peta informasi citarum2011 ver110801

2
0 4 8 16 24 32 kilometer LEGENDA Hutan Primer Hutan Sekunder Perkebunan Semak Belukar Permukiman Kebun Campuran Ladang Lahan Kosong Sawah Tambak Badan Air Laut Jawa 1.5 PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM PETA PENGGUNAAN LAHAN WILAYAH SUNGAI CITARUM Kerusakan ekosistem di muara Sungai Citarum terjadi karena penumpukan sedimentasi, limbah dan perubahan fungsi lahan oleh manusia (kiri). Selain itu tercemarnya air Sungai Citarum juga diakibatkan masih adanya sanitasi-sanitasi sederhana di sepanjang sungai (kanan). Luas Cekungan Bandung = 234.088 Ha, luas lahan kritis (2009) 46.543 Ha (20%) (BPLHD Prov Jabar 2010). Lahan Kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur produktivitas lahan sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem DAS. Keterangan: Skala yang tertera mungkin berbeda pada beberapa jarak & ukuran. Untuk analisa & perencanaan yang bersifat detail & teknis dapat menghubungi instansi-instansi yang berwenang mengeluarkan data & peta tersebut.Tingkat klasifikasi sungai yang tertera di peta sampai dengan sungai ordo 3 berdasarkan 7 klasifikasi ordo sungai oleh Puslitbang Air PSDA PU. Peta tematik ini diambil dari berbagai sumber & diolah oleh tim RCMU. Peta juga tersedia dalam bentuk Data Spasial Digital (GIS). Untuk mendapatkannya dapat menghubungi [email protected]. Luas tambak di daerah muara seluas sekitar 4.300 Ha terletak di sekitar Muara Bendera & Muara Gembong. Saat ini, sekitar 2.500 Ha areal tambak terancam terkontaminasi akibat rendahnya kualitas air Sungai Citarum serta tingginya sedimentasi. 49% 20% 28% PROSENTASE POTENSI BANJIR DI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009 Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009 Tinggi Sedang Cihaur 27,981 197.1 260.8 199.1 657 Cukapundung- Cipamokolan 30,472 1,064.9 139.4 1,269.1 2,473.4 Cikeruh 19,029 244.1 490.1 875.1 1,609.3 Ciminyak 32,575 162 210.9 97.3 470.2 Cirasea 38,110 559.5 910.7 1,396.1 2,866.3 Cisangkuy 34,159 206.7 669 1,390.9 2,266.6 Citarik 22,951 615 993.4 1,478.6 3,087 Ciwidey 22,169 293.3 256.3 199.5 749.1 Luas Potensi Banjir Luas (ha) SUB DAS Hulu Total Luas Potensi Banjir Tinggi Sangat LUAS POTENSI BANJIR DI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009 Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum 1963 1964 1965 1966 1967 1968 1969 1970 1971 1972 1973 1974 1975 1976 1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 3 (juta m ) 3 (5,3 milyar m ) 3 (5,8 milyar m ) 3 (5,6 milyar m ) 3 6,0 milyar m ) 3 (4,4 milyar m ) ALIRAN SUNGAI CITARUM 1963-2008 Jumlah aliran terbesar terjadi pada tahun 1992 sebesar 8,1 Miliar 3 3 m & aliran terkecil 3,6 miliar m Sumber: Penutupan Lahan RBI skala 1:25000, Bakosurtanal/Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009 Penggunaan Lahan di DAS Citarum Hulu **Klasifikasi Segmen DAS Citarum Hilir, Tengah & Hulu Citarum Hilir Cikao, DTA Jatiluhur, Cibeet, Citarum Hilir Citarum Tengah Cikundul, Cisokan, Cimeta Citarum Hulu Cikapundung-Cipamokolan, Cikeruh, Cisangkuy, Cisarea, Ciwidey, Tubuh Air (Waduk), Ciminyak, Cihaur, Citarik Sub DAS Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009 PENGGUNAAN LAHAN DI DAS CITARUM (Ha)** Jenis Tutupan Lahan Hilir Tengah Hulu Air Laut 1,031 Air Tawar 10,278 6,059 3,630 Belukar/Semak 22,629 17,829 14,989 Empang 20,814 1 21 Gedung 262 93 739 Hutan 26,143 19,098 26,544 Hutan Rawa 357 Kebun 32,209 541,717 38,953 Pasir Darat 20 27 Pasir Pantai 331 Permukiman 28,321 18,042 37,603 Penggaraman 473 Rawa 688 Rumput/Tanah Kosong 4,650 1,036 4,065 Sawah Irigasi 110,878 28,947 48,086 Sawah Tadah Hujan 28,267 13,500 18,289 Tanah Berbatu 53 129 93 Tegalan/Ladang 26,679 23,809 37,764 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - PETA INFORMASI Dalam dua puluh tahun terakhir kondisi lingkungan dan kualitas air di sepanjang aliran Sungai Citarum mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pesatnya proses urbanisasi yang terjadi sebagai dampak percepatan pembangunan, berbanding linier dengan perkembangan kegiatan industri, tingginya laju pertambahan penduduk, areal permukiman dan konversi lahan sebagai area terbangun. Berbagai dampak negatif timbul sebagai kompensasi akumulatif dari ketidakselarasan pesatnya perkembangan kegiatan pembangunan perekonomian dengan pelestarian lingkungan hidup. Hampir setiap musim hujan bencana banjir mengancam berbagai kawasan di Jawa Barat. Pencemaran air sungai akibat aktivitas industri dan pertanian telah mencapai tingkat yang membahayakan dan dapat mengancam kesehatan dan sumber penghidupan masyarakat. Kompleksitas permasalahan yang terjadi di Wilayah Sungai Citarum menjadi sebuah tantangan bersama dalam upaya pemulihan dan pengelolaan menjadi Sungai Citarum yang lebih baik. 2011 ungai Citarum mengalir dari hulu yang Sberada di daerah Gunung Wayang, di sebelah Selatan Kota Bandung, menuju ke Utara dan bermuara di Laut Jawa. Dengan panjang sekitar 297 km, Citarum merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat. Sungai Citarum mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Air Sungai Citarum digunakan sebagai sumber air baku, irigasi pertanian, perikanan, sumber bagi pembangkit tenaga listrik tenaga air untuk pasokan Pulau Jawa dan Bali, serta sebagai pemasok air untuk kegiatan industri. 2 Wilayah Sungai Citarum seluas kurang lebih 12.000 km mencakup 12 wilayah administrasi kabupaten/kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, yaitu: Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Cimahi. 2 Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu 6.614 km . Populasi yang dilayani sebesar 25 Juta (15 Juta Jawa Barat, 10 Juta DKI). Populasi Penduduk di sepanjang sungai (Data BPS 2009) 15.303.758 (50% Urban). Tiga waduk 3 3 buatan yaitu Saguling (1986) berkapasitas 982 juta m , Cirata (1988) berkapasitas 2.165 juta m dan 3 Jatiluhur(1963) berkapasitas 3.000 juta m . Pembangkit listrik tenaga air di ketiga waduk tersebut menghasilkan daya listrik sebesar 1.400 MW (Data diolah dari Paparan Gubernur Jawa Barat pada Rakor Penanganan DAS Citarum dan Pasca Banjir di Jawa Barat, 6 April 2010). 1.1 SUNGAI CITARUM DALAM WILAYAH ADMINISTRATIF ungai Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat dengan aliran sepanjang 297 km. SSungai yang hampir membelah Jawa Barat ini bersumber dari mata air Gunung Wayang (sebelah selatan Kota Bandung), mengalir ke Utara melalui Cekungan Bandung dan bermuara di Laut Jawa. Kata “Citarum” berasal dari dua kata yaitu Ci dan Tarum. Ci atau dalam Bahasa Sunda Cai, artinya air. Sedangkan Tarum (Indigofera spec.div), merupakan jenis tanaman yang menghasilkan warna ungu atau nila yang digunakan sebagai bahan pencelup alami pada kain tradisional. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua dan terbesar di Jawa Barat. Menurut catatan sejarah pada abad ke-5, bermula dari Jayashingawarman membangun sebuah dusun kecil di tepi Sungai Citarum yang lambat laun berkembang menjadi sebuah kerajaan besar, yaitu Kerajaan Tarumanegara. Sejak jaman dahulu Citarum sudah memainkan peranan penting bagi kehidupan sosial masyarakat terutama bagi masyarakat di Jawa Barat. Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda (pergantian nama Kerajaan Tarumanegara pada tahun 670M) menggunakan Sungai Citarum sebagai batas wilayah kekuasaannya. Hal ini berulang lagi pada sekitar abad 15, dimana Sungai Citarum sebagai batas antara Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten. Bahkan hingga saat ini Sungai Citarum juga digunakan sebagai batas administratif, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Ciamis misalnya. Sedangkan di jaman pemerintahan Belanda, Sungai Citarum berperan menjadi penghubung antara daerah pedalaman dengan pesisir untuk membawa hasil pertanian dan perdagangan. C itarum merupakan sungai purba. Berhulu di Gunung Wayang Kabupaten Bandung (1.700 m dpl) melewati dasar cekungan dan mengalir menuju Waduk Saguling, kemudian bermuara di pantai utara Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Karawang. Cekungan Bandung merupakan cekungan (basin) yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian 650 m dpl sampai lebih dari 2000 m dpl. Sekitar 105.000 tahun yang lalu Citarum terbendung oleh letusan dasyat Gunung Sunda yang kemudian membentuk Danau Bandung Purba. Makin lama paras air danau makin tinggi, diketahui sekitar 36.000 tahun yang lalu paras danau tertinggi mencapai 725 m dpl. Letusan Gunung Tangkubanparahu (anak Gunung Sunda) materialnya melebar ke Selatan hingga ke dekat Citarum di sekitar Curug Jompong sekarang. Materialnya kemudian mengisi lembah-lembah yang menyebabkan danau raksasa tersebut terbelah menjadi dua yaitu Banau Bandung Purba Barat dan Danau Bandung Purba Timur. Kejadian evolutif dan aliran air anak sungai yang aktif menyebabkan adanya patahan dan kawasan yang amblas sehingga semenjak 16.000 tahun yang lalu air di dua Danau Bandung Purba ini pun mulai menyusut. Tempat susutnya Danau Bandung Purba di ada di Curug Jompong. Geraham Gajah yang ditemukan di daerah Rancamalang Gigi Badak yang ditemukan di daerah Cipeundeuy 0 cm 2 Gigi Tapir Bandung RGM.1485c-1-Tapirus Indicus Fosil binatang purba seperti Gajah (Elephas Maximus), Badak (Rhinocerus Sondaicus) dan tapir (Tapirus Indicus) serta gigi Kuda Nil (Hippopotamus) juga pernah ditemukan kawasan Rancamalang, Cipeundeuy dan kawasan Cekungan Bandung lainnya. Ini menjadi bukti bahwa di sekitar kawasan Danau Bandung Purba pernah dihuni oleh hewan-hewan purba. 1.7 SUNGAI CITARUM DI CEKUNGAN BANDUNG Lembang Gedebage Tegal Luar Punclut Bandung Cekungan Bandung merupakan cekungan yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian rata-rata 650 m dpl sampai dengan 2000 m dpl. 1.9 SEJARAH BANJIR DI KAWASAN BANDUNG P ermasalahan banjir khususnya di daerah Bandung yang sudah terjadi sejak jaman dahulu tidak lepas dari faktor geologis dan topografis. Bentukan Cekungan Bandung menyerupai mangkuk yang merupakan sisa dari proses menyusutnya danau Bandung Purba, menyebabkan kawasan ini hampir selalu mengalami permasalahan banjir terutama pada musim hujan. Kondisi ini lah yang kemudian mendorong Bupati Bandung R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) memindahkan ibu kota kabupaten dari Krapyak ke daerah Kabupaten Bandung bagian tengah (pusat kota Bandung sekarang). Kawasan Dayeuh Kolot Bandung hampir menjadi langganan banjir apabila musim hujan tiba. T opografi Wilayah Sungai Citarum digambarkan dalam bentuk lahan atau morfologi yang dibagi dalam 3 bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Wilayah Sungai Citarum bagian hulu nampak seperti cekungan raksasa, yang lebih dikenal sebagai Cekungan Bandung. Elevasi Daerah Aliran Sungai Citarum bagian hulu berkisar antara 625 – 2.600 mdpl. Daerah tertinggi terdapat di bagian hulu Citarum, di sekitar Gunung Guha. Sedangkan di daerah tengah morfologi bervariasi antara dataran (elf 250-400 mdpl), perbukitan bergelombang lemah (elf 200-800 mdpl), perbukitan terjal (elf 1.400-2400 m dpl), dan morfologi tubuh gunung api. Bentuk morfologi Citarum hilir lebih didominasi oleh dataran, perbukitan bergelombang lemah dan terjal dengan variasi elevasi antara 200-1.200 mdpl. 1.4 SUNGAI CITARUM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH Gn. Wayang (2.181 m dpl) Gn. Kaledong (1.249 m dpl) Gn. Gede-Pangrango (2.958 m dpl) Gn. Ceder (1.555 m dpl) Gn. Kendeng (1.854 m dpl) Gn. Burangrang, (2.064 m dpl) Gn. Tangkuban Perahu (2.076 m dpl) Bukit Tunggul (2.208 m dpl) Gn. Cangak (1.611 m dpl) Gn. Manglayang (1.600 m dpl) Gn. Mandalawangi (1.650 m) Gn. Mandalagiri (1.813 m) Gn. Malabar (2.343 m dpl) Gn. Patuha (2.454 m dpl) * data ketinggian ini dikumpulkan dari beberapa sumber. Gn. Waringin (2.140 m dpl) KETINGGIAN GUNUNG DI SEKITAR WILAYAH SUNGAI CITARUM K awasan Bekasi dan Bandung merupakan daerah yang mengalami perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk sangat cepat. Urbanisasi serta pengembangan kegiatan industri selalu diikuti dengan berkembangnya kawasan permukiman. Implikasinya adalah banyak kawasan hijau atau daerah resapan air yang beralih fungsi menjadi kawasan terbangun. Sedangkan peningkatan kegiatan industri dan jumlah penduduk ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan air. Berdasarkan standar kebutuhan air untuk kawasan perkotaan saat ini adalah 150-170 l/orang/hari**. ** Petunjuk Tehnis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, PU - Dirjen Cipta Karya, 1998 1.10 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM egiatan sosial ekonomi khususnya di Daerah Aliran sungai Citarum berkembang sangat cepat. Pesatnya proses urbanisasi dan tingginya tingkat pertumbuhan Kpenduduk berdampak pada terjadinya konversi lahan dari lahan non terbangun menjadi kawasan terbangun, terutama sebagai kawasan permukiman dan industri. Kawasan Bandung dan Bekasi merupakan daerah yang mengalami laju perkembangan pembangunan perkotaan yang cukup pesat. Dalam kurun waktu 1985-2001 terjadi penurunan sebesar 14,68% luas sawah beririgasi dimana lahan sawah seluas 415.025 Ha turun menjadi 354.082 Ha. Sedangkan di kawasan hulu dimana 40% penduduknya masih tergantung pada kehidupan agraris, mengalami peningkatan area pertanian seluas 31.000 Ha dari tahun 1992 sampai dengan 2010. Di tahun yang sama, terjadi penurunan luasan hutan di hulu Citarum seluas 45% dari seluas 35.000 Ha menjadi 19.000 Ha. Perkembangan urbanisasi yang tidak seimbang dengan ketersediaan lahan, menyebabkan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang seharusnya. AS Citarum dengan luas 6.614 km2 atau 22% luas wilayah Jawa Barat bersifat strategis karena merupakan sumber Dmata air yang menyangga keberlanjutan fungsi Bendungan Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Kondisi DAS Citarum saat ini mulai menurun, dan tidak dipungkiri akan berdampak pada terjadinya banjir, kekeringan dan terhambatnya suplai air untuk kebutuhan irigasi, industri, rumah tangga maupun pembangkit listrik. Kerusakan DAS terutama pada DAS hulu yang diakibatkan antara lain karena penebangan liar, pengolahan lahan yang kurang tepat, kemudian menimbulkan dampak terjadinya tanah longsor, erosi dan sedimentasi. Lahan Kritis di DAS Citarum Hulu (Cekungan Bandung) diperkirakan seluas kurang lebih 46.543 Ha atau sekitar 20% dari luas Cekungan Bandung (234.088 Ha). Lahan kritis di Citarum Hulu tersebar di DAS Ciminyak, Cihaur, Cikapundung, Citarik, Cirasea, Ciwidey dan DAS Cisangkuy. Luas lahan di wilayah daerah tangkapan/cathcment area yang perlu direhabilitasi seluas 22.326,12 Ha. Di wilayah pesisir, intrusi air laut terjadi di sepanjang Sungai Citarum Hilir yaitu wilayah Karawang dan Indramayu. Di daerah pesisir Karawang peresapan air asin secara setempat telah mencapai ke arah daratan antara 7 sampai 15 km dari garis pantai. Air tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 3 meter sudah tercemar air asin. 1.11 DEGRADASI LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.6 POPULASI PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.8 KONSERVASI & KEANEKARAGAMAN HAYATI 1.12 EROSI & SEDIMENTASI DI WILAYAH SUNGAI CITARUM ua taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (15.000 Ha) dan Taman Nasional Gunung Halimun (40.000Ha) terletak di Wilayah Sungai Citarum. Gunung Halimun merupakan salah Dsatu kawasan hutan hujan tropis yang masih tersisa di pulau Jawa, sedangkan Gunung Gede Pangrango yang diselimuti dengan vegetasi pegunungan merupakan salah satu kawasan hutan hujan utama di Indonesia. Gunung Gede merupakan sumber dari beberapa mata air sungai yang menuju ke Teluk Jakarta dan bermuara di Laut Jawa, termasuk salah satunya adalah Sungai Citarum. rosi adalah proses terkikisnya lapisan atas tanah oleh air hujan yang E dipengaruhi oleh erodibilitas tanah, erosivitas hujan, kemiringan lahan, jenis vegetasi, dan manajemen budidaya tanaman. Sedangkan sedimentasi adalah besarnya endapan yang masuk ke dalam sungai akibat erosi lahan. Prosentase areal dengan tingkat erosi berat dan sangat berat (>180 ton/Ha/th) adalah sebesar 31,4% dari luas WS Citarum. Komunitas agraris di Hulu Citarum masih memilih pola tanaman sayuran yang mempunyai pola tanam singkat dan tidak mempunyai kemampuan untuk mempercepat peresapan air ke dalam tanah karena biasanya tanaman ini tidak mempunyai akar tunjang yang mampu menahan tanah dari bahaya erosi. Longsoran pada tebing umumnya terjadi dengan ketinggian lebih dari 2m dengan kemiringan lebih dari 50%. Kadar erosi yang semakin tinggi mengakibatkan sedimentasi di palung sungai, waduk, bahkan masuk ke jaringan prasarana air. Laju sedimentasi di Waduk Saguling (1988-2009) 3 mencapai 8,2 juta m /tahun, sedimentasi di 3 Waduk Cirata (1988-2008) 6,4 juta m /tahun dan di Waduk Jatiluhur (1987-1997) 1,6 juta 3 m /tahun (Sekretariat pelaksana koordinasi tata pengaturan air Sungai Citarum, 12 Jan 2010). Hulu Sungai Citarum di Gunung Wayang berubah menjadi areal perkebunan tanaman sayuran dataran tinggi (kiri atas). Berkurangnya tanaman berakar tunjang yang mampu menahan tanah dari bahaya erosi serta mampu menyerap air mempercepat proses erosi di lahan-lahan dengan kemiringan lebih dari 50% (kiri bawah). Hampala, Macrolepidota (Valenciennes, 1842)(1). Ikan Hampala di Jawa Barat disebut Hampal, di JawaTengah disebut Palung, sedangkan di Kalimantan & Malaysia dikenal sebagai Sebarau. Selain unik dan cantik dipajang di aquarium, ikan yang sulit ditemukan di kolam atau di toko aquarium ini sangat mengasyikan untuk dipancing. Tarikannya khas dan luar bisa menantang, umpannyapun tidak bisa menggunakan cacing atau umpan mati lainnya. Engkang-engkang (Holobates Keyanus) (2) & Kijing (Pilsbryoconchaexillis) (3) bisa dijadikan sebagai bio- indikator yang menandakan kualitas air masih baik. Selain itu beberapa vegetasi khas dari Sungai Citarum saat ini sudah sangat sukar ditemukan, salah satunya adalah tanaman Tarum Areuy (Marsdenia Tinctorial R.BR) (4). 1.3 INDEX & INFORMASI PETA Roadmap Coordination and Management Unit (RCMU) Direktorat Pengairan dan Irigasi - BAPPENAS JL. Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat 10310 Tel: +62 21 3926186 Fax: +62 21 3149641 Program Coordination and Management Unit (PCMU) Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum JL. Inspeksi Cidurian Soekarno-Hatta STA 5600 Bandung 40292 Tel: +62 22 7564073 Fax: +62 22 7564073 www.citarum.org SKEMA ALIRAN SUNGAI CITARUM DARI HULU KE HILIR Sumber grafis: Bobby Wibowo/ITB/2004 Peta informasi ini diproduksi untuk memberikan gambaran situasi di Wilayah Sungai Citarum berdasarkan sumber data sebagai berikut: SUMBER DATA: - Laporan: TA 7189-INO_Package B: Institutional Strengthening in the 6 CIS River Basin Territory pada Topografi Wilayah Sungai Citarum, Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Sungai Citarum, Erosi & Sedimentasi Wilayah Sungai Citarum, Sungai Mati (Fenomena Danau Tapal Kuda/OXBOW), Penurunan Kualitas Air Sungai Citarum. - Laporan: TA 7189-INO_Package E: Institutional Strengthening Integrated Water Resources Management in the 6 Cis River Basin Teretory pada Perubahan Cuaca & Curah Hujan. - Laporan: Integrated Citarum Water Resources Management Program (ICWRMP) (ADB TA4381-INO Phase III) Strategic Environmental Assessment (SEA) pada Konservasi & Keanekaragaman Hayati, Sumber Daya & Pemanfaatan Sungai Citarum, Exploitasi Air Sungai Citarum. - Artikel dan Tulisan oleh T. Bachtiar pada Citarum Dalam Prespektif Sejarah Singkat, Citarum di Cekungan Bandung pada Citarum Dalam Perspektif Sejarah Singkat, Citarum di Cekungan Bandung. - Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) pada beberapa peta. - ASER 2008 & 2009 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat pada Curah Hujan di Wilayah Sungai Citarum, Degradasi Lahan Wilayah Sungai Citarum, Sumber Daya & Pemanfaatan Air Sungai Citarum, Exploitasi Air Sungai Citarum, Intrusi Limbah Sungai Citarum, Penurunan Kualitas Air Sungai Citarum, Banjir sungai Citarum. - BTA 155 (1989); BPS & BBWS/Balai SDA (2010) pada beberapa grafik & peta. - Candi Batujaya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada Citarum Dalam Prespektif Sejarah Singkat. - Data Base Roadmap Coordination and Management Unit (RCMU) pada beberapa Peta. - Dinas Sumber Daya Air (SDA) & Pemukiman Provinsi Banten. - Profil Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Dirjen SDA Kementerian PU. - Profil Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Tahun 2009. - PU-PSDA. - Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2009 pada beberapa data. Catatan: Segala informasi dan data yang tersedia dalam peta informasi ini seluruh keabsahannya menjadi tanggung jawab dan kewenangan instansi yang mempublikasikan data dan informasi ini. 547.863 532.114 518.985 2.176.143 2.128.384 2.084.381 2.414.704 2.390.120 2.361.312 1.540.434 1.531.072 1.493.225 2.121.122 2.076.146 2.032.008 2.134.389 2.112.433 2.073.356 819.005 809.962 789.272 1.486.412 1.476.405 1.456.077 1.827.378 1.811.764 1.795.372 1.156.242 1.134.288 1.112.334 3.148.951 3.114.054 3.038.038 2.189.328 2.160.984 2.149.123 Kota Cimahi Kota Bekasi Kota Bandung Kab. Bandung Barat Kab. Bekasi Kab. Karawang Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Indramayu Kab. Sumedang Kab. Bandung Kab. Cianjur 2009 2008 2007 JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 2007-2009 (jiwa) Sumber: Data Kependudukan Provinsi Jawa Barat, www.jabarprov 2007-2009.go.id Sangat Kritis Kritis Agak Kritis Potensial Kritis 31% 13% 3% 53% LUAS LAHAN KRITIS DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 2009 Sumber: Aser BPLHD Jabar 2009 & Pola Pengelolaan SDA WS 6 Ci Sumber peta Danau Bandung Purba: T. Bachtiar Ci Kapundung Ci Mahi Ci Meta Ci Haur Ci Patik Ci Minyak Ci Jambu Ci Lanang Ci Widey Ci Tarik Ci Sangkuy Ci Beureum G. Tangkubanparahu Bukit Tunggul G. Burangrang G. Manglayang Pematang Tengah Lembang Dago Cimahi Bandung Cicalengka G.Mandalawangi Majalaya Ciparay Banjaran G.Guntur G.Sanggar G.Malabar G.Tilu G.Bubut G.Patuha Soreang G. Baleud Batujajar 0 km 10 DANAU BANDUNG PURBA TIMUR DANAU BANDUNG PURBA BARAT Kontur 725 m.dpl Kontur 700 m.dpl U CI TARUM CI TARUM CURUG JOMPONG PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM (ha) tahun 2000 - 2010 277,458 253,583 -23,875 26,411 35,456 9,045 143,127 195,078 40,051 23,725 23,725 146 146 629 625 -4 321,127 318,699 205,314 197,507 -1,952 16,865 14,930 -22,316 141,174 116,853 2,387 1,943 -444 -2,428 Bangunan Lain Sawah Beririgasi Permukiman Badan Air Mangrove Rawa Hutan Semak Belukar Rumput Kebun Lahan Kosong 2000 2010 Perubahan Fosil Koleksi Museum Bandung Candi Jaya, salah satu bangunan candi di kompleks percandian Batu Jaya yang terletak di hilir Citarum tepatnya di Kabupaten Karawang dengan areal 2 seluas 25 km diduga merupakan kompleks Candi Budha-Hindu tertua dan terbesar di Asia Tenggara (atas). Batu Prasasti Ciareunteun di Bogor, menjadi salah satu bukti luasnya daerah kekuasaan pada masa Kerajaan Tarumanegara (kiri bawah). PENURUNAN LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS & IRIGASI SEMI TEKNIS DI WILAYAH SUNGAI CITARUM tahun 1985 - 2010 1985 2010 366.856 48.196 322.461 30.621 Irigasi Teknis (ha) Irigasi Semi Teknis (ha) LUAS GENANGAN BANJIR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG (ha) (meliputi wilayah: Kota Bandung Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi & Kab Sumedang) 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2.000 4.000 6.000 8.000 0 (luasan ha) Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum 571 7.800 LEBAK GARUT CIANJUR BOGOR SUKABUMI CIAMIS BANDUNG SUBANG SERANG TASIKMALAYA PANDEGLANG BEKASI INDRAMAYU KARAWANG SUMEDANG KUNINGAN CIREBON MAJALENGKA TANGERANG BANDUNG BARAT PURWAKARTA KOTA DEPOK KOTA BEKASI KOTA CILEGON KOTA TANGERANG KOTA TASIKMALAYA KOTA BANDUNG KOTA BANJAR KOTA JAKARTA TIMUR KOTA BOGOR KOTA JAKARTA SELATAN KOTA JAKARTA UTARA KOTA JAKARTA BARAT KOTA SUKABUMI KOTA CIMAHI KOTA JAKARTA PUSAT KOTA CIREBON KAPULAUAN SERIBU Sangat Ringan < 15 15-60 60-180 180-480 >480 Ringan Sedang Berat Sangat Berat 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 Luas (ha) 1,8% 49,2% 17,6% 17,5% 13,9% KELAS EROSI TANAH DI WILAYAH SUNGAI CITARUM Sumber: Pola Pengelolaan SDA WS 6 Ci SKEMA SEDIMENTASI SUNGAI CITARUM* Cirasea Citarik Cidurian Cikapundung Cisangkuy Ciwidey Cimahi Cimeta Cikao Sal. Tarum Timur Bendung Curug Cibeet S. Cipamingkis Cibalagung Cikundul Cisokan Ciranjang Bendung Walahar Sal. Tarum Barat S. Ciliwung S. Cipunagara Sal. Tarum Utara Waduk Jatiluhur Waduk Cirata Waduk Saguling Laut Jawa (Hilir) 0.77 1.33 1.02 1.02 Cibeureum Cikeruh 0.57 Ciminyak 1.13 1.13 0.46 0.63 0.28 0.82 1.18 DTA Jatiluhur 0.4 Sub DAS 0.4 Citarum Hilir *dalam unit/tahun ** 1 unit = 10 jt ton Sumber: BBWS Citarum, Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009 1.42 1.32 Hampir setiap terjadinya banjir selalu meninggalkan lumpur seperti yang terjadi di Cieunteung Bandung. PETA KAWASAN HIJAU WILAYAH SUNGAI CITARUM : Kawasan Swaka & Pelestarian Alam Hutan Produksi Hutan Lindung Penggunaan Lain Hutan Produksi Tetap LEGENDA PETA KEPADATAN PENDUDUK WILAYAH SUNGAI CITARUM PROYEKSI PERTUMBUHAN JUMLAH PENDUDUK JAWA BARAT 2000 s/d 2025 2000 2005 2010 2015 2020 2025 35.724 39.067 42.555 46.074 49.512 52.740 0 4 8 16 24 kilometer Rendah Tinggi Sedang 1.2 TOPOGRAFI WILAYAH SUNGAI CITARUM 0 - 500 1000 - 2000 500 - 1000 3000 - 4000 4000 - 5000 5000 - 6000 6000 - 7000 7000 - 8000 8000 - 9000 9000 - 10000 2000 - 3000 LEGENDA Lahan Kritis Lahan Sangat Kritis LEGENDA PETA DEGRADASI LAHAN WILAYAH SUNGAI CITARUM 0 4 8 16 24 kilometer Gunung Wayang (Hulu) S. Cirasea S. Citarik S. Cidurian S. Cikapundung S. Cisangkuy S. Ciwidey S. Cibeureum S. Cimahi S. Cimeta S. Cikeo Sal. Tarum Timur Bendung Curug S. Cibeet S. Cipamingkis S. Cibalagung S. Cikundul S. Cisokan S. Ciranjang Bendung Walahar Sal. Tarum Barat S. Ciliwung S. Cipunagara Sal. Tarum Utara Waduk Jatiluhur Waduk Cirata Waduk Saguling Laut Jawa (Hilir) 297 270 264 257 251 245 232 214 200 190 187 152 142 112 110 100 55 45 25 15 0 km Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Sumber: Unite State Geological Survey, Diolah Team RCMU Sumber: PODES - BPS Provinsi Jawa Barat 2008, Diolah Team RCMU Sumber: Badan Kementerian Kehutanan 2008, Diolah Team RCMU Sumber: Kementerian Kehutanan 2008, Diolah Team RCMU SUB JUDUL PETA INFORMASI CITARUM Halaman 1 Halaman 2 1.1 SUNGAI CITARUM DALAM WILAYAH ADMINISTRATIF 1.2 TOPOGRAFI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.3 INDEX & INFORMASI PETA 1.4 SUNGAI CITARUM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH 1.6 POPULASI PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.5 PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.7 SUNGAI CITARUM DI CEKUNGAN BANDUNG 2.3 PERUBAHAN IKLIM & CURAH HUJAN 2.2 FUNGSI IRIGASI SUNGAI CITARUM 2.1 POTENSI & PEMANFAATAN AIR 2.4 EKSPLOITASI PENGGUNAAN AIR SUNGAI 2.5 INTRUSI LIMBAH KE DALAM SUNGAI CITARUM 2.6 PENURUNAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM 1.8 KONSERVASI & KEANEKARAGAMAN HAYATI 1.9 SEJARAH BANJIR DI KAWASAN BANDUNG 1.10 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.11 DEGRADASI LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 1.12 EROSI & SEDIMENTASI DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 2.7 BANJIR SUNGAI CITARUM 2.8 CITARUM ROADMAP & ICWRMIP 2.9 SUNGAI MATI & FENOMENA DANAU TAPAL KUDA (OXBOW) 2.10 DATA SUNGAI, SUB DAS & BENDUNGAN Sumber: BPS, PU-PSDA pada laporan Institutional Strengthening for Integrated Water Resources Management (IWRM) in the 6 Ci’s RB Territory-Package B BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM (BBWSC) TEAM LEADER S.C 1.1 Roadmap Management (RCMU): Ngadirin TIM PENYUSUN: Koordinator & penyusun: Nancy Rosma Rini Pengolah Peta: Anjar D.Krisnanta, Kurnia Pramadhani Editor: Diella Dachlan, R.Wahyuningrat Foto: Candra Samekto, Diella Dachlan, Frederick E.Gaghauna,Ng Swan Ti, Steve Griffiths,Veronica Wijaya (Dok Cita-Citarum), Yoyo Budiman, internet (www.flicker.com) Diproduksi oleh Cita-Citarum c 2011, Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi [email protected] Bendung Cimacan Bendung Pedati Bendung Lebiah Bendung Barubug Bendung Pundong Bendung Curugagung Bendung Walahar Bendung Cibeet Bendung Cipamingkis Bendung Curug Bendung Salam Darma Bendung Gadung Bendung Cijengkol Bendung Leuwinangka Bendung Cilalanang S. Cibulan Bulan Kali Wagu Kali Watu S. Cibadak Kali Pancung K Bawah S. Cilamaya s. Cikarokok S. Cilamaran S Cibeet S. Kelapa S. Cisubah S Citarum S. Cijambe S. Baluluk S. Ciampel Cigandasoli S. Cipatujang S. Cilangkap Cilandak S. Cikao Cikawung S. Cijengkol Cihuni Cikeruh Cibodas Cihujung Cisaat Cigarungan Cilutung Cipabela Ciasem Cinengah Cimaja Cicanang S. Cilalawi S. Ciririp S. Cikanjaya S Cibeet S. Cibeet S. Cilele S. Cijawer S. Cikundul S. Cibalagun S. Ciodeng S. Cibodas S. Cilalawi S. Cibodas S. Cijengkol S. Cileuleuy S. Ciparang S. Cijuhung S. Cigaraban S. Cisentul S. Cileat S. Cijeruk S. Cihaur S. Cimeta S. Cimahi S. Citunjung S. Cimega S. Ciminyak S. Ciseuseup S. Cijambu S. Cililin S. Cimareme S. Cijatupang S. Cisangkuy S. Cirasea S. Ciwidey S. Cihonje S. Ciasem S. Cipunagara K. Golek Sungai Gokdok Citapen K. Blaklak K. Gadung K. Galih K. Kalentengah K. Nolai S. Cibugel K. Lalanang S. Perawan K. Pilang Payung K. Badong Kali Liang Buaya S. Cibodas Cigadung Cilamatan Ciwidara Cipodang Cibiuk Cibanuang Cibeber Cijere Cikaramas Cikandung K. Menir Ciburung Cibedil Cileat Ciupih Cisaranten Cikeruh S. Citarik Cidurian Cikalintu S. Cimanuk Cicukang Cibruk Ciherang S. Cinusa S. Cikapundung S Sedari S. Cisaga S. Ciagem S. Cibadardua Cirandu S Cisewo Cilenyi Ciangkep S. Ciheas S. Cilengkong S. Cisokan S. Cikujang S. Cieuri S. Ciharus S. Ciawi S. Cikondang S. Citepus S. Cimacan S. Cianom s. Cigemari S. Cijambe S. Cilanting S. Cibakom Cidadap S. Cidongkol S. Cilalanang Cikedongkaop Cikawung Cikole Cibanteng Cipamingkis S. Cisangkuang KARAWANG SUBANG PURWAKARTA KOTA CIMAHI BOGOR BANDUNG BARAT KOTA BANDUNG BANDUNG INDRAMAYU CIANJUR SUMEDANG BEBERAPA SPESIES UNIK SUNGAI CITARUM 1 2 3 4 Bendung Cimacan Bendung Pedati Bendung Lebiah Bendung Barubug Bendung Pundong Bendung Curugagung Bendung Walahar Bendung Cibeet Bendung Cipamingkis Bendung Curug Bendung Salam Darma Bendung Gadung Bendung Cijengkol Bendung Leuwinangka Bendung Cilalanang S. Cibulan Bulan Kali Wagu Kali Watu S. Cibadak Kali Pancung K Bawah S. Cilamaya s. Cikarokok S. Cilamaran S Cibeet S. Kelapa S. Cisubah S Citarum S. Cijambe S. Baluluk S. Ciampel Cigandasoli S. Cipatujang S. Cilangkap Cilandak S. Cikao Cikawung S. Cijengkol Cihuni Cikeruh Cibodas Cihujung Cisaat Cigarungan Cilutung Cipabela Ciasem Cinengah Cimaja Cicanang S. Cilalawi S. Ciririp S. Cikanjaya S Cibeet S. Cibeet S. Cilele S. Cijawer S. Cikundul S. Cibalagun S. Ciodeng S. Cibodas S. Cilalawi S. Cibodas S. Cijengkol S. Cileuleuy S. Ciparang S. Cijuhung S. Cigaraban S. Cisentul S. Cileat S. Cijeruk S. Cihaur S. Cimeta S. Cimahi S. Citunjung S. Cimega S. Ciminyak S. Ciseuseup S. Cijambu S. Cililin S. Cimareme S. Cijatupang S. Cisangkuy S. Cirasea S. Ciwidey S. Cihonje S. Ciasem S. Cipunagara K. Golek Sungai Gokdok Citapen K. Blaklak K. Gadung K. Galih K. Kalentengah K. Nolai S. Cibugel K. Lalanang S. Perawan K. Pilang Payung K. Badong Kali Liang Buaya S. Cibodas Cigadung Cilamatan Ciwidara Cipodang Cibiuk Cibanuang Cibeber Cijere Cikaramas Cikandung K. Menir Ciburung Cibedil Cileat Ciupih Cisaranten Cikeruh S. Citarik Cidurian Cikalintu S. Cimanuk Cicukang Cibruk Ciherang S. Cinusa S. Cikapundung S Sedari S. Cisaga S. Ciagem S. Cibadardua Cirandu S Cisewo Cilenyi Ciangkep S. Ciheas S. Cilengkong S. Cisokan S. Cikujang S. Cieuri S. Ciharus S. Ciawi S. Cikondang S. Citepus S. Cimacan S. Cianom s. Cigemari S. Cijambe S. Cilanting S. Cibakom Cidadap S. Cidongkol S. Cilalanang Cikedongkaop Cikawung Cikole Cibanteng Cipamingkis S. Cisangkuang KARAWANG SUBANG PURWAKARTA KOTA CIMAHI BOGOR BANDUNG BARAT KOTA BANDUNG BANDUNG INDRAMAYU CIANJUR SUMEDANG Bendung Cimacan Bendung Pedati Bendung Lebiah Bendung Barubug Bendung Pundong Bendung Curugagung Bendung Walahar Bendung Cibeet Bendung Cipamingkis Bendung Curug Bendung Salam Darma Bendung Gadung Bendung Cijengkol Bendung Leuwinangka Bendung Cilalanang S. Cibulan Bulan Kali Wagu Kali Watu S. Cibadak Kali Pancung K Bawah S. Cilamaya s. Cikarokok S. Cilamaran S Cibeet S. Kelapa S. Cisubah S Citarum S. Cijambe S. Baluluk S. Ciampel Cigandasoli S. Cipatujang S. Cilangkap Cilandak S. Cikao Cikawung S. Cijengkol Cihuni Cikeruh Cibodas Cihujung Cisaat Cigarungan Cilutung Cipabela Ciasem Cinengah Cimaja Cicanang S. Cilalawi S. Ciririp S. Cikanjaya S Cibeet S. Cibeet S. Cilele S. Cijawer S. Cikundul S. Cibalagun S. Ciodeng S. Cibodas S. Cilalawi S. Cibodas S. Cijengkol S. Cileuleuy S. Ciparang S. Cijuhung S. Cigaraban S. Cisentul S. Cileat S. Cijeruk S. Cihaur S. Cimeta S. Cimahi S. Citunjung S. Cimega S. Ciminyak S. Ciseuseup S. Cijambu S. Cililin S. Cimareme S. Cijatupang S. Cisangkuy S. Cirasea S. Ciwidey S. Cihonje S. Ciasem S. Cipunagara K. Golek Sungai Gokdok Citapen K. Blaklak K. Gadung K. Galih K. Kalentengah K. Nolai S. Cibugel K. Lalanang S. Perawan K. Pilang Payung K. Badong Kali Liang Buaya S. Cibodas Cigadung Cilamatan Ciwidara Cipodang Cibiuk Cibanuang Cibeber Cijere Cikaramas Cikandung K. Menir Ciburung Cibedil Cileat Ciupih Cisaranten Cikeruh S. Citarik Cidurian Cikalintu S. Cimanuk Cicukang Cibruk Ciherang S. Cinusa S. Cikapundung S Sedari S. Cisaga S. Ciagem S. Cibadardua Cirandu S Cisewo Cilenyi Ciangkep S. Ciheas S. Cilengkong S. Cisokan S. Cikujang S. Cieuri S. Ciharus S. Ciawi S. Cikondang S. Citepus S. Cimacan S. Cianom s. Cigemari S. Cijambe S. Cilanting S. Cibakom Cidadap S. Cidongkol S. Cilalanang Cikedongkaop Cikawung Cikole Cibanteng Cipamingkis S. Cisangkuang KARAWANG SUBANG PURWAKARTA KOTA CIMAHI BOGOR BANDUNG BARAT KOTA BANDUNG BANDUNG INDRAMAYU CIANJUR SUMEDANG SUB DAS CITARUM HILIR SUB DAS CIBEET SUB DAS CIKUNDUL SUB DAS CIKASO SUB DAS CIMETA SUB DAS CIKAPUNDUNG SUB DAS CITARIK SUB DAS CITARUM HULU SUB DAS CISANGKUY SUB DAS CIWIDEY SUB DAS CISOKAN SUB DAS CIMINYAK KARAWANG SUBANG PURWAKARTA KOTA CIMAHI BOGOR BANDUNG BARAT KOTA BANDUNG BANDUNG INDRAMAYU CIANJUR SUMEDANG Saluran Tarum Barat Saluran TarumTimur Saluran TarumUtama Saluran TarumUtara CISANTI DAS CIPUNAGARA DAS CIASEM DAS CIMALAYA DAS CIKAROKROK DAS CIBODAS DAS CIDONGKOL DAS CIBADAK DAS CIRANDU DAS CIGEMARI DAS SEWO DAS BUGEL DAS CIBANTENG DAS SUKAMAJU DAS BATANG LEUTIK DAS CIREUNGIT Bendung Cimacan Bendung Pedati Bendung Lebiah Bendung Barubug Bendung Pundong Bendung Curugagung Bendung Walahar Bendung Cibeet Bendung Cipamingkis Bendung Curug Bendung Salam Darma Bendung Gadung Bendung Cijengkol Bendung Leuwinangka Bendung Cilalanang W. Cipancuh W. Jatiluhur W. Cirata W. Saguling Kedaung Batujaya Cibuaya Sungaibambu Rengasdengklok Rawamerta Sumurgede Wadas Karawang Cikampek Cikopo Ciredak Pabuaran Sukamandi Ciasem Cilamaya Majangan Pamanukan Sukra Patrol Eretan Wetan Kedungdawa Sukatani Pangendenbaru Gantar Sukaslamet Subang Kalijati Karangbungur Cisalak Sangalaberang Wanayasa Ciater Lembang Cikalongwetan Ngamprah Padalarang Cimahi Batujajar Bandung Soreang Cililin Gununghalu Ciwidey Babakan Jampang Cianjur Pangalengan Marujung Ciparai Banjaran Campaka Cibeber Cianjur Ciranjang Cikalongkulon Bojongkole Plered Pasirkalong Cariu Pangkalan Pacet Cipanas Ujung Berung Cileunyi Tanjungsari Rancaekek Cicalengka Majalaya 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 65 70 75 80 85 90 100 105 110 115 120 125 130 160 165 185 190 195 200 205 210 230 235 240 245 250 255 260 265 270 275 280 285 2905 295 300 305 310 60 95 155 S. Cibulan Bulan Kali Wagu Kali Watu S. Cibadak Kali Pancung K Bawah S. Cilamaya s. Cikarokok S. Cilamaran S Cibeet S. Kelapa S. Cisubah Ciherang S Citarum S. Cijambe S. Baluluk S. Ciampel Cigandasoli S. Cipatujang S. Cilangkap Cilandak S. Cikao Cikawung S. Cijengkol Cihuni Cikeruh Cibodas Cihujung Cisaat Cigarungan Cilutung Cipabela Ciasem Cinengah Cimaja Cicanang Cisomang S. Ciririp S. Cikanjaya S Cibeet S. Cibeet S. Cilele S. Cijawer S. Cikundul S. Cibalagun S. Ciodeng S. Cibodas S. Cilalawi S. Cibodas S. Cijengkol S. Cileuleuy S. Ciparang S. Cijuhung S. Cigaraban S. Cisentul S. Cileat S. Cijeruk S. Cihaur S. Cimeta S. Cimahi S. Citunjung S. Cimega S. Ciminyak S. Ciseuseup S. Cijambu S. Cililin S. Cimareme S. Cijatupang S. Cisangkuy S. Cirasea S. Ciwidey S. Cihonje S. Ciasem S. Cipunagara K. Golek Sungai Gokdok Citapen K. Blaklak K. Gadung K. Galih K. Kalentengah K. Nolai S. Cibugel K. Lalanang S. Perawan K. Pilang Payung K. Badong Kali Liang Buaya S. Cibodas Cigadung Cilamatan Ciwidara Cipodang Cibiuk Cibanuang Cibeber Cijere Cikaramas Cikandung K. Menir Ciburung Cibedil Cileat Ciupih Cisaranten Cikeruh S. Citarik Cidurian Cikalintu S. Cimanuk Cicukang Cibruk Ciherang S. Cinusa S. Cikapundung K. Galonggong S .Sedari S. Cisaga S. Ciagem S. Cibadardua Cirandu S Cisewo Cilenyi Ciangkep S. Ciheas S. Cilengkong S. Cisokan S. Cikujang S. Cieuri S. Ciharus S. Ciawi S. Cikondang S. Citepus S. Cimacan S. Cianom Cikalong S. Cijambe S. Cilanting S. Cibakom Cidadap S. Cidongkol S. Cilalanang Cikedongkaop Cikawung Cikole Cibanteng Cipamingkis S. Cisangkuang Purwakarta Sumber: Hasil overlay studi-studi pada Dinas PSDA Prov Jawa Barat oleh BBWS Citarum SKEMA POTENSI WADUK DI CITARUM HULU RENCANA WADUK WADUK EKSISTING Aliran S. Citarik W. CITARIK 3 Volume: 307.468 m Genangan: 37,63 Ha W. LEUWILIANG 3 Volume: 10.540.000 m Genangan: 63,24 Ha W. CIGUMENTONG 3 Volume: 1.650.000 m Genangan: 9,90 Ha W. CIMULU 3 Volume: 2.310.000 m Genangan: 13,88 Ha W. CIKITU 3 Volume: 51.839 m Genangan: 1,25 Ha W. WAKAO 3 Volume: 94,045 m Genangan: 1,85 Ha W. CIBODAS 3 Volume: 31`7.969m Genangan: 5,79 Ha Aliran S. Cikeruh W. CIKALIMIRING 3 Volume: 733.000 m Genangan: 4,65 Ha Aliran S. Cidurian W. CIKUDA 3 Volume: 895.000 m Genangan: 5,37 Ha W. SEKERENDE 3 Volume: 288.000 m Genangan: 1,73 Ha W. TUGU 3 Volume: 1.850.000 m Genangan: 1,11 Ha Aliran S. Cikapundung W. CIKUKANG 3 Volume: 319.000 m Genangan: 15,29 Ha W. CIAWIRUKA Status: Identifikasi W. CIPANENGAH 1, 2, 3 Status: Identifikasi S. Citarik S. Cikeruh S. Cipamalokan S. Cidurian S. Cikapundung S. Cimahi S. Cimeta Aliran S. Cimahi W. SUKAWANA 3 Volume: 718.770 m Genangan: 40,70 Ha Aliran S. Cimeta W.CIMETA 3 Volume: 970.288 m Genangan: 10,80 Ha S. Ciwidey S. Cisangkuy Aliran S. Cisangkuy W. CIBINTINU 3 Volume: 210.141 m Genangan: 3,48 Ha W. SANTOSA 3 Volume: 21.006.375 m Genangan:71,87 Ha Aliran S. Ciwidey W. CIWIDEY 3 Volume: 734.000 m Genangan: 7.53 Ha W. Saguling W. Cirata W. Juanda W. Cileunca W. Cipanunjang Aliran S. Cimapalokan W. CIKAWARI 3 Volume: 593.000 m Genangan: 3,56 Ha W. TARETEP 3 Volume: 610.000 m Genangan: 3,56 Ha KOTA BANDUNG BANDUNG BARAT BANDUNG TIMUR BANDUNG SELATAN Aliran S. Citarum Hulu 0.15% 0.22% 1.48% 0.33%3.27% 7.20% 6.63% 8.32% 0.11% 10.25% 0.01% 0.11% 9.02% 35.30% 9.00% 0.02% 8.49% Penggunaan Lahan di DAS Citarum Hilir 9.87% 3.32% 9.76% 0.01% 0.05% 10.45% 29.65% 0.57% 15.84% 7.39% 0.07% 13.03% Penggunaan Lahan di DAS Citarum Tengah 0.01% 1.57% 6.49% 11.50% 16.29% 1.76% 20.83% 7.92% 0.04% 16.36% 0.32% 16.88% 0.01% S. Ciwidey SUB DAS CIWIDEY S. Ciwidey Bendung Cimacan Bendung Pedati Bendung Lebiah Bendung Barubug Bendung Pundong Bendung Curugagung Bendung Walahar Bendung Cibeet Bendung Cipamingkis Bendung Curug Bendung Salam Darma Bendung Gadung Bendung Cijengkol Bendung Leuwinangka Bendung Cilalanang S. Cibulan Bulan Kali Wagu Kali Watu S. Cibadak Kali Pancung K Bawah S. Cilamaya s. Cikarokok S. Cilamaran S Cibeet S. Kelapa S. Cisubah S Citarum S. Cijambe S. Baluluk S. Ciampel Cigandasoli S. Cipatujang S. Cilangkap Cilandak S. Cikao Cikawung S. Cijengkol Cihuni Cikeruh Cibodas Cihujung Cisaat Cigarungan Cilutung Cipabela Ciasem Cinengah Cimaja Cicanang S. Cilalawi S. Ciririp S. Cikanjaya S Cibeet S. Cibeet S. Cilele S. Cijawer S. Cikundul S. Cibalagun S. Ciodeng S. Cibodas S. Cilalawi S. Cibodas S. Cijengkol S. Cileuleuy S. Ciparang S. Cijuhung S. Cigaraban S. Cisentul S. Cileat S. Cijeruk S. Cihaur S. Cimeta S. Cimahi S. Citunjung S. Cimega S. Ciminyak S. Ciseuseup S. Cijambu S. Cililin S. Cimareme S. Cijatupang S. Cisangkuy S. Cirasea S. Ciwidey S. Cihonje S. Ciasem S. Cipunagara K. Golek Sungai Gokdok Citapen K. Blaklak K. Gadung K. Galih K. Kalentengah K. Nolai S. Cibugel K. Lalanang S. Perawan K. Pilang Payung K. Badong Kali Liang Buaya S. Cibodas Cigadung Cilamatan Ciwidara Cipodang Cibiuk Cibanuang Cibeber Cijere Cikaramas Cikandung K. Menir Ciburung Cibedil Cileat Ciupih Cisaranten Cikeruh S. Citarik Cidurian Cikalintu S. Cimanuk Cicukang Cibruk Ciherang S. Cinusa S. Cikapundung S Sedari S. Cisaga S. Ciagem S. Cibadardua Cirandu S Cisewo Cilenyi Ciangkep S. Ciheas S. Cilengkong S. Cisokan S. Cikujang S. Cieuri S. Ciharus S. Ciawi S. Cikondang S. Citepus S. Cimacan S. Cianom s. Cigemari S. Cijambe S. Cilanting S. Cibakom Cidadap S. Cidongkol S. Cilalanang Cikedongkaop Cikawung Cikole Cibanteng Cipamingkis S. Cisangkuang KARAWANG SUBANG PURWAKARTA KOTA CIMAHI BOGOR BANDUNG BARAT KOTA BANDUNG BANDUNG INDRAMAYU CIANJUR SUMEDANG CITARUM Mangrove Luas (ha) Erosi Lahan (ton/tahun) Sedimentasi (ton/tahun) Cihaur 27,981 11,212,448 857,446 Cukapundung-Cipamokolan 30,472 13,698 1,023,347 Cikeruh 19,029 6,659,086 569,293 Ciminyak 32,575 15,443,496 1,132,739 Cirasea 38,110 18,403,774 1,332,692 Cisangkuy 34,159 24,930,983 1,755,517 Citarik 22,951 9,441,560 773,001 Ciwidey 22,169 12,556,520 1,023,891 Cikundul 25,737 3,082,639 457,113 Cimeta-Cilangka 32,714 4,468,163 631,533 Cisokan-Cibalagung 118,627 8,945,669 977,212 Cikao 22,072 1,831,273 280,025 DTA Jatiluhur 41,416 2,966,228 399,929 Cibeet 102,893 7,295,138 819,914 Citarum Hilir 140,649 755,664 79,784 SUB DAS Hulu Tengah Hilir Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009 LUAS POTENSI EROSI & SEDIMENTASI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009 PETA KETINGGIAN WILAYAH SUNGAI CITARUM 0 4 8 16 24 kilometer 0 4 8 16 24 kilometer

Upload: inyoman-mahayekti

Post on 09-Feb-2016

314 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

itarum

TRANSCRIPT

  • 0 4 8 16 24 32 kilometer

    LEGENDA

    Hutan Primer

    Hutan Sekunder

    Perkebunan

    Semak Belukar Permukiman

    Kebun Campuran

    Ladang

    Lahan Kosong

    Sawah

    Tambak

    Badan Air

    Laut Jawa

    1.5 PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    PETA PENGGUNAAN LAHAN WILAYAH SUNGAI CITARUM

    Kerusakan ekosistem di

    muara Sungai Citarum terjadi

    karena penumpukan

    sedimentasi, limbah dan

    perubahan fungsi lahan oleh

    manusia (kiri). Selain itu

    tercemarnya air Sungai

    Citarum juga diakibatkan

    masih adanya sanitasi-sanitasi

    sederhana di sepanjang

    sungai (kanan).

    Luas Cekungan Bandung = 234.088 Ha, luas lahan kritis (2009) 46.543 Ha (20%) (BPLHD Prov Jabar 2010). Lahan Kritis

    adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata

    air dan unsur produktivitas lahan sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem DAS.

    Keterangan: Skala yang tertera mungkin berbeda pada beberapa jarak & ukuran. Untuk analisa & perencanaan

    yang bersifat detail & teknis dapat menghubungi instansi-instansi yang berwenang mengeluarkan data & peta

    tersebut. Tingkat klasifikasi sungai yang tertera di peta sampai dengan sungai ordo 3 berdasarkan 7 klasifikasi ordo

    sungai oleh Puslitbang Air PSDA PU. Peta tematik ini diambil dari berbagai sumber & diolah oleh tim RCMU. Peta

    juga tersedia dalam bentuk Data Spasial Digital (GIS). Untuk mendapatkannya dapat menghubungi

    [email protected].

    Luas tambak di daerah

    muara seluas sekitar

    4.300 Ha terletak di

    sekitar Muara Bendera &

    Muara Gembong. Saat

    ini, sekitar 2.500 Ha

    areal tambak terancam

    terkontaminasi akibat

    rendahnya kualitas air

    Sungai Citarum serta

    tingginya sedimentasi.

    49%

    20%

    28%

    PROSENTASE POTENSI BANJIR DI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009

    Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009

    Tinggi Sedang

    Cihaur 27,981

    197.1 260.8 199.1 657

    Cukapundung-

    Cipamokolan 30,472 1,064.9 139.4 1,269.1 2,473.4

    Cikeruh 19,029 244.1 490.1 875.1 1,609.3

    Ciminyak 32,575

    162 210.9 97.3 470.2

    Cirasea 38,110

    559.5 910.7 1,396.1 2,866.3

    Cisangkuy 34,159

    206.7 669 1,390.9 2,266.6

    Citarik 22,951

    615 993.4 1,478.6 3,087

    Ciwidey 22,169

    293.3 256.3 199.5 749.1

    Luas Potensi Banjir

    Luas (ha)SUB DAS

    Hu

    lu

    Total Luas Potensi BanjirTinggi

    Sangat

    LUAS POTENSI BANJIR DI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009

    Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum

    19

    63

    19

    64

    19

    65

    19

    66

    19

    67

    19

    68

    19

    69

    19

    70

    19

    71

    19

    72

    19

    73

    19

    74

    19

    75

    19

    76

    19

    77

    19

    78

    19

    79

    19

    80

    1981

    1982

    1983

    1984

    1985

    1986

    1987

    1988

    1989

    1990

    1991

    1992

    1993

    1994

    1995

    1996

    1997

    1998

    1999

    2000

    2001

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    3.000

    4.000

    5.000

    6.000

    7.000

    8.000

    9.000

    3(juta m ) 3(5,3 milyar m ) 3(5,8 milyar m ) 3(5,6 milyar m ) 36,0 milyar m ) 3(4,4 milyar m )

    ALIRAN SUNGAI CITARUM 1963-2008Jumlah aliran terbesar terjadi pada tahun 1992 sebesar 8,1 Miliar 3 3 m & aliran terkecil 3,6 miliar m

    Sumber: Penutupan Lahan RBI skala 1:25000,

    Bakosurtanal/Rencana Pengelolaan DAS Citarum

    Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009

    Penggunaan Lahan di DAS Citarum Hulu

    **Klasifikasi Segmen DAS Citarum Hilir, Tengah & Hulu

    Citarum HilirCikao, DTA Jatiluhur, Cibeet,

    Citarum Hilir

    Citarum Tengah Cikundul, Cisokan, Cimeta

    Citarum Hulu

    Cikapundung-Cipamokolan,

    Cikeruh, Cisangkuy, Cisarea,

    Ciwidey, Tubuh Air (Waduk),

    Ciminyak, Cihaur, Citarik

    Su

    b D

    AS

    Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009

    PENGGUNAAN LAHAN DI DAS CITARUM (Ha)**

    Jenis Tutupan Lahan Hilir Tengah HuluAir Laut 1,031

    Air Tawar 10,278

    6,059 3,630

    Belukar/Semak 22,629

    17,829 14,989

    Empang 20,814

    1 21

    Gedung 262 93 739

    Hutan 26,143 19,098 26,544

    Hutan Rawa 357

    Kebun 32,209 541,717 38,953

    Pasir Darat 20 27

    Pasir Pantai 331

    Permukiman 28,321 18,042 37,603

    Penggaraman 473

    Rawa 688

    Rumput/Tanah

    Kosong4,650 1,036 4,065

    Sawah Irigasi 110,878 28,947 48,086

    Sawah Tadah

    Hujan28,267 13,500 18,289

    Tanah Berbatu 53 129 93

    Tegalan/Ladang 26,679 23,809 37,764

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    - -

    -

    PETA

    INFO

    RM

    ASI Dalam dua puluh tahun terakhir kondisi lingkungan

    dan kualitas air di sepanjang aliran Sungai Citarum

    mengalami penurunan yang cukup signifikan.

    Pesatnya proses urbanisasi yang terjadi sebagai

    dampak percepatan pembangunan, berbanding

    linier dengan perkembangan kegiatan industri,

    tingginya laju pertambahan penduduk, areal

    permukiman dan konversi lahan sebagai area

    terbangun. Berbagai dampak negatif timbul sebagai

    kompensasi akumulatif dari ketidakselarasan

    pesatnya perkembangan kegiatan pembangunan

    perekonomian dengan pelestarian lingkungan

    hidup.

    Hampir setiap musim hujan bencana banjir

    mengancam berbagai kawasan di Jawa Barat.

    Pencemaran air sungai akibat aktivitas industri dan

    pertanian telah mencapai tingkat yang

    membahayakan dan dapat mengancam kesehatan

    dan sumber penghidupan masyarakat.

    Kompleksitas permasalahan yang terjadi di Wilayah

    Sungai Citarum menjadi sebuah tantangan

    bersama dalam upaya pemulihan dan pengelolaan

    menjadi Sungai Citarum yang lebih baik.

    2011

    ungai Citarum

    mengalir dari hulu yang Sberada di daerah Gunung Wayang, di sebelah Selatan Kota Bandung,

    menuju ke Utara dan bermuara di Laut Jawa.

    Dengan panjang sekitar 297 km, Citarum merupakan sungai terpanjang dan

    terbesar di Provinsi Jawa Barat. Sungai Citarum mempunyai peran yang sangat penting bagi

    kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Air Sungai Citarum digunakan

    sebagai sumber air baku, irigasi pertanian, perikanan, sumber bagi pembangkit tenaga listrik tenaga air untuk

    pasokan Pulau Jawa dan Bali, serta sebagai pemasok air untuk kegiatan industri.

    2Wilayah Sungai Citarum seluas kurang lebih 12.000 km mencakup 12 wilayah administrasi kabupaten/kota di

    lingkungan Provinsi Jawa Barat, yaitu: Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi,

    Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang,

    Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Cimahi.

    2Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu 6.614 km . Populasi yang dilayani sebesar 25 Juta (15 Juta Jawa Barat,

    10 Juta DKI). Populasi Penduduk di sepanjang sungai (Data BPS 2009) 15.303.758 (50% Urban). Tiga waduk 3 3buatan yaitu Saguling (1986) berkapasitas 982 juta m , Cirata (1988) berkapasitas 2.165 juta m dan

    3Jatiluhur(1963) berkapasitas 3.000 juta m . Pembangkit listrik tenaga air di ketiga waduk tersebut menghasilkan

    daya listrik sebesar 1.400 MW (Data diolah dari Paparan Gubernur Jawa Barat pada Rakor Penanganan DAS

    Citarum dan Pasca Banjir di Jawa Barat, 6 April 2010).

    1.1 SUNGAI CITARUM DALAM WILAYAH ADMINISTRATIF

    ungai Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di

    Provinsi Jawa Barat dengan aliran sepanjang 297 km. SSungai yang hampir membelah Jawa Barat ini bersumber dari mata air Gunung Wayang (sebelah selatan Kota Bandung),

    mengalir ke Utara melalui Cekungan Bandung dan bermuara di

    Laut Jawa.

    Kata Citarum berasal dari dua kata yaitu Ci dan Tarum. Ci atau

    dalam Bahasa Sunda Cai, artinya air. Sedangkan Tarum

    (Indigofera spec.div), merupakan jenis tanaman yang menghasilkan

    warna ungu atau nila yang digunakan sebagai bahan pencelup

    alami pada kain tradisional.

    Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua dan terbesar

    di Jawa Barat. Menurut catatan sejarah pada abad ke-5, bermula

    dari Jayashingawarman membangun sebuah dusun kecil di tepi

    Sungai Citarum yang lambat laun berkembang menjadi sebuah

    kerajaan besar, yaitu Kerajaan Tarumanegara.

    Sejak jaman dahulu Citarum sudah memainkan peranan penting

    bagi kehidupan sosial masyarakat terutama bagi masyarakat di

    Jawa Barat. Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda (pergantian nama

    Kerajaan Tarumanegara pada tahun 670M) menggunakan Sungai

    Citarum sebagai batas wilayah kekuasaannya. Hal ini berulang lagi

    pada sekitar abad 15, dimana Sungai Citarum sebagai batas antara

    Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten.

    Bahkan hingga saat ini Sungai Citarum juga digunakan sebagai

    batas administratif, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Ciamis

    misalnya. Sedangkan di jaman pemerintahan Belanda, Sungai

    Citarum berperan menjadi penghubung antara daerah pedalaman

    dengan pesisir untuk membawa hasil pertanian dan perdagangan.

    Citarum merupakan sungai purba. Berhulu di Gunung Wayang Kabupaten Bandung (1.700 m dpl) melewati dasar cekungan dan mengalir menuju Waduk Saguling, kemudian

    bermuara di pantai utara Pulau Jawa tepatnya di

    Kabupaten Karawang.

    Cekungan Bandung merupakan cekungan (basin)

    yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian

    650 m dpl sampai lebih dari 2000 m dpl. Sekitar

    105.000 tahun yang lalu Citarum terbendung oleh

    letusan dasyat Gunung Sunda yang kemudian

    membentuk Danau Bandung Purba. Makin lama

    paras air danau makin tinggi, diketahui sekitar

    36.000 tahun yang lalu paras danau tertinggi

    mencapai 725 m dpl.

    Letusan Gunung Tangkubanparahu (anak Gunung

    Sunda) materialnya melebar ke Selatan hingga ke

    dekat Citarum di sekitar Curug Jompong sekarang.

    Materialnya kemudian mengisi lembah-lembah yang

    menyebabkan danau raksasa tersebut terbelah

    menjadi dua yaitu Banau Bandung Purba Barat dan

    Danau Bandung Purba Timur.

    Kejadian evolutif dan aliran air anak sungai yang

    aktif menyebabkan adanya patahan dan kawasan

    yang amblas sehingga semenjak 16.000 tahun

    yang lalu air di dua Danau Bandung Purba ini pun

    mulai menyusut. Tempat susutnya Danau Bandung

    Purba di ada di Curug Jompong.

    Geraham Gajah

    yang ditemukan di daerah Rancamalang

    Gigi Badak

    yang ditemukan di daerah Cipeundeuy

    0 cm 2

    Gigi Tapir Bandung

    RGM.1485c-1-Tapirus Indicus

    Fosil binatang purba seperti Gajah (Elephas Maximus), Badak (Rhinocerus Sondaicus) dan tapir (Tapirus Indicus) serta

    gigi Kuda Nil (Hippopotamus) juga pernah ditemukan kawasan Rancamalang, Cipeundeuy dan kawasan Cekungan

    Bandung lainnya. Ini menjadi bukti bahwa di sekitar kawasan Danau Bandung Purba pernah dihuni oleh hewan-hewan

    purba.

    1.7 SUNGAI CITARUM DI CEKUNGAN BANDUNG

    Lembang

    GedebageTegal LuarPunclut

    Bandung

    Cekungan Bandung merupakan cekungan yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian rata-rata 650 m dpl

    sampai dengan 2000 m dpl.

    1.9 SEJARAH BANJIR DI KAWASAN BANDUNG

    Permasalahan banjir khususnya di daerah Bandung yang sudah terjadi sejak jaman dahulu tidak lepas dari faktor geologis dan topografis. Bentukan Cekungan Bandung

    menyerupai mangkuk yang merupakan sisa dari

    proses menyusutnya danau Bandung Purba,

    menyebabkan kawasan ini hampir selalu

    mengalami permasalahan banjir terutama pada

    musim hujan.

    Kondisi ini lah yang kemudian mendorong Bupati

    Bandung R.A Wiranatakusumah II (1794-1829)

    memindahkan ibu kota kabupaten dari Krapyak ke

    daerah Kabupaten Bandung bagian tengah (pusat

    kota Bandung sekarang).

    Kawasan Dayeuh Kolot Bandung hampir menjadi langganan

    banjir apabila musim hujan tiba.

    Topografi Wilayah Sungai Citarum digambarkan dalam bentuk lahan atau morfologi yang dibagi dalam 3 bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Wilayah Sungai Citarum bagian hulu nampak seperti cekungan raksasa, yang lebih dikenal sebagai Cekungan

    Bandung. Elevasi Daerah Aliran Sungai Citarum bagian hulu berkisar

    antara 625 2.600 mdpl. Daerah tertinggi terdapat di bagian hulu

    Citarum, di sekitar Gunung Guha. Sedangkan di daerah tengah morfologi

    bervariasi antara dataran (elf 250-400 mdpl), perbukitan bergelombang

    lemah (elf 200-800 mdpl), perbukitan terjal (elf 1.400-2400 m dpl), dan

    morfologi tubuh gunung api. Bentuk morfologi Citarum hilir lebih

    didominasi oleh dataran, perbukitan bergelombang lemah dan terjal

    dengan variasi elevasi antara 200-1.200 mdpl.

    1.4 SUNGAI CITARUM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

    Gn. Wayang (2.181 m dpl) Gn. Kaledong (1.249 m dpl)

    Gn. Gede-Pangrango (2.958 m dpl) Gn. Ceder (1.555 m dpl)Gn. Kendeng (1.854 m dpl)

    Gn. Burangrang, (2.064 m dpl)

    Gn. Tangkuban Perahu (2.076 m dpl)

    Bukit Tunggul (2.208 m dpl)

    Gn. Cangak (1.611 m dpl)

    Gn. Manglayang (1.600 m dpl)

    Gn. Mandalawangi (1.650 m)

    Gn. Mandalagiri (1.813 m)

    Gn. Malabar (2.343 m dpl)

    Gn. Patuha (2.454 m dpl) * data ketinggian ini dikumpulkan dari beberapa sumber.Gn. Waringin (2.140 m dpl)

    KETINGGIAN GUNUNG DI SEKITAR WILAYAH SUNGAI CITARUM

    Kawasan Bekasi dan Bandung merupakan daerah yang mengalami perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk sangat cepat. Urbanisasi serta pengembangan kegiatan industri selalu diikuti dengan

    berkembangnya kawasan permukiman. Implikasinya adalah banyak

    kawasan hijau atau daerah resapan air yang beralih fungsi menjadi

    kawasan terbangun.

    Sedangkan peningkatan kegiatan industri dan jumlah penduduk ini

    akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pemenuhan

    kebutuhan air. Berdasarkan standar kebutuhan air untuk kawasan

    perkotaan saat ini adalah 150-170 l/orang/hari**.

    ** Petunjuk Tehnis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air

    Minum Perkotaan, PU - Dirjen Cipta Karya, 1998

    1.10 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    egiatan sosial ekonomi khususnya di Daerah Aliran sungai Citarum berkembang

    sangat cepat. Pesatnya proses urbanisasi dan tingginya tingkat pertumbuhan Kpenduduk berdampak pada terjadinya konversi lahan dari lahan non terbangun menjadi kawasan terbangun, terutama sebagai kawasan permukiman dan industri. Kawasan

    Bandung dan Bekasi merupakan daerah yang mengalami laju perkembangan pembangunan

    perkotaan yang cukup pesat. Dalam kurun waktu 1985-2001 terjadi penurunan sebesar 14,68%

    luas sawah beririgasi dimana lahan sawah seluas 415.025 Ha turun menjadi 354.082 Ha.

    Sedangkan di kawasan hulu dimana 40% penduduknya masih tergantung pada kehidupan

    agraris, mengalami peningkatan area pertanian seluas 31.000 Ha dari tahun 1992 sampai

    dengan 2010. Di tahun yang sama, terjadi penurunan luasan hutan di hulu Citarum seluas 45%

    dari seluas 35.000 Ha menjadi 19.000 Ha.Perkembangan urbanisasi yang tidak seimbang dengan ketersediaan lahan,

    menyebabkan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan

    yang seharusnya.

    AS Citarum dengan luas 6.614 km2 atau 22% luas wilayah

    Jawa Barat bersifat strategis karena merupakan sumber Dmata air yang menyangga keberlanjutan fungsi Bendungan Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Kondisi DAS Citarum saat ini mulai

    menurun, dan tidak dipungkiri akan berdampak pada terjadinya

    banjir, kekeringan dan terhambatnya suplai air untuk kebutuhan

    irigasi, industri, rumah tangga maupun pembangkit listrik.

    Kerusakan DAS terutama pada DAS hulu yang diakibatkan antara

    lain karena penebangan liar, pengolahan lahan yang kurang tepat,

    kemudian menimbulkan dampak terjadinya tanah longsor, erosi dan

    sedimentasi. Lahan Kritis di DAS Citarum Hulu (Cekungan Bandung)

    diperkirakan seluas kurang lebih 46.543 Ha atau sekitar 20% dari

    luas Cekungan Bandung (234.088 Ha). Lahan kritis di Citarum Hulu

    tersebar di DAS Ciminyak, Cihaur, Cikapundung, Citarik, Cirasea,

    Ciwidey dan DAS Cisangkuy. Luas lahan di

    wilayah daerah tangkapan/cathcment

    area yang perlu direhabilitasi

    seluas 22.326,12 Ha.

    Di wilayah pesisir, intrusi air laut terjadi

    di sepanjang Sungai Citarum Hilir yaitu

    wilayah Karawang dan Indramayu. Di daerah

    pesisir Karawang peresapan air asin secara

    setempat telah mencapai ke arah daratan

    antara 7 sampai 15 km dari garis pantai. Air

    tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 3

    meter sudah tercemar air asin.

    1.11 DEGRADASI LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    1.6 POPULASI PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    1.8 KONSERVASI & KEANEKARAGAMAN HAYATI

    1.12 EROSI & SEDIMENTASI DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    ua taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (15.000 Ha) dan Taman Nasional

    Gunung Halimun (40.000Ha) terletak di Wilayah Sungai Citarum. Gunung Halimun merupakan salah Dsatu kawasan hutan hujan tropis yang masih tersisa di pulau Jawa, sedangkan Gunung Gede Pangrango yang diselimuti dengan vegetasi pegunungan merupakan salah satu kawasan hutan hujan utama di

    Indonesia. Gunung Gede merupakan sumber dari beberapa mata air sungai yang menuju ke Teluk Jakarta dan

    bermuara di Laut Jawa, termasuk salah satunya adalah Sungai Citarum.

    rosi adalah proses terkikisnya lapisan

    atas tanah oleh air hujan yang E dipengaruhi oleh erodibilitas tanah, erosivitas hujan, kemiringan lahan, jenis

    vegetasi, dan manajemen budidaya tanaman.

    Sedangkan sedimentasi adalah besarnya

    endapan yang masuk ke dalam sungai akibat

    erosi lahan. Prosentase areal dengan tingkat

    erosi berat dan sangat berat (>180 ton/Ha/th)

    adalah sebesar 31,4% dari luas WS Citarum.

    Komunitas agraris di Hulu Citarum masih

    memilih pola tanaman sayuran yang mempunyai

    pola tanam singkat dan tidak mempunyai

    kemampuan untuk mempercepat peresapan air

    ke dalam tanah karena biasanya tanaman ini

    tidak mempunyai akar tunjang yang mampu

    menahan tanah dari bahaya erosi. Longsoran

    pada tebing umumnya terjadi dengan ketinggian

    lebih dari 2m dengan kemiringan lebih dari 50%.

    Kadar erosi yang semakin tinggi mengakibatkan

    sedimentasi di palung sungai, waduk, bahkan

    masuk ke jaringan prasarana air. Laju

    sedimentasi di Waduk Saguling (1988-2009) 3mencapai 8,2 juta m /tahun, sedimentasi di

    3Waduk Cirata (1988-2008) 6,4 juta m /tahun

    dan di Waduk Jatiluhur (1987-1997) 1,6 juta 3m /tahun (Sekretariat pelaksana koordinasi tata

    pengaturan air Sungai Citarum, 12 Jan 2010).

    Hulu Sungai Citarum di Gunung Wayang berubah menjadi

    areal perkebunan tanaman sayuran dataran tinggi (kiri atas).

    Berkurangnya tanaman berakar tunjang yang mampu

    menahan tanah dari bahaya erosi serta mampu menyerap air

    mempercepat proses erosi di lahan-lahan dengan kemiringan

    lebih dari 50% (kiri bawah).

    Hampala, Macrolepidota

    (Valenciennes,

    1842)(1). Ikan

    Hampala di Jawa

    Barat disebut

    Hampal, di

    JawaTengah disebut

    Palung, sedangkan

    di Kalimantan &

    Malaysia dikenal sebagai

    Sebarau. Selain unik dan

    cantik dipajang di aquarium,

    ikan yang sulit ditemukan di

    kolam atau di toko aquarium ini sangat

    mengasyikan untuk dipancing. Tarikannya khas dan luar

    bisa menantang, umpannyapun tidak bisa

    menggunakan cacing atau umpan mati lainnya.

    Engkang-engkang (Holobates Keyanus) (2) & Kijing

    (Pilsbryoconchaexillis) (3) bisa dijadikan sebagai bio-

    indikator yang menandakan kualitas air masih baik. Selain

    itu beberapa vegetasi khas dari Sungai Citarum saat ini

    sudah sangat sukar ditemukan, salah satunya adalah

    tanaman Tarum Areuy (Marsdenia Tinctorial R.BR) (4).

    1.3 INDEX & INFORMASI PETA

    Roadmap Coordination and Management Unit (RCMU)

    Direktorat Pengairan dan Irigasi - BAPPENAS

    JL. Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat 10310

    Tel: +62 21 3926186

    Fax: +62 21 3149641

    Program Coordination and Management Unit (PCMU)

    Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC)

    Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

    Departemen Pekerjaan Umum

    JL. Inspeksi Cidurian Soekarno-Hatta STA 5600

    Bandung 40292

    Tel: +62 22 7564073

    Fax: +62 22 7564073

    www.citarum.org

    SKEMA ALIRAN SUNGAI CITARUM DARI HULU KE HILIR

    Sumber grafis: Bobby Wibowo/ITB/2004

    Peta informasi ini diproduksi untuk memberikan gambaran situasi di Wilayah

    Sungai Citarum berdasarkan sumber data sebagai berikut:

    SUMBER DATA:

    - Laporan: TA 7189-INO_Package B: Institutional Strengthening in the 6 CIS River Basin

    Territory pada Topografi Wilayah Sungai Citarum, Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah

    Sungai Citarum, Erosi & Sedimentasi Wilayah Sungai Citarum, Sungai Mati (Fenomena

    Danau Tapal Kuda/OXBOW), Penurunan Kualitas Air Sungai Citarum.

    - Laporan: TA 7189-INO_Package E: Institutional Strengthening Integrated Water Resources

    Management in the 6 Cis River Basin Teretory pada Perubahan Cuaca & Curah Hujan.

    - Laporan: Integrated Citarum Water Resources Management Program (ICWRMP) (ADB

    TA4381-INO Phase III) Strategic Environmental Assessment (SEA) pada Konservasi &

    Keanekaragaman Hayati, Sumber Daya & Pemanfaatan Sungai Citarum, Exploitasi Air

    Sungai Citarum.

    - Artikel dan Tulisan oleh T. Bachtiar pada Citarum Dalam Prespektif Sejarah Singkat, Citarum

    di Cekungan Bandung pada Citarum Dalam Perspektif Sejarah Singkat, Citarum di

    Cekungan Bandung.

    - Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) pada beberapa peta.

    - ASER 2008 & 2009 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat

    pada Curah Hujan di Wilayah Sungai Citarum, Degradasi Lahan Wilayah Sungai Citarum,

    Sumber Daya & Pemanfaatan Air Sungai Citarum, Exploitasi Air Sungai Citarum, Intrusi

    Limbah Sungai Citarum, Penurunan Kualitas Air Sungai Citarum, Banjir sungai Citarum.

    - BTA 155 (1989); BPS & BBWS/Balai SDA (2010) pada beberapa grafik & peta.

    - Candi Batujaya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada Citarum Dalam Prespektif

    Sejarah Singkat.

    - Data Base Roadmap Coordination and Management Unit (RCMU) pada beberapa Peta.

    - Dinas Sumber Daya Air (SDA) & Pemukiman Provinsi Banten.

    - Profil Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Dirjen SDA Kementerian PU.

    - Profil Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Tahun 2009.

    - PU-PSDA.

    - Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2009 pada beberapa data.

    Catatan: Segala informasi dan data yang tersedia dalam peta informasi ini seluruh

    keabsahannya menjadi tanggung jawab dan kewenangan instansi yang

    mempublikasikan data dan informasi ini.

    547.863532.114

    518.985

    2.176.1432.128.384

    2.084.381

    2.414.7042.390.120

    2.361.312

    1.540.4341.531.072

    1.493.225

    2.121.1222.076.146

    2.032.008

    2.134.3892.112.433

    2.073.356

    819.005809.962

    789.272

    1.486.4121.476.405

    1.456.077

    1.827.3781.811.764

    1.795.372

    1.156.2421.134.288

    1.112.334

    3.148.9513.114.054

    3.038.038

    2.189.3282.160.984

    2.149.123

    Kota Cimahi

    Kota Bekasi

    Kota Bandung

    Kab. Bandung Barat

    Kab. Bekasi

    Kab. Karawang

    Kab. Purwakarta

    Kab. Subang

    Kab. Indramayu

    Kab. Sumedang

    Kab. Bandung

    Kab. Cianjur

    2009

    2008

    2007

    JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM2007-2009 (jiwa)

    Sumber: Data Kependudukan Provinsi Jawa Barat, www.jabarprov 2007-2009.go.id

    Sangat Kritis

    Kritis

    Agak Kritis

    Potensial Kritis

    31%

    13%3%53%

    LUAS LAHAN KRITIS DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 2009

    Sumber: Aser BPLHD Jabar 2009 & Pola Pengelolaan SDA WS 6 Ci

    Sumber peta Danau Bandung Purba: T. Bachtiar

    Ci Ka

    pund

    ung

    Ci M

    ah

    i

    Ci Meta

    Ci Haur

    Ci Patik

    Ci M

    inyak

    Ci Jam

    bu

    Ci L

    anang

    Ci W

    idey

    Ci Tarik

    Ci S

    angk

    uy

    Ci B

    eure

    um

    G. Tangkubanparahu

    Bukit Tunggul

    G. Burangrang

    G. Manglayang

    Pem

    ata

    ng T

    engah Lembang

    DagoCimahi

    Bandung

    Cicalengka

    G.MandalawangiMajalaya

    Ciparay

    Banjaran

    G.GunturG.Sanggar

    G.Malabar

    G.Tilu

    G.Bubut

    G.Patuha

    Soreang

    G. Baleud

    Batujajar

    0 km 10

    DANAU BANDUNG

    PURBA TIMUR

    DANAU BANDUNG

    PURBA BARAT

    Kontur 725 m.dpl

    Kontur 700 m.dpl

    U

    CI TA

    RUM

    CI TARUM

    CURUG JOMPONG

    PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM (ha) tahun 2000 - 2010

    277,458

    253,583-23,875

    26,41135,456

    9,045

    143,127195,078

    40,051

    23,72523,725

    146146

    629625

    -4

    321,127318,699

    205,314197,507

    -1,952

    16,86514,930

    -22,316

    141,174116,853

    2,3871,943

    -444

    -2,428

    Bangunan Lain

    Sawah Beririgasi

    Permukiman

    Badan Air

    Mangrove

    Rawa

    Hutan

    Semak Belukar

    Rumput

    Kebun

    Lahan Kosong

    20002010Perubahan

    Fosil Koleksi Museum Bandung

    Candi Jaya, salah satu

    bangunan candi di kompleks

    percandian Batu Jaya yang

    terletak di hilir Citarum

    tepatnya di Kabupaten

    Karawang dengan areal 2seluas 25 km diduga

    merupakan kompleks Candi

    Budha-Hindu tertua dan

    terbesar di Asia Tenggara

    (atas). Batu Prasasti

    Ciareunteun di Bogor,

    menjadi salah satu bukti

    luasnya daerah kekuasaan

    pada masa Kerajaan

    Tarumanegara (kiri bawah).

    PENURUNAN LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS &IRIGASI SEMI TEKNIS DI WILAYAH SUNGAI CITARUMtahun 1985 - 2010

    19

    85

    20

    10

    366.856

    48.196

    322.461

    30.621 Irigasi Teknis (ha)

    Irigasi Semi Teknis (ha)

    LUAS GENANGAN BANJIR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG (ha)(meliputi wilayah: Kota Bandung Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi & Kab Sumedang)

    19

    80

    19

    81

    19

    82

    19

    83

    19

    84

    19

    85

    19

    86

    19

    87

    19

    88

    19

    89

    19

    90

    19

    91

    19

    92

    19

    93

    19

    94

    19

    95

    19

    96

    19

    97

    19

    98

    19

    99

    20

    00

    20

    01

    20

    02

    2.000

    4.000

    6.000

    8.000

    0

    (lu

    asan

    ha)

    Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum

    571

    7.800

    LEBAK

    GARUT

    CIANJUR

    BOGOR

    SUKABUMI

    CIAMIS

    BANDUNG

    SUBANG

    SERANG

    TASIKMALAYA

    PANDEGLANG

    BEKASI

    INDRAMAYU

    KARAWANG

    SUMEDANG

    KUNINGAN

    CIREBON

    MAJALENGKA

    TANGERANG

    BANDUNG BARAT

    PURWAKARTA

    KOTA DEPOK

    KOTA BEKASI

    KOTA CILEGON

    KOTA TANGERANG

    KOTA TASIKMALAYA

    KOTA BANDUNG

    KOTA BANJAR

    KOTA JAKARTA TIMUR

    KOTA BOGOR

    KOTA JAKARTA SELATAN

    KOTA JAKARTA UTARAKOTA JAKARTA BARAT

    KOTA SUKABUMI

    KOTA CIMAHI

    KOTA JAKARTA PUSAT

    KOTA CIREBON

    KAPULAUAN SERIBU

    Sangat Ringan

    < 15 15-60 60-180 180-480 >480

    Ringan Sedang BeratSangat Berat

    100.000

    200.000

    300.000

    400.000

    500.000

    600.000

    Lu

    as (

    ha

    )

    1,8%

    49,2%

    17,6% 17,5%13,9%

    KELAS EROSI TANAH DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    Sumber: Pola Pengelolaan SDA WS 6 Ci

    SKEMA SEDIMENTASI

    SUNGAI CITARUM*

    Cirasea

    Citarik

    Cidurian

    CikapundungCisangkuy

    Ciwidey

    Cimahi

    Cimeta

    Cikao

    Sal. Tarum Timur

    Bendung Curug

    Cibeet

    S. C

    ipam

    ingk

    is

    Cibalagung

    Cikundul

    Ciso

    kan

    Cira

    nja

    ng

    Bendung Walahar

    Sal. Tarum Barat

    S.

    Cil

    iwu

    ng

    S.

    Cip

    un

    ag

    ara

    Sal.

    Taru

    m U

    tara

    Waduk Jatiluhur

    Waduk Cirata

    Waduk Saguling

    Laut Jawa (Hilir)

    0.77

    1.33

    1.02

    1.02

    Cibeureum

    Cikeruh

    0.57

    Ciminyak

    1.13

    1.13

    0.46

    0.63

    0.28

    0.82

    1.18

    DTA Jatiluhur0.4

    Sub DAS0.4

    Citarum Hilir

    *dalam unit/tahun

    ** 1 unit = 10 jt ton

    Sumber: BBWS Citarum, Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS

    Citarum-Ciliwung 2009

    1.4

    21.3

    2

    Hampir setiap terjadinya banjir selalu

    meninggalkan lumpur seperti yang

    terjadi di Cieunteung Bandung.

    PETA KAWASAN HIJAU

    WILAYAH SUNGAI CITARUM

    :

    Kawasan Swaka & Pelestarian Alam

    Hutan Produksi

    Hutan Lindung

    Penggunaan Lain

    Hutan Produksi Tetap

    LEGENDA

    PETA KEPADATAN PENDUDUK

    WILAYAH SUNGAI CITARUMPROYEKSI PERTUMBUHAN JUMLAH PENDUDUK

    JAWA BARAT 2000 s/d 2025

    2000 2005 2010 2015 2020 2025

    35.724

    39.067

    42.555

    46.074

    49.512

    52.740

    0 4 8 16 24 kilometer

    Rendah

    Tinggi

    Sedang

    1.2 TOPOGRAFI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    0 - 500

    1000 - 2000

    500 - 1000

    3000 - 4000

    4000 - 5000

    5000 - 6000

    6000 - 7000

    7000 - 8000

    8000 - 9000

    9000 - 10000

    2000 - 3000

    LEGENDA

    Lahan Kritis

    Lahan Sangat Kritis

    LEGENDA

    PETA DEGRADASI LAHAN

    WILAYAH SUNGAI CITARUM0 4 8 16 24 kilometer

    Gunung Wayang (Hulu)

    S. Cirasea

    S. Citarik

    S. Cidurian

    S. CikapundungS. Cisangkuy

    S. CiwideyS. Cibeureum

    S. Cimahi

    S. Cimeta

    S. Cikeo

    Sal. Tarum Timur

    Bendung Curug

    S. Cibeet

    S. C

    ipam

    ingk

    is

    S. Cibalagung

    S. Cikundul

    S. Cis

    okan

    S.

    Cir

    an

    jan

    g

    Bendung Walahar

    Sal. Tarum Barat

    S.

    Cil

    iwu

    ng

    S.

    Cip

    un

    ag

    ara

    Sal.

    Taru

    m U

    tara

    Waduk Jatiluhur

    Waduk Cirata

    Waduk Saguling

    Laut Jawa (Hilir)

    297

    270264

    257

    251

    245

    232

    214

    200

    190

    187

    152

    142

    112

    110

    100

    55

    45

    25

    15

    0 km

    Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Sumber: Unite State Geological Survey, Diolah Team RCMU

    Sumber: PODES - BPS Provinsi Jawa Barat 2008, Diolah Team RCMU

    Sumber: Badan Kementerian Kehutanan 2008, Diolah Team RCMU

    Sumber: Kementerian Kehutanan 2008, Diolah Team RCMU

    SU

    B J

    UD

    UL

    PE

    TA IN

    FOR

    MA

    SI C

    ITA

    RU

    M

    Hal

    aman

    1H

    alam

    an 2

    1.1 SUNGAI CITARUM DALAM WILAYAH ADMINISTRATIF

    1.2 TOPOGRAFI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    1.3 INDEX & INFORMASI PETA

    1.4 SUNGAI CITARUM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH

    1.6 POPULASI PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    1.5 PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    1.7 SUNGAI CITARUM DI CEKUNGAN BANDUNG

    2.3 PERUBAHAN IKLIM & CURAH HUJAN

    2.2 FUNGSI IRIGASI SUNGAI CITARUM

    2.1 POTENSI & PEMANFAATAN AIR

    2.4 EKSPLOITASI PENGGUNAAN AIR SUNGAI

    2.5 INTRUSI LIMBAH KE DALAM SUNGAI CITARUM

    2.6 PENURUNAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM

    1.8 KONSERVASI & KEANEKARAGAMAN HAYATI

    1.9 SEJARAH BANJIR DI KAWASAN BANDUNG

    1.10 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    1.11 DEGRADASI LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    1.12 EROSI & SEDIMENTASI DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    2.7 BANJIR SUNGAI CITARUM

    2.8 CITARUM ROADMAP & ICWRMIP

    2.9 SUNGAI MATI & FENOMENA DANAU TAPAL KUDA (OXBOW)

    2.10 DATA SUNGAI, SUB DAS & BENDUNGAN

    Sumber: BPS, PU-PSDA pada laporan Institutional Strengthening for Integrated Water Resources

    Management (IWRM) in the 6 Cis RB Territory-Package B

    BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM (BBWSC)

    TEAM LEADER S.C 1.1 Roadmap Management (RCMU): Ngadirin

    TIM PENYUSUN:

    Koordinator & penyusun: Nancy Rosma Rini

    Pengolah Peta: Anjar D.Krisnanta, Kurnia Pramadhani

    Editor: Diella Dachlan, R.Wahyuningrat

    Foto: Candra Samekto, Diella Dachlan, Frederick E.Gaghauna,Ng Swan Ti, Steve Griffiths,Veronica Wijaya (Dok Cita-Citarum), Yoyo Budiman, internet (www.flicker.com)

    Diproduksi oleh Cita-Citarum c 2011, Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi [email protected]

    Bendung CimacanBendung Pedati

    Bendung Lebiah

    Bendung Barubug

    Bendung Pundong

    Bendung Curugagung

    Bendung WalaharBendung Cibeet

    Bendung Cipamingkis

    Bendung Curug

    Bendung Salam Darma

    Bendung GadungBendung Cijengkol

    Bendung Leuwinangka

    Bendung Cilalanang

    S. Cibu

    lan Bu

    lan

    Kali

    Wag

    u

    Ka

    li W

    atu

    S. C

    ibad

    ak

    Kali P

    ancu

    ng

    K B

    aw

    ah S.

    Cila

    may

    a

    s. C

    ikaro

    kok

    S.

    Cila

    ma

    ran

    S C

    ibeet

    S.

    Ke

    lap

    a

    S. C

    isubah

    S C

    ita

    rum

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Baluluk

    S. C

    iam

    pel

    Cig

    andaso

    li

    S.

    Cip

    atu

    jan

    g

    S. Cilangkap

    Cil

    an

    da

    k

    S. C

    ika

    o

    Cikaw

    ung

    S. C

    ijengko

    l

    Cih

    uni

    Cike

    ruh C

    ibodas

    Cih

    uju

    ng

    Cis

    aa

    t

    Cig

    aru

    ng

    an

    Cilu

    tung

    Cipabela

    Cia

    se

    m

    Cin

    en

    ga

    h

    Cim

    aja

    Cic

    an

    an

    g

    S. Cilalawi

    S. Ciririp

    S. Cikanjaya

    S C

    ibeet

    S. C

    ibeet

    S. Cilele

    S. Cijawer

    S. Cikundul

    S. Cibala

    gun

    S. C

    iode

    ng

    S. Cib

    odas

    S. C

    ilala

    wi

    S. Cibodas

    S. Cijengkol

    S. Cileuleuy

    S. Cipa

    rang

    S. Cijuhung

    S. Cigaraba

    n

    S. C

    ise

    ntu

    l

    S. Cileat

    S.

    Cij

    eru

    k

    S. C

    iha

    ur

    S. Cime

    ta

    S. C

    imahi

    S. Citunjung

    S. Cimega

    S.

    Cim

    inya

    k

    S. C

    iseu

    seu

    p

    S. C

    ijam

    bu

    S. C

    ililin

    S. Cimareme

    S. C

    ijatu

    pang

    S.

    Cis

    an

    gku

    y S. C

    iras

    ea

    S. C

    iwid

    ey

    S. C

    ihon

    je

    S.

    Cia

    sem

    S. Cipun

    agara

    K. G

    ole

    k

    Su

    ng

    ai

    Go

    kd

    ok

    Cit

    ap

    en

    K.

    Bla

    kla

    k

    K. G

    adun

    g

    K. G

    alih

    K. Kale

    nte

    ngah

    K. N

    ola

    i

    S. Ci

    buge

    l

    K. La

    lan

    an

    g

    S.

    Pe

    raw

    an

    K. Pi

    lang P

    ayun

    gK. B

    adong

    Ka

    li L

    ian

    g B

    ua

    ya

    S. Ci

    boda

    s

    Cig

    adung

    Cilam

    ata

    n

    Ciwida

    ra

    Cip

    od

    an

    g

    Cib

    iuk

    Cib

    an

    ua

    ng

    Cib

    eber

    Cijere

    Cik

    ara

    ma

    s

    Cik

    an

    du

    ng

    K. Menir

    Cib

    uru

    ng

    Cib

    ed

    il

    Cile

    atCiu

    pih

    Cis

    ara

    nte

    n

    Cik

    eru

    h

    S. Citarik

    Cid

    uri

    an

    Cik

    ali

    ntu

    S.

    Cim

    an

    uk

    Cic

    uka

    ng

    Cib

    ruk

    Cih

    era

    ng

    S. Cinu

    sa

    S. C

    ika

    pu

    nd

    un

    g

    S S

    ed

    ari

    S. Cis

    aga

    S.

    Cia

    ge

    m

    S. C

    ibad

    ardu

    a

    Cir

    an

    du

    S C

    ise

    wo

    Cile

    nyi

    Cia

    ng

    ke

    p

    S.

    Cih

    ea

    s

    S. C

    ileng

    kong

    S. Cisokan

    S. C

    ikuja

    ng

    S. Cieuri

    S. Cih

    aru

    s

    S.

    Cia

    wi

    S. C

    ikond

    ang

    S. C

    itep

    us

    S.

    Cim

    aca

    n

    S. Cianom

    s. C

    igem

    ari

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Cilanting

    S. Cibakom

    Cid

    adap

    S. C

    ido

    ng

    ko

    l

    S. C

    ila

    lan

    an

    g

    Cik

    ed

    on

    gka

    op

    Cikawung

    Cik

    ole

    Cib

    ante

    ng

    Cipamingki

    s

    S.

    Cis

    an

    gku

    an

    g

    KARAWANG

    SUBANG

    PURWAKARTA

    KOTA CIMAHI

    BOGOR

    BANDUNG BARAT

    KOTA BANDUNG

    BANDUNG

    INDRAMAYU

    CIANJUR

    SUMEDANG

    BEBERAPA SPESIES UNIK SUNGAI CITARUM

    1

    2 3

    4

    Bendung CimacanBendung Pedati

    Bendung Lebiah

    Bendung Barubug

    Bendung Pundong

    Bendung Curugagung

    Bendung WalaharBendung Cibeet

    Bendung Cipamingkis

    Bendung Curug

    Bendung Salam Darma

    Bendung GadungBendung Cijengkol

    Bendung Leuwinangka

    Bendung Cilalanang

    S. Cibu

    lan Bu

    lan

    Kali

    Wag

    u

    Ka

    li W

    atu

    S. C

    ibad

    ak

    Kali P

    ancu

    ng

    K B

    aw

    ah S.

    Cila

    may

    a

    s. C

    ikaro

    kok

    S.

    Cila

    ma

    ran

    S C

    ibeet

    S.

    Ke

    lap

    a

    S. C

    isubah

    S C

    ita

    rum

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Baluluk

    S. C

    iam

    pel

    Cig

    andaso

    li

    S.

    Cip

    atu

    jan

    g

    S. Cilangkap

    Cil

    an

    da

    k

    S. C

    ika

    o

    Cikaw

    ung

    S. C

    ijengko

    l

    Cih

    uni

    Cike

    ruh C

    ibodas

    Cih

    uju

    ng

    Cis

    aa

    t

    Cig

    aru

    ng

    an

    Cilu

    tung

    Cipabela

    Cia

    se

    m

    Cin

    en

    ga

    h

    Cim

    aja

    Cic

    an

    an

    g

    S. Cilalawi

    S. Ciririp

    S. Cikanjaya

    S C

    ibeet

    S. C

    ibeet

    S. Cilele

    S. Cijawer

    S. Cikundul

    S. Cibala

    gun

    S. C

    iode

    ng

    S. Cib

    odas

    S. C

    ilala

    wi

    S. Cibodas

    S. Cijengkol

    S. Cileuleuy

    S. Cipa

    rang

    S. Cijuhung

    S. Cigaraba

    n

    S. C

    ise

    ntu

    l

    S. Cileat

    S.

    Cij

    eru

    k

    S. C

    iha

    ur

    S. Cime

    ta

    S. C

    imahi

    S. Citunjung

    S. Cimega

    S.

    Cim

    inya

    k

    S. C

    iseu

    seu

    p

    S. C

    ijam

    bu

    S. C

    ililin

    S. Cimareme

    S. C

    ijatu

    pang

    S.

    Cis

    an

    gku

    y S. C

    iras

    ea

    S. C

    iwid

    ey

    S. C

    ihon

    je

    S.

    Cia

    sem

    S. Cipun

    agara

    K. G

    ole

    k

    Su

    ng

    ai

    Go

    kd

    ok

    Cit

    ap

    en

    K.

    Bla

    kla

    k

    K. G

    adun

    g

    K. G

    alih

    K. Kale

    nte

    ngah

    K. N

    ola

    i

    S. Ci

    buge

    l

    K. La

    lan

    an

    g

    S.

    Pe

    raw

    an

    K. Pi

    lang P

    ayun

    gK. B

    adong

    Ka

    li L

    ian

    g B

    ua

    ya

    S. Ci

    boda

    s

    Cig

    adung

    Cilam

    ata

    n

    Ciwida

    ra

    Cip

    od

    an

    g

    Cib

    iuk

    Cib

    an

    ua

    ng

    Cib

    eber

    Cijere

    Cik

    ara

    ma

    s

    Cik

    an

    du

    ng

    K. Menir

    Cib

    uru

    ng

    Cib

    ed

    il

    Cile

    atCiu

    pih

    Cis

    ara

    nte

    n

    Cik

    eru

    h

    S. Citarik

    Cid

    uri

    an

    Cik

    ali

    ntu

    S.

    Cim

    an

    uk

    Cic

    uka

    ng

    Cib

    ruk

    Cih

    era

    ng

    S. Cinu

    sa

    S. C

    ika

    pu

    nd

    un

    g

    S S

    ed

    ari

    S. Cis

    aga

    S.

    Cia

    ge

    m

    S. C

    ibad

    ardu

    a

    Cir

    an

    du

    S C

    ise

    wo

    Cile

    nyi

    Cia

    ng

    ke

    p

    S.

    Cih

    ea

    s

    S. C

    ileng

    kong

    S. Cisokan

    S. C

    ikuja

    ng

    S. Cieuri

    S. Cih

    aru

    s

    S.

    Cia

    wi

    S. C

    ikond

    ang

    S. C

    itep

    us

    S.

    Cim

    aca

    n

    S. Cianom

    s. C

    igem

    ari

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Cilanting

    S. Cibakom

    Cid

    adap

    S. C

    ido

    ng

    ko

    l

    S. C

    ila

    lan

    an

    g

    Cik

    ed

    on

    gka

    op

    Cikawung

    Cik

    ole

    Cib

    ante

    ng

    Cipamingki

    s

    S.

    Cis

    an

    gku

    an

    g

    KARAWANG

    SUBANG

    PURWAKARTA

    KOTA CIMAHI

    BOGOR

    BANDUNG BARAT

    KOTA BANDUNG

    BANDUNG

    INDRAMAYU

    CIANJUR

    SUMEDANG

    Bendung CimacanBendung Pedati

    Bendung Lebiah

    Bendung Barubug

    Bendung Pundong

    Bendung Curugagung

    Bendung WalaharBendung Cibeet

    Bendung Cipamingkis

    Bendung Curug

    Bendung Salam Darma

    Bendung GadungBendung Cijengkol

    Bendung Leuwinangka

    Bendung Cilalanang

    S. Cibu

    lan Bu

    lan

    Kali

    Wag

    u

    Ka

    li W

    atu

    S. C

    ibad

    ak

    Kali P

    ancu

    ng

    K B

    aw

    ah S.

    Cila

    may

    a

    s. C

    ikaro

    kok

    S.

    Cila

    ma

    ran

    S C

    ibeet

    S.

    Ke

    lap

    a

    S. C

    isubah

    S C

    ita

    rum

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Baluluk

    S. C

    iam

    pel

    Cig

    andaso

    li

    S.

    Cip

    atu

    jan

    g

    S. Cilangkap

    Cil

    an

    da

    k

    S. C

    ika

    o

    Cikaw

    ung

    S. C

    ijengko

    l

    Cih

    uni

    Cike

    ruh C

    ibodas

    Cih

    uju

    ng

    Cis

    aa

    t

    Cig

    aru

    ng

    an

    Cilu

    tung

    Cipabela

    Cia

    se

    m

    Cin

    en

    ga

    h

    Cim

    aja

    Cic

    an

    an

    g

    S. Cilalawi

    S. Ciririp

    S. Cikanjaya

    S C

    ibeet

    S. C

    ibeet

    S. Cilele

    S. Cijawer

    S. Cikundul

    S. Cibala

    gun

    S. C

    iode

    ng

    S. Cib

    odas

    S. C

    ilala

    wi

    S. Cibodas

    S. Cijengkol

    S. Cileuleuy

    S. Cipa

    rang

    S. Cijuhung

    S. Cigaraba

    n

    S. C

    ise

    ntu

    l

    S. Cileat

    S.

    Cij

    eru

    k

    S. C

    iha

    ur

    S. Cime

    ta

    S. C

    imahi

    S. Citunjung

    S. Cimega

    S.

    Cim

    inya

    k

    S. C

    iseu

    seu

    p

    S. C

    ijam

    bu

    S. C

    ililin

    S. Cimareme

    S. C

    ijatu

    pang

    S.

    Cis

    an

    gku

    y S. C

    iras

    ea

    S. C

    iwid

    ey

    S. C

    ihon

    je

    S.

    Cia

    sem

    S. Cipun

    agara

    K. G

    ole

    k

    Su

    ng

    ai

    Go

    kd

    ok

    Cit

    ap

    en

    K.

    Bla

    kla

    k

    K. G

    adun

    g

    K. G

    alih

    K. Kale

    nte

    ngah

    K. N

    ola

    i

    S. Ci

    buge

    l

    K. La

    lan

    an

    g

    S.

    Pe

    raw

    an

    K. Pi

    lang P

    ayun

    gK. B

    adong

    Ka

    li L

    ian

    g B

    ua

    ya

    S. Ci

    boda

    s

    Cig

    adung

    Cilam

    ata

    n

    Ciwida

    ra

    Cip

    od

    an

    g

    Cib

    iuk

    Cib

    an

    ua

    ng

    Cib

    eber

    Cijere

    Cik

    ara

    ma

    s

    Cik

    an

    du

    ng

    K. Menir

    Cib

    uru

    ng

    Cib

    ed

    il

    Cile

    atCiu

    pih

    Cis

    ara

    nte

    n

    Cik

    eru

    h

    S. Citarik

    Cid

    uri

    an

    Cik

    ali

    ntu

    S.

    Cim

    an

    uk

    Cic

    uka

    ng

    Cib

    ruk

    Cih

    era

    ng

    S. Cinu

    sa

    S. C

    ika

    pu

    nd

    un

    g

    S S

    ed

    ari

    S. Cis

    aga

    S.

    Cia

    ge

    m

    S. C

    ibad

    ardu

    a

    Cir

    an

    du

    S C

    ise

    wo

    Cile

    nyi

    Cia

    ng

    ke

    p

    S.

    Cih

    ea

    s

    S. C

    ileng

    kong

    S. Cisokan

    S. C

    ikuja

    ng

    S. Cieuri

    S. Cih

    aru

    s

    S.

    Cia

    wi

    S. C

    ikond

    ang

    S. C

    itep

    us

    S.

    Cim

    aca

    n

    S. Cianom

    s. C

    igem

    ari

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Cilanting

    S. Cibakom

    Cid

    adap

    S. C

    ido

    ng

    ko

    l

    S. C

    ila

    lan

    an

    g

    Cik

    ed

    on

    gka

    op

    Cikawung

    Cik

    ole

    Cib

    ante

    ng

    Cipamingki

    s

    S.

    Cis

    an

    gku

    an

    g

    KARAWANG

    SUBANG

    PURWAKARTA

    KOTA CIMAHI

    BOGOR

    BANDUNG BARAT

    KOTA BANDUNG

    BANDUNG

    INDRAMAYU

    CIANJUR

    SUMEDANG

    SUB DAS CITARUM HILIR

    SUB DAS CIBEET

    SUB DAS CIKUNDUL

    SUB DAS CIKASO

    SUB DAS CIMETASUB DAS CIKAPUNDUNG

    SUB DAS CITARIK

    SUB DAS CITARUM HULU

    SUB DAS CISANGKUY

    SUB DAS CIWIDEY

    SUB DAS CISOKAN

    SUB DAS CIMINYAK

    KARAWANG

    SUBANG

    PURWAKARTA

    KOTA CIMAHI

    BOGOR

    BANDUNG BARAT

    KOTA BANDUNG

    BANDUNG

    INDRAMAYU

    CIANJUR

    SUMEDANG

    Saluran Tarum Barat

    Saluran Taru

    mTimur

    Salu

    ran Ta

    rum

    Uta

    ma

    Saluran TarumUtara

    CISANTI

    DAS CIPUNAGARA

    DAS CIASEM

    DAS CIMALAYA

    DAS CIKAROKROK

    DAS CIBODAS

    DAS CIDONGKOL

    DAS CIBADAK

    DAS CIRANDU

    DAS CIGEMARI

    DAS SEWO

    DAS BUGEL

    DAS CIBANTENG

    DAS SUKAMAJU

    DAS BATANG

    LEUTIK

    DAS CIREUNGIT

    Bendung CimacanBendung Pedati

    Bendung Lebiah

    Bendung Barubug

    Bendung Pundong

    Bendung Curugagung

    Bendung WalaharBendung Cibeet

    Bendung Cipamingkis

    Bendung Curug

    Bendung Salam Darma

    Bendung GadungBendung Cijengkol

    Bendung Leuwinangka

    Bendung Cilalanang

    W. Cipancuh

    W. Jatiluhur

    W. Cirata

    W. Saguling

    Kedaung

    Batujaya

    Cibuaya

    Sungaibambu

    Rengasdengklok

    Rawamerta

    Sumurgede

    Wadas

    Karawang

    Cikampek

    Cikopo

    Ciredak

    Pabuaran

    Sukamandi

    Ciasem

    Cilamaya

    Majangan

    Pamanukan

    SukraPatrol

    Eretan Wetan

    Kedungdawa

    Sukatani

    Pangendenbaru

    Gantar

    Sukaslamet

    Subang

    Kalijati

    Karangbungur

    Cisalak

    SangalaberangWanayasa

    Ciater

    Lembang

    Cikalongwetan

    Ngamprah

    Padalarang

    CimahiBatujajar

    Bandung

    Soreang

    Cililin

    Gununghalu

    Ciwidey

    Babakan Jampang Cianjur

    Pangalengan

    Marujung

    CiparaiBanjaran

    Campaka

    Cibeber

    Cianjur

    Ciranjang

    Cikalongkulon

    BojongkolePlered

    Pasirkalong

    Cariu

    Pangkalan

    Pacet

    Cipanas

    Ujung Berung

    Cileunyi

    Tanjungsari

    Rancaekek

    Cicalengka

    Majalaya

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    55

    65

    70

    75

    80

    85

    90

    100

    105

    110

    115

    120

    125

    130

    160

    165

    185

    190

    195

    200

    205

    210

    230

    235

    240

    245

    250 255

    260

    265

    270

    275

    280

    285

    2905

    295

    300

    305

    310

    60

    95

    155

    S. Cibu

    lan Bu

    lan

    Kali

    Wagu

    Ka

    li W

    atu

    S. C

    ibadak

    Kali P

    ancu

    ng

    K B

    aw

    ah

    S. C

    ilam

    aya

    s. C

    ikaro

    kok

    S.

    Cila

    ma

    ran

    S C

    ibeet

    S.

    Ke

    lap

    a

    S. C

    isubah

    Cih

    era

    ng

    S C

    ita

    rum

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Baluluk

    S. C

    iam

    pel

    Cig

    andaso

    li

    S.

    Cip

    atu

    jan

    g

    S. Cilangkap

    Cil

    an

    da

    k

    S. C

    ika

    o

    Cikaw

    ung

    S. C

    ijengko

    l

    Cih

    uni

    Cike

    ruh C

    ibodas

    Cih

    uju

    ng

    Cis

    aa

    t

    Cig

    aru

    ng

    an

    Cilu

    tung

    Cipabela

    Cia

    se

    m

    Cin

    en

    ga

    h

    Cim

    aja

    Cic

    an

    an

    g

    Cisomang

    S. Ciririp

    S. Cikanjaya

    S C

    ibeet

    S. C

    ibeet

    S. Cilele

    S. Cijawer

    S. Cikundul

    S. Cibala

    gun

    S. C

    iode

    ng

    S. Cib

    odas

    S. C

    ilala

    wi

    S. Cibodas

    S. Cijengkol

    S. Cileuleuy

    S. Cipa

    rang

    S. Cijuhung

    S. Cigaraba

    n

    S. C

    ise

    ntu

    l

    S. Cileat

    S.

    Cij

    eru

    k

    S. C

    iha

    ur

    S. Cime

    ta

    S. C

    imahi

    S. Citunjung

    S. Cimega

    S.

    Cim

    inya

    k

    S. C

    iseu

    seu

    p

    S. C

    ijam

    bu

    S. C

    ililin

    S. Cimareme

    S. C

    ijatu

    pang

    S.

    Cis

    an

    gku

    y

    S. C

    iras

    ea

    S. C

    iwid

    ey

    S. C

    ihon

    je

    S.

    Cia

    sem

    S. Cipun

    agara

    K. G

    ole

    k

    Su

    ng

    ai

    Go

    kd

    ok

    Cit

    ap

    en

    K.

    Bla

    kla

    k

    K. G

    adun

    g

    K. G

    alih

    K. Kale

    nte

    ngah

    K. N

    ola

    i

    S. Ci

    buge

    l

    K. La

    lan

    an

    g

    S.

    Pe

    raw

    an

    K. Pi

    lang P

    ayun

    gK. B

    adong

    Ka

    li L

    ian

    g B

    ua

    ya

    S. Ci

    boda

    s

    Cig

    adung

    Cilam

    ata

    n

    Ciwida

    ra

    Cip

    od

    an

    g

    Cib

    iuk

    Cib

    an

    ua

    ng

    Cib

    eber

    Cijere

    Cik

    ara

    ma

    s

    Cik

    an

    du

    ng

    K. Menir

    Cib

    uru

    ng

    Cib

    ed

    il

    Cile

    atCiu

    pih

    Cis

    ara

    nte

    n

    Cik

    eru

    h

    S. Citarik

    Cid

    uri

    an

    Cik

    ali

    ntu

    S.

    Cim

    an

    uk

    Cic

    uka

    ng

    Cib

    ruk

    Cih

    era

    ng

    S. Cinu

    sa

    S. C

    ika

    pu

    nd

    un

    g

    K. G

    alon

    ggon

    g

    S .

    Se

    da

    ri

    S. Cis

    aga

    S.

    Cia

    ge

    m

    S. C

    ibad

    ardu

    a

    Cir

    an

    du

    S C

    ise

    wo

    Cile

    nyi

    Cia

    ng

    ke

    p

    S.

    Cih

    ea

    s

    S. C

    ileng

    kong

    S. Cisokan

    S. C

    ikuja

    ng

    S. Cieuri

    S. Cih

    aru

    s

    S.

    Cia

    wi

    S. C

    ikond

    ang

    S. C

    itep

    us

    S.

    Cim

    aca

    n

    S. Cianom

    Cik

    alo

    ng

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Cilanting

    S. Cibakom

    Cid

    adap

    S. C

    ido

    ng

    ko

    l

    S. C

    ila

    lan

    an

    g

    Cik

    ed

    on

    gka

    op

    Cikawung

    Cik

    ole

    Cib

    ante

    ng

    Cipamingki

    s

    S.

    Cis

    an

    gku

    an

    g

    Purwakarta

    Sumber: Hasil overlay studi-studi pada Dinas PSDA Prov Jawa Barat oleh BBWS Citarum

    SKEMA POTENSI WADUK DI CITARUM HULU

    RENCANA WADUK

    WADUK EKSISTING

    AliranS. CitarikW. CITARIK 3Volume: 307.468 mGenangan: 37,63 Ha

    W. LEUWILIANG 3Volume: 10.540.000 mGenangan: 63,24 Ha

    W. CIGUMENTONG 3Volume: 1.650.000 mGenangan: 9,90 Ha

    W. CIMULU 3Volume: 2.310.000 mGenangan: 13,88 Ha

    W. CIKITU 3Volume: 51.839 mGenangan: 1,25 Ha

    W. WAKAO 3Volume: 94,045 mGenangan: 1,85 Ha

    W. CIBODAS 3Volume: 31`7.969mGenangan: 5,79 Ha

    Aliran S. CikeruhW. CIKALIMIRING 3Volume: 733.000 mGenangan: 4,65 Ha

    Aliran S. CidurianW. CIKUDA 3Volume: 895.000 mGenangan: 5,37 Ha

    W. SEKERENDE 3Volume: 288.000 mGenangan: 1,73 Ha

    W. TUGU 3Volume: 1.850.000 mGenangan: 1,11 Ha

    Aliran S. CikapundungW. CIKUKANG 3Volume: 319.000 mGenangan: 15,29 Ha

    W. CIAWIRUKAStatus: Identifikasi

    W. CIPANENGAH 1, 2, 3Status: Identifikasi

    S. C

    itarik

    S. C

    iker

    uh

    S. C

    ipam

    aloka

    n

    S. C

    idurian

    S. C

    ikap

    undung

    S. C

    imah

    i

    S. C

    imet

    a

    Aliran S. CimahiW. SUKAWANA 3Volume: 718.770 mGenangan: 40,70 Ha

    Aliran S. CimetaW.CIMETA 3Volume: 970.288 mGenangan: 10,80 Ha

    S. Ciw

    idey

    S. Cis

    angku

    y

    AliranS. CisangkuyW. CIBINTINU 3Volume: 210.141 mGenangan: 3,48 Ha

    W. SANTOSA 3Volume: 21.006.375 mGenangan:71,87 Ha

    Aliran S. CiwideyW. CIWIDEY 3Volume: 734.000 mGenangan: 7.53 Ha

    W. S

    agul

    ing

    W. C

    irat

    a

    W. J

    uand

    a

    W. C

    ileun

    ca

    W. C

    ipan

    unja

    ng

    Aliran S. CimapalokanW. CIKAWARI 3Volume: 593.000 mGenangan: 3,56 Ha

    W. TARETEP 3Volume: 610.000 mGenangan: 3,56 Ha

    KOTA BANDUNG

    BANDUNGBARAT

    BANDUNGTIMUR

    BANDUNG SELATAN

    Aliran S. Citarum Hulu

    0.15%0.22% 1.48%

    0.33%3.27%7.20%

    6.63%

    8.32%0.11%

    10.25%

    0.01%

    0.11%

    9.02%35.30%

    9.00%0.02%

    8.49%

    Penggunaan Lahan di DAS Citarum Hilir

    9.87%

    3.32%9.76%

    0.01%

    0.05%

    10.45%

    29.65%

    0.57%

    15.84%

    7.39%

    0.07%13.03%

    Penggunaan Lahan di DAS Citarum Tengah

    0.01%

    1.57% 6.49%

    11.50%

    16.29%1.76%

    20.83%

    7.92%

    0.04%16.36% 0.32%

    16.88%

    0.01%

    S. C

    iwid

    ey

    SUB DAS CIWIDEY

    S. C

    iwid

    ey

    Bendung CimacanBendung Pedati

    Bendung Lebiah

    Bendung Barubug

    Bendung Pundong

    Bendung Curugagung

    Bendung WalaharBendung Cibeet

    Bendung Cipamingkis

    Bendung Curug

    Bendung Salam Darma

    Bendung GadungBendung Cijengkol

    Bendung Leuwinangka

    Bendung Cilalanang

    S. Cibu

    lan Bu

    lan

    Kali

    Wag

    u

    Ka

    li W

    atu

    S. C

    ibad

    ak

    Kali P

    ancu

    ng

    K B

    aw

    ah S.

    Cila

    may

    a

    s. C

    ikaro

    kok

    S.

    Cila

    ma

    ran

    S C

    ibeet

    S.

    Ke

    lap

    a

    S. C

    isubah

    S C

    ita

    rum

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Baluluk

    S. C

    iam

    pel

    Cig

    andaso

    li

    S.

    Cip

    atu

    jan

    g

    S. Cilangkap

    Cil

    an

    da

    k

    S. C

    ika

    o

    Cikaw

    ung

    S. C

    ijengko

    l

    Cih

    uni

    Cike

    ruh C

    ibodas

    Cih

    uju

    ng

    Cis

    aa

    t

    Cig

    aru

    ng

    an

    Cilu

    tung

    Cipabela

    Cia

    se

    m

    Cin

    en

    ga

    h

    Cim

    aja

    Cic

    an

    an

    g

    S. Cilalawi

    S. Ciririp

    S. Cikanjaya

    S C

    ibeet

    S. C

    ibeet

    S. Cilele

    S. Cijawer

    S. Cikundul

    S. Cibala

    gun

    S. C

    iode

    ng

    S. Cib

    odas

    S. C

    ilala

    wi

    S. Cibodas

    S. Cijengkol

    S. Cileuleuy

    S. Cipa

    rang

    S. Cijuhung

    S. Cigaraba

    n

    S. C

    ise

    ntu

    l

    S. Cileat

    S.

    Cij

    eru

    k

    S. C

    iha

    ur

    S. Cime

    ta

    S. C

    imahi

    S. Citunjung

    S. Cimega

    S.

    Cim

    inya

    k

    S. C

    iseu

    seu

    p

    S. C

    ijam

    bu

    S. C

    ililin

    S. Cimareme

    S. C

    ijatu

    pang

    S.

    Cis

    an

    gku

    y S. C

    iras

    ea

    S. C

    iwid

    ey

    S. C

    ihon

    je

    S.

    Cia

    sem

    S. Cipun

    agara

    K. G

    ole

    k

    Su

    ng

    ai

    Go

    kd

    ok

    Cit

    ap

    en

    K.

    Bla

    kla

    k

    K. G

    adun

    g

    K. G

    alih

    K. Kale

    nte

    ngah

    K. N

    ola

    i

    S. Ci

    buge

    l

    K. La

    lan

    an

    g

    S.

    Pe

    raw

    an

    K. Pi

    lang P

    ayun

    gK. B

    adong

    Ka

    li L

    ian

    g B

    ua

    ya

    S. Ci

    boda

    s

    Cig

    adung

    Cilam

    ata

    n

    Ciwida

    ra

    Cip

    od

    an

    g

    Cib

    iuk

    Cib

    an

    ua

    ng

    Cib

    eber

    Cijere

    Cik

    ara

    ma

    s

    Cik

    an

    du

    ng

    K. Menir

    Cib

    uru

    ng

    Cib

    ed

    il

    Cile

    atCiu

    pih

    Cis

    ara

    nte

    n

    Cik

    eru

    h

    S. Citarik

    Cid

    uri

    an

    Cik

    ali

    ntu

    S.

    Cim

    an

    uk

    Cic

    uka

    ng

    Cib

    ruk

    Cih

    era

    ng

    S. Cinu

    sa

    S. C

    ika

    pu

    nd

    un

    g

    S S

    ed

    ari

    S. Cis

    aga

    S.

    Cia

    ge

    m

    S. C

    ibad

    ardu

    a

    Cir

    an

    du

    S C

    ise

    wo

    Cile

    nyi

    Cia

    ng

    ke

    p

    S.

    Cih

    ea

    s

    S. C

    ileng

    kong

    S. Cisokan

    S. C

    ikuja

    ng

    S. Cieuri

    S. Cih

    aru

    s

    S.

    Cia

    wi

    S. C

    ikond

    ang

    S. C

    itep

    us

    S.

    Cim

    aca

    n

    S. Cianom

    s. C

    igem

    ari

    S.

    Cija

    mb

    e

    S. Cilanting

    S. Cibakom

    Cid

    adap

    S. C

    ido

    ng

    ko

    l

    S. C

    ila

    lan

    an

    g

    Cik

    ed

    on

    gka

    op

    Cikawung

    Cik

    ole

    Cib

    ante

    ng

    Cipamingki

    s

    S.

    Cis

    an

    gku

    an

    g

    KARAWANG

    SUBANG

    PURWAKARTA

    KOTA CIMAHI

    BOGOR

    BANDUNG BARAT

    KOTA BANDUNG

    BANDUNG

    INDRAMAYU

    CIANJUR

    SUMEDANG

    CITARUM

    Mangrove

    Luas (ha)Erosi Lahan

    (ton/tahun)Sedimentasi

    (ton/tahun)

    Cihaur 27,981 11,212,448 857,446

    Cukapundung-Cipamokolan 30,472 13,698 1,023,347

    Cikeruh 19,029

    6,659,086

    569,293

    Ciminyak 32,575

    15,443,496

    1,132,739

    Cirasea 38,110

    18,403,774

    1,332,692

    Cisangkuy 34,159

    24,930,983

    1,755,517

    Citarik 22,951

    9,441,560

    773,001

    Ciwidey 22,169

    12,556,520

    1,023,891

    Cikundul 25,737

    3,082,639

    457,113

    Cimeta-Cilangka 32,714

    4,468,163

    631,533

    Cisokan-Cibalagung 118,627

    8,945,669

    977,212

    Cikao 22,072

    1,831,273

    280,025

    DTA Jatiluhur 41,416

    2,966,228

    399,929

    Cibeet 102,893

    7,295,138

    819,914

    Citarum Hilir 140,649 755,664 79,784

    SUB DAS

    Hu

    luTe

    ng

    ah

    Hil

    ir

    Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009

    LUAS POTENSI EROSI & SEDIMENTASI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009

    PETA KETINGGIAN

    WILAYAH SUNGAI CITARUM

    0 4 8 16 24 kilometer

    0 4 8 16 24 kilometer

  • Laut Jawa

    2.3 PERUBAHAN IKLIM & CURAH HUJAN

    2.2 FUNGSI IRIGASI SUNGAI CITARUM

    2.4 EKSPLOITASI AIR SUNGAI CITARUM

    2.6 PENURUNAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM2.5 INTRUSI LIMBAH KE DALAM SUNGAI CITARUM

    2.8 CITARUM ROADMAP & ICWRMIP 2.10 DATA SUNGAI, SUB DAS & BENDUNGAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    anjir sering terjadi di kawasan Bandung atau bagian hulu

    dan tengah Sungai Citarum. Akumulasi permasalahan yang Bmenyebabkan banjir diantaranya adalah; penggundulan kawasan hulu, penurunan air muka tanah akibat penggunaan

    berlebih, sedimentasi, dan tidak terkelolanya sampah dengan baik.

    Selain itu posisi geografis kawasan Bandung yang berada di daerah

    cekungan (bekas Danau Bandung Purba), menyebabkan daerah ini

    mempunyai potensi tergenang air yang cukup tinggi.

    Sedangkan di kawasan hilir, bergabungnya anak Sungai Citarum

    menyebabkan kapasitas aliran meningkat sehingga terjadi limpasan

    di kawasan hilir. Kondisi ini diperparah dengan konversi lahan

    resapan air (cathment area) menjadi kawasan industri dan

    permukiman, pengelolaan persampahan dan limbah yang belum

    memadai serta sedimentasi yang terjadi menghambat aliran air

    menuju ke muara.

    Berkembangnya

    kegiatan industri

    besar di

    sepanjang

    wilayah Sungai

    Citarum selain

    berakibat

    terhadap

    terekploitasinya

    air tanah, juga

    penurunan

    kualitas air akibat

    buangan limbah

    yang tidak sesuai

    dengan

    ketentuan yang

    berlaku.

    otensi Sumber Daya Air Sungai Citarum diperkirakan sebanyak 313 milyar m /tahun, yang sudah dimanfaatkan sebesar 7,5

    3Pmilyar m /tahun atau 57,9%. Jumlah tersebut terdiri dari 6 3 3milyar m /tahun bersumber dari Citarum dan 1,5 milyar m /tahun dari

    3sungai lain. Sisanya sebesar 5,45 milyar m /tahun atau 42,1% belum

    dimanfaatkan. Ketersediaan air pada musim penghujan mencapai 3sekitar 81,4 milyar m /tahun sedangkan pada musim kemarau tinggal

    38,1 milyar m /tahun. Hal ini berakibat kelebihan air pada musim

    penghujan dan kekurangan air pada musim kemarau. (ASER BPLHD

    Jawa Barat 2009).

    Pemanfaatan air Sungai Citarum diantaranya digunakan sebagai

    sumber air irigasi pertanian, pendukung kegiatan industri, serta sebagai

    sumber air minum penduduk Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta,

    Bekasi, Karawang, dan 80% penduduk Jakarta. Pemenuhan kebutuhan

    air minum warga DKI dikelola oleh PT Palyja dengan debit 6.000 l/dt &

    PT Aetra sebesar 8.500 l/dt. Sedangkan potensi 1.400 MW tenaga listrik

    yang dihasilkan oleh PLTA di tiga bendungan digunakan untuk

    kebutuhan listrik Jawa-Bali (Paparan Gubernur Jabar pada Rakor

    Penanganan DAS Citarum dan Pasca Banjir di Jawa Barat 6 April 2010)

    Semakin meningkatnya jumlah populasi penduduk, maka angka

    kebutuhan suplai air juga semakin naik. Jumlah populasi yang dilayani

    Sungai Citarum adalah 25 juta jiwa (15 juta jiwa Jawa Barat, 10 juta jiwa

    DKI). Rata-rata kebutuhan suplai air dari Bendungan Jatiluhur yang

    disalurkan melalui Saluran Kanal Tarum Barat, Timur dan Utara 3 3meningkat 140 m /detik (1996) menjadi 155 m /dt (2004). Pada tahun

    2001 mulai dilaporkan adanya penurunan debit air yang tidak mampu

    mencukupi kebutuhan air selama 10 bulan bahkan meningkat menjadi 5

    bulan di tahun 2005.

    2.1 SUMBER DAYA & PEMANFAATAN AIR SUNGAI CITARUM

    2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

    4

    4.5

    5

    5.5

    6

    Pro

    du

    kti

    vit

    as P

    ad

    i (t

    on

    /h

    a)

    Jawa Barat

    DKI Jakarta

    Banten

    Perbandingan Produktivitas Padi di Provinsi Banten, DKI Jakarta & Jawa Barat Tahun 2009

    ermasalahan limbah Sungai Citarum sudah dimulai dari daerah hulu.

    Kegiatan peternakan sapi yang berkembang di daerah dataran tinggi Psebelah Utara dan Selatan Kota Bandung seperti Lembang dan Pengalengan menyumbang limbah kotoran setidaknya 400 ton per hari.

    Limbah ini dihasilkan dari sekitar 29.000 ekor sapi yang dimiliki oleh 7.000

    orang peternak dimana pengelolaan limbah kotoran sapi (rata-rata 15

    kg/ekor/hari) belum ditangani dengan optimal dan langsung digelontorkan ke

    Sungai Citarum melalui saluran-saluran pembuangan*.

    Masalah lain adalah sampah perkotaan dan limbah domestik yang tidak

    terangkut ke TPS dan dibuang ke sungai. Rata-rata jumlah sampah padat yang 3disaring di Bendungan Saguling mencapai 250.000 m /tahun (greenersmagz, 2

    Feb 2010) Selain itu sebanyak 1.500 industri di kawasan Bandung dan

    sekitarnya menyumbang limbah kimia sebebesar 280 ton ke Sungai Citarum

    setiap harinya.**

    *Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dalam tulisan Sebuah Potret Uji Coba PES/Diella

    Dachlan. **Survey Indonesia Power dan UNPAD 2004.

    ada tahun 2008 kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri dan irigasi di Jawa 3Barat diperkirakan sebesar 17,6 milyar m /tahun. Kebutuhan air ini akan terus Ptumbuh sekitar 1-1,7 % pertahun dan hanya terpenuhi sekitar 50% dari total

    kebutuhan yang diambil dari air permukaan dan sisanya mengambil dari air tanah.

    Di kawasan Bandung, 90% dari jumlah penduduk dan 98% industrinya saat ini mengandalkan

    sumber air tanah. Namun eksploitasi air tanah ini berdampak pada penurunan tanah dan

    muka air tanah khususnya di Cekungan Bandung. Tercatat terjadi penurunan muka air tanah

    5 m per tahunnya di tempat yang sama, dengan total akumulasi penurunan sebesar 85 m

    pada 80 tahun terakhir. Saat ini pada kegiatan industri untuk mendapatkan air bersih paling

    tidak harus melakukan pengeboran sedalam 150 m.

    Padahal kontribusi yang disumbangkan dari sektor industri sangat besar. Tercatat dari industri

    pertekstilan yang mendominasi di daerah Bandung menyumbang 60% (Rp. 60 Trilyun)

    produksi tekstil nasional (Rp.105,3 trilyun) dan Rp. 40 trilyun dari angka tersebut merupakan

    nilai penjualan produk tekstil di wilayah Bandung. Kurang seimbangnya pengembangan

    kegiatan industri dengan penanganan penggunaan air dan pengelolaan limbah menjadi

    ancaman tersendiri terhadap keberlangsungan kondisi ekologis di sekitarnya.

    ecara alami Sungai Citarum sudah tidak mampu menurunkan

    konsentrasi bahan-bahan pencemar karena terlalu beratnya Sbeban pencemar yang dibuang dan kemudian dibawa oleh sungai tersebut. Industri tekstil adalah salah satu industri yang

    berkontribusi besar terhadap perubahan kualitas air. Penyebaran

    industri tekstil ini mayoritas berada di wilayah tengah dan barat Jawa

    Barat seperti wilayah Bandung, Bekasi, Karawang,dan Purwakarta.

    Dari 600 industri yang bergerak di bidang pertekstilan ini hanya 10%

    saja yang mengoperasikan IPAL standar (Ade Sudrajat, Ketua

    Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ekspedisi Citarum-Kompas 2011). Di

    sepanjang aliran di DAS Citarum hulu di Kab. Bandung setiap hari

    kurang lebih 1.320 l/dt atau setara dengan 280 ton limbah dibuang

    dari industri tekstil ini per harinya (BPLHD Jabar). Padahal SK

    Gubernur Jawa Barat No.39/2002 telah menegaskan bahwa limbah

    hasil industri harus melalui pengolahan agar sesuai dengan baku

    yang aman bagi lingkungan.

    Masalah pakan ikan berlebih juga menjadi salah satu sumber

    pencemaran air khususnya di Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur.

    Dari sekitar 10 ton pakan ikan yang ditebar setiap harinya tidak

    semuanya terkonsumsi oleh ikan. Sisa pakan tersebut mengendap di

    dasar bendungan dan berubah menjadi zat sulfur yang berbahaya

    bagi ikan. ketika arus bawah air naik dan membawa kotoran ke

    permukaan berakibat pada matinya ikan. Sekitar 300 ton (2004) dan

    150 ton (2010) Ikan mati di di Waduk Cirata diduga karena hal

    tersebut.

