psoriasi1

12
PSORIASIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal. Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens rate)yang berbeda. Segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai pada dewasa. Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen penduduk. Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui. Penyakit ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena. Tapi puncak insidensinya di usia dua puluhan dan lima puluhan. Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih dominan menyerang salah satu jenis kelamin. Pria maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk terserang penyakit ini. 1.2 Ruang Lingkup Masalah 1. Definisi 2. Etiologi

Upload: paulinatia

Post on 11-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

Page 1: PSORIASI1

PSORIASIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 2–4 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.

Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens rate)yang berbeda. Segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai pada dewasa.

Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen penduduk. Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui. Penyakit ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena. Tapi puncak insidensinya di usia dua puluhan dan lima puluhan. Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih dominan menyerang salah satu jenis kelamin. Pria maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk terserang penyakit ini.

1.2 Ruang Lingkup Masalah

1. Definisi

2. Etiologi

3. Patofisiologi

4. Manifestasi klinis

5. Pemeriksaan

6. Komplikasi

7. Penatalaksanaan

Page 2: PSORIASI1

1.3 Tujuan Penulisan

a. Agar kita dapat memahami tentang PSORIASIS mulai dari defenisi hingga pelaksanaannya.

b. Agar kita dapat mengetahui bagaimana penerapan ilmu yang di peroleh dalam menangani kasus PSORIASIS.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Medis

2.1.1 Defenisi

Psoriasi adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik. (Effendy, 2005)

Psoriasis penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak eritema berbatas tegas di tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat. (Siregar, 2005).

2.1.2 Etiologi

Etiologi belum diketahui, yang jelas ialah waktu pulih (turn over time) epidermis dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Beberapa faktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya Psoriasis adalah :

Page 3: PSORIASI1

a. Genetik

b. Imunologik

c. Stres Psikik

d. Infeksi fokal. Umumnya infeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus

e. Faktor Endokrin. Puncak insidensi pada waktu pubertas dan menopause, pada waktu kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa pascapartus.

f. Gangguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis.

g. Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan penghentian mendadak korikosteroid sistemik.

h. Alkohol dan merokok.

2.1.3 Patofisiologi

Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal ( sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal, terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.

2.1.4 Manifestasi Klinis

Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan karena

Page 4: PSORIASI1

papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.

Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

2.1.5 Pemeriksaan

Pada pemeriksaan kulit terdapat, Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika (mica-like scale), serta transparan. Besar kelainan bervariasi dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan berkonfluensi, dengan gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis. Tempat predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut, lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila), skalp, perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku.

2.1.6 Komplikasi

Penyakit ini tidak menyebabkan komplikasi, apalagi kematian, tidak menular, tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menyebabkan gangguan kosmetik, menurunkan kualitas hidup,gangguan psikologis (mental), sosial, dan finansial.

2.1.7 Penatalaksanaan

Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik karena penyebabnya belum jelas dan banyak faktor yang berpengaruh. Psoriasis sebaiknya diobati secara topikal. Jika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan sistemik lebih banyak.

1. Pengobatan Sistemik

a. Kortikosteroid ( Prednison )

b. Obat sitostatik ( Metroteksat )

c. Levodopa

d. DDS(diaminodifenilsulfon)

e. Etretinat dan Asitretein

Page 5: PSORIASI1

f. Siklosporin

2 2. Pengobatan Topikal

a. Preparat Ter ( fosil, kayu, batubara )

b. Kortikosteroid ( senyawa fluor )

c. Ditranol ( antralin )

d. Pengobatan dengan peyinaran

2.1.8 Pencegahan

Meskipun tindakan merawat tidak akan menyembuhkan psoriasis, tetapi dapat membantu memperbaiki penampilan dan nuansa kulit rusak. Langkah-langkah ini dapat bermanfaat untuk mencegah terjadinya psoriasis atau mencegah memperburuk penyakit psoriasis pada penderita :

