penyamakan minyak
TRANSCRIPT
REAKSI PENYAMAKAN
Kulit tersusun dari ikatan jaringan serat yang dapat bergerak dan berikatan satu sama lain
ketika hewan masih hidup dan terdapat dalam jumlah yang cukup banyak. Ketika hewan sudah mati,
jaringan tersebut cenderung mengerut dan menjadi keras akibat reaks alamiah dari siat ulit tersebut.
Pada dasarnya tujuan utama dilakukan proses penyamakan adalah untuk menetapkan jaringan serat
kolagen melalui proses kimiawi, melumasi jaringan sehingga dapat bergerak dan berikatan satu sama
lain. Oleh karena itu melalui proses penyamakan dapat meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan kulit.
Kulit yang disamak dengan bahan penyamak nabati akan terjadi hubungan antara tanin dengan protein
kulit yang akan berikatan dan membentuk kulit tersamak, maka kulit menjadi padat. Pada percobaan
penyamakan yang telah dilakukan, terdapat dua metode penggunaan bahan penyamak, yaitu bahan
penyamak aldehid (glutaraldehida) dan bahan penyamak nabati (mimosa).
Glutaraldehida (OCH-(CH2)3-CHO) adalah dialdehida yang dapat digunakan sebagai bahan
penyamak kulit. Karena penggunaan formaldehida dalam penyamakan kulit menurun, penggunaan
glutaraldehida sebagai bahan pengganti meningkat. Gambar 3 menunjukkan struktur dialdehida
alifatik tersebut dalam larutan. Struktur tersebut merupakan sebuah struktur penghubung antara dua
molekul glutaraldehida yang bereaksi. Gambar 4 menunjukkan reaksi yang terjadi antara
glutaraldehida dengan protein (Covington, 2009).
Glutaraldehida menghasilkan kulit samak dengan karakteristik tahan terhadap peluh, tahan
pencucian, lebih sempurna, dan densitas yang lebih baik. Glutaraldehida membentuk polimer di dalam
larutan, gugus hidroksil dari polimer akan aktif dan bereaksi dengan gugus amino. Walaupun reaksi
crosslink antara kolagen dengan aldehida telah lama dipelajari, namun mekanisme reaksinya belum
dapat diketahui dengan pasti. Sebagian besar peneliti sepakat bahwa gugus aldehidik berikatan dengan
gugus amino bebas dari lisin dan membentuk ikatan silang (Covington, 2009).
Reaksi antara senyawa beraldehida dengan gugus amino bebas lisin adalah sebagai berikut
(Suparno, 2009):
Collagen-NH2 + HCHO Collagen-NH-CH2OH
Grup N-hidroksimetil sangat reaktif dan reaksi crosslinking terjadi pada grup amino kedua.
Kekuatan serat kolagen tergantung atas hubungan silang di dalam dan di antara molekul. Reaksinya
adalah sebagai berikut:
Collagen-NH-CH2OH + H2N-Collagen Collagen-NH-CH2-NH-Collagen
Gambar 3. Polimerisasi glutaraldehida (Covington, 2009)
Gambar 4. Reaksi antara glutaraldehida dan protein (Covington, 2009)
Pada penyamakan dengan menggunakan bahan penyamak mimosa, reaksi yang terjadi yaitu
reaksi antara gugus-gugus karboksil yang terdapat dalam zat penyamak nabati (mimosa) dengan
struktur kolagen pada kulit. Penyamakan nabati terjadi karena ikatan silang melalui jembatan hidrogen
antara gugus OH-fenol bahan penyamak dengan gugus CONH kolagen
Dalam ekstrak mimosa terkandung 70,5% zat penyamak, 22,5%zat bukan penyamak, 1,5%
ampas, dan 5,5% air. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahan penyamak
nabati adalah keseimbangan elektrolit, difusi, dan fiksasi zat penyamak. Keseimbangan elektrolit yang
dimaksudkan adalah kondisi kulit yang hampir mendekati titik isoelektris dimanakonsentrasi OH- dan
H+ dalam keadaan seimbang. Kecepatan difusi bahan penyamak akan sangat mempengaruhi kualitas
kulit tersamak yang dihasilkan. Kecepatan difusi sangat tergantung pada gerakan mekanik,
konsentrasi/kepekatan bahan penyamak, dan temperatur. Demikian pula dengan fiksasi zat penyamak
akan mempengaruhi karakteristik kulit yang akan dihasilkan. Fiksasi/pengikatanzat penyamak ini
dipengaruhi oleh pH, konsentrasi garam, dan ukuran partikelmolekul zat penyamak Bahan penyamak
nabati biasa diaplikasikan untuk membuat kulit sol, kulit sabuk, dll. karakteristik kulit yang akan
dihasilkan dari penyamakan dengan ekstrak mimosa adalah kulit yang tersamak menjadi berisi, supel,
padat,dan memberikan rendemen tinggi (Kuswanto, 2002).
Dapus
Hery Kuswanto. 2002, Seminar 1 Sks Proses Penyamakan Kulit Kakap Merah (Lutjanus Spp.)
Dengan Menggunakan Bahan Penyamak Mimosa Dan Syntan. Sumber:
http://google.co.id/Penyamakan/bahan-penyamak-mimosa. Diunduh tanggal 7 November
2012.
Purnomo, E. 1985. Pengetahuan Dasar Penyamakan Kulit. Akademi Teknologi Kulit,Yogyakarta.
Covington, A.D., 2009. Tannig Chemistry. The Science of Leather. The Royal Society of Chemistri.
Cambridge.