rupiah pertama pdf-1

207

Upload: madyasin

Post on 27-Oct-2015

272 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

rupiah

TRANSCRIPT

Page 1: Rupiah Pertama PDF-1
Page 2: Rupiah Pertama PDF-1

i

KATA PENGANTAR Dalam rangka mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa dan menciptakan lulusan Perguruan Tinggi yang mampu menjadi pencipta lapangan kerja, Program Technopreneurship mempunyai tujuan untuk membentuk jiwa dan mental enterpreneurship pada mahasiswa yang kemudian mampu digabungkan dengan disiplin ilmu yang mereka peroleh selama kuliah, sehingga terwujudlah yang

namanya technopreneurship. Kewirausahaan adalah sebuah penerapan kreativitas, keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang- peluang yang dihadapi. (Thomas W Zimmerer) . Kewirausahaan adalah hal yang sering didengar namun jarang untuk di implemetasikan oleh mahasiswa. Program tehnopreneur ini melatih mahasiswa untuk membongkar rasa malu, gengsi, dan menawarkan ide dan produk yang siap diterima pasar. Maka dibuatlah kompilasi kisah masing-masing mahasiwa pada kesan memperoleh rupiah pertama. Harapan pada terbitnya buku kompilasi ini dapat memberi inspirasi dan memberi kontribusi positif bagi perkembangan dunia usaha, kemandirian, dan penciptaan lapangan kerja baru. Dampaknya menuju kemakmuran bangsa dan negara.

Page 3: Rupiah Pertama PDF-1

ii

TEKNOPRENEURSHIP Program ini kita manfaatkan untuk berbagi, pelajaran bagaimana

menjadi teknopreneur atau menjadi juragan menyenangkan dan cerdik dalam membesarkan usaha. Maupun bagaimana kita sambil belajar atau kuliah bisa menghasilkan sesuatu yang meringankan kita sambil belajar atau kuliah bisa menghasilkan sesuatu yang meringankan kita sambil belajar atau kuliah bisa menghasilkan sesuatu yang meringankan kita dalam nenyelesaikan suatu tugas manapun matakuliah dalam institusi PROFIL LULUSAN

Mampu membuka lapangan pekerjaan

Meningkatkan pendapatan keluarga

Mendapatkan passive income

Membuka perusahaan/cabang baru

Menciptakan pemasaran yang stabil/meningkat PERSYARATAN

Menguasai teknologi Web 2.0 (email, facebook, skype, google+) dan memiliki rekening bank yang akan ditunjuk sesuai dengan jenjang.

Mempunyai produk mandiri/sendiri/orang lain. MATERI

1. Pengenalan Technopreneur a. Juragan Usia Sekolah: http://bit.ly/technopreneur1 b. Juragan Usia Sekolah (lanjutan):

http://bit.ly/technopreneur12 c. Harapan/mimpi, semangat untuk mencapai:

http://bit.ly/technopreneur13 2. Potensi dan Peluang: http://bit.ly/technopreneur2 3. Studi Kasus Produk 4. Eksplorasi bidang yang potensial 5. Sinergi dengan sistem lain 6. Komunikasi untuk pemasaran 7. Cashflow: http://bit.ly/technopreneur7 8. Eksplorasi sumber dana untuk business plan 9. Sistem Franchisee 10. Evaluasi kelulusan

Page 4: Rupiah Pertama PDF-1

iii

PENUGASAN 1. Tulis pangalaman Anda dalam menghasilkan rupiah dalam blog

yang sudah ditentukan 2. Tulis kegiatan yang paling disuka, target yang ingin dicapai,

rencana cashflow, rencana media dan cara marketing (Kaskus, Tokobagus) maupun bentuk perdagangan online, pembuatan produk IT/lainnya

3. Tulis kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam satu bulan, penjualan produk sendiri/tim lain

4. Ekspansi tugas dan evaluasi penjualan, sumber bahan baku, cari referensi, dll

5. Perkembangan omset, analisa, pengembangan toko online, melaporkannya

6. Perkembangan omset, analisa, dan evaluasi 7. Cashflow & perbandingan 5 cashflow dilaporkan dalam blog

masing-masing 8. Pengembangan system franchisee + internet marketing 9. Pengembangan cabang 1/2/5 sesuai dengan produk yang

dilakukan dan presentasi perolehan penjualan selama 6 bulan. REFRENSI

Arwin Panigoro – Technopreneur

The Power of Kepepet

Ten Hours Become NBA

Bagaimana Menjadi Juragan

Youtube Gatothp 2011 SYARAT LULUS

Sertifikat partisipasi – menyelesaikan semua tugas

Sertifikat mentor – bisnis berjalan 1-6 bulan

Sertifikat mentor – bisnis berjalan minimal 1 tahun, berhak mendapatkan 10% dari bimbingan

KETERANGAN LAIN

Program ini setara dengan 3 SK untuk program PVB/Institusi lain

2 take in untuk ikut diklat kewirausahaan di SMK/Institusi lain

Dilakukan secara online pada partner SEAMOLEC (SMK, PT, pribadi)

Page 5: Rupiah Pertama PDF-1

1

Sebelumnya saya tidak pernah mencari uang sendiri. Tetapi

saya sering membantu pekerjaan teman saya ya terutama dibagian

menggambar pensil maupun digital. Yang menurut ku si gambar ku

juga ya kurang bagus si, tpi teman ku slalu menghargai karya ku dan

Lama kelamaan saya di panggil terus untuk menggambari tugas – tugas

mereka. Ya… penghasilannya sih enggak banyak ya paling Cuma buat

jajan atau makan aja. Karna pada waktu itu saya belum tau caranya

berbisnis.

Pada waktu itu saya dan kawan-kawan ditugaskan untuk

berjualan pulpen yang harganya Cuma 1500 kami disuruh berjualan

dengan harga yang cukup tinggi. Ya…. Lebih dari 10.000 perbuah. Pada

awalnya kami semua tidak yakin, tetapi saya teringat kata-kata pak

stenly “barang sekecil apapun dan murah bsa menjadi sangat berharga

bila kita menjualnya dengan sungguh-sungguh dan mempunyai tekat

yang kuat”.

Pada waktu itu kami berjualan perkelompok, 1 kelompok nya

ada 5 orang, setelah terbagi dalam berberapa kelompok akhir nya kita

semua jalan untuk mencari mangsa, setelah itu kelompok saya

bertemu dengan sepasang suami-istri disana kami mencoba untuk

menawarkannya, kami beri harga 50.000 per pulpen tetapi dia menawar

50.000 = 2 buah pulpen. Lalu bapak dan ibu itu memilih warna pulpen

yang mereka ingin kan, ya terus kami semua menyodor kan pulpen

kepada mereka, ternyata dia memilih pulpen yang ku pegang ^^

jadinya saya tidak usah menawarkan kepada oranglain, tetapi karna kita

satu kelompok saya harus membantu sampai pulpennya habis. Karna

dalam satu kelompok kita harus kompak. Dan untuk mempercayai

Page 6: Rupiah Pertama PDF-1

2

pembeli kami, kita harus mengeluarkan 3S (Senyum, salam, sapa). dan

hari selanjutnya kita disuruh berjualan buku SBG.

Harga satu buku nya 50 ribu dan kami harus menjual + 70 ribu

ke atas dan pada waktu itu kita smua hanya di bagi menjadi dua

kelompok. Pada saat jualan ternyata buku ini sangat susah, kami

mengunjungi universitas lain tetapi kami ingat kalau hari itu adalah hari

minggu terus gak jadi deh. Kita smua akhir nya mencari toko buku

untuk menawar kan buku SBG tetapi tidak laku juga, di perjalannan

kami smua sangat kelelahan karna dri pagi samapi siang kami terus

berjalan untuk mencari pembeli akhir nya kita mencoba menghubungi

orang terdekat kami dan akhirnya laku juga deh.

Dalam hal berikut mungkin saya akan menjadikan ilmu ITB

khususnya dalam bidang animasi. Mungkin saya akan membuat iklan,

film pendek, animasi atau membuat komunitas dan membangun sebuah

perusahaan. Mungkin belum pasti apa yang mungkin saya bisa lakukan

tetapi saya akan berusaha untuk mendapatkan uang didaerah sendiri.

Produk yang akan saya pasarkan berupa ilmu yang telah saya

pelajari di ITB berupa animasi 3D dan mungkin saya juga

mempromosikan jasa saya.

Cita-cita saya setelah 3 tahun saya ingin menjadi animator yang

sukses dan berguna, mungkin ini cita-cita baru saya karena saya baru

mengenal ternyata animasi itu menyenangkan.Dan mungkin untuk

kedepannya saya akan membuat studio sendiri tetapi saya akan

memulai itu dari membuat sebuah komunitas animasi agar animasi 3D

di Indonesia lebih maju.

Page 7: Rupiah Pertama PDF-1

3

Saya mengahasilkan uang sendiri itu ketika bertepatan masuk

ke itb, saat itu saya dapat tawaran untuk berkerja freelance di sebuah

perusahaan publishing, saya berkerja sebagai ilustrator di sana.

berkerja di sana adalah pengalaman kerja pertama saya setelah lulus

dari SMK. Saat mendapatkan gajih pertama saya, saya merasa bangga

dengan hasil jeripayah saya sendiri, meskipun tidak begitu besar.

Semenjak saat itu saya merasakan betapa susahnya untuk mencari

uang. Sebenarnya saya ada keinginan untuk kerja freelance dengan

orang-orang luar negeri, dengan mengunakan internet saya dapat

mendapatkan perkerjaan freelance, akan tetapi berhubung saya belum

begitu banyak dalam pengalaman berkerja, maka saya memultuskan

untuk mencari pengalam kerja terlebih dahulu. Kerja/ mengahasilkan

uang sendiri bukan lah hal yang mudah, butuh perjuangan untuk itu

semua, karena uang tidak akan datang sendirinya jika kita tidak usaha.

Meskipun saya terkadang sedikit mengeluh akan hasil yang di capai

akan tetapi ini lah hasil dari usaha yang saya lakukan maka saya harus

bisa untuk menyukurinya selalu.

Saat saya menjadi mahasiswa di D1 animasi ITB saya dan

teman-teman yang lain dapat pengalaman untuk menjual pulpen

dengan harga yang tidak seperti biasanya. Cara mejualnya dengan cara

dibagi kelompok dan setiap kelompok bisa melakukan penjualan secara

bersama atau di bagi menjadi sub-sub kelompok lagi. Saat melakukan

penjualan teknik penawaran yang di pakai dengan cara ramah halus

dan penuh dengan senyuman. Tidak semua pembeli memberikan

respon bagus, ada yang tidak butuh waktu lama untuk meyakinkan tapi

ada juga yang butuh waktu lama untuk meyakinkannya. Situasi saat

bertemu pembeli bagi saya cukup menegangkan karena saya harus

Page 8: Rupiah Pertama PDF-1

4

menghilangkan rasa malu saya untuk dapat mendekati pembeli.

Pengalaman saya ini seperti layaknya orang yang sedang mebuka usaha

baru, ini adalah pengalam yang cukup berharga ,banyak hikmah dan

pelajaran yang dapat saya manfaatkan kedepan. Dengan mengikuti

outhbon ini saya dapat mempelajari cara melakukan usaha dan cara

mempromosikannya.memang hasil dari apa yang saya jual ini tidak

seberapa tapi pengalamnya yang luar biasa buat saya. Nominal uang

yang di dapat saat itu saya sudah lupa lagi pokonya saat di bagikan

kesetiap orang d kelompok saya mendapatkan Rp. 51.000 rupiah.

Selama di ITB ilmu yang saya dapatkan tentang animasi cukup

banyak. ilmu-ilmu yang saya dapat diantaranya 3d modeling, 3d

animate, dan tentu saja mengambar. Ilmu yang saya dapat manfaatkan

saat magang ya tentu semua ilmu yang dipelajari dari gambar manual,

digital, modeling 3d dan juga animate 3d. Akan tetapi ilmu yang saya

dapat hanyalah dasar dari 3d modeling dan 3d animate, ada

kemungkinan harus lanjutkan kuliah untuk mendapatkan ilmu yang

lebih mendalam tentang animasi.

Jika suatu saat saya melakukan usaha mungkin saya akan

membuka usaha jasa. Jasa yang saya tawarkan adalah contohnya jika

ada seorang penulis naskah komik/animasi yang membutuhkan seorang

artispen dkk/animator maka tugas saya adalah menerima orderan hal

seperti itu. Atau juga saya akan membuat sebuah studio

ilustrator,komik dan animasi yang di buat dalam 1 studio dan dari situ

saya akan mencari order/job seprti yang tadi itu. Nah selain itu juga

mungkin saya akan menjual berupa prodak action” figur yang saya buat

sendiri dengan mengunakan ilmu dari 3dmodeling. awal Saya akan

memasarkan jasa dan juga prodak saya di mulai dari kota bandung

sendiri, lalu kemudian jawabarat, dan kemudian indonesia dan lalu luar

negeri, saya berharap sih seperti itu. Tapi msalah nya terkadang saya

merasa bingung jika untuk memulai usaha, kemungkinana saya akan

mencari teman untuk berkerja sama untuk membuat sebuah usaha.

Target pemasaran saya kalangan remaja, remaja dewasa yang suka

terhadap action figur, dan mungkin untuk jasa targetnya pemasarannya

sedikit berbeda itu saya mungkin mengincar para penulis naskah yang

membutuhkan untuk membuatkan komik tau membuat animasi.

Page 9: Rupiah Pertama PDF-1

5

Cita- cita saya kedepannya ingin menjadi seorang

ilustrator,komikus,ataujuga animator yang di kenal banyak orang, baik

di dalam negeri mau pun di luar negeri. Target saya pertama/langkah

pertama yang saya akan lakukan mendapatkan kerja freelance sebagai

ilustrator, komikus, atau juga animator di luar negeri, kenapa saya

memilih keluar, karena mungkin jika di dalam negeri bidang yang saya

inginkan itu belum begitu maju bahkan kurang di dukung oleh

pemerintah, akan tetapi jika untuk menjadi animator sepertinya saya

harus mencari ilmunya lagi, karena saya baru terjun dalam dunia

animasi, sedangkan ilustrator dan komik saya sudah lama menjalani

dunia tersebut. Saya akan berusaha agar dapat mencapai cita-cita yang

saya inginkan.

Page 10: Rupiah Pertama PDF-1

6

Ternyata memang tidak mudah mendapatkan uang dengan

hasil keringat sendiri. Dan karena itulah saya belum berpengalaman

untuk melakukan hal tersebut. Bagaimana saya tidak untuk

melakukannya,mau tidak mau saya pun harus melekukannya meskipun

dengan mental yang kecil. Saat itulah saya di suruh Oleh Pak. Stanley

untuk berjualan pulpen. Pak Stanley adalah pembimbing kami saat itu

kami pun juga di bagi menjadi 4 kelompok yaitu

Matahari,Kerbau,Kuda,Harimau dan disitulah kami dibagi lagi menjadi

4/5 kelompok untuk menjual nya waktu itu saya mendapatkan

kelompok yaitu, Dimas,Taufan,RIdho. Waktu itu saya berjualan di

sekitar Kampus ITB dan di situ lah saya dan teman” saya menjual

ternyata gak segampang apa yang di pikirkan untuk mendapatkan uang

ternyata butuh kesabaran dan mental yang kuat untuk mendapatkan

nya dan bersama mereka lah saya dan teman” saya mendapatkan uang

±20rb dan di situlah saya dan teman” saya sangatlah bahagia pukul

10.00 pagi kami di suruh kembali ke kampus ITB. Dan itulah

pengalaman saya pada saat menjual pulpen.

Selama Outbound di ITB saya begitu tertarik sekali untuk

mengikutinya kerana saya banyak berubah dari ITB. Di hari pertama

saya mendapatkan uang sekitar ±20rb dan di hari kedua dimana itulah

sangatlah sulit karena hari itu hari minggu yang dimana hari itu sedang

mengadakan Car Free Day dan di situlah saya dan teman” saya hanya

mendapatkan uang ±10rb memang itu sangat lah menurun dari hasil

sebelumnya. Dan kami akhir nya kembali ke kampus dan disuruh untuk

menjual Buku SBG (Seamolec Blender Ganesha) dengan harga -50rb

akhir nya kami menjual nya kembali dan ternyata hasil nya nihil karena

di hari minggu itulah sepi di setiap sekolah-sekolah atau setiap kampus

akhir teman kami mempunyai Ide untuk menjual nya di teman kami

Page 11: Rupiah Pertama PDF-1

7

yang di Jakarta dan akhir nya kami langsung kembali ketempat kampus

untuk member informasi untuk menjual nya kepada teman kami yang di

Jakarta. Setalah itu kami di ajak bermain oleh pak Stanley yaitu bermain

yang dimana kami harus melawati jaring-jaring tali tanpa mengenai tali

tersebut dan di situlah saya belajar bagaimana caranya kerjasama dan

itulah pengalaman saya.

Ilmu yang saya dapat saat masuk ITB adalah mengenal apa itu

dasar dari Animasi serta enterprenuer setelah mengikuti Outbound,

saya mengenal teman” baru untuk membuat jaringan dan wawasan

baru. Manfaat yang saya dapat dari Outbound yaitu

Kerjasama,Kesabaran,Mental dll. TIdak hanya itu saja saya harus

belajar banyak dari ITB Seamolec.

Di Cita-Cita saya, saya harus bisa menjadi Animasi/Animator

atau Komikus. Dan 1 lagi cita-cita saya yang paling penting yaitu

membahagiakan orang tua saya karena dari Doa Orang Tualah saya

bisa masuk ITB Seamolec. Hanya itu cita-cita saya untuk sementara

karena saya harus berkelana mencari karena ilmu itu tidak gampang di

dapat selain “Belajar”.

Page 12: Rupiah Pertama PDF-1

8

Pengalaman pertama saya ketika mendapatkan uang rupiah

pertama kali sebelum saya masuk ITB adalah dengan menjual baju baju

dan sweeter serta jacket angkatan desai saya sendiri.usaha saya

berawal dari sekolah menengah pertama dengan menjalankan jacket

angkatan.dan hasil yang saya dapatkan pada saat itu lumayan banyak

.karena saya menjual jacket angkatan tersebut dengan harga Rp

110.000,00 padahal harga aslinya hanya Rp 80.000,00 jadi ketika itu

saya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 30.000,00 .maka dari sini

lah bakat berbisnis saya mulain terlihat.setelah lulus sekolah menengah

pertama saya lanjut berbisnis jacket angkatan lagi.saya menyukai bisnis

ini karena keuntungan yang saya dapat lumayan banyak.selain itu juga

peminatnya juga banyak.saya bisa termotifasi seperti ini karena kakak

saya juga senang berbisnis.tetapi berbeda dengan saya ,karena iya

melakukan bisnisnya secara online.

Pengalaman mendapatkan uang selama outbound di ITB

Pengalaman mendapatkan uang selama outbound di ITB itu

ketika saya menjualkan pulpen dan buku SBG.ketika itu saya

melaksanakan outbound dan mendapatkan perintah dari pak stenly agar

menjual pulpen dengan harga setinggi-tingginya ketika itu kelompok

saya mendapatkan jatah pulpen satu orang satu buah pulpen.kemudian

kita bergegas berjualan di area sekitar kampus.ketika itu saya

menjualkan pulpen dengan harga Rp 1.000.000,00 pada saat itu banyak

sekali cacian dan

bahan tertawaan dari konsumen ketika saya menyebutkan harga

pulpen yang saya jual berharga Rp 1.000.000,00 tetapi dari situ saya

berfikir dengan cacian dan tawaan para konsumen yang saya tawarkan

tersebut itu adalah ujian dari konsumen dan disitu saya belajar meyakini

Page 13: Rupiah Pertama PDF-1

9

pembeli agar iya mau membeli pulpen saya dengan harga

tersebut.tetapi karena waktu yang diberikan pak stenly sudah hampir

habis maka terpaksa saya menjual pulpen tersebut dengan harga Rp

50.000,00 padahal dari situ saya yakin bisa menjual pulpen lebih dari

Rp 50.000.

Ilmu yang yang di dapat dari ITB

banyak sekali ilmu yang saya dapat selama hampir tiga bulan

berkuliah di ITB.dari saya tidak tahu apa apa tentang animasi serta

bagaimana cara mengoprasikanprogam-program yang dianimasikan

dalam pembuatan animasi.

Ilmu yang diberikan dosen-dosen dan kakak-kakak pembimbing

sangat banyak sekali,dari mulai pembuatan animasi menggunakan

blender,3D max ,dsb.kemudian pembuatan animasi menggunakan 2D

yaitu dengan menggunakan adobe photoshop,ilustrator ,dsb.kemudian

disitu juga saya diajarkan cara menggambar yang baik dan benar agar

gambar yang saya buat bernilai tinggi dan bisa banyak disukai oleh

orang-orang yang melihatnya .kemudian dari pembelajaran tersebut

saya juga diajarkan cara berwirausaha dan juga membangung

karaktervkeperibadian saya sendiri.disini juga saya belajar cara

menyusun tugas akhir oleh bapak pembimbing tugas akhir.

Produk yang bisa dipasarkan

Saya akan memproduksi baju dengan desai saya sendiri dengan

menggunakan aplikasi adobe ilustrator dan photoshop.

Membuat sebuah iklan dengan menggunakan aplikasi blender

dan kemudian diajukan kepada perusahaan yang membutuhkan

produknya dijadikan iklan.

Menjual sebuah desain interior ruangan dengan menggunakan

aplikasi 3D max

Cita-cita yang akan di raih setelah 1,3,5 tahun

1tahun pertama saya akan mendesain secara manual kemudian

desain tersebut dicetak atau disablon dengan menggunakan alat sablon

manual.kemudian saya akan pasarkan kepada konsumen.

Page 14: Rupiah Pertama PDF-1

10

3tahun,setelah terkupul keuntungan dari satu tahun tersebut

saya akan belikan alat sablon yang berteknologi canggih yang bisa

dioprasikan memakai komputer sehingga mempermudah serta

mempercepat prosese pengerjaan,dan hasilnya juga sangat

bagus,sehingga konsumen tertarik untuk membelinya.

5tahun,dari keuntungan 4tahun tersebut dan mecari tambahan

modal dari para teman yg mau menanam modal ke saya untuk

membuat sebuah clothingan atau distro yang nantinya barang yg saya

akan jualkan memakai brand yang saya buat sendiri.

Page 15: Rupiah Pertama PDF-1

11

Pengalaman pertama saya mendapatkan uank sendiri waktu itu

saya disuruh jadi kameramen di sebuah perfilman yang hasil filmnya

“DARI MATA HATI” yang dimana ceritanya “ada seorang pengamen

yang cacat tapi dia ingin sekolah namun di sisi lain dia tidak

mewujudkan keinginan dia sendiri karena keterbelakangan mental dan

juga karena keterbatasan uang untuk membayar sekolahnya karena

kalangan keluarga dia termasuk kalangan tidak mampu. Dan pada suatu

hari pengamen itu menolong seorang wanita yang terserempet oleh

motor, dan wanita itupun ingin membalas budi kepada pengamen itu

dengan cara memasukan pengamen itu sekolah bersama dia, karena

wanita itu termasuk kalangan orang berada sehingga wanita itupun bisa

membantu membayar sekolahnya.”

Dari situlah saya bisa menhasilkan uang sendiri dan bisa

membantu meringankan bebah orangtua juga.

PENGALAMAN MENDAPATKAN UANG SELAMA OUTBOUND DI

ITB

Pengalaman saya mendapatkan uang selama outbound di ITB

sangatlah menarik dan mungkin orang mengira selama ini tidak

mungkin. Dari tidak mungkin itulah semuanya akan berubah menjadi

mungkin.

Awalnya juga saya berpikir tidak mungkin, tapi setelah saya dan

rekan-rekan saya mencobanya ternyata bisa.

Pada hari pertama Outbond saya disuruh menjual satu pulpen

yang harga di pasarnya Rp 2.000,- dengan harga lebih dari itu,

Page 16: Rupiah Pertama PDF-1

12

minimalnya itu menjual Rp. 10.000,-, Saya di ajarin gimana caranya di

Outbond ini. Kelompok saya di pecah lagi menjadi beberapa kelompok

lagi, dan kami berpencar, saya dan kelompok saya bergegas mencari

orang yang kira-kira mau membeli, dan kami mencoba ke pusat

perbelanjaan, kan pasti banyak yang bawa uang, pas nyampe disana

kami berpencar juga, lalu saya mencoba menjelaskan tujuan kepada

salh satu orang yang ada disana setelah selesai saya menyampaikan

kemudian orang itu langsung mengeluarkan uang sebesar Rp.50.000,-

dan plpen itu saya kasih ke orang itu, dan orang itupun mau membeli 1

pulpen dengan harga Rp 50.000,- setelah itu teman-teman saya pun

langsung pulang lagi ke ITB karena kami hanya di beri waktu 1 jam

untuk menjual ballpoint itu. Dan pada hari ke 2 kami disuruh menjual

pulpen lagi dari uang yang telah kami dapatkan, waktunya pun tetap

sama 1 jam, tapi kami menjual tidak hanya 1 pulpen, saya berjualan

dengan kedua teman saya kebetulan hari itu hari minggu hari

carfreeday di dago kami mencoba berjualan kesana, seperti hari

kemarin saya sampaikan tujuan saya, dan memang ada yang mau beli

dan adajuga yang gak tapi kami tak pantang menyerah. Setelah itu

kami pulang dan di suruh menjual buku, buku tentang animasi, buku itu

di harganya RP 50.000,- tapi kami harus bisa menjual lebih dari itu dan

alhamdulilah saya bisa menjual buku itu seharga Rp 200.000,- itu belum

di satuin dengan pendapatan kelompok, kalau disatuin sekitar RP

700.000.an lebih lah.

ILMU YANG DI DAPAT KETIKA BELAJAR DI ITB

Meskipun hanya 2 bulan di ITB tapi Ilmu yang saya dapat

selama di ITB ini sangatlah banyak dan begitu bermanfaat, baru masuk

pertama saja saya telah mendapatkan ilmu yang begitu banyak yaitu

ilmu technopreuneur yang nantinya bisa saya gunakan untuk menjual

produk saya., awal mulanya saya belum mengenal program sofware

blender dan sekarang sudah tau dan bisa mengoprasikannya, dan

disana juga saya menjadi mengerti menjadi jiwa interprener itu seperti

apa, dan pelajaran-pelajaran yang sedang saya pelajari sekarang. Masih

banyak lagi ilmu-ilmu dan pelajaran yang saya dapatkan di ITB.

Page 17: Rupiah Pertama PDF-1

13

PRODUK YANG AKAN DI PASARKAN

Produk yang akan saya pasarkan nantinya mungkin hasil-hasil

karya saya sendiri seperti apa yang sudah saya pelajari sofware blender

di ITB yaitu animasi, dan hasil perfilman saya yang sudah saya buat

waktu itu. Ada kemungkinan juga saya akan mencoba membuat desain

dengan hasil sofware blender yang nantinya untuk presentasi jiga saya

sendiri sudah menjadi seorang pengusaha.

APA CITA-CITA YANG AKAN DI RAIH SETELAH 1, 3, 5 TAHUN

YANG AKAN DATANG

Cita-cita saya setelah lulus dari ITB yaitu ingin membuka usaha

di daerah tebet jakarta timur, disana saya ingin membuka usaha tempat

makan atau restoran dengan bernuansa asyik untuk anak-anak muda

dan para remaja nongkrong yang positif, contohnya saambil makan dan

minum tapi mereka bisa untuk sharing juga dalam komunitas di tempat

makan itu. Dan cita-cita terbesar saya selama ini ingin membahagiakan

kedua orangtua saya dan keluarga besar saya, ingin menghajikan kedua

orangtua saya dan memberikan sesuatu yang sangatlah berharga dan

bermanfaat.

Page 18: Rupiah Pertama PDF-1

14

Pengalaman pertama mendapatkan uang pada saat kelas 2

SMK, saya diajak oleh teman saya punya kenalan untuk bermain

teaterkarena kekurangan pemain, dia mengajak

7 orang termasuk saya karena saya memang ingin membantu

sekaligus mencari pengalaman diluar DKV. Saya dan teman-teman pun

langsung di casting atau mungkin tes untuk mendapatkan peran yang

cocok. Tadinya peran utama yang cocok ada 3 orang termasuk saya,

tapi dipilih lagi dan saya sialnya mendapatkan peran pembantu

dengan nama Udin, katanya mirip karakternya dengan saya, dengan

lapang dada saya menerima peran tersebut.

Ternyata waktu tampil di panggung adalah bulan depan yaitu

april kami memang benar-benar mengejar target, memang berat latihan

theater tersebut karena seusai pulang sekolah kami langsung latihan,

banyak sekali kendala saat-saat latihan sakit, cape dll. Wajarlah ini

pengalaman pertama kami.

Kami pun sebelum tampil membuat tempat atau stage pada

malam hari sebelum tampil keesokan harinya, dan alhamdulillah acara

tersebut sukses walaupun ada sedikit kendala di belakang layar disaat

sebelum tampil. Sebenarnya memang malu tampil di depan umum

tetapi ini memang menguji mental dan keberanian saya. lalu 2 hari

sesudah acara tersebut saya mengambil uang/gaji karena sehari

sesudah acara tersebut saya sakit, dan hasilnya mugkin cuman 85.000

tapi saya bersyukur bisa menghasilkan uang dengan keringat sendiri.

Pengalaman mendapatkan uang selama outbond di ITB saya

mendapatkan pengalaman yang berharga yaitu belajar menjadi

Page 19: Rupiah Pertama PDF-1

15

wirausaha di beri tantangan menjual pulpen yang mungkin harganya

1.000 / 2.000rp menjadi 50.000 atau bahkan ratusan ribu rupiah sampai

berjuta-juta. Memang sulit tapi ini tantangan agar menjadi

wirausahawan. Saya memang tidak sendiri menjual pulpen tersebut

saya berkelompok dengan teman kelompok matahari dan itupun dibagi

lagi menjadi sub kelompok agar menjualnya tidak bergerombol.

Saya dan teman-teman yang sub kelompok tadi mencari

pembeli yang kira-kira bisa membeli dengan harga yang tinggi, kamipun

berbicara kepada pembali secara bergantian dan bersyukur karena

dapat menjual ketujuh pulpen tersebut dan mendapatkan uang,

walaupun ada juga yang tidak ingin membelinya, kita harus pandai

bernegoisasi membuat pembeli percaya dan tentunya kerjasama yang

terpenting.

Ilmu yang di dapat di ITB yang saya dapat membuat modeling

animate 3D, dan juga ilmu animasi 2D, serta cara berwirausaha yang

baik, ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya yang asalnya tidak tahu

menjadi tahu dan saya pun masih perlu banyak belajar mengenai ilmu

tersebut karena belum bisa menguasainya mungkin disaat magang ilmu

saya akan bertambah dan bisa menghasilkan suatu karya animasi 3D

maupun 2D yang mungkin bisa di pasarkan di daerah jawa barat.

Pendapat saya, saya masih perlu banyak-banyak belajar agar

bisa mematangkan ilmu tersebut dan membuat karya yang bisa

menginspirasi orang lain supaya yang tadinya kurang tertarik terhadap

animasi menjadi tertarik.

Produk yang bisa dipasarkan mungkin saya akan menjual jasa

seperti membantu membuat komik orang lain, menginking komik,

membuat modeling & membuat animasi pendek dan menjualnya secara

online.

Cita-cita kedepannya membuat studio animasi & komik yang

menampung orang-orang hebat yang mampu berjuang & bersaing di

internasional, sebelumnya meramaikan industri kreatif dengan cara

membuat komik dan animasi pendek yang di pasarkan seluruh

Indonesia dan mungkin juga di internasional.

Page 20: Rupiah Pertama PDF-1

16

be an Entrepreneur, Itulah yang sudah tertanam di hati saya

jika kalian bertanya. Kamu mau jadi apa? Atau apa cita-cita kamu? Dan

pastinya saya tidak akan merubah tujuan saya tersebut.

Pengalaman pertama saya dalam mencari uang pada waktu

kelas 1 SMK, dimana saya harus mencari tambahan untuk uang jajan.

Terdesaknya ekonomi keluarga, membuat saya menahan untuk

meminta dari ibu saya. Oleh karena itu saya bekerja paruh waktu

sebagai asisten tukang di sebuah toko meubel daerah caman, Bekasi.

Yang saya kerjakan sebagian besar di bagian finishing, seperti; meng-

dempul atau menambal bagian yg bolong pada serat kayu,

mengamplas, Coating/ laminasi, membeli kayu jati Belanda, membeli

aksesoris, sampai mengantar barang jadi kerumah pembeli. Pekerjaan

tersebut saya lakukan sampai beranjak kelas 2 SMK, upah yang saya

dapat Rp. 50.000,- setiap minggu. Di meubel ini saya bekerja mulai dari

siang hari sepulang sekolah sampai dengan sore hari.

Selain dari itu, saya pun mencoba mendapatkan hasil tambahan

di malam harinya dengan meng-ojek dari pukul 08.00 malam sampai

pukul 10.00 malam di daerah komplek perumahan Kodam, kalimalang.

Hasil upah yang saya dapatkan kisaran Rp. 8000,- s/d Rp. 12.000,- di

luar dari bensin yang harus saya isi, kebetulan motor yang saya pakai

tidak sistem sewa karena masih kepunyaan kerabat dekat. Perasaan

pertama yang saya alami adalah malu, karena berbeda dengan bekerja

di meubel yang berada di ruang tertutup. Sedangkan meng-ojek

dilakukan di ruang terbuka di wilayah komplek yang kadang beberapa

kali saya bertemu dengan teman, bahkan pelanggan saya adalah teman

satu kelas di SMK. Tapi saya tetap semangat dan tahan malu, anggap

saja latihan mental untuk jadi orang sukses kelak hehe… Amin.

Page 21: Rupiah Pertama PDF-1

17

Pengalaman selanjutnya saya dapat dari hasil bekerja di beberapa lokasi

setelah selesai dari SMK, tempat kerja pertama saya adalah industri

yang bergerak di bidang jasa promosi yang terletak di daerah Condet,

Jakarta Timur. Di tempat ini saya di tempatkan di berbagai macam

bidang seperti; setting/desain, operator mesin plotter & Cutting Stiker,

sablon spanduk, sablon T-shirt, membuat Id Card, dan juga membuat

pola T-shirt pada kain. Selain daripada itu, saya dilatih untuk

membawahi beberapa pekerjan yang langsung berhubungan dengan

Client. Disini saya mencoba untuk belajar dapat ber-negosiasi dengan

baik, dan tentu pernah mengalami hal buruk seperti dimarahi dan

sebagainya. Upah yang saya dapatkan waktu itu Rp. 800.000,- dalam

satu bulan, tapi adakalanya saya mendapatkan bonus dari Client atas

kerja baik yang saya lakukan.

Setelah dari condet, saya mencoba membuka usaha kecil

bersama seorang teman saya di daerah Beji, depok. Usaha kecil yang

kami buat meliputi berbagai bidang, seperti; Print foto pada mug, print

foto pada piring, cetak kaos digital, cetak foto, aksesoris promosi,

merchandise, dan juga beberapa pekerjaan yang kami dapat di luar dari

toko, beberapa contohnya adalah; Peresmian Dipo KRL Depok,

Peresmian Jembatan Layang Depok, dan lainnya. Upah dari hasil bersih

yang saya dapat kisaran Rp. 600.000,- s/d Rp. 800.000,- yang sudah

dipotong untuk pembelian stok bahan, listrik, Maupun karyawan.

Banyak kendala yang saya alami pada usaha kecil yang pertama

kali saya jalankan, salah satunya adalah kurangnya rasa percaya

walaupun kepada teman. Oleh karena itu saya mencoba kembali

bekerja tetapi di bidang yang sedikit berbeda dari sebelumnya, agar

saya mendapatkan dan mengenal ilmu baru yang masih berkaitan.

Selanjutnya saya berkerja di perusahaan yang bergerak di Offset

Printing dan Digital Printing Large Format yang berada di daerah Senen,

Jakarta Pusat. Di perusahaan ini saya di tempatkan di beberapa bagian,

seperti; Setting/desain, Operator Printing, Customer Service, Ripping,

sampai ke tahap Finishing. Upah yang saya dapat sampai dengan Rp.

1.200.000,- dalam satu bulan.

Dari sini saya mencoba memberanikan diri lagi untuk membuka

usaha kecil bersama dengan beberapa teman saya, dan masih di lokasi

Page 22: Rupiah Pertama PDF-1

18

daerah yang sama. Kami bertiga membuka usaha kecil yang bergerak

dibidang jasa setting atau desain yang kami berikan nama SINERGI,

untuk menampung kebutuhan “pesta rakyat” atau pilkada yang sedang

berlangsung di negeri ini. Upah bersih yang kami dapat mencapai Rp. 2

juta dalam satu bulan, dan tentunya memiliki berbagai macam kisah

yang bisa di petik menjadi pengalaman berharga seperti pembayaran

yang tidak di lunasi, atau barang jadi yang tidak diambil, bahkan sampai

pembayaran yang tidak pernah dibayar. Tapi pada akhirnya kejadian

yang sama terulang kembali, dan usaha yang kami bangun bersama

bangkrut dikarenakan kurangnya rasa percaya serta perbedaan visi

kami bertiga.

Setelah itu saya memberanikan diri untuk membuka usaha kecil

sendiri yaitu jual beli pulsa, padahal di waktu yang bersamaan saya

mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai asisten desain grafis dari

perusahaan DJARUM SUPER. Dalam usaha kecil yang saya buat sendiri

ini, saya terapkan beberapa teori marketing yang saya dapat

darimembaca buku Hermawan Kertajaya yang berjudul “Branding –

Positioning – Diferensiasi” yang membuat toko saya lebih di padati

orang dibandingkan toko yang dimiliki oleh orang etnis cina di sebelah

toko saya. Keuntungan bersih yang saya dapat mencapai Rp. 800.000,-

dalam satu bulan.

Dalam beberapa waktu saya menjalankan usaha kecil tersebut,

saya pun diajak oleh peminjam modal untuk ikut dalam pencalonan

dirinya sebagai calon Bupati Purworejo dan peran saya sebagai team

sukses secara non-partai atau Independen. Pada waktu itu saya

berumur 20 tahun dan telah diberikan kepercayaan sebagai ajudan/

asisten , koordinator pelaksana teknis pengumpulan pendukungan dan

dipercaya sebagai pemegang keuangan kampanye calon Bupati

Purworejo bapak Drs. H. Ashal Badri, MBA yang pernah menjabat

sebagai kepala bagian Risk Management Bank BNI 46. Disini saya

diajarkan banyak hal tentang berorganisasi dalam lingkup yang lebih

besar. tak hanya itu saya pun belajar tentang manajemen resiko

langsung kepada sang ahli tanpa harus membayar mahal, Bahkan saya

dibayar.

Sepulang dari purworejo, banyak hal yang saya pelajari selain

Page 23: Rupiah Pertama PDF-1

19

manajemen dan berpolitik. Disana saya belajar mengenai pertanian dan

agro bisnis yang sebenarnya cukup menjanjikan, saya pun mulai tertarik

pada satu jenis bidang usaha pertanian yaitu peternakan semut rang-

rang. Ya… semut rang-rang yang menghasilkan telur dinamakan kroto

yang menjadi pakan ternak khususnya burung hias yang banyak

digemari oleh kalangan menengah sampai kalangan atas, saya pun

membuat proposal pengajuan dana kepada calon bupati yang

sebelumnya mengajak saya. Beliaupun meminjamkan sejumlah uang

dan tanah seluas 8 hektar di daerah Pandeglang Banten untuk saya

kelola sebagai peternakan semut, sayangnya keterlibatan kepala desa

yang kurang mendukung membuat usaha saya tersebut tidak bertahan

sampai 1 tahun. Keuntungan awal yang saya dapat berkisar Rp. 5 juta

sampai Rp. 10 juta dalam satu bulan, sebenarnya target keuntungan

yang ingin saya capai dalam lahan 1 hektar adalah Rp. 30 juta dalam

satu bulan.

Belum berhasil dengan peternakan semut yang saya buat,

sayapun diajak untuk memulai usaha baru di bidang General Supplier

untuk industri otomotif bersama teman saya. Disini kami berperan

sebagai pemasok kebutuhan industry seperti safety equipment sampai

pembuatan engine parts, pekerjaan besar yang pernah kami kerjakan

yaitu membuat engine parts oil untuk Excavator buatan perusahaan

HITACHI. Selain dari itu, kami bekerja sama dengan POLMAN ASTRA

untuk pembuatan engine parts tersebut. Dalam usaha ini saya belajar

banyak di bidang keteknikan juga marketing pemasaran, kami pernah

mendapatkan keuntungan mencapai Rp. 70 juta. Tapi sayangnya sekali

lagi saya gagal menjalankan usaha bersama dengan teman,

dikarenakan beberapa permasalahan dan rasa kurangnya kepercayaan.

Saya pun mulai jenuh dengan menjalankan usaha bersama,

akhirnya saya pun mulai menawarkan jasa pembuatan media promosi

ke beberapa perusahaan terdekat. Selang beberapa waktu, saya

mendapatkan tawaran mengajar Desain Grafis di SMK BPS&K II Jakarta

yang pernah menjadi alamamater saya sebelumnya. Terpikir untuk

berbagi ilmu juga pengalaman saya kepada siswa-siswi, saya akhirnya

mengambil kesempatan tersebut sembari melatih saya dalam

menyampaikan ilmu yang saya dapatkan di industry kepada siswa-siswi.

Upah yang di dapat seorang pendidik seperti saya tidaklah begitu besar

Page 24: Rupiah Pertama PDF-1

20

yaitu Rp. 1.250.000 per bulan, tetapi saya tetap bersyukur karena saya

telah menabung untuk persiapan di kehidupan selanjutnya. Insya

allah…First time at ITB

Sebelum melakukan pendidikan di universitas yang katanya

terbaik di negeri ini, maka kami pun harus melalui proses pembekalan

yang terbaik. Dalam out bound ini, kami diberikan pembekalan tentang

menjadi seorang Entrepreuner yang terbaik oleh bapak Stanley Surlia.

Dalam beberapa hari kami diharuskan menjual 1 buah pulpen yang

seharga Rp. 1000,- menjadi semahal mungkin, kegiatan ini dilakukan

secara berkelompok. Saya sendiri termasuk dari kelompok KUDA yang

pada akhir kegiatan menjadi kelompok yang mengumpulkan poin

tertinggi, jadi saya sarankan bagi kalian yang nanti mengikuti program

yang sama untuk memilih kelompok KUDA. Kelompok KUDA

Yiiiihhhhhaaaa….. #ceritanya yel, begitulah :)

Untuk mendapatkan pembeli dengan harga termahal, bagi saya

sedikit cukup sulit jika dilakukan dengan rayuan karena saya bukanlah

seorang wanita. Lagipula muka saya yang kurang menarik membuat

saya menggurungkan niat dengan cara “merayu”, maka saya mencoba

dengan cara “perputaran uang” dan seperti ini caranya. Pulpen pertama

terbeli dengan harga Rp. 12.000,- hiks ;( , maka uang tersebut saya

belikan pulpen yang sama sebanyak 8 pulpen yang terjual 4 pulpen di

hari pertama seharga Rp. 50.000,- untuk masing-masing pulpen. Jadi

bisa dihitung sendirikan berapa keuntungan yang saya dapat dalam

waktu 2 hari hehe… #oh iya, ini cara rahasia lho. Tolong jangan

disebarluaskan yak.

Pengalaman yang bisa didapat dari menjual pulpen ini adalah

melatih kita untuk tidak malu dalam menjual atau menawarkan sesuatu

kepada orang lain, karena bagaimana pembeli bisa mengenal atau mau

membelibarang dagangan kita jika kita tidak berani menawarkan

kepada orang banyak. Awalnya sih deg-degan dan gemetaran, dalam

hati berkata “ngomong gak ya?” Justru keberanian awal itulah yang

menentukan hasil akhir kita. Kadang saya bertemu orang yang saya

tawarkan tapi dia tidak menoleh dan ada juga yang memberikan kita

muka dilipat tujuh, ya setidaknya kita gak di serampang dua belas hehe.

Page 25: Rupiah Pertama PDF-1

21

Tapi saya gak mau menyerah begitu saja, pokoknya maju untuk

mendapatkan kejayaan atau mundur karena mati… Lho?. Oh iya, lokasi

menawarkan juga gak kalah penting. Aneh jika kita menawarkan

pulpen, di daerah yang banyak menjual alat tulis kantor seperti di

BALTOS, Balubur.

Lanjutan dari itu kami pun mendapatkan materi kuliah

Technopreuner yang mengajarkan kami selain dari menciptakan sebuah

karya animasi, tetapi kami juga diajarkan untuk dapat memasarkan dan

juga menjual karya yang telah kami buat. Yang pada nantinya kami

dapat membuat sebuah Production House secara berkelompok dan

dapat menghasilkan karya bersama lalu menjual hasil karya tersebut.

Lalu keuntungannya dapat di bagi bersama secara menyeluruh.

Tentunya dibutuhkan kerjasama serta rasa percaya antar individunya.

Page 26: Rupiah Pertama PDF-1

22

Nama saya Diazepta Lazanya saya lahir di Jakarta kota

metropolitan dan ibu kota Indonesia pada tanggal 07 September 1994,

Saya anak ke dua dari tiga bersaudara.

Pengalaman pertama saya mendapatkan uang dari keringat

sendiri pada saat saya duduk di bangku kelas tiga SMK tepatnya di SMK

BPS&K II Jakarta. Sejak dulu saya selalu diberitau oleh orang tua saya

bahwa kelak nanti kamu harus menjadi pengusaha jangan kau manjadi

pesuruh di perusahaan orang, jadilah pemimpin di perusahaan sendiri

dengan cara berusaha dan dengan keringat sendiri, Orang tua saya

pernah mengatakan ada beberapa pintu surga yang punyanya para

pengusaha. Waktu itu pengalam menjadi seorangpengusaha yang tidak

pernah terlupakan bagi saya ada senang, sedih, tegang, dan

permusuhan.

Bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan sarat ingin

lulus adalah mengerjakan Projek Tugas Akhir. Saya berkeinginan

menjual tempat DVD buatan saya sendiri yang saya pasarkan pada saat

teman-teman saya yang mengerjakan Tugas Akhirnya, ini kesempatan

bagus. Awalnya pertama saya buat DVD sebagai contoh meminjam

uang kepada Orang tua sebersar Rp. 150.000,- saya mencoba mencari

bahan-bahannya untungnya di sekeliling saya banyak yang membantu

apalagi kedua orang tua saya dan kaka saya. Pada saat saya

mempromosikan produk saya tanggapan ada yang positif dan negative,

saya selalu berfikir positif. Di tengah jalan saya berfikir saya biasa tidak

mengerjakan produk DVD saya padahal saya belum menyelesaikan

Projek Tugas Akhir.

Uang tidak serta merta memberikan kita kebahagian tetapi

uang bisa saja menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Waktu

pengumpulan tinggal beberapa hari lagi, ada saja yang belum

Page 27: Rupiah Pertama PDF-1

23

mengumpulkan design covernya ke saya. Sudah H-1 saya menunggu

sebenarnya ini sudah lewat deadline, tetapi ada perkataan yang

negative yang membuat saya ngedrop ya sudah saya selalu berfikir

positif, malamnya saya mengerjakan DVD itu sampai menjelang

datangnya matahari. Dan benar saya telat memberikan produk DVD

saya kepada teman-teman karena saya menunggu satu orang dan

hasilnya negatife. Saya di panggil dan menghadap Ketua Jurusan saya,

saya ingin di berikan hukuman, pada saat itu saya di suruh berjemur di

tengah lapangan. Mungkin pada saat saya menjelaskan dan saya bilang

saya siap kalo di suruh berjemur di tengah lapangan yang panas karena

saya mereka semua telat. Dan akhirnya mungkin karena sebuah

pengorbanan Ketua saya dimaafkan. Di situlah banyak sekali yang saya

dapat dari sebuah pengorbanan, kerja keras, dan banyak lagi lainnya

walaupun hasil yang saya dapat bisa membuat modal itu balik berkali-

kali lipat Alhamdulillah, itulah pencapaian terbesar menurut saya.

Pengalaman mendapatkan uang selama di OutBond ITB dapat

membuat saya memutar otak dan saya harus Out Of The Box

bagaimana menjual satu buah pulpen dengan harga yang tinggi ?. Pada

saat saya di berikan pulpen, satu pulpen satu orang. Sebagai

tantangannya saya harus menjual satu buah pulpen dengan harga

setinggi-tingginya sebenarnya kalo di warung haraga pulpen berkisar

Rp.1500,- sampai dengan Rp. 2000,-. Di situ saya bingung bagai mana

cara menjualnya ? pada saat saya menawarkan pulpen tersebut dan

saya menjelaskan semuanya pulpen saya di beli dengan harga Rp.

10.000,- Alhamdulillah…Walaupun saya mendapatkan jumlah yang

lumayan tetapi tidak sepadan dengan pengorbanannya, meyakinkan

pembeli itu sangat susah kita harus mengeluarkan argument yang ada

di otak kita supaya orang itu yakin dan mau membeli pulpen.

Ilmu yang saya dapat dari ITB (InstitutTeknologi Bandung)

sangatlah banyak ilmu yang saya dapat dari kedisiplinan, kerja keras,

kerja cerdas, kerja aktif. Saya akan memanfaatkan semua yang di

berikan kepada saya pada saat saya berkuliah di ITB karena mungkin

saya bisa sukses sehabis saya keluar dari ITB.

Page 28: Rupiah Pertama PDF-1

24

Produk yang mungkin bisa di pasarkan sangat banyak. Saya

akan bembuat sebuah usaha yang tidak ada habisnya seperti usaha

Makanan, Pakaian, Jasa, pendidikan.

Cita-cita yang akan saya raih adalah dengan membuat sebuah

perusahaan yang menggeluti segala bidang dari Makanan, Pakaian,

Jasa, Pendidikan yang akan saya berinama Lazanya‟s. Mengapa begitu ?

karena saya berusaha dan berkeinginan menjadi seorang pengusaha

ekskutif muda yang menggeluti segala bidang. Tetapi dengan memulai

dari awal dan harus dengan kerja keras saya sendiri. Mungkin cita-cita

saya terlalu tinggi tapi itu yang di tanamkan oleh Orang tua saya bahwa

saya harus menjadi seorang yang berguna bagi semuanya. Karena

dengan memulai dari enol saya mendapat pengalaman yang sangat

banyak dan dari pengalaman itu saya juga dapat belajar mengenai

kehidupan. Tetapi yang saya ingin buat sekarang adalah perusahaan

yang menggelut di bidang property.

Page 29: Rupiah Pertama PDF-1

25

Rupiah pertama yang saya hasilkan didapat dari berjualan es

lapis di sekolah sewaktu SMK. Sejak masuk SMK ini lah saya tidak lagi

diberi uang jajan oleh orangtua; oleh karena itu di sekolah saya

berjualan es lapis, agar bisa memperoleh uang jajan sendiri. Es lapis

yang dijual saya buat sendiri dengan modal yang dipinjam dari

orangtua. Berjualan pertama kali ini lah yang menjadi pengalaman

berharga untuk dijadikan penyemangat dalam aktifitas usaha kecil-

kecilan yang saya kerjakan berikutnya; hingga kini saya masih berjualan

berbagai macam barang, mulai dari fashion, alat tulis hingga ke

perangkat keras komputer.

Saat saya masuk ke D1 Animasi FSRD ITB ada kegiatan

outbond yang di dalamnya ada kegiatan entrepreneur, yaitu menjual

pulpen dengan modal awal sebesar 3.000 rupiah (2 buah pulpen)

dengan harga setinggi-tingginya; Disini saya berhasil menjual kedua

pulpen tersebut seharga 30.000 rupiah. kemampuan komunikasi

menjadi hal yang sangat penting dalam menjual pulpen dengan harga

yang tidak biasa (lebih mahal). Saya berusaha meyakinkan calon

pembeli dengan cara negosiasi dan tentu saja harus ramah, saya

menjual nya di parkiran Bank dan Cafe.

