postural drainage, tindakan clapping vibrasi dada, terapi oksigen, nafas dalam, batuk efektif,...

34
postural drainage, tindakan clapping vibrasi dada; terapi oksigen; nafas dalam;dan batuk efektif, tindakan suctioning disusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I oleh KELAS SANTA TERESA PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 1

Upload: ian

Post on 27-Jul-2015

853 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

TRANSCRIPT

Page 1: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

postural drainage, tindakan clapping vibrasi dada; terapi oksigen; nafas dalam;dan batuk efektif,

tindakan suctioningdisusun untuk memenuhi tugas mata ajaran KMB I

oleh

KELAS SANTA TERESA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

2009

1

Page 2: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGBerbagai modalitas pengobatan digunakan ketika merawat pasien dengan

berbagai tipe gangguan pernafasan. Pilihan modalitas ini didasarkan pada gangguan oksigenasi dan apakah terdapat masalah dengan ventilasi gas,difusi gas,atau keduanya. Terapinya berkisar dari modalitas sederhana noninvasive sampai tindakan yang sangat invasive dan kompleks.pengkajian dan penatalaksanaan pasien gangguan sitem pernafasan sanagt baik dilakukan bilapendekatan yang digunakan adalah multi disiplin dan kolaboratif. Tindakan keperawatan sangat diperlukan keterampilan kritis dalam melakukan berbagai tindakannya khususnya dalam hal perawatan pasca pemasangan alat-alat bantuan oksigenasi.

B. TUJUAN UMUMTujuan dari penyusunan makalah ini terdiri dari beberapa hal seperti;• Penyusunan makalah ini untuk memenuhi penilaian dari mata ajaran

“Keperawatan Medikal Bedah” • Penyusunan makalah ini agar para pembaca dapat mengetahui lebih kompleks

mengenai “Keterampilan Kritis pada Gangguan Sistem Pernafasan”. • Penyusunan makalah ini ditujukan untuk membantu para pembaca khususnya

mahasiswa agar dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari dalam tindakan keperawatan

C. TUJUAN KHUSUS Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah:• Menguraikan penatalaksanaan keperawatan untuk pasien yang mendapat

tindakan postural drainage, tindakan clapping vibrasi dada; terapi oksigen; nafas dalam;dan batuk efektif, tindakan suctioning, tindakan pemberian oksigen tambahan dengan berbagai alat, tindakan perawatan luka WSD/CTT, nebulizer, serta perawatan trachea canula.

• Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan.

D. METODE PENULISANMetode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah • studi kepustakaan yaitu dengan mencari berbagai sumber buku sebagai

penunjang dalam penyusunan makalah ini.• Konsultasi dengan dosen pembimbing untuk lebih memperjelas dalam

penyusunan makalah.

2

Page 3: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

E. SISTEMATIKA PENULISAN Makalah ini dibagi dalam 5 bab, yaitu :

Bab I PendahuluanMeliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik

penulisan, serta sistematika penulisan.Bab II Tinjauan Teori

Mengemukakan isi dari makalah ini yang terdiri dari beberapa pembahasan seperti; pengertian, indikasi, tujuan, persiapan pasien, persiapan peralatan, serta langkah-langkah kerja dari setiap judul pembahasan.

Bab III PenutupMengemukakan kesimpulan dari seluruh keterampilan kritis khususnya

pada system gangguan pernafasan dalam tindakan keperawatan dan memberikan saran kepada pihak yang bersangkutan.

3

Page 4: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 TINDAKAN POSTURAL DRAINAGE

A. PengertianPostural Drainage adalah pembersihan berdasarkan gravitasi secret jalan nafas

dari segmen bronkus khususnya.tindakan ini menggunakan posisi spesifik sekresi mengalir dari bronkiolus yang terkena didalam bronki dan trakea dan membuangnya dengan membatukkan atau pengisapan.

Karena pasien biasanya duduk dalam posisi duduk tegak, sekresi sepertinya akan menumpukan pada bagian yang lebih rendah dari paru – paru. Jika tindakan ini digunakan posisi pasien dibaringkan secara bergantian dalam posisi yang berbeda. Sehingga gaya gravitasi membantu untuk mengalirjan sekresi dari jalan napas bronchial yang lebih kecil ke bronchi yang besar dan trakea.

