pkm gt unesa penggunaan media pembelajar

18
i PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS VIDEO ANIMASI TERHADAP SISWA TUNARUNGU DI SMA-LB SURABAYA BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS Diusulkan Oleh : Christiana Nurcahyanti 12040284007 / 2012 Reniy Atika Damayanti 12040284009 / 2012 Maulana Hanif Rahman 12040284023 / 2012 Aisah Fitri Mutiatun 12040284036 / 2012 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2015

Upload: aryabagus

Post on 07-Jul-2018

278 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 1/18

Page 2: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 2/18

ii

3 Orang

Page 3: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 3/18

Page 4: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 4/18

iv

RINGKASAN

Semakin maju sebuah bangsa semakin besar pula penghargaan yang

negara berikan kepada warganya yang berkbutuhan khusus. Semakin tinggi pula

 penghargaan terhadap mereka untuk mendapatkan kesempatan dan hak yang samadalam menikmati pendidikan. Pendidikan inklusif merupakan salah satu langkah

yang strategis untuk memberikan perhatian kepada anak yang berkebutuhan

khusus untuk dapat menikmati pendidikan pada sekolah umum ataupun sekolah

luar biasa (segregasi).

Dalam perkembangan di dunia pendidikan terutama adanya Kurikulum

2013 seorang guru dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan materi

 pembelajaran yang akan mereka sampaikan, salah satu hal atau komponen dalam

menunjang pembelajaran adalah adanya media pembelajaran atau alat bantu yang

digunakan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Hal yang menjadi masalah

adalah saat guru tersebut tidak hanya mengajar anak-anak normal pada suatu

lembaga pendidikan namun juga mengajar salah satu anak berkebutuhan khusus.Dalam hal ini penulis mengangkat tema mengenai anak tunarungu (anak yang

mengalami hambatan atau gangguan dalam hal pendengaran).

Berdasarkan analisis yang telah diketahui bahwa media pembelajaran

merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, dalam

hal ini penulis mencoba salah satu alternative dalam memberikan solusi untuk

guru, lembaga pendidikan atau dinas pendidikan untuk menciptakan video

 berbasis animasi untuk siswa tunarungu (anak yang mengalami hambatan atau

gangguan dalam hal pendengaran), khususnya di SMA LB Surabaya. Hal ini

tentunya akan sangat membantu siswa berkebutuhan khusus dalam mempelajari

sejarah. Seperti pesan Bapak Proklamator kita Bung Karno, “ Jasmerah ” dengan

maksud jangan sekali-kali melupakan sejarah. Sejarah merupakan harkat danmartabat bangsa ini. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mengetahui dan

memahami sejarah bangsa tercinta ini. 

Kata Kunci : Pendidikan , Pembelajaran

Page 5: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 5/18

1

A.  PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian dari kegiatan kehidupan

 bermasyarakat dan berbangsa. Oleh sebab itu kegiatan pendidikan

merupakan perwujudan dari cita-cita bangsa. Karenanya negara memiliki

kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada

setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki

 perbedaan perbedaan secara fisik atau yang lebih sering disebut sebagai

siswa yang memiliki kebutuhan khusus seperti yang tertuang pada UUD

1945 pasal 31 (1). Saat ini di Indonesia gencar dikembangkan pendidikan

Inklusif bagi seluruh anak yang memiliki keterbatasan baik di tingkatan

Dasar, Menengah maupun Umum. Tujuan dari dikembangkannya

 pendidikan Inklusif ialah memberikan kesempatan bagi seluruh anak untuk

memperoleh pendidkan secara sama tanpa memandang latar belakang atauapapun keterbatasan yang ada dalam diri peserta didik. Dalam

Permendiknas No.70 tahun 2009 menyebutkan bahwa, pendidikan inkulusi

didefinisikan sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang

memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki

kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk

mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan

secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Selain itu

tujuan lain dari pendidikan inklusi adalah untuk memberikan kesempatan

yang seluas-luasnya dan mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yangmenghargai keanekaragaman dan tidak diskriminatif.

Pada tahapan awal pelembagaan atau pengadaan sekolah yang

 berbasis inklusif tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Banyak sarana prasarana dan tenaga pengajar yang perlu dipertimbangkan

serta diperbaiki untuk menunjang terlaksananya proses pendidikan inklusif

di sekolah. Sarana yang dimaksud meliputi media pembelajaran, bahan

ajar yang sesuai bagi para siswa berkebutuhan khusus, serta penambahan

guru bantu yang khusus menangani siswa yang memiliki kebutuhan

khusus. Media pembelajaran penting dalam proses pembalajaran karena

dapat membantu siswa untuk lebih memahami apa yang tengah mereka

 pelajari.

Untuk itu maka kelompok kami mempunyai inisiatif untuk

menciptakan sebuah video animasi sejarah yang diperuntukan bagi para

siswa yang berada dalam kelas inklusi, khususnya yang mempunyai

kebutuhan khusus seperti tunarungu. Video ini dimaksudkan untuk

mempermudah siswa yang memiliki keterbatasan dalam hal

mendengarkan. Melalui video ini diharapkan mampu membantu para

siswa yang mengalami tunarungu agar mudah dalam memahami materi

 pembelajaran sejarah yang diberikan oleh guru. Sebab melalui proses

Page 6: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 6/18

2

melihat mereka dapat lebih memaknai proses pembelajaran sejarah

daripada hanya dengan membaca buku teks saja. Video animasi ini tak

hanya diperuntukkan bagi mereka yang menderita tuna rungu tapi bagi

siswa yang normal juga dapat membantu memotivasi mereka untuk

mengikuti pelajaran Sejarah dengan baik, moderen dan berkualitas. Karena

dengan memanfaatkan teknologi saat ini video animasi akan memiliki

kualitas yang memuasakan. Sebab dalam proses pembelajaran sejarah di

lapangan, banyak siswa yang kurang tertarik untuk mengikuti

 pembelajaran, dikarenakan metode atau cara yang digunakan guru sangat

monoton. Dengan diciptakannya media pembelajaran berbasis video

animasi ini diharapkan siswa dapat memahami peristiwa sejarah dengan

mudah dan menarik, khusunya bagi mereka yang tidak bisa mendengar

atau tunarungu. Sejarah merupakan harga diri bangsa ini. Soekarno

sebagai bapak Proklamator telah berpesan kepada kita semua, “ Jasmerah ”atau jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jadi dalam keadaan apapun diri

kita, sejarah harus tetap menjadi pondasi utama dalam membangun bangsa

ini.

2.  Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan gagasan tertulis ini ialah untuk membantu

 proses pengembangan media pembelajaran di sekolah Inkusi ataupun

sekolah luar biasa untuk membantu siswa yang memiliki kebutuhan

khusus agar dapat mengikuti proses pembelajaran Sejarah di Sekolahsecara baik.

3.  Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan penelitian ini adalah,

a.  Memberikan gagasan pada sekolah Inklusi atau sekolah SLB agar dapat

mengembangkan media pembelajarannya bagi siswa yang memiliki

kebutuhan khusus

b.  Dapat mempermudah siswa inklusi atau anak berkebutuhan khusus dalam

memahami dan mempelajari sejarah, khususnya bagi siswa tunarungu.

Page 7: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 7/18

3

B.  GAGASAN

1.  Kondisi Kekinian

Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki kelainan

 pada fisik, mental, tingkah laku (behavioral) atau indranya memiliki

kelainan yang sedemikian sehingga untuk mengembangkan secara

maksimum kemampuannya (capacity) membutuhkan PLB atau layanan

yang berhubungan dengan PLB. Sesuai dengan hak asasi sebagai anak

dimana ia harus tumbuh dan berkembang di tengah lingkungan keluarga,

maka PLB dalam bentuk Kelas khusus yang lokasinya berada di SLB

harus dirancang sedemikian rupa sehingga program dan layanannya dekat

dengan lingkungan ABK.

Pada akhir perkembangan sekarang ini, Anak luar Biasa sudah

mulai dianggap sebagai manusia biasa sama seperti yang lain. Ia memiliki

hak yang sama. Hal ini menimbulkan perlakuan yang wajar seperti padaanak yang lain yaitu dididik dan disekolahkan.

Perbedaannya hanya terletak pada adanya kelainan yang

disandangnya, Kelainan bisa terletak pada fisiknya, mentalnya, sosialnya

atau perpaduan ketiganya. Mereka mengalami kelainan sedemikian rupa

sehingga membutuhkan pelayanan Pendidikan Luar Biasa. Dengan sikap

ini maka ia memiliki hak yang sama dengan anak biasa lainnya. Dengan

sikap ini timbul deklarasi hak asasi manusia penyandang cacat yang

meliputi :

1. 