    Kualitas air Sungai Citarum yang buruk akibat pencemaran juga

    mempercepat korosi peralatan Pembangit Listrik Tenaga Air (PLTA).

    Terdapat 8 unit pembangkit yang dilengkapi 96 pendingin generator

    yang seharusnya berumur 5 tahun sampai 7 tahun tapi sekarang baru

    dua sampai tiga tahun sudah mulai bocor (Wirawan, Manager

    Engineering PLTA Waduk Cirata, kompas.com).

    23

    10

    0

    4

    0

    72

    51

    12

    4 5

    51

    31

    26 4

    69

    45

    15

    7

    0

    19

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    0

    Kota Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Barat Kota Cimahi

    Jumlah Industri Tekstil yg Beroperasi

    Fisika Biologi

    Fisika Kimia

    Fisika Kimia-Biologi

    IPAL Gabungan

    Jumlah Industri

    Tekstil Yang

    Beroperasi &

    Jenis IPAl yang

    Digunakan

    Pada 4

    Kabupaten di

    Cekungan

    Bandung.

    Jumlah Industri di Wilayah Sungai Citarum

    Tahun 2009

    Akibat menggunakan air berkualitas

    buruk, sebagian masyarakat yang

    tinggal di sepanjang bantaran sungai

    menderita penyakit kulit.

    2.7 BANJIR SUNGAI CITARUM

    Indramayu

    15,75%

    0,44%

    1,48%

    0,02%

    3,40%

    5,87%

    0,01%

    14,02%

    0,85%

    58,18%

    Sukabumi

    Bandung Ciamis

    Cirebon

    Kuningan

    Sumedang

    Bekasi Subang

    Tasikmalaya

    Prosentase Banjir di Jawa Barat Tahun 2008

    Curah hujan rata-rata di wilayah Sungai Citarum antara 2.000 mm

    di hilir dan 4.000 mm untuk daerah hulu. Variabel curah hujan

    memiliki dampak yang signifikan pada volume air waduk di

    Indonesia juga di Wilayah Sungai Citarum. Di Indonesia pada

    musim kemarau yang dipengaruhi oleh iklim el nino, jumlah air di

    Waduk Jatiluhur dapat turun hingga mencapai 60% dari batas

    normal. Sedangkan pada musim hujan yang dipengaruhi oleh iklim

    la nina jumlah air mencapai 120% dari normal. Pada perubahan

    iklim el nino pada tahun 1994, tercatat produksi listrik di tiga waduk

    di Sungai Citarum yang juga digunakan sebagai PLTA (Saguling,

    Cirata dan Jatiluhur) masih tinggi, namun semenjak 1997, 2002,

    2003, 2004 dan 2006 cenderung mengalami penurunan.

    Selain karena perubahan iklim, indikasi degradasi hutan terutama

    di daerah Hulu Sungai Citarum telah mengurangi luasan daerah

    tangkapan air (catchment area). Kondisi ini meningkatkan

    perbedaan antara debit aliran pada musim hujan dan musim

    kemarau. Padahal berdasarkan penelitian DArrigo et al. (2010)

    menyatakan bahwa hutan memainkan peranan yang signifkan

    dalam meningkatkan ketahanan ekosistem di Wilayah Sungai

    Citarum terhadap perubahan iklim yang ekstrim.

    Anomali debit air sungai juga berpengaruh pada produktivitas

    pertanian terutama padi. Areal persawahan mengalami banjir

    selama musim hujan dan kekeringan selama musim kemarau. Hal

    ini juga menunjukan bahwa efektivitas bendungan yang berfungsi

    untuk mengelola banjir selama musim hujan dan memasok air

    telah menurun. Tidak hanya produksi listrik dan produksi hasil

    pertanian, kekurangan air di waduk di Sungai Citarum juga

    berpengaruh pada ketersediaan air minum khususnya bagi daerah

    perkotaan terutama Jakarta yang 80% suplai air bakunya diambil

    dari Waduk Jatiliuhur.

    Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP) yang akan dilakukan dalam beberapa

    tahapan.

    Koordinasi perencanaan program dilakukan oleh BAPPENAS, sedangkan koordinasi pelaksanaan kegiatan program

    dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Kementerian Pekerjaan Umum dengan melibatkan

    kementerian terkait dan pemerintah daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota, kalangan LSM, komunitas dan

    swasta.

    Pengelolaan sumber daya air terpadu di Wilayah Sungai Citarum juga telah menjadi suatu rencana induk, sebagai

    prioritas nasional yang dilaksanakan 2010 hingga 2025.

    onsep pengelolaan sumber daya air terpadu atau

    Integrated Water Resources Management (IWRM) Kadalah proses yang mengutamakan fungsi koordinasi dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya

    terkait.

    Tujuannya yaitu memaksimalkan hasil secara ekonomis dan

    kesejahteraan sosial dalam pola yang tidak mengorbankan

    keberlangsungan ekosistem vital (Global Water Partnership-

    Technical Advisory Committee, 2000). Konsep ini membawa

    paradigma baru yaitu lebih mengedepankan keterpaduan

    lintas sektor, pengelolaan, lingkungan dan keterpaduan antar

    individu.

    Konsep IWRM atau pengelolaan sumber daya air terpadu

    diadopsi dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

    Air, dan dilakukan untuk membenahi permasalahan Citarum.

    Sejak beberapa tahun lalu pemerintah bersama seluruh

    pemangku kepentingan dalam serangkaian dialog telah

    menghasilkan Citarum Roadmap, yaitu suatu rancangan

    strategis berisi hasil identifikasi program-program utama untuk

    meningkatkan sistem pengelolaan sumber daya air dan

    memperbaiki kondisi di sepanjang aliran Citarum.

    Citarum Roadmap mengidentifikasi sekitar 80 jenis kegiatan

    yang perlu dilakukan untuk pemulihan Sungai Citarum dan

    pelaksanaannya akan secara bertahap dalam waktu 15 tahun.

    Beberapa program kegiatan dilakukan melalui Integrated

    NAMA

    BENDUNGAN

    TAHUN

    SELESAI

    SAGULING

    CILEUNCA

    CIPANUNJANG

    CIRATA

    JATILUHUR

    1986

    1984

    1930

    1988

    1967

    Sungai

    Citarum

    Cileunca

    Cipanunjang

    Citarum

    Citarum

    Catchment2Area (km )

    2.283

    21

    8

    4.119

    2.283

    Tujuan

    Irigasi/PLTA

    Irigasi

    Irigasi

    PLTA

    Irigasi/PLTA

    KAPASITAS310 m

    982.000

    12.000

    22.400

    973.000

    2.556.000

    *Profil BBWS Citarum Dirjen SDA Kementerian PU

    BENDUNGAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    Cimahi 32,61

    Cibeureum 60,71

    Ciwidey 228,36

    Cibolerang 60,85

    Citepus 36,52

    Cisangkuy 280,95

    Cigede 145,40

    Cicadas 29,71

    Cidurian 33,95

    Cipamongkolan 42,23

    Cikeruh 190,33

    Citarik 257,49

    Citarum Hulu 363,44

    8,22

    11,36

    20,99

    4,99

    10,98

    18,80

    15,42

    8,91

    8,45

    13,79

    13,78

    11,50

    43,85

    SUB DASPanjang Sungai

    (km)

    Luas Catchment

    2(km )

    SUB-DAS UTAMA PADA DAS CITARUM HULU

    50

    Bekasi

    40

    Floodway Cikarang-Bekasi-Laut Jawa (CBL)

    71

    Laut Jawa

    20

    Cibeet

    60

    Citarum

    75

    Cibeet

    220

    Laut Jawa

    36

    Citarum

    25

    Citarum

    23

    Citarum

    35

    Laut Jawa

    60

    Laut Jawa

    30

    Ciasem

    64

    Laut Jawa

    21

    Ciasem

    30 Cipunagara

    23 Cirata

    80 Muara (Laut Jawa)

    Pancer Lempeng

    40 Cipunagara

    8 Cikandung

    50 Muara Eretan (Laut Jawa)

    Ciluar

    Kali Bekasi

    Cikarang

    Cipamingkis

    Cibeet

    Cigentis

    Citarum

    Cikawao

    Ciherang Harus

    Cisomang

    Ciherangnunggali

    Cilamaya

    Cijengkol

    Ciasem

    Cibodas

    Cigadung

    Cileuleuy

    Cipunagara

    Cikandung

    Cibeber

    Cilalanang

    Gn Pangrango

    Gn Pangrango

    Gn Pangrango

    Gn Pangrango

    Gn Sanggabuana

    SanggabuanaGn

    Gn Wayang

    Gn Burangrang

    Gn Burangrang

    Gn Burangrang

    Gn Burangrang

    Gn Burangrang

    Daerah K.Jati

    Gn Tangkubanperahu

    Sagala Herang

    Gn Sapotong

    Gn Tangkubanperahu

    Gn Tangkubanperahu

    Gn Tampomas

    Gn Tampomas

    Gn Tampomas

    Sungai Panjang (km)

    Mata Air Muara

    NAMA SUNGAI UTAMA DI WILAYAH SUNGAI CITARUM

    edimentasi yang terjadi di Sungai Citarum dipengaruhi oleh proses terjadinya

    erosi terutama di daerah hulu. Erosi pada tebing sungai umumnya terjadi dapa Stebing busur luar tikungan yang selalu dihantam oleh kekuatan arus air sungai. Pada daerah lanjutan proses erosi ini kemudian membentuk meander. Perubahan alur

    sungai juga disebabkan oleh kegiatan pelurusan sungai yang lebih dikenal dengan

    normalisasi sungai. Normalisasi di Sungai Citarum juga telah meninggalkan kelokan-

    kelokan sungai yang dikenal dengan istilah sungai mati atau Oxbow.

    Padi SRI

    Sungai Mati (Oxbow) hasil normalisasi sungai di Cigosol Andir (atas).

    Pemanfaatan bentukan danau tapal kuda di Kampung Mahmud Bale Endah

    Kabupaten Bandung sebagai kolam ikan (bawah).Sumber: ASER BPLHD Provinsi Jawa Barat 2009

    Timbunan Sampah Kota

    Sampah Terangkut Ke TPA

    0,00

    1.000

    2.000

    3.000

    4.000

    5.000

    6.000

    7.000

    8.000

    3v

    olu

    me

    (m

    /h

    ari)

    Kab. Bandung

    KotaBandung

    KotaCimahi

    Kab. Bandung Barat

    Kab.Bogor

    KotaBogor

    Kab.Bekasi

    KotaBekasi

    Kab.Cianjur

    9.000

    10.000

    Jumlah Timbunan Sampah & Sampah yang

    Terangkut ke TPA di Beberapa Kab. di Jabar 2009

    Sumber: ASER BPLHD Provinsi Jawa Barat 2009

    Sumber: ASER BPLHD Provinsi Jawa Barat 2009

    Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,2010

    Irigasi

    Industri

    Air Perkotaan

    Air minum keperluan DKI

    Lain-lain

    87%

    5%6%0.36%

    2%

    Pemanfaatan Air Sungai Citarum

    Pada Tahun 2009

    Kebutuhan Air Domestik & Non

    Domestik Wilayah Sungai Citarum

    2009

    Kebutuhan Air Domestik & Non

    Domestik Wilayah Sungai Citarum

    2009

    91%

    9%

    30.621

    324.461

    Beririgasi Teknis

    Beririgasi Semi Teknis

    Luas Lahan Sawah Beririgasi

    Wilayah Sungai Citarum

    Tahun 2009

    TeknisSemi Teknis Total

    30.62155.105

    323.461

    443.746

    354.082

    498.853

    Luas Lahan Sawah di WS Citarum (ha)

    Luas Lahan Sawah di WS 6 Ci (ha)

    Perbandingan Luas Lahan Sawah

    Beririgasi Wilayah Sungai Citarum &

    Wilayah Sungai 6 Ci, Tahun 2009

    Perbandingan Luas Lahan Sawah

    Beririgasi Wilayah Sungai Citarum &

    Wilayah Sungai 6 Ci, Tahun 2009

    Sumber: PSDA Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, BBWS/BWS dan BPS

    Sumber: BAPPEDA Provinsi Jawa Barat 2010

    67%

    No

    n D

    om

    est

    ik

    33%

    Keterangan: (-) Data tidak tersedia , Lokasi titik pantau dapat dilihat pada Peta Permasalahan Konservasi Air & Penggunaan Air

    di Wilayah Sungai Citarum. Nilai Index Pencemaran dan Storet Mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

    No.115/2003. Baku Mutu Air Mengacu Pada PP No 82/2007 Klas II.

    Titik PantauNilai

    StoretMutu Air

    PO4

    totBOD COD DO E.Coli

    Total

    ColiFenol TSS

    Deter-gen

    Padatan pH

    mg/l mg/l mg/l mg/l jml/100 jml/100 ug/l mg/l ug/l mg/l

    Tanjung Pura -66 Cemar Berat 0,7 16 46 3,8 140.000 210.000 - - - - -

    Bendungan Walahar -57 Cemar Berat 0,7 5,7 - 1,9 41.000 70.000 26 - - - -

    Bendungan Curug -77 Cemar Berat 0,91 8,4 146 0 130.000 148.000 29 - - - -

    Nanjung -88 Cemar Berat 2,57 54 146 0 130.000 148.000 39 60 1050 - -

    Cemar Berat

    Dayeuhkolot -95 - 55 158 0 280.000 122.000 43 64 497 - -Cemar Berat

    Sapan -111 2,8 61 162 0 75.000 77.000 36 70 815 - -

    Cemar Berat

    Burujul -85 2,28 65 170 0 140.000 150.000 53 75 525 - -

    Cemar Berat

    Cijeruk -92 2,13 48 128 0 75.000 78.000 42 60 798 1200 8,3

    Majalaya -69 Cemar Berat 0,59 4,9 - - 1.100.000 1.115.000 28 98 250 - -

    Wangisagara -47 Cemar Berat 0,41 4,2 - - 1.100.000 1.115.000 - 93 296 - -

    Tabel Kualitas Air Sungai Citarum 2010

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    *SRI adalah: satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. (Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian)

    2.9 SUNGAI MATI (Fenomena Danau Tapal Kuda/OXBOW)

    Jawa Barat merupakan daerah yang mempunyai

    produktivitas tanaman padi tertinggi. Sejak tahun 2005,

    produktivitas padi (sawah dan ladang) rata-rata sebesar 5,50

    ton/Ha, urutan ke-2 setelah Jawa Timur yang sebesar 5,67

    ton/Ha. Potensi air Sungai Citarum digunakan untuk mengairi

    areal pertanian seluas 420.000 hektar.

    Tingginya sedimentasi dan pencemaran air Sungai Citarum

    berakibat pada menurunnya produktivitas persawahan. Kurang

    lebih 100.000 Ha sawah terancam tidak produktif dan

    berpotensi mengakibatkan kerugian sebesar 16 Trilyun Rupiah

    (Ekspedisi Citarum, Kompas, April 2011)

    Kabupaten Karawang, yang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat/nasional,

    merupakan salah satu pengguna utama aliran Sungai Citarum, dengan

    potensi luas sawah mencapai 97.529 Ha. Inovasi penerapan padi dengan

    metode System of Rice Intensification (SRI)* dilakukan untuk meningkatkan

    efisiensi penggunaan air dan mengantisipasi penurunan debit air

    Sungai Citarum serta meningkatkan produktivitas hasil panen.

    Perbandingan debit maks dan min

    di S. Citarum, Citanduy dan Cisadane 2009

    S. Citarum S. Citanduy S. Cisadane

    1.000

    2.000

    3.000

    4.000

    5.000

    6.000

    3Debit Maks (m /tahun)

    4.402

    0.884

    0.361 0.754 0.558

    7.000

    3Debit Min (m /tahun)

    6.613PETA CURAH HUJAN

    WILAYAH SUNGAI CITARUM0 4 8 16 24 kilometer

    750

    1750

    1250

    2750

    3250

    3750

    4250

    4500

    2250

    LEGENDA

    PETA POTENSI BENCANA BANJIR &

    TANAH LONGSOR WILAYAH SUNGAI CITARUM0 4 8 16 24 kilometer

    Resiko Bencana Banjir

    Resiko Bencana Abrasi

    LEGENDA

    Resiko Bencana Longsor

    Kelembagaan

    dan

    Perencanaan

    IWRM

    Pengembangan

    dan

    Pengelolaan

    Sumber Daya Air

    Pembagian

    dan

    Penggunaan

    Air

    Perlindungan

    Lingkungan

    Pengelolaan

    Bencana

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DATA DAN INFORMASI

    BIDANG KUNCI

    UTAMA (PILAR)

    BIDANG KUNCI

    PENDUKUNG

    Pemerintah dan Masyarakat bekerjasama

    demi terciptanya sungai yang bersih,

    sehat dan produktif, serta membawa

    manfaat yang lestari bagi semua orang khusunya

    di wilayah Sungai Citarum

    VISI

    Sumber: Dinas SDA & Permukiman Provinsi Banten, BPLHD Jawa Barat, PU-PSDA pada laporan Institutional

    Strengthening for Integrated Water Resources Management (IWRM) in the 6 Cis RB Territory-Package B

    Kab. Karawang

    Kota Cimahi

    Kota Bekasi

    Kota Bandung

    Kab. Sumedang

    Kab. Subang

    Kab. Purwakarta

    Kab. Indramayu

    Kab. Cianjur

    Kab. Bekasi

    Kab. Bandung Barat*

    Industri Besar

    6019

    9727

    10700

    4059

    3293

    10685

    9205

    2329

    1176

    10930

    12085

    40

    95

    116

    78

    12

    20

    61

    25

    8

    79

    1192

    Industri Kecil Menengah

    Kab. Bandung

    Jumlah Industri di Wilayah Sungai Citarum

    Tahun 2009

    Sumber: Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2009*data tidak tersedia

    5.000

    10.000

    15.000

    20.000

    25.000

    30.000

    35.000

    45.000

    50.000

    1 Cekungan Bandung

    2 Priangan Timur

    3 Bodebekjur

    4 Ciayumajakuning 5 Purwasuka

    6 Kawasan Sukabumi 7 Total

    17.969

    4.482

    20.975

    3.751920961

    49.058

    Perkiraan Jumlah Timbunan Sampah

    Dari Rumah Tangga di Jawa Barat 2009

    40.000

    1 2 3 4 5 6 7

    Pengelolaan sampah yang kurang baik dan minimnya kesadaran akan kebersihan membuat

    Sungai Citarum dinobatkan menjadi salah satu sungai terkotor di dunia. (International

    Herald Tribune edisi 5 Desember 2008, Citarum, The World Dirtiest River)

    Sumber: Isoyet dari Proyek Transmigrasi Bakosurtanal

    didijitasi pleh Bina Program SDA untuk proyek

    BWRR 1991-1992pada laporan Institutional

    Strengthening for Integrated Water Resources

    Management (IWRM) in the 6 Cis

    RB Territory-Package B, diolah tim RCMU

    Sumber: PSDA PU, diolah Team RCMU

    SKEMA RECANA KERJA STRATEGIS DALAM

    PERENCANAAN & PELAKSANAAN

    CITARUM ROADMAP

    (FrameWork Strategy for Citarum Roadmap)

    Bendung CimacanBendung Pedati

    Bendung Lebiah

    Bendung Barubug

    Bendung Pundong

    Bendung Curugag