Tugas-tugas perkuliahan di D1 Animasi FSRD ITB sangat

banyak dan cukup berat --- menurut saya hal ini disebabkan oleh

banyaknya materi kuliah yang harus dipelajari dengan waktu tatap

muka perkuliahan yang singkat (dua bulan perkuliahan offline) --- akan

tetapi hal ini sangatbanyak mengenalkan dunia teknologi informasi lebih

dalam lagi, terutama mengenai dunia online; karena komunikasi

kegiatan akademis dilakukan melalui grup di facebook, pencarian

referensi tugas banyak dilakukan melalui internet, pengiriman tugas

Page 30: Rupiah Pertama PDF-1

26

juga melalui internet (email, posting di grup facebook dan upload video

ke Youtube). Dengan hal-hal itu lah saya menjadi lebih mengenal lagi

dunia online (internet), terutama menginspirasi saya untuk

memanfaatkan internet beserta komunitas jejaring sosial-nya untuk

mendukung dan mengembangkan aktivitas bisnis kecil-kecilan yang

sudah saya kerjakan selama ini.

Setelah mengetahui sedikit-banyak mengenai dunia online,

terutama berbagai hal mengenai cara membuat situs internet (website)

seperti: cara pemilihan dan pendaftaran nama domain, cara

pendaftaran hosting, mengenal aplikasi CMS (Content Management

System) siap pakai, cara menempatkan aplikasi dan konten; saya

mencoba merintis bisnis penjualan alat gambar secara online di:

www.alatgambar.com (saat tulisan ini dibuat masih dalam tahap

pengisian konten). Di situs alatgambar.com ini rencana nya saya akan

menjual berbagai perlengkapan menggambar seperti: berbagai kertas

gambar, berbagai jenis pensil juga alat dan bahan untuk menggambar

lainnya. Tentu saja beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk

rekan-rekan Mahasiswa jurusan Animasi dan Fashion di FSRD ITB akan

tersedia di sini.

Karena belum banyak ilmu mengenai animasi yang saya

dapatkan (saya masih harus belajar dan terus belajar), saya belum

memperoleh ide untuk memanfaatkan ilmu animasi yang saya dapatkan

dari D1 Animasi FSRD ITB di tempat saya tinggal (Kota Cimahi). Akan

tetapi, ilmu lain yang saya dapatkan dalam proses perkuliahan di D1

Animasi FSRD ITB, yaitu mengenai celah bisnis di dunia online

mendorong saya untuk membuat suatu bentuk usaha dalam

mengedukasi dan memfasilitasi masyarakat di tempat saya tinggal

mengenai bisnis di dunia online ini dengan membuat www.cimahi.co

(Cimahi Co.) yang akan memberikan „tempat‟ gratis di internet bagi

masyarakat penggerak ekonomi / pebisnis di Kota Cimahi, tidak hanya

tempat, saya beserta tim Cimahi Co. juga akan memberikan informasi

mengenai dunia bisnis online dan situs internet kepada masyarakat

yang masih awam mengenai hal ini.

Page 31: Rupiah Pertama PDF-1

27

Setelah satu tahun ini saya akan memperluas jaringan dengan

cara aktif bersosialisasi dengan Mahasiswa baru, aktif mengikuti

seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, juga berbagai kompetisi dan

perlombaan yang bisa saya ikuti. Tentu saja saya tidak akan lupa untuk

menyebarkan kartu nama dan menyebarkan informasi mengenai bisnis

online yang saya kerjakan. Memperluas jaringan ini sangatlah penting

bagi kelancaran dan aktifitas bisnis online. Tiga tahun kedepan saya

bercita-cita memiliki start-up (perusahaan di bidang IT / internet)

sendiri yang bisa menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungan saya.

Ditargetkan saya sudah memiliki tempat (kantor) dan kelengkapan

administrasi-nya. Sedangkan lima tahun dari sekarang saya ingin

memiliki studio animasi sendiri untuk mewujudkan impian dan

menyalurkan kegemaran saya akan dunia animasi.

Page 32: Rupiah Pertama PDF-1

28

Tidak mudah bagi saya mendapatkan uang dengan hasil dari

keringat sendiri, karena sayapun belum mendapatkan pengalaman

untuk melakukan hal tersebut. Tapi jika itu dipaksakan dan harus

mendapatkan uang, bagaimana saya tidak untuk melakukannya, mau

tidak mau, sayapun harus melakukannya, meskipun dengan mental

yang lembek dan rasa yang tertekan, saya tetap menjalankannya. Saat

itu saya memulai mencari uang dari mencoba menjadi tukang pengatur

kendaraan untuk menyeberang, saat itu saya sangat semangat untuk

melakukannya meskipun sangat sulit mendapatkan rupiah dari

kendaraan-kendaraan yang saya bantu untuk seberangi. Tapi recehpun

tak dapat, karena sayapun begitu kecil saat itu, sekitar kelas sekolah

dasar, dan akhirnya saya memulai bisnis dari mencoba menggambar

dan saya fotokopi gambar tersebut hingga menjadi sebuah gambar

yang akan siap untuk diwarnai. Tapi saya semangat sekali bersama

teman saya, saya melakukan hal tersebut untuk mendapatkan

keuntungan serta penghasilan lebih, dan saya berhasil menjual gambar

hingga mendapatkan uang 11 ribu rupiah, dengan harga perlembarnya

500 rupiah. Tapi itu belum cukup saya memulai perjalanan mencari

uang kembali saat smp, itu dari hasil barang yang saya jual, dan dibeli

orang. Dan kembali mendapatkan uang saat sma, yaitu menjual produk

orang lain dan menawarkan keorang dan membelinya. Setelah itu saya

berjualan pulpen, kenapa harus berjualan? Ya karena saya harus

mendapatkan uang. Dan Pak Stanley menjadi pembimbing kami saat

itu, kamipun juga dibagi kelompok, yaitu berjumlah 4 kelompok dengan

beranggotakan 20-30 orang. Untuk sesi berjualan ini, dengan

didampingi oleh pemimpin dari masing-masing ketua kelompok, yaitu

Pak Taufan, saya menjadi percaya diri untuk melakukannya. Tapi

ternyata tidak mudah, penuh dengan perjuangan dan keberanian untuk

hal ini. Kenapa tidak?saya dibagi per4-5 orang untuk menjualpulpen dan

setiap orang diberikan satu pulpen untuk berjualan. Dan awal saya

Page 33: Rupiah Pertama PDF-1

29

pergi, kami menargetkan untuk menjual pulpen pada pemimpin rumah

sakit Santo Borromeus, seketika kami, yaitu Zahra, Uli, Ai dan saya

sendiri langsung menemui satpam yang ada didepan rumah sakit

tersebut, satpam itu baik, dia bahkan mengantar kami hingga depan

pintu humas rumah sakit tersebut tapi ternyata kami ditolak, kami tidak

hanya terpukul , tapi kami seperti diuji, dan begitu rasa percaya diri

kami meningkat, kami langsung berpencar untuk berjualan kepada

orang-orang sekitar yang ada dijalan. Penolakan dan penolakanlah yang

kami terima. Tapi saya ingin menyerah saat itu, karena beginikah yang

namanya mencari uang? Sangat sulit sekali, dan seketikapun saya

berpikit kepada orang tua saya, bagaimana dengan mereka? Dan

sayapun terlalu boros untuk hanya menghabis-habiskan uang mereka

untuk hal yang tidak penting. Tapi saya kembali untuk berjualan, saya

tidak mudah putus asa saat itu, karena keberanian saya yang muncul

dan rasa manapun hilang dengan keberanian yang saya miliki. Kenapa

tidak? Saya begitu sadar bahwa hal yang harus kita capai bukan hal

yang mudah,karena keberanian serta rasa malu yang menjadi hal dasar

untuk kita tidak bisa bangkit. Tapi saya belajar dari hasil penjualan yang

saya lakukan, bahwasannya segala sesuatu itu harus kita paksakan

karena untuk mendapatkannya tidaklah mudah, karena dari paksaan

akan muncul rasa terpaksa, dan akhirnya lama-lama menjadi terbiasa,

karena dari paksaan itu menjadi hal yang penting untuk memunculkan

rasa keberanian sesorang serta rasa malu yang tadinya muncul menjadi

hilang dan dari hasil penjualan saya, akhirnya saya mendapatkan orang

yang yang mau membeli pulpen saya dengan harga 20 ribu rupiah. Tapi

saya tidak puas, karena pulpen ini harus dijualdengan harga setinggi

mungkin. Dan ternyata waktu hampir habis saat itu. Satu jam saja kami

diberikan waktu untuk menjual pulpen ini oleh Pak Stanley dan saya

hanya bisa berdo‟a kepada Allah SWT, karena untuk menjual pulpen itu

sulit dan akhirnya saya optimis bahwa saya harus mendapatkan uang

dari sisa-sisa pulpen yang masih dijual. Akhirnya saya berlari keluar

ruang seminar untuk menjual pulpen kembali. Sayapun mencoba

meyakini dari orang-orang yang saya tawarkan,karena begitu sulit juga

membubat orang yakin, percaya dan mau membeli pulpen ini dengan

harga yang sangat tinggi, tapi dari hal itu saya tidak menyerah karena

kabarnya ada yang mendapatkan uang sebesar ratusan ribu, bahkan

jutaan yang hanya menjual 1 pulpen. Sayapun terkejut dan apakah

Page 34: Rupiah Pertama PDF-1

30

benar? Dan ternyata benar, salah satu dari teman saya dalam 1

kelompok, dia telah mendapatkan uang sebesar 400 ribu rupiah.

Seketika sayapun terkejut, dan apa itu benar? Karena, mana mungkin

ada yang mau membeli harga dengan segitu bayaknya? Dan kenapa

harus dengan harga yang tinggi? Tapi dari hal itu saya belajar sesuatu

itu harus kita kerjakan dengan serius, karena jika tidak, sama saja apa

yang telah kita kerjakan maka tidak akan selesai, bahkan pekerjaan itu

hasilnya akan setengah-setengah. Dan dari itu saya harus bisa menjual

pulpen tersebut seharga lebih dari uang jajan saya, tapi ternyata,

Alhamdulillah hasilnya pun kurang, karena saya tidak pernah merasa

cepat puas atas hasil yang saya dapat jika hal itu sangat mudah. Tapi

saya tetap optimis dan yakin, dan tetap mencoba kembali untuk

menawarkan kepada orang-orang dan hasilnya pun cukup baik dari

sebelumnya. Saya meyakinkan mereka dan hasilnya saya mendapatkan

uang sebesar 20 ribu rupiah, dan saya tidak puas kembali, dan diwaktu

yang tersisa, saya mencuri waktu kosong yang sejujurnya sudah habis

waktunya, tapi tetap saya lakukan karena saya suka memanfaakan

sesuatu yang seharusnya waktu itu sudah habis atau tidak ada peluang,

tapi dari itu pun saya tetap fokus dan tetap kerja keras dengan

maksimal mungkin saya harus membawa rupiah sebagai

tambahanuntuk mencapai nilai tertinggi, tapi berhasil, karena saya gigih

dan ulet saya pun juga beruntung karena banyak orang yang ada saya

tetap menawarkan pulpen ini sebagai hasil saya untuk proses menuju

kesuksesan. Tapi sayapun khawatir pada diri saya sendiri, karena saya

sering menganggap mudah sesuatu, dan hal itu enjadi kelemahan saya,

bukan sajadalam tugas,baik sesuatu apapun itu saya menjadi khawatir

pada diri saya sendiri, apa sayabisa untuk melakukannya? Dan mau

tidak mau saya harus bisa, karena saya sudah berkata maka saya harus

capai apa yang saya katakan tersebut. Dan dengan kerja keras, serta

kerja cerdas menjadi tolak ukur saya, bahwa sesuatu itu tidak bisa kita

lakukan jika tidak mau bekerja keras, dan sesuaut itu tidak bisa

didapatkan jika kita tak mau kerja cerdas. Dan berbagai pengalaman

saya dalam mendapatkan uang receh menjadi timpauan saya bahwa

dalam pengalamam saat outboundlah membuat saya tertantang

menjadi seorang Entrepreneurship. Karena itupun tidak mudah dan

perlu adanya kerja keras, maka saya yakin dan harus bisa mendapatkan

1 rupiah dari orang-orang, meskipun nilainya kecil tapi hasilnya akan

Page 35: Rupiah Pertama PDF-1

31

banyak. Dan itulah pengalaman saya saat mendapatkan uang dari hasil

keringat sendiri.

Selama outbound berlangsung di ITB. Saya begitu tertarik sekali

untuk mengikutinya, karena banyak pengalaman yang saya dapat dan

saya alami saat outbound berlangsung, dan dihari pertama saya disuruh

berjualan pulpen dengan penghasilan 30 ribu rupiah, dan dihari kedua

saya berjualan buku dengan penghasilan 100 ribu rupiah, dan dihariitu

menjadi hari yang bangga untuk saya, karena banyak pengalaman yang

saya dapat. Bagaimana saya mendapatkan uang yang tak banyak itu?

Sayapun tidak tau jika saya akan mendapatkan uang sebanyak itu. Tapi

dari hasil kerja keras saya, saya melakukan hal yang sama seperti

outbound dihari pertama dalam jumlah orang yang lebih banyak untuk

menjual buku yang seharga 50 tibu rupiah dan dijual setinggi mungkin,

tapi peluang saya saat itu sangat terbuka lebar dengan adanya orang

yang sedang Car Free Day(hari dimana bebas dari kendaraan

bermotor). Tapi ternyata hasilnya nihil dan kamipun berjualan buku

dengan diberikan waktu 2 jam.dan itupun harus habis. Saya begitu

percaya diri untuk mencoba dan mencoba meyakinkan orang untuk

membeli buku yang saya bawa, dan di Mall Dago menjadi tempat saya

kunjungi untuk berjualan buku tersebut dan tepat saat itu ada orang

tua dan anak-anak yang sedang mengobrol. Dan seketika saya

langsung sapa mereka, dan meminta waktunya sebentar hingga saya

berbicara dan mencoba meyakinkan pembeli dengan sebaik mungkin

tapi saya terdiam dalam berbicara, dan teman saya atau guru saya

langsung meniban pembicaraan saya dan meneruskan tentang isi dari

buku itu. Dan akhirnya Ibu itu percaya dan membeli buku dengan harga

100 ribu rupiah. Kami senang dan tidak percaya dan akhirnya beban

kami bertambah dengan sangat sulitnya menjual buku itu, bahkan

masih ada 4 buah yang harus kami jual, tapi perjuangan kami sangat

sulit kala itu, kami menelurusi jalan hingga sampai sebelum Unpas, tapi

sebelumnya, disitu kami berjualan, tapi harus melakukan apa? Karena

saya tidak bisa berpikir cepat dan melakukan tindakan langsung saat

banyak orang yang lewat, tapi kami optimis, dan percaya diri, pasti ada

jalan keluar dari setiap masalah yang ada, dan kenapa tidak, untuk

mencoba, karena saya punya tanggung jawab, dan tanggung jawab itu

harus dilaksanakan atau dipenuhi dan sayapiun optimis dengan

Page 36: Rupiah Pertama PDF-1

32

berjualan mengitari jalan Dago dan menelusuri jalan-jalan Bandung

untuk menawarkan buku yang saya bawa untuk dijual, dan kenapa saya

sangat optimis kala itu dengan rasa malu yang sudah saya buang dan

rasa percaya diri yang tinggi sayapun yakin bisa menjalankannya. Dan

akhirnya saya menawarkan pada setiap orang yang jalan dan dengan

ikhlas saya ditolak tapi saya tetap optimis dan saya berpikicari uang itu

sangat sulit dengan rasa malu, berani, dan percaya diri, dan yakin itu

menjadi hal yang harus saya lakukan untuk meraih kesuksesan, karena

tidak banyak orang yang ingin berhasil tapi mereka hanya mau yang

instan tetapi kebanyakan orang sukses, mereka bekerja keras dengan

belajar dan mau berusaha dari bawah dan mereka mau bersusah-susah

demi mendapatkan uang, dan dari sebuah bisnis kecil-kecilan mereka

menjadi seorang pebisnis, dan dari hal itu saya belajar bahwa

kemudahan akan kita dapat jika mau bekerja keras, karena dari hal itu

kita tau letak kesulitan kita, dan kita pelajari, maka kita pun tau apa

yang sulit, dan akan menjadi mudah untuk melakukannya. Dan itulah

pengalaman saya saat mengikuti outbound untuk mendapatkan uang,

dan meyakinkan orang.

Saat saya masuk ITB, saya dapat banyak sekali manfaatnya,

tidak hanya dari orang lain tapi dampak perubahan saya untuk

menciptakan sesuatu hal yang unik yang ingin saya dapatkan, sifat,

perilaku, sangat berubah, dan pikiran pun terbuka, bahwa kita tidak

bisa membuat hal yang instan, karena semua butuh proses, dan proses

pikiran saya yang menjadi hal yang dapat bermanfaat, karena sesuatu

yang unik untuk menciptakan sesuatu, kitapun senang dengan

mendapat ilmu tambahan yang diawal sebuah pengenalan dan ilmu

dasar animasi serta pengenalan animasi dan pengaplikasian animasi

dalam bentuk digital, dan tidak hanya itu saya mendapatkan jiwa

Entrepreneurship saat mengikuti outbound. Mengenal orang-orang baru

untuk membuat suatu jaringan baru. Dan kamipun belajar software

animasi 3D yang menjadi asal mula dunia modern animasi saat ini.

Kenapa tidak? Animasi 3D menjadi animasi yang sangat digemari oleh

banyak orang saat ini. Karena hal itu dapat membuat ekonomi menjadi

maju, karena banyaknya film yang ada, dan software animasi itu bisa

saya manfaatkan dengan membuat karya serta animasi produk yang

akan saya buat sebagai iklan dari impian yang saya ingin manfaatkan

Page 37: Rupiah Pertama PDF-1

33

untuk proses pencapaian kesuksesan yaitu restoran dan butik saya

nanti. Tidak hanya itu saya harus belajar banyak dalam software

tersebut untuk prosesi magang dalam studio animasi yang akan saya

tuju. Serta saya ingin memperbanyak jaringan dengan teman-teman

saya untuk membuka kesempatan untuk bekarya. Dan saya juga

mendapatkan ilmu Entrepreneurship serta ilmu berjualan, dan saya

akan lakukan demi majunya bisnis yang ingin saya jalankan dengan

sebaik mungkin. Dari hal itu dapat sayaambil dengan mempelajari

sesuatu, haruslah penuh dengan hati yang ikhlas, karena dari hal itu

kita harus tetap terima hal-hal yang akan kita dapatkan saat perjuangan

itu berlangsung, serta membuat hal yang menarik pun perlu, karena

kita sudah mendapatkan ilmu tapi kita tidak memanfaatkan, sama saja

membuang-buang kesempatan. Maka saya ingin pasarkan apa yang

ingin saya buat sebagai acuan saya untuk meraih kesuksesan.Tetapi

ilmu menjadi pintu utama, karena ilmu membuka pikiran seseorang

untuk lebih mengerti keadaan serta situasi, dan tidak hanya itu, bahkan

sesuatu akan tau jika kita mendapatkan ilmu dari hal tersebut. Dan

sayapun dianimasi sangat senang dengan tadinya tidak bisa menjadi

bisa, bahkan sesuatu itu harus saya manfaatkan untuk masa depan

saya nanti. Dan itulah ilmu yang saya dapat saat masuk di ITB.

Dalam cerita cita-cita itu adalah suatu impian yang harus saya

capai saya raih untuk mendapatkan sesuatu yang sangat

membahagiakan baik untuk disi sendiri maupun orang banyak. Karena

dari suatu pencapaian cita-cita yang kita capai itu akan memotivasi kita

bahwa sesuatu yang harus kita tuju adalah meraih kesuksesan dari

impian maupun cita-cita. Tapi dari hal itu tidak mudah dan tidak

semudah membalikan telapak tangan. Begitu banyak perjuangan yang

harus dituju dan begitu banyak pula yang harus dipelajari serta ditekuni

untuk meraihnya. Dalam cita-cita saya. Saya lebih suka bermimpi.

Mimpi saya banyak, dan saya tidak fokus untuk kemana. Tapi dalam 1

hingga 3 tahun ini saya tidak ambil resiko saya akan menargetkan

sesuatu. Saya harus berusaha untuk meraih impian dengan membuka

restoran ataupun butik, kenapa tidak? Dalam dunia, ada 4 macam bisns

yang sangat sukses, yaitu Permainan atau game, makanan, pakaian,

dan pendidikan. Dan itu adalah hal yang paling sering orang perlukan.

Dan sampai kapapun itu menjadi hal yang sangat penting dan

Page 38: Rupiah Pertama PDF-1

34

dibutuhkan oleh banyak orang. Maka dari hal itu saya belajar dengan

magang ditempat orang lain serta saya harus berbisnis untuk

mencapainya dan sebagai pemasukan saya, saya juga ingin melakukan

hal yang telah saya lakukan saat outbound, dengan menjual produk

dengan menawarkan produk buatan saya dan menjualnya. Dan itulah

hal yang ingin awal saya lakukan dalam 1 hingga 3 tahun kedepan. Dan

itulah cita-cita saya yang saya harus capai.

Page 39: Rupiah Pertama PDF-1

35

Memang tidak begitu mudah bagi saya mendapatkan uang dengan hasil

keringat saya sendiri, karena saya pernah berpengalaman cari uang

dengan hasil keringat saya sendiri . begitu susah cari uang dengan hasil

keringat sendiri dengan membantu saudara saya berjualan hewan

qur‟ban di siang hari dan sampe sore saya belum sama sekali

mendapatkan uang, baru di situ saya berfikir susah juga cari uang

dengan hasil keringat sendiri dan di ITB ini saya di suruh berjualan

pulpen oleh dosen psikolog yaitu pak stanly di mana di sini kami di

suruh hidup mandiri dengan mencari uang dengan hasil keringat saya

sendiri. Sebelum saya di suruh berjualan pulpen di sini saya bergabung

dengan sebuah grub yang berjumlah / beranggota 20-30 orang, dan

ternyata di seleksi untuk membuat kelompok yang beranggota 4-6

orang sesudah membagi kelompok lalu saya di bagikan pulpen untuk

berjualan di sini saya dengan kelompok saya di suruh menjual pulpen

dengan seharga 10 ribu rupiah lalu saya dan kelompok saya bergegas

keluar untuk menjual pulpen pertama tempat yang saya kunjungi

adalah salman pas di situ saya dan kelompok saya menawarkan pulpen

ke sebuah mobil pas saya ingin menawarkan lalu ibu yang ada di dalam

mobil berkata maaf dek, kami di tolak lalu saya dan kelompok saya

berpindah tempat dari salman ke bonbi pas di situ ada pasangan suami

istri lalu saya dan kelompok saya menghampiri pasangan suami istri itu

dan menawarkan pulpen “ maaf bapak ibu apa bapak ibu mau membeli

pulpen ini” lalu ibu itu berkata berapa dek harga pulpen itu lalu saya

menjawab 10 ribu rupiah aja bu. kok mahal banget dek 10 ribu rupiah

biasanya kalo di warung-warung cuma 2 ribu rupiah iya bu kami di sini

berjualan pulpen dengan seharga 10 ribu rupiah ini saya dan teman-

teman saya ingin membantu teman-teman saya yang membutuhkan

ibu, maaf dek ibu enggak bisa beli lalu saya berjualan lagi dan mencari-

cari pas saya dan kelompok saya berjalan kearah lampu merah dan di

Page 40: Rupiah Pertama PDF-1

36

situ saya menawarkan dan saya dengan kelompok saya terus di tolak

dan kami tidak putus asa terus berjualan pas saya berjalan kea rah

taman dago sambil saya dan kelompok saya berjalan dan saya di situ

menawarkan di sebuah kantor dan di situ saya menawarkan kepada

satpam di kantor itu “maaf pak apa bapak mau beli pulpen ini” berapa

dek harga pulpen itu cuma 10 ribu rupiah aja pak.mahal banget dek

bapak cuma ada uang 5 ribu rupiah hhmmm…… 10 ribu rupiah deh pak

bapak cuma ada uang 5 ribu rupiah yaudah deh 5 ribu rupiah.

Alhamdullilah akhirnya saya dan kelompok saya mendapatkan uang

hasil keringat saya sendiri.

Selama di outbound ITB saya begitu tertarik sekali untuk

mengikutinya karena banyak perubahan yang saya alami saat outbound

berlangsung, dan di hari pertama saya dan kelompok saya di suruh

bejualan pulpen dengan penghasilan 5 ribu rupiah dan hari kedua saya

dan kelompok saya di suruh berjualan pulpen dengan penghasilan 200

ribu rupiah. Tak disangka di hari kedua saya mendapatkan hasil lebih

besar di hari pertama bagaimana saya mendapatkan uang yang tak

banyak itu? Saya pun tidak tau kalo saya dapet uang sebanyak itu, tapi

dari hasil kerja keras saya dan kelompok saya. Saya melakukan hal

yang sama seperti outbound di hari pertama dalam jumlah lebih banyak

untuk menjual buku seharga 50 ribu rupiah dan di jual setinggi

mungkin, alhamdullilah di hari pertama ini peluang saya terbuka lebar

dengan adanya orang yang car free day. Tapi ternyata hasilnya nihil

dan kami di beri waktu 2 jam untuk berjualan, itu pun musti habis dan

di situ saya langsung percaya diri untuk mencoba dan kami mencoba

meyakinkan pembeli dengan baik akhirnya buku yang saya bawa di beli.

Ilmu yang saya dapat saat masuk ITB adalah mengenal apa itu

dasar dari animasi serta aplikasian animasi dalam bentuk digital. Tidak

hanya itu saya lebih percaya diri setelah mengikuti outbound, mengenal

orang-orang baru untuk membuat suatu jaringan dan berbagai macam

software animasi sehingga saya tau dan dapat memanfaatkan hal

tersebut untuk membuat film animasi produk yang akan saya buat.

Saya ingin belajar lebih dalam lagi software animasi di studio animasi.

Saya di sini belum mempunyai produk insya allah pas saya lulus

dari ITB saya akan membuat produk saya.

Page 41: Rupiah Pertama PDF-1

37

Dalam cita-cita itu adalah suatu impian yang harus di capai atau

saya raih untuk mendapatkan sesuatu yang sangat membahagiakan

baik itu diri sendiri maupun orang di sekitar. Karna suatu pencapaian

cita-cita akan memotivasi kita bahwa sesuatu yang harus kita tuju, di

sini saya bercita-cita ingin membikin satu game dan film animasi tapi

saya tau kalo cita-cita musti belajar dengan giat kalo tidak belajar

dengan giat tidak akan menjadi cita-cita melainkan menjadi angan-

angan.

Page 42: Rupiah Pertama PDF-1

38

Saya adalah mahasiswa D1 ITB SEAMOLEC. Sebelum saya

berkuliah di D1 Animasi ITB, sebenarnya saya sudah aktif di CCA

(Cimahi Creative Association). Saya berkarir menjadi animator, bersama

rekan-rekan animator lainnya mengerjakan film animasi. Salah satunya

adalah Menggapai Bintang. Saya berhasil masuk ke ITB SEAMOLEC ini

dengan cara mendaftar dan mengikuti tes seleksi. Tesnya berupa tes

gambar, dan alhamdulilah saya berhasil lolos.

Pada hari Jumat, tanggal 25 mei 2012. Adalah hari pertama

kami melaksanakan MOS. Dari jumlah kami yang terhitung 130an, kami

dibagi menjadi 4 kelompok, antara lain matahari, harimau, kuda dan

kerbau. Saya terpilih menjadi wakil ketua kelompok matahari (nama

yang imut bagi saya). Sedangkan ketua kelompoknya sendiri bernama

Eva Wahyudi. Saat itu, kami (kelompok matahari) saling berkenalan

satu sama lain. Ada yang berasal dari Jakarta, Sukabumi, Subang dll.

Jumlah kami 23 orang. Kami semua lalu membuat sebuah yel-yel

kelompok kami masing-masing. Kami saling berbagi satu sama lain.

Begini lirik yel-yelnya :

Kami datang kesini menjadi matahari

Matahari ITB, ITB SEAMOLEC

Kami siap bersaing ,menjadi yang terbaik

Matahari, turun naik lagi

Matahari, hu hah hu hah hu hah, yeah

Memang agak ngawur , pada lirik bagian terakhirnya,wkwkwk.

Tapi kami setuju untuk memakai lirik itu , haha.

Page 43: Rupiah Pertama PDF-1

39

Kami semua (matahari, harimau, kuda, kerbau) memamerkan

yel-yel kelompok kami masing-masing. Kemudian Bapak Stanley Surlia

memberikan materi sampai jam 5, dan setelahnya kami pun pulang.

Hari kedua outbound

Hari Sabtu di acara outbound. Hari itu kami ditugaskan untuk

menjual pulpen.Nah uniknya, satu pulpen itu harus berhasil terjual

diatas harga 5000 rupiah. Pulpen diberikan ketiap masing-masing

kelompok, dan satu orang hanya mendapat satu pulpen. Sebelumnya,

kami diberi pengarahan bagaimana cara menawarkan pulpen-pulpen

tersebut.Jam 7 , kami (matahari) menyebar menjadi 5 regu kecil. Saya

,bersama 5 orang lainnya pergi berjualan pulpen di sekitar kampus ITB

dan Kebun binatang.

Pertama memang agak malu, untuk menawarkan pulpen

kepada orang-orang.Penawaran pertama saya gagal, karena mungkin

saya agak canggung.Saya coba lagi, dan saya berhasil merayu

pembeli.Ya, meskipun hanya laku 5000 rupiah, tapi saya bangga bisa

menjual pulpen yang harga pasarannya 1000, saya jual 5000.Saya

bilang kepada calon pembeli itu bahwa saya dari ITB SEAMOLEC dan

ditugaskan menjual pulpen untuk membantu teman-teman yang kurang

mampu.

am 8, semuanya kembali ke gedung kampus dan melaporkan hasil

Page 44: Rupiah Pertama PDF-1

40

penjualan kepada panitia penyelenggara outbound tersebut. Kelompok

matahari mendapatkan uang sekitar 500ribu lebih.Lalu kami menyantap

sarapan pagi yang disediakan panitia.

Kegiatan yang berikutnya adalah MENEMBUS WAKTU. Kegiatan

ini mengharuskan kita melangkah melewati kotak-kokak ubin, namun

tidak semua ubin boleh diinjak. Sebelumnya kita diperlihatkan gambar

ubin-ubin yang diarsir. Ubin yang diarsirlah, yang boleh kita pijak.

Namun masalahnya kita harus menghafal bagian mana saja ubin yang

diarsir, karena ubin yang dibuat di tanah semuanya tampak sama.

Dalam permainan ini, saya menjadi danru (komandan regu),halah, kaya

militer aja haha. Saya bertugas menjadi penunjuk jalan untuk semua

anggota. Kami semua berbaris dan mulai melangkah. Semua berjalan

sempurna, namun saat anggota terakhir dua langkah lagi menuju finish,

dia salah melangkah.Huaa, padahal tinggal sedikit lagi. Ya tapi, tak apa-

apa lah, yang penting kita kompak.

Kegiatan selanjutnya adalah SPIDERWEB. Permainan ini

mengharuskan kita untuk melewati jaring tanpa menyentuh jaring itu

sendiri. Permainan ini dilakukan perkelompok, dan membutuhkan

kerjasama tim. Saya yang pertama melewati jaring yang hanya

seukuran tubuh itu, dengan cara menapakan kedua tangan di tanah.

Kemudian teman-teman yang lain mengangkat kaki saya, sehingga

badan saya tegak horizontal dengan tanah dan bertumpu pada kedua

telapak tangan. Kemudian saya berjalan dengan kedua tangan dibantu

teman teman mengangkat kaki saya. Saya berhasil melewatinya tanpa

menyentuh jaring. Orang berikutnya ,Eva,masuk melewati jaring

dengan cara berpegangan ke bahu saya dengan teman-teman yang

lainnya membantu dengan mengangkat kakinya, sehingga badannya

lurus. Lalu kami mulai maju perlahan,dan berhasil.Begitu sampai

seterusnya. Kelompok kami berhasil melewati permainan ini berkat

kekompakan.

Siang hari, setelah isoma ,Bapak Stanley Surlia memberikan

materi sampai jam 4 sore. Lalu setelahnya ,kami diperbolehkan untuk

pulang.

Jadi, begitulah ceritanya pada hari kedua outbound.

Page 45: Rupiah Pertama PDF-1

41

Hari minggu, dan kami masih mengikuti acara outbound yang di

adakan ITB SEAMOLEC. Pada hari ini saya berkesempatan menjadi

danru (halah, danru lagi) alias ketua kelompok, untuk kelompok

matahari. Kegiatan hari ini masih sama seperti hari kemarin, yaitu

berjualan pulpen.Jam 7 kami di sebar kembali untuk menjual pulpen.

Nah, kali ini saya berhasil menjual satu buah pulpen seharga 10000

rupiah, uyeah. Caranya sih masih sama seperti hari kemarin, saya

bilang kepada calon pembeli itu bahwa saya dari ITB SEAMOLEC dan

ditugaskan menjual pulpen untuk membantu teman-teman yang kurang

mampu. Namun, karena belajar dari pengalaman kemarin, kali ini saya

lebih serius dalam menawarkan pulpen tersebut am 8, semua pulpen

dalam kelompok kecil kami sudah terjual dengan harga rata-rata 10000

rupiah. Dan semuanya kembali ke kampus untuk melaporkannya

kepada panitia.Namun hari ini kelompok matahari mengalami

penurunan hasil penjualan. Dari hari kemarin menghasilkan sekitar

500ribu lebih, tapi pada hari ini kami hanya mampu mendapatkan di

bawah 500ribu. Dan kemudian , setelah penghitungan, di lanjut dengan

sarapan pagi.

Jam 10 , kami mendapat tugas untuk menjual buku tutorial 3D.

Tiap kelompok diberi masing-masing 10 buah buku. Batas waktu

penjualan sampai jam 12 tengah hari. Kali ini kelompok matahari tidak

dipecah menjadi 5 kelompok kecil, tapi di bagi menjadi 2 kelompok.

Jam 12, kami kembali ke kampus. Pada kegiatan ini, kami

berhasil menjual 6 buku dari 10 buku, dengan harga perbuku rata-rata

100ribu, ya lumayan lah daripada lumanyun. Seperti biasa, dilakukanlah

penghitungan hasil penjualan. Setelah isoma, seperti biasa Bapak

Stanley memberikan materi sampai jam 4 sore, dan dilanjut dengan

Page 46: Rupiah Pertama PDF-1

42

Kelompok Belajar

Berhubung ada beberapa anak-anak fashion dan animasi yang

belum ngerti software Blender. Dan karena ada tugas modeling

menggunakan software Blender, Saya bersama teman saya, Kurnia

Indra, mengadakankelompok belajar. Materinya ya seputar software

Blender. Kami melakukan kegiatan di pinggiran Masjid Salman ITB

Pameran

Berhubung tanggal 18 ada acara pameran LKS di SABUGA. Anak-anak

mengadakan rapat untuk mengisi kegiatan di pameran. Dalam kegiatan

ini kami menentukan siapa yang menjadi koordinator. dan juga kami

memutuskan untuk membuat film animasi pendek.

Seminar Animasi Di CCA

Berhubung ada tugas jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat

yang dianggap menarik. Tapi saya tidak melakukannya. Nah, setelah

ada tugas untuk mengunjungi tempat-tempat menarik, anak-anak D1

animasi datang mengunjungi CCA setelah mendapat rekomendasi

tempat dari para senior. Saya yang sebelumnya ingin ikut jalan-jalan,

malah tidak jadi. Saya menjadi pembimbing bagi teman-teman animasi

yang datang berkunjung ke CCA. Dan berhubung teman-teman D1

animasi ingin datang berkunjung, maka diadakanlah seminar animasi di

gedung BITC (Baros Imformation and Tekhnologi Center) lantai 5. BITC

adalah tempat dimana CCA bertempat, yaitu di lantai 4.

Seminar ini mengenai animasi dengan pemateri antara lain

Page 47: Rupiah Pertama PDF-1

43

Ayena studio,Corner studio,dan Mas Johan Tri. Dari Ayena studio

diwakili oleh kang Robby, dan dari Corner studio diwakili oleh kang

Andra. Membahas seputar animasi dengan cara pembuatan dan tips-tips

seputar animasi. Mas Johan sendiri pernah bekerja di Invinite Studio

atau biasa akrab dengan nama Framework. Berikut foto-fotonya

Seminar MGDW ( Mobile Game Developer War )

Pada tanggal 15 Juni lalu diadakan seminar tentang lomba

pembuatan game mobile di kampus ITB, tepatnya di ruang seminar

FSRD ITB. Seminarnya sendiri diadakan oleh Universitas Indonesia

jurusan TKJ ( Teknik Komputer dan Jaringan ) yang bekerja sama

dengan studio game AGATE yang notabeninya pembuat game-game

mobile saat ini. Mereka menamakannya MGDW (Mobile Game Developer

War ).

Adapun tujuan diadakannya seminar ini adalah untuk

mensosialisasikan tentang lomba yang diadakan oleh UI dan AGATE

kepada masyarakat, khususnya mahasiswa.

Diseminar ini di jelaskan tata cara mengikuti lomba tersebut,

dari mulai pendaftaran , pembuatan kontennya sendiri dan packaging.

Acaranya cukup menarik, meskipun saya tidak mempunyai kemampuan

dalam hal mobile game dan agak tidak mengerti dalam hal seperti itu.

Tapi mungkin bagi orang -orang yang menyukai hal-hal seperti itu,

mereke anggap ini acara yang sanagt menarik.

Page 48: Rupiah Pertama PDF-1

44

Saya adalah seorang anak perempuan ke 2 dari 3 bersaudara

sebuah keluarga sederhana. Dulu saya bersekolah di sebuah SD yang

letaknya tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal.SDN WASPADA,

itulah nama sekolah saya. Ketika pertama saya masuk sekolah

keadaan sekolah pada saat itu sangatlah tidak layak, bangunannya

sudah mulai roboh, atap-atapnya juga sudah mulai bolong. Namun hal

ini tidak pernah menghalangi niat saya untuk belajar. Selama saya

bersekolah ada banyak perubahan dengan sekolah saya, bangunannya

sudah mulai di renovasi. dan pada akhir kelulusan, sekolah tersebut

sudah bia di katakan layak. Tahun 2006 saya lulus dari sekolah dasar

dan melanjutkan sekolah di SMPN 1 CIBINONG yang jaraknya sangat

jauh dari tempat saya tinggal. Perlu waktu hingga 2 jam untuk sampai

di sekolah terebut. 3 tahun saya mempunyai rutinitas berjalan kaki

selama 2 jam hingga akhirnya saya lulus dari sekolah tersebut pada

tahun 2009. Saya melanjutkan sekolah di SMAN 1 CIBINONG yaitu

sekolah satu-satunya di daerah kecamatan cibinong. Jaraknya pun dari

tempat saya tinggal sangatlah jauh. Sehingga membuat saya harus

tinggal di rumah orang lain dan jauh dari orang tua saya. Hidup

bersama orang lain tersebut membuat saya bisa menjadi orang yang

lebih mandiri dari sebelumnya. Apapun dilakukan sendiri. Dan demi

kedua orang tua saya yang terus bekerja keras untuk membiayai

sayalah yang membuat saya keras untuk belajar dan bisa

membanggakan mereka. Meskipun dengan prestasi yang tak seberapa.

Berbagai kegiatan tambahan di sekolahpun saya ikuti mulai dari

pramuka, rohis paskibra bahkan OSIS. Hal ini membuat saya lebih

banyak teman dan memberikan pengetahuan lebih di banding teman-

teman yang tidak mengikuti kegiatan tambahan sama sekali.

Tahun 2012 saya lulus dari SMA tersebut dengan nilai yang

lumayan memuaskan. Saya bersama 2 teman yang lain mengikuti tes di

Page 49: Rupiah Pertama PDF-1

45

ITB untuk program D1 animasi dan fashion. Dan saya dan 2 teman

lainnyapun lulus. Namun selama saya di SMA, saya belum pernah

mencoba untuk berjualan ataupun bekerja. Karena kegiatan saya

selama SMA lumayan padat dengan berbagai kegiatan tambahan yang

saya ikuti. Namun saya pernah mencoba menjual barang-barang

dagangan anak-anak rohis namun saya tak meminta imbalan atas kerja

saya tersebut. pada setiap kegiatan pramuka yang diadakan oleh

sekolah slalu saya ikuti. Salah satu contohnya yaitu kegiatan berkunjung

ke SMP dan memberikan mereka pengetahuan tentang pramuka. Dan

sering kali saya mendapatkan uang setelah kegiatan itu selesai.

Mungkin saat itulah dimana pertama kali saya mendapatkan uang hasil

dari keringat sendiri. Ada kebahagiaan tersendiri yang tersimpan di

benak saya. Ternyata perjuangan saya untuk belajar membuahkan hasil

dan bermanfaat bagi orang lain. Ada kebahagiaan ketika melihat adik-

adik SMP yang bersemangat untuk belajar. Dan kebahagiaan bersama

mereka yang tak pernah bisa terlupakan. Selain itu saat ini saya sedang

bekerja di sebuah home production yang bernama Sophia cookies.

Ketika saya masuk ITB program D1 animasi dan fashion saya

mendapatkan pengalaman yang luar biasa terutama pada saat acara

outbond. Saya di suruh untuk menjual pulpen dan buku. Awal saya

menjual pulpen ada rasa keraguan dalam diri saya. Apakah saya bisa

menjual pulpen yang harganya hanya Rp.1000,00 menjadi berates atau

berpuluh-puluh ribu? Dan akhirnya setelah di coba pada seorang laki-

laki yang sedang duduk santai di sebuah tangga, saya dan teman saya

pun bisa menjual pulpen tersebut dengan harga Rp.15.000,00. Awalnya

orang tersebut menawar dengan harga Rp.10.000,00 namun ada salah

satu temannya yang bersedia membeli dengan harga Rp. 15.000,00.

Namun untuk mendapatkan uang terbut tidak semudah membalikan

telapak tangan, saya harus mengeluarkan berbagai jurus untuk

meyakinkan orang tersebut. dan dengan perjuangan yang sangat keras

saya dan teman sayapun akhirnya berhasil. Hari ke-2 outbond saya

masih di suruh untuk menjual pulpen dan buku. Dan ternyata hari ke-2

lebih sulit dari sebelumnya. Hal ini karena pada saat itu orang sedang

mengikuti kegiatan free day. Sulit sekali bagi saya untuk menemukan

orang yang bersediamembeli pulpen. Sampai beberapa kali saya bulak

balik dan akhirnya ada orang yang bersedia untuk membeli pulpen saya

Page 50: Rupiah Pertama PDF-1

46

walaupun hanya dengan harga Rp.10.000,00. Saya pun kembali harus

menjual sebuah buku namun hal ini lebih ringan karena di jual bersama

satu kelompok. Akhirnya ada seorang dari kelompok kami yang

mempunyai kenalan seorang guru dan guru tersebut bersedia membeli

buku kami. Dan setelah di hitung-hitung keuntungan yang kami terima

sekitar Rp.25.000,00. Dan total semua uang yang saya dapat selama

outbond yaitu Rp. 50.000,00.

Ilmu yang saya dapatkan selama 2 bulan kuliah di ITB

sangatlah banyak. Salah satunya yaitu saya mempunyai ilmu tentang

bagaimana cara membuat animasi, karena saya mengambil jurusan

animasi. Mengenal software apa saja yang bisa digunakan untuk

menganimasikan suatu benda atau bentuk. Hal ini sangat bermanfaat

bagi saya yang ingin mengenalkan animasi kepada siswa-siswi

khususnya yang bersekolah di SMAN 1 CIBINONG. dan hal inipun di

dukung oleh kepala sekolah SMA tersebut. dan memang saya dan 2

teman yang berasal dari SMA tersebut di tawari untuk mengajar

animasi di sekolah tersebut. dan produk yang bisa saya pasarkan yaitu

sebuah animasi yang saya telah buat untuk tugas akhir. Cita-cita saya

untuk 1 tahun kedepannya yaitu mengajarkan kepada org-org di

daeengenrah saya untuk mengenal animasi. Dan cita2 3 tahunnya yaitu

membuat sebuah film animasi dan thun ke 5 film animasi Zsaya di

pasarkan dan di tonton oleh banyak orang.

Page 51: Rupiah Pertama PDF-1

47

Pengalaman pertama mendapatkan rupiah sendiri itu saat saya

menduduki kelas 3 SMK. Saat itu saya menjual hasil karya saya, yang

saya buat dari kain flanel. Memang, sederhana sekali membuatnya.

Tetapi karna itu semua adalah salah satu dari hobby saya di kala

senggang atau pun di kala sedang penat karna banyak sekali pelajaran

yang harus kuasai sebelum Ujian Nasional di mulai kala itu. Hehehe

Pada saat berjualan kreasi tersebut, modal saya hanyalah Rp

50.000,-. Karna begitu banyak pesanan yang datang dari adik-adik

kelas, saya pun sedikit demi sedikit mendapatkan keuntungan yang

lumayan, sehingga balik modal. Saat pesanan sedang naik saya pun

meminta teman sekelas saya untuk join dengan usaha saya ini, dan

teman saya pun mau membantunya.

Tetapi karna hari menuju Ujian Nasional (UN) saya dan teman

saya sepakat untuk menutup usaha kami, walaupun saat itu ada

beberapa orang yang masih memesan. Saya tahu, sebagai pengusaha

kecil-kecilan tindakan saya ini sangat merugikan konsumen dan

merugikan saya sendiri, dengan demikian saya pun tidak profesional.

Pada hari pertama outbond saya menjual pulpen dengan waktu

yang sangat singkat, cara saya mendapatkan clientadalah dengan 3S

(Senyum, Salam, dan Sapa). Waktu itu saya mematok harga pulpen

dengan harga yang cukup standart yaitu RP 10.000,-. Tetapi setelah

berlangsungnya proses tawar-menawar kepada client, harga pulpen

saya yang tadinya Rp 10.000,- akhirnya terjual dengan harga Rp

15.000,-. Yaaa, walaupun harganya hanya naik 5000 rupiah saja.

Pada hari kedua outbond saya dan kelompok outbond saya

berjualan pulpen saat CFD (Car Free Day) pada hari minggu dengan

Page 52: Rupiah Pertama PDF-1

48

harapan banyak yang menawar harga tinggi untuk pulpen-pulpen yang

kami jajakan. Tetapi sayangnya saat pagi itu orang-orang banyak yang

memberi alasan bahwa dirinya tidak membawa „dompet‟

Akhirnya stetelah berkeliling dengan 7 orang teman dari

kelompok saya dengan jangka wakt yang cukup lama, kami pun

mendapatkan client, client tersebut adalah om dari Rohimah teman

sekelompok saya, beliau (Om-nya Rohimah) membeli pulpen yang kami

tawarkan dengan harga Rp 150.000,-.

Dan hari itu juga saya dan teman sekelompok saya

mendapatkan harga yang terendah yaitu Rp 2.000,- tetapi kami tidak

mejual pulpen tersebut, dan orang tersebut juga tidak mau menerima

pulpen tersebut orang itu hany ingin memberikan uang kepda kami.

Sempat saya merasakan kekesalan kepada orang tersebut karna

memberi dengan nominal yang cukup rendah.

Pada hari ke 2 (dua) outbond ini bukan hanya pulpen saja yang

saya jual, tetapi saya juga di tugaskan untuk menjual beberapa buku

yang di produksi oleh kakak-kakak ITB-SEAMOLEC. Dengan modal Rp

50.000,-/ bukunya. Buku ini di bagikan ke kelompok-kelompok outbond,

1 kelompok berhak memiliki 10 buku tersebut.

Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan di ITB hingga saat ini.

Di ITB saya mendapatkan ilmu-ilmu baru yang sebelumnya saya belum

pelajari, seperti mempelajari software Blender dan 3Ds Max. Karna

sebelumnya di SMK saya belum pernah memegang software ini, SMK

saya adalah SMK Grafika yang menuju ke jurusan Percetakan maka itu

di sana saya hanya mempelajari software-software yang masuk untuk

cetak-mencetak.

Tetapi saya merasa kesulitan untuk mempelajari kedua

software tersebut (Blender dan 3Ds Max). Kalau Blender sih saya masih

dapat memahami sedikit demi sedikit tetapi tidak untuk 3Ds Max yang

hanya baru 3 kali pertemuan saja sudah di beri tugas yang sangat sulit,

selain kesulitan dalam mengerjakan saya juga belum mempunyai

software tersebut di laptop saya.

Page 53: Rupiah Pertama PDF-1

49

Selama di ITB saya sangat senang saat pelajaran Kak Shalika,

selain cara belajarnya asik, saya juga menyukai software-software yang

di pelajari, yaitu Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, dan Adobe Flash.

Mungkin karna saya lebih menyukai animasi jenis 2D, selain lebih

mudah (menurut saya) animasi 2D kelihatanya lebih menarik. Selain itu

saya juga menyukai mata kuliah Pak Imam banyak sekali tehnik-tehnik

menggambar yang saya dapatkan dari beliau.

Banyak sekali ilmu yang bisa saya manfaatkan di tempat

magang saya nanti salah satunya adalah menguasai adobe photoshop,

illustrator, adobe flash, dan keterampilan saya dalam menggambar.

Jujur, untuk saat ini belum ada satupun produk saya yang saya

bisa pasarkan kepada hal layak. Tetapi nanti setelah saya terus

menerus mempelajarkan dasar animasi 2D dan 3D saya akan menjadi

Designer Blog. Untuk sekarang saya masih harus banyak belajar.

Banyak sekali cita-cita yang akan saya raih, selain saya ingin

melanjutkan kuliah saya, saya ingin menjadi seorang animator, dan

juga menjadi seorang chef. Ya, mungkin chef tidak nyambung untuk

jurusan yang saya ambil sekarang ini, tetapi menjadi chef adalah cita-

cita saya dari saya SD hingga sekarang ini. Semoga saya sanggup untuk

ada di 2 konsentrasi yang bertolak belang ini. Amien! Wish me luck

Page 54: Rupiah Pertama PDF-1

50

Dari kecil saya sudah diajari mencari uang oleh orang tua saya,

dengan cara berjualan, karena orang tua saya berusaha jualan, yang

berupa makanan. Sejak sekolah dasar sebelum berangkat sekolah saya

berjualan dulu gorengan mengelilingi kampung, hingga ibu saya

meninggal ketika saya mau lulus sekolah dasar, kemudian saya pun

melanjut sekolah ke sltp, saya tinggal bersama sodara saya yang usaha

nya hanya berjualan da bertani, dan saya pun berjualan makan lagi

disodara saya, seperti biasa sebelum berangkan sekolah saya berjualan

dulu mengelilingi kampung, ketika itu jarak rumah ke sekolah saya 8

km, dengan mengendarai sepeda saya pun sabar menjalaninya. Lulus

sltp saya langsung mengambil keputusan buwat tidak melanjutakn

sekolah, dan saya pun mulai mencari pekerjaan, yang saya dapatkan

hanya sebatas buruh, 6 bulan saya bekerja sebagai buruh pelayan

sebuah rumah makan dijakarta. Hingga saya sadar bahawa pendidikan

itu sangat penting. Singkat cerita ketika saya sedang silahturahmi

kepada guru mengaji saya ( Jajang Wahidin ), saya ditawari untuk

bersekolah lagi, sekolah yang baru saja dibangun oleh bpk. Gatot H. P.

Tampa pikirpanjang saya pun masuk sekolah, dan kegiatan saya

sebelum berangkat sekolah hanya berjualan kue serabi dan gorengan,

da pulang sekolah berbakti kepada masyarakan sebagai tenaga

pengajar disebuah Madrasah Diniyah yang didirikan oleh guru saya (

Jajang Wahidin ). Dan dari madrasah itu lah saya mendapatkan uang

hasih saya sendiri, rasanya senang sekali, uang yang senilai Rp.

300.000 pun saya gubakan untuk membuat SIM C karna saya

berencana untuk usaha sebagai tukang ojek. Dan rencana berjalan

dengan lancar. Hingga saat ini sebelum masuk ITB saya mendapatkan

uang hasil keringat sendiri dari hasil ngojek.

Page 55: Rupiah Pertama PDF-1

51

Ketika saya mengikuti outbound di ITB saya tidak

menyangka bahwa akan ada kegiatan berjualan, ternyata ada sebuah

kegiatan berjualan , yang berupa bolpoin dan buku. Sesaat sebelumnya

saya menyepelekan hal ini, karena saya merasa sudah terbiasa

berjualan, ternyata berjualan saya kali ini sangat luar biasa, berjualan

yang saya pikir itu tidak mungkin dan dan tidak aka pernah bisa terjual.

Karena saya harus bisa menjual satu buah bolpoin dengan harga

setinggi – tingginya, begitu pula dengan menjual buku, saya pun

berpikir, “berjualan ku kali ini tidak sama dengan berjualan keu serabi

dan gorengan”. Dan saya pun tidak bisa menjualnya di hari pertama

outbound. Namun di hari keduan saya mendengar ada teman saya yang

bisa menjual bolpoinnya dengan harga Rp. 400.000, saya pun terkejut

dan berpikir, “dia bisa, kenapa saya tidak bisa ?”. Dan akhirnya saya

pun bisa menjual bolpoin itu dengan seharga Rp. 50.000. Dari harga

satu buah bolpoin haya Rp.1.000 saya bisa menjualnya dengan harga

yang lebih. Waktu itu perasaan saya campur aduk, antara senang dan

penasaran. Saya senang ternyata bolpoin dan buku saya terjual, namun

saya masih penasaran, mengapa ini bisa terjadi ? hal yang tidak

mungkin terjadi menjadi terjadi. Da itu pelajaran pertama saya di ITB.

Ilmu yang bisa dimanfaatkan ketika magang setelah masik ITB,

serta yang mungkin dipasarkan disaerahnya, dan pendapat mereka.

Setelah masuk ITB, jujur saya merasa ketinggalan maslah

materi yang ada, karena ketika SMK saya di jurusa Otomotif, namun

saya tidak berkecil hati, saya yakin say bisa mengejar teman – teman

saya.

Dan untuk saat ini saya sudah mengenal software – software

animasi yang biasa digunakan, meski pun saya melum mahir untuk

menguasainya, namun setidaknya saya masih bisa untuk berusaha dan

belajar.

Dan untuk produk yang bisa dipasarkan, yang mungkin saya

akan memasarkan hasil karya animasi saya, dan saya yakin pendapat

mereka akan baik karna saya akan berusaha menjadi yang terbaik.

Page 56: Rupiah Pertama PDF-1

52

Untuk produk yang dipasarkan, saya pun punya rencana untuk

memasarkan hasil karya – karya animasi 2D maupun 3D.

Cita – cita yang akan diraih setelah 1, 3, 5 tahun kedepan.

Saya punya cita – cita memiliki lapangan pekerjaan sendiri, dan

saya pun tahu bahwa lah itu tidak dicapai dengan gampang, dengan

masuk ITB mudah – mudahan saya bisa mencapai cita – cita saya.

Untuk 1 tahun kedepan mungkin saya masih mencari ilmu

untuk mengapai cita – cita saya, namun disaat 3 tahun kedepan saya

harus sudah bisa memulai untuk cita – cita saya, saya harus berani

mengambil keputusan untuk jalan hidup saya sendiri, dan 5 tahun

kedepan saya harus sudah menjalan jalan kan usaha ataw cita – cita

saya .

Page 57: Rupiah Pertama PDF-1

53

Hai, nama saya Iman Budi Santoso. Saya mahasiswa D1

Animasi ITB, Bandung. Saya bekarja sebagai Staff Pengajar di SMK

BPSK II Jakarta bidang Fotografi dan saya juga memiliki usaha di

bidang jasa dokumentasi.

Pengalaman Pertama Mendapatkan Uang

Tahun 2008 adalah saat dimulainya segala sesuatu yang

menjadikan saya seperti sekarang ini. tahun 2008 ini adalah tahun

percobaan saya, dimana pada tahun ini saya mencoba mencari uang

dengan keringat sendiri. Saat itu saya masih kelas 2 SMK Jurusan

MULTIMEDIA di SMK BPS&K II. Saya mencoba mencari uang dari

membantu teman-teman saya dalam membuat desain kaos untuk

angkatannya, alhamdulillah saya bisa membayar uang kas sekolah dari

uang pribadi saya dan tidak membebankan orang tua. Saya terus

mencari uang, hingga akhirnya nilai sekolah saya jatuh dan saya harus

ambil pilihan. Pilihan yang saya ambil waktu itu adalah mengajarkan

teman saya dan saya memberikannya job dan hasilnya dibagi rata.

Mulai dari tahun ini saya memiliki mimpi untuk membuat usaha di

bidang kreatif.

Tahun 2009 saya mulai memasuki jenjang kelas 3 SMK dimana

saat ini saya memulai mengumpulkan uang untuk mewujudkan mimpi

saya. Saya memiliki usaha keluarga yaitu Wedding Organizer, suatu

ketika ada banyak job yang diterima oleh WO saya dan masalahpun

mulai muncul ketika Jasa Dokumentasi yang bekerja sama dengan WO

saya menolak untuk melakukan pemotretan dikarenakan dia

kekurangan tim, disaat itu saya mulai memberanikan diri untuk

mempromosikan diri untuk membantu mereka. Disaat inilah saya

belajar nikmatnya mencari uang sendiri. Saya mengajukan kepada

Page 58: Rupiah Pertama PDF-1

54

orangtua saya untuk membelikan saya 1 kamera DSLR seharga

Rp.6.000.000 dan saya berjanji tidak akan meminta uang orang tua lagi

karena saya ingin belajar mandiri.

Tahun 2010, Tahun ini saya lulus SMK dan pada tahun ini saya

dibelikan kamera DSLR dan saya mulai berkarya dengan kamera

pertama saya. Saya bergabung dengan komunitas fotografi di Jakarta

dan saya banyak belajar disini. Saya mulai mencari job foto pernikahan,

pre wedding, Setiap job yang saya terima saya memiliki keuntungan

sebesar Rp.600.000. Sedikit demi sedikit uang saya kumpulkan dan

pada pertengahan tahun ini saya memiliki uang Rp.10.000.000. Otak

saya berputar dan saya menemukan ide briliann. Saya berniat untuk

merapihkan ruangan kosong dibawah rumah saya yang biasanya

dipakai untuk gudang. Saya mengumpulkan teman-teman saya untuk

bergabung bersama saya untuk membuat suatu tempat usaha kreatif

dengan janji saya akan berbagi ilmu dengannya.

Dengan modal yang saya punya Rp.10.000.000 saya membuat

tempat yang asal mulanya gudang menjadi tempat usaha saya yang

bernama "Creative Production". Creative Production sendiri memiliki 2

penanam modal yaitu saya dan teman saya sendiri. Creative Production

adalah bidang usaha yang bergerak dibidang Dokumentasi, Percetakan,

Editing Video dan Book Year.

Awal kerja saya sebagai pemilik usaha saya melihat buku

tahunan angkatan saya kurang bagus dikarenakan ukuran kecil dan

hitam-putih, saya berfikir untuk mengajukan proposal ke sekolah saya

dahulu "SMK BPS&K II". Proposalpun saya ajukan ke sekolah tersebut

dan akhirnya proposal sayapun tembus. Saya memanfaatkan teman-

teman saya yang telah belajar dengan saya untuk menjadi karyawan

dan membantu saya dalam berbagai pekerjaan. Disaat itu saya memiliki

keuntungan kotor sebesar Rp. 29.750.000, dengan keuntungan yang

saya dapat saya bisa memiliki 1 kamera video Panasonic MD 10000, 3

lensa baru dan 1 motor pribadi.

Tahun 2011, tahun pertama saya bekerja sebagai Staff

Pengajar di SMK BPS&K II Jakarta, disini saya memiliki gaji setiap

Page 59: Rupiah Pertama PDF-1

55

bulannya Rp.1.200.000. Saya mengajar dibidang broadcasting dan

fotografi. Tahun ini juga tahun saya memberanikan diri untuk lebih

memajukan usaha saya yaitu dengan mengikuti tender-tender yang ada

diperusahaan ternama. Perusahaan yang pernah saya ikuti tender

adalah Aetra dan PAM.

Tahun 2012, Fokus saya adalah mencari link dan

menumbuhkan usaha saya. Di tahun ini saya bekerjasama dengan FKMJ

(Forum Komunikasi Masyarakat Jakarta) yang dipimpin oleh H.Pardi ,SH

selaku Anggota DPD RI / MPR RI DKI Jakarta. Disini saya sebagai

fotografer disetiap acara yang FKMJ adakan.

Pengalaman Mendapatkan Uang Selama Outbond di ITB

Sewaktu saya menjual pulpen saya sempat heran pulpen yang

harganya sekitar Rp.2000 apakah bisa dijual lebih dari harga tersebut.

Ternyata waktu saya menjual pulpen itu saya sangat sulit menjualnya

hingga ada seorang pengusaha yang ingin makan di depan Univ.

Pajajaran dan saya menawarkan pulpen tersebut, saya sangat kaget

ketika ia membeli pulpen saya seharga Rp.20.000, walaupun tidak

seberapa, saya merasa itu sangatlah berharga.

Pada hari ke 2 saya menjual pulpen dan buku. Dibandingkan

hari sebelumnya penjualan saya meningkat karena saya memanfaatkan

hasil dari 1 pulpen saya gandakan menjadi 3 pulpen supaya

mendapatkan hasil yang lebih banyak. Ketika saya berjualan buku saya

merasakan begitu susahnya berjualan buku di jalanan. Satu persatu

saya tawarkan buku itu sampai ke UNPAS (Universitas Pasundan) wow

tidak terasa saya berjalan kaki begitu jauh, tapi usaha saya

menghasilkan buah yang manis, Buku saya terjual seharga Rp.200.000,-

, ada yang Rp.175.000,-.

Ilmu Yang Didapat di ITB

Ilmu yang saya dapat di ITB sangatlah banyak dan bermanfaat

diantaranya saya dapat membuat modeling 3D, Gambar Sketsa dan

konsep. Dosen di ITB juga sangat membimbing, banyak sekali pelajaran

baru yang saya terima dan saya jadi banyak mengetahui tentang dunia

Page 60: Rupiah Pertama PDF-1

56

animasi, disamping itu saya juga memiliki wawasan yang luas. Ilmu

yang saya dapat dari ITB akan saya pergunakan untuk mengajarkan

siswa siswi saya di SMK yang saya ajarkan, maka harapan saya dunia

animasi di Indonesia dapat berkembang baik di perfilman dunia.

Produk Yang Saya Pasarkan

Produk yang bisa saya pasarkan saat ini adalah Book Year, Pre

Wedding, Macam-macam media cetak, Editing Video dan Insya Allah

film yang saya buat untuk TA D1 Animasi ini dapat diterima di

masyarakat luas.

Cita - Cita Saya Untuk 1 sampai 5 Tahun Kedepan

Saya memiliki mimpi untuk menjadi seorang pengusaha dan

juga sebagai investor. Mungkin masih terlalu jauh untuk saya seperti itu

tapi saya belajar dari mimpi untuk mewujudkan itu semua. 1 tahun

kedepan saya akan mencari link untuk mempromosikan usaha saya dan

terutama diri saya sendiri. 2 tahun kedepan saya akan membuka usaha

baru yang pastinya membawa anak-anak didik saya terlibat didalamnya.

3 sampai 5 tahun kedepan saya akan memiliki rumah dan

mengkuliahkan adik saya. Disamping itu saya ingin berbagi ilmu yang

saya miliki dengan menjadi guru/dosen.

Page 61: Rupiah Pertama PDF-1

57

Karena hidup adalah sebuah perjalanan...”

Hai,Halo,hapakabar !! hehe perkenalkan nama saya Kurnia

Indra Nugraha anak terkece sekeluarga saya :p, dengan tulisan ini dan

dengan sampainya buku ini di tangan anda izinkan saya untuk

meceritakan pengalaman saya mencari uang dengan keringat sendiri

,ya !! keringat sendiri !!, yaah maksudnya dengan jerih payah sendiri,

bukan jual keringet hhe,pertama saya mendapat uang mungkin sekitar

thun 2009 waktu itu saya sedang dalam program sekolah yaitu Praktek

Kerja Lapangan atau PKL,saya ditempatkan di Bekasi di PT WIRAJAYA

ERKON MANDIRI sebuah perusahaan kontraktor di bidang

Refrigeration and Air Conditioning,naaah kenapa saya di tempatkan

disana? karena pada saat SMK saya mengambil jurusan teknik

pendingin dan tata udara,profesi yang sangat jauh berbeda dengan

pekerjaan saya sekarang, saat itu saya mendapatkan upah selama 1

bulan yaitu 200,000 rupiah,saat itu hati ini sangat senang sekali, uang

itu terasa besar karena didapat dengan hasil sendiri,tapi terasa sangat

kecil pula karena beban selama 1 bulan di Bekasi mungkin 4x lipatnya

dari nilai tadi, hahaha tapi saya jalani dengan biasa dan tanpa beban,

karena mungkin belum banyak beban yang saya pikul,

Setelah masa PKL lewat dan lulus dari SMK saya memutuskan

untuk mencari profesi lain yang mungkin sesuai dengan karakter

saya,yang selain mendapatkan uang tapi sayapun ingin membuat dan

mempunyai karya yang bisa dinikmati oleh orang lain, dan apakah

profesi itu? setelah saya mencari apa potensi diri,akhirnya saya

memutuskan untuk mengambil profesi sebagai ilustrator dan animator

ketika itu, karena hobi saya dari kecil yaitu menggambar, sampai waktu

menuntun saya ke satu tempat yang merubah hidup saya sampai

sekarang, CCA (cimahi creative association) itulah komunitas dimana

Page 62: Rupiah Pertama PDF-1

58

saya mengmbangkan bakat dan potensi dibidang kreatif, melalui

pelatihan - pelatihan,seminar dan sharing yang diadakan disana,dan

itulah yang membuat saya percaya diri melamar pekerjaan di studio

animasi,salah satunya di jakarta yaitu WEITA studio,disana selain

mencari uang saya pun mencari ilmu yang tidak saya dapatkan

sebelumnya,sekarang saya bekerja di studio animasi di cimahi yaitu PT

RASENDRIYA sebagai 3D modeller,layouter dan Environment artist,dan

alhamdulillah, setelah 1 tahun lebih bekerja saya bisa mendapatkan apa

yang saya mau ,dari mulai motor,laptop,dan gadget-gadget lainnya

sampai bisa membiayai hidup dan kuliah sendiri,dan tentunya memberi

pada orang tua walaupun tidak seberapa nilainya...

Pengalaman saya pada saat outbound dan belajar berdagang

yang diadakan di ITB waktu itu adalah !! jeng jeng !! ANEEEEEH !!

awalnya saya berfikir aneh karena saya belum pernah berjualan

apapun, dan ketika itu kami para mahasiswa ditugaskan untuk menjual

pulpen yang harga awalnya seribu, harus menjual sepuluh ribu bahkan

kalau bisa lebih dari itu, apapun saya lakukan dari mulai memohon ke

para pembeli,sampai sedikit memaksa, dan saya hanya bisa

mendapatkan 5 ribu rupiah dari seorang ibu - ibu dipinggir jalan yang

sedang menggendong anaknya,awalnya saya tidak yakin ibu itu akan

membeli tapi ternyata dengan ramahnya si ibu tadi memberikan

uangnya untuk saya,memang, saat berjualan jangan sampai melihat

dari tampilan luar,dan terbukti dengan si ibu tadi. ternyata berdagang

itu sulit, tapi disitu saya mulai berfikir, selain kita bekerja, kitapun bisa

menjual atau berdagang, dan disitulah pengalaman berdagang yang

pertama yang saya dapatkan.

Setelah masa kuliah selesai di ITB, kami para mahasiswa tidak

berhenti menimba ilmu, kami belajar di Sub kampus kami masing-

masing, kebetulan sub kampus saya berada di tempat yang sama

dengan studio animasi tempat saya bekerja yaitu di gedung BITC

cimahi, ilmu yang saya dapatkan dari masa kuliah pasti saya amalkan

pada teman -teman sepekerjaan dan junior-junior di komunitas.dengan

skill yang saya dapat semasa bekerja dan konsep selama kuliah, saya

lebih percaya diri akan kemampuan saya.

Page 63: Rupiah Pertama PDF-1

59

Nah, selain saya bekerja dan belajar sayapun mempunyai usaha

sendiri yaitu menerima job membuat model 3D,visualisasi

Arsitektur,environment dan les privat 3D,dan satu lagi yaitu,

mempunyai studio animasi kecil -kecilan, tapi saya yakin suatu saat

nanti ini akan menjadi tumbuh dan besar !!, usaha itu adalah AYENA

Studio, sebuah studio dan tim animasi, pencetus dan leader dari studio

ini adalah kang Robby Ul Pratama,salah seorang mahasiswa D1 ITB

juga, Produk yang kami hasilkan dan produksi yaitu short animation

yang berjudul Super Neli, kisah seorang nenek - nenek yang menjadi

super hero !! dan sekarang sudah punya 2 episode yang telah di

publikasikan.dan semoga bisa jauh lebih berkembang dan lebih baik

lagi.

Harapan saya 5 tahun kedepan, saya ingin menjadi 3D artis

profesional yang diakui negeri dan bekerja di salah satu studio ternama

di dunia !! seperti PIXAR, DREAMWORKS,DISNEY,dll amiiin .Dan saya

yakin bisa lebih berkembang lagi dari mulai sekarang, walaupun sedikit

demi sedikit apabila itu dilakukan dengan terus menerus saya yakin

saya bisa.

Dan itulah pengalaman yang bisa saya bagikan,mungkin bisa

menambah inspirasi hidup anda,baiknya boleh di ambil dan buruknya

bisa dikembalikan pada saya hehehe.terimakasih

Page 64: Rupiah Pertama PDF-1

60

“Semua yang akan terjadi biarlah terjadi, satu tindakan harus

dipikirkan sebelum tindakan itu membuahkan penyesalan dan tidak

akan bisa dirubah kembali.”

Pertamakali aku mendapatkan uang sebelum masuk itb, aku

magang disebuah percetakan ternama di daerah Jakarta pusat. Disana

aku berada di posisi desktop atau biasa disebut operator yang melayani

pelanggan yang akan mencetak brosur, banner, x-banner, dan masih

bayak lagi

Setiap harinya aku melayani pelanggan lebih dari 30 orang,

waktu magang dimulai jam 7 pagi hingga jam 5 sore. Tapi aku sering

lembur hingga jam 8 malam, karena dipercetakan itu ramai dan aku

ingin membantu agar pelanggan tidak menunggu begitu lama.

Aku magang disana selama 3 bulan, dan setiap bulannya aku di

beri gaji/upah sebesar Rp 500.000, belum termasuk uang tip yang

diberi pelanggan kepada aku. Aku merasa senang setiap kali menerima

gaji, aku bisa membeli keperluan yang aku butuhkan dengat uang

sendiri rasanya tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, pokoknya aku

gembira dan sangat senang.

Selanjutnya, pengalaman pertama mendapat rupiah di Institut

Teknologi Bandung.

Awalnya aku kaget, yang membuatku kaget adalah pak Stanley

(Dosen yang memimpin outbound) dia bercerita kalau ia dulu menjual

sebuah pulpen seharga 2 juta rupiah, itu yang membuatku kaget

bagaimana tidak pulpen yang biasa aku beli di tempat foto copy

seharga Rp 2.000 bisa dijual kembali dengan harga Rp 2.000.000 .. gak

Page 65: Rupiah Pertama PDF-1

61

percaya bahkan pak Stanley bilang kalau dia jujur dan ada saksinya

juga.

Setelah bercerita tentang pengalaman tersebut kami semua

ditantang untuk menjual sebuah pulpen dengan harga melebihi yang

pernah ia capai. Kemudian kami mendapatkan masing-masing sebuah

pulpen dari pak Stanley dan menyuruh kami menjual pulpen tersebut.

Kami dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota

sebanyak 5 orang, setiap anggota memiiki sebuah pulpen untuk dijual.

Dan hasilnya akan di gabung dan dihitung di ruang seminar, bapak

Stanley akan memberi bintang bagi kelompok yang menjual pulpen

tersebut dengan harga yang sangat tinggi.

Dalam menjual pulpen seharga selangit cukup sulit, aku

berjalan ke arah kerumah sakit santo borromeus sampai dago. Orang

demi orang aku aku tawarkan pulpen tapi tidak laku juga, kebanyakan

mereka menawar pulpen itu seharga Rp 5.000 , tidak putus asa dan

terus mencari lagi dan lagi. Pada akhirnya aku bertemu seorang

pemuda, aku melakukan 3S (Senyum, Salam, Sapa) terlebih dahulu.

Kemudian aku menjelaskan kedatangan aku kepada pemuda itu, lalu

aku menawarkan sebuah pulpen kepadanya. Dia menawar pulpen itu

seharga Rp 50.000 , sebelum aku menjualnya aku berdiskusi sebentar

bersama kelompok aku. Lalu akhirnya aku dan kelompok memutuskan

untuk menjualnya dengan harga Rp 50.000. Perasaan aku waktu itu

adalah senang dan puas karna bisa menjual pulpen harga asli seharga

Rp 2.000 aku bisa jual seharga Rp 50.000. Namun aku belum bisa

mengalahkan rekor pak Stanley hahaha

Ilmu yang aku dapatkan ketika studi di Institut Teknologi

Bandung yang bisa aku manfaatkan ketika magang atau bekerja di

Industri yaitu.

Banyak sekali ilmu yang aku pelajari atau dapatkan di Institut

Teknologi Bandung, mulai dari animasi 2D hingga animasi 3D. Dosen di

ITB sangat ramah dan baik hati, mereka saling berbagi informasi dan

mengajarkan kepadaku ilmu yang cukup luas yang belum aku ketahui

Page 66: Rupiah Pertama PDF-1

62

sebelumnya. Aku kini bisa membuat sebuah modeling 3D yang bisa aku

manfaatkan untuk bekerja nanti, tak ketinggalan kini aku juga

menguasai gambar 2D dengan teknik arsiran dan juga membuat sebuah

karakter original hasil perpaduan berbagai unsure yang telah aku

pelajari dalam studi di ITB. Aku sangat senang dan berterima kasih, tapi

aku belum puas dengan apa yang aku punya sekarang. Aku akan

berusaha lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Dengan kemampuan yang aku miliki sekarang, aku akan

membuat produk sebuah animasi atau gambar dan di jual kepada

industry kreatif. Sasaran produk yaitu semua umur, produk berupa

stiker Animasi, x-banner, brosur dan lainnya. Dan produk khusus berupa

film animasi 2D dan 3D, aku berharap produk aku bisa diterima oleh

masyarakat.

Mengenai cita-cita, aku memiliki banyak cita-cita dan aku

berharap satu persatu cita-cita tersebut bisa tercapai tapi jika tidak bisa

ya sudahlah kata bondan prakoso sih begitu haha. Cita-cita aku yang

pertama adalah menjadi seorang animator dan sekaligus designer

professional. Huhh cita-cita seperti itulah cita-cita aku, kalo cita-cita

kamu

Page 67: Rupiah Pertama PDF-1

63

Saya terlahir dari keluarga yang sederahana , hari demi hari

berlalu , tahun demi tahun berganti sd , smp , smk sudah saya lewati

namun banyak pengalaman tahun duduk di bangku pendidikan selama

9 tahun. Pengalaman yang sangat berkesan salah satunya adalah

“mendapatkan uang hasil kerja keras sendiri” , tepatnya ketika saya

menduduki bangku sekolah menengah kejuruan (SMK) kelas 2. Di

wajibkan untuk mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) untuk sebagai

salah satu syarat bisa mengikuti ujian nasional. Setelah beberapa kali

mencari akhirnya saya di terima di Kmentrian Pemuda & olahraga.

Walaupun ga sesuai dengan jurusan, namun saya tetap melaksanakan

pkl untuk dapat mengikuti ujian nasional. Saya di tugaskan di bagian

humas ,walau hanya sekedar memmbantu namun banyak pengalaman

selama saya pkl. Saya pkl selama 3 bulan dan jaraknya jauh dari rumah

saya berada di daerah bekasi. hari itu sangat cerah saya berangkat

menggunakan bus kota yg sangat ramai serta kondisi situasi lalu lintas

jakarta yang selalu identik dengan kemacetan. Saya pun tiba di tempat

pkl langsung bekerja seperti biasa , setelah siang menjelang, saya

membantu salah satu karyawan yang sedang mengerjakan tugasnya

gedubrak , gedubruk, sangking semangatnya ^^ ketika saya selesai

membantu tiba” karyawan tadi langsung mnghampiri dan memberikan

selembar uang kepada saya sebesar Rp. 50 .000 . saya pun sangat

senang dengan hasil tersebut walaupun ga sebanding dengan apa yang

saya lakukan namun saya mendapatkan pengalaman serta motivasi

dimana bahwa ”ayah saya selama ini mencari uang sangatlah sulit dan

saya baru merasakan bagaimana perjuangan lela- letih nya seorang

ayah yang menafkahi keluarganya” di samping itu saya juga

mendapatkan motivasi bahwa saya harus bisa membahagiakan orang

tua saya . selama saya pkl di tempat tersebut saya alhamdullah

mendapatkan 250rb selama 3 bulan dan uang itu sebagian untuk

ongkos pulang-pergi, sebagian di berikan ibu sisanya di belikan

Page 68: Rupiah Pertama PDF-1

64

makanan untuk adik”^^

Saya masuk di regu Kuda dimana Pak Stenly berkata bahwa

kuda selalu cepat saat ada kesempatan datang. Ketika mendapatkans

tugas menajdi entrepreneur saya langsung merasa bahwa ini sesuatu

yang menarik bagi saya. Pak stenley pun banyak menjelaskan tentang

materi ini dan cara” nya menjual dll. Itu sangat bermanfaat sekali buat

kami khususnya saya pribadi. Kami pun di tugaskan menjual pulpen

serta buku. Ketika hari pertama saya bersama beberapa teman tim kuda

berpencar untuk menjual pulpen target kami minimal 20rb @pulpen.

Ketika sampai di lampu merah simpang dago beberapa dari teman saya

belum bergerak bahkan masih ada yang bingung ataupun malu.

Akhirnya karena saya memikirkan waktu sayapun langsung

menawarkan ke salah satu pengendara mobil saat lampu merah alhasil

nihil beberapa pengendara dengan wajah kurang berkesan mengangkat

tangannya untuk bilang tidak bahkan ada yang tidak membuka kaca

sama sekali (mengelus dada hehe ) Saya terus mencoba menawarkan

akhirnya pulpen saya di beli walaupun dengan wajah agak sinis seorang

perempuan muda naik mobil langsung membeli dengan harga Rp.5.000

. (ada fotonya loh hehe ) teman”pun masih belum berani untuk

menawarkan, kebetulan sekali saya sangat bersemangat walaupun

hanya laku Rp. 5000 ,Saya mencoba terus di daerah tersebut, tiba” ada

seorang ibu” dan anak nya sedang ingin menyebrang. Saya pun

langsung berlari dan menawarkan ke pada ibu” tersebut hasilnya

lumayan sudah 5 pulpen terjual dengan harga yg berbeda” Rp.10.000 ,

Rp.20.000 , Rp.5.000 . hari kedua menjual buku SBG hari minggu

ketika ada event “Car Free Days” mungkin waktunya dibilang tepat ia ,

di bilang ga tepat ia juga, Karena banyak masanya banyak mangsa

hehe , namun engga efektif juga karenanya mereka hanya bertujuan

lari pagi dan membawa uang secukupnya. Namun saya dan teman” ga

mau patah arang .Teman” saya yg kemarin ga berani sekarang sudah

berani karena saya ajarkan ^^ banyak loh tanggapannya ada keluarga

yang sudah saya jelaskan berkali” namun "gambar realis mereka namun

tetap tidak membeli karena untuk jajan haha luar biasa sangat sulit

bahkan kami menawarkan pak polisi loh. Namun malah kita di

ceramahin untuk membuka stand di bandingkan menawarkan secara

langsung padahal menawarkan secara langsunglah tantangan

Page 69: Rupiah Pertama PDF-1

65

terberatnya. Namun akhirnya kami mendapatkan pembeli juga dan

akhirnya grup kami yang memenakan penjualan terbanyak sekitar (1,9jt

@2 jam ) dan juga keluar sebagai juara 1 mengalahkan grup” lain nya

^^ we are horse “ihaaaaaaaaaaaa”

Pengalaman yang di dapatkan selama di ITB

ITB merupakan institut yang sangat di impiakan oleh banyak

orang. Saya merupakan salah satu orang yang sangat beruntung bisa

belajar di salah satu institut terbaik di indonesia^^. Semua ini saya

dapatkan karena ikhtiar,serta faktor paling utama yaitu doa kedua

orangtua saya^^. Selama Di ITB saya banyak mendapatkan

pengalaman serta motivasi” yang membangkitkan semangat saya. Mulai

dari out bound yang sangat menarik serta berkesan dan penuh

pembelajaran khususnya buat saya. Tidak lupa di tambah senior” yang

sangat mendukung kita dalam perkembangan belajar kita. Pengalaman

materi mata kuliah enterpreneur juga merupakan sesuatu hal yang baru

untuk saya pribadi namun sangat menarik, bermanfat untuk perjalanan

karir saya. Ini merupakan awal dari perjalanan karir saya dimana saya

di bekali keahlian di bidang animasi khususnya “3D blender” . Melihat

keberhasilan para senior juga merupakan motivasi tersendiri yang saya

dapat kan . Di samping itu ITB sangat menjunjung tinggi etitut yang

baik serta kopetensi , keahlian serta deadline dalam setiap tugas yang

di berikan. Saya merasakan perubahan di dalam diri saya dimana saat

nya untuk berubah menjadi jati diri yang lebih baik dengan

memanfaatkan segala pengalaman yang saya dapatkan baik di ITB mau

pun pengalaman hidup saya lainnya .

CITA – CITA

Semua orang memiliki Impian (namun mungkin ada yg tidak

memiliki impan,kasihan sekali hidupnya ya hehe^^) Impian itu penting

karena dengan memiliki impian kita memiliki tujuan serta memotivasi

setiap langkah karir dalam kehidupan kita. Saya mungkin saat ini masih

seorang anak ingusan hehe namun saya memiliki keyakinan bahwa

dalam jangka waktu dekat ini saya harus bisa berubah menjadi manusia

yang bermanfaat serta memiliki intergiritas dalam karir saya.

Page 70: Rupiah Pertama PDF-1

66

Untuk tahun ini saya memiliki impian jangka pendek yaitu saya

harus menyelesaikan program kuliah D1 ini dengan hasil yang

semaksimal mungkin. Seiring program D1 ini berjalan , saya pun harus

mencari kesempatan di mana harus belajar menjadi enterpreneur ,

dengan cara berusaha menghasilkan sesuatu agar bisa di perjualkan .

dengan begitu saya memiliki pengalaman dan pengalaman itulah yang

akan membut saya menjadi lebih baik. (Rencananya saya ingin menulis

sebuah buku kurang lebih tentang ilmu yang saya dapatkan(tentunya

animasi) selama di ITB)

Setelah program D1 ini selesai (Insyallah doain ya biar lancar ga

ada kendala ^^ hehe ) saya ingin melanjutkan jenjang pendidikan

berikutnya yaitu D3 (ya mudah”an saja orang tua ada rezeki ; )

Tidak lupa saya ingin menerusakan pembelajaran saya sebagai

seorang enterpreneur . “pasti yang baca bilang (ENTERPRENEUR LAGI

ENTERPRENEUR LAGI) Kenapa Enterpreneur ? Karena seorang harus

bisa memiliki keahlian , kopetensi pengalaman serta CARA MENJUAL

KARYANYA , maka dari itu saya harus belajar dan terus belajar agar

mampu menjadi “Seniman yg mampu menjual”

PEMBACA: "Setelah berputar” ngomongin enterpreneur sebenernya apa

sih cita” nya ngeselin nih ?

Haha sebenernya Cita” Utama ku “MEMBAHAGIAKAN ORANG

TUA KU “ karena semua yang saya dapatkan percuma jika mereka

(orangtua) tidak bahagia , maka dari itu jadi lah jati diri yang lebih baik

dengan memiliki keyakinan yang kuat , Motivasi , serta minta lah doa

orang tuamu karena Orantuamu lah yang akan menentukan

keberhasilanmu (Prinsip Muhammad Alridho ^^ )

Cita” Karir “Menjadi Seorang Narasumber yang terpercaya di bidang

saya”

Semoga dengan membaca artikel pengalaman saya ini bermanfaat

untuk motivasi anda ^^

Page 71: Rupiah Pertama PDF-1

67

Pengalaman pertama saya mendapatkan uang dengan keringat

saya sendiri sebelum saya masuk ke ITB yaitu pada saat saya magang

atau Prakerin saat SMK, saat itu saya bekerja di sebuah perusahaan

kecil yang melayani pembuatan “Buku Tahunan”, sebenarnya sampai

saat ini pun saya masih menjadi “Freelance” di kantor tersebut, yaitu

Creativision. Di sana saya menjadi bagian dari tim buku tahunan yang

bekerja di bidang retouching, cropping, packaging baik pra-cetak

(melalui software) ataupun setelah produksi, dan terkadang saya

menjadi fotografer, dan juga menjadi pengambil data yang sering pergi

ke sekolah-sekolah untuk menagih data buku tahunan siswa-nya. Saya

magang tidak lama hanya sampai 3 bulan, namun saat itu masih

membutuhkan tenaga, hingga di tambah menjadi 4 bulan, dan hingga

sekarang saya di tarik menjadi seorang freelance tetapi pada bagian

video tahunan, yah lumayan untuk sekedar member uang untuk orang

tua saya. Dari hasil magang tersebut, saya mendapatkan gaji sebesar

Rp. 1.000.000, saya pertama-tama tidak akan menyangka mendapatkan

gaji sebesar itu, karena saya pun merasakan masih banyak kekurangan

dalam bekerja, akan tetapi sang pemilik Pak Ajhwar mengatakan

kedisiplinan dan ketekunan saya yang membuat mereka terbantu

sehingga saya bisa mendapatkan gaji sejumlah itu, dan itu merupakan

gaji terbesar yang saya miliki di bandingkan teman-teman saya yang

ada di kelas. Akan tetapi, saya tidak ingin menikmati uang tersebut, dan

saya berikan kepada orang tua saya, karena berkat orang tua saya,

saya masih bisa bertahan hidup. Selain itu pula saya di SMKN 1 Bogor

menjadi Ketua Divisi Unit Produksi, di sana saya bekerja sebagai

Designer Graphics, fotografer, video editor, dan juga masih banyak

lainnya, yah Alhamdulillah dari banyak proyek yang saya kerjakan

sendiri maupun bersama team yang saya terima dari guru ataupun

siswa lainnya menjadi berkah dan menghasilkan uang yang lumayanlah

Page 72: Rupiah Pertama PDF-1

68

untuk jajan di sekolah, karena prinsipnya saya tidak terlalu ingin

membebankan orang tua. Proyek terakhir yang saya kerjakan bersama

team yaitu proyek buku tahunan sekolah saya sendiri, karena mungkin

saya sudah jauh lebih berpengalaman magang di perusahaan buku

tahunan, sehingga saya di tunjuk menjadi ketua pelaksana buku

tahunan SMKN 1 Bogor, dari hasil tersebut saya bersama team

mendapatkan uang sekitar Rp. 2.000.000, dengan masing-masing

mendapatkan Rp. 250.000, sungguh itu proyek yang sangat melelahkan

karena susahnya mengumpulkan data siswa dan foto-foto sehingga

saya harus turun tangan sendiri sebagai ketua, di saat teman-teman

yang lain sibuk sendiri. Mungkin itu sedikit pengalaman mendapatkan

uang sebelum saya masuk ke ITB bersama teman saya Muhammad

Iqbal yang juga menjadi team saya dalam pembuatan buku tahunan

sekolah.

Saat pertama kali masuk ke ITB, saya menjalani proses

outbound yang tidak jauh seperti ospek tetapi lebih menyenangkan. Di

sana saya sebagai grup “Kerbau” manjalani segala hal yang menjadi

aturan main selama 3 hari penuh, terutama pada saat “Game

Technopreneur”, yaitu game yang mengasah kita menjadi seorang

entrepreneur atau pengusaha, di mana kita di perintahkan untuk

menjual 1 pulpen dengan harga setinggi-tingginya, pada saat itu ketua

kelompok kerbau Muhammad Sandhika Akbar membagi menjadi

beberapa kelompok, dan saya termasuk kedalam kelompok yang

melindungi ketua karena saat itu ada juga games memperebutkan kain

yang di ikat di kepala ketua. Saat itu saya yang menjadi pengambil alih

untuk berjualan, karena pada saat pertama saja saya suda berhasil

menjual pulpen saya sebesar Rp. 20.000, sedangkan yang lain tidak ada

yang berhasil, menurut Pak Stanley dapatkan uang sebanyak-

banyaknya minimal Rp. 50.000, tetapi menurut saya dari uang yang di

kumpulkan saja dari penjualan pulpen yang lain bisa melebihi angka

tersebut.

Kemudian teman-teman yang lain pun memberikan pulpen yang

mereka miliki masing-masing satu kepada saya (alias menyuruh saya

untuk menjualnya sendiri mungkin karena saya lebih berani berbicara),

dan saya pun menjualnya dengan terus percaya diri bahwa saya akan

Page 73: Rupiah Pertama PDF-1

69

bisa mendapatkan hasil yang lebih dari sebelumnya, dan akhirnya hasil

dari penjualan tersebut ada yang melebihi dari sebelumnya, yang paling

tinggi adalah Rp.100.000, itu semua yang saya jual bertotal

Rp.250.000, yah menurut saya tak apah teman-teman saya

memberikan hak kepada saya untuk menjualnya, toh ilmu yang saya

dapatkan akan lebih dari mereka semua. Dan itu semua adalah

penjualan hari pertama, di hari kedua pun sama seperti begitu, akan

tetapi saya berhasil mendapatkan hingga total penjualan dari semua

pulpen yang ada sejumlah Rp. 375.000, lumayan ada peningkatan yang

baik dari hari sebelumnya. Tentu saja menghadapi pembeli yang

bermacam-macam wataknya membuat saya menjadi ragu, dan di sini

saya berusaha menghilangkan keraguan itu demi uang yang di

dapatkan dengan dalih membantu sesama. Tidak banyak kesulitan yang

saya hadapi untuk berbicara kepada pembeli, hanya dengan senyuman

dan sapaanlah hati pembeli akan luluh untuk membeli produk yang kita

jual. Yang paling sulit adalah meyakinkan pembeli yang sedang terburu-

buru, karena mereka akan langsung pergi meninggalkan saya yang

bersusah payah menjelaskan produk dan tujuannya.

Dari semua itu saya menggunakan prinsip penjualan orang cina,

jual sebanyak-banyaknya hingga mendapatkan hasil yang lebih bukan

menjual sebagian dengan menetapkan harga yang tinggi sedangkan

yang terjual hanya sedikit. Selain pulpen dan team juga menjual Buku

SBG (Seamolec Blender Ganesha), saya berhasil menjual 2 buah buku,

dengan buku pertama seharga Rp.200.000, dan buku kedua berharga

Rp.150.000, dan saya berhasil mendapatkan dengan total Rp.350.000.

Saat kembali lagi ke camp ITB uang yang sudah di kumpulkan, di hitung

dan di bagikan rata, untuk saya itu tidak adil, karena ada banyak yang

tidak menjual produknya sendiri, melainkan minta untuk di jualkan

kepada saya, dan mungkin saat itu saya menerima keadaan karena rasa

solidaritas yang tinggi. Akan tetapi yang masih saya bingungkan, uang

yang saya dapatkan dari pembagian itu sebesar Rp.50.000 di tujukan

untuk membantu sesama oleh Pak Stanley, tetapi uang itu malah di

berikan kepada kami untuk di masukkan kedalam rekening BNI masing-

masing, hingga sekarang ini uang tersebut masih saya pegang dan tidak

saya apa-apakan, karena uang itu harus sama dengan tujuan awalnya

yang merupakan uang sumbangan, dan saya tidak berani memasukkan

Page 74: Rupiah Pertama PDF-1

70

kedalam rekening, sama saja saya menjual dengan membohongi

pembeli, dan saya akan merasa menyesal dan berdosa besar kepada

Allah. Mungkin hal ini yang akan selalu saya pertanyakan dalam hati

saya, mengapa kita di ajarkan untuk menjual produk dengan cara

berbohong, kalau uang ini sesuai tujuan awalnya saya baru bisa

percaya dan yakin uang saya itu berguna dan sesuai dengan topic

penjualan yang saya jelaskan kepada penjual.

Selama 2 bulan lebih perkuliahan di ITB sebagai mahasiswa D1

Animasi – FSRD, saya mendapatkan banyak pembelajaran yang melatih

kretifitas tangan maupun imajinasi dalam membuat sebuah karya

animasi. Hal paling utama yang saya dapatkan yaitu, teman-teman baru

dengan berbagai sifat, terutama teman-teman dari CCA yang sudah

sangat mahir dalam pembuatan animasi 3D maupun 2D yang sering

membagi ilmunya kepada kami yang belum terlalu paham. Di D1

animasi sendiri banyak ilmu dan software yang di ajarkan, salah satunya

adalah software Blender, yaitu software pengolah animasi 3D yang

merupakan open source atau free software yang mudah di download

dan ukurannya kecil. Kualitas yang di hasilkan dari software kecil ini pun

tidak kalah dengan software-software 3D lainnya seperti 3dsmax, Maya,

AutoCad, SoftImage, dan lainnya. Hanya dengan software berukuran

kecil ini mampu menghasilkan karya animasi yang luar biasa.

Dari sinilah yang membuat saya terpacu untuk mempelajari

lebih dalam lagi software tersebut, dan saya pun berpikiran sama

dengan teman kostan saya yaitu Muhammad Iqbal, untuk membuat

sebuah komunitas 3D artists di kota kami yaitu Bogor. Kami terinspirasi

dari CCA (Cimahi Creative Assosiation) yang merupakan komunitas kota

Cimahi yang melingkupi komunitas-komunitas animasi, fotografi, video

shooting, dan banyak lainnya, sedangkan dari pengamatan saya sejauh

ini kota Bogor belum ada komunitas seperti itu, yang mengajak anak

muda kreatif untuk bisa mengeksplorasi lebih, dan menghasilkan karya-

karya yang mengagumkan kota-nya sendiri. Dari situ saya setelah

pulang perkuliahan ini, saya akan berusaha mencari relasi-relasi di kota

Bogor untuk membantu membuat komunitas tersebut, dan mencoba

mengajarkannya di SMKN 1 Bogor yang merupakan sekolah yang

membuat saya bisa sekolah di ITB, dengan mengajarkan kepada siswa-

Page 75: Rupiah Pertama PDF-1

71

siswanya agar lebih bisa berekspresi dan menapresiasikan dalam karya

yang nyata. Selama perkuliahan ini saya sudah bisa membuat sebuah

modeling manusia, chibi, dan karakter monster yang sedang saya

pelajari, saya juga sudah bisa member textures dan material pada

modeling tersebut sehingga lebih berwarna, dan juga memberikan

tulang (rigging) dan menganimasikannya, dan itu semua mungkin

sudah cukup dan harus saya kembangkan lagi setelah pulang ke Bogor,

dan akhirnya mampu saya pasarkan secara global. Ilmu yang saya

dapatkan ini tidak menjadi sebuah hal yang sia-sia, karena dari sini saya

bisa terus berkembang menjadi animator yang selalu ingin bisa dan

mampu menghasilkan karya-karya yang maksimal.

Produk-produk yang saya bisa pasarkan sebenarnya tidak hanya

animasi saja yang saya pelajari, akan tetapi hampir semua lingkup

industri kreatif yang ada saat ini saya sudah mahir dan mampu

memasarkan produk-produk berupa jasa maupun produk jadi ataupun

keduanya, karena di dunia ini keterampilan dan skill yang kita miliki

haruslah banyak, jangan hanya memiliki satu kemampuan saja, karena

kemampuan yang lain itu bisa jadi penopang di masa yang akan datang

saat kita sudah tidak mampu lagi berekspresi secara bebas. Mungkin

produk yang saya akan pasarkan yaitu berupa short animation, jasa

fotografi, indie movie yang merupakan proyek pribadi saya yang akan

segera di jalankan bersama 4 teman saya termasuk teman kostan saya,

dan produk-produk yang berupa graphic design. Mungkin dalam lingkup

itu yang saya akan pasarkan kepada publik selama saya masih bisa

bereksplorasi.

Banyak sekali cita-cita yang ingin saya raih, mungkin hal ini bisa

di jabarkan selama periode tahun. Dalam jangka waktu 1 tahun

kedepan, saya ingin membuka studio animasi sendiri di kota Bogor,

karena yang saya tahu di bogor itu hanya ada satu studio animasi

sekarang ini dan jarang ter-ekspose. Saya pun ingin mengadakan

banyak workshop di kota saya untuk lebih mengenalkan software

Blender, saya juga ingin memiliki usaha di bidang industri kreatif yang

sudah seharusnya sekarang ini saya jalankan bersama beberapa teman

saya yang benar-benar fokus pada jalan yang di ambil, akan tetapi

karena saya kuliah ini jadi lumayan terbengkalai untuk menjalankannya,

dan rencana setelah pulang nanti akan saya jalankan kembali. Selain itu

Page 76: Rupiah Pertama PDF-1

72

saya ingin membuat usaha keluarga juga dalam hal peternakan dan

cocok tanam di daerah Bogor, dan membuka butik bersama kekasih

saya yang juga hobi dalam hal fashion. Dan saya juga ingin menjuarai

berbagai lomba di lingkup industri kreatif. Semoga bisa tercapai dalam

waktu dekat ini.

Cita-cita saya dalam jangka waktu 3 tahun kedepan, saya ingin

bersekolah ke luar negeri dengan beasiswa tanpa mengeluarkan uang

sedikitpun, yang saya impikan adalah bisa bersekolah di Australia atau

Jerman untuk meneruskan bidang yang saya tekuni, yang saya inginkan

dari dulu yaitu bersekolah di Seattle University di Amerika atau juga di

Auckland University di Selandia Baru, itulah mengapa saya ingin belajar

banyak hal sehingga saya memiliki kemampuan yang lebih dan berguna

untuk bangsa dan negara. Dahulu ibu saya menginginkan saya untuk

bisa bersekolah di universitas yang memiliki fakultas pertambangan dan

perminyakan, tapi itulah hanya keinginan dan saya tidak memiliki uang

karena keluarga yang sederhana dan tidak terlalu mapan, dan saya

merasa saya sendiri yang akan berusaha untuk tidak terlalu membebani

orang tua. Akan tetapi jalan yang di berikan Allah selalu tidak terduga

hingga saat ini pun saya tidak menyangka bisa menjadi Mahasiswa ITB

walaupun D1. Selain itu saya pun ingin bisa menyekolahkan kedua adik

saya hingga kuliah, dan bisa meneruskan impian ibu saya yang tidak

terwujud itu. Dan saya juga ingin terus mengembangkan usaha yang

saya jalankan dan juga usaha keluarga, sehingga akan lebih

berkembang.

Dalam jangka waktu 5 tahun kedepan, saya ingin

memberangkatkan kedua orang tua saya naik haji, memiliki banyak

usaha dan masuk ke dalam jajaran Young Entrepreneur Indonesia.

Menjadi top marketing di Indonesia, karena saya akan mengembangkan

kemampuan saya dalam hal marketing. Saya ingin membuat panti-panti

bukan untuk yang tua atau panti asuhan, tetapi panti ini saya tujukan

untuk semua kalangan yang ingin belajar untuk melatih kemampuan

dan menambah wawasan dalam berwirausaha, sehingga mereka akan

saya ajarkan untuk bisa survive di dalam dunia nyata, yang saya

targetkan di sini adalah kalangan yang terbelakang, tidak memiliki dana

untuk sekolah, pengemis-pengemis dan pengamen jalanan, sehingga

mereka akan mampu bertahan hidup lebih dari sebelumnya, dan juga

Page 77: Rupiah Pertama PDF-1

73

mengangkat derajat mereka, keinginan saya ini sudah sangat saya

impikan saat masih duduk di bangku kelas 1 SMP, sejak saya melihat

teman-teman saya dan di lingkungan saya dahulu seperti itu. Saya pun

ingin mengembangkan komunitas di kota Bogor yang sudah saya

rencanakan sekarang ini. Dan yang terakhir yaitu saya ingin selalu

membahagiakan orang tua saya kapanpun dan bagaimanapun

keadaannya, dan tidak ingin melihat mereka kecewa telah melahirkan

saya ke dunia ini.

Page 78: Rupiah Pertama PDF-1

74

Pengalaman saya saat mendapatkan uang saya hasil keringat sendiri

sebelum masuk ITB ialah pada saya duduk di kelas 2 smk, itu sewaktu

saya sedang magang selama 2 bulan di suatu kampus di bogor yaitu di

STIKOM Binaniaga Bogor. Saya magang disana bersama 5 teman saya

yang lainnya. Dan saat itu kami diberikan tugas untuk membuat

Company Profile, Brosur, Slide Wisuda, dan Presentasi, tugas itu semua

untuk memeriahkan acara pelepasan WISUDA STIKOM Binaniaga Bogor

pada tanggal 24 Februari 2011 lalu. kita ber6 langsung berbagi tugas

karena hanya diberikan waktu selama 3 minggu, dan dan dala

pengerjaanya kami sampai lembur selama seminggu dan akhirnya tugas

itu dapat kami selesaikan sebelum tanggal 24 februari 2011. dan

setelah hari H nya ternyata saya dan 2 orang teman saya disuruh ikut

kesana untuk menghandle hasil pekerjaan kami ber6 untuk ditampilkan

disana. Dan setelah semuanya telah selesai dan berjalan dengan lancer

keesokan harinya kami dikumpulkan dalam suatu ruang rapat dan

ternyata kami diberikan uang yang masing masing orang kurang lebih

mendapatkan Rp.50.000,- per orang.

Saya bersyukur sekali karena disitulah pertama kali saya bisa

mendapatkan hasil uang dari keringet saya sendiri walaupun tidak

seberapa tetapi bahagianya luar biasa. Karena memang benar jika kita

mau berusaha pasti aka nada hasilnya walaupun receh yang penting itu

halal dan hasil keringat sendiri.

Pengalaman saya mendapatkan uang sewaktu selama outbound

di ITB pada saat itu sebenernya tidak menyangka karena sebelumnya

saya yang menjualkannya saja tidak yakin bisa mendapatkan uang,

tetapi saat pak Stanley cerita tentang yang sebelum sebelumnya saya

baru meyakini bahwa itu memang bisa terjadi. Dan karena hal tersebut

saya bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa karena saya pada

Page 79: Rupiah Pertama PDF-1

75

saat itu bisa mendapatkan atau mengumpulkan uang sumbangan

sebesar Rp.80.000,- dari menjual 4 buah pulpen dengan 4 orang

pembeli dan itu dilaksanakan dalam 2 hari. walapun lelah tetapi lelah itu

bia hilang setelah kita mau berusaha dan mendapatkan hasilnya.

Dalam mndapatkan uang dengan cara itu sebenernya susah

karena saya belum punya pengalaman dan juga karena disitu saya

harus bisa meyakinkan seseorang untuk mau menyumbangkan

sejumlah uangnya dengan menukarkan sejumlah uang sumbangan

tersebut dengan menjual 1 pulpen dengan kisaran uang sebesar

besarnya . walaupun sebelumnya saya sempat gagal dan ada beberapa

orang yang tidak percaya tetapi saya coba berfikir kembali saya harus

bisa meyakinkannya dan dengan cara berbicara 3S yaitu

senyum,salam,sapa . dan memberikan alasan yang benar dan mudah

untuk orang mengerti dan bisa membuat orang percaya dan akhirnya

semuanya

Dalam pelaksanaan selama 2 hari itu Saya mencari situasi

tempatnya yaitu di daerah DAGO karena disitu situasinya ramai karena

banyak orang yang melewati jalan situ. Dan itu tempat yang pas untuk

mencari target.

Ilmu yang saya dapat banyak sekali selama 2 bulan di ITB, ilmu

yang bermanfaat buat saya ialah saya sekarang sudah mulai bisa dan

mengerti cara menggambar yang baik dan benar, cara membuat blue

print untuk modelling, cara membuat vector untuk sebuah character

design dan yang paling bermanfaat sekali ialah saya sedikitnya telah

paham dan bisa untuk membuat modeling character dalam bentuk 3D

baikpun menggunakan blender dan menggunakan 3DSmax.

Mungkin itu semua bekal untuk saya untuk magang dan saya

ingin mencoba menguasainya lebih dalam lagi tentang software 3D.

pada saat kedepannya mungkin saya akan mengembangkan dan

memasarkan tentang dunia animasi 3D dengan software blender dan

software 3DSmax di daerah saya yaitu Bogor.

Produk yang saya pasarkan banyak sekali mulai dari design

Page 80: Rupiah Pertama PDF-1

76

grafis, indie movie, dan animasi, diatara semua itu yang paling domina

saya pasarkan ialah animasi salah satunya modeling character animasi

3D dan animasi short story atau bisa disebut juga film pendek animasi

3D yang dibuat dengan software blender yang telah di ajarkan di ITB.

Insyaallah cita cita saya yang akan saya raih setelah 1 tahun

kedepan ialah semoga saya sudah benar benar mahir untuk

menggunakan software blender dan semoga bisa membuat komunitas

animasi di bogor dan mungkin akan awali dengan mengajak teman

teman terdekat terlebih dahulu dan semoga saya bisa kuliah di ITB lagi

untuk meneruskan menjadi D4 Animasi aminn

Cita cita 3 tahun kedepannya semoga saya sudah bisa mencari

uang dengan hasil jurih payah saya sendiri dengan membuat animasi

dengan software blender bersama komunitas yang telah dibuat dan

semoga kita bisa mengangkat nama kota bogor dengan animasinya

aminn

Cita cita 5 tahun kedepannya semoga saya bisa menbahagiakan orang

tua saya dan bisa menjadi animator hebat dan berharap komunitas kita

bisa mendirikan sebuah studio animasi di bogor amin

Page 81: Rupiah Pertama PDF-1

77

Di lahirkan di sebuah kampung yang jauh dari keramayan dan

suara bising mobil. Aku lahir dari pasagan suami dan istri engkus dan

munisoh, ibu dan bapak pekerjaannya sebagai petani tiap hari pergi ke

sawah untuk bekerja. Aku mulai masuk SDN Ciakar usia 6 tahun, itu

satu-satunya SD di daerah ku yang terdekat dan masih serba terbatas.

Perjalanan yang harus aku tempuh untuk sampai ke SD sekitar 5 Km

dengan berjalan kaki. Setelah pulang sekolah aku harus mengembala

kambing, itu harus aku lakukan setiap hari.

Daerahku sampai saat ini belum sampai litrik, karena jarak

antara kampung dengan desa yang sangat jauh. Setelah lulus SD aku

melanjutkan sekolah ke SMPN 1 Cibinong, dan tinggal bersama paman.

Karena jauh dari orang tua, pengalaman pertama aku mulai berusaha

mandiri mencari uang dengan cara ikut sama paman bekerja menjadi

buruh tani dan membuat kerajinan dari bambu. Seperti membuat

dinding rumah, suling , dan tampah. Dan pada saat ini saya sedang

bekerja di sebuah Home production di daerah sarijadi blok 18 cibaruney

bandung.

Suling yang dibuat di jual di sekolah ketika Ujian Praktek akan

di laksanakan, sasaran utamanya yaitu kelas 9 yang akan melakukan

praktek. Untuk uang jajan di sekolah aku dapatkan dari penjuaan pulsa

orang lain yang aku bantu untuk di jualkan.

Setelah Tamat SMP aku melanjutkan sekolah ke SMA N 1Cibinong

Cianjur, dan tinggal ngekos di daerah sekitar SMA, ketika daftar ke SMA

orang tuaku tidak setuju karena biaya pendaftaran yang mahal . waktu

itu biaya pendaftaran sekitar 2 juta, padahal di daerah cianjur selatan

SMA N 1 Cibinong adalah SMA termurah. Dan aku meyakinkan lagi

orang tua bahwa aku sekolah dengan sungguh-sungguh dan tidak akan

Page 82: Rupiah Pertama PDF-1

78

mengecewakan, dan akhirnya orang tuaku setuju untuk daftar ulang.

Ketika sekolah banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang saya

dafatkan ketika kelas 10 aku masuk 5 besar dari jumlah siswa 30 lebih,

dan naik kelas masuk jurusan IPA. Dan singkatnya aku naik ke kelas 12

dan lulus.

Setelah lulus, keinginan yang tak mungkin terlaksana adalah

kuliah di ITB, dan aku memutuskan untuk bekerja di daerah karawang,

namun ketika pelulusan akan di laksanakan bapak kepala sekoah

memberikan informasi bahwa ada tes di ITB. Dan singkatnya aku

berangkat ke bandung bersama 3 orang teman untuk mengikuti tes dan

tinggal di rumah kepala sekolah SMA N 1 Cibinong, setelah lolos masuk

ITB dan mengikuti out bound.

Hari kedua mengikuti out bound kami di suruh jualan pulpen

sekitar kampus ITB, dan kami mulai menjual pulpen tersebut kepada

pedagang, orang yang lewat. Menawarkan pulpen dengan dalih

uangnya akan di pergunakan untuk membantu rekan-rekan yang

kekurangan biaya ternyata susah-susah gampang , disini kita harus

berani menawarkan dan mengambil hati si pembeli. kebanyakan orang

yang saya tawari pulpen tidak menghiraukan saya, saya menawarkan

pulpen tersebut denga harga cukup tinggi dari harga pasarannya. Ketika

menjual pulpen tersebut saya mendapatkan 40 ribu. Dan hari ke tiga

saya mendapatkan 20 ribu jadi jumlahnya dari penjualan 1 pulpen

mendapat 60 ribu.

Ilmu yang saya dapatkan selama 2 bulan kuliah di ITB sangat

banyak salahsatunya saya bisa membuat film animasi dan

berwirausahaan. untuk saat ini hal yang mungkin saya lakukan setelah

selesai kuliah selain membuat dan memasarkan animasi saya juga akan

menjual hasil bumi pertanian dari kampung saya.

Cita-cita1 tahun kedepan saya ingin mengajar animasi, dan 3

tahun kemudian Saya ingin membuat film animasi, dan 5 tahun

kemudian mempunyai studio animasi sendiri.

Page 83: Rupiah Pertama PDF-1

79

Pengalaman pertama ku saat mendapatkan uang dari hasil

keringat ku sendiri yaitu pada saat masa masa sma .pertama aku

menjual jam “monol” pertama tama aku tertarik pada jam monol itu

yang ditawarkan oleh kakak kelas ku ,karna tertarik akhirnya aku mebeli

jam monol itu dengann harga di harga Rp.90.000,

Setelah dua minggu kemudian pada saat aku mengunjungi

pasar ,yang terletak di jL.kepatihan .ada satu toko yang menjual jam

monol dengan harga miring yaitu Rp.45.000 ,disitu saya ada niat untuk

berbisnis menjual jam monol dengan harga yang lebih murah ,akhirnya

setelah saya tawar menawar dengan penjual toko nya akhirnya saya

dapat jam monol itu dengan harga Rp.30.000 tetapi jika aku membeli

banyak .akhirnya saya membeli 5 jam untuk menawar kan kepada

teman teman sekolah ku dan teman teman di rumah ku . saya menjual

dengan harga Rp.60.000 karna rata rata yang ditawar kan oleh teman

teman ku di sekolah yaitu berkisar Rp.100.000 sampai Rp.90.000 .

Akhirnya dengan modal 5 jam monol pada saat saya bawa

kesekolah itu laku habis , dan akhirnya banyak yang memesan kembali

jam monol, untuk di jual ulang bila membeli serian saya menjual

dengan harga Rp.50.00. alhamdulilah bisnis ku berjalan dengan lancar

lumayan untuk jajan tambahan .

Pengalaman pertama saat mendapatkan uang selama outbound

di ITB yaitu dengan berjualan pulpen dan buku tutorial blender atau sbg

, Dihari pertama saya dan kelompok saya kerbau di beri pulpen secara

gratis dan harus di jual dengan harga di atas Rp.10.000

Akhirnya saya dan kelompok saya kerbau membagi beberapa

Page 84: Rupiah Pertama PDF-1

80

kelompok untuk berkeliling menjual pulpen , petama tama saya

berjualan ke daerah Rumah sakit santo boromeus ,pertama saya tawar

kan kepada ibu ibu yang baru keluar dari mobil , cara meyakinkan nya

yaitu dengan cara kalau membeli pulpen itu untuk keperluan membantu

mahasiswa-mahasiswa yang kurang mampu , tetapi ibu itu tidak berniat

membelinya karna menurut ibu itu pulpen dengan harga Rp10.000

Akhirnya saya dan kelompok saya mencari konsumen lain .

dengan 3 jam kami berkeliling akhirnya saya dan kelompok saya

berhasil menugumpulkan uang Rp.500.000 lebih . Hari kedua saya

membeli pulpen kembali dan satu buku tutorial blender atau buku sbg .

harga yang di patok adalah Rp.50.000 tetapi saya dan kelompok saya

harus bisa menjual dengan harga di atas Rp.50.000 , saya coba tawar

tawar kan kepada mahasiswa mahasiswi di sekitar ITB ,UNPAD,dan

UNPAS , pertama ada seorang mahasiwa unpad dan saya tawar kan

buku tutorial blender itu dengan memberi tahu isi buku itu dan

kegunaan nya bagaimana tapi dia menolak nya karna dia tidak begitu

suka dengan membuat animasi . akhir nya saat saya berjalalan di dekat

factoury outlet jetset di depan cafe Kopi Doeloe ,ada 4 orang

mahasiswa yangb baru keluar dari cafe itu dan akhirnya saya tawar kan

buku itu dan kemudian saya jelaskan kegunaannya dan kelbihan dari

buku itu , dia tertarik dan menanyakan berapa harga buku itu saya

tawarkan Rp.250.000 lalu dia menawar kan Rp.100.000 akhir nya denga

nego , dan tawar menawar sepakat saya berikan dan terjual dengan

harga Rp.150.000. dan akhirnya buku dan pulpen terjual semua ,

dengan nominal kurang lebih 1jt , ternyata merayu konsumen itu penuh

kesabaran dan membuat rayuan atau buaian sekreatif mungkin .

Dua bulan saya menimba ilmu di ITB saya merasa

mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat saya di ajarkan bagaimana

cara menggambar dan terbiasa akan menggambar agar tangan kita

luwes untuk menggambar dengan imajinasi kita sendiri ,menggambar

wajah teman kita , mengambar muka atau wajah badan ,dan tangan yg

di ajarkan oleh pa Iman , kemudian di ajarkan photoshop , photodhop

illustrator ,flash dan lain lain oleh kak shalika hanum, saya di ajarkan

menggambar , memvektor gambar dan mentracing gambar yg sudah

saya buat . lalu saya belajar bagaimana menganimasikan gambar dan

membuat karakter yg telah saya buat di dengan software blender dan

Page 85: Rupiah Pertama PDF-1

81

3ds max yang di ajarkan oleh kak alfan dan pa Yohan pribadi. Beda nya

blender dengan 3ds max yaitu 3ds max itu lebih sulit lebih rumit ,dan

saya baru saja belajar dengan 3 kali pertemuan jadi saya kurang begitu

paham dan mengerti 3ds max karna yang di ajarkan baru sedikit. Selain

pa iman kak shalika ,kak alfan dan pak yohan .ada pak alvanom yg

menjelaskan tentang pengantar tugaa akhir dan pak hendi yg

mengajarkam dasar animasi dan memperkenal kan animasi.

Untuk memasarkan karya saya saya masih bingung sampai saat

ini karna saya masih berubah berubah fikiran untuk mengambil animasi

2d atau 3d.

Cita cita saya setelah 1 tahun kemudian yaitu sudah lulus d1 di

ITB ini, lalu mencoba magang atau bekerja dan memanfaat kan

kemampuan kemampuan saya yg sudah di ajarkan di d1 animasi fsrd

itb.

Setelah itu saya ingin melajutkan ke d3 agar bisa melanjutkan

ke d4 fsrd itb . dan saya juga ada niat untuk mengukuti tes d3 yang di

adakan oleh polseni jogyakarta . stelah itu baru saya akan melanjutkan

ke d4 di fsrd semoga cita-cita yang saya impikan tercapai amin.

Page 86: Rupiah Pertama PDF-1

82

Menjadi seorang Technopreneur adalah mimpi saya

Hallo perkenalkan, nama saya Robby UL Pratama, teman-teman

memanggil saya robby, saat ini saya bekerja sebagai freelancer

animator dan 3d artist, saya pun mulai merintis sebuah bidang usaha

yang bergerak di bidang jasa pembuatan animasi dan iklan bernama

Ayena studio. Saya akan berbagi sedikit pengalaman saya dalam meraih

cita-cita dan membangun usaha ini, dan juga apa yang menjadi

harapan saya untuk 5 tahun kedepan.

Saya adalah seorang yang sangat menyukai seni, saya akan

bercerita tentang pengalaman saya dari bangku SD sampai di bangku

kuliah dalam meraih cita-cita saya.

Sesuatu yang baik dimulai dari hal yang kecil

Dulu, saat saya masih sekolah dasar, saya dikenal sebagai

seseorang yang memiliki kemampuan gambar lebih baik dibandingkan

teman-teman lainnya, sehingga banyak teman-teman yang meminta

saya untuk menggambar, saya ingat, pelajaran kesenian itu ada di hari

sabtu pagi, dimana setiap siswa diberikan tugas menggambar yang

nantinya akan diperiksa. Disetiap sabtu pagi, banyak teman-teman yang

mengantri panjang di meja saya untuk dibuatkan gambar di buku

gambarnya, memang bukan saya yang mengerjakan semua gambarnya,

tapi hanya sekedar menambahkan gambar yang mereka tidak bisa

gambar, semisal teman saya sudah berhasil menggambar sawah tapi

dia kesulitan ketika menggambar kerbau dan pak tani nya, disitulah

saya yang menambahkan gambarnya. Awalnya saya menggambar

dengan suka rela, tetapi karena banyak yang ngantri mereka saling

serobot alhasil dari mereka sendiri yang berinisiatif untuk membayar,

Page 87: Rupiah Pertama PDF-1

83

mungkin maksudnya biar gambar mereka yang duluan dibikin hehe.

Alhasil uang saku saya bertambah, saya termasuk anak yang tidak jajan

terlalu banyak, dulu mama memberi uang hanya 500 rupiah tiap tahun

kenaikan kelas Cuma naik 100 rupiah wahaha paling mentok ya di 1000

rupiah, tapi dari uang segitu dulu udah bisa beli banyak jajanan, seperti

siomay, mie krip-krip jajan agar-agar robot dll.

Kegiatan dagang mendagang yang sebenarnya saya alami

sewaktu saya masuk SMP, saya bersekolah di SMP Negeri 8 cimahi, ke

SMP saya berjalan kaki loh, sekolah saya sangat jauh dari rumah,

apalagi SMP Negeri 8 tepat di kaki gunung TPU leuwi gajah, jadi tiap

siang agak bau sampah, tapi itu tak menyurutkan saya untuk

bersekolah dan tentunya berjualan, dulu mama dan ayah sempat

tergabung di bisnis MLM, tergolong sukses pada masa itu sebelum

terjadi krisis moneter, dulu menggeluti bisnis MLM merupakan sesuatu

yang sangat oke, kita menjual dan orang membeli, dan itu semua

cukup, untuk menjadi anggota ya dijadikan misi ke dua, bisa ditawarkan

pada saat berjualan, tentu saja dengan menjadi anggota dari MLM bisa

menjadi penghasilan tambahan tersendiri bagi membernya. Tapi kalau

untuk saat ini bisnis MLM kayaknya agak berbanding terbalik, banyak

orang yang lebih mengejar banyak member atau memprospek calon

membernya untuk masuk anggota tanpa memperhatikan penjualan

produknya. Dulu mama sempat menjadi vice president untuk produk

MLM nya, alhasil dari situ penghasilan keluarga bertambah, saya

mencoba mengikuti jejak mama dengan menjual produknya di SMP,

awalnya sih saya agak ragu, tapi pwaktu itu saya beranikan untuk

membawa katalog produk ke SMP, dulu produk yang ditawarkan adalah

tas dan aksesoris untuk cewek dan cowok. Saya coba keluarkan

katalognya diwaktu istirahat, ternyata banyak peminat nya, alhasil

teman-teman banyak yang memesan, sistem yang ditawarkan adalah

kredit haha kalo dipikir-pikir dulu saya ini tukang kredit (facepalm) jadi

produk yang dibeli bisa dicicil selama 1 bulan, maklum kan anak SMP

gak banyak jajan, jadi sehari dari mereka bisa menyisihkan 1000 rupiah

kalau misal harga barang 30ribu berarti 30x cicilan. Ternyata kabar saya

menjual barang-barang MLM tersebar juga ke kelas lainnya, dulu di SMP

ada sekitar 7 kelas dari kelas A sampai ke G , dan diwaktu istirahat

katalog yang saya keluarkan bergulir ke setiap kelas. Alhasil banyak

Page 88: Rupiah Pertama PDF-1

84

juga yang membeli produknya. Lumayan kan, dari situ ada tambahan

uang jajan. Dari sini pula saya belajar bagaimana cara mengatur

keuangan, cara menghadapi konsumen, karena berbeda-beda loh tiap

konsumen, ada yang kredit macet dan lain-lain. Di SMP keahlian seni

saya kurang begitu dijual, karena mungkin target pasarnya bukan

disitu, tapi dulu saya dan teman-teman sering membuat komik yang

nantinya dibaca sama teman-teman sekelas di SMP.

Berbeda dengan di SMP di SMK saya mulai beralih ke bisnis lain,

waktu di SMP mungkin agak hambar kalau harus berbisnis di bidang

seni tetapi kalau di SMK karena mulai beralih ke kejuruan dan minat jadi

semua itu bisa kembali terasah. Saya mengambil jurusan RPL (rekayasa

perangkat lunak) di SMK Negeri satu cimahi, SMKN1 cimahi termasuk

SMK favorit dan memang cita-cita saya masuk ke SMK tersebut, karena

para pendahulunya yang selalu sukses setelah lulus dari SMKN 1

Cimahi, berharap saya menjadi salah satu dari mereka, amin. Awal

masuk SMK banyak pertanyaan, mau jadi apa saya nanti dengan

mengambil jurusan IT ini.. awal saya belajar mata pelajaran yang

diberikan adalah bahasa-bahasa yang tidak mudah dipahami semisal

SWRDEV008 SWRDEV009 bikin mata dan otak butek dan apa

maksudnya dari semua itu belum tergambar. Apalagi Jurusan RPL

adalah jurusan yang baru pada masa itu. Banyak dari teman-teman

yang pindah jurusan karena tidak mengerti. Namun seiring berjalannya

waktu akhirnya saya sedikit memahami, lalu saya berinisiatif untuk

meng-compare keahlian saya dengan kemampuan IT yang diberikan

oleh sekolah, alhasil saya mulai mempelajari software untuk CD

interaktif seperti macromedia flash, dimana seni dan teknologi bisa

digabungkan, saya sadar akan kemampuan saya yang memang bukan

orang pintar di sekolah, saya gak pernah masuk 10 besar, sekali-kalinya

dulu pernah Cuma di 7 besar saja. Maka dari itu saya coba menguasa

bidang yang bisa menggabungkan teknologi dan seni, saya tertarik

pada bidang animasi, dulu animasi masih tabu dan jarang dipelajari

khususnya oleh siswa SMK. Saya mulai menguasai animasi di kelas 2

SMK, dulu saya pamer ke teman-teman dan guru, mereka sangat

mengapresiasi karya animasi saya, sehingga pada suatu kesempatan

saya terpilih untuk seleksi lomba kreatifitas siswa di bidang Animasi

untuk tingkat kota, karena tidak ada saingan saya bisa langsung masuk

Page 89: Rupiah Pertama PDF-1

85

ke tingkat seleksi jawabarat untuk maju ke tingkat nasional. Agak

minder dengan persaingan-persaingan yang ada karena hanya saya

satu-satunya orang yang berasal dari jurusan IT, berbeda dengan

kompetitor lain yang notabene jurusan multimedia dan animasi yang

memang mempelajari bidang tersebut. Tapi semangat saya tidak gentar

karena saya percaya dengan kemampuan saya Alhamdulilah saya bisa

menempati posisi ke 2 untuk jawa barat akan tetapi langkah terhenti

untuk maju ke tingkat nasional karena hanya ada 1 bangku saja yaitu

untuk juara pertama. Dari situ saya mulai dikenal sebagai animator dan

guru-guru di SMK sering mendorong saya untuk mengikuti perlombaan

lainnya, selain LKS saya pernah mengikuti lomba challenge on

multimedia creation, saya menempati posisi pertama untuk 2 tahun

berturut turut. Untuk tahun pertama kategori perlombaan untuk tingkat

jawa barat saja, namun di tahun ke dua Caution diadakan untuk tingkat

nasional.

Saya sangat bangga dengan kemampuan saya ini saya bisa

meraih prestasi di bidang lain yang membanggakan sekolah saya diluar

kemampuan akademik saya yang agak jeblok. Maklum saya kurang rajin

untuk belajar, dan malas mengerjakan PR. Dari sinilah muncul tawaran-

tawaran untuk mengerjakan pekerjaan seperti animasi untuk website,

blog, CD interaktif dan design CSS programer. Harga yang diberikan

para klien pun cukup fantastis, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan

bisa kita tangani.

Selepas lulus SMK saya sangat menginginkan bangku kuliah,

akan tetapi saya sangat mengharapkan bantuan beasiswa, karena saya

tidak mau membebani orang tua dengan biaya kuliah saya, terfikir

seperti itu setelah saya mampu mencari uang sendiri, atau saya harus

mempunya opsi kedua yaitu kuliah dengan biaya sendiri, namun

ternyata setelah melihat teman-teman yang kuliah sambil bekerja,

terlihat sangat letih, bekerja pagi pulang sore dan harus dilanjutkan

perkuliahan malam, waktu untuk diri sendiri dan keluarga bagaimana?

Agak sulit. Dari situ saya mulai menunda keinginan saya untuk kuliah,

saya harus belajar mencari uang dulu untuk ditabung kemudian bisa

membiayai kuliah saya sendiri, saat ini saya bekerja sebagai freelancer

dan membangun sebuah bisnis di bidang animasi, saya sangat tidak

Page 90: Rupiah Pertama PDF-1

86

menyangka bisa memiliki usaha sendiri, awalnya karena kejenuhan saya

sebagai pekerja, saya sadar kalau untuk meraih sukses itu kita harus

mampu menciptakan lapangan usaha sendiri, selain alasan itu, dengan

menciptakan lapangan usaha sendiri kita bisa mengurangi angka

pengangguran. Niat itu saya mulai dengan membangun Ayena studio

pada awal tahun 2011, sebuah studio animasi yang bergerak dibidang

jasa pembuatan animasi. Walau tergolong sebagai Start UP Company

ayena studio sudah meraih berbagai penghargaan, diantaranya The

Best Story Animasi Indonesia 2011 dari KEMENDAGRI kemudian THE

Best Technopreneur di Inovasi Award 2011 dari BPPT dan menristek.

Beberapa produk animasi telah saya dan team hasilkan, diantaranya

Film animasi Super Neli, Iklan Smaxring Motaru, Kampanye Bahaya

Merokok, Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Mini Games Dll.

Oh ya, saya ingat saya harus kuliah, sudah sejak 2008 saya menunda

kuliah karena asyik menggeluti pekerjaan yang sedang saya jalani

sekarang, selain itu saya bingung memilih jurusan, saya sudah survei ke

berbagai kampus tapi belum ada yang cocok, apalagi saya tidak mau

meninggalkan pekerjaan saya. Banyak teman yang menyarankan saya

untuk mengambil bisnis managemen karena menurut mereka saya

hanya membutuhkan ilmu managemen dibandingkan teknisnya. Tetapi

dari banyak saran yang diberikan oleh teman saya munculah opsi yang

menjadi peluang baru untuk saya menekuni bidang animasi, ITB

bekerjasama dengan seamolec mendirikan PVB (program vokasi

berkelanjutan) akhirnya saya tertarik untuk mendaftar karena CCA

tempat saya bekerja dan berkomunitas bekerjasama dengan ITB

seamolec untuk mendirikan sub kampusnya di CCA. Jadi saya bisa

bekerja sambil kuliah di satu tempat, sangat menyenangkan bukan?

Hehe.

Belajar menjadi seorang technopreneur

Singkat cerita di tahun 2012 saya diterima menjadi mahasiswa

ITB seamolec jurusan Animasi, Pertama kali menjadi mahasiswa, saya

harus melalui proses pembentukan karakter, dimana seluruh calon

mahasiswa diikut sertakan dalam OUTBOUND yang diadakan oleh pak

stainley surlia, tujuan OUTBOUND ini adalah untuk membimbing mental

dan membentuk karakter kita agar menjadi manusia yang kuat dan

tentunya lebih baik. banyak hal unik terjadi pada saat itu, contohnya

Page 91: Rupiah Pertama PDF-1

87

kita ditantang untuk berjualan bolpoint dan buku, tentunya kita harus

mendapatkan hasil yang lebih dari menjual kedua barang tersebut,

dengan usaha keras dan promosi saya berhasil mendapatkan pembeli

yang mau membeli buku yang kami jual seharga Rp 200.000 dan

bolpoint seharga 100rb rupiah, padahal untuk modal awal buku

hanyalah 40ribu, dan bolpoint hanya seharga 1000 rupiah. Dari

pengalaman tersebut didapatkan bahwa dalam menjual barang harus

dilakukan beberapa strategi dan promosi, juga menentukan target pasar

/ target konsumen yang cocok.

Perjalanan saya untuk menggapai cita-cita sangatlah panjang, dan tidak

mudah, pemilihan keputusan yang tepat sangatlah berpengaruh. Saya

sangat bangga dengan apa yang telah saya capai hingga saat ini, Saya

berharap bisa menjadi orang yang sukses dalam 5 tahun kedepan dan

maju bersama usaha yang sedang saya tekuni ini, harapan saya

hanyalah mampu membahagiakan kedua orang tua saya, membuat

bangga teman-teman saya ketika bersama saya dan menjadi orang

yang sukses dan dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Ini

adalah awal dari perjalanan saya, dan saya memulainya dari hal yang

paling kecil.

Page 92: Rupiah Pertama PDF-1

88

Semua cerita ini bermula dari Passion saya yang amat

berambisi di dunia kreatif. Saya merupakan lulusan smk dengan jurusan

yang jauh melenceng, yakni Teknik Automotif. 3 tahun saya sekolah

SMK karena kehendak orang tua. Dalam menempuh sekolah itu saya

hanya tertarik pada mata pelajaran yang berhubungan dengan gambar,

misalnya gambar teknik, gambar mesin, dan sebagainya. Saya memiliki

hobi mencorat coret papan tulis setiap istirahat dan setiap tidak ada

guru yang mengajar di kelas. Dari hobi inilah saya mulai memiliki ambisi

kalau tidak akan melanjutkan pendidikan yang tidak ada hubungannya

dengan passion saya.

Ketika lulus saya memutuskan untuk mengambil jurusan yang

berhubungan dengan desain grafis, animasi, atau yang serupa. Saya

pun mulai mencari kampus-kampus yang dapat menyalurkan keingingan

saya. Alhasil kampus yang saya dapatkan ternyata berbiaya sangat

mahal termasuk ITB yang memiliki reputasi terbaik se-Indonesia. Ketika

itu saya melihat bahwa ITB merupakan kampus yang dapat membuat

saya berhasil. Namun pupus sudah harapan saya ketika saya tahu

bahwa ITB memiliki seleksi yang amat ketat, dan memiliki biaya yang

sangat mahal. Maka saya pun langsung memutuskan untuk mencari

alternatif berikutnya. Dan akhirnya saya mendapatkan kampus yang

memadai orang tua saya untuk menguliahkan saya. Saya memilih

Akademi BSI untuk jurusan Advertising (Periklanan). Dalam pendidikan

kali ini saya dapat dengan semangat mengikuti mata kuliah karena saya

cocok di jurusan ini. Dan Allah memudahkan saya, ketika masuk pada

semester 2, saya mendapatkan kesempatan untuk mengajar desain

grafis di sekolah dulu saya belajar. Namun kali ini saya berada pada

jurusan yang berbeda. Pada waktu ini saya jelas banyak lebih

mengeksplor kemampuan saya untuk saya bagikan kepada siswa-siswi.

Selain itu ternyata kemampuan saya yang masih dasar, di lihat orang

Page 93: Rupiah Pertama PDF-1

89

sebagai kemampuan yang lumayan. Saya diberi kesempatan banyak

sekali untuk mengerjakan proyek-proyek promosi sekolah. Dari hasil

pekerjaan ini saja, alhamdulillah rata-rata per-pekerjaan saya

mendapatkan kira-kira Rp 50.000 hingga Rp 100.000 (di luar

pendapatan utama sebagai pengajar).

Banyak orang bilang bahwa mengajar itu merupakan ibadah

yang sangat besar pahalanya. Dalam islam dikatakan bahwa ketika kita

meninggal, ada yang dibawa hingga mati yaitu, doa anak yang soleh,

amal ibadah, serta ilmu yang bermanfaat. Saya menganggap ilmu yang

dapat dimanfaatkan oleh siswa hingga ia dapat bekerja merupakan hal

yang amat tidak ternilai harganya. Saya banyak berdikusi dengan guru

agama islam yang mengajar di sekolah ini juga mengatakan demikian.

Guru merupakan pekerjaan yang mulia di mata Allah, asalkan kita

mengajar dengan sepenuh hati dan semata-mata beribadah kepada

Allah SWT.

Mengenai pendapatan, memang saya tidak memiliki pendapatan

sebanyak jika saya bekerja diperusahaan lain. Pendapatan saya mulai

dari Rp 600.000 ketika baru masuk, kemudian naik hingga Rp

2.200.000. namun banyak sekali kemudahan-kemudahan dalam

menjalankan hidup ini. Misalnya saya dapat melanjutkan kuliah S1

hingga berkesempatan kuliah di kampus yang saya impikan sejak lama,

yaitu ITB. Selain itu kini saya bersama teman-teman mengajar saya

membangun usaha bidang kreatif sendiri yang mengerjakan buku

tahunan sekolah-sekolah. Saya mendapat keuntungan desain untuk

satu buku saja kira-kira Rp 1.000.000. Dari sini saya mulai serius untuk

mengembangkan usaha ini perlahan demi perlahan.

Seperti mimpi namun ini kenyataan bahwa saya dapat kuliah di

ITB. Pada tahun ke lima saya mengajar, saya diberi kesempatan untuk

lebih mengembangkan kemampuan saya di bidang animasi. SEAMOLEC

dan ITB memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk dapat

melanjutkan kuliah di ITB dengan berbagai kemudahan. Melihat

kesempatan ini saya tidak sia-siakan. Saya bersama murid-murid saya

akhirnya dapat kuliah di ITB unutk jurusan Digital Animation.

Page 94: Rupiah Pertama PDF-1

90

OUTBOUND

Pada awal kuliah saya mendaptakan outbound yang bermanfaat

sekali bagi saya. Saya mendapatkan pengetahuan tentang manajemen

organisasi dan bagaimana menjadi wirausaha dari sikap yang paling

mendasar.

Bpk Stanley yang memimpin acara, sangat sukses memberikan

saya serta kawan-kawan ilmu yang tidak kami dapat di perkuliahan.

Kami di kelompokkan dalam kelompok besar dan saya terpilih menjadi

ketua kelompok kuda. Jelas ini merupakan kesempatan yang tidak

orang lain dapatkan dengan mudah. Dari kegiatan ini saja saya belajar

tentang bagaimana mengatur kelompok untuk meraih satu tujuan,

mengembangkan kemampuan kelompok dan bekerja bersama-sama.

Selain itu kami ditugaskan untuk menjual pulpen dan buku materi

blender. Yang amat mengejutkan dari kegiatan ini adalah kami dapat

menjual pulpen hingga Rp 400.000. salah satu anggota saya yang

bernama hutri dengan sukse menjual 1 buah pulpen dengan harga yang

fantastis. Ini semua berkat keterampillan bagaimana menegosiasi orang

lain agar orang lain percaya dan akhirnya membeli produk kami.

Memang awalnya ada rasa malu untuk memulai, namun melihat

semangat semua anggota, saya percaya bahwa saya pun mendapat

semangat yang luar biasa. Walhasil saya dapat menjual pulpen hingga

seharga Rp 20.000 hingga Rp 50.000. jelas sebuah pengalaman yang

tidak telupakan agar kami dapat belajar bagaimana membuang rasa

malu untuk memulai usaha.

Hingga di akhir kegiatan outbound kami berhasil menjadi

pemenang sebagai kelompok terbaik, dan rekan saya deffian raylend

sebagai anggota terbaik. Ini memang hasil yang amat memuaskan.

BEKAL DI ITB

Di institut ini saya mulai banyak bertemu orang-orang hebat

yang banyak memberikan saya inspirasi. Rekan-rekan se-angkatan saya

berasal dari pulau jawa yang memiliki latar yang berbeda-beda.

Diantarnya adalah, rekan-rekan saya dari Cimahi yang berasal dari

Page 95: Rupiah Pertama PDF-1

91

industri animasi. Melihat hal ini saya pun tidak menyia-nyiakan

kesempatan untuk membangun relasi. Banyak potensi yang dimiliki oleh

rekan-rekan dari cimahi. Mereka sudah terbiasa di industri sehingga

pengalaman mereka yang dapat saya ambil.

Dosen-dosen ITB memang sangat kompetensi di bidangnya.

Wawasan sayapun terbuka luas mengikuti perkuliahan di ITB ini. Saya

merasakan perkembangan yang amat pesat selama mengikuti

perkuliahan di sini.

Mulai dari konsep karya yang akan dibangun, hingga

keterampilan menciptakan sebuah karya yang bagus dan sesuai standar

industri. Yang saya khusus tekuni adalah proses penciptaan karakter

yang bersifat 2 dimensi dan 3 dimensi. Pengetahuan-pengetahuan inilah

yang nantinya akan saya bagikan lagi kepada siswa-siswi.

Di kampus ini pun kami mendapatkan kesempatan untuk

membuat sebuah stand pada acara LKS (Lomba Keterampilan Siswa)

tingkat nasional yang bertempat di gedung sabuga. Kami menampilkan

karya-karya kami yang berupa desain karakter dan sebuah film animasi

pendek dengan format 3 dimensi.

Memang sangat berharga apa yang saya dapat selama kuliah di

ITB. Pengalaman dan ilmu yang tidak saya dapat di perkuliahan yang

lain. Bangga rasanya menjadi bagian dari almamater ITB, walaupun

hanya sebentar.

TARGET PRODUK YANG AKAN DICAPAI DAN SASARANNYA

Saya menargetkan saya harus dapat menciptakan sebuah ikon

atau maskot dari sebuah desain karakter yang dapat dijual. Maskot ini

akan disasarkan pada anak-anak sebagai bentuk kepedulian terhadap

ikon di masa anak-anak. Saat ini saya menganggap bahwa indonesia

belum banyak memiliki ikon yang sangat menempel di benak anak-anak

sehingga anak-anak lebih sering mengkonsumsi animasi luar negeri.

Page 96: Rupiah Pertama PDF-1

92

Pengalaman saya mendapatkan uang rupiah dengan keringat

sendiri saya pernah bekerja di suatu Rumah Mkan saya di cianjur saya

di uji dengan kedua orang tua saya bagai mana mencari uang itu dan

saat itu jga saya brpikir dan cari uang itu harus bkerja dlu ga ada yg

dapat uang tidak bekerja .

Awal nya saya tidak tau bahwa di outbond bkal ada julan

menjual, dan ternyata di outbong itu saya harus bisa menjual ke semua

kalangan ,barang pertama yang harus saya jual adalah sebuah pulpen

yang harga nya seribu rupia saya jual bisa menjadi berlipat lipat uang

pulpen itu di jual bisa sampe 4 RATUS RIBU RUPIA awal nya saya

tidak percayaq dan kita coba ama tmen tmen DAN TERNYATA BISA

ALUAR BIASA, hari kedua saya di suruh berjulan lg buku SBG dengan

harga 50 rb dijual sama saja menjadi 100 rb itu untung sendiri.

Setelah masuk itb saya aga ragu karna saya SMK JURUSAN

LISTRIK pas masuk ITB saja masuk JURUSAN ANIMASI tapi saya

berjuang agar bisa ,,saja beljar ANIMASI DARI O. Dan sape skrang dikit

dikit aga ngerti,tpi orang lain mah sudah memehami sejak skolah di

SMK nya,,

Dengan magang nanti saya akan ikut tmen saya karna di SMK

saya tidak ada ANIMASI jdi saya ikut tmen saya di bandung,

Untuk ILMU yang saya dapat lumayan bisa dengan

mengggunakan sofware sofwae yang di pelajari di ANIMASI saya ngerti.

Produk yang bisa saya pasarkan itu karya menggabar saya mau

di 2D atau 3D.yang jelas saya akan belajar terus dan terus untuk jadi

ahli di bidang ANIMASI

Page 97: Rupiah Pertama PDF-1

93

Untuk masalah yang untuk di pasarkan,saya punya rencana

hasil karya dari ANIMASI MISALNYA, : LUKISAN

GAMBAR

SAYA INGIN MEMBUAT KOMIK

Cita cita saya ingin bekerja di perusahaan,dan

membuka lapangan kerja ,,cita cita itu setinggi tinggi nya,,mudah

mudahan bisa di raihh cita-cita ituu,,, AMINNNNNNNNNNNNNN

Page 98: Rupiah Pertama PDF-1

94

Tentunya bangga ketika saya sudah dapat merasakan

bagaimana rasanya mencari uang dengan kerja keras sendiri. Jauh

sebelum masuk ITB saya sudah merasakan bagaimana caranya

menghasilkan uang yang jumlahnya tidak terlalu besar dibandingkan

pegawai. Sejak SMP saya sudah mulai mengawalinya dengan berjualan

petasan. Walau identik dengan kekerasan tapi disinilah titik awal saya

menjalankan usaha. Secara tidak sengaja saya ikut ibu ke pasar, lalu

ditengah jalan ada seorang pedagang yang menjual peetasannya

sangat murah (untuk dijual kembali) awal nya saya membeli dengan

modal awal Rp 30.000 lalu saya pulang dan kemudian menjualnya.

Alhamdulillah dalam jangka 2 hari petasan saya laris dan kemudian saya

kembali belanja dengan uang tersebut. Dan dari hasil tersebut saya

mendapat keuntungan yang berlipat – lipat, saya lupa dengan jumlah

yang didapat tapi atas usaha yang saya lakukan saya dapat membeli

sepatu futsal dan 1 buah jaket. Walau hanya seberapa tapi saya bangga

atas kinerja saya. Tidak hanya itu selepas saya dari SMP saya kembali

berjualan dengan melihat kondisi alam yang musim panas saya berniat

untuk menjual layangan dengan keuntungan awal saat itu adalah Rp

45.000 lalu dan itu pun berhasil ketika memasuki musim hujan

dagangan saya sudah laku terjual dengan pendapatan hampir Rp

250.000. Usaha yang saya lakukan lanjut lagi ketika saya menginjak

bangku SMK kelas III, saya berjualan pulsa. Mungkin ini tingkat

tertinggi usaha yang saya lakukan karena dengan ini saya mendapat

keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya. Mengawali usaha ini

dengan modal awal Rp 100.000 saya langsung daftar ke agen pulsa

terdekat agar tidak terlalu jauh ketika mengisi ulang puls. Saya

menjualnya kepada teman-teman sekolah, teman-teman futsal,dan

lingkungan rumah. Saya bisa mendapat keuntungan bersih Rp

5.000/hari. Walau saya menerima pembayaran tempo 3 hari tapi dari

Page 99: Rupiah Pertama PDF-1

95

situlah keuntungan saya karena saya menjualnya Rp 500 lebih mahal

dari harga pulsa di counter. Hanya 9 bulan saya berjualan pulsa saya

sudah mendapatkan apa yang saya inginkan saya sudah dapat membeli

tas, baju, 3 buah jaket, 2 buah sepatu, dan saya membeli sebuah

smartphone Blackberry Storm 9530, sangat senang saat itu saya walau

hanya membeli nya dengan secound. Tetapi jika dijumlahkan saya bisa

mendapat keuntungan Rp 2jt lebih dari hanya modal Rp 100.000.

kemudian saya berniat berhenti berjualan pulsa ketika saya lulus SMK,

karen saya merasa penjualan terbesar saya adalah disekolah dan saya

lulus saya bingung kepada siapa lagi saya harus menjualnya. Lalu saya

kembali berniat membuka counter HP bekerja sama dengan my best

friend :D yah walau saya tau itu membutuhkan modal awal yang tinggi

tapi saya akan merintisnya dari 0, dan saya yakin saya akan berhasil

lagi seperti usaha- usaha yang saya lakukan sebelumnya karena saya

terus berdo‟a kepada Allah SWT untuk kesuksesan dalam hidup saya,

amiin..

Sebelumnya saya sangat bangga ketika saya diterima di ITB,

karena ITB adalah universitas yang saya suka ketika saya menginjak

bangku SMP, walau hanya D1 tapi setidaknya harapan saya untuk

duduk dibangku ITB tercapai. Jika boleh memilih, saya tidak ingin

masuk sub-kampus dan ingin tetap belajar di ITB, karena dalam waktu

2 bulan belajar di ITB buat saya itu waktu yang sangat singkat meski

saya harus sangat memanfaatkan waktu yang pendek itu, saya merasa

ilmu yang saya dapt di ITB adalah kurang, kurang cukup untuk bekal

saya meraih kesuksesan di masa depan, tapi saya akan memanfaatkan

sebaik mungkin ilmu yang saya dapatkan selama 2 bulan di ITB. Setelah

itu saya berencana untuk magang di sekolah saya ketika SMK, ya SMKN

1 Ciomas adalah sekolah saya dulu, satu-satunya SMK Negeri yang

membuka jurusan animasi pertama di Jawa Barat, dan saya ini

angkatan pertama dalam jurusan tersebut dan angkatan kedua dalam

SMKN 1 Ciomas. Sekolah saya memang baru berdiri pada tahun 2009-

2010, jadi fasilitas saya belajar disekolah saat itu sangat minim

ditambah lagi sulitnya guru yang benar-benar menimba ilmu nya dalam

bidang animasi. Jadi saya merasa minder saat belajar di ITB karena

teman-teman yang lain berlatar belakang sekolah yang bagus, yang

berfasilitas lengkap dan mendapatkan ilmu yang seharusnya saya juga

Page 100: Rupiah Pertama PDF-1

96

mendapatkannya, tetapi dengan itu juga kian mendorong motivasi saya

untuk kian belajar lebih giat lagi di ITB dalam waktu singkat. Saya ingin

mengambdi pada sekolah saya dulu dan akan magang disitu, syukur-

syukur saya diangkat jadi guru honorer, amiiin. Saya berniat membagi

ilmu yang saya miliki pada adik-adik kelasku disekolah sambil kembali

kuliah di tahun depan, jadi saya ingin belajar sambil kuliah. Karena saya

sedih ketika mendengar cerita bapak saya yang kuliahnya terhenti

karena faktor ekonomi, jadi saya ditargetkan untuk minimalnya S1

dalam pendidikan akhir saya walau saya rasa ini berat tapi saya akan

berusaha, juga berusaha membantu pembayaran kuliah dengan kuliah

sambil bekerja. Semoga Allah SWT membukakan pintu kesuksesan

untuk saya, amiiin.

Page 101: Rupiah Pertama PDF-1

97

Nama saya Yanyan Alfiansyah, saya lahir disalah satu daerah di

Kabupaten Cianjur. Tepatnya saya tinggal di Desa Sukajaya,

Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur. Riwayat pendidikan saya,

SDN Limbangansari, MTsN Tanggeung, dan SMAN 1 Cibinong-Cianjur.

Menurut saya kehidupan tidak selalu seperti apa yang kita

inginkan, banyak hal yang terjadi diluar prediksi kita. Perubahan

keadaan dalam hidup pasti terjadi, hal itu secara langsung maupun

tidak dapat menuntut kita untuk dapat berpikir dewasa dan cerdas

dalam menghadapi perubahan keadaan yang terjadi. Salah satu

keadaan yang pasti akan mengalami perubahan adalah keadaan

ekonomi. Perubahan ekonomi seringkali dijadikan alasan oleh sebagaian

orang dalam melakukan sesuatu, baik yang bersifat positif maupun

yang bersifat negative.

Hal diatas pernah saya alami, bahkan mungkin sering saya

alami. Keadan ekonomi keluarga yang cukup sulit, menuntut saya agar

dapat meringankan beban ekonomi keluarga. Walaupun saat ini hanya

mampu menutupi kebutuhan diri sendiri dalam menempuh pendidikan.

Kesempatan yang datang kepada saya adalah mengajar Les

private. Kegiatan ini sudah berjalan selama hamper dua tahun.

Penghasilan dari kegiatan ini, sangat membantu dalam memenuhi

kebutuhan sekolah saya. Rasa puas saya rasakan, saat saya menerima

gaji pertama saya. Rasnya pun berbeda saat saya menggunakan

penghasilan dari hasil kerja keras saya sendiri. Walaupun pada awalnya

saya tidak yakin dapat melakukan hal tersebut, namun dengan modal

tekad dan sedikit ilmu yang saya miliki, saya dapat melakukan itu

semua.

Page 102: Rupiah Pertama PDF-1

98

Selain itu, selama saya di Bandung dan kuliah di ITB. Saat ini

saya juga bekerja di sebuah home industri yang bernama Sophia

Cookies didaerah Sarijadi.

Pengalaman Baru (Tehnopreneur)

Selepas SMA saya berkesempatan masuk kuliah D1 Animasi

FSRD di ITB. Pengalaman pertama yang membuat saya antusias adalah

ketika kegitan Outbound sebelum memulai perkuliahan. Dikegiatan

tersebut sya diajarkan tentang tehnoprener, dan praktik langsung

kelapangan. Dalam kegiatan tersebut saya dan teman-teman

sekelompok dengan saya, turun langsung kelapangan dengan menjual

satu buah pulpen yang harganya sekitar Rp. 1.000 atau Rp. 1.500

dengan harga setinggi-tingginya.

Awalnya saya tidak yakin, pulpen dengan harga segitu apakah

bisa dijual dengan harga yang tinggi. Namun pembimbing dari kegiatan

tersebut meyakinkan saya dan semua peserta bahwa hal itu bisa

dilakukan. Dan ternyata benar, hal tersebut dapat saya lakukan.

Walaupun pada awalya sangat sulit untuk meyakinkan pembeli untuk

membeli pulpen dengan harga yang tinggi. Namun dengan bekal dasar

tehnoprener yang diberikan oleh pembimbing, yaitu salam, senyum dan

sapa. Serta gaya berbicara yang meyakinkan dan ramah saat

menawarkan pulpen, saya dapat menjual pulpen dengan harga yang

cukup tinggi, yaitu Rp. 25.000 untuk satu pulpen. Cukup puas, namun

yang terpenting, kegiatan tersebut dapat memotivasi saya untuk

menjadi seorang wirausahawan. Dan pengalaman tersebut sangat

bermanfaat bagi saya.

Selama dua bulan terakhir perkuliahan di ITB, banyak sekali

ilmu yang saya dapatkan, tentunya ilmu yang bekaitan dengan animasi.

Baik yang bersifat 2D maupun yang bersifat 3D. Jujur saja, pada awal

perkuliahan saya mengalami beberapa kesulitan dalam menyesuaikan

dengan dengan jurusan yang saya ambil ini. Namun sekarang saya

mulai dapat menyesuiakan diri, banyak ilmu yang saya dapatkan

berkaitan dengan desain karakter dan modeling animasi 3D.

Selesai perkuliahan di ITB, saya sudah mendapatkan tawaran

Page 103: Rupiah Pertama PDF-1

99

dari kepala sekolah SMA saya untuk mengajar animasi di sekolah asal

saya. Dengan bekal ilmu yang saya dapatkan selama perkuliahan di

ITB, saya menerima tawaran tersebut. Dan bukan hal yang tidak

mungkin saya akan membuka kursus animasi. Hal ini ingin saya lakukan

agar banyak orang yang dapat menguasai pembutan animasi. Jika hal

itu tercapai, saya ingin membuat sebuah studio animasi.

Selain hal yang bersifat edukasi, ilmu yang saya dapatkan juga

dapat saya jadikan sebagia usaha. Seperti mebuat stiker dengan desain

karakter yang saya buat, sertabeberapa usaha yang berkaitan dengan

desain karakter. Dan harapan terbesar saya adalah dapat membuat

sebuah film animasi atau sebuah iklan animasi.

Cita-cita saya satu tahun mendatang adalah lulus D1 dan dapat

melanjutkan kembali ke jejang selanjutnya. Serta teman-teman saya di

SMAN 1 Cibinong sudah banyak yang mahir dengan animasi.

Cita-cita saya tiga tahun mendatang adalah saya ingin mrnjadi

seorang pengusaha yang dapat membuka lapangan pekerjaan

Cita-cita saya lima tahun mendatang adalah mempunyai studio

animasi dan dapat memproduksi sebuah film animasi.

Page 104: Rupiah Pertama PDF-1

100

Rupiah Pertama

Page 105: Rupiah Pertama PDF-1

101

Pengalaman saya mendapatkan uang dengan keringat sendiri

yaitu pada waktu kelas 2 SMk waktu saya perakerin pada waktu itu saya

perakerin di salah satu kompeksi di sukabumi pada waktu itu saya di

suruh oleh sodara saya sendiiri untuk menjahitkan baju sodara saya

kurang lebih 3 potong baju yang saya jahit pada waktu itu saya

mendapatkan upah kurang lebih 50 ribu dan saya mengerjakan baju itu

dengan waktu 2 hari. Dan pada kelas 3 SMK, pada waktu itu saya

mendapat 2 tugas pelajaran yang pertama pelajaran KWU dan yang ke 2

pelajaran PU. Pada pelajaran KWU tugas peraktik waktu itu saya di

kasih tugas untuk membuat produk sendiri dan di jual sendiri, pada

waktu itu saya membuat aksesoris seperti bondu, aksesoris hp dll. Pada

waktu itu saya di kasih waktu satu minggu untuk membuat produk itu

dan menjualnya, modal pada produk yang saya jual sekitar kurang lebih

30 ribu dan saya berhasil menjual produk itu sekitar kurang lebih 20

produk, dan hasil dari penjualan produk itu kurang lebih 70 ribu. Tetapi

karna pada waktu itu tugas kelompok jadi hasilnya pun di bagi dengan

teman-teman kelompok saya.

Pada pelajaran yang ke 2 yaitu tugas PU (pengelolaan usaha),

pada waktu itu saya di beri tugas oleh guru dan itu tugas praktik juga

saya diberi tugas untuk membuat 5 baju tetapi baju itu pesenan dari

orang lain dan saya cuman menjahitnya saja pada waktu itu saya

menjahit 5 baju dan mendapatkan upah kurang lebih 100 ribu. Itu

pengalaman saya waktu mendapatkan uang dengan keringat sendiri

sebelum masuk ITB.

Pengalaman saya waktu mendapatkan uang dengan keringat

sendiri pada waktu out bound pada waktu itu saya diberi tugas untuk

menjual 1 balpoin dengan harga yang setinggi tingginya, pada hari

pertama saya menjual balpoin dengan harga 10.000 ribu dan pada hari

ke 2 saya menjual balpoin dengan harga 15.000 dan pada kesiang

Page 106: Rupiah Pertama PDF-1

102

harinya saya di bari tugas untuk menjual buku dan akhirnya saya bisa

menjual buku itu dengan harga 50.000.

Ilmu yang di dapat selama kuliah di ITB saya mendapat banyak

pengalaman dan banyak mendapatkan ilmu, selama saya kuliah di ITB

saya menjadi lebih dewasa dan mampu mengahadapi masalah/kendala

yang saya hadapi. Selama saya belajar di kampus ITB saya menjadi

mempunyai banyak ilmu yang saya dapatkan dimana waktu SMK saya

tidak terlalu bisa menggambar karna waktu di SMK saya tidak banyak

belajar menggambar, dan sesudah saya belajar di ITB saya menjadi

lebih tahu bagaimana tehnik tehnik menggambar meskipun gambar saya

tidak terlalu bagus tetapi saya mendapatkan ilmu yang sangat

bermanfaat bagi saya. Saya bisa belajar di kampus ITB saya sangat

bangga dan besyukur bisa belajar di kampus ITB.

Produk yang akan dipasarkan berupa baju kerudung dan

aksesories lainnya.

Cita cita saya setelah 1, 3, 5 tahun saya ingin menjadi

pengusaha dan mempunyai usaha busana dan saya ingin menjadi

desainer yang terkenal.

Page 107: Rupiah Pertama PDF-1

103

Pengalaman pertama saya mendapatkan uang itu ketika saya

kelas dua SMK, ketika saya menjual sebuah sarung bantal kepada guru

saya dengan harga Rp.7500/potong, itu sih sebetulnya hanya untuk

memenuhi kebutuhan nilai kewirausahaan saja, mungkin jika tugas itu

tidak ada sampai saat ini mungkin saya tidak akan berfikir untuk

berjualan.

Setelah saya kelas tiga SMK, kebetulan orang tua saya

mempunyai tempat jahit, sya berfikir kenapa tidak saya mencoba

mengorder kepada guru-guru untuk menawarkan jasa menjahit. Akhir

nya saya mencoba, dan akhirnya ada juga guru yang minat mencoba

jasa saya, saya mematok harga dari mulai Rp.35000. Memang sih saya

tidak terjun langsung ke tempat jahit nya, berhubung tugas kelas tiga

itu cukup berat, akhir nya saya mengoper ke tempat jahit orang tua.

Saya mendapat upah dari hasil orderan saya yaitu sebesar Rp.5000 dari

orang tua saya.

Akhirnya saya mencoba bekerja ditempat orang lain, pekerjaan

pertama saya yaitu di sanggar sekolah yang membuat seragam sekolah,

disitu saya mendapat upah Rp.500000/bulan, setelah saya berfikir

sepertinya kalo saya seperti ini terus kapan saya kaya nya????heeee....

Akhir nya saya keluar dan mencoba peruntungan lain yaitu dengan

bekerja disebuah butik di Bandung, saya diterima dibagian produksi

dengan gaji sebesar Rp.1000.000/bulan. Disini saya hanya bertahan 2

bulan saja, karena setelah di fikir-fikir, kenapa juga saya membuat

orang lain kaya?, akhir nya saya keluar dengan alasan saya akan

melanjutkan pendidikan saya.

Page 108: Rupiah Pertama PDF-1

104

Berhubung kuliah saya itu malam, pada siang harinya saya

mencoba menorder bersama bapak saya, saya diajarkan untuk berbicara

dengan langganan, berbelanja kain sampai bagaimana memanajemen

karyawan, guru saya saat itu adalah orang tua saya, alhamdullilah dari

mulut kemulut berkat bapak dan orang-orang sekitar, langganan saya

bertambah.

Pada suatu ketika saya pun berfikir untuk membuat usaha

sendiri, akhirnya saya dan ketiga teman saya pun membuat sebuah

kecil-kecil yang kami beri nama “ByUs” yang maksud nya yaitu “ini

semua adalah kami yang buat”. Dengan modal Rp.300.000/orang kami

pun mencoba usaha tersebut, disini saya menjabat di bagiana produksi,

dari mulai desain sampai belanja saya yang melakukan.

Sayang sekali usaha kami hanya bertahan sampai 5 bulan saja,

berhubung sebagian besar teman saya berkuliah reguler, jadi mereka

tidak memiliki waktu banyak. Saya tidak putus asa, akhirnya saya

membuat sendiri label dengan nama “LabelAlly” yang saya ambil sendiri

dari nama saya sendiri, dengan modal Rp.1000.000 saya nekat untuk

memulai usaha ini, saya memanajemen sendiri, dari mulai desain-

produksi-sampai pemasaran pun saya sendiri. Untuk menjualnya saya

mencoba menitipkan di toko teman, jual via BBM, sampai pameran

kampus, alhamdullilah sebagian orang pun sudah mengenal saya.

Dengan peghasilan Rp.500.000 sampai Rp.1000.000 saya pun dapat

menghidupi sebagian kebutuhan saya, tanpa bantuan orang tua,

termasuk bayar kuliah...heeee keren kan !!!!

Pada tahun ini saya berkuliah di ITB-SEAMOLEC dengan jurusan

fashion, senang sekali karena dari dulu saya sangat menginginkan

sekolah mode, akhirnya tercapai juga. Disini selain belajar mengenai

fashion, saya pun dituntut harus berjualan, dengan mata kuliah

“technopreneur”.

Pada awal pertemuan atau yang disebut outbond, kami

diwajibkan menjual sebuah pulpen dengan harga tidak boleh kurang dari

Rp.10000/batangnya, amat sangat mustahil bagi saya. Dengan penuh

semangat akhirnya kami pun mencoba berjualan dengan team, kami

Page 109: Rupiah Pertama PDF-1

105

menawarkan kepada orang di luar kampus.

Tak disangka akhirnya saya pun dapat menjual sebatang pulpen

tersebut dengan harga Rp.50000, saya pun diam sejenak dan bertanya

dalam hati “kok ada yah orang yang mau beli sebatang pulpen dengan

harga Rp.50000 ??” tapi segala nya tidak ada yang tidak mungkin bila

kita mau berusaha .

Ilmu yang saya dapat dari ITB-SEAMOLEC sampi saat ini adalah

pertama kedisiplinan, contoh nya setiap hari kami diberikan tugas yang

amat sangat banyak, tetapi kami tetap mengerjakannya.

Page 110: Rupiah Pertama PDF-1

106

- Pengalaman pertama saya mencari uang dari keringat saya

sebelum masuk ITB itu pada saat saya di suruh jualan ice youghert di

suruh oleh guru kewirausahaan saya waktu di smk, saya berjualan,

coba nawarin ke orang-orang, di tawarin juga ke anak-anak kecil, dan

waktunya untuk berjualan cuma di kasih seminggu.

Selain itu juga masih banyak lagi tugas saya menjual barang-

barang gitu tapi waktunya masih sama seminggu. Waktu kelas XI saya

PKL di satu perusahaan, di sana anak PKL kerjaannya sama dengan

pegawai disana yang bekerja disana tapi memang kalau gajinya yaa

bedha saya gak dapat gaji sich.

Setelah selesai PKL saya di tugasi oleh guru kewirausahaan

untuk membentuk suatu kelompok usaha. Saya dan kelima teman saya

membentuk suatu kelompok usaha yang diberi nama “DIFIUE” yaitu

singkatan dari huruf depan nama panggilan kami masing-masing. Kami

sepakat untuk membuat tas laptop dan aneka accesories. Kami belanja

bahannya. Setelah kami mendapatkan bahanyya kami bergegas

membuat barangnya, yaa hanya sample aja dulu kalau tas laptop mah,

kalau yang accesories kami langsung membuat banyak. Accesories yang

terbuat dari kain flanel, kami membuat aneka bros, gantungan kunci,

gantungan hp juga. Setelah jadi lumayan banyak yaa memang buatnya

gak 1 hari 2 hari karena kami lkan sekolah masih banyak tugas juga,

kami langsung mencoba menawarkan memang tempatnya hanya

disekitar sekolahan saya, dan memang lumayan peminatnya banyak

bangeeet, pesanan tas laptopnya juga karena bahan yang kami sajikan

itu berbeda dari yang biasanya di jual yaitu kain quiltingan. Dan

harganya juga relatif terjangkau kalau ukuran notebook hanya sekitar

Rp 40.000,- s/d 50.000.-, kalau yang ukuran laptopnya cuma sekitar Rp

50.000,- s/d 65.000,-. Kami berjualan setiap mau masuk kelas, keliling-

Page 111: Rupiah Pertama PDF-1

107

keliling kelas, nawarin ke guru-guru juga. Pas istirahat orang lain mah

tinggal pesan duduk manis nunggu pesanan datang dan langsung

makan, sedangkan kami pas istirahat sambil nunggu pesanan datang

kami berjualan di kantin itu, terus pas pulang juga yang lain tinggal

langsung pulang ke rumah kami tetap berjualan di luar di sekitar

baleendah. Dan hasilnyapun lumayan, kami mendapatkan uang dengan

jerih payah kami sendiri, dari membuat hingga menjualnya.

Uang yang terkumpul itu untuk membantu kedua kami masing-

masing untuk biaya sekolah yaa meski memang gak seberapa tapi kami

bangga bisa cari uang dengan karya kami sendiri. Tapi semenjak kelas

XII kami di sibuki dengan tugas dan mempersiapkan untuk UJK dan UN

jadi usaha itu tertunda, dan sekarangpun kami sibuk dengan kesibukan

kami masing-masing. Entahlah akan berjalan kembali usaha itu atau

tidak, padahal disana kami tidak hanya sekedar mencari uang tapi

mempererat tali silaturahmi kami dan supaya kami saling mengetahui

satu sama lain.

Ketika saya mendapatkan pengumuman bahwa saya di terima di

Institut Tekhnologi Bandung saya senang banget. Dan saat itu saya

mengikuti Outbond di ITB, pada hari pertama Outbond saya disuruh

menjual satu pulpen yang harga di pasarnya Rp 2.000,- dengan harga

lebih dari itu, minimalnya itu menjual Rp. 10.000,-.Dan ternyata

memang bisa, bisa koqt asal kita tahu gimana caranya. Saya di ajarin

gimana caranya di Outbond ini. Kelompok saya di pecah lagi menjadi

beberapa kelompok lagi, dan kami berpencar, saya dan kelompok saya

bergegas mencari orang yang kira-kira mau membeli, dan kami

mencoba ke pusat perbelanjaan, kan pasti banyak yang bawa uang, pas

nyampe disana kami berpencar juga, lalu saya mencoba menjelaskan

tujuan kepada salh satu urang yang ada disana setelah selesai saya

menyampaikan kemudian orang itu langsung mengeluarkan uang

sebesar Rp.25.000,- dan pulpen itu saya kasih ke orang itu, iihhh waaw

ternyata ada juga yang mau beli pulpen itu, setelah itu teman-teman

saya pun langsung pulang lagi ke ITB karena kami hanyadi beri waktu 1

jam untuk menjual pulpen itu. Kemudian di esok harinya kami pun

disuruh menjual pulpen lagi dari uang yang telah kami dapatkan,

waktunya pun tetap sama 1 jam, tapi kami menjual tidak hanya 1

Page 112: Rupiah Pertama PDF-1

108

pulpen, saya berjualan dengan kedua teman saya kebetulan hari itu hari

minggu hari carfreeday di dago kami mencoba berjualan kesana, seperti

hari kemarin saya sampaikan tujuan saya, dan memang ada yang mau

beli dan adajuga yang gak tapi kami tak pantang menyerah dan

alhamdulilah say danke dua teman saya berhasil menjual 7 pulpen dan

mendapatkan uang Rp 260.000,- alhamdulilah sekali yaaa. Setelah itu

kami pulang dan di suruh menjual buku, buku tentang animasi gitu,

buku itu di harganya RP 50.000,- tapi kami harus bisa menjual lebih dari

itu dan alhamdulilah saya bisa menjual buku itu seharga Rp 200.000,-

itu belum di satuin dengan pendapatan kelompok, kalau disatuin sekitar

RP 600.000.an lebih lah, alhamdulillah.

Walau hanya 2 bulan di ITB tapi Ilmu yang saya dapat selama di

ITB ini sangatlah banyak dan begitu bermanfaat, baru masuk pertama

saja saya telah mendapatkan ilmu yang begitu banyak yaitu ilmu

technopreuneur yang nantinya bisa saya gunakan untuk menjual produk

saya. Setelah itu ilustrasi fashion, saya harus membuat proporsi 110

buah selama 1 minggu iya kalau tugasnya itu aja kan gak. Terus

pengantar TA, ilmunya pun tak kalah banyak dari ilustrasi fashion, saya

jadi lebih banyak tahu tentang istilah-istilah dalam fashion juga

sejarahnya, juga fashion yang sedang booming pada setiap dekade, dari

tahun 1960 sampai sekarang. Ada juga ragam hias dan reka bahan,

disini saya di latih untuk tahu dan bisa membedakan textur kain, cara

pembuatannya, karakter kainnya, dan juga seratnya. saya pun pernah

prakter, prakter sablon. Kemudian ada tugas TA, disini saya di latih

untuk membuat konsep untuk mendesain dari image board, desain yang

sesuai dengan konsepnya. Terus juga ilmu yang saya dapatkan dari

SBG, membuat sebuah desain dengan komputer, dengan software

blender.

Produk saya yang bisa saya pasarkan yaitu saya bisa menjual

jasa saya, jasa mendesain, menjahit juga. Saya juga bisa memasarkan

produk karya-karya saya yang pernah saya buat. Saya bisa menjual

accesories yang terbuat dari flanel, bisa juga menjual accesories

lainnya. Bisa menjual kain yang saya buat juga. Dan masih banyak lagi

yang masih bisa saya eksplor dari kemampuan saya.

Page 113: Rupiah Pertama PDF-1

109

Cita-cita saya satu tahun kedepen setelah lulus dari D1 ini saya

ingin meneruskan usaha papah saya yaitu usaha sablon karena saya

ingin lebih banyak tahu lagi tentang usaha itu dan untuk mempersiapkan

diri atau membuka usaha konfeksi kecil-kecilan untuk membuka

lapangan kerja dan untuk mengurangi jumlah pengangguran didaerah

saya, itu juga dengan bantuan dan dukungan dari orang tua.Cita-cita

saya tiga tahun dan lima tahun ke depan setelah saya ingin serius untuk

memiliki usaha sendiri.

Page 114: Rupiah Pertama PDF-1

110

Pengalaman saya saat mendapatkan uank dengan keringat

sendiri itu saat saya melakukan tugas di sekolah yaitu tugas pengelolaan

usaha. Di sana saya di tugaskan untuk mencari order kepada siapa saja

yang mau menjahit kepada saya. Meskipun harga jaitan saya hanya di

bayar seharga 10.000 tapi saya cukup bangga dengan hasil itu. Berarti

hasil karya saya masih bisa di hargai meski masih dengan harga yang

murah. Awalnya memang susah untuk mencari order ituu karna tidak

mudah saya untuk mencari order itu, banyak alasan para calon

konsumen pada saya mereka yang intinya mereka belum bisa percaya

pada hasil jaitan saya. memang saat kita baru membuka usaha itu tak

semudah yang saya kira untuk mencari pelanggan ternyata yang harus

kita cari saat awal membuka usaha itu saat adalah kepercayaan para

calon konsumen dengan cara memberikan bukti dan dengan cara kita

juga harus memberikan pelayanan yang baik kepada para calon

konsumen.

Yang kedua adalah saat saya medapat kan tugas dari guru

pelajjaran KWU untuk membuat produk yang bisa di jual di masyarakat

waktu itu saya membuat bandana dan aksesoris lainnya. Dan hasilnya

lumayan hasil dri buatan saya itu bisa lebih seharsa dengan hasil jaitan

saya. Selang dari tugas itu berakhir saya terus melanjutkan biusnis itu

bersama saudara saya namun karna waktu itu saya sedang duduk di

kelas 3 dan waktu saya harus banyak dihabiskan untuk belajar untuk

menjelang UN saya memutuskan untuk tidak melanjut bisnis kecil

kecilan saya itu.

Pengalaman saya saat mendapatkan uank waktu acara out

bound berlangsung awalnya saya di suruh menjual pulpen yang harga

awalnya 2000 harus di jual semahal mungkin. Awalnya saya menawar

nawarkan pada orang orang yang berlalu lalang meskipun banyak

penolakan dari para calon konsumen tapi akhirnya ada juga yang mau

Page 115: Rupiah Pertama PDF-1

111

membeli pulpen yang saya tawarkan dengan harga 1.5000 bingung sii

koo bisa yaa harga pulpen yang awalnya 2000 rupiah bisa di beli juga

dengan 15000 tapii ke anehan saya tidak he nti di situ saat saya tauu

ada pulpen yang di jual dengan harga 400.000 Tetapi dari situ saya

berfikir setiap orang itu punya rejeki masing masing asalkan kita ada

usaha dan masih terus berjuang orang pun akan menghargai hasil

jeripayah kita dengan harga yang sesuai.

Selain menjual pulpen saya juga menjual buku yang harga

awalnya 50.000 namun disitu saya berkeliling keliling mencari pelangkan

namun tak ada yang mau membelinya saat waktu tempo yang di

tentukan telah habbis kami masih terus menawarkan sambil menuju

jalan pulang dan usaha kami tidak sia sia karna akhirnya ada juga yang

mau membeli buku kami dengan harga 200.000akhirnya.. hehehe..

setelah itu kami langsung menuju ruang seminar lagi.

Dari sini saya mendapatkan banyak ilmu dimana saya harus

berani memberi harga pada setiap barang yang saya hasilkan selain iu

juga saya harus bisa memenej waktu untuk mana yang bisa saya

dulukan, tepat waktu juga harus saya terapkan selain itu jngan pernah

menganggap segala sesuatu hal dengan sulit karna itu akan semakin

membuat hal itu semakin sulit.

Mungkin ada beberapa produk yang bisa saya jual

• Baju

• Aksesoris

Saya bercita cita membuat sebuah butik dan distro.

Page 116: Rupiah Pertama PDF-1

112

Yang saya rasakan pada saat saya mendapatkan uang atas hasil

kerja sendiri pastinya sangat senang dan bangga. Mengapa senang,

karena ternyata saya mampu untuk membuat produk yang saya

ciptakan sendiri tanpa harus dibantu oleh orang lain dan produk yang

saya ciptakan pun dapat terjual dan dapat bermanfaat oleh orang lain.

Dan saya pun pastinya merasa sangat bangga kepada diri saya sendiri

karena memang saya terbiasa apa-apa meminta kepada prang tua,

tetapi sekarang saya bisa membuat produk dengan keringat sendiri

tanpa membebani orang tua. Biasanya saya selalu diberi orang tua,

tetapi sekarang saya dapat memberi baik berupa barang maupun materi

kepada orang tua dan orang lain. Dan itu merupakan kebanggan

tersendiri untuk saya.

Saya mempunyai salah satu pengalaman hidup yang sangat

berkesan bagi saya. Pada waktu saya kelas 3 smk, semua siswa

diwajibkan mengikuti Uji Level untuk memenuhi syarat kelulusan. Pada

waktu itu, kelas saya mendapat bagian membuat busana pesta, busana

kerja, dan kebaya modifikasi. Lalu setelah guru menentukan, saya pun

terpilih untuk membuat kebaya modifikasi. Saya pun merasa senang

karena memang saya suka membuat kebaya. Kami pun diberi waktu 24

jam untuk membuat dan menyelesaikan produk yang akan kami buat

nanti yang terbagi dalam 3 hari.

Setelah saya menerima tugas untuk membuat kebaya, saya pun

langsung mencari ide untuk pembuatan kebaya yang akan saya buat.

Setelah saya behasil menentukan tema, model kebaya, dan aplikasi

pada kebayanya saya pun mempersiapkan pola yang akan saya gunakan

nanti. Yang saya rasakan pada saat saya mendapatkan uang atas hasil

kerja sendiri pastinya sangat senang dan bangga. Mengapa senang,

karena ternyata saya mampu untuk membuat produk yang saya

ciptakan sendiri tanpa harus dibantu oleh orang lain dan produk yang

Page 117: Rupiah Pertama PDF-1

113

saya ciptakan pun dapat terjual dan dapat bermanfaat oleh orang lain.

Dan saya pun pastinya merasa sangat bangga kepada diri saya sendiri

karena memang saya terbiasa apa-apa meminta kepada prang tua,

tetapi sekarang saya bisa membuat produk dengan keringat sendiri

tanpa membebani orang tua. Biasanya saya selalu diberi orang tua,

tetapi sekarang saya dapat memberi baik berupa barang maupun materi

kepada orang tua dan orang lain. Dan itu merupakan kebanggan

tersendiri untuk saya.

Saya mempunyai salah satu pengalaman hidup yang sangat

berkesan bagi saya. Pada waktu saya kelas 3 smk, semua siswa

diwajibkan mengikuti Uji Level untuk memenuhi syarat kelulusan. Pada

waktu itu, kelas saya mendapat bagian membuat busana pesta, busana

kerja, dan kebaya modifikasi. Lalu setelah guru menentukan, saya pun

terpilih untuk membuat kebaya modifikasi. Saya pun merasa senang

karena memang saya suka membuat kebaya. Kami pun diberi waktu 24

jam untuk membuat dan menyelesaikan produk yang akan kami buat

nanti yang terbagi dalam 3 hari.

Setelah saya menerima tugas untuk membuat kebaya, saya pun

langsung mencari ide untuk pembuatan kebaya yang akan saya buat.

Setelah saya behasil menentukan tema, model kebaya, dan aplikasi

pada kebayanya saya pun mempersiapkan pola yang akan saya gunakan

nanti. Pada saat kegiatan berlangsung, Alhamdulillah tidak ada

hambatan yang berarti dalam proses pembuatan kebaya saya. Dan

waktu yang saya gunakan untuk membuat kebaya dan aplikasinya

adalah 2 hari. Lalu saya pun mengumpulkan kebaya yang saya buat

kepada tim penilai dengan hati gembira karena saya sudah

menyelesaikan kebaya dengan sungguh-sungguh dan terkonsep.

Setelah penilaian selesai, tim penilai dari luar sekolah memanggil nama

saya untuk mengahadap. Tim penilai mengatakan bahwa kebaya yang

saya buat bagus, rapih, dan terkonsep. Lalu tim penilai pun berkata

“kalau kamu mau, kamu boleh melamar kerja di butik saya.” Saya

sangat gembira mendengar perkataan dari tim penilai tersebut. Rasa

lelah yang saya rasakan pun hilang sudah.

Page 118: Rupiah Pertama PDF-1

114

3 hari sesudah mengikuti Uji Level, saya dan Papa saya pun

pergi ke sekolah untuk mengambil raport, dan saat pengambilan raport

berlangsung, wali kelas saya berkata bahwa kebaya yang saya buat

merupakan salah satu dari 5 yang terbaik kelas tata busana. Saya dan

Papa sangat senang dan bangga atas pencapaian yang saya raih, nilai

raport saya pun bagus. Lalu pihak sekolah pun ingin membeli kebaya

yang saya buat untuk menjadi pajangan dan hasil karya siswa SMK 9

Bandung. saya pun diberi uang oleh sekolah sebagai tanda terima kasih

dan sebagai hasil kerja keras saya membuat suatu produk. Uang

tersebut pun saya berikan kepada orang tua saya sebagai tanda terima

kasih karena sudah menyayangi dan menyekolahkan saya, walaupun

uang tersebut tidakakan pernah sebanding dengan semua yang orang

tua telah berikan kepada saya.

Saya pun merasa sangat senang dan bangga atas pengalaman

hidup yang saya rasakan pada waktu itu, dan tidak akan pernah saya

lupakan.

Pada waktu saya melakukan oubound ITB SEAMOLEC pada

beberapa bulan kebelakang, manfaat yang saya rasakan sekarang

sangat terasa sekali karena banyak pembelajaran hidup yang tidak

pernah saya dapatkan sebelumnya.

Untuk tugas pertama, kami diberi tugas untuk berjualan pulpen

yang harga rata-ratanya Rp 2000,- dan kami harus jual dengan harga

yang setinggi-tingginya dan hasilnya pun berbalik kembali kepada kami.

Setelah dibagi kelompok, kami pun bergegas mencari target konsumen

yang akan membeli pulpen yang kami jual, dan kami pun tidak lupa

untuk mempersiapkan kata-kata yang akan kami katakan kepada

konsumen agar pulpen kami tersebut dapat terjual.

Untuk target sasaran, kami mencari orang yang menurut kami

memang memiliki uang lebih, dan tentunya kami pun memasang target

orang yang baru keluar dari ATM, orang bermobil, orang yang baru

keluar dari tempat makan mewah, turis mancanegara, bahkan orang

yang sedang berjalan kaki pun dapat menjadi target sasaran, tentunya

orang tersebut memang terlihat memiliki uang lebih.

Page 119: Rupiah Pertama PDF-1

115

Setelah menentukan target pembeli, kami pun bergegas

menghampiri orang tersebut. Tentunya kami pun menerapkan prinsip 3S

yaitu Senyum, Salam, dan Sapa. Lalu kami pun memperkenalkan

identitas kami karena kami tidak mau disangka ilegal, dan kami pun

menjelaskan tujuan kami menghampiri orang tersebut adalah agar

pulpen kami dapat terjuan dengan harga yang setinggi-tingginya dan

hasil dari penjualan pulpen tersebut kembali lagi kepada kita dan

konsumen yang membeli pun berarti peduli akan keberlangsungannya

proses pendidikan. Setelah kami menjelaskan secara cukup maksud dan

tujuan kami, lalu konsumen pun merasa tergerak hatinya untuk membeli

pulpen tersebut dengan pembelian rata-rata diatas Rp 50.000,- bahkan

sampai Rp 400.000,- satu pulpen.

Kami sangat senang dengan hasil yang kami dapat, tetapi

bukan hanya senang karena nominal yang tinggi, tetapi pengalaman

hidup yang sangat berarti yang tidak akan pernah kami lupakan karena

ternyata untuk mendapatkan uang satu rupiah pun sangat sulit apabila

kita tidak mau berdoa, berusaha, dan berikhtiar.

Tidak hanya menjual pulpen, tetapi kami pun diberi tugas

untuk berjualan buku SBG yang isinya adalah materi dan langkah-

langkah membuat animasi. Sistem penjualannya pun tidak jauh dengan

penjualan pulpen.

Ilmu yang saya dapat saat ini dari ITB yang bisa dimanfaatkan

pada saat magang, serta yang mungkin dipasarkan di daerah saya dan

pendapatannya adalah bahwa saya mulai terfikir keinginan untuk

berwirausaha dan membuka butik sendiri, walaupun tidak akan

langsung menjadi butik besar, tetapi apabila dengan keinginan dan

kerja keras yang sungguh-sungguh, kita pun dapat memperbesar usaha

yang akan kita jalani tersebut dan bahkan kita dapat membuka

lapangan kerja bagi orang-orang.

Setelah 2 bulan saya belajar di ITB, banyak sekali ilmu yang

saya dapat. Diantaranya daya menjadi lebih mahir untuk mendesain

baju, malukis, menggambar, membedakan jenis teksil dan serat,

mmbuat sablon, bahkan sekarang saya ditugaskan membuat produk

Page 120: Rupiah Pertama PDF-1

116

untuk UAS dan saya memilih untuk tidak dijahitkan pada orang lain,

tetapi saya mencoba menjahit sendiri sesuai kemampuan yang saya

miliki dan karena saya ingin lebih mahir dalam membuat sebuah

produk, dan karena saya bukan hanya ingin menjadi wirausaha yang

hanya bisa mendesain saja, tetapi untuk pembuatan busananya pun

saya ingin ikut andil.

Untuk di lingkungan tempat saya tinggal, pangsa pasarnya

rata rata menjual kain, karena tempat tinggal saya di kawasan

Cigondewah yaitu pusat tekstil kain. Tetapi untuk membuka usaha, saya

lebih tertarik menjadi penjahit bajunya saja karena menjahit merupakan

hobi saya dan Papa saya pun sama dengan saya jadi kami bisa bekerja

sama, bahkan kalau bisa pun saya juga ingin mempunyai toko kain

sendiri yang tidak kalah saing dengan toko-toko kain di kawasan

Cigondewah sendiri.

Hampir semua produk saat ini bisa dipasarkan karena

kebutuhan pun semakin meningkat dan pastinya ide dan kreativitas pun

semakin bermunculan. Tetapi untuk di lingkungan tempat saya tinggal,

pruduk yang dipasarkan rata-rata gaun, baju atasan, dan rok bawahan

saja, karena apabila untuk semacam sepatu, tas dan aksesoris, orang-

orang lebih memilih membeli ke toko-toko yang sudah ternama.

Tetapi apabila kita ingin membuat inovasi baru seperti

membuat tas dan sepatu di suatu daerah yang bukan mayoritas

konsumen sepatu dan tas, kenapa tidak. Mungkin karena hanya dengan

coba-coba usaha kita bisa menjadi lebih besar, tetapi harus dengan

kualitas yang baik pula agar tidak kalah saing dengan merek-merek

yang sudah ternama.

Dan kita pun jangan takut membuat gebrakan atau inovasi

baru dalam membuat produk. Malah mungkin produk yang kita ciptakan

bisa menjadi trend.

Ingatttttt !!!!!!!!!!!!

“Go Out From Your Safety Area”

Untuk satu tahun kedepan, saya bercita cita menyelesaikan

Page 121: Rupiah Pertama PDF-1

117

pendidikan D1 saya ini dan mulai merintis usaha menjahit busana yang

berawal di daerah tempat tinggal terlebih dahulu dan memiliki merek

sendiri, dan mudah-mudahan saya ingin melanjutkan pendidikan saya

kembali dengan mengambil gelar sarjana yang tentunya tetap pada

jurusan yang menyangkut tentang fashion.

Untuk tiga tahun kedepan, cita-cita saya adalah lebih

memperbesar usaha menjahit saya yang bermula hanya saya saja yang

menjahit, lalu saya mempunyai beberapa orang karyawan yang

membantu saya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan agar lebih

maksimal juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dan saya

menyelesaikan pendidikan sarjana saya dan melanjutkan pendidikan S2

dengan biaya ditanggung sendiri tanpa membebani orang tua karena

mempunyai biaya dari hasil usaha sendiri.

Untuk lima tahun kedepan, saya bercita-cita ingin membuka

cabang dari usaha yang saya rintis di berbagai tempat dan membuka

lapangan pekerjaan lebih luas lagi dan tentunya ingin meng-haji-kan

orang tua sebagai balas budi atas kasih sayang dan pengorbanan yang

sudah orang tua saya berikan kepada saya, dan usaha menjahit saya

dihargai dan bermanfaat bagi semua orang.

Page 122: Rupiah Pertama PDF-1

118

Pengalaman saya mendapatkan uang sebelum masuk ITB yaitu

pada saat saya menduduki kelas 2 SMK , karna saya sekolah di SMK jadi

banyak sekali ilmu untuk mendapatkan peluang usaha. Pada saat saya

merasa telah mendapatkan ilmu yang bisa saya manfaatkan untuk

berusaha sendiri mendapatkan penghasilan untuk menambah-nambah

uang jajan sehari-hari. Pada awalnya sangat susah mendapatkan

pelanggan. Tapi saya memulainya berawal dari menerima permak-

permak jahit dari teman-teman, lama kelamaan jadi pada tahu kalau

saya menerima jahitan. Dari situ saya dapat meningkatkan kualitas kerja

saya. Jadi banyak teman, adik kelas yang memesan baju kepada saya.

Walaupun penghasilan yang saya dapat sedikit di karenakan saya belum

memiliki konsumen yang banyak. Lama-kelamaan teman-teman banyak

mempromosikan saya kepada guru, dan akhirnya guru-guru pun banyak

yang memesan baju kepada saya. Sampai akhir-akhir sekolah saya

masih menerima jasa menjahit. Saya vakum dulu di karenakan ingin

fokous kuliah dahulu.

Nah.. pada saat memasuki kampus ITB saya sangat tidak

percaya bisa masuk ke universitas terbaik di Indonesia. Disana sebelum

memulai kegiatan kuliah, kami melaksanakan outbound dahulu.

Ternyata di dalam outbound juga di ajarkan bagaimana berusaha

mencari uang sendiri. Pengalaman saya saat outbound itu sangat

berharga sekali.kami di suruh menjual pulpen dalam waktu satu jam

saja, tetapi menjual pulpen tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari

harga pulpen biasanya. Bisa di bilang pulpen istimewa. Hehe

Dari penjualan pulpen ini memiliki tujuan dan maksud yang

sangat mulia yaitu membantu teman kita yang membutuhkan bantuan.

Pertama menjual pulpen itu saya salah pada saat menawarkan pada

konsumen, saya tiba-tiba menetapkan harga pulpen tersebut. Tentu saja

Page 123: Rupiah Pertama PDF-1

119

konsumen jadi pada kabur karna saya menetapkan harga yang tinggi

sekali. Hari pertama saya hanya mendapatkan uang Rp.10.000,- saja.

Karena keterbatasan waktu yang singkat sekali.

Hari kedua saya mendapatkan uang yang Alhamdulillah

mendapatkan uang yang cukup banyak. Kalau tidak salah saya hari

kedua mendapatkan uang Rp.126.000,- . hari kedua saya menjualnya

dengan senyum, sapa dan salam. Dari outbound itu saya menjadi tau

bagaimana cara mencari konsumen yaitu :

• Senyum, sapa dan salam

• Bernegoisasi dengan baik

• Jangan terburu-buru menentukan harga

• Berterima kasih

Ilmu yang di dapat dari progam D1 ini banyak sekali yang saya

dapatkan, dari yang saya tau jadi tau, saya belajar teori tentang fashion,

saya menjadi mengerti arti dari bahasa-bahasa yang sebelumnya tidak

mengerti, sangat menambah wawasan, kami disana di ajarkan

bagaimana caranya menyablon. Kami juga mempelajari nama serat-

serat kain, tenunan, ragam hias dari pulau-pulau lain. Mempelajari

ilustrasi fashion yang baik dan benar, melatih tangan agar luwes

mendesain. Banyak juga pelajaran dari dosen-dosen tamu.

Banyak sekali ilmu yang pernah di dapat dari ITB yang dapat di

pasarkan. Misalnya , kita kan mempelajari sablon, dari situ kita dapat

menjual prodaknya seperti kaos yang di sablon. Kami juga dapat

memasarkan tas, sepatu, baju , dll tetapi kami memasarkan produk

tersebut dengan mengeluarkan ide baru dan tidak mencontek karya

oranglain.Saya ingin memiliki usaha sendiri,1 tahun yang akan datang

saya berharap akan sukses. 1,3 tahun yang akan datang tuh saya ingin

menjadi designer yang sangat sukses. Punya brand sendiri, tetapi bisa di

terima oleh masyarakat.

Memiliki penghasilan yang besar agar dapat membahagiakan

orang tua. Saya akan membuat masyarakat menjadi menyukai produk-

produk yang saya akan keluarkan. Ingin menjadi tren fashion,

Page 124: Rupiah Pertama PDF-1

120

Sejak kecil sewaktu saya masih duduk di bangku SD saya sudah

mendapatkan uang dengan berjualan sayuran, es, manisan, sampai

menjadi tukang pijat dimana semua itu saya lakukan untuk

mendapatkan uang untuk jajan namun tidak semua uang hasil jualan

saya pakai untuk jajan melainkan sebagian saya tabungkan. Saya

berjualan sayuran bersama teman-teman berkeliling kampung sampai-

sampai saya berjualan ke empat kampung dengan hasil yang tidak

seberapa dan itu pun di bagi-bagi dengan teman, sayuran itu saya

hargai sebesar Rp. 500 satu ikat sayur, terkadang ada orang-orang yang

menawar Rp. 1000 tiga ikat sayur, dan saya selalu menjual sayuran itu

sampai habis, apabila sayuran itu habis maka saya akan mendapatkan

uang yang banyak, dari hasil jualan sayur saya hanya mendapatkan

uang sebesar Rp. 1000. Bukan hanya jualan sayur tetapi saya juga

berjualan es dan manisan, saya berjualan di sekolah bersama teman-

teman, saya menjual es dengan harga Rp. 200 satu es, sedangkan

manisan saya jual dengan harga Rp. 500 dua buah dan dari hasil

berjualan es dan manisan saya hanya mendapatkan uang sebesar Rp.

1500. Semua itu saya lakukan dengan senang hati tanpa ada rasa malu

atau pun cape karena sewaktu dulu saya hanya ingin mendapatkan

uang untuk jajan atau bekal ke sekolah. Sewaktu saya duduk dibangku

SMP saya masih bisa mendapatkan uang dengan keringat sendiri dengan

berjualan kripik singkong dengan harga Rp. 500 satu bungkus dari hasil

itu saya hanya mendapatkan uang sebesar Rp. 2000

Dan sewaktu saya duduk di bangku SMK saya mendapatkan

uang dari pelajaran pengelolaan usaha (PU) di semester 5 kelas 3,

dimana dalam pelajaran ini setiap siswa harus membuat baju pesanan

sebanyak 5 potong pakaian. Saya membuat baju ibu, nenek, dan guru

harga pakaian yang saya buat bermacam-macam tergantung pembelian

bahan-bahan untuk menjait pakaian itu, harganya berkisar Rp.25.000-

35.000. tetapi dari harga itu saya di wajibkan untuk membayar biaya

Page 125: Rupiah Pertama PDF-1

121

penyusutan ke sekolah sebesar Rp. 10.000. Dan selain dari hasil PU saya

juga mendapatkan uang dari pelajaran kewirausahaan sewaktu ujian

praktek pelajaran itu dimana saya dan teman-teman kelompok saya di

wajibkan membuat lima macam produk sesuai dengan jurusan masing-

masing dan langsung di jual ke lapangan dan kelompok saya membuat

produk aksesories seperti gantungan, jepit, bros, bando dan manset,

dengan harga yang bermacam-macam mulai dari Rp. 2000-5000. Dan

dari menjual produk itu saya mendapatkan uang 2500.

Sesudah saya lulus dari SMK saya melanjutkan kuliah ke ITB.

Selama dua hari saya mengikuti outbound. Di hari pertama saya di

haruskan menjual balpoint yang berharga Rp. 2000 harus di jual dengan

harga setinggi mungkin saya beserta kelompok saya berkeliling mencari

orang yang mau membeli blpoint yang kami jual, pertama kali saya

menawarkan ke ibu-ibu yang sedang jalan dan saya sampaikan maksud

dan tujuan menjual ballpoint ini dan ternyata ibu itu memberi uang

sebesar Rp. 5000 dan tidak mengambil balpointnya ternyata ibu itu

hanya ingin ikut menyumbang saja. Setelah itu saya mencari target lagi

dan Alhamdulillah balpoint yang saya tawarkan di hargai Rp. 40.000.

Dan setelah saya jual balpoint itu saya pun kembali ke kampus dan

uangnya diakumulasikan dengan teman-teman yang dan kelompok saya

mendapatkan uang Rp. 550.000. Dan hari kedua saya di haruskan lagi

menjual balpoint di beri waktu dari jam 7-10 Untuk menjual ballpoint

dengan banyaknya tergantung kita, saya pun bersama teman-teman

menjual sepuluh ballpoint dan hasilnya mendapat Rp.95.000 kita pun

kembali ke kampus dan uangnya di akumulasikan dengan teman-teman

yang lain dan kelompok saya mendapatkan uang kurang lebih Rp.

550.000. setelah itu saya istirahat dan di lanjutkan menjual buku

sebanyak 10 buku. Setelah menjual balpoint dan buku dengan

pendapatan uang yang banyak lalu uangnya di bagi rata dan setiap

orang mendapatkan Rp. 51.000 dan uang itu harus di masukkan ke

rekeningnya masing-masing. Ballpoint dan hasilnya mendapat

Rp.95.000 kita pun kembali ke kampus dan uangnya di akumulasikan

dengan teman-teman yang lain dan kelompok saya mendapatkan uang

kurang lebih Rp. 550.000. setelah itu saya istirahat dan di lanjutkan

menjual buku sebanyak 10 buku.

Page 126: Rupiah Pertama PDF-1

122

Setelah menjual balpoint dan buku dengan pendapatan uang

yang banyak lalu uangnya di bagi rata dan setiap orang mendapatkan

Rp. 51.000 dan uang itu harus di masukkan ke rekeningnya masing-

masing.

Selama 2 bulan saya berkuliah di ITB saya mendapatkan ilmu

yang begitu banyak dan berharga di mana saya belajar mendapatkan

uang, memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, dan memanfaatkan

peluang-peluang emas, bagaiman cara berstyle, dan pelajaran yang

belum saya dapatkan selama saya sekolah dan di ITB ini saya dapatkan

ilmu itu mulai dari menggambar ilustrasi, membuat reka bahan dan

ragam hias, teknik menyablon, dan bagaimana cara menuangkan ide

dalam sebuah image board yang nantinya menjadi acuan kita dalam

membuat sebuah produk.

Manfaat yang saya dapatkan selama kuliah di ITB ini banyak

sekali mulai cara menghargai waktu dan memanfaat kan waktu dengan

sebaik mungkin, serta kita harus tetap sabar dan kuat dalam

menghadapi segala cobaan dan rintangan. Saya pun mendapatkan ilmu

yang begitu luar biasa dimana saya bisa menghasilkan uang dari barang

yang harganya tidak seberapa dan bisa menghasilkan uang dengan

keuntungan fantastic, jadi dari yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Produk yang akan di hasilkan yaitu Pakaian baik pesanan atau

pun saya yang mengorder ke toko-toko, tetapi saya dan teman-teman

merencanakan akan membuka sebuah konveksi atau usaha menjahit

dengan menerima pesanan.

Cita-cita yang akan di raih di masa depan

Saya berharap di masa depan karier saya sukses dan lancer,

saya ingin membuat sebuah butik yang khusus membuat kebaya. Dan di

masa yang akan datang saya ingin membuat sebuah pameran dan

fashion show yang akan menampilkan semua hasil produk yang pernah

saya buat, dan dilihat langsuoleh semua designer yang ada di seluruh

dunia.

Page 127: Rupiah Pertama PDF-1

123

Pengalaman pertama saya mencari uang dari keringat saya

sebelum masuk ITB itu pada saat saya di suruh jualan ice youghert di

suruh oleh guru kewirausahaan saya waktu di smk, padahal waktu itu

sedang musim hujan, tapi saya tetap berjualan, coba nawarin ke orang-

orang yaaa memang sedikitmaksa sichh soalnya kan di musim hujan

siapa yang mau beli ice, di tawarin juga ke anak-anak kecil, hehee yaa

walau ibu anak itu marah ngelaraang jual ke anaknya tapi tetap saya

jual yaa habis mau gmana waktunya mepet Cuma di kasih seminggu,

gak apa-apa lah kena omel dikit yang penting bisa laku.

Selain itu juga masih banyak lagi tugas saya menjual barang-

barang gitu tapi waktunya masih sama seminggu. Waktu kelas XI saya

PKL di satu perusahaan, di sana anak PKL kerjaannya sama dengan

pegawai disana yang bekerja disana tapi memang kalau gajinya yaa

beda saya cuma di kasih Rp. 10.000,- yaaa itung-itung uang jajan lah.

Tiap hari masuk jam 08.00 pulangnya jam 17.00. Saya disana bekerja

pasng handtage, packing, QUC, dan masih banyak lagi, cape nya luar

biasa, apalagi saya pulang pergi ke sana dan jaraknya itu gak deket

bayangin aja dari Cimaung daerah Banjaran itu harus ke daerah

Gedebage, setiap pagi saya berangkat jam 06.00 pulang nyampe

kerumah itu jam 19.00. Cape banget, ternyata cari uang itu memang

gak semudah yang saya fikirkan cuma kerja dapet uang yaaa memeang

tapi kalu fisiknya yang kurang kuat dan terus-terusan yaa lelah juga.

Tapi saya disana mendapatkan ilmu yang benar-benar banyak dan

bermanfaat sekali dalam kehidupan saya.

Setelah selesai PKL saya di tugasi oleh guru kewirausahaan

untuk membentuk suatu kelompok usaha. Saya dan kelima teman saya

membentuk suatu kelompok usaha yang diberi nama “DIFIUE” yaitu

singkatan dari huruf depan nama panggilan kami masing-masing. Kami

Page 128: Rupiah Pertama PDF-1

124

sepakat untuk membuat tas laptop dan aneka accesories. Kami belanja

bahannya muter-muter sambil panas-panasan ke pasar baru, otista dan

cigondewah karena yang kami tahu hanya itu tempatnya. Setelah kami

mendapatkan bahanya kami bergegas membuat barangnya, yaa hanya

sample aja dulu kalau tas laptop mah, kalau yang accesories kami

langsung membuat banyak. Accesories yang terbuat dari kain flanel,

kami membuat aneka bros, gantungan kunci, gantungan hp juga.

Setelah jadi lumayan banyak yaa memang buatnya gak 1 hari 2 hari

karena kami lkan sekolah masih banyak tugas juga, kami langsung

mencoba menawarkan memang tempatnya hanya disekitar sekolahan

saya, dan memang lumayan peminatnya banyak bangeeet, pesanan tas

laptopnya juga karena bahan yang kami sajikan itu berbeda dari yang

biasanya di jual yaitu kain quiltingan. Dan harganya juga relatif

terjangkau kalau ukuran notebook hanya sekitar Rp 40.000,- s/d

50.000.-, kalau yang ukuran laptopnya cuma sekitar Rp 50.000,- s/d

65.000,-. Kami berjualan setiap mau masuk kelas, keliling-keliling kelas,

nawarin ke guru-guru juga. Pas istirahat orang lain mah tinggal pesan

duduk manis nunggu pesanan datang dan langsung makan, sedangkan

kami pas istirahat sambil nunggu pesanan datang kami berjualan di

kantin itu, terus pas pulang juga yang lain tinggal langsung pulang ke

rumah kami tetap berjualan di luar di sekitar baleendah. Dan

hasilnyapun lumayan, kami mendapatkan uang dengan jerih payah kami

sendiri, dari membuat hiang menjualnya.

Uang yang terkumpul itu untuk membantu kedua kami masing-

masing untuk biaya sekolah yaa meski memang gak seberapa tapi kami

bangga bisa cari uang dengan karya kami sendiri. Tapi semenjak kelas

XII kami di sibuki dengan tugas dan mempersiapkan untuk UJK dan UN

jadi usaha itu tertunda, dan sekarangpun kami sibuk dengan kesibukan

kami masing-masing. Entahlah akan berjalan kembali usaha itu atau

tidak, padahal disana kami tidak hanya sekedar mencari uang tapi

mempererat tali silaturahmi kami dan supaya kami saling mengetahui

satu sama lain, tertunda, dan sekarangpun kami sibuk dengan kesibukan

kami masing-masing. Entahlah akan berjalan kembali usaha itu atau

tidak, padahal disana kami tidak hanya sekedar mencari uang tapi

mempererat tali silaturahmi kami dan supaya kami saling mengetahui

satu sama lain,

Page 129: Rupiah Pertama PDF-1

125

Ketika saya mendapatkan pengumuman bahwa saya di terima di

Institut Tekhnologi Bandung saya senang banget. Dan saat itu saya

mengikuti Outbond di ITB, pada hari pertama Outbond saya disuruh

menjual satu pulpen yang harga di pasarnya Rp 2.000,- dengan harga

lebih dari itu, minimalnya itu menjual Rp. 10.000,-, waaaww itu minimal,

memangnya bisa gitu??? Dan ternyata memang bisa, bisa koqt asal kita

tahu gimana caranya. Saya di ajarin gimana caranya di Outbond ini.

Kelompok saya di pecah lagi menjadi beberapa kelompok lagi, dan kami

berpencar, saya dan kelompok saya bergegas mencari orang yang kira-

kira mau membeli, dan kami mencoba ke pusat perbelanjaan, kan pasti

banyak yang bawa uang, pas nyampe disana kami berpencar juga, lalu

saya mencoba menjelaskan tujuan kepada salh satu urang yang ada

disana setelah selesai saya menyampaikan kemudian orang itu langsung

mengeluarkan uang sebesar Rp.50.000,- dan plpen itu saya kasih ke

orang itu, iihhh waaw ternyata ada juga yang mau beli 1 pulpen Rp

50.000,- setelah itu teman-teman saya pun langsung pulang lagi ke ITB

karena kami hanyadi beri waktu 1 jam untuk menjual pulpen itu.

Kemudian di esok harinya kami pun disuruh menjual pulpen lagi dari

uang yang telah kami dapatkan, waktunya pun tetap sama 1 jam, tapi

kami menjual tidak hanya 1 pulpen, saya berjualan dengan kedua teman

saya kebetulan hari itu hari minggu hari carfreeday di dago kami

mencoba berjualan kesana, seperti hari kemarin saya sampaikan tujuan

saya, dan memang ada yang mau beli dan adajuga yang gak tapi kami

tak pantang menyerah dan alhamdulilah say danke dua teman saya

berhasil menjual 7 pulpen dan mendapatkan uang Rp 260.000,-

alhamdulilah sekali yaaa. Setelah itu kami pulang dan di suruh menjual

buku, buku tentang animasi gitu, buku itu di harganya RP 50.000,- tapi

kami harus bisa menjual lebih dari itu dan alhamdulilah saya bisa

menjual buku itu seharga Rp 200.000,- itu belum di satuin dengan

pendapatan kelompok, kalau disatuin sekitar RP 600.000.an lebih lah,

alhamdulillah. Ternyata kita bisa kalau kita tahu dan mau .

gitu, buku itu di harganya RP 50.000,- tapi kami harus bisa menjual

lebih dari itu dan alhamdulilah saya bisa menjual buku itu seharga Rp

200.000,- itu belum di satuin dengan pendapatan kelompok, kalau

disatuin sekitar RP 600.000.an lebih lah, alhamdulillah. Ternyata kita

bisa kalau kita tahu dan mau .

Page 130: Rupiah Pertama PDF-1

126

Walau hanya 2 bulan di ITB tapi Ilmu yang saya dapat selama di

ITB ini sangatlah banyak dan begitu bermanfaat, baru masuk pertama

saja saya telah mendapatkan ilmu yang begitu banyak yaitu ilmu

technopreuneur yang nantinya bisa saya gunakan untuk menjual produk

saya. Setelah itu ilustrasi fashion, saat masuk pertama saja saya

kagetnya bukan main saya harus membuat proporsi 110 buah selama 1

minggu iya kalau tugasnya itu aja kan gak, iiihhh waaaw, padahal di

smk 2 2 proporsi aja dalam seminggu, tapi hasilnya memang terlihat kita

jadi lebih lentur dalm membuat proporsi, selain itu kami juga di tugasi

untuk rendering yaitu teknik mewarnai dengan benar, baik dengan pesil

warna, cat air dan lain-lain. Terus pengantar TA, ilmunya pun tak kalh

banyak dari ilustrasi fashion, saya jadi lebih banyak tahu tentang istilah-

istilah dalam fashion juga sejarahnya, juga fashion yang sedang

booming pada setiap dekade, dari tahun 1960 sampai sekarang. Ada

juga ragam hias dan reka bahan, disini saya di latih untuk tahu dan bisa

membedakan textur kain, cara pembuatannya, karakter kainnya, dan

juga seratnya. saya pun pernah prakter, prakter sablon, foil, puff juga.

Kemudian ada tugas TA, disini saya di latih untuk membuat konsep

untuk mendesain dari image board, desain yang sesuai dengan

konsepnya. Terus juga ilmu yang saya dapatkan dari SBG, membuat

sebuah desain dengan komputer, dengan software blender. Kereeen

lah,, yaa walau memang kita itu tertinggal jauh oleh negara-negara

maju, maklum lah negara kita kan negara berkembang, tapi saya

bangga saya bisa membuat desain dengan komputer yaa walau belum

rapi sich tapi saya pasti akan tetap belajar dan berlatih.

Produk saya yang bisa saya pasarkan yaitu saya bisa menjual

jasa saya, jasa mendesain, menjahit juga. Saya juga bisa memasarkan

produk karya-karya saya yang pernah saya buat. Saya bisa menjual

accesories yang terbuat dari flanel, bisa juga menjual accesories

lainnya. Bisa menjual kain yang saya buat juga. Dan masih banyak lagi

yang masih bisa saya eksplor dari kemampuan saya.

Cita-cita saya satu tahun kedepen setelah lulus dari D1 ini saya

ingin mencari pengalaman menjadi seorang asisten designer, karena

saya ingin lebih banyak tahu lagi tentang dunia fashion dan untuk

mempersiapkan diri. Dan saya akan membuka usaha sendiri di rumah,

Page 131: Rupiah Pertama PDF-1

127

usaha membuat accesories dari flanel, atau membuka usaha konfeksi

kecil-kecilan untuk membuka lapangan kerja dan untuk mengurangi

jumlah pengangguran didaerah saya, dan ingin ibu-ibu rumah tangga

yang ada di daerah saya menjadi mempunyai keterampilan, itu juga

dengan bantuan dan dukungan dari orang tua.

Cita-cita saya tiga tahun ke depan setelah saya mencari

pengalaman menjadi asisten designer saya ingin meneruskan dan

mengembangkan konfeksi saya itu menjadi sebuah butik dengan desain-

desain yang saya buat.

Cita-cita saya lima tahun kedepan saya ingin menjadi seorang

designer yang profesional yang mengusung tema eco fashion, karena di

Indonesia eco fashion itu sering di remehkan sering di kesampingkan

padahaleco fashion itu sangat penting dalam kehgidupan kita. Saya ingin

di Indonesia ini orang-orang memakai produk yang ecofashion, yaa

memang say mengerti dengan keadaan di Indonesia, eco fashion

memanglah mahal, ya karena pembuatannya itu yang susah, dan saya

pun ingin menciptakan sebuah produk ecofashion yang terjangkau oleh

semua lapisan masyarkat di Indonesia, agar kita semua hidup dengan

sehat pula tapi dengan harga yang tidak mahal.

Page 132: Rupiah Pertama PDF-1

128

Berbagi pengalaman pertama saya mendapatkan rupiah.

Pertama kali saya mendapatkan uang saat saya kelas 3 SD. Waktu itu

saya berjualan baju Barbie buatan saya sendiri. Awalnya saya membuat

baju barbie hanya untuk koleksi saya sendiri, kegiatan ini saya lakukan

bersama kedua sahabat saya, yaitu Uci dan Ii. Bahan-bahannya saya

dapatkan dari kumpulan kain perca kepunyaan mamah. Teman-teman

saya banyak yang suka dengan baju barbie buatan saya, dari situlah

muncul ide untuk menjual baju-baju barbie itu. Baju-baju itu saya jual

dengan harga Rp 1500,00 sampai Rp 3000,00. Dari kecil saya bercita-

cita menjadi fashion designer.

Saat duduk dibangku SMP, teman-teman perempuan sering

meminta tolong mengecilkan rok maklum saat itu sedang trend rok

hipster. Ongkos jahitnya saya patok Rp 5.000,00. Pelanggan saya bukan

hanya teman sekelas saja namun juga dari kelas lain. Di sekolah saya

waktu itu ada pelajaran tata busana, biasanya mereka juga meminta

tolong untuk membuatkan tugas mereka. Saya senang jika mereka

meminta bantuan dengan begitu saya akan mendapat uang.

Pengalaman yang luar biasa saya dapatkan saat mengikuti

Outbound ITB. Waktu itu saya diberi tugas menjual pulpen seharga Rp

1.500,00 untuk dijual dengan harga setinggi-tingginya dalam waktu satu

jam. Saya bersama anggota kelompok Harimau awalnya sedikit bingung

bagaimana cara menjualnya? Kemudian kami menyusun strategi dengan

menbuat 5 kelompok kecil. Kelompok-kelompok ini terdiri dari 6-7 orang.

Harga pulpen kelompok Harimau kami patok dengan harga penawaran

Rp 100.000,00. Kami sepakat untuk saling membantu apabila masih ada

pulpen yang belum terjual.

Tim saya terdiri dari 7 orang yaitu Halimah (saya sendiri), Rere,

Page 133: Rupiah Pertama PDF-1

129

Lingga, Faisal, Dian, Ridho, dan Ervan. Tim kami memilih tempat-tempat

makan sebagai target utama. Tempat pertama yang kami datangi yaitu

cafe dekat mesjid Salman.

Kami berlari seperti peserta maraton melalui jalan Ciungwanara,

sesampainya disana kami langsung menawarkan pulpen kami kepada

dua orang laki-laki yang sedang duduk dan minum kopi. Mereka terlihat

terganggu dengan kehadiran kami, namun kami terus berusaha untuk

meyakinkan kedua orang itu. Akhirnya, kami dapat menjual pulpen

pertama kami dengan harga Rp 10.000,00. Lumayan untuk penglaris.

Disamping itu, kami mendapat ilmu dari pembeli pertama kami yaitu

cara menawarkan pulpen dengan baik kepada pembeli. Mereka adalah

mahasiswa ITB tingkat akhir. Mereka juga menyarankan untuk

beristirahat dahulu agar dapat mengatur nafas dengan baik sebelum

berbicara dengan pembeli.

Belajar dari pengalaman, perjalanan kami selanjutnya

dilakukan dengan berjalan lebih cepat (tidak berlari). Tempat-tempat

yang kami tuju, yaitu: cafe, warung nasi, restorant, kaki lima, halaman

factory outlet sepanjang jalan dago dan hampir setiap orang yang kami

temui. Alhamdulillah, tim saya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp

130.000,00. Banyak hal baik yang saya pelajari dari kegiatan berjualan

pulpen itu. Saya belajar bekerja sama, melatih keberanian, dan

sebagainya.

Pengalaman kuliah di ITB. Selama dua bulan saya kuliah di ITB banyak

sekali ilmu yang saya dapatkan. Saya belajar ilmu pengetahuan fashion

design, membuat ilustrasi desain dengan beragam teknik, reka bahan

dan ragam hias, dan membuat konsep. Ilmu-ilmu yang saya dapatkan

selama di ITB dapat saya terapkan dalam produk-produk saya.

Pengalaman kuliah di ITB. Selama dua bulan saya kuliah

di ITB banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Saya belajar ilmu

pengetahuan fashion design, membuat ilustrasi desain dengan beragam

teknik, reka bahan dan ragam hias, dan membuat konsep. Ilmu-ilmu

yang saya dapatkan selama di ITB dapat saya terapkan dalam produk-

produk saya.

Page 134: Rupiah Pertama PDF-1

130

Untuk mempelajari fashion dalam waktu 8 minggu

sepertinya tidak cukup untuk membuat saya ahli dibidang ini. Namun

cukup untuk dijadikan stimulus agar saya giat belajar dan

mengembangkan ilmu yang saya dapatkan selama 8 minggu ini. Ilmu

yang didapatkan akan sangat berguna bagi kehidupan saya. Dunia

fashion bagi saya bukan hanya sekedar hobby namun sudah menjadi

bagian dari hidup saya.

Cita-cita yang ingin saya capai dalam waktu 5 tahun kedepan

jumlahnya cukup banyak, semua itu sudah saya tulis di daftar keinginan.

Berikut ini daftar goal terbesar setiap tahunnya sampai lima tahun

kedepan. Dimulai dari tahun 2012 sampai 2016.

2012 : Memulai usaha pakaian jadi dengan Brand saya sendiri

2013 : Menyelesaikan program D1 Fashion Desain

2014 : Menyelesaikan program S1 Administrasi Bisnis

2015 : Hijrah ke luar negeri . Negara tujuan utama adalah Perancis

2016 : Menikah

Page 135: Rupiah Pertama PDF-1

131

Pertama masuk ITB seneng banget sama bangga pastinya.

Pengalaman pertama waktu masih di adain tes yang ada di Gedung

Seminar FSRD

Kebetulan aku masuk dari gerbang yang dekat sama sabuga.

Waktu nanya sama orang-orang disana dimana tempatnya, dan 5x

nanya jawabannya sama “lurus-belok kiri” . eh tau-tau udah di ujung

gerbang yang di Jl.Ganeca.

Disana aku dapet banyak temen, ada yang dari Bogor, Jakarta,

Sukabumi, dan Malang juga ada, wah jauh-jauh semua. Orang-orangnya

pun pada ramah-ramah

Hari pertama tanggal 25 mei 2012 dibagi kelompok sama

instruktur yang terkenal sedunia dan akhirat bapak Stanley Surlia.

Ada kelompok Kuda, Matahari, Kerbau, dan Harimau. Aku masuk

kelompok harimau yang ketuanya Ka Robi yang udah di pilih sama Pak

Stanley. Hari itu ada tebak-tebakkan trus yang bisa menjawab dengan

tepat dapet bintang deh buat nilai penghargaan gitu.

Hari kedua tanggal 26 mei 2012 harus dateng jam 6 pagi

sampai di kampus.

Hari kedua banyak games juga. Gamesnya itu unik, jarang-

jarang deh main games gituan tapi dibalik games itu ada sesuatu yang

bias di pelajari, ada maknanya. Ada games “go out from yor safety

area”, “from impossible to possible”, “jaring laba-laba”, “menembus

waktu”, “matching answer”, dan masih banyak lagi hehehe.

Page 136: Rupiah Pertama PDF-1

132

Hari kedua banyak games juga. Gamesnya itu unik, jarang-

jarang deh main games gituan tapi dibalik games itu ada sesuatu yang

bias di pelajari, ada maknanya.

Ada games “go out from yor safety area”, “from impossible to

possible”, “jaring laba-laba”, “menembus waktu”, “matching answer”,

dan masih banyak lagi hehehe.

Banyak pelajaran yang berharga dihari kedua, kata beliau

gunakan peluang yang ada, jangan menunggu. Kita harus disiplin.

Disiplin itu harus dipaksa, lama-lama terpaksa dan jadi terbiasa. Terus,

kalau mau sukses ada tiga hal yaitu kenali bakat kita, kembangkan

bakat kita, dan sukses. Pokonya banyak deh kiat-kuat sukses dari beliau.

Di hari kedua kita disuruh jualan sebuah pulpen dengan harga

tinggi, kita di ajarin buat numbuhin rasa percaya diri, sama jiwa

wirausaha kita. Makin di tolak sama calon pembeli malah makin

penasaran buat nyoba menjual pulpen itu hehe. Aku dapet Rp.10.000,-

buat sebuah pulpen hehe. Disatuin deh sama temen-temen sekelompok

lumayan dapetnya lebih dari Rp. 500.000,-. Kalau disatuin sama semua

kelompok hampir mencapai jumlah 3 juta loh, keren kan !!! daripada

diem-diem ga menghasilkan uang, kita kerjasama buat jualan pulpen

hanya dalam waktu sejam bias hampir dapet segitu

Kalau jualan jangan lupa buat Senyum, Salam, Sapa ya temen-

temen . Kata beliau kalu kita bekerja sama dalam berusaha akan

menghasilkan lebih banyak daripada bekerja sendiri

Terus dihari kedua kita di ajarin trik membaca cepat ala orang

jepang loh hehe

Hari terakhir tanggal 27 mei 2012 sama pagi-pagi juga harus

sudah datang di ITB jam 6 teng. Kita langsung berjualan pulpen lagi ke

car free day (mumpung hari minggu hehe) ramai loh disana banyak

pembeli, ketemu bule juga terus ditawarin deh tuh pulpen hehe

Hari ini kelompok saya dapat menjual pulpen total keseluruhan sampai

Page 137: Rupiah Pertama PDF-1

133

lebih dari Rp.600.000,- loh, ada peningkatan kan . soalnya kita belajar

dari hari sebelumnya jadi aja meningkat hasinya

Di siang harinya kita menjual buku dari Seamolec, tantangannya lebih

sulit ini karna harganya mahal juga hehe perlu strategi juga untuk

menjualnya. Per kelompok da kasih 10 buku, kelompok kami berhasil

menjual 6buah buku, saya menjual bukunya dengan harga RP.100.000,-

hehe lumayan kan tuh

Hari terakhir tanggal 27 mei 2012 sama pagi-pagi juga harus

sudah datang di ITB jam 6 teng. Kita langsung berjualan pulpen lagi ke

car free day (mumpung hari minggu hehe) ramai loh disana banyak

pembeli, ketemu bule juga terus ditawarin deh tuh pulpen hehe

Hari ini kelompok saya dapat menjual pulpen total keseluruhan

sampai lebih dari Rp.600.000,- loh, ada peningkatan kan . soalnya kita

belajar dari hari sebelumnya jadi aja meningkat hasinya

Di siang harinya kita menjual buku dari Seamolec, tantangannya

lebih sulit ini karna harganya mahal juga hehe perlu strategi juga untuk

menjualnya. Per kelompok da kasih 10 buku, kelompok kami berhasil

menjual 6buah buku, saya menjual bukunya dengan harga RP.100.000,-

hehe lumayan kan tuh

Di hari terakhir ini juga kita di ajarkan banyak hal yang berharga

yang belum aku tau sebelumnya.

Kata beliau rubah mindset kita. Pikiran yang baik saja tidak

cukup, yang penting adalah cara menggunakannya secara baik. Kata

beliau juga, perjuangan yang dibutuhkan dalam hidup itu adalah

cobaan, tanpa cobaan kita akan lemah tapi dengan adanya cobaan diri

kita di buat semakin kuat. Semangat !!!!

Di hari ini juga sangat berharga loh soalnya kita di ajarin cara-

cara orang sukses dalam berbisnis. Pokoknya nyesel deh ga ikut

kegiatan ini

Waktu disuruh melekukan pennjualan produk aku pergi ke

Page 138: Rupiah Pertama PDF-1

134

Jatinangor. Kebetulan disana tuh lagi ada pasar kaget, barang-barang

yang di jualnya murah meriah gak kaya di tempat belanjaan lainnya.

Ada juga tuh disana aku liat ada penjual kue, pengemis tapi

masih anak-anak kecil memakai seragam SD.

Bayangin ya buat memenuhi kebutuhan hidup mereka mau kaya

gitu, jadi mikir deh kalo kita nih ya yang masih mampu masih suka

manja-manjaan udah gede gini padahal, lah itu anak kecil tegar banget

umur segitu udah mandiri.

Disana aku nyoba menjual aksesoris buat anak kecil. Lumayan

banyak yang beli terutama anak-anak kecil perempuan.

Harga aksesorisnya masih standar dengan harga Rp. 1000,- s/d

Rp. 3000,-. Walaupun harganya masih tergolong murah tapi lumayan

banyak beli.

Tahun pertama saya ingin membuka usaha sendiri, mulai dari

yang kecil-kecilan sampai mempunyai lebel sendiri.

Tahun ketiga saya ingin sudah mempunyai banyak cabang butik

denga label saya sendiri dibanyak tempat. Dan sudah banyak orang

yang mengenal dan memakai produk saya. Dan sudah punya banyak

karyaawan yang membantu dalam proses produksi.

Tahun kelima saya ingin memperbesar label saya dan ingin

bersaing secara sportif dengan desainer-desainer yang sudah lebih

senior daripada saya

Page 139: Rupiah Pertama PDF-1

135

Berawal dengan senang berkreasi dengan barang-barang yang

ada ,membuat sesuatu yang unik yang belum dibuat oleh orang lain.

Accessories, produk yang sering saya kreasikan. Setelah saya pakai,

banyak orang yang bertanya beli dimana dan akhirnya mereka

menginginkan apa yang saya pakai. Spontan saya langsung promosikan

bahwa apa yang saya buat dan pakai itu dijual, dan terus demikian.

Hanya berawal dari mulut ke mulut teman, saudara. A llhamdulilah, hal

ini terus berkelanjutan. Untuk modal saya masih memakai uang jajan

yang terus saya putar dengan menghasilkan produk baru lagi. Banyak

produk yang bersifat daur ulang, handmade, seni saya buat salah

satunya sepatu, tas lukis dari produk inilah yang akhirnya menunjukkan

pencitraan karya saya pada sebuah brand fashion hds, hds merupakan

singkatan dari nama kepanjangan saya sendiri. Pesanan terus

berdatangan hingga dari luar pulau Jawa .Saya tidak menyangka respon

positif yang didapatkan. Dalam pembuatan produk, semua saya kerjakan

sendiri mulai dari proses pembuatan dan pengiriman. Tentunya uang

yang dihasilkan lebih terasa dalam memenuhi rasa kepuasan batin, rasa

bangga karena masih sekolah sudah dapat menghasilkan. dan yang

lebih menyenangkan lagi bisa membuat orang tua cukup bangga.

Outbond

Selama acara berlangsung para mahasiswa mendapat tugas

sekaligus tantangan untuk menjual 1 bulpen yang hanya seharga Rp

1.500,00 . Tak menyangka mendapat tantangn seperni ini membuat

saya langsung memutar otak untuk mengatur strategi penjualan saya.

Strategi awalnya saya memilih tempat yang cocok sebagai target

penjualan. Tepat sekali ITB terletak di dekat jalan Dago yang memiliki

banyak tempat branded, banyak dikunjungi oleh pendatang terutama

dari Jakarta. Hotel, Factory Outlet, dan Bank . Ternyata rezeki saya

terpatok di Bank, Salah satu Bank yang ada dijalan Dago. Saya temukan

Page 140: Rupiah Pertama PDF-1

136

sebuah mobil sport mewah yang ber plat-B ,langsung saya hampiri

setelah orang yang ada didalam mobil itu keluar. Dengan nada dan tutur

kata yang santun saya menjelaskan maksud tujuan saya kepada

mereka. Tak berbicara banyak pasangan suami-istri tersebut langsung

menyuruh saya menunggu , mereka masuk kedalam ruang ATM .Tak

lama kemudian mereka keluar dengan langsung menyodorkan uang ke

tangan saya, spontan saya mengucapkan terima kasih kepada mereka

berdua. Menunggu mereka pergi dengan mobilnya, lalu saya langsung

menghitung uang tersebut, kaget melihatnya ternyata yang saya hitung

ada 4 lembar uang berwarna merah yaa.. senilai Rp 400,000,00 , seakan

tidak percaya saya mengulangi lagi hitungan itu. Sampai akhirnya saya

langsung berjalan menghampiri kedua orang teman saya yang berjalan

di ujung dan dengan gembira saya langsung menceritakan apa yang

terjadi. Senang juga karena kedua orang teman saya mendapatkan

jumlah yang sama fantastisnya yaitu Rp 200.000,00 Tentunya ini

merupakan mengalaman yang tidak akan pernah dilupakan.

Selama di ITB

Ilmu yang saya dapat selama perkuliahan tentunya banyak

sekali, walaupun tidak terlalu mendetail karena waktunya yang singkat.

Tugas terasa berat saya rasakan karena diberi dalam waktu yang cepat

terlebih saya menjalani 2 kuliah. Walaupun begitu itulah tantangan yang

saya pilih. Setiap tugas yang diberikan saya usahakan untuk dikerjakan

sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan saya pada saat itu. Materi

yang diberikan oleh dosen-dosen ITB sangat membantu saya yang

merupakanlulusan SMA dalam menguasai kosa kata fashion. Ilmu yang

terasa yang bisa saya terapkan yaitu disiplin. Diperlukan disiplin yang

tinggi untuk mendapatkan pencapaian dalam suatu target. Itulah modal

utama yang inshallah bisa saya terapkan dalam kehidupan nyata.

Produk yang ditawarkan

Banyak sekali ide bisnis yang belum bisa saya

realisasikan dalam waktu singkat ini, karena masih harus mengatur

waktu dengan kuliah yang saya prioritaskan. Industri kreatif merupakan

sasaran, target pasaran saya dalam mengembangkan produk hasil karya

saya. Wanita tentunya menjadi sasaran pengguna yang paling

konsumtif. Terlebih remaja wanita. Accessories (gelang, cincin, kalung,

Page 141: Rupiah Pertama PDF-1

137

anting) , sepatu, tas merupakan produk yang saya kreasikan dengan

unik untuk diperjual belikan. Saya lebih megutamakan orisinalitas karya

saya dengan tidak membuat massal produk saya. Saya hanya akan

membuat beberapa model untuk setiap desain.

Cita-cita

1 tahun kedepan. Tentunya target saya lulus dalam program

ini, Diploma Fesyen FSRD ITB – Seamolec menjadi lulusan terbaik

(inshallah) itu yang saya ikhtiarkan. Menjalani semua rutinitas sehari-

hari saya kuliah, kurusus, bisnis. Terus belajar menguasai bahasa asing,

Bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib saya kuasai. Menabung.

Dapat mengunjungi negara-negara yang ada di Asia.

3 tahun kedepan. Target saya dapat menguasai 2 bahasa

asing. Membuat fashion line saya sendiri atau berkelompok dengan

partner dijalur industri kreatif. Terus mencari dan menembus tes-tes

mendapatkan beasiswa study abroad untuk melanjutkan study saya.

Dapat mengunjungi negara-negara di Eropa terutama negara yang

menjadi pusat mode dunia Prancis, London.

5 tahun kedepan. Jika berhasil dan dikehendaki saya menjalankan study

abroad saya dan berdomisili di negeri orang. JIka tidak saya akan terus

berusaha menjalankan dan memajukan bisnis di bidang industri kreatif

(fashion). Dan cita-cita lain saya ingin menjadi dosen/staff pengajar

pada salah satu perguruan tinggi negeri/swasta Art and design.

Merancang rumah idaman, masa depan berikut dengan mini galeri yang

dapat menyimpan karya-karya saya.. amiiiiin.

Page 142: Rupiah Pertama PDF-1

138

Pengalaman pertama saya mendapatkan uang sebelum masuk

ITB ketika saya masih duduk di SMK. Ketika itu saya di wajibkan

membuat kelompok kewirausahaan oleh guru, dan disitulah saya dan

teman-teman saya mulai merintis dari awal usaha kecil-kecilan. Kita

membuat tas laptop dan accecories wanita (gantungan kunci, bross,)

dengan desain yang lucu dan seunik mungkin supaya menarik perhatian

banyak orang.

Kita merintis usaha itu berawal dari modal awal RP.250.000,-

tapi dalam waktu 3 bulan kita mendapatkan laba 2 kali lipat bahkan

lebih dari itu.

kita memberi label pada produk-produk yang kita buat

“DIFIUE” yang di ambil dari huruf nama depan kita yaitu “Dara, Irma,

Fanny, Inne, Ulan, dan Enchie”.

Pengalaman saya mendapatkan uang selama outbound di ITB

sangatlah menarik dan mungkin orang mengira selama ini tidak

mungkin. Dari tidak mungkin itulah semuanya akan berubah menjadi

mungkin.

Awalnya juga saya berpikir tidak mungkin, tapi setelah saya

dan rekan-rekan saya mencobanya ternyata bisa.

Di hari pertama saya harus menjual 1 ballpoint dengan harga

yang sangat tinggi, mungkin harga 1 ballpointnya tidak seberapa namun

disitu saya bisa menjual 1 ballpoint dengan harga RP. 20.000,- sampai

RP. 50.000,- bahkan kita bisa menjual lebih dari itu, dan ada satu teman

saya menjual 1 ballpoint dengan harga RP. 400.000,- sangat funtastic

bukan.

Page 143: Rupiah Pertama PDF-1

139

Dan di hari kedua saya harus menjual ballpoint lagi dan buku.

Harga buku dari sananya RP. 50.000,- dan saya harus menjualnya lebih

dari itu. Saya dan rekan-rekan saya berhasil menjual harga buku

tersebut dengan harga RP. 100.000,- dan bahkan kita menjual lebih dari

itu.

Disitulah saya banyak belajar pengalaman dan ilmu untuk

nantinya ketika kita membuka bisnis sendiri.

pesan dari saya : jangan pernah berpikir kalo itu tidak mungkin bisa,

sebelum kita mencobanya dan selama kita masih bisa bernafas kenapa

tidak.

Ilmu yang saya dapat ketika belajar di ITB sangatlah banyak

dan bermanfaat. Ketika saya belajar SBG saya banyak mendapatkan

ilmu disitu, saya bisa membuat gambar busana dengan teknik blender

dan selain itu juga saya belajar menganimasikan busana yang sudah

saya buat, selain dari itu masih banyak lagi ilmu-ilmu yang saya dapat

seperti belajar mendesain dengan anatomi tubuh yang baik dan

profesional, belajar mereka bahan supaya mengenal bahan-bahan dari

mulai mengenal nama bahan, serat-seratnya, pengguna kain itu, bahkan

harga kain permeternyapun kita harus tau, belajar macam-macam

aksesories dan macam-macam milineris dan masih banyak lagi ilmu dan

pengalaman yang saya dapatkan ketika belajar di ITB.

Produk yang nantinya saya akan pasarkan yaitu salah satunya

produk-produk yang sudah saya buat sendiri, dan produk-produk yang

sedang saya buat dengan teman-teman saya menjual accesories yang

terbuat dari flanel, bisa juga menjual accesories lainnya. Bisa menjual

kain yang saya buat juga. Dan masih banyak lagi yang masih bisa saya

eksplor dari kemampuan saya.

Cita-cita saya selama ini ingin membuka usaha sendiri mulai

dari mendesain, mencari bahan, membuta pola, menjahit, dan

memasarkan produk yang sudah di buat, dan membuka toko di kelola

oleh saya sendiri dan tidak lepas juga dari bantuan orang-orang

sekeliling saya dan orang lain. Mungkin karena keluarga saya juga

mempunyai usaha kecil-kecilan atau bisa di bilang home work jadi

sedikitnya saya bisa meminta bantuan kepada kedua orangtua saya

Page 144: Rupiah Pertama PDF-1

140

karena bagaimanapun mereka yang lebih berpengalaman dalam bidang

usaha tersebut. Karena tujuan saya membuka usaha tersebut ingin

membuka lapangan kerja untuk orang-orang yang pengangguran diluar

sana, karena tidak sedikit orang-orang diliar sana yang belum

mendapatkan pekerjaan ataupun pekerjaan yang belum layak.

Dan di samping itu pula saya ingin menjadi seorang desainer

yang sangat handal supaya bisa membantu orang-orang yang

mempunyai keinginan mendesain tetapi tidak bisa menggambarnya dan

membuat produknya.

Dan tidak lupa juga cita-cita terbesar saya ingin

membahagiakan kedua orang tua saya dan keluarga besar saya yang

lebih membutuhkan saya serta teman, sahabat-sahabat saya,serta

orang-orang yang lebih membutuhkan saya.

Page 145: Rupiah Pertama PDF-1

141

Pengalaman pertama saya mendapatkan uang rupiah saat saya

duduk dibangku SMP ( Sekolah Menengah Pertama). Saya berjualan

makanan seperti ; snack, kacang-kacangan, kripik, nasi goreng,

spaghetti, pizza mini, yang dimasak dirumah dan dibawa ke sekolah

untuk dijual kepada teman-teman, guru, dan lainnya. saya menjual

makanan berbagai macam makanan, harganyapun berbeda.

a. Keripik Rp. 10.000

b. Nasi goreng Rp. 5000

c. Pizza mini Rp. 5000

d. Spaghetti Rp. 7000

e. Snack mulai dari harga Rp.1000 sampai 5000.

Setiap harinya saya tidak membawa menu yang sama kadang

menu yang berbeda tergantung yang memesan atau seleranya, setiap

hari Alhamdulillah saya mendapatkan uang / penghasilan dari jualan

tersebut bisa mencapai Rp. 200.000, tapi kadang tidak menentu sih.

Hehehe..

Selain itu saya duduk SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan) saya

sempat berjualan aksesoris di sekitar komplek saya, dan harganya mulai

dari harga Rp. 5000 sampai Rp. 15.000 / aksesoris. Kemudian menerima

jahitan dari keluarga yang awalnya hanya mendapatkan uang Rp.

45.000 untuk blus pria. Tetapi semakin ke sini saudara saya juga ingin

memesan jahitan dan desain busana muslim untuk anak, ya tidak

seberapalah hasilnya masih rendah. Oyah satu lagi saya waktu masih SD

( sekolah dasar) saya juga sempat jualan aksesoris kuku loh, karena

awalnya gara-gara saya memakainya, mungkin terlihat bagus jadi

teman-teman pada banyak yang pesan ke saya. Ya tidak mahallah

cuman Rp.4000 satu set aksesoris kuku, hahahha..

Page 146: Rupiah Pertama PDF-1

142

Waktu mau kelulusan saya sempat iseng-iseng membuka privat

les pelajaran Matematika SMK Pariwisata, ya hitung-hitung sambil

nunggu kelulusan, daripada saya nganggur, ya walaupun cuman

sebentar buka les privatnya saya hanya mendapatkan penghasilan Rp.

300.000, lumayanlah buat nunggu kelulusan dibandingkan saya

bengong yang udah jelas pasti tidak akan dapat uang Rp. 300.000,

jangan kan Rp. 300.000, seperakpun nggak dapet. Itu juga Rp. 300.000

hanya 2 minggu privatnya, dikarenakan saya harus mengikuti kuliah.

Pengalaman saya saat selama di outbond ITB saya menjual satu

pulpen yang biasanya harga satu pulpen di pasaran itu hanya Rp. 1.500

tetapi kita harus bisa menjualnya lebih dari harga segitu. Sebelum itu

kita semua di bagi kelompok dengan banyak anggota yang sama, dan

setelah sudah mendapatkan kelompok kita mulai berjualan pulpen dari

jam 09.00 sampai jam 12.00 wib. Kita berjualan dai daerah dekat dekat

ITB. Hasil pertama kali kita dapat menjual 1 pulpen dengan harga Rp.

10.000 dan berikutnya menargetkan 1 pulpen Rp. 50.000, yang tadinya

kami ingin menargetkan harga satu pulpen Rp. 100.000 tetapi kami

masih ragu dan belum berani menawarkan dengan harga segitu. Dan

saya sendiri menargaetkan harga jual pulpen dengan harga Rp. 70.000

tetapi saya hanya mendapatkan Rp. 50.000 untuk satu pulpen. Ya tidak

begitu jauhlah harapan saya dari Rp. 70.000 tapi jadi Rp. 50.000, saat

saya menawarkan pulpen kepada pembeli saya hanya menjual mimpi

dari pulpen tersebut dan mimpi dari pulpen tersebut, coba bayangkan

awalnya bapak sebelum jadi orang sukses bapak menulis menggunakan

apa? Pulpen atau pensil saat kuliah? Andaikan di dunai ini hanya ada

satu pulpen ini apakah bapak lebih memilih menulis dengan

menggunakan arang? Tidakkan pak? Pasti bapak membeli pulpen untuk

mempermudah bapak? Dan jangan kira pak dari pulpen ini bapak juga

termasuk orang yang telah membantu orang yang sedang kesusahan

disana pak, dan pulpen ini ada berbagai macam fungsi kan pak? Yang

pertama sebagai bantuan bapak untuk menulis, dan yang satunya lagi

pulpen ini dapat mengantarkan bapak untuk beramal soleh dan dana

yang bapak berikan ini akan kami salurkan untuk orang-orang yang

sedang ,membutuhkannya.

Page 147: Rupiah Pertama PDF-1

143

Ilmu yang saya dapatkan selama di ITB ini banyak sekali

perubahannya saya merasa sangat berubah yang tadinya saya tidak

pernah tahu mengenai image board dari namanya saja saya baru tahu

dengan dan dengar nama itu setelah masuk duduk di ITB. Dan awalnya

saya pernah gagal dalam membuat suatu image board, tetapi say

berusaha agar dapat lebih baik lagi dari hal yang sebelumnya dan itu

bagi saya suatu pembelajaran. Dan saya selama di ITB ini juga dapat

mengendalikan emosi saya yang tinggi, ya mungkin gara-gara tugas

yang banyak numpuknya..

Dan saya yakin bahwa kalau saya magang atau berkerja di luar

nanti saya yakin ilmu yang saya dapatkan ini cukup sangat-sangat

bermanfaat, buat saya maupun buat masyarakat sekitarnya. Dan saat

kita bikin image board yang tadi saya suka lama sekali dan saya belajar

image board ini banyak kelebihnya, jadi nanti kalau kita ingin membuat

suatu produk atau desain kita alangkah baiknya kita membuat suatu

image board yang mungkin bisa membuat kita dapat inpirasi lebih detail,

sesuai, serasi, selaras, dan mudah tidak usah perlu banyak

menghabiskan waktu yang lama sekali seperti saat kita sebelum tahu

apa itu yang di namakan image board.

Produk yang bisa dipasarkan dari dunia fashion itu banyak

sekali bukan hanya satu atau dua, tapi bahkan lebih dan menarik buat

semua masyarakat, dan pasti dibutuhkan untuk masyarakat banyak mau

perempuan, pria, anak kecil, nenek, kakek atau siapa pun pasti

menggunakan busana. Contoh produknya, antara lain :

a. Busana / baju k. ide

b. Gaun l. hasil karya

c. Sepatu m. perhiasan

d. Tas n. dan lainnya.

e. Jaket

Cita-cita saya setelah selesai kuliah di ITB ini saya ingin

meneruskan sekolah lagi dan setelah itu saya ingin menjadi fashion

designer nasional dan saya bermimpi ingin menjadi fashion designer

internasional juga, amiiin.

Page 148: Rupiah Pertama PDF-1

144

Setelah itu saya juga ingin membuka dan mempunyai butik

sendiri yang banyak peminatnya dan ordernya pun banyak memesan,

dan saya inginya mempunyai butuk di daerah perkotaan agar lebih

strategis. Dan saya juga mempunyai impian ingin membangun atau

mendirikan sekolah tinggi mode untuk yang ingin menjadi fashion

designer dan sekolah ini nanti inginnya saya bisa terkenal dan dikenal di

internasional dan di nasionalnya sendiri. Amiiin.

Yang terakhir cita-cita saya ingin masuk surge amiiiinnn. Hahahha .

Page 149: Rupiah Pertama PDF-1

145

Pengalaman pertama saya pada saat mendapatkan uang

dengan hasil keringat saya sendiri saya merasa bangga. saya pernah

bekerja (magang) di salah satu butik di bandung dengan bayaran 1 hari

Rp.10000 diambilnya tiap minggu . dalam seminggu saya bekerja 5 hari

jadi kalau dihitung saya cuman mendapatkan Rp.50000/minggu bekerja

dari jam 8 sampai jam 4 huuuuuuuuuuuhft!!! lalu saya pernah

berwirausaha dari mulai buka jahitan dirumah, dan berwirausaha

bersama teman-teman menjual berbagai aksesoris dan

makanan+minuman ringan. Itu semua sungguh sangat tidak mudah,

waktu kerja di butik selama kurang lebih 4 bulan awalnya saya merasa

senang tidak ada beban atau unek-unek tapi lama-lama saya cape dan

kurang merasa enak dengan perkataan-perkataan pegawai lain

yaa..namanya pegawai pasti ada yang tidak suka kepada saya atau apa

saya tidak tahu. Tapi bagaimana pun itu sudah menjadi resiko saya,

saya buat itu sebagai pengalaman saya saja. Yang paling terpenting kita

IKHLAS dan NIAT............

Selama outbound saya menjual 2 pulpen 1 buku selama 2 hari.

Pulpen pertama seharga Rp.50.000, pulpen ke-2 seharga Rp. 15.000,

dan buku seharga Rp.65.000. Ketika hari pertama saya menjual pulpen

dengan harga Rp.50.000. Alhmdulillah rezeki. Saya juga tidak

menyangka dapat mejual pulpen dengan harga segitu baru pertama kali

apalagi pulpen yang saya jual itu kalau saya beli dipasaran harganya

murah cuman Rp. 1.500/buah manknnya saya merasa alhmdulillah

bersyukur. Waktu itu saya menjualnya kepada salah satu bapak-bapak

yang ada di kantor perusahaan di Dago. Saya hampiri dan saya jelaskan

maksud dan tujuan saya menjual pulpen tersebut, lalu saya berikan jasa

plus dari saya “jika bapak membeli pulpen ini saya akan membantu

bapak jikalau bapak lagi perlu/butuh bantuan untuk banyak tugas

menulis heeee” lalu bapak itu tersenyum dan tidak lama beliau

Page 150: Rupiah Pertama PDF-1

146

memberikan saya uang Rp.50.000 alhmdulillah.

Ilmu yang dapat saya ambil di ITB sangat banyak dan sangat

menambah wawasan dan pengalaman saya. Dari mulai yang kecil

sampai yang membuat saya sendiri pusing belajarnya, yang tadinya ga

ngerti-ngerti menjadi ngerti, cape juga heee..tugasnya terutama yang

selalu membuat saya sampai pusing ga ketulungan banyak sekali

bahkan sampai begadang untuk ngerjain. tapi semua itu memang

kembali lagi sudah menjadi resiko toh ilmu pada saat ini yang kita

pelajari akan menjadi bekal pada masa yang akan datang. Pada saat

saya magang nanti saya akan menerapkannya dan berusaha untuk lebih

mengembangkannya lagi ilmu tersebut atau bisa juga diterapkan pada

produk-produk yang saya akan buat nanti untuk berwirausaha sendiri

dirumah. Sebaik dan semaksimal mungkin saya akan memberikan yang

terbaik kepada orang-orang saya berikan atau tawarkan.

Saya bisa merancang, membuat dan memasarkan produk-

produk yang saya buat, seperti berbagai busana berupa busana casual,

busana gaun, busana muslim, kebaya, lalu selimut bayi, dan berbagai

aksesoris. Bahkan sekarang sudah ada yang meminta saya untuk

mendesignkan beberapa model baju batik yang kebetulan orang yang

meminta saya untuk itu beliau memiliki butik khusus batik. Insyallah

akan dimulai sesudah lebaran nanti.

Cita-cita saya setelah 1,3,5 tahun kedepan saya ingin, bisa dan

sudah harus membahagiakan orangtua saya, dengan cara sudah

mendapatkan penghasilan bersih hasil keringat sendiri tanpa minta ke

orangtua sedikitpun saya ingin sebaliknya saya yang akan memberi

kepada orangtua ingin membuat mereka senang dan bangga. Yang saya

ingin sudah mempunyai rancangan, butik, dan pegawai sendiri pada

saat itu. AMIIIIEENN...

Page 151: Rupiah Pertama PDF-1

147

Pertama mendapatkan uang dengan jerih payah sendiri memang

sangat memuaskan. Tetapi ketika sd saya belum pernah merasakannya

. Saya merasakan berjualan ketika sekolah smp, saya bersekolah di

SMP NEGERI 2 CIAWI. Pertama saya berjualan adalah berjualan coklat.

Dengan harga 500 sampai 1000, tapi saya sangat senang karena barang

yang saya jual selalu cepat laku. Dan perasaan puas sangat terasa

ketika mendapat keuntungan pertama.

Ketika beranjak smk, saya bersekolah di SMK NEGERI 3 BOGOR.

Kebetulan di sana ada pelajaran kewirausahaan yang tiap tahunnya ada

tugas praktik untuk berjualan. Di tahun pertama saya menjual produk

yang di buat sendiri. Saat itu saya membujat bingkai foto dari perca

jeans. Dan Alhamdulillah semua laku terjual. Tapi saya kurang mengatur

semua keuangan karena sibuk dengan tugas, jadi semua selesai begitu

saja. Kesalahan saya pun terulang kembali ketika praktik kelas 2. Saat

itu saya di suruh berjualan kopi dengan harga 2500 perbungkus. Itu

membuat saya semakin sulit karena saya belum bisa meyakinkan

pembeli dengan baik. Dan akhirnya barang saya kurang laku dan di jual

dengan sangat susah payah. Di tahun ke 3 saya berjualan aroma terapi,

disini saya cukup cepat berjualan karena barangnya sudah jelas

kualitasnya.

Selain itu selama 3 tahun di smk saya pernah mencoba

berjualan beberapa jenis barang, seperti dompet, bross, makanan dan

aksesoris lainnya. Tapi mungkin karena saya belum begitu sunggugh –

sungguh dalam berbisnis, semuanya terhenti di tengah jalan.

Kesan saya setelah berpengalaman berbisnis adalah

menyenangkan dan melatih mental juga. Menyenangkan karena kita

Page 152: Rupiah Pertama PDF-1

148

bisa menghasilkan uang sendiri dan melatih mental karena kita harus

bisa sabar apabila produk kita di tolak oleh pembeli.

Waktu pun berlanjut, akhirnya saya memilih untuk kuliah

program D1 di ITB. Tantangan berjualan kembali terjadi. Karena ketika

kegiatan out bound, semua murid di tugaskan untuk berjualan 1 pulpen

dengan harga semahal mungkin. Saat itu saya sangat bingung karena

saya masih lemah pengalaman dalam berjualan. Tapi saat itu

pemimbing memberi saran cara berjualan. Lalu kami pun berusaha

berjualan dan Alhamdulillah semua barang laku dengan baik, walaupun

tidak sampai ratusan riu saya sudah mencoba berusaha.

Di hari ke 2 kita mendapat tugas yang sama. Tapi entah kenapa

kami mendapat kesulitan, padahal saat itu adalah hari minggu dimana

saat car free day dan banyak orang. Tapi semakin sulit dan kami pun

menjual seadanya.

Di hari ke 2 juga kami disuruh berjualan 10 buku per kelompok

dengan modal harga 50.000. kembali mendapatkan tantangan. Kami

pun menyebar sejauh mungkin dan mendapatkan pelangaman sangat

menarik, yaitu mendapatkan kesempatan menawari buku kepada orang

asing. Sayang dia orang keturunan parancis dan dia bilang bahwa

andaikan ada bahasa bilingual saya pasti akan beli. Tapi tak apa

setidaknya sudah mendapatkan pengalaman. Ada kesempatan kami

menawari anak kecil, dia sangat tertarik sekali. Tapi sayang juga dia

tidak punya uang sebanyak itu. Dan akhirnya 7 buku terjual via telpon

dengan harga 100.000 perbuku.

Setelah 2 bulan kuliah di ITB, saya banyak sekali mendapat

manfaat. Diantaranya melatih kreatifitas dan mental. Kreatifitas dalam

mendesain dan membuat hasil karya, serta mental yang terlatih karena

tugas yang sangat banyak itu juga membuat saya bisa menyesuaikan

mana yang lebih penting dan mana yang tidak. Sehigga itu dapat

menbantu saya ketika saya terjun di dunia kerja dan melatih saya

apabila berwirausaha saya dapat melayani pelanggan dengan baik.

Sebelum kuliah samapai sekarang, saya sedang mencoba

Page 153: Rupiah Pertama PDF-1

149

berbisnis aksesoris dari perca dengan 2 orang teman smk saya. Tapi

karena saya sibuk kuliah, jadi semua tertunda sebentar dan sekarang

saya akan melanjutkan kembali. Sekarang setelah menjalani perkuliaha

selama 2 bulan banyak ilmu baru yang saya dapat, salah satunya belajar

cara menyablon. Saya jadi ingin berencana menjual busana dengan

sablon yang saya buat sendiri. Semoga bisa terlaksanakan.

Waktu masih kecil, entah kenpa saya bercita – cita ingin menjadi

dokter hewan. Lalu berubah fikiran menjadi dokter gigi. Tapi jalan

berkata lain dan membawa saya ke dunia busana. Ternyata sangat

menarik, walaupun butuh mental yang kuat untuk menjalaninya, tapi

saya menikmatinya. Dan cita – cita saya pun berubah ingin menjadi

designer. Walaupun daya kreaifitas saya masih lemah, saya akan terus

berusaha untuk berkarya dan menjadi designer terbaik.

Saya bersekolah dasar di SD NEGERI 4 CIMANDE. Salah satu

daerah di kota Bogor. Walaupun tingga di kampong, tapi saya sangat

beruntung Karena kekeluargaan antar masyarakat masih sangat erat.

Dari kecil saya biasa di panggil wida. Sampai saya sekolah smp di SMP

NEGERI 2 CIAWI, saya masih di panggil wida. Mungkin itu panggilan

terbaik ^^. Lalu ketika masuk sekolah smk di SMK NEGERI 3 BOGOR,

panggilan nama saya bermacam- macam, seperti numau, nunu, mamau

dan felix (karena dulu nama fb saya numau felix ^^). Dan sekarang

saat kuliah kembali di panggil wida.

Page 154: Rupiah Pertama PDF-1

150

Uang. Salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia untuk

bertahan hidup. Uang itu menjadi sangat penting bagi setiap orang. Dan

untuk mendapatkan uang tersebut kita harus berusaha dan bekerja

keras. Karena uang tidak akan datang dengan sendirinya.

Begitupun saya, saya adalah lulusan dari sekolah kejuruan yang

mempunyai keahlian dalam bidang menjahit. Dari keahlian yang saya

dapat dari sekolah inilah yang saya gunakan untuk mencari uang.

Rupiah pertama yang saya dapatkan adalah rupiah hasil dari

saya menjahit. Pertama kali saya mencoba menawarkan jasa menjahit

dengan pengetahuan dasar yang saya punya adalah ketika saya masih

bersekolah, pada saat saya kelas 3, salah satu syarat untuk

mendapatkan nilai adalah dengan memenuhi tugas PU yaitu pengelolaan

usaha, kami dituntut untuk menyelesaikan 10 buah baju pesanan orang

lain. Pertama kali mencoba memberanikan diri menawarkan jasa kepada

seorang pelanggan itu rasanya seperti berenang di dasar laut dan

bertemu ikan hiu. ( loh?? Ngga ada hubungannya ya.. hehe) yah gugup

dan grogi terutama yang saya rasakan, karena banyak ketakutan yang

akan saya hadapi nanti setelah menerima pesanan jahit itu, ketakutan

ketika bajunya gagal, ketakutan bajunya kebesaran atau kekecilan,

ketakutan bajunya tidak enak dipakai dan berbagai macam rasa yang

saya rasakan. (goodday donk, hidup banyak rasa ^^,).

Tapi ada seorang guru saya waktu di sekolah itu, kebetulan

beliau mempunyai bahan batik yang belum dijahit, dan beliau ingin saya

membuatkannya sebuah kemeja. Dengan segala ketakutan itu, saya

merasa senang karena sudah dipercaya untuk membuatkan baju

tersebut, jadi saya tidak boleh mengecewakan beliau.

Page 155: Rupiah Pertama PDF-1

151

Dengan pengetahuan yang saya miliki akhirnya saya buatlah

baju tersebut. Alhasil, jadilah kemeja batik pertama yang saya buat.

Karena saya masih belum terbiasa menghargakan hasil jahitan, jadi saya

menghitung saja pengeluaran yang saya keluarkan untuk membuat baju

tersebut. Dan tahukah kalian, guru itu membayar berapa? Rp. 15.000,-

(appaaaahh….???? Duh lebay. Haha). Yah begitulah kenyataannya

teman-teman. Sebuah pengalaman yang sangat mengesankan.

Bayangkan saja, diluaran saja orang lain membuat baju bisa sampai Rp.

60.000,- sedangkan saya, Karena mungkin saya memang belum tahu

harga pasar, jadi membuat baju batik yang pemotongannya saja sudah

rumit, butuh banyak waktu dan fikiran, hanya dibayar dengan harga

sekian. (uwoooowwww…). Meskipun begitu, beliau senang dengan baju

itu, jadi tak apalah saya hanya dibayar segitu, asalkan pelanggan

merasa puas dengan hasil karya saya. Dan itu menjadi pengalaman

mendapatkan rupiah pertama yang mengesankan buat saya.

Dan pengalaman mencari uang di ITB juga merupakan

pengalaman yang berharga dan mengesankan sekaligus menantang

mental, mampukah kita menjual sebuah pulpen yang berharga Rp.

1.500,- menjadi Rp. 10.000,- bahkan lebih. Kami terutama saya berjalan

keluar dari ITB dengan kesiapan mental untuk bertemu dengan orang-

orang yang berharap akan membeli pulpen tersebut dengan harga yang

tinggi, tak lama kami bertemu dengan orang yang turun dari kendaran

roda 4 kami hampiri dan kami tawarkan pulpen tersebut kepada orang

itu, kami yakinkan kepadanya bahwa ini adalah bukan semata-mata

menjual pulpen, tapi apabila dia membeli pulpen itu artinya dia telah

membantu orang-orang yang membutuhkan. Dia tersenyum dan

memberi kami Rp. 10.000,-. (hmmmmfffhh..) ternyata kita tak bisa

menilai seseorang dari luarnya saja, meskipun bermobil, tapi…

Nah, berbagai macam orang, bermacam pula karakteristiknya.

Selama berjualan pulpen itu paling tinggi saya mendapatkan Rp.

50.000,-/pulpen. Dan jumlah dari hasil penjualan pulpen kelompok kami

adalah Rp. 765. 000,-. Luar biasa untuk pencapaian amatiran seperti

kami. Tak hanya menjual pulpen kami juga menjual buku tentang

tutorial blender animasi 3D. harga perbuku minimal adalah Rp.

Page 156: Rupiah Pertama PDF-1

152

100.000,-/buku. Karena tidak semua orang menyukai animasi, jadi sulit

bagi kami untuk menjual buku tersebut, bermodalkan tekad dan tujuan

kami berhasil menjual buku tersebut, meskipun tidak semua buku laku

terjual. Jumlah yang didapat dari hasil menjual buku tersebut adalah

kurang lebih Rp. 800.000,-. Benar-benar mengesankan ketika kita

mendapatkan uang hasil dari keringat sendiri, memotivasi saya untuk

lebih berusaha dan terus berusaha.

Ilmu yang sudah saya dapatkan selama 2 bulan di ITB ini,

sungguh sangat bermanfaat untuk masa depan saya nanti dalam

melanjutkan bidang ini. Selama 2 bulan saya disuguhi tugas-tugas yang

sangat banyak, yang memang tujuannya untuk kita bisa lebih mengatur

waktu kita dalam mengerjakan tugas dan mengerjakan pekerjaan kita

yang lain. Disamping itu, kita dilatih juga untuk peka terhadap hal-hal

yang berhubungan dengan dunia fashion, perkembangan dan lain-

lainnya. Agar suatu saat kita membuka usaha dibidang ini, kita sudah

tahu apa saja langkah yang harus dilakukan. Rencana bisa membuka

usaha sendiri, akan sangat terbantu dengan pengetahuan yang saya

dapatkan sekarang ini.

Rencana saya apabila membuka usaha adalah ingin membuat

produk baju pesanan, artinya hanya menjual jasa saja dulu untuk

permulaan, seperti gamis, kebaya, rok, tunik dan lain-lain. Mungkin

setelah berkembang, saya bisa membuka pesanan dalam jumlah besar.

Setelah 1 sampai 5 tahun kedepan saya bercita-cita sudah mempunyai

usaha yang saya rencanakan tersebut, menjadi rumah jait yang bisa

menggapai hati masyarakat dengan hasil karya yang dikenal dengan

kualitas dan kuantitasnya.