Hak untuk mendidik dirinya. (The Right to Educated Oneself)2.  Hak untuk pekerjaan dan profesi.(The Right to Occupation or

 Profession)

3.  Hak untuk memelihara kesehatan dan fisik secara baik ( The Right to

 Maintain Health and Physical Well Being)

4.  Hak untuk hidup mandiri (the Right to Independent Living)

5.  Hak untuk mendapatkan kasih sayang (Right to Love)

Kegiatan pembelajaran dalam seting inklusi akan berbeda baik dalam

strategi, kegiatan, media, dan metode. Dalam seting inklusi, guru

hendaknya dapat mengakomodasi semua kebutuhan siswa di kelas yang bersangkutan termasuk membantu mereka memperoleh pemahaman yang

sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Hambatan belajar dapat

 berasal dari kesulitan menentukan strategi belajar dan metode belajar

lainnya sebagai akibat dari faktor-faktor biologis, psikologis, lingkungan,

atau gabungan dari beberapa faktor tersebut. Sebagai contoh gangguan

sensoris seperti hilangnya penglihatan atau pendengaran, merupakan

hambatan dalam memperoleh masukan informasi dari luar. Disfungsi

minimal otak mungkin akan berakibat yang cukup serius terhadap

konsentrasi. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada model kelas tertentu

Page 8: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 8/18

4

mungkin berbeda dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada model

kelas yang lain. Pada model Kelas Reguler (Inklusi Penuh), bahan belajar

antara anak luar biasa dengan anak normal mungkin tidak berbeda secara

signifikan; namun pada model Kelas Reguler dengan Cluster, bahan

 belajar antara siswa luar biasa dengan siswa normal biasanya tidak sama,

 bahkan antara sesama siswa luar biasa pun dapat berbeda.

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar

mengajar.  Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang

 pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar ,

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar dengan

 baik. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,

lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk  tujuan

 pembelajaran atau pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana

fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku,

film, video dan sebagainya. Kemudian menurut  National Education

 Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah

sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk

teknologi perangkat keras.

Media pengajaran yang berupa multimedia adalah cara efektif yang

 bisa diigunakan untuk memberikan pengajaran kepada siswa tunarungu.Media ini merupakan sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk

membantu pengajaran yang lebih menarik, menyenangkan, mudah

dimengerti dan jelas karena informasi yang berupa pengetahuan disajikan

dalam bentuk dokumen yang lebih hidup.

Pengajaran menggunakan multimedia membantu para guru untuk

membuat suasana menjadi menarik dan menyenangkan, karena materi

 pelajaran yang diajarkan dikemas dalam bentuk animasi yang lebih hidup,

mudah dimengerti dan jelas sehingga para siswa tunarungu dapat dengan

mudah memahami materi yang diajarkan.

Pengajaran menggunakan multimedia sudah banyak digunakan dalam

dunia pendidikan seiring dengan berkembang pesatnya teknologi software

maka dirancanglah aplikasi pengajaran interaktif dengan konsep

multimedia. Hal ini merupakan bentuk metamorfosa pengajaran dalam

dunia pendidikan. Dari pengajaran konvensional yang hanya

menggunakan papan tulis sebagai media pengajarannya ke pengajaran

mengunakan multimedia. Metode ini dapat mengubah metode pengajaran

yang biasa menjadi lebih interaktif, menarik, dan mudah. Sehingga secara

Page 9: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 9/18

5

otomatis proses belajar akan lebih efektif baik dari segi pemanfaatan

waktu maupun kualitas belajar.

Kondisi anak berkebutuhan khusus khususnya anak tunarunggu (anak

yang memiliki gangguan dalam pendengaran) memiliki hambatan dalammenerima pelajaran terutama mata pelajaran sejarah yang notabenennya

 berkaitan dengan mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau. Yang

 pada umumnya mata pelajaran sejarah hanya disampaikan melalui

ceramamah. Tentunya hal seperti ini sangat membosankan bagi siswa.

2.  Solusi yang Pernah Dilakukan

Solusi ditawarkan untuk membantu siswa berkebutuhan khusus

dengan gangguan tunarungu yaitu guru lebih sering menggunakan gambar

sesuai dengan materi yang disampaikan. Sehingga siswa dapat memahami

materi yang diajarkan oleh guru. Gambar yang disajikan disertai dengan

tulisan untuk memberikan kemudahan pada siswa.

Selain itu seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran

yang ditawarkan untuk membantu siswa yang berkebutuhan khusus adalah

dengan menggunakan metode bahasa isyarat, hal ini dirasa kurang efektif

dan efisien dalam penggelolaan pembelajaran sejarah.

3.  Kehandalan Gagasan

Gagasan mengenai video animasi untuk anak berkebutuhan khusus

tepatnya untuk anak tunarungu (gangguan pada pendengaran) mempunyai

keefektifan dalam proses pembelajaran pada materi pembelajaran sejarahhal ini didukung pada rendahnya pembelajaran yang hanya disampaikan

melalui gambar sesuai dengan materi pembelajaran yang berkaitan dengan

materi pembelajaran sejarah.

Video animasi yang dirancang untuk mata pembelajaran sejarah

khususnya untuk anak tunarungu (gangguan pada pendengaran)

diharapkan mampu mengatasi permasalahan terkait dengan adanya media

 pembelajaran yang berkembang di ruang lingkup pembelajaran lainnya.

Video animasi untuk pembelajaaran sejarah anak tunarungu belum

 banyak digunakan oleh lembaga sekolah maupun oleh guru oleh karena ituadanya video animasi dapat dijadikan motivasi untuk lebih efektif, efisien,

dan menyenangkan bagi siswa.

4.  Pihak yang Terkait

Pihak-pihak yang terkait berkaitan dengan terlaksanannya gagasan

mengenai video animasi untuk anak berkebutuhan khusus untuk mata

 pelajaran sejarah SMA adalah : 

a. 

Pemerintah :

Pemerintah berupaya untuk memberikan segenap kemampuan

dalam membantu pelaksanaan gagasan mengenai video animasi untuk

Page 10: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 10/18

6

anak berkebutuhan khusus mata pelajaran sejarah di SMA LB. Guru yang

terkait mata pelajaran :

Guru yang terkait dalam melaksanakan gagasan mengenai video animasi

untuk anak berkebutuhan khusus (tunarungu) untuk mata pelajaran sejarah

SMA.

 b.  Dinas Pendidikan :

Dinas pendidikan daerah memberikan motivasi serta

mengusahakan adanya fasilitas untuk menciptakan terwujudnya video

animasi sehingga video animasi tersebut mampu membantu

 pembelajaran sejarah pada tingkat SMA dan jika bias video tersebut

dijadikan alternative untuk membantu guru maupun lembaga dalam

mengajarkan materi sejarah untuk anak tunarungu.

c.  Lembaga sekolah

Lembaga sekolah berperan serta dalam mendukung terwujudnyamedia pembelajaran yang lebih variatif untuk anak berkebutuhan

khusus. Hal ini tentunya didukung lewat sarana dan prasarana yang

tidak hanya ditujukan untuk anak-anak normal namun juga ditujukan

untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

d.  Strategi Penerapan

Strategi penerapan yang akan dijalankan terkait gagasan video

animasi untuk pembelajaran sejarah anak berkebutuhan khusus

(tunarungu) pertama akan diterapkan pada anak tunarungu untuk siswa

SMA-LB. Guru meninjau dan mengawal proses pembelajaran sejarah pada materi tertentu dengan menggunakan media pembelajaran video

animasi. Pemberian media video animasi ini diberikan pada proses

 pembelajaran Sejarah sesuai dengan kebijakan metode pembelajaran

Sejarah yang tengah dirancang oleh guru.

C.  KESIMPULAN

1.  Inti Gagasan

Gagasan mengenai video berbasis animasi untuk anak tunarungu

(anak yang mengalami hambatan atau gangguan dalam hal pendengaran).

Dengan konsep media pembelajaran mata pelajaran sejarah yang

disampaikan kepada siswa tunarungu di tingkat SMA-LB diharapkan

mampu dikembangkan dengan mengacu pada kurikulum yang diterapkan

 pada lembaga pendidikan. Hal ini akan menjadi salah satu alternative yang

dapat digunakan oleh guru mata pelajaran sejarah dalam menunjang

 pemahaman siswa tunarungu melalui video animasi sesuai dengan bab

maupun materi yang akan disampaikan.

2.  Teknik Implementasi Gagasan

Teknik implmentasi untuk mwujudkan gagasan mengenai video

animasi sebagai salah satu alternative untuk menunjang media

Page 11: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 11/18

7

 pembelajaran mata pelajaran sejarah bagi siswa tunarungu tingkat SMA-

LB, yaitu :

a.  Membentuk sinergi tim ahli khusus yang terdiri dari pihak-pihak yang

terlibat dalam suatu lembaga pendidikan misalnya guru sejarah, guru

mata pelajaran komputer yang mengetahui pengetahuan lebih

mengenai IT serta guru pembimbing khusus, dalam hal ini guru

inklusi.

b. 

Meningkatkan kerjasama antara guru mata plajaran sejarah dalam

suatu lembaga pendidikan SMA-LB dengan guru mata pelajaran

seejarah sekolah umum dalam hal ini sekolah bagi anak-anak normal

untuk merealisasikan pengembangan media pembelajaran berbasis

video animasi bagi anak tunarungu.

c.  Mengalokasikan dana guna merealisasikan pengembangan media

 pembelajaran berbasis video animasi bagi anak tunarungu untuk SMA-LB.

3.  Prediksi keberhasilan gagasan

Output dari adanya video animasi yang dikembangkan untuk siswa

tunarunggu pada mata pelajaran sejarah bagi siswa SMA-LB diharapkan

mampu menjadi salah satu alternatif guru mata pelajaran sejarah dalam

mempermudah menyampaikan materi pembelajaran serta dengan adanya

media pembelajaran yang bervariasi untuk siswa berkebutuhan khusus

akan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam

mengeenai pembelajaran sjarah yang tidak hanya bersifat statis dalam penyampaiannya namun bersifat dinamis dalam menyampaikan

 pembelajarannya yang disesuaikan dengan informasi dan teknologi

Page 12: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 12/18

8

DAFTAR PUSTAKA

1.  Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional,

 Pedoman Manajemen dan Pembelajaran Sekolah Inklusi Tunagrahita Ringan ( C ), 2010.

2.  Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik : Panduan Bagi Orang

Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.2009.

3.  Sumarno. “ Manajemen Pendidikan Inklusif : Konsep, Kebijakan, dan

 Implementasinya dalam Perspektif Pendidikan Luar Biasa ”,

http://file.upi.edu/direktori/A-FIP/JUR-PEND-

LUARBIASA/19560722985031-Sunaryo/makalah inklusi. pdf dalam

google.co.id. Diakses pada 24 Maret 20154.  Sambas.  Pendidikan Inklusi ”.http://sambasalim.com

/pendidikan/pendidikan-inklusi.html.dalam Google co.id, 2010. Diakses

 pada 23 Maret 2015

5.  Supariadi.  Mengapa Anak Berkelainan Perlu Mendapat Pendidikan.

Jakarta : Balai Pustaka, 1982.

6.  Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. “ Mengenal Pendidikan

 Inklusif ”,.http://118.98.163.196.dalam Google.co.id. Diakses pada 22

Maret 2015

7.  Efendi, Mohammad.  Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan.

Jakarta : Bumi Aksara. 2006.

8.  Hidayanti, Rini dkk.  Materi Pokok Penanganan Anak Berkelainan ( Anak

dengan Berkebutuhan Khusus). Jakarta : Universitas Terbuka, cet. 3, 2007.

Page 13: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 13/18

9

Page 14: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 14/18

10

Page 15: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 15/18

11

Page 16: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 16/18

12

Page 17: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 17/18

13

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

 No 

 Nama / NIM  ProgramStudi 

BidangIlmu 

Alokasi Waktu 

(jam/ minggu) Uraian tugas 

1 Maulana Hanif

Rahman 

Pendidikan

Sejarah 

Pendidi

kan 

4 jam / minggu  Pencarian

Data 

2 Reniy Atika

Damayanti 

Pendidikan

Sejarah 

Pendidi

kan 

4 jam / minggu  Editing Data 

3 Aisah Fitri

Mutiatun 

Pendidikan

Sejarah 

Pendidi

kan 

4 jam / minggu  Pencarian

literatur  

4 Christiana

 Nurcahyanti 

Pendidikan

Sejarah 

Pendidi

kan 

4 jam / minggu  Pencaarian

Literatur  

Page 18: Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

8/18/2019 Pkm Gt Unesa Penggunaan Media Pembelajar

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-gt-unesa-penggunaan-media-pembelajar 18/18

14

Penggunaan

  Di SMA-LB Surabaya