1. Mandi setiap hari

2. Gunakan pelembab

3. Tutup daerah yang terkena dampak dalam semalam

4. Paparkan seminim mungkin sinar matahari ke kulit.

5. Gunakan obat krim atau salep

6. Hindari pemicu psoriasis, jika mungkin

7. Hindari minum alkohol

2.2 Konsep Dasar Keperawatan / Kebidanan

2.2.1 Pengkajian

Page 6: PSORIASI1

Pada saat Pengkajian ada beberapa hal yang perlu ditanyakan, yaitu :

a. Keluhan utama

b. Mulai kapan gejala timbul

c. Perjalanan penyakit

Ø Terus menerus dari ringan, sedang, dan berat

Ø Hilang timbul

Ø Pada saat/musim tertentu

Ø Sebelum gejala timbul, apakah klien mengkonsumsi obat-obatan tertentu

Ø Pernahkah klien mendapatkan pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya

Ø Apakah dalam keluarga, ada yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien

Ø Bagaimana lingkungan tempat tinggal klien

d. Pemeriksaan fisik

Ø Keadaan umum lemah

Ø Tanda-tanda vital khususnya suhu meningkat yaitu sekitar 38o-39oC

Ø Eritema yang bersisik, batas tegas/menyolok

Ø Lesi kering dan timbul pruritus

Ø Adanya lubang-lubang atau kerusakan total pada kuku dan tangan

Ø Lesi tidak simetris bilateral

Ø Lesi dapat timbul pada luka bekas garukan.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan / Kebidanan

a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis

Page 7: PSORIASI1

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit

c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri

d. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis

2.2.3 Tujuan / hasil Yang Diharapkan

a. Agar kerusakan integritas kulit dapat teratasi dalam 3 x 24 jam, (terbebas dari infeksi lanjut).

b. Suhu tubuh menunjukkan suhu tubuh normal setelah dilakukan tindakan keperawatan, (klien tidak mengeluh panas).

c. Gangguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jam, (klien tampak percaya diri).

d. Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam, (kllien tampak rileks).

2.2.4 Intervensi / Rasionalisasi

a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis.

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit.

c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri.

d. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis.

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Nama : Ny. N

Umur : 32 tahun

Agama : Islam

Page 8: PSORIASI1

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : -

Alamat : Jl. Cemara

3.2 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan dengan tanda dan gejalanya kulit mengalami kerusakan, suhu tubuh meningkat (demam), hilangnya rasa percaya diri, anastesitas yang berhubungan dengan kesehatan skunder yang menurun.

3.3 Intervensi

a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis.

Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi dalam 3 x 24 jam.

Kriteria Hasil: Area terbebas dari infeksi lanjut, kulit bersih dan lembab

Rencana Tindakan Keperawatan :

v Kaji keadaan kulit (Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang tepat).

v Kaji keadaan umum dan observasi TTV (Mengetahui perubahan status kesehatan pasien).

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.

Kriteria Hasil : Suhu 36,70c – 370c, klien tidak mengeluh panas.

Rencana Tindakan Keperawatan :

v Kaji tanda-tanda vital (untuk menentukan intervensi selanjutnya).

v Beri kompres dingin (Menimbulkan evek vasodelatasi vaskularisasi sehingga mempercepat proses evaporasi dan menurunkan panas).

Page 9: PSORIASI1

c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri.

Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jam

Kriteria Hasil : Dapat berinteraksi seperti biasa, rasa percaya diri timbul.

Rencana Tindakan Keperawatan :

v Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang lain (Mengetahui tingkat ketidakpercayaan diri pasien dalam menentukan intervensi selanjutnya).

v Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien (Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara perawat-pasien).

d. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis.

Tujuan : Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam

K Kriteria Hasil : Pasien tampak rileks, pasien menunjukkan kemampuan mengatasi masalah dan menggunakan sumber-sumber efektif, tanda-tanda vital normal.

R Rencana Tindakan Keperawatan :

v Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin (Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya dengan lebih realistis).v Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV (Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya).

3.4 Implementasi

v Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis.

v Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit

v Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri.

Page 10: PSORIASI1

v Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis.

3.5 Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka hasil yang diharapkan pada proses evaluasi adalah sebagai berikut :

§ Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.

§ Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh, suhu tubuh klien dalam keadaan normal ( 36,7o-37oC).

§ Tidak terjadi gangguan konsep diri, klien memiliki kepercayaan diri yang baik.

§ Klien tidak mengalami ansietas

Diposkan oleh Sri Rizky di 01.10

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest