resensi buku model dan metode mengajar ips

57
RESENSI BUKU Judul :METODE DAN MODEL-MODEL MENGAJAR IPS Pengarang :Prof. Dr. H. Abdul Aziz Wahab, M.A.(Ed) Penerbit :Alfabeta ISBN :978-979-8433-54-2 Cetakan Ke :3 Tahun Terbit :2009 Bahasa :Indonesia Jumlah Halaman :vi + 158 Ukuran :16 x 24 cm Berat :300 gram Ulasan Buku: BAB 1. PENDAHULUAN Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi

Upload: indraptmk

Post on 15-Sep-2015

393 views

Category:

Documents


63 download

DESCRIPTION

RESENSI BUKU Model dan Metode Mengajar IPS

TRANSCRIPT

RESENSI BUKU

Judul:METODE DAN MODEL-MODEL MENGAJAR IPS

Pengarang:Prof. Dr. H. Abdul Aziz Wahab, M.A.(Ed)

Penerbit:Alfabeta

ISBN:978-979-8433-54-2

Cetakan Ke:3

Tahun Terbit:2009

Bahasa:Indonesia

Jumlah Halaman:vi + 158

Ukuran:16 x 24 cm

Berat:300 gram

Ulasan Buku:BAB 1. PENDAHULUANMetode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.BAB 2. PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR DI SEKOLAHPengertian dan Prinsip-Prinsip Mengajar1. Pengertian MengajarSeorang guru harus memiliki kemampuan mengajar. Kemampuan mengajar selain merupakan bakat juga bisa merupakan keahlian yang dapat dipelajari sehingga pada dasarnya semua orang bisa menjadi guru. Salah satu ilmu yang dipelajari dalam menambah kemampuan mengajar adalah kemampuan menghadapi anak didik yang memiliki karakter, kemampuan serta keinginan yang berbeda-beda. Guru harus bisa mengakomodir semua keinginan anak didiknya.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi mengajar:a) ANDRI HAKIMMengajar merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan tingkat kompleksitas yang cukup tinggi. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa mengajar merupakan sebuah seni, sekaligus sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dilatih serta dipelajari

b) W. GULOMengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang emmungkinkan terjadinya proses belajar itu secara optimal

c) ROYMOND H. SIMAMORAMengajar merupakan suatu perilaku yang kompleks. Perilaku mengajar yang kompleks dapat ditafsirkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terdapat dalam tindakan mengajar untuk menyampaikan pesan pengajaran

d) HIGHET, 1954Mengajar adalah "menjadi" tidak "dijadikan", emosi, nilai - nilai yang dimiliki oleh setiap guru adalah diluar garapan ilmiah, oleh sebab itu menurutnya mengajar adalah suatu seni bukan ilmu

e) GAGE, 1978Mengajar adalah suatu seni, akan tetapi itu hanya dalam prakteknya saja untuk memperindah estetika penampilan, misalnya seni dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa, seni mengatur lingkungan agar siswa senang belajar, seni membangkitkan motivasi dan lain sebagainya.

f) DONI KOESOEMA Amengajar merupakan panggilan dan tugas suci dalam hidup

g) HR IBN ABDIL-BARRMengajar merupakan cara terbaik bersedekah. Mengajarkan ilmu akan mendekatkan seseorang kepada Allah

h) GEORGE PICKETT & JOHN J. HANLONMengajar merupakan sebuah profesi dan ketrampilan. Tidak semua orang cocok untuk tantangan seperti itu berdasarkan temperamen, pelatihan, maupun pengalamannya

2. Prinsip-prinsip MengajarPandangan Azas-Azas Mengajar (Prinsip-Prinsip Mengajar) Dari Beberapa Ahli. Azas-azas mengajar itu bermacam-macam, tetapi dalam uraian ini akan dikemukakan dari Marsell dan Mandigers. Kedua ahli pendidikan tersebut berasal dari Amerika Serikat dan Belanda sehingga mempunyai sudut pandangan yang berbeda.a. Menurut James L Marsell James L Marsell mengemukakan 6 prinsip mengajar yaitu:1. Prinsip konteks2. Prinsip fokus3. Prinsip urutan4. Prinsip evaluasi5. Prinsip individualisasi6. Prinsip sosialisasi(Marsell, James L; 1954: 69 119).

1. Prinsip KonteksMengajar dengan memperhatikan prinsip ini, guru dalam menyajikan pelajaran hendaknya dapat menciptakan bermacam-macam hubungan dalam kaitan bahan pelajaran. Menghubungkan bahan pelajaran dapat menggunakan bermacam-macam sumber, misalnya surat kabar, majalah atau buku perpustakaan atau lingkungan sekitar. Dengan prinsip ini, siswa akan mengetahui konteks dari bahan yang dipelajari. Tanpa adanya konteks, pengetahuan satu dengan pengetahuan lain, biarpun terletak dalam satu rumpun, akan terpisah-pisah sehingga pengetahuan siswa menjadi kurang kokoh.2. Prinsip FokusMengajar dengan memperhatikan prinsip fokus, yaitu guru dalam membahas pokok bahasan tertentu perlu menentukan pokok persoalan yang menjadi pusat pcmbahasan. Bila prinsip konteks mengharuskan guru menghubungkan bahan pengajaran seluas-luasnya, maka prinsip fokus mengharuskan adanya pemusatan pokok persoalan. Dalam prakteknya, kedua-duanya harus dilaksanakan sehingga saling melengkapi. Kedua prinsip itu merupakan kriteria mengajar yang efektif.3. Prinsip urutanMengajar dengan melaksanakan prinsip urutan adalah materi pengajaran hendaknya disusun secara logis dan sistematis, sehingga mudah dipelajari anak. Urutan bahan pelajaran hendaknya menunjang proses belajar mengajar. Misalnya: guru mengajar matematika dengan pokok bahasan fungsi grafik tentu ia akan merinci kegiatan apa yang harus dikuasai siswa, untuk memahami dengan mudah permasalahan fungsi grafik. Untuk memahami prinsip tersebut, guru perlu merinci kegiatan-kegiatan mana yang lebih dahulu dan mana yang kemudian. Penyusunan kegiatan-kegiatan tersebut harus sistematis dan logis.

