penyebab 1001 masalah hisab dan rukhiyat

9
PENYEBAB 1001 MASALAH HISAB DAN RUKYAT  Hisab Hisab adalah perhitungan secara matematis perjalanan bulan mengelilingi bumi (revolusi bulan) dan menentukan posisi bulan kapan masuknya bulan baru dalam sistim penanggalan kalender hijriyah  Rukyat Rukyat adalah aktivitas mengamati (hilal), yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya bulan mati. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam (maghrib) Memang yang diwajibkan adalah berpuasanya, bukan rukyahnya. Namun karena perintah rukyah itu berkaitan dengan suatu hal yang bersifat wajib, maka perintah melakukan rukyat itupun menjadi wajib.   Hilal Hilal / bulan sabit baru adalah cahaya terang permukaan bulan yang tersinari cahaya matahari terlihat dari bumi. Oleh karena jarak matahari ke bumi lebih kurang 390 kali jarak bulan ke bumi dan besar bulan lebih kurang ½ dari besar bumi dan posisi bulan berada di antara matahari dan bumi, dan Yang perlu di pahami adalah matahari sumber cahaya dari jagat raya ini. Tentu karena bulan berada di antara matahari dan bumi maka permukaan bulan yang terang tersinari matahari berada membelakangi bumi dengan kata lain bagian permukaan bulan yang gelap menghadap bumi Oleh karena itu Hilal akan terbentuk apabila posisi bulan sudah tertinggal oleh matahari 15 derajat lebih. Kemajuan ilmu teknologi saat sekarang ini sudah bisa mensimulasikan gerak benda-benda langit terkait terutama matahari, bulan dan bumi. Sehingga bisa menentukan posisi bulan kapan bulan berada sejajar dengan matahari dan bumi (ijtimak/kunjungsi) sehingga tidak memperdulikan lagi kapan hilal itu terbentuk (ujud/ada) terlihat dari bumi.

Upload: bakri-syam

Post on 15-Oct-2015

1.201 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penyebab 1001 Masalah Hisab dan Rukhiyat

TRANSCRIPT

  • PENYEBAB 1001 MASALAH HISAB DAN RUKYAT

    Hisab

    Hisab adalah perhitungan secara matematis perjalanan bulan

    mengelilingi bumi (revolusi bulan) dan menentukan posisi bulan kapan

    masuknya bulan baru dalam sistim penanggalan kalender hijriyah

    Rukyat

    Rukyat adalah aktivitas mengamati (hilal), yakni penampakan bulan

    sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya bulan mati. Rukyat

    dilakukan setelah Matahari terbenam (maghrib)

    .Memang yang diwajibkan adalah berpuasanya, bukan rukyahnya. Namun

    karena perintah rukyah itu berkaitan dengan suatu hal yang bersifat wajib,

    maka perintah melakukan rukyat itupun menjadi wajib.

    Hilal

    Hilal / bulan sabit baru adalah cahaya terang permukaan bulan yang

    tersinari cahaya matahari terlihat dari bumi.

    Oleh karena jarak matahari ke bumi lebih kurang 390 kali jarak bulan ke bumi

    dan besar bulan lebih kurang dari besar bumi dan posisi bulan berada di

    antara matahari dan bumi, dan Yang perlu di pahami adalah matahari sumber

    cahaya dari jagat raya ini. Tentu karena bulan berada di antara matahari dan

    bumi maka permukaan bulan yang terang tersinari matahari berada

    membelakangi bumi dengan kata lain bagian permukaan bulan yang gelap

    menghadap bumi

    Oleh karena itu Hilal akan terbentuk apabila posisi bulan sudah tertinggal oleh

    matahari 15 derajat lebih.

    Kemajuan ilmu teknologi saat sekarang ini sudah bisa mensimulasikan

    gerak benda-benda langit terkait terutama matahari, bulan dan bumi. Sehingga

    bisa menentukan posisi bulan kapan bulan berada sejajar dengan matahari dan

    bumi (ijtimak/kunjungsi) sehingga tidak memperdulikan lagi kapan hilal itu

    terbentuk (ujud/ada) terlihat dari bumi.

  • Dengan demikian ilmu teknologi menetapkan titik nol derajat perjalanan bulan

    mengelilingi bumi(berevolusi bulan) adalah posisi bulan berada saat ijtimak

    (kunjungsi). Ini lah yang menjadi penyebab masaalah, yang dijadikan landasan

    hisab untuk melakukan rukyat.

    Oleh sebab itu maka terjadilah 1001 masaalah hisab dan rukyat di antaranya :

    1 Beranggapan Rasullullah saw tidak meninggalkan panduan hisab dan rukyat.

    2 Beranggapan Hadist-hadist Rasullulah saw yang berkaitan dengan

    penentuan awal bulan tidak sesuai lagi di zaman sekarang.

    3 Beranggapan manusia zaman sekarang lebih pintar dari pada manusia di

    zaman nabi.

    4 Hadist untuk panduan rukyat pengamalan puasa ramadan di kiyaskan untuk

    penentuan awal bulan yang lainnya dalam kalender hijriyah.

    5 Beranggapan dalam menentukan awal bulan hijriyah di lakukan rukyat di

    setiap awal bulannya.

    6 Beranggapan garis batas perubahan hari dan tanggal berubah-rubah sesuai

    dengan penampakan hilal.

    7 Beranggapan tidak bisanya di buat kalender hijriyah sedunia.

    8 Dan banyak lagi yang lainnya.

    Dengan semua itu timbul berbagai macam metode hisab di antaranya :

    Wujudul Hilal adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan

    menggunakan dua prinsip: Ijtimak (konjungsi) telah terjadi sebelum Matahari

    terbenam (ijtima' qablal ghurub), dan Bulan terbenam setelah Matahari

    terbenam (moonset after sunset); maka pada petang hari tersebut dinyatakan

    sebagai awal bulan (kalender) Hijriyah, tanpa melihat berapapun sudut

    ketinggian (altitude) Bulan saat Matahari terbenam.

    Imkanur Rukyat adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah

    yang ditetapkan berdasarkan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei

    Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dan dipakai

    secara resmi untuk penentuan awal bulan Hijriyah pada Kalender Resmi

    Pemerintah, dengan prinsip: Awal bulan (kalender) Hijriyah terjadi jika:

    Pada saat Matahari terbenam, ketinggian (altitude) Bulan di atas cakrawala minimum 2, dan sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan-Matahari minimum 3, atau

  • Pada saat bulan terbenam, usia Bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak.

    Rukyat Global adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah yang menganut prinsip bahwa: jika satu penduduk negeri melihat hilal, maka penduduk seluruh negeri berpuasa (dalam arti luas telah memasuki bulan Hijriyah yang baru) meski yang lain mungkin belum melihatnya.

    Metode Hisab.

    Kendati sama mengacu pada perhitungan siklus peredaran Bulan mengelilingi

    Bumi, tetapi dalam implementasinya dikenal adanya dua sistem hisab dalam

    penyusunan kalender qamariyah, yakni Hisab Urfi dan Hisab Hakiki.

    Dan banyak metode-metode hisab yang lainnya. Dan ada pula yang

    berkeinginan untuk menyatu kan semua metode-metode dengan bermufakat.

    Tentu bermufakat dalam hal yang sudah ada aturannya oleh Allah SWT sang

    pencipta alam melalui rasulnya Nabi Muhammad s a w, samasaja tidak

    mempercayai aturan Allah dan rasul nya.

    Dalam urusan beragama seharusnya Alqran dan hadist serta as-sunah di

    jadikan di depan sebagai panduan bukan sebaliknya.

    Allah Azza wa Jalla berfirman:

    Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu [Al-Maaidah: 3]

    Berati dari keterangan ayat diatas bahwa Al-Quran dan perkataan dan

    keterangan dari Rasulullah SAW yang disebut Hadist, serta perbuatan

    Rasulullah SAW yang disebut As-Sunnah telah sempurna sebagai pedoman dan

    petunjuk dalam seluruh aspek kehidupan manusia sampai akhir zaman .

  • TUNTUNAN HISAB DAN RUKYAT RASULLULAH S.A.W

    Hisab dan rukyat adalah satu kesatuan yang takdapat dipisahkan.

    Tuntunan hisab ini ada hadist rasullulah saw terdapat di dalam kitab insanul

    uyun jus III karangan seh Nurddin sebagai berikut :

    Telah berkata Rasulullah SAW: Aku lihat dimalam Israk denganku akan sejumlah

    kalimat di tiang Arasy sebagai berikut : Allahul Hadi satu kali, Hudallah lima

    kali, Jamalul Fili tiga kali, Zaraallahu Zaran bilabazrin tujuh kali, Dinullah

    empat kali, Badiussamawati wal Ardhi dua kali, Wailun liman asha enam kali,

    Dinuallah empat kali, Zara allah tujuh kali, Badiussamawati dua kali,

    Jamalul fili tiga kali, Hudallah lima kali, Wailun Liman asha enam kali,

    allahul hadi satu akali, Badi ussamawati wal Ardhi dua kali, Dinullah empat

    kali, Hudallah lima kali, Zaraallahu Zaran bilabazrin tujuh kali, Allahul Hadi

    satu kali, jamalul Fili tiga kali.

    Berkata Rasulullah SAW: Ambil olehmu awal kalimat yang delapan

    pertama menjadi huruf Tahun dan awal kalimat yang sebanyak dua belas kedua

    menjadimhuruf Bulan, maka himpunlah huruf tahun dengan huruf bulan, artinya

    jumlahkanlah, maka mulailah membilang dari hari Rabu atau Kamis, dan dihari

    mana sampai bilangan, maka hari itu adalah awal bulan itu, dan Rasulullah SAW

    berkata: Takwim adalah jalanku, selain puasaRamadhan.

    Dari keterangan Hadist diatas, bisa kita artikan sebagai berikut :

    Alif (1), Ha (5), Jin (3), Zai (7), Dal (4), Ba (2), Waw (6), Dal (4), Zai (7), Ba (2), Jin

    (3), Ha (5), Waw (6), Alif (1), Ba (2), Dal (4), Ha (5), Zai (7), Alif (1), Jin (3).

    Awal kalimat yang delapan menjadi huruf tahun :

    Uruf tahun : Alif (1), Ha (5), Jin (3), Zai (7), Dal (4), Ba (2), Waw (6), Dal (4)

    Dan kalimat berikutnya menjadi huruf bulan :

    Dalam artian : Zai (7) untuk bulan Muharam, Ba (2) untuk bulan Safar, Jin (3)

    untuk bulan Rabiul Awal, Ha (5) untuk bulan Rabiul Akhir, Waw (6) untuk

    bulan Jumadil Awal, Alif (1) untuk bulan Jumadil Akhir, Ba (2) untuk bulan

    Rajab, Dal (4) untuk bulan Saban, Ha (5) untuk bulan Ramadhan, Zai (7)

    untuk bulan Sawal, Alif (1) untuk bulan Zulkaedah, Jin (3) untuk bulan zulhijah.

    Bersumber dari hadist di atas bisa kita tabelkan sebagai berikut :

  • H U R U F T A H U N HITUNGAN RABU

    DAL WAW BA DAL ZAI JIN HA ALIF

    4 6 2 4 7 3 5 1 HURUF BULAN

    SABTU SENIN KAMIS SABTU SELASA JUM'AT AHAD RABU ZAI 7 MUHARAM

    SENIN RABU SABTU SENIN KAMIS AHAD SELASA JUM'AT BA 2 SAFAR

    SELASA KAMIS AHAD SELASA JUM'AT SENIN RABU SABTU JIN 3 RABIUL AWAL

    KAMIS SABTU SELASA KAMIS AHAD RABU JUM'AT SENIN HA 5 RABIUL AKHIR

    JUM'AT AHAD RABU JUM'AT SENIN KAMIS SABTU SELASA WAW 6 JUMADIL AWAL

    AHAD SELASA JUM'AT AHAD RABU SABTU SENIN KAMIS ALIF 1 JUMADIL AKHIR

    SENIN RABU SABTU SENIN KAMIS AHAD SELASA JUM'AT BA 2 RAJAB

    RABU JUM'AT SENIN RABU SABTU SELASA KAMIS AHAD DAL 4 SA'BAN

    KAMIS SABTU SELASA KAMIS AHAD RABU JUM'AT SENIN HA 5 RAMADHAN

    SABTU SENIN KAMIS SABTU SELASA JUM'AT AHAD RABU ZAI 7 SAWAL

    AHAD SELASA JUM'AT AHAD RABU SABTU SENIN KAMIS ALIF 1 ZULKAEDAH

    SELASA KAMIS AHAD SELASA JUM'AT SENIN RABU SABTU JIN 3 ZULHIJJAH

    7 6 5 4 3 2 1 0 Tahun hijriyah

    15 14 13 12 11 10 9 8

    1447 22 21 20 19 18 17 16

    Bersumber dari hadist di atas setelah di tabelkan maka terlihatlah sebagai

    berikut :

    A. Hari apa masuknya awal bulan setiap bulan hijriyah tahun berapapun.

    B. Diketahui bulan apa saja yang berjumlah harinya 29 dan 30 hari.

    1 Muharam ..................30 hari 7 Rajab .........................30 hari

    2 Safar ............................29 hari 8 Saban .......................29 hari

    3 Rabiul awal ..................30 hari 9 Ramadan ...................30 hari

    4 Rabiul akhir ..................29 hari 10 Sawal ......................29 hari

    5 Jumadil awal ................30 hari 11 Zulkaedah ...............30 hari

    6 Jumadil akhir .............29 hari 12 Zulhijah .............29/30 hari

  • C. Di ketahui pula tahun berapa saja terjadi tahun kabisat di dalam

    penanggalan kalender hijriyah, yaitu dimana di tahun tersebut jumlah

    hari dalam bulan Zulhijah berjumlah 30 hari. Yaitu pada tahun 1 H , 4 H

    ,6 H,dan dalam artian setiap periode 8 tahun hijriyah akan terjadi 3 kali

    tahun kabisat.

    Yaitu tahun kabisat menurut hijriyah ialah di mana tahun hijriyah

    tersebut di bagi 8 apabila ber sisa 1 , 4 dan 6 .

    (Th H di bagi 8 =....... + 1, Th H di bagi 8 =......+ 4 , Th H di bagi 8 =......+ 6)

    Semua kesimpulan di atas di dapat bukan hasil pemikiran manusia tetapi

    dari Allah sang pencipta alam yang memperlihatkan kepada rasulnya nabi

    Muhammad salallah hualaihi wasalam yaitu :

    Telah berkata Rasulullah SAW: Aku lihat dimalam Israk denganku akan

    sejumlah kalimat di tiang Arasy sebagai berikut :

    Hisab/perhitungan posisi bulan di atas adalah perhitungan rasullulah

    saw untuk sebagai panduan melakukan rukyat , dalam menentukan 29 saban

    nya.

    Oleh karena rukyat itu melihat hilal pada sore hari (saat matahari terbenam)

    maka harus kita pahami kapan hilal/bulan sabit baru itu terbentuk.

    Sudah jelas kata kuncinya tampaknya hilal, tentu ilmu teknologi dapat

    menggambarkan kapan hilal itu ujud/ada di lihat dari bumi.

    jarak matahari ke bumi dan bulan serta besarnya bumi dan bulan sudah

    diketahui, tentu bisa pula di simulasikan geraknya yang bersekala dan di cerna

    dengan ilmu fisika, maka terlihatlah kapan hilal itu terbentuk(ujud) di lihat dari

    bumi, hilal itu akan ujud apabila posisi bulan tertinggal / mendahului matahari

    15 derajat lebih, artinya titik nol Revolusi bulan terhadap bumi menurut ilmu

    agama (hadist rasullulah saw) bukan pada saat posisi bulan segaris dengan

    matahari (ijtimak/kunjungsi).

  • Gambar di bawah ini :

    Satu keliling bulan berevolusi mengelilingi bumi menurut sistim penanggalan

    hijriyah terjadi beberapa face yaitu :

    1 bulan sabi awal bulan ( 1 s/d 5 )

    2 bulan awal bulan ( 6 s/d 12 )

    3 bulan penuh (bulan purnama) ( 13 s/d 16 )

    4 bulan akhir bulan ( 17 s/d 23 )

    5 bulan sabit akhir bulan ( 24 s/d 27 )

    6 bulan mati ( 28 s/d 30 )

    Pergantian hari dan tanggal

    Proses pergantian hari dan tanggal menurut ilmu agama islam adalah saat

    terbenamnya matahari, tentu terbenamnya matahari di permukaan bumi

    tidak terjadi sekaligus pada saat waktu yang sama di seluruh permukaan bumi,

    melainkan pada waktu yang berbeda selama 24 jam sesuai posisi tempat

  • masing-masing, dia akan bergerak selalu dari arah timur ke barat dan karena

    bumi itu bulat seperti bola maka bertemu kembali ke tempat posisi semula,

    begitu seterusnya proses pergantian hari dan tanggal dalam penanggalan

    kalender hijriyah.

    Kejadian terbenamnya matahari sebagai pergantian hari dan tanggal

    tersebut terjadi pada waktu yang berbeda di seluruh permukaan bumi , tentu

    harus ada garis pembatas perubahan hari dan tanggal dalam pembuatan

    kalender hijriyah sedunia.

    Garis batas Pergantian hari dan tanggal Hijriyah

    Satu daerah daratan yang sama harus memiliki hari dan tanggal yang sama

    pula, maka tepatlah garis batas perubahan hari dan tanggal dalam

    penanggalan kalender hijriyah internasional adalah garis dari kutub utara bumi

    melalui lautan samudra fasifik terus ke kutub selatan bumi. Dengan kata lain

    apabila terbenamnya matahari di lautan samudra fasifik maka bergantilah hari

    dan tanggal dalam penanggalan kalender hijriyah.

    Oleh karena garis batas perubahan hari dan tanggal hijrihah terletak di

    lautan samudra fasifik sehingga daerah dari mekah arab saudi ke sebelah

    timurnya sampai ke lautan samudra fasifik(garis batas) menjadi lebih dulu

    berganti nya hari dan tanggal dari pada mekah arab saudi. Dengan demikian

    maka khusus pengamalan puasa ramadan rasullulah saw telah menjawab

    sebagai berikut :

    maka mulailah membilang dari hari Rabu atau Kamis, dan dihari mana

    sampai bilangan, maka hari itu adalah awal bulan itu,

    Dengan keterangan di atas jelaslah bahwa untuk melakukan rukyat bagi daerah

    sebelah timur mekah sampai ke garis batas, landasan hisabnya mulai

    membilang hari kamis dalam artian untuk daerah sebelah timur mekah

    terlambat satu hari.

    Semua uraian di atas adalah perhitungan(hisab) landasan rukyat tuntunan

    rasullulah saw .

    Rukyat di lakukan khusus untuk pengamalan puasa ramadan saja sesuai sabda

    rasullulah saw sebagai berikut:

  • Rasulullah SAW berkata: Takwim adalah jalanku, selain puasa Ramadhan.

    Tegas-tegas rasullulah saw menyatakan bahwa hisab takwim adalah hitungannya selain

    puasa ramadan. Untuk pengamalan puasa ramadan sudah jelas rukyat penentuannya

    (tampaknya hilal).

    -Kesimpulan-

    1. Bahwa telah lengkap dan sempurnanya tuntunan Allah dan Rasulnya dalam

    urusan agama.

    2 . Hadist tuntunan Hisab dan Rukiyat yang menjadi landasan bahwa hisab dan

    rukyat yang tidak dapat di pisahkan satu sama lainnya.

    3 . Titik nol perjalanan revolusi bulan mengelilingi bumi bukan pada ijtimak atau

    konjungsi, tetapi setelah bulan mati (munculnya hilal baru lebih kurang 15 derjat

    dari konjungsi).

    4 . Untuk pembuatan kalender hijrah internasional dan untuk pengamalan puasa

    ramadan dari Hadist Rasulullah saw, mulai menghitungnya dimulai hari Rabu,

    untuk wilayah Mekah dan sebelah Baratnya.

    5 . Terkhusus untuk pengamalan bulan suci Ramadhan bagi daerah sebelah timur

    mekah Arab Saudi sampai ke lautan Samudera Fasifik landasan hisabnya Hadis

    Rasulullah saw diatas mulai menghitungnya dari hari Kamis (terlambat 1 hari

    dari Mekah).

    6 . Batas garis perubahan hari dan tanggal tetap, yaitu garis dari kutub utara bumi

    melalui samudera fasifik terus ke kutub selatan bumi.

    7 Berdasarkan penampakan hilal, untuk pengamalan puasa ramadan dan

    berubahnya awal dan akhir pengamalan puasa ramadan tidak merubah

    penanggalan kalender hijriyah