pengaruh motivasi belajar matematika terhadap …/pengaruh... · motivasi belajar matematika...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
SKRIPSI
Oleh:
AGUSTIN IKA SURYANINGRUM
K7108074
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN
PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN SE-DABIN V
KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SKRIPSI
Oleh:
AGUSTIN IKA SURYANINGRUM
K7108074
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN
PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN SE-DABIN V
KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Agustin Ika Suryaningrum
NIM : K7108074
Jurusan/Program Studi : IP/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGARUH MOTIVASI
BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN
KONSEP BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN SE-DABIN V
KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Agustin Ika Suryaningrum
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Oleh:
AGUSTIN IKA SURYANINGRUM
K7108074
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan
Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN
PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN SE-DABIN V
KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Samidi, M.Pd Joko Daryanto, S.Sn., M.Sn
NIP. 195111081988031001 NIP. 19750422 200812 1 001
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I : Drs. Samidi, M.Pd
Anggota II : Joko Daryanto, S.Sn., M.Sn
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Agustin Ika Suryaningrum. PENGARUH MOTIVASI BELAJAR
MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP
BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN SE-DABIN V KECAMATAN
KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN
2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat atau tidaknya
pengaruh motivasi belajar matematika terhadap kemampuan penguasaan konsep
bangun datar siswa kelas V SDN Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode penelitian yang
digunakan adalah metode survai dalam bentuk korelasional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Se-Dabin V Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan
sampel penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Lalung yang berjumlah 41
siswa. Teknik pengumpulan data dengan teknik angket dipakai untuk
mengumpulkan data motivasi belajar matematika. Teknik tes digunakan untuk
mengumpulkan data tes kemampuan penguasaan konsep bangun datar.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif motivasi belajar
matematika terhadap kemampuan penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V
SD Negeri Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar tahun
pelajaran 2011/2012 (t hitung > t tabel yaitu 2,17 > 2,02) dengan koefisien
determinasi sebesar 32,2%.
Implikasi dari hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif
motivasi belajar matematika terhadap kemampuan penguasaan konsep bangun
datar, maka dapat memberikan petunjuk kepada pihak yang terkait untuk mau
dan mampu lebih memperhatikan faktor motivasi belajar kepada siswa. Agar
kemampuan penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V SDN Se-Dabin V
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar, khususnya akan meningkat.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Agustin Ika Suryaningrum. THE EFFECT OF MATHEMATIC LEARNING
MOTIVATION ABILITY FOR HORIZONTAL SHAPE CONCEPT TO
THE FIFTH YEARS OF ELEMENTARY STUDENTS IN DABIN V
KARANGANYAR DISTRICT AND REGENT ON EDUCATION 2011/2012.
Thesis, Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University
Surakarta. July 2012.
The goal of research to know on effect of mathemathic learning
motivation ability for horizontal shape concept to the fifth years of elementary
students in Dabin V Karanganyar district and regent on education years
2011/2012.
This research is a kuantitative research, the research method which used in
it is a survey method in the corellational form. Population of the research is all of
the fifth years student in Dabin V Karanganyar district and regent on Education
years 2011/2012. And the sample of the research is the student of Lalung 02
Elementary School in fifth years that it has forty-one (41) students. The technic of
the collection data by questionnaires technic, it is used to collection learning
motivation data. The technic of the test to collection data ability horizontal
concept test.
There is a positif influence that showing in the result of the research. The
mathematic learning motivation ability for horizontal concept to the fifth years
elementary students in Dabin V Karanganyar district and regent on education year
2011/2012 (t calculation > t table is 2,17 > 2,02 ) by 32,2 % determination coefficient.
The implication from the result research had showed the positif effect of
the mathematic learning motivation ability for horizontal concept. So it gives
motivation for another students or the other side to learn about the ability for
horizontal concept to the fifth year student of elementary school in Dabin V
Karanganyar district and regent. It specially will be increase.
Keyword: Mathematic learning motivation, Ability for horizontal shape concept
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Hasil kesuksesan merupakan sebuah penghargaan tetapi proses menuju
kesuksesan merupakan sebuah pengalaman yang tidak mungkin dilupakan
( Agustin Ika Suryaningrum )
Kita tidak akan pernah tahu, sebelum kita melakukannya. Ingatlah satu hal, usaha
yang kita lakukan akan sebanding dengan hasilnya
( Kahlil Gibran )
Mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain karena kita tidak yakin untuk
melakukannya merupakan sebuah kegagalan. Berusaha dan belajar untuk
mencoba melakukannya merupakan kesuksesan yang berharga
( Agustin Ika Suryaningrum)
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Syukur alhamdulillah aku panjatkan rasa syukurku pada-Mu ya Allah SWT,
kupersembahkan karya ini untuk:
Bapak Eko Sri Hardjanto HS dan Ibu Suwarni
Doamu yang selalu teriring di setiap langkah ketika aku berjalan, setiap
jantungku berdetak, dan setiap nafas yang selalu aku hembuskan. Tiada pernah
henti kerja kerasmu untukku. Kasih sayang yang selalu kalian curahkan hanya
kepadaku. Semuanya aku selalu ingin untuk mempersembahkan yang terbaik
bagimu. Terima kasih bapak dan ibukku.
Yunita Artingtyas dan Puspasari Nur Hidayah
Terima kasih untuk kedua sahabatku karena dorongan kalian lah semua
ini dapat selesai. Semangat yang selalu kalian berikan untukku menjadikanku
motivasi untuk selalu berjalan ke depan tanpa menoleh ke belakang lagi. Kalian
selalu ada di sampingku, menjadi penyemangatku di saat aku jatuh dan terluka.
Rizqi Harisnawati, Herlina Kartika Sari, Nathalia Yuli Indah
Permatasari, dan Mutiara Ayu Hapsari
Terima kasih untuk saudara sepupuku yang selalu ada di saat aku
membutuhkan dorongan semangat, di kala aku membutuhkan teman untuk
menceritakan semua keluh kesahku. Kalian selalu berada di sisiku tanpa
meningggalkanku walaupun aku terjatuh dan terluka.
Semua Orang yang Terkasih dan Tersayang
Takkan bisa aku sebutkan semua nama, hanya kasih dan sayang dari
semua orang yang terkasih dan tersayang yang selalu memberikanku semangat
untuk terus melangkah maju dan menjadikanku manusia yang lebih baik.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkat, rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGARUH MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP
KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR SISWA
KELAS V SDN SE-DABIN V KECAMATAN KARANGANYAR
KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pengetahuan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Samidi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Joko Daryanto, M.Sn selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini
6. Sri Suharyanti, S.Pd. SD selaku Kepala SD Negeri 01 Lalung Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Karanganyar.
7. E. Endang Susilowati, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 02 Lalung
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.
8. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 01 Lalung yang banyak memberikan bantuan
dan dorongan.
9. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 02 Lalung yang banyak memberikan bantuan
dan dorongan.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10. Teman-teman PGSD Kelas A angkatan 2008 yang selalu memberikan
dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar
a) Pengertian Kemampuan ............................................... 8
b) Pengertian Penguasaan ................................................. 9
c) Pengertian Konsep ........................................................ 11
d) Pengertian Bangun Datar Menurut Sifat–Sifatnya ....... 12
e) Pengertian Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun 13
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Datar ..............................................................................
2. Motivasi Belajar
a) Pengertian Motivasi ...................................................... 14
b) Jenis–jenis Motivasi ...................................................... 16
c) Ciri–ciri Motivasi .......................................................... 19
d) Fungsi Motivasi ............................................................ 20
e) Pengertian Belajar ......................................................... 22
f) Jenis–jenis Belajar ........................................................ 23
g) Faktor–faktor yang Mempengaruhi Belajar .................. 25
h) Pengertian Motivasi Belajar .......................................... 27
i) Pengertian Motivasi Belajar Matematika ..................... 29
B. Tinjauan Materi Bangun Datar Kelas V SD ............................. 32
C. Penelitian yang Relevan............................................................ 36
D. Kerangka Berpikir .................................................................... 37
E. Hipotesis Penelitian .................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 39
B. Metode Penelitian ..................................................................... 40
C. Desain Penelitian ...................................................................... 36
D. Populasi dan Sampel.................................................................. 41
E. Teknik Pengambilan Sampel .................................................... 41
F. Pengumpulan Data .................................................................... 42
G. Validasi Instrumen Penelitian.................................................... 45
H. Teknik Analisis Data ................................................................ 53
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .......................................................................... 56
B. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................... 58
C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 59
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................. 61
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 63
B. Implikasi ................................................................................... 63
C. Saran ......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA 66
LAMPIRAN
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Bagan Motivasi Menurut Rochman Natawidjaja ................. 15
Gambar 2.2. Bagan desain penelitian kerangka berpikir ........................... 38
Gambar 3.1. Gambar desain penelitian ..................................................... 39
Gambar 4.1. Histogram Skor Motivasi Belajar ......................................... 57
Gambar 4.2. Histogram Skor Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun
Datar .....................................................................................
58
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Tabel jadwal penelitian 39
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar .............................. 56
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Penguasaan Konsep
Bangun Datar .............................................................................
58
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Materi Bangun Datar ............................................................ 69
Lampiran 2. Kisi – Kisi Angket Motivasi Belajar .................................... 74
Lampiran 3. Angket Motivasi Belajar ....................................................... 75
Lampiran 4. Kisi – Kisi Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar 78
Lampiran 5. Soal Tes Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar... 79
Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Penguasaan Konsep
Bangun Datar ........................................................................
84
Lampiran 7. Daftar Siswa Try Out SDN 01 Lalung ................................. 85
Lampiran 8. Daftar Siswa Sampel SDN 02 Lalung ................................. 86
Lampiran 9. Data Hasil Nilai Angket Motivasi Belajar Try Out SDN 01
Lalung ...................................................................................
88
Lampiran 10. Nilai Try Out Angket untuk Uji Validitas............................. 89
Lampiran 11. Tabel Kerja Try Out Angket untuk Uji Validitas ................. 90
Lampiran 12. Perhitungan Try Out Angket Uji Validitas ........................... 91
Lampiran 13. Nilai Try Out Angket untuk Uji Reliabilitas ....................... 92
Lampiran 14. Perhitungan Try Out Angket Uji Reliabilitas ....................... 93
Lampiran 15. Data Hasil Tes Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun
Datar Try Out SDN 01 Lalung .............................................
94
Lampiran 16. Nilai Try Out Tes untuk Uji Validitas .................................. 95
Lampiran 17. Tabel Kerja Try Out Tes untuk Uji Validitas ....................... 96
Lampiran 18. Perhitungan Try Out Tes untuk Uji Validitas ....................... 97
Lampiran 19. Nilai Try Out Tes untuk Uji Reliabilitas .............................. 99
Lampiran 20. Perhitungan Try Out Tes untuk Uji Reliabilitas ................... 100
Lampiran 21. Nilai Try Out Tes untuk Uji Daya Beda ............................... 101
Lampiran 22. Perhitungan Try Out Tes untuk Uji Daya Beda ................... 102
Lampiran 23. Nilai Try Out Tes untuk Uji Tingkat Kesukaran .................. 104
Lampiran 24. Perhitungan Try Out Tes untuk Uji Tingkat Kesukaran ...... 105
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 25. Tabulasi Hasil Penyebaran Angket Motivasi Belajar (X) .... 106
Lampiran 26. Distribusi Frekuensi Data Variabel X .................................. 107
Lampiran 27. Tabulasi Hasil Penyebaran Tes Kemampuan Penguasaan
Konsep Bangun Datar (Y) ....................................................
109
Lampiran 28. Distribusi Frekuensi Data Variabel Y .................................. 110
Lampiran 29. Data Induk Penelitian ........................................................... 112
Lampiran 30. Tabel Kerja Analisis Data .................................................... 113
Lampiran 31. Uji Normalitas Variabel X .................................................... 114
Lampiran 32. Uji Normalitas Variabel Y .................................................... 116
Lampiran 33. Tabel Kerja Uji Linieritas ..................................................... 118
Lampiran 34. Perhitungan Uji Linieritas X terhadap Y .............................. 119
Lampiran 35. Tabel Perhitungan Analisis Regresi ..................................... 121
Lampiran 36. Koefisien Regresi Sederhana ................................................ 122
Lampiran 37. Pengujian Hipotesis .............................................................. 123
Lampiran 38. Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) .............................. 125
Lampiran 39. Foto siswa SDN 01 Lalung sebagai SD Try Out .................. 126
Lampiran 40. Foto siswa SDN 02 Lalung sebagai SD Sampel .................. 127
Lampiran 41. Tabel T .................................................................................. 128
Lampiran 42. Tabel F .................................................................................. 129
Lampiran 43. Tabel Chi-Kuadrat ................................................................ 130
Lampiran 44. Tabel Z .................................................................................. 131
Lampiran 45. Tabel Korelasi Product Moment ......................................... 132
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini
semakin pesat, memungkinkan bagi semua pihak untuk dapat memperoleh
informasi yang semakin cepat. Perkembangan seperti ini menuntut siswa untuk
mampu berpikir secara kritis, kreatif, efektif serta selalu mengikuti perkembangan
yang selalu berkembang. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum (2004) “Cara
berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar matematika karena
matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya
sehingga memungkinkan untuk dapat terampil berpikir rasional”. (hlm.79)
Belajar matematika, kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan efektif
bisa terasah dengan baik. Karena dalam matematika ada berbagai permasalahan
yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Based oppinion of Bobby
Ojose (2011) “If we look at mathematics as a science that help us solve problem,
it makes sense to use a phenomenological approach to describe mathematical
consepts, structure, and ideas”. Berdasarkan pendapat dari Bobby Ojose (2011)
“jika kita melihat bahwa matematika sebagai sebuah yang dapat membantu kita
untuk memecahkan masalah, hal ini masuk akal untuk menggunakan pendekatan
fenomenologis untuk menggambarkan konsep matematika, struktur, dan ide-ide
(hlm.94)
Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskude atau ilmu pasti, yang
kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Definisi karakteristik matematika
menurut Aan (2009) adalah matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau
mathema yang belajar atau hal yang dipelajari. Ciri utama matematika adalah
penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau
pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
Mata pelajaran matematika merupakan pelajaran dasar yang ada dalam
setiap jenjang pendidikan. Matematika selalu dikaitkan dalam kehidupan sehari –
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
hari. Hal ini disebabkan manusia tidak terlepas dari menghitung, mengukur,
menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana melalui materi
bilangan, pengukuran, dan geometri.
