plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol...

110
i PENGARUH WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI Persea americana Mill. SECARA AKUT TERHADAP KADAR KREATININ DAN GAMBARAN HISTOLOGIS GINJAL TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Adrienne Roma Alphayovita NIM : 108114036 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: tranminh

Post on 01-May-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

i

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BIJI Persea

americana Mill. SECARA AKUT TERHADAP KADAR KREATININ DAN

GAMBARAN HISTOLOGIS GINJAL TIKUS TERINDUKSI KARBON

TETRAKLORIDA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Adrienne Roma Alphayovita

NIM : 108114036

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

iiiiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

iiiiiiiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(

“The only thing that stands between you and your dream is thewill to try and the belief that it is

actually possible.”– Joel Brown –

Kupersembahkan karyaku ini untuk:

Yesus Kristus, Sang Guru dan sumber segala ilmu

Daddy, Mama, adik dan sahabat-sahabat

yang menjadi sumber semangatku

Serta Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

vivivi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

vii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan dan

berkat-Nya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Biji Persea americana

Mill. secara Akut terhadap Kadar Kreatinin dan Gambaran Histologis

Ginjal Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida” ini dengan baik dan lancar

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak

yang membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan

penulis menjalankan pembelajaran selama masa studi.

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen

Penguji Skripsi yang telah mendampingi, memotivasi dan memberi masukan

kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji Skripsi atas kritik

dan saran demi kemajuan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji Skripsi atas

kritik dan saran demi kemajuan skripsi ini.

5. Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt. selaku Kepala Penanggungjawab

Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

viii

penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian skripsi

ini.

6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah memberikan bantuan dalam

determinasi tanaman Persea americana Mill.

7. Bapak Kayatno, Bapak Heru, Bapak Suparjiman, Bapak Kunto, Bapak

Wagiran, Bapak Suparlan selaku Staff Laboratorium Fakultas Farmasi yang

telah banyak membantu dalam proses pelaksanaan penelitian.

8. Keluargaku tercinta, Daddy Robinson Sitepu, Mama Maladina Ginting, dan

adikku Benedict Roma Bethadiva yang selalu memberi semangat, nasihat dan

doa kepada penulis.

9. Rekan-rekan tim Persea americana ceria : Priscilla Diana Vivi Vionita,

Angelia Rosari, Maria Malida Vernandes Sasadara, Ike Kumalasari, Yudhita,

Inneke Devi, Robert Dwijantara Putra, Liana Risha, Gidion Krisnadi Yoseph,

Rotua Winata Nopelia Silitonga, Komang Ayu Nopitasari, Irene, Lydia

Setiawan, dan Ni Luh Putu Dian Prawita Putri atas kerjasama, bantuan,

motivasi, masukan dan doa dalam pengerjaan skripsi.

10. Sahabat-sahabatku Inggrid R. Tokan, Therezita Sahita Laksmi, Chatarina

Serafina, Pande Putu Krishna Wedana, Juana Merianti Simanjuntak,

Agustinus Hendy Larsen, Enggar Nugraheni Putri, Oswaldine Heraolia,

Yovica Theresia, Stella Octaviani, Cornelio Thressyananda, Indriana Wijaya,

Bradyenda Presindo Kaban dan Mas Aloysius Hendra untuk dukungan, doa,

kebersamaan dan motivasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

ix

11. Sahabat dan saudara terbaikku Alm. Bonifasius Prasetya Krissutantriarsa

yang telah menjadi sumber semangat dan motivasi untuk penulis.

12. Antonius Budi Wasito dan keluarga untuk cinta, dukungan dan doanya.

13. Seluruh dosen, karyawan dan teman-teman angkatan 2010 Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu yang telah ikut

berperan dan membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat terbuka dengan segala kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi serta semua

pihak yang membutuhkan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... vi

PRAKATA.................................................................................................. vii

DAFTAR ISI............................................................................................... x

DAFTAR TABEL....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xviii

INTISARI.................................................................................................... xx

ABSTRACT .................................................................................................. xxi

BAB I. PENGANTAR................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1. Perumusan masalah....................................................................... 4

2. Keaslian penelitian........................................................................ 4

3. Manfaat penelitian ........................................................................ 5

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

1. Tujuan umum................................................................................ 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xi

2. Tujuan khusus ............................................................................... 6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA......................................................... 7

A. Ginjal.................................................................................................... 7

1. Anatomi dan fisiologi ginjal ......................................................... 7

2. Kerusakan ginjal (nefropati) ......................................................... 12

3. Histologis ginjal ............................................................................ 14

B. Kreatinin .............................................................................................. 15

1. Metabolisme kreatinin .................................................................. 16

2. Faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin darah ....................... 17

3. Metode pemeriksaan kreatinin...................................................... 17

C. Karbon Tetraklorida............................................................................. 18

D. Persea americana Mill. ....................................................................... 20

1. Morfologi ...................................................................................... 20

2. Sinonim......................................................................................... 21

3. Nama lain ...................................................................................... 21

4. Taksonomi..................................................................................... 21

5. Kandungan .................................................................................... 22

6. Khasiat dan kegunaan ................................................................... 22

E. Ekstraksi............................................................................................... 22

F. Landasan Teori..................................................................................... 25

G. Hipotesis .............................................................................................. 25

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xii

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 27

B. Variabel dan Definisi Operasional ....................................................... 27

1. Variabel utama .............................................................................. 27

2. Variabel pengacau......................................................................... 27

3. Definisi operasional ...................................................................... 28

C. Bahan Penelitian .................................................................................. 28

1. Bahan utama.................................................................................. 28

2. Bahan kimia .................................................................................. 29

D. Alat atau Instrumen Penelitian............................................................. 30

E. Tata Cara Penelitian ............................................................................. 30

1. Determinasi serbuk biji Persea americana Mill ........................... 30

2. Pengumpulan bahan uji dan pembuatan serbuk............................ 30

3. Penetapan kadar air pada serbuk kering biji Persea americana Mill 31

4. Pembuatan ekstrak etanol biji Persea americana Mill ................. 31

5. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak............................................. 32

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida ......................................... 32

7. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1%.................................. 32

8. Uji pendahuluan ............................................................................ 33

9. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji................................... 33

10. Pembuatan serum .......................................................................... 34

11. Pembuatan preparat histologis ...................................................... 34

12. Penetapan kadar serum kontrol dan serum kreatinin .................... 35

13. Pemeriksaan histologis ginjal ....................................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xiii

F. Tata Cara Analisis Hasil ...................................................................... 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 37

A. Penyiapan Bahan.................................................................................. 37

1. Hasil determinasi serbuk............................................................... 37

2. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill............... 38

B. Uji Pendahuluan................................................................................... 38

1. Penentuan dosis nefrotoksin karbon tetraklorida .......................... 38

2. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji ............................ 39

C. Hasil Uji Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Biji P. americana secara Akut

pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida........................................ 41

1. Kelompok kontrol negatif (olive oil 2 ml/kgBB) .......................... 44

2. Kelompok kontrol nefrotoksin ( karbon tetraklorida 2 ml/kgBB) 46

3. Kelompok kontrol perlakuan (ekstrak etanol biji P. americana dosis

350mg/kgBB)................................................................................ 46

4. Kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana dosis

350 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB 47

5. Pemeriksaan histologis ginjal ....................................................... 52

D. Rangkuman Pembahasan ..................................................................... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 58

A. Kesimpulan .......................................................................................... 58

B. Saran .................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xiv

LAMPIRAN................................................................................................ 64

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................ 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Rata-rata kadar kreatinin tikus setelah induksi karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah jam

ke-0, 24, 48, dan 72 (n= 4)..................................................... 39

Tabel II. Hasil uji Scheffe kadar kreatinin tikus setelah induksi karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah jam

ke-0, 24, 48, dan 72................................................................ 41

Tabel III. Pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji P. americana

secara akut terhadap nefrotoksisitas karbon tetraklorida dilihat

dari kadar kreatinin ................................................................ 42

Tabel IV. Hasil analisis kebermaknaan kadar kreatinin antar kelompok

berdasarkan hasil uji Scheffe .................................................. 44

Tabel V. Perbandingan kadar kreatinin kelompok kontrol olive oil pada

pencuplikan darah jam ke-0 dan jam ke-48 ........................... 45

Tabel VI. Hasil pemeriksaan histologis ginjal tikus .............................. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur makroskopik ginjal .................................................. 7

Gambar 2. Struktur mikroskopik ginjal ................................................... 9

Gambar 3. Pembuluh darah ginjal dan suplai darah ginjal ...................... 10

Gambar 4. Gambaran mikroskopik ginjal normal (diwarnai dengan

haematoxylin dan eosin). (A) Korteks ginjal, 1: korpuskuler

ginjal; 2: tubulus kontortus proksimal; 3: tubulus kontortus

distal; 4: kapsul Bowman. (B) Medula ginjal, 1: lengkung Henle;

2: jaringan ikat interstitial ...................................................... 14

Gambar 5. Korpuskular ginjal secara mikroskopik ................................. 14

Gambar 6. Tubulus kontortus proksimal (p) dan tubulus kontortus distal (d)

secara mikroskopik ................................................................ 15

Gambar 7. Duktus kolektivus secara mikroskopik .................................. 15

Gambar 8. Struktur molekul karbon tetraklorida..................................... 18

Gambar 9. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida 20

Gambar 10. Diagram batang hasil pengukuran kadar kreatinin tikus setelah

induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan

darah jam ke-0, 24, 48, dan 72 sebagai uji pendahuluan ....... 40

Gambar 11. Diagram batang rata-rata pengaruh waktu pemberian ekstrak

etanol biji P. americana secara akut terhadap nefrotoksisitas

karbon tetraklorida dilihat dari kadar kreatinin ..................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xvii

Gambar 12. Diagram batang rata-rata perbandingan kadar kreatinin

kontrol olive oil jam ke-0 dari kontrol olive jam ke-48 ......... 45

Gambar 13. Fotomikroskopik ginjal tikus normal (tidak ada perubahan

patologik) ............................................................................... 53

Gambar 14. Fotomikroskopik ginjal tikus Degenerasi Hidrofik Epitel

Tubulus .................................................................................. 54

Gambar 15. Fotomikroskopik ginjal tikus Intratubular hyaline cast ........ 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Foto serbuk biji Persea americana Mill .......................... 65

Lampiran 2. Foto serbuk biji Persea americana Mill. yang dimaserasi

dengan pelarut etanol ........................................................ 65

Lampiran 3. Foto ekstrak etanol kental biji Persea americana Mill..... 66

Lampiran 4. Foto ekstrak etanol kental yang telah dilarutkan dengan

CMC-Na 1 % .................................................................... 66

Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi serbuk biji Persea americana

Mill.................................................................................... 67

Lampiran 6. Hasil determinasi serbuk biji P. americana ...................... 68

Lampiran 7. Surat Ethics Committee Approval ..................................... 71

Lampiran 8. Hasil analisis statistik data kreatinin pada uji pendahuluan

waktu pencuplikan darah hewan uji setelah induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB...................................................... 72

Lampiran 9. Hasil analisis statistik data kreatinin pada kelompok kontrol

olive oil dosis 2 ml/kgBB.................................................. 74

Lampiran 10. Hasil analisis statistik data kreatinin pada kelompok

perlakuan ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dosis

350 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB ............................................................................ 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xix

Lampiran 11. Penetapan kadar air serbuk biji P. americana................... 80

Lampiran 12. Hasil rendemen ekstrak etanol biji P.americana .............. 82

Lampiran 13. Bobot pengeringan ekstrak etanol biji P.americana hingga

terbentuk ekstrak kental .................................................... 82

Lampiran 14. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ....................... 83

Lampiran 15. Perhitungan efek nefroprotektif ........................................ 83

Lampiran 16. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas ......................... 84

Lampiran 17. Surat pengesahan hasil histologis ginjal ........................... 85

Lampiran 18. Gambar fotomikroskopik ginjal ........................................ 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xx

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemberianekstrak etanol biji Persea americana Mill. secara akut terhadap kadar kreatinindan gambaran histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida danmengetahui waktu pemberian yang paling efektif.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni denganrancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 30 ekor tikus jantan galur Wistar,umur 2-3 bulan dengan berat 150-250 gram dibagi secara acak ke dalam 6kelompok. Kelompok I (kontrol nefrotoksin) diberi karbon tetraklorida dosis 2ml/kgBB secara i.p. Kelompok II (kontrol negatif) diberi olive oil dosis 2ml/kgBB secara i.p. Kelompok III (kontrol ekstrak) diberi ekstrak etanol bijiPersea americana Mill. dengan dosis 350 mg/kgBB secara p.o. Kelompok IV, V,dan VI (kelompok perlakuan) diberi ekstrak etanol biji Persea americana Mill.dosis 350 mg/kgBB secara p.o, kemudian secara berturut-turut pada jam ke 1, 4dan 6 setelah pemberian ekstrak etanol dilakukan pemberian karbon tetrakloridadosis 2 ml/kgBB secara i.p. Pada jam ke-48 setelah pemberian karbontetraklorida, semua kelompok diambil darahnya pada daerah sinus orbitalis matauntuk penetapan kadar kreatinin. Kemudian tikus dikorbankan dan diambilginjalnya untuk dibuat preparat guna pengamatan histologis. Data kadar kreatininyang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan one way ANOVA dandilanjutkan uji Scheffe dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pemberian ekstrak etanolbiji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB secara akut berpengaruh terhadappenurunan kadar kreatinin dan perbaikan gambaran histologis ginjal tikusterinduksi karbon tetraklorida. Waktu paling efektif dalam menurunkan kadarkreatinin tikus terinduksi karbon tetraklorida yaitu 4 jam setelah pemberianekstrak etanol biji P.americana dosis 350 mg/kgBB.

Kata kunci : biji Persea americana Mill., ekstrak etanol, akut, kreatinin,karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

xxi

ABSTRACT

This study aimed to determine the administration time effect of ethanolseed extract of Persea americana Mill. in acute on creatinine levels and renalhistological figure in carbon tetrachloride-induced rats and to determine the mosteffective administration time.

This study is purely experimental with completely randomized design. Atotal of 30 male Wistar rats, aged 2-3 months, weighing 150-250 g were randomlydivided into 6 groups, five rats each. Group I (nephrotoxin control) wasadministered 2 ml/kgBW of carbon tetrachloride by i.p. Group II (negativecontrol) was administered 2 ml/kgBW of olive oil by i.p. Group III (extractcontrol) was orally administered ethanol seed extract of Persea americana Mill. ata dose of 350 mg/kgBW for 6 hours. Group IV-VI (treatment groups) were orallyadministered 350 mg/kgBW of P. americana ethanol seed extract. Thensuccessively on the 1st, 4th and 6th hours after administration of ethanol seedextract, 2 ml/kgBW of carbon tetrachloride was injected. Fourty eight hours afteradministration of carbon tetrachloride, all groups have blood drawn at eye orbitalsinus area for the determination of creatinine levels. Then the rats were sacrificedand kidneys were taken for histological observations. Creatinine levels obtaineddata were statistically analyzed using one-way ANOVA and followed by Scheffetest with a 95% confidence level.

This study showed that the administration time of ethanol seed extract ofPersea americana Mill. in acute effect on the decline of creatinine levels andrenal histological figure in carbon tetrachloride-induced rats. The most effectivetime in lowering creatinine levels of carbon tetrachloride-induced rats is 4 hoursafter administration of the ethanol seed extract of P. americana at a dose of 350mg /kgBW.

Key words : Persea americana Mill. seed, ethanol extract, acute, creatinine,carbon tetrachloride

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Ginjal merupakan salah satu organ detoksifikasi utama setelah hati

dengan membuang racun tubuh yang telah dilarutkan dalam air oleh hati agar

dapat dibawa darah, kemudian dibuang bersama kelebihan cairan tubuh melalui

urin (Alam dan Hadibroto, 2007). Bila ada nefropati atau kerusakan ginjal, maka

racun tidak dapat dikeluarkan, sedangkan protein yang seharusnya dipertahankan

ginjal bocor keluar (Tandra, 2007). Adanya kerusakan pada ginjal dapat ditandai

dengan peningkatan kadar kreatinin dalam darah. Sintesis kadar kreatinin dalam

darah relatif konstan sehingga merupakan indikator fungsi ginjal yang lebih akurat

daripada BUN / Blood Urea Nitrogen (Sutedjo, 2009)

Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang sudah mendunia. Di

Amerika Serikat pada akhir tahun 2007 tercatat sebanyak 527.283 orang mendapat

pengobatan gagal ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease/ESRD), di mana

368.544 orang di antaranya mendapat terapi hemodialisis (National Kidney and

Urologic Disease Information Clearinghouse, 2010). Indonesia termasuk negara

dengan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari

Perneftri (Persatuan Nefrologi Indonesia) pada tahun 2009, diperkirakan terdapat

70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia namun yang terdeteksi menderita gagal

ginjal kronis tahap terminal dari mereka yang menjalani hemodialisis hanya

sekitar 4 ribu sampai 5 ribu saja (Alam dan Hadibroto, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

2

Melihat tingginya prevalensi penderita gagal ginjal di Indonesia, maka

diperlukan alternatif pengobatan baru. Saat ini, masyarakat sudah mulai beralih ke

pengobatan herbal karena mudah diperoleh, efek samping relatif lebih sedikit

daripada obat-obatan konvensional bila digunakan secara tepat, dan terjangkau

harganya (Duke, 1997). Salah satu tanaman yang terkenal memiliki banyak

khasiat dan digunakan sebagai pengobatan herbal yaitu alpukat (Persea

americana Mill.). Selama ini, bagian tanaman Persea americana Mill. yang

paling banyak diteliti dan digunakan untuk pengobatan yaitu buah dan daunnya,

sedangkan bijinya masih banyak terbuang dan tidak dimanfaatkan. Padahal biji

Persea americana Mill. diketahui memiliki berbagai khasiat seperti antioksidan

(Arukwe et al., 2012), antimikroba (Idris, Ndukwe, dan Gimba, 2009),

antihipertensi (Anaka, Raymond, dan Stephen, 2009) serta antidiabetes (Alhassan

et al., 2012).

Dalam penelitian ini, digunakan biji Persea americana Mill. yang

diekstraksi menggunakan pelarut etanol karena etanol memiliki kemampuan

menyari dengan polaritas yang lebar mulai dari senyawa non polar sampai

senyawa polar, lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh, tidak beracun,

absorpsinya baik dan dapat bercampur dengan air. Etanol juga dapat melarutkan

alkaloid basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon,

flavonoid, steroid, damar, dan klorofil (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan, 1986). Pada penelitian yang dilakukan oleh Malangngi, Meiske, dan

Jessy (2012) disebutkan bahwa ekstrak etanol biji Persea americana Mill.

memiliki kandungan tanin yang mampu menangkap radikal bebas DPPH dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

3

aktivitas antioksidan sebesar 93,045%. Tanin merupakan senyawa polifenol yang

dapat membentuk kompleks dengan protein. Tanin terbagi menjadi dua jenis,

yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin terkondensasi memiliki

peranan biologis sebagai antioksidan sehingga kandungan tanin dalam biji Persea

americana Mill. akan berpengaruh terhadap aktivitas penangkapan radikal bebas

yang menimbulkan kerusakan oksidatif (Malangngi, Meiske, dan Jessy, 2012).

Karbon tetraklorida merupakan senyawa model nefrotoksin yang dapat

menyebabkan Nekrosis Tubulus Akut (NTA). Karbon tetraklorida diubah oleh

sitokrom P450 menjadi radikal bebas reaktif yang dapat mengakibatkan

peningkatan peroksidasi lipid di liver dan jaringan ginjal (Manna, Sinha, dan Sil,

2006). Pemejanan karbon tetraklorida dalam jangka panjang dapat memicu

terjadinya sirosis dan tumor hati, juga kerusakan ginjal (Timbrell, 2009).

Kerusakan akibat terbentuknya ikatan kovalen antara radikal bebas dengan

makromolekul jaringan menimbulkan kerusakan pada tubulus proksimal ginjal

(Cotran dan Robbins, 1997).

Dalam penelitian ini dilakukan pemberian ekstrak etanol biji Persea

americana Mill. secara akut/ jangka pendek (1 kali pemberian selama 1 jam, 4

jam, dan 6 jam sebelum induksi karbon tetraklorida) untuk mengetahui waktu

efektif ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dalam memproteksi ginjal tikus

terinduksi karbon tetraklorida, dengan dosis efektif yang diperoleh dari penelitian

jangka panjang (pemberian ekstrak etanol biji P. americana selama 6 hari

berturut-turut sebelum induksi karbon tetraklorida) yang dilakukan Silitonga

(2013). Dalam penelitian jangka panjang tersebut, digunakan tiga peringkat dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

4

ekstrak dan diperoleh dosis efektif ekstrak etanol biji Persea americana Mill.

konsentrasi 7% b/v sebesar 350 mg/kgBB, di mana pada dosis tersebut terjadi

penurunan kadar kreatinin tertinggi pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB (konsentrasi 50% v/v). Sejauh ini belum ada penelitian mengenai waktu

efektif pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. 350 mg/kgBB secara

akut sebagai nefroprotektif. Maka dari itu, penelitian ini perlu untuk dilakukan.

1. Perumusan masalah

a. Apakah pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dosis 350

mg/kgBB secara akut mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadar

kreatinin dan perbaikan gambaran histologis ginjal tikus jantan galur

Wistar terinduksi karbon tetraklorida ?

b. Berapakah waktu efektif ekstrak etanol biji Persea americana Mill. 350

mg/kgBB yang berpengaruh terhadap penurunan kadar kreatinin dan

perbaikan gambaran histologis ginjal tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida ?

2. Keaslian penelitian

Penelitian terhadap biji Persea americana Mill. pernah dilakukan oleh:

a. Malangngi, Meiske, dan Jessy (2012) yang menyatakan bahwa ekstrak

etanol biji Persea americana Mill. memiliki kandungan tanin dan

antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas DPPH.

b. Idris, Ndukwe, dan Gimba (2009) yang menyatakan bahwa ekstrak biji

Persea americana Mill. memiliki aktivitas antimikroba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

5

c. Arukwe et al. (2012) yang menyatakan bahwa biji Persea americana

mengandung tanin, saponin, flavonoid, alkaloid, steroid, sianogenik

glikosida dan fenol yang memiliki aktivitas antiinflamasi, antioksidan

serta meningkatkan sistem imun.

d. Anaka, Raymond, dan Stephen (2009) yang menyatakan bahwa ekstrak

air biji Persea americana Mill. memiliki aktivitas menurunkan tekanan

darah pada tikus Sprague-Dawley.

e. Kosinska et al. (2012) yang menyatakan bahwa ekstrak metanol kulit dan

biji Persea americana Mill. tinggi kandungan fenolik serta memiliki

kapasitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan ABST.

Pada saat yang bersamaan dengan penelitian ini, juga dilakukan

penelitian mengenai efek nefroprotektif pada pemberian jangka panjang ekstrak

etanol biji Persea americana Mill terhadap penurunan kadar kreatinin serum dan

gambaran histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida (Silitonga, 2013).

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang pengaruh

waktu pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. secara akut terhadap

kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida

belum pernah dipublikasikan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan dan

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama ilmu kefarmasian

mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

6

secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus

terinduksi karbon tetraklorida.

b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi

kepada masyarakat mengenai waktu penggunaan akut biji Persea

americana Mill. sebagai alternatif dalam pengobatan gagal ginjal.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh waktu

pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. 350 mg/kgBB secara akut

terhadap penurunan kadar kreatinin dan perbaikan gambaran histologis ginjal

tikus terinduksi karbon tetraklorida.

2. Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu efektif ekstrak etanol

biji Persea americana Mill. 350 mg/kgBB dalam memberikan efek nefroprotektif

optimal dengan menurunkan kadar kreatinin dan memperbaiki gambaran

histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Ginjal

1. Anatomi dan fisiologi ginjal

Gambar 1. Struktur makroskopik ginjal(Huether and McCance, 2008)

Ginjal merupakan salah satu organ detoksifikasi utama setelah hati,

dengan membuang racun tubuh yang telah dilarutkan dalam air oleh hati agar

dapat dibawa darah, kemudian dibuang bersama kelebihan cairan tubuh melalui

urin (Alam dan Hadibroto, 2007). Ginjal berbentuk kacang (gambar 1), yang

panjangnya sekitar 11 cm, lebar 6 cm, tebal 3 cm, serta beratnya sekitar 150 gram.

Ginjal terletak di dinding abdomen posterior, masing- masing 1 buah di sisi kiri

dan kanan kolum vertebra, di belakang peritoneum dan di bawah diafragma.

Ginjal kanan biasanya sedikit lebih pendek daripada ginjal kiri, mungkin karena di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

8

atas ginjal kanan terdapat ruang yang ditempati hati. Ginjal melekat pada

posisinya karena berikatan dengan suatu massa lemak. Selubung fasia renal

fibroelastik membungkus ginjal dan lemak ginjal. Secara makroskopik (gambar

1), ginjal terdiri dari:

a. Capsula fibrosa, mengelilingi ginjal, untuk melindungi struktur dalamnya

yang rapuh.

b. Cortex, lapisan jaringan yang berwarna coklat kemerahan tepat berada di

bawah kapsul dan di luar piramid, di dalamnya terdapat berjuta nefron

(Setiadi, 2007).

c. Medulla, lapisan terdalam ginjal yang terdiri atas striasi (garis-garis)

berbentuk kerucut yang pucat (pyramid renal), di dalamnya banyak terdapat

duktus ginjal (Setiadi, 2007).

Hilum merupakan batas medial ginjal berbentuk cekung dan tempat

masuknya pembuluh darah dan pembuluh limfe ginjal, ureter dan saraf. Pelvis

renal merupakan struktur berbentuk corong yang bekerja sebagai wadah

penampung urine yang dibentuk oleh ginjal (Nurachmah dan Angriani, 2011).

Batas luar pelvis terbagi menjadi kantong-kantong dengan ujung terbuka yang

disebut kaliks mayor, yang meluas ke bawah dan terbagi menjadi kaliks minor,

yang mengumpulkan urin dari tubulus setiap papilla. Papilla menonjol ke dalam

ruang dari pelvis ginjal, yaitu sambungan dari ujung ureter bagian atas yang

berbentuk corong (Guyton dan Hall, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

9

Gambar 2. Struktur mikroskopik ginjal(Dipiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells dan Posey, 2008)

Secara mikroskopik (gambar 2), ginjal terdiri atas sekitar 1 juta unit

fungsional nefron, dan sejumlah kecil duktus kolektivus. Duktus kolektivus

mengangkut urine melalui piramid ke pelvis renal, menyebabkan piramid ini

tampak bergaris-garis (tubulus nefron). Tubulus ditunjang oleh sejumlah kecil

jaringan ikat yang berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, serta saraf. Nefron

merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus yang dibungkus

oleh kapsul Bowman (korpuskular ginjal), tubulus kontortus proksimal, lengkung

Henle dan tubulus kontortus distal yang bersambung ke duktus kolektivus

(Nurachmah dan Angriani, 2011). Glomerulus berfungsi untuk filtrasi air dan zat

terlarut dalam darah (Leeson, 1996), sedangkan kapsula bowman merupakan

suatu pelebaran nefron yang dibatasi oleh epitel yang menyelubungi glomerulus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

10

untuk mengumpulkan zat terlarut yang difiltrasi oleh glomerulus (Leeson, 1996;

Sherwood, 2006). Sel tubulus proksimal mereabsorbsi 60-65 % air yang disaring

korpuskular ginjal, serta hampir semua nutrien, vitamin, ion, dan protein plasma

kecil. Tubulus proksimal memiliki brush border untuk mereabsorbsi, sedangkan

tubulus distal tidak memiliki brush border. Sel epitel tubulus sangat peka terhadap

anoksia dan rentan terhadap toksin. Beberapa faktor yang menyebabkan tubulus

mudah mengalami ketoksikan, yaitu termasuk permukaan luas bermuatan listrik

untuk reabsorbsi tubulus, sistem transpor aktif ion dan asam organik, dan

kemampuan melakukan pemekatan secara efektif, selain itu kadar sitokrom P450

yang tinggi untuk mendetoksifikasi atau mengaktifkan toksikan (Robbins dan

Cotran, 2007). Duktus kolektivus merupakan saluran pengumpul yang akan

menerima cairan dan zat terlarut lainnya dari tubulus distal (Sherwood, 2006).

Gambar 3. Pembuluh darah ginjal dan suplai darah ginjal(Shier, 2006)

Ginjal kaya akan pembuluh darah (gambar 3). Korteks adalah bagian

ginjal yang paling kaya pembuluh darah, menerima 90% dari total aliran darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

11

ginjal. Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai

percabangan arteria renalis. Arteri ini berpasangan kanan dan kiri (dextra dan

sinistra). Arteria renalis bercabang menjadi arteria intralobularis, kemudian

menjadi arteri arkuata. Arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang

menjadi kapiler membentuk gumpalan (glomerulus). Glomerulus dikelilingi oleh

simpai Bowman. Disini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang

meninggalkan simpai Bowman kemudian menjadi vena renalis lalu masuk ke

vena cava inferior (Syaifuddin, 2003). Pembuluh darah ginjal dipersarafi oleh

saraf simpatik dan parasimpatik yang mampu mengendalikan diameter pembuluh

darah ginjal dan aliran darah ginjal dengan bebas melakukan autoregulasi

(Nurachmah dan Angriani, 2011). Sirkulasi ginjal memiliki dua bentuk kapiler,

yaitu kapiler glomerulus dan kapiler peritubulus, yang tersusun dalam suatu

rangkaian dan dipisahkan oleh arteriol eferen yang membantu untuk mengatur

tekanan hidrostatik dalam kedua perangkat kapiler. Adanya pengaturan tahanan

arteriol aferen dan eferen, ginjal dapat mengatur tekanan hidrostatik pada kapiler

glomerulus dan kapiler peritubulus, dengan demikian mengubah laju filtrasi

glomerulus dan/atau reabsorbsi tubulus sebagai respons terhadap kebutuhan

homeostatik tubuh (Guyton dan Hall, 2006).

Ginjal berfungsi untuk mengatur volume cairan dalam tubuh, mengatur

keseimbangan osmotik, elektrolit dan asam basa cairan tubuh, mengekskresi sisa

hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik dan obat-obatan,

mensekresi hormon dan pembentukan eritrosit (Syaifuddin, 2003). Nefron ginjal

memiliki berbagai fungsi, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

12

a. Filtrasi glomerulus. Pada proses ini, terjadi penyerapan darah dimana yang

tersaring adalah bagian cairan darah, kecuali protein. Cairan yang tersaring

ditampung oleh simpai Bowman. Cairan terdiri dari elektrolit (natrium,

klorida, kalium) dan molekul organik (kreatinin, ureum, dan glukosa) yang

konsentrasinya sama di dalam plasma. Cairan yang tersaring diteruskan ke

tubulus ginjal. Jumlah filtrat glomerulus yang dibentuk setiap menit dalam

semua nefron kedua ginjal disebut laju filtrasi glomerulus (GFR= Glomerular

Filtration Rate).

b. Transport tubulus (reabsorpsi dan sekresi). Pada proses reabsorpsi, terjadi

penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion

bikarbonat secara pasif di tubulus kontortus proksimal. Pada tubulus

kontortus distal juga terjadi proses reabsorpsi natrium dan ion bikarbonat bila

diperlukan. Pada proses sekresi, zat yang tidak diperlukan dibersihkan di

tubulus kontortus dan diekskresikan ke dalam urine. Pada proses ini terjadi

sekresi ion hidrogen untuk mempertahankan pH normal darah (Huether dan

McCance, 2008).

2. Kerusakan ginjal (nefropati)

Ginjal bekerja untuk membersihkan darah dari racun yang masuk dan

yang dibentuk oleh tubuh. Bila ada nefropati atau kerusakan ginjal, racun tidak

dapat dikeluarkan, sedangkan protein yang seharusnya dipertahankan ginjal bocor

keluar (Tandra, 2007). Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal tiba-tiba

yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dan

kreatinin plasma (Baradero, Dayrit, dan Siswadi, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

13

Fisiologi kelainan ginjal dibedakan menjadi lima macam kategori

fisiologik, yaitu:

1. Kegagalan akut ginjal, terjadi jika fungsi ginjal menurun secara mendadak

dan reversibel karena kegagalan pra-renal, intrarenal, dan pascarenal.

Kegagalan pra-renal secara prinsip adalah hal-hal yang menyebabkan

penurunan perfusi darah ke ginjal sehingga terjadi kerusakan hipoksik.

Kegagalan intrarenal mencakup kerusakan parenkim ginjal akibat

nefrotoksin, penyakit seperti glomerulonefritis atau hipoksia akibat

penurunan perfusi ginjal yang tidak diperbaiki dan berlangsung lama serta

NTA (Nekrosis Tubulus Akut) (Brooker, 2005).

2. Kegagalan kronis ginjal, jika fungsi ginjal menurun secara progresif dan

ireversibel karena destruksi ginjal yang progresif dan terus- menerus.

3. Ginjal hipertensif, jika terjadi cedera vaskuler pada ginjal karena hipertensi

sehingga mengganggu pemeliharaan volume dan keseimbangan air serta

garam secara keseluruhan.

4. Sindroma nefrotik, jika glomerulus mengalami cedera yang berat sehingga

sejumlah protein (lebih dari 3,5 gram) keluar melalui urin per hari dan

umumnya terjadi edema anasarka.

5. Kelainan spesifik tubulus yaitu kelainan histologik dan fungsional tubulus

serta interstisium dalam derajat yang lebih besar dibandingkan glomerulus

dan pembuluh darah ginjal sehingga menyebabkan reabsorbsi abnormal atau

kurangnya reabsorbsi zat-zat tertentu oleh tubuh sehingga LFG (Laju Filtrasi

Glomerulus) menurun (Reilly, Robert, Bulger, Ruth, dan Kriz, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

14

3. Histologis ginjal

Secara histologis ginjal terdiri dari unsur utama yaitu glomerulus, tubulus

dan interstitium, dan pembuluh darah (Kumar, Abbas, and Fausto, 2010). Berikut

gambaran kondisi ginjal normal yang dilihat secara mikroskopik (gambar 4):

Gambar 4. Gambaran mikroskopik ginjal normal (diwarnai dengan haematoxylin daneosin). (A) Korteks ginjal, 1: korpuskuler ginjal; 2: tubulus kontortus proksimal; 3: tubuluskontortus distal; 4: kapsul Bowman. (B) Medula ginjal, 1: lengkung Henle; 2: jaringan ikat

interstitial (Gunin, 2000)

Korpuskular ginjal terdiri dari struktur-struktur yang secara mikroskopik

terlihat pada gambar 5:

Gambar 5. Korpuskular ginjal secara mikroskopik(SIU School of Medicine, 2005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

15

Tubulus ginjal terdiri dari struktur-struktur yang secara mikroskopik

terlihat pada gambar 6:

Gambar 6. Tubulus kontortus proksimal (p) dan tubulus kontortus distal (d) secaramikroskopik

(SIU School of Medicine, 2005)

Duktus kolektivus ginjal terdiri dari struktur-struktur yang secara

mikroskopik terlihat pada gambar 7:

Gambar 7. Duktus kolektivus secara mikroskopik(SIU School of Medicine, 2005)

B. Kreatinin

Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

metabolisme yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

16

dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatin disintesis setiap

hari terutama oleh hati dan sedikit oleh pankreas serta ginjal. Sebagian kecil dari

kreatin secara ireversibel berubah menjadi kreatinin yang tidak mempunyai fungsi

dan keberadaannya dalam darah hanya untuk diangkut ke ginjal. Kreatinin

diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi. Konsentrasinya

relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari (Corwin, 2001). Bila kadar kreatinin

serum meningkat berarti klirens kreatinin atau LFG (laju filtrasi glomerulus)

menurun. Peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan

adanya penurunan fungsi ginjal sebesar 50%, demikian juga peningkatan kadar

kreatinin tiga kali lipat mengisyaratkan penurunan fungsi ginjal sebesar 75%

(Soeparman, 2001).

1. Metabolisme kreatinin

Kreatinin adalah hasil metabolisme kreatin. Kreatinin disintesis di dalam

hati dari metionin, glisin, dan arginin. Dalam otot rangka, kreatin difosforilasi

membentuk fosforil kreatin, yang merupakan simpanan tenaga penting bagi

sintesis ATP. ATP yang dibentuk oleh glikolisis dan fosforilasi oksidatif bereaksi

dengan kreatin membentuk ADP dan fosfokreatin yang mengandung ikatan fosfat

energi tinggi, lebih tinggi dari ATP. Fosfokreatin dapat saling memindahkan

energi dengan ATP. Bila ATP banyak dalam sel, sebagian besar energinya

digunakan untuk mensintesis fosfokreatin, sehingga terbentuk cadangan energi.

Jika ATP mulai habis, energi dalam fosfokreatin ditransfer kembali menjadi ATP.

Jadi hubungan antara fosfokreatin dengan ATP bersifat reversibel (Ganong,

1995). Kreatinin dibentuk di otot dari fosfokreatin melalui dehidrasi non-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

17

enzimatik ireversibel dan pengeluaran fosfat. Ekskresi kreatinin dalam urine 24

jam setara dengan massa otot. Sintesis kreatin dituntaskan melalui metilasi

guanidoasetat oleh S-adenosilmetionin (Murray, Granner, dan Rodwell, 2006).

2. Faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin darah

Kreatinin tidak dipengaruhi oleh diet, hidrasi atau katabolisme jaringan.

Kadar kreatinin merupakan indikator fungsi ginjal yang lebih akurat daripada

Blood Urea Nitrogen/ BUN (Horne dan Swearingen, 2000). Kadar kreatinin darah

cenderung tetap/ tidak banyak berubah dibanding kadar ureum. Kreatinin terutama

dipengaruhi oleh massa otot. Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan

adanya penurunan fungsi ginjal dan penyusutan massa otot rangka (Sutedjo,

2009). Fungsi ginjal yang normal akan mengalami peningkatan kadar kreatinin

serum bila terjadi kerusakan otot yang hebat misalnya bila ada trauma otot atau

rabdomiolisis (Alatas, Tambunan, dan Trihono, 1993).

Nilai normal kreatinin dalam darah pada tes fungsi ginjal yang normal

pada manusia adalah sebesar 0,6-1,5 mg/dL (laki-laki) dan 0,6-1,1 mg/dL

(perempuan) (Derelanko and Hollinger, 2002). Kadar kreatinin tikus putih jantan

yaitu sebesar 0,2-0,8 mg/dL (Malole dan Pramono, 1989).

3. Metode pemeriksaan kreatinin

a. Jaffe Reaction. Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana

alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga. Alat yang

digunakan adalah photometer.

b. Kinetik. Dasar metode ini relatif sama hanya dalam pengukuran

dibutuhkan sekali pembacaan. Alat yang digunakan adalah autoanalyzer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

18

c. Enzimatik. Dasar metode ini adalah dengan adanya substrat dalam

sampel bereaksi dengan enzim membentuk senyawa enzim substrat

dengan menggunakan alat photometer (Price dan Wilson, 1985).

Meskipun sejumlah kecil diekskresi, tes kliren kreatinin merupakan suatu

tes untuk memperkirakan GFR (Glomerular Filtration Rate) dalam klinik (Price

dan Wilson, 1985).

C. Karbon Tetraklorida

Gambar 8. Struktur molekul karbon tetraklorida( Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995)

Karbon tetraklorida (gambar 8) merupakan senyawa yang berbentuk

cairan jernih, bersifat mudah menguap, tidak berwarna, dan berbau khas. Senyawa

karbon tetraklorida mempunyai BM 153,82 dan sangat sukar larut dalam air

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).

Karbon tetraklorida mengakibatkan kerusakan pada semua organ,

khususnya pada ginjal (edema dan degenerasi lemak yang nyata pada tubulus) dan

hepar (Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK Unsri, 2008). Karbon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

19

tetraklorida bersifat nefrotoksik dan dapat menyebabkan Nekrosis Tubuler Akut

(NTA) yang bersifat reversibel. Radikal bebas yang dihasilkan dapat

mengakibatkan kerusakan pada tubulus proksimal ginjal (Cotran dan Robbins,

1997). Penyebab terjadinya kerusakan jaringan ginjal oleh karbon tetraklorida

tergantung pada metabolisme aktivasi oleh sitokrom P450, terutama CYP2EI.

Enzim mikrosomal CYP2EI akan mempengaruhi aktivasi metabolit dari senyawa

yang terbentuk, yaitu dapat meningkatkan atau mengurangi sifat toksik dari

senyawa induk. Pada metabolisme karbon tetraklorida CYP2EI berfungsi sebagai

agen pereduksi dan mengkatalis adisi elektron yang mengakibatkan hilangnya satu

ion klorin sehingga terbentuk radikal bebas triklorometil (•CCl3) (gambar 9) yang

merupakan metabolit reaktif. Radikal bebas triklorometil ini dengan adanya

oksigen (O2) akan berubah menjadi radikal bebas triklorometilperoksi (•OOCCl3)

yang bersifat lebih reaktif (Timbrell, 2009). Radikal bebas triklorometil yang

tidak dapat melanjutkan diri dalam urutan reaksi sitokrom P450, mencetuskan

reaksi berantai pada lemak polyunsaturated retikulum endoplasma. Reaksi ini

menyebar ke membran plasma dan protein sehingga terjadi pembengkakan sel,

penimbunan lemak, dan kematian sel (Marks, Marks, dan Smith, 1996). Radikal

bebas yang dihasilkan menyebabkan peningkatan peroksidasi lipid di liver dan

jaringan ginjal serta kerusakan pada membran sel (Manna, Sinha, dan Sil, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

20

Gambar 9. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida(Timbrell, 2009)

D. Persea americana Mill.

1. Morfologi

Pohon Persea americana Mill. memiliki ukuran sedang hingga besar

dengan tinggi 9-20 m. Daunnya memiliki panjang 7-41 cm berbentuk lonjong

(oval). Warna daunnya kemerahan ketika masih muda, dan ketika daunnya sudah

tua berwarna hijau tua dan teksturnya halus. Bunganya berwarna hijau

kekuningan, berdiameter 1-1,3 cm. Kulitnya memiliki ketebalan dan tekstur

bermacam- macam. Buahnya memiliki biji tunggal yang besar, berbentuk speris,

dan beratnya hingga 2,3 kg. Buahnya ketika sudah matang berwarna hijau, hitam,

ungu atau kemerahan tergantung dari varietasnya (World Agroforestry Centre,

2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

21

2. Sinonim

Laurus persea L., Persea drymifolia Schlecht. & cham., Persea

gratissima Gaertn.f., Persea nubigena L.O.Williams, Persea persea (L.)

Cockerell (World Agroforestry Centre, 2002).

3. Nama lain

Avocado (Amerika), htaw bat, kyese (Burma), avocado (Filipina),

alligator pear, avocado, avocado-pear, butter fruit (Inggris), adpukat, avokad

(Indonesian), Alligatorbirne, Avocadobirne (Jerman), apukado, avokado

(Malaysia), awokado (Thailand), bo, lê dâù (Vietnam), aguacate, pagua

(Spanyol), avocat, avocatier, zabelbok, zaboka (Perancis) (World Agroforestry

Centre, 2002).

4. Taksonomi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Sub kingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua atau dikotil)

Sub kelas : Magnolidae

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Persea

Spesies : Persea americana Mill. (Proseanet, 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

22

5. Kandungan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Malangngi, Meiske, dan Jessy

(2012), biji Persea americana Mill. memiliki kandungan tanin. Selain itu, biji

Persea americana Mill. juga memiliki kandungan saponin, flavonoid, alkaloid,

steroid, sianogenik glikosida, dan fenol (Arukwe et al., 2012). Kosinska et al.

(2012) dalam penelitiannya melaporkan bahwa di dalam biji Persea americana

Mill. terkandung banyak senyawa fenolik.

6. Khasiat dan kegunaan

Ekstrak etanol biji Persea americana Mill. memiliki aktivitas antioksidan

yang mampu menangkap radikal bebas DPPH (Malangngi, Meiske, dan Jessy

2012). Ekstrak air biji Persea americana Mill. juga memiliki efek hipoglikemik

pada tikus diabetes yang terinduksi aloksan (Alhassan et al., 2012) dan memiliki

aktivitas antimikroba (Idris, Ndukwe, dan Gimba, 2009) serta mampu

menurunkan tekanan darah pada tikus Sprague-Dawley (Anaka, Raymond, dan

Stephen, 2009). Biji Persea americana Mill. memiliki aktivitas antiinflamasi dan

meningkatkan sistem imun (Arukwe et al., 2012).

E. Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair yang dibuat dengan

penyari simplisia menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari

langsung. Simplisia adalah bahan alamiah berupa tanaman utuh, bagian tanaman

atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

23

pengolahan atau mengalami pengolahan secara sederhana serta belum merupakan

zat murni kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan

(Direktorat Obat Asli Indonesia, 2010). Jenis ekstraksi bahan alam yang sering

dilakukan adalah ekstraksi secara panas dengan cara refluks dan penyulingan uap

air dan ekstraksi secara dingin dengan cara maserasi, perkolasi, dan soxhletasi.

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan cara merendam

serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari dengan beberapa kali

pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya.

Kecuali dinyatakan lain, maserasi dilakukan dengan memasukkan 10 bagian

simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam

sebuah bejana, lalu direndam dengan 75 bagian cairan penyari dan dibiarkan

selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk. Kemudian diserkai,

diperas, dan ampasnya dicuci dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh

100 bagian. Setelah itu, dibiarkan di tempat sejuk dan terlindung cahaya selama 2

hari, lalu disaring dan diperoleh ekstrak cair (Direktorat Obat Asli Indonesia,

2010). Selama proses maserasi, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati

dinding sel sehingga isi sel akan larut akibat adanya perbedaan konsentrasi antara

larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan

terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah melalui

proses difusi pasif. Peristiwa tersebut terjadi terus menerus hingga tercapai

keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

24

Menurut Harborne (1987), metode maserasi digunakan untuk

mengekstrak jaringan tanaman yang belum diketahui kandungan senyawanya

yang kemungkinan bersifat tidak tahan panas sehingga kerusakan komponen

tersebut dapat dihindari. Kekurangan dari metode ini adalah waktu yang relatif

lama dan membutuhkan banyak pelarut. Metode maserasi termasuk dalam

ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat-cair dipengaruhi oleh waktu ekstraksi, suhu

yang digunakan, pengadukan, dan banyaknya pelarut yang digunakan. Tingkat

ekstraksi bahan ditentukan oleh ukuran partikel bahan tersebut. Bahan yang

diekstrak sebaiknya berukuran seragam untuk mempermudah kontak antara bahan

dan pelarut sehingga ekstraksi berlangsung dengan baik.

Untuk menjamin efikasi, mutu, keamanan dan stabilitas ekstrak, perlu

diperhatikan parameter-parameter ekstrak seperti parameter spesifik dan

parameter non spesifik. Parameter spesifik berfokus pada senyawa yang

bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis, meliputi profil KLT

(kromatografi lapis tipis), penetapan kadar senyawa aktif, penetapan kadar total

golongan metabolit sekunder, dan kelarutan ekstrak dalam etanol dan air.

Parameter non spesifik berfokus pada aspek kimia, mikrobiologi dan fisis yang

akan mempengaruhi keamanan dan stabilitas, meliputi penetapan sisa air,

penetapan sisa pelarut organik (etanol), penetapan kadar abu, penetapan cemaran

mikroba, aflatoksin dan logam berat, serta penetapan residu pestisida (Saifudin,

Rahayu, dan Teruna, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

25

F. Landasan Teori

Ginjal merupakan organ yang berperan dalam sistem ekskresi tubuh

manusia. Ginjal sendiri berfungsi untuk membuang sisa metabolisme,

mempertahankan kadar cairan dan elektrolit tubuh, mengatur tekanan darah,

mengatur kadar kalsium pada tulang, dan mengatur produksi sel darah baru

(Alam dan Hadibroto, 2007). Terjadinya kerusakan pada ginjal dapat disebabkan

oleh adanya pemejanan nefrotoksin seperti karbon tetraklorida (Brooker, 2005).

Karbon tetraklorida yang masuk ke dalam tubuh diubah oleh sitokrom

P450 menjadi suatu radikal bebas yang sangat reaktif yang dapat mengakibatkan

peningkatan peroksidasi lipid di liver dan jaringan ginjal (Manna, Meiske, dan

Jessy, 2006). Kerusakan pada ginjal dapat ditunjukkan dengan adanya

peningkatan kadar kreatinin serum (Horne dan Swearingen, 2000). Moneim dan

El-Deib (2012) melaporkan bahwa dosis karbon tetraklorida yang terbukti mampu

meningkatkan kadar kreatinin serum pada tikus bila diberikan secara

intraperitonial (i.p), yaitu 2 ml/kgBB.

Ekstrak etanol biji Persea americana Mill. diketahui memiliki

kandungan tanin dan antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas DPPH

(Malangngi, Meiske, dan Jessy, 2012). Adanya antioksidan dapat melindungi

jaringan dari efek radikal bebas, ROS (reactive oxygen species), dan peroksidasi

lipid dan memperlambat proses perjalanan penyakit kronis (Makni, Chtourou,

Garoui, Boudawara, dan Fetoui, 2011).

Penelitian ini dilakukan secara akut dengan dosis yang mengacu pada

penelitian jangka panjang yang dilakukan Silitonga (2013), yaitu 350 mg/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

26

yang mana pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dengan dosis

tersebut dalam jangka panjang dapat menurunkan kadar kreatinin tikus terinduksi

karbon tetraklorida. Penelitian ini menggunakan data pendukung berupa gambaran

histologis ginjal.

G. Hipotesis

Waktu pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dosis 350

mg/kgBB secara akut memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar kreatinin dan

perbaikan gambaran histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel utama

a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi waktu

pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dengan dosis 350

mg/kgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah

kadar kreatinin tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon

tetraklorida setelah pemberian Persea americana Mill.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam

penelitian ini adalah hewan uji yang digunakan, yaitu tikus galur Wistar

dengan jenis kelamin jantan, berat badan 150-250 g, berumur 2-3 bulan,

cara pemberian nefrotoksin secara intraperitonial, cara pemberian ekstrak

etanol biji Persea americana Mill. secara per oral, makanan dan

minuman hewan uji, dan biji Persea americana Mill. yang diperoleh dari

Sumatera Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

28

b. Variabel pengacau tak terkendali. Dalam penelitian ini yang termasuk

variabel pengacau tak terkendali adalah kondisi patologis dari hewan uji.

3. Definisi operasional

a. Variasi waktu pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill.

Ekstrak etanol biji Persea americana Mill. 350 mg/kgBB diberikan

dengan 3 variasi waktu yaitu selama 1, 4, dan 6 jam, baru kemudian

diberikan karbon tetraklorida dengan dosis 2 ml/kgBB.

b. Kadar kreatinin dalam darah. Kadar kreatinin dalam darah adalah jumlah

kreatinin (mg) dalam tiap satu desiliter (dL) darah subjek uji.

c. Penurunan kadar kreatinin serum. Didefinisikan sebagai kemampuan

ekstrak etanol biji Persea americana Mill. pada dosis 350 mg/kgBB

untuk menurunkan kadar kreatinin serum pada tikus jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida.

d. Akut. Ekstrak etanol biji Persea americana Mill. diberikan dengan sekali

pemejanan kepada hewan uji.

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Wistar, berumur 2-3

bulan dengan berat badan 150-250 g yang diperoleh dari Laboratorium

Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

29

b. Bahan uji yang digunakan adalah biji Persea americana Mill. yang

diperoleh dari Sumatera Barat pada bulan Januari 2013 yang telah

diserbukkan, dideterminasi serta ditetapkan kadar airnya.

2. Bahan kimia

a. Bahan nefrotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang

diperoleh dari laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, dengan konsentrasi 50%.

b. Olive oil Bertolli® sebagai pelarut karbon tetraklorida dan sebagai

kontrol negatif.

c. Etanol 70% sebagai pelarut yang digunakan untuk pembuatan sediaan uji

diperoleh dari Toko Kimia Aldrich, Yogyakarta.

d. Natrium- Carboxymethyl Cellulosa (CMC-Na) dalam bentuk serbuk yang

diperoleh dari Laboratorium Biofarmasetika, Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

e. Aquadest sebagai pelarut CMC-Na yang diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

f. Aqua bidestilata untuk blanko pengujian kadar kreatinin, diperoleh dari

Laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

g. Kontrol serum Kreatinin Cobas® (PreciControl ClinChem Multi 2)

Roche/ Hitachi analyzer

h. Reagen serum kreatinin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

30

D. Alat atau Instrumen Penelitian

Oven, rotary evaporator, waterbath, corong Buchner, vakum, cawan

porselen, moisture balance, bekker glass, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur,

corong kaca, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®), mortar dan

stemper, timbangan elektrik Mettler Toledo®, sentrifuge Centurion Scientific®,

vortex Genie Wilten®, spuit per oral dan syringe 3 cc Terumo®, spuit ip. dan

syringe 1 cc Terumo®, mikropipet, pipa kapiler, tabung Eppendorf, Micro-vitalab

200 Merck®, dan stopwatch.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi serbuk biji Persea americana Mill.

Determinasi dilakukan dengan mencocokkan serbuk biji Persea

americana Mill. yang diperoleh dari Sumatera Barat dengan serbuk biji Persea

americana Mill. yang telah dideterminasi dengan menggunakan buku acuan

determinasi. Determinasi dilakukan secara organoleptis dan mikroskopis.

Determinasi dilakukan oleh Yohanes Dwiatmaka, M.Si., dosen Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Pengumpulan bahan uji dan pembuatan serbuk

Bahan uji yang digunakan adalah biji Persea americana Mill. yang sudah

dalam bentuk serbuk berwarna kecoklatan, diperoleh dari wilayah Padang,

Sumatera Barat pada bulan Januari 2013. Sebelum diserbukkan, biji P.americana

dicuci hingga bersih dengan air mengalir. Kemudian biji dirajang dan

dikeringanginkan hingga tampak tidak basah lagi. Lalu dimasukkan ke oven

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

31

dengan suhu 50oC selama 24 jam untuk mengoptimalkan proses pengeringan.

Setelah kering, biji diserbukkan dan diayak dengan ayakan nomor 40 agar lebih

mudah terekstrak.

3. Penetapan kadar air pada serbuk kering biji Persea americana Mill.

Sebanyak ± 5 g serbuk kering biji Persea americana Mill. yang sudah

diayak dimasukkan ke dalam alat moisture balance lalu diratakan. Bobot serbuk

kering biji Persea americana Mill. ditimbang sebelum pemanasan (bobot A) dan

sesudah pemanasan (bobot B). Serbuk kering biji Persea americana Mill.

dipanaskan pada suhu 105oC selama 15 menit. Kemudian dilakukan perhitungan

terhadap selisih bobot A dan bobot B yang merupakan kadar air serbuk biji Persea

americana Mill.

4. Pembuatan ekstrak etanol biji Persea americana Mill.

Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, menggunakan wadah

erlenmeyer bersumbat kaca. Perbandingan jumlah serbuk dan pelarut, yaitu 1:10.

Sebanyak 40 g serbuk biji Persea americana Mill. direndam dalam 200 mL

pelarut etanol 70%, ditutup dan didiamkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya,

dan diaduk sekali-sekali setiap hari pada jam yang sama, kemudian disaring

dengan bantuan corong Buchner dan pompa vakum sehingga diperoleh filtrat.

Ampasnya diremaserasi dalam 200 mL pelarut etanol 70% selama 2 hari

kemudian disaring sehingga diperoleh filtrat (Direktorat Obat Asli Indonesia,

2010). Tahap selanjutnya, filtrat dievaporasi untuk penguapan pelarut

menggunakan rotary evaporator pada suhu 70oC hingga seluruh pelarut menguap

(ditandai dengan berhentinya tetesan pada rotary evaporator), kemudian ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

32

dikeluarkan dari labu evaporasi dan dipindahkan ke dalam cawan porselen yang

telah ditimbang sebelumnya. Selanjutnya, dipekatkan menggunakan waterbath

dan dilakukan penimbangan hingga diperoleh bobot tetap ekstrak (perbedaan dua

kali penimbangan berturut-turut setelah dikeringkan selama 1 jam tidak lebih dari

0,25%). Ekstrak disimpan di dalam desikator. Rendemen ekstrak dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Rendemen ekstrak =–

x 100%

5. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak

Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat

dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta

dikeluarkan dari spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan ekstrak

per cawannya dalam labu ukur terkecil dengan pelarut CMC Na 1%. Konsentrasi

pekat ekstrak yang diperoleh, yaitu 7% atau 7 g/100 ml.

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida

Karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50%, dengan cara

melarutkan 50 ml karbon tetraklorida ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian

ditambahkan olive oil hingga batas tanda. Digojog hingga homogen (Janakat dan

Al-Merie, 2002).

7. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1%

Suspending agent CMC-Na 1% dibuat dengan cara mendispersikan lebih

kurang 1,0 g CMC-Na yang telah ditimbang seksama ke dalam aquadest sampai

volume 100,0 ml dan digunakan untuk membuat suspensi ekstrak etanol Persea

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

33

americana Mill. Sebelum didispersikan, serbuk CMC-Na digerus terlebih dahulu

untuk memperluas permukaan.

8. Uji pendahuluan

a. Penetapan dosis nefrotoksik karbon tetraklorida. Pemilihan dosis karbon

tetraklorida dilakukan untuk mengetahui pada dosis berapa karbon

tetraklorida mampu menyebabkan kerusakan ginjal tikus yang ditandai

dengan peningkatan kadar kreatinin dalam serum darah paling tinggi.

Berdasarkan penelitian Moneim dan El-Deib (2012), dosis karbon

tetraklorida yang terbukti mampu meningkatkan kadar kreatinin serum

pada tikus bila diberikan secara intraperitonial (i.p) adalah 2 ml/kgBB.

b. Penetapan waktu pencuplikan darah. Penetapan waktu pencuplikan darah

ditentukan melalui orientasi dengan 4 kelompok perlakuan waktu, yaitu

pada jam ke – 0, 24, 48, dan 72 setelah pemejanan karbon tetraklorida

untuk melihat profil kenaikan kadar serum kreatinin. Setiap kelompok

perlakuan terdiri dari 4 hewan uji yang pengambilan darahnya dilakukan

melalui pembuluh sinus orbitalis mata. Waktu pencuplikan darah yang

digunakan adalah waktu dimana kadar kreatinin menunjukkan

peningkatan yang paling besar. Berdasarkan hasil orientasi, pencuplikan

darah hewan uji dilakukan pada jam ke-48.

9. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Sebanyak 30 ekor tikus jantan galur Wistar dibagi secara acak dalam 6

kelompok perlakuan, masing-masing lima ekor tikus. Kelompok I (kontrol

nefrotoksin) diberi karbon tetraklorida yang dilarutkan dalam olive oil (1:1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

34

dengan dosis 2 ml/kgBB secara intraperitonial. Kelompok II (kontrol negatif)

diberi olive oil dosis 2 ml/kgBB secara intraperitonial. Kelompok III (kontrol

ekstrak) diberi ekstrak etanol biji Persea americana Mill secara per oral dengan

dosis 350 mg/kgBB (dosis efektif yang diperoleh dari uji jangka panjang), lalu 6

jam kemudian diambil darahnya. Kelompok IV, V, dan VI (kelompok perlakuan)

diberi ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dengan dosis 350 mg/kgBB,

kemudian secara berturut-turut pada jam ke 1, 4 dan 6 setelah pemberian ekstrak

etanol dilakukan pemberian nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB.

Pada jam ke-48 setelah pemberian karbon tetraklorida, semua kelompok diambil

darahnya pada daerah sinus orbitalis mata lalu diukur kadar kreatinin serum.

10. Pembuatan serum

Darah diambil melalui sinus orbitalis mata hewan uji dan ditampung

dalam tabung Eppendrof 1,5 ml melalui dinding tabung, dan didiamkan selama 15

menit, kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm, lalu

dipisahkan bagian supernatannya (serum). Supernatan ditampung dalam tabung

Eppendorf 1,5 ml. Serum yang belum diukur disimpan dalam lemari es (freezer).

11. Pembuatan preparat histologis

Tiga ekor hewan uji (secara acak) pada setiap kelompok perlakuan yang

telah diambil darahnya pada jam ke-48, dikorbankan menggunakan eter untuk

diambil ginjalnya. Organ ginjal dicuci dengan larutan saline 0,9% untuk

menghilangkan darah lalu dimasukkan ke dalam wadah bertutup yang berisi

formalin 10% (hasil pengenceran formalin 37%) untuk dibuat preparat

histologisnya, dan kemudian diamati penampakan mikroskopisnya. Pembuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

35

preparat histologis dilakukan di Laboratorium Patologi Kedokteran Hewan

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

12. Penetapan kadar serum kontrol dan serum kreatinin

Alat yang digunakan untuk menganalisis kadar kreatinin serum pada

hewan uji adalah Mikrolab 200 Merck®. Kadar kreatinin dinyatakan dengan

satuan mg/dL. Pengukuran kadar kreatinin serum dilakukan di Laboratorium

Biokimia Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

a. Penetapan kadar serum kontrol. Pengukuran kadar serum kontrol

dilakukan dengan cara mencampur 50 μL serum kontrol dengan 1000 μL

reagen I, kemudian divortex sebentar sekitar 5 detik dan didiamkan

selama dua menit. Setelah itu, ditambahkan 250 μL reagen II lalu

divortex sebentar dan dibaca serapannya setelah didiamkan satu menit.

b. Penetapan kadar kreatinin serum. Pengukuran kreatinin serum dilakukan

dengan cara mencampur 50 μL serum dengan 1000 μL reagen I,

kemudian divortex sebentar sekitar 5 detik dan didiamkan selama dua

menit. Setelah itu, ditambahkan 250 μL reagen II lalu divortex sebentar

dan dibaca serapannya setelah didiamkan satu menit.

13. Pemeriksaan histologis ginjal

Pemeriksaan histologis dilakukan di Laboratorium Patologi Kedokteran

Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil pemeriksaan dibuat

fotomikroskopik sebagai data kualitatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

36

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data kadar kreatinin serum diuji dengan Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui distribusi data tiap kelompok hewan uji. Apabila distribusi datanya

normal maka dilanjutkan dengan analisis variansi pola searah (one way ANOVA)

dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing

kelompok data tidak berpasangan yang lebih dari 2 kelompok. Kemudian

dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat kebermaknaan perbedaan antar

kelompok. Perbedaan bermakna (signifikan) dinyatakan dengan p < 0,05 dan

perbedaan tidak bermakna (tidak signifikan) dinyatakan dengan p > 0,05.

Apabila distribusi datanya tidak normal dilakukan analisis dengan

Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan kadar kreatinin serum antar

kelompok dan kebermaknaan perbedaan antar kelompok dianalisis dengan

menggunakan uji Mann-Whitney. Data kadar kreatinin yang diperoleh pada 2

kelompok berpasangan dianalisis dengan menggunakan uji T berpasangan.

Perbedaan bermakna (signifikan) dinyatakan dengan nilai p<0,05 dan tidak

bermakna (tidak signifikan) dinyatakan dengan nilai p>0,05.

Perhitungan persen efek nefroprotektif terhadap nefrotoksin ginjal

dirumuskan sebagai berikut:( 4 − ) − ( − )( 4 − ) 100%Keterangan:

PK = Purata kadar kreatinin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu

pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. secara akut terhadap

penurunan kadar kreatinin dan perbaikan gambaran histologis ginjal tikus

terinduksi karbon tetraklorida. Secara khusus penelitian ini ingin melihat waktu

efektif ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dalam memberikan efek

nefroprotektif optimal.

A. Penyiapan Bahan

1. Hasil determinasi serbuk

Determinasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk

memastikan bahwa bahan uji yang digunakan, yaitu serbuk biji P. americana

memang benar berasal dari tanaman Persea americana Mill. Determinasi serbuk

dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Sanata

Dharma oleh Yohanes Dwiatmaka, M.Si dosen Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi ini dilakukan dengan mencocokkan

secara organoleptis dan mikroskopik serbuk biji alpukat yang diperoleh dari

Sumatera Barat dengan serbuk P. americana yang telah dideterminasi sebelumnya

(lampiran 6). Hasil dari determinasi membuktikan bahwa serbuk yang digunakan

tersebut benar serbuk biji Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

38

2. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.

Tujuan dilakukannya penetapan kadar air dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui kandungan air yang terdapat dalam serbuk biji P. americana,

sehingga dapat diketahui apakah serbuk memenuhi persyaratan yang baik atau

tidak. Persyaratan yang ditetapkan adalah serbuk memiliki kadar air kurang dari

10% (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). Hal ini untuk

mencegah pertumbuhan mikroorganisme akibat tingginya kandungan air dalam

serbuk. Penetapan kadar air serbuk dalam penelitian ini menggunakan metode

susut pengeringan (Gravimetri). Serbuk biji P. americana dipanaskan

menggunakan alat moisture balance pada suhu 105oC selama 15 menit dengan

asumsi bahwa air telah menguap semua. Suhu yang digunakan 105oC agar

kandungan air menguap (diatas titik didih air). Setelah serbuk dipanaskan,

dilakukan perhitungan terhadap kadar air yang diteliti (lampiran 11). Pada

penelitian ini dilakukan replikasi sebanyak tiga kali dan diperoleh rata- rata kadar

air dalam serbuk biji P. americana sebesar 7,4%. Hal ini menunjukkan bahwa

serbuk biji P. americana yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi

persyaratan yang ditetapkan.

B. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis nefrotoksin karbon tetraklorida

Nefrotoksin yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu karbon

tetraklorida. Penentuan dosis nefrotoksik karbon tetraklorida bertujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

39

mengetahui pada dosis berapakah karbon tetraklorida dapat menimbulkan

kerusakan ginjal ringan yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar kreatinin.

Dosis karbon tetraklorida yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 2 ml/kgBB,

yang mana pada dosis ini sudah dapat menimbulkan efek nefrotoksik. Dosis ini

mengacu pada penelitian Moneim dan El-Deib (2012).

2. Penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji

Tujuan dilakukan penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji yaitu

untuk mengetahui waktu di mana efek nefrotoksik karbon tetraklorida dengan

dosis 2 ml/kgBB mencapai maksimal. Efek nefrotoksik mencapai maksimal dapat

dilihat dari kadar kreatinin yang tertinggi pada waktu tertentu. Karbon tetraklorida

dosis 2 ml/kgBB diinduksikan pada tikus jantan galur Wistar, kemudian dilakukan

pencuplikan darah pada jam ke-0, 24, 48, dan 72. Data kadar kreatinin setelah

induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah jam ke-0,

24, 48, dan 72 tersaji pada tabel I dan diagram batang hasil pengukuran kadar

kreatinin tersaji pada gambar 10. Purata data yang diperoleh disajikan

menggunakan nilai SE atau SEM (Standard Error of Mean), sedangkan diagram

batang disajikan menggunakan nilai SD (Standard Deviation).

Tabel I. Rata-rata kadar kreatinin tikus setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBBpada pencuplikan darah jam ke-0, 24, 48, dan 72 (n= 4)

Waktu pencuplikanjam ke-

Purata kadar kreatinin ± SE (mg/dL)

0 0,35 ± 0,03

24 0,53 ± 0,05

48 1,00 ± 0,07

72 0,45 ± 0,03

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

40

Gambar 10. Diagram batang hasil pengukuran kadar kreatinin tikus setelah induksi karbontetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24, 48, dan 72 sebagai uji

pendahuluan

Signifikansi yang diperoleh dari analisis data kadar kreatinin

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, yaitu sebesar 0,846 (p>0,05) untuk

kelompok jam ke-0, sebesar 0,905 (p>0,05) untuk kelompok jam ke-24, sebesar

0,949 (p>0,05) untuk kelompok jam ke-48, dan sebesar 0,846 (p>0,05) untuk

kelompok jam ke-72. Signifikansi data tersebut menunjukkan bahwa distribusi

data setiap kelompok normal (p>0,05) sehingga analisis dapat dilanjutkan

menggunakan One Way ANOVA. Signifikansi yang diperoleh dari analisis data

kadar kreatinin menggunakan One Way ANOVA, yaitu sebesar 0,387 (p>0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa variansi data homogen, sehingga dapat dilanjutkan ke

uji Scheffe. Dengan menggunakan uji Scheffe, dapat diketahui kebermaknaan

perbedaan antar kelompok. Data tersaji pada tabel II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

41

Tabel II. Hasil uji Scheffe kadar kreatinin tikus setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2ml/kgBB pada pencuplikan darah jam ke-0, 24, 48, dan 72

Waktu pencuplikan Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48 Jam ke-72Jam ke-0 - TB B TB

Jam ke-24 TB - B TBJam ke-48 B B - BJam ke-72 TB TB B -

Keterangan : B = Berbeda bermakna (p<0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Pada tabel I dan gambar 10 terlihat peningkatan kadar kreatinin yang

paling signifikan terjadi pada jam ke-48. Selain itu, hasil uji Scheffe menunjukkan

adanya perbedaan bermakna antara kadar kreatinin pada jam ke-48 dengan jam

ke-0, 24, dan 72 (tabel II) sehingga dapat dikatakan bahwa efek nefrotoksik

maksimal pada jam ke-48 setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB.

Kadar kreatinin mengalami penurunan pada jam ke-72 (tabel I dan gambar 10)

dan berdasarkan hasil uji Scheffe terdapat perbedaan tidak bermakna antara kadar

kreatinin jam ke-72 terhadap jam ke-0. Hal ini menunjukkan bahwa pada jam ke-

72 kadar kreatinin sudah kembali normal.

Berdasarkan analisis data kadar kreatinin tersebut maka dapat ditetapkan

waktu pencuplikan darah untuk perlakuan uji selanjutnya, yaitu jam ke-48 setelah

induksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB.

C. Hasil Uji Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Biji P. americana secaraAkut pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh

waktu pemberian ekstrak etanol biji P. americana secara akut terhadap penurunan

kadar kreatinin tikus yang terinduksi karbon tertraklorida dan untuk mengetahui

waktu efektif ekstrak etanol biji P. americana dalam memberikan efek

nefroprotektif optimal dengan menurunkan kadar kreatinin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

42

Variasi waktu pemberian yang digunakan, yaitu 1, 4, dan 6 jam.

Digunakan variasi waktu pemberian tersebut dengan asumsi bahwa ekstrak etanol

biji P. americana yang diberikan sudah melewati fase absorpsi sehingga ketika

karbon tetraklorida yang bersifat nefrotoksik diberikan, ekstrak etanol biji P.

americana sudah mampu menimbulkan efek.

Dosis ekstrak etanol biji P. americana yang digunakan pada penelitian

ini adalah 350 mg/kgBB. Pemilihan dosis ini didasarkan pada hasil penelitian

Silitonga (2013) yang menunjukkan penurunan kadar kreatinin paling besar pada

pemberian ekstrak etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBB. Pencuplikan

darah hewan uji dilakukan pada jam ke-48 setelah induksi karbon tetraklorida

dimana terjadi peningkatan kadar kreatinin tertinggi. Hasil penelitian ini berupa

penurunan kadar kreatinin yang dinyatakan dalam mg/dL dan disajikan dalam

bentuk purata ± SE dalam tabel dan diagram batang berikut.

Tabel III. Pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji P. americana secara akut terhadapnefrotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari kadar kreatinin

Kelompok PerlakuanPurata kreatinin ±

SE (mg/dL)Efek nefroprotektif

(%)I Kontrol negatif olive oil 0,58 ± 0,02

IIKontrol karbon tetraklorida

2ml/kgBB1,00 ± 0,06

III Kontrol EEPA 350mg/kgBB 0,54 ± 0,03

IVEEPA 350mg/kgBB 1 jam +

karbon tetraklorida 2ml/kgBB0,74 ± 0,03 61,9

VEEPA 350mg/kgBB 4 jam +

karbon tetraklorida 2ml/kgBB0,48 ± 0,02 123,8

VIEEPA 350mg/kgBB 6 jam +

karbon tetraklorida 2ml/kgBB0,54 ± 0,03 109,5

Keterangan : EEPA = Ekstrak Etanol P. americana , SE = Standar Error

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

43

Gambar 11. Diagram batang rata-rata pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji P.americana secara akut terhadap nefrotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari kadar

kreatinin

Signifikansi yang diperoleh dari analisis data kadar kreatinin

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, yaitu sebesar 0,510 (p>0,05) untuk

kelompok perlakuan jam ke-1, jam ke-6 dan kelompok kontrol ekstrak etanol.

Untuk kelompok perlakuan jam ke-4 dan kelompok kontrol olive oil diperoleh

signifikansi sebesar 0,214 (p>0,05) dan untuk kelompok kontrol karbon

tetraklorida diperoleh signifikansi sebesar 1,000 (p>0,05). Signifikansi data

tersebut menunjukkan bahwa distribusi data setiap kelompok normal (p>0,05)

sehingga analisis dapat dilanjutkan menggunakan One Way ANOVA. Signifikansi

yang diperoleh dari analisis data kadar kreatinin menggunakan One Way ANOVA

yaitu sebesar 0,413 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variansi data homogen,

sehingga dapat dilanjutkan ke uji Scheffe. Dengan menggunakan uji Scheffe, dapat

diketahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok. Data tersaji pada tabel IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

44

Tabel IV. Hasil analisis kebermaknaan kadar kreatinin antar kelompok berdasarkanhasil uji Scheffe

Kelompok

Kontrolkarbon

tetraklorida2 ml/kgBB

Kontrololive oil

2ml/kgBB

KontrolEEPA

350mg/kgBB

EEPA350mg/kgBB

1 jam +karbon

tetraklorida2 ml/kgBB

EEPA350mg/kgBB

4 jam +karbon

tetraklorida2 ml/kgBB

EEPA350mg/kgBB

6 jam +karbon

tetraklorida2 ml/kgBB

Kontrolkarbon

tetraklorida2 ml/kgBB

B B B B B

Kontrol oliveoil

2ml/kgBBB TB B TB TB

KontrolEEPA

350mg/kgBBB TB B TB TB

EEPA350mg/kgBB

1 jam +karbon

tetraklorida2 ml/kgBB

B B B B B

EEPA350mg/kgBB

4 jam +karbon

tetraklorida2 ml/kgBB

B TB TB B TB

EEPA350mg/kgBB

6 jam +karbon

tetraklorida2 ml/kgBB

B TB TB B TB

Keterangan : EEPA = Ekstrak Etanol P. americana , B = Berbeda bermakna (p<0,05) , TB = Berbeda tidakbermakna (p>0,05)

1. Kelompok kontrol negatif (olive oil 2 ml/kgBB)

Tujuan dilakukan uji kontrol negatif adalah untuk memastikan bahwa

pelarut yang digunakan (olive oil) tidak menyebabkan peningkatan kadar kreatinin

tikus, melainkan benar-benar akibat pemberian nefrotoksin karbon tetraklorida.

Dosis olive oil yang digunakan sama dengan dosis karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

45

(2ml/kgBB) untuk mengetahui apakah olive oil dengan dosis yang sama dengan

dosis nefrotoksin memberikan pengaruh terhadap kadar kreatinin atau tidak.

Tabel V. Perbandingan kadar kreatinin kelompok kontrol olive oil pada pencuplikandarah jam ke-0 dan jam ke-48

Waktupencuplikan darah

Purata kreatinin ±SE (mg/dL)

Perbandingankadar kreatinin

Jam ke-0 Jam ke-48Jam ke-0 0,46 ± 0,02 B

Jam ke-48 0,58 ± 0,02 BKeterangan: B = Berbeda bermakna (p<0,05), TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Gambar 12. Diagram batang rata-rata perbandingan kadar kreatininkontrol olive oil jam ke-0 dari kontrol olive jam ke-48

Berdasarkan hasil pengukuran kadar kreatinin yang tersaji pada tabel V

dan gambar 12, terlihat rata-rata kadar kreatinin jam ke-0, yaitu 0,46 ± 0,02

mg/dL dan rata-rata kadar kreatinin jam ke-48 setelah pemberian olive oil, yaitu

sebesar 0,58 ± 0,02 mg/dL. Analisis statistik dilakukan dengan uji t-berpasangan

karena yang diuji merupakan 2 sampel yang berpasangan. Data terdistribusi

normal dan diketahui bahwa kadar kreatinin kelompok kontrol olive oil pada jam

ke-0 berbeda bermakna (p<0,05) terhadap jam ke-48 dengan signifikansi 0,004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

46

Menurut Malole dan Pramono (1989), kadar kreatinin tikus putih jantan pada nilai

normal, yakni 0,2-0,8 mg/dL.

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diartikan bahwa pemberian

olive oil 2 ml/kgBB berpengaruh terhadap peningkatan kadar kreatinin. Namun,

peningkatan yang terjadi masih dalam rentang kadar kreatinin normal. Kadar

kreatinin kelompok kontrol olive oil 2 ml/kgBB pada jam ke-48 ini akan dijadikan

dasar nilai normal kreatinin pada kelompok selanjutnya.

2. Kelompok kontrol nefrotoksin (karbon tetraklorida 2 ml/kgBB)

Tujuan dilakukan uji kontrol nefrotoksin adalah untuk mengetahui

pengaruh pemberian karbon tetraklorida 2 ml/kgBB terhadap peningkatan kadar

kreatinin tikus. Induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB pada tikus dilakukan

secara intraperitonial dan 48 jam kemudian dilakukan pencuplikan darah melalui

sinus orbitalis mata. Hasil pengukuran kelompok kontrol nefrotoksin dapat dilihat

pada tabel III, yaitu terjadi peningkatan kadar kreatinin hingga 1,00 ± 0,06 mg/dL,

yang memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol

negatif olive oil (tersaji pada tabel IV). Adanya kenaikan rata-rata kadar kreatinin

yang ditunjukkan dengan jelas pada tabel III dan diagram batang (gambar 11)

menegaskan bahwa karbon tetraklorida 2 ml/kgBB memang memiliki efek

nefrotoksik pada tikus.

3. Kelompok kontrol perlakuan (ekstrak etanol biji P. americana dosis350mg/kgBB)

Tujuan dilakukan uji kontrol perlakuan ekstrak etanol biji P. americana

dosis 350 mg/kgBB adalah untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol biji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

47

P. americana terhadap kadar kreatinin tikus serta untuk memastikan bahwa

ekstrak etanol biji P. americana tidak menyebabkan peningkatan kadar kreatinin

tikus, melainkan benar- benar akibat induksi karbon tetraklorida. Uji ini dilakukan

dengan memberikan ekstrak etanol biji P. americana 350 mg/kgBB secara oral

pada tikus dan 6 jam setelahnya dilakukan pencuplikan darah melalui sinus

orbitalis mata, kemudian dilakukan pengukuran kadar kreatinin.

Berdasarkan hasil uji Scheffe (tabel IV) terdapat perbedaan tidak

bermakna (p>0,05) antara kelompok kontrol ekstrak etanol biji P. americana

dosis 350 mg/kgBB dengan kelompok kontrol negatif olive oil sehingga dapat

dikatakan bahwa pemberian ekstrak etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBB

memberikan pengaruh yang sama dengan pemberian olive oil. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol biji P. americana dosis 350

mg/kgBB selama enam jam tidak memberikan pengaruh terhadap kadar kreatinin

dan adanya kenaikan kadar kreatinin benar-benar akibat pemberian karbon

tetraklorida, bukan akibat pemberian ekstrak maupun pelarut.

4. Kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBBpada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana dosis 350

mg/kgBB menggunakan 3 variasi waktu, yaitu 1, 4, dan 6 jam dengan asumsi dan

pertimbangan seperti yang telah dikemukakan di awal. Pada kelompok ini

dilakukan uji secara akut dengan memberikan praperlakuan ekstrak etanol biji P.

americana dosis 350 mg/kgBB pada tikus secara oral pada variasi waktu tersebut

di atas sebelum dilakukan pemejanan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara

intraperitoneal. Setelah pemejanan karbon tetraklorida, dilakukan pencuplikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

48

darah 48 jam kemudian dan diukur kadar kreatinin. Dari kelompok perlakuan ini

dapat diketahui waktu efektif ekstrak etanol biji P. americana 350 mg/kgBB

dalam memberikan efek nefroprotektif terhadap tikus yang terinduksi karbon

tetraklorida, apakah 1 jam setelah pemberian ekstrak, 4 jam setelah pemberian

ekstrak atau mungkin 6 jam setelah pemberian ekstrak.

Pada kelompok praperlakuan 1 jam diperoleh purata kadar kreatinin

sebesar 0,74 ± 0,03 mg/dL (tabel III). Berdasarkan hasil analisis statistik

menggunakan uji Scheffe, terdapat perbedaan bermakna antara kadar kreatinin

kelompok praperlakuan 1 jam dengan kelompok kontrol karbon tetraklorida yang

ditunjukkan dengan signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa

ekstrak etanol biji P.americana dosis 350 mg/kgBB mampu menurunkan kadar

kreatinin dengan efek nefroprotektif sebesar 61,9% (tabel III). Selain itu, hasil

analisis statistik juga menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan

signifikansi 0,043 (p<0,05) antara kelompok praperlakuan 1 jam dengan kontrol

negatif olive oil (tabel IV). Dari analisis tersebut dapat dikatakan bahwa

kerusakan yang terjadi belum kembali ke keadaan normal sehingga dapat

disimpulkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol biji P. americana dosis 350

mg/kgBB dengan waktu 1 jam mampu memproteksi ginjal tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB namun kerusakan yang terjadi belum kembali ke

keadaan normal.

Pada kelompok praperlakuan 4 jam diperoleh purata kadar kreatinin

sebesar 0,48 ± 0,02 mg/dL (tabel III). Berdasarkan hasil analisis statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

49

menggunakan uji Scheffe, terdapat perbedaan bermakna antara kadar kreatinin

kelompok praperlakuan 4 jam dengan kelompok kontrol karbon tetraklorida yang

ditunjukkan dengan signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa

ekstrak etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBB mampu menurunkan kadar

kreatinin dengan efek nefroprotektif sebesar 123,8% (tabel III). Selain itu, hasil

analisis statistik juga menunjukkan adanya perbedaan tidak bermakna dengan

signifikansi 0,401 (p>0,05) antara kelompok praperlakuan 4 jam dengan kontrol

negatif olive oil (tabel IV). Dari analisis tersebut dapat dikatakan bahwa

kerusakan yang terjadi sudah kembali ke keadaan normal sehingga dapat

disimpulkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol biji P.americana dosis 350

mg/kgBB dengan waktu 4 jam mampu memproteksi ginjal tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB hingga ke keadaan normal.

Pada kelompok praperlakuan 6 jam diperoleh purata kadar kreatinin

sebesar 0,54 ± 0,03 mg/dL (tabel III). Berdasarkan hasil analisis statistik

menggunakan uji Scheffe, terdapat perbedaan bermakna antara kadar kreatinin

kelompok praperlakuan 6 jam dengan kelompok kontrol karbon tetraklorida yang

ditunjukkan dengan signifikansi 0,000 (p<0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa

ekstrak etanol biji P.americana dosis 350 mg/kgBB mampu menurunkan kadar

kreatinin dengan efek nefroprotektif sebesar 109,5% (tabel III). Selain itu, hasil

analisis statistik juga menunjukkan adanya perbedaan tidak bermakna dengan

signifikansi 0,971 (p>0,05) antara kelompok praperlakuan 6 jam dengan kontrol

negatif olive oil (tabel IV). Dari analisis tersebut dapat dikatakan bahwa

kerusakan yang terjadi sudah kembali ke keadaan normal sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

50

disimpulkan bahwa praperlakuan ekstrak etanol biji P.americana dosis 350

mg/kgBB dengan waktu 6 jam mampu memproteksi ginjal tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB hingga ke keadaan normal.

Dari hasil analisis statistik, dapat dibandingkan 3 kelompok

praperlakuan. Ketiga kelompok praperlakuan memiliki efek nefroprotektif yang

ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar kreatinin dan secara statistik berbeda

bermakna dengan kelompok kontrol karbon tetraklorida. Namun dari ketiganya,

kelompok praperlakuan 4 dan 6 jam memiliki perbedaan yang tidak bermakna

(TB) terhadap kontrol negatif olive oil sedangkan kelompok praperlakuan 1 jam

memiliki perbedaan bermakna. Dari perbandingan tersebut dapat diartikan bahwa

pemberian ekstrak etanol biji P. americana yang paling baik adalah 4 jam dan 6

jam sebelum induksi karbon tetraklorida. Namun, 4 jam dipilih sebagai waktu

pemberian yang paling efektif karena waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan

efek nefroprotektif lebih singkat, yakni dalam 4 jam sudah mampu menurunkan

kadar kreatinin tikus terinduksi karbon tetraklorida hingga keadaan normal. Dapat

disimpulkan bahwa waktu pemberian ekstrak etanol biji P. americana 350

mg/kgBB secara akut berpengaruh terhadap penurunan kadar kreatinin tikus

terinduksi karbon tetraklorida.

Pada penelitian ini, besarnya penurunan kadar kreatinin tidak berbanding

lurus dengan lamanya waktu pemberian. Dalam arti, semakin lama waktu

pemberian ekstrak etanol biji P. americana , penurunan kadar kreatinin tidak serta

merta meningkat. Seperti pada kelompok praperlakuan 6 jam, penurunan kadar

kreatininnya tidak meningkat dibandingkan kelompok praperlakuan 4 jam. Dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

51

dilihat dari % efek nefroprotektifnya (lampiran 15). Akan tetapi, hasil statistik

menunjukkan bahwa kelompok praperlakuan 4 jam dan kelompok praperlakuan 6

jam memiliki perbedaan tidak bermakna yang berarti bahwa kedua kelompok

praperlakuan tersebut memiliki efek nefroprotektif yang sama sekalipun nilai %

efek nefroprotektif keduanya berbeda.

Terjadinya penurunan kadar kreatinin diduga karena adanya kandungan

antioksidan dalam biji P. americana yang terlarut dalam pelarut etanol seperti

tanin (Malangngi, Meiske dan Jessy, 2012; Arukwe et al., 2012). Namun,

mekanismenya belum diketahui secara pasti. Antioksidan ini diduga mampu

memproteksi jaringan ginjal dari radikal bebas triklorometil (●CCl3) yang

merupakan hasil metabolisme karbon tetraklorida sehingga tidak terjadi

peroksidasi lipid pada ginjal dengan cara mengubahnya menjadi produk non

toksik.

Pada penelitian ini, digunakan kreatinin sebagai penanda adanya

kerusakan pada ginjal. Parameter lain yang dapat mengindikasikan terjadinya

kerusakan ginjal/ penurunan fungsi ginjal yaitu Cystatin C. Cystatin C merupakan

suatu protein spesifik yang disekresi oleh semua sel berinti secara tetap, difiltrasi

melalui glomerulus, tidak disekresi oleh tubulus ginjal dan tidak direabsorpsi ke

dalam tubuh sehingga bila ada kenaikan di dalam darah dapat diindikasikan

adanya penurunan fungsi ginjal. Cystatin C juga tidak dipengaruhi oleh makanan,

usia, massa otot serta luas pemukaan badan, sehingga dapat digunakan sebagai

alternatif baru penanda fungsi ginjal (Pusparini, 2005). Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh waktu pemberian ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

52

etanol biji Persea americana Mill. 350 mg/kgBB terhadap kadar cystatin C tikus

terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB sebagai data penunjang untuk penelitian

ini.

5. Pemeriksaan histologis ginjal

Tujuan dilakukan pemeriksaan histologis ginjal, yaitu untuk melihat

perubahan secara morfologi/ struktural pada ginjal yang terinduksi karbon

tetraklorida dan ekstrak etanol biji P. americana. Pemeriksaan histologis ginjal

digunakan sebagai data pembanding terhadap data kadar kreatinin serum. Hasil

pemeriksaan dibuat fotomikroskopik sebagai data kualitatif.

Setelah pengukuran kadar kreatinin serum, tiga tikus dalam setiap

kelompok dikorbankan secara acak dan diambil ginjalnya. Ginjal yang baru

diambil dibersihkan dengan larutan saline 0,9% dan dimasukkan ke dalam wadah

yang berisi formalin 10%. Kemudian dibuat preparat histologis ginjal dengan

melakukan pengecatan jaringan ginjal menggunakan hematoxylin-eosin (HE) lalu

diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Hasil pemeriksaan

histologis ginjal masing-masing kelompok perlakuan tersaji pada tabel VI.

Tabel VI. Hasil pemeriksaan histologis ginjal tikus

Perlakuan Gambaran Histologis GinjalKontrol nefrotoksin CCl4 2 ml/kgBB Gambaran glomerulus, tubulus, dan interstisium dalam

batas normal atau tidak ada perubahan patologikspesifik (TAP).

Kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB Gambaran glomerulus, tubulus, dan interstisium dalambatas normal atau tidak ada perubahan patologikspesifik (TAP). Namun dua tikus mengalamiperubahan struktural, yaitu degenerasi hidrofik epiteltubulus (DHET) dan intratubular hyaline cast (ITC).

Kontrol EEPA dosis 350 mg/kgBB Gambaran glomerulus, tubulus, dan interstisium dalambatas normal atau tidak ada perubahan patologikspesifik (TAP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

53

EEPA dosis 350 mg/kgBB 1 jam +karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Gambaran glomerulus, tubulus, dan interstisium dalambatas normal atau tidak ada perubahan patologikspesifik (TAP).

EEPA dosis 350 mg/kgBB 4 jam +karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Gambaran glomerulus, tubulus, dan interstisium dalambatas normal atau tidak ada perubahan patologikspesifik (TAP).

EEPA dosis 350 mg/kgBB 6 jam +karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Gambaran glomerulus, tubulus, dan interstisium dalambatas normal atau tidak ada perubahan patologikspesifik (TAP).

a. Kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Gambar 13. Fotomikroskopik ginjal tikus normal (tidak ada perubahan patologis)

Hasil pemeriksaan histologis pada kelompok kontrol nefrotoksin karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB menunjukkan tidak ada perubahan secara struktural pada

organ ginjal tikus (gambar 13), di mana gambaran glomerulus, tubulus, dan

interstisium dalam batas normal atau tidak ada perubahan patologis (TAP).

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa satu kali pemejanan

nefrotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB belum menyebabkan kerusakan organ

ginjal secara seluler. Tingkat kerusakan ginjal masih berupa kerusakan biokimia

yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar kreatinin hingga 1,5 kali dari nilai

normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

54

b. Kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB

Gambar 14. Fotomikroskopik ginjal tikus Degenerasi Hidrofik Epitel Tubulus

Hasil pemeriksaan histologis pada kelompok kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB (gambar 13) menunjukkan gambaran glomerulus, tubulus, dan

interstisium dalam batas normal atau tidak ada perubahan patologis (TAP).

Namun terdapat 2 tikus mengalami DHET (gambar 14) dan ITC (gambar 15).

Degenerasi hidrofik epitel tubulus atau DHET merupakan pembengkakan

yang terjadi pada sel epitel tubulus ginjal, bersifat reversibel, ditandai dengan

adanya vakuola-vakuola yang jernih (berbatas kurang jelas) tersebar dalam

sitoplasma. Terkadang tampak vakuola-vakuola kecil bersatu membentuk vakuola

yang lebih besar sehingga inti sel terdesak ke tepi. Degenerasi hidrofik epitel

tubulus dapat disebabkan oleh infeksi, demam, suhu yang rendah/ tinggi dan

gangguan sirkulasi (Reilly, Robert, Bulger, Ellen, dan Kriz, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

55

Gambar 15. Fotomikroskopik ginjal tikus Intratubular hyaline cast

Intratubular hyaline cast atau ITC (gambar 15) merupakan perubahan

morfologi ginjal berupa keluarnya protein dari dalam sel ke lumen tubulus akibat

permeabilitas glomerulus yang meningkat, ditandai adanya masa homogen

eosinofilik dalam beberapa lumen tubulus dengan pengecatan hematoxylin-eosin

(Sahota, Popp, Hardisty, dan Gopinath, 2013). Intratubular hyaline cast dapat

terjadi akibat intake protein yang terlalu banyak (makanan tikus yang terlalu

tinggi protein). Intake protein yang terlalu tinggi menyebabkan hiperproteinemia,

sehingga permeabilitas glomerulus meningkat dan menyebabkan protein keluar

dari dalam sel ke lumen tubulus.

Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa degenerasi hidrofik epitel tubulus

dan intratubular hyaline cast yang terjadi pada 2 tikus dalam kelompok kontrol

negatif olive oil bukan disebabkan oleh olive oil itu sendiri melainkan disebabkan

oleh kondisi patologis dari tikus karena berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia,

kadar kreatinin berada pada nilai normal dan berbeda bermakna dengan kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

56

nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB. Hasil pemeriksaan histologis

dan biokimia menunjukkan bahwa olive oil tidak menimbulkan efek toksik di

ginjal.

c. Kontrol ekstrak etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBB

Hasil pemeriksaan histologis pada kelompok kontrol ekstrak etanol biji

P. americana dosis 350 mg/kgBB menunjukkan tidak ada perubahan secara

struktural pada organ ginjal tikus (gambar 13), di mana gambaran glomerulus,

tubulus, dan interstisium dalam batas normal atau tidak ada perubahan patologis

(TAP). Apabila dikaitkan dengan hasil pemeriksaan biokimia, kadar kreatinin

berada pada nilai normal atau berbeda tidak bermakna dengan kontrol negatif

olive oil dan berbeda bermakna dengan kontrol nefrotoksin. Berdasarkan hasil

pemeriksaan histologis dan biokimia tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak

etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBB tidak berefek toksik pada ginjal.

d. Kelompok praperlakuan ekstrak etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBB

pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Hasil pemeriksaan histologis pada kelompok praperlakuan ekstrak etanol

biji P. americana dosis 350 mg/kgBB pada tikus terinduksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB (1, 4, dan 6 jam) menunjukkan tidak ada perubahan secara struktural

pada organ ginjal tikus (gambar 13), di mana gambaran glomerulus, tubulus, dan

interstisium dalam batas normal atau tidak ada perubahan patologis (TAP). Hasil

pemeriksaan histologis ini sesuai dengan hasil pemeriksaan biokimia sehingga

dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol biji P. americana dosis 350

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

57

mg/kgBB pada 1, 4, dan 6 jam mampu memberikan efek nefroprotektif terhadap

ginjal tikus yang terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB.

D. Rangkuman Pembahasan

Waktu pemberian ekstrak etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBB

secara akut, yaitu selama 1, 4, dan 6 jam terbukti berpengaruh dalam menurunkan

kadar kreatinin tikus terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB. Purata kadar

kreatinin secara berturut-turut yaitu 0,74 ± 0,03 mg/dL ; 0,48 ± 0,02 mg/dL dan

0,54 ± 0,03 mg/dL.

Berdasarkan perbandingan kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P.

americana terhadap kelompok kontrol olive oil dan kelompok kontrol

hepatotoksin karbon tetraklorida, diketahui bahwa 4 jam dan 6 jam merupakan

waktu yang paling baik untuk pemberian ekstrak etanol biji P. americana.

Namun, pemberian 4 jam dipilih sebagai waktu paling efektif karena waktu yang

dibutuhkan untuk memproteksi ginjal dari kerusakan akibat induksi karbon

tetraklorida lebih singkat. Terjadinya penurunan kadar kreatinin pada ketiga

kelompok praperlakuan diduga disebabkan oleh senyawa antioksidan yang

terkandung dalam biji P. americana yang mampu memproteksi ginjal dengan

menangkap radikal bebas triklorometil (●CCl3) menjadi produk non toksik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil uji analisis statistik yang

dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pemberian ekstrak etanol biji P. americana 350 mg/kgBB secara akut

memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar kreatinin tikus terinduksi

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB dengan waktu 1, 4, dan 6 jam.

2. Waktu pemberian ekstrak etanol biji P. americana 350 mg/kgBB yang paling

efektif untuk memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar kreatinin tikus

terinduksi karbon tetraklorida, yaitu 4 jam.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh waktu

pemberian ekstrak etanol biji P. americana 350 mg/kgBB secara akut terhadap

kadar cystatin C tikus yang terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

59

DAFTAR PUSTAKA

Alam dan Hadibroto, 2007, Gagal Ginjal, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,hal. 13.

Alatas, H., Tambunan, T., dan Trihono, P.P., 1993, Buku Ajar Nefrologi Anak,edisi I, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Alhassan, A.J., Sule, M.S., Atiku, M.K., Wudil, A.M., Abubakar, H., danMohammed, S.A., 2012, Effect of Aqueous Avocado Pear (Perseaamericana) Seed Extract on Alloxan Induced Diabetes Rats, GreenerJournal of Medical Sciences, 2 (1), 005-011.

Anaka, O., Raymond, I., and Stephen, O., 2009, Effect of the Aqueous SeedExtract of Persea americana Mill. (Lauraceae) on the Blood Pressure ofSprague-Dawley Rats, African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 3(10), 485-490.

Arukwe, U., Amadi, B., Duru, M., Agomuo, E., Adindu, E., Odika, P., et al.,2012, Chemical Composition of Persea americana Leaf, Fruit and Seed,IJRRAS, 11 (2).

Baradero, M., Dayrit, M.W., dan Siswadi, Y., 2008, Klien Gangguan Ginjal: SeriAsuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.109.

Brooker, C., 2005, Churchill Livingstone’s Mini Encyclopedia of Nursing,diterjemahkan oleh Hartono, A., hal.141, Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta.

Corwin, E. J., 2001, Buku Saku Patofisiologi, diterjemahkan oleh Subekti, N. B.,hal. 705, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Cotran, R. S., and Robbins, 1997, Basic Pathology, Edisi 6, Saunders Co, USA,pp. 439-441.

Derelanko, M.J., and Hollinger, M.A., 2002, Handbook of Toxicology, 2nd ed.,CRC Press LLC, USA, pp. 456-464.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G and Posey, L.M.,2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 7th ed, TheMcGraw-Hill Companies, Inc., USA, pp. 706.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia,Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 46.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

60

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1986, Sediaan Galenik,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 16.

Direktorat Obat Asli Indonesia, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Badan PengawasObat dan Makanan RI, Jakarta, hal.1, 7.

Duke, J.A., 1997, The Green Pharmacy, Rodale Inc., New York, USA, pp. 2-3.

Ganong, W.F., 1995, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta, pp. 78.

Gunin, A., 2000, Histology Images: Urinary System,http://www.histol.chuvashia.com/atlas-en/urinary-01-en.htm, diaksestanggal 15 September 2013.

Guyton and Hall, 2006, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta, pp. 326, 334-335.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern MenganalisaTumbuhan, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., hal. 102-103, ITBPress, Bandung.

Horne, M.M., and Swearingen, P.L., 2000, Fluid, Electrolyte, and Acid-BaseBalance, diterjemahkan oleh Dewi, I. N., dan Ester, M., hal. 46, PenerbitBuku Kedokteran EGC, Jakarta.

Huether, S.E., and McCance, K.L., 2008, Understanding Pathophysiology, 4thed., Mosby Elsevier, St. Louis, Missouri, pp. 766-783.

Idris, S., Ndukwe, G.I., and Gimba, C.E., 2009, Preliminary PhytochemicalScreening and Antimicrobial Activity of Seed Extracts of Perseaamericana (Avocado Pear), Journal of Pure and Applied Science, 2(1),173-176.

Janakat, S., and Al-Merie, H., 2002, Optimization of The Dose and Route ofInjection, and Characterization of The Time Course of CarbonTetrachloride-induced Hepatotoxicity in The Rat, J. Pharm. Tox.Methods, 48, 41-44.

Kosinska, A., Magdalena, K., Isabel, E., Teresa, H., Begona, B., and Garry, A.,2012, Phenolic Compound Profiles and Antioxidant Capacity of Perseaamericana Mill. Peels and Seed of Two Varieties, Journal ofAgricultural and Food Chemistry, 60, 4613−4619.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

61

Kumar, V., Abbas, A.K., and Fausto, N., 2010, Robbins and Cotran Pathologic Basisof Disease, 7th ed., diterjemahkan oleh Brahm, U., hal. 976-1042, PenerbitBuku Kedokteran EGC, Jakarta.

Leeson, C.R., Leeson, T.S., and Paparo, A.A., 1996, Buku Ajar Histologis,diterjemahkan oleh Tambayong, J., Edisi 5, hal. 34-42, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta.

Makni, M., Chtourou, Y., Garoui, E.M., Boudawara, and Fetoui, H., 2011, CarbonTetrachloride-Induced Nephrotoxicity and DNA Damage in Rats: ProtectiveRole of Vanilin, Human and Experimental Toxicology, 1-2.

Malangngi, L., Meiske, S., dan Jessy, J., 2012, Penentuan Kandungan Tanin dan UjiAktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill),Jurnal MIPA UNSRAT , 1 (1), 5-10.

Malole, M.B.M., dan Pramono, C.S.U., 1989, Pengantar Hewan-hewan Percobaan diLaboratorium, Pusat Antara Universitas Bioteknologi IPB, Bogor.

Manna, P., Sinha, P.C., and Sil, 2006, Aqueous Extract of Terminalia ArjunaPrevents Carbon Tetrachloride Induced Hepatic and Renal Disorder, BMCComplementary Alternative Med, 6, 33.

Marks, D.B., Marks, A.D., and Smith, C.M., 1996, Basic Medical Biochemistry: AClinical Approach, diterjemahkan oleh Pendit, B.U., hal. 330, Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta.

Moneim, A.E.A, and El-Deib, K.M., 2012, The Protective Effects of Physalisperuviana on Carbon Tetrachloride- Induced Nephrotoxicity in Male AlbinoRats, Life Science Journal, 9(3), 1038-1052.

Murray, R.K., Granner D.K., and Rodwell, V.W., 2006, Biokimia Harper,diterjemahkan oleh Pendit, B., hal. 283, 286, Penerbit Buku KedokteranEGC, Jakarta.

National Kidney and Urologic Diseases Information Clearinghouse, 2010, Kidneyand Urologic Diseases Statistics for the United States,http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/kustats/, diakses tanggal 2 Mei2013.

Nurachmah, E., dan Angriani, R., 2011, Dasar-dasar Anatomi & Fisiologi, PenerbitSalemba Medika, Jakarta, hal. 225-236.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

62

Price, S.A., and Wilson, L.M., 1985, Pathophysiology Clinical Concepts of DiseaseProcesses, diterjemahkan oleh Dharma, A., hal. 5-11, Penerbit KedokteranEGC, Jakarta.

Proseanet, 2012, Perseaamericana,http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?keywords=persea+americana&do_search=Search+Now&pcategory=0, diakses tanggal 2 Mei2013.

Pusparini, 2005, Cystatin C Sebagai Parameter Alternatif Uji Fungsi Ginjal,Universitas Medicina, 24, 80-90.

Reilly, Robert, F., Bulger, Ruth, E., and Kriz, W., 2007, Structural-FunctionalRelationship in The Kidney, Disease of the Kidney and Urinary Tract, 8thed., volume III, Lippincott Williams and Wilkins, USA, pp. 2-53.

Robbins and Cotran, 2007, Pathologic Basis of Disease, Edisi 7, Elseiver Inc., USA,pp. 976-981.

Sahota, P.S., Popp, J.A., Hardisty, J.F., and Gopinath, C., 2013, ToxicologicPathology: Nonclinical Safety Assessment, CRC Press, USA, pp. 444.

Saifudin, A., Rahayu, V., dan Teruna, H.Y., 2011, Standardisasi Bahan Obat Alam,Graha Ilmu, Yogyakarta.

Setiadi, 2007, Anatomi dan Fisiologi Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 117-120.

Sherwood, L., 2006, Textbook of Human Physiology, 2th ed., Penerbit BukuKedokteran EGC, Jakarta.

Shier, D. N., 2006, Hole’s Essentials of Human Anatomy and Physiology, 9th ed., McGraw Hill, USA, pp. 453-467.

Silitonga, R.W., 2013, Efek Nefroprotektif pada Pemberian Jangka Panjang EkstrakEtanol Biji Persea americana Mill. terhadap Penurunan Kadar KreatininSerum pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, UniversitasSanata Dharma, Yogyakarta.

SIU School of Medicine, 2005, Histology Study Guide: Kidney and Urinary Tract,http://www.siumed.edu/~dking2/crr/rnguide.htm, diakses pada tanggal 1November 2013.

Soeparman, 2001, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

63

Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK Unsri, 2008, Kumpulan KuliahFarmakologi, edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 742.

Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi, 1989, Prosedur Analisis untuk BahanMakanan dan Pertanian, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Sutedjo, A.Y., 2009, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil PemeriksaanLaboratorium, Penerbit Amara Books, Yogyakarta, hal.79.

Syaifuddin, 2003, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, edisi 3,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 235-241.

Tandra, H., 2007, Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes denganCepat dan Mudah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 82.

Timbrell, J. A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, Informa HealthcareUSA, pp. 308, 309.

World Agroforestry Centre, 2002, Botanic Nomenclature to Agroforestry trees:Perseaamericana,http://www.worldagroforestry.org/sea/products/afdbases/af/asp/SpeciesInfo.asp?SpID=1274, diakses tanggal 5 Mei 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

64

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

65

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto serbuk biji Persea americana Mill.

Lampiran 2. Foto serbuk biji Persea americana Mill. yang dimaserasi denganpelarut etanol

65

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto serbuk biji Persea americana Mill.

Lampiran 2. Foto serbuk biji Persea americana Mill. yang dimaserasi denganpelarut etanol

65

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto serbuk biji Persea americana Mill.

Lampiran 2. Foto serbuk biji Persea americana Mill. yang dimaserasi denganpelarut etanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

66

Lampiran 3. Foto ekstrak etanol kental biji Persea americana Mill.

Lampiran 4. Foto ekstrak etanol kental yang telah dilarutkan dengan CMC-Na1 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

67

Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi serbuk biji Persea americana Mill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

68

Lampiran 6. Hasil determinasi serbuk biji P. americana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

69PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

70PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

71

Lampiran 7. Surat Ethics Committee Approval

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

72

Lampiran 8. Hasil analisis statistik data kreatinin pada uji pendahuluan waktupencuplikan darah hewan uji setelah induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

NPar Tests

Oneway

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

73

Homogeneous Subsets

Post Hoc Tests

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

74

Graph

Lampiran 9. Hasil analisis statistik data kreatinin pada kelompok kontrol oliveoil dosis 2 ml/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kreatinin0 5 .4600 .05477 .40 .50

Kreatinin48 5 .5800 .04472 .50 .60

Selisih 5 .1200 .08367 .00 .20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

75

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kreatinin0 Kreatinin48 Selisih

N 5 5 5

Normal Parametersa Mean .4600 .5800 .1200

Std. Deviation .05477 .04472 .08367

Most Extreme Differences Absolute .367 .473 .231

Positive .263 .327 .194

Negative -.367 -.473 -.231

Kolmogorov-Smirnov Z .822 1.057 .515

Asymp. Sig. (2-tailed) .510 .214 .953

a. Test distribution is Normal.

T-TestPaired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kreatinin0 .4600 5 .05477 .02449

Kreatinin48 .5800 5 .04472 .02000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 kreatinin0 & kreatinin48 5 .612 .272

Paired Samples Test

Paired Differences

t dfSig. (2-tailed)Mean

Std.Deviation

Std. ErrorMean

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 kreatinin0 - kreatinin48 -.12000 .04472 .02000 -.17553 -.06447 -6.000 4 .004

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

76

Graph

Lampiran 10. Hasil analisis statistik data kreatinin pada kelompok perlakuanekstrak etanol biji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB pada tikus

terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

NPar Tests

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

77

Keterangan:Kreatinin1 = kontrol ekstrak etanol biji P. americana dosis 350 mg/kgBBKreatinin2 = kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana jam ke 1Kreatinin3 = kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana jam ke 4Kreatinin4 = kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana jam ke 6Kreatinin5 = kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBBKreatinin6 = kontrol nefrotoksin CCl4 dosis 2 ml/kgBB

Oneway

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

78

Homogeneous Subsets

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

Kreatinin

Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol ekstrak etanol Ekstrak etanol jam ke-1 -.20000* .04320 .006 -.3564 -.0436

Ekstrak etanol jam ke-4 .06000 .04320 .854 -.0964 .2164

Ekstrak etanol jam ke-6 .00000 .04320 1.000 -.1564 .1564

Kontrol olive oil -.04000 .04320 .971 -.1964 .1164

Kontrol nefrotoksin -.46000* .04320 .000 -.6164 -.3036

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

79

Ekstrak etanol jam ke-1 Kontrol ekstrak etanol .20000* .04320 .006 .0436 .3564

Ekstrak etanol jam ke-4 .26000* .04320 .000 .1036 .4164

Ekstrak etanol jam ke-6 .20000* .04320 .006 .0436 .3564

Kontrol olive oil .16000* .04320 .043 .0036 .3164

Kontrol nefrotoksin -.26000* .04320 .000 -.4164 -.1036

Ekstrak etanol jam ke-4 Kontrol ekstrak etanol -.06000 .04320 .854 -.2164 .0964

Ekstrak etanol jam ke-1 -.26000* .04320 .000 -.4164 -.1036

Ekstrak etanol jam ke-6 -.06000 .04320 .854 -.2164 .0964

Kontrol olive oil -.10000 .04320 .401 -.2564 .0564

Kontrol nefrotoksin -.52000* .04320 .000 -.6764 -.3636

Ekstrak etanol jam ke-6 Kontrol ekstrak etanol .00000 .04320 1.000 -.1564 .1564

Ekstrak etanol jam ke-1 -.20000* .04320 .006 -.3564 -.0436

Ekstrak etanol jam ke-4 .06000 .04320 .854 -.0964 .2164

Kontrol olive oil -.04000 .04320 .971 -.1964 .1164

Kontrol nefrotoksin -.46000* .04320 .000 -.6164 -.3036

Kontrol olive oil Kontrol ekstrak etanol .04000 .04320 .971 -.1164 .1964

Ekstrak etanol jam ke-1 -.16000* .04320 .043 -.3164 -.0036

Ekstrak etanol jam ke-4 .10000 .04320 .401 -.0564 .2564

Ekstrak etanol jam ke-6 .04000 .04320 .971 -.1164 .1964

Kontrol nefrotoksin -.42000* .04320 .000 -.5764 -.2636

Kontrol nefrotoksin Kontrol ekstrak etanol .46000* .04320 .000 .3036 .6164

Ekstrak etanol jam ke-1 .26000* .04320 .000 .1036 .4164

Ekstrak etanol jam ke-4 .52000* .04320 .000 .3636 .6764

Ekstrak etanol jam ke-6 .46000* .04320 .000 .3036 .6164

Kontrol olive oil .42000* .04320 .000 .2636 .5764

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

80

Graph

Lampiran 11. Penetapan kadar air serbuk biji P. americana

Penentuan kadar air dilakukan dengan metode Gravimetri (susut pengeringan) dengan

menggunakan alat moisture balance.

Cara penentuan kadar air :

1. Masukkan ± 5 g serbuk biji P. americana yang sudah diayak ke dalam alat,

kemudian diratakan.

2. Timbang bobot serbuk biji P. americana sebagai bobot sebelum pemanasan

(bobot A).

3. Panaskan serbuk biji P. americana pada suhu 105o C selama 15 menit.

4. Timbang serbuk biji P. americana setelah pemanasan (bobot B).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

81

5. Hitung kadar air dengan menggunakan rumus penentuan kadar air sebagai

berikut :

x 100%

Perhitungan:

Bobot serbuk bijiP.americana

Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Sebelum 5,000 g 5,000 g 5,000 gSesudah 4,624 g 4,636 g 4,630 gKadar air 7,52 % 7,28 % 7,4 %Rata-rata 7,4 %

Replikasi I

Kadar air = x 100%

=, ,, x 100% = 7,52 %

Replikasi II

Kadar air = x 100%

=, ,, x 100% = 7,28 %

Replikasi III

Kadar air = x 100%

=, ,, x 100% = 7,4 %

Rata-rata =

=, % , % , %

= 7,4%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

82

Lampiran 12. Hasil rendemen ekstrak etanol biji P.americana

Cawan 1 Cawan 2 Cawan 3 Cawan 4 Cawan 5

Cawan kosong 61,07 61,68 66,74 69,83 59,42

Cawan + ekstrak 65,38 66,45 71,10 74, 02 64,05

Rendemen 4,31 4,77 4,36 4,19 4,63

Rata-rata rendemen =

=, , , , ,

= 4,45 gram

% rendemen ekstrak kental =, 100%

= 18, 08 %

Rata-rata rendemen setiap cawan 4,45 gram ekstrak kental. Pada pembuatan 320

gram serbuk kering biji P. americana menghasilkan 57,85 gram ekstrak kental,

dengan rendemen 18,08%.

Lampiran 13. Bobot pengeringan ekstrak etanol biji P.americana hinggaterbentuk ekstrak kental

Berat cawankosong

Jam ke0 2 4 6 8 10

08.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.0061,68 berat

ekstrak(gram)

121,62 90,73 75,68 66,72 66,45 66,45

61,07 124,03 93,70 76,30 65,59 65,38 65,38

66,74 118,08 89,72 75,09 74,06 71,10 71,10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

83

Lampiran 14. Perhitungan konversi dosis untuk manusia

Nilai konversi tikus 200 g ke manusia = 56,0

Dosis untuk manusia = dosis untuk tikus 200 g x nilai konversi tikus 200 g ke

manusia

Maka dapat ditetapkan dosis ekstrak etanol biji P. americana sebagai berikut :

Ekstrak etanol biji Persea americana Mill. dosis 350 mg/kgBB tikus:

350 mg/kgBB = 0,350 g/ 1000 gBB = 0,07 g/ 200 gBB

Maka dosis konversi untuk manusia 70 kgBB = 0,07 g/ 200 g BB x 56,0

= 3,92 g/ 70 kgBB

Lampiran 15. Perhitungan efek nefroprotektif

Rumus perhitungan efek nefroprotektif :( 4 − ) − ( − )( 4 − ) 100%1. Kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana 350 mg/kgBB jam ke-1 +

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB:( , , ) ( , , )( , , ) x 100% = 61,9%

2. Kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana 350 mg/kgBB jam ke-4 +

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB:( , , ) ( , , )( , , ) x 100% = 123,81%

3. Kelompok perlakuan ekstrak etanol biji P. americana 350 mg/kgBB jam ke-6 +

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB:( , , ) ( , , )( , , ) x 100% = 109,5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

84

Lampiran 16. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas

Dilihat dari serum kontrol (range 1,09 – 1,71 mg/dL)

X (mg/dL) ̅ X- ̅ (X- ̅)2

1,5

1,42

0,08 0,0064

1,5 0,08 0,0064

1,5 0,08 0,0064

1,3 -0,12 0,0144

1,3 -0,12 0,0144

∑ = 0,048

SD =∑( ̅)( )

SD =,

= 0,012

Range = ̅ ± SD

= 1,42 ± 0,012

= 1,408 mg/dL – 1,432 mg/dL

CV = ̅ x 100%

=, , x 100%

= 0,845 %

Syarat CV yang baik ≤ 2 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

85

Lampiran 17. Surat pengesahan hasil histologis ginjal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

86PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

87

Lampiran 18. Gambar fotomikroskopik ginjal

Kelompok Gambar dengan perbesaran 400x

Kontrol nefrotoksin CCl4 Gambar 13. Fotomikroskopik ginjal tikus normal (TAP)

Kontrol negatif (olive oil) Gambar 14. Fotomikroskopik ginjal tikus DHET

Gambar 15. Fotomikroskopik ginjal tikus ITC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

88

Kontrol EEPA Gambar 13. Fotomikroskopik ginjal tikus normal (TAP)

EEPA + 1 jam CCl4

EEPA + 4 jam CCl4

EEPA + 6 jam CCl4

Gambar 13. Fotomikroskopik ginjal tikus normal (TAP)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filei pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis

89

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Pengaruh Waktu PemberianEkstrak Etanol Biji Persea americana Mill. secara Akutterhadap Kadar Kreatinin dan Gambaran HistologisGinjal Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida” dengannama lengkap Adrienne Roma Alphayovita, merupakan putripertama dari pasangan Robinson Sitepu dan MaladinaGinting. Penulis lahir di Jakarta, tanggal 27 Februari 1992.Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis, yaitu TKSanta Maria Banjarmasin (1996-1998), tingkat Sekolah Dasardi SD Santa Maria Banjarmasin (1998-2004), tingkat SekolahMenengah Pertama di SMP Santa Maria Banjarmasin (2004-2007), tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Stella Duce I

Yogyakarta (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis melanjutkan pendidikan sarjanadi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semasa menempuhpendidikan sarjana, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan dan organisasi diFakultas Farmasi, seperti Inisiasi TITRASI 2011 sebagai pendamping kelompok,TITRASI 2012 sebagai ketua bidang acara, Pharmacy Performance 2011 sebagaikoordinator dana dan usaha (DDU), Pelepasan Wisuda (2012) sebagai seksi acara,Temu Alumni Akbar (2012) sebagai koordinator pendamping kota, serta BadanEksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi periode 2011/2012 sebagai anggota DivisiOrganisasi. Selain itu, penulis pernah menjadi asisten praktikum Biokimia (2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI