penyehatan tanah

12
Pemeriksaan Zat Organic Pada Air Lindi Tujuan : Menetukan kandungan zat organik pada air lindi Prinsip : Zat organik dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh larutan KMnO4 Metode : Titrasi permanganometri Dasar Teori : Air lindi adalah cairan dari sampah yang mengandung unsurunsur terlarut dan tersuspensi. Menurut Dena yang dikutip dari (Damanhuri, 1992), air lindi merupakan cairan yang keluar dari tumpukan sampah, dan ini salah satu bentuk pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh timbunan sampah. Sampah yang tertimbun di lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) mengandung zat organik, jika hujan turun akan menghasilkan air lindi dengan kandungan mineral dan zat organik tinggi, bila kondisi aliran air lindi dibiarkan mengalir ke permukaan tanah dapat menimbulkan efek negatif bagi lingkungan sekitarnya termasuk bagi manusia.

Upload: nita

Post on 08-Jul-2016

352 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

penyehatan tanah merupakan hal yang harus diperhatikan

TRANSCRIPT

Page 1: penyehatan tanah

Pemeriksaan Zat Organic Pada Air Lindi

Tujuan :

Menetukan kandungan zat organik pada air lindi

Prinsip :

Zat organik dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas kelebihan

KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh

larutan KMnO4

Metode :

Titrasi permanganometri

Dasar Teori :

Air lindi adalah cairan dari sampah yang mengandung unsurunsur terlarut dan

tersuspensi. Menurut Dena yang dikutip dari (Damanhuri, 1992), air lindi merupakan cairan

yang keluar dari tumpukan sampah, dan ini salah satu bentuk pencemaran lingkungan yang

dihasilkan oleh timbunan sampah. Sampah yang tertimbun di lokasi TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) mengandung zat organik, jika hujan turun akan menghasilkan air lindi

dengan kandungan mineral dan zat organik tinggi, bila kondisi aliran air lindi dibiarkan

mengalir ke permukaan tanah dapat menimbulkan efek negatif bagi lingkungan sekitarnya

termasuk bagi manusia.

Air lindi dapat digolongkan sebagai senyawa yang sulit didegradasi, karena

mengandung bahan-bahan polimer (makro molekul) dan bahan organik sintetik (Suprihatin

2002 in Sulinda, 2004). Pada umumnya air lindi memiliki nilai rasio BOD5/COD sangat

rendah (<0,4). Nilai rasio yang sangat rendah ini mengindikasikan bahwa bahan organik yang

terdapat dalam air lindi bersifat sulit untuk didegradasi secara biologis. Angka perbandingan

yang semakin rendah mengindikasikan bahan organik sangat sulit terurai (Alaerts dan

Santika, 1984).

Alat dan Bahan

Alat :

Page 2: penyehatan tanah

1. Buret

2. Pipet gondok

3. Pipet tetes

4. Erlemeyer

5. Gelas kimia

6. Corong

7. Statif

8. Klem buret

Bahan :

1. Larutan KMnO4 0,1 N

2. Larutkan 3,16 gram KMnO4 dalam 1 liter aquades, didihkan selama 10-15 menit

biarkan di tempat gelap selama 3 hari, simpan dalam botol coklat

3. Larutan KMnO4 0,01 N

4. 100ml KMnO4 0,1 N encerkan dengan 1 liter aquades

5. Larutan asam oksalat 0,1 N

6. 6,3 gram dalam 1 litrer aquades kuantitatif

7. Larutan asam oksalat 0,01 N

8. 100ml asam oksalat 0,1 N, 10 ml H2SO4 4 N kemudian encerkan dengan aquades

sampai 1 liter

9. Larutan H2SO4 4N bebas zat organik

10. 111 ml H2SO4 pekat dalam 1 liter aquades

Prosedur Kerja

1. Meliputi pembebasan labu erlemeyer, pemeriksaan zat organik dan perhitunganfaktor

ketelitian KMnO4

2. 100ml air kran masukkan kedalam erlemeyer

3. Tambahkan 2-3 butir batu didih, 5ml H2SO4 4 N dan tetes demi tetes larutan KMnO4

0,01 N sampai cairan berwarna merah muda (ros)

4. Panaskan diatas api biarkan mendidih selama 10 menit

5. Jika selama pendidihan warna ros hilang, tambahkan lagi KMnO4 0,01 N (sampai

warna tidak hilang

6. Buang cairan dalam erlemeyer (sehingga erlemeyer sudah bebas zat organik)

7. Masukan 100ml sampel air kedalam erlemeyer tadi

Page 3: penyehatan tanah

8. Tambahkan 5ml H2SO4 4N dan tetes demi tetes larutan KMnO4 0,01 N sampai

berwarna merah muda (ros)

