problematika.docx

Upload: sayhidoen-cepex

Post on 01-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IVPROBLEMATIKA.Di kalangan masyarakat maritim, yang namanya pabrik/industri garam pasti tidak asing di dalam telinga kita. Apalagi kita selalu menggunakannya ketika kita memasak. Diantara daerah-daerah penghasil garam di Indonesia yang paling populer salah satunya adalah garam dari Rembang. Di Rembang sendiri telah berdiri dua pabrik/industri garam. Pertama, pabrik ada di sebelah Rembang paling Barat, dan yang kedua ada di sebelah Rembang kota sendiri. Sebenarnya pengolahan garam di Rembang ini sudah dikatakan lumayan bagus. Akan tetapi menurut kami masih terdapat permasalahn-permasalahan yang harus diselesaikan, seperti tidak efektifnya bantuan yang pemerintah berikan kepada pabrik dan tingkat harga garam yang menurut kami kurang berpihak pada masyarakat, Lalu sistem upahnya juga.Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan di Rembang ini terdapat problematiaka yang seharusnya menjadi PR pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf hidup mereka. Dengan tingkat harga jual garam yang terbilang sangat rendah, seharusnya pemerintah melakukan semacam pengawasan. Pasalnya para petani/petambak garam tidak sadar bahwa mereka hanya dimanfaatkan oleh para makelar/tengkulak supaya hasil garam mereka, mereka jual kepadanya. Menurut kami seharusnya pemerintah menyediakan/membuat semacam lembaga yang dapat menampung/membeli garam rakyat dengan harga yang lebih lumayan daripada sebelumnya. Lalu para karyawan pabrik di tempat yang kami teliti sistem upahnya sangat sedikit, pasalnya tidak UMR. Kemudian pemerintah dalam upaya meningkatkan hasil pengolahan garam dalam memberikan bantuan seharusnya tidak setengah-setengah, pasalnya ada bantuan-bantuan yang tidak terpakai sama sekali karena dalam proses pengolahan tidak memberikan dampak yang cukup bagus, malahan tidak memenuhi target produksi yang seharusnya.

BAB VPENUTUPSimpulan Pengolahan garam yang berada di wilayah rembang menurut kami sudah cukup lumayan bagus. Karena dapat memberdayakam masyarakatnya untuk selalu memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia di wilayahnya. Mereka tiap kali musim kemarau berprofesi sebagai penggarap tambak garam, dan ketika musim hujan beralih menjadi petambak ikan, ataupun udang. Tidak hanya mengandalkan pada tambak mereka saja, mereka juga punya profesi sebagai pedagang. Akan tetapi untuk hasil garam sendiri masih terdapat semacam dominasi kekuasaan yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja yang mempunyai modal besar, dan mereka yang bermodal kecil harus menumpang dengan mereka para pemodal besar. Selain itu sistem upah yang ditetapkan poabrik garam juga tergolong masih kecil, tidak sesuai UMR, karena pekerjaan yang dirasa pabrik sangat ringan dan tingkat harga jualnya yang kecil. Sebenarnya harga upah yang diberikan pabrik seperti tersebut menurut kami juga sudah lumayan, karena apabila harga garam sendiri apabila tinggi pasti juga akan mempengaruhi harga jual barang-barang pokok yang lain. Akan tetapi setidaknya pemerintah harus memberikan perhatian yang lebih terhadap kehidupan masyarakat maritim apabila Indonesia ini mau kembali berfokus menjadi negara maritim yang baik.