terjadi ketika ia pergi memberitakan Injil di kota Tesalonika. Meskipun ada

    hambatan dan tantangan yang berat, dengan anugerah Tuhan. Paulus tetap berani datang memberitakan

    Injil ke Tesalonika. Kedatangannya tidak sia-sia (1-2) karena Injil yang diberitakannya bersemi di hati jemaat Tesalonika.

    Mengapa mereka menyambut Injil yang Paulus beritakan? Karena Paulus memberitakan Injil dengan

    maksud yang murni, tanpa tipu daya, dan motivasi yang tersembunyi (3). Paulus menyadari bahwa Allah telah memanggil dan memercayakan tugas pelayanan kepadanya (4). Ia memberitakan Injil bukan untuk mendapatkan pujian dan mencari keuntungan, melainkan untuk menyenangkan hati Tuhan (6). Baik jemaat di Tesalonika maupun Tuhan tahu dan menjadi saksinya, bahwa Paulus memberitakan dengan motivasi

    yang benar (5, 10). Ia memberitakan Injil, melayani dan mengajar dengan penuh kasih dan keramahan serta

  • 7

    rela berbagi hidup dengan jemaat di Tesalonika (7), seperti kasih seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

    Dalam hal ini, Paulus telah memberikan teladan dengan berusaha dan berjerih lelah bekerja (membuat

    kemah) memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan para rekan kerjanya, supaya dalam memberitakan Injil

    mereka tidak menjadi beban bagi jemaat (8-9). Selain itu, Paulus juga bagaikan seorang bapa yang tegas dan penuh disiplin terhadap anak-anaknya (11). Ia menasihati dan menguatkan mereka secara pribadi di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Ia mendorong mereka hidup sesuai kehendak Allah, yang telah memanggil

    mereka untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dan kemuliaan-Nya (12).

    Kita perlu menyadari bahwa kita dapat melayani karena Tuhan telah memanggil dan memercayakan tugas

    pelayanan kepada kita. Oleh karena itu, kita harus melayani dengan motivasi yang benar dan bukan

    mencari pujian serta keuntungan sendiri. Tujuannya adalah agar selalu menjadi berkat bagi sesama kita.

  • 8

    Sabtu, 3 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    1 Tesalonika 2: 13 20

    13 Dan karena itulah kami tidak putusputusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah

    menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapidan

    memang sungguhsungguh demikiansebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang

    percaya.

    14 Sebab kamu, saudarasaudara, telah menjadi penurut jemaatjemaat Allah di Yudea, jemaatjemaat

    di dalam Kristus Yesus, karena kamu juga telah menderita dari temanteman sebangsamu segala

    sesuatu yang mereka derita dari orangorang Yahudi.

    15 Bahkan orangorang Yahudi itu telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan telah menganiaya

    kami. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi,

    16 karena mereka mau menghalanghalangi kami memberitakan firman kepada bangsabangsa lain

    untuk keselamatan mereka. Demikianlah mereka terusmenerus menambah dosa mereka sampai

    genap jumlahnya dan sekarang murka telah menimpa mereka sepenuhpenuhnya.

    17 Tetapi kami, saudarasaudara, yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata, tetapi tidak jauh di

    hati, sungguhsungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.

    18 Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamuaku, Paulus, malahan lebih dari sekali,

    tetapi Iblis telah mencegah kami.

    19 Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan

    Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu?

    20 Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.

    Judul: Tetap Kuat di Tengah Tantangan Setiap pelayan Tuhan dan orang Kristen akan senang dan bersyukur, bila Injil yang diberitakan dan disaksikan mendapat respons dari orang-orang percaya dan

    mereka bertumbuh di dalamnya.

    Inilah yang membuat rasul Paulus sangat bersyukur, karena Injil yang diberitakan mendapat sambutan

    ketika ia pertama kali datang ke Tesalonika (13). Orang-orang di sana telah menyambut firman Tuhan dengan sukacita dan hidup mereka berubah. Mereka mau membiarkan firman Tuhan itu bekerja dalam diri

    jemaat. Hal ini membuat mereka siap dan mampu bertahan menerima penganiayaan dari kaum

    sebangsanya demi Kristus. Mereka telah turut mengambil bagian dari penderitaan jemaat-jemaat Yahudi di

    Yudea dari kaum Yahudi sebangsanya (14).

    Orang-orang Yahudi itu bukan hanya telah membunuh para nabi dan menyalibkan Kristus, tetapi juga

    menganiaya dan berusaha menghalang-halangi Paulus dan rekan-rekannya untuk memberitakan Injil

    kepada bangsa-bangsa non-Yahudi (15a, 16a). Mereka berbuat demikian karena tidak mau hidup berkenan kepada Allah (15b). Mereka menganggap bangsa lain adalah kafir sehingga tidak layak mendapatkan keselamatan-Nya. Mereka terus berbuat dosa sehingga murka Allah menimpa mereka dan keselamatan

    sementara beralih kepada bangsa-bangsa lain (16b). Berbeda dengan orang-orang Yahudi, Paulus sebagai orang Yahudi sangat peduli dan merindukan keselamatan mereka. Ia bukan hanya telah memberitakan Injil

    kepada mereka, tetapi juga rindu untuk mengunjungi mereka (17-18).

  • 9

    Saat ini banyak orang Kristen mengalami hambatan dan tantangan dalam mengikut Kristus dan

    memberitakan Injil kepada orang lain yang belum percaya. Namun, kita tidak boleh putus asa, tetapi harus

    tetap setia meskipun harus menderita karena Kristus dan para rasul serta umat Kristen lainnya juga telah

    mengalaminya. Ingatlah Tuhan tetap menyertai dan kita tetap dapat bersukacita, karena mahkota

    kemuliaan sedang menanti kita yang setia.

  • 10

    Minggu, 4 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    Mazmur 38

    1 Mazmur Daud pada waktu mempersembahkan korban peringatan. TUHAN, janganlah menghukum

    aku dalam geramMu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan murkaMu;

    2 sebab anak panahMu menembus aku, tanganMu telah turun menimpa aku.

    3 Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarahMu, tidak ada yang selamat pada tulang

    tulangku oleh karena dosaku;

    4 sebab kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu

    berat bagiku.

    5 Lukalukaku berbau busuk, bernanah oleh karena kebodohanku;

    6 aku terbungkukbungkuk, sangat tertunduk; sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita.

    7 Sebab pinggangku penuh radang, tidak ada yang sehat pada dagingku;

    8 aku kehabisan tenaga dan remuk redam, aku merintih karena degapdegup jantungku.

    9 Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tidak tersembunyi bagiMu;

    10 jantungku berdebardebar, kekuatanku hilang, dan cahaya matakupun lenyap dari padaku.

    11 Sahabatsahabatku dan temantemanku menyisih karena penyakitku, dan sanak saudaraku

    menjauh.

    12 Orangorang yang ingin mencabut nyawaku memasang jerat, orangorang yang mengikhtiarkan

    celakaku, memikirkan kehancuran dan merancangkan tipu daya sepanjang hari.

    13 Tetapi aku ini seperti orang tuli, aku tidak mendengar, seperti orang bisu yang tidak membuka

    mulutnya;

    14 ya, aku ini seperti orang yang tidak mendengar, yang tak ada bantahan dalam mulutnya.

    15 Sebab kepadaMu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku.

    16 Pikirku: Asal mereka jangan beriaria karena aku, jangan membesarkan diri terhadap aku apabila

    kakiku goyah!

    17 Sebab aku mulai jatuh karena tersandung, dan aku selalu dirundung kesakitan;

    18 ya, aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku.

    19 Orangorang yang memusuhi aku besar jumlahnya, banyaklah orangorang yang membenci aku

    tanpa sebab;

    20 mereka membalas yang jahat kepadaku ganti yang baik, mereka memusuhi aku, karena aku mengejar

    yang baik.

    21 Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku!

    22 Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!

    Judul: Tuhan, Sang Penyelamat Penyebab utama orang Kristen tidak bertumbuh dengan sehat secara rohani karena dosa yang tidak dibereskan di hadapan Tuhan. Semakin dosa itu disembunyikan, semakin

    jauh pula dirinya dari Tuhan, sehingga mengakibatkan ia menjadi tidak peka lagi terhadap kehendak Tuhan

    dalam hidupnya. Tidak demikian dengan pemazmur.

    Pada bacaan firman hari ini, kita lihat bagaimana pemazmur dalam pergumulan dengan dosa, bersedia

    terbuka terhadap Allah. Selain itu, kita melihat bagaimana pemazmur dipenuhi dengan perasaan ngeri akan

    kemarahan Tuhan (2-4), perasaan sedih karena ditinggalkan oleh orang-orang yang dekat dengannya (12),

  • 11

    perasaan takut akan intrik-intrik dan perbuatan jahat dari para musuhnya (13, 20, 21). Ditambah lagi, tubuhnya didera sakit penyakit (4-10, 11, 14, 18). Meski ia menyadari bahwa semua itu dialaminya akibat dosanya sendiri, semua itu "...terlalu berat bagiku" (5) kata pemazmur.

    Indahnya, pemazmur tidak menjauh dari Allah. Ia tidak menjadi putus asa terhadap Allahnya yang penuh

    kasih setia. Dalam ketakutan dan segala penderitaannya, ia justru memilih mendekat kepada Allah (1, 10, 16, 22-23). Ia mengakui kesalahan dan dosanya (4-6, 19). Dengan penuh keterbukaan, ia menerima segala penderitaannya sebagai cara Allah menyucikannya dari dosa. Ia tidak berhenti berharap kepada-Nya (16) dan menyebut Allah sebagai "keselamatanku" (23).

    Dalam pergumulan atas dosa, bagaimanakah sikap kita? Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 1:9 berkata

    demikian: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala

    dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." Mari meneladani pemazmur, yang di tengah

    pergumulan dosa tidak menjauh dari Tuhan. Jangan menjauh dari Tuhanmu! Berserulah kepada-Nya dan

    tetaplah berharap pada pertolongan-Nya! Karena Ia adalah keselamatan kita.

  • 12

    Senin, 5 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    1 Tesalonika 3: 1 13

    1 Kami tidak dapat tahan lagi, karena itu kami mengambil keputusan untuk tinggal seorang diri di

    Atena.

    2 Lalu kami mengirim Timotius, saudara yang bekerja dengan kami untuk Allah dalam pemberitaan Injil

    Kristus, untuk menguatkan hatimu dan menasihatkan kamu tentang imanmu,

    3 supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahankesusahan ini. Kamu sendiri tahu,

    bahwa kita ditentukan untuk itu.

    4 Sebab, juga waktu kami bersamasama dengan kamu, telah kami katakan kepada kamu, bahwa kita

    akan mengalami kesusahan. Dan hal itu, seperti kamu tahu, telah terjadi.

    5 Itulah sebabnya, maka aku, karena tidak dapat tahan lagi, telah mengirim dia, supaya aku tahu

    tentang imanmu, karena aku kuatir kalaukalau kamu telah dicobai oleh si penggoda dan kalaukalau

    usaha kami menjadi siasia.

    6 Tetapi sekarang, setelah Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang

    menggembirakan tentang imanmu dan kasihmu, dan bahwa kamu selalu menaruh kenangkenangan

    yang baik akan kami dan ingin untuk berjumpa dengan kami, seperti kami juga ingin untuk berjumpa

    dengan kamu,

    7 maka kami juga, saudarasaudara, dalam segala kesesakan dan kesukaran kami menjadi terhibur

    oleh kamu dan oleh imanmu.

    8 Sekarang kami hidup kembali, asal saja kamu teguh berdiri di dalam Tuhan.

    9 Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang

    kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?

    10 Siang malam kami berdoa sungguhsungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan

    menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu.

    11 Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.

    12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambahtambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang

    terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu.

    13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita

    pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya.

    Judul: Hati Seorang Gembala Rasul Paulus telah belajar meneladani Tuhan Yesus sebagai Gembala yang baik, yang rindu bertemu dan memperhatikan domba-dombanya yang sedang menderita. Maka ketika

    Timotius tiba di Atena, Paulus langsung mengutus dia kepada jemaat di Tesalonika. Tujuannya untuk

    menguatkan dan menasihatkan mereka tentang imannya, agar mereka tidak goyah dan mundur ketika

    mengalami penderitaan (2).

    Paulus mengingatkan, seharusnya sudah tahu bahwa mereka juga dipanggil untuk menderita (3), sebagaimana ia telah memberitahukan sebelumnya (4). Hal ini Paulus katakan agar mereka semakin siap menghadapi penderitaan yang ada. Untuk itu, ia mengutus Timotius ke Tesalonika untuk mengetahui

    keadaan jemaat di sana. Paulus khawatir dan takut bahwa mereka telah mundur imannya karena

    pencobaan Iblis itu sehingga jerih payah Paulus menjadi sia-sia (5). Namun, Paulus mendapatkan kabar baik yang menggembirakan bahwa mereka tetap teguh berdiri di dalam iman dan terus bertumbuh dalam iman,

  • 13

    kasih, pengharapan, serta juga rindu bertemu kembali dengan Paulus (6). Hal ini membuat Paulus bersemangat dan hatinya begitu terhibur di tengah-tengah kesukaran dan kesesakan yang sedang

    dialaminya (7-8). Ia begitu bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan. Ia senantiasa berdoa sungguh-sungguh, agar mereka dapat bertemu kembali untuk saling menguatkan dalam iman (9-10). Ia juga memohon agar Tuhan membuat mereka semakin bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih

    seorang terhadap semua orang (12). Tuhan juga menguatkan hati mereka sehingga mereka dapat tetap hidup kudus dan tanpa cacat cela di hadapan Allah sampai Kristus datang kembali (13).

    Pada zaman sekarang banyak pemimpin rohani yang menyebut dirinya sebagai gembala jemaat, tetapi

    dalam praktiknya mereka tidak hidup seperti Tuhan Yesus sebagai Gembala yang baik. Mereka hanya

    mengejar keuntungan pribadi. Marilah kita menjadi gembala yang mengasihi dan memedulikan umat

    Tuhan.

  • 14

    Selasa, 6 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    1 Tesalonika 4: 1 12

    1 Akhirnya, saudarasaudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah

    mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang

    telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguhsungguh lagi.

    2 Kamu tahu juga petunjukpetunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus.

    3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,

    4 supaya kamu masingmasing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di

    dalam pengudusan dan penghormatan,

    5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orangorang yang tidak mengenal

    Allah,

    6 dan supaya dalam halhal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau

    memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami

    katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.

    7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.

    8 Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah

    memberikan juga RohNya yang kudus kepada kamu.

    9 Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih

    mengasihi dari Allah.

    10 Hal itu kamu lakukan juga terhadap semua saudara di seluruh wilayah Makedonia. Tetapi kami

    menasihati kamu, saudarasaudara, supaya kamu lebih bersungguhsungguh lagi melakukannya.

    11 Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalanpersoalan

    sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu,

    12 sehingga kamu hidup sebagai orangorang yang sopan di mata orang luar dan tidak bergantung pada

    mereka.

    Judul: Hidup Berkenan kepada Allah Dalam dunia yang penuh dosa dan pencobaan, hidup berkenan kepada-Nya tidaklah mudah. Namun firman Tuhan menuntun kita untuk hidup demikian, agar dapat

    menjadi berkat bagi sesama kita.

    Setelah menyampaikan nasihat yang bersifat doktrin, rasul Paulus sampai pada nasihat yang lebih praktis.

    Ia mengingatkan mereka kembali bagaimana mereka harus hidup berkenan kepada Allah (1a). Karena apa yang disampaikannya sebenarnya telah diketahui dan dilakukan oleh mereka. Tetapi ia berharap mereka

    lebih sungguh-sungguh melakukannya (1b-2). Cara hidup yang berkenan kepada Allah ialah pertama-tama mereka harus hidup kudus dengan menjauhi segala percabulan (3). Mereka hanya boleh mengambil satu orang isteri atau suami menjadi pasangan hidupnya yang sah (4). Mereka harus hidup berbeda dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, yang suka berzina, berselingkuh, dan berperilaku seks yang

    menyimpang seperti nikah sedarah (5-6a). Alasannya, Allah kita adalah Allah yang pembalas dan telah memanggil mereka untuk hidup dalam kekudusan, sehingga siapa yang hidup dalam kecemaran atau

    percabulan akan mendapatkan hukuman (6b-7). Siapa yang menolaknya berarti telah menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus kepada setiap orang yang percaya (8).

  • 15

    Mereka juga harus hidup berkenan kepada Allah dengan hidup dalam kasih persaudaraan. Mereka memang

    telah mempraktikkannya (9-10), tetapi Paulus menasihati mereka untuk lebih bersungguh-sungguh lagi melakukannya. Selain itu, mereka juga harus hidup berkenan kepada Allah dengan hidup tertib dan sopan

    di hadapan manusia (11-12). Caranya, mereka harus mengurusi masalah-masalah mereka sendiri dan bekerja keras, agar dapat menjadi berkat dan kesaksian yang baik.

    Sudahkah hidup kita berkenan kepada Allah dalam segala aspeknya? Di zaman yang semakin gelap dan

    bengkok ini, marilah kita minta pertolongan Roh Kudus memampukan kita hidup kudus dengan menjauhi

    segala hawa nafsu percabulan.

  • 16

    Rabu, 7 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    1 Tesalonika 4: 13 18

    13 Selanjutnya kami tidak mau, saudarasaudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang

    meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orangorang lain yang tidak mempunyai

    pengharapan.

    14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa

    mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersamasama dengan Dia.

    15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai

    kedatangan Tuhan, sekalikali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.

    16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah

    berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih

    dahulu bangkit;

    17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersamasama dengan mereka dalam

    awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selamalamanya bersamasama

    dengan Tuhan.

    18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataanperkataan ini.

    Judul: Pengharpaan Dibalik Kematian Setiap kita pasti pernah mengalami kehilangan ditinggalkan oleh orang yang dikasihi, kerabat atau teman-teman dekat. Kematian datang tanpa mengenal waktu, usia,

    status, dan jenis kelamin. Kita pasti berduka, tetapi kita tidak boleh dikuasai oleh kedukaan.

    Inilah yang Paulus sampaikan kepada jemaat di Tesalonika agar mereka mengetahui tentang orang yang

    mati di dalam Kristus, sehingga tidak terus dikuasai oleh kesedihan seperti orang lain yang tidak

    berpengharapan di dalam Kristus (13).

    Paulus ingin mereka tahu bahwa ada pengharapan di balik kematian orang percaya. Pengharapan itu begitu

    indah karena menyangkut masa sekarang dan masa depan (14). Menyangkut masa sekarang, Paulus berkata jikalau mereka percaya bahwa Kristus telah mati dan juga telah bangkit, maka mereka juga harus percaya

    bahwa mereka akan dikumpulkan bersama-sama dengan Kristus di surga yang mulia. Jadi, di mana Kristus

    berada, di situ juga orang percaya berada.

    Lalu menyangkut masa depan, Paulus menegaskan bahwa orang yang telah mati di dalam Dia akan terlebih

    dahulu bangkit dengan tubuh mulia. Mereka akan bangkit karena iman mereka kepada Kristus sebagai buah

    sulung kebangkitan orang percaya (15). Selain itu, orang percaya yang masih hidup dan tinggal di dunia akan langsung diubahkan dengan tubuh mulia dan diangkat bersama-sama dengan mereka yang telah bangkit itu

    dalam awan menyongsong Tuhan Yesus di angkasa (16-17a). Akan terjadi reuni besar di antara kita yang masih hidup dengan mereka yang telah meninggal. Lalu mereka semua akan tinggal bersama-sama dengan

    Tuhan di surga selama-lamanya (17b).

    Kematian bukan akhir dari segala sesuatu, tetapi merupakan awal perjalanan hidup yang baru bersama

    Kristus. Oleh karena itu, kita tidak boleh dikuasai oleh kesedihan atas mereka yang mati di dalam Kristus,

    karena ada pengharapan di balik kematian. Untuk itu, kita harus percaya kepada Kristus, agar memiliki

    pengharapan demikian.

  • 17

    Kamis, 8 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    1 Tesalonika 5: 1 11

    1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudarasaudara, tidak perlu dituliskan kepadamu,

    2 karena kamu sendiri tahu benarbenar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.

    3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan amanmaka tibatiba mereka ditimpa oleh

    kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalinmereka pasti tidak

    akan luput.

    4 Tetapi kamu, saudarasaudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tibatiba

    mendatangi kamu seperti pencuri,

    5 karena kamu semua adalah anakanak terang dan anakanak siang. Kita bukanlah orangorang

    malam atau orangorang kegelapan.

    6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orangorang lain, tetapi berjagajaga dan sadar.

    7 Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.

    8 Tetapi kita, yang adalah orangorang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan

    berketopongkan pengharapan keselamatan.

    9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh

    Yesus Kristus, Tuhan kita,

    10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjagajaga, entah kita tidur, kita hidup bersama

    sama dengan Dia.

    11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang

    kamu lakukan.

    Judul: Sikap Menyambut Kedatangan Kristus Dari zaman ke zaman ada saja orang Kristen yang terus meramal dan memprediksikan, bahwa Kristus akan datang pada tanggal sekian dan sekian. Walaupun apa

    yang mereka prediksikan tidak pernah terjadi, tetapi ada saja orang yang tetap percaya kepada perkataan

    mereka.

    Fenomena demikian juga terjadi pada zaman Paulus. Ia mengingatkan jemaat Tesalonika tidak berusaha

    mencari tahu kapan Kristus datang kembali. Alasannya karena Kristus akan datang seperti pencuri pada

    malam hari (1-2). Artinya, Kristus akan datang secara tiba-tiba, dan tidak bisa diperkirakan waktunya. Karena itu, mereka yang tidak siap dan berjaga-jaga pada waktu Kristus datang kembali akan mengalami

    kebinasaan (3). Karena itu, Paulus menasihati mereka untuk tidak hidup dalam dosa dan kegelapan, agar hari penghukuman itu tidak secara tiba-tiba datang menimpa mereka (4). Mereka adalah anak-anak terang, maka mereka harus hidup dalam terang dan menerangi hidup orang lain, agar mereka yang melihat terang

    (perbuatan baik) itu percaya kepada Tuhan Yesus (5-6). Sebagai anak-anak terang, mereka juga tidak boleh bermalas-malasan atau masa bodoh. Mereka harus berjaga-jaga dan tetap sadar serta tidak hidup dalam

    dosa dan pesta pora, agar mereka siap menyambut kedatangan Kristus (7).

    Untuk itu, mereka harus senantiasa memelihara iman, agar bertahan terhadap serangan panah api Iblis.

    Hidup penuh kasih dan tetap fokus pada pengharapan akan keselamatan final yang dijanjikan kepada

    mereka (8). Pengharapan itu harus mereka miliki sehingga tidak mengalami murka Allah (9). Hal ini begitu

  • 18

    penting sehingga mereka harus saling menasihati dan membangun, agar siap menyambut Kristus datang

    kembali.

    Kristus akan datang kembali, tetapi kita tidak boleh percaya segala nubuat bahwa Yesus akan datang pada

    tanggal sekian. Sikap kita ialah tetap hidup kudus dalam terang, berjaga-jaga sambil berdoa dan bekerja,

    hidup penuh iman, kasih dan pengharapan.

  • 19

    Jumat, 9 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    1 Tesalonika 5: 12 28

    12 Kami minta kepadamu, saudarasaudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di

    antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;

    13 dan supaya kamu sungguhsungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.

    Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.

    14 Kami juga menasihati kamu, saudarasaudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib,

    hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.

    15 Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah

    senantiasa yang baik, terhadap kamu masingmasing dan terhadap semua orang.

    16 Bersukacitalah senantiasa.

    17 Tetaplah berdoa.

    18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus

    bagi kamu.

    19 Janganlah padamkan Roh,

    20 dan janganlah anggap rendah nubuatnubuat.

    21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.

    22 Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.

    23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu

    terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

    24 Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

    25 Saudarasaudara, doakanlah kami.

    26 Sampaikanlah salam kami kepada semua saudara dengan cium yang kudus.

    27 Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua

    saudara.

    28 Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu!

    Judul: Sikap Hidup Orang Percaya Sikap hidup orang percaya dalam bergereja maupun kehidupan sehari-hari begitu penting. Dalam mengakhiri suratnya, Paulus memberikan beberapa nasihat demikian.

    Pertama, agar memiliki sikap yang benar terhadap pemimpin mereka dengan menghormati, menaati,

    mengasihi, dan mendoakan mereka (12), karena para pemimpin telah bekerja keras dalam memimpin dan melayani mereka. Sikap demikian akan membuat persekutuan mereka hidup dalam damai.

    Kedua, dalam hubungan dengan saudara seiman, mereka harus saling peduli dan menguatkan. Mereka

    harus berani dan penuh cinta kasih menegur mereka yang berbuat onar dan salah; memghibur mereka

    yang sudah bertobat agar tidak tawar hati dan terpuruk dalam rasa bersalah mereka; membela dan

    menguatkan jemaat yang putus asa dan lemah iman (13-14). Sabar terhadap semua orang, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi dengan kebaikan (15).

    Ketiga, dalam hubungan dengan diri sendiri, mereka harus hidup penuh sukacita, tetap berdoa, dan

    bersyukur apapun masalah dan kesulitan yang mereka alami (16-18). Sikap demikian jelas berkenan kepada Allah. Dalam kehidupan kerohanian, mereka tidak boleh memadamkan karya Roh Kudus yang bekerja di

  • 20

    dalam dan melalui mereka (19); tidak menolak firman Tuhan, dan harus menguji segala ajaran yang muncul (20); memegang yang benar dan menjauhi segala kejahatan (21-22).

    Untuk menguatkan dan meneguhkan mereka, Paulus memohon agar Allah menguduskan dan memelihara

    totalitas hidup mereka, sehingga sempurna dengan tidak bercacat cela sampai Kristus datang kembali (23). Dalam dunia yang semakin individualisme, kita sebagai umat pilihan Tuhan tetap belajar menghormati,

    menaati, mengasihi, dan mendoakan para pemimpin rohani kita. Peduli terhadap saudara seiman agar

    mereka terus bertumbuh serupa dengan Kristus. Kita secara pribadi senantiasa berdoa, bersyukur, serta

    belajar firman Tuhan setiap hari.

  • 21

    Sabtu, 10 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    2 Tesalonika 1: 1 12

    1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius, kepada jemaat orangorang Tesalonika di dalam Allah Bapa kita

    dan di dalam Tuhan Yesus Kristus.

    2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai

    kamu.

    3 Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudarasaudara. Dan memang

    patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin

    kuat di antara kamu,

    4 sehingga dalam jemaatjemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan

    imanmu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita:

    5 suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga

    Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu.

    6 Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu

    7 dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu

    Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diriNya bersamasama dengan malaikatmalaikatNya,

    dalam kuasaNya, di dalam api yang bernyalanyala,

    8 dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati

    Injil Yesus, Tuhan kita.

    9 Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selamalamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan

    dari kemuliaan kekuatanNya,

    10 apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orangorang kudusNya dan untuk

    dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu

    percayai.

    11 Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi

    panggilanNya dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan

    menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,

    12 sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih

    karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

    Judul: Bukti Keadilan Allah Dalam kesendiriannya, ada beberapa orang yang kadang mengalami serangan perasaan kesepian. Serangan ini kadangkala bisa berbahaya, ketika kita tidak memiliki jalan

    keluarnya. Untuk orang yang percaya, perasaan sendiri ketika mengalami pergumulan terkadang bisa

    mengalihkan pandangan kita dari Kristus. Inilah yng dialami oleh jemaat Tesalonika.

    Jemaat di Tesalonika sedang bergumul. Sebagai orang Kristen baru, mereka masih dalam masa sukacita

    karena karya Tuhan dalam hidup mereka. Namun, sukacita ini mendapatkan tantangan. Mereka sedang

    mengalami penindasan dan penganiayaan oleh karena iman mereka (4). Rasul Paulus menuliskan surat ini untuk memberikan mereka kekuatan, sekaligus mengajarkan kepada mereka tentang kekuatan dan

    kedaulatan Allah, yang mengatasi segala pergumulan dan penderitaan yang mereka alami. Bagaimana dia

    bisa menyampaikan pesan ini?

  • 22

    Paulus mengingatkan kepada mereka bahwa apa yang mereka alami merupakan bukti keadilan Allah (5) sebagai cara Allah untuk menyempurnakan iman mereka (11-12), bahwa Kristus tetap berkuasa dari Sorga dan akan menghakimi para penindas dengan adil (6-8), dan kedatangan Kristus yang kedua merupakan sebuah kepastian yang membawa kebenaran secara adil (9-10).

    Melalui perikop ini, Allah menghendaki agar kita memahami:

    Pertama, sebagai orang percaya kepada Kristus, kita adalah bagian dari Kerajaan Allah yang hadir dalam

    dunia ini. Kekuatan dunia akan mencoba untuk melawan dan menggoyahkan keyakinan kita. Bersama Allah,

    kita akan mengalahkan tantangan ini.

    Kedua, Allah sudah menyediakan penghakiman dan penghukuman yang adil terhadap mereka yang

    menganiaya umat Kerajaan Allah. Ini adalah bukti keadilan Allah atas dunia.

    Ketiga, kita dipanggil untuk memiliki pola pikir yang mau berjuang mengerjakan segala pekerjaan iman kita

    (12), sehingga nama Kristus Yesus dimuliakan dalam kehidupan kita. Memang tidak mudah, karena itu tetaplah setia.

  • 23

    Minggu, 11 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    Mazmur 39

    1 Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud. Pikirku: Aku hendak menjaga diri, supaya

    jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang

    fasik masih ada di depanku.

    2 Aku kelu, aku diam, aku membisu, aku jauh dari hal yang baik; tetapi penderitaanku makin berat.

    3 Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan

    lidahku:

    4 Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa

    fananya aku!

