perkawinan menurut adat di belu

2
PERKAWINAN MENURUT ADAT DI BELU Perkawinan yang melalui jalan perkenalan muda mudi dimulai dengan acara hanimak dan samahare yang dilakukan secara tradisional yaitu : (1) Perkawinan menurut hubungan/ikatan keluarga (feto sawa uma mane) agar dilakukan terus demi menjaga jangan putusnya ikatan (2) Husar oan binan oan (wanita lain diluar uma manaran yang telah ditetapkan) (3) Mencari gadis yang masih perawan yaitu Takan tahan lasilu kane, bua fuan lakuu kane (daun sirih yang belum dipetik dan disentuh, buah pinang yang belum pernah dicubit). (4) Isin basu foi wai (perkawinan dengan mereka yang sudah menjadi milik umum) dimana pada waktu lalu harga perawannya sudah dibayar oleh pemuda yang pernah menggaulinya. (5) Isin babila nidin babila, belu hikar kabolai babonu lain babonu dikin babonu lain atau sama dengan daru uma mane keluarga penerima gadis, kawin lagi dengan calon dari klen pemberi gadis (perkawinan sororat). Tiga jenis perkawinan yang haram yaitu (1) Feton oan, antara saudara-saudari sekandung, jika terjadi maka ungkapannya: asu mata buta (anjing buta matanya) (2) Oan susun, bapak dengan anak kandungnya, disebut asu na nikar oan manu nemu nika tolun artinya anjing memakan kembali anaknya, ayam meminum kembali telurnya. (3) Oan no inan, anak laki-laki dengan ibunya, (asu sae tetu, asu nador kauk) anjing menaiki loteng, mengotori sarang. Sangsi yang diperoleh dari perkawinan tersebut diatas ialah pria dan wanita dipaksa menghisap susu babi (fahi ten) dan dikucilkan dari suku (lelen sai) Perkawinan yang dibenarkan ialah (1) Nan niti hein feton (anak saudara dikawinkan dengan anak saudari) (2) Oan nola nikar nian kii baki (anak mengawini bekas istri pamannya)

Upload: john

Post on 10-Jul-2016

14 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkawinan Menurut Adat Di Belu

PERKAWINAN MENURUT ADAT DI BELU Perkawinan yang melalui jalan perkenalan muda mudi dimulai dengan acara hanimak dan samahare yang dilakukan secara tradisional yaitu :(1) Perkawinan menurut hubungan/ikatan keluarga (feto sawa uma mane) agar dilakukan terus demi menjaga jangan putusnya ikatan(2) Husar oan binan oan (wanita lain diluar uma manaran yang telah ditetapkan)(3) Mencari gadis yang masih perawan yaitu Takan tahan lasilu kane, bua fuan lakuu kane (daun sirih yang belum dipetik dan disentuh, buah pinang yang belum pernah dicubit).(4) Isin basu foi wai (perkawinan dengan mereka yang sudah menjadi milik umum) dimana pada waktu lalu harga perawannya sudah dibayar oleh pemuda yang pernah menggaulinya.(5) Isin babila nidin babila, belu hikar kabolai babonu lain babonu dikin babonu lain atau sama dengan daru uma mane keluarga penerima gadis, kawin lagi dengan calon dari klen pemberi gadis (perkawinan sororat).

Tiga jenis perkawinan yang haram yaitu(1) Feton oan, antara saudara-saudari sekandung, jika terjadi maka ungkapannya: asu mata buta (anjing buta matanya)(2) Oan susun, bapak dengan anak kandungnya, disebut asu na nikar oan manu nemu nika tolun artinya anjing memakan kembali anaknya, ayam meminum kembali telurnya.(3) Oan no inan, anak laki-laki dengan ibunya, (asu sae tetu, asu nador kauk) anjing menaiki loteng, mengotori sarang.

Sangsi yang diperoleh dari perkawinan tersebut diatas ialah pria dan wanita dipaksa menghisap susu babi (fahi ten) dan dikucilkan dari suku (lelen sai)Perkawinan yang dibenarkan ialah(1) Nan niti hein feton (anak saudara dikawinkan dengan anak saudari) (2) Oan nola nikar nian kii baki (anak mengawini bekas istri pamannya)(3) Baba nola nikar nian uma nain uma ruin (paman mengawini kembali bekas istri keponakannya)

Dipihak lain kadang-kadang perkawinan itu sudah disiapkan dalam urutan proses yang teratur, tetapi bisa terjadi penyimpangan contohnya:(1) Is no beran makotar no tarein (paksaan pemerkosaan).(2) Istri orang diganggu maka disebut suit ulun nak balu, tais ninin naksira, sebagian sisir pecah, sepotong kain tercabik.(3) Sebelum menikah sudah hamil dan diberi tahu, asu oan roan manu oan nakin (anak anjing meraung, anak ayam menciap, sudah hamil baru mengaku).