pendahuluan analisis akar masalah
DESCRIPTION
Pendahuluan Analisis Akar MasalahTRANSCRIPT
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada upaya pelayanan kesehatan sepertikesalahan
mendiagnosis, kesalahan menggunakan alat bantu penegakan diagnosis,kesalahan melakukan
follow up, pengobatan yang salah hingga terjadinya suatuinsiden yang tidak diharapkan
setelah pemberian pengobatan, dapat terjadi karenapenggunaan teknologi yang tidak
diimbangi kompetensi penggunanya,bertambahnya pemberi pelayanan kesehatan tanpa
mengindahkan komunikasi antarindividu serta tingginyaangka kesakitanserta kecelakaan.
Mengacu pada Standar Keselamatan Pasien yang termuat dalam PermenkesNo.
1691/2011, maka semua rumah sakit harus merancang proses baru ataumemperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melaluipengumpulan data, menganalisis
secara intensif insiden dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien. Suatu Rumah Sakit wajibmemastikan staf terkait telah terlatih untuk
melakukan kajian insiden secara tepatdan wajib mengembangkan kebijakan yang
menjabarkan dengan jelas kriteriapelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause
Analysis/RCA) yang mencakupinsiden yang terjadi.
Untuk itulah maka Rumah Sakit Aprilia Medika menyusun panduan AnalisaAkar
Masalah (Root Cause Analysis/RCA).
B. SASARAN
Sasaran dari pedoman Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) diRumah Sakit
Aprilia Medika adalah seluruh staf/pegawai RS Aprilia Medika.
C. TUJUAN
Sebagai dasar dari seluruh program dan sebagai acuan dari berbagai kebijakandan prosedur
terkait dengan analisis akar masalah di Rumah Sakit Aprilia Medika.
D. LANDASAN HUKUM
Keputusan Menteri Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman AuditMedis di Rumah
Sakit.
4
BAB I
A. DEFINISI
Analisa Akar Masalah/Root Cause Analysis adalah setiap anailsis yangmengidentifikasi
kekurangan yang mendasari dalam sistem manajemenkeselamatan yang jika dikoreksi, akan
mencegah kecelakaan yang sama dan serupadan terjadi (methods for accident investigation).
RCA adalah proses sistematis yang menggunakan fakta-fakta dan hasil dan teknik
analitik inti untuk menentukan alasan yang paling penting untuk kecelakaan.Sedangkan
teknik analisis intinya harus memberikan jawaban atas pertanyaantentang apa, kapan, di
mana, siapa, dan bagaimana, RCA harus menyelesaikanpertanyaan mengapa. Analisis akar
penyebab membutuhkan sejumlah sanksi(Methods for accident investigation).
Root Cause Analysis merupakan tool yang efektif untuk menyelesaikan masalahhingga
akarnya.
RootCauseAnalysis(RCA)adalahsalah satutool continuousimprovement danmetode problem
solving yang bertujuan untuk mengidentifikasi akar dari masalahtertentu yang muncul pada
sistem atau proses.
Root Cause Analysis (RCA) adalah sebuah pendekatan terstruktur
untukmengidentifikasi berbagai faktor diantaranya alam, situasi dan kondisi, magnitude,
lokasi, manusia, waktu terjadinya masalah dan kejadian-kejadian di masa lalu
untukmengidentifikasi penyebab masalah yang bisa diperbaiki untuk mencegah masalahyang
sama terjadi kembali. RCA juga berguna untuk mengidentifikasi pelajaran yangdapat dipetik
untuk mencegah kerugian kembali terjadi dalam proses.
B. KLASIFIKASI INSIDEN
Tidak seluruh insiden atau masalah yang terjadi dilakukan prosedur lengkap
RCA.Masalah harus dilakukan klasifikasi dan prioritas.Tujuannyaagar terjadi efisiensi dalam
pekerjaan.Hal ini karena prosedur lengkap RCAmemerlukan sumber daya yang khusus,
jumlahnya terbatas di organisasi, dan memakan waktu yang tidak sebentar.Sehingga,
organisasi perlu menetapkan suatu metode klasifikasi dan prioritas masalah.Hanya masalah
yang masuk kriteria saja yang dilanjutkan ke prosedur RCA. Sementara masalah lain yang
tidak masuk kriteria, tetap dilakukan analisa menggunakan prinsip-prinsip RCA tetapi tidak
5
seluruh urutan prosedur lengkap RCA dilakukan. Yang dimaksudprosedur lengkap RCA
adalah seluruh tahapan prosedur dilakukan.
