prospek ukm dalam perdagangan bebas
TRANSCRIPT
S U H E M A H : 111 4 0 7 8 6
PROSPEK UKM DALAM
PERDAGANGAN BEBAS
Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan disemua
sektor ekonomi, era perdagangan bebas dan globalisasi
perekonomian dunia di satu sisi akan menciptakan banyak
kesempatan. Namun di sisi lain juga menciptakan banyak
tantangan yang apabila tidak dapat dihadapi dengan baik
akan menjelma sebagai ancaman.
Bentuk kesempatan dan tantangan yang akan muncul tentu akan berbeda
menurut jenis kegiatan ekonomi yang berbeda. Globalisasi
perekonomian dunia juga memperbesar ketidak pastian terutama karena
semakin tingginya mobilisasi modal, manusia, dan sumber daya
produksi lainnya serta semakin terintegrasinya kegiatan produksi,
investasi, dan keuangan antar Negara yang antara lain dapat
menimbulkan gejolak-gejolak ekonomi disuatu wilayah akibat pengaruh
langsung dari ketidak stabilan ekonomi di wilayah lain.
Didalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian
dunia, lingkungan eksternal domestik dipengaruhi oleh tiga
faktor penting, yang merupakan tiga tantangan yang dihadapi
oleh setiap perusahaan di Indonesia. Jika perusahan-perusahaan
di Indonesia tidak siap, tantangan-tantangan tersebut bisa
berubah menjadi empat ancaman. Ketiga faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Mampukah UKM meningkatkan ekspor ?
b. Mampukah UKM bersaing dengan produk-produk M ?
c. Mampukah Indonesia menciptakan lingkungan yang kondusif agar
investasi dari luar, baik dalam bentuk investasi langsung (PMA) atau
investasi meningkat, dan dimanfaatkan oleh UKM sebagai salah satu
sumber penting bagi perkembangan dan pertumbuhan usahanya (misalnya
UKM menjadi industri pendukung atau subkontraktor bagi PMA) ?
Prospek UKM Dalam Era Perdagangan Bebas Dan
Globalisasi Dunia
dunia di masa Globalisasi perekonomian dunia juga
memperbesar ketidak pastian terutama karena semakin
tingginya mobilisasi modal, manusia, dan sumber daya
produksi lainnya. Kemampuan UKM bertahan selama ini di
Indonesia menunjukan potensi kekuatan yang dimiliki UKM
Indonesia untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam
perdagangan dan perekonomian depan.
A. Sifat alami dari keberadaan UKM
Laju pertumbuhan negatif dari jumlah usaha kecil lebih kecil
dibandingkan apa yang dialami oleh usaha menengah dan usaha
besar. Perbedaan ini disuatu sisi memberi suatu kesan bahwa
pada umumnya usaha kecil lebih“ tahan banting” dibandingkan
dua kelompok usaha lainnya itu dalam menghadapi suatu
gejolak ekonomi.
Relatif lebih baiknya usaha kecil dibandingkan usaha
menengah atau usaha besar dalam menghadapi krisis
ekonomi tahun 1998 tidak lepas dengan sifat alami dari
keberadaan usaha menengah, apalagi usaha besar di
indonesia. Sifat alami yang berbeda ini sangat penting untuk
dipahami, agar dapat memprediksi masa depan usaha kecil
atau UKM.
Seperti dibanyak LCDs lainnya, usaha kecil di Indonesia didominasi oleh
unit-unit usaha tradisional, yang di satu sisi, dapat di bangun dan beroperasi
hanya dengan modal kerja dan modal investasi kecil dan tanpa perlu
menerapkan sistem organisasi dan manajemen modern yang kompleks dan
mahal, seperti di usaha-usaha modern (usaha besar dan hingga tingkat
tertentu usaha menengah), dan di sisi lain, berbeda dengan usaha menengah,
usaha kecil pada umumnya membuat barang-barang konsumsi sederhana
untuk kebutuhan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
Untuk membuat barang-barang tersebut, usaha kecil tidak terlalu memerlukan
Leader dengan tingkat pendidikan formal yang tinggi dan harus digaji mahal
(tidak perlu memakai seorang manajer dengan diploma MBA atau yang memiliki
diploma sarjana ekonomi atau seorang insinyur) dan tidak membutuhkan
teknologi (T) canggih dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat produksi modern,
oleh karena itu, tidak mengherankan bila melihat Indonesia adalah dari kelompok
masyarakat berpendidikan rendah (SD), dan kebanyakan dari mereka
menggunakan mesin serta alat produksi sederhana atau hasil rekayasa sendiri.
Implikasi dari sifat alami ini berbeda dengan usaha menengah
dan usaha besar. Usaha kecil sebenarnya tidak terlalu
tergantung pada fasilitas-fasilitas dari pemerintah termasuk
skim-skim kredit murah. Banyak studi yang menunjukan bahwa
ketergantungan usaha kecil terhadap modal dari sumer-sumber
informal jauh lebih besar dari pada terhadap kredit perbankan
karena berbagai alasan.
B. Kemampuan UKM
Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian
dunia, kemajuan Teknologi, penguasaan ilmu pengetahuan,
dan kualitas SDM yang tinggi (profesionalisme) merupakan
tiga faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi
dominan dalam menentukan bagus tidaknya prospek dari
suatu usaha.
Jika pengusaha kecil dan menengah Indonesia tidak memiliki
ketiga keunggulan kompetitif tersebut bahkan, UKM indonesia
akan terancam tergusur dari segmen pasarnya sendiri oleh
produk-produk M dengan harga yang lebih murah dan kualitas
serta disain yang lebih baik, seperti yang terjadi sekarang
dengan membanjirnya barang-barang dari Cina sampai kepasar-
pasar tradisional.
Pentingnya ketiga faktor keunggulan kompetitif tersebut dikombinasikan
dengan faktor-faktor kekuatan lainnya yang sangat menentukan prospek
UKM di masa depan. Didalam era perdagangan bebas dan globalisasi
perekonomian dunia, lingkungan eksternal domestik dipengaruhi oleh
tiga faktor penting, yang merupakan tiga tantangan yang dihadapi oleh
setiap perusahaan di Indonesia. Jika perusahaan-perusahaan di Indonesia
tidak siap, tantangan-tantangan tersebut bisa berubah menjadi ancaman.