Fungsi-Fungsi MengajarMenurut teori konstruktivism yang dikembangkan oleh Von Glasserfeld, pembentukan pengetahuan seseorang dilakukan sendiri oleh orang itu dan bukan oleh guru, sehingga para guru hanya bisa mendorong para siswa agar aktif dalam pembelajaran untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Doronga para guru sangat memicu dan memacu para Siswa aktif dan giat belajar.Fungsi guru dalam kelas bukan mengajari namun kehadiran guru membuat siswa belajar sehingga fungsi guru tidak mengajar namun lebih pada empat fungsi yang haRus difahami oleh guru yaitu :1. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, kereatif, menciptakan berbagai kiat dan model penyampaian materi pembelajaran, membuat suasana pembelajaran menjadi menarik.2. Membangkitkan motivasi para siswa agar lebih aktif dan giat dalam belajar.3. Membimbing dan memberikan kemudahan bagi siswa dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi berkualitas.4. Memimpin pembelajaran, juga sebagai tempat bertanya bagi para siswa.Dengan guru melaksanakan fungsinya seperti ini akan mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Keaktifan siswa tersebut akan meningkatkan mutu pendidikan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Siswa diajak dan ditekankan kepada learning how to learn. Pemahaman ini akan sangat mendorong para siswa terus mencari ilmu pengetahuan sehingga dapat terbentuk long life learning.Dalam standar nasional pendidikan pasal 28 dikemukakan bahwa pendidik sebagai agen pembelajaran harus berkualifikasi akademik dan kompetensi. sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujan pendidikan nasional. Selanjutnya dalam penjelasan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Disamping itu juga dapat ditambahkan sebagai pengawas dan evaluator dalam proses pembelajaran siswa.Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada seluruh siswa, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Untuk kepentingan tersebut perlu dikondisikan lingkungan belajar yang kondusif dan menantang rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaranakan berlangsung secara efektif.Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap sebagai berikut :1. Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau kurang terbuka.2. Dapat lebih mendengarkan siswa terutama tentang aspirasi dan perasaannya.3. Mau dan mampu menerima ide siswa yang ionovatif dan kereatif, bahkan yang sulit sekalipun.4. Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan siswa seperti halnya terhadap bahan pelajaran.5. Dapat menerima balikan baik yang sifatnya positif maupun nagtif dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan prilakunya.6. Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat siswa selama proses pembelajaran dan7. Menghargai siswa meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya.Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pembelajar guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.Sebagai motivator, maka fungsi guru adalah memberikan surport kepada siswa-siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh demi masa depannya. Guru memberikan penguat baik yang bersifat positif (Positive Reinforcement) maupun yang bersifat negatif (Negative Reinforcement). Penguat positif berupa pemberian pujian dan hadiah terhadap siswa. Siswa yang berperestasi baik diberikan hadiah sebagai penghargaan atas usahanya. Sedangkan siswa yang berprilaku baik diberikan pujian, sehingga dengan demikian pada diri siswa tertanam nilai prilaku untuk berbuat baik. Penguat negatif berupa hukuman (Punishment) ataupun pembatalan terhadap sesuatu yang telah diberikan ( Ekstention). bilamana siswa melakukan prilaku-prilaku yang menyimpang dalam belajar seperti menyontek, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, maka guru perlu memberikan hukuman agar prilaku itu tidak diulangi lagi.Sedangkan pembantalan adalah penarikan kembali suatu penghargaan atau keputusan yang telah diberikan kepada siswa karena mengetahui apa yang dilakukan siswa tersebut ternyata tidak benar. Sebagai contoh misalnya membatalkan hasil ujian yang telah diumumkan karena mengetahui bahwa ternyata siswa bekerja sama dalam menjawab soal ujian tersebut.Sebagai pemicu guru harus mampu melipat gandakan potensi siswa dan mengembangkannya sesuai dengan aspirasi dan cita-cita mereka di masa yang akan datang. Hal ini sangat penting karena guru sangat berperan dalam membantu perkembangan siswa untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.Dalam mengembangkan potensi dan kemampuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui penyampaian materi pelajaran, guru harus mampu menyampaikan materi pelajaran secara jelas dan dapat difahamisiswa.Untukitu terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru pembelajaran sebagai berikut:(1) Membuat ilustrasi : pada dasarnya ilustrasi menghubungkan sesuatu yang sedang dipelajari siswa dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan pada waktu yang sama memberikan tambahan pengalaman kepada mereka.(2) Mendifinisikan : meletakan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan sederhana, dengan menggunakan latihan dan pengalaman serta pengertian yang dimiliki siswa.(3) Menganalisa : membahas masalah yang telah dipelajari bagian demi bagian.(4) Mensentisis : mengembalikan bagian-bagian yang telah dibahas ke dalam suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti, hubungan bagian yang satu dengan yang lain nampak jelas, dan setiap maslah itu tetap berhubungan dengan kseluruhan yang lebih besar.(5) Bertanya : mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan tajam agar pa yang dipelajari menjadi lebih jelas.(6) Merespon : mereaksi dan menanggapi pertanyaan siswa. Pembelajaran akan lebih efektif, jika guru dapat merespon setiap pertanyaan siswa.(7) Mendengarkan : memahami siswa, dan berusaha menyederhanakan setiap masalah, serta membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru mayupun siswa.(8) Menciptakan kepercayaan : siswa akan memberikan kepercayaan terhadap keberhasilan guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar.(9) Memberikan pandangan yang bervariasi : melihat bahan yang dipelajari dari berbagai sudut pandang dan melihat masalah dalam kobinasi yang bervariasi.(10) Menyediakan media untuk mengkaji materi standar : memberikan pengalaman yang bervariasi melalui media pembelajaran dan sumber belajar yang berhubungan dengan materi standar.(11) Menyesuaikan metode pembelajaran : menyesuaikan metode pembelajaran dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa serta mengubungkan materi baru dengan sesuatu yang telah diketahui oleh siswa.Sebagaipemberi inspirasibelajar, guru harus mampu memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi siswa, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, gagasan dan ide-ide baru.Sebagai pemberi inspirasi, guru dapat memerankan diri sebagai pembawa cerita. Dengan cerita-cerita yang menarik diharapkan dapat membangkitkan berbagai inspirasii siswa.Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan innstrumen pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka, belajar untuk menghargai kehidupan sendiri setelah membandingkan dengan apa yang telah mereka baca tentang kehidupan manusia di masalalu.Guruberusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.Sebagai pendengar siswa dapat mengidentifikasi watak-watak pelaku yang ada dalam cerita, dapat secara obyektif menganalisa, menilai manusia, kejadian-kjadian dan pikiran-pikiran. Siswa dapat menjadikan tokoh-tokoh dalam cerita sebagai idiola yang menjadi pendorong baginya untuk mengejarnya mimpi-mimpinya,untuk mengapai cita-citanya. Guru sebagai pengawasmaka fungsi guru adalah mengontrol prilaku-prilaku siswa agar tidak menyimpang dari aturan aturan dalam belajar atau sekolah. Bilamana prilaku siswa menyimpang dari aturan-aturan sekolah maka siswa tersebut perlu diberikan nasehat-nasehat dan arahan-arahan agar tidak melakukan hal seperti itu lagi. Sebagai contoh misalnya siswa sering tidak masuk sekolah,tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, maka siswa tersebut perlu dipanggil dan ditanyakan sebab-sebabnya selanjutnya diarahkan agar tidak melakukan perbuatan seperti itu lagi, sehingga dengan demikian siswa diharapkan kembali pada proses pembelajar yang benar. Guru sebagai evaluator, maka fungsi guru adalah menilai perkembangan hasil belajar siswa. Guru karena tanggung jawabnya berkewajiban untuk mengetahui perkembangan belajar siswa melalui proses penilaian, sehingga siswa yang belum berhasil, perlu dibantu dan dicari cara-cata yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajarnya sehingga hasil belajar mereka meningkat. Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa bisa berasal dari kemampuan akademiknya seperti lamban dalam menangkap pelajaran, dan bisa juga berasal dari cara-cara mengajar guru yang kurang profesional. Hasil belajar siswa rendah mungkin disebabkan strategi dan metode mengajar guru yang kurang tepat. Guru dalam mengajar tidak memberikan contoh-contoh yang kongrit yang mudah difahami oleh siswa misalnya contoh yang berasal dari kehidupan siswa sehari-hari. Guru mengajar tidak menggunakan alat peraga atau media yang tidak sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Guru tidak memberikan latihan atau pekerjaan rumah kepada siswa baik dalam bentuk tugas individual maupun tugas kelompok untuk mendorong siswa belajar mendalami materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru dikelas.Gurubisa mengevaluasi ketidak berhasilan siswa dalam belajar melalui kegagalannya dalam menerapkan startegi dan metode mengajar dikelas melalui proses indentifikasi masalah yang dirasakan oleh guru melalui refleksi diri sepanjang proses pembelajaran yang dilakukannya di kelas.Berdasarkan evaluasi diri ini guru dapat memperbaiki program pembelajaran yang dirancangnya dan menerapkannya dalam proses pembelajaran di kelas. Guru dapat melakukan evaluasi kemball apakah program pembelajaran yang sudah diperbaikinya dan dilaksanakannya di kelas itu telah berhasil, melalui hasil evaluasinya terhadap kemajuan belajar siswa.Bilamana guru mampu menjalankan fungsinya, sebagaimana diuraikan di atas, maka dapatlah diharapkan bahwa proses pendidikan yang dilakukan oleh guru di sekolah akan mampu menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi, educated dan bermoral.

BAB 3. MENGAJAR DAN MASALAH METODE MENGAJARA. Masalah-Masalah Dasar MetodologiMengajar yang baik adalah mengajar yang bertujuan, maka guru harus mengetahui sasaran. Hal yang perlu diperhatikan :1.Metode-metode mempelajari siswa2.Disiplin dan pengawasan3.Member motivasi4.Menciptakan suasana mendukung

B. Masalah Metode Dalam Pengajaran Studi Sosial/IPSDalam mengajar pada umumnya berbagai masalah metodologis harus diperhatikan. Secara formal mengajar adalah membantu seseorang untuk mengubah beberapa perilaku. Beberapa hal berkenan dengan masalah metode dalam IPS :

a. Masalah MetodeMasalah pokok dalam metode pedagogis adalah memilih atau membuat keputusan. Guru harus memilih tujuan pengajaran, strategi untuk mencapai tujuan, taktik dlm melaksanakan strategi, materi dan alat pembelajaran, serta memilih prosedur yang akan digunakan.

b. Mata PelajaranMata pelajaran yang akan diajarkan, akan menentukan secara luas tentang strategi dan teknik yang akan digunakan. Dalam studi IPS/SS mengajarkan dengan berbagai metode salah satunya inkuiri ( inquiry method).

c. Teori Berkomunikasi dan Metode PendidikanTeori komunikasi merupakan hal penting dalam memilih strategi mengajar.

1) Masalah komunikasiTerkadang masalah komunikasi ini sangat mengganggu dalam proses penyampaian materi dari guru ke siswa. Karena daya tanggap serta reaksi masing-masing individu berbeda.

2) Penyesuaian diri dengan kemajuan IPTEKLangkah-langkah itu meliputi : tujuan, mempelajari siswa, mengubah tujuan sesuai dg kebutuhan siswa, menetapkan strategi, motivasi, rencana dan taktik

d. Beberapa Prinsip Mengajar Siswa akan belajar lebih baik bila dlm kondisi siap. Tiap siswa memiliki kecepatan dan gaya tersendri dlm belajar. Siswa belajar bagaimana belajar Belajar selalu berlangsung dalam hubungannya dengan tujuan Belajar amat ditentukan dgn penguatan Mempelajari sesuatu adalah melakukan sesuatu Siswa senantiasa membereaksi yg kurang menyenangkan Belajar yang tidak memberikan sesuatu yg baru Belajar bukan penambahan tetapi penggabungan Siswa lebih senang belajar dari teman sebayanya Siswa akan terus tertantang Waktu mengingat kembali lebih efektif dengan membaca Siswa hanya mempelajari apa yang akan diujikan Pendapat dari kelompok sebaya merupakan motivasi yang kuat Ketrampilan yang di pelajari secara terpisah tidak berfungsi

e. Tujuan-tujuan IPS/SSTujuan-tujuan yang ada dalam pembelajaran IPS akan menjadi dasar dalam penentuan bahan/materi pelajaran yang akan di ajarkan.

Tujuan-tujuan tersebut : Meningkatakan kesadaran ekonomi rakyat Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan kesejahteraan rohani Meningkatkan efisiensi, kejujuran, dan keadilan Meningkatkan mutu lingkungan Menjamin keamanan dan keadilan bagi semua warga negara Memberi pengertian tentang hubungan internasional bagi ke pentingan bangsa Indonesia dan perdamaian Internasional Meningkatkan saling pengertian dan kerukunan antar golongan dan daerah dalam menciptakan kesatuan dan persatuan nasional. Memelihara keagungan sifat-sifat kemanusiaan, kesejahteraan rohanian dan tata susila yang luhur

C. Metode Mengajar IPS/SS

1) Pengertian dan bagian-bagian sebuah metode mengajarMetode dapat pula dianggap sebagai cara untuk prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam belajar, atau sebagai alat yang menjadikan belajar menjadi efektif. Mengajar yang baik menuntut penggunaan metode yang tepat. Seorang guru akan mempunyai metode yang tepat. Dan dia akan memahaminya dengan baik metode yang digunakan sebab seperti sudah sering di dengar bahwa tidak ada satu metode pun yang baik untuk semua mata pelajaran. Ia harus mengetahui bukan hanya bahan/materi pelajaran akan tetapi juga masalah-masalah siwa.Pengertian metode dalam pembelajaran IPS/SS amatlah rumit karena terdiri dari berbagai elemen yang berbeda-beda dan kadang amatlah rapuh bila dihubungkan dengan analisis logis.Walaupun demikian para ahli pendidikan mencoba menetapkan sifat-sifat metode mengajar yang baik, harus mengandung ketelitian/cermat dan bersungguh-sungguh. Harus didasarkan pada ketelitian yang bersifat ilmiah. Di dalamnya termasuk pula kejujuran terhadap siswa, guru, dan penulis.

2) Mengajarkan Berbagai Ketrampilan dalam IPS/SSa.Mengajar Bagaimana Memahami1)Bagaimana konsep dipelajari2)Baberapa saran mengajarkan konsepa)Berkaitan dengan pengalamanb)Hindari ketergantungan yang besar pada kegiatan verbalc)Uraikan pengertian resmi konsep secara jelasd)Gunakan cara-cara yang dapat membuat siswa mengungkapka sesuatue)Gunakan teknik menemukan sendirif)Beri kesempatan bagi siswa untuk membentuk konsep dan generalisasi sendiri melalui kesimpulan induktif dan deduktif.g)Tunjukkan elemen pokokh)Gunakan apa yang disebut meramu lebih lanjut suatu masalahi)Membantu perkembangan berpikir berbeda yang orisinilj)Tumbuhkan sikap positif terhadap onsep sendirik)Tumbuhkan keberanian pada siswa untuk menguji generalisasi yang telah ditentukan.

b.Mengajarkan sikap, minat dan nilaiIni lebih sulit dari pengajaran konsep. Maka sebagai guru IPS/SS seharusnya merasa terpanggil untuk mengajar secara efektif.1)Mengembangkan sikap.Cara untuk mengembangkannya adalah meniru orang lain baik disadari atau tidak. Selain itu juga dengan mengenali sebuah model dan berusaha meniru model itu. Disamping itu kita dapat mengembangkan sikap yang sudah disiapkan.2)Mengembangka sikap menghargai minatAdalah bentuk khusus dari kelompok sikap dan berkembang sebagaimana sikap-sikap lain berkembang.3)Mengembangkan nilai-nilaiLebih baik dilakukan dengan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memilih sendiri, membantu menemukan dan menguji berbagai alternative bila dihadapka dengan pilihan, membantu siswa untuk menimang-nimang pilihan yang ada, mendorong siswa untuk mempertimbangkan sesuatu yang diberi dianggap bernilai dan dihargai, bantu untuk bertindak, dan menjelaskannya pada yang lain.

c.Mengajar bagaimana berfikirTujuan yang bersifat mendasar adalah pengembangan kemampuan siswa berfikir kritis dan pemecahan masalah dalam semua bidang .Dalam proses berfikir, kegistsn mental tersebut tidak kombinasi. Berfikir kritis atau refleksi merupakan suatu proses menyusun kembali dan mengatur informasi serta pengetahuan untuk menghasilkan suatu pengetahuan yang baru. Batasan ini lebih menekankan pada proses bukan pada sesuatu atau kejadian. Jika anda berpedapat berfikir adalah proses maka hal itu akan melindungi dari membuat kekeliruan pedagogis.1)Berfikir konfergen versus divergen2)Pemecahan masalah

Mengajar IPS/SS haruslah membantu dan mendorong siswa untuk berfikir, karena untuk berfikir para siswa harus dihadapkan pada masalah yang dekat lingkungan dan kebutuhannya baiknuntuk sekarang atau masa datang. Selama ini murid dianggap kurang berfikir karena materi kurikulum kurang menantang siswa untuk berfikir. Mengajarkan cara berfikir generalisasi merupakan salah satu cara untuk membantu cara berfikir mereka.Dalam mengajar ternyata masalah komunikasi, penyesuaian diri dengan perkembangan iptek dan pemahaman terhadap beberapa teori dan prinsip belajar merupakan sesuatu yang harus dipahami denagn baik dalam melaksanakan tugas-tugas mengajar seorang guru.

BAB 4. MODEL-MODEL MENGAJARMengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran,akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar .Makna lain mengajar sering diistilahkan dengan pembelajaran .hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan.[6]hal ini dimaksudkan untuk membentuk watak ,peradaban,dan meningkatkan mutu pendidikan peserta didik.Pembelajaran perlu memberdayakn semua potensi pesrta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan .pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.Dalam implementasinya ,walaupun istilah yang digunakan pembelajaran,tidak berarti guru harus menghilangkan peranannya sebagai pengajar.sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa.

Ciri-Ciri Model MengajarModel-model Mengajar yang baik memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri yang dapat di kenali sebagai berikut: 1.Memiliki prosedur yang sistematik. Sebuah model mengajar bukan sekedar merupakan gabungan berbagai fakta yabg di susun secara sembarangan. Teteapi merupakan prosedur yang sistematik untuk memodifikasi prilaku siswa yang didasrkan pada asumsi tertentu.2.Hasil belajar di tetapkan secra khusus. Setipa model mengajar menetukan tujuan khusushasil belajar yang di harapkan dicapai siswa secara rinci dalam bentuk kerja yang dapat di amati.3.Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan secara spesifik dalam model.4.Ukuran keberhasilan model hatus meneatapkan ukuran keberhasilan suatu unjuk kerja yang di harapkan dari siswa. Model mengajr selau menggambarkan dan menjelaskan hasil belajar.5.Interaksi lingkungan. semua model menetapkan cara yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan lingkungan.Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa cirri-ciri model mengajar yang baik ada lima, dan untuk menjadi seorang pendidik yang baik kita haruslah mengetahu kelima cirri-ciri model mengajar agar kita dapat menjadi seorang guru yang berkualitas.

Fungsi Sebuah Model MengajarBeberapa Fungsi model mengajar yang di utarakan oleh SS Chauhan adalah sebagai berikut: 1.Pedoman. Model mengajar dapat berfungsi sebagai pedoman yang dapat menjelaskan apa yang harus di lakukan guru dengan memiliki rencana pengajaranyang bersifat komprehensif guru di harapkan dapat membantu siswa mencapai tujuan pengajaran. Dengan demikian mengajar m,enjadi suatu yang ilmiah,terencana dan memiliki tujua.2.Pengembangan kurikulum. Model mengajar dapat memebantu dalam pengembangan kurikulum untuk satuan kelas yang berbeda dalam pendidikan3.Menetapkan bahan-bahan pengajaran. Model mengajar menetapkan seacara rinci bentuk-bentuk pengajaran yang berbeda yang akan digunakan guru dalam membantu perubahan yang baik pada siswa.4.Membantu perbaikan mengajar. Model mengajar dapat membantu proses mengajar belajar dan meningkatkan keefektifan mengajar.Fungsi model belajar tersebut dapat di gunakan oleh guru dalam mengembangkan model model-model mengajar yang di anggap sesuai dengan tujuan bahan dan sarana pendukung dalam melaksanakan tugas.

B.Model-Model Pengajaran IPS1) Pengertian Model Belajar-MengajarMenurut Sarifudin (Wahab, Azis, 1990: 1) yang dimaksud dengan model belajar mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang terorganisasikan secara sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, yang berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, model belajar-mengajar khususnya dapat diartikan sebagai satuan cara, yang berisi prosedur, langkah teknis yang harus dilakukan dalam mendekati sasaran proses dan hasil belajar hingga mencapai efektifitasnya, menurut kesesuaian dengan setting waktu, tempat dan subjek ajarnya.2) Macam-macam Model Mengajara. Model-model PemrosesanModel-model yang berorientasi pada kemampuan pemrosesan informasi dari siswa dan cara memperbaiki kemampuannya dalam menguasai informasi, merujuk pada cara orang menangani stimulus dari lingkungannya, mengorganisasikan data, menginderai masalah, melahirkan konsep dan pemecahan masalah, dan menggunakan simbol verbal da non-verbal. Model-model yang termasuk dalam rumpun ini antara lain adalah; Model Berpikir(Inquiry Training Model), Inkuiri Ilmiah(Scientific Inquiry), Perolehan Konsep(Concept), Model Advance Organizer(Advance Organizer Model), dan Ingatan(Memory).b. Model-model PersonalModel-model yang termasuk ke dalam rumpun personal berorientasi pada pengembangan diri individu, model-model ini menekankan proses pembentukan individu dalam mengorganosasikan realitasnya yang unik. Fokus pengembangan diri berkesan menekankan pada pembinaan emosional antara individu dalam hubungan produktif dengan lingkungannya hingga diharapkan menghasilkan hubungan interpersonal yang lebih kaya dan kemampuan pemrosesan yang lebih efektif lagi. Yang termasuk ke dalam rumpun ini adalah; Pengajaran Non-Direktif(Non-directive Teaching), Pelatihan Kesadaran(Awraness Training), Sinektic(Synectics), Sistem Konseptual(Conceptual System)dan Pertemuan Kelas(Classroom Meeting).c. Model-model Interaksi SosialModel-model pembelajaran yang termasuk rumpun Interaksi Sosial, menekankan hubungan antara individu dengan masyarakat dan dengan individu lainnya. Fokus model ini terletak pada proses di mana dengan proses ini realitas dinegosiasi memberikan prioritas pada perbaikan kemampuan individu untuk berhubungan dengan yang lainnya, bergelut dengan proses demokratik dan bekerja secara produktif dalam masyarakat. Termasuk ke dalam rumpun model ini, antara lain : Investigasi Kelompok(Group Investigation), Inkuiri Sosial(Social Inquiry), Metode Laboratorium(Laboratory Method), Yurisprudensial(Yurisprudential), Bermain Peran(Role Playing)dan Simulasi Sosial(Social Simulation).d. Model BehavioralModel-model yang termasuk ke dalam rumpun behavioral berpijak pada landasan teoritis yang sama, yakni teori tingkah laku(Behavioral Theory). Dalam penerapannya, model ini banyak menggunakan istilah lain seperti teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi tingkah laku, dan terapi tingkah laku. Ciri pokoknya menekankanpada usaha mengubah tingkah laku teramati ketimbang struktur psikologis yang mendasarinya dan tingkah laku yang tidak teramatinya. Model ini mendasarkan pada prinsip kontrol stimulus dan penguatan(Stimulus Control and Reinforcement). Lebih dari model lainnya model behavioral memiliki keterpakaian yang luas dan teruji keefektifannya pada aneka tujuan seperti pendidikan, pelatihan, tingkah laku interpersonal da pengobatan. Tercakup kedalam model ini, antara lain: Manajemen Kontingensi(Contingency Management), Kontrol Diri(Self Control), Relaksasi(Relaxation), Reduksi Stres(Stress Reducation), Pelatihan Asertif(Assertive Training), Desentisasi(Desensitization)dan Pelatihan Langsung(Direct Training).Di bawah ini akan dijelaskan beberapa model pembelajaran untuk mengatasi masalah pendidikan IPS.. Masing-masing pendekatan pada pandangan teoritis berkenaan denganstressingnya, dalam praktisnya dapat terjadi saling berkait antara satu pendekatan dengan pendekatan lain secara bersamaan. Beberapa dari sejumlah pendekatan yang menjadi rujukan, secara parsial terliput dalam kerangka teknis model pilihan berikut, antara lain: Model Inkuiri, VCT, Bermain Peta, ITM (STS), Role Playing, dan Portofolio.

1) Model Inkuiria. Makna Pembelajaran InkuiriModel inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Pengembangan strategi pembelajaran dengan model inkuiri dipandang sangat sesuai dengan karakteristik materil pendidikan Pengetahuan Sosial yang bertujuan mengembangkan tanggungjawab individu dan kemampuan berpartisipasi aktif baik sebagai anggota masyarakat dan warganegara.b. Langkah-langkah InkuiriLangkah-langkah tersebut antara lain: orientation hypothesis definition exploration evidencing generalization(Joyce dan Weil, 1980).

2) Model Pembelajaran VCTa. Makna Pembelajaran VCTVCT adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan pancapaian pendidikan nilai. VCT berfungsi untuk:a)mengukur atau mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai;b)membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimilikinya baik yang positif maupun yang negatif untuk kemudian dibina kearah peningkatan atau pembetulannya;c)menanamkan suatu nilai kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa sebagai milik pribadinya.b. Langkah Pembelajaran Model VCTLangkah pembelajarannya antara lain:a) Teknik evaluasi diri (self evaluation) dan evaluasi kelompok (group evaluation)b) TeknikLecturingc) Teknik menarik dan memberikan percontohand) Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasane) Teknik tanya-jawabf) Teknik menilai suatu bahan tulisang) Teknik mengungkapkan nilai melalui permainan(games).

3) Model Bermain PetaKeterampilan menggunakan dan menafsirkan peta dan globe merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial. Peta dan globe memberikan manfaat, yaitu:a)siswa dapat memperoleh gambaran mengenai bentuk, besar, batas-batas suatu daerah;b)memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai istilah-istilah geografi;c)memahami peta dan globe.Dalam memahami peta dan globe diperlukan beberapa syarat yaitu : (a) arah, (b) skala,; (c) lambang-lambang,; (d) warna4) Pendekatan ITM (Ilmu-Teknologi dan Masyarakat)a) Kebermaknaan Model Pendekatan ITMPendekatan ITM (Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat) atau juga disebutSTS (Science-Technology-Society)muncul menjadi sebuah pilihan jawaban atas kritik terhadap pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang bersifat tradisional(texbook.ITM dikembangkan kemudian sebagai sebuah pendekatan guna mencapai tujuan pembelajaran yang berkaitan langsung dengan lingkungan nyata dengan cara melibatkan peran aktif peserta didik dalam mencari informasi untuk meemcahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan kesehariannya.b) Langkah Pendekatan ITMBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran pendekatan ITM antara lain:1. Menekankan pada paham kontruktivisme2. Peserta didik dituntut untuk belajar dalam memecahkan permasalahan dan dapat menggunakan sumber-sumber setempat untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.3. Pola pembelajaran bersifat kooperatif (kerja sama)4. Peserta didik menggali konsep-konsep melalui proses pembelajaran yang ditempuh dengan cara pengamatan (observasi) terhadap objek-objek yang dipelajarinya.5. Masalah-masalah aktual sebagai objek kajian, dibahas bersama guru dan peserta didik guna menghindari terjadi kesalahan konsep.6. Pemilihan tema-tema didasarakan urutan integratif.7. Tema pengorganisasian pokok dari sejumlah unit ITM adalah isu dan masalah sosial yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.c) Tahapan Metode Pendekatan ITM1. Tahap Eksplorasi2. Tahap Penjelasan dan Solusi3. Tahap Pengambilan Tindakan4. Diskusi dan Penjelasan5. Tahap Evaluasi6. Kegiatan Penutup

5) Model Role Playinga) Kebermaknaan Penggunaan Model Role PlayingRole Playingadalah salah satu model pembelajaran yang perlu menjadi pengalaman belajar peserta didik, terutama dalam konteks pembelajaran Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan didalamnya.Role playingsendiri tidak jarang menjadi pelengkap kegiatan pembelajaran yang dikembangkan denganstressingmodel pendekatan lainnya, seperti inkuiri, ITM, Portofolio, dan lainnya.b) Langkah-langkah Role PlayingAdapun langkah-langkahnya, Djahiri (1978: 109) mengangkat urutan teknis yang dikembangkan Shaftel yang terdiri dari 9 langkah dalam tabel berikut.No.Urutan LangkahKegiatan dan Pelakunya

1.Penjelasan umum1.1. Mencari atau mengemukakan permasalahan (oleh guru atau bersama siswa).1.2. Memperjelas masalah/ topik tersebut (guru).1.3. Mencari bahan-bahan, keterangan atau penjelasan lebih lanjut, dengan menunjukan sumbernya (guru & siswa).1.4. Menjelaskan tujuan, makna darirole playing.

2.Memilih para pelaku2.1. Menganalisis peran yang harus dimainkan (guru bersama siswa).2.2. Memilih para pelakunya (dibantu guru).

3.Menentukan Observer3.1. Menentukan observer dan menjelaskan tugas dan peranannya (guru & siswa).

4.Menentukan jalan cerita4.1. gariskan jalan ceritanya.4.2. tegaskan peran-peran yang ada didalamnya.4.3. berikut gambaran situasi keadaan cerita tersebut (guru + siswa).

5.Pelaksanaan (bermain)5.1. Mulai melakonkan permainan tersebut5.2. Menjaga agar setiap peran berjalan.5.3. Jagalah agar babakan-babakan terlihat jelas.

No.Urutan LangkahKegiatan dan Pelakunya

6.Diskusi dan permainan6.1. Telaah setiap peran, posisi, dan permainan.6.2. diskusikan hal tersebut berikut saran perbaikannya.6.3. Siapkan permainan ulangan.

7.Permainan ulang dan diskusi serta penelaahan7.1. Seperti sub 5 dan sub 6

8.Mempertukarkan pikiran, pengalaman dan membuat kesimpulan8.1. Setiap pelaku mengemukakan pengalaman, perasaan dan pendapatnya.8.2. Observer mengemukakan penilaian pendapatnya.8.3. Siswa dan guru membuat kesimpulan dan merangkainya dengan topik / konsep yang sedang dipelajarinya.

6) Model Portofolioa) Makna Pembelajaran PortofolioSapriya (Winataputra, 2002: 1.16) menegaskan bahwa: portofolio merupakan karya terpilih kelas/siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan publik untuk membahas pemecahan terhadap suatu masalah kemasyarakatan. Makna pembelajaran berbasis portofolio dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah memperkenalkan kepada peserta didik dan membelajarkan mereka pada metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik kewarganegaraan/kemasyarakatan.b) Langkah-langkah Penbelajaran PortofolioSecara teknis pendekatan portofolio dimulai dengan membagi peserta didik dalam kelas ke dalam beberapa kelompok,1. Kelompok portofolio-satu;Menjelaskan masalah,2. Kelompok portofolio-dua;Menilai kebijakan alternatif3. Kelompok portofolio-tiga;Membuat satu kebijakan publik yang didukung oleh kelas4. Kelompok portofolio-empat;Membuat satu rencana tindakan agar pemerintah (setempat) dalam masyarakat mau menerima kebijakan kelas.

BAB 5. METODE MENGAJAR IPS/ SSStrategi, Metode dan Teknik mengajarRuseffendi (1980) mencoba untuk memberikan klarifikasi tentang keempat masalah di atas, menurutnya yang dimaksud dengan :1.Strategi mengajaradalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu :a.pemilihan materi pelajaran (guru atau murid)b.penyaji materi pelajaran (perorangan kelompok, atau belajar mandiri)c.cara materi pelajaran disajikan (induktif atau deduktif, analitis atausintetis, formal atau non formal)d.sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogin atau homogin)2.Pendekatanadalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif, atau mempelajarai operasi perkalian dengan pendekatan ganda Cartesius, demikian juga bagaimana siswa memperoleh, mengorganisasi dan mengkomunikasikan hasil belajarnya lewat pendekatan ketrampilan proses (process skill)3.Metode mengajaradalah cara mengajar secara umum yang dapat ditetapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.4.Teknik mengajaradalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.5.Model pembelajaranmempunyai pengertian yang amat dekat dengan strategi pembelajaran. Menurut Ismail (dalam Rachmadi, 2006:5) yang membedakan model pembelajaran dengan strategi maupun metode adalah dimilikinya empat ciri khusus, yaitu:a.rasional teoritik yang logis yang disusun penciptanyab.tujuan pembelajaran yang hendak dicapaic.tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasild.lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai

Memilih dan menggunakan metode mengajarDalam memilih dan menganalisis metode pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:1. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya.2. Tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya pembinaan daerah kognitif maka metode driil kurang tepat digunakan.3. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak sulit digunakan apalagi bila ruangan yang tersedia kecil. Metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara guru.4. Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Bila metode eksperimen yang akan dipakai, maka alat-alat untuk eksperimen harus tersedia, dipertimbangkan juga jumlah dan mutu alat itu.5. Kemampuan pengajar tentu menentukan, mencakup kemampuan fisik, keahlian. Metode ceramah memerlukan kekuatan guru secara fisik. Guru yang mudah payah, kurang kuat berceramah dalam waktu yang lama. Dalam hal ini ia sebaiknya menggunakan metode yang lain yang tidak memerlukan tenaga yang banyak. Metode diskusi menuntut keahlian guru yang agak tinggi, karena informasi yang diperlukan dalam metode diskusi kadang-kadang lebih banyak daripada sekedar bahan yang diajarkan.6. Sifat bahan pengajaran. Ini hampir sama dengan jenis tujuan yang dicapai seperti pada poin 2 diatas. Ada bahan pelajaran yang lebih baik disampaikan lewat metode ceramah, ada yang lebih baik dengan metode driil, dan sebagainya. Demikianlah beberapa pertimbangan dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam proses interaksi belajar mengajar.Disamping itu masih banyak redaksi-redaksi lain yang menawarkan hal yang hampir sama, akan tetapi terdapat sedikit perbedaan yang akan penulis ungkap disini.Metode apapun yang digunakan oleh pendidik atau guru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip KBM.1. Pertama, berpusat kepada anak didik. Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar.2. Kedua, belajar dengan melakukan. Supaya proses belajar itu menyenangkan, guru harus memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata.3. Ketiga, mengembangkan kemampuan sosial. Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial.4. Keempat, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Proses pembelajaran dan pendidikan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik.5. Kelima, mengembangkan kreatifitas dan ketrampilan memecahkan masalah. Proses pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh guru bagaimana merangsang kreativitas dan imanjinasi anak untuk menemukan jawaban setiap masalah yang dihadapi anak didik.Sedangkan syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.2. Metode yang digunakan dapat merangsang siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi.3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam tehnik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.Hal-hal diatas perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam rangka memilih dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, karena kebanyakan pendidik hanya menggunakan satu metode saja yang hal itu akan membuat peserta didik menjadi bosan dan akan mengabaikan proses pembelajaran.METODE PEMBELAJARAN DAN MODEL PENGAJARAN IPSA. Metode-metode Pembelajaran IPSMetode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Sehubungan dengan pemilihan metode dalam pengajaran IPS, perlu diketahui tujuan pengajaran IPS menurut Edwin Fenton adalah: (1) pemerolehan pengetahuan, (2) pengembangan keterampilan inkuiri, (3) pengembangan sikap-sikap dan nilai. Metode-metode pengajaran yang dapat dipilih oleh guru antara lain:

B. Metode CeramahMetode ceramah merupakan metode yang umum dipakai. Dengan metode ceramah dapat menyampaikan pengetahuan faktual yang banyak dan generalisasi-generalisasi, namun kesemuanya ini tidak berarti banyak jika tidak ada gambaran kongkret dalam bentuk contoh dan peragaan (model, tiruan, gambar, dll).C. Metode DiskusiJika metode ceramah dinilai belum cukup, maka setelah selesai berceramah dapat diikuti dengan diskusi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Masalahnya, apakah siswa SD telah memiliki pembendaharaan pengetahuan faktual dan mengerti konsep-konsep atau generalisasi yang cukup untuk turut aktif dalam diskusi. Selain itu, jumlah siswa yang banyak dalam kelas menjadi masalah tersendiri untuk membuat semua siswa ikut bicara dalam diskusi dengan alokasi waktu pelajaran yang terbatas.D. Metode Tanya JawabMetode ini berlangsung dalam interaksi antara guru dengan siswa setelah guru selesai berceramah. Siswa mengajukan pertanyaan dan guru menjawabnya atau dapat juga dijawab oleh siswa lain, dan sebaliknya guru yang bertanya dan siswa yang menjawab. Beberapa bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut:a. Pertanyaan mengingat/ hafalanb. Pertanyaan deskriptifc. Pertanyaan menjelaskand. Pertanyaan sintesise. Pertanyaan memilihf. Pertanyaanterbuka

E. Metode ProyekProyek di sini adalah semacam penelitian yang dilakukan di luar kelas/sekolah, dilaksanakan secara individu atau kelompok dan membuat laporan dari hasil pengamatan untuk dibawa dan dibicarakan di kelas.

F. Metode karya wisataSiswa dibawa mengunjungi objek-objek pemukiman transmigran, situs sejarah, panti sosial, dan sebagainya. Selain rekreasi, siswa juga bisa belajar dari tempat yang mereka kunjungi (mencakup aspek kognitif dan afektif)

G. Metode Bermain Peran (Role-playing)Di dalam metode ini melibatkan aspek kognitif (problem solfing) dan afektif (sikap, nilai-nilai pribadi atau orang lain, membandingkan dan mempertentangkan nilai-nilai, mengembangkan empati dan sebagainya).H. Metode DemonstrasiMetode demonstrasi yaitu merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja, menunjukan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yangdilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh atau sebagian siswa.Metode demonstrasi disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pertanyaan lisanatau peragaan secara tepat. (dalam Canci, 1986 : 38).Langkahlangkah pelaksanaan metode demonstrasi :a. Persiapan b. Pelaksanaanc. Tindak lanjut (follow up)

BAB 6. MENGAJARKAN KONSEP, GENERALISASI, ISU GLOBAL DAN BERBAGAI KETRAMPILAN DALAM PIPSIlmu-ilmu social mempelajari tindakan-tinadakan manusia yang berlangsung dalam proseskehidupan dalam upacaya menjelaskan mengapa manusia berprilaku seperti yang merekalakukan. Suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk ilmu social, tersusun dalam tiga tindakandari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu :1. Fakta.2. Konsep.3. Generalisasi (Savage dan Armstrong, 1996 : 24 dalam Fakih Samlawi Bunyamin Maftuh :

1. Mengajarkan Konsep, Ketrampilan Sosial dan Isu Dalam IPS/ SSMengajarkan Konsep dan GeneralisasiFakta merupakan dasar untuk pengajaran kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang mempunyai hubungan erat dan harus dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep dan generalisasi. Konsep dikembangkan dari fakta yang dipelajari, sedangkan generalisasi dikembangkan dari hubungan antar konsep dalam suatu pola yang mempunyai arti. Struktur ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan, dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu : 1) fakta, 2) konsep, dan 3) generalisasi. Ketiga hal itu yang membangun materi ilmu-ilmu sosial. Fakta : adalah kenyataan yang ada disekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta : adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Fakta : pesan indrawi Contoh kategori dari fakta : obyek , peristiwa, proses, dan sebagainya. Ciri khas fakta adalah buntu tidak lebih dari pada apa yang tampak. Cara terbaik memotivasi peserta didik untuk dapat membaca fakta dan menemukan konsep serta menggeneralisasikan yang dibahas secara terpadu. Konsep = suatu kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan proses. Konsep dapat dipahami bila dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol. Atribut : ciri yang membedakan peristiwa atau proses dari obyek lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat di buktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data, dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Kelas : pengelompokan kategori dari benda, kejadian atau pikiran. Setiap kelas memasukkan atribut yang sama dan memgeluarkan atribut yang berbeda atau tidak berhubungan . kelas didasarkan pada atribut yang telah ditentukan. Contoh : semua orang dapat kita masukkan ke kelas tertentu: pria.... wanita, guru....murid, kaya....miskin, dan lain lain. Simbol. Setiap kelas dapat dinyatakan dengan simbol. Simbol dapat dinyatakan dengan kata, tanda, gerakan badan, angka sebagai alat untuk mengkomunikasikan dengan kelas lain. Konsep juga dapat dilihat dari pengertian connotative dan dennotative. Menurut Womack (1970) selain memehami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan kita terhadap kelas dan simbol juga penting memahami tingkat arti dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep study sosial merupakan kata yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap.

GENERALISASI DAN TEORI Generalisasi adalah hubungan beberapa konsep atau rangkaian hubungan antar konsep konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferen, kesimpulan, dan pemahaman. Ciri ciri generalisasi: a. Menunjukan hubungan dua konsep atau lebih. b. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukan bagian keseluruhan kelas. c. Tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep. d. Berdasarkan pada konsep dan dikembangkan atas dasr penalaran dan bukan hanyaberdasrkan pengamatan semata. e. Berisi pernyatan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya diuji berdasarkan bukti bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran. f. Bukan sekedar pernyatan yang ditegaskan akan tetapi satu kesatuan pengertian Fungsi generalisasi: a. Sebagai tujuan umum study sosial. b. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran c. Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar d. Membantu dalam membangun bahan bahan pengajaran dalam kurikulum study Perbedaan konsep dan generalisasi: a. Generalisasi adalah dasar yang dituangkan dalam kalimat yang komplek. Konsep adalah suatu kesatuan atribut. b. Generalisasi memiliki tesis yang menunjukan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis. c. Generalisasi bersifat obyektif, sedangkan konsep bersifat subyektif. d. Generalisasi mempunyai aplikasi yang universal, konsep hanya terbatas pada orang orang tertentu. a.Fakta Dalam kehidupan sehari hari, kita sering mendengar dan menemukan suatu kejadian misalnya : angin berhembus,laut berombak, air menguap, awan dilangit, dll. Hal tersebutlah yang disebut fakta. Fakta adalah informasi yang ada atau terjadi dalam kehidupan dan kumpulan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta penting untuk susunan ilmu karena fakta tersebut membentuk fakta dan generalisasi. Menurut Savage dan Amstrong konsep tidaklah dipelajari dalam kekosongan melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta fakta yang khusus. Dari beberapa fakta yang khusus yang saling berkaitan maka terbentuk suatu konsep. Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat dari ilustrasi berikut: 1. Bangsa Indonesia berperang melawan penjajah. 2. Bansga Indonesia dan dunia berperang melawan terorisme. 3. Bangsa dan negara Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri. Fakta fakta tersebut tampak saling berhubungan dan membentuk suatu gagasan atau konsep kemerdekaan. Suatu bangsa yang merdeka berani berkorban untuk memperjuangkan atau mempertahankan kemerdekaannya, bebas menentukan nasibnya sendiri, kedudukannya sederajat dengan bangsa lain. c. Konsep Konsep secara sederhana adalah penamaan atau pemberian label untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti, dan memahami sesuatu tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Konsep menurut Moore adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran suatu ide atau suatu gagasan. Sedangkan Parker menyatakan bahwa konsep atau gagasan-gagasan sesuatu, konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contoh nya. Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkret atau abstrak, luas atau sempit, dan suatu kata atau frasa. Konsep itu penting karena membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka hadapi. Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna dan definisi yang ditentukan. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut atribut. Konsep itu memiliki tingkatan-tingkatan yang membedakan tingkatan suatu konsep dengan konsep yang lainnya adalah derajat abstraksi yang dimilikinya. Hal yang membedakan tingkat abstraksi suatu konsep dengan konsep lainnya adalah karakteristik utama konsep yang disebut atribut. Jumlah atribut yang diperlukan untuk membedakan konsep yang lebih abstrak lebih sedikit jumlah nya. Suatu atribut yang sama apabila mempunyai nilai-nilai yang berbeda menyebabakan kita dapat membedakan adanya konsep yang berlainan. b.1. Jenis-jenis konsep De Cecco membagi konsep menjadi 3 jenis : 1. Konsep konjungtif Apabila nilai-nilai yang sesuai dan atribut-atributnya terdapat dalam kelompok benda secara bersama-sama. Contoh : kita mempunyai sejumlah buku pendidikan IPS yang memiliki ketebalan jumlah halaman materi dan sampul yang sama. Konsep konjungtif bersifat menghendaki pengembangan dari hal-hal yang bersifat konkret. 2. Konsep Disjungtif Apabila nilai-nilai tersebut tidak memiliki semua atribut dan nilai atribut yang sama. Contoh : buku pendidikan IPS dan buku Pendidikan IPA mempunyai perbedaan-perbedaan seperti jumlah halaman, materi, dan sampul walaupun keduanya merupakan buku bacaan ilmiah. 3. Konsep Relasional Yaitu gabungan sekelompok benda yang atribut-atributnya mempunyai hubungan yang kita ciptakan. Contoh : konsep kepadatan penduduk, konsep waktu dan konsep arah. b.2. Pentingnya konsep Menurut De Cecco, konsep membantu kita untuk : 1. Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah. 2. Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam obyek yang ada disekeliling kita. 3. Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal baru yang sebenarnya merupakan atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep yang sudah diketahui. 4. Memungkinkan kita memberi pengajaran yang lebih kompleks dan menerangkan secara lebih jelas. 5. Menggambarkan kenyataan dan dunia.

Prinsip-prinsip konsep menurut Kardiyono (1980:13) : 1. Keperluan Konsep yang akan diajarkan haruslah konsep yang dibutuhkan oleh siswa dalam memahami dunia disekitarnya. 2. Ketepatan Perumusan konsep yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberikan peluang bagi penafsiran yang salah. 3. Mudah dipelajari Konsep yang diperlukan harus dapat dipastikan dengan mudah. 4. Kegunaan Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna. b.3. Pembinaan konsep dalam IPS Pembinaan konsep berarti mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep samapi membentuk suatu abstraksi pada diri siswa memerlukan proses yang lama. Yelon (dalam Husein Achmad, 1982), mengemukakan mengajarkan konsep yang baik sebagai berikut : 1. Merumuskan tujuan 2. Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep. 3. Menyajikan definisi dan contoh-contoh. 4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan feedback. c. Generalisasi Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas. Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS. Kita memiliki paling sedikit 3 konsep : 1. Masyarakat primitif. 2. Lingkungan hidup. 3. Cara hidup. Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat, atau benda. Generalisasi yang lebih bermanfaat yaitu generalisasi yang memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi tingkat keberlakuannya lebih umum. Fakta itu konkret dan dapat diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan (bersifat khusus). Sedangkan generalisasi lebih abstrak dan tidak dapat diobservasikan secara langsung. d. Teori Teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi. Proposisi yang membutuhkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari pada proposisi yang menghubungkan konsep. Kriteria untuk menyusun teori sebagai berikut : 1. Bagaimana luasnya proposisi yang dihubungkan 2. Bagaimana kompleksnya proposisi yang dihubungkan 3. Sampai sejauh mana teori itu dapat diterapkan 4. Sampai seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi yang melukiskan dan menerangkan unsur yang penting dari tingkah laku manusia 5. Samapai sejauh mana teori membimbing kearah pendalaman yang lain 6. Berapa banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada dalam teori 7. Sampai sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari proposisi yang dihubungkan dengan teori tersbut dapat teruji Menurut, David Easton (Djojo Suradisastra, 1991/1992), teori generalisasi terdiri dari 3 tingkatan : 1. Generalisasi Singular Hanya menghubungkan 2 konsep. 2. Teori dimensi sempit Terbebtuk oleh berbagai pernyataan yang terinterelasikan sedemikian rupa sehingga data yang belum tertata dalam pernyataan dapat dituang dalam suatu pernyataan umum. 3. Teori berdimensi luas Menjangkau sesuatu yang lebih luas dari teori dimensi sempit jangkauannya meliputi keseluruhan dalam suatu ilmu. Setelah memahmi teori, kita dapat lebih melihat keteraturan mengenai gejala-gejala dalam masyarakat lebih sempurna. Dengan demikian akan dapat membawa kita kepada pemikiran tentang sebab-akibat dalam batas tertentu.- Mengajarkan Isu-Isu Sosial- Mengajarkan Berbagai Keterampilan Dalam IPS/ SS

BAB 7. PENUTUPDari resume ini dapat dismpulkan adanya penggunaan metode-metode pembelajaran yaitu: (1) metode ceramah; (2) metode Tanya-jawab; (3) metode diskusi; (4) metode pemberian tugas; (5) metode demonstrasi dan eksperimen; (6) metode simulasi; (7) metode langsung; (8) metode komunikatif; (9) metode integrative; (10) metode tematik; (11) metode kuantum; (12) metode konstruktifistik; (13) metode partisipatori; (14) metode kontekstual.Selain metode di atas juga terdapat kriteria dalam memilih metode pembelajaran yaitu: (1) tujuan yang ingin dicapai; (2) factor siswa; (3)faktor guru; (4) faktor dana danfasilitas yang tersedia; (5) faktor sifat dan materi yang hendak dicapai; dan (6) faktor waktu yang tersedia bagi pelaksanaan proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKAAli Muhammad. 1996.Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Amri Sofian dan Ahmadi Khoiru Lif. 2010.Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:PT Prestasi Pustaka.

Aunurrahman. 2012.Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali pers

Sanjaya Wina. 2006.Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Pramedia Group.

Sarbaini. 2011.Model Pembelajaran Kognitif. Yogyakarta: Aswaja Presssindo.

Sardiman. 2011.Interaksi dan Motivasu Belajar Mengajar.Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada.

Syagala Syaiful. 2012.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Uno Hamzah B. 2011.Model Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara

Wahab Abdul Azis. 2012.Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: AfabetaSoetomo. 1993.Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar.Surabaya: Usaha Nasional.Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahas dan Sastra.Surabaya: SIC.