publikasi ilmiah - universitas muhammadiyah surakartaeprints.ums.ac.id/63607/12/publikasi...
TRANSCRIPT
SOLO CONVENTION AND EXHIBITION PARK
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh :
REKA AMALIA KHASANAH
D300140083
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
PERNYATAAN
1
SOLO CONVENTION AND EXHIBITION PARK
Abstrak
Kota Surakarta atau Solo saat ini menjadi kota yang perkembangannya mencapai tiga kali lipat dari wilayah administratifnya. Kota Solo kaya akan kearifan budaya dan tradisi yang menarik wisatawan. Selain menarik perhatian masyarakat lokal juga mulai banyak memunculkan ketertarikan turis asing. Terdapat beberapa kegiatan wisata yang ada di Solo, diantaranya adalah wisata di bangunan heritage, wisata batik, wisata alam, bahkan wisata kuliner. Dengan melihat potensi kota, dan keterbatasan fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Convention, and ExhibitionI) yang tersedia di kota Surakarta (Solo), maka diperlukan suatu fasilitas yang mampu mewadahi berbagai kegiatan konvensi dan ekshibisi dengan segala fasilitas pendukungnya yang memadai. Solo Convention and Exhibition Park (Solo Expo) merupakan perencanaan konsep desain yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Solo Expo ini bertujuan sebagai sarana untuk pertemuan bisnis, mengadakan pameran sebagai media komunikasi sebuah kelompok untuk merepresentasikan karya/produk, bertukar pikiran dan bertukar informasi. Karena Kota Solo terkenal dengan kota yang asri, maka sasaran perencanaan Solo Convention and Exhibition Park ini menggunakan desain sebuah bangunan kontemporer yang terintegrasi dengan taman.
Kata Kunci : Surakarta, Convention Centre, Exhibition, Taman
Abstract
The city of Surakarta or Solo City is currently a city whose development has tripled from its administrative territory. Solo city is rich in cultural wisdom and traditions that attract tourists. In addition to attracting the attention of local people also began to bring a lot of foreign tourists interest. There are several tourist activities in Solo, such as tours in heritage buildings, batik tour, nature tourism, even culinary tourism. By looking at the potential of the city, and the limited MICE (Meeting, Incentive, Convention, and ExhibitionI) facilities available in the city of Surakarta (Solo), it is necessary to provide facilities capable of accommodating various convention and exhibition activities with all adequate supporting facilities. Solo Convention and Exhibition Park (Solo Expo) is a planning design concept that is expected to solve the problem. Solo Expo aims to be a means for business meetings, exhibition as a communication medium of a group to represent works / products, exchange ideas and exchange information. Because Solo City is famous for its beautiful city, the planning targets of Solo Convention and Exhibition Park are using the design of a contemporary building integrated with green open area with standard meet garden facility.
Keywords : Surakarta, Convention Centre, Exhibition, Park
1. PENDAHULUAN
Kota Surakarta atau yang lebih sering disebut Kota Solo terletak di Provinsi Jawa
Tengah bagian selatan. Kota ini terkenal sebagai pusat kebudayaan dan kesenian Jawa.
Pemerintah Kota Solo (Pemkot Solo) berencana mengembangkan Solo bagian Utara
dalam rangka pemerataan fasilitas pemerintah dengan menata kawasan Pedaringan. Sesuai
2
rencana tata guna lahan, Pemkot akan membangun Convention Hall dan Expo Center
dilengkapi dengan SPBU di atas lahan sisi selatan Pedaringan (Solopos, 2016).
Solo Convention and Exhibition Park adalah kawasan bangunan penyempurna
pelayanan publik dengan menggabungkan bangunan dan taman. Solo Convention and
Exhibition Park memberikan fasilitas ruang pada gedung utama berkapasitas 5.000
pengunjung, dengan pertimbangan gedung pertemuan yang sudah ada di Solo belum cukup
menampung event Kota Solo.
2. METODE
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif dan kajian literatur yang
akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
1) Deskriptif
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan survei di lapangan, kemudian
melakukan observasi, wawancara, pengumpulan data, menentukan hasil.
2) Studi Literatur
Penggunaan studi literatur dari buku, jurnal maupun website.
3) Studi Lapangan
Melakukan survei lapangan untuk melihat kondisi site.
