rupiah pertama pdf-1
DESCRIPTION
rupiahTRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR Dalam rangka mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa dan menciptakan lulusan Perguruan Tinggi yang mampu menjadi pencipta lapangan kerja, Program Technopreneurship mempunyai tujuan untuk membentuk jiwa dan mental enterpreneurship pada mahasiswa yang kemudian mampu digabungkan dengan disiplin ilmu yang mereka peroleh selama kuliah, sehingga terwujudlah yang
namanya technopreneurship. Kewirausahaan adalah sebuah penerapan kreativitas, keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang- peluang yang dihadapi. (Thomas W Zimmerer) . Kewirausahaan adalah hal yang sering didengar namun jarang untuk di implemetasikan oleh mahasiswa. Program tehnopreneur ini melatih mahasiswa untuk membongkar rasa malu, gengsi, dan menawarkan ide dan produk yang siap diterima pasar. Maka dibuatlah kompilasi kisah masing-masing mahasiwa pada kesan memperoleh rupiah pertama. Harapan pada terbitnya buku kompilasi ini dapat memberi inspirasi dan memberi kontribusi positif bagi perkembangan dunia usaha, kemandirian, dan penciptaan lapangan kerja baru. Dampaknya menuju kemakmuran bangsa dan negara.
ii
TEKNOPRENEURSHIP Program ini kita manfaatkan untuk berbagi, pelajaran bagaimana
menjadi teknopreneur atau menjadi juragan menyenangkan dan cerdik dalam membesarkan usaha. Maupun bagaimana kita sambil belajar atau kuliah bisa menghasilkan sesuatu yang meringankan kita sambil belajar atau kuliah bisa menghasilkan sesuatu yang meringankan kita sambil belajar atau kuliah bisa menghasilkan sesuatu yang meringankan kita dalam nenyelesaikan suatu tugas manapun matakuliah dalam institusi PROFIL LULUSAN
Mampu membuka lapangan pekerjaan
Meningkatkan pendapatan keluarga
Mendapatkan passive income
Membuka perusahaan/cabang baru
Menciptakan pemasaran yang stabil/meningkat PERSYARATAN
Menguasai teknologi Web 2.0 (email, facebook, skype, google+) dan memiliki rekening bank yang akan ditunjuk sesuai dengan jenjang.
Mempunyai produk mandiri/sendiri/orang lain. MATERI
1. Pengenalan Technopreneur a. Juragan Usia Sekolah: http://bit.ly/technopreneur1 b. Juragan Usia Sekolah (lanjutan):
http://bit.ly/technopreneur12 c. Harapan/mimpi, semangat untuk mencapai:
http://bit.ly/technopreneur13 2. Potensi dan Peluang: http://bit.ly/technopreneur2 3. Studi Kasus Produk 4. Eksplorasi bidang yang potensial 5. Sinergi dengan sistem lain 6. Komunikasi untuk pemasaran 7. Cashflow: http://bit.ly/technopreneur7 8. Eksplorasi sumber dana untuk business plan 9. Sistem Franchisee 10. Evaluasi kelulusan
iii
PENUGASAN 1. Tulis pangalaman Anda dalam menghasilkan rupiah dalam blog
yang sudah ditentukan 2. Tulis kegiatan yang paling disuka, target yang ingin dicapai,
rencana cashflow, rencana media dan cara marketing (Kaskus, Tokobagus) maupun bentuk perdagangan online, pembuatan produk IT/lainnya
3. Tulis kegiatan yang sudah dilaksanakan dalam satu bulan, penjualan produk sendiri/tim lain
4. Ekspansi tugas dan evaluasi penjualan, sumber bahan baku, cari referensi, dll
5. Perkembangan omset, analisa, pengembangan toko online, melaporkannya
6. Perkembangan omset, analisa, dan evaluasi 7. Cashflow & perbandingan 5 cashflow dilaporkan dalam blog
masing-masing 8. Pengembangan system franchisee + internet marketing 9. Pengembangan cabang 1/2/5 sesuai dengan produk yang
dilakukan dan presentasi perolehan penjualan selama 6 bulan. REFRENSI
Arwin Panigoro – Technopreneur
The Power of Kepepet
Ten Hours Become NBA
Bagaimana Menjadi Juragan
Youtube Gatothp 2011 SYARAT LULUS
Sertifikat partisipasi – menyelesaikan semua tugas
Sertifikat mentor – bisnis berjalan 1-6 bulan
Sertifikat mentor – bisnis berjalan minimal 1 tahun, berhak mendapatkan 10% dari bimbingan
KETERANGAN LAIN
Program ini setara dengan 3 SK untuk program PVB/Institusi lain
2 take in untuk ikut diklat kewirausahaan di SMK/Institusi lain
Dilakukan secara online pada partner SEAMOLEC (SMK, PT, pribadi)
1
Sebelumnya saya tidak pernah mencari uang sendiri. Tetapi
saya sering membantu pekerjaan teman saya ya terutama dibagian
menggambar pensil maupun digital. Yang menurut ku si gambar ku
juga ya kurang bagus si, tpi teman ku slalu menghargai karya ku dan
Lama kelamaan saya di panggil terus untuk menggambari tugas – tugas
mereka. Ya… penghasilannya sih enggak banyak ya paling Cuma buat
jajan atau makan aja. Karna pada waktu itu saya belum tau caranya
berbisnis.
Pada waktu itu saya dan kawan-kawan ditugaskan untuk
berjualan pulpen yang harganya Cuma 1500 kami disuruh berjualan
dengan harga yang cukup tinggi. Ya…. Lebih dari 10.000 perbuah. Pada
awalnya kami semua tidak yakin, tetapi saya teringat kata-kata pak
stenly “barang sekecil apapun dan murah bsa menjadi sangat berharga
bila kita menjualnya dengan sungguh-sungguh dan mempunyai tekat
yang kuat”.
Pada waktu itu kami berjualan perkelompok, 1 kelompok nya
ada 5 orang, setelah terbagi dalam berberapa kelompok akhir nya kita
semua jalan untuk mencari mangsa, setelah itu kelompok saya
bertemu dengan sepasang suami-istri disana kami mencoba untuk
menawarkannya, kami beri harga 50.000 per pulpen tetapi dia menawar
50.000 = 2 buah pulpen. Lalu bapak dan ibu itu memilih warna pulpen
yang mereka ingin kan, ya terus kami semua menyodor kan pulpen
kepada mereka, ternyata dia memilih pulpen yang ku pegang ^^
jadinya saya tidak usah menawarkan kepada oranglain, tetapi karna kita
satu kelompok saya harus membantu sampai pulpennya habis. Karna
dalam satu kelompok kita harus kompak. Dan untuk mempercayai
2
pembeli kami, kita harus mengeluarkan 3S (Senyum, salam, sapa). dan
hari selanjutnya kita disuruh berjualan buku SBG.
Harga satu buku nya 50 ribu dan kami harus menjual + 70 ribu
ke atas dan pada waktu itu kita smua hanya di bagi menjadi dua
kelompok. Pada saat jualan ternyata buku ini sangat susah, kami
mengunjungi universitas lain tetapi kami ingat kalau hari itu adalah hari
minggu terus gak jadi deh. Kita smua akhir nya mencari toko buku
untuk menawar kan buku SBG tetapi tidak laku juga, di perjalannan
kami smua sangat kelelahan karna dri pagi samapi siang kami terus
berjalan untuk mencari pembeli akhir nya kita mencoba menghubungi
orang terdekat kami dan akhirnya laku juga deh.
Dalam hal berikut mungkin saya akan menjadikan ilmu ITB
khususnya dalam bidang animasi. Mungkin saya akan membuat iklan,
film pendek, animasi atau membuat komunitas dan membangun sebuah
perusahaan. Mungkin belum pasti apa yang mungkin saya bisa lakukan
tetapi saya akan berusaha untuk mendapatkan uang didaerah sendiri.
Produk yang akan saya pasarkan berupa ilmu yang telah saya
pelajari di ITB berupa animasi 3D dan mungkin saya juga
mempromosikan jasa saya.
Cita-cita saya setelah 3 tahun saya ingin menjadi animator yang
sukses dan berguna, mungkin ini cita-cita baru saya karena saya baru
mengenal ternyata animasi itu menyenangkan.Dan mungkin untuk
kedepannya saya akan membuat studio sendiri tetapi saya akan
memulai itu dari membuat sebuah komunitas animasi agar animasi 3D
di Indonesia lebih maju.
3
Saya mengahasilkan uang sendiri itu ketika bertepatan masuk
ke itb, saat itu saya dapat tawaran untuk berkerja freelance di sebuah
perusahaan publishing, saya berkerja sebagai ilustrator di sana.
berkerja di sana adalah pengalaman kerja pertama saya setelah lulus
dari SMK. Saat mendapatkan gajih pertama saya, saya merasa bangga
dengan hasil jeripayah saya sendiri, meskipun tidak begitu besar.
Semenjak saat itu saya merasakan betapa susahnya untuk mencari
uang. Sebenarnya saya ada keinginan untuk kerja freelance dengan
orang-orang luar negeri, dengan mengunakan internet saya dapat
mendapatkan perkerjaan freelance, akan tetapi berhubung saya belum
begitu banyak dalam pengalaman berkerja, maka saya memultuskan
untuk mencari pengalam kerja terlebih dahulu. Kerja/ mengahasilkan
uang sendiri bukan lah hal yang mudah, butuh perjuangan untuk itu
semua, karena uang tidak akan datang sendirinya jika kita tidak usaha.
Meskipun saya terkadang sedikit mengeluh akan hasil yang di capai
akan tetapi ini lah hasil dari usaha yang saya lakukan maka saya harus
bisa untuk menyukurinya selalu.
Saat saya menjadi mahasiswa di D1 animasi ITB saya dan
teman-teman yang lain dapat pengalaman untuk menjual pulpen
dengan harga yang tidak seperti biasanya. Cara mejualnya dengan cara
dibagi kelompok dan setiap kelompok bisa melakukan penjualan secara
bersama atau di bagi menjadi sub-sub kelompok lagi. Saat melakukan
penjualan teknik penawaran yang di pakai dengan cara ramah halus
dan penuh dengan senyuman. Tidak semua pembeli memberikan
respon bagus, ada yang tidak butuh waktu lama untuk meyakinkan tapi
ada juga yang butuh waktu lama untuk meyakinkannya. Situasi saat
bertemu pembeli bagi saya cukup menegangkan karena saya harus
4
menghilangkan rasa malu saya untuk dapat mendekati pembeli.
Pengalaman saya ini seperti layaknya orang yang sedang mebuka usaha
baru, ini adalah pengalam yang cukup berharga ,banyak hikmah dan
pelajaran yang dapat saya manfaatkan kedepan. Dengan mengikuti
outhbon ini saya dapat mempelajari cara melakukan usaha dan cara
mempromosikannya.memang hasil dari apa yang saya jual ini tidak
seberapa tapi pengalamnya yang luar biasa buat saya. Nominal uang
yang di dapat saat itu saya sudah lupa lagi pokonya saat di bagikan
kesetiap orang d kelompok saya mendapatkan Rp. 51.000 rupiah.
Selama di ITB ilmu yang saya dapatkan tentang animasi cukup
banyak. ilmu-ilmu yang saya dapat diantaranya 3d modeling, 3d
animate, dan tentu saja mengambar. Ilmu yang saya dapat manfaatkan
saat magang ya tentu semua ilmu yang dipelajari dari gambar manual,
digital, modeling 3d dan juga animate 3d. Akan tetapi ilmu yang saya
dapat hanyalah dasar dari 3d modeling dan 3d animate, ada
kemungkinan harus lanjutkan kuliah untuk mendapatkan ilmu yang
lebih mendalam tentang animasi.
Jika suatu saat saya melakukan usaha mungkin saya akan
membuka usaha jasa. Jasa yang saya tawarkan adalah contohnya jika
ada seorang penulis naskah komik/animasi yang membutuhkan seorang
artispen dkk/animator maka tugas saya adalah menerima orderan hal
seperti itu. Atau juga saya akan membuat sebuah studio
ilustrator,komik dan animasi yang di buat dalam 1 studio dan dari situ
saya akan mencari order/job seprti yang tadi itu. Nah selain itu juga
mungkin saya akan menjual berupa prodak action” figur yang saya buat
sendiri dengan mengunakan ilmu dari 3dmodeling. awal Saya akan
memasarkan jasa dan juga prodak saya di mulai dari kota bandung
sendiri, lalu kemudian jawabarat, dan kemudian indonesia dan lalu luar
negeri, saya berharap sih seperti itu. Tapi msalah nya terkadang saya
merasa bingung jika untuk memulai usaha, kemungkinana saya akan
mencari teman untuk berkerja sama untuk membuat sebuah usaha.
Target pemasaran saya kalangan remaja, remaja dewasa yang suka
terhadap action figur, dan mungkin untuk jasa targetnya pemasarannya
sedikit berbeda itu saya mungkin mengincar para penulis naskah yang
membutuhkan untuk membuatkan komik tau membuat animasi.
5
Cita- cita saya kedepannya ingin menjadi seorang
ilustrator,komikus,ataujuga animator yang di kenal banyak orang, baik
di dalam negeri mau pun di luar negeri. Target saya pertama/langkah
pertama yang saya akan lakukan mendapatkan kerja freelance sebagai
ilustrator, komikus, atau juga animator di luar negeri, kenapa saya
memilih keluar, karena mungkin jika di dalam negeri bidang yang saya
inginkan itu belum begitu maju bahkan kurang di dukung oleh
pemerintah, akan tetapi jika untuk menjadi animator sepertinya saya
harus mencari ilmunya lagi, karena saya baru terjun dalam dunia
animasi, sedangkan ilustrator dan komik saya sudah lama menjalani
dunia tersebut. Saya akan berusaha agar dapat mencapai cita-cita yang
saya inginkan.
6
Ternyata memang tidak mudah mendapatkan uang dengan
hasil keringat sendiri. Dan karena itulah saya belum berpengalaman
untuk melakukan hal tersebut. Bagaimana saya tidak untuk
melakukannya,mau tidak mau saya pun harus melekukannya meskipun
dengan mental yang kecil. Saat itulah saya di suruh Oleh Pak. Stanley
untuk berjualan pulpen. Pak Stanley adalah pembimbing kami saat itu
kami pun juga di bagi menjadi 4 kelompok yaitu
Matahari,Kerbau,Kuda,Harimau dan disitulah kami dibagi lagi menjadi
4/5 kelompok untuk menjual nya waktu itu saya mendapatkan
kelompok yaitu, Dimas,Taufan,RIdho. Waktu itu saya berjualan di
sekitar Kampus ITB dan di situ lah saya dan teman” saya menjual
ternyata gak segampang apa yang di pikirkan untuk mendapatkan uang
ternyata butuh kesabaran dan mental yang kuat untuk mendapatkan
nya dan bersama mereka lah saya dan teman” saya mendapatkan uang
±20rb dan di situlah saya dan teman” saya sangatlah bahagia pukul
10.00 pagi kami di suruh kembali ke kampus ITB. Dan itulah
pengalaman saya pada saat menjual pulpen.
Selama Outbound di ITB saya begitu tertarik sekali untuk
mengikutinya kerana saya banyak berubah dari ITB. Di hari pertama
saya mendapatkan uang sekitar ±20rb dan di hari kedua dimana itulah
sangatlah sulit karena hari itu hari minggu yang dimana hari itu sedang
mengadakan Car Free Day dan di situlah saya dan teman” saya hanya
mendapatkan uang ±10rb memang itu sangat lah menurun dari hasil
sebelumnya. Dan kami akhir nya kembali ke kampus dan disuruh untuk
menjual Buku SBG (Seamolec Blender Ganesha) dengan harga -50rb
akhir nya kami menjual nya kembali dan ternyata hasil nya nihil karena
di hari minggu itulah sepi di setiap sekolah-sekolah atau setiap kampus
akhir teman kami mempunyai Ide untuk menjual nya di teman kami
7
yang di Jakarta dan akhir nya kami langsung kembali ketempat kampus
untuk member informasi untuk menjual nya kepada teman kami yang di
Jakarta. Setalah itu kami di ajak bermain oleh pak Stanley yaitu bermain
yang dimana kami harus melawati jaring-jaring tali tanpa mengenai tali
tersebut dan di situlah saya belajar bagaimana caranya kerjasama dan
itulah pengalaman saya.
Ilmu yang saya dapat saat masuk ITB adalah mengenal apa itu
dasar dari Animasi serta enterprenuer setelah mengikuti Outbound,
saya mengenal teman” baru untuk membuat jaringan dan wawasan
baru. Manfaat yang saya dapat dari Outbound yaitu
Kerjasama,Kesabaran,Mental dll. TIdak hanya itu saja saya harus
belajar banyak dari ITB Seamolec.
Di Cita-Cita saya, saya harus bisa menjadi Animasi/Animator
atau Komikus. Dan 1 lagi cita-cita saya yang paling penting yaitu
membahagiakan orang tua saya karena dari Doa Orang Tualah saya
bisa masuk ITB Seamolec. Hanya itu cita-cita saya untuk sementara
karena saya harus berkelana mencari karena ilmu itu tidak gampang di
dapat selain “Belajar”.
8
Pengalaman pertama saya ketika mendapatkan uang rupiah
pertama kali sebelum saya masuk ITB adalah dengan menjual baju baju
dan sweeter serta jacket angkatan desai saya sendiri.usaha saya
berawal dari sekolah menengah pertama dengan menjalankan jacket
angkatan.dan hasil yang saya dapatkan pada saat itu lumayan banyak
.karena saya menjual jacket angkatan tersebut dengan harga Rp
110.000,00 padahal harga aslinya hanya Rp 80.000,00 jadi ketika itu
saya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 30.000,00 .maka dari sini
lah bakat berbisnis saya mulain terlihat.setelah lulus sekolah menengah
pertama saya lanjut berbisnis jacket angkatan lagi.saya menyukai bisnis
ini karena keuntungan yang saya dapat lumayan banyak.selain itu juga
peminatnya juga banyak.saya bisa termotifasi seperti ini karena kakak
saya juga senang berbisnis.tetapi berbeda dengan saya ,karena iya
melakukan bisnisnya secara online.
Pengalaman mendapatkan uang selama outbound di ITB
Pengalaman mendapatkan uang selama outbound di ITB itu
ketika saya menjualkan pulpen dan buku SBG.ketika itu saya
melaksanakan outbound dan mendapatkan perintah dari pak stenly agar
menjual pulpen dengan harga setinggi-tingginya ketika itu kelompok
saya mendapatkan jatah pulpen satu orang satu buah pulpen.kemudian
kita bergegas berjualan di area sekitar kampus.ketika itu saya
menjualkan pulpen dengan harga Rp 1.000.000,00 pada saat itu banyak
sekali cacian dan
bahan tertawaan dari konsumen ketika saya menyebutkan harga
pulpen yang saya jual berharga Rp 1.000.000,00 tetapi dari situ saya
berfikir dengan cacian dan tawaan para konsumen yang saya tawarkan
tersebut itu adalah ujian dari konsumen dan disitu saya belajar meyakini
9
pembeli agar iya mau membeli pulpen saya dengan harga
tersebut.tetapi karena waktu yang diberikan pak stenly sudah hampir
habis maka terpaksa saya menjual pulpen tersebut dengan harga Rp
50.000,00 padahal dari situ saya yakin bisa menjual pulpen lebih dari
Rp 50.000.
Ilmu yang yang di dapat dari ITB
banyak sekali ilmu yang saya dapat selama hampir tiga bulan
berkuliah di ITB.dari saya tidak tahu apa apa tentang animasi serta
bagaimana cara mengoprasikanprogam-program yang dianimasikan
dalam pembuatan animasi.
Ilmu yang diberikan dosen-dosen dan kakak-kakak pembimbing
sangat banyak sekali,dari mulai pembuatan animasi menggunakan
blender,3D max ,dsb.kemudian pembuatan animasi menggunakan 2D
yaitu dengan menggunakan adobe photoshop,ilustrator ,dsb.kemudian
disitu juga saya diajarkan cara menggambar yang baik dan benar agar
gambar yang saya buat bernilai tinggi dan bisa banyak disukai oleh
orang-orang yang melihatnya .kemudian dari pembelajaran tersebut
saya juga diajarkan cara berwirausaha dan juga membangung
karaktervkeperibadian saya sendiri.disini juga saya belajar cara
menyusun tugas akhir oleh bapak pembimbing tugas akhir.
Produk yang bisa dipasarkan
Saya akan memproduksi baju dengan desai saya sendiri dengan
menggunakan aplikasi adobe ilustrator dan photoshop.
Membuat sebuah iklan dengan menggunakan aplikasi blender
dan kemudian diajukan kepada perusahaan yang membutuhkan
produknya dijadikan iklan.
Menjual sebuah desain interior ruangan dengan menggunakan
aplikasi 3D max
Cita-cita yang akan di raih setelah 1,3,5 tahun
1tahun pertama saya akan mendesain secara manual kemudian
desain tersebut dicetak atau disablon dengan menggunakan alat sablon
manual.kemudian saya akan pasarkan kepada konsumen.
10
3tahun,setelah terkupul keuntungan dari satu tahun tersebut
saya akan belikan alat sablon yang berteknologi canggih yang bisa
dioprasikan memakai komputer sehingga mempermudah serta
mempercepat prosese pengerjaan,dan hasilnya juga sangat
bagus,sehingga konsumen tertarik untuk membelinya.
5tahun,dari keuntungan 4tahun tersebut dan mecari tambahan
modal dari para teman yg mau menanam modal ke saya untuk
membuat sebuah clothingan atau distro yang nantinya barang yg saya
akan jualkan memakai brand yang saya buat sendiri.
11
Pengalaman pertama saya mendapatkan uank sendiri waktu itu
saya disuruh jadi kameramen di sebuah perfilman yang hasil filmnya
“DARI MATA HATI” yang dimana ceritanya “ada seorang pengamen
yang cacat tapi dia ingin sekolah namun di sisi lain dia tidak
mewujudkan keinginan dia sendiri karena keterbelakangan mental dan
juga karena keterbatasan uang untuk membayar sekolahnya karena
kalangan keluarga dia termasuk kalangan tidak mampu. Dan pada suatu
hari pengamen itu menolong seorang wanita yang terserempet oleh
motor, dan wanita itupun ingin membalas budi kepada pengamen itu
dengan cara memasukan pengamen itu sekolah bersama dia, karena
wanita itu termasuk kalangan orang berada sehingga wanita itupun bisa
membantu membayar sekolahnya.”
Dari situlah saya bisa menhasilkan uang sendiri dan bisa
membantu meringankan bebah orangtua juga.
PENGALAMAN MENDAPATKAN UANG SELAMA OUTBOUND DI
ITB
Pengalaman saya mendapatkan uang selama outbound di ITB
sangatlah menarik dan mungkin orang mengira selama ini tidak
mungkin. Dari tidak mungkin itulah semuanya akan berubah menjadi
mungkin.
Awalnya juga saya berpikir tidak mungkin, tapi setelah saya dan
rekan-rekan saya mencobanya ternyata bisa.
Pada hari pertama Outbond saya disuruh menjual satu pulpen
yang harga di pasarnya Rp 2.000,- dengan harga lebih dari itu,
12
minimalnya itu menjual Rp. 10.000,-, Saya di ajarin gimana caranya di
Outbond ini. Kelompok saya di pecah lagi menjadi beberapa kelompok
lagi, dan kami berpencar, saya dan kelompok saya bergegas mencari
orang yang kira-kira mau membeli, dan kami mencoba ke pusat
perbelanjaan, kan pasti banyak yang bawa uang, pas nyampe disana
kami berpencar juga, lalu saya mencoba menjelaskan tujuan kepada
salh satu orang yang ada disana setelah selesai saya menyampaikan
kemudian orang itu langsung mengeluarkan uang sebesar Rp.50.000,-
dan plpen itu saya kasih ke orang itu, dan orang itupun mau membeli 1
pulpen dengan harga Rp 50.000,- setelah itu teman-teman saya pun
langsung pulang lagi ke ITB karena kami hanya di beri waktu 1 jam
untuk menjual ballpoint itu. Dan pada hari ke 2 kami disuruh menjual
pulpen lagi dari uang yang telah kami dapatkan, waktunya pun tetap
sama 1 jam, tapi kami menjual tidak hanya 1 pulpen, saya berjualan
dengan kedua teman saya kebetulan hari itu hari minggu hari
carfreeday di dago kami mencoba berjualan kesana, seperti hari
kemarin saya sampaikan tujuan saya, dan memang ada yang mau beli
dan adajuga yang gak tapi kami tak pantang menyerah. Setelah itu
kami pulang dan di suruh menjual buku, buku tentang animasi, buku itu
di harganya RP 50.000,- tapi kami harus bisa menjual lebih dari itu dan
alhamdulilah saya bisa menjual buku itu seharga Rp 200.000,- itu belum
di satuin dengan pendapatan kelompok, kalau disatuin sekitar RP
700.000.an lebih lah.
ILMU YANG DI DAPAT KETIKA BELAJAR DI ITB
Meskipun hanya 2 bulan di ITB tapi Ilmu yang saya dapat
selama di ITB ini sangatlah banyak dan begitu bermanfaat, baru masuk
pertama saja saya telah mendapatkan ilmu yang begitu banyak yaitu
ilmu technopreuneur yang nantinya bisa saya gunakan untuk menjual
produk saya., awal mulanya saya belum mengenal program sofware
blender dan sekarang sudah tau dan bisa mengoprasikannya, dan
disana juga saya menjadi mengerti menjadi jiwa interprener itu seperti
apa, dan pelajaran-pelajaran yang sedang saya pelajari sekarang. Masih
banyak lagi ilmu-ilmu dan pelajaran yang saya dapatkan di ITB.
13
PRODUK YANG AKAN DI PASARKAN
Produk yang akan saya pasarkan nantinya mungkin hasil-hasil
karya saya sendiri seperti apa yang sudah saya pelajari sofware blender
di ITB yaitu animasi, dan hasil perfilman saya yang sudah saya buat
waktu itu. Ada kemungkinan juga saya akan mencoba membuat desain
dengan hasil sofware blender yang nantinya untuk presentasi jiga saya
sendiri sudah menjadi seorang pengusaha.
APA CITA-CITA YANG AKAN DI RAIH SETELAH 1, 3, 5 TAHUN
YANG AKAN DATANG
Cita-cita saya setelah lulus dari ITB yaitu ingin membuka usaha
di daerah tebet jakarta timur, disana saya ingin membuka usaha tempat
makan atau restoran dengan bernuansa asyik untuk anak-anak muda
dan para remaja nongkrong yang positif, contohnya saambil makan dan
minum tapi mereka bisa untuk sharing juga dalam komunitas di tempat
makan itu. Dan cita-cita terbesar saya selama ini ingin membahagiakan
kedua orangtua saya dan keluarga besar saya, ingin menghajikan kedua
orangtua saya dan memberikan sesuatu yang sangatlah berharga dan
bermanfaat.
14
Pengalaman pertama mendapatkan uang pada saat kelas 2
SMK, saya diajak oleh teman saya punya kenalan untuk bermain
teaterkarena kekurangan pemain, dia mengajak
7 orang termasuk saya karena saya memang ingin membantu
sekaligus mencari pengalaman diluar DKV. Saya dan teman-teman pun
langsung di casting atau mungkin tes untuk mendapatkan peran yang
cocok. Tadinya peran utama yang cocok ada 3 orang termasuk saya,
tapi dipilih lagi dan saya sialnya mendapatkan peran pembantu
dengan nama Udin, katanya mirip karakternya dengan saya, dengan
lapang dada saya menerima peran tersebut.
Ternyata waktu tampil di panggung adalah bulan depan yaitu
april kami memang benar-benar mengejar target, memang berat latihan
theater tersebut karena seusai pulang sekolah kami langsung latihan,
banyak sekali kendala saat-saat latihan sakit, cape dll. Wajarlah ini
pengalaman pertama kami.
Kami pun sebelum tampil membuat tempat atau stage pada
malam hari sebelum tampil keesokan harinya, dan alhamdulillah acara
tersebut sukses walaupun ada sedikit kendala di belakang layar disaat
sebelum tampil. Sebenarnya memang malu tampil di depan umum
tetapi ini memang menguji mental dan keberanian saya. lalu 2 hari
sesudah acara tersebut saya mengambil uang/gaji karena sehari
sesudah acara tersebut saya sakit, dan hasilnya mugkin cuman 85.000
tapi saya bersyukur bisa menghasilkan uang dengan keringat sendiri.
Pengalaman mendapatkan uang selama outbond di ITB saya
mendapatkan pengalaman yang berharga yaitu belajar menjadi
15
wirausaha di beri tantangan menjual pulpen yang mungkin harganya
1.000 / 2.000rp menjadi 50.000 atau bahkan ratusan ribu rupiah sampai
berjuta-juta. Memang sulit tapi ini tantangan agar menjadi
wirausahawan. Saya memang tidak sendiri menjual pulpen tersebut
saya berkelompok dengan teman kelompok matahari dan itupun dibagi
lagi menjadi sub kelompok agar menjualnya tidak bergerombol.
Saya dan teman-teman yang sub kelompok tadi mencari
pembeli yang kira-kira bisa membeli dengan harga yang tinggi, kamipun
berbicara kepada pembali secara bergantian dan bersyukur karena
dapat menjual ketujuh pulpen tersebut dan mendapatkan uang,
walaupun ada juga yang tidak ingin membelinya, kita harus pandai
bernegoisasi membuat pembeli percaya dan tentunya kerjasama yang
terpenting.
Ilmu yang di dapat di ITB yang saya dapat membuat modeling
animate 3D, dan juga ilmu animasi 2D, serta cara berwirausaha yang
baik, ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya yang asalnya tidak tahu
menjadi tahu dan saya pun masih perlu banyak belajar mengenai ilmu
tersebut karena belum bisa menguasainya mungkin disaat magang ilmu
saya akan bertambah dan bisa menghasilkan suatu karya animasi 3D
maupun 2D yang mungkin bisa di pasarkan di daerah jawa barat.
Pendapat saya, saya masih perlu banyak-banyak belajar agar
bisa mematangkan ilmu tersebut dan membuat karya yang bisa
menginspirasi orang lain supaya yang tadinya kurang tertarik terhadap
animasi menjadi tertarik.
Produk yang bisa dipasarkan mungkin saya akan menjual jasa
seperti membantu membuat komik orang lain, menginking komik,
membuat modeling & membuat animasi pendek dan menjualnya secara
online.
Cita-cita kedepannya membuat studio animasi & komik yang
menampung orang-orang hebat yang mampu berjuang & bersaing di
internasional, sebelumnya meramaikan industri kreatif dengan cara
membuat komik dan animasi pendek yang di pasarkan seluruh
Indonesia dan mungkin juga di internasional.
16
be an Entrepreneur, Itulah yang sudah tertanam di hati saya
jika kalian bertanya. Kamu mau jadi apa? Atau apa cita-cita kamu? Dan
pastinya saya tidak akan merubah tujuan saya tersebut.
Pengalaman pertama saya dalam mencari uang pada waktu
kelas 1 SMK, dimana saya harus mencari tambahan untuk uang jajan.
Terdesaknya ekonomi keluarga, membuat saya menahan untuk
meminta dari ibu saya. Oleh karena itu saya bekerja paruh waktu
sebagai asisten tukang di sebuah toko meubel daerah caman, Bekasi.
Yang saya kerjakan sebagian besar di bagian finishing, seperti; meng-
dempul atau menambal bagian yg bolong pada serat kayu,
mengamplas, Coating/ laminasi, membeli kayu jati Belanda, membeli
aksesoris, sampai mengantar barang jadi kerumah pembeli. Pekerjaan
tersebut saya lakukan sampai beranjak kelas 2 SMK, upah yang saya
dapat Rp. 50.000,- setiap minggu. Di meubel ini saya bekerja mulai dari
siang hari sepulang sekolah sampai dengan sore hari.
Selain dari itu, saya pun mencoba mendapatkan hasil tambahan
di malam harinya dengan meng-ojek dari pukul 08.00 malam sampai
pukul 10.00 malam di daerah komplek perumahan Kodam, kalimalang.
Hasil upah yang saya dapatkan kisaran Rp. 8000,- s/d Rp. 12.000,- di
luar dari bensin yang harus saya isi, kebetulan motor yang saya pakai
tidak sistem sewa karena masih kepunyaan kerabat dekat. Perasaan
pertama yang saya alami adalah malu, karena berbeda dengan bekerja
di meubel yang berada di ruang tertutup. Sedangkan meng-ojek
dilakukan di ruang terbuka di wilayah komplek yang kadang beberapa
kali saya bertemu dengan teman, bahkan pelanggan saya adalah teman
satu kelas di SMK. Tapi saya tetap semangat dan tahan malu, anggap
saja latihan mental untuk jadi orang sukses kelak hehe… Amin.
17
Pengalaman selanjutnya saya dapat dari hasil bekerja di beberapa lokasi
setelah selesai dari SMK, tempat kerja pertama saya adalah industri
yang bergerak di bidang jasa promosi yang terletak di daerah Condet,
Jakarta Timur. Di tempat ini saya di tempatkan di berbagai macam
bidang seperti; setting/desain, operator mesin plotter & Cutting Stiker,
sablon spanduk, sablon T-shirt, membuat Id Card, dan juga membuat
pola T-shirt pada kain. Selain daripada itu, saya dilatih untuk
membawahi beberapa pekerjan yang langsung berhubungan dengan
Client. Disini saya mencoba untuk belajar dapat ber-negosiasi dengan
baik, dan tentu pernah mengalami hal buruk seperti dimarahi dan
sebagainya. Upah yang saya dapatkan waktu itu Rp. 800.000,- dalam
satu bulan, tapi adakalanya saya mendapatkan bonus dari Client atas
kerja baik yang saya lakukan.
Setelah dari condet, saya mencoba membuka usaha kecil
bersama seorang teman saya di daerah Beji, depok. Usaha kecil yang
kami buat meliputi berbagai bidang, seperti; Print foto pada mug, print
foto pada piring, cetak kaos digital, cetak foto, aksesoris promosi,
merchandise, dan juga beberapa pekerjaan yang kami dapat di luar dari
toko, beberapa contohnya adalah; Peresmian Dipo KRL Depok,
Peresmian Jembatan Layang Depok, dan lainnya. Upah dari hasil bersih
yang saya dapat kisaran Rp. 600.000,- s/d Rp. 800.000,- yang sudah
dipotong untuk pembelian stok bahan, listrik, Maupun karyawan.
Banyak kendala yang saya alami pada usaha kecil yang pertama
kali saya jalankan, salah satunya adalah kurangnya rasa percaya
walaupun kepada teman. Oleh karena itu saya mencoba kembali
bekerja tetapi di bidang yang sedikit berbeda dari sebelumnya, agar
saya mendapatkan dan mengenal ilmu baru yang masih berkaitan.
Selanjutnya saya berkerja di perusahaan yang bergerak di Offset
Printing dan Digital Printing Large Format yang berada di daerah Senen,
Jakarta Pusat. Di perusahaan ini saya di tempatkan di beberapa bagian,
seperti; Setting/desain, Operator Printing, Customer Service, Ripping,
sampai ke tahap Finishing. Upah yang saya dapat sampai dengan Rp.
1.200.000,- dalam satu bulan.
Dari sini saya mencoba memberanikan diri lagi untuk membuka
usaha kecil bersama dengan beberapa teman saya, dan masih di lokasi
18
daerah yang sama. Kami bertiga membuka usaha kecil yang bergerak
dibidang jasa setting atau desain yang kami berikan nama SINERGI,
untuk menampung kebutuhan “pesta rakyat” atau pilkada yang sedang
berlangsung di negeri ini. Upah bersih yang kami dapat mencapai Rp. 2
juta dalam satu bulan, dan tentunya memiliki berbagai macam kisah
yang bisa di petik menjadi pengalaman berharga seperti pembayaran
yang tidak di lunasi, atau barang jadi yang tidak diambil, bahkan sampai
pembayaran yang tidak pernah dibayar. Tapi pada akhirnya kejadian
yang sama terulang kembali, dan usaha yang kami bangun bersama
bangkrut dikarenakan kurangnya rasa percaya serta perbedaan visi
kami bertiga.
Setelah itu saya memberanikan diri untuk membuka usaha kecil
sendiri yaitu jual beli pulsa, padahal di waktu yang bersamaan saya
mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai asisten desain grafis dari
perusahaan DJARUM SUPER. Dalam usaha kecil yang saya buat sendiri
ini, saya terapkan beberapa teori marketing yang saya dapat
darimembaca buku Hermawan Kertajaya yang berjudul “Branding –
Positioning – Diferensiasi” yang membuat toko saya lebih di padati
orang dibandingkan toko yang dimiliki oleh orang etnis cina di sebelah
toko saya. Keuntungan bersih yang saya dapat mencapai Rp. 800.000,-
dalam satu bulan.
Dalam beberapa waktu saya menjalankan usaha kecil tersebut,
saya pun diajak oleh peminjam modal untuk ikut dalam pencalonan
dirinya sebagai calon Bupati Purworejo dan peran saya sebagai team
sukses secara non-partai atau Independen. Pada waktu itu saya
berumur 20 tahun dan telah diberikan kepercayaan sebagai ajudan/
asisten , koordinator pelaksana teknis pengumpulan pendukungan dan
dipercaya sebagai pemegang keuangan kampanye calon Bupati
Purworejo bapak Drs. H. Ashal Badri, MBA yang pernah menjabat
sebagai kepala bagian Risk Management Bank BNI 46. Disini saya
diajarkan banyak hal tentang berorganisasi dalam lingkup yang lebih
besar. tak hanya itu saya pun belajar tentang manajemen resiko
langsung kepada sang ahli tanpa harus membayar mahal, Bahkan saya
dibayar.
Sepulang dari purworejo, banyak hal yang saya pelajari selain
19
manajemen dan berpolitik. Disana saya belajar mengenai pertanian dan
agro bisnis yang sebenarnya cukup menjanjikan, saya pun mulai tertarik
pada satu jenis bidang usaha pertanian yaitu peternakan semut rang-
rang. Ya… semut rang-rang yang menghasilkan telur dinamakan kroto
yang menjadi pakan ternak khususnya burung hias yang banyak
digemari oleh kalangan menengah sampai kalangan atas, saya pun
membuat proposal pengajuan dana kepada calon bupati yang
sebelumnya mengajak saya. Beliaupun meminjamkan sejumlah uang
dan tanah seluas 8 hektar di daerah Pandeglang Banten untuk saya
kelola sebagai peternakan semut, sayangnya keterlibatan kepala desa
yang kurang mendukung membuat usaha saya tersebut tidak bertahan
sampai 1 tahun. Keuntungan awal yang saya dapat berkisar Rp. 5 juta
sampai Rp. 10 juta dalam satu bulan, sebenarnya target keuntungan
yang ingin saya capai dalam lahan 1 hektar adalah Rp. 30 juta dalam
satu bulan.
Belum berhasil dengan peternakan semut yang saya buat,
sayapun diajak untuk memulai usaha baru di bidang General Supplier
untuk industri otomotif bersama teman saya. Disini kami berperan
sebagai pemasok kebutuhan industry seperti safety equipment sampai
pembuatan engine parts, pekerjaan besar yang pernah kami kerjakan
yaitu membuat engine parts oil untuk Excavator buatan perusahaan
HITACHI. Selain dari itu, kami bekerja sama dengan POLMAN ASTRA
untuk pembuatan engine parts tersebut. Dalam usaha ini saya belajar
banyak di bidang keteknikan juga marketing pemasaran, kami pernah
mendapatkan keuntungan mencapai Rp. 70 juta. Tapi sayangnya sekali
lagi saya gagal menjalankan usaha bersama dengan teman,
dikarenakan beberapa permasalahan dan rasa kurangnya kepercayaan.
Saya pun mulai jenuh dengan menjalankan usaha bersama,
akhirnya saya pun mulai menawarkan jasa pembuatan media promosi
ke beberapa perusahaan terdekat. Selang beberapa waktu, saya
mendapatkan tawaran mengajar Desain Grafis di SMK BPS&K II Jakarta
yang pernah menjadi alamamater saya sebelumnya. Terpikir untuk
berbagi ilmu juga pengalaman saya kepada siswa-siswi, saya akhirnya
mengambil kesempatan tersebut sembari melatih saya dalam
menyampaikan ilmu yang saya dapatkan di industry kepada siswa-siswi.
Upah yang di dapat seorang pendidik seperti saya tidaklah begitu besar
20
yaitu Rp. 1.250.000 per bulan, tetapi saya tetap bersyukur karena saya
telah menabung untuk persiapan di kehidupan selanjutnya. Insya
allah…First time at ITB
Sebelum melakukan pendidikan di universitas yang katanya
terbaik di negeri ini, maka kami pun harus melalui proses pembekalan
yang terbaik. Dalam out bound ini, kami diberikan pembekalan tentang
menjadi seorang Entrepreuner yang terbaik oleh bapak Stanley Surlia.
Dalam beberapa hari kami diharuskan menjual 1 buah pulpen yang
seharga Rp. 1000,- menjadi semahal mungkin, kegiatan ini dilakukan
secara berkelompok. Saya sendiri termasuk dari kelompok KUDA yang
pada akhir kegiatan menjadi kelompok yang mengumpulkan poin
tertinggi, jadi saya sarankan bagi kalian yang nanti mengikuti program
yang sama untuk memilih kelompok KUDA. Kelompok KUDA
Yiiiihhhhhaaaa….. #ceritanya yel, begitulah :)
Untuk mendapatkan pembeli dengan harga termahal, bagi saya
sedikit cukup sulit jika dilakukan dengan rayuan karena saya bukanlah
seorang wanita. Lagipula muka saya yang kurang menarik membuat
saya menggurungkan niat dengan cara “merayu”, maka saya mencoba
dengan cara “perputaran uang” dan seperti ini caranya. Pulpen pertama
terbeli dengan harga Rp. 12.000,- hiks ;( , maka uang tersebut saya
belikan pulpen yang sama sebanyak 8 pulpen yang terjual 4 pulpen di
hari pertama seharga Rp. 50.000,- untuk masing-masing pulpen. Jadi
bisa dihitung sendirikan berapa keuntungan yang saya dapat dalam
waktu 2 hari hehe… #oh iya, ini cara rahasia lho. Tolong jangan
disebarluaskan yak.
Pengalaman yang bisa didapat dari menjual pulpen ini adalah
melatih kita untuk tidak malu dalam menjual atau menawarkan sesuatu
kepada orang lain, karena bagaimana pembeli bisa mengenal atau mau
membelibarang dagangan kita jika kita tidak berani menawarkan
kepada orang banyak. Awalnya sih deg-degan dan gemetaran, dalam
hati berkata “ngomong gak ya?” Justru keberanian awal itulah yang
menentukan hasil akhir kita. Kadang saya bertemu orang yang saya
tawarkan tapi dia tidak menoleh dan ada juga yang memberikan kita
muka dilipat tujuh, ya setidaknya kita gak di serampang dua belas hehe.
21
Tapi saya gak mau menyerah begitu saja, pokoknya maju untuk
mendapatkan kejayaan atau mundur karena mati… Lho?. Oh iya, lokasi
menawarkan juga gak kalah penting. Aneh jika kita menawarkan
pulpen, di daerah yang banyak menjual alat tulis kantor seperti di
BALTOS, Balubur.
Lanjutan dari itu kami pun mendapatkan materi kuliah
Technopreuner yang mengajarkan kami selain dari menciptakan sebuah
karya animasi, tetapi kami juga diajarkan untuk dapat memasarkan dan
juga menjual karya yang telah kami buat. Yang pada nantinya kami
dapat membuat sebuah Production House secara berkelompok dan
dapat menghasilkan karya bersama lalu menjual hasil karya tersebut.
Lalu keuntungannya dapat di bagi bersama secara menyeluruh.
Tentunya dibutuhkan kerjasama serta rasa percaya antar individunya.
22
Nama saya Diazepta Lazanya saya lahir di Jakarta kota
metropolitan dan ibu kota Indonesia pada tanggal 07 September 1994,
Saya anak ke dua dari tiga bersaudara.
Pengalaman pertama saya mendapatkan uang dari keringat
sendiri pada saat saya duduk di bangku kelas tiga SMK tepatnya di SMK
BPS&K II Jakarta. Sejak dulu saya selalu diberitau oleh orang tua saya
bahwa kelak nanti kamu harus menjadi pengusaha jangan kau manjadi
pesuruh di perusahaan orang, jadilah pemimpin di perusahaan sendiri
dengan cara berusaha dan dengan keringat sendiri, Orang tua saya
pernah mengatakan ada beberapa pintu surga yang punyanya para
pengusaha. Waktu itu pengalam menjadi seorangpengusaha yang tidak
pernah terlupakan bagi saya ada senang, sedih, tegang, dan
permusuhan.
Bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan sarat ingin
lulus adalah mengerjakan Projek Tugas Akhir. Saya berkeinginan
menjual tempat DVD buatan saya sendiri yang saya pasarkan pada saat
teman-teman saya yang mengerjakan Tugas Akhirnya, ini kesempatan
bagus. Awalnya pertama saya buat DVD sebagai contoh meminjam
uang kepada Orang tua sebersar Rp. 150.000,- saya mencoba mencari
bahan-bahannya untungnya di sekeliling saya banyak yang membantu
apalagi kedua orang tua saya dan kaka saya. Pada saat saya
mempromosikan produk saya tanggapan ada yang positif dan negative,
saya selalu berfikir positif. Di tengah jalan saya berfikir saya biasa tidak
mengerjakan produk DVD saya padahal saya belum menyelesaikan
Projek Tugas Akhir.
Uang tidak serta merta memberikan kita kebahagian tetapi
uang bisa saja menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Waktu
pengumpulan tinggal beberapa hari lagi, ada saja yang belum
23
mengumpulkan design covernya ke saya. Sudah H-1 saya menunggu
sebenarnya ini sudah lewat deadline, tetapi ada perkataan yang
negative yang membuat saya ngedrop ya sudah saya selalu berfikir
positif, malamnya saya mengerjakan DVD itu sampai menjelang
datangnya matahari. Dan benar saya telat memberikan produk DVD
saya kepada teman-teman karena saya menunggu satu orang dan
hasilnya negatife. Saya di panggil dan menghadap Ketua Jurusan saya,
saya ingin di berikan hukuman, pada saat itu saya di suruh berjemur di
tengah lapangan. Mungkin pada saat saya menjelaskan dan saya bilang
saya siap kalo di suruh berjemur di tengah lapangan yang panas karena
saya mereka semua telat. Dan akhirnya mungkin karena sebuah
pengorbanan Ketua saya dimaafkan. Di situlah banyak sekali yang saya
dapat dari sebuah pengorbanan, kerja keras, dan banyak lagi lainnya
walaupun hasil yang saya dapat bisa membuat modal itu balik berkali-
kali lipat Alhamdulillah, itulah pencapaian terbesar menurut saya.
Pengalaman mendapatkan uang selama di OutBond ITB dapat
membuat saya memutar otak dan saya harus Out Of The Box
bagaimana menjual satu buah pulpen dengan harga yang tinggi ?. Pada
saat saya di berikan pulpen, satu pulpen satu orang. Sebagai
tantangannya saya harus menjual satu buah pulpen dengan harga
setinggi-tingginya sebenarnya kalo di warung haraga pulpen berkisar
Rp.1500,- sampai dengan Rp. 2000,-. Di situ saya bingung bagai mana
cara menjualnya ? pada saat saya menawarkan pulpen tersebut dan
saya menjelaskan semuanya pulpen saya di beli dengan harga Rp.
10.000,- Alhamdulillah…Walaupun saya mendapatkan jumlah yang
lumayan tetapi tidak sepadan dengan pengorbanannya, meyakinkan
pembeli itu sangat susah kita harus mengeluarkan argument yang ada
di otak kita supaya orang itu yakin dan mau membeli pulpen.
Ilmu yang saya dapat dari ITB (InstitutTeknologi Bandung)
sangatlah banyak ilmu yang saya dapat dari kedisiplinan, kerja keras,
kerja cerdas, kerja aktif. Saya akan memanfaatkan semua yang di
berikan kepada saya pada saat saya berkuliah di ITB karena mungkin
saya bisa sukses sehabis saya keluar dari ITB.
24
Produk yang mungkin bisa di pasarkan sangat banyak. Saya
akan bembuat sebuah usaha yang tidak ada habisnya seperti usaha
Makanan, Pakaian, Jasa, pendidikan.
Cita-cita yang akan saya raih adalah dengan membuat sebuah
perusahaan yang menggeluti segala bidang dari Makanan, Pakaian,
Jasa, Pendidikan yang akan saya berinama Lazanya‟s. Mengapa begitu ?
karena saya berusaha dan berkeinginan menjadi seorang pengusaha
ekskutif muda yang menggeluti segala bidang. Tetapi dengan memulai
dari awal dan harus dengan kerja keras saya sendiri. Mungkin cita-cita
saya terlalu tinggi tapi itu yang di tanamkan oleh Orang tua saya bahwa
saya harus menjadi seorang yang berguna bagi semuanya. Karena
dengan memulai dari enol saya mendapat pengalaman yang sangat
banyak dan dari pengalaman itu saya juga dapat belajar mengenai
kehidupan. Tetapi yang saya ingin buat sekarang adalah perusahaan
yang menggelut di bidang property.
25
Rupiah pertama yang saya hasilkan didapat dari berjualan es
lapis di sekolah sewaktu SMK. Sejak masuk SMK ini lah saya tidak lagi
diberi uang jajan oleh orangtua; oleh karena itu di sekolah saya
berjualan es lapis, agar bisa memperoleh uang jajan sendiri. Es lapis
yang dijual saya buat sendiri dengan modal yang dipinjam dari
orangtua. Berjualan pertama kali ini lah yang menjadi pengalaman
berharga untuk dijadikan penyemangat dalam aktifitas usaha kecil-
kecilan yang saya kerjakan berikutnya; hingga kini saya masih berjualan
berbagai macam barang, mulai dari fashion, alat tulis hingga ke
perangkat keras komputer.
Saat saya masuk ke D1 Animasi FSRD ITB ada kegiatan
outbond yang di dalamnya ada kegiatan entrepreneur, yaitu menjual
pulpen dengan modal awal sebesar 3.000 rupiah (2 buah pulpen)
dengan harga setinggi-tingginya; Disini saya berhasil menjual kedua
pulpen tersebut seharga 30.000 rupiah. kemampuan komunikasi
menjadi hal yang sangat penting dalam menjual pulpen dengan harga
yang tidak biasa (lebih mahal). Saya berusaha meyakinkan calon
pembeli dengan cara negosiasi dan tentu saja harus ramah, saya
menjual nya di parkiran Bank dan Cafe.
Tugas-tugas perkuliahan di D1 Animasi FSRD ITB sangat
banyak dan cukup berat --- menurut saya hal ini disebabkan oleh
banyaknya materi kuliah yang harus dipelajari dengan waktu tatap
muka perkuliahan yang singkat (dua bulan perkuliahan offline) --- akan
tetapi hal ini sangatbanyak mengenalkan dunia teknologi informasi lebih
dalam lagi, terutama mengenai dunia online; karena komunikasi
kegiatan akademis dilakukan melalui grup di facebook, pencarian
referensi tugas banyak dilakukan melalui internet, pengiriman tugas
26
juga melalui internet (email, posting di grup facebook dan upload video
ke Youtube). Dengan hal-hal itu lah saya menjadi lebih mengenal lagi
dunia online (internet), terutama menginspirasi saya untuk
memanfaatkan internet beserta komunitas jejaring sosial-nya untuk
mendukung dan mengembangkan aktivitas bisnis kecil-kecilan yang
sudah saya kerjakan selama ini.
Setelah mengetahui sedikit-banyak mengenai dunia online,
terutama berbagai hal mengenai cara membuat situs internet (website)
seperti: cara pemilihan dan pendaftaran nama domain, cara
pendaftaran hosting, mengenal aplikasi CMS (Content Management
System) siap pakai, cara menempatkan aplikasi dan konten; saya
mencoba merintis bisnis penjualan alat gambar secara online di:
www.alatgambar.com (saat tulisan ini dibuat masih dalam tahap
pengisian konten). Di situs alatgambar.com ini rencana nya saya akan
menjual berbagai perlengkapan menggambar seperti: berbagai kertas
gambar, berbagai jenis pensil juga alat dan bahan untuk menggambar
lainnya. Tentu saja beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk
rekan-rekan Mahasiswa jurusan Animasi dan Fashion di FSRD ITB akan
tersedia di sini.
Karena belum banyak ilmu mengenai animasi yang saya
dapatkan (saya masih harus belajar dan terus belajar), saya belum
memperoleh ide untuk memanfaatkan ilmu animasi yang saya dapatkan
dari D1 Animasi FSRD ITB di tempat saya tinggal (Kota Cimahi). Akan
tetapi, ilmu lain yang saya dapatkan dalam proses perkuliahan di D1
Animasi FSRD ITB, yaitu mengenai celah bisnis di dunia online
mendorong saya untuk membuat suatu bentuk usaha dalam
mengedukasi dan memfasilitasi masyarakat di tempat saya tinggal
mengenai bisnis di dunia online ini dengan membuat www.cimahi.co
(Cimahi Co.) yang akan memberikan „tempat‟ gratis di internet bagi
masyarakat penggerak ekonomi / pebisnis di Kota Cimahi, tidak hanya
tempat, saya beserta tim Cimahi Co. juga akan memberikan informasi
mengenai dunia bisnis online dan situs internet kepada masyarakat
yang masih awam mengenai hal ini.
27
Setelah satu tahun ini saya akan memperluas jaringan dengan
cara aktif bersosialisasi dengan Mahasiswa baru, aktif mengikuti
seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, juga berbagai kompetisi dan
perlombaan yang bisa saya ikuti. Tentu saja saya tidak akan lupa untuk
menyebarkan kartu nama dan menyebarkan informasi mengenai bisnis
online yang saya kerjakan. Memperluas jaringan ini sangatlah penting
bagi kelancaran dan aktifitas bisnis online. Tiga tahun kedepan saya
bercita-cita memiliki start-up (perusahaan di bidang IT / internet)
sendiri yang bisa menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungan saya.
Ditargetkan saya sudah memiliki tempat (kantor) dan kelengkapan
administrasi-nya. Sedangkan lima tahun dari sekarang saya ingin
memiliki studio animasi sendiri untuk mewujudkan impian dan
menyalurkan kegemaran saya akan dunia animasi.
28
Tidak mudah bagi saya mendapatkan uang dengan hasil dari
keringat sendiri, karena sayapun belum mendapatkan pengalaman
untuk melakukan hal tersebut. Tapi jika itu dipaksakan dan harus
mendapatkan uang, bagaimana saya tidak untuk melakukannya, mau
tidak mau, sayapun harus melakukannya, meskipun dengan mental
yang lembek dan rasa yang tertekan, saya tetap menjalankannya. Saat
itu saya memulai mencari uang dari mencoba menjadi tukang pengatur
kendaraan untuk menyeberang, saat itu saya sangat semangat untuk
melakukannya meskipun sangat sulit mendapatkan rupiah dari
kendaraan-kendaraan yang saya bantu untuk seberangi. Tapi recehpun
tak dapat, karena sayapun begitu kecil saat itu, sekitar kelas sekolah
dasar, dan akhirnya saya memulai bisnis dari mencoba menggambar
dan saya fotokopi gambar tersebut hingga menjadi sebuah gambar
yang akan siap untuk diwarnai. Tapi saya semangat sekali bersama
teman saya, saya melakukan hal tersebut untuk mendapatkan
keuntungan serta penghasilan lebih, dan saya berhasil menjual gambar
hingga mendapatkan uang 11 ribu rupiah, dengan harga perlembarnya
500 rupiah. Tapi itu belum cukup saya memulai perjalanan mencari
uang kembali saat smp, itu dari hasil barang yang saya jual, dan dibeli
orang. Dan kembali mendapatkan uang saat sma, yaitu menjual produk
orang lain dan menawarkan keorang dan membelinya. Setelah itu saya
berjualan pulpen, kenapa harus berjualan? Ya karena saya harus
mendapatkan uang. Dan Pak Stanley menjadi pembimbing kami saat
itu, kamipun juga dibagi kelompok, yaitu berjumlah 4 kelompok dengan
beranggotakan 20-30 orang. Untuk sesi berjualan ini, dengan
didampingi oleh pemimpin dari masing-masing ketua kelompok, yaitu
Pak Taufan, saya menjadi percaya diri untuk melakukannya. Tapi
ternyata tidak mudah, penuh dengan perjuangan dan keberanian untuk
hal ini. Kenapa tidak?saya dibagi per4-5 orang untuk menjualpulpen dan
setiap orang diberikan satu pulpen untuk berjualan. Dan awal saya
29
pergi, kami menargetkan untuk menjual pulpen pada pemimpin rumah
sakit Santo Borromeus, seketika kami, yaitu Zahra, Uli, Ai dan saya
sendiri langsung menemui satpam yang ada didepan rumah sakit
tersebut, satpam itu baik, dia bahkan mengantar kami hingga depan
pintu humas rumah sakit tersebut tapi ternyata kami ditolak, kami tidak
hanya terpukul , tapi kami seperti diuji, dan begitu rasa percaya diri
kami meningkat, kami langsung berpencar untuk berjualan kepada
orang-orang sekitar yang ada dijalan. Penolakan dan penolakanlah yang
kami terima. Tapi saya ingin menyerah saat itu, karena beginikah yang
namanya mencari uang? Sangat sulit sekali, dan seketikapun saya
berpikit kepada orang tua saya, bagaimana dengan mereka? Dan
sayapun terlalu boros untuk hanya menghabis-habiskan uang mereka
untuk hal yang tidak penting. Tapi saya kembali untuk berjualan, saya
tidak mudah putus asa saat itu, karena keberanian saya yang muncul
dan rasa manapun hilang dengan keberanian yang saya miliki. Kenapa
tidak? Saya begitu sadar bahwa hal yang harus kita capai bukan hal
yang mudah,karena keberanian serta rasa malu yang menjadi hal dasar
untuk kita tidak bisa bangkit. Tapi saya belajar dari hasil penjualan yang
saya lakukan, bahwasannya segala sesuatu itu harus kita paksakan
karena untuk mendapatkannya tidaklah mudah, karena dari paksaan
akan muncul rasa terpaksa, dan akhirnya lama-lama menjadi terbiasa,
karena dari paksaan itu menjadi hal yang penting untuk memunculkan
rasa keberanian sesorang serta rasa malu yang tadinya muncul menjadi
hilang dan dari hasil penjualan saya, akhirnya saya mendapatkan orang
yang yang mau membeli pulpen saya dengan harga 20 ribu rupiah. Tapi
saya tidak puas, karena pulpen ini harus dijualdengan harga setinggi
mungkin. Dan ternyata waktu hampir habis saat itu. Satu jam saja kami
diberikan waktu untuk menjual pulpen ini oleh Pak Stanley dan saya
hanya bisa berdo‟a kepada Allah SWT, karena untuk menjual pulpen itu
sulit dan akhirnya saya optimis bahwa saya harus mendapatkan uang
dari sisa-sisa pulpen yang masih dijual. Akhirnya saya berlari keluar
ruang seminar untuk menjual pulpen kembali. Sayapun mencoba
meyakini dari orang-orang yang saya tawarkan,karena begitu sulit juga
membubat orang yakin, percaya dan mau membeli pulpen ini dengan
harga yang sangat tinggi, tapi dari hal itu saya tidak menyerah karena
kabarnya ada yang mendapatkan uang sebesar ratusan ribu, bahkan
jutaan yang hanya menjual 1 pulpen. Sayapun terkejut dan apakah
30
benar? Dan ternyata benar, salah satu dari teman saya dalam 1
kelompok, dia telah mendapatkan uang sebesar 400 ribu rupiah.
Seketika sayapun terkejut, dan apa itu benar? Karena, mana mungkin
ada yang mau membeli harga dengan segitu bayaknya? Dan kenapa
harus dengan harga yang tinggi? Tapi dari hal itu saya belajar sesuatu
itu harus kita kerjakan dengan serius, karena jika tidak, sama saja apa
yang telah kita kerjakan maka tidak akan selesai, bahkan pekerjaan itu
hasilnya akan setengah-setengah. Dan dari itu saya harus bisa menjual
pulpen tersebut seharga lebih dari uang jajan saya, tapi ternyata,
Alhamdulillah hasilnya pun kurang, karena saya tidak pernah merasa
cepat puas atas hasil yang saya dapat jika hal itu sangat mudah. Tapi
saya tetap optimis dan yakin, dan tetap mencoba kembali untuk
menawarkan kepada orang-orang dan hasilnya pun cukup baik dari
sebelumnya. Saya meyakinkan mereka dan hasilnya saya mendapatkan
uang sebesar 20 ribu rupiah, dan saya tidak puas kembali, dan diwaktu
yang tersisa, saya mencuri waktu kosong yang sejujurnya sudah habis
waktunya, tapi tetap saya lakukan karena saya suka memanfaakan
sesuatu yang seharusnya waktu itu sudah habis atau tidak ada peluang,
tapi dari itu pun saya tetap fokus dan tetap kerja keras dengan
maksimal mungkin saya harus membawa rupiah sebagai
tambahanuntuk mencapai nilai tertinggi, tapi berhasil, karena saya gigih
dan ulet saya pun juga beruntung karena banyak orang yang ada saya
tetap menawarkan pulpen ini sebagai hasil saya untuk proses menuju
kesuksesan. Tapi sayapun khawatir pada diri saya sendiri, karena saya
sering menganggap mudah sesuatu, dan hal itu enjadi kelemahan saya,
bukan sajadalam tugas,baik sesuatu apapun itu saya menjadi khawatir
pada diri saya sendiri, apa sayabisa untuk melakukannya? Dan mau
tidak mau saya harus bisa, karena saya sudah berkata maka saya harus
capai apa yang saya katakan tersebut. Dan dengan kerja keras, serta
kerja cerdas menjadi tolak ukur saya, bahwa sesuatu itu tidak bisa kita
lakukan jika tidak mau bekerja keras, dan sesuaut itu tidak bisa
didapatkan jika kita tak mau kerja cerdas. Dan berbagai pengalaman
saya dalam mendapatkan uang receh menjadi timpauan saya bahwa
dalam pengalamam saat outboundlah membuat saya tertantang
menjadi seorang Entrepreneurship. Karena itupun tidak mudah dan
perlu adanya kerja keras, maka saya yakin dan harus bisa mendapatkan
1 rupiah dari orang-orang, meskipun nilainya kecil tapi hasilnya akan
31
banyak. Dan itulah pengalaman saya saat mendapatkan uang dari hasil
keringat sendiri.
Selama outbound berlangsung di ITB. Saya begitu tertarik sekali
untuk mengikutinya, karena banyak pengalaman yang saya dapat dan
saya alami saat outbound berlangsung, dan dihari pertama saya disuruh
berjualan pulpen dengan penghasilan 30 ribu rupiah, dan dihari kedua
saya berjualan buku dengan penghasilan 100 ribu rupiah, dan dihariitu
menjadi hari yang bangga untuk saya, karena banyak pengalaman yang
saya dapat. Bagaimana saya mendapatkan uang yang tak banyak itu?
Sayapun tidak tau jika saya akan mendapatkan uang sebanyak itu. Tapi
dari hasil kerja keras saya, saya melakukan hal yang sama seperti
outbound dihari pertama dalam jumlah orang yang lebih banyak untuk
menjual buku yang seharga 50 tibu rupiah dan dijual setinggi mungkin,
tapi peluang saya saat itu sangat terbuka lebar dengan adanya orang
yang sedang Car Free Day(hari dimana bebas dari kendaraan
bermotor). Tapi ternyata hasilnya nihil dan kamipun berjualan buku
dengan diberikan waktu 2 jam.dan itupun harus habis. Saya begitu
percaya diri untuk mencoba dan mencoba meyakinkan orang untuk
membeli buku yang saya bawa, dan di Mall Dago menjadi tempat saya
kunjungi untuk berjualan buku tersebut dan tepat saat itu ada orang
tua dan anak-anak yang sedang mengobrol. Dan seketika saya
langsung sapa mereka, dan meminta waktunya sebentar hingga saya
berbicara dan mencoba meyakinkan pembeli dengan sebaik mungkin
tapi saya terdiam dalam berbicara, dan teman saya atau guru saya
langsung meniban pembicaraan saya dan meneruskan tentang isi dari
buku itu. Dan akhirnya Ibu itu percaya dan membeli buku dengan harga
100 ribu rupiah. Kami senang dan tidak percaya dan akhirnya beban
kami bertambah dengan sangat sulitnya menjual buku itu, bahkan
masih ada 4 buah yang harus kami jual, tapi perjuangan kami sangat
sulit kala itu, kami menelurusi jalan hingga sampai sebelum Unpas, tapi
sebelumnya, disitu kami berjualan, tapi harus melakukan apa? Karena
saya tidak bisa berpikir cepat dan melakukan tindakan langsung saat
banyak orang yang lewat, tapi kami optimis, dan percaya diri, pasti ada
jalan keluar dari setiap masalah yang ada, dan kenapa tidak, untuk
mencoba, karena saya punya tanggung jawab, dan tanggung jawab itu
harus dilaksanakan atau dipenuhi dan sayapiun optimis dengan
32
berjualan mengitari jalan Dago dan menelusuri jalan-jalan Bandung
untuk menawarkan buku yang saya bawa untuk dijual, dan kenapa saya
sangat optimis kala itu dengan rasa malu yang sudah saya buang dan
rasa percaya diri yang tinggi sayapun yakin bisa menjalankannya. Dan
akhirnya saya menawarkan pada setiap orang yang jalan dan dengan
ikhlas saya ditolak tapi saya tetap optimis dan saya berpikicari uang itu
sangat sulit dengan rasa malu, berani, dan percaya diri, dan yakin itu
menjadi hal yang harus saya lakukan untuk meraih kesuksesan, karena
tidak banyak orang yang ingin berhasil tapi mereka hanya mau yang
instan tetapi kebanyakan orang sukses, mereka bekerja keras dengan
belajar dan mau berusaha dari bawah dan mereka mau bersusah-susah
demi mendapatkan uang, dan dari sebuah bisnis kecil-kecilan mereka
menjadi seorang pebisnis, dan dari hal itu saya belajar bahwa
kemudahan akan kita dapat jika mau bekerja keras, karena dari hal itu
kita tau letak kesulitan kita, dan kita pelajari, maka kita pun tau apa
yang sulit, dan akan menjadi mudah untuk melakukannya. Dan itulah
pengalaman saya saat mengikuti outbound untuk mendapatkan uang,
dan meyakinkan orang.
Saat saya masuk ITB, saya dapat banyak sekali manfaatnya,
tidak hanya dari orang lain tapi dampak perubahan saya untuk
menciptakan sesuatu hal yang unik yang ingin saya dapatkan, sifat,
perilaku, sangat berubah, dan pikiran pun terbuka, bahwa kita tidak
bisa membuat hal yang instan, karena semua butuh proses, dan proses
pikiran saya yang menjadi hal yang dapat bermanfaat, karena sesuatu
yang unik untuk menciptakan sesuatu, kitapun senang dengan
mendapat ilmu tambahan yang diawal sebuah pengenalan dan ilmu
dasar animasi serta pengenalan animasi dan pengaplikasian animasi
dalam bentuk digital, dan tidak hanya itu saya mendapatkan jiwa
Entrepreneurship saat mengikuti outbound. Mengenal orang-orang baru
untuk membuat suatu jaringan baru. Dan kamipun belajar software
animasi 3D yang menjadi asal mula dunia modern animasi saat ini.
Kenapa tidak? Animasi 3D menjadi animasi yang sangat digemari oleh
banyak orang saat ini. Karena hal itu dapat membuat ekonomi menjadi
maju, karena banyaknya film yang ada, dan software animasi itu bisa
saya manfaatkan dengan membuat karya serta animasi produk yang
akan saya buat sebagai iklan dari impian yang saya ingin manfaatkan
33
untuk proses pencapaian kesuksesan yaitu restoran dan butik saya
nanti. Tidak hanya itu saya harus belajar banyak dalam software
tersebut untuk prosesi magang dalam studio animasi yang akan saya
tuju. Serta saya ingin memperbanyak jaringan dengan teman-teman
saya untuk membuka kesempatan untuk bekarya. Dan saya juga
mendapatkan ilmu Entrepreneurship serta ilmu berjualan, dan saya
akan lakukan demi majunya bisnis yang ingin saya jalankan dengan
sebaik mungkin. Dari hal itu dapat sayaambil dengan mempelajari
sesuatu, haruslah penuh dengan hati yang ikhlas, karena dari hal itu
kita harus tetap terima hal-hal yang akan kita dapatkan saat perjuangan
itu berlangsung, serta membuat hal yang menarik pun perlu, karena
kita sudah mendapatkan ilmu tapi kita tidak memanfaatkan, sama saja
membuang-buang kesempatan. Maka saya ingin pasarkan apa yang
ingin saya buat sebagai acuan saya untuk meraih kesuksesan.Tetapi
ilmu menjadi pintu utama, karena ilmu membuka pikiran seseorang
untuk lebih mengerti keadaan serta situasi, dan tidak hanya itu, bahkan
sesuatu akan tau jika kita mendapatkan ilmu dari hal tersebut. Dan
sayapun dianimasi sangat senang dengan tadinya tidak bisa menjadi
bisa, bahkan sesuatu itu harus saya manfaatkan untuk masa depan
saya nanti. Dan itulah ilmu yang saya dapat saat masuk di ITB.
Dalam cerita cita-cita itu adalah suatu impian yang harus saya
capai saya raih untuk mendapatkan sesuatu yang sangat
membahagiakan baik untuk disi sendiri maupun orang banyak. Karena
dari suatu pencapaian cita-cita yang kita capai itu akan memotivasi kita
bahwa sesuatu yang harus kita tuju adalah meraih kesuksesan dari
impian maupun cita-cita. Tapi dari hal itu tidak mudah dan tidak
semudah membalikan telapak tangan. Begitu banyak perjuangan yang
harus dituju dan begitu banyak pula yang harus dipelajari serta ditekuni
untuk meraihnya. Dalam cita-cita saya. Saya lebih suka bermimpi.
Mimpi saya banyak, dan saya tidak fokus untuk kemana. Tapi dalam 1
hingga 3 tahun ini saya tidak ambil resiko saya akan menargetkan
sesuatu. Saya harus berusaha untuk meraih impian dengan membuka
restoran ataupun butik, kenapa tidak? Dalam dunia, ada 4 macam bisns
yang sangat sukses, yaitu Permainan atau game, makanan, pakaian,
dan pendidikan. Dan itu adalah hal yang paling sering orang perlukan.
Dan sampai kapapun itu menjadi hal yang sangat penting dan
34
dibutuhkan oleh banyak orang. Maka dari hal itu saya belajar dengan
magang ditempat orang lain serta saya harus berbisnis untuk
mencapainya dan sebagai pemasukan saya, saya juga ingin melakukan
hal yang telah saya lakukan saat outbound, dengan menjual produk
dengan menawarkan produk buatan saya dan menjualnya. Dan itulah
hal yang ingin awal saya lakukan dalam 1 hingga 3 tahun kedepan. Dan
itulah cita-cita saya yang saya harus capai.
35
Memang tidak begitu mudah bagi saya mendapatkan uang dengan hasil
keringat saya sendiri, karena saya pernah berpengalaman cari uang
dengan hasil keringat saya sendiri . begitu susah cari uang dengan hasil
keringat sendiri dengan membantu saudara saya berjualan hewan
qur‟ban di siang hari dan sampe sore saya belum sama sekali
mendapatkan uang, baru di situ saya berfikir susah juga cari uang
dengan hasil keringat sendiri dan di ITB ini saya di suruh berjualan
pulpen oleh dosen psikolog yaitu pak stanly di mana di sini kami di
suruh hidup mandiri dengan mencari uang dengan hasil keringat saya
sendiri. Sebelum saya di suruh berjualan pulpen di sini saya bergabung
dengan sebuah grub yang berjumlah / beranggota 20-30 orang, dan
ternyata di seleksi untuk membuat kelompok yang beranggota 4-6
orang sesudah membagi kelompok lalu saya di bagikan pulpen untuk
berjualan di sini saya dengan kelompok saya di suruh menjual pulpen
dengan seharga 10 ribu rupiah lalu saya dan kelompok saya bergegas
keluar untuk menjual pulpen pertama tempat yang saya kunjungi
adalah salman pas di situ saya dan kelompok saya menawarkan pulpen
ke sebuah mobil pas saya ingin menawarkan lalu ibu yang ada di dalam
mobil berkata maaf dek, kami di tolak lalu saya dan kelompok saya
berpindah tempat dari salman ke bonbi pas di situ ada pasangan suami
istri lalu saya dan kelompok saya menghampiri pasangan suami istri itu
dan menawarkan pulpen “ maaf bapak ibu apa bapak ibu mau membeli
pulpen ini” lalu ibu itu berkata berapa dek harga pulpen itu lalu saya
menjawab 10 ribu rupiah aja bu. kok mahal banget dek 10 ribu rupiah
biasanya kalo di warung-warung cuma 2 ribu rupiah iya bu kami di sini
berjualan pulpen dengan seharga 10 ribu rupiah ini saya dan teman-
teman saya ingin membantu teman-teman saya yang membutuhkan
ibu, maaf dek ibu enggak bisa beli lalu saya berjualan lagi dan mencari-
cari pas saya dan kelompok saya berjalan kearah lampu merah dan di
36
situ saya menawarkan dan saya dengan kelompok saya terus di tolak
dan kami tidak putus asa terus berjualan pas saya berjalan kea rah
taman dago sambil saya dan kelompok saya berjalan dan saya di situ
menawarkan di sebuah kantor dan di situ saya menawarkan kepada
satpam di kantor itu “maaf pak apa bapak mau beli pulpen ini” berapa
dek harga pulpen itu cuma 10 ribu rupiah aja pak.mahal banget dek
bapak cuma ada uang 5 ribu rupiah hhmmm…… 10 ribu rupiah deh pak
bapak cuma ada uang 5 ribu rupiah yaudah deh 5 ribu rupiah.
Alhamdullilah akhirnya saya dan kelompok saya mendapatkan uang
hasil keringat saya sendiri.
Selama di outbound ITB saya begitu tertarik sekali untuk
mengikutinya karena banyak perubahan yang saya alami saat outbound
berlangsung, dan di hari pertama saya dan kelompok saya di suruh
bejualan pulpen dengan penghasilan 5 ribu rupiah dan hari kedua saya
dan kelompok saya di suruh berjualan pulpen dengan penghasilan 200
ribu rupiah. Tak disangka di hari kedua saya mendapatkan hasil lebih
besar di hari pertama bagaimana saya mendapatkan uang yang tak
banyak itu? Saya pun tidak tau kalo saya dapet uang sebanyak itu, tapi
dari hasil kerja keras saya dan kelompok saya. Saya melakukan hal
yang sama seperti outbound di hari pertama dalam jumlah lebih banyak
untuk menjual buku seharga 50 ribu rupiah dan di jual setinggi
mungkin, alhamdullilah di hari pertama ini peluang saya terbuka lebar
dengan adanya orang yang car free day. Tapi ternyata hasilnya nihil
dan kami di beri waktu 2 jam untuk berjualan, itu pun musti habis dan
di situ saya langsung percaya diri untuk mencoba dan kami mencoba
meyakinkan pembeli dengan baik akhirnya buku yang saya bawa di beli.
Ilmu yang saya dapat saat masuk ITB adalah mengenal apa itu
dasar dari animasi serta aplikasian animasi dalam bentuk digital. Tidak
hanya itu saya lebih percaya diri setelah mengikuti outbound, mengenal
orang-orang baru untuk membuat suatu jaringan dan berbagai macam
software animasi sehingga saya tau dan dapat memanfaatkan hal
tersebut untuk membuat film animasi produk yang akan saya buat.
Saya ingin belajar lebih dalam lagi software animasi di studio animasi.
Saya di sini belum mempunyai produk insya allah pas saya lulus
dari ITB saya akan membuat produk saya.
37
Dalam cita-cita itu adalah suatu impian yang harus di capai atau
saya raih untuk mendapatkan sesuatu yang sangat membahagiakan
baik itu diri sendiri maupun orang di sekitar. Karna suatu pencapaian
cita-cita akan memotivasi kita bahwa sesuatu yang harus kita tuju, di
sini saya bercita-cita ingin membikin satu game dan film animasi tapi
saya tau kalo cita-cita musti belajar dengan giat kalo tidak belajar
dengan giat tidak akan menjadi cita-cita melainkan menjadi angan-
angan.
38
Saya adalah mahasiswa D1 ITB SEAMOLEC. Sebelum saya
berkuliah di D1 Animasi ITB, sebenarnya saya sudah aktif di CCA
(Cimahi Creative Association). Saya berkarir menjadi animator, bersama
rekan-rekan animator lainnya mengerjakan film animasi. Salah satunya
adalah Menggapai Bintang. Saya berhasil masuk ke ITB SEAMOLEC ini
dengan cara mendaftar dan mengikuti tes seleksi. Tesnya berupa tes
gambar, dan alhamdulilah saya berhasil lolos.
Pada hari Jumat, tanggal 25 mei 2012. Adalah hari pertama
kami melaksanakan MOS. Dari jumlah kami yang terhitung 130an, kami
dibagi menjadi 4 kelompok, antara lain matahari, harimau, kuda dan
kerbau. Saya terpilih menjadi wakil ketua kelompok matahari (nama
yang imut bagi saya). Sedangkan ketua kelompoknya sendiri bernama
Eva Wahyudi. Saat itu, kami (kelompok matahari) saling berkenalan
satu sama lain. Ada yang berasal dari Jakarta, Sukabumi, Subang dll.
Jumlah kami 23 orang. Kami semua lalu membuat sebuah yel-yel
kelompok kami masing-masing. Kami saling berbagi satu sama lain.
Begini lirik yel-yelnya :
Kami datang kesini menjadi matahari
Matahari ITB, ITB SEAMOLEC
Kami siap bersaing ,menjadi yang terbaik
Matahari, turun naik lagi
Matahari, hu hah hu hah hu hah, yeah
Memang agak ngawur , pada lirik bagian terakhirnya,wkwkwk.
Tapi kami setuju untuk memakai lirik itu , haha.
39
Kami semua (matahari, harimau, kuda, kerbau) memamerkan
yel-yel kelompok kami masing-masing. Kemudian Bapak Stanley Surlia
memberikan materi sampai jam 5, dan setelahnya kami pun pulang.
Hari kedua outbound
Hari Sabtu di acara outbound. Hari itu kami ditugaskan untuk
menjual pulpen.Nah uniknya, satu pulpen itu harus berhasil terjual
diatas harga 5000 rupiah. Pulpen diberikan ketiap masing-masing
kelompok, dan satu orang hanya mendapat satu pulpen. Sebelumnya,
kami diberi pengarahan bagaimana cara menawarkan pulpen-pulpen
tersebut.Jam 7 , kami (matahari) menyebar menjadi 5 regu kecil. Saya
,bersama 5 orang lainnya pergi berjualan pulpen di sekitar kampus ITB
dan Kebun binatang.
Pertama memang agak malu, untuk menawarkan pulpen
kepada orang-orang.Penawaran pertama saya gagal, karena mungkin
saya agak canggung.Saya coba lagi, dan saya berhasil merayu
pembeli.Ya, meskipun hanya laku 5000 rupiah, tapi saya bangga bisa
menjual pulpen yang harga pasarannya 1000, saya jual 5000.Saya
bilang kepada calon pembeli itu bahwa saya dari ITB SEAMOLEC dan
ditugaskan menjual pulpen untuk membantu teman-teman yang kurang
mampu.
am 8, semuanya kembali ke gedung kampus dan melaporkan hasil
40
penjualan kepada panitia penyelenggara outbound tersebut. Kelompok
matahari mendapatkan uang sekitar 500ribu lebih.Lalu kami menyantap
sarapan pagi yang disediakan panitia.
Kegiatan yang berikutnya adalah MENEMBUS WAKTU. Kegiatan
ini mengharuskan kita melangkah melewati kotak-kokak ubin, namun
tidak semua ubin boleh diinjak. Sebelumnya kita diperlihatkan gambar
ubin-ubin yang diarsir. Ubin yang diarsirlah, yang boleh kita pijak.
Namun masalahnya kita harus menghafal bagian mana saja ubin yang
diarsir, karena ubin yang dibuat di tanah semuanya tampak sama.
Dalam permainan ini, saya menjadi danru (komandan regu),halah, kaya
militer aja haha. Saya bertugas menjadi penunjuk jalan untuk semua
anggota. Kami semua berbaris dan mulai melangkah. Semua berjalan
sempurna, namun saat anggota terakhir dua langkah lagi menuju finish,
dia salah melangkah.Huaa, padahal tinggal sedikit lagi. Ya tapi, tak apa-
apa lah, yang penting kita kompak.
Kegiatan selanjutnya adalah SPIDERWEB. Permainan ini
mengharuskan kita untuk melewati jaring tanpa menyentuh jaring itu
sendiri. Permainan ini dilakukan perkelompok, dan membutuhkan
kerjasama tim. Saya yang pertama melewati jaring yang hanya
seukuran tubuh itu, dengan cara menapakan kedua tangan di tanah.
Kemudian teman-teman yang lain mengangkat kaki saya, sehingga
badan saya tegak horizontal dengan tanah dan bertumpu pada kedua
telapak tangan. Kemudian saya berjalan dengan kedua tangan dibantu
teman teman mengangkat kaki saya. Saya berhasil melewatinya tanpa
menyentuh jaring. Orang berikutnya ,Eva,masuk melewati jaring
dengan cara berpegangan ke bahu saya dengan teman-teman yang
lainnya membantu dengan mengangkat kakinya, sehingga badannya
lurus. Lalu kami mulai maju perlahan,dan berhasil.Begitu sampai
seterusnya. Kelompok kami berhasil melewati permainan ini berkat
kekompakan.
Siang hari, setelah isoma ,Bapak Stanley Surlia memberikan
materi sampai jam 4 sore. Lalu setelahnya ,kami diperbolehkan untuk
pulang.
Jadi, begitulah ceritanya pada hari kedua outbound.
41
Hari minggu, dan kami masih mengikuti acara outbound yang di
adakan ITB SEAMOLEC. Pada hari ini saya berkesempatan menjadi
danru (halah, danru lagi) alias ketua kelompok, untuk kelompok
matahari. Kegiatan hari ini masih sama seperti hari kemarin, yaitu
berjualan pulpen.Jam 7 kami di sebar kembali untuk menjual pulpen.
Nah, kali ini saya berhasil menjual satu buah pulpen seharga 10000
rupiah, uyeah. Caranya sih masih sama seperti hari kemarin, saya
bilang kepada calon pembeli itu bahwa saya dari ITB SEAMOLEC dan
ditugaskan menjual pulpen untuk membantu teman-teman yang kurang
mampu. Namun, karena belajar dari pengalaman kemarin, kali ini saya
lebih serius dalam menawarkan pulpen tersebut am 8, semua pulpen
dalam kelompok kecil kami sudah terjual dengan harga rata-rata 10000
rupiah. Dan semuanya kembali ke kampus untuk melaporkannya
kepada panitia.Namun hari ini kelompok matahari mengalami
penurunan hasil penjualan. Dari hari kemarin menghasilkan sekitar
500ribu lebih, tapi pada hari ini kami hanya mampu mendapatkan di
bawah 500ribu. Dan kemudian , setelah penghitungan, di lanjut dengan
sarapan pagi.
Jam 10 , kami mendapat tugas untuk menjual buku tutorial 3D.
Tiap kelompok diberi masing-masing 10 buah buku. Batas waktu
penjualan sampai jam 12 tengah hari. Kali ini kelompok matahari tidak
dipecah menjadi 5 kelompok kecil, tapi di bagi menjadi 2 kelompok.
Jam 12, kami kembali ke kampus. Pada kegiatan ini, kami
berhasil menjual 6 buku dari 10 buku, dengan harga perbuku rata-rata
100ribu, ya lumayan lah daripada lumanyun. Seperti biasa, dilakukanlah
penghitungan hasil penjualan. Setelah isoma, seperti biasa Bapak
Stanley memberikan materi sampai jam 4 sore, dan dilanjut dengan
42
Kelompok Belajar
Berhubung ada beberapa anak-anak fashion dan animasi yang
belum ngerti software Blender. Dan karena ada tugas modeling
menggunakan software Blender, Saya bersama teman saya, Kurnia
Indra, mengadakankelompok belajar. Materinya ya seputar software
Blender. Kami melakukan kegiatan di pinggiran Masjid Salman ITB
Pameran
Berhubung tanggal 18 ada acara pameran LKS di SABUGA. Anak-anak
mengadakan rapat untuk mengisi kegiatan di pameran. Dalam kegiatan
ini kami menentukan siapa yang menjadi koordinator. dan juga kami
memutuskan untuk membuat film animasi pendek.
Seminar Animasi Di CCA
Berhubung ada tugas jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat
yang dianggap menarik. Tapi saya tidak melakukannya. Nah, setelah
ada tugas untuk mengunjungi tempat-tempat menarik, anak-anak D1
animasi datang mengunjungi CCA setelah mendapat rekomendasi
tempat dari para senior. Saya yang sebelumnya ingin ikut jalan-jalan,
malah tidak jadi. Saya menjadi pembimbing bagi teman-teman animasi
yang datang berkunjung ke CCA. Dan berhubung teman-teman D1
animasi ingin datang berkunjung, maka diadakanlah seminar animasi di
gedung BITC (Baros Imformation and Tekhnologi Center) lantai 5. BITC
adalah tempat dimana CCA bertempat, yaitu di lantai 4.
Seminar ini mengenai animasi dengan pemateri antara lain
43
Ayena studio,Corner studio,dan Mas Johan Tri. Dari Ayena studio
diwakili oleh kang Robby, dan dari Corner studio diwakili oleh kang
Andra. Membahas seputar animasi dengan cara pembuatan dan tips-tips
seputar animasi. Mas Johan sendiri pernah bekerja di Invinite Studio
atau biasa akrab dengan nama Framework. Berikut foto-fotonya
Seminar MGDW ( Mobile Game Developer War )
Pada tanggal 15 Juni lalu diadakan seminar tentang lomba
pembuatan game mobile di kampus ITB, tepatnya di ruang seminar
FSRD ITB. Seminarnya sendiri diadakan oleh Universitas Indonesia
jurusan TKJ ( Teknik Komputer dan Jaringan ) yang bekerja sama
dengan studio game AGATE yang notabeninya pembuat game-game
mobile saat ini. Mereka menamakannya MGDW (Mobile Game Developer
War ).
Adapun tujuan diadakannya seminar ini adalah untuk
mensosialisasikan tentang lomba yang diadakan oleh UI dan AGATE
kepada masyarakat, khususnya mahasiswa.
Diseminar ini di jelaskan tata cara mengikuti lomba tersebut,
dari mulai pendaftaran , pembuatan kontennya sendiri dan packaging.
Acaranya cukup menarik, meskipun saya tidak mempunyai kemampuan
dalam hal mobile game dan agak tidak mengerti dalam hal seperti itu.
Tapi mungkin bagi orang -orang yang menyukai hal-hal seperti itu,
mereke anggap ini acara yang sanagt menarik.
44
Saya adalah seorang anak perempuan ke 2 dari 3 bersaudara
sebuah keluarga sederhana. Dulu saya bersekolah di sebuah SD yang
letaknya tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal.SDN WASPADA,
itulah nama sekolah saya. Ketika pertama saya masuk sekolah
keadaan sekolah pada saat itu sangatlah tidak layak, bangunannya
sudah mulai roboh, atap-atapnya juga sudah mulai bolong. Namun hal
ini tidak pernah menghalangi niat saya untuk belajar. Selama saya
bersekolah ada banyak perubahan dengan sekolah saya, bangunannya
sudah mulai di renovasi. dan pada akhir kelulusan, sekolah tersebut
sudah bia di katakan layak. Tahun 2006 saya lulus dari sekolah dasar
dan melanjutkan sekolah di SMPN 1 CIBINONG yang jaraknya sangat
jauh dari tempat saya tinggal. Perlu waktu hingga 2 jam untuk sampai
di sekolah terebut. 3 tahun saya mempunyai rutinitas berjalan kaki
selama 2 jam hingga akhirnya saya lulus dari sekolah tersebut pada
tahun 2009. Saya melanjutkan sekolah di SMAN 1 CIBINONG yaitu
sekolah satu-satunya di daerah kecamatan cibinong. Jaraknya pun dari
tempat saya tinggal sangatlah jauh. Sehingga membuat saya harus
tinggal di rumah orang lain dan jauh dari orang tua saya. Hidup
bersama orang lain tersebut membuat saya bisa menjadi orang yang
lebih mandiri dari sebelumnya. Apapun dilakukan sendiri. Dan demi
kedua orang tua saya yang terus bekerja keras untuk membiayai
sayalah yang membuat saya keras untuk belajar dan bisa
membanggakan mereka. Meskipun dengan prestasi yang tak seberapa.
Berbagai kegiatan tambahan di sekolahpun saya ikuti mulai dari
pramuka, rohis paskibra bahkan OSIS. Hal ini membuat saya lebih
banyak teman dan memberikan pengetahuan lebih di banding teman-
teman yang tidak mengikuti kegiatan tambahan sama sekali.
Tahun 2012 saya lulus dari SMA tersebut dengan nilai yang
lumayan memuaskan. Saya bersama 2 teman yang lain mengikuti tes di
45
ITB untuk program D1 animasi dan fashion. Dan saya dan 2 teman
lainnyapun lulus. Namun selama saya di SMA, saya belum pernah
mencoba untuk berjualan ataupun bekerja. Karena kegiatan saya
selama SMA lumayan padat dengan berbagai kegiatan tambahan yang
saya ikuti. Namun saya pernah mencoba menjual barang-barang
dagangan anak-anak rohis namun saya tak meminta imbalan atas kerja
saya tersebut. pada setiap kegiatan pramuka yang diadakan oleh
sekolah slalu saya ikuti. Salah satu contohnya yaitu kegiatan berkunjung
ke SMP dan memberikan mereka pengetahuan tentang pramuka. Dan
sering kali saya mendapatkan uang setelah kegiatan itu selesai.
Mungkin saat itulah dimana pertama kali saya mendapatkan uang hasil
dari keringat sendiri. Ada kebahagiaan tersendiri yang tersimpan di
benak saya. Ternyata perjuangan saya untuk belajar membuahkan hasil
dan bermanfaat bagi orang lain. Ada kebahagiaan ketika melihat adik-
adik SMP yang bersemangat untuk belajar. Dan kebahagiaan bersama
mereka yang tak pernah bisa terlupakan. Selain itu saat ini saya sedang
bekerja di sebuah home production yang bernama Sophia cookies.
Ketika saya masuk ITB program D1 animasi dan fashion saya
mendapatkan pengalaman yang luar biasa terutama pada saat acara
outbond. Saya di suruh untuk menjual pulpen dan buku. Awal saya
menjual pulpen ada rasa keraguan dalam diri saya. Apakah saya bisa
menjual pulpen yang harganya hanya Rp.1000,00 menjadi berates atau
berpuluh-puluh ribu? Dan akhirnya setelah di coba pada seorang laki-
laki yang sedang duduk santai di sebuah tangga, saya dan teman saya
pun bisa menjual pulpen tersebut dengan harga Rp.15.000,00. Awalnya
orang tersebut menawar dengan harga Rp.10.000,00 namun ada salah
satu temannya yang bersedia membeli dengan harga Rp. 15.000,00.
Namun untuk mendapatkan uang terbut tidak semudah membalikan
telapak tangan, saya harus mengeluarkan berbagai jurus untuk
meyakinkan orang tersebut. dan dengan perjuangan yang sangat keras
saya dan teman sayapun akhirnya berhasil. Hari ke-2 outbond saya
masih di suruh untuk menjual pulpen dan buku. Dan ternyata hari ke-2
lebih sulit dari sebelumnya. Hal ini karena pada saat itu orang sedang
mengikuti kegiatan free day. Sulit sekali bagi saya untuk menemukan
orang yang bersediamembeli pulpen. Sampai beberapa kali saya bulak
balik dan akhirnya ada orang yang bersedia untuk membeli pulpen saya
46
walaupun hanya dengan harga Rp.10.000,00. Saya pun kembali harus
menjual sebuah buku namun hal ini lebih ringan karena di jual bersama
satu kelompok. Akhirnya ada seorang dari kelompok kami yang
mempunyai kenalan seorang guru dan guru tersebut bersedia membeli
buku kami. Dan setelah di hitung-hitung keuntungan yang kami terima
sekitar Rp.25.000,00. Dan total semua uang yang saya dapat selama
outbond yaitu Rp. 50.000,00.
Ilmu yang saya dapatkan selama 2 bulan kuliah di ITB
sangatlah banyak. Salah satunya yaitu saya mempunyai ilmu tentang
bagaimana cara membuat animasi, karena saya mengambil jurusan
animasi. Mengenal software apa saja yang bisa digunakan untuk
menganimasikan suatu benda atau bentuk. Hal ini sangat bermanfaat
bagi saya yang ingin mengenalkan animasi kepada siswa-siswi
khususnya yang bersekolah di SMAN 1 CIBINONG. dan hal inipun di
dukung oleh kepala sekolah SMA tersebut. dan memang saya dan 2
teman yang berasal dari SMA tersebut di tawari untuk mengajar
animasi di sekolah tersebut. dan produk yang bisa saya pasarkan yaitu
sebuah animasi yang saya telah buat untuk tugas akhir. Cita-cita saya
untuk 1 tahun kedepannya yaitu mengajarkan kepada org-org di
daeengenrah saya untuk mengenal animasi. Dan cita2 3 tahunnya yaitu
membuat sebuah film animasi dan thun ke 5 film animasi Zsaya di
pasarkan dan di tonton oleh banyak orang.
47
Pengalaman pertama mendapatkan rupiah sendiri itu saat saya
menduduki kelas 3 SMK. Saat itu saya menjual hasil karya saya, yang
saya buat dari kain flanel. Memang, sederhana sekali membuatnya.
Tetapi karna itu semua adalah salah satu dari hobby saya di kala
senggang atau pun di kala sedang penat karna banyak sekali pelajaran
yang harus kuasai sebelum Ujian Nasional di mulai kala itu. Hehehe
Pada saat berjualan kreasi tersebut, modal saya hanyalah Rp
50.000,-. Karna begitu banyak pesanan yang datang dari adik-adik
kelas, saya pun sedikit demi sedikit mendapatkan keuntungan yang
lumayan, sehingga balik modal. Saat pesanan sedang naik saya pun
meminta teman sekelas saya untuk join dengan usaha saya ini, dan
teman saya pun mau membantunya.
Tetapi karna hari menuju Ujian Nasional (UN) saya dan teman
saya sepakat untuk menutup usaha kami, walaupun saat itu ada
beberapa orang yang masih memesan. Saya tahu, sebagai pengusaha
kecil-kecilan tindakan saya ini sangat merugikan konsumen dan
merugikan saya sendiri, dengan demikian saya pun tidak profesional.
Pada hari pertama outbond saya menjual pulpen dengan waktu
yang sangat singkat, cara saya mendapatkan clientadalah dengan 3S
(Senyum, Salam, dan Sapa). Waktu itu saya mematok harga pulpen
dengan harga yang cukup standart yaitu RP 10.000,-. Tetapi setelah
berlangsungnya proses tawar-menawar kepada client, harga pulpen
saya yang tadinya Rp 10.000,- akhirnya terjual dengan harga Rp
15.000,-. Yaaa, walaupun harganya hanya naik 5000 rupiah saja.
Pada hari kedua outbond saya dan kelompok outbond saya
berjualan pulpen saat CFD (Car Free Day) pada hari minggu dengan
48
harapan banyak yang menawar harga tinggi untuk pulpen-pulpen yang
kami jajakan. Tetapi sayangnya saat pagi itu orang-orang banyak yang
memberi alasan bahwa dirinya tidak membawa „dompet‟
Akhirnya stetelah berkeliling dengan 7 orang teman dari
kelompok saya dengan jangka wakt yang cukup lama, kami pun
mendapatkan client, client tersebut adalah om dari Rohimah teman
sekelompok saya, beliau (Om-nya Rohimah) membeli pulpen yang kami
tawarkan dengan harga Rp 150.000,-.
Dan hari itu juga saya dan teman sekelompok saya
mendapatkan harga yang terendah yaitu Rp 2.000,- tetapi kami tidak
mejual pulpen tersebut, dan orang tersebut juga tidak mau menerima
pulpen tersebut orang itu hany ingin memberikan uang kepda kami.
Sempat saya merasakan kekesalan kepada orang tersebut karna
memberi dengan nominal yang cukup rendah.
Pada hari ke 2 (dua) outbond ini bukan hanya pulpen saja yang
saya jual, tetapi saya juga di tugaskan untuk menjual beberapa buku
yang di produksi oleh kakak-kakak ITB-SEAMOLEC. Dengan modal Rp
50.000,-/ bukunya. Buku ini di bagikan ke kelompok-kelompok outbond,
1 kelompok berhak memiliki 10 buku tersebut.
Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan di ITB hingga saat ini.
Di ITB saya mendapatkan ilmu-ilmu baru yang sebelumnya saya belum
pelajari, seperti mempelajari software Blender dan 3Ds Max. Karna
sebelumnya di SMK saya belum pernah memegang software ini, SMK
saya adalah SMK Grafika yang menuju ke jurusan Percetakan maka itu
di sana saya hanya mempelajari software-software yang masuk untuk
cetak-mencetak.
Tetapi saya merasa kesulitan untuk mempelajari kedua
software tersebut (Blender dan 3Ds Max). Kalau Blender sih saya masih
dapat memahami sedikit demi sedikit tetapi tidak untuk 3Ds Max yang
hanya baru 3 kali pertemuan saja sudah di beri tugas yang sangat sulit,
selain kesulitan dalam mengerjakan saya juga belum mempunyai
software tersebut di laptop saya.
49
Selama di ITB saya sangat senang saat pelajaran Kak Shalika,
selain cara belajarnya asik, saya juga menyukai software-software yang
di pelajari, yaitu Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, dan Adobe Flash.
Mungkin karna saya lebih menyukai animasi jenis 2D, selain lebih
mudah (menurut saya) animasi 2D kelihatanya lebih menarik. Selain itu
saya juga menyukai mata kuliah Pak Imam banyak sekali tehnik-tehnik
menggambar yang saya dapatkan dari beliau.
Banyak sekali ilmu yang bisa saya manfaatkan di tempat
magang saya nanti salah satunya adalah menguasai adobe photoshop,
illustrator, adobe flash, dan keterampilan saya dalam menggambar.
Jujur, untuk saat ini belum ada satupun produk saya yang saya
bisa pasarkan kepada hal layak. Tetapi nanti setelah saya terus
menerus mempelajarkan dasar animasi 2D dan 3D saya akan menjadi
Designer Blog. Untuk sekarang saya masih harus banyak belajar.
Banyak sekali cita-cita yang akan saya raih, selain saya ingin
melanjutkan kuliah saya, saya ingin menjadi seorang animator, dan
juga menjadi seorang chef. Ya, mungkin chef tidak nyambung untuk
jurusan yang saya ambil sekarang ini, tetapi menjadi chef adalah cita-
cita saya dari saya SD hingga sekarang ini. Semoga saya sanggup untuk
ada di 2 konsentrasi yang bertolak belang ini. Amien! Wish me luck
50
Dari kecil saya sudah diajari mencari uang oleh orang tua saya,
dengan cara berjualan, karena orang tua saya berusaha jualan, yang
berupa makanan. Sejak sekolah dasar sebelum berangkat sekolah saya
berjualan dulu gorengan mengelilingi kampung, hingga ibu saya
meninggal ketika saya mau lulus sekolah dasar, kemudian saya pun
melanjut sekolah ke sltp, saya tinggal bersama sodara saya yang usaha
nya hanya berjualan da bertani, dan saya pun berjualan makan lagi
disodara saya, seperti biasa sebelum berangkan sekolah saya berjualan
dulu mengelilingi kampung, ketika itu jarak rumah ke sekolah saya 8
km, dengan mengendarai sepeda saya pun sabar menjalaninya. Lulus
sltp saya langsung mengambil keputusan buwat tidak melanjutakn
sekolah, dan saya pun mulai mencari pekerjaan, yang saya dapatkan
hanya sebatas buruh, 6 bulan saya bekerja sebagai buruh pelayan
sebuah rumah makan dijakarta. Hingga saya sadar bahawa pendidikan
itu sangat penting. Singkat cerita ketika saya sedang silahturahmi
kepada guru mengaji saya ( Jajang Wahidin ), saya ditawari untuk
bersekolah lagi, sekolah yang baru saja dibangun oleh bpk. Gatot H. P.
Tampa pikirpanjang saya pun masuk sekolah, dan kegiatan saya
sebelum berangkat sekolah hanya berjualan kue serabi dan gorengan,
da pulang sekolah berbakti kepada masyarakan sebagai tenaga
pengajar disebuah Madrasah Diniyah yang didirikan oleh guru saya (
Jajang Wahidin ). Dan dari madrasah itu lah saya mendapatkan uang
hasih saya sendiri, rasanya senang sekali, uang yang senilai Rp.
300.000 pun saya gubakan untuk membuat SIM C karna saya
berencana untuk usaha sebagai tukang ojek. Dan rencana berjalan
dengan lancar. Hingga saat ini sebelum masuk ITB saya mendapatkan
uang hasil keringat sendiri dari hasil ngojek.
51
Ketika saya mengikuti outbound di ITB saya tidak
menyangka bahwa akan ada kegiatan berjualan, ternyata ada sebuah
kegiatan berjualan , yang berupa bolpoin dan buku. Sesaat sebelumnya
saya menyepelekan hal ini, karena saya merasa sudah terbiasa
berjualan, ternyata berjualan saya kali ini sangat luar biasa, berjualan
yang saya pikir itu tidak mungkin dan dan tidak aka pernah bisa terjual.
Karena saya harus bisa menjual satu buah bolpoin dengan harga
setinggi – tingginya, begitu pula dengan menjual buku, saya pun
berpikir, “berjualan ku kali ini tidak sama dengan berjualan keu serabi
dan gorengan”. Dan saya pun tidak bisa menjualnya di hari pertama
outbound. Namun di hari keduan saya mendengar ada teman saya yang
bisa menjual bolpoinnya dengan harga Rp. 400.000, saya pun terkejut
dan berpikir, “dia bisa, kenapa saya tidak bisa ?”. Dan akhirnya saya
pun bisa menjual bolpoin itu dengan seharga Rp. 50.000. Dari harga
satu buah bolpoin haya Rp.1.000 saya bisa menjualnya dengan harga
yang lebih. Waktu itu perasaan saya campur aduk, antara senang dan
penasaran. Saya senang ternyata bolpoin dan buku saya terjual, namun
saya masih penasaran, mengapa ini bisa terjadi ? hal yang tidak
mungkin terjadi menjadi terjadi. Da itu pelajaran pertama saya di ITB.
Ilmu yang bisa dimanfaatkan ketika magang setelah masik ITB,
serta yang mungkin dipasarkan disaerahnya, dan pendapat mereka.
Setelah masuk ITB, jujur saya merasa ketinggalan maslah
materi yang ada, karena ketika SMK saya di jurusa Otomotif, namun
saya tidak berkecil hati, saya yakin say bisa mengejar teman – teman
saya.
Dan untuk saat ini saya sudah mengenal software – software
animasi yang biasa digunakan, meski pun saya melum mahir untuk
menguasainya, namun setidaknya saya masih bisa untuk berusaha dan
belajar.
Dan untuk produk yang bisa dipasarkan, yang mungkin saya
akan memasarkan hasil karya animasi saya, dan saya yakin pendapat
mereka akan baik karna saya akan berusaha menjadi yang terbaik.
52
Untuk produk yang dipasarkan, saya pun punya rencana untuk
memasarkan hasil karya – karya animasi 2D maupun 3D.
Cita – cita yang akan diraih setelah 1, 3, 5 tahun kedepan.
Saya punya cita – cita memiliki lapangan pekerjaan sendiri, dan
saya pun tahu bahwa lah itu tidak dicapai dengan gampang, dengan
masuk ITB mudah – mudahan saya bisa mencapai cita – cita saya.
Untuk 1 tahun kedepan mungkin saya masih mencari ilmu
untuk mengapai cita – cita saya, namun disaat 3 tahun kedepan saya
harus sudah bisa memulai untuk cita – cita saya, saya harus berani
mengambil keputusan untuk jalan hidup saya sendiri, dan 5 tahun
kedepan saya harus sudah menjalan jalan kan usaha ataw cita – cita
saya .
53
Hai, nama saya Iman Budi Santoso. Saya mahasiswa D1
Animasi ITB, Bandung. Saya bekarja sebagai Staff Pengajar di SMK
BPSK II Jakarta bidang Fotografi dan saya juga memiliki usaha di
bidang jasa dokumentasi.
Pengalaman Pertama Mendapatkan Uang
Tahun 2008 adalah saat dimulainya segala sesuatu yang
menjadikan saya seperti sekarang ini. tahun 2008 ini adalah tahun
percobaan saya, dimana pada tahun ini saya mencoba mencari uang
dengan keringat sendiri. Saat itu saya masih kelas 2 SMK Jurusan
MULTIMEDIA di SMK BPS&K II. Saya mencoba mencari uang dari
membantu teman-teman saya dalam membuat desain kaos untuk
angkatannya, alhamdulillah saya bisa membayar uang kas sekolah dari
uang pribadi saya dan tidak membebankan orang tua. Saya terus
mencari uang, hingga akhirnya nilai sekolah saya jatuh dan saya harus
ambil pilihan. Pilihan yang saya ambil waktu itu adalah mengajarkan
teman saya dan saya memberikannya job dan hasilnya dibagi rata.
Mulai dari tahun ini saya memiliki mimpi untuk membuat usaha di
bidang kreatif.
Tahun 2009 saya mulai memasuki jenjang kelas 3 SMK dimana
saat ini saya memulai mengumpulkan uang untuk mewujudkan mimpi
saya. Saya memiliki usaha keluarga yaitu Wedding Organizer, suatu
ketika ada banyak job yang diterima oleh WO saya dan masalahpun
mulai muncul ketika Jasa Dokumentasi yang bekerja sama dengan WO
saya menolak untuk melakukan pemotretan dikarenakan dia
kekurangan tim, disaat itu saya mulai memberanikan diri untuk
mempromosikan diri untuk membantu mereka. Disaat inilah saya
belajar nikmatnya mencari uang sendiri. Saya mengajukan kepada
54
orangtua saya untuk membelikan saya 1 kamera DSLR seharga
Rp.6.000.000 dan saya berjanji tidak akan meminta uang orang tua lagi
karena saya ingin belajar mandiri.
Tahun 2010, Tahun ini saya lulus SMK dan pada tahun ini saya
dibelikan kamera DSLR dan saya mulai berkarya dengan kamera
pertama saya. Saya bergabung dengan komunitas fotografi di Jakarta
dan saya banyak belajar disini. Saya mulai mencari job foto pernikahan,
pre wedding, Setiap job yang saya terima saya memiliki keuntungan
sebesar Rp.600.000. Sedikit demi sedikit uang saya kumpulkan dan
pada pertengahan tahun ini saya memiliki uang Rp.10.000.000. Otak
saya berputar dan saya menemukan ide briliann. Saya berniat untuk
merapihkan ruangan kosong dibawah rumah saya yang biasanya
dipakai untuk gudang. Saya mengumpulkan teman-teman saya untuk
bergabung bersama saya untuk membuat suatu tempat usaha kreatif
dengan janji saya akan berbagi ilmu dengannya.
Dengan modal yang saya punya Rp.10.000.000 saya membuat
tempat yang asal mulanya gudang menjadi tempat usaha saya yang
bernama "Creative Production". Creative Production sendiri memiliki 2
penanam modal yaitu saya dan teman saya sendiri. Creative Production
adalah bidang usaha yang bergerak dibidang Dokumentasi, Percetakan,
Editing Video dan Book Year.
Awal kerja saya sebagai pemilik usaha saya melihat buku
tahunan angkatan saya kurang bagus dikarenakan ukuran kecil dan
hitam-putih, saya berfikir untuk mengajukan proposal ke sekolah saya
dahulu "SMK BPS&K II". Proposalpun saya ajukan ke sekolah tersebut
dan akhirnya proposal sayapun tembus. Saya memanfaatkan teman-
teman saya yang telah belajar dengan saya untuk menjadi karyawan
dan membantu saya dalam berbagai pekerjaan. Disaat itu saya memiliki
keuntungan kotor sebesar Rp. 29.750.000, dengan keuntungan yang
saya dapat saya bisa memiliki 1 kamera video Panasonic MD 10000, 3
lensa baru dan 1 motor pribadi.
Tahun 2011, tahun pertama saya bekerja sebagai Staff
Pengajar di SMK BPS&K II Jakarta, disini saya memiliki gaji setiap
55
bulannya Rp.1.200.000. Saya mengajar dibidang broadcasting dan
fotografi. Tahun ini juga tahun saya memberanikan diri untuk lebih
memajukan usaha saya yaitu dengan mengikuti tender-tender yang ada
diperusahaan ternama. Perusahaan yang pernah saya ikuti tender
adalah Aetra dan PAM.
Tahun 2012, Fokus saya adalah mencari link dan
menumbuhkan usaha saya. Di tahun ini saya bekerjasama dengan FKMJ
(Forum Komunikasi Masyarakat Jakarta) yang dipimpin oleh H.Pardi ,SH
selaku Anggota DPD RI / MPR RI DKI Jakarta. Disini saya sebagai
fotografer disetiap acara yang FKMJ adakan.
Pengalaman Mendapatkan Uang Selama Outbond di ITB
Sewaktu saya menjual pulpen saya sempat heran pulpen yang
harganya sekitar Rp.2000 apakah bisa dijual lebih dari harga tersebut.
Ternyata waktu saya menjual pulpen itu saya sangat sulit menjualnya
hingga ada seorang pengusaha yang ingin makan di depan Univ.
Pajajaran dan saya menawarkan pulpen tersebut, saya sangat kaget
ketika ia membeli pulpen saya seharga Rp.20.000, walaupun tidak
seberapa, saya merasa itu sangatlah berharga.
Pada hari ke 2 saya menjual pulpen dan buku. Dibandingkan
hari sebelumnya penjualan saya meningkat karena saya memanfaatkan
hasil dari 1 pulpen saya gandakan menjadi 3 pulpen supaya
mendapatkan hasil yang lebih banyak. Ketika saya berjualan buku saya
merasakan begitu susahnya berjualan buku di jalanan. Satu persatu
saya tawarkan buku itu sampai ke UNPAS (Universitas Pasundan) wow
tidak terasa saya berjalan kaki begitu jauh, tapi usaha saya
menghasilkan buah yang manis, Buku saya terjual seharga Rp.200.000,-
, ada yang Rp.175.000,-.
Ilmu Yang Didapat di ITB
Ilmu yang saya dapat di ITB sangatlah banyak dan bermanfaat
diantaranya saya dapat membuat modeling 3D, Gambar Sketsa dan
konsep. Dosen di ITB juga sangat membimbing, banyak sekali pelajaran
baru yang saya terima dan saya jadi banyak mengetahui tentang dunia
56
animasi, disamping itu saya juga memiliki wawasan yang luas. Ilmu
yang saya dapat dari ITB akan saya pergunakan untuk mengajarkan
siswa siswi saya di SMK yang saya ajarkan, maka harapan saya dunia
animasi di Indonesia dapat berkembang baik di perfilman dunia.
Produk Yang Saya Pasarkan
Produk yang bisa saya pasarkan saat ini adalah Book Year, Pre
Wedding, Macam-macam media cetak, Editing Video dan Insya Allah
film yang saya buat untuk TA D1 Animasi ini dapat diterima di
masyarakat luas.
Cita - Cita Saya Untuk 1 sampai 5 Tahun Kedepan
Saya memiliki mimpi untuk menjadi seorang pengusaha dan
juga sebagai investor. Mungkin masih terlalu jauh untuk saya seperti itu
tapi saya belajar dari mimpi untuk mewujudkan itu semua. 1 tahun
kedepan saya akan mencari link untuk mempromosikan usaha saya dan
terutama diri saya sendiri. 2 tahun kedepan saya akan membuka usaha
baru yang pastinya membawa anak-anak didik saya terlibat didalamnya.
3 sampai 5 tahun kedepan saya akan memiliki rumah dan
mengkuliahkan adik saya. Disamping itu saya ingin berbagi ilmu yang
saya miliki dengan menjadi guru/dosen.
57
Karena hidup adalah sebuah perjalanan...”
Hai,Halo,hapakabar !! hehe perkenalkan nama saya Kurnia
Indra Nugraha anak terkece sekeluarga saya :p, dengan tulisan ini dan
dengan sampainya buku ini di tangan anda izinkan saya untuk
meceritakan pengalaman saya mencari uang dengan keringat sendiri
,ya !! keringat sendiri !!, yaah maksudnya dengan jerih payah sendiri,
bukan jual keringet hhe,pertama saya mendapat uang mungkin sekitar
thun 2009 waktu itu saya sedang dalam program sekolah yaitu Praktek
Kerja Lapangan atau PKL,saya ditempatkan di Bekasi di PT WIRAJAYA
ERKON MANDIRI sebuah perusahaan kontraktor di bidang
Refrigeration and Air Conditioning,naaah kenapa saya di tempatkan
disana? karena pada saat SMK saya mengambil jurusan teknik
pendingin dan tata udara,profesi yang sangat jauh berbeda dengan
pekerjaan saya sekarang, saat itu saya mendapatkan upah selama 1
bulan yaitu 200,000 rupiah,saat itu hati ini sangat senang sekali, uang
itu terasa besar karena didapat dengan hasil sendiri,tapi terasa sangat
kecil pula karena beban selama 1 bulan di Bekasi mungkin 4x lipatnya
dari nilai tadi, hahaha tapi saya jalani dengan biasa dan tanpa beban,
karena mungkin belum banyak beban yang saya pikul,
Setelah masa PKL lewat dan lulus dari SMK saya memutuskan
untuk mencari profesi lain yang mungkin sesuai dengan karakter
saya,yang selain mendapatkan uang tapi sayapun ingin membuat dan
mempunyai karya yang bisa dinikmati oleh orang lain, dan apakah
profesi itu? setelah saya mencari apa potensi diri,akhirnya saya
memutuskan untuk mengambil profesi sebagai ilustrator dan animator
ketika itu, karena hobi saya dari kecil yaitu menggambar, sampai waktu
menuntun saya ke satu tempat yang merubah hidup saya sampai
sekarang, CCA (cimahi creative association) itulah komunitas dimana
58
saya mengmbangkan bakat dan potensi dibidang kreatif, melalui
pelatihan - pelatihan,seminar dan sharing yang diadakan disana,dan
itulah yang membuat saya percaya diri melamar pekerjaan di studio
animasi,salah satunya di jakarta yaitu WEITA studio,disana selain
mencari uang saya pun mencari ilmu yang tidak saya dapatkan
sebelumnya,sekarang saya bekerja di studio animasi di cimahi yaitu PT
RASENDRIYA sebagai 3D modeller,layouter dan Environment artist,dan
alhamdulillah, setelah 1 tahun lebih bekerja saya bisa mendapatkan apa
yang saya mau ,dari mulai motor,laptop,dan gadget-gadget lainnya
sampai bisa membiayai hidup dan kuliah sendiri,dan tentunya memberi
pada orang tua walaupun tidak seberapa nilainya...
Pengalaman saya pada saat outbound dan belajar berdagang
yang diadakan di ITB waktu itu adalah !! jeng jeng !! ANEEEEEH !!
awalnya saya berfikir aneh karena saya belum pernah berjualan
apapun, dan ketika itu kami para mahasiswa ditugaskan untuk menjual
pulpen yang harga awalnya seribu, harus menjual sepuluh ribu bahkan
kalau bisa lebih dari itu, apapun saya lakukan dari mulai memohon ke
para pembeli,sampai sedikit memaksa, dan saya hanya bisa
mendapatkan 5 ribu rupiah dari seorang ibu - ibu dipinggir jalan yang
sedang menggendong anaknya,awalnya saya tidak yakin ibu itu akan
membeli tapi ternyata dengan ramahnya si ibu tadi memberikan
uangnya untuk saya,memang, saat berjualan jangan sampai melihat
dari tampilan luar,dan terbukti dengan si ibu tadi. ternyata berdagang
itu sulit, tapi disitu saya mulai berfikir, selain kita bekerja, kitapun bisa
menjual atau berdagang, dan disitulah pengalaman berdagang yang
pertama yang saya dapatkan.
Setelah masa kuliah selesai di ITB, kami para mahasiswa tidak
berhenti menimba ilmu, kami belajar di Sub kampus kami masing-
masing, kebetulan sub kampus saya berada di tempat yang sama
dengan studio animasi tempat saya bekerja yaitu di gedung BITC
cimahi, ilmu yang saya dapatkan dari masa kuliah pasti saya amalkan
pada teman -teman sepekerjaan dan junior-junior di komunitas.dengan
skill yang saya dapat semasa bekerja dan konsep selama kuliah, saya
lebih percaya diri akan kemampuan saya.
59
Nah, selain saya bekerja dan belajar sayapun mempunyai usaha
sendiri yaitu menerima job membuat model 3D,visualisasi
Arsitektur,environment dan les privat 3D,dan satu lagi yaitu,
mempunyai studio animasi kecil -kecilan, tapi saya yakin suatu saat
nanti ini akan menjadi tumbuh dan besar !!, usaha itu adalah AYENA
Studio, sebuah studio dan tim animasi, pencetus dan leader dari studio
ini adalah kang Robby Ul Pratama,salah seorang mahasiswa D1 ITB
juga, Produk yang kami hasilkan dan produksi yaitu short animation
yang berjudul Super Neli, kisah seorang nenek - nenek yang menjadi
super hero !! dan sekarang sudah punya 2 episode yang telah di
publikasikan.dan semoga bisa jauh lebih berkembang dan lebih baik
lagi.
Harapan saya 5 tahun kedepan, saya ingin menjadi 3D artis
profesional yang diakui negeri dan bekerja di salah satu studio ternama
di dunia !! seperti PIXAR, DREAMWORKS,DISNEY,dll amiiin .Dan saya
yakin bisa lebih berkembang lagi dari mulai sekarang, walaupun sedikit
demi sedikit apabila itu dilakukan dengan terus menerus saya yakin
saya bisa.
Dan itulah pengalaman yang bisa saya bagikan,mungkin bisa
menambah inspirasi hidup anda,baiknya boleh di ambil dan buruknya
bisa dikembalikan pada saya hehehe.terimakasih
60
“Semua yang akan terjadi biarlah terjadi, satu tindakan harus
dipikirkan sebelum tindakan itu membuahkan penyesalan dan tidak
akan bisa dirubah kembali.”
Pertamakali aku mendapatkan uang sebelum masuk itb, aku
magang disebuah percetakan ternama di daerah Jakarta pusat. Disana
aku berada di posisi desktop atau biasa disebut operator yang melayani
pelanggan yang akan mencetak brosur, banner, x-banner, dan masih
bayak lagi
Setiap harinya aku melayani pelanggan lebih dari 30 orang,
waktu magang dimulai jam 7 pagi hingga jam 5 sore. Tapi aku sering
lembur hingga jam 8 malam, karena dipercetakan itu ramai dan aku
ingin membantu agar pelanggan tidak menunggu begitu lama.
Aku magang disana selama 3 bulan, dan setiap bulannya aku di
beri gaji/upah sebesar Rp 500.000, belum termasuk uang tip yang
diberi pelanggan kepada aku. Aku merasa senang setiap kali menerima
gaji, aku bisa membeli keperluan yang aku butuhkan dengat uang
sendiri rasanya tidak bisa diucapkan dengan kata-kata, pokoknya aku
gembira dan sangat senang.
Selanjutnya, pengalaman pertama mendapat rupiah di Institut
Teknologi Bandung.
Awalnya aku kaget, yang membuatku kaget adalah pak Stanley
(Dosen yang memimpin outbound) dia bercerita kalau ia dulu menjual
sebuah pulpen seharga 2 juta rupiah, itu yang membuatku kaget
bagaimana tidak pulpen yang biasa aku beli di tempat foto copy
seharga Rp 2.000 bisa dijual kembali dengan harga Rp 2.000.000 .. gak
61
percaya bahkan pak Stanley bilang kalau dia jujur dan ada saksinya
juga.
Setelah bercerita tentang pengalaman tersebut kami semua
ditantang untuk menjual sebuah pulpen dengan harga melebihi yang
pernah ia capai. Kemudian kami mendapatkan masing-masing sebuah
pulpen dari pak Stanley dan menyuruh kami menjual pulpen tersebut.
Kami dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota
sebanyak 5 orang, setiap anggota memiiki sebuah pulpen untuk dijual.
Dan hasilnya akan di gabung dan dihitung di ruang seminar, bapak
Stanley akan memberi bintang bagi kelompok yang menjual pulpen
tersebut dengan harga yang sangat tinggi.
Dalam menjual pulpen seharga selangit cukup sulit, aku
berjalan ke arah kerumah sakit santo borromeus sampai dago. Orang
demi orang aku aku tawarkan pulpen tapi tidak laku juga, kebanyakan
mereka menawar pulpen itu seharga Rp 5.000 , tidak putus asa dan
terus mencari lagi dan lagi. Pada akhirnya aku bertemu seorang
pemuda, aku melakukan 3S (Senyum, Salam, Sapa) terlebih dahulu.
Kemudian aku menjelaskan kedatangan aku kepada pemuda itu, lalu
aku menawarkan sebuah pulpen kepadanya. Dia menawar pulpen itu
seharga Rp 50.000 , sebelum aku menjualnya aku berdiskusi sebentar
bersama kelompok aku. Lalu akhirnya aku dan kelompok memutuskan
untuk menjualnya dengan harga Rp 50.000. Perasaan aku waktu itu
adalah senang dan puas karna bisa menjual pulpen harga asli seharga
Rp 2.000 aku bisa jual seharga Rp 50.000. Namun aku belum bisa
mengalahkan rekor pak Stanley hahaha
Ilmu yang aku dapatkan ketika studi di Institut Teknologi
Bandung yang bisa aku manfaatkan ketika magang atau bekerja di
Industri yaitu.
Banyak sekali ilmu yang aku pelajari atau dapatkan di Institut
Teknologi Bandung, mulai dari animasi 2D hingga animasi 3D. Dosen di
ITB sangat ramah dan baik hati, mereka saling berbagi informasi dan
mengajarkan kepadaku ilmu yang cukup luas yang belum aku ketahui
62
sebelumnya. Aku kini bisa membuat sebuah modeling 3D yang bisa aku
manfaatkan untuk bekerja nanti, tak ketinggalan kini aku juga
menguasai gambar 2D dengan teknik arsiran dan juga membuat sebuah
karakter original hasil perpaduan berbagai unsure yang telah aku
pelajari dalam studi di ITB. Aku sangat senang dan berterima kasih, tapi
aku belum puas dengan apa yang aku punya sekarang. Aku akan
berusaha lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dengan kemampuan yang aku miliki sekarang, aku akan
membuat produk sebuah animasi atau gambar dan di jual kepada
industry kreatif. Sasaran produk yaitu semua umur, produk berupa
stiker Animasi, x-banner, brosur dan lainnya. Dan produk khusus berupa
film animasi 2D dan 3D, aku berharap produk aku bisa diterima oleh
masyarakat.
Mengenai cita-cita, aku memiliki banyak cita-cita dan aku
berharap satu persatu cita-cita tersebut bisa tercapai tapi jika tidak bisa
ya sudahlah kata bondan prakoso sih begitu haha. Cita-cita aku yang
pertama adalah menjadi seorang animator dan sekaligus designer
professional. Huhh cita-cita seperti itulah cita-cita aku, kalo cita-cita
kamu
63
Saya terlahir dari keluarga yang sederahana , hari demi hari
berlalu , tahun demi tahun berganti sd , smp , smk sudah saya lewati
namun banyak pengalaman tahun duduk di bangku pendidikan selama
9 tahun. Pengalaman yang sangat berkesan salah satunya adalah
“mendapatkan uang hasil kerja keras sendiri” , tepatnya ketika saya
menduduki bangku sekolah menengah kejuruan (SMK) kelas 2. Di
wajibkan untuk mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) untuk sebagai
salah satu syarat bisa mengikuti ujian nasional. Setelah beberapa kali
mencari akhirnya saya di terima di Kmentrian Pemuda & olahraga.
Walaupun ga sesuai dengan jurusan, namun saya tetap melaksanakan
pkl untuk dapat mengikuti ujian nasional. Saya di tugaskan di bagian
humas ,walau hanya sekedar memmbantu namun banyak pengalaman
selama saya pkl. Saya pkl selama 3 bulan dan jaraknya jauh dari rumah
saya berada di daerah bekasi. hari itu sangat cerah saya berangkat
menggunakan bus kota yg sangat ramai serta kondisi situasi lalu lintas
jakarta yang selalu identik dengan kemacetan. Saya pun tiba di tempat
pkl langsung bekerja seperti biasa , setelah siang menjelang, saya
membantu salah satu karyawan yang sedang mengerjakan tugasnya
gedubrak , gedubruk, sangking semangatnya ^^ ketika saya selesai
membantu tiba” karyawan tadi langsung mnghampiri dan memberikan
selembar uang kepada saya sebesar Rp. 50 .000 . saya pun sangat
senang dengan hasil tersebut walaupun ga sebanding dengan apa yang
saya lakukan namun saya mendapatkan pengalaman serta motivasi
dimana bahwa ”ayah saya selama ini mencari uang sangatlah sulit dan
saya baru merasakan bagaimana perjuangan lela- letih nya seorang
ayah yang menafkahi keluarganya” di samping itu saya juga
mendapatkan motivasi bahwa saya harus bisa membahagiakan orang
tua saya . selama saya pkl di tempat tersebut saya alhamdullah
mendapatkan 250rb selama 3 bulan dan uang itu sebagian untuk
ongkos pulang-pergi, sebagian di berikan ibu sisanya di belikan
64
makanan untuk adik”^^
Saya masuk di regu Kuda dimana Pak Stenly berkata bahwa
kuda selalu cepat saat ada kesempatan datang. Ketika mendapatkans
tugas menajdi entrepreneur saya langsung merasa bahwa ini sesuatu
yang menarik bagi saya. Pak stenley pun banyak menjelaskan tentang
materi ini dan cara” nya menjual dll. Itu sangat bermanfaat sekali buat
kami khususnya saya pribadi. Kami pun di tugaskan menjual pulpen
serta buku. Ketika hari pertama saya bersama beberapa teman tim kuda
berpencar untuk menjual pulpen target kami minimal 20rb @pulpen.
Ketika sampai di lampu merah simpang dago beberapa dari teman saya
belum bergerak bahkan masih ada yang bingung ataupun malu.
Akhirnya karena saya memikirkan waktu sayapun langsung
menawarkan ke salah satu pengendara mobil saat lampu merah alhasil
nihil beberapa pengendara dengan wajah kurang berkesan mengangkat
tangannya untuk bilang tidak bahkan ada yang tidak membuka kaca
sama sekali (mengelus dada hehe ) Saya terus mencoba menawarkan
akhirnya pulpen saya di beli walaupun dengan wajah agak sinis seorang
perempuan muda naik mobil langsung membeli dengan harga Rp.5.000
. (ada fotonya loh hehe ) teman”pun masih belum berani untuk
menawarkan, kebetulan sekali saya sangat bersemangat walaupun
hanya laku Rp. 5000 ,Saya mencoba terus di daerah tersebut, tiba” ada
seorang ibu” dan anak nya sedang ingin menyebrang. Saya pun
langsung berlari dan menawarkan ke pada ibu” tersebut hasilnya
lumayan sudah 5 pulpen terjual dengan harga yg berbeda” Rp.10.000 ,
Rp.20.000 , Rp.5.000 . hari kedua menjual buku SBG hari minggu
ketika ada event “Car Free Days” mungkin waktunya dibilang tepat ia ,
di bilang ga tepat ia juga, Karena banyak masanya banyak mangsa
hehe , namun engga efektif juga karenanya mereka hanya bertujuan
lari pagi dan membawa uang secukupnya. Namun saya dan teman” ga
mau patah arang .Teman” saya yg kemarin ga berani sekarang sudah
berani karena saya ajarkan ^^ banyak loh tanggapannya ada keluarga
yang sudah saya jelaskan berkali” namun "gambar realis mereka namun
tetap tidak membeli karena untuk jajan haha luar biasa sangat sulit
bahkan kami menawarkan pak polisi loh. Namun malah kita di
ceramahin untuk membuka stand di bandingkan menawarkan secara
langsung padahal menawarkan secara langsunglah tantangan
65
terberatnya. Namun akhirnya kami mendapatkan pembeli juga dan
akhirnya grup kami yang memenakan penjualan terbanyak sekitar (1,9jt
@2 jam ) dan juga keluar sebagai juara 1 mengalahkan grup” lain nya
^^ we are horse “ihaaaaaaaaaaaa”
Pengalaman yang di dapatkan selama di ITB
ITB merupakan institut yang sangat di impiakan oleh banyak
orang. Saya merupakan salah satu orang yang sangat beruntung bisa
belajar di salah satu institut terbaik di indonesia^^. Semua ini saya
dapatkan karena ikhtiar,serta faktor paling utama yaitu doa kedua
orangtua saya^^. Selama Di ITB saya banyak mendapatkan
pengalaman serta motivasi” yang membangkitkan semangat saya. Mulai
dari out bound yang sangat menarik serta berkesan dan penuh
pembelajaran khususnya buat saya. Tidak lupa di tambah senior” yang
sangat mendukung kita dalam perkembangan belajar kita. Pengalaman
materi mata kuliah enterpreneur juga merupakan sesuatu hal yang baru
untuk saya pribadi namun sangat menarik, bermanfat untuk perjalanan
karir saya. Ini merupakan awal dari perjalanan karir saya dimana saya
di bekali keahlian di bidang animasi khususnya “3D blender” . Melihat
keberhasilan para senior juga merupakan motivasi tersendiri yang saya
dapat kan . Di samping itu ITB sangat menjunjung tinggi etitut yang
baik serta kopetensi , keahlian serta deadline dalam setiap tugas yang
di berikan. Saya merasakan perubahan di dalam diri saya dimana saat
nya untuk berubah menjadi jati diri yang lebih baik dengan
memanfaatkan segala pengalaman yang saya dapatkan baik di ITB mau
pun pengalaman hidup saya lainnya .
CITA – CITA
Semua orang memiliki Impian (namun mungkin ada yg tidak
memiliki impan,kasihan sekali hidupnya ya hehe^^) Impian itu penting
karena dengan memiliki impian kita memiliki tujuan serta memotivasi
setiap langkah karir dalam kehidupan kita. Saya mungkin saat ini masih
seorang anak ingusan hehe namun saya memiliki keyakinan bahwa
dalam jangka waktu dekat ini saya harus bisa berubah menjadi manusia
yang bermanfaat serta memiliki intergiritas dalam karir saya.
66
Untuk tahun ini saya memiliki impian jangka pendek yaitu saya
harus menyelesaikan program kuliah D1 ini dengan hasil yang
semaksimal mungkin. Seiring program D1 ini berjalan , saya pun harus
mencari kesempatan di mana harus belajar menjadi enterpreneur ,
dengan cara berusaha menghasilkan sesuatu agar bisa di perjualkan .
dengan begitu saya memiliki pengalaman dan pengalaman itulah yang
akan membut saya menjadi lebih baik. (Rencananya saya ingin menulis
sebuah buku kurang lebih tentang ilmu yang saya dapatkan(tentunya
animasi) selama di ITB)
Setelah program D1 ini selesai (Insyallah doain ya biar lancar ga
ada kendala ^^ hehe ) saya ingin melanjutkan jenjang pendidikan
berikutnya yaitu D3 (ya mudah”an saja orang tua ada rezeki ; )
Tidak lupa saya ingin menerusakan pembelajaran saya sebagai
seorang enterpreneur . “pasti yang baca bilang (ENTERPRENEUR LAGI
ENTERPRENEUR LAGI) Kenapa Enterpreneur ? Karena seorang harus
bisa memiliki keahlian , kopetensi pengalaman serta CARA MENJUAL
KARYANYA , maka dari itu saya harus belajar dan terus belajar agar
mampu menjadi “Seniman yg mampu menjual”
PEMBACA: "Setelah berputar” ngomongin enterpreneur sebenernya apa
sih cita” nya ngeselin nih ?
Haha sebenernya Cita” Utama ku “MEMBAHAGIAKAN ORANG
TUA KU “ karena semua yang saya dapatkan percuma jika mereka
(orangtua) tidak bahagia , maka dari itu jadi lah jati diri yang lebih baik
dengan memiliki keyakinan yang kuat , Motivasi , serta minta lah doa
orang tuamu karena Orantuamu lah yang akan menentukan
keberhasilanmu (Prinsip Muhammad Alridho ^^ )
Cita” Karir “Menjadi Seorang Narasumber yang terpercaya di bidang
saya”
Semoga dengan membaca artikel pengalaman saya ini bermanfaat
untuk motivasi anda ^^
67
Pengalaman pertama saya mendapatkan uang dengan keringat
saya sendiri sebelum saya masuk ke ITB yaitu pada saat saya magang
atau Prakerin saat SMK, saat itu saya bekerja di sebuah perusahaan
kecil yang melayani pembuatan “Buku Tahunan”, sebenarnya sampai
saat ini pun saya masih menjadi “Freelance” di kantor tersebut, yaitu
Creativision. Di sana saya menjadi bagian dari tim buku tahunan yang
bekerja di bidang retouching, cropping, packaging baik pra-cetak
(melalui software) ataupun setelah produksi, dan terkadang saya
menjadi fotografer, dan juga menjadi pengambil data yang sering pergi
ke sekolah-sekolah untuk menagih data buku tahunan siswa-nya. Saya
magang tidak lama hanya sampai 3 bulan, namun saat itu masih
membutuhkan tenaga, hingga di tambah menjadi 4 bulan, dan hingga
sekarang saya di tarik menjadi seorang freelance tetapi pada bagian
video tahunan, yah lumayan untuk sekedar member uang untuk orang
tua saya. Dari hasil magang tersebut, saya mendapatkan gaji sebesar
Rp. 1.000.000, saya pertama-tama tidak akan menyangka mendapatkan
gaji sebesar itu, karena saya pun merasakan masih banyak kekurangan
dalam bekerja, akan tetapi sang pemilik Pak Ajhwar mengatakan
kedisiplinan dan ketekunan saya yang membuat mereka terbantu
sehingga saya bisa mendapatkan gaji sejumlah itu, dan itu merupakan
gaji terbesar yang saya miliki di bandingkan teman-teman saya yang
ada di kelas. Akan tetapi, saya tidak ingin menikmati uang tersebut, dan
saya berikan kepada orang tua saya, karena berkat orang tua saya,
saya masih bisa bertahan hidup. Selain itu pula saya di SMKN 1 Bogor
menjadi Ketua Divisi Unit Produksi, di sana saya bekerja sebagai
Designer Graphics, fotografer, video editor, dan juga masih banyak
lainnya, yah Alhamdulillah dari banyak proyek yang saya kerjakan
sendiri maupun bersama team yang saya terima dari guru ataupun
siswa lainnya menjadi berkah dan menghasilkan uang yang lumayanlah
68
untuk jajan di sekolah, karena prinsipnya saya tidak terlalu ingin
membebankan orang tua. Proyek terakhir yang saya kerjakan bersama
team yaitu proyek buku tahunan sekolah saya sendiri, karena mungkin
saya sudah jauh lebih berpengalaman magang di perusahaan buku
tahunan, sehingga saya di tunjuk menjadi ketua pelaksana buku
tahunan SMKN 1 Bogor, dari hasil tersebut saya bersama team
mendapatkan uang sekitar Rp. 2.000.000, dengan masing-masing
mendapatkan Rp. 250.000, sungguh itu proyek yang sangat melelahkan
karena susahnya mengumpulkan data siswa dan foto-foto sehingga
saya harus turun tangan sendiri sebagai ketua, di saat teman-teman
yang lain sibuk sendiri. Mungkin itu sedikit pengalaman mendapatkan
uang sebelum saya masuk ke ITB bersama teman saya Muhammad
Iqbal yang juga menjadi team saya dalam pembuatan buku tahunan
sekolah.
Saat pertama kali masuk ke ITB, saya menjalani proses
outbound yang tidak jauh seperti ospek tetapi lebih menyenangkan. Di
sana saya sebagai grup “Kerbau” manjalani segala hal yang menjadi
aturan main selama 3 hari penuh, terutama pada saat “Game
Technopreneur”, yaitu game yang mengasah kita menjadi seorang
entrepreneur atau pengusaha, di mana kita di perintahkan untuk
menjual 1 pulpen dengan harga setinggi-tingginya, pada saat itu ketua
kelompok kerbau Muhammad Sandhika Akbar membagi menjadi
beberapa kelompok, dan saya termasuk kedalam kelompok yang
melindungi ketua karena saat itu ada juga games memperebutkan kain
yang di ikat di kepala ketua. Saat itu saya yang menjadi pengambil alih
untuk berjualan, karena pada saat pertama saja saya suda berhasil
menjual pulpen saya sebesar Rp. 20.000, sedangkan yang lain tidak ada
yang berhasil, menurut Pak Stanley dapatkan uang sebanyak-
banyaknya minimal Rp. 50.000, tetapi menurut saya dari uang yang di
kumpulkan saja dari penjualan pulpen yang lain bisa melebihi angka
tersebut.
Kemudian teman-teman yang lain pun memberikan pulpen yang
mereka miliki masing-masing satu kepada saya (alias menyuruh saya
untuk menjualnya sendiri mungkin karena saya lebih berani berbicara),
dan saya pun menjualnya dengan terus percaya diri bahwa saya akan
69
bisa mendapatkan hasil yang lebih dari sebelumnya, dan akhirnya hasil
dari penjualan tersebut ada yang melebihi dari sebelumnya, yang paling
tinggi adalah Rp.100.000, itu semua yang saya jual bertotal
Rp.250.000, yah menurut saya tak apah teman-teman saya
memberikan hak kepada saya untuk menjualnya, toh ilmu yang saya
dapatkan akan lebih dari mereka semua. Dan itu semua adalah
penjualan hari pertama, di hari kedua pun sama seperti begitu, akan
tetapi saya berhasil mendapatkan hingga total penjualan dari semua
pulpen yang ada sejumlah Rp. 375.000, lumayan ada peningkatan yang
baik dari hari sebelumnya. Tentu saja menghadapi pembeli yang
bermacam-macam wataknya membuat saya menjadi ragu, dan di sini
saya berusaha menghilangkan keraguan itu demi uang yang di
dapatkan dengan dalih membantu sesama. Tidak banyak kesulitan yang
saya hadapi untuk berbicara kepada pembeli, hanya dengan senyuman
dan sapaanlah hati pembeli akan luluh untuk membeli produk yang kita
jual. Yang paling sulit adalah meyakinkan pembeli yang sedang terburu-
buru, karena mereka akan langsung pergi meninggalkan saya yang
bersusah payah menjelaskan produk dan tujuannya.
Dari semua itu saya menggunakan prinsip penjualan orang cina,
jual sebanyak-banyaknya hingga mendapatkan hasil yang lebih bukan
menjual sebagian dengan menetapkan harga yang tinggi sedangkan
yang terjual hanya sedikit. Selain pulpen dan team juga menjual Buku
SBG (Seamolec Blender Ganesha), saya berhasil menjual 2 buah buku,
dengan buku pertama seharga Rp.200.000, dan buku kedua berharga
Rp.150.000, dan saya berhasil mendapatkan dengan total Rp.350.000.
Saat kembali lagi ke camp ITB uang yang sudah di kumpulkan, di hitung
dan di bagikan rata, untuk saya itu tidak adil, karena ada banyak yang
tidak menjual produknya sendiri, melainkan minta untuk di jualkan
kepada saya, dan mungkin saat itu saya menerima keadaan karena rasa
solidaritas yang tinggi. Akan tetapi yang masih saya bingungkan, uang
yang saya dapatkan dari pembagian itu sebesar Rp.50.000 di tujukan
untuk membantu sesama oleh Pak Stanley, tetapi uang itu malah di
berikan kepada kami untuk di masukkan kedalam rekening BNI masing-
masing, hingga sekarang ini uang tersebut masih saya pegang dan tidak
saya apa-apakan, karena uang itu harus sama dengan tujuan awalnya
yang merupakan uang sumbangan, dan saya tidak berani memasukkan
70
kedalam rekening, sama saja saya menjual dengan membohongi
pembeli, dan saya akan merasa menyesal dan berdosa besar kepada
Allah. Mungkin hal ini yang akan selalu saya pertanyakan dalam hati
saya, mengapa kita di ajarkan untuk menjual produk dengan cara
berbohong, kalau uang ini sesuai tujuan awalnya saya baru bisa
percaya dan yakin uang saya itu berguna dan sesuai dengan topic
penjualan yang saya jelaskan kepada penjual.
Selama 2 bulan lebih perkuliahan di ITB sebagai mahasiswa D1
Animasi – FSRD, saya mendapatkan banyak pembelajaran yang melatih
kretifitas tangan maupun imajinasi dalam membuat sebuah karya
animasi. Hal paling utama yang saya dapatkan yaitu, teman-teman baru
dengan berbagai sifat, terutama teman-teman dari CCA yang sudah
sangat mahir dalam pembuatan animasi 3D maupun 2D yang sering
membagi ilmunya kepada kami yang belum terlalu paham. Di D1
animasi sendiri banyak ilmu dan software yang di ajarkan, salah satunya
adalah software Blender, yaitu software pengolah animasi 3D yang
merupakan open source atau free software yang mudah di download
dan ukurannya kecil. Kualitas yang di hasilkan dari software kecil ini pun
tidak kalah dengan software-software 3D lainnya seperti 3dsmax, Maya,
AutoCad, SoftImage, dan lainnya. Hanya dengan software berukuran
kecil ini mampu menghasilkan karya animasi yang luar biasa.
Dari sinilah yang membuat saya terpacu untuk mempelajari
lebih dalam lagi software tersebut, dan saya pun berpikiran sama
dengan teman kostan saya yaitu Muhammad Iqbal, untuk membuat
sebuah komunitas 3D artists di kota kami yaitu Bogor. Kami terinspirasi
dari CCA (Cimahi Creative Assosiation) yang merupakan komunitas kota
Cimahi yang melingkupi komunitas-komunitas animasi, fotografi, video
shooting, dan banyak lainnya, sedangkan dari pengamatan saya sejauh
ini kota Bogor belum ada komunitas seperti itu, yang mengajak anak
muda kreatif untuk bisa mengeksplorasi lebih, dan menghasilkan karya-
karya yang mengagumkan kota-nya sendiri. Dari situ saya setelah
pulang perkuliahan ini, saya akan berusaha mencari relasi-relasi di kota
Bogor untuk membantu membuat komunitas tersebut, dan mencoba
mengajarkannya di SMKN 1 Bogor yang merupakan sekolah yang
membuat saya bisa sekolah di ITB, dengan mengajarkan kepada siswa-
71
siswanya agar lebih bisa berekspresi dan menapresiasikan dalam karya
yang nyata. Selama perkuliahan ini saya sudah bisa membuat sebuah
modeling manusia, chibi, dan karakter monster yang sedang saya
pelajari, saya juga sudah bisa member textures dan material pada
modeling tersebut sehingga lebih berwarna, dan juga memberikan
tulang (rigging) dan menganimasikannya, dan itu semua mungkin
sudah cukup dan harus saya kembangkan lagi setelah pulang ke Bogor,
dan akhirnya mampu saya pasarkan secara global. Ilmu yang saya
dapatkan ini tidak menjadi sebuah hal yang sia-sia, karena dari sini saya
bisa terus berkembang menjadi animator yang selalu ingin bisa dan
mampu menghasilkan karya-karya yang maksimal.
Produk-produk yang saya bisa pasarkan sebenarnya tidak hanya
animasi saja yang saya pelajari, akan tetapi hampir semua lingkup
industri kreatif yang ada saat ini saya sudah mahir dan mampu
memasarkan produk-produk berupa jasa maupun produk jadi ataupun
keduanya, karena di dunia ini keterampilan dan skill yang kita miliki
haruslah banyak, jangan hanya memiliki satu kemampuan saja, karena
kemampuan yang lain itu bisa jadi penopang di masa yang akan datang
saat kita sudah tidak mampu lagi berekspresi secara bebas. Mungkin
produk yang saya akan pasarkan yaitu berupa short animation, jasa
fotografi, indie movie yang merupakan proyek pribadi saya yang akan
segera di jalankan bersama 4 teman saya termasuk teman kostan saya,
dan produk-produk yang berupa graphic design. Mungkin dalam lingkup
itu yang saya akan pasarkan kepada publik selama saya masih bisa
bereksplorasi.
Banyak sekali cita-cita yang ingin saya raih, mungkin hal ini bisa
di jabarkan selama periode tahun. Dalam jangka waktu 1 tahun
kedepan, saya ingin membuka studio animasi sendiri di kota Bogor,
karena yang saya tahu di bogor itu hanya ada satu studio animasi
sekarang ini dan jarang ter-ekspose. Saya pun ingin mengadakan
banyak workshop di kota saya untuk lebih mengenalkan software
Blender, saya juga ingin memiliki usaha di bidang industri kreatif yang
sudah seharusnya sekarang ini saya jalankan bersama beberapa teman
saya yang benar-benar fokus pada jalan yang di ambil, akan tetapi
karena saya kuliah ini jadi lumayan terbengkalai untuk menjalankannya,
dan rencana setelah pulang nanti akan saya jalankan kembali. Selain itu
72
saya ingin membuat usaha keluarga juga dalam hal peternakan dan
cocok tanam di daerah Bogor, dan membuka butik bersama kekasih
saya yang juga hobi dalam hal fashion. Dan saya juga ingin menjuarai
berbagai lomba di lingkup industri kreatif. Semoga bisa tercapai dalam
waktu dekat ini.
Cita-cita saya dalam jangka waktu 3 tahun kedepan, saya ingin
bersekolah ke luar negeri dengan beasiswa tanpa mengeluarkan uang
sedikitpun, yang saya impikan adalah bisa bersekolah di Australia atau
Jerman untuk meneruskan bidang yang saya tekuni, yang saya inginkan
dari dulu yaitu bersekolah di Seattle University di Amerika atau juga di
Auckland University di Selandia Baru, itulah mengapa saya ingin belajar
banyak hal sehingga saya memiliki kemampuan yang lebih dan berguna
untuk bangsa dan negara. Dahulu ibu saya menginginkan saya untuk
bisa bersekolah di universitas yang memiliki fakultas pertambangan dan
perminyakan, tapi itulah hanya keinginan dan saya tidak memiliki uang
karena keluarga yang sederhana dan tidak terlalu mapan, dan saya
merasa saya sendiri yang akan berusaha untuk tidak terlalu membebani
orang tua. Akan tetapi jalan yang di berikan Allah selalu tidak terduga
hingga saat ini pun saya tidak menyangka bisa menjadi Mahasiswa ITB
walaupun D1. Selain itu saya pun ingin bisa menyekolahkan kedua adik
saya hingga kuliah, dan bisa meneruskan impian ibu saya yang tidak
terwujud itu. Dan saya juga ingin terus mengembangkan usaha yang
saya jalankan dan juga usaha keluarga, sehingga akan lebih
berkembang.
Dalam jangka waktu 5 tahun kedepan, saya ingin
memberangkatkan kedua orang tua saya naik haji, memiliki banyak
usaha dan masuk ke dalam jajaran Young Entrepreneur Indonesia.
Menjadi top marketing di Indonesia, karena saya akan mengembangkan
kemampuan saya dalam hal marketing. Saya ingin membuat panti-panti
bukan untuk yang tua atau panti asuhan, tetapi panti ini saya tujukan
untuk semua kalangan yang ingin belajar untuk melatih kemampuan
dan menambah wawasan dalam berwirausaha, sehingga mereka akan
saya ajarkan untuk bisa survive di dalam dunia nyata, yang saya
targetkan di sini adalah kalangan yang terbelakang, tidak memiliki dana
untuk sekolah, pengemis-pengemis dan pengamen jalanan, sehingga
mereka akan mampu bertahan hidup lebih dari sebelumnya, dan juga
73
mengangkat derajat mereka, keinginan saya ini sudah sangat saya
impikan saat masih duduk di bangku kelas 1 SMP, sejak saya melihat
teman-teman saya dan di lingkungan saya dahulu seperti itu. Saya pun
ingin mengembangkan komunitas di kota Bogor yang sudah saya
rencanakan sekarang ini. Dan yang terakhir yaitu saya ingin selalu
membahagiakan orang tua saya kapanpun dan bagaimanapun
keadaannya, dan tidak ingin melihat mereka kecewa telah melahirkan
saya ke dunia ini.
74
Pengalaman saya saat mendapatkan uang saya hasil keringat sendiri
sebelum masuk ITB ialah pada saya duduk di kelas 2 smk, itu sewaktu
saya sedang magang selama 2 bulan di suatu kampus di bogor yaitu di
STIKOM Binaniaga Bogor. Saya magang disana bersama 5 teman saya
yang lainnya. Dan saat itu kami diberikan tugas untuk membuat
Company Profile, Brosur, Slide Wisuda, dan Presentasi, tugas itu semua
untuk memeriahkan acara pelepasan WISUDA STIKOM Binaniaga Bogor
pada tanggal 24 Februari 2011 lalu. kita ber6 langsung berbagi tugas
karena hanya diberikan waktu selama 3 minggu, dan dan dala
pengerjaanya kami sampai lembur selama seminggu dan akhirnya tugas
itu dapat kami selesaikan sebelum tanggal 24 februari 2011. dan
setelah hari H nya ternyata saya dan 2 orang teman saya disuruh ikut
kesana untuk menghandle hasil pekerjaan kami ber6 untuk ditampilkan
disana. Dan setelah semuanya telah selesai dan berjalan dengan lancer
keesokan harinya kami dikumpulkan dalam suatu ruang rapat dan
ternyata kami diberikan uang yang masing masing orang kurang lebih
mendapatkan Rp.50.000,- per orang.
Saya bersyukur sekali karena disitulah pertama kali saya bisa
mendapatkan hasil uang dari keringet saya sendiri walaupun tidak
seberapa tetapi bahagianya luar biasa. Karena memang benar jika kita
mau berusaha pasti aka nada hasilnya walaupun receh yang penting itu
halal dan hasil keringat sendiri.
Pengalaman saya mendapatkan uang sewaktu selama outbound
di ITB pada saat itu sebenernya tidak menyangka karena sebelumnya
saya yang menjualkannya saja tidak yakin bisa mendapatkan uang,
tetapi saat pak Stanley cerita tentang yang sebelum sebelumnya saya
baru meyakini bahwa itu memang bisa terjadi. Dan karena hal tersebut
saya bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa karena saya pada
75
saat itu bisa mendapatkan atau mengumpulkan uang sumbangan
sebesar Rp.80.000,- dari menjual 4 buah pulpen dengan 4 orang
pembeli dan itu dilaksanakan dalam 2 hari. walapun lelah tetapi lelah itu
bia hilang setelah kita mau berusaha dan mendapatkan hasilnya.
