peta informasi citarum2011 ver110801
DESCRIPTION
itarumTRANSCRIPT
-
0 4 8 16 24 32 kilometer
LEGENDA
Hutan Primer
Hutan Sekunder
Perkebunan
Semak Belukar Permukiman
Kebun Campuran
Ladang
Lahan Kosong
Sawah
Tambak
Badan Air
Laut Jawa
1.5 PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
PETA PENGGUNAAN LAHAN WILAYAH SUNGAI CITARUM
Kerusakan ekosistem di
muara Sungai Citarum terjadi
karena penumpukan
sedimentasi, limbah dan
perubahan fungsi lahan oleh
manusia (kiri). Selain itu
tercemarnya air Sungai
Citarum juga diakibatkan
masih adanya sanitasi-sanitasi
sederhana di sepanjang
sungai (kanan).
Luas Cekungan Bandung = 234.088 Ha, luas lahan kritis (2009) 46.543 Ha (20%) (BPLHD Prov Jabar 2010). Lahan Kritis
adalah lahan yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata
air dan unsur produktivitas lahan sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem DAS.
Keterangan: Skala yang tertera mungkin berbeda pada beberapa jarak & ukuran. Untuk analisa & perencanaan
yang bersifat detail & teknis dapat menghubungi instansi-instansi yang berwenang mengeluarkan data & peta
tersebut. Tingkat klasifikasi sungai yang tertera di peta sampai dengan sungai ordo 3 berdasarkan 7 klasifikasi ordo
sungai oleh Puslitbang Air PSDA PU. Peta tematik ini diambil dari berbagai sumber & diolah oleh tim RCMU. Peta
juga tersedia dalam bentuk Data Spasial Digital (GIS). Untuk mendapatkannya dapat menghubungi
Luas tambak di daerah
muara seluas sekitar
4.300 Ha terletak di
sekitar Muara Bendera &
Muara Gembong. Saat
ini, sekitar 2.500 Ha
areal tambak terancam
terkontaminasi akibat
rendahnya kualitas air
Sungai Citarum serta
tingginya sedimentasi.
49%
20%
28%
PROSENTASE POTENSI BANJIR DI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009
Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009
Tinggi Sedang
Cihaur 27,981
197.1 260.8 199.1 657
Cukapundung-
Cipamokolan 30,472 1,064.9 139.4 1,269.1 2,473.4
Cikeruh 19,029 244.1 490.1 875.1 1,609.3
Ciminyak 32,575
162 210.9 97.3 470.2
Cirasea 38,110
559.5 910.7 1,396.1 2,866.3
Cisangkuy 34,159
206.7 669 1,390.9 2,266.6
Citarik 22,951
615 993.4 1,478.6 3,087
Ciwidey 22,169
293.3 256.3 199.5 749.1
Luas Potensi Banjir
Luas (ha)SUB DAS
Hu
lu
Total Luas Potensi BanjirTinggi
Sangat
LUAS POTENSI BANJIR DI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009
Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
19
63
19
64
19
65
19
66
19
67
19
68
19
69
19
70
19
71
19
72
19
73
19
74
19
75
19
76
19
77
19
78
19
79
19
80
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
3(juta m ) 3(5,3 milyar m ) 3(5,8 milyar m ) 3(5,6 milyar m ) 36,0 milyar m ) 3(4,4 milyar m )
ALIRAN SUNGAI CITARUM 1963-2008Jumlah aliran terbesar terjadi pada tahun 1992 sebesar 8,1 Miliar 3 3 m & aliran terkecil 3,6 miliar m
Sumber: Penutupan Lahan RBI skala 1:25000,
Bakosurtanal/Rencana Pengelolaan DAS Citarum
Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009
Penggunaan Lahan di DAS Citarum Hulu
**Klasifikasi Segmen DAS Citarum Hilir, Tengah & Hulu
Citarum HilirCikao, DTA Jatiluhur, Cibeet,
Citarum Hilir
Citarum Tengah Cikundul, Cisokan, Cimeta
Citarum Hulu
Cikapundung-Cipamokolan,
Cikeruh, Cisangkuy, Cisarea,
Ciwidey, Tubuh Air (Waduk),
Ciminyak, Cihaur, Citarik
Su
b D
AS
Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009
PENGGUNAAN LAHAN DI DAS CITARUM (Ha)**
Jenis Tutupan Lahan Hilir Tengah HuluAir Laut 1,031
Air Tawar 10,278
6,059 3,630
Belukar/Semak 22,629
17,829 14,989
Empang 20,814
1 21
Gedung 262 93 739
Hutan 26,143 19,098 26,544
Hutan Rawa 357
Kebun 32,209 541,717 38,953
Pasir Darat 20 27
Pasir Pantai 331
Permukiman 28,321 18,042 37,603
Penggaraman 473
Rawa 688
Rumput/Tanah
Kosong4,650 1,036 4,065
Sawah Irigasi 110,878 28,947 48,086
Sawah Tadah
Hujan28,267 13,500 18,289
Tanah Berbatu 53 129 93
Tegalan/Ladang 26,679 23,809 37,764
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
-
PETA
INFO
RM
ASI Dalam dua puluh tahun terakhir kondisi lingkungan
dan kualitas air di sepanjang aliran Sungai Citarum
mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Pesatnya proses urbanisasi yang terjadi sebagai
dampak percepatan pembangunan, berbanding
linier dengan perkembangan kegiatan industri,
tingginya laju pertambahan penduduk, areal
permukiman dan konversi lahan sebagai area
terbangun. Berbagai dampak negatif timbul sebagai
kompensasi akumulatif dari ketidakselarasan
pesatnya perkembangan kegiatan pembangunan
perekonomian dengan pelestarian lingkungan
hidup.
Hampir setiap musim hujan bencana banjir
mengancam berbagai kawasan di Jawa Barat.
Pencemaran air sungai akibat aktivitas industri dan
pertanian telah mencapai tingkat yang
membahayakan dan dapat mengancam kesehatan
dan sumber penghidupan masyarakat.
Kompleksitas permasalahan yang terjadi di Wilayah
Sungai Citarum menjadi sebuah tantangan
bersama dalam upaya pemulihan dan pengelolaan
menjadi Sungai Citarum yang lebih baik.
2011
ungai Citarum
mengalir dari hulu yang Sberada di daerah Gunung Wayang, di sebelah Selatan Kota Bandung,
menuju ke Utara dan bermuara di Laut Jawa.
Dengan panjang sekitar 297 km, Citarum merupakan sungai terpanjang dan
terbesar di Provinsi Jawa Barat. Sungai Citarum mempunyai peran yang sangat penting bagi
kehidupan sosial ekonomi masyarakat khususnya di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Air Sungai Citarum digunakan
sebagai sumber air baku, irigasi pertanian, perikanan, sumber bagi pembangkit tenaga listrik tenaga air untuk
pasokan Pulau Jawa dan Bali, serta sebagai pemasok air untuk kegiatan industri.
2Wilayah Sungai Citarum seluas kurang lebih 12.000 km mencakup 12 wilayah administrasi kabupaten/kota di
lingkungan Provinsi Jawa Barat, yaitu: Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang,
Kabupaten Sumedang, Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Cimahi.
2Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu 6.614 km . Populasi yang dilayani sebesar 25 Juta (15 Juta Jawa Barat,
10 Juta DKI). Populasi Penduduk di sepanjang sungai (Data BPS 2009) 15.303.758 (50% Urban). Tiga waduk 3 3buatan yaitu Saguling (1986) berkapasitas 982 juta m , Cirata (1988) berkapasitas 2.165 juta m dan
3Jatiluhur(1963) berkapasitas 3.000 juta m . Pembangkit listrik tenaga air di ketiga waduk tersebut menghasilkan
daya listrik sebesar 1.400 MW (Data diolah dari Paparan Gubernur Jawa Barat pada Rakor Penanganan DAS
Citarum dan Pasca Banjir di Jawa Barat, 6 April 2010).
1.1 SUNGAI CITARUM DALAM WILAYAH ADMINISTRATIF
ungai Citarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di
Provinsi Jawa Barat dengan aliran sepanjang 297 km. SSungai yang hampir membelah Jawa Barat ini bersumber dari mata air Gunung Wayang (sebelah selatan Kota Bandung),
mengalir ke Utara melalui Cekungan Bandung dan bermuara di
Laut Jawa.
Kata Citarum berasal dari dua kata yaitu Ci dan Tarum. Ci atau
dalam Bahasa Sunda Cai, artinya air. Sedangkan Tarum
(Indigofera spec.div), merupakan jenis tanaman yang menghasilkan
warna ungu atau nila yang digunakan sebagai bahan pencelup
alami pada kain tradisional.
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua dan terbesar
di Jawa Barat. Menurut catatan sejarah pada abad ke-5, bermula
dari Jayashingawarman membangun sebuah dusun kecil di tepi
Sungai Citarum yang lambat laun berkembang menjadi sebuah
kerajaan besar, yaitu Kerajaan Tarumanegara.
Sejak jaman dahulu Citarum sudah memainkan peranan penting
bagi kehidupan sosial masyarakat terutama bagi masyarakat di
Jawa Barat. Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda (pergantian nama
Kerajaan Tarumanegara pada tahun 670M) menggunakan Sungai
Citarum sebagai batas wilayah kekuasaannya. Hal ini berulang lagi
pada sekitar abad 15, dimana Sungai Citarum sebagai batas antara
Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten.
Bahkan hingga saat ini Sungai Citarum juga digunakan sebagai
batas administratif, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Ciamis
misalnya. Sedangkan di jaman pemerintahan Belanda, Sungai
Citarum berperan menjadi penghubung antara daerah pedalaman
dengan pesisir untuk membawa hasil pertanian dan perdagangan.
Citarum merupakan sungai purba. Berhulu di Gunung Wayang Kabupaten Bandung (1.700 m dpl) melewati dasar cekungan dan mengalir menuju Waduk Saguling, kemudian
bermuara di pantai utara Pulau Jawa tepatnya di
Kabupaten Karawang.
Cekungan Bandung merupakan cekungan (basin)
yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian
650 m dpl sampai lebih dari 2000 m dpl. Sekitar
105.000 tahun yang lalu Citarum terbendung oleh
letusan dasyat Gunung Sunda yang kemudian
membentuk Danau Bandung Purba. Makin lama
paras air danau makin tinggi, diketahui sekitar
36.000 tahun yang lalu paras danau tertinggi
mencapai 725 m dpl.
Letusan Gunung Tangkubanparahu (anak Gunung
Sunda) materialnya melebar ke Selatan hingga ke
dekat Citarum di sekitar Curug Jompong sekarang.
Materialnya kemudian mengisi lembah-lembah yang
menyebabkan danau raksasa tersebut terbelah
menjadi dua yaitu Banau Bandung Purba Barat dan
Danau Bandung Purba Timur.
Kejadian evolutif dan aliran air anak sungai yang
aktif menyebabkan adanya patahan dan kawasan
yang amblas sehingga semenjak 16.000 tahun
yang lalu air di dua Danau Bandung Purba ini pun
mulai menyusut. Tempat susutnya Danau Bandung
Purba di ada di Curug Jompong.
Geraham Gajah
yang ditemukan di daerah Rancamalang
Gigi Badak
yang ditemukan di daerah Cipeundeuy
0 cm 2
Gigi Tapir Bandung
RGM.1485c-1-Tapirus Indicus
Fosil binatang purba seperti Gajah (Elephas Maximus), Badak (Rhinocerus Sondaicus) dan tapir (Tapirus Indicus) serta
gigi Kuda Nil (Hippopotamus) juga pernah ditemukan kawasan Rancamalang, Cipeundeuy dan kawasan Cekungan
Bandung lainnya. Ini menjadi bukti bahwa di sekitar kawasan Danau Bandung Purba pernah dihuni oleh hewan-hewan
purba.
1.7 SUNGAI CITARUM DI CEKUNGAN BANDUNG
Lembang
GedebageTegal LuarPunclut
Bandung
Cekungan Bandung merupakan cekungan yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian rata-rata 650 m dpl
sampai dengan 2000 m dpl.
1.9 SEJARAH BANJIR DI KAWASAN BANDUNG
Permasalahan banjir khususnya di daerah Bandung yang sudah terjadi sejak jaman dahulu tidak lepas dari faktor geologis dan topografis. Bentukan Cekungan Bandung
menyerupai mangkuk yang merupakan sisa dari
proses menyusutnya danau Bandung Purba,
menyebabkan kawasan ini hampir selalu
mengalami permasalahan banjir terutama pada
musim hujan.
Kondisi ini lah yang kemudian mendorong Bupati
Bandung R.A Wiranatakusumah II (1794-1829)
memindahkan ibu kota kabupaten dari Krapyak ke
daerah Kabupaten Bandung bagian tengah (pusat
kota Bandung sekarang).
Kawasan Dayeuh Kolot Bandung hampir menjadi langganan
banjir apabila musim hujan tiba.
Topografi Wilayah Sungai Citarum digambarkan dalam bentuk lahan atau morfologi yang dibagi dalam 3 bagian, yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Wilayah Sungai Citarum bagian hulu nampak seperti cekungan raksasa, yang lebih dikenal sebagai Cekungan
Bandung. Elevasi Daerah Aliran Sungai Citarum bagian hulu berkisar
antara 625 2.600 mdpl. Daerah tertinggi terdapat di bagian hulu
Citarum, di sekitar Gunung Guha. Sedangkan di daerah tengah morfologi
bervariasi antara dataran (elf 250-400 mdpl), perbukitan bergelombang
lemah (elf 200-800 mdpl), perbukitan terjal (elf 1.400-2400 m dpl), dan
morfologi tubuh gunung api. Bentuk morfologi Citarum hilir lebih
didominasi oleh dataran, perbukitan bergelombang lemah dan terjal
dengan variasi elevasi antara 200-1.200 mdpl.
1.4 SUNGAI CITARUM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
Gn. Wayang (2.181 m dpl) Gn. Kaledong (1.249 m dpl)
Gn. Gede-Pangrango (2.958 m dpl) Gn. Ceder (1.555 m dpl)Gn. Kendeng (1.854 m dpl)
Gn. Burangrang, (2.064 m dpl)
Gn. Tangkuban Perahu (2.076 m dpl)
Bukit Tunggul (2.208 m dpl)
Gn. Cangak (1.611 m dpl)
Gn. Manglayang (1.600 m dpl)
Gn. Mandalawangi (1.650 m)
Gn. Mandalagiri (1.813 m)
Gn. Malabar (2.343 m dpl)
Gn. Patuha (2.454 m dpl) * data ketinggian ini dikumpulkan dari beberapa sumber.Gn. Waringin (2.140 m dpl)
KETINGGIAN GUNUNG DI SEKITAR WILAYAH SUNGAI CITARUM
Kawasan Bekasi dan Bandung merupakan daerah yang mengalami perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk sangat cepat. Urbanisasi serta pengembangan kegiatan industri selalu diikuti dengan
berkembangnya kawasan permukiman. Implikasinya adalah banyak
kawasan hijau atau daerah resapan air yang beralih fungsi menjadi
kawasan terbangun.
Sedangkan peningkatan kegiatan industri dan jumlah penduduk ini
akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pemenuhan
kebutuhan air. Berdasarkan standar kebutuhan air untuk kawasan
perkotaan saat ini adalah 150-170 l/orang/hari**.
** Petunjuk Tehnis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air
Minum Perkotaan, PU - Dirjen Cipta Karya, 1998
1.10 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
egiatan sosial ekonomi khususnya di Daerah Aliran sungai Citarum berkembang
sangat cepat. Pesatnya proses urbanisasi dan tingginya tingkat pertumbuhan Kpenduduk berdampak pada terjadinya konversi lahan dari lahan non terbangun menjadi kawasan terbangun, terutama sebagai kawasan permukiman dan industri. Kawasan
Bandung dan Bekasi merupakan daerah yang mengalami laju perkembangan pembangunan
perkotaan yang cukup pesat. Dalam kurun waktu 1985-2001 terjadi penurunan sebesar 14,68%
luas sawah beririgasi dimana lahan sawah seluas 415.025 Ha turun menjadi 354.082 Ha.
Sedangkan di kawasan hulu dimana 40% penduduknya masih tergantung pada kehidupan
agraris, mengalami peningkatan area pertanian seluas 31.000 Ha dari tahun 1992 sampai
dengan 2010. Di tahun yang sama, terjadi penurunan luasan hutan di hulu Citarum seluas 45%
dari seluas 35.000 Ha menjadi 19.000 Ha.Perkembangan urbanisasi yang tidak seimbang dengan ketersediaan lahan,
menyebabkan alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan
yang seharusnya.
AS Citarum dengan luas 6.614 km2 atau 22% luas wilayah
Jawa Barat bersifat strategis karena merupakan sumber Dmata air yang menyangga keberlanjutan fungsi Bendungan Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Kondisi DAS Citarum saat ini mulai
menurun, dan tidak dipungkiri akan berdampak pada terjadinya
banjir, kekeringan dan terhambatnya suplai air untuk kebutuhan
irigasi, industri, rumah tangga maupun pembangkit listrik.
Kerusakan DAS terutama pada DAS hulu yang diakibatkan antara
lain karena penebangan liar, pengolahan lahan yang kurang tepat,
kemudian menimbulkan dampak terjadinya tanah longsor, erosi dan
sedimentasi. Lahan Kritis di DAS Citarum Hulu (Cekungan Bandung)
diperkirakan seluas kurang lebih 46.543 Ha atau sekitar 20% dari
luas Cekungan Bandung (234.088 Ha). Lahan kritis di Citarum Hulu
tersebar di DAS Ciminyak, Cihaur, Cikapundung, Citarik, Cirasea,
Ciwidey dan DAS Cisangkuy. Luas lahan di
wilayah daerah tangkapan/cathcment
area yang perlu direhabilitasi
seluas 22.326,12 Ha.
Di wilayah pesisir, intrusi air laut terjadi
di sepanjang Sungai Citarum Hilir yaitu
wilayah Karawang dan Indramayu. Di daerah
pesisir Karawang peresapan air asin secara
setempat telah mencapai ke arah daratan
antara 7 sampai 15 km dari garis pantai. Air
tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 3
meter sudah tercemar air asin.
1.11 DEGRADASI LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
1.6 POPULASI PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
1.8 KONSERVASI & KEANEKARAGAMAN HAYATI
1.12 EROSI & SEDIMENTASI DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
ua taman nasional yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (15.000 Ha) dan Taman Nasional
Gunung Halimun (40.000Ha) terletak di Wilayah Sungai Citarum. Gunung Halimun merupakan salah Dsatu kawasan hutan hujan tropis yang masih tersisa di pulau Jawa, sedangkan Gunung Gede Pangrango yang diselimuti dengan vegetasi pegunungan merupakan salah satu kawasan hutan hujan utama di
Indonesia. Gunung Gede merupakan sumber dari beberapa mata air sungai yang menuju ke Teluk Jakarta dan
bermuara di Laut Jawa, termasuk salah satunya adalah Sungai Citarum.
rosi adalah proses terkikisnya lapisan
atas tanah oleh air hujan yang E dipengaruhi oleh erodibilitas tanah, erosivitas hujan, kemiringan lahan, jenis
vegetasi, dan manajemen budidaya tanaman.
Sedangkan sedimentasi adalah besarnya
endapan yang masuk ke dalam sungai akibat
erosi lahan. Prosentase areal dengan tingkat
erosi berat dan sangat berat (>180 ton/Ha/th)
adalah sebesar 31,4% dari luas WS Citarum.
Komunitas agraris di Hulu Citarum masih
memilih pola tanaman sayuran yang mempunyai
pola tanam singkat dan tidak mempunyai
kemampuan untuk mempercepat peresapan air
ke dalam tanah karena biasanya tanaman ini
tidak mempunyai akar tunjang yang mampu
menahan tanah dari bahaya erosi. Longsoran
pada tebing umumnya terjadi dengan ketinggian
lebih dari 2m dengan kemiringan lebih dari 50%.
Kadar erosi yang semakin tinggi mengakibatkan
sedimentasi di palung sungai, waduk, bahkan
masuk ke jaringan prasarana air. Laju
sedimentasi di Waduk Saguling (1988-2009) 3mencapai 8,2 juta m /tahun, sedimentasi di
3Waduk Cirata (1988-2008) 6,4 juta m /tahun
dan di Waduk Jatiluhur (1987-1997) 1,6 juta 3m /tahun (Sekretariat pelaksana koordinasi tata
pengaturan air Sungai Citarum, 12 Jan 2010).
Hulu Sungai Citarum di Gunung Wayang berubah menjadi
areal perkebunan tanaman sayuran dataran tinggi (kiri atas).
Berkurangnya tanaman berakar tunjang yang mampu
menahan tanah dari bahaya erosi serta mampu menyerap air
mempercepat proses erosi di lahan-lahan dengan kemiringan
lebih dari 50% (kiri bawah).
Hampala, Macrolepidota
(Valenciennes,
1842)(1). Ikan
Hampala di Jawa
Barat disebut
Hampal, di
JawaTengah disebut
Palung, sedangkan
di Kalimantan &
Malaysia dikenal sebagai
Sebarau. Selain unik dan
cantik dipajang di aquarium,
ikan yang sulit ditemukan di
kolam atau di toko aquarium ini sangat
mengasyikan untuk dipancing. Tarikannya khas dan luar
bisa menantang, umpannyapun tidak bisa
menggunakan cacing atau umpan mati lainnya.
Engkang-engkang (Holobates Keyanus) (2) & Kijing
(Pilsbryoconchaexillis) (3) bisa dijadikan sebagai bio-
indikator yang menandakan kualitas air masih baik. Selain
itu beberapa vegetasi khas dari Sungai Citarum saat ini
sudah sangat sukar ditemukan, salah satunya adalah
tanaman Tarum Areuy (Marsdenia Tinctorial R.BR) (4).
1.3 INDEX & INFORMASI PETA
Roadmap Coordination and Management Unit (RCMU)
Direktorat Pengairan dan Irigasi - BAPPENAS
JL. Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat 10310
Tel: +62 21 3926186
Fax: +62 21 3149641
Program Coordination and Management Unit (PCMU)
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC)
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Departemen Pekerjaan Umum
JL. Inspeksi Cidurian Soekarno-Hatta STA 5600
Bandung 40292
Tel: +62 22 7564073
Fax: +62 22 7564073
www.citarum.org
SKEMA ALIRAN SUNGAI CITARUM DARI HULU KE HILIR
Sumber grafis: Bobby Wibowo/ITB/2004
Peta informasi ini diproduksi untuk memberikan gambaran situasi di Wilayah
Sungai Citarum berdasarkan sumber data sebagai berikut:
SUMBER DATA:
- Laporan: TA 7189-INO_Package B: Institutional Strengthening in the 6 CIS River Basin
Territory pada Topografi Wilayah Sungai Citarum, Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah
Sungai Citarum, Erosi & Sedimentasi Wilayah Sungai Citarum, Sungai Mati (Fenomena
Danau Tapal Kuda/OXBOW), Penurunan Kualitas Air Sungai Citarum.
- Laporan: TA 7189-INO_Package E: Institutional Strengthening Integrated Water Resources
Management in the 6 Cis River Basin Teretory pada Perubahan Cuaca & Curah Hujan.
- Laporan: Integrated Citarum Water Resources Management Program (ICWRMP) (ADB
TA4381-INO Phase III) Strategic Environmental Assessment (SEA) pada Konservasi &
Keanekaragaman Hayati, Sumber Daya & Pemanfaatan Sungai Citarum, Exploitasi Air
Sungai Citarum.
- Artikel dan Tulisan oleh T. Bachtiar pada Citarum Dalam Prespektif Sejarah Singkat, Citarum
di Cekungan Bandung pada Citarum Dalam Perspektif Sejarah Singkat, Citarum di
Cekungan Bandung.
- Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) pada beberapa peta.
- ASER 2008 & 2009 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat
pada Curah Hujan di Wilayah Sungai Citarum, Degradasi Lahan Wilayah Sungai Citarum,
Sumber Daya & Pemanfaatan Air Sungai Citarum, Exploitasi Air Sungai Citarum, Intrusi
Limbah Sungai Citarum, Penurunan Kualitas Air Sungai Citarum, Banjir sungai Citarum.
- BTA 155 (1989); BPS & BBWS/Balai SDA (2010) pada beberapa grafik & peta.
- Candi Batujaya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada Citarum Dalam Prespektif
Sejarah Singkat.
- Data Base Roadmap Coordination and Management Unit (RCMU) pada beberapa Peta.
- Dinas Sumber Daya Air (SDA) & Pemukiman Provinsi Banten.
- Profil Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Dirjen SDA Kementerian PU.
- Profil Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Tahun 2009.
- PU-PSDA.
- Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2009 pada beberapa data.
Catatan: Segala informasi dan data yang tersedia dalam peta informasi ini seluruh
keabsahannya menjadi tanggung jawab dan kewenangan instansi yang
mempublikasikan data dan informasi ini.
547.863532.114
518.985
2.176.1432.128.384
2.084.381
2.414.7042.390.120
2.361.312
1.540.4341.531.072
1.493.225
2.121.1222.076.146
2.032.008
2.134.3892.112.433
2.073.356
819.005809.962
789.272
1.486.4121.476.405
1.456.077
1.827.3781.811.764
1.795.372
1.156.2421.134.288
1.112.334
3.148.9513.114.054
3.038.038
2.189.3282.160.984
2.149.123
Kota Cimahi
Kota Bekasi
Kota Bandung
Kab. Bandung Barat
Kab. Bekasi
Kab. Karawang
Kab. Purwakarta
Kab. Subang
Kab. Indramayu
Kab. Sumedang
Kab. Bandung
Kab. Cianjur
2009
2008
2007
JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM2007-2009 (jiwa)
Sumber: Data Kependudukan Provinsi Jawa Barat, www.jabarprov 2007-2009.go.id
Sangat Kritis
Kritis
Agak Kritis
Potensial Kritis
31%
13%3%53%
LUAS LAHAN KRITIS DI WILAYAH SUNGAI CITARUM 2009
Sumber: Aser BPLHD Jabar 2009 & Pola Pengelolaan SDA WS 6 Ci
Sumber peta Danau Bandung Purba: T. Bachtiar
Ci Ka
pund
ung
Ci M
ah
i
Ci Meta
Ci Haur
Ci Patik
Ci M
inyak
Ci Jam
bu
Ci L
anang
Ci W
idey
Ci Tarik
Ci S
angk
uy
Ci B
eure
um
G. Tangkubanparahu
Bukit Tunggul
G. Burangrang
G. Manglayang
Pem
ata
ng T
engah Lembang
DagoCimahi
Bandung
Cicalengka
G.MandalawangiMajalaya
Ciparay
Banjaran
G.GunturG.Sanggar
G.Malabar
G.Tilu
G.Bubut
G.Patuha
Soreang
G. Baleud
Batujajar
0 km 10
DANAU BANDUNG
PURBA TIMUR
DANAU BANDUNG
PURBA BARAT
Kontur 725 m.dpl
Kontur 700 m.dpl
U
CI TA
RUM
CI TARUM
CURUG JOMPONG
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM (ha) tahun 2000 - 2010
277,458
253,583-23,875
26,41135,456
9,045
143,127195,078
40,051
23,72523,725
146146
629625
-4
321,127318,699
205,314197,507
-1,952
16,86514,930
-22,316
141,174116,853
2,3871,943
-444
-2,428
Bangunan Lain
Sawah Beririgasi
Permukiman
Badan Air
Mangrove
Rawa
Hutan
Semak Belukar
Rumput
Kebun
Lahan Kosong
20002010Perubahan
Fosil Koleksi Museum Bandung
Candi Jaya, salah satu
bangunan candi di kompleks
percandian Batu Jaya yang
terletak di hilir Citarum
tepatnya di Kabupaten
Karawang dengan areal 2seluas 25 km diduga
merupakan kompleks Candi
Budha-Hindu tertua dan
terbesar di Asia Tenggara
(atas). Batu Prasasti
Ciareunteun di Bogor,
menjadi salah satu bukti
luasnya daerah kekuasaan
pada masa Kerajaan
Tarumanegara (kiri bawah).
PENURUNAN LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS &IRIGASI SEMI TEKNIS DI WILAYAH SUNGAI CITARUMtahun 1985 - 2010
19
85
20
10
366.856
48.196
322.461
30.621 Irigasi Teknis (ha)
Irigasi Semi Teknis (ha)
LUAS GENANGAN BANJIR DI WILAYAH CEKUNGAN BANDUNG (ha)(meliputi wilayah: Kota Bandung Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi & Kab Sumedang)
19
80
19
81
19
82
19
83
19
84
19
85
19
86
19
87
19
88
19
89
19
90
19
91
19
92
19
93
19
94
19
95
19
96
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
2.000
4.000
6.000
8.000
0
(lu
asan
ha)
Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
571
7.800
LEBAK
GARUT
CIANJUR
BOGOR
SUKABUMI
CIAMIS
BANDUNG
SUBANG
SERANG
TASIKMALAYA
PANDEGLANG
BEKASI
INDRAMAYU
KARAWANG
SUMEDANG
KUNINGAN
CIREBON
MAJALENGKA
TANGERANG
BANDUNG BARAT
PURWAKARTA
KOTA DEPOK
KOTA BEKASI
KOTA CILEGON
KOTA TANGERANG
KOTA TASIKMALAYA
KOTA BANDUNG
KOTA BANJAR
KOTA JAKARTA TIMUR
KOTA BOGOR
KOTA JAKARTA SELATAN
KOTA JAKARTA UTARAKOTA JAKARTA BARAT
KOTA SUKABUMI
KOTA CIMAHI
KOTA JAKARTA PUSAT
KOTA CIREBON
KAPULAUAN SERIBU
Sangat Ringan
< 15 15-60 60-180 180-480 >480
Ringan Sedang BeratSangat Berat
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
Lu
as (
ha
)
1,8%
49,2%
17,6% 17,5%13,9%
KELAS EROSI TANAH DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
Sumber: Pola Pengelolaan SDA WS 6 Ci
SKEMA SEDIMENTASI
SUNGAI CITARUM*
Cirasea
Citarik
Cidurian
CikapundungCisangkuy
Ciwidey
Cimahi
Cimeta
Cikao
Sal. Tarum Timur
Bendung Curug
Cibeet
S. C
ipam
ingk
is
Cibalagung
Cikundul
Ciso
kan
Cira
nja
ng
Bendung Walahar
Sal. Tarum Barat
S.
Cil
iwu
ng
S.
Cip
un
ag
ara
Sal.
Taru
m U
tara
Waduk Jatiluhur
Waduk Cirata
Waduk Saguling
Laut Jawa (Hilir)
0.77
1.33
1.02
1.02
Cibeureum
Cikeruh
0.57
Ciminyak
1.13
1.13
0.46
0.63
0.28
0.82
1.18
DTA Jatiluhur0.4
Sub DAS0.4
Citarum Hilir
*dalam unit/tahun
** 1 unit = 10 jt ton
Sumber: BBWS Citarum, Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS
Citarum-Ciliwung 2009
1.4
21.3
2
Hampir setiap terjadinya banjir selalu
meninggalkan lumpur seperti yang
terjadi di Cieunteung Bandung.
PETA KAWASAN HIJAU
WILAYAH SUNGAI CITARUM
:
Kawasan Swaka & Pelestarian Alam
Hutan Produksi
Hutan Lindung
Penggunaan Lain
Hutan Produksi Tetap
LEGENDA
PETA KEPADATAN PENDUDUK
WILAYAH SUNGAI CITARUMPROYEKSI PERTUMBUHAN JUMLAH PENDUDUK
JAWA BARAT 2000 s/d 2025
2000 2005 2010 2015 2020 2025
35.724
39.067
42.555
46.074
49.512
52.740
0 4 8 16 24 kilometer
Rendah
Tinggi
Sedang
1.2 TOPOGRAFI WILAYAH SUNGAI CITARUM
0 - 500
1000 - 2000
500 - 1000
3000 - 4000
4000 - 5000
5000 - 6000
6000 - 7000
7000 - 8000
8000 - 9000
9000 - 10000
2000 - 3000
LEGENDA
Lahan Kritis
Lahan Sangat Kritis
LEGENDA
PETA DEGRADASI LAHAN
WILAYAH SUNGAI CITARUM0 4 8 16 24 kilometer
Gunung Wayang (Hulu)
S. Cirasea
S. Citarik
S. Cidurian
S. CikapundungS. Cisangkuy
S. CiwideyS. Cibeureum
S. Cimahi
S. Cimeta
S. Cikeo
Sal. Tarum Timur
Bendung Curug
S. Cibeet
S. C
ipam
ingk
is
S. Cibalagung
S. Cikundul
S. Cis
okan
S.
Cir
an
jan
g
Bendung Walahar
Sal. Tarum Barat
S.
Cil
iwu
ng
S.
Cip
un
ag
ara
Sal.
Taru
m U
tara
Waduk Jatiluhur
Waduk Cirata
Waduk Saguling
Laut Jawa (Hilir)
297
270264
257
251
245
232
214
200
190
187
152
142
112
110
100
55
45
25
15
0 km
Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Sumber: Unite State Geological Survey, Diolah Team RCMU
Sumber: PODES - BPS Provinsi Jawa Barat 2008, Diolah Team RCMU
Sumber: Badan Kementerian Kehutanan 2008, Diolah Team RCMU
Sumber: Kementerian Kehutanan 2008, Diolah Team RCMU
SU
B J
UD
UL
PE
TA IN
FOR
MA
SI C
ITA
RU
M
Hal
aman
1H
alam
an 2
1.1 SUNGAI CITARUM DALAM WILAYAH ADMINISTRATIF
1.2 TOPOGRAFI WILAYAH SUNGAI CITARUM
1.3 INDEX & INFORMASI PETA
1.4 SUNGAI CITARUM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH
1.6 POPULASI PENDUDUK DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
1.5 PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
1.7 SUNGAI CITARUM DI CEKUNGAN BANDUNG
2.3 PERUBAHAN IKLIM & CURAH HUJAN
2.2 FUNGSI IRIGASI SUNGAI CITARUM
2.1 POTENSI & PEMANFAATAN AIR
2.4 EKSPLOITASI PENGGUNAAN AIR SUNGAI
2.5 INTRUSI LIMBAH KE DALAM SUNGAI CITARUM
2.6 PENURUNAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM
1.8 KONSERVASI & KEANEKARAGAMAN HAYATI
1.9 SEJARAH BANJIR DI KAWASAN BANDUNG
1.10 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
1.11 DEGRADASI LAHAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
1.12 EROSI & SEDIMENTASI DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
2.7 BANJIR SUNGAI CITARUM
2.8 CITARUM ROADMAP & ICWRMIP
2.9 SUNGAI MATI & FENOMENA DANAU TAPAL KUDA (OXBOW)
2.10 DATA SUNGAI, SUB DAS & BENDUNGAN
Sumber: BPS, PU-PSDA pada laporan Institutional Strengthening for Integrated Water Resources
Management (IWRM) in the 6 Cis RB Territory-Package B
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM (BBWSC)
TEAM LEADER S.C 1.1 Roadmap Management (RCMU): Ngadirin
TIM PENYUSUN:
Koordinator & penyusun: Nancy Rosma Rini
Pengolah Peta: Anjar D.Krisnanta, Kurnia Pramadhani
Editor: Diella Dachlan, R.Wahyuningrat
Foto: Candra Samekto, Diella Dachlan, Frederick E.Gaghauna,Ng Swan Ti, Steve Griffiths,Veronica Wijaya (Dok Cita-Citarum), Yoyo Budiman, internet (www.flicker.com)
Diproduksi oleh Cita-Citarum c 2011, Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi [email protected]
Bendung CimacanBendung Pedati
Bendung Lebiah
Bendung Barubug
Bendung Pundong
Bendung Curugagung
Bendung WalaharBendung Cibeet
Bendung Cipamingkis
Bendung Curug
Bendung Salam Darma
Bendung GadungBendung Cijengkol
Bendung Leuwinangka
Bendung Cilalanang
S. Cibu
lan Bu
lan
Kali
Wag
u
Ka
li W
atu
S. C
ibad
ak
Kali P
ancu
ng
K B
aw
ah S.
Cila
may
a
s. C
ikaro
kok
S.
Cila
ma
ran
S C
ibeet
S.
Ke
lap
a
S. C
isubah
S C
ita
rum
S.
Cija
mb
e
S. Baluluk
S. C
iam
pel
Cig
andaso
li
S.
Cip
atu
jan
g
S. Cilangkap
Cil
an
da
k
S. C
ika
o
Cikaw
ung
S. C
ijengko
l
Cih
uni
Cike
ruh C
ibodas
Cih
uju
ng
Cis
aa
t
Cig
aru
ng
an
Cilu
tung
Cipabela
Cia
se
m
Cin
en
ga
h
Cim
aja
Cic
an
an
g
S. Cilalawi
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S C
ibeet
S. C
ibeet
S. Cilele
S. Cijawer
S. Cikundul
S. Cibala
gun
S. C
iode
ng
S. Cib
odas
S. C
ilala
wi
S. Cibodas
S. Cijengkol
S. Cileuleuy
S. Cipa
rang
S. Cijuhung
S. Cigaraba
n
S. C
ise
ntu
l
S. Cileat
S.
Cij
eru
k
S. C
iha
ur
S. Cime
ta
S. C
imahi
S. Citunjung
S. Cimega
S.
Cim
inya
k
S. C
iseu
seu
p
S. C
ijam
bu
S. C
ililin
S. Cimareme
S. C
ijatu
pang
S.
Cis
an
gku
y S. C
iras
ea
S. C
iwid
ey
S. C
ihon
je
S.
Cia
sem
S. Cipun
agara
K. G
ole
k
Su
ng
ai
Go
kd
ok
Cit
ap
en
K.
Bla
kla
k
K. G
adun
g
K. G
alih
K. Kale
nte
ngah
K. N
ola
i
S. Ci
buge
l
K. La
lan
an
g
S.
Pe
raw
an
K. Pi
lang P
ayun
gK. B
adong
Ka
li L
ian
g B
ua
ya
S. Ci
boda
s
Cig
adung
Cilam
ata
n
Ciwida
ra
Cip
od
an
g
Cib
iuk
Cib
an
ua
ng
Cib
eber
Cijere
Cik
ara
ma
s
Cik
an
du
ng
K. Menir
Cib
uru
ng
Cib
ed
il
Cile
atCiu
pih
Cis
ara
nte
n
Cik
eru
h
S. Citarik
Cid
uri
an
Cik
ali
ntu
S.
Cim
an
uk
Cic
uka
ng
Cib
ruk
Cih
era
ng
S. Cinu
sa
S. C
ika
pu
nd
un
g
S S
ed
ari
S. Cis
aga
S.
Cia
ge
m
S. C
ibad
ardu
a
Cir
an
du
S C
ise
wo
Cile
nyi
Cia
ng
ke
p
S.
Cih
ea
s
S. C
ileng
kong
S. Cisokan
S. C
ikuja
ng
S. Cieuri
S. Cih
aru
s
S.
Cia
wi
S. C
ikond
ang
S. C
itep
us
S.
Cim
aca
n
S. Cianom
s. C
igem
ari
S.
Cija
mb
e
S. Cilanting
S. Cibakom
Cid
adap
S. C
ido
ng
ko
l
S. C
ila
lan
an
g
Cik
ed
on
gka
op
Cikawung
Cik
ole
Cib
ante
ng
Cipamingki
s
S.
Cis
an
gku
an
g
KARAWANG
SUBANG
PURWAKARTA
KOTA CIMAHI
BOGOR
BANDUNG BARAT
KOTA BANDUNG
BANDUNG
INDRAMAYU
CIANJUR
SUMEDANG
BEBERAPA SPESIES UNIK SUNGAI CITARUM
1
2 3
4
Bendung CimacanBendung Pedati
Bendung Lebiah
Bendung Barubug
Bendung Pundong
Bendung Curugagung
Bendung WalaharBendung Cibeet
Bendung Cipamingkis
Bendung Curug
Bendung Salam Darma
Bendung GadungBendung Cijengkol
Bendung Leuwinangka
Bendung Cilalanang
S. Cibu
lan Bu
lan
Kali
Wag
u
Ka
li W
atu
S. C
ibad
ak
Kali P
ancu
ng
K B
aw
ah S.
Cila
may
a
s. C
ikaro
kok
S.
Cila
ma
ran
S C
ibeet
S.
Ke
lap
a
S. C
isubah
S C
ita
rum
S.
Cija
mb
e
S. Baluluk
S. C
iam
pel
Cig
andaso
li
S.
Cip
atu
jan
g
S. Cilangkap
Cil
an
da
k
S. C
ika
o
Cikaw
ung
S. C
ijengko
l
Cih
uni
Cike
ruh C
ibodas
Cih
uju
ng
Cis
aa
t
Cig
aru
ng
an
Cilu
tung
Cipabela
Cia
se
m
Cin
en
ga
h
Cim
aja
Cic
an
an
g
S. Cilalawi
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S C
ibeet
S. C
ibeet
S. Cilele
S. Cijawer
S. Cikundul
S. Cibala
gun
S. C
iode
ng
S. Cib
odas
S. C
ilala
wi
S. Cibodas
S. Cijengkol
S. Cileuleuy
S. Cipa
rang
S. Cijuhung
S. Cigaraba
n
S. C
ise
ntu
l
S. Cileat
S.
Cij
eru
k
S. C
iha
ur
S. Cime
ta
S. C
imahi
S. Citunjung
S. Cimega
S.
Cim
inya
k
S. C
iseu
seu
p
S. C
ijam
bu
S. C
ililin
S. Cimareme
S. C
ijatu
pang
S.
Cis
an
gku
y S. C
iras
ea
S. C
iwid
ey
S. C
ihon
je
S.
Cia
sem
S. Cipun
agara
K. G
ole
k
Su
ng
ai
Go
kd
ok
Cit
ap
en
K.
Bla
kla
k
K. G
adun
g
K. G
alih
K. Kale
nte
ngah
K. N
ola
i
S. Ci
buge
l
K. La
lan
an
g
S.
Pe
raw
an
K. Pi
lang P
ayun
gK. B
adong
Ka
li L
ian
g B
ua
ya
S. Ci
boda
s
Cig
adung
Cilam
ata
n
Ciwida
ra
Cip
od
an
g
Cib
iuk
Cib
an
ua
ng
Cib
eber
Cijere
Cik
ara
ma
s
Cik
an
du
ng
K. Menir
Cib
uru
ng
Cib
ed
il
Cile
atCiu
pih
Cis
ara
nte
n
Cik
eru
h
S. Citarik
Cid
uri
an
Cik
ali
ntu
S.
Cim
an
uk
Cic
uka
ng
Cib
ruk
Cih
era
ng
S. Cinu
sa
S. C
ika
pu
nd
un
g
S S
ed
ari
S. Cis
aga
S.
Cia
ge
m
S. C
ibad
ardu
a
Cir
an
du
S C
ise
wo
Cile
nyi
Cia
ng
ke
p
S.
Cih
ea
s
S. C
ileng
kong
S. Cisokan
S. C
ikuja
ng
S. Cieuri
S. Cih
aru
s
S.
Cia
wi
S. C
ikond
ang
S. C
itep
us
S.
Cim
aca
n
S. Cianom
s. C
igem
ari
S.
Cija
mb
e
S. Cilanting
S. Cibakom
Cid
adap
S. C
ido
ng
ko
l
S. C
ila
lan
an
g
Cik
ed
on
gka
op
Cikawung
Cik
ole
Cib
ante
ng
Cipamingki
s
S.
Cis
an
gku
an
g
KARAWANG
SUBANG
PURWAKARTA
KOTA CIMAHI
BOGOR
BANDUNG BARAT
KOTA BANDUNG
BANDUNG
INDRAMAYU
CIANJUR
SUMEDANG
Bendung CimacanBendung Pedati
Bendung Lebiah
Bendung Barubug
Bendung Pundong
Bendung Curugagung
Bendung WalaharBendung Cibeet
Bendung Cipamingkis
Bendung Curug
Bendung Salam Darma
Bendung GadungBendung Cijengkol
Bendung Leuwinangka
Bendung Cilalanang
S. Cibu
lan Bu
lan
Kali
Wag
u
Ka
li W
atu
S. C
ibad
ak
Kali P
ancu
ng
K B
aw
ah S.
Cila
may
a
s. C
ikaro
kok
S.
Cila
ma
ran
S C
ibeet
S.
Ke
lap
a
S. C
isubah
S C
ita
rum
S.
Cija
mb
e
S. Baluluk
S. C
iam
pel
Cig
andaso
li
S.
Cip
atu
jan
g
S. Cilangkap
Cil
an
da
k
S. C
ika
o
Cikaw
ung
S. C
ijengko
l
Cih
uni
Cike
ruh C
ibodas
Cih
uju
ng
Cis
aa
t
Cig
aru
ng
an
Cilu
tung
Cipabela
Cia
se
m
Cin
en
ga
h
Cim
aja
Cic
an
an
g
S. Cilalawi
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S C
ibeet
S. C
ibeet
S. Cilele
S. Cijawer
S. Cikundul
S. Cibala
gun
S. C
iode
ng
S. Cib
odas
S. C
ilala
wi
S. Cibodas
S. Cijengkol
S. Cileuleuy
S. Cipa
rang
S. Cijuhung
S. Cigaraba
n
S. C
ise
ntu
l
S. Cileat
S.
Cij
eru
k
S. C
iha
ur
S. Cime
ta
S. C
imahi
S. Citunjung
S. Cimega
S.
Cim
inya
k
S. C
iseu
seu
p
S. C
ijam
bu
S. C
ililin
S. Cimareme
S. C
ijatu
pang
S.
Cis
an
gku
y S. C
iras
ea
S. C
iwid
ey
S. C
ihon
je
S.
Cia
sem
S. Cipun
agara
K. G
ole
k
Su
ng
ai
Go
kd
ok
Cit
ap
en
K.
Bla
kla
k
K. G
adun
g
K. G
alih
K. Kale
nte
ngah
K. N
ola
i
S. Ci
buge
l
K. La
lan
an
g
S.
Pe
raw
an
K. Pi
lang P
ayun
gK. B
adong
Ka
li L
ian
g B
ua
ya
S. Ci
boda
s
Cig
adung
Cilam
ata
n
Ciwida
ra
Cip
od
an
g
Cib
iuk
Cib
an
ua
ng
Cib
eber
Cijere
Cik
ara
ma
s
Cik
an
du
ng
K. Menir
Cib
uru
ng
Cib
ed
il
Cile
atCiu
pih
Cis
ara
nte
n
Cik
eru
h
S. Citarik
Cid
uri
an
Cik
ali
ntu
S.
Cim
an
uk
Cic
uka
ng
Cib
ruk
Cih
era
ng
S. Cinu
sa
S. C
ika
pu
nd
un
g
S S
ed
ari
S. Cis
aga
S.
Cia
ge
m
S. C
ibad
ardu
a
Cir
an
du
S C
ise
wo
Cile
nyi
Cia
ng
ke
p
S.
Cih
ea
s
S. C
ileng
kong
S. Cisokan
S. C
ikuja
ng
S. Cieuri
S. Cih
aru
s
S.
Cia
wi
S. C
ikond
ang
S. C
itep
us
S.
Cim
aca
n
S. Cianom
s. C
igem
ari
S.
Cija
mb
e
S. Cilanting
S. Cibakom
Cid
adap
S. C
ido
ng
ko
l
S. C
ila
lan
an
g
Cik
ed
on
gka
op
Cikawung
Cik
ole
Cib
ante
ng
Cipamingki
s
S.
Cis
an
gku
an
g
KARAWANG
SUBANG
PURWAKARTA
KOTA CIMAHI
BOGOR
BANDUNG BARAT
KOTA BANDUNG
BANDUNG
INDRAMAYU
CIANJUR
SUMEDANG
SUB DAS CITARUM HILIR
SUB DAS CIBEET
SUB DAS CIKUNDUL
SUB DAS CIKASO
SUB DAS CIMETASUB DAS CIKAPUNDUNG
SUB DAS CITARIK
SUB DAS CITARUM HULU
SUB DAS CISANGKUY
SUB DAS CIWIDEY
SUB DAS CISOKAN
SUB DAS CIMINYAK
KARAWANG
SUBANG
PURWAKARTA
KOTA CIMAHI
BOGOR
BANDUNG BARAT
KOTA BANDUNG
BANDUNG
INDRAMAYU
CIANJUR
SUMEDANG
Saluran Tarum Barat
Saluran Taru
mTimur
Salu
ran Ta
rum
Uta
ma
Saluran TarumUtara
CISANTI
DAS CIPUNAGARA
DAS CIASEM
DAS CIMALAYA
DAS CIKAROKROK
DAS CIBODAS
DAS CIDONGKOL
DAS CIBADAK
DAS CIRANDU
DAS CIGEMARI
DAS SEWO
DAS BUGEL
DAS CIBANTENG
DAS SUKAMAJU
DAS BATANG
LEUTIK
DAS CIREUNGIT
Bendung CimacanBendung Pedati
Bendung Lebiah
Bendung Barubug
Bendung Pundong
Bendung Curugagung
Bendung WalaharBendung Cibeet
Bendung Cipamingkis
Bendung Curug
Bendung Salam Darma
Bendung GadungBendung Cijengkol
Bendung Leuwinangka
Bendung Cilalanang
W. Cipancuh
W. Jatiluhur
W. Cirata
W. Saguling
Kedaung
Batujaya
Cibuaya
Sungaibambu
Rengasdengklok
Rawamerta
Sumurgede
Wadas
Karawang
Cikampek
Cikopo
Ciredak
Pabuaran
Sukamandi
Ciasem
Cilamaya
Majangan
Pamanukan
SukraPatrol
Eretan Wetan
Kedungdawa
Sukatani
Pangendenbaru
Gantar
Sukaslamet
Subang
Kalijati
Karangbungur
Cisalak
SangalaberangWanayasa
Ciater
Lembang
Cikalongwetan
Ngamprah
Padalarang
CimahiBatujajar
Bandung
Soreang
Cililin
Gununghalu
Ciwidey
Babakan Jampang Cianjur
Pangalengan
Marujung
CiparaiBanjaran
Campaka
Cibeber
Cianjur
Ciranjang
Cikalongkulon
BojongkolePlered
Pasirkalong
Cariu
Pangkalan
Pacet
Cipanas
Ujung Berung
Cileunyi
Tanjungsari
Rancaekek
Cicalengka
Majalaya
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
65
70
75
80
85
90
100
105
110
115
120
125
130
160
165
185
190
195
200
205
210
230
235
240
245
250 255
260
265
270
275
280
285
2905
295
300
305
310
60
95
155
S. Cibu
lan Bu
lan
Kali
Wagu
Ka
li W
atu
S. C
ibadak
Kali P
ancu
ng
K B
aw
ah
S. C
ilam
aya
s. C
ikaro
kok
S.
Cila
ma
ran
S C
ibeet
S.
Ke
lap
a
S. C
isubah
Cih
era
ng
S C
ita
rum
S.
Cija
mb
e
S. Baluluk
S. C
iam
pel
Cig
andaso
li
S.
Cip
atu
jan
g
S. Cilangkap
Cil
an
da
k
S. C
ika
o
Cikaw
ung
S. C
ijengko
l
Cih
uni
Cike
ruh C
ibodas
Cih
uju
ng
Cis
aa
t
Cig
aru
ng
an
Cilu
tung
Cipabela
Cia
se
m
Cin
en
ga
h
Cim
aja
Cic
an
an
g
Cisomang
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S C
ibeet
S. C
ibeet
S. Cilele
S. Cijawer
S. Cikundul
S. Cibala
gun
S. C
iode
ng
S. Cib
odas
S. C
ilala
wi
S. Cibodas
S. Cijengkol
S. Cileuleuy
S. Cipa
rang
S. Cijuhung
S. Cigaraba
n
S. C
ise
ntu
l
S. Cileat
S.
Cij
eru
k
S. C
iha
ur
S. Cime
ta
S. C
imahi
S. Citunjung
S. Cimega
S.
Cim
inya
k
S. C
iseu
seu
p
S. C
ijam
bu
S. C
ililin
S. Cimareme
S. C
ijatu
pang
S.
Cis
an
gku
y
S. C
iras
ea
S. C
iwid
ey
S. C
ihon
je
S.
Cia
sem
S. Cipun
agara
K. G
ole
k
Su
ng
ai
Go
kd
ok
Cit
ap
en
K.
Bla
kla
k
K. G
adun
g
K. G
alih
K. Kale
nte
ngah
K. N
ola
i
S. Ci
buge
l
K. La
lan
an
g
S.
Pe
raw
an
K. Pi
lang P
ayun
gK. B
adong
Ka
li L
ian
g B
ua
ya
S. Ci
boda
s
Cig
adung
Cilam
ata
n
Ciwida
ra
Cip
od
an
g
Cib
iuk
Cib
an
ua
ng
Cib
eber
Cijere
Cik
ara
ma
s
Cik
an
du
ng
K. Menir
Cib
uru
ng
Cib
ed
il
Cile
atCiu
pih
Cis
ara
nte
n
Cik
eru
h
S. Citarik
Cid
uri
an
Cik
ali
ntu
S.
Cim
an
uk
Cic
uka
ng
Cib
ruk
Cih
era
ng
S. Cinu
sa
S. C
ika
pu
nd
un
g
K. G
alon
ggon
g
S .
Se
da
ri
S. Cis
aga
S.
Cia
ge
m
S. C
ibad
ardu
a
Cir
an
du
S C
ise
wo
Cile
nyi
Cia
ng
ke
p
S.
Cih
ea
s
S. C
ileng
kong
S. Cisokan
S. C
ikuja
ng
S. Cieuri
S. Cih
aru
s
S.
Cia
wi
S. C
ikond
ang
S. C
itep
us
S.
Cim
aca
n
S. Cianom
Cik
alo
ng
S.
Cija
mb
e
S. Cilanting
S. Cibakom
Cid
adap
S. C
ido
ng
ko
l
S. C
ila
lan
an
g
Cik
ed
on
gka
op
Cikawung
Cik
ole
Cib
ante
ng
Cipamingki
s
S.
Cis
an
gku
an
g
Purwakarta
Sumber: Hasil overlay studi-studi pada Dinas PSDA Prov Jawa Barat oleh BBWS Citarum
SKEMA POTENSI WADUK DI CITARUM HULU
RENCANA WADUK
WADUK EKSISTING
AliranS. CitarikW. CITARIK 3Volume: 307.468 mGenangan: 37,63 Ha
W. LEUWILIANG 3Volume: 10.540.000 mGenangan: 63,24 Ha
W. CIGUMENTONG 3Volume: 1.650.000 mGenangan: 9,90 Ha
W. CIMULU 3Volume: 2.310.000 mGenangan: 13,88 Ha
W. CIKITU 3Volume: 51.839 mGenangan: 1,25 Ha
W. WAKAO 3Volume: 94,045 mGenangan: 1,85 Ha
W. CIBODAS 3Volume: 31`7.969mGenangan: 5,79 Ha
Aliran S. CikeruhW. CIKALIMIRING 3Volume: 733.000 mGenangan: 4,65 Ha
Aliran S. CidurianW. CIKUDA 3Volume: 895.000 mGenangan: 5,37 Ha
W. SEKERENDE 3Volume: 288.000 mGenangan: 1,73 Ha
W. TUGU 3Volume: 1.850.000 mGenangan: 1,11 Ha
Aliran S. CikapundungW. CIKUKANG 3Volume: 319.000 mGenangan: 15,29 Ha
W. CIAWIRUKAStatus: Identifikasi
W. CIPANENGAH 1, 2, 3Status: Identifikasi
S. C
itarik
S. C
iker
uh
S. C
ipam
aloka
n
S. C
idurian
S. C
ikap
undung
S. C
imah
i
S. C
imet
a
Aliran S. CimahiW. SUKAWANA 3Volume: 718.770 mGenangan: 40,70 Ha
Aliran S. CimetaW.CIMETA 3Volume: 970.288 mGenangan: 10,80 Ha
S. Ciw
idey
S. Cis
angku
y
AliranS. CisangkuyW. CIBINTINU 3Volume: 210.141 mGenangan: 3,48 Ha
W. SANTOSA 3Volume: 21.006.375 mGenangan:71,87 Ha
Aliran S. CiwideyW. CIWIDEY 3Volume: 734.000 mGenangan: 7.53 Ha
W. S
agul
ing
W. C
irat
a
W. J
uand
a
W. C
ileun
ca
W. C
ipan
unja
ng
Aliran S. CimapalokanW. CIKAWARI 3Volume: 593.000 mGenangan: 3,56 Ha
W. TARETEP 3Volume: 610.000 mGenangan: 3,56 Ha
KOTA BANDUNG
BANDUNGBARAT
BANDUNGTIMUR
BANDUNG SELATAN
Aliran S. Citarum Hulu
0.15%0.22% 1.48%
0.33%3.27%7.20%
6.63%
8.32%0.11%
10.25%
0.01%
0.11%
9.02%35.30%
9.00%0.02%
8.49%
Penggunaan Lahan di DAS Citarum Hilir
9.87%
3.32%9.76%
0.01%
0.05%
10.45%
29.65%
0.57%
15.84%
7.39%
0.07%13.03%
Penggunaan Lahan di DAS Citarum Tengah
0.01%
1.57% 6.49%
11.50%
16.29%1.76%
20.83%
7.92%
0.04%16.36% 0.32%
16.88%
0.01%
S. C
iwid
ey
SUB DAS CIWIDEY
S. C
iwid
ey
Bendung CimacanBendung Pedati
Bendung Lebiah
Bendung Barubug
Bendung Pundong
Bendung Curugagung
Bendung WalaharBendung Cibeet
Bendung Cipamingkis
Bendung Curug
Bendung Salam Darma
Bendung GadungBendung Cijengkol
Bendung Leuwinangka
Bendung Cilalanang
S. Cibu
lan Bu
lan
Kali
Wag
u
Ka
li W
atu
S. C
ibad
ak
Kali P
ancu
ng
K B
aw
ah S.
Cila
may
a
s. C
ikaro
kok
S.
Cila
ma
ran
S C
ibeet
S.
Ke
lap
a
S. C
isubah
S C
ita
rum
S.
Cija
mb
e
S. Baluluk
S. C
iam
pel
Cig
andaso
li
S.
Cip
atu
jan
g
S. Cilangkap
Cil
an
da
k
S. C
ika
o
Cikaw
ung
S. C
ijengko
l
Cih
uni
Cike
ruh C
ibodas
Cih
uju
ng
Cis
aa
t
Cig
aru
ng
an
Cilu
tung
Cipabela
Cia
se
m
Cin
en
ga
h
Cim
aja
Cic
an
an
g
S. Cilalawi
S. Ciririp
S. Cikanjaya
S C
ibeet
S. C
ibeet
S. Cilele
S. Cijawer
S. Cikundul
S. Cibala
gun
S. C
iode
ng
S. Cib
odas
S. C
ilala
wi
S. Cibodas
S. Cijengkol
S. Cileuleuy
S. Cipa
rang
S. Cijuhung
S. Cigaraba
n
S. C
ise
ntu
l
S. Cileat
S.
Cij
eru
k
S. C
iha
ur
S. Cime
ta
S. C
imahi
S. Citunjung
S. Cimega
S.
Cim
inya
k
S. C
iseu
seu
p
S. C
ijam
bu
S. C
ililin
S. Cimareme
S. C
ijatu
pang
S.
Cis
an
gku
y S. C
iras
ea
S. C
iwid
ey
S. C
ihon
je
S.
Cia
sem
S. Cipun
agara
K. G
ole
k
Su
ng
ai
Go
kd
ok
Cit
ap
en
K.
Bla
kla
k
K. G
adun
g
K. G
alih
K. Kale
nte
ngah
K. N
ola
i
S. Ci
buge
l
K. La
lan
an
g
S.
Pe
raw
an
K. Pi
lang P
ayun
gK. B
adong
Ka
li L
ian
g B
ua
ya
S. Ci
boda
s
Cig
adung
Cilam
ata
n
Ciwida
ra
Cip
od
an
g
Cib
iuk
Cib
an
ua
ng
Cib
eber
Cijere
Cik
ara
ma
s
Cik
an
du
ng
K. Menir
Cib
uru
ng
Cib
ed
il
Cile
atCiu
pih
Cis
ara
nte
n
Cik
eru
h
S. Citarik
Cid
uri
an
Cik
ali
ntu
S.
Cim
an
uk
Cic
uka
ng
Cib
ruk
Cih
era
ng
S. Cinu
sa
S. C
ika
pu
nd
un
g
S S
ed
ari
S. Cis
aga
S.
Cia
ge
m
S. C
ibad
ardu
a
Cir
an
du
S C
ise
wo
Cile
nyi
Cia
ng
ke
p
S.
Cih
ea
s
S. C
ileng
kong
S. Cisokan
S. C
ikuja
ng
S. Cieuri
S. Cih
aru
s
S.
Cia
wi
S. C
ikond
ang
S. C
itep
us
S.
Cim
aca
n
S. Cianom
s. C
igem
ari
S.
Cija
mb
e
S. Cilanting
S. Cibakom
Cid
adap
S. C
ido
ng
ko
l
S. C
ila
lan
an
g
Cik
ed
on
gka
op
Cikawung
Cik
ole
Cib
ante
ng
Cipamingki
s
S.
Cis
an
gku
an
g
KARAWANG
SUBANG
PURWAKARTA
KOTA CIMAHI
BOGOR
BANDUNG BARAT
KOTA BANDUNG
BANDUNG
INDRAMAYU
CIANJUR
SUMEDANG
CITARUM
Mangrove
Luas (ha)Erosi Lahan
(ton/tahun)Sedimentasi
(ton/tahun)
Cihaur 27,981 11,212,448 857,446
Cukapundung-Cipamokolan 30,472 13,698 1,023,347
Cikeruh 19,029
6,659,086
569,293
Ciminyak 32,575
15,443,496
1,132,739
Cirasea 38,110
18,403,774
1,332,692
Cisangkuy 34,159
24,930,983
1,755,517
Citarik 22,951
9,441,560
773,001
Ciwidey 22,169
12,556,520
1,023,891
Cikundul 25,737
3,082,639
457,113
Cimeta-Cilangka 32,714
4,468,163
631,533
Cisokan-Cibalagung 118,627
8,945,669
977,212
Cikao 22,072
1,831,273
280,025
DTA Jatiluhur 41,416
2,966,228
399,929
Cibeet 102,893
7,295,138
819,914
Citarum Hilir 140,649 755,664 79,784
SUB DAS
Hu
luTe
ng
ah
Hil
ir
Sumber: Rencana Pengelolaan DAS Citarum Terpadu BPDAS Citarum-Ciliwung 2009
LUAS POTENSI EROSI & SEDIMENTASI DAS SUNGAI CITARUM HULU 2009
PETA KETINGGIAN
WILAYAH SUNGAI CITARUM
0 4 8 16 24 kilometer
0 4 8 16 24 kilometer
-
Laut Jawa
2.3 PERUBAHAN IKLIM & CURAH HUJAN
2.2 FUNGSI IRIGASI SUNGAI CITARUM
2.4 EKSPLOITASI AIR SUNGAI CITARUM
2.6 PENURUNAN KUALITAS AIR SUNGAI CITARUM2.5 INTRUSI LIMBAH KE DALAM SUNGAI CITARUM
2.8 CITARUM ROADMAP & ICWRMIP 2.10 DATA SUNGAI, SUB DAS & BENDUNGAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
anjir sering terjadi di kawasan Bandung atau bagian hulu
dan tengah Sungai Citarum. Akumulasi permasalahan yang Bmenyebabkan banjir diantaranya adalah; penggundulan kawasan hulu, penurunan air muka tanah akibat penggunaan
berlebih, sedimentasi, dan tidak terkelolanya sampah dengan baik.
Selain itu posisi geografis kawasan Bandung yang berada di daerah
cekungan (bekas Danau Bandung Purba), menyebabkan daerah ini
mempunyai potensi tergenang air yang cukup tinggi.
Sedangkan di kawasan hilir, bergabungnya anak Sungai Citarum
menyebabkan kapasitas aliran meningkat sehingga terjadi limpasan
di kawasan hilir. Kondisi ini diperparah dengan konversi lahan
resapan air (cathment area) menjadi kawasan industri dan
permukiman, pengelolaan persampahan dan limbah yang belum
memadai serta sedimentasi yang terjadi menghambat aliran air
menuju ke muara.
Berkembangnya
kegiatan industri
besar di
sepanjang
wilayah Sungai
Citarum selain
berakibat
terhadap
terekploitasinya
air tanah, juga
penurunan
kualitas air akibat
buangan limbah
yang tidak sesuai
dengan
ketentuan yang
berlaku.
otensi Sumber Daya Air Sungai Citarum diperkirakan sebanyak 313 milyar m /tahun, yang sudah dimanfaatkan sebesar 7,5
3Pmilyar m /tahun atau 57,9%. Jumlah tersebut terdiri dari 6 3 3milyar m /tahun bersumber dari Citarum dan 1,5 milyar m /tahun dari
3sungai lain. Sisanya sebesar 5,45 milyar m /tahun atau 42,1% belum
dimanfaatkan. Ketersediaan air pada musim penghujan mencapai 3sekitar 81,4 milyar m /tahun sedangkan pada musim kemarau tinggal
38,1 milyar m /tahun. Hal ini berakibat kelebihan air pada musim
penghujan dan kekurangan air pada musim kemarau. (ASER BPLHD
Jawa Barat 2009).
Pemanfaatan air Sungai Citarum diantaranya digunakan sebagai
sumber air irigasi pertanian, pendukung kegiatan industri, serta sebagai
sumber air minum penduduk Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta,
Bekasi, Karawang, dan 80% penduduk Jakarta. Pemenuhan kebutuhan
air minum warga DKI dikelola oleh PT Palyja dengan debit 6.000 l/dt &
PT Aetra sebesar 8.500 l/dt. Sedangkan potensi 1.400 MW tenaga listrik
yang dihasilkan oleh PLTA di tiga bendungan digunakan untuk
kebutuhan listrik Jawa-Bali (Paparan Gubernur Jabar pada Rakor
Penanganan DAS Citarum dan Pasca Banjir di Jawa Barat 6 April 2010)
Semakin meningkatnya jumlah populasi penduduk, maka angka
kebutuhan suplai air juga semakin naik. Jumlah populasi yang dilayani
Sungai Citarum adalah 25 juta jiwa (15 juta jiwa Jawa Barat, 10 juta jiwa
DKI). Rata-rata kebutuhan suplai air dari Bendungan Jatiluhur yang
disalurkan melalui Saluran Kanal Tarum Barat, Timur dan Utara 3 3meningkat 140 m /detik (1996) menjadi 155 m /dt (2004). Pada tahun
2001 mulai dilaporkan adanya penurunan debit air yang tidak mampu
mencukupi kebutuhan air selama 10 bulan bahkan meningkat menjadi 5
bulan di tahun 2005.
2.1 SUMBER DAYA & PEMANFAATAN AIR SUNGAI CITARUM
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
4
4.5
5
5.5
6
Pro
du
kti
vit
as P
ad
i (t
on
/h
a)
Jawa Barat
DKI Jakarta
Banten
Perbandingan Produktivitas Padi di Provinsi Banten, DKI Jakarta & Jawa Barat Tahun 2009
ermasalahan limbah Sungai Citarum sudah dimulai dari daerah hulu.
Kegiatan peternakan sapi yang berkembang di daerah dataran tinggi Psebelah Utara dan Selatan Kota Bandung seperti Lembang dan Pengalengan menyumbang limbah kotoran setidaknya 400 ton per hari.
Limbah ini dihasilkan dari sekitar 29.000 ekor sapi yang dimiliki oleh 7.000
orang peternak dimana pengelolaan limbah kotoran sapi (rata-rata 15
kg/ekor/hari) belum ditangani dengan optimal dan langsung digelontorkan ke
Sungai Citarum melalui saluran-saluran pembuangan*.
Masalah lain adalah sampah perkotaan dan limbah domestik yang tidak
terangkut ke TPS dan dibuang ke sungai. Rata-rata jumlah sampah padat yang 3disaring di Bendungan Saguling mencapai 250.000 m /tahun (greenersmagz, 2
Feb 2010) Selain itu sebanyak 1.500 industri di kawasan Bandung dan
sekitarnya menyumbang limbah kimia sebebesar 280 ton ke Sungai Citarum
setiap harinya.**
*Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dalam tulisan Sebuah Potret Uji Coba PES/Diella
Dachlan. **Survey Indonesia Power dan UNPAD 2004.
ada tahun 2008 kebutuhan air untuk keperluan domestik, industri dan irigasi di Jawa 3Barat diperkirakan sebesar 17,6 milyar m /tahun. Kebutuhan air ini akan terus Ptumbuh sekitar 1-1,7 % pertahun dan hanya terpenuhi sekitar 50% dari total
kebutuhan yang diambil dari air permukaan dan sisanya mengambil dari air tanah.
Di kawasan Bandung, 90% dari jumlah penduduk dan 98% industrinya saat ini mengandalkan
sumber air tanah. Namun eksploitasi air tanah ini berdampak pada penurunan tanah dan
muka air tanah khususnya di Cekungan Bandung. Tercatat terjadi penurunan muka air tanah
5 m per tahunnya di tempat yang sama, dengan total akumulasi penurunan sebesar 85 m
pada 80 tahun terakhir. Saat ini pada kegiatan industri untuk mendapatkan air bersih paling
tidak harus melakukan pengeboran sedalam 150 m.
Padahal kontribusi yang disumbangkan dari sektor industri sangat besar. Tercatat dari industri
pertekstilan yang mendominasi di daerah Bandung menyumbang 60% (Rp. 60 Trilyun)
produksi tekstil nasional (Rp.105,3 trilyun) dan Rp. 40 trilyun dari angka tersebut merupakan
nilai penjualan produk tekstil di wilayah Bandung. Kurang seimbangnya pengembangan
kegiatan industri dengan penanganan penggunaan air dan pengelolaan limbah menjadi
ancaman tersendiri terhadap keberlangsungan kondisi ekologis di sekitarnya.
ecara alami Sungai Citarum sudah tidak mampu menurunkan
konsentrasi bahan-bahan pencemar karena terlalu beratnya Sbeban pencemar yang dibuang dan kemudian dibawa oleh sungai tersebut. Industri tekstil adalah salah satu industri yang
berkontribusi besar terhadap perubahan kualitas air. Penyebaran
industri tekstil ini mayoritas berada di wilayah tengah dan barat Jawa
Barat seperti wilayah Bandung, Bekasi, Karawang,dan Purwakarta.
Dari 600 industri yang bergerak di bidang pertekstilan ini hanya 10%
saja yang mengoperasikan IPAL standar (Ade Sudrajat, Ketua
Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ekspedisi Citarum-Kompas 2011). Di
sepanjang aliran di DAS Citarum hulu di Kab. Bandung setiap hari
kurang lebih 1.320 l/dt atau setara dengan 280 ton limbah dibuang
dari industri tekstil ini per harinya (BPLHD Jabar). Padahal SK
Gubernur Jawa Barat No.39/2002 telah menegaskan bahwa limbah
hasil industri harus melalui pengolahan agar sesuai dengan baku
yang aman bagi lingkungan.
Masalah pakan ikan berlebih juga menjadi salah satu sumber
pencemaran air khususnya di Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur.
Dari sekitar 10 ton pakan ikan yang ditebar setiap harinya tidak
semuanya terkonsumsi oleh ikan. Sisa pakan tersebut mengendap di
dasar bendungan dan berubah menjadi zat sulfur yang berbahaya
bagi ikan. ketika arus bawah air naik dan membawa kotoran ke
permukaan berakibat pada matinya ikan. Sekitar 300 ton (2004) dan
150 ton (2010) Ikan mati di di Waduk Cirata diduga karena hal
tersebut.
Kualitas air Sungai Citarum yang buruk akibat pencemaran juga
mempercepat korosi peralatan Pembangit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Terdapat 8 unit pembangkit yang dilengkapi 96 pendingin generator
yang seharusnya berumur 5 tahun sampai 7 tahun tapi sekarang baru
dua sampai tiga tahun sudah mulai bocor (Wirawan, Manager
Engineering PLTA Waduk Cirata, kompas.com).
23
10
0
4
0
72
51
12
4 5
51
31
26 4
69
45
15
7
0
19
20
30
40
50
60
70
0
Kota Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Barat Kota Cimahi
Jumlah Industri Tekstil yg Beroperasi
Fisika Biologi
Fisika Kimia
Fisika Kimia-Biologi
IPAL Gabungan
Jumlah Industri
Tekstil Yang
Beroperasi &
Jenis IPAl yang
Digunakan
Pada 4
Kabupaten di
Cekungan
Bandung.
Jumlah Industri di Wilayah Sungai Citarum
Tahun 2009
Akibat menggunakan air berkualitas
buruk, sebagian masyarakat yang
tinggal di sepanjang bantaran sungai
menderita penyakit kulit.
2.7 BANJIR SUNGAI CITARUM
Indramayu
15,75%
0,44%
1,48%
0,02%
3,40%
5,87%
0,01%
14,02%
0,85%
58,18%
Sukabumi
Bandung Ciamis
Cirebon
Kuningan
Sumedang
Bekasi Subang
Tasikmalaya
Prosentase Banjir di Jawa Barat Tahun 2008
Curah hujan rata-rata di wilayah Sungai Citarum antara 2.000 mm
di hilir dan 4.000 mm untuk daerah hulu. Variabel curah hujan
memiliki dampak yang signifikan pada volume air waduk di
Indonesia juga di Wilayah Sungai Citarum. Di Indonesia pada
musim kemarau yang dipengaruhi oleh iklim el nino, jumlah air di
Waduk Jatiluhur dapat turun hingga mencapai 60% dari batas
normal. Sedangkan pada musim hujan yang dipengaruhi oleh iklim
la nina jumlah air mencapai 120% dari normal. Pada perubahan
iklim el nino pada tahun 1994, tercatat produksi listrik di tiga waduk
di Sungai Citarum yang juga digunakan sebagai PLTA (Saguling,
Cirata dan Jatiluhur) masih tinggi, namun semenjak 1997, 2002,
2003, 2004 dan 2006 cenderung mengalami penurunan.
Selain karena perubahan iklim, indikasi degradasi hutan terutama
di daerah Hulu Sungai Citarum telah mengurangi luasan daerah
tangkapan air (catchment area). Kondisi ini meningkatkan
perbedaan antara debit aliran pada musim hujan dan musim
kemarau. Padahal berdasarkan penelitian DArrigo et al. (2010)
menyatakan bahwa hutan memainkan peranan yang signifkan
dalam meningkatkan ketahanan ekosistem di Wilayah Sungai
Citarum terhadap perubahan iklim yang ekstrim.
Anomali debit air sungai juga berpengaruh pada produktivitas
pertanian terutama padi. Areal persawahan mengalami banjir
selama musim hujan dan kekeringan selama musim kemarau. Hal
ini juga menunjukan bahwa efektivitas bendungan yang berfungsi
untuk mengelola banjir selama musim hujan dan memasok air
telah menurun. Tidak hanya produksi listrik dan produksi hasil
pertanian, kekurangan air di waduk di Sungai Citarum juga
berpengaruh pada ketersediaan air minum khususnya bagi daerah
perkotaan terutama Jakarta yang 80% suplai air bakunya diambil
dari Waduk Jatiliuhur.
Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP) yang akan dilakukan dalam beberapa
tahapan.
Koordinasi perencanaan program dilakukan oleh BAPPENAS, sedangkan koordinasi pelaksanaan kegiatan program
dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Kementerian Pekerjaan Umum dengan melibatkan
kementerian terkait dan pemerintah daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota, kalangan LSM, komunitas dan
swasta.
Pengelolaan sumber daya air terpadu di Wilayah Sungai Citarum juga telah menjadi suatu rencana induk, sebagai
prioritas nasional yang dilaksanakan 2010 hingga 2025.
onsep pengelolaan sumber daya air terpadu atau
Integrated Water Resources Management (IWRM) Kadalah proses yang mengutamakan fungsi koordinasi dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya
terkait.
Tujuannya yaitu memaksimalkan hasil secara ekonomis dan
kesejahteraan sosial dalam pola yang tidak mengorbankan
keberlangsungan ekosistem vital (Global Water Partnership-
Technical Advisory Committee, 2000). Konsep ini membawa
paradigma baru yaitu lebih mengedepankan keterpaduan
lintas sektor, pengelolaan, lingkungan dan keterpaduan antar
individu.
Konsep IWRM atau pengelolaan sumber daya air terpadu
diadopsi dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air, dan dilakukan untuk membenahi permasalahan Citarum.
Sejak beberapa tahun lalu pemerintah bersama seluruh
pemangku kepentingan dalam serangkaian dialog telah
menghasilkan Citarum Roadmap, yaitu suatu rancangan
strategis berisi hasil identifikasi program-program utama untuk
meningkatkan sistem pengelolaan sumber daya air dan
memperbaiki kondisi di sepanjang aliran Citarum.
Citarum Roadmap mengidentifikasi sekitar 80 jenis kegiatan
yang perlu dilakukan untuk pemulihan Sungai Citarum dan
pelaksanaannya akan secara bertahap dalam waktu 15 tahun.
Beberapa program kegiatan dilakukan melalui Integrated
NAMA
BENDUNGAN
TAHUN
SELESAI
SAGULING
CILEUNCA
CIPANUNJANG
CIRATA
JATILUHUR
1986
1984
1930
1988
1967
Sungai
Citarum
Cileunca
Cipanunjang
Citarum
Citarum
Catchment2Area (km )
2.283
21
8
4.119
2.283
Tujuan
Irigasi/PLTA
Irigasi
Irigasi
PLTA
Irigasi/PLTA
KAPASITAS310 m
982.000
12.000
22.400
973.000
2.556.000
*Profil BBWS Citarum Dirjen SDA Kementerian PU
BENDUNGAN DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
Cimahi 32,61
Cibeureum 60,71
Ciwidey 228,36
Cibolerang 60,85
Citepus 36,52
Cisangkuy 280,95
Cigede 145,40
Cicadas 29,71
Cidurian 33,95
Cipamongkolan 42,23
Cikeruh 190,33
Citarik 257,49
Citarum Hulu 363,44
8,22
11,36
20,99
4,99
10,98
18,80
15,42
8,91
8,45
13,79
13,78
11,50
43,85
SUB DASPanjang Sungai
(km)
Luas Catchment
2(km )
SUB-DAS UTAMA PADA DAS CITARUM HULU
50
Bekasi
40
Floodway Cikarang-Bekasi-Laut Jawa (CBL)
71
Laut Jawa
20
Cibeet
60
Citarum
75
Cibeet
220
Laut Jawa
36
Citarum
25
Citarum
23
Citarum
35
Laut Jawa
60
Laut Jawa
30
Ciasem
64
Laut Jawa
21
Ciasem
30 Cipunagara
23 Cirata
80 Muara (Laut Jawa)
Pancer Lempeng
40 Cipunagara
8 Cikandung
50 Muara Eretan (Laut Jawa)
Ciluar
Kali Bekasi
Cikarang
Cipamingkis
Cibeet
Cigentis
Citarum
Cikawao
Ciherang Harus
Cisomang
Ciherangnunggali
Cilamaya
Cijengkol
Ciasem
Cibodas
Cigadung
Cileuleuy
Cipunagara
Cikandung
Cibeber
Cilalanang
Gn Pangrango
Gn Pangrango
Gn Pangrango
Gn Pangrango
Gn Sanggabuana
SanggabuanaGn
Gn Wayang
Gn Burangrang
Gn Burangrang
Gn Burangrang
Gn Burangrang
Gn Burangrang
Daerah K.Jati
Gn Tangkubanperahu
Sagala Herang
Gn Sapotong
Gn Tangkubanperahu
Gn Tangkubanperahu
Gn Tampomas
Gn Tampomas
Gn Tampomas
Sungai Panjang (km)
Mata Air Muara
NAMA SUNGAI UTAMA DI WILAYAH SUNGAI CITARUM
edimentasi yang terjadi di Sungai Citarum dipengaruhi oleh proses terjadinya
erosi terutama di daerah hulu. Erosi pada tebing sungai umumnya terjadi dapa Stebing busur luar tikungan yang selalu dihantam oleh kekuatan arus air sungai. Pada daerah lanjutan proses erosi ini kemudian membentuk meander. Perubahan alur
sungai juga disebabkan oleh kegiatan pelurusan sungai yang lebih dikenal dengan
normalisasi sungai. Normalisasi di Sungai Citarum juga telah meninggalkan kelokan-
kelokan sungai yang dikenal dengan istilah sungai mati atau Oxbow.
Padi SRI
Sungai Mati (Oxbow) hasil normalisasi sungai di Cigosol Andir (atas).
Pemanfaatan bentukan danau tapal kuda di Kampung Mahmud Bale Endah
Kabupaten Bandung sebagai kolam ikan (bawah).Sumber: ASER BPLHD Provinsi Jawa Barat 2009
Timbunan Sampah Kota
Sampah Terangkut Ke TPA
0,00
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
3v
olu
me
(m
/h
ari)
Kab. Bandung
KotaBandung
KotaCimahi
Kab. Bandung Barat
Kab.Bogor
KotaBogor
Kab.Bekasi
KotaBekasi
Kab.Cianjur
9.000
10.000
Jumlah Timbunan Sampah & Sampah yang
Terangkut ke TPA di Beberapa Kab. di Jabar 2009
Sumber: ASER BPLHD Provinsi Jawa Barat 2009
Sumber: ASER BPLHD Provinsi Jawa Barat 2009
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,2010
Irigasi
Industri
Air Perkotaan
Air minum keperluan DKI
Lain-lain
87%
5%6%0.36%
2%
Pemanfaatan Air Sungai Citarum
Pada Tahun 2009
Kebutuhan Air Domestik & Non
Domestik Wilayah Sungai Citarum
2009
Kebutuhan Air Domestik & Non
Domestik Wilayah Sungai Citarum
2009
91%
9%
30.621
324.461
Beririgasi Teknis
Beririgasi Semi Teknis
Luas Lahan Sawah Beririgasi
Wilayah Sungai Citarum
Tahun 2009
TeknisSemi Teknis Total
30.62155.105
323.461
443.746
354.082
498.853
Luas Lahan Sawah di WS Citarum (ha)
Luas Lahan Sawah di WS 6 Ci (ha)
Perbandingan Luas Lahan Sawah
Beririgasi Wilayah Sungai Citarum &
Wilayah Sungai 6 Ci, Tahun 2009
Perbandingan Luas Lahan Sawah
Beririgasi Wilayah Sungai Citarum &
Wilayah Sungai 6 Ci, Tahun 2009
Sumber: PSDA Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat, BBWS/BWS dan BPS
Sumber: BAPPEDA Provinsi Jawa Barat 2010
67%
No
n D
om
est
ik
33%
Keterangan: (-) Data tidak tersedia , Lokasi titik pantau dapat dilihat pada Peta Permasalahan Konservasi Air & Penggunaan Air
di Wilayah Sungai Citarum. Nilai Index Pencemaran dan Storet Mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.115/2003. Baku Mutu Air Mengacu Pada PP No 82/2007 Klas II.
Titik PantauNilai
StoretMutu Air
PO4
totBOD COD DO E.Coli
Total
ColiFenol TSS
Deter-gen
Padatan pH
mg/l mg/l mg/l mg/l jml/100 jml/100 ug/l mg/l ug/l mg/l
Tanjung Pura -66 Cemar Berat 0,7 16 46 3,8 140.000 210.000 - - - - -
Bendungan Walahar -57 Cemar Berat 0,7 5,7 - 1,9 41.000 70.000 26 - - - -
Bendungan Curug -77 Cemar Berat 0,91 8,4 146 0 130.000 148.000 29 - - - -
Nanjung -88 Cemar Berat 2,57 54 146 0 130.000 148.000 39 60 1050 - -
Cemar Berat
Dayeuhkolot -95 - 55 158 0 280.000 122.000 43 64 497 - -Cemar Berat
Sapan -111 2,8 61 162 0 75.000 77.000 36 70 815 - -
Cemar Berat
Burujul -85 2,28 65 170 0 140.000 150.000 53 75 525 - -
Cemar Berat
Cijeruk -92 2,13 48 128 0 75.000 78.000 42 60 798 1200 8,3
Majalaya -69 Cemar Berat 0,59 4,9 - - 1.100.000 1.115.000 28 98 250 - -
Wangisagara -47 Cemar Berat 0,41 4,2 - - 1.100.000 1.115.000 - 93 296 - -
Tabel Kualitas Air Sungai Citarum 2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
*SRI adalah: satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. (Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian)
2.9 SUNGAI MATI (Fenomena Danau Tapal Kuda/OXBOW)
Jawa Barat merupakan daerah yang mempunyai
produktivitas tanaman padi tertinggi. Sejak tahun 2005,
produktivitas padi (sawah dan ladang) rata-rata sebesar 5,50
ton/Ha, urutan ke-2 setelah Jawa Timur yang sebesar 5,67
ton/Ha. Potensi air Sungai Citarum digunakan untuk mengairi
areal pertanian seluas 420.000 hektar.
Tingginya sedimentasi dan pencemaran air Sungai Citarum
berakibat pada menurunnya produktivitas persawahan. Kurang
lebih 100.000 Ha sawah terancam tidak produktif dan
berpotensi mengakibatkan kerugian sebesar 16 Trilyun Rupiah
(Ekspedisi Citarum, Kompas, April 2011)
Kabupaten Karawang, yang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat/nasional,
merupakan salah satu pengguna utama aliran Sungai Citarum, dengan
potensi luas sawah mencapai 97.529 Ha. Inovasi penerapan padi dengan
metode System of Rice Intensification (SRI)* dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan air dan mengantisipasi penurunan debit air
Sungai Citarum serta meningkatkan produktivitas hasil panen.
Perbandingan debit maks dan min
di S. Citarum, Citanduy dan Cisadane 2009
S. Citarum S. Citanduy S. Cisadane
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
3Debit Maks (m /tahun)
4.402
0.884
0.361 0.754 0.558
7.000
3Debit Min (m /tahun)
6.613PETA CURAH HUJAN
WILAYAH SUNGAI CITARUM0 4 8 16 24 kilometer
750
1750
1250
2750
3250
3750
4250
4500
2250
LEGENDA
PETA POTENSI BENCANA BANJIR &
TANAH LONGSOR WILAYAH SUNGAI CITARUM0 4 8 16 24 kilometer
Resiko Bencana Banjir
Resiko Bencana Abrasi
LEGENDA
Resiko Bencana Longsor
Kelembagaan
dan
Perencanaan
IWRM
Pengembangan
dan
Pengelolaan
Sumber Daya Air
Pembagian
dan
Penggunaan
Air
Perlindungan
Lingkungan
Pengelolaan
Bencana
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DATA DAN INFORMASI
BIDANG KUNCI
UTAMA (PILAR)
BIDANG KUNCI
PENDUKUNG
Pemerintah dan Masyarakat bekerjasama
demi terciptanya sungai yang bersih,
sehat dan produktif, serta membawa
manfaat yang lestari bagi semua orang khusunya
di wilayah Sungai Citarum
VISI
Sumber: Dinas SDA & Permukiman Provinsi Banten, BPLHD Jawa Barat, PU-PSDA pada laporan Institutional
Strengthening for Integrated Water Resources Management (IWRM) in the 6 Cis RB Territory-Package B
Kab. Karawang
Kota Cimahi
Kota Bekasi
Kota Bandung
Kab. Sumedang
Kab. Subang
Kab. Purwakarta
Kab. Indramayu
Kab. Cianjur
Kab. Bekasi
Kab. Bandung Barat*
Industri Besar
6019
9727
10700
4059
3293
10685
9205
2329
1176
10930
12085
40
95
116
78
12
20
61
25
8
79
1192
Industri Kecil Menengah
Kab. Bandung
Jumlah Industri di Wilayah Sungai Citarum
Tahun 2009
Sumber: Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2009*data tidak tersedia
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
45.000
50.000
1 Cekungan Bandung
2 Priangan Timur
3 Bodebekjur
4 Ciayumajakuning 5 Purwasuka
6 Kawasan Sukabumi 7 Total
17.969
4.482
20.975
3.751920961
49.058
Perkiraan Jumlah Timbunan Sampah
Dari Rumah Tangga di Jawa Barat 2009
40.000
1 2 3 4 5 6 7
Pengelolaan sampah yang kurang baik dan minimnya kesadaran akan kebersihan membuat
Sungai Citarum dinobatkan menjadi salah satu sungai terkotor di dunia. (International
Herald Tribune edisi 5 Desember 2008, Citarum, The World Dirtiest River)
Sumber: Isoyet dari Proyek Transmigrasi Bakosurtanal
didijitasi pleh Bina Program SDA untuk proyek
BWRR 1991-1992pada laporan Institutional
Strengthening for Integrated Water Resources
Management (IWRM) in the 6 Cis
RB Territory-Package B, diolah tim RCMU
Sumber: PSDA PU, diolah Team RCMU
SKEMA RECANA KERJA STRATEGIS DALAM
PERENCANAAN & PELAKSANAAN
CITARUM ROADMAP
(FrameWork Strategy for Citarum Roadmap)
Bendung CimacanBendung Pedati
Bendung Lebiah
Bendung Barubug
Bendung Pundong
Bendung Curugag