Postural Drainage dilakukan 2 – 4 kali sehari sebelum makan ( untuk mencegah mual dan muntah dan aspirasi ) dan saat menjelang tidur.

B. IndikasiPasien yang Sputumnya meningkat

C. Persiapan pasien1. Jelaskan prosedur pada pasien2. Berikan posisi yang nyaman pada pasien

D. Persiapan alat

1. Sarung tangan sekali pakai2. Wadah dengan ukurannya ( kom )3. Tisu4. Kantung kertas atau plastic5. air minum dan tempatnya ( teko )6. Kursi ( untuk drainage lobus atas )7. Papan miring untuk menyangga badan8. Tempat tidur rumah sakit dapat ditempatkan jika pasien tudak dapat beraktivitas

E. Teknik batuk1. Mengambil posisi duduk dan menbungkuk sedikit ke depan kerena posisi tegak

memungkinkan batuk lebih kuat.2. Jaga lutut dan pinggul fleksi untuk meningkatkan relaksasi dan mengurangi

tegangan pada otot – otot abdomen ketika batuk.3. Menghirup napas dengan lambat melalui hidung dan menghembuskannya melalui

bibir atau mulut yang dirapatkan beberapa kali.4. Batuk dua kali selama setiap kali ekshalasi ketika mengkontriksi ( menarik

kedalam ) abdomen dengan tajam bersama dengan setiap kali batuk.

4

Page 5: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

F. Macam – macam posisi postural drainage1. Posisi yang mendrainase segmen atas atau lobus atas paru.2. Posisi yang mendrainase segmen tengah paru (hanya pada paru kanan).3. Posisi yang mendrainase segmen basal paru atau lobus bawah.

G. Langkah – langkah1. Siapkan peralatan yang dibutuhkan :

a. Tempat tidur rumah sakit yang digunaka untuk pasien yang tidak mampu beraktivitas

b. Papan miringc. Kursid. Bantal 1 – 4e. Tisuf. Kantung plastic atau kertasg. Teko air dan air minumh. Wadah dengan ukuran ( kom )i. Sarung tangan sekali pakai

2. Mencuci tangan dengan bersih 3. Rapihkan kembali alat – alat dan bantu pasien untuk istirahat kembali

II.2 BATUK EFEKTIF DAN NAFAS DALAM

A. Pengertian

Batuk efektif : merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal.

B. TujuanBatuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekankan inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan :a) Merangsang terbukanya system kolateral.b) Meningkatkan distribusi ventilasi.c) Meningkatkan volume parud) Memfasilitasi pembersihan saluran napas( Jenkins, 1996 )

Batuk Yang tidak efektif menyebabkan :1) Kolaps saluran nafas2) Ruptur dinding alveoli3) Pneumothoraks

C. IndikasiDilakukan pada pasien seperti :COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma, chest infection, pasien bedrest atau post operasi

5

Page 6: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

I. KEGUNAAN LATIHAN NAFAS•Latihan Nafas Dalam Untuk mengurangi Rasa Nyeri•Postsurgical Deep Breathing/Nafas dalam setelah Operasi

a. Latihan Nafas Dalam Untuk Mengurangi Rasa Nyeri

•Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.• Letakkan tangan diatas perut•Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat.• Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.• Lakukan hal ini berulang kali (kurang lebih 15 kali)• Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.

b. Postsurgical Deep Breathing/Nafas dalam setelah Operasi

Cara latihan napas dalam pasca operasi :•Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan.•Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk pada bagian yang terdapat luka operasi dengan kedua tangan•Bernafaslah dengan normal•Bernafaslah dengan dalam melalui hidung, Rasakan lambung menekan keluar ketika bernafas•Lipatkan bibir seperti meniup lilin•Kemudian tiupkan perlahan melalui mulut, rasakan dada menurun ketika mengeluarkan nafas•Istirahat untuk beberapa saat•Ulangi tindakan diatas beberapa kali

II. Latihan Batuk/Batuk Efektif

1. Huff Coughing adalah tehnik mengontrol batuk yang dapat digunakan pada pasien menderita penyakit paru-paru seperti COPD/PPOK, emphysema atau cystic fibrosis.Huff Coughing

•Untuk menyiapkan paru-paru dan saluran nafas dari Tehnik Batuk huff, keluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas. Mulai dengan bernafas pelan. Ambil nafas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secar perlahan selama 3 – 4 detik.

•Tarik nafas secara diafragma, Lakukan secara pelan dan nyaman, jangan sampai overventilasi paru-paru.

•Setelah menarik nafas secra perlahan, tahan nafas selama 3 detik, Ini untuk mengontrol nafas dan mempersiapkan melakukan batuk huff secara efektif.

•Angkat dagu agak keatas, dan gunakan otot perut untuk melakukan pengeluaran nafas cepat sebanyak 3 kali dengan saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan bunyi Ha,ha,ha atau huff, huff, huff. Tindakan ini membantu epligotis terbuka dan mempermudah pengeluaran mucus.

6

Page 7: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

•Kontrol nafas, kemudian ambil napas pelan 2 kali.•Ulangi tehnik batuk diatas sampai mucus sampai ke belakang tenggorokkan•Setelah itu batukkan dan keluarkan mucus/dahak

2. Postsurgical Deep CoughingStep 1 :

•Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan.•Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi dengan kedua tangan•Bernafaslah dengan normal

Step 2 :•Bernafaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung.•Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang kedua kalinya.•Untuk ketiga kalinya, Ambil nafas secara pelan dan dalam melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin.

Step 3 :•Batukkan 2 – 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimalkanmungkinketikabatuk.•Relaxdanbernafassepertibiasa•Ulangi tindakan diatas seperti yang diarahkan.

Cara melatih batuk efektif :

Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :- Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan

melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk. - Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)- Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya

batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan.

Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi. - Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Clapping

a. pengertian

suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat guna untuk mengeluarkan sekresi dengan cara menepuk nempuk dinding dada.

b. tujuan

mengeluarkan sekresi bronkus yang kental dan melekat dari bronkeolus ke bronkus lalu ke trackea, hanya di lakukan di post terior selama 3 samapai 5 menit hati-hati pada orang tua karena dpat mengalami osteophorosis.

7

Page 8: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

c. persiapan

pasien :

1. jelaskan prosedur pada pasien dan partisipasi pasien2. berikan posisi yang nyaman

alat :

1. seputum pot2. tissue

3. underdog

d. langkah

1. dilakukan dengan membentuk mangkok pada telapak tngan dan dengan ringgan di tepukan pada dinding dada dlam gerakan yang berirama di atas segmen paru yang akan di alirkan

2. pergelangan tangan secara bergantian flexi dan extensi sehingga dada di pukul ataw di tepuk dengan cara yang teidak menimbulkan nyeri

3. hati-hati dilakukan pada lansia karena peningkatan insiden osteophorosis dan resiko fracture igga.

VIBRASI

A. pengertian

adalah teknik memberikan kompresi dan getaran manual pada dinding dada selama pase ekhalasi pernapasan

B. tujuan

untuk meningkatkan verositas udara yang di ekpirasikan dari jalan napas yang kecil, dengan demikian akan membebaskan mucus

C. persiapan

pasien :

1. jelaskan prosedur pada pasien dan partisipasi pasien2. berikan posisi yang nyaman

alat :

1. seputum pot2. tissue

8

Page 9: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

3. underdug

D. langkah

1. pergelanagan tangan dan siku di jaga agar tetap kaku dan gerakan memvibrasi di lakukan ole otot-otot bahu

2. setelah 3-4 kali vibrasi pasien didorong untuk batuk dengan menggunakan otot-otot abdomen.

II.3 TINDAKAN SUCTIONING

A. PengertianSuctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. ( Ignativicius, 1999 ).

B. Indikasi Indikasi dilakukannya penghisapan adalah adanya atau banyaknya secret yang menyumbat jalan nafas, ditandai dengan :· Terdengar adanya suara pada jalan nafas· Hasil auskultasi : ditemukan suara crackels atau ronkhi· Kelelahan· Nadi dan laju pernafasan meningkat· Ditemukannya mukus pada alat Bantu nafas· Permintaan dari klien sendiri untuk disuction· Meningkanya peak airway pressure pada mesin ventilator

C. PersiapanHudak ( 1997 ) menyatakan persiapan alat secara umum untuk tindakan penghisapan adalah sebagai berikut ;a. Kateter suction steril b. Sarung tanganc. Tempat steril untuk irigasid. Spuit berisi cairan NaCl steril untuk irigasi trachea jika diindikasikan

D. Langkah - langkah( Ignativicius, 1999 ) langkah-langkah dalam melakukan tindakan penghisapan adalah sebagai berikut :1. Kaji adanya kebutuhan untuk dilakukannya tindakan penghisapan.

( usahakan tidak rutin melakukan penghisapan karena menyebabkan kerusakan mukosa, perdarahan, dan bronkospasme ).

2. Lakukan cuci tangan, gunakan alat pelindung diri dari kemungkinan

9

Page 10: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

terjadinya penularan penyakit melalui secret.3. Jelaskan kepada pasien mengenai sensasi yang akan dirasakan selama

penghisapan seperti nafas pendek, , batuk, dan rasa tidak nyaman.4. Check mesin penghisap, siapkan tekanan mesin suction pada level

80 – 120 mmHg untuk menghindari hipoksia dan trauma mukosa5. Siapkan tempat yang steril6. Lakukan preoksigenasi dengan O2 100% selama 30 detik sampai 3 menit

untuk mencegah terjadinya hipoksemia.7. Secara cepat dan gentle masukkan kateter, jangan lakukan suction saat

kateter sedang dimasukkan8. Tarik kateter 1-2 cm, dan mulai lakukan suction. Lakukan suction secara

intermitten , tarik kateter sambil menghisap dengan cara memutar. Janganpernah melakukan suction lebih dari 10 – 15 “.

9. Hiperoksigenasi selama 1-5 menit atau bila nadi dan SaO2 pasien normal.10. Ulangi prosedur bila diperlukan ( maksimal 3 x suction dalam 1 waktu )11. Tindakan suction pada mulut boleh dilakukan jika diperlukan, lakukan

juga mouth care setelah tindakan suction pada mulut.12. Catat tindakan dalan dokumentasi keperawatan mengenai karakteristik

Sputum (jumlah, warna, konsistensi, bau, adanya darah ) dan responPasien.

II.4 METODE PEMBERIAN O2

A. PengertianYaitu memasukan oksigen tambahan dari luar keparu melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan.

B. Indikasi1. Pasien hipoksia2. Oksigenasasi kurang sedangkan paru normal.3. Oksigenasasi cukup sedangkan paru tidak normal.4. Oksigenasasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal5. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi6. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida rendah.

C. Persiapan Pasien1. Jelaskan prosedur pada pasien2. Berikan posisi yang nyaman pada pasien

Alat1. Selang kateter yang akan dipakai.2. Jelly3. Sumber oksigen dengan humidifier ( oksigen transfer )4. Flowmeter oksigen.5. Aqua steril atau NaCl

10

Page 11: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

6. Handscoon steril

D. Langkah – langkah 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah malakukan tindakan 2. Membebaskan jalan napas dengan mengisap sekresi.3. Atur posisi klien dengan kepala ekstensi4. Untuk memperkirakan dalam kateter, ukur jarak antara lubang hidung sampai

keujung telinga.5. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan

kebutuhan.6. Mengatur volume oksign sesuai dengan kebutuhan.

Metode pemberian O2 dapat dibagi atas 2 tehnik, yaitu :

1. Sistem aliran rendahContoh system aliran rendah ini adalah :

(1) kateter nasal,(2) kanula nasal,(3) sungkup muka sederhana,(4) sungkup muka dengan kantong rebreathing,(5) sungkup muka dengan kantong non rebreathing.

Keuntungan dan kerugian dari masing-masing system :a. Kateter nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 secara kontinu dengan aliran 1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%.

- KeuntunganPemberian O2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman

serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.- Kerugian

Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 yang lebih dari 45%, tehnik memasuk kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat.

b. Kanula nasalMerupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 kontinu dengan aliran 1

– 6 L/mnt dengan konsentrasi O2 sama dengan kateter nasal.Digunakan ketika pasien membutuhkan kosentrasi O2 aliran rendah sampai sedang.

- KeuntunganPemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah

memasukkan kanul disbanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan nyaman.

- Kerugian

11

Page 12: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai O2 berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lendir.

c. Sungkup muka sederhanaMerupakan alat pemberian O2 kontinu atau selang seling 5 – 8 L/mnt dengan

konsentrasi O2 40 – 60%.- Keuntungan

Konsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.

- KerugianTidak dapat memberikan konsentrasi O2 kurang dari 40%, dapat menyebabkan

penumpukan CO2 jika aliran rendah.

d. Sungkup muka dengan kantong rebreathing :Suatu thenikik pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran

8 – 12 L/mnt- Keuntungan

Konsentrasi O2 lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir

- KerugianTidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat

menyebabkan penumpukan CO2, kantong O2 bisa terlipat.

e. Sungkup muka dengan kantong non rebreathingMerupakan tehnik pemberian O2 dengan Konsentrasi O2 mencapai 99% dengan

aliran 8 – 12 L/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi- Keuntungan :Konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.

- Kerugian : Kantong O2 bisa terlipat.

2. Sistem aliran tinggiSuatu tehnik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi O2 yang lebih tepat dan teratur.Adapun contoh tehnik system aliran tinggi yaitu sungkup muka dengan ventury.Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 L/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.

- KeuntunganKonsentrasi O2 yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrl serta tidak terjadi penumpukan CO2

- KerugianKerugian system ini pada umumnya hampir sama dengan sungkup muka yang lain pada aliran rendah.

12

Page 13: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

BAHAYA BAHAYA PEMBERIAN OKSIGEN

Pemberian O2 bukan hanya memberiakan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain :

1. KebakaranO2 bukan zat pembakar tetapi O2 dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh

karena itu klein dengan terapi pemberian O2 harus menghindari :Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber O2, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.

2. Depresi VentilasiPemberian O2 yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada

klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi

3. Keracunan O2Dapat terjadi bila terapi O2 yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu

relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasi dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu

II.5 WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

A. PengertianWSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan

(darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.B. Tujuan

C. Indikasi

a. Pneumothoraks :- Spontan > Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorakMengembalikan tekanan negative pada rongga pleuraMengembangkan kembali paru yang kolapsMencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada

20% oleh karena rupture bleb- Luka tusuk tembus- Klem dada yang terlalu lama- Kerusakan selang dada pada sistem drainase

b. Hemothoraks :- Robekan pleura- Kelebihan antikoagulan- Pasca bedah thoraks

c. Thorakotomy :

13

Page 14: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

- Lobektomy- Pneumoktomy

d. Efusi pleura : Post operasi jantunge. Emfiema :

- Penyakit paru serius- Kondisi inflamsi

D. Persiapan Pasien :

1. Jelaskan posedur pada pasien dan partisipasi pasien.2. Berikan posisi yang nyaman.

Alat :1. Pinset2. Microfore3. Kapas lidi4. Betadine 10%5. Nierbekken6. Was bensin7. Kom steril.8. handscoon steril dan possible.9. NaCl10. Set WSD

E. Tempat Pemasangan WSDa. Bagian apex paru (apical)

- anterolateral interkosta ke 1-2- fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura

b. Bagian basal- postero lateral interkosta ke 8-9- fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura

F. Jenis-jenis WSDa. WSD dengan sistem satu botol

- Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks- Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1

untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol- Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk

mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paru- Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari

rongga pleura keluar- Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi- Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan :

Inspirasi akan meningkatEkpirasi menurun

b. WSD dengan sistem 2 botol- Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal- Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal

14

Page 15: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

- Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2- Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD- Biasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peural

c. WSD dengan sistem 3 botol- Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang digunakan- Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan- Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD- Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan- Botol ke-3 mempunyai 3 selang :

Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke duaTube pendek lain dihubungkan dengan suctionTube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka

ke atmosferG. Komplikasi Pemasangan WSD

a. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmiab. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema

H. Prosedur pemasangan WSDa. Pengkajian

- Memeriksa kembali instruksi dokter- Mencek inform consent- Mengkaji status pasien; TTV, status pernafasan

b. Persiapan pasien- Siapkan pasien- Memberi penjelasan kepada pasien mencakup :

Tujuan tindakanPosisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi klien dapat duduk

atau berbaringUpaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksiLatihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena

c. Persiapan alatSistem drainage tertutupMotor suctionSlang penghubung sterilpinset steril,nierbekken, kom steril, betadine oles, mikrofore, duk bolong, sarung

tangan steril dan dipossibel, spuit 10cc dan 50cc, kassa, NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker

d. PelaksanaanProsedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat

dilaksanakan dengan baik , dan perawat member dukungan moril pada pasiene. Tindakan setelah prosedur