Salah satu alat yang dapat dipakai untuk melakukan klasifikasi dan Prioritas masalah
adalah membuat peringkat masalah berdasarkan konsekuensi (Consequence) dan
Likelihood.Consequence adalah seberapa berat dampak dari masalah itu.Sedangkan
Likelihood adalah seberapa sering masalah itu terjadi.Consequence dan Likelihood
diperingkat menggunakan angka dari 1 sampai 5. Makin tinggi angka berarti makin berat
atau makin
Sering.Setelah angka nilai Consequence (C) dan Likelihood (L) didapat, kedua angka
tersebut dilakukan perkalian.Angka hasil perkalian itulah yang menentukan
peringkatnya.Makin tinggi angkanya, makin tinggi peringkatnya.Kita dapat menggolongkan
peringkat menjadi empat golongan, yaitu ekstrim (15- 25), besar (8-12), sedang (4 -6), kecil
(1- 3).
organisasi dapat membuat kebijakan bahwa hanya masalah yang menuai peringkat
ekstrim (15-25) saja yang dilakukan prosedur RCA.
Contoh :
Perawat tertusuk jarum. Konsekuensi dan insiden ini adalah 4, karena dampak dari
tertusuk jarum adalah berat (dapat tertular penyakit HIV, Hepatitis B, C,dll). likehhood dari
insiden ini adalah 5, karena insiden ini terjadi setiap bulan. Sehingga, peringkat risikonya
adalah: 4x5 = 20 (ekstrim). Peringkat insiden ini memenuhi kriteria untuk dilakukan prosedur
RCA.
catatan:
untuk kejadian yang berdampak berat (konsekuensinya 4 atau 5, tetapi sangatjarang terjadi,
peringkat resikonya disamakan dengan ekstrim dan dilakukan prosedur RCA.
membentuk tim RCA merupakan langkah berikutnya yang penting.tanpa tim yang
representatif, hasil aktifitas RCA tidak akan valid rekomendasi yang dihasilkannya pun tidak
tepat. Oleh karena itu, perlu khusus untuk menentukan siapa saja yang dipilih untuk menjadi
anggota tim.
6
sebagai pedoman, anggota tim haruslah orang-orang yang kompeten dalam bidang
yang akan dibahas. Kemudian, mereka juga harus dalam posisinetral, bukan orang yang ada
sangkut-pautnya langsung dengan masalah yangakan dibahas. Jika diperlukan, dapat ditunjuk
seorang ahli dari luar organisasi untuk menambah bobot dan timini. Jumlah anggota tim
jangan terlalu banyak.Ukuran yang normal adalah antara 5 sampai 8 orang.
Contoh:
Pada kasus tertusuk jarum di atass anggota tim RCA adalah: manajer keperawatan.
Manajer mutu, koordinator pengendalian infeksi, manajerpanunjang medis, koordinator K3.
C. MENGUMPULKAN DATA
Tim kemudian bekeja mengumpulkan data.Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
seobyektif mungkin atas peristiwa yang telah terjadi.ingat, yang dikumpulkan hanya data,
bukan asumsi, kesan, atau tafsiran.
Sumber data dapat diperoleh dari:
a. catatan madis
b. wawancara orang yang terlibat
c. wawncara dengan seluruh saksi
d. kunjungan ke lokasi kejadian
e. peraatan yang terlibat
f. dll
Data-data di atas diperlukan untuk melengkapi fakta yang terjadi. Disamping itu,
diperlukan juga pengumpulan data-data berikut ini:
a. kebijakan dan prosedur internal organisasi
b. peraturan atau perundang-undangan
c. standard mutu
d. referensi ilmiah terkini
e. dll
Data-data di atas diperlukan untuk melihat kesenjangan (gap) yang tarjadi antara fakta
yang terjadi dengan yang seharusnya dilakukan.
7
D. MEMETAKAN INFORMASI
Satelah seluruh data terkumpul, insiden yang terjadi direkonstruksi dengan
mengunakan data-data yang tersedia.Seluruh data disusun menurut
urutan kejadian. Ada beberapa alat yang dapat dipakai untuk memetakan urutan kejadian ini,
misalnya:
a. Narrative Chronology
b. Time Person Grid
c. Timelines
d. Tabulares timelines
Informasi perihal kapan masing-masing alat tersebut dipakai, kelebihan,
kekurangandan contohnya dapat dilihat disini (halaman 7).
Padakasus tertusuk jarum seperti di atas, kita cukup menggunakan narrative
chronoiogy, karena insiden tersebut merupakan peristiwa tunggal danprosesnya tidak
ompleks.
E. IDENTIFIKASI DAN MEMPRIORITASKAN MASALAH
Setelah seluruh data dipetakan, mulailah kita masuk ke tahap awal analisa masalah
yaitu dengan mengidentiftkasinya. Identifikasi masalah ini sangat penting hanya dapat
dilakukan oleh orang yang memahami proses yang standard (yang seharusnya terjadi).
Caranya adalah dengan meneliti seluruh urutun informasi untuk mencari tahu apakah
kejadian-kejadian tersebut terjadi sesuai dengan seharusnya atau tidak.
Untuk menastikan hal ini, diperlukan berbagai dokumen seperti:
Kebijakan dan prosedur internal organisasi, peraturan atau perundang-undand standard mutu,
referensi ilmiah terkini, dan lain-lain.Jika ditemukan ketidak sesuaian dengan kebijakan,
prosedur, standard, referensi ilmiah terkini, itulah yang disebut sebagai masalah.Setelah
Perawat mengambil
Sampel darah pasien
Untuk AGD
Setelah tindakan
jarum syringe
ditutup dan dibawa
keluar ruang
Saat dibawa tutup jarum
terlepas perawat secara
reflex berusaha
menangkap dan tertusuk
jarum suntik
8
masalah teridentifikasi, barulah kitalakukan prioritas masalah.Masalah-masalah kecil yang
tidak penting dan tidak berpengaruh besar pada terjadinya insiden kita singkirkan, dan kita
focus pada masalah-masalah utama.Pada kasus sederhana seperti tertusuk jarum di atas,
masaah tertusuk jarum dapat dipakai sebagai masalah itu sendiri.Tetapi jika
masalahnyakompleks dan melibatkan banyak pihak / departemen, masalahnya harus
diidentifikasi satu demi satu.
F. ANALISA UNTUK MENCARI FAKTOR YANG BERPERAN
Masalah-masalah yang telah diidentifikasi kemudian dianalisa untukmencari faktor yang
berkontribusi. Ada dua alat terkenal yang biasanya dipakai untuk analisa ini, yaitu 5 Why dan
diagram tulang ikan.
5 Why dilakukan dengan cara bertanya “Why” sampai 5 kali terhadapsuatu masalah sampai
tidak ada jawaban lagi yang dapat dikemukakan.Namun, 5Why mempunyai kelemahan
mendasar, yaitu bentuk pertanyaannyasangat terbuka dan tidak terarah.Sehingga, haslinya
sangat tergantung padalatar belakang penanya dan yang ditanya. Boleh jadi, untuk satu
masalah yangsama tapi dilakukan oleh dua orang yang berbeda, akan didapatkan hasil
yangberbeda.
Karena 5 Why mempunyai kelemahan mendasar, maka yang dianjurkanadalah menganalisa
masalah menggunakan diagram tulang ikan.Diagram tulang ikan dirancang untuk mencari
faktor yang berperan dengan terarah.Untuk memudahkan mencari faktor yang berperan pada
diagram tulang ikan,dapat digunakan pertanyaan triase faktor yang berperan. Pertanyaan
triasetersebut dapat anda lihat lampiran 8. Anda juga dapat mencari faktor yangberperan
dengan menggunakan alat bantu tabel contributing faktor yang dikeluarkan oleh NPSA, yang
dapat anda lihat di lampiran 14.
Pada kasus tertusuk jarum seperti di atas, contoh diagram tulangikannya dapat dilihat
lampiran 22.
Hasil dan anailsa ini adalah didapatkannya faktor yang berperanterhadap insiden
tersebut.Untuk setiap faktor yang berperan, dilakukanprosedur pertanyaan “5 Why” sampai
tidak ada jawaban lagi yang dapatdikemukakan.Jawaban terakhir itulah yang biasanya
merupakan akarmasalah.
Pada kasus tertusuk jarum di atas, akar masalahnya adalah:
9
a. Belum dilakukan tinjauan keselamatan pada alat (faktor peralatan).
b. Belum ada prosedur yang aman (faktor kebijakan / prosedur).
c. Barrier yang ada tidak dirancang untuk melindungi staf (faktor penghalang).
Sebagai bagian akhir dari analisa ini, kita mencoba membuat pernyataan
sebab akibat, untuk menguji apakah akar masalah yang kita dapatkanberhubungan sebab
akibat dengan insiden yang terjadi. Juga untuk menguji,apakah jika akar masalah
tersebut di atasi, insiden dapat dihindari.
Contoh pemyataan sebab akibat:
a. Karena belum dilakukan tinjauan keselamatan pada syringe AGD, makabelum ada
mekanisme yang menjamin keselamatan selama memakai alattersebut, yang
menyebabkan mekanisme yang ada gagal mencegah terjadinya insiden tertusuk
jarum.
b. Belum ada prosedur yang aman menyebabkan jarum syringe AGD ditutup lagi
setelah digunakan dan dibawa keluar ruangan, yang mengakibatkanmeningkatnya
peluang terjadinya insiden tertusukjarum.
c. Penghalang yang ada tidak dirancang untuk melindungi staf yangmenyebabkan
terjadinya insiden staf perawat tertusuk jarum.
G. MENYUSUN REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH
Menyusun rekomendasi merupakan hal yang paling penting dan aktifitas RCAini. Karena
tanpa rekomendasi, masalah tidak dapat
10
BAB II
RUANG LINGKUP
RCA dapat diarahkan kepada banyak tujuan yang spesifik. Para praktisicontinuous improvement
merumuskan lima pendekatan dasar yang dapat dilakukandengan RCA. Mereka adalah:
RCA satefy-based : merupakan usaha identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan
keselamatan. RCA dilakukan dengan analisa kecelakaan yang pernahterjadi dan penyebab-
penyebabnya, untuk meningkatkan kesehatan dankeselamatan pekerja.
RCA production-based : berasal dari konsep quality control untuk manufaktur,RCA produksi
fokus kepada analisa penyebab cacat dan masalah yang terjadipada proses produksi
mencakup mesin, operator, dan peralatan.
RCA process-based : pada dasarnya merupakan perluasan dan konsep RCA production-
based, namun dengan ruang lingkup yang lebih luas, termasukanalisa penyebab masalah
yang terjadi pada business process.
RCA failure-based : berasal dan praktek failure analysis yang dilakukan padaproses
engineering dan maintenance, bertujuan untuk rnengetahui akar masalahyang menjadi
penyebab masalah pada kedua proses tersebut.
RCA systems-based : ini adalah pendekatan gabungan yang merangkulpendekatan-
pendekatan RCA yang lain, dengan konsep-konsep yang diadaptasidan berbagai sudut
pandang, seperti change management, risk managementdan systems analysis.
Walaupun RCA memiliki banyak variasi pendekatan, namun pada dasarnyaprinsipnya tetap
sama, yaitu menelaah sedalam-dalaMnya hingga ditemukan akardari suatu masalah yang teijadi.
RCA dapat dilakukan dengan menggunakanberbagai tools, seperti analisa 5 Whys, Fishbone
(Ishikawa) diagram, diagramsebab-akibat, pareto chart, dan sebagainya
11
TATA LAKSANA
A. Metode RCA (root cause analysis)
1. Teknik RCA dengan Utilisasi 5 Whys
Analisa Akar Masalah/Root Cause Analysis atau RCA adalah salah satutool yang
digunakan dalam inisiatif Lean Six Sigma di organisasi. RCA adalahsalah satu metode
problem solving yang berfungsi untuk mengidentifikasiakar masalah (root causes) dan
masalah yang terjadi dalam operasional. Praktek RCA fokus pada identifikasi akar
masalah dan bagaimana caramemperbaikinya, sehingga masalah akan tuntas secara
menyeluruh dan tidakakan kembali terjadi.
Alasan penggunaan RCA dengan utilisasi 5 Whys:
a. 5-Whys akan membantu mengidentifikasi akar masalah.
b. 5-Whys membantu menemukan hubungan antara akar masalah yangberbeda.
c. 5-Whys adalah salah satu metode analisa yang paling sederhana danmudah, tanpa
perlu melakukan analisa statistik. Mudah dipelajari dandiaplikasikan.
d. 5-Whys dan Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
e. 5-Whys dapat digunakan secara terpisah ataupun sebagai bagian dari diagram sebab
akibat (fishbone / Ishikawa diagram). Diagram ini akanmembantu anda
mengeksplorasi semua potensi kesalahan ataupunmasalah. Ketika anda telah
memasukkan semua input dalam diagramsebab akibat, anda bisa menggunakan teknik
5-Whys untuk menggali akarpermasalahannya.
f. Beberapa Tips dalam mengidentifikasi dengan RCA menggunakan 5-Whys;
g. Bergerak kepada aksi perbaikan terlalu cepat akan membuat andamenyasar
simptomnya saja, tidak menyelesaikan masalah hinggaakarnya. Dengan kata lain,
h. inisiatif problem solving terancam gagal dan masalah mungkin akankembali muncul.
Penggunaan teknik RCA seperti 5-Whys dan diagram fishbone (tulang ikan/sebab
akibat) akan menghindari anda dari resiko ini.
12
i. Jika anda tidak melontarkan pertanyaan yang tepat, maka anda takkan mendapatkan
jawaban yang tepat. Usahakan ketepatan pertanyaan yang diajukin dalam proses 5-
Whys.
Tata cara melakukan RCA dengan 5 whys adalah sebagai berikut :
a. Tuliskan masalah yang spesifik. Dengan menuliskan masalah, anda akan
terbantu dalam pemetaan masalah dan mendapat deskripsi yang mendetail.
Selain itu, tim bias focus kepada masalah yang sama.
b. Lakukan brainstorming untung mencari tahu bagaimana masalah bias terjadi, dan
tuliskan juga jawabannya.
c. Jika jawab-jawaban tersebut tidak membantu identifikasi sumber masalah ,
tanyakan „mengapa?‟ sekali lagi dan tulislah jawabannya.
d. Kembalilah kepada langkah 3 hingga tim sepakat bahwa mereka telah
menemukan akar permasalahan. Proses ini mungkin membutuhkan lima atau
lebih pertanyaan „mengapa?‟
Langkah Deskripsi Note and Tools
1 Bentuk tim (organize team) Anggota tim kurangdari 10
2 Rumusan masalah (define the problem) Brainstorming, multivoting, FMEA
3 Pelajari masalah (study the problem) Brainstorm, flowchart, pareto,scatter,
affinity diagram,etc
4 Tentuksn apa yang terjadi (determine what
happen)
Flow chart, timeline
5 Identifikasi faktor penyebab (identify
contributing factors)
Control chart, tree analysis, FMEA
6 Identifikasi faktor-faktor lain yang ikut
mendorong terjadinya insiden (identify
other contributing factors)
Brainstorm, affinity diag, cause effect
diagram
7 Ukur, kumpulan dan nilai data berdasarkan
penyebab utama dan terdekat.(measure,
collect and assess data on proximate and
Kembangkan indicator
13
underlying causes
8 Desain dan implementasikan perubahan
sementara (Desain and implementasi
interim changes)
Gantt chart
9 Identifikasikan system mana yang terlibat
(akar penyebab )(identify which system are
involved(the root causes))
Flow chart, cause effect diag,FMEA,
tree analysis (analisis pohon), barrier
analysis
10 Pendekan/kurangi daftar akar penyebab
(prune the list of root causes)
11 Pastikan/konfirmasikan akar
penyebab(confirm root causes)
12 Cari dan identifikasi strategi pengurangan
risiko (Explore & identify risk-reduction
strategis)
FMEA
13 Formulir tindakan perbaikan (Formulate
improvement actions)
Brainstorm, flow chat, cause effect
diagram, (diagram sebab akibat)
14 Evaluasi tindakan perbaikan yang diajukan
(evaluate proposes improvement actions)
15 Desain perbaikan ( desain improvments) Gantt chart
Pastikan rencana diterima (ensure
acceptability of the action plan)
17 Terapkan rencana perbaikan (implement the
improvement plan)
PDCA, critical path
18 Kembangkan cara pengukur efektifitas dan
pastikan keberhasilannya ( develop
measures of effectiveness and ensure their
success)
19 Evaluasi penerapan rencana perbaikan
(evaluate implementation of improvement
Run chart, control chart, histogram
14
plan)
20 Lakukan tindakan tambahan (take
additional action)
21 Komunikasikan hasilnya (communicate the
results)
2. Teknik RCA dengan Fishbone Diagram
Fishbone Diagram atau diagram tulang ikan, digunakan untuk mencari root cause dengan
menggunakan logika sebab akibat
Berikut adalah langkah-langkahnya.
a. Buatlah sebuah diagram tulang ikan seperti diatas.
b. Isikan sebagai berikut pada masing-masing bagian : 1. Pada Kotakdengan diberi label no. 1,
isikanlah isu/keadaan yang menjadi masalahyang akan diteliti. Contoh : Kita akan mencari
sebab gagalnya proyekskala nasional. Maka tuliskan : Gagalnya Proyek Skala nasional 2.
Padakotak yang diberi label no, 2 - 5 (tambahkan jika dianggapkurang), isikanlah faktor-
faktor utama yang berpengaruh, ada pun beberapa contoh:
Manusia, Mesin, Material, Money dan Metode
Tempat, Prosedur, Aturan, Manusia
Surroundings, System, Supplier c. Kita dapat mengisikan sesuai dengan keadaan organisasi kita, danmetode ini bersifat
fleksibel selama dapat menggambar kondisi nyata dari suatu organisasi. 3. Pada kotak warna
hijau, tuliskan penyebab danstatement diatasnya (no.1 atau 2-5). Begitu pula pada warna
Faktor Tim
Factor
Eksternal diluar
RS Faktor tugas Faktor staf
Faktor pasien
Faktor organisasi
& Manajemen
Faktor Lingkungan
kerja
Faktor Komunikasi
15
oranyemerupakan statemen penyebab dan statemen hijau. Lakukan lagipenambahan
tingkatan jika dirasa kurang.
d. Lakukan pengisian terus menerus secara brainstorming dalam kelompok,sehingga semuanya
merasa yakin tidak ada lagi penyataan yang dapatmenyebabkan isu utama dalam fishbone
diagram ini.
e. Anailsis semua pernyataan yang sudah ada, diskusikan dalam kelompok.
f. Urutkanlah pernyataan yang dianggap sebagai penyebab paling utamadan masalah yang ada
sampai kepada pernyataan yang paling dianggapbukan penyebab utama. Hilangkanlah
beberapa statemen yang setelahdidiskusikan dianggap layak dibuang dan bukan
merupakanbagian penyebab isu atau masalah yang ada.
g. Analisis solusi-solusi dan urutan pemyataan sebab tersebut, makadiperoleh urutan-urutan
prioritas penyelesaian masalah.
3. Teknik RCA dengan SWOT
SWOT analisis adalah sebuah metode untuk menganalisis kondisi suatuorganisasi, baik
itu lingkungan internal maupun lingkuangan eksternalterhadap suatu capaian atau tujuan.
Analisis SWOT selain menggambarkankondisi juga menghasilkan strategi. SWOT terdi dari 4
aspek yang akan dianalisis:
1. S atau Strenght atau Kekuatan :
Faktor yang mendukung tujuan yang berasal dan dalam Organisasi.
2. W atau Weakness atau Kelemahan
Faktor yang menjadi penghalang pencapaian tujuan dari dalamOrganisasi.
3. O atau Opportunity atau Peluang
Faktor yang mendukung tujuan yang berasal dari luar organisasi.
4. T atau Threat atau Hambatan
Faktor yang menghambat tujuan yang berasal dari luar Organisasi.Analisis kondisi
organisasi saat ini berdasarkan 4 aspek S, W, O dan T.
Buatlah daftar kondisi atau pernyataan pada masing-masing aspek.
Hal ini sebaiknya dilakukan dengan cara brainstorming
Langkah berikutnya, iangkah bobot dan rating, bisa dilakukan bisa pulatidak. Namun,
untuk menghasilkan analisis yang lebih tajam, sebaiknya digunakan.
Setelah itu dilakukan analisis strategi dengan mengkombinasikan antarfaktor-faktor yang sudah di daftar.
Teknik Analisis dan Pemecahan Masalah Anion Batara Ada banyakvariasi
daam melakukan sistem bobot dan rating. Variasi tersebut akanbergantung pada masing-
masing organisasi, namun konsep dasar dalammelakukan bobot dan rating sama. Berikut
salah satu sistem pembobotan danrating sederhana.Narnun, langkah ini sangat membantu
dalam penentuan prioritas strategi dan gambaran kondisi.Bobot Bobot adalah pemberian
nilaisecara subjektif (pengalaman) maupun objektif (didasarkan pada
data).Bobotmemberikan nilai seberapa penting pengaruh suatu faktor terhadappencapaian
tujuan. Rating Rating adalah pemberian nilai mengenai kondisifaktor tersebut saat ini.
Salah satu variasi pemberian bobot dan rating, serta contohnya.
Teknik analisis dan pemecahan masalah - anon batara.
16
Setelah semua daftar faktor sudah dituliskan, buatlah kolom nai bobot dan rating pada
masing-masing faktor. Pisahkan menjadi dua buah table Tabel pertama adalah kolom
S dan W, tabel kedua adalah kolom O dan T.
Mulailah pada pernyataan pertama pada kolom strenght dan weakness, lalu istilah
kolom bobot dengan nilai 0,0 sampai 1 semakin besar nilai bobot maka semakin
penting pernyataan tersebut kepada tujuan. Pastikan bahwa jika semua nilai pada
bobot di kolom s dan w jika dijumlahkan akan berjumlah 1. Maka, nilai bobot suatu
pernyataan akan mempengaruhi nilai bobot pernyataan yang lain.
Berikutnya adalah pemberian nilai rating, nilai rating dapat diberikan dengan
mengklasifikasinya kondisi suatu pernyataan. Untuk S dan O sesuai dengan angka
dibawah ini Namun untuk W dan T sebaliknya,semakin besar angka semakin lemah
kualitas hambatan dan kelemahan.
o Nilai 4: Sangat Besar / Sangat Baik
o Nilai 3: Besar / Baik
o Nilai 2: Cukup
o Nilai 1: Kurang
Contoh:
Faktor dan keberhasilan suatu organisasi adalah jumlah anggota yangsecara kuantitas.
Hal ini dianggap cukup penting dibanding dengan factor faktor lain. Misalkan sebuah
organisasi ini satu angkatannya sajaberjumlah 70 orang. Maka pernyataan ini dapat
saja diberi nilai,
o Bobot = 0,2 (cukup penting karena sekitar 20% dari keseluruhan faktor)
o Rating= 4 (Sangat besar, karena unit tetangga cuma 20 orang satuangkatannya)
o Lalu pada masing-masing pernyataan atau faktor, kalikan nilai bobot dan rating
nya.
o Jumlahkan semua nalai hasil perkalian bobot dan rating untukmendapatkan nilai
faktor internal dan faktor eksternal
o Tambahkan komentar jika dirasa perlu
o Sajikan nilai eksternal dan internal faktor dalam sebuah diagramkartesius.
Asasa
17
BAB IV
DOKUMENTASI
Metode Root Cause Analysis digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan
yangmendasari dalam sistem manajemen keselamatan yang ada di lingkunagn kerja atautempat
kerja. Sedangkan RCA adalah proses sistematis yang menggunakan fakta-fakta dan hasil dari
teknik analisa inti dari suatu kejadian kecelakaan untukmenentukan alasan yang paling penting
untuk penyebab terjadinya kecelakaansecara menagemennya (prosedurnya).
Laporan RCA berisi rincian seluruh kegiatan pelaksanaan RCA mulai dari awalsampai
rekomendasi yang diberikan.Laporan ini kemudian disampaikan kepadapemimpin organisasi
untuk disetujui. Proses persetujuan ini sangat penting. Karena tanpa persetujuan, rekomendasi
tak dapat dieksekusi dan dilaksanakan.
18
BAB V
REFERENSI
1. Harsono , Ari. 2008. Metode Analisis Akar Masalah dan solusi. Makara, SOSIAL
HUMANIORA, VOL. 12, no. 2, DESEMBER 2008: 72-81
19
LAMPIRAN - LAMPIRAN
20
LAMPIRAN 1
WAKTU KEJADIAN
KEJADIAN
INFORMASI TAMBAHAN
Good Pratice
MASALAH PELAYANAN