Page 157: Rupiah Pertama PDF-1

153

Sebelum masuk ke ITB saya sudah bisa mendapatkan uang

sendiri, yaitu dengan cara memproduksi pakaian jadi dengan mengikuti

program yang ada di sekolah SMK, yaitu PU (pengelola usaha) yang di

adakan di kelas XII smester ke-5. Di program ini saya hanya

memproduksi 5 pakaian jadi saja, karena pakaian tersebut di kerjakan di

sekolah dan di awasi oleh guru pembimbing PU.

Awal di beri kesempatan untuk memproduksi pakaian jadi saya

sangat was-was sekali, karena ketentuan untuk memproduksi pakaian

jadi tersebut waktu-nya sangat sempit, sementara ketentuan-nya harus

memproduksi pakaian jadi sebanyak 5 buah dan smester terakhir itu

banyak sekali tugas-tugas dari mata pelajaran yang lain. Tetapi semua

itu bukan menjadi alasan saya untuk mengerjakan program pengelola

usaha. Sesampai-nya di rumah saya langsung bertanya kepada saudara-

saudara saya untuk mempromosikan siapa yang mau membuat

pakaian hasil jahitan saya, tenyata saudara-saudara saya mau menjahit

pakaian-nya kepada saya, saya sangat senang sekali karena saya dapat

di percaya oleh orang lain untuk membuat pakaian jadi, meskipun oleh

saudara (keluarga) sendiri. Tanpa basa basi saya langsung mengukur

ukuran saudara saya yang akan membuat pakaian kepada saya, selesai

mengambil ukuran saya langsung membuat pola dan membeli peralatan

dan keperluan yang akan di gunakan pada saat pembuatan pakaian

tersebut.

Setelah pakaian tersebut jadi, saya langsung menghitung

pengeluaran saya dalam pembuatan busana jadi tersebut, setelah

dihitung-hitung saya langsung mengembalikan bahan yang sudah di

jahit rapih dengan harga Rp. 35.000/pakaian.

Page 158: Rupiah Pertama PDF-1

154

Uang tersebut tidak sepenuh-nya milik saya, melainkan saya

harus bayar ke sekolah sebesar Rp. 10.000.- untuk membayar biaya

penyusutan (listrik) sebesar Rp. 5.000.- dan yang Rp. 5.000.- lagi

digunakan sebagai tabungan kelas, yang hasil-nya uangnya akan

digunakan untuk rekreasi bersama satu jurusan.

Saya sangat senang sekali dengan di adakan-nya pengelolaan

usaha tersebut karena banyak sekali manfaat-nya.

Tidak hanya dari program pengelolaan usaha saja saya

mendapatkan uang dari keringat sendiri, melainkan ada praktik yang

harus di kerjakan secara kelompok dari mata pelajaran kewirausahaan.

Tugas dari mata pelajaran tersebut membuat produk sebanyak 5 produk

yang sesuai dengan jurusan. Disini saya membuat produk accesories

seperti bando, jepit, gantungan yas, gantungan hp, dll. Dengan harga

Rp. 2500/buah.

Setelah saya lulus dari SMK saya langsung melanjutkan kuliah di

ITB. Pada saat saya di terima di universitas tersebut saya mengikuti

kegiatan yang setiap orang yang kuliah disana harus mengikuti-nya,

yakni kegiatan outbound.

Dalam kegiatan outbound tersebut saya di suruh berjualan

sebuah balpoin dengan harga setinggi-tinggi nya. Padahal kalau

berbicara harga, mungkin harga balpoin tersebut tidak seberapa, yakni

Rp. 2.000.- tetapi disini saya ditugaskan untuk menjual balpoin paling

kecil Rp. 10.000.-

Saya bersama kelompok langsung mencari orang (relawan )

yang mau membeli balpoin kelompok saya. Setelah berjalan jauh dan

mencari bantuan ke orang lain, akhirnya saya mendapatkan relawan

yang akan membeli balpoin saya dengan harga Rp. 10. 000.-, ada juga

yang menyumbangkan uang-nya untuk kami dan tidak mau membeli

balpoin tersebut yaitu sebesar Rp. 7.000.-, setelah berjuang untuk

mencari relawan, kami akhir-nya mendapatkan 1 orang relawan yang

mau membeli balpoint kami dengan harga Rp. 200.000.-. saya sangat

bersyukur sekali, Karena saya bersama kelompok saya dapat

menyelesaikan tugas dari kegiatan outbond tersebut dengan hasil yang

Page 159: Rupiah Pertama PDF-1

155

sangat memuaskan dalam yaktu yang sangat sempit. Jumlah

pendapatan kelompok saya yaitu Rp. 550.000.-

Pada hari ke-2 saya di suruh berjualan buku sebanyak 10 buah.

Saya kembali bersama kelompok saya berunding bagaimana caranya

supa buku tersebut terjual semua dengan hasil yang memuaskan, saya

berharap agar hari ke-2 pendapatan yang di hasilkan lebih dari

pendapatan hari pertama saat berjualan balpoin.

Saya langsung kembali mencari relawan dan saya mendapatkan

relawan tersebut yaitu rekan orang tua saya, dia membayar Rp. 80.000.-

Setelah uang-nya terkumpul dan dibagi rata bersama kelompok,

saya mendapatkan uang sebesar Rp. 51.000.- /orang dan uang

tersebuat akan di masukan ke dalam rekening masing.

Selama 2 bulan penuh saya kuliah di ITB saya merasa banyak

sekali ilmu yang di dapat entah dari dosen, teman-teman, lingkungan,

dll.

Banyak sekali materi yang di ajarkan oleh dosen saya

diantaranya: ilustrasi fashion. Disini saya di ajarkan bagaimana cara

membuat anatomi tubuh wanita/pria dewasa yang ideal. Berbagai

macam pose, cara mewarnai gambar yang baik dan benar, dan dsign 3

dimensi. Disini juga saya di ajarkan bagaimana cara menyablon pakaian

dengan baik dan benar dengan melakukan berbagai macam teknik. Dan

membuat image board untuk di kembangkan menjadi produk yang

nanti-nya akan di nilai sebagai nilai uas dan tugas akhir. Untuk uas ini

saya membuat pakaian pesta, tas, sepatu dan accessories dan akhir-nya

akan di buat pameran.

Produk yang akan di hasilkan setelah saya kembali ke sub

kampus : pakaian jadi, menerima order(pesanan) dll.

Cita-cita yang saya inginkan setelah keluar dari ITB dan insya

allah tercapai. Saya ingin mempunyai butik dengan pekerja yang

banyak sehingga saya bisa meringankan beban orang-orang yang

memerlukan dana untuk keluarga-nya, tetapi tetap seorang pekerja

Page 160: Rupiah Pertama PDF-1

156

yang berkualitas. Sebuah butik yang kumplit diantaranya: sperangkat

pernikahan bersama cetering, menerima pesana pakaian jadi, bordiran,

dan memasukan pakaian jadi kepada toko-toko.

Saya ingin menjadi dsigner yang sangat berkualitas yang setiap

hari-nya membuat dsign-dsign yang beragam seperti tidak kehabisan

ide.

Page 161: Rupiah Pertama PDF-1

157

Pengalaman yang saya dapat kan ketika pertama mendapat

uang yaitu pada kelas 2 smk , di mana pada saaat itu saya di suruh

berjualan oleh guru-guru smk yang termasuk dalam kurikulum

pembelajaran kewirausahaan, pada saat itu saya disuruh membuat

produk dan produkitu harus dijual kembali , pada saat itu saya belum

berani menjualkan baju-baju, meskipun saya jurusan busana , karena

kualitas jahit saya pun menurut sayaplak meja yang plak meja yang

kurang , jadi dari situ saya beralih dengan menjual taplak meja yang

sudah di sulam.dari situlah saya mendapatkan ,pengalaman pada saat

saya mendapatkan uang sebelum masuk ke itb, benar-benar butuh ke

uletan pada saat saya menjual taplak itu , karena disisi lain saya takut

taplaknya itu tidak terjual , 3 hari an setelah taplak jadi, barulah saya

disitu memproduksikan taplak itu , dari menawarkan ke sanak sodara ,

dan kepada teman-teman saya, dan ala hasil ternyata mereka ingin

memesan taplak meja itu lagi,ternyata kuncinya dari pembuatan taplak

meja ini kita harus membuat kepercayaan pada mereka , dan karena

msih pertama sayapun tidak membajet harga dengan harga tinggi,

namun ketika mereka sudah percaya dengan produk yang saya jual ,

merekapun juga akan membayar harga dengan lebih tinggi karena

sudah percaya , jika sudah begini barulah saya pasang harga, dan uang

pertama yang saya dapat adalah Rp 100.000 dengan produk 2 buah ,

dan ketika mereka pesan-pesan lagi barulah saya mendapatkan uang

Rp 400.000, itulah pengalaman saya pada saat pertama kali

mendaapkan uang.

Pengalaman saya mendapatkan uang di out bond, yaitu ketika

saya diperintah kan untuk menjual pulpen , pada saat itu pulpen yang

diberikan pulpen yang harganya tak jauh Rp 2000 namun kita disini arus

menjualkannya dengan harga yang tinggi , kesan pertama saya

bingung?????

Page 162: Rupiah Pertama PDF-1

158

Pulpen Rp 2000 di jual dengan harga tinggi gimana caranya ?

trus emang ada yang belinya ?? itulah kesan pertama yang ada di benak

saya hhhe Namun pada saat itu saya optimis ajaa, , ,dari perkelompok

itukan di bagi-bagi lapak nya, dan tempatnya , moment nya pas banget

saat itu saya kebagian mencari ke daerah dago pas bgt mungkin banyak

yang sedang car freeday , saya mulai menjajarkan pulpen saya , mulai

menawarkan kepada polisi , yang mereka mau beli kalo harganya 5000 ,

, ihh ga la yawwww , , , :D itu baru polisi? aku mulai menenangkan diri

masa polisi aja yang istilahnya banyak uangnya mereka cuman berani

ngasih harga 5000, ini harus lebih gimana cara nya , , gimana caranya ,

, gimana caranyaa. . .?? aku mulai menyusuri jalan sepanjang car free

day , ada bapak-bapak yang penampilan nya oke, dia mungkin sedang

parkir , dan saya ketuk kaca mobilnya dan saya lihat situasi bapak

tersebut , dan ketika saya menjelaskan panjang lebar tentang tujuan ini,

dia hanya memberi Rp 10000 ? tapi ga -apa , baru awal , di banding

polisi yang tadi malah mau Rp5000. Saya mulai jalan, jalan lagi dan

bertemu dengan ibu-ibu, di situ dia sedang berbelanja di outlet, dan

ketika saya menjelaskan tujuan –tujuann nya ibu itu memberi Rp 20000,

saya kembali menelusuri jalan alu dari pealu dari petersebut dan

bertemu dengan bapak-bapak lagi yang sedang bersepeda, saya dekati

bapak tersebut lalu saya mencoba meyakinkan bapak-bapak tersebut

dan menjelaskan maksud dan tujuannya,lalu bapak itu memberi uang

Rp. 20000 jadi ala hasil uang yang di dapat Rp 50000. Itulah

pengalaman saya dari hasil menjual pulpen dari outbond.

Ilmu yang saya dapat di itb banyak sekali dari ilmu pembekalan

diri yang sudah pernah di bahas saat awal masuk , lalu dari

pembelajaran sehari-hari yang didapat dari pelajaran, reka bahan,

pengantar fashion, ilustrasi desain, dari pelajaran-pelajaran itu semua

bisa saya praktikan di saat saya magang , karena di itb saya itu yang

asalnya tidak tahu menjadi tahu , yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,

jadi otomatis dengan ilmu-ilmu itu saya harus lebil all out dalam hasil

pencapaian nya nanti ,

Produk yang saya akan pasarkan berupa baju , baju terdiri dari

banyak nya kan ada casual , busana pesta dan msih banyak lainnya ,

saya akan membuat produk yang unggul , dengan trend –trend yang

Page 163: Rupiah Pertama PDF-1

159

akan bermunculan di masa-masa yang akan datang , dan tentunya

tertuju pada busana muslim , karena dari info-info yang saya dapat

bahwa tahun 2020 nanti indonesia itu akan menjadi pusat fashion

muslim di dunia , dan otomatis dari sekarang pun kita harus sudah bisa

menguasai mode , style baju-baju agar kita tidak ketinggalan :D:D . . . .

hahahaa

Tentu impian saya tak lain ingin menjadi designer . . .. dan

menjadi seorang designer itu tidaklah mudah butuh usaha dan tekad

yang kuat , dan tentunya menjadi seorang designer itu harus selalu

updade. , Update disini yaitu tudak ketinggalan dan harus selalu

mengikuti , trend mode yang berkembang, tungguu akuu menjadi

designerr yang terkenal dan handall yaaah di masa yang akan datangg

yaahh hhaha

Page 164: Rupiah Pertama PDF-1

160

Pertama saya mendapatkan uang adalah saat saya kelas 1

SMA pada saat itu saya iseng” membuat bros dari bawahan planel lalu

saya pake mempergunakan bros itu ke sekolah lalu sebagian teman

kelas tertarik akan bros yang saya buat dan mereka pun memesan

bros tersebut dengan berbagai macam bentuk seperti:

bunga,bintang,hati,kotak,boneka,dll. Namun saya pun tidak menjual

bros saja saya pun menjual gantelan,bande,dan jepitan. Saya

memberikan harga mulai dari harga Rp.4000 s/d 8000 saja dan

alhamdulilah banyak yang memesan produk yang saya buat. Namun

usaha saya tidak lama berjalan usaha saya hanya berjalan samapi 6

bulan saja dikarnakan saya sibuk dengan tugas sekolah saya yaitu

tugas prakerin yang di adakan selama 2 bulan lebih pada saat itu

saya benar-benar sibuk .

Lalu pada saat kelas 3 saya mendapatkan tugas yaitu tugas

kejurusan yaitu setiap siswa harus mempunyai usaha saya pun

membuka jasa jahit dengan bermacam harga mulai dari Rp.40.000

sampai 30.000 dan alhamdulilah saya mendapatkan order banyak

namun saya harus menyetorkan 10% dari harga yang di jual karna

untuk penyusutan listrik dll.

Dan saya pun mendapatkan tugas lagi dari pelajaran lain yaitu

pelajaran KEWIRAUSAHAN (KWU) untuk membuat 1 stan yang menjual

barang menurut jurusan nya masing” saya pun tidak lama untuk berpikir

saya pun membuat produk yang pada saat kelas 1 saya jual saya pun

menjual bros kembali pada saat tugas kwu ini

Pertama saya mendapatkan uang di out bound adalah pada saat

saya mendapatkan tugas yaitu : untuk menjual satu bual balpen dengan

harga Rp.2000 untuk di jual lebil tinggi dari harga yang sebenar nya

saya pun bergegas dengan kelompok saya untuk menjual balpen itu

Page 165: Rupiah Pertama PDF-1

161

saya pun menjual balpen itu kepada seorang lelaki yang akan memasuki

mobilnya saya pun berburu-buru menghampirinya saya pun langsung

menjelaskan dan menawarkan balpen tersebut debgan harga Rp.50.000

namun dia hanya berani membeli dengan harga Rp.20.000 saya pun

menjual nya dengan harga demikian

Tidak lama kemudian saya mendapatkan tugas kembali untuk

menjual buku yang berisikan tentang animasi dengan harga yang

sebenarnya Rp.50.000 dan di jual harus namun kelompok saya hanya

mampu menjual sebanyak 6 buah buku dengan harga bermacam mulai

dari Rp.100.000 sampai Rp 150.000.

Ilmu yang saya dapat selama berada di ITB yaitu mulai dari

kemandirian saya untuk hidup jauh dari orang tua,kedisiplinan waktu

saya pun mampu membagi waktu antara mengerjakan tugas dengan

mengerjakan tugas lain

Saya pun mendapatkan ilmu yang lain sekarang saya mampu

mengambar dengan baik setelah saya belajar selama 2 bulan di

ITB,saya pun di ajarkan mengambar dengan teknik computer,saya pun

belajar sablon dari pelajaran reka bahan dan banyak sekali ilmu” yang

saya dapat

Insaallah saya akan menjual produk baju baik baju pria atau

wanita dan jilbab

Saya ingin menjadi seorang desainer dan membukan sebuah

butik yang di dalam nya ada sebuah salon dengan café

Page 166: Rupiah Pertama PDF-1

162

Sudah makin mendekati 2 bulan kuliah di kampus ITB. Yang

saya rasakan adalah lelah, stress dan deg-degan. Saya sedang

menghadapai UAS saat ini. Benar-benar merasa tegang dan khawatir.

Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasih

yang paling baik dan terbaik untuk diri saya. Apa yang saya lakukan dan

kerjakan selama dua bulan terakhir ini akan terlihat nanti di akhir saat

penilaian akhir sudah keluar.

Hal ini benar benar menjadi adrenalin yang menegangkan untuk

saya. Tapi apapun hasilnya nanti saya akan menerimanya dengan baik.

Jika jelek dan masih bisa diperbaiki saya akan berusaha untukk

memperbaikinya sebaik mungkin.

Pengalaman saya mendapatkan uang sebelum masuk ke ITB

dan sesudahnya memberikan efek yang berbeda. Saya bekerja di SMK

Negeri 1 Rancaekek. Saya tahu dan pernaah merasakan bagaimana

rasanya bekerja untuk mendapatkan uang dengan keringat sendiri

namun dengan cara yang berbeda sebelum saya masuk ke ITB.

Sebenarnya cita – cita saya memang berkaitan dengan fashion. Minat

saya kepada fashion terutama milineris dan aksesoris sangat tinggi.

Dengan adanya saya yang menimba ilmu di kampus ITB ini.

Kesulitan dan usaha yang saya keluarkan mungkin

akansebanding dengan apa yang akan saya dapatkan di kemudian hari

nanti. Yang saya inginkan adalah menjadi seorang wirausahawan yang

sukses dan tak pernah padam semangatnya untuk berinovasi. Rasa lelah

yang saya dapat di sini akan menjadi tolak ukur untuk saya apakah saya

layak untuk menjadi orang yang kuat mentalnya di lapangan nanti jika

saya mendapatkan order yang di luar batas. Mudah mudahan cita-cita

saya bisa tercapai dengan mulus. Namun rasa khawatir itu tetap ada

Page 167: Rupiah Pertama PDF-1

163

melekat dalam diri saya.

Ilmu yang saya dapat dari kampus ITB dan Seamolec mungkin

dapat saya kembangkan dan gunakan jika suatu saat nanti saya bekerja

di tempat yang berhubungan dengan fashion ataupun jika saya menjadi

staff pengajar nanti. Amiin.

Pengetahuan tentang dasar – dasar fashion, apa itu fashion, apa

saja yang menjadi elemen utama busana, mengenali macam-macam

bahan, ilustrasi fashion, sungguh sangat berharga ilmu yang saya dapat

dari sini. Materi dan arahan yang benar-benar memotivasi diri saya agar

dapat menjadi orang yang lebih baik dan dan akhirnya memiliki tujuan

hidup yang jelas. Ini bisa menjadi arahan untuk apa yang ingin saya raih

dan capai di kehidupan saya nanti. Tempaan yang saya terima dari staff

pengajar di ITB sangat berpengaruh besar bagi kebiasaan saya. Kualitas

kerja saya pun menjadi meningkat dan membuahkan pola fikir dan

pandangan yang baru untuk menggapai cita-cita saya. Sungguh menarik

dan menyenangkan kuliah di sini. Kesulitan dan gemblengannya sangat

terasa dan membuat diri saya ingin sepenuhnya berubah dan berkaca,

saya ingin berubah ke arah yang lebih baik.

Saya menyukai apa yang diajarkan di sini. Apa yang kita pelajari

sungguhlah tidak ada batasannya. Tergantung bagaimana motivasi dan

kemampuan kita untuk mewujudkan cita-cita bahkan impian yang

selama ini selalu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil untuk bisa

digapai.

Saya masih merasa harus tetap berjalan dan memantapkan diri

untuk menjadi seseorang yang patut diperhitungkan di dunia bisnis jika

saya ingin menjadi seorang wirausahawan. ITB adalah langkah awal

saya untuk menggapai apa yang saya inginkan.

Page 168: Rupiah Pertama PDF-1

164

Pengalaman pertama dapat uang yaitu saat saya smk dan saya

menjait rok sekolah,batik sekolah dan jas lab sekolah dan saya menjahit

pakaian tersebut cukup bnyak dan lumayan uang yang dikumpulkan

selama saya mnjahit UP disekolah dan uang tersebut saya pakai untuk

membeli bahan buat praktek sekolah dan bisa bantu-bantu orang tua.

Saya sangat senang bisa mndapat gaji pertama saya dengan

mnjahit pakaian di sekolah. setelah itu saya juga mendapat jahitan dari

tetangga dan uangnya juga lumayan .harga yang diperoleh dari 1pcs

baju yaitu Rp.7000,- , 1 pcs rok Rp.6000,- , dan harga 1 pcs jas lab

yaitu Rp.8000,- .dan pakaian yang saya jahit lumayan bnyak kurang

lebih 100 pcs. Dan busana yang saya jahit selesai setelah saya beres UN

.

Setelah itu sebelum saya masuk universitas ITB saya juga

bekerja di sebuah butik yaitu butik frida dan saya bekerja disana selama

1 bulan sambil menunggu kelulusan di sekolah dan menunggu hasil

testing di ITB.

Gaji yang didapat saya saat bekerja di butik frida saya mndapat gaji

ckup lumayan yaitu Rp.85000,- dan saya juga mendapat uank makan

lumayan untuk tambah-tambah.

Setelah itu pada minggu ke-2 saya mendapat gaji kurang dari

pada minggu pertama yaitu Rp.62000,- pada minggu ke-3 saya

mndapat uang dari gaji saya yaitu Rp.74000,- dan pada minggu terakhir

saya mndapat uang Rp.54000,- karena saya jarang masuk karena saya

sakit dan harus datang ke ITB untuk melakukan OUTBOND.

Dari hasil tersebut saya simpan untuk bekal selama 2 bulan di

ITB agar tidak tergantung sama orang tua terus menerus dan saya

Page 169: Rupiah Pertama PDF-1

165

sangat senang dan saya sangat bangga karena bisa menghasilkan uang

sendri dan dari keringat sendiri.

Setelah saya diterima di universitas ITB saya keluar dari butik

tersebut karena saya ingin melanjutkan sekolah saya sampai kulyah dan

alhamdulilah saya dapat kuliyah.

Pengalaman mendapatkan uang sesudah masuk ITB yaitu saat

saya menjual sebuah pulpen yang ditugaskan oleh pembimbing outbond

yaitu bpk stanly yang membimbing dan mengajari saya dan mahasiswa

lain selama 3 hari .

Dan pada hari sabtu saat outbond berlangsung saya di suruh

berjualan pulpen dengan harga tinggi dan itu tantangan buat saya

karena baru pertama kali saya berjualan . pulpen tersebut tidak boleh

terjual dengan harga Rp.10000,- dan kita harus menjual pulpen tersebut

dengan harga Rp 50000,- dan kalau bisa lebih dari Rp 50000,-

Setelah saya beres dari berjualan tersebut saya dan teman-

teman saya menghitung berapa uang kami dapat dari hasil jualan

pulpen dan kami mendapat Rp.450000,-.

Dan pada hari minggu yaiutu hari terakhir outbond saya

ditugaskan untuk berjualan pulpen lagi tetapi pulpen terserbut harus

terjual mahal lebih dari harga pada hari sabtu dan msaya bersama

teman-teman berpencar untuk berjualan lagi dan alhamdulilah pulpen

tersebut terjual dengan harga tinggi yaitu Rp.100.000,. dan semua

pulpen yang kami bawa terjual semuanya dan kami mendapatkan uang

lumayan banyak yaitu Rp.250.000,- lebih bnyak dari mhari sabtu . uang

tersebut kami bagiakan alahamdulilah hasil yang masing-masing

peroleh ternmasuk saya lumyan cukup untuk saya tabung.

Cita-cita saya untung 1,3,5 tahun yang datang saya ingin karya

yang saya buat bisa dihargai oleh orang lain dan bisa terkenal dan

menjadi orang sukses dan cita-cita saya selanjutnya yaitu setelah saya

berhasil nanti yang paling pertama saya ingin adalah membahagiakan

orang tua saya .

Page 170: Rupiah Pertama PDF-1

166

Saat saya mendengar ada pengumuman mengenai D1 fashion

Style dan berlokasi di ITB saya dengan spontan langsung registrasi dan

mengikuti kegiatan tersebut, ternyata tak menyesal saya mengikuti

kegiatan tersebut, banyak pengalaman dan ilmu berharga yang saya

dapatkan di sana. Saya mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan

yang sangat dalam terutama di bagian Fashion. Selama belajar di sana,

kemampuan gambar saya sangat meningkat, sebelumnya garis tangan

saya saat menggambar sangat kaku, tetapi di sana saya di latih dan di

ajarkan bagaimana cara menggambar sketsa dari membentuk proposi,

rendering, colase sampai mix media. Its FUN!. Selain memperdalam

menggambar sketsa saya mendapatkan ilmu mengenai tekstil dan

ragam hias, saya pun mengetahui banyak tentang cara dan teknik

membuat kain/ tekstil. Hal yang paling saya senangi adalah mempelajari

sejarah Fashion yang saya dapatkan saat mengikuti matakuliah

Pengantar Fashion, selain sejarah yang di ajarkan saya mengetahui

berbagai istilah – istilah fashion, makna dari fashion dll. Mata kuliah

Observasi tempat juga merupakan mata kuliah favorit saya, karena saya

dapat mengetahui berbagai tempat yang sangat menguntungkan bagi

bidang fashion jika kita ingin merambah ke dunia wirusaha, tempat –

tempat yang saya telah observasi antara lain Pasar Gede Bage- dimana

saya dapat mengetahui tempat pakaian second yang di ekspor dari

berbagai Negara-, Pusat Rajut Binong- di tempat ini lah saya

mempelajari dan mengetahui berbagai macam rajutan-, Ganiartha-

merupakan tempat sekaligus pembuatan brocade dengan kualitas dan

macam yang bervariasi, dan Cigondewah- di tempat inilah saya bisa

mendapatkan kain – kain dengan harga yang cukup miring dengan

kualitas yang tak jauh berbeda dengan tempat lain.

Satu hal yang buat saya menarik, saat saya mempelajari

tentang Animasi, dimana saya harus membuat baju dengan system

Page 171: Rupiah Pertama PDF-1

167

animasi dan dengan detail yang cukup sulit. Mata kuliah ini cukup

menarik dan menyulitkan bagi saya,hehe :p.

Dari awal pertemuan, kami telah menyiapkan mata kuliah

Pengantar TA untuk membimbing kami saat melakasanakan Tugas Akhir

dibulan Februari. Pada mata kuliah ini, kami di tuntut untuk

mendapatkan karakter kami saat membuat produk, entah itu baju, tas ,

sepatu atau aksesoris lainnya. Karakter kami di bangun saat kami di

tugaskan untuk membuat suatu image board, saat membuat image

board tersebut, kami harus memiliki perasaan yang peka saat memilih

image – image tersebut agar masuk kedalam karakteristik yang kami

miliki. Dan minggu demi minggu pun berlalu, inilah saat nya bagi kami

membuat desain produk sesuai image yang telah kami buat. Kami di

tuntut membuat 15 desain berbeda untu mendapatkan asistensi dari

dosen yang bersangkutan. Alhasil 3 desain kami di acc dan dalam waktu

1 minggu kami di tuntut untuk menyelesaikan tugas tersebut. Inilah

tantangannya. Dalam waktu 1 minggu ini saya menyalurkan ilmu – ilmu

yang sebelumnya saya dapat. Saya beli bahan, dan mengunjungi tempat

pembuatan sepatu. 1 minggu pun berlalu, hari ini adalah hari dimana

saya mendisplay dan menampilkan karya saya, dengan penuh harapan

hasil produk saya di display dengan rapid an alhmdulillah karya saya

memuaskan dan membuat saya lebih bersemangat untuk membuat

karya selanjutnya.

Setelah mendapatkan pengalaman selama di ITB ini , pada 10

tahun kedepan cita – cita saya ingin membuat butik sendiri dan hasil

karya saya sudah merambah Negara luar. Dengan pendapatan omset

yang cukup besar. Selain itu saya pun ingin menampilkan karya saya

dan menggelar fashion show di luar Negeri, agar mereka mengetahui

hasil karya orang Indonesia juga dapat memasarkan ke luar negeri.

Page 172: Rupiah Pertama PDF-1

168

Pengalaman pertama saya mendapatkan uang sebelum masuk

ITB waktu saya kelas tiga SD , dulu itu ayah saya punya sebuah toko

yang menjual berbagai macam buku-buku islami, Mukena, peci, tasbih,

siwak, dan Parfum non-alkohol.

Nah waktu itu ayah saya memberikan tantangan untuk menjual

2 kotak parfum oles. Dan kusetujui tantangan ayah, aku jual parfum

tersebut ke guru-guru di sekolahku, ke ibu-ibu yang mengantar anaknya

sekolah dan ke guru TK ku yang sedang mengajar di TK yang tak jauh

dari sekolah SD ku . alhasil aku berhasil melaksanakan tantangan dari

ayah, sebenarnya bukan seberapa parfum yang aku jual yang ayah

inginkan , melainkan ayah ingin melatihku untuk mudah dalam

bersosialisasi dan berbicara di depan umum. Waw amazingnya karena

tantangan dari ayah itu , otakku mulai berjalan untuk berbisnis (ngga

bagus juga sih yah kelas tiga SD dah mikirin bisnis, hehehe. Tapi itulah

kenyataannya). Tiba-tiba terbesilt di otakku untuk berjualan gambar

yang kubuat sendiri dan diperbanyak dengan cara di foto copy lalu di

jual kepada teman-temanku untuk di warnai, waktu itu kayaknya aku

jual gambarnya seharga Rp.100/lembar .

Nah lama kelamaan mulai bosen juga jualan kayak gitu . sampe

akhirnya aku kelas lima apa kelas enam , lupa . aku mulai berjualan

kertas isi file yang berwarna, dulu kan lagi jaman-jamannnya yak . nah

buat dapet keuntungan , aku beli kertas file itu di toko yang lumayan

murah . aku beli beberapa “Pack” dengan berbeda-beda warna , setelah

itu aku jual dengan eceran seharga kayaknya sih Rp.300/2 lembar.

Terus beranjak SMP , karena aku hobby masak, aku bereksperimen

(ceilaaaah) aku masak ager jelly, kue bullet-bulet (entahlah itu apa, tapi

yang jelas enak sih, hahahaha). Terus aku jual di tempat pengajian

anak-anak dekat rumaha aku deh, lumayan sih duitnya . hahahaha . Nah

itu semua bisnis yang aneh-aneh . selanjutnya beranjak ke SMA aku

Page 173: Rupiah Pertama PDF-1

169

udah mulai bener nih bisnisnya , hehehe. Kelas satu aku di ajak

kerjasama sama guru BP di sekolahku untuk memasarkan parfum-

parfum di tokonya . it‟s easy .

Semua berjalan lancar , keuntungan juga banyak aku dapat .

dengan keuntungan satu botol yang harganya Rp.5000 aku dapat

keuntungan Rp.1000 kalau yang Rp.10.000 aku dapat Rp.2000. dan

terus berkelipatan. Tapi itu ga berjalan lama , gara-gara aku bosen ..

hahahaha genit . Beranjak ke kelas 2SMA aku masuk kelas Favorit yaitu

kelas IPA (satu satunya, hahahaha) , nah karena IPA satu-satunya aku

manfaatkan untuk berbisnis . hahaha . aku berjualan kerudung , aku ga

ngewajibin semua temen-temenku buat beli kerudung . ya untungnya

banyak yang kena rayuan manis aku . hahahaha . aku patok harga

kerudung Rp.17.000 . aku mulai cari bahan yang bagus tapi murah , dan

aku dapet kerudung segi empat dengan harga Rp.9.000. dan harga

bordir kerudung Rp.3000. hahahha keuntungannya banyak yah ? Mirip

korupsi sih ? atau Riba ? tapi ngga sih yah, soalnya temen-temen aku

ngga ngerasa di rugiin . udah sama-sama tau . ckckckcck. Selanjutnya

aku jualan kosmetik dari Oriflame , Jual Pulsa juga pernah . hmph apa

lagi yah , oiya . aku pernah juga ngajar anak SMP , ngajar PMR . gajinya

sih lumayan Rp.300.000/bulan . dan ngajarnya Cuma seminggu sekali .

tapi itu juga ga berjalan lama , lantaran aku dah kelas tiga dan harus

fokus buat UN.

Uangnya yang didapet sih lumayanlah sekitar Rp.51.000 setelah

dibagi rata. Pembelinya macem-macem ada yang nyebelin, ada yang

iseng, sombong, baik . waaaaah aneh-aneh lah . kalau yang nyebelin itu

ada ibu dan bapak (pasangan suami istri) lagi jalan , trus kita tawarin

pulpen, si bapak sih berenti dan sopan ngajak bernegosiasi sama kita.

Eh pas lagi negosiasi si ibu-ibunya bilang “pa kayo ! ngapain sih

ngurusin itu. Ada yang lebih penting” idiiiiiiiiiiiiiiiih rasanya pengen

nimpuk pake sandal.

Kalau yang iseng itu, ummmmm waktu kita nawarin ke anak

Univ apa yah ??? lupa =,=a yah pokoknya mahasiswalah, mereka minta

kita nyanyi dulu baru mau beli. Hmmm selanjutnya kalo yang sombong

itu pura-pua ga liat kalau kita ada . sedih .. hahahaha . nah ini ni kalau

yang baik ada satu orang bapak-bapak ! ngggg ngga masih muda . apa

Page 174: Rupiah Pertama PDF-1

170

donk ? aa aa lagi markirin motor trus kita tawarin , eh si aa nya malah

ngajakin kita masuk resto, ternyata di dalem ada temen-temennya 3

orang nah si aa ini nyuruhin temen-temennya ngumpulin duit buat beli

pulpen kita . yah walaupun nggga banyak satu orang Rp.20.000 tapi

udah lumayan seneng karena mereka baik . jadi satu pulpen kita di belin

dengan harga Rp.80.000.

Ilmu yang didapat sih yang pasti tentang design , selanjutnya

sih aku sama beberapa temanku ada rencana buat bisnis gitu . karena

kita berempat memiliki kemampuan yang berbeda-beda jadi kita bisa

berkolaborasi, karena ada yang pinter design, buat pola, jahit , dan

pemasaran . jadi kita mau bikin bisnis kecil-kecilan, aku sih ke bagian di

pemasaran aja . hehehehe masalahnya ngga bisa di antara yang lainnya

. hehehe.

Produk yang bisa dipasarkan yah mungkin baju yang nnti bakal

dibikin, antara baju sama tas.

Apa cita2 yg akan di raih setelah 1, 3, 5 tahun? Wah ini nih ,

aku paling bersemangat kalau ditanya ini . tapi tahunnya ga sama, sama

target aku sih .. ckckckckck

Yah yang hampir deket aja yah . jadi tahun ini aku mau bisnis ,

banyak bangetlah . selain memasarkan bisnis bareng temen-temen aku,

aku juga punya plan lain, karena aku juga Alhamdulillah keterima

SNMPTN di UPI jadi aku bisa memasarkan semua bisnis aku, nieh plan

aku ::

1. Mau Jualan Pulsa

2. Mau Jual Parfum punya guru BPku lagi.

3. Mau Masarin keripik punya kakak.

4. Mau Masarin Sendal dan Sepatu Eiger punya kakak.

5. Mau Masarin baju bola punya Kakak angkat aku, dan

6. Mau Ngelamar Ngajar PMR SMP/SMA

(amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin) . jadi mungkin plan diatas bakal jadi terusan cita-cita

aku di tahun depan.

Nah selanjutnya apa ? cita-cita 3 tahun berikutnya ? Wah kalau

tiga tahun belum ada, kalau empat tahun mendatang baru ada :D .

Page 175: Rupiah Pertama PDF-1

171

Rencana untuk empat tahun kedepan ::

1. Lulus Wisuda di UPI dan memiliki bekal tentang Pengolahan hasil

pangan dan mendapat gelar SPd.

2. Kuliah S2 di SBM ITB sambil ngajar SMK.

3. Sambil kuliah S2 dan jadi guru juga aku mau Nerusin bisnis ayah

yang sempat bangkrut . yaitu bisnis telur bebek . SEMANGAT !!! harus

bisa mengembalikan kerugian ayah, dan membuktikan kalau aku bisa .

Hahahahaha

Nah, setelah pengadaptasian bebek selama tiga bulan dengan

menggunakan peminjaman ke bank ya sekitar Rp.150.000.000 . dan

sudah menghabiskannya , bulan ke empat mulailah mendapat hasil ,

dan berujunglah pada plan selanjtnya.

4. Lunasin hutang ke bank walaupun harus nunggu sekitar 5-6bulan .

masih ada 4bulan untuk mendapatkan keuntungan . dan keuntungan

yang diperkirakan sekitar 120.000.000.

Setelah itu =,=‟ ? Tahun ke lima . tahun lanjutan … planningnya ::

1. Udah punya ke untungan yang lumayan banyak setidaknya dalam

satu tahun itu dapet keuntungan 360.000.000 di tambah yang tahun ke

empat 120.000.000 jadi 480.000.000. , maka ::

2. Lunasi Hutang-hutang ayah yang pasti ada deh !! ngga mungkin

kayaknya ga ada.

3. Berangkatin ayah dan Ibu ke Tanah Suci Mekah untuk berhaji (amin)

4. Ngebiyayain ade sampe kuliah setinggi-tingginya (amin)

5. mengembangkan bisnis menjadi lebih luas , membuka pertanian

seperti tanaman padi, Apel, Mangga, dll . Rencananya sih mau

melakukan penelitian dulu buah apa yang bisa di tanam di daerah aku

dan kurun waktunya bisa bergantian jadi ngga pernah sepi, misalnya

setelah mangga panen ganti apel . yah gitu deh , doain aja yah pak .

hehehehe

Page 176: Rupiah Pertama PDF-1

172

Seingat saya, pertama kali mendapatkan uang rupiah melalui

keringat sendiri adalah dengan berjualan lembaran kertas binder kepada

teman sendiri meskipun pada akhirnya lebih memilih untuk barter

daripada menjual lembar binder tersebut. Dan sebelum masuk ke ITB,

pernah juga diadakan Teaching Factory, di SMK tempat saya belajar,

yaitu membuat produk sesuai dengan keinginan pembeli, kesulitannya

tentu saja harus mencoba menawarkan jasa membuat pakaian kepada

orang-orang sekitar dan disitulah terasa susahnya mendapatkan uang,

karena tidak semua orang ingin membuat pakaian dan penghitungan

harganya pun melalui system yang sudah ditentukan dengan

keuntungan yang mungkin tidak seberapa jika disbanding harga pakaian

yang ada di pasaran. Lalu saat SMK juga, pernah berjualan produk

kecantikan, dengan item yang telah ditentukan saya diwajibkan menjual

alat kecantikan itu, kesulitannya serupa dengan saat menjual roti, setiap

minggunya selama 4 minggu kita diharuskan menjual beberapa jenis roti

yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan pihak pabrik rotinya,

kesulitannya serupa dengan Teaching Factory, saya harus membuang

rasa malu untuk menjajakan dagangan ke saudara atau tetangga-

tetangga di sekitar rumah.

Inilah pengalaman baru, meskipun saya sendiri lupa berapa

uang yang saya dapat, mungkin sekitar 30.000 atau 50.000. ada

berbagai macam pembeli dari mulai yang cuek, banyak bertanya, mau

mendengarkan cerita kita ada juga yang nampak tidak percaya kepada

kita.

Cara saya atau teman-teman saya berjualan yaitu awalnya

mencari orang-orang yang sedang santai dan terlihat cukup berada,

sedangkan cara untuk meyakinkan para pembeli itu tentu saja dengan

bercerita, siapa kita, darimana kita, menceritakan program apa yang

sedang kita jalani, diperintah oleh siapa dan untuk siapa kita berjualan

Page 177: Rupiah Pertama PDF-1

173

pulpen dan buku tersebut. Situasi pada saat kita berjualan cukup

mendukung pada hari pertama, namun kurang mendukung pada hari

kedua karena pada hari Minggu itu ada kegiatan “Car Free Day”

sehingga orang-orang juga lebih focus pada kegiatannya masing-

masing.

Banyak sekali ilmu yang didapat dari ITB, dan saya bersyukur

bisa dimudahkan masuk ke ITB dengan adanya SEAMOLEC. Banyak ilmu

yang didapat saat ini untuk magang seperti bagaimana membuat

anatomi yang benar, cara mewarnai desain, mengetahui mana bahan

sintetis, campur atau alam meskipun mungkin masih secara teori, cara

pengucapan merk produk internasional yang benar, atau banyak isitlah

fashion yang baru diajarkan dan masih banyak lagi. Yang mungkin

dipasarkan pun juga banyak, seperti produk pakaian, aksesoris, milineris

atau bahkan juga jasa sebagai freelance designer. Selain itu selain

ilmunya juga, kita menjadi lebih berani berkomunikasi di dunia kerja

apalagi karena dosen-dosen disini yang mengajar dengan cara

komunikasi 2 arah juga tegas.

Produk yang bisa di pasarkan

- Pakaian

- Aksesoris

- Milineris

Page 178: Rupiah Pertama PDF-1

174

Amazing ya rasanya bisa dapet uang dengan kerja keras sendiri,

walaupun uang yang di dapet gak seberapa, uang pertama yang saya

dapet dengan kerja saya sendiri adalah waktu SD, waktu itu lagi musim

banget Pop Ice tapi belum banyak yang jualan pop ice apalagi di

komplek tempat saya tinggal, dari situ muncul deh ide buat jualan pop

ice dideket lapangan sepak bola, waktu itu saya masih kelas 5 SD dan

sepulang sekolah saya minta diantar ke borma buat beli pop ice, waktu

itu saya beli 20pcs dengan 2 rasa cokelat dan stroberi. Entah garagara

masih polos ataau memang berasa main-main jualan pop ice ini sama

sekali gak berasa berat, malah saya sama temen saya enjoy banget, dan

hari pertama semua pop ice saya habis terjual, begitu pula 5hari

berikutnya. Tapi sayang dihari ke enam saya dan teman saya gak bisa

jualan lagi soalnya kami kecapean gara-gara tiap pulang sekolah jualan

pop ice dan darisitu usaha pop ice saya dan teman saya terhenti.

Saya kembali berjualan adalah waktu kelas 2 SMK, itupun

terpaksa karena kalau saya gak mau berarti saya gak dapet nilai mata

pelajaaran KWU, dan malangnya saya produk yang harus saya jual

adalah produk kecantikan yang brand nya sama sekali belum terkenal,

dan ini juga menjadi pengalamaan pertama saya berjualan atas dasar

„terpaksa‟ dan saya sama sekali gak tau bagaimana caranya berinteraksi

dengan calon konsumen, berbeda dengan waktu SD waktu saya

berjualan pop ice, karena waktu itu semua pembelinya dalah teman-

teman saya yang bermain dilapangan sepak bola. Dan setelah saya coba

untuk memasarkan produk kecantikan itu kebanyakan para calon

pembeli merasa takut untuk membeli produk yang saya tawarkan ini,

bahkan ada beberapa calon pembeli yang meminta asuransi untuk

pemulihan wajah mereka apabila terjadi hal yang tidak diinginkan pada

wajah mereka yah misalnya gara gara terinfeksi sama produk yang saya

tawarkan ini.

Page 179: Rupiah Pertama PDF-1

175

Tapi dengan pembekalan yang cukup dari para guru KWU, saya

dapat meyakinkan para calon pembeli yang akhirnya mereka yakin untuk

membeli produk yang saya tawarkan ini, alhamdulillah dari 25 produk

yang saya jual hanya 3 produk yang tidak laku terjual.

Ternyata pengalaman saya berjualan waktu SD dan SMK itu

sangat membantu, karena outbound kali ini juga saya disuruh berjualan,

tapi untuk sekarang ranya susah banget terlebih sejak kelas 2 smk saya

punya penyakit aneh yaitu susah buat bersosialisasi sama orang,

ditambah lagi sekarang yang harus saya jual adalah pulpen pulpen

dengan harga pasaran 2000 dan harus dijual semahal mungkin,

memang sih ini tugas perkelompok tapi kan saya susah bersosialisasi

dengan orang baru dan saya belum terlalu akrab sama temen-temen

dikelompok saya, oh rasanya ini adalah malapetaka, tapi kata-kata

mutiara pedas dari pak stanley sedikitnya telah memberi saya

semaangat dan kemauan untuk mencoba, oke akhirnya saya mencoba

umtu menjual pulpen-pulepen ini. Susah memang dan beberapa kali

pulpen saya ditolak, rasanya itu ya malu banget, sedih banget, kesel

banget, cape banget dan sesuatu banget, sempet down juga, tapi pada

akhirnya saya berhasil juga menjual dua pulpen dngan harga 30.000,

pulpen pertama saya jual dengan harga 10.000 dan pulpen ke dua saya

jual seharga sama 10.000 tpi kali ini yang beli pulpen saya Cuma ngasih

uangnya aja dan pulpen nya gak diambil, katanya gini “yaudah de ambil

aja pulpen nya, saya ikhlas kok ngasih uangnya” wah ternyata masih

ada juga orang yang baik hati dengerin argumen saya terus ngasih uang

tapi pulpennya gak diambil. Yauda deh akhirnya saya jual lagi pulpen ini

ke target berikutnya, dan alhamdulillah berhasil dan dibeli seharga

10.000 . jadi hari pertama saya dapet uang 30.000, 10.000 dari satu

pulpen dan 20.000 dari satu pulpen yang berikutnya. Dan rasanya itu

seneng banget, beda banget sama tadi pas pulpen aku ditolak,

senengnya itu udah gak keitung , seneng banget seneng pangkat tak

terhingga bisa jual pulpen yang seharusnya 4000/2 pulpen menjadi

30.000/2 pulpen. Dan aku belajar satu hal dari sini, segala sesuatu

gakan berhasil tanpa usaha, bahkan sudah usaha pun masih banyak

kemungkinan buat gagal , kuncinya adalah satu yaitu tetap semangat

dan jangan menyerah. Dan gara gara peristiwa ini penyakit susah

bersosialisasi saya sedikit demi sedikit berkurang.

Page 180: Rupiah Pertama PDF-1

176

Walaupun hanya dua bulan tapi banyak banget yang bisa saya

dapet, yang paling sederhana tapi sangat penting adalah memanage

dan menghargai waktu. Dengan begitu banyak tugas yang diberikan dan

dengan batas waktu pengerjaannya yang sangat singkat, saya jadi lebih

mengerti betapa pentingnya waktu dan saya mengerti kenapa waktu

tidak pernah bisa diputar ulang, maka dari itu saya mencoba semaksimal

mungkin untuk memanfaatkan waktu yang saya miliki.

Dan dari jurusan sendiri yaitu fesyen design saya mendapatkan

banyak sekali ilmu, dan sangat menambah wawasan saya dalam dunia

fashion, mulai dari designer designer terkenal dalam negeri sampa luar

negeri, sejarah fashion, istilah-istilah fashion, pengucapan istilah-istilah

fashion, ilustrasi fashion, image board, cara membaca gambar untuk

dijadikan image board, menetukan tema image board, belajar arti-arti

dari warna, reka bahan, ragam hias, dan masih banyak lagi, dan praktek

terakhir yaitu sablon, flocking, foil dan puff

Sampai saat ini saya belum memasarkan produk apapun, yah

dua bulan ini sangat padat dengan tugas-tugas dan saya belum bisa

memanage waktu saya untuk bisa mengahsilkan suatu produk yang

kemudian bisa saya pasarkan. Tapi planning untuk kedepannya sudah

ada.

Saya ingin lulus di D1 Fesyen ini dengan nilai yang membuat

orang tua saya tersenyum bangga.Dan kemudian ikut SNMPTN ITB

tahun depan ngambil Kriya tekstil. tapi kalo memang tuhan berkehendak

lain dan jodoh Kampus saya bukan di ITB, mungkin saya akan

mengambil jurusan yang sama di kampus yang berbeda, tapi saya

optimis dan yakin kalo saya berusaha saya pasti bisa diterima di ITB,

dan di sela sela kesibukan saya selama kuliah nanti saya juga akan

berusaha meluangkan waktu untuk membuka usaha kecil-kecilan dalam

bidang fesyen tentunya. Dan untuk kemudian hari saya ingin

mempunyai suatu brand atas nama saya sendiri dengan beberapa

produk fashion yang memang berkwalitas dan diperhitungkan di dunia

perfashionan dalam negeri bahkan sampai luar negeri.

Page 181: Rupiah Pertama PDF-1

177

Pengalaman pertama saya mendapatkan uang dengan keringat saya yaitu ketika saya memasuki kelas 3 smk, dulu saya sekolah

mengambil jurusan busana butik di SMK N 1 RANCAEKEK di sana atau di sekolah saya itu ada yang di namakan UP (Unit Produksi) yang di kelola

oleh guru-guru busana. Unit produksi di smk saya setiap tahunnya selalu memproduksi pakaian seragam dan pakaian praktek, jadi sekolah saya itu memproduksi batiknya tidak di lakukan di luar atau di lakukan oleh

orang lain malahan di kerjakan di sekolah oleh guru yang memegang UP kemudian di jual kepada murid – murid SMK N 1 RANCAEKEK. Terus saya berpikir dan memutuskan untuk mengambil jahitan kepada guru

saya karena saya piker lumayan untuk tambah – tambah uang jajan. Pertama kali saya mengambil jahitan saya mengambil baju

seragam batik sebanyak 2 buah dulu karena kalau terlalu banyak – banyak saya takutnya tidak selesai. Harga jait seragam batik di hargai sebesar Rp. 7000,00 saya berpikir ko murah bangetnya di hargain segitu

padahal kalau di jait di penjahit harganya di bisa mencapai 50.000 sampai 75.000 per pc,tapi tidak apa-apa deh segitu juga udah lumayan udah mulai mau mencari uang sendiri.

Pembayaran bajunya itu jika telah lolos melalui tahap QC

(quality control), kalau tidak lolos ya bajunya di balikin lagi di perbaiki menjadi lebih rapih dan bagus. Alangkah senangnya ketika mendapatkan uang dari hasil keringat saya sendiri ternyata susah

mencari uang itu tapi saya dengan mudahnya meminta kepada orang tua dengan se enaknya. Sesudah beres jahitan yang 2 pc itu saya tidak berhenti disitu saya memutuskan mau negambil lagi saya memulai

mengambil jahitan lebih dari dua yaitu sebanyak 5 tapi ketika guru saya bertanya mau mengambil berpa de terus saya menjawab”ngambil lima aja bu” terus kata guru saya tambahin aja ya sama baju prakteknya jadi

sepuluh soalnya ini jahitan masih banyak, tapi saya berpikir dulu beres tidak ya?terus guru saya bertanya lagi “gimana mau tidak” saya menjawab “iya deh bu saya mau ngambil sepuluh,wah dai itu saya kaget

karena takut tidak selesai tapi saya selalu bersemangat karena kalau jahitan yang sepuluh itu selesai saya akan mendapatkan uang sebanyak

Page 182: Rupiah Pertama PDF-1

178

70.000 lumayan untuk nambah –nambah keperluan sekolah jadi tidak harus minta sama orang tua.

Karena saya sering ngambil jahitan saya di panggil lah sama guru saya yang kebetulan anaknya kepala sekolah dimana saya

bersekolah, saya kaget kenapa saya di panggilya takutnya saya bikin kesalahan tapi apa (dalam pikiran saya). Tapi ternyata setelah saya masuk ruangan kepala kepala sekolah dan berbincang-bincang saya di

tawarin kerja sama kepala sekolah…..alangkah senangnya saya di tawarin kerja di sekolah siapa sih yang tidak mau kerja di sekoolah kan ………tidak lama kemudian bekerja lah saya di sekolah SMK N 1

RANCAEKEK sebagai staff TU tapi beberapa bulan kemudian saya di pindahkan ke bagian perpustakaan sampai dengan sekarang saya masih berkerja di sana, dari jalan itu saya bisa berkesempatan bisa berkuliah di

ITB siapa sih yang tidak tau itb masuk itb itu susah darii itu saya bersyukur bisa menuntut ilmu di ITB.

Kedua kalinya saya mendapatkan uang dengan keringat saya ketika saya masuk ITB dalam acara outbound. Dalam acara itu saya di suruh oleh dosen berjualan sebuah pulpen yang harganya hanya 1500

untuk di jual setinggi mungkin, bagi saya ini merupakan sebuah tantangan karena saya sebelomnya tidak pernah berjualan. Sesudah dosen mengasih arahan kepada kita, kita di bagi kelompok menjadi

empat kelompok, kita oleh dosen hanya di bekali sebuah sal biru yang di ikat di kepala kita tidak ada tanda pengenal dari itb jadi agak sedikit

susah. Sesudah beres pengarahan menyebarlah kita sesuai dengan kelompoknya masing-masing, pertama-tama saya dan kelompiok saya menawarkan kepada seorang bapa-bapa yang kayanya mau berangkat

kerja, terus saya menyapanay” Selamat pagi pa kami dari mahasiswa dari ITB mau menawarkan sebuah pulpen (dengan alasan membantu biaya pendidikan teman kami yang kurang) bila bapa berkenan apakah

bapa mau membeli?kemudian bapa itu bertanya berapa de harga satu pulpenya”lalu kita menjawab”harga pulpennya mah sama seperti pulpen yang biasanya lalu bapa itu mengeluarkan uang sebesar 50.000.

Page 183: Rupiah Pertama PDF-1

179

Pertama kali saya mendapatkan uang yaitu pas saya kelas tiga

SMK,sudah biasanya di sekolah saya setiap tahunnya selalu

memproduksi seragam sekolah,jadi semua nya sekolah yang

menyediakan,mulai dari baju batik,rok seragam,baju seragam,jas lab

masing-masing jurusan sampai dengan seragam putih-putih,tapi kalau

baju pramuka sama olahraga itu pesan dari luar.

Di sini saya bukan asli orang bandung ,saya tinggal bersama

orang yang belum saya kenal,hidup saya terasa sangat menderita,hari

demi hari saya lalui,di sana saya makan bayar dengan harga yang relatif

murah ,ya sebulan Rp.200.000 ,tapi semua nya mereka yang

ngatur,apapun makanan nya itu harus saya makan ,tapi di sini saya

sambil belajar ngaji,ini semua keinginan orang tua saya,saya jalani

semua ini walaupun sebenar nya hati saya sangat tidak terima,tapi saya

percaya apapun yang dilakukan orang tua terhadap saya itulah yang

terbaik.

Banyak sekali rintangan dalam hidup saya,disini saya sekolah

kejuruan jadi otomatis banyak tugas,diisini saya ngambil jurusan fashion

,dan di tempat saya ini tidak ada mesin jahit,saya sering ikut sama

temen saya yang jarak nya cukup jauh,tapi saya sering tidak diizinkan

sama yang punya rumah ,ah pokok nya susah banget.

Dikarenakan kebutuhan saya selama sekolah banyak

sekali,karena banyak sekali praktek jadi membutuhkan alat-alat untuk

praktek mulai dari bahan,sampai benang,itu harus beli sendiri.

Waktu itu saya lagi kelas 3 SMK,saya menjahit celana lab anak

tkj (teknik komputer jaringan) dan rok seragam,disana saya semangat

sekali dalam menjahit, karena upah yang diberikan bagi saya cukup

Page 184: Rupiah Pertama PDF-1

180

besar,kalau buat celana itu harganya Rp.8000/pcs,kalau buat rok itu

harganya Rp.6000. Perasaan saya pertama kali dapat uang,senang

banget,bisa bantu orang tua saya. Itulah pengalaman saya mendapat

kan uang sebelum ke itb ini.

Kalau lagi di itb,saya mengikuti out bond bersama pak stanley,di

sini semua mahasiswa di wajibkan untuk menjual sebuah

bolpoin,pertamanya saya sangat kaget,soal nya saya tidak memiliki basic

dalam hal itu.

Tapi saya memberanikan diri untuk menjualnya,pertama saya

keliling-keliling di daerah itb ini,nah dapat target yang pertama,eeh dia

menolak dengan bahasa yang kurang enak di dengar.

Tapi saya tidak memperdulikan hal itu,saya teru berusaha

dengan semaksimal mungkin,terus saya di sini mencoba menawarkan

kepada pak polisi,alhamdulillah beliau membelinya dengan harga yang

lumayan murah,hanya dengan harga Rp.5000,tapi buat saya itu sudah

alhamduliillah.

Hari ke dua saya menjual bolpoin lagi,disini saya mengunjungi

car freeday dago,kebetulan pas hari minggu.susah banget mendapatkan

orang yang mau membeli pulpen ini.Tapi alhamdulillah ada juga yang

membelinya,dengan harga Rp.10.000.

Cita-cita saya ingin menjadi pengusaha,amiiin

Page 185: Rupiah Pertama PDF-1

181

Menginjak kelas dua Sd saya sudah belajar berdagang dengan

mendagangkan makanan ringan seperti ciki, kue kering dan permen.

Hampir setiap hari saya habiskan berjualan baik itu disekolah Sd atau

sekolah Diniyyah. Jam 3 sore biasanya saya menghitung penghasilan

dan modal juga sisa barang dagangan, lalu saya membelanjakan modal

dan 30% dari laba saya tabung.

Biasanya saya mengambil atau berbelnja di toko kelontongan

milik ayah saya, meskipun milik ayah saya, saya tidak pernah mengambil

barang seenaknya. Saya tetap membelinya dengan modal dan laba yang

saya dapat. Biasanya saya berbelanja 20.000-35.000 setiap harinya, dan

5.000 untuk uang tabunga dan jajan.

Kelas 2 sampai dengan kelas 4 saya berjualan makanan ringan,

setelah kelas 5 saya mulai mendagangkan alat tulis. Biasanya saya

mengambil alat tulis dari teman ibu saya di toko bu haji ayi. Saya

mengambil serutan, pensil, penghapus yang memiliki bentuk yang unik

dan buku diary.

Sepulang sekolah saya mengembalikan barang sudah saya

pinjam dan membayar barang yang sudah keluar juga mengambil

barang yang dipesn teman-teman, adik kelas, kaka kelas atau guru-

guru. Saya melakukanya setiap hari sampai berakhir sekolah dasar.

Ketika Smp saya juga masih berjualan saya menjual bros kecil

atau ikat rambut. Saya sangat hoby berjualan, maka dari itu saya tidak

pernah merasa jenuh berjualan.

Ketika Sma saya ditempatkan di Pondok Psantren di

Tasikmalaya, saya dilarang berjualan oleh keluarga karena takut

menganggu kegiatan belajar mengajar di Pondok juga sekolah.

Page 186: Rupiah Pertama PDF-1

182

Tapi saya tetap keukeuh ingin berjualan lalu saya

membelanjakan semua uang jajan selama dua bulan dan

membelanjakan macam-macam alat tulis, dan setiap hari saya keliling

kamar yang ada di asrama untuk mendagangkan alat tulis yang saya

jual.

Lulus Ma saya tidak berminat melanjutkan ke fakultas,

meskipun sudah ada tawaran beasiswa saya tetap tdak mengambilnya.

Saya lebih memilih belajar menjahit atau kurusus menjahit. Kebetulan

saya belajar menjahit di daerah simpang Dago tepatnya Binangkit, saya

belajar selama 1 tahun tapi sudah banyak mndapat pengetahuan.

Padahal saya termasuk pemula dalam urusan menjahit atau mesin.

Satu tahun di Binangkit saya pulang ke rumah dan mulai

membuka bisnis jasa, awalnya saya mengajarkan anak-anak Smk lalu

saya siap menerima orderan jahitan. Dari sana saya mampu membeli 1

mesin kaos, mesin neci dan mesin bordir.

Sedikit-sedikit saya mulai mengumpulkan tabungan lalu saya

mulai membelanjakan uang yang sudah ada dengan membelanjakan

bros dan agen bedcoper. Saya pergi berkeliling kampung tepatnya

masuk pintu keluar pintu untuk menjajakan barang yang saya jual.

Hasilnya lumayan tidak menyedihkan, dan dari sana saya berniat untuk

membuka 1 toko kecil.

Tahun 2010 tanggl 5 january saya mulai membuka toko dengan

harga sewa 8jt satu dengan dengan tempat yang sangat luas, dan

dengan menggunakan uang yang saya pegang. Lalu saya belanja

dengan uang yang ada. Pertengahan tahun saya sudah dipercaya oleh

Bank Rakyat Indonesia. saya mulai memberanikan diri meminjam cicilan

ke Bank yang sejak awal saya sangat paham dengan resiko yang akan

terjadi jika terjadi suatu hal ditengah jalan. berkat dorongan yang kuat

dari keluarga dan teman-teman juga orang-orang yang sangat dekat

dengan saya, saya mampu bertahan sampai saat ini. Dan alhamdullah

sekarang adalah tahun ke dua toko saya berdiri.

Page 187: Rupiah Pertama PDF-1

183

Sebelum masuk ke ITB,saya sudah mulai belajar berjualan dari

SMP nya juga,waktu SMP saya suka jualan pulsa,ya lumayan buat

nambah-nambah uang jajan,penghasilan saya waktu SMP berjualan

yaitu kurang lebih Rp 100.000/minggu nya.Dan waktu SMK saya

nambahin jualannya,saya berjualan kosmetik,parfum,perlengkapan

mandi,dan lain-lain,saya biasa belanja semua perlengkapan itu di apotik

terdekat,saya menjualnya secara kredit untuk 1 bulan,rata-rata produk

yang saya jual saya lipatin 2-3 lipat dan pembayarannya 1 minggu

sekali,penghasilan saya dari jualan produk-produk dari apotik itu

mencapai Rp 500.000/bulannya,selama kelas 3 SMK saya tidak pernah

minta uang jajan sama ongkos bensin sama orang tua,saya pake dari

semua kebutuhan saya uangnya dari hasil saya jualan.

Setelah masuk ke ITB saya niatin untuk berhenti dulu

berjualan,karena saya harus tinggal di bandung, jadi otomatis dagangan

saya tidak ada yang ngurusin.

Pas masuk outbound saya di suruh jualan balpoint,saya sudah

tidak merasa malu lagi karena saya sudah terbiasa berjulan,di tolak oleh

konsumen itu sudah biasa,karena saya orangya termasuk orang yang

suka jualan,waktu jualan balpoint saya mencari pembeli ke sana ke

mari,sampai saya lari-lari karena saya harus mengejar waktu,saya

nawarin balpoint itu di sekitar rumah sakit,dan di situ banyak juga yang

belinya,saya jualan secara berkelompok,untuk balpoint pertama saya

dapat Rp7.000,dan yang ke duanya saya mendapat kan penaikan,saya

mendapatkan Rp 35.000. Pengalaman berjualan balpoint yang sangat

menyenangkan.

Sekarang saya mulai terjun lagi ke dunia bisnis,saya berbisnis di

marketing munti level di Pt.Melia Nature Indonesia.saya di situ ngambil

Page 188: Rupiah Pertama PDF-1

184

1 paket,1 paketnya itu harganya Rp 550.000/paket +biaya

pendaftarannya itu Rp 30.000,saya masuk ke dunia bisnis itu saya

ngeluarin modal Rp 580.000,dan saya dapat 1 box prpolis sama buku

panduan kerjanya.1 box propolisnya berisi 7 propolis kalau saya jual

ecerannya untuk 1 propolisnya yaitu Rp 100.000/satu propolis,jadi

keuntungan dari 1 box propolis itu adalah Rp 150.000.Belum lagi saya

masukin orang untuk masuk ke anggota Pt.Melia nature,untuk 1

orangnya adalah Rp 100.000/orang per satu paket.Saya sudah dapat

penghasilan kurang lebih Rp 650.000 untuk bulan ini.

Page 189: Rupiah Pertama PDF-1

185

Nama saya susi suryani, saya terlahir dari keluarga seniman,

dimana ayah saya merupakan seorang pelukis sketsa, pengukir kayu dan

aktif sebagai seniman sunda. Darah seni mengalir pada diri saya yakni

menjadi seorang penari jaipong sewaktu remaja serta sedikit belajar

mengenai dunia sinden semenjak tahun 1995-2005.

Berangkat dari situ saya banyak ditawari mengisi banyak acara,

seperti pernikahan, upacara adat, perpisahan dan lain-lain. Dari setiap

pagelaran acara tersebut, saya mendapatkan imabalan fee sebesar Rp.

50.000-Rp. 100.000, dimana uang tersebut saya biasanya saya titipkan

pada mama, yang kemudian digunakan pada waktu lebaran tiba.

Pengalaman enterpreaneur pertama saya di waktu Sekolah

Dasar (SD), yaitu saya gemar membuat frame foto dari kardus bekas,

kemudian frame tersebut saya hiasi lalu saya jual pada teman-teman

saya, dengan harga sebesar Rp. 2500/frame yang berukuran 10x10cm.

Hingga beranjak memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP),

saya berhenti berjualan frame foto, tak lama saya kembali ke aktifitas

yang dulu yaitu menari jaipong, namun seiring dengan banyaknya

tawaran, mau tak mau aktifitas ini pun saya geluti kembali. Setelah lulus

SMP, saya awalnya ingin sekali melanjutkan ke sekolah seni di SMKI,

tanpa pikir panjang Bapak menyetujui keinginanku, namun karena jarak

sekolah dan tempat tinggal yang cukup jauh. Mama kurang mendukung,

Mama lebih menyarankan untuk saya melanjutkan bersekolah di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) di Pariwisata, yang kebetulan letak

sekolahnya sangat dekat, akhirnya tawaran ini saya ambil.

Ilmu bisa didapat dari mana saja dan tidak terpaku pada satu

titik. Saya pun memutuskan bersekolah di SMK serta mengambil jurusan

tata-busana, untungya saat itu saya dibekali ilmu jahit-menjahit dari SD,

Page 190: Rupiah Pertama PDF-1

186

sehingga memudahkan saya memahami tentang pelajaran busana di

SMK tersebut. Selain memiliki banyak teman dari berbagai jurusan yang

lain, sepeti tata-boga dan perhotelan, yang mayoritas perempuan,

timbullah keinginan saya untuk membuat beberapa macam kerajinan,

seperti dompet, tas, tempat pensil dan sebagainya. Seiring berjalannya

waktu (Alhamdulillah) penjualan kerajinan tersebut bertambah pesat,

kerajinan tersebut berupa:

Rp 2000/dompet koin

Rp 5000/dompet

Rp 50.000/tas

Pada saat itu keuntungan saya/bulan mencapai Rp. 500.000.

Sehubungan dengan ilmu busana yang saya pelajari di SMK, keinginan

untuk mulai menjahit pakaian menggoda keinginan saya berbisnis.

Hingga akhirnya saya coba tawarkan beberapa baju serta jasa pada ibu-

ibu, teman, tetangga, bahkan saudara. Setiap potong baju, saya beri

harga sebesar Rp35.000-Rp70.000, namun selain itu saya juga membuat

kerajinan lain, seperti gantungan kunci, tusukan jarum pentul, tempat

HP hingga tempat pensil yang kesemuanya menggunakan kain. Dimana

targetnya merupakan anak-anak SD hingga remaja SMA, saya

memberandol dengan harga berkisar Rp. 7.000-Rp. 10.000.

Tak lama sebelum saya lulus dari sekolah, oleh guru SMK, saya

ditawari training untuk menjadi pendesain kerudung. Selama kurang

lebih lima bulan bekerja sebagai pendesain kerudung, begitu lulus

sekolah saya langsung direkrut untuk bekerja di tempat saya training

sebelumnya, hingga akhirnya kini menjabat sebagai asisten fashion

designer sampai saat ini.

Berikut beberapa event yang saya ikuti selama bekerja:

•Tahun 2009-2012, Ritz Carlton Hotel dan La Piazza Fashion Show JFFF

(Jakarta Food, Fashion and Festival)

•Jakarta Fashion Show JFW (Jakarta Fashion Week)

•Tahun 2010, Dharmawangsa Hotel dan Panghegar Hotel Fashion Show

IFF (Islamic Fashion Festival)

•Tahun 2011, Panghegar Hotel Fashion Show IFF (Islamic Fashion

Festival)

Page 191: Rupiah Pertama PDF-1

187

•Jakarta Fashion Show City Link

•Bina Nusantara, Jakarta Fashion Show Ekstra Kurikuler „Pengolahan

Tekstil‟

•Kemang (Galeri Kemang) Terlibat sebagai Tutor Hijab Style

•15 Mei 2010, Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Jakarta Food and

Fashion Festival

Terlibat dalam produksi dan Fashion Show koleksi ”Reminisence” by

Nuniek Mawardi

•Plaza Indonesia, Jakarta Terlibat dalam produksi koleksi ”Life of

Leaves” by Nuniek Mawardi

•Hotel Dharmawangsa, Jakarta Islamic Fashion Festival Terlibat dalam

produksi dan Fashion Show koleksi ”Re(de)form” by Nuniek Mawardi

•9 November 2010, Pacific Place, Jakarta Jakarta Fashion Week Terlibat

dalam Fashion Show ”Aerial Treassure” by Nuniek Mawardi

•15 Desember 2010, Asia Plaza, Tasikmalaya Terlibat dalam produksi

dan Fashion Show koleksi ”Bohemian Tacik” by Nuniek Mawardi

•3 April 2011, Selangor Malaysia Terlibat dalam pembuatan koleksi

”Mathrosoka” by Nuniek Mawardi

•27 April 2011, Hotel Hilton, Bandung Fash10n ‟11, Fashioning Daily Life

Terlibat dalam produksi dan Fashion Show koleksi ”Femmilitary” by

Nuniek Mawardi

•17 Mei 2011, Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Jakarta Food and

Fashion Festival

Terlibat dalam produksi dan Fashion Show koleksi ”B(oho)lend” by

Nuniek Mawardi

•25-26 Juni 2011, Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung Islamic

Fashion Festival, Moghul Splendour

Terlibat dalam produksi dan Fashion Show koleksi ”The Great

Inculturation” by Nuniek Mawardi

Pada dasarnya saya merupakan karyawan butik, sudah hampir

empat tahun saya bekerja disana, suatu hari saya ditawari untuk

mengkuti pendidikan diploma satu D1) di ITB-SEAMOLEC secara cuma-

cuma. Tanpa pikir panjang saya langsung menyanggupinya, seminggu

kemudian tes diadakan, ini merupakan sebagai syarat mengikuti

program tersebut. Saya mengikuti gelombang kedua dan akhirnya

(Alhamdulillah) saya lolos.

Page 192: Rupiah Pertama PDF-1

188

Beberapa hari kemudian semua peserta program D1 diwajibkan untuk

mengikuti outbound, kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari, saya

tergabung ke dalam sebuah kelompok yang diberi nama kelompok Kuda

yang beranggotakan:

Hari pertama kami diberi pengarahan mengenai enterpreaneur

dan motivasi dari Bapak Stanley Surliya, saat itu juga kami langsung

diberi tugas untuk melatih jiwa enterpreaneur kami, yaitu dengan

menjual satu buah bolpoin dalam waktu 30 menit, dengan minimal

harga yang ditawarkan sebesar Rp. 10.000. Kami segera berpencar,

dengan hanya modal berkeyakinan yang kuat saya berlari ke arah dago

atas, hingga berhenti di sebuah Hotel Geulis. Saya melihat seseorang

yang sedang breakfast, dengan keyakinan yang kuat saya menghampiri

beliau dengan sebuah percakapan.

(Di sebuah Hotel Geulis)

Saya : „Selamat pagi, Pak! Mohon maaf saya mengganggu, saya

mahasiswa ITB diamanati tugas mencari donatur yang bersedia turut

serta mensukseskan pendidikan dengan cara membeli bolpoin ini,

dengan harga yang bapak mampu, sumbangan yang bapak berikan akan

kami berikan pada anak yang kurang mampu melanjutkan sekolah.‟

Bapak : (Tanpa sepatah katapun, beliau hanya tersenyum dan

mengeluarkan uang dari dompetnya dan membelinya dengan harga Rp

200.000)

Saya : (seketika rasa bangga bergejolak dalam diri saya)

(Namun begitu saya berpamitan dengan donatur beberapa langkah dari

hotel tersebut, saya ditegur oleh resepsionis.)

Resepsionis : „Maaf, Dik! Ada keperluan apa Adik kemari?

Saya : „Maaf saya sedang melaksanakan tugas.‟

Resepsionis : „Lain kali ijin terlebih dahulu, karena dikhawatirkan

dapat mengganggu kenyamanan tamu kami.‟

Saya : „Baik, Mba! Terima kasih.‟

(akhirnya saya melanjutkan kembali ke ruang seminar)

Saya begegas pergi menuju kelas (ruang seminar) dan melaporkan pada

bapak, namun ternyata Napak Stanley kurang percaya pada kemampuan

saya (saya sendiri juga tak percaya, Pak!). hari itu saya mendapat

peringkat kedua sebagai penjual bolpoin tertinggi.

Page 193: Rupiah Pertama PDF-1

189

Hari kedua dengan tugas yang sama, kami harus berjualan

bolpoin lagi, dengan motivasi yang kuat, karena kali ini kami diminta

untuk menjual lebih dari Rp. 200.000. Keberuntungan sedang berpihak

padaku, kebetulan pada saat itu saya bertemu dengan seorang kepala

sekolah.

(Kamipun berbincang)

Saya : „Selamat pagi, Pak!‟

Bapak : „Iya pagi! Adik darimana?‟

Saya : „Saya dari ITB, boleh minta waktu bapak sebentar.‟

Bapak : „Mari-mari…‟

(Kebetulan di sana ada tempat duduk, maka kami mengobrol sejenak)

Saya : „Begini, Pak! Mohon maaf sebelumnya saya tidak dilengkapi

name tag atau identitas lain, karena ini salah satu tantangan yang harus

kami lewati. Saya mahasiswa ITB diamanati tugas mencari donatur yang

bersedia turut serta mensukseskan pendidikan dengan cara membeli

bolpoin ini dengan harga yang bapak mampu, sumbangan yang bapak

berikan akan kami berikan pada anak yang kurang mampu melanjutkan

sekolah.‟

Bapak : „Wah… Tugasnya lumayan berat ya? Saya salut adik berani

untuk menawarkan ini. Ini ada sedikit uang yang bisa saya bantu,

mudah-mudahan bermanfaat.‟

Saya : „Terima kasih banyak Pak, ini sangat bermanfaat sekali,

Mudah-mudahan niat kami dilancarkan.‟

Bapak : „Amin. Sukses ya!‟

Saya : „Terimakasih Pak! Saya permisi dulu.‟

(Sayapun pergi meninggalkan bapak tersebut)

Begitu jarak saya dengan bapak kepala sekolah mulai jauh, saya

langsung menghitung lembaran rupiah yang diberikan. Saya kaget

bukan main ketika mengetahui isinya, yaitu sebesar Rp. 350.000, jumlah

yang tidak sedikit. Total uang yang saya dapatkan sebesar Rp. 550.000

dari dua buah bolpoin saja, tentu ini memotivasi saya, serta

beranggapan bahwa tidak ada yang sulit di dunia ini selama kita

berusaha. Lalu kami segera melanjutkan kegatan selanjutnya.

Page 194: Rupiah Pertama PDF-1

190

Produk yang Akan Dijual

Saya menyukai sesuatu yang unik, lucu dan terampil. Dan saya akan

menerapkan pada beberapa produk yang sudah dan akan saya buat lalu

memasarkannya. Dengan keahlian saya yang mampu menjahit,

manipulating fabrick, pleats tekstil, sulam, smock, anyaman, origami,

tie-dye dan lain-lain. Karena saya berkerudung, saya berpikir untuk

membuat pakaian muslim casual dan pesta, target saya merupakan

anak remaja hingga dewasa.

Dengan pembekalan dan pengalaman yang saya dapat selama

ini, serta maraknya perkembangan fashion saat ini membuat saya

tegugah dan termotivasi untuk bergerak ikut serta mengambangkannya

khususnya busana muslim.

Saya seorang asisten fashion designer, pengalaman mengkuti

show, beberapa event fashion indonesia antar-negara, membuat saya

bermimpi untuk menjadi seorang designer. Tapi itu semua tidak boleh

hanya sekedar mimpi, saya harus merealisasikan cita–cita saya, dapat

merancang pakaian sendiri untuk orang lain, mengikuti fashion show

nasional dan iternasional, dikenal seluruh penduduk indonesia maupun

luar-negeri. (Amin)

“Kegagalan atau keberhasilan yang kita alami, bukanlah isyarat

untuk kita berhenti berkarya, karena kegagalan bukanlah tanda

kehinaan, keberhasilan bukan tanda kemuliaan hanya niat tuluslah yang

menjadi tolak ukur berhasil atau gagalnya sebuah karya. Tak ada

sesuatu pun yang dapat membuat menyerah kecuali dirimu yang

mengijinkannya.”

Page 195: Rupiah Pertama PDF-1

191

Pengalaman pertama kali saya mendapatkan uang adalah

ketika saya memasuki smk kelas 3 smk.

Di sekolah saya dulu saya dulu mengambil jurusan tata busana ,

alasan nya saya masuk tata busana dulu karena saya merasa tertarik , di

smk dulu saya ada yang dinamakan UP ( unit produksi ) yang di kelola

oleh guru-guru busana di smk saya , unit produksi di smk saya dulu

adalah , memproduksi pakaian seragam dan pakaian peraktek yang di

jual kepada murid di smk saya dulu , karena saya suka menjahit saya

memutuskan untuk meminta jahitan kepada guru saya , karena saya

piker lumayan untuk menambah jam terbang saya sekaligus menambah

uang jajan saya .

Pertama kali saya mengambil jahitan , saya mengambil 2 baju

searagam yang hanya di bayar 7rb/ pc , awalnya saya berpikir ko

merasa murah sekali menjahit 1pc baju hanya di bayar 7rb , tapi setelah

lama kelamaan saya merasa asyik dengan produksi seperti itu , 1pc

baju akan di bayar ketika baju lolos di qiusi , kalau di Qiusinya ada

bagian-bagian yang tak sama maka baju tersebut tidak akan di bayar

dan harus di perbaiki kembali sampai bagian yang tak sama itu sama ,

tapi kalau bajunya lolos di Qiusi maka baju tersebut akan di bayar sesuai

dengan baju yang kita ambil , 7rb untuk 1pc baju .

Pertama saya mendapatkan uang dari dari jahitan saya adalah

14rb , untuk 2 baju yang saya jahit , Alangkah senangnya dulu

perasaan dan hati saya keika saya ketika mendapatkan uang tersebut

meskipun hanyan senilai 14rb , sampai-sampai saya merasa saying

untuk memakai uang tersebut .

Page 196: Rupiah Pertama PDF-1

192

Untuk ke2x – ke3x nya saya berani mengambil 4-5 pc baju

untuk saya jahit di rumah di sela-sela waktu senggang saya , dan

sampai sekarang uang 14rb itu masih ada dan saya simpan di celengan

saya , berkat uang tersebut hasdil menggambil jahitan akhirnya

sayabekerja di smk n 1 rancaekek , hamper 1 tahun ini saya bekerja

sebagai asistan guru ( toolman ) sekaligus membantu unit produksi ,

dari jalan tersebut saya bisa berkesempatan untuk menuntut ilmu di ITB

meskipun hanya D1 tapi saya merasa besysukur , Kedua kalinya saya

mendapatkan uang dengan tetean keringat adalah ketika pertama kali

saya masuk ITB dalam accara outbond .

Dalam acara Outbond ini pertama kali sayadan rekan -rekan

saya di suruh menjual 1buah pulpen dengan harga yang setinggi-

tingginya , bagi saya ini merupakan sebuah tantangan , karena

sebelumnya saya tidak pernah berjualan. Dan akhirnya saya saya

mencoba dan berusaha menjual 1 pulpen saya dengan harga 50rb , tapi

orang saya tawari malah menertawakan saya dan tidak mau membeli

pulpen yang saya tawawrkan , awalnya saya merasa kecil hati padahal

saya menawarkan dengah ramah tamah tapi mereka malah

menertawakan saya , tapi saya inget pesan pa stenly yaitu jgn malu di

tolak ketika kita memasarkan produk , dan saya terus berusaha untuk

menawarkan kepada orang-orang yang saya temui di jalan , sampai-

sampai saya tidak menghiraukan rasa lelah kaki yang terus berjalan, tapi

tidak ada yang mau membeli pulpen yang saya tawarkan , saya merasa

bingung kemana lagi saa mestiberjalan dan menjual pulpen tersebut,

hingga akhirnya saya mewarkan dengan harga 10rb , dan akhirnya

pulpen tersebut terjual meskipun dengan berat hati , tapi tetap saya

merasa bahagia karena pulpen saya terjual meski hanya 10rb . Dan

saya merasa terkejut mendenggar teman saya mampu menjual 1pulpen

degan harga 400rb , saya benar-benar salut terhadap teman saya .

Keesokan harinya di acara outbond yang kedua saya di suruh

untuk menjual pulpen kembali Dan saya bertekad tidak akan menjual

pulpen tersebut dengan harga10rb seperti halnya hari kemarin, saya

berusaha menjual pulpen dengan harga setinggi-tingginya meskipun di

tolak saya tidak merasa sakit hati lagi kaena itu sudah menjadi sebuah

tradisi dalam perdagangan pasti ada penolakan dari pihk pembeli , dan

Page 197: Rupiah Pertama PDF-1

193

ke 2x nya saya menjual pulpen tersebuut dengan harga 35rb saya

merasa senang sekali, rasa lelah , rasa cape , sirna dengan adanya

pembeli yang mau membeli pulpen yang saya jual, sampai-samapi

rasanya saya pengen nangis ketika pulpen tersebut terjual , tidak sia-sia

kaki ini melangkah .

Saya pikir pengalaman kedua saya mendapatkan uang kedua

kalinya lebih sulit, karena penuh tantangan , bedanya pengalaman

pertamamendapatkan uang dan pengalaman kedua medndapatkan uang

adalah ; Kalau pengalaman pertanma mebnnjahit seragam itu saya

sudah mempunyai modal karena saya sudah mempunyai ke akhlian di

bidang jahit- menjahit, Sementara pengalaman kedua itu benar-benar

pengalaman yang sangat berharga dan tidak akan dilupakan , karena

ketika pengalaman kedua saya merasa benar-benar tanpa modal dank e

akhlian saya hanya di beri 1pulpenn, dan pulpen tersebut mesti di jual

dengan harga setinggi-tingginya, benar-benar pengalaman yan g tidak

akan terlupakan sampai kapan pun.

Untuk pengalaman yang kedua saya merasa benar-benar

menjadi seseorang yang berani, karena sebelumnya saya tidak pernah

melakukan hal tersebut , Banyak hal yang bisa saya ambil dari

pengalaman menjual pulpen ini , saya menjadi orang yang sedikit bisa

bersosialisasi dengn orang lain , karena sebelumya saya bukan orang

yang suka berbicara, sehingga terjadi sebuah proses tawar menawar

antara saya dan pembeli. Banyak sekali ilmu yang saya proleh selama

saya belajar di ITB mulai dari pertama masuk hingga sekarang , baik itu

berupa materi desain fashion maupun prakteknya , sekaligus bagaimana

cara saya menjual produk dari pengalan saya ketika outbond yang

pernah saya ikuti, Mungkin Kalau bicarasoa produk yang akan saya

jual , saya kembbalikan kepada kemampuan saya di bidang jahit

menjahit, Karena menjahit adalah dasar dari kemampuan yang saya

miliki maka sdaya akan membuat usaha di bidang jasa bisa jahit-

menjahit,

Selain itu saya akan membuat Asessori ,bros-bros dan bondu-

bondu anak yang bisa saya buat dan saya pasarkan . Bahkan saya

pernah berpikir dan berke ingginnan untuk memproduksi baju anak-

Page 198: Rupiah Pertama PDF-1

194

anak, yang di buat dari sisa-sisa kain perca, saya akan mendesain baju

semenarik mungkin sehingga orang lain tidak akan percayabahwa baju

yang nanti akan saya produksi adalah pakaian yang di buat dari perca

kain, tapi untuk pemasaranya saya kurang tahu akan di pasarkan

kemana karena saya tidak pernah menjual produk pakaian jadi

sebelumya,

Mungkin untuk lebih jelasnya saya akan menjual produk yang

saya buat itu kepada orang-orang yang berada di lingkunngan tempat

saya tinggal saya terlebih dahulu ,

Page 199: Rupiah Pertama PDF-1

195

I get money from “ PEN “

Do you know from Rp 2000 to be Rp 200000 ? Technoperneur

telah mengajarkan saya bagaimana cara mendapatkan sesuatu yang

tidak mungkin menjadi mungkin. Hanya sekedar dari bullpen yang

berharga Rp 2000 bisa terjual dengan harga Rp 200000. Ketika saya

menjual itu tentunya saya mencari target target kelas menengah ke

atas, memang rada sulit untuk mendapatkan orang yang mau membeli

bullpen saya dengan harga Rp 200000 awalnya ada beberapa orang

yang menawarkan dengan harga Rp 20000, Rp 10000 tapi dengan

sopan saya menolaknya meskipun begitu mereka tetap member

uangnya walaupun bulpennya tidak saya berikan, dengan begitu saya

bisa menjual bullpen tersebut dengan harga yang lebih tinggi pada

akhirnya saya menemukan 1 keluarga yang sedang mengunjungi sebuah

outlet dan di liat dari platnya adalah plat B cengan sedikit twaran di

sertai argument untuk meyakinkan pembeli akhirnya pembeli tersebut

mau membeli pulpen tersebut dengan harga Rp 200000. Dari sinilah

saya belajar bagaimana cara bicara yang baik untuk meyakinkan

pembeli apapun barang yang kita jual asal kita mampu

mempromosikannya dengan baik pasti akan terlihat menarik dengan

harga berapapun pasti akan di beli.

Enjoy with pressure

D1 Fashion Style ( Dfas ). Dalam jangaka waktu 2 bulan saya

bersaing dengan teman – teman sekelas lainnya untuk bisa memberikan

yang terbaik, bersaing dengan teman – teman yang sudah pernah

belajar mengenai tata busana selama 3 tahun semasa SMK nya dan

bahkan sudah ada yang kuliah dalam jurusann yang sama di salah satu

kampus seni di Bandung. Awalnya hal itu membuat saya down berada

Page 200: Rupiah Pertama PDF-1

196

dalam satu kelas dengan teman – teman yang kurang lebih paham

tentang hal fashion style, bisa lolos dalam seleksi aja sudah sujud syukur

dua kali saya mengikuti tes masuknya, akhirnya saya di beri kesempatan

pada tes yang ke dua. Basically saya memang bukan berasal dai SMK

tata busan seperti teman – teman yang lain, dulu saya sekolah SMK tapi

dengan jurusan Broadcasting, berbeda jauh dengan tata busana. Saya

memang suka sekali dalam bidang fashion apapun itu saya mau belajar

untuk suatu hal yang saya cintai.

Berawal dari lolosnya seleksi tahap 2. Tidak ada belajar yang

instan semua melalui proses, saya tidak bisa gambar garis

menggunakan penggaris saja masih tidak lurus, saya tidak bisa

membuat pola, saya tidak bisa menjahit, saya tidak tahu banyak

mengenai bahan dan teknik , lalu saya bisa apa ? saya bisa belajar dan

mau belajar untuk menjadi bisa. Berbicara soal minder, tentunya saya

minder dengan teman – teman saya satu kelas yang sudah meiliki

basically itu, tapi buat saya ini adalah hal istimewa belajar di antara

yang tidak bisa itu hal biasa buat saya tapi belajar di antara yang bisa

itu adalah hal yang luar biasa, dua bulan yang saya lewati tidak sia sia,

dua bulan ini memang kami di bawah tekanan mereka yang sudah bisa

saja mereasa tertekan apalagi saya ? tapi saya init uh lebih dari sekedar

tertekan, beberapa teman saya di kelas sudah banyak yang

mengundurkan diri ( seleksi alam ) setiap tugas yang di kasih saya selalu

kerjakan dan mengumpulkannya tepat waktu, gak mau dong udah gak

bisa apa – apa tapi pemalas, setidaknya saya komplit dalam

pengumpulan tugas, bahkan ada salah satu tutor saya mengatakan “

kamu tuh rajin banget ya, tapi gambar kamu itu loh “ ya gambar saya

jelek, tapi saya siap di kasih tugas tambahan dan baru hari pertama ada

di kelas ilustrasi saya sudah mendapatkan banyak tugas tambahan,

beberapa kali saya sering mendapatkan tugas tambahan di mata kuliah

ilustrasi. Buat saya itu tidak masalah selama itu membuat saya menjadi

bisa, ya pada akhirnya gambar saya sudah mulai agak sedikit bagus dan

mulai agak bisa. Banyak banget komentar – komentar lucu merangkap

pedas di setiap tugas ilustrasi saya, komentar – komentar itu membuat

saya lebih termotivasi “ SAYA HARUS BISA “ tapi tidak sedikit teman di

kelas saya yang memiliki skill bagus tapii telat mengumpulkan tugas

atau tugasnya tidak lengkap maka nilai yang di beriakanpun sama

Page 201: Rupiah Pertama PDF-1

197

seperti saya bahkan ada yang di bawah saya padahal gambarnya jauh

lebih bagus dari pada gambar saya. Pelajaran yang saya ambil adalah “

bisa tidak bisa yang penting adalah niat untuk bisa dan mau berusaha

menjadi bisa “ kunci utamanya adalah “ Rajin”. Memang dalam waktu 2

bulan adalah bukan waktu yang cukup untuk mengusai semua materi itu

apalagi untuk untuk bisa menggambar, mereka saja butuh waktu 3

tahun di saat sekolah, saya cuma dalam jangka waktu dua bulan,

buakan hal yang mudah tapi itu semua bisa saya lewati. Memiliki teman

teman baru dan mampu bergaul dari beberapa mereka membuat saya

sangat membantu dalam tugas – tugas yang tidak bisa saya kusai, selain

belajar dari para dosen dan tutor saya juga banyak belajar dari teman –

teman saya. Dua bulan ini tekanan yang Dosen dan tutor berikan

bukanlah tekanan yang hanya untuk membuat kita down tapi melatih

kita untuk bisa menjaadi seseorang di luar nanti, seseorang yang kuat

mental, memiliki skill yang berkualitas, dan tidak hanya menjadi orang

yang biasa tapi harus menjadi orang yang luar biasa. Pengalaman yang

membuat sayabisa, pengalaman yang memberikan pelajaran baru dlam

setiap hidup kita, pengalaman adalah sebuah cerita di masa depan.

Who I am in the future?

“From zero to hero and from nothing to something”

Sekarang saya bukanlah siapa – siapa, saya masih harus dan

banyak belajar secara terus menurus. Ibarat pepatah mengatakan “

kejarlah illmu sampai ke negri China “ tapi saya akan mengejar ilmu

saya sampai ke negri Paris. 10 tahun kedepan saya akan menjadi

seseorang yang bisa di kenal oleh masyarakat berkat prestasi yang saya

raih. Apa yang saya raih di hari masa depan adlah cerminan di hari ini.

Setiap orang berhak menjadi peimpi, tergantung bagaimana kita

mengolah mimpi itu menjadi kenyataan, bukan sekedar bermimpi tanpa

usaha sama dengan “ Nothing “.

Yes I‟m in the future :

- I will be a designer ( Go International )

- I have much boutique in the world

- I‟m Master Mode from France

Page 202: Rupiah Pertama PDF-1

198

- Live in New York

- Eat croissants in France

- Be an English native speaker and France langue

- I can see the world with my knowledge

- And any more….

”Without education life is WASTE.”

No matter how much you think you hate school, you‟ll always miss it

when you leave.

Page 203: Rupiah Pertama PDF-1

199

Waktu masih di bangku sekolah dasar,pengalaman,saya pernah

berjualan di sekolah,tapi lebih tepatnya sih hanya di kelas saya saja.

Macam-macam yang saya dagangkan,dimulai dari permen,kartu yugi-

oh,kartu pokemon,kertas binder bergambar dan kelereng.Hee namanya

juga zaman SD,lagi musimnya begituan. Sebenarnya itu hanya hobi saya

saja,saya suka main kartu,eh maksudnya kartu yang saya sebutkan tadi.

Saya gemar koleksi barang-barang seperti itu. Bagaimana saya menjual

barang-barang itu.? Dulu kartu-kartu seperti kartu yugi-oh dan kartu

pokemon sedang ramai-ramainya banyak dimainkan oleh anak-anak di

daerah saya,mau itu hanya untuk koleksi atau untuk bermain tanding

kartu seperti di filemnya (anime yugi-oh). Didaerah saya bisa dimainkan

seperti ini: siapa gambar dikartunya yang nilainya paling gede,dia yang

menang,dan yang kalah harus memberikan kartu punyanya kepada yang

menang. Nah disinilah saya beraksi,karna saya hanya suka mengoleksi,

tidak untuk bertanding kartu,jadi saya suka nawarin ke anak-anak yang

kalah untuk beli kartu yang saya punya,harganya beragam,bagaimana

nilai kartunya,makin tinggi nilainya makin saya tinggiin juga

harganya..haha . dan untungnya mereka mau aja beli. Kemudian kertas

binder,itu saya bingung ngejelasinnya,pokoknya waktu SD anak-anak

perempuannya suka ngoleksi kertas-kertas binder bergambar,dan saya

suka nawarin jika ada kertas binder punya saya yang gambarnya bagus.

Dan biasanya yang termakan oleh tawaran-tawaran saya ini sebagian

besar anak-anak dibawah umur saya. Kelereng hampir sama dengan

kartu-kartu tadi,anak-anak suka membeli kelereng kepada saya kalau

mereka kehabisan kelereng mereka untuk bermain. Itu sebenarnya

beberapa jualan yang hanya iseng-iseng saja dan uangnya hanya untuk

jajan tambahan saya saja. Mungkin jualan saya yang paling sedikit

membantu orang tua adalah saat saya jualan permen di saat kelas 3 SD

sampai kelas 6. Saya sampai bisa membeli buku sekolah dan uang jajan

sendiri tanpa minta orang tua. Yaa meski kadang-kadang tetep minta

Page 204: Rupiah Pertama PDF-1

200

juga sih. Hee.

Kemudian saat aku di bangku kelas 1 SMK aku pernah jualan

gorengan,yaa itu hanya untuk sedikit dapat uang jajan tambahan,karna

aku jauh dari orang tua. Orang tuaku di Majalengka dan saya merantau

ke Bandung dan tinggal di kakak saya. Biaya hidup di Bandung lebih

banyak,belum lagi pengeluaran-pengeluaran biaya tambahan untuk

keperluan sekolah dan kegiatan sekolah. Jadi saya mencoba untuk

meringankan biaya pengeluaran orang tua saya dengan berjualan atau

apapun yang saya bisa untuk mendapatkan uang. Namun jualan

gorengan hanya bertahan sampai kelas 1 saja,saat kelas 2 ketika

PKL,ditempat PKL saya berjualan roti,itu kakak saya yang buat, dengan

menitipkan roti itu ke sebuah taman bacaan dan butik di tempat PKL

saya ini. Itu juga tidak terlalu lama. Dan di kelas 3 SMK saya mengajar

di tempat les privat di Ujung Berung. Itu tempat les bentukan dari

teman-temannya kakak saya. Saya mengajar privat 3 anak,2 anak kelas

3 dan 1 anak kelas 5 SD. Pelajaran yang saya ajarkan: pelajaran

Agama,matematika,dan bahasa Inggris. Pengalaman mengajar les anak

SD ini sangat mengasyikan menurut saya,tapi memang yang namanya

anak kecil suka sedikit ngeselin dan banyak tingkah. Tapi mereka tetap

sangat asyik diajak bermain,baik dan pintar. Saya jadi kangen anak-anak

asuh saya T^T (sedih). Saya tidak lama juga disini,karna saya mulai

sibuk dengan sekolah saya yang akan menghadapi ujian nasional.

Waktunya sering bentrok dan akhirnya pengajarnya digantikan oleh

orang lain. Dan taukah.? Setelah saya keluar mengajar dari situ,anak-

anak asuh saya pun ikut keluar. Karna kata mereka pengajar yang

barunya tidak seru. (huwaaa terharu T-T). oh iya,saya juga pernah

jualan pulpen dikelas waktu kelas duabelas. ^^

Yah jadi dari pengalaman saya ini simpulannya adalah Peluang

bisnis itu luas. Apapun yang kita punya bisa kita bisniskan. Asalkan itu

halal. Harus percaya diri dan berani malu.

Pada saat saya outbound di ITB saya dan yang lain memdapat

tantangan untuk menjual sebuah pulpen. Ya Allah itu tugas benar-benar

subhanallah,pulpen yang harganya seribuan harus di jual minimal

dengan harga 10.000 rupiah satu pulpen,kebayang kan itu

Page 205: Rupiah Pertama PDF-1

201

tantangannya..

Oke dalam outbound ini mahasiswa jurusan Fashion dan

Animasi disatukan,dan di bagi menjadi 4 kelompok,yaitu kelompok

Matahari,Kuda,Harimau dan Kerbau.Saya masuk dalam kelompok

Kuda.Ketua kita,kita panggil Pak Kusir, kata Pak Stanley Surlia (Motivator

terhebat Dunia Akhirat) ketua kita mempunyai jiwa leadership yang

bagus.. saya suka dengan Pak Stanley,gaya bicaranya menggemparkan

bumi,bersemangat tinggi dan sangat hebat.Wajar saja dia pernah

berkeliling dunia,tidak heran..

Sekitar jam 9,kami mulai bekerja untuk melakukan tugas kami

berjualan pulpen.Dalam satu kelompok itu kami membagi menjadi

beberapa kelompok lagi.. Saya berkelompok dengan Kevin,Teh

Maria,dan Muti. Kalian tau kemana kami pergi untuk mencari

mangsa,maksudnya mencari pembeli.?! Kami dengan pedenya(kecuali

saya kayaknya) masuk kedalam rumah sakit Santo,langsung mencari ke

humasnya,atasannya mungkin.. Ya Allah benar-benar ekstrim,tadinya

yang kami pikirkan mungkin kalau langsung ke humasnya kami akan

mendapatkan sumbangan yang besar,Tapi mungkin yaa tampang-

tampang kami memang tidak meyakinkan,bagaimana tidak, muka

berminyak,pucat karna grogi.Dan selain itu kami juga harus

mengajukannya dengan surat.. Yaah daripada ribet,akhirnya kami lebih

baik mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya dan pergi..

Kami tidak menyerah begitu saja,kami pergi lagi untuk mencari

mangsa,tapi kemudian kami bertemu dengan kelompoknya si pak

ketua,kelompok mereka sudah habis terjual,sedangkan kami belum ada

satupun yang terjual..(ya ampuun nangis di pojokan)..tapi kemudian

mereka membantu kami,tapi kami berpisah lagi,saya akhirnya hanya

berdua dengan Kevin. Kami berdua pergi mencari mangsa,yaah tidak

mudah sekali menjual pulpen itu dengan harga yang segitu,berkali-kali

kami berdua di tolak. Ada satu bapak-bapak yang kami temui,ya

ampuun itu bapak-bapak songong banget,belum juga kami ngomong

apa-apa baru ngedeketin,dia udah melototin kita..ya Allah matanya itu

loh kayaknya minta dicolok pake jari.. ^^

Page 206: Rupiah Pertama PDF-1

202

Tapi setelah itu akhirnya kami mendapatkan juga orang yang

baik hati yang mau membeli pulpen kami dengan harga pas

10.000,lumayan..

Kesan saya dalam outbound ini adalah WOW AMAZING.!!

Menjalin keakraban dalam dua jurusan,kerjasama dan kebersamaan. Itu

yang saya rasakan dalam outbound ini.. Pak Stanley yang luar biasa

dunia akhirat,panitia-panitia yang baik hati dan tidak sombong.. Saya

merasa bersemangat dan ingin lulus di ITB ini dengan nilai terbaik dan

menjadi mahasiswa teladan..

Alhamdulillah banyak sekali ilmu yang saya dapat dari ITB,saya

sangat bersyukur bisa dimudahkan masuk ITB berkat adanya

SEAMOLEC. Untuk ilmu yang saya dapat dan bisa dimanfaatkan banyak

sekali, yaa contoh nya,saya bisa menyablon dengan teknik yang

berbeda-beda,asal tau saja,saya dari dulu pengen sekali belajar yang

namanya menyablon,dan Alhamdulillah di ITB ini diajarkan. Kemudian

dalam mata kuliah Pengantar Fashion,itu banyak sekali yang saya

dapat,banyak istilah-istilah yang saya tidak tau atau yang saya tau tapi

salah,saya jadi tau dan mengerti. Itu sangat berguna bagi saya yang

bercita-cita ingin jadi desainer (amin) saya harus tau istilah-istilah dalam

fashion. Ilustrasi Fashion yahh memang mata kuliah ini yang tugasnya

sangat banyak,tapi ini sangat berguna sekali untuk melatih tangan saya

dalam mendesain. Mata kuliah ragam hias dan reka bahan memberi

saya pengetahuan ragam hias dan macam-macam bahan,mau itu

teksturnya,nama bahannya atau serat kainnya. Image Board, nah ini

yang kadang membuat saya selalu mikir keras,tapi ini benar-benar

pelajaran yang sangat berharga, inspirasi itu bisa kita cari dalam sebuah

gambar,dan image board ini adalah satu kesatuan gabuangan dari

beberapa gambar yang saling terkait,yang kita bisa jadikan suatu tema

untuk inspirasi produk-produk yang akan kita buat nanti. Yah intinya

semua mata kuliah yang diberikan ITB itu pasti sangat berguna dan bisa

sangat bermanfaat sekali untuk bekal saya nanti menghadapi dunia.

Banyak sekali produk yang bisa saya pasarkan setelah saya

mendapatkan ilmu dari ITB. Diantaranya :

Page 207: Rupiah Pertama PDF-1

203

-Baju,tentu saja. Beberapa macam baju mungkin akan saya

pasarkan,dengan desain yang saya

buat sendiri.

-Berbagai macam celana.

-Sepatu

-Tas

-Dan berbagai macam aksesoris-aksesoris lainnya.

Tentu saja saya ingin sekali menjadi desainer terkenal atau

pengusaha Fashion terkenal atau stylist terkenal sedunia akhirat. Tapi

saya bercita-cita ingin menjadi desainer yang menciptakan baju-baju

yang unik namun tetap tidak malanggar aturan kaidah agama,karna

saya takut nanti dipertanggung jawabkan diakhirat karna membuat baju

yang menyesatkan. Yaa sekarang kan yang berjilbab sudah sangat

stylist sekali,mereka tetap gaya dan gaul meski tetap memakai

kerudung. Bahkan sekarang menurut saya yang pakai kerudung justru

lebih sangat gaya dan kretif dalam berpakaian dibanding dengan yang

tidak pakai kerudung. Nah dan disinilah saya akan menciptakan fashion-

fashion yang akan membawa mereka yang tadinya tidak berkerudung

menjadi ingin memakai kerudung. Ini salah satu cita-cita saya masih

banyak cita-cita saya yang ingin saya wujudkan dan saya raih menjadi

kenyataan. Dengan cita-cita ini kita bisa berpandangan jauh kedepan

dan termotivasi.