ruang lingkup studi islam

Upload: tirta-wahyudi

Post on 15-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

asdfas

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 Ruang Lingkup Studi Islam

    1/6

    PENGANTAR STUDI ISLAM

    I. PENDAHULUAN

    Islam merupakan agama yang terakhir sebagai penutup semua agama yang telah ada, islammerupakan agama rahmatal lil alaminuntuk semua umat.Islam itu dibawakan oleh nabi

    Muhammad SAW yang mendapat wahyu dari Allah. Untuk mengetahui islam lebih mendalam

    mak muncullah ilmu yang dinamakan Studi Islam akan tetapi Studi Islam itu sendiri merupakan

    bidang kajian yang cukup lama. Ia telah ada bersama dengan adanya agama islam maka dari itu

    Studi Islam menimbulkan berbagai permasalahn yang umum diantaranya : apa penertian Studi

    Islam, apa ruang lingkup, atau objek Studi Islam, apa tujuan Studi Islam, bagaimana pendekatan

    dan metodologi dalam Studi Islam.

    Seiring dinamika dan perkembangan zaman, kesempatan untuk mempelajari Studi Islam

    dapat melalui segala hal, berkaitan dengan persoalan tentang mempelajari Studi Islam, islam

    memberikan kesempatan secara luas kepada manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara

    maksimal untuk mempelajarinya, namun jangan sampai penggunaannya melampaui batas dankeluar dari rambu-rambu ajaran Allah SWT.

    Dan didalam makalah ini akan membahas permasalahan-permasalahan itu semua secara

    lebih umum.

    II. PERMASALAHAN

    A. Apa pengertian Studi Islam ?

    B. Apa ruang lingkup Studi Islam ?

    C. Apa tujuan Studi Islam ?

    D. Bagaimana Pendekatan dan Metodologi Studi Islam ?

    III. PEMBAHASAN

    A. Pengertian Studi Islam

    Istilah Studi Islam dalam bahasa Inggris adalahIslamic Studies, dan dalam bahasa Arab

    adalahDirasat al-Islamiyah. Ditinjau dari sisi pengertian, Studi Islam secra sederhana dimaknai

    sebagai kajian islam. Pengrtian Studi Islam sebagai kajian islam sesungguhnya memiliki

    cakupan makna dan penertian yang luas.Hal ini wajar adanya sebab sebuah istilah akan memiliki

    makna tergantung kepada mereka yang menafsirkannya.Karena penafsir memiliki latar belakang

    yang berbeda satu sama lainnya, baik latar belakang studi, bidang keilmuan, pengalaman,

    maupun berbagai perbedaan lainnya, maka rumusan dan pemaknaan yang dihasilkannyapun juga

    akan berbeda.Selain itu, kata Studi Islam sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata Studi dan

    kata Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian.Rumusan Lester Crow dan Alice Crow

    menyebutkan bahwa Studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud

    untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu

    ketrampilan.

    http://zahlulrizka.blogspot.com/2013/04/pengantar-studi-islam.htmlhttp://zahlulrizka.blogspot.com/2013/04/pengantar-studi-islam.htmlhttp://zahlulrizka.blogspot.com/2013/04/pengantar-studi-islam.html
  • 5/25/2018 Ruang Lingkup Studi Islam

    2/6

    Sementara kata Islam sendiri memiliki arti dan makna yang jauh lebih kompleks. Kata Islam

    berasal dari kata Aslama yang bararti patuh dan berserah diri. Kata ini berakar pada

    katasilm yang berarti selamat, sejahtera, dan damai.

    Adapun pengertian Islam secara terminologis sebagaimana yang dirumuskan para ahli

    ulama dan cendikiawan bersifat sangat beragam tergantung dari sudut pandang yang digunakan.

    Salah satu rumusan definisi Islam adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada nabiMuhammad Saw.[1]

    Sedangkan Studi Islam dibarat dikenal dengan istilahIslamic Studies,secara sederhana dapat

    dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama islam.

    Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh

    kalangan umat islam saja, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang diluar kalangan umat

    islam.[2]

    Studi keislaman dikalangn umat islam sendirinya tentunya sangat berbeda tujuan dan

    motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang diluar kalangan umat islam. Dikalangan

    umat islam, studi keislaman bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-

    ajaran islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan

    diluar kalangna umat islam, studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama danpraktik-praktik agama yang berlaku dikalangan umat islam, yang semata-mata sebagai ilmu

    pengetahuan. Namun sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk

    agama dan praktik-praktik keagamaan islam tersebut bias dimanfaatkan atau digunakan untuk

    tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negative.

    B. Ruang lingkup Studi Islam

    Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya islam dapat menjadi

    obyek studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari islam yang dapat

    menjadi obyek studi, yaitu:

    1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final, dalam

    arti absolut, dan diterima secara apa adanya.

    2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam

    kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.

    3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.

    Sementara menurut Muhammmad Amin Abdullah terdapat tiga wilayah keilmuan agama islam

    yang dapat menjadi obyek studi islam:

    1. Wilayah praktek keyakianan dan pemahaman terhadap wahyu yang telah diinterpretasikan

    sedemikian rupa oleh para ulama, tokoh panutan masyarakat pada umumnya. Wilayah praktek

    ini umumnya tanpa melalui klarifikasi dan penjernihan teoritik keilmuan yang di pentingkan

    disisni adalah pengalaman.2. Wilayah tori-teori keilmuan yang dirancang dan disusun sistematika dan metodologinya

    oleh para ilmuan, para ahli, dan para ulama sesuai bidang kajiannya masing-masing. Apa yang

    ada pada wilayah ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah teori -teori keilmuan agama

    islam, baik secara deduktif dari nash-nash atau teks-teks wahyu , maupun secara induktif dari

    praktek-praktek keagamaan yang hidup dalam masyarakat era kenabian, sahabat, tabiin maupun

    sepanjang sejarah perkembangan masyarakat muslim dimanapun mereka berada.

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn1http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn1http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn1http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn2http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn2http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn2http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn2http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn1
  • 5/25/2018 Ruang Lingkup Studi Islam

    3/6

    3. Telaah teritis yang lebih popular disebut metadiscourse, terhadap sejarah perkembangan

    jatuh bangunnya teori-teori yang disusunoleh kalangan ilmuan dan ulama pada lapis kedua.

    Wilayah pada lapis ketiga yang kompleks dansophisticated inilah yang sesungguhnya dibidangi

    oleh filsafat ilmu-ilmu keislaman.

    Sedangkan menurut M.Atho Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian islam adalahsubstansi ajaran-ajaran islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini agama lebih

    bersifat penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam ini merupakan

    salah satu bentuk doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah

    melalui proses penawaran dan perenungan.[3]

    C. Tujuan Studi Islam

    Studi Islam sebagai usaha untuk mempelajari secara mendalam tentang islam dan segala

    seluk beluk yang berhubungan dengan agama islam sudah barang tentu mempunyai tujuan yang

    jelas, yang sekaligus menunjukan kemana Studi Islam tersebut diarahkan. Dengan arah dan

    tujuan yang jelas itu, maka dengan sendirinya Studi Islam akan merupakan usaha sadar dan

    tersusun secara sistematis.

    Adapun arah dan tujuan Studi Islam dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Untuk mempelajari secara mendalam tentang apa sebenarnya (hakikat) agam islam itu, dan

    bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya

    manusia.

    Sehubungan dengan ini, Studi Islam dilaksanakan berdasarkan asumsi bahwa sebenarnya agama

    islam diturunkan oleh Allah adalah untuk membimbing dan mengarahkan serta

    menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat dimuka

    bumi.

    2. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang asli, dan

    bagaimana penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya

    peradaban islam sepanjang sejarahnya. Studi ini berasumsi bahwa agama islam adalah fitrah

    sehingga pokok-pokok isi ajaran agama islam tentunya sesuai dan cocok dengan fitrah manusia.

    Fitrah adalah potensi dasar, pembawaan yang ada, dan tercipta dalam proses pencipataan

    manusia.

    3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi dan

    dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Studi ini berdasarkan asumsi

    bahwa agama islam sebagai agama samawi terakhir membawa ajaran yang bersifat final dan

    mampu memecahkan masalah kehidupan manusia, menjawab tantangan dan tuntutannya

    sepanjang zaman.Dalam hal ini sumber dasar ajaran agama islam akan tetap actual dan

    fungsional terhadap permasalahan hidup dan tantangan serta tuntutan perkembangan zaman

    tersebut.4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama

    islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol

    perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini. Asumsi dari studi ini

    adalah, islam yang meyakini mempunyai misi sebagai rahmah li al-alamintentunya mempunyai

    prinsip dasar yang bersifat universal, dan mempunyai daya dan kemampuan untuk membimbing,

    mengarahkan dan mengendalikan factor-faktor potensial dari pertumbuhan dan perkembangan

    system budaya dan peradaban modern.[4]

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn3http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn3http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn3http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn4http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn4http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn4http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn4http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn3
  • 5/25/2018 Ruang Lingkup Studi Islam

    4/6

    D. Pendekatan dan Metodologi Studi Islam

    Untuk melakukan Studi Islam ada beberapa istilah yang perlu dipahami dengan baik.

    Pemahaman terhadap istilah-istilah ini akan memudahkan untuk memasuki bidang studi islam.

    Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan, metode dan metodologi.[5]

    Pendekatan adalah cara memperlakuakan sesuatu Sementara metode merupakan cara

    mengerjakan sesuatu . Sedangkan metodologi yaitu langkah-langkah praktis dan sistematis yangada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah tidak dipertanyakan lagi karena sudah bersifat aplikatif.

    Berikut akan diuraikan beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam studi islam:

    1. Pendekatan Historis

    Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan

    memperhatikan unsur tempat, waktu objek, latar belakang, dan pelaku peristiwa tersebut,

    sedangkan

    Yang dimaksud pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut peninjauan

    sejarah, dan menjawab permasalahan, serta menganalisisnya dengan menggunakan metode

    analisis sejarah. Sejarah atau historis adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa ataukejadian masa lalu yang menyangkut kejadian atau keadaan sebenarnya. Melalui pendekatan

    sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis kealam yang bersifat empiris dan mendunia.

    Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang

    terdapat dalam alam idealis dengan di alam empiris dan historis.[6]

    2. Pendekatan Filosofis

    Yang dimaksudkan pendekatan filosofis adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan

    filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan menggunakan

    metode analisis spektulatif. Pada dasarnya filsafat adalah berpikiran untuk memecahkan masalah

    atau pertanyaan dan menjawab suatu persoalan, namuk demikian tidak semua berpikir untuk

    memecahkan dan menjawab suatu permasalahan dapat disebut filsafat yang dimaksud filsafat

    disini adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal. Di samping itu,filsafat mempunyai

    bidang (objek yang dipikirkan) sendiri,yaitu bidang atau permasalahan yang bersifat filosofis

    yakni bidang yang terletak diantara dunia ketuhanan yang ghaib dengan dunia ilmu pengetahuan

    yang nyata. Dengan demikian filsafat yang menjembatani kesenjangan antara maslah-masalah

    yang bersifat keagamaan semata-mata dengan masalah yang bersifat ilmiah.

    3. Pendekatan Ilmiah

    Yang dimaksud pendekatan ilmiah adalah meninjau dan menganalisis suatu permasalahan atau

    objek studi dengan menggunakan metode ilmiah pada umumnya. Diantara ciri pokok dari

    pendekatan ilmiah adalah terjaminnya objektifitas dan keterbukaan dalam studi. Objektifitas

    suatu studi akan terjamin jika kebenarannya bisa dibuktikan dan didukung oleh dat empiris,

    konkret, dan rasional. Sedangkan keterbukaan suatu studi terjadi jika kebenaran bisa dilacak olehsiapa saja. Disamping itu,pendekatan ilmiah selalu siap dan terbuka menerima kritik terhadap

    kesimpulan studinya.

    4. Pendekatan Doktriner

    Adapun pendekatan doktriner atau pendekatan studi islam secara konvensioanal merupakan

    pendekatan studi di kalangan umat islam yang berlangsung adalah bahwa agama islam sebagai

    objek studi diyakini sebagai sesuatu yang suci dan merupakan doktrin-doktrin yang berasal

    dari illahiyang mempunyai nilai (kebenaran) absolut, mutlak dan universal. Pendekatan

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn5http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn5http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn5http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn6http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn6http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn6http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn6http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn5
  • 5/25/2018 Ruang Lingkup Studi Islam

    5/6

    doktriner juga berasumsi bahwa ajaran islam yang sebenarnya adalah ajaran islam yang

    berkembang pada masa salaf yang menimbulkan berbagai mazhab keagamaan,baik teologis

    maupun hukum-hukum atau fiqih,yang kemudian di anggap sebagai doktrin-doktrin yang tetap

    dan baku.[7]

    5. Pendekatan Normatif

    Maksud pendekatan normative adalah studi islam yang memandang masalah dari sudut legalformal dan atau normatifnya. Maksud legal formal adalah hubungannya dengan halal dan haram,

    boleh atau tidak dan sejenisnya. Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandug dalam

    nash. Dengan demikian, pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebab

    seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli ushul fiqih (usuliyin), ahli hukum islam (fuqoha),

    ahli tafsir (mufassirin), dan ahli hadist (muhadditsin) yang berusaha menggali aspek legal-formal

    dan ajaran islam dari sumbernya adalah ternasuk pendekatan normatif.[8]

    Kelima pendekatan tersebut dimaksudkan bukanlah sebagai pendekatan-pendekatan yang

    dilaksanakan secara terpisah satu dengan yang lainnya, melainkan merupakan satu kesatuan

    sistem yang dalam pelaksanaannya secara serempak yang satu melengkapi lainnya (complement)

    atau merupakan system pendekatan system (systemic approach) .

    Dalam hubungannya dengan Studi Islam, metodologi berarti membahas kajian-kajian

    seputar berbagai macam metode yang bisa digunakan dalam Studi Islam.

