proposal sampah

18
PENGELOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN CARA PENGOMPOSAN D I S U S U N OLEH : LINDAWATI SIMORANGKIR, S.Kep.,Ns.,M.Kes. LEDY GRESIA SIHOTANG, S.Kep.,Ns. Sr. ODILIA FSE NOVARIA SIMAMORA BERNITA HUTAGAOL VIRNANDO NADAPDAP DODI SUHERMAN PURBA

Upload: ladygresia

Post on 02-Jan-2016

86 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sampah merupakan sebutan untuk sesuatu yang sudah tidak diperlukan lagi. untuk zaman sekarang ini justru hal-hal seperti ini sudah selayaknya mendapatkan perhatian besar dengan menggunakan prinsip reduce, reuse,dan recycle. hal ini atas kesadaran siapa lagi yang memecahlkan masalah komunitas ini kalau bukan kita. mari mulai dari diri kita

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Sampah

PENGELOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA

DENGAN CARA PENGOMPOSAN

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

LINDAWATI SIMORANGKIR, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

LEDY GRESIA SIHOTANG, S.Kep.,Ns.

Sr. ODILIA FSE

NOVARIA SIMAMORA

BERNITA HUTAGAOL

VIRNANDO NADAPDAP

DODI SUHERMAN PURBA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) St.ELISABETH MEDAN

2012

Page 2: Proposal Sampah

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yang Maha, atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua,

sehingga laporan ini yang berjudul Pengelolahan Sampah Rumah Tangga Dengan Proses

Pengomposan dapat terselesaikan. Kelompok sangat tertarik untuk ikut serta memikirkan

masalah lingkungan hidup yang semakin tidak terkendali, khususnya masalah sampah rumah

tangga.

Seiring dengan banyaknya dampak sampah di lingkungan, yang berasal dari sampah rumah

tangga, kelompok mengharapkan adanya pengurangan sampah keluarga dengan cara yang

lebih baik dan lebih bermanfaat.

Dalam penulisan laporan ini, merupakan langkah awal kelompok untuk senantiasa peduli dan

prihatin dengan permasalahan sampah yang terjadi serta mampu berpikir secara sistemik

dalam penanganan sampah dan manajemen operasinya yang semakin menghantui kehidupan

manusia. Dan besar harapan kelompok, laporan ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan

mendapat tindak lanjut untuk evaluasi pada tahap kegiatan kedepan.

Medan, Desember 2012

Kelompok

Page 3: Proposal Sampah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa yang

akan datang, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat.

Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan

dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan

permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya (Permen PU nomor:

21/PRT/M/2006).

Secara umum, menurut Peraturan Menteri PU nomor: 21/PRT/M/2006, daerah yang

mendapatkan pelayanan persampahan yang baik akan dapat ditunjukkan memiliki

kondisi sebagai berikut:

a) Seluruh masyarakat memiliki akses untuk penanganan sampah yang dihasilkan

dari aktifitas sehari-hari, baik di lingkungan perumahan, perdagangan,

perkantoran, maupun tempat-tempat umum lainnya.

b) Masyarakat memiliki lingkungan permukiman yang bersih karena sampah

yang dihasilkan dapat ditangani secara benar.

c) Masyarakat mampu memelihara kesehatannya karena tidak terdapat sampah

yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diare, tipus,

disentri, dan lain-lain; serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran

udara, air atau tanah.

d) Masyarakat dan dunia usaha/swasta memiliki kesempatan untuk berpartisipasi

dalam pengelolaan persampahan sehingga memperoleh

Sebagai contoh di Kota Medan. Di kota ini, pada tahun 2005 volume sampahnya

sebanyak 7.400 m3 per hari; dan pada tahun 2006 telah mencapai 7.900 m3 per hari.

Selain itu, di Jakarta, pada tahun 2005 volume sampah yang dihasilkan sebanyak

25.659 m3/hari; dan pada tahun 2006 telah mencapai 26,880 m3/hari. (Suganda

dalam Kompas, 30 Nopember 2006).

Upaya strategis yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dalam mengatasi

persoalan sampah adalah dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah dengan melakukan reduksi sampah di sumbernya (rumah

tangga). Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut, Pemerintah Kota

Medan membentuk pilot project pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Page 4: Proposal Sampah

Tujuan pilot project pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah untuk

mendapatkan masukan bagaimana sampah rumah tangga dapat dikelola secara

mandiri oleh masyarakat di tingkat sumber, sehingga dapat mengurangi jumlah

timbulan sampah yang harus dikelola di TPSA (DLH, 2005).

1.2. Tujuan

Tujuan Umum

Secara umum diharapkan sampah dari limbah rumah tangga tidak lagi menjadi

sumber limbah yang dibuang ke lingkungan, melainkan mampu diolah kembali oleh

keluarga menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat. Hal ini guna mengurangi

tingkat polusi sampah dalam lingkungan.

Tujuan Khusus

a. Keluarga mengetahui apa-apa saja yang dimaksud sampah rumah tangga

b. Keluarga mengetahui dampak dari sampah rumah tangga

c. Keluarga mampu memilah sampah rumah tangga

d. Keluarga mampu mengolah sendiri sampah rumah tangga

1.3. Manfaat

Diharapkan keluarga mengetahui apa yang dimaksud dengan sampah rumah tangga

sehingga keluarga dapat memilah sampah-sampah dari rumah tangga yang dapat

dikelolah menjadi sumber yang lebih bermanfaat dan mengurangi produksi sampah

rumah tangga yang berdampak negative.

Page 5: Proposal Sampah

BAB II

ISI

1. Pengertian Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu

proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak

ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika

dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat

dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

2. Penggolongan Sampah

Sampah rumah tangga secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu: (a)

lapak,(b) sampah berbahaya, (c) limbah yang sukar didekomposisi, dan (d) bahan

kompos.Barang-barang dalam sampah rumah tangga yang masih mempunyai nilai

ekonomis karena dapat langsung dijual langsung disebut lapak. Barang-barang

tersebut antara lain: kertas, plastik, kardus, gelas. Sampah berbahaya adalah sampah

yang membahayakanmanusia ataupun sampah yang dapat mengganggu proses

pengomposan bila dicampur dengan bahan yang akan dibuat kompos. Oleh sebab itu

bahan berbahaya harus ditempatkan pada wadah tersendiri. Sampah yang termasuk

dalam katagori ini adalah: benda tajam, pecahan gelas/botol, baterai bekas, wadah

pestisida dan obat-obatan/antibiotik. Sampah yang sukar dikomposkan adalah bahan

yang bila dikomposkan memerlukan waktu lama. Sebagai contoh sabut kelapa,

ranting, dahan, dan sebagainya. Sampah sukar dikomposkan ini menyusun kirakira

30-50% dari sampah rumah tangga. Sampah bahan kompos adalah sampah organik

yang mudah dilapuk seperti: sisa sayur-sayuran, kulit buah-buahan, rumput, gulma,

bunga-bungaan dan sebagainya.

Page 6: Proposal Sampah

PENGELOMPOKAN SAMPAH BERDASARKAN KOMPOSISINYA

3. Pengelolahan Sampah

Upaya pengelolaan secara desentralisasi memang beragam, dari yang sederhana

hingga yang menggunakan teknologi tepat guna. Beberapa upaya yang umum

dilakukan oleh masyarakat sebagai berikut.

1. Penumpukan

Pada metode ini sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, tetapi

dibiarkan membusuk menjadi bahan organic. Metode penumbukan bersifat

murah dan sederhana, tetapi sangat beresiko karena akan menimbulkan penyakit

dan menyebabkan pencemaran.

2. Pembakaran

Metode ini memang yang paling sering dilakukan masyarakat. Namun, cara ini

sebaiknya dilakukan hanya untuk sampah yang dapat terbakar habis. Selain itu,

lokasi pembakaran berada di tempat yang jauh dari permukiman. Pasalnya,

sampah yang dibakar ternyata dapat menghasilkan dioksin, yaitu ratusan jenis

senyawa kimia berbahaya.

- Kelompok: Kertas, Karton, Kardus

- Plastik - Alumunium foil- Botol Minuman- Kemasan makanan- Kemasan dari kertas- Sisa makanan- Kemasan karton- dsb

SAMPAHBERCAMPUR

Organik:Sampah daunSisa makanansampah dapur dsb

Sampah BerbahayaKaleng pupukKaleng CatMudah terbakardsb

Page 7: Proposal Sampah

3. Sanitasi Landfill

Metode ini khusus diberlakukan untuk tempat pembuangan akhir ketika lahan

yang disediakan telah penuh terisi sampah. Caranya yaitu dengan membuat

cekungan baru untuk mengubur sampah yang di atasnya ditutupi tanah.

4. Pengomposan

Metode ini merupakan langkah sederhana yang tidak menimbulkan efek samping

bagi lingkungan, tetapi memberikan nilai tambah bagi sampah, khususnya

sampah organic.

Pengelolahan sampah dengan cara pengomposan atau mengubah menjadi pupuk

merupakan alternative terbaik. Sayangnya, menurut data Kementrian

Lingkungan Hidup, sampah organic yang dikomposkan baru berkisal 1-6%,

sedangkan sisanya lebih banyak dibakar, ditimbun, atau dibuang ke sungai dan

ke TPA

4. Defenisi Kompos

Menurut J.H. Crawford (2003), kompos adalah hasil dekomposisi parsial/tidak

lengkap, dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan organik oleh

pupulasi berbagai macam mikroba dalam konsisi lingkungan yang hangat, lembab,

dan aerobik..

5. Cara Pembuatan Kompos

Sampah Rumah Tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik.

Sampah organik dibagi dua yaitu :

1. Sampah Organik Hijau (sisa sayur mayur dari dapur)

Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong,

wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun

pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum

(rumput, daun-daun kering/basah) .

2. Sampah Organik Hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging,

telur dan sejenisnya.   

Sampah anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, besek, kaleng,

bermacam-macam jenis plastik, styrofoam, dll.

Sampah organik hijau dipisahkan dari sampah organik hewan agar kedua bahan ini

bisa diproses tersendiri untuk dijadikan kompos. Sedangkan sampah anorganik

berupa plastik dikurangi pemakaiannya, memakai ulang barang-barang yang

Page 8: Proposal Sampah

diperlukan, didaur ulang, yang masih bersih dikumpulkan dan diberikan kepada

pemulung.

Sampah anorganik yang dapat didaur ulang misalnya :

1. Kemasan-kemasan plastik untuk dijadikan tas.

2. Botol plastik bekas dapat dibuat menjadi tutup gelas.

3. Gelas plastik bekas dapat dibuat pot-pot tanaman

Sampah yang bersih dapat dijual/diberikan pada pemulung. Misalnya karton,

kardus, styrofoam, besek, botol, plastik-plastik kemasan makanan, kantong-

kantong plastik, koran, majalah, kertas-kertas, dan sebagainya. Jenis-jenis yang

bersih ini pisahkan dalam satu kantong, langsung saja diberikan pada pemulung

tanpa dibuang ke bak sampah terlebih dahulu.

Sampah yang benar-benar kotor dan kita tidak bisa mendaur ulang, tidak layak

diberikan pada pemulung. Inilah yang dibuang dalam bak sampah. Dengan

demikian kita dapat membantu mengurangi volume sampah yang dibuang di

TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Mendaur Ulang Sampah Dapur Rumah Tangga (Alternatif 1) :

Sediakan :

1. Kardus

2. Bantalan yang dibuat dari sabut kelapa yang dibungkus dengan kasa

nyamuk plastik

3. 5-6 kg kompos yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan

4. Sampah yang telah dipotong-potong ukuran 2 - -4 cm

5. Alat pengaduk

6. Karung plastik yang berpori-pori (untuk membungkus kardus) atau

keranjang tempat cucian baju kotor (takakura).

Cara membuat :

1. Letakkan bantalan sabut kelapa diatas adukan kompos + sampah

2. Lakukan lapis demi lapis sampai kardus penuh. Kardus disimpan di dalam

keranjang (takakura) atau bungkus dengan karung plastik yang berpori.

Letakkan ditempat yang tidak terkena hujan dan terik matahari. Setiap 3-4

hari dibuka dan diaduk-aduk, lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi

hitam, hancur.

Page 9: Proposal Sampah

3. Sampah telah berubah menjadi kompos siap pakai/dijual. (untuk dijual,

diayak terlebih dahulu). Jika kardus pertama penuh, buatlah kardus kedua,

dst. Alternatif 2 :

1. Wadah drum, ember plastik atau gentong

2. Wadah diberi lubang didasarnya untuk pertukaran udara

3. Bahan sampah yang dipotong 2 – 4 cm

4. Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator. Contohnya EM-4, Starbio,

Temban. Bahan-bahan ini bisa diganti dengan kompos dari tumbuh-

tumbuhan.

5. Air

6. Alat pengaduk.

Cara membuat :

1. Bahan sampah dimasukkan didalam wadah selapis, kemudian ditambahkan

kompos atau mikroorganisma pengurai

2. Lakukan terus menerus selapis demi selapis sampai wadah penuh

3. Disiram dengan air secara merata

4. Pada hari ke 5 -7, media dapat diaduk-aduk. Pengadukan diulang setiap

lima hari dan dihentikan sampai sampah menjadi hitam dan hancur.

5. Sampah telah berubah menjadi kompos.

Catatan :

Pengaturan suhu merupakan faktor penting dalam pengomposan. Salah satu

faktor yang sangat menentukan suhu adalah tingginya tumpukan. Tumpukan

lahan yang terlalu rendah akan berakibat cepatnya kehilangan panas. Ini

disebabkan tidak adanya cukup material untuk menahan panas yang dilepaskan

sehingga mikroorganisma tidak akan berkembang secara wajar. Sebaliknya

bila timbunan terlalu tinggi, akan terjadi kepadatan bahan organic yang

diakibatkan oleh berat bahan sehingga suhu menjadi sangat tinggi dan tidak

ada udara di dalam timbunan. Tinggi timbunan yang memenuhi syarat adalah

Page 10: Proposal Sampah

1,2 – 2,0 meter dan suhu ideal selama proses pengomposan adalah 40 derajat-

50 derajat C.

Untuk mempercepat terjadinya proses pengomposan, maka pH timbunan harus

diusahakan tidak terlalu rendah. Namun, pH timbunan yang rendah dapat

dicegah dengan pemberian kapur, abu dapur atau abu kayu.

Bahan mentah yang baik untuk penguraian atau perombakan berkadar air 50 –

70 %. Bahan dari hijauan biasanya tidak memerlukan tambahan air, sedangkan

cabang tanaman yang kering atau rumput-rumputan harus diberi air saat

dilakukan penimbunan. Kelembaban timbunan secara menyeluruh diusahakan

sekitar 40 – 60 %.

Pada saat pengomposan akan timbul asap dari panas yang dikeluarkan. Hal ini

akan mengakibatkan timbunan bahan menjadi kering. Agar hal ini dapat

diketahui sedini mungkin, ke dalam timbunan perlu ditancapkan bambu

panjang.

Page 11: Proposal Sampah

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sampah yang ada dilingkungan yang mengakibatkan dampak negative pada

lingkungan berasal dari beberapa bagian, termasuk dari sampah rumah tangga.

Diharapkan ketika sampah rumah tangga dapat ditangani dengan baik maka dampak

sampah pada lingkungan dapat berkurang.

Sampah rumah tangga yang biasanya langsung dibuang sebenarnya memiliki fungsi

yang baik ketika dapat dikelolah oleh keluarga secara optimal, melalui proses yang

paling mudah yakni pengomposal.

Diharapkan penyuluhan ini dapat membuka wawasan keluarga mengenai proses

pengolahan sampah menjadi sesuatu bentuk yang lebih bermanfaat.

3.2. Kritik dan Saran

Kami sebagai penyaji dalam penyuluhan ini merasakan masih banyak lagi proses

pengolahan sampah rumah tangga yang belum disajikan. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang mendukung kesempurnaan data kami, untuk

dapat di perbaharui menjadi lenih baik. Terima kasih.

Page 12: Proposal Sampah

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadisuwito S. 2000. MEMBUAT PUPUK KOMPOS CAIR. Agro Mulia. Jakarta

Selatan.

2. BPP-Teknologi 1982, Studi Pendahuluan Sistem Pengumpulan dan Pengangkatan

Sampah dan Pradisain Instalasi Pembakaan Sampah. Jakarta (Studi Sistem

Pembangunan Kota).

3. Makara. SOSIAL HUMANIORA, Vol 13, No. 1. Juli 2009: 37-47

Page 13: Proposal Sampah

LAMPIRAN

1. Ketua : LINDAWATI SIMORANGKIR, S.Kep,,Ns.,M.,Kes.

2. Sekertaris : LEDY GRESIA SIHOTANG,S.Kep.,Ns.

3. Bendahara : Sr. ODILIA FSE

4. Presentator : NOVARIA.SIMAMORA

5. Observer : BERNITA.HUTAGAOL

6. Simulasi : VIRNANDO NADAPDAP

7. Seksi peralatan : DODI SUHERMAN PURBA

8. Dokumenttasi : Sr.ODILIA FSE