Dalam mndapatkan uang dengan cara itu sebenernya susah
karena saya belum punya pengalaman dan juga karena disitu saya
harus bisa meyakinkan seseorang untuk mau menyumbangkan
sejumlah uangnya dengan menukarkan sejumlah uang sumbangan
tersebut dengan menjual 1 pulpen dengan kisaran uang sebesar
besarnya . walaupun sebelumnya saya sempat gagal dan ada beberapa
orang yang tidak percaya tetapi saya coba berfikir kembali saya harus
bisa meyakinkannya dan dengan cara berbicara 3S yaitu
senyum,salam,sapa . dan memberikan alasan yang benar dan mudah
untuk orang mengerti dan bisa membuat orang percaya dan akhirnya
semuanya
Dalam pelaksanaan selama 2 hari itu Saya mencari situasi
tempatnya yaitu di daerah DAGO karena disitu situasinya ramai karena
banyak orang yang melewati jalan situ. Dan itu tempat yang pas untuk
mencari target.
Ilmu yang saya dapat banyak sekali selama 2 bulan di ITB, ilmu
yang bermanfaat buat saya ialah saya sekarang sudah mulai bisa dan
mengerti cara menggambar yang baik dan benar, cara membuat blue
print untuk modelling, cara membuat vector untuk sebuah character
design dan yang paling bermanfaat sekali ialah saya sedikitnya telah
paham dan bisa untuk membuat modeling character dalam bentuk 3D
baikpun menggunakan blender dan menggunakan 3DSmax.
Mungkin itu semua bekal untuk saya untuk magang dan saya
ingin mencoba menguasainya lebih dalam lagi tentang software 3D.
pada saat kedepannya mungkin saya akan mengembangkan dan
memasarkan tentang dunia animasi 3D dengan software blender dan
software 3DSmax di daerah saya yaitu Bogor.
Produk yang saya pasarkan banyak sekali mulai dari design
76
grafis, indie movie, dan animasi, diatara semua itu yang paling domina
saya pasarkan ialah animasi salah satunya modeling character animasi
3D dan animasi short story atau bisa disebut juga film pendek animasi
3D yang dibuat dengan software blender yang telah di ajarkan di ITB.
Insyaallah cita cita saya yang akan saya raih setelah 1 tahun
kedepan ialah semoga saya sudah benar benar mahir untuk
menggunakan software blender dan semoga bisa membuat komunitas
animasi di bogor dan mungkin akan awali dengan mengajak teman
teman terdekat terlebih dahulu dan semoga saya bisa kuliah di ITB lagi
untuk meneruskan menjadi D4 Animasi aminn
Cita cita 3 tahun kedepannya semoga saya sudah bisa mencari
uang dengan hasil jurih payah saya sendiri dengan membuat animasi
dengan software blender bersama komunitas yang telah dibuat dan
semoga kita bisa mengangkat nama kota bogor dengan animasinya
aminn
Cita cita 5 tahun kedepannya semoga saya bisa menbahagiakan orang
tua saya dan bisa menjadi animator hebat dan berharap komunitas kita
bisa mendirikan sebuah studio animasi di bogor amin
77
Di lahirkan di sebuah kampung yang jauh dari keramayan dan
suara bising mobil. Aku lahir dari pasagan suami dan istri engkus dan
munisoh, ibu dan bapak pekerjaannya sebagai petani tiap hari pergi ke
sawah untuk bekerja. Aku mulai masuk SDN Ciakar usia 6 tahun, itu
satu-satunya SD di daerah ku yang terdekat dan masih serba terbatas.
Perjalanan yang harus aku tempuh untuk sampai ke SD sekitar 5 Km
dengan berjalan kaki. Setelah pulang sekolah aku harus mengembala
kambing, itu harus aku lakukan setiap hari.
Daerahku sampai saat ini belum sampai litrik, karena jarak
antara kampung dengan desa yang sangat jauh. Setelah lulus SD aku
melanjutkan sekolah ke SMPN 1 Cibinong, dan tinggal bersama paman.
Karena jauh dari orang tua, pengalaman pertama aku mulai berusaha
mandiri mencari uang dengan cara ikut sama paman bekerja menjadi
buruh tani dan membuat kerajinan dari bambu. Seperti membuat
dinding rumah, suling , dan tampah. Dan pada saat ini saya sedang
bekerja di sebuah Home production di daerah sarijadi blok 18 cibaruney
bandung.
Suling yang dibuat di jual di sekolah ketika Ujian Praktek akan
di laksanakan, sasaran utamanya yaitu kelas 9 yang akan melakukan
praktek. Untuk uang jajan di sekolah aku dapatkan dari penjuaan pulsa
orang lain yang aku bantu untuk di jualkan.
Setelah Tamat SMP aku melanjutkan sekolah ke SMA N 1Cibinong
Cianjur, dan tinggal ngekos di daerah sekitar SMA, ketika daftar ke SMA
orang tuaku tidak setuju karena biaya pendaftaran yang mahal . waktu
itu biaya pendaftaran sekitar 2 juta, padahal di daerah cianjur selatan
SMA N 1 Cibinong adalah SMA termurah. Dan aku meyakinkan lagi
orang tua bahwa aku sekolah dengan sungguh-sungguh dan tidak akan
78
mengecewakan, dan akhirnya orang tuaku setuju untuk daftar ulang.
Ketika sekolah banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang saya
dafatkan ketika kelas 10 aku masuk 5 besar dari jumlah siswa 30 lebih,
dan naik kelas masuk jurusan IPA. Dan singkatnya aku naik ke kelas 12
dan lulus.
Setelah lulus, keinginan yang tak mungkin terlaksana adalah
kuliah di ITB, dan aku memutuskan untuk bekerja di daerah karawang,
namun ketika pelulusan akan di laksanakan bapak kepala sekoah
memberikan informasi bahwa ada tes di ITB. Dan singkatnya aku
berangkat ke bandung bersama 3 orang teman untuk mengikuti tes dan
tinggal di rumah kepala sekolah SMA N 1 Cibinong, setelah lolos masuk
ITB dan mengikuti out bound.
Hari kedua mengikuti out bound kami di suruh jualan pulpen
sekitar kampus ITB, dan kami mulai menjual pulpen tersebut kepada
pedagang, orang yang lewat. Menawarkan pulpen dengan dalih
uangnya akan di pergunakan untuk membantu rekan-rekan yang
kekurangan biaya ternyata susah-susah gampang , disini kita harus
berani menawarkan dan mengambil hati si pembeli. kebanyakan orang
yang saya tawari pulpen tidak menghiraukan saya, saya menawarkan
pulpen tersebut denga harga cukup tinggi dari harga pasarannya. Ketika
menjual pulpen tersebut saya mendapatkan 40 ribu. Dan hari ke tiga
saya mendapatkan 20 ribu jadi jumlahnya dari penjualan 1 pulpen
mendapat 60 ribu.
Ilmu yang saya dapatkan selama 2 bulan kuliah di ITB sangat
banyak salahsatunya saya bisa membuat film animasi dan
berwirausahaan. untuk saat ini hal yang mungkin saya lakukan setelah
selesai kuliah selain membuat dan memasarkan animasi saya juga akan
menjual hasil bumi pertanian dari kampung saya.
Cita-cita1 tahun kedepan saya ingin mengajar animasi, dan 3
tahun kemudian Saya ingin membuat film animasi, dan 5 tahun
kemudian mempunyai studio animasi sendiri.
79
Pengalaman pertama ku saat mendapatkan uang dari hasil
keringat ku sendiri yaitu pada saat masa masa sma .pertama aku
menjual jam “monol” pertama tama aku tertarik pada jam monol itu
yang ditawarkan oleh kakak kelas ku ,karna tertarik akhirnya aku mebeli
jam monol itu dengann harga di harga Rp.90.000,
Setelah dua minggu kemudian pada saat aku mengunjungi
pasar ,yang terletak di jL.kepatihan .ada satu toko yang menjual jam
monol dengan harga miring yaitu Rp.45.000 ,disitu saya ada niat untuk
berbisnis menjual jam monol dengan harga yang lebih murah ,akhirnya
setelah saya tawar menawar dengan penjual toko nya akhirnya saya
dapat jam monol itu dengan harga Rp.30.000 tetapi jika aku membeli
banyak .akhirnya saya membeli 5 jam untuk menawar kan kepada
teman teman sekolah ku dan teman teman di rumah ku . saya menjual
dengan harga Rp.60.000 karna rata rata yang ditawar kan oleh teman
teman ku di sekolah yaitu berkisar Rp.100.000 sampai Rp.90.000 .
Akhirnya dengan modal 5 jam monol pada saat saya bawa
kesekolah itu laku habis , dan akhirnya banyak yang memesan kembali
jam monol, untuk di jual ulang bila membeli serian saya menjual
dengan harga Rp.50.00. alhamdulilah bisnis ku berjalan dengan lancar
lumayan untuk jajan tambahan .
Pengalaman pertama saat mendapatkan uang selama outbound
di ITB yaitu dengan berjualan pulpen dan buku tutorial blender atau sbg
, Dihari pertama saya dan kelompok saya kerbau di beri pulpen secara
gratis dan harus di jual dengan harga di atas Rp.10.000
Akhirnya saya dan kelompok saya kerbau membagi beberapa
80
kelompok untuk berkeliling menjual pulpen , petama tama saya
berjualan ke daerah Rumah sakit santo boromeus ,pertama saya tawar
kan kepada ibu ibu yang baru keluar dari mobil , cara meyakinkan nya
yaitu dengan cara kalau membeli pulpen itu untuk keperluan membantu
mahasiswa-mahasiswa yang kurang mampu , tetapi ibu itu tidak berniat
membelinya karna menurut ibu itu pulpen dengan harga Rp10.000
Akhirnya saya dan kelompok saya mencari konsumen lain .
dengan 3 jam kami berkeliling akhirnya saya dan kelompok saya
berhasil menugumpulkan uang Rp.500.000 lebih . Hari kedua saya
membeli pulpen kembali dan satu buku tutorial blender atau buku sbg .
harga yang di patok adalah Rp.50.000 tetapi saya dan kelompok saya
harus bisa menjual dengan harga di atas Rp.50.000 , saya coba tawar
tawar kan kepada mahasiswa mahasiswi di sekitar ITB ,UNPAD,dan
UNPAS , pertama ada seorang mahasiwa unpad dan saya tawar kan
buku tutorial blender itu dengan memberi tahu isi buku itu dan
kegunaan nya bagaimana tapi dia menolak nya karna dia tidak begitu
suka dengan membuat animasi . akhir nya saat saya berjalalan di dekat
factoury outlet jetset di depan cafe Kopi Doeloe ,ada 4 orang
mahasiswa yangb baru keluar dari cafe itu dan akhirnya saya tawar kan
buku itu dan kemudian saya jelaskan kegunaannya dan kelbihan dari
buku itu , dia tertarik dan menanyakan berapa harga buku itu saya
tawarkan Rp.250.000 lalu dia menawar kan Rp.100.000 akhir nya denga
nego , dan tawar menawar sepakat saya berikan dan terjual dengan
harga Rp.150.000. dan akhirnya buku dan pulpen terjual semua ,
dengan nominal kurang lebih 1jt , ternyata merayu konsumen itu penuh
kesabaran dan membuat rayuan atau buaian sekreatif mungkin .
Dua bulan saya menimba ilmu di ITB saya merasa
mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat saya di ajarkan bagaimana
cara menggambar dan terbiasa akan menggambar agar tangan kita
luwes untuk menggambar dengan imajinasi kita sendiri ,menggambar
wajah teman kita , mengambar muka atau wajah badan ,dan tangan yg
di ajarkan oleh pa Iman , kemudian di ajarkan photoshop , photodhop
illustrator ,flash dan lain lain oleh kak shalika hanum, saya di ajarkan
menggambar , memvektor gambar dan mentracing gambar yg sudah
saya buat . lalu saya belajar bagaimana menganimasikan gambar dan
membuat karakter yg telah saya buat di dengan software blender dan
81
3ds max yang di ajarkan oleh kak alfan dan pa Yohan pribadi. Beda nya
blender dengan 3ds max yaitu 3ds max itu lebih sulit lebih rumit ,dan
saya baru saja belajar dengan 3 kali pertemuan jadi saya kurang begitu
paham dan mengerti 3ds max karna yang di ajarkan baru sedikit. Selain
pa iman kak shalika ,kak alfan dan pak yohan .ada pak alvanom yg
menjelaskan tentang pengantar tugaa akhir dan pak hendi yg
mengajarkam dasar animasi dan memperkenal kan animasi.
Untuk memasarkan karya saya saya masih bingung sampai saat
ini karna saya masih berubah berubah fikiran untuk mengambil animasi
2d atau 3d.
Cita cita saya setelah 1 tahun kemudian yaitu sudah lulus d1 di
ITB ini, lalu mencoba magang atau bekerja dan memanfaat kan
kemampuan kemampuan saya yg sudah di ajarkan di d1 animasi fsrd
itb.
Setelah itu saya ingin melajutkan ke d3 agar bisa melanjutkan
ke d4 fsrd itb . dan saya juga ada niat untuk mengukuti tes d3 yang di
adakan oleh polseni jogyakarta . stelah itu baru saya akan melanjutkan
ke d4 di fsrd semoga cita-cita yang saya impikan tercapai amin.
82
Menjadi seorang Technopreneur adalah mimpi saya
Hallo perkenalkan, nama saya Robby UL Pratama, teman-teman
memanggil saya robby, saat ini saya bekerja sebagai freelancer
animator dan 3d artist, saya pun mulai merintis sebuah bidang usaha
yang bergerak di bidang jasa pembuatan animasi dan iklan bernama
Ayena studio. Saya akan berbagi sedikit pengalaman saya dalam meraih
cita-cita dan membangun usaha ini, dan juga apa yang menjadi
harapan saya untuk 5 tahun kedepan.
Saya adalah seorang yang sangat menyukai seni, saya akan
bercerita tentang pengalaman saya dari bangku SD sampai di bangku
kuliah dalam meraih cita-cita saya.
Sesuatu yang baik dimulai dari hal yang kecil
Dulu, saat saya masih sekolah dasar, saya dikenal sebagai
seseorang yang memiliki kemampuan gambar lebih baik dibandingkan
teman-teman lainnya, sehingga banyak teman-teman yang meminta
saya untuk menggambar, saya ingat, pelajaran kesenian itu ada di hari
sabtu pagi, dimana setiap siswa diberikan tugas menggambar yang
nantinya akan diperiksa. Disetiap sabtu pagi, banyak teman-teman yang
mengantri panjang di meja saya untuk dibuatkan gambar di buku
gambarnya, memang bukan saya yang mengerjakan semua gambarnya,
tapi hanya sekedar menambahkan gambar yang mereka tidak bisa
gambar, semisal teman saya sudah berhasil menggambar sawah tapi
dia kesulitan ketika menggambar kerbau dan pak tani nya, disitulah
saya yang menambahkan gambarnya. Awalnya saya menggambar
dengan suka rela, tetapi karena banyak yang ngantri mereka saling
serobot alhasil dari mereka sendiri yang berinisiatif untuk membayar,
83
mungkin maksudnya biar gambar mereka yang duluan dibikin hehe.
Alhasil uang saku saya bertambah, saya termasuk anak yang tidak jajan
terlalu banyak, dulu mama memberi uang hanya 500 rupiah tiap tahun
kenaikan kelas Cuma naik 100 rupiah wahaha paling mentok ya di 1000
rupiah, tapi dari uang segitu dulu udah bisa beli banyak jajanan, seperti
siomay, mie krip-krip jajan agar-agar robot dll.
Kegiatan dagang mendagang yang sebenarnya saya alami
sewaktu saya masuk SMP, saya bersekolah di SMP Negeri 8 cimahi, ke
SMP saya berjalan kaki loh, sekolah saya sangat jauh dari rumah,
apalagi SMP Negeri 8 tepat di kaki gunung TPU leuwi gajah, jadi tiap
siang agak bau sampah, tapi itu tak menyurutkan saya untuk
bersekolah dan tentunya berjualan, dulu mama dan ayah sempat
tergabung di bisnis MLM, tergolong sukses pada masa itu sebelum
terjadi krisis moneter, dulu menggeluti bisnis MLM merupakan sesuatu
yang sangat oke, kita menjual dan orang membeli, dan itu semua
cukup, untuk menjadi anggota ya dijadikan misi ke dua, bisa ditawarkan
pada saat berjualan, tentu saja dengan menjadi anggota dari MLM bisa
menjadi penghasilan tambahan tersendiri bagi membernya. Tapi kalau
untuk saat ini bisnis MLM kayaknya agak berbanding terbalik, banyak
orang yang lebih mengejar banyak member atau memprospek calon
membernya untuk masuk anggota tanpa memperhatikan penjualan
produknya. Dulu mama sempat menjadi vice president untuk produk
MLM nya, alhasil dari situ penghasilan keluarga bertambah, saya
mencoba mengikuti jejak mama dengan menjual produknya di SMP,
awalnya sih saya agak ragu, tapi pwaktu itu saya beranikan untuk
membawa katalog produk ke SMP, dulu produk yang ditawarkan adalah
tas dan aksesoris untuk cewek dan cowok. Saya coba keluarkan
katalognya diwaktu istirahat, ternyata banyak peminat nya, alhasil
teman-teman banyak yang memesan, sistem yang ditawarkan adalah
kredit haha kalo dipikir-pikir dulu saya ini tukang kredit (facepalm) jadi
produk yang dibeli bisa dicicil selama 1 bulan, maklum kan anak SMP
gak banyak jajan, jadi sehari dari mereka bisa menyisihkan 1000 rupiah
kalau misal harga barang 30ribu berarti 30x cicilan. Ternyata kabar saya
menjual barang-barang MLM tersebar juga ke kelas lainnya, dulu di SMP
ada sekitar 7 kelas dari kelas A sampai ke G , dan diwaktu istirahat
katalog yang saya keluarkan bergulir ke setiap kelas. Alhasil banyak
84
juga yang membeli produknya. Lumayan kan, dari situ ada tambahan
uang jajan. Dari sini pula saya belajar bagaimana cara mengatur
keuangan, cara menghadapi konsumen, karena berbeda-beda loh tiap
konsumen, ada yang kredit macet dan lain-lain. Di SMP keahlian seni
saya kurang begitu dijual, karena mungkin target pasarnya bukan
disitu, tapi dulu saya dan teman-teman sering membuat komik yang
nantinya dibaca sama teman-teman sekelas di SMP.
Berbeda dengan di SMP di SMK saya mulai beralih ke bisnis lain,
waktu di SMP mungkin agak hambar kalau harus berbisnis di bidang
seni tetapi kalau di SMK karena mulai beralih ke kejuruan dan minat jadi
semua itu bisa kembali terasah. Saya mengambil jurusan RPL (rekayasa
perangkat lunak) di SMK Negeri satu cimahi, SMKN1 cimahi termasuk
SMK favorit dan memang cita-cita saya masuk ke SMK tersebut, karena
para pendahulunya yang selalu sukses setelah lulus dari SMKN 1
Cimahi, berharap saya menjadi salah satu dari mereka, amin. Awal
masuk SMK banyak pertanyaan, mau jadi apa saya nanti dengan
mengambil jurusan IT ini.. awal saya belajar mata pelajaran yang
diberikan adalah bahasa-bahasa yang tidak mudah dipahami semisal
SWRDEV008 SWRDEV009 bikin mata dan otak butek dan apa
maksudnya dari semua itu belum tergambar. Apalagi Jurusan RPL
adalah jurusan yang baru pada masa itu. Banyak dari teman-teman
yang pindah jurusan karena tidak mengerti. Namun seiring berjalannya
waktu akhirnya saya sedikit memahami, lalu saya berinisiatif untuk
meng-compare keahlian saya dengan kemampuan IT yang diberikan
oleh sekolah, alhasil saya mulai mempelajari software untuk CD
interaktif seperti macromedia flash, dimana seni dan teknologi bisa
digabungkan, saya sadar akan kemampuan saya yang memang bukan
orang pintar di sekolah, saya gak pernah masuk 10 besar, sekali-kalinya
dulu pernah Cuma di 7 besar saja. Maka dari itu saya coba menguasa
bidang yang bisa menggabungkan teknologi dan seni, saya tertarik
pada bidang animasi, dulu animasi masih tabu dan jarang dipelajari
khususnya oleh siswa SMK. Saya mulai menguasai animasi di kelas 2
SMK, dulu saya pamer ke teman-teman dan guru, mereka sangat
mengapresiasi karya animasi saya, sehingga pada suatu kesempatan
saya terpilih untuk seleksi lomba kreatifitas siswa di bidang Animasi
untuk tingkat kota, karena tidak ada saingan saya bisa langsung masuk
85
ke tingkat seleksi jawabarat untuk maju ke tingkat nasional. Agak
minder dengan persaingan-persaingan yang ada karena hanya saya
satu-satunya orang yang berasal dari jurusan IT, berbeda dengan
kompetitor lain yang notabene jurusan multimedia dan animasi yang
memang mempelajari bidang tersebut. Tapi semangat saya tidak gentar
karena saya percaya dengan kemampuan saya Alhamdulilah saya bisa
menempati posisi ke 2 untuk jawa barat akan tetapi langkah terhenti
untuk maju ke tingkat nasional karena hanya ada 1 bangku saja yaitu
untuk juara pertama. Dari situ saya mulai dikenal sebagai animator dan
guru-guru di SMK sering mendorong saya untuk mengikuti perlombaan
lainnya, selain LKS saya pernah mengikuti lomba challenge on
multimedia creation, saya menempati posisi pertama untuk 2 tahun
berturut turut. Untuk tahun pertama kategori perlombaan untuk tingkat
jawa barat saja, namun di tahun ke dua Caution diadakan untuk tingkat
nasional.
Saya sangat bangga dengan kemampuan saya ini saya bisa
meraih prestasi di bidang lain yang membanggakan sekolah saya diluar
kemampuan akademik saya yang agak jeblok. Maklum saya kurang rajin
untuk belajar, dan malas mengerjakan PR. Dari sinilah muncul tawaran-
tawaran untuk mengerjakan pekerjaan seperti animasi untuk website,
blog, CD interaktif dan design CSS programer. Harga yang diberikan
para klien pun cukup fantastis, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan
bisa kita tangani.
Selepas lulus SMK saya sangat menginginkan bangku kuliah,
akan tetapi saya sangat mengharapkan bantuan beasiswa, karena saya
tidak mau membebani orang tua dengan biaya kuliah saya, terfikir
seperti itu setelah saya mampu mencari uang sendiri, atau saya harus
mempunya opsi kedua yaitu kuliah dengan biaya sendiri, namun
ternyata setelah melihat teman-teman yang kuliah sambil bekerja,
terlihat sangat letih, bekerja pagi pulang sore dan harus dilanjutkan
perkuliahan malam, waktu untuk diri sendiri dan keluarga bagaimana?
Agak sulit. Dari situ saya mulai menunda keinginan saya untuk kuliah,
saya harus belajar mencari uang dulu untuk ditabung kemudian bisa
membiayai kuliah saya sendiri, saat ini saya bekerja sebagai freelancer
dan membangun sebuah bisnis di bidang animasi, saya sangat tidak
86
menyangka bisa memiliki usaha sendiri, awalnya karena kejenuhan saya
sebagai pekerja, saya sadar kalau untuk meraih sukses itu kita harus
mampu menciptakan lapangan usaha sendiri, selain alasan itu, dengan
menciptakan lapangan usaha sendiri kita bisa mengurangi angka
pengangguran. Niat itu saya mulai dengan membangun Ayena studio
pada awal tahun 2011, sebuah studio animasi yang bergerak dibidang
jasa pembuatan animasi. Walau tergolong sebagai Start UP Company
ayena studio sudah meraih berbagai penghargaan, diantaranya The
Best Story Animasi Indonesia 2011 dari KEMENDAGRI kemudian THE
Best Technopreneur di Inovasi Award 2011 dari BPPT dan menristek.
Beberapa produk animasi telah saya dan team hasilkan, diantaranya
Film animasi Super Neli, Iklan Smaxring Motaru, Kampanye Bahaya
Merokok, Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Mini Games Dll.
Oh ya, saya ingat saya harus kuliah, sudah sejak 2008 saya menunda
kuliah karena asyik menggeluti pekerjaan yang sedang saya jalani
sekarang, selain itu saya bingung memilih jurusan, saya sudah survei ke
berbagai kampus tapi belum ada yang cocok, apalagi saya tidak mau
meninggalkan pekerjaan saya. Banyak teman yang menyarankan saya
untuk mengambil bisnis managemen karena menurut mereka saya
hanya membutuhkan ilmu managemen dibandingkan teknisnya. Tetapi
dari banyak saran yang diberikan oleh teman saya munculah opsi yang
menjadi peluang baru untuk saya menekuni bidang animasi, ITB
bekerjasama dengan seamolec mendirikan PVB (program vokasi
berkelanjutan) akhirnya saya tertarik untuk mendaftar karena CCA
tempat saya bekerja dan berkomunitas bekerjasama dengan ITB
seamolec untuk mendirikan sub kampusnya di CCA. Jadi saya bisa
bekerja sambil kuliah di satu tempat, sangat menyenangkan bukan?
Hehe.
Belajar menjadi seorang technopreneur
Singkat cerita di tahun 2012 saya diterima menjadi mahasiswa
ITB seamolec jurusan Animasi, Pertama kali menjadi mahasiswa, saya
harus melalui proses pembentukan karakter, dimana seluruh calon
mahasiswa diikut sertakan dalam OUTBOUND yang diadakan oleh pak
stainley surlia, tujuan OUTBOUND ini adalah untuk membimbing mental
dan membentuk karakter kita agar menjadi manusia yang kuat dan
tentunya lebih baik. banyak hal unik terjadi pada saat itu, contohnya
87
kita ditantang untuk berjualan bolpoint dan buku, tentunya kita harus
mendapatkan hasil yang lebih dari menjual kedua barang tersebut,
dengan usaha keras dan promosi saya berhasil mendapatkan pembeli
yang mau membeli buku yang kami jual seharga Rp 200.000 dan
bolpoint seharga 100rb rupiah, padahal untuk modal awal buku
hanyalah 40ribu, dan bolpoint hanya seharga 1000 rupiah. Dari
pengalaman tersebut didapatkan bahwa dalam menjual barang harus
dilakukan beberapa strategi dan promosi, juga menentukan target pasar
/ target konsumen yang cocok.
Perjalanan saya untuk menggapai cita-cita sangatlah panjang, dan tidak
mudah, pemilihan keputusan yang tepat sangatlah berpengaruh. Saya
sangat bangga dengan apa yang telah saya capai hingga saat ini, Saya
berharap bisa menjadi orang yang sukses dalam 5 tahun kedepan dan
maju bersama usaha yang sedang saya tekuni ini, harapan saya
hanyalah mampu membahagiakan kedua orang tua saya, membuat
bangga teman-teman saya ketika bersama saya dan menjadi orang
yang sukses dan dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Ini
adalah awal dari perjalanan saya, dan saya memulainya dari hal yang
paling kecil.
88
Semua cerita ini bermula dari Passion saya yang amat
berambisi di dunia kreatif. Saya merupakan lulusan smk dengan jurusan
yang jauh melenceng, yakni Teknik Automotif. 3 tahun saya sekolah
SMK karena kehendak orang tua. Dalam menempuh sekolah itu saya
hanya tertarik pada mata pelajaran yang berhubungan dengan gambar,
misalnya gambar teknik, gambar mesin, dan sebagainya. Saya memiliki
hobi mencorat coret papan tulis setiap istirahat dan setiap tidak ada
guru yang mengajar di kelas. Dari hobi inilah saya mulai memiliki ambisi
kalau tidak akan melanjutkan pendidikan yang tidak ada hubungannya
dengan passion saya.
Ketika lulus saya memutuskan untuk mengambil jurusan yang
berhubungan dengan desain grafis, animasi, atau yang serupa. Saya
pun mulai mencari kampus-kampus yang dapat menyalurkan keingingan
saya. Alhasil kampus yang saya dapatkan ternyata berbiaya sangat
mahal termasuk ITB yang memiliki reputasi terbaik se-Indonesia. Ketika
itu saya melihat bahwa ITB merupakan kampus yang dapat membuat
saya berhasil. Namun pupus sudah harapan saya ketika saya tahu
bahwa ITB memiliki seleksi yang amat ketat, dan memiliki biaya yang
sangat mahal. Maka saya pun langsung memutuskan untuk mencari
alternatif berikutnya. Dan akhirnya saya mendapatkan kampus yang
memadai orang tua saya untuk menguliahkan saya. Saya memilih
Akademi BSI untuk jurusan Advertising (Periklanan). Dalam pendidikan
kali ini saya dapat dengan semangat mengikuti mata kuliah karena saya
cocok di jurusan ini. Dan Allah memudahkan saya, ketika masuk pada
semester 2, saya mendapatkan kesempatan untuk mengajar desain
grafis di sekolah dulu saya belajar. Namun kali ini saya berada pada
jurusan yang berbeda. Pada waktu ini saya jelas banyak lebih
mengeksplor kemampuan saya untuk saya bagikan kepada siswa-siswi.
Selain itu ternyata kemampuan saya yang masih dasar, di lihat orang
89
sebagai kemampuan yang lumayan. Saya diberi kesempatan banyak
sekali untuk mengerjakan proyek-proyek promosi sekolah. Dari hasil
pekerjaan ini saja, alhamdulillah rata-rata per-pekerjaan saya
mendapatkan kira-kira Rp 50.000 hingga Rp 100.000 (di luar
pendapatan utama sebagai pengajar).
Banyak orang bilang bahwa mengajar itu merupakan ibadah
yang sangat besar pahalanya. Dalam islam dikatakan bahwa ketika kita
meninggal, ada yang dibawa hingga mati yaitu, doa anak yang soleh,
amal ibadah, serta ilmu yang bermanfaat. Saya menganggap ilmu yang
dapat dimanfaatkan oleh siswa hingga ia dapat bekerja merupakan hal
yang amat tidak ternilai harganya. Saya banyak berdikusi dengan guru
agama islam yang mengajar di sekolah ini juga mengatakan demikian.
Guru merupakan pekerjaan yang mulia di mata Allah, asalkan kita
mengajar dengan sepenuh hati dan semata-mata beribadah kepada
Allah SWT.
Mengenai pendapatan, memang saya tidak memiliki pendapatan
sebanyak jika saya bekerja diperusahaan lain. Pendapatan saya mulai
dari Rp 600.000 ketika baru masuk, kemudian naik hingga Rp
2.200.000. namun banyak sekali kemudahan-kemudahan dalam
menjalankan hidup ini. Misalnya saya dapat melanjutkan kuliah S1
hingga berkesempatan kuliah di kampus yang saya impikan sejak lama,
yaitu ITB. Selain itu kini saya bersama teman-teman mengajar saya
membangun usaha bidang kreatif sendiri yang mengerjakan buku
tahunan sekolah-sekolah. Saya mendapat keuntungan desain untuk
satu buku saja kira-kira Rp 1.000.000. Dari sini saya mulai serius untuk
mengembangkan usaha ini perlahan demi perlahan.
Seperti mimpi namun ini kenyataan bahwa saya dapat kuliah di
ITB. Pada tahun ke lima saya mengajar, saya diberi kesempatan untuk
lebih mengembangkan kemampuan saya di bidang animasi. SEAMOLEC
dan ITB memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk dapat
melanjutkan kuliah di ITB dengan berbagai kemudahan. Melihat
kesempatan ini saya tidak sia-siakan. Saya bersama murid-murid saya
akhirnya dapat kuliah di ITB unutk jurusan Digital Animation.
90
OUTBOUND
Pada awal kuliah saya mendaptakan outbound yang bermanfaat
sekali bagi saya. Saya mendapatkan pengetahuan tentang manajemen
organisasi dan bagaimana menjadi wirausaha dari sikap yang paling
mendasar.
Bpk Stanley yang memimpin acara, sangat sukses memberikan
saya serta kawan-kawan ilmu yang tidak kami dapat di perkuliahan.
Kami di kelompokkan dalam kelompok besar dan saya terpilih menjadi
ketua kelompok kuda. Jelas ini merupakan kesempatan yang tidak
orang lain dapatkan dengan mudah. Dari kegiatan ini saja saya belajar
tentang bagaimana mengatur kelompok untuk meraih satu tujuan,
mengembangkan kemampuan kelompok dan bekerja bersama-sama.
Selain itu kami ditugaskan untuk menjual pulpen dan buku materi
blender. Yang amat mengejutkan dari kegiatan ini adalah kami dapat
menjual pulpen hingga Rp 400.000. salah satu anggota saya yang
bernama hutri dengan sukse menjual 1 buah pulpen dengan harga yang
fantastis. Ini semua berkat keterampillan bagaimana menegosiasi orang
lain agar orang lain percaya dan akhirnya membeli produk kami.
Memang awalnya ada rasa malu untuk memulai, namun melihat
semangat semua anggota, saya percaya bahwa saya pun mendapat
semangat yang luar biasa. Walhasil saya dapat menjual pulpen hingga
seharga Rp 20.000 hingga Rp 50.000. jelas sebuah pengalaman yang
tidak telupakan agar kami dapat belajar bagaimana membuang rasa
malu untuk memulai usaha.
Hingga di akhir kegiatan outbound kami berhasil menjadi
pemenang sebagai kelompok terbaik, dan rekan saya deffian raylend
sebagai anggota terbaik. Ini memang hasil yang amat memuaskan.
BEKAL DI ITB
Di institut ini saya mulai banyak bertemu orang-orang hebat
yang banyak memberikan saya inspirasi. Rekan-rekan se-angkatan saya
berasal dari pulau jawa yang memiliki latar yang berbeda-beda.
Diantarnya adalah, rekan-rekan saya dari Cimahi yang berasal dari
91
industri animasi. Melihat hal ini saya pun tidak menyia-nyiakan
kesempatan untuk membangun relasi. Banyak potensi yang dimiliki oleh
rekan-rekan dari cimahi. Mereka sudah terbiasa di industri sehingga
pengalaman mereka yang dapat saya ambil.
Dosen-dosen ITB memang sangat kompetensi di bidangnya.
Wawasan sayapun terbuka luas mengikuti perkuliahan di ITB ini. Saya
merasakan perkembangan yang amat pesat selama mengikuti
perkuliahan di sini.
Mulai dari konsep karya yang akan dibangun, hingga
keterampilan menciptakan sebuah karya yang bagus dan sesuai standar
industri. Yang saya khusus tekuni adalah proses penciptaan karakter
yang bersifat 2 dimensi dan 3 dimensi. Pengetahuan-pengetahuan inilah
yang nantinya akan saya bagikan lagi kepada siswa-siswi.
Di kampus ini pun kami mendapatkan kesempatan untuk
membuat sebuah stand pada acara LKS (Lomba Keterampilan Siswa)
tingkat nasional yang bertempat di gedung sabuga. Kami menampilkan
karya-karya kami yang berupa desain karakter dan sebuah film animasi
pendek dengan format 3 dimensi.
Memang sangat berharga apa yang saya dapat selama kuliah di
ITB. Pengalaman dan ilmu yang tidak saya dapat di perkuliahan yang
lain. Bangga rasanya menjadi bagian dari almamater ITB, walaupun
hanya sebentar.
TARGET PRODUK YANG AKAN DICAPAI DAN SASARANNYA
Saya menargetkan saya harus dapat menciptakan sebuah ikon
atau maskot dari sebuah desain karakter yang dapat dijual. Maskot ini
akan disasarkan pada anak-anak sebagai bentuk kepedulian terhadap
ikon di masa anak-anak. Saat ini saya menganggap bahwa indonesia
belum banyak memiliki ikon yang sangat menempel di benak anak-anak
sehingga anak-anak lebih sering mengkonsumsi animasi luar negeri.
92
Pengalaman saya mendapatkan uang rupiah dengan keringat
sendiri saya pernah bekerja di suatu Rumah Mkan saya di cianjur saya
di uji dengan kedua orang tua saya bagai mana mencari uang itu dan
saat itu jga saya brpikir dan cari uang itu harus bkerja dlu ga ada yg
dapat uang tidak bekerja .
Awal nya saya tidak tau bahwa di outbond bkal ada julan
menjual, dan ternyata di outbong itu saya harus bisa menjual ke semua
kalangan ,barang pertama yang harus saya jual adalah sebuah pulpen
yang harga nya seribu rupia saya jual bisa menjadi berlipat lipat uang
pulpen itu di jual bisa sampe 4 RATUS RIBU RUPIA awal nya saya
tidak percayaq dan kita coba ama tmen tmen DAN TERNYATA BISA
ALUAR BIASA, hari kedua saya di suruh berjulan lg buku SBG dengan
harga 50 rb dijual sama saja menjadi 100 rb itu untung sendiri.
Setelah masuk itb saya aga ragu karna saya SMK JURUSAN
LISTRIK pas masuk ITB saja masuk JURUSAN ANIMASI tapi saya
berjuang agar bisa ,,saja beljar ANIMASI DARI O. Dan sape skrang dikit
dikit aga ngerti,tpi orang lain mah sudah memehami sejak skolah di
SMK nya,,
Dengan magang nanti saya akan ikut tmen saya karna di SMK
saya tidak ada ANIMASI jdi saya ikut tmen saya di bandung,
Untuk ILMU yang saya dapat lumayan bisa dengan
mengggunakan sofware sofwae yang di pelajari di ANIMASI saya ngerti.
Produk yang bisa saya pasarkan itu karya menggabar saya mau
di 2D atau 3D.yang jelas saya akan belajar terus dan terus untuk jadi
ahli di bidang ANIMASI
93
Untuk masalah yang untuk di pasarkan,saya punya rencana
hasil karya dari ANIMASI MISALNYA, : LUKISAN
GAMBAR
SAYA INGIN MEMBUAT KOMIK
Cita cita saya ingin bekerja di perusahaan,dan
membuka lapangan kerja ,,cita cita itu setinggi tinggi nya,,mudah
mudahan bisa di raihh cita-cita ituu,,, AMINNNNNNNNNNNNNN
94
Tentunya bangga ketika saya sudah dapat merasakan
bagaimana rasanya mencari uang dengan kerja keras sendiri. Jauh
sebelum masuk ITB saya sudah merasakan bagaimana caranya
menghasilkan uang yang jumlahnya tidak terlalu besar dibandingkan
pegawai. Sejak SMP saya sudah mulai mengawalinya dengan berjualan
petasan. Walau identik dengan kekerasan tapi disinilah titik awal saya
menjalankan usaha. Secara tidak sengaja saya ikut ibu ke pasar, lalu
ditengah jalan ada seorang pedagang yang menjual peetasannya
sangat murah (untuk dijual kembali) awal nya saya membeli dengan
modal awal Rp 30.000 lalu saya pulang dan kemudian menjualnya.
Alhamdulillah dalam jangka 2 hari petasan saya laris dan kemudian saya
kembali belanja dengan uang tersebut. Dan dari hasil tersebut saya
mendapat keuntungan yang berlipat – lipat, saya lupa dengan jumlah
yang didapat tapi atas usaha yang saya lakukan saya dapat membeli
sepatu futsal dan 1 buah jaket. Walau hanya seberapa tapi saya bangga
atas kinerja saya. Tidak hanya itu selepas saya dari SMP saya kembali
berjualan dengan melihat kondisi alam yang musim panas saya berniat
untuk menjual layangan dengan keuntungan awal saat itu adalah Rp
45.000 lalu dan itu pun berhasil ketika memasuki musim hujan
dagangan saya sudah laku terjual dengan pendapatan hampir Rp
250.000. Usaha yang saya lakukan lanjut lagi ketika saya menginjak
bangku SMK kelas III, saya berjualan pulsa. Mungkin ini tingkat
tertinggi usaha yang saya lakukan karena dengan ini saya mendapat
keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya. Mengawali usaha ini
dengan modal awal Rp 100.000 saya langsung daftar ke agen pulsa
terdekat agar tidak terlalu jauh ketika mengisi ulang puls. Saya
menjualnya kepada teman-teman sekolah, teman-teman futsal,dan
lingkungan rumah. Saya bisa mendapat keuntungan bersih Rp
5.000/hari. Walau saya menerima pembayaran tempo 3 hari tapi dari
95
situlah keuntungan saya karena saya menjualnya Rp 500 lebih mahal
dari harga pulsa di counter. Hanya 9 bulan saya berjualan pulsa saya
sudah mendapatkan apa yang saya inginkan saya sudah dapat membeli
tas, baju, 3 buah jaket, 2 buah sepatu, dan saya membeli sebuah
smartphone Blackberry Storm 9530, sangat senang saat itu saya walau
hanya membeli nya dengan secound. Tetapi jika dijumlahkan saya bisa
mendapat keuntungan Rp 2jt lebih dari hanya modal Rp 100.000.
kemudian saya berniat berhenti berjualan pulsa ketika saya lulus SMK,
karen saya merasa penjualan terbesar saya adalah disekolah dan saya
lulus saya bingung kepada siapa lagi saya harus menjualnya. Lalu saya
kembali berniat membuka counter HP bekerja sama dengan my best
friend :D yah walau saya tau itu membutuhkan modal awal yang tinggi
tapi saya akan merintisnya dari 0, dan saya yakin saya akan berhasil
lagi seperti usaha- usaha yang saya lakukan sebelumnya karena saya
terus berdo‟a kepada Allah SWT untuk kesuksesan dalam hidup saya,
amiin..
Sebelumnya saya sangat bangga ketika saya diterima di ITB,
karena ITB adalah universitas yang saya suka ketika saya menginjak
bangku SMP, walau hanya D1 tapi setidaknya harapan saya untuk
duduk dibangku ITB tercapai. Jika boleh memilih, saya tidak ingin
masuk sub-kampus dan ingin tetap belajar di ITB, karena dalam waktu
2 bulan belajar di ITB buat saya itu waktu yang sangat singkat meski
saya harus sangat memanfaatkan waktu yang pendek itu, saya merasa
ilmu yang saya dapt di ITB adalah kurang, kurang cukup untuk bekal
saya meraih kesuksesan di masa depan, tapi saya akan memanfaatkan
sebaik mungkin ilmu yang saya dapatkan selama 2 bulan di ITB. Setelah
itu saya berencana untuk magang di sekolah saya ketika SMK, ya SMKN
1 Ciomas adalah sekolah saya dulu, satu-satunya SMK Negeri yang
membuka jurusan animasi pertama di Jawa Barat, dan saya ini
angkatan pertama dalam jurusan tersebut dan angkatan kedua dalam
SMKN 1 Ciomas. Sekolah saya memang baru berdiri pada tahun 2009-
2010, jadi fasilitas saya belajar disekolah saat itu sangat minim
ditambah lagi sulitnya guru yang benar-benar menimba ilmu nya dalam
bidang animasi. Jadi saya merasa minder saat belajar di ITB karena
teman-teman yang lain berlatar belakang sekolah yang bagus, yang
berfasilitas lengkap dan mendapatkan ilmu yang seharusnya saya juga
96
mendapatkannya, tetapi dengan itu juga kian mendorong motivasi saya
untuk kian belajar lebih giat lagi di ITB dalam waktu singkat. Saya ingin
mengambdi pada sekolah saya dulu dan akan magang disitu, syukur-
syukur saya diangkat jadi guru honorer, amiiin. Saya berniat membagi
ilmu yang saya miliki pada adik-adik kelasku disekolah sambil kembali
kuliah di tahun depan, jadi saya ingin belajar sambil kuliah. Karena saya
sedih ketika mendengar cerita bapak saya yang kuliahnya terhenti
karena faktor ekonomi, jadi saya ditargetkan untuk minimalnya S1
dalam pendidikan akhir saya walau saya rasa ini berat tapi saya akan
berusaha, juga berusaha membantu pembayaran kuliah dengan kuliah
sambil bekerja. Semoga Allah SWT membukakan pintu kesuksesan
untuk saya, amiiin.
97
Nama saya Yanyan Alfiansyah, saya lahir disalah satu daerah di
Kabupaten Cianjur. Tepatnya saya tinggal di Desa Sukajaya,
Kecamatan Tanggeung, Kabupaten Cianjur. Riwayat pendidikan saya,
SDN Limbangansari, MTsN Tanggeung, dan SMAN 1 Cibinong-Cianjur.
Menurut saya kehidupan tidak selalu seperti apa yang kita
inginkan, banyak hal yang terjadi diluar prediksi kita. Perubahan
keadaan dalam hidup pasti terjadi, hal itu secara langsung maupun
tidak dapat menuntut kita untuk dapat berpikir dewasa dan cerdas
dalam menghadapi perubahan keadaan yang terjadi. Salah satu
keadaan yang pasti akan mengalami perubahan adalah keadaan
ekonomi. Perubahan ekonomi seringkali dijadikan alasan oleh sebagaian
orang dalam melakukan sesuatu, baik yang bersifat positif maupun
yang bersifat negative.
Hal diatas pernah saya alami, bahkan mungkin sering saya
alami. Keadan ekonomi keluarga yang cukup sulit, menuntut saya agar
dapat meringankan beban ekonomi keluarga. Walaupun saat ini hanya
mampu menutupi kebutuhan diri sendiri dalam menempuh pendidikan.
Kesempatan yang datang kepada saya adalah mengajar Les
private. Kegiatan ini sudah berjalan selama hamper dua tahun.
Penghasilan dari kegiatan ini, sangat membantu dalam memenuhi
kebutuhan sekolah saya. Rasa puas saya rasakan, saat saya menerima
gaji pertama saya. Rasnya pun berbeda saat saya menggunakan
penghasilan dari hasil kerja keras saya sendiri. Walaupun pada awalnya
saya tidak yakin dapat melakukan hal tersebut, namun dengan modal
tekad dan sedikit ilmu yang saya miliki, saya dapat melakukan itu
semua.
98
Selain itu, selama saya di Bandung dan kuliah di ITB. Saat ini
saya juga bekerja di sebuah home industri yang bernama Sophia
Cookies didaerah Sarijadi.
Pengalaman Baru (Tehnopreneur)
Selepas SMA saya berkesempatan masuk kuliah D1 Animasi
FSRD di ITB. Pengalaman pertama yang membuat saya antusias adalah
ketika kegitan Outbound sebelum memulai perkuliahan. Dikegiatan
tersebut sya diajarkan tentang tehnoprener, dan praktik langsung
kelapangan. Dalam kegiatan tersebut saya dan teman-teman
sekelompok dengan saya, turun langsung kelapangan dengan menjual
satu buah pulpen yang harganya sekitar Rp. 1.000 atau Rp. 1.500
dengan harga setinggi-tingginya.
Awalnya saya tidak yakin, pulpen dengan harga segitu apakah
bisa dijual dengan harga yang tinggi. Namun pembimbing dari kegiatan
tersebut meyakinkan saya dan semua peserta bahwa hal itu bisa
dilakukan. Dan ternyata benar, hal tersebut dapat saya lakukan.
Walaupun pada awalya sangat sulit untuk meyakinkan pembeli untuk
membeli pulpen dengan harga yang tinggi. Namun dengan bekal dasar
tehnoprener yang diberikan oleh pembimbing, yaitu salam, senyum dan
sapa. Serta gaya berbicara yang meyakinkan dan ramah saat
menawarkan pulpen, saya dapat menjual pulpen dengan harga yang
cukup tinggi, yaitu Rp. 25.000 untuk satu pulpen. Cukup puas, namun
yang terpenting, kegiatan tersebut dapat memotivasi saya untuk
menjadi seorang wirausahawan. Dan pengalaman tersebut sangat
bermanfaat bagi saya.
Selama dua bulan terakhir perkuliahan di ITB, banyak sekali
ilmu yang saya dapatkan, tentunya ilmu yang bekaitan dengan animasi.
Baik yang bersifat 2D maupun yang bersifat 3D. Jujur saja, pada awal
perkuliahan saya mengalami beberapa kesulitan dalam menyesuaikan
dengan dengan jurusan yang saya ambil ini. Namun sekarang saya
mulai dapat menyesuiakan diri, banyak ilmu yang saya dapatkan
berkaitan dengan desain karakter dan modeling animasi 3D.
Selesai perkuliahan di ITB, saya sudah mendapatkan tawaran
99
dari kepala sekolah SMA saya untuk mengajar animasi di sekolah asal
saya. Dengan bekal ilmu yang saya dapatkan selama perkuliahan di
ITB, saya menerima tawaran tersebut. Dan bukan hal yang tidak
mungkin saya akan membuka kursus animasi. Hal ini ingin saya lakukan
agar banyak orang yang dapat menguasai pembutan animasi. Jika hal
itu tercapai, saya ingin membuat sebuah studio animasi.
Selain hal yang bersifat edukasi, ilmu yang saya dapatkan juga
dapat saya jadikan sebagia usaha. Seperti mebuat stiker dengan desain
karakter yang saya buat, sertabeberapa usaha yang berkaitan dengan
desain karakter. Dan harapan terbesar saya adalah dapat membuat
sebuah film animasi atau sebuah iklan animasi.
Cita-cita saya satu tahun mendatang adalah lulus D1 dan dapat
melanjutkan kembali ke jejang selanjutnya. Serta teman-teman saya di
SMAN 1 Cibinong sudah banyak yang mahir dengan animasi.
Cita-cita saya tiga tahun mendatang adalah saya ingin mrnjadi
seorang pengusaha yang dapat membuka lapangan pekerjaan
Cita-cita saya lima tahun mendatang adalah mempunyai studio
animasi dan dapat memproduksi sebuah film animasi.
100
Rupiah Pertama
101
Pengalaman saya mendapatkan uang dengan keringat sendiri
yaitu pada waktu kelas 2 SMk waktu saya perakerin pada waktu itu saya
perakerin di salah satu kompeksi di sukabumi pada waktu itu saya di
suruh oleh sodara saya sendiiri untuk menjahitkan baju sodara saya
kurang lebih 3 potong baju yang saya jahit pada waktu itu saya
mendapatkan upah kurang lebih 50 ribu dan saya mengerjakan baju itu
dengan waktu 2 hari. Dan pada kelas 3 SMK, pada waktu itu saya
mendapat 2 tugas pelajaran yang pertama pelajaran KWU dan yang ke 2
pelajaran PU. Pada pelajaran KWU tugas peraktik waktu itu saya di
kasih tugas untuk membuat produk sendiri dan di jual sendiri, pada
waktu itu saya membuat aksesoris seperti bondu, aksesoris hp dll. Pada
waktu itu saya di kasih waktu satu minggu untuk membuat produk itu
dan menjualnya, modal pada produk yang saya jual sekitar kurang lebih
30 ribu dan saya berhasil menjual produk itu sekitar kurang lebih 20
produk, dan hasil dari penjualan produk itu kurang lebih 70 ribu. Tetapi
karna pada waktu itu tugas kelompok jadi hasilnya pun di bagi dengan
teman-teman kelompok saya.
Pada pelajaran yang ke 2 yaitu tugas PU (pengelolaan usaha),
pada waktu itu saya di beri tugas oleh guru dan itu tugas praktik juga
saya diberi tugas untuk membuat 5 baju tetapi baju itu pesenan dari
orang lain dan saya cuman menjahitnya saja pada waktu itu saya
menjahit 5 baju dan mendapatkan upah kurang lebih 100 ribu. Itu
pengalaman saya waktu mendapatkan uang dengan keringat sendiri
sebelum masuk ITB.
Pengalaman saya waktu mendapatkan uang dengan keringat
sendiri pada waktu out bound pada waktu itu saya diberi tugas untuk
menjual 1 balpoin dengan harga yang setinggi tingginya, pada hari
pertama saya menjual balpoin dengan harga 10.000 ribu dan pada hari
ke 2 saya menjual balpoin dengan harga 15.000 dan pada kesiang
102
harinya saya di bari tugas untuk menjual buku dan akhirnya saya bisa
menjual buku itu dengan harga 50.000.
Ilmu yang di dapat selama kuliah di ITB saya mendapat banyak
pengalaman dan banyak mendapatkan ilmu, selama saya kuliah di ITB
saya menjadi lebih dewasa dan mampu mengahadapi masalah/kendala
yang saya hadapi. Selama saya belajar di kampus ITB saya menjadi
mempunyai banyak ilmu yang saya dapatkan dimana waktu SMK saya
tidak terlalu bisa menggambar karna waktu di SMK saya tidak banyak
belajar menggambar, dan sesudah saya belajar di ITB saya menjadi
lebih tahu bagaimana tehnik tehnik menggambar meskipun gambar saya
tidak terlalu bagus tetapi saya mendapatkan ilmu yang sangat
bermanfaat bagi saya. Saya bisa belajar di kampus ITB saya sangat
bangga dan besyukur bisa belajar di kampus ITB.
Produk yang akan dipasarkan berupa baju kerudung dan
aksesories lainnya.
Cita cita saya setelah 1, 3, 5 tahun saya ingin menjadi
pengusaha dan mempunyai usaha busana dan saya ingin menjadi
desainer yang terkenal.
103
Pengalaman pertama saya mendapatkan uang itu ketika saya
kelas dua SMK, ketika saya menjual sebuah sarung bantal kepada guru
saya dengan harga Rp.7500/potong, itu sih sebetulnya hanya untuk
memenuhi kebutuhan nilai kewirausahaan saja, mungkin jika tugas itu
tidak ada sampai saat ini mungkin saya tidak akan berfikir untuk
berjualan.
Setelah saya kelas tiga SMK, kebetulan orang tua saya
mempunyai tempat jahit, sya berfikir kenapa tidak saya mencoba
mengorder kepada guru-guru untuk menawarkan jasa menjahit. Akhir
nya saya mencoba, dan akhirnya ada juga guru yang minat mencoba
jasa saya, saya mematok harga dari mulai Rp.35000. Memang sih saya
tidak terjun langsung ke tempat jahit nya, berhubung tugas kelas tiga
itu cukup berat, akhir nya saya mengoper ke tempat jahit orang tua.
Saya mendapat upah dari hasil orderan saya yaitu sebesar Rp.5000 dari
orang tua saya.
Akhirnya saya mencoba bekerja ditempat orang lain, pekerjaan
pertama saya yaitu di sanggar sekolah yang membuat seragam sekolah,
disitu saya mendapat upah Rp.500000/bulan, setelah saya berfikir
sepertinya kalo saya seperti ini terus kapan saya kaya nya????heeee....
Akhir nya saya keluar dan mencoba peruntungan lain yaitu dengan
bekerja disebuah butik di Bandung, saya diterima dibagian produksi
dengan gaji sebesar Rp.1000.000/bulan. Disini saya hanya bertahan 2
bulan saja, karena setelah di fikir-fikir, kenapa juga saya membuat
orang lain kaya?, akhir nya saya keluar dengan alasan saya akan
melanjutkan pendidikan saya.
104
Berhubung kuliah saya itu malam, pada siang harinya saya
mencoba menorder bersama bapak saya, saya diajarkan untuk berbicara
dengan langganan, berbelanja kain sampai bagaimana memanajemen
karyawan, guru saya saat itu adalah orang tua saya, alhamdullilah dari
mulut kemulut berkat bapak dan orang-orang sekitar, langganan saya
bertambah.
Pada suatu ketika saya pun berfikir untuk membuat usaha
sendiri, akhirnya saya dan ketiga teman saya pun membuat sebuah
kecil-kecil yang kami beri nama “ByUs” yang maksud nya yaitu “ini
semua adalah kami yang buat”. Dengan modal Rp.300.000/orang kami
pun mencoba usaha tersebut, disini saya menjabat di bagiana produksi,
dari mulai desain sampai belanja saya yang melakukan.
Sayang sekali usaha kami hanya bertahan sampai 5 bulan saja,
berhubung sebagian besar teman saya berkuliah reguler, jadi mereka
tidak memiliki waktu banyak. Saya tidak putus asa, akhirnya saya
membuat sendiri label dengan nama “LabelAlly” yang saya ambil sendiri
dari nama saya sendiri, dengan modal Rp.1000.000 saya nekat untuk
memulai usaha ini, saya memanajemen sendiri, dari mulai desain-
produksi-sampai pemasaran pun saya sendiri. Untuk menjualnya saya
mencoba menitipkan di toko teman, jual via BBM, sampai pameran
kampus, alhamdullilah sebagian orang pun sudah mengenal saya.
Dengan peghasilan Rp.500.000 sampai Rp.1000.000 saya pun dapat
menghidupi sebagian kebutuhan saya, tanpa bantuan orang tua,
termasuk bayar kuliah...heeee keren kan !!!!
Pada tahun ini saya berkuliah di ITB-SEAMOLEC dengan jurusan
fashion, senang sekali karena dari dulu saya sangat menginginkan
sekolah mode, akhirnya tercapai juga. Disini selain belajar mengenai
fashion, saya pun dituntut harus berjualan, dengan mata kuliah
“technopreneur”.
Pada awal pertemuan atau yang disebut outbond, kami
diwajibkan menjual sebuah pulpen dengan harga tidak boleh kurang dari
Rp.10000/batangnya, amat sangat mustahil bagi saya. Dengan penuh
semangat akhirnya kami pun mencoba berjualan dengan team, kami
105
menawarkan kepada orang di luar kampus.
Tak disangka akhirnya saya pun dapat menjual sebatang pulpen
tersebut dengan harga Rp.50000, saya pun diam sejenak dan bertanya
dalam hati “kok ada yah orang yang mau beli sebatang pulpen dengan
harga Rp.50000 ??” tapi segala nya tidak ada yang tidak mungkin bila
kita mau berusaha .
Ilmu yang saya dapat dari ITB-SEAMOLEC sampi saat ini adalah
pertama kedisiplinan, contoh nya setiap hari kami diberikan tugas yang
amat sangat banyak, tetapi kami tetap mengerjakannya.
106
- Pengalaman pertama saya mencari uang dari keringat saya
sebelum masuk ITB itu pada saat saya di suruh jualan ice youghert di
suruh oleh guru kewirausahaan saya waktu di smk, saya berjualan,
coba nawarin ke orang-orang, di tawarin juga ke anak-anak kecil, dan
waktunya untuk berjualan cuma di kasih seminggu.
Selain itu juga masih banyak lagi tugas saya menjual barang-
barang gitu tapi waktunya masih sama seminggu. Waktu kelas XI saya
PKL di satu perusahaan, di sana anak PKL kerjaannya sama dengan
pegawai disana yang bekerja disana tapi memang kalau gajinya yaa
bedha saya gak dapat gaji sich.
Setelah selesai PKL saya di tugasi oleh guru kewirausahaan
untuk membentuk suatu kelompok usaha. Saya dan kelima teman saya
membentuk suatu kelompok usaha yang diberi nama “DIFIUE” yaitu
singkatan dari huruf depan nama panggilan kami masing-masing. Kami
sepakat untuk membuat tas laptop dan aneka accesories. Kami belanja
bahannya. Setelah kami mendapatkan bahanyya kami bergegas
membuat barangnya, yaa hanya sample aja dulu kalau tas laptop mah,
kalau yang accesories kami langsung membuat banyak. Accesories yang
terbuat dari kain flanel, kami membuat aneka bros, gantungan kunci,
gantungan hp juga. Setelah jadi lumayan banyak yaa memang buatnya
gak 1 hari 2 hari karena kami lkan sekolah masih banyak tugas juga,
kami langsung mencoba menawarkan memang tempatnya hanya
disekitar sekolahan saya, dan memang lumayan peminatnya banyak
bangeeet, pesanan tas laptopnya juga karena bahan yang kami sajikan
itu berbeda dari yang biasanya di jual yaitu kain quiltingan. Dan
harganya juga relatif terjangkau kalau ukuran notebook hanya sekitar
Rp 40.000,- s/d 50.000.-, kalau yang ukuran laptopnya cuma sekitar Rp
50.000,- s/d 65.000,-. Kami berjualan setiap mau masuk kelas, keliling-
107
keliling kelas, nawarin ke guru-guru juga. Pas istirahat orang lain mah
tinggal pesan duduk manis nunggu pesanan datang dan langsung
makan, sedangkan kami pas istirahat sambil nunggu pesanan datang
kami berjualan di kantin itu, terus pas pulang juga yang lain tinggal
langsung pulang ke rumah kami tetap berjualan di luar di sekitar
baleendah. Dan hasilnyapun lumayan, kami mendapatkan uang dengan
jerih payah kami sendiri, dari membuat hingga menjualnya.
Uang yang terkumpul itu untuk membantu kedua kami masing-
masing untuk biaya sekolah yaa meski memang gak seberapa tapi kami
bangga bisa cari uang dengan karya kami sendiri. Tapi semenjak kelas
XII kami di sibuki dengan tugas dan mempersiapkan untuk UJK dan UN
jadi usaha itu tertunda, dan sekarangpun kami sibuk dengan kesibukan
kami masing-masing. Entahlah akan berjalan kembali usaha itu atau
tidak, padahal disana kami tidak hanya sekedar mencari uang tapi
mempererat tali silaturahmi kami dan supaya kami saling mengetahui
satu sama lain.
Ketika saya mendapatkan pengumuman bahwa saya di terima di
Institut Tekhnologi Bandung saya senang banget. Dan saat itu saya
mengikuti Outbond di ITB, pada hari pertama Outbond saya disuruh
menjual satu pulpen yang harga di pasarnya Rp 2.000,- dengan harga
lebih dari itu, minimalnya itu menjual Rp. 10.000,-.Dan ternyata
memang bisa, bisa koqt asal kita tahu gimana caranya. Saya di ajarin
gimana caranya di Outbond ini. Kelompok saya di pecah lagi menjadi
beberapa kelompok lagi, dan kami berpencar, saya dan kelompok saya
bergegas mencari orang yang kira-kira mau membeli, dan kami
mencoba ke pusat perbelanjaan, kan pasti banyak yang bawa uang, pas
nyampe disana kami berpencar juga, lalu saya mencoba menjelaskan
tujuan kepada salh satu urang yang ada disana setelah selesai saya
menyampaikan kemudian orang itu langsung mengeluarkan uang
sebesar Rp.25.000,- dan pulpen itu saya kasih ke orang itu, iihhh waaw
ternyata ada juga yang mau beli pulpen itu, setelah itu teman-teman
saya pun langsung pulang lagi ke ITB karena kami hanyadi beri waktu 1
jam untuk menjual pulpen itu. Kemudian di esok harinya kami pun
disuruh menjual pulpen lagi dari uang yang telah kami dapatkan,
waktunya pun tetap sama 1 jam, tapi kami menjual tidak hanya 1
108
pulpen, saya berjualan dengan kedua teman saya kebetulan hari itu hari
minggu hari carfreeday di dago kami mencoba berjualan kesana, seperti
hari kemarin saya sampaikan tujuan saya, dan memang ada yang mau
beli dan adajuga yang gak tapi kami tak pantang menyerah dan
alhamdulilah say danke dua teman saya berhasil menjual 7 pulpen dan
mendapatkan uang Rp 260.000,- alhamdulilah sekali yaaa. Setelah itu
kami pulang dan di suruh menjual buku, buku tentang animasi gitu,
buku itu di harganya RP 50.000,- tapi kami harus bisa menjual lebih dari
itu dan alhamdulilah saya bisa menjual buku itu seharga Rp 200.000,-
itu belum di satuin dengan pendapatan kelompok, kalau disatuin sekitar
RP 600.000.an lebih lah, alhamdulillah.
Walau hanya 2 bulan di ITB tapi Ilmu yang saya dapat selama di
ITB ini sangatlah banyak dan begitu bermanfaat, baru masuk pertama
saja saya telah mendapatkan ilmu yang begitu banyak yaitu ilmu
technopreuneur yang nantinya bisa saya gunakan untuk menjual produk
saya. Setelah itu ilustrasi fashion, saya harus membuat proporsi 110
buah selama 1 minggu iya kalau tugasnya itu aja kan gak. Terus
pengantar TA, ilmunya pun tak kalah banyak dari ilustrasi fashion, saya
jadi lebih banyak tahu tentang istilah-istilah dalam fashion juga
sejarahnya, juga fashion yang sedang booming pada setiap dekade, dari
tahun 1960 sampai sekarang. Ada juga ragam hias dan reka bahan,
disini saya di latih untuk tahu dan bisa membedakan textur kain, cara
pembuatannya, karakter kainnya, dan juga seratnya. saya pun pernah
prakter, prakter sablon. Kemudian ada tugas TA, disini saya di latih
untuk membuat konsep untuk mendesain dari image board, desain yang
sesuai dengan konsepnya. Terus juga ilmu yang saya dapatkan dari
SBG, membuat sebuah desain dengan komputer, dengan software
blender.
Produk saya yang bisa saya pasarkan yaitu saya bisa menjual
jasa saya, jasa mendesain, menjahit juga. Saya juga bisa memasarkan
produk karya-karya saya yang pernah saya buat. Saya bisa menjual
accesories yang terbuat dari flanel, bisa juga menjual accesories
lainnya. Bisa menjual kain yang saya buat juga. Dan masih banyak lagi
yang masih bisa saya eksplor dari kemampuan saya.
109
Cita-cita saya satu tahun kedepen setelah lulus dari D1 ini saya
ingin meneruskan usaha papah saya yaitu usaha sablon karena saya
ingin lebih banyak tahu lagi tentang usaha itu dan untuk mempersiapkan
diri atau membuka usaha konfeksi kecil-kecilan untuk membuka
lapangan kerja dan untuk mengurangi jumlah pengangguran didaerah
saya, itu juga dengan bantuan dan dukungan dari orang tua.Cita-cita
saya tiga tahun dan lima tahun ke depan setelah saya ingin serius untuk
memiliki usaha sendiri.
110
Pengalaman saya saat mendapatkan uank dengan keringat
sendiri itu saat saya melakukan tugas di sekolah yaitu tugas pengelolaan
usaha. Di sana saya di tugaskan untuk mencari order kepada siapa saja
yang mau menjahit kepada saya. Meskipun harga jaitan saya hanya di
bayar seharga 10.000 tapi saya cukup bangga dengan hasil itu. Berarti
hasil karya saya masih bisa di hargai meski masih dengan harga yang
murah. Awalnya memang susah untuk mencari order ituu karna tidak
mudah saya untuk mencari order itu, banyak alasan para calon
konsumen pada saya mereka yang intinya mereka belum bisa percaya
pada hasil jaitan saya. memang saat kita baru membuka usaha itu tak
semudah yang saya kira untuk mencari pelanggan ternyata yang harus
kita cari saat awal membuka usaha itu saat adalah kepercayaan para
calon konsumen dengan cara memberikan bukti dan dengan cara kita
juga harus memberikan pelayanan yang baik kepada para calon
konsumen.
Yang kedua adalah saat saya medapat kan tugas dari guru
pelajjaran KWU untuk membuat produk yang bisa di jual di masyarakat
waktu itu saya membuat bandana dan aksesoris lainnya. Dan hasilnya
lumayan hasil dri buatan saya itu bisa lebih seharsa dengan hasil jaitan
saya. Selang dari tugas itu berakhir saya terus melanjutkan biusnis itu
bersama saudara saya namun karna waktu itu saya sedang duduk di
kelas 3 dan waktu saya harus banyak dihabiskan untuk belajar untuk
menjelang UN saya memutuskan untuk tidak melanjut bisnis kecil
kecilan saya itu.
Pengalaman saya saat mendapatkan uank waktu acara out
bound berlangsung awalnya saya di suruh menjual pulpen yang harga
awalnya 2000 harus di jual semahal mungkin. Awalnya saya menawar
nawarkan pada orang orang yang berlalu lalang meskipun banyak
penolakan dari para calon konsumen tapi akhirnya ada juga yang mau
111
membeli pulpen yang saya tawarkan dengan harga 1.5000 bingung sii
koo bisa yaa harga pulpen yang awalnya 2000 rupiah bisa di beli juga
dengan 15000 tapii ke anehan saya tidak he nti di situ saat saya tauu
ada pulpen yang di jual dengan harga 400.000 Tetapi dari situ saya
berfikir setiap orang itu punya rejeki masing masing asalkan kita ada
usaha dan masih terus berjuang orang pun akan menghargai hasil
jeripayah kita dengan harga yang sesuai.
Selain menjual pulpen saya juga menjual buku yang harga
awalnya 50.000 namun disitu saya berkeliling keliling mencari pelangkan
namun tak ada yang mau membelinya saat waktu tempo yang di
tentukan telah habbis kami masih terus menawarkan sambil menuju
jalan pulang dan usaha kami tidak sia sia karna akhirnya ada juga yang
mau membeli buku kami dengan harga 200.000akhirnya.. hehehe..
setelah itu kami langsung menuju ruang seminar lagi.
Dari sini saya mendapatkan banyak ilmu dimana saya harus
berani memberi harga pada setiap barang yang saya hasilkan selain iu
juga saya harus bisa memenej waktu untuk mana yang bisa saya
dulukan, tepat waktu juga harus saya terapkan selain itu jngan pernah
menganggap segala sesuatu hal dengan sulit karna itu akan semakin
membuat hal itu semakin sulit.
Mungkin ada beberapa produk yang bisa saya jual
• Baju
• Aksesoris
Saya bercita cita membuat sebuah butik dan distro.
112
Yang saya rasakan pada saat saya mendapatkan uang atas hasil
kerja sendiri pastinya sangat senang dan bangga. Mengapa senang,
karena ternyata saya mampu untuk membuat produk yang saya
ciptakan sendiri tanpa harus dibantu oleh orang lain dan produk yang
saya ciptakan pun dapat terjual dan dapat bermanfaat oleh orang lain.
Dan saya pun pastinya merasa sangat bangga kepada diri saya sendiri
karena memang saya terbiasa apa-apa meminta kepada prang tua,
tetapi sekarang saya bisa membuat produk dengan keringat sendiri
tanpa membebani orang tua. Biasanya saya selalu diberi orang tua,
tetapi sekarang saya dapat memberi baik berupa barang maupun materi
kepada orang tua dan orang lain. Dan itu merupakan kebanggan
tersendiri untuk saya.
Saya mempunyai salah satu pengalaman hidup yang sangat
berkesan bagi saya. Pada waktu saya kelas 3 smk, semua siswa
diwajibkan mengikuti Uji Level untuk memenuhi syarat kelulusan. Pada
waktu itu, kelas saya mendapat bagian membuat busana pesta, busana
kerja, dan kebaya modifikasi. Lalu setelah guru menentukan, saya pun
terpilih untuk membuat kebaya modifikasi. Saya pun merasa senang
karena memang saya suka membuat kebaya. Kami pun diberi waktu 24
jam untuk membuat dan menyelesaikan produk yang akan kami buat
nanti yang terbagi dalam 3 hari.
Setelah saya menerima tugas untuk membuat kebaya, saya pun
langsung mencari ide untuk pembuatan kebaya yang akan saya buat.
Setelah saya behasil menentukan tema, model kebaya, dan aplikasi
pada kebayanya saya pun mempersiapkan pola yang akan saya gunakan
nanti. Yang saya rasakan pada saat saya mendapatkan uang atas hasil
kerja sendiri pastinya sangat senang dan bangga. Mengapa senang,
karena ternyata saya mampu untuk membuat produk yang saya
ciptakan sendiri tanpa harus dibantu oleh orang lain dan produk yang
113
saya ciptakan pun dapat terjual dan dapat bermanfaat oleh orang lain.
Dan saya pun pastinya merasa sangat bangga kepada diri saya sendiri
karena memang saya terbiasa apa-apa meminta kepada prang tua,
tetapi sekarang saya bisa membuat produk dengan keringat sendiri
tanpa membebani orang tua. Biasanya saya selalu diberi orang tua,
tetapi sekarang saya dapat memberi baik berupa barang maupun materi
kepada orang tua dan orang lain. Dan itu merupakan kebanggan
tersendiri untuk saya.
Saya mempunyai salah satu pengalaman hidup yang sangat
berkesan bagi saya. Pada waktu saya kelas 3 smk, semua siswa
diwajibkan mengikuti Uji Level untuk memenuhi syarat kelulusan. Pada
waktu itu, kelas saya mendapat bagian membuat busana pesta, busana
kerja, dan kebaya modifikasi. Lalu setelah guru menentukan, saya pun
terpilih untuk membuat kebaya modifikasi. Saya pun merasa senang
karena memang saya suka membuat kebaya. Kami pun diberi waktu 24
jam untuk membuat dan menyelesaikan produk yang akan kami buat
nanti yang terbagi dalam 3 hari.
Setelah saya menerima tugas untuk membuat kebaya, saya pun
langsung mencari ide untuk pembuatan kebaya yang akan saya buat.
Setelah saya behasil menentukan tema, model kebaya, dan aplikasi
pada kebayanya saya pun mempersiapkan pola yang akan saya gunakan
nanti. Pada saat kegiatan berlangsung, Alhamdulillah tidak ada
hambatan yang berarti dalam proses pembuatan kebaya saya. Dan
waktu yang saya gunakan untuk membuat kebaya dan aplikasinya
adalah 2 hari. Lalu saya pun mengumpulkan kebaya yang saya buat
kepada tim penilai dengan hati gembira karena saya sudah
menyelesaikan kebaya dengan sungguh-sungguh dan terkonsep.
Setelah penilaian selesai, tim penilai dari luar sekolah memanggil nama
saya untuk mengahadap. Tim penilai mengatakan bahwa kebaya yang
saya buat bagus, rapih, dan terkonsep. Lalu tim penilai pun berkata
“kalau kamu mau, kamu boleh melamar kerja di butik saya.” Saya
sangat gembira mendengar perkataan dari tim penilai tersebut. Rasa
lelah yang saya rasakan pun hilang sudah.
114
3 hari sesudah mengikuti Uji Level, saya dan Papa saya pun
pergi ke sekolah untuk mengambil raport, dan saat pengambilan raport
berlangsung, wali kelas saya berkata bahwa kebaya yang saya buat
merupakan salah satu dari 5 yang terbaik kelas tata busana. Saya dan
Papa sangat senang dan bangga atas pencapaian yang saya raih, nilai
raport saya pun bagus. Lalu pihak sekolah pun ingin membeli kebaya
yang saya buat untuk menjadi pajangan dan hasil karya siswa SMK 9
Bandung. saya pun diberi uang oleh sekolah sebagai tanda terima kasih
dan sebagai hasil kerja keras saya membuat suatu produk. Uang
tersebut pun saya berikan kepada orang tua saya sebagai tanda terima
kasih karena sudah menyayangi dan menyekolahkan saya, walaupun
uang tersebut tidakakan pernah sebanding dengan semua yang orang
tua telah berikan kepada saya.
Saya pun merasa sangat senang dan bangga atas pengalaman
hidup yang saya rasakan pada waktu itu, dan tidak akan pernah saya
lupakan.
Pada waktu saya melakukan oubound ITB SEAMOLEC pada
beberapa bulan kebelakang, manfaat yang saya rasakan sekarang
sangat terasa sekali karena banyak pembelajaran hidup yang tidak
pernah saya dapatkan sebelumnya.
Untuk tugas pertama, kami diberi tugas untuk berjualan pulpen
yang harga rata-ratanya Rp 2000,- dan kami harus jual dengan harga
yang setinggi-tingginya dan hasilnya pun berbalik kembali kepada kami.
Setelah dibagi kelompok, kami pun bergegas mencari target konsumen
yang akan membeli pulpen yang kami jual, dan kami pun tidak lupa
untuk mempersiapkan kata-kata yang akan kami katakan kepada
konsumen agar pulpen kami tersebut dapat terjual.
Untuk target sasaran, kami mencari orang yang menurut kami
memang memiliki uang lebih, dan tentunya kami pun memasang target
orang yang baru keluar dari ATM, orang bermobil, orang yang baru
keluar dari tempat makan mewah, turis mancanegara, bahkan orang
yang sedang berjalan kaki pun dapat menjadi target sasaran, tentunya
orang tersebut memang terlihat memiliki uang lebih.
115
Setelah menentukan target pembeli, kami pun bergegas
menghampiri orang tersebut. Tentunya kami pun menerapkan prinsip 3S
yaitu Senyum, Salam, dan Sapa. Lalu kami pun memperkenalkan
identitas kami karena kami tidak mau disangka ilegal, dan kami pun
menjelaskan tujuan kami menghampiri orang tersebut adalah agar
pulpen kami dapat terjuan dengan harga yang setinggi-tingginya dan
hasil dari penjualan pulpen tersebut kembali lagi kepada kita dan
konsumen yang membeli pun berarti peduli akan keberlangsungannya
proses pendidikan. Setelah kami menjelaskan secara cukup maksud dan
tujuan kami, lalu konsumen pun merasa tergerak hatinya untuk membeli
pulpen tersebut dengan pembelian rata-rata diatas Rp 50.000,- bahkan
sampai Rp 400.000,- satu pulpen.
Kami sangat senang dengan hasil yang kami dapat, tetapi
bukan hanya senang karena nominal yang tinggi, tetapi pengalaman
hidup yang sangat berarti yang tidak akan pernah kami lupakan karena
ternyata untuk mendapatkan uang satu rupiah pun sangat sulit apabila
kita tidak mau berdoa, berusaha, dan berikhtiar.
Tidak hanya menjual pulpen, tetapi kami pun diberi tugas
untuk berjualan buku SBG yang isinya adalah materi dan langkah-
langkah membuat animasi. Sistem penjualannya pun tidak jauh dengan
penjualan pulpen.
Ilmu yang saya dapat saat ini dari ITB yang bisa dimanfaatkan
pada saat magang, serta yang mungkin dipasarkan di daerah saya dan
pendapatannya adalah bahwa saya mulai terfikir keinginan untuk
berwirausaha dan membuka butik sendiri, walaupun tidak akan
langsung menjadi butik besar, tetapi apabila dengan keinginan dan
kerja keras yang sungguh-sungguh, kita pun dapat memperbesar usaha
yang akan kita jalani tersebut dan bahkan kita dapat membuka
lapangan kerja bagi orang-orang.
Setelah 2 bulan saya belajar di ITB, banyak sekali ilmu yang
saya dapat. Diantaranya daya menjadi lebih mahir untuk mendesain
baju, malukis, menggambar, membedakan jenis teksil dan serat,
mmbuat sablon, bahkan sekarang saya ditugaskan membuat produk
116
untuk UAS dan saya memilih untuk tidak dijahitkan pada orang lain,
tetapi saya mencoba menjahit sendiri sesuai kemampuan yang saya
miliki dan karena saya ingin lebih mahir dalam membuat sebuah
produk, dan karena saya bukan hanya ingin menjadi wirausaha yang
hanya bisa mendesain saja, tetapi untuk pembuatan busananya pun
saya ingin ikut andil.
Untuk di lingkungan tempat saya tinggal, pangsa pasarnya
rata rata menjual kain, karena tempat tinggal saya di kawasan
Cigondewah yaitu pusat tekstil kain. Tetapi untuk membuka usaha, saya
lebih tertarik menjadi penjahit bajunya saja karena menjahit merupakan
hobi saya dan Papa saya pun sama dengan saya jadi kami bisa bekerja
sama, bahkan kalau bisa pun saya juga ingin mempunyai toko kain
sendiri yang tidak kalah saing dengan toko-toko kain di kawasan
Cigondewah sendiri.
Hampir semua produk saat ini bisa dipasarkan karena
kebutuhan pun semakin meningkat dan pastinya ide dan kreativitas pun
semakin bermunculan. Tetapi untuk di lingkungan tempat saya tinggal,
pruduk yang dipasarkan rata-rata gaun, baju atasan, dan rok bawahan
saja, karena apabila untuk semacam sepatu, tas dan aksesoris, orang-
orang lebih memilih membeli ke toko-toko yang sudah ternama.
Tetapi apabila kita ingin membuat inovasi baru seperti
membuat tas dan sepatu di suatu daerah yang bukan mayoritas
konsumen sepatu dan tas, kenapa tidak. Mungkin karena hanya dengan
coba-coba usaha kita bisa menjadi lebih besar, tetapi harus dengan
kualitas yang baik pula agar tidak kalah saing dengan merek-merek
yang sudah ternama.
Dan kita pun jangan takut membuat gebrakan atau inovasi
baru dalam membuat produk. Malah mungkin produk yang kita ciptakan
bisa menjadi trend.
Ingatttttt !!!!!!!!!!!!
“Go Out From Your Safety Area”
Untuk satu tahun kedepan, saya bercita cita menyelesaikan
117
pendidikan D1 saya ini dan mulai merintis usaha menjahit busana yang
berawal di daerah tempat tinggal terlebih dahulu dan memiliki merek
sendiri, dan mudah-mudahan saya ingin melanjutkan pendidikan saya
kembali dengan mengambil gelar sarjana yang tentunya tetap pada
jurusan yang menyangkut tentang fashion.
Untuk tiga tahun kedepan, cita-cita saya adalah lebih
memperbesar usaha menjahit saya yang bermula hanya saya saja yang
menjahit, lalu saya mempunyai beberapa orang karyawan yang
membantu saya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan agar lebih
maksimal juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dan saya
menyelesaikan pendidikan sarjana saya dan melanjutkan pendidikan S2
dengan biaya ditanggung sendiri tanpa membebani orang tua karena
mempunyai biaya dari hasil usaha sendiri.
Untuk lima tahun kedepan, saya bercita-cita ingin membuka
cabang dari usaha yang saya rintis di berbagai tempat dan membuka
lapangan pekerjaan lebih luas lagi dan tentunya ingin meng-haji-kan
orang tua sebagai balas budi atas kasih sayang dan pengorbanan yang
sudah orang tua saya berikan kepada saya, dan usaha menjahit saya
dihargai dan bermanfaat bagi semua orang.
118
Pengalaman saya mendapatkan uang sebelum masuk ITB yaitu
pada saat saya menduduki kelas 2 SMK , karna saya sekolah di SMK jadi
banyak sekali ilmu untuk mendapatkan peluang usaha. Pada saat saya
merasa telah mendapatkan ilmu yang bisa saya manfaatkan untuk
berusaha sendiri mendapatkan penghasilan untuk menambah-nambah
uang jajan sehari-hari. Pada awalnya sangat susah mendapatkan
pelanggan. Tapi saya memulainya berawal dari menerima permak-
permak jahit dari teman-teman, lama kelamaan jadi pada tahu kalau
saya menerima jahitan. Dari situ saya dapat meningkatkan kualitas kerja
saya. Jadi banyak teman, adik kelas yang memesan baju kepada saya.
Walaupun penghasilan yang saya dapat sedikit di karenakan saya belum
memiliki konsumen yang banyak. Lama-kelamaan teman-teman banyak
mempromosikan saya kepada guru, dan akhirnya guru-guru pun banyak
yang memesan baju kepada saya. Sampai akhir-akhir sekolah saya
masih menerima jasa menjahit. Saya vakum dulu di karenakan ingin
fokous kuliah dahulu.
Nah.. pada saat memasuki kampus ITB saya sangat tidak
percaya bisa masuk ke universitas terbaik di Indonesia. Disana sebelum
memulai kegiatan kuliah, kami melaksanakan outbound dahulu.
Ternyata di dalam outbound juga di ajarkan bagaimana berusaha
mencari uang sendiri. Pengalaman saya saat outbound itu sangat
berharga sekali.kami di suruh menjual pulpen dalam waktu satu jam
saja, tetapi menjual pulpen tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari
harga pulpen biasanya. Bisa di bilang pulpen istimewa. Hehe
Dari penjualan pulpen ini memiliki tujuan dan maksud yang
sangat mulia yaitu membantu teman kita yang membutuhkan bantuan.
Pertama menjual pulpen itu saya salah pada saat menawarkan pada
konsumen, saya tiba-tiba menetapkan harga pulpen tersebut. Tentu saja
119
konsumen jadi pada kabur karna saya menetapkan harga yang tinggi
sekali. Hari pertama saya hanya mendapatkan uang Rp.10.000,- saja.
Karena keterbatasan waktu yang singkat sekali.
Hari kedua saya mendapatkan uang yang Alhamdulillah
mendapatkan uang yang cukup banyak. Kalau tidak salah saya hari
kedua mendapatkan uang Rp.126.000,- . hari kedua saya menjualnya
dengan senyum, sapa dan salam. Dari outbound itu saya menjadi tau
bagaimana cara mencari konsumen yaitu :
• Senyum, sapa dan salam
• Bernegoisasi dengan baik
• Jangan terburu-buru menentukan harga
• Berterima kasih
Ilmu yang di dapat dari progam D1 ini banyak sekali yang saya
dapatkan, dari yang saya tau jadi tau, saya belajar teori tentang fashion,
saya menjadi mengerti arti dari bahasa-bahasa yang sebelumnya tidak
mengerti, sangat menambah wawasan, kami disana di ajarkan
bagaimana caranya menyablon. Kami juga mempelajari nama serat-
serat kain, tenunan, ragam hias dari pulau-pulau lain. Mempelajari
ilustrasi fashion yang baik dan benar, melatih tangan agar luwes
mendesain. Banyak juga pelajaran dari dosen-dosen tamu.
Banyak sekali ilmu yang pernah di dapat dari ITB yang dapat di
pasarkan. Misalnya , kita kan mempelajari sablon, dari situ kita dapat
menjual prodaknya seperti kaos yang di sablon. Kami juga dapat
memasarkan tas, sepatu, baju , dll tetapi kami memasarkan produk
tersebut dengan mengeluarkan ide baru dan tidak mencontek karya
oranglain.Saya ingin memiliki usaha sendiri,1 tahun yang akan datang
saya berharap akan sukses. 1,3 tahun yang akan datang tuh saya ingin
menjadi designer yang sangat sukses. Punya brand sendiri, tetapi bisa di
terima oleh masyarakat.
Memiliki penghasilan yang besar agar dapat membahagiakan
orang tua. Saya akan membuat masyarakat menjadi menyukai produk-
produk yang saya akan keluarkan. Ingin menjadi tren fashion,
120
Sejak kecil sewaktu saya masih duduk di bangku SD saya sudah
mendapatkan uang dengan berjualan sayuran, es, manisan, sampai
menjadi tukang pijat dimana semua itu saya lakukan untuk
mendapatkan uang untuk jajan namun tidak semua uang hasil jualan
saya pakai untuk jajan melainkan sebagian saya tabungkan. Saya
berjualan sayuran bersama teman-teman berkeliling kampung sampai-
sampai saya berjualan ke empat kampung dengan hasil yang tidak
seberapa dan itu pun di bagi-bagi dengan teman, sayuran itu saya
hargai sebesar Rp. 500 satu ikat sayur, terkadang ada orang-orang yang
menawar Rp. 1000 tiga ikat sayur, dan saya selalu menjual sayuran itu
sampai habis, apabila sayuran itu habis maka saya akan mendapatkan
uang yang banyak, dari hasil jualan sayur saya hanya mendapatkan
uang sebesar Rp. 1000. Bukan hanya jualan sayur tetapi saya juga
berjualan es dan manisan, saya berjualan di sekolah bersama teman-
teman, saya menjual es dengan harga Rp. 200 satu es, sedangkan
manisan saya jual dengan harga Rp. 500 dua buah dan dari hasil
berjualan es dan manisan saya hanya mendapatkan uang sebesar Rp.
1500. Semua itu saya lakukan dengan senang hati tanpa ada rasa malu
atau pun cape karena sewaktu dulu saya hanya ingin mendapatkan
uang untuk jajan atau bekal ke sekolah. Sewaktu saya duduk dibangku
SMP saya masih bisa mendapatkan uang dengan keringat sendiri dengan
berjualan kripik singkong dengan harga Rp. 500 satu bungkus dari hasil
itu saya hanya mendapatkan uang sebesar Rp. 2000
Dan sewaktu saya duduk di bangku SMK saya mendapatkan
uang dari pelajaran pengelolaan usaha (PU) di semester 5 kelas 3,
dimana dalam pelajaran ini setiap siswa harus membuat baju pesanan
sebanyak 5 potong pakaian. Saya membuat baju ibu, nenek, dan guru
harga pakaian yang saya buat bermacam-macam tergantung pembelian
bahan-bahan untuk menjait pakaian itu, harganya berkisar Rp.25.000-
35.000. tetapi dari harga itu saya di wajibkan untuk membayar biaya
121
penyusutan ke sekolah sebesar Rp. 10.000. Dan selain dari hasil PU saya
juga mendapatkan uang dari pelajaran kewirausahaan sewaktu ujian
praktek pelajaran itu dimana saya dan teman-teman kelompok saya di
wajibkan membuat lima macam produk sesuai dengan jurusan masing-
masing dan langsung di jual ke lapangan dan kelompok saya membuat
produk aksesories seperti gantungan, jepit, bros, bando dan manset,
dengan harga yang bermacam-macam mulai dari Rp. 2000-5000. Dan
dari menjual produk itu saya mendapatkan uang 2500.
Sesudah saya lulus dari SMK saya melanjutkan kuliah ke ITB.
Selama dua hari saya mengikuti outbound. Di hari pertama saya di
haruskan menjual balpoint yang berharga Rp. 2000 harus di jual dengan
harga setinggi mungkin saya beserta kelompok saya berkeliling mencari
orang yang mau membeli blpoint yang kami jual, pertama kali saya
menawarkan ke ibu-ibu yang sedang jalan dan saya sampaikan maksud
dan tujuan menjual ballpoint ini dan ternyata ibu itu memberi uang
sebesar Rp. 5000 dan tidak mengambil balpointnya ternyata ibu itu
hanya ingin ikut menyumbang saja. Setelah itu saya mencari target lagi
dan Alhamdulillah balpoint yang saya tawarkan di hargai Rp. 40.000.
Dan setelah saya jual balpoint itu saya pun kembali ke kampus dan
uangnya diakumulasikan dengan teman-teman yang dan kelompok saya
mendapatkan uang Rp. 550.000. Dan hari kedua saya di haruskan lagi
menjual balpoint di beri waktu dari jam 7-10 Untuk menjual ballpoint
dengan banyaknya tergantung kita, saya pun bersama teman-teman
menjual sepuluh ballpoint dan hasilnya mendapat Rp.95.000 kita pun
kembali ke kampus dan uangnya di akumulasikan dengan teman-teman
yang lain dan kelompok saya mendapatkan uang kurang lebih Rp.
550.000. setelah itu saya istirahat dan di lanjutkan menjual buku
sebanyak 10 buku. Setelah menjual balpoint dan buku dengan
pendapatan uang yang banyak lalu uangnya di bagi rata dan setiap
orang mendapatkan Rp. 51.000 dan uang itu harus di masukkan ke
rekeningnya masing-masing. Ballpoint dan hasilnya mendapat
Rp.95.000 kita pun kembali ke kampus dan uangnya di akumulasikan
dengan teman-teman yang lain dan kelompok saya mendapatkan uang
kurang lebih Rp. 550.000. setelah itu saya istirahat dan di lanjutkan
menjual buku sebanyak 10 buku.
122
Setelah menjual balpoint dan buku dengan pendapatan uang
yang banyak lalu uangnya di bagi rata dan setiap orang mendapatkan
Rp. 51.000 dan uang itu harus di masukkan ke rekeningnya masing-
masing.
Selama 2 bulan saya berkuliah di ITB saya mendapatkan ilmu
yang begitu banyak dan berharga di mana saya belajar mendapatkan
uang, memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, dan memanfaatkan
peluang-peluang emas, bagaiman cara berstyle, dan pelajaran yang
belum saya dapatkan selama saya sekolah dan di ITB ini saya dapatkan
ilmu itu mulai dari menggambar ilustrasi, membuat reka bahan dan
ragam hias, teknik menyablon, dan bagaimana cara menuangkan ide
dalam sebuah image board yang nantinya menjadi acuan kita dalam
membuat sebuah produk.
Manfaat yang saya dapatkan selama kuliah di ITB ini banyak
sekali mulai cara menghargai waktu dan memanfaat kan waktu dengan
sebaik mungkin, serta kita harus tetap sabar dan kuat dalam
menghadapi segala cobaan dan rintangan. Saya pun mendapatkan ilmu
yang begitu luar biasa dimana saya bisa menghasilkan uang dari barang
yang harganya tidak seberapa dan bisa menghasilkan uang dengan
keuntungan fantastic, jadi dari yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Produk yang akan di hasilkan yaitu Pakaian baik pesanan atau
pun saya yang mengorder ke toko-toko, tetapi saya dan teman-teman
merencanakan akan membuka sebuah konveksi atau usaha menjahit
dengan menerima pesanan.
Cita-cita yang akan di raih di masa depan
Saya berharap di masa depan karier saya sukses dan lancer,
saya ingin membuat sebuah butik yang khusus membuat kebaya. Dan di
masa yang akan datang saya ingin membuat sebuah pameran dan
fashion show yang akan menampilkan semua hasil produk yang pernah
saya buat, dan dilihat langsuoleh semua designer yang ada di seluruh
dunia.
123
Pengalaman pertama saya mencari uang dari keringat saya
sebelum masuk ITB itu pada saat saya di suruh jualan ice youghert di
suruh oleh guru kewirausahaan saya waktu di smk, padahal waktu itu
sedang musim hujan, tapi saya tetap berjualan, coba nawarin ke orang-
orang yaaa memang sedikitmaksa sichh soalnya kan di musim hujan
siapa yang mau beli ice, di tawarin juga ke anak-anak kecil, hehee yaa
walau ibu anak itu marah ngelaraang jual ke anaknya tapi tetap saya
jual yaa habis mau gmana waktunya mepet Cuma di kasih seminggu,
gak apa-apa lah kena omel dikit yang penting bisa laku.
Selain itu juga masih banyak lagi tugas saya menjual barang-
barang gitu tapi waktunya masih sama seminggu. Waktu kelas XI saya
PKL di satu perusahaan, di sana anak PKL kerjaannya sama dengan
pegawai disana yang bekerja disana tapi memang kalau gajinya yaa
beda saya cuma di kasih Rp. 10.000,- yaaa itung-itung uang jajan lah.
Tiap hari masuk jam 08.00 pulangnya jam 17.00. Saya disana bekerja
pasng handtage, packing, QUC, dan masih banyak lagi, cape nya luar
biasa, apalagi saya pulang pergi ke sana dan jaraknya itu gak deket
bayangin aja dari Cimaung daerah Banjaran itu harus ke daerah
Gedebage, setiap pagi saya berangkat jam 06.00 pulang nyampe
kerumah itu jam 19.00. Cape banget, ternyata cari uang itu memang
gak semudah yang saya fikirkan cuma kerja dapet uang yaaa memeang
tapi kalu fisiknya yang kurang kuat dan terus-terusan yaa lelah juga.
Tapi saya disana mendapatkan ilmu yang benar-benar banyak dan
bermanfaat sekali dalam kehidupan saya.
Setelah selesai PKL saya di tugasi oleh guru kewirausahaan
untuk membentuk suatu kelompok usaha. Saya dan kelima teman saya
membentuk suatu kelompok usaha yang diberi nama “DIFIUE” yaitu
singkatan dari huruf depan nama panggilan kami masing-masing. Kami
124
sepakat untuk membuat tas laptop dan aneka accesories. Kami belanja
bahannya muter-muter sambil panas-panasan ke pasar baru, otista dan
cigondewah karena yang kami tahu hanya itu tempatnya. Setelah kami
mendapatkan bahanya kami bergegas membuat barangnya, yaa hanya
sample aja dulu kalau tas laptop mah, kalau yang accesories kami
langsung membuat banyak. Accesories yang terbuat dari kain flanel,
kami membuat aneka bros, gantungan kunci, gantungan hp juga.
Setelah jadi lumayan banyak yaa memang buatnya gak 1 hari 2 hari
karena kami lkan sekolah masih banyak tugas juga, kami langsung
mencoba menawarkan memang tempatnya hanya disekitar sekolahan
saya, dan memang lumayan peminatnya banyak bangeeet, pesanan tas
laptopnya juga karena bahan yang kami sajikan itu berbeda dari yang
biasanya di jual yaitu kain quiltingan. Dan harganya juga relatif
terjangkau kalau ukuran notebook hanya sekitar Rp 40.000,- s/d
50.000.-, kalau yang ukuran laptopnya cuma sekitar Rp 50.000,- s/d
65.000,-. Kami berjualan setiap mau masuk kelas, keliling-keliling kelas,
nawarin ke guru-guru juga. Pas istirahat orang lain mah tinggal pesan
duduk manis nunggu pesanan datang dan langsung makan, sedangkan
kami pas istirahat sambil nunggu pesanan datang kami berjualan di
kantin itu, terus pas pulang juga yang lain tinggal langsung pulang ke
rumah kami tetap berjualan di luar di sekitar baleendah. Dan
hasilnyapun lumayan, kami mendapatkan uang dengan jerih payah kami
sendiri, dari membuat hiang menjualnya.
Uang yang terkumpul itu untuk membantu kedua kami masing-
masing untuk biaya sekolah yaa meski memang gak seberapa tapi kami
bangga bisa cari uang dengan karya kami sendiri. Tapi semenjak kelas
XII kami di sibuki dengan tugas dan mempersiapkan untuk UJK dan UN
jadi usaha itu tertunda, dan sekarangpun kami sibuk dengan kesibukan
kami masing-masing. Entahlah akan berjalan kembali usaha itu atau
tidak, padahal disana kami tidak hanya sekedar mencari uang tapi
mempererat tali silaturahmi kami dan supaya kami saling mengetahui
satu sama lain, tertunda, dan sekarangpun kami sibuk dengan kesibukan
kami masing-masing. Entahlah akan berjalan kembali usaha itu atau
tidak, padahal disana kami tidak hanya sekedar mencari uang tapi
mempererat tali silaturahmi kami dan supaya kami saling mengetahui
satu sama lain,
125
Ketika saya mendapatkan pengumuman bahwa saya di terima di
Institut Tekhnologi Bandung saya senang banget. Dan saat itu saya
mengikuti Outbond di ITB, pada hari pertama Outbond saya disuruh
menjual satu pulpen yang harga di pasarnya Rp 2.000,- dengan harga
lebih dari itu, minimalnya itu menjual Rp. 10.000,-, waaaww itu minimal,
memangnya bisa gitu??? Dan ternyata memang bisa, bisa koqt asal kita
tahu gimana caranya. Saya di ajarin gimana caranya di Outbond ini.
Kelompok saya di pecah lagi menjadi beberapa kelompok lagi, dan kami
berpencar, saya dan kelompok saya bergegas mencari orang yang kira-
kira mau membeli, dan kami mencoba ke pusat perbelanjaan, kan pasti
banyak yang bawa uang, pas nyampe disana kami berpencar juga, lalu
saya mencoba menjelaskan tujuan kepada salh satu urang yang ada
disana setelah selesai saya menyampaikan kemudian orang itu langsung
mengeluarkan uang sebesar Rp.50.000,- dan plpen itu saya kasih ke
orang itu, iihhh waaw ternyata ada juga yang mau beli 1 pulpen Rp
50.000,- setelah itu teman-teman saya pun langsung pulang lagi ke ITB
karena kami hanyadi beri waktu 1 jam untuk menjual pulpen itu.
Kemudian di esok harinya kami pun disuruh menjual pulpen lagi dari
uang yang telah kami dapatkan, waktunya pun tetap sama 1 jam, tapi
kami menjual tidak hanya 1 pulpen, saya berjualan dengan kedua teman
saya kebetulan hari itu hari minggu hari carfreeday di dago kami
mencoba berjualan kesana, seperti hari kemarin saya sampaikan tujuan
saya, dan memang ada yang mau beli dan adajuga yang gak tapi kami
tak pantang menyerah dan alhamdulilah say danke dua teman saya
berhasil menjual 7 pulpen dan mendapatkan uang Rp 260.000,-
alhamdulilah sekali yaaa. Setelah itu kami pulang dan di suruh menjual
buku, buku tentang animasi gitu, buku itu di harganya RP 50.000,- tapi
kami harus bisa menjual lebih dari itu dan alhamdulilah saya bisa
menjual buku itu seharga Rp 200.000,- itu belum di satuin dengan
pendapatan kelompok, kalau disatuin sekitar RP 600.000.an lebih lah,
alhamdulillah. Ternyata kita bisa kalau kita tahu dan mau .
gitu, buku itu di harganya RP 50.000,- tapi kami harus bisa menjual
lebih dari itu dan alhamdulilah saya bisa menjual buku itu seharga Rp
200.000,- itu belum di satuin dengan pendapatan kelompok, kalau
disatuin sekitar RP 600.000.an lebih lah, alhamdulillah. Ternyata kita
bisa kalau kita tahu dan mau .
126
Walau hanya 2 bulan di ITB tapi Ilmu yang saya dapat selama di
ITB ini sangatlah banyak dan begitu bermanfaat, baru masuk pertama
saja saya telah mendapatkan ilmu yang begitu banyak yaitu ilmu
technopreuneur yang nantinya bisa saya gunakan untuk menjual produk
saya. Setelah itu ilustrasi fashion, saat masuk pertama saja saya
kagetnya bukan main saya harus membuat proporsi 110 buah selama 1
minggu iya kalau tugasnya itu aja kan gak, iiihhh waaaw, padahal di
smk 2 2 proporsi aja dalam seminggu, tapi hasilnya memang terlihat kita
jadi lebih lentur dalm membuat proporsi, selain itu kami juga di tugasi
untuk rendering yaitu teknik mewarnai dengan benar, baik dengan pesil
warna, cat air dan lain-lain. Terus pengantar TA, ilmunya pun tak kalh
banyak dari ilustrasi fashion, saya jadi lebih banyak tahu tentang istilah-
istilah dalam fashion juga sejarahnya, juga fashion yang sedang
booming pada setiap dekade, dari tahun 1960 sampai sekarang. Ada
juga ragam hias dan reka bahan, disini saya di latih untuk tahu dan bisa
membedakan textur kain, cara pembuatannya, karakter kainnya, dan
juga seratnya. saya pun pernah prakter, prakter sablon, foil, puff juga.
Kemudian ada tugas TA, disini saya di latih untuk membuat konsep
untuk mendesain dari image board, desain yang sesuai dengan
konsepnya. Terus juga ilmu yang saya dapatkan dari SBG, membuat
sebuah desain dengan komputer, dengan software blender. Kereeen
lah,, yaa walau memang kita itu tertinggal jauh oleh negara-negara
maju, maklum lah negara kita kan negara berkembang, tapi saya
bangga saya bisa membuat desain dengan komputer yaa walau belum
rapi sich tapi saya pasti akan tetap belajar dan berlatih.
Produk saya yang bisa saya pasarkan yaitu saya bisa menjual
jasa saya, jasa mendesain, menjahit juga. Saya juga bisa memasarkan
produk karya-karya saya yang pernah saya buat. Saya bisa menjual
accesories yang terbuat dari flanel, bisa juga menjual accesories
lainnya. Bisa menjual kain yang saya buat juga. Dan masih banyak lagi
yang masih bisa saya eksplor dari kemampuan saya.
Cita-cita saya satu tahun kedepen setelah lulus dari D1 ini saya
ingin mencari pengalaman menjadi seorang asisten designer, karena
saya ingin lebih banyak tahu lagi tentang dunia fashion dan untuk
mempersiapkan diri. Dan saya akan membuka usaha sendiri di rumah,
127
usaha membuat accesories dari flanel, atau membuka usaha konfeksi
kecil-kecilan untuk membuka lapangan kerja dan untuk mengurangi
jumlah pengangguran didaerah saya, dan ingin ibu-ibu rumah tangga
yang ada di daerah saya menjadi mempunyai keterampilan, itu juga
dengan bantuan dan dukungan dari orang tua.
Cita-cita saya tiga tahun ke depan setelah saya mencari
pengalaman menjadi asisten designer saya ingin meneruskan dan
mengembangkan konfeksi saya itu menjadi sebuah butik dengan desain-
desain yang saya buat.
Cita-cita saya lima tahun kedepan saya ingin menjadi seorang
designer yang profesional yang mengusung tema eco fashion, karena di
Indonesia eco fashion itu sering di remehkan sering di kesampingkan
padahaleco fashion itu sangat penting dalam kehgidupan kita. Saya ingin
di Indonesia ini orang-orang memakai produk yang ecofashion, yaa
memang say mengerti dengan keadaan di Indonesia, eco fashion
memanglah mahal, ya karena pembuatannya itu yang susah, dan saya
pun ingin menciptakan sebuah produk ecofashion yang terjangkau oleh
semua lapisan masyarkat di Indonesia, agar kita semua hidup dengan
sehat pula tapi dengan harga yang tidak mahal.
128
Berbagi pengalaman pertama saya mendapatkan rupiah.
Pertama kali saya mendapatkan uang saat saya kelas 3 SD. Waktu itu
saya berjualan baju Barbie buatan saya sendiri. Awalnya saya membuat
baju barbie hanya untuk koleksi saya sendiri, kegiatan ini saya lakukan
bersama kedua sahabat saya, yaitu Uci dan Ii. Bahan-bahannya saya
dapatkan dari kumpulan kain perca kepunyaan mamah. Teman-teman
saya banyak yang suka dengan baju barbie buatan saya, dari situlah
muncul ide untuk menjual baju-baju barbie itu. Baju-baju itu saya jual
dengan harga Rp 1500,00 sampai Rp 3000,00. Dari kecil saya bercita-
cita menjadi fashion designer.
Saat duduk dibangku SMP, teman-teman perempuan sering
meminta tolong mengecilkan rok maklum saat itu sedang trend rok
hipster. Ongkos jahitnya saya patok Rp 5.000,00. Pelanggan saya bukan
hanya teman sekelas saja namun juga dari kelas lain. Di sekolah saya
waktu itu ada pelajaran tata busana, biasanya mereka juga meminta
tolong untuk membuatkan tugas mereka. Saya senang jika mereka
meminta bantuan dengan begitu saya akan mendapat uang.
Pengalaman yang luar biasa saya dapatkan saat mengikuti
Outbound ITB. Waktu itu saya diberi tugas menjual pulpen seharga Rp
1.500,00 untuk dijual dengan harga setinggi-tingginya dalam waktu satu
jam. Saya bersama anggota kelompok Harimau awalnya sedikit bingung
bagaimana cara menjualnya? Kemudian kami menyusun strategi dengan
menbuat 5 kelompok kecil. Kelompok-kelompok ini terdiri dari 6-7 orang.
Harga pulpen kelompok Harimau kami patok dengan harga penawaran
Rp 100.000,00. Kami sepakat untuk saling membantu apabila masih ada
pulpen yang belum terjual.
Tim saya terdiri dari 7 orang yaitu Halimah (saya sendiri), Rere,
129
Lingga, Faisal, Dian, Ridho, dan Ervan. Tim kami memilih tempat-tempat
makan sebagai target utama. Tempat pertama yang kami datangi yaitu
cafe dekat mesjid Salman.
Kami berlari seperti peserta maraton melalui jalan Ciungwanara,
sesampainya disana kami langsung menawarkan pulpen kami kepada
dua orang laki-laki yang sedang duduk dan minum kopi. Mereka terlihat
terganggu dengan kehadiran kami, namun kami terus berusaha untuk
meyakinkan kedua orang itu. Akhirnya, kami dapat menjual pulpen
pertama kami dengan harga Rp 10.000,00. Lumayan untuk penglaris.
Disamping itu, kami mendapat ilmu dari pembeli pertama kami yaitu
cara menawarkan pulpen dengan baik kepada pembeli. Mereka adalah
mahasiswa ITB tingkat akhir. Mereka juga menyarankan untuk
beristirahat dahulu agar dapat mengatur nafas dengan baik sebelum
berbicara dengan pembeli.
Belajar dari pengalaman, perjalanan kami selanjutnya
dilakukan dengan berjalan lebih cepat (tidak berlari). Tempat-tempat
yang kami tuju, yaitu: cafe, warung nasi, restorant, kaki lima, halaman
factory outlet sepanjang jalan dago dan hampir setiap orang yang kami
temui. Alhamdulillah, tim saya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp
130.000,00. Banyak hal baik yang saya pelajari dari kegiatan berjualan
pulpen itu. Saya belajar bekerja sama, melatih keberanian, dan
sebagainya.
Pengalaman kuliah di ITB. Selama dua bulan saya kuliah di ITB banyak
sekali ilmu yang saya dapatkan. Saya belajar ilmu pengetahuan fashion
design, membuat ilustrasi desain dengan beragam teknik, reka bahan
dan ragam hias, dan membuat konsep. Ilmu-ilmu yang saya dapatkan
selama di ITB dapat saya terapkan dalam produk-produk saya.
Pengalaman kuliah di ITB. Selama dua bulan saya kuliah
di ITB banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Saya belajar ilmu
pengetahuan fashion design, membuat ilustrasi desain dengan beragam
teknik, reka bahan dan ragam hias, dan membuat konsep. Ilmu-ilmu
yang saya dapatkan selama di ITB dapat saya terapkan dalam produk-
produk saya.
130
Untuk mempelajari fashion dalam waktu 8 minggu
sepertinya tidak cukup untuk membuat saya ahli dibidang ini. Namun
cukup untuk dijadikan stimulus agar saya giat belajar dan
mengembangkan ilmu yang saya dapatkan selama 8 minggu ini. Ilmu
yang didapatkan akan sangat berguna bagi kehidupan saya. Dunia
fashion bagi saya bukan hanya sekedar hobby namun sudah menjadi
bagian dari hidup saya.
Cita-cita yang ingin saya capai dalam waktu 5 tahun kedepan
jumlahnya cukup banyak, semua itu sudah saya tulis di daftar keinginan.
Berikut ini daftar goal terbesar setiap tahunnya sampai lima tahun
kedepan. Dimulai dari tahun 2012 sampai 2016.
2012 : Memulai usaha pakaian jadi dengan Brand saya sendiri
2013 : Menyelesaikan program D1 Fashion Desain
2014 : Menyelesaikan program S1 Administrasi Bisnis
2015 : Hijrah ke luar negeri . Negara tujuan utama adalah Perancis
2016 : Menikah
131
Pertama masuk ITB seneng banget sama bangga pastinya.
Pengalaman pertama waktu masih di adain tes yang ada di Gedung
Seminar FSRD
Kebetulan aku masuk dari gerbang yang dekat sama sabuga.
Waktu nanya sama orang-orang disana dimana tempatnya, dan 5x
nanya jawabannya sama “lurus-belok kiri” . eh tau-tau udah di ujung
gerbang yang di Jl.Ganeca.
Disana aku dapet banyak temen, ada yang dari Bogor, Jakarta,
Sukabumi, dan Malang juga ada, wah jauh-jauh semua. Orang-orangnya
pun pada ramah-ramah
Hari pertama tanggal 25 mei 2012 dibagi kelompok sama
instruktur yang terkenal sedunia dan akhirat bapak Stanley Surlia.
Ada kelompok Kuda, Matahari, Kerbau, dan Harimau. Aku masuk
kelompok harimau yang ketuanya Ka Robi yang udah di pilih sama Pak
Stanley. Hari itu ada tebak-tebakkan trus yang bisa menjawab dengan
tepat dapet bintang deh buat nilai penghargaan gitu.
Hari kedua tanggal 26 mei 2012 harus dateng jam 6 pagi
sampai di kampus.
Hari kedua banyak games juga. Gamesnya itu unik, jarang-
jarang deh main games gituan tapi dibalik games itu ada sesuatu yang
bias di pelajari, ada maknanya. Ada games “go out from yor safety
area”, “from impossible to possible”, “jaring laba-laba”, “menembus
waktu”, “matching answer”, dan masih banyak lagi hehehe.
132
Hari kedua banyak games juga. Gamesnya itu unik, jarang-
jarang deh main games gituan tapi dibalik games itu ada sesuatu yang
bias di pelajari, ada maknanya.
Ada games “go out from yor safety area”, “from impossible to
possible”, “jaring laba-laba”, “menembus waktu”, “matching answer”,
dan masih banyak lagi hehehe.
Banyak pelajaran yang berharga dihari kedua, kata beliau
gunakan peluang yang ada, jangan menunggu. Kita harus disiplin.
Disiplin itu harus dipaksa, lama-lama terpaksa dan jadi terbiasa. Terus,
kalau mau sukses ada tiga hal yaitu kenali bakat kita, kembangkan
bakat kita, dan sukses. Pokonya banyak deh kiat-kuat sukses dari beliau.
Di hari kedua kita disuruh jualan sebuah pulpen dengan harga
tinggi, kita di ajarin buat numbuhin rasa percaya diri, sama jiwa
wirausaha kita. Makin di tolak sama calon pembeli malah makin
penasaran buat nyoba menjual pulpen itu hehe. Aku dapet Rp.10.000,-
buat sebuah pulpen hehe. Disatuin deh sama temen-temen sekelompok
lumayan dapetnya lebih dari Rp. 500.000,-. Kalau disatuin sama semua
kelompok hampir mencapai jumlah 3 juta loh, keren kan !!! daripada
diem-diem ga menghasilkan uang, kita kerjasama buat jualan pulpen
hanya dalam waktu sejam bias hampir dapet segitu
Kalau jualan jangan lupa buat Senyum, Salam, Sapa ya temen-
temen . Kata beliau kalu kita bekerja sama dalam berusaha akan
menghasilkan lebih banyak daripada bekerja sendiri
Terus dihari kedua kita di ajarin trik membaca cepat ala orang
jepang loh hehe
Hari terakhir tanggal 27 mei 2012 sama pagi-pagi juga harus
sudah datang di ITB jam 6 teng. Kita langsung berjualan pulpen lagi ke
car free day (mumpung hari minggu hehe) ramai loh disana banyak
pembeli, ketemu bule juga terus ditawarin deh tuh pulpen hehe
Hari ini kelompok saya dapat menjual pulpen total keseluruhan sampai
133
lebih dari Rp.600.000,- loh, ada peningkatan kan . soalnya kita belajar
dari hari sebelumnya jadi aja meningkat hasinya
Di siang harinya kita menjual buku dari Seamolec, tantangannya lebih
sulit ini karna harganya mahal juga hehe perlu strategi juga untuk
menjualnya. Per kelompok da kasih 10 buku, kelompok kami berhasil
menjual 6buah buku, saya menjual bukunya dengan harga RP.100.000,-
hehe lumayan kan tuh
Hari terakhir tanggal 27 mei 2012 sama pagi-pagi juga harus
sudah datang di ITB jam 6 teng. Kita langsung berjualan pulpen lagi ke
car free day (mumpung hari minggu hehe) ramai loh disana banyak
pembeli, ketemu bule juga terus ditawarin deh tuh pulpen hehe
Hari ini kelompok saya dapat menjual pulpen total keseluruhan
sampai lebih dari Rp.600.000,- loh, ada peningkatan kan . soalnya kita
belajar dari hari sebelumnya jadi aja meningkat hasinya
Di siang harinya kita menjual buku dari Seamolec, tantangannya
lebih sulit ini karna harganya mahal juga hehe perlu strategi juga untuk
menjualnya. Per kelompok da kasih 10 buku, kelompok kami berhasil
menjual 6buah buku, saya menjual bukunya dengan harga RP.100.000,-
hehe lumayan kan tuh
Di hari terakhir ini juga kita di ajarkan banyak hal yang berharga
yang belum aku tau sebelumnya.
Kata beliau rubah mindset kita. Pikiran yang baik saja tidak
cukup, yang penting adalah cara menggunakannya secara baik. Kata
beliau juga, perjuangan yang dibutuhkan dalam hidup itu adalah
cobaan, tanpa cobaan kita akan lemah tapi dengan adanya cobaan diri
kita di buat semakin kuat. Semangat !!!!
Di hari ini juga sangat berharga loh soalnya kita di ajarin cara-
cara orang sukses dalam berbisnis. Pokoknya nyesel deh ga ikut
kegiatan ini
Waktu disuruh melekukan pennjualan produk aku pergi ke
134
Jatinangor. Kebetulan disana tuh lagi ada pasar kaget, barang-barang
yang di jualnya murah meriah gak kaya di tempat belanjaan lainnya.
Ada juga tuh disana aku liat ada penjual kue, pengemis tapi
masih anak-anak kecil memakai seragam SD.
Bayangin ya buat memenuhi kebutuhan hidup mereka mau kaya
gitu, jadi mikir deh kalo kita nih ya yang masih mampu masih suka
manja-manjaan udah gede gini padahal, lah itu anak kecil tegar banget
umur segitu udah mandiri.
Disana aku nyoba menjual aksesoris buat anak kecil. Lumayan
banyak yang beli terutama anak-anak kecil perempuan.
Harga aksesorisnya masih standar dengan harga Rp. 1000,- s/d
Rp. 3000,-. Walaupun harganya masih tergolong murah tapi lumayan
banyak beli.
Tahun pertama saya ingin membuka usaha sendiri, mulai dari
yang kecil-kecilan sampai mempunyai lebel sendiri.
Tahun ketiga saya ingin sudah mempunyai banyak cabang butik
denga label saya sendiri dibanyak tempat. Dan sudah banyak orang
yang mengenal dan memakai produk saya. Dan sudah punya banyak
karyaawan yang membantu dalam proses produksi.
Tahun kelima saya ingin memperbesar label saya dan ingin
bersaing secara sportif dengan desainer-desainer yang sudah lebih
senior daripada saya
135
Berawal dengan senang berkreasi dengan barang-barang yang
ada ,membuat sesuatu yang unik yang belum dibuat oleh orang lain.
Accessories, produk yang sering saya kreasikan. Setelah saya pakai,
banyak orang yang bertanya beli dimana dan akhirnya mereka
menginginkan apa yang saya pakai. Spontan saya langsung promosikan
bahwa apa yang saya buat dan pakai itu dijual, dan terus demikian.
Hanya berawal dari mulut ke mulut teman, saudara. A llhamdulilah, hal
ini terus berkelanjutan. Untuk modal saya masih memakai uang jajan
yang terus saya putar dengan menghasilkan produk baru lagi. Banyak
produk yang bersifat daur ulang, handmade, seni saya buat salah
satunya sepatu, tas lukis dari produk inilah yang akhirnya menunjukkan
pencitraan karya saya pada sebuah brand fashion hds, hds merupakan
singkatan dari nama kepanjangan saya sendiri. Pesanan terus
berdatangan hingga dari luar pulau Jawa .Saya tidak menyangka respon
positif yang didapatkan. Dalam pembuatan produk, semua saya kerjakan
sendiri mulai dari proses pembuatan dan pengiriman. Tentunya uang
yang dihasilkan lebih terasa dalam memenuhi rasa kepuasan batin, rasa
bangga karena masih sekolah sudah dapat menghasilkan. dan yang
lebih menyenangkan lagi bisa membuat orang tua cukup bangga.
Outbond
Selama acara berlangsung para mahasiswa mendapat tugas
sekaligus tantangan untuk menjual 1 bulpen yang hanya seharga Rp
1.500,00 . Tak menyangka mendapat tantangn seperni ini membuat
saya langsung memutar otak untuk mengatur strategi penjualan saya.
Strategi awalnya saya memilih tempat yang cocok sebagai target
penjualan. Tepat sekali ITB terletak di dekat jalan Dago yang memiliki
banyak tempat branded, banyak dikunjungi oleh pendatang terutama
dari Jakarta. Hotel, Factory Outlet, dan Bank . Ternyata rezeki saya
terpatok di Bank, Salah satu Bank yang ada dijalan Dago. Saya temukan
136
sebuah mobil sport mewah yang ber plat-B ,langsung saya hampiri
setelah orang yang ada didalam mobil itu keluar. Dengan nada dan tutur
kata yang santun saya menjelaskan maksud tujuan saya kepada
mereka. Tak berbicara banyak pasangan suami-istri tersebut langsung
menyuruh saya menunggu , mereka masuk kedalam ruang ATM .Tak
lama kemudian mereka keluar dengan langsung menyodorkan uang ke
tangan saya, spontan saya mengucapkan terima kasih kepada mereka
berdua. Menunggu mereka pergi dengan mobilnya, lalu saya langsung
menghitung uang tersebut, kaget melihatnya ternyata yang saya hitung
ada 4 lembar uang berwarna merah yaa.. senilai Rp 400,000,00 , seakan
tidak percaya saya mengulangi lagi hitungan itu. Sampai akhirnya saya
langsung berjalan menghampiri kedua orang teman saya yang berjalan
di ujung dan dengan gembira saya langsung menceritakan apa yang
terjadi. Senang juga karena kedua orang teman saya mendapatkan
jumlah yang sama fantastisnya yaitu Rp 200.000,00 Tentunya ini
merupakan mengalaman yang tidak akan pernah dilupakan.
Selama di ITB
Ilmu yang saya dapat selama perkuliahan tentunya banyak
sekali, walaupun tidak terlalu mendetail karena waktunya yang singkat.
Tugas terasa berat saya rasakan karena diberi dalam waktu yang cepat
terlebih saya menjalani 2 kuliah. Walaupun begitu itulah tantangan yang
saya pilih. Setiap tugas yang diberikan saya usahakan untuk dikerjakan
sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan saya pada saat itu. Materi
yang diberikan oleh dosen-dosen ITB sangat membantu saya yang
merupakanlulusan SMA dalam menguasai kosa kata fashion. Ilmu yang
terasa yang bisa saya terapkan yaitu disiplin. Diperlukan disiplin yang
tinggi untuk mendapatkan pencapaian dalam suatu target. Itulah modal
utama yang inshallah bisa saya terapkan dalam kehidupan nyata.
Produk yang ditawarkan
Banyak sekali ide bisnis yang belum bisa saya
realisasikan dalam waktu singkat ini, karena masih harus mengatur
waktu dengan kuliah yang saya prioritaskan. Industri kreatif merupakan
sasaran, target pasaran saya dalam mengembangkan produk hasil karya
saya. Wanita tentunya menjadi sasaran pengguna yang paling
konsumtif. Terlebih remaja wanita. Accessories (gelang, cincin, kalung,
137
anting) , sepatu, tas merupakan produk yang saya kreasikan dengan
unik untuk diperjual belikan. Saya lebih megutamakan orisinalitas karya
saya dengan tidak membuat massal produk saya. Saya hanya akan
membuat beberapa model untuk setiap desain.
Cita-cita
1 tahun kedepan. Tentunya target saya lulus dalam program
ini, Diploma Fesyen FSRD ITB – Seamolec menjadi lulusan terbaik
(inshallah) itu yang saya ikhtiarkan. Menjalani semua rutinitas sehari-
hari saya kuliah, kurusus, bisnis. Terus belajar menguasai bahasa asing,
Bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib saya kuasai. Menabung.
Dapat mengunjungi negara-negara yang ada di Asia.
3 tahun kedepan. Target saya dapat menguasai 2 bahasa
asing. Membuat fashion line saya sendiri atau berkelompok dengan
partner dijalur industri kreatif. Terus mencari dan menembus tes-tes
mendapatkan beasiswa study abroad untuk melanjutkan study saya.
Dapat mengunjungi negara-negara di Eropa terutama negara yang
menjadi pusat mode dunia Prancis, London.
5 tahun kedepan. Jika berhasil dan dikehendaki saya menjalankan study
abroad saya dan berdomisili di negeri orang. JIka tidak saya akan terus
berusaha menjalankan dan memajukan bisnis di bidang industri kreatif
(fashion). Dan cita-cita lain saya ingin menjadi dosen/staff pengajar
pada salah satu perguruan tinggi negeri/swasta Art and design.
Merancang rumah idaman, masa depan berikut dengan mini galeri yang
dapat menyimpan karya-karya saya.. amiiiiin.
138
Pengalaman pertama saya mendapatkan uang sebelum masuk
ITB ketika saya masih duduk di SMK. Ketika itu saya di wajibkan
membuat kelompok kewirausahaan oleh guru, dan disitulah saya dan
teman-teman saya mulai merintis dari awal usaha kecil-kecilan. Kita
membuat tas laptop dan accecories wanita (gantungan kunci, bross,)
dengan desain yang lucu dan seunik mungkin supaya menarik perhatian
banyak orang.
Kita merintis usaha itu berawal dari modal awal RP.250.000,-
tapi dalam waktu 3 bulan kita mendapatkan laba 2 kali lipat bahkan
lebih dari itu.
kita memberi label pada produk-produk yang kita buat
“DIFIUE” yang di ambil dari huruf nama depan kita yaitu “Dara, Irma,
Fanny, Inne, Ulan, dan Enchie”.
Pengalaman saya mendapatkan uang selama outbound di ITB
sangatlah menarik dan mungkin orang mengira selama ini tidak
mungkin. Dari tidak mungkin itulah semuanya akan berubah menjadi
mungkin.
Awalnya juga saya berpikir tidak mungkin, tapi setelah saya
dan rekan-rekan saya mencobanya ternyata bisa.
Di hari pertama saya harus menjual 1 ballpoint dengan harga
yang sangat tinggi, mungkin harga 1 ballpointnya tidak seberapa namun
disitu saya bisa menjual 1 ballpoint dengan harga RP. 20.000,- sampai
RP. 50.000,- bahkan kita bisa menjual lebih dari itu, dan ada satu teman
saya menjual 1 ballpoint dengan harga RP. 400.000,- sangat funtastic
bukan.
139
Dan di hari kedua saya harus menjual ballpoint lagi dan buku.
Harga buku dari sananya RP. 50.000,- dan saya harus menjualnya lebih
dari itu. Saya dan rekan-rekan saya berhasil menjual harga buku
tersebut dengan harga RP. 100.000,- dan bahkan kita menjual lebih dari
itu.
Disitulah saya banyak belajar pengalaman dan ilmu untuk
nantinya ketika kita membuka bisnis sendiri.
pesan dari saya : jangan pernah berpikir kalo itu tidak mungkin bisa,
sebelum kita mencobanya dan selama kita masih bisa bernafas kenapa
tidak.
Ilmu yang saya dapat ketika belajar di ITB sangatlah banyak
dan bermanfaat. Ketika saya belajar SBG saya banyak mendapatkan
ilmu disitu, saya bisa membuat gambar busana dengan teknik blender
dan selain itu juga saya belajar menganimasikan busana yang sudah
saya buat, selain dari itu masih banyak lagi ilmu-ilmu yang saya dapat
seperti belajar mendesain dengan anatomi tubuh yang baik dan
profesional, belajar mereka bahan supaya mengenal bahan-bahan dari
mulai mengenal nama bahan, serat-seratnya, pengguna kain itu, bahkan
harga kain permeternyapun kita harus tau, belajar macam-macam
aksesories dan macam-macam milineris dan masih banyak lagi ilmu dan
pengalaman yang saya dapatkan ketika belajar di ITB.
Produk yang nantinya saya akan pasarkan yaitu salah satunya
produk-produk yang sudah saya buat sendiri, dan produk-produk yang
sedang saya buat dengan teman-teman saya menjual accesories yang
terbuat dari flanel, bisa juga menjual accesories lainnya. Bisa menjual
kain yang saya buat juga. Dan masih banyak lagi yang masih bisa saya
eksplor dari kemampuan saya.
Cita-cita saya selama ini ingin membuka usaha sendiri mulai
dari mendesain, mencari bahan, membuta pola, menjahit, dan
memasarkan produk yang sudah di buat, dan membuka toko di kelola
oleh saya sendiri dan tidak lepas juga dari bantuan orang-orang
sekeliling saya dan orang lain. Mungkin karena keluarga saya juga
mempunyai usaha kecil-kecilan atau bisa di bilang home work jadi
sedikitnya saya bisa meminta bantuan kepada kedua orangtua saya
140
karena bagaimanapun mereka yang lebih berpengalaman dalam bidang
usaha tersebut. Karena tujuan saya membuka usaha tersebut ingin
membuka lapangan kerja untuk orang-orang yang pengangguran diluar
sana, karena tidak sedikit orang-orang diliar sana yang belum
mendapatkan pekerjaan ataupun pekerjaan yang belum layak.
Dan di samping itu pula saya ingin menjadi seorang desainer
yang sangat handal supaya bisa membantu orang-orang yang
mempunyai keinginan mendesain tetapi tidak bisa menggambarnya dan
membuat produknya.
Dan tidak lupa juga cita-cita terbesar saya ingin
membahagiakan kedua orang tua saya dan keluarga besar saya yang
lebih membutuhkan saya serta teman, sahabat-sahabat saya,serta
orang-orang yang lebih membutuhkan saya.
141
Pengalaman pertama saya mendapatkan uang rupiah saat saya
duduk dibangku SMP ( Sekolah Menengah Pertama). Saya berjualan
makanan seperti ; snack, kacang-kacangan, kripik, nasi goreng,
spaghetti, pizza mini, yang dimasak dirumah dan dibawa ke sekolah
untuk dijual kepada teman-teman, guru, dan lainnya. saya menjual
makanan berbagai macam makanan, harganyapun berbeda.
a. Keripik Rp. 10.000
b. Nasi goreng Rp. 5000
c. Pizza mini Rp. 5000
d. Spaghetti Rp. 7000
e. Snack mulai dari harga Rp.1000 sampai 5000.
Setiap harinya saya tidak membawa menu yang sama kadang
menu yang berbeda tergantung yang memesan atau seleranya, setiap
hari Alhamdulillah saya mendapatkan uang / penghasilan dari jualan
tersebut bisa mencapai Rp. 200.000, tapi kadang tidak menentu sih.
Hehehe..
Selain itu saya duduk SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan) saya
sempat berjualan aksesoris di sekitar komplek saya, dan harganya mulai
dari harga Rp. 5000 sampai Rp. 15.000 / aksesoris. Kemudian menerima
jahitan dari keluarga yang awalnya hanya mendapatkan uang Rp.
45.000 untuk blus pria. Tetapi semakin ke sini saudara saya juga ingin
memesan jahitan dan desain busana muslim untuk anak, ya tidak
seberapalah hasilnya masih rendah. Oyah satu lagi saya waktu masih SD
( sekolah dasar) saya juga sempat jualan aksesoris kuku loh, karena
awalnya gara-gara saya memakainya, mungkin terlihat bagus jadi
teman-teman pada banyak yang pesan ke saya. Ya tidak mahallah
cuman Rp.4000 satu set aksesoris kuku, hahahha..
142
Waktu mau kelulusan saya sempat iseng-iseng membuka privat
les pelajaran Matematika SMK Pariwisata, ya hitung-hitung sambil
nunggu kelulusan, daripada saya nganggur, ya walaupun cuman
sebentar buka les privatnya saya hanya mendapatkan penghasilan Rp.
300.000, lumayanlah buat nunggu kelulusan dibandingkan saya
bengong yang udah jelas pasti tidak akan dapat uang Rp. 300.000,
jangan kan Rp. 300.000, seperakpun nggak dapet. Itu juga Rp. 300.000
hanya 2 minggu privatnya, dikarenakan saya harus mengikuti kuliah.
Pengalaman saya saat selama di outbond ITB saya menjual satu
pulpen yang biasanya harga satu pulpen di pasaran itu hanya Rp. 1.500
tetapi kita harus bisa menjualnya lebih dari harga segitu. Sebelum itu
kita semua di bagi kelompok dengan banyak anggota yang sama, dan
setelah sudah mendapatkan kelompok kita mulai berjualan pulpen dari
jam 09.00 sampai jam 12.00 wib. Kita berjualan dai daerah dekat dekat
ITB. Hasil pertama kali kita dapat menjual 1 pulpen dengan harga Rp.
10.000 dan berikutnya menargetkan 1 pulpen Rp. 50.000, yang tadinya
kami ingin menargetkan harga satu pulpen Rp. 100.000 tetapi kami
masih ragu dan belum berani menawarkan dengan harga segitu. Dan
saya sendiri menargaetkan harga jual pulpen dengan harga Rp. 70.000
tetapi saya hanya mendapatkan Rp. 50.000 untuk satu pulpen. Ya tidak
begitu jauhlah harapan saya dari Rp. 70.000 tapi jadi Rp. 50.000, saat
saya menawarkan pulpen kepada pembeli saya hanya menjual mimpi
dari pulpen tersebut dan mimpi dari pulpen tersebut, coba bayangkan
awalnya bapak sebelum jadi orang sukses bapak menulis menggunakan
apa? Pulpen atau pensil saat kuliah? Andaikan di dunai ini hanya ada
satu pulpen ini apakah bapak lebih memilih menulis dengan
menggunakan arang? Tidakkan pak? Pasti bapak membeli pulpen untuk
mempermudah bapak? Dan jangan kira pak dari pulpen ini bapak juga
termasuk orang yang telah membantu orang yang sedang kesusahan
disana pak, dan pulpen ini ada berbagai macam fungsi kan pak? Yang
pertama sebagai bantuan bapak untuk menulis, dan yang satunya lagi
pulpen ini dapat mengantarkan bapak untuk beramal soleh dan dana
yang bapak berikan ini akan kami salurkan untuk orang-orang yang
sedang ,membutuhkannya.
143
Ilmu yang saya dapatkan selama di ITB ini banyak sekali
perubahannya saya merasa sangat berubah yang tadinya saya tidak
pernah tahu mengenai image board dari namanya saja saya baru tahu
dengan dan dengar nama itu setelah masuk duduk di ITB. Dan awalnya
saya pernah gagal dalam membuat suatu image board, tetapi say
berusaha agar dapat lebih baik lagi dari hal yang sebelumnya dan itu
bagi saya suatu pembelajaran. Dan saya selama di ITB ini juga dapat
mengendalikan emosi saya yang tinggi, ya mungkin gara-gara tugas
yang banyak numpuknya..
Dan saya yakin bahwa kalau saya magang atau berkerja di luar
nanti saya yakin ilmu yang saya dapatkan ini cukup sangat-sangat
bermanfaat, buat saya maupun buat masyarakat sekitarnya. Dan saat
kita bikin image board yang tadi saya suka lama sekali dan saya belajar
image board ini banyak kelebihnya, jadi nanti kalau kita ingin membuat
suatu produk atau desain kita alangkah baiknya kita membuat suatu
image board yang mungkin bisa membuat kita dapat inpirasi lebih detail,
sesuai, serasi, selaras, dan mudah tidak usah perlu banyak
menghabiskan waktu yang lama sekali seperti saat kita sebelum tahu
apa itu yang di namakan image board.
Produk yang bisa dipasarkan dari dunia fashion itu banyak
sekali bukan hanya satu atau dua, tapi bahkan lebih dan menarik buat
semua masyarakat, dan pasti dibutuhkan untuk masyarakat banyak mau
perempuan, pria, anak kecil, nenek, kakek atau siapa pun pasti
menggunakan busana. Contoh produknya, antara lain :
a. Busana / baju k. ide
b. Gaun l. hasil karya
c. Sepatu m. perhiasan
d. Tas n. dan lainnya.
e. Jaket
Cita-cita saya setelah selesai kuliah di ITB ini saya ingin
meneruskan sekolah lagi dan setelah itu saya ingin menjadi fashion
designer nasional dan saya bermimpi ingin menjadi fashion designer
internasional juga, amiiin.
144
Setelah itu saya juga ingin membuka dan mempunyai butik
sendiri yang banyak peminatnya dan ordernya pun banyak memesan,
dan saya inginya mempunyai butuk di daerah perkotaan agar lebih
strategis. Dan saya juga mempunyai impian ingin membangun atau
mendirikan sekolah tinggi mode untuk yang ingin menjadi fashion
designer dan sekolah ini nanti inginnya saya bisa terkenal dan dikenal di
internasional dan di nasionalnya sendiri. Amiiin.
Yang terakhir cita-cita saya ingin masuk surge amiiiinnn. Hahahha .
145
Pengalaman pertama saya pada saat mendapatkan uang
dengan hasil keringat saya sendiri saya merasa bangga. saya pernah
bekerja (magang) di salah satu butik di bandung dengan bayaran 1 hari
Rp.10000 diambilnya tiap minggu . dalam seminggu saya bekerja 5 hari
jadi kalau dihitung saya cuman mendapatkan Rp.50000/minggu bekerja
dari jam 8 sampai jam 4 huuuuuuuuuuuhft!!! lalu saya pernah
berwirausaha dari mulai buka jahitan dirumah, dan berwirausaha
bersama teman-teman menjual berbagai aksesoris dan
makanan+minuman ringan. Itu semua sungguh sangat tidak mudah,
waktu kerja di butik selama kurang lebih 4 bulan awalnya saya merasa
senang tidak ada beban atau unek-unek tapi lama-lama saya cape dan
kurang merasa enak dengan perkataan-perkataan pegawai lain
yaa..namanya pegawai pasti ada yang tidak suka kepada saya atau apa
saya tidak tahu. Tapi bagaimana pun itu sudah menjadi resiko saya,
saya buat itu sebagai pengalaman saya saja. Yang paling terpenting kita
IKHLAS dan NIAT............
Selama outbound saya menjual 2 pulpen 1 buku selama 2 hari.
Pulpen pertama seharga Rp.50.000, pulpen ke-2 seharga Rp. 15.000,
dan buku seharga Rp.65.000. Ketika hari pertama saya menjual pulpen
dengan harga Rp.50.000. Alhmdulillah rezeki. Saya juga tidak
menyangka dapat mejual pulpen dengan harga segitu baru pertama kali
apalagi pulpen yang saya jual itu kalau saya beli dipasaran harganya
murah cuman Rp. 1.500/buah manknnya saya merasa alhmdulillah
bersyukur. Waktu itu saya menjualnya kepada salah satu bapak-bapak
yang ada di kantor perusahaan di Dago. Saya hampiri dan saya jelaskan
maksud dan tujuan saya menjual pulpen tersebut, lalu saya berikan jasa
plus dari saya “jika bapak membeli pulpen ini saya akan membantu
bapak jikalau bapak lagi perlu/butuh bantuan untuk banyak tugas
menulis heeee” lalu bapak itu tersenyum dan tidak lama beliau
146
memberikan saya uang Rp.50.000 alhmdulillah.
Ilmu yang dapat saya ambil di ITB sangat banyak dan sangat
menambah wawasan dan pengalaman saya. Dari mulai yang kecil
sampai yang membuat saya sendiri pusing belajarnya, yang tadinya ga
ngerti-ngerti menjadi ngerti, cape juga heee..tugasnya terutama yang
selalu membuat saya sampai pusing ga ketulungan banyak sekali
bahkan sampai begadang untuk ngerjain. tapi semua itu memang
kembali lagi sudah menjadi resiko toh ilmu pada saat ini yang kita
pelajari akan menjadi bekal pada masa yang akan datang. Pada saat
saya magang nanti saya akan menerapkannya dan berusaha untuk lebih
mengembangkannya lagi ilmu tersebut atau bisa juga diterapkan pada
produk-produk yang saya akan buat nanti untuk berwirausaha sendiri
dirumah. Sebaik dan semaksimal mungkin saya akan memberikan yang
terbaik kepada orang-orang saya berikan atau tawarkan.
Saya bisa merancang, membuat dan memasarkan produk-
produk yang saya buat, seperti berbagai busana berupa busana casual,
busana gaun, busana muslim, kebaya, lalu selimut bayi, dan berbagai
aksesoris. Bahkan sekarang sudah ada yang meminta saya untuk
mendesignkan beberapa model baju batik yang kebetulan orang yang
meminta saya untuk itu beliau memiliki butik khusus batik. Insyallah
akan dimulai sesudah lebaran nanti.
Cita-cita saya setelah 1,3,5 tahun kedepan saya ingin, bisa dan
sudah harus membahagiakan orangtua saya, dengan cara sudah
mendapatkan penghasilan bersih hasil keringat sendiri tanpa minta ke
orangtua sedikitpun saya ingin sebaliknya saya yang akan memberi
kepada orangtua ingin membuat mereka senang dan bangga. Yang saya
ingin sudah mempunyai rancangan, butik, dan pegawai sendiri pada
saat itu. AMIIIIEENN...
147
Pertama mendapatkan uang dengan jerih payah sendiri memang
sangat memuaskan. Tetapi ketika sd saya belum pernah merasakannya
. Saya merasakan berjualan ketika sekolah smp, saya bersekolah di
SMP NEGERI 2 CIAWI. Pertama saya berjualan adalah berjualan coklat.
Dengan harga 500 sampai 1000, tapi saya sangat senang karena barang
yang saya jual selalu cepat laku. Dan perasaan puas sangat terasa
ketika mendapat keuntungan pertama.
Ketika beranjak smk, saya bersekolah di SMK NEGERI 3 BOGOR.
Kebetulan di sana ada pelajaran kewirausahaan yang tiap tahunnya ada
tugas praktik untuk berjualan. Di tahun pertama saya menjual produk
yang di buat sendiri. Saat itu saya membujat bingkai foto dari perca
jeans. Dan Alhamdulillah semua laku terjual. Tapi saya kurang mengatur
semua keuangan karena sibuk dengan tugas, jadi semua selesai begitu
saja. Kesalahan saya pun terulang kembali ketika praktik kelas 2. Saat
itu saya di suruh berjualan kopi dengan harga 2500 perbungkus. Itu
membuat saya semakin sulit karena saya belum bisa meyakinkan
pembeli dengan baik. Dan akhirnya barang saya kurang laku dan di jual
dengan sangat susah payah. Di tahun ke 3 saya berjualan aroma terapi,
disini saya cukup cepat berjualan karena barangnya sudah jelas
kualitasnya.
Selain itu selama 3 tahun di smk saya pernah mencoba
berjualan beberapa jenis barang, seperti dompet, bross, makanan dan
aksesoris lainnya. Tapi mungkin karena saya belum begitu sunggugh –
sungguh dalam berbisnis, semuanya terhenti di tengah jalan.
Kesan saya setelah berpengalaman berbisnis adalah
menyenangkan dan melatih mental juga. Menyenangkan karena kita
148
bisa menghasilkan uang sendiri dan melatih mental karena kita harus
bisa sabar apabila produk kita di tolak oleh pembeli.
Waktu pun berlanjut, akhirnya saya memilih untuk kuliah
program D1 di ITB. Tantangan berjualan kembali terjadi. Karena ketika
kegiatan out bound, semua murid di tugaskan untuk berjualan 1 pulpen
dengan harga semahal mungkin. Saat itu saya sangat bingung karena
saya masih lemah pengalaman dalam berjualan. Tapi saat itu
pemimbing memberi saran cara berjualan. Lalu kami pun berusaha
berjualan dan Alhamdulillah semua barang laku dengan baik, walaupun
tidak sampai ratusan riu saya sudah mencoba berusaha.
Di hari ke 2 kita mendapat tugas yang sama. Tapi entah kenapa
kami mendapat kesulitan, padahal saat itu adalah hari minggu dimana
saat car free day dan banyak orang. Tapi semakin sulit dan kami pun
menjual seadanya.
Di hari ke 2 juga kami disuruh berjualan 10 buku per kelompok
dengan modal harga 50.000. kembali mendapatkan tantangan. Kami
pun menyebar sejauh mungkin dan mendapatkan pelangaman sangat
menarik, yaitu mendapatkan kesempatan menawari buku kepada orang
asing. Sayang dia orang keturunan parancis dan dia bilang bahwa
andaikan ada bahasa bilingual saya pasti akan beli. Tapi tak apa
setidaknya sudah mendapatkan pengalaman. Ada kesempatan kami
menawari anak kecil, dia sangat tertarik sekali. Tapi sayang juga dia
tidak punya uang sebanyak itu. Dan akhirnya 7 buku terjual via telpon
dengan harga 100.000 perbuku.
Setelah 2 bulan kuliah di ITB, saya banyak sekali mendapat
manfaat. Diantaranya melatih kreatifitas dan mental. Kreatifitas dalam
mendesain dan membuat hasil karya, serta mental yang terlatih karena
tugas yang sangat banyak itu juga membuat saya bisa menyesuaikan
mana yang lebih penting dan mana yang tidak. Sehigga itu dapat
menbantu saya ketika saya terjun di dunia kerja dan melatih saya
apabila berwirausaha saya dapat melayani pelanggan dengan baik.
Sebelum kuliah samapai sekarang, saya sedang mencoba
149
berbisnis aksesoris dari perca dengan 2 orang teman smk saya. Tapi
karena saya sibuk kuliah, jadi semua tertunda sebentar dan sekarang
saya akan melanjutkan kembali. Sekarang setelah menjalani perkuliaha
selama 2 bulan banyak ilmu baru yang saya dapat, salah satunya belajar
cara menyablon. Saya jadi ingin berencana menjual busana dengan
sablon yang saya buat sendiri. Semoga bisa terlaksanakan.
Waktu masih kecil, entah kenpa saya bercita – cita ingin menjadi
dokter hewan. Lalu berubah fikiran menjadi dokter gigi. Tapi jalan
berkata lain dan membawa saya ke dunia busana. Ternyata sangat
menarik, walaupun butuh mental yang kuat untuk menjalaninya, tapi
saya menikmatinya. Dan cita – cita saya pun berubah ingin menjadi
designer. Walaupun daya kreaifitas saya masih lemah, saya akan terus
berusaha untuk berkarya dan menjadi designer terbaik.
Saya bersekolah dasar di SD NEGERI 4 CIMANDE. Salah satu
daerah di kota Bogor. Walaupun tingga di kampong, tapi saya sangat
beruntung Karena kekeluargaan antar masyarakat masih sangat erat.
Dari kecil saya biasa di panggil wida. Sampai saya sekolah smp di SMP
NEGERI 2 CIAWI, saya masih di panggil wida. Mungkin itu panggilan
terbaik ^^. Lalu ketika masuk sekolah smk di SMK NEGERI 3 BOGOR,
panggilan nama saya bermacam- macam, seperti numau, nunu, mamau
dan felix (karena dulu nama fb saya numau felix ^^). Dan sekarang
saat kuliah kembali di panggil wida.
150
Uang. Salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia untuk
bertahan hidup. Uang itu menjadi sangat penting bagi setiap orang. Dan
untuk mendapatkan uang tersebut kita harus berusaha dan bekerja
keras. Karena uang tidak akan datang dengan sendirinya.
Begitupun saya, saya adalah lulusan dari sekolah kejuruan yang
mempunyai keahlian dalam bidang menjahit. Dari keahlian yang saya
dapat dari sekolah inilah yang saya gunakan untuk mencari uang.
Rupiah pertama yang saya dapatkan adalah rupiah hasil dari
saya menjahit. Pertama kali saya mencoba menawarkan jasa menjahit
dengan pengetahuan dasar yang saya punya adalah ketika saya masih
bersekolah, pada saat saya kelas 3, salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai adalah dengan memenuhi tugas PU yaitu pengelolaan
usaha, kami dituntut untuk menyelesaikan 10 buah baju pesanan orang
lain. Pertama kali mencoba memberanikan diri menawarkan jasa kepada
seorang pelanggan itu rasanya seperti berenang di dasar laut dan
bertemu ikan hiu. ( loh?? Ngga ada hubungannya ya.. hehe) yah gugup
dan grogi terutama yang saya rasakan, karena banyak ketakutan yang
akan saya hadapi nanti setelah menerima pesanan jahit itu, ketakutan
ketika bajunya gagal, ketakutan bajunya kebesaran atau kekecilan,
ketakutan bajunya tidak enak dipakai dan berbagai macam rasa yang
saya rasakan. (goodday donk, hidup banyak rasa ^^,).
Tapi ada seorang guru saya waktu di sekolah itu, kebetulan
beliau mempunyai bahan batik yang belum dijahit, dan beliau ingin saya
membuatkannya sebuah kemeja. Dengan segala ketakutan itu, saya
merasa senang karena sudah dipercaya untuk membuatkan baju
tersebut, jadi saya tidak boleh mengecewakan beliau.
151
Dengan pengetahuan yang saya miliki akhirnya saya buatlah
baju tersebut. Alhasil, jadilah kemeja batik pertama yang saya buat.
Karena saya masih belum terbiasa menghargakan hasil jahitan, jadi saya
menghitung saja pengeluaran yang saya keluarkan untuk membuat baju
tersebut. Dan tahukah kalian, guru itu membayar berapa? Rp. 15.000,-
(appaaaahh….???? Duh lebay. Haha). Yah begitulah kenyataannya
teman-teman. Sebuah pengalaman yang sangat mengesankan.
Bayangkan saja, diluaran saja orang lain membuat baju bisa sampai Rp.
60.000,- sedangkan saya, Karena mungkin saya memang belum tahu
harga pasar, jadi membuat baju batik yang pemotongannya saja sudah
rumit, butuh banyak waktu dan fikiran, hanya dibayar dengan harga
sekian. (uwoooowwww…). Meskipun begitu, beliau senang dengan baju
itu, jadi tak apalah saya hanya dibayar segitu, asalkan pelanggan
merasa puas dengan hasil karya saya. Dan itu menjadi pengalaman
mendapatkan rupiah pertama yang mengesankan buat saya.
Dan pengalaman mencari uang di ITB juga merupakan
pengalaman yang berharga dan mengesankan sekaligus menantang
mental, mampukah kita menjual sebuah pulpen yang berharga Rp.
1.500,- menjadi Rp. 10.000,- bahkan lebih. Kami terutama saya berjalan
keluar dari ITB dengan kesiapan mental untuk bertemu dengan orang-
orang yang berharap akan membeli pulpen tersebut dengan harga yang
tinggi, tak lama kami bertemu dengan orang yang turun dari kendaran
roda 4 kami hampiri dan kami tawarkan pulpen tersebut kepada orang
itu, kami yakinkan kepadanya bahwa ini adalah bukan semata-mata
menjual pulpen, tapi apabila dia membeli pulpen itu artinya dia telah
membantu orang-orang yang membutuhkan. Dia tersenyum dan
memberi kami Rp. 10.000,-. (hmmmmfffhh..) ternyata kita tak bisa
menilai seseorang dari luarnya saja, meskipun bermobil, tapi…
Nah, berbagai macam orang, bermacam pula karakteristiknya.
Selama berjualan pulpen itu paling tinggi saya mendapatkan Rp.
50.000,-/pulpen. Dan jumlah dari hasil penjualan pulpen kelompok kami
adalah Rp. 765. 000,-. Luar biasa untuk pencapaian amatiran seperti
kami. Tak hanya menjual pulpen kami juga menjual buku tentang
tutorial blender animasi 3D. harga perbuku minimal adalah Rp.
152
100.000,-/buku. Karena tidak semua orang menyukai animasi, jadi sulit
bagi kami untuk menjual buku tersebut, bermodalkan tekad dan tujuan
kami berhasil menjual buku tersebut, meskipun tidak semua buku laku
terjual. Jumlah yang didapat dari hasil menjual buku tersebut adalah
kurang lebih Rp. 800.000,-. Benar-benar mengesankan ketika kita
mendapatkan uang hasil dari keringat sendiri, memotivasi saya untuk
lebih berusaha dan terus berusaha.
Ilmu yang sudah saya dapatkan selama 2 bulan di ITB ini,
sungguh sangat bermanfaat untuk masa depan saya nanti dalam
melanjutkan bidang ini. Selama 2 bulan saya disuguhi tugas-tugas yang
sangat banyak, yang memang tujuannya untuk kita bisa lebih mengatur
waktu kita dalam mengerjakan tugas dan mengerjakan pekerjaan kita
yang lain. Disamping itu, kita dilatih juga untuk peka terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan dunia fashion, perkembangan dan lain-
lainnya. Agar suatu saat kita membuka usaha dibidang ini, kita sudah
tahu apa saja langkah yang harus dilakukan. Rencana bisa membuka
usaha sendiri, akan sangat terbantu dengan pengetahuan yang saya
dapatkan sekarang ini.
Rencana saya apabila membuka usaha adalah ingin membuat
produk baju pesanan, artinya hanya menjual jasa saja dulu untuk
permulaan, seperti gamis, kebaya, rok, tunik dan lain-lain. Mungkin
setelah berkembang, saya bisa membuka pesanan dalam jumlah besar.
Setelah 1 sampai 5 tahun kedepan saya bercita-cita sudah mempunyai
usaha yang saya rencanakan tersebut, menjadi rumah jait yang bisa
menggapai hati masyarakat dengan hasil karya yang dikenal dengan
kualitas dan kuantitasnya.
153
Sebelum masuk ke ITB saya sudah bisa mendapatkan uang
sendiri, yaitu dengan cara memproduksi pakaian jadi dengan mengikuti
program yang ada di sekolah SMK, yaitu PU (pengelola usaha) yang di
adakan di kelas XII smester ke-5. Di program ini saya hanya
memproduksi 5 pakaian jadi saja, karena pakaian tersebut di kerjakan di
sekolah dan di awasi oleh guru pembimbing PU.
Awal di beri kesempatan untuk memproduksi pakaian jadi saya
sangat was-was sekali, karena ketentuan untuk memproduksi pakaian
jadi tersebut waktu-nya sangat sempit, sementara ketentuan-nya harus
memproduksi pakaian jadi sebanyak 5 buah dan smester terakhir itu
banyak sekali tugas-tugas dari mata pelajaran yang lain. Tetapi semua
itu bukan menjadi alasan saya untuk mengerjakan program pengelola
usaha. Sesampai-nya di rumah saya langsung bertanya kepada saudara-
saudara saya untuk mempromosikan siapa yang mau membuat
pakaian hasil jahitan saya, tenyata saudara-saudara saya mau menjahit
pakaian-nya kepada saya, saya sangat senang sekali karena saya dapat
di percaya oleh orang lain untuk membuat pakaian jadi, meskipun oleh
saudara (keluarga) sendiri. Tanpa basa basi saya langsung mengukur
ukuran saudara saya yang akan membuat pakaian kepada saya, selesai
mengambil ukuran saya langsung membuat pola dan membeli peralatan
dan keperluan yang akan di gunakan pada saat pembuatan pakaian
tersebut.
Setelah pakaian tersebut jadi, saya langsung menghitung
pengeluaran saya dalam pembuatan busana jadi tersebut, setelah
dihitung-hitung saya langsung mengembalikan bahan yang sudah di
jahit rapih dengan harga Rp. 35.000/pakaian.
154
Uang tersebut tidak sepenuh-nya milik saya, melainkan saya
harus bayar ke sekolah sebesar Rp. 10.000.- untuk membayar biaya
penyusutan (listrik) sebesar Rp. 5.000.- dan yang Rp. 5.000.- lagi
digunakan sebagai tabungan kelas, yang hasil-nya uangnya akan
digunakan untuk rekreasi bersama satu jurusan.
Saya sangat senang sekali dengan di adakan-nya pengelolaan
usaha tersebut karena banyak sekali manfaat-nya.
Tidak hanya dari program pengelolaan usaha saja saya
mendapatkan uang dari keringat sendiri, melainkan ada praktik yang
harus di kerjakan secara kelompok dari mata pelajaran kewirausahaan.
Tugas dari mata pelajaran tersebut membuat produk sebanyak 5 produk
yang sesuai dengan jurusan. Disini saya membuat produk accesories
seperti bando, jepit, gantungan yas, gantungan hp, dll. Dengan harga
Rp. 2500/buah.
Setelah saya lulus dari SMK saya langsung melanjutkan kuliah di
ITB. Pada saat saya di terima di universitas tersebut saya mengikuti
kegiatan yang setiap orang yang kuliah disana harus mengikuti-nya,
yakni kegiatan outbound.
Dalam kegiatan outbound tersebut saya di suruh berjualan
sebuah balpoin dengan harga setinggi-tinggi nya. Padahal kalau
berbicara harga, mungkin harga balpoin tersebut tidak seberapa, yakni
Rp. 2.000.- tetapi disini saya ditugaskan untuk menjual balpoin paling
kecil Rp. 10.000.-
Saya bersama kelompok langsung mencari orang (relawan )
yang mau membeli balpoin kelompok saya. Setelah berjalan jauh dan
mencari bantuan ke orang lain, akhirnya saya mendapatkan relawan
yang akan membeli balpoin saya dengan harga Rp. 10. 000.-, ada juga
yang menyumbangkan uang-nya untuk kami dan tidak mau membeli
balpoin tersebut yaitu sebesar Rp. 7.000.-, setelah berjuang untuk
mencari relawan, kami akhir-nya mendapatkan 1 orang relawan yang
mau membeli balpoint kami dengan harga Rp. 200.000.-. saya sangat
bersyukur sekali, Karena saya bersama kelompok saya dapat
menyelesaikan tugas dari kegiatan outbond tersebut dengan hasil yang
155
sangat memuaskan dalam yaktu yang sangat sempit. Jumlah
pendapatan kelompok saya yaitu Rp. 550.000.-
Pada hari ke-2 saya di suruh berjualan buku sebanyak 10 buah.
Saya kembali bersama kelompok saya berunding bagaimana caranya
supa buku tersebut terjual semua dengan hasil yang memuaskan, saya
berharap agar hari ke-2 pendapatan yang di hasilkan lebih dari
pendapatan hari pertama saat berjualan balpoin.
Saya langsung kembali mencari relawan dan saya mendapatkan
relawan tersebut yaitu rekan orang tua saya, dia membayar Rp. 80.000.-
Setelah uang-nya terkumpul dan dibagi rata bersama kelompok,
saya mendapatkan uang sebesar Rp. 51.000.- /orang dan uang
tersebuat akan di masukan ke dalam rekening masing.
Selama 2 bulan penuh saya kuliah di ITB saya merasa banyak
sekali ilmu yang di dapat entah dari dosen, teman-teman, lingkungan,
dll.
Banyak sekali materi yang di ajarkan oleh dosen saya
diantaranya: ilustrasi fashion. Disini saya di ajarkan bagaimana cara
membuat anatomi tubuh wanita/pria dewasa yang ideal. Berbagai
macam pose, cara mewarnai gambar yang baik dan benar, dan dsign 3
dimensi. Disini juga saya di ajarkan bagaimana cara menyablon pakaian
dengan baik dan benar dengan melakukan berbagai macam teknik. Dan
membuat image board untuk di kembangkan menjadi produk yang
nanti-nya akan di nilai sebagai nilai uas dan tugas akhir. Untuk uas ini
saya membuat pakaian pesta, tas, sepatu dan accessories dan akhir-nya
akan di buat pameran.
Produk yang akan di hasilkan setelah saya kembali ke sub
kampus : pakaian jadi, menerima order(pesanan) dll.
Cita-cita yang saya inginkan setelah keluar dari ITB dan insya
allah tercapai. Saya ingin mempunyai butik dengan pekerja yang
banyak sehingga saya bisa meringankan beban orang-orang yang
memerlukan dana untuk keluarga-nya, tetapi tetap seorang pekerja
156
yang berkualitas. Sebuah butik yang kumplit diantaranya: sperangkat
pernikahan bersama cetering, menerima pesana pakaian jadi, bordiran,
dan memasukan pakaian jadi kepada toko-toko.
Saya ingin menjadi dsigner yang sangat berkualitas yang setiap
hari-nya membuat dsign-dsign yang beragam seperti tidak kehabisan
ide.
157
Pengalaman yang saya dapat kan ketika pertama mendapat
uang yaitu pada kelas 2 smk , di mana pada saaat itu saya di suruh
berjualan oleh guru-guru smk yang termasuk dalam kurikulum
pembelajaran kewirausahaan, pada saat itu saya disuruh membuat
produk dan produkitu harus dijual kembali , pada saat itu saya belum
berani menjualkan baju-baju, meskipun saya jurusan busana , karena
kualitas jahit saya pun menurut sayaplak meja yang plak meja yang
kurang , jadi dari situ saya beralih dengan menjual taplak meja yang
sudah di sulam.dari situlah saya mendapatkan ,pengalaman pada saat
saya mendapatkan uang sebelum masuk ke itb, benar-benar butuh ke
uletan pada saat saya menjual taplak itu , karena disisi lain saya takut
taplaknya itu tidak terjual , 3 hari an setelah taplak jadi, barulah saya
disitu memproduksikan taplak itu , dari menawarkan ke sanak sodara ,
dan kepada teman-teman saya, dan ala hasil ternyata mereka ingin
memesan taplak meja itu lagi,ternyata kuncinya dari pembuatan taplak
meja ini kita harus membuat kepercayaan pada mereka , dan karena
msih pertama sayapun tidak membajet harga dengan harga tinggi,
namun ketika mereka sudah percaya dengan produk yang saya jual ,
merekapun juga akan membayar harga dengan lebih tinggi karena
sudah percaya , jika sudah begini barulah saya pasang harga, dan uang
pertama yang saya dapat adalah Rp 100.000 dengan produk 2 buah ,
dan ketika mereka pesan-pesan lagi barulah saya mendapatkan uang
Rp 400.000, itulah pengalaman saya pada saat pertama kali
mendaapkan uang.
Pengalaman saya mendapatkan uang di out bond, yaitu ketika
saya diperintah kan untuk menjual pulpen , pada saat itu pulpen yang
diberikan pulpen yang harganya tak jauh Rp 2000 namun kita disini arus
menjualkannya dengan harga yang tinggi , kesan pertama saya
bingung?????
158
Pulpen Rp 2000 di jual dengan harga tinggi gimana caranya ?
trus emang ada yang belinya ?? itulah kesan pertama yang ada di benak
saya hhhe Namun pada saat itu saya optimis ajaa, , ,dari perkelompok
itukan di bagi-bagi lapak nya, dan tempatnya , moment nya pas banget
saat itu saya kebagian mencari ke daerah dago pas bgt mungkin banyak
yang sedang car freeday , saya mulai menjajarkan pulpen saya , mulai
menawarkan kepada polisi , yang mereka mau beli kalo harganya 5000 ,
, ihh ga la yawwww , , , :D itu baru polisi? aku mulai menenangkan diri
masa polisi aja yang istilahnya banyak uangnya mereka cuman berani
ngasih harga 5000, ini harus lebih gimana cara nya , , gimana caranya ,
, gimana caranyaa. . .?? aku mulai menyusuri jalan sepanjang car free
day , ada bapak-bapak yang penampilan nya oke, dia mungkin sedang
parkir , dan saya ketuk kaca mobilnya dan saya lihat situasi bapak
tersebut , dan ketika saya menjelaskan panjang lebar tentang tujuan ini,
dia hanya memberi Rp 10000 ? tapi ga -apa , baru awal , di banding
polisi yang tadi malah mau Rp5000. Saya mulai jalan, jalan lagi dan
bertemu dengan ibu-ibu, di situ dia sedang berbelanja di outlet, dan
ketika saya menjelaskan tujuan –tujuann nya ibu itu memberi Rp 20000,
saya kembali menelusuri jalan alu dari pealu dari petersebut dan
bertemu dengan bapak-bapak lagi yang sedang bersepeda, saya dekati
bapak tersebut lalu saya mencoba meyakinkan bapak-bapak tersebut
dan menjelaskan maksud dan tujuannya,lalu bapak itu memberi uang
Rp. 20000 jadi ala hasil uang yang di dapat Rp 50000. Itulah
pengalaman saya dari hasil menjual pulpen dari outbond.
Ilmu yang saya dapat di itb banyak sekali dari ilmu pembekalan
diri yang sudah pernah di bahas saat awal masuk , lalu dari
pembelajaran sehari-hari yang didapat dari pelajaran, reka bahan,
pengantar fashion, ilustrasi desain, dari pelajaran-pelajaran itu semua
bisa saya praktikan di saat saya magang , karena di itb saya itu yang
asalnya tidak tahu menjadi tahu , yang tadinya tidak bisa menjadi bisa,
jadi otomatis dengan ilmu-ilmu itu saya harus lebil all out dalam hasil
pencapaian nya nanti ,
Produk yang saya akan pasarkan berupa baju , baju terdiri dari
banyak nya kan ada casual , busana pesta dan msih banyak lainnya ,
saya akan membuat produk yang unggul , dengan trend –trend yang
159
akan bermunculan di masa-masa yang akan datang , dan tentunya
tertuju pada busana muslim , karena dari info-info yang saya dapat
bahwa tahun 2020 nanti indonesia itu akan menjadi pusat fashion
muslim di dunia , dan otomatis dari sekarang pun kita harus sudah bisa
menguasai mode , style baju-baju agar kita tidak ketinggalan :D:D . . . .
hahahaa
Tentu impian saya tak lain ingin menjadi designer . . .. dan
menjadi seorang designer itu tidaklah mudah butuh usaha dan tekad
yang kuat , dan tentunya menjadi seorang designer itu harus selalu
updade. , Update disini yaitu tudak ketinggalan dan harus selalu
mengikuti , trend mode yang berkembang, tungguu akuu menjadi
designerr yang terkenal dan handall yaaah di masa yang akan datangg
yaahh hhaha
160
Pertama saya mendapatkan uang adalah saat saya kelas 1
SMA pada saat itu saya iseng” membuat bros dari bawahan planel lalu
saya pake mempergunakan bros itu ke sekolah lalu sebagian teman
kelas tertarik akan bros yang saya buat dan mereka pun memesan
bros tersebut dengan berbagai macam bentuk seperti:
bunga,bintang,hati,kotak,boneka,dll. Namun saya pun tidak menjual
bros saja saya pun menjual gantelan,bande,dan jepitan. Saya
memberikan harga mulai dari harga Rp.4000 s/d 8000 saja dan
alhamdulilah banyak yang memesan produk yang saya buat. Namun
usaha saya tidak lama berjalan usaha saya hanya berjalan samapi 6
bulan saja dikarnakan saya sibuk dengan tugas sekolah saya yaitu
tugas prakerin yang di adakan selama 2 bulan lebih pada saat itu
saya benar-benar sibuk .
Lalu pada saat kelas 3 saya mendapatkan tugas yaitu tugas
kejurusan yaitu setiap siswa harus mempunyai usaha saya pun
membuka jasa jahit dengan bermacam harga mulai dari Rp.40.000
sampai 30.000 dan alhamdulilah saya mendapatkan order banyak
namun saya harus menyetorkan 10% dari harga yang di jual karna
untuk penyusutan listrik dll.
Dan saya pun mendapatkan tugas lagi dari pelajaran lain yaitu
pelajaran KEWIRAUSAHAN (KWU) untuk membuat 1 stan yang menjual
barang menurut jurusan nya masing” saya pun tidak lama untuk berpikir
saya pun membuat produk yang pada saat kelas 1 saya jual saya pun
menjual bros kembali pada saat tugas kwu ini
Pertama saya mendapatkan uang di out bound adalah pada saat
saya mendapatkan tugas yaitu : untuk menjual satu bual balpen dengan
harga Rp.2000 untuk di jual lebil tinggi dari harga yang sebenar nya
saya pun bergegas dengan kelompok saya untuk menjual balpen itu
161
saya pun menjual balpen itu kepada seorang lelaki yang akan memasuki
mobilnya saya pun berburu-buru menghampirinya saya pun langsung
menjelaskan dan menawarkan balpen tersebut debgan harga Rp.50.000
namun dia hanya berani membeli dengan harga Rp.20.000 saya pun
menjual nya dengan harga demikian
Tidak lama kemudian saya mendapatkan tugas kembali untuk
menjual buku yang berisikan tentang animasi dengan harga yang
sebenarnya Rp.50.000 dan di jual harus namun kelompok saya hanya
mampu menjual sebanyak 6 buah buku dengan harga bermacam mulai
dari Rp.100.000 sampai Rp 150.000.
Ilmu yang saya dapat selama berada di ITB yaitu mulai dari
kemandirian saya untuk hidup jauh dari orang tua,kedisiplinan waktu
saya pun mampu membagi waktu antara mengerjakan tugas dengan
mengerjakan tugas lain
Saya pun mendapatkan ilmu yang lain sekarang saya mampu
mengambar dengan baik setelah saya belajar selama 2 bulan di
ITB,saya pun di ajarkan mengambar dengan teknik computer,saya pun
belajar sablon dari pelajaran reka bahan dan banyak sekali ilmu” yang
saya dapat
Insaallah saya akan menjual produk baju baik baju pria atau
wanita dan jilbab
Saya ingin menjadi seorang desainer dan membukan sebuah
butik yang di dalam nya ada sebuah salon dengan café
162
Sudah makin mendekati 2 bulan kuliah di kampus ITB. Yang
saya rasakan adalah lelah, stress dan deg-degan. Saya sedang
menghadapai UAS saat ini. Benar-benar merasa tegang dan khawatir.
Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasih
yang paling baik dan terbaik untuk diri saya. Apa yang saya lakukan dan
kerjakan selama dua bulan terakhir ini akan terlihat nanti di akhir saat
penilaian akhir sudah keluar.
Hal ini benar benar menjadi adrenalin yang menegangkan untuk
saya. Tapi apapun hasilnya nanti saya akan menerimanya dengan baik.
Jika jelek dan masih bisa diperbaiki saya akan berusaha untukk
memperbaikinya sebaik mungkin.
Pengalaman saya mendapatkan uang sebelum masuk ke ITB
dan sesudahnya memberikan efek yang berbeda. Saya bekerja di SMK
Negeri 1 Rancaekek. Saya tahu dan pernaah merasakan bagaimana
rasanya bekerja untuk mendapatkan uang dengan keringat sendiri
namun dengan cara yang berbeda sebelum saya masuk ke ITB.
Sebenarnya cita – cita saya memang berkaitan dengan fashion. Minat
saya kepada fashion terutama milineris dan aksesoris sangat tinggi.
Dengan adanya saya yang menimba ilmu di kampus ITB ini.
Kesulitan dan usaha yang saya keluarkan mungkin
akansebanding dengan apa yang akan saya dapatkan di kemudian hari
nanti. Yang saya inginkan adalah menjadi seorang wirausahawan yang
sukses dan tak pernah padam semangatnya untuk berinovasi. Rasa lelah
yang saya dapat di sini akan menjadi tolak ukur untuk saya apakah saya
layak untuk menjadi orang yang kuat mentalnya di lapangan nanti jika
saya mendapatkan order yang di luar batas. Mudah mudahan cita-cita
saya bisa tercapai dengan mulus. Namun rasa khawatir itu tetap ada
163
melekat dalam diri saya.
Ilmu yang saya dapat dari kampus ITB dan Seamolec mungkin
dapat saya kembangkan dan gunakan jika suatu saat nanti saya bekerja
di tempat yang berhubungan dengan fashion ataupun jika saya menjadi
staff pengajar nanti. Amiin.
Pengetahuan tentang dasar – dasar fashion, apa itu fashion, apa
saja yang menjadi elemen utama busana, mengenali macam-macam
bahan, ilustrasi fashion, sungguh sangat berharga ilmu yang saya dapat
dari sini. Materi dan arahan yang benar-benar memotivasi diri saya agar
dapat menjadi orang yang lebih baik dan dan akhirnya memiliki tujuan
hidup yang jelas. Ini bisa menjadi arahan untuk apa yang ingin saya raih
dan capai di kehidupan saya nanti. Tempaan yang saya terima dari staff
pengajar di ITB sangat berpengaruh besar bagi kebiasaan saya. Kualitas
kerja saya pun menjadi meningkat dan membuahkan pola fikir dan
pandangan yang baru untuk menggapai cita-cita saya. Sungguh menarik
dan menyenangkan kuliah di sini. Kesulitan dan gemblengannya sangat
terasa dan membuat diri saya ingin sepenuhnya berubah dan berkaca,
saya ingin berubah ke arah yang lebih baik.
Saya menyukai apa yang diajarkan di sini. Apa yang kita pelajari
sungguhlah tidak ada batasannya. Tergantung bagaimana motivasi dan
kemampuan kita untuk mewujudkan cita-cita bahkan impian yang
selama ini selalu dianggap sebagai sesuatu yang mustahil untuk bisa
digapai.
Saya masih merasa harus tetap berjalan dan memantapkan diri
untuk menjadi seseorang yang patut diperhitungkan di dunia bisnis jika
saya ingin menjadi seorang wirausahawan. ITB adalah langkah awal
saya untuk menggapai apa yang saya inginkan.
164
Pengalaman pertama dapat uang yaitu saat saya smk dan saya
menjait rok sekolah,batik sekolah dan jas lab sekolah dan saya menjahit
pakaian tersebut cukup bnyak dan lumayan uang yang dikumpulkan
selama saya mnjahit UP disekolah dan uang tersebut saya pakai untuk
membeli bahan buat praktek sekolah dan bisa bantu-bantu orang tua.
Saya sangat senang bisa mndapat gaji pertama saya dengan
mnjahit pakaian di sekolah. setelah itu saya juga mendapat jahitan dari
tetangga dan uangnya juga lumayan .harga yang diperoleh dari 1pcs
baju yaitu Rp.7000,- , 1 pcs rok Rp.6000,- , dan harga 1 pcs jas lab
yaitu Rp.8000,- .dan pakaian yang saya jahit lumayan bnyak kurang
lebih 100 pcs. Dan busana yang saya jahit selesai setelah saya beres UN
.
Setelah itu sebelum saya masuk universitas ITB saya juga
bekerja di sebuah butik yaitu butik frida dan saya bekerja disana selama
1 bulan sambil menunggu kelulusan di sekolah dan menunggu hasil
testing di ITB.
Gaji yang didapat saya saat bekerja di butik frida saya mndapat gaji
ckup lumayan yaitu Rp.85000,- dan saya juga mendapat uank makan
lumayan untuk tambah-tambah.
Setelah itu pada minggu ke-2 saya mendapat gaji kurang dari
pada minggu pertama yaitu Rp.62000,- pada minggu ke-3 saya
mndapat uang dari gaji saya yaitu Rp.74000,- dan pada minggu terakhir
saya mndapat uang Rp.54000,- karena saya jarang masuk karena saya
sakit dan harus datang ke ITB untuk melakukan OUTBOND.
Dari hasil tersebut saya simpan untuk bekal selama 2 bulan di
ITB agar tidak tergantung sama orang tua terus menerus dan saya
165
sangat senang dan saya sangat bangga karena bisa menghasilkan uang
sendri dan dari keringat sendiri.
Setelah saya diterima di universitas ITB saya keluar dari butik
tersebut karena saya ingin melanjutkan sekolah saya sampai kulyah dan
alhamdulilah saya dapat kuliyah.
Pengalaman mendapatkan uang sesudah masuk ITB yaitu saat
saya menjual sebuah pulpen yang ditugaskan oleh pembimbing outbond
yaitu bpk stanly yang membimbing dan mengajari saya dan mahasiswa
lain selama 3 hari .
Dan pada hari sabtu saat outbond berlangsung saya di suruh
berjualan pulpen dengan harga tinggi dan itu tantangan buat saya
karena baru pertama kali saya berjualan . pulpen tersebut tidak boleh
terjual dengan harga Rp.10000,- dan kita harus menjual pulpen tersebut
dengan harga Rp 50000,- dan kalau bisa lebih dari Rp 50000,-
Setelah saya beres dari berjualan tersebut saya dan teman-
teman saya menghitung berapa uang kami dapat dari hasil jualan
pulpen dan kami mendapat Rp.450000,-.
Dan pada hari minggu yaiutu hari terakhir outbond saya
ditugaskan untuk berjualan pulpen lagi tetapi pulpen terserbut harus
terjual mahal lebih dari harga pada hari sabtu dan msaya bersama
teman-teman berpencar untuk berjualan lagi dan alhamdulilah pulpen
tersebut terjual dengan harga tinggi yaitu Rp.100.000,. dan semua
pulpen yang kami bawa terjual semuanya dan kami mendapatkan uang
lumayan banyak yaitu Rp.250.000,- lebih bnyak dari mhari sabtu . uang
tersebut kami bagiakan alahamdulilah hasil yang masing-masing
peroleh ternmasuk saya lumyan cukup untuk saya tabung.
Cita-cita saya untung 1,3,5 tahun yang datang saya ingin karya
yang saya buat bisa dihargai oleh orang lain dan bisa terkenal dan
menjadi orang sukses dan cita-cita saya selanjutnya yaitu setelah saya
berhasil nanti yang paling pertama saya ingin adalah membahagiakan
orang tua saya .
166
Saat saya mendengar ada pengumuman mengenai D1 fashion
Style dan berlokasi di ITB saya dengan spontan langsung registrasi dan
mengikuti kegiatan tersebut, ternyata tak menyesal saya mengikuti
kegiatan tersebut, banyak pengalaman dan ilmu berharga yang saya
dapatkan di sana. Saya mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan
yang sangat dalam terutama di bagian Fashion. Selama belajar di sana,
kemampuan gambar saya sangat meningkat, sebelumnya garis tangan
saya saat menggambar sangat kaku, tetapi di sana saya di latih dan di
ajarkan bagaimana cara menggambar sketsa dari membentuk proposi,
rendering, colase sampai mix media. Its FUN!. Selain memperdalam
menggambar sketsa saya mendapatkan ilmu mengenai tekstil dan
ragam hias, saya pun mengetahui banyak tentang cara dan teknik
membuat kain/ tekstil. Hal yang paling saya senangi adalah mempelajari
sejarah Fashion yang saya dapatkan saat mengikuti matakuliah
Pengantar Fashion, selain sejarah yang di ajarkan saya mengetahui
berbagai istilah – istilah fashion, makna dari fashion dll. Mata kuliah
Observasi tempat juga merupakan mata kuliah favorit saya, karena saya
dapat mengetahui berbagai tempat yang sangat menguntungkan bagi
bidang fashion jika kita ingin merambah ke dunia wirusaha, tempat –
tempat yang saya telah observasi antara lain Pasar Gede Bage- dimana
saya dapat mengetahui tempat pakaian second yang di ekspor dari
berbagai Negara-, Pusat Rajut Binong- di tempat ini lah saya
mempelajari dan mengetahui berbagai macam rajutan-, Ganiartha-
merupakan tempat sekaligus pembuatan brocade dengan kualitas dan
macam yang bervariasi, dan Cigondewah- di tempat inilah saya bisa
mendapatkan kain – kain dengan harga yang cukup miring dengan
kualitas yang tak jauh berbeda dengan tempat lain.
Satu hal yang buat saya menarik, saat saya mempelajari
tentang Animasi, dimana saya harus membuat baju dengan system
167
animasi dan dengan detail yang cukup sulit. Mata kuliah ini cukup
menarik dan menyulitkan bagi saya,hehe :p.
Dari awal pertemuan, kami telah menyiapkan mata kuliah
Pengantar TA untuk membimbing kami saat melakasanakan Tugas Akhir
dibulan Februari. Pada mata kuliah ini, kami di tuntut untuk
mendapatkan karakter kami saat membuat produk, entah itu baju, tas ,
sepatu atau aksesoris lainnya. Karakter kami di bangun saat kami di
tugaskan untuk membuat suatu image board, saat membuat image
board tersebut, kami harus memiliki perasaan yang peka saat memilih
image – image tersebut agar masuk kedalam karakteristik yang kami
miliki. Dan minggu demi minggu pun berlalu, inilah saat nya bagi kami
membuat desain produk sesuai image yang telah kami buat. Kami di
tuntut membuat 15 desain berbeda untu mendapatkan asistensi dari
dosen yang bersangkutan. Alhasil 3 desain kami di acc dan dalam waktu
1 minggu kami di tuntut untuk menyelesaikan tugas tersebut. Inilah
tantangannya. Dalam waktu 1 minggu ini saya menyalurkan ilmu – ilmu
yang sebelumnya saya dapat. Saya beli bahan, dan mengunjungi tempat
pembuatan sepatu. 1 minggu pun berlalu, hari ini adalah hari dimana
saya mendisplay dan menampilkan karya saya, dengan penuh harapan
hasil produk saya di display dengan rapid an alhmdulillah karya saya
memuaskan dan membuat saya lebih bersemangat untuk membuat
karya selanjutnya.
Setelah mendapatkan pengalaman selama di ITB ini , pada 10
tahun kedepan cita – cita saya ingin membuat butik sendiri dan hasil
karya saya sudah merambah Negara luar. Dengan pendapatan omset
yang cukup besar. Selain itu saya pun ingin menampilkan karya saya
dan menggelar fashion show di luar Negeri, agar mereka mengetahui
hasil karya orang Indonesia juga dapat memasarkan ke luar negeri.
168
Pengalaman pertama saya mendapatkan uang sebelum masuk
ITB waktu saya kelas tiga SD , dulu itu ayah saya punya sebuah toko
yang menjual berbagai macam buku-buku islami, Mukena, peci, tasbih,
siwak, dan Parfum non-alkohol.
Nah waktu itu ayah saya memberikan tantangan untuk menjual
2 kotak parfum oles. Dan kusetujui tantangan ayah, aku jual parfum
tersebut ke guru-guru di sekolahku, ke ibu-ibu yang mengantar anaknya
sekolah dan ke guru TK ku yang sedang mengajar di TK yang tak jauh
dari sekolah SD ku . alhasil aku berhasil melaksanakan tantangan dari
ayah, sebenarnya bukan seberapa parfum yang aku jual yang ayah
inginkan , melainkan ayah ingin melatihku untuk mudah dalam
bersosialisasi dan berbicara di depan umum. Waw amazingnya karena
tantangan dari ayah itu , otakku mulai berjalan untuk berbisnis (ngga
bagus juga sih yah kelas tiga SD dah mikirin bisnis, hehehe. Tapi itulah
kenyataannya). Tiba-tiba terbesilt di otakku untuk berjualan gambar
yang kubuat sendiri dan diperbanyak dengan cara di foto copy lalu di
jual kepada teman-temanku untuk di warnai, waktu itu kayaknya aku
jual gambarnya seharga Rp.100/lembar .
Nah lama kelamaan mulai bosen juga jualan kayak gitu . sampe
akhirnya aku kelas lima apa kelas enam , lupa . aku mulai berjualan
kertas isi file yang berwarna, dulu kan lagi jaman-jamannnya yak . nah
buat dapet keuntungan , aku beli kertas file itu di toko yang lumayan
murah . aku beli beberapa “Pack” dengan berbeda-beda warna , setelah
itu aku jual dengan eceran seharga kayaknya sih Rp.300/2 lembar.
Terus beranjak SMP , karena aku hobby masak, aku bereksperimen
(ceilaaaah) aku masak ager jelly, kue bullet-bulet (entahlah itu apa, tapi
yang jelas enak sih, hahahaha). Terus aku jual di tempat pengajian
anak-anak dekat rumaha aku deh, lumayan sih duitnya . hahahaha . Nah
itu semua bisnis yang aneh-aneh . selanjutnya beranjak ke SMA aku
169
udah mulai bener nih bisnisnya , hehehe. Kelas satu aku di ajak
kerjasama sama guru BP di sekolahku untuk memasarkan parfum-
parfum di tokonya . it‟s easy .
Semua berjalan lancar , keuntungan juga banyak aku dapat .
dengan keuntungan satu botol yang harganya Rp.5000 aku dapat
keuntungan Rp.1000 kalau yang Rp.10.000 aku dapat Rp.2000. dan
terus berkelipatan. Tapi itu ga berjalan lama , gara-gara aku bosen ..
hahahaha genit . Beranjak ke kelas 2SMA aku masuk kelas Favorit yaitu
kelas IPA (satu satunya, hahahaha) , nah karena IPA satu-satunya aku
manfaatkan untuk berbisnis . hahaha . aku berjualan kerudung , aku ga
ngewajibin semua temen-temenku buat beli kerudung . ya untungnya
banyak yang kena rayuan manis aku . hahahaha . aku patok harga
kerudung Rp.17.000 . aku mulai cari bahan yang bagus tapi murah , dan
aku dapet kerudung segi empat dengan harga Rp.9.000. dan harga
bordir kerudung Rp.3000. hahahha keuntungannya banyak yah ? Mirip
korupsi sih ? atau Riba ? tapi ngga sih yah, soalnya temen-temen aku
ngga ngerasa di rugiin . udah sama-sama tau . ckckckcck. Selanjutnya
aku jualan kosmetik dari Oriflame , Jual Pulsa juga pernah . hmph apa
lagi yah , oiya . aku pernah juga ngajar anak SMP , ngajar PMR . gajinya
sih lumayan Rp.300.000/bulan . dan ngajarnya Cuma seminggu sekali .
tapi itu juga ga berjalan lama , lantaran aku dah kelas tiga dan harus
fokus buat UN.
Uangnya yang didapet sih lumayanlah sekitar Rp.51.000 setelah
dibagi rata. Pembelinya macem-macem ada yang nyebelin, ada yang
iseng, sombong, baik . waaaaah aneh-aneh lah . kalau yang nyebelin itu
ada ibu dan bapak (pasangan suami istri) lagi jalan , trus kita tawarin
pulpen, si bapak sih berenti dan sopan ngajak bernegosiasi sama kita.
Eh pas lagi negosiasi si ibu-ibunya bilang “pa kayo ! ngapain sih
ngurusin itu. Ada yang lebih penting” idiiiiiiiiiiiiiiiih rasanya pengen
nimpuk pake sandal.
Kalau yang iseng itu, ummmmm waktu kita nawarin ke anak
Univ apa yah ??? lupa =,=a yah pokoknya mahasiswalah, mereka minta
kita nyanyi dulu baru mau beli. Hmmm selanjutnya kalo yang sombong
itu pura-pua ga liat kalau kita ada . sedih .. hahahaha . nah ini ni kalau
yang baik ada satu orang bapak-bapak ! ngggg ngga masih muda . apa
170
donk ? aa aa lagi markirin motor trus kita tawarin , eh si aa nya malah
ngajakin kita masuk resto, ternyata di dalem ada temen-temennya 3
orang nah si aa ini nyuruhin temen-temennya ngumpulin duit buat beli
pulpen kita . yah walaupun nggga banyak satu orang Rp.20.000 tapi
udah lumayan seneng karena mereka baik . jadi satu pulpen kita di belin
dengan harga Rp.80.000.
Ilmu yang didapat sih yang pasti tentang design , selanjutnya
sih aku sama beberapa temanku ada rencana buat bisnis gitu . karena
kita berempat memiliki kemampuan yang berbeda-beda jadi kita bisa
berkolaborasi, karena ada yang pinter design, buat pola, jahit , dan
pemasaran . jadi kita mau bikin bisnis kecil-kecilan, aku sih ke bagian di
pemasaran aja . hehehehe masalahnya ngga bisa di antara yang lainnya
. hehehe.
Produk yang bisa dipasarkan yah mungkin baju yang nnti bakal
dibikin, antara baju sama tas.
Apa cita2 yg akan di raih setelah 1, 3, 5 tahun? Wah ini nih ,
aku paling bersemangat kalau ditanya ini . tapi tahunnya ga sama, sama
target aku sih .. ckckckckck
Yah yang hampir deket aja yah . jadi tahun ini aku mau bisnis ,
banyak bangetlah . selain memasarkan bisnis bareng temen-temen aku,
aku juga punya plan lain, karena aku juga Alhamdulillah keterima
SNMPTN di UPI jadi aku bisa memasarkan semua bisnis aku, nieh plan
aku ::
1. Mau Jualan Pulsa
2. Mau Jual Parfum punya guru BPku lagi.
3. Mau Masarin keripik punya kakak.
4. Mau Masarin Sendal dan Sepatu Eiger punya kakak.
5. Mau Masarin baju bola punya Kakak angkat aku, dan
6. Mau Ngelamar Ngajar PMR SMP/SMA
(amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin) . jadi mungkin plan diatas bakal jadi terusan cita-cita
aku di tahun depan.
Nah selanjutnya apa ? cita-cita 3 tahun berikutnya ? Wah kalau
tiga tahun belum ada, kalau empat tahun mendatang baru ada :D .
171
Rencana untuk empat tahun kedepan ::
1. Lulus Wisuda di UPI dan memiliki bekal tentang Pengolahan hasil
pangan dan mendapat gelar SPd.
2. Kuliah S2 di SBM ITB sambil ngajar SMK.
3. Sambil kuliah S2 dan jadi guru juga aku mau Nerusin bisnis ayah
yang sempat bangkrut . yaitu bisnis telur bebek . SEMANGAT !!! harus
bisa mengembalikan kerugian ayah, dan membuktikan kalau aku bisa .
Hahahahaha
Nah, setelah pengadaptasian bebek selama tiga bulan dengan
menggunakan peminjaman ke bank ya sekitar Rp.150.000.000 . dan
sudah menghabiskannya , bulan ke empat mulailah mendapat hasil ,
dan berujunglah pada plan selanjtnya.
4. Lunasin hutang ke bank walaupun harus nunggu sekitar 5-6bulan .
masih ada 4bulan untuk mendapatkan keuntungan . dan keuntungan
yang diperkirakan sekitar 120.000.000.
Setelah itu =,=‟ ? Tahun ke lima . tahun lanjutan … planningnya ::
1. Udah punya ke untungan yang lumayan banyak setidaknya dalam
satu tahun itu dapet keuntungan 360.000.000 di tambah yang tahun ke
empat 120.000.000 jadi 480.000.000. , maka ::
2. Lunasi Hutang-hutang ayah yang pasti ada deh !! ngga mungkin
kayaknya ga ada.
3. Berangkatin ayah dan Ibu ke Tanah Suci Mekah untuk berhaji (amin)
4. Ngebiyayain ade sampe kuliah setinggi-tingginya (amin)
5. mengembangkan bisnis menjadi lebih luas , membuka pertanian
seperti tanaman padi, Apel, Mangga, dll . Rencananya sih mau
melakukan penelitian dulu buah apa yang bisa di tanam di daerah aku
dan kurun waktunya bisa bergantian jadi ngga pernah sepi, misalnya
setelah mangga panen ganti apel . yah gitu deh , doain aja yah pak .
hehehehe
172
Seingat saya, pertama kali mendapatkan uang rupiah melalui
keringat sendiri adalah dengan berjualan lembaran kertas binder kepada
teman sendiri meskipun pada akhirnya lebih memilih untuk barter
daripada menjual lembar binder tersebut. Dan sebelum masuk ke ITB,
pernah juga diadakan Teaching Factory, di SMK tempat saya belajar,
yaitu membuat produk sesuai dengan keinginan pembeli, kesulitannya
tentu saja harus mencoba menawarkan jasa membuat pakaian kepada
orang-orang sekitar dan disitulah terasa susahnya mendapatkan uang,
karena tidak semua orang ingin membuat pakaian dan penghitungan
harganya pun melalui system yang sudah ditentukan dengan
keuntungan yang mungkin tidak seberapa jika disbanding harga pakaian
yang ada di pasaran. Lalu saat SMK juga, pernah berjualan produk
kecantikan, dengan item yang telah ditentukan saya diwajibkan menjual
alat kecantikan itu, kesulitannya serupa dengan saat menjual roti, setiap
minggunya selama 4 minggu kita diharuskan menjual beberapa jenis roti
yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan pihak pabrik rotinya,
kesulitannya serupa dengan Teaching Factory, saya harus membuang
rasa malu untuk menjajakan dagangan ke saudara atau tetangga-
tetangga di sekitar rumah.
Inilah pengalaman baru, meskipun saya sendiri lupa berapa
uang yang saya dapat, mungkin sekitar 30.000 atau 50.000. ada
berbagai macam pembeli dari mulai yang cuek, banyak bertanya, mau
mendengarkan cerita kita ada juga yang nampak tidak percaya kepada
kita.
Cara saya atau teman-teman saya berjualan yaitu awalnya
mencari orang-orang yang sedang santai dan terlihat cukup berada,
sedangkan cara untuk meyakinkan para pembeli itu tentu saja dengan
bercerita, siapa kita, darimana kita, menceritakan program apa yang
sedang kita jalani, diperintah oleh siapa dan untuk siapa kita berjualan
173
pulpen dan buku tersebut. Situasi pada saat kita berjualan cukup
mendukung pada hari pertama, namun kurang mendukung pada hari
kedua karena pada hari Minggu itu ada kegiatan “Car Free Day”
sehingga orang-orang juga lebih focus pada kegiatannya masing-
masing.
Banyak sekali ilmu yang didapat dari ITB, dan saya bersyukur
bisa dimudahkan masuk ke ITB dengan adanya SEAMOLEC. Banyak ilmu
yang didapat saat ini untuk magang seperti bagaimana membuat
anatomi yang benar, cara mewarnai desain, mengetahui mana bahan
sintetis, campur atau alam meskipun mungkin masih secara teori, cara
pengucapan merk produk internasional yang benar, atau banyak isitlah
fashion yang baru diajarkan dan masih banyak lagi. Yang mungkin
dipasarkan pun juga banyak, seperti produk pakaian, aksesoris, milineris
atau bahkan juga jasa sebagai freelance designer. Selain itu selain
ilmunya juga, kita menjadi lebih berani berkomunikasi di dunia kerja
apalagi karena dosen-dosen disini yang mengajar dengan cara
komunikasi 2 arah juga tegas.
Produk yang bisa di pasarkan
- Pakaian
- Aksesoris
- Milineris
174
Amazing ya rasanya bisa dapet uang dengan kerja keras sendiri,
walaupun uang yang di dapet gak seberapa, uang pertama yang saya
dapet dengan kerja saya sendiri adalah waktu SD, waktu itu lagi musim
banget Pop Ice tapi belum banyak yang jualan pop ice apalagi di
komplek tempat saya tinggal, dari situ muncul deh ide buat jualan pop
ice dideket lapangan sepak bola, waktu itu saya masih kelas 5 SD dan
sepulang sekolah saya minta diantar ke borma buat beli pop ice, waktu
itu saya beli 20pcs dengan 2 rasa cokelat dan stroberi. Entah garagara
masih polos ataau memang berasa main-main jualan pop ice ini sama
sekali gak berasa berat, malah saya sama temen saya enjoy banget, dan
hari pertama semua pop ice saya habis terjual, begitu pula 5hari
berikutnya. Tapi sayang dihari ke enam saya dan teman saya gak bisa
jualan lagi soalnya kami kecapean gara-gara tiap pulang sekolah jualan
pop ice dan darisitu usaha pop ice saya dan teman saya terhenti.
Saya kembali berjualan adalah waktu kelas 2 SMK, itupun
terpaksa karena kalau saya gak mau berarti saya gak dapet nilai mata
pelajaaran KWU, dan malangnya saya produk yang harus saya jual
adalah produk kecantikan yang brand nya sama sekali belum terkenal,
dan ini juga menjadi pengalamaan pertama saya berjualan atas dasar
„terpaksa‟ dan saya sama sekali gak tau bagaimana caranya berinteraksi
dengan calon konsumen, berbeda dengan waktu SD waktu saya
berjualan pop ice, karena waktu itu semua pembelinya dalah teman-
teman saya yang bermain dilapangan sepak bola. Dan setelah saya coba
untuk memasarkan produk kecantikan itu kebanyakan para calon
pembeli merasa takut untuk membeli produk yang saya tawarkan ini,
bahkan ada beberapa calon pembeli yang meminta asuransi untuk
pemulihan wajah mereka apabila terjadi hal yang tidak diinginkan pada
wajah mereka yah misalnya gara gara terinfeksi sama produk yang saya
tawarkan ini.
175
Tapi dengan pembekalan yang cukup dari para guru KWU, saya
dapat meyakinkan para calon pembeli yang akhirnya mereka yakin untuk
membeli produk yang saya tawarkan ini, alhamdulillah dari 25 produk
yang saya jual hanya 3 produk yang tidak laku terjual.
Ternyata pengalaman saya berjualan waktu SD dan SMK itu
sangat membantu, karena outbound kali ini juga saya disuruh berjualan,
tapi untuk sekarang ranya susah banget terlebih sejak kelas 2 smk saya
punya penyakit aneh yaitu susah buat bersosialisasi sama orang,
ditambah lagi sekarang yang harus saya jual adalah pulpen pulpen
dengan harga pasaran 2000 dan harus dijual semahal mungkin,
memang sih ini tugas perkelompok tapi kan saya susah bersosialisasi
dengan orang baru dan saya belum terlalu akrab sama temen-temen
dikelompok saya, oh rasanya ini adalah malapetaka, tapi kata-kata
mutiara pedas dari pak stanley sedikitnya telah memberi saya
semaangat dan kemauan untuk mencoba, oke akhirnya saya mencoba
umtu menjual pulpen-pulepen ini. Susah memang dan beberapa kali
pulpen saya ditolak, rasanya itu ya malu banget, sedih banget, kesel
banget, cape banget dan sesuatu banget, sempet down juga, tapi pada
akhirnya saya berhasil juga menjual dua pulpen dngan harga 30.000,
pulpen pertama saya jual dengan harga 10.000 dan pulpen ke dua saya
jual seharga sama 10.000 tpi kali ini yang beli pulpen saya Cuma ngasih
uangnya aja dan pulpen nya gak diambil, katanya gini “yaudah de ambil
aja pulpen nya, saya ikhlas kok ngasih uangnya” wah ternyata masih
ada juga orang yang baik hati dengerin argumen saya terus ngasih uang
tapi pulpennya gak diambil. Yauda deh akhirnya saya jual lagi pulpen ini
ke target berikutnya, dan alhamdulillah berhasil dan dibeli seharga
10.000 . jadi hari pertama saya dapet uang 30.000, 10.000 dari satu
pulpen dan 20.000 dari satu pulpen yang berikutnya. Dan rasanya itu
seneng banget, beda banget sama tadi pas pulpen aku ditolak,
senengnya itu udah gak keitung , seneng banget seneng pangkat tak
terhingga bisa jual pulpen yang seharusnya 4000/2 pulpen menjadi
30.000/2 pulpen. Dan aku belajar satu hal dari sini, segala sesuatu
gakan berhasil tanpa usaha, bahkan sudah usaha pun masih banyak
kemungkinan buat gagal , kuncinya adalah satu yaitu tetap semangat
dan jangan menyerah. Dan gara gara peristiwa ini penyakit susah
bersosialisasi saya sedikit demi sedikit berkurang.
176
Walaupun hanya dua bulan tapi banyak banget yang bisa saya
dapet, yang paling sederhana tapi sangat penting adalah memanage
dan menghargai waktu. Dengan begitu banyak tugas yang diberikan dan
dengan batas waktu pengerjaannya yang sangat singkat, saya jadi lebih
mengerti betapa pentingnya waktu dan saya mengerti kenapa waktu
tidak pernah bisa diputar ulang, maka dari itu saya mencoba semaksimal
mungkin untuk memanfaatkan waktu yang saya miliki.
Dan dari jurusan sendiri yaitu fesyen design saya mendapatkan
banyak sekali ilmu, dan sangat menambah wawasan saya dalam dunia
fashion, mulai dari designer designer terkenal dalam negeri sampa luar
negeri, sejarah fashion, istilah-istilah fashion, pengucapan istilah-istilah
fashion, ilustrasi fashion, image board, cara membaca gambar untuk
dijadikan image board, menetukan tema image board, belajar arti-arti
dari warna, reka bahan, ragam hias, dan masih banyak lagi, dan praktek
terakhir yaitu sablon, flocking, foil dan puff
Sampai saat ini saya belum memasarkan produk apapun, yah
dua bulan ini sangat padat dengan tugas-tugas dan saya belum bisa
memanage waktu saya untuk bisa mengahsilkan suatu produk yang
kemudian bisa saya pasarkan. Tapi planning untuk kedepannya sudah
ada.
Saya ingin lulus di D1 Fesyen ini dengan nilai yang membuat
orang tua saya tersenyum bangga.Dan kemudian ikut SNMPTN ITB
tahun depan ngambil Kriya tekstil. tapi kalo memang tuhan berkehendak
lain dan jodoh Kampus saya bukan di ITB, mungkin saya akan
mengambil jurusan yang sama di kampus yang berbeda, tapi saya
optimis dan yakin kalo saya berusaha saya pasti bisa diterima di ITB,
dan di sela sela kesibukan saya selama kuliah nanti saya juga akan
berusaha meluangkan waktu untuk membuka usaha kecil-kecilan dalam
bidang fesyen tentunya. Dan untuk kemudian hari saya ingin
mempunyai suatu brand atas nama saya sendiri dengan beberapa
produk fashion yang memang berkwalitas dan diperhitungkan di dunia
perfashionan dalam negeri bahkan sampai luar negeri.
177
Pengalaman pertama saya mendapatkan uang dengan keringat saya yaitu ketika saya memasuki kelas 3 smk, dulu saya sekolah
mengambil jurusan busana butik di SMK N 1 RANCAEKEK di sana atau di sekolah saya itu ada yang di namakan UP (Unit Produksi) yang di kelola
oleh guru-guru busana. Unit produksi di smk saya setiap tahunnya selalu memproduksi pakaian seragam dan pakaian praktek, jadi sekolah saya itu memproduksi batiknya tidak di lakukan di luar atau di lakukan oleh
orang lain malahan di kerjakan di sekolah oleh guru yang memegang UP kemudian di jual kepada murid – murid SMK N 1 RANCAEKEK. Terus saya berpikir dan memutuskan untuk mengambil jahitan kepada guru
saya karena saya piker lumayan untuk tambah – tambah uang jajan. Pertama kali saya mengambil jahitan saya mengambil baju
seragam batik sebanyak 2 buah dulu karena kalau terlalu banyak – banyak saya takutnya tidak selesai. Harga jait seragam batik di hargai sebesar Rp. 7000,00 saya berpikir ko murah bangetnya di hargain segitu
padahal kalau di jait di penjahit harganya di bisa mencapai 50.000 sampai 75.000 per pc,tapi tidak apa-apa deh segitu juga udah lumayan udah mulai mau mencari uang sendiri.
Pembayaran bajunya itu jika telah lolos melalui tahap QC
(quality control), kalau tidak lolos ya bajunya di balikin lagi di perbaiki menjadi lebih rapih dan bagus. Alangkah senangnya ketika mendapatkan uang dari hasil keringat saya sendiri ternyata susah
mencari uang itu tapi saya dengan mudahnya meminta kepada orang tua dengan se enaknya. Sesudah beres jahitan yang 2 pc itu saya tidak berhenti disitu saya memutuskan mau negambil lagi saya memulai
mengambil jahitan lebih dari dua yaitu sebanyak 5 tapi ketika guru saya bertanya mau mengambil berpa de terus saya menjawab”ngambil lima aja bu” terus kata guru saya tambahin aja ya sama baju prakteknya jadi
sepuluh soalnya ini jahitan masih banyak, tapi saya berpikir dulu beres tidak ya?terus guru saya bertanya lagi “gimana mau tidak” saya menjawab “iya deh bu saya mau ngambil sepuluh,wah dai itu saya kaget
karena takut tidak selesai tapi saya selalu bersemangat karena kalau jahitan yang sepuluh itu selesai saya akan mendapatkan uang sebanyak
178
70.000 lumayan untuk nambah –nambah keperluan sekolah jadi tidak harus minta sama orang tua.
Karena saya sering ngambil jahitan saya di panggil lah sama guru saya yang kebetulan anaknya kepala sekolah dimana saya
bersekolah, saya kaget kenapa saya di panggilya takutnya saya bikin kesalahan tapi apa (dalam pikiran saya). Tapi ternyata setelah saya masuk ruangan kepala kepala sekolah dan berbincang-bincang saya di
tawarin kerja sama kepala sekolah…..alangkah senangnya saya di tawarin kerja di sekolah siapa sih yang tidak mau kerja di sekoolah kan ………tidak lama kemudian bekerja lah saya di sekolah SMK N 1
RANCAEKEK sebagai staff TU tapi beberapa bulan kemudian saya di pindahkan ke bagian perpustakaan sampai dengan sekarang saya masih berkerja di sana, dari jalan itu saya bisa berkesempatan bisa berkuliah di
ITB siapa sih yang tidak tau itb masuk itb itu susah darii itu saya bersyukur bisa menuntut ilmu di ITB.
Kedua kalinya saya mendapatkan uang dengan keringat saya ketika saya masuk ITB dalam acara outbound. Dalam acara itu saya di suruh oleh dosen berjualan sebuah pulpen yang harganya hanya 1500
untuk di jual setinggi mungkin, bagi saya ini merupakan sebuah tantangan karena saya sebelomnya tidak pernah berjualan. Sesudah dosen mengasih arahan kepada kita, kita di bagi kelompok menjadi
empat kelompok, kita oleh dosen hanya di bekali sebuah sal biru yang di ikat di kepala kita tidak ada tanda pengenal dari itb jadi agak sedikit
susah. Sesudah beres pengarahan menyebarlah kita sesuai dengan kelompoknya masing-masing, pertama-tama saya dan kelompiok saya menawarkan kepada seorang bapa-bapa yang kayanya mau berangkat
kerja, terus saya menyapanay” Selamat pagi pa kami dari mahasiswa dari ITB mau menawarkan sebuah pulpen (dengan alasan membantu biaya pendidikan teman kami yang kurang) bila bapa berkenan apakah
bapa mau membeli?kemudian bapa itu bertanya berapa de harga satu pulpenya”lalu kita menjawab”harga pulpennya mah sama seperti pulpen yang biasanya lalu bapa itu mengeluarkan uang sebesar 50.000.
179
Pertama kali saya mendapatkan uang yaitu pas saya kelas tiga
SMK,sudah biasanya di sekolah saya setiap tahunnya selalu
memproduksi seragam sekolah,jadi semua nya sekolah yang
menyediakan,mulai dari baju batik,rok seragam,baju seragam,jas lab
masing-masing jurusan sampai dengan seragam putih-putih,tapi kalau
baju pramuka sama olahraga itu pesan dari luar.
Di sini saya bukan asli orang bandung ,saya tinggal bersama
orang yang belum saya kenal,hidup saya terasa sangat menderita,hari
demi hari saya lalui,di sana saya makan bayar dengan harga yang relatif
murah ,ya sebulan Rp.200.000 ,tapi semua nya mereka yang
ngatur,apapun makanan nya itu harus saya makan ,tapi di sini saya
sambil belajar ngaji,ini semua keinginan orang tua saya,saya jalani
semua ini walaupun sebenar nya hati saya sangat tidak terima,tapi saya
percaya apapun yang dilakukan orang tua terhadap saya itulah yang
terbaik.
Banyak sekali rintangan dalam hidup saya,disini saya sekolah
kejuruan jadi otomatis banyak tugas,diisini saya ngambil jurusan fashion
,dan di tempat saya ini tidak ada mesin jahit,saya sering ikut sama
temen saya yang jarak nya cukup jauh,tapi saya sering tidak diizinkan
sama yang punya rumah ,ah pokok nya susah banget.
Dikarenakan kebutuhan saya selama sekolah banyak
sekali,karena banyak sekali praktek jadi membutuhkan alat-alat untuk
praktek mulai dari bahan,sampai benang,itu harus beli sendiri.
Waktu itu saya lagi kelas 3 SMK,saya menjahit celana lab anak
tkj (teknik komputer jaringan) dan rok seragam,disana saya semangat
sekali dalam menjahit, karena upah yang diberikan bagi saya cukup
180
besar,kalau buat celana itu harganya Rp.8000/pcs,kalau buat rok itu
harganya Rp.6000. Perasaan saya pertama kali dapat uang,senang
banget,bisa bantu orang tua saya. Itulah pengalaman saya mendapat
kan uang sebelum ke itb ini.
Kalau lagi di itb,saya mengikuti out bond bersama pak stanley,di
sini semua mahasiswa di wajibkan untuk menjual sebuah
bolpoin,pertamanya saya sangat kaget,soal nya saya tidak memiliki basic
dalam hal itu.
Tapi saya memberanikan diri untuk menjualnya,pertama saya
keliling-keliling di daerah itb ini,nah dapat target yang pertama,eeh dia
menolak dengan bahasa yang kurang enak di dengar.
Tapi saya tidak memperdulikan hal itu,saya teru berusaha
dengan semaksimal mungkin,terus saya di sini mencoba menawarkan
kepada pak polisi,alhamdulillah beliau membelinya dengan harga yang
lumayan murah,hanya dengan harga Rp.5000,tapi buat saya itu sudah
alhamduliillah.
Hari ke dua saya menjual bolpoin lagi,disini saya mengunjungi
car freeday dago,kebetulan pas hari minggu.susah banget mendapatkan
orang yang mau membeli pulpen ini.Tapi alhamdulillah ada juga yang
membelinya,dengan harga Rp.10.000.
Cita-cita saya ingin menjadi pengusaha,amiiin
181
Menginjak kelas dua Sd saya sudah belajar berdagang dengan
mendagangkan makanan ringan seperti ciki, kue kering dan permen.
Hampir setiap hari saya habiskan berjualan baik itu disekolah Sd atau
sekolah Diniyyah. Jam 3 sore biasanya saya menghitung penghasilan
dan modal juga sisa barang dagangan, lalu saya membelanjakan modal
dan 30% dari laba saya tabung.
Biasanya saya mengambil atau berbelnja di toko kelontongan
milik ayah saya, meskipun milik ayah saya, saya tidak pernah mengambil
barang seenaknya. Saya tetap membelinya dengan modal dan laba yang
saya dapat. Biasanya saya berbelanja 20.000-35.000 setiap harinya, dan
5.000 untuk uang tabunga dan jajan.
Kelas 2 sampai dengan kelas 4 saya berjualan makanan ringan,
setelah kelas 5 saya mulai mendagangkan alat tulis. Biasanya saya
mengambil alat tulis dari teman ibu saya di toko bu haji ayi. Saya
mengambil serutan, pensil, penghapus yang memiliki bentuk yang unik
dan buku diary.
Sepulang sekolah saya mengembalikan barang sudah saya
pinjam dan membayar barang yang sudah keluar juga mengambil
barang yang dipesn teman-teman, adik kelas, kaka kelas atau guru-
guru. Saya melakukanya setiap hari sampai berakhir sekolah dasar.
Ketika Smp saya juga masih berjualan saya menjual bros kecil
atau ikat rambut. Saya sangat hoby berjualan, maka dari itu saya tidak
pernah merasa jenuh berjualan.
Ketika Sma saya ditempatkan di Pondok Psantren di
Tasikmalaya, saya dilarang berjualan oleh keluarga karena takut
menganggu kegiatan belajar mengajar di Pondok juga sekolah.
182
Tapi saya tetap keukeuh ingin berjualan lalu saya
membelanjakan semua uang jajan selama dua bulan dan
membelanjakan macam-macam alat tulis, dan setiap hari saya keliling
kamar yang ada di asrama untuk mendagangkan alat tulis yang saya
jual.
Lulus Ma saya tidak berminat melanjutkan ke fakultas,
meskipun sudah ada tawaran beasiswa saya tetap tdak mengambilnya.
Saya lebih memilih belajar menjahit atau kurusus menjahit. Kebetulan
saya belajar menjahit di daerah simpang Dago tepatnya Binangkit, saya
belajar selama 1 tahun tapi sudah banyak mndapat pengetahuan.
Padahal saya termasuk pemula dalam urusan menjahit atau mesin.
Satu tahun di Binangkit saya pulang ke rumah dan mulai
membuka bisnis jasa, awalnya saya mengajarkan anak-anak Smk lalu
saya siap menerima orderan jahitan. Dari sana saya mampu membeli 1
mesin kaos, mesin neci dan mesin bordir.
Sedikit-sedikit saya mulai mengumpulkan tabungan lalu saya
mulai membelanjakan uang yang sudah ada dengan membelanjakan
bros dan agen bedcoper. Saya pergi berkeliling kampung tepatnya
masuk pintu keluar pintu untuk menjajakan barang yang saya jual.
Hasilnya lumayan tidak menyedihkan, dan dari sana saya berniat untuk
membuka 1 toko kecil.
Tahun 2010 tanggl 5 january saya mulai membuka toko dengan
harga sewa 8jt satu dengan dengan tempat yang sangat luas, dan
dengan menggunakan uang yang saya pegang. Lalu saya belanja
dengan uang yang ada. Pertengahan tahun saya sudah dipercaya oleh
Bank Rakyat Indonesia. saya mulai memberanikan diri meminjam cicilan
ke Bank yang sejak awal saya sangat paham dengan resiko yang akan
terjadi jika terjadi suatu hal ditengah jalan. berkat dorongan yang kuat
dari keluarga dan teman-teman juga orang-orang yang sangat dekat
dengan saya, saya mampu bertahan sampai saat ini. Dan alhamdullah
sekarang adalah tahun ke dua toko saya berdiri.
183
Sebelum masuk ke ITB,saya sudah mulai belajar berjualan dari
SMP nya juga,waktu SMP saya suka jualan pulsa,ya lumayan buat
nambah-nambah uang jajan,penghasilan saya waktu SMP berjualan
yaitu kurang lebih Rp 100.000/minggu nya.Dan waktu SMK saya
nambahin jualannya,saya berjualan kosmetik,parfum,perlengkapan
mandi,dan lain-lain,saya biasa belanja semua perlengkapan itu di apotik
terdekat,saya menjualnya secara kredit untuk 1 bulan,rata-rata produk
yang saya jual saya lipatin 2-3 lipat dan pembayarannya 1 minggu
sekali,penghasilan saya dari jualan produk-produk dari apotik itu
mencapai Rp 500.000/bulannya,selama kelas 3 SMK saya tidak pernah
minta uang jajan sama ongkos bensin sama orang tua,saya pake dari
semua kebutuhan saya uangnya dari hasil saya jualan.
Setelah masuk ke ITB saya niatin untuk berhenti dulu
berjualan,karena saya harus tinggal di bandung, jadi otomatis dagangan
saya tidak ada yang ngurusin.
Pas masuk outbound saya di suruh jualan balpoint,saya sudah
tidak merasa malu lagi karena saya sudah terbiasa berjulan,di tolak oleh
konsumen itu sudah biasa,karena saya orangya termasuk orang yang
suka jualan,waktu jualan balpoint saya mencari pembeli ke sana ke
mari,sampai saya lari-lari karena saya harus mengejar waktu,saya
nawarin balpoint itu di sekitar rumah sakit,dan di situ banyak juga yang
belinya,saya jualan secara berkelompok,untuk balpoint pertama saya
dapat Rp7.000,dan yang ke duanya saya mendapat kan penaikan,saya
mendapatkan Rp 35.000. Pengalaman berjualan balpoint yang sangat
menyenangkan.
Sekarang saya mulai terjun lagi ke dunia bisnis,saya berbisnis di
marketing munti level di Pt.Melia Nature Indonesia.saya di situ ngambil
184
1 paket,1 paketnya itu harganya Rp 550.000/paket +biaya
pendaftarannya itu Rp 30.000,saya masuk ke dunia bisnis itu saya
ngeluarin modal Rp 580.000,dan saya dapat 1 box prpolis sama buku
panduan kerjanya.1 box propolisnya berisi 7 propolis kalau saya jual
ecerannya untuk 1 propolisnya yaitu Rp 100.000/satu propolis,jadi
keuntungan dari 1 box propolis itu adalah Rp 150.000.Belum lagi saya
masukin orang untuk masuk ke anggota Pt.Melia nature,untuk 1
orangnya adalah Rp 100.000/orang per satu paket.Saya sudah dapat
penghasilan kurang lebih Rp 650.000 untuk bulan ini.
185
Nama saya susi suryani, saya terlahir dari keluarga seniman,
dimana ayah saya merupakan seorang pelukis sketsa, pengukir kayu dan
aktif sebagai seniman sunda. Darah seni mengalir pada diri saya yakni
menjadi seorang penari jaipong sewaktu remaja serta sedikit belajar
mengenai dunia sinden semenjak tahun 1995-2005.
Berangkat dari situ saya banyak ditawari mengisi banyak acara,
seperti pernikahan, upacara adat, perpisahan dan lain-lain. Dari setiap
pagelaran acara tersebut, saya mendapatkan imabalan fee sebesar Rp.
50.000-Rp. 100.000, dimana uang tersebut saya biasanya saya titipkan
pada mama, yang kemudian digunakan pada waktu lebaran tiba.
Pengalaman enterpreaneur pertama saya di waktu Sekolah
Dasar (SD), yaitu saya gemar membuat frame foto dari kardus bekas,
kemudian frame tersebut saya hiasi lalu saya jual pada teman-teman
saya, dengan harga sebesar Rp. 2500/frame yang berukuran 10x10cm.
Hingga beranjak memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP),
saya berhenti berjualan frame foto, tak lama saya kembali ke aktifitas
yang dulu yaitu menari jaipong, namun seiring dengan banyaknya
tawaran, mau tak mau aktifitas ini pun saya geluti kembali. Setelah lulus
SMP, saya awalnya ingin sekali melanjutkan ke sekolah seni di SMKI,
tanpa pikir panjang Bapak menyetujui keinginanku, namun karena jarak
sekolah dan tempat tinggal yang cukup jauh. Mama kurang mendukung,
Mama lebih menyarankan untuk saya melanjutkan bersekolah di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di Pariwisata, yang kebetulan letak
sekolahnya sangat dekat, akhirnya tawaran ini saya ambil.
Ilmu bisa didapat dari mana saja dan tidak terpaku pada satu
titik. Saya pun memutuskan bersekolah di SMK serta mengambil jurusan
tata-busana, untungya saat itu saya dibekali ilmu jahit-menjahit dari SD,
186
sehingga memudahkan saya memahami tentang pelajaran busana di
SMK tersebut. Selain memiliki banyak teman dari berbagai jurusan yang
lain, sepeti tata-boga dan perhotelan, yang mayoritas perempuan,
timbullah keinginan saya untuk membuat beberapa macam kerajinan,
seperti dompet, tas, tempat pensil dan sebagainya. Seiring berjalannya
waktu (Alhamdulillah) penjualan kerajinan tersebut bertambah pesat,
kerajinan tersebut berupa:
Rp 2000/dompet koin
Rp 5000/dompet
Rp 50.000/tas
Pada saat itu keuntungan saya/bulan mencapai Rp. 500.000.
Sehubungan dengan ilmu busana yang saya pelajari di SMK, keinginan
untuk mulai menjahit pakaian menggoda keinginan saya berbisnis.
Hingga akhirnya saya coba tawarkan beberapa baju serta jasa pada ibu-
ibu, teman, tetangga, bahkan saudara. Setiap potong baju, saya beri
harga sebesar Rp35.000-Rp70.000, namun selain itu saya juga membuat
kerajinan lain, seperti gantungan kunci, tusukan jarum pentul, tempat
HP hingga tempat pensil yang kesemuanya menggunakan kain. Dimana
targetnya merupakan anak-anak SD hingga remaja SMA, saya
memberandol dengan harga berkisar Rp. 7.000-Rp. 10.000.
Tak lama sebelum saya lulus dari sekolah, oleh guru SMK, saya
ditawari training untuk menjadi pendesain kerudung. Selama kurang
lebih lima bulan bekerja sebagai pendesain kerudung, begitu lulus
sekolah saya langsung direkrut untuk bekerja di tempat saya training
sebelumnya, hingga akhirnya kini menjabat sebagai asisten fashion
designer sampai saat ini.
Berikut beberapa event yang saya ikuti selama bekerja:
•Tahun 2009-2012, Ritz Carlton Hotel dan La Piazza Fashion Show JFFF
(Jakarta Food, Fashion and Festival)
•Jakarta Fashion Show JFW (Jakarta Fashion Week)
•Tahun 2010, Dharmawangsa Hotel dan Panghegar Hotel Fashion Show
IFF (Islamic Fashion Festival)
•Tahun 2011, Panghegar Hotel Fashion Show IFF (Islamic Fashion
Festival)
187
•Jakarta Fashion Show City Link
•Bina Nusantara, Jakarta Fashion Show Ekstra Kurikuler „Pengolahan
Tekstil‟
•Kemang (Galeri Kemang) Terlibat sebagai Tutor Hijab Style
•15 Mei 2010, Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Jakarta Food and
Fashion Festival
Terlibat dalam produksi dan Fashion Show koleksi ”Reminisence” by
Nuniek Mawardi
•Plaza Indonesia, Jakarta Terlibat dalam produksi koleksi ”Life of
Leaves” by Nuniek Mawardi
•Hotel Dharmawangsa, Jakarta Islamic Fashion Festival Terlibat dalam
produksi dan Fashion Show koleksi ”Re(de)form” by Nuniek Mawardi
•9 November 2010, Pacific Place, Jakarta Jakarta Fashion Week Terlibat
dalam Fashion Show ”Aerial Treassure” by Nuniek Mawardi
•15 Desember 2010, Asia Plaza, Tasikmalaya Terlibat dalam produksi
dan Fashion Show koleksi ”Bohemian Tacik” by Nuniek Mawardi
•3 April 2011, Selangor Malaysia Terlibat dalam pembuatan koleksi
”Mathrosoka” by Nuniek Mawardi
•27 April 2011, Hotel Hilton, Bandung Fash10n ‟11, Fashioning Daily Life
Terlibat dalam produksi dan Fashion Show koleksi ”Femmilitary” by
Nuniek Mawardi
•17 Mei 2011, Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Jakarta Food and
Fashion Festival
Terlibat dalam produksi dan Fashion Show koleksi ”B(oho)lend” by
Nuniek Mawardi
•25-26 Juni 2011, Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung Islamic
Fashion Festival, Moghul Splendour
Terlibat dalam produksi dan Fashion Show koleksi ”The Great
Inculturation” by Nuniek Mawardi
Pada dasarnya saya merupakan karyawan butik, sudah hampir
empat tahun saya bekerja disana, suatu hari saya ditawari untuk
mengkuti pendidikan diploma satu D1) di ITB-SEAMOLEC secara cuma-
cuma. Tanpa pikir panjang saya langsung menyanggupinya, seminggu
kemudian tes diadakan, ini merupakan sebagai syarat mengikuti
program tersebut. Saya mengikuti gelombang kedua dan akhirnya
(Alhamdulillah) saya lolos.
188
Beberapa hari kemudian semua peserta program D1 diwajibkan untuk
mengikuti outbound, kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari, saya
tergabung ke dalam sebuah kelompok yang diberi nama kelompok Kuda
yang beranggotakan:
Hari pertama kami diberi pengarahan mengenai enterpreaneur
dan motivasi dari Bapak Stanley Surliya, saat itu juga kami langsung
diberi tugas untuk melatih jiwa enterpreaneur kami, yaitu dengan
menjual satu buah bolpoin dalam waktu 30 menit, dengan minimal
harga yang ditawarkan sebesar Rp. 10.000. Kami segera berpencar,
dengan hanya modal berkeyakinan yang kuat saya berlari ke arah dago
atas, hingga berhenti di sebuah Hotel Geulis. Saya melihat seseorang
yang sedang breakfast, dengan keyakinan yang kuat saya menghampiri
beliau dengan sebuah percakapan.
(Di sebuah Hotel Geulis)
Saya : „Selamat pagi, Pak! Mohon maaf saya mengganggu, saya
mahasiswa ITB diamanati tugas mencari donatur yang bersedia turut
serta mensukseskan pendidikan dengan cara membeli bolpoin ini,
dengan harga yang bapak mampu, sumbangan yang bapak berikan akan
kami berikan pada anak yang kurang mampu melanjutkan sekolah.‟
Bapak : (Tanpa sepatah katapun, beliau hanya tersenyum dan
mengeluarkan uang dari dompetnya dan membelinya dengan harga Rp
200.000)
Saya : (seketika rasa bangga bergejolak dalam diri saya)
(Namun begitu saya berpamitan dengan donatur beberapa langkah dari
hotel tersebut, saya ditegur oleh resepsionis.)
Resepsionis : „Maaf, Dik! Ada keperluan apa Adik kemari?
Saya : „Maaf saya sedang melaksanakan tugas.‟
Resepsionis : „Lain kali ijin terlebih dahulu, karena dikhawatirkan
dapat mengganggu kenyamanan tamu kami.‟
Saya : „Baik, Mba! Terima kasih.‟
(akhirnya saya melanjutkan kembali ke ruang seminar)
Saya begegas pergi menuju kelas (ruang seminar) dan melaporkan pada
bapak, namun ternyata Napak Stanley kurang percaya pada kemampuan
saya (saya sendiri juga tak percaya, Pak!). hari itu saya mendapat
peringkat kedua sebagai penjual bolpoin tertinggi.
189
Hari kedua dengan tugas yang sama, kami harus berjualan
bolpoin lagi, dengan motivasi yang kuat, karena kali ini kami diminta
untuk menjual lebih dari Rp. 200.000. Keberuntungan sedang berpihak
padaku, kebetulan pada saat itu saya bertemu dengan seorang kepala
sekolah.
(Kamipun berbincang)
Saya : „Selamat pagi, Pak!‟
Bapak : „Iya pagi! Adik darimana?‟
Saya : „Saya dari ITB, boleh minta waktu bapak sebentar.‟
Bapak : „Mari-mari…‟
(Kebetulan di sana ada tempat duduk, maka kami mengobrol sejenak)
Saya : „Begini, Pak! Mohon maaf sebelumnya saya tidak dilengkapi
name tag atau identitas lain, karena ini salah satu tantangan yang harus
kami lewati. Saya mahasiswa ITB diamanati tugas mencari donatur yang
bersedia turut serta mensukseskan pendidikan dengan cara membeli
bolpoin ini dengan harga yang bapak mampu, sumbangan yang bapak
berikan akan kami berikan pada anak yang kurang mampu melanjutkan
sekolah.‟
Bapak : „Wah… Tugasnya lumayan berat ya? Saya salut adik berani
untuk menawarkan ini. Ini ada sedikit uang yang bisa saya bantu,
mudah-mudahan bermanfaat.‟
Saya : „Terima kasih banyak Pak, ini sangat bermanfaat sekali,
Mudah-mudahan niat kami dilancarkan.‟
Bapak : „Amin. Sukses ya!‟
Saya : „Terimakasih Pak! Saya permisi dulu.‟
(Sayapun pergi meninggalkan bapak tersebut)
Begitu jarak saya dengan bapak kepala sekolah mulai jauh, saya
langsung menghitung lembaran rupiah yang diberikan. Saya kaget
bukan main ketika mengetahui isinya, yaitu sebesar Rp. 350.000, jumlah
yang tidak sedikit. Total uang yang saya dapatkan sebesar Rp. 550.000
dari dua buah bolpoin saja, tentu ini memotivasi saya, serta
beranggapan bahwa tidak ada yang sulit di dunia ini selama kita
berusaha. Lalu kami segera melanjutkan kegatan selanjutnya.
190
Produk yang Akan Dijual
Saya menyukai sesuatu yang unik, lucu dan terampil. Dan saya akan
menerapkan pada beberapa produk yang sudah dan akan saya buat lalu
memasarkannya. Dengan keahlian saya yang mampu menjahit,
manipulating fabrick, pleats tekstil, sulam, smock, anyaman, origami,
tie-dye dan lain-lain. Karena saya berkerudung, saya berpikir untuk
membuat pakaian muslim casual dan pesta, target saya merupakan
anak remaja hingga dewasa.
Dengan pembekalan dan pengalaman yang saya dapat selama
ini, serta maraknya perkembangan fashion saat ini membuat saya
tegugah dan termotivasi untuk bergerak ikut serta mengambangkannya
khususnya busana muslim.
Saya seorang asisten fashion designer, pengalaman mengkuti
show, beberapa event fashion indonesia antar-negara, membuat saya
bermimpi untuk menjadi seorang designer. Tapi itu semua tidak boleh
hanya sekedar mimpi, saya harus merealisasikan cita–cita saya, dapat
merancang pakaian sendiri untuk orang lain, mengikuti fashion show
nasional dan iternasional, dikenal seluruh penduduk indonesia maupun
luar-negeri. (Amin)
“Kegagalan atau keberhasilan yang kita alami, bukanlah isyarat
untuk kita berhenti berkarya, karena kegagalan bukanlah tanda
kehinaan, keberhasilan bukan tanda kemuliaan hanya niat tuluslah yang
menjadi tolak ukur berhasil atau gagalnya sebuah karya. Tak ada
sesuatu pun yang dapat membuat menyerah kecuali dirimu yang
mengijinkannya.”
191
Pengalaman pertama kali saya mendapatkan uang adalah
ketika saya memasuki smk kelas 3 smk.
Di sekolah saya dulu saya dulu mengambil jurusan tata busana ,
alasan nya saya masuk tata busana dulu karena saya merasa tertarik , di
smk dulu saya ada yang dinamakan UP ( unit produksi ) yang di kelola
oleh guru-guru busana di smk saya , unit produksi di smk saya dulu
adalah , memproduksi pakaian seragam dan pakaian peraktek yang di
jual kepada murid di smk saya dulu , karena saya suka menjahit saya
memutuskan untuk meminta jahitan kepada guru saya , karena saya
piker lumayan untuk menambah jam terbang saya sekaligus menambah
uang jajan saya .
Pertama kali saya mengambil jahitan , saya mengambil 2 baju
searagam yang hanya di bayar 7rb/ pc , awalnya saya berpikir ko
merasa murah sekali menjahit 1pc baju hanya di bayar 7rb , tapi setelah
lama kelamaan saya merasa asyik dengan produksi seperti itu , 1pc
baju akan di bayar ketika baju lolos di qiusi , kalau di Qiusinya ada
bagian-bagian yang tak sama maka baju tersebut tidak akan di bayar
dan harus di perbaiki kembali sampai bagian yang tak sama itu sama ,
tapi kalau bajunya lolos di Qiusi maka baju tersebut akan di bayar sesuai
dengan baju yang kita ambil , 7rb untuk 1pc baju .
Pertama saya mendapatkan uang dari dari jahitan saya adalah
14rb , untuk 2 baju yang saya jahit , Alangkah senangnya dulu
perasaan dan hati saya keika saya ketika mendapatkan uang tersebut
meskipun hanyan senilai 14rb , sampai-sampai saya merasa saying
untuk memakai uang tersebut .
192
Untuk ke2x – ke3x nya saya berani mengambil 4-5 pc baju
untuk saya jahit di rumah di sela-sela waktu senggang saya , dan
sampai sekarang uang 14rb itu masih ada dan saya simpan di celengan
saya , berkat uang tersebut hasdil menggambil jahitan akhirnya
sayabekerja di smk n 1 rancaekek , hamper 1 tahun ini saya bekerja
sebagai asistan guru ( toolman ) sekaligus membantu unit produksi ,
dari jalan tersebut saya bisa berkesempatan untuk menuntut ilmu di ITB
meskipun hanya D1 tapi saya merasa besysukur , Kedua kalinya saya
mendapatkan uang dengan tetean keringat adalah ketika pertama kali
saya masuk ITB dalam accara outbond .
Dalam acara Outbond ini pertama kali sayadan rekan -rekan
saya di suruh menjual 1buah pulpen dengan harga yang setinggi-
tingginya , bagi saya ini merupakan sebuah tantangan , karena
sebelumnya saya tidak pernah berjualan. Dan akhirnya saya saya
mencoba dan berusaha menjual 1 pulpen saya dengan harga 50rb , tapi
orang saya tawari malah menertawakan saya dan tidak mau membeli
pulpen yang saya tawawrkan , awalnya saya merasa kecil hati padahal
saya menawarkan dengah ramah tamah tapi mereka malah
menertawakan saya , tapi saya inget pesan pa stenly yaitu jgn malu di
tolak ketika kita memasarkan produk , dan saya terus berusaha untuk
menawarkan kepada orang-orang yang saya temui di jalan , sampai-
sampai saya tidak menghiraukan rasa lelah kaki yang terus berjalan, tapi
tidak ada yang mau membeli pulpen yang saya tawarkan , saya merasa
bingung kemana lagi saa mestiberjalan dan menjual pulpen tersebut,
hingga akhirnya saya mewarkan dengan harga 10rb , dan akhirnya
pulpen tersebut terjual meskipun dengan berat hati , tapi tetap saya
merasa bahagia karena pulpen saya terjual meski hanya 10rb . Dan
saya merasa terkejut mendenggar teman saya mampu menjual 1pulpen
degan harga 400rb , saya benar-benar salut terhadap teman saya .
Keesokan harinya di acara outbond yang kedua saya di suruh
untuk menjual pulpen kembali Dan saya bertekad tidak akan menjual
pulpen tersebut dengan harga10rb seperti halnya hari kemarin, saya
berusaha menjual pulpen dengan harga setinggi-tingginya meskipun di
tolak saya tidak merasa sakit hati lagi kaena itu sudah menjadi sebuah
tradisi dalam perdagangan pasti ada penolakan dari pihk pembeli , dan
193
ke 2x nya saya menjual pulpen tersebuut dengan harga 35rb saya
merasa senang sekali, rasa lelah , rasa cape , sirna dengan adanya
pembeli yang mau membeli pulpen yang saya jual, sampai-samapi
rasanya saya pengen nangis ketika pulpen tersebut terjual , tidak sia-sia
kaki ini melangkah .
Saya pikir pengalaman kedua saya mendapatkan uang kedua
kalinya lebih sulit, karena penuh tantangan , bedanya pengalaman
pertamamendapatkan uang dan pengalaman kedua medndapatkan uang
adalah ; Kalau pengalaman pertanma mebnnjahit seragam itu saya
sudah mempunyai modal karena saya sudah mempunyai ke akhlian di
bidang jahit- menjahit, Sementara pengalaman kedua itu benar-benar
pengalaman yang sangat berharga dan tidak akan dilupakan , karena
ketika pengalaman kedua saya merasa benar-benar tanpa modal dank e
akhlian saya hanya di beri 1pulpenn, dan pulpen tersebut mesti di jual
dengan harga setinggi-tingginya, benar-benar pengalaman yan g tidak
akan terlupakan sampai kapan pun.
Untuk pengalaman yang kedua saya merasa benar-benar
menjadi seseorang yang berani, karena sebelumnya saya tidak pernah
melakukan hal tersebut , Banyak hal yang bisa saya ambil dari
pengalaman menjual pulpen ini , saya menjadi orang yang sedikit bisa
bersosialisasi dengn orang lain , karena sebelumya saya bukan orang
yang suka berbicara, sehingga terjadi sebuah proses tawar menawar
antara saya dan pembeli. Banyak sekali ilmu yang saya proleh selama
saya belajar di ITB mulai dari pertama masuk hingga sekarang , baik itu
berupa materi desain fashion maupun prakteknya , sekaligus bagaimana
cara saya menjual produk dari pengalan saya ketika outbond yang
pernah saya ikuti, Mungkin Kalau bicarasoa produk yang akan saya
jual , saya kembbalikan kepada kemampuan saya di bidang jahit
menjahit, Karena menjahit adalah dasar dari kemampuan yang saya
miliki maka sdaya akan membuat usaha di bidang jasa bisa jahit-
menjahit,
Selain itu saya akan membuat Asessori ,bros-bros dan bondu-
bondu anak yang bisa saya buat dan saya pasarkan . Bahkan saya
pernah berpikir dan berke ingginnan untuk memproduksi baju anak-
194
anak, yang di buat dari sisa-sisa kain perca, saya akan mendesain baju
semenarik mungkin sehingga orang lain tidak akan percayabahwa baju
yang nanti akan saya produksi adalah pakaian yang di buat dari perca
kain, tapi untuk pemasaranya saya kurang tahu akan di pasarkan
kemana karena saya tidak pernah menjual produk pakaian jadi
sebelumya,
Mungkin untuk lebih jelasnya saya akan menjual produk yang
saya buat itu kepada orang-orang yang berada di lingkunngan tempat
saya tinggal saya terlebih dahulu ,
195
I get money from “ PEN “
Do you know from Rp 2000 to be Rp 200000 ? Technoperneur
telah mengajarkan saya bagaimana cara mendapatkan sesuatu yang
tidak mungkin menjadi mungkin. Hanya sekedar dari bullpen yang
berharga Rp 2000 bisa terjual dengan harga Rp 200000. Ketika saya
menjual itu tentunya saya mencari target target kelas menengah ke
atas, memang rada sulit untuk mendapatkan orang yang mau membeli
bullpen saya dengan harga Rp 200000 awalnya ada beberapa orang
yang menawarkan dengan harga Rp 20000, Rp 10000 tapi dengan
sopan saya menolaknya meskipun begitu mereka tetap member
uangnya walaupun bulpennya tidak saya berikan, dengan begitu saya
bisa menjual bullpen tersebut dengan harga yang lebih tinggi pada
akhirnya saya menemukan 1 keluarga yang sedang mengunjungi sebuah
outlet dan di liat dari platnya adalah plat B cengan sedikit twaran di
sertai argument untuk meyakinkan pembeli akhirnya pembeli tersebut
mau membeli pulpen tersebut dengan harga Rp 200000. Dari sinilah
saya belajar bagaimana cara bicara yang baik untuk meyakinkan
pembeli apapun barang yang kita jual asal kita mampu
mempromosikannya dengan baik pasti akan terlihat menarik dengan
harga berapapun pasti akan di beli.
Enjoy with pressure
D1 Fashion Style ( Dfas ). Dalam jangaka waktu 2 bulan saya
bersaing dengan teman – teman sekelas lainnya untuk bisa memberikan
yang terbaik, bersaing dengan teman – teman yang sudah pernah
belajar mengenai tata busana selama 3 tahun semasa SMK nya dan
bahkan sudah ada yang kuliah dalam jurusann yang sama di salah satu
kampus seni di Bandung. Awalnya hal itu membuat saya down berada
196
dalam satu kelas dengan teman – teman yang kurang lebih paham
tentang hal fashion style, bisa lolos dalam seleksi aja sudah sujud syukur
dua kali saya mengikuti tes masuknya, akhirnya saya di beri kesempatan
pada tes yang ke dua. Basically saya memang bukan berasal dai SMK
tata busan seperti teman – teman yang lain, dulu saya sekolah SMK tapi
dengan jurusan Broadcasting, berbeda jauh dengan tata busana. Saya
memang suka sekali dalam bidang fashion apapun itu saya mau belajar
untuk suatu hal yang saya cintai.
Berawal dari lolosnya seleksi tahap 2. Tidak ada belajar yang
instan semua melalui proses, saya tidak bisa gambar garis
menggunakan penggaris saja masih tidak lurus, saya tidak bisa
membuat pola, saya tidak bisa menjahit, saya tidak tahu banyak
mengenai bahan dan teknik , lalu saya bisa apa ? saya bisa belajar dan
mau belajar untuk menjadi bisa. Berbicara soal minder, tentunya saya
minder dengan teman – teman saya satu kelas yang sudah meiliki
basically itu, tapi buat saya ini adalah hal istimewa belajar di antara
yang tidak bisa itu hal biasa buat saya tapi belajar di antara yang bisa
itu adalah hal yang luar biasa, dua bulan yang saya lewati tidak sia sia,
dua bulan ini memang kami di bawah tekanan mereka yang sudah bisa
saja mereasa tertekan apalagi saya ? tapi saya init uh lebih dari sekedar
tertekan, beberapa teman saya di kelas sudah banyak yang
mengundurkan diri ( seleksi alam ) setiap tugas yang di kasih saya selalu
kerjakan dan mengumpulkannya tepat waktu, gak mau dong udah gak
bisa apa – apa tapi pemalas, setidaknya saya komplit dalam
pengumpulan tugas, bahkan ada salah satu tutor saya mengatakan “
kamu tuh rajin banget ya, tapi gambar kamu itu loh “ ya gambar saya
jelek, tapi saya siap di kasih tugas tambahan dan baru hari pertama ada
di kelas ilustrasi saya sudah mendapatkan banyak tugas tambahan,
beberapa kali saya sering mendapatkan tugas tambahan di mata kuliah
ilustrasi. Buat saya itu tidak masalah selama itu membuat saya menjadi
bisa, ya pada akhirnya gambar saya sudah mulai agak sedikit bagus dan
mulai agak bisa. Banyak banget komentar – komentar lucu merangkap
pedas di setiap tugas ilustrasi saya, komentar – komentar itu membuat
saya lebih termotivasi “ SAYA HARUS BISA “ tapi tidak sedikit teman di
kelas saya yang memiliki skill bagus tapii telat mengumpulkan tugas
atau tugasnya tidak lengkap maka nilai yang di beriakanpun sama
197
seperti saya bahkan ada yang di bawah saya padahal gambarnya jauh
lebih bagus dari pada gambar saya. Pelajaran yang saya ambil adalah “
bisa tidak bisa yang penting adalah niat untuk bisa dan mau berusaha
menjadi bisa “ kunci utamanya adalah “ Rajin”. Memang dalam waktu 2
bulan adalah bukan waktu yang cukup untuk mengusai semua materi itu
apalagi untuk untuk bisa menggambar, mereka saja butuh waktu 3
tahun di saat sekolah, saya cuma dalam jangka waktu dua bulan,
buakan hal yang mudah tapi itu semua bisa saya lewati. Memiliki teman
teman baru dan mampu bergaul dari beberapa mereka membuat saya
sangat membantu dalam tugas – tugas yang tidak bisa saya kusai, selain
belajar dari para dosen dan tutor saya juga banyak belajar dari teman –
teman saya. Dua bulan ini tekanan yang Dosen dan tutor berikan
bukanlah tekanan yang hanya untuk membuat kita down tapi melatih
kita untuk bisa menjaadi seseorang di luar nanti, seseorang yang kuat
mental, memiliki skill yang berkualitas, dan tidak hanya menjadi orang
yang biasa tapi harus menjadi orang yang luar biasa. Pengalaman yang
membuat sayabisa, pengalaman yang memberikan pelajaran baru dlam
setiap hidup kita, pengalaman adalah sebuah cerita di masa depan.
Who I am in the future?
“From zero to hero and from nothing to something”
Sekarang saya bukanlah siapa – siapa, saya masih harus dan
banyak belajar secara terus menurus. Ibarat pepatah mengatakan “
kejarlah illmu sampai ke negri China “ tapi saya akan mengejar ilmu
saya sampai ke negri Paris. 10 tahun kedepan saya akan menjadi
seseorang yang bisa di kenal oleh masyarakat berkat prestasi yang saya
raih. Apa yang saya raih di hari masa depan adlah cerminan di hari ini.
Setiap orang berhak menjadi peimpi, tergantung bagaimana kita
mengolah mimpi itu menjadi kenyataan, bukan sekedar bermimpi tanpa
usaha sama dengan “ Nothing “.
Yes I‟m in the future :
- I will be a designer ( Go International )
- I have much boutique in the world
- I‟m Master Mode from France
198
- Live in New York
- Eat croissants in France
- Be an English native speaker and France langue
- I can see the world with my knowledge
- And any more….
”Without education life is WASTE.”
No matter how much you think you hate school, you‟ll always miss it
when you leave.
199
Waktu masih di bangku sekolah dasar,pengalaman,saya pernah
berjualan di sekolah,tapi lebih tepatnya sih hanya di kelas saya saja.
Macam-macam yang saya dagangkan,dimulai dari permen,kartu yugi-
oh,kartu pokemon,kertas binder bergambar dan kelereng.Hee namanya
juga zaman SD,lagi musimnya begituan. Sebenarnya itu hanya hobi saya
saja,saya suka main kartu,eh maksudnya kartu yang saya sebutkan tadi.
Saya gemar koleksi barang-barang seperti itu. Bagaimana saya menjual
barang-barang itu.? Dulu kartu-kartu seperti kartu yugi-oh dan kartu
pokemon sedang ramai-ramainya banyak dimainkan oleh anak-anak di
daerah saya,mau itu hanya untuk koleksi atau untuk bermain tanding
kartu seperti di filemnya (anime yugi-oh). Didaerah saya bisa dimainkan
seperti ini: siapa gambar dikartunya yang nilainya paling gede,dia yang
menang,dan yang kalah harus memberikan kartu punyanya kepada yang
menang. Nah disinilah saya beraksi,karna saya hanya suka mengoleksi,
tidak untuk bertanding kartu,jadi saya suka nawarin ke anak-anak yang
kalah untuk beli kartu yang saya punya,harganya beragam,bagaimana
nilai kartunya,makin tinggi nilainya makin saya tinggiin juga
harganya..haha . dan untungnya mereka mau aja beli. Kemudian kertas
binder,itu saya bingung ngejelasinnya,pokoknya waktu SD anak-anak
perempuannya suka ngoleksi kertas-kertas binder bergambar,dan saya
suka nawarin jika ada kertas binder punya saya yang gambarnya bagus.
Dan biasanya yang termakan oleh tawaran-tawaran saya ini sebagian
besar anak-anak dibawah umur saya. Kelereng hampir sama dengan
kartu-kartu tadi,anak-anak suka membeli kelereng kepada saya kalau
mereka kehabisan kelereng mereka untuk bermain. Itu sebenarnya
beberapa jualan yang hanya iseng-iseng saja dan uangnya hanya untuk
jajan tambahan saya saja. Mungkin jualan saya yang paling sedikit
membantu orang tua adalah saat saya jualan permen di saat kelas 3 SD
sampai kelas 6. Saya sampai bisa membeli buku sekolah dan uang jajan
sendiri tanpa minta orang tua. Yaa meski kadang-kadang tetep minta
200
juga sih. Hee.
Kemudian saat aku di bangku kelas 1 SMK aku pernah jualan
gorengan,yaa itu hanya untuk sedikit dapat uang jajan tambahan,karna
aku jauh dari orang tua. Orang tuaku di Majalengka dan saya merantau
ke Bandung dan tinggal di kakak saya. Biaya hidup di Bandung lebih
banyak,belum lagi pengeluaran-pengeluaran biaya tambahan untuk
keperluan sekolah dan kegiatan sekolah. Jadi saya mencoba untuk
meringankan biaya pengeluaran orang tua saya dengan berjualan atau
apapun yang saya bisa untuk mendapatkan uang. Namun jualan
gorengan hanya bertahan sampai kelas 1 saja,saat kelas 2 ketika
PKL,ditempat PKL saya berjualan roti,itu kakak saya yang buat, dengan
menitipkan roti itu ke sebuah taman bacaan dan butik di tempat PKL
saya ini. Itu juga tidak terlalu lama. Dan di kelas 3 SMK saya mengajar
di tempat les privat di Ujung Berung. Itu tempat les bentukan dari
teman-temannya kakak saya. Saya mengajar privat 3 anak,2 anak kelas
3 dan 1 anak kelas 5 SD. Pelajaran yang saya ajarkan: pelajaran
Agama,matematika,dan bahasa Inggris. Pengalaman mengajar les anak
SD ini sangat mengasyikan menurut saya,tapi memang yang namanya
anak kecil suka sedikit ngeselin dan banyak tingkah. Tapi mereka tetap
sangat asyik diajak bermain,baik dan pintar. Saya jadi kangen anak-anak
asuh saya T^T (sedih). Saya tidak lama juga disini,karna saya mulai
sibuk dengan sekolah saya yang akan menghadapi ujian nasional.
Waktunya sering bentrok dan akhirnya pengajarnya digantikan oleh
orang lain. Dan taukah.? Setelah saya keluar mengajar dari situ,anak-
anak asuh saya pun ikut keluar. Karna kata mereka pengajar yang
barunya tidak seru. (huwaaa terharu T-T). oh iya,saya juga pernah
jualan pulpen dikelas waktu kelas duabelas. ^^
Yah jadi dari pengalaman saya ini simpulannya adalah Peluang
bisnis itu luas. Apapun yang kita punya bisa kita bisniskan. Asalkan itu
halal. Harus percaya diri dan berani malu.
Pada saat saya outbound di ITB saya dan yang lain memdapat
tantangan untuk menjual sebuah pulpen. Ya Allah itu tugas benar-benar
subhanallah,pulpen yang harganya seribuan harus di jual minimal
dengan harga 10.000 rupiah satu pulpen,kebayang kan itu
201
tantangannya..
Oke dalam outbound ini mahasiswa jurusan Fashion dan
Animasi disatukan,dan di bagi menjadi 4 kelompok,yaitu kelompok
Matahari,Kuda,Harimau dan Kerbau.Saya masuk dalam kelompok
Kuda.Ketua kita,kita panggil Pak Kusir, kata Pak Stanley Surlia (Motivator
terhebat Dunia Akhirat) ketua kita mempunyai jiwa leadership yang
bagus.. saya suka dengan Pak Stanley,gaya bicaranya menggemparkan
bumi,bersemangat tinggi dan sangat hebat.Wajar saja dia pernah
berkeliling dunia,tidak heran..
Sekitar jam 9,kami mulai bekerja untuk melakukan tugas kami
berjualan pulpen.Dalam satu kelompok itu kami membagi menjadi
beberapa kelompok lagi.. Saya berkelompok dengan Kevin,Teh
Maria,dan Muti. Kalian tau kemana kami pergi untuk mencari
mangsa,maksudnya mencari pembeli.?! Kami dengan pedenya(kecuali
saya kayaknya) masuk kedalam rumah sakit Santo,langsung mencari ke
humasnya,atasannya mungkin.. Ya Allah benar-benar ekstrim,tadinya
yang kami pikirkan mungkin kalau langsung ke humasnya kami akan
mendapatkan sumbangan yang besar,Tapi mungkin yaa tampang-
tampang kami memang tidak meyakinkan,bagaimana tidak, muka
berminyak,pucat karna grogi.Dan selain itu kami juga harus
mengajukannya dengan surat.. Yaah daripada ribet,akhirnya kami lebih
baik mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya dan pergi..
Kami tidak menyerah begitu saja,kami pergi lagi untuk mencari
mangsa,tapi kemudian kami bertemu dengan kelompoknya si pak
ketua,kelompok mereka sudah habis terjual,sedangkan kami belum ada
satupun yang terjual..(ya ampuun nangis di pojokan)..tapi kemudian
mereka membantu kami,tapi kami berpisah lagi,saya akhirnya hanya
berdua dengan Kevin. Kami berdua pergi mencari mangsa,yaah tidak
mudah sekali menjual pulpen itu dengan harga yang segitu,berkali-kali
kami berdua di tolak. Ada satu bapak-bapak yang kami temui,ya
ampuun itu bapak-bapak songong banget,belum juga kami ngomong
apa-apa baru ngedeketin,dia udah melototin kita..ya Allah matanya itu
loh kayaknya minta dicolok pake jari.. ^^
202
Tapi setelah itu akhirnya kami mendapatkan juga orang yang
baik hati yang mau membeli pulpen kami dengan harga pas
10.000,lumayan..
Kesan saya dalam outbound ini adalah WOW AMAZING.!!
Menjalin keakraban dalam dua jurusan,kerjasama dan kebersamaan. Itu
yang saya rasakan dalam outbound ini.. Pak Stanley yang luar biasa
dunia akhirat,panitia-panitia yang baik hati dan tidak sombong.. Saya
merasa bersemangat dan ingin lulus di ITB ini dengan nilai terbaik dan
menjadi mahasiswa teladan..
Alhamdulillah banyak sekali ilmu yang saya dapat dari ITB,saya
sangat bersyukur bisa dimudahkan masuk ITB berkat adanya
SEAMOLEC. Untuk ilmu yang saya dapat dan bisa dimanfaatkan banyak
sekali, yaa contoh nya,saya bisa menyablon dengan teknik yang
berbeda-beda,asal tau saja,saya dari dulu pengen sekali belajar yang
namanya menyablon,dan Alhamdulillah di ITB ini diajarkan. Kemudian
dalam mata kuliah Pengantar Fashion,itu banyak sekali yang saya
dapat,banyak istilah-istilah yang saya tidak tau atau yang saya tau tapi
salah,saya jadi tau dan mengerti. Itu sangat berguna bagi saya yang
bercita-cita ingin jadi desainer (amin) saya harus tau istilah-istilah dalam
fashion. Ilustrasi Fashion yahh memang mata kuliah ini yang tugasnya
sangat banyak,tapi ini sangat berguna sekali untuk melatih tangan saya
dalam mendesain. Mata kuliah ragam hias dan reka bahan memberi
saya pengetahuan ragam hias dan macam-macam bahan,mau itu
teksturnya,nama bahannya atau serat kainnya. Image Board, nah ini
yang kadang membuat saya selalu mikir keras,tapi ini benar-benar
pelajaran yang sangat berharga, inspirasi itu bisa kita cari dalam sebuah
gambar,dan image board ini adalah satu kesatuan gabuangan dari
beberapa gambar yang saling terkait,yang kita bisa jadikan suatu tema
untuk inspirasi produk-produk yang akan kita buat nanti. Yah intinya
semua mata kuliah yang diberikan ITB itu pasti sangat berguna dan bisa
sangat bermanfaat sekali untuk bekal saya nanti menghadapi dunia.
Banyak sekali produk yang bisa saya pasarkan setelah saya
mendapatkan ilmu dari ITB. Diantaranya :
203
-Baju,tentu saja. Beberapa macam baju mungkin akan saya
pasarkan,dengan desain yang saya
buat sendiri.
-Berbagai macam celana.
-Sepatu
-Tas
-Dan berbagai macam aksesoris-aksesoris lainnya.
Tentu saja saya ingin sekali menjadi desainer terkenal atau
pengusaha Fashion terkenal atau stylist terkenal sedunia akhirat. Tapi
saya bercita-cita ingin menjadi desainer yang menciptakan baju-baju
yang unik namun tetap tidak malanggar aturan kaidah agama,karna
saya takut nanti dipertanggung jawabkan diakhirat karna membuat baju
yang menyesatkan. Yaa sekarang kan yang berjilbab sudah sangat
stylist sekali,mereka tetap gaya dan gaul meski tetap memakai
kerudung. Bahkan sekarang menurut saya yang pakai kerudung justru
lebih sangat gaya dan kretif dalam berpakaian dibanding dengan yang
tidak pakai kerudung. Nah dan disinilah saya akan menciptakan fashion-
fashion yang akan membawa mereka yang tadinya tidak berkerudung
menjadi ingin memakai kerudung. Ini salah satu cita-cita saya masih
banyak cita-cita saya yang ingin saya wujudkan dan saya raih menjadi
kenyataan. Dengan cita-cita ini kita bisa berpandangan jauh kedepan
dan termotivasi.