    Adapun metode studi islam secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :

    1. Metode Ilmu Pengetahuan

    Metode ilmu peuju pengetahuan atau metode ilmiah yaitu cara yang harus dilalui oleh proses

    ilmu sehingga dapat mencapai kebenaran. Oleh karenanya maka dalam sains-sains spekulatif

    mengindikasikan sebagai jalan menuju proposisi-proposisi mengenai yang ada atau harus ada,

    sementara dalam sains-sains normative mengindikasikan sebagai jalan menuju norma-norma

    yang mengatur perbuatan atau pembuatan sesuatu.

    2. Metode Diakronis

    Suatu metode mempelajari islam menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan

    adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam

    islam, sehinggga umat islam memiliki pengetahuan yang relevan, hubungan sebab akibat dan

    kesatuan integral. Metode diakronis disebut juga metode sosiohistoris, yakni suatu metode

    pemahaman terhadap suatu kepercayaan, sejarah atau kejadian dengan melihat suatu kenyataan

    yang mempunyai kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan, dan

    lingkungan dimana kepercayaan, sejarah atau kejadian itu muncul.

    3. Metode Sinkronis-Analistis

    Suatu metode mempelajari islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang sangat

    berguna bagi perkembangan keimananan dan mental intelek umat islam. Metode ini tidak

    semata-mata mengutamakan segi aplikatif praktis, tetapi juga mengutamakan telaah teoritis.4. Metode Problem Solving (hill al-musykilat)

    Metode mempelajari islam yang mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai

    masalah dari satu cabang ilmu oengetahuan dengan solusinya. Metode ini merupakan cara

    penguasaan ketrampilandari pada pengembangan mental-intelektual, sehingga memiliki

    kelemahan, yakni perkembangan pemikiran umat islam mungkin hanya terbatas pada kerangka

    yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistis.

    5. Metode Empiris

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn7http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn7http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn7http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn8http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn8http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn8http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn8http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn7
  • 5/25/2018 Ruang Lingkup Studi Islam

    6/6

    Suatu metode mempelajari islam yang memungkinkan umat islam mempelajari ajarannya

    melalui proses realisasi, dan internalisasi norma dan kaidah islam dengan satu proses aplikasi

    yang menimbulakan suatu interaksi sosial, kemudian secar deskriptif proses interaksi dapat

    dirumuskan dan suatu norma baru.

    6. Metode Deduktif (al-Manhaj al-Isthinbathiyah)

    Suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah secar logis dan filosofis danselanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk menuntukan masalah yang dihadapi. Metode ini

    dipakai untuk sarana meng-istinbatkan hukum-hukum syara, dan kaidah-kaidah itu benar

    bersifat penentu dalam masalah-masalahfurutanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan

    paham mazhabnya.

    7. Metode Induktif (al-Manhaj al-Istiqraiyah)

    Suatu metode memahami islam dengan cara menyusun kaidah hokum untuk diterapkan kepada

    masalah-masalahfuru yang disesuaikan denagn madzhabnya terlebih dahulu. Metode

    pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah khusus, lalu dianalisis, kemudian disusun kaidah

    hokum dengan catatan setelah terlebih dahulu disesuaikan dengan paham mazhabnya.[9]

    VI. KESIMPULAN / PENUTUP

    Studi Islam meliputi kajian agama islam dan tentang aspek-aspek keislaman masyarakat dan

    budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek Studi Islam meliputi islam sebagai doktrin

    dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran islam dan interaksi sosial. Adapun tujuan Studi Islam adalah

    sebagai wawasan normative, kontekstual, aplikatif dan konstribusi konkret terhadap dinamika

    dan perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran tentang agama islam secara luas,

    mendalam namun utuh, dan dinamis.

    Ada beberapa pendekatan Studi Islam antara lain, pendekatan historis, filosofis,ilmiah doktriner

    dan normatif

    Demikianlah makalah ini kami buat. Tentunya masih banyak kesalahan yang terdapat

    dalam makalah ini untuk menuju yang lebih baik lagi, kritik dan saran kami butuhkan demikesempurnaan makalah selanjutnya. Kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila masih

    banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

    semua, Amien.

    IV. DAFTAR PUSTAKA

    Naim Ngainun,Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.

    Syukur M.Amin dkk,Metodologi Studi Islam, Semarang: Gunung jati, 1998.

    Nasution Khoirodin,Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Academia+ Tazzafa, 2009.

    Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2009

    Muhaimin dkk, Studi Islam Dalam Ragam Dimensi dan PendekatanJakarta: Kencana, cet III,

    2012http://zahlulrizka.blogspot.com/

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn9http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn9http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn9http://zahlulrizka.blogspot.com/http://zahlulrizka.blogspot.com/http://zahlulrizka.blogspot.com/http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6018414964536077600#_ftn9