penebare-news sekapur sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... globalisasi...

61
e-news pEnEbar Sekapur Sirih Yayasan Penebar ~ Jl. Makmur, no. 15, Rt. 009/Rw.02, Kelurahan Susukan, Jakarta 13750, Indonesia • Tel./Facs. ~ (+ 62 21) 841 2546 • email ~ [email protected] • website ~ www.geocities.com/ypenebar Nomor 1, Mei - 2003 Redaksi: Edi Cahyono, Maxim Napitupulu, Maulana Mahendra, Muhammad H.T., Hemasari Dharmabumi Diterbitkan oleh: Yayasan Penebar Globalisasi bukan lagi kata baru bagi kita. Hampir setiap hari surat kabar, majalah, televisi, atau pun radio memberitakan, menyiarkan, dan membahas globalisasi. Sudah barang tentu ada yang mendukung dan ada pula yang menolak. Bagi para pendukungnya, globalisasi dipercaya telah memberikan perubahan struktur ekonomi dan politik dunia. Ketidak-efisienan kehidupan ekonomi yang diakibatkan oleh kontrol negara mulai terkikis oleh globalisasi. Restrukturisasi ekonomi internasional telah terjadi, di mana perusahaan-perusahaan multinasional dengan mudah dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Institusi negara dianggap terlalu lamban dan tua untuk mengantisipasi laju pertumbuhan dan pergerakan modal multinasional. Gagasan globalisasi sejalan dengan prinsip ideologi neo- liberal yang diawali oleh gagasan konservatif Thatcherism dan Reaganomics. Gagasan neo-liberal percaya bahwa seharusnya negara tak berperan dalam kegiatan-kegiatan pokok ekonomi internasional dan nasional. Buah dari gagasan ini melahirkan ide-ide penurunan pajak investasi, deregulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi yang diakibatkan oleh penerapan bea cukai, dan privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara. N amun apakah benar globalisasi akan membawa kemakmuran bagi masyarakat dunia? Penolakan terhadap berbagai peraturan yang ada di dalam World Trade Orga- nization (WTO) mungkin menjadi indikasi reaksi yang muncul dari masyarakat dunia. Demonstrasi besar yang terjadi di Seattle, Amerika Serikat pada November 1999 adalah salah satu bukti kuatnya penolakan terhadap globalisasi. Tulisan Chris Harman ini mengupas globalisasi dan kritik terhadapnya. Satu hal yang patut pula dicatat bahwa gerakan anti globalisasi yang kemudian mendapat julukan baru “Anti-Kapitalis” tidaklah muncul hanya dari kalangan Marxis. Gerakan anti-kapitalis ini tak identik dengan Sosialisme. Mungkin menjadi pekerjaan rumah kita bersama ini melihat persoalan ini secara jernih dan mendudukan kritik terhadap globalisasi di dalam kerangka berfikir kritis. Selamat membaca!!! Redaksi pEnEbar e-news terbit sebagai media pertukaran dan perdebatan soal-soal perburuhan dan globalisasi. Kami mendukung gerak anti- globalisasi masyarakat Indonesia. Globalisasi dan perdagangan bebas merupakan jebakan negeri- negeri imperialis untuk menjadikan negeri-negeri miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri maju. Kami menerima tulisan-tulisan yang sejalan dengan misi kami untuk dimasukkan dan diedarkan melalui e-news ini.

Upload: haanh

Post on 03-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

e-newspEnEbar Sekapur Sirih

Yayasan Penebar ~ Jl. Makmur, no. 15, Rt. 009/Rw.02, Kelurahan Susukan, Jakarta 13750,Indonesia • Tel./Facs. ~ (+ 62 21) 841 2546 • email ~ [email protected] • website ~

www.geocities.com/ypenebar

Nomor 1, Mei - 2003

Redaksi:Edi Cahyono, MaximNapitupulu, Maulana

Mahendra, Muhammad H.T.,Hemasari Dharmabumi

Diterbitkan oleh:

Yayasan Penebar

Globalisasi bukan lagi kata baru bagi kita. Hampir setiaphari surat kabar, majalah, televisi, atau pun radiomemberitakan, menyiarkan, dan membahas globalisasi.Sudah barang tentu ada yang mendukung dan ada pulayang menolak.

Bagi para pendukungnya, globalisasi dipercaya telahmemberikan perubahan struktur ekonomi dan politikdunia. Ketidak-efisienan kehidupan ekonomi yangdiakibatkan oleh kontrol negara mulai terkikis olehglobalisasi. Restrukturisasi ekonomi internasional telahterjadi, di mana perusahaan-perusahaan multinasionaldengan mudah dapat berpindah dari satu tempat ke tempatlain. Institusi negara dianggap terlalu lamban dan tua untukmengantisipasi laju pertumbuhan dan pergerakan modalmultinasional.

Gagasan globalisasi sejalan dengan prinsip ideologi neo-liberal yang diawali oleh gagasan konservatif Thatcherismdan Reaganomics. Gagasan neo-liberal percaya bahwaseharusnya negara tak berperan dalam kegiatan-kegiatanpokok ekonomi internasional dan nasional. Buah darigagasan ini melahirkan ide-ide penurunan pajak investasi,deregulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomiyang diakibatkan oleh penerapan bea cukai, dan privatisasiperusahaan-perusahaan milik negara.

Namun apakah benar globalisasi akan membawakemakmuran bagi masyarakat dunia? Penolakan terhadapberbagai peraturan yang ada di dalam World Trade Orga-nization (WTO) mungkin menjadi indikasi reaksi yangmuncul dari masyarakat dunia. Demonstrasi besar yangterjadi di Seattle, Amerika Serikat pada November 1999adalah salah satu bukti kuatnya penolakan terhadapglobalisasi.

Tulisan Chris Harman ini mengupas globalisasi dan kritikterhadapnya. Satu hal yang patut pula dicatat bahwagerakan anti globalisasi yang kemudian mendapat julukanbaru “Anti-Kapitalis” tidaklah muncul hanya dari kalanganMarxis. Gerakan anti-kapitalis ini tak identik denganSosialisme. Mungkin menjadi pekerjaan rumah kitabersama ini melihat persoalan ini secara jernih danmendudukan kritik terhadap globalisasi di dalam kerangkaberfikir kritis. Selamat membaca!!!

Redaksi

pEnEbar e-news terbitsebagai media pertukaran dan

perdebatan soal-soalperburuhan dan globalisasi.

Kami mendukung gerak anti-globalisasi masyarakat

Indonesia. Globalisasi danperdagangan bebas

merupakan jebakan negeri-negeri imperialis untuk

menjadikan negeri-negerimiskin terus menjadi koloni

dan dihisap oleh negeri-negerimaju. Kami menerima

tulisan-tulisan yang sejalandengan misi kami untuk

dimasukkan dan diedarkanmelalui e-news ini.

Page 2: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3Globalisasi Dan Perlawanan*

Chris Harman* *

PPPPPada tahun 1999, media massa di seluruh dunia ramai-ramaimembicarakan fenomena baru: gerakan “anti-kapitalisme”internasional. Istilah ini muncul untuk pertama kalinya di Inggrisdi bulan Juni, saat lembaga-lembaga finansial di London terkenaaksi unjuk rasa. Kemudian aksi besar-besaran melawan pertemuanWTO di Seattle di bulan November juga dicap “anti-kapitalis.”Arti kata “anti-kapitalisme” bukan sama dengan sosialis, tetapifenomena ini memang hebat. Sepuluh tahun setelah kaumpenguasa kapitalis berjaya saat rejim-rejim Eropa Timur ambruk,sebuah peristiwa yang didengungkan sebagai kemenangan mutlakpasar bebas, media massa borjuis harus mengakui bahwa semakinbanyak manusia menolak sistem mereka.

Suasana anti-kapitalis menjadi cukup jelas dalam demonstrasi yangterjadi secara berturut-turut di Washington, Melbourne, Praha,Millau dan Nice, tetapi termanifestasi dalam bentuk lain pula:misalnya ketika sejuta warga Perancis mencoblos calon-calonTrotskyis dalam pemilihan untuk parlemen Eropa. Di Eropa Timur,hasil jajak-jajak pendapat membuktikan bahwa kata “kapitalisme”memiliki asosiasi negatif bagi mayoritas rakyat. Di Amerika Latintelah terjadi serangkaian pemberontakan melawan agendaneoliberal. Demonstrasi-demonstrasi hanya merupakan puncakdari gunung es ketidakpuasan massa rakyat tertindas di seluruhdunia.

Demonstrasi anti-WTO di Seattle tentu saja harus menjadi titiktolak bagi diskusi kita. Banyak sekali kelompok dari seluruh duniadan dari bermacam-macam sektor yang bersatu dalam aksi tersebut.Seperti tulis Luis Hernandez Navarro, seorang wartawan dari koranharian radikal La Jornada di Meksiko: “Kaum pecinta alam, petanidari Dunia Pertama, anggota serikat buruh, feminis, punk, aktivis* Diterjemahkan dari “Anti-capitalism: Theory and Practice,” InternationalSocialism No 88, London, 2000. Diterjemahkan dan disadur oleh Julian danSetiabudi.

** Pemimpin Socialist Workers Party di Inggris.

Penebar e-newS- 2 -

Page 3: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

HAM, wakil masyarakat adat, anak muda dan orang separuh baya,warga Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Amerika Latin dan Asia”berkumpul di Seattle waktu itu. Kata dia, mereka semua bersatudalam menolak slogan “Semua kekuatan untuk perusahaan-perusahaan transnasional” yang menjadi agenda WTO.

Aksi protes itu menonjolkan sisi spontan; banyak orang yangmendengar tentang demo itu dan berangkat begitu saja. Namundari sisi lain, banyak pendemo yang terlibat dalam organisasi yangbekerja keras selama berbulan-bulan untuk setting demo itu, denganmenjalin hubungan melalui internet, dan juga mempropagandakanisu-isu globalisasi dan perlawanan. Sejumlah pemikir terkemukasangat berjasa pula dalam mengupas isu-isu ini, seperti WaldenBello, Susan George, Vandana Shiva, Noam Chomsky, NaomiKlein dan Pierre Bourdieu.

Menolak Agenda Neo Liberalisme

DDDDDoktrin-doktrin neo-liberal pertama diucapkan dalam ideologikonservatif yang dijuluki “Thatcherism” di Inggris dan“Reaganomics” di Amerika. Kemudian logika neo-lib disambut olehgolongan sosial demokratik dalam program “The Third Way” yangjuga pro-kapitalis. Ide-ide neoliberal menjadi pondasi bagikebijakan-kebijakan lembaga-lembaga internasional seperti WTO,IMF dan Bank Dunia, dan program-program “reformasi ekonomi”yang diajukan oleh para politikus dan ahli ekonomi.

Pilar utama ideologi neolib adalah, bahwa aparat negara seharusnyatidak ikut berperan dalam kegiatan-kegiatan pokok ekonominasional maupun internasional. Kita diajak kembali ke gagasanortodoks yang bercokol sebelum depresi tahun 1930-an, yangdianjurkan oleh Adam Smith dan dipopularisasikan oleh Jean-Baptiste Say. Gagasan ini dikenal sebagai “liberalisme ekonomi”waktu itu, jadi versi baru dikenal dengan nama “neo-liberalisme”.Para penyokongnya mau menurunkan pajak dari keuntungan-keuntungan kapitalis dan gaji tinggi, menjual BUMN kepada pihakswasta, melemahkan regulasi-regulasi yang mengurusi tindakanperusahaan-perusahaan, serta menghapuskan semua proteksiekonomi yang dilakukan melalui bea cukai.

Menurut argumentasi mereka, segala intervensi pemerintah di

Penebar e-newS- 3 -

Page 4: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3dunia ekonomi semenjak tahun 1930-an hanya mengakibatkanindustri-industri menjadi pemboros yang tidak efisien. Ambruknyablok Soviet, serta kemandegan dan kesengsaraan Amerika Selatandan Afrika, menurut mereka telah membuktikan betapa celakanyakonsekwensi intervensi pemerintah. Kemiskinan di dunia ketigahanya dapat diatasi dengan menerapkan kebijakan pasar bebas yangtak kenal ampun, melalui kegiatan WTO, IMF dan Bank Dunia.

Bila usaha-usaha ekonomi di”bebas”kan dari kontrol yang “semena-mena” itu, katanya nasib umat manusia bisa diperbaiki secaramenyeluruh. Modal dapat mengalir dengan leluasa ke mana sajadiperlukan sehingga barang-barang dan jasa-jasa akan dihasilkandi tempat yang paling cocok. Modal yang sudah terakumulasi tidakakan lagi tertambat dalam industri-industri “berkarat” yang takberdayaguna, dan “monopoli tenaga kerja” yang dikuasai olehserikat-serikat buruh jahat tidak lagi bisa menghalangi kenaikanproduktivitas kerja secara “dinamis”. Daerah-daerah dunia masing-masing dapat mengkhususkan dalam bidang produksi di manamereka lebih mampu. Boleh jadi melalui proses-proses ini kaumkaya akan menjadi lebih kaya lagi, tetapi tidak apa-apa, karenalewat tumbuhnya penghasilan ekonomi secara umum, kekayaanitu akan menetes ke bawah sedikit-sedikit untuk memperkayarakyat jelata pula. Demikian argumentasi mereka.

Pandangan “neoliberal” semacam ini biasanya berasosiasi denganteori “globalisasi”. Menurut teori itu, restrukturalisasi dunia telahterjadi sehingga pengaliran modal bebas tanpa intervensi olehpemerintah-pemerintah sudah tercapai. Kita sedang menghayatizaman kapitalisme multinasional (atau transnasional). Aparat-aparat negara adalah lembaga-lembaga yang kadaluwarsa, yangtidak lagi sanggup menghalangi perusahaan-perusahaan berpindah-pindah guna mencari keuntungan. Bila pemerintah-pemerintahngotot berusaha melakukan halangan yang demikian, ekonomimereka cuma akan menjadi ekonomi “terkepung” seperti KoreaUtara atau Kamboja di bawah Pol Pot; dan bagaimanapun jugamereka tidak bisa melakukan hal itu karena para pemilik modalterlalu cerdik dan selalu akan mengelabui pemerintah-pemerintahtersebut. Sebuah pemerintah yang mengasihani para warganyapaling banter bisa menyediakan lingkungan ekonomi yang palingmenarik bagi para investor: pajak rendah, tenaga kerja “fleksibel”,

Penebar e-newS- 4 -

Page 5: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

serikat buruh lemah, regulasi minimal.

Beberapa orang neolib yang mengaku sosial-demokratik(contohnya Anthony Giddens, yang menyiapkan teori-teori demimembenarkan kebijakan-kebijakan pemerintahan Tony Blair diInggris), mengakui bahwa di masa lampau, intervensi oleh negaraterkadang berperan positif. Namun menurut mereka, timbulnyasebuah ekonomi global telah merubah situasi politik. Dewasa ini,kontrol-kontrol atas kehidupan ekonomi hanya menghadirkanketidakefisienan melulu, dan jika ekonomi tidak efisien, pasti kitakandas. Sehingga “globalisasi” dan “neoliberalisme” merupakandua konsep yang berkaitan erat.

Dalam versi teori globalisasi tertentu yang agak berpengaruh,kemampuan modal untuk bercucuran ke sini-sana dengan leluasasudah menjadi hal yang mutlak. Menurut pandangan ini, kitamenghayati era “produksi tanpa bobot”. Komputer, perangkatlunak dan internet sudah jauh lebih penting dibandingkan produk-produk logam yang “kadaluwarsa,” dan perusahaan-perusahaanbisa luput dengan mudah dari genggaman negara-negara denganmemindahkan alat-alat produksi mereka secepat kilat. Negeri-negeri maju sudah bersifat paska-industrial, dan kelas perkerja dibarat tidak lagi merupakan kekuatan yang berarti, karena industrimanufaktur sedang berpindah ke dunia ketiga. Tinggal semacammasyarakat “sepertiga”: di satu sisi ada kelas menengah (sepertigadari penduduk) yang mempunyai cukup ketrampilan (human capi-tal) untuk mendapatkan gaji tinggi–sedangkan di sisi lain “prole-tariat bawah” paling-paling bisa mencari pekerjaan sementara yang“fleksibel” dan tak terampil, dengan upah yang tidak bisa naikmenjadi terlalu tinggi karena tersaingi oleh barang-barang murahandari dunia ketiga.

Sementara itu, di dunia ketiga, massa rakyat tidak mempunyaipilihan lain kecuali menawarkan diri sebagai tenaga kerja murahuntuk perusahaan-perusahaan multinasional, dengan upah yangmelarat. Pemerintah-pemerintah tidak dapat berbuat apa-apakecuali mengajak rakyat menyambut pasar bebas internasional.Industri pertanian mesti dibentuk kembali guna menghasilkanbarang-barang yang bisa dijual di pasaran global. Pajak untukmembiayai dinas kesehatan, kesejahteraan serta pendidikan rakyatharus diminimalkan. Kaum buruh harus membanting tulang

Penebar e-newS- 5 -

Page 6: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3untuk menyambung hidup. Demikian skenario “globalisasi”ekstrim.

Namun para pengritik telah mengekspos banyak sekali kontradiksidan kesalahan dalam doktrin-doktrin ini. Mereka sudahmembuktikan bahwa negara-negara dunia ketiga yang menyambutpasar bebas biasanya tidak mengalami perbaikan nasib apapun.Selama dua dasawarsa “globalisasi”, kondisi kebanyakan pendudukAfrika dan Amerika Selatan telah merosot. Penyerahan bidangtanah yang besar untuk pertanian monokultur sama sekali tidakmeningkatkan pendapatan kaum tani, karena barang-barang yangsama juga dihasilkan di negara-negara lain sehingga harga-hargamenurun terus. Pendapatan yang diterima, dimakan pula olehbunga kredit yang harus dibayar, sementara lingkungan alam kaumtani sering rusak.

Mereka yang meninggalkan desa dan berpindah ke perkotaanmendapatkan pekerjaan kasar dan mesti bekerja selama 10 sampai12 bahkan 16 jam sehari dalam kondisi yang merugikan kesehatan,serta hidup di daerah-daerah kumuh. Begitu laju bertumbuhanekonomi global berkurang, mereka lekas menganggur. Kaumpekerja di barat memang mempunyai standar hidup yang lebihbaik, tetapi tidak bisa dikatakan “beruntung” dari sebuai sistemyang sedang memperpanjang jam-jam kerja mereka (hari kerjaseorang pekerja laki-laki di Amerika Serikat sekarang ini 8 persenlebih panjang dibandingkan dengan 25 tahun yang lalu). Upahmereka menurun atau paling banter tersendat. Di saat yang sama,para pengritik menunjukkan bagaimana tidak bersedianya parapolitisi dan birokrat untuk mengatur kegiatan perusahaan-perusahaan, telah menghadirkan pengrusakan lingkungan alamsecara global yang dapat mengancam kehidupan umat manusia.

WTO, IMF, Perusahaan Multinasional danKonsekuensi Aksi Seattle

PPPPPara paus neoliberalisme menuntut agar semua kegiatan ekonomioleh negara dihentikan, semua halangan bagi pengaliran modaldan barang-barang dihapuskan, dan semua hambatan untukpenggunaan hak-hak kepemilikan swasta dihilangkan. World TradeOrganisation (Organisasi Perdagangan Sedunia–WTO)

Penebar e-newS- 6 -

Page 7: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

menerapkan kebijakan-kebijakan yang senada. Negara-negara yangtidak membuka sektor penyediaan jasa seperti telekomunikasikepada investasi serta persaingan dari luar, bisa kena sanksi. Produk-produk dari luar negeri yang mengancam kesehatan orang ataulingkungan alam tidak boleh dilarang. Obat-obatan atau softwareharus dihasilkan dengan harga mahal supaya perusahaan-perusahaan multinasional dapat beruntung karena “hak cipta”mereka (walau sebenarnya yang menciptakan inovasi itu adalahkaum pekerja, bukan kaum majikan).

International Monetary Fund (IMF, Dana Internasional Moneter)bertindak lebih agresif lagi melalui Structural Adjustment Programs(restrukturisasi) yang mendorong negara-negara untukmenghapuskan subsidi pada bahan-bahan pokok dan untukmenswastanisasi ekonomi.

Selain memaksa, para neolib juga rajin berargumentasi. Bermacam-macam konferensi, pertemuan puncak dan lembaga penelitianramai-ramai merancang rencana untuk membentuk kembalikebijakan negara-negara seluruh dunia. Contohnya EuropeanRound Table (Meja Bundar Eropa) para industriawan, yangmendorong IMF, WTO dan yang lain untuk mendukung“reformasi” di bidang pendidikan (seperti biaya lebih tinggi bagimahasiswa); World Water Council (Dewan Air Sedunia) yangmendesak agar penyediaan air diswastanisasi; atau TransatlanticBusiness Dialogue (Dialog Bisnis Trans-Atlantik–semacam tim kerjapara kapitalis terbesar), yang bekerjasama dengan wakil-wakilAmerika Serikat dan Uni Eropa untuk merencanakan agenda-agenda WTO. Pertemuan semacam ini amat berpengaruh padaopini publik. Kolom-kolom surat kabar, berita-berita media massa,komentar-komentar di TV, laporan dari lembaga-lembaga risetdan departemen-departmen universitas semua ikut serta dalamproses propaganda tersebut. Selama bertahun-tahun proses ituberhasil, sampai menimbulkan kesan, ideologi neoliberal tak dapatdikalahkan. Itu sebabnya kaum neolib begitu terperangah olehdemonstrasi di Seattle.

Kesuksesan di Seattle itu sebagian disebabkan oleh kontra-propa-ganda para aktivis anti-neoliberal. Melalui buku, seminar, kolomyang kadang-kadang berhasil diselipkan di dalam koran tertentu,sejumlah program televisi dan makalah akademis, mereka

Penebar e-newS- 7 -

Page 8: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3menandingi dan berusaha untuk mengekspos kesalahan-kesalahanargumentasi neolib. Kami kaum Marxis ikut partisipasi dalamupaya kontra-propaganda itu. Pada awal dasawarsa 1990-an kitamasih agak terisolasi, berusaha berlayar melawan angin. Namunmenjelang akhir dasawarsa tersebut, audiens kita bertumbuh secarahebat. Audiens yang bersedia menerima argumentasi kaum Marxismungkin hanya bertumbuh berlipat 2, 3 atau 4; tapi audiens untukpara pemikir anti-neoliberal non-Marxis bertumbuh lebih pesat.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Pengalaman tahun 1990-an sama sekalimenyalahkan prediksi-prediksi neolib. “The New World Order”(Orde Baru Sedunia), yang digembar-gemborkan oleh AmerikaSerikat seusai Perang Dingin sebagai dunia perdamaian, justerumelahirkan perang demi perang: di Teluk, Somalia, Cechnia,Bosnia, Serbia dll. “Keajaiban ekonomi” yang dijanjikan di bekasblok Soviet melalui diterapkannya pasar bebas terbukti cumamerupakan retorika kosong: padahal perekonomian Soviet ambruksecara hampir total. Kekuatan ekonomi kapitalis terbesar kedua,Jepang, terjerumus ke dalam sebuah krisis kemandegan ekonomiyang tiada hentinya, sedangkan di Eropa Barat angka pengangguranberfluktuasi sekitar 10 persen. Warga-warga Afrika mengalamikelaparan serta perang saudara secara bergantian–karena kelaparanmenimbulkan konflik yang hebat, sedangkan peperanganmemperparah masalah pangan. Hanya di Asia terjadi suatukemakmuran ekonomi tertentu, namun kesuksesan ini ambrukjuga menjadi krisis moneter, sampai para ahli ekonomi borjuisdan lembaga ekonomi nyaris kehilangan akal.

Selain itu efek rumah kaca, sebuah ancaman terhadap lingkunganalam dan umat manusia yang mula-mula hanya diakui oleh sebuahminoritas ilmuwan, akhirnya menjadi topik hangat di seluruhdunia–tetapi para penguasa kapitalis belum juga mau mengambillangkah serius untuk mengatasinya, karena langkah-langkah yangdibutuhkan akan mengurangi keuntungan-keuntungan mereka.

Yang maha penting di sini adalah: hal-hal ini tidak lagi dilihatsebagai fenonema yang terisolasi tanpa kaitan satu sama lain.Masalah pangan, lingkungan alam, penindasan dan eksploitasidimengerti sebagai sisi-sisi dari satu sistem global. Kampanye anti-imperialis, pro-lingkungan atau feminis, gerakan buruh, tani danmahasiswa–yang tercabik-cabik selama bertahun-tahun

Penebar e-newS- 8 -

Page 9: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

sebelumnya–mulai bersatu. Kecenderungan ini telah memuncakdalam aksi unjuk rasa di Seattle.

Perdebatan Pertama: apakah WTO dapatdireformasi, atau mesti dihapuskan

BBBBBarang tentu, sebuah gerakan yang mempersatukan banyak sektor,kampanye serta kelompok akan menghadapi perdebatan yangintensif, mengenai stategi, taktik dan orientasi teoritis. Masalahpertama yang menjadi hangat di antara para aktivis di Seattleadalah: apakah WTO bisa dibentuk kembali, atau harusdibubarkan saja?

Pandangan mayoritas dalam serikat-serikat buruh Amerika (AFL-CIO) mengajukan kepada WTO sebuah “klausa sosial” yang mestidimuat dalam semua persetujuan perdagangan untuk menentukanstandar-standar perburuhan minimal: melarang penggunaan tenagakerja anak, melarang diskriminasi, dan menjamin hak bersikat bagikaum buruh. Dengan demikian, WTO diharapkan akanmengenakan sanksi tidak hanya kepada badan-badan yangmenhalangi pasar bebas, tetapi juga kepada pihak yang menindaskelas buruh. Steven Shrybman, seorang jurubicara organisasi-organisasi pelindung lingkungan alam, menganjurkan agar WTOditransformasikan sampai badan itu akan “mengkuatirkan masalahperubahan iklim planet kita dan bukan hanya keuntunganperusahaan-perusahaan obat-obatan transnasional.” Bahkan seringdiusulkan bahwa Bank Dunia dan IMF bisa direformasi melaluisuatu “visi alternatif ”, yang menuntut agar lembaga sertaperusahaan internasional menjadi “lebih terbuka dan bertanggung-jawab”.

Di sisi lain, Walden Bello menegaskan bahwa “upaya pembentukankembali WTO adalah salah”. Dia belum mengajukan tuntutanmutlak agar WTO dibubarkan, tetapi memang menyerukan agarsebuah “kombinasi langkah aktif dan pasif diterapkan untukmengurangi kekuatan IMF secara radikal, sehingga hanya menjadisatu lembaga antara banyak lembaga lain yang akan saling periksa.”Tuntutan agar WTO dibubarkan semakin dapat dukungan karenaWTO itu tidak menggubris kekhawatiran-kekhawatiran parademonstran di Seattle.

Penebar e-newS- 9 -

Page 10: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3Perdebatan yang mirip juga terjadi disekitar demonstrasi besar-besaran di kota Millau, Perancis selatan. Para pembicara yang ingin“membongkar” lembaga seperti WTO dicap “utopis” oleh pihakmoderat, dan bahkan dituduh bersikap “sealiran” dengan parapendukung pasar bebas (yang menolak semua pengaturanekonomi). Perdebatan mengenai reformasi atau penghapusanlembaga-lembaga ini berkaitan dengan satu perdebatan lain:mengenai alternatif mana yang harus diperjuangkan.

Perdebatan Kedua: klausa sosial, buruh anak, hakberserikat

SSSSSerikat-serikat buruh di AS mengajukan “klausa-klausa sosial”yang seharusnya dimuat dalam semua persetujuan perdaganganinternasional, guna melarang perusahaan-perusahaan multinasionalmemperlakukan buruh di dunia ketiga seperti budak belian,sekaligus menghindari mereka memindahkan pabrik-pabrik keluarnegeri hanya untuk mengurangi upah dan kondisi kaum buruh.Perubahan semacam ini diharapkan dapat membantu negara-negara yang mau lolos dari “the race to the bottom” (perlombaan kebawah). Ada yang berniat menjalankan klausa-klausa ini melaluiintervensi pemerintah; ada juga yang mengandalkan kampanye-kampanye untuk mengambil hati para konsumen dan aksi-aksiboikot untuk memaksa perusahaan seperti Nike untuk berubahsikap.

Namun pendekatan ini juga dikritisi oleh berbagai aktivisterkemuka karena dua hal. Yang pertama, pendekatan ini kurangmemperhatikan kemampuan perusahaan-perusahaanmultinasional untuk mengelak peraturan-peraturan yang dilakukanoleh pemerintah serta menghindari tekanan dari para konsumen.Menurut David Bacon, “pemerintahan Clinton di AS, yang mula-mula enggan mendiskusikan perlindungan manapun bagi kaumburuh”, sekarang telah melihat kenyataan tertentu: kritik tentangkasus-kasus yang paling parah di pabrik-pabrik di luar negeri “bisamenjadi sebuah taktik untuk menangkis tekanan para pengritikdi dalam negeri”. Namun Gedung Putih tidak berkepentinganuntuk menghadapi sebab-sebab fundamental dari kemiskinan, ataumerevisi peranan yang dimainkan oleh kebijakan AS sendiri yangjusteru melanggengkan kemiskinan tersebut.

Penebar e-newS- 10 -

Page 11: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

Minat yang tiba-tiba ditonjolkan oleh Clinton pada hal ini malahmenjadi cara untuk memfasilitasi diterapkannya kebijakan itu.Contohnya peraturan-peraturan yang diusulkan oleh DepartemenPerburuhan untuk melarang kerja paksa, atau melarang kerjalembur tanpa upah melebihi 60 jam, atau dipekerjakannya anak-anak di bawah umur 14 tahun di tempat-tempat kerja melarat.Perusahaan-perusahaan yang melanggar peraturan itu dilukiskansebagai iblis; yang tidak melanggar peraturan dikira OK saja.Namun usulan-usulan untuk standar dan peraturan ini tidakmenyentuh satu pertanyaan pokok: darimana asalnya kemiskinanyang memaksa kaum buruh memasuki gerbang pabrik? Kebijakan-kebijakan mana yang diterapkan oleh pemerintah AS yang justerumemperparah kemiskinan tersebut?”

Naomi Klein belum mengkritisi klausa-klausa sosial dengan begitublak-blakan. Menurut dia, kalau kita memfokuskan perhatianmasyarakat pada tingkah laku sejumlah perusahaan seperti Nikeatau Starbucks, kita dapat merangsang orang “meletakkan seluruhsistem di bawah mikroskop”. Tetapi dia juga memperingatkan:

“jika hanya satu merek saja yang menarik minat kita, yang lainjelas bisa luput dari perhatian … Chevron telah mendapatkankontrak yang luput dari genggaman Shell, sedangkan Adidasberhasil muncul kembali sebagai pemain penting di pasaran,dengan meniru strategi Nike dalam hal perburuhan danpemasaran tetapi menghindari kontroversi publik.”

Dia menulis lebih lanjut:

“Bahkan kalau peraturan-peraturan tidak berhasil menghapuskanpenindasan, mereka toh berhasil (dengan cukup efektif )menggelapkan fakta bahwa perusahaan-perusahaan raksasa danpara warga biasa sebenarnya tidak mempunyai tujuan yang samadalam masalah bagaimana hal-hal perburuhan dan lingkunganalam harus diatur … Di balik omongan tentang etika dankemitraan, kedua belah pihak masih terpiting dalam sebuahperjuangan kelas yang klasik.”

Perdebatan tidak hanya menyangkut keefektifan klausa-klausasosial. Ada juga sebuah diskusi lebih luas, apakah klausa semacamini sama sekali dapat dibenarkan. Sejumlah aktivis berpendapatbahwa dampak klausa itu hanya membuat negeri-negeri miskintetap menjadi miskin. Menurut David Bacon:

Penebar e-newS- 11 -

Page 12: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3“Klausa sosial yang diajukan oleh AFL-CIO mencerminkankebutuhan terlembaga dari serikat-serikat di sebuah negeri in-dustrial yang makmur. Serikat-serikat dan gerakan buruh dinegeri-negeri lain mempunyai kebutuhan yang berbeda,terutama mereka memerlukan perkembangan ekonomi.Misalnya kaum tani di Filipina atau Meksiko hampir semuasepakat, lebih baik anak-anak mereka bersekolah daripadabekerja. Namun dengan melarang dipekerjakannya buruh anak,kita belum juga memberikan kesempatan bersekolah; kita hanyamemotong penghasilan yang diperlukan oleh keluarga merekauntuk bertahan hidup.”

Bacon menunjuk ke imperialisme global sebagai biang keladisebenarnya dari kemiskinan. Tetapi soalnya, beberapa butirargumentasinya agak dekat dengan argumen-argumen yangdiajukan oleh Clare Short, Mennaker Inggris dalam pemerintahanTony Blair, yang telah merangkul doktrin-doktrin neoliberal.Menurut argumentasi neoliberal, setiap upaya mengatur kondisikerja atau level upah hanya mengurangi jumlah lowongan kerjasehingga kaum buruh akan merugi. Argumentasi Bacon jugamenonjolkan satu kelemahan tambahan; menurut dia, para aktivisdi barat harus bekerjasama dengan pemerintah-pemerintah duniaketiga serta serikat-serikat resmi yang disokong pemerintahtersebut, dan bukan dengan kaum buruh sendiri:

“Walau hak-hak buruh memang penting, ada sebuah perjuanganyang lebih besar mengenai siapa yang akan menguasaiperekonomian negeri-negeri yang sedang berkembang …Serikat-serikat di Amerika harus menegosiasikan sebuah agendabersama dengan serikat-serikat di negeri-negeri itu, denganmengakui dan menghormati perbedaan orientasi dan pendapat.Yang mengatakan, misalnya, bahwa Konfederasi Serikat BuruhSeluruh Cina tidak memiliki legitimasi sebagai organisasi buruhkarena konfederasi itu tidak setuju dengan agenda perdaganganAFL–CIO, hanya bersikap sovinis saja.”

Di satu sisi kita melihat usulan untuk klausa yang tidak efektif,dan malah bisa digunakan oleh para politisi barat untuk menutupidosa-dosa perusahaan besar dan agenda-agenda imperialis(contohnya: para politisi sayap kanan suka menuntut agar sanksiperdagangan dikenakan pada Cina). Namun di sisi lain kita melihatargumentasi yang terlalu mirip dengan argumen-argumen yang

Penebar e-newS- 12 -

Page 13: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

digunakan 150 tahun lalu oleh penganut pasar bebas Senior diInggris, yang tidak setuju kerja anak-anak dibatasi: argumentasibahwa segala upaya mengatur dunia ekonomi hanyamemperlambat pertumbuhan ekonomi sehingga kemiskinanmenjadi lebih umum. Pendekatan pertama membiarkanpemerintah-pemerintah barat terus mendominasi WTO, sambilmenggunakan klausa-klausa sosial sebagai alat demi tujuan-tujuanimperialis mereka. Pendekatan kedua terlalu sering cenderungmenbenarkan eksploitasi kaum buruh di dunia ketiga sebagai satu-satunya jalan pembangunan ekonomi.

Kedua pihak mengemukakan kritik satu sama lain yang agak masukakal. Sehingga kita harus menarik kesimpulan: kedua-duanya masihgagal menemukan akar dari masalah-masalah yang mereka tekuni.

Perdebatan Ketiga: Utang

PPPPPerselisihan yang mirip juga muncul dalam kampanye-kampanyeseperti Jubilee 2000 yang berfokus pada utang yang ditanggungoleh negara-negara dunia ketiga. Kampanye ini sangat berjasa dalammenyoroti permerasan oleh lembaga-lembaga finansial imperialis.Namun kesuksesan mereka juga telah mengangkat sejumlahpersoalan. Apakah kita harus selalu mengajukan tuntutan-tuntutanmoderat saja, dengan harapan mempengaruhi badan-badanpemerintahan, atau mesti menuntut penghapusan semua utangitu? Apakah kita harus tetap mengangkat isu-isu utang saja, ataumesti meluaskan agenda sampai mencakup isu-isu lebih luastentang sistem kapitalis? Susan George, seorang peneliti yang telahmenekuni masalah utang selama 30 tahun lebih, menjelaskansebagai berikut:

Banyak orang yang baik hati menuntut penghapusan semuautang sebagai satu-satunya solusi yang layak: saya sendiri khawatirkalau solusi ini bisa menjadi sebuah perangkap bagi kita … Jikamereka yang berutang bisa bersatu untuk mengemplang sebagiandari utang-utangnya, atau semua utang, syukurlah. Tapi rasanyaitu tidak akan terjadi. Nah, bila aksi bersama itu tidak terjadi,bagaimana? Harus kita menyelenggarakan kampanye-kampanyemenuntut agar pemerintah-pemerintah di barat membatalkansemua utang secara sepihak? Tetapi penghapusan itusebenanarnya justru akan menguntungkan sistem yang sedang

Penebar e-newS- 13 -

Page 14: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3memperluas kelaparan dan kemiskinan di seluruh dunia ketiga.Mengapa? Yang pertama, pemerintah-pemerintah dunia ketigayang paling memboroskan dana akan beruntung. Yang kedua,lewat pemutihan semacam itu, para negeri yang berutang akankena aib, sampai di masa mendatang mereka akan mengalamikesulitan mendapatkan dana baru dari sumber manapun.

Selain itu, tidak sedikit negeri yang sudah tidak mampu membayarutang, sehingga sekarang mereka hanya bisa melunasi separuhnya.Jika 50% dari utang mereka diputihkan, itu hanya berarti merekaharus membayar 100% dari 50% yang tersisa. Tidak ada gunanyauntuk negeri yang berutang, tetapi lembaga-lembaga finansial dibarat bisa pura-pura bermurah-hati.

Susan George tidak mengungkit kekhawatiran ini untukmembenarkan sepak-terjang lembaga-lembaga finansial.Sebaliknya, dia ingin meluaskan cakrawala para aktivis gerakandan menyoroti masalah utang dari semua segi, termasuk polapengaliran sumber daya secara keseluruhan, dan tingkah-laku paraelit dunia ketiga (bukan hanya di barat). Dia membuktikan bahwauntuk mencari solusi yang significant, tidaklah cukup kita hanyamemusatkan perhatian pada masalah utang.

Pengalaman kampanye Jubilee 2000 membenarkan argumentasiSusan George. Kesuksesan kampanye tersebut dalam mengeksposdampak utang justeru merangsang diskusi baru di kalangan aktivis.Beberapa tokoh terkemuka dalam kampanye itu beranggapan,mereka harus bersikap moderat guna mengambil hati pemerintah-pemerintah, dan bahkan mengharap dukungan dari orang-orangyang sudah terbukti reaksioner seperti ahli ekonomi Jeffrey Sachs–walau si Jeffrey Sachs itu masih menyetujui program neo-liberalyang dijalankan oleh presiden Ekuador, Jamil Mahaud, yangditumbangkan jari jabatannya oleh pemberontakan masyarakatadat pada bulan Januari 2000. Mereka mengucapkan selamatkepada pertemuan puncak para pemimpin G8 di tahun 1998,karena para pemimpin itu berkenan mengakui adanya persoalanutang. Namun setelah menyaksikan bahwa pemerintah-pemerintahtersebut belum juga mengambil langkah yang kongkrit untukmenyelesaikan persoalan itu, para aktivis mulai merevisi taktik-taktik moderat mereka. Salah satu aktivis menyimpulkan:

Penebar e-newS- 14 -

Page 15: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

“Saya menyesal bahwa kami mengucapkan selamat kepadanegara-negara G8 … Namun [yang penting] kampanye kita telahmembuat masyarakat lebih melek mengenai sebab-musababkemiskinan.”

Perdebatan Keempat: Kemiskinan, Pembangunandan Perusakan Lingkungan

DDDDDi samping perselisihan tentang masalah perdagangan dan utangada perdebatan lain, tentang pembangunan macam apa yang mestidijalankan di negeri-negeri miskin. Banyak aktivis di Seattlemempunyai pendapat yang cukup tegas dalam hal ini: menurutmereka, negeri-negeri dunia ketiga seharusnya diizinkanmengadakan industrialisi agar dapat mengejar negeri-negeri barat.William Greider menulis tentang perlunya “pembangunan industridi negeri-negeri di mana upah-upah masih rendah”, sedangkanJuliette Beck dan Kevin Danaher ingin “melindungi industri-industri domestik yang muda sampai mereka mampu bersaing diarena internasional”. Danaher bahkan melihat Korea Selatansebagai ekonomi teladan karena “selama dasawarsa 1960-an sampaidengan 1980-an, meski terjadi bertahun-tahun represi, namunsecara ekonomi negeri itu cukup sukses.” Sikap Waldon Bello tidakjauh berbeda: dia menganut sebuah strategi industrialisasi untukdunia ketiga berdasarkan proteksi, yang sudah lama berasosiasidengan UNCTAD (sebuah badan PBB) dan pemimpinnya RaulPrebisch, walau Waldon Bello memang mengakui bahwa “modelintegrasi ke dalam ekonomi global [versi UNCTAD] perlu dikajikembali”.

Sejumlah aktivis lain telah mempertanyakan pendekatanindustrialisasi ini. Mereka mencari suatu “jalan alternatif selainmodel yang mendominasi selama ini, yang berorientasi kepertumbuhan cepat berdasarkan sektor ekspor.” Aliran alternatifini sering didukung oleh para aktivis yang membela hak-hakmasyarakat adat, atau yang berfokus pada masalah lingkungan alamseperti Vandana Shiva. Mereka menunjukkan ke akibat-akibatburuk yang disebabkan oleh proses industrialiasi di dunia ketiga(dan di barat dan bekas negeri “Komunis” pula): pemiskinan,pengrusakan lingkungan alam, pengganguan gaya hiduptradisional, dan lain sebagainya. Seperti dicatat oleh Susan George

Penebar e-newS- 15 -

Page 16: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3dalam kritiknya terhadap model-model ekonomi, “paradigmadominan” berarti “banyak manusia yang kehilangan tanah danharus meninggalkan desa mereka, menyaksikan anak-anak merekamengidap penyakit parah atau kelaparan; bekerja 14 jam per haridengan gaji rendah atau tidak bekerja sama sekali; disiksa ataudibunuh, jika berani membuka mulut atau berusahamemperjuangkan nasib yang lebih baik.”

Namun mereka yang menolak paradigma lama jarang berhasilmenyajikan paradigma alternatif yang memadai. Ahli genetikaMae-Wan Ho misalnya, menggabungkan sebuah kritik yang brilianterhadap tehnik-tehnik modifikasi genetik dengan usulan untukkita kembali kepada “cara-cara pertanian tradisional”. VandanaShiva melukiskan konsekwensi buruk pendekatan agrikultur yangdipakai oleh perusahaan-perusahaan multinasional raksasa di In-dia, tetapi kurang memperhatikan bahwa pertanian tradisionalberarti penindasan yang mengerikan bagi jutaan petani kecil danburuh tani, terutama kaum perempuan. Selain itu, cara-caratradisional tidak mampu menghasilkan cukup bahan pangan untukmelayani seluruh populasi India yang bertumbuh dengan begitucepat selama beberapa dasawarsa ini.

Membalas sebuah pertanyaan tentang hal tersebut seusai makalahReith Lecture-nya, Vandana Shiva hanya mengeluh tentang“pertumbuhan populasi yang tidak bisa diteruskan begitu saja”,dan menyalahkan pembangunan:

Jika anda menyimak datanya, jumlah pendukuk India tetap stabilsampai tahun 1800. Penjahan Inggris dan penggusuran orangdari tanah mereka membuat populasi kita mulai bertumbuh.Sedangkan laju pertumbuhan populasi di Inggris sangatmempercepat setelah tanah yang dulu dimiliki secaraberkelompok menjadi tanah swasta. Pertumbuhan populasiadalah hasil dari pembangunan yang tak henti-hentinya.

Tapi sebenarnya, kemiskinan menjadi cukup umum di pedesaanIndia sebelum kedatangan para penjajah Inggris. Ahli sejarahekonomi Irfan Habib telah membuktikan keadaan miskin parapenduduk rural di zaman Mogul. Dan di Inggris ada sejumlahperiode jauh sebelum munculnya kepemilikan swasta di pedesaandi mana rakyat menderita kelaparan, misalnya pada tahun-tahunpertama abad ke-14. Yang merasa kangen pada zaman-zaman dulu

Penebar e-newS- 16 -

Page 17: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

sebetulnya sedang merindukan cara-cara hidup yang agak merana,dan tatanan-tatanan sosial yang (walau bukan kapitalis) jugamerupakan masyarakat berkelas, penuh dengan jerih payah,kelaparan, pendindasan dan penghisapan.

Lebih penting lagi, pertanian tradisional tidak sanggup untukmemberi makanan kepada seluruh populasi dunia yangdiperkirakan jumlahnya akan melebihi 12 milyar orang dalamwaktu 30 tahun. Metode-metode “Revolusi Hijau” patut dikecamsecara tajam karena penggunaan intensif pestisida, merambatnyahubungan kapitalis di pedesaan, dan masalah lingkungan alam.Namun demikian, metode-metode itu memang berhasilmeningkatkan hasil panen sampai India bisa menjamin kebutuhanfisik minimal bagi kebanyakan rakyat tanpa banyak impor. BahkanVandana Shiva sendiri harus mengakui “keberhasilan terbatasRevolusi Hijau,” walau hanya sepintas lalu. Betul, rakyat tidakbanyak beruntung: namun hal ini disebabkan karena “RevolusiHijau” dijalankan dalam konteks sosial yang timpang. Bukanmetode-metode ilmiah yang berdosa, melainkan struktur-strukturkapitalis. Kita memang harus menggunakan metode-metode mod-ern, tetapi dalam sebuah konteks sosial yang progresif.

Para pengamat yang mengecam model-model pembangungankapitalis sering berpendapat, kita harus beralih ke produksi danpenggunaan lokal. Tetapi kalau kita hanya menggantungkan padasumber-sumber daya setempat saja, akibat-akibatnya sering burukjuga. Model produksi lokal biasanya disertai paceklik lokal pula,setiap kali kita dilanda oleh cuaca yang tidak bersahabat atau hama-hama yang merusak panen. Tehnik-tehnik modern yangmemungkinan pengiriman bahan pangan dari satu daerah ataunegeri ke daerah atau negeri yang lain telah menyebabkan pacekliktidak lagi terjadi di banyak tempat. Jika masih terjadi di tempat-tempat lain, itu bukan karena orang di satu negeri seharusnya tidakmembeli bahan makanan dari luar negeri. Paceklik itu terjadi karenadistribusi global dijalankan demi kepentingan kaum pemilik modalbukan demi kepentingan manusia.

Ada sejumlah negara yang sudah lama bergantung pada eksportertentu, contohnnya Kuba yang bergantung pada ekspor gula.Seandainya kita semua kembali ke penggunaan hasil panen lokaldan menolak produk ekspor itu, rakyat Kuba akan mati. Kita hidup

Penebar e-newS- 17 -

Page 18: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3dalam sebuah sistem global yang bukan hasil proses “globalisasi”2-3 dekade ini, melainkan sudah berkembang sejak abad ke-16.Sifat-sifat buruk dari sistem yang ada tidak bisa dihilangkan denganmengisolir diri kita dari dunia luar, melainkan kita harusmengambil alih sumber-sumber daya yang ada di seluruh dunia,agar bisa digunakan untuk membebaskan umat manusia dari sistemkapitalis.

Para lawan model pembangunan modern terkadang mengajukansatu argumen lagi yang sangat jelek. Menurut mereka, model iniharus ditolak bukan karena memaksa orang melakukan pekerjaankeras yang tak ada henti-hentinya. Sebaliknya, mereka mengeluhbahwa model ini “kurang padat kerja”. Misalnya lembaga penelitianEnvironment Research Foundation mencatat sebagai salah satukelemahan sistem produksi yang sedang diterapkan, bahwa“manusia kehilangan pekerjaan ketika mesin-mesin dipergunakanyang mengganti pekerja-pekerja dan kerbau-kerbau”, seolah-olahpekerjaan kasar merupakan nasib yang baik, dan manusia tak urungmenderita bila jatah pekerjaan kasar tidak mencukupi bagi semuaorang. Tentu saja para pekerja harus melawan PHK. Tetapi dalamsebuah tatanan sosial yang progresif, kita memang akan dapatmembangun mesin yang membebaskan orang dari pekerjaansemacam itu, sambil menjamin penghasilan yang lebih tinggi untuksi pekerja. Sekarang ini sistem sosial memang berlum bersifatdemikian, namun itu hanya membuktikan bahwa sistem sosialtersebut harus diganti. Tidak berarti, pekerjaan kasar adalah lebihbaik daripada penggunaan mesin. Seperti gurau Brendan Behan:

“Kalau pekerjaan keras begitu baik, kenapa sih kaum kaya tidakmerebut semua pekerjaan itu buat diri mereka sendiri?”

Perdebatan Kelima: Globalisasi dan kapitalisme

DDDDDi belakang semua perdebatan tersebut ada satu masalah yanglebih mendasar. Kita sedang melawan apa: sebuah sistem ekonomiyang sudah lama mapan, atau hanya sejumlah perubahan dalamlembaga-lembaga dan ideologi-ideologi yang terjadi selamadasawarsa terakhir, yang dikenal dengan nama “globalisasi” dan“neo-lib”?

Kadang-kadang istilah-istilah ini hanya menjadi kata sandi,

Penebar e-newS- 18 -

Page 19: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

sehingga serangan-serangan terhadap globalisasi dan neoliberalismemerupakan satu cara menyerang sistem kapitalisme serta berbagaiideologi yang berkaitan. “Corporate greed” (kerakusan perusahaanbesar) menjadi sinonim bagi keuntungan, sedangkan “globalisasi”menjadi sinonim untuk cara-cara kapitalisme internasionalmenindas umat manusia. Wacana-wacana ini sangat berguna.

Namun tidak sedikit pengamat dan aktivis yang menggambarkanfenomena globalisasi dan neoliberalisme sebagai kekuatanindependen tanpa merujuk ke sistem kapitalis. Misalnya IgnacioRamonet menulis dalam Le Monde Diplomatique bahwa kita tidakingin lagi

“menerima globalisasi sebagai nasib yang tak terhindari …masyarakat semakin menuntut hak-hak mereka dalam bentukyang baru, hak-hak kolektif di hadapan pengrusakan yang sudahdisebabkan oleh globalisasi.”

Sedangkan Vandana Shiva berargumen dalam makalah Reith Lec-ture-nya bahwa globalisasi dan “ekonomi global baru” telahberdampak mengerikan pada manusia biasa serta menyebabkan“malapetaka” di negeri seperti India, “terutama di bidang pangandan pertanian”. Pierre Bourdieu melihat globalisasi dan ideologineolib sebagai musuh utama. “Persoalan pokok”, tulisnya, “adalahneoliberalisme dan kemunduran aparat negara. Di Perancis, filsafatneoliberal telah tertanam di seluruh kegiatan dan kebijakan negara.”Berbagai tokoh dari organisasi ATTAC di Perancis sampaimengatakan bahwa gerakan mereka bukan anti-kapitalis, dan hanyaingin mengendalikan cucuran modal jangka pendek yangmenggangu ekonomi-ekonomi nasional.

Buku The Lugano Report karya Susan George memang merujukke kapitalisme dalam judul lengkapnya. Tetapi setelah aksi di Se-attle dia menulis tentang massa yang memprotes “konsekuensiglobalisasi yang parah” seolah-olah ini adalah hal yang terpisahdari kapitalisme dan jauh lebih serius. Beberapa bagian The Eco-nomic Horror karya Viviane Forrester melukiskan soal-soal sepertipengangguran bukan sebagai hasil sistem kapitalisme yang sudahada sejak dulu kala, melainkan sebagai “efek sekunder” globalisasi.Sepertinya efek sekunder ini dikira baru muncul dalam dasawarsa1990-an.

Penebar e-newS- 19 -

Page 20: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3Kita nyaris diajak menarik kesimpulan bahwa “neoliberalisme” dan“globalisasi” merupakan noda-noda jelek di muka sebuah sistemyang bisa ditolerir jika noda-noda itu dilenyapkan. Seperti tulisanYour Money or Your Life karya Eric Toussaint, yang memperbedakanantara tahap kapitalis sekarang dan tahap sebelumnya:

“Konsensus sosial ‘Fordis’ di barat, konsensus tentangpembangunan di dunia ketiga dan penguasaan birokratik di bloktimur tidak menghapuskan pengunaan kekerasan oleh pihakyang berkuasa–jauh dari itu–tetapi semua metode ini telahmembuka jalan untuk kemajuan sosial tertentu.”

Redaksi Le Monde Diplomatique menonjolkan mentalitas yangmirip dengan mengusulkan agar kita kembali ke model ekonomi-ekonomi nasional kapitalis berdasarkan proteksi. Sama halnyadengan Colin Hines yang beorientasi ke “produksi lokal” olehpengusaha dan perusahaan setempat di setiap negeri. Seakan-akansebuah sistem kapitalis yang sebelumnya dikira kurang lebihmemadai, baru saja sedang dirongrong oleh kaum neolib yangmelayani kepentingan perusahaan-perusahaan multinasional.Tetapi upaya-upaya pihak reaksioner itu tidak merupakanpenjelasan yang memuaskan tentang fenomena-fenomenamengerikan yang sedang diekspos oleh gerakan anti-kapitalis.

Fenomena-fenomena ini sudah menyolok mata sejak awal sistemkapitalis. Bila manusia direduksi menjadi barang jualan, buruh-buruh anak dieksploitir, jam kerja menjadi kelewat panjang,malapeteka di desa tatkala kaum tani tergusur disusul oleh tragedidi pabrik ketika kaum buruh di PHK, lingkungan alamdibahayakan–soal-soal ini bukan sesuatu yang baru muncul 10atau 20 tahun yang lalu. Hal-hal itu digambarkan 100-150 bahkan200 tahun yang lalu, dalam novel Hard Times karya CharlesDickens, Germinal karya Emile Zola atau The Jungle karya UptonSinclair; juga dalam Condition of the Working Class in England karyaFrederick Engels atau beberapa bab Das Kapital. Fenomena-fenomena ini menyifati sistem kapitalis sejak awal. Sehingga tulisananti-globalisasi yang paling bagus dewasa ini sebenarnya bersifatcukup mirip dengan tulisan zaman dulu tersebut.

Penebar e-newS- 20 -

Page 21: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

Sejumlah Ilusi

SSSSSayangnya kaum pengritik terkemuka yang mengecam globalisasikebanyakan masih menerima sebagian dari argumentasi neoliberaltentang jalannya proses globalisasi itu.

Jauh-jauh hari Karl Marx menjelaskan bagaimana sistem kapitalismenyembunyikan inti proses-proses sosial. Para pedagang yangberjual-beli di pasaran hanya melihat gerak-gerik barang-dagangandan uang di permukaan pasar itu dan tidak memaklumi kegiatan-kegiatan yang melatarbelakanginya. Para pemodal yang mendapatpenghasilan dari saham atau obligasi, atau manipulasi pasar modal,cenderung percaya bahwa uang dan surat-surat berharga mampubertumbuh secara ajaib tanpa adanya hubungan dengan pekerjaanmanusia di pabrik, sawah, tambang atau kantor. Para kapitalis yanghidup dari pekerjaan kaum buruh, percaya bahwa merekalah yangmenyediakan pekerjaan buat kaum buruh yang sebaiknyamengucapkan terima kasih. Pengangguran dikira disebabkan olehtidak adanya cukup tugas yang perlu diselesaikan, walau sebenarnyatunakarya itu disebabkan oleh sistem kompetisi buta antara kaummajikan.

Gambaran dunia yang terbalik ini disebut oleh Marx dengan istilah“pemberhalaan barang-dagangan.” Marx membandingkanmasyarakat kapitalis dengan sebuah kiasan dari dunia agamaprimitif, di mana manusia membuat berhala-berhala, kemudianmenyembah berhala-berhala itu. Berhala yang merupakan barangpenciptaan manusia sepertinya menjadi indepen lantasmendominasi manusia tersebut. Yang dilihat oleh manusia bukanlagi kenyataan melainkan sebuah dunia terbalik. Seperti juga duniaekonomi kapitalis, di mana para ahli ekonomi borjuis melihatfenomena-fenomena dari sudut pandangan kaum pemilik modal,terutama di sektor finansial di mana pertukaran kertas dikira dapatmenciptakan kekayaan. Kegiatan-kegiatan praktis di bidangproduksi kurang diperhatikan.

Mentalitas ini betul-betul kasat mata ketika para pengamat borjuismengambarkan perubahan-perubahan struktur ekonomi duniaselama 25 tahun ini. Transaksi internasional berperan semakinbesar, tetapi terutama transaksi finansial. Organisasi materiil dariproses produksi belum begitu ditransformasikan.

Penebar e-newS- 21 -

Page 22: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3Para pemodal mengirim milyaran dollar mengelingi jagat setiaphari, namun perusahaan-perusahaan multinasional tetapmemusatkan sebagian besar dari produksi mereka di satu ataupaling banter dua negeri. Para pimpinan perusahaan itu hampirselalu menonjolkan sebuah “bias nasional”. Mereka seringdigambarkan bersikap acuh-tak-acuh terhadap kelakuan negara,tetapi gambaran ini salah. Tiap perusahaan multinasionalmengandalkan salah satu negara nasional untuk membelakepentingannya di kancah internasional, dalam negosiasi ekonomidan juga dalam mengatur suku bunga dan nilai tukar mata uang.Dalam situasi gawat, mereka tak jarang mendorong negara untukmenasionalisasi perusahaan-perusahaan yang bangkrut jika merasaterancam.

Perusahaan multinasional sama sekali tidak “tanpa bobot”. Merekatidak bisa memindahkan pabrik secara besar-besaran begitu sajadari satu negara ke negara yang lain. Mobil, truk, baja, lemari es,mesin cuci, obat-obatan bahkan komputer harus dimanufakturdalam pabrik yang mahal, yang tidak bisa ditinggalkan denganleluasa. Di industri modern, pemindahan pabrik biasanyamemerlukan waktu bertahun-tahun. Misalnya Ford berniatmemindahkan produksi mobil dari Inggris ke Jerman, prosesnyadiperkirakan akan makan waktu dua tahun. Pemindahan-pemindahan seperti ini biasanya bukan ke dunia ketiga (sepertisering dibayangkan) melainkan dari satu negeri maju ke negerimaju lain. Pada tahun-tahun awal dasawarsa 1990-an, tigaperempat dari investasi terkonsentrasi di negeri-negeri maju.

Besar-kecilnya negara-negara Amerika Utara dan Amerika Selatandapat digariskan sebagai berikut. Amerika Serikat memiliki 76%dari ekonomi belahan bumi barat itu. Brazil menjadi negara terbesardi Amerika Latin dengan ekonomi sebesar 8% (lebih kecil dariCalifornia), Kanada meraih 6% (sama dengan New York), Meksiko4%, Argentina 3%, dsb. Kemiskinan menjadi umum di banyaknegeri Asia, Afrika dan Amerika Latin, bukan hanya karena parakapitalis membayar upah yang rendah, tetapi juga karena merekatidak melakukan banyak investasi di negeri-negeri tersebut.

Perusahaan-perusahaan multinasional juga sangat bergantung padatenaga kerja. Diskusi-diskusi tentang globalisasi memuat segalamacam omong kosong bahwa kelas buruh tradisional (kerah biru)

Penebar e-newS- 22 -

Page 23: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

sedang lenyap. Tetapi jumlah buruh industrial di 24 ekonomitermaju masih sangat besar. Jumlah mereka naik dari 51,7 jutapada tahun 1900 menjadi 120 juta pada tahun 1971. Kemudianangka itu memang menurun tetapi hanya sampai 112,8 juta (padatahun 1998). Buruh ini tidak bisa ditinggalkan begitu saja karenamereka memiliki keterampilan yang tinggi.

Selain itu banyak sekali pekerja di sektor jasa mengalami kondisikerja yang sangat mirip dengan kondisi di pabrik. Hal ini sudahlama demikian dalam kasus pekerja pelabuhan atau sopir truk.Dan sopir truk sebenarnya akan berperan lebih penting denganmakin berkembangnya e-commerce (perdagangan lewat internet),karena barang-barang yang dibeli lewat internet tidak bisadikonsumsi di “alam maya” melainkan harus diantarkan secarariil. Selain itu tumbuhnya restoran-restoran semacam McDonald’sdan KFC juga menciptakan banyak tempat kerja yang mirip pabrik.

Para teoritisi globalisasi sering beranggapan, bahwa kelas pekerjadewasa ini semakin tak berdaya di hadapan perusahaan-perusahaanglobal. Namun itu salah pula. Pada tahun 1998 kaum pekerja Fordmenjalankan aksi mogok yang melumpuhkan pabrik-pabrik Forddi seluruh Eropa. Tapi sayangnya para pengritik juga termakanoleh kesalahan ini. Viviane Forrester menuliskan:

Dunia lama–di mana kerja dan ekonomi berfusi dan rakyatbanyak diperlukan oleh mereka yang mengambil keputusanpenting–seperti telah dihapuskan … Dunia baru yangdidominasi oleh kibernetika, proses produksi otomatis dantehnologi baru yang revolusioner tidak berkaitan lagi dengan‘dunia kerja’ yang tidak lagi dibutuhkannya.

Rumusan-rumusan Naomi Klein sering senada; menurut diabanyak perusahaan multinasional mendasarkan diri pada “sistempabrik tanpa akar” yang “mengingkari peranan tradisional merekasebagai majikan yang memperkerjakan massa rakyat”. Danperusahaan General Motors sedang “memindahkan alat-alatproduksi ke maquiladoras (daerah-daerah industri sepanjangperbatasan antara Meksiko dan Amerika Serikat) dan ke tempatyang mirip di mana-mana di dunia”. Kita mendapatkan kesanbahwa lowongan kerja sedang mengalir secara deras keluar AmerikaSerikat. Tetapi dalam tempat lain dalam buku yang sama Naomi

Penebar e-newS- 23 -

Page 24: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3Klein memberikan angka untuk tenaga kerja maquiladora yangsebesar 900.000–kurang dari 5% dari tenaga kerja yang ada diA.S. Jumlah pekerja perusahaan General Motors di A.S. tetapsebesar 200.000, jauh lebih besar dibandingkan jumlah pekerjaGeneral Motors di Meksiko.

David Bacon, yang sering menggunakan terminologi Marxis, jugamelakukan kesalahan yang sama. Dia melihat pengaliran modalke negeri-negeri dunia ketiga sebagai sebab utama daripengangguran di AS:

“Perbedaan standar hidup antara negeri kaya dengan negerimiskin … meyebabkan warga-warga AS kehilangan pekerjaansaat perusahaan-perusahaan berpindah.”

Sebetulnya, sebab utama orang kehilangan pekerjaan di baratadalah proses restrukturisasi dalam perusahaan-perusahaan, yangdilakukan untuk meningkatkan produktivitas di tempat-tempatkerja. Ketika pabrik-pabrik dipindahkan, mereka lebih seringberpindah ke tempat lain di dalam negeri-negeri maju itu sendiri.Kekalahan-kekalahan paling serius yang dialami oleh kelas pekerjaInggris–kalahnya kaum buruh tambang pada tahun 1985 dankaum pekerja percetakan pada tahun 1987, bukan akibatberpindahnya alat-alat produksi ke luar negeri.

Ini bukan kelemahan kecil dalam karya-karya Forrester, Klein danBacon. Salah satu fungsi terpenting teori-teori neolib adalah untukmeyakinkan kita bahwa kita sama sekali kehilangan kontrol atassistem kapitalis dan sistem itu tidak dapat dilawan lagi. Para politisimelakukan argumentasi ini untuk membenarkan kebijakan anti-rakyat seperti dicabutnya subsidi BBM di Indonesia. Para penguruskolot dalam serikat-serikat buruh menjadikannya alasan untukmenghidari perjuangan buruh yang mereka anggap sia-sia. Jangansampai kita menerima logika palsu ini.

Perang di zaman globalisasi

MMMMMasalah perang tidak dibicarakan oleh para teoritikus globalisasi,tapi hal ini seharusnya menjadi perhatian penting para kritikussayap kiri. Para teoritikus globalisasi cenderung mengajukanpendapat bahwa modal internasional tidak lagi menghiraukan

Penebar e-newS- 24 -

Page 25: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

perbatasan antar-negara, sehingga perdagangan bebas dikira akanmenghentikan perang. Menurut salah satu slogan mereka, “negeri-negeri di mana ada restoran McDonald’s tidak pernah salingtempur.” Kenyataannya jauh berbeda. Perang meletus secara regulerselama ini: Perang Teluk, pertempuran di banyak tempat di Afrika,konflik bersenjata di beberapa negeri bekas Yugoslavia, kemudianserangan NATO di Serbia (yang memang mempunyai restoran-restoran McDonalds), agresi Rusia di Cechnya, dan yang lainnya.

Perang semacam ini merupakan sebagian esensial dalam sistemkapitalis global, seperti halnya kegiatan IMF atau perusahaanmultinasional, karena nasib setiap pemilik modal masih juga terkaitdengan negara-negara tertentu. Perusahaan seperti Boeing,Monsanto, Microsoft dan Nike tidak mungkin menjadi kuat tanpasokongan aparat negara Amerika Serikat, termasuk militer. Namunkekuatan dan gengsi setiap negera bergantung padakemampuannya untuk mengalahkan negara lain di medan perang,atau sekurang-kurangnya untuk ikut terlibat dalam sebuah aliansimiliter yang mampu.

Pada awal tahun 1990-an kita menyaksikan koalisi militer yangdipimpin oleh Amerika menjalankan invasi di Teluk untukmempertahankan kekuasaanya atas sumber minyak tanah. Padaakhir dasawarsa yang sama, kita menyaksikan sebuah koalisi yangmirip menyerang Serbia guna mempertahankan “kredibilitas”NATO, yaitu untuk menjamin posisi strategis mereka di Eropatenggara, sekaligus mempertahankan akses ke daerah-daerah diTimur Tengah dan Laut Kaspian yang sekali lagi kaya akan minyaktanah. Thomas Friedman, seorang wartawan yang dekat denganState Department A.S., menjelaskan hubungan antara perusahaan-perusahaan besar dan kekuasaan militer:

Tangan tersembunyi (the invisible hand) di pasar tidak pernahberfungsi tanpa kepalan tersembunyi yang disediakan oleh militer.McDonalds tidak bisa sukses tanpa McDonnell Douglas. Kepalantersembunyi ini, yang menjaga keamanan bagi kesuksesantekhnologi dari Silicon Valley, namanya angkatan darat, udara danlaut serta marinir.

Biasanya pemerintah-pemerintah dan para pemikir neoliberalberusaha menutup-nutupi hubungan itu, dan ketika melakukan

Penebar e-newS- 25 -

Page 26: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3perang mereka pura-pura membela hak asasi manusia. Janganpercaya kebohongan ini. IMF, WTO, Bank Dunia, Pentagon danNATO hanya merupakan bermacam-macam sisi dari satu sistemyang sama.

Mengembangkan sebuah teori alternatif

NNNNNeo-liberalisme dan proses globalisasi amat tidak manusiawi,namun tidaklah cukup jika kita hanya mengekspos segi yang tidakmanusiawi itu. Teori neolib mengaburkan kenyataan eksploitasidan penindasan secara sistematis. Ideologi itu harus kita bongkarsecara sistematis pula. Kita juga mesti menjelaskan kenapa ideologineolib begitu kuat. Kuatnya neoliberalisme tidak dapat dipahamisebagai hasil konspirasi kapitalis saja. Tentu saja ada banyakkonspirasi kapitalis, tetapi itu bukan hal yang baru. Persekongkolansemacam itu selalu terjadi, tetapi ini tidak menjelaskan kenapaide-ide neolib menjadi kuat persisnya di masa kini. Untuk sebuahpenjelasan yang memadai, kita harus berangkat dari analisis Marxtentang sistem kapitalis.

Banyak teoretisi anti-kapitalis dewasa ini yang anti-Marx, karenadipengaruhi oleh pengalaman buruk di Uni Soviet, dan karenajemu “Marxisme akademis” abstrak yang berkembang di universi-tas-universitas pada tahun 1970-an. Tetapi pemikiran Marxmeletakkan sebuah landasan yang tak kuat untuk mengerti sifat-sifat kapitalisme global.

Marx muda memulai sebagai seorang demokrat liberal yangmelawan penindasan semi-feodal yang masih bercokol di benuaEropa. Namun dia lekas insaf bahwa moda produksi (mode of pro-duction) dan fenomena sosial kapitalis yang sedang muncul waktuitu, dan yang sudah menguasai negeri Inggris, tidak kalah menindasdan mengeksploitasi manusia. Marx mulai menekuni cara-carasistem baru ini beroperasi, dan bagaimana kapitalisme tersebutbisa ditentang–seperti kaum pemikir terkemuka gerakan “anti-kapitalis” menekuni persoalan globalisasi baru-baru ini.

Fenomena “alienasi” (keterasingan) menjadi titik tolak bagi analisisMarx. Ini bukan hanya sebuah konsep filosofis atau sosiologis saja,melainkan berkaitan erat dengan dunia kerja dan sistem ekonompula. Marx mempelajari karya-karya para penganut terkemuka

Penebar e-newS- 26 -

Page 27: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

sistem kapitalis, seperti Adam Smith dan David Ricardo. Marxmenarik kesimpulan bahwa, meskipun kapitalisme meningkatkanproduktivitas kerja dan sumber-sumber daya ekonomi secara hebat,namun mayoritas besar umat manusia tidak beruntung:

Makin banyak yang dihasilkan oleh si pekerja, makin kurangkonsumsinya. Makin banyak nilai yang diciptakannya, makinia sendiri menjadi tak bernilai, tak berharga … [Sistem kapitalis]mengganti tenaga kerja dengan mesin, tetapi di saat yang samamelontarkan sebagian dari kaum pekerja kembali pada sebuahtipe pekerjaan yang biadab, sedangkan kaum pekerja lain menjadimesin … sistem itu menghasilkan kepandaian–tetapi bagi sipekerja, hanya kebodohan … Benar, pekerjaan semacam itumenghasilkan barang-barang gemilang bagi kaum kaya–namununtuk kaum pekerja hanya kesengsaraan. Dia menghasilkanrumah-rumah mewah–tapi untuk kaum pekerja, pondok-pondok kumuh belaka. Dia menghasilkan keindahan–tapi untuksi pekerja cuma kejelekan … Si pekerja hanya merasa utuh diluar pekerjaannya, sedang selama dia bekerja dia merasa luardiri sendiri. Dia merasa betah selama tidak bekerja; selama bekerjadia sama sekali tidak kerasan.

Seorang buruh bekerja untuk hidup. Dia malah tidakmenghitung pekerjaannya sebagai kehidupan, melainkan sebagaipengorbanan kehidupannya … Yang dihasilkannya bagi dirisendiri bukan kain sutra yang ditenunnya, emas yangditambangnya ataupun istana-istana yang dibangunnya. Yangdihasilkannya bagi diri sendiri hanyalah upah, sehingga kainsutra, emas dan istana itu menjelma mengambil bentuk sekianbanyak kebutuhan hidup, mengkali sehelai jaket kapas, sedikituang recehan, dan kamar sumpek yang dihuninya. Dan si pekerjayang menenun, memintal, mengebor, membangun, menyodokatau berkuli selama 12 jam sehari–mengirakah dia ke-12 jampenunan, pemintalan, pengeboran, pembangungan,penyodokan dan pengkulian itu sebagai manifestasikehidupannya? Malah sebaliknya, kehidupannya baru berawalbegitu kegiatan-kegiatan itu selesai–di meja makan, di kedaiminuman, di tempat tidur.

Betapa relevannya kata-kata Marx ini. Untuk wanita-wanita mudadi Indonesia atau Amerika Latin yang dilukiskan dalam tulisan-tulisan Naomi Klein, menjahit busana elegan yang tak pernahmereka sanggup beli dengan upah mereka sebesar sedolar sehari;

Penebar e-newS- 27 -

Page 28: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3atau kaum tani India yang tergusur oleh perusahaan kapitalis gunamenghasilkan bahan makanan yang tidak mungkin akan dinikmatioleh para petani tersebut; ataupun kaum buruh pabrik baja diAmerika yang di PHK karena industri mereka menghasilkan“terlalu banyak” baja. Namun Marx tidak hanya menggambarkankeadaan yang sengsara ini; keadaan tersebut memang telahdilukiskan oleh orang lain sebelum Marx. Dia berusaha pula,melalui 25 tahun penelitian yang tekun, untuk memahamibagaimana sistem kapitalis bisa muncul–dan bagaimana sistem itumenimbulkan lawan-lawannya sendiri.

Dia menemukan asal-usulnya dalam hal monopoli oleh sebuahkelas minoritas atas “alat-alat produksi”, yakni hasil-hasil bekaspekerjaan, seperti mesin-mesin yang diperlukan oleh manusiauntuk mencapai penghasilan yang memadai. Sehingga mayoritasrakyat hanya tinggal menjual tenaganya kepada kaum minoritasitu, jika tidak mau mati kelaparan. Namun monopoli atas alat-alat produksi yang dinikmati oleh minoritas tersebutmemungkinkan mereka membayar sebuah upah untuk tenaga kerjaitu yang kurang dari nilai yang dihasilkan oleh para pekerja.Sehingga kaum pemilik alat-alat produksi mendapatkan sebuah“nilai lebih” dari jerih payah kaum pekerja. Nilai lebih tersebutmenjadi sumber keuntungan, dividen dan bunga.

Di saat yang sama, perusahaan-perusahaan yang dimiliki olehminoritas tersebut sedang saling bersaing. Akibatnya, setiapperusahaan berusaha bertumbuh lebih cepat dari para pesaingnya.Itu hanya dapat dilakukan dengan secara senantiasamemaksimalkan nilai lebihnya dengan semakin menghisap kaumpekerja. Sebagai konsekwensinya timbullah sebuah fenomena yangsama sekali kontradiktif bahkan absur: terjadi pertumbuhanekonomi yang tidak ada sangkut-pautnya dengan peningkatankemakmuran rakyat. Seperti tulis Marx:

Akumulasi, akumulasi! Itulah nabi-nabinya. Tabunglah,tabunglah. Yaitu ubahlah makin banyak nilai lebih ataupenghasilan surplus menjadi modal. Akumulasi guna akumulasisaja, produksi demi produksi belaka–dengan rumusan ini, ilmuekonomi-politik klasik mengucapkan amanat historis borjuasi.

Kekuasaan si kapitalis atas pekerja juga merupakan kekuasaanbarang-barang atas manusia, pekerjaan mati atas pekerjaan hidup,

Penebar e-newS- 28 -

Page 29: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

produk-produk atas para produsen, karena sebenarnya barang-barang jualan yang menjadi alat dominasi atas kaum pekerja …adalah alat-alat produksi … Ini merupakan proses pengasinganpekerjaan sosial para pekerja.

Para pemilik modal sebagai individu menjadi pelaku yangmenyelenggarakan proses ini. Tetapi mereka tidak mempunyaipilihan lain kalau ingin tetap menjadi pemilik modal. Seandainyamereka tidak berhasil menghisap keuntungan yang setara dengankeuntungan para kapitalis lain, mereka akan kalah bersaingsehingga harus gulung tikar atau menjual perusahaan merekakepada para kapitalis lain itu. Sehingga dalam artian tertentu parapemilik modal juga dikungkungi oleh logika sistem kapitalis. Tapiyang jelas, mereka menikmati sebuah gaya hidup yang jauh lebihbagus daripada rakyat jelata. Menurut Marx: “si pekerja dari mulamenjadi korban; dia cenderung memberontak dan melihat prosesitu sebagai perbudakan” sedangkan si kapitalis “mengakar dalamproses alienasi, dan di situ dia menikmati sebuah kepuasan hatiyang penuh”.

Para kapitalis mempertahankan sebuah dunia “kerja terasing”, dimana hasil-hasil kegiatan manusia hidup sendiri dan mendominasimanusia itu. Di dunia ini kita senantiasa dipaksa untuk bekerjasambil secara berkala kita dipaksa untuk menganggur pula; kitamanyaksikan kelaparan disamping penghasilan “terlalu banyak”produk, dan penggusuran kaum tani yang kemudian terpaksa harusdatang ke perkotaan tetapi mungkin tidak mendapatkan pekerjaandi situ. Semakin kuatnya pihak kapitalis, semakin banyak orangyang harus menggantungkan pada pekerjaan upahan. Setiap kalimereka menjual tenaga mereka kepada pihak kapitalis, para majikanmenghisap lebih banyak nilai lebih sehingga menjadi lebih kuatlagi. Bahkan kalau sejumlah pekerja berada dalam kedudukan yangrelatif beruntung sehingga bisa memaksa para majikanmeningkatkan upah, dinamika kapitalis tak kunjung berhenti:

“Selama modal terakumulasi secara pesat, upah bisa sajameningkat; tapi keuntungan kapitalis akan meningkat denganjauh lebih cepat. Posisi materiil si pekerja memang membaik,tetapi posisi sosialnya tetap memburuk.”

Kaum pekerja masih terus “menempa rantai-rantai emas” yangmengungkungi mereka sendiri. Dan dalam Manifesto Komunis,

Penebar e-newS- 29 -

Page 30: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3Marx dan Engels melukiskan merambatnya sistem kapitalis ini keseluruh penjuru dunia:

Kebutuhan akan pasar yang senantiasa meluas untuk barang-barang hasilnya mengejar borjuasi ke seluruh muka bumi. Iaharus bersarang di mana-mana, bertempat di mana-mana,mengadakan hubungan-hubungan di mana-mana.

Melalui penghisapannya atas pasar dunia borjuasi telahmemberikan sifat kosmopolitan kepada produksi dan konsumsidi tiap-tiap negeri. Kaum reaksioner merasa sedih sekali karenaborjuasi telah menarik bumi nasional dari bawah kaki industridi setiap negeri. Semua industri nasional yang sudah tua telahdihancurkan atau sedang dihancurkan setiap hari. Merekadigantikan oleh industri-industri baru yang pelaksanaannyamenjadi jadi masalah hidup dan mati bagi semua nasion yangberadab, oleh industri yang tidak lagi mengerjakan bahan mentahdari negeri sendiri, tetapi bahan mentah yang didatangkan dariwilayah-wilayah dunia yang paling jauh letaknya, industri yangbarang-barang hasilnya tidak saja dipakai di dalam negeri tetapidi setiap pelosok dunia. Sebagai pengganti kebutuhan-kebutuhanmasa lampau yang dipenuhi oleh produksi negeri sendiri, kitamendapatkan kebutuhan-kebutuhan baru, yang untukmemuaskannya diperlukan hasil-hasil dari negeri-negeri sertadaerah-daerah tropis yang sangat jauh letaknya. Sebagaipengganti keadaan terasing serta mencukupi-kebutuhan-sendirisecara lokal maupun nasional yang lama, kita dapati hubunganke segala jurusan, keadaan saling-tergantung yang universal diantara nasion-nasion.

Burjuasi, dengan perbaikan cepat dari segala alat produksi,dengan makin sangat dipermudahnya kesempatan menggunakanalat-alat perhubungan, menarik segala nasion, sampai yang pal-ing biadab pun, ke dalam peradaban. Harga-harga murah daribarang dagangannya merupakan artileri berat yang dengannyaia memporak-porandakan segala tembok-tembok Cina, yangdengannya dia menaklukkan kebencian berkepala batu dari kaumbiadab terhadap orang-orang asing. Dia memaksa semua na-sion, dengan ancaman akan musnah, cara produksi borjuis; iamemaksa mereka mengemukakan apa yang olehnya disebutperadaban itu ke tengah-tengah lingkungan mereka, yaitu,supaya mereka sendiri menjadi borjuis. Pendek kata, diamenciptakan sebuah dunia menurut bayangannya sendiri.

Penebar e-newS- 30 -

Page 31: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

Di samping proses globalisasi ini terjadi sebuah perkembangantambahan. Para kapitalis yang lebih besar mengalahkan yang lebihkecil di pasaran atau mengambil alih bisnis mereka, dan inimenyebabkan proses “konsentrasi dan sentralisasi kapital”. Yaitumodal terpusat di dalam semakin sedikit tangan. Proses ini agakberkepanjangan, dan kapitalis baru juga muncul secara terus-menerus, terutama di sektor-sektor baru yang diabaikan olehperusahaan yang mapan. Namun dalam jangka panjangkecenderungan konsentrasi serta sentralisasi tidak bisa disangkal,sehingga sistem kapitalis makin dikuasai oleh sejumlah perusahaanraksasa.

Persaingan yang brutal ini membuat kaum pekerja selalu merasagelisah. Tak pernah ada jaminan bahwa majikan mereka tidak bisadihancurkan oleh saingannya yang mungkin mempekerjakan or-ang lain dengan upah yang lebih rendah, atau direstrukturalisasidi bawah tekanan kompetisi yang tak kenal ampun tersebut denganmemecat (halusnya: memutuskan hubungan kerja) sebagian buruh.

Dengan makin kuatnya pihak kapitalis, kekuatan itu makinmengganyang semua bidang produksi yang belum kapitalis. DalamKapital, Marx menjelaskan bagaimana dalam tahap-tahap pertama,kapitalisme mentransformasikan hubungan sosial di pedesaan.Kelas petani lama binasa dan diganti oleh–di satu sisi–sejumlahkecil petani kapitalis yang memiliki tanah, dan di sisi lain sejumlahbesar manusia yang tidak bisa bertahan hidup kecuali denganmenjual tenaga mereka kepada orang lain. Marx mengutip saksi-saksi kontemporer yang melaporkan tentang perkembangan dipedesaan Inggris, Scotlandia serta Irlandia. Gambaran yang dibuatMarx tentang desa-desa yang ditinggalkan semua penghuninya,keruntuhan rumah-rumah dan pemiskinan kebanyakan orang didesa, sangat menyerupai perkembangan kontemporer di banyakpelosok dunia ketiga. Para petani di dataran tinggi Scotlandia,umpamanya, telah diintegrasikan ke dalam perekonomian kapitalislewat sebuah proses berlipat dua: yang pertama mereka tergusursupaya tanah mereka dapat diambil alih lantas digunakan untukmemelihara domba; kemudian domba itu diganti dengan rusa dantanah itu ditinggalkan kembali menjadi hutan.

Namun Marx juga menunjuk ke satu fenomena tambahan. Duniakerja teralienasi tadi tetap dinamis. Proses akumulasi “bekas kerja”

Penebar e-newS- 31 -

Page 32: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3(alias modal) dan perluasan produksi industrial, mengakibatkanterciptanya lebih banyak kekayaan dibandingkan semua zamanterdahulu dalam sejarah umat manusia:

Burjuasi, selama kekuasaannya yang belum genap seratus tahunitu, telah menciptakan tenaga-tenaga produktif yang lebih teguhdan lebih besar daripada yang telah diciptakan oleh generasi-generasi yang terdahulu dijadikan satu. Ditundukkannyakekuatan-kekuatan alam kepada manusia, mesin-mesin,pelayaran kapal api, pengenaan ilmu kimia pada industri danpertanian, jalan kereta api, pembukaan benua-benua utuh untuktanah garapan, telegrafi listrik, penyaluran sungai sejumlah besarpenduduk yang dengan kekuatan sihir dikeluarkan dari dalamtanah–abad terdahulu manakah yang dapat menduga adanyatenaga-tenaga produktif yang sedemikian itu tertidur dalampangkuan kerja masyarakat?

Sayangnya, penciptaan semua kekayaan ini hanya berartipendindasan baru bagi mereka yang bekerja. Menurut Marx,“kemajuan manusia” menyerupai “berhala kuno yang memuakkan,yang tak sudi melahap minuman dewata selain dari tengkorak-tengkorak orang terbunuh.”

Namun secara potensi umat manusia sanggup untuk menyitasemua kekayaan ini, serta mengorganisasi proses produksi kembaliguna melayani kepentigan rakyat dalam skala besar. Akumulasikapitalis membawa keterasingan yang dialami oleh manusia sampaitingkat tertinggi, tetapi sekaligus mempersiapkan medan bagipenghapusan kondisi teralienasi itu lewat perjuangan revolusioner.Karena proses akumulasi tersebut juga menciptakan sumber dayaproduktif yang mampu untuk membebaskan kita dari jerih-payahyang menjadi nasib manusia sejak dulu kala.

Marxisme dalam abad XX

MMMMMarx wafat pada tahun 1883. Maka dia tidak sempat menyaksikanserta menggambarkan perkembangan kecenderungan sosial yangdianalisisnya berdasarkan tahap-tahap pertama kapitalisme diInggris. Ini menjadi tugas angkatan berikutnya. Rudolf Hilferdingdi Austria melukiskan peranan yang makin besar yang dimainkanoleh lembaga-lembaga finansial seperti bank dan pasar efek, danmunculnya hubungan yang makin erat antara perusahaan-

Penebar e-newS- 32 -

Page 33: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1, mei 2003

perusahaan dengan aparatur negara. Fenomena ini dicapnya “fi-nance capital”. Rosa Luxemburg meneliti bagaimana kaum kapitalisAmerika dan Erope menjelajah ke seluruh pelosok dunia mencaripasar baru dan bahan mentah, sedangkan bangsa-bangsa lain dibuatsemakin miskin. Nikolai Bukharin dan Vladimir Leninmenganalisir bangkitnya “state monopoly capitalism”, denganmenunjuk ke berfusinya perusahaan-perusahaan besar denganaparatur negara sebagai cara untuk meluaskan kekusaaan imperialisguna menambah keuntungan yang dihisap dari kompetisi damai.Dan ekspansi imperialis itu tak urung menimbulkan perang antar-imperialis. Leon Trotsky menjelaskan bagaimana kelas-kelaspenguasa, jika terancam oleh krisis ekonomi besar-besaran atauperjuangan militan kelas buruh, tidak keberatan menyambutgerakan-gerakan fasis berdasarkan kelas menengah untukmempertahankan posisi ekonomi mereka, tidak peduli kalaugerakan ini menerapkan kebijakan biadab dalam skala yang luarbiasa.

Dunia yang ditekuni oleh Hilferding, Luxemburg, Bukharin, Lenindan Trotsky bersifat agak berbeda dari dunia masa Marx. Aparatnegara dan perang, dua topik yang tidak begitu mencolok dalamkarya Marx, di sini justru sangat penting, seperti juga manipulasiharga oleh para konglomerat, tawar-menawar ekonomi antar-negara serta persekongkolan dan manuver para pemodal di pasarmodal dan pasar barang-dagangan. Lagipula, sistem kapitalis yangdi masa Marx hanya muncul di Eropa dan Amerika, sekarang sudahmeluas sampai seluruh dunia, dan terikat dalam sebuah jaringanglobal.

Walau demikian, masih ada satu unsur kontinuitas di situ. Sistemkapitalis secara keseluruhan masih terus didorong oleh penghisapannilai lebih dari kerja kaum buruh, yang kemudianditransformasikan menjadi modal–”kerja mati”–dan bergulirkemana-mana. Proses ini menentukan kondisi kehidupanmayoritas besar umat manusia. Kompetisi antara kaum majikanyang menguasai proses eksploitasi inilah yang mengakibatkanPerang Dunia I dan Depresi Besar tahun 1930-an.

Intervensi negara dalam kehidupan ekonomi

HHHHHilferding, Luxemburg, Lenin dll sebenarnya mencatat segi-segi

Penebar e-newS- 33 -

Page 34: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3yang berbeda dari kecenderungan yang sama: integrasi pengelolaanindustri dan aparatur negara yang makin dipercepat sebelum,selama dan seusai Perang Dunia II. Di hadapan kondisi krisisekonomi, pemerintah-pemerintah melakukan intervensi untukmemfusikan perusahaan-perusahaan besar sertamengkoordinasikan kegiatan mereka dengan kegiatan pemerintah.Italia Fasis dan Jerman Nazi menempuh jalan itu. Kemudian deganpecahnya perang dunia, mereka disusul oleh Inggris dan AmerikaSerikat. Kelas-kelas penguasa lain yang lebih lemah menyusul pula;mereka mengira, hanyalah dengan menggunakan aparatur negarauntuk mengerahkan sumber-sumber daya mereka dapatmenghadapi musuh. Rejim yang beraneka-ragam sepertipemerintah sayap kanan di Polandia, rejim populis di Brasil danpemerintah Peronis di Argentina semua menjalankan nasionalisasiindustri dan perencanaan ekonomi. Banyak negeri dunia ketigayang baru merdeka di masa pasca perang menempuh jalan yangsama. Hal ini tidak banyak sangkut pautnya dengan sikap “kiri”atau “kanan”: pemerintah-pemerintah konservatiflah yangmenasionalisasi perusahaan terbang di Inggris dan perusahaanmobil Renault di Perancis.

Konteks ini membantu kita mengerti satu hal lain yangmahapenting selama dekade-dekade itu: fenomena Stalinisme.Sebelum tahun 1989 kebanyakan orang menganggap rejim-rejimStalinis di Uni Soviet, RRC dll sebagai suatu versi sosialisme, walaumungkin dikira menonjolkan “distorsi” tertentu. Dewasa ini kitasudah terbiasa mendengar pendapat bahwa rejim-rejim itu jauhlebih jelek dari sistem kapitalis. Tetapi sebetulnya lebih logis sistemStalinis tersebut dilihat sebagai satu kubu ekstrim dalam rangkaiankesinambungan antara (di satu pihak) negeri-negeri di manaintervensi negara relatif lemah dan (di pihak lain) negeri-negeri dimana intervensi itu sangat intensif. Semua negeri itu masih harusberkompetisi di dalam konteks kapitalisme global, termasuk UniSoviet yang sebaiknya dipahami sebagai masyarakat kapitalis-negara.

Ekonomi Stalinis bukan produk revolusi Bolsyevik tahun 1917,melainkan timbul sejak tahun 1928 ketika sebuah kelas penguasabaru berkembang dan mengambil alih kekuasaan. Kelas penguasaitu hanya dapat bertahan di dunia internasional, yang didominasi

Penebar e-newS- 34 -

Page 35: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1,mei 2004

oleh kelas-kelas kapitalis yang kuat jika ekonomi Rusiadiindustrialisasi selekas mungkin guna mengejar ketinggalannya.Maka Stalin membangun industri di Rusia dengan meniru banyakcara yang digunakan dalam revolusi industri di Inggris: menggusurkaum tani, menurunkan upah kaum buruh, mempekerjakan buruhanak, bahkan dia menjalankan semacam sistem perbudakan di gulag(kamp-kamp konsentrasi) di mana jutaan manusia hidup danbekerja. Di saat yang sama dia mengandalkan aparat negara untukmenyelesaikan sejumlah tugas yang tidak dapat dilakukan olehmodal swasta (yang masih lemah karena dampak revolusi buruhtahun 1917).

Hampir di mana-mana aparat negara menjadi pelaku pentingdalam ekonomi kapitalis semenjak dekade 1930-an sampai denganpertengahan tahun 1970-an. Doktrin-doktrin yang digunakanuntuk membenarkan peranan ini berbeda-beda dari satu negeri kenegeri yang lain. Di barat, doktrin Keynesian menjadi pilarideologis utama–Keynes adalah seorang pemikir borjuis yangmengira intervensi negara telah menjadi satu-satunya tiangbergantung guna mempertahankan kapitalisme dalam depresitahun 1930-an. Di Blok Timur (dan di kalangan kaum yangmengagumi metode-metode Soviet di barat dan dunia ketiga)bercokollah doktrin-doktrin Stalinis, yang biasanya berpura-purasosialis bahkan Marxis. Di dunia ketiga, teori-teori “pembangunan”dirangkul oleh bermacam-macam rejim yang berusaha mencapaitahap ekonomi industrial dengan mengandalkan aparat negaraguna memblokir persaingan dari luar negeri dan untukmembangun industri-industri baru.

Dan selama 45 tahun ini, semua pihak yang ingin memperbaikikapitalisme sambil menghindari revolusi sosial mengharapkanintervensi aparat negara dapat mencapai reformasi yang merekainginkan. Di negeri-negeri maju, para pemikir Keynesianmengatakan, intervensi semacam itu dapat menyelamatkankapitalisme; sedangkan kaum demokrat sosial mengatakan,intervensi tersebut akan menghindari perubahan yang terlalugegabah ke arah sosialisme. Di dunia ketiga, partai-partai Komunis,golongan demokrat sosial, para politikus populis serta kaumintelektual semua berharap, intervensi negara bisa menyatukankelas penguasa nasional dengan kaum buruh dan kaum tani dalam

Penebar e-newS- 35 -

Page 36: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

4menghindari cengkeraman imperialis dan mencapai pertumbuhanekonomi. Menurut mereka, tugas ini harus diselesaikan dulu, barukemudian kaum buruh dan rakyat tertindas bolehmemperjuangkan revolusi sosialis. Sebagian dari kaum aktivis masakini, yang memprioritaskan pembelaan negara nasional melawan“globalisasi”, sedang merindukan pendekatan lama tersebut.

Namun kita amat salah arah jika melihat pemerintah nasionalsebagai sahabat. Aparat pemerintah mendasarkan diri pada tentaradan polisi yang terlatih untuk menghantam serta membunuh or-ang. Periode 1930-1975, ketika pemerintah sering melakukanintervensi, bukan sebuah zaman kebahagiaan di mana rakyatdiperlakukan secara adil. Sebaliknya, kedudukan kaum pekerja dizaman tersebut digambarkan dengan akurat oleh film di manaCharlie Chaplin menjadi perpanjangan mesin di pabrik. Di zamanitu kita menghayati pembunuhan jutaan manusia oleh pemerintahHitler, dua bom atom yang menimpa dua kota di Jepang, represistalinis di Eropa Timur dan gulag di Uni Soviet, paceklik di Ben-gal yang menelan korban 4 juta, berdirinya pemerintah Suhartoyang didahului pembunuhan setengah juta hingga sejuta orang,perang kolonial di Aljazair, dan agresi AS di Vietnam. Selamaperiode ini banyak sekali negeri Amerika Latin yang dikuasai olehkediktatoran militer, sementara di RRC proyek “Lompatan Besar”yang gegabah mengakibatkan jutaan manusia mati kelaparan.

Selama periode itu, kapitalisme terus berkuasa dengan konsekuensiyang mengerikan. Mereka yang merindukan kapitalisme tahun1930-1975 agak melupakan fakta-fakta sejarah.

Selama tiga dasawarsa pasca Perang Dunia II, sistem kapitalismemang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lumayan, danselama tahun-tahun itu sebagian rakyat jelata berhasil memaksakaum penguasa meningkatkan standar hidup mereka. Namunperbaikan itu pun tidak disebakan oleh kemurah-hatian atau akal-budi kaum penguasa, melainkan kemakmuran itu dimotori olehdana pemerintah AS, Inggris dan Prancis untuk persenjataan,terutama senjata nukliir. Di puncak Perang Dingin pada tahun1950-an, kira-kira seperlima dari kekayaan yang dihasilkan diAmerikat Serikat, negeri terkaya di dunia, dikeluarkan secaralangsung atau tidak langsung untuk anggaran militer. Di Uni So-viet pengeluaran itu mungkin dua kali lipat, karena Uni Soviet

Penebar e-newS- 36 -

Page 37: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

jauh lebih lemah ekonominya.

Sementara itu, logika kapitalis terus berjalan. Perusahaan yang besardan kuat terus mengambil alih perusahaan yang kecil atau lemah,sampai sektor-sektor utama didominasi oleh beberapa “oligopoli”besar. Di Inggris umpamanya, kira-kira 200 perusahaan, yangdikelola oleh maksimal 600 sampai 800 direktur, menghasilkanlebih dari separuh dari produk industrial. Dan di pedesaan dihampir seluruh dunia, pola-pola pertanian makin mendekati polayang dirintis di Inggris di masa revolusi industri: pertanian kapitalismengganti pertanian tradisional, dan jutaan petani bermigrasi keperkotaan mencari rejeki di pabrik.

Proses itu berjalan paling jauh di Amerika, dan di Eropa di manaproporsi orang yang bekerja di bidang agrikultur menurun dari30-40 persen lebih di tahun 1950-an menjadi 20 persen kurangdi pertengahan tahun 1970-an. Namun proses yang samaberlangsung pula di banyak negeri pasca kolonial jauh sebelumistilah “globalisasi” pernah kita dengar. Di India, misalnya, tanahyang paling subur di daerah Punjab semakin dimiliki oleh parapetani kapitalis berukuran sedang yang mempekerjakan buruh tani,dan yang mampu beli bibit dan pupuk tipe baru yang disajikanoleh “Revolusi Hijau”. Di Aljazair, kelas menengah petanikapitalislah yang paling beruntung dari reformasi agraria sesudahnegeri itu merdeka. Kapitalisme sedang mengubah wajah seluruhdunia menurut bayangannya sendiri.

Lahirnya ideologi neoliberal

BBBBBoom ekonomi pasca perang berhenti secara mendadak dipertengahan dasawarsa 1970-an. Yang pernah dijuluki “zamanemas” kapitalisme disusul oleh “zaman timah”. Banyak negerimengalami krisis ekonomi yang parah. Dan semua doktrin yangbercokol pada “zaman emas” tersebut, gagal sama sekalimemulihkan ekonomi “zaman timah” itu. Baru saat itulah kelas-kelas penguasa serta para intelektual yang melayani kelas itu tiba-tiba meninggalkan doktrin-doktrin lama dan menyambut teoribaru, yang mula-mula dijuluki “monetarisme”, kemudian“Thatcherisme” atau “Reagonomics” dan sekarang sudah dicapdengan julukan “neo-liberalisme”.

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 37 -

Page 38: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3Perubahan sikap seradikal ini bukan hasil propaganda licik saja.Sebaliknya perubahan tersebut mencerminkan upaya-upaya nekadyang dilakukan oleh berbagai faksi kapitalis untuk mempertahakanposisi mereka. Yang bergerak pertama adalah para pimpinanperusahaan-perusahaan terbesar. Setelah menyaksikan meluasnyapasaran selama bertahun-tahun, tiba-tiba mereka harusmerestrukturisasi operasi mereka serta mencari sumber keuntungantambahan.

Restrukturiasi itu berarti baik melakukan “efisiensi”–denganmemecat buruh bahkan menutup pabrik; maupun mencari pasarbaru di luar masing-masing perbatasan nasional denganmengekspor lebih banyak, tapi juga dengan mengorganisir proses-proses produksi secara internasional. Keuntungan baru hanya bisadidapat dengan menemukan sumber nilai lebih yang belum pernahdisadap. Salah satu sumber terletak di industri-industri dan jasa-jasa yang dibangun oleh negara di masa lampau karena modalswasta tidak sanggup, walau industri dan jasa itu memangdiperlukan untuk perekonomian kapitalis. Ketika pemerintahdimana-mana menswastanisasi BUMN yang sudah dipeliharamenjadi kuat, itu menjadi rezeki nomplok bagi kaum pengusahasedunia. Apalagi BUMN itu sering merupakan monopoli sehinggadalam praktek para pemilik baru dapat mengenakan semacam“pajak” pada para nasabah.

Mereka menemukan keuntungan tambahan dengan merampassumber-sumber daya ekonomi negeri-negeri yang lemah.Perampasan tersebut dilakukan dengan pertolongan aparat-aparatnegara yang kuat (terutama Amerika Serikat) dalam negosiasitentang perdagangan dan utang. Dan selain itu keuntungan-keuntungan netto dapat ditingkatkan dengan memindahkan bebanperpajakan dari keuntungan ke gaji dan barang dagangan.

Meski neo-liberalisme sebagai ideologi menolak intervensi negara,namun penerapan kebijakan-kebijakan ini dalam kenyataan selalumengandalkan aparat negara itu, atau paling banter mengandalkansebuah proses tawar-menawar antar-negara. Itu sebabnyaimplementasi kebijakan tersebut tidak pernah berjalan denganlancar. Redaksi harian bisnis The Financial Times seringmengernyitkan dahi mengenai pertengkaran sepele seperti

Penebar e-newS- 38 -

Page 39: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

percekcokan tentang impor pisang antara Eropa dan AS, karenapertengkaran itu dikhawatirkan dapat meluas menjadi sebuahkonflik besar sampai melumpuhkan WTO. Perselisihan tajam jugaterjadi mengenai persiapan mana yang harus dikerjakan oleh IMFuntuk melakukan intervensi efektif, jika terjadi krisis ekonomi lagiseperti krismon di Asia. Para “teoretisi” neolib tidak memiliki solusiyang mudah bagi konflik-konflik ini. Soalnya, walau doktrinmereka menolak intervensi negara, namun ideologi neoliberalismesebenarnya mencerminkan kepentingan negara AS, Eropa danJepang yang senantiasa bertarung di arena ekonomi.

Golongan kedua yang menyambut ideologi neolib adalah parapejabat tinggi dan politisi yang mengelola aparat negara. Dalamtahun-tahun kemakmuran ekonomi, mereka terpaksa harusmenyediakan sebuah sistem tunjangan dan jasa yang dikenal sebagai“negara kesejahteraan”. Negara kesejahteraan tersebut berkembangsebagai aspek tambahan disamping lembaga-lembaga utama negarakapitalis–seperti tentara, senjata nuklir, penjara, pengadilan dll.Selama pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan keuntunganyang cukup, para kapitalis memang bersedia menyetujui tunjangandan jasa itu sebagai sebuah keharusan yang tak terhindari. Tetapibegitu keuntungan mereka mulai berkurang, mereka mendesakagar negara kesejahteraan tersebut dipotong. Para pengelola aparatnegara tiba-tiba terjepit. Desakan itu tidak mungkin dilawan–biladilawan, mereka akan segera dilanda oleh pelarian modal, matauang mereka akan anjlok dan mereka akan terancam olehkebangkrutan nasional. Tetapi di sisi lain, sistem kesejahteraan tidakbisa dibongkar begitu saja, karena itu dapat memprovokasikekisruhan dalam masyarakat. Sehingga mereka mencoba sebuah“jalan ketiga” (di barat memang sering disebut The Third Way)dengan menggunakan mekanisme-mekanisme kompetitif gunamemaksa para pegawai negeri dan para konsumen jasa-jasa ituuntuk bersaing. Lewat persaingan tersebut, negara dapatmengurangi gaji yang dibayar kepada para pegawai dan jugamengurangi “upah sosial” (social wage) yang disajikan kepadarakyat.

Kadang-kadang ini dilakukan melalui swastanisasi dankemunduran aparat negara dari bidang tertentu. Namun seringkalitujuan yang sama dicapai dengan cara lain: membatasi dana yang

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 39 -

Page 40: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3diberikan departemen-departemen pemerintahan, memotonganggaran pemerintahan di daerah-daerah sambil meningkatkantugas-tugas mereka, atau menerapkan mekanisme-mekanisme yangmeniru operasi pasar di dalam badan-badan penyedia dinas sosial.Dalam kasus-kasus itu negara tidak mundur, melainkan justerumelakukan intervensi guna meningkatkan keuntungan yang dapatdihisap oleh kelas penguasa. Selain itu dinas-dinas tertentudikontrakkan kepada pihak swasta.

Golongan ketiga yang merangkul pendekatan neolib adalah kelas-kelas penguasa di luar negeri-negeri maju industrial. Sejak tahun1940-an sampai dengan tahun 1970-an mereka berusahamembangun industri melalui berbagai strategi kapitalis-negara,seperti Program Benteng di Indonesia umpamanya. Bahkan padawaktu boom ekonomi paska Perang Dunia II, upaya itu tidakbegitu berhasil, dan rakyat harus membayar mahal. Begitu boomtersebut selesai, upaya itu sama sekali tidak sukses. Sederetan rejimmembanting stir, meninggalkan pendekatan kapitalis-negara danberusaha mengintegrasikan negeri-negeri mereka ke dalam pasarinternasional. Fenomena itu mulai di Mesir, Polandia, Hongariadan Yugoslavia di pertengahan tahun 1970-an; terjadi di Indiadan berbagai negeri Amerika Latin di tahun 1980-an; kemudianterjadi pula di seluruh (mantan) blok Soviet serta Afrika pada awaltahun 1990-an. Kaum penguasa di negeri-negeri tersebutmemutuskan menyerahkan monopoli mereka atas ekonominasional, guna menikmati hasil pribadi yang dapat mereka raihsebagai mitra muda kaum pemodal besar multinasional.

Di Mesir, Anwar Sadat pernah ikut mendukung Presiden Nasirdalam menasionalisasi sejumlah industri pada masa lampau; tapidi tahun 1970-an dia membuka perekonomian nasional kepadapasar bebas. Di India, Partai Kongres yang menganut perencanaannegara di tahun 1960-an, kemudian menghentikan perencanaantersebut di tahun-tahun berikutnya. Di RRC Deng Xiaoping, yangbertahun-tahun terlibat dalam membangun sebuah negara stalinismonolit, kemudian mengambil prakarsa untuk berpaling kepasaran internasional pula.

Susan George mencatat bagaimana rejim-rejim dunia ketiga padaumumnya menyambut dengan antusias kebijakan-kebijakan Struc-tural Adjustment Program yang diajukan oleh IMF serta Bank

Penebar e-newS- 40 -

Page 41: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

Dunia. Kaum kaya dan berpengaruh di negeri-negeri penyandangutang sering cukup puas dengan cara yang dilakukan untukmenangani krisis ini. Kebijakan “penyesuaian struktural” sudahmemotong upah para buruh, sedangkan undang-undang (jika ada)yang melindungi kondisi kerja, kesehatan, keselematan danlingkungan alam tidak perlu terlalu dihiraukan … Setelah kurang-lebih luput dari akibat buruk masalah utang, mereka semakinberkeinginan untuk ikut golongan elit global. Selama 20 tahunini kita menyaksikan perusahaan-perusahaan tertentu di duniaketiga, yang sudah bertumbuh menjadi kuat di masa perencanaandan proteksi oleh negara, kemudian menjelma menjadi perusahaanmultinasional juga. Jelas mereka belum sebesar General Motors,Microsoft atau Monsanto, tetapi aspirasinya memang ke arah itu.

Golongan terakhir yang menyambut doktrin-doktrin neolib adalahkaum intelektual, yang dulu menaruh harapan kepada perencanaandan proteksi oleh aparat negara. Di Inggris, berbagai tokoh PartaiBuruh, yang pada tahun 1970-an dan 1980-an telah menganjurkan“kebijakan ekonomi alternatif” yang porosnya ke perencanaan olehnegara, sekarang sebagai anggota pemerintahan Tony Blair ramai-ramai menganut program swastanisasi. Sejumlah teoritisiintelektual, yang dulu mendukung jurnal Marxism Today berkaitandengan Partai Komunis, dewasa ini menyambut pasar bebas pula.

Di beberapa pelosok dunia proses peralihan ini masih belum tuntas.Di Afrika Selatan, pemerintah ANC sudah merangkul para pemilikmodal dan melakukan swastanisasi, dan seorang anggota PartaiKomunis dari Sudan memberikan saya sebuah pernyataan daripartai tersebut yang mengatakan, satu-satunya jalan untukmencapai pembangunan mesti melawati kebijakan pasar bebas yangberorientasi ekspor. Dalam hal ini komentar Vandana Shivasangatlah benar:

“Kaum penguasa di dunia ini–di pemerintahan, di kancahpolitik, di media massa dan di dunia usaha–sedang bersatu saatini menjadi sebuah aliansi global yang melebihi pembelahan lamaantara Utara dengan Selatan.”

Meski demikian ada banyak pula intelektual yang menolak neo-liberalisme, dan kritik-kritik hebat mereka sudah saya kutip diatas. Tapi sayangnya mereka belum juga melacak kontradiksi-

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 41 -

Page 42: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3kontradiksi kapitalisme sampai tuntas, sehingga argumentasimereka masih mengandung sejumlah kontradiksi yang hendak kitasimak dalam bagian berikutnya.

Kontradiksi teoritis

PPPPPola-pola perdagangan, aliran modal ataupun beban utang hanyamerupakan beberapa aspek dari sebuah sistem kapitalis yang lebihluas. Usaha untuk menangani aspek ini atau itu secara terpisahbisa dielak dengan mudah oleh mereka yang menguasai sistemtersebut–atau lebih parah lagi, jika dampak-dampaknya yangmengerikan dapat ditangkis oleh satu bagian dari rakyat tertindas,dampak tersebut hanya akan menimpa rakyat tertindas lainnya.

Ini sudah menjadi jelas dalam perdebatan mengenai “fair trade”(perdagangan adil) dan buruh anak. Kalau kita mentolerir upahrendah serta dipekerjakannya anak-anak, itu berarti kitamengizinkan para majikan menyengsarakan manusia melaluipenghisapan yang kejam. Namun jika kita hanya melakukanperjuangan disekitar masalah-masalah ini saja, itu berarti kita belummengubah kondisi-kondisi mendasar yang memaksa orang untukbekerja di bawah majikan semacam itu. Negeri-negeri miskin diAfrika, Amerika Latin, Asia dan bekas Blok Timur akan tetapmiskin. Sehingga perjuangan melawan upah rendah atau membelakaum buruh anak hanya betul-betul efektif jika perjuangan inimenjadi batu loncatan untuk perjuangan dan kemenangan yanglebih besar.

Sama halnya dengan perjuangan untuk mencegah perusahaan-perusahaan menutup pabrik dan berpindah ke tempat lain di manaupah lebih rendah. Tentu saja kita harus melakukan perjuanganitu, namun dengan perjuangan tersebut paling banter kita mencapaisolusi sementara. Salah-salah kita harus mengemis pemerintahuntuk menyuapi perusahaan tersebut supaya tidak pindah.Sedangkan kemiskinan yang memaksa orang di tempat lain ituuntuk menerima upah rendah belum juga diselesaikan. Maka kitamembutuhkan sebuah strategi untuk menggoyangkan para pemilikmodal di tingkat global.

Perdebatan-perdebatan di dalam kampanye anti-utang berasal darisumber yang mirip. Jika kita tidak mempermasalahkan beban

Penebar e-newS- 42 -

Page 43: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

utang, itu berarti kita ikut berdosa dalam perampasan yangdilakukan oleh bank-bank besar; namun kalau kita membatasiperjuangan kita ke masalah utang saja, itu berarti tidak menyentuhfaktor-faktor lain yang menyebabkan kemiskinan di dunia ketiga,dan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikanmasalah-masalah ini akan tetap dipegang oleh kaum penguasakapitalis.

Tidak sedikit aktivis, termasuk para jurubicara kelompok ATTACdi Perancis, menuntut agar pajak “Tobin Tax” dikenakan padatransaksi finansial yang melintasi perbatasan-perbatasan nasional.Ada yang berpendapat, sebuah pajak serendah 0,5% dapatmenghalangi para spekulator merongrongi mata-mata uang yanglemah; mereka berharap kebijakan ini bisa memberikan solusiuntuk sejumlah aspek negatif proses globalisasi. Menurut RobinRound:

Pasar modal internasional telah menjadi sebuah kasino global… Berbeda dengan para investor di bidang barang dan jasa,spekulator-spekulator ini menarik untung dari memainkan uangsaja, tanpa menciptakan lowongan kerja, menyediakan jasa,ataupun membangun pabrik … Dengan membuat krisisfinansial lebih jarang terjadi, pajak ini akan membantu dalammenghindari perusakan ekonomi yang disebabkan oleh krisistersebut, sekaligus menjadi sumber dana global … Menurutperhitungan konservatif, pajak ini dapat menghasilkan $150sampai $300 milyar setahun. Sedangkan menurut PBB, untukmemberantas bentuk-bentuk kemiskinan dan pengrusakanlingkungan alam yang paling parah hanya diperlukan danasebesar $225 milyar.

Kita harus mensyukuri segala upaya untuk memindahkan bebanpajak dari bahu kaum miskin ke bahu kaum kaya, dan inilah segibagus organisasi seperti ATTAC. Mereka menarik perhatian padaperlunya menyita kekayaan yang dimiliki oleh pihak kapitalis.Namun tidak benar satu pajak bisa memecahkan masalah-masalahpokok yang dihadapi umat manusia pada awal abad XXI.

Yang pertama, arus-arus finansial hanya merupakan satu sumberkrisis di antara banyak. Faktor yang lebih berarti adalah persainganbuta antara perusahaan industrial dan komersial, yangmeningkatkan keuntungan mereka dengan mengurangi standar

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 43 -

Page 44: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

no. 1

, mei

200

3hidup massa rakyat sekaligus mempercepat produksi. Tingkah lakukontradiktif ini tak urung menyebabkan krisis di pasaran karenarakyat tidak lagi mampu membeli hasil produksi tersebut. Yangmenjadi biang keladi bukan hanya para spekulator di pasar modal,tetapi juga perusahaan industrial seperti General Motors, Toyota,Monsanto atau IBM.

Yang kedua, pajak Tobin Tax itu merupakan sebuah alat yang terlalulemah untuk menghentikan spekulasi. Pakar ekonomi keynesianP Davidson telah membuktikan bahwa pajak sebesar 0,5% jauhterlalu rendah. Para spekulator akan terus memindahkan modalmereka jika menduga devaluasi mata uang besar-besaran akanterjadi seperti pada waktu krisis moneter tahun 1997. “Butir-butirpasir di dalam roda-roda finansial sedunia tidaklah cukup,”tulisnya, “yang diperlukan, batu-batu besar.”

Sebenarnya, usulan untuk menerapkan Tobin Tax itu memuatsebuah kontradiksi yang serius. Jika berhasil mengurangi spekulasi,artinya arus modal akan menyurut, sehingga pajak tersebut tidakbisa menghasilkan begitu banyak dana. Atau sebaliknya, jika dapatmenghasilkan dana yang diharapkan, itu berarti fenomena spekulasiberjalan terus.

Bagaimanapun juga, upaya untuk menerapkan Tobin Tax pastiakan dilawan secara mati-matian oleh kaum kaya sedunia.Pemerintah yang menerapkan usulan ini secara serius akanmengalami tekanan ekonomi dan politik yang hebat. Sedangkanuntuk membuat Tobin Tax ini menjadi efektif, pajak tersebut harusdikenakan dimana-mana di dunia di saat yang sama. Sehingga,usulan ini tak mungkin diterapkan tanpa perjuangan massainternasional.

Seperti usulan lain yang mirip mengenai fair trade, buruh-buruhanak, utang dan sebagainya, argumentasi sekitar Tobin Tax sangatberguna dalam menarik perhatian masyarakat pada masalah-masalah sosial yang genting. Tapi seperti usulan itu pula,argumentasi ini baru efektif ketika menjadi batu loncatan untukperjuangan lebih luas.

Perdebatan antara pihak developmentalist (para penganut“pembangunan”) dengan pihak tradisionalist (yang menganut gaya

Penebar e-newS- 44 -

Page 45: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

hidup tradisional) juga cenderung hanya memperhatikan aspek-aspek terbatas. Kemiskinan di dunia ketiga disebabkan karenaperkembangan kapitalis telah mengkonsentrasikan kekayaansedunia–hasil jerih payah umat manusia–di tangan kelas-kelaspenguasa beberapa negeri maju. “Developmentalisme” munculsebagai usaha kaum penguasa dunia ketiga, didukung secaraantusias oleh kalangan intelektual, untuk mengimbangi kemiskinantersebut dengan memaksakan sebuah proses industrialisasi danperubahan agraria yang mirip dengan apa yang terjadi di zamanrevolusi industri di barat. Namun karena proses itu dimulaiterlambat, proses tersebut membuat penderitaan rakyat danpengrusakan lingkungan alam menjadi lebih parah lagi. Meskidemikian, hasil-hasil industrialisasi belum begitu besar, dan kitatidak bisa memecahkan persoalan yang dihadapi oleh rakyattertindas dengan kembali ke jalan industrialisasi nasional yangkurang efektif itu. Namun cara-cara “tradisional” juga bukan solusiyang progresif. Kedua-duanya tidak memadai.

Karl Marx telah mendiskusikan persoalan yang mirip 150 tahunyang lalu. Kritik-kritik yang tajam tentang kapitalisme telahdilakukan oleh para pengritik Romantis yang melihatketidakmanusiawian kapitalisme tetapi mengusulkan agar umatmanusia kembali ke masa lampau.

Komentar Marx

AAAAAdalah menggelikan jika kita rindu dan ingin kembali kepadakeutuhan asli itu, seperti juga menggelikan kalau kita percayabahwa dengan kekosongan komplit yang ada sekarang,perkembangan sejarah telah selesai. Pandangan borjuis belumpernah melampaui antitesis antara diri sendiri dan pandanganRomantis, maka pandangan terakhir ini akan menemaninya sampaiakhir hayat.

Kita tidak bisa mengatasi kebiadaban sistem kapitalis dengankembali ke masa lampau, melainkan kita harus mengembangkansebuah strategi untuk menyita sumber-sumber daya produktif yangdiciptakan oleh kapitalisme, agar bisa digunakan demi kepentinganumat manusia. Dana yang dikeluarkan dalam anggaran militerAmerika saja sudah cukup untuk mentransformasikan kehidupan

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 45 -

Page 46: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

semua buruh dan petani di dunia ketiga. Jika ditambah oleh uangyang diboroskan bagi periklanan, serta konsumsi mewah oleh 200-300 orang terkaya di dunia, sudah mencukupi untuk memberantaskemiskinan di dunia ketiga serta memperbaiki kehidupan kaumpekerja di negeri-negeri maju.

Akumulasi modal telah terjadi di tingkat global secara besar-besaran. Konsekuensinya tidak bisa diatasi dengan kegiatan lokal,baik tipe “tradisional” maupun “pembangunan”. Lebih baik kitamenyambut semangat aksi di Seattle, yang mensinyalir perlawananglobal.

Agen-agen pengubah

TTTTTinggal bertanya, siapa yang akan memimpin perlawanan globaltersebut? Kekuatan mana yang dapat dimobilisasi, dan kekuatanmana yang mampu untuk memenangkan perubahan mendasar?Di sini ada bermacam-macam pendapat pula.

Banyak aktivis di Seattle yang mengajukan taktik reformasi melaluistruktur pemerintahan yang ada. William Greider mengajukanreform-reform legal guna membuat perusahaan-perusahaanmultinasional lebih bertanggung-jawab. Menurut dia, para legis-lator harus memaksa perusahaan tersebut “memberikan data persistentang perusakan lingkungan alam”; dan Steven Shryber maumengandalkan tekanan opini publik untuk memaksa para politikusmereformasi WTO.

Aktivis lain sudah sadar bahwa sistem imperialis tidak bisadireformasi begitu saja, sehingga mereka berharap rejim-rejim duniaketiga dapat melakukan perlawanan. Walden Bello membicarakan“usaha-usaha oleh masyarakat dan negara-negara [dunia ketiga]untuk merebut kembali kontrol atas nasib mereka.” Menurut diamekanisme kunci adalah UNCTAD, di mana negara-negara duniaketiga berada dalam mayoritas; kata Bello, badan itu dapat“memainkan peranan aktif dalam mengurangi kewenangan WTOdan IMF”.

Pendekatan ini kurang memperhatikan sifat-sifat rejim-rejim duniaketiga. Hampir semua rejim itu didominasi oleh para elit setempat,yang berniat mengintegrasikan ekonomi mereka ke dalam pasaran

no. 1

, mei

200

3

Penebar e-newS- 46 -

Page 47: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

global, walau masih ingin mengadakan tawar-menawar tentangsyarat-syaratnya. Yang menjadi perkecualian hanyalah sejumlahkediktatoran, seperti rejim Sadam Hussein, yang menindasrakyatnya sendiri dan biasanya menggabungkan unsur-unsurkapitalisme-negara dengan korupsi dalam skala besar. Kita cukupnaif kalau menaruh harapan kepada rejim semacam itu untukmenjalankan perubahan yang menguntungkan rakyat. Dan naifjuga jika membayangkan, saat rejim-rejim itu duduk bersamadalam badan-badan internasional, tiba-tiba sikap mereka berubahmenjadi progresif.

Melihat bahwa amat susah untuk mempengaruhi kebijakanpemerintah, sejumlah aktivis lain memusatkan perhatian merekapada kegiatan di daerah-daerah. Menurut Susan George:

Beribu-ribu kegiatan sedang berlangsung di tingkat lokal, dimana masyarakat melawan konstruksi tempat sampah beracun,atau jalan tol, atau penutupan pabrik. Kadang prakarsa-prakarsaini dapat digabungkan, misalnya lewat gerakan “Sustainable andSelf Reliant Communities Movement” … Lusinan kota yangukurannya bermacam-macam sudah bereksperimen denganperusahaan perseroan yang sahamnya dimiliki oleh warga-wargasetempat, guna menyediakan barang dan jasa demi kepentinganwarga itu.

Namun sumber daya yang dapat diakses untuk kegiatan lokal inikecil sekali dibandingkan dengan negara imperialis dan perusahaanmultinasional. Mana mungkin mereka memenuhi kebutuhanmasyarakat–kecuali jika kita bersedia hidup melarat. Paling ban-ter kegiatan ini bisa menciptakan kantong-kantong kecil yang tidakmengurangi kekuatan sistem kapitalisme global.

Susan George sendiri merujuk ke hal in ketika menulis:

“Kita harus menemukan cara untuk menghentikan orang yangtidak bersedia berhenti. Kapitalisme transnasional tidak adahentinya. Dengan perusahaan-perusahaan transnasional dancucuran modal yang tak terkendali, perkembangan kapitalismesudah mencapai tingkat yang berbahaya–dan sistem ini akanterus melahap sumber-sumber daya manusia dan alam, sekaligusmerusak planet ini.”

Namun kemudian dia kembali menganjurkan taktik-taktik

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 47 -

Page 48: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

penekanan terhadap negara sambil menganut Tobin Tax dansemacamnya.

Menurut Susan George, pemerintah-pemerintah harus dilobi olehaliansi tertentu. Dalam bukunya The Debt Boomerang (BumerangUtang) dia menuliskan:

Kita harus membangun jembatan di barat antara para pecintaalam, aktivis buruh, orang yang peduli pada bahaya narkotika,para pembela hak-hak kaum imigran, anggota kelompoksolidaritas dengan dunia ketiga atau LSM-LSM … Semogasemua sektor ini bisa bekerjasama untuk mendukung kebijakanalternatif sekaligus bekerjasama dengan kawan-kawanimbangannya di dunia ketiga.

Banyak aktivis melihat aksi di Seattle sebagai contoh bagaimanaaliansi ini dapat dibangun, dengan menggabungkan wakil petani,kelompok aktivis, LSM, masyarakat adat dan serikat-serikat buruh.Tetapi soalnya, kita tidak boleh menggabungkan semua unsur inidalam satu timbunan tanpa memperhatikan perbedaannya. Adaberbagai kelompok aktivis minoritas tanpa banyak pengaruh. Adaorganisasi lain yang berbasis massa, tapi organisasi tipe ini jugaagak bervariasi. Misalnya gerakan-gerakan petani jarang mewakilisatu lapisan sosial, karena kapitalisme internasional telahmembiakkan perbedaan-perbedaan di dalam tubuh kelas petani:yang lebih makmur ingin menjadi petani kapitalis modern, denganmembeli tanah dari petani lain lantas mempekerjakan merekasebagai buruh tani.

Ketika Luis Hernandez Navarro menulis tentang “para produsendi pedesaan yang menjadi tulang punggung mobilisasi baru” diakurang memperhatikan bahwa agrikultur di Eropa sudah menjadisebuah industri kapitalis di mana tidak ada lagi banyak petanidalam artian tradisional. Bahkan di negeri-negeri miskin sepertiIndia cukup sering kaum tani kaya sudah mendominasi organisasi-organisi tani. Mungkin mereka akan ikut mobilisasi demikepentingan bersama dengan kaum tani miskin dalam jangkapendek (misalnya untuk menurunkan harga pupuk) tapi pasti adakonflik kepentingan dalam jangka panjang. Sama halnya denganbanyak organisasi di kampung, yang timbul untuk memperjuanganair minum yang bersih atau penyediaan tenaga listrik misalnya.

no. 1

, mei

200

3

Penebar e-newS- 48 -

Page 49: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

Perjuangan ini sering militan. Namun sering juga dikooptasi olehpolitisi yang korup, yang berani menyediakan dinas dalam skopterbatas guna mengambil hati warga-warga setempat sertamembangun jaringan agen mereka. Itulah sebabnya rejim-rejimotoriter dan korup seperti Orde Baru sering berhasil melemahkangerakan oposisi.

Ada yang melihat LSM-LSM sebagai pelaku utama dalammemperjuangkan perubahan. Menurut Hernandez Navarro,“adanya jaringan komputer modern dan ratusan LSM, sertakemampuan para aktivis untuk mengelilingi dunia telahmemungkinkan dibentuknya kantong-kantong perlawanan yangmelintasi perbatasan nasional.” Internet memang berguna untukmelakukan kerjasama internasional. Tetapi LSM-LSM itu hanyamerupakan kelompok minoritas yang harus memobilisasi oranglain, kalau tidak hanya ingin melobi-lobi instansi pemerintahmelainkan betul-betul mau memaksa badan-badan itu berubahsikap. Oleh karena itu banyak LSM progresif yang bergerak dibidang agitasi massa, bukan hanya advokasi atau penelitian.

Mereka yang menaruh harapan pada LSM itu sering merujuk keperistiwa-peristiwa di Meksiko, di mana tekanan dari LSM-LSMmenghalangi pemerintah menghancurkan perjuangan Zapatista.Tapi mereka lupa bahwa LSM itu tidak mampu menghalangipemerintah menyerang gerakan Zapatista tersebut. Pemberontakanitu tetap terisolasi di satu daerah di Meksiko selatan, dan kaumpenguasa di tingkat nasional tidak terlalu direpotkan. Bahkandalam pemilu tahun 2000, calon neoliberal Vicente Fox yangmenang.

Selain itu masing-masing LSM cenderung berfokus pada satumasalah saja: hak azasi manusia, atau utang, atau buruh, atauperempuan. Soalnya, jika ditawarkan konsesi tertentu di bidangspesial mereka, para aktivis dapat terpancing untuk ikutmendukung kegiatan yang sama sekali tidak progresif. Misalnyawaktu intervensi imperialis di Teluk, tidak sedikit aktivis HAMyang mendukung negara-negara imperialis karena pemerintahSadam Hussein telah melanggar HAM itu. Baru-baru ini sebuahlaporan tentang gerakan Zapatista yang diterbitkan olehpemerintah Amerika mengusulkan agar LSM-LSM digunakandemi kepentingan imperialis A.S.

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 49 -

Page 50: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

Oleh karena itu, Susan George ingin memperluas aliansi yang ada.Dalam The Lugano Report dia menuliskan bahwa “aliansi-aliansikita harus lintas angkatan, lintas sektor, lintas perbatasan…” Tapiorientasi ini terkadang berbahaya pula. Susan George mengusulkanagar berbagai politikus konservatif diajak beraliansi karena merekamelawan rencana multinasional tertentu. Bahkan dia bersediamengajak perusahaan transnasional tertentu seperti perusahaanasuransi. Soalnya sekutu semacam ini tidak akan melakukantindakan apa-apa yang bisa mengancam dinamika kapitalis yangsedang merusak dunia kita, karena mereka justeru menarikkeuntungan dari dinamika tersebut. Kita harus mencari sekutu dibidang lain.

Kelas pekerja

DDDDDi Seattle banyak aktivis menyaksikan untuk pertama kalinya,kaum buruh tampil sebagai sebuah kekuatan dalam perjuangansosial. Cukup lama organisasi-organisasi buruh di Amerikakelihatan pasif terhadap kampanye anti-militer atau anti-nuklir.Bahkan para aktivis dari Eropa, yang memang pernah menyaksikankaum buruh ikut aksi protes politik, masih cenderung melihatmereka sebagai sebuah lapisan “aristokratik” (labour aristocracy)yang ikut beruntung dari eksploitasi dunia ketiga. Namun di Se-attle para serikat buruh Amerika ikut berdemonstrasi. Tiba-tibapara aktivis mulai sadar bahwa perjuangan melawan PHK danmelawan “efisiensi” kapitalis di barat bisa digabungkan denganperjuangan melawan kemiskinan di dunia ketiga dan pengrusakanlingkungan alam.

Namun tulisan-tulisan yang terbit paska-Seattle jarangmenonjolkan banyak pengertian tentang kenapa gerakan buruhikut terlibat dalam aksi itu, dan peranan mana yang bisa dimainkanoleh kelas buruh. Kaum buruh cuma dilihat sebagai salah satusekutu di antara banyak sekutu lain, yang kebetulan ikut berdemo.Karena kebanyakan aktivis belum mengerti bahwa sistem kapitalisbukan hanya sebuah persekongkolan antara beberapa majikan.Kapitalisme global belum dipahami sebagai sistem akumulasi nilailebih, di mana sebagian besar nilai lebih itu berasal dari eksploitasitenaga kerja upahan. Para aktivis belum mengerti bahwa sistemini didorong oleh upaya untuk menghisap semakin banyak nilai

no. 1

, mei

200

3

Penebar e-newS- 50 -

Page 51: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

lebih, sehingga tidak ada tempat berteduh di dunia ini di manastandar hidup atau kondisi kerja kaum buruh tidak terancam.

Sebaliknya, mereka cenderung melihat kaum pekerja di negeri-negeri maju sebagai kolaborator dengan sistem global, danpendapat itu seakan-akan dikonfirmasikan oleh fakta bahwa parapekerja itu hidup lebih makmur dari mayoritas rakyat dunia ketiga.Namun kesan itu berdasarkan persepsi-persepsi yang salah tentangdinamika sistem tersebut. Perusahaan-perusahaan kapitalisdidorong oleh perlunya menghimpun modal, sehingga merekamelakukan investasi di mana saja para pekerja dapat dihisap secarapaling efektif. Pada awal abad XXI investasi itu terkonsentrasi dinegeri-negeri maju di samping beberapa “Newly IndustrialisingCountries” yang sedang berkembang. Di sinilah sumber-sumbernilai lebih dapat disadap dengan paling mudah, karena tenaga kerjadi negeri-negeri maju adalah yang paling produktif karena palingterampil, disebabkan berbagai faktor historis: banyaknya modalyang sudah terakumulasi; prasarana-prasarana transportasi, enerjidan air; penyediaan tenaga kerja yang berpendidikan, dan lainsebagainya.

Di bawah kapitalisme, manusia yang paling miskin bukan merekayang paling tereksploitasi, melainkan mereka yang dikesampingkansama sekali oleh sistem kapitalis itu, seperti tunakarya yang sudahlama menganggur–kemiskinan ini disebabkan karena para kapitalistidak bisa menghisap keuntungan yang cukup denganmengeksploitasi mereka. Demikian halnya juga dengan jutaanorang miskin kota di dunia ketiga, yang menderita karena sistemkapitalis tidak mengizinkan mereka bekerja secara tetap–artinyamereka tidak berhak dieksploitasi secara konstan. Kesengsaraanmereka merupakan satu bukti tentang kebiadaban sistem ini,namun sumber-sumber utama dinamika kapitalis bukan di sini,melainkan letaknya dalam kelas pekerja yang dipekerjakan olehkelas kapitalis. Dan upaya kelas kapitalis yang tanpa jeda untukmeningkatkan keuntungan tak urung menimbulkan konflik antarakedua pihak.

Karena investasi cenderung terpusat di negeri-negeri maju, makapara pemilik modal terpaksa terus berusaha mengurangi upah dankondisi kerja kaum buruh. Sehingga para majikan secara senantiasamenuntut “fleksibilitas” di tempat kerja dan berupaya memaksa

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 51 -

Page 52: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

para pekerja bersaing dalam mencari kerja, sambil menjalankan“reform” yang memotong asuransi kesehatan dan tunjangan sosial.Hal ini sudah berdampak besar pada psikologi kaum pekerja. Padatahun 1960-an dan 1970-an, kaum pekerja merasa puas karenanasib mereka agak membaik sejak akhir Perang Dunia II.Sedangkan dewasa in, nasib mereka terasa memburuk lagi, karenamereka harus bekerja lebih keras dan lebih sering di-PHK. Di saatyang sama, para penguasa dunia ketiga dan mantan negara“komunis” juga menyetujui kebijakan IMF dan Bank Dunia, sertamemeras kaum pekerja and petani mereka secara lebih intensiflagi.

Namun manusia jarang berserah diri begitu saja untuk diperas:biasanya mereka mencari taktik untuk membela diri. Reaksi merekasering defensif dan terbatas. Di sembarang surat kabar di manasaja di dunia, kita mendapati berita tentang perjuangan setempat:aksi protes atas penutupan rumah sakit atau kenaikan tarif angkutanumum, kekisruhan karena pencabutan subsidi atas bahan-bahanpokok, aksi mogok karena PHK massal di perbankan, dansemacamnya. Para peserta sering tidak melihat kaitan antara aksimereka dan perkembangan global; masalah-masalah yang merekahadapi dikira berasal dari dosa-dosa sejumlah politikus yang korup,perwira militer yang kejam atau majikan yang rakus. Dengancakrawala sempit ini tidak gampang aksi-aksi ini bersatu menjadisebuah mobilisasi umum, guna memecahkan persoalan-persoalantersebut secara tuntas. Tapi hal ini tidak mustahil. Pemogokankaum buruh tambang di Inggris pada tahun 1980, walau bersifatdefensif dan akhirnya kalah, tetapi menarik perhatian masyarakatluas dan membuat banyak warga Inggris melek tentang kebijakanreaksioner pemerintah konservatif waktu itu. Pemogokan umumdi Perancis pada tahun 1995 mendapatkan dukungan mayoritasrakyat dan berhasil mengalahkan pemerintah. Sedangkan aksimahasiswa yang menduduki gedung DPR pada tahun 1998menjadi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada tahun 2000kita menyaksikan tumbangnya pemerintah Ekuador disebabkansebuah gelombang demonstrasi oleh kaum buruh dan masyarakatadat, pemogokan umum di Argentina, Nigeria dan Afrika Selatan,aksi protes para petani di Brazil, kerusuhan massal karena kenaikantarif angukutan umum di Guatemala, dan aksi mogok di sektorpublik di Norwegia. Semua peristiwa ini merupakan reaksi terhadap

no. 1

, mei

200

3

Penebar e-newS- 52 -

Page 53: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

dinamika globalisasi.

Potensi kaum pekerja untuk menantang sistem kapitalis jauhmelebihi potensi demonstrasi di jalanan. Demonstrasi hanyamerupakan aksi “unjuk rasa,” sedangkan aksi mogok mempunyaiimplikasi yang jauh lebih besar. Karena kaum pekerja terkonsentrasidi tempat-tempat kerja dan di kota-kota besar secara permanen,dan pekerjaan mereka menciptakan nilai lebih yang memotorisistem kapitalis, sehingga potensi mereka mampu untukmelumpuhkan sistem itu. Mereka jarang memenuhi potensi ini,karena belum memiliki kepercayaan diri dan kesadaran yang perlu.Para aktivis anti-kapitalis harus menemukan cara-cara untukmerealisasikan potensi tersebut. Seperti kata Rosa Luxemburgsebelum dibunuh oleh militer Jerman pada tahun 1919: “Tempatrantai-rantai kapitalisme ditempa, di situlah rantainya harusdiputuskan.”

Dinamika gerakan kita

SSSSSetiap gerakan perlawanan pasti melawati dua tahapan. Dalamtahap pertama, gerakan baru itu meledak secara tak tersangka,menyenangkan para pendukung serta mengejutkan para lawannya.Mula-mula gerakan itu berkesan sanggup mengatasi segalahalangan dengan momentum spontannya saja. Para pendukungmerasa begitu antusias sampai melupakan perselisihan lama danbersatu dalam perjuangan. Namun musuh tidak menyerah begitusaja. Dengan cukup cepat musuh itu mengembangkan taktik-taktikdefensif dan alat-alat pemecah belah, dan gerakan tersebut akankehilangan momentum. Di saat itu, perselisihan tentang strategidan taktik tak urung muncul lagi.

Hal ini terjadi dalam gerakan anti senjata nuklir di Inggris padadasawarsa 1950-an. Euforia yang bercokol di awal gerakan dalamwaktu tiga tahun disusul oleh pertengkaran, antara mereka yangmengharapkan perubahan melalui parlemen dan mereka yangmementingkan aksi massa. Sepuluh tahun kemudian perdebatanyang mirip muncul di Amerika dalam gerakan melawan intervensiA.S. di Vietnam. Kalau perbedaan pendapat ini tidak diselesaikan,gerakan bisa tercerai-berai. Gerakan anti kapitalis pasca Seattlebelum sampai ke tahapan kedua, tetapi sudah ada perdebatantertentu yang harus diselesaikan agar gerakan kita tidak kehilangan

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 53 -

Page 54: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

arah. Pertikaian yang paling panas terjadi di London setelah aksiMay Day tahun 2000. Pengrusakan sepele (jendela-jendela hancurdi satu restoran MacDonalds, patung Winston Churchill yang dicatoleh para pendemo) menjadi topik hangat di media massa. Reaksimedia massa semacam itu adalah hal yang biasa. Namun sebuahperdebatan meletus juga di situs internet. Para penyelenggara aksitersebut, dan mereka yang melakukan pengrusakan kecil itu jugadikecam secara emosional oleh George Monbiot, seorang wartawanyang menjadi jurubicara gerakan anti-kapitalis. Si Monbiot menulisbahwa “Gerakan kita … kehilangan akal” karena pengaruhsejumlah “orang gila”.

Kekhawatiran ini bukan sesuatu yang 100% baru. Setelahdemonstrasi di Seattle Media Benjamin, seorang tokoh terkemukadalam jaringan “Global Exchange”, mengeluh bahwa “segelintirdemonstran” merusak perasaan solidaritas dengan “menghancurkanjendela, menjungkirbalikkan tong sampah, menjarah toko,memukul para pejabat WTO serta pekerja dan pembeli di toko-toko…” Hal ini “berkesan negatif di mata masyarakat umum”.Menurut dia yang berdosa adalah golongan anarkis tertentu.

Reaksi George Monbiot lebih galak lagi, tidak hanya menyalahkankaum anarkis tetapi juga para aktivis organisasi Reclaim the Streets,walau para aktivis itu memang ingin melakukan aksi damai.Menurut Monbiot mereka juga bersalah karena kurang memahamiapa yang dapat tercapai dengan aksi protes:

“Aksi tanpa kekerasan sering disalahartikan. Bukan sebuah upayauntuk mengubah dunia dengan kegiatan fisik, melainkan sebuahaksi simbolis guna menarik perhatian orang kepada isu-isu yangdiabaikan sebelumnya, untuk mengambil hati orang melaluisandiwara politik.”

Taktik ini mungkin bisa mencapai tujuan konkrit yang terbatas,seperti “memperlambat konstruksi sebuah jalan tol”; namun untukmencapai tujuan yang lebih jauh, aksi itu harus menjadi satu bagiandari sebuah kampanye lebih luas sifatnya yang melawan kaumpenguasa.

Para aktivis Reclaim The Streets

“mungkin bisa melakukan sebuah serangan yang efektif pada

no. 1

, mei

200

3

Penebar e-newS- 54 -

Page 55: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

kapitalisme global seandainya mereka mengidentifikasikansebuah alternatif yang berarti. Namun karena kurangnya usulanuntuk perubahan politik, aksi-aksi protes mereka … menjadimalapetaka.”

Gerakan sampai terombang-ambing di antara sejumlah isu yangbesar dan rumit, sambil meniru bahasa dan tingkah laku kaumrevolusioner tapi tanpa program yang revolusioner. Lagipulamasalah ini menjadi lebih rumit karena adanya mitos konsensus.Gerakan direct action (aksi langsung) itu mengaku non-hirarkis,padahal tidak pernah bersifat begitu. Beberapa orang tak urungbekerja lebih keras daripada yang lain dan menjalankan kegiatantertentu, tidak peduli apakah semua orang setuju Denganmeyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada hirarki, bahwa aksi-aksimereka merupakan spontanitas belaka, para pelaku mengelakpertanggungjawaban.

Menurut George Monbiot, sikap yang tidak bertanggungjawabini membuka jalan bagi tidakan anarkis. Monbiot memang benardalam beberapa hal. Demonstrasi dan blokade tanpa kekerasanadalah aksi simbolis yang sangat penting untuk memfokuskan danmengutarakan aspirasi rakyat, tapi kegiatan ini memang hanyasimbolis saja. Namun demikian pula dengan aksi kekerasan olehkelompok kecil, walau tampaknya lebih serius. Karena semuakegiatan ini tidak mampu menghentikan operasi sistem kapitalis,mereka tidak sanggup menyelesaikan proses penghisapkan danperedaran nilai lebih serta akibat-akibat mengerikan yangmenyertainya. Sebuah dunia kerja teralienasi tidak dapatdiselesaikan dengan menghancurkan jendela-jendela toko ataupundengan duduk di jalanan secara pasif.

Namun George Monbiot cs tidak menganjurkan jalan alternatifyang meyakinkan. Monbiot sendiri menunjuk ke pemilihan untukpemerintah-pemerintah lokal, sedangkan Medea Benjaminberargumentasi bahwa sejumlah kampanye yang “positif, inklusifserta demokratik” telah berhasil “memaksa beberapa perusahaanbesar merubah kebijakan mereka yang paling kejam”. Namunmendapatkan sejumlah kursi di DPRD atau merubah sepak-terjangkaum majikan di beberapa tempat tidak berarti kita menghentikanataupun memperlambat dinamika sistem kapitalis internasional.Dan sebenarnya hal ini sudah diakui oleh kedua tokoh tersebut.

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 55 -

Page 56: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

Monbiot mendukung berbagai “aksi langsung”, sedangkan Ben-jamin berperan sangat positif dalam menyelenggarakan demonstrasidi depan kongres nasional Partai Demokratik di Amerika. Tidakada cara non-kekerasan yang simplistik untuk menghadapi sistemglobal kapitalis.

Kita bisa banyak belajar dari nasib gerakan-gerakan yang munculpada tahun 1970-an lantas merosot di tahun 1980-an. Di satupihak, banyak aktivis menempuh jalan parlementer, denganmengembar-gemborkan partai partai baru yang anti-nuklir danpro-lingkungan, yang diharapkan bisa mentransformasikan kancahpolitik. 15 tahun kemudian partai-partai itu sudah ikutmemerintah di Jerman, Perancis dan Italia. Mereka mendukungserangan imperialis di Serbia sambil mem-pertahankan fasilitastentaga nuklir. Di pihak lain, ada kelompok-kelompok tertentuyang menolak jalan parlementer dan menganut politik “otonomis”,dengan hidup di daerah-daerah kantong; secara berkala merekamengenakan topeng, turun ke jalan dan melempari polisi denganbom asap bahkan bom bensin. Para polisi membalas dengan gasair mata dan meriam air. Berita-berita di TV menjadi tontonanyang hebat. Hasilnya? Kelompok-kelompok “otonomis” menjadisemakin kecil, kelompok-kelompok yang bergerak di parlemenmenjadi semakin moderat, aparat keamanan menjadi semakin kuat.Kedua pendekatan ini (parlementaris serta “otonomis”) gagalkarena menonjolkan sebuah kelemahan bersama. Mereka tidaktahu kekuatan mana yang betul-betul mampu melawan sistemkapitalis dengan efektif.

Kita harus menggabungkan enerji dan idealisme para minoritasanti-kapitalis yang turun ke jalan baru-baru ini dengan perjuanganmassa yang juga sedang terjadi di mana-mana. Untuk itu, aksikekerasan oleh kelompok-kelompok kecil tidak efektif, bahkanmemberikan peluang bagi aparat untuk menghantam kita. Kadang-kadang mobilisasi non-kekerasan oleh sebuah gerakan besar yangberdisiplin bisa mengekspos ciri-ciri kekerasan yang menjadi sifatsistem kapitalis. Namun itu tidak berarti, sistem ini dapatdikalahkan oleh aksi non-kekerasan saja. Berkali-kali dalam sejarah,sistem kapitalis telah membantai gerakan oposisi yang bersikapnon-kekerasan, misalnya tragedi di Indonesia pada tahun 1965,peristiwa yang mengerikan di Chile pada tahun 1973 dan

no. 1

, mei

200

3

Penebar e-newS- 56 -

Page 57: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

pembantaian di Beijing pada tahun 1989. Untuk mengatasikekerasan kapitalis ini kita tidak bisa mengandalkan aksi ultrakirioleh kelompok kecil maupun prinsip non-kekerasan pasifis. Kitaharus membangun gerakan-gerakan massa yang bersediamelakukan perjuangan bersenjata kalau perlu. Seperti ditulis olehBronterre O’Brien, tokoh Cartis di Inggris masa lampau:

“Kaum kaya sudah dari dahulu kala bersifat kejam … Melawanmusuh semacam itu, menggelikan kita membicarakan kekuatanmoral … Hanya ketakutan besar pada sebuah kekuatan yangbesar akan memaksa mereka kembali bersifat manusiawi.”

Masalah organisasi

DDDDDalam setiap gerakan yang baru muncul, salah satu sifat yangpaling mengesankan adalah cara-cara orang mengambil prakarsasecara spontan, menyelenggarakan aksi imajinatif sertamenonjolkan kreativitas yang luar biasa. Semua enerji mental yangsebelumnya diboroskan dalam bermacam-marcam hiburan sepele,tiba-tiba diarahkan untuk membangun gerakan tersebut.Menyimak fenomena ini para pengamat sering berkesimpulan,gerakan itu sudah mengatasi semua masalah organisasi yang dulumenjadi perhatian para aktivis. Sehingga sama sekali tidakmengherankan bila seorang Naomi Klein beranggapan, gerakananti-kapitalis yang turun ke jalan di Seattle and Washington telahmelampaui semua bentuk-bentuk organisasi lama:

Gerakan protest anti-konglomerat yang menarik perhatian duniadi jalan-jalan Seattle pada bulan November lalu, tidak disatukanoleh sebuah partai politik atau jaringan nasional yang memilikimarkas besar di kota tertentu; tidak diselenggarakan oleh pemilihantahunan serta sel-sel dan cabang-cabang di basis. Gerakan iniberdasarkan ide-ide beberapa aktivis dan intelektual tertentu tetapitidak tunduk dibawah orang ini sebagai pimpinan. Ketika paraaktivis gerakan berkumpul, mereka menyerupai ratusan bahkanribuan jari roda. Fakta bahwa kampanye-kampanye tidaktersentralisasi bukan sumber kekacauan dan fragmentasi, melainkansebuah upaya penyesuaian yang sangat masuk akal, baik terhadapkeretakan-keretakan yang sudah ada dalam jaringan-jaringanprogresif, maupun perubahan dalam budaya massa secara lebihluas. Salah satu kelebihan besar model organisasi yang “leluasa”

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 57 -

Page 58: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

ini adalah: gerakan menjadi sulit terkontrol, karena berdasarkanprinsip-prinsip organisasi yang begitu berbeda dengan prinsiplembaga-lembaga dan perusahaan-perusahaan yang menjadisasaran. Kepada hirarki kapitalis yang mengkonsentrasikan wibawadan kekuatan, gerakan ini menghadapkan kelompok-kelompokdan aksi-aksi yang simpang-siur. Globalisasi dihadapi denganhsemacam lokalisasi khas kita. Konsolidasi kekuatan dibalas denganpenyebaran kekuatan secara radikal.

Dia mengutip Joshua Karliner dari LSM Transational Resources andAction Centre yang melukiskan cara-cara organisasi tersebut sebagai“respon tak sengaja yang brilyan terhadap globalisasi”, dan MaudeBarlow dari dewan Council of Canadians yang mengatakan:

“Kita sedang menghadapi sebuah batu raksasa, yang tidak bisadihilangkan, jadi kita berusaha melampauinya dengan mengeriapdi bawah, di atas dan di sekeliling batu tersebut.”

Gerakan tak tersentralisasi itu juga dikira menyerupai sekawananlebah (swarm) yang mampu bergabung secara mendadak gunamenggangu lembaga-lembaga globalisasi:

Ketika para pengritik mengatakan, para pengunjuk rasakekurangan visi, maksud mereka adalah, kita tidak memilikisebuah ideologi lengkap secara menyeluruh–seperti Marxisme,sosialisme demokratik, ekologisme ekstrim atau anarkisme sosial–yang disetujui oleh semua peserta. Hal itu sangat benar, danpatut disyukuri. Gerakan muda ini patut dihargai karena sampaisekarang masih menangkis semua agenda itu dan menolak segalamanifesto yang mau dianugerahi oleh berbagai pihak. Mungkinyang menjadi tugas utama bukan mencari visi melainkanmelawan keinginan untuk merumuskan visi itu dengan terlalucepat.

Namun dalam artikel yang sama Naomi Klein mengakui bahwacara organisasi yang “mengeriap” itu menonjolkan berbagaikelemahan. Betul, sistem berkepala lipat ini ada kelemahannyapula; dan kelemahan itu dapat disaksikan di jalan-jalan Washing-ton selama aksi anti IMF/Bank Dunia. Menjelang tengah hari padatanggal 16 April, saat aksi terbesar dijadwalkan, dewan juru-bicara(spokescouncil) yang mewaliki semua kelompok aktivis (affinitygroups) bertemu. Pertemuan itu diselenggarakan sewaktu kelompokaktivis tersebut sedang memblokir jalan-jalan di sekitar markas

no. 1

, mei

200

3

Penebar e-newS- 58 -

Page 59: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

Bank Dunia dan IMF. Perempatan-perempatan sudah diblokirsejak jam 6 pagi, tetapi para pendemo dikabari bahwa para pesertakonferensi IMF berhasil masuk sebelumnya, pada jam 5. Sehinggapara jurubicara kebanyakan berkesimpulan, lebih baikmeninggalkan perempatan-perempatan itu dan ikut pawai [ditempat lain] … Soalnya, tidak semua sepakat. Segelintar jurubicaradari kelompok tertentu mau tetap di situ dan berusaha memblokirpara peserta saat mereka mau ke luar gedung.

Dewan jurubicara mencari sebuah kompromi, yang implikasinyaagak ironis. “Dengerin!” teriak Kevin Danaher via megafon. “Setiapperempatan punya otonomi sendiri. Mau blokir terus, ya oke,boleh. Mau ikut pawai … juga boleh. Terserah.”

Sebuah keputusan yang luar biasa fair dan demokratik–cumasoalnya, tidak nalar sama sekali! Taktik memblokir tempat-tempatmasuk merupakan sebuah aksi terkoordinasi. Kalau sekarangbeberapa perempatan ditinggalkan, sedangkan perempatan laintetap diblokir oleh unsur-unsur pemberontak, itu berarti parapeserta konferensi hanya perlu belok kiri bukan kanan dan sudahluput. Dan itu memang terjadi.

Melihat sejumlah kelompok aktivis bangkit dan pergi, sedangkanyang lain tetap duduk di jalanan secara menantang … tapi tanpamemblokir apa-apa … melihat itu saya merasa cerita ini bisamenjadi kiasan bagi semua kelebihan dan kelemahan jaringanaktivis baru kita.

Gerakan kita memiliki baik kelebihannya maupun kelemahannya,maka kita harus membicarakan bagaimana kelemahan itu dapatdiselesaikan. Kalau tidak diselesaikan, mereka akan berkembangmenjadi halangan besar, dan itu akan memungkinkan musuhuntuk menghancurkan gerakan tersebut. Pelajaran dari aksi diWashington dan juga dari aksi di London adalah, tidak memadaisetiap kelompok bertindak semaunya. Kita harus menggunakancara-cara demokrasi untuk mengambil keputusan, yang kemudiandiselenggarakan oleh semua orang yang terlibat. Kalau tidak,sembarang kelompok minoritas bisa saja melakukan tindakan yangakibatnya parah untuk mayoritas.

Jaringan-jaringan longgar yang digemari para LSM bukan hal yang

no. 1, mei 2003

Penebar e-newS- 59 -

Page 60: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

baru. Cara-cara yang sama digunakan oleh para aktivis radikalpada akhir abad XVIII, melalui jaringan surat-menyurat di Inggrisatau club-club Jacobin di tahap-tahap awal Revolusi Perancis,dengan memakai surat karena belum ada e-mail. Namun saatmereka ingin beralih dari propaganda dan agitasi yang tercabik-cabik ke perjuangan serius untuk menantang kaum penguasa,mereka harus menggunakan bentuk-bentuk organisasi yang lebihtersentralisasi; contohnya gerakan Jacobin antara 1792 dan 1794,kaum Irlandia Bersatu, atau Konspirasi Kaum Sederajat yangdipimpin oleh Babeuf. Ini harus dilakukan karena jaringan longgartidak memungkinkan pengambilan keputusan secara bersatu disaat mereka mau mengerahkan para pendukung untuk aksirevolusioner, malah membiarkan unsur-unsur minoritas merusakaksi itu dengan bergerak terlalu cepat ataupun dengan menjauhkandiri ketika semua kawan lain mau bertindak.

Lembaga-lembaga kapitalisme global bisa saja dilukiskan sebagai“batu besar” yang sulit dihancurkan. Namun kalau kita hanya maumelampaui batu itu secara “mengeriap”, batu tersebut akan tetapada dan bisa digunakan oleh kaum penguasa untuk menghantamkita. Dan mereka memang menghancurkan ribuan orang setiaphari dengan Letter of Intent (LoI), pengrusakan lingkungan alam,penggusuran dan lain sebagainya. Di hadapan hal-hal yangmengerikan ini, tidaklah cukup kita bertindak bagai “sekawananlebah”.

Juga tidak cukup mengatakan, gerakan kita memiliki banyak ideyang bagus. Memang banyak sekali ide yang lahir dalam gerakantersebut. Ratusan ribu, mungkin jutaan orang sudah mulaimenantang sistem kapitalisme global. Latarbelakang danpengalaman mereka bermacam-macam, sehingga pikiran-pikiranmereka bermacam-macam pula. Siapa pun tidak boleh mendiktemereka. Namun itu justeru berarti timbulnya perdebatan yangberbobot, dan kita semua harus ikut berdebat. Tidak memadaipula kalau kita mensyukuri perselisihan itu saja, denganmengatakan: “Alangkah bagusnya, kita sedang berdebat danpendapatnya beraneka-ragam.” Sebaliknya, gerakan kita tidak bisaberkembang secara sehat sebelum perdebatan-perdebatan inidiselesaikan. Jika kita beranggapan, bahwa “sosialisme demokratik”atau “anarkisme sosial” terbukti salah di masa lampau, hal itu harus

no. 1

, mei

200

3

Penebar e-newS- 60 -

Page 61: pEnEbare-news Sekapur Sirih filederegulasi perdagangan, penghapusan proteksi ekonomi ... Globalisasi dan perdagangan bebas ... miskin terus menjadi koloni dan dihisap oleh negeri-negeri

kita utarakan.

Soal ini lebih penting lagi jika angkatan aktivis baru inginbergabung dengan jutaan pekerja dan rakyat tertindas lainnya yangsetiap hari terlibat dalam perlawanan terhadap neoliberalisme dankapitalisme global. Dalam perjuangan ini, rakyat sering menaruhpekerjaan, standar hidup bahkan jiwa mereka. Sangat penting kitamembantu mereka dalam mencari garis perjuangan yang tepat,strategi untuk mendapatkan dukungan dari rakyat tertindaslainnya, taktik untuk menangkis serangan musuh. Sehinggaklarifikasi politik amat penting pula, bahkan menjadi sebuahkeharusan untuk menghindari kekalahan yang parah.

Para pimpinan perusahaan raksasa multinasional dan negara-negaraimperialis agak kuatir menyaksikan peristiwa di Seattle dan aksi-aksi yang menyusul. Gerakan kita sudah menjadi inspirasi danfokus politik bagi jutaan manusia yang ingin melawan eksploitasidan penindasan. Di dalam gerakan itu, hanya sebuah minoritasyang mengaku sebagai Marxis ataupun sosialis. Namun dalammembangun sebuah gerakan baru dewasa ini, mereka memasukijalan yang ditempuh oleh Marx dan Engels hampir 160 tahunyang lalu. Bukankah semboyan tempur Marxis “Kaum proletarsedunia bersatulah!” mengucapkan inti dari perjuangan melawankapitalisme?

________________

no. 1, mei 2003

Yayasan Penebar adalah institusi nir-laba independen. Kami berharapsaudara/i (individu) maupun organisasi bersedia mendukung aktivitas

kami. Kami menerima donasi, hibah dan dukungan tak mengikatdalam bentuk apapun. Bila saudara/i bermaksud mendukung kami

dengan mendonasikan uang, rekening bank kami adalah: BCA(Cabang Cimanggis), rekening Tahapan BCA, nomor account: 166

1746276.

Penebar e-newS- 61 -