    5 Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagiMu hidupku seperti sesuatu

    yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesiasiaan! Sela

    6 Ia hanyalah bayangan yang berlalu! Ia hanya mempeributkan yang siasia dan menimbun, tetapi

    tidak tahu, siapa yang meraupnya nanti.

    7 Dan sekarang, apakah yang kunantinantikan, ya Tuhan? KepadaMulah aku berharap.

    8 Lepaskanlah aku dari segala pelanggaranku, jangan jadikan aku celaan orang bebal!

    9 Aku kelu, tidak kubuka mulutku, sebab Engkau sendirilah yang bertindak.

    10 Hindarkanlah aku dari pada pukulanMu, aku remuk karena serangan tanganMu.

    11 Engkau menghajar seseorang dengan hukuman karena kesalahannya, dan menghancurkan

    keelokannya sama seperti gegat; sesungguhnya, setiap manusia adalah kesiasiaan belaka. Sela

    12 Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah

    berdiam diri melihat air mataku! Sebab aku menumpang padaMu, aku pendatang seperti semua

    nenek moyangku.

    13 Alihkanlah pandanganMu dari padaku, supaya aku bersukacita sebelum aku pergi dan tidak ada

    lagi!

    Judul: Ketika Hidup Terasa Melelahkan Dalam bait pertama dari lagu "Pandanglah pada Yesus" disebutkan: "Lelah dan susahkah jiwamu, serta gelap gulitakah? Pandanglah trang Juruslamatmu,

    hidupmu kan bahagialah." Ya, dalam kondisi jiwa yang lelah dan susah, serta jalan hidup yang penuh

    penderitaan dan gelap gulita, umat Tuhan didorong untuk tetap memandang pada sang Juruselamat.

    Pergumulan ini mirip dengan apa yang dialami oleh Daud dalam Mazmur 39.

    Dalam mazmur ini, Daud sangat bergumul soal kehidupan yang dijalaninya. Ia merasa tidak dapat berbuat

    apa-apa atas pergumulannya (3a), penderitaannya semakin berat (3b), dan hatinya dipenuhi dengan gejolak kemarahan dan keluhan yang tak habis-habisnya (4). Ditambah lagi, orang fasik di sekelilingnya berusaha menjatuhkannya (2b, 9b) dan ia mulai lelah dengan kehidupannya (5-7, 12). Meski demikian, Daud tidak membuka mulutnya di hadapan orang fasik yang mencoba menjatuhkannya. Ia memilih diam ("menahan

    mulutku dengan kekang"), agar perkataan dan keluhannya tidak dijadikan senjata untuk menjatuhkannya.

    Ia kelu, diam dan membisu. Terhadap orang fasik, Daud diam seribu bahasa. Tetapi terhadap Tuhan, ia

    berbicara secara terbuka mengungkapkan isi hatinya kepada Allahnya (5-14) dan tetap berharap pada Tuhan

  • 24

    (8). Meski Daud menyadari betapa fana hidupnya (5-7, 12-14), ia percaya Tuhan tidak akan tinggal diam melihat perkaranya (10).

    Pergumulan hidup yang anda alami saat ini mungkin terasa melelahkan. Seberapa pun beratnya

    pergumulan itu, seberapa pun banyaknya orang di sekitar kita yang berusaha menjatuhkan kita, marilah

    kita belajar seperti pemazmur, yang tetap berharap kepada Allah dan tidak hilang percaya kepada-Nya.

    Yakinlah, akan tiba waktunya Allah akan bertindak menolong hidup kita!

  • 25

    Senin, 12 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    2 Tesalonika 2: 1 12

    1 Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta

    kepadamu, saudarasaudara,

    2 supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau

    surat yang dikatakan dari kami, seolaholah hari Tuhan telah tiba.

    3 Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab

    sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka,

    yang harus binasa,

    4 yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah.

    Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.

    5 Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama

    sama dengan kamu?

    6 Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu

    yang telah ditentukan baginya.

    7 Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan.

    Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan,

    8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan

    membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.

    9 Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai ruparupa perbuatan ajaib,

    tandatanda dan mujizatmujizat palsu,

    10 dengan ruparupa tipu daya jahat terhadap orangorang yang harus binasa karena mereka tidak

    menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.

    11 Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka

    percaya akan dusta,

    12 supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.

    Judul: Jangan Membiarkan Diri Disesatkan! Sebuah dongeng anak-anak menceritakan seorang anak kecil yang berteriak kepada orang-orang di desanya, bahwa ada serigala yang datang menyerang. Ketika

    penduduk desa berdatangan, ternyata anak tersebut hanya bercanda. Di lain waktu, ketika si anak ini

    berteriak lagi, maka penduduk desa menganggap itu hanya sebuah candaan. Anak ini belajar sebuah fakta

    yang menyakitkan: "berhati-hatilah dalam melontarkan candaanmu."

    Jemaat Tesalonika sedang dibingungkan oleh beberapa pengajar yang menyandarkan ajaran mereka

    kepada ilham roh, ataupun kutipan (yang tidak utuh) dari para rasul (1-2). Rasul Paulus menegur sikap anggota jemaat yang mudah dibingungkan oleh pengajaran palsu. Apa ciri pengajaran palsu? Yakni ketika ajaran

    tersebut membawa kita tidak lagi melihat kepada Allah dan kemuliaan-Nya, melainkan kepada upaya-upaya

    untuk meninggikan diri (3-5).

    Dalam ayat 9, Paulus menguraikan bahwa si pendurhaka akan datang dengan berbagai macam perbuatan

    ajaib, tanda-tanda dan mukjizat. Tujuan utamanya menyesatkan umat percaya agar iman mereka tidak lagi

    diarahkan kepada Kristus, melainkan hanya kepada apa yang tampak di hadapan mereka.

  • 26

    Menghadapi para penyesat, pertanyaan kita adalah: Dimana kekuasaan Allah? Mengapa Allah tidak

    bertindak? Kita jangan lupa, bahwa orang percaya adalah ciptaan baru (2 Kor. 5:17). Ciri utama ciptaan baru ini adalah pola pikir yang tidak menggunakan kriteria dunia, tetapi mengutamakan Kristus sebagai teladan

    dan acuan (2 Kor. 5:16). Allah tetap berkuasa bahkan ketika para penyesat ini untuk sementara diijinkan untuk bekerja. Tetapi akan datang masanya dimana Kristus akan menghanguskan mereka dengan nafas

    mulut-Nya (8). Sebagai orang yang dipilih, dipanggil, dan dimurnikan oleh Firman Kebenaran, kita diundang untuk terus-

    menerus meletakkan Kristus sebagai yang utama dalam pikiran, sikap, dan hidup kita. Ini artinya firman

    Kebenaran Allah dijadikan landasan hidup dan tolok ukur dari kehidupan kita.

  • 27

    Selasa, 13 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    2 Tesalonika 2: 13 17

    13 Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudarasaudara, yang

    dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang

    menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.

    14 Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh

    memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.

    15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaranajaran yang kamu terima dari ajaran

    ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.

    16 Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karuniaNya telah mengasihi

    kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita,

    17 kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.

    Judul: Memperoleh Kemuliaan Kristus Sebagai anak, kita merasa bangga jika kita mendengar orang lain berkata betapa miripnya kita dengan orang tua kita. Namun, pernahkah kita bertanya apakah orang tua kita

    merasa bangga memiliki anak seperti kita? Ketika Alkitab berbicara tentang memperoleh kemuliaan Kristus,

    Alkitab mengacu kepada pemahaman tentang kebanggaan yang timbul saat kita menampakkan ciri

    kemuliaan tersebut.

    Paulus menegaskan ucapan syukurnya kepada jemaat Tesalonika karena karya dan tindakan Allah dalam

    Kristus sungguh nyata dalam kehidupan mereka (13). Itu sebabnya, sudah selayaknya jemaat membuktikan karya ini melalui ketaatan mereka terhadap pengajaran yang mereka terima dari rasul sendiri (14-15). Agaknya inilah yang menjadi pergumulan jemaat, yaitu pengajar-pengajar palsu secara giat mencoba

    mengalihkan kemuliaan Kristus. Para pengajar palsu akan mendorong para pendengarnya untuk

    memuliakan sang pengajar dan semua perilakunya, hingga keutamaan Kristus sedikit demi sedikit akan

    sirna. Oleh karena itu, Rasul Paulus mengingatkan bahwa karya Injil yang sejati akan membawa mereka

    kepada perubahan hidup yang nyata. Hal itu bukan karena perbuatan mereka, melainkan anugerah Kristus

    semata. Anugerah ini akan menjadi penghiburan dan kekuatan dalam pekerjaan dan perkataan yang baik

    (16-17).

    Kapan terakhir kali kita mengalami hal serupa? Ketika kesukaan dan kebiasaan kita yang buruk secara

    perlahan menjauhkan kita dari ibadah kepada Kristus? Pernahkah kita sampai kepada satu titik di mana kita

    mulai menyadari, bahwa kita tidak lagi dalam perjalanan iman kita?

    Kristus berkata bahwa Ia datang untuk memberi hidup yang berkelimpahan (Yoh. 10:10b). Berarti hidup kita akan dibentuk menjadi semakin serupa dengan teladan-Nya, Sang Anak Allah (Rom. 8:29). Ketika kita menjadi percaya, kita menerima kemuliaan Allah Anak, supaya kita dapat menghadirkan dan mewujudkan

    iman, kebenaran, dan kasih Kristus di dalam dunia. Maukah kita dipakai menjadi alat Kristus dan dibentuk

    menjadi makin serupa dengan-Nya?

  • 28

    Rabu, 14 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    2 Tesalonika 3: 1 18

    1 Selanjutnya, saudarasaudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan

    dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu,

    2 dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orangorang jahat, sebab bukan semua orang

    beroleh iman.

    3 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.

    4 Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan

    kamu lakukan.

    5 Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.

    6 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudarasaudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu

    menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut

    ajaran yang telah kamu terima dari kami.

    7 Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai

    bekerja di antara kamu,

    8 dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam,

    supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu.

    9 Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan

    bagi kamu, supaya kamu ikuti.

    10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika

    seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.

    11 Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja,

    melainkan sibuk dengan halhal yang tidak berguna.

    12 Orangorang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka

    tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.

    13 Dan kamu, saudarasaudara, janganlah jemujemu berbuat apa yang baik.

    14 Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia

    dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu,

    15 tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.

    16 Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahteraNya terusmenerus, dalam

    segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian.

    17 Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap

    surat: beginilah tulisanku.

    18 Kasih karunia Yesus Kristus, Tuhan kita, menyertai kamu sekalian!

    Judul: Ikuti Teladan Kami ! Pernahkah Anda memainkan permainan Tirulah Teladanku? Dua orang berhadapan di mana seorang berdiri di depan cermin, dan salah satunya perlu menirukan semua gerakan

    dan perubahan mimik wajah dari orang yang lain. Permainan tersebut menarik, karena kita diajak untuk

    benar-benar melepaskan semua keakuan kita dan mencoba mengikuti semua tindakan serta gerak gerik

    dari rekan kita.

  • 29

    Bagian akhir dari suratnya yang kedua kepada jemaat Tesalonika, sekali lagi rasul Paulus menekankan

    pentingnya hidup dalam doa dan ketaatan kepada Allah. Paulus memohon supaya jemaat mendoakan dia

    untuk beberapa hal, yakni: supaya firman Tuhan yang diberitakan dapat diterima (1); supaya Tuhan melepaskan mereka dari para pengacau dan orang-orang jahat (2-3); supaya mereka menjadi taat dengan cara tetap menujukan hati kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus (4-5). Ketiga hal ini ditegaskan oleh rasul Paulus sebagai ungkapan iman dalam praktek sehari-hari. Perhatikan bahwa dia tidak meminta

    pokok-pokok doa untuk dirinya sendiri, melainkan hanya tentang pekerjaan Injil.

    Paulus menekankan hal ini dalam kaitan untuk memberikan teladan, yaitu bagaimana dia tidak

    mengandalkan orang lain untuk memberinya penghasilan, melainkan tetap bekerja dengan rajin untuk

    memberikan teladan hidup dalam iman. Inilah panggilan untuk setiap kita: hidup oleh iman dalam ketaatan

    setiap hari demi memuliakan Allah Bapa dalam Kristus Yesus.

    Ketika Allah memanggil kita untuk menjadi percaya, Dia juga memberi kita panggilan untuk menjadi saksi

    bagi kemuliaan-Nya di dunia. Karena Allah memilih kita untuk mempersiapkan yang terbaik untuk kita. Dia

    tidak memanggil kita tanpa mengubah dan membentuk kita. Dia memberikan Roh Kudus untuk memproses

    kita setiap hari, agar kita dapat menjadi saksi Kristus.

    Jadi, keefektifan kita dalam memberitakan kebenaran hanya bisa terjadi jika kita menghadirkan hidup yang

    kudus dalam kebenaran. Sekali lagi, rasul Paulus menekankan pentingnya hidup dalam praktek iman, kasih,

    dan kekudusan kebenaran-Nya.

  • 30

    Kamis, 15 Oktober 2015

    Copyright Pieter Kuiper - Imansejati.net

    Ayub 15

    1 Maka Elifas, orang Teman, menjawab:

    2 Apakah orang yang mempunyai hikmat menjawab dengan pengetahuan kosong, dan mengisi pikirannya

    dengan angin?

    3 Apakah ia menegur dengan percakapan yang tidak berguna, dan dengan perkataan yang tidak berfaedah?

    4 Lagipula engkau melenyapkan rasa takut dan mengurangi rasa hormat kepada Allah.

    5 Kesalahanmulah yang mengajar mulutmu, dan bahasa orang licik yang kaupilih.

    6 Mulutmu sendirilah yang mempersalahkan engkau, bukan aku; bibirmu sendiri menjadi saksi menentang

    engkau.

    7 Apakah engkau dilahirkan sebagai manusia yang pertama, atau dijadikan lebih dahulu dari pada bukit

    bukit?

    8 Apakah engkau turut mendengarkan di dalam musyawarah Allah dan meraih hikmat bagi dirimu?

    9 Apakah yang kauketahui, yang tidak kami ketahui? Apakah yang kaumengerti, yang tidak terang bagi

    kami?

    10 Di antara kami juga ada orang yang beruban dan yang lanjut umurnya, yang lebih tua umurnya dari pada

    ayahmu.

    11 Kurangkah artinya bagimu penghiburan Allah, dan perkataan yang dengan lemah lembut ditujukan

    kepadamu?

    12 Mengapa engkau dihanyutkan oleh perasaan hatimu dan mengapa matamu menyalanyala,

    13 sehingga engkau memalingkan hatimu menentang Allah, dan mulutmu mengeluarkan perkataan serupa

    itu?

    14 Masakan manusia bersih, masakan benar yang lahir dari perempuan?

    15 Sesungguhnya, para suciNya tidak dipercayaiNya, seluruh langitpun tidak bersih pada pandanganNya;

    16 lebihlebih lagi orang yang keji dan bejat, yang menghirup kecurangan seperti air.

    17 Aku hendak menerangkan sesuatu kepadamu, dengarkanlah aku, dan apa yang telah kulihat, hendak

    kuceritakan,

    18 yakni apa yang diberitakan oleh orang yang mempunyai hikmat, yang nenek moyang mereka tidak

    sembunyikan,

    19 ketika hanya kepada mereka negeri itu diberikan, dan tidak ada seorang asingpun masuk ke tengah

    tengah mereka.

    20 Orang fasik menggeletar sepanjang hidupnya, demikian juga orang lalim selama tahuntahun yang

    disediakan baginya.

    21 Bunyi yang dahsyat sampai ke telinganya, pada masa damai ia didatangi perusak.

    22 Ia tidak percaya, bahwa ia akan kembali dari kegelapan: ia sudah ditentukan untuk dimakan pedang.

    23 Ia mengembara untuk mencari makan, entah ke mana. Ia tahu, bahwa hari kegelapan siap menantikan

    dia.

    24 Ia ditakutkan oleh kesesakan dan kesempitan, yang menggagahinya laksana raja yang siap menyergap.

    25 Karena ia telah mengedangkan tangannya melawan Allah dan berani menantang Yang Mahakuasa;

    26 dengan bertegang leher ia berlarilari menghadapi Dia, dengan perisainya yang berlapis tebal.

    27 Mukanya telah ditutupinya dengan lemak, dan lapisan lemak dikenakannya pada pinggangnya;

  • 31

    28 ia menetap di kotakota yang telah hancur, di rumahrumah yang tidak dapat didiami orang, yang

    ditentukan untuk tetap menjadi reruntuhan.

    29 Ia takkan menjadi kaya dan hartanya tidak kekal, serta miliknyapun tidak bertambahtambah di bumi.

    30 Ia tidak akan luput dari kegelapan, tunasnya akan dilayukan oleh nyala api, dan ia akan dilenyapkan oleh

    nafas mulutNya.

    31 Janganlah ia percaya kepada kesiasiaan, akan tertipulah ia, karena kesiasiaan akan menjadi

    ganjarannya.

    32 Sebelum genap masanya, ajalnya akan sampai; dan rantingnyapun tidak akan menghijau.

    33 Ia seperti pohon anggur yang gugur buahnya dan seperti pohon zaitun yang jatuh bunganya.

    34 Karena kawanan orangorang fasik tidak berhasil, dan api memakan habis kemahkemah orang yang

    makan suap.

    35 Mereka menghamilkan bencana dan melahirkan kejahatan, dan tipu daya dikandung hati mereka.

    Judul: Penderitaan Identik Karma? Ayub 15 mengawali ronde kedua dialog Ayub dan ketiga temannya. Sementara Ayub bersikukuh bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan yang membuatnya pantas

    mengalami penderitaan yang tengah ia alami. Namun ketiga temannya tak kalah gigih berpendapat bahwa

    ia pasti bersalah sehingga pantas menerima penderitaan ini.

    Pandangan Elifas dalam bacaan hari ini secara gamblang menggambarkan ide tentang karma yang

    dipercayai banyak orang: orang baik hidup senang, sedangkan orang jahat menderita. Di sini kita melihat

    bahwa kepercayaan pada karma mempunyai dua wajah. Pertama, di hadapan karma must