problematika mata pelajaran aqidah akhlaq dalam …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/tpg141175_waini...

90
24 PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA KELAS I MADRASAH IBTIDAIYAH QUHAS PRIMARY SCHOOL KOTA JAMBI SKRIPSI WAINI MARDIANA TPG.141175 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

24

PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ

DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA KELAS I

MADRASAH IBTIDAIYAH QUHAS

PRIMARY SCHOOL

KOTA JAMBI

SKRIPSI

WAINI MARDIANA

TPG.141175

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

25

PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ

DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA KELAS I

MADRASAH IBTIDAIYAH QUHAS

PRIMARY SCHOOL

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Di ajukan sebagai salah satu tugas untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

WAINI MARDIANA

TPG.141175

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 3: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

26

Page 4: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

27

Page 5: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

28

Page 6: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

29

Page 7: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

30

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt yang senantiasa melimpahkan

ni’mat sehat, ni’mat kemudahan, ni’mat kelancaran serta ni’mat petunjuk,

sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Solawat serta salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.

Dalam penyusunan skripsi ini saya sangat berterimakasih kepada pihak-

pihak yang telah memberikan bantuan moril kepada saya. Khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi. Bapak Dr. H. Suaidi, MA, PhD, selaku Wakil Rektor I

bidang akademik dan kelembagaan, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd. selaku

Wakil Rektor II bidang administrasi umum, perencanaan dan keuangan, Ibu

Dr. Hj. Fadilla Husen, M.Pd selaku Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan

dan kerjasama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Bapak Dr. Lukman Hakim, M.Pd, Bapak Dr. Zawaki M.Pd, Bapak Dr. Kemas

Imran Rasadi M.Pd selaku Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

4. Bapak Dr. Shalahuddin, M.Pd.I Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. H. Kasful Anwar US, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

6. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi II.

7. Bapak ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis.

8. Ustadz. Muhammad Quzwein, S.Pd selaku wakil Kepala Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School Kota Jambi dan Ibu Rowiyatul Adawiyah, S. Hum

Page 8: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

31

selaku guru Akidah Akhlaq kelas I yang telah memberikan kemudahan kepada

penulis dalam memperoleh data lapangan di Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi.

9. Sahabat-sahabati jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) serta

kakak-kakak motivator yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

\

Page 9: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

32

ABSTRAK

Nama : Waini Mardiana

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul :Problematika Mata Pelajaran Akidah Akhlaq dalam

Penanaman Karakter Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School Kota Jambi.

Skripsi ini membahas tentang Problematika Mata Pelajaran Akidah Akhlaq dalam

Penanaman Karakter Siswa Kelas I di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Kota Jambi. Penelitian ini penulis lakukan guna untuk mengetahui implementasi

mata pelajaran Akidah Akhlaq di Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi, khususnya dalam penanaman karakter kepada siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan teknik

pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini terfokus

pada implementasi mata pelajaran Akidah Akhlaq dalam materi menghindari

akhlaq tercela. Sasaran pengumpulan data yaitu kepala sekolah, guru Akidah

Akhlaq kelas I dan juga siswa kelas I Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Kota Jambi.

Hasil penelitian ini, penulis memperoleh data dari teknik pengumpulan data

tersebut yakni, Implementasi mata pelajaran Akidah Akhlaq kelas I di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi belum berjalan secara maksimal.

Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi yaitu guru tidak sesuai dengan

bidang yang di ambilnya, sehingga guru merasa kesulitan dalam merancang

pembelajaran terlebih dahulu. Ketika dalam kegiatan pembelajaran guru sering

kali tidak menggunakan media yang mendukung pembelajaran. Guru juga belum

sepenuhnya memahami pengimplementasian kurikulum 2013. Hal tersebut

dikarenakan pihak sekolah juga belum mengadakan pelatihan guru dalam

mengimplementasikan kurikulum 2013. Selain itu, penulis menemukan

permasalahan pada sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran Akidah

Akhlaq kelas I. Hal tersebut dikarenakan pihak sekolah juga belum mengadakan

pelatihan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.

Kata kunci: Problematika Kurikulum 2013,Akidah Akhlaq.

Page 10: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

33

ABSTRACT

Name : Waini Mardiana

Department : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)

Title : Problematics of Akidah Akhlaq Subjects in Planting the

Character of Class I Students Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School Jambi City.

This thesis discusses the Problematics of Akidah Akhlaq Subjects in Planting

Class I Student Character at Jambi City Quhas Primary School Madrasah. This

research the author did to find out the implementation of the AkidahAkhlaq

subjects in Class I of the Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School in Jambi

City, especially in the planting of characters to students.

This research is a qualitative research, using data collection techniques of

interview, observation and documentation. This study focused on the

implementation of Akidah Akhlaq subjects in the material to avoid blame worthy

morality. The target of data collection is the principal, AkidahAkhlaq class I

teacher and also class I Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Jambi City.

The results of this study, the authors obtained data from the technique of data

collection, namely, the implementation of the eyes of class I AkidahAkhah

learning in the Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School in Jambi City had not

run maximally. Data obtained from interviews and observations is that the teacher

is not in accordance with the field he took, so the teacher feels difficulty in

designing learning first. When in learning activities teachers often do not use

media that supports learning. The teacher also does not fully understand the

implementation of the 2013 curriculum. This is because the students have not yet

held teacher training in implementing the 2013 curriculum. In addition, the

authors found problems with the facilities and infrastructure that supported the

first class of Akidah Akhlaq learning. in implementing the 2013 curriculum.

Keywords: Problematics of 2013 Curriculum, Akidah Akhlaq.

Page 11: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

34

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i

NOTA DINAS ...............................................................................................ii

PENGESAHAN..............................................................................................iv

PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................v

PERSEMBAHAN..........................................................................................vi

MOTTO..........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR....................................................................................viii

ABSTRAK......................................................................................................xi

ABSTRACT....................................................................................................xii

DAFTAR ISI...................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL...........................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................. 6

C. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian .................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoritik ............................................................................... 10

B. Study Relevan ................................................................................ 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ................................................ 24

B. Setting dan Subjek Penelitian ......................................................... 25

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 28

D. Teknik Analisis Data ...................................................................... 31

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................ 32

BAB IV TEMUAN DAN PENELITIAN

A. Temuan Umum..............................................................................35

B. Temuan khusus dan Pembahasan................................................. 47

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan....................................................................................68

B. Saran..............................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN SKRIPSI

BIODATA PENULIS

Page 12: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

35

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Judul Pembelajaran, KI, dan KD kelas I semester II(genap)................18

Tabel 4.1Tata Tertib Berpakaian Siswa-Siswi Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School………………………....……………………….38

Tabel 4.2Sarana Madrasah Ibtidaiyah QuhasPrimary School……….….…....…40

Tabel 4.3Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Jambi………………………………………………………………..…..41

Tabel 4.4 Data Guru dan Kepegawaian Madrasah Quhas Primary School Kota

Jambi. ……………………………….……………………………….....46

Page 13: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Data.............................................................11

Gambar 3.2 Konsep Pembahasan.................. ..................................................12

Gambar 3.2.Triangulasi teknik pengumpulan data..........................................35

Gambar 4.1.Keadaan ruangan kelas satu.........................................................43

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Kota Jambi Tahun Ajaran 2018/2019...........................................44

Gambar 4.3Proses Pelaksanaan Pembelajaran Akidah akhlaq Kelas I Madrasah

Ibtidayah Quhas Primary School Kota Jambi..................................................57

Page 14: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

37

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Transkip Wawancara…………....................................................

Lampiran 2: Hasil Observasi………………………….....................................

Lampiran 3: Dokumentasi Penelitian................................................................

Lampiran 4: Profil Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota

Jambi..............................................................................................

Lampiran 5: Struktur Organisasi dan Kepegawaian Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi ..................................................... ….

Lampiran 6: Kalender Pendidikan ....................................................................

Lampiran 7: Program Tahunan dan Program Semester pembelajaran Akidah

Akhlaq Kelas I…………………….………………………………

Lampiran 8: Silabus Pembelajaran.....…………………………………….......

Lampiran 9: RPP Pembelajaran Akidah Akhlaq………………………………

Lampiran 10. KKM Akidah Akhlaq…………………………………………..

Page 15: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara definisi, pendidikan adalah aktivitasi semua potensi dasar manusia

yang dilakukan melalui interaksi antara manusia dewasa dengan yang belum

dewasa. Pendidikan adalah proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati, dengan

atau tanpa penyengajaan. Pendidikan adalah proses pemartabatan manusia menuju

puncak optimasi potensi koognitif, afektif dan psikomotorik yang dimilikinya.

Pendidikan adalah proses membimbing, melatih dan memandu manusia terhindar

atau keluar dari kebodohan dan pembodohan. (Sudarwan Danim, 2013, hal. 1).

Dalam pasal 1 UU Sisdiknas bahwa sesungguhnya pendidikan memiliki

tujuan. Tujuan pendidikan tersebut adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU

Sisdiknas No. 20, 2003).

Berbicara tentang pendidikan tentunya tidak terlepas dari lembaga yang

menjadi inti dari pendidikan itu sendiri, yaitu lembaga pendidikan dimana anak di

didik untuk menggali seluruh kemampuannya. Lembaga pendidikan ini memiliki

peranan besar dalam membentuk karakter siswa. Seperti yang kita ketahui,

menanamkan karakter tidak dapat dilakukan secara instan atau hanya sekali saja.

Penanaman ini perlu dilakukan secara terus-menerus secara berkesinambungan.

Karena proses internalisasi atau penanaman karakter-karakter yang baik pada anak

dan generasi muda adalah pekerjaan yang tidak pernah usai hingga generasi

tersebut terus berganti dan meneruskan apa apa yang baik kepada generasi

seterusnya. (Sudarwan Danim, 2013, hal. iii).

Dalam sebuah pendidikan terdapat pembelajaran, dan dalam pembelajaran

tersebut pendidik tidak hanya menyampaikan pengetahuan umum saja, tetapi juga

pendidikan agama peserta didik. Tujuan pendidikan keagamaan tersebut yaitu

Page 16: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

39

membentuk akhlaq mulia dan juga keyakinan peserta didik kepada Allah

Subhanahu Wata’ala. Pendidikan keagamaan yang sangat berpengaruh terhadap

perkembangan akhlaq peserta didik yakni pembelajaran Akidah Akhlaq.

Secara definisi, “Akidah” memiliki arti “ikatan” atau “pengikat”, adalah suatu

keyakinan yang dimiliki oleh seseorang yang bersemayam di dalam hati, bukan

berada di otak dan di alam pikiran manusia. Dengan keterkaitan itulah seseorang

sanggup melakukan apapun yang diyakini sebagai sebuah “kebenaran” karena

akidah yang bersemayam dalam hati ini memegang peranan penting dalam

membentuk karakter diri seseorang. (Darwis Abu Ubaidah, 2008, hal. 1)

Sedangkan definisi akhlaq merupakan bentuk dari paham amalan ihsan, yaitu

sebagai puncak kesempurnaan dari keimanan dan keislaman seseorang. Dengan

kata lain bahwa takwa dan akhlaq sangat erat kaitannya karena hakikat

kemanusiaan yang tertinggi dihadapan Allah SWT adalah ketakwaannya,

sedangkan dihadapan sesama manusia adalah karena Akhlaqnya atau tingkah

lakunya. Untuk itu manusia di tuntut untuk menjadikan dirinya dan

lingkungannya sebagai individu dan lingkungannya berakhlaq mulia (Zuhraini,

1995, hal. 51).

Pembelajaran Akidah Akhlaq memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu

penanaman karakter positif siswa. Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai

sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan

watak, atau pendidikan akhlaq dengan tujuan mengembangkan kemampuan siswa

untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik ,dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, “muatan

pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral reasoning, moral

feeling, dan moral behavior” (Lickona, 1991, hal. 21).

Pembelajaran Akidah Akhlaq terfokus pada karakter siswa. Secara definisi,

pendidikan karakter adalah penting untuk dilakukan dan diimplementasikan untuk

membentuk generasi yang berkualitas. Pendidikan karakter merupakan salah satu

jalan untuk membimbing seseorang menjadi lebih baik, sehingga mampu

memfilter pengaruh yang tidak baik. Semua kalangan sepakat bahwa pendidikan

karakter adalah penting untuk diterapkan dan diimplementasikan untuk

Page 17: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

40

membentuk generasi yang berkualitas. Pendidikan karakter merupakan salah satu

alat untuk membimbing seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya, sehingga

seseorang tersebut mampu memfilter pengaruh yang tidak baik. (Imas Kurniasih,

Berlin Sani, 2017, hal. 21-22)

Ratna Megawangi (2004), mengemukakan pendapatnya bahwa “secara

praktis, pendidikan karakter adalah usaha untuk mendidik anak-anak agar

dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang

positif terhadap lingkungannya” (hal. 24).

Dalam penerapan pendidikan akhlaq tidak hanya dituntut di sekolah saja, akan

tetapi sudah menjadi tanggung jawab umat muslim secara keseluruhan. Tidak

hanya di sekolah (guru) tapi peran orang tua juga dibutuhkan dalam pemberian

pendidikan akhlaq dan pembentukan akhlaq yang baik. Imam Al-Ghazali

mengemukakan tentang kewajiban orang tua, yaitu: “harus mendidik, mengasuh,

dan mengajarkannya dengan akhlaq atau moral yang tinggi serta memeliharanya

dari lingkungan yang jelek” (Athiyah, 1970, hal.119).

Menurut pernyataan Al-Ghazali di atas, dapat penulis perjelas bahwa orang

tua yang paling dekat dengan anak dan paling banyak berkumpul dengan anak

memiliki tugas dan berkewajiban untuk menjadikan anaknya sebagai orang yang

paling baik atau orang yang berakhlaq mulia. Orang tua harus memberikan

teladan, memilih teman dan lingkungan yang baik bagi anaknya sehingga kelak

anak dapat tumbuh dengan baik jasmani maupun rohaninya. Dalam hal

pendidikan orang tua berhak memilihkan yang terbaik untuk anaknya, disekolah

guru bidang studi Akidah Akhlaq yang berperan memberi bimbingan, dengan

keprofesionalannya itulah sehingga ia dapat membentuk akhlaq anak didiknya dan

memecahkan serta mengatasi masalah pendidikan akhlaq pada anak.

Dari sudut pandang tersebut sebagai orang tua janganlah lepas tanggung

jawab begitu saja peran orang tua sangat penting dalam kesukaran pendidikan

akhlaq karena orang tua nantinya juga akan membantu memecahkan masalah anak

didik di rumah. Guru memiliki waktu yang sangat terbatas dengan muridnya

sehingga tidak sepenuhnya bisa mengawasi tingkah laku anak didiknya,orang

tualah yang akan mengawasi selanjutnya. Jadi, pendidikan akhlaq bisa dipelajari

Page 18: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

41

dan diterapkan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara terminologi “karakter”

diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor

kehidupannya sendiri. Secara “harfiah” adalah kualitas atau kekuatan mental atau

modal, akhlaq atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus

yang membedakan dengan individu lain. (Imas Kurniasih, Berlin Sani, 2017, hal.

21-22).

Selain penanaman karakter, pembelajaran Akidah Akhlaq perlu dilakukan

dengan baik, mengingat bahwa pembelajaran Akidah Akhlaq ini mempunyai

tujuan yang ingin dicapai seperti pembelajaran pendidikan agama islam yang

lainnya, yaitu: menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dengan melalui

pemberian dan penanaman pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta

pengalaman peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim

yang terus meningkatkan keimanan, ketakwaanya kepada Allah swt serta

berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih

tinggi. (Depdiknas, 2004, hal. 18).

Menurut penulis, penerapan pembelajaran Akidah Akhlaq yang ideal, yaitu

pendidik hendaknya memiliki kompenen-kompenen, strategi dan metode yang

menarik untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran Akidah Akhlaq. Dalam

mengajarkan pembelajaran Akidah Akhlaq kepada siswa, guru hendaknya tidak

hanya terfokus dengan sumber ataupun media yang digunakan saja, akan tetapi

guru memberikan contoh reall (nyata) kepada siswa. Selain itu, guru dalam

menerapkan pembelajaran Akidah Akhlaq hendaknya memiliki proiritas dalam

kegiatan sehari-hari guru hanya menjadi fasilitator dalam penerapan pembelajaran

Akidah Akhlaq, agar siswa dapat membentuk karakter secara terbimbing dan

mandiri.

Dalam menerapkanya masih banyak ditemukan banyak hal yang sudah

menyimpang kesana-kesini. Sebagaimana yang telah diungkapkan seorang ahli

pendidikan Thomas Lickona yang merupakan guru besar pendidikan dari

Cortland University. Dia mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-tanda zaman

yang harus diwaspadai, karena jika tanda-tanda ini sudah ada pada suatu bangsa,

Page 19: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

42

maka bangsa tersebut menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud

adalah: meningkatnya kekerasan, penggunaan bahasa dan kata-kata yang

memburuk, pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan,

meningkatnya perilaku merusak diri seperti narkoba dan alkohol, semakin

kaburnya pedoman moral baik dan buruk, menurunya etos kerja, semakin

rendahnya rasa hormat pada orang tua dan guru, rendahnya rasa tanggung jawab

individu dan warga negara, membudayakan ketidakjujuran, dan adanya saling

curiga dan kebencian diantara sesama. (Thomas Lickona, 1992, hal. 36)

Berdasarkan observasi awal, yang peneliti lakukan pada 24 April

2018 di Madrasah Ibtidaiyah Quhas primary school Yayasan Pesantren Terpadu (

YPT) Jambi. Peneliti menemukan beberapa problematika dalam pembelajaran

Akidah Akhlaq, diantaranya; Guru belum menggunakan bahan ajar dan metode

serta media yang menarik, sehingga siswa kurang tertarik dengan pembelajaran

Akidah Akhlaq. Guru kurang menguasai kelas, sehingga siswa asik bermain dan

ribut di dalam kelas. Guru juga tidak memberikan contoh pembelajaran secara

reall, sehingga menurut apa yang peneliti amati masih ada beberapa siswa yang

tidak berakhlaqul karimah, seperti contohnya siswa tidak fokus ketika membaca

do’a, terbiasa duduk di atas meja dan masih ada hal-hal lain yang ingin peneliti

teliti di waktu yang akan datang.

Selain itu, penulis juga melakukan pencarian informasi tentang latar belakang

sekolah, judul pembelajaran Akidah Akhlaq yang akan dipelajari kelas I

disemester II (genap) tahun ajaran 2018, Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi

Dasar (KD). Judul pembelajaran, KI, dan KD pembelajaran Akidah Akhlaq kelas

I semester II (Genap) di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Yayasan

Pesantren Terpadu (YPT) Jambi, sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Page 20: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

43

Tabel 1.1

Judul Pembelajaran, KI, dan KD kelas I semester II (genap)

Sumber: (Wiyadi,2017, hal. X-Xi)

Judul

Pelajaran

Kompete

nsi Inti

(KI)

Kompetensi Dasar(KD)

Pelajaran

9;

Menghind

ari Akhlaq

tercela.

KI-1, KI-

2, KI-3,

dan KI-4

1. Menerima ketentuan untuk menghindari

berbicara kotor dan bohong/dusta, dalam

kehidupan sehar-hari. (1.5)

2. Membiasakan untuk menghindari Akhlaq

tercela berbicara kotor dan bohong/dusta,

dalam kehidupan sehari-hari. (2.5)

3. Menjelaskan Akhlaq tercela berbicara

kotor dan bohong/dusta dalam kehidupan

sehari-hari. (3.6)

4. Menyajikan contoh sikap berbicara kotor

dan bohong/dusta dalam kehidupan sehari-

hari. (4.5)

Berdasarkan uraian judul pembelajaran, Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran Akidah Akhlaq kelas satu semester

genap di atas, sesuai dengan permasalahan yang peneliti temukan pada pra-

penelitian di atas maka penulis akan meneliti pembelajaran ke 9 tentang

menghindari Akhlaq tercela.

Berdasarkan paparan dan permasalahan di atas, maka penulis akan

melakukan penelitian kualitatif dan tertarik untuk mengangkat judul:

Problematika Mata Pelajaran Aqidah Ahklak dalam Penanaman

Karakter Siswa Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Kota Jambi.

B. Fokus Penelitian

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pendidikan karakter maka

penelitian ini membahas masalah problematika mata pelajaran Aqidah Akhlaq

dalam penanaman karakter yang religius dan disiplin. Fokus permasalahan ini

digunakan agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan semula. Adapun

fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah; Pelaksanaan implementasi

mata pelajaran Akidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa kelas I dan

Page 21: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

44

terfokus pada pembelajaran 9; menghindari Akhlaq tercela di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari berbagai fenomena dan fokus masalah yang telah dikemu

kakan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana problematika mata pelajaran aqidah Akhlaq

dalam penanaman karakter siswa kelas I di Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi?

2. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam penanaman karakter siswa

pada mata pelajaran aqidah Akhlaq kelas I di Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School Kota Jambi?

3. Bagaimana solusi guru dalam mengimplementasikan mata pelajaran

Akidah Akhak dalam penanaman karakter siswa kelas I di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi?

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Dari paparan paragraf sebelumnya, maka dalam penelitian kualitatif ini

terdapat tujuan dan kegunaan yang ingin diterapkan, diantaranya sebagai

berikut:

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui problematika pada pelaksanaan mata pelajaran

aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa kelas I di Madras

ah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi.

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam penanaman

karakter siswa pada mata pelajaran aqidah Akhlaq kelas I di

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi.

c. Untuk mengetahui solusi yang tepat agar guru dapat lebih mudah

dalam menanamkan karakter siswa kelas 1 di Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School Kota Jambi.

Page 22: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

45

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara

teoritis maupun praktis sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis; hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya khasanah pengembangan keilmuan dalam problemati

ka mata pelajaran aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter di Ma

drasah Ibtidaiyah dan memberikan gambaran penting yang memb

entuk karakter melalui kegiatan pembelajaran.

b. Manfaat Praktis; hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gam

baran dan masukkan bagi:

1) Bagi Peneliti

a) Dapat mengetahui dan menerapkan secara langsung mata

pelajaran aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa di

Madrasah Ibtidaiyah serta dapat dijadikan masukkan bagi

peneliti selanjutnya yang masih berkaitan dengan pendidikan

karakter ini.

b) Sebagai tugas akhir untuk meraih gelar sarjana Strata 1

(S1) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi Pend

idikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

2) Bagi Guru

a) Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan

wawasan bagi guru akan pentingnya menerapkan karakter

peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah

maupun masyarakat dengan menggunakan metode

pembelajaran yang akan disajikan.

b) Memudahkan guru untuk menyampaikan materi mata

pelajaran aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa

madrasah ibtidaiyah yang akan langsung menerapkan

Akhlaq yang baik tentunya

Page 23: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

46

3) Bagi Siswa

a) Siswa dapat belajar menerapkan karakter yang baik dimana

saja dan kapan saja.

b) Dapat menumbuhkan ide-ide positif terhadap penerapan

karakter peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar

dan menerapkan kebaikan dalam kehidupan nyata.

4) Bagi Sekolah

a) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi

sekolah dengan penerapan pada mata pelajaran Aqidah Ak

hlaq dalam meningkatkan karakter siswa Madrasah

Ibtidaiyah.

b) Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi moti

vasipihak sekolah untuk menerapkan mata pelajaran aqidah

Akhlaqdalam penanaman karakter peserta didik pada satu

waktu pembelajaran.

5) Bagi Peneliti Lainnya

a) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai study relavan bag-i

peneliti selanjutnya.

b) Dapat mengevaluasi kekurangan dan kelebihan penelitian

ini, sehingga peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

karakter

peserta didik yang lebih menarik bagi siswa Madrasah

Ibtidaiyah.

Page 24: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

47

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian Problematika

Problem adalah “masalah atau persoalan” jadi yang dimaksud

Problematika adalah masih menimbulkan perdebatan, masih menimbulkan

suatu masalah yang harus dipecahkan. Problem dapat kita temukan dalam

kehidupan sehari-hari. Problem atau masalah uang ada setiap kehidupan di

sebabkan atau dirongan lain, dari diri sendiri untuk selalu meningkatkan hasil

kerja kita. Besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap orang pasti

memiliki masalah. Hanya bedanya ada masalah yang dapat seketika diatasi

tetapi ada pula yang memerlukan penelitian. (Bambang Marhiyato, 2016, hal.

402)

Sebuah proses, pembelajaran dihadapkan pada beragam permasalahan,

problematika. Problematika pembelajaran adalah berbagai permasalahan yang

mengganggu, menghambat, mempersulit, atau bahkan mengakibatkan

kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Problematika pembelajaran

dapat ditelusuri dari jalannya proses dasar pembelajaran. Secara umum, proses

pembelajaran dapat ditelusuri dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran. Untuk itu, penulis mengampil topik problematika dalam

penelitian ini agar dapat meneliti problematika pada mata pelajaran akidah

akhlaq khususnya dalam penanaman karakter.

2. Definisi Pembelajaran

Sebelum membahas definisi pembelajaran, peneliti akan mengupas

definisi “beajar” terlebih dahulu, agar dapat memudahkan dalam memahami

inti dari “pembelajaran”. Secara definisi, belajar adalah suatu perubahan.

Perubahan dimana dari yang tidak bisa menjadi bisa, atau dari yang tidak tahu

menjadi tahu, atau dari yang tidak baik menjadi lebih baik dari sebelumnya.

(Iskandar, 2010, hal. 3)

Page 25: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

48

Pada hakikatnya pembelajaran merupakan suatu usaha sadar

guru/pengajaran untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka

dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain

pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi

sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.

Dalam proses pembelajaran siswa merupakan subjek yang belajar dan guru

merupakan subjek yang mengajar. Mengajar dapat diartikan proses membantu

seorang atau kelompok melakukan kegiatan-kegiatan belajar sehingga belajar-

mengajar dapat berjalan efektif. (Wina Sanjaya, 2016, hal. 23)

Perlu diketahui, bahwa dalam mencapai kesuksesan menyampaikan

pembelajaran, guru harus memiliki strategi, metode serta penguasaan kelas

yang harus di terapkan dalam pembelajaran di kelas. Untuk mencapai hal

demikian, hendaknya guru menyampaikan hal tersebut dalam rancangan

pembelajaran. Pembelajaran memiliki tiga tahapan kegiatan pembelajaran

sebagaimana tabel di bawah ini:

Gambar 2.1 Tahap-Tahap dalam Pembelajaran

Sumber: (Ahmad Sabri, 2007, hal. 3-8)

Berdasarkan gambar di atas, selanjutnya akan diperjelas dalam uraian

sebagai berikut:

a. Tahap Pra-Instruksional

Tahap pra-instruksional adalah tahap yang ditempuh guru pada saat

memulai proses belajar mengajar. Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan

siswa pada saat memulai kegiatan belajar mengajar di kelas adalah;

membuka pembelajaran dengan salam, do’a, apersepsi, motivasi, guru

menyampaikan tema pembelajaran, dan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b. Tahap Instruksional

Tahap pra

instuksional

Tahap

instuksional

Tahap penilaian

dan tindak lanjut

Page 26: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

49

Adalah tahap pembelajaran, atau tahapan kegiatan inti. Kegiatan

yang dilakukan guru dan siswa adalah, guru menyampaikan

pembelajaran yang harus dicapai siswa/peserta didik. Guru menuliskan

pokok materi yang akan dipelajari hari ini. Guru memberikan contoh-

contoh pembelajaran secara reall/konkret agar mudah dipahami oleh

siswa. Guru memfungsikan media pembelajaran. Guru menanyakan

kembali kepada siswa, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru.

c. Tahap Penilaian dan Tindak Lanjut.

Adalah tahapan yang terakhir dalam strategi belajar mengajar

yang dilakukan oleh guru. Evaluasi dilakukan oleh guru dengan tujuan

untuk mengetahui keberhasilan guru dalam menyampaikan pembelajaran,

dan keberhasilan siswa dalam menerima pembelajaran. Evaluasi yang

biasa dilakukan oleh guru dengan cara guru menanyakan secara langsung

kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan. Jika pertanyaan

yang terjawab masih kurang dari 70 persen maka guru harus mengulang

pembelajaran kembali. Untuk memperkaya pengetahuan siswa, guru

memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah. Guru dan siswa

mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan do’a. Sebelum pulang,

guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari

pada pertemuan yang akan datang. (Ahmad Sabri, 2007, hal. 3-8)

Adapun hal yang paling mendasar yang akan di bahas pada bab ini

sebagaimana korelasi pada gambar di bawah ini:

Akhlaq

Karakter Kurikulum

2013

Page 27: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

50

Gambar. 3.1. Konsep Pembahasan

Berdasarkan gambar 3.1 di atas, maka dapat dipaparkan bahwa penulis

akan melakukan penelitian tentang penerapan materi akidah akhlaq yang

berpengaruh terhadap karakter peserta didik pada kurikulum 2013.

Berdasarkan bagan di atas, maka dapat di paparkan sebagai berikut:

3. Definisi Akidah Akhlaq

Akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang

muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib pegangi oleh

setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Akidah adalah dasar

kepercayaan dalam agama yang mengikat seseorang dengan persoalan-persoal

an yang prinsipil dari agama itu. Islam mengikat kepercayaan umatnya dengan

tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah itu Esa. Tauhid merupakan akidah islam

yang menopang seluruh bangunan keislaman seseorang. Ia tidak hanya sebatas

kepercayaan, melainkan keyakinan yang mempengaruhi corak kehidupannya.

Sedangkan Akhlaq adalah tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau

budi pekerti. Sesuai dengan arti tersebut maka Akhlaq adalah bagian dari

ajaran Islam yang mengatur tingkah laku manusia. Karena Akhlaq secara

kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada nilai yang dipakai sebagai

landasannya, meskipun secara sisiologis di Indonesia kata Akhlaq sudah

mengandung konotasi baik. Jadi orang yang berakhlaq berarti orang yang

berakhlaq baik.

Adapun pengertian Akhlaq secara istilah ada beberapa definisi yang telah

dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:

a. Menurut Asmaran, Akhlaq dalah sifat-sifat manusia yang terdidik.

b. Menurut Maskawaih, Akhlaq adalah keadaan jiwa seseorang yang

mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

pertimbangan terlebih dahalu .

c. Menurut Zuhairini, Akhlaq adalah merupakan bentuk proyeksi dari

pada insan, yaitu sebagai puncak kesempurnaan keimanan dan

keislaman seseorang. (Asmaran, 1992, hal.1).

Page 28: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

51

Berdasarkan uraian diatas pembelajaran Akidah Akhlaq adalah upaya sadar

dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, dan mengimani Allah Swt dan merealisasikannya dalam perilaku

Akhlaq mulia dan kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.

Pembelajaran Aqidah Akhlaq itu sendiri berfungsi memberikan kemampuan

dan keterampilan dasar kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan,

pemahaman, penghayatan, dan pengalaman Akhlaq Islami dan nilai-nilai

keimanan dan ketakwaan.

a. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlaq

1) Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan atau usaha.

Secara umum dalam pendidikan islam terdapat suatu

pengklasifikasian tujuan pendidikan islam menjadi empat bagian,

yaitu tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara, dan tujuan

operasional.

2) Tujuan umum merupakan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan

ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan, yaitu sikap, tingkah laku,

penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum pendidikan

islam harus dikaitkan dengan tujuan institusional lembaga yang men

yelenggarakan pendidikan. Tujuan umum tidak akan tercapai

kecuali melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan,

penghayatan, dan keyakinan akan kebenarannya. Tahapan dalam

mencapai tujuan umum dalam lembaga formal, dirumuskan dalam

tujuan kurikuler yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan

instruksional.

3) Tujuan akhir pendidikan islam terdapat pada akhir kehidupan

manusia. Karena itulah pendidikan islam berlangsung seumur hidup

untuk menumbuhkan, mengembangkan, memupuk, memelihara dan

mempertahankan tujuan pendidikan islam.

Page 29: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

52

4) Tujuan sementara adalah tujuan yang ingin dicapai setelah anak

didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam

kurikulum formal. Tujuan sementara harus kelihatan dalam semua ti

ng-katan pendidikan islam. Karena itu setiap lembaga pendidikan

harus merumuskan tujuan pendidikan islam sesuai dengan tingkatan

jenis pendidikan.

5) Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan

sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Dalam lembaga pendidikan

formal, tujuan operasional disebut juga tujuan instruksional umum

dan tujuan instruksional khusus. Dalam tujuan operasional lebih

banyak di tuntut dari anak didik suatu kemampuan dan ketrampilan

tertentu, dimana sifat operasional ini lebih ditonjolkan dari sifat

penghayatan dan kepribadian. Kemampuan dan ketrampilan yang di

tuntut pada peserta didik, merupakan sebagian kemampuan dan

ketrampilan menuju kepada terbentuknya pemahaman ajaran islam

yang semakin sempurna.

Berdasarkan rumusan-rumusan diatas, maka dapat penulis simpulkan

bahwa tujuan pembelajaran akidah Akhlaq adalah usaha meningkatkan

keimanan dalam kehidupan pribadi siswa sesuai dengan ajaran agama

islam, melalui peningkatan penguasaan ilmu agama islam, yaitu dengan

cara pengajaran, pembiasaan, penghayatan, dan keyakinan akan

kebenarannya. Tujuan ini agar dapat menumbuh kembangkan, memupuk

dan memelihara Akhlaq siswa sesuai dengan Akhlaq yang karimah dan

pengalaman keagamaan islam dalam kehidupan sehari-hari, serta menjaga

keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat.

Mata pelajaran Aqidah Akhlaq dimaksudkan untuk memberikan

pengetahuan pemahaman, dan penghayatan tentang keimanan dan nilai-

nilai Akhlaq yang merupakan dasar utama dalam pembentukan

kepribadian muslim, dengan mengarahkan peserta didik menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur.

Page 30: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

53

a. Srategi Pembelajaran Aqidah Akhlaq

Menurut Neong Muhadjir bahwa ada beberapa strategi yang bisa digu-

nakan dalam pembelajaran nilai (Akidah Akhlaq), yaitu:

1) Strategi Tradisional

Yang dimaksud dengan strategi tradisional yaitu dengan cara

memberikan nasihat atau indoktrinasi, yang dilakukan dengan cara memb-

eritahukan secara langsung nilai yang baik dan buruk. Adapun kelemahan

dari strategi ini terletak pada aspek mengenai pengertian peserta didik

terhadap nilai itu sendiri yang bersifat paksaan, dan paksaan akan lebih

efektif nilai disertai dengan hukuman atau penggunaan hukuman/ganjaran

yang bersifat material. Hal ini jelas kurang menguntungkan untuk

pembelajaran nilai yang seharusnya mengembangkan kesadaran internal

pada diri peserta didik.

2) Strategi bebas

Strategi bebas merupakan kebalikan dari strategi tradisional, dalam arti

guru tidak memberitahukan kepada peserta didik mengenai nilai-nilai yang

baik dan buruk, akan tetapi peserta didik justru diberi kebebasan dalam

memilih dan menentukan nilai-nilai mana yang akan diambil karena nilai

yang baik bagi orang lain belum tentu baik pula bagi peserta didik itu

sendiri, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian peserta didik memiliki

kesempatan yang luas untuk memilih dan menentukan nilai mana yang

baik dan tidak baik, peran peserta didik dan guru terlibat secara aktif.

Adapun kelemahan strategi ini antara lain peserta didik belum tentu

mampu memilih nilai-nilai mana yang baik dan kurang baik karena masih

memerlukan bimbingan dari pendidikan untuk memilih nilai yang terbaik

bagi dirinya .

3) Strategi Transiternal

Strategi transiternal adalah merupakan cara untuk membelajarkan nilai

dengan jalan melakukan transformasi nilai, dilanjutkan dengan transaksi

Page 31: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

54

dan transiternalisasi. Dalam hal ini guru dan peserta didik sama-sama

terlibat dalam proses komunikasi aktif, yang tidak hanya melibatkan

komunikasi verbal dan fisik tetapi juga melibatkan komunikasi batin

(kepribadian) antara keduanya. Dengan strategi tersebut guru berperan

sebagai penyaji informasi, pemberi contoh teladan, serta sumber nilai yang

melekat dalam pribadinya. Sedangkan peserta didik menerima informasi

dan merespon stimulus guru secara fisik, serta memindahkan mempolak-

an pribadinya untuk menerima nilai-nilai kebenaran sesuai dengan keprib-

adian guru tersebut. (Muhaimin, 2001, hal.172).

b. Sumber Pembelajaran Aqidah Akhlaq

Sumber pembelajaran Aqidah Akhlaq dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu yang bersumber dari Al-Qur’an dan Assunnah atau biasa disebut dengan

Al-Hadits.

1) Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah swt

kepada baginda Rasulullah saw melalui malaikat jibril untuk disampaikan

kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu Al-

Qur’an merupakan manifestasi kalam Allah yang qadim (tidak diciptakan)

dan bukanlah hasil pemikiran manusia. (Moh Rifa’i, 2010, ha. 3)

2) Al-Hadits

Hadits merupakan penjelasan dari Al-Quran yang disandarkan kepada

Nabi Muhammad SAW mulai dari perkataan, perbuatan,

pernyataan dan sifat-sifat atau keadaan Nabi Muhammad saw yang lain di

alam kehidupannya sehari-hari.

Kedua sumber di atas adalah pedoman bagi umat muslim untuk percaya

dan mengamalkan Al-qur’an dan Sunnah-Nya. Dengan demikian, manusia

dalam beribadah atau melakukan kebaikan lebih dilihat dari keikhlasan

hatinya. Karena Allah SWT tidak melihat dimana sumber perbuatan

manusia tersebut. Maka dari itu kita wajib bertakwa kepada Allah SWT

dimana saja dan kapanpun kita berada dengan jalan berbuat baik kepada

sesama manusia sehingga terhapuslah dosa-dosa yang pernah kita lakukan

Page 32: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

55

yang akhirnya bisa mewujudkan Akhlaq yang sempurna, karena Allah

menyukai manusia yang berAkhlaq mulia berbudi luhur. Begitu juga

sebaliknya bahwa Allah membenci manusia yang berAkhlaq buruk. Maka

dari itu sangat disayangkan apabila seseorang berbuat baik tetapi tanpa

adanya rasa ikhlas dan ketulusan dari hatinya. (Yuyun Alifatul Rodianah,

2015, hal. 10-12 ).

Berdasarkan informasi dan data yang peneliti dapatkan dari pra-

penelitian, penulis mendapatkan informasi dan data sebagaimana tabel di

bawah ini:

Tabel 2.1

Judul Pembelajaran, KI, dan KD kelas I semester II (genap)

Sumber: (Wiyadi,2017, hal. X-Xi)

Judul

Pelajaran

Kompete

nsi Inti

(KI)

Kompetensi Dasar (KD)

Pelajaran

9;

Menghind

ari Akhlaq

tercela.

KI-1, KI-

2, KI-3,

dan KI-4

5. Menerima ketentuan untuk menghindari

berbicara kotor dan bohong/dusta, dalam

kehidupan sehari-hari. (1.5)

6. Membiasakan untuk menghindari Akhlaq

tercela berbicara kotor dan bohong/dusta,dalam

kehidupan sehari-hari. (2.5)

7. Menjelaskan Akhlaq tercela berbicara kotor

dan bohong/dusta dalam kehidupan sehari-hari.

(3.6)

8. Menyajikan contoh sikap berbicara kotor dan

bohong/dusta dalam kehidupan sehari-hari.

(4.5)

Tabel 2.1 di atas menunjukkan judul pembelajaran, Kompetensi Inti (KI)

dan Standar Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Akidah Akhlaq kelas satu

semester II (genap) di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Yayasan

Pesantren Terpadu (YPT) Jambi. Berdasarkan permasalahan yang peneliti

temukan di tempat penelitian yaitu, masih ada beberapa siswa yang belum

menerapkan pembelajaran Akidah Akhlaq yang diajarkan oleh guru. Selain itu,

peneliti juga melihat bahwa guru belum sepenuhnya menguasai kelas, sehingga

Page 33: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

56

siswa tidak fokus belajar dan hanya asik dengan permainannya sendiri-sendiri,

dan masih ada beberapa permasalahan yang penulis amati pada pra-penelitian.

Dengan adanya permasalahan awal yang penulis temukan pada pra-

penelitian, maka penulis akan melakukan penelitian lanjut sesuai dengan

permasalahan yang ada yaitu, kurangnya penanaman karakter positif pada

siswa, sehingga siswa masih sering melakukan Akhlaq tercela. Oleh karena itu,

penulis akan meneliti implementasi mata plajaran Akidah Akhlaq pada

pembelajaran penanaman karakter yang ada pada pembelajaran 9; Menghindari

Akhlaq Tercela.

c. Pendekatan Pembelajaran Aqidah Akhlaq

Beberapa pendekatan tertentu dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq yang

meliputi:

1) Keimanan, yang memberikan peluang kepada peserta didik untuk men

gembangkan pemahaman adanya Allah Subhanahu’ Wata’ala sebagai

sumber kehidupan.

2) Pengalaman, memberikan kepada peserta didik untuk mempraktekkan

dan merasakan hasil-hasil pengalaman keyakinan aqidah dan Akhlaq

dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan.

3) Pembiasaan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

membiasakan sikap dan prilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam

dan budaya bangsa dalam mengahadapi masalah kehidupan.

4) Rasional, usaha untuk memberikan peranan kepada rasio (akal) peserta

didik dalam memahami dan membedakan berbagai materi dalam

standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dengan

perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.

5) Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam

menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya

bangsa.

6) Fungsional, menyajikan materi Aqidah Akhlaq dari segi manfaatnya

bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.

Page 34: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

57

7) Keteladanan, yaitu menjadikan figur pribadi-pribadi teladan dan

sebagai cerminan bagi manusia yang memiliki keyakinan tauhid yang

teguh dan berperilaku mulia. (Yuyun Alifatul Rodianah, 2015, hal. 12-

13).

4. Pengertian Karakter

Secara harfiah kata “karakter” bersal dari bahasa inggris yaitu

“character” yang berarti “watak”, “karakter” atau “sifat”. Asal usul kata

“karakter” lain dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” artinya “cetak biru”

format dasar. Sedangkan dalam bahasa indonesia, “watak” diartikan sebagai

“sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya,

dan berarti pula tabiat, dan budi pekerti”.(Ngainun Naim, 2012, hal. 51).

Menurut Wyne yang dikutip oleh E. Mulyasa (2011), mengemukakan

bahwa “karakter berasal dari bahas Yunani yaitu “character” yang berarti

menandai dan memfokuskan penerapan nilai-nilai kebaikan dalam

tindakan nyata dan sehari-hari”. (hal. 3).

Dirjen (2010) dalam pendidikan agama islam mengemukakan bahwa

“karakter dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat

dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu yang bersifat unik ,dalam

arti secara khusus ciri ini membedakan individu dengan individu yang

lain”. (Ibid, hal. 4).

Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai prilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang-orang disekitar

dan lingkunganya. Prilaku yang berlaku sehari-hari baik sikap maupun

tindakan. karakter juga merupakan jati diri yang melekat pada individu, dengan

menunjukkan nilai-nilai prilaku tertentu yang membedakan antara individu satu

dengan yang lainnya. Karakter dalam pengertian ini menandai dan

memfokuskan pengaplikasian nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan dan

tingkah laku. Orang-orang yang tidak mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan ten-

tu saja berkarakter jelek, sedang yang mengaplikasikan berkarakter mulia.

Istilah lain dari karakter juga terdapat dalam bahasa Arab yakni Akhlaq

yang diartikan sama atau mirip dengan kata budi pekerti. Akhlaq pada dasarnya

adalah mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan

Page 35: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

58

tuhan Allah sang Penciptanya, sekaligus bagaimana seseorang harus

berhubungan dengan sesama manusia dalam kehidupannya.

Serendra dalam Muhammad Aiman (2007) juga menyatakan bahwa

pendidikan karakter merupakan pembentukan sikap anak, perubahan sikap

anak dari yang tidak baik menjadi baik. Perubahan tersebut dimaksudkan agar

menjadi obat dan pembelkalan bagi anak sejak dini, sehingga ketika ia

menghadapi masa remasa, dewasa hingga tua ia sudah memiliki batasan.

Batasan yang dimaksud adalah batasan dalam bersikap, batasan dalam memilah

dan memilih yang baik dan yang buruk hingga teraplikasikan dalam akhlak

yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan paparan di atas, dapat penulis paparkan kembali bahwa

pendidikan karaktersangat penting diterapkan di sekolah terutama pada

pendidikan dasar. Karena karakter dan akhlak anak saat ini akan menentukan

sikap anak dan generasi bangsa di masa mendatang.

B. Studi Relevan

Untuk mengetahui sub kajian yang sudah ataupun belum diteliti pada peneliti

sebelumnya, maka perlu adanya komprasi (perbandingan), apakah terdapat unsur-

unsur perbedaan ataupun persamaan dengan konteks penelitian ini. Di antara hasil

penelitian terdahulu yang menurut peneliti terdapat kemiripin diantaranya:

1. Burhannudin Ilyas, (2013), dalam karya tulis ilmiahnya yang berjudul

“Peran Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq dalam Menanamkan Nilai

Pendidikan Karakter Siswa Kelas V di MIN Kebonagung Imogiri Bantul”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa tentang peran mata

pelajaran Akidah Akhlaq dalam menanamkan nilai pendidikan karakter

peserta didik dengan baik melalui program atau budaya yang telah

diterapkan di sekolah, untuk persamaan penelitian ini dengan dengan

penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-sama meneliti tentang

menerapkan mata pelajaran akidah Akhlaq dalam menanamkan nilai

karakter siswa, sedangkan perbedaanya, penelitian ini mengutamakan untk

lebih menekankan pada siswa dalam penanaman sikap atau karakter siswa

dalam pelajaran akidah Akhlaq. (Burhanudin Ilyas, 2013, hal. ii)

Page 36: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

59

2. Nugrahani Ning, (2013), dalam karya tulis ilmiahnya yang berjudul

“Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Chairul Tanjung Si Anak

Singkong dan Relevansinya dengan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq pada

tingkat MI”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pengaruh

tentang nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Chairul Tanjung Si

Anak Singkong dan Relevansinya dengan Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq

pada tingkat MI, untuk persamaannya sama-sama menanamkan nilai nilai

pendidikan karakter siswa melalui pelajaran akidah Akhlaq, sedangkan

perbedaannya penelitian ini meneliti tentang nilai-nilai pendidikan

karakternya di dalam novel dalam relevansinya pembelajaran aqidah

Akhlaq dan saya meneliti tentang implementasi penanaman karakter

dalam membentuk kepribadian siswa dalam pelajaran aqidah Akhlaq.

(Nugrahi Ning, 2013, hal. ix)

3. Yuyun Alifatul Rodianah, (2015),dalam karya tulis ilmiahnya yang

berjudul “Problematika Pembelajaran Aqidah Akhlaq dalam Penanaman

Aqidah Siswa di MTS Mambaul Ulum Tirtomoyo Pakis Malang”.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat tentang penanaman akidah siswa

terhadap pembelajaran aqidah Akhlaq di MTS Mambaul Ulum Tirtomoyo

Pakis Malang, untuk persamaan yaitu sama-sama meneliti tentang

mengimplementasi mata pelajaran akidah Akhlaq dalam penanaman

akidah siswa MTS, sedangkan perbedaannya, penelitian ini fokus pada

penanaman aqidah siswa MTS, dan saya lebih fokus pada penanaman

karakter siswa dalam pembelajaran aqidah Akhlaq madrasah ibtidaiyah.

(Yuyun Alifatul Rodianah, 2015, hal. -)

4. Dian Lestari, (2011/2012), dalam karya ilmiahnya yang berjudul

“Problematika Pendidikan Karakter di SDIT Luqman AL-Hakim

Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang

terjadi di Madrasah tersebut yaitu pelaksanaan pengembangan cara

pembelajaran dalam pendidikan karakter serta mengatasi kesulitan belajar

pada peserta didik, menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang

menjadi bahan pada penelitian ini dilakukan secara umum dari semua

Page 37: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

60

aspek lembaga sekolah, baik dari kurikulumnya, pengembangan setting

pembelajarannya, serta peran sekolah, orang tua dan masyarakat dalam

pendidikan karakter di SDIT, untuk persamaan nya, penelitian di atas

dengan penelitian saya sama-sama meneliti tentang bagaimana

menerapkan karakter siswa, sedangkan perbedaannya, penelitian ini mene-

liti untuk mengembangkan pendidikan karakter dengan mencakup dari

sekolah sampai kepada masyarakat dan saya meneliti tentang

implementasi mata pelajaran aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter

siswa. (Dian Lestari, 2011/2012, hal. iii)

5. Rose Anita Rona, (2009), dalam karya tulis ilmiahnya yang berjudul

“Problematika Guru Dalam Membangun Kesadaran Keagamaan kelas VII

MTS N Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk membangun

pendidikan agama islam melalui perwujudan kesadaran nilai nilai

keagamaan pada siswa, untuk persamaannya, penelitian di atas dengan

penelitian saya sama-sama meneliti tentang upaya guru dalam membentuk

karakter siswa. Sedangkan perbedaannya, peneliti ini meneliti pada cara

guru dalam membangun kesadaran beragama dan saya meneliti tentang

implementasi mata pelajaran aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter

siswa. (Rose Anita Rona, 2009, hal. ii)

Pada dasarnya kunci utama membentuk karakter peserta didik menuju

Akhlaqul karimah adalah membentuk karakter untuk mengenal dan mencintai

Allah lebih dari apapun. Kemudian nilai adab dan persaudaraan berupa penekanan

pada etika seorang muslim dalam keseharian. Peserta didik diajarkan untuk terus

melakukan kebaikan. Sekalipun kebaikan itu kecil, akan menampakan efek yang

cukup signifikan jika dilakukan terus-menerus.

Page 38: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

61

BAB III

METODE PENELITIAN

F. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif

subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dimulai

dari menentukan atau memilih suatu proyek peneliti, kemudian dilanjutkan

dengan pertanyaan peneliti yang berhubungan dengan masalah peneliti,

seterusnya peneliti mengumpulkan data dengan membuat catatan lapangan sambil

menganalisis data. Proses ini berulang beberapa kali sehingga pertanyaan peneliti

mendapat jawaban dan dapat dibuat kesimpulan peneliti. (Iskandar, 2010, hal.

203).

Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum

tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat

perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif

dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti berangkat dari

teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori

yang digunakan, sedangkan dalam penelitian kualitatif penelitian bertolak dari

data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelasan, dan berakhir dengan

suatu “teori”. (Sugiono, 2013, hal. 145).

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih

ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Penelitian ini dengan judul “Problematika

Mata pelajaran Aqidah Akhlaq dalam Penanaman Karakter Siswa kelas I

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi” ini menggunakan

penelitian kualitatif.

Page 39: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

62

G. Setting Dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat penelitian, dan waktu

penelitian sebagai berikut:

a. Tempat Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi mengenai aktivitas kegiatan implementasi

penanaman karakter siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq.

Pemilihan Madrasah Ibtidaiyah ini bertujuan untuk mengetahui dan

mencari masalah yang terjadi dalam penanaman karakter siswa untuk

bisa menjadi peserta didik yang berAkhlaq mulia dalam memperbaiki

sikap maupun perbuatan dalam mencapai tujuan pendidikan.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2017/2018, selama tiga bulan

yaitu dimulai dari bulan September 2018 hingga November 2018 dan

waktu penelitian ini mengacu pada kalender pendidikan Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian kualitatif ini yang akan menjadi target peneliti adalah

Kepala Madrasah Ibtidaiyah sebagai informan lebih lanjut, guru akidah

Akhlaq kelas I, dan tiga orang siswa kelas I Madrasah Ibtidaiyah Quhas

primary school Kota Jambi.

3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

a. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder serta data pendukung, sebagaimana paparan

dalam paragraf sebagai berikut:

Page 40: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

63

1) Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti

kepada sumbernya, tanpa adanya perantara. Data primer adalah

data yang diperoleh langsung dari sumber utama melalui observasi

dan wawancara dilapangan. (Mukhtar, 2010, hal. 86) Yakni data

yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dan

pengamatan (observasi) terhadap ptoblematika pembelajaran

Akidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa Madrasah

Ibtidaiyah Quhas primary school Kota Jambi. Yang menjadi

sasaran peneliti dalam memperoleh data primer ini adalah kepala

madrasah, guru Akidah Akhlaq kelas I, dan tiga orang siswa kelas

satu. Data tersebut untuk memenuhi perolehan data penelitian yang

meliputi:

a) Perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran aqidah

Akhlaq dalam penanaman karakter siswa di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas primary school Kota Jambi.

b) Pelaksanaan dalam mengajar dan menerapkan pelajaran

aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa di

Madrasah Ibtidaiyah Quhas primary school Kota Jambi.

c) Evaluasi guru dan siswa kelas I setelah menggunakan upaya

implementasi mata pelajaran aqidah Akhlaq dalam

penanaman karakter siswa Madrasah Ibtidaiyah Quhas

primary school Kota Jambi.

2) Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil

madrasah dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. Data

sekunder ini diperoleh untuk mendukung keabsahan data primer.

Page 41: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

64

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi

yang meliputi profil madrasah dan struktur organisasi di Madrasah

Ibtidayah Quhas primary school Kota Jambi yang berkaitan dengan

permasalahan pada penelitian ini sebagai pelengkap dari data

primer:

a) Sejarah dan geografis Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi.

b) Sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan dalam

mengajar dan menerapkan pelajaran aqidah Akhlaq dalam

penanaman karakter siswa Madrasah Ibtidayah Quhas

Primary School Kota Jambi.

c) Keadaan madrasah, kepala madrasah, guru, dan siswa

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi.

3) Data Pendukung

Data pendukung dari data primer dan sekunder, seperti: denah

lokasi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi dan

data-data lainnya.

b. Sumber Data Penelitian

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

dari mana data diperoleh. Sedangkan menurut Suharsini Arikunto, yang

dimaksud denga sumber data adalah subyek darimana data-data diperoleh.

Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat

melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui

observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.

“menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain. ( Jam’an Satori, Aan Komariah, 2009, Hal. 105).

Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh

yaitu :

Page 42: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

65

1) Sumber data berupa manusia, yakni kepala madrasah, guru, serta

siswa

2) Sumber data berupa suasana, dan kondisi proses belajar-mengajar

dan suasana di Madrasah Ibtidaiyah .

3) Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip

dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan

madrasah, baik jumlah siswa, dan sistem pembelajaran di

madrasah.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagian terpenting dalam penelitian. Data

yang valid dan lengkap sangat menentukan kualitas penelitian. Teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu; interview

(wawancara), observasi (pengamatan), dan dokumentasi.

1. Interview (Wawancara)

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam

metode survei melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap

responden (subjek). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dapat dilakukan secara

terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka

maupun dengan menggunakan telepon”. (Sugiyono, 2015, hal.317)

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara terstruktur yaitu

pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai

checklist pewawancara. Dalam penelitian ini. teknik wawancara dimaksudkan

untuk memperoleh data dari narasumber seperti kepala madrasah, guru, siswa

terkait dengan implementasi mata pelajaran aqidah Akhlaq dalam penanaman

karakter siswa kelas I. Adapun pihak- pihak yang akan diwawancarai adalah

sebagai berikut :

Page 43: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

66

a. Kepala Madrasah, materi wawancara seputar gambaran Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi (sejarah berdirinya,

letak geografis, visi dan misi, kondisi siswa, guru dan staf, sarana

prasarana) dan respon madrasah terhadap problematika mata

pelajaran aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa kelas I.

b. Guru, ungkapan terhadap problematika dan kemdala pada mata

pelajaran aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa kelas I.

Sarana dan prasarana madrasahyang mendukung mata pelajaran

akidah Akhlaq pada penanaman karakter positif kepada siswa,

perangkat pembelajaran yang diguakan dan mendukung pembelajaran

akdah Akhlaq, seperti RPP, prota, prosem, kalender pendidikan,

kendala yang dihadapi guru dalam menyampaikan pembelajaran.

Media yang digunakan dalam pembelajaran menghindari Akhlaq

tercela,serta trategi dan metode yang digunakan guru dalam

mengajar.

c. Siswa, tanggapan siswa tentang pembelajaran aqidah Akhlaq dalam

penanaman karakter siswa kelas I, lalu apakah penerapan pelajaran

aqidah Akhlaq disampaikan oleh guru tersebut atau masih belum

diterapkan penanaman karakter dari pelajaran Akidah Akhlaq. Serta

respon siswa terhadap pembelajaran Akidah Akhlaq tema

menghindari Akhlaq tercela yang di sampaikan oleh guru.

Dalam melakukan wawancara harus menggunakan pedoman wawancara

agar hasil wawancara dapat terstruktur. Pedoman wawancara selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Observasi

Nasution (1995) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu pakta

yang mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu

dikumpulkan dan sering dengan bantuan alat yang sangat canggih, sehingga

benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun benda yang

Page 44: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

67

sangat jauh (benda luar angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. (Sugiyono,

2015, hal. 310).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan sistem observasi

parsipatif. Observasi ini merupakan observasi yang mana peneliti terlibat

langsung dengan kegiatan sehari hari orang yang sedang diamati atau yang

digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,

peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut

merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini maka data yang

diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna

dari setiap perilaku yang nampak. (Sugiyono, 2015, hal. 312).

Untuk terlaksananya observasi dengan baik perlu disusun instrument yaitu

pedoman observasi. Pedoman observasi biasanya dalam bentuk daftar isian

aspek yang diobservasi meliputi :

a. Keperilakuan, seperti gaya mengajar guru, gaya kepemimpinan kepala

madrasah dan interaksi kepala madrasah dengan guru.

b. Keadaan fisik, berupa kondisi madrasah, lingkungan madrasah dan

fisik madrasah.

c. Pertumbuhan dan perkembangan subjek tertentu dan sebagainya.

(Sudarwan Danim, 2002, hal. 140).

Dalam melakukan observasi harus menggunakan pedoman wawancara

agar hasil wawancara dapat terstruktur. Pedoman wawancara selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran II.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah cacatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang”

(Suharsimi Arikunto, 2006, hal. 231). dilain pendapat mengatakan

dokumentasi merupakan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger agenda dan sebagainya” (Suharsimi Arikunto, 2006, hal. 240).

Dengan demikian, dokumentasi ini merupakan salah satu cara yang

Page 45: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

68

digunakan peneliti untuk memperoleh semua data-data yang berhubungan

dengan gambaran keadaan Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota

Jambi.

Informasi atau data yang dikumpulkan melalui dokumentasi antara lain:

a. Data tentang pelaksanaan mata pelajaran Akidah Akhlaq kelas satu

semester genap, yang meliputi: silabus dan RPP.

b. Data tentang perencanaan RPP tertulis milik guru, silabus, program

tahunan (prota), program semester (prosem)

c. Data evaluasi, seperti: raport atau ulangan harian dan prestasi belajar

siswa.

d. Buku paket yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar Akidah Akhlaq. Serta media yang mendukung kegatan

belajar mengajar.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat berlangsung,

dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, kemudian peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap

kredibel.

Adapun langkah-langkah menganalisis data secara umum seperti yang

disebutkan oleh”. (Sugiyono, 2013, hal. 338) Sebagai berikut:

2. Pengumpulan Data (Data Collection)

Dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data terhadap berbagai

jenis data yang ada dilapangan. kemudian dilakukan pencatatan data untuk

dipilih dan dikumpulkan.

3. Reduksi Data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih, hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

Page 46: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

69

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data merupakan proses berfikir

sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta mendalam wawasan

yang tinggi.

4. Penyajian Data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilakukan

dalam bentuk uraian siangkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya.

5. Penarikan Kesimpulan(Conclusiona: drawing/ verifiying)

Bertujuan untuk memberikan arti atau memaknai data yang diperoleh baik

melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi. Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran

sesuatu yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

(Sugiyono, 2013, hal. 345).

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Karena yang dicari adalah kata-kata, maka pengecekan keabsahan data sangat

perlu dilakukan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya dan dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pengecekan keabsahan data merupakan

suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam proses perolehan data penelitian

yang tentunya akan terimbas terhadap hasil akhir dari suatu penelitian.Maka dari

itu, dalam proses pengecekan keabsahan data pada penelitian ini harus melalui

beberapa teknik pengujian data. Adapun teknik pengecekan keabsahan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Perpanjangan Pengamatan

Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap

orang asing, masih dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum

lengkap, tidak mendalam dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan.

Page 47: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

70

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah

data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau

tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber

data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan

pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang

asli kebenarannya” (Sugiyono, 2015, hal. 369).

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data

penelitian ini sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah

diperoleh, apakah data yang telah diperoleh itu setelah dicek kembali

kelapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali

kelapangan data sudah benar berarti kredibel maka waktu perpanjangan

pengamatan dapat diakhiri.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis” (Sugiyono,

2015, hal.370), Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah

dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau

dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan

membaca maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam sehingga

dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau salah.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat trigulasi sumber, trigulasi pengumpulan data dan waktu.

(Sugiyono, 2015, hal. 372).

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa

sumber. Misalnya peneliti akan mengetahui problematika mata pelajaran

Page 48: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

71

aqidah Akhlaq dalam penanaman karakter siswa kelas I, maka peneliti

akan mengumpulkan data dari kepala madrasah, guru kelas yang mengajar

mata pelajaran akidah Akhlaq, dan siswa/siswi yang ikut dalam

pembelajaran akidah Akhlaq. Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak bisa

dirata-ratakan seperti penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan,

dikategorisasikan, mana pendangan yang sama, yang berbeda, dan mana

yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis

oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya

dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

(Sugiyono,2015,hal. 373).

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Data.

Sumber: Sugiyono, 2015: 372

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek

dengan observasi, dokumentasi, atau kuisoner. Bila dengan tiga teknik

pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-

beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikasn data mana yang

Guru kelas I (A) dan Siswa kelas I (A)

Siswa kelas I (B) dan Siswa kelas I (B)

Kepala Sekolah

Page 49: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

72

dianggap benar. Atau mengkin semuanya benar, karena sudut pandangnya

berbeda. (Sugiyono, 2015, hal. 373).

Gambar 3.2. Triangulasi teknik pengumpulan data.

Sumber: (Sugiyono, 2015, hal. 372)

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

valid sehingga lebih credible. Untuk itu dalam rangka pengujian

kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi

yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka

dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan

kepastiannya. (Sugiyono, 2015, hal. 374).

4. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian dilapangan, maka

penulis menyusun agenda peneliti secara sistematis yang terlihat pada tabel 1

jadwal penelitian disusun bertujuan untuk menjadi pedoman dalam

melakukan langkah-langkah penelitian lainnya. Jadwal Penelitian

selengkapnya dapat di lihat pada lampiran.

Wawancara

Dokumentasi Observasi

Page 50: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

35

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Sejarah Berdirinya Objek Penelitian

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Jambi merupakan sekolah

islami yang baru saja berdiri sejak 1 Maret 2014, dan mulai dibuka pada 1

juni 2015. Sekolah islami ini merupakan yayasan terpadu dari Pesantren Dar

Masaleh Jambi. Nama “Quhas” memiliki arti singkatan sekolah Qur’an

Hadist dan Sains. Madrasah Ibtidaiyah ini bernuansa islami dan

menterpadukan pembelajaran dengan ilmu sains. Selain Madrasah Ibtidaiyah,

sekolah ini juga memiliki cabang pendidikan anak usia dini, yaitu Raudatul

Atfal Quhas Primary School yang baru saja didirikan oleh yayasan yang

sama.

Seiring dengan berjalannya waktu, dengan visi misi yang sangat

berorientasi pada ilmu agama, teknologi dan sains, serta sering mengadakan

kegiatan-kegiatan bernuansa islami, masyarakat Jambi banyak yang tertarik

untuk mendaftarkan putra/putrinya bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School ini. Hingga enam tahun berdirinya sekolah ini mengalami

peningkatan dan penambahan siswa pada setiap tahunnya. Yayasan dan

kepala sekolah juga mengatakan serta merencanakan, insyaAllah akan segera

ada Madrasah Trsawiyah dan Madrasah Aliyah Quhas Primary School di

wilayah Jambi.

2. Letak Geografis Sekolah

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School terletak di Jln.

Transito/Pekanbaru. Perum. Nusa Indah III RT 07 No 99B Kel: Rawasari

Kec. Kota Baru Jambi. Keberadaan lokasi madrasah sangatlah mudah

dijangkau serta mudah untuk ditemukan oleh masyarakat, terutama dalam

lingkungan Kecamatan Telanai Pura dan Jambi, karena terletak ditengah-

tengah keramaian penduduk, inilah yang membuat Madrasah Ibtidaiyah

Page 51: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

36

Quhas Primary School mudah dikenal dikalangan masyarakat. Karena letak

madrasah mudah untuk ditemukan serta berada dikalangan masyarakat maka

timbullah niat orang tua untuk memasukkan anak-anaknya Ibtidaiyah Quhas

Primary School. Letak dan geografisnya madrasah ibtidaiyah sangatlah

strategis, dari sudut Utara akan bertemu dengan daerah Telanai Pura, dari

sudut Barat akan bertemu akan bertemu dengan daerah Mayang, sedangkan

dari sudut Timur bisa juga keluar dari arah Pagar Drum.

3. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi

Adapun visi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Jambi

adalah sebagai berikut:

“Menyiapkan Generasi Emas Qur’ani yang shaleh, berakhlaq al-

karimah, berilmu, mandiri, cerdas, dan kreatif”.

b. Misi

Adapun visi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Jambi

adalah sebagai berikut:

“Mewujudkan Madrasah Ibtidaiyah Quhas Kindergarten sebagai:

“Rumah” yang nyaman bagi anak untuk tumbuh dan mengembangkan

diri dengan sebaik-baiknya. Juga sebagai “Rumah” yang nyaman untuk

anak mengaji, mengkaji, dan mengamalkan Al-Qur’an dan Al-Hadits”.

4. Kurikulum yang Digunakan pada Pembelajaran Akidah Akhlaq

Kurikulum yang digunakan di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Jambi yaitu kurikulum 2013 (K13). Kurikulum tersebut baru

diterapkan mulai tahun ajaran 2017/2018. Kurikulum 2013 merupakan

kurikulum yang menekankan pada kemampuan koognitif, afektif, dan

psikomotorik. Dengan kegiatan pembelajaran, siswa lebih di latih untuk

belajar dan menemukan hal-hal secara mandiri, sehingga dalam proses

pembelajaran, guru hanyalah sebagai fasilitator bagi siswa.

5. Program Pembelajaran Akidah Alkhlaq

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Jambi merupakan sekolah

tingkat dasar yang berciri khas agama islam dan mempunyai program-

Page 52: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

37

program pembelajaran yang berciri khas islami. Adapun program

pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Jambi adalah

sebagai berikut:

a. Mata Pelajaran yang Diajarkan

1) Agama

a) Alqur’an Hadist

b) Tahfidzul AlQur’an Hadist

c) Aqidah Akhlak

d) Do’a dan Dzikir Harian

e) Fiqih Ibadah

f) Sejarah Kebudayaan Islam

g) Bahasa Arab

h) Bahasa Inggris

i) Solawat

j) Story Telling

k) Praktek Ibadah

l) Mengaji

m) Shalat (setiap hari)

2) Umum

a) Tematik

(1) Bahasa Indonesia

(2) Pendidikan Kewarganegaraan

(3) Ilmu Pengetahuan Alam

(4) Ilmu Pengetahuan Sosial

(5) SBDP

b) Matematika

c) Penjaskes

d) Bahasa Inggris

3) Ekstrakurikuler

a) Hafalan Juz Amma

b) Yasinan

Page 53: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

38

c) Pramuka

d) Tenis Meja

e) Futsal

4) Waktu Belajar

a) Kelas I

(1) 07.00-07.15 Surat Pendek (Jus’Amma), Do’a

(2) 07.15-09.00 Materi Pelajaran

(3) 09.00-09.15 Istirahat

(4) 09.15-10.15 Materi Pelajaran

(5) 10.15-11.00 ekstrakurikuler, Shalat

5) Tata Tertib

Tata tertib merupakan sebuah aturan yang harus dipatuhi. Masing-

masing Sekolah/Madrasah memiliki peraturan yang berbeda beda.

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School juga terdapat tata tertib

pada umumnya memiliki peraturan dan tata tertib yang selalu

bernuansakan Islami, mulai dari berpakaian, pergaulan, perbuatan

sehari-hari selalu mencerminkan pada akhlakul karimah. Dalam

berpakaian juga memiliki aturan dan wajib mematuhinya adapun tata

tertib berpakaian di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Tata Tertib Berpakaian Siswa-Siswi Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School.

No Hari Pakaian Keterangan

1 Senin Merah – Putih Siswa – Siswi

2 Selasa Merah – Putih Siswa – Siswi

3 Rabu Batik – Rok Merah Siswa – Siswi

4 Kamis Batik – Rok Merah Siswa – Siswi

5 Jum’at Pramuka Siswa – Siswi

Page 54: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

39

S

umber: Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School:2019

e. Pembelajaran Akidah Akhlaq pada Kelas I Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School Jambi.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran (Abdul

Majid, 80: 2014). Pembelajaran Akidah Akhlaq pada kelas I Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Jambi merupakan pembelajaran yang

dirangkum dalam kurikulum 2013.

Berdasarkan buku panduan tematik, perintah merangkumkan secara

khusus pembelajaran Akidah Akhlaq kedalam satu buku panduan guru

dan buku siswa. Oleh karena itu, pihak sekolah menyediakan buku ajar

akidah akhlaq yang berorientasikan kurikulum 2013. Hal tersebut

mengingat betapa pentingnya pendidikan karakter dan akhlaq siswa sejak

dini.

f. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

sebagai alat dan fasilitas untuk mencapai sebuah tujuan. Sarana dan

prasarana bertujuan untuk mendukung terjadinya proses belajar mengajar

agar tercapainya tujuan pembelajaran. Sarana prasarana yang baik akan

mendukung tercapainya proses pembelajaran yang efektif serta

menumbuhkan motivasi terhadap proses pembelajaran.

Sarana dan prasarana merupakan suatu alat atau bagian yang

memiliki peran sangat penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu

proses. Sarana dan prasarana adalah fasilitas yang mutlak dipenuhi untuk

memberikan kemudahan. Dalam sebuah proses pendidikan Kualitas

sangat penting, kualitas pendidikan tersebut juga didukung dengan

adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan Prasarana di

6 Sabtu Pramuka Siswa – Siswi

7 Pada jam olahraga Pakaian olahraga Siswa-siswi

Page 55: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

40

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School merupakan salah satu faktor

yang mempunyai fungsi penting dalam memperlancar proses belajar

mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi yang digunakan sebagai pendukung

pembelajaran akidah akhlaq kelas I adalah sebagai berikut:

1) Sarana

Sarana merupakan alat dan fasilitas yang digunakan untuk

mencapai sebuah tujuan. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas

yang diperlukan dalam proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan

dapat berjalan dengan lancar. Sarana yang baik akan membantu proses

pembelajaran berjalan dengan lancar dan juga dapat memberikan

motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat.

Sarana merupakan perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah

dari satu tempat ketempat yang lain. Adapun sarana yang dapat

mendukung berlangsungnya proses pembelajaran dimana Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School telah memiliki fasilitas yang

memadai dalam proses pembelajaran adapun sarana yang ada di

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Sarana Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi

No Fasilitas Jumlah

Keadaan

Baik Kurang

Baik Rusak

1. Komputer 6

2. Kipas Angin 9

3. Papan Tulis 6

4. Lemari Buku 8

5. Meja lesehan 149

Sumber: Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School:2019

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi memiliki sarana dan

prasarana secara keseluruhan yang disediakan oleh madrasah sudah

Page 56: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

41

termasuk cukup memadai. Namun berdasarkan hasil pengamatan dan

observasi yang penulis lakukan pada 14 Januari 2019, penulis melihat

bahwa sarana yang kurang mendukung pembelajaran akidah akhlaq

yaitu meja lesehan. Siswa yang belajar menggunakan meja lesehan

terkesan lebih malas untuk belajar dan memilih untuk belajar di lantai,

tidak menggunakan meja belajar.

2) Pasarana

Selain sarana terdapat juga prasarana yang merupakan fasilitas

utama yang mendukung terselenggaranya suatu proses pembelajaran.

Prasarana merupakan perlengkapan pembelajaran yang tidak dapat

dipindah dari satu tempat ketempat yang lain. Prasarana pendidikan

merupakan semua komponen yang secara tidak langsung mendukung

jalannya proses belajar mengajar di sekolah.

Prasarana merupakan salah satu komponen yang paling utama

untuk mencapai suatu hasil atau tujuan yang diinginkan. Prasarana

sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School terdapat beberapa prasarana yang

dapat mendukung proses pembelajaran juga telah memiliki gedung

yang cukup memadai, walaupun masih belum sempurna, adapun

sumber dana dalam pembangunan Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School adalah swadaya dari masyarakat dan salah satu pesantren

terbesar di Jambi serta pemerintah serta pengurus Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School. Adapun prasarana di Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School antara lain sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Jambi.

NO Bangunan / Ruangan LUAS

(M2)

Jumlah

Keadaan

Baik Rusa

k

1 RuangKepalaMadrasah 1 1

2 RuangWakasek

Page 57: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

42

3 RuangMajelis Guru 1 1

4 Ruang Tata Usaha 1 1

5 Ruang BK/BP

6 Ruang UKS

7 Ruang PMR

8 Ruang OSIS

9 RuangKelasBelajar (RKB) 10 10

10

Laboratorium IPA

Laboratorium Kimia

LaboratoriumFisika

LaboratoriumBiologi

LaboratoriumBahasa

Laboratorium Multimedia

LaboratoriumKomputer

11 RuangPerpustakaan

12 RuangKeterampilan

13 RuangSerbaguna

14 WC KepalaMadrasah

15 WC Guru Laki-Laki 1 1

16 WC Guru Perempuan 1 1

17 WC SiswaLaki-Laki 1 1

18 WC SiswaPerempuan 1 1

19 RumahPenjagaMadrasah

20 Perumahan Guru

21 Musholla

22 LapanganOlahraga

23 AsramaSiswa

Ket: Keadaan Prasarana di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Kota Jambi.

Sumber: Dokumetasi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota

Jambi: 2019

Tabel di atas merupakan sarana yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi. Namun berdasarkan pengamatan dan observasi

penulis menemukan satu problematika sarana yang mengganggu pembelajaran

akidah akhlaq, yaitu keadaan ruangan kelas yang sangat sempit. Ruangan

kelas yang sangat sempit tersebut sangat menghambat siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah gambar keadaan ruangan kelas satu

Page 58: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

43

Gambar 4.1. Keadaan Ruangan Kelas Satu

Sumber: Dokumentasi Pribadi

g. Struktur Organisasi

Sebagai lembaga pendidikan formal diselenggarakan secara

sistematis, terpimpin dan terarah serta dilaksanakan untuk menciptakan

proses yang terarah pada tujuan yang diharapkan. Setiap jenjang sekolah

memiliki struktur organisasi yang nantinya akan menciptakan suatu

proses yang terarah.

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School memiliki struktur

organisasi dimana struktur organisasi ini akan menata seluruh proses

yang berkaitan dengan Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School.

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School telah menata suatu struktur

organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut:

Page 59: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

44

Ka. Kementrian Agama Kota Jambi

MAJELIS GURU

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Kota Jambi Tahun Ajaran 2018/2019.

Dokumen: TU Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi.

Ketua Yayasan

Bendahara

Nur Haida DMs

Kepala Madrasah:

Annisa M Solihah, M.Pd.I

Wakil Kepala Madrasah:

M. Quzwein, S.Pd

Koordinator T3Q

Zulkifli, Am, KE

Tata Usaha

Mardiansyah, S.Hum

Wakil Kesiswaan

M. Firdaus, S.Pd

Ida Laila, S.Kom.I Yulisa S. Kom Anita D Rukmana, S,Pd Adlah, S.Pd

Wakil Kepala Madrasah:

M. Quzwein, S.Pd

CO MABIT PUTRA PUTRI

Haryanto & Na’imaturrahmah.

S.Ag

Saidul Amri, S.Pd

KhoirunnaS.S.Kom

S. Kom

F. Khairani, S. Pd A Ulfah, S. Pd S Saleha S.

Sy

A Putra S.Ag

Page 60: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

45

h. Keadaan Guru dan Siswa

1) Keadaan Guru dan Tenaga Pendidikan

Keadaan guru dan tenaga pendidikan yang ada di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi dapat digolongkan

dalam keadaan baik dan berkualitas. Guru mempunyai tanggung

jawab atas kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Ia

bertangung jawab atas peningkatan sumber daya manusia. Dalam arti

kata, ia bertangung jawab atas moral, tingkah laku, serta

perkembangan emosi dan spritual anak.

Dalam upaya meningkatkan proses kegiatan belajar dan mengajar

dengan baik dan berkualitas maka sangatlah dibutuhkan para guru

yang rela dan bersedia menjadi tenaga pengajar di Madrasah yang

sesuai dengan jenjang dan pengalamannya. Pada dasarnya guru

sebagai tenaga pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi ini, cukup bagus dan berpengalaman, serta

professional dalam menjalankan tugasnya, meski ada beberapa guru

yang tidak sesuai dengan kejuruan dan bidang yang di ambil.

Kelas satu di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota

Jambi memiliki satu kelas yang pegang oleh Ustadzah Rowiyatul

Adawiyah, S. Hum. Oleh karena itu penulismeminta data guru dan

tenaga kepegawaian Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

adalah sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 4.3

Data Guru dan Kepegawaian Madrasah Quhas Primary School

Kota Jambi.

Page 61: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

46

NO NAMA

GURU/PEGAWAI

Kualifi

kasi

Akade

mik

STATUS

KEPEGAWA

IAN

N

I

P

Pangkat/

Golongan Jabatan

1 Adilah, S.Pd S. 1 NON PNS - - Guru

2

Anita

DiantiRukmana,

S.Pd

S. 1 NON PNS - - Guru

3 Annisa M Sholiha,

M.Pd.I S. 2 NON PNS - -

Kepala

Madrasa

h

4 AthayaUlfah, S.Pd.I S. 1 NON PNS Guru

5 Devi Rahmania,

S.Pd S. 1 NON PNS

Guru

6 FadhilahKhairaniS.P

d S. 1 NON PNS - - Guru

7 Heriyanto, S.Ag S. 1 NON PNS - - Guru

8 Ida Laila, S.Kom.I S. 1 NON PNS Guru

9 Isramudin MA NON PNS

Guru

Jaga

10 Khairunnas, S.Kom S. 1 NON PNS Guru /

Operator

11 Mardiansah, S.Hum S. 1 NON PNS - - Guru /

Operator

12 Mawaddah R, S.Pd S. 1 NON PNS Guru

13 M.Firdaus, S.Pd S. 1 NON PNS - - Guru

14 M.Quzwen, S.Pd S. 1 NON PNS - - Wakasek

15 Naimaturrahmah,

S.Ag S. 1 NON PNS - - Guru

16 Noviani, S.Hum S. 1 NON PNS Guru

17 Rahman, S.Sy S. 1 NON PNS Guru

18 RowiatulAdawiyyah

, S.Hum S. 1 NON PNS - - Guru

19 SaidulAmri, S.Pd.I S. 1 NON PNS Guru

20 SitiSaleha, S.Sy S. 1 NON PNS Guru

21 Syahrial Al-Hafidz MA NON PNS - - Guru

Jaga

22 Tarmizi, S.Pd S. 1 NON PNS Guru

2 Zulkifli, Am.Kl D. 3 NON PNS - - Guru

Sumber: Data Madraah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi: 2019

Page 62: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

47

2) Keadaan Siswa

Siswa merupakan pelajar yang sedang duduk di bangku sekolah.

Siswa adalah objek yang di didik, diarahkan serta akan belajar untuk

mendapatkan bermacam-macam ilmu pengetahuan dan berbagai

keterampilan, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu

pengetahuan, terampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak

mulia dan mandiri.

Siswa merupakan unsur yang utama selain guru yang ada

didalam proses belajar-mengajar. Tanpa adanya siswa tentu tujuan

pembelajaran tidak akan tercapai. Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School memiliki satu kelas satu dengan jumlah 26

siswa. 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Dengan adanya

siswa dan siswi tersebut, Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

diharapkan oleh masyarakat dapat mengeluarkan lulusan yang

religious dan berilmu agama tinggi. Sehingga dapat meneruskan

kejenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Problematika Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq dalam Penanaman

Karakter Siswa Kelas I di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi

a. Perencanaan Pembelajaran Akidah Akhlaq pada Kelas I

Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran, berupa penyiapan media dan sumber belajar serta

merencanakan perangkat penilaian pembelajaran dan tahap-tahap

pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam terlaksananya kegiatan pembelajaran. Dengan adanya

perangkat pembelajaran maka program-program kegiatan pembelajaran di

sebuah lembaga pendidikan akan lebih terarah.

Perangkat pembelajaran digunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan segala kegiatan pembelajaran di sekolah. Dibawah ini akan

Page 63: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

48

penulis paparkan data berdasarkan temuan yang telah diperoleh melalui,

teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam mencapai tujuan

pendidikan guru harus merencanakan proses yang akan dilalui. Setiap

proses pembelajaran selalu memiliki kendala atau permasalahan tersendiri

baik dari segi perencanaan maupun prakteknya.

Namun berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis

lakukan dengan wakil kepala sekolah, guru di Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi ini belum mendapatkan pelatihan guru seperti

KKG dan lain sebagainya, sehingga masih ada beberapa point-point yang

belum diketahui pra guru dalam menerapkan kurikulum 2013 di sekolah,

khususnya di bagian evaluasi pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi pada 14 Januari 2019 bersama guru

Akidah Akhlaq kelas I Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota

Jambi yaitu Ustadzah Rowiyatul Adawiyah, S.Hum. Namun, dalam

pelaksanaan pembelajaran akidah akhlaq yang di sampaikan oleh beliau,

penulis menemukan beberapa problematika. Problematika perencanaan

pembelajaran Akidah Akhlaq kelas I Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi diantaranya:

1) Guru akidah akhlaq sering kali tidak membuat perencanaan

pembelajaran di dalam kelas.

2) Guru Akidah akhlaq belum memahami cara merencanakan atau

merancang pembelajaran, hal tersebut disebabkan karena guru

tidak sesuai dengan bidang yang di ambil.

3) Ketika pelaksanaan pembelajaran, guru tidak terbiasa

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah

direncanakan dan sebagaimana yang ada di rancangan

pembelajaran.

b. Problematika dalam Persiapan Perangkat Pembelajaran Program

Tahunan (prota) dan Program Semester (prosem)

Perencanaan perangkat pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam terlaksananya kegiatan pembelajaran. Dengan menyusun

Page 64: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

49

perangkat pembelajaran maka guru akan lebih mudah melaksanakan suatu

kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran dapat digunakan sebagai

pedoman dalam melaksanakan segala kegiatan pembelajaran di sekolah.

Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru sebaiknya membuat

perencanaan yang akan dijalankan. Setiap proses pembelajaran terdapat

problematika atau permasalahan tersendiri baik dari segi perencanaan

maupun prakteknya. Program tahunan dan program semester merupakan

perangkat perencanaan pembelajaran. Persiapan dalam pembuatan

program tahunan dan program semesteran dilakukan oleh setiap guru.

Setiap guru diwajibkan memiliki program-program yang akan di jalankan.

Tidak semua guru mampu dan mahir dalam membuat perangkat

pembelajaran.

Hal tersebut sebagaimana yang penulis temukan informasinya dalam

wawancara yang penulis laksanakan pada 14 Januari 2019 dengan guru

Akidah Akhlaq kelas 1, yang menyatakan bahwa guru mengalami banyak

kendala diantaranya pada peyusunan rancangan pembelajaran. Hal tersebut

dikarenakan sekolah tersebut belum diadakannya pelatihan-pelatihan

penyusunan RPP, KKG dan lain sebagainya. Guru masih sangat-sangat

kebingungan dalam menyusun RPP dan bahkan dalam wawancara

menyatakan sebagai berikut:

“Hehe, lagi-lagi RPP ya ( sambil tertawa). Kami semua disini belum

sepenuhnya menggunakan RPP. Kalau rancangan pembelajaran

tentunya kami mengacu pada bahan ajar yang di gunakan. Apalagi

dalam buku K13 ini kan sudah lengkap ya, ada indikator, langkah-

langkah pembelajaran bahkan penilaian semuanya ada di situ, jadi

saya tinggal menyesuaikan, atau mungkin dalam menyampaikannya

saya modifikasi sesuai dengan karakter dan kemampuan anak”.

(Senin, 14 Januari 2019. Pukul 09:00 WIB)

Menurut hasil wawancara tersebut mengenai perencanaan program

tahunan dan program semester, dalam membuat program tahunan dan

program semester guru harus mengacu kepada kalender akademik.

Berdasarkan wawancara guru Akidah Akhlaq kelas I mengambil prota dan

prosem dari internet secara copy paste dikarenakan ketidak pahaman

Page 65: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

50

tentang penyusunan RPP. Selain itu, guru juga mengaku bahwa ketika

mengajar, guru sering tidak menggunakan RPP.

c. Tidak Menyusun Silabus Pembelajaran Akidah Akhlaq

Selain program tahunan dan program semester yang menjadi

perencanaan, perangkat pembelajaran silabus juga termasuk kedalam

perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mencapai sebuah tujuan

pembelajaran. Setelah menetapkan program semester selanjutnya

dilakukan penyusunan silabus.

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan dengan guru

kelas satu ketika beliau mengajar mata pelajaran akidah akhlaq adalah

guru tidak membuat silabus ketika mengajar. Mereka merasa kesulitan

dalam membuat silabus dengan alasan tidak pernah mendapatkan pelatihan

tersebut secara khusus. Selain itu, guru tersebut mengaku bahwa mengajar

merupakan diluar keahliannya. Bagaimana mungkin sarjana hukum

mengajar siswa Madrasah Ibtidaiyah, dan sebelumnya tidak pernah

mengerti dan diajarkan membuat silabus untuk pembelajaran.

Hal tersebut sangat senada dengan jawaban wawancara dari Ustadzah

Rowiyarul Adawiyah, S. Hum sebagai berikut:

“Sebenarnya kami belum menggunakan RPP dan silabus, tapi jika

nanti adik membutuhkan RPP dan silabus untuk proses riset ini,

insyaAllah akan saya bantu. Kalau untuk RPP dan Silabus biasanya

guna keperluan akreditas sekolah, kami guru-guru di sini

mendownload silabus dari internet”. (Rowiyatul Adawiyah, S. Hum,

14 Januari 2019. Pukul 08:55 WIB)

Bersarkan hasil wawancara tersebut, tampak bahwa kegiatan

pembelajaran akidah akhlaq tidak di desain secara maksimal oleh guru

yang bersangkutan. Guru tidak menggunakan RPP dan silabus, dan untuk

memenuhi akreditasi, guru mendownload RPP dan silabus yang sesuai

dengan pembelajaran akidah akhlaq dari internet. Guru juga hanya

mengandalkan bahan ajar yang digunakan, dengan alasan kurikulum 2013

telah menyediakan buku ajar yang sagat lengkap spesifikasinya. Dalam

Page 66: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

51

buku guru telah disedikan rancangan pembelajaran lengkap, sehingga guru

tinggal menggunakannya saja.

Selain itu, berdasarkan penelitian dan observasi penulis, guru juga tidak

menggunakan media yang mendukung pembelajaran akidah akhlaq. Guru

hanya meminta siswa untuk membaca kemudian memberikan ceramah dan

memberikan contoh, demontrasi dan praktik berakhlakul karimah, bersikap

sopan dan berkata baik.

Guru juga mengalami kesulitan dalam mengembangkan Kompetensi

Dasar, karena belum pernah mendapatkan pelatihan juga tidak sesuai dengan

profesinya sebagai guru. Guru juga mengaku bahwa untuk mendownload

silabus mengalami kendala, sebagaimana yang diungkapkan berikut:

“Saya juga kurang memahami Ilmu Teknologi untuk mendowload

silabus. Saya sebenarnya juga kebingungan dalam mensingkronkan

Kompetensi Dasar yang ada di buku ke dalam silabus dan dikembangkan

lagi dalam penyusunan RPP”. (Rowiyatul Adawiyah, 15 Januari 2019.

Pukul 08:59 WIB).

Wawancara tersebut adalah salah satu keluhan guru akidah akhlaq kelas I.

Guru kurang memahami Ilmu Teknologi, itulah yang menyebabkan guru tidak

merancang dan membuat susunan rancangan pembelajaran dengan baik.

Sehingga pembelajaran berjalan menyesuaikan situasi dan kondisi siswa, tidak

terstruktur secara runtut.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Akidah Akhlaq

Mengajar, harus menyusun pembelajaran serta mendesain pembelajaran

sebelum melakukan pembelajaran, agar dari kegiatan belajar mengajar

tersebut membuahkan hasil yang maksimal. Hal tersebut dikarenakan

mengajar adalah tugas dan amanah guru, dan harus dijalankan dengan baik.

Jika dijalankan dengan baik, maka akan membuahkan hasil yang maksimal,

jika tidak dirancang, maka resikonya siswa tidak akan mengerti dan berhasil

menerima apa yang telah kita berikan dan sampaikan. Karena mengajar adalah

amanah, tidak hanya dijalankan hanya untuk mengugurkan kewajiban semata.

RPP merupakan turunan dari silabus, dimana silabus merupakan

rancangan pembelajaran setiap satu semesternya. Selanjutnya kompetensi

dasarnya di pecah dan dalam RPP. Satu kompetensi dasar terdiri dari beberapa

Page 67: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

52

tema pembelajaran. Tema pembelajaran tersebut tentunya menjadi beberapa

pertemuan, kompetensi dasar itulah yang akan penulis pecahkan kedalam RPP

dan diterapkan dalam pembelajaran di dalam kelas. Yakni menentukan

indikator, tujuan, bahan ajar media, metode, evaluasi bahkan hingga kegiatan

pembelajaran dari pertama kegiatan belajar hingga kegiatan penutup.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi

dasar yang telah ditetapkan dan telah dijabarkan dalam silabus. Rencana

Perangkat pembelajaran merupakan salah satu rencana yang harus dibuat

sebelum terjadinya proses pembelajaran berlangsung.

Rencana perangkat pembelajaran sebaiknya disusun oleh guru agar tidak

terjadi kesalah pahaman dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dalam

pembuatan RPP yang baik haruslah disesuaikan dengan prinsip serta

komponen RPP itu sendiri. Setiap guru wajib mempunyai RPP yang akan

dijadikan langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi berdasarkan observasi sebagian

guru tidak membuat RPP terutama dalam pelaksanaan implementasi

pembelajaran akidah akhlaq di kelas satu. Sehingga, penulis menyiapkan RPP

sementara sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran ketika penelitian. RPP

yang digunakan dalam pembelajaran akidah akhlaq tema menghindari akhlak

tercela adalah sebagaimana yang penulis lampirkan dalam lampiran.

Selain itu, dalam merancang pembelajaran guru hanya menyesuaikan dari

buku guru saja, tidak mengembangkan metode dan strategi pembelajaran

dalam merancang pembelajaran, hal sersebut sebagaimana hasil wawancara di

bawah ini:

“Didalam buku tematik juga sudah terdapat RPP nya kan jadi ibu

terkadang juga mengikuti yang ada didalam buku guru saja nak.”

(Wawancara ibu Rowiyatul Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi, hari Kamis 14

Januari 2018 Pukul 08:00 -09:45 WIB).

Hasil wawancara di atas, menjelaskan bahwa guru memang benar-benar

tidak mendesain pembelajaran sebelum melakukan pembelajaran di dalam

kelas. Hal tersebut juga sebagaimana hasil wawancara di bawah ini:

Page 68: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

53

“Hehe, lagi-lagi RPP ya ( sambil tertawa). Kami semua disini belum

sepenuhnya menggunakan RPP. Kalau rancangan pembelajaran tentunya

kami mengacu pada bahan ajar yang di gunakan. Apalagi dalam buku

K13 ini kan sudah lengkap ya, ada indikator, langkah-langkah

pembelajaran bahkan penilaian semuanya ada di situ, jadi saya tinggal

menyesuaikan, atau mungkin dalam menyampaikannya saya modifikasi

sesuai dengan karakter dan kemampuan anak”. (Wawancara ibu

Rowiyatul Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School Kota Jambi, hari Kamis 14 Januari 2018 Pukul

08:00 -09:45 WIB).

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, selain dari internet guru juga

berpedoman terhadap RPP yang ada didalam buku tematik guru, dimana

didalam buku tematik guru sudah terdapat komponen-komponen RPP.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, 25 Januari 2019 mengenai

problematika perencanaan RPP guru akidah akhlaq kelas I Madrasah

Ibtidaiyah Quhas rimary school kota jambi.problematika diantaranya yaitu:

1) Kurangnya pemahaman guru dalam menyusun RPPpembelajaran

tematik,untuk mengatasinya guru menggunakan RPP yang ada

didalam internet.

2) Guru kesulitan dalam menyusun RPP pembelajaran tematik yang

sesuai dengan komponen-komponen RPP.

3) Guru kesulitan dalam menyusun RPP pembelajaran akidah akhlak

dalam pembelajaran tematik dikarenakan perbedaan tahap

perencanaan kurikulum sebelumnya KTSP dengan kurikulum 2013.

4) Guru belum mendapatkan pelatihan khusus.

5) Guru tidak sesuai dengan kejuruan.

e. Tidak Menyusun Langkah-Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran dalam sebuah rancangan pembelajaran

(RPP) sangatlah penting. Dimana langkah-langkh pembelajaran sangat

menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Guru dituntut untuk membuat

RPP dengan tujuan utama mendesain pembelajaran dengan sebaik mungkin,

agar pembelajaran lebih terarah.

Guru Akidah Akhlaq kelas satu di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi mengatakan bahwa tidak setiap jam pelajaran akidah akhlak

Page 69: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

54

mereka mendesain pembelajaran. Hal tersebut sebagaimana hasil wawancara

sebagai berikut:

“Hehehe, RPP lagi ya. Sebenarnya saya jarang mendesain pembelajaran

juga jarang sekali membuat RPP, karena ya itu tadi, saya ini sarjana

hukum tidak paham bagaimana membuat RPP”. (Wawancara ibu

Rowiyatul Adawiyah, wali kelas I di Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi, Kamis 14 Januari 2019, Pukul 10.50 -

11.30 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, guru benar-benar mengalami

kesulitan dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran. Hal tersebut

disebabkan karena guru akidah akhlak berlatar belakang pendidikan dari

sarjana hukum dan baru enam bulan mengajar disekolah tersebut. Sementara

pihak sekolah tidak pernah mengadakan pelatihan pembuatan RPP dan

perangkat pembelajaran.

Untuk mengatasi problematik di atas, maka guru membuat solusi untuk

mendownload langkah-langkah pembelajaran dari internet dan dikembangkan

dalam RPP nya. Selain itu guru juga mengalami kesulitan dalam melakukan

evaluasi pembelajaran. Guru akidah akhlaq mengatakan bahwa ia belum

mengerti dengan sistem evaluasi kurikulum 2013, apa lagi dalam

pembelajaran akidah akhlaq hanya tersedia buku siswanya saja, tidak ada

buku guru. Sehingga salah satu solusinya adalah mendownload RPP dari

internet. Namun, pada pelaksanaannya berdasarkan observasi guru sering

tidak sesuai dalam mengikuti langkah-langkah pembelajaran didalam RPP

yang diambil dari internet. Guru hanya menggunakan langkah-langkah

pembelajaran sesuai dengan situasi keadaan kelas tanpa mengikuti langkah-

langkah pembelajaran yang sudah ada didalam RPP.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara Kamis, 20 Januari 2019

mengenai problematika dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran

Akidah Akhlaq kelas satu di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School

Kota Jambi ditemukan beberapa problematika diantaranya yaitu:

1) Guru Akidah Akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam menentukan

langkah-langkah pembelajaran yang sesuai, dikarenakan ketidak

Page 70: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

55

sesuaian profesi guru dan ketidak pahaman guru dalam membuat

RPP.

2) Guru Akidah Akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam merumuskan

langkah-langkah kegiatan inti, guru kesulitan dalam menentukan

batasan-batasan kegiatan kegiatan pembelajaran. Sehingga RPP yang

didownload tidak sesuai penerapannya di dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam penerapannya guru hanya menyesuaikan

keadaan kelas, tidak berdasarkan RPP.

f. Evaluasi Pembelajaran Akidah Akhlaq

Penilaian merupakan tolak ukur untuk menentukan berhasil tidaknya

tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai bentuk instrumen sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, penilaian atau evaluasi adalah penentu

dan point utama yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran. Namun, guru

akidah akhlaq juga mengalamikesulitan dalam melakukan evaluasi mata

pelajaran akidah akhlaq yang menggunakan kurikulum 2013. Hal tersebut

sebagaimana hasil wawancara penulis dengan guru akidah akhlaq kelas satu

sebagai berikut:

“Saya sedikit kurang memahami dalam menentukan penilaian yang sesuai

digunakan dalam pembelajaran tersebut, hanya menyesuaikan penilaian

dari buku tematik guru kurikulum 2013.”(Wawancara ibu Rowiyatul

Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi, Rabu 20 Januari 2019, Pukul 09.00 -09.45 WIB).

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, guru akidah akahlaq megalami

kesulitan dalam merencanakan penilaian yang sesuai dalam setiap

pembelajaran. Sehingga, guru hanya menyesuaikan penilaian yang ada

didalam buku tematik guru pada tema pembelajaran yang lainnya, karena buku

akidah akhlaq tidak ada buku petunjuk guru. Beliau juga mengatakan bahwa

belum mengetahui kurikulum 2013 dan cara evaluasinya yaitu penilaian

autentik, sehingga penilaian yang dilakukan dapat dikatakan tidak perfesionis

sebagaimana penilaian kurikulum 2013.

Page 71: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

56

Dalam wawancara yang lainnya juga guru akidah akhlaq menyatakan

bahwa kesulitan-kesulitan dalam mengevaluasi pembelajaran tersebut

sangat menghambat kinerjanya sebagai guru. Sehingga penilaian yang

diberikan kepada siswa tidak perfesionis. Guru menilai kemampuan siswa

dengan soal test tertulis, test lisan dan juga melalui keseharian siswa saat

proses pembelajaran, serta tugas-tugas terstruktur ataupun mandiri yang

diberikan. Berdasarkan observasi ditemukan bahwa setelah guru

memberikan penjelasan terhadap materi siswa kemudian mengerjakan

lembar kegiatan yang ada didalam buku siswa, dari situlah guru juga akan

mengambil hasil nilai yang diperoleh siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, mengenai problematika

dalam perencanaan penialain ditemukan beberapa problematika

diantaranya yaitu:

1) Guru mata pelajaran akidah akhaq kelas satu mengalami kesulitan

dalam menyusun dan melakukan penilaian kepada siswa. Sehingga

guru melakukan penilaian terhadap siswa hanya menyesuaikan

buku tematik di tema lainnya. Dan melakukan penilaian

kemampuan siswa berdasarkan test lisan, tulisan dan pengamatan.

2) Tidak adanya buku panduan guru, sehingga guru mengalami

kesulitan dalam menyusun rancangan pembelajaran hingga ke

evaluasi pembelajaran.

3. Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlaq Pada Materi Menghindari

Akhlak Tercela.

a. Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Akidah Akhlaq

Proses pembelajaran merupakan point utama dari kegiatan yang ada di

sekolah. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan

siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran ini khususnya pada

pembelajaran tematik banyak sekali problematika yang di hadapi guru.

Mulai dari perencaan dalam pembuatan RPP yang sering kali dalam

pengaplikasiannya berbeda.

Page 72: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

57

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi yang penulis lakukan di

Madrasah Quhas Primary School Kota Jambi. Ada beberapa permasalahan

yang guru akidah akhlaq alami, diantaranya adalah masalah sarana dan

cara menerapkan rancangan pembelajaran dalam pembelajaran.

Permasalahan yang ada pada sarana yakni keadaan ruangan kelas yang

terlalu kecil, sehingga siswa tidak dapat bergerak aktif.

Sedangkan problematika pada penerapan rancangan pembelajaran,

berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang penulis dapatkan pada

saat penelitian, yakni guru tidak menerapkan RPP yang telah dirancang.

Guru mengajar hanya menyesuaikan keadaan kelas. Selain itu, guru juga

mengalami kesulitan dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Sehingga

guru hanya menyesuaikan evaluasi sebagaimana evaluasi yang

dilaksanakan pada buku kurikulum 2013 lainnya, sebagaimana yang telah

penulis paparkan pada pembahasan di atas.

Hasil dokumentasi proses pelaksanaan pembelajaran akidah akhlaq

kelas satu di Madrasah Ibtidayah Quhas Primary School Kota Jambi,

sebagaimana gambar di bawah ini:

Gambar 4.3

Proses Pelaksanaan Pembelajaran Akidah akhlaq Kelas I Madrasah

Ibtidayah Quhas Primary School Kota Jambi.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Page 73: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

58

Gambar 4.3 di atas merupakan hasil dokumentasi proses

berlangsungnya kegiatan pembelajaran akidah akhlaq kelas satu yang di

laksanakan oleh guru akidah akhlaq kelas satu. Pada gambar tersebut dapat

di lihat guru sedang mengajar dan penulis sedang melakukan observasi

dan dokumentasi.

Berdasarkan dokumentasi kegiatan pembelajaran di atas, dapat di lihat

guru sedang mengalami problematika pada kegiatan pembelajaran. Pada

kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa terlihat tidak fokus

memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa masih masih

bermain dan tidak menghargai guru yang sedang menyampaikan materi di

depan kelas. Akibatnya, guru harus mengulang materi sampai beberapa

kali, agar siswa mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guru. Hal

tersebut senada dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan

ketiga siswa kelas satu Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota

Jambi, hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

“Sering banget, sampek males ngerjainnya. Kami kadang malas

belajar sama ibu itu karena takut di kasih PR yang banyak”.

(Wawancara dengan Muhammad Ar-Rahman, Khalisa Humairo,

Atallah Faiqah, siswa kelas I Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi. 22 Januari 2019. Pukul 11:10-12:00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat di lihat bahwa siswa

mengatakan malas belajar dengan guru akidah akhlaq dikarenakan takut

diberikan tugas yang berlebihan. Sehingga kurangnya motivasi siswa

untuk belajar akidah akhlaq. Hal ini tentuya menjadi penghambat bagi

guru dalam menyampaikan dan menerapkan materi pembelajaran kepada

siswa.

Selain itu, guru kelas juga mengaku mengalami kesulitan dalam

mengelola kelas, dikarenakan kondisi siswa yang sulit di atur. Siswa yang

sering ribut di belakang membuat terhambatnya suatu kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. Sehingga guru memang harus benar-benar

Page 74: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

59

antusias dalam mengajar. Oleh karena itu, guru mengkondisikan siswa

dengan cara guru memperhatikan dan hanya melihat kearah siswa yang

ribut tanpa mengeluarkan kata kata dalam mengatasi siswa yang kurang

memperhatikan penjelasasan guru dan mereka ribut, guru juga

menggunakan cara menempatkan dan merubah posisi duduk siswa agar

mereka tidak ribut lagi. Tujuannya adalah agar anak tidak ribut lagi dan

mau memperhatikan penjelasan dari guru.

Selain itu, kondisi kelas yang sangat sempit tidak sesuai untuk

ditempati 26 siswa. Apa lagi ruangan kelas hanya di sekat dengan triplek

tipis, sehingga siswa yang rebut di kelas sebelah sangat mengganggu

antusias siswa ketika belajar. Siswa juga sering kali memukul dinding

sehingga pembelajaran akidah akhlak sangat tidak kondusif. Hal tersebut

juga sangat menyulitkan guru dalam mengkondisikan kelas ketika

pembelajaran berlangsung, hal ini sebagaimana hasil wawancara di bawah

ini:

“Ada tapi tidak terlalu banyak, kesulitan mungkin karena kurangnya

media. Tapi saya selalu berusaha mempersiapkan. Selain itu juga saya

kesulitan dalam mengkondisikan kelas, karena siswa yang sering ribut

di belakang dan keadaan ruangan kelas yang sempit, itu membuat saya

kesulitan dan tidak leluasa dalam mengajar”. (Wawancara dengan Ibu

Rowiyatul Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I. 22 Januari 07:30-

09:00 WIB)

Kutipan wawancara di atas merupakan kesulitan mengelola yang di

hadapi guru ketika mengajar akidah akhlaq di dalam kelas. Oleh karena

itu, guru sering kali melakukan upaya untuk memberikan motivasi belajar

kepada siswa, serta memberikan contoh-contoh sikap berakhlakul karimah

kepada siswa. Dengan harapan agar siswa dapat meniru dan menerapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Namun kendala yang dinyatakan oleh guru

akidah akhlaq kelas satu, sebagian besar siswa hidup dilingkungan rumah

yang kurang mendukung dan tidak memberikan contoh berakhlakul

karimah. Sehingga masih ada beberapa siswa yang tidak menerapkan mari

berakhlakul karimah baik kepada guru, orang tua dan juga teman.

Page 75: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

60

Berkaitan dengan pola tingkah laku siswa tersebut, seorang guru

haruslah pintar dalam menggunakan berbagai trik dan strategi yang di

gunakan guru dalam upaya meningkatkan konsentrasi siswa dan

memusatkan pikirannya dalam memahami pelajaran dan juga mengatasi

pola tingkah laku siswa tersebut. Dan guru akidah akhlaq kelas I

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School ini juga sangat-sangat

berharap agar ada perubahan baik dari kondisi kelas, tingkah laku siswa

dan juga peran sekolah agar dapat memberikan pelatihan secara khusus

kepada guru, agar dapat memahami kurikulum 2013. Hal ini sebagaimana

kutipan wawancara di bawahh ini:

“Ya, tentunya ada ya. Saya sangat berharap sekolah ini semakin maju,

dan kedepannya akan ada pelatihan guru dalam mengimplementasikan

kurikulum 2013, karena masih banyak yang bingung dalam

menerapkannya. itu saja sih, itu saja ya, jam sudah waktunya saya

mengajar di kelas lagi, heheh (sambil tertawa)”. (Wawancara dengan

Ibu Rowiyatul Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I. 22 Januari

07:30- 09:00 WIB)

Kutipan wawancara di atas merupakan harapan guru akidah akhlak

untuk sekolah khususnya untuk pembelajaran akidah akhlak di kelas satu

agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Perlunya media pembelajaran yang

mendukung pembelajaran akidah akhlaq. Selain itu harapan dari penulis

yang telah mengetahui kondisi Madrasah tersebut yakni agar guru dapat

membuat rancangan pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara lain juga, penulis menemukan

permasalahan lain, yakni guru mengalami kesulitan dalam memberikan

motivasi kepada siswa. Guru juga mengalami kesulitan dalam menerapkan

kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran tidak sesuai

dengan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang dirancang Dalam RPP.

Oleh karena itu, penulis mengelompokkan permasalahan yang terkait

dengan leaksanaan pembelajaran akidah akhlaq sebagai berikut:

Page 76: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

61

1) Guru akidah akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam mengelola

kelas ketika pembelajaran akidah akhlaq berlangsung, hal tersebut

dikarenakan siswa ribut ketika pembelajaran berlangsung.

2) Guru kesulitan ketika berinteraksi dengan siswa, dikarenakan guru

akidah akhlaq kelas I kesulitan dalam memahamkan siswa yang

memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

3) Guru akidah akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam

menerapkan RPP di dalam pembelajaran, sehingga kegiatan

pembelajaran berlangsung menyesuaikan kondisi siswa di dalam

kelas.

4) Ruangan kelas yang sempit, sehingga siswa tidak bias bergerak

aktif ketika jam pembelajaran akidah akhlaq.

b. Problematika Berkaitan dengan Materi dan Media Pembelajaran

Akidah Akhlaq Kelas Satu Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi.

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk belajar. Dan dalam belajar

bertujuan untuk merubah, dari yang tidak biasa menjadi biasa, dan dari

yang tidak bisa menjadi bisa. Oleh karena itu belajar dan perubahan adalah

tujuan utama dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran gurulah yang

bertugas mencapaikan tujuan tersebut kepada siswa, dengan cara dan

strategi yang sesuai.

Materi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting didalam suatu

proses pembelajaran. Materi yang sesuai akan tercapainya tujuan

pembelajaran, apabila materi yang disampaikan tidak sesuai maka tidak

sampailah kepada tujuan pembelajaran yang diinginkan. Materi harus

disampaikan secara jelas dan tepat agar siswa dapat memahaminya.

Namun, dalam pembelajaran akidah akhlaq kelas satu, materi

mencegah akhlaq tercela, mengalami beberapa permasalahan, sehingga

guru mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Permasalahan yang utama adalah sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Page 77: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

62

pada pembahasan di atas, yakni guru merasa kesulitan dalam

mengkondisikan kelas dan tidak menerapkan kegiatan pembelajaran yang

ada di RPP di dalam pembelajaran.

Problematik yang selanjutnya yakni guru mengalami kesulitan dalam

menyampaikan materi menghindari akhlaq tercela. Hal ini sebagaimana

hasil observasi yang penulis lakukan ketika kegiatan pembelajaran akidah

akhaq berlangsung di kelas satu. Hasil pengamatan atau observasi yang

penulis lakukan yaitu, guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan

pembelajaran, dikarenakan siswa yang ribut di dalam kelas dan sulit

dikodusifkan. Sehingga, pada jam pemlajaran, guru banyak melakukan

kegiatan mendiamkan siswa saja, kegiatan pembelajaran atau

penyampaian materi sangat sedikit sekali. Dan untuk membuat siswa

faham dengan penjelasan guru, guru harus mengulang materi hingga

beberapa kali.

Sedangkan dalam penggunaan media pembelajaran, guru jarang sekali

menggunakan media pembelajaran yang mendukung. Ketika mengajar

guru hanya terfokus pada bahan ajar yang digunakan kelas I saja. Media

pembelajaran yang digunakan biasanya berupa audio visual, seperti video

dan lain sebagainya. Hal tersebut tetunya menyulitkan siswa dalam

menerima materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari hasil wawancara

dengan guru akidah akhlaq kelas satu Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary

School Kota Jambi, media yang digunakan dalam pembelajaran akidah

akhlaq adalah sebagaimana kutipan wawancara di bawah ini:

“Ada tapi tidak terlalu banyak, kesulitan mungkin karena kurangnya

media. Tapi saya selalu berusaha mempersiapkan. Selain itu juga saya

kesulitan dalam mengkondisikan kelas, karena siswa yang sering rebut

di belakang dan keadaan ruangan kelas yang sempit, itu membuat saya

kesulitan dan tidak leluasa dalam mengajar”. (Wawancara dengan Ibu

Rowiyatul Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I. 22 Januari 07:30-

09:00 WIB)

Selain itu, guru akidah akhlaq kelas satu juga mengemukakan

kesulitannya dalam kutipan wawancara sebagai berikut:

Page 78: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

63

“Ada, tentunya di bagian metode, saya sering kali menggunakan

metode yang tidak sesuai dengan RPP. Karena kondisi siswa kan

setiap harinya berbeda-beda, jadi saya tidak bisa menyesuaikan

metode yang saya gunakan dengan metode yang ada di RPP. Jadi

metode, hanya menyesuaikan keadaan kelas saja”. (Wawancara

dengan Ibu Rowiyatul Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I. 22

Januari 07:30- 09:00 WIB)

Kutipan wawancara di atas adalah pengakukan guru terhadap

problematika yang dihadapi. Yakni guru tidak menerapkan metode

pembelajaran yang ada di RPP sebagai mana mestinya pembelajaran di

dalam kelas. Guru menggunakan metode pembelajaran menyesuaikan

kondisi siswa di dalam kelas saja.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pada 22 Januari 2019

dengan guru akidah akhlaq kelas I tentang problematika materi dan

penggunaan media pembelajaran akidah akhaq kelas satu di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi, ditemukan beberapa

problematika diantaranya yaitu:

1) Guru akidah akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam

menyampaikan materi akidah akhlaq, dikarena siswa sulit untuk

dikondisikan.

2) Guru akidah akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam

penggunaan media pembelajaran ketika proses pembelajaran

dikarenakan tidak adanya media yang sesuai yang disediakan oleh

sekolah, sehingga guru hanya terfokus dengan bahan ajar dan

berusaha menggunakan media seadanya.

3) Guru akidah akhlaq kelas I tidak menerapkan metode yang sesuai

yang sebagaimana di dalam RPP. Guru menggunakan metode

sesuai dengan kondisi siswa di dalam kelas, hal tersebut untuk

mengkondusifkan siswa ketika belajar akidah akhlaq.

1. Problematika Evaluasi pada Pembelajaran Akidah Akhlaq Kelas I

Madrasah Quhas Primary School Kota Jambi.

Page 79: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

64

a. Penilaian yang Sesuai untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran

Akidah Akhlaq

Kurikulum 2013 menggunakan sistem penilaian autentik. Penilaian

autentik yaitu penilaian secara keseluruhan, baikdari kemampuan

koognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam sebuah pembelajaran sangat

diperlukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

menerima materi yang telah disampaikan oleh guru.

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi sudah

menggunakan kurikulum 2013 pada mata pelajaran akidah akhlaq, hanya

saja mata pelajaran tersebut terpisah tidak menjadi satu dengan mata

pelajaran umum lainnya. Berdasarkan observasi dan pengamatan penulis,

guru akidah akhlaq telah menerapkan sistem penilaian kurikulum 2013,

hanya saja ada beberapa problematik yang menjadi kendala bagi guru

dalam melakukan penilaian. Kendala yang pertama yakni, guru akidah

akhlaq belum berpengalaman mengajar dan tidak sesuai dengan

profesinya. Kendala yang selanjutnya yakni guru kurang mampu dalam

memilah dan membuat soal untuk penilaian. Hal ini dikarenakan

kurangnya pengetahuan guru akidah akhlaq kelas I kurang memahami dan

tidak adanya buku pegangan guru, sehingga penilaian hanya menyesuaikan

penilaian sebagaimana penilaian pada pembelajaran lain.

Penilaian merupakan tolak ukur tercapai atau tidaknya sebuah tujuan

pembelajaran. Didalam pembelajaran tematik penilaian yang digunakan

yaitu penilaian autentik, dimana penilaian yang dilakukan dengan sebenar-

benarnya. Berikut wawancara dengan guru akidah kelas I tentang kesulitan

dalam menilai siswa.

“Sebenarnya sih belum, saya masih belum memahami penilaian

autentik itu seperti apa. Karena saya memang beda jurusan, dan ini

bukan keahlian yang saya ambil, jadi saya agak merasakan kesulitan.

Jadi ketika menilai saya menyesuaikan saja dengan buku pegangan

guru pada mata pelajaran lain”. (Wawancara dengan Ibu Rowiyatul

Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I. 22 Januari 07:30- 09:00 WIB)

Page 80: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

65

Kutipan wawancara di atas merupakan jawaban pertanyaan guru

akidah akhlaq, bahwa guru memang mengalami kesulitan dalam menilai.

Selain itu guru juga belum memahami sistem penilaian autentik pada

kurikulum 2013. Jika siswa belum memahami apa yang disampaikan oleh

guru, atau guru belum melakukan penilaian hari ini, maka guru melakukan

penilaian pada pertemuan berikutnya.

Selain itu, menurut hasil wawancara lainnya, ditemukan bahwa guru

akidah akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam menilai siswa pada

proses pembelajaran. Guru akidah akhlaq kelas I mengalami kesulitan

dalam melakukan penilaian jika siswanya belum mengerti dengan materi

yang telah disampaikan. Berdasarkan wawancara tentang bagaimana guru

melakukan penilaian portofolio dan guru akidah akhlaq tersebut hanya

melakukan pengamatan. Hal tersebut sebagaimana bukti kutipan

wawancara sebaga berikut:

“Dengan pengamatan saya. Pokoknya kalau di tanya sudah bisa jawab

berarti dia sudah mengerti. Dan sayangnya ketika saya tanya hanya

beberapa siswa saja yang bisa menjawab dengan benar”. (Wawancara

dengan Ibu Rowiyatul Adawiyah, guru akidah akhlaq kelas I. 22

Januari 07:30- 09:00 WIB)

Menurut wawancara tersebut hanya sebagian siswa yang bisa

menjawab pertanyaan dengan benar yang diberikan oleh guru, hal tersebut

dikarenakan ketidak pahaman siswa tentang materi yang telah

disampaikan guru sehingga berpengaruh terhadap evaluasi yang

dilaksanakan.

Berdasarkan wawancara tersebut guru akidah akhlaq kelas I

mengalami kesulitan dalam menentukan jenis penilaian yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang akan digunakan. Sehingga guru akidah

akhlaq kelas I hanya melakukan penilaian yang sudah ada didalam buku

akidah akhlaq kelas I. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, Senin

22 Januari 2019 tentang problematika dalam penilaian akidah akhlaq yang

Page 81: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

66

sesuai dengan tujuan pembelajaran ditemukan beberapa problematika

diantaranya yaitu:

1) Guru akidah akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam memilah

soal untuk penilaian siswa.

2) Guru akidah akhlaq mengalami kesulitan melakukan penilaian

apabila siswa kurang memahami materi yang disampaikan.

3) Guru akidah akhlaq tidak memahami penilaian autentik pada

kurikulum 2013.

b. Penulisan Hasil Akhir (raport)

Evaluasi merupakan tolak ukur untuk mengetahui berhasil tidaknya

suatu pembelajaran. Hasil nilai evaluasi akan dikonkritkan dalam bentuk

rapotr semester. Penulisan hasil akhir pun berbedaan dari kurikulum

sebelumnya (KTSP), hasil akhir pada kurikulum 2013 guru harus

mendeskripsikan setiap tema didalam buku rapotr siswa. Disinilah guru

akidah akhlaq kelas I juga mendapatkan kesulitan dalam penulisan hasil

akhir. Penulisan akhir siswa dalam bentuk raport yang berbeda dari

sebelumnya juga mendapatkan kesulitan guru akidah akhlaq kelas I

sebagaimana yang dikutip dalam wawancara berikut ini.

“Tidak, biasanya penilaian dilakukan di akhir atau di pertengahan

pembelajaran. Hanya saja saya agak kesulitan juga ketika nanti

mengumpulkan nilai untuk hasil akhir. Karena nilai ini kan harus

dideskripsikan satu per satu berdasarkan aktifitas belajar siswa”.

(Wawancara dengan Ibu Rowiyatul Adawiyah, guru akidah akhlaq

kelas I. 22 Januari 07:30- 09:00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mengenai problematika

evaluasi dalam menulis hasil akhir, adapun problematika yang ditemukan

diantaranya: Guru akidah akhlaq kelas I mengalami kesulitan dalam

mendeskripsikan setiap hasil materi yang disamaikan pada hasil akhir

siswa dalam bentuk raport.

Page 82: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

67

2. Solusi Guru dalam Problematika Mata Pelajaran Akidah Akhak

dalam Penanaman Karakter Siswa Kelas I di Madrasah Ibtidaiyah

Quhas Primary School Kota Jambi

Penerapan pembelajaran akidah akhlaq harus sesuai dengan kurikulum

20113. Sebagaimana yang seharusnya diterapkan di Kelas I di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi, penerapan kurikulum 2013 pada

pembelajaran akidah akhlaq di kelas I sudah berjalan dengan baik, namun

masih ada beberapa kendala sebagaimana yangtelah dipaparkan pada

pembahasan selanjutnya. Untuk itu, tentunya Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi sangat memerlukan solusi. Solusi tersebut

sebagaimana hasil wawancara yang penulis lakukan pada 22 Januari 2019

sebagai berikut:

“Solusinya sebenarnya saya sebagai guru tntunya sangat berharap agar

Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi ini mengadakan

pelatihan implementasi kurikulum 2013 khususnya bagian evaluasi.

Selain itu, saya berharap agar pihak Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi dapat menyediakan media pembelajaran,

bahan ajar serta hal-hal lain yang mendukung pembelajaran akidah akhlak

pada kurikulum 2013 ini”. (Wawancara dengan Ibu Rowiyatul Adawiyah,

guru akidah akhlaq kelas I. 22 Januari 07:30- 09:00 WIB)

Kutipan wawancara di atas merupakan wawancara penulis degan guru

akidah akhlak kelas I. Berdasarkan solusi yang dikemukakan oleh guru akidah

akhlak di atas. Penulis mengemukakan pendapat dan solusinya untuk

problematika yang di harapi Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota

Jambi dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 khususnya pada

pembelajaran akidah akhlaq kelas I. Solusi untuk pengimpelemtasian

kurikulum 2013 pada mata pelajaran akidah akhlaq adalah sebagai berikut:

a. Guru hendaknya mendesain pembelajaran akidah akhlaq dengan baik

sebelum pembelajaran akidah akhlaq berlangsung.

b. Guru lebih meningkatkan motivas belajar siswa dengan lebih kreatif

menyediakan media, bahan ajar dan membawa lingkungan

pembelajaran yang menarik dan sesuai. Selain itu, guru juga

hendaknya memberikan contoh dan lebih ekstra menerapkan

Page 83: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

68

berperilaku terpuji kepada siswa dalm lingkungan sekolah maupun

lingkungan rumah dan sosial.

c. Pihak sekolah hendaknya memberikan pelatihan kepada guru tentang

cara penerapan pembelajaran akidah akhlak dengan menggunakan

kurikulum 2013. Agar pembelajaran berlangsung dengan baik.

Page 84: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian kualitatif ini meneliti tentang promata pelajaran Akidah Akhlaq

pada materi berakhlakul karimah di kelas satu Madrasah Ibtidaiyah Quhas

Primary School Kota Jambi. Penelitian ini menghasilkan data sebagai berikut:

1. Minimnya sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran Akidah

Akhlaq, yakni keadaan kelas yang sangat sempit dan kuranngnya media

serta bahan ajar yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran akidah

akhaq.

2. Guru Akidah Akhlaq mengalami problematika dalam mengajar, menyusun

rancangan pembelajaran serta mengevaluasi hasil belajar Akidah Akhlaq

siswa. Hal tersebut dikarenakan guru tidak sesuai kejuruan dan belum

pernah mendapatkan pelatihan-pelatihan pengiplementasian kurikuum

2013.

3. Guru Akidah Akhlaq mengalami kesulitan dalam menegvaluasi

pembelajaran Akidah Akhlaq, dan menulis hasil akhir (Raport) siswa.

4. Solusi yang harus dilakukan utuk mengatasi permasalah pada implementasi

mata pelajara akidah akhlaq yang menggunakan kurikulum 2013 yakni

dengan mengadakan pelatihan penerapan kurikumum 2013 khususnya di

bagian evaluasi. Hal tersebut sebagaimana permasalahan yang ada yakni

guru belum memahami penerapa kurikulum 2013 khusunya pada evaluasi

dan pengolahan data evaluasi serta tindak lanjut. Selain itu, Perlunya

motivasi dan peran kepala sekolah terhadap administrasi dan supervise

pendidikan serta memberikan motivasi kepada para guru agar mendesain

pembelajaran sebelum pembelajaran berlangsung. Perlunya peran para

pengurus atau pihak sekolah untuk menyediakan bahan ajar, media dan

ligkungan di sekitar sekolah yang dapat mendukung pembelajaran akidah

akhlaq kelas I di Madrasah Ibtidaiyah Quhas Primarry School Kot Jambi.

Page 85: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

70

B.Saran

Dalam penulisan skripsi ini, penuis sangat mengharapkan kesempurnaan

dan kevalidan data yang di ambil. Namun, jauh dari kata sempurnya, maka untuk

kebaikan penulis, penulis sangat mengharapkan kritk dan saran dari pembaca dan

peneliti lainnya.

1. Saran Implementasi

1) Dapat dijadikan sebagai tolak ukur ketercapaian implementasi mata

pelajaran akidah akhlaq kelas I yang mengguakan kurikulum 2013.

2) Dapat mejadi pedoman dan solusi mengatasi permasalahan yang ada

pada problematika mata pelajaran akidah akhlaq kelas I di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primarry School Kota Jambi.

2. Saran bagi Sekolah

a. Bagi Guru

1) Dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru dalam

mengmplementasikan pembelajaran akidah akhlaq berbasis

kurikulum 2013.

2) Dapat mejadi ilmu dan wawasan baru serta motivasi bagi guru agar

mendesain pembelajaran dengan sebaik mugkin sebelum

melakukan pembelajaran di dalam kelas.

b. Bagi Siswa

1) Dapat menjadi motivasi belajar siswa dalam belajar akidah akhlaq

materi akhlaq terpuji.

2) Sebagai saran bagi siswa agar melaksanakan perintah guru ketika

belajar akidah akhlaq di dalam kelas.

3. Saran bagi Peneliti Selanjutnya

1) Dapat dijadikan sebagai study relevan bagipeneliti selanjutnya.

2) Dapat menjadi perbandigan dengan penelitian yang lain dan dapat di

review kelemahan dana kelebihan problematika mata pelajaran akidah

akhlak kelas I yang menggunakan kurikulum 2013 di Madrasah

Ibtidaiyah Quhas Primary School Kota Jambi

Page 86: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

71

1) JADWAL PENELITIAN

2) Catatan : Jadwal penelitian sewaktu-waktu dapat berubah.

NO Jenis Kegiatan

Penelitian

PELAKSANAAN PENELITIAN

Agustus

2018

Septem

ber

2018

Oktober

2018

Novem

ber

2018

Desembe

r

2018

Januari

2018

Februa

ri 2018

Maret

2018

April

2018

Mei

2019

Juli

2019

Juni

2019

Septemb

er

2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Penyusunan

Proposal

3 Pengajuan proposal

dan penunjukan

dosen pembimbing.

4 Konsultasi dan

perbaikan proposal

5 Izin seminar

6 Seminar proposal

dan perbaikan hasil

seminar

7 Pengesahan judul

dan izin riset

8 Pelaksanaan riset

9 Pengolahan data

10 Bimbingan skripsi

11 ACC Skripsi

12 Ujian Munaqosah

13 Perbaikan Skripsi

Page 87: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

71

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu. (1989). Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Baskara.

Arikonto Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktiki.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asmaran. (1992). Pengantar Ilmu Akhlak. Jakarta: Rajawali Press.

Bambang Marhiyato. (2018). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Rosda

Karya

Danim, Sudarwan. (2013). Pengantar Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Departemen Agama. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi:Kurikulum dan

Hasil Belajar Aqidah Akhlak. Jakarta:Direktorat Jendral Kelembagaan

Agama Islam.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif, dan Kuantitatif.

Jakarta: PT Grafindo Persada.

Ibid.

Iskandar. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.

Lickona, Thomas. (2013). Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik

Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.

Maleong L. J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Megawangi Ratna. (2004). Pendidikan Karakter, Solusi Yang Tepat Untuk

Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation

Muhaimin, dkk Paradigm Pendidikan Islam. (Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah), Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mukhtar. Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah Panduan Berbasis Peneliti

Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan. Jambi: Gaung Persada Press.

Ngainun Naim. (2012). Character Building. Jogyakarta: Ar-Ruzz. Media.

Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Aneka Cipta.

Page 88: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

72

Sabri Ahmad, ( 2007). Strategi Belajar Mengajar. Ciputat: Quantum Teaching.

Satori Djam’an, Khomariah Aan. (2009), Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2016). Perencanaan dan Deain Sistem Pembelajaran. t.t.t:

Katalog Dalam Terbitan (KDT).

Setiawan Guntur. (2004). Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan, Balai

Pustaka. Jakarta.

Sugiyono. (2013).Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualittif dan

Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tarigan Guntur Henry, Tarigan Djago. (2009). Telaan Buku Teks Bahasa

Indonesia. Bandung: Angkasa.

Trisno Yuwono dan Pius Abdullah. (1994). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia

Praktis. Surabaya: Arkola.

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun (2003). Tentang Sistem Pendidikan.

Nasional.

Usman Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Grasindo:

Jakarta.

Zakiah Darajat. (1992). Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Bumi Aksara.

Zuhraini,dkk. (1995). Filsafat Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal:

Ilyas Burhanudin, (2013). Peran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak dalam

Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter Siswa Kelas V di MIN

Kebonagung Imogiri Bantul. Retreifed From: http://www.jurnalskripsi.

blogspot. Di akses pada 23 April 2018. puku 00:21 WIB.

Lestari Dian, (2011/2012). Pengembangan Pendidikan Karakter di SDIT Luqman

AL-Hakim Yogyakarta. Retreifed From: http://www.jurnalskripsi. blogspot.

Di akses pada 21 April 2018. puku 23:29 WIB.

Ning Nugrahani, (2013). Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Chairul

Tanjung Si Anak Singkong dan Relevansinya dengan Mata Pelajaran

Page 89: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

73

Aqidah Akhlak pada tingkat MI. Retreifed From: http://www.jurnalskripsi.

blogspot. Di akses pada 23 April 2018. puku 00:56 WIB.

Rodianah Alifatul Yuyun, (2015). Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak

dalam Penanaman Aqidah Siswa di MTS Mambaul Ulum Tirtomoyo Pakis

Malang. Retreifed From: http://www.jurnalskripsi. blogspot. Di akses pada

21 April 2018. puku 23:22 WIB.

Rona Anita Rose, (2009). Upaya Guru Dalam Membangun Kesadaran

Keagamaan kelas VII MTS N Yogyakarta. Retreifed From:

http://www.jurnalskripsi. blogspot. Di akses pada 11 Maret 2018. puku

21:25 WIB.

Page 90: PROBLEMATIKA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DALAM …repository.uinjambi.ac.id/1476/1/TPG141175_WAINI MARDIANA... · 2020. 4. 13. · dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkan

74

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Waini Mardiana

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 01 Januari 1997

Alamat : Jl. Nusa Indah III RT. 07 No. 08 Kel. Rawasari

Kec. Alam Barajo Kota Jambi

Alamat Email : [email protected]

No Kontak : 0822-9960-0420

Pengalaman-pengalaman :

1. Mengikuti kegiatan kemah Pramuka

2. Mengikuti kegiatan kemahasiswaan

3. Mengikuti KKN

4. Mengikuti pelatihan dan praktik microteaching.

Pendidikan Formal :

1. SDN 196 Kota Jambi

2. SMPN 16 Kota Jambi

3. SMAN 11 Kota Jambi

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia UIN Sultan Thaha

Syaifuddin Jambi.

Motto Hidup : Semangat Berjuang untuk Masa Depan.