9. Panaskan diatas api sampai mendidih lalu tambahkan 10ml KMnO4 0,01N

10. Lanjutkan pemanasan sampai 10 menit tepat, jika selama pemanasan warna KMn04

hilang, penambahan KMnO4 0,01N diteruskan sampai cairan tetap berwarna ungu (10

menit pertama, 10 menit kedua dan seterusnya)

11. Setelah pemanasan selesai, tambahkan 10ml asam oksalat sehingga warna hilang

(cairan tidak berwarna)

12. Titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai cairan berwarna ros, catat ml KMnO4 0,01 N

13. Tambahkan 10 ml asam oksalat 0,01N (untuk mencari faktor ketelitian)

14. Titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai cairan berwarna ros, catatlah ml KMnO4 0,01

N

15. Faktor ketelitian KMnO4 (F) 10

ml KMnO 4

Dari hasil praktik yang dilakukan didapat hasil penurunan dari titrasi KMnO4 adalah 5,1 ml

Faktor ketelitian KMnO4 (F) 10

ml KMnO 4

= 105,1

= 1,96 mg/ml

Kesimpulan :

Dari hasil praktikum diperoleh penurunan ml KMnO4 dari titrasi sebesar 5,1 ml, sehingga

faktor ketelitiannya adalah 1,96 mg/ml.

Page 4: penyehatan tanah

Pemeriksaan Nitrit Pada Air Lindi

Tujuan :

Menentukan kadar nitrit sampel air lindi

Prinsip :

Nitrit dengan asam sulfanilat dan N-1 Naphtiletilen diamin dihidroksida dalam suasana asam

membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Intensitas warna tersebut dianalisa dengan

spektrofometri pada panjang gelombang = 525 dan faktor 101

Metode :

Spektofometri

Dasar Teori :

Air lindi yang berasal dari timbunan sampah yang masih baru, biasanya ditandai oleh

kandungan asam lemak volatile dan rasio BOD dan COD yang tinggi, sementara air lindi dari

timbunan sampah yang lama akan mengandung BOD, COD dan konsentrasi pencemar yang

lebih rendah. Hal ini disebabkan karena dari timbunan sampah yang masih baru, biodegradasi

umumnya berlangsung cepat yang ditandai dengan kenaikan produksi asam dan penurunan

pH air lindi yang mengakibatkan kemampuan pelarutan bahan-bahan pada sampah oleh air

menjadi tinggi. Perbandingan BOD dengan COD pada timbunan sampah yang masih baru

akan berkisar 0,4 % sampai 0,8 %, nilai akan lebih besar pada fase methanogenesis.

Degradasi material sampah di landfill disebabkan karena proses biologi. Perubahan secara

fisik dan kimiawi dan juga produksi air lindi dan produksi gas berhubungan langsung dengan

aktivitas biologis di dalam landfill.

Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen

organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan

nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat

adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang

terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti

juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air.

Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah

bermigrasi dengan air bawah tanah.

Page 5: penyehatan tanah

Alat dan Bahan

Alat :

1. Erlemeyer

2. Pipet gondok

3. Spektrofotometri

4. Pipet tetes

Bahan :

1. Larutan asam sulfanilat

2. Larutkan 0,6 gram asam sulfanilat pada 70 ml aquadest panas, lalu didinginkan

selanjutnya ditambahkan 1ml HCl pekat dan diencerkan sampai 100ml dengan

aquadest

3. Larutkan 0,6 gram asam sulfanilat dalam sedikit air, kemudian tambahkan 20ml HCl

pekat dan encerkan sampai 100ml dengan aquadest

4. Larutan N-1 Naphtiletilen diamin dihidroksida

5. Larutkan 0,5 gram 1-naftilamin hidroklorida dalam 500ml aquadest

6. Larutan standar

Prosedur Kerja :

1. Masukan 25ml sampel air lindi kedalam labu erlemeyer

2. Tambahkan 1,0 ml larutan asam sulfanilat

3. Tambahkan 1ml larutan N-1 Naphtiletilen diamin dihidroksida, homogenkan biarkan

15 menit kemudian periksalah menggunakan spektrofometer

Hasil :

Dari praktik yang dilakukan didapat hasil nitrit 0,67

Kesimpulan :

Dari praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh kadar nitrit yang terkandung di dalam

air lindi sebesar 0.67

Page 6: penyehatan tanah

Pemeriksaan Nitrat Pada Air Lindi

Tujuan :

Menetukan kadar nitrat dalam sampel air lindi

Prinsip :

Metode :

Spektrofometri

Dasar Teori :

Air lindi adalah cairan dari sampah yang mengandung unsurunsur terlarut dan

tersuspensi. Menurut Dena yang dikutip dari (Damanhuri, 1992), air lindi merupakan cairan

yang keluar dari tumpukan sampah, dan ini salah satu bentuk pencemaran lingkungan yang

dihasilkan oleh timbunan sampah. Sampah yang tertimbun di lokasi TPA (Tempat

Pembuangan Akhir) mengandung zat organik, jika hujan turun akan menghasilkan air lindi

dengan kandungan mineral dan zat organik tinggi, bila kondisi aliran air lindi dibiarkan

mengalir ke permukaan tanah dapat menimbulkan efek negatif bagi lingkungan sekitarnya

termasuk bagi manusia.

Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen

organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan

nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat

adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang

terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti

juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air.

Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah

bermigrasi dengan air bawah tanah.

Alat dan Bahan

Alat :

1. Erlemeyer

2. Pipet gondok

3. Spektrofotometri

Page 7: penyehatan tanah

4. Pipet tetes

Bahan :

1. Larutan brucine sulfat

2. Larutkan 1 gram brusin sulfat + 0,1 gram asam sulfanilat pada 70ml aquadest.

Kemudian ditambahkan 3ml HCl pekat dan diencerkan sampai 100ml

3. Larutan H2SO4 (500ml H2SO4 pekat dalam 125 aquadest)

4. Larutan standar KNO3

5. Larutan NaCl 30%

6. Prosedur Kerja

7. Masukkan 10ml sampel air kedalam labu erlemeyer

8. Tambahkan 2,0 ml larutan NaCl

9. Tambahkan 10ml larutan H2SO4, panaskan dengan air panas pada suhu 95oC selama

20 menit

10. Tambahkan aquadest sampai volume 25 ml. Kemudian periksa dengan spektrofometer

Hasil :

Dari praktik yang dilakukan didapat hasil 0,056

Kesimpulan :

Effendi (2003) menyatakan bahwa kadar nitrat yang melebihi 5 mg/l menggambarkan

terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia (pencucian dan

pengolahan makanan) serta tinja hewan. Kadar nitratnitrogen yang lebih dari 2 mg/l dapat

mengakibatkan terjadinya eutrofikasi perairan yang selanjutnya memacu pertumbuhan algae

serta tumbuhan air lain menjadi pesat (blooming).

Page 8: penyehatan tanah

Pemeriksaan pH Air Lindi

Tujuan :

Untuk mengetahui kadar pH pada air lindi

Dasar Teori :

pH (power Hidrogen)

Pescod (1973) mengatakan bahwa nilai pH menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi

ion hidrogen dalam air. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan sejumlah ion

hidrogen akan menunjukkan apakah perairan tersebut bersifat asam atau basa (Barus, 2002).

Selanjutnya beliau menambahkan bahwa nilai pH perairan dapat berfluktuasi karena

dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis, respirasi organisme akuatik, suhu dan keberadaan ion-

ion di perairan tersebut. Menurut Pohland dan Harper (1985) nilai pH air lindi pada tempat

pembuangan sampah perkotaan berkisar antara 1,5 – 9,5.

Salah satu pengukuran yang sangat penting dalam berbagai cairan proses (industri,

farmasi, manufaktur, produksi makanan dan sebagainya) adalah pH, yaitu pengukuran ion

hidrogen dalam suatu larutan. Larutan dengan harga pH rendah dinamakan ”asam” sedangkan

yang harga pH-nya tinggi dinamakan ”basa”. Skala pH terentang dari 0 (asam kuat) sampai

14 (basa kuat) dengan 7 (netral) adalah harga tengah mewakili air murni (Rahayu, 2009).

pH untuk air terkontamasi adalah 8. Nilai ini menyatakan bahwa pH air bersifat alkalis,

pH alkalis sangat mendukung untuk terjadinya laju dekomposisi pada suatu perairan (Effendi,

2003).

Alat dan bahan

Alat :

1. Beaker glass 50 ml

2. pH meter

Bahan :

1. Aquadest

2. pH buffer 7 dan 4

Cara Kerja:

1. suspensi air lindi diukur dengan pH meret yang telah dikalibrasi dengan

menggunakan larutan buffer pH 7 dan pH 4

Page 9: penyehatan tanah

2. Catat hasil

Hasil :

Dari hasil pengukuran pada air lindi diperoleh nilai pH sebesar 5,16

Kesimpulan :

Air lindi yang diperiksa bersifat asam hal ini menunjukan bahwa air lindi mengandung

organik yang tinggi, mempunyai ion-ion terlarut yang juga tinggi serta rasio BOD/COD

relatif tinggi.