4) Komparatif
Membandingkan data yang didapat di lapangan dengan standar yang ada.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Site Lokasi
Site terletak di Jalan Ki Hajar Dewantoro yang strategis karena diapit oleh beberapa
lembaga pendidikan seperti Kampus UNS, ISI dan STIKES. Lokasi yang diusulkan tersebut
memiliki luas lahan seluas 57,404.07 m² atau sekitar 57,4 hektar. Berikut batas-batas
kawasan pergudangan Pedaringan Solo tersebut :
Utara : berbatasan dengan Sungai Bengawan Solo dan permukiman.
Selatan : berbatasan dengan Taman Gendon Humardani, Institut Seni Indonesia
(ISI) Surakarta, Kampus Universitas Sebelas Maret, Solo Technopark.
Barat : berbatasan dengan permukiman warga, Masjid Nurul Huda
Timur : berbatasan dengan permukiman, Rumah Duka Thiong Thing
3.2 Analisa Lokasi
Analisis ini digunakan untuk mencari, mengarahkan dan menempatkan view terbaik
dari site, menciptakan point of view berupa landmark kota.
3
1) Dasar Pertimbangan
- Memperhatikan irama antar sculpture dan landmark kawasan site.
2) Analisis Konsep
- Terdapat bangunan di technopark dengan desain modern kontemporer.
- Site berada di tepi Sungai Bengawan Solo.
- Bangunan menghadap utara-selatan untuk menghindari glare/silau matahari.
Gambar 5. Analisis View Pergudangan Pedaringan
Sumber : Penulis, 2018
3.3 Analisis Topografi
Analisis pada kontur site digunakan untuk pengaturan, pengelolaan dan penataan
konsep guna pembentukan ruang.
1) Kondisi eksisting memiliki kontur yang cekung di tengah, terdapat beberapa yang
berbukit.
2) Kontur yang dipertahankan digunakan untuk fungsi pertamanan. Kemudian yang
diratakan untuk fungsi konvensi dan ekshibisi.
Gambar 2. Taman Cerdas Sumber : Penulis 2018
Gambar 1. Sport Centre STP Sumber : Penulis, 2018
Gambar 4. Sungai Bengawan Solo
Sumber : Penulis, 2018
Gambar 3. Eksisting site Sumber : Penulis, 2018
Gambar 6. Gerbang Kapal ISI Sumber : Penulis, 2018
Gambar 7. Gedung PLUT Sumber : Penulis, 2018
Gambar 8. Science Centre Sumber : Penulis, 2018
4
ANALISIS
3.4 Analisis dan Konsep Iklim: Angin, Hujan, Matahari
1) Dasar Pertimbangan
- Site dekat dengan Sungai Bengawan Solo, maka memudahkan sistem drainasenya.
Namun kemungkinan dapat terkena banjir.
2) Analisis dan Konsep
- Maka drainase sebagian dialirkan ke sungai, sebagian lagi ke riol kota namun sebelumnya
diolah terlebih dahulu untuk menyiram tanaman.
- Vegetasi peneduh dan material pereduksi panas dibutuhkan karena pada siang hari cahaya
matahari sangat terik.
Gambar 11. Analisis dan Konsep Iklim : Angin, Hujan, Matahari
Sumber : Penulis, 2018
Garis Kontur
KETERANGAN :
Site Existing yang telah diurug dan saat ini ditumbuhi rumput.
Site Existing yang berupa pavement / perkerasan, area relatif datar.
Gambar 10. Existing kontur Pergudangan Pedaringan Sumber : Penulis, 2018
Gambar 9. Ilustrasi Kontur pada site saat ini Sumber : Penulis, 2018
5
3.5 Analisis Sirkulasi
3.6 Analisis dan Konsep Kebisingan
Analisis kebisingan diharapkan dapat mengatasi atau mengurangi polusi suara yang
masuk kedalam site.
1) Dasar Pertimbangan
- Sumber bunyi berasal dari luar site yaitu jalan Ki Hajar Dewantoro yang ramai
kendaraan.
- Kenyamanan bagi user.
2) Analisis dan Konsep
- Sumber kebisingan direduksi dengan elemen lansekap seperti pohon-pohon, kemudian
pada bagian dalam bangunan dapat diberi material pelapis kedap suara.
- Perletakan bangunan privat diletakkan jauh dari sumber kebisingan.
3.7 Analisis Program Ruang
BCR/KDB = Luas lahan x 80%
= 12.950 x 80%
= 10.360
Standar KDB Kecamatan Jebres pada Peraturan Daerah Kota Surakarta adalah 80%.
