pengembangan modul elektronik berbasis kearifan …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN
LOKAL TRADISI BETANGAS MENGGUNAKAN APLIKASI
KVISOFT FLIPBOOK MAKER UNTUK KELAS V
SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
OLEH
EMBARIANIYATI PUTRI
NIM A1D117012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER 2020
PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS KEARIFAN
LOKAL TRADISI BETANGAS MENGGUNAKAN APLIKASI
KVISOF FLIPBOOK MAKER UNTUK KELAS V
SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH
EMBARIANIYATI PUTRI
NIM A1D117012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER 2020
iii
iv
v
MOTTO
“Jadilah diri sendiri, sejatinya setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing dengan caranya sendiri untuk meraih kesuksesan”
“Usaha, doa dan dukungan orang tua yang menjadi motivasi terbesar untuk
meraih keberkahan hidup baik didunia maupun diakhirat”
“Setiap orang mempunyai proses yang berbeda, ada yang cepat ada yang lambat
maka syukurilah apa yang diberikan Allah kepada kita, karena rencana Allah jauh
lebih baik dari yang kita rencanakan.”
Kupersembahkan Skripsi ini untuk ayahanda dan ibunda tercinta yang selama ini
telah berjuang dan bekerja keras demi menyekolahkanku agar mendapatkan ilmu
untuk bekal agar selamat dunia dan akhirat sehingga aku mencapai bangku
pendidikan perguruan tinggi. Semua ini tidak luput dari doa dan perjuangan kedua
orang tua yang tidak kenal dengan rasa lelah. Terima kasih untuk Ibu dan Ayah ku
tercinta yang selalu menjadi pelita, yang tak henti-hentinya mengingatkanku
disaat aku tak berdaya, lupa, dan lalai terhadap tanggung jawabku.
vi
vii
ABSTRAK
Putri. Embarianiayati. 2020. Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan
Lokal Tradisi Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook
Maker untuk Kelas V Sekolah Dasar: Skripsi, Jurusan Anak Usia
Dini dan Dasar. FKIP. Universitas Jambi. Pembimbing: (I) Prof. Dr.
rer.nat. Asrial, M.Si (II) Alirmansyah, S. Pd., M. Pd
Kata Kunci: Modul Elektronik, Kearifan Lokal, Tradisi Betangas, Kvisoft
Flipbook Maker.
Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya kearifan lokal untuk
dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam pembelajaran Sekolah Dasar yang
mana sesuai dengan Permendiknud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses.
selain itu, berdasarkan observasi dan wawancara terdapat permasalahan terkait
dengan guru belum mengintegrasikan pembelajaran berbasis kearifan lokal.
Kurangnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui cara mengembangkan modul
elektronik berbasis kearifan lokal tradisi betangas untuk kelas V Sekolah Dasar,
(2) mengetahui kevalidan dari modul yang dikembangkan, (3) menegetahui
kepraktisan dari modul yang dikembangkan.
Metode penelitiaan ini adalah Research and Development (R&D).
Prosedur penelitian pengembangan ini menggunakan model ADDIE, yaitu (1)
Analysis (2) Design (3) Development (4) Impelementation (5) Evaluation. Akan
tetapi pada penelitian ini pengembangan modul elektronik hanya sampai pada
tahap pengembangan (Development). Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar
Negeri 64/I Muara Bulian. Instrumen penelitian ini berupa angket validasi ahli
materi, ahli media, ahli bahasa dan ahli praktisi.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Modul elektronik untuk siswa kelas V
Sekolah Dasar berbasis kearifan lokal dengan tema “ Panas dan Perpindahannya”.
(2) Tingkat kevalidan modul elektronik berbasis keraifan lokal tradisi betangas
menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar yang
diperoleh dari validator ahli materi dengan nilai 3,7 termasuk kategori sangat
valid dengan presentase 92,5%, validator ahli media dengan nilai 3,75 termasuk
kategori sangat valid dengan presentase 93,75%, validator ahli bahasa dengan
nilai 3,75 termasuk kategori sangat valid dengan presentase 93,75%. (3) Tingkat
kepraktisan modul yang dikembangkan dengan ahli praktisi yang dilakukan oleh 3
orang guru kelas V Sekolah Dasar diperoleh nilai 3,8 termasuk kategori sangat
praktis
Simpulan dari penelitian ini menghasilkan produk berupa bahan ajar
modul berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi kvisoft
flipbook maker untuk kelas V Sekolah Dasar yang layak untuk digunakan dalam
proses pembelajaran. Saran penelitian adalah agar guru lebih kreatif dan inovatif
dalam membuat bahan ajar dan diharapakan adanya penelitian berkelanjutan
berbasis keraifan lokal dengan tema yang lain.
viii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal Tradisi Betangas
Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk Kelas V Sekolah Dasar”.
skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
pendidikan. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada dukungan,
bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih kepada
kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Munir (ALM) dan Ibu Jualiyah yang telah
memberikan dukungan dan doa. Terimakasih juga untuk saudara kandungku
Supriyanto, Mei roni dan Embardiono Putra serta Ayuk ipar Mukarromah, S.Pd
yang terus memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
Selain itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. rer. nat. Asrial, M. Si selaku pembimbing I dan Bapak
Alirmansyah, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang dengan kesabaran dan
keikhlasan telah membimbing, memotivasi, dan memberikan arahan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Alirmansyah, S.Pd.,
M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama
kuliah. Bapak Drs. Faizal Chan, S.Pd., M.Si selaku ketua program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Jambi yang telah menyetujui
ix
dan menerima skripsi ini. Bapak Dr. Yantoro, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan
Anak Usia Dini dan Dasar. Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D selaku wakil dekan
1 yang selalu memberikan yang terbaik untuk mahasiswanya. Bapak Prof. Dr. rer.
nat. Asrial, M.Si selaku dekan FKIP Universita Jambi. Terimakasih juga penulis
ucapkan kepada Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D dan Bapak Agung Rimba
Kurniawan, S,Pd., M.Pd yang telah bersedia menjadi validator ahli materi, media,
dan bahasa yang telah memberikan luang waktu untuk memberkan komentar/
saran terhadap modul yang dikembangkan. serta Ibu Asni Mulyati S.Pd Selaku
kepala sekolah SD Negeri 64/1 Muara Bulian yang telah memberikan izin
penelitian dan Ibu juniarti, ibu mardianty serta ibu erlina efliani yang telah
bersedia menjadi vaidator ahli praktisi.
Tak lupa juga kepada sahabat yaitu Fenny, Siti, Khusna, Yasinta, dila, dan
ima yang selalu ada pada saat suka dan duka serta memberi semangat dalam
menyelesaikan skrips ini. Dan juga keluarga Asrama PGSD, Keluarga Racana
PGSD, dan Keluarga Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Batanghari terimakasih
canda, tawa dan motivasinya. Sahabat perjuanagan angakatan 2017 khsususnya
kelas R001 yang sama-sama menyusun dan berjuang untuk menggapai gelar S,Pd.
Penulis menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sangatlah
diharpkan demi hasil penelitian yang lebih baik. semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat khsususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Muara Bulian, 14 Desemberr 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
MOTTO ...........................................................................................................v
PERNYATAAN ............................................................................................ vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
PRAKATA......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
LAMPIRAN .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 6
1.3 Tujuan Pengembangan ............................................................... 6
1.4 Spesifikasi Pengembangan ......................................................... 6
1.5 Pentingnya Pengembangan ......................................................... 7
1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................... 7
1.7 Definisi Istilah ............................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORITIK
2.1 Kajian Teori dan penelitian yang Relevan ................................... 9
2.1.1 Kearifan Lokal ..................................................................... 9
2.1.1.1 Pengertian Kearifan Lokal ............................................ 9
2.1.1.2 Fungsi Kearifan Lokal ................................................. 10
2.1.1.3 Tradisi Betangas ........................................................... 11
2.1.2 Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar ....................... 11
2.1.3 Teknologi dan Informasi dan Komunikasi ............................ 13
2.1.3.1 Pengertian TIK ............................................................. 13
2.1.3.2 Manfaat TIK ................................................................. 14
2.1.4 Bahan Ajar ................................................................................... 15
2.1.4.1 Ppengertian Modul elektronik ............................................... 15
2.1.4.2 Keunggulan Modul Elektronik ............................................... 16
2.1.4.3 Aplikasi Klisoft Fillbook maker ............................................... 16
2.1.5 Penelitian Relevan ........................................................................ 20
2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................... 23
xi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan ................................................................. 25
3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................. 25
3.2.1 Tahap Analyze ..................................................................... 27
3.2.2 Tahap Design ....................................................................... 33
3.2.3 Tahap Development ............................................................. 37
3.2.4 Tahap Implementation.......................................................... 38
3.2.5 Tahap Evaluation ................................................................. 38
3.3 Subjek Uji Coba .......................................................................... 39
3.4 Jenis Data dan Sumber Data ........................................................ 39
3.5 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 39
3.5.1 Angket Validasi ................................................................... 40
3.5.2 Angket Praktisi .................................................................... 41
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................... 41
3.6.1 Analisis Data Kualitatif ........................................................ 41
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ...................................................... 43
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengembangan ................................................................... 45
4.1.1 Tahap Analyze (Analisis) ..................................................... 45
4.1.1.1 Analisis Kebutuhan .................................................. 46
4.1.1.2 Analisis peserta didik ............................................... 48
4.1.1.3 Analisis kurikulum ................................................... 49
4.1.2 Tahap Design (Perancangan) ............................................... 51
4.1.3 Tahap Development (Pengembangan) .................................. 57
4.1.3.1 Validasi materi pembelajaran ................................... 58
4.1.3.2 Validasi media pembelajaran .................................... 64
4.1.3.3 Validasi bahasa ........................................................ 71
4.2 Pembahasan ................................................................................. 86
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 89
5.2 Implikasi ..................................................................................... 89
5.3 Saran ........................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 91
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kompetensi Dasar ..................................................................................... 31
3.2 Storyboard Modul Elektronik .................................................................... 33
3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Materi ..................................................................... 40
3.4 Kisi-kisi Angket Ahli Media ..................................................................... 40
3.5 Kisi-kisi Angket Ahli Bahasa .................................................................... 41
3.6 Kisi-kisi Ahli Praktisi ................................................................................ 41
3.7 Kategori kevalidan .................................................................................... 42
3.8 Kategori Kepraktisan ................................................................................ 43
4.1 Wawancara beberapa Tokoh Adat ............................................................. 46
4.2 Wawancara Guru Sekolah Dasar ............................................................... 47
4.3 Karakteristik Peserta Didik ........................................................................ 48
4.4 Kompetensi Dasar dan Indikator ............................................................... 50
4.5 Validasi Ahli Materi I ............................................................................... 58
4.6 Validasi Ahli Materi II .............................................................................. 60
4.7 Validasi Ahli Media I ................................................................................ 65
4.8 Validasi Ahli Media II............................................................................... 68
4.9 Validasi Ahli Bahasa I............................................................................... 71
4.10 Validasi Ahli Bahasa II ........................................................................... 74
4.11 Validasi Ahli Praktisi I ............................................................................ 78
4.12 Validasi Ahli Praktisi II ........................................................................... 81
4.13 Validasi Ahli Praktisi III ......................................................................... 83
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tampilan Pertama ..................................................................................... 17
2.2 Tampilan Kedua ........................................................................................ 18
2.3 Tampilan Ketiga........................................................................................ 18
2.4 Tampilan Keempat .................................................................................... 18
2.5 Tampilan Kelima ...................................................................................... 19
2.6 Tampilan Keenam ..................................................................................... 19
2.7 Tampilan Ketujuh ..................................................................................... 19
2.8 Tampilan Kedelapan ................................................................................. 19
2.9 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 23
3.1 Tahapan Model ADDIE ............................................................................. 26
3.2 Bagan Kurikulum ...................................................................................... 32
3.3 Peta Konsep Isi Materi Modul ................................................................... 37
4.1 Cover Modul Elektronik ............................................................................ 52
4.2 Kata Pengantar .......................................................................................... 52
4.3 Daftar Isi ................................................................................................... 52
4.4 Petunjuk Penggunaan Modul ..................................................................... 53
4.5 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ..................................................... 53
4.6 Indikator dan Tujuan Pembelajaran ........................................................... 54
4.7 Peta Konsep dan Materi Pembelajaran....................................................... 54
4.8 Video Pembelajaran .................................................................................. 55
4.9 Uraian Pembelajaran Materi ...................................................................... 55
4.10 Pertanyaan berkaitan dengan Materi ........................................................ 56
4.11 Prakarya .................................................................................................. 56
4.12 Instrumen Penilaian ................................................................................. 57
4.13 Daftar Pustaka dan Biografi..................................................................... 57
4.14 Diagram pict charct ahli materi I ............................................................. 60
4.15 komentar/saran ahli materi I .................................................................... 61
4.16 Diagram pict charct ahli materi II ............................................................ 63
4.17 komentar/saran ahli materi II ................................................................... 64
xiv
4.18 Diagram pict charct ahli media I .............................................................. 66
4.19 komentar/saran ahli media I..................................................................... 67
4.20 Diagram pict charct ahli media II ............................................................ 69
4.21 komentar/saran ahli media II ................................................................... 70
4.22 Perbaikan cover ....................................................................................... 71
4.23 Diagram pict charct ahli bahasa I ............................................................. 73
4.24 komentar/saran ahli bahasa I ................................................................... 74
4.25 Diagram pict ahli bhaasa II ..................................................................... 76
4.26 komentar/saran ahli bahasa II .................................................................. 77
4.27 Perbaikan tata bahasa .............................................................................. 78
4.28 Diagram pict charct ahli praktisi I ........................................................... 80
4.29 komentar/saran ahli praktisi I .................................................................. 80
4.30 Diagram pict charct ahli praktisi II ......................................................... 82
4.31 komentar/saran ahli praktisi II ................................................................. 83
4.32 Diagram pict charct ahli praktisi III ........................................................ 85
4.33 komentar/saran ahli praktisi III ................................................................ 85
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Hasil Wawancara Tokoh Adat ........................................................... 98
2 Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat................................................. 103
3 Hasil Wawancara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ........................ 103
4 Hasil Wawancara Guru ...................................................................... 107
5 Validasi Ahli Materi I ........................................................................ 109
6 Validasi Ahli Materi II ...................................................................... 111
7 Validasi Ahli Media I ........................................................................ 113
8 Validasi Ahli Maedia II ..................................................................... 115
9 Validasi Ahli Bahasa I ....................................................................... 117
10 Validasi Ahli Bahasa II ..................................................................... 119
11 Validasi Ahli Praktisi I ...................................................................... 121
12 Validasi Ahli Praktisi II ..................................................................... 123
13 Validasi Ahli Materi III ..................................................................... 125
14 Surat Pengatar SD ............................................................................. 127
15 Surat Selesai Penelitian ..................................................................... 128
16 HasilPlagiat ....................................................................................... 129 17 Dokumentasi Foto Kegiatan .............................................................. 130
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran di Indonesia memberikan keanekaragaman pengetahuan dengan
hadirnya budaya lokal pada setiap daerah, seperti dengan mengintegrasikan
budaya lokal dalam pendidikan Sekolah Dasar agar peserta didik mengetahui
budaya lokal di daerah tempat tinggal. Berdasarkan Peratuan Mentri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses bahwa
pembelajaran di Sekolah Dasar mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu,
pada aspek keberagaman budaya dapat diintegrasikan dengan pembelajaran dalam
konten kearifan lokal. Pembelajaran tematik terpadu artinya mengguankan tema
tertentu untuk mengkaitkan dengan mata pelajaran lainnya dengan pengalaman
kehidupan nyata sehari-hari peserta didik sehingga memberikan pembelajaran
yang bermakna (Widiastuti & Purnawijaya, 2019: 1104). Dengan mengangkat
kerifan lokal yang ada didaerah setempat dapat mengetahui pengetahuan tentang
budaya lokal dan pembelajaran menjadi bermakan karena konseptual dengan
peserta didik.
Manurut Asnawi (2016: 200) “Kearifan lokal diartinya secara luas yaitu nilai
budaya yang baik dimasyarakat”. Dalam mengembangkan dan mempertahankan
kerifan lokal kita harus mengimplentasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
yang berbentuk aktivitas positif dengan mengintegrasikan dalam pembelajaran.
Menurut Njatriani (2018: 18) “kearifan lokal adalah cara pandang, wawasan
hidup, berbentuk kegiatan biasanya dilakukan oleh warga setempat dalam
2
mencukupi kebutuhan dengan menjawab berbagai masalah”.Dalam penerapannya
akan lebih bermakna ketika pengetahuan tersebut kita jadikan suatu aktivitas
dalam berkehidupan dan tidak terpisah dari bahasa yang ada pada masyarakat.
sejalan dengan Darmadi (2018: 136) “ Local Wisdom is part of the culture of a
society that can not be separated from the language of society it self”.
Menurut Febriana dkk, (2020: 1) Provinsi jambi memiliki luas wilayah
50.058,16 km2 dengan jumlah penduduk 3.406.178 jiwa. Selain itu, Provinsi
Jambi memiliki banyak kearifan lokal yang berbeda, seperti tempat wisata, adat
istiadat, bahasa dan karya seni. Sejalan dengan Pingge (2017: 129) kearifan lokal
merupakan segala sesuatu yang menjadi ciri khas suatu daerah, baik berupa
makanan, adat istiadat, tarian, lagu maupun upacara adat yang dapat dilestarikan.
Oleh karena itu, kita sebagai pendidik hendaknya bisa mengintegrasikan
pembelajran dengan potensi daerah yakni dengan mengkaitkan pembelajran
dengan kontek kearifan lokal sehingga kita ikut serta dalam melestarikan budaya
lokal daerah setempat. Sejalan dengan Alirmansyah (2019: 26) Masyarakat
Melayu Jambi berperan dalam melestarikan dan mempertahankan warisan budaya
lokal dalam dalam pendidikan agar menambah wawasan tentang budaya lokal
khsusnya daerah Jambi. Maka dari itu, kita harus peka terhadap budaya yang ada
didaerah setempat sehingga kearifan lokal tetap lestari. Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan di kembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik
3
Menurut Khusna (2018: 49) Esensi dari kurikulum 2013 adalah tidak hanya
bertujuan untuk menumbuhkan intelektual pada peserta didik, akan tetapi untuk
membekali pada keterampilan serta karakter luhur sesuai kepribadianya. Dengan
mempunyai karakter yang baik peserta didik akan menjadi orang pandai
menghargai, mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap kerifan loakl dan ikut
melestarikannya. Salah satu keraifan lokal yang di Provinsi Jambi yang tepatnya
di Kabupaten Sarolangun Kecamatan Mandiangin yaitu Tradisi Betangas.
Betangas sering di sebut juga dengan mandi uap dengan menggunakan rebusan
rempah-rempah seperti daun serai wangi, daun pandan, daun jeruk purut, daun
jeruk nipis, daun sembung untuk mengeluarkan keringat. Biasanya dilakukan oleh
calon pengantin untuk kesehatan tubuh. Dengan adanya metode konduksi dalam
proses trdisi betangas panas akan berpindah dari sushu tinggi ke suhu rendah,
sehingga panas yang ada diruangan akan berpindah ke suhu tubuh yang
menyebabkan tubuh mengeluarkan keringat yang dapat diintegrasikan kedalam
pembelajaran Sekolah Dasar.
Hasil studi pendahuluan berupa wawancara bersama ketua adat dan tokoh
masyarakat di Kecamatan Mandiangin tepatnya di desa mandiangin pada tangga
03 januari 2020. Hasilnya adalah bahwa tradisi betangas atau mandi uap
merupakan sebuat adat tradisional yang dilakukan oleh calon pengantin untuk
kesehatan tubuh. Seperti dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlancar
peredaran darah (Sembiring 2015: 39). Pelaksanaan tradisi betangas yaitu siapkan
rebusan rempah-rempah yang telah tersedia, tikar panda rumbai di bentuk
lingakaran, calon pengantin masuk dalam tikar yang sudah tersedia, lalu diats tikar
ditutup dengn kain agar uapnya tidak keluar. Adapun tugas orang yang didalam
4
tikar mengaduk-aduk air rebusan sampai dingin. Sehingga keluarlah aroma wangi
dari rempah-reampah tersebut dan tubuh mengelurakan keringat. Karena jika
tubuh secara terus-menerus berada dalam ruangan yang panas, maka tubuh akan
berkeringat dan temperatur tubuh meningkat.
Hasil studi pendahuluan dilakukan di SD Negeri 64/1 Muara Bulian berupa
wawancara bersama Ibu Erlina Efliani S.Pd pada tanggal 29 Januari 2020.
Hasilnya adalah guru belum mengintegrasikan pembelajaran berbasis kearifan
lokal dan kurangnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Sehingga solusi yang
dapat diberikan peneliti yaitu sebuah bahan ajar dalam bentuk modul elektronik
berbasis keraifan lokal untuk memperkenalkan trdisi betangas kepada peserta
didik yang dapat dkaitkan dengan pembelajaran tema 6 panas dan perpindahannya
enan harapan bisa menambah wawasan tentang budaya lokal, dan pembelajaran
lebih bermakna karena konseptual serta ikut serta dalam melestarikan keraifan
lokal yanga ada khsusnya di Provinsi Jambi.
Dalam memperkenalkan keraifan lokal di daerah bisa memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mempermudah guru dalam proses
pembelajaran. Menurut Darimi (2017: 112) “ Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) adalah program yang dipakai untuk mengimpelentasikan alat,
memanipulasi, dan mengkomunikasikan infrormasi”. Kehadiran TIK dalam dunia
pendidikan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
memudahkan kita dalam mencari informasi. Menuut Fahyuni (2017: 16) “TIK
mencakup perangkat lunak/keras dan infrastruktur berhubungan dengan fungsi
serta pencarian informasi, pengmpulan, pemrosesan, penyimpanan, penyebaran,
penyajian dan mencetak berupa bahan ajar elektronik. Dengan begitu, dapat
5
mempermudah guru untuk menyampaikan materi ajar dengan menggunakan
modul elektronik.
Menurut winarko dkk (2013: 3) “ Modul elektronik merupakan media yang
berisi tentang materi, metode, batasan, dan metode penila in dibuat secara urutan
untuk mencapai kemampuan yang diharapkan”. Adanya modul elektronik dapat
membuat peserta didik lebih aktif dan interaktif ketika pembelajaran berlangsung.
Sejalan dengan purwaningtyas, dkk (2017: 1) Modul elektronik merupakan bahan
ajar yang disusun secara berurutan sesuai dengan karakteristik materi ajaryang
telah dikemas secara utuh, peserta didik dapat belajar secaramandiri dan lebih
aktif sesuai dengan kemampuan belajarnya. Hadirnya modul elektronik ini
membuat peserta didik menjadi senang dan termotivasi sehingga pembelajaran
menjadi interaktif tidak monoton ditambahan lagi dengan aplikasi kvisoft flipbook
maker dalam penyajiannya.
Menurut Wibowo & Pratiwi (2018: 3) Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker
merupakan perangkat media dan proses pembelajaran, karena aplikaisnya tidak
terbatas pada tulisan saja, tetapi dapat juga dimasukkan seperti animasi gerak,
video dan audio yang dapat dipakai sehingga pembelajaran menjadi interaktif dan
tidak membosankan”. Dengan menggunakan aplikasi ini, dapat memudahkan guru
dalam menyampaikan materi ajar dan membuat siswa lebih aktif. Menurut
Divaya, dkk (2018: 36) Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker ini memberikan
kemudahan bagi penggunanya dalam memasukkan/menyisipkan fasilitas
multimedia, seperti text, gambar, animasi, musik ke dalam buku digital, yang
dapat membuat siswa tidak bosan/jenuh saat membaca buku di gital tersebut.
6
Sehingga aplikasi ini dapat mempermudah pendidik dalam mengajar yang dapat
membuat pembelajaran lebih interaktif.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai ”Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan
Lokal Tradisi Betangas Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker
Untuk Kelas V Sekolah Dasar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengembangkan Modul Elektronik berbasis kearifan
lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker
pada kelas V Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kelayakan Modul Elektronik berbasis kearifan lokal tradisi
betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V
Sekolah Dasar?
1.3 Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara Mengembangkan Modul Elektronik berbasis
kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook
Maker pada kelas V Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui kelayakan Modul Elektronik berbasis kearifan lokal
tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas
V Sekolah Dasar.
7
1.4 Spesifikasi pengembangan
Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah modul elektronik
berbasis kearifan lokal dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Modul Elektronik ini berisi tentang materi tentang teks bacaan tentang
perpindahan panas/kalor, perpindahan kalor secara konduksi dan
percobaan perpindahan kalor secara konduksi menggunakan aplikasi
Kvisoft Flipbook Maker pada kelas V Sekolah Dasar
2. Modul elektronik ini di lengkapi dengan gambar dan video tentang
kearifan lokal tradisi betangas yang disajikan dalam bentuk aplikasi kvisoft
flipbook maker.
3. Modul elektronik ini mempunyai manfaat antara lain membuat
pembelajaran menjadi bermakna, untk mengetahui kearifan lokal yang ada
didaerah setempat.
1.5 Pentingnya Pengembangan
Pengembangan ini dibuat untuk menghasilkan bahan ajar yang dapat
digunakan guru dalam proses pembelajaran dalam menyampaikan materi
pembelajaran secara kontekstual. Selain itu, pengembangan modul elektronik ini
juga dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan kearifan lokal kepada peserta didik
melalui pembelajaran.
1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan modul elektronik ini didasarkan pada asumsi bahwa dengan
adanya potensi daerah yang bisa diintegrasikan ke dalam pembelajaran sekolah
dasar, dengan tujuan untuk melestarikan dan mengenalakan kearifan lokal kepada
peserta didik dengan menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk
8
menambah wawasan tentang TIK bagi pada guru maupun peserta didik agar
mengikuti perkembangan TIK yang semakin canggih.
Adapun keterbatasan pengembangan pada penelitian ini adalah:
1. Produk pengembangan modul elektronik berbasis kearifan lokal hanya
berbatas pada kelas V Tema VI “Panas dan Perpindahannya” Subtema 2
”Perpindahan Kalor di Sekitar Kita” Pembelajaran 1
2. Modul elektronik yang dikembangkan untuk melihat kelayakan yang
hanya berbatas kepada kevalidan dan kepraktisan pada modul.
3. Pengembangan ini menggunakan model ADDIE, yang hanya sampai pada
tahap pengembangan (development).
1.7 Definisi Istilah
1. Pengembangan adalah kegiatan mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Modul Elektronik yaitu bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi
ajar yang di kemas secara utuh, yang dapat dipelajari secara mandiri dan
lebih interaktif.
3. Tradisi betangas adalah sebuah adat tradisional masyarakat Mandiangin
yang dilakukan untuk calon pengantin untuk kesehatan tubuh.
4. Kearifan lokal merupakan seagala sesuatu yang menjadi ciri khas suatu
daerah, baik berupa makanan, adat istiadat, tarian, maupun upacara adat
yang dapat dilestarikan.
5. Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker merupakan sebuah aplikasi yang dapat
mendukung kegiatan pembelajaran yang menarik, karena bersifat
interaktif.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
2.1.1 Kearifan Lokal
2.1.1.1 Pengertian Kearifan Lokal
Menurut Bachtiar, (2016: 651) “Kearifan lokal merupakan identitas
budaya yang perlu diperkenalkan kepada penerus bangsa melalui dunia
pendidikan. Salah satunya dengan menghubungkan budaya lokal dalam
pembelajaran yang dapat membuat peserta didik mengenal identitas budaya dan
ikut melestarikannya. Menurut Wagiran, (2012: 2) “Kearifan lokal dapat
dijelaskan sebagai pemikiran hidup yang dilandasi oleh rasionalitas ynag jernih,
budi yang baik, dan memuat hal-hal positif”. Dengan adanya kearifan lokal di
setiap daerah dapat meningkatkan potensi daerah, seperti tradisi yang
mempengaruhi karakter dan kesopanan kepada masyarakat sekitar.
Menurut Pamungkas, dkk (2019: 2) kearifan lokal merupakan semu aspek
kehidupan manusia yang selaras antara manusia, alam dan budaya. Dengan
adanya kearifan lokal kita sebagai manusia akan lebih bermanfaat dengan saling
berkaitan antara alam dan budaya sekitar. Keaifan lokal tidak hanya diperoleh dari
warisan, tetapi juga terus dihasilkan melalui proses berfikir tentang permasalahan
yang diselesaikan dengan mengoptimalkan potensinya seacra bijak. Menurut
Sultoni & Hilmi (2015: 231) “kearifan lokal bagian dari budaya, identitas, bahkan
ciri khas masyarakat. dengan ciri khas yang dimiliki potensi daerah tersebut kita
bisa melestarikan dan mengembangkannya kedalam proses pembelajran.
10
Dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal adalah salah satu bentuk potensi yang
ada didaerah tertentu, tidak hanya sebagai bentuk budaya yang diturunkan dari
generasi ke generasi tetapi juga mempunyai nilai yang baik, bahkan menjadi
identitas suatu daerah.
2.1.1.2 Fungsi Kearifan Lokal
Menurut Utari (2017: 42) Secara universal, kearifan lokal mempunyai
karakteristik dan fungsi yaitu (1) Ciri khas identitas komunitas; (2) Unsur pelekat
sosial antar masyarakat; (3) Faktor budaya yang berkembang menjadi eksis; (4)
Memberikan rasa solidaritas untuk komunitas; (5) Mementingkan hubungan
kelompok dari pada perorangan.
Fungsi kearifan lokal menurut Sudarmin (2014: 31) sebagai berikut:
1. Konservasi dan pelestarian sumber daya alam, misalnya sumber daya alam
terakait konservasi flora dan fauna atas sumber daya alam.
2. Pengembnagan sumber daya manusia, seperti uapacara pada masyarakat
jawa mitoni, atau upacara selamatan untuk bayi lahir.
3. Pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan, misalnya pada upacara
keagamaan dan kepercayaan tertenu.
4. Petuah, kepercayaan, sastra dan lain-lain.
Kesimpulannya kearifan lokal memiliki banyak fungsi yang perlu kita
ketahui dan meiliki nilai yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
Dengan begitu, kita bisa melestarikan, mengembangkan dan mempertahan
kearifan lokal yang ada didaerah setempat agar tetap terjaga.
11
2.1.1.3 Tradisi Betangas
Betangas merupakan adat tradisional yang dilakukan untuk pengobatan
yang menggunakan rebusan rempah-rempah seperti daun serai betawi, daun
pandan wangi, daun jeruk purut, daun jeruk nipis dan daun sembung. Sejalan
dengan Utri dkk, (2017: 89) Betangas menggunakan ramuan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat dalam pengobatan serta memiliki aroma yang
khas sangat wangi. Tujuannya betangas untuk mengeluarkan keringat dam
kesehatan tubuh. Lamanya waktu betangas atau mandi uap dilakukan sekitar 15-
20 menit. Menurut Wangean dkk, (2016: 238) mandi uap termasuk dalam
pengobatan energi panas dengan metode konduksi yaitu panas akan berpindah
dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah sehingga panas yang ada diruangan
akan berpindah ke suhu tubuh yang meyebabakan tubuh mengeluarkan keringat.
Masyarakat disekitar meyakini bahawa keringat yang keluar merupakan racun-
racun yang ada pada tubuh sehingga dengan betangas atau mandi uap tubuh akan
sehat dan rileks. Sejalan dengan Purnama (2015: 61) Mandi uap ini akan
meningkatkan perputaran sirkulasi parifer 5±10% lewat proses pelebaran
pembuluh darah.
2.1.2 Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik Sekolah Dasar merupakan anak-anak yang paling banyak
mengalami perubahan baik mental maupun fisik. Menurut Asrial dkk, (2017: 4)
Berikut 3 aspek karakteristik anak Sekolah Dasar yaitu aspek kognitif, aspek
sosio-emosional dan aspek fisik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
12
Tabel 2.1 Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Aspek Anak-anak di Kelas Rendah (1, 2, 3) Anak-anak di Kelas Tinggi (4, 5, 6)
Kognitif 1. Penasaran untuk memahami
dunia
2. Generalisasi dari pengalaman
sendiri
3. Lebih tertarik pada proses
daripada pada produk
4. Belajar mengurutkan dan
mengelompokkan
5. Berpikir secara konkret
6.
7. 8.
9. Hanya dapat menangani satu
operasi pada suatu waktu
10. Belajar dari pengalaman langsung
11. Belajar lebih banyak dengan
melakukan daripada
mendengarkan
12. Menikmati permainan yang
terorganisir
13. Suka cerita aksi dan nikmati
humor
1. Memiliki rentang perhatian yang
meningkat
2. Berpikir secara konkret
3. Suka mencoba hal-hal baru
4. Mampu berpikir secara simbolis
5. Mampu mengingat dan
berkonsentrasi dengan baik
6. Memiliki keterampilan bernalar
7. Kreatif
8. Bisa membaca dengan baik,
seperti membaca sebuah novel 9. Tertarik pada fakta dan kisah
nyata
10. Memiliki minat yang berbeda
Sosio-
emosional
1. Masih fokus pada diri sendiri
2. Mampu memiliki empati 3. Semakin sadar akan pendapat
teman
4. Tertarik pada keluarga lain dan
bagaimana fungsinya
5. Egosentris
6. Termotivasi untuk tampil baik
7. Peka terhadap kegagalan dan
kritik
8. Mengenali aturan dan ritual
sebagai hal yang penting
9. Dapat bertindak untuk menghindari hukuman
10. Mencari rasa aman
11. Mudah putus asa
1. Suka memilih kelompok jenis
kelamin yang sama 2. Fokus pada aturan dan keadilan
3. Setia pada grup atau kelompok.
4. Masih membutuhkan
bimbingan dalam menjalankan
tugas
5. Mulai menggunakan
keterampilan penalaran
6. Lebih suka bekerja secara
kooperatif, tidak mandiri
7. Mengagumi dan meniru
perilaku remaja yang lebih tua 8. Tidak suka dibandingkan
dengan orang lain, itu menyakiti
kepercayaan diri mereka
9. Mulai mengekspresikan emosi
dengan menggunakan kata-kata
10. Mencari persamaan antara diri
dan teman
11. Masih mencari persetujuan
orang dewasa
Fisik 1. Memiliki kemampuan koordinasi
yang lebih baik
2. Tumbuh dalam keterampilan dan
kemampuan 3. Nikmati menguji kekuatan otot,
keterampilan, dan koordinasi
Seperti gerakan fisik
4. Merasa cepat lelah, tetapi pulih
dengan cepat
1. Memiliki energi tanpa batas
2. Meningkatkan kekuatan,
keseimbangan, dan koordinasi
3. Meningkatkan koordinasi motorik kecil
4. Anak perempuan dewasa
dengan kecepatan lebih cepat
daripada anak laki-laki.
13
Berdasarkan tabel 2.1 dapat kita ketahui bahwa setiap anak memiliki
karakteristik berbeda-beda, semua karakter karater akan timbul dalam suatu
tindakan nyata peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, guru
harus memahami setiap karakter anak didiknya karena akan bermanfaat untuk
kepentingan proses pembelajaran dikelas, dimana guru dapat merancang
pembelajaran sesuai karakter peserta didiknya, baik berupa strategi, metode, dan
bahan ajar lainnya.
2.1.3 Teknologi Informasi dan Komunikasi
2.1.3.1 Pengertian TIK
Menurut Anih (2016: 187) “Teknologi Informasi dan Komunikasi di era
globalisasi ini telah menjadi kebutuhan dasar untuk mendukung efektivitas dan
kualitas proses pembelajaran”. Seiring berjalnnya waktu semakin berkembangnya
TIK dengan pesat dapat membantu guru dalam dunia pendidikan yang dapat
membantu guru dalam mengajar dikelas. Sejalan dengan Husain (2014: 184)
Perkembangan TIK terus berkembang seiring dengan adanya kebutuhan manusia,
tidk terkecua;i dalam bidang pendidikan. Sehingga guru dituntut harus memiliki
keahlian dalam menerapkan TIK ke dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan
Asrial dkk, (2019: 55) The teacher must be able to process the development of
ICT in a positive direction so that students do not forget their original culture as
the Indonesian nation.
Menurut Budiman (2017: 36) TIK mencakup 2 kategori yakni teknologi
informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi merupakan semua yang
berhubungan dengan proses dan penggunaan dalam pengolahan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi aadalah keseluruhan sarana untuk memproses
14
dan mentransfer data dari perangkat lainnya, yang berdampak besar pada
pendidikan. Sejalan dengan Aziz (2018: 131) Pemanfaatan Teknnologi Informasi
dan Komunikai untuk meningkatkan kapasitas layanan pendidikan guna
memperluas akses ke berbagai pusat informasi pendidikan dan meningkatkan
peluang bagi peserta didik untuk mengatasi kendala ruang dan waktu dalam
berinteraksi dengan pendidik. Selain itu, dapat memudahkan peserta didik dalam
mencari informasi secara luas dan tidak ketinggalan zaman dengan semakin
canggihnya TIK.
Dapat disimpulan bahwa TIK (Teknologi, Informasi dan Komunikasi)
adalah semua yang berhubungan dengan pengolahan informasi dan menstransfer
data yang dapat menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan serta dapat
memudah kan guru dalam proses pembelajaran.
2.1.3.2 Manfaat TIK
Menurut Sujoko (2013: 72) Manfaat TIK dikategorikan menjadi 4 yaitu
(1) TIK bagaikan gudang ilmu pengetahuan,dimanfaatkan bagaikan rujukan ilmu
pengetahuan terbaru, manajemen pengetahuan, jaringan pakar beragam bidang
ilmu, jaringan anar lembaga pedidikan, pusat pengembangan bahan ajar, dan
wahana pengembangan kurikulum; (2) TIK ibarat alat bantu belajar digunakan
setiap hari selama proses pembelajran; (3) TIK ibarat saran pendidikan digunakan
sebagai perpustakaan elwktronik, pelajaran visual, aplikasi multimedia pelajaran
dan ruang kelas jarak jauh; (4) TIK Ssebagai infrastruktur merupakan dukungan
teknis dan penerapan pembelajaran skala menengah dan besar.
Berdsarkan pemaparan tersebut, pemanfaatan TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi) dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas proses
15
pembelajaran yang diharpkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik serta
mutu sekolah.
2.1.4 Bahan Ajar
2.1.4.1 Pengertian Modul Elektronik
Menurut Puspitasari (2019: 20) Modul adalah alat belajar aatau alat yang
berisi materi, metode, dan batasanyang ditulis oleh pendidik dan dirancang secara
sistematis sesuai dengan tingkat kompleksitasnya untuk mencapai kemampuan
dan siswa dapat belajar secara mandiri. Dengan sarana perlengkapan belajar
tersebut membuat pendidik lebih semangat dan kreatif dalam menyampaikan
materi pelajaran. Menuru Sari dkk, (2019: 140) “Modul elektronik adalah ebuah
bentuk penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang disajikan ke dalam format
elektronik”. Melalui modul elektronik ini, proses pembelajaran akan melibatkan
tampilan video visual, suara, fil, dan lain-lain. Menurut Hanafi dkk, (2016: 2)
“Modul elektronik merupakan media pembelajran berbasis computer”. Biasanya
modul elektronik berisi animasi agar penggunaan dan program lebih interaktif.
Dengan penggunaan modul elektronik dapat membantu peserta didik
untuk belajar mandiri dan memudahkan dalam proses pembelajaran membutuhkan
biaya yang banyak. If the terms of the benefits of electronic media alone can make
the learning process more interesting, interactive, can be done anytime and
anywhere and can improve the quality of learning (Perdana, 2017: 46). Menurut
Suharsana & Mahayukti (2013: 266) E-modul merupakan suatu modul berbasis
TIK, dibandingkan dengan modul percetakan, keunggulannya terletak pada fitur
interaktifnya sehingga mudah dinavigasi, memungkinkan tampilan/ pematan
16
gambar, audio, video, dan animasi serta memilik tes formatif dengan umpan balik
langsung dan otomatis.
Dapat disimpulkan bahwa modul elektrinuk adalah bahan ajar berbasis
computer yang bisa menarik minat belajar peserta didik. Dimana didalamnya
terdapat banyak fitur seperti animasi, audio, dan video yang membuat
pembelajaran menjadi lebih interaktif.
2.1.4.2 Keunggulan Modul Elektronik
Menurut Anandari dkk, (2020: 425) keunggulan dari aplikasi ini yaitu (1)
Mampu memberikan modul efek flip atau halaman dapat dibolak-balik; (2)
Pembuatan modul dengan aplikasi ini sangat mudah; (3) Tampilan modul tidak
hanya berupa teks dan gambar saja, bentuk audio dan video dapat dikombinasikan
dalam menyajikan materi; (4) Produk yang dihasilkan dapat dipublikasikan dalam
format SWF (Shock Wave Flash), HTML (Hyper Text Markup Language) apabila
hendak dipublikasikan melalaui website.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dipahami bahwa adanya modul
elektronik dapat menciptakan pembelajaran aktif, efektig dan efesien. Kemudian,
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan dapat mempermudah
proses pembelajaran di kelas.
2.1.4.3 Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker
Menurut Sugianto dkk (2013: 3) Kvisoft Flipbook Maker merupakan
Software yang diterapkan dalam membuat bahan ajar lainnya menjadi e-book
digital dalam bentuk buku. Perangkat lunak tersebut dapat diguanakan untuk
bahan ajar bagi uru yang diunduh secara luas melalui akses internet. Menurut
Mulyaningsih & Saraswati (2017: 26) “Kivosft Flipbook Maker adalah perangkat
17
lunak yang handal dirancang untuk mengubah file PDF menjadi publikasi digital
atau pembalik halaman buku”. Perangkat ini juga biisa mengganti tampilan file
PDF menjadi lebih menarik seperti layaknya sebuah buku sehingga dapat
memanfaatkannya dalam pembelajarannya. Menurut Oktaviara & Pahlevi
(2019:61) “Flipbook merupakan jenis animasi klasik yang dibuat dari tmpukan
kertas yang mirip buku tebal, pada setiap halaman terdapat proses yang
menggambarkan seolah-oleh bergerak”. Aplikasi ini banyak sekali manfaatnya
selain untuk pembelajaran bisa juga untuk membuat sebuah majalah elektronik,
katalog perusahaan dan lain-lain. Sejalan dengan Asrial dkk (2020: 35) One
application that can be used to compile electronic modules is digitizing software
can change the apperance of PDF files to be more interesting as a book. Menurut
Andani & Yulian (2018: 2) “Software Kvisoft flipbook memiliki banyak fitur
pendukung atau kelebihan antara lain mampu menghasilkan media interaktif dan
mampu embuat animasi”. Oleh karena itu, dengan adanya modul elektronik
dengan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker dapat membuat peserta didik lebih aktif
dan semangat dalam belajar.
Adapun cara pengoprasian aplikasi Kvisoft Flipbook Maker antara lain:
1. Buka aplikasi Kvisoft Flipbook Maker, selanjutnya klil try
2.1 Tampilan Langkah Pertama
18
2. Klik “New Project” untuk mengimport file agar di jadikan sebagai
bahan ajar. File yang dapat digunakan seperti PDF, gambar, video
maupun file swf.
2.2 Tampilan Langkah Kedua
3. Klik star untuk memulai mengimport PDF menjadi modul elektronik
yang kita inginkan.
2.3 Tampilan Langkah Ketiga
4. Menunggu proses mengimport PDF menjadi modul elektronik.
2.4 Tampilan Langkah Keempat
5. Klik edit page untuk memabahkan video, gambar, teks pada modul agar
lebih menarik perhatian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
19
2.5 Tampilan Langkah Kelima
6. Selanjutnya mempublish modul dengan cara klik publish lalu klil star.
2.6 Tampilan Langkah Keenam
7. Menunggu mempublish modul elektronik.
2.7 Tampilan Langkah Tujuh
8. Modul siap diganakan tanpa jaringan internet.
2.8 Tampilan Langkah Kedelapan
Jadi, aplikasi aplikasi kvisoft flipbook maker merupakan perangkat lunak
yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang
bersifat interaktif dan tidak monoton. Karena aplikasi ini tidak terfokus pada
tulisan namun bisa ditambah video, ga,bar, animasi dan audio. Dengan bentuk
20
buku elektronik sehingga menjadi lebih menarik dengan langkah-langkah yang
sistematis dan dapat dipahami dalam pembuatannya.
2.1.5 Penelitian yang relevan
Untuk menghindari duplikasi, selanjutnya peneliti melakukan
perbandingan terhadap beberapa penelitian terdahulu dan dapat dijadikan sebagai
dasar dalam perbandingan untuk melakukan penelitian sebagai berikut:
Peneliti pertama, dilakukan oleh Edi Wibowo (2018) dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar E-Modul dengan Menggunakan Aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker”. Peneliti menyimpulkan bahwa pengembangan ini merupakan
buku teks modul elektronik yang dikembangkan dengan menggunakan aplikasi
kvisoft Flipbook Maker, yang diproduksi oleh model Borg and Gall modifikasi
Sugiyono. Hasilnya Respon guru terhadap e-modul dengan menggunakan aplikasi
kvisoft flipbook maker diperoleh nilai rata-rata skor 3,64 dengan kriteria sangat
menarik. Sedangkan respon peserta didik terhadap e-modul dengan menggunakan
aplikasi kvisoft flipbook maker diperoleh nilai rata-rata skor 3,49 dengan kriteria
sangat menarik.
Peneliti kedua, dilakukan oleh Swaji Caraka Yogiswara (2019) dengan judul
“Pengembangan Modul Berbasis E-Book menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook
Maker untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik
SMA”. Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penilaian ahli dengan
kategori baik dan jawaban dari siswa dengan kategori baik, modul berbasis e-book
dengan menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker dapat digunakan untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar kognitif siswa. Peningkatan minat belajar
siswa SMA yang menggunakan media pembelajaran modul berbasis e-book
21
menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas eksperimen
berdasarkan skor gain sebesar 0,0374 dengan kategori rendah. Peningkatan hasil
belajar kognitif siswa SMA yang menggunakan media pembelajaran modul
berbasis e-book menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker pada kelas
eksperimen berdasarkan skor gain sebesar 0,307 dengan kategori sedang.
Penelitian ketiga, dilakukan oleh Niken Larasati (2019) dengan judul
Pengembangan Modul Elektronik Berbasis kearifan Lokal (Local Wisdom) pada
Model Pembelajaran Area di Tk Kota Jambi. Peneliti tersebut menyimpulkan
bahwa penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa modul
elektronik dan sumber belajar berbasis kearifan lokal pada model pembelajaran
area di TK Kota Jambi dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yang
memiliki 5 tahap yaitu analysis (analisis), design (desain), development
(pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). Hasil
dari uji coba produk modul elektronik berbasis kearifan lokal pada model
pembelajaran di TK Kota Jambi menunjukkan respon yang positif. Dengan respon
positif, maka modul elektronik berbasis kearifan lokal tersebut layak untuk di
digunakan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran.
Peneliti keempat, dilakukan oleh Nurul Khairun Nisa (2019) dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Flipbook Berbasis Mind Mapping Sebagai
Sumber Belajar Muatan Pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN Purwoyoso 04
Semarang”. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan penilaian kelayakan isi oleh
ahli media, ahli materi, dan ahli bahasa termasuk kriteria sangat layak pada
komponen kelayakan penyajian dengan persentase 100%, komponen kelayakan isi
dengan persentase 90,625%, dan komponen kelayakan kebahasaan dengan
22
persentase 93,75%. Hasil uji perbedaan rata-rata nilai pretest dan postest dengan
perhitungan t-test diperoleh peningkaan rata-rata dengan kriteria sedang. Maka
dari itu, penggunaan bahan ajar elektronik berbasis mind mapping efektif
digunakan dalam pembelajaran IPS materi keberagaman budaya di Indonesia.
Penelitian kelima, yang dilakukan oleh Rini Anggraini (2018) dengan judul
“ Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Pendekatan Saintifik Menggunakan
Sofware Kvisoft Flipbokk Maker pada Materi Listrik Statis Mata Kuliah Fisika
Dasar1”. Hasil penelitiannya adalah keunggulan yang terdapat pada modul ini
antara lain pengoperasian media mudah dilakukan, bahasa yang digunakan mudah
dimengerti dan komunikatif. Sedangkan kelemahannya modul ini belum bisa
diakses melalui smartphone. Hasil analisis data persepsi mahasiswa diperoleh data
meliputi 3 aspek yaiu aspek tampulan modul sebesar 5,68 dengan katrgori sangat
baik, aspek penyajian modul sebesr 4,87 dengan kategori baik, dan aspek
manfaatn modul sebesar 13,45 dengan kategori sangat baik.
Kesimpulan dari persamaan penelitian relevan yang pertama adalah sama-
sama membahas tentang modul elektronik yang menggunakan aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker dan perbedaannya pada pengembangan ini menggunakan model
Borg and Gall. Pada peneliti kedua persamaannya menggunakan aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker dan perbedaannya dalam penelitian ini analisis bahan ajar untuk
tingkat SMA. Pada peneliti ketiga persamaannya sama-sama membahas tentang
modul elektronik berbasis kearifan lokal dan menggunakan aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker dan menggunakan model ADDIE. Perbedaannya untuk anak TK.
Pada penelitian keempat sama- sama membahas aplikasi flipbook, perbedaanya
berbasis mind mapping dan untuk pembelajaran IPS serta untuk kelas IV Sekolah
23
Dasar. Pada penelitian kelima sama-sama membahas modul elekronik
menggunakan apliaksi Kvisoft Flipbook Maker. Perbedaan berbasis pendekatan
saintifik pada materi listrik statis untuk mahasiswa.
2.2 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir bertujuan untuk menggambarkan secara singkat mengenai
pengembangan modul elektronik berbasis kearifan lokal berbasis kearifan lokal
tradisi betangas menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker untuk kelas V
Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan kearifan lokal ke
dalam pembelajaran dapat menarik minat siswa untuk belajar, lebih
menyenangkan dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Adapun kerangka
berfikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.9 Kerangka Berpikir
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai
strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
UU Nomor 20 tahun 2003 yang
menyatakan bahwa Kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta
didik
Kurangnya bahan
ajar berbasis
kearifan lokal di
sekolah dasar
Penerapan modul
elektronik berbasis
kearifan lokal tradisi
betangas menggunakan
aplikasi Kvisoft Flipbook
Maker
Mengembangkan modul
elektronik berbasis kearifan
loakl tardisi betangas
menggunakan aplikasi
Kvisoft Flipbook Maker.
24
dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka serta
semua aspek kehidupan manusia yang selaras antara manusia, alam, dan budaya.
Berdasarkan Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses bahwa
pembelajaran di Sekolah Dasar mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu,
pada aspek keberagaman budaya dapat diintegrasikan dalam konteks
pembelajaran dengan memasukan konten kearifan lokal.
Salah satu contoh kearifan lokal yang ada di provinsi Jambi tepatnya di
Mandiangin, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun yaitu Tradisi
Betangas merupakan adat tradisional yang menggunakan rempah-rempah seperti
daun serai betawi, daun jeruk purut dan daun panda untuk calon pengantin atau
alternatif pengobatan. Denga adanya metode konduksi, semakin pans diruangan
makan akan berpindah ke suhu tubuh yang menyebabkan keluar nya keringat.
Oleh karena itu setelah dibuat modul elektronik berbasis kearifan lokal Tradisi
Betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker. Setealah itu perlu diuji
prototaf kembali. Untuk membantu guru dalam menyampaikan materi dengan
Tema VI “Panas dan Perpindahannya” Subtema 2 ”Perpindahan Kalor di Sekitar
kita” Pembelajaran 1 pada kelas V Sekolah Dasar SD N 64/1 Muara Bulian.
25
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan
Model pengembangan pada penelitian ini menggunakan model ADDIE. Pada
tahap penelitiannya peneliti melakukan langkah pertama menentukan topik dan
merumuskan masalah yang akan diteliti, kedua membuat instrumen penelitian
seperti wawancara dan observasi, ketiga mengumpulkan data yang telah
diperoleh, keempat menarik kesimpulan berdsarkan data yang telah diperoleh.
Menurut Siwardani (2015: 6) Model ADDIE adalah model yang mudah diterapkan
dimana proses yang digunakan bersifat sistematis dengan kerangka yang jelas
menghasilkan produk yang efektif, kreatif dan efisien. Alasan peneliti
menggunakan model ADDIE karena model ini efektif dan relevan sesuai untuk
penelitian pengembangan. Sejalan dengan Angko & Mustaji (2013: 4)
Menyatakan bahwa alasan model ADDIE maih relevan untuk digunakan yaitu (1)
Model ADDIE adalah model yang dapat beradaptasi dengan baik dalam berbagai
kondisi yang memungkinkan model tersebut dapat digunakan hingga saat ini; (2)
Tingkat fleksibilitas model ADDIE merupakan model yang efektif; (3) Model
ADDIE menyediakan kerangka kerja umum yang terstruktur dan adanya revisi
dan evaluasi pada setiap tahapannya.
3.2 Posedur Pengembangan
Prosedur penelitian ini akan dilakukan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 64/1
Muara Bulian. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan model
ADDIE. Menurut Branch (2009: 2) “ADDIE is an acronomy for Analyze, Design,
Depelopment, Implementation and Evaluation”. Tahap pengembangan ADDIE
26
terdiri dari lima langkah, yaitu (1) Analisis; (2) Perancangan; (3) Pengembangan,
(4) Implementasi, (5) Evaluasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pengembangan berdasarkan konsep ADDIE dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Tahapan Model ADDIE
Adapun tujuan peneliti menggunakan model ADDIE bertujuan untuk
mengetahui kevalidan dan kepraktisan produk saja. Oleh sebab itu, peneliti hanya
melakukan pengembangan modul elektronik berbasis kearifan lokal yang hanya
sampai pada tahap pengembangan (development).
3.2.1 Tahap Analyze
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam
pengembangan bahan ajar berupa modul elektronik berbasis kearifan lokal Tradisi
Betangas yang menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker di Kabupaten
Sarolangun Kecamatan Mandiangin. Ada beberapa hal yang harus dilakukan
peneliti dalam mengenalisis yaitu analisis kebutuhan, analisis karakteristik peserta
didik dan analisis kurikulum.
Analyze
Development
Design Implementation
Evaluation
27
1) Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dihasilkan berdasarkan wawancara yang dilakukan
bersama tokoh adat, tokoh masyarakat dan dinas pendidikan dan
kebudayaan dengan tujuan untuk mengetahui tentang kearifan lokal yang
ada didaerah setempat serta mewawancari seorang guru kelas V Sekolah
Dasa Negeri 64/1 Muara Bulian. Untuk mengetahui bahan ajar yang
digunakan guru dalam pembelajaran. Adapun hasil wawancara sebagai
berikut:
a) Analisis Tokoh Adat
Peneliti melakukan wawancara kepada tokoh adat yaitu bersama bapak
M.Zain ketua adat kecamatan Mandiangin yang tinggal di desa Kute Jaye .
Hasil wawancara yaitu bahwa tradisi betangas memang ada di Kecamatan
Mandiangin dimana yang dilakukan untuk calon pengantin yang bertujuan
untuk mengeluarkan keringat, dan untuk kesehatan tubuh yang digunakan
berupa daun serai betawi, daun pandan wangi dan daun jeruk purut. Besar
harapan bapak agar tradisi ini bisa dilestarikan dan dimanfaatkan dalam
kegiatan pembelajaran. Sehingga diketahui oleh peserta didik. Upaya yang
dapat dilakukan untuk melestarikan hal tersebut dengan memperkenalkan
dan mengetahui maknanya. Sehingga tradisi betangas tetap terjaga.
b) Analisis Tokoh Masyarakat
Peneliti melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat bersama ibu
ulyati yang pekerjaannya guru mengaji. Beliau juga sering di undang dan
orang yang menangas calon pengantin. Beliau mengatakan tradisi betangas
ini merupakan tradisi turun temurun yang ada di Kecamatan mandiangin
28
Kabupaten sarolangun. Tradisi betangas dilakukan sehari sebelum akad
nikah. Dengan bahan rempah-rempah seperti daun serai, daun jeruk purut,
daun jeruk nipis, daun pandan dan daun sembung. Harapannya agar tradisi
ini tetap lestari dan dikembangkan kepada generasi berikutnya.
c) Analisis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Peneliti melakukan wawancara kepada tokoh dinas bersama ibu
Hanibar, S.E bagian ketua bidang kebudayaan. Hasilnya bahwa setiap tradisi
yang ada di kabupaten sarolangun cukup banyak slah satunya tradis
betangas yang perlu dilestarikan. Tradisi betangas atau mandi uap adalah
tradisi yang dilakukan untuk calon pengantin atau untuk alternatif
pengobatan pada tubuh yang mempunyai manfaat untuk kesehatan.
Harapannya, supaya kearifan lokal bisa kita integarasikan kedalam
pembelajaran agar siswa ikut melestarikan dan mengetahui budaya yang ada
dareh sekita dan sesuai potensi daerah.
d) Analisis bahan ajar dan kesiapan TIK dalam pembelajaran
Peneliti juga melakukan wawancara guru kelas V Sekolah Dasar Negeri
64/I Muara Bulian Wawancara dilakukan bersama Ibu Erlina Efliani, S.Pd.
Hasil wawancara yang diperoleh yaitu bahwa belum tersedianya
pembelajaran berbasis kearifan lokal hanya saja secara lisan seperti
mengenalkan tarian daerah. Guru tersebut sudah menggunakan media TIK
dalam pembelajaran, hanya saja masih terkendala dengan sarana dan
prasarana.
Adapun dampak pembelajaran berbasis TIK anak lebih aktif, kreatif
dan proses pembelajaran tidak membosankan. Menurut (Safiah, 2017: 128)
29
Dalam kompetensi pedagogik disebutkan bahwa seorang guru harus mampu
menggunakan serta memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Pada
dasarnya kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam
mengolah pembelajaran sehingga anak mempunyai pengetahuan, sikap dan
keterampilan sesuai yang diharapkan. Menguasai teknologi informasi dan
komunikasi menjadi tuntutan kompetensi seorang guru saat ini guna
mendukung pelaksanaan tugasnya, sehingga setiap guru harus siap untuk
terus belajar TIK guna pemenuhan tuntutan kompetensi tersebut (Aka,
2017: 30).
2) Analisis Karakteristik Peserta Didik
Pada tahap ini peneliti menganalisis peserta didik pada kelas V Sekolah
Dasar Negeri 64/1 Muara Bulian. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui
karakteristik peserta didik baik pada aspek kognitif, aspek sosial-emosional
dan aspek fisik pada saat proses pembelajaran.
Pada dasarnya karakteristik kognitif peserta didik dalam perkembangan
intelektual siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret (7-11
tahun) yang ditandai dengan adanya kemampuan berfikir konkret/nyata dan
mendalam, mampu mengklasifikasikan dan mengkontrol persepsinya.
Sebagai pendidik kita harus bisa mengetahui karakteristik peserta didiknya
untuk mempermudah kita dalam proses pembelajaran. Pada tahap
operasional konkret di kelas V Sekolah Dasar sudah mengajarkan dengan
hal-hal yang nyata berdasarkan pengalaman siswa sehingga pembelajaran
menjadi bermakna.
30
Menurut Praswoto, (2014: 5) “Karakteristik peserta didik psikologi,
pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak membantu kita untuk
merespons sebagaimana mestinya pada perilaku tertentu pada seorang
anak”. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju
kedewasaan, terjadi perubahan-perubahan kebutuhan. Kebutuhan sosial
psikologis seseorang akan lebih banyak dibandingkan kebutuhan fisiknya
sejalan dengan usianya. Menurut Trianingsih, (2016: 202) Perkembangan
fisik anak usia Sekolah Dasar (SD), dapat dilihat dari gambaran umum
menyangkut pertambahan proporsi tinggi dan berat serta ciri-ciri fisik
lainya yang tampak. Dalam hal ini, guru perlu mengajak peserta didik untuk
belajar dengan melibatkan aktivitas fisik, misalnya olahraga, menulis,
menggambar dan sebagainya sebagai latihan untuk mengembangkan
keterampilan motoriknya. Pada dasarnya perkembangan fisik dan motoric
anak adalah sesuatu yang tidak terpisahkan, fisik seseorang akan
mempengaruhi gerak motoriknya.
Berdasarkan analisis karakteristik peserta didik maka diperlukan
sumber belajar yang dapat mendukung tingkat pemahaman anak serta
dengan adanya modul elektronik berbasis kearifan lokal menggunakan
Apliaksi Kvisoft Flipbook Maker.
3) Analisis Kurikulum
Kegiatan analisis kurikulum dilakukan untuk mengetahui kurikulum
yang digunakan dalampembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 64/1 Muara
Bulian. Kurikulum yang digunakan di Sekolah tersebut adalah kurikuum
2013, dalam penerapan kurikulum 2013 lebih menekankan pembelajaran
31
yang bermakna bagi peserta didik. selain itu, dalam kurikulum 2013, peserta
didik dituntut untuk aktif dalam pembelajaran, diman guru harus kreatif dan
inovatif dalam dalam membuat bahan ajar agar pembelajarab menjadi
interaktif dan tidak membiosankan. Salah satunya dengan mengintegrasikan
kearifan lokal ke dalam pembelajaran Sekolah Dasar agar peserta didik
mengetahui dan ikut serta dalam melestarikan budaya yang ada di daerah
setempat.
Setelah menganalisis KI dan KD dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No 37 Tahun 2018 tentang kompetensi inti dan kompetensi
dasar bahwa Tradisi Betangas dapat diintegrasikan kedalam pembelajaran
sekolah dasar yakni pada Buku Guru dan Buku Siswa tema 6 (Panas dan
Perpindahannya) subtema 2 (Perpindahan Kalor di Sekitar kita) pada
pembelajaran 1 (Bahasa Indonesia dan Ipa).
Tabel 3.1 Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
Pengetahuan
Kompetensi Dasar Keterampilan
Bahasa Indonesia
3.3 Meringkas teks penjelasan
(eksplanasi) dari media cetak
atau elektronik
Bahasa Indonesia
4.3 Menyajikan ringkasan teks penjelasan
(eksplanasi) dari media cetak atau elektronik
dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat
efektif secara lisan, tulis, dan visual.
IPA
3.6 Menerapkan konsep
perpindahan kalor dalam
kehidupan sehari-hari.
IPA
4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang
perpindahan kalor.
Pada analisis kurikulum ini, peneliti mengambil Tema VI Panas dan
Perpindahannya Subtema 2 Perpindahan Kalor di Sekitar kita Pembelajaran I pada
muatan Bahasa Indonesia dan IPA. Dikarenakan kearifan lokal yang diambil
32
adalah mengenai tradisi betangas. Tradisi betangas sering disebut dengan mandi
uap. Mandi uap ini sangat berpengaruh dengan energi panas (kalor) yang perlu
dikembangakan dalam pembelajaran SD yakni adanya metode konduksi dimana
panas berpindah ke suhu yang lebih rendah, sehingga panas dalam ruangan akan
berpindah mempengaruhi suhu tubuh. Karna, jika kita terus menerus berada
diruangan yang panas tubuh akan mengeluarkan keringat sehingga temperatur
tubuh meningkat. Masyarakat meyakini bahwa racun-racun yang keluar dari tubuh
berupa keringat sehingga tubuh menjadi rileks dan menjadi sehat. Hal ini, dapat
membuat pembelajaran menjadi bermakna dan melestarikan tradisi yang telah ada
serta untuk kesehatan tubuh.
Adapun bagan dibawah ini bagan kurikulum yang akan digunakan
nantinya dalm proses pembelajaran, ada silabus pembelajaran, Kompetensi
Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Tema dan Subtema.
Gambar 3.2 Bagan Kurikulum
Silabus
kelas V SD
Kompetensi
Inti (KI)
Kompetensi
Dasar (KD)
Subtema 2
Perpindaha
n Kalor di sekitar kita
Tema 6 panas dan
perpindahnnya
Pembelajaran 1
Bahasa
Indonesia IPA
33
3.2.2 Tahap Design
Pada tahap perancangan pengembangan modul elektronik berbasis kearifan
lokal menggunakan apliaksi Kvisoft Flipbook Maker dirumuskan berdasarkan
yang didapat dari tahap analisis. Peneliti menentukan kompetensi dasar, indikator,
materi dan tujuan pembelajaran berdasarkan Silabus dan RPP dengan Tema VI
Panas dan Perpindahannya Subtema 2 Perpindahan Kalor di Sekitar kita
Pembelajaran I.
Tabel 3.2 Storyboar Modul Elektronik yang akan dikembangkan
No Bagian
Modul
Kerangka Modul Keterangan
1. Cover
1. Judul Modul berwarna
hitam.
2. Logo unja berwana orange.
3. Logo tutwuri handayani
berwarna biru putih.
4. Gambar desain cover
5. Identitas kelas
2. Kata
pengantar
1. Sub judul kata pengantar
pada latarnya berwarna
hijau muda dan pada tulisannya berwana hitam.
2. Isi kata pengantar pada
latarnya berwarna hijau
muda dan pada tulisannya
berwarna hitam.
3. Daftar isi
1. Sub judul daftar isi pada
latarnya berwarna hijau
muda dan pada tulisannya
berwana hitam. 2. sub judul modul pada
latarnya berwarna hijau
muda dan pada tulisannya
berwana hitam.
3. Nomor halaman pada
latarnya berwarna hijau
muda dan pada tulisannya
berwana hitam.
1 2
5
4
1
1
2
2 3
3
34
4. Petunjuk
penggunaan
modul
1. Sub judul petunjuk
pengguna pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwarna
hitam.
2. Poin-poin isi petunjuk
penggunaan pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwana
hitam.
5. Kompetensi Inti
1. Sub judul kompetensi inti pada latarnya berwarna biru
muda dan pada tulisannya
berwarna hitam.
2. Isi kompetensi inti pada
latarnya berwarna biru
mudadan pada tulisnya
berwarna hitam.
6. Kompetensi
Dasar
1. Sub judul kompetensi
dasar pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwarna
hitam. 2. Bahasa indonesia pada
latarnya berwarna biru
muda dan pada tulisannya
berwarna hitam.
3. Ipa pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwarna
hitam.
7. Indikator
1. Indikator pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwarna hitam.
2. Bahasa indonesia pada
latarnya berwarna biru
muda dan pada tulisannya
berwarna hitam.
3. Ipa pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwarna
hitam.
8. Tujuan
Pembelajaran
1. Sub judul tujuan
pembelajaran . pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwarna hitam.
2. isi tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
berdasarkan indikator pada
latarnya berwarna biru
muda dan pada tulisannya
berwarna hitam.
1
2
2
1
1
2
3
2
1
1
2
3
35
9.
Peta konsep 1. Sub judul peta konsep
pada latarnya berwarna
hijau muda dan pada
tulisannya berwarna hitam.
2. isi peta konsep yang ingin
pada latarnya berwarna
hijau muda muda campur
orange dan pada tulisannya
berwarna hitam.
10. Pembelajaran
1. Judul cerita pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwarna
hitam.
2. Cerita Berbasis Kearifan
Lokal pada latarnya
berwarna biru muda dan
pada tulisannya berwarna
hitam.
11. Pertanyaan
1. Sub judul pertanyaan 2. Pertanyaan-pertanyaan
yang beraitan dengan cerita
pada latar belakang
berwarna putih dan tulisan
berwarna hitam..
12. Materi
Pembelajaran
1. Materi pembelajaran pada
latarnya berwarna putih dan pada tulisannya berwarna
hitam.
2.Uraian materi
pembelajaran yang terdapat
pada KD pada latarnya
berwarna putih dan pada
tulisannya berwarna hitam.
13. Pertanyaan
1. Subjudul pertanyaan pada
latarnya berwarna putih
pada tulisannya berwarna
hitam.
2.Pertanyaan yang berkaiatan dengan materi
pembelajaran pada latarnya
berwarna putih pada
tulisannya berwarna hitam.
1
1
1
2
2
2
1
2
1
2
36
14. Prakarya
1. Sub judul prakarya pada
latarnya berwarna putih dan
pada tulisannya berwarna
hitam.
2. Langkah-langkah
penjelasan prakarya pada
latarnya berwarna putih dan
pada tulisannya berwarna
hitam.
15. Lembar
Penilaian
1. lembar penilaian
berwarna putih pada
latarnya dan penulisannya
berwarna hitam.
16. Glosarium
1. Glosarium berwarna hijau
muda pada latarnya dan
penulisannya berwarna
hitam.
17. Daftar Pustaka
1. Daftar Pustaka berwarna
hijau muda pada latarnya
dan penulisannya berwarna
hitam.
18. Biografi
Penulis
1. Biografi Penulis berwarna
hijau muda pada latarnya
dan penulisannya berwarna
hitam.
1
2
1
1
1
1
37
3.2.3 Tahap Development
Selanjutnya tahap pengembagan menghasilkan produk berupa modul
elektronik berbasis kearifan lokal menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker
pada pembelajaran sains kelas V Tema Tema VI Panas dan Perpindahannya
Subtema 2 Perpindahan Kalor di Sekitar Kita Pembelajaran 1 muatan Bahasa
Indonesi dan IPA.
Adapun komponen-komponen yang terdapat pada modul elektronik adalah
sebagai berikut : (1) Cover, (2) Kata Pengantar, (3) Daftar Isi, (4) Petunjuk
Penggunaan Modul, (5) Kompetensi Inti, (6) Kompetensi Dasar dan Indikator, (7)
Tujuan Pembelajaran, (8) Peta Konsep (9) Halaman cerita, (10) Pertanyaan, (11)
Materi Pembelajaran, (12) Pertanyaan, (13) Percobaan, (14) Prakarya, (15)
Lembar Penilaian, (16) Glosarium, (17) Daftar Pustaka, (18) Biografi Penulisan.
Adapun materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik dalam modul
elektronik sebagai berikut:
Gambar 3.3 Peta Konsep Isi Materi Modul
Modul elektronik berbasis kearifan
lokal tradisi betangas untuk kelas 5
tema 6 subtema 1 pembelajaran 1
Muatan pembelajaran Bahasa
Indonesia dan Ipa
Konten materi Bahasa
Indonesia
Mengetahui ciri-ciri dan
menulis kesimpulan dalam
meringkas teks eksplanasi
pada media elektronik.
Konten materi Ipa
Melakukam percobaan untuk
mengetahui perpindahan kalor
secara konduksi.
38
Berdasarkan gambar 3.3 dalam peta konsep tersebut, peneliti memilih
tema 6 subtema 2 dan pembelajaran 1 karena kearifan lokal yang diambil peneliti
adalah mengenai tradisi betangas merupakan tradisi tradisional yang ada di
kabupaten sarolangun yang menggunakan bahan alami seperti daun jeruk, daun
pandan dan daun serai merupakan bahan untuk mandi uap yang dilakukan oleh
calon pengantin. Disini mandi uap berkaitan dengan pembelajaran energi panas
(kalor) muatan pembelajaran ipa. Selanjutnya, materi tersebut akan divalidasi
oleh validator ahli materi, validasi ini dilakukan untuk memvalidasi isi materi dan
konten modul tersebut serta ahli praktisi yang dilakukan oleh guru kelas V
Sekolah Dasar.
3.2.4 Tahap Implementasi
Pada tahap impelementasi tidak dapat dilaksanakan, dikarena adanya covid
19 yang menyebabkan pembelajaran dari rumah. Sehingga tidak diainjurkan untuk
melaksakan pembelajaran tatap muka. Sebagaimana telah di tegas oleh kebijakan
Kementrian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia yang mengeluarkan
Surat Edaran (SE) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Covid-19. Oleh sebab itu, dengan adanya surat tersebut untuk
memutus mata rantai covid 19 yang terjadi.
3.2.5 Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, meruapakan tahap terakhir dalam pengembngan model
ADDIE, Setelah produk dibuat dan dikembangakan serta telah di validasi oleh ahli
materi, ahli media, ahli bahasa dan ahli praktisi. Selanjutnya, peneliti melakukan
perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk yang dikembangkan sesuai
saran/komentar dari validator tersebut.
39
3.3 Subjek Uji Coba
Produk hasil pengembangan yang telah selesai dibuat berupa modul
elektronik berbasis kearifan lokal menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker
kemudian diuji coba kepada responden atau orang lain. dengan melihat
kepraktisan dari guru tentang modul elektronik berbasis kearifan lokal
menggunakan Kvisoft Flipbook Maker tersebut.
3.4 Jenis Data dan Sumber Data
Pada penelitian pengembangan ini, jenis data yang digunakan adalah data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil validasi produk
oleh ahli materi, ahli media dan ahli bahasa serta berupa komentar dan sara dari
par ahli. Data kuantitatif diperoleh dari hasil angket validasi terhadap modul
elektronik yang dikembangkan. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini
meliputi ahli mater, ahli media, ahli bahasa dan guru. Sumber data dalam
penelitian ini yaitu tokoh adat, tokoh masyarakat, dinas, guru, ahli materi, ahli
media dan ahli bahasa.
3.5 Instrument Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
angket. Menurut Sugiyono (2013: 142) angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan angket jenis tertutup, angket validasi dan angket praktisi.
Angket tertutup adalah instrument penelitian yang sudah tersedia item
jawabannya.
40
3.5.1 Angket Validasi
Angket validasi dilakukan oleh validator, untuk mengetahui kepvalidan
dari modul yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi angket ahli materi,
ahli media dan ahli bahasa sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Materi
Variabel Indikator No. Butir Instrumen
Pengembangan modul elektronik
berbasis kearifan
lokal menggunakan
aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker.
Kesesuaian materi dengan KI dan KD 1,2
Keakurat materi 3,4
kemutakhiran materi 5,6
Kesesuaian dengan peserta didik 7,8,9,10
(Sumber: Modifikasi BSNP, 2012)
1) Angket Ahli Media
Angket Ahli Media yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi
kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapaun kisi-kisi angket ahli media yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Ahli Media
Variabel Indikator No. Butir
Instrumen
Pengembangan modul
elektronik berbasis kearifan
lokal menggunakan aplikasi
Kvisoft Flipbook Maker.
Jelas dan rapi 1,2
Bersih dan menarik 3,4,5
Cocok dan tepat sasaran 6,7,8,9,10
(Sumber: Modifikasi Asyhar, 2012)
2) Angket Ahli Bahasa
Angket Ahli Bahasa yang peneliti gunakan merupakan angket adopsi
kemudian adaptasi sesuai kebutuhan. Adapun kisi-kisi angket ahli bahasa
sebagai berikut:
41
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Ahli Bahasa
Variabel Indikator No. Butir
intrumen
Pengembangan
modul elektronik
berbasis kearifan
lokal
menggunakan
aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker.
Ketepatan struktur kalimat 1,2
Keefektifan kalimat 3,4
Kebakuan istilah 5,6
Pemahaman terhadap pesan atau
informasi
7,8
Kemampuan memotivasi peserta didik 9,10
(sumber: BSNP, 2012)
3.5.2 Angket Ahli Praktisi
Angket praktisi dilakukan oleh guru, untuk mengetahui kepraktisan dari
modul yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi angket praktisi sebagai
berikut:
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Ahli Praktisi
(Sumber: Riduwan, 2013)
3.6
Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Kualitatif
Analisis data kuantitatif ini berupa hasil validasi dari ahli materi, ahli media
ahli bahasa dan ahli praktisi. Data yang diperoleh berdasarkan hasil dari angket
validasi ahli materi,validasi ahli media, validasi ahli bahasa dan validasi ahli
praktisi . Hasil data yang diperoleh dianalisis dengan seluruh aspek yang terdapat
pada angket, kemudian ditentukan rata-rata nilainya. Berikut adalah rumus yang
digunakan:
R = ∑
Variabel Indikator No. Butir
instrument
Pengembangan modul elektronik berbasis kearifan
lokal menggunakan aplikasi
Kvisoft Flipbook Maker.
Tampilan 1,2,3
Isi materi 4,5,6,7
Manfaat 8,910
42
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
Hasil rata-rata yang diperoleh selanjutnya dikategorikan dengan kriteria
yang telah ditentukan. Rata-rata yang didapatkan dikonfirmasikan dengan kriteria
yang ditetapkan. Cara mendapatkan kriteria tersebut dengan menggunakan
langkah berikut:
a. Rentangan skor mulai dari 1-4
b. Kriteria dibagi atas 4 tingkat, yaitu sangat valid, valid, kurang valid dan
tidak valid.
c. Rentangan skor dibagi menjadi empat kelas interval
Tabel 3.8 Kategori Penetapan Tingkat Kevalidan
Rentan Kategori Validitas
1,00-1.99 Tidak Valid
2,00-2,99 Kurang Valid
3.00-3,49 Valid
3,50-4,00 Sangat Valid
Diadopsi dari Anita, dkk (2015:171-178)
Penilaian terhadap kepraktisan dianalisis dengaan menggunakan rumus
modifikasi dari Riduwan (2013:14) sebagai berikut:
Cara menentukan skor tertinggi dan terendah dari angket ahli praktisi,
digunakan rumus sebagai berikut:
Skor maksimal = skala tertinggi x jumlah item angket x jumlah responden
= 4 x 10 x 1 = 40 (termasuk kategori sangat praktis)
43
Skor terendah = skala terendah x jumlah item angket x jumlah responden
= 1 x 10 x 1 = 10 (termasuk kategori sangat tidak praktis)
Rentang =
=
= 7,5
Sehingga diperoleh penetapan tingkat kepraktisan pada modul yang
dikembangkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9 Kategori Penetapan Tingkat Kepraktisan
Rentan Kategori Validitas
10-17,2 Tidak Praktis
17,3- 24,8 Kurang Praktis
24,9-32,4 Praktis
32,5-40 Sangat Praktis
Data kuantitatif tersebut selanjutnya akan dideskripsikan melalui statistic
deskriptif yakni menggunakan nilai Mean (rata-rata), Modus dan Median (nilai
tengah), presentase, dan Diagram Pie Chart. Pie chart adalah diagaram lingkaran
yang digunakan penyajian data yang didapatkan. Mean merupakan nilai rata-rata
dari keseluruan data. Modus merupakan sekumpulan data yang sering muncul.
Median merupakan nilai tengah dari data yang tealah disusun dari yang kecil ke
hingga ke yang besar.
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif
Teknik analisis data kualitatif pada penelitian ini dilakukan disetiap data
hasil wawancara tokoh adat, tokoh masyarakat, Dinas pendidikan dan
kebudayaan, dan guru berupa informasi saran dan masukan mengenai kearifan
lokal yang akan di integrasikan ke dalam proes pembelajaran sekolah dasar
dengan menggunakan perkembangan TIK saat ini. Dengan langkah-langkah
44
sebagai berikut eduksi data artinya merangkum, memilah hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, penyajian data dengan teks yang bersifat
naratif dan penarikan kesimpulan berupa temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada.
Pada kegiatan wawancara peneliti melakukan (1) Reduksi data, wawancara
dilakukan kepada tokoh masyarakat, tokoh adat dan guru dengan menggunakan
intrumen wawancara yang telah disiapkan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai kearifan lokal tardisi betangas yang ada daerah setempat; (2)
Penyajian data, dari data yang telah direduksi kemudian disajikan dan dijabarkan
dalam bentuk deskriptif diperoleh dari hasil tanggapan serta jawaban dari
berbagai narasumber; (3) Penarikan kesimpulan, berdasarkan data yang telah
diperoleh dan disajikan maka dapat disimpulkan bagaimana tanggapan dari
berbagai narasumber mengenai kearifan lokal yang dapat diintegrasikan..
45
45
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pengembangan ini adalah berupa modul elektronik
berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook
Maker untuk kelas V Sekolah Dasar. Penilaian kalayakan pada modul yang
dikembangakan berfokus pada kevalidan dan kepraktisan terhadap modul yang
dikembangkan. Adapun kevalidan dilakukan oleh validator yaitu ahli materi, ahli
media dan ahli bahasa. Sedangkan pada kepraktisan modul dilakukan oleh guru
kelas V Sekolah Dasar Negeri 64/1 Muara Bulian keapada guru yang telah
berpengalaman menggunakan TIK dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE yang mana terdiri dari
tahap analisis (analyze), perancangan (design) dan pengembangan (development).
Peneliti menggunakan model ini karena model ini mudah deterapkan dan
sederhana dengan langkah-langkah yang sistematis dan struktur serta terdapat
evaluasi di setiap tahapnya.
4.1.1 Tahap Analisis
Pada tahapan ini merupakan tahap awal untuk mengembangakan modul
elektronik. Tahap ini terdiri dari beberapa analisis berupa analisis kebutuhan,
analisis karakteristik peserta didik, analisis bahan ajar TIK dan analisis kurikulum.
Dengan tujuan untuk menetapkan arah dasar yang dalam pengembangan modul
elektroniktersebut.
46
4.1.1.1 Analisis Kebutuhan
Pada analisis kebutuhan yang dilakukan adalah wawancara bersama
beberapa tokoh seperti tokoh adat, tokoh masyarakat, dinas pendidikan dengan
tujuan untuk mencari informasi tentang kearifan loakal tradisi betangas dan guru
kelas V SD Negeri 64/1 Muara Bulian mengenai ketersediaan bahan ajar. Adapun
hasil dari wawancara sebagai berikut:
Tabel 4.1 Wawancara Kepada Tokoh Masyarakat No Nama tokoh Hasil Wawancara
1. Muhammad Zaein
(Tokoh Adat)
Tradisi betangas salah satu tradisi adat untuk
pernikahan yang ada di mandiangin yaitu tardisi
betangas atau lebih dikenal degan mandi uap. Adapun
peaksanannya cukup unik dengan tikar pandan bentuk
lingkaran, rebusan rempah-rempah dedauan yang ada
di sekiar dan dapat mengelurakan keringat.
Harapannya agar tradisi betangas ini tetap lestari baik
untuk kesehatan dan pendidikan.
2.
Ulyati (Tokoh Masyarakat) Tardisi betangas merupakan tradisi untuk calon
pengantin dan kesehatan tubuh. Dengan mengguankan
rebusan rempah-rempah seperti daun serai wangi, daun
pandan, daun jeruk purut jeruk nipis dan daun cape.
Adapun alatnya seperti tikar pandan. Kain penutup
tikar, kursi kayu, panci dan sendok panci. Adapun
manfaatnya untuk kesehatan tubuh.
3. Anibar S.E (Ketua Bidang
Kebudayaan)
Banyak sekali kearifan lokal yang ada di kabupaten
sarolangun, salah satunya di kecamatan mandiangin
seperti tari kain kromong, belanger dan betangas.
Tradisi betangas sudah mulai luntur padahal tardisi ini
sangat bagus untuk dilakuakan tidak hanya untuk acara
pernikahan tetapi untuk kesehatan tubuh. Kaerifan
lokal hendaknya diketahui dan dlestarikan sejak usia
dasar agar budaya lokal tetap terjaga. Harapannya
supaya potensi daerah biasa diinterasikan kedalam
pembelajaran salah satunya yang diangkat peneliti
yaitu tradisi betangas.
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, bahwa pentingnya melestarikan buadaya
lokal yang ada didaerah tempat tinggal. Jangan sampai terlena dengan kemajuan
teknologi dan budaya luar yang masuk membuat kita lupa akan budaya sendiri
47
bahkan budaya menajdi luntur dan hilang. Hal ini dibuktikan bahwa pada tradisi
betangas yang ada di Kabupaten Sarolangun yang mana tradisi ini sudah mulai
luntur. Padahal tradisi ini merupakan salah satu kebudayaan yang ahrus
dilestarikan. Oleh arena itu harapan dari tokoh adat dan dinas pendidikn dan
kebudaayaan agar tetap lestari trdisi ini perlu dikenalkan kepada pesrta didik
dengan cara menintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran sekolah dasar.
Tabel 4.2 Wawancara Guru Kelas V SD Negeri 64/1 Muara Bulian
No Nama Hasil Wawancara
1. Erlina Efliani, S.Pd Penggunaan TIK dalam pembelajaran sangat
memotivasi peserta didik dalam belajar yang
memberikan nuansa yang berbedaseperti peserta didik
tidak bosan dan lebih menarik dalam belajar. Ada pun
penggunaan guru dalam TIK seperti laptop, infokus, hp
untuk mencari sumber belajar dan bank soal. Adapun
penggunaan dala sarana infokus jarang digunakan karena
harus mberhgnatian dengan kelas lain.
Pembelajaran dengan mengintegrasikan kearifan
lokal yaitu dengan melihat potensi daerah yang bisa di
kaitkan dengan pembelajaran SD. Harapannya dapat
membuat peserta didik mengenal budaya lokal dan ikut
melestarikannya.
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidik sudah
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran seperti laptop, infokus dan hp untuk
mencari sumber belajar dan bank soal. Dngan Tik dapat menambah motivasi dan
semanagat peserta didik dalam belajar. Pentingya pembelajaran kearifan lokal
diintegarsikan dengan kearifan lokal dapat menciptakan pembelajaran kontekstual
sehinga pembelajaran menjadi bermakna. Dengan demikian akan menciptakan
keterampulan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada peserta didik serta ikut
dalam melestarikan dan membudayakan budaya lokal yang ada daerah disekitar.
48
Pada tahap ini dilakukan karena belum adanya modul elektronik berbasis
kearifan lokal tentang tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook
Maker. Berdasarkan yang peneliti lakukan, bahwa materi tema 6 (Panas dan
Perpindahnnya), subtema 2 ( Perpindahan Kalor di Sekitar Kita) pada
pembelajaran 1 belum ada, sehingga hasil evaluasi ini harus disesuaikan dengan
pembuatan modul tersebut.
4.1.1.2 Analisis peserta didik
Pada umumnya usia peserta didik kelas V sekolah dasar sekitar 10-11
tahun. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik berbeda-beda. Piaget
menyebutkan bahwa, anak pada usia 7-11 tahun itu berada pada tahap operasional
konkret. Dimana dalam proses pembelajaran memerlukan sesuatu yang bersifat
kokret agar pembelajaran menjadi bermakna. Selain itu, pada tahap ini peserta
diidk juga senang dengan hal yang menarik, menantang dan penasaran degan hal
yang baru. Adapaun berdasarkan hasil penemuan peneliti peserta didik memiliki
karakteristik sebagai berikut.
Tabel 4.3 Karakteristik Peserta Didik Kelas V
Aspek yang dilihat Hasil yang ditemukan
Kognitif Pada dasar nya pesereta didik usia 7-tahun
merupakan berada pada tahap operasional
konkret. Dimana dalam pembelajaran lebih
suka yang nayata. Sehingga pembeljaran lebih
bermakna.
Sosial-emosional Pada tahap ini, peserta didik menunjukkan
rasa saling peduli terhadap teman, saling
membantu ketika ada yang membutuhkan, dan
senang berinteaksi dengan yang lain serta
lebih suka bekerjasama.
Fisik Pada dasarnya fisik seorang seorang indivdidu
anatara laki-laki dan perempuan sama. Hanya
saja di pengaruhi oleh gerak motoriknya.
49
Peserta diidk yang aktif lebih anmpak dari
pada yang tidak aktif ketika dalam setiap
kegiatan baik dalam belajar maupun olahraga.
Berdasarkan tabel 4.3 tersebut, diketahui bahwa peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Jadi, seorang pendidik harus bisa meelihat
kemampuan peserta didik. Salah satunya suka dengan bermain sambil belajar
maksudnya dalam prosespembelajaran tidak hanya fokus pada materi tetapi
dengan menggunaan bahan ajar yang interaktif bisa memotivasi siswa dalam
belajar. Dengan pembelajaran yang bersifat konkret peserta didik lebih paham dan
mudah mengerti.
Peserta didik juga lebih senang belajar dengan lingkunagn sekitar, salah
satunya guru dapat mengintegrasikan pembelajaran berbsisis kearifan lokal yang
bersifat konseptual dan nyata. Selain tu, peserta didik juga termotivasi dan senang
apabila belajar menggunakan tebologi. Sejalan dengan pendapat Normawati
(2016: 248) bawa peserta didik senang dan termotivasi belajar dengan
mengguankan teknologi, serta dapat lebih mudah memahami materi.
4.1.1.3 Analisis kurikulum
Pada tahapan ini, peneliti menganilis kurikulum yang yang digunakaan di
SD Negeri 64/1 Muara Bulian. Sekolah tersebut sudah menggunakan kurikulum
2013. Adapun perangkat pembelajaran berupa buku guru dan siswa yang menjadi
pedoman dalam mengajar. Berdasarkan analisis tersebut, kurangnya
pengintegrasian karifan lokal yang ada dilingkungan sekitar. Berdasarkan UU
Nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa Kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
50
Dengan adanya potensi daerah di daerah setempat bisa dikaitakn dalam
kurikulum karena pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang bermakna
dan dapat dimengerti oleh peserta didik. Salah satu bahan ajar pendukung berbasis
kearifan loakal provinsi Jambi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan
situasinya peserta didik. sebelum menyiapkan bahan ajar pendukung, penting
untuk mengetahui dan menjabarkan KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran agar
produk yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013. Berikut ini
merupakan kompetensi dasar dan Indikator modul elektronik mengguankan
apliaksi kvisoft flipbook maker.
Tabel 4.4 KD dan Indikator pembelajaran I Kompetensi Dasar Pengetahuan Indikator
Bahasa Indonesia
3.3 Meringkas teks penjelasan (eksplanasi)
dari media cetak atau elektronik
4.3 Menyajikan ringkasan teks penjelasan
(eksplanasi) dari media cetak atau elektronik
dengan menggunakan kosakata baku dan
kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual.
Bahasa Indonesia
3.3.1Mengetahui langkah-langkah
meringkas tes penjelasan (eksplanasi) pada
video dan cerita dengan tepat.
4.3.1Menuliskan kesimpulan isi teks
penjelasan (eksplanasi) dengan kosakata
yang tepat.
IPA
3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari.
4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang
perpindahan kalor.
IPA
3.6.1Melakukan percobaan tentang
perpindahan kalor secara mandiri dengan
baik.
4.6.1Melakukan diskusi tentang hasil
percobaan tentang perpindahan kalor secara
mandiri dengan tepat.
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, bahwa kearifan lokal taradisi betangas dapat
diintegrasikan pada tema 6 (Panas dan perpindahannya), subtema 2 (Perpindahan
Kalor di Sekitar kita) dan pembelajaran 1 muatan bahasa indonesia dan ipa. Pada
tradsi betangas terdapat adanaya metode konduksi, dimana panas akan berpindah
51
dari shu yang tinggi ke tempat suhu yang rendah. Pada pelaksanannya tardisi
betangas uap yang ada pada rebusan rempah-rempah akan berpindah kesuhu
tubuh karena adanya metode konduksi yang terjadi didalam tikar tersebut yang
dapat menyebabkan tubuh mengelurkan keringat. Sehingga, tubuh menjadi wangi,
rileks dan sehat. Selain itu, dengan tradisi betangas dapat meningkatkan daya
tahan tubuh dan memperlancar peredaran darah. Degan begitu, tradisi betangas
sinkron dengan kompetensi dasar IPA pada kurikulum 2013.
Jadi, setiap analisis baik itu kebutuhan, peserta didik dan kurikulum
dilakukan karena belum adanya bahan ajar berupa modul elektronik berbasis
keraifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker
untuk kelas V Sekolah Dasar yakni sebagai bahan ajar yang mendukung kegiatan
pembelajaran siswa yang bersifat interaktif. Maka dari itu, peneliti mengevaluasi
dengan cara merancang dan membuat bahan ajar berabasis kearifan lokal.
4.1.2 Tahap Design ( Perancangan)
Pada tahap ini, peneliti mengkontruksi semua hasil analisis kebutuhan,
memberikan solusi adanya modul elektronik berbasis kearifan lokal tradisi
betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker yang dijadikan sebagai
kerangka awal sebelum mengembangkan produk. Tahapan ini dilakukan guna
menghasilkan bahan ajar yang maksimal dan sesuai yang diharapkan. Adapun
komponen-komponen modul yang dikembangkan menjadi storyboard yang
merupakan rancangan awal dari produk yang akan dikembangkan. Berikut adalah
desain storyboar modul elektronik.
a. Cover adalah desain sampul pada dasarnya penarik minat pembaca yang
terdiri dri judul modul, identitas kelas, gambar dan logo.
52
Gambar 4.1 cover modul
b. kata pengantar berfungsi mengantarkan pembaca kepada isi atau uraian
yang terdapat pada modul elektronik.
Gambar 4.2 kata pengantar
c. Daftar isi adalah halaman yang menjadi petunjuk pokok bagi pendidik dan
peserta didik dalam modulelektronik, terdiri dari dari subjudul daftar isi,
sub-sub judul, dan nomor halaman judul.
Gambar 4.3 Daftar Isi
53
d. Petunjuk penggunaan modul elektronik tujuannya agar pendidik dan
peserta didik dapat mengoperasi modul elektronik tersebut.
Gambar 4.4 Petunjuk Penggunaan
e. Kompetensi inti, kompetensi dasar untuk mengetahui KI-1, KI-2, KI-3 dan
KI-4 dalam pembelajaran yang akan di ajarakan kepada pesera didik
dengan kompetensi yang telah ditentukan dalam Permendikbud No 37
tahun 2018 tentang KI dan KD.
Gambar 4.5 KI dan KD
f. Indikator dan tujuan pembelajaran tujuannya agar membantu peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan taksonomi bloom
pembelajaran.
54
Gambar 4.6 Indikator dan Tujuan Pembelajaran
g. Peta konsep dan materi pembelajaran, terdiri dari judul cerita, dan cerita
berkaitan dengan keraifan lokal tradisi betangas. Dengan adanya peta
konsep agar lebih mudah untuk memahami tujuan yang akan disampaikan.
Gambar 4.7 Cerita Kearifan Lokal
h. Video yang berkaitan dengan kearifan lokal tradisi betangas dengan tujuan
untuk memperkenalkan buadaya yang ada di daearah setempat. Kemudian
diberikan soal-soal sebagai evaluasi yang berkaitan dengan cerita.
55
Gambar 4.8 Video dan pertanyaan berkaitan dengan kearifan lokal
i. Materi pembelajaran, terdiri dari subjudul materi dan uaraian materi
pembelajaran yang mencakup muatan bahasa indonesia dan ipa sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasi dalam pembelajaran.
Gambar 4.9 Uraian Materi
56
j. Evaluasi, terdiri dari subjudul pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Dengan tujuan untu menambah pengetahuan dan
keterampilan pada perta didik.
Gambar 4.10 Pertanyaan yang berkaitan dengan Materi
Pembelajaran
k. Parakarya, terdiri dari subjudul prakarya, alat dan bahan serta cara
pembuatannya. Dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa kreatifitas
peserta didik dalam berkarya.
Gambar 4.11 Prakarya
l. Intrumen penilaian, digunakan untuk melihat kemampuan dan hasil belajar
peserta didi baik dalam pengetahuan dan keterampilan.
57
Gambar 4.12 Instrumen Penilaian
J. Daftar Pustaka dan Biografi penulis. Dengan adanya referensi membuat
para pembaca lebih mudah mengetahui sumber yang digunakan dalam
modul. Sedangkan biografi untuk mengetahui asal usul penulis.
Gambar 4.13 Daftar Pustaka dan Biografi
4.1.3 Pengembangan (Development)
Pada tahap pengembangan ini, peneliti membuat sebuah modul elektronik
berbasisi kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi kvisoft flipbook
maker untuk kelas V sekolah dasar. Produk yang telah dibuat selanjutnya harus
divalidasi agar produk tersebut layak untuk digunakan. Validasi dilakukan untuk
menilai dan mengukur kevalidan dan kepraktisan atas produk yang telah
dikembangkan.
58
Validasi dilakukan oleh validator dibidang pendidikan dengan tingkat dan
strata dua (S2). Validasi terdiri dari ahli materi, ahli media dan ahli bahasa.
Kemudian diujicobakan pada ahli praktisi oleh guru kelas V sekolah dasar.
Penilaian berupa saran dan komentar menjadi pedoman bagi peneliti untuk
melakukan proses perbaikan modul elektronik yang sesuai dengan yang
diharapkan
4.1.3.1 Validasi Materi Pembelajaran
Validasi ahli materi dilakukan selama 1 tahap, dengan dosen validator yaitu
(1) Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph. D. (2) Bapak Agung Rimba Kurniawan,
S.Pd., M.Pd. beliau merupakan salah satu Dosen Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Validasi dilakukan pada tanggal 12 November 2020 bersama
Bapak Agung Rimba Kurniawan. Kemudian, pada tanggal 24 November 2020
melakukan validasi bersama Bapak Syahrial. Dengan tujuan untuk mengetahui
kevalidan modul elektronik yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun penilaian
validator terhadap materi pada modul elektronik yang diikembangkan sebagai
berikut.
a. Validasi ahli materi bersama Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D
Tabel 4.5 Penilaian Validator Materi I
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Materi pada modul elektronik sesuai dengan KI dalam kurikulum
2013.
4
2. Materi pada modul elektronik sesuai dengan dan KD dalam kurikulum
2013
4
3. Keakuratan penyampaian materi pada modul elektronik sesuai dengan 3
59
kelayakan isi dalam kurikulum 2013
4. Keakuratan materi pada modul elektronik sesuai dengan tujuan yang
akan disampaikan dalam kurikulum 2013
4
5. Materi pada modul elektonik sesuai dengan tuntutan kurikulum 3
6. Materi pada modul eleketronik mendorong peserta didik untuk mencari
informasi lebih dalam
4
7. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektual peserta didik
4
8. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan tingkat
perkembangan sosio-emosional peserta didik
3
9. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan
karakteristik peserta didik
4
10. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan kebutuhan
peserta didik
3
Jumlah 36
Rata-rata 3,6
Media 4
Modus 4
Persentase 90%
Kategori Sangat
valid
Berdasarkan tabel 4.5 jumlah skor hasil validasi materi, dengan validator
Bapak Syahrial diperolrh nilai 36 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata
3,6 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya
adalah 4. maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
60
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,6
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,6 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan dengan revisi. Adapun
digram pict chart yang diporelah sebagai berikut:
Gambar 4.14 Digram pict chart
Berdasarkan gambar 4.14 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 60% sangat sesuai dan 40% sesuai. Selain itu
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. ada isi materi sudah sesuia dengan modul yang akan
dikembangkan, dengan tujuan agar modul lebih sempurna untuk dikembangkan.
Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai berikut:
60%
40%
Validasi Ahli Materi I
sangat sesuai
sesuai
61
Gambar 4.15 komentar/saran ahli materi I
Berdasarkan gambar 4.15 komentar dan saran mengenai materi harus di
sesuaikan Kompetensi Dasar dan pertanyaan yang terdapat pada modul dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang materi tersebut. Sejalan dengan
Risma, (2014: 22) menyatakan bahwa materi yang diajarkan pada modul dapat
menumbuhkan rasa antusias belajar pada siswa. Dengan tujuan dengan peserta
didik agar pembelajaran lebih bermakna mudah tersampaikan dengan adanya
kegiatan percobaan pada modul mengenai konduksi. Selain menyusun modul
harus menganalisis KI dan KD sejalan dengan Ajja, Hudha, & Rismawati (2017:
47) “Penyusunan materi harus sesuai dengan kompetensi dasar”. Sehingga materi
yang di sampaikan sesai dengan dengan tujuan pembelajaran.
b. Validasi Ahli Materi bersama Bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,
M.Pd
Tabel 4.6 Penilaian Validator Materi II
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Materi pada modul elektronik sesuai dengan KI dalam kurikulum
2013.
4
2. Materi pada modul elektronik sesuai dengan dan KD dalam kurikulum
2013
4
62
3. Keakuratan penyampaian materi pada modul elektronik sesuai dengan
kelayakan isi dalam kurikulum 2013
4
4. Keakuratan materi pada modul elektronik sesuai dengan tujuan yang
akan disampaikan dalam kurikulum 2013
4
5. Materi pada modul elektonik sesuai dengan tuntutan kurikulum 4
6. Materi pada modul eleketronik mendorong peserta didik untuk mencari
informasi lebih dalam
4
7. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektual peserta didik
4
8. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan tingkat
perkembangan sosio-emosional peserta didik
3
9. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan
karakteristik peserta didik
4
10. Materi yang terdapat pada modul elektronik sesuai dengan kebutuhan
peserta didik
3
Jumlah 38
Rata-rata 3,8
Media 4
Modus 4
Persentase 95%
Kategori Sangat
Valid
Berdasarkan tabel 4.6 jumlah skor hasil validasi materi, dengan validator
Bapak Agung diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata
3,8 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya
adalah 4. maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
63
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,8
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,8 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. Adapun digram
pict chart yang diporelah sebagai berikut:
Gambar 4.16 Diagram pict charct
Berdasarkan gambar 4.16 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai. Selain itu
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. ada isi materi sudah sesuia dengan modul yang akan
dikembangkan, dengan tujuan agar modul lebih sempurna untuk dikembangkan.
Berikut saran dan komentar dari validator II antara lain sebagai berikut:
80%
20%
Validasi Ahli Materi II
Sangat sesuai
sesuai
64
Gambar 4.17 komentar/saran ahli materi II
Berdarkan gambar 4.17 komentar dan saran yang di berikan bahwa materi
sudah sesuai dengan KI dan KD. Sejalan dengan Habibi, Candra & Azima ( 2019:
11) Kesesuaian materi yang dipilih dengan kurikulum (KI dan KD). Akan tetapi,
tambahankan materi pada modul yang berkaitan dengan perpindahan panas
dengan konduksi supaya peseeta didik lebih paham dengan materi yang akan
diberikan. Selain itu, modul yag dikembangkan harus di sesuiakan dengan
karakteristik peserta didik untuk memcapai kompetensi yang di harapkan
(Anggraini, 2013: 228).
4.1.3.2 Validasi Media Pembelajaran
Validasi ahli media dilakukan selama 1 tahap, dengan dosen validator
yaitu (1) Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D (2) Bapak Agung Rimba Kurniawan,
S.Pd., M.Pd. beliau merupakan salah satu Dosen Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Validasi dilakukan pada tanggal 12 November 2020 bersama
Bapak Agung Rimba Kurniawan. Kemudian, pada tanggal 24 November 2020
melakukan validasi bersama Bapak Syahrial. Dengan tujuan untuk mengetahui
kevalidan modul elektronik yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun penilaian
validator terhadap media pada modul elektronik yang diikembangkan sebagai
berikut.
65
a. Validasi Ahli Media bersama bapak Drs. Syahrial,
Tabel 4.7 Penilaian Validator Ahli Media I
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang digunakan dapat dibaca
dengan jelas.
3
2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang ditampilkan rapi dan jelas. 4
3. Modul berbasis keraifan lokal berwarna menarik 3
4. Tampilan modul elektronik berbasis kearifan lokal bersih dan layak
dibaca.
4
5. Modul elektronik berbasis keraifan lokal dibuat sesuai dengan
karakteristik peserta didik
4
6. Modul elektronik berbasis keraifan lokal yang digunakan relevan dengan
tujuan pembelajaran.
4
7. Modul elektronik berbasis keraifan lokal yang digunakan relevan dengan
materi pembelajaran.
4
8. Kesesuaian modul elektronik terhadap subjek pembelajaran. 4
9. Kesesuaian modul elektronik terhadap kebutuhan peserta didik. 4
10. Kesesuaian modul elektronik terhadap tujuan yang diharapkan. 3
Jumlah 37
Rata-rata 3,7
Media 4
Modus 4
Persentase 92,5%
Kategori Sangat
Valid
Berdasarkan tabel 4.7 jumlah skor hasil validasi media, dengan validator
Bapak Syahrial diperolrh nilai 37 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata
66
3,7 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya
adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,7
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,7 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan dengan revisi. Adapun
digram pict chart yang diporelah sebagai berikut:
Gambar 4.18 Diagram Pict Charct
Berdasarkan gambar 4.18 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 70% sangat sesuai dan 30% sesuai. Selain itu
70%
30%
Validasi Ahli Media I
sangat sesuai
sesuai
67
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai
berikut:
Gambar 4.19 Komentar/saran ahli media I
Berdarkan gambar 4.19 Komentar dan saran yang diberikan mengenai
modul yang dikembangkan sudah jelas dan sudah terdapat kata ayo membaca, ayo
menulis sebagi petunjuk untuk siswa. Pemilihan warna pada bground harus
selaras dengan satu dan yang lain. Sejalan dengan Arsanti (2018: 82) pemilihan
warna yang digunakan pada modul kreatif yaitu warna-warna cerah yang
bervariasi, tetapi tidak mencolok. Selain itu, pada modul yang terdapat kata ayo
membaca, ayo menulis merupakan petunjuk agar siswa lebih mudaah dalam
membaca modul. Sependapat dengan khalimi romansyah (2016: 64) menyatakan
bahwa pada modul diajarkan dalam kegiatan berbahasa, yaitu kegiatan
mendengarkan, kegiatan membaca, kegiatan menulis.
68
a. Validasi ahli media bersama bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,
M.Pd
Tabel 4.8 Penilaian Validator Ahli Media II
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang digunakan dapat dibaca
dengan jelas.
4
2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal yang ditampilkan rapi dan jelas. 4
3. Modul berbasis keraifan lokal berwarna menarik 3
4. Tampilan modul elektronik berbasis kearifan lokal bersih dan layak
dibaca.
4
5. Modul elektronik berbasis keraifan lokal dibuat sesuai dengan
karakteristik peserta didik
4
6. Modul elektronik berbasis keraifan lokal yang digunakan relevan dengan
tujuan pembelajaran.
4
7. Modul elektronik berbasis keraifan lokal yang digunakan relevan dengan
materi pembelajaran.
4
8. Kesesuaian modul elektronik terhadap subjek pembelajaran. 3
9. Kesesuaian modul elektronik terhadap kebutuhan peserta didik. 4
10. Kesesuaian modul elektronik terhadap tujuan yang diharapkan. 4
Jumlah 38
Rata-rata 3,8
Media 4
Modus 4
Persentase 95%
Kategori Sangat
Valid
Berdasarkan tabel 4.8 jumlah skor hasil validasi media, dengan validator
Bapak Agung diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata
69
3,8 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya
adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,8
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,8 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. Adapun digram
pict chart yang diporelah sebagai berikut:
Gambar 4.20 Diagram Pict Charct
80%
20%
Validasi Ahli Media II
sangat sesuai
sesuai
70
Berdasarkan gambar 4.20 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai. Selain itu
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai
berikut:
Gambar 4.21 Komentar/saran Ahli Media II
Berdasarkan gambar 4.21 komentar dan saran dari validai ahli materi 1I
menyatakan bahwa modul yang dikembangkan covernya kurang menarik,
gunakan aplikasi full verson. Secara umum sudah bagus dan layak diujikan.
Sejalan dengan prastuti dan naqiyah (2018:117) menyatakan bahwa dalam modul
harus menampilkan gambar yang jelas. Dengan gambar yang jelas dapat
memotivasi dan minat belajar siswa dalam belajar. Seajalan dengan Wati &
Fitrianti (2015 :34) menyatakan bahwa penyajian yang menarik seperti gambar
diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengingat materi secara jelas dan sistematik.
Setelah diberikan penilaian, peneliti melakukan perbaikan atas komentar
dan saran dari validator terhadap modul elektronik tersebut:
71
a) Sebelum revisi b) sesudah revisi
Gambar 4.22 perbaikan cover
4.1.3.3 Validasi Bahasa
Validasi ahli bahasa dilakukan selama 1 tahap, dengan dosen validator yaitu
(1) Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D (2) Bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,
M.Pd. beliau merupakan salah satu Dosen Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Validasi dilakukan pada tanggal 12 November 2020 bersama
Bapak Agung Rimba Kurniawan. Kemudian, pada tanggal 24 November 2020
melakukan validasi bersama Bapak Syahrial. Dengan tujuan untuk mengetahui
kevalidan modul elektronik yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun penilaian
validator terhadap bahasa pada modul elektronik yang dikembangkan sebagai
berikut.
a. Validasi Ahli Bahasa bersama Bapak Drs. Syahrial, M.Ed. Ph.D
Tabel 4.9 Penilaian Validator Ahli Bahasa I
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang 4
72
No Deskriptor Skor
perolehan
disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat bahasa Indonesia
2. Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan banyak pengertian 3
3. Kalimat yang digunakan sederhana dan langsung kesasaran 4
4. Kalimat yang digunakan memberikan informasi terarah 4
5. Istilah yang digunakan sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia 3
6. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang sederhana agar
mudah dipahami
4
7. Pesan dan informasi yang disampaikan menarik 4
8. Pesan dan informasi dapat membuat siswa pengetahuan yang lebih
mendalam
4
9. Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik
membaca modul elektronik
4
10. Bahasa yang digunakan dapat menarik menumbuhkan rasa ingin tahu
yang tinggi
4
Jumlah 38
Rata-rata 3,8
Media 4
Modus 4
Persentase 95%
Kategori Sangat
Valid
Berdasarkan tabel 4.9 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator
Bapak Syahrial diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata
3,8 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya
adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
73
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,8
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,8 yangtermasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. . Adapun
digram pict chart yang diporelah sebagai berikut:
Gambar 4.23 Diagram Pict Chart
Berdasarkan gambar 4.23 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai. Selain itu
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. ada isi materi sudah sesuia dengan modul yang akan
dikembangkan, dengan tujuan agar modul lebih sempurna untuk dikembangkan.
Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai berikut:
80%
20%
Validasi Ahli Bahasa I
sangat sesuai
sesuai
74
Gambar 4.24 Komentar/saran Ahli Bahasa I
Berdasarkan gambar 4.24 hasil validasi yang diperoleh dari ahli bahasa I
mengenai bahasa yang digunakan dalam modul ini adalah bahasa komunikatif
sehingga mudah dipahami oleh siswa ( Mustaji& sujarwanto : 3). Selain itu, pada
modul harus memperhatikan kalimat dan suusnan paragrafnya. Sejalan dengan
Lubna & Syarifah (2017: 86) menyatakan bahwa pada modul elektronik harus
memperhatikan unsur keterbacaanya seperti kata dan kalimat, panjang-pendek,
frekuensi, bangun kalimat, dan susunan paragraf.
a. Validasi ahli bahasa bersama bapak Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,
M.Pd
Tabel 4.10 Penilaian Validator Ahli Bahasa II
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Kalimat yang digunakan mewakili isi pesan atau informasi yang
disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat bahasa Indonesia
3
2. Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan banyak pengertian 4
3. Kalimat yang digunakan sederhana dan langsung kesasaran 4
4. Kalimat yang digunakan memberikan informasi terarah 3
5. Istilah yang digunakan sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia 3
6. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang sederhana agar 4
75
mudah dipahami
7. Pesan dan informasi yang disampaikan menarik 4
8. Pesan dan informasi dapat membuat siswa pengetahuan yang lebih
mendalam
4
9. Bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik
membaca modul elektronik
4
10. Bahasa yang digunakan dapat menarik menumbuhkan rasa ingin tahu
yang tinggi
4
Jumlah 37
Rata-rata 3,7
Media 4
Modus 4
Persentase 92,5%
Kategori Sangat
Valid
Berdasarkan tabel 4.10 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator
Bapak Agung diperolrh nilai 37 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata
3,7 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya
adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
76
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,7
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,7 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. Adapun digram
pict chart yang diporelah sebagai berikut:
Gambar 4.25 Diagram Pict Charct
Berdasarkan gambar 4.25 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 70% sangat sesuai dan 30% sesuai Selain itu
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator II antara lain sebagai
berikut:
70%
30%
Validasi Ahli Bahasa II
Sangat Sesuai
Sesuai
77
Gambar 4.26 Komentar/saran Validasi Ahli Bahasa II
Berdasarkan gambar 4.26 hasil validasi ahli bahasa II menyatakan bahwa
modul yang dikembangkan terdapat komentar dan saran seperti tata tulis, cek lagi
EYD dan gunakan font yang formal seperti arial. Sehingga kalimat yang terdapat
pada modul menjadi efektif dan mudah dibaca. Sejalan dengan (Citra & Afnista,
2019) menyatakan bahwa dengan penguasaan kalimat efektif, yang dimiliki, akan
memudahkan pembaca mengerti maksud penulis. Dengan begitu, tujuan yang
dibuat penulis dapat tersampaikan kepada pembaca dengan bahasa yang yang
mudah dipahami, komunikasi yang baik akan melahirkan interaksi yang baik pula.
Kabahasan harus menggunakan bahasa yang menarik dan komunikasi (Anggoro,
2015: 125).
Setelah diberikan penilaian, peneliti melakukan perbaikan atas komentar
dan saran dari validator terhadap modul elektronik tersebut:
78
Gambar 4.27 Perbaikan Tata Bahasa
4.1.3.4 Validasi Ahli Praktisi
Validasi ahli dilakukan oleh guru kelas V sekolah dasar SD Negeri 64/1
Muara Bulian bersama ibu Januarty, ibu mardyanti dan ibu erlina efliani pada
tanggal 14 November 2020. Dengan tujuan untuk mengetahui kepraktisan modul
Belektronik yang dikembangkan oleh peneliti.
a. Validasi ahli praktisi bersama ibu januarty
Tabel 4.11 Penilaian Validasi praktisi ibu januarty
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal jelas penyajiannya 4
2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal rapi dalam susunannya 4
3. Modul elektronik praktis untuk digunakan. 3
79
Berdasarkan tabel 4.11 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator
Ibu Januarty diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata 3,8
yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya adalah
4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
4. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan materi yang
diajarkan
4
5. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan karakteristik
peserta didik
4
6. Kejelasan struktur materi yang disajikan dalam modul elektronik. 4
7. Materi yang disajikan dalam modul elektronik mudah di mengerti. 4
8. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat digunakan berulang-
ulang.
3
9. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan
motivasi dalam belajar siswa.
4
10. Modul elektronik dapat menyajikan materi lebih dalam dan belajar
mandiri.
4
Jumlah 38
Rata-rata 3,8
Media 4
Modus 4
Persentase 95%
Kategori Sangat
Praktis
80
m = Banyaknya kriteria
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,8
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,8 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan dengan revisi. Adapun
digram pict chart yang diporelah sebagai berikut:
Gambar 4.28 Diagram pict charct
Berdasarkan gambar 4.28 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai Selain itu
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator I antara lain sebagai
berikut:
Gambar 4.30 komtar/saran ahli praktisi 1
80%
20%
validasi ahli praktisi 1
sangat sesuai
sesuai
81
Berdasarkan gambar 4.30 Secara umum modul sudah menarik serta terdapat
indikator dan tujuan pembelajaran sehingga materi dapat tersampaikan pada
peserta didik. Sejalan dengan Retna, Novriyanti & Armen (2017: 96) modul yang
baik dibuat dengan menarik kemudian disusun berrdasarkan indikator dan tujuan
pembelajaran dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa serta
dapat diguanakan siswa secara mandiri.
b. Validasi ahli praktisi bersama ibu Mardiyanti
Tabel 4.12 Penilaian Validasi praktisi ibu Mardiyanti
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal jelas penyajiannya 4
2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal rapi dalam susunannya 4
3. Modul elektronik praktis untuk digunakan. 3
4. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan materi yang
diajarkan
4
5. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan karakteristik
peserta didik
4
6. Kejelasan struktur materi yang disajikan dalam modul elektronik. 3
7. Materi yang disajikan dalam modul elektronik mudah di mengerti. 4
8. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat digunakan berulang-ulang. 4
9. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan motivasi
dalam belajar siswa.
4
10. Modul elektronik dapat menyajikan materi lebih dalam dan belajar
mandiri.
4
Jumlah 38
Rata-rata 3,8
Media 4
Modus 4
Persentase 95%
82
Kategori Sangat
Praktis
Berdasarkan tabel 4.12 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator
Ibu Mardianty diperolrh nilai 38 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata
3,8 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya
adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,8
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,9 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan tanpa revisi. Adapun digram
pict chart yang diporelah sebagai berikut:
80%
20%
Ahli Praktisi II
sangat sesuai
sesuai
83
Gambar 4.30 diagram pict charct hli prktisi II
Berdasarkan gambar 4.30 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 80% sangat sesuai dan 20% sesuai Selain itu
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari validator I I antara lain sebagai
berikut:
Gambar 4.31 komentar/saran ahli praktisi II
Berdasarkan gambar 4.31 komentar dan saran yang diberikan oleh ahli
prktisi II, mengenai dengan adanya modul tersebut dapat membuat siswa lebih
semangat dan dapat menunjang pembelajaran menjadi lebih menarik. Sejalan
dengan anandari dkk (2019: 431) penggunaan modul elektronik dapat membuat
siswa bersemangat dalam belajar sehingga hasil belajar siswa meningkat.
C. Validasi Ahli Praktisi bersama Ibu Erlina Efliani
Tabel 4.13 Penilaian Validasi Praktisi Ibu Erlina Efliani
No Deskriptor Skor
perolehan
1. Modul elektronik berbasis kearifan lokal jelas penyajiannya 4
2. Modul elektronik berbasis kearifan lokal rapi dalam susunannya 4
3. Modul elektronik praktis untuk digunakan. 4
4. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan materi yang
diajarkan
3
84
5. Modul elektronik berbasis kearifan lokal sesuai dengan karakteristik
peserta didik
4
6. Kejelasan struktur materi yang disajikan dalam modul elektronik. 3
7. Materi yang disajikan dalam modul elektronik mudah di mengerti. 4
8. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat digunakan berulang-
ulang.
4
9. Modul elektronik berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan
motivasi dalam belajar siswa.
4
10. Modul elektronik dapat menyajikan materi lebih dalam dan belajar
mandiri.
3
Jumlah 37
Rata-rata 3,7
Media 4
Modus 4
Persentase 92,5%
Kategori Sangat
Praktis
Berdasarkan tabel 4.13 jumlah skor hasil validasi bahasa, dengan validator
Ibu Mardianty diperolrh nilai 37 dari skor maksimal 40, memiliki nilai rata-rata
3,7 yang termasuk kategore sangat valid. Adapun nilai median dan modusnya
adalah 4. Maka diperoleh hasil dengan rumus:
R = ∑
Keterangan:
R = Rerata hasil penilaian para ahli / praktisi
Vij = Skor hasil penilaian para ahli/ praktisi ke-j kriteria
n = Banyaknya para ahli/ praktisi yang menilai
m = Banyaknya kriteria
85
maka, bila dikonversikan data tersebut kedalam rumus diperoleh hasil
sebagai berikut:
R = ∑
=
=3,7
Hasil dari perhitungan validasi menggunakan rumus menunjukkan angka
3,7 yang termasuk kategori valid. Layak uji lapangan dengan revisi sesuai saran.
Adapun diagraman pict charct.
Gambar 4.32 Diagram pict charct ahli praktisi III
Berdasarkan gambar 4.32 diperoleh hasil diagram pict charct mengenai
modul yang dikembangkan hasilnya 70% sangat sesuai dan 30% sesuai Selain itu
terdapat saran dan komentar yang diberikan oleh validator terhadap modul yang
dikembangkan. Berikut saran dan komentar dari ahli praktisi III antara lain
sebagai berikut:
Gambar 4.34 komentar/saran ahli praktisi III
70%
30%
Validasi Ahli Praktisi III
sangat sesuai
sesuai
86
Berdasarkan gambar 4.34 diperoleh komentar dan saran yang diberikan oleh
ahli prktisi III, mengenai modul sudah baik, akan tetapi terdapat kekurangan
harus mengguankan aplikasi dan harus menggunakan laptop/komputer. Sejalan
dengan mulyaningsih (2017:31) Mengembangkan modul dengan aplikasi kvisoft
flipbook maker dengan komputer agar lebih mudah diakses. Jadi, modul yang
dikembangkan hanya bisa digunakan dengan aplikasi yang tersedia pada laptop
atau komputer.
Adapun evalausi pada tahap pengembanga di peroleh dari komentar dan
saran dari para ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan ahli praktisi. Dengan
tujuan gara modul yang dikembangkan lebih sempurna dan dapat bermanfaat bagi
orang banyak. Selain itu bisa di gunakan guru dalam pembelajaran sebagai
pendukung.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian (Research and Development).
Pengembangan Modul elektronik berbasis kearifan lokal tradiis betangas
menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker. Adapaun modul yang
dikemabangkan beracuan pada kurikulum 2013 pada kelas V tema 6 “panas dan
perpindahnnya”, subtema 2 “Perpindahan Kalor di Sekitar Kita”, pembelajaran 1.
Model yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model ADDIE yang
dirancang oleh Branch. Tahap pengembangan ADDIE terdiri dari lima langkah,
yaitu (1) Analisis, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan, (4) Implementasi, dan (5)
Evaluasi. Namun, pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada tahapan
analisis, perencaan, pengembangan dan setiap tahap terdapat evaluasi. Alasan
peneliti menggunakan model ADDIE karena model ini lebih terstruktur dan
87
sederhana dengan kerangka keja yang jelas setra mudah dipahami. Sejalan dengan
Hadi & Agustina (2015: 94) Salah satu model pengembangan yang
memperhatikan tahapan-tahapan dasar desain pengembangan media yang
sederhana dan mudah dipahami adalah model ADDIE.
Sebelum modul dikembangkan, peneliti merancang hal-ha yang harus di
dipersiapkan agar lebih udah untuk melanjutkan kegaiatan pengembangan dengan
membuat storyboar pada tahap awal untuk modul yang dikembangkan seperti dari
halaman cover, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, KI, KD,
Indikator, cerita yang berkaitan dengan keraifan lokal, pertanyaan dan intrumen
penilaian, referensi dan biografi penulis. Dengan begitu, modul akan lebih
testruktur dan sistematis untuk dikembangkan.
Suatu modul dikatakan layak jika memenuhi 3 kriteria yaitu, valid, praktis
dan efektif. Sejalan dengan Fauzani, Novrita & Dewi ( 2018: 179) model ADDIE
ini merupakan modul yang valid, praktis dan efektif untuk digunakan dalam
proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengukur kevalidan dan
kepraktisan modul elektronik yang dikembangkan. Untuk efektifitas tida bisa
dilakukan karena terkendala pada kondisi saat ini yaitu masa pandemi covid 19.
Pada tahap pengembangan modul, peneliti melakukan vadisai modul yaitu
validasi ahli materi, ahli media, ahli bahasa yang divalidasi oleh 2 Dosen yaitu
Bapak Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D sebagai validator I, Bapak Agung Rimba
Kurniawan, S.Pd., M,Pd sebagai validtor II. Setelah validator tersebut
memberikan penilaian, peneliti menganalisis hasil yang diberikan yaitu pertama
validator ahli materi I dengan rata-rata 3,6 kategori sangat valid dan validator ahli
materi II rata-rata 3,8 kategori sangat valid. Kedua ahli media I dengan rata-rata
88
3,7 kategori sangat valid dan ahli media II rata-rata 3,8 kategori sangat valid.
Ketiga ahli bahasa I dengan rata-rata 3,8 kategori sangat valid dan rata-rata 3,7
kategori sangat valid. Namun, ada beberapa saran dan revisi dari validator,
peneliti sudah melakukan revisi sesuai saran/komentar yang diberikan validator.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa modul yang dikembangkan mempunyai kategori
sangat valid.
Selain itu, peneliti juga menguji kepraktisan untuk mengetahui kepraktisan
modul yang dikembangkan bersama 3 validator oleh guru-guru berpengalaman
dikelas V Sekolah Dasar yaitu Ibu Januarty, S.Pd sebagai validator I, Ibu
Mardianty S,Pd sebagai validator II, dan Ibu Erlina Efliani, S.Pd sebagai validator
III. Setelah validator tersebut memberikan penilaian, peneliti menganalisis hasil
yang diberikan yaitu validator pertama dengan rata-rata 3,8 kategori sangat
praktis, validator kedua dengan rata-rata 3,9 kategori sangat praktis, dan validator
ketiga rata-rata 3,8 kategori sangat praktis. Namun, ada beberapa saran dan revisi
dari validator, peneliti sudah melakukan revisi sesuai saran/komentar yang
diberikan validator. Jadi dapat dsimpulkan bahwa modul elektronik yang
dikembangkan sudah bisa di gunakan dalam pembelajaran dengan kategori sangat
praktis.
Produk yang dikembangankan berisi pembelajaran yang telah sesuai
kurikulum 2013. Berdasarkan analisis Permendikbud No 37 tahun 2018 tentang
KI dan KD. Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia 3.3. Meringkas teks penjelasan
(eksplanasi) dari media cetak atau elektronik. Dalam modul ini, peneliti meminta
siswa untuk meringkas teks eksplanasi dari teks bacaaan dan video mengenai
tradisi bengatas.dengan tujuan agar siswa mengetahui langkah-langakah dalam
89
membuat teks eksplanasi. Sedangkan pada KD IPA 3.6 Menerapkan konsep
perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari. Disini peneliti meminta siswa
untuk membaca teks tentang perpidahan panas/kalor dan perpindahn kalor secara
konduksi serta ada kegiatan mencoba praktokum perpindahan kalor seacra
konduksi. Dengan pengalaman langsung maka terciptalah pembelajaran yang
bermakna.
89
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengembangan modul elektronik berbasis keraifan lokal
tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V
Sekolah Dasar yang telah dilakukan, dapat dismpulkan bahwa pengembangan
modul elektronik berbasis keraifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi
Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar menggunakan model
ADDIE yang hanya sampai pada tahap pengembangan dan tingkat kevalidan
modul elektronik berbasis keraifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi
Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar yang diperoleh dari
validator ahli materi dengan nilai 3,7 termasuk kategori sangat valid dengan
presentase 92,5%, validator ahli media dengan nilai 3,75 termasuk kategori sangat
valid dengan presentase 93,75%, validator ahli bahasa dengan nilai 3,75 termasuk
kategori sangat valid dengan presentase 93,75%. Validator ahli praktisi yang
dilakukan oleh 3 orang guru kelas V Sekolah Dasar diperoleh nilai 3,8 termasuk
kategori sangat praktis dengan presentase 95%.
5.2 Implikasi
Implikasi dari modul elektronik berbasis kearifan lokal tradisi betangas
menggunakan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar
adalah dapat digunakan guru sebagai bahan ajar pendukung dalam proses
pembelajaran yang dapat membuat peserta lebih mandiri. Serta mengetahui dan
melestarikan budaya yang ada didaerah setempat agara tetap lestari.
90
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan serta simpulan yang telah
diuraikan, berbasis kearifan lokal tradisi betangas menggunakan aplikasi Kvisoft
Flipbook Maker untuk kelas V Sekolah Dasar sebagai bahan ajar masih banyak
memiliki kelemahan, peneliti mengharapkan guru lebih kreatif dan inovatif dalam
membuat bahan ajar yang lebih kreatif agar pembelajaran menjadi interaktif di
kelas V Sekolah Dasar. Selain itu juga, harapannya adanya penelitian lebih lanjut
tentang uji keefektifan bahan ajar berbasis keraifan lokal ini.
91
DAFTAR PUSTAKA
A. Alirmansyah et al., “Implementasi Budaya Melayu Jambi Melalui Mata Kuliah
Pengenalan Adat Melayu Jambi pada Mahasiswa PGSD Universitas Jambi,”
J. Inov. Pendidik. Dan Pembelajaran Sekol. Dasar, vol. 3, no. 2, p. 25, 2020.
https://doi: 10.24036/jippsd.v3i2.107404.
A. Asrial, S. Syahrial, D. A. Kurniawan, and Q. S. Anandari, “Digitalization of
Ethno Constructivism Based Module for Elementary School Students,” J.
Ilmu Pendidik., vol. 25, no. 1, p. 33, 2020. https:// doi:
10.17977/um048v25i1p33-42.
A. S. Febriana et al., “Jurnal ilmu budaya,” vol. 7, pp. 325–333, 2020.
Adiputra, I., Sugihartini, N., & Dkk. (2014). Instalasi Sistem Operasi Jaringan
Berbasis GUI dan Text ” untuk Siswa Kelas X Teknik Komputer. Kumpulan
Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), 3(1), 19–
25.
Aji, S., Hudha, M. N., & Rismawati, A. (2017). Pengembangan Modul
Pembelajaran Fisika Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika. SEJ (Science Education Journal),
1(1), 36. https://doi.org/10.21070/sej.v1i1.830
Aka, K. A. (2017). ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar. 1, 28–37.
Anandari, Q. S., Kurniawati, E. F., Marlina, M., Piyana, S. O., Melinda, L. G.,
Meidiawati, R., & Fajar, M. R. (2019). PENGEMBANGAN MODUL
ELEKTRONIK MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI KVISOFT FLIPBOOK BERBASIS
ETNHOKONSTRUKTIVISME. PEDAGOGIK: Jurnal Pendidikan, 6(2),
416-436.
Andani, D. T., & Yulian, M. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Electronic Book
Menggunakan Software Kvisoft Flipbook Pada Materi Hukum Dasar Kimia
di SMA Negeri 1 Panton Reu Aceh Barat. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA,
2(1), 1–6. https://doi.org/10.24815/jipi.v2i1.10730
Anggraini, A., & Sukardi, S. (2015). Pengembangan Modul Prakarya Dan
Kewirausahaan Materi Pengolahan Berbasis Product Oriented Bagi Peserta
Didik Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi, 5(3), 287.
https://doi.org/10.21831/jpv.v5i3.6484
Anggraini, R. (2018). “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Pendekatan
Saintifik Menggunakan Sofware Kvisoft Flipbokk Maker pada Materi Listrik
92
Statis Mata Kuliah Fisika Dasar 1”. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Jurusan Pendidikan Fisika. Universitas Jambi. Jambi
Angko, N., dan Mustaji. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Dengan Model
ADDIE untuk Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 SDS Mawar Sharon
Surabaya. Jurnal KWANGSAN Vol. 1(1), 1-15.
Anih, E. (2016). Modernisasi Pembelajaran di Perguruan Tinggi Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Unsika, 7(1), 185–
196. http://journal.unsika.ac.id/index.php/judika
Arsanti, M. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif
Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Religius bagi Mahasiswa Prodi
PBSI, FKIP, UNISSULA. KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 1(2),
69-88. (arsanti)
Asnawi, M. H. (2016). Resolusi Konflik Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal.
JKIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan), 3(2) 198-203.
Asrial, Syahrial, & Kurniawan, D.,A. (2019). Ilmu Dasar Pembelajaran
Etnokonstruktivisme. Jambi: Salim Media Indonesia
Asrial, Syahrial, D. A. Kurniawan, R. Perdana, and P. Nugroho, “Supporting
Technology 4.0: Ethoconstructivist multimedia for elementary schools,” Int.
J. online Biomed. Eng., vol. 15, no. 14, pp. 54–66, 2019. https://doi:
10.3991/ijoe.v15i14.11365.
Asyhar, R. (2010). Kreatif Mengembangkan Meda Pembelajaran. Gaung Persada:
Jakarta
Aziz, A. (2018). Pemanfaatan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi dalam
Manajemen Sekolah di sman 1 sumenep, 3(2), 129–138.
Bakhtiar, D. (2016) Bahan Ajar Berbasis Keraifan Lokal Terintegrasi STM (Sains,
Teknologi dan Masyarakat) pada Mata Pelajaran Fisika, JURNAL
PEMBELAJARAN FISIKA, 4(5),650-660.
Branch, (2019). Instructional Design : The ADDIE Approach.Universitas Of
Georgia
Budiman, H. (2017). Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam
Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 31.
https://doi.org/10.24042/atjpi.v8i1.2095
Darimi, I. (2017). Information and Communication Technologies sebagai Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif Era Teknologi Informasi.
Cyberspace: jurnal pendidikan teknologi informasi, 1(2), 111-121.
93
Darmadi, H. (2018). Educational Management Based on Local Wisdom
(Descriptive Analytical Studies of Culture of Local Wisdom in West
Kalimantan). JETL (Journal Of Education, Teaching and Learning), 3(1),
135. https://doi.org/10.26737/jetl.v3i1.603
Delvita Sari, S., Rahardian, & Guspatni. (2019). Pengembangan E-modul
Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Materi Hidrolisis Garam Untuk Siswa
Kelas XI SMA/MA. 3(14), 139–146.
Divayana, D. G. H., Suyasa, P. W. A., & Adiarta, A. (2018). Pelatihan Pembuatan
Buku Digital Berbasis Kvisoft Flipbook Maker Bagi Para Guru Di Smk Ti
Udayana. Abdimas Dewantara, 1(2), 31–44.
http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/abdimasdewantara/article/view/2869
E, Sulyati. (2015). “Tradisi Hajat Lembur Ampih Pare Di Kecamatan Situraja
Kabupaten Sumedang Dan Pemanfaatannya Untuk Membuat Model
Pelestarian Tradisi Lisan Pada Masyarakat”. Skripsi Universitas Pendidikan
Indonesia.
Fahyuni, E. F. (2017). Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Prinsip dan
Aplikasi dalam Studi Pemikiran Islam.
Habibi, M., Chandra, C., & Azima, N. F. (2019). Pengembangan Bahan Ajar
Menulis Puisi sebagai Upaya Mewujudkan Literasi Sastra di Sekolah
Dasar. ELEMENTARY SCHOOL JOURNAL PGSD FIP UNIMED, 9(1), 8-
16.
Hanafi. (2017). Konsep Penelitian R & D Dalam Bidang Pendidikan. Saintifika
Islamica: Jurnal Kajian Keislaman, 4(2), 129–150.
Harliawan, H. (2015). Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas VIII J SMP Negeri 5 Singaraja.
Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 3(1).
https://doi.org/10.23887/ekuitas.v3i1.12786
Hasdi, H., & Agustina, S. (2016). Pengembangan Buku Ajar Geografi Desa-Kota
Menggunakan Model ADDIE. Educatio, 11(1), 90-105.
Hidayat, W., Muladi, M., & Mizar, M. (2016). Studi Integrasi Tik Dalam
Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan - Teori,
Penelitian, Dan Pengembangan, 1(12), 2281–2291.
https://doi.org/10.17977/jp.v1i12.8228
Husain, C. (2014). Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan. Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan, 2(2).
94
KEMENDIKBUD RI. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 22 tahun 2016. Kemendikbud RI, STANDAR
PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH, 1–15.
http://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud22-2016SPDikdasmen.pdf
Kemendikbud. (2018). Permendikbud No. 37 tahun 2018 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah. JDIH Kemendikbud, 1–5.
Khusna, N., Shufa, F., & Artikel, S. (2018). Pembelajaran Berbasis Kearifan
Lokal Di Sekolah Dasar : Sebuah Kerangka Konseptual. Jurnal Ilmiah
Kependidikan, 1(1), 48–53.
Larasati, N. (2019). “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Kearifan Lokal
(Local Wisdom) pada model pembelajaran area di TK Kota Jambi”. Skripsi
Fakultas Keguruan dn Ilmu Pendidikan. Jurusan Ilmu Pendidikan.
Universitas Jambi. Jambi
Lubna, Syarifah. 2017. “PENYUSUNAN BAHAN AJAR BAHASA
INDONESIA BAGI PENUTUR ASING ( BIPA ) UNTUK PEBELAJAR
ANAK.” 11:83–94.
Mulyaningsih, N. N., & Saraswati, D. L. (2017). Penerapan Media Pembelajaran
Digital Book Dengan Kvisoft Flipbook Maker. JPF Jurnal Pendidikan
Fisika, V(1), 25–32.
Mulyaningsih, Neng Nenden, Dandan Luhur Saraswati, Program Studi,
Pendidikan Fisika, Fakultas Teknik, Pengetahuan Alam, Kvisoft Flipbook
Maker, and Kapita Selekta. 2013. “PENERAPAN MEDIA
PEMBELAJARAN DIGITAL BOOK.”
Musdalifah, & Syaripuddin, A. B. (2015). Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(JKIP) FKIP Unismuh Makassar, Volume 4 No. 1 Juni 2015. Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 4(1), 86–96.
Muslih, M. (2016). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT pada
Lembaga Pendidikan Non-Formal TPQ. Dimas: Jurnal Pemikiran Agama
Untuk Pemberdayaan, 16(2), 215.
https://doi.org/10.21580/dms.2016.162.1090
Mustaji, M. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pola
Belajar Kolaborasi (Model PBMPK). Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang, 17(2), 187-200.
Nisa, K.N. (2019). “Pengembangan Bahan Ajar Elektronik Flipbook Berbasis
Mind Mapping Sebagai Sumber Belajar Muatan Pembelajaran IPS siswa
kelas IV SDN Purwoyoso 04 Semarang”. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Negeri Semarang.
95
Njatrijani, R. (2018). Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang.
Gema Keadilan, 5(1), 16–31. https://doi.org/10.14710/gk.5.1.16-31
Oktaviara, R. A., & Pahlevi, T. (2019). Pengembangan E-modul Berbantuan
Kvisoft Flipbook Maker Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi
Menerapkan Pengoperasian Aplikasi Pengolah Kata Kelas X OTKP 3
SMKN 2 Blitar. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 7(3), 60–65.
Pamungkas, J., Syamsudin, A., Harun, H., & Sudaryanti, S. (2019). Survei
Pembelajaran Kearifan Lokal di Taman Kanak-Kanak Se-Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Al-Athfal : Jurnal Pendidikan Anak, 5(1), 1–20.
https://doi.org/10.14421/al-athfal.2019.51-01
Pingge, Heronimus Delu. 2017. “Kearifan Lokal Dan Penerapannya Di Sekolah.”
Jurnal Edukasi Sumba 01(02):128–35.
Prastowo, Andi. 2014. “Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Peserta Didik Sd/Mi
Melalui Pembelajaran Tematik-Terpadu.” JURNAL JPSD (Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar) 1(1):1.
Prastuti, A., & Naqiyah, N. (2018). Pengembangan Modul Pengenalan Karier
Bagi Siswa Kelas 4 di Sekolah Dasar Negeri Wiyung 1 Surabaya. Jurnal BK
UNESA, 8(2).
Purwaningtyas, W. D. (2017). Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Online
Dengan Program Edmodo. Jurnal Pendidikan, 2(1), 123, 121–129.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17977/jp.v2i1.8471
Renat, S. E., & Novriyanti, E. (2017). Pengembangan Modul Dilengkapi Peta
Konsep dan Gambar pada Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup untuk
Siswa Kelas VII SMP. Bioeducation, (1), 95–108.
Romansyah, K. (2016). Pedoman Pemilihan dan Penyajian Bahan Ajar Mata
Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. LOGIKA Jurnal Ilmiah Lemlit
S. Polii, J. F. Rumampuk, and F. Lintong, “Pengaruh mandi uap terhadap tekanan
darah pada wanita dewasa normal,” J. e-Biomedik, vol. 4, no. 1, pp. 141–145,
2016, doi: 10.35790/ebm.4.1.2016.10857.
Safiah, I. (2017). Kompetensi Guru Dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Di Sd Negeri 16 Banda
Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume
2 Nomor 2, 126- 134, 2(2), 126–134.
Simarmata, T., & Sembiring, A. (2015). ANTHROPOS : Jurnal Antropologi
Sosial dan Budaya Oukup sebagai Pengobatan Tradisional Studi
Antropologi Kesehatan pada Masyarakat Karo. 1(1), 34–41.
96
Sitohang, R. (2014). Mengembangkan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Di SD. Jurnal Kewarganegaraan, 23(02), 13-24.
(risma)
SIWARDANI, N. W., DANTES, D. N., & SUNU, D. I. G. K. A. (2015).
Pengaruh Model Pembelajaran ADDIE Terhadap Pemahaman Konsep Fisika
dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Mengwi
Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Administrasi Pendidikan Indonesia, 6(1).
Sudarmin. (2014). Pendidikan Karakter, Etnosains Dan Kearifan Lokal, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Sufia, R., Sumarmi, S., & Amirudin, A. (2016). Kearifan Lokal Dalam
Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa
Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Pendidikan -
Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(4), 726–731.
https://doi.org/10.17977/jp.v1i4.6234
Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti, S., & Muladi, Y. (2017). Modul Virtual:
Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital. Innovation of Vocational
Technology Education, 9(2), 101–116.
https://doi.org/10.17509/invotec.v9i2.4860
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandumg:
Alfabeta.CV
Sujoko, S. (2013). Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai
Media Pembelajaran di SMP Negeri 1 Geger Madiun. Jurnal Kebijakan Dan
Pemngembangan Pendidikan, 1(1).
Sultoni, A., Hilmi, H. S., Kunci, K., Mea, :, Lokal, K., & Sastra, K. K. (2015).
Pembelajaran Sastra Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya Optimalisasi
Pendidikan Karakter Kebangsaan Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia, 2477–2636.
Surat Edaran Kemendikbud No. 4 Tahun 2020. Pelaksanaan KebijakanPendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Viru Disease Covid 19. Diakses
pada 30 Mei 2020 dari https://pusdiklat.kemdikbud.go.id/surat-
edaranmendikbud-no-4-tahun-2020-tentang pelaksanaan-kebijakan-
pendidikandalam-masa-darurat-penyebaran-corona-virus-disease-covid-1-9/
Tania, L. (2017) Pengembangan Bahan Ajar E-Modul sebagai Pendukung
Pembelajaran Kurikulum 2013 Penyesuaian Perusahan Jasa Siswa Kelas X
Akuntansi Smk Negeri 1 Surabaya. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK),
5(2).
97
Trianingsih, Rima, Pengantar Praktik Mendidik, and Al Ibtida. 2016. “3 (2): 197-
211.” 3(2):197–211.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Utari , U., & Degeng, I. N. S. (2017). Pembelajaran Tematik Berbasis Kearifan
Lokal di Sekolah Dasar dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Jurnal Teori dan Praktis Pembelajaran Ips, 1(1), 39-44.
Utri, D. I. A. S. P. R. P., Uhud, E. R. A. M. Z., Ermawan, R. A. H., Umanggor, D.
A. N. R. U. T., Program, M., Manajemen, S., & Lingkungan, J. (2017).
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN UNTUK BAHAN BETANGAS ( The
Diversity of Plants for Berangas Materials ). 22(1), 87–91.
Wagiran, W. (2016). Pengembanagan Karakter Berbasis Kearifan Lokal
Hamemayu Hayuning Bawana (Identifiksi Nilai-Nilai Karakter Berbasis
Buadaya). Jurnal pendidikan karakter, (3).
Wangean, L. Z., Lintong, F., & Rumampuk, J. F. (2016). Pengaruh lamanya
paparan energi panas terhadap suhu tubuh dengan metode mandi uap pada
wanita dewasa. Jurnal E-Biomedik, 4(1), 20–23.
https://doi.org/10.35790/ebm.4.1.2016.10871
Wati, M., Fitriani, V., & SUMBAR, P. B. S. P. (2015). Rancangan Hand Out
Berbasis Peta Konseppada Materi Alat Indera Untuk Siswa Sekolah
Menengah Pertama. Ejournal STTKIP PGRI, 1(1), 32-44. (wati)
Wibowo, E., & Pratiwi, D. D. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan
Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Materi Himpunan. Desimal: Jurnal
Matematika, 1(2), 147. https://doi.org/10.24042/djm.v1i2.2279
Widiastuti, N. L. G. K., & Purnawijaya, I. P. E. (2019, December). PENERAPAN
PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL DAN KEBERMAKNAAN BELAJAR.
Winarko, A. S. (2013). Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Poei (Prediksi,
Observasi, Eksperimen, Interpretasi) Pada Materi Sistem Indra Kelas Xi Sma
Negeri 3 Ponorogo. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 3(01).1103-1110).
Yogiswara, C.S. (2019) “ Pengembangan Modul Berbasis E- Book
Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Untuk Meningkatkan
Minat Dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Sma”. Skripsi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jurusan Pendidikan Fisika.
Universitas Negeri Yogyakarta.
LAMPIRAN
98
Lampiran 1: Hasil Wawancara Tokoh Adat
HASIL WAWANCARA
TOKOH ADAT
A. Tujuan
Lembar instrumen wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan tentang kearifan lokal masyarakat Kabupaten Sarolangun.
Khususnya tentang T radisi Betangas di Desa Mandiangin.
B. Petunjuk
Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui, berilah penilaian secara
objektif, jujur, serta penuh tanggung jawab terhadap pengetahuan
mengenai Tradisi Betangas. Penilain dilakukan terhadap aspek-aspek
dalam tabel berikut dengan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan.
C. Identitas
Nama : M. Zain
Jabatan : Ketua Adat
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang dimaksud dengan tradisi
betangas?
Tradisi betangas merupakan adat
tradisonal yang menggunakan rempah-
rempah yang direbus. Untuk mengihilangkan keringat dan membuat
badan menjadi wangi untuk calon
penganti.
2. Apa makna /arti dari nama tersebut? Artinya tertutup yang mengeluarkan uap
yang panas. Tradisi betangas di setiap
daerah namnaya sama saja dan waktunya
juga sama dilakukan sehari sebelum akad
nikah.
3. Sejak kapan tradisi betangas mulai
digunakan?
Pada tahun 1703. Adat bersendi syarak
syarak bersendi kitabulllah.
4. Bagaimana sejarah tradisi betangas
yang ada di desa Mandingin ini?
Untuk calon pengantin dari zaman
dahulu.
5. Bagaimana tahapan tradisi betangas
tersebut?
Menyiapkan bahan dan alat
Rempah seperti serai betawi, daun
pandan dan daun jeruk purut serrta tikar.
Air rebusan rempah-rempah diletakkan
di dalam lingkaran tikar.
Calon pengantin ditutupi dalam tikar dan
diatas ditutup kain yang terdapat air
99
rebusan tersebut
Setelah ditutup calon pengantin sambil
mengaduk rebusan tersebut sehingga
keluarlah aroma wangi.
6. Adakah tahapan yang dianggap paling penting?
Ketika mengaduk air rebusan rempah-rempah.
7. Apakah makna dari setiap tahapan
tersebut?
Supaya setiap tahapan dilakukan dengan
lancar..
8. Apakah tujuan dari setiap tahapan
tersebut?
Untuk mengeluarkan keringat dan
mewangikan badan karena aroma dari
rempah-rempah.
9. Kapan tradisi betangas tersebut
dilakukan?
Dilakukan satu hari sebelum akad nikah
pada siang hari pukul 14.00 WIB.
10. Dimana tradisi betangas tersebut bisa
dilakukan?
Dirumah calon pengantin
11. Perlengkapan apa saja yang dibutuhkan
sebelum pelaksanaan tradisi betangas
tersebut?
Siapkan Alat dan bahan.
12. Apa saja alat dan bahan untuk tradisi
betangas tersebut?
Alat tikar, kain dan wadah rebusan..
Bahan rempah-rempah seperti serai
betawi, daun pandan dan daun jeruk
purut.
13. Adakah makna simbolik dari
perlengkapan tersebut?
Tidaka ada
14. Seberapa penting tradisi betangas
tersebut untuk dilaksanakan?
Penting karena adat harus dijalankan
15. Adakah program pemerintah yang
berhubungan dengan tradisi betangas
tersebut?
Tidak ada
16. Pernahkah Bapak/Ibu terlibat di dalamnya acara tersebut?
Tidak pernah karena kebanyakan perempuan yang menangasnya.
17. Siapa saja yang terlibat dalam tradisi
betangas itu?
Calon pengantin dan orang yang
menangasnya.
18. Bila Bapak/Ibu pernah berpartisipasi
apa peran dan tugas yang diemban dalam acara tersebut?
Cuma sekedar mengetahui langkah-
langkahnya.
19. Sejauhmana keterlibatan perangkat
pemerintah dalam tradisi betangas
tersebut?
Tidak ada
20. Adakah dukungan pemerintah terhadap
tradisi betangas ini?
Tidak ada
100
21. Adakah dukungan dana dari
Pemerintah dalam acara tradisi
betangas ini?
Tidak ada
22. Apakah alokasi dana tersebut
dianggarkan secara khusus setiap
tahunnya?
Tidak ada
23. Apakah keuntungan diharapkan
pemerintah dari adanya tradisi betangas
ini?
Tidak ada
24. Bagaimana harapan pemerintah
terhadap adanya tradisi betangas ini?
Tidak ada
25. Hal positif apakah yang patut diambil
dari adanya tradisi betangas ini?
Untuk kesehatan dan menambah percaya
diri.
26. Perlukah tradisi tari ini dilaksanakan
secara turun-temurun?
Perlu
Habis li beganti li
Habis zaman baganti zaman
Habis generasi beganti generasi
27. Bagaimana cara pelestarian tradisi ini
pada anak muda?
Dengan cara penyuluhan
28. Adakah keterkaitan tradisi betangas
dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar?
Sukarela karena tidak memandang
ekonominya.
29. Bagaimana dampak sosial ekonomi yang dirasakan masyarakat dari adanya
tradisi betangas tersebut?
Sosial karena masyarakat datang untuk menyaksikan tradisi betangas tersebut.
30. Bagaimana peningkatan ekonomi yang
dirasakan masyarakat melalui dari
adanya tradisi betangas tersebut?
Kurang ada.
(Sumber: Sulyati, 2015)
101
Lampiran 2: Hasil Wawancara Tokoh Masyarakat
HASIL WAWANCARA
TOKOH MASYARAKAT
A. Tujuan
Lembar instrumen wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan tentang kearifan lokal masyarakat Kabupaten Sarolangun.
Khususnya tentang Tradisi Betangas di Desa Mandiangin.
B. Petunjuk
Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui, berilah penilaian secara
objektif, jujur, serta penuh tanggung jawab terhadap pengetahuan
mengenai Tradisi Betangas. Penilain dilakukan terhadap aspek-aspek
dalam tabel berikut dengan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan.
C. Identitas
Nama : Ulyati
Pekerjaan : Guru Ngaji
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa yang dimaksud dengan tradisi
betangas?
Tradisi betangas adalah tradisi adat
tradisional untuk membersihkan diri
calon pengantin atau disebut dengan mandi uap untuk mengeluarkan keringat
kotor yang menggunakan rempah-
rempah seperti daun jeruk purut, serai
betawi dan daun pandan.
2. Apa makna /arti dari nama tersebut? Berarti mengeluarkan keringat agar
pakaian dan baju tidak bau. Tradisi
betangas di setiap daerah namanya sama
saja dan waktunya juga sama dilakukan sehari sebelum akad nikah.
3. Sejak kapan tradisi betangas mulai
digunakan?
Tahun 1703.
4. Bagaimana sejarah tradisi betangas
yang ada di desa Mandingin ini?
Sejak zaman dahulu merupakan tradisi
turun temurun.
5. Bagaimana tahapan tradisi betangas
tersebut?
Menyiapkan bahan dan alat
Rempah seperti serai betawi, daun pandan dan daun jeruk purut. Serta tikar.
Air rebusan rempah-rempah diletakkan
di dalam lingkaran tikar.
Calon pengantin ditutupi dalam tikar dan
102
ditutup kain yang terdapat air rebusan
tersebut,
Setelah ditutup calon pengantin sambil
mengaduk rebusan tersebut sehingga
keluarlah aroma wangi.
6. Adakah tahapan yang dianggap paling
penting?
Ketika mengaduk air rebusan sampai
dingin karena uapnya keluar semua.
7. Apakah makna dari setiap tahapan
tersebut?
Maknanya agar memperlancar proses
betangas.
8. Apakah tujuan dari setiap tahapan
tersebut?
Untuk membersihkan badan dan
mengeluarkan keringat kotor agar tampak wangi karena rempah-rempah.
Selain itu bisa untuk kesehatan lebih s
9. Kapan tradisi betangas tersebut
dilakukan?
Sekitar pukul 14.00 WIB di siang hari.
10. Dimana tradisi betangas tersebut bisa dilakukan?
Dirumah calon pengantin.
11. Perlengkapan apa saja yang dibutuhkan
sebelum pelaksanaan tradisi betangas
tersebut?
Air rebusan rempah-rempah, tikar, dan
kain.
12. Apa saja alat dan bahan untuk tradisi
betangas tersebut?
Alat yang digunakan priok untuk
merebus.
Bahan yang digunakan seperti daun jeruk
purut, serai betawi, dan daun pandan.
13. Adakah makna simbolik dari
perlengkapan tersebut?
Tidaka ada
14. Seberapa penting tradisi betangas
tersebut untuk dilaksanakan?
Kalau dikatakan penting tidak juga,
namun alangkah lebih baik
melaksanakan aturan yang telah ada.
15. Adakah program pemerintah yang
berhubungan dengan tradisi betangas
tersebut?
Tidak ada
16. Pernahkah Bapak/Ibu terlibat di
dalamnya acara tersebut?
Pernah
17. Siapa saja yang terlibat dalam tradisi
betangas itu?
Calon pengantin dan orang yang
menangasnya..
18. Bila Bapak/Ibu pernah berpartisipasi
apa peran dan tugas yang diemban
dalam acara tersebut?
Sebagai orang yang menangasnya.
19. Sejauhmana keterlibatan perangkat
pemerintah dalam tradisi betangas
tersebut?
Tidak ada
103
20. Adakah dukungan pemerintah
terhadap tradisi betangas ini?
Tidak ada
21. Adakah dukungan dana dari
Pemerintah dalam acara tradisi
betangas ini?
Tidak ada
22. Apakah alokasi dana tersebut dianggarkan secara khusus setiap
tahunnya?
Tidak ada
23. Apakah keuntungan diharapkan
pemerintah dari adanya tradisi betangas
ini?
Tidak ada
24. Bagaimana harapan pemerintah
terhadap adanya tradisi betangas ini?
Agar tetap lestari dan dikembangkan.
25. Hal positif apakah yang patut diambil
dari adanya tradisi betangas ini?
Untuk menjaga kesehatan sosial kepada
26. Perlukah tradisi tari ini dilaksanakan
secara turun-temurun?
Perlu untuk dikembangakan
27. Bagaimana cara pelestarian tradisi ini
pada anak muda?
Dengan cara anak muda ikut serta dalam
menyaksikan tradisi betangas ini.
28. Adakah keterkaitan tradisi betangas
dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar?
Kondisi sosial ada masyarakat antusias
ketika ada acara pernikahan untuk saling
membantu.
29. Bagaimana dampak sosial ekonomi
yang dirasakan masyarakat dari adanya
tradisi betangas tersebut?
Dalam ekonomi tidak begitu baanyak
karena orang yang menangasnya itu
sukarela mau diberia uang berapa.
30. Bagaimana peningkatan ekonomi yang
dirasakan masyarakat melalui dari
adanya tradisi betangas tersebut?
tidak begitu banyak yang dirasakan
karena sifatnya sukarela.
(Sumber: Sulyati, 2015)
104
Lampiran 3: Hasil Wawancara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Sarolangun
HASIL WAWANCARA
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarolangun
A. Tujuan
Lembar hasil wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan tentang kearifan lokal masyarakat Kabupaten Sarolangun.
Khususnya tentang Tradisi Betangas di Desa Mandiangin.
B. Petunjuk
Sesuai dengan yang Bapak/Ibu ketahui, berilah penilaian secara
objektif, jujur, serta penuh tanggung jawab terhadap pengetahuan
mengenai Tradisi Betangas. Penilain dilakukan terhadap aspek-aspek
dalam tabel berikut dengan memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajuakan.
C. Identitas
Nama : Hanibar, S.E
Jabatan : Ketua Bidang Kebudayaan
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaiamana tanggapan Bapak/Ibu mengenai
adanya tradisi betangas yang ada di
Mandiangin?
Untuk mengenalkan dan menggali
adat budaya yang ada di
Mandiangin Dikabupaten
sarolangun banyak sekali tradisi
yang harus di lestarikan, salah
satunya tradisi betangas atau yang
lebih dikenal dengan mandi uap
yang dilakukan oleh calon
pengantin dan untuk pengobatan
tubuh. Dengan bahan rempah-
rempah alami seperti daun serai.
Daun pandan dan daun jeruk.
2. Adakah manfaat dari tradisi betangas yang
ada Mandiangin?
Adapun manfaat betangas atau
mandi uap ini dalah untuk
kesehatan mengeluran racun-racun
105
yang ada di dalam tubuh melalui
keluar nya keringat dan membuat
tubuh menjadi rileks.
3. Bagaimana cara dinas membangun inovasi
dalam menarik minat masyarakat untuk
berpartisipasi dalam mengembangkan tradisi
betangas yang ada di Mandiangin?
Dengan cara melestarikan budaya
yang ada sehingga tidak luntur dan
tidak terpengaruh dengan budaya
luar.
4. Apa peran dinas kebudayaan tradisi betangas
yag ada di Mandiangin?
Sebgai wadah dalam dan mensuport
untuk mengembangakn dan
melestarikan buaday yang ada.
5. Adakah bentuk program kerja mengenai
tradisi betangas yang di Mandiangin?
Tidak ada
6. Bagaimana upaya sosialisasi dinas dalam
mempromosikan budaya/tradisi tradisi
betangas di Mandiangin?
Dengan cara membuat konten
youtube agar semua masyarakat
bisa melihatnya melalui media
sosial
7. Adakah promosi online yang dilakukan untk
media sosialisasi terhadap budaya/tradisi
betangas yag ada di Mandiangin?
Masyarakat lebih Antusias dan
semangat dalam melestarikan
tradisi.
8. Apa dampak bagi masyarakat dengan
adanya budaya/ tradisi betangas yag ada di
Mandiangin??
Adanya rasa empati dan saling
tolong menolong dalam
pelaksanaan tradisi ini.
9. Adakah keluhan masyarakat mengenai
tradisi betangas yag ada di Mandiangin?
Tidak ada
10. Pernahkah Bapak/Ibu terlibat dalam acara
tradisi betangas yag ada di Mandiangin?
Belum
11. Bila Bapak/Ibu pernah berpartisipasi apa
peran dan tugas yang diemban dalam acara
tersebut?
Ikut menghadiri undangan yang
telah diberikan.
12. Sejauhmana keterlibatan perangkat dinas
dalam tradisi betangas yag ada di
Mandiangin tersebut?
Sebagai pendukung dalam
lancarnya acara tersebut
13. Adakah dukungan dinas tradisi betangas yag
ada di Mandiangin?
Sebagai fasilitator
14. Adakah dukungan dana dari dinas dalam
acara tradisi betangas ini?
Mendukung jika diintegrasikan ke
dalam pembelajaran SD di analisis
sesuai kurikulum dan
permendikbud.
15. Apakah keuntungan diharapkan dinas dari Tetap menjadi budaya yang lestari
106
adanya tradisi betangas Mandiangin ini?
16. Bagaimana harapan dinas terhadap adanya
tradisi betangas ini?
Agar tradisi ini tetap lestrai dan bisa
bermanfaat bagi pendidikan.
17. Hal positif apakah yang patut diambil dari
adanya tradisi tari kain kromong ini?
Untuk kesehatan dan meningkatkan
rasa empati masyarakat.
18. Perlukah tradisi tradisi betangas ini
wariskan secara turun-temurun?
Sangat perlu, agar tetap lestari
19. Bagaimana cara pelestarian tradisi betangas
ini pada anak muda?
Dengan cara sellau di pkai ketika
ada dibituhkan.
20. Adakah keterkaitan tradisi betangas dengan
kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar?
Sosial menambah rasa kebersamaa
dan unruk ekonomi bisa menambah
finansial untuk orang pasar.
(Sumber: Sulyati, 2015)
107
Lampiran 4: Hasil Wawancara Guru
HASIL WAWANCARA UNTUK GURU
A. Tujuan
Lembar instrumen wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan guru mengenai bahan ajar, TIK, dan penggunaan bahan ajar.
Selain itu untuk mendapatkan informasi mengenai modul elektronik yang
sesuai dengan peserta didik.
B. Petunjuk
Berilah penilaian sesuai dengan Bapak/Ibu ketahui secara jujur dan
objektif. Penilaian dilakukan terhadap aspek-aspek dalam tabel berikut.
C. Identitas
Nama : Erlina Efliani, S.Pd
NIP : 197004082003122003
Guru Kelas : V B
Sekolah : SD Negeri 64/ 1 Muara Bulian
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana Pengetahuan Bapak/Ibu mengenai TIK?
Penggunaannya TIK sangat bermanfaat bagi guru dan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. banyak sisi positifnya.
2. Apa yang Bapak/Ibu ketahui
mengenai bahan ajar berupa TIK?
Memperlihatkan misalnya pelajaran tematik
ada ipa, ips misal pada ipa pada organ gerak
pada hewan dan manusia. Bisa menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan .
3. Apakah Bapak/Ibu pernah
menggunakan bahan ajar berupa
TIK?
Ada, pada umumnya pembelajaran ipa karen
alebih mudah.
4. Adakah kendala yang Bapak/Ibu
hadapi?
Kendala hanya ada satu proyektor jadi
gentian. Guru sudah ada semua laptop dan
bisa mengoperasikannya.
5. Bagaimana hasil belajar peserta
didik menggunakan bahan ajar
berupa TIK?
Hasil belajar lebih baik dan menyenangkan.
6. Bahan ajar seperti apa yang disukai oleh peserta didik?
Pada umumnya senang seperti hal baru dengan praktek langsung.
7. Apa yang bapak ibu ketahui tentang
kearifan lokal?
Kearifan lokal adalah budaya lokal yang
harus dilestarikan. Namun belum ada
kurikulumnya.
8. Apakah tersedia bahan ajar berbasis
kearifan lokal disekolah ini?
Belum ada
9. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan kearifan lokal dengan
pembelajaran?
Tematik dari Bahasa Indonesia, Ipa, Ips harus dikaitkan dengan pembelajaran.
10. Bahan ajar seperti apa yang sering
Ibu gunakan?
Lebih cenderung media gambar contoh
praktek matematika menggunakan karton
108
jaring-jaring kubus. Ipa praktek perpindahan
panas secara konduksi.
Ekonomi seperti peserta didik disuruh
pengamatan mengunjungi kewarung,
kerajinan.
11. Apa yang ibu ketahui tentang
modul elektronik?
Banyak segi positif mengambil yang terbaik
untuk peserta didiknya.
12. Bagaimana tanggapan ibu
mengenai modul elektronik
berbasis kearifan lokal?
Sangat baik, untuk dikembangkan dan
dilestarikan budaya adat jambi karena anak-
anak sekarang lebih suka budaya luar dari
pada budaya sendiri.
13. Bagaimana harapan Bapak/Ibu jika
modul elektronik berbasis kearifan
lokal diterapkan dalam pembelajaran?
Sangat setuju, harapannya agar peserta didik
dan generasi penerus bangsa lebih mencintai
budaya sendiri dan melestarikan budaya yang ada.
(Sumber: Sulyati, 2015)
109
Lampiran 5: Validasi Ahli Materi I (Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D)
110
111
Lampiran 6: Validasi Ahli Materi II (Agung Rimba Kurniawan, S.Pd., M.Pd
112
113
Lampiran 7: Validasi Ahli Media 1 (Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D)
114
115
Lampiran 8: Validasi Ahli Media II (Agung Rimba Kurniawan, S.Pd., M.Pd)
116
117
Lampiran 9:Validasi Ahli Bahasa 1 (Drs. Syahrial., M.Pd., Ph.D)
118
119
Lampiran 10: Validasi Bahasa II (Agung Rimba Kurniawan, S.Pd.,M.Pd)
120
121
Lampiran 11: Validasi Ahli Paktisi 1 (Ibu Juniarty, S.Pd)
122
123
Lampiran 12: Validasi Ahli Praktisi II (Ibu Mardiyanty, S.Pd)
124
125
Lampiran 13: Validasi Ahli Praktisi III (Ibu Erlina Efliani, S.Pd)
126
127
Lampiran 14: Surat Pengantar ke SD Penelitian
128
Lampiran 15: Surat Selesai Penelitian
129
Lampiran 16: Hasil Plagiat
130
Lampiran 17: Dokumentasi Foto Kegiatan di Lapangan
Dokumentasi Kegiatan Wawancara Ketua Adat (Embarianiyati Putri, 2020)
131
Dokumentasi Kegiatan Wawancara Tokoh Masyarakat (Embarianiayati Putri,
2020)
132
Dokumentasi Kegiatan Wawancara Dinas (Embarianiyati Putri, 2020)
133
Dokumentasi Kegiatan Wawancara Guru (Embarianiyati Putri, 2020)
134
Dokumentasi Validasi Ahli Praktisi bersama Ibu Juniarty (Embarianiayati Putri,
2020)
135
Dokumentasi Validasi Ahli Praktisi bersama Ibu Mardianty (Embarianiayati
Putri, 2020)
136
Dokumentasi Validasi Ahli Praktisi bersama Ibu Erlina Efliani (Embarianiayati
Putri, 2020)
137
Lampiran 18: Daftar Riwayat Hidup
Embarianiyati Putri, Lahir di Mandiangin 23 Desember 1998. Anak dari
pasangan Bapak Munir (ALM) dan Ibu Jualiyah merupakan anak keempat dari
empat saudara. Menempuh pendidikan dasar yaitu SD N 74/VII Mandiangin dan
pendidikan menengah yaitu SMP N 9 Sarolangun dikampung halamannya. Ia
merupakan lulusan SMA N 4 Sarolangun. Kemudian ia melanjutkan
pendidikannya di Universitas Jambi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
Selama menempuh pendidikannya di perguruan tinggi ia mendapatkan
Beasiswa Bidikmisi. Ia juga orangnya aktif berorganisasi sehingga banyak
pegalaman dan ilmu yang didapat seperti kegiatan intra kampus (RACANA
PGSD) dan organisasi ekstra kampus seperti (HMI Cabang Batanghari). Beberapa
prestasi yang ia raih seperti juara 3 lomba volly ball pada acara gebyar PGSD dan
juara 3 pada acara lomba memperingati Hari Anti Korupsi tingkat Pandega.