Perhatikan undulasi pada sleng WSDBila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain :

- Motor suction tidak berjalan- Slang tersumbat- Slang terlipat

15

Page 16: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

- Paru-paru telah mengembangOleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas

Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluarCek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah

ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah airCatat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah

cairan yg keluarObservasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertamaPerhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahanAnjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai

slang terlipatAnjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisiBeri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktuGanti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang

dibuangLakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliranObservasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema

subkutanAnjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efektifBotol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuhYakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSDLatih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan

gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD

J. Perawatan pada klien yang menggunakan WSDa. Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah paru yg terkena &

TTV stabilb. Observasi adanya distress pernafasanc. Observasi :

- Pembalut selang dada- Observasi selang untuk melihat adanya lekukan, lekukan yang menggantung, bekuan

darah- Sistem drainage dada- Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan ekspirasi klien- Gelembung udara di botol air bersegel atau ruang- Tipe & jumlah drainase cairan. Catat warna & jumlah drainase, TTV & warna kulit- Gelembung udara dalam ruang pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan

d. Posisikan klien :- Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara (pneumothorak)- Posisi fowler untuk mengeluarkan cairan (hemothorak)

e. Pertahankan hubungan selang antara dada dan selang drainase utuh dan menyatuf. Gulung selang yang berlebih pada matras di sebelah klien. Rekatkan dengan plesterg. Sesuaikan selang supaya menggantung pada garis lurus dari puncak matras sampai ruang

drainase. Jika selang dada mengeluarkan cairan, tetapkan waktu bahwa drainase dimulai pada plester perekat botol drainase pada saat persiaan botol atau permukaan tertulis sistem komersial yang sekali pakai

h. Urut selang jika ada obstruksii. Cuci tanganj. Catat kepatenan selang, drainase, fluktuasi, TTV klien, kenyamanan klien

16

Page 17: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

K. Cara mengganti botol WSDa. Siapkan set yang baru

Botol berisi cairan aquadest ditambah desinfektanb. Selang WSD di klem duluc. Ganti botol WSD dan lepas kembali klemd. Amati undulasi dalam slang WSD

L. Pencabutan selang WSDIndikasi pengangkatan WSD adalah bila :a. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :

Tidak ada undulasiCairan yang keluar tidak adaTidak ada gelembung udara yang keluarKesulitan bernafas tidak adaDari rontgen foto tidak ada cairan atau udaraDari pemeriksaan tidak ada cairan atau udara

b. Slang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada slang

17

Page 18: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

II.6 NEBULIZER

A. PengertianAdalah :

1. memberikan campuran zat aerosol dalam partikel udara dengan tekanan udara.2. Alat yang menyemburkan medikasi atau agens pelambab, seperti agens

bronkodilator / mukolitik menjadi partikel mikroskopik dan mengirimkannya kedalam paru – paru ketika pasien menghirup napas.

3. Alat yang bertenaga udara dengan cara komperjor melalui selang penghubung

B. Tujuan untuk memberikan obat melalui nafas spontan klien.

C. PersiapanAlat dan obat :1. motor nebulizer2. aquades3. obat-obatan yang diperlukan4. Nacl5. Tisu6. Handscoon7. Sputum pot

Lingkungan :Bersih dan tenangPetugas : 1 orang

D. Prosedur :1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada klien yang

menggunakan bronkodilator.2. Jelaskan prosedur pada klien.3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi semifowler, jaga privasi.4. Petugas mencuci tangan.5. Nebulizes diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal salin ± 4-6cc.6. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan selangnya ke flow meter

oksigen dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke kompresor udara.7. Instruksikan klien untuk buang nafas.8. Minta klien untuk mengambil nafas dalam melalui mouth piece, tahan nafas beberapa

saat kemudian buang nafas melalui hidung.9. Observasi pengembangan paru / dada klien.10. Minta klien untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam setelah seluruh obat diuapkan.11. Selesai tindakan, anjurkan klien untuk batuk setelah tarik nafas dalam beberapa kali

(teknik batuk efektif).12. Klien dirapikan.

18

Page 19: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

13. Alat dirapikan.14. Petugas mencuci tangan.15. Catat respon klien dan tindakan yang telah dilakukan.

II.7 TRAKEOSTOMI

A. Pengertian1. Membuat stoma pada trakea2. Operasi membuat jalan udara melalui leher langsung ketrakea untuk mengatasi

asfiksasi apabila ada gangguan pernapasan.B. Indikasi

1. Membebaskan obstruksi jalan napas bagian atas.2. Pengobatan terhadap penyakit yang mengakibatkan insufisiensi respirasi.3. Melindungi trakea serta cabang – cabangnya terhadap aspirasi dan tertimbunnya

discharge bronkus.C. Tujuan

1. Untuk membuang sekresi trakeobronchial.2. Untuk memungkinkan penggunaan ventilasi mekanis jangka panjang.3. Untuk mencegah aspirasi sekresi oral atau lambung pada pasien tidak sadar4. untuk mengganti selang endotrackeal sebagai respirasi

D. Persiapan 1. Pasien

a. Jelaskan prosedur dan partisipasi klien b. Bantu klien pada posisi nyaman untuk perawat dan klien c. Letakkan handuk diatas klien

2. Alat

a. Hanscoon steril

b. Kom steril

c. Nierbekken

d. naCl

e. betadine 3%

f. kapas lidi steril

g. korentang

h. mikrofore

i. kassa

j. pinset steril

19

Page 20: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

E. langkah – langkah

Langkah Rasional

1. inspeksi balutan trakeostomi terhadap kelembaban dan drainage

balutan trakeostomi diganti sesuai dengan kebutuhan untuk mrnjaga kulit kering dan tetap bersih.

2. cuci tangan Mengurangi mikroorganisme pada tangan

3. jelaskan prosedur pada pasien Agar pasien tidak gelisah dan takut

4. kenakan sarung tangan dan lepaskan balutan yang basah dan buang

Menghilangkan mikroorganisme yang sudah ada

5. siapkan peralatan steril dan hodroksigen pirosida, normal salin atau air steril

Melangsungkan prosedur dengan lancer

6. kenakan sarung tangan steril Meminimalkan transmisi mikroorganisme pada saluran pernapasan yang steril.

7. bersihkan luka dan balutan lempeng selang trakeostomi dengan aplikator steril

Mencairkan sekresi yang kering dan pembilasan residu kulit

8. bersihkan dengan NaCl Agar bersih dari secret atau lendirdisekitarnya

9. ganti balutan dengan kassa yang baru yang sudah dibasahi dengan NaCl yang tipis

Untuk mencegah terjadinya tranmisi dari udara

10.lepaskan sarung tangan Agar tidak menyebar ketampat yang lain

20

Page 21: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

11. cuci tangan Agar mikroorganisme tidak menyebar.

Lampiran

Tindakan Trekeostomi

21

Page 22: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

Alat – alat pemberian oksigennasi

22

Page 23: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

Pemberian nebulizer dengan melalui selang dan masker oksigen

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

23

Page 24: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

Keterampilan kritis untuk tindakan keperawatan khususnya pada tindakan gangguan system pernafasan perlu dipahami benar oleh para pembaca khususnya para mahasiswa untuk lebih memahami dalam berbagai tindakan keperawatan seperti tindakan postural drainage, tindakan clapping vibrasi dada; terapi oksigen; nafas dalam;dan batuk efektif, tindakan suctioning, tindakan pemberian oksigen tambahan dengan berbagai alat, tindakan perawatan luka WSD/CTT, nebulizer, serta perawatan trachea canula.

B. SARANPenulis menginginkan agar para mahasiswa/pembaca dengan membaca

makalah ini dapat lebih memahami mengenai tindakan keperawatan yang harus dimengerti dan dilakukan dalam keterampilan kritis pada gangguan system pernafasan mulai dari memahami teorinya sampai dalam persiapan alat,pasien dan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan oleh para perawat dalam tindakan keperawatan.

Daftar pustaka

24

Page 25: Postural Drainage, Tindakan Clapping Vibrasi Dada, Terapi Oksigen, Nafas Dalam, Batuk Efektif, Tindakan Suctioning

Brunner,suddarth.1997.buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8 vol.1. Jakarta:buku kedoktern EGC.

Perry, potter.1995. buku saku ketrampilan dan prosedur dasar edisi 3. Jakarta:buku kedokteran EGC.

Http//keperawatan- gun.blogspot.com/2007

25