KETERANGAN :
= vegetasi pereduksi suara
= sumber kebisingan
Gambar 12. Konsep Reduksi Bising Sumber : Penulis, 2018
= bangunan-bangunan servis seperti hotel dan musholla diletakkan jauh dari sumber bising atau diberi pereduksi suara.
1) Dasar Pertimbangan
Site berada di dekat kawasan
pergudangan, maka sirkulasi nya tentu
dibedakan antara kendaraan berat (truk)
pengangkut barang dan kendaraan pribadi
(mobil dan motor).
2) Konsep
Membuat beberapa entrance :
ME 1 : akses kendaraan berat (truk) menuju
gudang, untuk bus pariwisata juga bisa
melewati jalur ini
ME 2 : akses untuk sepeda motor
6
FAR/KLB = BCR x n = 10.360 x 30 = 310.800
Jadi, lahan yang boleh dibangun maksimal seluas 10.360 m2 dan total luas
keseluruhan bangunan yang boleh dibangun adalah maksimal seluas 310.800 m2 serta dengan
ketinggian 30 lantai.
a. Werkudara Hall
Tabel 1. Kebutuhan Ruang Werkudara Hall
Jenis Kebutuhan Perlengkapan/ Kapasitas Standar Jml Flow
Total (m2)
Sumber Ruang Perabot (/org) (m/user)
P U B L I K
Drop off/lobby Pot tanaman
15 2,4 3 100% 108 As Etalase
Lantai 1 Hall 495 1 1 30% 495 As Panggung 200 1,5 1 30% 130 As
Tribun Lantai 2
Tribun A 260 1 1 30% 160 As Tribun B 220 1 1 30% 120 As Tribun C 235 1 1 30% 135 As Tribun D 235 1 1 30% 135 As Tribun E 220 1 1 30% 120 As Tribun F 260 1 1 30% 160 As Meeting Room 8 2 1 30% 40 As Musholla 13 2 2 60% 50 As
Tribun Lantai 3
Tribun G 406 1 1 30% 306 As Tribun H 435 1 1 30% 335 As Tribun I 405 1 1 30% 305 As Tribun J 405 1 1 30% 305 As Tribun K 435 1 1 30% 335 As Tribun L 406 1 1 30% 306 As Musholla 15 2 1 60% 33,75 As
Jumlah 4.761 3.578,5
S E R V I S
Resepsionis
Meja Informasi
52 2,4 2 60% 126,72 PD Papan Informasi
Kursi
Toilet Kloset
1 2,25 20 10% 45 PD Kran
Musholla Tempat wudhu
38 2 1 60% 72 As Tempat Sholat Rak/lemari
Jumlah 162 243,72
P R
Backstage Sofa
7 2 1 60% 28,4 Ne Ruang Ganti
Ruang Transit Sofa 27 2 2 60% 55 As
7
I V A T
Ruang Ganti
Ruang Transit VIP Sofa
40 2 1 60% 85,75 As Ruang Ganti
Pantry Dapur + rak
24 1,2 1 60% 29,25 As Sink
Kantor Pengelola Meja + Kursi
6 2 1 20% 24 SNI Rak/lemari
Gudang Rak/lemari 12 1,5 3 20% 55 As
Ruang-ruang ME
Ruang Genset 2 25 1 10% 40 SNI Ruang Panel 10 7,35 3 10% 90 As Ruang CCTV 6 4 1 20% 27,5 As
Jumlah 161
434,9
Total Kapasitas 5.084 4.257,12 Sumber : Penulis 2018
b. Gatotkaca Ballroom
Tabel 2. Kebutuhan Ruang Punokawan Hall
Zonasi Kebutuhan Perlengkapan/ Kapasitas Standar
Jml Flow Total (m2)
Sumber Ruang Perabot (/org) (m/user)
PUBLIK
Resepsionis Meja + Kursi 18 2 2 60% 72 As Hall/Lobby Sofa 14 2 1 60% 54 As Ballroom Panggung 12 1,5 1 30% 18 As
Set Meja + Kursi 252 1 1 30% 378 As
SERVIS Area Prasmanan
Meja Panjang 126 2 2 30% 252 As
PRIVAT Pantry Rak/Lemari 10 1,5 1 20% 15 As
Jumlah 306 789 Sumber : Penulis 2018
c. Kresna Auditorium (Lantai 2)
Tabel 3. Kebutuhan Ruang Kresna Ballroom
Zonasi Jenis Kebutuhan Perlengkapan/ Kapasitas Standar
Jml Flow Total (m2)
Sumber Ruang Perabot (/org) (m/user)
PUBLIK Auditorium Panggung
366 1 1 30% 366 As Kursi
SERVIS
Area Prasmanan Meja Panjang 37 1 1 30% 37,5 As
Resepsionis
Meja Informasi
30 2,4 1 60% 85,5 PLSN Papan Informasi
Kursi
Toilet Kloset
1 2,25 1 10% 4 PLSN Kran
Pantry Dapur + rak
4 1,2 1 60% 8 As Sink
Jumlah 438
501 Sumber : Penulis 2018
d. Bima Hall A, B, C
8
Tabel 4. Kebutuhan Ruang Bima Hall
Zonasi Jenis Kebutuhan Perlengkapan/ Kapasitas Standar
Jml Flow Total (m2)
Sumber Ruang Perabot (/org) (m/user)
PUBLIK
Ruang Meeting (A)
Kursi + Meja 8 2,4 1 40% 32,5 As
Hall B Kursi 32 0,5 1 10% 26 As Hall C Kursi 35 0,5 1 10% 34 As
SERVIS Toilet Kloset
1 2,25 3 10% 6,75 PLSN Kran
Jumlah 75 99,25
1) Zona Rekreasi dan Ekshibisi
Tabel 5. Kebutuhan Ruang pada Zona Rekreasi
Zonasi Jenis Kebutuhan Perlengkapan/ Kapasitas Standar
Jml Flow Total (m2)
Sumber Ruang Perabot (/org) (m/user)
PUBLIK
Nakula Stand Pameran
1.386 1 1 100% 1.386 Ne Circle sitting bench
Sadewa Panel/Sketsel
1.017 1 1 100% 1.017 Stand Pameran
SERVIS
Pendaftaran Meja + kursi
30 2,25 1 100% 67,5 As Ruang pengelola
Toilet Kloset
1 2,25 10 10% 22,5 PLSN Kran
Hall Sketsel dinding 20 1,5 10 20% 300,0 As
Jumlah 2.464 2.403
Sumber : Penulis 2018
2) Zona Servis
Tabel 6. Kebutuhan Ruang pada Zona Servis
Zonasi Jenis Kebutuhan Perlengkapan/ Kapasitas Standar
Jml Flow Total (m2)
Sumber Ruang Perabot (/org) (m/user)
PUBLIK
Parkir Bus Parkiran 10 21,6 2 100% 432,0 Ne
Parkir Mobil Ruang Satpam 100 10,2 3 100% 3.060,0 Ne
Parkir Motor 100 2 3 100% 600,0 Ne
SERVIS
Toilet Kloset
1 2,25 10 10% 22,5 PLSN Kran
Toserba (FC, Print)
Rak/Etalase
20 2,25 1 40% 45,0 As Meja Komputer Mesin Fotocopy
Pusat Informasi Set meja+kursi 5 2,4 1 20% 12,0 As
Musholla
Tempat wudhu
20 2 1 60% 40,0 As Tempat Sholat
Rak/lemari
9
PRIVAT MEE Ruang Genset 4 2,4 7 20% 67,2 As
ATM Centre Mesin ATM 1 2,25 6 20% 13,5 As
Jumlah 261 4.292,2 Sumber : Penulis 2018
3) Total Kebutuhan Ruang Solo Convention Hall and Exhibiton Park
Tabel 7. Total Kebutuhan Ruang
NAMA RUANG Jml Besaran Ruang (m2)
Kapasitas (org)
Zona Konvensi
Werkudara Hall 4.257,12 5.084 Gatotkaca Ballroom 789 306 Kresna Auditorium (Lantai 2)
501 438
Bima Hall A, B, C 99,25 75
Zona Ekshibisi Taman Nakula Sadewa 2.403 2.464 Zona Servis 4.292,2 261
Jumlah 13.341,57 8.628 Sumber : Penulis 2018
BCR/KDB = Luas lahan x 80% FAR/KLB = BCR x n
= 69.679,91 x 80% = 55.744 x 4
= 55.744
= 222.976
Jadi, lahan yang boleh dibangun maksimal seluas 55.744m2 dan total luas keseluruhan
bangunan yang boleh dibangun adalah maksimal seluas 222.976 m2.
3.8 ANALISIS DAN KONSEP ZONIFIKASI
Zonasi fungsi ruang didasari dari perilaku pengguna dalam meng-apresiasi sebuah
acara baik acara budaya maupun acara formal yang lain. Pengelompokan ini dalam rangka
meningkatkan kenyamanan tiap pengguna dalam menikmati variasi jenis pertemuan atau
pameran yang sedang berlangsung.
1) Dasar Pertimbangan
- Terdapat 2 jenis kegiatan yakni aktif dan pasif.
- Zonasi pasif yaitu user disuguhkan oleh pelaku acara atau karya seni tanpa harus
melakukan usaha untuk meng-apresiasi.
- Zonasi aktif user melakukan usaha dalam meng-apresiasi karya atau acara. Contoh :
Mendekati, menjelajah dan mengelilingi sekumpulan karya seni atau sebuah acara
(pameran) dengan tujuan untuk menggali sesuatu.
10
3.9 ANALISIS DAN PENDEKATAN KONSEP ARSITEKTUR
Tampilan arsitektur disini adalah keselarasan antara konsep modern kontemporer pada
fasad bangunan dan taman dengan elemen-elemennya. Elemen taman yang paling utama
ialah layout taman berisi sketsel atau panil untuk fungsi ekshibisi.
1) Dasar Pertimbangan
Berikut adalah bagan pertimbangan menjadi potensi yang dapat dikembangkan untuk
menata lahan eksisting :
Gambar 13. Konsep zonasi Sumber : Penulis, 2018
11
2) Analisa dan Konsep
Gambar 14. Konsep bentuk bangunan
Sumber : penulis, 2018
a) Bentuk atap merepresentasikan kebijaksanaan lokal, atap sebagai pernaungan. Atap
miring khas iklim tropis, menggunakan konsep modern seperti massa di sekelilingnya.
b) Untuk memudahkan konstruksi dan fabrikasi, struktur atap menggunakan baja IWF
yang ditutup dengan lembaran atap zincalum dengan warna natural. Profil baja IWF
yang khas juga akan dimanfaatkan untuk menyembunyikan lampu LED, sehingga
ceiling cukup bersih dan kebutuhan lighting pada bangunan utama terpenuhi.
3.10 Analisis Konsep Interior Bangunan (Konvensi)
Analisis dan konsep interior bertujuan untuk mempermudah penataan atau layout di
dalam gedung, supaya menjamin kenyamanan dan keamanan user yang datang ke lokasi.
1) Dasar Pertimbangan
- Interior bangunan memngenai layout kursi atau tempat duduk disesuaikan dengan jumlah
pengunjung.
2) Analisis dan Konsep
- Bangunan terdiri dari hall utama dengan bentuk tribun dan ruang-ruang yang lain seperti
ballroom dan ruang kelas yang fleksibel untuk memaksimalkan fungsionalitas ruang.
Gambar 15. Konsep Layout pada Interior Bangunan
Sumber : Penulis, 2018
12
3.11 Analisis dan Konsep Sirkulasi Lanskap (Ekshibisi)
Analisis sirkulasi bertujuan untuk mempermudah pencapaian, supaya menjamin
kenyamanan dan keamanan pengunjung yang datang ke lokasi dengan pengelolaan jalur yang
aksesibel agar tidak terjadi cross sirculation.
1) Dasar Pertimbangan
Sirkulasi sesuai kebutuhan pengunjung, keluar masuk site dengan mudah dan ditandai
dengan jelas.
2) Analisis dan Konsep
a. Dibutuhkan jalur khusus masuk bangunan utama dan jalur pedestrian untuk sekedar
berjalan melihat pameran di area taman.
b. Membuat jalur pedestrian sebagai penghubung bangunan dengan taman yang berkontur.
Gambar 16. Konsep sirkulasi
Sumber : Penulis, 2018
Dasar pertimbangan park atau taman adalah agar kawasan tersebut selain mempunyai
fungsi konvensi dan ekshibisi juga dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau kota.
1) Dasar Pertimbangan
Kontur, landscape dan tatanan vegetasi pada kondisi eksisting site.
2) Analisis dan Konsep
- Mengoptimalkan fungsi tanaman sebagai elemen taman dengan memperhatikan segi
estetika, sehingga ukuran tanaman perlu diperhatikan.
- Peletakan simbol-simbol signage dengan jelas supaya mudah dipahami.
Gambar 18. Bangku taman sebagai elemen lansekap
Sumber : Penulis, 2018 Gambar 17. Contoh signage
Sumber : Penulis, 2018
13
3.12 Analisis dan Konsep Struktur
a. Dasar Pertimbangan
Kontur dan kepadatan tanah pada site, kebutuhan ruang yang panjang dan lebar.
b. Analisis dan Konsep
- Konsep struktur bentang lebar jenis folded plate atau struktur lipat mengingat fungsi
untuk ruang pertemuan, membutuhkan ruang luas dan bebas kolom.
- Struktur pelat lipat dibuat beton bertulang.
- Penggunaan pondasi tiang pancang.
Gambar 19. Perspektif Keseluruhan
Sumber : Penulis, 2018
Gambar 20. Tampak Bangunan Utama dan Tampak Kawasan
Sumber : Penulis, 2018
14
Gambar 24. Tampak Bangunan Pendukung Ekshibisi
Sumber : Penulis, 2018
Gambar 22. Perspektif Sore Hari Area Ekshibisi Sumber : Penulis, 2018
Gambar 23. Perspektif Pagi Hari Area Ekshibisi Sumber : Penulis, 2018
Gambar 25. Perspektif Area Ekshibisi Ketika terdapat Event Sumber : Penulis, 2018
Gambar 26. Main Hall Sumber : Penulis, 2018
Gambar 21. Perspektif Malam Hari Sumber : Penulis, 2018
15
4. PENUTUP
Penulis bertujuan menyusun konsep perencanaan dan perancangan bangunan Convention and
Exhibition Park yang mendukung konsep fleksibilitas dan aksesibilitas sehingga diharapkan
mampu memberikan fungsinya sebagai bangunan publik yang dapat mewadahi berbagai
kegiatan konvensi dan ekshibisi.
5. PERSANTUNAN
Terima Kasih kepada Kedua Orang tua yang telah memberi dukungan baik do’a maupun
materiil kepada penulis, dosen pembimbing Ibu Ir. Indrawati, M.T yang telah memberikan
dukungan, bimbingan dan semangat kepada penulis, Aulia dan Hafiz teman satu bimbingan
yang senantiasa saling mengingatkan dan memberi semangat serta Intan, Anita serta sahabat
penulis yang tidak bisa disebutkan satu.
16
DAFTAR PUSTAKA Ardian, B. (2016). Paparan Akhir RKPKP Kota Surakarta 2015 dalam Penanganan Kumuh.
Surakarta: Slideshare. Badan Pusat Statistik. (2018). Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Retrieved Februari 28,
2018, from Website Badan Pusat Statistik Kota Surakarta: https://surakartakota.bps.go.id/
Bali Collection Nusa Dua Shopping. (n.d.). Bali Collection Nusa Dua Shopping. Retrieved Februari 19, 2018, from Web site Bali Collection Nusa Dua Shopping: http://www.bali-indonesia.com/nusa-dua/bali-collection.htm#
Bali Nusa Dua Convention Centre. (2014). DIGIBALI. Retrieved Februari 24, 2018, from Website Bali Nusa Dua Convention Centre : https://www.baliconventioncenter.com
Bappeda Surakarta. (2017). Rencana Tata Ruang Wilayah Surakarta 2011-2031. PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA. Surakarta: Bappeda Surakarta.
Best Western Hotel and Resort. (n.d.). Retrieved Februari 19, 2018, from Web site Best Western Hotel and Resort: https://www.bestwestern.com/en_US/book/hotel-details.99049.html
Chillipari. (2014, September 7). Retrieved Februari 19, 2018, from Website Chillipari: http://chilliparicatering.com/gedung-pernikahan-di-solo/
Departemen Pekerjaan Umum. (n.d.). Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB.
Dinas Pariwisata Kota Surakarta. (2017). Retrieved Februari 19 , 2018, from Website Dinas Pariwisata Solo: http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/hotel/diamond
Event Solo. (2018). Event Solo. Retrieved Februari 5, 2018, from Website Event Solo: http://www.eventsolo.com/Agenda-Wisata-Solo-dan-Kalender-Event-2018.html
Fikri, F. R. (2017, April 3). Peralatan dan Perlengkapan Pameran. Retrieved Maret 8, 2018, from http://pusatinformasi212.blogspot.co.id/2017/04/peralatan-dan-perlengkapan-pameran.html
Fitri Rahmadina dkk. (n.d.). Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang) . Jurnal Universitas Brawijaya, 3.
Hotel Dana Solo. (2017). Hotel Dana Solo. Retrieved Februari 19, 2018, from Website Hotel Dana Solo: http://hoteldanasolo.com/
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved Februari 25, 2018, from Kamus Besar Bahasa Indonesia Online: https://kbbi.web.id/konvensi
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved Februari 25, 2018, from Kamus Besar Bahasa Indonesia Online: https://kbbi.web.id/pamer
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved Februari 25, 2018, from Kamus Besar Bahasa Indonesia Online: https://kbbi.web.id/pamer
Kementrian Dalam Negri. (2017, Februari 9). Kementrian Dalam Negri. Retrieved 7 Februari, 2018, from Website Kementrian Dalam Negri: http://www.kemendagri.go.id/
Kementrian Pariwisata. (2012). Statistical Report on Visitos Arrivals to Indonesia. Web Kementrian Pariwisata.
Lawson, Fred. Hotel, Motel and Condominium Design Planning and Maintenance, Architecture Pres Ltd, London, 1997.
Mahendra, A. (2014). Semarang Convention dan Exhibition Centre. Tugas Akhir Universitas Diponegoro, 5.
Neufert, E. (1996). Data Arsitek Jilid 2. In Erlangga, Data Arsitek Jilid 2 (p. 250). Jakarta. Neufert, E. (2002). Data Arsitek Jilid 1. In Erlangga, Data Arsitek Jilid 1.
17
Neufert, E., & Tjahjadi, S. (1996). Data Arsitek Jilid 1. In P. W. Indarto, Data Arsitek Jilid 1 (p. 122). Jakarta: Erlangga.
Pariwisata, D. (1992). Patent No. Kep-06. Indonesia. Pratama, B. (2016, Januari 11). Definisi, Fungsi dan Contoh Taman. Retrieved Februari 12,
2018, from Blogspot: idbayu.blogspot.co.id/2016/01/definisi-fungsi-dan-contoh-taman.html?m=1
PT. Lorin International Hotel. (2018). PT. Lorin International Hotel. Retrieved Februari 19, 2018, from Website LIH: http://www.lorinhotel.com/
Putrajaya International Convention Centre. (2018). Putrajaya International Convention Centre (PICC). Retrieved Februari 5, 2018, from Web Putrajaya International Convention Centre (PICC): http://www.picc.com.my/facilities
Rahman, F. A. (2012). Pusat Kegiatan Pameran dan Konvensi di Purwokerto dengan Pendekatan Arsitektur Hi-Tech. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Reizal Adi Siswoyo, C. B. (2016). Convention Center dalam Konteks Semiotika. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 1.
Riviyastuti, A. (2017). Alasan Kawasan Solo Utara Dinilai Cocok untuk Ekspansi Bisnis. 3 November: Solopos.
Safitri, A. (2009, Mei 19). Word Press. Retrieved Maret 10, 2018, from Great People & City: https://anisavitri.wordpress.com/2009/05/19/maclaine-pont-perintis-arsitektur-indonesia/
Sahid Hotels and Resorts. (2017). Sahid Hotels and Resorts. Retrieved Februari 19, 2018, from Website Sahid Hotels and Resorts: www.sahidhotels.com/kusuma-sahid-prince
Santoso, D. R. (2015). Gedung Konvensi dan Pameran di Surakarta dengan Penekanan Desain Post Modern. Semarang.
Solo Paragon Hotel and Residences. (2018). Retrieved Februari 19, 2018, from Web site Solo Paragon Hotel and Residences: http://www.soloparagonhotel.com/meeting
Solopos. (2012, September 29). Jokowi akan Wujudkan Convention Hall di Solo. Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
Solopos. (2016). Lokasi Solo Convention Exhibition Seluas 3 Hektare. Surakarta: Solopos.com.
Solopos. (2016, Desember 2). Pusat Pergudangan Pedaringan akan Dipindah ke Mojosongo. Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
The Alana Hotel and Convention Center. (2017). Archipelago International. Retrieved Februari 8, 2018, from The Alana Web site: https://www.alanahotels.com/id/hotel/meeting/4/the-alana-hotel---convention-center---solo
Wikipedia. (2018, Januari 13). Retrieved Februari 6, 2018, from https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta