penggunaan media bangun ruang untuk meningkatkan minat …... · perpustakaan.uns.ac.id...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 2 KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 Skripsi Oleh YULI ANA SITIO NIM X7106048 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: trinhkhuong

Post on 25-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN

MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 2

KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

Skripsi

Oleh

YULI ANA SITIO

NIM X7106048

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN

MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 2

KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

Oleh

YULI ANA SITIO

NIM X7106048

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Bangun Ruang Untuk

Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri

Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2008/2009”

Oleh :

NAMA : YULI ANA SITIO

NIM : X 7106048

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Riyadi, M.Si NIP 19670116 199402 1 001

Pembimbing II

Drs. Tri Budiharto, M.Pd. NIP 19591221 198803 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : Penggunaan Media Bangun Ruang Untuk

Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri Tenggak

2 Kecamatan Sidoharjo Sragen Tahun 2008/2009

Oleh :

NAMA : YULI ANA SITIO

NIM : X 7106048

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : .....................................

Tanggal : .....................................

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. ...........................................

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. ...........................................

Anggota I : Drs. Riyadi, M.Si. ...........................................

Anggota II : Drs. Tri Budiharto, M.Pd. ...........................................

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Yuli Ana Sitio, PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 2 KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 . Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Nopember 2009.

Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah : 1. untuk meningkatkan minat pembelajaran matematika pada siswa Kelas IV SDN Tenggak 2 Sragen Tahun Pelajaran 2008/2009; 2. Meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas IV SDN Tenggak 2 Sidoharjo Tahun Pelajaran 2008/2009.

Bentuk penelitian dalam skripsi ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model siklus terdiri dari dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah 18 siswa. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III.

Dalam pengumpulan data, metode yang dipergunakan yaitu metode pokok yang meliputi metode wawancara langsung, observasi langsung, dokumentasi dan tes. Metode wawancara langsung digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang kondisi anak sebelum pembelajaran dengan alat peraga maupun setelah pembelajaran dengan media pembelajaran dengan bangun ruang, metode observasi langsung digunakan untuk untuk mengadakan penelitian terhadap gejala-gejala yang akan diselidiki tanpa menggunakan alat terutama pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang serta kondisi sekolah yang menjadi subjek penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa nama responden penelitian, sejarah perkembangan SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Metode tes digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Dalam proses analisa ada tiga komponen yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah : 1) data reduksi; 2) sajian data, 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam dapat diketahui bahwa.

1. Nilai rata prestasi belajar Matematika siswa kelas IV pada siklus I sebesar 68, pada siklus II sebesar 83 dan pada siklus III sebesar 88 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II selanjutnya ke siklus III.

2. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 77,78 % ( 14 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa), pada siklus II sebesar 82,78 % ( 17 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa)dan pada siklus III sebesar 100 % ( 18 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II selanjuntnya ke siklus III.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

3. Skor rata – rata minat belajar matematika siswa kelas IV pada siklus I sebesar 33,61; pada siklus II sebesar 48,55; dan pada siklus III sebesar 64,05 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II selanjutnya ke siklus III.

4. Skor minat belajar siswa siklus II yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 5 anak atau 27,77; %, baik sebanyak 6 anak atau 33,33 %; cukup sebanyak 2 anak atau 11,11 % ; kurang sebanyak 5 anak atau 27,77 %

5. Skor minat belajar siswa siklus III yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 11 anak atau 61,11; %, baik sebanyak 4 anak atau 22,22 %; cukup sebanyak 3 anak atau 16,67 % ; kurang sebanyak 0 anak atau 0 %

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut : Dengan penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008/2009.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Yuli Ana Sitio, THE USE OF SPATIAL STRUCTURE MEDIUM FOR IMPROVING ENTHUSIASM AND THE MATH LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FOURTH GRADERS OF SD NEGERI TENGGAK 2 SUB DISTRICT SIDOHARJO SRAGEN IN THE SCHOOL YEAR OF 2008/2009. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. November 2009.

The objectives of research were: 1. to find out the math learning interest of the fourth graders of SD Negeri Tenggak 2 Sragen in the School Year of 2008/2009; 2. to improve the learning achievement of the fourth graders of SDN Tenggak 2 Sidoharjo in the School Year of 2008/2009.

This study employed a classroom action research (PTK). Meanwhile cycle

consist of from plan, action, observation, and refleksi. The object of research was the fourth graders of SD Negeri Tenggak 2 in the School Year of 2008/2009 as many as 18 students. The research consisted of 3 cycles: cycles I, II and III.

The methods of collecting data employed were direct interview, direct

observation, documentation and test. Direct interview method was used for finding out deeply the student condition before the learning using visual aid and after the learning with learning media of spatial structure; direct observation was used for examining the phenomena to be studied without using the tools particularly in the implementation of learning using the spatial structure visual aid as well as the school condition becoming the subject of research. Documentation method was used for collecting data of respondent name, the history of development of SD Negeri Tenggak 2 Sidoharjo Regency Sragen. The test method employed was to measure to what extent the students’ understanding level about the material taught. In the analysis process, there is three components the writer should be aware of. They are: 1) reduction data; 2) data display, 3) conclusion drawing or verification.

Based on the result of research, it can be found out that: 1. The mean of math learning achievement of the fourth grade in cycle I is 68,

cycle II is 83 and cycle III is 88 so that there is the mean value increase from the cycle I to cycle II and then to cycle III.

2. The learning graduation percentage of students in the cycle I is 77.78% (14 of 18 students passed successfully their learning), in cycle II is 82.78% (17 of 18 students passed successfully their learning) and in cycle III is 100% (18 of 18 students passed successfully their learning). This, there is an increase in the students learning graduation from cycle I to cycle II and then to cycle III.

3. The mean scores of math learning interest of the fourth graders in cycle I, II and III are 33.61, 48.55 and 64.05, respectively so that there is an increase in the mean value from cycle I to cycle II and then to cycle III.

4. From the score of students learning interest in cycle II, 5 students or 27.77% have very good learning interest, 6 students or 33.33% have good learning

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

interest, 2 students or11.11% have fair learning interest, and 5 students or 27.77% have poor learning interest.

5. From the score of students learning interest in cycle III, 11 students or 61.11% have very good learning interest, 4 students or 22.22% have good learning interest, 3 students or16.67% have fair learning interest, and 0 student or 0% have poor learning interest.

Based on the information above, it can be concluded that: The use of spatial structure media can increase the math learning achievement of the fourth graders of SD Negeri Tenggak 2 Sidoharjo Regency Sragen in the school year of 2008/2009.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

Kebaikan itu memberi cahaya dalam hati, dan melahirkan kekuatan bagi

tubuh. Adapun keburukan akan menggelapkan hati, melemahkan tubuh dan

mempengaruhi rezeki.

(Hasan Al Bashri)

Hidup adalah suatu ujian, Maka jadikanlah ujian itu suatu anugerah yang

dapat menjadikan kita manusia yang tangguh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan

Kepada :

Suamiku Gentur Windiatmoko tercinta,

Putri Kecilku Khalishah tersayang

Ibunda dan Almarhum Ayahanda tersayang,

Adik - adikku terkasih, dan

Almamater.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Penyusunan skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Sebagai manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan kemampuan,

penulis mengalami hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Namun berkat bimbingan, petunjuk dan saran berbagai pihak

akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada yang terhormat

:

1. Bapak Prof. DR. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberi ijin untuk menyusun skripsi.

2. Bapak Drs.KRT. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memperlancar ijin untuk menyusun skripsi.

3. Bapak Drs.Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Surakarta (UNS).

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi PGSD Jurusan

Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Surakarta (UNS).

5. Bapak Drs.Riyadi, M.Si selaku Pembimbing I yang telah dengan tekun dan

sabar memberi bimbingan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Drs. Tri Budiharto M.Pd selaku Pembimbing II yang telah dengan

tekun dan sabar memberi bimbingan dalam penyusunan skripsi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi PGSD pada FKIP UNS yang telah

memberi pengetahuan kepada penulis untuk bekal penyusunan skripsi

8. Bapak Kepala beserta guru SDN Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten

Sragen yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

9. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu dalam penyusunan skripi ini

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan yang

berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, maka saran dan kritik yang membangun akan kami terima dengan

senang hati.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam rangka

memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik khususnya para siswa di SD.

Surakarta, Nopember 2009

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i

HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………... iii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iv

HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………… v

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. x

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… xi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xvii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………… xviii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………….. 5

C. Pembatasan Masalah …………………………………. 5

D. Perumusan Masalah …………………………………... 5

E. Tujuan Penelitian ……………………………………... 6

F. Manfaat Penelitian ……………………………………. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ……………………………………........... 8

1. Tinjauan Tentang Minat.......................................... 8

a. Pengertian Minat.............................................. 8

b. Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar... 9

c. Indikator-Indikator Minat................................. 16

d. Peranan Minat Belajar...................................... 17

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar........................... 17

a. Pengertian Prestasi Belajar............................... 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

b. Cara Mengukur Prestasi Belajar Siswa 18

3. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Bangun

Ruang.......................................................................

20

a. Pengertian Media Belajar................................. 20

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran....................... 22

c. Media Pembelajaran Bangun Ruang................ 23

B. Kerangka Berfikir........................................................... 30

C. Pengajuan Hipotesis ………………………………....... 32

BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………... 33

1. Tempat Penelitian ………………………………... 33

2. Waktu Penelitian ………………………………… 33

B. Bentuk dan Strategi Penelitian....................................... 34

1. Bentuk Penelitian.................................................... 34

2. Strategi Penelitian.................................................... 34

C. Sumber Data................................................................... 36

D. Teknik Pengumpulan Data …………………………… 36

1. Wawancara Langsung............................................. 36

2.

3.

4.

Observasi Langsung................................................

Dokumentasi............................................................

Tes...........................................................................

38

39

41

E.

F.

G.

Validitas Data.................................................................

Teknik Analisis Data......................................................

Prosedur Penelitian.........................................................

43

44

45

1. Persiapan................................................................. 45

2.

3.

4.

Pelaksanaan.............................................................

Siklus dalam PTK....................................................

Tahap Rekomendasi................................................

45

47

47

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………....... 48

1. Tinjauan Historis SD N Tenggak 2 ........................ 48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

2. Letak Geografis SD N Tenggak 2 .......................... 48

3. Keadaan Personil SD N Tenggak 2 ........................ 49

4. Keadaan Siswa SD N Tenggak 2 ........................... 50

5. Sarana dan Prasarana SD N Tenggak 2…………... 50

B. Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian ……………... 50

A. Deskripsi Per Siklus.... .......................................... 50

B. Pembahasan Setiap Siklus ..................................... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................. 62

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………................... 65

B. Implikasi ……………………………........................... 66

C. Saran................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………. 71

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Alur Kerangka Berfikir Dalam Penelitian.............................

Spiral Penelitian Tindakan Kelas..................................................

Model Analisis Jalinan (mengalir) (H.B Sutopo, 2003 : 95).......

Struktur Organisasi SDN Tenggak 2 Tahun Pelajaran 2008 /

2009...............................................................................................

31

35

45

49

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel Jadwal Penelitian................................................................

Tabel Format Mencari Sisi, Rusuk dan Sudut..............................

Tabel Perbandingan Prestasi Matematika Siswa Kelas IV antara

Siklus I, II dan III .............................................................

Tabel Perbandingan Minat Belajar Siswa Kelas IV antara Siklus

I, II dan III ....................................................................................

33

52

61

62

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1

Grafik 2

Grafik 3

Grafik 4

Grafik 5

Grafik 6

Grafik 7

Grafik 8

Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus I........

Grafik Histogram Minat Belajar Matematika Siklus I ..................

Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus II .....

Grafik Histogran Minat Belajar Matematika Siklus II

Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus III ....

Grafik Histogram Minat Belajar Matematika Siklus III

Grafik Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Matematika

pada Siklus I, II dan III ..................................................................

Grafik Histogram Perbandingan Minat Belajar Matematika pada

Siklus I, II dan III .........................................................................

57

57

58

59

60

60

61

62

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 14

Lampiran 15

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 .................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...............

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ...............

Kisi-Kisi Penulisan Soal Matematika Siklus I................

Kisi-Kisi Penulisan Soal Matematika Siklus II...............

Kisi-Kisi Penulisan Soal Matematika Siklus III.............

Kisi_Kisi Minat Belajar Matematika Siswa ..................

Lembar Kegiatan Tes Siklus I.........................................

Lembar Kegiatan Tes Siklus II........................................

Lembar Kegiatan Tes Siklus III………………………..

Lembar Observasi Minat Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran...................................................................

Lembar Pengamatan Guru...............................................

Perbandingan Prestasi Matematika Siswa Kelas IV

Antara Siklus I, II, III......................................................

Hasil Minat Belajar Siswa Kelas IV Antara Siklus I, II

dan III..............................................................................

Gambar Pembelajaran Dengan Media Bangun Ruang di

SD N Tenggak 2..............................................................

71

74

77

80

81

82

83

85

86

88

89

90

91

92

94

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan eksistensinya di sekolah, tugas utama seorang guru adalah

mengajar sehingga setiap akan mengajar seseorang guru harus mempersiapkan

berbagai cara bagaimana mengajar agar yang diajarkan kepada siswa itu dapat

diterima serta dapat dipahami dengan mudah.

Selanjutnya dalam proses belajar mengajar peran guru dalam memilih

media yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena tugas

utama guru adalah menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan harapan

siswa dapat menerima dan memahami bahan pelajaran dengan mudah.

Melihat realita di atas maka guru harus dapat melaksanakan perbaikan

sistem pembelajaran, selama ini pembelajaran yang dilaksanakan tanpa

menggunakan alat peraga kurang menarik perhatian siswa, sehingga menyebabkan

rendahnya prestasi belajar siswa. Selain itu dari berbagai sumber dijelaskan bahwa

cara pembelajaran dengan menggunakan media dapat meningkatkan minat belajar

siswa sehingga diharapkan prestasi belajar dapat memuaskan. Berbagai macam

media pembelajaran sekarang ini telah tersedia, tinggal bagaimana guru mampu

mengoptimalkan media yang ada di sekolah demi kemajuan peserta didik

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran utama di SD bertujuan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung menggunakan

bilangan sebagai alat memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya kasus menghitung jumlah barang-barang yang ada di rumah siswa.

Tentunya permasalahan tersebut harus dijelaskan menggunakan bahasa

matematika. Pelajaran matematika di SD juga ditujukan untuk memberi bekal

belajar lebih lanjut di sekolah lanjutan tingkat pertama guna membentuk sikap

logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang bilangan-bilangan yang

berhubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian bilangan (Poerwadraminta, 1995). Matematika bagi anak-anak pada

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi dan pelajaran yang paling

dibenci. Oleh karena itu dalam interaksi belajar mengajar matematika seorang

guru perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam

proses belajar mengajar. Kurangnya respon siswa atau kurang aktifnya siswa

dalam interaksi tanya jawab antar guru dan siswa merupakan salah satu faktor

penghambat dari terjalinnya hubungan yang baik antar siswa dan guru. Keadaan

ini merupakan indikasi bahwa siswa kurang merespon pelajaran ini. Siswa merasa

enggan atau jenuh dengan susana atau lingkungan yang ada didalam kelas.

Kondisi ini jika berlangsung terus menerus maka secara tidak langsung akan

menurunkan tingkat apresiasi siswa terhadap mata pelajaran matematika yang

selanjutnya akan berpengaruh terhadap menurunnya prestasi siswa. Hal tersebut

diatas perlu disikapi lebih lanjut, perlu adanya pemahaman bahwa suasana yang

kondusif di dalam kelas merupakan modal utama bagi siswa untuk dapat belajar

dengan baik terutama bagi pelajaran matematika yang memerlukan konsentrasi

penuh. Hubungan siswa dan guru yang dekat, membuat siswa merasa dalam

belajar tidak ada tekanan sehingga pikiran dari siswa tersebut bisa konsentrasi

dengan baik dan menyenangi pelajaran tersebut.

Setelah melihat kenyataan di dalam proses pembelajaran di SD, saya

merasa banyak kekurangan dan kelemahan karena banyak diantara guru-guru SD

di dalam proses pembelajarannya yang tidak menggunakan alat peraga, meskipun

sebenarnya alat peraga itu ada. Melihat kenyataan inilah yang membuat saya

tertarik dengan masalah ini, setelah saya mengikuti kuliah di S1 PGSD. Kemudian

timbul niat baru untuk memperbaiki diri dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan alat peraga benda-benda kongkret, kata-kata yang mudah dipahami

siswa serta memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau

mengemukakan pendapat.

Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan adalah

pembelajaran dengan media pembelajaran berupa media bangun ruang. Guru

sebagai penyaji materi pembelajaran wajib dan harus memperhatikan aspek-aspek

individual siswa sebagai subjek yang menerima materi pembelajaran. Guru harus

mampu memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kemampuan siswa di dalam kelas. Sudah barang tentu teknik yang dipakai harus

berorientasi pada tingkat kemampuan rata-rata siswa. Dampak pemakaian teknik

ini tentu saja ada yaitu bagi siswa yang tergolong kurang cepat dalam hal

kemampuan memahami suatu materi, kemungkinan akan mengalami kesulitan

dalam menyerap materi dari guru atau dapat pula dikatakan siswa tersebut

mengalami kesulitan sewaktu menerima pelajaran. Lain halnya dengan siswa yang

tergolong memiliki kemampuan pemahaman yang baik, ia akan merasa mudah

dalam mengikuti proses pembelajaran dari guru.

Pemberdayaaan media pembelajaran di samping lebih meningkatkan

pemahaman siswa, juga diharapkan anak dapat berprestasi di sekolah. Hal ini

terjadi karena media belajar dalam arti luas adalah sarana yang memuat bahan-

bahan belajar dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola materi

pelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar mencapai hasil yang maksimal

sesuai dengan yang telah ditetapkan. Anak yang memiliki media belajar yang

lengkap memiliki kecenderungan berprestasi lebih baik dibandingkan dengan

anak yang memiliki media belajar yang kurang atau tidak lengkap

Selain itu bagi siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata,

penggunaan media pembelajaran matematika yang berupa media bangun ruang

sangat tepat digunakan karena dengan menggunakan media ini materi pelajaran

yang disampaikan oleh guru lebih konkrit dan nyata sehingga materi pelajaran

tersebut akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak. Hal ini terjadi karena

anak melihat secara langsung tanpa harus membayangkan materi yang diajarkan

guru.

Selain itu dengan menggunakan media bangun ruang guru lebih mudah

dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa karena guru dalam

mempraktekkan secara langsung, sehingga siswa akan lebih fokus dalam

memahami materi yang diajarkan oleh guru dan berdampak pada kemudahan

siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru. Bertolak dari pemikiran

tersebut, maka menjadi kewajiban bagi para pendidik untuk senantiasa berusaha

meningkatkan kinerjanya dengan bersedia memanfaatkan berbagai media

pendidikan yang ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Bertolak dari pemikiran tersebut, maka menjadi kewajiban bagi para

pendidik untuk senantiasa berusaha meningkatkan kinerjanya dengan bersedia

memanfaatkan berbagai media pendidikan yang ada .

Pemberdayaan media belajar tersebut di samping lebih meningkatkan

pemahaman siswa juga diharapkan anak dapat berprestasi di sekolah. Hal ini

terjadi karena fasilitas belajar dalam arti luas menurut Program Akta Mengajar V

B (Depdikbud, 1998 : 1), adalah sarana yang memuat bahan-bahan belajar dan

dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola materi pelajaran, sehingga

kegiatan belajar mengajar mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang

telah ditetapkan.

Alasan penggunaan media bangun ruang adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan media bangun ruang membuat siswa akan lebih terfokus pada

materi yang diajarkan karena siswa dapat melihat dan mempraktekkan secara

langsung media pembelajaran yang kongkret sesuai dengan tingkat berpikir

anak.

2. Penggunaan media bangun ruang membuat guru lebih mudah menyampaikan

materi pembelajaran karena guru menggunakan media pembelajaran yang

lebih kongkret yang dapat melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa

lebih mudah menerima dan memahami materi pembelajaran.

3. Membuat peserta didik aktif karena siswa dapat terlibat secara langsung dalam

proses pembelajaran.

Alasan peneliti memilih judul penggunaan media bangun ruang untuk

meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2

Kecamatan Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2008 / 2009 adalah sebagai berikut:

1. Banyak siswa di SD Negeri Tenggak 2, khususnya siswa kelas IV banyak

siswa yang prestasi belajar matematikanya masih rendah.

2. Masih rendahnya tingkat kesadaran guru untuk menggunakan media

pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika.

3. Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika

khususnya materi bangun ruang.

4. Terbatasnya ketersediaan media pembelajaran di sekolah pada umumnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perlu

mengadakan penelitian dengan judul : “Penggunaan Media Bangun Ruang

untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV

SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun

Pelajaran 2008 / 2009 .”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka

permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Bahwasanya di SD Negeri Tenggak 2 khususnya kelas IV banyak siswa yang

masih merasakan bahwa mata pelajaran matematika sangat sulit, sehingga

mata pelajaran tersebut menjadi mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa.

2. Masih dirasakan perlu adanya penggunaan media pembelajaran yang

bervariasi secara individual mapun kelompok untuk mengatasi kesulitan

belajar matematika.

3. Media belajar yang bervariasi dan lengkap dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa.

4. Pelajaran matematika memerlukan alat peraga atau media pembelajaran yang

memadai agar tercipta kepahaman anak pada materi yang diperlajarinya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah maka

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. penelitian ini terbatas pada prestasi belajar matemaika dengan

menggunakan media bangun ruang balok dan kubus

2. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2

D. Perumusan Masalah

Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Apakah pembelajaran dengan media bangun ruang dapat meningkatkan minat

belajar matematika pada siswa kelas IV SD ?

2. Apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang

dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang, dapat

meningkatkan minat pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD.

2. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang, dapat

meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bukti dalam bidang

pengajaran, bahwa media pembelajaran dengan bangun ruang yang digunakan

guru dalam proses belajar mengajar dapat mempengaruhi hasil belajar yang

dihasilkan oleh anak. Dengan demikian dapat memberikan sumbangan,

pandangan dan masukan untuk mengemukakan ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang pengajaran matematika.

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Memberikan masukan bagi guru bahwa media pembelajaran dengan bangun

ruang sangat membantu dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Bagi Peserta Didik

Para peserta didik dapat merasakan betapa besar pengaruh media pembelajaran

dengan bangun ruang dalam upaya peningkatan prestasi belajarnya. Sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mereka merasa membutuhkan dan tertarik untuk mengikuti pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

c. Bagi Sekolah

1. Memberikan masukan kepada sekolah agar dalam meningkatkan mutu

pendidikan sekolah harus mau dan mampu dalam memperhatikan faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar termasuk faktor yang

berasal dari luar diri siswa.

2. Memberikan masukan untuk Kepala Sekolah atau Penilik Sekolah dalam

rangka pembinaan terhadap guru-guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Suatu penelitian berlandaskan teori adalah sangat penting, sebab hasil dari

penelitiannya dapat dipertanggungjawakan keilmiahannya. Landasan teori dapat

diartikan pula sebagai konsep dari ilmu yang dijadikan dasar dalam melaksanakan

penelitian, teori-teori konsep dan generalisasi yang dapat memberikan kerangka

penelitian yang sistematis, sehingga semua langkah dalam aktivitas penelitian

yang ditempuh akan sistematis pula. Dalam penelitian ini sebagai teori akan

dibahas antara lain sebagai berikut :

1. Tinjauan Tentang Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Slameto dalam (TomiDarmawan,2007) yang menyatakan

“bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau

semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya”.

Suyanto (1969:9) memandang minat sebagai pemusatan perhatian

yang tidak sengaja yag terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari

bakat dan lingkungan.

Winkel (1987:105) menyatakan “bahwa minat merupakan suatu

kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi

tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”.

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan

sikap.Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga

penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang

giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.

(Gunarso,1995 : 68).

8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock,

1995 : 144).

Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa minat

merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta

dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat

dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan

segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang

menjadi keinginannya.

b. Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut artikel di http://zanikhan.multiply.com faktor-faktor yang

mempengaruhi banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan,

yaitu faktor intern, dan faktor ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada

dalam individu seperti faktor, kesehatan, bakat perhatian, sedangkan faktor

eksternal adalah faktor yang ada diluar individu (dirinya) seperti Keluarga,

sekolah, masyarakat. Dibawah ini akan dikemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar tersebut.

a. Faktor-faktor Intern :

1) Faktor Biologis

a) Faktor Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu

misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat

mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat

untuk belajar. Demikian halnya jika kesehatan rohani (Jiwa)

seseorang kuarang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa

karena putus cinta atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau

mengurangi semangat belajar. Oleh karena itu, pemeliharaan

kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik fisik maupun

mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat

dalam melaksanakan kegiatan belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti buta, tuli,

patah kaki, lumpuh dan sebagainya bias mempengaruhi belajar,

siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Sebenarnya jika hal ini

terjadi hendaknya anak atau siswa tersebut dilembagakan

pendidikan khusus supaya dapat menghindari atau mengurangi

kecacatannya itu.

c) Faktor Psikologis :

Ada banyak faktor psikologis, tapi disini penulis mengambil

beberapa saja yang ada relevansinya dengan pembahasan skripsi

ini, faktor-faktor tersebut adalah :

(1) Perhatian

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika

bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,

maka minat belajarpun rendah, jika begitu akan timbul

kebosanan, siswa tidak bergairah belajar, dan bias jadi siswa

tidak lagi suka belajar. Agar siswa berminat dalam belajar,

usahakanlah bahan atau materi pelajaran selalu menarik

perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah dengan

menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan tepat

dengan materi pelajaran.

(2) Kesiapan

Kesiapan menurut James Drever adalah, Prepanednesto

Respond or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk

memberikan response atau bereaksi kesediaan itu timbul

dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan

kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan

dalam proses belajar mengajar, seperti halnya jika kita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk

dibangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan

mampu memahami atau menerimanya. Ini disebabkan

pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima

pelajaran tersebut. Jadi menganjurkan sesuatu itu berhasil

jika tarif pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya,

potensi-potensi jasmani atai rohaninya telah matang untuk

menerima karena jika siswa atau anak yang belajar itu sudah

ada kesiapan, maka hasil belajarnya itupun akan lebih baik

dari pada anak yang belum ada kesiapan.

(3) Bakat atau Intelegensi

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

belajar, misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada

lagunya terdengar lebih merdu disbanding dengan orang yang

tidak berbakat menyanyi. Bakat bisa mempengaruhi belajar,

jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan

bakat, maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut,

begitu juga intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ)

tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnyapun

cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya

rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar. Jadi kedua

aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap minat

belajar dan keberhasilan belajar. Bila seseorang memiliki

intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang

dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses

disbanding dengan orang yang memiliki “IQ” rendah dan

berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang, agar

tercapai tujuan yang hendak dicapai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b. Faktor-faktor eksternal :

Faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah faktor

keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut akan

membahas ketiga faktor tersebut.

1) Faktor Keluarga

Minat belajar siswa bias dipengaruhi oleh keluarga seperti cara orang

tua mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Akan

diuraikan sebagai berikut :

(a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya

terhadap belajar anak. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo

yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang

pertama dan utama. Jika orang tua tidak memperhatikan

pendidikan anaknya (acuh tak acuh terhadap belajar anaknya)

seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat

belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau

tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bias

jadi anaknya tersebut malas dan tidak bersemangat belajar. Hasil

yang didapatkannya pun tidak memuaskan bahkan mungkin gagal

dalam studinya. Mendidik anak tidak baik jika terlalu dimanjakan

dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu

adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya melibatkan

orang tua, yang sangat berperan penting akan keberhasilan

bimbingan tersebut.

(b) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian

yang sering terjadi didalam keluarga, dimana anak berada dan

belajar. Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak

memberi ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini

terjadi pada keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya,

suasana rumah yang tegang, ribut, sering cekcok, bisa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menyebabkan anak bosan di rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam

belajarnya. Dan akibatnya anak tidak semangat dan bosan belajar,

karena terganggu oleh hal-hal tersebut. Untuk memberikan

motivasi yang mendalam pada anak-anak perlu diciptakan suasana

rumah yang tenang, tentram dan penuh kasih sayang supaya anak

tersebut betah dirumah dan bias berkonsentrasi dalam belajarnya.

(c) Keadaan Ekonomi Keluarga

Dalam kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang memerlukan

sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar seperti buku, alat-

alat tulis dan sebagainya. Fasilitas ini hanya dapat terpenuhi jika

keluarga mempunyai cukup uang, jika fasilitas tersebut tidak dapat

dijangkau oleh keluarga. Ini bias menjadi faktor penghambat dalam

belajar tapi sianak hendaknya diberi pengertian tentang hal itu.

Agar anak bias mengerti dan tidak sampai mengganggu belajarnya.

Tapi jika memungkinkan untuk mencukupi fasilitas tersebut, maka

penuhilah fasilitas tersebut, agar anak bersemangat senang belajar.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi minat belajar siswa mencakup

metode mengajar, kurikulum, pekerjaan rumah.

(a) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam

mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi minat belajar siswa.

Jika metode mengajar guru kurang baik dalam artian guru kurang

menguasai

materi-materi kurang persiapan, guru tidak menggunakan variasi

dalam menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa

berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa

malas belajar, bosan, mengantuk dan akibatnya siswa tidak berhasil

dalam menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan minat belajar siswa guru hendaknya menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

metode mengajar yang tepat, efesien dan efektif yakni dengan

dilakukannya keterampilan variasi dalam menyampaikan materi.

(b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan itu sesuai

dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga masyarakat

setempat. Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik jika kurikulum

tersebut terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai

dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa

system intruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar

yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu memahami siswa

dengan baik, agar dapat melayani siswa dan memberi semangat

belajar siswa, agar dapat melayani siswa dan memberi semangat

belajar siswa. Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-

kebutuhan siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat belajar

siswa, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.

(c) Pekerjaan rumah

Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada

murid untuk dikerjakan di rumah. Merupakan momok penghambat

dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan adalah

belajar siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan

kegiatan yang lain. Untuk menghindari kebosanan tersebut guru

janganlah terlalu banyak memberi tugas rumah (PR), berilah

kesempatan siswa unuk melakukan kegiatan yang lain, agar siswa

tidak merasa bosan dan lelah dengan belajar.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa, berikut ini

penulis membahas beberapa faktor masyarakat yang bisa

mempengaruhi minat belajar siswa, yakni :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Kegiatan dalam masyarakat

Disamping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-kegiatan lain

diluar sekolah, misalnya karang taruna, menari, olah raga dan lain

sebagainya. Bila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan

berlebih-lebihan, bisa menurunkan semangat belajar siswa, karena

anak sudah terlanjur senang dalam organisasi atau kegiatan

dimasyarakat, dan perlu diingatkan tidak semua kegiatan

dimasyarakat berdampak baik bagi anak. Maka dari itu, orang tua

perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya, supaya jangan atau

tidak hanyut dalam kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang

belajar anak. Jadi orang tua hendaknya membatasi kegiatan siswa

dalam masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya, dan orang

tua juga mengikut sertakan siswa pada kegiatan yang mendukung

semangat belajarnya seperti kursus bahasa Inggris, dan komputer.

2) Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk

dalam jiwa anak jika teman bergaulnya baik akan berpengaruh baik

terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya. Jika teman bergaulnya

jelek pasti mempengaruhi sifat yang jelek pada diri siswa.

Seyogyanya orang tua memperhatikan pergaulan anak-anaknya,

jangan sampai anaknya berteman dengan anak yang memiliki

tingkah laku yang tidak diharapkan, usahakan agar siswa memiliki

teman bergaul yang baik yang bisa memberikan semangat belajar

yang baik. Tugas orang tua hanya mengontrol dari belakang jangan

terlalu dan jangan terlalu dibebaskan yang bijaksana saja, agar

siswa tidak terganggu dan terhambat belajarnya. Masih banyak

pengaruh-pengaruh eksternal minat belajar siswa lingkungan

sekitar juga bisa mempengaruhi, untuk itu usahakan lingkungan

disekitar kita itu baik, agar dapat memberi pengaruh yang positif

terhadap siswa/anak, sehingga anak terdorong atau bersemangat

belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Indikator-indikator Minat

Menurut artikel di http://zanikhan.multiply.com ada beberapa indikator-

indikator minat belajar siswa sebagai berikut :

1) Pengalaman belajar

Pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran tersebut baik

seperti prestasi belajar.

2) Mempunyai sikap emosional yang tinggi

Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai sikap emosional

yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran, selalu

mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik.

3) Pokok pembicaraan

Apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan orang dewasa atau

teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka dan

seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi, artinya dalam berdiskusi anak

tersebut akan antusias semangat dan berprestasi.

4) Buku bacaan (buku yang dibaca)

Biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan untuk memilih buku

bacaan tertentu siswa itu akan memilih buku bacaan yang menarik dan

sesuai dengan bakat dan minatnya.

5) Pertanyaan

Bila pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa selalu aktif

dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang

diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang besar

terhadap pelajaran tersebut.

Dengan adanya indikator-indikator di atas, seorang guru bisa

mengetahui, apakah siswa yang diajarnya itu berminat untuk mempelajari

suatu pelajarannya dalam artian belajar atau tidak berminat untuk belajar,

jika siswa tidak berminat maka gurunya hendaknya memberi motivasi

ataumembangkitkan minat siswa tersebut, diantaranya dengan

menggunakan variasi gaya mengajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d. Peranan Minat Belajar

Menurut artikel di http://zanikhan.multiply.com ada beberapa peranan minat

dalam belajar antara lain :

a) Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar

b) Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar

c) Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru

d) Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif

e) Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi /pelajaran

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

a. Pengertian Pretasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa

yang mengadakan suatu kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapat

menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Hasil perubahan

tersebut diwujudkan dengan nilai atau skor. (Winkel, 2005 : 532)

Menurut Muhibbin Syah (2004: 118), “prestasi belajar adalah setiap

macam kegiatan belajar menghasilkan sesuatu perubahan yang khas yaitu hasil

belajar”.

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “Prestasi

belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan untuk

mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian “ (Lukman Ali, dkk, 1995:

768).

Menurut Oemar Hamalik ( 2007: 159) disebutkan bahwa prestasi

belajar menunjuk pada adanya derajad perubahan tingkah laku siswa.

Sedangkan Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000:71)

berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu

sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang

diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu

dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah

dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Menurut Bukhori (1997: 85) menyatakan bahwa "prestasi belajar adalah

hasil yang dicapai anak sebagai hasil balajar berupa angka, huruf serta

tindakan hasil belajar yang dicapai".

Menurut Zaenal Arifin (1998: 3) menyatakan bahwa "prestasi belajar

adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan

suatu hal".

Berdasarkan pengertian tentang prestasi belajar tersebut maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah segala hasil usaha dari segala

macam kegiatan belajar yang dapat menghasilkan perubahan pengetahuan

sikap dan tingkah laku yang berupa nilai. Adapun tinggi rendahnya prestasi

belajar seseorang tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar

yang tinggi adapula yang memiliki prestasi belajar yang rendah, tergantung

bagaimanakah siswa itu dalam belajarnya. Siswa yang sungguh-sunggguh

dalam belajarnya akan mendapat prestasi yang baik dan memuaskan, dan

siswa tersebut akan lebih baik dan giat dalam belajarnya. Berbeda dengan

siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam belajarnya akan mendapatkan

prestasi belajar yang buruk sehingga tidak memuaskan hatinya.

b. Cara Mengukur Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar seorang siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi yang

dilaksanakan oleh guru dalam pelaksanaan penilaiannya dapat melalui ulangan

harian, pemberian tugas, dan ulangan umum. (Suharsimi Arikunto, 2002 :29).

Agar lebih jelas terhadap alat evaluasi tersebut maka dijelaskan

sebagai berikut :

1) Teknik Tes

Teknik tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang berupa

serentetan pertanyaan atau latihan yang dapat digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemam-puan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2002 : 29).

Adapun wujud tes dapat berupa tiga macam yaitu :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a) Tes diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelema-han-kelemahan

tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

b) Tes Formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program

tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga

dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran.

c) Tes Sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya

pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih

besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan

dengan ulangan harian, dan sumatif dapat disamakan dengan ulangan

umum setiap akhir catur wulan (Suharsimi Arikunto, 2002: 36)

2) Teknik Non Tes

Teknik non tes adalah sekumpulan pertanyaan yang jawabannya

tidak memiliki nilai benar atau salah sehingga semua jawaban responden

bisa diterima dan mendapatkan skor.

a) Skala bertingkat (rating scale)

Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka

terhadap suatu hasil pertimbangan.

b) Kuesioner (questionair)

Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh

orang yang akan diukur (responden untuk mengetahui keadaan/data

diri, pengalaman, pengetahuan sikap, atau pendapatnya.

c) Daftar cocok (Check list)

Merupakan deretan pertanyaan (yang biasanya singkat) dimana

responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ( ) di

tempat yang telah disediakan.

d) Wawancara

Merupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab

sepihak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

e) Pengamatan

Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis.

f) Riwayat Hidup

Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa

kehidupannya (Suharsimi Arikunto, 2002: 27).

3. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Bangun ruang

a. Pengertian Media Belajar

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata “medium" yang secara harafiah mempunyai arti perantara atau

pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Djamarah (2008 : 120) memberi batasan media dengan

sangat luas sehingga mencakup semua alat komunikasi. Media adalah semua

saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang

ke orang lain yang tidak ada di hadapannya. Selanjutnya Djamarah (2008:

121) menjelaskan media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

Astleitner dkk (2004) dalam penelitian yang berjudul An Integrated

Model of Multimedia Learning and Motivation, dengan masalah penelitian

faktor apasajakah yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan

pelajaran berbasis media?. Hasil kesimpulan dalam penelitian bahwa faktor

utama yang harus dipertimbangkan saat mengembangkan pelajaran berbasis

multimedia adalah adanya rancangan penggunaaan media dan adanya catatan

kinerja yang harus disiapkan oleh pengajar.

Mbarika dkk (2003) dalam penelitian yang berjudul Using a

multimedia case study approach to communicate information technology

concepts at the graduate level--the impact of learning driven constructs.

Adapun permasalahan dalam penelitian guna menyelidiki pengaruh buku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

panduan pembelajaran multi media pada keberhasilan studi. Hasil kesimpulan

dalam penelitian bahwa semua material panduan yang digunakan untuk

pembelajaran multimedia menjadi sangat menolong dalam pemahaman isu

teknis pembelajaran berbasis multimedia.

MC. Kenzie (2007) dalam penelitian yang berjudul The Use of

Learning Media Assessments with Students Who Are Deaf, digunakan untuk

menyelediki pengambilan proses keputusan yang digunakan para siswa yang

lemah penglihatannya dengan media deaf-blind. Hasil penelitiannya

menyatakan bahwa penggunaan penilaian media pelajaran yang sangat

mengembirakan terhadap prestasi yang dihasilkan oleh siswa.

Gibson (2004) dalam artikel yang berjudul implications for research in

distributed learning media menyatakan bahwa riset dan pengembangan itu

dalam bidang ini akan bermanfaat bagi dari studi yang terperinci pemanfaat

model alternatif yang berkaitan dengan media pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah

suatu perantara atau alat bantu yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan tujuan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa.

Dalam mengajar guru dituntut agar mampu menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa dengan baik. Selain itu guru diharapkan mampu

memilih dan menggunakan metode dan media pembelajaran dengan tepat.

Banyak cara yang dapat dipergunakan oleh guru dalam menyampaikan materi

kepada siswa. Salah satu cara yang dapat dipergunakan adalah pembelajaran

dengan menggunakan media belajar.

Pembelajaran dengan media belajar, maksudnya adalah guru dalam

menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan alat bantu yang sesuai

dengan materi yang diajarkan. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari

pembelajaran dengan alat bantu adalah memudahkan guru dan siswa dalam

mempelajari dan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan.

Media belajar akan sangat mudah sekali penggunaanya apabila

dipersiapkan, dirancang dan dipergunakan sebagai alat bantu sendiri. Dalam

pembuatan alat peraga membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

untuk memilih, mempersiapkan bahan, pengayaan atau penjelasan. Pergunakan

kesempatan yang baik dalam menggunakan alat peraga sehingga ada respon

yang positif dari siswa, sehingga dapat melatih daya pikir dan perkembangan

siswa.

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran meliputi segala yang berupa sarana, prasarana, dan

fasilitas yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan

pelajaran kepada subyek didik untuk memperjelas, memperlancar, dan lebih

meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pembelajaran digunakan

media pengajaran.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu persiapan yang

cukup. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan bahwa dengan

media pembelajaran, guru tidak perlu membuat persiapan mengajar lebih

dahulu. Justru sebaliknya dalam hal ini guru dituntut untuk melakukan

persiapan dengan cermat dengan mempelajari bahan dalam buku sendiri,

mempersiapkan bahan, pengayaan dan penjelasan. Media pembelajaran

hendaknya tidak sekedar menjadi selingan, hiburan, atau pengisi waktu, tetapi

harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan klasifikasinya, maka jenis-jenis media pembelajaran dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: (1) Media Grafis, (2) Media Gambar

dan Ilustrasi Fotografi, (3) Media Bendanya, (4) Media Proyeksi, dan (5)

Media Audio. (The Liang Gie, 2004 : 95)

Mengingat beraneka ragamnya media pembelajaran yang masing-

masing mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, maka kita harus berusaha

memilih dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Dengan kata lain

tidak ada suatu media yang lain untuk mencapai segala macam hasil yng

diharapkan dan untuk segala jenis pelajaran. Dari berbagai penelitian di bidang

media dan desain sistem intruksional, yang dapat dirumuskan hanyalah

pedoman umum atau pedoman pokok untuk melakukan berdasarkan berbagai

macam variabel yang terdapat dalam suatu sistem intruksional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c. Media Pembelajaran Bangun Ruang

Menurut sumber internet di www.gufroners.blogspot.com bangun ruang

adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan titik sudut.

Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk massif, berongga, dan

kerangka. Bentuk–bentuk bangun ruang sudah dikenal siswa dikelas IV adalah

kubus dan balok. Bentuk-bentuk tersebut akan dipelajari kembali di kelas VI

dengan pembahasannya dititik beratkan pada penentuan luas pemukaan bangun

ruang, seperti : kubus, balok dan tabung.

Menurut sumber internet www.makalahkumakalahmu.wordpress.com.

geometri mempunyai harfiah yaitu pengukuran bumi; geometri merupakan

perhitungan luas dan volume. Geometri digunakan untuk membangun

piramida, geometri digunakan untuk astronomi dan perhitungan kalender.

Geometri akan dipelajari secara informasi dan intuisi.

Geometri adalah bagian dari matematika yang membahas mengenai titik,

bidang dan ruang. Sudut adalah besarnya rotasi antara dua buah garis lurus;

ruang adalah himpunan titik- titik yang dapat membentuk bangun- bangun

geometri; garis adalah himpunan bagian dari ruang yang merupkan himpupnan

titik- titik yang mempunyai sifat khusus; bidang adalah himpunan- himpunan

titik- titik yang terletak pada permukaan datar, misalnya permukaan meja

(Negoro,2003:1) .

Daryanto (1997: 232) mengemukakan bahwa Geometri adalah cabang

matematika yang mempelajari tentang ilmu ukur.

Geometri ruang mempelajari tentang bentuk, letak dan sifat- sifat berbagai

bangun geometri.

Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun

volume geometri yang tidak terletak pada satu bidang datar.

Titik, garis dan bidang merupakan unsur pembangun geometri ruang

berdimensi tiga.

Menurut artikel di internet di http://id.wikipedia.org/wiki/Bangun ruang"

Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun

volume.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Pembelajaran geometri merupakan hal yang sangat penting karena

pembelajaran geometri sangat mendukung banyak topik lain, seperti vektor,

dan kalkulus, dan mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

Kennedy & Tipps (1994:387) menyatakan bahwa dengan pembelajaran

geometri mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan

mendukung banyak topik lain dalam matematika.

Macam – macam bangun ruang :

1. Kubus

• Rusuk adalah ruas garis yang terdapat pada bangun ruang.

Contoh : KL,LM,MN,NK,KO,LP,MQ,NR,OP,PQ,QR,RO

• Sisi adalah permukaan dari bangun ruang

Contoh : KLMN,OPQR,KNRO,LMQP,KLPO,NMQR

• Titik sudut adalah titik yang merupakan pertemuan beberapa rusuk

Contoh : K,L,M,N,O,P,Q,R

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi yang kongruen

dan tiap – tiap sisi berbentuk persegi.

Sifat – sifat kubus antara lain :

a. Memiliki 12 rusuk, 6 sisi, dan 8 titik sudut

b. Keenam sisinya sama besar

Sisi KLMN = OPQR = KNRO = LMQP = KLPO = NMQR

c. Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( // ) artinya jika dua sisi

diperpanjang tidak akan berpotongan,yaitu :

Sisi bawah KLMN // Sisi atas OPQR

Sisi kiri KNRO // Sisi kanan LMQP

Sisi depan KLPO // Sisi belakang NMQR

d. Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar ( // ) artinya jika dua rusuk

diperpanjang tidak akan berpotongan ,yaitu :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Rusuk KL // rusuk MN // rusuk RQ // rusuk OP

Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR

Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR

e. Kedua belas rusuknya sama panjang,yaitu :

Rusuk KL = LM = MN = NK = KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = QR

= RO

Jaring-jaring kubus adalah kubus yang sebagian rusuk-rusuknya di gunting

dan sebagian sisinya direbahkan sehingga menjadi suatu bangun datar.

Kubus mempunyai beberapa macam jaring-jaring tergantung rusuk yang

digunting.

Contoh :

2. Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang sisi yang

sepasang – sepasang kongruen.

• Rusuk adalah ruas garis yang terdapat pada bangun ruang.

Contoh : AB,BC,CD,DA,AE,BF,CG,DH,EF,FG,GH,HE

• Sisi adalah permukaan dari bangun ruang

Contoh : ABCD,EFGH,ADHE,BCGF,ABFE,DCGH

• Titik sudut adalah titik yang merupakan pertemuan beberapa rusuk

Contoh : A,B,C,D,E,F,G,H

Sifat – sifat balok antara lain :

a. Memiliki 12 rusuk,6 sisi dan 8 titik sudut

b. Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya,yaitu :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Sisi bawah ABCD = Sisi atas EFGH

Sisi kiri ADHE = Sisi kanan BCGF

Sisi depan ABFE = Sisi belakang DCGH

c. Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( // ),yaitu :

Sisi bawah ABCD // Sisi atas EFGH

Sisi kiri ADHE // Sisis kanan BCGF

Sisi depan ABFE // Sisi belakang DCGH

d. Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang

Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG

Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH

Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH

e. Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar

Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk HG

Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH

Rusuk AD // rusuk BC // rusuk FG // rusuk EH

Jaring-jaring balok adalah balok yang sebagian rusuk-rusuknya digunting

dan sebagian sisinya direbahkan sehingga menjadi suatu bangun datar.

Balok mempunyai beberapa macam jarring-jaring, tergantung rusuk yang

digunting.

Contoh :

Arnis Kamar (2002:18) fungsi media bangun ruang dalam

pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

“ (a) Dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti

pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minat dalam

mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang,

tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. (b)

dengan menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkret,

maka siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami

dan mengerti. (c) Media dapat membantu daya titik ruang, karena tidak

membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang,

sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu

daya pikirnya agar lebih berhasil dalam belajar. (d) Siswa akan

menyadari hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada

disekitarnya. (e) Konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit

berupa model matematika dapat dijadikan objek penilaian.

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat

membantu guru menjelaskan hal yang bersifat abstrak menjadi lebih

konkrit sehingga siswa mudah belajar matematika.

Namun dalam pelaksanaan guru hendaknya memilih dan

menggunakan media yang cocok untuk menyampaikan materi

pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara fisik,

mental dan sosial, dalam pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat para ahli diatas penulis, penulis akan

menggunakan bangun ruang dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai

berikut.:

a. Mengamati model bangun ruang berongga, dan model kerangka.

b. Memberi nama bangun ruang, dan menggunakan media bangun

ruang berongga untuk menunjukkan sisi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c. Menggunakan model kerangka untuk menunjukkan rusuk.

d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut.

Beberapa contoh alat peraga yang digunakan dalam alat peraga bangun

ruang.

1. Model Balok Masif

Model Balok Masif digunakan untuk menanamkan pengertian

“balok”. Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi yang

berbentuk persegi panjang. Yaitu dengan mewujudkan sisi- sisi balok yang

berupa persegi panjang, kemudian siswa dapat diajak menemukan bahwa

balok mempunyai enam sisi.

2. Model Balok Berongga

Model Balok Berongga dapat digunakan untuk menanamkan

pengertian “balok adalah ruang yang terdiri dari enam daerah persegi

panjang dengan susunan tertentu”. Model Balok Berongga juga dapat

digunakan untuk memperlihatkan titik sudut yang ada pada balok.

3. Model Balok Kerangka

Model Balok Kerangka digunakan untuk memperlihatkan rusuk-rusuk

balok, untuk menunjukkan dengan peragaan kepada siswa rusuk- rusuk

yang saling sejajar dan rusuk- rusuk yang saling berhadapan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4. Model Kubus Masif

Model Kubus Masif digunakan untuk menanamkan pengertian “kubus”.

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi yang berbentuk

persegi. Yaitu dengan mewujudkan sisi- sisi kubus yang berupa persegi,

kemudian siswa dapat diajak menemukan bahwa kubus mempunyai enam

sisi yang sama.

5. Model Kubus Berongga

Model Kubus Berongga dapat digunakan untuk menanamkan pengertian

“kubus adalah ruang yang terdiri dari enam daerah persegi dengan susunan

tertentu”. Model Kubus Berongga juga dapat digunakan untuk

memperlihatkan titik sudut yang ada pada kubus.

6. Model Kubus Kerangka

Model Kubus Kerangka digunakan untuk memperlihatkan rusuk-rusuk

kubus, untuk menunjukkan dengan peragaan kepada siswa rusuk- rusuk

yang saling sejajar dan rusuk- rusuk yang saling berhadapan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian adalah alat peraga yang

sesuai dengan materi yang diajarkan,yang dimulai dari benda – benda konkrit lalu

ke benda semi konkrit sehingga pada akhirnya siswa memiliki pengetahuan

tentang bangun ruang yang sudah bersifat abstrak yang di dalam pikiran tiap–tiap

siswa sebagai contohnya antara lain :

1. Pengenalan Balok yang meliputi pengertian dan sifat – sifat balok,

menggunakan media tempat batang korek api dan gambar balok.

2. Pengenalan Kubus yang meliputi pengertian dan sifat – sifat kubus,

menggunakan media tempat kapur dan gambar kubus.

3. Pengenalan tabung, menggunakan kaleng minuman dan gambar tabung.

B. Kerangka Berpikir

Minat belajar matematika siswa SD Kelas IV SD Negeri Tenggak 2

rendah sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa terhadap

pelajaran tersebut. Menurunnya minat dan prestasi belajar siswa disebabkan

karena selama ini dalam proses pembelajaran guru sangat jarang sekali

menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan materi yang diajarkan

terhadap pelajaran tersebut. Selain itu menurunnya minat dan prestasi belajar

siswa disebabkan karena guru hanya menggunakan metode konvensional yaitu

metode ceramah. Kurangnya minat anak terhadap pelajaran matematika dan

rendahnya prestasi belajar perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru secara

cepat dan tepat. Minat belajar anak perlu kita tingkatkan, karena minat belajar

mempunyai peranan penting antara lain :

a) Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar

b) Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar

c) Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru

d) Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif

e) Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi / pelajaran

Banyak pendekatan yang dapat dikembangkan oleh guru agar mampu

membantu kesulitan belajar matematika yang dialami oleh anak. Salah satu model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pembelajaran yang dapat dikembangkan adalah pembelajaran dengan

menggunakan media bangun ruang. Dengan pembelajaran menggunakan media

bangun ruang dapat mengkonkretkan cara berpikir anak, sehingga anak dapat

melihat dan memegang media tersebut secara langsung sehingga akhirnya anak

tertarik dan mampu memahami materi pelajaran matematika yang diajarkan oleh

guru.

Media Bangun ruang yang digunakan adalah media bangun ruang balok

dan kubus masif, balok dan kubus berongga, balok dan kubus kerangka. Balok

dan kubus masif untuk mengajarkan sisi – sisi balok dan kubus. Balok dan kubus

berongga untuk mengajarkan titik sudut, Balok dan kubus kerangka untuk

mengajarkan rusuk.Berdasarkan uraian di atas maka alur kerangka berpikir dalam

penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 1 berikut:

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Dalam Penelitian

Kondisi awal

Guru menggunakan

Pembelajaran

konvensional dan mendominasi kelas

Siswa : Minat dan

Prestasi belajar matematika

rendah

Siklus I menggunakan media gambar

Tindakan

Dalam pembelajaran guru menggunakan

media bangun ruang

Kondisi akhir

Siklus II guru menggunakan

media balok dan kubus masif

Siklus III guru menggunakan

media balok dan kubus massif, berongga dan

kerangka

Melalui penggunaan

media bangun ruang

dapat meningkatkan

minat dan prestasi

belajar siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka rumusan hipotesis

sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang dapat

meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri

Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008 / 2009.

2. Penggunaan media pembelajaran bangun ruang dapat meningkatan prestasi

belajar matematika pada pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan

Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008 / 2009.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2

Desa Ngagel , Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Alasan memilih tempat

penelitian adalah sebagai berikut :

a. Peneliti ingin meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam belajar

Matematika, siswa kelas IV melalui penggunaan media.

b. Di SD Negeri Tenggak 2 mata pelajaran Matematika dalam setiap tes

semester pencapaian nilainya sangat kurang.

c. Sekolah tersebut mengijinkan tempatnya digunakan untuk kegiatan

penelitian.

d. Sekolah bersedia memberikan data yang peneliti perlukan

e. Kondisi sekolah dan kelas beserta materi pelajaran telah dipahami dan

diketahui peneliti sebelumnya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Februari 2009 sampai

dengan bulan Juni 2009. Secara rinci dapat dipaparkan pada tabel 1 :

Tabel 1. Jadwal Penelitian

N

o Jenis Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Pebruari Maret April Mei Juni

1 Pembuatan Proposal

2 Perencanaan

3 Persiapan

4 Monitoring

5 Pelaksanaan PTK

6 Perbaikan

7 Seminar Hasil

8 Penyusunan Laporan

33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung

tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi

tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu kelas.

Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang

langsung tercatat dari kegiatan di lapangan, maka bentuk pendekatan yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis

penelitianya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun alasan mengadakan

penelitian tindakan kelas adalah : 1) PTK mengkaji masalah pendidikan yang

berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru, 2)

PTK dilaksanakan sendiri oleh guru sehingga akan dapat meningkatkan

pemahaman diri siswa untuk membuat perubahan yang lebih baik, 3)

memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru kelas IV.

Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut :

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Pengamatan / observasi

d. Refleksi

Dari rancangan penelitian tersebut dapat dibuat diagram siklus pada

gambar 2 berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Gambar 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas

(Hopkins, 1993 dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 105)

Tahap-tahapan di atas digambarkan sebagai siklus, yang dapat

dilanjutkan siklus berikutnya secara ulang sampai permasalahan yang dihadapai

dapat teratasi/terpecahkan. Pada tahap perencanaan berisi rencana pembelajaran

yang disiapkan sebelum pelaksanaan tindakan. Kemudian dilakukan tindakan

sebagai implementasi perencanaan.

Tahap observasi, guru melakukan pengamatan terhadap perilaku/aktivitas

siswa dalam pembelajaran. Pada tahap refleksi, guru mengadakan evaluasi dan

analisa terhadap hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil prestasi belajar siswa.

Perencanaan

Refleksi

Tindakan/

Observasi

Refleksi

Tindakan/

Observasi

Refleksi

Tindakan/

Observasi

Perbaikan

Rencana

Perbaikan

Rencana

Dan seterusnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan dan kekurangan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti) sehingga dapat digunakan untuk

menentukan tindakan kelas siklus berikutnya yaitu tiga siklus.

Teknik analisa yang digunakan untuk menganalisis data-data yang

dikumpulkan adalah analisis kritis, yakni mulai mengungkapkan kelemahan dan

kelebihan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil analisis dijadikan dasar dalam

menyusun perencanaan tindakan tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.

C. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali

dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini antara lain :

1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas IV serta wali

kelas IV.

2. Arsip nilai ulangan harian.

3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan alat peraga bangun ruang

4. Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dipergunakan :

1. Wawancara Langsung

Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang

kondisi anak sebelum pembelajaran dengan alat peraga maupun setelah

pembelajaran dengan media pembelajaran dengan bangun ruang.

Interview adalah metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan

jalan melakukan tanya jawab langsung dengan subyek penelitian. Sugiyono

(2002: 75) mengatakan bahwa : “Interview dapat dipandang sebagai metode

pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan

sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan”.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Sedangkan Nasution, (2003: 113) dalam salah satu bukunya menyatakan

bahwa : "Interview adalah merupakan metode yang bersifat langsung dan

merupakan suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan

memperoleh informasi."

Adapun pengertian interview menurut Marzuki (2002: 62) merupakan cara

pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan

sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penelitian.

Dalam setiap interview selalu ada dua pihak, yang masing-masing mempunyai

kedudukan yang berlainan yakni :

a. Interviewer sebagai pengejar informasi (information hunter) yang mengajukan

pertanyaan-pertanyaan, meminta penjelasan dan menggali keterangan–

keterangan yang lebih mendalam.

b. Interview sebagai pemberi informasi (Information Supplyer respondent).

Melalui wawancara atau interview dapat diperoleh berbagai keterangan

dan data yang diperlukan dalam suasana penelitian. Dalam penelitian ini metode

wawancara, digunakan khususnya pada kepala sekolah, Wali Kelas IV, mengenai

pembelajaran dan sejarah SD Negeri Tenggak 2 serta hal-hal lain yang terkait

dengan penelitian ini.

Jenis interview atau wawancara menurut keperluan pengumpulan data

yang digunakan ada 3 yaitu :

a. Interview terpimpin yaitu suatu interview yang dilakukan dengan

menggunakan pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab ke satu arah

yang telah ditetapkan dengan tegas.

b. Interview tak terpimpin yaitu suatu interview yang dilakukan tanpa adanya

kesengajaan dari interview untuk mengarahkan tanya jawab pada pokok-

pokok persoalan yang menjadi inti penyelidikan.

c. Interview bebas terpimpin yaitu interview yang dilakukan secara bebas dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan lebih dahulu.

Sehingga susunan menjadi lebih wajar dan dapat memperoleh data yang

mendalam. Cara ini dipandang lebih obyektif dan wajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang

kondisi anak sebelum pembelajaran dengan alat peraga maupun setelah

pembelajaran dengan media pembelajaran dengan bangun ruang.

2. Observasi Langsung

Digunakan untuk mengadakan penelitian terhadap gejala-gejala yang akan

diselidiki tanpa menggunakan alat terutama pada pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga bangun ruang serta kondisi sekolah yang

menjadi subjek penelitian.

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi adalah teknik perolehan

data dengan menggunakan mata secara langsung tanpa ada pertolongan alat

standart untuk keperluan tersebut (Marzuki, 2002: 58). Sedang menurut Nana

Syaodih Sukmadinata (2007: 220) merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung.

Agar observasi ini dapat dipergunakan secara efektif maka harus

mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara

sistematik.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah

direncanakan.

c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan

proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik

perhatian saja.

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.

Pengumpulan data dengan observasi ini memiliki beberapa keunggulan antara

lain :

a. Data yang diperoleh langsung dari perilaku yang tipikal dari objek, dapat

dicatat segera dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang.

b. Data yang diperoleh dapat dari subjek yang tidak dapat berkomunikasi secara

verbal maupun yang tak mau berkomunikasi secara verbal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Pencatatan dapat dilakukan pada waktu terjadinya peristiwa atau terlihatnya

gejala tertentu

d. Tidak tergantung pada jawaban responden, sehingga lebih objektif dan lebih

teliti.

Selain keunggulan tersebut di atas metode observasi juga memiliki kelemahan

antara lain :

a. Memerlukan waktu yang sangat lama untuk mendapatkan pengamatan

langsung terhadap suatu kejadian.

b. Pangamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan secara

langsung.

c. Ada kegiatan yang tidak mungkin diperoleh dengan pengamatan.

Observasi langsung digunakan untuk mengadakan penelitian terhadap

gejala-gejala yang akan diselidiki tanpa menggunakan alat terutama pada

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang serta

kondisi sekolah yang menjadi subjek penelitian.

3. Dokumentasi

Digunakan untuk memperoleh data berupa nama responden penelitian,

sejarah perkembangan SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten

Sragen .

Dokumentasi berasal dari kata dokument (Bahasa Inggris) yang artinya

dokumen sedang “dokumen yang berasal dari kata documentun (Bahasa Latin)

berarti tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan” studi

dokumentasi merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan menggunakan

dokumen – dokumen sebagai sumber data (Dewa Ketut Sukardi, 2004 : 165)

Dengan melihat dan mengetahui asal dan arti kata documentasi maka

penulis ingin menjelaskan arti daripada documentasi. Documentasi adalah

membuat catatan atau membuat keterangan – keterangan tertulis ataupun tercetak

yang dijadikan dokumen.

Dalam pengumpulan data yang menggunakan metode documentasi berarti

suatu cara mengumpulkan data dengan mengambil data dari sumber-sumber

dokumen. Document yang dimaksud adalah suatu catatan atau keterangan –

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

keterangan baik tertulis atau tercetak, yang menunjukkan tentang peristiwa atau

kejadian – kejadian masa yang lampau sehingga dapat memberikan berbagai

macam keterangan.

Bahan yang dianggap atau dijadikan sebagia dokumen, misalnya buku-

buku, foto-foto catatan dan sebagainya, maka dalam penelitian ini, penulis

mengadakan penyelidikan terhadap catatan – catatan mengenai keadaan murid,

hasil prestasi belajar murid dan waktu tertentu.

Dengan melalui metode dokumentasi inilah didapatkan keterangan –

keterangan dan dapat mengumpulkan data mengenai keadaan murid, masalah-

masalah yang penulis perlukan lewat dokumen yang tersimpan. Di dalam

penyelidikan ini data diperoleh melalui daftar induk siswa yang tersimpan di

kantor guru SD Negeri Tenggak 2 tahun pelajaran 2008/2009.

Pengambilan data dengan metode dokumen memiliki kebaikan dan

kekurangan antara lain :

a. Kebaikan Metode Dokumentasi :

1) Lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya karena data yang diperlukan

sudah tersedia dan sudah tertulis rapi.

2) Dengan dokumentasi dapat diketahui hasil prestasi belajar anak pada masa

yang lalu.

3) Dokumentasi dapat dijadikan bukti administratif yang nyata.

4) Dengan dokumentasi dapat mengetahui peristiwa-peristiwa pada masa

yang telah lalu.

b. Kekurangan Metode Dokumentasi :

1) Data yang bersifat dokumen, mungkin kurang obyektif.

2) Pada umumnya observer tidak dapat mengamati obyeknya secara

langsung.

3) Nilai yang dibuat atau yang diperoleh dari dokumen kurang dapat

dipercaya, karena nilainya dapat berubah.

Usaha – usaha untuk mengatasi kekurangan – kekurangan metode dokumentasi.

a. Mengadakan observasi secara langsung terhadap proses belajar dan mengajar.

b. Mengadakan interview dengan guru dan murid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

c. Mengadakan tes untuk membuktikan kemungkinan – kemungkinan yang tidak

obyektif tadi.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa nama responden

penelitian, sejarah perkembangan SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo

Kabupaten Sragen.

4. Tes

Tes adalah suatu seri pertanyaan atau soal yang harus dijawab atau

dipecahkan yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Winkel, 2005 : 548). Adapun wujud tes dapat berupa tiga macam yaitu :

a. Tes diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat

dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

b. Tes Formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam

kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes

diagnostik pada akhir pelajaran.

c. Tes Sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian

sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam

pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian,

dan sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum setiap akhir catur wulan

(Winkel, 2005 : 541 - 543).

Selain wujud tes di atas berdasarkan bentuknya tes dapat dibedakan

menjadi :

a. Tes subyektif

b. Tes obyektif

c. Tes menjodohkan

d. Tes isian (Winkel, 2005 : 548)

Agar lebih jelas terhadap permasalahan tersebut maka dijelaskan sebagai

berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

a. Tes Subyektif

Tes subyektif, yang pada umumnya berbentuk essay. Tes bentuk essay adalah

sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat

pembahasan atau uraian kata-kata. Adapun ciri-ciri pertanyaan dalam bentuk

tes essay adalah selalu didahului dengan kata-kata sebagai berikut : uraikan,

jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan.

b. Tes obyektif

Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara

obyektif. Tes objektif disusun dengan maksud untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan dari tes bentuk essay. Ciri dari bentuk tes objektif adalah jumlah

soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes essay. Adapun macam-

macam tes obyektif bisa berupa :

1) Tes benar-salah (true-false)

2) Tes pilihan ganda (multiple choise test).

c. Menjodohkan (matching test)

Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan,

mencocokkan, memuaskan atau menjodohkan. Matching test terdiri dari satu

seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai

jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan

menempatkan jwaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan

pertanyaannya.

d. Tes Isian (completion test)

Complein test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan,

atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada

bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yanmg dihilangkan atau yang

harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari

murid.

Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes isian

(completion test) dengan jumlah item soal sebanyak 10, serta tiap item soal

memliki bobot nilai 10, sehingga skor total berjumlah 100. Sedangkan sistem

penilaiannya adalah jumlah skor yang diperoleh merupakan nilai siswa, sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

bila seorang siswa mampu mengerjakan ke-10 item soal tersebut dengan benar

maka nilai anak tersebut adalah 100. Metode tes ini dipergunakan untuk

memperoleh data mengenai prestasi belajar Matematika siswa kelas IV.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara

langsung, observasi langsung, dokumentasi dan tes. Metode wawancara langsung

digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang keadaan siswa dan

sekolah. Metode observasi digunakan untuk mengamati secara langsung keadaan

siswa dan sekolahan dan untuk mengetahui minat siswa terhadap media bangun

ruang selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data – data yang

mendukung penelitian seperti data murid, nilai murid, foto dan rekaman. Metode

tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes formatif dalam bentuk

isian. Metode tes digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman

siswa tentang materi yang diajarkan.

E. Validitas Data

Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah

semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya

diukur atau di teliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan

triangulasi data, dan triangulasi metode.

Adapun yang dimaksudkan dengan kedua hal tersebut adalah :

1. Triangulasi data artinya data dan informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan di uji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda.

2. Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti bisa

menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian

dilakukan wawancara yang mendalam pada informan yang sama dan hasilnya

diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik

dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh lewat beberapa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

teknik penggumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan

dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.

F. Teknik Analisis Data

Menurut H.B. Sutopo (2003: 18) “Dalam proses analisa ada tiga

komponen yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah : 1)

data reduksi; 2) sajian data, 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Dengan

demikian maka dalam tahapan ini ada tiga komponen pokok yang harus

dilaksanakan, yaitu :

1. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,

menyederhanakan dan mengabstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote

(catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan

penelitian. Data reduksi adalah sesuatu bentuk analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses

ini berakhir sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis.

2. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan

penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data, maka akan

dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu

pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal

ini penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja dan

tabel.

3. Penarikan kesimpulan, dalam tahapan ini apabila ditemukan data yang akurat,

maka peneliti tidak segan – segan untuk melakukan penyimpulan ulang.

Peneliti dalam hal ini bersifat terbuka, namun demikian semakin lama

meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan

akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir.

Dalam penelitian ini digunakan model induktif interaktif. Model analisis

ini memiliki tiga komponen pokok analisis yaitu reduksi data, sajian data dan

penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan

proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

bergerak di antara empat komponen (termasuk proses pengumpuan data) selama

proses pengumpulan data berlangsung. Kemudian setelah pengumpulan data

peneliti bergerak diantara tiga komponen pokok yaitu, reduksi data, sajian data

dan penarikan kesimpulan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 3 di bawah

ini :

Pengumpulan Data

Reduksi data

Sajian data

Penarikan kesimpulan

Gambar 3. Model Analisis Jalinan (mengalir) (H.B Sutopo, 2003 : 95).

G. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah

mendata seberapa banyak anak yang kesulitan belajar matetika.

2. Pelaksanaan

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Anak – anak yang akan ditingkatkan prestasi belajar matematika

dengan menggunakan media pembelajaran bangun ruang

Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :

1) Pengumpulan data diri anak yang prestasi belajar matematikanya rendah.

2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan memecahkannya.

3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni Pembelajaran dengan alat

peraga bangun ruang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menerapkan motode pembelajaran dengan media pembelajaran

bangun ruang.

2) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan media pembelajaran

bangun ruang.

3) Memantau perkembangan prestasi belajar yang terjadi pada anak.

c. Tahapan Observasi

Tindakan guru memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan

selama pengajaran matematika dengan media pembelajaran bangun ruang.

d. Tahapan Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang meliputi :

1) Tahap Perencanaan Tindakan

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

3) Tahap Observasi

4) Tahap Refleksi.

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1, 2 , 3

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus II dibuat siklus IIIyang meliputi :

1) Tahap Perencanaan Tindakan

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

3) Tahap Observasi

4) Tahap Refleksi.

Siklus selanjutnya dilakukan dengan langkah-langkah yang sama sehingga

minat dan prestasi belajar tercapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

e. Tahapan Rekomendasi

Tahap ini dilakukan dengan merumuskan tindakan pembelajaran dengan media

pembelajaran bangun ruang yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar

matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo

Kabupaten Sragen .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan

a. Rencana : Melakukan identifikasi anak yang memiliki kekurangan prestasi

belajar matematika dengan melihat kemampuan awal anak.

b.Tindakan : Melaksanakan pembelajaran dengan media pembelajaran

bangun ruang guna meningkatkan prestasi belajar matematika

pada anak kelas IV.

c. Observasi : Melakukan pemantauan proses pembelajaran dengan media

pembelajaran bangun ruang tentang perhatian anak dan

kemampuan anak setelah proses berlangsung.

d. Refleksi : Pada kegiatan ini guru menganalisis prestasi belajar matematika

anak sebagai dasar menyusun tindakan yang akan dilakukan

pada siklus berikutnya.

4. Tahap Rekomendasi

a. Pada kegiatan ini dirumuskan dapat tidaknya pembelajaran dengan media

pembelajaran bangun ruang meningkatkan prestasi belajar matematika pada

anak kelas IV.

b. Pada kegiatan ini dirumuskan program dengan media pembelajaran bangun

ruang meningkatkan prestasi belajar matematika pada anak kelas IV pada anak.

c. Dirumuskan kendala apa yang terjadi dalam melaksanakan pembelajaran

dengan media pembelajaran bangun ruang meningkatkan prestasi belajar

matematika pada anak kelas IV.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1.Tinjauan Historis SD Negeri Tenggak 2

Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen memiliki

Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031411022. Nomor Identitas Sekolah (NIS)

100220, dan Nomor Sekolah 800. Saat ini Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2

merupakan salah satu SD di Gugus III yang ada di wilayah Kecamatan Sidoharjo

Sragen.

Semenjak tahun 1989 hingga tahun 2009 sekarang ini Sekolah Dasar

Negeri Tenggak 2 telah mengalami 6 (enam ) kali pergantian kepala sekolah.

Yang pertama dijabat oleh Marjono tahun 1989 hingga tahun 1993, kedua oleh

Marsudi sampai tahun 1996, yang ketiga dijabat oleh Suyono sampai tahun 2000,

keempat dijabat oleh Sumarno sampai tahun 2002, dan yang kelima dari bulan

tahun 2002 sampai sekarang dijabat oleh Suparmin,S.Pd. Sistem pergantian

kepala Sekolah Dasar Tenggak 2 ini melalui mekanisme mutasi dan pensiun.

Kepala Sekolah ditunjuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen atas

usul dari pihak Kepala UPT Dinas Kecamatan Sidoharjo.

2. Letak Goegrafis SD Negeri Tenggak 2

Secara geografis Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 berada di wilayah

Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen tepatnya terletak di desa Ngagel

Kelurahan Tenggak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Letak Sekolah

Dasar Negeri Tenggak 2 dengan batas-batas:

1. Sebelah Utara : Desa Semen

2. Sebelah Timur : Sawah

3. Sebelah Selatan : Rumah Penduduk

4. Sebelah Barat : Sungai Bengawan Solo

Jarak Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kota Sragen

dengan Kantor UPT Dinas P dan K Kecamatan Sidoharjo + 10 km dengan arah

48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

ke selatan. Dengan Pusat Kota + 7,5 km. Letaknya di tepi jalan kelurahan, maka

mudah dijangkau transportasi baik dengan kendaraan bermotor (sepeda motor,

mobil, angkudes).

3. Keadaan Personil SD Negeri Tenggak 2

Tahun Pelajaran 2008/2009 Sekolah Dasar Tenggak 2 Kecamatan

Sidoharjo Kabupaten Sragen dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dan memiliki

13 (tiga belas) guru yang terdiri dari 9 (sembilan) guru PNS,3 (tiga) guru honorer

(WB) dan 1 (satu) penjaga WB. Kesebelas orang guru tersebut masing-masing

sebanyak 1 (satu) orang sebagai Kepala Sekolah,guru kelas I sampai kelas VI

sebanyak 6 (enam) orang, 1 (satu) guru agama Islam (PAI), 1 (satu) guru

Pendidikan Jasmani (Penjaskes) 1 (satu ) guru WB Komputer , 1 (satu) guru

kesenian dan 1 (satu) guru WB Bahasa Inggris serta 1 (satu ) orang sebagai

Penjaga Sekolah WB.

Lebih jelasnya tentang keadaan dan susunan personil di Sekolah Dasar

Negeri Tenggak 2 kecamatan Sidoharjo Kota Sragen dapat dilihat pada gambar 4

berikut ini :

Gambar 4. Struktur Organisasi SDN Tenggak 2 Tahun Pelajaran 2008 / 2009

Kepala SD SUPARMIN, S,Pd

Guru Kls.I Beja

Guru Kls.III Surati

Guru Kls.IV Yuli Ana

Penjaga Sekolah Suhartono

Guru Penjas Widodo

Guru Kls.II Simin

Guru Kls.V Surono

Guru Bahasa Inggris

Rusmiyati

Guru Kls.VI Tutik W

Komite Sekolah SUTEJO

Guru PAI Sukaini

Guru KTK Dewi

Guru Komputer Christiana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4. Keadaan Siswa SD Negeri Tenggak 2

Pada Tahun pelajaran 2008/2009 jumlah siswa yang bersekolah di Sekolah

SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kota Sragen dari kelas I–VI

berjumlah 112 siswa, terdiri dari kelas I sebanyak 19 siswa, kelas II sebanyak 17

siswa, kelas III sebanyak 20 siswa, kelas IV sebanyak 18 siswa, kelas V sebanyak

17 siswa, dan kelas VI sebanyak 21 siswa.

Jumlah siswa yang besar merupakan aset yang berharga bagi sekolah

sepanjang dapat memunculkan semua potensi yang ada. Usaha itu pun tak sia-sia,

terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diukir dalam sejarah perjalanan

Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 baik dalam bidang akademik maupun non-

akademik.

Dari tahun 2004 sampai tahun 2008, siswa SD Negeri Tenggak 2 telah 4

kali menjadi juara tari tingkat Kecamatan, salah satunya masuk tingkat Kabupaten

untuk wakil dari Kecamatan. Pada tahun 2007 ada siswa yang berhasil menjadi

juara I Lomba Volli putra tingkat kecamatan dan maju ke tingkat kabupaten.

5. Sarana dan Prasarana SD Negeri Tenggak 2

Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kota Sragen

berdiri di atas tanah seluas 1970 m2 dengan luas bangunan 812 m2 terdiri dari 6

ruang kelas, 1 ruang guru (kantor) dan untuk perpustakaan, UKS, ruang komputer,

dan 1 ruang untuk Kepala Sekolah, untuk ruang tamu, dan untuk almari alat

peraga. Selain bangunan pokok tersebut juga ada rumah penjaga dan bangunan

untuk MCK guru dan siswa. SD Tenggak mempunyai halaman yang luas sehingga

pada waktu istirahat banyak anak-anak yang menghabiskan waktu istirahat

untukbermain di halaman sekolah.

B. Diskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian

A. Deskripsi Per Siklus

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari siklus – siklus, tiap siklus terdiri atas 4 tahapan :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1. Siklus I

a. Perencanaan

Guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas mempersiapkan KTSP,

Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan alat peraga bangun ruang,

lembar observasi dan Lembar Tugas

b. Implementasi Rencana Tindakan

Pada tahap ini guru menerapkan fokus penelitian penelitian yaitu usaha

peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Matematika melalui pembelajaran

dengan menggunakan alat peraga yang berupa bangun ruang Guru menentukan

proses pembelajaran dengan membagi siswa kelas IV menjadi 4 kelompok

sehingga setiap kelompok terdiri atas 4 – 5 orang dengan setiap kelompok

belum menggunakan alat peraga sendiri akan tetapi menggunakan alat peraga

yang berupa gambar yang digambarkan di papan tulis, kemudian dilanjutkan

dengan pemberian tugas kepada anak. Dalam proses pemberian tugas ini

diharapkan para siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

Materi pada pertemuan ini adalah tentang sifat-sifat dan jaring-jaring

bangun ruang dengan indikator menetukan jumlah sisi, rusuk, dan sudut masing-

masing bangun ruang (kubus, balok). Kegiatan ini diawali dengan berdoa

bersama, mengabsen siswa, dan apersepsi menyanyikan lagu dengan judul "Hari

Ulang Tahun" sambil tepuk tangan.

Kegiatan awal dalam pembelajaran, bahwa bernyanyi tadi kita telah

sedikit mengetahui tentang bangun ruang khususnya kubus dan balok. Dengan

cara tanya jawab guru bertanya kepada siswa apakah ada yang pernah merayakan

hari ulang tahun, sebagian besar anak menjawab pernah, tidak menutup

kemungkinan banyak hadiah-hadiah yang dibungkus kado dengan bentuk yang

bermacam-macam, ada yang berbentuk kubus, balok, dan tabung. Guru

menanyakan secara acak pada tiap-tiap anak, apakah sudah tahu bentuk kubus,

dan balok. Guru menunjukkan gambar beberapa bangun ruang, antara lain kubus

masif, kubus berongga dan kubus kerangka. Sedangkan model balok, ada balok

masif, balok berongga dan balok kerangka. Selain itu guru juga menunjukkan

jaring-jaring balok dan kubus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Kegiatan inti guru menyuruh siswa maju satu persatu dengan

menunjukkan gambar di papan tulis yang berupa gambar balok dan kubus masif

untuk menunjukkan, sisi bangun ruang. Balok dan kubus berongga untuk

menunjukkan sudut bangun ruang. Sedangkan balok dan kubus kerangka untuk

menunjukkan rusuk. Untuk mengetahui rusuk, sudut sisi bangun ruang dapat

dibantu dengan format sebagai berikut :

Tabel 2. Format Mencari Sisi, Rusuk, dan Sudut.

.No Nama Bangun Jumlah Rusuk Jumlah Sisi Jumlah Sudut

1 Kubus 12 6 8

2 Balok 12 6 8

Kesimpulan :

1. Kubus mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut

2. Balok mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut

Kegiatan dilanjutkan dengan menggambar jaring-jaring bangun ruang

(kubus dan balok). Dalam kegiatan ini siswa terlihat aktif dalam menggambar

jaring-jaring bangun ruang, tetapi ada sebagian siswa yang masih belum dapat

menggambar jaring-jaring bangun ruang. Dengan bimbingan dan bantuan guru

akhirnya semua siswa dapat menggambar jaring-jaring bangun ruang (kubus

dan balok).

Kegiatan dilanjutkan dengan tugas kelompok. Kelas dibagi menjadi 4

(empat) kelompok. Setelah semuanya selesai membentuk kelompok, guru

membagi lembar kerja kelompok untuk dikerjakan dan didiskusikan secara

kelompok. Kemudian setiap perwakilan dari kelompok maju ke depan untuk

membacakan hasil diskusi kelompok.

c. Observasi dan Interpretasi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanan tindakan pada siklus I

diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang

belum berhasil dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai siswa yang

belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan skor minat belajar

siswa yang relatif rendah. Data menunjukkan bahwa siswa yang telah

dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 60 ke atas) sebanyak 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

orang dari jumlah 18 siswa atau 77,78 % sedangkan anak yang belum tuntas

sebanyak 4 orang dari jumlah 18 siswa atau 22,22 %. Sedangkan minat belajar

siswa menunjukkan kriteria kurang dengan jumlah 20-35 ada 8 siswa atau

44,44 %, skor 36-50 dengan kriteria cukup ada 8 anak atau 44,44 %, skor 51-

65 dengan kriteria baik ada 2 anak atau 11,11 %, 66-80 dengan kriteria baik

sekali ada 0 anak atau 0 %.

d. Analisis dan Refleksi

Pada siklus ini pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang

belum berjalan efektif karena baru pada taraf pengenalan. Guru hanya

menggunakan alat peraga yang berupa gambar yang digambar guru di papan

tulis, hal ini menyebabkan ank tidak tertarik terhadap materi pelajaran yang

disampaikan sehingga konsentrasi anak kurang terfokus dan bersifat abstrak.

Selain itu pada siklus I kurang berjalan efektif karena jumlah kelompok yang

terlalu banyak dan jumlah 1 kelompok beranggotakan 5 orang sehingga anak

cenderung kurang memperhatikan pelajaran sebab asyik bermain dengan teman

anggota kelompoknya. Untuk memperbaiki keadaan tersebut perlu

diadakannya tindakan pada siklus II yang akan menggunakan media

pembelajaran bangun ruang yang berbeda yaitu media bangun ruang masif.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Guru terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan

referensi yang sesuai untuk mengembangkan proses pembelajaran. Pencarian

informasi dapat dilakukan dengan malakukan analisa data pada tindakan

siklus I.

Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I, maka peneliti membuat

tahap perencanaan sebagai berikut :

1. Menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Menggunakan media pembelajaran bangun ruang yang lebih konkrit agar

konsentrasi siswa lebih terfokus terhadap materi pelajaran yang diajarkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3. Lebih mengoptimalkan penggunaan media bangun ruang secara individual

dalam tugas-tugas, sehingga anak-anak lebih aktif dalam pembelajaran.

4. Memperkecil jumlah anggota kelompok belajar menjadi 4 anak tiap

kelompok agar diskusi lebih berjalan dengan efektif

b. Implementasi Rencana Tindakan

1) Memahami keseluruhan konteks pembelajaran

2) Menentukan rencana pembelajaran dengan baik.

3) Menentukan alat peraga/media pembelajaran berupa bangun ruang.

4) Menentukan metode pembelajaran

5) Menentukan alat evaluasi

6) Menentukan program perbaikan

c. Observasi dan Interpretasi

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi pelaksanan tindakan pada

siklus II diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bangun

ruang belum berhasil dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai siswa

yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Data

menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar

(dengan nilai 60 ke atas) sebanyak 17 orang dari jumlah 18 siswa atau 94,44

% sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 1 orang dari jumlah 18 siswa

atau 5,56 %. Sedangkan minat belajar siswa menunjukkan skor 20-35 dengan

kriteria kurang ada 5 siswa atau 27,77 %, skor 36-50 dengan kriteria cukup

ada 2 anak atau 11,11 %, skor 51-65 dengan kriteria baik ada 6 anak atau

33,33 %, skor 66-80 dengan kriteria baik sekali ada 5 anak atau 27,77 %.

d. Analisis dan Refleksi

Pada siklus II pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang

belum berjalan efektif. Pembelajaran dengan menggunakan media bangun

ruang belum berjalan efektif disebabkan oleh beberapa hal antara lain guru

hanya menggunakan satu macam alat peraga saja yaitu balok dan kubus masif.

hal ini menyebabkan konsentrasi anak kurang terfokus dan sulit membedakan

antara sisi, rusuk dan sisi. Selain itu pada siklus II kurang berjalan efektif

karena jumlah kelompok yang terlalu banyak dimana 1 kelompok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

beranggotakan 4 orang sedangkan jumlah media pembelajaran terbatas, hal ini

menyebabkan anggota kelompok sering terjadi berebut bangun ruang sehingga

anak cenderung kurang memperhatikan pelajaran sebab asyik bermain dan

berebut dengan teman anggota kelompoknya, sehingga perlu diadakannya

tindakan pada siklus III untuk peningkatan pembelajaran. Untuk peningkatan

minat dan prestasi belajar siswa perlu adanya perbaikan dalam menggunakan

media pembelajaran yaitu media bangun ruang masif, berongga dan kerangka.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus II, maka peneliti membuat

tahap perencanaan sebagai berikut :

1. Menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Menggunakan media pembelajaran bangun ruang yang lebih konkrit dan

lebih lengkap jenisnya agar konsentrasi siswa lebih terfokus terhadap

materi pelajaran yang diajarkan

3. Lebih mengoptimalkan penggunaan media bangun ruang secara individual

dalam tugas-tugas yaitu setiap siswa memegang bangun ruang sendiri -

sendiri, sehingga anak-anak lebih aktif dalam pembelajaran.

4. Memperkecil jumlah anggota kelompok belajar menjadi 2 anak tiap

kelompok yaitu diskusi dengan teman sebangku agar diskusi lebih berjalan

dengan efektif

b. Implementasi Rencana Tindakan

Guru menyiapkan alat peraga bangun ruang dan membentuk kelompok

diskusi serta memberikan penjelasan materi pokok dan penggunaan bangun

ruang secara tepat dan cepat. Kemudian guru mempersiapkan siswa untuk

mengerjakan lembar kerja bersama teman sebangkunya. Guru membagikan

lembar soal sekaligus lembar jawabannya. Siswa diberikan kesempatan untuk

memahami soal dan diberi kesempatan untuk menanyakan kalau ada yang

belum jelas. Siswa diberi alokasi waktu 20 menit untuk mengerjakan lembar

kerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

c. Observasi dan Interprestasi

Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan kegiatan ini terlihat siswa

begitu asyik dan larut dalam pengerjaan lembar soal / tugas dengan teman

sebangkunya. Pada akhirnya kegiatan siswa diajak membahas pekerjaannya

yang telah diskusikan dengan teman sebangkunya.

d. Analisis dan Refleksi

Terbukti keberhasilan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran

melalui PTK dengan menggunakan alat peraga bangun ruang dapat

meningkatkan kemampuan anak dalam mata pelajaran matematika. Sehingga

siklus dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan lagi.

B. Pembahasan Setiap Siklus

Dalam pengolah data yang dilaksanakan pada lampiran dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

1. Data Nilai dan minat siswa setelah perlakuan pengajaran siklus I

A. Data Nilai

Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :

a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 30 ada 1 orang; nilai 40 ada 1 siswa;

nilai 50 ada 2 siswa; nilai 60 ada 2 siswa; nilai 70 ada 5 siswa dan nilai 80

ada 3 siswa, nilai 90 ada 4 siswa; sehingga nilai tertinggi yang diperoleh

siswa adalah 90 dan nilai terendah 30 dengan demikian rata – rata yang

diperoleh siswa sebesar 68.

b. Siswa yang mendapatkan nilai 80 ke atas sebanyak 7 orang

c. Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 70 sebanyak 7 orang

d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 4 orang

e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 60

ke atas) sebanyak 14 orang dari jumlah 18 siswa atau 77,78 %, sedangkan

anak yang belum tuntas sebanyak 4 orang dari jumlah 18 siswa atau 22,22

%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Dari data di atas apabila dibuat dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Grafik 1. Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus I

B. Data Minat Siswa

Dari data minat siswa yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :

a. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 0 anak atau 0 %

b.Siswa yang mempunyai minat belajar baik sebanyak 2 anak atau 11,11 %

c. Siswa yang mempunyai minat belajar cukup sebanyak 8 anak atau 44,44 %

d.Siswa yang mempunyai minat belajar kurang sebanyak 8 anak atau 44,44%

Grafik 2. Histogram Minat Belajar Matematika Siklus I

2. Data Nilai siswa Setelah Perlakuan Pengajaran Siklus II

A. Data Nilai

Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :

SIKLUS I

30 40

50 60

70

80

90

0

1

2

3

4

5

6

NILAI

SISW

A

Grafik Siklus 1

8 8

2

00123456789

20-35 36-50 51-65 66-80

Interval

Sisw

a

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 50 ada 1 siswa; nilai 60 ada 2

siswa; nilai 70 ada 2 siswa; nilai 80 ada 4 siswa; nilai 90 ada 4 siswa, nilai

100 ada 5 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100

dan nilai terendah 50 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa

sebesar 83.

b. Siswa yang mendapatkan nilai 80 ke atas sebanyak 13 orang

c. Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 70 sebanyak 4 orang

d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 1 orang

e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 60

ke atas) sebanyak 17 orang dari jumlah 18 siswa atau 94,44 %, sedangkan

anak yang belum tuntas sebanyak 1 orang dari jumlah 18 siswa atau 5,56

%.

Dari data di atas apabila dibuat dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Grafik 3. Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus II

B. Data Minat Siswa

Dari data minat siswa yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :

a. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 5 anak atau

27,77 %

b. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sebanyak 6 anak atau 33,33 %

c. Siswa yang mempunyai minat belajar cukup sebanyak 2 anak atau 11,11 %

SIKLUS II

50

60 70

80 90

100

0

1

2

3

4

5

6

NILAI

SIS

WA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

d. Siswa yang mempunyai minat belajar kurang sebanyak 5 anak atau 27,77

%.

Grafik 4. Histogram Minat Belajar Matematika Siklus II

3. Data Nilai siswa Setelah Perlakuan Pengajaran Siklus III

A. Data Nilai

Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :

a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 60 ada 1 siswa; nilai 70 ada 2

siswa; nilai 80 ada 4 siswa; nilai 90 ada 4 siswa; nilai 100 ada 7 siswa,

sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah

60 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 76.

b. Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebanyak 12 orang

c. Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 10 orang

d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 orang

e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 60

ke atas) sebanyak 18 orang dari jumlah 18 siswa atau 100 %, sedangkan

anak yang belum tuntas sebanyak 0 orang dari jumlah 18 siswa atau 0 %.

Grafik Siklus 2

5

2

65

0

12

34

56

7

20-35 36-50 51-65 66-80

Interval

Sisw

a

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dari data di atas apabila dibuat dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Grafik 5. Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus III

B. Data Minat Siswa

Dari data minat siswa yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :

a. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 11 anak atau

61,11 %

b. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sebanyak 4 anak atau 22,22 %

c. Siswa yang mempunyai minat belajar cukup sebanyak 3 anak atau 16,67%

d. Siswa yang mempunyai minat belajar kurang sebanyak 0 anak atau 0 %

Grafik Siklus 3

0

34

11

02468

1012

20-35 36-50 51-65 66-80

Interval

Nila

i

Grafik 6. Histogram Minat Belajar Matematika Siklus III

SIKLUS III

6070

80 90

100

0123

4567

8

NILAI

SISW

A

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Dari pembahasan diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara Siklus I,

Siklus II dan Siklus III pada tabel 2 berikut.

Tabel 3. Perbandingan Prestasi MATEMATIKA Siswa Kelas IV antara Siklus I,

II dan III

PRE TEST

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

JUMLAH 830 1240 1490 1580

NILAI RATA-RATA 46.11 68.89 82.78 87.78

JUMLAH SISWA TUNTAS 14 17 18

PROSENTASE SISWA TUNTAS (%) 77.78 94.44 100.00

JUMLAH SISWA TIDAK TUNTAS 4 1 0

PROSENTASE SISWA TIDAK TUNTAS (%) 22.22 5.56 0.00

Dari tabel 2 di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :

46.11

68.8982.78 87.78

0

20

40

60

80

100

Nilai Rata-Rata Per Siklus

Perbandingan Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Per Siklus

Pre TestSiklus 1Siklus 2Siklus 3

Grafik 7. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Matematika pada

Siklus I; II, dan III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4. Perbandingan Minat Belajar Siswa Kelas IV antara Siklus I, II

dan III

Keterangan

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

JML % JML % JML %

Jumlah 605 756.25 874 1092.5 1153 1441.25

Nilai Rata-Rata 33.6 42.01 48.55 60.69 64.05 80.07

33.6

48.55

64.05

010203040506070

Perbandingan Nilai Rata-Rata Minat Belajar

Perbandingan Nilai Rata-Rata Minat Belajar

Siklus 1Siklus 2Siklus 3

Grafik 8. Histogram Perbandingan Minat Belajar Matematika Pada Siklus

I, II dan III

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil di atas maka dapat dijelaskan: Dari perhitungan

rata-rata nilai dan ketuntasan belajar yang diperoleh anak setelah mendapatkan

pengajaran dengan media belajar bangun ruang dan pemberian tugas kelompok

secara intensif, baik siklus pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa selalu

ada peningkatan yang cukup baik hal ini menunjukkan bahwa siswa semakin

menguasai materi pelajarannya jika dalam penyampaiannya dilakukan dengan

melibatkan anak dalam proses belajar secara bersama-sama (bekerja kelompok)

karena dengan diskusi kelompok maka dalam kelompok tersebut saling

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

melengkapi anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain dan

di dalam kelompok akan terjadi komunikasi yang efektif antara anggota kelompok

sehingga akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga ia akan

mendapatkan hasil belajar yang baik.

Jadi salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi belajar matematika di

sekolah adalah dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran dengan media

pembelajaran bangun ruang dan pemberian tugas kelompok secara intensif. Hal

ini terjadi karena dengan pengajaran menggunakan media pembelajaran bangun

ruang dan kerja kelompok siswa dapat terlibat lebih banyak dalam proses belajar

mengajar jika dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media

bangun ruang. Hal ini terjadi karena dengan pembelajaran menggunakan media

bangun ruang akan mampu mengoptimalkan pola pikir anak.

Terdapat hubungan yang positif antara minat belajar siswa dengan Prestasi

belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo

Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2008/2009. Dengan memperhatikan hasil ini

maka Minat Belajar Siswa sangat berpengaruh terhadap Prestasi belajar yang

dihasilkan oleh siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2. Ini berarti bahwa seorang

guru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa guru harus memiliki

kemampuan untuk dapat memahami dan mengerti hubungan tugas dan kewajiban,

jalinan komunikasi, kesadaran akan kekurangan dirinya dan kesan pribadi yang

melibatkan faktor emosional, yang saling terbuka dan saling membutuhkan guna

peningkatan proses belajar mengajar. Upaya-upaya yang telah dijelaskan di atas

harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan oleh adanya

kenyataan bahwa semakin positif/meningkat minat belajar siswa semakin

meningkat/efektif pula pengajaran yang dilakukan guru, sehingga prestasi belajar

yang merupakan hasil dari kinerja guru dapat meningkat menjadi lebih baik lagi.

Secara umum, Minat Belajar Siswa memiliki hubungan positif dengan prestasi

belajar. Ini berarti makin tinggi minat belajar siswa, makin baik pula Prestasi

belajar siswa. Atau sebaliknya, Minat Belajar Siswa yang kurang akan berakibat

rendahnya prestasi belajar siswa, sehingga akan merugikan siswa dalam prestasi

belajarnya. Terdapat hubungan positif antara minat belajar siswa dengan prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

belajar. Untuk itu upaya-upaya dalam meningkatkan Prestasi belajar dapat

dilakukan melalui peningkatan minat siswa dalam belajar, hal ini dapat terjadi

karena minat adalah perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan, minat berfungsi

sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang

untuk mencapai tujuan, penggerak minat belajar didasarkan atas prinsip-prinsip

memberikan pujian lebih efektif dibandingkan dengan hubungan, pemuasan

kebutuhan-kebutuhan psikologis, minat yang dipaksakan dari luar, penguasaan

atas jawaban atau perbuatan yag sesuai dengan keinginan, minat mudah menjalar

kepada orang lain, tugas-tugas yang menimbulkan dari dalam individu akan

menimbulkan minat yang lebih besar, minat terkait dengan kreatifitas, kecemasan

akan menimbulkan kesulitan belajar, kecemasan dan frustasi dapat membantu

siswa berbuat lebih baik, tugas yang terlalu sukar dapat menimbulkan frustasi, tiap

siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berbeda, prestasi belajar

bayak ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor dari luar dan dari dalam diri siswa,

faktor dari luar misalnya dorongan dari orang tua dan masyarakat, adanya fasilitas

dan sarana untuk belajar dan lain-lain, sedangkan faktor dari dalam diri misalnya

kesiapan untuk belajar, minat dan minat belajar, dengan adanya minat belajar

yang baik dari pada siswa maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang

memuaskan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam bab IV dapat dibuat kesimpulan

sebagai berikut :

1. Dengan penggunaan media pembelajaran bangun ruang dapat meningkatan

prestasi belajar dan minat belajar matematika pada pada siswa kelas IV SD

Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008 / 2009.

a) Nilai rata - rata prestasi belajar matematika siswa kelas IV pada siklus I

sebesar 68, pada siklus II sebesar 83 dan pada siklus III sebesar 88

sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II

selanjutnya ke siklus III.

b) Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka

sebesar 77,78 % ( 14 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta

18 siswa), pada siklus II sebesar 82,78 % ( 17 siswa tuntas dalam

belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa) dan pada siklus III sebesar 100

% ( 18 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa).

Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari

siklus I ke siklus II selanjuntnya ke siklus III.

2. Dengan Penggunaan media pembelajaran media bangun ruang dapat

meningkatkan minat belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2

Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008 / 2009.

a) Skor rata – rata minat belajar matematika siswa kelas IV pada siklus I

sebesar 33,61; pada siklus II sebesar 48,55; dan pada siklus III sebesar

64,05 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus

II selanjutnya ke siklus III.

b) Skor Minat belajar siswa siklus I yang mempunyai minat belajar baik

sekali sebanyak 0 anak atau 0 %; baik sebanyak 2 anak atau 11,11%;

cukup sebanyak 8 anak atau 44,44 %; kurang sebanyak 8 anak atau

44,44%.

65

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

c) Skor minat belajar siswa siklus II yang mempunyai minat belajar baik

sekali sebanyak 5 anak atau 27,77; %, baik sebanyak 6 anak atau 33,33

%; cukup sebanyak 2 anak atau 11,11 % ; kurang sebanyak 5 anak atau

27,77 %.

d) Skor minat belajar siswa siklus III yang mempunyai minat belajar baik

sekali sebanyak 11 anak atau 61,11; %, baik sebanyak 4 anak atau 22,22

%; cukup sebanyak 3 anak atau 16,67 % ; kurang sebanyak 0 anak atau 0

%.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan data-data temuan hasil penelitian dapat

diimplikasikan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam

menentukan media pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika

di sekolah dasar.

2. Dengan menggunakan media bangun ruang dapat membangkitkan minat

belajar siswa pada pembelajaran matematika sehingga meningkatkan prestasi

belajar matematika siswa.

3. Dengan menggunakan media bangun ruang menyebabkan proses

pembelajaran menjadi menyenagkan dan membuat siswa antusias terhadap

pelajaran tersebut sehingga minat dan prestasi belajar siswa meningkat.

4. Dengan menggunakan media bangun ruang memudahkan siswa dalam

memahami materi pelajaran matematika sehingga meningkatkan prestasi

belajar matematika.

5. Media bangun ruang meningkatkan daya serap materi pembelajaran

matematika sehingga prestasibelajar siswa dalam kelas meningkat.

6. Media bangun ruang meningkatkan minat dan prestasi belajar metematika

siswa sehingga perlu digunakan pada pembelajaran matematika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

C. Saran – saran

Dalam akhir pembahasan ini peneliti mencoba memberanikan diri untuk

menyampaikan saran-saran yang mungkin membawa manfaat yang besar dalam

usaha kita meningkatkan mutu pendidikan. Adapun saran-saran ini peneliti

tujukan kepada :

1. Kepada Anak Didik

a. Jangan segan takut dan malu bertanya kepada siapapun disetiap kali kamu

menjumpai kesulitan

b. Jadikanlah kegiatan belajar sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan, sebab

secara tidak kamu sadari akan dapat dijadikan pendorong dalam mencapai

prestasi yang lebih baik.

c. Teruskan dan tingkatkanlah belajarmu dengan cara berkelompok sebab dalam

belajar kelompok memungkinkan terjadinya tukar pendapat serta

mengembangkan sikap kegotongroyongan.

d. Dalam belajar, janganlah hanya menghafalkan tetapi cobalah untuk

memahami maksudnya serta cara pengerjaan suatu hal. Lain daripada itu

tingkatkan latihanmu dengan jalan mencoba dan mencoba lagi.

e. Jangan takut terhadap mata pelajaran matematika, tingkatkan terus prestasi

belajar matematikamu.

2. Kepada Guru

a. Dalam kegiatan proses belajar mengajar guru hendaknya memilih dan

menggunakan media belajar yang tepat. Disamping itu guru sebaiknya dapat

menciptakan suasana yang menyenangkan bagi murid sehingga murid senang

dikelas

b. Dalam menyajikan bahan usahakan mengajarkan konsep pengerjaannya,

sehingga diharapkan agar mampu menerapkan rumus maupun cara

pengerjadalam setiap penyelesaian soal

c. Dalam memberikan tugas ukurlah bahwa tugas yang dibebankan anak dapat

diselesaikan dengan pertimbangan waktu yang tersedia. Agar anak

memperoleh gambaran secara global, tentang cara pengerjaan tugas, maka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

hendaklah diberi penjelasan tentang maksud dan teknik penyelesaiannya

dalam setiap memberikan tugas

d. Usahakanlah untuk menjalin hubungan dengan orang tua, lebih-lebih bagi

yang anaknya mengalami hambatan dalam belajarnya serta anak yang

bertingkah laku yang tidak sebagaimana mestinya

3. Kepada Sekolah

a. Sekolah hendaknya bekerjasama dengan komite sekolah dan pihak lain untuk

mengupayakan pengadaan media pembelajaran matematika, Sehingga dapat

menunjang penanaman konsep-konsep matematika dari abstrak menjadi nyata.

Hal ini untuk memudahkan pemahaman dan peningkatan aktivitas belajar

siswa dan memberdayakan media bangun ruang.

b. Sekolah hendaknya senantiasa menyiapkan sarana pembelajaran yang lengkap

pada mata pelajaran matematika sehingga anak dapat mengalami proses

belajar dengan praktek bukan hanya sekedar teori.

c. Sekolah senantiasa menyarankan kepada guru untuk menggunakan berbagai

macam media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.