Materi dalam mata pelajaran matematika yang ada hubungannya dengan
kehidupan sehari-hari adalah geometri. Geometri (dari bahasa Yunani yakni geo =
bumi, metria = pengukuran) secara harafiah berarti pengukuran tentang bumi,
adalah cabang dari matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Dari
pengalaman, atau mungkin secara intuitif, orang dapat mengetahui ruang dari ciri
dasarnya, yang diistilahkan sebagai aksioma dalam geometri. Pengertian lain
geometri menurut Wikipedia yaitu cabang matematika yang mempelajari titik,
garis, bidang dan benda-benda ruang beserta sifat, ukuran dan hubungannya
dengan yang lain.
Geometri sangat erat kaitannya dengan bangun datar dan bangun ruang.
Bangun datar merupakan bagian dasar dalam mempelajari bangun ruang.
Misalnya saja pada bangun ruang balok, balok terdiri dari rangkaian bangun datar
persegi dan persegi panjang. Ada berbagai materi dari bangun datar yang
dipelajari. Salah satu materi yang dipelajari dalam bangun datar yakni sifat–sifat
bangun datar. Sifat-sifat bangun datar tersebut, merupakan ciri khas yang menjadi
tanda dari setiap bangun datar.
Sifat–sifat bangun datar dapat diketahui dari penguasaan konsep bangun
datar itu sendiri. Penguasaan konsep lebih menunjuk kepada menguasai
rancangan. Pada dasarnya penguasaan berasal dari kata dasar kuasa. Menurut
Kamisa (1997) pengertian kuasa yaitu mampu, sanggup berbuat sesuatu,
kekuatan. Penguasaan secara umum berarti mampu dalam berbuat segala sesuatu
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Penguasaan yang dimaksud yakni
penguasaan konsep bangun datar. Konsep yang berarti rancangan atau rencana
yang ada di dalam pikiran lalu dituangkan ke dalam bentuk lain tanpa mengubah
arti yang ada. Untuk menguasai konsep bangun datar diperlukan kesadaran untuk
dapat mempelajari konsep dari bangun datar itu. Kesadaran itu lebih menekankan
kepada niat atau tujuan untuk mempelajarinya. Apabila mempunyai tujuan untuk
mampu menguasai maka akan mudah untuk dipelajari. Berbeda halnya jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
tujuannya hanya sebagai formalitas belajar karena kewajiban sebagai seorang
pelajar, maka akan sulit untuk benar-benar menguasai konsep bangun datar itu
sendiri. (hlm.321)
Salah satu faktor dalam menguasai konsep bangun datar yakni motivasi
belajar. Secara umum motivasi dapat diartikan sebagai penyemangat untuk dapat
memperoleh satu tujuan yang ingin dicapai. Menurut Robert E. Slavin (2009)
“Motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan anda berjalan, membuat anda
berjalan, dan menentukan ke mana anda berusaha berjalan”. (hlm.106)
Motivasi belajar merupakan faktor yang penting. Tanpa adanya motivasi,
kemauan untuk belajar sangat rendah serta akan mempengaruhi ketika menerima
materi pelajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam Syaiful Bahri Djamarah
(2008:148) “Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Menurut Wasty Soemanto (2003) menjelaskan bahwa ada dua prinsip
penting dalam motivasi yakni: (hlm.203)
1. Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang
proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita
amati dan meramalkan tingkah laku–tingkah laku orang lain.
2. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari
tingkah laku yang dapat diamati.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa prinsip motivasi itu ada dua. Kedua
prinsip tersebut menyatakan bahwa motivasi itu timbul karena adanya proses.
Dari proses ini akan timbul tingkah laku dari diri seseorang. Tingkah laku yang
dimaksud yakni karakter dari diri seseorang. Karakter yang muncul adalah
bagaimana peranan seseorang ketika akan bertindak maupun peranan seseorang
ketika menghadapi suatu masalah. Sama halnya seperti siswa di sekolah dasar.
Dari tingkah laku yang dapat diamati ketika berada di lingkungan sekolah, dapat
diketahui motivasi belajar dari pribadi siswa masing-masing.
Kenyataan yang terjadi sekarang ini, motivasi siswa dalam belajar sangat
rendah, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V di SDN
Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Ada berbagai
faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa. Abin S. Makmun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
(2009) mengatakan bahwa “motivasi tersebut timbul dan tumbuh berkembang
dengan jalan datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik) dan datang dari
lingkungan (ekstrinsik)”. Faktor dari diri sendiri perlu dibangun dengan adanya
kepribadian dari diri siswa yang ingin maju untuk menjadikan dirinya menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Membangun kesadaran atau memotivasi diri sendiri
untuk lebih maju itu tidak mudah. Semua hal yang dilakukan timbul dari niat.
Apabila mempunyai niat untuk terus berhasil, proses yang harus dijalani yaitu
belajar. Dengan belajar, semua hal dapat dipelajari dengan baik. Faktor lain selain
faktor dari diri sendiri adalah faktor lingkungan. (hlm.37)
Faktor lingkungan bisa dari dalam keluarga dan masyarakat. Faktor
dalam keluarga merupakan faktor yang paling utama dikarenakan siswa setiap
hari saling berinteraksi. Dukungan dari orang tua untuk memberikan motivasi
bagi siswa dalam belajar sangat besar. Tidak jarang, orang tua sama sekali tidak
memperhatikan anaknya ketika belajar. Padahal bagi siswa sekolah dasar
khususnya, perhatian orang tua ketika mendampingi anak belajar sangat
dibutuhkan. Siswa sekolah dasar masih belum bisa untuk berpikir secara mandiri.
Tidak jarang, siswa berpikir sangat kritis ketika bertanya. Orang tua merupakan
tempat bertanya yang paling tepat bagi anaknya. Sehingga siswa akan
memperoleh informasi yang jelas dan benar dari orang tua, yang nantinya akan
membentuk pola pikir siswa supaya tidak terkontaminasi dengan hal–hal yang
lain.
Selain faktor dari keluarga dan masyarakat, faktor dari lingkungan
sekolah juga mempengaruhi. Di lingkungan sekolah, guru dan teman-teman dapat
memberikan motivasi belajar. Guru dapat memotivasi siswa agar belajar lebih
rajin lagi. Tetapi pada kenyataannya tidak jarang guru kurang memberikan
motivasi kepada siswa untuk terus belajar dengan giat. Maka dari itu guru harus
merencanakan dari awal sebelum proses belajar mengajar itu berlangsung. Based
oppinion of Alison Castro Superfine (2008) “Planning commonly refers to the
time teachers spend preparing and designing activities for students from tasks and
activities to instructional practices employed during lessons”. Berdasarkan
pendapat dari Alison Castro Superfine (2008) “Perencanaan umumnya mengacu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pada waktu guru mempersiapkan dan merancang kegiatan untuk siswa dari tugas-
tugas dan kegiatan praktik pembelajaran yang digunakan selama pelajaran”.
Perencanaan mengajar tidak hanya merencanakan materi yang akan diajarkan.
Tetapi juga memberikan motivasi kepada siswa untuk giat belajar. (hlm. 11).
Sebagian besar masyarakat beranggapan, bahwa matematika merupakan
mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. Anggapan seperti ini mempengaruhi
siswa ketika mempelajari matematika. Fakta yang ditemui di lapangan, rendahnya
kemampuan siswa dalam menguasai konsep bangun datar dikarenakan faktor
motivasi belajar siswa yang rendah, baik itu motivasi intrinsik maupun motivasi
ekstrinsik.
Kemampuan siswa dalam menguasai konsep bangun datar sangat
dipengaruhi oleh motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik. Apabila
motivasi belajar siswa tinggi, maka kemampuan siswa menguasai konsep materi
sifat–sifat bangun datar juga akan baik dan memuaskan. Sebaliknya, apabila
motivasi belajar siswa rendah, maka kemampuan siswa menguasai konsep materi
sifat–sifat bangun datar juga akan rendah. Sehingga motivasi belajar berpengaruh
terhadap kemampuan penguasaan siswa pada materi tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar Matematika terhadap
Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar Siswa Kelas V SDN Se-Dabin V
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar matematika terhadap
kemampuan penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V SDN Se-Dabin
V Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2011/2012?”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya “Pengaruh motivasi belajar matematika terhadap
kemampuan penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V SDN Se-Dabin V
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari segi manfaat teoritis, penelitian ini dapat memberikan masukan
dan informasi kepada pembaca maupun guru tentang adanya pengaruh positif
motivasi belajar matematika terhadap kemampuan penguasaan konsep
bangun datar. Selain itu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
bebas yaitu motivasi belajar matematika terhadap variabel terikat yaitu
kemampuan penguasaan konsep bangun datar. Hal lain yakni untuk
menambah khazanah ilmu tentang penguasaan konsep bangun datar itu
sendiri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Untuk memberikan pengertian bagi siswa bahwa motivasi belajar
merupakan salah satu faktor utama dalam belajar.
2) Untuk membantu siswa dalam menguasai konsep bangun datar
khususnya dalam sifat-sifat bangun datar.
3) Untuk menciptakan suasana belajar kepada siswa yang lebih
menyenangkan.
b. Bagi Guru
1) Untuk memberikan pengetahuan kepada guru bahwa motivasi belajar
kepada siswa itu sangat penting.
2) Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah guna meningkatkan profesionalisme
guru dalam mengajar dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa
khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Kajian Teori
1. Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar
Pada subbab ini akan di definisikan tentang konsep-konsep atau teori-
teori yang berkaitan dengan variabel kemampuan penguasaan konsep bangun
datar. Untuk maksud tersebut akan di definisikan tentang: a. Pengertian
kemampuan b. Pengertian penguasaan c. Pengertian konsep d. Pengertian
bangun datar menurut sifat-sifatnya e. Kemampuan penguasaan konsep
bangun datar. Berikut uraian tentang definisi variabel kemampuan
penguasaan konsep bangun datar secara berturut-turut.
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan bisa diartikan sebagai sikap untuk mampu dalam
melakukan sesuatu. Menurut Mohammda Zain dalam blog Milman Yusdi
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha
dengan diri sendiri. Kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi
seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian
atas tindakan seseorang. Seperti halnya pendapat Robbin di dalam blog
Milman Yusdi pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor
yaitu:
(1) kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental-berfikir,
menalar dan memecahkan masalah, (2) kemampuan fisik (physical
ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
Kemampuan dibagi menjadi tiga jenis (Guilford,2004):
1) Kemampuan perseptual
Kemampuan perseptual adalah melalui kemampuan dalam
mengadakan persepsi atau pengamatan antara lain mencakup faktor –
faktor kepekaan indera, perhatian, kecepatan persepsi dan sebagainya.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat indah. Misalnya saja
melihat pemandangan alam, siswa melihat indahnya pemandangan lalu
diungkapkan menjadi sebuah kata-kata atau lebih ke pendapat setelah
siswa melihat pemandangan tersebut.
2) Kemampuan psikomotor
Kemampuan psikomotor adalah mencakup beberapa faktor antara
lain: kekuatan, kecepatan gerak, ketelitian, keluwesan, dan lain – lain.
Lebih menekankan kepada gerak. Misalnya saja ketika di dalam kelas
guru memberikan tugas menghitung luas bangun datar. Siswa harus
lebih teliti untuk mengetahui rumus serta menghitung angka-angkanya.
3) Kemampuan intelektual
Kemampuan intelektual adalah kecenderungan yang menekankan
pada kemampuan akal dimana mencakup beberapa faktor antara lain:
ingatan, pengenalan, evaluasi, berfikir dan lain – lain. Misalnya saja
kemampuan dalam berpendapat atau mengutarakan jawaban ketika guru
mengadakan tanya jawab dengan siswa. Siswa mampu untuk
menyampaikan pendapatnya sendiri dengan kata-kata yang ia susun
sendiri. Selain itu misalnya mencongak, perlu adanya ingatan yang
tajam untuk mampu menjawab pertanyaan guru.
Ketiga jenis kemampuan itu merupakan satu kesatuan yang sulit
dipisahkan dari setiap individu. Antara kemampuan yang satu dengan
kemampuan yang lain saling berkaitan. Maka dari itu untuk meningkatkan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu perlu untuk mengasahnya
supaya menjadi lebih baik nantinya. Kemampuan itu sendiri artinya
kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Jadi kemampuan merupakan
kesanggupan dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu dalam mencapai
suatu pekerjaan tertentu.
b. Pengertian Penguasaan
Kata penguasaan mempunyai arti yang sama dengan kata
kemampuan. Keduanya sama-sama mempunyai arti sanggup dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
melakukan sesuatu. Penguasaan berasal dari kata dasar kuasa yang berarti
mampu atau sanggup dalam melakukan sesuatu. Penguasaan dalam arti
umum berarti suatu usaha untuk mempelajari dengan sungguh-sungguh
sesuatu hal agar dipahami. Seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1991), penguasaan mempunyai pengertian yaitu pemahaman atau
kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan atau kepandaian.
Penguasaan merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses
belajar. (hlm.534)
Perubahan tingkah laku yang dimaksud yakni, perubahan dari
tingkat pengetahuan individu yang bisa dikatakan rendah menjadi lebih
meningkat setelah mengalami proses belajar. Seperti halnya pendapat dari
Ngalim Purwanto (1990) tentang pengertian belajar yang berhubungan
dengan penguasaan adalah: (hlm:85)
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan
atau pengalaman, dalam arti perubahan – perubahan yang
disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap
sebagai hasil belajar; seperti perubahan – perubahan yang terjadi
pada diri seorang bayi .
Tingkat penguasaan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda-beda.
Hal ini dipengaruhi dari proses belajar pada masing-masing individu.
Apabila individu belajar dengan sungguh-sungguh, maka tidak sulit bagi
individu tersebut untuk menguasai suatu hal. Misalnya saja, siswa Sekolah
Dasar kelas lima sedang belajar mengenai materi sifat-sifat bangun datar.
Ketika siswa tersebut bersungguh-sungguh untuk mempelajari materi
tersebut maka tingkat penguasaan siswa akan meningkat. Sedangkan
apabila siswa hanya mempelajari dengan niat hanya belajar tanpa ingin
menguasai materi tersebut maka penguasaan siswa dalam materi tersebut
juga rendah.
Selain proses belajar, penguasaan juga ditentukan dengan tingkat
kecerdasan dari masing-masing individu. Tingkat kecerdasan ada yang
tinggi, sedang, dan rendah. Ketiga tingkatan itu mempunyai kapasitas
tersendiri. Apabila tingkat kecerdasan tinggi, penguasaan yang dimiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
oleh individu juga semakin baik. Begitu pula dengan kecerdasan sedang
dan rendah. Semua disesuaikan pada kecerdasan atau IQ (Intellegence
Quotient) dari setiap individu itu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan
mempunyai arti pemahaman. Pemahaman tidak hanya sekedar menghafal
atau mengingat saja. Tetapi penguasaan lebih bersifat ke mengingat dan
memahami serta mampu untuk mengungkapkan kembali apa yang telah di
pelajari atau di ketahui dengan menggunakan kalimat sendiri tanpa
mengubah arti yang ada di dalamnya, yang juga dipengaruhi tingkat
kecerdasan dari masing-masing individu.
c. Pengertian Konsep
Konsep secara umum dapat di artikan sebagai rancangan yang telah
di susun sesuai dengan gagasan yang ada di dalam pikiran. Dari wikipedia
bahasa Indonesia dijelaskan bahwa konsep merupakan abstrak, entitas
mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu
entitas, kejadian atau hubungan. Sedangkan pendapat Soedjadi dalam blog
carapedia.com mendefinisikan konsep adalah ide abstrak yang digunakan
untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Dalam penelitian ini, konsep yang di maksud adalah cara yang
disusun untuk mempermudah ketika mempelajari materi bangun datar
khususnya sifat-sifat bangun datar itu. Sifat-sifat bangun datar ada yang
menunjukkan sisi yang sejajar, sudut yang besarnya sama, dan lain-lain.
Sifat-sifat bangun datar jika hanya dipahami saja sangat sulit, serta apabila
nantinya dituangkan lagi dalam bentuk lain. Pemahaman menurut siswa
hanya bersifat mengerti untuk dipelajari atau di hafalkan. Tetapi ketika
siswa akan mengerjakan soal tentang sifat-sifat bangun datar maka akan
kesulitan.
Konsep yang dimaksud dalam penelitian ini lebih menekankan
pada cara mudah untuk mempelajari. Sebagai contoh saja, ketika guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
menjelaskan tentang sifat-sifat bangun datar dengan metode ceramah maka
hasilnya akan bersifat verbal. Siswa hanya memahami sambil lalu saja.
Dengan kata lain hari ini dipelajari keesokan harinya lupa. Perlu
penanaman konsep yang tersencana dengan cara, ketika guru mengajar
menggunakan media yang dapat menarik siswa. Sehingga siswa lebih
mudah mengerti apa yang guru ajarkan.
Maka dari itu konsep yang dimaksud adalah rancangan yang dilihat
atau di ambil dari hal-hal yang bersifat konkret kemudian disusun agar
mudah dipahami yang nantinya dapat dituangkan ke dalam bentuk lain
tanpa mengubah arti yang terkandung di dalamnya. Untuk membuat
konsep yang mudah di pahami, haruslah membuat poin-poin penting yang
dapat mempermudah ketika dipelajari. Sehingga ketika menghadapi soal
akan lebih mudah untuk dikerjakan dengan baik karena sudah terkonsep
dari awal.
d. Pengertian Bangun Datar Menurut Sifat–Sifatnya
Bangun datar tidak dapat lepas dari bidang datar. Bidang datar
biasanya digambarkan sebagai sebuah hasil pengirisan permukaan setipis
mungkin sehingga tidak mempunyai ketebalan. Bidang datar selanjutnya
disebut sebagai sebuah bidang yang hanya memiliki dua sisi.
Bangun datar dapat didefinisikan sebagai hamparan yang rata yang
mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai
tinggi dan tebal (Julius Hambali, Siskandar, dan Mohamad Rohmat,
1996:171). Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi
oleh garis–garis lurus atau lengkung ( Imam Roji, 1997).
Bangun datar memiliki ciri-ciri tersendiri, ciri-ciri inilah yang
disebut sifat dari bangun datar. Sifat dari masing-masing bangun datar ada
yang hampir sama dan ada yang berbeda. Misalnya besar sudut persegi
dan persegi panjang besarnya 90˚. Berbeda lagi dengan segitiga, segitiga
mempunyai beberapa bentuk yang berbeda. Walaupun sama-sama segitiga
tetapi memiliki sifat-sifat yang berbeda pada setiap bangunnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun
datar yaitu bangun yang mempunyai dua sisi, tidak mempunyai tinggi dan
tebal yang dibatasi oleh garis lurus dan lengkung. Setiap bangun datar
mempunyai ciri–ciri tersendiri. Untuk dapat mengetahui ciri–ciri dari
masing–masing bangun datar maka digambarkan sifat–sifatnya.
e. Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar
Kemampuan bisa diartikan sebagai sikap untuk mampu dalam
melakukan sesuatu. Menurut Mohammda Zain dalam blog Milman Yusdi
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha
dengan diri sendiri. Sedangkan penguasaan merupakan pemahaman atau
kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan atau kepandaian. Konsep
yang secara umum diartikan sebagai sebuah rancangan yang telah disusun
yang masih bersifat abstrak. Sehingga kemampuan penguasaan konsep
adalah sikap untuk mampu memahami pengetahuan yang telah disusun
atau telah dihafal sehingga nantinya mampu untuk dituangkan ke dalam
kalimat lain tanpa mengubah arti yang terkandung di dalamnya.
Pendapat E.T.Ruseffendi (1992) menyatakan bahwa melalui alat
peraga siswa mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung
keteraturan yang terdapat pada benda atau objek yang dipelajari. Jadi
untuk memahami bangun datar terutama sifat–sifat dari bangun datar itu
tidak hanya dipelajari secara verbal. Tetapi dengan cara menghubungkan
dengan lingkungan sekitar agar anak didik mampu untuk mengingatnya
dengan mudah. Untuk mendapatkan alat peraga tersebut memang tidak
sulit. Karena setiap benda yang ada di sekitar anak didik, mengandung
unsur bangun datar yang di dalamnya terdapat sifat–sifat dari bangun datar
itu sendiri. (hlm.198)
Pendapat Brownel dalam E.T Ruseffendi (1992) menyatakan bahwa
belajar matematika merupakan belajar bermakna, dalam arti setiap konsep
yang dipelajari harus benar–benar dimengerti sebelum sampai pada latihan
atau hafalan. Hal ini dimaksudkan bahwa pemahaman siswa terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
materi harus benar–benar dikuasai siswa dengan baik. Jika penguasaan
konsep bangun datar yang dikuasai siswa baik dan dapat diaplikasikan
ketika pelajaran berlangsung, maka hasil yang diperoleh siswa juga akan
baik. Sebaliknya jika penguasaan konsep bangun datar yang dikuasai siswa
terhadap materi rendah, maka hasil yang diperoleh siswa juga akan rendah.
(hlm.198)
2. Motivasi Belajar
Pada subbab ini akan di definisikan tentang konsep-konsep yang
mendasari tentang variabel motivasi belajar. Untuk maksud tersebut akan di
definisikan tentang: a. Pengertian motivasi b. Jenis-jenis motivasi c. Ciri-ciri
motivasi d. Fungsi motivasi e. Pengertian belajar f. Jenis-jenis belajar g.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar h. Motivasi belajar i. Motivasi
belajar matematika. Berikut uraian tentang konsep-konsep yang mendasari
tentang variabel motivasi belajar:
a. Pengertian Motivasi
Secara etimologis, motif atau dalam bahasa Inggrisnya motive,
berasal dari kata motion, yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang
bergerak”. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku. “ Motif adalah suatu
pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan
tingkah laku/ perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang” menurut Sartain
dalam bukunya (Ngalim Purwanto, 1990:60). Selain motif, dalam
psikologi dikenal pula istilah motivasi.
Menurut Abin S. Makmun (2009) “Motivasi merupakan suatu
keadaan yang kompleks ( a complex state) dan kesiapsediaan (prepatory
set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion,
motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari”.
(hlm.37)
Menurut Rochman Natawidjaja (1993) “ motivasi adalah suatu
proses untuk menggiatkan motif atau motif–motif menjadi tindakan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
perilaku untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan atau untuk
mencapai tujuan”. (hlm.54)
Motivasi itu muncul karena membutuhkan sesuatu dari apa yang
dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan
seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas
belajar. Untuk lebih jelasnya tentang pengertian motivasi dapat
digambarkan sesuai dengan gambar 2.1 di bawah ini:
Gambar 2.1. Bagan Motivasi menurut Rochman Natawidjaja (1993:55)
Maksud dari bagan di atas adalah motif itu terdiri dari dua unsur
yaitu dorongan dan kebutuhan. Motif akan menggerakkan motivasi
sehingga akan tejadi tindakan atau perbuatan atau perilaku yang
mengarahkan ke tujuan yang ingin dicapai. Motif itu dapat diartikan
sebagai gerak. Karena secara etimologis, motif berasal dari kata motion
yang berarti gerakan.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, motivasi adalah
kondisi–kondisi atau dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan yang
diharapkan. Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
dorongan kepada diri siswa untuk terus belajar demi mencapai hasil
prestasi yang memuaskan untuk dirinya sendiri.
DORONGAN
KEBUTUHAN
MOTIF
MOTIVASI
TINDAKAN ATAU
PERBUATAN
ATAU PERILAKU
TUJUAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b. Jenis–jenis Motivasi
Motivasi terdiri dari 2 jenis, yaitu motivasi yang berasal dari dalam
diri sendiri (intrinsik) dan motivasi yang berasal dari lingkungan sekitar
(ekstrinsik).
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari diri
sendiri. Motivasi intrinsik yaitu motif–motif yang dapat berfungsi tanpa
harus dirangsang dari luar (Alex Sobur, 2003:295). Motivasi dalam diri
sendiri sangat berperan karena memang tercipta dari kesadaran tanpa
adanya paksaan dari orang lain. Sesuatu yang tumbuh secara alami dari
diri sendiri akan menimbulkan pengalaman yang paling berkesan jika
dibandingkan dengan paksaan dari luar. Untuk menumbuhkan motivasi
ini tidak mudah, karena ada hal yang mempengaruhinya yaitu kemauan
dan perasaan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008) yang dimaksud
motivasi intrinsik adalah motif–motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. (hlm.149)
Kemauan yaitu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, dan
merupakan kekuatan dari dalam. Menurut Abu Ahmad (2004) proses
kemauan sampai pada tindakan (perbuatan) itu melalui beberapa tingkat
yakni: (hlm.40)
(a) Motif (alasan, dasar, pendorong)
(b) Perjuangan motif, sebelum mengambil keputusan itu
sebenarnya dalam batin sudah ada motif yang bersifat luhur
dan rendah.
(c) Keputusan, kita mengadakan pemilihan antara motif
Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil
bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu
hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri. Bila seseorang
telah memiliki motivasi intrinsik di dalam dirinya, maka ia secara sadar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari
luar dirinya.
Kedua hal tersebut yakni kemauan dan perasaan yang dapat
mempengaruhi motivasi dalam diri sendiri. Motivasi dalam diri sendiri
siswa mempengaruhi siswa dalam belajar. Dorongan secara
alami/psikis yang mempengaruhi siswa dalam melakukan suatu
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi intrinsik kaitannya
dalam penelitian ini adalah kesadaran dari siswa untuk belajar sendiri
tanpa adanya bujukan dari orang lain.
Untuk mengukur angket motivasi belajar matematika
berdasarkan motivasi intrinsik, kisi-kisinya adalah sebagai berikut: a)
motivasi diri sendiri yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri
tanpa adanya paksaan dari orang lain, b) tujuan belajar yaitu tujuan
yang hendak dicapai siswa untuk mencapai hasil yang maksimal
melalui proses belajar, c) minat belajar yang artinya keinginan yang
mendorong diri sendiri untuk tertarik dalam mempelajari sesuatu hal
khususnya dalam matematika, d) rasa ingin tahu siswa yaitu rasa
penasaran dalam diri siswa yang ingin untuk mempelajari hal yang
memang belum diketahui siswa.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari
lingkungan sekitar, yakni dari orang tua, keluarga dekat, teman maupun
masyarakat sekitar yang memberikan dorongan kepada diri seseorang
untuk terus berusaha dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Apabila
siswa melakukan aktivitas belajar yang berasal dari dorongan orang lain
tanpa adanya kesadaran diri sendiri akan menimbulkan paksaan kepada
siswa. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:151), motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar. Motivasi ekstrinsik ialah motif-motif yang berfungsi karena
ada perangsang dari luar (Alex Sobur, 2003:296).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Misalnya saja, siswa setiap hari diberikan pekerjaan rumah oleh
guru. Siswa akan mengerjakan pekerjaan rumah tersebut karena takut
apabila mendapat hukuman dari guru. Sehingga motivasi belajar siswa
timbul karena adanya paksaan dari guru bukan berasal dari diri siswa
sendiri. Motivasi ekstrinsik dari guru dapat diubah menjadi motivasi
intrinsik dari diri siswa sendiri. Misalnya saja, guru selalu memberikan
penghargaan kepada diri siswa jika siswa tersebut dapat melakukan
tugas dengan baik sesuai dengan perintah guru. Maka, tanpa adanya
paksaan siswa tersebut akan berlomba-lomba untuk mendapatkan
pujian. Karena pujian yang selalu guru berikan akan menciptakan
motivasi tersendiri dalam diri siswa untuk terus maju dalam mencapai
suatu tujuan.
Dari uraian di atas motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila
anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi
belajar (reside in some factors outside the learning situation). Anak
didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal
yang dipelajarinya. Misalnya saja untuk mencapai prestasi yang
tertinggi, mendapatkan gelar, mendapatkan jabatan, dan sebagainya.
Motivasi ekstrinsik dalam penelitian ini merupakan rangsangan
kepada diri siswa untuk terus belajar guna mencapai hasil prestasi siswa
yang memuaskan. Untuk mengukur angket motivasi belajar matematika
berdasarkan motivasi ekstrinsik, kisi-kisinya yakni sebagai berikut: a)
motivasi dari keluarga yakni semangat yang diberikan oleh orang tua
untuk memacu anak belajar dengan rajin yang dapat berupa perhatian
kepada anak, b) motivasi dari guru yakni semangat yang selalu guru
berikan tanpa membedakan satu siswa dengan siswa lain, c) lingkungan
tempat belajar yakni suasana yang nyaman, bersih, serta tidak bising
karena suasana seperti ini konsentrasi siswa dapat terarah dengan baik,
d) kelengkapan sarana belajar yakni sarana dan prasarana yang
dibutuhkan siswa ketika belajar harus lengkap, karena sebagai acuan
siswa untuk belajar, e) sikap mengikuti belajar yakni sikap yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ditunjukkan siswa ketika kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung.
c. Ciri–ciri Motivasi
Belajar membutuhkan motivasi yang kuat sebagai pendukung
dalam proses kegiatan tersebut. Seseorang yang mempunyai motivasi yang
kuat pastinya memiliki ciri–ciri yang ada di dalam motivasi belajar. Ada
beberapa pendapat tentang ciri–ciri motivasi belajar. Menurut Hidayat R
dalam blog pgribanjarsari.wordpress.com menyatakan bahwa ciri-ciri
motivasi belajar adalah:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak
cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah untuk
orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik,
ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan
terhadap tindak kriminal amoral, dan sebagainya).
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan dengan tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan
sesuatu).
7) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Sedangkan Brown mengemukakan bahwa terdapat ciri-ciri siswa
yang mempunyai motivasi belajar tinggi. Hal ini dapat dikenali melalui
proses belajar mengajar di kelas, antara lain :
1) Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap
acuh tak acuh.
2) Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
3) Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatiannya terutama kepada guru.
4) Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.
5) Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain.
6) Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
7) Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan
8) Selalu terkontrol oleh lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dari berbagai pendapat di atas motivasi yang ada pada diri sendiri
setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Ulet menghadapi kesulitan, atau tidak lekas putus asa.
2) Tidak cepat puas dari prestasi yang telah diperoleh.
3) Tekun dalam menghadapi tugas yang diterima, tidak pernah berhenti
jika tugas itu belum selesai.
4) Menunjukkan minat terhadap suatu hal untuk dapat meningkatkan
pengetahuan.
5) Lebih senang untuk bekerja sendiri.
6) Dapat mempertahankan pendapat apabila sudah yakin dengan
pendapat sendiri, namun tidak terkesan seperti memaksakan pendapat
7) Senang dalam mencari suatu hal yang baru, agar dapat dipelajari jika
nantinya menghadapi masalah akan lebih mudah dalam memecahkan
masalah tersebut.
d. Fungsi Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari diri sendiri maupun
dari lingkungan sekitar untuk melakukan tindakan atau perilaku atau
perbuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dari pengertian
motivasi tadi, motivasi merupakan hal yang mempunyai fungsi sebagai
pendorong dalam melakukan perbuatan. Untuk mengaktifkan fungsi dari
motivasi ini diperlukan peranan dari orang lain. Dalam penelitian ini yang
mampu mengaktifkan fungsi motivasi yakni guru.
Peranan guru dalam mengandalkan fungsi–fungsi motivasi
merupakan langkah yang akurat untuk dapat menciptakan iklim belajar
yang kondusif bagi anak didik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, fungsi
motivasi dalam belajar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Keinginan anak didik untuk belajar pada awalnya masih sangat
kurang. Hal ini dapat diatasi oleh guru, misalnya saja guru
memunculkan suatu cerita atau hal–hal yang dapat menimbulkan rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
ingin tahu siswa. Rasa penasaran seperti ini akan akan menggerakkan
siswa untuk mencari tahu rasa penasarannya tersebut. Proses yang
dilakukan siswa ini bisa dikatakan sebagai proses belajar siswa. Hal ini
menjadi pendorong siswa ketika melakukan suatu perbuatan. Sikap
itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan
dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam
rangka belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik
merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang kemudian
terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Dalam hal ini anak didik
sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal
pikiran berproses dan mendorong sikap raga yang cenderung tunduk
dengan kehendak perbuatan belajar.
3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam dirinya dapat
menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan
yang diabaikan. Misalnya saja seorang anak didik yang ingin
mempelajari tentang sifat–sifat bangun datar. Tentunya siswa akan
mempelajari matematika untuk mengetahui tentang sifat–sifat bangun
datar. Hal ini tidak mungkin jika siswa akan memaksakan dirinya
untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Karena anak didik
menganggap bahwa materi tentang sifat–sifat bangun datar memang
sulit sehingga perlu waktu khusus untuk mempelajarinya. Sesuatu
yang ingin dipelajari anak didik merupakan tujuan belajar. Tujuan
belajar itulah sebagai pengarah yang memberikkan motivasi kepada
anak didik dalam belajar. Anak didik akan tekun dalam
mempelajarinya. Anak akan terus berkonsentrasi agar tujuan yang
ingin dicapai dapat tercapai dengan baik. Segala hal yang dapat
mengganggu konsentrasi ketika belajar dibuang jauh–jauh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pikirannya. Hal ini merupakan peranan motivasi yang dapat
mengarahkan perbuatan peserta didik dalam belajar.
e. Pengertian Belajar
Belajar dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan suatu hal
yang ingin dicapai. Misalnya untuk dapat berprestasi dengan baik, maka
sebagai seorang pelajar harus belajar dengan baik. Menurut Ngalim
Purwanto (1990) pengertian belajar adalah: (hlm.85)
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan
atau pengalaman, dalam arti perubahan–perubahan yang
disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap
sebagai hasil belajar; seperti perubahan–perubahan yang terjadi
pada diri seorang bayi
Menurut Rochman Natawidjaja (1992) “Belajar adalah proses
perubahan yang terus menerus terjadi dalam diri individu yang tidak
ditentukan oleh unsur keturunan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh
faktor-faktor dari luar (eksternal)”. (hlm.72)
Pendapat lain menyatakan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Syaiful
Bahri Djamarah, 2008:13).
Dari berbagai uraian pendapat di atas belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga. Gerak
dari raga harus sesuai dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan.
Perubahan yang dimaksud bukan perubahan fisik tetapi lebih kepada
perubahan jiwa yang di dapat melalui proses.
Belajar selalu berkaitan dengan perubahan, baik meliputi
keseluruhan tingkah laku individu maupun yang hanya terjadi pada
beberapa aspek dari kepribadian individu. Banyak orang untuk mencapai
suatu kesuksesan tidak hanya sebentar dalam belajar. Membutuhkan waktu
yang cukup lama. Karena belajar mempunyai tahapan–tahapan. Sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
seseorang mampu untuk mencerna setiap hal dalam belajar. Nantinya jika
seseorang mengalami kesulitan ketika akan mencapai suatu hal, seseorang
itu mampu untuk mengatasi hal tersebut. Belajar lebih di titik beratkan
kepada proses. Karena hasil merupakan hadiah dari proses belajar. Ketika
proses itu berlangsung, maka seseorang akan mengalami proses belajar itu
sendiri. Oleh karena itu, perubahan yang dimaksud yakni sebagai hasil dari
proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang.
f. Jenis-jenis Belajar
Jenis–jenis belajar bisa dikelompokkan berdasarkan tujuan dan hasil
yang diperoleh dari kegiatan belajar, cara atau proses yang ditempuh
dalam belajar, teknik atau metode, dan sebagainya. Menurut Alex Sobur
(2011) jenis–jenis belajar ada delapan jenis, diantaranya: (hlm.240-242)
1) Belajar Abstrak
Belajar abstrak pada dasarnya adalah belajar dengan menggunakan
cara–cara berpikir abstrak. Belajar abstrak ini memiliki tujuan yaitu
memperoleh pemahaman serta pemecahan yang tidak nyata. Dalam
belajar abstrak diperlukan peranan akal karena sangat penting. Serta
dalam penguasaan prinsip–prinsip dan konsep–konsep yang
mendasarinya. Termasuk dalam jenis ini yakni matematika, kimia, dan
lain-lain.
2) Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan merupakan proses belajar yang bertujuan
memperoleh keterampilan tertentu dengan menggunakan gerakan–
gerakan motorik. Dalam hal ini, diperlukan latihan berulang kali guna
melatih keterampilan supaya terasah dengan baik. Belajar dalam jenis
ini misalnya belajar tentang memperbaiki benda-benda elektronik,
melukis, menggambar, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Belajar sosial
Belajar sosial adalah belajar yang bertujuan memperoleh keterampilan
dan pemahaman terhadap masalah–masalah sosial, penyesuaian
terhadap nilai–nilai sosial dan sebagainya. Termasuk dalam jenis ini
adalah memahami masalah yang berhubungan dengan kelompok,
memahami masalah yang berhubungan dengan keluarga.
4) Belajar pemecahan masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar untuk
memperoleh keterampilan atau kemampuan memecahkan berbagai
masalah secara logis dan rasional. Tujuannya adalah memperoleh
kemampuan atau kecakapan kognitif guna memecahkan masalah
secara tuntas.
5) Belajar rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan
berpikir logis atau sesuai dengan akal sehat. Tujuannya ialah
memperoleh beragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep. Belajar dalam jenis ini erat kaitannya dengan
pemecahan masalah, karena membutuhkan kemampuan berpikir
secara logis untuk memecahkan suatu permasalahan.
6) Belajar kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau
memperbaiki kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain
menggunakan perintah, keteladanan, serta pengalaman khusus, juga
menggunakan hukum dan ganjaran.
7) Belajar apresiasi
Belajar apresiasi pada dasarnya adalah belajar mempertimbangkan
nilai atau arti penting suatu objek. Tujuannya adalah agar individu
memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa, dalam hal ini
kemampuan menghargai secara tepat, arti penting objek tertentu,
misalnya dalam apresiasi musik, apresiasi lukisan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
8) Belajar pengetahuan
Belajar pengetahuan dimaksudkan sebagai belajar untuk memperoleh
sejumlah pemahaman, pengertian, informasi, dan sebagainya. Belajar
pengetahuan sama halnya seperti belajar untuk menguasai materi
pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi atau penelitian dan
eksperimen.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menciptakan situasi belajar dan pembelajaran yang efisien, perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan pembelajaran itu.
Semua faktor yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran itu
dapat digolongkan menjadi faktor-faktor yang berasal dari diri sendiri
(intern) maupun yang berasal dari luar (ekstern). Faktor-faktor tersebut
dapat di uraikan sebagai berikut:
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri.
Ada berbagai faktor dalam diri yang menyebabkan anak/siswa malas
untuk belajar. Diantaranya karena sakit, kematangan dalam belajar,
kemampuan atau keterampilan dasar dalam belajar, dorongan untuk
berprestasi, dan sebagainya. Dari beberapa faktor, sakit menjadi
penyebab utama dalam diri seseorang yang menjadikannya malas untuk
belajar. Apabila fisik sedang tidak sehat, jika dipaksakan untuk belajar
nantinya semua materi yang dipelajari tidak dapat di pahami dengan
baik.
Kematangan anak untuk belajar ada kaitannya dengan
pertumbuhan biologis. Misalnya saja anak dalam masa pertumbuhannya
belum tiba pada tahap untuk belajar. Hal ini jangan dipaksakan kepada
anak karena nantinya akan mempengaruhi psikologis anak. Anak akan
merasa terbebani karena orang tua yang terus-menerus memaksa anak.
Jika hal ini dilakukan, ketika anak tumbuh dewasa anak akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
merasakan hal tersebut sebagai hal yang kurang menyenangkan ketika
kecil.
Kemampuan atau keterampilan dasar untuk belajar siswa
merupakan prasyarat demi berhasilnya proses belajar. Siswa yang sudah
mempunyai kemampuan belajar yang tinggi akan lebih cepat berhasil
dalam belajar. Selanjutnya apabila siswa belajar dengan terlebih dahulu
memiliki kemampuan yang diprasyaratkan untuk mempelajari sesuatu,
maka dia cenderung akan lebih berhasil dalam belajar tentang hal itu.
Dorongan untuk berprestasi merupakan faktor selanjutnya.
Setiap diri siswa sejak dia lahir dorongan untuk berprestasi sudah ada.
Tinggi rendahnya dorongan tersebut tinggal individu masing-masing.
Jika individu ingin mendapatkan prestasi yang diinginkan, maka
melalui proses belajar, prestasi tersebut dapat diperoleh dengan baik.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu.
Misalnya dari keluarga, teman, atau masyarakat. Dalam faktor ekstern
terdapat faktor–faktor yang mempengaruhinya, yakni suasana tempat
belajar, pelatihan, dan juga penguatan (reinforcement).
Suasana tempat belajar dapat dibagi menjadi suasana fisik dan
psikologis. Yang dimaksud dengan suasana fisik yakni lingkungan
tempat belajar siswa. Apabila lingkungan tempat belajar siswa bersih,
rapi, dan menyenangkan, siswa akan merasa senang ketika proses
belajar berlangsung. Sedangkan yang dimaksud dengan suasana
psikologis yakni siswa akan lebih berhasil dalam belajar ketika guru
atau orang tua selalu membimbing anak dalam belajar. Perhatian yang
diberikan guru atau orang tua kepada anak, akan memberikan dampak
positif kepada anak. Sebaliknya ketika guru mengajar menciptakan
suasana yang menegangkan, maka apa yang guru ajarkan kepada anak
tidak dapat dipahami dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Proses pelatihan dalam arti psikologis berarti pengulangan
respons sewaktu terjadinya rangsangan atau stimulus. Mengulangi
hubungan antara stimulis dan respon dapat memperkuat hubungan itu.
Yang artinya jika stimulus dan respon dilakukan secara berulang-ulang
maka akan memperkuat hubungan keduanya. Namun, sering kali
pelatihan yang dilakukan secara berulang-ulang akan mengakibatkan
penurunan mutu perilaku. Untuk itu diperlukan jeda waktu supaya tidak
terjadi penurunan mutu tersebut.
Penguatan (reinforcement) terhadap respon yang diberikan
siswa pada stimulus yang guru berikan merupakan cara yang paling
efektif untuk dapat mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar
mengajar. Penguatan ini dapat diberikan berupa penghargaan kepada
siswa. Ketika guru memberikan penguatan kepada siswa, siswa akan
semakin semangat untuk dapat meningkatkan kegiatan belajar.
Sehingga penguatan dapat menjadikan motivasi kepada siswa untuk
dapat terus menerus belajar supaya siswa bisa mendapatkan
penghargaan dari guru. Penguatan yang siswa terima akan selalu
dijadikan sebagai kebanggaan. Karena siswa menganggap bahwa jika
mendapatkan pujian dari guru, berarti ia adalah siswa yang berprestasi.
h. Motivasi Belajar
Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat–saat
tertentu. Motif itu merupakan suatu kondisi internal atau kesiapsiagaan.
Menurut Rochman Natawidjaja (1993) “ motivasi adalah suatu proses
untuk menggiatkan motif atau motif–motif menjadi tindakan atau perilaku
untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai
tujuan”. (hlm.54). Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor
(Syaiful Bahri Djamarah, 2008:13).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Pengertian motivasi belajar yang paling sederhana adalah sesuatu
yang menggerakkan orang baik secara fisik atau mental untuk belajar.
Manusia adalah makhluk yang aktif, aktifitas tersebut ditujukan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kegiatan yang dilakukan akan
terjadi apabila ada yang mendorongnya dan faktor pendorong itu adalah
motif.
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sekarang ini memang
tidak mudah. Motivasi belajar itu secara sederhana dapat timbul dari dalam
diri sendiri. Seperti halnya yang sudah dijelaskan di atas, untuk
menciptakan motivasi belajar dari dalam diri sendiri memang tidak mudah.
Karena memang perlu kesadaran dari diri sendiri untuk menciptakan
motivasi.
Motivasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, jika misalnya siswa
sedang sakit maka ketika belajar juga akan berpengaruh. Karena kondisi
fisik yang sedang sakit tidak mudah dalam mempelajari materi. Selain itu,
hal lain yang juga berpengaruh seperti lingkungan sekitar yang tidak
mendukung siswa ketika belajar. Misalnya ketika siswa sedang belajar,
lingkungan di sekitar siswa bising, atau kotor. Maka siswa akan merasa
risih atau jenuh ketika belajar. Karena terganggu dengan keadaan di sekitar
anak berada.
”Motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi
mencapai tujuan” Winkel (1996:150). Sejalan dengan pendapat Nasution
(1982:28) bahwa “Motivasi belajar adalah suatu usaha menyediakan
kondisi–kondisi sehingga siswa itu mau, ingin belajar dan mau
melaksanakannya”.
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa motivasi
belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar. Motivasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat
dalam belajar, sehingga siswa yang termotivasi kuat memiliki energi
banyak untuk melakukan kegiatan belajar atau aktifitas belajar.
i. Motivasi Belajar Matematika
Pengertian dari motivasi belajar yakni keseluruhan daya penggerak
yang menyebabkan seseorang ingin melakukan sesuatu atas kesadaran diri
sendiri dengan faktor lain yaitu dengan adanya bujukan dari lingkungan
untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam belajar diperlukan
motivasi yang kuat untuk mencapai hasil yang maksimal. Motivasi belajar
yang tinggi akan meningkatkan kemampuan sehingga nanti hasilnya akan
memuaskan. Sedangkan jika motivasi belajar yang rendah, kemampuan
pun akan rendah sehingga hasil yang telah diperoleh nantinya akan rendah.
Siswa Sekolah Dasar pada umumnya, dalam meningkatkan
motivasi belajar memang masih sulit. Diperlukan adanya bujukan dan
rayuan terlebih dahulu supaya mau untuk belajar. Dibandingkan dengan
siswa yang telah mencapai tahap menengah, keinginan untuk belajar
merupakan suatu kebutuhan. Saingan untuk mencapai hasil yang maksimal
dianggap sebagai sebuah kebanggaan tersendiri. Hal ini jauh berbeda
dengan siswa yang ada di Sekolah Dasar.
Mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar ada berbagai
macam, diantaranya adalah Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS ( Ilmu Pengetahuan
Sosial), dan lain-lain. Dari berbagai mata pelajaran tadi, yang dianggap
siswa paling sulit yakni mata pelajaran Matematika. Sebelum siswa belajar
mengenai matematika, siswa sudah merasa ketakutan. Ketakutan ini
disebabkan karena mereka mengganggap bahwa matematika merupakan
mata pelajaran yang menakutkan, sangat sulit untuk dipelajari karena
banyak rumus–rumus yang mesti dihafalkan, memerlukan banyak
pemikiran karena harus berhitung, dan lain sebagainya. Berbagai alasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
yang timbul seperti ini menyebabkan motivasi belajar siswa untuk
mempelajari matematika menjadi sangat rendah.
Salah satu materi dalam pelajaran matematika yang sulit untuk
siswa pelajari adalah tentang bangun datar. Bangun datar khususnya pada
materi kelas lima mempelajari tentang sifat-sifat bangun datar. Seperti
uraian permasalahan di atas, sebelum siswa mempelajari matematika,
siswa merasa takut terlebih dahulu. Materi sifat-sifat bangun datar ini lebih
menekankan pada penguasaan konsepnya. Penguasaan konsep lebih
merujuk kepada cara menghafal. Padahal menghafal bukan teknik yang
baik dalam menguasai konsep bangun datar khususnya. Teknik yang baik
dengan cara dibaca terlebih dahulu kemudian dipahami. Namun cara
tersebut juga belum efektif tanpa diimbangi guru yang juga mendukung
supaya tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai. Ada permasalahan,
pastinya juga ada cara untuk dapat mengantisipasi permasalahan tersebut.
Cara untuk dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang
sering muncul di kelas. Misalnya saja sebagai berikut:
1) Ketika guru sedang mengajar matematika guru tidak boleh
menimbulkan sifat garang kepada siswa.
Maksud dari pengertian ini adalah ketika guru mengajar, tampilkan
kepada siswa guru yang selalu memberikan kesan ramah kepada siswa.
Kesan yang guru ciptakan akan menarik perhatian siswa untuk belajar
jika dibandingkan dengan guru yang selalu menciptakan muka masam
atau muka yang garang kepada siswa. Pelajaran yang nanti akan
diterima siswa akan jauh lebih mudah saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Guru selalu berinteraksi kepada siswa dengan suasana
yang santai namun tetap serius. Terutama ketika guru mengajar tentang
materi bangun datar. Dalam materi ini lebih banyak hafalan, sehingga
guru jangan menimbulkan sifat garang. Nantinya akan membuat siswa
semakin sulit menghafal materi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Menciptakan sesuatu hal yang bisa menyebabkan siswa tertarik
kepada guru terlebih dahulu sehingga siswa merasa nyaman untuk
belajar.
Penampilan adalah modal utama ketika guru bertatap muka dengan
siswa. Ketika guru menampilkan pakaian yang rapi, sopan, dan
menarik. Siswa akan merasa segan kepada guru. Jika penampilan sudah
mendukung, maka proses belajar mengajar akan lebih menyenangkan.
3) Menciptakan situasi belajar yang nyaman, yang membuat siswa
berani bertanya ketika siswa mengalami kesulitan.
Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang siswa masih kurang paham. Ketika guru
memberikan kesempatan itu, guru berusaha menciptakan suasana yang
nyaman. Sehingga siswa tidak merasa takut. Atau bisa dengan cara guru
memberikan penghargaan atau penguatan kepada siswa sehingga siswa
akan merasa bahwa apa yang telah dia lakukan dihargai dengan baik
oleh guru.
4) Memberikan variasi–variasi mengajar yang membuat siswa tidak
merasa bosan ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Guru sebisa mungkin dituntut untuk selalu kreatif ketika mengajar.
Kreatif yang dimaksud yakni guru tidak hanya mengajar dengan
menggunakan metode ceramah saja. Tetapi bisa dengan metode-metode
lain serta dengan media-media yang bisa menarik perhatian siswa.
Sehingga siswa akan merasa aktif untuk terus belajar. Tidak hanya itu,
media jangan hanya dibuat oleh guru. Tetapi siswa secara individu ikut
untuk membuat sehingga siswa juga akan merasakan penggunaan
media sebagai alat bantu ketika belajar. Variasi-variasi yang demikian
ini, nantinya akan mempermudah siswa juga ketika menghafal atau
mempelajari materi bangun datar yang sulit. Guru bisa memberikan
cara yang lebih mudah untuk menghafal materi bangun datar, yang
nantinya tidak menyulitkan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
5) Memberikan penghargaan kepada siswa yang belum berhasil,
tidak hanya bagi siswa yang berhasil saja.
Berikan penguatan kepada siswa yang lain agar mereka tetap
semangat untuk bisa mendapatkan penghargaan seperti siswa lain yang
telah berhasil. Penguatan kepada siswa yang dirasa masih belum
berhasil dirasa sangat perlu. Supaya tidak terjadi kesenjangan dan siswa
menganggap bahwa guru hanya memberikan perhatian kepada siswa
yang pandai atau berhasil saja. Sehingga siswa merasakan kasih sayang
yang sama dari seorang guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
kepada matematika memang perlu diciptakan dari suasana yang menarik
terlebih dahulu. Sehingga siswa akan merasa menyukai mata pelajaran
tersebut terlebih dahulu. Jika siswa sudah merasa nyaman, maka siswa
akan semakin termotivasi untuk belajar. Siswa akan merasa tertantang
ketika menghadapi soal–soal yang sulit untuk dapat dipecahkan dengan
baik.
b. Tinjauan Materi Bangun Datar Kelas V Sekolah Dasar
Bangun datar merupakan bangun yang terdiri dari dua sisi, tidak
mempunyai tebal dan dibatasi oleh garis lurus dan lengkung. Materi bangun datar
selalu ada dalam setiap tingkatan dalam sekolah dasar. Berikut merupakan uraian
mengenai materi bangun datar kelas V:
1) Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang
sisi yang berhadapan sama panjang dan keempat sudutnya berbentuk siku-siku.
Sisi AB = sisi DC, dan sisi AD = sisi BC
∠ A = ∠ B = ∠ C = ∠ D = 90 ˚
Luas persegi panjang = p x l
Keliling persegi panjang = 2 x ( p + l)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2) Persegi
Persegi adalah bangun datar segiempat yang keempat sisinya sama serta
keempat sudutnya berbentuk siku-siku.
Sisi AB = BC = CD = DA
∠ A = ∠ B = ∠ C = ∠ D = 90 ˚
Luas pesegi = sisi x sisi = S2
Keliling persegi = 4 x sisi
3) Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang terbentuk dari tiga buah ruas garis yang
saling berpotongan dan membentuk sudut yang ketiga sudut besarnya 180˚.
Jika sebuah persegi panjang ABCD digunting menurut diagonal BD atau AC
maka akan terbentuk dua segitiga siku-siku.
D C
A B A B
Ada beberapa jenis segitiga yakni sebagai berikut:
a. Segitiga siku-siku
C
Segitiga siku-siku merupakan bangun datar segitiga
yang mempunyai sisi datar (AB), sisi tegak (AC)
dan sisi miring (BC).
A B luas segitiga = ½ ( alas x tinggi)
Keliling segitiga = jumlah semua sisi.
b. Segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki merupakan segitiga yang kedua sisinya sama panjang
serta mempunyai dua sudut yang sama besar.
Dua sisi sama panjang, yaitu AC = BC
Dua sudut yang sama besar, yaitu ∠ A = ∠ B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Luas segitiga = ½ ( alas x tinggi)
Keliling segitiga = jumlah semua sisi
c. Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi merupakan segitiga yang ketiga sisinya sama dan ketiga
sudutya sama besar.
Ketiga sisinya sama panjang, yaitu AB = BC = CA
Ketiga sudutnya sama besar, yaitu ∠A = ∠B = ∠C
Luas segitiga = ½ ( alas x tinggi)
Keliling segitiga = jumlah semua sisi
d. Segitiga sembarang
Segitiga sembarang merupakan segitiga yang ketiga sisinya tidak sama
panjang dan ketiga sudutnya tidak sama besar.
Ketiga sisinya tidak sama panjang yaitu AB ≠ BC ≠
CA
Ketiga sudutnya tidak sama besar yaitu ∠ A ≠ ∠ B ≠
∠ C
Luas segitiga = ½ ( alas x tinggi)
Keliling segitiga = jumlah semua sisi
4) Jajargenjang
Jajargenjang adalah bangun datar segiempat dengan sisi – sisinya yang
berhadapan sejajar dan sama panjang.
Sisi : AB sejajar DC, AB = DC
AD sejajar BC, AD = BC
Sudut : A = C dan B = D
Luas jajar genjang = alas x tinggi
Keliling jajar genjang = jumlah semua sisi
5) Trapesium
Trapesium adalah bangun datar segiempat dengan dua buah sisinya yang
berhadapan sejajar. Trapesium dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Trapesium sembarang
Trapesium sembarang merupakan bangun datar trapesium yang
keempat sisinya tidak sama panjang.
Sisi : AB sejajar dengan DC
AB ≠ BC ≠ CD ≠ DA
Sudut : ∠ A ≠ ∠ B ≠ ∠ C ≠ ∠ D
Luas trapesium = ½ (jumlah 2 sisi sejajar x
tinggi)
keliling trapesium = jumlah semua sisi
b. Trapesium sama kaki
Trapesium sama kaki merupakan bangun datar trapesium yang
mempunyai dua sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar serta
dua sisi yang sama panjang.
Sisi : AB sejajar DC
AD = BC, dan AB ≠ DC
Sudut : ∠ A = ∠ B, ∠ D = ∠ C
Luas trapesium = ½ (jumlah 2 sisi sejajar x
tinggi)
keliling trapesium = jumlah semua sisi
c. Trapesium siku – siku
Trapesium siku-siku merupakan bangun datar trapesium yang
mempunyai dua sisi yang berhadapan sama panjang serta mempunyai
dua buah sudut siku-siku.
Sisi : AB sejajar DC
AB ≠ BC ≠ CD ≠ DA
Sudut : ∠ A = ∠ D = 90 ˚
Luas trapesium = ½ (jumlah 2 sisi sejajar x
tinggi)
keliling trapesium = jumlah semua sisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
6) Belah Ketupat
Belah ketupat merupakan bangun datar segiempat, yang keempat sisinya
sama, dan sudut – sudut yang berhadapan sama besar.
Sisi AB = BC = CD = DA
Sudut : ∠ A = ∠ B, ∠ C = ∠ D
Luas = ½ ( diagonal 1 x diagonal 2)
Keliling = jumlah semua sisi
7) Layang – layang
Sifat – sifat layang sebagai berikut:
a. Memiliki dua pasang sisi yang berdekatan,
masing – masing sama panjang.
b. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu
simetri.
c. Memiliki sepasang sudut yang sama besar.
d. Kedua diagonalnya berpotongan tegak lurus.
Luas = ½ ( diagonal 1 x diagonal 2)
Keliling = jumlah semua sisi
8) Lingkaran
Lingkaran adalah bangun datar yang jarak semua titik pada lingkaran dengan
titik pusat (P) sama panjang.
P : titik pusat lingkaran
BA : garis tengah lingkaran / diameter
PA=PB: radius (r) / jari – jari lingkaran
Luas = π r2
Keliling = π d
C. Penelitian yang Relevan
Berkaitan dengan teori motivasi belajar, telah dikemukakan penelitian
yang terlebih dahulu. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1) Joko Sutopo dengan judul penelitian “ Hubungan Antara Motivasi dan
Sikap Demokratis Guru dalam Mengajar dengan Prestasi Belajar IPS
Siswa Kelas V Se-Gugus IV Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun
Pelajaran 2003/2004”. Jika dilihat dari fokus penelitian Joko Sutopo
sama–sama tertarik membahas tentang motivasi. Dilihat dari
persamaannya dengan penelitian ini sama–sama menggunakan variabel
bebas motivasi, sedangkan dua variabel lain berbeda. Hasil penelitian yang
telah dilakukan, ada hubungan antara variabel bebas yaitu motivasi dengan
variabel terikat yaitu prestasi belajar IPS. Penelitian yang dilakukan oleh
Joko Sutopo dapat menjadi acuan dari penelitian ini, karena memiliki satu
tujuan yang tidak jauh berbeda.
2) Ayuk Kristina dengan penelitian yang berjudul “ Korelasi Sikap Siswa
terhadap Guru dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar PPKn Siswa
Kelas 2 SMU N 1 Karangdowo Klaten Tahun Ajaran 2004/2005”. Fokus
penelitian dari Ayuk Kristina sama-sama membahas tentang motivasi
belajar pada variabel bebasnya. Sedangkan dua variabel lain berbeda.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, ada hubungan antara variabel bebas
yaitu motivasi belajar dengan prestasi belajar PPKn yang signifikan.
Penelitian ini dapat dijadikan acuan karena memiliki tujuan yang sama.
D. Kerangka Berpikir
Dari kajian teori yang telah dipaparkan di atas maka dapat dirumuskan
kerangka berpikir sebagai berikut:
Pengaruh Motivasi Belajar Matematika terhadap Kemampuan Penguasaan
Konsep Bangun Datar
Motivasi belajar merupakan sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk
baik secara fisik atau mental untuk belajar. Motivasi belajar memegang peranan
yang sangat penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar,
sehingga siswa yang termotivasi kuat akan memiliki energi yang banyak untuk
melakukan aktifitas belajar atau kegiatan belajar. Motivasi belajar berasal dari diri
sendiri maupun dari orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Sementara itu, kemampuan penguasaan konsep bangun datar didasarkan
atas belajar yang bermakna, dalam artian setiap konsep yang dipelajari harus
benar-benar dimengerti sebelum sampai pada pada latihan dan hafalan. Hal ini
dimaksudkan agar siswa memahami materi dengan cara belajar yang sungguh-
sungguh tanpa ada paksaan.
Siswa yang mempunyai motivasi belajar matematika yang tinggi diduga
akan menguasai konsep bangun datar dengan baik. begitu pula sebaliknya, apabila
siswa mempunyai motivasi belajar yang rendah, kemampuan siswa dalam
mengusai konsep bangun datar juga akan rendah.
Kerangka berpikir di atas supaya lebih jelas dapat digambarkan dengan
bagan gambar 2.2. berikut ini:
Gambar 2.2. Gambar Desain Penelitian
Keterangan:
X : Motivasi Belajar Matematika
Y : Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori–teori dan konsep–konsep yang berhubungan
dengan motivasi belajar dengan kemampuan penguasaan konsep bangun datar
serta kerangka berpikir yang telah disusun, maka hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut:
Terdapat pengaruh positif motivasi belajar matematika terhadap
kemampuan penguasaan konsep bangun datar
Motivasi Belajar Matematika (X)
Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Se-Dabin V
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar. Sekolah Dasar Negeri Se-
Dabin V ini merupakan gabungan dari tujuh Sekolah Dasar Negeri yang
menjadi satu daerah binaan di Kecamatan Karanganyar yang terdiri dari SDN
01 Cangakan, SDN 02 Cangakan, SDN 01 Lalung, SDN 02 Lalung, SDN 03
Lalung, SDN 01 Bolong, dan SDN 02 Bolong.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang direncanakan untuk mengadakan penelitian dilaksanakan
pada semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 terhitung mulai bulan Februari
sampai dengan Juni tahun 2012 yang digambarkan dengan skema sebagai
berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Penyusunan
proposal
penelitian
2.
Pengkajian dan
penyusunan
proposal
3. Penyusunan
instrumen
4. Uji coba dan
analisis hasil uji
5. Pengumpulan
data penelitian
6. Pengolahan dan
analisis data
7.
Penyusunan
laporan dan
penelitian
8. Ujian skripsi
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
9. Revisi skripsi
10. Pengumpulan
laporan
B. Metode Penelitian
Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah
penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu dalam menggunakan metode penelitian
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah penelitian.
Metode adalah cara yang teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Suharsimi
Arikunto (2006) metode merupakan cara yang digunakan untuk dapat diperoleh
data mengenai variabel–variabel. Cara untuk memperoleh data ini dikenal sebagai
metode pengumpulan data. (hlm.149)
Penelitian ini menggunakan metode survai dalam bentuk korelasional.
Oleh St. Y. Slamet dan Suwarto (2007) dijelaskan bahwa penelitian korelasional
dapat dipakai untuk mendeteksi sejauh mana variasi–variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi–variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi. (hlm.33)
C. Rancangan/Desain Penelitian
Berikut ini merupakan desain penelitian Pengaruh Motivasi Belajar
Matematika terhadap Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar Siswa
Kelas V SDN Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Gambar 3.1. Gambar Desain Penelitian
Motivasi Belajar Matematika (X)
Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar
(Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dalam penelitian ini variabel bebas adalah motivasi belajar matematika.
Sedangkan variabel terikat adalah kemampuan penguasaan konsep bangun datar.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dapat diartikan sekelompok orang, benda atau hal yang
menjadi sumber pengambilan sampel, suatu kumpulan yang memenuhi syarat
tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Suharsimi Arikunto
menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dapat
terdiri dari manusia, benda–benda sebagai sumber data yang memiliki
karakteristik tertentu dalam penelitian (2006:130). Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:61).
Berdasarkan pendapat di atas, populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas V SDN Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Karanganyar yang berjumlah 201 siswa baik siswa laki – laki maupun
perempuan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 2006:131). Menurut pendapat Sugiyono (2010:62) pengertian
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Berdasarkan pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa, sampel
adalah sebagian dari populasi yang sebagai wakil dari seluruh populasi untuk
diselidiki. Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel kelas V Sekolah
Dasar Negeri 02 Lalung Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar,
semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 41 siswa.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dengan cara di undi. Jadi setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Populasi dari penelitian ini
merupakan siswa kelas V SDN Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Karanganyar yang berjumlah 201 siswa. Peneliti menentukan sampel penelitian
dengan tahap sebagai berikut:
1. Populasi dari SDN Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Karanganyar terdiri dari 7 SD Negeri dan berjumlah 201 siswa.
2. Membuat gulungan kertas yang terdiri dari 7 SD Negeri yang terdapat di
Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.
3. Dari tujuh gulungan diundi untuk menentukan SD Negeri untuk dijadikan
sampel penelitian.
4. Setelah di acak maka SDN 01 Lalung merupakan SD yang digunakan sebagai
SD uji coba instrumen yang terdiri dari 32 siswa, sedangkan yang menjadi
SD sampel adalah SDN 02 Lalung yang berjumlah 41 siswa.
F. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya bisa dengan tes maupun
dengan non tes. Ada 2 jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini.
Kedua jenis data tersebut adalah: 1. Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun
Datar, 2. Motivasi Belajar.
1. Teknik Tes
a. Pengertian Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2006) “Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok”. Jadi tes adalah suatu alat untuk
mengukur sesuatu yang berupa pertanyaan atau tugas yang harus
diselesaikan oleh seorang individu yang akan diukur kemampuannya itu
dengan standar penilaian tertentu pula. (hlm.150)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b. Bentuk–Bentuk Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (1999), “Bentuk tes ada dua yaitu tes
subyektif dan tes obyektif”. Penjelasan dari kedua bentuk tes tersebut
adalah sebagai berikut: (hlm.162)
1) Tes Subyektif yang pada umumnya berbentuk essay (uraian).
2) Tes Obyektif adalah tes yang di dalam pemeriksaanya dapat dilakukan
secara obyektif. Tes ini macamnya adalah tes benar salah, tes pilihan
ganda (multiple choice), tes menjodohkan dan tes isian.
c. Syarat–syarat Tes
Agar tes dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebagai alat
ukur, maka tes harus memenuhi syarat. Menurut Suharsimi Arikunto
(1999), “Persyaratan tes yang baik adalah harus memiliki validitas,
reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis”. Pendapat tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut: (hlm.57)
1) Validitas
Suatu tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur. Istilah valid dapat disamakan dengan istilah sahih.
2) Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil tes tersebut menunjukkan
ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada siswa diberikan tes yang sama
pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam
urutan yang sama dalam kelompoknya.
3) Objektivitas
Suatu tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif atau unsur pribadi yang
mempengaruhi, terutama dalam pemberian skornya.
4) Praktikabilitas
Suatu tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes
tersebut bersifat praktis, mudah dan waktu yang lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
5) Ekonomis
Suatu tes dikatakan ekonomis, jika tes tersebut dalam
pembuatannya, pelaksanaanya dan pemeriksaannya tidak memerlukan
biaya banyak.
d. Bentuk Tes yang Digunakan dalam Penelitian
Untuk mengetahui data tentang kemampuan siswa dalam memahami
bangun datar khususnya tentang sifat – sifat bangun datar maka bentuk tes
yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah tes objektif. Tes objektif
adalah tes yang jawabannya sudah pasti. Maka dalam menilai tidak akan
terpengaruh oleh subjek penyusun tes atau tester. Penulis menggunakan
bentuk pilihan ganda (multiple choice) terhadap penguasaan konsep
bangun datar siswa.
2. Angket
“ Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal – hal yang ia ketahui”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih. Dalam pelaksanaanya, penyebaran angket ini
dilakukan secara langsung karena berhubungan dengan diri dari responden itu
sendiri. Sedangkan bentuk dari tes yang akan digunakan adalah berbentuk
Check list, yakni sebuah daftar di mana responden tinggal membubuhkan
tanda check (√) pada kolom yang sesuai. Skala ukuran dalam angket ini
adalah skala Guttman yang telah disusun oleh Borgadus di mana telah
tersedia dua jawaban yang menggambarkan tentang ya dan tidak tentang
motivasi belajar. Dari setiap pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut,
ada dua pertanyaan yang bersifat negatif dan positif.
a. Norma penilaian dari masing – masing jawaban untuk setiap pertanyaan
yang bersifat positif adalah sebagai berikut:
a. Ya = 1
b. Tidak = 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Norma penilaian dari masing – masing jawaban untuk setiap pertanyaan
yang bersifat negatif adalah sebagai berikut:
1. Ya = 0
2. Tidak = 1
G. Validasi Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen secara resmi digunakan untuk penelitian, terlebih
dahulu instrumen tersebut diujicobakan. Uji coba tersebut dilakukan dengan
maksud guna memperoleh dan mengetahui butir–butir pertanyaan pada lembar
angket dan butir–butir soal pada lembar tes siswa. Menurut Suharsimi Arikunto
(2006) benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian,
sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen
pengumpulan data. Dalam uji coba instrumen dibedakan menjadi dua yakni tes
dan non tes yang berupa angket. Pada penelitian ini, Sekolah Dasar yang dijadikan
tempat sebagai try out atau uji coba instrumen adalah Sekolah Dasar Negeri 01
Lalung Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar semester II Tahun
Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa. (hlm.168)
1. Uji Coba Instrumen Angket
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat
kevalidan atau kesasihan sesuatu instrumen. Untuk mengetahui validitas
angket dalam try out ini digunakan nilai hasil angket yang disusun oleh
peneliti. Dalam penelitian ini setiap butir item diuji validitasnya dengan
menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar dari Suharsimi
Arikunto (2006:17) sebagai berikut:
𝒓𝒙𝒚 = 𝑵𝜮𝑿𝒀− 𝜮𝑿 𝜮𝒀
𝑵𝜮𝑿𝟐− 𝜮 𝑿𝟐 𝑵 𝜮 𝒀𝟐− 𝜮 𝒀𝟐
Keterangan:
r xy = koefisien korelasi antara X dan Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
X = nilai masing – masing item
Y = nilai total
𝝨XY = jumlah perkalian antara X dan Y
𝝨X2 = jumlah kuadrat X
𝝨Y2 = jumlah kuadrat Y
N = jumlah subjek
Berdasarkan hasil uji validitas angket motivasi belajar dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment dapat diperoleh hasil
sebagai berikut:
Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Matematika (X)
Dari contoh hasil perhitungan uji validitas item nomor 1 angket
motivasi belajar (lampiran 12 halaman 91) dapat diketahui hasilnya =
0,439. Pada taraf signifikan 5% dengan N=32 diperoleh rtabel = 0,349;
sedangkan harga robservasi = 0,439. Maka perbandingan ro dengan rt adalah
0,439 dihadapkan dengan 0,349. Jadi ro (0,439) > rt (0,349). Berdasarkan
taraf signifikansi 5% ro > rt, ini berarti hasil uji coba item nomor 1 angket
motivasi belajar tersebut valid.
Dari 20 soal uji coba angket motivasi belajar semuanya valid.
Untuk mengetahui hasil keseluruhan item angket motivasi belajar yang di
ujicobakan pada penelitian ini dapat diperiksa dalam lampiran 10 halaman
89.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
memberikan hasil yang tetap. Maka reliabilitas tes berhubungan dengan
ketetapan hasil. Untuk mengetahui reliabilitas angket pada try out ini
dengan menggunakan rumus K–R20 dari Suharsimi Arikunto (2006)
sebagai berikut: (hlm.188)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
𝒓𝟏𝟏 = 𝒌
𝒌−𝟏
𝑽𝒕− 𝜮𝒑𝒒
𝑽𝒕
Di mana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
ρ = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir
q = proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar dengan
menggunakan rumus K-R20 dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Matematika (X)
Uji reliabilitas angket motivasi belajar (Lampiran 14 Halaman 93).
Harga r11 dengan rumus K-R20 =0,773. Pada taraf signifikansi 5% dengan
N=32 diperoleh harga rtabel = 0, 349. Maka perbandingan ro (0,771) > rt
(0,349). Pada taraf signifikansi 1% dengan N=32 diperolah harga rtabel =
0,349, sedangkan harga robservasi = 0,773. Maka perbandingan ro (0,773) > rt
(0,349). Berdasarkan taraf signifikansi 5% maupun tarat signifikansi 1%
ro > rt ini berarti dapat disimpulkan bahwa angket motivasi tersebut
reliabel dan penelitian dapat dilanjutkan.
2. Uji Coba Instumen Tes
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat
kevalidan atau kesasihan sesuatu instrumen. Untuk mengetahui validitas
tes dalam try out ini digunakan nilai hasil tes yang disusun oleh peneliti.
Dalam penelitian ini setiap butir item diuji validitasnya dengan
menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar dari Suharsimi
Arikunto (2006) sebagai berikut: (hlm.17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
𝒓𝒙𝒚 = 𝑵𝜮𝑿𝒀− 𝜮𝑿 𝜮𝒀
𝑵𝜮𝑿𝟐− 𝜮 𝑿𝟐 𝑵 𝜮 𝒀𝟐− 𝜮 𝒀𝟐
Keterangan:
r xy = koefisien korelasi antara X dan Y
X = nilai masing – masing item
Y = nilai total
𝝨XY = jumlah perkalian antara X dan Y
𝝨X2 = jumlah kuadrat X
𝝨Y2 = jumlah kuadrat Y
N = jumlah subjek
Berdasarkan hasil uji validitas tes kemampuan penguasaan konsep
bangun datar dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dapat
diperoleh hasil sebagai berikut:
Uji Validitas Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar (Y)
Dari contoh hasil perhitungan uji validitas item nomor 1 tes
penguasaan konsep bangun datar (lampiran18 halaman 97) dapat diketahui
hasilnya = 0,384. Pada taraf signifikan 5% dengan N=32 diperoleh rtabel =
0,349; sedangkan harga robservasi = 0,384. Maka perbandingan ro dengan rt
adalah 0,384 dihadapkan dengan 0,349. Jadi ro (0,384) > rt (0,349).
Berdasarkan taraf signifikansi 5% ro > rt, ini berarti hasil uji coba item
nomor 1 soal tes kemampuan penguasaan konsep bangun datar tersebut
dinyatakan valid.
Dari 20 soal uji coba tes kemampuan penguasaan konsep bangun
datar semuanya valid. Untuk mengetahui hasil keseluruhan item tes
kemampuan penguasaan konsep bangun datar yang di ujicobakan pada
penelitian ini dapat diperiksa dalam lampiran 16 halaman 95.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
memberikan hasil yang tetap. Maka reliabilitas tes berhubungan dengan
ketetapan hasil. Untuk mengetahui reliabilitas tes pada try out ini dengan
menggunakan rumus K–R20 dari Suharsimi Arikunto (2006) sebagai
berikut: (hlm.188)
𝒓𝟏𝟏 = 𝒌
𝒌−𝟏
𝑽𝒕− 𝜮𝒑𝒒
𝑽𝒕
Di mana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
ρ = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir
q = proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir
Berdasarkan hasil uji reliabilitas tes kemampuan penguasaan konsep
bangun datar dengan menggunakan rumus K-R20 dapat diperoleh hasil
sebagai berikut:
Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar (Y)
Uji reliabilitas tes kemampuan penguasaan konsep bangun datar
(Lampiran 20 Halaman 100). Harga r11 dengan rumus K-R20 =0,827. Pada
taraf signifikansi 5% dengan N=32 diperoleh harga rtabel = 0, 349. Maka
perbandingan ro (0,827) > rt (0,349). Pada taraf signifikansi 1% dengan
N=32 diperolah harga rtabel = 0,449, sedangkan harga robservasi = 0,827.
Maka perbandingan ro (0,827) > rt (0,449). Berdasarkan taraf signifikansi
5% maupun tarat signifikansi 1% ro > rt ini berarti dapat disimpulkan
bahwa tes kemampuan penguasaan konsep bangun datar tersebut reliabel
dan penelitian dapat dilanjutkan.
c. Tingkat Kesukaran
Sebuah soal yang dianggap baik adalah soal yang memiliki
keseimbangan. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal
yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam
menjawab soal tersebut, bukan dari sudut pandang guru yang membuat.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes kemampuan penguasaan
konsep bangun datar ini dengan rumus dalam buku Suharsimi Arikunto
(2009) sebagai berikut: (hlm.208)
P =B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang
diperoleh, semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks
yang diperoleh, semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan
soal itu adalah sebagai berikut:
0 – 0,30 = soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah.
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran tes kemampuan
penguasaan konsep bangun datar dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Contoh uji tingkat kesukaran tes kemampuan penguasaan konsep
bangun datar pada soal nomor 1 pada (lampiran 24 halaman 105) dapat
diperoleh hasil bahwa siswa yang menjawab benar sebanyak 30 siswa dan
jumlah siswa pada kelas itu sebanyak 32 siswa. Untuk memperoleh hasil
uji tingkat kesukaran pada soal nomor 1 maka siswa yang menjawab benar
(B) dibagi dengan jumlah siswa pada kelas tersebut (JS) maka hasilnya
adalah 0,9375. Berdasarkan kriteria indeks kesulitan soal, maka soal
nomor 1 digolongkan menjadi soal yang mudah. Karena indeks kesukaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
soal nomor 1 adalah 0,9375 termasuk di dalam kriteria indeks kesulitan
soal antara 0,71-1,00.
Dari 20 soal tes yang termasuk soal mudah adalah soal nomor
1,2,3,4,5,8,10,12,13,14,15 dan 19. Soal tes yang termasuk soal sedang
adalah nomor 6,7,9,11,17,18,20. Sedangkan soal yang termasuk sulit
adalah soal nomor 16. Untuk melihat soal perhitungan tingkat kesukaran
dapat di lihat dalam lampiran 23 halaman 104.
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang
tergolong kurang atau lemah prestasinya. Tes yang tidak memiliki daya
pembeda, tidak akan menghasilkan gambaran hasil yang sesuai dengan
kemampuan siswa yang sebenarnya. Menurut pendapat Suharsimi
Arikunto (2009) cara yang biasa digunakan dalam analisis daya pembeda
adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (hlm.213)
D =BA
JA−
BB
JB= PA − PB
Keterangan:
D = Daya beda
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = BA
JA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = BB
JB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto:
D = 0,00 – 0,20 = Jelek (poor)
D = 0,20 – 0,40 = Cukup (satisfactory)
D = 0,40 – 0,70 = Baik (good)
D = 0,70 – 1,00 = Baik sekali (excellent)
D = Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja
Berdasarkan uji hasil daya beda soal tes kemampuan penguasaan
konsep bangun datar dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Sebelum mencari daya beda pada soal, siswa harus dipisahkan
berdasarkan kelompok atas dan kelompok bawah. Dari contoh hasil
perhitungan daya beda soal nomor 1 dapat dilihat pada (lampiran 22
halaman 102). Jumlah seluruh peserta tes adalah 32 siswa. Siswa yang
termasuk dalam kelompok bawah berjumlah 16 siswa (JB) dan siswa yang
termasuk dalam kelompok atas berjumlah 16 siswa (JA). Pada soal nomor
1 untuk mengetahui daya beda soal maka siswa yang menjawab benar
pada kelompok atas berjumlah 16 siswa (BA) dan siswa yang menjawab
benar pada kelompok bawah berjumlah 14 siswa (BB). Maka hasil daya
beda pada soal nomor 1 dinyatakan jelek karena mempunyai daya beda
0,125. Karena berdasarkan klasifikasi daya beda soal nomor 1 menurut
Suharsimi Arikunto terletak pada klasifikasi antara 0,00 – 0,20.
Soal yang dinyatakan jelek adalah soal nomor 1,2,4,6,12, dan 19.
Soal yang dinyatatakan cukup adalah soal nomor 3,5,8,10,14,15,16,17,dan
20. Sedangkan soal yang dinyatakan baik adalah soal nomor 7,9,11,13,
dan 18. Soal yang dinyatakan jelek maka soal tersebut sebelum di tes
untuk SD sampel harus diganti. Untuk mengetahui hasil perhitungan daya
beda keseluruhan soal dapat dilihat dalam lampiran 21 halaman 101.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
H. Teknik Analisis Data
Sebelum data itu dianalisis untuk menjawab masalah, lebih dahulu diadakan
uji prasyarat untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data empirik.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya
sebaran data yang akan dianalisis. Untuk menguji normalitas data dari
satu variabel bebas yaitu motivasi belajar ( x ) dan kemampuan
penguasaan konsep bangun datar ( y ). Ating Soemantri (2006:292)
mengemukakan bahwa rumus Chi-Kuadrat tersebut adalah sebagai
berikut:
λ𝟐 = 𝚺 𝒇𝒐−𝒇𝒉
𝒇𝒉
Dimana:
λ2 = harga Chi – Kuadrat yang diperoleh
fo = Frekuensi yang diobservasi di dalam sampel penelitian
fh = Frekuensi yang diharapkan di dalam sampel penelitian
b. Uji Linieritas
Uji linieritas untuk menguji hubungan antara variabel X dan
variabel Y digunakan rumus sebagai berikut:
𝑭 = 𝑹𝑱𝑲 𝑻𝑪
𝑹𝑱𝑲 𝑬
Dimana:
F = Bilangan untuk linieritas
RJK (TC) = rerata jumlah kuadrat tuna cocok
RJK (E) = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh antara motivasi belajar dengan
kemampuan penguasaan konsep bangun datar dengan menggunakan
model Regresi Linier Sederhana yakni sebagai berikut:
ŷ = a + bx
di mana:
Ŷ = variabel tak bebas (nilai duga)
X = variabel bebas
A = penduga bagi intersap (α)
B = penduga bagi koefisien regresi (β)
α dan β = parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga
menggunakan statsistik sampel
𝐚 =𝜮𝒀−𝒃 𝜮𝑿
𝑵
𝐛 =𝑵.(𝜮𝑿𝒀)−𝜮𝑿𝜮𝒀
𝑵.𝜮𝑿𝟐− 𝜮.𝑿 𝟐
a. Rumusan hipotesis statistik
- H0 : ρ = 0 = tidak ada pengaruh antara motivasi belajar dengan
kemampuan penguasaan konsep
- H1 : ρ ≠ 0 = ada pengaruh antara motivasi belajar dengan
kemampuan penguasaan konsep bangun datar.
b. Menentukan uji statistika dengan uji t menurut Wijaya (2010) yakni
sebagai berikut: (hlm.14)
𝒕 =𝒃𝟏
𝒔𝒃𝟏
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Koefisien Determinasi (R2) untuk mengukur sejauh mana atau seberapa
besar sumbangan variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). Rumus
koefisien determinasi (R2) menurut Dwi Sulastyawati (2012) adalah sebagai
berikut: (hlm. 69)
R2 = n XY− X Y
n X2− X 2 n Y
2− Y 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini menyajikan data terdiri dari dua variabel yaitu (1) motivasi
belajar, (2) kemampuan penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V SD
Negeri Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun
Pelajaran 2011/2012.
1. Motivasi Belajar Matematika
Seperti yang telah dikemukakan di depan bahwa dalam mencari data
tentang motivasi belajar matematika, dilakukan penyebaran sejumlah
pertanyaan sebanyak 20 soal dan disusun dalam bentuk angket yang
dimintakan jawaban kepada siswa kelas V SD Negeri 02 Lalung Kecamatan
Karanganyar, untuk 41 siswa yang menjadi sampel.
Dari hasil pengumpulan data tentang motivasi belajar matematika
(lampiran 25 halaman 106) kemudian dijadikan deskripsi data (lampiran 26
halaman 107) diperoleh hasil sebagai berikut: (1) skor tertinggi 90; (2) skor
terendah 50; (3) rerata 72,12; (4) median 72,37; (5) modus 66,72; dan (6)
standar deviasi 10,61. Adapun sebaran frekuensi skor motivasi belajar
matematika pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Angket Motivasi Belajar Matematika
Kelas Interval Xi Fi FiXi
50 – 56 53 3 159
57 – 63 60 5 300
64 – 70 67 13 871
71 – 77 74 6 444
78 – 84 81 7 567
85 – 91 88 7 616
Jumlah 423 41 2957
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 4.1 jika disajikan dalam bentuk grafik histogram seperti terlihat
pada grafik 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1. Grafik Histogram Skor Angket Motivasi Belajar Matematika
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Lalung Tahun Pelajaran 2011/2012
2. Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar
Data kemampuan penguasaan konsep bangun datar diperoleh dari
penyebaran pertanyaan sebanyak 20 soal dalam bentuk soal tes yang
dimintakan jawaban kepada siswa kelas V SD Negeri 02 Lalung Kecamatan
Karanganyar untuk 41 siswa yang menjadi sampel.
Dari hasil pengumpulan data tentang tes kemampuan penguasaan
konsep bangun datar (lampiran 27 halaman 109) kemudian dijadikan
deskripsi data (lampiran 28 halaman 110) diperoleh hasil sebagai berikut: (1)
skor tertinggi 95; (2) skor terendah 50; (3) rerata 74,96; (4) median 76,7; (5)
modus 70,06; dan (6) standar deviasi 12,05. Adapun sebaran frekuensi skor
kemampuan penguasaan konsep bangun datar pada tabel 4.2 berikut ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
50 - 56 57 - 63 64 - 70 71 - 77 78 - 84 85 - 91
Fre
kuen
si
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Tes Kemampuan Penguasaan Konsep
Bangun Datar
Kelas Interval Xi Fi FiXi
50 - 57 53,5 2 107
58 - 65 61,5 8 492
66 - 73 69,5 11 764,5
74 - 81 77,5 7 542,5
82 - 89 85,5 6 513
90 - 97 93,5 7 654,5
Jumlah 441 41 3073,5
Tabel 4.2 jika disajikan dalam bentuk grafik histogram seperti terlihat
pada grafik 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2. Grafik Histogram Skor Tes Kemampuan Penguasaan Konsep
Bangun Datar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Lalung Tahun
Pelajaran 2011/2012
B. Pengujian Prasyarat Analisis
Dalam uji prasyarat analisis statistik parametrik, diuji persyaratan analisis
normalitas dan uji persyaratan linieritas. Adapun uji persyaratan tersebut adalah
sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
50 - 57 58 - 65 66 - 73 74 - 81 82 - 89 90 - 97
Fre
kuen
si
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
1. Pengujian Prasyarat Normalitas
a. Uji Persyaratan Normalitas Skor Motivasi Belajar Matematika
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji
Chi Kuadrat terhadap data motivasi belajar matematika diperoleh λ2
hitung sebesar 4,9485. Sedangkan tabel nilai Chi Kuadrat dengan db = 3
pada taraf signifikansi 5% diperoleh harga sebesar 7,8147. Karena λ2
hitung < λ2 tabel atau 4,9485 < 7,8174 disimpulkan bahwa penyebaran data
normal. (lampiran 31 halaman 114).
b. Uji Persyaratan Normalitas Data Tes Kemampuan Penguasaan
Konsep Bangun Datar
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji
Chi Kuadrat terhadap data tes kemampuan penguasaan konsep bangun
datar diperoleh λ2 hitung sebesar 6,0152. Sedangkan tabel nilai Chi
Kuadrat dengan db = 3 pada taraf signifikansi 5% diperoleh harga
sebesar 7,8147. Karena λ2 hitung < λ2
tabel atau 6,0152 < 7,8174
disimpulkan bahwa penyebaran data normal. (lampiran 32 halaman 116).
2. Pengujian Prasyarat Linieritas
Berdasarkan hasil perhitungan uji linieritas regresi variabel X
terhadap variabel Y diperoleh Fhitung = 1,78 (lampiran 34 halaman 119). Hasil
tersebut dikonsultasikan dengan nilai Ftabel dengan taraf signifikansi 5%
sebesar 2,42. Karena Fhitung < Ftabel atau 1,78 <2,42 maka data di atas
berbentuk atau berpola regresi linier.
C. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Regresi Sederhana
Penelitian ini menggunakan uji analisis regresi sederhana. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui bentuk hubungan digunakan analisis regresi.
Koefisien regresi sederhana digunakan untuk mempelajari hubungan antara
dua variabel. Model regresi sederhana adalah 𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥, dimana ŷ adalah
variabel terikat, sedangkan x adalah variabel bebas. a adalah penduga bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
intersap (α), b adalah penduga bagi koefisen regresi (β), dan α, β adalah
parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan
statistik sampel.
Bentuk analisis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a = Y − bX = 75 − 0,37 72,68 = 75 − 26,89 = 48,11
sedangkan bentuk persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = a +
bX = 48,11 + 0,37 x. Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat
diinterpretasikan bahwa jika motivasi belajar dengan kemampuan penguasaan
konsep bangun datar diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam
penelitian ini, maka setiap perubahan skor motivasi belajar matematika
sebesar 1 satuan dapat diestimasikan skor kemampuan penguasaan konsep
bangun datar berubah sebesar 0,37 satuan pada arah yang sama. Untuk
mengetahui perhitungan secara keseluruhan dapat dilihat dalam lampiran 36
halaman 122.
2. Pengujian Hasil Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar matematika
terhadap kemampuan penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V SDN
Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran
2011/2012. Adapun hasil perhitungan analisis data adalah sebagai berikut:
Uji regresi sederhana dengan menggunakan rumus uji T karena
dalam penelitian ini mencari pengaruh antara variabel bebas yaitu motivasi
belajar matematika terhadap variabel terikat yaitu kemampuan penguasaan
konsep bangun datar. Hasil perhitungan regresi sederhana dapat dilihat dalam
lampiran 36 halaman 122 diperoleh hasil t hitung sebesar 2,17. Hasil
perhitungan kemudian di konsultasikan dengan nilai t tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan ketentuan t tabel adalah t(α/2, n-2) atau t (0,025, 39) yakni
sebesar 2,02. Menurut R.A.Fisher taraf signifikansi uji T adalah t hitung > t tabel.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil t hitung sebesar 2,17 dan t tabel
sebesar 2,02. Sehingga t hitung > t tabel yaitu 2,17 > 2,02. Sehingga hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
berarti terdapat pengaruh positif variabel bebas yaitu motivasi belajar
matematika terhadap variabel terikat yaitu kemampuan penguasaan konsep
bangun datar.
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari hasil analisis regresi sederhana di atas, dapat dirumuskan
kesimpulan pengujian hipotesis sebagai berikut:
Terdapat pengaruh positif motivasi belajar matematika terhadap
kemampuan penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V SDN Se-Dabin
V Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
2011/2012 (t hitung > t tabel yaitu 2,17 > 2,02).
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Dari perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh motivasi belajar matematika terhadap kemampuan penguasaan
konsep bangun datar siswa kelas IV SDN Se-Dabin V Kecamatan Karanganyar
Kabupaten Karanganyar. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh motivasi belajar
matematika terhadap kemampuan penguasaan konsep bangun datar termasuk
sedang. Dapat dilihat dari koefisien determinasi motivasi belajar matematika
terhadap kemampuan penguasaan konsep bangun datar sebesar 0,322 atau 32,2 %.
(Lampiran 38 Halaman 125)
Hasil dari uji linieritas dapat diketahui bahwa nilai Fhitung < Ftabel yaitu 1,78
< 2,72 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel Motivasi Belajar (X) dan
Kemampuan Penguasaan Konsep Bangun Datar (Y) terdapat hubungan yang
linier.
Hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai konstanta (a) adalah 48,11,
artinya jika motivasi belajar bernilai 0 (nol), maka Kemampuan Penguasaan
Konsep Bangun Datar sebesar 48,11. Nilai koefisien regresi variabel motivasi
belajar matematika (b) bernilai positif, yaitu 0,37, ini berarti setiap peningkatan
motivasi belajar matematika sebesar 1 satuan, maka kemampuan penguasaan
konsep bangun datar juga akan meningkat sebesar 0,37. Hasil analisis uji t
menyebutkan bahwa thitung > ttabel yaitu 2,17 > 2,02. Maka Ho ditolak, berarti ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pengaruh positif Motivasi Belajar (X) terhadap Kemampuan Penguasaan Konsep
Bangun Datar (Y).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab IV dapat
disimpulkan yakni sebagai berikut:
Ada pengaruh yang signifikan yaitu motivasi belajar matematika terhadap
kemampuan penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V SDN Se-Dabin V
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 (t
hitung > t tabel yaitu 2,17 > 2,02) dengan koefisien determinasi (R2) yakni sebesar
32,2 %, maka semakin tinggi motivasi belajar matematika yang diberikan oleh
guru maka semakin meningkat pula kemampuan penguasaan konsep bangun
datar.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan implikasi hasil
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dengan adanya pengaruh positif motivasi belajar matematika terhadap
kemampuan penguasaan konsep bangun datar maka dapat memberikan
petunjuk kepada pihak yang terkait untuk mau dan mampu lebih
memperhatikan faktor motivasi belajar kepada siswa. Agar kemampuan
penguasaan konsep bangun datar siswa kelas V SDN Se-Dabin V Kecamatan
Karanganyar Kabupaten Karanganyar, khususnya akan meningkat dan jauh
lebih baik dari sebelumnya.
2. Implikasi Praktis
Dengan telah terbuktinya hipotesis penelitian ini, maka hasil
penelitian ini dapat berguna sebagai berikut:
a. Petunjuk perlunya motivasi belajar dalam kaitannya terhadap
kemampuan penguasaan konsep bangun datar khususnya dalam pelajaran
Matematika. Dengan demikian guru perlu meningkatkan atau
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
memberikan motivasi belajar kepada siswa sehingga kegiatan belajar
dapat lebih terarah dan akhirnya dapat meningkatkan kemampuan
penguasaan konsep bangun datar siswa.
b. Guru dengan memberikan motivasi belajar kepada siswa secara baik
dalam setiap kegiatan belajar mengajar akan memberikan kesan
tersendiri kepada siswa. Kesan itu nantinya akan selalu teringat kepada
siswa sehingga siswa akan menanamkan itu pada dirinya untuk selalu
giat dalam belajar. Sehingga nantinya kegiatan belajar siswa akan
menjadi lebih baik.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian tersebut, maka
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Untuk Guru di Sekolah Dasar
Mengingat adanya sumbangan yang positif motivasi belajar
matematika terhadap kemampuan penguasaan konsep bangun datar, untuk
membuat siswa lebih cermat lagi dalam memahami konsep bangun datar
diperlukan adanya dorongan atau motivasi belajar dari guru. Untuk itu,
perlu sekali guru selalu memberikan semangat atau motivasi kepada siswa
agar selalu belajar dengan baik. Pemberian motivasi kepada siswa tidak
membutuhkan waktu khusus. Ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung pun guru dapat memberikan motivasi kepada siswa. Sehingga
tanpa disadari oleh siswa, bahwa guru selalu memberikan perhatian yang
lebih kepada mereka.
2. Untuk Orang Tua Siswa
Para orang tua siswa hendaknya mengupayakan untuk memberikan
waktu khusus mereka dalam menemani anaknya ketika belajar. Perhatian
yang orang tua berikan di dalam lingkungan rumah akan memberikan
kesan kepada anak, bahwa orang tua tidak hanya bersikap acuh kepada
siswa tetapi memperhatikan anak ketika belajar. Ketika anak sedang
belajar alangkah baiknya jika orang tua tidak menonton TV. Karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
konsentrasi anak akan terpecah antara belajar dengan menonton TV.
Selain itu, orang tua harus memberikan pengertian kepada anak bahwa
ketika guru di sekolah sedang memberikan nasihat atau saran, anak harus
memperhatikan apa yang guru sampaikan. Hal ini akan jauh lebih
membantu guru dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar
dengan baik.
3. Untuk Kepala Sekolah
Para kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan pengawasan
kepada guru-guru kelas dalam memberikan motivasi belajar kepada para
siswanya. Khususnya ketepatan dalam memilih metode belajar yang baik
dan meningkatkan dorongan kepada siswa. Agar siswa akan jauh lebih
rajin belajar untuk lebih mudah memahami berbagai mata pelajaran
terutama dalam mata pelajaran Matematika.
4. Untuk Para Peneliti
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penelitian ini perlu diupayakan
adanya penelitian yang berkaitan dengan motivasi belajar. Para peneliti
dapat mengadakan penyelidikan yang lebih cermat terhadap faktor-faktor
yang dapat meningkatkan kemampuan penguasaan konsep bangun datar
terlepas dari faktor motivasi belajar.