pengasuhan anak usia 13--24 bulan · dan sukar diatur, tidak seperti dulu. ... jika anak banyak...

56
PENGASUHAN ANAK USIA 13--24 BULAN SERI: PENGASUHAN 1.000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: lydan

Post on 13-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGASUHAN ANAK USIA

13--24 BULAN

SERI: PENGASUHAN 1.000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA

SERI: PENGASUHAN 1.000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN ANAK

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2 0 1 8

PENGASUHAN ANAKUSIA 13--24 BULAN

2

© 2018 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis.

TIM PENYUSUN

Pengarah : Dr. Sukiman, M.Pd.

Tim Penulis : Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., Eri Vidiyanto, M.Psi.

Tim Reviewer : Warisno, S.Sos., M.Pd., Edy, SS., Dr. Sugiyanto, Sri Lestari Yuniarti, M.Ed.,

Dina Kartika Putri, S.Pd., Lilis Hayati, M.Pd., Asih Priamsari, M.Psi.,

Dra. Meity Taqdir Qodratillah, M.Hum.,

Dra. Martha Lena Adriana M, Yulina Eva Riany, Ph.D

Tata Letak dan Ilustrator : Dhoni Nurcahyo

Judul: PENGASUHAN ANAK USIA 13--24 BULANSeri: Pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan

Diterbitkan oleh:

Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJalan Jenderal Sudirman, Gedung C lt. 13 Senayan Jakarta 10270Telp/Faks: 021-5703336

3

DAFTAR ISIPengantar ...................................................................................................... 6Tahukah Ayah Bunda? .............................................................................. 10Bagaimana Perkembangan Fisiknya? ................................................ 12Apa Yang Perlu Dilakukan Untuk Mendukung Perkembangan Fisiknya? ....................................................................... 14Bagaimana Perkembangan Kemampuan Berpikirnya? ................. 16Apa Yang Perlu Dilakukan Untuk Mendukung Perkembangan Kemampuan Berpikirnya? ...................................... 18Bagaimana Perkembangan Kemampuan Bicaranya? ...................... 20Bagaimana Perkembangan Sosial Dan Emosinya? ........................ 24Hal Penting Dalam Perkembangan Anak Usia 13--24 Bulan ........ 32

4

SambutanMenteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

Masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pada masa inilah proses tumbuh kembang seorang anak dimulai. Ayah-Bunda memiliki peran penting untuk memberikan pe-rawatan dan pengasuhan yang ber-kualitas sesuai dengan tahap perkem-bangan anak.

Pemerintah melalui Direktorat Pembi-naan Pendidikan Keluarga terus ber-

upaya untuk meningkatkan kompe-tensi Ayah-Bunda melalui jalur pen-didikan informal. Salah satu upayanya adalah dengan memberikan informasi pendidikan mengenai pentingnya pe-rawatan janin selama kehamilan dan pengasuhan anak sejak lahir sampai dengan usia 2 tahun atau pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.

Buku Seri Pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan ini disusun agar

5

Ayah-Bunda memahami dan menya-dari bahwa pertumbuhan dan perkem-bangan anak dimulai pada 1.000 HPK sehingga Ayah-Bunda bisa memper-siapkannya dari awal.

Buku ini berisi berbagai permasalahan dan solusi yang terjadi pada 1.000 HPK, fakta atau mitos serta kiat-kiat seputar kehamilan. Seri buku ini terdiri dari 3 bagian, yaitu (1) Menyambut Lahirnya Buah Hati; (2) Pengasuhan Anak Usia

0--12 bulan, dan (3) Perawatan dan Pengasuhan Anak Usia 13--24 bulan.

Besar harapan kami, buku ini dapat memberikan manfaat bagi Ayah-Bunda sehingga mampu menciptakan gene-rasi anak yang sehat, cerdas dan ber-akhlak mulia.

Salam,

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P.

6

sedang mengalami

perkembangan yang

pesat, terutama

di bulan keempat

kehamilan hingga

anak berusia 2 tahun.

Di masa tersebut,

sel-sel otak saling

terhubung dengan

Ayah-Bunda, seribu hari pertama

kehidupan (1.000 HPK) dimulai sejak

janin berada di dalam kandungan

hingga ananda berusia 2 tahun. Tahap

ini sangat menentukan bagi kesehatan,

pertumbuhan, dan perkembangan

anak manusia di rentang kehidupan

selanjutnya. Mengapa demikian?

Menurut penelitian, otak anak

PENGANTAR

7

sangat cepat jika orang tua mengasuh

dan memberi asupan gizi yang cukup

dan seimbang pada anak.

Buku ini bertujuan untuk memberikan

wawasan kepada Ayah-Bunda tentang

apa yang terjadi pada anak di 1.000

hari pertama kehidupannya. Dengan

wawasan yang cukup, diharapkan

Ayah-Bunda mampu memberikan

pengasuhan yang terbaik sehingga

dapat berdampak positif bagi

kehidupan anak kelak.

8

Ayah-Bunda, di usia 13--24 bulan,

ananda memperlihatkan kemampuan

perkembangannya yang pesat.

Dalam pengertian yang positif, ananda

mulai ingin melakukan banyak hal sendiri.

Meskipun demikian, setiap hari ada saja

perilakunya yang mungkin membuat Ayah-

Bunda kesal dan lelah. Mulai dari mencoret-

coret tembok, merobek-robek lembar buku

cerita, menumpahkan minuman, naik turun

tangga rumah, dan sebagainya.

9

Saat sedang makan, ananda seringkali

ingin bermain sendiri, menolak disuapi,

dan apabila makan sendiri selalu

saja berantakan. Selain itu apabila

Ayah-Bunda melarang, ananda pasti

menjerit dan menangis. Sepertinya,

kian hari ia semakin suka membantah

dan sukar diatur, tidak seperti dulu.

Sebagian besar kata-katanya

belum jelas meski sudah dapat

dipahami. Rasa ingin tahunya kian

besar terhadap hal-hal yang ada di

sekelilingnya sehingga ia banyak

bertanya, “Ini apa?” atau “Itu apa?”.

Satu hal lagi yang sulit sekali

dilakukan ananda padahal sudah

sering dinasihati, ialah berbagi. Saat

bermain dengan anak lain, selalu

saja ada keributan karena ia enggan

untuk berbagi. Setiap mainan selalu

dikuasainya hingga membuat anak

yang lain kesal.

10

Tahukah Ayah Bunda? ???

???

11

Memasuki usia 13--24 bulan, wajar

jika anak banyak bergerak dan selalu

ingin tahu. Hal ini menunjukkan

perkembangan yang pesat pada

kemampuan fisik dan berpikirnya.

Anak pun sudah banyak bicara meski

pengucapannya belum jelas.

Sementara itu perkembangan

sosial dan emosinya, tampak dari

sikap menentang dan tidak bisa

dilarang. Hal ini memang tidak

jarang membuat Ayah-Bunda kesal.

Akan tetapi, perilaku ini merupakan

bekal untuk mencapai kemandirian

di kehidupan yang akan datang.

12

Bagaimana Perkembangan Fisiknya?

Ayah-Bunda, di usianya, sangat wajar

jika ananda tidak pernah bisa diam.

Hal ini normal sebagai tanda dari

perkembangan fisik anak usia 13--24

bulan.

Coba cek sudah sejauh mana anak

dapat melakukannya?

• Mereka sudah mampu merangkak

dengan cepat hingga berjalan

dengan tegak tanpa bantuan di

akhir usia 24 bulan.

• Mereka senang mencoret-coret

dan menggerakkan seluruh

lengannya.

• Mereka pun sudah dapat

mengambil dan menggerakkan

benda di tangannya, termasuk

membalik halaman buku.

• Mereka suka naik turun tangga dan

memanjat.

• Mereka mampu menyuap

makanannya sendiri meski masih

13

dengan pendampingan.

• Mereka sudah mampu menyusun

tumpukan dua hingga empat

benda.

• Mereka sudah dapat memberitahu

jika akan buang air walaupun

kadang masih mengompol.

• Mendekati usia 24 bulan, mereka

sudah mampu berjalan mundur,

melompat dari satu tempat ke

tempat lain, berlari tanpa jatuh, dan

berdiri sesaat dengan satu kaki.

14

Apa yang Perlu Dilakukan untuk Mendukung Perkembangan Fisiknya?

Ayah-Bunda, supaya fisik anak usia 13-

-24 bulan berkembang dengan baik,

ada beberapa hal sederhana yang

dapat Ayah-Bunda lakukan bersama

anak di rumah, di antaranya:

• Untuk anak yang belum mampu

berjalan, sediakan benda yang

dapat didorong-dorong (seperti

kursi kecil, dan galon air), untuk

melatih kemampuannya sehingga

kemandirian dan kepercayaan

dirinya meningkat.

• Untuk memotivasi agar ananda

supaya bergerak, letakkan mainan

kesayangannya di tempat yang

berbeda di suatu ruang sehingga

anak berusaha mengambilnya

dengan merangkak atau berjalan.

• Untuk mengasah panca indranya,

kenalkan ananda dengan beragam

benda yang memunyai berbagai

permukaan (halus/ kasar) atau pun

suhu, seperti kapas, es batu, dan

gelas berisi air hangat

15

• Latih keseimbangan ananda

dengan membiarkannya melakukan

kegiatan naik turun tangga atau

bangku dengan pengawasan orang

dewasa, sebaiknya dengan cara

duduk terlebih dahulu.

• Latih kemampuan gerakannya

dengan membiarkan anak

mencoret-coret dengan

menggunakan krayon di dinding

yang sudah dilapisi dengan kertas/

karton. Kegiatan ini juga sekaligus

mengenalkan beberapa warna

kepada mereka.

• Sediakan alat mencoret, seperti

kertas, krayon, spidol, dan cat air

yang aman untuk anak.

• Duduklah di samping anak

sambil mengamati. Tanyakan apa

yang digambarnya, tapi jangan

memaksanya untuk menjawab.

Berikan pujian pada setiap hasil

coretannya. “Waah...... adek sudah

bisa menggambar!”

16

Bagaimana Perkembangan Kemampuan Berpikirnya?

Ayah-Bunda, perilaku ananda yang

senang membuat berantakan dan

sulit diberitahu, sebenarnya wajar

terjadi untuk anak seusianya. Hal

ini menunjukkan perkembangan

berpikirnya normal, sehingga Ayah-

Bunda tidak perlu khawatir dan harus

lebih banyak bersabar.

Coba cek apakah anak melakukannya?

• Anak memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi dan senang “coba-coba”. Hal

ini tampak dari segala sesuatu yang

ingin disentuh dan dirasakan.

• Anak sulit melihat situasi dari sisi

orang lain sehingga sulit baginya

untuk berbagi mainannya, dan

sebagainya.

17

• Anak mulai memahami hubungan

sebab dan akibat, konsep ruang

dan waktu. Pemahaman hubungan

sebab akibat tampak dari

kemampuannya memahami situasi,

seperti kucing akan mencakar kalau

ditarik ekornya. Adapun terkait

pemahamannya akan konsep ruang

dan waktu, anak mulai memahami

bahwa mandi tempatnya di kamar

mandi, waktunya pagi dan sore

hari, dan sebagainya.

• Mendekati usia 24 bulan, anak

sudah dapat melakukan permainan

yang meniru kegiatan orang

dewasa, seperti masak-masakan.

18

Apa yang Perlu Dilakukan untuk Mendukung Perkembangan Kemampuan Berpikirnya?

Ayah-Bunda, agar perkembangan

kemampuan berpikir anak usia 13--

24 bulan menjadi semakin baik, ada

beberapa hal sederhana yang dapat

Ayah-Bunda lakukan bersama anak di

rumah, di antaranya:

• Berikan beragam benda yang

belum pernah diketahui anak untuk

dikenalinya, seperti alat makannya

(sendok, piring, dan gelas plastik,

dan sebagainya), atau alat mandinya

(gayung, sabun, dan sebagainya),

mengenalkan aneka bentuk, aneka

rasa, dan lain-lain.

• Ajak anak untuk menyusun

ataupun mengurutkan mainannya

berdasarkan ukuran, warna, bentuk,

dan sebagainya untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalahnya.

19

• Ajak ananda bermain peran, seperti

masak-masakan dan mobil-mobilan

sehingga dapat mengembangkan

imajinasinya.

20

Bagaimana Perkembangan Kemampuan Bicaranya?

Ayah-Bunda, apakah ananda di rumah

sudah dapat melakukan hal-hal di

bawah ini?

• Menggunakan satu kata untuk

menyampaikan keseluruhan

keinginannya, misalnya

menggunakan kata “aku” untuk

menggambarkan keinginan untuk

minta kue lagi. Lama-kelamaan

mengucapkan dua kata untuk

I bu

num

21

menyatakan pemikiran yang

lengkap, misal: “Kue lagi”, dsb

• Mengucapkan kata-kata yang

sebagian dapat dimengerti meski

belum jelas. Misalnya: “num” yang

berarti meminta minum, “mam”

yang berarti makan.

• Menunjukkan benda yang

dikenalnya ketika ditanya.

• Mengenal setidaknya tiga bagian

tubuhnya.

• Mampu menjawab pertanyaan

sederhana dengan “ya” atau “tidak”

dan gerakan kepala yang sesuai.

• Mampu menggunakan 50 sampai

300 kata yang berbeda saat

mendekati usia 24 bulan.

• Sering bertanya, “Itu apa? Ini apa?”

Hal ini wajar untuk anak usia 13--24

bulan, sebagai tanda kemampuan

bicaranya telah berkembang.

mam

patu

22

Apa yang Perlu Dilakukan untuk Mendukung Perkembangan Kemampuan Bicaranya?

Ayah-Bunda, agar perkembangan

kemampuan bicara anak usia 13--24

bulan semakin baik, ada beberapa hal

sederhana yang dapat Ayah Bunda

lakukan bersama anak di rumah, di

antaranya :

• Tanggapi ocehan dan pengucapan

anak yang belum sempurna

dengan istilah yang benar (misal:

“bukan mimik” → “tetapi minum”,

“bukan mamam → “tetapi

makan”), sehingga perkembangan

kosakatanya akan semakin kaya.

Lihat ekspresi wajah dan mulutnya

saat berbicara.

• Tunjukkan pada anak benda-

benda di sekelilingnya sambil

menyebutkan namanya, kemudian

minta anak menirukan (tanpa

memaksa).

23

• Bacakan cerita pada anak secara

rutin, sediakan buku bergambar

warna warni dengan alur cerita

sederhana. Gunakan buku cerita yang

lebih banyak gambar dibandingkan

tulisan.

• Ajak ananda bercermin, dan meminta

anak untuk menunjukkan bagian-

bagian dari wajahnya seperti mata,

alis, hidung, dan bibir.

24

Bagaimana Perkembangan Sosial dan Emosinya?

Ayah Bunda, coba cek apakah ananda

sering mengalami hal-hal berikut?

• Sudah tidak terlalu khawatir

lagi dengan orang yang baru

dijumpainya.

• Senang bermain sendiri dalam

waktu singkat. Kalaupun bermain

dengan teman, biasanya bermain

masing-masing.

• Mulai menirukan tingkah laku

orang dewasa, misalnya cara

bicara, dan cara marah.

• Sering menentang dan marah

apabila harus berpakaian,

makan, mandi, dsb. Ia ingin

melakukan segala sesuatu tanpa

dibantu.

• Kadang menangis meronta

25

apabila ada hal yang tidak

diinginkan atau bila kelelahan.

• Masih sulit untuk menunggu; sering

tidak sabar.

• Sulit berbagi mainan miliknya

dengan anak lain.

Hal ini wajar terjadi pada anak usia

13--24 bulan karena anak masih fokus

pada dirinya dan belum memahami

perlunya berhubungan sosial dengan

orang lain. Dari sisi emosi, ia pun

belum mampu menyampaikan

perasaannya sehingga sering tiba-tiba

menangis atau marah.

26

Apa yang Perlu Dilakukan untuk Mendukung Perkembangan Sosial & Emosinya?

Ayah-Bunda, untuk mengajarkan anak

bersosialiasi, ada beberapa hal yang

dapat dilakukan bersama anak di

rumah, di antaranya :

• Kenalkan anak pada orang-orang

selain Ayah-Bundanya serta ajarkan

hal-hal yang perlu dilakukan

ketika bertemu orang baru, seperti

ucapkan salam, dan jabat tangan

• Bacakan anak cerita, kemudian

hubungkan apa yang Ayah-

Bunda baca dengan pengalaman

sehari-hari, misalnya: ”Anak

kecil di cerita ini senang ketika

bertemu dengan teman ayahnya,

kalau kamu bertemu dengan

teman ayah, apa yang kamu

lakukan?”

27

Untuk mengasah kemampuan anak

mengelola emosinya, Ayah-Bunda

dapat melakukan hal-hal berikut:

• Kumpulkan gambar wajah dengan

berbagai ekspresi, kenalkan pada

anak berbagai ekspresi yang

ada, seperti marah, sedih,

dan gembira, sehingga

anak belajar bahwa

emosi tidak

hanya marah dan

senang.

• Libatkan anak dalam

pemenuhan kebutuhannya

sendiri, seperti memilih

pakaian, menyiapkan makan,

dan membersihkan tangan.

• Terjemahkan perasaan anak ke

dalam kata-kata agar ia belajar

memahami emosinya. Misalnya:

“Bunda tahu kamu marah ya

karena Bunda tidak izinkan

makan permen, kita ganti

makan kue ini saja ya.”

28

Perkembangan Fisik:

Anak belajar koordinasi

gerakan tangan

Anak maunya makan sendiri, menolak untuk disuapi. Pasti

berantakan dan kotor, tetapi banyak manfaatnya.

Perkembangan

Kemampuan Bicara:

Melatih kemampuan organ

bicara (lidah, rahang, dsb)

lewat kegiatan mengunyah

Perkembangan

Kemampuan Berpikir:

Anak belajar kegunaan alat

makan

Perkembangan

Sosial dan Emosi:

Belajar kemandirian

29

Anak suka menjelajah dan membuat berantakan,pasti

buat kesal dan lelah, tetapi banyak manfaatnya.

Perkembangan

Kemampuan Bicara:

Anak belajar menambah

kosakata lewat

pengucapan apa yang

disentuh dan dilihat

Perkembangan Sosial dan

Emosi:

Anak belajar percaya diri

Perkembangan Fisik:

anak belajar gerakan dan

koordinasi otot-ototnya

(motorik kasar dan halus)

Perkembangan

Kemampuan Berpikir:

anak memuaskan rasa

ingin tahu dan belajar

konsep arah dan ruang

30

Ayah-Bunda, berikut disajikan beberapa hal yang

sebaiknya dilakukan ataupun yang sebaiknya dihindari agar

perkembangan anak usia 13--24 bulan tidak terganggu.

Hal yang Sebaiknya Dilakukan

• Menjadi contoh dalam berbicara

dan bertindak, mengingat anak

sedang dalam masa meniru

• Batasi penggunaan popok agar

anak peka terhadap keinginan

untuk buang air

• Segera cek ke ahli tumbuh

kembang (dokter anak/psikolog)

apabila di akhir periode anak tidak

menampilkan perkembangan

sebagaimana dibahas di atas.

• Lakukan kesepakatan dengan

orang-orang yang terlibat dalam

pengasuhan (kakek-nenek,

pengasuh, dsb) terkait hal yang

boleh dan tidak boleh dilakukan anak

31

• Berkata kasar dan menghukum

anak secara fisik (memukul,

mencubit, dan menampar) karena

dapat membuat anak belajar

menyelesaikan masalah

Hal yang Sebaiknya Dihindari

• Terlalu membatasi ruang

gerak anak dengan banyak

larangan sehingga pengalaman

dan perkembangannya

menjadi terbatas karena anak

membutuhkan pengalaman

• Pemberian gawai (alat teknologi,

seperti televisi, handphone, tablet,

dll) sebelum usia 2 tahun karena

dapat mengganggu konsentrasi

dan menyebabkan kecanduan

dengan kekerasan

• Membuat janji yang

tidak untuk ditepati

sehingga membuat

anak kecewa dan

belajar melakukan

yang sama

32

Ayah-Bunda, saat anak

memasuki usia 13--24 bulan,

ada beberapa masalah yang

biasanya dijumpai orang

tua sehingga tidak jarang

menimbulkan kesulitan saat

menghadapinya.

1. Merengek

2. Membantah

3. Mengamuk

4. Kebiasaan tidur yang buruk

5. Enggan berbagi

6. Belajar buang air

7. Kedatangan adik “baru”

Berikut disajikan beberapa masalah

yang biasa dijumpai dan beberapa kiat

untuk mengatasinya, di antaranya:

Hal Penting Dalam Perkembangan Anak Usia 13--24 Bulan

33

Ayah-Bunda, merengek biasa dilakukan anak

usia 13--24 bulan sebagai cara untuk mendapat

perhatian orang dewasa di sekitarnya.

Merengek bisa disebabkan beberapa alasan, di

antaranya: lelah, lapar, jenuh, dan sakit.

Solusi:

• Saat anak merengek, hentikan apa yang

sedang Anda kerjakan, lalu

berikan ia perhatian.

• Jelaskan cara yang benar,

jika dalam menginginkan

sesuatu. Misalnya:

“Kalau kamu mau

minum, katakan baik-baik, seperti Bunda

adik mau minum.”

• Berikan pujian pada anak jika ia dapat

melakukan perilaku yang diharapkan.

• Jangan menanggapi permintaan anak

dengan “iya atau tidak”, sebelum

disampaikan dengan cara yang baik.

• Jika anak tetap merengek, sampaikan

akibat yang akan diterimanya. Misalnya:

“Kalau kamu tidak bisa meminta dengan

baik, kamu tidak akan

mendapat minum, Ayo

coba minta dengan cara

yang baik.”

Merengek

hik hik

hik hik

34

Membantah

Ayah-Bunda, membantah hal-hal

yang dilarang memang hal yang biasa

dilakukan anak usia 13--24 bulan,

semakin mereka dilarang, biasanya

justru malah semakin dilakukan.

Solusi:

• Sediakan lingkungan bermain yang

aman, sehingga tidak perlu banyak

larangan.

• Hindari kata tidak dan jangan.

gunakan kalimat positif.

• Sarankan melakukan kegiatan

yang lain kepadanya dan berikan

pujian saat mereka bersedia

melakukannya.

• Ayah-Bunda sebaiknya tidak

terpancing emosi sehingga

menjadi marah.

35

Mengamuk

Anak usia 13--24 bulan tidak jarang

mengamuk saat keinginannya

tidak dituruti, sehingga mereka

menangis hingga menjerit maupun

berguling di lantai. Kondisi ini

sering kali membuat Ayah-Bunda

menyerah dan akhirnya menuruti

keinginan mereka, apa lagi jika

mereka melakukannya di tempat

umum. Lalu apa yang sebaiknya

dilakukan untuk menghadapinya?

CupCup Cup

36

Solusi:

• Cari tahu dan pelajari penyebab

anak mengamuk.

• Alihkan perhatiannya. Perlihatkan

hal-hal yang ia sukai atau ajak anak

melakukan hal yang menyenangkan.

• Pindahkan ke lokasi yang lebih

aman.

• Jangan menyerah dan menuruti

apa yang mereka inginkan.

• Jangan tertawakan anak yang

sedang mengamuk, karena dapat

membuat mereka beranggapan

bahwa marah itu lucu karena

semua orang tertawa.

• Jangan menanggapi keinginan

anak sampai mereka berhenti

mengamuk.

• Berikan pelukan dan ajak anak

bicara setelah mengamuknya reda.

• Setelah mengamuknya selesai,

ajarkan anak bagaimana cara

mengungkapkan keinginan dengan

baik

37

Kebiasaan Tidur yang Buruk

Ayah Bunda, sering kali anak usia

13--24 bulan tidur saat larut malam.

Mereka enggan bila disuruh tidur lebih

awal dan lebih memilih untuk bermain

dan mengajak orangtuanya untuk

ikut terjaga. Padahal kondisi ini dapat

berdampak terhadap kesehatannya.

38

mengantarkan ke toilet, sikat gigi,

dan cuci kaki.

• Jika anak keluar kamar/

meninggalkan tempat tidurnya,

segera kembalikan mereka ke

tempat tidurnya.

• Berikan penghargaaan, bisa

berupa pelukan

ataupun pujian

di pagi hari, jika

mereka berhasil

melakukannya.

Solusi:

• Tetapkan waktu tidur rutin,

misalnya pukul 20.00 atau 21.00.

Berlakukan secara terus menerus.

• Berikan penjelasan kepada anak,

tentang aturan waktu tidur,

berikut alasannya.

• Pastikan kamar anak nyaman,

tidak terlalu panas ataupun terlalu

dingin. Gunakan cahaya yang

redup bila anak takut akan gelap.

• Bantu anak untuk bersiap-siap,

30 menit sebelum tidur, seperti

39

Enggan Berbagi

Anak usia 13--24 bulan cenderung

enggan berbagi dengan teman-

temannya. Berikut ada beberapa kiat

yang dapat Ayah-Bunda lakukan:

• Sampaikan kepada anak, mengenai

harapan Ayah-Bunda agar mereka

mau bermain bersama dengan

teman-temannya.

• Libatkan anak untuk memilih

mainan yang diizinkan untuk

bermain bersama dengan

teman-temannya.

• Berikan pujian kepada anak apabila

mereka mau berbagi.

• Jika anak merebut mainan

yang dipegang temannya,

berikan pengertian bahwa yang

40

dilakukannya salah dan jelaskan

perilaku yang perlu ditampilkan

bahwa ia harus meminta terlebih

dahulu.

• Jika anak tetap membantah, ambil

mainan darinya dan berikan kepada

temannya.

• Jika anak tetap protes dan

mengamuk, berlakukan

sebagaimana Ayah Bunda

menangani masalah mengamuk di

halaman sebelumnya.

41

Belajar Buang Air

Untuk mulai belajar buang air sendiri,

sebaiknya dilakukan saat usia anak

menginjak 20--24 bulan usia saat anak

sudah mampu merasakan dorongan

buang air dan menyampaikannya. Berikut

ada beberapa kiat untuk Ayah-Bunda

mengajarkan anak buang air di toilet:

• Tetapkan hari untuk memulainya.

Dalam hal ini Ayah-Bunda harus yakin

dan berkelanjutan sehingga mulai

dari hari yang ditetapkan anak belajar

untuk buang air sendiri.

42

• Izinkan anak untuk mengamati

apa yang Ayah-Bunda lakukan

apabila mengantarkan mereka ke

toilet, mulai dari membuka celana,

buang air hingga membersihkan

setelahnya.

• Siapkan fasilitas yang mendukung

anak, misalnya menyiapkan toilet

yang memudahkan anak dalam

penggunaannya dan ember air

yang mudah dijangkau.

• Lakukan latihan dengan

menggunakan boneka agar

anak memahami apa yang perlu

dilakukan jika mereka mau ke toilet.

• Jika Ayah-Bunda mengamati anak

menunjukkan tanda-tanda akan

buang air, seperti memegang

kelaminnya, segera ingatkan

mereka apa yang perlu dilakukan.

• Berikan pujian untuk setiap langkah

yang berhasil mereka lakukan.

• Jangan lupa untuk mengajarkan

mereka membersihkan tangan

setelah kegiatan di toilet.

43

Kedatangan adik “baru” tidak jarang

menimbulkan masalah bagi anak

usia 13--24 bulan. Tidak jarang dari

mereka yang iri dan mengganggu

adiknya karena tidak ingin kehilangan

perhatian dari orangtuanya.

Kedatangan Adik “Baru”

44

• Berikan pujian apabila anak berhasil

membantu merawat adiknya.

• Pastikan Ayah-Bunda menyediakan waktu

khusus untuk anak tanpa kehadiran

adiknya, misalnya mengajak berjalan-jalan

atau mengajaknya ke taman bermain.

• Jika anak mencoba menyakiti adiknya,

jelaskan bahwa tindakan tersebut

salah dan sampaikan tindakan yang

seharusnya dilakukan. Tetapkan

konsekuensi apabila mereka tetap

melakukannya.

Ayah-Bunda, masalah ini dapat

dikurangi dengan beberapa kiat

berikut:

• Persiapkan anak sebelum

kedatangan adiknya. Bicarakan

dengan anak mengenai kehamilan,

kondisi adiknya di dalam perut.

• Libatkan anak dalam merawat

adiknya, tentunya pada hal-

hal yang ia mampu, misalnya

mengambilkan bedak atau popok

adik.

45

+ +Makanan Keluarga

3--4 kaliSnack/Selingan

1--2 kaliASI

Kue/buah/Bubur kacang hijau

• Nasi/Nasi tim• Ikan/ayam/telur/daging• Sayur hijau• Tempe/tahu• Buah

Pemberian Makan untuk Anak Usia 12-24 Bulan

46

Sajian Sekali Makan “Isi Piringku”

Sajian sekali makan merupakan panduan sajian

makanan dan minuman pada setiap kali makan

yang terdiri dari:

y Separuh dari piring makan berisi makanan

pokok dan lauk pauk, Porsi makanan pokok

lebih banyak dari porsi lauk pauk.

y Separuh lagi piring makan berisi sayur dan

buah, Porsi sayur lebih banyak daripada

porsi buah.

y Anjuran minum yang cukup setiap kali

makan.

y Cuci tangan sebelum makan.

Lauk-pauk

Makanan Pokok

Buah-buahan

Sayuran

47

Allen, K.E.& Marots, L.R..2010. Profil Perkembangan Anak : Prakelahiran

Hingga Usia 12 Tahun. Jakarta

https://www.unicef-irc.org/article/958/

Morrison, G.S..2009. Early Childhood Education Today 11th Ed. New Jersey :

Pearson

Permendikbud tahun 2014 no. 146

Sanders, M.R..1997. Every Parent : A Positive Approach to Children’s

Behaviour. Melbourne : Addison Wesley Longman

Bacaan Lanjutan

Siklus Cacingan

Anak cacingan (rata-rata perutnya

buncit dan badannya kurus)

Tidak cuci tangan pakai sabun dan air bersih yang

mengalir

Tidak pakai alas kaki

Buang air besar (BAB)

sembarangan atau tidak dijamban

Asupan kurang bergizi

Penyakit Cacingan

Menyebabkan DIARE

Menyebabkan KURANG DARAH (ANEMIA)

Menyebabkan KURANG GIZI

Menyebabkan KERDIL (STUNTING)

48

Larva cacing berkembangdi perut dan usus

menjadi cacing dewasa di dalam perut dan menyerap

darah dan gizi makanan

Larva cacing termakan ke dalam perut dari

makanan dan air yang tercemar dan perilaku hidup yang tidak

bersih

BAB sembarangan dapat mengeluarkan kotoran dan telur cacing yang menempel di tanah

Setelah 3 minggu telur cacing hidup di tanah berubah menjadi

larva cacing mencemari tanah dan air di sekitar lingkungan

49

50

51

52

NARAHUBUNG

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga

Jalan Jenderal Sudirman,

Gedung C Lantai 13 Senayan Jakarta 10270

Pos-el: [email protected]

Telp./Fax. 021-5703336

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/

Sahabat KeluargaKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2 0 1 8