prospek perkembangan gagasan zona bebas nuklir dl …

87
S K R I P S I ANDREAS C. HARRY PRASETYA PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971) <*• tw fp M I L I II PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS A1RLANOOA1 SURABAYA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA 1989 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971) ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Upload: others

Post on 06-Apr-2022

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

S K R I P S I

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN

TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1 9 7 1 )

<*• t w f p

M I L I IIPERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS A1RLANOOA1S U R A B A Y A

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

1989

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 2: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

PRQSPEK FERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR DI ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP

DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971 )

SKRIPSI

OLEH :

ANDREAS C. HARRY PRASETYA 038ifll996

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

1989

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 3: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

FROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR DI ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP

DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 19?1 )

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

OLEH

ANDREAS C. HARRY PRASETYA 038411996

DOSEN p; ING DAN PEMGUJI

Hi^nN_lLSAGO^vS.H., MA.

DOSEN PB GUJI

j , im iD

J PEHGUJI

EKAN RAMKLAU, §.H.,

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

1989

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 4: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Pada saat raengalami kejatuhan, soseorang biea monemukan kebe- oaran dirinya dongan menerima kojatuhan itu hanya sebagai tantangan untuk mencoba kewbali.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 5: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

KATA PEMGANTAH

Syukur kepada Allah Vang Maha Balk dan Maha Penga- slh karena telah melindungi, menerangi, dan memberikan kekuatan kepada soya dalam menyeleeaikan skripsi tentang prospek perkembangan gagasan zona bebas senjata nuklir dl Asia Tenggara ( sebuah bahasan terhadap Deklarasl Kuala Lumpur tahun 1971 ),

Saya menyadari bahwa skrlpsl ini masih jauh dari kesempurnaan, Untuk itu dengan tangan terbuka, saya te- tap menerima sumbangan saran-saran dari siapa saja yang ingin menambah kekurangan yang ada dalam skripsi ini, Se- hingga nantinya skripsi ini dianggap layak sebagai bacaan ilmiah,

Dalam kesompatan ini juga* tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada saya dalam menyoleaaikan skripsi ini, Ter­utama suya sampaikan kepada ;1. Bapak Uarun Alaagoff, S.H., MA. eelaku pombimbing dan

penguji i yang dengan keraurahan dan kerelaan hati mau membimbing dan menguji skripsi saya ini,

2, Bapak J# Hendy Tedjonagoro, S.H, dan Bapak Eman Rame- lan, S,H#fKS. yang sudi menyerapatkan vaktunya untuk menguji skripsi saya*

3* Bapak dan Ibu, oerta adifc saya yang tercinta* atas doa

iv

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 6: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

dorongannya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi, if. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Airlang-

ga etas segala bimblngan dan pengajarannya, Behingga saya dapat menyelesaikan pendidikan dl Fakultas Hukum dengan balk.

5* Mbah Soewono don Oom Rudi yang audl menampung dan meng- antar saya dalam mencari data skripsi ini solama saya berada dl Jakarta*

6« Mas Krlstladl sekeluarga yang membantu eaya mendapatkan bahan literature yang berhubungan dengan penulisan skrip- si saya.

7. Ibu Jamilah serta Pegawai Perpustakaan Lit-Bang Depar- temon Luar Negeri Jakarta, yang dengan segala keramaii- annya membantu saya dalam memperoleh bahan literature.

8. Rekan-rekan Keluarga Mahasisva Hukum Internasional FH Unair atas dorongan semangatnya hingga saya dapat ujian skripsi pada waktunya,

9* Kelompok 32 ( Kokok, Tatok, dan Indah } serta rekan-re- kan yang lain, yang dengan caranya sendiri-sendiri meo- bantu saya menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya seraoga skripsi ini dapat membantu bagi sia- pa saja yang memerlukannya dan menambah perkembangan Hukum Internasional pada kjmsusnya, dan Ilmu Hukum pada umumnya*

Surabaya, Januari 1989

Andreas C. Harry P

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 7: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

DAFTAR ISIHalanan

KATA PENGANTAR ....ivDi.* TAR ISI ................ ......... TlBAB 1 PENDAHULUAN ........................... 1

1* Permasalahan ; Latar Belakang danRumusan ............................ 1

2. Penjelasan Judul....... ...... . 6

3. Alaean Pemlllhan Judul ....... . 6

If, Tujuan Penulisan ,........ .........* 95. Metodologi......................... 96. Pertanggungjawaban Sletematlka ....... 11

BAB II USAHA MENGEMBANGKAN GAGASAN ZONA BEBASSENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA..... . 131. TinJauan Terhadap Deklarasl Kuala

Lumpur Tahun 1971...... ..... . 132. Timbulnya Gagasan Zona Bebas

Senjata Nuklir........... ..... . 193. Tindakan-tindakan Untuk Terwujudnya

Zona Bebas Senjata Nuklir ••*•••••••••• 26BAB III SIKAP DAN KONDISI NEGARA-NEGARA

DI ASIA TENGGARA ...................321. Negara-negara ASEAN »•»•»•»»»•*••••«•,• 322. Perkembangan di Indocina *•••»•••»••••» ifl

BAB IV SIKAP DAN KEPENTIiJGAN NEGARA-NEGARA1'SUPER POWER" DI ASIA TENGGARA.........

vi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 8: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

1. Pandangan Amerika SerikatTorhadap Asia Tenggara...... 48

2* Pandangan Uni SovyetTorhadap Asia Tenggara....... . 55

3* Pengaruh Perjanjian Ponghapusan Senjata Nuklir antara AmerikaSerikat dan Uni Sovyet............... 60

BAB V PENUTUP...................... .........' 661. Kesimpulan ••••••««•••*••••••••••••••••• 662m Saran................ ............. 68

DAFTAK BACAAN LAMPIHAN

Halaman

vii

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 9: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

B A B I

P E N D A H U L U A N

1. Pgrroasalahan : Latar .Belakang dan RumusannvaPerang, konflik bersenjata, ataupun keadaan yang

berhubungan dengan hal itu adalah eesuatu yang tidak di- Bukai atau dibenci oleh umat raanusia# Ini dieebabkan perang menimbulkan kesengearaan, kerugian harta benda, jiwa, dan sebagainya. Namun demikian perang adalah suatu keadaan yang dibenarkan oleh Hukum Internasional, yaitu bahwa perang merupakan pilihan yang dapat digunakan pada pelaksanaan po­litik luar negeri suatu negara dalam ketiadaan sistem ke- amanan yang efektif1 atau bila cara lain yang lebih baik tidak dapat ditempuh,

Sejak Perang Dun:ia II berakhir, perang atau konflik ymelibatkan hampir semua negara di dunia sudah tidak ada lagi* Tetapi setelah itu perang dingin makin berkem- bang antara negara Amerika Serikat ( AS ) dan Uni Sovyet, yang kemudian dikena> sebagai negara-negara "Super Power11. Dengan puham-paham mereka ( liberalisme dan sosialisme- komunisme ), AS dan Uni Sovyet menyebarkan pengaruhnya ke­pada negara-negara lain dengan cara memberikan bantuan per— senjataan, bantuan ekonomi, pangan, dan eebagainya# Sehing-

^J.G. Merrills, Anatomy of International Law, aIfltegflfltttfflfll Law in the Contemporary Sweet and Maxwell Limited, London^ 1976, h, 59,

1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 10: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

ga kedua negara "Super Power" tersebut menjadi pusat per- eekutuan bagi negara-negara yang menjadi aekutunya,

Dalam meningkatkan kemampuan pertahanan mereka, ba­ik Amerika Serikat dan Uni Sovyet Baling menambah kekuatan persenjataan mereka masing-raasing, termasuk persenjataan dengan tenaga nuklir, Penambahan kekuatan persenjataan ini be ,ujuan untuk menangkal serangan atau ancaman dari pihak lawan. Seperti strategi nuklir Barat, khususnya Amerika Serikat, persenjataan nuklir berperanan utama sebagai pe-

pnangkal terhadap agresi.Bagi negara yang telah mampu membuat sendiri senjata

ini, senjata nuklir dijadikan prioritas dalam strategi per­tahanan mereka, baik itu rudal jarak pendek, jarak menengah, ataupun jarak jauh, Ini dapat dipahami karena eenjata nu­klir dianggap begitu efieien dalaju mcnghancurkan sasaran- eaBaran yang dituju, sehingga orang sering menjulukinya se­bagai eenjata pamungkaG*^ Akhirnya sebagian isi dunia ini hampir dipenuhi oleh pangkalan-pangkalan nuklir milik ne­gara-negara "Super Power" dan sekutu-sekutunya.

Menghadapi ketegangan-ketegangan internasional se-

2

2 A.R. Sutopo, "Perkembangan Pemikiran Strategi Nuklir Barat", Analisa* No. 2 Th. XV, Februari 1986 ( selanjutnya disingkat A.R. Sutopo I ), h. 73,

A.R• Sutopo, "Senjata Konvensional dalam Strategi Nuklir", Analisa. No* 6 Th* XV, Juni 1986 ( selanjutnya disingkat A,R. Sutopo II ), h. 503.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 11: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

macam ituf akibat perang dingin ontar negara-negara "Super Power11 tersebut yang berpengaruh ke negara-negara lainnya, diperlukan sikap atau perbuatan yang tepat agar auatu ne­gara atau kelompok negara itu lkut terlibat menjadi sekutu dari aalah satu negara "Super Power11 atau menahan diri un­tuk tidak terlibat atau ikut cainpur tangan dalam perten- tangan antar negara-negara "Super Power" tersebut#

ASEAN ( Aaaociation of South-Eaat Asian Nations ), aebagai wadah dari negara-negara yang berada di Asia Teng­gara yang terbentuk pada tanggal 8 Aguatua 1967* berusaha untuk tidak ikut terlibat dalam pertentangan tersebut di ataa, namun berusaha untuk menjaga kedamaian dan meredakan ketegangan yang timbul di wilayah Aeia Tenggara, Ini ter- lihat dalam iai d( :laraci pendirian ASEAN, The ASEAN De­claration ( Bangkok Declaration 8 Agustue 1967 )» di ba- gi^n pertimbangannya dieebutkan bahwa negara-negara di Asia Tenggara mempunyai tanggung jawab bereama dalam men- jamin kedamaian dan kemajuan pembangunan naaional, juga menetapkan untuk menjomin atabilitae dan keamanan negara- negara Aoia Tenggara dari pengaruh luar.

Dengan dilata**belakangi pertimbangan di ataa tadi dan didasarkan pada persamaan oejarah yang sama, bahwa ke-banyakan negara-negara Asia Tengjara pernah raongalaai frus-taai dan kekecewaan dalam hubun^an mereka dengan negara-

3

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 12: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

negara "Super Power” dan pernoh meraaakan campur tangan negara-nogara besar, khususnya negara-negara "Super Power", ASEAN ingin membentuk kawasannya sebagai kawaean yang be­bas, damai, dan notral dari pengaruh using. Dan tidak ada campur tangan kekuatan asing di wilayah Asia Tenggara, maka dibentuklah suatu deklarasi, yaitu Deklarasi mengenai Zona Bebas, Domed, dan Netral dl wilayah Asia Tenggara, yang ditandatangani di Kuala Lumpur, 27 November 1971 oleh negara-negara anggota ASEAN.

Doklarasi ini, yang dikenal dengan nama Deklarasi ZOPFAN ( Zone of Peace, Freedom and Neutrality ) isinya adalah gagasan untuk membentuk kawasan Asia Tenggara seba­gai kawasan yang bebas, damai, dan netral dari kekuatan at i campur tangan negara asing. Untuk mencapai ini diper- lukan waktu yang sangat panJang dan tidak dapat dicapai eekaliguo. Jadi diperlukan tahapan-tahapan untuk mencapai apa yang tertuang dal run Deklarasi ZOPFAN tersebut.

Oleh karena pada saat ini masalah yang sering di- bicarakan adalah bahaya perang nuklir bila pecah, persen­jataan nuklir, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan senjata nuklir, maka sebaiknyalah tahapan yang dilaksana-

^Abdulrahim bin Thamby Chik, "Keamanan Dalam Negeri di Asia Tenggara Dalam Tahun 1980-an", dalam Robert Av Scalaplno dan Jueuf Wanondl ( ad ), Aeja. IflB^Cfffl.Maa Tflhun 19B0-an. cet. I, Ifayaean Proklomaai, CSIS, Jakarta, Oktotier 1985, h. 7.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 13: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

kan lobih dahulu oloh negara-negara anggota ASEAN adalahgagaoan untuk membentuk Asia Tenggara aabagai kawasan be-bas senjata nuklir#

Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ini merupakan lang-kah awal guna mencapai dan melaksanakan ZOPFAN. Dan gagasanini telah disetujui oleh beberapa anggota ASEAN, sepertiyang dikatakan oleh Tengku Ahmad Rithauddin, Henteri LuarNegeri Malaysia ( aaat itu ), pada sidang pertama PanitiaTetap ASEAN di Kuala Lumpur tung^al 10 September 19&t»

Di Jakarta kita telah sepakat untuk bersama-sama meng- ambil langkah-Jangkah guna uiulai malaksanukan ZOPFAN dengan suatu deklaraai mengenal Asia Tenggara sebagai tona bebas senjata nuklir. Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir (ZBSN) Itu dengan sendlrinya terpadu dalam kon­sep ZOPFAN dan merupakan salah satu ciri (attributes) atau prasyarat untuk raencapai ZOPFAN di Asia Tengga­ra i * « •

Juga Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, Mochtar Kusu-maatmadja, menambahkan pendapat Rithauddin dengan mengatakan I

• . . maka harus dilokukan berbagai usaha untuk oe- laksanakan ZOPFAN "melalui pombentukan Kawasan Bebas Senjata Nuklir sebagai salah satu komponennya", dan pembentukan Asia Tonggara sebagai suatu ZBSN merupakan s "salah satu langkah prioritaa untuk mewujudkan ZOPFAN,"®

Konsep Zona Bebas Senjata nuklir ini berisi gagasanagar Asia Tenggara ini bebas dari persenjataan nuklir,

5

5

J* Soedjati Djiwandono, "Asia Tenggara sebagai Zo­na Mjb&s Senjata Nuklir : Catatan ataa Beberapa Masalah ", Analisaf No. 6 Th. XV, Juni 1986 ( selanjutnya disebut J. Soodjati Djiwandono I ), h. Z*75*

h. 476.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 14: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

pangkalan nuklir, dan eogala cesuatu yang berhubungan de­ngan senjata nuklir. Dan bertujuan agar negara-negara dl Aele Tenggara Ini tidak terlibat dalam pertentangan antar negara “Super Power" khususnya dalam hoi yang berhubungan dengan senjata nuklir. Karena senjata nuklir ini oeniobul- kan ketakutan umat manueia dan mengandung kecomasan me­ngenai tidak post .nya jaaiinan keamanan dan pordamaian in­ternasional di maca depan bila perang nuklir pecah.

Dari uraian di atas, timbul perraaealahan-permasalahan yang perlu dibahas, yaitu :a* Bagairaanakah prospek perkembangan Zona Bebas Senjata

Nuklir di masa yang akan datang di wilayah Asia Teng­gara ini ? ;

b, Apakah sikap atau kondisi negara-negara di Asia Teng­gara ini mendukung terbentuknya Zona Bebas Senjata Nu­klir ? •

c. Bagaxmanakah sikap nQ^ara-nojnra "Super Power" terhadap timbulnya konsep Zona Bebas Senjata Nuklir, bila dihu- bungkan dengan kepentlnyannya dan strateginya di Asia Tenggara ?.

2. Pen.1elasan JudulDalam penulisan skripsi ini saya memilih judul **Pros-

pek Perkembangan Gagasan Zona Bebas Nuklir di Asia Tengga­ra ( Sebuah Bahasan Terhadap Deklarasi Kuala Lumpur Tahun

6

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 15: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

1971 merupakan pernyataan dari negara-negara anggota ASE^N, yang isinya berupa gagasan untuk membentuk Asia Tenggara sebagai kawasan yang bebaB, damai, dan netral dari penga­ruh asing manapun* Gagasan ini tidak akan tercapai bila tidak didukung dongan upaya-upaya lain.

Upaya itu ealah satunyr adalah .embentuk kawaBan Aaia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir, karena kon­sep Zona Bebas Senjata Nuklir ini lebih mudah dicapai dan adanya eenjata nuklir banyak menimbulkan keresahan umat, Behingga banyak negara ingin agar senjata nuklir dikurangi bahkan kalau biaa dihapuskan, Dan juga konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ini merupakan salah eatu syarat untuk mere- alisasi konsep ZOPFAN di Asia Tenggara, eeperti yang di- utarakan Menlu Rithauddin dan Menlu Mochtar Kusumaatmadja pada saat sidang riortama Pnnitia Totap ASEAN di Kuala Lum­pur t&hun 198**.

Gagasan membentuk Asia Tonggara sebagai Zona Bebas Senjata Nuklir ini perlu dikembangkan, dan dalam usaha un­tuk mengembangkannya tentulah banyak hambatan untuk menca- pninya, misalnya saja dari negara Amerika Serikat yang ae- nolak adanya gagasan bebae senjata nuklir ini,** juga ke- adaan negara-negara di Asia Tenggara sendiri yang dapat

7Ibld.. h. 475 dan 476.OSoetarjo, MKawasan Daoui-Bebas Senjata Nuklir Dan

Keaaanan di Asteng", Merdeka. 28 Januari 1988*

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 16: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

mempengaruhi terbentuknya gagasan ZBSN ini*Untuk ltu perlu dibahas bogaimana proapek porkem-

ba^an gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini dl masa yang akan datang, agar dapat mendukung terwujudnya Zona Bebas, Damai, dan Netral di kawasan Asia Tenggara, sebagaimana toreantum dalam Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971*

3. Alflspa.-Femlllh flAdapun saya memilih judul penulisan skripsi demiki-

an, karena beberapa hal, yaitu :a* Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 atau dikenal dengan

Deklarasi mengenai ZOPFAN itu tidak akan tercapai, bila tidak didukung upaya lain. Salah satunya adalah dengan membentuk lebih dulu Zona Bebas Senjata Nuklir*

b. Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir dilaksanakan lebih da- hulu , karena sekarang ini banyok negara yang mengkha- tiatirkan akibat dari perang nuklir jika hal itu terjadi* Sohingga jika konsep ZBSN dlmunculkan banyak negara yang akan aendukungnya*

c. Prospek perkembangan gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini maeih belum menentu, apakah dapat terlaksana dengan balk atau tidak. Karena adanya kendala yang dapat meng­hambat terwujudnya Zona Bebas Senjata Nuklir ini di Asia Tenggara,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 17: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

4. Tu.luan PenulisnnSoya menulis skripsi ini, selain bertujuan untuk

memenuhl persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum, juga berharap agar dapat 3a. Mengungkapkan bahwa ASEAN sebagai Organisasi Internasio­

nal Regional mempunyai keinginan agar di kawasan Asia Tenggara ini tercipta keadaan yang damai dan bebas dari pengaruh pertentangan antar negara-negara "Super Power*1.

b. Menyatakan bahwa Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Teng­gara pentlng dlbentuk lebih dahulu, dan merupakan salah satu cara untuk terwujudnya ZOPFAN*

c. Mencoba membantu memberikan masukan bagalmana caranya agar Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara itu da­pat terlaksana.

5 . M a f e o t a l Q K l

a* Pendekatan masalah*Saya akan membahas masalah dalam penulisan lnl de­

ngan cara pendekatan yuridis, yakni mendasarkan pada aturan- aturan yang ada, ftperti Deklaraai Kuala Lumpur tahun 1971, Deklarasl Bangkok tahun 1967* Deklarasl Manila tahun 1987, da.. Perjanjian Perlucutan Senjata antara AS dan Uni Sovyet* Dan Juga mengkaitknnnya dengan pondekatcn politis, yaitu bagalmana hubungannya dengan keadaan internasional dewasa ini. Karena masalah Hukum Internasional erat kaitannya de-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 18: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

ngan Hubungan Internasional yang banyak merabahaa masalahpolitik.b. Sumber data*

Data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini saya peroleh dari buku-buku porpustakaan, juga data dari surat kabar, bule^in atau majalah* c* ProBedur pengumpulan dan pengolahan data*

Data yang mendukung masalah saya kumpulkan melalui bahan-bahan kepustakaan atau berdasarkan pada studi kopus- takaan saja, kemudian diolah dengan cara mengklasifikasikan data tersebut berdasarkan data mana yang berhubungan de­ngan masalah politik, dan data mana yang berhubungan de­ngan masalah yuridis. Sehingtfa jtemudahkan untuk memulai penulisan skripsi ini* d« Analisa data*

Data yang saya peroleh ini, saya analisa selaln ber­dasarkan pada metode doskriptif analitis, yaitu dengan ca­rs menguraikan data tersebut dan kemudian membahas dan menganalisanya sesual dongan permasalohan yang ada, juga menggunakan metode induktif, yaknl membahas permasalahan yang khusus dahulu kemudian menghubungkannya dengan hal- hal umura lainnya* Dalam hal ini, masalah yang khusuB yaitu mengenai Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, di- kaitkan dengan hal-hal yang umua yakni keadaan di Aiia Tenggara dan strategi serta pandangan negara-negara "Super

10

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 19: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Power"* Sehingga dapat ditarlk kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang khusus tadi*

6. Pertonggung.lav ban Sletemat.lkaSaya menulis skripsi ini terdiri dari lima bab.

Bub I menguraikan latar belakang permasalahan serta ramus- annya mengapa gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir itu tim- bul. Dan bab ini merupakan pengantar untuk membahas per- masalahan yang terjadi,

Mengenai bagaimesno prospek perkembangan gagasan Zo­na Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dimasukkan dalam bab II, karena permasalahan ini merupakan prioritas pem- bahasan penulisan skripsi ini. Permasalahan dalam bab II ini tidak dapat langsung dijawab, karena tergontung pada boberapa kondisi.

Masing-maoing kondisi itu diuraikan dalam bab III dan bab IV, yaitu kondisi keudaan di Asia Tenggara sendirl apakah mendukung tercap&inya gagasan tersebut dan pandangan serta strategi negara-negara "Super Power" di Asia Tengga­ra * Khusus untuk bab III hanya meinbahas Headaan di negara- negara ASEAN dan Indocina saja, sebab hal ini yang relevan dengan pokok porwasalahan yang terdapat di dalam bab II tadi,

Hasil dari pembahaean bab III dan bab IV akan dapat menjawab apakah gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia

11

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 20: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Tenggara dapat terlaksana Gtcoi tidak, Jawaban ini dimasuk- kc * dalnro bab V, yang raerupnkan kesimpulan dari eemua pem- bahaean dalam penulisan ini. Serta beberapa oaran agar konsep Zona Bebas Senjata Nuklir dan ZOPFAN itu dapat ter- capai.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 21: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

B A B XIUSAHA MENGELiEANGKAN GAGASAN ZONA BEBAS SENJATA

NUKLIR DI ASIA TENGGARA

1. TiiLlauarL Terhadap _Deklnrasi Kuala Lumpur Tahun 1971Seperti organisasi intorneslonal lainnya yang mem-

punyai oomacan aturan yang bertujuan untuk mengatur negara- negara anggotanya, memberikan hak dan kewajiban, dan juga yang utama adalah guna menunjukkan identitas organises! internasional tersebut pada negara yang bukan menjadi ang- gotanya dan pada organises! internasional lainnya*

Begitu pula dengan Organisaai Internasional Regio­nal di Asia Tenggara, yaitu ASEAN yang terbentuk pada tang- gal 8 Agustue 1967 mempunyai aturan yang menunjukkan ke- khasan dari ASEAN, Dan aturan itu biasa disebut dengan nama 1 Deklarasi* Salah satunya adalah Deklarasi Kuala Lumpur ta­hun 1971*

Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 atau yang dikenal dengan Deklarasi ZOPFAIl ( Zone Of Peace, Freedom and Neutral­ity Declaration ), ditandatanguni oleh negara-negara anggo­ta ASEAN pada tanggal 27 November 1971, merupakan pernyata- an ari negara-negara anggota ASEAN berupa konsep kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang bebao, damai, dan netral dari pengaruh negara luar kawasan, dan Juga bebas dari caa- pur tangan masalah -masalah internal kawasan oleh negara

13

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 22: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

asing.Ini dapat dimengerti karena sebelum ASEAN terben-

tuk, kondisi negara-negara dl kawasan Asia Tenggara baru saja selesal menghadapi perang atau konflik, balk mengha- dapl pemberontakan dalam negerinya# maupun perang melawan penjajah yang menguasai negara-negara tereebut. Juga no- gara-negara Aeia tenggara pornah mengalami kokecewaan da­lasi hubungan mereka dengan negara besar dari luar.Seportl campur tangan mereka dalam urusan dalam negeri negara-no- gara Asia Tonggara yang menguntungkan negara-negara bes&r tersebut, dan kemudlan menjajahnya#

Ketertarikon negara-negara aslng, terutama negara- negara besar terhadap kawasan Aeia Tenggara lnlp dlsebab- kan poslal geografis kawasan ini yang letaknya di antara dua benua ( Asia dan Australia ), dan dua oamudera ( Samu- dero Paslfik dan Samudera Indonesia )• Sehingga kawasan Asia Tenggara mendudukl poslsl ailang dan merupakan per- simpangan jalan dunia* Hal ini lalu membuat kawasan ini mempunyai art! strategis yang vital, kedudukan politis yang penting, dan fungal ekonomi yang besar sekali bagi bangsa— bangsa aslng yang menylnggahinya,^

14

9Roeslan Abdulgani, Asia,Tjmggara dl Tangah Hakima* cet. It Lembaga Studi Penbangunan, Jakarta, Doseo-

ber 1978 ( selanjutnya disebut Rooslan Abdulgani I ), h, 3,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 23: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Maka dari itu, setelah oeleoai dijajah dan dicam- puri urusan dalam negerinya oloh bangsa aalng, dan sesudah boborapa negara asing keluar dari kawasan Asia Tenggara, seperti Amerika Serikat yang dalam proses mengundurkan ke- terlibatan pasukannya dalam perang Vietnam, juga Inggris menarik mundur pasukannya dari kawasan Asia,^ dan ditan- dal pula dengon oeningkatnya pengaruh parang dlngln antar negara-negara "Super Power", negara-negara anggota ASEAN berusaha agar kejadian Itu tldak terulang kembali dan me* ngurangl keterllbatan pengaruh asing dl Asia Tenggara, di- nyatakanlah Deklurasl Kuala Lumpur tahun 1971 ( Doklaraol ZOPFAN ).

Dalam Deklurasl ZOPFAN dlsebutkan kelnglnan negara-negara onggota ASEAN untuk meredakan ketegangan lnternaoi-onal dan untuk mc_'capai kedamalan abadl dl Asia Tonggara,bebas dari pengaruh luar dalam masalah internal yang men-K.nayakan perdamaian, kemerdekaan, dan integritas* Dan Do*klarasi ini s

INSPIRED by the worthly aims and objectives of tho United Nations, in particular by the principles of respect for the soveregnity and territorial integrity of all states absontlon from threat or use of force, peaceful settlement of international disputes, equal rights and self-determination and non-interference in

15

^Roeslan Abdulgani, Nationalism» Regionalism* and Security Problems In South-East Asia, First Editiont Banyan Publications, New Delhi, 198if ( selanjutnya disebut Roeslan Abdulgani II ), h. 46.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 24: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

tho affairs oi States.11Selain berdas&rkan pada Piagam PBB, Deklarasi ZOPFAN jugadilandasi oleh prinsip-prinsip dari Declaration of thoPromotion of World Peace and Cooperation dari KonporensiBandung tahun 1935$ yaitu prinoip hidup berdampingan seca-ra damai ( peaceful co-existence ) di antara negara-negaradi dunia ini*

Dengaa adanya Deklarasi ZOPFAN ini diharapkan agarnegara-negara Asia Tenggara dap&c memperkuat stabilitaeekonomi dan soeial di kawacan, menjamin kedamaian, dan ko-majuan nasional tiap-tiap negara, seperti yang tercantumdalam pertlmbangan Deklarasi Bangkok tahun 1967 bahwa un-tuk mencapai kedamaian dan kemajuan nasional harus :

• • * determined to ensure their stability and securi­ty from extornal interferonce in any form of manifes­tation in order to preserve their national identifies in accordance with the ideals and aspirations of thoir peoples#

Jadi pada dasarnya Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 menghendaki agar negara-negara Asia Tenggara dapat memper­kuat ikatan kerjosama regional dan solidarltas di antara mereka dengan bebss, damai, dan tanpa pengaruh campur ta- ngan asing.

16

11ASEAiJ So> .'q tar tat, "Zone of Poace, Freedom and Neutrality Declaration ( Kuala Lumpur Declaration ) 27 No­vember 1971"» Documents of ASEAN, h. if,

^ASEAN Secretariat, "The ASEAN Declaration ( Bang­kok Declaration ) 8 August 1967". o p . cit.f h. 1,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 25: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Untuk mencapai tujuan dari Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971i yakni menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, bebas, dan netral dibutuhkan tindakan-tlndakan ak- tif. Balk dari negara-negara Asia Tenggara sendiri, juga dari negara-negara luar kawasan, terutama negara-negara "Supor Power"•

Tindakan dari negara-negara AbIq Tenggara sendiri adalah menghindari atau mengatasi konflik di antara meroka itu, dengan membinn hubungan bortetangga yang balk satu sama lain untuk menciptakan dan oomelihara perdamaian dan et. Ilitns kawasan ini bebas dari campur tangan luar,1^Dan monghindarkan dlri untuk tidak mengundang kekuatan asing di kawasannya, Sedangkan untuk negara-negara luar kawasan dibutuhkan adanya pengakuon, jaminan, eerta penghargaan untuk menjunjung tinggi terhadap adanya gagasan ZOPFAN ini,1** dengan cara menahan diri untuk tidak melibatkan diri dalan urusan dalam negeri negara-negara Asia Tenggara.1^

Pada awalnya, yaitu antara tahun 1975 sampai tahun 1978, tindakan-tindakan aktif itu dapat dilaksanakan. Um-

17

15J* Soedjati Djiwandono. "Aspek Politik dan Koaman- an ASEAN", Aflalina. No. 10 Th. XVI, Oktober 1987, h. 911.

^Roeslan Abdulgani I, op. clt.r h, 47,

r. . 1! 5 M d0no!*Jsim?n* AMa-Ngutrnlism and U.S.. Poller. Foreign Affairs Study, American Enterprise Institute for Public Policy Research, Washington D*C., August 1975, h. 51.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 26: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

pamanya keluarnya Amerika Serikat dari Indocina, eebelum perang Vietnam selesai dengan keiaenangan Vietnam Utara ( tahun 1975 Sehingga aaat itu, suaeana bebasi damai,dan tidak ada compur tangan asing di Asia Tenggara dapat tercapui*

Namun setelah Vietnam melakukan Intervene! ke Kam- boja dengan alasan untuk mengusir Khmer Marah, pada tahun 1978# situasi di Indocina menjadi berubah dan kawasan Asia Tenggara menjadl tidak damai l»git karena Vietnam mencaa- puri urusan dalam negeri Kamboja* Akibat uloh Vietnam ini negara-negara bestir ikut campur tangan dalam masalah Kam­boja. Hal ini membuat gagasan ZOPFAN praktis tenggelam*

Negara-negara anggota ASEAN mencoba membantu aenye- lesaikan masalah Kamboja ini, balk oendiri maupun secara kolektif, tetapi solalu menemui jalan buntu, Akibatnya ma- dalah Kamboja menjadi batu sandungan dalam mencapai gagas- an ZOPFAN.17

ftelihat keuyataan di atas, ditambah dengan adanya pr *kalan asinj di Asia Tenggara, usaha untuk mewujudkan gagasan ZOPFAN akon metnbutuhkon waktu yang lama. Guna men- capainya dibutuhkan tahapan-tahapan yang dapat mendukung

18

*^Jamea Luhulima, "Masihkah ZO FAtf Relevan bagi Ma- sa Depan. Asia Tenggara ?», Kompas. 9 November 1988, h.IX.

^Roeslan Abdulgani II, qp. cit.f h. 65.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 27: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

terwujudnya gagasan bebas, damai, dan netral di Asia Teng­gara* Dengan kata lain, Deklaraei Kuala Lumpur tahun 1971 membutuhkan pendukung guna mencapai apa yang menjadi tuju- annya#

2. TiinbAanr^Gaj^aj^mna Bg.bha SflnJata. NuklirBcrtitik tolak dari hal tereebut di atas, bahwa un­

tuk mewujudkan gagasan ZOPFAH mei&erlukan waktu yang sangat lama« Apolagi dengan adanya masalah di Indocina menghaobat tercapainya gagasan ini# Untuk taenjaga agar gagaean ZOPFAN ini tidak hilang, maka negarc-nogara nnggota ASEAN, teru- tama Malaysia dan Indonesia mengomukakan bahwa ZOPFAN ado- lah tujuan jangka panjang dan untuk mencapainya harua di-

i arumuskan dulu tujuan jangka raonengahnya,Tujuan jangka menen^ah inilah yang harua ditompuh

lebih dulu oleh negara-negara Asia Tenggara, dan melakukanusaha-usaha awa.l yang porlu untuk memperoleh pengakuan danponghormatan bagi terwujudnya ZOPFAN, ceporti yang tercan-tum dalam Deklorrsi Kuala Lumpur tahun 1971 :

that Indonesia, lialaysia, the Philippines, and Thailand [anggota ASKAJJ saat ituj are determined to exert initial­ly necosoary offorto to cccuro the recognition of, and respect for, South-East Asia as a Zone of Peace, Freedom and Neutrality, free from any form or manner of inter-

19

T AJames Luhulima, Iqc, c^t*

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 28: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Terence by outside Powers# 7 Usaha-usaha awal atau tahapan untuk mencapai tujuan Jang- ka menengah ini harus lebih mudah diwujudkan, dan nendu- kung usaha terciptanya gagaean ZOPFAN#

Bersamaan dengan itu, dunia lagl dlhadapkan pada perkembangan perlombaan senjata nuklir antar negara-negara "Super Pot/or" dan sekutu-sekutunya, di mana eonjata nuklir ini digunakan untuk menangkal aerangan dari plhak lawan, juga untuk memperkuat persenjataan yang sudah ada dan mem* perkuat pertahanan mereka masing-masing#

Senjata nuklir ini mulal dlkembangkan pada tahun 1945 hingga 1949 oleh Amerika Serlkat yang telah meraono- poll penguasaannya, dengan maksud untuk menangkal serangan& au agresl, dan menunjukkan kemampuan persenjataan itu kepada Uni Sovyet# Begitu pula seb&liknya Uni Sovyot me- ngembangkan senjata nuklir ini untuk menambah kekuatan sonjata konvenslonalnya#

Perkembangan senjata nuklir dari negara-negara "Su­per Power" ini makin mengalami kemajuan dan perluasannya selama tahun 1984# baik dari segi kualitas maupun kuanti-

2019

^ASEAN Secretariat, "ZOPFAN Declaration ( Kuala Lunpur Declaration ) 27 Novowoer 1971, loc. cit»

Walter S# Jones dan Steven J, Rosen. The Logic of International JtalntionsP Fourth Edition, Little^rown and Company, Boston, 1982, h# 333#

20

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 29: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

tasnya. Dan perkembangan personjataan nuklir ini diikuti oleh negara-negara lainnya yang telah mampu membuat eendiri oenjata torsebut, dan dalam uji coba dapat melodakkannya dengan berhasil, eeperti Inggris# Perancie, Cina, dan In­dia.22

Akibatnya eebagian isi dunia ini hampir dipenuhi oleh pangkalan-pangkalan nuklir dan senjata-senjata nuklir Dilik negara-negara "Super Power11 beserta eokutunya* Ini dapat dimengerti, karena porsenjataan nuklir dijadikan pri- oritas pertahanan mereka, dan dianggap efisien dalam meng- hancurkan easaran-easaran yang dituju*

Mengingat akan bahayanya bila perang nuklir pecah di maea yang akan datang, mendorong maeyarakat internaslo— nal untuk mencegah agar pereenjataan nuklir tidak dikuaaai dan dibuat oleh banyak negara lagi. Karena jika perang nu­klir itu pecah akan monimbulkan ketakutan umat manusia ter- hadap akibat-akibat yang mengerlkan dari perang tersebut*

Tidak kurang dari Perserikatan Bangea-Bangea ( PBB ) sendiri nemperlihatkan keceraaet.nnya terhadap adanya perlom- baan senjata nuklir antar negara-negara "Super Power11, dan di dalam salah eatu bagian dari Dokumen Final Sidang Khuouo

2121

21,Stockhoii.Ti ^ ™ n H n! T S la’ Horld Armaments end Dlaaraannnt. Stockholm International Peace Roeearch Institute, Londonand Philadelphia, 1985, h. if 1, 1

Walter S. Jones dan Steven J, Rosen, loc. cit.22

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 30: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Majelis Umum P13B X, Juni 1978, menyebutkan bahwa persenja-taan nuklir merupakan bahaya terbesar dari umat ruanusladan kelangsungan hidup peradabannya, don karena ltu per-lombaan senjata nuklir dalam soaua aspeknya harus dicegah

p iguna nenghlndarl terjadinya bencana tersebut, J Juga dldalam Resolusi 41/60, tanggal 3 Desember 1986* mengenaiPenlnjauan dan Pelaksanaan Perjanjlan dari Dokuaen Keputuc-ar lalam Sidang Khusus ke-20 Majolie Umum ( Review and in*plementatlon of the Concluding Document of the GeneralAssembly ), Bagion F ; Convention on the Prohibition ofthe Use of Nuclear Weapons, raonyebutkon Majelis Umum I

Ponvlnced that nuclear disarmament In ossentlal for the prevention of nuclear war and for the -strengthen* lag of International peace and security*Further convinced that a prohibition of the use or throat of use of nuclear weapons would be a step to­wards tho complete elimination of nucloar weapons leading to general and complete disarmamentPundor strict and effective international control, ^

Tlndakati dari PBB ini dllkuti oleh negara-negara yang tidak memllikl senjata nuklir, dengan menyatakan bah* wa kawasan dari negara-negara ltu bebas dari persenjataan nuklir atau kawasannya merupakan suatu daerah Zona Bebas

p xSutopo, "Non-Proliferasi dan Zona Bebas Son-

jata Nuklir", Anftliaa. No. 6 Th. XV, Juni 1986 ( selanjut- nya disebut A.R. Sutopo III ), h, 455.

^United Nations, Resolutions adopted on the roportn of the First Committee. 1966, h, 154,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 31: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Senjata Nuklir* Beberapa kawasan yang telah menyatakan da- erahnya sebagai Zona Bebas Senjata Nuklir adalah 5 Afrika, Amerika Latin, dan Paeifik Selatan,2-5 untuk daerah yang dihuni manusia. Sedangkan untuk daerah yang tidak dihuni, yang dinyatakan sebagai daerah yang tidak boleh digunakan untuk percobaan peluncuran eenjata nuklir, adalah I Wila- yah Antartika, Angkasa Luar, dan di Daoar Lautan.

Menyadari bahwa kawasannya sobagai wilayah yang stra- tegls untuk porluaean pengaruh negara-negara "Super Power", terutama dalam hal pengembangan senjata nuklir, dan juga didasarkan pada ketakutan akan wilayahnya ltu nantl dijadi- kan ajang percobaan eenjata nuklir oleh negara-negara pe- iiiilik eenjata nuklir, terutama negara-negara "Super Power", maka negara-negara ASEAN borusaha juga mewujudkan kawasan Asia Tenggara eebarai kawasan boba3 senjata nuklir,

Gagasan Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Senjata Nu *ir ini pertama kali dicetuskan oleh dua negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia dan Malaysia, di Genova, dalam fo-

pMenurut Tha. PiflarnuMQfltJ'.act Sheets. No. 53• De­partment for Disarmament Affairs, New York, 1982, Paeifik Selatan dinyatakan sebagai daerah bebas senjata nuklir, me- lalui South Pacific Nuclear Free Zone Treaty ( Treaty Raro­tonga ), pada tanggal 11 Dosember 1986 oleh 13 negara Pasl- fik Selatan* Islnya adalah melindungi kawasan ini agar bebas dari pangkalan senjata nuklir, percobaannya, dan pengaruh polusl radioaktifnya. Sedangkan larangan penggunaan senjata nuklir di Afrika dan Amerika Latin dinyatakan nelalui Dekla- rasi Denuklirisasi Afrika tahun 196lf, dan Perjanjian Larang- an Penggunaan Senjata Nuklir di Amerika Latin tahun 1967 ( Perjanjian Tlateloco ).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 32: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

rum Komi si untuk P*%rlucutan Senjata, pada tahun 1962* loi gagasan ini adalah menjaga agar Asia Tenggara bebas da­ri persenjataan nuklir, pangkalan nuklir, dan segala sesua- tu yang berhubungan dengan senjata nuklir*

Qagasan Zona Bebas Senjata Nuklir inilah yang raeru- pakan longkah awal guna mencapai Asia Tenggara sebagai ka­wasan yang bebas, damaiv dan netral ( ZOPFAN )* Sebagai langkah awal atau salah eatu tahapan untuk mencapai ZOPFAN, gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini harus dikembangkan dan dicapai dulu9 supaya gagasan ZOPFAN itu tidak "hilang" karena adanya fceberapa masalah, eoperti masalah Kamboja*

Beberapa negara anggota ASEAN telah bersepakat un­tuk menjadikan Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Senjata Nuklir sebagai satu tahapan untuk mewujudkan ZOPFAN, seper- ti yang diucapkan oleh Mentor! Luar Negeri Indonesia saat itu, Prof. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., pada 20th AS£AN Ministeral Meeting and Post-Mlnieteral Conferences with the Dialogue Partners, Singapura, 15 - 20 Juni 1987 :

• • • we believe thore is greater need to redouble our efforts and expedite the realisation of ZOPFAN* This we should do, inter alia by according priority to those component elements of ZOPFAN that are amenable to ear­lier implementation such as the establishment of a nuclear-weapon-free-zone oncompaeing all of Southoaot

2426

"Parlucut ji Senjnfca Penting untuk Kawasan Paeifik11, Kowpbb. 25 Noveaber 1988, h. VIZ.

26

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 33: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Asia.2^Dan Juga Presldon Suharto menegaskannya dalam pldatonya dlKTT ASEAN III di Manila, Descmber 1987 l

I an pleased to note the significant progress mado by ASEAN in its efforts to establish the aforementioned xono that will cover all Southeast Asian countries. Including the progress made in the preparation of a Draft Agreement on Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zono. The effort of AS£AN to establish such a zone, which will bo an important contribution to peace and security in our region, must bo continued and intensi­fied, even though the Kampuchean issue not been re­solved . • « *

Negara Mai ysia juga menegaekan dukungannya, agargagasan Zona Bebas Nuklir dl Asia Tenggara ini dicapal lo-bih dulu, dan morupakan prasyarat untuk mencapai ZOPFAN,sepertl yang diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Malaysiasaat itu, Rithauddin, pada sidang pertama Panitia TetapASEAN di Kuala Lumpur, tanggal 10 September 1984, bahwakonsep Zona Bebae Senjata Nuklir itu dengan sendirinyatorpadu dalam konsep ZOPFAN di Asia Tenggara.2^

Gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini agar dapat

25

2?ASEAN Secretariat, "Opening Statement By H.E. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Foreign Minister of the Repu- S-1? ?f I?d2n®fia,!t ASEAN Ministeral Meeting and Poat-HjJllfl.tflrfil-gQnffirQnCflfi-Jfdth thftJlialogue Partner*^ Singa- pore, 15 - 20 June 1987, h* 21.

PRASEAN Secretariat, "Third ASEAN Summit held after10 years", ASEAN Newsletterf No. 24, November - December 1987, h. 5.

2^J. Soedjati Djiwandono I, pp. cit.f h. 475.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 34: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

terlakeana di Asia Tenggara, aerta dihargai oleh negara- negara pemilik senjata nuklir dan negara-negara kawasan Asia Tenggara sendiri, harus dikerabangkan dan dilakukan tindakan-tindakan untuk mencapainya. Tindakan-tindakan ini bertujuan, supoya konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ini ti­dak eebagai angan-angan saja dari negara-negara ASEAN,

3* Tlatiatan-tifltiflkflfl Vfl.tuk Terwu.ludnva zona Bebas San .lataH U U i £

Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ( Nuclear Weapon Free Zone ) di Asia Tenggara, yang diuaulkan oleh negara- negara anggota ASEAN ini, harus diwujudkan. Karena ini me- rupakan salah satu cara atau praeyarat untuk mencapai ZOP­FAN. Sehingga Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971, yang ber- isikan ZOPFAN itu ada kelanjutonnya,

Dalam Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 juga telah disebutkan pentingnya mendirikan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara ..atuk meiabantu perdamaian dan keamanan dunia, dengan cara mongurangi wilayah konflik internaaional*

Negara-negara anggota ASEAN, melalui kepala pemerin- tahonnya maeing-masing, dalam KTT III, Manila, Philippiaa, Desember 1987, telah bersepaktt, bahwa untuk mempergiat usoha pencapuian ZOPFAN, harus terlcbih dahulu mendirikan dengan eegera Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Senjata Nu­klir, Kesopakatan Kepala Pemerintahdo negara-negara anggota

26

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 35: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

ASEAN ini tercantum dalam Deklaraai Manila ( The ManilaDeclaration of 1987 )» dan ditandatangani oleh keenam Ke-pala Pomerintahan anggota ASEAN* Lebih lengkapnya dalamDeklaraai Manila disebutkan ;

And Do Hereby Agree ae FoIIowb s Political Cooperation5. ASEAN shall Intensify ito efforts toward the early establishment of a Southeast A8la Nuclear Weapon Freo Zono ( SEA NWFZ ), including the continuation of the consideration of all aspects relating to the establish**

27

Pencantuman dalam Deklarasl Manila tahun 1987 lnl eaja, saya anggap maslh kurang untuk dapat melaksanakan konsop Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara* Karena yang tertuang dalam Deklaraai Manila tahun 1987 hanyalah penegasan bahwa gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir itu ha­m s dlvmjudkan lebih dulu, deni tercapainya Asia Tenggara yang bebas, damai, dan netral* Bukan mengatur secara khu- 6uo tentang Zona Bobas Senjata Nuklir itu sendiri* Ini di- oobabkan Deklarasl Manila tahun 1987 merupakan pernyataan uaua, balk masalah okonomi, politik, sosial, dan sobagal- nya, dari negara-negara anggota ASEAN* Dan Deklarasl Mani­la tahun 1987 hanya mongikat bagi keonan negara anggota ASEAN.

Agar gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir dl Asia Tong-

ASEAN Secretariat, »Tho Manila Declaration of 1987", ASEAN Newsletter. No. 2i+, November - December 19871 lampirou

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 36: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

gara ini dapot tercapai, perlu ada tindakan atau usaha- ueaha lanjutan. Tindakan atau usaha ini harus berdasarkan pada Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 dan Deklarasi Mani­la tahun 1987, karena dari kedua deklarasi ini ditegaskan pentingnya terwujudnya konsep Zona Bebas Senjata Nuklir.

Tindakan atau usaha-usaha itu adalah dengan membuat semacam perjanjian, yang mengatur secara khusus tentang pelaksanaan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara. Perjanjian itu dilakukan oleh negara-negara anggota ASEAN, sebagai pelopor atau pencetus gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir, dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, juga dengan negara-negara di luar kawasan Asia Tenggara yang meoiliki persenjataan nuklir.

Perjanjian atau aturan ini bisa berbentuk semacamdeklarasi atau treaty, Karena pada dasarnya treaty dan do-klarasi artinya sama saja, hanya istilahnya yang berbeda.Henurut J.G. Starke, istilah treaty atau traktat itu adabermacam-macam, antara lain : konvensi, protokol, persetu-juan, arrangement, statute, deklarasi, proses verbal, danlain sebagainya.^l Henurut Vienna Convention on the Lawof Treaties, tahun 1969* pasal 2, treaty adalah :

an international agreement concluded between States in written form and governed by international law, whether ombodied in a single instrument or more related instru­ments and whatever its particular designation*

28

storks, Pfrnflnntar Hukum International, terje mahan, Justitia, Bandung, Juni 1986, h. 227.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 37: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Sedangkan untuk Hdeklarasi", Stark© berpendapat mempunyal artl :

a. Traktat atau treaty*b* Dokumen tidak resmi, dilampirkan pada traktat atau

konpensl, yang oentafsirkan atau menjelaskan ke- tentuan-ketentuan traktat atau konpensl itu.

C* Persetujuan tidak resmi mengenai hal-hal yang kurang pen ting, Deklaraai boleh atau tlclalt tia*h diratifi- kaai.*52Melihat betapa pentingnya konaep Zona Bebas Senjata

Nuklir itu di Asia Tenggara, maka perlu dlbuat aturan atau perjanjian yang sifatnya urauia. Tidak hanya aenjangkau ne­gara-negara dl luar kawasan, khususnya yang mejnillkl sen­jata nuklir. Oleh karena itu, leblh tepatlah bila perjan- jian itu berbentuk treaty, karena jangkauannya lebih luaa* Umpamanya seperti Treaty Karotonga, yang berisikan South Pacific Nuclear Weapon Free Zone*

Sebenarnya, treaty ataupun deklarasl yang akan di- laksanakan oleh ASEAN sebagai pelopornya, tidak menjadi masalah* Asalkan keduanya mengatur tentang pencegahan pro- Ilferas! personjataan nuklir, baik secara vertikal, yaitu penyebaran persenjatann nuklir oleh negara-negara nuklir, maupun prolifera£rJ nuklir secara horisontal, penyebaran nuklir oleh negara-negara non nuklir* Juga treaty ataupun di .tiaras! yang memuat ZBSU ( Zona Bebas Senjata Nuklir )

29

% l d . . h. 230

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 38: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

ini mengatur tentang pencegahan penempatan Benjata nuklir di kawasan Asia Tenggara oleh pihak yang merabuatnya. Kare­na hal-hal itulah mengapa Zona Bebaa Senjata Nuklir ingin diterapkan dalam suatu kawasan.^ Yang perlu diatur pula adalah masalah verifikaei ( penyelidikan ) yang efektif un­tuk menjamin bahwa di kawasan itu tidak terjadi pelanggar- an penggunaan senjata nuklir, baik oleh negara dalam kawas­an itu, maupun oleh negara-negara di luar kawasan yang me- miliki senjata nuklir.

Dengan adanya treaty atau deklarasi yang mengatur masalah Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara ini, tindakan lain yang dihtrapkan adalah adanya jaminan dan penghargaan atau penghormatan dari negara-negara Asia Teng­gara sendiri dan dari negara-negara pemilik senjata nuklir, terutaraa dari negara-negara "Super Power11 yang memonopoli Bistem persenjataan nuklir*

Jaminan, penghargaaa atau penghormatan itu bisa da­lam bentuk ikut meratifikasi treaty atau deklarasi itu bi- la terbentuk, atau tidak meratifikaai tetapi ikut tunduk pada treaty atau deklarasi itu. Ini biasanya diaebut peng- akuan secara diam-diara. Tujuannya aama yaitu ikut menjaga agar kawasan Asia Tenggara bonar-benar bebas dari persen- jt aan nuklir, pangkalan senjata nuklir, dan eegala sesua-

30

^A.R. Sutopo III, op. cit.f h. 467.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 39: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

t ' yang berhubungan dengan senjata nuklir*Jaminan dan pengharagaan ini mempengaruhi perkembang­

an gagaean Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara di masa yang akan datang. Bila ada jaminan dan penghargaan dari negara-negara Asia Tenggara eendiri dan negara-negara luar kawasan, terutama dari negara-negara "Super Power", maka gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara da- pat tercapoi. Tetapi bila tidak ada jaminan atau penghar­gaan dari negara-negara itu, yang terjadi adalah aebalik- nya# Oleh karena ltu dalam Bab-bab aelanjutnya saya akan membahaa bagaimana sikap dan kondisi dari negara-negara Asia Tenggara, Juga pandangan dan strategi global kedua ne- gara "Super Power" di Asia Tenggara* Karena hal-hal terae- but yang relevan dalam penentuan apakah konsep Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dapat tercapai,

Negara-negara lain di luar kawasan dan bukan terma- suk negara-negara "Super Power" tidak saya bahas dalam pem- bahasan skripsi ini, karena kebanyakan negara itu menyambut adanya konsep Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, Seperti RRC, Korea Utora, negara-negara Non Blok, Selaadie Baru, dan yang lainnya,^ Dan juga nejara-negara ini tidak mempunyai pengaruh yang begitu ponting di Asia Tenggara,

31

^Soetarjo, Isa*.Juga dari Berita Antora, 17 - 12 - 1987, "Pyoag Yang Sambut Baik Keputusan ASEAN Soal Nuklir", dan Antara* 18 - 6 - 1988, "Selandia Baru Dukung Daerah Bebas Nuklir Aaia"*

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 40: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

B A B III SIKAP DAN KONDISI NEGARA-NEGARA

DI ASIA TENGGARA

1* Negara-negara ASEANASEAN yang dibontuk pada tahun 1967 oloh negara-

negara dl kawasan Asia Tenggara, dengan Deklarasl Bangkok tahun 1967* bertujdan untuk raombina hubungan kerjasama re­gional di antara negara-negara Asia Tenggara* Kerjasama regional Itu adalah dalan bldang okonomi, aooial, dan bu- daya, sebagalmana yang tercantum dalcun deklarasl tersebut* Oleh karena itulah, negara-negara anggota ASEAN pada tahun- tahun pertama berdirinya ASEAN, berusaha neningkatkan ker­jasama ini sesuai dengan keadaan negara-negara anggota ASEAN ( saat itu adalah : Indonesia, Malaysia, Phllipplna, Singapura, dan Thailand') sebagai negara yang berkembang#

Dalam perkembangan selanjutnya, kerjasama ini tidak hanya dalam bidung okonomi, sosial, dan budaya, tetapl juga dalam kerjasama regional bidang politik* Dan nampaknya ker­jasama politik ini lebih mononjol dalam kegiatan yang di-lakukan oleh ASEAN. Kerjasama politik ini telah dicantum- kan dalam Deklarasl Kesepakatan Bersama ( Declaration ofASEAN Concord ), 24 Pebruari 1976* di Bali, Indonesia* Da-lam Deklarasl ini yang ditandatangani oleh kelima kepalapemerintahan negara anggota ASEAN, disebutkan s *' * * «

32

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 41: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

5* Improvement of ASEAN machinery to strengthen political cooperation"*-^

Kerjasama politik dimasukkan juga dalam kerjasama ASEAN ini disebabkan sebeluiL ASEAN terbentuk dan sebelum negara-negara Asia Tenggara merdeka, keadaan politik dan koamanan di Asia Tenggara belum stabil, Negara-negara asing dari luar kawasan turut campur dalam masalah internal ka­wasan, juga menjajah negara-negara dalam kawasan Asia Tong- gara* Ditambah dengan keadaan dalam negeri dari negara- negara Asia Tenggara sendiri yang belum stabil, adanya pon-

berontakan di dalam negeri, pertentangan atau konfrontasi antar negara kawasan sendiri*

Menghadapi keadaan yang demikian, maka negara-negara Asia Tenggara berusaha mengatasinya dengan kerjasama re­gional* Sebab dengan kerjasama regional, khususnya kerja- sama politik, terrasuk di dalamnya kerjasama keamanan, ko- inginan hidup bersama dalam kedamaian dan bersahabat dapat t i capai, Seperti yang dikatakan oleh Hoealan Abdulgani," * * . regionalism must have a common desire to live to­gether in peace and in good-neighbourlinoes within the framework of regional s o l i d a r i t y " *36

33

^ASEAN*s Secretariat, "Declaration of ASEAN Concord, A Common Bond Existing Among The Member States of The Asso­ciation of South East Aslan Nations", Denpasar, Bali, 2k bruary 1976, Docunantfl, ASEAN, h. 8*

36Roeslan Abdulgani II, op. cit.. h. 27.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 42: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Salah satu kerjasama regional dalam bldang politik yang telah dan ten^ah dllakukan oleh ASEAN adalah perwujud- an Asia Tenggara menjadl kawasan yang bebas, damai, dan ne ral ( ZOPFAN )* Oleh karena perwujudan ZOPFAN ini mem- butuhkan waktu yang sangat lama, ditambah dengan adanya masalah Kamboja yang belum terselesaikan, yang mengakibat- kan campur tangan dari negara-negara luar kawasan Asia Teng­gara, ASEAN telah merumuskan salah satu tahapan untuk men- capal ZOPFAN, yaitu dengan menjadikan kawasan Asia Tengga­ra sebagai kawasan yang bebas senjata nuklir#

Konsep Zona Bebas Senjata Nuklir dl Asia Tenggara ini# agar dapat tercapai perlu ada usaha-usaha untuk me- ngembangkannya. Dan salah satu pongembangannya adalah di- jadlkan aturan tersendiri dalam sebuah perjanjian semacam treaty atau deklarasl yang mengatur masalah Zona Bebas Sen­jata Nuklir. Untuk itu dibutuhkan adanya jaminan dan peng- hargaan atau sikap menghorraatl aturan itu bila terbentuk, dari negara-negara Asia Tenggara dan negara-negara luar ka­wasan pemilik persenjataan nuklir#

Negara-negara anggota ASEAN sebagai bagian dari ne­gara-negara di kawasan Asia Tenggara, dan sebagai pelopor adanya ide gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Teng­gara, haruBlah pertama kali menunjukkan sikap menghargai perjanjian ( deklarasl atau treaty ) yang berisikan tentang pengaturan Zona Buoae Senjata Nuklir di Asia Tenggara, Ini

54

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 43: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

dapat dimengerti, karena ada pendapat yang mengatakan, "Siapa yang mengusulkan, dielah yang harue pertama kali melaksanakan usul itu",

Sikap raenghargai atau menghormati perjanjian yang harua dilakukan oleh necara-negara ASEAN adalah melaksanfa. kan isi perjanjian itu. Antara lain, tidak ada negara ang­gota ASEAN yang raengerabangkan persenjataan nuklir dengan usaha eendiri atau dengan bantuan negara lain. Juga menun- jukkan eikap bahwa negaranya tidak ingin dijadikan pangkal- an senjata nuklir milik negara-negara "Super Power" dan negara lain pemilik senjata nuklir. Sikap yang lain ada- 1 . melarang secara bersaiaa atau sendiri segala perbuatan yang berhubungan dengan persenjataan nuklir.

Salah satu langkah untuk menunjukkan sikap menghar- gai perjanjian itu, telah diruwuskan dalam Joint Press Statement Meeting of the ASEAN Heads of Government, Manila, 14 - 15 Desember 1978, bahwa pendiriau Zona Bebas Senjata Nuklir oleh ASEAN adalah untuk membantu tercapainya keda- maian dan keamanan dl Asia Tenggara, Lebih lengkapnya da­lam Joint Press disebutkan :

The UeadB Of Government noted that as an important dis­armament measure sanctioned by the United Nations, the establishment of Southeast Asia Nuclear-Weapon-Free Zo­ne will also serve as a regional contribution to the efforts to achieve general and complete disarmament and as an effective measure for promoting peace and

35

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 44: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

security in Southeast Asia • • •Sikap yang harus ditunjukkan oleh negara-negara

ASEAN dalam menghargai sebuah perjanjian mengenai Zona Be- has Senjata Nuklir di Asia Tenggara, menentukan apakah perjanjian ( doklcraei etau treaty ) itu dapat terlaksana atau tidak. Dan aikap ini borhubungan dengan kondisi ma- sing-masing negara anggota ASEAU,

Kondisi negara-negara anggota ASEAN adalah hampir soma koadaannya, ialah negara-negara aiiggota ASEAN merupa- kan negara-negara yang sedang berkembang dan sibuk raeng- urusi pembangunan dalam negerinya masing-maeing, aetelah sekian lama menjadi jajahan dan koloni bangea lain, kecua-li Thailand yang tidak pernah dijajah* Dengan kondisi yang demikian ini, sulit bagi negu^-negara AttEAN untuk ikut terlibat dalam maeal&h perlombaan senjata, terutama per­senjataan nuklir. Karena untuk j&engmbangkan personjataan nuklir merabutuhkan biaya yang tidak sedikit, sedangkan kon­disi negara-negara ASEAft i&erabutuhkan biaya yang sangat ba- nyak untuk pembangunan dalam negerinya. Ini dilihat dari sf i pembiayaannya. Dari segi kondisi keamnanan dalam ne­geri, negara-negara anggota ASEAN tidak ingin pengalaman ikut campurnya ne^era lain torulang keiabali, Sehingga ne-

3657

3?ASEAN Secretariat, "joint Proas Statement Meeting Of The ASEAN Heads of Government, Manila, 14 - 15 December 1987", ASEAi; Newslettert No. 24, November - December 1987, h. 16.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 45: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

negara-negara anggota ASEAN berusaha agar tidak terlibat dalam masalah perlombaan eenjata, karena ini mengundang campur tangan negara aslng dl kawasan Asia Tenggara*

Dilihat dari segi kondisi negara-negara anggota ASEAN yang demikian itu, mendukung sikap untuk menghargal trrwujudnya gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Teng­gara* Namun dengan kondisi yang seperti dl atas tadi, ma- slh adanegara anggota ASEAN yang tidak menunjukkan sikap aenghargai gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini terwujud dl Asia Tenggara. Negara Itu adalah Thailand dan Slngapura*

Thailand dan Singnpura adalah yang disebut-sebut oleh banyak kalangan, termasuk Manterl Luar Negerl Amerika Serikat, George Shultz, sebagai penentang pembentukan Asia Tenggara sebagai Zona Bebas Senjata Nuklir*^® Bahkan Thai-i land telah menbuka kembali depot-depot militer AS yang te­lah tidak berfungei selama tahun terakhir ini, untuk mela- yani pasukan gerak cepat Amerika Serikat, sekallgus men- jadl tempat penimbunan senjata-senjata milik negara Ameri-

IIQka Serikat. Sikap Thailand ini bisa menjauhkan kesepakat- an ASEAN mengenai pencap^ian gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara,

Adanya pangkalan militer milik Amerika Serikat di

37

^®"Dimulai Kamis Ini Pembicaraan Menlu ASEAN dengan Negara Rekan Dialog", Kpmpas. 18 Junl 1987*

^Soetarjo, loc. cit.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 46: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Philippina biea juga mempengaruhi tercapainya gagasan Zona Bebaa Senjata Nuklir, bila pangkalan militer itu dijadikan pangkalan militer itu dijadikan pangkalan persenjataan nu­klir dan tempat penimbunan senjata nuklir oleh Aaerika Se- rikat. Karena letuk pangkalan militer Amerika Serikat Ini sangat Btrategie dan dapat membantu kelancaran pengangkut- an persenjataannya,

Menghadapi keadaan yang demikian, maka dibutuhkan sikap keterbukaan dari negara-negara anggota ASEAN, Negara- negara anggota AiiEAN harus jujur Batu eama lain mengenai perbedaan-perbedaan pandangan, kepentingan dan horapan ter- hadap rencana pembentukan gagaean Zona Bebas Senjata Nuklir, Dengan adanya sikrp jujur dan terbuka di antara negara- negara anggota ASEAN ini, biaa dibicarakan mengenai penting-

perabentukfin gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir dan men- jadikannya dalam suatu bentuk perjanjian internasional, semacam deklarasi atau treaty yang mengatur masalah Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara,

Dalam ASEAN telah dlkenal adanya kesepakatan beraa- ma atau konsenous dari negara-negara anggota ASEAN jika menghadapi persoalan yang membutuhkan adanya penyelesaian, Begitu pula dalam menghadapi sikap Thailand dan Singapura yang menentang ide Zona Bebas Senjata Nuklir, negara-negara anggota AjEAN lainnya bisa memberikan pandangan mengenai pentingnya m**ujudkan gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di

58

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 47: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

A& ji Tenggara kepada kedua negara tersebut* Jika kedua ne- gara tersebut tetap tidak mendukung gagasan ini, hendaknya tidak diikuti dengan sikap yang dapat menghambat tercapai­nya gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini, misalnya mengun- dang atau memperbolehkan negara asing mengggunakan wilayah- nya untuk dijadikan pangkalan militer, Karena perwujudan gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini telah menjadi kesepa- katan negara-negaru ASEAN, dan untuk itu perlu dukungan da­ri semua negara ASEAN, walaupun ada beberapa negara menen­tang gagasan tersebut.

Begitu pula dalam menghadapi perraasalahan pangkalan militer Amerika Serikat di Philippina yang dianggap meng­hambat tercapainya ZOPFAN, negara-negara anggota ASEAN harus bersikap hati-hati untuk tidak cepat mengatakan bahwa pang­kalan militer itu harus ditiadakan, demi tercapainya ZOPFAN* Walaupun masalah pangkalan militer ini adalah masalah an­tara Philippina dengan Amerika Serikat, naraun negara-negara Asia Tenggara terutnma negara-negara ASEAN ikut pula mera- sakan kehadiran pangkalan militer itu.

Adanya pangkalan militer ini menimbulkan dilema, ka­rena pangkalan militer ini meskipun dianggap menghambat ter­capainya ZOPFAK, tetapi sebenarnya negara-negara ASEAN oasih in- 'n agar pangkalan militer itu tetnp ada, Maksudnya agar dapat raelindungi negara-negara anggota ASEAN dari bahaya negara-negara komunis dan menjaga keseimbangan keamanan di

39

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 48: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Asia Tenggara.*^Untuk menjaga agar gagasan ZOPFAN tidak "hilang",

maka dengan adanya gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, pangkalan militer Amerika Serikat ini diha- rapkan tidak menyimpan persenjataan nuklir dan segala se- suatu yang berhubungan dengan senjata nuklir# Philippina sebagai negara yang ditempati pangkalan militer ini, telah membuat RUU Antinuklir, dengan tujuan untuk membantu ter- c? tanya Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dan mencegah agar Amerika Serikat tidak menempatkan senjata nuklir di pangkalan millternya*^

Sikap dari negara-negara ASEAN yang menghargai ga­gasan Zona Bebas Senjata Nuklir dijadikan suatu perjanjian ( deklarasi atau treaty ) dengan cara melarang penempatan senjata nuklir, adanya pangkalan nuklir, dan menahan diri untuk tidak ikut terlibat dengan negara asing dalam masa­lah senjata nuklir, harus dlikutl oleh negara-negara Asia Tenggara lainnya. Agar dapat perjanjian itu tercapai di Asia Tenggara, dan Zona Bebas Senjata Nuklir terwujud dl Asia Tenggara*

w>

, ;£A.£adi» Dlleiaa Pangkalan Militer AS di Fili- plna bagi ASEAN *Suatu Tanggapan untuk Sabam Siagian". jforapag. 8 Januari 1988, h. IV - V.

^"Senat Filipina Mengajukan RUU Antinuklir Yang Ketat", Suara Pembaruanr 26 April 1988.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 49: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

uKeikutsertaan negara-negara Aaia Tenggara lainnya

eangat dibutuhkan, karena kepentingan tercapainya Zona Be- baa Senjata Nuklir ini bukan untuk ASEAN Baja, tetapi uatuk semua negara di Aaia Tenggara. Dengan bantuan negara-negara Asia Tenggara lainnya tentunya akan lebih mudah pencapaian gagasan ini. Oleh karena itu perlu dLketahui keadaan nega- ra-negara Aaia Tenggara lainnya, apakah mendukung tercapai­nya gagaaan Zona Bebas Senjata Nuklir ini atau tidak.

2. Perkembangan- di IndocinaNegara-negara Aaia Tenggara aelain negara-negara

ASEAN, adalah negara-negara Indocina. Yaitu negara ; Kam- boja, Laos, dan Vietnam. Ada satu negara yang bukan anggo­ta ASEAN, dan bukan termasuk negara di Indocina, yakni ne­gara Burma.

Dalam kaitan dengan uaaha pencapaian tervujudnya kawasan Asia Tengr**ra yang bebas, damai, dan netral ( ZOP­FAN ), termasuk uaaha menjadikan kawaaan Asia Tenggara ae- bu^ai Zona Bebas Senjata Nuklir, maka yang aaya bahaa ada­lah mengenai Kamboja. Karena pertentangan di Kamboja ini mempengaruhi keamanan dan kedamaian negara-negara Aaia Teng­gara lainnya, terutama bagi keamanan di Indocina.

Perkembangan di Indocina aekarang ini dltandai de­ngan pergolakan yang terjadi di negara Kamboja atau Kampu­chea* Sejak Vietnam menyerbu negara Kamboja, pada tanggal

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 50: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

25 Desember 1978, di mana realm Pol Pot yang berkuaea di. Kamboja digulingkan oleh Vietnam,**2 aituasi di Indocina semakin tidak meneatu.

Penyerbuan Vietnam ini dianggap oleh masyarakat in- ternasional sebagai pelanggaran Hukum Internasional, kare­na menganggap Vietnam mencampurl urusan dalam negerl nega­ra lain# Tetapi Vietnam tidak perduli, karena tindakannya lnl didahului dengan rezlm Pol Pot telah memasukl wilayah- nya aejauh 30 km dengan bantuan RRC, yang merupakan musuh Vietnam,^ Vietnam menganggap tindakannya itu merupakan jasa Internasional, karena telah menggullngkan aeorang pe- nguasa yang telah menjagal satu sampal dua juta penduduk Kamboja,

Akibat penyerbuan Vietnam ini, timbul gerakan per- lawanan di Kamboja, yang bertujuan mengusir Vietnam keluar duri Kamboja, Gerakan perlawanan ini tidak menjadi masalah jika dilakukan rakyat Kamboja sendiri, Tetapi kenyatannya gerakan perlawanan ini, terutama Khmer Merah dibantu oleh RRC, sedangkan Vietnam dibantu oleh salah satu negara "Su­per Power", Uni Sovyet. Karena melihat Uni Sovyet terlibat dalam masalah Kamboja, maka Amerika Serikat tidak tinggal

42

^2Kirdi Dipoyudo, "Konflik Kamboja-Vietnam daa Akar- akarnya", Anallsa. No. 8 Th. VIII, Agustus 1979, h. 645.

^"Mengapa Vietnam Datang", Tempo. No. 22 Th. XVIII, 30 Juli 1988, h, 28,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 51: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

diam eaja dan membantu PRC, yang telah rujuk dengr lya# Sohingga di kawasan Indocina, terutnma di Kamboja, hadir kekuatan negara-negara luar kawasan, terutama negara-nega­ra "Supor Power"* Ini semua membuat masalah Kamboja men- jadi konflik regional,^ karena banyaknya negara asing yang terlibat.

Hadirnya negara-negara luar kawasan Asia Tenggara Jelas bertentangan dengan koinginan ASEAN untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang bebas, damai, dan netral dari pengaruh negara-negara luar kawasan* Dan jika masalah Kamboja tidak tereelesaikan, maka gagasan ZOPFAN tidak dapat tercapai* Oleh karena itu, dikatakan oleh Roeslan Abdulgani bahwa masalah Kamboja, Mie the main sumbling-block in the way of realization of peace in South- East AeiaV,^5

Berbagai upaya telah dilakukan oleh ASEAN agar kon­flik Kamboja dapat terselesaikan, dan Vietnam segera kolu- ar dari Kamboja, karena ASEAN menentang intervensi Vietnam di Kamboja, Upaya-upaya itu antara lain, adalah ASEAN ikut membantu terbentuknya Pemerintah Koalisi Demokratik Kaabo- Ja, pada tahun 1982, di mana p?merintahan ini yang diakui sebagai wakil Kamboja di PBB, bukan pemerintah yang Beka-

^JamoB Luhulima, "Peta Politik Asia Tenggara Men- jelang 1990-an", on. cit.. h. V I I J

^Rooolan Abdulgani II, op. cit.» h. 65

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 52: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

rang memerintah di Kamboja, yakni Pemerintah Republik Rak- yat Kamboja ( PRK ) yang di bawah dukungan Vietnam#

ASEAN juga menjadi penengah antara kelompok perla­wanan Kamboja, yang tergabung dalam Pemerintah Koalisi De- mokratik Kamboja, dengan Pemerintah Vietnam maupun dengan Pemerintah Republik Rakyat Kamboja, dalam rangka membantu penyelesaian masalah Kamboja, dan tercapalnya kedamaian di Indocina*

Ueaha lain A S E A N yang terakhir adalah mengadakan pe *emuan Informal antara kelompok-kelompok perlawanan, Vietnam, dan pemerintah yang berkuaea dl Kamboja ( PRK ), Pertemuan informal itu dikenal dengan nama Jakarta Infor­mal Meeting ( JIM ), yang diadakan di Bogor, 25 - 28 Juli1987. Dalam pertemuan itu kelompok perlawanan ( Front Ke- aatuan Nasional Kamboja, FUIfC, dlwakili Norodom Ranariddh, Front Pembebaean Rakyat Kamboja, KPLNF, dlwakili Son Sann, dan Khmer Merah dlwakili Khieu Samphan ) mengadakan pembi- caraan dengan Pemerintah Republik Rakyat Kamboja ( PRK ), dlwakili Perdana Menterl Hun Sen, Kemudian pertemuan di- lanjutkan antara kelompok perlawanan tadi, PRK, dan negara- negara yang berkepentingan terhadap masalah Kamboja, eeper- ti Vietnam, Laos, den kotua delegasi negara-negara ASEAN.

ASEAN raenghurapkan agar dalam pertemuan yang "santai" ini, maeing-masing plhak dapat mengeluarkan pendapatnya dan menentukan cara-cara penyolecaian konflik Kamboja, demi

kk

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 53: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

terwujudnya kedamaian di Indocina, Yaitu antara lain de- , ngan penarikan mundur tentara Vietnam, pelaksanaan pemilu di Kamboja di bawah pengawacan badan internasional, dan pengawasan oleh pasuk&u internasional penjaga perdamaian di Kamboja.'*6

Uaaha-usaha demi tercapainya perdamaian di Indocina teruB dilakukan oieh ASEAN, agar gagasan ZOPFAN dapat ter- capai di Asia Tenggara* Misalnya : rencana mengadakan JIM tahap II, Februari 1989 mendatang* Tetapi usaha-usaha ini tergantung dari negara-negara Indocina itu sendiri, apakah mereka benar-benur beruiat menyelesaikan masalah Kamboja dengan segera atau tidak* tfang dikehendaki eemua pihak ada­lah terwujudnya pemerintahan di Kamboja yang netral,^ di- perintah oleh rakyat Ka*boja oendirl dan tanpa bantuan, atau campur tangan negara lain,

Kenglngat yenyelesaian konflik Kamboja ini belum diketahui kapon berakhirnya, dan membuat realisasi gagasan Z ^AN agak terluiMbat, Maka dengan adanya gegasan Zona Be­bas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dapat membuat ide ZOP­FAN tetap ada, karena konsep Zona Bebas Senjata Nuklir ada­lah salah satu cara atau langkah tercapainya ZOPFAN*

Keinginan agar gagasan Zona Bebaa Senjata Nuklir di

^"Laporan Utama Mengenai Jakarta Informal Meeting", Tempo. No. 22 Th* XVIII, h. 22 - 31*

^Kirdi Dipoyudo, op, cit., h. 668.

k5

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 54: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Asia Tenggara ini likerabangkan inenjadi suatu aturan tersen- diri seraacam deklarasl atau treaty, perlu mendapat dukung- aji dari negara-negara Asia Tenggara sendiri, termasuk ne­gara-negara Indocina* Yaitu beraikap tidak ingln terllbat pembuatan eenjata nuklir, melarang ditempatl wilayahnya menjadi pangkalan nuklir, dan menjauhi kegiatan yang ber- hubungan dengan senjata nuklir,

Vietnam yang secara nyata raenghambat tercapainya ZOPFAN karena penyerbuannya ke Kamboja, diharapkan oleh ASEAN untuk menghormati dan melaksanakan gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini, Supaya gagaBon ini dapat dikembangkan menjadi suatu deklarasi atau treaty,

Tindakan yang harua dilakukan oleh Vietnam hanyalah mentaati tujuan gagasan ini, yaitu tidak nembuat senjata nuklir sendiri atau dengan bantuan negara lain, dan menya- rankan sekutunya, Uni Sovyet untuk tidak menyimpan senjata nuklir di wilayah Vietnam,

Bagi Vietnam tentunya lebih mudah menerima gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir daripada mentaati prinsip-prineip ZOPFAN, Karena Vietnam tidak ingin keterlibatannya di Kam­boja dikatakan sebagai ikut carapur tangan dalam negeri ne­gara lain* Vietnam monganggap bahwa keterlibatannya itu adalah untuk menjoga kepentingan nasionalnya, yaitu untuk melawan RRC dan sekutunya, Khmer Merah,

Begitu pula dengan negara Indocina lainnya, tentu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 55: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

akan lebih mudah raenjalankan gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir, karena keadaan dan kemampuan negara-negara itu yang tidak mengutamakan masalah pengembangan persenjataani te­tapi lebih mementingkan keamanan dan kesejahteraan rakyat- nya masing-masing. Satu lagi negara yang di luar ASEAN dan di luar Indocina* yakni Burma juga pastl menerima gagasan ini, Karena Burma adalah negara yang tidak mau menerima pengaruh asing, dan sampai sekarang tidak mau masuk dalam kerjasama regional manapun. Sehingga Burma mendapat juluk- an negara paling netral dari segala barisan negara-negara netral di dunia,^®

Dengan dukungan dari negara-negara Asia Tenggara, maka treaty atau deklarasl mengenai Zona Bebas Senjata Nu­klir lebih mudah untuk diwujudkan, Sekarang tinggal bagai- mana sikap negara-negara "Super Power" yang memiliki per­senjataan nuklir yang hebat terhadap tlmbulnya gagasan ini.

V?

W Roeslan Abdulgani I, op. cit.f h. 50.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 56: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

B A B IV SIKAP DAN KEPEIJTINGAN NEGARA-NEGARA "SUPER POWER" DI ASIA TENGGARA

1* Pandangan Amerika Serikat Terhada-p JVela TenggaraAmerika Serikat yang berpaham liberal, muncul eeba-

ga* jalah satu kekuatan tersendiri setelah berakhirnya Pe- rang Dunia II* Kekuatan yang lain adalah Uni Sovyet, dengan paham sosialienya. Kedua negara ini adalah sekutu, pada waktu Perang Dunia II berlang6ung dan sama-sama mengalah- kan kekuatan Nazi Jerman.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, kedua negara ini saling bereelicih dan berkombang menjadi Perang Dingin di antara mereka. Sebab timbulnya pertentangan ini adalah Amerika menganggap Uni Sovyet tidak mau melakukan demobili- eaei, tetapi molahan mempertahankan pasukannya di Eropa* Sedangkan Amerika Serikat dan negara Barat lainnya telah melakukannya pada waktu berakhirnya Perang Dunia 11*^Juga sifat dan idoologi Uni Sovyet yang dianggap ancaman oleh Amerika Serikat. Kedua negara ini akhirnya dengan ke­kuatan porsenjataannya yc*ng maju menjadi negara-negara "Su-

li.9^7J. Soedjati Djiwandono, "Perdebatan Masalah Stra- tegi", Analisa. Ho. 6 Th. XV, Juni 1986, h. if31.

48

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 57: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

par Power", dun berusaha menyebarkan pengaruhnya kepadanegara-negara lain untuk dijadikan eekutunyo.

Strategi global yang dilakukan oleh Amerika Serikatdalam menjalankan politik luar negerinya adalah membendungpengaruh Uni Sovyet dengan paham komunisnya, di aana sajadi bagian dunia ini. Tidak ada wilayah yang tidak dipenga-

50ruhi oleh kebijaksanaan global Amerika Serikat ini, termaeuk wilayah Asia Tenggara.

Asia Tenggara yang letaknya di antara dua behua, dan dua samudera, mompunyai nilai yang strategic bagi kepenting- an global Amerika Serikat, Yaitu Amerika Serikat dapat me- ningkatkan pengaruhnya di kawasan ini, agar dapat mengia- bangi kekuatan atau pengaruh Uni Sovyet di kawasan ini ju- ga, dalam rangka mencegah supaya komunis tidak menyebar di negara-negara Asia Tenggara.

Peranan Amerika Serikat di Asia Tenggara eempat me- nyurut pada waktu penarikan mundur eeluruh pasukannya dari daratan Indocina, menjolang berakhirnya perang Vietnam.Di mana Amerika Serikat gagal dalam perang ini*

Uamun sosungguhnya keberudaan Amerika Serikat ini tidak peraah surut di kawasan Asia Tenggara. Apalagi dengan

Wanandi, "Amerika Serikat dan Asia Tenggara di Tahun 1980-an", dalam Robert A. Scalapino dan Jusuf Wa- nandi ( ed ), op* cit*. h. 148*

49

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 58: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

adanya masalah Kamboja, yang melibatkan Uni Sovyet dalam konflik itu dengan membantu Vietnam yang audah menjadi ne­gara komunis, Amerika Serikat totap mempertahankan keduduk- annya di Asia Tenggara* Yaitu dengan jalan memperkuat pa­sukannya di dua pangkalan militornya di Philippine, Subic Bay Naval Station dan Clark Air Base* yang nerupakan pang­kalan militer Amerika Serikat terbesar di luar negaranya.

Amerika Serikat berusaha agar negara-negara Asia Te-ggara lainnya yang di luar atau tidak terlibat dalam konflik Kamboja tidak terpengaruh oleh paham komunie Uni Sovyet yang eudah diikuti oleh Vietnam. Usaha yang dilaku- kan Amerika Serikat adalah ikut mendukung RRC, yang meru- pakan musuh Uni Sovyet, dalam membantu Khmer Merah melawan pemerintahan di Kamboja di banah dukungan Vietnam* Usaha ini untuk mengimbangi dan meminimalkan pengaruh Uni Sovyet di Kamboja pada khususnya, dan Indocina pada umumnya.

Usaha lain yang dilakukan oleh Amerika Serikat ada­lah mendekati negara-negara ASEAN, Karena negara-negara ini "kobotulan" tidak berideologi komunio, dan tidak akrab dengan komunisme. Usaha ini dilakukan dalam rangka menjanin kehadirannya di Asia Tenggara dan menjaga agar negara-nega­ra ASEAN tidak terpengaruh oleh Uni Sovyet.

ASEAN walaupun bukan merupakoi} organisaei keamanan bersama, menerima kehadiran Amerika Serikat ini sebagai pelindung dari ancaman negara-negara komunie yang terlibat

50

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 59: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

dalam konflik Kamboja dan ketakutan akan bahaya komunia di Asia Tenggara, Oleh karona itu ASEAN tetap menerima ke- hadiran pangkalan militer Amerika Serikat di Philippina,

** dapat melindungi akan ancanan torsebut, 1 Meekipun adanya pangkalan militer ini mengharabat tercapainya ZOPFAN di Asia Tenggara,

Jelaslah bahwa kehadiran Amerika Serikat di Asia Tenggara adalah untuk mengimbangi kekuatan Uni Sovyet# Do- ngan cara meningkatkan kemampuan militernya, dan seperti kata Menlu Amerika, George Shultz, "Amerika takkan biarkan peranannya di Asia, termasuk Asia Tenggara melemah".^2 Oleh sebab itu adanya gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara yang dicetuskan oleh ASEAN dalam rangka raewujudkan ZOPFAN, ditentang oleh Amerika Serikat, Ini di- tegaskan oleh Menlu Shultz, sebelum diadakannya Pertemuan Menlu ASEAN dengan Negara Rekan Dialog ( PMC-Post Ministo- ral Meeting ) di Singapura, Juni 1987.

Amerika Serikat menentang gagasan Zona Bebas Senja­ta Nuklir di Asia Tenggara ini, dengan alasan bahwa adanya gagasan ini mengurangi kemampuan memelihara perdamaian Amerika Serikat melalui kemampuan pencegahan yang dipunya-

51A.A. Padi, loc. cit-52”*p?n?«arM Shultz Kopada Leo. AS Takkan Biark<w

erannya Di Asia Terus Melemah", Merdekaf li* April 1988,

51

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 60: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

inya dan mengganggu kepentingan global Washington, demiki- an tambahan penjelasan Shultz di Singapura.

Strategi Nuklir Barat, khueusnya Amorlka Serikat adalah borperan utama untuk menangkal serangan senjata nu­klir Uni Sovyet. Strategi yang dikembangkan oleh Amerika Serikat antara lain, strategi "Massive Retaliation", "Flexible Response", dan HAD ( Mutual Assured Destruction )• Semuanya ini bertujuan untuk menangkal serangan nuklir dan setlap bentuk kekerasan Uni Sovyet di mana saja di ba- gian dunia ini.^3

Dengan adanya gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Ar a Tenggara ini, yang melarang adanya segala sesuatu yang berhubungan dengan senjata nuklir dan pangkalan senjata nuklir, maka hal ini akan mengurangi moblitas strategls dan transit bagl kapal-kapal perang Amerika Serikat yang berkemampuan membawa senjata nuklir dari pangkalan militer- nya di Subic Bay, Philippina, untuk menjaga keamanan jalur laut yang dlperluken sekutunya di Asia.^

Kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat di Asia Tong- gara dan Pasifik sangat besar, ditambah dengan adanya pang­kalan Angkatan Lautnya di Subic Bay, yang diperkirakan mampu menyimpan persenjataan nuklir, maka bertambah kuat-

52

J A.R. Sutopo I, qpl clt.P h. 73 - 88.

Soedjati Djiwandono I, otu cit.. h. ^80.

•53

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 61: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

lah kemampuan Angkatan Laut Anorika Serikat ini, Karenanya Amerika menolak gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir ini, so- bab akan mengurangi kemampuannya dalam menangkal ancaman dari Uni Sovyot,

Penolakan Amerika Serikat torhadap gagasan ini9 akan monghambat usaha untuk menjadikan gagasan Zona Bebas Nuklir ini dalam uentuk somacam deklarasl atau treaty# Ka­rona deklarasl atau treaty ini aombutuhkan pengakuan dan jaminan untuk dapat efektif, dengan cara neratifikasi atau ikut tunduk pada aturan dalam doklarasi atau treaty itu* Sodangkan Amerika Serikat yang sudah menolak gagasan ini tontu akan tidak member! pengakuan atau janinan terhadap treaty atau deklarasl ini yang mongatur Zona Bebas Sonjata Nuklir di Asia Tonggara, jika treaty atau deklaraai itu berhasll dirumuskan oleh negara-negara Asia Tonggara dongan pelopor ASEAN.

Tindakan Amerika Serikat ini sudeh dilakukan terha­dap Treaty Rarotongan tahun 1986, yang berisikan aturan tontang Zona Bebas Senjata Nuklir dl Pasiflk Sol&tan, yang Amerika Serikat telah menentangnya,^ dongan cara tidak mau menjadi pihak dalam treaty itu, dan tidak menandatanga- ninya# Alasannya serupa dengan penolakan terhadap gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir dl kawasan Asia Tonggara*

53

55SootarJo, loc. clt

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 62: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Menghadapi hal demikian ini, maka ASEAN sebagaipelopor atau pencetus gagasan ini harus melakukan pendo-katan kepada Amerika Serikat, agar aturan yang berisikangagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dapattoriwjud. Seperti yang dikatakan oleh Menlu Mochtar Kusu-maatmadja* pada vraktu masih monjabat, bahvra i

ASEAN perlu mencari jalan untuk mempertemukan kekhatra- tiran ASEAN terhadap senjata nuklir dongan kepentingan strategi global dari AS* "Sehingga zona bebas senjata nuklir yang akan dibentuk di Asia Tonggara, tidak me* rugikan kepentingan nogara-nogara ASEAN, dan sokaligus juga tidak merugikan atau cengganggu strategi penang- kalan global AS'V*®

Dengan pendekatan yang dilakukan oleh ASEAN ini, Amerika Serikat diharapkan dapat menguboh sikapnya untuk dapat monerioa gagasan ini# Karena perubahan sikap Amerika Serikat ini dapat mevujudkan gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara dengan segera, Tetapi ini tergan- tung dari Itikad baik Amerika Serikat untuk mau menerima g' asan ini, Dan untuk itu ASEAN tinggal menunggu pelakea- naan janji dari Presiden Amerika yang baru terpilih, Geor­ge Bush, yang dalam kampanye pomilihannya merumuskan prin- sip-prinsip pokok politik luar negeri, bila ia dipilih, yaitu oenahan tereebarnya Bonjata nuklir.57 Termasuk ton-

56"AS Biea Pahomi Kekhawatiron ASEAil torhadap Son- Jata Nuklir'1, Komnan. 20 Juni 1987.57USIS, "Pemilihan di Amerika 1980", Berita USIS.

No. 2/PA/88, Surabaya, 20 April 1988, h. 5.

54

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 63: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

tunya dl Asia Tonggara, sebagaimana yang diharapkan oleh ASEAN.

2. Sgyyat Aale, EftaKfiflTflUni Sovyet sebagai salah satu negara "Super Power11

yang berldeologl sosialls-komunis, sebelumnya memandangkawasan Asia Tenggara sebagai prlorltas jangka panjang( low priority ) dalam UBaha mongotabangkan strategi glo-

58balnya#'' Akan tetapi sotelah penarikan kembali dari Ti­mur Suoz dalam tahun 1967 pasukan Inggria,yang dlsuoul oloh pelepasan peran "ponjaga" Asia Tenggara oleh Amerika Serikat, yang menyebabkan terjadinya suatu kekosongan ko- kuasaan di Asia Tenggara, Uni Sovyet mulal menyebarkan pengaruhnya di Asia Tenggara.

Asia Tonggara dianggap sebagai wilayah yang strato- gis bagi Uni Sovyet, dan tertariknya Uni Sovyet terhadap Asia Tenggara ini dikarenakan adanya empat faktor, seper- ti yang dikatakan oleh Robert A. Scalapino sebagai beri-

First. the Russians want to offset Chinese influence in this region to extent possible • • • •Second, the Russians would like to havo some facilitio in this region * particularly in the forn of coaling and repair stations, that would lend themselves to a strengthened Soviet military presence, and at minimum,

kut :

Lorkeloy, Los Angelos, 1975* h* 179*imtyau»

y of California Proso*

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 64: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

the Russians want accoss to such strategically impor­tant areas as the Malacca Straits* In thoso roopocto, tho commitmont is one of countering tho American pre­sence in the region, not coroly tho containment of China. Third, Russia expects to bo consulted and in­volved in any international settlements pertaining to tho rogion, and its commitments trill continue to bo sufficient to guarantee this* Finally, although tho ocononic resourcos of tho rogion aro not of the same vital importance to the USSR as tho aro to certain other major societies, tho Russians can be expected to pursue an open-door policy uithgtho rocpoct to trade an access to raw materials.^*

Untuk dapat melaksanakan kehendaknya itu, Uni Sovyet mulaimenyebarkan pengaruhnya ke negara-negara Asia Tenggara do-ngan berbagai pendekatan, misal membantu keamanan ataupunmr‘ akukan hubungan perdagangan.

Uni Sovyot mulai terlibat langsung di kawasan AsiaTonggara pada saat berlangsungnya konflik Kamboja tahun197S, di mana Sovyet membantu Vietnam yang sama komunisnyadalam penyerbuan ke Kamboja* Dan Vietnam nemberi kemudahankepada Uni Sovyot dengan mongijinkannya menggunakan CamRanh Bay dan Danang sebagai pangkalan militer Uni Sovyet,Cam Ranh Bay dan Danang ini adalah bokas pangkalan militerAmerika Serikat dalam Perang Vietnam dohulu,

Dongan menggunakan kedua pangkalan militer tersebut,Uni Sovyet selain bisa membantu dengan efektif pasukanVietnam, Juga digunakan untuk meningkatkan stratogi global-nya. Yaitu membendung RRC dan bersaing dongan Amerika un-

56

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 65: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

tuk mempengaruhi dan menguasal dunia, termasuk Asia Teng­gara* Sehingga Aeia Teaggara meaperoleh kopentingan stra- tegi yang baru bagi Uni Sovyet,*^

Hadlrnya kekuatan Uni Sovyet dl Aeia Tenggara Ini, makln membuat lengkapnya kehadiran negara-negara "Super Power" dl kawasan ini. Amerika Serikat dengan pangkalan militernya dl Philippine, dan Uni Sovyet dengan pasukannya di Vietnam, Keduanya mempunyai kepentingan yang sama, yaitu menjaga agar kawasan ini tidak torpengaruh oleh yang lain, menjaga koseimbangan kekuatan nereka dl Asia Tenggara, dan guna mellndungl sekutu-sekutunya dl Asia*

Torlibetnya Uni Sovyet secara langsung dalam masalah Kamboja dan menlngkatnya kemampuan aktlvltas militer aero- ka, membuat negara-nogara Asia Tenggara yang non-komunis, terutama negara-negara anggota ASEAN merasa khawatir jika pengaruh Uni Sovyet Itu sampai ke negara-negara tereebut* Khavatlr bila mereka dipaksa nenjadi sekutu Uni Sovyet,Oleh karena itu negara-negara ini tidak begitu "akrab11 de­ngan Uni Sovyet, Juga ketorllbat&n Uni Sovyet dl Indocina or 'akibatkan gagasan ZOPFAN yang diinginkan ASEAN menjadi , torhambat, karena dengan hadlrnya Uni Sovyet membuat Ame­rika Juga turut terlibat di sana,

Pendekatan militer yang dllakukan oleh Uni Sovyet

57

Donald S. Zagoria, "Dilema Soviet di Asia Timur'' dalam Robert A. Scalapino dan Jusuf Wanandi ( ad ) h. 299.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 66: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

untuk melebarkan pengaruhnya di Asia Tenggara dalam rang- ka membendung RPC dan mengimbangi Amerika, yang membuat kekhawatiran negara-negara Asia Tenggara non-komunist sedi- kit mongalami perubahan ketika pemerintahan di Uni Sovyet di bawah pimpinan Mikhail Gorbachev*

Perubahan yang terjadi adalah dalam menjalankan po­litik luar negerinya tidak lagi kaku dengan melakukan pen- dekatan militer, tetapi dengan dikumandangkannya "glasnot1*( keterbukaan ), "perestroika" ( pembaharuan ), "uskorenlo"( akselerasi ), serta "demokratizatsiya" ( demokratisasi ) oleh Gorbachev, Uni Sovyet ingin membina hubungan baik do- ngan negara-negara lain, Sehingga sikap Uni Sovyet ini bor- beda dengan sikap sebelumnya dalam menjalankan politik lu- ar negerinya.^1

Uni Sovyet juga ingin membina hubungan baik dengan negara-negara Asia Pasifik* seperti yang diutarakan oleh Gorbachev dalam pidatonya 28 Juli 1986 di Vladivostok* Keinginan membina hubungan baik itu ditunjukkan dengan uaaha menormalieasi hubungannya dengan RRC, rencana pena- rikan aundur pasukannya di Afghanistan, dan juga membina hubungan baik dengan negara-negara Asia Tenggara termasuk negara-negara A S E A N .

Adanya keinginan negara-negara ASEAN untuk mevmjud-

^Sqyidiman Suryohadiprojo, "Ke Arah Mana Perkembang­an Uni Sovyet ?", Suara Perobaruan. 16 Oktobor 1987.

58

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 67: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

kan gagasan Zona T1gbaa Senjata Nuklir di Asia Tenggara da­lam rangka mewujudkan ZOPFAN, didukung oleh Uni Sovyet,b agai ealah satu maksud untuk membina hubungan baik de-

62ngan negara-negara Aeia Tenggara.Dukungan Uni Sovyet terhadap gagasan Zona Bebas Sen­

jata Nuklir ini tentu sangat menggembirakan ASEAN sebagai pencetusnya, karena Uni Sovyet dikenal sebagai salah satu negara pemilik senjata nuklir yang cukup besar, di samping Anorika Serikat, mau menerima dan mendukung gagasan ini. Iiangkah ini diikuti denpan borsedianya Uni Sovyet berun- ding dengan Amerika Serikat untuk menghapuakan Bemua oon- jota .nuklir jarak menengah dan jarak dekat, dan kemudlan nantlnya diikuti dengan penghapusan rudal jarak jauh.^

Tindakan Uni Sovyet mendukung gagasan ini harua di- sertai dongan sikap menghormati, menghargai, dan menjamin gagaean ini bila sudah dirumuskan dalam bontuk treaty atau deklarasi. Yaitu dengan cara ikut Berta menandatangani treaty ini dan meratifikaainya, atau kalau tidak hanya Ikut melakasanakan dan menatuhi aturan mengenai Zona Bebao Son- jata Nuklir di Asia Tenggara. Antara lain 1 tidak menyimpon persenjataan nuklir di pangkalan ailiternya di Vietnam, tidak menyebarkan senjata nuklir ke negara-negara Asia Tong-

59

Soetarjo, log. cit.

^Sayidiman Suryohadiprojo, loc. cit.

62

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 68: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

gara, dan tidak mengangkut senjata nuklir dalam pelayaran kapal angkatan lautnya dl wilayah Asia Tenggara*

Adanya sikap yang domlkian Itu dari Uni Sovyet, akan membantu efektifnya treaty atau doklarasl yang meagatur Zona Bebas Senjata Nuklir dl Asia Tonggaraj dan membantu terwujudnya ZOPFAN dl Asia Tonggara* Di samping itu ASEAN mengharapkan juga perubahan sikap Uni Sovyet dalam politik luar negerinya itu disertai dengan penarlkan mundur pasu- kannya dari konflik dl Indocina, sehingga dapat membantu menyelesalkan masalah Kamboja dan membantu tercapainya ZC 7AN di Asia Tenggara,

3* Pen^arah Por.lan.1ian Pemtimpusan Sen.lata Nuklir antara

Amerika Serikat dan Uni Sovyet, dua negara **Super Power1* yang memiliki persenjataan nuklir sangat hebat, yang dapat memusnahkan seluruh isi bumi ini jlka terjadi perang nuklir, memlklrkan Juga bagaimana cara-cara mengakhlri per- lombaan senjata di antara mereka dalam rangka meredakan ketegangan dl antara meroka,

Pemlkiran ini tlmbul karena strategl penangkalan yang mereka kembangkan makln menambah raeruncingnya ketegang­an dl antara mereka dan rasa Baling curiga, bahtia pihak yang satu akan menyerang pihak yang lainnya, Untuk menghilang- kan rasa Baling curiga inilah , maka Amerika Serikat dan

60

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 69: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Uni Sovyet bereedia berunding guna membahas roneana pengu- rangan dan penghapusan senjata milik mereka, khususnya son- jata nuklir. Sepertl yang dikatakan oleh Presldon Ronald Roagan dalam wawancaranya dongan wortawon-wartawan Eropa Barat, bahwa "future U.S.-Soviet dialogues such as the one he will bo undertaking shortly with Soviet leader Gorbachov should aim at reoolving the underlying causes of mistrust between the two nations"*^ Rasa curiga ini tinibul karena mereka ( AS dan Sovyet ) mempunyai senjata* Untuk itu per­lu dlhllangkan rasa suling curiga, demikian kata Reagan*

Perundlngan di antara mereka pada awalnya hanya tor- batae pada masalah pengendallan senjata dan pembatasan son- Jata saja* Tetapi karena kelanjutan perundlngan itu tidak mengurangi ketegangan yang ada, maka hasil perundlngan itu tidak berlaku efektif. Ini terjadi pada perundlngan SALT I ( Strategic Arras Limitation Talks ) di Moskwa, Mel 1972* dan SALT II di Wina, Juni 1979, di mana perundlngan atau persetujuan ini banyak disimpangi, baik oleh Amerika Seri­kat maupun Uni Sovyet, yang tetap menyebarkan persenjataan mereka di negara-negara lain. Misal ; Uni Sovyot dengan senjatanya yang kuat terlibat dalam masalah Afghanistan dan Kamboja, dan Amerika Serikat yang tidak meratifikasi per-

61

^NjSIS, "Summit Update Reagan-Gorbachov Meetings Hoc- 1988"» Berita USIS. No. 5/SM/88, Surabaya.2o Mel 1988, h* 1*

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 70: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

setujuan SALT II, Juga persetujuan-persetujuan pembatasan sonjata Ini banyak mengandung kelemahan, Antara lain i ko- terbatasan ruang lingkup, tanpa perincian yang jolas mongo- nai rumueaii "strategist dan lain sebagainya,^

Kegagalan dalam persetujuan pembatasan senjata ini, mi imbulkan keinginan untuk mengadok&n persetujuan yang berisikan penghapusan secara total seujata-senjata nuklir mllik AS dan Uni Sovyet demi aembantu terclptanya kedamai- an internasional dan mencapai pengurangan senjata yang se- sungguhnya, dan bukan hanya membatasi pertambahannya saja seperti yang telah dicapai dalan perjanjian sebelumnya,

Usaha-usaha untuk membentuk perjanjian atau persetu­juan yang berisikan penghapusan secara total persenjataan nuklir dimulai sejak tahun 1981 di Geneva, Kemudian dilan- jutkan tahun 1983* Maret 1965 ( dua-duanya di Geneva ), Oktober 1986 di Reykjavik, Eslandia, dan akhirnya sampai pada puncaknya tanggal 8 Deaeaber 1987, di Washington, Ya­itu pada saat ditandatanganinya perjanjian penghapusan sen­jata nuklir Jarak menengah dan jarak sedang oleh pemimpin kedua negara, Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev, Perjan­jian itu dikonal dengan nama i Treaty between the United States of America and the Union of Soviet Socialist Ropublioo

^J. Kusnanto Anggoro, "Kendala-kendala Parametrlk dalam Perundingan Perlucutan Sonjata Amerika Serikat - Uni Sovyet", AaaUfiflp NO, 2 Th. XV, Februarl 1986, h. 118 - 119.

62

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 71: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

on tho Eliminatiou of Their Intermidiate-Hange and Shorter -Rnnge Missilos, atau disingkat dongan sebutan i Intermidi- ate-range Nuclear Forces ( INF ) Treaty**^

INF Treaty ini mengharuakan Amerika Serikat dan Uni Sovyet aenghapuskan eemua sisten misil penjelajah dan ba- listik mereka, yang diluncurkan dari darat, yang kemampuan jaraknya antara lima rat us sampai lima ribu kilometer* Son- jata-eenjata tersebut harus dihapuskan dalam jangka vaktu tiga tahun setelah penandatanganan treaty bagi senjata nu­klir Jarak menengah ( 5000 km ) dan delapan belas bulan untuk jarak pendek ( 500 km ).

Treaty ini juga meraberikan hak kepada kedua belah pihak untuk melaksanakan verifikasi ( pemeriksaan } guna mesantau kepatuhan atas treaty ini, di mana Amerika Seri­kat bisa meninjau dan memerikaa pangkalan senjata nuklir Uni Sovyet, dan sebaliknya Uni Sovyet bisa memoriksa pang­kalan persenjataan nuklir Amerika Serikat*

Perjanjian INF ini diikuti dengan perjanjian lanjut- an, yaitu perjanjian pengurangan sebanyak lima puluh per­son oenjata-senjata nuklir yang berkemampuan menempoh ja­rak di atas lima ribu kilometer, sebagaimana yang dieepakati

^Departmei ; for Disarmament Affairs, "Treaty bet­ween the United States of America and the Union of Soviet Socialist Republics on the Elimination of Their Intermidi- at -Range and Shorter-Range Missiles"v The Disarmament Fa^t Sheets. No* 56, United Nations Headquarters in New York, h* 1 dan 5#

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 72: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

d^ am KTT Reagan dan Gorbachev di Moskwa, Juni 1988# ' Perjanjian ini disambut hangat oleh negara-negara Eropa, karena di daratan Eropa ini banyak tersebar eenjata nuklir dan pangkalan nuklir milik kedua negara tersebut. Dan de­ngan adanya Perjanjian INF ini akan mengurangi ancaman ba.- haya dari eenjata nuklir tersobut.

Bagi negara-negara ASEAN yang telah merumuskan ga- gGBon Zona Bebas Senjata Nuklir dl Asia Tenggara dan ber- niat mengembangkannya menjadi semacam perjanjian, INF Trea­ty tidak terlalu berpengaruh dan bermanfaat bagi pengembang- an gagasan Zona Sebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, Kare­na INF Treaty ini hanya menghapuskan persenjataan nuklir dl kedua negara "Super Power" dan daratan Eropa yang men­jadi tempat penyebaran senjata nuklir, sedangkan gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara menginginkan ka- waean Asia Tenggara menghendaki wilayahnya bebas dari ee- gala bentuk perseujataan nuklir dan penyebarannya.

Oloh karena itu yang diharapkan eemua pihak terma- suk ASEAN adalah penghapusan sonjata nuklir tidak hanya di kawosnn Eropa dan kedua negara "Super Power", tetapi ju­ga penghapusan senjata nuklir di seluruh kawasan bumi ini, Demi torwujudnya pordamaian internasional dan menghlndarkan

6467

^USIS, "Laporan Dari KTT Reagan - Gorbachev Moskow Mel - Juni 1988", Berlin USI£. No. 13/KTT/88, Surabaya.10 Juni 1988, h. 4.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 73: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

dari bahaya perang nuklir.Bagi ASEAN dengan adanya perjanjian penghapusan to­

tal eenjata nuklir di seluruh muka bumi ini, akan membantu terwujudnya gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Teng­gara, dan akan membuat treaty atau deklarasi yang berisikan pengaturan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, bi­la berhasil diruinuskan oleh negara-negara Asia Tenggara, dapat berlaku sectira efektif.

65

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 74: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

m i l k ;. !B- — -r * - - — — -

SU:i /V H ■. V ■■

1* Kesinmulana* Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 yang borisi

gagasan Zona Bebas, Damai, dan Netral dl kawasan Asia Teng­gara, memerlukan waktu yang lama untuk dapat mewujudkannya* Apalagl dengan adanya konflik dl Indocina, di mana Vietnam melakukan penyerangan ke Kamboja, dan mengundang keterlibatan negara-negara "Super Power", membuat gagasan ZOPFAN terham- bat perwujudannya, Karena dengan adanya konflik Kamboja membuat prinsip-prinsip ZOPFAN disimpangi, antara lain caa- pur tangan negara asing dl kawasan Asia Tenggara* Juga ada­nya pangkalan militer AS di Philippina membuat agak lama terwujudnya ZOPFAN,

b. Agar Deklarasi Kuala Lumpur tahun 1971 atau De­klarasi ZOPFAN tidak "hilang", maka negara-negara ASEAN telah menentukan langkah atau tahapan awal untuk dapat men- capai ZOPFAN, yaitu dengan gagasan membentuk Zona Bebas Senjatu Nuklir dl Asia Tenggara, Seperti yang dikatakan oleh beberapa menteri luar negeri negara-negara ASEAN, dan yang tercantum dalam Deklarasi Manila tahun 1987, serta da­lam Joint Press Statement Meeting of the ASEAN Heads of Government, Manila, Desember 1987, bahwa pembentukan Zona Bebas Senjata Nuklir adalah langkah awal dan prasyarat ter-

66

B A B V P E N U T U P

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 75: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

capainya ZOPFAN,c, Proepek perkembangan gagasan Zona Bebas Senjata

Nuklir di Asia Tonggara cukup baik di maaa yang akan datang, dt*-i aegera dapat dikembangkan dalam bentuk treaty atau de- klaraai yang beriaikan pengaturan Zona B0bae Senjata Nuklir di Asia Tenggara, agar gagasan ini dapat tercapai, Walau- pun ada beberapa negara ASEAN ( Thailand dan Singapura ) tidak mendukung, tetapi karena eudah menjadi konsensus ne- gara-nogara ASEAN, raaka negara-negara itu demi mempertahan- kan ikatan kerjaaama regional negara-negara anggota, negara- negara itu akan mau raengubah sikapnya. Begitu juga dengan Amerika Serikat yang menolak gagasan ini, dengan pendekatan yang dilakukan oleh ASEAN, dan janji Presiden terpilih George Bush untuk menghapuskan senjata nuklir, serta telah ditandatanganinya perjanjian penghapusan eenjata nuklir de­ngan Uni Sovyet, Amerika mau mengubah sikapnya untuk meneri­ma gagasan Zona B0bas Sonjata Nuklir di Aeia Tenggara, Ten- tunya dieertai itikad baik dari Amerika Serikat eendiri, Sedangkan negara-negara Aeia Tenggara lainnya dan negara Uni Sovyet mendukung adanya gagasan Zona Bebaa Senjata Nu­klir di Asia Tenggara ini. Tindakan mendukung ini tentunya diaertai dengan eikap menghormati dan menjamin bahwa negara- negara tersebut tunduk dan melakukan aturan-aturan yang ter-cantum dalam deklnrasi atau treaty yang beriei gagasan tor- eebut.

67

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 76: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

d* Perjanjian penghapusan eenjata nuklir yang dila-f

kukan oleh Amerika Serikat dan Uni Sovyot akan membantu efektifnya perjanjian ( deklarasl atau treaty ) Zona Bebas Senjata Nuklir di Aeia Tenggara, bila perjanjian penghapue- an itu meliputi eeraua eenjata nuklir yang tersebar dl so- luruh dunla, termaeuk Asia Tenggara. Sementara perjanjian penghapusan Senjata Nuklir yang sekarang ( INF Treaty ) hanya menghapuskan persenjataan nuklir yang ada di Eropa, yang merupakan terapat atau wilayah negara-negara "Super Power" menyebarkan pengaruhnya kepada sekutu-eekutunya,NATO dan Pakta Warsawa*

2. Sarana* ASEAN adalah euatu bentuk ikatan kerjasama yang

longgar keanggotaannya, Sehingga tidak ada pemakeaan atau alat pemak8a supaya ealah satu anggotanya tunduk pada ko- putuean yang telah ditetapkan, Oleh karena itu perlu di- tingkatkan rasa kebereamaan dan eolidaritas antar anggota, dan pengambllan keputusan berdasarkan konsensus bereama harue eelalu dilaksanakan oleh negara-negara anggota ASEAN dalam hal menghadapl euatu permasalahan, Bukan berdasarkan a4 e suara terbanyak atau mayoritas euara. Jadi apabila ada anggota yang tidak eependapat lalu tidak mendukungnya, tetapi tetap melaksanakan hasll koneeneus tersebut*

b# Dalam hubungannya dengan sikap tidak mondukung

68

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 77: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir oleh Thailand dan Singct-t

pura, kodua negara ini tidak boleh melakukan tindakan yang dapat menghambat terwujudnya gagasan Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, karena sudah merupakan konsensus bersema dari negara-negara ASEAN, Dan untuk itu harus di-* laksanakan bersarr -sama, agar sebagai pencetus gagasan ini, ASEAN dipandang ingin sekali mewujudkan gagasan Zona Bebas £>,njata Nuklir di Asia Tenggara*

c* Di samping membantu penyelesaian konflik Kamboja, ASEAN juga harus melakukan pendekatan kepada negara-negara Asia Tenggara lainnya, agar gagasan Zona Bebas Senjata Nu­klir itu mendapat dukungan dari negara-negara torsobut* Dongan adanya dukungan dari negara-negara Asia Tenggara lainnya akan memudahkan terwujudnya gagasan Zona Bebas Sen­jata Nuklir ini*

d, ASEAN juga harus melakukan pendekatan secara te- rus-menerus dan kontinyu kepada Amerika Serikat yang menen- tang adanya gagasan Zona BebaB Senjata Nuklir di Asia Teng­gara, Pendekatan ini dilakukan demi tercapainya pengertlan antara Amerika Serikat dan ASEAN sebagai pencetus gagasan ini* Sehingga Amerika Serikat mau menerima gagasan ini tan- pa mengganggu strategi penangkalannya, dan ASEAN tidak mo- rugikan kepentingan Amerika Serikat tersobut* Domikian yang diharapkan deri adanya pendekatan ini.

o* Aturan yang akan disusun oleh ASEAN dalam hal

69

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 78: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

mengatur Zona Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, hen- daknya adalah treaty saja. Karena treaty itu bersifat umum dan jangkauannya lebih luas, serta mempunyal kekuatan me- nglkat yang lebih efektif daripada deklarasl. Jika treaty ini berhasil diwujudkan oleh negara-negara ASEAN, tnaka ne­gara-negara inllah yang harus lebih dahulu melaksanakan ketentuan treaty tersebut.

f. Bagi negara Indonesia yang belum menandatangani Vienna Convention on the Law of Treaties tahun 1969» harus mau melaksanakan ketentuan treaty yang berisikan aturan mengenal Zona Bebas Senjata Nuklir dl Asia Tenggara. Kare­na treaty ini harus berdasarkan pada ketentuan Vienna Con­vention on the Law of Treaties tahun 1969* yang merupakan aturan pokok pembuatan perjanjian internasional.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 79: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

BUKUJones, Walter S., dan Steven J. Rosen, The Logic of Inter­

national Relational. Fourth Edition, Little Brown and Company, Boston, 1982•

Me rills, J*G*, Anatomy of International Law, a Study of the Rola International Law In the Contemporary World. Sweet and Maxwell Limited, London, 1976*

Roealan Abdulgani, Asia Tenggara di Tengah Raksasa Dunia. cet* I, LembagaS tudi Peob angun an, Jakarta, Desember, 1978.

.______ » Nationalism. Regionalism. and Security i Problemsin -Soith - East Asiaf Firot Edition, Banyan Publicati- on, New Dolhi, 1984*

Scalapino, Robert A., Asia and the Road Ahead. Issues for the Major Powers. University of California Press, Bor- keley, Los Angeles, 1975*

_ dan Jusuf Wanandi ( ed ), Asia Tenggara Dalam Ta­hun 1980-an, cet. I, Yayasaa Proklamasi, CSIS, Jakarta, Oktober 1985*

Simon, W* Sheldon, Asian Neutralism and U.S. Policyf Foreign Affairs Study, American Enterprise Institute for Public Policy Research, Washirgton D.C., August 1975*

Starke, J.G., Pengantar Hukura Internasional, terjemahan, Justitia, Bandung, Juni 1986*

Taylor dan Francis, World Armaments and Disarmamentf Stock­holm International Peace Research iMtitute, London and Philadelphia, 1985.

DAFTAR BACAAN

BULLETINASEAN Secretariat, 20th ASEAN Ministeral Meeting and Poet-

Mlnisteral Conferences with the Dialogue Partnera. Si- ngapura, 15 - 20 Juni 1987* ----

______ . ASEAN Newsletter, a Publication of the ASEAN Se­cretariat, No. 24, November - Decemberiqfl7.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 80: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

Department for Disarmament Affairs, The Disarmament Fact ^hoets. No, 53i United Nations Headquarters In New

- - * The__Die_armament Fact Sheets. No, 56, United Nations Headquarters in New Xork,

United States Information Service, "Pemilihan di Amerika 1988", Berita USIS. No, 2/PA/88, Surabaya, 20 April1988,— « "Summit Update Reagan-Gorbachev Meetings Moscotr May - June 1988", Berita USIS. No, 5/SM/88. Surabaya, 20 Mei 1988,____• "Laporan Dari KTT Reagan - Gorbachev Moskow Mei -Juni 1988", Berita USIS. No, 13ATT/88, 10 Juni 1988,

MAJALAH

Djiwandono, J, So'djati, "Asia Tenggara Sebagai Zona Bebao Senjata Nuklir j Catatan atas Boberapa Masalah". Ana- llga, No, 6 Th, XV, Juni 1986,

"Perdebatan Masalah Strategi", Anolisa. No, 6 Th,XV, Juni 1986,-____ t "Aspek Politik dan Keamanan ASEAN". Analiea. No.

I^Th, XVI, Oktober 1987.Kirdi Dipoyudo, "Konflik Kamboja - Vietnam dan Akar-akarnya",

jftnaliga, No. 8 Th. VIII, Agustus 1979.Kusnanto Anggoro, J«, "Kendala-kendala Paramotrik dalan

Perundingan Perlucutan Senjata Amerika Serikat - Uni Sovyet", Anolisa, No. 2 Th, XV, Februari 1986.

Sutopo. A.R., "Perkembang.jn Pemikiran Stratsgi Nuklir Ba- rat", Aflalisa. No* 2 Th. XV, Februari 1986,

, "Non-Proliferasi dan Zona Bebas Senjata Nuklir".H ftn Nfrt mu VI f T__ J « Aii/ JJtooliga, No. 6 Th. XV, Juni 1986,,, "Senjata Konvensional dalam Strategi Nuklir", Ana-lisa, No. 6 Th. XV, Juni 1986.

"Mencarl Damai Buat Kamboja", Tempo. No, 22 Th. XVIII, 30

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 81: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

SURAT KABAR"AS Bisa Pahami Kekhawatiran ASEAN terhadap Senjata Nuklir",

Kompas* 20 Juni 1987*"Dimulai Komis Ini Pembicaraan Menlu ASEAN dengan Negara

Rekan Dialog11, Kompas* 18 Juni 1987*James Luhulima, "Masihkah ZOPFAN Relevan bagi Masa Depan

Asia Tenggara Kompas. 9 November 1988*______ , "Peta Politik Asia Tenggara Menjelang 1990-an'1,

Kompas. 9 November 1988.Padi, A.A., "Dilema Pangkalan Militer AS di Filipina bagi

ASEAN *Suatu Tanggapan untuk Sabaa Siagian", Kompas.8 Januari 1988.

"Penegasan Shultz Kepada Lee AS Takkan Biarkan Perannya Di Asia Melemah*1, Merdekaf lif April 1988.

"Perlucutan Senjata Penting untuk Kawasan Pasifik", Koapas 25 November 1988.

MPyong Yang Sambut Baik Keputusan ASEAN Soal Nuklir"v Ahtara.17 Desember 1987#

Sayidiman Suryohadiprojo, nKe Arah Mana Perksmbangan Uni Sovyet ?", Suara Pembaruan. 16 Oktober 1987.

"Senat Filipina Mengajukan RUU Anti Nuklir Yang Ketat% Sin­ara Pembaruan. 26 April 1988.

"Solandia Baru Dukung Daerah Bebas Nuklir Asia". Antara.18 Juni 1988.

Soetarjo, "Kawasan Damoi - Bebaa Senjata Nuklir Dan Keamanan di Aeteng", Merdekq. 28 Januari 1988.

LAIN-LA INASf * Secretariat, Document ASEAN.United Nations, Resolutions adopted on the reports of thn

First Coniltta. 1986.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 82: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

2. Z O N K O F PI2ACJ-, F R K W > O M A N D N E U T R A L I T Y D K C L A H A T I O N

( K U A L A L U M I ' U R D E C L A R A ' I IO N )

27 N o v e m b e r 1971

W E the Fo re i gn Mini s t e r s of I n d o n e s i a Ma lays ia , the Phi l ippines , S ingapore and the

Special E n v o y o f the N a t i ona l Execu t i ve C ou nc i l of Th a i l and ., i

F I R M L Y be li ev ing 111 t he mer i t s (if t v^ iona l co o pe ra t i on which has d r a w n out o m n

tries to c o op e r a t e t oge the r i n* lhe economic , social an d cu l t u ra l fields in (Iw . W o c u ' i r . n

of So u th F a s t A s i an Nat i ons :

D E S I R O U S o f b r i nging abo u t a rclaxi i i ion i<i i n t e rna t iona l j e n s io n and oi ach iev ing a las t ing p e ac e in So u th E as t Asi a . " p l W ^ I f rT"zm&t-- "* r( s

I N S P I R E D by the w or th ly a ims an d ob jec t ive s of the Un i t ed Na t i ons , in p.ut ici iLu !>•

the pr i nc ip les of r cspect f o r Ihc sovere ign ty a n d ter r i tor ial int egr i ty o f all s t a te s ab s t en t i on

f rom thr ea t o r use o f force, peace fu l se t t lement o f i u t cnuuio iu i l d i sput es , e q u a l right* and

s e l f -de t e rmina t i on a n d non - in t e r f e r en ce in the af fai rs of S tates .

B E L I E V I N G , irv the co n t i nu in g val idi ty of the "D ec l a r a t i o n of t h e P ro m o t i o n oi Wor ld

Pe ac e a n d C o o p e r a t i o n ” of the B a n d u n g C o nf e r en ce of 1055 wh ich, a m o n g o t h e r s ertun

d a l e s the p r i nc ip l e s by w h ic h Stales coexis t peaceful ly:

R E C O G N I Z I N G I he rigid of eve ry s t ate , large oi s n u b , to lead its na t ional e s i s ience ■

free f r om ou t s ide i n t e r fe rence in its int erna! . i i fai ts as this i n t er fe r ence will adversely a f f e X its f r e ed om , i n de pe n de nc e tmd integri ty; ^ r u ^ r W *

D E D I C A T E D lo the m a in t e na n ce ol peace , f r e ed om ami i n de p en d en ce unimpai i cO.pTrdfHTlTafVf Hnm'd ' ""fcuat iB E L I E V I N G lo Ihc need to mee t p»0 ient ohal l cngo and new dev e lo pm en t s cuopewi*

t ing wi th all p eace an d f r eed o m loving na t i ons, hoth wi th in and ou t s i de \lw region in >'w l r.n

t h e r a ^ e ^ o f wor ld pcace , stabi l i ty a nd ha rm o ny .

» ^ C O G N I Z A N T of t he s ignif icant l i cud .mvnrdn e s t abl i sh ing nuc lea r - f r ee / .ones, as in

the "T r e a t y fo r P roh ib i t i on o f Nucleni W e a p o n s in l .a t iu A m e r i c a ” an d ihc l_us_ak«i D c ;

c l a r a l i gp p ro c l a im in g A f r i c a a n u c l c n v - lu e /.one, loi t he p u r p o s e of p r o m o t i n g world

p ca cc «n<f scctvriiy by r educ ing t he a r ea s of i n t e rna t i ona l conf l ic t s ami tensions:

R E I T E R A T I N G out* c o m m i t m e n t lo the pr i nc ip le in t he B an g k ok D ec l a r a t i on whieii

e s t ab l i shed A S E A N in 1967 , ’2t h a t t he c o u n n i c s of S o u th - F a s t As i a sh a r e a p r im; i r \ re--'

pons ibl l i t y for s t r eng then ing t h e e c o no m ic an d soci al s tabi l i ty of the region an d c. ' isunng

t he i r peace fu l an d progre ss ive na t ional d e ve lo p m en t , a n d that t hey a rc de t e rm in ed to e n ­su r e their stabi l i ty and secur i ty f r om ex t c . . nd i n t e r f e rence in a n y form o f man i f e s t a t i on in

o rder lo p re serve t he i r na t i ona l ident i t ies in a cco rda nce wi th (he ideals an d a x p l .i-.ums ol

the i r peopl es " ;

A G R E E I N G th a t the neut r a l i za t i on of South Fus t Asia is a d e n i a b l e o h ^ c ' v, and

that we shou ld exp lo r e ways a nd mean s ;>f hjinv.injr .diout J s re al i za t i on , and,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 83: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

C O N V I N C E D that t he (inn; is p rop i t i ous fin* join) . icl ion <o give effect ive cxptCbsi*.:-ii to the dee p l y felt des i re of the peop l e s ut Sou th F as t As ia to cns i i i o the cond i t i ons of pcucc a n d s d h i l i i y i nd i spensab l e to tlicii i nd ep en de n ce and tlwis e co no m ic a n d sv.ciM w *• 11 - being:

1 ) 0 I I U K E B Y S T A T K

Cl) t ha t Indot tes iu , Muluysin , d ie Ph i l i pp ine s , S ingapo re a nd T h a i l a n d n w d e i u m m c v l ... . , 1 0 exe rt ini t ial ly nece ssa ry ef for t s to .secure t he r ecogni t i on of, und respect foi ,

, . S o u t h - E a s t A s i a as a Z o n e o f P eac e , F r e e d o m ;md Neut ra l i t y, free f i om ar.\ fi rm

w fc fp fa p * * 1 ° r m a n n e r o f i n t er fe rence by o u h i d c Powe r s : -

(2) . t h a t S o u th - E a s t A s i a co u n t r i e s shou ld m a k e c on ce r t e d ef t or t s to b r o a d e n the areas , , o f eoopera i ion - jWhich w o u h l . coiu ri l-mti.’ to t h t i r s t rength . so l idar i ty an d clo->ei

"| •> r e l a t i onsh ip , ^ L 1 r u * j # f ' W v Itcr •'if fill-j '> • • : k

D o n e at Kua l a L u m p u r on Sa turday , the 27 th ol N o v e m b e r l l)7 l i .lit v ‘' J ’ *

O n j i e h a l f o f t he ' f t e pu l i l i c o f I nd ones i a (sgd) A b A M M A I IKrtTfti ArtCfl . ' ................ } Mi n i s t e r for Fo re i g n - \ fLi r -

.-t .* ' 1 ; . f-'.yi'i' • • LO n b eha l f o f M a l a y s i a ' ' ' ' ' ' ' (sgd) T U N A B D U I . K A Z A K BIN I I U S b l . N

Pr ime Min i s t e r an d Min is t er for Foreign A f t . n i sc. .l ■ ■ i. '

O n beha l f of the R ep ub l i c o f the Ph i l ippines f s y l ) C A R L O S P. R O M U O

Sec re t a ry of Fo re ign

ffl ' ' 1 ■ ■ n 1 .O n b eha l f of Ihe R ep u b l i c of Singapore , ( s ^ D S. R A J A R A T N A M

■ ■t.ir Mini s t e r for Fo re ign A lT u i s

O n b eha l f o f the K in g d o m of T h a i l an d ^ g d ) T U A N A T K H O M A N

Special l ; nvoy o f Ihe N a t i ona l Kxccut ivo Co unc i l

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 84: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

EJ-----------------------------------------------------

THE MANILA DECLARATION OF 1987

The Sultan and Yang Di-Pertuan of Negara Irunei D a r u s s a l a m , the President of the Republic f Indonesia, the Prime Minister of Malaysia, the resident of the Republic of the Philippines, the rime Minister of the Republic of Singapore, and lie Prime Minister of the Kingdom of Thailand;

R E A F F I R M I N G t h e i r c o m m i t m e n t t o t h e

lS I A N D e c l a r a t i o n , t h e D e c l a r a t i o n o f A S U A N

' o n c o r d , t h e D e c l a r a t i o n o f t h e Z o n e o f P eac e ,

r e e d o m a n d N e u t r a l i t y o f I 9 7 1 , a n d t h e 1 9 7 7

e c o r d o f K u a l a L u m p u r ;

E N C O U R A G E D b y t h e a c h i e v e m e n t s o f

S E A N in t h e l a s t t w o d e c a d e s , p a r t i c u l a r l y in

r e a t i n g a p o l i t i c a l e n v i r o n m e n t c o n d u c i v e t o t h e

e v e l o p m e n t o f i t s m e m b e r s , a n d in c a r v i n g o u t a

i s t i n c t i d e n t i t y r e c o g n i z e d a n d r e s p e c t e d in t h e

i m m u n i t y o f n a t i o n s ;

H A V I N G r e v i e w e d t h e c u r r e n t i n t e r n a t i o n a l

o l i t i c a l a n d e c o n o m i c s i t u a t i o n a n d h a v i n g

m s i d e r e d t h e i m p l i c a t i o n s f o r A S E A N o f

l a n g e s o v e r t h e l a s t d e c a d e ;

C O N V I N C E D t h a t e c o n o m i c d e v e l o p m e n t

i d p r o g r e s s a r e f u n d a m e n t a l t o t h e s t a b i l i t y a n d

c u r i t y o f t h e r e g i o n .

M O V E D b y an a b i d i n g f a i t h in t h e c a p ab i l i -

2s o f t h e i r p e o p l e s a n d t h e p o t e n t i a l s f o r g r o w t h

r t h e i r n a t i o n s , a n d b y a d e e p h o p e in ( h e f u t u r e

' A S ! A N ;

E N D E A V O U R I N G t o a d v a n c e t h e ac h i e v e -

e n t s o f A S E A N as a d y n a m i c a n d c o h e s i v e

g i o n a l a s s o c i a t i o n o f s t a t e s f o r t h e w e l l - b e i n g o f

. p e o p l e s ;

D O H E R E B Y D E C L A R E :

M e m b e r s t a t e s sha l l s t r e n g t h e n n a t i o n a l a n d

g i o n a l r e s i l i e n c e t o e n s u r e s e c u r i t y , s t a b i l i t y a n d

o w t h in t h e A S E A N re g i on .

2. A S t A N r e g i o n a l i s m f o u n d e d u p o n p o l i t i c a l ,

e c o n o m i c , a n d c u l t u r a l c o h e s i o n is m o r e v i t a l

t h a n e v e r f o r t h e f u t u r e o f S o u t h e a s t Asia .

3. AS1 A N sha l l p u r s u e r e g i o n a l s o l i d a r i t y a n d

c o o p e r a t i o n u n d e r all c i r c u m s t a n c e s , e s p e c i a l l y

w h e n e v e r p r e s s u r e s an i l t e n s i o n s o f a n y k in d ,

a r i s i n g f r o m w i t h i n t h e r e g i o n o r f r o m w i t h o u t ,

c h a l l e n g e t h e c a p a c i t i e s , r e s o u r c e f u l n e s s , a n d

g o o d w i . I o f t h e A S E A N n a t i o n s .

4. I n t r a - r e g i o n a l d i s p u t e s sha l l b e s e t t l e d b y

p e a c e f u l m e a n s in a c c o r d a n c e w i t h t h e s p i r i t o f

t h e T r e a t y o f A m i t y a n d C o o p e r a t i o n in

S o u t h e a s t A s i a a n d t h e U n i t e d N a t i o n s C h a r t e r .

5. W h i l e e a c h m e m b e r s t a t e sha l l b e r e s p o n s i b l e

f o r i t s o w n s e c u r i t y , c o o p e r a t i o n o n a n o n -

A S E A N bas i s a m o n g t h e m e m b e r s t a t e s m

s e c u r i t y m u t t e r s sha l l c o n t i n u e t o a c c o r d a n c e

w i t h t h e i r m u t u a l n e e d s a n d i n t e r e s t s .

ft. M e m b e r s t a t e s sh^ l l s t r e n g t h e n i n t r a - A S E A N

e c o n o m i c c o o p e r a t i o n t o m a x i m i z e t h e r e a l i z a ­

t i o n o f t h e r e g i o n ’s p o t e n t i a l in t r a d e a n d d e ­

v e l o p m e n t a n d t o i n c r e a s e A S E A N ’s e f f i c a c y in

c o m b a t i n g p r o t e c t i o n i s m a n d c o u n t e r i n g i t s

e f f e c t s .

7 M e m b e r s t a t e s sha l l e n c o u r a g e a n e n v i r o n ­

m e n t in w h i c h t h s p r i v a t e s e c t o r c a n p l a y a n

i n c r e a s i n g ro l e in e c o n o m i c d e v e l o p m e n t j r i d in

i n t r a - A S E A N c o o p e r a t i o n .

8 A S E A N f u n c t i o n a l c o o p e r a t i o n sha l l p r o m o t e

i n c r e a s e d a w a r e n e ^ o f A S E A N , w i d e r n \ o l v e -

r r i en t a n d i n c r e a s e d p a r t i c i p a t i o n a n d c o o p e r a t i o n

b y t h e p e o p l e s o f A S E A N , a n d d e v e l o p ' : ^ n t o f

h u m a n r e s o u r c e s .

*>. A S E A N ^hal l r e m a i n f i r m l y r u w l v - d m

e r a d i c a t i n g t h e s c o u r g e o f d r u g a b u s e a n * U i u t

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 85: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

r a f f i e k i n g w h i c h t h r e a t e n s t h e f a b r i c o f i t s

o c i e t i e s a n d d e b i l i t a t e s i t s p e o p l e s .

A N D D O H E R E B Y A G R E E A S F O L L O W S :

‘O L I T I C A L C O O P E R A T I O N

. A S I A N s o l i d a r i t y sha l l b e s t r e n g t h e n e d

‘i r o u g h t h e a d o p t i o n o f c o m m o n s t a n d s a n d

o l l e c t i v e a c t i o n s o n m a t t e r s v i t a l t o A S E A N

o h c s i o n a n d r e s i l i e n c e a n d t h r o u g h c l o s e

a o r d i n a t i o n o n m a t t e r s o f c o m m o n i n t e r e s t a t

l e i n t e r n a t i o n a l level .

A S E A N sha l l c o n t i n u e a n d i n t e n s i f y i t s

f f o r t s in f i n d i n g a d u r a b l e c o m p r e h e n s i v e

o l i t i c a l s o l u t i o n t o t h e K a m p u c h e a n p r o b l e m in

le i n t e r e s t o f a c h i e v i n g p e a c e a n d s t a b i l i t y n o t

i l y in K a m p u c h e a b u t a l so f o r t h e r e g i o n as a

h o l e . P o s i t i v e s t e p s b y V i e t n a m in r e s p o n s e t o

S E A N ’s e f f o r t s w o u l d c o n t r i b u t e t o s u c h a

d u t i o n .

A S E A N sha l l p e r s e v e r e in t h e e f f o r t s t o f i nd

i e f f e c t i v e s o l u t i o n t o t h e p r o b l e m o f I n d o -

l i ne se r e f u g e e s in S o u t h e a s t As i a .

A S E A N sha l l i n t e n s i f y al l e f f o r t s t o w a r d s

h i e v i n g t h e e a r l y r e a l i z a t i o n o f a Z o n e o f P e a c e ,

e e d o m a n d N e u t r a l i t y in S o u t h e a s t A s i a

O P F A N ) in c o n s u l t a t i o n w i t h s t a t e s o u t s i d e

EAN

A S I A N sha l l i n t e n s i f y i t s e f f o r t s t o w a r d t h e

r l y e s t a b l i s h m e n t o f a S o u t h e a s t A s i a N u c l e a r

? a p a n f r e e Z o i t e ( S E A N W E Z ) , i n c l u d i n g t h e

n t i n u a t i o n o f t h e c o n s i d e r a t i o n o f all a s p e c t s

a t i n ^ t o t h e e s t a b l i s h m e n t o f t h e Z o n e a n d o f

a p p r o p r i a t e i n s t r u m e n t t o e s t a b l i s h t h e Z o n e .

A S E A N sha l l p r o m o t e a n d d e v e l o p c o o p e r a *

n w i t h s t a t e s in t h e P a c i f i c r e g i o n , b o t h t h e

i u s t r i a h m i a n d d e v e l o p i n g s t a t e s , in

o g m t i o n o f i t s i n c r e a s i n g d y n a m i s m a n d

l e n t i a l . R e l a t i o n s w i t h t h e d e v e l o p i n g c o u n t r i e s

in t h e r e g i o n c o u l d a l s o b e f o s t e r e d in t h e c o n t e x t

o f S o u t h - S o u t h c o o p e r a t i o n .

E C O N O M I C C O O P E R A T I O N

7. T o i n t e n s i f y e l f o r t s t o w a r d s i g n i f i c a n t

e x p a n s i o n o f i n t r a - A S E A N t r a d e , A S E A N sha l l

a d o p t a n d c a r r y o u t a p a c k a g e o f m e a s u r e s f o r t h e

i m p r o v e m e n t o f t h e P r e f e r e n t i a l T r a d i n g A r r a n g e ­

m e n t s ( P T A ) . S u c h m e a s u r e s sha l l i n c l u d e t h e

p r o g r e s s i v e r e d u c t i o n in t h e n u m b e r o f i t e m s in

t h e m e m b e r - c o u n t r i e s ’ e x c l u s i o n l i s t s a n d t h e

d e e p e n i n g o f t h e m a r g i n o f p r e f e r e n c e f o r i t e m s

c u r r e n t l y in t h e P T A . A S E A N shal l a l s o r e l a x t h e

A S E A N - c o n t e n t r e q u i r e m e n t in t h e R u l e 1* o f

O r i g i n o n a c a s e - by *c a sc bas i s . T h e s t a n d s t i l l o f

n o n - t a r i f f b a r r i e r s ( N T B s ) sha l l b e i m p l e m e n t e d

a n d t h e r o l l b a c k o f N T B s n e g o t i a t e d as s o o n as

p o s s i b l e a f t e r t h e M a n i l a M e e t i n g o f H e a d s o f

G o v e r n m e n t ,

8. A S E A N sha l l a c c e l e r a t e s o u n d i n d u s t r i a l d e ­

v e l o p m e n t w i t h i n t h e r e g i o n b y m a k i n g t h e

A S E A N I n d u s t r i a l J o i n t V e n t u r e s ( A I J V ) S c h e m e

m o r e f l ex ib l e , q u i c k e r t o i m p l e m e n t a n d m o r e

y t t r u c t . v e t o p r i v a t e i n v e s to r s . I t s h a l l a l s o a im t o

c o n c l u d e an i n v e s t m e n t g u a r a n t e e a g r e e m e n t

a m o n g A S E A N c o u n t r i e s , c o n t i n u e t o e x c h a n g e

i n f o r m a t i o n o n n a t i o n a l i n d u s t r i a l p o l i c i e s a n d

p l a n s , a n d t a k e a p p r o p r i a t e m e a s u r e s t h a t w o u l d

e n c o u r a g c t h e i n c r e a s e d f l o w o f t e c h n o l o g y ,

k n o w - h o w a n d f o r e i g n i n v e s t m e n t s i n t o t h e

A S E A N re g i o n .

9. I n t h e f i e l d o f f i n a n c e a n d b a n k i n g ,

A S E A N e n d o r ^ e ^ t h e e s t a b l i s h m e n t o f a n A S E A N

R e i n s u r a n c e C o r p o r a t i o n b y 19 8 8 . O t h e r

f o r w a r d - l o o k i n g m e a s u r e s in t h i s f i e ld h c i u J t E u

u se o f t h e i n t r a - A S E A N M o d e l oi :>oubU-

T a x a t i o n C o n v e n t i o n as a g u id e ; l i b e r a l i s e i im l i ­

t h e u se o l A S E A N c u r r e n c i e s in i n t i a - A M A N

t r a d e w h i c h c o u l d b e e x t e n d e d t o i n v e ^ r i r m n h

a n d e n h a n c e m e n t o f t h e c f l l c i e n c y o l

a n d t ax a d m i n i s t r a t o r s t h r o u g h m i n i n g

p r o g r a m m e s .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 86: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

I n t h e a r e a o f i n t r a - A S E A N c o o p e r a t i o n o n

n m o d i t i e s , A S U A N sha l l t a k e j o i n t a c t i o n t o

I r e ss p r o b l e m s o f s t r u c t u r a l s u r p l u s e s , s e e k

j t e r m a r k e t s h a r e s , d e v e l o p i n d i g e n o u s

o u r t t I’j m / i! i n d u s t r i e s , i n t e n s i f y r e s e a r c h a n d

e l o p r n . - n t ( R & D ) p r o g r a m m e s a n d e n c o u r a g e

otahlL-liment o f p r o d u c e r a s soc i a t i on?. ,

l o n a i t r a d e a s s o c i a t i o n s a n d c o m m o d i t y

hanges.

I n t h e l i ght o f t h e g r o w i n g i m p o r t a n c e o f

le in s e rv i ce s , A S E A N shal l e n h a n c e c l o s e r co -

r a t i o n in t h i s a r ea .

A S L A N sha l l e n c o u r a g e i n t r a - A S E A N

•el a n d d e v e l o p a v i a b l e a n d c o m p e t i t i v e

r i s t i n d u s t r y . T h e y e a r 1 9 9 2 , t h e 2 5 t h

m v e r s a r y Y e a r o f A S E A N , is d e c l a r e d as “ V i s i t

L A N Y e a r ” .

A S E A N shal l e n h a n c e c o o p e r a t i o n in t h e

d o l e n e r g y , i n c l u d i n g e n e r g y p l a n n i n g ,

h a n g e o f i n f o r m a t i o n , t r a n s f e r o f t e c h n o l o g y ,

a r c h a n d d e v e l o p m e n t , m a n p o w e r t r a i n i n g ,

s e r v a t i o n a n d e f f i c i e n c y , a n d t h e e x p l o r a t i o n ,

d u c t i o n a n d s u p p l y o f e n e r g y r e s o u rc e s .

I n t h e f ie ld o f t r a n s p o r t a t i o n a n d

i m u n k a t i o n s , A S L A N sha l l p u r s u e t h e

□ d i l u t i o n o f B r o k e r s T e l e g r a p h S y s t e m ,

. ' i - A S L A N B u l k P o o l S y s t e m , a n d P o i n t - t o ­

rn S h i p p i n g Se rv i ce s , a n d t h e e s t a b l i s h m e n t /

■ngthen n f, o f F r e i g h t B o o k i n g a n d C a r g o

l s o l i d a t i o n C e n t r e s . T h e e x i s t i n g t r a n s p o i t a -

1 \ y - . i v m sha l l b e s t r e n g t h e n e d t o u l t i m a t e l y

n an o ve ra l l A S E A N t r a n s p o r t a t i o n n e t w o r k

A S P ,A N c o o p e r a t i o n in f o o d , a g r i c u l t u r e

l o i v ^ t r y sha l l he a tmc 'd a t i m p r o v i n g (he

i d a r d o f l i v ing in t h e a g r i c u l t u r a l a n d f o r e s t r y

o r s s u s t a i n i n g a d e q u a t e s u p p l y o f biisic

c u l t u r a l a n d f o r e s t r y c o m m o d i t i e s t o m e e t

o n a l n e e d s , a n d r e d u c i n g t h e d i f f e r e n c e s in

c u l t u r a l a n d f o r e s t r y s t r u c t u r e s in t h e r eg ion ,

u r e c o o p e r a t i v e e f f o r t s sha l l be g e a r e d t o w a r d s

g r e a t e r p r i v a t e s e c t o r i n v o l v e m e n t a n d m o r e

e m p h a s i s o n h u m a n r e s o u r c e s d e v e l o p m e n t o l

f a r m e r s , f i s h e r m e n a n d f o r e s t r y w o r k e r s .

R E L A T I O N S H I P W I T H D I A L O G U E P A R T N E R S

If). W h i l e A S E A N ’s d i a l o g u e s w i t h A u s t r a l i a .

C an a d a * t h e E u r o p e a n C o m m u n i t y , J a p a n , N e w

Z e a l a n d a n d t h e U n i t e d S t a t e s h a v e c o v e r e d w id e

a r e a s , m e m b e r s t a t e s sha l l f u r t h e r e m p h a s i / . e

m a r k e t icce ss , t r a d e a n d t o u r i s m p r o m o t i o n ,

i n v e s t m e n t s . H o w o f r e s o u r c e s , i n d u s t r i a l d e v e l o p ­

m e n t , t r a n s f e r o f t e c h n o l o g y , h u m a n r e s o u r c e s

d e v e l o p m e n t , a n d s u p p o r t f o r A S E A N p o s i t i o n s

in i n t e r n a t i o n a l fo r a . A S E A N ’s d i a l o g u e s w i t h

t h e s e c o u n t r i e s s h o u l d b e k e p t u n d e r r e v i e w t o

m e e t t h e s e o b j e c t i v e s .

F U N C T I O N A L C O O P E R A T I O N

17. M e m b e r s t a t e s sha l l , t h r o u g h e d u c a t i o n ,

i n s t i t u t i o n a l l i n k a g e s , a n d i m p r o v e d f l o w o f

i n f o r m a t i o n , s e e k t o e n h a n c e a w a r e n e s s o f

A S E A N , i n c u l c a t e in t h e p e o p l e t h e c o m m o n

s o c i o - e c o n o m i c v a l u e s a n d h e r i t a g e , a n d p r o m o t e

m u t u a l u n d e r s t a n d i n g o f t h e c u l t u r e , t r a d i t i o n s

a n d w a y s o f l i f e o f t h e i r n a t i o n s .

18. I n t r a - A S E A N f u n c t i o n a l c o o p e r a t i o n shal l

b e d e s i g n e d f o r a w i d e r i n v o l v e m e n t a n d i n c r e a s e d

p a r t i c i p a t i o n b y t h e w o m e n a n d y o u t h , as w e l l as

N o n - G o v e r n m e n t a l O r g a n i z a t i o n s , I n t e r -

G o v e r n m e n t a l O i g a m z a t i o n s a n d A S E A N I n t e r ­

p a r l i a m e n t a r y O r g a n i z a t i o n .

19. A S P A N sha l l i n t e n s i f y i t s c o o p e r a t i n o n

lie j l t h tliiijE* . ibus.e p r e v e n t i o n a n d c w r . 1 t n r ^ ;

i l l i i i t b a l f k k i n g in d i n g s , l a b o u r , l aw , p o p u i i j o n .

ch i l d su r v i va l a n d w e l f a r e , socit><. . . i i ' u r J

p r o g r a m m e s , a n d s c i e n c e a n d t e c h n o l o g y

20 . I n t h e a r e a o r e n v i r o n m e n t , A S E A N sh j l l

c o o p e r a t e in p r o m o t i n g t h e p r i n c i p l e o i

= m

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA

Page 87: PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl …

“ Is t a ina bh * d e v e l o p m e n t a n d s y s t e m a t i c a l l y

t e g r a t i n g it i n t o all a s p e c t s o f d e v e l o p m e n t a n d

all f o c u s o n t h e n e e d f o r p o l i c y g u i d e l i n e s t o

o t e c t A S F A N ’s c o m m o n r e s o u r c e s a n d

v i r o n m e n t .

A S E A N sha l l e m p h a s i z e d e v e l o p i n g an

e l l i g e n t a n d h i g h l y p r o d u c t i v e w o r k f o r c e b y

: r e a s in g i n v e s t m e n t in s c i e n c e a n d t e c h n o l o g y

:l b y p r o v i d i n g e f f e c t i v e t r a i n i n g in o r d e r t o

: i l i t a t e e f f e c t i v e t r a n s f e r o f t e c h n o l o g y .

M A C H I N E R Y F O R A S E A N C O O P E R A T I O N

2 2 . T h e A S L A N o r g a n i z a t i o n a l s t r u c t u r e w i l l

c o n t i n u a l l y b e i m p r o v e d w i t h a v i e w t o e n h a n c i n g

i t s e f f e c t i v e n e s s .

D O N E in t h e C i t y o f M a n i l a o f t h e

P h i l i p p i n e s , t h i s F i f t e e n t h D a y o f D e c e m b e r in

t h e Y e a r O n e T h o u s a n d N i n e H u n d r e d a n d

H i g h t y - S e v e n , t h e t w e n t i e t h y e a r o f t h e

A s s o c i a t i o n o f S o u t h e a s t A s i a n N a t i o n s .

F o r t h e R e p u b l i c o f t h e P h i l i p p i n e s :

S U L T A N H A J I H A S S A N A L B O L K I A H C O R A Z O N C. A Q U I N O

S u l t a n a n d Y a n g D i - P e r t u a n P r e s i d e n t

t h e R e p u b l i c o f I n d o n e s i a :

S O E H A R T O

President

F o r t h e R e p u b l i c o f S i n g a p o r e :

L E E K U A N Y E W

P r i m e M i n i s t e r

M a l a y s i a : F o r t h e K i n g d o m o f T h n i l a n d :

A T U K S E R I D R . M A H A T H I R M O H A M A D G E N E R A L P R E M T I N S U L A N O N D A

pr i m e M i n i s t e r P r i m e M i n i s t e r

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PROSPEK PERKEMBANGAN GAGASAN ZONA BEBAS NUKLIR Dl ASIA TENGGARA ( SEBUAH BAHASAN TERHADAP DEKLARASI KUALA LUMPUR TAHUN 1971)

ANDREAS C. HARRY PRASETYA