plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filek program seba eterlib parok diaj m studi...

156
K Program SEBA KETERLIB PAROK Diaj M m Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN AGAI UPAY BATAN UM DI ST KI MARIA KABU jukan untu Memperole mu Pendidi Didi ROGRAM USUSAN P JURUSA TAS KEGU UNIVERS Y NGAN KAT YA UNTUK MAT DALA TASI MAN BUNDA K UPATEN N S K R I P uk Memenu h Gelar Sa ikan Kekhu Oleh imus Math NIM: 1111 STUDI ILM ENDIDIKA AN ILMU P URUAN DA SITAS SAN YOGYAKA 2015 TEKESE U K MENING AM HIDUP NSALONG KARMEL M NUNUKAN P S I uhi Salah Sa arjana Pend ususan Pen : eus Nurak 124010 MU PEND AN AGAM PENDIDIK AN ILMU NATA DHA ARTA 5 UMAT GKATKAN P MENGG G MANSALO N atu Syarat didikan ndidikan A IDIKAN MA KATOL KAN PENDIDIK ARMA N EREJA ONG gama Kato LIK KAN olik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: duongminh

Post on 09-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

 

K

Program

 

SEBAKETERLIB

PAROK

Diaj

M

m Studi Ilm

PRKEKHU

FAKULT

SUMBANAGAI UPAYBATAN UM

DI STKI MARIA

KABU

jukan untu

Memperole

mu Pendidi

Didi

ROGRAM USUSAN P

JURUSATAS KEGUUNIVERS

Y

i

NGAN KATYA UNTUK

MAT DALATASI MANBUNDA KUPATEN N

 

 

S K R I P

uk Memenu

h Gelar Sa

ikan Kekhu

 

 

 

 

 

 

 

Olehimus MathNIM: 1111

STUDI ILMENDIDIKA

AN ILMU PURUAN DASITAS SANYOGYAKA

2015

TEKESE UK MENING

AM HIDUPNSALONG

KARMEL MNUNUKAN

P S I

uhi Salah Sa

arjana Pend

ususan Pen

 

: eus Nurak

124010

MU PENDAN AGAMPENDIDIKAN ILMU

NATA DHAARTA

5

UMAT GKATKANP MENGG

G MANSALON

atu Syarat

didikan

ndidikan A

IDIKAN MA KATOLKAN PENDIDIK

ARMA

N EREJA

ONG 

gama Kato

LIK

KAN

olik 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

iv  

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan

Kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus

Kepada Bunda Maria

Untuk Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan saya

Untuk Umat Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong

Kabupaten Nunukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

v  

MOTTO

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

(Mat 6:33)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

viii  

ABSTRAK

Judul skripsi SUMBANGAN KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA

UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI MANSALONG, PAROKI MARIA BUNDA KARMEL MANSALONG, KABUPATEN NUNUKAN dipilih berdasarkan kenyataan bahwa pemahaman umat stasi Mansalong akan hidup menggereja perlu ditingkatkan. Stasi Mansalong merupakan satu-satunya stasi yang berada di pusat paroki yang memiliki tanggungjawab besar dalam mengembangkan paroki. Untuk itu stasi Mansalong mempunyai harapan besar pada keterlibatan umat dalam hidup menggereja. Namun kenyataannya keterlibatan umat tersebut masih sangat kurang. Umat stasi Mansalong mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di basis, stasi, maupun paroki hanya sekedar rutinitas belaka tanpa ada dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan yang diikuti. Dan yang lebih memprihatinkan adalah jumlah umat yang terlibat dalam kegiatan tersebut sangat sedikit sekitar 10-15 orang dari ± 200 jiwa jumlah umat stasi Mansalong.

Persoalan pokok pada skripsi ini adalah bagaimana umat stasi Mansalong bisa dibantu dalam upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggerejanya melalui katekese umat. Umat stasi Mansalong sebagai stasi induk mempunyai kewajiban untuk mengembangkan Gerejanya melalui suatu bentuk pendampingan iman secara terus menerus yang dapat membantu perkembangan iman mereka. Oleh karena itu, untuk mengkaji lebih lanjut persoalan yang dihadapi umat stasi Mansalong, penulis melakukan studi pustaka yang bersumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan juga pandangan para ahli mengenai katekese umat guna mengetahui peran katekese umat dalam hidup menggereja umat. Kemudian, untuk memperoleh gambaran kehidupan menggereja umat stasi Mansalong maka penulis melakukan penelitian dengan cara pengamatan, penyebaran kuesioner, dan wawancara.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa keterlibatan umat dalam hidup menggereja sangat kurang oleh karena berbagai alasan, mulai dari pekerjaan, urusan pribadi, kurangnya pengetahuan, pengaruh teknologi, dan ada pula yang beranggapan bahwa kegiatan gereja tidak mendatangkan materi. Namun demikian, umat stasi Mansalong memiliki harapan melalui kegiatan katekese demi peningkatan hidup menggereja mereka. Maka dari itu, penulis dalam skripsi ini mengusulkan program pendampingan iman melalui katekese umat model SCP (Shared Christian Praxis) sebagai upaya untuk meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja baik di basis, stasi, paroki, maupun di masyarakat. Dengan demikian cita-cita stasi Mansalong dapat tercapai dan nilai-nilai Kerajaan Allah dapat terwujud di tengah-tengah masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

ix  

ABSTRACT

 

The thesis title is THE CONTRIBUTION OF COMMUNITY CATECHESIS AS AN EFFORT TO IMPROVE CATHOLIC COMMUNITY PARTICIPATION IN THE CHURCH LIFE IN MANSALONG DISTRICT, MARY MOTHER OF CARMEL PARISH IN MANSALONG, NUNUKAN REGENCY was chosen based on the fact that Catholic community of Mansalong district understanding about the church life needs to be improved. Mansalong district which located at the parish center to is the only district which has great responsibility in parish development. Hence, Mansalong district have great expectations on the Catholic community involvement in the church life. In fact the involvement of Catholic community is still very less. The Catholic community of Mansalong district only follows activities at the base, district, and parish as routinity without any positive impact. And the more concern is the number of Catholic community who involved in these activities is very few only about 10-15 people from ± 200 souls the number Catholic community of Mansalong district.

Basic problem in this thesis is how the Catholic community of Mansalong district could be assisted in order to increase the involvement of the church life through community catechesis. The Catholic community of Mansalong district as district parent has an obligation to develop his Church through a constantly faith assistance that can help the development of their faith. Therefore, to further examine the problem which is faced by the Catholic community of Mansalong district, the author conducted a literature that comes from Scripture, Church documents, and also the views of experts on community catechesis to determine the role of community catechesis in the church life. Then, to obtain a picture of the church life in Catholic community of Mansalong district the author conducted research by observation, questionnaires, and interviews.

Based on the research, the author found that the involvement of Catholic community in the church life very less by various reasons, starting from works, personal affairs, the lack of knowledge, the influence of technology, and some opinions say that the church doesn’t bring matters. But the Catholic community of Mansalong district has hope through the activities of catechesis for improving the church life. Therefore, the author is proposing a mentoring program faith through community catechesis model SCP (Shared Christian Praxis) as an effort to improve the involvement of Catholic community in the church life within at the base, district, parish, and in the society. Thus, the aims of Mansalong district can be achieved and the Kingdom of God values can be achieved in the midst of the socities.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

x  

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah atas rahmat dan kasih-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul SUMBANGAN KATEKESE UMAT

SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT

DALAM HIDUP MENGGEREJA DI STASI MANSALONG PAROKI

MARIA BUNDA KARMEL MANSALONG KABUPATEN NUNUKAN.

Skripsi ini diajukan guna memberikan sumbangan pemikiran, gagasan, dan

inspirasi bagi siapapun yang memilki kerinduan dalam mengembangkan Gereja

Katolik di manapun berada.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mengalami pendampingan,

dukungan, motivasi, serta perhatian. Di mana semuanya ini, penulis yakini

sebagai karya Tuhan dalam membimbing serta memampukan penulis hingga pada

tahap akhir dengan penuh kesetiaan. Pada kesempatan ini, penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku dosen pembimbing

utama dan dosen penelitian yang telah setia membimbing, mengarahkan, dan

selalu memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., selaku dosen pembimbing akademik dan dosen

penguji II yang telah meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberi

masukan sehubungan dengan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xi  

3. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen penguji III dan sekretaris

panitia penguji yang telah meluangkan waktu untuk mempelajari dan

memberikan masukan demi semakin baiknya skripsi ini.

4. Para dosen Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama

Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang setia membagikan cinta kasih, pengetahuan serta

pengorbanan selama penulis menjalani masa studi.

5. Staf dan karyawan Prodi IPPAK yang turut memberi perhatian dan dukungan

bagi penulis.

6. Romo Yulius Dainang Waja, Pr., Romo Paulus Wirasmohadi Soerjo, Pr., dan

Romo Agustinus Darwanto, Pr yang telah memberikan dukungan materi dan

pengetahuan selama penulis menjalani studi.

7. Ibu Haryati sebagai donatur utama dan Ibu Emil sebagai sekretaris yang telah

berkenan membantu membiayai penulis dalam hal pembayaran uang kuliah

selama studi.

8. Romo Dionesius Adi Tejo Saputra, Pr selaku Romo paroki Maria Bunda

Karmel Mansalong yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

9. Bapak Meleanus, S.Ag dan Bapak Yohanes Pera, S.S. sebagai ketua stasi

Mansalong dan bendahara yang telah berkenan memberikan izin kepada

penulis untuk menjalankan penelitian serta informasi berkaitan dengan

kehidupan menggereja umat stasi Mansalong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xii  

9. Umat stasi Mansalong yang telah meluangkan waktu memberikan jawaban

dan mencurahkan perasaan sewaktu penulis melakukan penelitian.

10. Mama, papa, kakak, dan adik yang selalu mendukung, mendoakan dan

berkorban bagi penulis selama menjalani masa studi.

11. Sayang dan cintaku Agnes Garlosi Kusumaningrum yang selalu setia

menemani dan menyemangati penulis serta memberikan dukungan sarana dan

prasarana selama studi dan proses penyelesaian skripsi ini.

12. Saudara dan sahabat Bonny Prima Saputra yang telah memberikan ide,

gagasan maupun motivasi selama penulis studi dan menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang telah berjuang bersama-sama

dan turut membentuk pribadi serta menjadi bagian dalam hidup penulis.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang selama ini

dengan ketulusan hati memberikan motivasi, doa maupun kerjasama sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan penuh ketulusan, penulis menerima

segala kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi siapa pun, terkhusus umat stasi Mansalong paroki Maria Bunda

Karmel.

Yogyakarta, 16 November 2015

Penulis

Didimus Matheus Nurak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xiii  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 7

D. Manfaat Penulisan ........................................................................ 8

E. Metode Penulisan ......................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 9

BAB II KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA ................................................. 11

A. Katekese Umat .............................................................................. 12

1. Sejarah Katekese Umat ............................................................ 12

2. Arti Katekese Umat .................................................................. 13

3. Tujuan Katekese Umat ............................................................. 15

4. Proses Katekese Umat .............................................................. 17

5. Kekhasan Katekese Umat ........................................................ 18

6. Pendamping Katekese Umat .................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xiv  

a. Kepribadian dan Spiritualitas Pendamping Ketekese Umat .................................................................................... 21

b. Pengetahuan Seorang Pendamping Katekese Umat ............ 23

c. Keterampilan Seorang Pendamping Katekese Umat ........... 25

7. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu Model Katekese Umat .............................................................. 27

a. Shared Christian Praxis sebagai Model Katekese Umat ..... 27

1) Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) ..................... 28

2) Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP) .......... 31

B. Sumbangan Katekese Umat sebagai Upaya Meningkatkan Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja melalui Empat Tugas Gereja ......................... 38

1. Membangun Persaudaraan (Koinonia) ..................................... 40

2. Mengembangkan Pewartaan Kabar Gembira (Kerygma) ......... 41

3. Menghidupkan Peribadatan yang Menguduskan (Leiturgia) ... 43

4. Memajukan Karya Cinta Kasih/Pelayanan (Diakonia) ............ 44

C. Rangkuman Peran Katekese Umat dalam Hidup Menggereja ....... 46

BAB III GAMBARAN KETERLIBATAN UMAT STASI MANSALONG PAROKI MARIA BUNDA KARMEL MANSALONG KABUPATEN NUNUKAN DALAM HIDUP MENGGEREJA ............................................... 47

A. Gambaran Situasi Umum Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan ................ 48

1. Situasi Geografis Stasi Mansalong ........................................... 48

2. Sejarah Singkat Stasi Mansalong ............................................. 48

3. Situasi Umat Stasi Mansalong ................................................. 52

a. Mata Pencaharian Umat ...................................................... 52

b. Segi-segi Kehidupan Umat ................................................. 53

4. Karya-karya Pastoral Stasi Mansalong .................................... 54

a. Bidang Persekutuan (Koinonia) ........................................... 55

b. Bidang Pewartaan (Kerygma) ............................................. 56

c. Bidang Liturgi/Perayaan (Leiturgia) ................................... 56

d. Bidang Pelayanan (Diakonia) .............................................. 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xv  

5. Visi, Misi, dan Strategi Stasi Mansalong .................................. 58

a. Visi ...................................................................................... 58

b. Tantangan-tantangan yang Harus Dihadapi ........................ 60

c. Misi ...................................................................................... 60

d. Strategi ................................................................................ 61

B. Penelitian mengenai Keterlibatan Hidup Menggereja Umat Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan ..................................................................... 61

1. Persiapan Penelitian ................................................................. 62

a. Latar Belakang Penelitian ................................................... 62

b. Tujuan Penelitian ................................................................. 63

c. Jenis Penelitian .................................................................... 64

d. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 65

e. Responden Penelitian .......................................................... 66

f. Tempat Penelitian dan Alokasi Waktu ................................ 67

g. Variabel yang Diteliti dan Kisi-kisi ..................................... 68

h. Definisi Konseptual ............................................................. 68

i. Definisi Operasional ............................................................ 68

2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian .............................. 70

a. Identitas Responden ............................................................ 72

b. Pemahaman akan Keterlibatan Hidup Menggereja ............. 73

c. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja ..................... 76

d. Kesulitan Umat untuk Terlibat dalam Kegiatan Gereja ....... 80

e. Kegiatan Katekese yang Diharapkan Umat ......................... 83

3. Pendalaman Lebih Lanjut terhadap Hasil Penelitian menurut masing-masing Variabel ........................... 87

a. Identitas Responden ............................................................ 88

b. Pemahaman akan Keterlibatan Hidup Menggereja ............. 89

c. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja ..................... 90

d. Kesulitan Umat untuk Terlibat dalam Kegiatan Gereja ....... 94

e. Kegiatan Katekese yang Diharapkan Umat ......................... 95

4. Kesimpulan Hasil Penelitian .................................................... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xvi  

BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA UMAT STASI MANSALONG PAROKI MARIA BUNDA KARMEL MANSALONG KABUPATEN NUNUKAN ......................................................... 100

A. Pentingnya Keterlibatan dalam Hidup Menggereja bagi Umat Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan ................................................... 101

B. Upaya Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja Umat Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan melalui Katekese Umat ............ 103

1. Alasan Pemilihan Bentuk Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) ............................................................. 103

2. Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) ............ 104

a. Tujuan Kegiatan .................................................................. 104

b. Waktu, Tempat, dan Peserta ................................................. 106

C. Usulan Program Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) untuk Meningkatkan Hidup Menggereja Umat Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan ..................................................................... 107

1. Latar Belakang Program ........................................................... 107

2. Tema dan Tujuan Program ....................................................... 108

3. Matriks Usulan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) ........................................................................................ 111

4. Contoh Satuan Pendamping Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) ............................................................ 115

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 130

A. Kesimpulan ................................................................................... 130

B. Saran ............................................................................................. 132

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 134

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ................................... (1)

Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................ (2)

Lampiran 3: Kuesioner Tertutup dan Semi Terbuka ........................... (3)

Lampiran 4: Contoh Jawaban Responden ........................................... (12)

Lampiran 5: Transkip Hasil Wawancara 1 Dengan Pengurus Stasi ..... (21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xvii  

Lampiran 6: Transkip Hasil Wawancara 2 Dengan Pengurus Stasi ..... (24)

Lampiran 7: Daftar Lagu-lagu Pendalaman Iman Model SCP ............ (27)

Lampiran 8: Cerita Daun-daun dan Orang .......................................... (28)

Lampiran 9: Teks Kitab Suci ............................................................... (29)

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xviii  

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab

Indonesia.

Kis : Kisah Para Rasul

Mat : Matius

Yoh : Yohanes

Yeh : Yehezkiel

B. Singkatan Dokumen Gereja

AA : Apostolicam Actuositatem

Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam. Tanggal 18

November 1965.

CT : Catechesi Tradendae

Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup,

klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini.

Tanggal 16 Oktober 1979.

EG : Evangelii Gaudium

Seruan Apostolik Paus Fransiskus tentang Sukacita Injil. Tanggal

24 November 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xix  

KGK : Katekismus Gereja Katolik

Terjemahan Indonesia dikerjakan berdasarkan edisi Jerman oleh

P. Herman Embuiri, SVD. Tahun 2007.

LG : Lumen Gentium

Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja. Tanggal

21 November 1964

SC : Sacrosanctum Concilium

Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci. Tanggal 4

Desember 1963

C. Singkatan Lain

Alm : Almarhum

APP : Aksi Puasa Pembangunan

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

D III : Diploma III

HP : Hand Phone

KBG : Komunitas Basis Gereja

KK : Kepala Keluarga

KomKat : Komisi Kateketik

KomSos : Komisi Komunikasi Sosial

KU : Katekese Umat

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

OMI : Oblat Maria Imaculata

OMK : Orang Muda Katolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

xx  

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PIA : Pembinaan Iman Anak

PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

SCP : Shared Christian Praxis

SD : Sekolah Dasar

SEKAMI : Serikat Kepausan Anak-anak Misioner

SK : Surat Keputusan

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

Sr : Suster

SSpS : Congregatio Missionalis Servarum Spiritus Sancti atau

Kongregasi Suster Misi Abdi Roh Kudus

S1 : Sarjana

TNI : Tentara Nasional Indonesia

TV : Televisi

WKRI : Wanita Katolik Republik Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Iman Katolik sejati adalah iman yang berdasarkan pada Kitab Suci dan

Tradisi Gereja yang telah dihidupi oleh Jemaat Perdana sejak dahulu. Mereka

telah mewarisi iman akan Yesus Kristus dengan bertekun dalam pengajaran dan

dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa

(Kis 2:42). Mereka bersekutu dan saling berbagi. Inilah bagian dari iman kita

sampai saat ini. Dengan beriman berarti manusia menyerahkan dirinya kepada

Allah (DV, a. 5 dan KWI, 1996: 127). Penyerahan diri ini mengandung

konsekuensi nyata bahwa manusia itu terlibat penuh dalam segala aspek hidup

demi tercapai tujuan hidupnya. Orang beriman tidak cukup hanya dengan rajin

beribadat dan hidup baik tetapi ia dituntut lebih daripada itu. Orang beriman

berarti ia harus mau dipanggil Allah, mau dipakai Allah sebagai alat-Nya dan mau

menerima Allah sebagai satu-satunya penyelamat sampai pada kehidupan kekal.

Oleh karena itu, iman juga perlu diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari lewat

suatu bentuk cinta kasih yang aktif. Di sinilah iman mampu mencapai

kesempurnaan itu. Sebab tanpa cinta kasih iman tidaklah menjadi sempurna.

“Iman adalah rasional bukan karena dibuktikan, tetapi karena

dipertanggungjawabkan” (KWI, 1996: 131). Iman orang Katolik

dipertanggungjawabkan melalui wujud hidup menggereja. Dalam arti apa hidup

menggereja tersebut? Dalam arti hidup yang senantiasa berpusat pada Yesus

Kristus. Di mana setiap sikap, kegiatan dan aktivitas yang dilakukan seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

2  

dalam hidup menggerejanya selalu menampakkan iman akan Yesus Kristus.

Dapat dilihat juga melalui tindakan seseorang apabila ia menunjukkan imannya

dalam hidup bermasyarakat, maka ia menggereja dalam lingkup masyarakat dan

sebaliknya jika ia menunjukkan imannya di dalam lingkup Gereja maka ia

menggereja dalam lingkup Gereja. Perlu diingat bahwa batasan hidup menggereja

tidak hanya terbatas pada lingkup wilayah teritorial paroki saja. Melainkan hidup

menggereja perlu dipahami dalam arti luas dan universal terlebih bukan hanya

pada Gereja Katolik saja, tetapi bagi masyarakat umumnya.

Sacrosanctum Consilium (SC) artikel 48, Konstitusi tentang Liturgi Suci

menyinggung keterlibatan aktif kaum beriman dalam menghadiri misteri iman

(misalnya, perayaan Ekaristi, Ibadat Sabda, dan doa bersama) dan tidak

menganggap hanya sebatas rutinitas belaka. Umat dituntut untuk aktif ikut ambil

bagian dalam perayaan itu, sebagai pemimpin maupun pendukung (koor, lektor,

misdinar, pemazmur), sehingga umat benar-benar memahami misteri itu dengan

baik dan penuh khidmat. Dengan demikian umat semakin mampu

mempersembahkan diri mereka dalam hidup sehari-hari demi kemuliaan Allah.

Selain itu, Dekrit Apostolicam Actuositatem (AA) artikel 2, tentang

Kerasulan Awam juga menyinggung keterlibatan umat dalam hidup menggereja.

Kaum awam dipanggil untuk merasul sesuai dengan kemampuannya melalui

Gereja dengan pelbagai cara. Sebagai Umat Allah yang berpusat pada Yesus

Kristus, mereka dituntut berperan aktif dalam hidup menggereja, baik dalam

lingkup Gereja maupun lingkup masyarakat.

Gereja adalah Umat Allah yang hidup di tengah-tengah dunia, maka dari

itu Gereja tidak terpisahkan dari dunia. Gereja dan dunia masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

3  

mengambil bagiannya sendiri untuk saling bahu-membahu mewujudkan Kerajaan

Allah di dalam kehidupannya. Dunia adalah tempat tinggal manusia dan di situlah

manusia sebagai subyek otonom dunia menyatakan apa yang diimaninya bersama

Gereja. Untuk menata dunia menuju pada kesejahteraan umum, Gereja dipanggil

oleh Allah sebagai partner kerja dengan semua orang tanpa batas. Artinya

mencakup segala aspek hidup manusia dari lingkup kecil hingga lingkup yang

paling besar sekalipun. Buku Iman Katolik (KWI, 1996: 452) memberikan

gambaran bahwa “Gereja adalah suatu lembaga keagamaan yang mempunyai

tempat dan peranannya dalam masyarakat, sehingga sebagai keseluruhan, Gereja

juga dituntut memperlihatkan sikap pelayanan Kristus”. Artinya, jika Gereja ingin

memperlihatkan sikap pelayanan Kristus kepada masyarakat, Gereja semestinya

tampil sebagai Gereja yang memasyarakat. Visi ini perlu direalisasikan oleh

Gereja sebagai Umat Allah dalam bentuknya yang konkret yakni dalam hidup

menggereja itu sendiri di tengah-tengah masyarakat.

Berbicara mengenai Gereja yang memasyarakat tentu tidak lepas dari

keberadaan sebuah paroki. Mengapa demikian? Karena paroki itu sendiri berada

di dalam masyarakat dan di situlah Gereja tersebut mampu mewujudnyatakan jati

diri sesungguhnya. Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong merupakan salah satu

paroki yang berada di wilayah Keuskupan Tanjung Selor Kabupaten Nunukan

dengan jumlah stasi terbanyak (ada 24 stasi) yang jaraknya cukup jauh dari satu

stasi ke stasi yang lainnya. Sebagai paroki yang memiliki banyak stasi, paroki ini

ditantang mewujudkan Gereja yang sesuai dengan visi Gereja Indonesia. Gereja

tidak hanya mengusahakan perkembangan secara internal tetapi juga ditantang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

4  

untuk memberikan kesaksian demi perkembangan hidup bersama di tengah-

tengah masyarakat.

Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong hingga sekarang telah berusia 25

tahun, namun selama usia ini tidak banyak mengalami perkembangan, khususnya

dalam hal iman yang tampak dalam perwujudan nyata. Selama tinggal di paroki

ini, penulis mendapat kesan bahwa pemahaman umat mengenai keterlibatan

dalam hidup menggereja masih sangat terbatas. Kegiatan hidup menggereja hanya

sebatas kegiatan Gereja yang kudus, khususnya bidang intern gerejani. Kesan ini

penulis jumpai dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh umat stasi Mansalong

yang juga menjadi pusat paroki. Dapat dibayangkan, jika di stasi yang berada satu

wilayah dengan pusat paroki saja keadaannya seperti itu, apalagi di stasi-stasi lain

yang letaknya lebih jauh dari pusat paroki. Di stasi Mansalong, kehidupan umat

masih berorientasi pada kegiatan-kegiatan di sekitar altar, antara lain: doa

Rosario, Misa Mingguan hanya sekali, Misa pada hari-hari besar saja, dan

pendalaman iman hanya pada saat Bulan Kitab Suci Nasional. Corak kehidupan

umat seperti ini menunjukkan bahwa bentuk hidup menggereja umat belum

mengarah pada pembangunan Gereja yang memasyarakat.

Stasi Mansalong merupakan stasi yang letaknya ada di pusat paroki,

tentunya stasi ini memiliki tanggungjawab yang besar. Stasi ini harus mampu

memberikan teladan bagi stasi-stasi lain karena faktor letaknya yang satu wilayah

dengan paroki dan dianggap sebagai stasi tuan rumah. Oleh karena itu, stasi ini

ditantang untuk menjadi ragi di tengah-tengah masyarakat. Masalah ekonomi,

pendidikan, perbedaan etnis pribumi dan pendatang, kemiskinan, lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

5  

hidup, pengangguran, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

menjadi tantangan bagi hidup menggereja umat setempat.

Melihat permasalahan di atas, maka perlu dilakukan sebuah usaha guna

meningkatkan pemahaman umat di stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel

Mansalong berkaitan dengan hidup menggereja. Hidup menggereja tidak hanya

sebatas terlibat di dalam gereja melainkan secara nyata dalam hidup menggereja

yang terbuka bagi “masyarakat luas”. Jika kedua hal berjalan dengan seimbang

maka apa yang menjadi harapan Gereja dapat terwujud.

Peningkatan kualitas hidup menggereja umat dapat dilakukan melalui

katekese sebagai salah satu bentuk pembinaan iman demi menjawab keprihatinan

tersebut. Tujuan katekese bukan hanya membantu umat memiliki dasar iman yang

kuat, memperkembangkan hidup spiritual umat, dan membangun communio umat.

Memang ketiga aspek di atas penting tetapi yang lebih dari itu, yakni mengarah

pada reformasi dan transformasi sosial di tengah-tengah hidup umat dan

masyarakat demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Dalam tugas pembinaan iman, katekese merupakan salah satu pokok yang

menjadi proses pembinaan iman itu sendiri. Katekese yang menjadi tonggak

utama meluasnya Gereja di tengah dunia ini, muncul dan hidup di tengah-tengah

umat, di mana katekese adalah dari umat, oleh umat dan untuk umat. Katekese ini

sering disebut sebagai katekese umat yang juga menjadi proses yang terus

berkelanjutan dalam PKKI (Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia).

Hal ini juga menjadi kelanjutan dari gambaran Gereja masa kini yang di

antaranya adalah Gereja sebagai Umat Allah. Umat Allah dipanggil dan dipilih

untuk Tuhan dan dunia (Lalu, 2007: 70). Dan dalam katekese umat diwujudkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

6  

secara konkret persekutuan umat yang berbeda status sosial, budaya, fungsi, tetapi

sama dalam martabatnya (Lalu, 2007: 71). Katekese umat merupakan katekese

yang berbicara tentang umat yang menjadi subyek dalam proses katekese dan

semua peserta katekese adalah sederajat. Artinya bahwa tidak ada yang

diunggulkan ataupun yang direndahkan. Oleh karena itu, diharapkan dalam

katekese umat ini terjadi suatu komunikasi iman dari tiap umat yang pada

akhirnya akan semakin memperteguh dan memperdalam iman serta

menjadikannya sebagai saksi Kristus. Inilah yang perlu diperhatikan dengan

sungguh-sungguh agar proses katekese selalu mengarah pada perwujudan iman

umat dalam keterlibatan hidup menggereja.

Selama tinggal di stasi Mansalong, kesan penulis bahwa pelaksanaan

katekese di stasi Mansalong kurang mendapat tempat. Pelaksanaan katekese

dilaksanakan pada saat Bulan Kitab Suci Nasional saja. Tema yang diangkat tidak

sesuai dengan kondisi hidup umat setempat melainkan mengikuti tema yang

disiapkan oleh Keuskupan. Sarana yang digunakan sangat terbatas. Tenaga

maupun pengetahuan akan katekese pun masih terbatas. Padahal kita tahu bahwa

suksesnya pelaksanaan katekese umat tergantung pada beberapa aspek yang

disebutkan di atas.

Berdasarkan latar belakang dan keprihatinan yang ada, penulis tertarik

untuk menyumbangkan sebuah pemikiran demi meningkatkan arah hidup

menggereja umat agar lebih memasyarakat melalui penulisan skripsi ini dengan

judul “SUMBANGAN KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA UNTUK

MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP

MENGGEREJA DI STASI MANSALONG PAROKI MARIA BUNDA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

7  

KARMEL MANSALONG KABUPATEN NUNUKAN”. Penulis ingin

memberikan sumbangan pemikiran bagi pelaksanaan katekese di stasi Mansalong.

Penulis berharap pelaksanaan katekese dapat membawa perubahan sikap umat

yang diwujudkan melalui keterlibatan umat dalam hidup menggereja sesuai

dengan visi dan misi Gereja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan yang

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa sumbangan katekese umat untuk hidup menggereja umat?

2. Sejauh mana umat stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong

Kabupaten Nunukan terlibat dalam hidup menggereja?

3. Bagaimana katekese model Shared Christian Praxis (SCP) digunakan sebagai

jalan untuk meningkatkan keterlibatan umat stasi Mansalong paroki Maria

Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan dalam hidup menggereja?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan permasalahan yang diungkapkan di atas, maka ada

beberapa rumusan tujuan:

1. Menguraikan sumbangan katekese umat untuk hidup menggereja umat.

2. Mengungkapkan permasalahan yang dihadapi umat stasi Mansalong paroki

Maria Bunda Karmel Mansalong dalam hidup menggerejanya.

3. Memberi sumbangan pemikiran melalui katekese umat model Shared

Christian Praxis (SCP) untuk membantu meningkatkan keterlibatan umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

8  

stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan

dalam hidup menggereja.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Secara akademis, skripsi ini memberikan kontribusi bagi pengetahuan dan

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan katekese umat yang nantinya

akan membawa dampak positif terhadap keterlibatan umat dalam hidup

menggereja.

b. Skripsi ini sebagai masukan bagi paroki khususnya para katekis untuk

memacu mereka dalam usaha meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup

menggereja.

c. Paroki diharapkan mampu mempergunakan hasil-hasil pemikiran dalam

skripsi ini yaitu sebagai bahan untuk memperluas wawasan para katekis

sehingga memiliki kemampuan lebih dalam berkatekese.

d. Sebagai calon katekis, penulis semakin diperkaya sehingga mampu

mendesain katekese umat yang sungguh kontekstual dan menarik.

2. Manfaat Teoritis

Skripsi ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Berguna untuk penelitian lebih lanjut mengenai katekese umat guna

meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja

b. Sebagai sumbangan pustaka ilmiah, khususnya dalam bidang katekese umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

9  

E. Metode Penulisan

Dalam penulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis yang

bertujuan untuk memaparkan cara hidup menggereja secara umum yang diangkat

melalui studi pustaka. Penulis juga akan mengungkapkan situasi umat stasi

Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong dalam keterlibatan hidup

menggereja. Guna mengetahuinya, penulis akan melaksanakan penelitian di stasi

Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong. Melalui data yang diperoleh

tersebut, penulis mencoba menganalisis dan merumuskan sumbangan pemikiran

mengenai katekese umat yang dapat membantu umat guna meningkatkan

keterlibatan dalam hidup menggereja mereka.

F. Sistematika Penulisan

Pada bab I, penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

Bab II membahas ketekese umat sebagai upaya meningkatkan keterlibatan

umat dalam hidup menggereja. Bab ini berisi sejarah katekese umat, arti katekese

umat, tujuan katekese umat, proses katekese umat, kekhasan katekese umat,

pendamping katekese umat, Shared Christian Praxis (SCP) sebagai salah satu

model katekese umat, dan sumbangan katekese umat untuk hidup menggereja

umat melalui pembangunan persaudaraan (koinonia), mengembangkan pewartaan

Kabar Gembira (kerygma), menghidupkan peribadatan yang menguduskan

(leiturgia), dan memajukan karya cinta kasih/pelayanan (diakonia). Kemudian,

rangkuman peran katekese umat dalam hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

10  

Bab III memberikan gambaran keterlibatan umat stasi Mansalong dalam

hidup menggereja. Bab ini berisi gambaran situasi umum umat stasi Mansalong,

penelitan mengenai cara hidup menggereja umat stasi Mansalong paroki Maria

Bunda Karmel Mansalong, penelitian mengenai keterlibatan hidup menggereja

umat stasi Mansalong, laporan dan pembahasan hasil penelitian, pendalaman lebih

lanjut terhadap hasil penelitian menurut masing-masing variabel, dan kesimpulan

hasil penelitian.

Bab IV membahas upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja

umat stasi Mansalong yang dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama mendalami

pentingnya keterlibatan dalam hidup menggereja. Bagian kedua menguraikan

upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja melalui katekese umat.

Bagian ketiga berisi usulan program katekese umat model SCP untuk

meningkatkan hidup menggereja umat stasi Mansalong, yang di dalamnya

terdapat latar belakang program, tema dan tujuan program, matriks usulan

katekese umat model SCP, dan contoh satuan pendampingan katekese umat model

SCP.

Bab V berisikan penutup yang mencakup dua bagian. Bagian pertama

membahas kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan, tujuan penulisan

skripsi serta didukung oleh data hasil penelitian. Bagian kedua berisikan saran

yang ditujukan kepada pihak stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel

Mansalong.

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

11  

BAB II

KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA

Pada bab II ini, penulis akan menguraikan mengenai katekese umat

sebagai upaya meningkatkan keterlibatan umat dalam hidup menggereja. Pokok

permasalahan yang akan diangkat dalam bab II ini adalah apa sumbangan

katekese umat untuk hidup menggereja umat.

Bab II merupakan kajian pustaka. Penulis pada bab ini membagi menjadi

tiga pokok bahasan, yakni pada pokok bahasan pertama menjelaskan tentang

katekese umat. Pokok bahasan kedua menjelaskan tentang fungsi katekese umat,

dan ketiga rangkuman peran katekese umat dalam hidup menggereja.

Pokok bahasan pertama berisi penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan katekese umat, yakni sejarah katekese umat, arti, tujuan, proses, kekhasan,

peserta, pendamping, dan Shared Christian Praxis (SCP) sebagai salah satu model

katekese umat beserta pengertian dan langkah-langkahnya. Pokok bahasan kedua,

penulis akan menjelaskan sumbangan katekese umat mencakup empat tugas

Gereja, yakni menghadirkan dan membangun persekutuan (koinonia),

mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (kerygma), menghidupkan

peribadatan yang menguduskan (leiturgia), serta memajukan karya cinta kasih

atau pelayanan (diakonia). Dan ketiga menguraikan rangkuman peran ketekese

umat dalam hidup menggereja umat.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

12  

A. Katekese Umat

1. Sejarah Katekese Umat

Gagasan utama yang menyertai pemikiran tentang katekese yang

dibicarakan pada rapat MAWI 1976 adalah “Kayakinan, bahwa iman kita pada

hakikatnya adalah jawaban manusia kepada tawaran serta tindakan penyelamatan

Allah” (Setyakarjana, 1997: 1). Pernyataan ini mengandung arti bahwa dalam

setiap keadaan hidup manusia selalu menerima tawaran penyelamatan dari Allah

yang mengharapkan jawaban manusia. Keadaan hidup masyarakat, dalam setiap

masa terus berganti, baik di masa silam, kini, dan akan datang. Oleh karena itu,

sudah menjadi tugas Gereja, umat beriman seluruhnya untuk terus-menerus

memupuk dan membina iman saudara-saudaranya agar betul-betul merupakan

jawaban terhadap tawaran dan tindakan penyelamatan Allah yang selalu bermakna

dan memadai. Usaha pelayanan iman seperti itu dilaksanakan oleh Gereja melalui

katekese sebagai karya pendidikan iman.

Majelis Agung Waligereja Indonesia mengajak seluruh Umat Allah di

Indonesia bersama-sama memikirkan mengenai katekese yang dipahami sebagai

pendidikan iman Kristiani. Para bapak dan ibu, pemuda dan pemudi, para imam,

para katekis, guru agama dan saudara-saudari Katolik semuanya, tidak ada yang

dikecualikan, semua diajak untuk bertukar pikiran mengenai pendidikan iman

Kristiani. Maka, pada tahun 1977 diselenggarakan oleh Komisi Kateketik MAWI

pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia pertama (PKKI I), guna

mencari dan membahas arah katekese yang cocok sesuai dengan konteks hidup

Gereja di Indonesia. Pertemuan ini dihadiri oleh para utusan dari masing-masing

keuskupan di Indonesia dan dilaksanakan di Sindanglaya. Lewat diskusi-diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

13  

yang hangat dari para peserta, akhirnya mulai muncul gagasan tentang suatu

bentuk katekese yang melibatkan seluruh umat “katekese oleh umat, dari umat,

dan untuk umat” (Lalu, 2007: 10). Dengan kata lain bentuk katekese yang

melibatkan seluruh umat. Umatlah yang menjadi penggagas, pelaksana, dan

sekaligus penikmat hasilnya.

Hasil dari pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia pertama

(PKKI I) ini, kemudian mulai digalakkan di masing-masing Keuskupan, namun

belum sampai menemukan kejelasan arti katekese itu sendiri. Segala hal yang

berkaitan dengan pendidikan iman semuanya disebut katekese umat.

Oleh karena itu, pada tahun 1980 diadakan pertemuan Kateketik antar

Keuskupan se-Indonesia kedua (PKKI II) di Klender demi memperjelas arti

katekese umat itu sendiri. Dari hasil pertemuan PKKI II ini, disepakati rumusan

katekese untuk Indonesia yakni “Katekese Umat” yang diartikan sebagai

komunikasi iman atau tukar menukar pengalaman iman antar anggota

jemaat/kelompok. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakan pada

penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan.

2. Arti Katekese Umat

Kesepakatan tentang arti katekese umat yang dijadikan arah katekese di

Indonesia ditegaskan dalam Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan se-Indonesia

II di Klender 29 Juni – 5 Juli 1980 (KomKat KWI, 1993: 9). Dalam pertemuan

ini, katekese umat dimengerti sebagai: “Komunikasi iman atau tukar pengalaman

iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat atau kelompok. Melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

14  

kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-

masing diteguhkan dan dihayati semakin sempurna”.

Rumusan di atas menegaskan bahwa katekese umat merupakan

komunikasi iman. Komunikasi iman ini bukan saja antara pembimbing dengan

peserta, tetapi lebih-lebih komunikasi antar peserta itu sendiri. Yang

dikomunikasikan dalam katekese umat adalah penghayatan iman, bukan

pengetahuan akan rumusan iman yang sering kali tidak relevan dengan keadaan

atau situasi umat pada saat itu.

Arti katekese umat di atas juga menunjukkan bahwa yang berkatekese itu

adalah umat, artinya semua orang beriman yang secara pribadi memilih Kristus

saling percaya dan menghargai. Katekese umat merupakan komunikasi iman atau

pengamalam hidup umat yang saling bersaksi satu sama lain akan iman mereka,

dan di situ diharapkan peserta berdialog dalam suasana penuh keterbukaan, saling

mendengarkan dan menghargai.

Rumusan katekese umat dalam PKKI II tersebut, dikembangkan lagi oleh

Afra Siauwarjaya melalui buku Membangun Gereja Indonesia II sebagai berikut:

“Usaha umat secara terencana untuk saling menolong mengartikan hidup nyata

dalam terang Yesus Kristus sebagaimana telah dihayati dalam Tradisi Gereja, agar

kelompok makin mampu mengungkapkan dan mewujudkan imannya dalam hidup

nyata” (Siauwarjaya, 1987: 38-39)

Katekese umat itu sendiri adalah usaha umat. Dalam arti mengajak umat

untuk saling tolong menolong, bersikap bebas, terbuka dan jujur menyadari

kehadiran Tuhan dalam kehidupan mereka yang konkret. Iman personal yang

dikembangkan dalam katekese umat adalah iman yang dihayati Gereja dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

15  

Tradisi. Maka dari itu, dalam usaha saling tolong menolong, secara bebas, terbuka

dan jujur mengartikan hidup nyata, Kitab Suci perlu mendapat tempat yang

sentral. Katekese umat juga mengajak peserta untuk saling tolong menolong

menyadari kehadiran Allah maupun kehendak Allah dalam hidup konkret. Hidup

konkret ini merupakan medan penghayatan iman kalau dimaknai dengan terang

iman arahnya jelas yakni menuju pada perwujudan iman. Dengan demikian iman

yang dihayati Gereja dalam Tradisi Gereja semakin bermakna dan berkembang

baik secara pribadi maupun secara bersama dalam masyarakat (Siauwarjaya,

1987: 40)

Pada dasarnya, di dalam katekese umat hidup konkret diartikan sebagai

penghayatan relasi umat dengan Yesus Kristus. Relasi itu sekaligus menuntut

keterlibatan umat dalam pelaksanaan pengutusan Allah dalam segala dimensi

hidup manusia (Siauwarjaya, 1987: 42). Berangkat dari relasi itu, umat diajak

untuk senantiasa memusatkan perhatian dan solider dengan kaum tertindas,

miskin serta mampu menegakkan keadilan bagi mereka dengan perkataan dan

tindakan. Melalui keterlibatan konkret itulah umat menjadi tanda keselamatan

bagi semua orang.

3. Tujuan Katekese Umat

Katekese umat yang dipahami sebagai komunikasi iman atau tukar

pengalaman iman memiliki tujuan yang dirumuskan pada saat pelaksanaan PKKI

II. Tujuan katekese umat (KomKat KWI, 1993: 10) tersebut adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

16  

1) Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari;

2) Dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari;

3) Dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap mengamalkan cinta kasih, dan semakin dikukuhkan hidup Kristiani kita;

4) Pula kita semakin bersatu dengan Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta;

5) Sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat.

Rumusan tujuan di atas merupakan rumusan yang memiliki sorotan

pandangan tujuan katekese umat dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Jika

dilihat dengan saksama maka akan nampak tiga bagian penting alur tujuan yang

hendak dikembangkan. Pada bagian pertama dan poin satu sampai tiga lebih

menyoroti iman peserta secara pribadi. Kemudian pada bagian kedua poin empat

menyoroti perkembangan iman dalam komunitas. Dan bagian ketiga atau poin

lima lebih menegaskan tujuan Gereja berpuncak pada hidup di tengah-tengah

masyarakat.

Dengan demikian, tujuan katekese umat bukan hanya bersifat personal

tetapi juga bersifat eklesial yakni demi kepentingan bersama dan Gereja universal.

Dan yang menjadi tugas orang Kristiani adalah mewujudnyatakan suatu tindakan

konkret di tengah-tengah dunia yang didasari oleh sikap dan tindakan Yesus

Kristus sebagai pusatnya. Tindakan umat diharapkan juga sampai pada suatu

perubahan atau transformasi sosial sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah yang

diperjuangkan oleh Yesus sebagai pusat iman umat benar-benar nyata di dunia. Ini

adalah sebuah tugas dan tanggungjawab sebagai saksi Kristus di tengah-tengah

masyarakat yang serba kompleks. Dengan demikian umat diharapkan semakin

sadar dalam menempatkan pengalaman religius ke dalam hidupnya sebagai bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

17  

sejarah penyelamatannya. Selain itu, umat juga disadarkan untuk senantiasa

terlibat dalam pembangunan Gereja. Betul melakukan tugas pewartaan mengenai

Kristus yakni dengan melaksanakan tugas-tugas Gereja tetapi ingat bahwa Gereja

sendiri bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan sebagai sarana bagi umat untuk

memberi kesaksian tentang Kristus. Yang terpenting adalah tercapainya cita-cita

surgawi di dunia yakni terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Tujuan katekese umat juga ditegaskan oleh Afra Siauwarjaya (1987: 42),

sebagai usaha umat untuk saling menolong agar semakin mampu mengungkapkan

dan melaksanakan imannya dalam hidup nyata. Penghayatan iman tidak hanya

dinyatakan dalam ungkapan saja, tetapi lebih-lebih dilaksanakan dalam tindakan

konkret. Iman yang sungguh-sungguh dihayati semakin membuat orang terdorong

untuk ambil bagian dalam hidup menggereja juga sekaligus dalam setiap usaha

mewujudkan keadilan, perdamaian, cinta kasih dan kerukunan. Iman betul-betul

real jika iman tersebut dilaksanakan dalam hidup nyata dengan demikian cita-cita

akan pembangunan hidup beriman jemaat berdasarkan nilai-nilai injili baik secara

personal maupun bersama akan tercapai.

4. Proses Katekese Umat

Proses katekese umat mengikuti siklus pastoral yang ada pada umumnya

yakni lebih pada mengolah pengalaman umat yang diharapkan menjadi

pengalaman iman yang luar biasa, yang dapat menguatkan dan meneguhkan satu

sama lain. Pengalaman iman umat ini kemudian diwujudkan dalam hidup sehari-

hari selanjutnya. Menurut Yosef Lalu ada tiga langkah besar dalam pelaksanaan

katekese umat yakni: pemetaan masalah, merefleksikan dengan terang Injil; dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

18  

terakhir mengusahakan aksi (Lalu, 2007: 98-100). Untuk lebih jelasnya ketiga

langkah tersebut akan dibahas di bawah ini.

a. Langkah Pertama

Langkah ini bertujuan mengamati dan menyadari fenomena yang telah terjadi

dalam masyarakat atau pengalaman konkret umat. Pengalaman konkret ini

hendaknya diamati, didalami dan dianalisis supaya sungguh-sungguh disadari

secara utuh.

b. Langkah Kedua

Langkah ini bertujuan menyadari dan merefleksikan fenomena tersebut atau

pengalaman konkret dan menganalisis dalam terang Injil.

c. Langkah Ketiga

Langkah ini bertujuan memikirkan dan merencanakan suatu aksi atau

tindakan nyata untuk dilaksanakan setelah menganalisis melalui terang Injil.

Ketiga langkah di atas tentunya menyangkut proses katekese umat itu

sendiri. Sifat dari proses itu adalah dinamis. Artinya proses tersebut berjalan

dengan mantap, penuh semangat, mengalir dan tidak ada yang sia-sia tetapi penuh

makna. Jadi, proses akan berkembang apabila tetap mengikuti langkah-langkah

yang ada secara bertahap. Antara tahap pertama dan seterusnya akan saling

berhubungan serta mempunyai relasi dengan tahap yang lain dan juga tidak dapat

dipisahkan antara tahap yang satu dengan lainnya.

5. Kekhasan Katekese Umat

Telah diuraikan dengan jelas di atas bahwa katekese umat merupakan

komunikasi iman. Komunikasi iman adalah salah satu kekhasan katekese umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

19  

Ini merupakan usaha umat untuk saling mengarahkan, mengembangkan, dan

menumbuhkan imannya. Komunikasi iman seperti apakah itu? Tentu komunikasi

iman yang melibatkan peserta (umat). Melalui sharing pengalaman, peserta yang

hadir saling berbagi dan melengkapi pengalaman iman mereka sehingga iman

mereka semakin diteguhkan dan diperkaya. Mereka berkumpul bersama-sama

untuk menggali dan menanggapi pengalaman hidupnya. Pengalaman hidup inilah

yang dihayati sebagai pengalaman iman akan Yesus Kristus.

Katekese umat memiliki kekhasan tersendiri yakni komunikasi iman dari

umat, oleh umat, dan untuk umat. Hasil PKKI II merumuskan bahwa “yang

berkatekse adalah umat itu sendiri...” (KomKat KWI, 1993: 9), ini berarti bahwa

yang menjadi kekhasan katekese umat maupun pesertanya adalah umat itu sendiri.

Kedua hal tersebut sama-sama menempatkan umat sebagai subjek utama dalam

katekese. Umat harus terlibat aktif dan memiliki inisiatif, sehingga proses

katekese umat menjadi lebih hidup dan menarik. Tentunya, sebagai pelaku utama

dalam katekese umat, umat ditantang mengolah dan menanggapi persoalan yang

dihadapi. Melalui komunikasi, situasi yang dihadapi akan ditanggapi bersama

dalam iman yang Kristosentris. Peserta katekese saling membantu manggali

makna hidup dalam terang Kitab Suci dan diperkaya melalui sharing pengalaman.

Dengan demikian setiap umat semakin dapat menemukan karya keselamatan

Allah yang nampak dalam diri Yesus Kristus melalui pengalaman konkret mereka.

PKKI II merumuskan “yang berkatekese ialah umat, artinya semua orang

beriman yang secara pribadi memilih Kristus; Kristus menjadi pola hidup pribadi,

pun pula pola kehidupan kelompok; jadi seluruh umat baik yang berkumpul dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

20  

kelompok-kelompok basis maupun di sekolah atau perguruan tinggi” (KomKat

KWI, 1993: 9).

Rumusan di atas memperjelas siapa peserta katekese umat itu. Semua

orang beriman sama artinya dengan seluruh Gereja, yang mana kita pun tahu

bahwa katekese itu sendiri tidak ditujukan hanya kepada sebagian umat saja.

Tetapi katekese ditujukan kepada semua umat yang terpanggil untuk mendalami

imannya secara terus-menerus. Dan di dalam katekese umat, umat mengambil

perannya masing-masing, baik sebagai peserta maupun pendamping yang bertugas

mengarahkan jalannya proses katekese umat tersebut. Tentu peran pendamping

katekese umat ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja, sebab tanpa pendamping

proses katekese umat tidak akan berjalan dengan lancar.

Selain itu, rumusan peserta katekese umat tidak selalu menuntut adanya

pengelompokan tertentu, tetapi dalam setiap kesempatan umat berkumpul dalam

lingkup apapun itu, di situ dapat dilakukan katekese umat. Jadi ditegaskan

kembali bahwa peserta katekese umat adalah siapa saja tanpa terkecuali yakni

seluruh umat yang telah memilih Kristus sebagai pola hidupnya dan ingin

memperkembangkan imannya, mereka dapat mengambil bagian dalam katekese

umat itu sendiri. Penekanan pada seluruh umat ini justru merupakan salah satu

unsur yang memberi arah pada katekese sekarang (KomKat KWI, 1993: 9).

6. Pendamping Katekese Umat

PKKI II menyampaikan hal yang berhubungan dengan pendamping

katekese umat demikian: “yang berkatekese ialah umat, artinya semua orang

beriman yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

21  

lebih memahami Kristus” (Lalu, 2007: 94). Dalam katekese umat, yang bertugas

sebagai pendamping adalah umat itu sendiri yang dipilih sebagai pendamping,

pemimpin, pengarah atau sering juga disebut sebagai fasilitator guna menciptakan

pelayanan katekese umat yang komunikatif.

Lokakarya “Pembinaan Pembina Katekese Umat” yang dilaksanakan di

Wisma Kinasih, Caringin Jawa Barat, pada tanggal 16-21 Februari 1998

membahas tiga unsur pokok yang harus dimiliki seorang pendamping katekese

umat, yaitu kepribadian dan spiritualitas pembina katekese umat, pengetahuan

pembina katekese umat, dan keterampilan pembina katekese umat (Lalu, 2007:

148). Memang, unsur keterampilan menjadi penting tetapi alangkah baiknya

pendamping ketekese umat memiliki keseluruhan hal-hal yang berkaitan dengan

pasionnya sebagai seorang pendamping katekese umat. Tiga hal pokok yang

ditekankan bagi seorang pendamping katekese umat adalah:

a. Kepribadian dan Spiritualitas Pendamping Katekese Umat

Kepribadian yang baik dari seorang pendamping katekese umat merupakan

cerminan bagi umat. Kepribadian merupakan modal dasar bagi pendamping

katekese umat dalam menjalankan tugas perutusannya. Yosef Lalu dalam buku

“Katekese Umat” mengatakan bahwa ada 5 hal yang berkaitan dengan

kepribadian seorang pendamping katekese umat, yaitu: 1) Terhadap diri sendiri,

seorang pendamping katekese umat hendaknya bersikap jujur, menerima diri

seadanya, tidak angkuh, tetapi juga tidak rendah diri. Ia harus mampu menahan

diri, misalnya tidak terlalu banyak berbicara supaya umat bisa lebih banyak

berbicara. 2) Terhadap sesama, seorang pendamping katekese umat hendaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

22  

terbuka, jujur dan rendah hati, memiliki kepekaan dan komitmen, suka membantu

sesama, suka mendengar, penuh pengertian, ramah, komunikatif, dan tahu

membawa diri. 3) Terhadap situasi, hendaknya kritis tidak terbawa arus, tetapi

terbuka, mampu menyesuaikan diri, cekatan membaca tanda zaman, tahan

bantingan pada situasi kritis dan sulit. 4) Terhadap tugas, hendaknya mencintai

tugas dan merasa terpanggil untuk itu, senantiasa loyal (setia) dan terlibat pada

tugas, dan berusaha untuk menjadi professional dalam menjalankan tugas. 5)

Terhadap Tuhan, hendaknya percaya pada Tuhan dalam situasi apa saja, akrab

dengan Kitab Suci dan kekayaan iman Gereja, senantiasa bersyukur kepada Tuhan

dalam untung dan malang, senantiasa berharap pada Tuhan dan penuh semangat

optimisme (Lalu, 2007: 149-150).

Lokakarya “Pembinaan Pembina Katekese Umat” yang dilaksanakan di

Caringin Jawa Barat, tanggal 16-21 Februari 1998, merumuskan spiritualitas

pendamping katekese umat sebagai “Roh (semangat) membantu sesama peserta

katekese umat melalui pewartaan iman yang komunikatif, agar bersama-sama

mampu mewujudkan Kerajaan Allah, karena kepedulian terhadap Allah dan

terhadap sesama” (Lalu, 2007: 154).

Semangat yang dimiliki oleh pendamping katekese umat harus senantiasa

dikembangkan secara terus-menerus sehingga mempunyai kedekatan relasi

dengan Allah yang nampak dalam diri Putra-Nya Yesus Kristus. Melalui misteri

Paskah yang setiap kali ia rayakan dalam kurban Ekaristi kudus, pendamping

katekese umat dilahirkan kembali oleh Roh. Dengan dilahirkan kembali ia

memperoleh semangat baru untuk melayani Tuhan dan sesamanya. Maka

spiritualitas seorang pendamping katekese umat senantiasa mengikuti jejak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

23  

Kristus, yaitu keterlibatan pada dunia demi membangun Kerajaan Allah (Lalu,

2007: 154).

“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya

bagi domba-dombanya;......” (Yoh 10:11-15). Ayat ini mengandung arti bahwa di

dalam jiwa seorang pendamping katekese umat tertanam sikap melayani seperti

yang diteladankan oleh Yesus sebagai Gembala yang baik terhadap domba-

dombanya, seperti mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran demi umat,

meninggalkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan umat yang

dilayani, dan dekat dengan yang dibimbing sampai-sampai tahu persis apa yang

menjadi keluhannya. Dengan demikian sikap-sikap seperti inilah yang dapat

membuat seorang pendamping katekese umat menjadi sahabat umat di dalam

peziarahan hidup.

“Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka

akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan

Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya” (Yeh

34:16). Kutipan ayat ini memberikan gambaran seorang pendamping katekese

umat sebagai pelayan yang betul-betul memiliki relasi mendalam.

b. Pengetahuan Seorang Pendamping Katekese Umat

Hal yang kedua berkaitan dengan pengetahuan seorang pendamping

katekese umat. Ini merupakan dasar yang memang harus dimiliki oleh seorang

pendamping katekese umat. Bagaimana mungkin ia dapat mendampingi katekese

umat sedangkan ia sama sekali tidak memiliki pengetahuan yang menunjang

pendampingan proses katekese umat dengan benar. Jadi setidak-tidaknya seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

24  

pendamping katekese umat memiliki juga pengetahuan yang menyangkut isi,

metode, peserta dan konteks peserta katekese umat (Lalu, 2007: 155). Artinya

bahwa pendamping betul-betul menguasai segala segi yang berkaitan dengan

katekese umat itu sendiri. Dari segi isinya ia dituntut memiliki pengetahuan

berkaitan ajaran iman Katolik, misalnya pengetahuan akan isi katekese umat

seperti Kitab Suci, Kristologi, Eklesiologi (Gereja), dan Ajaran Sosial Gereja.

Namun tidak semua pokok menyangkut iman Katolik direfleksikan tetapi dapat

dipilih salah satunya saja yang memang berkaitan dengan konteks hidup umat.

Kemudian, dari segi pengetahuan yang menyangkut metode seperti kreatif dalam

memilih metode yang bisa digunakan dalam berkatekese, mampu menganalisis

situasi, mampu menafsirkan Kitab Suci, dan dapat menyusun rencana tindak

lanjut. Dari segi pengetahuan menyangkut peserta katekese umat seperti mampu

melihat apa yang menjadi kebutuhan umat sehingga dalam proses ketekese, umat

menjadi tertarik mendalaminya. Kemudian, bagaimana daya nalar, perasaan dan

intuisi umat ketika menghadapi suatu persoalan hidup, apakah mereka mampu

atau tidak? Di sini pendamping harus tanggap sehingga dapat membantu dan

mengarahkan umat sampai benar-benar paham akan persoalan yang dihadapi.

Kemudian, pendamping juga perlu melihat bagaimana latar belakang kehidupan

status sosial, ekonomi, dan budaya umat. Apabila beberapa hal menyangkut

peserta ini benar-benar dimiliki oleh pendamping katekese umat maka jelas proses

katekese umat akan menjadi sesuatu yang menarik bagi umat. Dan terakhir

pengetahuan menyangkut konteks hidup yang bersifat nasional dan global yang

memang membawa dampak negatif bagi perkembangan iman umat, seperti

pengaruh globalisasi dalam wujud sikap materialisis, konsumerisis, individualisis,

dan sebagainya (Lalu, 2007: 158). Pendamping katekese umat harus mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

25  

memaknai konteks hidup umat dan yang terpenting senantiasa membangun relasi

serta dekat dengan umat sehingga umat merasa tersapa dan menjadi teman

seperjuangan dalam iman.

c. Keterampilan Seorang Pendamping Katekese Umat

Hal ketiga berkaitan dengan keterampilan pendampingan Katekese Umat:

1) Keterampilan Berkomunikasi

Komunikasi yang terjadi dalam sebuah proses katekese umat adalah

komunikasi antar pribadi dengan pengalaman tertentu pada situasi tertentu

yang dilatarbelakangi kebudayaan tertentu. Maka yang perlu ditekankan

antara lain: keterampilan berkomunikasi dan berelasi sehingga katekis

mampu mengumpulkan, menyatukan dan mengarahkan kelompok sampai

kepada suatu tindakan nyata, keterampilan mengungkapkan diri berbicara dan

mendengarkan, kemampuan menciptakan suasana yang memudahkan peserta

untuk mengungkapkan diri dan mendengarkan pengalaman orang lain (Lalu,

2007: 158-159).

Keterampilan berkomunikasi tidak dapat dipandang sepele oleh pendamping.

Keterampilan ini merupakan daya kekuatan untuk mengolah proses katekese

umat sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar dan sampai pada tujuan

yang hendak dicapai bersama.

2) Keterampilan Berefleksi

Komunikasi yang terjadi dalam katekese umat adalah komunikasi iman yang

adalah suatu kesaksian iman. Diartikan bahwa seorang pendamping katekese

umat mampu merefleksikan pengalaman imannya yang berpusat pada Yesus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

26  

Kristus kemudian mensharingkan kepada peserta lainnya. Seorang

pendamping yang terampil membaca dan merefleksikan serta memaknai

pengalaman sehari-harinya menjadi pengalaman iman, tentu mampu

menuntun peserta bagaimana berefleksi yang baik. Maka dari itu,

pendamping katekese umat dilatih untuk terampil menemukan nilai-nilai

manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari, terampil menemukan nilai-

nilai Kristiani dalam Kitab Suci, ajaran Gereja dan Tradisi Kristiani lainnya,

terampil memadukan nilai-nilai Kristiani dengan nilai-nilai manusiawi dalam

pengalaman hidup sehari-hari (Lalu, 2007: 159).

3) Keterampilan yang lebih spesifik berkaitan dengan langkah-langkah proses

katekese umat. Misalnya sadar akan situasi dengan topik yang diangkat,

menafsirkan kenyataan hidup umat menurut terang Kitab Suci, dan

membulatkan tekat guna rencana aksi.

4) Kemampuan atau keterampilan mengekspresikan diri, bertutur kata dan

bertindak, berbicara dan mendengarkan orang lain.

5) Kemampuan dan keterampilan dalam menciptakan suasana yang mendukung

proses katekese sehingga peserta merasakan kenyamanan dalam

mengikutinya.

Jika ketiga hal pokok di atas betul-betul telah dimiliki oleh seorang

pendamping, niscaya setiap pelaksanaan katekese umat yang dilakukan akan

menjadi hal yang membahagiakan bagi siapa saja yang ikut berproses di dalamnya

dan bahkan manfaatnya pun dapat dialami bersama, baik yang dilayani maupun

yang melayani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

27  

7. Shared Christian Praxis (SCP) sebagai Salah Satu Model Katekese Umat

Model merupakan sebuah kontruksi teoritis dan skematis yang

menawarkan pokok-pokok pemikiran realitas. Model ini juga menawarkan suatu

bentuk analisa untuk memahami realita yang menerangkan dan menelusuri suatu

tindakan manusia.

Katekese umat memiliki berbagai model dengan kekhasannya masing-

masing. Model-model ini biasanya kita temukan dalam pendalaman iman yakni

dalam buku panduan APP, Adven dan pada BKSN yang dibuat oleh keuskupan

untuk dipakai sebagai bentuk pelaksanaan katekese umat. Oleh karena itu,

bertolak dari mana awal model katekese umat pada umumnya terdapat satu model

yang cocok dengan katekese umat, yakni model Shared Christian Praxis (SCP).

Pada bagian awal telah dibahas bahwa katekese umat adalah komunikasi

iman umat. Apa yang dikomunikasikan? Tentu yang dikomunikasikan adalah

pengalaman hidup umat itu sendiri yang sudah direfleksikan dan dimaknai

menjadi pengalaman iman. Berkaitan dengan pengalaman hidup maka sangat

cocok digunakan model katekese umat Shared Christian Praxis (SCP), sebab

model ini juga berpusat pada pengalaman hidup atau selalu bermula dari

pengalaman menuju refleksi iman dan sampai pada pengalaman baru. Maka dari

itu, di bawah ini akan dibahas secara lengkap apa itu Shared Christian Praxis

(SCP), komponen, dan langkah-langkahnya.

a. Shared Christian Praxis sebagai Model Katekese Umat

Katekese dengan model Shared Christian Praxis ini pertama kali

diperkenalkan oleh Thomas H. Groome. Ia adalah seorang ahli katekese yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

28  

berusaha mencari pendekatan katekese yang handal dan efektif, yaitu suatu model

yang sungguh-sungguh mempunyai dasar teologis yang kuat, mampu

memanfaatkan perkembangan ilmu pendidikan dan memiliki keprihatinan pastoral

yang aktual. Model ini ditawarkan untuk menjawab kebutuhan para katekis dalam

membantu umat demi perkembangan iman mereka. Untuk memahami lebih dalam

tentang katekese umat model SCP ini serta langkah-langkahnya, maka secara

khusus akan diuraikan di bawah ini lima langkah yang saling beruntun (Heryatno

WW, 1997: 5), sebagai berikut:

1) Pengertian Shared Christian Praxis (SCP)

Model SCP merupakan salah satu model katekese umat yang menekankan

proses yang bersifat dialogis partisipatif. Tujuan dari proses ini adalah agar dapat

mendorong peserta untuk mampu mengomunikasikan antara Tradisi dan visi

hidup peserta dengan Tradisi dan visi Kristiani. Dan pada akhirnya, peserta baik

secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan

keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah.

Model katekese ini dapat dikatakan sebagai model praksis, karena

bermula, berproses dan berakhir dari praksis hidup peserta. Pengalaman hidup

peserta tersebut, direfleksikan secara kritis sehingga peserta mampu menemukan

maknanya, kemudian dikonfrontasikan dengan Tradisi atau visi Kristiani supaya

muncul pemahaman sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada

praksis baru. Orientasi model SCP ini adalah praksis peserta sebagai subyek yang

bebas dan bertanggungjawab (Heryatno WW, 1997: 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

29  

Model SCP ini memiliki tiga komponen yaitu praksis, Kristiani dan

sharing. Untuk memahami lebih dalam model ini, maka akan dijelaskan masing-

masing komponen itu sebagai berikut:

a) Praksis

Praksis adalah suatu tindakan manusia yang sudah direfleksikan. Sebagai

tindakan, praksis meliputi seluruh keterlibatan manusia dalam dunia yang

mampunyai tujuan untuk mencapai perubahan hidup yang meliputi kesatuan

antara praktek dan teori, antara refleksi kritis dan kesadaran historis. Proses

kesatuan antara praktek dan teori akan membentuk suatu kreatifitas, sedangkan

refleksi dan kesadaran historis akan mengarah pada keterlibatan baru.

Praksis mempunyai tiga unsur yaitu: aktifitas, refleksi dan kreatifitas.

Ketiga unsur ini memiliki fungsi yakni mampu membangkitkan berkembangnya

imajinasi, meneguhkan kehendak dan mendorong praksis baru yang dapat

dipertanggungjawabkan secara etis dan moral. Berikut ini penjelasan mengenai

ketiga unsur tersebut, sebagai berikut:

Unsur pertama, aktifitas meliputi kegiatan mental dan fisik, kesadaran,

tindakan personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik yang merupakan

medan untuk perwujudan diri sebagai manusia. Kedua, refleksi menekankan

refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial terhadap kehidupan

bersama serta terhadap “Tradisi” dan “visi” iman Kristiani sepanjang sejarah.

Ketiga, kreatifitas merupakan perpaduan antara aktifitas dan refleksi yang

menekankan transendensi manusia dalam dinamika menuju masa depan yang

terus berkembang sehingga melahirkan praksis baru (Heryatno WW, 1997: 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

30  

b) Kristiani

Maksud dari Kristiani dalam Shared Christian Praxis adalah

mengusahakan agar kekayaan iman Kristiani sepanjang sejarah dan visinya makin

terjangkau dan relevan untuk kehidupan umat. Namun jangan lupa bahwa yang

ditekankan di sini mengenai kekayaan iman Kristiani adalah pengalaman iman

Tradisi Kristiani sepanjang sejarah dan visinya.

Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat yang hidup dan

sungguh dihidupi. Sedangkan visi Kristiani menegaskan tuntutan dan janji Allah

yang terkandung di dalam Tradisi, tanggung jawab dan pengutusan orang

Kristiani sebagai jalan untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan. Artinya

bahwa Tradisi Kristiani mengungkapkan tanggapan manusia terhadap Allah yang

terlaksana dalam hidup mereka sebagai realitas iman, Tradisi senantiasa

mengundang keterlibatan praktis. Sedangkan visi Kristiani menegaskan tuntutan

dan janji Allah yang terkandung dalam Tradisi, tanggung jawab dan pengutusan

orang Kristiani sebagai jalan untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan.

Visi Kristiani yang paling hakiki adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di

dalam kehidupan manusia (Heryatno WW, 1997: 3).

c) Sharing

Istilah shared atau sharing mengandung pengertian komunikasi timbal

balik, partisipasi aktif dan kritis dari semua peserta. Istilah ini juga merupakan

proses katekese yang menekankan unsur dialog-partisipatif peserta yang ditandai

dengan suasana kebersamaan, persaudaraan, keterbukaan, keterlibatan, dan

solidaritas. Dalam sharing semua peserta diharapkan untuk ikut aktif, terbuka, siap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

31  

mendengarkan dengan hati pengalaman orang lain dan berkomunikasi dengan

kebebasan hati juga (Heryatno WW, 1997: 4).

Dalam sharing orang dapat berbagi rasa, pengetahuan serta saling

mendengarkan pengalaman orang lain. Tentu, ada dua hal penting di dalamnya

yakni membicarakan dan mendengarkan. Membicarakan di sini lebih menekankan

pada menyampaikan atau mengungkapkan pengalaman hidup yang didasari

oleh sikap keterbukaan, kerendahan hati, kepercayaan satu dengan lainnya dalam

mengungkapkan pengalaman dan pengetahuan yang nyata dalam dirinya.

Sedangkan mendengarkan berarti mendengarkan dengan hati tentang apa yang

disharingkan oleh para peserta. Mendengarkan berarti juga melibatkan

keseluruhan diri untuk menangkap pesan atau intisari dari apa yang

disharingkan peserta sehingga dalam mendengarkan timbullah gerak hati,

empati terhadap apa yang dikomunikasikan oleh orang lain (Sumarno Ds,

2014: 17).

2) Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP)

Menurut Thomas H. Groome, SCP merupakan suatu model berkomunikasi

tentang makna pengalaman hidup antar peserta, yang mana dalam prosesnya

terdapat lima langkah pokok. Namun sebelumnya didahului langkah awal atau

pendahuluan sebagai berikut:

a) Langkah Awal: Pemusatan Aktivitas

Tujuan dari langkah ini adalah mendorong peserta sebagai subyek utama

menemukan topik pertemuan yang bertolak pada kehidupan konkret berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

32  

dengan tema dasar pertemuan. Dengan demikian, tema dasar tersebut dapat

mewakili pokok-pokok permasalahan dalam hidup, keprihatinan, serta kebutuhan

peserta. Dalam memilih tema, perlu juga diperhatikan situasi konkret peserta,

tujuannya, dinamika pendekatan yang bersifat dialogis, dan sumber-sumber iman

Kristiani (Heryatno WW, 1997: 10). Tema dasar harus sungguh-sungguh

menggerakkan peserta agar aktif terlibat dalam pertemuan, menekankan

partisipasi dan dialog, dan tidak bertentangan dengan iman Kristiani. Maka

seorang pendamping harus mampu membantu peserta merumuskan prioritas tema

yang tepat dengan konteks hidup umat.

Perlu juga diperhatikan bahwa pada tahap ini, pendamping dapat

menggunakan sarana-sarana seperti simbol, foto, cerita, film, video, poster,

cergam dan lain-lain yang dapat mendukung dalam pemilihan tema bersama.

Maka dengan itu, seorang pendamping harus dapat memilih sarana yang tepat. Di

samping itu pendamping harus dapat menciptakan lingkungan psikososial dan

fisik yang mendukung supaya peserta dapat berpartisipasi aktif dan kreatif dalam

suasana dialog dan kebersamaan (Heryatno WW, 1997: 10).

b) Langkah I: Pengungkapan Praksis Faktual

Langkah ini bertujuan membantu peserta agar mengungkapkan

pengalaman hidup faktual. Peserta menyadari pengalaman hidupnya,

membahasakan dan mengomunikasikannya pada peserta lain. Pengungkapan

pengalaman hidup faktual ini bisa berupa pengalaman peserta sendiri, atau

kehidupan dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, ataupun gabungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

33  

keduanya yang dia pandang cocok dengan tema yang sudah digali bersama

(Heryatno WW, 1997: 11).

Langkah ini diawali dengan tuntunan pertanyaan sesuai dengan tema.

Perumusan pertanyaan pun harus jelas, terarah dan tidak terkesan menyinggung

perasaan peserta lain, sesuai dengan situasi peserta dan bersifat terbuka dan

obyektif. Setelah itu, peserta membagikan pengalamannya dan pada saat ini tidak

boleh ada komentar atau tanggapan. Selain dari itu, peserta juga diberi kebebasan

untuk mengungkapkan pengalamannya dengan gaya dan pilihannya. Mereka dapat

mengemukakannya melalui puisi, nyanyian, tarian, gambar, lambang, atau simbol,

dll (Heryatno WW, 1997: 12).

Penekanan pada langkah ini adalah proses dan kehidupan konkret yang

menjadi pokok penting dalam proses katekese. Oleh karena itu, pendamping perlu

menyadari tujuan dan pokok pemikiran dasarnya. Pokok pemikiran dasar perlu

diajukan secara jelas dan terbuka serta berhubungan dengan tema utama dan

menggaris bawahi aspek-aspek pokok dari praksis keterlibatan faktual peserta.

Pada langka ini, pendamping berperan sebagai fasilitator dengan tujuan

menciptakan suasana hangat dan mendukung sehingga peserta dengan hati

gembira mau membagikan pengalamannya tanpa merasa tertekan. Pendamping

perlu bersikap ramah, bersahabat dan meyakinkan peserta bahwa komunikasi

pengalaman mereka sangat penting untuk seluruh proses katekese (Heryatno WW,

1997: 13).

c) Langkah II: Refleksi Kritis pada Komunikasi Praksis Faktual

Langkah ini bertujuan membantu peserta supaya berdasar pengalaman

hidupnya sampai pada tingkat kesadaran terdalam guna mengolah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

34  

menemukan makna baru hingga ia terdorong melangkah pada praksis baru. Ada

beberapa perspektif yang perlu diperhatikan dalam langkah ini yaitu refleksi kritis

pada pengalaman peserta, interpretasi kritis dan kreatif pada komunikasi

pengalaman faktual, serta komunikasi Tradisi dan visi oleh para peserta (Heryatno

WW, 1997: 14).

Refleksi kritis pada tahap ini dimaksudkan agar peserta berpikir secara

sungguh-sungguh akan setiap pengalamannya. Kemudian peserta dapat

menemukan atau mengambil nilai-nilai apa yang mau dilaksanakan dan dengan

demikian dapat mengarah pada perubahan sikap yang konkret. Pada hakekatnya

ingin membantu peserta merefleksikan secara kritis praksis faktual apa yang

mereka komunikasikan dengan memperdalam, mempertajam dan mengolah

pengalaman mereka yang menekankan segi pemahaman, kenangan, dan imajinasi.

Sedangkan interpretasi bertujuan memberi arti dan nilai pada praksis faktual,

menanamkan unsur-unsur yang dapat memperteguh, serta yang harus ditolak dan

dikembangkan lebih lanjut.

Pada langkah ini, pendamping dituntut agar dapat menciptakan suasana

pertemuan yang saling menghormati dan mendukung setiap gagasan dari peserta.

Pendamping harus dapat mendorong peserta untuk mengadakan dialog dan

penegasan bersama yang bertujuan memperdalam, menguji pemahaman,

kenangan dan imajinasi peserta. Setiap peserta diajak untuk mengomunikasikan

pengalamannya, namun jangan sampai menimbulkan kesan pemaksaan. Oleh

karena itu, pendamping perlu menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

analitis dan tidak mengganggu harga diri peserta. Pendamping perlu juga

menyadari keadaan peserta karena refleksi merupakan tahap yang sulit yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

35  

membutuhkan kesabaran dan keterampilan untuk memperkembangkannya

(Heryatno WW, 1997: 18).

d) Langkah III: Mengusahakan Tradisi dan Visi Kristiani lebih Terjangkau

Langkah ini menekankan agar Tradisi dan visi Kristiani menjadi lebih

terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang konteks dan latar

belakang kebudayaannya berbeda. Tradisi Kristiani mengungkapkan iman jemaat

Kristiani sepanjang sejarah pewahyuan Ilahi. Tradisi hadir dalam Kitab Suci,

liturgi, adat-kebiasaan Jemaat Perdana, doa, credo, dogma, teologi, sakramen,

bahasa religius, seni, dan kepemimpinan kehidupan jemaat. Visi Kristiani

merupakan suatu konsekuensi dari janji dan tanggungjawab yang muncul pada

Tradisi. Visi Kristiani mengungkapkan janji keselamatan dan kepenuhan yang

mendorong peserta pada tanggungjawab mereka untuk menjadi partner Allah

dalam mewujudkan kehendak-Nya yaitu menyelamatkan manusia (Heryatno WW,

1997: 20).

Pada langkah ini, pendamping menginterpretasikan dan

mengomunikasikan aspek Tradisi dan visi Kristiani kepada peserta. Dalam

menginterpretasikan dan mengomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan visi Kristiani,

pendamping perlu memiliki latar belakang yang cukup dalam hal penafsiran,

menghormati Tradisi dan visi Kristiani yang otentik dan normatif, kritis

mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam Tradisi dan visi Kristiani,

menggunakan metode interpretasi yang sifatnya menegaskan, meneguhkan,

mempertanyakan dan mengundang keterlibatan peserta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

36  

Pada tahap ini, pendamping dapat berfungsi sebagai “guru” dan sekaligus

sebagai “murid”. Sebagai guru pendamping bukanlah pengajar tetapi sebagai

patner, yang bersama peserta berusaha menyadari kehendak Allah. Sedangkan

sebagai murid, pendamping siap belajar dan maju untuk segala ilmu. Sementara

dalam memberikan penafsiran, pendamping perlu mengikutsertakan kesaksian

iman, harapan dan cinta pada nilai Tradisi dan visi Kristiani. Maka dari itu,

sebelum melaksanakan proses katekese, pendamping sungguh-sungguh membuat

persiapan yang matang demi suksesnya langkah ini.

e) Langkah IV: Hermeneutik yang dialektik antara Tradisi dan Visi Kristiani

dengan “Tradisi dan Visi” Peserta

Langkah ini lebih menekankan interpretasi yang dialektis antara Tradisi

dan visi faktual peserta dengan Tradisi dan visi Kristiani yang akan melahirkan

kesadaran sikap dan niat baru sebagai jemaat Kristiani. Jadi, dalam langkah ini

mempunyai tujuan untuk mengajak peserta, berdasar nilai Tradisi dan visi

Kristiani menemukan sikap dan nilai hidup yang hendak dikembangkan. Di satu

pihak peserta mengintegrasikan nilai-nilai hidup mereka ke dalam Tradisi dan visi

Kristiani, di lain pihak mempersonalisasikan dan memperkaya dinamika Tradisi

dan visi Kristiani (Sumarno Ds, 2014: 21).

Pada langkah ini, peserta saling dialog tentang hasil pengolahan mereka

pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok pada langkah ketiga. Peserta

diberi kebebasan mempertimbangkan dan menilai mengenai nilai Tradisi dan visi

Kristiani berdasar situasi konkret. Peserta dapat mengemukakan apa yang

sungguh-sungguh mereka pikirkan serta mengungkapkan perasaan, sikap intuisi,

persepsi, penegasan dan lain-lain (Heryatno WW, 1997: 32).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

37  

Pada tahap ini juga, pendamping perlu menghormati kebebasan dan hasil

penegasan peserta dengan meyakinkan mereka bahwa mereka mampu

mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dengan nilai Tradisi dan

visi Kristiani. Oleh karena itu, pendamping hendaknya mendorong peserta untuk

merubah sikap dari pendengar menjadi pihak aktif. Selain itu, pendamping perlu

menyadari bahwa tafsiran pendamping bukan kata mati dan bukan merupakan

kebenaran satu-satunya (Sumarno Ds, 2014: 22).

f) Langkah V: Keterlibatan Baru demi Terwujudnya Kerajaan Allah

Langkah ini bertujuan mendorong peserta sampai pada keterlibatan baru

dengan harapan juga peserta dapat mengambil keputusan sendiri untuk mengalami

pertobatan terus-menerus (metanoia). Maka dari itu, keputusan yang diambil

dalam langkah ini haruslah praktis, mudah dilaksanakan dan menyemangati agar

mereka setia melaksanakannya. Tentu keputusan yang dibuat peserta dapat

beranekaragam bentuknya dan tingkatannya. Pada umumnya keputusan dapat

dikategorikan dalam empat kelompok : (a). yang bersifat kognitif, afektif, dan

praktikal; (b). level personal, interpersonal, dan sosial; (c). berkenaan dengan

aktivitas pribadi dan kelompok; (d). menjadi operasional dalam kelompok sendiri

atau di luar kelompok (Heryatno WW, 1997: 35).

Pada langkah ini hendaknya pendamping sungguh-sungguh mengusahakan

agar peserta dapat sampai pada keputusan hidup yang akan dilakukan baik pribadi

maupun bersama. Pendamping tidak hanya merangkum hasil dari langkah ini

tetapi dapat menambah juga dengan hasil rangkuman langkah keempat agar dapat

memperkaya dan lebih membantu peserta mengambil keputusan. Pendamping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

38  

perlu juga memberi semangat kepada peserta, menaruh sikap optimis dan realistis

terhadap masa depan peserta yang lebih baik dengan harapan bahwa Allah

senantiasa menyertai hidup umatnya dalam keadaan apapun.

Berdasarkan uraian di atas, penulis memilih Shared Christian Praxis

sebagai model katekese umat yang akan dipakai dalam penulisan skripsi ini.

Sebab model ini sangat cocok digunakan berkaitan dengan kehidupan menggereja

umat di stasi Mansalong, paroki Santa Maria Bunda Karmel Mansalong,

Kabupaten Nunukan.

B. Sumbangan Katekese Umat sebagai Upaya Meningkatkan Keterlibatan

Umat dalam Hidup Menggereja melalui Empat Tugas Gereja

Katekismus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang-

orang, yang dipanggil oleh Sabda Allah, supaya mereka membentuk suatu Umat

Allah, dan dipelihara oleh Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus sendiri” (KGK,

No. 777). Artinya bahwa Gereja adalah paguyuban atau himpunan Umat Allah

yang mengimani pribadi Yesus Kristus dalam melanjutkan dan mewujudnyatakan

keselamatan Allah di dunia ini. Dalam mengarungi peziarahan hidupnya, Gereja

sebagai Umat Allah mengemban kewajiban untuk mengembangkan kehidupan

beriman umat dan mengembangkan dunia terus-menerus agar menjadi lingkungan

hidup yang layak serta selaras dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Kedua kewajiban

ini merupakan tugas pastoral Gereja, yakni dalam usaha membimbing dan

mengembangkan iman umat serta pelayanan untuk dunia demi meneruskan nilai-

nilai Kerajaan Allah yang diperjuangkan Yesus, bertolak dari situasi konkret umat

dan dunia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

39  

Sebagai paguyuban orang-orang yang mengimani Kristus, Gereja

merupakan persaudaraan yang dibangun berdasarkan Injil Yesus Kristus (Lalu,

2007: 77). Tentunya persaudaraan yang dimaksud bukan persaudaraan yang

tertutup sebab Kristus bukan milik eksklusif Gereja. Yesus Kristus datang ke

dunia dengan keprihatinan pokok mewartakan Kerajaan Allah kepada semua

orang. Jikalau pewartaan Kabar Gembira tentang Kerajaan Allah tersebut

diterima, maka akan dirayakan di dalam liturgi. Dan apabila liturgi itu dirayakan

dengan baik, maka akan menggerakan paguyuban tersebut untuk terlibat dalam

pelayanan, untuk masuk dalam gerakan Kerajaan Allah, Kerajaan damai dan

keadilan, kebenaran dan kasih semakin dirasakan (Lalu, 2007: 77).

Gereja sebagai Umat Allah dalam membimbing dan mengembangkan

iman umat serta meneruskan nilai-nilai Kerajaan Allah menggunakan katekese

umat. Sebab katekese umat adalah salah satu bentuk eksplisitasi dari Gereja Umat

Allah (Lalu, 2007: 71). Eksistensi himpunan Umat Allah ini diwujudkan secara

lokal dalam hidup berparoki. Di dalam paroki inilah himpunan Umat Allah

mengambil bagian dan terlibat dalam karya pastoral melalui empat bidang

pastoral. Keempat bidang pastoral itu tidak terpisah antara yang satu dengan yang

lain. Namun demikian empat bidang itupun tidak bisa disamakan begitu saja,

mengingat masing-masing mempunyai ruang lingkup serta kekhasan tersendiri.

Maka, di bawah ini akan dijelaskan sumbangan katekese umat terhadap

keempat bidang karya pastoral Gereja yaitu menghadirkan dan membangun

persaudaraan (koinonia), mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (kerygma),

menghidupkan peribadatan yang menguduskan (leiturgia), serta memajukan karya

cinta kasih/pelayanan (diakonia) (Lalu, 2007: 77).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

40  

1. Membangun Persaudaraan (Koinonia)

Gereja adalah persekutuan dan persaudaraan murid-murid Kristus

(Siauwarjaya, 1987: 25). Hidup persaudaraan berarti membina persekutuan hidup

yang saling mengasihi, sehati-sejiwa atas dasar relasi dengan Yesus Kristus.

Persaudaraan yang dicita-citakan adalah persaudaraan yang tertuju bagi

keselamatan semua orang (Siauwarjaya, 1987: 25). Sebagai orang beriman, kita

dipanggil dalam persatuan erat dengan Allah Bapa dan sesama manusia melalui

Yesus Kristus, Putera-Nya, dalam kuasa Roh Kudus. Maka, berkaitan dengan ini

katekese umat menjadi sarana untuk membentuk paguyuban yang berpusat dan

menampakkan kehadiran Kristus sesuai dengan tujuan KU nomor 4. Hal ini

berhubungan dengan ‘cura anima’ (pemeliharaan jiwa-jiwa) dan menyatukan

umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Oleh karena itu, melalui katekese diharapkan

umat dapat menciptakan kesatuan: antar umat, umat dengan paroki dan umat

dengan warga masyarakat. Paguyuban ini diwujudkan dalam menghayati hidup

menggereja baik secara teritorial (paroki, stasi/lingkungan, keluarga) maupun

dalam kelompok-kelompok kategorial yang ada dalam Gereja dan masyarakat.

Dalam komunitas Kristiani itu katekese umat ikut menciptakan dan membangun

kebersamaan dan kerjasama yang baik antar umat untuk saling melayani. Di mana

dalam kebersamaan umat bersama-sama juga mengusahakan perdamaian, cinta

kasih, kerukunan dan kebenaran baik di dalam komunitas itu sendiri maupun

dengan komunitas lain, lebih-lebih dalam masyarakat luas.

Gereja dalam menghayati dan mewujudkan hidup persaudaraan di tengah

masyarakat, pada dasarnya merupakan jawaban kerinduan manusia akan

persaudaraan, perdamaian, persatuan, dan komunikasi di antara umat manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

41  

secara sehat dan mendalam. Oleh sebab itu, Gereja tak henti-hentinya berusaha

untuk memberikan kesaksian akan adanya suatu kemungkinan kehidupan yang

didasari persaudaraan dan persatuan dalam persekutuan dengan Allah.

2. Mengembangkan Pewartaan Kabar Gembira (Kerygma)

Seruan Apostolik Paus Fransiskus tentang sukacita Injil “mengajak dan

mendorong umat Kristiani untuk mengawali bab baru evangelisasi yang ditandai

oleh sukacita.....” (EG, a. 1). Artinya bahwa pewartaan bukan menjadi hal yang

sekedar memberitakan Injil tetapi lebih dari pada itu. Pewartaan harus benar-benar

dilihat secara baru agar Kabar Gembira dapat memenuhi hati dan hidup semua

orang yang menjumpai Yesus. Setiap orang dapat merasakan kasih Yesus yang

sungguh tak terkira, kasih yang tak ada batasnya bagi umat manusia.

Dalam arti luas pewartaan menyangkut seluruh hidup Gereja. Gereja

seluruhnya merupakan pewartaan dan kesaksian tentang Yesus Kristus, Sabda,

dan Wahyu Allah (KWI, 1996: 383). Hal ini menegaskan bahwa sudah menjadi

tugas Gereja untuk membawa Kabar Gembira bahwa Allah telah menyelamatkan

dan menebus manusia dari dosa melalui Yesus Kristus, Putera-Nya. Gereja

melaksanakan pewartaan (pelayanan Sabda) yang menggembirakan,

membebaskan, menerangi, dan menafsirkan hidup manusia sehingga bermakna di

hadapan Allah tentu melalui katekese. Sebab katekese berhubungan erat dengan

pewartaan. Keduanya saling berintegrasi dan saling melengkapi. Gereja dipanggil

untuk menjadi saksi dan pembawa harapan dengan mewartakan Yesus Kristus

yang memulai serta menjamin terwujudnya karya keselamatan Allah di dunia ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

42  

Karya pewartaan Injil yang merupakan tugas perutusan dasar Gereja ini terus

berlangsung tak henti-hentinya sejak Gereja Perdana hingga akhir jaman nanti.

Perhatian pokok dalam pewartaan Gereja adalah demi iman umat dan demi

hubungan dengan Kristus yang semakin mendalam. Hal ini merupakan perhatian

pokok pewartaan yang mana selalu tertuju pada penghayatan dan perwujudan

iman umat dalam hidup sehari-hari (Siauwarjaya, 1987: 26). Untuk itu katekese

umat menyumbangkan perannya dengan proses saling meneguhkan,

mengarahkan, dan mengoreksi kondisi iman aktual umat. Melalui katekese,

pewartaan Kabar Gembira benar-benar menjadi kegembiraan yang menguatkan

bagi iman umat dan menjadi miliknya sehingga semakin mampu membagikan

kegembiraan tersebut kepada semua orang yang mereka jumpai.

Dalam katekese umat selalu diusahakan terjadinya komunikasi iman.

Lewat komunikasi iman itu dicapailah pengertian dan penghayatan iman yang

lebih mendalam. Dengan demikian umat semakin akrab dengan Sabda Allah dan

berani menafsirkan Sabda Allah dalam hidup konkretnya. Komunikasi iman yang

terjadi selalu dalam keterarahan pada pertobatan (metanoia) secara terus-menerus,

sehingga diharapkan umat mencapai kehidupan Kristiani yang penuh.

Melalui katekese umat, Kabar Gembira diwartakan secara baru dan

diharapkan dapat membantu Umat Allah untuk semakin mendalami kebenaran

Firman Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup berdasarkan

semangat injili yang menggembirakan bagi siapa saja, dan mengusahakan

pengenalan yang semakin mendalam akan pokok iman Kristiani supaya tidak

mudah goyah dan tetap setia. Artinya pewartaan Kabar Gembira yang

menggambarkan bahwa Yesus Kristus begitu mencintai kita; Ia menyerahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

43  

hidup-Nya untuk menyelamatkan kita dan sekarang Ia tinggal dalam diri kita

untuk menerangi, mendampingi, menguatkan, dan membebaskan.

3. Menghidupkan Peribadatan yang Menguduskan (Leiturgia)

Dalam kehidupan menggereja, liturgi merupakan perayaan iman akan

Yesus Kristus. Dalam liturgi umat mengungkapkan imannya akan kasih Allah

(Siauwarjaya, 1987: 26). Melalui bidang karya ini, setiap anggota menemukan,

mengakui, dan menyatakan identitas Kristiani mereka dalam kesatuan Gereja

Katolik. Hal ini dinyatakan dengan doa, simbol, lambang-lambang, dan dalam

kebersamaan umat. Partisipasi aktif dalam bidang ini diwujudkan dalam

memimpin perayaan liturgis tertentu, seperti memimpin ibadat sabda/doa

bersama, membagi komuni; menjadi lektor, pemazmur, organis, misdinar, paduan

suara, penghias Altar, dan Sakristi; dan mengambil bagian secara aktif dalam

setiap perayaan dengan berdoa bersama, menjawab aklamasi, bernyanyi, dan

sikap badan.

Pernyataan identitas maupun partisipasi aktif umat yang telah diungkapkan

di atas mendapat wujudnya tentu didasari oleh katekese itu sendiri. Sebab

“Katekese mempunyai hubungan batin dengan seluruh kegiatan liturgis dan

sakramental.....” (CT, a. 23). Artinya ada kedekatan relasi antara katekese dan

liturgi maupun sakramen. Katekese akan bersifat konseptual belaka jikalau tidak

dihidupkan dengan praksis sakramental. Begitu juga kehidupan sakramental akan

menjadi hampa dan sekedar ritual, apabila tidak didasari oleh pemaknaan yang

sungguh mengenai sakramen-sakramen melalui katekese. Maka katekese

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

44  

diharapkan mampu membantu umat untuk semakin memaknai dan menghayati

liturgi dan sakramen-sakramen dalam hidup konkret mereka.

Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa Gereja dibentuk “karena perpaduan

unsur manusiawi dan ilahi” (LG, a. 8 dan KWI, 1996: 392). Artinya bahwa

kesatuan Gereja bukan hanya karya Roh Kudus, tetapi juga hasil komunikasi antar

manusia, khususnya perwujudan komunikasi iman di antara para anggota Gereja.

Komunikasi ini terjadi terutama dalam perayaan iman dalam liturgi. Maka

penampilan Gereja yang istimewa terdapat dalam keikutsertaan penuh dan aktif

seluruh Umat Allah dalam liturgi. Ada kesamaan cara komunikasi seperti yang

telah diungkapkan di atas dengan cara komunikasi yang terjadi dalam katekese

umat. Dalam katekese umat, umat saling mengomunikasikan iman dalam segala

pengalaman hidup dan komunikasi tersebut mengantarkan umat menuju pada

sebuah komunikasi iman yang lebih luas yakni dalam memaknai liturgi sebagai

“sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” (LG, a. 11), sehingga liturgi

sungguh menjadi bagian dari pengungkapan iman dan sekaligus mengembangkan

iman (Siauwarjaya, 1987: 26).

4. Memajukan Karya Cinta Kasih/Pelayanan (Diakonia)

Katekese sebagai pendidikan iman mempunyai tugas membangkitkan dan membina pengungkapan dan perwujudan iman umat dalam pelbagai macam bentuknya: pendidikan dalam kehidupan doa dan sakramen, pendidikan dalam kehidupan moral, pendidikan dalam gerakan ekumenis, pendidikan dalam kepedulian akan masyarakat terutama dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan, kebenaran dan lingkungan hidup (Adisusanto, 2000: 12). Hal ini berarti bahwa dalam kaitannya dengan tugas pelayanan Gereja

katekese umat mempunyai tugas untuk membangkitkan, mendorong serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

45  

membina perwujudan iman umat dalam berbagai macam bentuk. Misalnya ikut

serta dalam melaksanakan karya karitatif cinta kasih melalui aneka kegiatan amal

kasih Kristiani, khususnya kepada mereka yang kecil, miskin, telantar, tersingkir,

difabel, memperjuangkan keadilan, kebenaran, perdamaian, lingkungan hidup,

terlibat dalam kegiatan sosial serta politik dan sebagainya.

Melalui katekese umat, umat semakin menyadari akan tanggungjawab

pribadi mereka terhadap kesejahteraan sesamanya dalam segi-segi kehidupan

masyarakat seperti; pendidikan, sosial, politik, ekonomi, kesehatan, kebudayaan

dan sebagainya. Sebab katekese umat selalu mengangkat masalah-masalah aktual

untuk direfleksikan dalam terang Injil lalu bermuara pada tindakan nyata untuk

hidup bermasyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan adanya

kerjasama dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan

hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh umat manusia seperti

yang diteladankankan oleh Jemaat Perdana (Kis 4:32-35). Dengan demikian

katekese umat semakin berdaya transformatif, dan Kerajaan Allah semakin

dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia.

Tugas pelayanan Gereja merupakan sebuah relasi antara Gereja dengan

Kristus sebab tindakan Yesus adalah bagian integral dari pengutusan-Nya.

Demikian juga Gereja dipanggil Kristus dan diutus oleh Allah melaksanakan

kehendak Allah bukan hanya dengan pemberitaan melulu tetapi juga melalui

keterlibatan konkret dalam hidup nyata (Siauwarjaya, 1987: 27). Iman yang

dimiliki umat akan menjadi iman yang mati apabila tanpa perwujudan konkret

dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Diakonia merupakan suatu

bentuk pelayanan Gereja untuk mewujudkan iman dalam masyarakat. Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

46  

dipanggil menjadi pelopor pelayanan, hadir pada orang lain sebagai sesamanya.

Itulah hidup Kristus, itulah panggilan Gereja (KWI, 2006: 450).

C. Rangkuman Peran Katekese Umat dalam Hidup Menggereja

Katekese umat merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk

membantu mengembangkan iman umat, khususnya dalam perwujudan iman yang

konkret yakni dengan terlibat dalam hidup menggereja, baik di basis, stasi,

maupun paroki. Katekese umat juga dapat membantu umat supaya semakin kritis

merefleksikan setiap pengalaman hidupnya berdasarkan Kitab Suci. Pengalaman

hidup yang direfleksikan adalah pengalaman hidup menggereja itu sendiri.

Dengan demikian, pengalaman tersebut dapat menggerekkan umat pada sebuah

aksi baru yang nyata.

Melalui katekese umat, umat semakin menyadari bahwa mereka adalah

subjek utama katekese itu sendiri. Segala proses dalam katekese umat selalu

berasal dari umat, oleh umat dan hasilnya pun untuk umat. Maka perlulah

keterlibatan nyata dari umat dalam setiap aspek hidup menggereja, yang meliputi

koinonia, kerygma, leiturgia, dan diakonia. Pada prinsipnya katekese umat

semakin membantu umat menemukan bentuk-bentuk keterlibatan baru mereka

sesuai dengan kemampuan masing-masing. Selain itu, bukan hanya umat saja

yang dapat menemukan bentuk-bentuk keterlibatan baru sebagai wujud atau hasil

dari katekese umat tetapi katekese umat pun harus menemukan bentuknya yang

lebih kontekstual sesuai dengan corak kehidupan umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

47  

BAB III

GAMBARAN KETERLIBATAN UMAT STASI MANSALONG PAROKI MARIA BUNDA KARMEL MANSALONG KABUPATEN NUNUKAN

DALAM HIDUP MENGGEREJA

Pada bab III ini, penulis akan menguraikan gambaran umum situasi stasi

Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan. Situasi

yang penulis paparkan adalah hasil dari pengamatan penulis sendiri serta

wawancara dengan Bapak Yohanes Pera sebagai bendahara dan Bapak Meleanus

sebagai ketua stasi Mansalong sekaligus sebagai katekis paroki melalui email

pada tanggal 10 Juni 2015. Juga wawancara dengan mantan Romo paroki Maria

Bunda Karmel Mansalong P. Yulius Dainang, Pr pada tanggal 16 Juni 2015.

Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam bab III ini adalah sejauh mana

umat stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten

Nunukan terlibat dalam hidup menggereja.

Pada bab III ini, penulis membagi menjadi dua pokok bahasan. Pokok

bahasan pertama memaparkan situasi umum stasi Mansalong paroki Maria Bunda

Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan. Kemudian, pokok bahasan kedua

membahas penelitian mengenai keterlibatan hidup menggereja umat stasi

Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan

Pokok bahasan pertama berisi gambaran umum situasi geografis, sejarah,

situasi umat, karya-karya pastoral, visi, misi, dan strategi stasi Mansalong paroki

Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan. Kemudian, pokok bahasan

kedua mengenai persiapan penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

48  

pendalaman lebih lanjut hasil penelitian menurut masing-masing variabel, dan

kesimpulan penelitian.

A. Gambaran Situasi Umum Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel

Mansalong Kabupaten Nunukan

1. Situasi Geografis Stasi Mansalong

Stasi Mansalong terletak di wilayah Kecamatan Lumbis, Kabupaten

Nunukan. Stasi Mansalong juga merupakan pusat paroki Maria Bunda Karmel

Mansalong. Letak stasi Mansalong dipisahkan menjadi dua bagian oleh sungai

Sembakung yang hulunya ada di Malaysia dan bermuara di hilir Kecamatan

Sembakung. Stasi Mansalong juga sebagai ibu kota Kecamatan Lumbis dengan

batas-batas geografisnya:

a. Barat : Perkebunan sawit, ladang ubi, padi dan kebun buah milik

masyarakat.

b. Utara : Desa Intin/Stasi Intin.

c. Timur : Perkebunan sawit, ladang ubi, padi dan kebun buah milik

masyarakat.

d. Selatan : Desa Kalampising.

2. Sejarah Singkat Stasi Mansalong

Penulisan sejarah singkat perkembangan stasi Mansalong ini mengacu

pada buku Jejak Langkah Keuskupan Tanjung Selor karya Komisi Komunikasi

Sosial Keuskupan Tanjung Selor. Pada tahun 1977, tujuh orang Misionaris OMI

mulai berkarya di Keuskupan Samarinda wilayah Utara, yakni paroki Tarakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

49  

dengan Pastor kepala P. Yosef Rebussi Aman Dopogon, OMI. Pemekaran

parokipun dimulai. Ada 4 paroki, yaitu Sungai Kayan, Malinau, Berau, dan

Tarakan sendiri. Setelah pemekaran paroki Malinau, P. Antonio Bocchi, OMI

(Alm) dan P. Mario Bartoli, OMI (Alm) berusaha untuk mengembangkan misi ke

Sei Sembakung. Pada tanggal 18 Juni 1979 umat Binter menyatakan diri untuk

menjadi Katolik. Maka Bapak Niko Boro sebagai katekis diutus ke Binter untuk

mengadakan pendampingan dan pembekalan bagi umat. Namun dalam

perkembangannya P. Antonio Bocchi, OMI (Alm) dan para simpatisan Katolik di

Binter mendapat tekanan dari Pemerintah Kecamatan dan Danramil maka Pastor

Antonio Bocchi, OMI (Alm) memilih mundur dari pelayanan pastoral hingga

awal tahun 1986 (Komsos Keuskupan Tanjung Selor, 192).

Akhir tahun 1986 pelayanan pastoral dimulai lagi di wilayah Lumbis-

Sembakung. Ada satu Desa yang menyatakan diri masuk menjadi Katolik, yaitu

Desa Liang (Beringin) yang diketuai oleh Bapak Luda, Ladika dan Balabatu.

Pastor Yosef Rebussi Aman Dopogon, OMI dari Malinau dan katekis Niko Boro,

I Made Kerta, dan Aleks Kawang melayani umat di Desa Beringin (Komsos

Keuskupan Tanjung Selor, 193).

Pada akhir tahun 1987, Desa Tujung dengan ketua Bapak Kapulin

menyatakan diri masuk menjadi Katolik. Mereka menghadap Pastor Carlo

Bertolini Yalai, OMI di Tarakan. Mulai tanggal 2 Februari 1987 umat Tujung

dilayani dari paroki Malinau. Awal tahun 1988, Tanjung Matol yang diketuai oleh

Bapak Gabriel (Alm) menghadap Pastor Yosef Rebussi Aman Dopogon, OMI

untuk menyatakan diri masuk Katolik. Pada waktu itu, katekis hanya satu orang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

50  

yaitu Bapak Hendrik. Pada bulan September 1988, katekis bertambah satu di

Malinau, yaitu Bapak Meleanus. Kemudian Bapak Meleanus diperbantukan di

Lumbis- Sembakung dan melayani Beringin, Tanjung Matol, Tujung, dan Patal.

Pada tahun 1989, masyarakat Suyadon menyatakan diri menjadi Katolik dengan

perantaraan Bapak Bakumpul. Kemudian disusul dua Desa dari Sukamaju yang

dipelopori oleh Bapak Bulinti dan Jawangin (Komsos Keuskupan Tanjung Selor,

194).

Pada tahun 1989 wilayah Sembakung-Lumbis mulai bertambah jumlah

umat Katoliknya. Melihat keadaan bahwa wilayah pastoral semakin meluas maka

pada tanggal 24 September 1989 sesuai dengan SK dari Uskup Keuskupan

Samarinda tentang pembentukan paroki Maria Bunda Karmel Mansalong,

Mansalong ditetapkan sebagai stasi dan juga sekaligus menjadi pusat paroki

dengan alasan pertama stasi Mansalong menjadi ibu kota Kecamatan Lumbis

sehingga mempermudah urusan antara Gereja dan Pemerintah Kecamatan. Kedua,

pada waktu itu Mansalong dapat dijangkau dengan mudah dari paroki Malinau,

melalui kendaraan darat dan sebagai pertengahan antara stasi-stasi di wilayah hilir

dan hulu sungai Sembakung.

Pada awalnya stasi Mansalong hanya terdiri dari 3 kepala keluarga Katolik

yang dengan Pastor Pancrazio di Grazia, OMI sebagi Pastor paroki dan katekis

Bapak Meleanus dan Bapak Viktor. Perkembangan umat sangat maju, khususnya

segi jumlah yang semakin banyak. Maka persiapan katekumen serta Ajaran-ajaran

Gereja menjadi fokus utama pastoral. Proses perkembangan Gereja Mansalong

terus berlangsung. Pada tahun 1993-2001 tenaga pastoral bertambah banyak, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

51  

P. Nikolaus Ola Paokuma, OMI, P. Tarsisius Eko Saktio, OMI, dan P. Simon

Heru Supriyanto, OMI. Tenaga katekis juga bertambah, yaitu Bapak Nikodemus

Pehan, Bapak Risaldi, Ibu Maria, dan Bapak Marson. Kegiatan-kegiatan pastoral

sudah mulai terprogram dengan baik (Komsos Keuskupan Tanjung Selor, 194).

Pada tanggal 29 September 2011, stasi Mansalong mendapat bantuan

tenaga pastoral suster dari Kongregasi SSpS Provinsi Kalimantan. Mereka

membuka komunitas baru di Mansalong, yaitu Komunitas Santo Mikael. Secara

khusus membantu di bidang pastoral, kesehatan, dan asrama putra-putri “Ago

Onsoi”. Ada 3 suster yang ditugaskan di komunitas Santo Mikael Mansalong,

yaitu Sr. Yustina Daiman Djemumut, SSpS, Sr. Ermilinda Agata Too, SSpS, dan

Sr. Maria Fetilandia Dangur, SSpS.

Tahun ke tahun jumlah umat di stasi Mansalong terus bertambah dan

menyebar ke berbagai desa yang ada di Kecamatan Lumbis. Pertambahan jumlah

umat itu karena baptisan baru dan jumlah umat pendatang dari luar Mansalong.

Kebanyakan dari mereka adalah para pekerja yang bekerja di perusahaan-

perusahaan kayu dan sawit di sekitar wilayah Mansalong Kecamatan Lumbis.

Sejak stasi Mansalong dibentuk hingga sekarang posisi sebagai ketua stasi belum

tergantikan. Masih dengan Bapak Meleanus, S.Ag sebagai ketua stasi, Bapak

Yohanes Pera, S.S. sebagai bendahara, Sr. Albina. S, SSpS sebagai seksi liturgi,

Sr. Aplonia. S, SSpS sebagai seksi pewarta, dan Saudari Maya Hestiyanti sebagai

seksi kepemudaan. Dan sampai sekarang jarak tempat tinggal umat maupun

pelayanan semakin berkembang maka pada tahun 2012 dibentuk 3 basis yaitu (a)

basis Santo Yosef yang berada di bagian hilir stasi, (b) basis Santa Maria yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

52  

berada di bagian tengah stasi, dan (c) basis Santo Yohanes yang berada di bagian

hulu dan seberang Desa Mansalong.

25 tahun sudah perjalanan stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel.

Ada banyak perkembangan yang membawa harapan kepada Gereja yang lebih

hidup dan ada juga tantangan yang mendampinginya, yaitu budaya lokal yang

sering tidak sesuai dengan arah Gereja. Tantangan ini dimaknai sebagai proses

yang semakin menumbuhkembangkan Gereja Mansalong demi terwujudnya

Kerajaan keselamatan-Nya.

3. Situasi Umat Stasi Mansalong

Jumlah penduduk stasi Mansalong berdasarkan data yang diperoleh

melalui wawancara dengan ketua stasi tahun 2015 berjumlah ± 200 jiwa dengan

40 kepala keluarga. Usia dewasa 132 jiwa dan anak-anak berjumlah 68 jiwa yang

tersebar di tiga basis yakni Santa Maria, Santo Yosef, dan Santo Yohanes.

Mayoritas umat stasi Mansalong adalah suku Dayak Agabag, Tahol, dan sisanya

adalah pendatang dari luar Kalimantan seperti Flores, Toraja, dan Jawa.

a. Mata Pencaharian Umat

Mata pencarian umat stasi Mansalong bervariasi mulai dari guru, pegawai,

pengusaha, pedagang toko, TNI, buruh, dan petani. Mayoritas mata pencarian

umat Mansalong adalah petani, pengusaha, dan pegawai. Yang bekerja sebagai

pegawai adalah umat yang tinggal di dekat pusat Kecamatan sedangkan yang

bekerja sebagai pedagang dan petani adalah umat yang tinggal di sekitar pinggiran

sungai Sembakung dan wilayah pasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

53  

b. Segi-segi Kehidupan Umat

1) Segi Ekonomi

Kehidupan ekonomi umat stasi Mansalong sebagian besar termasuk

golongan menengah dan bawah. Hal ini terlihat dari pemukiman penduduk dengan

rumah panggung dari kayu dengan kualitas bagus dan tidak bagus. Yang termasuk

golongan menengah adalah pegawai, guru, pedagang, pengusaha, dan TNI.

Sedangkan untuk golongan bawah adalah buruh dan petani. Golongan menengah

ke bawah sangat membutuhkan perhatian dari paroki. Perbedaan sosial kehidupan

dalam bidang sosial ekonomi itu bukan menjadi penghalang dalam kebersamaan

untuk membangun Gereja. Ada sedikit hambatan dengan adanya cara hidup umat

di daerah pinggiran stasi khususnya umat yang tinggal di pinggir sungai

Sembakung. Pada umumnya mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.

Sementara sisa waktu yang ada biasanya digunakan untuk berkumpul dengan

keluarga.

2) Segi Pendidikan

Tingkat sosial ekonomi umat mempunyai pengaruh pada tingkat

pendidikan. Ada yang mendapat pendidikan tinggi, adapula yang hanya sampai

pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMA saja. Pengaruh itu disebabkan karena

perbedaan pendapatan ekonomi rumah tangga. Yang memiliki pendapatan lebih

tinggi dapat memberikan pendidikan kepada anak-anaknya sampai ke jenjang

perguruan tinggi. Sementara rumah tangga yang berpenghasilan rendah merasa

berat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut

hasil wawancara dengan ketua stasi Mansalong umat stasi Mansalong 70% sampai

80% tamatan SD dan SMP sisanya tamatan perguruan tinggi. Dengan demikian

tingkat pendidikan di stasi Mansalong masih tergolong rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

54  

Dalam menanggapi kesulitan itu, dari pihak Pemerintah Daerah berusaha

untuk mengadakan Universitas Terbuka. Begitu juga pihak Gereja Mansalong

mempunyai perhatian yang sama. Salah satunya dengan memberikan beasiswa

bagi yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih

tinggi. Selain itu pihak Gereja juga menyediakan asrama yang menampung siswa-

siswi SLTP atau SLTA yang berasal dari kampung pedalaman. Selain menjadi

tempat tinggal selama menjalani pendidikan, di asrama mereka juga didampingi

sehingga ketika pulang kampung bisa menjadi aktivis di lingkungan atau stasi

mereka (Komsos Keuskupan Tanjung Selor, 27).

3) Segi Kebudayaan

Seperti kita ketahui, suku Dayak merupakan suku terbesar yang menjadi

nenek moyang orang Kalimantan (Komsos Keuskupan Tanjung Selor, Tahun :

21). Umumnya penduduk stasi Mansalong adalah masyarakat yang berada di hulu

dan berpindah ke Mansalong untuk menetap di Mansalong dengan suku asli

Dayak Agabag dan Tahol. Hanya sebagian kecil saja merupakan perantau dari

luar Kalimantan maka budaya yang masih kuat di sini adalah budaya Dayak

Agabag dan Tahol. Namun dalam keadaan seperti ini kerukunan umat sangat baik.

Baik penduduk asli maupun pendatang dapat hidup berbaur satu dengan lainnya.

Budaya gotong royong pun sangat terjaga dengan baik. Dialek bahasa yang

digunakan sehari-hari merupakan campuran dari Indonesia dan Melayu serta

bahasa “Murut” (bahasa daerah Dayak Agabag).

4. Karya-karya Pastoral Stasi Mansalong

Karya-karya pastoral Gereja yang diselenggarakan stasi sangat beragam.

Pada umumnya karya pastoral itu diselenggarakan dalam rangka mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

55  

keempat fungsi Gereja. Keempat fungsi Gereja yang dimaksud adalah bidang

persekutuan (koinonia), bidang pewartaan (kerygma), bidang perayaan (leiturgia),

dan bidang pelayanan (diakonia). Karya-karya pastoral yang akan penulis

paparkan di sini merupakan karya-karya yang termuat dalam struktur

kepengurusan stasi Mansalong.

a. Bidang Persekutuan (Koinonia)

Bagi umat Kristiani, koinonia merupakan fungsi dasariah yang amat

penting. Koinonia merupakan pangkal dan tujuan Gereja karena umat Kristiani

merupakan persekutuan orang-orang yang percaya akan Allah dalam diri Kristus.

Sebagai pangkal dan tujuan Gereja koinonia bukan hanya untuk dirinya sendiri

tetapi juga bagi dunia demi kepentingan semua orang. Keterlibatan umat dalam

usaha mewujudkan diri sebagai persekutuan para murid di tengah masyarakat

menjadi tugas semua orang beriman.

Segi koinonia pertama-tama lahir dalam keluarga-keluarga Katolik

khususnya di stasi Mansalong sebagai persekutuan terkecil. Mereka menghayati

keluarga sebagai Gereja mini seperti kata Santo Yohanes Christotomus sebagai

Gereja rumah tangga adalah tempat Yesus Kristus hidup dan berkarya untuk

keselamatan manusia dan berkembangnya Kerajaan Allah. Sebagai Gereja mini,

keluarga juga menghayati 4 fungsi Gereja yang senantiasa memberikan bekal

iman yang mendalam bagi setiap anggotanya, seperti membangun persekutuan

cinta di antara pribadi-pribadi dalam keluarga, memberikan pendidikan iman yang

baik kepada anak-anak, mempersiapkan, memelihara dan melindungi berbagai

panggilan yang ditumbuhkan Allah, dan berperan serta dalam kehidupan dan misi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

56  

Gereja universal. Berangkat dari keluarga, kini seksi komunitas basis stasi

Mansalong terus mengembangkan ke persekutuan yang lebih besar yang secara

khusus mengupayakan persekutuan dalam Gereja dan masyarakat, seperti OMK,

ibu-ibu WKRI, SEKAMI, dan KBG. Dan diharapkan akan terus berkembang

hingga tercapainya visi Gereja universal.

b. Bidang Pewartaan (Kerygma)

Tugas mewartakan Kabar Gembira merupakan tugas seluruh umat

Kristiani. Panggilan tersebut diemban sejak penerimaan sakramen baptis.

Pewartaan di sini bukan dimengerti sebagai bentuk kegiatan mempertobatkan

orang lain menjadi Katolik tetapi pewartaan sebagai usaha yang terus menerus

memperbaharui dan memperdalam hubungan umat beriman akan Kristus. Jadi

maksud pewartaan di sini lebih pada memperdalam penghayatan iman umat akan

Kristus. Adapun bentuk kegiatan pewartaan di stasi Mansalong antara lain:

pendalaman Kitab Suci pada bulan September, masa Adven dan masa Prapaskah,

pendampingan calon baptis, pendampingan calon komuni pertama, pendampingan

pasangan yang mau menikah maupun pemberesan perkawinan. Pemberesan

perkawinan maksudnya ada orang yang sudah lama menikah secara adat maka

harus dibereskan dengan pendampingan sampai kepada pengukuhan perkawinan

mereka dalam sakramen pernikahan dan lain-lain.

c. Bidang Liturgi/Perayaan (Leiturgia)

Fungsi Gereja dalam bidang liturgi adalah merayakan karya penyelamatan

Allah terhadap manusia yang terwujud dalam diri Yesus Kristus. Dalam liturgi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

57  

umat mengungkapkan imannya akan karya Allah sekaligus bersyukur atas segala

rahmat yang diterimanya. Bagi umat Kristiani liturgi mempunyai tujuan untuk

mengungkapkan dan memperkembangkan iman akan Yesus Kristus.

Adapun bentuk kegiatan antara lain: setiap hari minggu ada ibadat atau

misa kalau ada pastor, doa Rosario di basis-basis selama bulan Mei dan Oktober,

pendalaman Kitab Suci pada bulan September, masa Adven dan masa Prapaskah,

doa di rumah-rumah apabila diminta seperti syukuran rumah, kesembuhan dari

penyakit, keberhasilan dalam belajar, keberhasilan dalam usaha dan ulang tahun

anggota keluarga.

d. Bidang Pelayanan (Diakonia)

Gereja sebagai persekutuan orang-orang beriman yang percaya akan

Kristus dituntut untuk mengikuti sikap dan semangat hidup Kristus. Kristus

datang ke dunia bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Dengan

demikian, umat Kristiani dituntut juga untuk melaksanakan tugas pelayanan

Kristus. Pelayanan di sini bukan sebatas pelayanan dalam lingkup intern Gereja

saja tetapi juga untuk umum.

Umat stasi Mansalong sungguh-sungguh mengambil peran dalam hal

pelayanan baik dalam Gereja maupun di luar Gereja. Bentuk kegiatan yang

mengarah pada Gereja seperti dana solidaritas seribu rupiah per kepala keluarga

tiap bulan, aksi puasa paskah (APP), aksi Natal, lima puluh persen kolekte untuk

operasional pastor paroki dan lain-lain. Bahkan ada umat dari stasi Mansalong

yang tiap minggu mendapat tugas membantu memimpin ibadat minggu di stasi-

stasi pedalaman yang belum memiliki tenaga atau pemimpin ibadat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

58  

Kemudian kegiatan pelayanan di luar Gereja yang telah berjalan beberapa

tahun terakhir, seperti bekerjasama dengan para suster SSpS khususnya dalam

pelayanan kesehatan dengan membuka Balai Pengobatan bagi masyarakat

setempat dan bahkan masyarakat dari pedalaman dengan biaya yang sedikit murah

dibandingkan dengan Rumah Sakit Umum. Bahkan sesekali mereka mengadakan

pengobatan gratis di daerah-daerah pedalaman yang belum terjangkau oleh

pelayanan kesehatan dari Pemerintah. Selain itu, umat stasi Mansalong

bekerjasama dengan pihak paroki dan para suster SSpS menyediakan sebuah

asrama yang digunakan untuk menampung siswa-siswi dari pedalaman yang ingin

melanjutkan sekolah di Kecamatan. Anak-anak asrama pun bukan hanya yang

beragama Katolik saja tetapi ada juga dari Kristen Protestan. Asrama sungguh

membantu masyarakat pedalaman dalam mengenyam pendidikan yang layak.

Sebab di asrama anak-anak juga mendapat pelajaran tambahan dari pembimbing

asrama.

5. Visi, Misi dan Strategi Stasi Mansalong

a. Visi

Rumusan visi dan misi yang akan penulis uraikan di bawah ini belum ada

sumber buku sebagai bahan referensinya tetapi penulis memperolehnya

berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yohanes Pera sebagai bendahara dan

Bapak Meleanus sebagai ketua stasi Mansalong sekaligus sebagai katekis paroki

melalui email pada tanggal 10 Juni 2015.

Dalam wawancara Bapak Meleanus mengatakan bahwa Visi Gereja Stasi

Mansalong adalah: “Gereja Katolik stasi Mansalong menjadi pelaksana kehendak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

59  

Allah yang memahami, mengungkapkan dan menghayati imannya sebagai saksi

Kristus di tengah masyarakat demi terwujudnya kerajaan keselamatan-Nya”. Visi

ini dirumuskan berdasarkan hasil rapat kerja pengurus stasi Mansalong yang akan

digunakan sebagai titik tolak dalam membangun dan menumbuhkan Gereja stasi

Mansalong.

Rumusan visi di atas mengandung arti bahwa seluruh umat Katolik stasi

Mansalong tanpa terkecuali, tanpa membedakan status, suku, ras dan tingkat

kedalaman menghayati iman Kristiani mengambil peran dalam membangun

Gereja sebagai Umat Allah sesuai dengan fungsinya masing-masing. Semuanya

tanpa terkecuali memiliki “sense of belonging” terhadap Gereja dengan demikian

kehidupan dan perjalanan Gereja terus berkembang.

Umat Katolik stasi Mansalong disatukan dalam satu paguyuban umat

beriman untuk melaksanakan kehendak Allah yang sifatnya universal. Maksud

dari kehendak Allah adalah kejujuran, kesucian, kerendahan hati, cinta kasih,

keadilan, perdamaian, mengutamakan kepentingan orang lain, hilangnya egoisme

dan tumbuh sikap terbuka pada siapapun serta penghargaan terhadap orang lain.

Tentunya semuanya didasari oleh sikap dan semangat Yesus Kristus sebagai pola

hidup sehari-hari. Selain itu juga Gereja stasi Mansalong diharapkan dalam

penghayatan imannya sungguh-sungguh berakar pada nilai-nilai injili serta

kebudayaan setempat. Menyadari bahwa Gereja bagian dari hidup masyarakat,

maka Gereja dipanggil untuk terlibat dalam hidup masyarakat. Gereja ikut peduli

terhadap persoalan-persoalan yang ada di masyarakat.

Dengan menghidupi apa yang dikehendaki Allah maka Kerajaan

keselamatan-Nya dapat terwujud di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

60  

Gereja Katolik stasi Mansalong mampu berperan lebih banyak dalam menjaga dan

memperbaiki kehidupan alam ciptaan. Gereja tidak lagi bergerak pada hal-hal

liturgis belaka tetapi juga berperan secara nyata dalam segala segi kehidupan

manusia.

b. Tantangan-tantangan yang Harus Dihadapi

Gereja stasi Mansalong sebagai perpanjangan dari Gereja paroki

Mansalong dituntut untuk memenuhi harapan Keuskupan Tanjung Selor. Gereja

stasi Mansalong dituntut mewujudkan kehendak Allah yakni nilai-nilai Kerajaan

Allah seperti memperjuangkan dan menghayati nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Meleanus dan Bapak Yohanes Pera.

Mereka berdua mengatakan bahwa ada beberapa tantangan Gereja stasi

Mansalong antara lain:

1) Kurangnya pemahaman umat tentang iman kekatolikannya.

2) Kurangnya kesadaran umat akan pengungkapan iman.

3) Masih kuat budaya Dayak yaitu menjodohkan anak yang masih di bawah

umur.

4) Kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan.

c. Misi

Misi adalah gambaran menyeluruh agenda yang harus dirumuskan untuk

menjadi langkah dalam terwujudnya visi. Berdasarkan wawancara dengan Bapak

Meleanus sebagai ketua stasi dan Bapak Yohanes Pera sebagai bendahara. Mereka

berdua mengatakan bahwa ada enam misi Gereja stasi Mansalong antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

61  

1) Meningkatkan katekese umat tentang iman.

2) Meningkatkan katekese tentang tradisi Katolik dan keluarga.

3) Memberdayakan basis sebagai persekutuan persaudaraan dan pembinaan.

4) Menyadarkan umat tentang pentingnya pendidikan.

5) Meningkatkan kesadaran dan usaha untuk melestarikan lingkungan hidup.

6) Memberdayakan ekonomi rumah tangga.

d. Strategi

Maksud dari strategi di sini adalah pengutamaan langkah kinerja.

Pengutamaan langkah diambil dengan perhitungan adanya kekuatan pengaruh.

Strategi yang diambil dalam mewujudkan misi untuk mencapai visi stasi

Mansalong berdasarkan wawancara dengan Bapak Meleanus dan Bapak Yohanes

Pera adalah:

1) Melakukan pendalaman iman umat di basis-basis yang didampingi oleh

suster, frater, katekis, atau guru Agama.

2) Mengajak umat untuk aktif dalam berliturgi baik sakramentali maupun

nonsakramentali.

3) Melakukan pelatihan untuk petugas-petugas liturgi seperti pemimpin

sembayang dan lektor.

4) Mengajak umat untuk menanam tanaman-tanaman produktif seperti karet dan

gaharu.

B. Penelitian mengenai Keterlibatan Hidup Menggereja Umat Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan

Gambaran umum stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong

Kabupaten Nunukan yang telah diuraikan pada pokok bahasan pertama akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

62  

dilengkapi dalam pokok bahasan yang kedua ini. Pokok bahasan kedua ini

mengungkapkan penelitian mengenai hidup menggereja umat stasi Mansalong

paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan. Dan secara khusus

akan dipaparkan mengenai persiapan penelitian, laporan dan pembahasan hasil

penelitian, pendalaman lebih lanjut hasil penelitian menurut masing-masing

variabel, dan kesimpulan penelitian.

1. Persiapan Penelitian

Berikut penulis akan menguraikan gambaran penelitian yang akan penulis

lakukan. Gambaran tersebut meliputi latar belakang penelitian, tujuan, jenis,

instrument pengumpulan data, responden, tempat dan alokasi waktu, kemudian

variabel yang diteliti dan kisi-kisi.

a. Latar Belakang Penelitian

Selama berdomisili di stasi Mansalong, penulis mendapat kesan bahwa

hidup menggereja umat stasi Mansalong memprihatinkan. Umat yang datang atau

terlibat dalam kegiatan yang diadakan oleh stasi, misalnya pendalaman iman,

BKSN, doa Rosario, kerja bakti, ataupun kegiatan-kegiatan besar seperti ulang

tahun paroki, kegiatan kemasyarakatan lainnya hanya sedikit. Sebagian besar

anak-anak asrama, 2 atau 3 orang bapak dan ibu, suster, frater serta katekis,

sedangkan yang lainnya tidak terlibat. Melihat keadaan ini, penulis berpendapat

bahwa masih banyak umat stasi Mansalong yang tidak terlibat aktif.

Rendahnya keterlibatan umat dalam dinamika kegiatan Gereja

menimbulkan kesan kurangnya kepedulian dan tanggungjawab dalam diri umat

terhadap perkembangan Gereja. Memang di tingkat paroki maupun di stasi-stasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

63  

beberapa umat cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan rutin, seperti doa Rosario,

ibadat dan lain-lain. Akan tetapi yang hadir dalam kegiatan-kegiatan tersebut

hanya orang-orang tertentu dan jumlahnya sangat minim.

Sebagai bagian dari umat stasi Mansalong, penulis merasa prihatin dengan

permasalahan yang ada di stasi tersebut. Apakah karena faktor tingkat pemahaman

umat akan hidup menggereja masih kurang ataukah ada faktor lain yang ikut

mempengaruhinya. Penulis belum mengetahui secara benar faktor apa yang

menyebabkan keprihatinan tersebut. Oleh karena itu, untuk mengetahui faktor

tersebut penulis perlu melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini berusaha

memperoleh data mengenai bentuk penghayatan iman umat dalam hidup

menggereja dan tingkat pemahaman umat akan arti hidup menggereja, kesulitan-

kesulitan yang dihadapinya serta harapan hidup menggereja umat. Kemudian dari

hasil tersebut penulis mencoba memahami dan menjawab persoalan-persoalan

yang dialami berkaitan dengan hidup menggereja umat. Dengan demikian, umat

stasi Mansalong diharapkan semakin meningkatkan kualitas dalam hidup

menggereja dan semakin dapat hidup serta berkembang menjadi “garam” dan

“terang” di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.

b. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diangkat di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui tingkat kedalaman pemahaman umat mengenai arti hidup

menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

64  

2) Menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami umat Katolik stasi Mansalong,

paroki Maria Bunda Karmel Mansalong untuk terlibat aktif dalam hidup

menggereja.

3) Mendapat gambaran harapan umat guna meningkatkan kualitas hidup

menggereja.

Ketiga tujuan di atas perlu diletakan dalam konteks hidup menggereja.

Sebab pertama-tama perlu diketahui bahwa pengalaman hidup umat adalah hidup

menggereja itu sendiri dan hidup menggereja adalah hasil atau wujud dari

katekese umat. Pada pokok bahasan sebelumnya telah dikatakan bahwa katekese

umat tidak lain adalah pengalaman hidup umat. Maka dengan katekese umat

diharapakan semakin mampu meningkatkan hidup menggereja umat itu sendiri,

khususnya umat stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong

Kabupaten Nunukan. Dan juga semakin aktif ikut ambil bagian dalam

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan baik di tingkat stasi, paroki maupun di

masyarakat.

c. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian kualitatif

yang didukung oleh data-data kuantitatif. Sebab bukan data statistik atau

sebagainya tetapi dalam penelitian ini penulis ingin mendapatkan gambaran data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati (Moleong, 2007: 6), yang benar-benar terjadi dan dialami oleh umat

stasi Mansalong. Dari hasil penelitian nantinya akan didapat data berupa angka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

65  

dalam bentuk persentase, tetapi hal ini bukan berarti jenis penelitian ini termasuk

dalam kategori penelitian kuantitatif.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Moleong melalui bukunya Metodologi

Penelitian Kualitatif bahwa pendekatan kuantitatif dan kualitatif dapat pula

digunakan secara bersama apabila desainnya adalah memanfaatkan satu

paradigma sedangkan paradigma lainnya hanya sebagai pelengkap saja (Moleong,

1991: 22). Berdasarkan uraian di atas maka tidak ada salahnya apabila pada hasil

penelitian nantinya penulis menggunakan data berupa angka dalam bentuk

persentase.

d. Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai metode

pengumpulan data. Kuesioner dipergunakan karena pertimbangan banyaknya

responden yang tersebar di beberapa tempat. Berdasakan cara menjawab

kuesioner dibedakan menjadi kuesioner terbuka, tertutup, dan semi terbuka

(Dapiyanta, 2011: 23).

Bentuk kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua

bentuk yaitu pertama bentuk tertutup dengan daftar pertanyaannya diajukan

kepada responden dalam bentuk pilihan. Kedua bentuk semi terbuka yaitu

pertanyaannya atau daftar isiannya sebagian sudah disediakan jawaban dan

sebagian lain diserahkan kepada responden. Alasan menggunakan kedua

kuesioner ini adalah untuk membatasi persoalan serta mengarahkan pandangan

dan keyakinan responden ke arah persoalan yang dikehendaki peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

66  

Selain itu, penulis juga menggunakan wawancara secara tidak langsung

melalui email sebagai metode pengumpulan data. Hal ini dikarenakan jarak yang

jauh dan memerlukan biaya yang besar jikalau harus mengadakan wawancara

secara langsung (face to face). Wawancara ini digunakan untuk melihat kembali

informasi data penelitian yang menimbulkan pertanyaan.

e. Responden Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah

purposive sampel. Teknik ini dipilih guna mengambil beberapa dari keseluruhan

responden objek penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu di dalam

pengambilan sampelnya (Riduwan, 2011: 63) sehingga dapat menghemat waktu

dan tidak memerlukan biaya yang besar. Dalam purposive sampling ini, penulis

memilih responden berdasarkan daerah tempat tinggal yang terdiri dari pusat

kecamatan, pinggiran kecamatan serta responden yang berdomisili di wilayah

seberang sungai. Selain itu, penulis menggunakan teknik ini dengan alasan bahwa

setiap perwakilan responden yang terpilih dari masing-masing basis merupakan

orang-orang yang dianggap mampu memberikan informasi yang akurat mengenai

data-data yang diperlukan.

Penentuan ukuran sampel menurut Surakhmad (dalam Riduwan, 2004: 65)

apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan

sampel sekitar 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan

atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari

populasi. Penentuan sampel dirumuskan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

67  

S = 15% + 1000 – n . (50%-15%)

1000-100

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 132 orang usia dewasa umat stasi

Mansalong, maka

S = 15% + 1000 – 132 . (50%-15%)

1000-100

S = 15% + 868 . (35%)

900

S = 15% + 0,964 . (35%)

S = 15% + 33,74%

S = 48,74%

Jadi, sampel sebesar 132 x 48,74% = 64,33 (dibulatkan) menjadi 64

responden. Sampel sebanyak 64 responden dipilih secara acak melalui program

SPSS.

Adapun responden yang dipilih secara acak adalah umat yang tinggal di

basis Santo Yosep, Santa Maria dan Santo Yohanes yang berusia dewasa. Dengan

demikian jumlah responden seluruhnya adalah 64 orang. Kriteria yang diambil

penulis dalam memilih responden adalah berdasarkan jenis pekerjaan umat.

f. Tempat Penelitian dan Alokasi Waktu

Mengacu pada judul skripsi yang penulis ambil maka penelitian akan

dilaksanakan di stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong

Kabupaten Nunukan. Waktu penelitian akan dimulai awal bulan Juli 2015 dan

berakhir selama satu bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

68  

g. Variabel yang Diteliti dan Kisi-kisi

Variabel merupakan segala sesuatu atau faktor-faktor yang menunjukkan

variasi, baik dalam jenis maupun tingkatannya terhadap peristiwa atau gejala yang

menjadi sasaran penelitian (Sutrisno Hadi, 1982: 224). Variabel yang akan

diungkapkan dalam penelitian mengenai cara menggereja umat adalah:

1) Identitas responden.

2) Tingkat pemahaman hidup menggereja.

3) Keterlibatan dalam kegiatan Gereja.

4) Kesulitan-kesulitan yang dialami untuk terlibat dalam kegiatan Gereja.

5) Harapan hidup menggereja umat.

h. Definisi Konseptual

1) Katekese umat adalah usaha kelompok/umat secara terencana untuk saling

tolong menolong, terbuka, bebas dan jujur mangartikan hidup nyata atau

pengalamannya dalam terang iman akan Yesus Kristus sebagaimana telah

dihayati dalam Tradisi Gereja sehingga mereka semakin mampu

mengungkapkan imannya dalam hidup konkret.

2) Hidup menggereja yang dimaksudkan di sini adalah segala pengalaman hidup

umat dalam hidup menggereja yang mana mencakup empat unsur koinonia,

leiturgia, kerygma, dan diakonia.

i. Definisi Operasional

1) Katekese umat berupa pendalaman iman dengan menggunakan model Shared

Christian Praxis (SCP).

2) Hidup menggereja termasuk dalam empat unsur yakni:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

69  

a) Unsur koinonia seperti: selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan

oleh komunitas-komunitas di gereja maupun di masyarakat. Mengunjungi

keluarga-keluarga yang sakit, membantu melaksanakan kegiatan PIA,

pembinaan kepada remaja, dan juga ikut ambil bagian dalam kegiatan

pastoral.

b) Unsur kedua yakni leiturgia seperti: selalu berdoa bersama dalam keluarga

ketika makan atau doa malam, doa Rosario, selalu mengikuti misa harian

maupun hari Minggu. Ambil bagian dalam peribadatan di basis maupun saat

misa hari Minggu di gereja, misalnya menjadi pemimpin ibadat, lektor,

misdinar, pemazmur, dan koor.

c) Unsur ketiga yakni kerygma seperti: di dalam keluarga ketika doa malam dan

doa pagi selalu mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan dari Kitab

Suci. Dalam komunitas-komunitas pun selalu mendengarkan dan

merenungkan sabda Tuhan. Selalu mengikuti kegiatan pendalaman iman di

paroki, stasi maupun di basis-basis yang ada bahkan di dalam keluarga.

d) Unsur keempat yakni diakonia seperti: mengikuti kegiatan pelayanan di

masyarakat misalnya badan amal, poliklinik, pelayanan kesehatan untuk

warga kurang mampu, mengumpulkan dana solidaritas membantu warga yang

terkena musibah, membantu biaya pendidikan anak-anak tidak mampu,

menampung anak yatim, mengumpulkan dana bagi kaum papa, dan donor

darah.

Jika keempat unsur ini terpenuhi maka dapat dikategorikan bahwa tingkat

pemahaman umat dalam hidup menggereja sangat mendalam. Tetapi jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

70  

mencakup tiga unsur maka dapat dikategorikan bahwa tingkat pemahaman umat

dalam hidup menggereja mendalam. Apabila hanya dua unsur maka dikategorikan

cukup dan jika hanya satu unsur maka dapat dikategorikan kurang.

Kisi-kisi dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1. Kisi-kisi Penelitian

No Variabel No item Jumlah 1. Identitas responden 1 s/d 4 4 2. Pemahaman hidup menggereja 5 s/d 8 4 3. Keterlibatan dalam kegiatan Gereja 9 s/d 16 8 4. Kesulitan untuk terlibat dalam kegiatan

Gereja 17 s/d 22 6

5. Kegiatan katekese yang diharapkan umat 23 s/d 30 8 Jumlah 30

2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan menyajikan hasil penelitian dan

pembahasannya berkaitan dengan hidup menggereja umat di stasi Mansalong

paroki Maria Bunda Karmel Mansalong berdasarkan data-data yang diperoleh

melalui kuesioner. Data penelitian diolah penulis dengan cara membuat tabel

distribusi frekwensi relatif dengan maksud menghitung jumlah jawaban yang

dipilih responden dibagi jumlah total responden yang diteliti, dan dikalikan

seratus (Sutrisno Hadi, 1986: 229).

Rumus yang digunakan dalam penghitungan kuesioner semi terbuka dan

tertutup adalah:

f X 100% N

f = Frekwensi atau banyaknya responden yang memilih alternatif jawaban

tertentu pada setiap item.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

71  

N = Jumlah Responden

100 = Bilangan Konstanta

Berikut akan penulis sajikan data frekwensi jawaban yang diberikan para

responden terhadap setiap pertanyaan yang ada pada kuesioner. Dari tabel data

yang ada, penulis mencoba menafsirkan dalam bentuk deskripsi untuk

mengungkapkan fakta yang diperoleh di lapangan. Namun terlebih dahulu penulis

ingin menyampaikan beberapa hal, khususnya pada kuesioner nomor 5, 6, 11, 12,

14, 16, 17, 19, 20, 22, dan 30. Pada item nomor-nomor tersebut, setiap responden

boleh memilih lebih dari satu jawaban yang disediakan dalam kuesioner. Nomor

5, 6, 11, 12, 14, dan 16 digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan

keterlibatan umat dalam hidup menggereja, sesuai dengan aspek yang telah

diungkapkan pada pokok bahasan sebelumnya seperti koinonia, leiturgia,

kerygma, dan diakonia. Artinya, selain umat memahami dan terlibat dalam satu

aspek seperti koinonia juga memahami dan terlibat pada aspek lainnya seperti

leiturgia, kerygma, dan diakonia. Nomor 17, 19, 20, dan 22 digunakan untuk

mengukur tingkat kesulitan apa saja yang membuat umat sulit terlibat dalam

hidup menggereja. Artinya, di sisi lain umat tidak hanya mengalami satu kesulitan

saja tetapi ada juga kesulitan lain yang memang ikut mempengaruhi

keterlibatannya. Sedangkan untuk nomor 30 digunakan untuk mengetahui harapan

apa saja yang ingin umat usulkan berkaitan dengan hidup menggereja umat. Maka

jumlah jawaban pada nomor yang telah disebutkan di atas tentu lebih dari jumlah

responden sebenarnya yakni 64 dan persentasenya lebih dari 100 %.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

72  

a. Identitas Responden

Tabel 2. Identitas Responden (N=64)

No. Item Pernyataan Jumlah Persentase

(%) 1. Jenis Kelamin

a. Laki-laki b. Perempuan

34 30

53,125 46,875

2. Usia sekarang a. Di bawah 30 tahun b. 30 tahun – 35 tahun c. 36 tahun – 40 tahun d. Di atas 40 tahun

22 26 5 11

34,375 40,625 7,8125 17,1875

3. Penddikan terakhir a. SD b. SLTP c. SLTA d. Perguruan Tinggi

29 7 16 12

45,3125 10,9375 25 18,75

4. Pekerjaan a. Pegawai Negeri b. Pedagang c. Petani d. Pengusaha e. Jawaban lain

- Ibu Rumah Tangga - Pegawai Honor - Tukang Kayu

12 1 19 8 19 4 1

18,75 1,5625 29,6875 12,5 29,6875 6,25 1,5625

Item 1 adalah jenis kelamin responden. Melihat tabel di atas jumlah

responden laki-laki 53,125 % memiliki selisih angka yang tidak terlalu menyolok

dengan responden perempuan 46,875 %. Berdasarkan data yang terungkap,

penulis berpendapat bahwa perbedaan jumlah laki-laki dan perempuan tidak

begitu besar.

Item 2 adalah usia responden. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas

responden 40,625 % berusia 30 sampai 35 tahun. 34,375 % berusia di bawah 30

tahun. Dan sisanya mereka yang berusia 36 tahun ke atas. Melihat data di atas,

penulis berpendapat bahwa perbedaan usia umat tidak terlalu menyolok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

73  

Item 3 adalah tingkat pendidikan responden. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar dari responden 45,3125 % tamat SD. 18,75 % responden

tamat perguruan tinggi (DIII dan S1). Sisanya adalah tamat SLTP dan SLTA.

Berdasarkan data yang terungkap, penulis berpendapat bahwa banyak umat

memiliki tingkat pendidikan rendah dibanding dengan tamat perguruan tinggi.

Tetapi dari data tersebut dapat pula dikatakan rata-rata umat telah mengenyam

pendidikan formal dari tingkat pendidikan dasar sampai pada jenjang perguruan

tinggi.

Item 4 adalah jenis pekerjaan responden. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa mayoritas 29,6875 % responden bekerja sebagai petani dan ibu rumah

tangga. Responden lainnya bekerja sebagai pegawai negeri, pengusaha, pegawai

honor, pedagang, dan tukang kayu. Berdasarkan data yang telah dipaparkan di

atas, penulis berpendapat bahwa umat stasi Mansalong pada umumnya memiliki

pekerjaan tetap.

b. Pemahaman Umat dalam Keterlibatan Hidup Menggereja

Tabel 3. Pemahaman Umat dalam Hidup Menggereja (N=64)

No. Item Pernyataan Jumlah Persentase

(%) 5. Pengertian hidup menggereja

a. Terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam Gereja

b. Suatu kegiatan yang menampakkan hidup doa dan liturgi dalam Gereja

c. Setiap kegiatan yang menampakkan iman Kristiani di manapun berada

d. Suatu kegiatan yang menampakkan segi pewartaan dan persekutuan Gereja

46 21 28 18

71,875 32,8125 43,75 28,125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

74  

6. Hidup menggereja dihayati sebagai a. Partisipasi orang Kristiani untuk ambil bagian

dalam kegiatan intern Gereja b. Panggilan umat Kristiani untuk terlibat aktif

dalam setiap kegiatan di stasi, wilayah maupun paroki

c. Keterlibatan orang Kristiani di tengah-tengah masyarakat

d. Perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun masyarakat

20 46 23 35

31,25 71,875 35,9375 54,6875

7. Sikap dalam hidup menggereja a. Melaksanakan karena merupakan kewajiban

orang Kristiani b. Melaksanakan dengan penuh kesetiaan c. Tergantung dari suasana hati d. Melaksanakan dengan senang hati

19 29 3 13

29,6875 45,3125 4,6875 20,3125

8. Perasaan dalam hidup menggereja a. Senang b. Biasa-biasa saja c. Bingung d. Tidak tahu

62 2 - -

96,875 3,125 - -

Melihat kembali uraian pada bab sebelumnya, telah dikatakan bahwa

hidup menggereja mencakup 4 unsur yakni koinonia, leiturgia, kerygma, dan

diakonia. Item 5 membicarakan arti hidup menggereja yang dipahami umat. Tabel

di atas menunjukkan bahwa 71,875 % responden memahami bahwa arti hidup

menggereja adalah terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan

dalam Gereja baik di tingkat paroki, stasi maupun basis. 43,75 % memahami

bahwa hidup menggereja adalah setiap kegiatan yang menampakkan iman

Kristiani di manapun berada. Sedangkan yang lainnya memahami hidup

menggereja adalah suatu kegiatan yang menampakkan hidup doa dan liturgi

dalam Gereja serta suatu kegiatan yang menampakkan segi pewartaan dan

persekutuan Gereja. Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, penulis

berpendapat bahwa umat lebih banyak memahami arti hidup menggereja sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

75  

bentuk keterlibatan secara aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam

Gereja baik di tingkat paroki, stasi maupun basis.

Item 6 berbicara tentang penghayatan hidup menggereja umat. Hasil

penelitian di atas menunjukkan bahwa 71,875 % responden menghayati hidup

menggereja sebagai panggilan umat Kristiani untuk terlibat aktif dalam setiap

kegiatan di stasi, wilayah maupun paroki. 54,6875 % telah menghayati hidup

menggereja sebagai perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun

masyarakat. Sedangkan yang lainnya menghayati hidup menggereja sebagai

keterlibatan orang Kristiani di tengah-tengah masyarakat serta partisipasi orang

Kristiani untuk ambil bagian dalam kegiatan intern Gereja. Berdasarkan aspek

yang terungkap dalam penelitian, dapat dikatakan bahwa penghayatan hidup

menggereja sebagai bentuk perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja

maupun masyarakat telah ada di kalangan umat stasi Mansalong. Namun bentuk

penghayatan itu perlu ditingkatkan lagi agar secara umum umat betul-betul

menghayati hidup menggereja bukan hanya terlibat dalam lingkup Gereja tetapi

lebih dari itu yakni terlibat di dalam masyarakat.

Item 7 mengungkapkan sikap dalam hidup menggereja. Hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar 45,3125 % responden melaksanakan dengan penuh

kesetiaan. 29,6875 % menjawab melaksanakan karena merupakan kewajiban.

Yang lainnya memilih melaksanakan dengan senang hati dan tergantung dari

suasana hati. Dari aspek yang terungkap, penulis dapat mengatakan bahwa secara

umum umat stasi Mansalong telah melaksanakan hidup menggereja dengan penuh

kesetiaan. Hal ini tentu membanggakan dan perlu ditingkatkan lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

76  

Item 8 membicarakan tentang perasaan dalam hidup menggereja. Hasil

penelitian di atas 96,875 % menunjukkan perasaan senang dan 3,125 %

menunjukkan perasaan biasa-biasa saja. Berdasarkan data di atas maka dapat

dikatakan bahwa umat stasi Mansalong hampir semuanya senang ketika terlibat

dalam kegiatan menggereja. Ini menjadi kekuatan tersendiri bagi umat stasi

Mansalong untuk semakin giat terlibat dalam hidup menggereja.

c. Keterlibatan Umat dalam Hidup Menggereja

Tabel 4. Keterlibatan dalam Hidup Menggereja (N=64)

No. Item Pernyataan Jumlah Prosentase

(%) 9. Terlibat dalam kegiatan stasi/wilayah

a. Selalu terlibat b. Kadang-kadang terlibat c. Tidak pernah terlibat

36 27 1

56,25 42,1875 1,5625

10. Terlibat dalam kegiatan di paroki a. Selalu terlibat b. Kadang-kadang terlibat c. Tidak pernah terlibat

28 34 2

43,75 53,125 3,125

11. Bentuk kegiatan yang diikuti a. Kegiatan liturgi, misalnya koor, mazmur, dan

lektor b. Kegiatan persekutuan, misalnya kelompok

OMK, kelompok Ibu-ibu WKRI, SEKAMI dan KBG

c. Kegiatan pewartaan, misalnya pendalaman iman, Adven, dan Prapaskah

40 27 29

62,5 42,1875 45,3125

12. Faktor yang mendorong untuk terlibat dalam kegiatan menggereja a. Terpanggil untuk mengembangkan Gereja b. Merupakan tugas dan kewajiban anggota

Gereja c. Daripada tidak terlibat

42 44 5

65,625 68,75 7,8125

13. Keterlibatan dalam kegiatan bermasyarakat a. Selalu terlibat b. Kadang-kadang terlibat c. Tidak pernah terlibat

47 17 -

73,4375 26,5625 -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

77  

14. Bentuk kegiatan yang diikuti di masyarakat a. Kerja bakti b. PKK c. Pengurus kampung d. Sesuai permintaan masyarakat

47 25 20 18

73,4375 39,0625 31,25 28,125

15. Keterlibatan dalam kegiatan bermasyarakat membantu penghayatan iman a. Membantu penghayatan iman b. Tidak membantu penghayatan iman c. Tidak merasakan apa-apa

60 - 4

93,75 - 6,25

16. Alasan atas pilihan jawaban pada nomor 15 a. Membantu penghayatan iman

- Iman Kristiani diwujudkan juga dalam hidup sehari-hari

- Menjadi saksi Kristus, garam dan terang masyarakat

- Menjalankan ajaran cinta kasih Kristus dengan berbuat baik terhadap sesama

b. Tidak membantu penghayatan iman c. Tidak merasakan apa-apa

- Belum mewujudkannya - Sibuk dengan pekerjaan

46 17 41 - 2 2

71,875 26,5625 64,0625 - 3,125 3,125

Item 9 mengungkapkan keterlibatan dalam kegiatan stasi. Hasil penelitian

menunjukkan 56,25 % responden selalu terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan

di stasi. 42,1875 % responden menjawab kadang-kadang terlibat. Sisanya

menjawab tidak pernah terlibat. Dari hasil penelitian ini, penulis berpendapat

bahwa umat stasi Mansalong pada umumnya terlibat dalam kegiatan yang

dilaksanakan oleh stasi.

Item 10 berbicara mengenai keterlibatan dalam kegiatan paroki. Tabel di

atas menunjukkan bahwa paling besar 53,125 % responden kadang-kadang

terlibat dalam kegiatan paroki dan lainnya memilih terlibat serta tidak pernah

terlibat. Melalui data ini, dapat dikatakan bahwa umat stasi Mansalong kurang

terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan di paroki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

78  

Item 11 membicarakan tentang bentuk kegiatan yang biasa diikuti. Hasil

penelitian menunjukkan 62,5 % responden mengikuti kegiatan liturgi seperti koor,

mazmur dan lektor. 42,1875 % mengkuti kegiatan persekutuan, misalnya

kelompok OMK, kelompok ibu-ibu WKRI, SEKAMI dan KBG dan lainnya

memilih kegiatan pewartaan, misalnya pendalaman iman, Adven, dan Prapaskah.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis berpendapat bahwa umat lebih

tertarik dengan kegiatan liturgi dan persekutuan. Sementara bentuk kegiatan

pewartaan kurang diminati.

Item 12 mengungkapkan faktor yang mendorong umat terlibat dalam

kegiatan menggereja. Melihat tabel di atas, lebih banyak 68,75 % umat terdorong

aktif oleh karena tugas dan kewajiban sebagai anggota Gereja. Hanya selisih

beberapa angka dari umat yang memilih terpanggil untuk mengembangkan

Gereja. Penulis berpendapat bahwa tingkat kesadaran umat untuk terlibat aktif

hampir seluruhnya sudah baik dan ini menjadi kekuatan tersendiri bagi umat stasi

Mansalong. Sedangkan lainnya memilih jawaban daripada tidak terlibat. Tentu

menjadi keprihatinan bersama sebab masih ada umat yang sekedar ikut-ikutan

saja. Perlunya dukungan serta motivasi dari berbagai pihak agar tidak ada lagi

umat semata-mata sekedar ikut-ikut dalam kegiatan.

Item 13 berbicara mengenai keterlibatan umat dalam kegiatan

bemasyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 73 % responden selalu

terlibat dalam kegiatan bermasyarakat dan 27 % responden kadang-kadang

terlibat. Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa umat stasi Mansalong

pada umumnya terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan di masyarakat. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

79  

sungguh membanggakan dan perlu dipertahankan agar semakin memotivasi umat

lain untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan di masyarakat.

Item 14 mengungkapkan bentuk kegiatan yang diikuti di masyarakat. Data

yang diperoleh 73,4375 % responden memilih mengikuti kegiatan kerja bakti.

Lainnya terlibat dalam kegiatan PKK, pengurus kampung dan ada juga sesuai

permintaan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa umat lebih tertarik pada kegiatan

kerja bakti oleh karena kegiatan ini tidak terlalu menuntut keahlian tertentu.

Namun dapat dikatakan bahwa rata-rata umat sungguh terlibat dalam berbagai

kegiatan masyarakat.

Item 15 berbicara mengenai keterlibatan di masyarakat membantu

penghayatan iman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya 93,75 %

menjawab membantu penghayatan iman dan hanya sebagian kecil tidak

merasakan apa-apa. Dari data tersebut, penulis berpendapat bahwa hampir

keseluruhan umat yang terlibat dalam kegiatan di masyarakat sungguh-sungguh

menyadari bahwa dengan terlibat dalam setiap kegiatan di masyarakat sungguh

membantu penghayatan iman mereka dan hal ini perlu dikembangkan lagi.

Item 16 memaparkan alasan terbantunya penghayatan iman. Data

penelitian yang diperoleh menujukkan 71,875 % responden beralasan bahwa iman

Kristiani diwujudkan juga dalam kehidupan sehari-hari. 64,0625 % beralasan

bahwa mereka menjalankan ajaran cinta kasih Kristus dengan berbuat baik

terhadap sesama. 26,5625 % beralasan menjadi saksi Kristus dengan menjadi

garam dan terang masyarakat dan hanya sebagian kecil belum mewujudkan serta

sibuk dengan pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa umat stasi Mansalong pada

umumnya telah memahami alasan mereka harus terlibat di masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

80  

d. Kesulitan untuk Terlibat dalam Kegiatan Gereja

Tabel 5. Kesulitan Terlibat dalam Kegiatan gereja (N=64)

No. Item Pernyataan Jumlah Prosentase

(%) 17. Kesulitan terlibat dalam kegiatan stasi/wilayah

a. Urusan keluarga b. Sibuk dengan pekerjaan c. Kurang cocok dengan bentuk kegiatannya d. Jawaban lain

- Kegiatan Stasi bersamaan dengan kegiatan lain

- Usulan atau ide tidak ditanggapi - Tidak ada

41 44 9 1 1 1

64,0625 68,75 14,0625 1,5625 1,5625 1,5625

18. Berupaya mengatasi kesulitan untuk terlibat dalam kegiatan stasi/wilayah a. Ya b. Tidak c. Masih dalam rencana d. Tidak ada hambatan

52 5 5 2

81,25 7,8125 7,8125 3,125

19. Alasan atas pilihan jawaban pada nomor 18a. Ya

- Bila ada kesempatan (waktu dan biaya) - Mengorbankan pekerjaan/kesibukan bila

sangat dibutuhkan - Mohon bimbingan pastor - Mengatur jadwal kegiatan

b. Tidak - Sudah tua - Memberi kesempatan yang lain - Sudah tidak memungkinkan/perlu waktu

yang lama

21 24 11 20 2 1 2

32,8125 37,5 17,1875 31,25 3,125 1,5625 3,125

c. Masih dalam rencana- Membagi waktu/membuat jadwal - Bergantian dengan istri/suami - Mengajak anak dalam kegiatan

d. Tidak ada hambatan

4 3 2 2

6,25 4,6875 3,125 3,125

20. Kesulitan yang menghalangi untuk aktif dalam kegiatan di paroki a. Sibuk dengan pekerjaan b. Jarak yang jauh c. Lebih memperhatikan stasi

45 33 9

70,3125 51,5625 14,0625

21. Berupaya mengatasi kesulitan untuk terlibat dalam kegiatan paroki a. Ya b. Tidak c. Masih dalam rencana

52 5 7

81,25 7,8125 10,9375

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

81  

22. Alasan atas pilihan jawaban pada nomor 21 a. Ya

- Mengatur jadwal - Mengusahakan sarana, bila paroki sangat

membutuhkan - Berupaya mengenal anggota lain di

Paroki b. Tidak

- Jaraknya yang jauh - Sibuk - Bukan pengurus paroki - Stasi masih membutuhkan - Malas terlibat di paroki - Kesehatan sudah tidak memungkinkan

c. Masih dalam rencana - Membagi waktu - Tergantung kepentingannya

41 28 14 2 4 - - - - 3 4

64,0625 43,75 21,875 3,125 6,25 - - - - 4,6875 6,25

Item 17 berbicara mengenai kesulitan untuk terlibat dalam kegiatan di

stasi. Hasil penelitian menunjukkan 64,0625 % responden mengalami kesulitan

karena urusan keluarga. 68,75 % responden mengalami kesulitan oleh karena

sibuk dengan pekerjaan. Dan lainnya kurang cocok dengan bentuk kegiatannya,

mengatakan bahwa kegiatan stasi bersamaan dengan kegiatan lain, usulan atau ide

tidak ditanggapi serta tidak ada hambatan atau kesulitan. Dari data tersebut,

penulis berpendapat bahwa hampir sebagian umat masih sibuk dengan urusan

pribadi masing-masing.

Item 18 berkaitan dengan upaya mengatasi kesulitan yang dialami. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya responden sudah ada upaya untuk

mengatasi hambatan tersebut. Lainnya memilih masih dalam rencana, tidak

berupaya, dan tidak ada hambatan. Dari data di atas penulis berpendapat bahwa

umat telah memiliki etikat baik untuk berusaha mengatasi kesulitan. Namun

hendaknya lebih ditekankan pada bentuk tindakan konkretnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

82  

Item 19 berbicara mengenai usaha konkret mengatasi kesulitan. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar responden mau mengorbankan

pekerjaan atau kesibukan bila sangat dibutuhkan, bila ada kesempatan (waktu dan

biaya), masih memohon bimbingan dari Pastor, dan mau mengatur jadwal

kegiatannya. Dapat dikatakan bahwa hampir sebagian umat memiliki niat yang

baik sebagai usaha konkret mengatasi kesulitan terlibat dalam kegiatan stasi. Ada

juga sebagian kecil umat yang tidak lagi berusaha mengatasi kesulitan oleh karena

berbagai alasan, seperti sudah tua, memberi kesempatan kepada yang lain, dan

perlu waktu yang lama. Kemudian umat lainnya memilih masih dalam rencana

untuk mengatasi kesulitan, membagi waktu atau membuat jadwal, bergantian

dengan istri atau suami, mengajak anak dalam kegiatan serta tidak mengalami

hambatan. Berdasarkan data yang diungkapkan di atas, dapat pula dikatakan

bahwa umat stasi Mansalong hampir seluruhnya memiliki niat baik guna kembali

terlibat dalam kegiatan di stasi. Hal ini harus mendapat dukungan dari berbagai

pihak khususnya pengurus stasi.

Item 20 mengungkapkan kesulitan yang dialami untuk aktif dalam

kegiatan di paroki. Hasil penelitian menunjukkan kebanyakan 70,3125 %

responden mengalami kesulitan oleh karena sibuk dengan pekerjaan. 51,5625 %

sulit karena jarak yang jauh dan lainnya lebih memperhatikan stasi. Berdasarkan

uraian di atas, penulis berpendapat bahwa umat masih menempatkan pekerjaan

atau urusan pribadi sebagai prioritas utama dibandingkan dengan terlibat dalam

kegiatan di paroki.

Item 21 berbicara mengenai upaya mengatasi kesulitan terlibat dalam

kegiatan di paroki. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar umat berupaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

83  

mengatasi kesulitan. Yang lainnya tidak berupaya mengatasi kesulitan dan masih

dalam rencana. Pendapat penulis bahwa pada umumnya umat mempunyai

keinginan untuk mengatasi kesulitan terlibat dalam kegiatan di paroki dan hal ini

perlu dukungan dari berbagai pihak baik stasi maupun paroki.

Item 22 membicarakan tentang usaha konkret mengatasi kesulitan terlibat

dalam kegiatan di paroki. Hasil penelitian memberi gambaran bahwa sebagian

besar umat berusaha mengatur jadwal pribadinya, mengusahakan sarana bila

paroki sangat membutuhkan dan berupaya mengenal anggota lain di paroki.

Kemudian sebagian kecil responden tidak ada usaha untuk mengatasi kesulitan

oleh karena jarak yang jauh, sibuk dengan pekerjaan, masih membagi waktu, dan

tergantung kepentingannya. Data di atas menunjukkan bahwa umat stasi

Mansalong pada umumnya telah memiliki upaya konkret sebagai wujud

mengatasi kesulitan terlibat dalam kegiatan di paroki. Hal ini menjadi kabar baik

bagi paroki dan perlu dukungannya.

e. Kegiatan Katekese yang Diharapkan Umat

Tabel 6. Kegiatan Katekese yang Diharapkan Umat (N=64)

No. Item Pernyataan Jumlah Prosentas

e (%) 23. Selalu terlibat dalam mengiikuti katekese yang

dilaksanakan di stasi/basis a. Selalu mengikuti b. Kadang-kadang mengikuti c. Tidak pernah mengikuti

26 35 3

40,625 54,6875 4,6875

24. Pelaksanaan katekese dilaksanakan di basis a. Dilaksanakan setiap hari b. Sekali dalam seminggu c. Sekali dalam sebulan d. Tidak pernah dilaksanakan

2 17 43 2

3,125 26,5625 67,1875 3,125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

84  

25. Metode katekese yang digunakan a. Metode bervariasi b. Tidak ada variasi c. Biasa saja d. Membosankan

38 3 22 1

59,375 4,6875 34,375 1,5625

26. Sarana yang digunakan dalam katekese a. Banyak alternatif yang digunakan b. Biasa saja c. Tidak menggunakan sarana

23 35 6

35,9375 54,6875 9,375

27. Bahan katekese yang digunakan a. Mengena pada konteks hidup umat b. Kurang mengena pada konteks hidup umat c. Biasa saja

44 7 13

68,75 10,9375 20,3125

28. Model yang digunakan dalam katekese a. Bervariasi b. Hanya satu model c. Terlalu sulit untuk dipahami

27 32 5

42,1875 50 7,8125

29. Sosok katekis dalam melaksanakan katekese di stasi/basis a. Sangat professional b. Menguasai materi c. Mampu menghidupkan jalannya proses

katekese d. Biasa saja

9 24 21 10

14,0625 37,5 32,8125 15,625

30. Usul/saran terhadap pelaksanaan katekese a. Pemberian materi yang menarik, sesuai

dengan permasalahan yang ada dan pertanyaanya jangan yang sulit-sulit

b. Cara penyampaian yang bervariasi c. Diutamakan pada penggalian pengalaman

dan bila ceramah jangan panjang-panjang sehingga tidak membosankan

d. Pemimpin jangan menyinggung kekurangan-kekurangan umat

e. Pemimpin harus siap dan professional agar renungan yang disampaikan berkaitan dengan tafsiran Kitab Suci dapat dipahami

f. Dilaksanakan rutin sebulan sekali kecuali bulan Kitab Suci, masa Adven dan masa Prapaskah

g. Jumlah pemimpin perlu diperbanyak h. Tidak ada usul

36 28 24 34 44 28 28 3

56,25 43,75 37,5 53,125 68,75 43,75 43,75 4,6875

Item 23 berbicara mengenai terlibat dalam kegiatan katekese yang

dilaksanakan di stasi atau basis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

85  

besar responden menjawab kadang-kadang mengikuti. Kemudian lainnya

menjawab selalu mengikuti kagiatan katekese dan tidak pernah mengikuti.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa umat stasi Mansalong pada

umumnya kurang terlibat dalam kegiatan katekese.

Item 24 berkaitan dengan pelaksanaan katekese di basis. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa responden lebih banyak memilih kegiatan katekese

dilaksanakan sekali dalam sebulan. Sedangkan lainnya memilih dilaksanakan

setiap hari, sekali dalam seminggu, dan tidak pernah dilaksanakan. Berdasarkan

hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa kegiatan katekese di stasi

Mansalong pada umumnya dilaksanakan sebulan sekali dan ada tempat atau basis

tertentu dilaksanakan seminggu sekali. Hal ini sudah cukup baik dan perlu

dikembangkan lagi.

Item 25 berbicara mengenai metode yang digunakan dalam kegiatan

katekese. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 59,375 % responden memilih

metode yang digunakan bervariasi. 34,375 % responden mengatakan biasa saja

dan lainnya menjawab membosankan serta tidak ada variasi. Dari data di atas,

penulis berpendapat bahwa pada umumnya metode yang digunakan dalam

kegiatan katekese bervariasi.

Item 26 membicarakan sarana yang digunakan dalam kegiatan katekese.

Dari hasil penelitian terungkap 54,6875 % responden menjawab biasa saja dan

35,9375 % banyak alternatif yang digunakan. Lainnya menjawab tidak

menggunakan sarana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar

sarana yang digunakan dalam kegiatan katekese biasa saja yakni hanya

berpatokan pada buku panduan yang diberikan oleh Keuskupan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

86  

Item 27 berkaitan dengan bahan katekese yang digunakan. Dari hasil

penelitian diperoleh data 68,75 % responden menjawab bahan yang digunakan

mengena pada konteks hidup umat. Sedangkan responden lainnya menjawab

kurang mengena dan biasa saja. Dari data tersebut di atas, penulis berpendapat

bahwa sebagian besar bahan yang digunakan dalam berkatekese sungguh

menyentuh konteks hidup umat.

Item 28 berbicara tentang model yang digunakan dalam kegiatan katekese.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab

hanya satu model. Sedangkan responden lainnya menjawab model yang

digunakan dalam kegiatan katekese bervariasi dan terlalu sulit untuk dipahami.

Melihat data di atas, penulis berpendapat bahwa pada umumnya model yang

digunakan dalam kegiatan katekese di stasi Mansalong hanya satu model.

Item 29 berkaitan dengan katekis dalam berkatekese. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab katekis menguasai

materi dan sebagian kecil menjawab katekis mampu menghidupkan jalannya

proses katekese. Kemudian sisanya menjawab sangat professional dan biasa saja.

Dari data yang telah dipaparkan di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

katekis sungguh menguasai materi dan mampu menghidupkan jalannya proses

katekese.

Item 30 adalah usul/saran terhadap pelaksanaan katekese. Hasil penelitian

mengungkapkan 56,25 % responden menyarankan agar pemberian materi yang

menarik, sesuai dengan permasalahan yang ada dan pertanyaannya jangan yang

sulit-sulit. 43,75 % menyarankan agar cara penyampaian dalam berkatekese harus

bervariasi. 37,5 % diutamakan pada penggalian pengalaman dan bila ceramah

jangan terlalu panjang-panjang sehingga tidak membosankan. 53,125 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

87  

mengusulkan agar pemimpin jangan menyinggung kekurangan-kekurangan umat.

68,75 % responden mengusulkan agar pemimpin harus siap dan professional

sehingga renungan yang disampaikan berkaitan dengan tafsiran Kitab Suci dapat

dipahami. Kemudian 43,75 % responden menyarankan agar jumlah pemimpin

perlu diperbanyak dan kegiatan katekese dilaksanakan rutin sebulan sekali kecuali

pada Bulan Kitab Suci Nasional, masa Adven serta masa Prapaskah dan 4,6875 %

lainnya memilih tidak memberikan usul ataupun saran. Berdasarkan uraian di atas,

penulis berpendapat bahwa umat stasi Mansalong mempunyai harapan besar

berkaitan dengan pelaksanaan katekese yang lebih baik. Hal ini tentu perlu adanya

tindak lanjut dari pihak stasi maupun paroki sehingga kegiatan katekese semakin

baik dan iman umat pun semakin tumbuh, berkembang serta berbuah limpah.

3. Pendalaman Lebih Lanjut terhadap Hasil Penelitian menurut Masing-

masing Variabel

Kerangka pendalaman terhadap hasil penelitian ini pertama-tama mengacu

pada pokok-pokok katekese umat yang telah dibahas pada bab II, seperti

pengalaman hidup umat, pertobatan yang menyadarkan bahwa Allah senantiasa

hadir dalam hidup sehari-hari, membantu hidup beriman umat semakin sempurna

secara pribadi maupun dalam komunitas, dan akhirnya menuju pada tindakan

konkret dalam hidup bermasyarakat. Kerangka pendalaman di atas mengartikan

bahwa hidup menggereja berasal dari pengalaman hidup umat sendiri. Kemudian

pengalaman itu diolah oleh umat dan hasilnya pun untuk umat baik pribadi,

komunitas maupun yang lebih besar yakni masyarakat.

Berkaitan dengan penjelasan di atas maka hasil penelitian yang telah

disajikan sebelumnya akan dibahas lebih lanjut agar semakin memperjelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

88  

gambaran hidup menggereja umat stasi Mansalong. Pembahasan berikut akan

mengungkapkan pendapat penulis terhadap tiap-tiap variabel yang telah

disebutkan yang meliputi identitas responden, pemahaman hidup menggereja

umat, keterlibatan umat dalam hidup menggereja, kesulitan yang dialami umat

dalam hidup menggereja dan harapan hidup mengggereja umat stasi Mansalong

paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan.

a. Identitas Responden

Responden penelitian hidup menggereja umat terdiri dari 34 laki-laki dan

30 perempuan. Sebagian besar mereka berusia 30 tahun sampai 35 tahun dan di

bawah 30 tahun. Melihat dari tingkat usia yang ada, dapat dikatakan usia umat

stasi Mansalong tergolong usia produktif. Mereka sibuk dengan pekerjaan

masing-masing demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Hasil jawaban dalam penelitian mengungkapkan bahwa jumlah terbesar

tingkat pendidikan umat adalah di tingkat sekolah dasar. Hal ini sangat berbeda

dengan jumlah umat yang mengenyam pendidikan SLTP, SLTA dan perguruan

tinggi. Perbedaan tingkat pendidikan tersebut dapat menimbulkan banyak

permasalahan. Umat yang berpendidikan rendah merasa minder oleh karena

kurangnya pengetahuan, misalnya sulit dalam membaca, kurang memiliki

keterampilan atau pengetahuan. Selain itu, umat yang berpendidikan tinggi pun

sangat minim. Tentunya, hal ini mempengaruhi tingkat keterlibatan dalam setiap

kegiatan. Misalnya yang aktif hanya orang-orang yang dianggap mampu seperti

frater, suster, katekis, guru agama, ketua stasi, pengurus stasi serta sebagian anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

89  

asrama yang memang dibekali dengan keterampilan khususnya dalam hal kegiatan

menggereja.

Dilihat dari jenis pekerjaan umat, hasil penelitian mengungkapkan bahwa

jumlah umat yang berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga lebih besar.

Kemudian disusul dengan beberapa umat yang bekerja sebagai pegawai negeri.

Sementara sebagian kecil umat mencari nafkah dengan berdagang, pengusaha,

pegawai honorer, dan tukang kayu. Berdasarkan pemahaman penulis bahwa jenis

pekerjaan petani banyak menyita waktu dan tenaga. Hal ini dialami oleh penulis

ketika menyebarkan kuesioner. Sulit bertemu dengan umat sebab banyak di antara

mereka yang tinggal di ladang menjaga tanaman mereka dari ancaman hama (babi

hutan, monyet, burung dan belalang). Begitu juga dengan umat yang bekerja

sebagai pengusaha, sibuk dengan urusan-urusan proyek dan sebagainya.

b. Pemahaman akan Keterlibatan Hidup Menggereja

Data yang penulis peroleh dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar responden memahami arti hidup menggereja sebagai bentuk keterlibatan

aktif dalam setiap kegiatan Gereja. Pemahaman seperti ini kurang begitu

mendalam sebab masih berkutat pada lingkup Gereja saja. Telah disebutkan pada

pokok bahasan sebelumnya bahwa pengertian hidup menggereja adalah setiap

kegiatan yang menampakkan iman Kristiani di manapun ia berada baik dalam

lingkup Gereja maupun masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian hanya 28

responden yang sungguh memahami pengertian hidup menggereja tersebut.

Sehubungan dengan penghayatan umat dalam hidup menggereja, hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden menghayati hidup menggereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

90  

sebagai panggilan umat Kristiani untuk terlibat aktif di setiap kegiatan yang

dilaksanakan di basis, stasi maupun paroki. Menurut penulis pemahaman

semacam ini masih sebatas pada lingkup dalam Gereja. Bentuk penghayatan ini

perlu dikembangkan. Tingkat penghayatan hidup menggereja lebih mendalam

adalah perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan hanya 35 responden yang sungguh menghayati

hidup menggereja secara lebih mendalam. Dari beberapa aspek yang terungkap di

atas, secara umum tingkat penghayatan hidup menggereja umat cukup mendalam.

Dilihat dari segi sikap, mayoritas umat melaksanakan hidup menggereja

dengan penuh kesetiaan. Menurut penulis sikap semacam ini sudah baik, artinya

umat melaksanakannya dengan senang hati. Sikap tersebut lebih mendalam karena

berkaitan dengan perasaan hati seseorang yang melaksanakannya. Hasil penelitian

menunjukkan 32 orang yang memiliki sikap seperti itu. Berkaitan dengan

perasaan umat, hasil penelitian menunjukkan secara umum bahwa responden

merasa senang apabila dapat terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja.

Melihat seluruh aspek yang sudah terungkap, penulis dapat mengatakan

bahwa tingkat kedalaman pemahaman umat stasi Mansalong akan keterlibatan

hidup menggereja sudah cukup mendalam. Tingkat pemahaman keterlibatan itu

perlu ditindaklajuti agar umat semakin memahami dan menghayati hidup

menggereja dengan demikian dapat diwujudkan dalam hidup sehari-hari.

c. Keterlibatan dalam Hidup Menggereja

Jawaban umat mengenai keterlibatannya dalam setiap kegiatan yang

dilaksanakan di basis atau stasi mengungkapkan bahwa mereka selalu terlibat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

91  

Responden yang selalu terlibat mencapai 36 orang. Jumlah mereka hampir

seimbang dengan umat yang kadang-kadang terlibat. Sementara jumlah responden

yang selalu terlibat dalam kegiatan di tingkat paroki hanya sebagian kecil saja

yakni mencapai 28 orang. Jumlah ini pun hampir sama dengan umat yang kadang-

kadang terlibat di paroki. Perbedaan jumlah umat yang terlibat di tingkat basis

atau stasi dengan terlibat di tingkat paroki cukup besar. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa umat sudah cukup memiliki “sense of belonging” akan stasinya

namun belum sepenuhnya pada paroki. Oleh karena itu, perlu adanya

pendampingan lebih lanjut agar visi stasi maupun paroki dapat terwujud.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa bentuk kegiatan yang amat diminati

oleh kebanyakan umat adalah kegiatan liturgi, misalnya koor, mazmur, dan lektor.

Sementara umat yang lain mengikuti bentuk kegiatan persekutuan seperti

kelompok OMK, kelompok WKRI, SEKAMI, KBG dan kegiatan pewartaan

seperti pendalaman iman Bulan Kitab Suci Nasional, Adven serta Prapaskah.

Berdasarkan pemahaman penulis bahwa kegiatan persekutuan dan pewartaan

dapat meningkatkan persaudaraan sejati seperti yang terungkap dalam misi stasi

Mansalong. Bentuk kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari pemberdayaan

komunitas basis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan agar bentuk kegiatan

persekutuan dan pewartaan perlu digemakan lagi di kalangan umat.

Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang mendorong umat

terlibat dalam kegiatan Gereja. Faktor terbesar yaitu merupakan tugas dan

kewajiban anggota Gereja. Beberapa di antaranya sadar akan panggilannya

mengembangkan Gereja dan hanya sedikit yang memilih daripada tidak terlibat.

Menanggapi jawaban di atas, penulis berpendapat bahwa pada umumnya umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

92  

stasi Mansalong sudah menyadari pentingnya keterlibatan mereka dalam kegiatan

Gereja.

Hasil penelitian berkaitan dengan keterlibatan dalam kegiatan masyarakat

menunjukkan umat stasi Mansalong selalu terlibat dalam kegiatan masyarakat. 47

responden mengungkapkan hal ini dan 17 responden kadang-kadang terlibat baik

dalam bentuk kerja bakti, PKK, sebagai pengurus kampung maupun sesuai

permintaan masyarakat. Dengan demikian, menurut pemahaman penulis umat

Kristiani stasi Mansalong dapat hidup di tengah-tengah masyarakat dan juga ikut

mempengaruhi penghayatan iman mereka. Penghayatan iman yang mereka

lakukan melalui keterlibatan di masyarakat menampakkan iman Kristiani dalam

hidup sehari-hari. Mereka berusaha menjadi saksi Kristus, garam dan terang

masyarakat dan dapat menjalankan ajaran cinta kasih Kristus dengan berbuat baik

terhadap sesama.

Melihat jawaban responden mengenai keterlibatannya dalam hidup

menggereja di atas, penulis merasa kurang yakin akan jawaban responden.

Mereka kurang terbuka dan takut dianggap sebagai umat yang kurang menghayati

imannya, karena kurang terlibat dalam kegiatan menggereja. Berdasarkan

pengalaman dan pengamatan penulis selama berdomisili di stasi Mansalong,

tingkat keterlibatan umat dalam setiap kegiatan sangat kurang. Hanya orang-orang

tertentu saja yang terlibat aktif, misalnya dalam kegiatan doa Rosario, pendalaman

iman, perayaan Ekaristi, koor, dan lainnya. Dapat dilihat wajah-wajah yang sama

di berbagai kegiatan menggereja.

Menanggapi permasalahan di atas, maka penulis mangadakan wawancara

guna mencari kebenaran hipotesis penulis, apakah benar adanya atau sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

93  

Wawancara ditujukkan kepada pengurus stasi, seperti ketua stasi Bapak Meleanus

dan Bapak Yan Pera sebagai bendahara melalui email, tanggal 20 September

2015. Hasil wawancara dengan pengurus stasi diperoleh data bahwa dari 40 kepala

keluarga yang ada, sebanyak 10 kepala keluarga kadang-kadang terlibat, 15

kepala keluarga jarang terlibat dan 5 kepala keluarga tidak pernah terlibat. Artinya

hanya 10 kepala keluarga yang selalu terlibat sedangkan yang lainnya dapat

dikatakan kurang terlibat. Dan apabila 25 kepala keluarga yang kadang-kadang

serta jarang terlibat hadir dalam kegiatan, itu pun hanya sekedar hadir saja.

Sejauh terlibat dalam beberapa kegiatan di basis dan stasi, penulis

menjumpai bahwa keterlibatan umat dirasa masih kurang. Dari beberapa bentuk

kegiatan yang ada, jumlah umat yang terlibat masih sangat minim yaitu sekitar 10-

15 orang. Misalnya pendalaman iman, doa Rosario, kerja bakti membersihkan

lingkungan gereja dan lainnya. Umat yang hadir hanya pemimpin (biasanya frater,

suster atau katekis, guru agama, pengurus stasi), tuan rumah dan beberapa anak

asrama Katolik yang kebetulan tinggal dan bersekolah di wilayah stasi

Mansalong.

Bertitik tolak dari aspek yang telah terungkap, dapat dikatakan bahwa

keterlibatan umat dalam kegiatan menggereja masih kurang. Keterlibatan itu perlu

ditingkatkan kembali begitu juga dengan keterlibatan dalam hidup bermasyarakat.

Kedua-duanya harus mendapatkan prioritas yang sama. Oleh karena itu

pembinaan umat guna peningkatan kesadaran dalam hidup menggereja perlu

mendapat perhatian khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

94  

d. Kesulitan yang Dialami untuk Terlibat dalam Kegiatan Gereja

Hasil penelitian mengungkapkan lebih dari separuh jumlah umat

mengalami kesulitan terlibat dalam kegiatan Gereja karena sibuk dalam pekerjaan.

Kesibukan umat dalam bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarga

menyebabkan umat kurang memiliki waktu untuk terlibat. Kesulitan ini dialami

oleh umat yang mayoritas bekerja sebagai petani dan pengusaha. Ditambah lagi

dengan umat lain yang juga mengalami kesulitan oleh karena sibuk dengan urusan

keluarga.

Di samping jawaban responden di atas, menurut pendapat penulis ada hal

lain yang ikut mempengaruhi umat sulit terlibat dalam kegiatan Gereja seperti

kegiatan di stasi bersamaan dengan kegiatan lainnya, ide atau usulan tidak pernah

ditanggapi, dan kurang cocok dengan bentuk kegiatannya. Bertolak dari jawaban

di atas, penulis berpendapat bahwa umat stasi Mansalong memang cukup aktif

hanya saja ada urusan-urusan pribadi dan pekerjaan yang mendadak dan terpaksa

akhirnya mau tak mau meninggalkan kegiatan Gereja.

Mengenai kesulitan yang dialami umat untuk terlibat di paroki dan di stasi

ada sedikit persamaan. Contohnya kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan

gereja atau persiapan ulang tahun paroki, pendalaman iman, doa Rosario dan

lainnya. Umat yang terlibat sangat minim karena berbagai alasan seperti sibuk

dengan pekerjaan, jarak yang jauh, dan lebih memperhatikan stasi. Menanggapi

kesulitan-kesulitan tersebut, hasil penelitian mengungkapkan sebagian besar umat

telah berupaya mengatasi kesulitan tersebut. Hal ini tentu sangat menggembirakan

sebab umat mempunyai perhatian besar bagi perkembangan stasi maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

95  

parokinya. Hal semacam ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak

pengurus Gereja baik stasi maupun paroki sebab mereka adalah satu kesatuan

sebagai Umat Allah yang mana perkembangan Gereja menjadi tugas dan

tanggungjawab mereka.

e. Kegiatan Katekese yang Diharapkan Umat

Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih banyak umat kadang-kadang

mengikuti katekese yang diadakan di stasi sedangkan yang memilih jawaban

selalu mengikuti hanya beberapa orang saja. Hal ini cukup memprihatinkan bagi

segenap umat stasi Mansalong bahwa katekse masih menjadi sesuatu yang asing

bagi mereka. Padahal pada bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana

pentingnya katekese. Katekese menjadi salah satu bentuk kegiatan pastoral paling

ampuh guna membentuk karakter umat untuk semakin menghayati dan

mewujudkan imannya dalam hidup sehari-hari baik dalam Gereja maupun di

masyarakat.

Berkaitan dengan pelaksanaan katekese, hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebanyak 43 responden memilih jawaban kegiatan katekese lebih banyak

dilakukan sekali sebulan. Penulis berpendapat bahwa kegiatan katekese sudah

cukup baik dilaksanakan setiap bulan namun perlu ada pengembangan lagi. Dan

jika boleh, kegiatan katekese dilaksanakan sekali seminggu di masing-masing

basis sehingga umat semakin akrab dengan katekese dan iman mereka dapat

berkembang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 38 responden memilih

metode yang digunakan dalam katekese bervariasi. Sedangkan 22 orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

96  

menjawab biasa saja, begitu juga dengan sarana yang digunakan dalam katekese.

Tentu uraian di atas menimbulkan kesan bahwa data yang ada dari kedua item

tidak terlalu jauh berbeda. Penulis berpendapat bahwa adanya perbedaan cara

fasilitator atau pendamping dalam memproses materi katekese di masing-masing

basis. Oleh karena itu, perlu juga adanya suatu pelatihan bersama bagi para

pendamping katekese guna meningkatkan keterampilan mereka dalam memproses

materi katekese sehingga tidak terkesan membosankan.

Berkaitan dengan bahan yang digunakan dalam katekese lebih banyak

responden memilih mengena pada konteks hidup umat. Hal ini terbukti sebanyak

44 responden memilih jawaban tersebut dan hanya 13 responden memilih biasa

saja, sedangkan 7 responden memilih kurang mengena pada konteks hidup umat.

Dengan data tersebut, dapat dikatakan bahwa bahan katekese memang mengena

pada konteks hidup umat sebab telah dirancang sedemikian rupa oleh tim

Keuskupan dengan melihat konteks hidup umat di wilayah Keuskupannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memilih sosok

katekis menguasai materi sebanyak 24. Sosok katekis sangat professional

sebanyak 9 responden. Mampu menghidupi jalannya proses katekese sebanyak 21

responden dan yang memilih biasa saja sebanyak 10 orang. Sesuai dengan pokok

bahasan pada bab sebelumnya yang secara khusus membahas mengenai

pembinaan pembina katekese, maka penulis berpendapat beberapa aspek yang

harus dimiliki oleh pendamping katekese di stasi Mansalong sudah cukup baik

hanya saja perlu ada pengembangan lebih lanjut. Dan diharapkan bukan saja

katekis, suster, frater saja yang dapat memimpin tetapi lebih daripada itu yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

97  

umat lainnya. Sebab yang berkatekese adalah umat, artinya yang memimpin juga

umat.

Berkaitan dengan model yang digunakan dalam katekese, hasil penelitian

memberikan gambaran bahwa responden yang memilih hanya satu model

sebanyak 32 orang. Sebanyak 27 responden memilih bervariasi dan 5 responden

memilih terlalu sulit untuk dipahami. Melihat data yang telah terungkap di atas,

penulis berpendapat bahwa benar hanya satu model yakni mengikuti buku

panduan yang telah disediakan oleh Keuskupan dan setiap tahun modelnya sama.

Terhadap pelaksanaan katekese, umat stasi Mansalong memberikan

beberapa usulan/saran. Berdasarkan hasil penelitian, penulis membagi jawaban

responden menjadi beberapa bagian. Ditinjau dari segi materi atau bahan, mereka

menghendaki agar materi katekese lebih menarik dan lebih mendalam sesuai

dengan kenyataan yang dialami umat (kontekstual). Dari segi cara penyampaian,

mereka mengusulkan agar metode lebih bervariasi, tidak membosankan sehingga

mampu menggerakkan umat untuk terlibat aktif dalam proses tersebut. Mereka

juga mengusulkan dalam proses katekese lebih diutamakan penggalian

pengalaman dan bila memberi ceramah tidak terlalu panjang atau lama. Ada juga

usulan dari umat mengenai sosok katekis agar jangan terlalu menyinggung

kekurangan umat ketika berkatekese supaya tidak membuat umat segan untuk

hadir dan aktif. Selain itu, pemimpin atau katekis juga harus lebih siap dan

professional agar pokok renungan yang disampaikan sungguh-sungguh dapat

dipahami dan sesuai dengan tafsiran Kitab Suci. Umat juga mengusulkan agar

pelaksanakan katekese seharusnya dilaksanakan sebulan sekali kecuali Bulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

98  

Kitab Suci Nasional, Adven, dan Prapaskah dan usulan yang terkahir yaitu jumlah

pemimpin katekese perlu diperbanyak sehingga tidak terkesan pendamping

katekese hanya orang yang itu-itu saja dan tidak ada variasinya.

4. Kesimpulan Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan menyampaikan beberapa kesimpulan

berdasarkan pembahasan hasil penelitian. Pertama, pemahaman dan penghayatan

hidup menggereja umat di stasi Mansalong sudah baik. Hanya saja pada

prakteknya kurang maksimal dan ini perlu ditingkatkan lagi.

Kedua, umat stasi Mansalong mengalami kesulitan untuk terlibat dalam

hidup menggereja baik di stasi maupun di paroki. Hampir semua umat

memberikan jawaban bahwa mereka sulit terlibat oleh karena pekerjaan dan sibuk

dengan urusan pribadi (kuesioner nomor 17 dan 20). Sedangkan yang lainnya

menjawab sudah tua, memberikan kesempatan pada yang muda, kurang cocok

dengan kegiatannya, kegiatan stasi atau paroki selalu bertabrakan dengan kegiatan

yang lain, serta usulan tidak ditanggapi. Selain itu, adapula kesan bahwa umat

yang terlibat hanya sekedar ikut-ikutan. Mereka merasa tidak memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang cukup oleh karena pendidikan yang rendah.

Berkaitan dengan itu, hasil wawancara dengan pengurus stasi mengenai kesulitan

lainnya yakni oleh karena pengaruh teknologi seperti TV, HP (Hand Phone) dan

internet; kegiatan gereja bukan yang terpenting karena tidak mendatangkan

materi; masih dangkalnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Kristiani.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa umat kurang terlibat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

99  

hidup menggereja oleh karena kurangnya semangat persekutuan sehati dan sejiwa

dalam membangun stasi.

Ketiga, umat stasi Mansalong memiliki harapan besar berkaitan dengan

kegiatan katekese demi peningkatan hidup menggereja umat. Harapan itu

sehubungan dengan metode katekese, proses, sarana, materi, cara penyampaian,

pelaksanaan yang rutin, sosok katekis sebagai pendamping atau fasilitator

katekese.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

100  

BAB IV

UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA UMAT STASI MANSALONG

PAROKI MARIA BUNDA KARMEL MANSALONG KABUPATEN NUNUKAN

Pada bab III penulis telah memaparkan hasil penelitian mengenai

keterlibatan umat stasi Mansalong paroki Maria Bunda Karmel Mansalong

Kabupaten Nunukan dalam hidup menggereja. Berdasarkan penelitian dapat

dilihat bahwa: pertama, tingkat kedalaman pemahaman dan penghayatan hidup

menggereja umat stasi Mansalong sudah baik. Kedua, umat stasi Mansalong

mengalami kesulitan untuk terlibat dalam kegiatan menggereja oleh karena

berbagai macam alasan sehingga mereka kurang terlibat dalam hidup menggereja.

Ketiga umat stasi Mansalong memiliki harapan besar berkaitan dengan kegiatan

katekese, khususnya metode katekese, proses, sarana, materi, cara penyampaian,

pelaksanaan yang rutin, hingga khususnya bagi sosok katekis atau pemandu

katekese.

Pada bab IV ini, penulis memaparkan upaya yang diharapkan dapat

semakin meningkatkan keterlibatan hidup menggereja umat stasi Mansalong

berdasarkan kajian pustaka pada bab II dan hasil penelitian bab III. Upaya yang

penulis ajukan pada bab ini lebih terfokus pada 4 aspek hidup menggereja yakni

koinonia, leiturgia, kerygma, dan diakonia. Sebab berdasarkan hasil penelitian, 4

aspek tersebut sangat diperlukan guna meningkatkan keterlibatan hidup

menggereja umat stasi Mansalong. Penulis akan membagi bab IV ini dalam tiga

bagian: pertama, pentingnya keterlibatan dalam hidup menggereja bagi umat stasi

Mansalong. Kedua, contoh program yang dapat mendukung upaya tersebut.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

101  

Ketiga, penjelasan lebih rinci mengenai usulan program dalam bentuk satuan

program ketekese umat model Shared Christian Praxis (SCP).

A. Pentingnya Keterlibatan dalam Hidup Menggereja bagi Umat Stasi

Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan

Keempat fungsi dasariah Gereja (koinonia, kerygma, leiturgia, dan

diakonia) dapat disebut juga empat usaha pokok pastoral dalam membangun

Gereja (Siauwarjaya, 1987: 34). Keempat fungsi ini menjadi kekuatan Gereja

dalam membangun pertumbuhan iman umat lewat pengalaman umat dalam hidup

menggereja.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa keempat fungsi ini menunjukkan hasil

yang kurang maksimal. Buktinya dapat dilihat pada hasil wawancara dengan

pengurus stasi khususnya pertanyaan wawancara 2 nomor 1 dalam tabel

keterlibatan.

Fungsi koinonia atau persaudaraan Kristiani adalah persaudaraan oleh

karena Kristus, demi Kristus dan dalam Kristus terarah ke hidup nyata dalam

dunia (Siauwarjaya, 1987: 35). Artinya bahwa persaudaraan yang nampak di

dunia senantiasa berdasarkan pada Kristus semata-semata dan dicurahkan bagi

keselamatan banyak orang. Kis. 2:44 mengungkapkan persekutuan hidup antar

umat menjadi kunci utama perkembangan Gereja. Di mana mereka yang telah

menjadi percaya tetap bersatu dalam Kristus oleh karena bimbingan Roh Kudus.

Mereka bersatu dalam segala hal baik doa, mendengarkan sabda Tuhan, makan

bersama dan memecahkan roti serta bersatu untuk saling berbagi.

Sebuah komunitas umat beriman akan semakin hidup jika aspek koinonia

betul-betul dihayati oleh setiap anggotanya. Sebab aspek yang pertama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

102  

menjadi pintu gerbang bagi aspek-aspek lainnya seperti kerygma, leiturgia, dan

diakonia. Ia menjadi sarana bagi ketiga fungsi lainnya demi perkembangan dan

kemajuan Gereja itu sendiri.

Stasi Mansalong telah mengembangkan bentuk persekutuan atau koinonia

melalui berbagai kegiatan seperti, OMK, WKRI, SEKAMI, KBG. Namun pada

kenyataannya bahwa fungsi koinonia sangat kurang dikarenakan umat yang

terlibat hanya 25 %. Begitu juga dengan ketiga fungsi lainnya. Hal ini didukung

oleh hasil wawancara 2 nomor 1, khususnya dalam tabel keterlibatan serta kesan

penulis selama terlibat di stasi Mansalong. Bagaimana hendak membentuk satu

persekutuan Umat Allah dan masuk ke dalam tiga fungsi dasariah lainnya jika dari

40 KK yang selalu terlibat hanya 10 KK. Tentu ini kenyataan yang sangat

memprihatinkan.

Dari keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa keempat fungsi dasariah

yakni koinonia, kerygma, leiturgia, dan diakonia perlu ditingkatkan. Maka, guna

mengusahakan berkembangnya keempat fungsi tersebut diperlukan suatu bentuk

kegiatan katekese sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai Kristiani dalam

hidup menggereja. Tentunya kegiatan ini harus mengambil inspirasi dari cara

hidup Jemaat Perdana (Kis. 2:41-47). Sebab dari sanalah lahir empat fungsi

dasariah Gereja tersebut.

Cara hidup Jemaat Perdana sangat kaya akan makna hidup menggereja.

Oleh karena mereka hidup atas dasar cinta kasih dalam persekutuan sehati dan

sejiwa antara yang satu dengan lainnya dalam komunitas. Dengan adanya

semangat persekutuan sehati dan sejiwa memampukan umat stasi Mansalong

semakin memiliki “sense of belonging” akan Gerejanya. Maka benar pula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

103  

pendapat Gromme dalam makalah PAK III (FX. Heryatno W.W. SJ.) “bahwa

iman umat berkembang dalam komunitas dan karena relasi dan partipasi mereka

dalam hidup komunitas”. Artinya sebagai orang Katolik tidak dapat terpisahkan

dari kesatuan dalam komunitas. Ia menjadi satu dan senantiasa menghidupkan

komunitas tersebut demi perkembangan iman pribadi maupun bersama. Hal ini

tentu erat kaitannya dengan hidup menggereja umat stasi Mansalong sebagai satu

komunitas beriman.

Pada bagian ini, penulis lebih memfokuskan pada sebuah kegiatan

katekese yang mampu menanamkan nilai-nilai Kristiani akan keterlibatan hidup

menggereja bagi umat stasi Mansalong. Hal ini sesuai dengan visi dan misi Gereja

stasi Mansalong. Di mana stasi Mansalong menjadi pelaksana kehendak Allah

yang menghayati imannya sebagai saksi Kristus di tengah-tengah masyarakat.

B. Upaya Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja Umat Stasi

Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan melalui Katekese Umat

Setelah menyadari akan pentingnya terlibat dalam kegiatan

menggereja guna meningkatkan keterlibatan hidup menggereja, kini penulis

akan memaparkan contoh upaya untuk menanggapi hal tersebut. Maka

penulis mengajukan sebuah upaya, yaitu katekese umat model Shared

Christian Praxis (SCP).

1. Alasan Pemilihan Bentuk Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP).

Upaya yang penulis ajukan, yaitu: katekese umat model Shared

Christian Praxis (SCP) merupakan hasil pemikiran penulis pada bab II dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

104  

hasil penelitian pada bab III. Hal ini juga didukung dengan usul dari

pengurus stasi ketika wawancara dengan Bapak Meleanus sebagai ketua

stasi dan Bapak Yan Pera sebagai bendahara (wawancara 2 nomor 4.a).

Usulan kegiatan ini diperoleh setelah penulis menyampaikan hasil penelitian

dan wawancara melalui email tanggal 20 September 2015.

Selain itu, kegiatan katekese merupakan salah satu kegiatan yang

menjadi harapan umat agar dilaksanakan sekali dalam sebulan kecuali pada

Bulan Kitab Suci Nasional, Adven maupun Prapaskah (kuesioner nomor

30). Kemudian, didukung oleh kenyataan bahwa selama ini katekese hanya

menggunakan satu model (kuesioner nomor 28). Maka, tepat sekali jika

ketekese model ini dipilih guna meningkatkan keterlibatan hidup menggereja

umat stasi Mansalong. Selain merupakan suatu bentuk pelayanan pastoral

yang paling berpengaruh terhadap perkembangan iman umat khususnya stasi

Mansalong, katekese ini juga diharapkan semakin membantu menumbuhkan

iman umat dalam hidup menggereja. Sebab kagiatan ini pada intinya

mengutamakan pengalaman umat atau praksis (pengalaman hidup

menggereja) yang konkret.

2. Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP)

a. Tujuan Kegiatan

Katekese umat dengan model SCP, menurut Heryatno WW (1997: 1)

merupakan:

“suatu pendekatan, model ini menekankan proses berkatekese yang bersifat dialogis-partisipatif supaya dapat mendorong peserta, berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

105  

komunikasi antara “tradisi” dan visi hidup mereka dengan “tradisi” dan visi Kristiani, sehingga baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa katekese umat model SCP

sangat berpengaruh dalam membentuk pribadi maupun bersama dan menjadi

sarana yang tepat dalam mengembangkan aspek koinonia, kerygma, leiturgia, dan

diakonia. Untuk mewujudkan keempat aspek tersebut, maka perlu adanya

kemampuan akan penghargaan atas peran-keberadaan peserta sebagai subyek

yang bebas dan bertanggungjawab (Heryatno WW, 1997: 1). Kemampaun ini pun

sungguh dikembangkan dalam kegiatan katekese ini.

Katekese umat model SCP memiliki tiga komponen yaitu: pertama, praksis

merupakan tindakan manusia yang telah direfleksikan dan meliputi seluruh

keterlibatan manusia dalam setiap kegiatan demi mencapai perubahan hidup.

Kedua, Kristiani merupakan pengalaman iman Kristiani sepanjang sejarah dan

visinya. Artinya tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat yang

sungguh-sungguh dihidupi dan visi Kristiani menegaskan tuntutan dan janji Allah

dalam Tradisi. Dengan demikian manusia menanggapi Allah melalui hidup

mereka sebagai realitas iman. Ketiga, sharing merupakan komunikasi timbal

balik, partisipasi aktif dan kritis dari semua peserta yang ditandai dengan suasana

kebersamaan, persaudaraan, keterlibatan, dan solidaritas. Peserta ikut aktif dan

siap mendengarkan dengan hati dan mengomunikasikan dengan hati pula akan

pengalaman orang lain.

Selain itu, katekese model SCP ini juga memiliki kelebihan yakni

merupakan sebuah katekese yang efektif yang sungguh memiliki dasar teologis,

mampu memanfaatkan perkembangan ilmu pendidikan dan memiliki keprihatinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

106  

pastoral yang jelas. Tentu yang perlu digarisbawahi dari katekese model ini adalah

sifatnya yang dialogis partisipatif.

Dengan katekese model ini, umat diharapkan dengan bebas dan terbuka

semakin mampu merefleksikan secara kritis akan pengalaman hidupnya yang

selalu ada kaitannya dengan situasi konkret hidup menggereja di mana saja.

Pengalaman hidup umat ini dikomunikasikan dengan tradisi Kristiani dan visi

Gereja dan melalui komunikasi ini umat dapat mengambil suatu keputusan

konkret sehingga pengahayatan imannya dapat semakin terwujud dalam hidup

sehari-hari dan dengan demikian nilai-nilai kerajaan Allah sungguh-sungguh

nyata di dunia.

b. Waktu, Tempat dan Peserta

Ketekese umat model SCP ini, pertama-tama bertujuan untuk

mengembangkan iman serta nilai-nilai Kristiani dalam hidup menggereja.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berkembang untuk iman pribadi tetapi lebih

dari itu yakni iman bersama dalam komunitas. Dan semua pihak diharapkan ikut

terlibat. Maka diperlukan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan ini.

Berdasarkan kebiasaan di stasi Mansalong, waktu pelaksanaan yang tepat adalah

pada minggu pertama awal bulan September bertepatan dengan Bulan Kitab Suci

Nasional (BKSN) hingga awal minggu pertama bulan Oktober. Sebab pada bulan

ini kegiatan pendalaman iman pasti dilaksanakan sedangkan pada bulan-bulan lain

bisa dikatakan jarang.

Berkaitan dengan tempat dan waktu pelaksanaan dapat ditentukan secara

bersama dan dapat dilakukan secara bergilir dari rumah umat. Peserta yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

107  

terlibat adalah semua pihak khususnya umat stasi Mansalong yang terbagi dalam

komunitas-komunitas basis.

C. Usulan Program Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) untuk Meningkatkan Hidup Menggereja Umat Stasi Mansalong Paroki Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan

1. Latar Belakang Program

Katekese umat merupakan suatu bentuk pelayanan pastoral yang menitik

beratkan pada sharing pengalaman iman antar peserta sehingga mampu

memperteguhkan iman peserta masing-masing. Biasanya katekese umat

dilaksanakan pada bulan Maret pada masa Prapaskah, Oktober pada masa BKSN,

dan Desember pada masa Adven. Bahkan pihak Keuskupan telah menyediakan

bahan dalam bentuk buku panduan demi memudahkan umat dalam berkatekese.

Dengan adanya katekese umat, umat diharapkan semakin dewasa dalam iman

sehingga dapat menjadi saksi Kristus di tengah-tengah masyarakat. Adanya

katekese umat menjadikan umat semakin akrab dengan sabda Tuhan sebagai

pedoman dalam kehidupan. Umat juga diarahkan untuk peduli dengan keadaan

sekitarnya serta mampu berbuat sesuatu demi sebuah transformasi sosial.

Berdasarkan keprihatinan yang terjadi di stasi Mansalong maka penulis

mengusulkan untuk melaksanakan katekese umat model SCP demi membantu

meningkatkan keterlibatan umat stasi Mansalong dalam hidup menggereja. Umat

juga dapat merefleksikan secara kritis setiap pengalaman yang terjadi dalam hidup

mereka. Selain itu, umat pun dapat sampai pada pertobatan diri pribadi maupun

bersama dan menyadari karya Allah dalam hidup mereka. Dengan demikian,

mereka mampu menjadi penggerak atau motivator bagi yang lain demi

tercapainya cita-cita Kerajaan Allah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

108  

2. Tema dan Tujuan Program

Penulis mengusulkan katekese umat model SCP dengan tema:

“Pemberdayaan Paguyuban Umat Stasi Mansalong Menjadi Jalan Perwujudan

Nilai-nilai Kerajaan Allah”. Artinya komunitas-komunitas yang ada baik

kategorial maupun teritorial yang telah terbentuk baik di tingkat basis, stasi

maupun paroki mampu mewujudkan paguyuban yang memberdayakan setiap

anggotanya (intern), melaui 4 aspek dasariah Gereja yakni koinonia, kerygma,

leiturgia, dan diakonia sebagai jalan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Dan

pada gilirannya umat mampu memberdayakan paguyuban lain atau masyarakat

sekitar (ekstern) dengan teladan sikap sebagai bentuk kesaksian hidup seperti

saling menolong, cinta kasih, kedamaian, keadilan, suka cita, persaudaraan,

solidaritas, dan lain-lain. Inilah nilai-nilai Kerajaan Allah yang dicita-citakan.

Tema ini dipilih sesuai dengan fokus masalah yang mau diangkat yaitu keempat

aspek dalam hidup menggereja, yakni koinonia, kerygma, leiturgia, dan diakonia.

Tujuan yang hendak dicapai melalui katekese umat model SCP adalah

bersama pendamping peserta dapat menyadari bahwa baptisan menjadi pintu

gerbang menuju persekutuan dalam komunitas yang kuat demi

menumbuhkembangkan semangat pewartaan melalui kesaksian hidup yang dapat

membawa peserta untuk semakin menghayati makna liturgi dan akhirnya mampu

mengungkapkan imannya melalui tindakan konkret dalam hidup sehari-hari

sebagai wujud pelayanan diri bagi sesama.

Tema dan tujuan umum tersebut akan diuraikan lebih rinci menjadi 5 tema

dan tujuan khusus yang akan digunakan dalam 5 pertemuan, sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

109  

a. Tema : Karena Baptisan Aku Menjadi Warga Gereja.

Tujuan : Bersama pendamping, peserta dapat memahami dan menyadari

bahwa baptisan yang ia terima merupakan pintu masuk menjadi

warga Gereja sehingga kita semakin mampu membangun

paguyuban murid-murid Kristus dan dapat menumbuhkan sikap

hormat dan gembira antar sesama umat demi semakin terlibat dalam

dinamika hidup menggereja.

b. Tema : Membangun Persekutuan Sehati dan Sejiwa Dalam Hidup

Menggereja.

Tujuan : Bersama pendamping, peserta dapat menyadari pentingnya

membangun persekutuan dalam sebuah komunitas sehingga kita

dapat saling berbagi satu sama lain dalam kehidupan menggereja

sehari-hari dan menjadi teladan bagi yang lain.

c. Tema : Semangat Pewartaan Menjadikanku Saksi Kristus.

Tujuan : Bersama pendamping, peserta dapat memahami bahwa dirinya

dipilih dan diutus mewartakan Injil oleh karena rahmat Allah dan

bukan hanya menjadi pendengar tetapi sebagai pelaksana

sehingga kita semakin mampu mengembangkan panggilan

mewartakan Injil dan terlibat aktif di dalamnya.

d. Tema : Liturgi Menjadi Sumber Kekuatanku.

Tujuan : Bersama pendamping, peserta dapat memahami bahwa liturgi

merupakan sumber kekuatan iman oleh karena rahmat Allah dan

bukan sebagai penikmat saja sehingga kita semakin mampu

mengembangkan panggilan tersebut dan semakin terlibat aktif di

dalamnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

110  

e. Tema : Satu Hati Satu Cinta Peduli Sesama Sebagai Wujud Pelayanan.

Tujuan : Bersama pendamping, peserta dapat menyadari bahwa melayani

dengan cinta kasih adalah pemberian diri bagi yang lain sehingga

dapat membangun sikap mencintai dengan tulus dan dapat

menumbuhkan sikap peduli kepada orang lain tanpa mementingkan

diri sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

111  

3. Matriks Usulan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP)

Tema Umum : Pemberdayaan Paguyuban Umat Stasi Mansalong Menjadi Jalan Perwujudan Nilai-nilai Kerajaan Allah.

Tujuan Umum : Bersama pendamping peserta dapat menyadari bahwa baptisan menjadi pintu gerbang menuju persekutuan dalam

komunitas yang kuat demi menumbuhkembangkan semangat pewartaan melalui kesaksian hidup yang dapat

membawa peserta untuk semakin menghayati makna liturgi dan akhirnya mampu mengungkapkan imannya

melalui tindakan konkret dalam hidup sehari-hari sebagai wujud pelayanan diri bagi sesama. 

No Tema Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Karena

Baptisan Aku Menjadi Warga Gereja

Bersama pendamping, peserta dapat memahami dan menyadari bahwa baptisan yang ia terima merupakan pintu masuk menjadi warga Gereja sehingga kita semakin mampu membangun paguyuban murid-murid Kristus dan dapat menumbuhkan sikap hormat dan

- Pengalaman hidup umat

- Menyadari kembali baptisan

- Baptisan membuat kita bersatu dengan Kristus

- Bersyukur karena baptisan

- Ikut ambil bagian dalam

- Sharing - Tanya

jawab - Informasi - Renungan - Peneguhan

- Teks Kitab Suci 1 Kor 12:12-31

- Teks lagu MB No. 427 “Sykur kepada-Mu Tuhan” dan No. 794 “Kita Dipanggil”

- Gambar-gambar mengenai pembaptisan

- Laptop - LCD - Lilin dan salib

- 1 Kor 12:12-31 - Dianne Bergant, CSA.

Dan Robert J. Karris, OFM. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 300-301

- KomKat Keuskupan Purwokerto. 2014. Pedoman Sakramen Inisiasi. Hal. 13

- Madah Bakti

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

112  

gembira antar sesama umat demi semakin terlibat dalam dinamika hidup menggereja

seluruh karya Kristus

2. Membangun Persekutuan Sehati dan Sejiwa Dalam Hidup Menggereja

Bersama pendamping, peserta dapat menyadari pentingnya membangun persekutuan dalam sebuah komunitas sehingga kita dapat saling berbagi satu sama lain sebagai satu komunitas dalam kehidupan menggereja sehari-hari dan menjadi teladan bagi yang lain

- Pengalaman hidup umat

- Panggilan untuk menjadi orang Katolik

- Manusia adalah mahkluk sosial

- Persekutuan dalam komunitas

- Unsur-unsur kehidupan dalam komunitas

- Sharing - Tanya

jawab - Informasi - Renungan - Peneguhan

- Teks Kitab Suci Kis 2:41-47

- Teks lagu “Dalam Yesus Kita Bersaudara” dan “Hari Ini Ku Rasa Bahagia”

- Teks cerita Daun-daun dan Orang

- Speaker aktif - Laptop - Lagu MP3

instrumental (Bapa Sentuh Hatiku)

- Lilin dan salib

- Kis 2:41-47 - Dianne Bergant, CSA.

Dan Robert J. Karris, OFM. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 218

- Darmawijaya. 2006. Hal 42-47

- LBI, 2002: 218 - LBI, 2011: 143 - Mihalic, 2008a: 182-

183

3. Semangat Pewartaan Menjadikanku Saksi Kristus

Bersama pendamping, peserta dapat memahami bahwa dirinya dipilih dan diutus mewartakan Injil oleh karena

- Pengalaman hidup umat

- Hal-hal baik yang dijumpai dalam pewartaan Injil

- Sharing - Tanya

jawab - Diskusi - Informasi - Renungan

- Teks Ajaran Gereja LG. No. 5

- Teks lagu MB. No. 522 “Pantang Mundur” dan

- LG. No. 5 “keterlibatan kaum awam dalam tugas kenabian Kristus”

- Madah Bakti - KWI. 1996. Iman

Katolik Buku Informasi

 

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

113  

rahmat Allah dan bukan hanya pendengar tetapi sebagai pelaksana sehingga kita semakin mampu mengembangkan panggilan mewartakan Injil dan terlibat aktif di dalamnya

- Menemukan keprihatinan dalam pewartaan Injil

- Menimba Ajaran Gereja

- Harapan dalam pewartaan Injil

- Refleksi - Peneguhan

MB. No. 455 “Jadilah Saksi Kristus”

- Laptop - Lilin dan salib

dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 382-392

4. Liturgi Menjadi Sumber Kekuatanku

Bersama pendamping, peserta dapat memahami bahwa liturgi merupakan sumber kekuatan iman oleh karena rahmat Allah dan bukan sebagai penikmat saja sehingga kita semakin mampu mengembangkan panggilan tersebut dan semakin terlibat aktif di dalamnya

- Pengalaman hidup umat

- Hal-hal baik yang ditemukan dalam tugas Gereja menguduskan dunia

- Keprihatinan apa saja dari tugas Gereja menguduskan dunia

- Bagaimana ajaran Gereja mengenai diutus menguduskan dunia

- Sharing - Tanya

jawab - Diskusi - Informasi - Renungan - Refleksi - Peneguhan

- Teks Ajaran Gereja SC. No. 48

- Teks lagu PS. No. 381 “Semoga Roti dan Anggur” dan PS. No. 481 “Hanya Debulah Aku”

- Laptop - Lilin dan salib

- SC. No.48 “keterlibatan aktif kaum beriman”

- Puji Sykur - KWI. 1996. Iman

Katolik Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 392-444

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

114  

- Apa yang menjadi harapan Gereja

5. Satu Hati Satu Cinta Peduli Sesama Sebagai Wujud Pelayanan

Bersama pendamping, peserta dapat menyadari bahwa melayani dengan cinta kasih adalah pemberian diri bagi yang lain sehingga dapat membangun sikap mencintai dengan tulus dan dapat menumbuhkan sikap peduli kepada orang lain tanpa mementingkan diri sendiri.

- Pengalaman hidup umat

- Sikap dasar untuk melayani bukan dilayani

- Gereja dan Masyarakat

- Gereja dan Kaum Miskin

- Katolik sejati harus peduli dan berbagi

- Sharing - Refleksi - Tanya

jawab - Informasi - Peneguhan

- Teks Kitab Suci Luk 10:25-37

- Teks lagu MB. No. 533 “Tingkatkan Karya serta Karsa” dan MB. No. 325 “Fajar Telah Menyingsing”

- Video chicken a la carte

- Laptop - LCD - Speaker - Lilin dan salib

- Luk 10:25-37 - Dianne Bergant, CSA.

Dan Robert J. Karris, OFM. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 135-136

- KWI. 1996. Iman Katolik Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 444-460

- Madah Bakti

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

115  

4. Contoh Satuan Pendampingan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP).

a. Identitas

1) Tema Pertemuan : Membangun Persekutuan Sehati dan Sejiwa Dalam

Hidup Menggereja.

2) Tujuan : Bersama pendamping, peserta dapat menyadari

pentingnya membangun persekutuan dalam sebuah

komunitas sehingga kita dapat saling berbagi satu sama

lain dalam kehidupan menggereja sehari-hari dan

menjadi teladan bagi yang lain.

3) Peserta : Orang dewasa.

4) Tempat : Salah satu rumah umat.

5) Waktu : 60-90 menit.

6) Metode : Sharing, tanya jawab, informasi, renungan, dan

peneguhan

7) Model : SCP (Shared Christian Praxis)

8) Sarana : Teks Kitab Suci Kis 2:41-47; teks lagu “Dalam Yesus

Kita Bersaudara” dan “Hari Ini Ku Rasa Bahagia”; teks

cerita “Daun-daun dan Orang”; speaker aktif; laptop,

lagu MP3 instrumental (Bapa Sentuh Hatiku); lilin; dan

salib

9) Sumber bahan : Kis 2:41-47; Dianne Bergant, CSA. Dan Robert J.

Karris, OFM. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.

Yogyakarta: Kanisius. Hal. 218; Darmawijaya. 2006. Hal

42-47; LBI, 2002: 218; dan LBI, 2011: 143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

116  

b. Pemikiran Dasar

Dewasa ini sungguh masih relevan bahwa persekutuan antar umat sangat

diperlukan demi mempererat hubungan satu dengan lainnya. Suatu komunitas

terbentuk karena adanya persekutuan antar anggota-anggotanya. Tetapi pada

kenyataannya persekutuan tersebut semakin larut oleh karena termakan

perkembangan zaman itu sendiri. Pada zaman sekarang, kita dapat melihat sendiri

di berbagai tempat, lingkungan, stasi maupun paroki. Banyak umat yang tidak

peduli dengan lingkungan di mana mereka berdomisili. Banyak umat kurang

memahami pentingnya membangun sebuah persekutuan dalam komunitas.

Penyebab lunturnya semangat persekutuan tersebut oleh karena pengaruh

perkembangan teknologi yang begitu cepat. Umat disibukkan dengan pekerjaan,

tawaran-tawaran duniawi yang menyenangkan, semakin acuh tak acuh dengan

keadaan sekitar, bahkan rasa egois pun tumbuh dengan subur dalam diri mereka.

Tidak jarang sering dijumpai banyak umat hanya memanfaatkan semangat

persekutuan tersebut jikalau itu bermanfaat baginya.

Kisah Para Rasul menguraikan tentang persekutuan sehati dan sejiwa

dalam sebuah komunitas yang percaya kepada Kristus. Kita semua merupakan

pribadi-pribadi yang percaya kepada Kristus dan hidup dalam suatu komunitas

yang membuat kita selalu kuat. Melalui baptisan yang telah kita terima

menjadikan kita istimewa untuk hidup bersama Yesus. Dan oleh karena kita hidup

dalam komunitas yang membutuhkan semangat persekutuan sehati dan sejiwa,

maka Yesus mengajak kita untuk tekun dalam pengajaran dan berkumpul

merayakan Ekaristi atau ibadat bersama, tekun dalam doa, bersuka cita,

bersyukur, dan saling berbagi satu dengan lainnya. Ajakan Yesus tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

117  

menuntun kita untuk semakin percaya dan yakin akan kuasa Kristus dalam hidup

dan dengan demikian semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas

pun dapat dibangun bersama tanpa ada rasa kekuatiran bahwa Yesus membiarkan

kita berusaha sendiri.

Pada pertemuan kali ini, kita diajak untuk membangun semangat

persekutuan dalam komunitas Gereja, serta melibatkan Yesus di dalamnya.

Semangat persekutuan dalam komuntas harus selalu dijaga dan dikembangkan

agar suka cita hidup bersama Yesus selalu dirasakan. Dengan membangun

persekutuan dalam komunitas kita semakin mampu merasakan kasih Tuhan untuk

saling berbagi satu sama lain. Perwujudan persekutuan sehati dan sejiwa dalam

komunitas tersebut dapat berupa melibatkan diri dalam kegiatan menggereja,

tekun berdoa, menghadiri perayaan Ekaristi, saling berbagi pengalaman,

pengetahuan, bekerjasama membersihkan ligkungan Gereja, melibatkan diri

dalam tugas koor, OMK, SEKAMI, WKRI, KBG, dan lain-lain. Membangun

persekutuan sehati dan sejiwa berarti berani untuk berkorban dan bekerjasama

serta berani keluar dari keamanan diri sendiri untuk memberikan diri seutuhnya

bagi orang lain.

c. Pengembangan Langkah-langkah

1) Pembukaan

a) Kata pengantar

Bapak/ibu dan saudara-saudariku yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada

kesempatan kali ini, kita berkumpul bersama-sama untuk belajar bagaimana kita

bersama Yesus dapat membangun semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

118  

komunitas. Pada saat ini semangat persekutuan yang ada di stasi Mansalong

semakin hari semakin luntur. Banyak hal yang kita jumpai, seperti umat yang

terlalu sibuk dengan pekerjaan, urusan pribadi, kurang peduli dengan lingkungan

sekitar, kurang tanggap akan situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar kehidupan.

Persekutuan dalam komunitas menjadi sangat penting dan mendapat maknanya

apabila dijalankan seturut kehendak Yesus. Dalam Kis 2:41-47, mengajak kita

untuk selalu membangun sikap tersebut dalam komunitas beriman yang kita

hidupi. Semangat persekutuan tidak hanya sebatas merasakan kebahagiaan akan

tetapi juga membutuhkan pengorbanan guna mencapai cita-cita bersama. Dalam

membangun semangat persekutuan sehati dan sejiwa juga membutuhkan

kerjasama, saling peduli, dan berbagi satu sama lain. Melalui hal itu kita belajar

berkomunikasi dan akrab dengan sesama.

b) Lagu pembukaan: “Dalam Yesus Kita Bersaudara”

c) Doa pembukaan

Allah Bapa yang mahapemurah, kami bersyukur dan berterima kasih

kepada-Mu, karena penyertaan-Mu kami semua dapat berkumpul di tempat ini

untuk bersama-sama mendalami sabda-Mu. Ya Bapa, kami mohon dampingi kami

semua yang hadir di sini agar dapat membuka hati kami merenungkan,

mendalami, dan masharingkan pengalaman hidup kami dalam membangun

persekutuan komunitas. Kami juga memohon agar semakin menyadari pentingnya

membangun semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam hidup berkomunitas

sehingga kami dapat saling peduli, berbagai kasih dan cinta. Ya Bapa, kami

mohon semoga Engkau memberkati seluruh pertemuan malam ini, dari awal

hingga akhir. Dengan demikian kami sungguh-sungguh semakin memahami arti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

119  

persekutuan yang sebenarnya menurut teladan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan

pengantara kami. Amin.

2) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta

a) Pendamping membagikan teks cerita yang berjudul “Daun-daun dan Orang”

kepada peserta dan menunjuk salah satu peserta untuk membacakan

sedangkan umat lain memperhatikan dan mendengarkan.

b) Pendamping memberikan waktu kepada umat untuk membaca secara pribadi

cerita tersebut dalam hati.

c) Pendamping meminta salah satu peserta mencoba menceritakan kembali

dengan singkat cerita tersebut.

d) Inti sari cerita “Daun-daun dan Orang.”

Hidup dalam sebuah komunitas seperti halnya sebuah pohon yang terdiri

dari daun, batang pohon, cabang, dan akar. Daun memiliki peran penting demi

berkembang dan bertumbuhnya pohon tersebut. Satu lembar daun bagaikan satu

pribadi dalam komunitas tersebut. Jika satu lembar daun tidak dapat bekerja

dengan baik maka akan menghambat pertumbuhan pohon. Jika tidak ada rasa

persekutuan sehati dan sejiwa antara daun, batang, cabang, dan akar maka pohon

tidak akan tumbuh dengan baik. Pohon sangat membutuhkan air melalui akarnya

dan sinar matahari melalui daunnya. Begitu juga dengan batang dan cabang yang

memilki fungsinya masing-masing demi pertumbuhan dan perkembangan pohon

tersebut.

e) Pengungkapan pengalaman hidup: peserta diajak mendalami cerita tersebut

dengan tuntunan beberapa pertanyaan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

120  

Ceritakanlah hambatan apa saja yang terjadi jika sebuah pohon tumbuh

tanpa ada persekutuan antara batang, daun, cabang maupun akar!

Ceritakanlah pengalaman bapak/ibu dalam menghadapi hambatan ketika

hendak membangun sebuah persekutuan dalam komunitas!

f) Suatu contoh arah rangkuman pendamping

Berdasarkan analogi cerita tadi, hambatan apa yang terjadi jika bagian-

bagian dari pohon tersebut tidak memiliki rasa persekutuan atau saling memiliki

antara satu dengan yang lain dalam komunitasnya. Tentu pohon tidak akan

tumbuh dan berkembang dengan baik. Misalnya daun tidak menerima sinar

matahari oleh karena terhalang sesuatu, akar tidak menerima air dari tanah, dan

batang tidak mau menjadi penyanggah berdirinya pohon. Maka banyak hal akan

terjadi, seperti daun-daun mulai kering, pertumbuhan pohon menjadi lambat,

pohon akan cepat roboh ketika ditiup angin kencang, dan akhirnya pohon tersebut

mati.

Dalam pengalaman hidup kita sehari-hari hambatan-hambatan yang sering

dihadapi dalam membangun sebuah komunitas dapat terjadi oleh karena tidak

adanya rasa memiliki maupun persekutuan antara satu dengan lainnya. Misalnya

tidak mau bekerja sama satu sama lain, tidak saling percaya akan kemampuan

orang lain, tidak mau berkorban, selalu egois, saling menyalahkan, tidak mau

peduli pada orang lain, dan lain-lain. Hambatan-hambatan tersebut akan

senantiasa mengganggu kehidupan dalam komunitas. Akan tetapi semua

hambatan dapat diatasi jika anggota satu dengan lainnya saling bekerjasama,

punya rasa memiliki, punya rasa persekutuan sehati sejiwa serta senantiasa

melibatkan Yesus di dalamnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

121  

3) Langkah II: Merefleksikan secara Kritis Pengalaman Hidup Peserta

a) Peserta diajak merefleksikan sharing pengalaman hidup yang telah

diungkapkan pada langkah I dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimana sikap bapak/ibu dalam menghadapi hambatan-hambatan yang

terjadi dalam membangun sebuah komunitas baik di basis, stasi maupun di

paroki dan di masyarakat?

b) Pendamping memberikan arah rangkuman singkat atas jawaban-jawaban

peserta yang telah diungkapkan, misalnya sebagai berikut:

Bapak/ibu serta saudara-saudariku yang terkasih setelah merefleksikan

pengalaman hidup kita, ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk

mengahadapi hambatan-hambatan guna membangun semangat persekutuan dalam

komunitas. Setiap dari kita tentu memiliki caranya masing-masing dalam

menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Ada orang yang memberikan perhatian

dan kepedulian tanpa pamrih misalnya dalam kegiatan ia memilih dirinya sendiri

sebagai pengurus konsumsi atau bagian acara atau bahkan sebagai pemimpin guna

melayani yang lain. Begitu juga dengan anggota lainnya mengambil peran dan

tugasnya dengan senang hati tanpa perlu mengomentari dan menjatuhkan orang

lain. Dan masih banyak cara lain yang dapat dilakukan dalam membangun

semangat persekutuan dalam sebuah komunitas. Tentu segalanya memerlukan

ketekunan, keberanian dan saling percaya serta senantiasa mengandalkan Tuhan

agar mendapatkan kekuatan. Hanya Yesuslah yang dapat diandalkan dalam

mengahadapi berbagai hambatan dan tantangan demi membangun rasa

persekutuan dalam sebuah komunitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

122  

4) Langkah III: Mengusahakan Pengalaman Kristiani Menjadi Relevan untuk

Umat Zaman Sekarang.

a) Salah satu peserta dimohon membacakan teks Kitab Suci yang diambil dari

Kis 2:41-47.

b) Peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil (dapat disesuaikan dengan

keadaan) guna keefektifan sharing.

c) Peserta diberi waktu secara pribadi merenungkan dan menanggapi bacaan

Kitab Suci dalam kelompok dengan bantuan beberapa pertanyaan, yaitu:

Ayat-ayat mana yang mengesan bagi bapak/ibu berkaitan dengan

membangun rasa persekutuan di dalam komunitas? Mengapa ayat tersebut

mengesan bagi bapak/ibu?

Apa pesan inti yang mau disampaikan Paulus dalam membangun

persekutuan di dalam komunitas?

d) Peserta diajak terlebih dahulu mengungkapkan hasil renungan pribadi

sehubungan dengan pertanyaan di atas.

e) Pendamping menyampaikan tafsiran dari bacaan Kitab Suci Kis 2:41-47 dan

menghubungkan pesan inti dengan tanggapan dan hasil renungan pribadi

peserta sesuai dengan tema dan tujuan pertemuan sebagai berikut:

Teks Kis 2: 41-47 merupakan salah satu perikop yang membicarakan

tentang persekutuan dalam komunitas dan sekaligus mengajak kita untuk

merenungkan cara hidup dalam sebuah komunitas. Hampir semua ayat dalam

perikop ini sungguh mengesan dan dapat menjadi teladan bagi hidup kita. Ayat

41, mengingatkan kita akan panggilan hidup mengikuti Yesus melalui baptisan

yang kita terima. Ayat 42 menjelaskan cara hidup dalam komunitas yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

123  

bertekun dalam pengajaran, dan berkumpul untuk berdoa bersama. Ayat 44,

banyak orang yang percaya kepada-Nya tetap bersatu dan kepunyaan mereka

adalah kepunyaan bersama. Ayat 45, saling berbagi satu sama lain. Ayat 46, selalu

berkumpul bersama dengan sepenuh hati, bertekun, memecahkan roti secara

bergilir dan makan bersama dengan gembira dan tulus hati. Dan pada ayat 47

dikatakan bahwa mereka selalu memuji Allah sehingga hidup mereka disukai

banyak orang dan semakin bertambah jumlahnya oleh karena rahmat Tuhan selalu

menyertai mereka.

Perikop Kis 2:41-47 ingin menyampaikan pesan inti bahwa orang-

orang yang percaya kepada Kristus semakin banyak oleh karena

terbentuknya gaya hidup jemaat yaitu persekutuan untuk saling berbagi,

melayani, berdoa, sukacita, dan selalu memuji Allah. Seperti pada ayat 44,

menggambarkan sebuah persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas

sehingga mereka menyadari bahwa komunitas itu adalah milik mereka serta

bertanggungjawab secara tulus hati mengembangkannya. Segalanya menjadi

milik bersama tanpa ada yang perlu disembunyikan atau ditutup-tutupi demi

kepentingan sendiri.

Unsur kehidupan dalam berkomunitas adalah bertekun dalam ajaran,

membangun keluarga baru, memecahkan roti, berdoa bersama, berbagi

dengan tulus hati dan dicintai banyak orang. Berbagi dengan tulus hati

dalam komunitas bukan berarti hanya makanan saja tetapi segalanya. Apa

saja termasuk segala kepunyaan yang ada dalam komunitas, seperti, ide,

gagasan, pemikiran, pendapat, pelayanan, talenta, pengetahuan, kemampuan,

keterampilan, kepedulian dan juga cinta kasih yang senantiasa disatukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

124  

dalam doa bersama kepada Yesus sebagai kekuatan demi keberlangsungan

hidup komunitas beriman sehingga kita mampu tampil sebagai saksi Kristus

di tengah-tengah masyarakat.

5) Langkah IV: Menemukan Kesadaran Sikap Baru yang Mau Dijalankan

a) Pendamping memulai langkah ini dengan mengajak peserta menerapkan

pesan inti Kitab Suci dalam pengalaman, kebutuhan, dan situasi hidup sesuai

dengan tema dan tujuan pertemuan, misalnya sebagai berikut:

Bapak/ibu serta saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus.

Setelah kita mendalami bersama-sama pengalaman akan hidup dalam sebuah

komunitas dengan dasar persekutuan sehati dan sejiwa. Kita tentu menemukan

pesan yang berguna untuk diterapkan dalam hidup sehari-hari. Bersama Yesus

kita diajak membangun komunitas yang penuh dengan semangat persekutuan

sehati dan sejiwa akan satu sama lain. Tentu semuanya itu dibutuhkan ketulusan

hati serta semangat berbagi dalam diri yang besar demi perkembangan dan

kemajuan komunitas tersebut. Bersama Yesus kita semakin mampu menjalani

kehidupan dalam komunitas. Tidak mudah untuk hidup dalam komunitas yang di

dalamnya berkumpul orang-orang dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda.

Akan tetapi kita tetap yakin bahwa dengan semangat dan tujuan yang dibangun

bersama, kita dapat berproses menjadi orang beriman yang tetap berpegang teguh

pada Yesus Kristus. Dan justru dalam perbedaanlah kita dapat melihat kesatuan

yang sesungguhnya. Kita semakin diperkaya untuk mengenal satu sama lain,

saling melengkapi, dan saling membantu. Dengan demikian, perbedaan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

125  

menjadi indah dan semakin bermakna, khususnya bagi kita umat stasi Mansalong

sebagai satu komunitas Umat Allah.

b) Sebagai bahan refleksi untuk semakin mendalami arti persekutuan sehati dan

sejiwa dalam komunitas dan dalam suasana yang hening peserta diajak

merenungkan hasil renungan langkah I-III dengan panduan pertanyaan

sebagai berikut:

Menurut bapak/ibu, berbagi seperti apakah yang dapat meningkatkan serta

membangun persekutuan dalam hidup berkomunitas di basis, stasi maupun

paroki?

c) Peserta diberi kesempatan merenungkan pertanyaan tersebut dengan diiringi

musik instrumental “Bapa Sentuh Hatiku.” Setelah itu peserta diberi

kesempatan mengungkapkan hasil renungan pribadi. Pada langkah ke IV,

pendamping dapat memberikan arah rangkuman singkat sesuai dengan hasil-

hasil renungan pribadi peserta, misalnya:

Bersama Yesus kita mampu melakukan banyak hal termasuk membangun

semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas. Dengan melibatkan

Yesus, kita dikuatkan bahwa pentingnya bantuan Yesus dalam hidup kita. Sikap

dan tindakan Kristus dapat menjadi teladan kita dalam membangun sebuah

komunitas.

Berbagi dalam persekutuan hidup berarti mau memberikan segalanya yang

dimilki kepada siapa saja yang membutuhkan. Berbagi berarti mau berkorban bagi

orang lain tanpa mengharapkan balasan apapun. Dengan berbagi kita pun belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

126  

untuk hidup dalam sebuah komunitas terlebih membangun semangat persekutuan

sehati dan sejiwa. Misalnya berbagi pengetahuan, perhatian, kepedulian, materi,

cinta kasih, mau terlibat dalam kegiatan komunitas seperti mengikuti Ekaristi

dengan penuh penghayatan, ibadah bersama, pendalaman iman, doa bersama,

kerja bakti, koor, lektor, OMK, SEKAMI, WKRI, dan sebagainya.

6) Langkah V: Mengambil Keputusan Konkret ke Arah Aksi yang Baru demi

Terwujud Nilai-nilai Kerajaan Allah

a) Pengantar

Bapak/ibu serta saudara-saudariku dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Pada

kesempatan ini kita telah bersama-sama menggali pengalaman hidup dalam

komunitas melalui cerita “Daun-daun dan Orang.” Hidup berkomunitas ibarat

sebuah pohon yang terdiri dari daun, ranting, batang serta akar. Demi

pertumbuhan sebuah pohon diperlukan matahari sebagai sumber tenaga dan air

yang cukup untuk mengolah bahan makanan sehingga pohon tersebut dapat

tumbuh dan menghasilkan buah. Satu lembar daun ibarat satu pribadi yang

memiliki peran dalam pertumbuhan komunitas. Demikian pula dengan

pengalaman hidup membangun persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas.

Tentu banyak hambatan yang terjadi seperti malas terlibat, tidak adanya rasa

memiliki, egois, sibuk dengan pekerjaan dan sebagainya. Namun semua itu dapat

diatasi secara bersama dengan melibatkan Yesus sebagai sang teladan. Hal-hal

baik yang telah dibangun dapat dipertahankan dan dikembangkan khususnya

dalam berkomunitas dengan meniru cara hidup Jemaat Perdana. Tekun dalam doa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

127  

tekun dalam pengajaran, menghadiri Ekaristi dengan penuh syukur, saling berbagi

dengan tulus hati dalam segala hal, saling percaya, terlebih semakin

menumbuhkan rasa memiliki. Tindakan serta sikap-sikap tersebut merupakan

wujud dari persekutuan sehati dan sejiwa dalam sebuah komunitas. Berdasarkan

pengalaman iman dalam Kisah Para Rasul, kita semakin menyadari bahwa

membangun semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam komunitas merupakan

hal yang terpenting. Sebab dari sanalah akan lahir nilai-nilai Kristiani yang akan

tumbuh dan berbuah limpah bagi orang lain.

Berdasarkan hasil refleksi, kita seakan ditegur, disapa, diteguhkan serta

dikuatkan dalam hal berdoa, berbagi segalanya, mengikuti Ekaristi, membangun

rasa memiliki, menaruh cinta kasih, dan sebagainya. Maka alangkah baiknya nilai-

nilai Kristiani yang sudah kita dapatkan dalam pertemuan ini perlu dipraktekkan

dalam hidup sehari-hari. Baik secara pribadi maupun bersama demi terwujudnya

sebuah komunitas yang mampu memberikan kesaksian hidup kepada orang lain.

b) Peserta diajak memikirkan tindakan/kegiatan apa yang akan dilakukan

(kegiatannya boleh jangka pendek maupun jangka panjang) guna mendukung

terwujudnya semangat persekutuan sehati dan sejiwa di stasi Mansalong ini

dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

Tindakan apa saja yang harus diperhatikan guna terwujudnya persatuan

sehati dan sejiwa dalam komunitas basis, stasi, maupun paroki?

c) Peserta diberi kesempatan mengungkapkan dan mensharingkan

tindakan/kegiatan pribadi maupun bersama yang akan dilakukan dalam

kehidupan. Kemudian peserta diajak mendiskusikan dan mengambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

128  

keputusan bersama tindakan/kegiatan yang akan dilakukan sebagai umat

beriman stasi Mansalong. Setelah itu, tindakan/kegiatan pribadi mapun

bersama yang telah diambil dipersembahkan dalam doa umat agar mendapat

rahmat dari Tuhan.

7) Penutup

a) Sebelum doa dimulai, pendamping mengambil salib dan lilin lalu meletakkan

di tengah-tengah peserta sehingga semua peserta dapat melihatnya. Kemudian

pendamping mengajak peserta hening sejenak sambil menghadap ke salib,

merenungkan serta menyatukan segala doa dan permohonan pada Yesus yang

disalib sebagai simbol kekuatan. Setelah itu, pendamping memulai dengan

doa umat spontan guna mengawalinya lalu umat lainnya mengikuti dengan

mengajukan doa-doa umat kepada Tuhan Yesus.

b) Kemudian pendamping mengakhiri doa umat tersebut dengan doa Bapa Kami

secara bersama. Lalu ditutup dengan doa penutup yang dihubungkan dengan

tema dan tujuan pertemuan.

c) Doa penutup

Allah Bapa dan Ibu, kami mengucap syukur kepada-Mu atas segala

penyertaan-Mu pada pertemuan saat ini sehingga dapat berjalan dengan baik.

Banyak hambatan dan tantangan yang kami hadapi demi membangun semangat

persekutuan sehati dan sejiwa dalam hidup berkomunitas. Tetapi kami percaya

semuanya ini dapat dilalui dengan ketekunan dan kesabaran. Kami berterima

kasih karena dengan sabda-Mu, Engkau telah menyadarkan betapa pentingnya

membangun semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam hidup berkomunitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

129  

melalui semangat berbagi yang diajarkan oleh Para Rasul serta senantiasa

melibatkan Putera-Mu dalam setiap langkah hidup kami. Ya Bapa, kami mohon

bantulah umat-Mu stasi Mansalong agar berkat teladan-Mu kami semakin mampu

mewujudkan semangat persekutuan sehati dan sejiwa dalam hidup berkomunitas.

Saling berbagi kasih, cinta, perhatian, peduli, waktu, tenaga, pengetahuan dan

sebagainya kepada sesama sesuai dengan kebutuhan. Semoga berkat kasih-Mu

selalu dan senantiasa menyertai setiap langkah hidup kami khususnya dalam

hidup berkomunitas. Demi Kristus, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

d) Lagu penutup: “Hari ini Ku Rasa Bahagia”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

130  

BAB V

PENUTUP

Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penulis mencoba melihat secara

keseluruhan berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penulisan ini, dengan

dikuatkan oleh hasil penelitian dan wawancara. Kemudian pada bagian berikutnya

berisi saran bagi semua pihak yang terkait dengan penulisan karya tulis ini.

A. Kesimpulan

Sumbangan katekese umat untuk hidup menggereja umat meliputi 4 aspek

yaitu: koinonia, kerygma, leiturgia, dan diakonia. Di dalam 4 aspek tersebut

katekese umat membantu umat untuk meneruskan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Keempat aspek tersebut yakni: pertama, katekese umat membantu

mengembangkan semangat persekutuan umat sebagai suatu paguyuban umat

beriman yang mengimani Kristus (koinonia). Kedua, katekese umat mengambil

peran membantu umat mewartakan Kabar Gembira, mendalami kebenaran Firman

Allah, menumbuhkan semangat untuk menghayati hidup dan melaksanakannya

berdasarkan semangat injili sebagai saksi Kristus bagi dunia (kerygma). Ketiga,

katekese umat membantu menghidupkan kembali perayaan ibadat resmi yang

dilakukan Yesus Kristus dalam Gereja-Nya kepada Allah Bapa sehingga

peribadatan menjadi sumber dan pusat hidup beriman (leiturgia). Dan yang

keempat, katekese umat menyadarkan tanggungjawab pribadi sebagai umat

beriman terhadap kesejahteraan sesamanya atas dasar cinta kasih, saling melayani

dan berbagi satu sama, sehingga cita-cita Kerajaan Allah dapat terwujud di dunia

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

131  

(diakonia). Tentunya katekese umat mempunyai sumber inspirasi untuk hidup

menggereja umat dari kehidupan Jemaat Perdana (Kis 2:41-47). Gambaran

kehidupan Jemaat Perdana menjadi cerminan bagi hidup menggereja umat yang

sangat relevan dengan situasi umat zaman sekarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan penghayatan

hidup menggereja umat di stasi Mansalong sudah baik. Hanya saja pada

prakteknya kurang maksimal sehingga perlu ditingkatkan. Dari segi keterlibatan,

dapat dikatakan bahwa keterlibatan umat stasi Mansalong dalam hidup

menggereja sangat kurang. Sebab penghayatan aspek koinonia (persekutuan) dan

ketiga aspek lainnya belum nampak dalam hidup menggereja umat stasi

Mansalong. Permasalahan lain adalah kesulitan umat untuk terlibat misalnya

urusan pribadi, keluarga serta pekerjaan, kurang cocok dengan kegiatannya

maupun usulan atau ide tidak diterima, menganggap bahwa kegiatan Gereja tidak

menghasilkan materi dan sebagainya. Permasalahan dari segi pelaksanaan

katekese seperti tenaga pemandu kurang, sarana, materi, cara penyampaian dan

sebagainya.

Keseluruhan permasalahan di atas perlu ditanggapi dalam suatu bentuk

kegiatan pendampingan iman umat yang sesuai dengan corak kehidupan umat.

Maka penulis menawarkan bentuk pendampingan iman umat melalui katekese

umat model SCP (Shared Christian Praxis) demi menjawab kebutuhan mereka.

Sebab katekese umat model ini dapat masuk ke dalam segi-segi kehidupan umat

(petani, pedagang, dan lain-lain) dan dapat dilaksanakan pula sesuai corak

kehidupan umat. Katekese model SCP tidak harus dilaksanakan di dalam gereja

atau dalam komunitas basis, stasi, maupun paroki, tetapi dapat pula dilaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

132  

di tempat lain sesuai dengan konteksnya. Misalnya di dalam keluarga, di ladang,

dalam perkumpulan para pengusaha, dan lain sebagainya. Di sinilah katekese

umat tersebut menemukan bentuk-bentuk-bentuk barunya demi meningkatkan

pertumbuhan iman umat dan hal ini juga menjadi harapan kita bersama sebagai

Umat Allah.

Penulis melihat bahwa program ini bukan sekedar program pribadi penulis

tetapi program ini adalah milik bersama, kepunyaan umat stasi Mansalong. Maka

tepatlah bahwa katekese umat dari umat, oleh umat dan untuk umat. Umatlah

yang menggagas, mengarahkan dan melaksanakan katekese umat ini sekaligus

penikmat hasilnya. Dengan program ini umat semakin menyadari tugas dan

tanggungjawabnya dalam kegiatan-kegiatan Gereja dan masyarakat sebagai wujud

iman Kristianinya demi tercapainya Kerajaan Allah di dunia.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa

saran sebagai hasil refleksi selama ini bagi umat stasi Mansalong. Pihak pengurus

stasi harus menindaklanjuti program yang telah penulis usulkan yaitu katekese

umat model Shared Christian Praxis (SCP). Program ini diyakini mampu

memotivasi umat untuk sungguh-sungguh terlibat aktif dan bertanggungjawab

dalam berbagai kegiatan stasi, paroki maupun di masyarakat. Hal ini didasari

bahwa pertumbuhan dan perkembangan Gereja tergantung dari keterlibatan umat

dalam dinamika kehidupan Gereja itu sendiri. Maka Gereja harus berani keluar

dari kenyamanannya dan pergi ke luar mencari dan menemukan sesuatu yang baru

demi menghidupkan kembali iman umat yang padam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

133  

Bagi pihak pengurus stasi maupun paroki perlu menyadari pentingnya

pendampingan umat dan melibatkan diri dalam usaha pendampingan tersebut.

Selain itu, pihak pengurus stasi juga diharapkan untuk senantiasa membangun

kerjasama dengan pihak paroki serta kerjasama dengan umat baik di basis, stasi

maupun paroki. Wujud kerjasama guna menindaklanjuti program tersebut bisa

dengan kegiatan sarasehan atau pembinaan pembina katekese umat dan lain

sebagainya. Dan tidak lupa bahwa pihak pengurus stasi perlu membuat suatu

pendampingan khusus bagi anak-anak dan orang muda (SEKAMI dan OMK)

seperti rekoleksi atau retret berkaitan dengan pemahaman serta penghayatan

dalam hidup menggereja.

Berkaitan dengan katekese yang dilaksanakan di stasi Mansalong,

hendaknya pihak stasi mengkader pendamping katekese lebih banyak lagi

sehingga katekese dapat dilaksanakan secara rutin dan terprogram. Dan perlu

diingat bahwa katekese dilaksanakan dalam suasana hati yang penuh

kegembiraan, terbuka dan bukan keterpaksaan sehingga masing-masing orang

dapat mengungkapkan pengalaman imannya secara bebas.

Pengurus stasi maupun paroki perlu mengevaluasi dan merefleksikan

kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut

sungguh berdayaguna dan berdampak positif atau tidak. Di sisi lain umat stasi

Mansalong pun perlu meningkatkan kesadaran diri dalam memberikan prioritas

dan totalitas pada Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

134  

DAFTAR PUSTAKA

Adisusanto, FX., Drs., SJ. (2000). Katekese Sebagai Pendidikan Iman (Seri Puskat no 372). Yogyakarta: LPKP.

Afra Siauwarjaya. (1987). Membangun Gereja Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius.

Dapiyanta (2011). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Sanata Dharma.

DokPen KWI. (2013). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana, SJ. Penterjemah dalam angka tahun 1993). Jakarta: Obor.

Fransiskus, Paus. (2013). Evangelii Gaudium (Sukacita Injil): Seruan Apostolik Paus Fransiskus kepada para uskup, imam dan diakon, kaum religius dan segenap umat beriman tentang pewartaan Injil kepada dunia dewasa ini (24 November 2013). Seri Dokumen Gerejawi no. 94. Diterjemahkan oleh F.X. Adisusanto, SJ. Jakarta: DOKPEN KWI.

Heryatno Wono Wulung, FX., SJ. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese (Seri Puskat no. 356). (Saduran bebas dari Thomas H. Groome, Sharing Faith: A Comprehensive Approach to Religious Education and Pastoral Ministry, New York: Harper Collins, 1990, hal 133-197). Yogyakarta: LPKP.

___________________ (2014) “Katekese Umat: Katekese demi Pembangunan Iman Jemaat” Makalah PAK III, Bahan Kuliah semester VII. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Komisi Kateketik KWI. (1993). Arah Katekese Gereja Indonesia: Perkembangan dari Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan se Indonesia (PKKI I-V 1977-1992), Malang: Dioma.

Komsos Keuskupan Tanjung Selor. Jejak Langkah Keuskupan Tanjung Selor, Gerak Membangun Gereja yang Hidup dan Mengakar, Yogyakarta: Kanisius.

Konferensi Waligereja Regio Nusa Tenggara. (2007). Katekismus Gereja Katolik, Ende: Nusa Indah.

KWI. (1996). Iman Katolik. Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Lalu, Yosef Pr. (2007). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI; kerja

sama dengan Yogyakarta: Kanisius. Moleong (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT. Remaja

Rosdakarya. ____________. (2007). Dasar Penelitian Kualitatif. Perbedaan Antara Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif, (Seri Pastoral no 393), Yogyakarta: Puspas. Riduwan, Dr. MBA. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan

Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Setyakarjana, JS., SJ. (1997). Arah Katekese di Indonesia, (dari Mencari Arah

Katekese 1976 sampai dengan Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia VI 1996),Yogyakarta: Puskat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileK Program SEBA ETERLIB PAROK Diaj M Studi Ilm PR KEKHU FAKULT SUMBAN GAI UPAY ATAN UM DI ST I MARIA KABU ukan untu emperole

135  

Sumarno Ds, M, Drs., MA., SJ. (2014). “Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki”. Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki bagi semester VI, Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Sutrisno Hadi, Prof., Drs., MA. (1982). Metodologi Research 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Yohanes Paulus II, Paus. (1979). Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese): Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini (16 Oktober 1079). Seri Dokumen Gerejawi no. 28. Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, SJ. Jakarta: DOKPEN KWI.

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI