kreatinin pmi

Upload: mahendri-deayu-putri

Post on 02-Jun-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    1/27

    Kreatinin (Serum)

    Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat

    dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin

    phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate)

    dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzimkreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah

    secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan

    diekskresikan dalam urin.

    Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa

    otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga

    menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera

    fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.

    Prosedur

    Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5

    ml sampel darah vena dalam tabung bertutup merah (plain tube) atau tabung bertutup hijau

    (heparin). Lakukan sentrifugasi dan pisahkan serum/plasma-nya. Catat jenis obat yang

    dikonsumsi oleh penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak ada

    pembatasan asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji

    dilakukan, penderita dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah.

    Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer,

    fotometer atau analyzer kimiawi.

    Nilai Rujukan

    DEWASA : Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (Wanita sedikit lebih rendah

    karena massa otot yang lebih rendah daripada pria).

    ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 tahun) : 0,3-0,6 mg/dl.

    Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan bertambahnya usia,

    akibat pertambahan massa otot.

    LANSIA : Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan produksi

    kreatinin.

    Masalah Klinis

    Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu kreatinin dianggap

    lebih sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    2/27

    kadar nitrogen urea darah (BUN). Sedikit peningkatan kadar BUN dapat menandakan terjadinya

    hipovolemia (kekurangan volume cairan); namun kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat

    menjadi indikasi kerusakan ginjal. Kreatinin serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi

    glomerulus.

    Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah : gagal ginjalakut dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis,

    eklampsia, pre-eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal (syok

    berkepanjangan, gagal jantung kongestif), rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung

    kemih, testis, uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, diet tinggi protein (mis. daging sapi

    [kadar tinggi], unggas, dan ikan [efek minimal]).

    Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah : Amfoterisin B,

    sefalosporin (sefazolin, sefalotin), aminoglikosid (gentamisin), kanamisin, metisilin, simetidin,

    asam askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat, litium karbonat, mitramisin,

    metildopa, triamteren. Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada : distrofi otot (tahapakhir), myasthenia gravis.

    Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan kreatinin dan BUN hampir selalu

    disatukan (dengan darah yang sama). Kadar kreatinin dan BUN sering diperbandingkan. Rasio

    BUN/kreatinin biasanya berada pada kisaran 12-20. Jika kadar BUN meningkat dan kreatinin

    serum tetap normal, kemungkinan terjadi uremia non-renal (prarenal); dan jika keduanya

    meningkat, dicurigai terjadi kerusakan ginjal (peningkatan BUN lebih pesat daripada kreatinin).

    Pada dialisis atau transplantasi ginjal yang berhasil, urea turun lebih cepat daripada kreatinin.Pada gangguan ginjal jangka panjang yang parah, kadar urea terus meningkat, sedangkan kadar

    kreatinin cenderung mendatar, mungkin akibat akskresi melalui saluran cerna.

    Rasio BUN/kreatinin rendah (20) dengan kreatinin normal dijumpai pada uremia

    prarenal, diet tinggi protein, perdarahan saluran cerna, keadaan katabolik. Rasio BUN/kreatinin

    tinggi (>20) dengan kreatinin tinggi dijumpai pada azotemia prarenal dengan penyakit ginjal,

    gagal ginjal, azotemia pascarenal.

    Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium

    Obat tertentu (lihat pengaruh obat) yang dapat meningkatkan kadar kreatinin serum. Kehamilan

    Aktivitas fisik yang berlebihan

    Konsumsi daging merah dalam jumlah besar dapat mempengaruhi temuan laboratorium.

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    3/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter penting untuk

    mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan melakukan terapipada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam darah digunakan

    sebagaiindikator penting dalam menentukan apakah seorang dengan gangguanfungsi ginjal

    memerlukan tindakan.

    Kreatinin mempunyai batasan normal yang sempit, nilai di atas batasan ini menunjukkan

    semakin berkurangnya nilai ginjal secara pasti. Disamping itu terdapat hubungan jelas antara

    bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga diketahui pada nilai

    berapa perlu dilakukan cuci darah.

    Pemilihan metode yang tepat juga banyak membantu dalam melakukan pemeriksaan.

    Ada beberapa metode yang digunakan dalam pemeriksaan kreatinin dalam darah. Deproteinasi

    dan tanpa deproteinasi merupakan salah satu cara yang banyak dipakai. Deproteinasi adalah

    dengan penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid) 1,2 N pada serum sebelum melakukan

    pengukuran, yang berfungsi mengendapkan protein dan senyawasenyawa kimia askorbat,

    aseto asetat, piruvat, sevalosporin dan metildopa, sedangkan cara tanpa deproteinasi adalah tanpa

    penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid) 1,2 N atau disebut juga fixed kinetik, yaitu pengukuran

    kreatinin dalam suasana alkalis dan konsentrasi di tentukan dengan ketepatan waktu pembacaan.

    Kedua cara ini mungkin juga akan ditemukan hasil yang tidak sama.

    B. Tujuan

    1. Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam darah.

    2. Untuk diagnosa kelainan fungsi ginjal.

    C. Manfaat

    1. Membantu mendiagnosa penyakit ginjal

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    4/27

    2. Mendiagnosa kelainan fungsi ginjal

    D. Prinsip

    Kinetik Kolorimetri

    Dalam suasana alkalis, kreatinin bila ditambah asam pikrat akan membentuk suatu warna

    yang kompleks yang berwarna kuning orange. Intensitas warna dibandingkan dengan konsentrasi

    dan diukur secara fotometer

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat

    dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatinphosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate)

    dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim

    kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah

    secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan

    diekskresikan dalam urin.

    Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa

    otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga

    menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera

    fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Oleh karena itu kreatinin dianggap lebih

    sensitif dan merupakan indikator khusus pada penyakit ginjal dibandingkan uji dengan kadar.

    Sedikit peningkatan kadar BUN dapat menandakan terjadinya hipovolemia (kekurangan volume

    cairan); namun kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dl dapat menjadi indikasi kerusakan ginjal.

    Kreatinin serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus.

    Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin adalah : gagal ginjal

    akut dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis,

    eklampsia, pre-eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal (syok

    berkepanjangan, gagal jantung kongestif), rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandungkemih, testis, uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, diet tinggi protein (mis. daging sapi

    (kadar tinggi), unggas, dan ikan (efek minimal).

    Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan kreatinin dan BUN hampir selalu

    disatukan (dengan darah yang sama). Kadar kreatinin dan BUN sering diperbandingkan. Rasio

    BUN/kreatinin biasanya berada pada kisaran 12-20. Jika kadar BUN meningkat dan kreatinin

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    5/27

    serum tetap normal, kemungkinan terjadi uremia non-renal (prarenal); dan jika keduanya

    meningkat, dicurigai terjadi kerusakan ginjal (peningkatan BUN lebih pesat daripada kreatinin).

    Pada dialisis atau transplantasi ginjal yang berhasil, urea turun lebih cepat daripada kreatinin.

    Pada gangguan ginjal jangka panjang yang parah, kadar urea terus meningkat, sedangkan kadar

    kreatinin cenderung mendatar, mungkin akibat akskresi melalui saluran cerna. Rasio

    BUN/kreatinin rendah (20) dengan kreatinin normal dijumpai pada uremia prarenal, diet

    tinggi protein, perdarahan saluran cerna, keadaan katabolik. Rasio BUN/kreatinin tinggi (>20)

    dengan kreatinin tinggi dijumpai pada azotemia prarenal dengan penyakit ginjal, gagal ginjal,

    azotemia pascarenal.

    Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5

    ml sampel darah vena dalam tabung bertutup merah (plain tube) atau tabung bertutup hijau

    (heparin). Lakukan sentrifugasi dan pisahkan serum/plasma-nya. Catat jenis obat yang

    dikonsumsi oleh penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak ada

    pembatasan asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji

    dilakukan, penderita dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah.

    Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah : Amfoterisin B, simetidin, asam

    askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat, litium

    karbonat,mitramisin,metildopa,triamteren. Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada :

    distrofi otot (tahap akhir), myasthenia gravis. Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri

    menggunakan spektrofotometer, fotometer atau analyzer kimiawi.

    BAB III

    METODE KERJA

    A. Alat

    Alatalat yang digunakan, yaitu :

    1. Tabung reaksi

    2. Rak tabung

    3. Stopwatch

    4. Mikropipet

    5. Photometer / Microlab 300 ( semi automatic )

    B. Bahan

    Sampel : serum EDTA

    C. Reagensia

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    6/27

    R1 : Asam Pikrat 70 mmol/L

    R2 : NaOH 0,32 mmol/L

    R4 : Standar/ Kreatinin 2 mg/dl (176,8 mmol/L)

    D. Prosedur Kerja

    1. Persiapan Larutan Kerja

    1) Siapkan 3 buah tabung reaksi kecil yang bersih

    2) Pipet masing-masing 1000 L R1 dan 1000 L R2, masukkan dalam tabung reaksi lalu

    homogenkan

    3) Pisahkan menjadi 2 bagian, masing-masing 1000 L

    2. Pemeriksaan dengan Mikrolab

    a) Pipet larutan kedalam tabung

    Reagen Blank Standar Sampel

    Aquades 1000 L

    Larutan kerja 1000 L 1000 L

    R4 / Standar100 L

    SeruM 100 L

    b) inkubasi larutan standar dan sampel selama 20 detik lalu ukur dengan Mikrolab 300

    c) Hasilnya dapat dilihat pada layar Mikrolab 300

    E. Nilai Normal

    0,51,5 mg/dL

    BAB IV

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    7/27

    DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    A. Data Pengamatan Nama pasien : Sadyah F. Jasin

    Umur : 20 tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Hasil : 1,28 mg/dL

    B. Pembahasan

    Pada pemeriksaan serum sampel pasien ini telah didapat hasil kadar Kreatinin probandus 1,28

    mg/dl, jika dibandingkan dengan nilai normalnya pasien ini dinyatakan Normal . Jika lebih dari

    nilai normal kemungkinan besar mengalami penyakit gagal ginjal baik gagal ginjal akut maupun

    gagal ginjal kronik.

    KreatininDeskripsi : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan ginjal

    seseorang, apakah ada kerusakan ginjal.

    Manfaat Pemeriksaan : Pemeriksaan untuk mengukur konsentrasi kreatinin dalam darah.

    Persyaratan & Jenis Sampel : 500 (250) uL serum, plasma Heparin/EDTA, Urine pagi

    pertama, Urine 24 jam

    Stabilitas Sampel : 7 hari pada 2 8 C, beku untuk penyimpanan lebih lama, Sampel

    Urin : 4 hari pada 2 8 C, beku untuk penyimpanan lebih lama, tampung urin tanpa pengawet

    Persiapan Pasien : -

    Hari Kerja : Setiap hari

    Metode : Jaffe Compensated Rate Blanked

    Nilai Rujukan : Laki-laki dewasa : 0,7-1,2 mg/dL; Perempuan dewasa : 0,5-0,9 mg/dL;

    Sampel Urine Laki-laki : 1.000-2.000 mg/24 jam; Sampel Urine Perempuan : 800-1.800 mg/24

    jam; Sampel Urin pagi pertama Laki-laki : 39-259 mg/dL; Sampel Urin pagi Perempuan : 28-217

    mg/dL

    Tempat Rujukan : Semua cabang Prodia

    Catatan :

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    8/27

    Pemeriksaan Laboratorium -

    Pemeriksaan Fungsi Ginjal Dengan Tes Kreatinin Dalam Serum

    I. Tujuan

    1. Melakukan pemeriksaan fungsi ginjal dengan tes kreatinin dalam serum

    2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh

    II. Prinsip

    Reaksi antara kreatinin dengan asam pikrat dalam suasana basa akan membentuk kompleks

    kreatinin-pikrat yang berwarna kuning jingga yang kadarnya dapat diukur dengan

    spektrofotometer uv visible pada panjang gelombang 545 nm.

    III. Teori

    Ginjal merupakan organ berbentuk kacang, dengan ukuran kepalan tangan. Ginjal berada

    di dekat bagian tengah punggung, tepat di bawah tulang rusuk, satu di setiap sisi tulang belakang.

    Setiap hari, proses ginjal seseorang sekitar 200 liter darah untuk menyaring sekitar 2 liter produk

    limbah dan air ekstra. Limbah dan air ekstra menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    9/27

    melalui tabung yang disebut ureter. Kandung kemih menyimpan urin sampai melepaskannya

    melalui air seni (NIDDK, 2009).

    Fungsi ginjal yaitu sebagai sistem penyaringan alami tubuh, melakukan banyak fungsi

    penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa metabolisme dari aliran darah,

    mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-basa) padacairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal,

    senyawa kimia sisa metabolisme disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air

    berlebihan) sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut sebagai

    glomeruli. Selain mengeluarkan limbah, ginjal merilis tiga hormon penting yaitu erythropoietin

    atau EPO, yang merangsang sumsum tulang untuk membuat sel-sel darah merah; renin, yang

    mengatur tekanan darah; calcitriol, bentuk aktif vitamin D, yang membantu mempertahankan

    kalsium untuk tulang dan untuk keseimbangan kimia yang normal dalam tubuh (NIDDK, 2009).

    Adanya kerusakan dapat memengaruhi kemampuan ginjal kita dalam melakukan tugasnya.

    Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara cepat (akut); yang lain dapatmenyebabkan penurunan yang lebih lamban (kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan

    bahan ampas yang toksik (racun) dalam darah. National Kidney Foundation merekomendasikan

    tiga tes sederhana untuk skrining penyakit ginjal: tekanan darah pengukuran, cek spot untuk

    protein atau albumin dalam urin, dan perhitungan laju filtrasi glomerulus (GFR) berdasarkan

    pengukuran kreatinin serum. Mengukur urea nitrogen dalam darah memberikan informasi

    tambahan (NIDDK, 2009).

    Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat

    dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin

    phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate)dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim

    kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah

    secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan

    diekskresikan dalam urin (Riswanto, 2010).

    Banyaknya kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa

    otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga

    menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera

    fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot

    (Riswanto, 2010). Ginjal mempertahankan kreatinin darah dalam kisaran normal. Kreatinin telahditemukan untuk menjadi indikator yang baik untuk menguji fungsi ginjal (Siamak, 2009).

    Pada orang yang mengalami kerusakan ginjal, tingkat kreatinin dalam darah akan naik

    karena clearance/ pembersihan kratinin oleh ginjal rendah. Tingginya kreatinin memperingatkan

    kemungkinan malfungsi atau kegagalan ginjal. Ini adalah alasan memeriksa standar tes darah

    secara rutin untuk melihat jumlah kreatinin dalam darah. Hal ini penting untuk mengenali apakah

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    10/27

    proses menuju ke disfungsi ginjal (gagal ginjal, azotemia) akut atau kronik. Sebuah ukuran yang

    lebih tepat dari fungsi ginjal dapat diestimasi dengan menghitung berapa banyak kreatinin

    dibersihkan dari tubuh oleh ginjal, dan ini disebut kreatinin clearance (Siamak, 2009).

    Klirens kreatinin adalah laju bersihan kreatinin menggambarkan volume plasma darah yang

    dibersihkan dari kreatinin melalui filtrasi ginjal per menit. Bersihan kreatinin biasanyadinyatakan dalam mililiter per menit. Karena kreatinin dieliminasi dari tubuh terutama melalui

    filtrasi ginjal, maka menurunnya kinerja ginjal akan menyebabkan peningkatan kreatinin serum

    akibat berkurangnya laju bersihan kreatinin.

    1. Uji Kreatinin

    Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5

    ml sampel darah vena dalam tabung bertutup merah (plain tube) atau tabung bertutup hijau

    (heparin). Lakukan sentrifugasi dan pisahkan serum/plasma-nya. Catat jenis obat yang

    dikonsumsi oleh penderita yang dapt meningkatkan kadar kreatinin serum. Tidak adapembatasan asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada malam sebelum uji

    dilakukan, penderita dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi daging merah. Kadar kreatinin

    diukur dengan metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer, fotometer atau analyzer

    kimiawi (Riswanto, 2010).

    Pengujian kreatinin dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Kreatinin dikeluarkan

    dari tubuh sepenuhnya oleh ginjal. Jika fungsi ginjal normal, kadar kreatinin akan meningkat

    dalam darah (karena kreatinin kurang dilepaskan melalui urin Anda). Tingkat kreatinin juga

    bervariasi berdasarkan ukuran seseorang dan massa otot (National Institutes of Health, 2007).

    Bersihan kreatinin penting diketahui karena banyak obat yang dieliminasi oleh ginjal. Jika fungsi

    ginjal pasien menurun, laju eliminasi obat untuk disekresikan di urin juga akan menurun, disertai

    dengan peningkatan konsentrasi plasma. Peningkatan konsentrasi obat dalam plasma yang

    signifikan dapat menyebabkan obat mencapai kadar toksiknya; oleh karena itu, dosis mungkin

    perlu disesuaikan dengan berkurangnya eliminasi obat (Ansel, 2006).

    Kadar normal kreatinin berdasarkan umur yaitu sebagai berikut :

    Kadar normal kreatinin pada orang dewasa adalah :

    Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl.

    Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl

    (Wanita sedikit lebih rendah karena massa otot yang lebih rendah daripada pria) (Riswanto,

    2010).

    Kadar normal kreatinin pada anak adalah :

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    11/27

    Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl.

    Bayi : 0,7-1,4 mg/dl.

    Anak (2-6 tahun): 0,3-0,6 mg/dl.

    Anak yang lebih tua: 0,4-1,2 mg/dl.

    Kadar agak meningkat seiring dengan bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot

    (Riswanto, 2010).

    Kadar normal kreatinin pada lansia adalah :

    Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan produksi kreatinin

    (Riswanto, 2010).

    2. Apabila kadar lebih tinggi, maka dapat menunjukkan:

    Akut tubular nekrosis

    Dehidrasi

    Diabetes nefropati

    Eklamsia (suatu kondisi kehamilan yang meliputi kejang)

    Glomerulonefritis

    Gagal ginjal

    Penyakit otot menyusun

    Preeklampsia (kehamilan-induced hipertensi)

    Pielonefritis

    ginjal Berkurangnya aliran darah (syok, gagal jantung kongestif)

    Rhabdomyolysis

    Obstruksi saluran kemih

    Sedangkan bila lebih rendah dari normal dapat menunjukkan:

    Muscular dystrophy (tahap akhir)

    Myasthenia gravis

    (National Institutes of Health, 2007).

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    12/27

    Beberapa factor yang bisa mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium diantara adalah

    obat tertentu (lihat pengaruh obat) yang dapat meningkatkan kadar kreatinin serum, kehamilan,

    aktivitas fisik yang berlebihan, dan konsumsi daging merah dalam jumlah besar dapat

    mempengaruhi temuan laboratorium (Riswanto, 2010)

    IV. Alat dan Bahan

    Alat

    1. Beaker glass

    2. Disposable Tips

    3. Kuvet

    4. Mikropipet

    5. Spektrofotometer UV-Vis

    6. Stopwatch

    Bahan

    1. Aquadest

    2. Asam Pikrat (Reagen 2)

    3. Kreatinin 2 mg/dL (Standar)

    4. NaOH (Reagen 1)

    5. Serum (Sampel)

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    13/27

    V. Prosedur

    Larutan Blanko dibuat terlebih dahulu. Aquadest 50 L dimasukan ke dalam kuvet

    kemudian ditambahkan 1000 L reagen 1 (NaOH). Campuran Diinkubasikan selama 5 menit.Setelah itu, ditambahkan 250 L reagen 2 (Asam Pikrat). Spektrofotometer ditara dengan blanko

    pada panjang gelombang 546 nm.

    Selanjutnya, dibuat larutan standar. Kreatinin standar (2 mg/dL) sebanyak 50 L dimasukan

    ke dalam kuvet kemudian ditambahkan 1000 L reagen 1 (NaOH). Campuran Diinkubasikan

    selama 5 menit. Setelah itu, ditambahkan 250 L reagen 2 (Asam Pikrat) lalu diinkubasikan

    selama 1 menit. Setelah diinkubasi, absorbansi standar diukur pada spektrofotometer yang telah

    ditara dengan panjang gelombang 546 nm. Kemudian didapatkan nilai absorbansi 1 standar.

    Setelah itu, campuran diinkubasikan kembali selama 2 menit kemudian absorbansinya diukur

    lagi pada spektrofotometer yang telah ditara dengan panjang gelombang 546 nm. Kemudian,didapatkan nilai absorbansi 2 standar.

    Selanjutnya, dibuat larutan sampel. Serum sebanyak 50 L dimasukan ke dalam kuvet

    kemudian ditambahkan 1000 L reagen 1 (NaOH). Campuran Diinkubasikan selama 5 menit.

    Setelah itu, ditambahkan 250 L reagen 2 (Asam Pikrat) lalu diinkubasikan selama 1 menit.

    Setelah diinkubasi, absorbansi standar diukur pada spektrofotometer yang telah ditara dengan

    panjang gelombang 546 nm. Kemudian didapatkan nilai absorbansi 1 ssampel. Setelah itu,

    campuran diinkubasikan kembali selama 2 menit kemudian absorbansinya diukur lagi pada

    spektrofotometer yang telah ditara dengan panjang gelombang 546 nm. Kemudian, didapatkan

    nilai absorbansi 2 sampel. Pengujian sampel dilakukan secara duplo.

    Setelah itu, dari data yang telah didapatkan, kadar kreatinin dalam sample dihitung.

    VI. Data PengamatanKelompok SampelA1 A2 A

    1 1 0,026 0,032 0,007

    2 0,029 0,035 0,006

    2 1 0,039 0,049 0,01

    2 0,038 0,048 0,01

    3 1 0,035 0,047 0,012

    2 0,033 0,042 0,009

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    14/27

    4 1 0,044 0,053 0,009

    2 0,038 0,045 0,007

    A1 standar = 0,011

    A2 standar = 0,017

    A standar = 0,006

    VII. Pembahasan

    Pertama, disiapkan kit untuk test kreatinin, yaitu reagen I, reagen II, dan standar

    kreatinin. Selain itu, disiapkan juga sampel yang akan diperiksa. Test kreatinin ini dilakukan

    untuk mengetahui kadar kreatinin dalam darah, dimana merupakan salah satu parameter pada

    penyakit gagal ginjal. Kreatinin adalah sisa metabolisme otot yang hanya dikeluarkan dari ginjal,

    pada ginjal rusak kreatinin akan ditahan bersama nitrogen nonprotein di darah, sehingga terjadi

    penurunan kadar kreatinin di urin dan peningkatan kadar kreatinin di darah.

    Kedua, dilakukan pembuatan larutan uji (blanko, standar, dan sampel) yang akan

    diperiksa absorbansinya menggunakan spektrofotometri Uv/ Vis. Instrument ini digunakan

    karena larutan uji merupakan larutan berwarna yang memiliki gugus kromofor sehingga dapat

    menyerap cahaya visible yang dilewatkan larutan saat dianalisis dengan instrument. Untuk

    pembuatan larutan uji, disiapkan 3 buah kuvet. Pada kuvet 1 (blanko) dimasukkan 10 l

    aquadest, kuvet 2 (standar) dimasukkan 10 l kreatinin standar, kuvet 3 (sampel) dimasukkan l

    sampel. Pada penanganan, kuvet yang berbentuk balok dengan sisi buram dan bening, hanya

    boleh dipegang pada sisi buram, karena pada sisi bening akan dilewati sinar visible didalaminstrument, sehingga adanya bekas noda atau pengganggu lain dikhawatirkan mengubah serapan

    zat. Selanjutnya, pada setiap kuvet ditambahkan 500 l reagen I, dan dibiarkan 5 menit agar

    terjadi reaksi antara kreatinin dengan reagen I. Setelah itu, pada setiap kuvet ditambahkan 500 l

    reagen II, dibiarkan selama 1 menit, agar reaksi antara kreatinin, reagen I, dan reagen II

    sempurna. Setiap penambahan larutan menggunakan mikropipet karena alat ini memiliki

    ketelitian hingga 1 l sehingga presisi dan akurasinya baik.

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    15/27

    Ketiga, larutan blanko diukur absorbansinya dengan instrument spektrofotometer Uv/

    Visible yang diatur panjang gelombangnya pada 520 nm. Pengaturan panjang gelombang 520

    nm karena kreatinin akan memberikan serapan paling besar pada panjang gelombang maksimal

    tersebut. Hasil absorbansi awal dicatat, lalu larutan blanko dibiarkan selama 2 menit untuk diujikembali absorbansinya. Alasan pengukuran dilakukan 2 kali untuk mengetahui selisih absorbansi

    pada konsentrasi awal (pengukuran pertama) dengan absorbansi pada konsentrasi akhir

    (pengukuran kedua), sebab kreatinin akan bereaksi, berbanding lurus dengan waktu, dengan

    persamaan reaksi

    Sehingga ada selisih konsentrasi pada pengukuran pertama dan kedua yang nanti

    digunakan untuk pengukuran kadar kreatinin. Hasil absorbansi larutan blanko dijadikan dasar

    untuk pengukuran larutan standar dan sampel yang berarti apabila blanko memberikan serapan,serapan dua larutan yang lain dikurangi dengan serapan blanko. Setelah itu, dilakukan pula

    pengujian absorbansi larutan standar dan larutan sampel dengan prosedur yang sama seperti

    pengujian larutan blanko.

    Pada sampel 1, nilai kreatininnya adalah 3 mg/dl atau 265,5 mol/l, sedangkan pada

    sampel 2 diperoleh nilai kreatinin sebesar 2,33 mg/dl atau 206,5 mol/l. Nilai ini diperoleh dari

    rumus berikut ini:

    Konsentrasi kreatinin dalam serum =

    dimana konsentrasi standard adalah 2 mg/dl dan 177 mol/l. Berdasarkan nilai konsentrasi

    kreatinin hasil pengukuran pada percobaan kali ini, disimpulkan bahwa nilai tersebut berada di

    atas nilai normal kreatinin, dimana nilai normal kreatinin adalah 0,6-1,1 mg/100 ml atau 53-97

    mol/l untuk pria, sedangkan untuk wanita adalah 0,5-0,9 mg/100 ml atau 44-80 mol/l. Nilai

    hasil pengukuran sampel pada percobaan kali ini yang berada di atas nilai normal kreatinin,

    menunjukkan bahwa ada kemungkinan terjadi gangguan pada ginjal. Ada kemungkinan terjadi

    gangguan pada fungsi filtrasi glomerulus.

    VIII. Kesimpulan

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    16/27

    1. Pemeriksaan fungsi ginjal dengan tes kreatinin dalam serum dapat dilakukan dengan alat

    spektrofotometer uv-visibel pada panjang gelombang 546 nm.

    2. Kadar kreatinin dalam sampel serum adalah 236 mol /L dan hal ini menunjukkan kadar

    kreatinin yang tidak normal (lebih tinggi dari normal).

    Daftar Pustaka

    Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Penerbit Erlangga. Jakarta.

    NIDDK. 2009. The Kidneys and How They Work. Tersedia di

    http://kidney.niddk.nih.gov/Kudiseases/pubs/yourkidneys/ [diakses tanggal 21 April 2013]

    Sacher, R. A., dan R. A, McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

    Edisi 11. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

    metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir konstan dan diekskresi

    dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi

    filtrasi dan sekresi, konentrasinya relative sama dalam plasma hari ke hari, kadar yang lebih

    besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2001).

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    17/27

    Pemeriksaan kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter

    penting untuk mengetahui fungsi ginjal. Pemeriksaan ini juga sangat membantu kebijakan

    melakukan terapi pada penderita gangguan fungsi ginjal. Tinggi rendahnya kadar kreatinin dalam

    darah digunakan sebagai indikator penting dalam menentukan apakah seorang dengan gangguan

    fungsi ginjal memerlukan tindakan hemodialisis .(http://www.kompas.com).

    Kreatinin mempunyai batasan normal yang sempit, nilai di atas batasan ini

    menunjukkan semakin berkurangnya nilai ginjal secara pasti. Disamping itu terdapat hubungan

    jelas antara bertambahnya nilai kreatinin dengan derajat kerusakan ginjal, sehingga diketahui

    pada nilai berapa perlu dilakukan cuci darah. (http://www.kompas.com).

    Pemilihan metode yang tepat juga banyak membantu dalam melakukan

    pemeriksaan. Ada beberapa metode yang digunakan dalam pemeriksaan kreatinin dalam darah.

    Deproteinasi adalah dengan penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid) 1,2 N pada serum sebelum

    melakukan pengukuran, yang berfungsi mengendapkan protein dan senyawasenyawa kimia

    askorbat, aseto asetat, piruvat, sevalosporin dan metildopa, sedangkan cara tanpa deproteinasiadalah tanpa penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid) 1,2 N atau disebut juga fixed kinetik,

    yaitu pengukuran kreatinin dalam suasana alkalis dan konsentrasi di tentukan dengan ketepatan

    waktu pembacaan. Kedua cara ini mungkin juga akan ditemukan hasil yang tidak sama.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah, diantaranya :

    1. Apa yang dimaksud dengan kreatinin?

    2. Bagaimana metabolisme kreatinin dalam tubuh?

    3. Faktor apa yang mempengaruhi kadar kreatinin?

    4. Faktor apa yang mempengaruhi pemeriksaan kreatinin?

    5. Apa hubungannya ginjal dengan kreatinin?

    6. Bagaimana pemeriksaan untuk kreatinin?

    7. Apa manfaat pemeriksaan kreatinin?

    1.3 Tujuan Makalah

    Ada beberapa tujuan dalam penyusunan makalah ini, diantaranya :

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    18/27

    1. Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam darah.

    2. Untuk mengetahui pemeriksaan kreatinin dalam darah.

    1.4 Manfaat Makalah

    Ada beberapa manfaat dalam penyusunan makalah ini, diantaranya :

    1. Sebagai informasi kepada analis kesehatan tentang pemeriksaan kreatinin.

    2. Dapat menambah ketrampilan kerja di Laboratorium Klinik dan memperluas pengetahuan

    dalam pemeriksaan kimia darah khususnya pemeriksaan kreatinin.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Kreatinin

    Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang

    dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan

    kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    19/27

    konentrasinya relative sama dalam plasma hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal

    mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2001).

    Kadar kreatinin berbeda setiap orang, umumnya pada orang yang berotot kekar memiliki kadar

    kreatinin yang lebih tinggi daripada yang tidak berotot. Hal ini juga yang memungknkan

    perbedaan nilai normal kreatinin pada wanita dan laki-laki. Nilai normal kadar kreatinin padawanita adalah 0,50,9 mg/dL. Sedangkan pada laki-laki adalah 0,61,1 mg/dL.

    Peningkatan dua kali lipat kadar kreatinin serum mengindikasikan adanya penurunan fungsi

    ginjal sebesar 50 %, demikian juga peningkatan kadar kreatinin tiga kali lipat mengisyaratkan

    penurunan fungsi ginjal sebesar 75 %.

    ( Soeparman dkk, 2001 ).

    2.2 Metabolisme Kreatinin

    Kreatinin terbuat dari zat yang disebut kreatin, yang dibentuk ketika makanan berubah menjadi

    energi melalui proses yang disebut metabolisme. Sekitar 2% dari kreatin tubuh diubah menjadi

    kreatinin setiap hari. Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring

    sebagian besar kreatinin dan membuangnya dalam urin. Bila ginjal terganggu, kreatinin akan

    meningkat. Tingkat kreatinin abnormal tinggi kemungkinan terjadi kerusakan atau kegagalan

    ginjal.

    2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah, diantaranya adalah :

    1) Perubahan massa otot.

    2) Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan.

    3) Aktifitas fisik yang berkebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.

    4) Obat obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co-trimexazole dapat mengganggu

    sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin darah.

    5) Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    20/27

    6) Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang muda,

    serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita.( Sukandar E, 1997 ).

    2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Kreatinin

    Senyawa - senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan kadar kreatinin darah hingga

    menyebabkan overestimasi nilai kreatinin sampai 20 % adalah : askorbat, bilirubin, asam urat,

    aseto asetat, piruvat, sefalosporin , metildopa. Senyawa-senyawa tersebut dapat memberi reaksi

    terhadap reagen kreatinin dengan membentuk senyawa yang serupa kreatinin sehingga dapat

    menyebabkan kadar kreatinin tinggi palsu.

    Akurasi atau tidaknya hasil pemeriksaan kadar kreatinin darah juga sangat tergantung dari

    ketepatan perlakuan pada pengambilan sampel, ketepatan reagen, ketepatan waktu dan suhu

    inkubasi, pencatatan hasil pemeriksaa dan pelaporan hasil.

    2.5 Fungsi Ginjal

    Ginjal mempunyai berbagai fungsi antara lain :

    1) Pengeluaran zat sisa organik, seperti urea, asam urat, kreatinin dan produk penguraian

    hemoglobin dan hormon.

    2) Pengaturan konsentrasi ion ion penting antara lain ion natrium, kalium, kalsium,

    magnesium, sulfat dan fosfat.

    3) Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh.

    4) Pengaturan produksi sel darah merah dalam tubuh.

    5) Pengaturan tekanan darah.

    6) Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah.

    7) Pengeluaran zat beracun dari zat tambahan makanan, obat obatan atau zat kimia asing lain

    dari tubuh. (Harper, 1997)

    2.5.1 Mekanisme Filtrasi Ginjal

    Glomerolus adalah bagian kecil dari ginjal yang melalui fungsi sebagai saringan yang setiap

    menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung 500 ml plasma, mengalir melalui semua

    glomeruli dan sekitar 100 ml ( 10 % ) dan disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam,

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    21/27

    glukosa dan benda halus lainnya disaring dan tetap tinggal dalam aliran darah. ( Guyton CA,

    1997)

    Cairan yang disaring yaitu filtrasi glomerolus, kemudian mengalir melalui tubula renalis dan sel-

    selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan meninggalkan yang tidak diperlukan.

    Keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali, kebanyakan produk sisa buangandikeluarkan melalui urine, diantaranya kreatinin dan ureum. Kreatinin sama sekali tidak

    direabsorpsi di dalam tubulus, akan tetapi sejumlah kecil kreatinin benar-benar disekresikan ke

    dalam tubulus oleh tubulus proksimalis sehingga jumlah total kreatinin meningkat kira-kira 20

    %. ( Guyton CA, 1997)

    Jumlah filtrasi glomerolus yang dibentuk setiap menit pada orang normal rata-rata 125 ml per

    menit, tetapi dalam berbagai keadaan fungsional ginjal normal dapat berubah dari beberapa

    mililiter sampai 200 ml per menit, jumlah total filtrat glomerolus yang terbentuk setiap hari rata-

    rata sekitar 180 liter, atau lebih dari pada dua kali berat badan total, 90 persen filtrat tersebut

    biasanya direabsorpsi di dalam tubulus, sisanya keluar sebagai urin. ( Evelyn C, 1999).

    2.6 Pemeriksaan Kreatinin

    2.6.1 Metode Pemeriksaan

    Beberapa metode yang sering dipakai untuk pemeriksaan kreatinin darah adalah :

    1) Jaffe reaction

    Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk

    senyawa kuning jingga. Menggunakan alat photometer. Metode ini meliputi Kreatinin cara

    deporteinasi dan Kreatinin tanpa deproteinasi.

    2) Kinetik

    Dasar metode ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan. Alat yang

    digunakan autoanalyzer.

    3) Enzimatik Darah

    Dasar metode ini adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim membentuk

    senyawa substrat menggunakan alat photometer.

    Dari ketiga metode di atas, yang banyak dipakai adalah Jaffe Reaction , dimana metode ini

    bisa menggunakan serum atau plasma yang telah dideproteinasi dan tanpa deproteinasi. Kedua

    cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, salah satunya adalah untuk deproteinasi

    cukup banyak memakan waktu yaitu sekitar 30 menit, sedangkan tanpa deproteinasi hanya

    memerlukan waktu yang relatif singkat yaitu antara 2-3 menit.

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    22/27

    ( Underwood, 1997)

    2.6.2 Fisiologi Kreatinin Cara Deproteinasi

    Cara ini adalah dengan penambahan TCA (Trichlor Acetic Acid) 1,2 N pada serum sebelum

    dilakukan pengukuran, setelah diputar dengan kecepatan tinggi antara 5-10 menit maka protein

    dan senyawa-senyawa lain akan mengendap dan filtratnya digunakan untuk pemeriksaan. Tes

    linier sampai dengan konsentrasinya 10 mg /dl serum dan 300 mg / dl urin. Cara deproteinasi ini

    banyak memerlukan sampel dan waktu yang di perlukan lama sekitar 30 menit.( Underwood,

    1997).

    a) Faktor Kelemahan Kreatinin Cara Deproteinasi

    Ada beberapa faktor kelemahan kreatinin cara deproteinasi :

    Trichlor acetic acid ( TCA ) terlalu pekat.

    Konsentrasi TCA salah ( apabila menggunakan TCA 3 N, tidak terdapat perubahan warna ).

    Waktu inkubasi tidak diperhatikan ( 20 menit ).

    Kekeruhan dalam supernatan setelah deproteinasi ( waktu deproteinasi endapan diaduk

    beberapa kali / sebelum centrifuge didiamkan untuk beberapa menit ).

    Sampel yang diperlukan telalu banyak dan waktu terlalu lama. TCA pada suhu kamar mudah

    terurai maka penyimpanannya di almari es ( 2 - 8 C ). (Sylvia, 1994)

    b) Faktor Keuntungan Kreatinin Cara Deproteinasi

    Ada beberapa faktor keuntungan kreatinin cara deproteinasi :

    Kandungan nitrogen dalam sampel seperti protein, ureum, dll sudah terikat dengan TCA

    sehingga supernatan terbebas dari bahan-bahan nitogen. (Sylvia, 1994)

    2.6.3 Fisiologi Kreatinin Tanpa Cara Deproteinasi

    Cara ini adalah fixed time kinetic metoda Jaffe Reaction , yaitu pengukuran kreatinin dalam

    suasana alkalis dan konsentrasi ditentukan dengan ketepatan waktu pembacaan. Tes linier sampai

    dengan konsentrasi 13 mg / dl serum dan 500 mg per / dl urin. Cara tanpa deproteinasi ini hanya

    memerlukan sedikit sampel dan waktu yang diperlukan cukup singkat sekitar 2 menit. (

    Underwood, 1997)

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    23/27

    1. Prinsip

    Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali membentuk senyawa kompleks

    yang berwarna kuning jingga. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan kadar kreatinindalam sampel, yang diukur dengan Fotometer dengan panjang gelombang 490 nm.

    2. Reaksi

    Kreatinin + asam pikrat Senyawa kompleks

    Yang berwarna kuning jingga Intensitas warna yang terbentuk setara dengan

    kadar kreatinin dalam sampel, diukur pada Fototmeter dengan panjang gelombang 490 nm.

    3. Alat & Bahan

    a) Alat yang digunakan :

    Fotometer microlab 300

    Clinipette 100 L dan 1000 L

    Tabung khan

    Tip kuning dan biru

    Tissue

    b) Bahan yang digunakan :

    Sampel (serum) atau plasma heparin

    Urine diencerkan 20 kali (1 + 19), urine dikumpulkan dengan interval 4, 12 atau 24 jam.

    Reagen kerja kreatinin (R1 + R2, 1 : 1)

    R1 : Disodium Phosphate 6,4 mmol/L

    NaOH 150 mmol/L

    R2 : Sodium Dodecyl Sulfate 0,75 mmol/L

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    24/27

    Picric acid 4,0 mmol/L

    pH 4,0

    Standart Kreatinin 2 mg/dL

    Aquadest

    4. Prosedur Kerja

    BLANKO STANDARD SAMPEL

    AQUADEST 100 L - -

    STANDARD - 100 L -

    SERUM - - 100L

    PEREAKSI

    (R1 + R2, 1 : 1) 1000 L 1000 L 1000 L

    - Inkubasi selama 2 menit, baca Absorban Standard (A.St1) dan sampel (A.Sp1) terhadap

    blanko pada panjang gelombang 490 nm.

    - Tepat 5 menit kemudian baca Absorban Standard (A.St2) dan sampel (A.St2)

    5. Faktor Kelemahan Kreatinin Cara Tanpa Deproteinasi

    Adanya gangguan terhadap bilirubin, ureum, protein yang mengakibatkan hasil tinggi palsu.

    (Sylvia, 1994)

    6. Faktor Keuntungan Kreatinin Cara Tanpa Deproteinasi

    Ada beberapa faktor keuntungan kreatinin cara tanpa deproteinasi:

    Waktu yang diperlukan cukup singkat ( 2 menit ).

    Sampel yang diperlukan hanya sedikit ( 100 ul ). ( Underwood, 1997).

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    25/27

    2.7 Manfaat Pemeriksaan Kreatinin

    Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk

    menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi dalam plasma dan ekskresinya di urin dalam 24 jamrelatif konstan. Kadar kreatinin darah yang lebih besar dari normal mengisyaratkan adanya

    gangguan fungsi ginjal. Nilai kreatinin normal pada metode jaffe reaction adalah laki-laki 0,6

    sampai 1,1 mg / dL; wanita 0,5 sampai 1,9 mg / dL. ( Sodeman, 1995 )

    Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin bisa digunakan untuk menilai kemampuan

    laju filtrasi glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin klirens. Selain itu tinggi rendahnya

    kadar kreatinin darah juga memberi gambaran tentang berat ringannya gangguan fungsi ginjal.

    Hemodialisis dilakukan pada gangguan fungsi ginjal yang berat yaitu jika kadar kreatinin lebih

    dari 7 mg / dl serum. Namun dianjurkan bahwa sebaiknya hemodialisis dilakukan sedini

    mungkin untuk memghambat progresifitas penyakit.

    ( Sodeman, 1995 )

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    26/27

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan diatas, ada beberapa simpulan diantaranya :

    1. Kreatinin darah adalah hasil akhir dari metabolisme protein otot yang normal di ekskresi ke

    dalam urin. Nilai normal kadar kreatinin pada wanita adalah 0,50,9 mg/dL. Sedangkan padalaki-laki adalah 0,61,1 mg/dL.

    2. Deproteinasi adalah penambahan Trichlor Acetic Acid 1,2 N pada serum (sampel) sebelum

    dilakukan pengukuran.

    3. Tanpa deproteinasi adalah pemeriksaan kreatinin darah tanpa menggunakan penambahan

    Trichlor Acetic Acid 1,2 N. TCA (trichlor acetic acid) 1,2 N adalah reagen yang digunakan

    untuk pemeriksan kreatinin cara deproteinasi.

    4. Metode Jaffe Reaction adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat

    membentuk senyawa kuning jingga.

    3.2 Saran

  • 8/10/2019 Kreatinin PMI

    27/27

    Dari penyususnan makalah Kreatinin ini, masih banyak kekurangan yang ada maka penulis

    mengharap saran dan kritikan dari pembaca (Dosen, dan rekan-rekan) sangat di harapkan untuk

    penulis dari penyempurnaan makalah berikutnya atau masa yang akan datang